HARIAN ANALISA
Edisi Rabu, 3 Mei 2006

69,51 Persen Penduduk RI Belum Tamat SMP 

Jakarta, (Analisa) 

Sekitar 69,51 persen penduduk Indonesia belum tamat atau lulus Sekolah Menengah 
Pertama (SMP) sehingga menjadi tanggung jawab pemerintah dan masyarakat agar 
seluruh penduduk minimal tamat SMP sesuai program wajib belajar sembilan tahun 
(SD dan SMP) yang dicanangkan pada 1994. 

"Sesuai hasil Sensus BPS tahun 2000 bahwa 69,51 persen penduduk belum tamat SMP 
itu terbagi atas 34,22 persen tamat SD dan 35,29 persen belum tamat SD," kata 
Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB-HMI) Fajar R Zulkarnain 
di Jakarta, Selasa (2/5). 

Sementara itu, jumlah penduduk yang tamat SMP sebesar 13,57 persen, tamat 
Sekolah Menengah Atas (SMA) sebanyak 13,98 persen, tamat D-1 dan D-2 (0,54 
persen), tamat D-3, S-1, S-2, S-3 sebebesar 2,38 persen. 

Dalam diskusi memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2 Mei 2006 itu, 
Fajar mengatakan, masih banyaknya penduduk yang belum tamat SMP berdampak bagi 
jumlah penduduk miskin yang semakin bertambah. 

"Masih banyaknya penduduk miskin dan belum tamat SMP secara tak langsung 
merupakan cerminan bahwa bangsa Indonesia belum mampu mewujudkan cita-cita 
kemerdekaan yang dituangkan dalam Pembukaan UUD 1945 yang mengamanatkan proses 
pencerdasan bangsa dalam kehidupan semua rakyatnya," katanya. 

Untuk itu, PB-HMI meminta pemerintah untuk merealisasikan anggaran pendidikan 
sebesar 20 persen pada semua tingkatan pemerintahan baik di APBN, APBD provinsi 
maupun kabupaten/kota, serta menuntaskan program wajib belajar sembilan tahun 
dengan subsidi penuh (gratis). 

Pemerintah juga diminta meningkatkan kesejahteraan tenaga pendidikan (guru dan 
dosen), meningkatkan kuantitas dan kualitas tenaga pendidikan sesuai jumlah 
siswa, memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana bangunan sekolah dan peralatan 
penunjang lainnya. 

Selain itu, pemerintah perlu mengkaji ulang metode belajar- mengajar dan 
kurikulum pendidikan yang dapat dipahami dan dilaksanakan oleh tenaga pendidik, 
serta mengevaluasi swastanisasi pendidikan tinggi dan menuntaskan pengusutan 
penggunaan gelar akademik yang tidak sah yang didapat dari perguruan tinggi 
ilegal. 

Menanggapi rencana pemerintah yang baru bisa memenuhi anggaran pendididikan 
sebesar 20 dari APBN pada 2009, Fajar berharap, pemerintah segera memenuhi 
anggaran pendidikan 20 persen tahun 2006 sesuai perintah UUD 1945 yang dananya 
dapat diambilkan dari pengembalian anggaran yang dikorupsi dan dari dana 
kenaikan pajak. (Ant) 



[Non-text portions of this message have been removed]



Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
Homepage    :  http://proletar.8m.com/ 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke