Refleksi : Bagus, cuma saja 70% dari umat di NKRI tidak mau bertoleransi. Hal 
ini bisa dibaca  dalam majalah Mejemuk nomor Januari-Feburari 2008, hasil 
penyelidikan Center for Study of Relegion and Culture. 

http://www.republika.co.id/berita/ensiklopedia-islam/hikmah/10/05/25/117022-konsep-toleransi-menurut-ajaran-nabi

Konsep Toleransi Menurut Ajaran Nabi
Selasa, 25 Mei 2010, 09:21 WIB

     
Musiron/Republika


Toleransi sangat dianjurkan Nabi Muhammad SAW
Oleh A Ilyas Ismail

Diceritakan, pada suatu hari ada orang Arab pedalaman kencing di masjid Nabi di 
Madinah. Terang saja para sahabat geram dan ingin memukul orang itu. Namun, 
Rasulullah SAW mencegahnya, dan kemudian menyuruh para sahabat 'kerja bakti' 
menyiram dan membersihkan air seni laki-laki tak kenal sopan santun itu. (HR 
Bukhari dari Abu Hurairah).

Menurut Ibn Hajar al-Asqalani, pengarang Kitab Fath al-Bari, riwayat ini 
memperlihatkan dengan jelas sikap toleransi Nabi SAW dan keluhuran budi 
pekertinya. Beberapa pelajaran penting, lanjut al-Asqalani, dapat pula dipetik 
dari kisah ini.

Pertama, kita harus bersikap kasih dan lembut (al-rifq) kepada orang yang 
melakukan kesalahan karena tidak tahu dan tidak sengaja (al-jahil). Kedua, kita 
wajib mendidik dan mengajarinya agar ia berbuat baik dan sopan sesuai akhlak 
Islam. Ketiga, kita tidak boleh kasar dalam mencegah perbuatan munkar, baik 
dengan kata-kata apalagi dengan perbuatan (tindakan).

Toleransi tak hanya dalam soal agama seperti contoh di atas, tapi juga dalam 
bidang sosial kemasyarakatan dan sosial ekonomi. Rasulullah SAW bersabda: 
"Semoga Allah melimpahkan rahmat kepada seseorang yang bersikap toleran sewaktu 
ia menjual, membeli, dan sewaktu menagih utang." (HR Bukhari dari Jabir ibn 
Abdillah). Dalam riwayat lain, terdapat tambahan kata, "fa dakhala al-jannah" 
(kemudian orang itu masuk surga). (HR Ahmad dari Usman ibn Affan).

Dalam hadis ini, menurut Ibn Bathal, terkandung pesan agar umat Islam bersikap 
toleran dan menjunjung tinggi keluhuran budi pekerti dalam bisnis. Sikap 
seperti ini akan mendatangkan kebaikan (berkah) bagi para pelaku bisnis. Doa 
Nabi kepada orang yang toleran dalam hadis ini, lanjut Ibn Bathal, mengandung 
makna keberuntungan secara finansial (keuangan) di dunia, dan kemujuran secara 
spiritual di akhirat.

Dalam buku Syu`ab al-Iman, Imam Baihaqi memberikan penjelasan tambahan. 
Dikatakan, orang yang toleran adalah orang yang tidak menuntut banyak mengenai 
hak-haknya, tetapi membayar tunai apa yang menjadi kewajiban-kewajibannya. 
Dicontohkan, ketika sakit tak ada teman yang menjenguk, pulang dari luar negeri 
tak ada yang menyambut, saat berbicara tak ada yang mendengarkan, ia tidak 
lantas marah-marah dan memaki-maki. Ia tetap toleran, sabar, dan berbesar hati.

Sikap toleran, seperti semua sifat yang terpuji, menurut Baihaqi, dapat 
ditumbuhkan dan dikembangkan melalui pembelajaran dan pembiasaan (learning 
habits). Diakui, proses pembelajaran ini akan berjalan lebih cepat dan 
produktif bila didukung faktor bawaan dan lingkungan, yaitu keluarga dan 
pergaulan. Jadi, kalau mau, kita pun bisa menjadi toleran, baik sebagai 
individu maupun bangsa. Wa Allahu A`lam.


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke