http://www.indomedia.com/poskup/2006/10/14/edisi14/opini.htm

Menanamkan sikap asertif di sekolah

Oleh Stefan Sikone *

ZAMAN sekarang adalah zaman keterbukaan dalam segala bidang. Termasuk di 
dalamnya adalah kebebasan untuk mengemukakan atau mengekspresikan pendapat. 
Bahkan para pendiri negara Indonesia sejak awal secara terus terang menegaskan 
dan menjamin hal ini dalam Undang-Undang Dasar 1945. Kalau kenyataannya seperti 
ini, maka persoalan adalah mengapa banyak orang terutama para remaja (baca 
siswa) masih merasa takut, malu untuk mengemukakan pendapatnya secara terbuka? 
Mengapa para siswa lebih cenderung untuk mengambil sikap diam dan duduk manis 
daripada mau berdialog apalagi berdebat dengan guru ataupun teman-temannya? 
Bukankah kalau disimak lebih jauh proses belajar mengajar di sekolah sering 
terhambat karena kenyataan tersebut di atas bahwa para siswa masih merasa malu 
dan atau takut untuk mengungkapkan keinginan dan pendapatnya?

Dalam konteks permasalah inilah, maka sekolah sebagai lembaga pendidikan formal 
yang berhadapan langsung dengan para siswa dituntut untuk menanamkan sikap 
asertif bagi para siswanya. Tentu hal ini membutuhkan proses yang panjang 
tetapi dalam proses belajar mengajar para pendidik khususnya sudah semestinya 
mulai berupaya untuk menjadikan para siswa bisa memiliki sikap asertif ini.

Ciri individu yang asertif

Beberapa ciri yang bisa dilihat dari seorang individu yang asertif sebagaimana 
dikemukakan Fensterheim dan Baer, (1980) antara lain: pertama, bebas 
mengemukakan pikiran dan pendapat, baik melalui kata-kata maupun tindakan. 
Kedua, dapat berkomunikasi secara langsung dan terbuka. Ketiga, mampu memulai, 
melanjutkan dan mengakhiri suatu pembicaraan dengan baik. Keempat, mampu 
menolak dan menyatakan ketidaksetujuannya terhadap pendapat oranglain, atau 
segala sesuatu yang tidak beralasan dan cenderung bersifat negatif. Kelima, 
mampu mengajukan permintaan dan bantuan kepada orang lain ketika membutuhkan. 
Keenam, mampu menyatakan perasaan, baik yang menyenangkan maupun yang tidak 
menyenangkan dengan cara yang tepat. Ketujuh, memiliki sikap dan pandangan yang 
aktif terhadap kehidupan. Kedelapan, menerima keterbatasan yang ada di dalam 
dirinya dengan tetap berusaha untuk mencapai apa yang diinginkannya sebaik 
mungkin, sehingga baik berhasil maupun gagal ia akan tetap memiliki harga diri 
(self esteem) dan kepercayaan diri (self confidence).

Berdasarkan ciri-ciri tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa asertivitas 
merupakan kemampuan seseorang untuk dapat mengemukakan pendapat, saran, dan 
keinginan yang dimiliknya secara langsung, jujur dan terbuka pada orang lain. 
Orang yang memiliki sikap asertif adalah orang yang memiliki keberanian untuk 
mengekspresikan pikiran, perasaan, dan hak-hak pribadinya, serta tidak menolak 
permintaan-permintaan yang tidak beralasan. Asertif bukan hanya berarti 
seseorang dapat bebas berbuat sesuatu seperti yang diinginkannya, juga di dalam 
asertivitas terkandung berbagai pertimbangan positif mengenai baik dan buruknya 
suatu sikap dan perilaku yang akan dimunculkan.

Pentingnya asertivitas bagi siswa

Bagi para siswa di sekolah terutama yang berumur di antara 13-18 tahun ( baca: 
para remaja ) sikap dan perilaku asertif sangatlah penting karena beberapa 
alasan sebagai berikut: pertama, sikap dan perilaku asertif akan memudahkan 
remaja tersebut bersosialisasi dan menjalin hubungan dengan lingkungan 
seusianya maupun di luarnya lingkungannya secara efektif. Kedua, dengan 
kemampuan untuk mengungkapkan apa yang dirasakan dan diinginkannya secara 
langsung, terus terang maka para siswa bisa menghindari munculnya ketegangan 
dan perasaan tidak nyaman akibat menahan dan menyimpan sesuatu yang ingin 
diutarakannya. Ketiga, dengan memiliki sikap asertif, maka para siswa dapat 
dengan mudah mencari solusi dan penyelesaian dari berbagai kesulitan atu 
permasalahn yang dihadapinya secara efektif, sehingga permasalahan itu tidak 
akan menjadi beban pikiran yang berlarut-larut. Keempat, asertivitas akan 
membantu para siswa untuk meningkatkan kemampuan kognitifnya, memperluas 
wawasannya tentang lingkungan, dan tidak mudah berhenti pada sesuatu yang tidak 
diketahuinya (memiliki rasa keingintahuan yang tinggi). Kelima, asertif 
terhadap orang lain yang bersikap atau berperilaku kurang tepat bisa membantu 
remaja yang bersangkutan untuk lebih memahami kekurangannya sendiri dan 
bersedia memperbaiki kekuarangan tersebut.

Beberapa manfaat di atas lagi-lagi mengindikasikan perlunya sikap ini 
ditanamkan sejak dini bagi para siswa karena asertivitas bukan merupakan 
sesuatu yang lahiriah tetapi lebih merupakan pola sikap dan perilaku yang 
dipelajari sebagaireaksi terhadap berbagai situasi sosial yang ada di 
lingkungan. Asertivitas ini dalam kenyataannya berkembang sejalan dengan usia 
seseorang, sehingga penguasaan sikap dan perilaku pada periode-periode awal 
perkembangan akan memberikan dampak yang positif bagi periode-periode 
selanjutnya.

Peranan orangtua dan guru

Komponen pertama dan utama yang perlu dalam penanaman sikap asertif ini adalah 
orang tua. Soalnya, orangtua merupakan figur yang paling dekat dengan kehidupan 
para siswa masing-masing di rumah. Di satu pihak para siswa ini baru saja 
melewati masa anak dan di pihak lain para siswa ini belum sepenuhnya mandiri 
dan melepaskan ketergantungannya pada orangtua. Oleh karena itulah maka di 
dalam lingkungan keluarga, sikap asertif bisa ditanamkan secara lebih kuat 
melalui beberapa cara : pertama, perlunya sikap keterbukaan di dalam keluarga. 
Hal ini berarti bahwa dalam keluarga perlu ada kesempatan seluas-luasnya bagi 
anak (remaja) untuk mengemukakan pendapatnya tentang segala seuatu yang terjadi 
pada keluarga yang bersangkutan seperti dalam proses pengambilan suatu 
keputusan penting keluarga. Kedua, untuk menumbuhkan kepercayaan diri anak dan 
berani mengemukakan pendapatnya maka anak perlu didengar, dihargai dan bahkan 
perlu diberikan pujian yang semestinya atas pendapatnya. Ketiga, berikanlah 
motivasi dan dorongan agar anak dapat bersosialisasi secara aktif melalui 
kegitan-kegiatan yang positif di lingkungannya dan agar anak terus berusaha dan 
para guru sebagai penanggung jawab pendidikan formal di sekolah berperan untuk 
melanjutkan pembentukan sikap asertif yang sudah tertanam di lingkungan 
keluarga untuk memperoleh yang maksimal di mana saja mereka berada.

Beberapa cara yang dapat ditempuh oleh guru dalam menanamkan asertivitas pada 
para siswa di sekolah antara lain: (1) Berikan pengertian dan pemahaman pada 
siswa tentang apa yang dimaksud dengan asertivitas, dan pentignya asertivitas 
dalam kehidupan sehari-hari. Penjelasan ini akan lebih baik apabila dilakukan 
oleh para guru bimbingan dan penyuluhan dan konseling dengan memberikan 
contoh-contoh perilaku yang nyata agar mudah dipahami oleh siswa. (2) Berikan 
kesempatan yang lebih luas kepada para siswa untuk mendiskusikan materi-materi 
yang telah dijabarkan, baik dalam kelompok kecil maupun kelompok besar. 
Fokuskan perhatian terutama pada mereka yang masih cenderung pasif. (3) Berikan 
stimulasi secara kontinyu untuk merangsang siswa agar berani menjawab ata 
berpendapat terutama tentang materi-materi yang diajarkan. (4) Berikan reward 
pada siswa yang aktif dan berusaha untuk mengemukakan pendapatnya di kelas. 
Reward tersebut bisa berupa pujian atau nilai tambah. (5) Berikan kesempatan 
secara dala menjawab soal-soal latihan, terutama untuk melatih mereka yang 
masih pasif. (6) Tetap menghagai pendapat siswa meskipun pendapat itu 
kurangtepat, dan kemudian membetulkannya dengan cara yang tidak menjatuhkan, 
sehingga pada kesempatan yang lain siswa tidak akan enggan untuk terus mencoba 
lagi. (7) Ciptakan suasana yang menyenangkan selama mengajar agar siswa tidak 
merasa tegang dalam mengikuti pelajaran yang diberikan.

* Penulis, guru SMAN 1 Tengaran, Jawa Tengah


[Non-text portions of this message have been removed]



Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
Homepage    :  http://proletar.8m.com/ 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 

Kirim email ke