Dear all,

Email ini sudah lama beredar ya. Dan ada sanggahannya juga.
Berikut saya kutipkan sanggahannya.

Mohon maaf kalau tidak berkenan.

Regards,

Reski Priyadi


Wah..ternyata salah terjemahan bisa fatal akibatnya...



FYI :

1 Ons itu benar 100 gram dan tidak sama dengan 1 ounce (28.35 gr)
1 Pon itu benar 500 gram dan tidak sama dengan 1 pound (453.6 gr)



Ini saya copy kan artikel yang mungkin bisa sedikit menjelaskan. Seperti
biasa, colongan dari milis sebelah....

------------------------------------------------------------------------
--

http://www.unc.edu/~rowlett/units/dictO.html
*ons*
a Dutch unit of weight or mass, now used as a metric unit equal to
the hectogram (100 grams, or about 3.5274 ounces).


*ounce (oz or oz av) [1]*
a traditional unit of weight. The *avoirdupois ounce*, the unit
commonly used in the United States, is 1/16 pound or about 28.3495
grams. The avoirdupois ounce also equals 175/192 = about 0.911 457
troy ounce or 437.5 grains
<http://www.unc.edu/%7Erowlett/units/dictG.html#grain>. The word
ounce is from the Latin /uncia/, meaning a 1/12 part, because the
Roman pound was divided into 12 ounces. The word "inch," meaning
1/12 foot, has the same root. The symbol oz is from the old Italian
word /onza/ (now spelled /oncia/) for an ounce. See avoirdupois
weights <http://www.unc.edu/%7Erowlett/units/dictA.html#avoirdupois>
for additional information.


http://www.unc.edu/~rowlett/units/dictP.html

*pond [1]*
the Dutch pound, historically about 494 grams (1.089 English
pounds). This unit was also used in the former Dutch Indies (now
Indonesia) and throughout Southeast Asia. In the Netherlands, the
pond has been reinterpreted now as a metric unit equal to exactly
500 grams (1.1023 pounds), like the German pfund.
*pound (lb, lbm, or #) [1]*
a traditional unit of mass or weight. The Romans used a pound (the
/libra file://pondo/, "pound of weight") divided into 12 ounces. All the
countries of western Europe used similar units, divided into 12 or
16 ounces, until the advent of the metric system. 12-ounce pounds
were common in Italy and southern France, but in Spain and northern
Europe 16-ounce pounds became the norm. The word libra
<http://www.unc.edu/%7Erowlett/units/dictL.html#libra> is used for
this unit in Italy, Spain, and Portugal; in France it is called the
livre <http://www.unc.edu/%7Erowlett/units/dictL.html#livre>.
Further north, the Latin word /pondo/ ("weight") is the origin of
the names of the English pound, Dutch pond, Danish pund, German
pfund, and Russian funt. In England, two different "pound" units
became standard. The unit now in general use in the United States is
the *avoirdupois pound*, so-called from a French phrase /avoir du
poids/, literally "goods of weight," indicating simply that the
goods were being sold by weight rather than by volume or by the
piece. The avoirdupois pound is divided into 16 ounces
<http://www.unc.edu/%7Erowlett/units/dictO.html#ounce>. By
international agreement, one avoirdupois pound is equal to exactly
453.592 37 grams; this is exactly 175/144 = 1.215 28 troy pounds.
See avoirdupois weights
<http://www.unc.edu/%7Erowlett/units/dictA.html#avoirdupois> for
additional information. The traditional symbol *lb* stands for
/libra/, the Latin word for the unit. The avoirdupois pound is
sometimes abbreviated *lb av* or *lb ap* to distinguish it from the
less common troy pound.The symbol *lbm* is used in science to
distinguish the pound of mass from the pound of force (lbf): see
*pound force*, below.


------------------------------------------------------------------------
---------

Kesimpulan saya, CMIIW:
Tak salah kalau orang Indonesia mengatakan 1 ons = 100 gr, seperti kalau
kita belanja dipasar. Karena hal ini memang sudah umum, dan memang benar
ini kita warisi dari Belanda. Cuman masalahnya apa terjemahan
Inggris-Indonesia dari ounce? Biar tidak ambigu, mungkin ounce tak usah
diterjemahkan ke ons, tapi cukup 1 ounce = 28,35 gr. Toh saya rasa hanya
kalangan tertentu (engineering, scientist) yang menggunakan istilah
ounce.

Itu juga sama dengan pound, kita juga tak pernah menggunakan pound, or
do we? Dan pon yang dikenal oleh umumnya kita memang, 1 pon = 500 gr,
sama persis, kita mewarisinya dari Belanda, dan sudah dimodifikasi dari
asalnya pond = 494 gr.

So biarlah orang umum di Indonesia menggunakan:

1 ons = 100 gr
1 pon = 500 gr
jadi 1 pon= 5 ons. Dengan ini, Ibu-ibu yang suka belanja nggak perlu
bakal bingung.:)

tetapi untuk keperluan tertentu yang menggunakan ounce atau pond,

1 ounce = 28.35 gr
1 pound = 453,6 gr

Barangkali kendala untuk 2 yang terakhir ini adalah terjemahan ke bahasa
Indonesia, mungkin ini yang perlu dicari bersama.

----- Original Message -----
From: "Subhan Pribadi" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Wednesday, March 01, 2006 9:30 AM
Subject: [psikologi_net] FW: 1 Ons BUKAN 100 Gram


> FYI
>
> 1 ONS BUKAN 100 GRAM.
>
>
> PENDIDIKAN YANG MENJADI BOOMERANG.
>
> Seseorang yang bekerja pada sebuah perusahaan asing, di PHK
> akhir  tahun lalu. Penyebabnya adalah kesalahan menerapkan dosis
> pengolahan limbah,  yang telah berlangsung bertahun-tahun. Kesalahan ini
> terkuak ketika seorang  pakar limbah dari suatu negara Eropa mengawasi
> secara langsung proses  pengolahan limbah yang selama itu dianggap
> selalu gagal. Pasalnya adalah,  takaran timbang yang dipakai dalam buku
> petunjuknya menggunakan satuan pound  dan ounce. Kesalahan fatal muncul
> karena yang bersangkutan mengartikan 1  pound = 0,5 kg. dan 1 ounce
> (ons) = 100 gram, sesuai pelajaran yang ia  terima dari sekolah. Sebelum
> PHK dijatuhkan, orang tersebut diberi tenggang  waktu 7 hari untuk membela
> diri dgn. cara menunjukkan acuan ilmiah yang  menyatakan 1 ounce (ons) =
> 100 g. Usaha maksimum yang dilakukan hanya bisa  menunjukkan Kamus Besar
> Bahasa Indonesia yang mengartikan ons(bukan ditulis  ounce) adalah
> satuan berat senilai 1/10 kilogram. Acuan lain termasuk  tabel-tabel
> konversi yang berlaku sah atau dikenal secara internasional  tidak bisa
> ditemukan.
>
> SALAH KAPRAH YANG TURUN-TEMURUN.
>
> Hasil pengecekan kepada lembaga yang paling berwenang atas sistem
> takar-timbang dan
> ukur di  Indonesia, yaitu Direktorat Metrologi . Ternyata, pihak Dir.
> Metrologi pun  telah lama melarang pemakaian satuan ons untuk ekivalen
> 100 gram.  Mereka justru mengharuskan pemakaian satuan yang termasuk
> dalam Sistem  Internasional (metrik) yang diberlakukan resmi di
> Indonesia. Untuk ukuran  berat, satuannya adalah gram dan kelipatannya.
> Satuan *Ons bukanlah bagian  dari sistem metrik* ini dan untuk
> menghilangkan kebiasaan memakai satuan ons  ini, Direktorat Metrologi
> sejak lama telah memusnahkan semua anak timbangan  (bandul atau timbal)
> yang bertulisan "ons" dan "pound".
>
> Lepas dari adanya kebiasaan kita mengatakan 1 ons = 100 gram dan 1
> pound =  500 gram, ternyata *tidak pernah ada acuan sistem takar-timbang
> legal* atau  pengakuan internasional atas satuan ons yang nilainya
> setara dengan 100  gram. Dan dalam sistem timbangan legal yang diakui
> dunia internasional, *tidak  pernah dikenal adanya satuan ONS khusus
> **Indonesia**.* Jadi, hal ini adalah  suatu kesalahan yang diwariskan
> turun-temurun. Sampai kapan mau dipertahankan ?
>
> BAGAIMANA KESALAHAN DIAJARKAN SECARA RESMI ?
>
> Saya sendiri pernah menerima pengajaran salah ini ketika masih di bangku
> sekolah dasar. Namun, ketika saya memasuki dunia kerja nyata, kebiasaan
> salah yang nyata-nyata diajarkan itu harus dibuang jauh karena akan
> menyesatkan.
>
> Beberapa sekolah telah saya datangi untuk melihat sejauh mana penyadaran
> akan penggunaan sistem takar-timbang yang benar dan sah dikemas dalam
> materi  pelajaran secara benar, dan bagaimana para murid (anak-anak
> kita) menerapkan  dalam hidup sehari-hari. Sungguh memprihatinkan. Semua
> sekolah mengajarkan  bahwa 1 ons = 100 gram dan 1 pound = 500 gram, dan
> anak-anak kita pun  menggunakannya dalam kegiatan sehari-hari. "Racun"
> ini sudah tertanam  didalam otak anak kita sejak usia dini.
>
> Dari para guru, saya mendapatkan penjelasan bahwa semua buku pegangan
> yang  diwajibkan atau disarankan oleh Departemen Pendidikan Indonesia
> mengajarkan  seperti itu. Karena itu, tidaklah mungkin bagi para guru
> untuk melakukan  koreksi selama Dep. Pendidikan belum merubah atau
> memberi-kan petunjuk  resmi.
>
> TANGGUNG JAWAB SIAPA ?
>
> Maka, bila terjadi kasus-kasus serupa diatas, Departemen Pendidikan kita
> jangan lepas tangan. Tunjukkanlah kepada masyarakat kita terutama
> kepada  para guru yang mengajarkan kesalahan ini, salah satu alasannya
> agar tidak  menjadi beban psikologis bagi mereka ;
>
> "acuan sistem timbang legal yang mana yang pernah diakui / diberlakukan
> secara internasional , yang menyatakan bahwa : *
>
> 1 ons adalah 100 gram, 1 pound adalah 500 gram."?*
>
> Kalau Dep. Pendidikan tidak bisa menunjukkan acuannya, mengapa hal ini
> diajarkan secara resmi di sekolah sampai sekarang ?
>
> Pernahkan Dep. Pendidikan menelusuri, dinegara mana saja selain
> Indonesia   berlaku konversi 1 ons = 100 gram dan 1 pound = 500 gram ?
>
> Patut dipertanyakan pula, bagaimana tanggung jawab para penerbit  buku
> pegangan sekolah yang melestarikan kesalahan ini ?
>
> Kalau Dep. Pendidikan mau mempertahankan satuan *ons yang keliru*  ini,
> sementara pemerintah sendiri melalui Direktorat Metrologi melarang
> pemakaian  satuan "ons" dalam transaksi legal, maka konsekwensinya ialah
> harus dibuat  sistem baru timbangan Indonesia (versi Depdiknas). Sistem
> baru inipun harus  diakui lebih dulu oleh dunia internasional sebelum
> diajarkan kepada  anak-anak. Perlukah adanya sistem timbangan Indonesia
> yang konversinya  adalah 1 ons *(Depdiknas)* = 100 gram dan 1 pound
> *(Depdiknas)* = 500 gram.  ? Bagaimana "Ons dan Pound *(Depdiknas)*" ini
> dimasukkan dalam sistem metrik  yang sudah baku diseluruh dunia ? Siapa
> yang mau pakai ?.
>
> HENTIKAN SEGERA KESALAHAN INI.
>
> Contoh kasus diatas hanyalah satu diantara sekian banyak problema yang
> merupakan akibat atau korban kesalahan pendidikan. Saya yakin masih
> banyak  kasus-kasus senada yang terjadi, tetapi tidak kita dengar. Salah
> satu contoh  kecil ialah, banyak sekali ibu-ibu yang mempraktekkan resep
> kue dari buku  luar negeri tidak berhasil tanpa diketahui dimana
> kesalahannya.
>
> Karena ini kesalahan pendidikan, masalah ini sebenarnya merupakan
> masalah  nasional pendidikan kita yang mau tidak mau harus segera
> dihentikan.
>
> Departemen Pendidikan tidak perlu malu dan basa-basi diplomatis mengenai
> hal  ini. Mari kita pikirkan dampaknya bagi masa depan anak-anak
> Indonesia.  Berikan teladan kepada bangsa ini untuk tidak malu
> memperbaiki kesalahan.
>
> Sekalipun hanya untuk pelajaran di sekolah, dalam hal
> Takar-Timbang-Ukur,  Dep. Pendidikan tidak memiliki supremasi sedikitpun
> terhadap Direktorat  Metrologi sebagai lembaga yang paling berwenang di
> Indonesia. Mari kita  ikuti satu acuan saja, yaitu Direktorat Metrologi.
>
>
> Era Globalisasi tidak mungkin kita hindari, dan karena itu anak-anak
> kita  harus dipersiapkan dengan benar. Benar dalam arti landasannya,
> prosesnya,  materinya maupun arah pendidikannya. Mengejar ketertinggalan
> dalam hal  kualitas SDM negara tetangga saja sudah merupakan upaya yang
> sangat berat.  Janganlah malah diperberat dengan *pelajaran sampah* yang
> justru bakal  menyesatkan. Didiklah anak-anak kita untuk mengenal dan
> mengikuti aturan dan  standar yang berlaku SAH dan DIAKUI secara
> internasional, bukan hanya yang  rekayasa lokal saja. Jangan ada lagi
> korban akibat pendidikan yang salah.  Kita lihat yang nyata saja, berapa
> banyak TKI diluar negeri yang berarti  harus mengikuti acuan yang
> berlaku secara internasional.
>
> Anak-anak kita memiliki HAK untuk mendapatkan pendidikan yang benar
> sebagai  upaya mempersiapkan diri menyongsong masa depannya yang akan
> penuh dengan  tantangan berat.
>
> ACUAN MANA YANG BENAR ?
>
> Banyak sekali literatur, khususnya yang dipakai dalam dunia tehnik, dan
> juga ensiklopedi ternama seperti Britannica, Oxford, dll. *(maaf, ini
> bukan  promosi)* menyajikan tabel-tabel konversi yang tidak perlu
> diragukan lagi.
>
> Selain pada buku literatur, tabel-tabel konversi semacam itu dapat
> dijumpai  dengan mudah di-dalam buku harian / diary/agenda yang biasanya
> diberikan  oleh toko atau produsen suatu produk sebagai sarana promosi.
>
> *Salah satu* konversi untuk satuan berat yang umum dipakai SAH secara
> internasional adalah sistem avoirdupois / avdp. (baca : averdupoiz).
>
> 1 ounce/ons/onza  =  28,35 gram *(bukan 100 g.)*
>
> 1 pound                  =  453 gram *(bukan 500 g.)*
>
> 1 pound                  =  16 ounce *(bukan 5 ons)*
>
> Bayangkan saja, bagaimana jadinya kalau seorang apoteker meracik resep
> obat yang seharusnya hanya diberi 28 gram, namun diberi 100 gram.
> Apakah kesalahan semacam ini bisa di kategorikan sebagai malapraktek ?
> Pelajarannya memang begitu, kalau murid tidak mengerti, dihukum !!!
> Jadi, kalau  malapraktik, logikanya adalah tanggung jawab yang
> mengajarkan. (*ini hanya  gambaran / ilustrasi salah satu akibat yang
> bisa ditimbulkan, bukan kejadian  sebenarnya, tetapi dalam bidang lain
> banyak sekali terjadi)*
>
> KALAU BUKAN KITA YANG MENYELAMATKAN - LALU SIAPA ?.
>
> Melalui tulisan ini saya ingin mengajak semua kalangan, baik kalangan
> pemerintah, akademis, profesi, bisnis / pedagang, sekolah dan orang tua
> dan  juga yang lainnya untuk ikut serta mendukung penghapusan satuan
> "ons  dan  pound yang keliru" dari kegiatan kita sehari-hari. Pengajaran
> sistem timbang  dgn. satuan Ounce dan Pound seharusnya diberikan sebagai
> pengetahuan  disertai kejelasan asal-usul serta *rumus konversi yang
> benar*. Hal ini  untuk membuang kebiasaan salah yang telah melekat dalam
> kebiasaan kita, yang  bisa mencelakakan / menyesatkan anak-anak kita,
> generasi penerus bangsa ini.
>
>
> Tulisan ini akan dikirimkan kepada media masa, baik cetak maupun
> elektronik yang mau menyiarkannya demi kepentingan bangsa.
> Dipersilahkan mengubah formatnya sesuai dengan ketentuan penyiaran
> masing- masing.*
>
> Juga kepada sekolah-sekolah, pabrik-pabrik serta LSM dan masyarakat
> umum,  untuk diketahui secara luas.*
>
> Bila anda merasa sependapat dengan saya, setuju untuk menghentikan
> kesalahan ini demi masa depan anak bangsa Indonesia, silahkan
> diperbanyak /  difoto copy dan disebar-luaskan sendiri.*
>
>
> Bila anda ragu-ragu terhadap kebenaran tulisan ini, silahkan
> menanyakannya  langsung kepada Direktorat Metrologi atau Balai Metrologi
> setempat dikota  anda berada. *
>
>
> Terima kasih saya ucapkan kepada anda yang peduli dan mau
> berpar-tisipasi  menyelamatkan masa depan anak-anak **Indonesia**.
> Semoga Tuhan memberkati  upaya ini, yang kita lakukan dengan tulus
> ikhlas tanpa pamrih sedikitpun.*
>
>
> Memang banyak orang yang benar, tetapi jangan diartikan bahwa yang
> diikuti  banyak orang itulah yang pasti dan selalu benar.*
>
>
> RANGKUMAN SARAN-SARAN, KRITIK DAN KOMENTAR
>
> 1. Banyak orang berpendapat bahwa ONS kita ini tidak ada kaitannya
> sama sekali dengan OUNCE.
>
> a. Kalau kita baca kamus-kamus Inggris-Indonesia dan sebaliknya, jelas
> bahwa  terjemahan "ounce adalah ons" dan "pound adalah pon" begitu pula
> sebaliknya  dari Indonesia-Inggris. Bahkan ada beberapa kamus yang
> menterjemahkan "ounce  menjadi ons, berat 100 gram." Tetapi ada juga
> yang menterjemahkan "ons, 28,3  gram".
>
> Nara sumber : Jumlah : 2 orang *
> Profesi : Guru dan Dosen Bahasa Inggris. *
>
> b. Beberapa guru berpendapat bahwa kata "ons" jelas bukan asli bahasa
> Indonesia, karena bahasa Indonesia hanya mengenal 2 konsonan rangkap,
> yaitu  "ng" dan "ny". Tidak ada konsonan rangkap "ns". Contoh : "Helm"
> kalau di  Indonesiakan menjadi "helem". Kalau "ons" tidak bisa dijadikan
> "ones"  tentu karena menyangkut suatu acuan yang harus dilafalkan secara
> benar,  sama seperti "gram" yang tidak boleh ditulis menjadi "geram".
>
> Nara sumber : Jumlah : 2 orang
> Profesi : Guru Bahasa **Indonesia**
>
> c. Beberapa orang lanjut usia yang cukup terpelajar membenarkan bahwa
> "ons  dan pound" itu bawaan Belanda, bukan asli Indonesia, karena sudah
> dipakai  sebelum Indonesia merdeka dan diajarkan juga disekolah HIS
> maupun HCS *(masih  jaman penjajahan)*.
>
> Beberapa diantara mereka ingat bahwa acuan konversi yang diterapkan di
> Indonesia tidak sama dengan yang diterapkan di Belanda.
>
> Nara sumber : Jumlah : 7 orang. Usia : 77 s/d. 87 tahun.
> Pendidikan terendah : HCS / HIS. *
> Pendidikan tertinggi : Sarjana*
> Profesi terakhir : Guru, Kontraktor, Dokter, Pendeta, PN.*
>
> 2. Acuan internasional yang menyatakan 1 ons = 100 gram , 1 pound =
> 500  gram jelas-jelas tidak pernah ada.
>
> Bahkan Acuan nasional (kalaupun ada dulu-dulunya) tidak bisa / tidak
> boleh  dipergunakan lagi semenjak diundangkannya UU no.2 tahun 1981
> tentang  Metrologi Legal, yang mencabut dan membatalkan Ijkordonnantie
> 1.049   Staatsblad nomor 175.
>
> Nara sumber : Jumlah : 1 orang.
> Profesi : tidak dikenal.*
>
> 3. Penerbit tidak seharusnya dimintai pertanggung-jawaban karena semua
> materi kurikulum yang harus dibukukan telah mendapat persetujuan
> terlebih  dulu dari Dep. Pendidikan.
>
> Nara sumber : Jumlah : 1 orang.
> Profesi : Pengusaha.
>
>
> 4. Tidak perlu memperlebar masalah / mendramatisir dengan timbangan
> versi  depdiknas dan sebagainya. Yang penting bagaimana kesalahan ini
> bisa segera  diakhiri.
>
> Nara Sumber : Jumlah : 1 orang.*
> Profesi : tidak dikenal.*
>
> 5. Terkejut dan syok berat tapi Setuju bahwa kita harus menghentikan
> kebiasaan salah selama ini dan membiasakan diri menggunakan Sistem
> Internasional yang berlaku. Perlu pengumuman resmi dari pemerintah dan
> penyuluhan masyarakat melalui instansi yang berwenang.
>
> Nara sumber : Jumlah : lebih dari 100 orang.
> Profesi : Guru, Dosen, Karyawan, Mahasiswa, Dokter.*
>
> 6. Para guru tidak bisa dipersalahkan karena mereka hanya melaksanakan
> apa yang telah menjadi kebijakan nasional pendidikan yang dikeluarkan
> oleh  Dep. Pendidikan.
>
> Nara sumber : Jumlah 14 orang.*
> Profesi : Guru, Ibu Rmh.Tangga, Karyawan. *
>
>
> 7. Di dalam Dep. Pendidikan ada bagian yang khusus melakukan
> Penelitian,  Pengkajian dan Pengembangan. Kalau ini benar-benar suatu
> kesalahan, .. .*(hanya  geleng-geleng kepala)*
>
> Nara sumber : Jumlah : 1 orang*
> Profesi : Dosen.*
>
> 8. Bukankah semua pegawai Dir. Metrologi memiliki anak yang juga
> sekolah  di Indonesia ? Mengapa diam saja ?
>
> Nara sumber : Jumlah : 1 orang.
> Profesi : Kep. Sekolah*
>
>
>
>
>
>
> Best Regards,
>
> YUDIANA
> LG Electronics Indonesia
>
> Cell    : +62 815 900 6474
> e-mail : [EMAIL PROTECTED] , [EMAIL PROTECTED]
> YM     : yooddii
> AOL   : Yoodiana
>
>
>
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
>
>
> posting : psikologi_net@yahoogroups.com
> berhenti menerima email : [EMAIL PROTECTED]
> ingin menerima email kembali : [EMAIL PROTECTED]
> keluar dari milis : [EMAIL PROTECTED]
> ----------------------------------------
> sharing artikel - kamus - web links-downloads, silakan bergabung di
http://psikologi.net
> ----------------------------------------
> Yahoo! Groups Links
>
>
>
>
>



posting : psikologi_net@yahoogroups.com
berhenti menerima email : [EMAIL PROTECTED]
ingin menerima email kembali : [EMAIL PROTECTED]
keluar dari milis : [EMAIL PROTECTED]
----------------------------------------
sharing artikel - kamus - web links-downloads, silakan bergabung di 
http://psikologi.net
---------------------------------------- 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/psikologi_net/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke