rekan2 netter, 

 

saya menemukan artikel menarik dari milis tetangga

 

-------------------------------------------------------------------

 

Senin, 19 Sept 2005,

Terjajah ExxonMobil di Cepu 

Oleh: Kwik Kian Gie 

 

Kali ini saya tidak akan membahas tentang pengertian subsidi -apakah 
itu sama dengan uang tunai yang harus keluar atau tidak- dan hal-hal 
teknis lain seperti itu. Saya akan membahas tentang negara kaya yang menjadi 
miskin kembali karena terjerumus ke dalam mental kuli yang oleh penjajah 
Belanda disebut mental inlander. Mental para pengelola ekonomi sejak 1966 yang 
tidak mengandung keberanian sedikit pun, yang menghamba, yang ngapurancang 
ketika berhadapan dengan orang-orang  bule.

Ibu pertiwi yang perut buminya mempunyai kandungan minyak sangat 
besar dibanding kebutuhan nasionalnya, setelah 60 tahun merdeka hanya mampu 
menggarap minyaknya sendiri sekitar 8 persen. Sisanya diserahkan 
kepada eksplorasi dan eksploitasi perusahaan-perusahaan asing.

Apa pekerjaan dan sampai seberapa jauh daya pikir para pengelola 
ekonomi kita sejak merdeka sampai sekarang? Istana Bung Karno dibanjiri para 
kontraktor minyak asing yang sangat berkeinginan mengeksplorasi dan 
mengeksploitasi minyak bumi di Indonesia. Bung Karno menugaskan Chairul Saleh 
supaya mengizinkannya hanya sangat terbatas. Putrinya, Megawati, bertanya 
kepada ayahnya, mengapa begitu? Jawaban Bung Karno kepada putrinya yang baru 
berumur 16 tahun, "Nanti kita kerjakan sendiri semuanya kalau kita sudah cukup 
mempunyai
insinyur-insinyur sendiri." 

 

Artinya, Bung Karno sangat berketetapan hati mengeksplorasi dan
mengeksploitasi minyak oleh putra-putri bangsa Indonesia sendiri. Mengapa 
sekarang hanya sekitar 8 persen? Lebih menyedihkan ialah keputusan pemerintah 
memperpanjang kerja sama dengan Exxon Mobil (Exxon) untuk blok Cepu selama 20 
tahun sampai 2030.



Begini ceritanya. Exxon membeli lisensi dari Tommy Soeharto untuk
mengambil minyak dari sebuah sumur di Cepu yang kecil. Exxon lalu
melakukan eksplorasi tanpa izin. Ternyata ditemukan cadangan dalam 
sumur yang sama sebanyak 600 juta barel. Ketika itu Exxon mengajukan usul untuk 
memperpanjang kontraknya sampai 2030. Keputusan ada di tangan Dewan Komisaris 
Pemerintah untuk Pertamina (DKPP). Dua dari lima anggota menolak. Yang satu 
menolak atas pertimbangan yuridis teknis. Yang lain atas pertimbangan sangat 
prinsipil. 

Dia sama sekali tidak mau diajak berargumentasi dan juga sama sekali
tidak mau melihat angka-angka yang disodorkan Exxon beserta para kroninya yang 
berbangsa Indonesia. Mengapa? Karena yang menjadi pertimbangan pokoknya, harus 
dieksploitasi bangsa Indonesia sendiri, yang berarti bahwa Exxon pada 2010 
harus hengkang, titik. Alasannya sangat mendasar, tetapi formulasinya 
sederhana. Yaitu, bangsa yang 60 tahun merdeka selayaknya, semestinya, dan 
seyogianya mengerjakan sendiri eksplorasi dan eksploitasi minyaknya. Bahkan, 
harus melakukannya di mana saja di dunia yang dianggap  mempunyai kemungkinan 
berhasil. Menurut peraturan yang berlaku (sebelum Pertamina berubah menjadi 
Persero), kalau DKPP tidak bisa mengambil keputusan yang bulat, keputusan 
beralih ke tangan presiden. Maka, bola ada di tangan Presiden Megawati 
Soekarnoputri. Beliau tidak mengambil keputusan, sehingga Exxon kalang kabut. 
Exxon mengirimkan executive vice president-nya yang langsung mendatangi satu 
anggota DKPP yang mengatakan "pokoknya tidak". 

 

Dia mengatakan, sejak awal sudah ingin bertemu satu orang anggota DKPP ini yang 
berinisial KKG, tetapi dilarang kolega-koleganya sendiri. KKG tersenyum sambil 
mengatakan karena para koleganya masih terjangkit mental inlander. 

 

Lalu dia berargumentasi panjang lebar dengan mengemukakan semua angka betapa 
Indonesia diuntungkan. KKG menjawab bahwa kalau dia ngotot sampai seperti itu, 
apa lagi latar belakangnya kalau dia tidak memperoleh untung besar dari 
perpanjangan kontrak sampai 2030? Karena itu, kalau mulai 2010, sesuai kontrak, 
Exxon harus hengkang dan seluruhnya dikerjakan Pertamina, semua laba yang 
tadinya jatuh ke tangan Exxon akan jatuh ke tangan Indonesia sendiri. Lagi 
pula, KKG menjelaskan bahwa sudah waktunya belajar menjadi perusahaan minyak 
dunia seperti Exxon. KKG bertanya kepadanya, "Bukankah kami berhak mulai 
merintis supaya menjadi Anda di bumi kita sendiri dan
menggunakan minyak yang ada di dalam perut bumi kita sendiri?" 

Eh, dia mulai mengatakan tidak bisa mengerti bagaimana orang
berpendidikan Barat bisa sampai seperti itu tidak rasionalnya! Jelas 
KKG muntap dan mulai memberi kuliah panjang lebar bahwa orang Barat sangat 
memahami dan menghayati tentang apa yang dikatakan EQ, dan  bukan hanya IQ. 
Apalagi, kalau dalam hal blok Cepu ini ditinjau dengan IQ juga mengatakan bahwa 
mulai 2010 harus dieksploitasi oleh Indonesia 
sendiri. 

Bung Karno juga berpendidikan Barat dan sejak awal beliau mengatakan,
"Man does not live by bread alone." Dalam hal blok Cepu, dua argumen
berlaku, yaitu man does not live by bread alone, dan diukur dengan bread juga 
menguntungkan Indonesia, karena laba yang akan jatuh ke tangan Exxon menjadi 
labanya Pertamina.

Pikiran lebih mendalam dan bahkan dengan perspektif jangka  panjang yang 
didasarkan materi juga mengatakan bahwa sebaiknya blok Cepu
dieksploitasi oleh Pertamina sendiri. Mengapa? Jawabannya diberikan oleh mantan 
Direktur Utama Pertamina Baihaki Hakim kepada Menko Ekuin ketika itu bahwa 
Pertamina adalah organisasi yang telanjur sangat besar. Minyak adalah komoditas 
yang tidak dapat diperbarui. Penduduk indonesia bertambah terus seiring dengan 
bertambahnya konsumsi. 

Kalau sekarang saja terlihat bahwa konsumsi nasional sudah lebih besar daripada 
produksi nasional, di masa mendatang kesenjangan ini menjadi semakin besar, dan 
akhirnya organisasi Pertamina yang demikian besar itu akan dijadikan apa? 

 

Apakah hanya menjadi perusahaan dagang minyak, dan apakah akan mampu
berdagang saja dalam skala dunia, bersaing dengan the seven sisters? Maka visi 
jangka panjang Baihaki Hakim, mumpung masih lumayan cadangannya, sejak sekarang 
mulai go international dan menggunakan cadangan minyak yang ada untuk 
sepenuhnya menunjang kebijakannya yang visiuner itu. 

 

Menko Ekuin ketika itu memberikan dukungan sambil mengatakan, "Pak Baihaki, 
saya mendukung sepenuhnya. Syarat mutlaknya ialah kalau Anda ingin menjadikan 
Pertamina menjadi world class company, Anda harus juga memberikan world class 
salary kepada anak buah Anda." Sang Menko Ekuin keluar dari kabinet Abdurrahman 
Wahid. Setelah itu dia
kembali ke kabinet sebagai kepala Bappenas dan ex officio menjabat
anggota DKPP. Maka pikirannya masih dilekati visi jangka panjangnya 
Pak Baihaki Hakim dan kebetulan direktur utama Pertamina ketika itu juga masih 
Pak Baihaki Hakim. Tetapi, kedudukan kita berdua sudah sangat lemah, karena 
dikreoyok para anggota DKPP dan anggota direksi lain yang mental, moral, dan 
cara berpikirnya sudah kembali menjadi inlander. 

Baihaki Hakim yang mempunyai visi, kemampuan, dan telah  berpengalaman 13 tahun 
menjabat direktur utama Caltex Indonesia langsung dipecat 
begitu Pertamina menjadi persero. Alasannya, kalau diibaratkan sopir, dia 
adalah sopir yang baik untuk mobil Mercedes Benz. Sedangkan yang
diperlukan buat Pertamina adalah sopir yang cocok untuk truk yang
bobrok. Bayangkan, betapa inlander cara berpikirnya. Pertamina diibaratkan truk 
bobrok. Caltex adalah Mercedez Benz. Memang sudah 
edan semua.

 

Ada tekanan luar biasa besar dari pemerintah Amerika Serikat di 
samping dari Exxon. Ceritanya begini. Dubes AS ketika itu, Ralph Boyce, sudah 
membuat janji melakukan kunjungan kehormatan kepada kepala Bappenas, karena 
protokolnya begitu. Tetapi, ketika sang Dubes tersebut mendengarkan pidato sang 
kepala Bappenas di Pre-CGI meeting yang sikap,isinya pidato, dan nadanya bukan 
seorang inlander, janjinya 
dibatalkan.

Eh, mendadak dia minta bertemu kepala Bappenas. Dia membuka pembicaraan dengan 
mengatakan akan berbicara tentang Exxon. Kepala Bappenas dalam kapasitasnya 
selaku anggota DKPP mengatakan bahwa segala sesuatunya telah dikemukakan kepada 
executive vice president-ya Exxon, dan dipersilakan berbicara saja dengan 
beliau.


Sang Dubes mengatakan sudah mendengar semuanya, tetapi dia hanya melakukan 
tugasnya. "I am just doing my job". Kepala Bappenas mengatakan lagi, "Teruskan 
saja kepada pemerintah Anda di Washington semua argument penolakan saya yang 
diukur dengan ukuran apa pun, termasuk semua akal sehat orang-orang Amerika 
pasti dapat diterima." 

Kepala Bappenas keluar lagi dari kabinet karena adanya pemerintahan baru, yaitu 
Kabinet Indonesia Bersatu, dan Exxon menang mutlak. 
Ladang minyak di blok Cepu yang konon cadangannya bukan 600 juta barrel, tetapi 
2 miliar barrel, oleh para inlander diserahkan kepada Exxon penggarapannya.

 
Saya terus berdoa kepada Bung Karno dan mengatakan, "Bung Karno yang saya 
cintai dan sangat saya hormati. Janganlah gundah dan gelisah, walaupun Bapak 
sangat gusar. Istirahatlah dengan tenang. Saya juga sudah bermeditasi di salah 
satu vihara untuk menenangkan hati dan batin saya. Satu hari nanti rakyat akan 
bangkit dan melakukan revolusi lagi seperti yang pernah Bapak pimpin, kalau 
para cecunguk ini sudah dianggap terlampau lama dan terlampau mengkhianati 
rakyatnya sendiri." 

*) Mantan Menteri Negara PPN/kepala Bappenas

                
---------------------------------
 Yahoo! FareChase - Search multiple travel sites in one click.  

[Non-text portions of this message have been removed]





------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page
http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/wf.olB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

posting : psikologi_net@yahoogroups.com
berhenti menerima email : [EMAIL PROTECTED]
ingin menerima email kembali : [EMAIL PROTECTED]
keluar dari milis : [EMAIL PROTECTED]
----------------------------------------
sharing artikel - kamus - web links-downloads, silakan bergabung di 
http://psikologi.net
---------------------------------------- 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/psikologi_net/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke