Refleksi :Di NKRI tidak ada yang ironis, karena namanya  sidang  "paripurna"  
jadi kalau tidak sempurna adalah masalah biasa. Rakyat memilih oknom-oknom 
itu-itu juga dari pemilu ke pemilu, mereka absen karena biasa bolos. Fulus 
masuk kantong, syukran dan selesai!

http://www.mediaindonesia.com/read/2010/05/25/145036/3/1/Ironis-Paripurna-DPR-Dihadiri-25-Orang

Ironis, Paripurna DPR Dihadiri 25 Orang 

Selasa, 25 Mei 2010 17:33 WIB    
Penulis : Stefan


 
MI/M.Irfan/ip

JAKARTA--MI: Sungguh ironis, ruangan sidang paripurna DPR yang ber-AC dan 
berkapasitas sekitar 600 orang itu hanya diisi 25 wakil rakyat plus Pramono 
Anung sebagai pimpinan sidang. Kondisi ironis ini terjadi dalam rapat paripurna 
DPR yang membahas RUU Inisiatif DPR atas empat usulan UU, di Gedung Paripurna 
DPR, selasa (25/05) . 

"Apa yang terjadi siang hari ini menjadi keprihatinan yang amat serius", tegas 
Pramono Anung. 

Walaupun hanya 25 orang RUU Inisiatif UU yang berkaitan dengan Usulan UU 
Bantuan Hukum, UU No.23 tentang Mahkamah Konstitusi, Inisiatif tentang Pramuka 
dan Cagar Alam tetap disahkan. Karena, menurut Anung usulan empat RUU itu sudah 
tertulis dalam pandangan fraksi-fraksi. 

Salah seorang anggota DPR dari PDIP yang hadir dalam paripurna itu, Gayus 
Lumbuun, mengakui sangat malu dengan kondisi itu. "Saya merasa sangat ironis 
karena hanya 25 orang anggota dewan yang hadir dalam rapat paripurna yang 
beragendakan pengesahan empat usulan UU menjadi RUU Inisiatif DPR itu", tutur 
Gayus. 

Mencermati kondisi ini, pengamat parlemen Sebastian Salang berpendapat anggota 
dewan mengulangi lagi dosa yang sama. Direktur Formappi ini menilai usulan itu 
tetap disahkan walaupun hanya 25 orang karena kebiasan lama DPR yang menghitung 
qourom dengan merujuk pada daftar hadir bukan kehadiran fisik. 

"DPR kita memalukan dan tidak pernah berubah", komentar Salang. 

Salang bahkan melihat lebih jauh seandainya suatu saat RUU itu digugat maka 
proses pengesahan RUU itu harus dilihat dengan rujukan kehadiran fisik bukan 
tanda tangan. 

Hal yang sedikit membanggakan bahwa pimpinan sidang mengakui bahwa kondisi itu 
menjadi catatan jelek bagi DPR. Maka mantan sekjen PDIP yang saat ini wakil 
ketua DPR itu berjanji untuk mengevaluasikan masalah ini dalam Bamus dan rapat 
pimpinan fraksi. (*/OL-7)

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke