Diposting Pertama Kali oleh penulisnya sendiri di:
From: " Jusuf Sutanto " <[EMAIL PROTECTED]>
Date: Sat Apr 22, 2006  7:48 am
Subject: Posting untuk Psikologi Transformatif
http://groups.yahoo.com/group/psikologi_transformatif/message/6414

Yth  Redaksi Psikologi Transformatif
Nama : Jusuf Sutanto
Alamat : Jl. Sungai Pesanggrahan VI / OJ - 5
Bukit Cinere Indah  - Cinere
Depok - 16514
Bermaksud ikut posting dalam Psikologi Transformatif
Award 2006
Terlampir tulisan saya.

Salam,
Jusuf Sutanto





Ilmu Menang tanpa Perang



Oleh : Jusuf Sutanto

Komunitas Pemerhati Budaya dan Filsafat Timur





Pendahuluan

“ Dimulai dari memahami satu langkah,

perlahan-lahan engkau akan memahami seribu langkah ;

Setelah itu engkau akan melihat Jalan, dan akan
diliputi  rasa percaya diri.

Hal yang lebih menakutkan adalah bila engkau tidak
memahami

Hakikat “ diri”mu sehingga terjebak dalam kebingungan
dan penderitaan “

( Cheng Yen )



Tahun 1960 untuk  pertama kalinya National Aeronautics
and Space Administration (NASA) di Amerika Serikat
menampilkan gambar tentang dunia yang direkam oleh
astronaut dari kapal ruang angkasa. Artinya, umat
manusia untuk pertama kalinya melihat bagaimana
indahnya bumi kita ini yang berwarna biru, tanpa
sekat-sekat yang dibuat oleh manusia, secara utuh
sebagai sebuah kenyataan yang tidak bisa dibantah
bergerak seperti kapal hidup di angkasa luas.

            Dalam setiap peradaban sebelumnya, manusia
menengadah ke langit dan membuat interpretasi sendiri
mengenai apa yang dilihatnya dan bumi tempat
tinggalnya. Menurut legenda Hindu, Bumi terletak di
atas lempeng emas yang didukung oleh gajah -gajah yang
berdiri di atas kura-kura raksasa yang dianggap
sebagai Dewa Wishnu. Bila terjadi gempa bumi, dianggap
sebagai bergeraknya para gajah. Al Idrisi (1154)
membuat peta bumi yang dianggap peta paling maju saat
itu sebagai dataran yang dikelilingi oleh air :
selatan letaknya di atas. Pythagoras ( abad ke-6 SM )
sudah percaya bahwa Bumi berbentuk bola, menjadi pusat
alam semesta dan benda-benda angkasa mengelilinginya.
Pendapat ini diikuti juga oleh Plato ( 427 – 347 SM )
dan muridnya  Aristoteles ( 384 – 322 SM) sampai
Ptolomeus ( 140 ) dan dikenal dengan Geo-centrisme.



Dari Teori menjadi Pengamatan,

Helio-Centrisme menjadi Cosmo - Centrisme

Kopernikus ( 1473 – 1543) mengkoreksi pandangan ini
dan berpendapat bahwa Matahari adalah pusat alam
semesta Helio Centrisme. Teori ini dikukuhkan oleh
Galileo      ( 1564 – 1642 ) dengan pengamatan
perintisnya yang menggunakan Teleskop. Adalah Newton
( 1687 ) dengan hukum gravitasi yang kemudian
menerangkan mengapa planet dan  bulan bisa berada
dalam garis edarnya. Mulai saat itulah terjadi
pergeseran dalam astronomi dari teori menjadi
pengamatan berkat penemuan teleskop yang kemampuannya
semakin kuat. Dari sinilah dimulai gerakan Pencerahan
abad 18 dengan ambisi menaklukkan alam. Herschel (
1805 ) menemukan bahwa Matahari hanyalah satu di
antara jutaan bintang dalam sekelompok besar bintang
yang disebut Galaksi. Mulai saat itulah terjadi awal
perubahan paradigma menuju Cosmo Centrisme. Tapi
sayang sekali pemahaman kehidupan spiritual kita masih
jauh tertinggal dan belum beranjak dari
anthroposentrisme, manusia sebagai pusat.

            Seperti dalam syair Cheng Yen, manusia
melalui pemahaman selangkah demi selangkah, kini mulai
ada tanda-tanda akan menemukan Jalan dan tumbuh rasa
percaya  diri. Pertanyaan selanjutnya adalah lalu
dimana posisi manusia di tengah alam semesta yang
demikian luas ?  Konsep Anthropo Centrisme,  yang
merupakan konsekuensi logis dari pandangan Geo
Centrisme, telah menjadikan manusia sebagai penguasa
alam semesta adalah buah dari Gerakan Pencerahan di
abad ke 18. Meski telah memberikan sumbangan yang
cukup berarti dalam peradaban manusia, namun kini
sudah disadari  dampak negatifnya, mulai dari
kepribadian yang terbelah sampai dengan konflik antar
golongan dan pencemaran lingkungan, sehingga terpaksa
harus dikaji ulang.  Namun bagaimana selanjutnya kita
masih harus menemukannya lagi bersama-sama.

            Perang atau kekerasan sudah tidak disukai
dimana-mana karena selain memakan korban banyak sekali
rakyat biasa, juga tidak pernah bisa benar-benar
menyelesaikan masalah. Namun demikian, nafsu untuk
menang nampaknya tetap laten ada di benak banyak orang
terutama para pemimpinnya. Karena itu memerlukan
wacana mengenai bagaimana bisa menang tanpa harus
berperang !





Bukan Kumpulan Obyek, tapi Jejaring Kehidupan

Prof TU Weiming dalam key-note speech di 19th
Conggress of the International Association of History
of Religions di Tokyo 24 Maret 2005, mengatakan bahwa
semenjak buku “ The Historical Roots of Our Ecological
Crisis “ yang diterbitkan 1967 kita telah sampai pada
suatu kenyataan bahwa  “ kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi tidak akan membuat kita bisa keluar dari
krisis ekologi sampai kita menemukan agama baru atau
mengkaji ulang yang sudah ada “. Arne Naess, filosof
asal Norwegia, mengusulkan “ deep ecology “ sebagai
bentuk baru dari self-realization manusia melalui
identifikasi dengan alam. Thomas Berry, yang menyebut
dirinya sebagai Geologist, mengusulkan perubahan
fundamental, tidak hanya dalam tindak tanduk dan
sikap, tapi juga mentalitas dan kepercayaan. Ia
menekankan supaya tidak menyalahgunakan demikian
banyak hal di alam semesta ini sebagai sekedar “
koleksi dari obyek-obyek ”, tapi mengikuti Fransiskus
dari Assisi (1182 – 1226 ) yang menghormati fauna –
flora dan semua benda sebagai “ komunitas dari subyek
“. Pikiran ini sejalan dengan Fritjof Capra, seorang
Fisikawan yang menulis serial buku mengenai
paralelisme antara fisika modern dengan Kearifan Timur
mulai dari “ The Tao of Physics “ sampai dengan “ The
Hidden Connections “

“ Di semua lingkup gerak alam, kita menemukan sistem -
sistem kehidupan

yang bertengger pada sistem kehidupan lain ;

Jaringan – jaringan bergantungan pada jaringan lain.

Batas – batas sistem – sistem kehidupan bukan
merupakan batas pemisah,

Melainkan hanya batas – batas identitas saja.

Semua sistem – sistem kehidupan berinteraksi satu sama
lain dan

Saling berbagi sumber daya melewati batas – batasnya “

( Fritjof Capra )



Karena itu seperti dikatakan oleh Vaclav Havel, maka
peranan pendidikan bukanlah untuk menjadikan setiap
orang menjadi spesialist, melainkan adalah “ mendidik
kemampuan untuk menemukan hubungan tersembunyi antara
berbagai phenomena “





Pelajaran dari Perang Dingin Blok Barat dan Timur

Ketika terjadi perang dingin antara blok Barat, yang
dipimpin oleh Amerika Serikat dan blok Timur, dipimpin
oleh Uni Soviet, seluruh dunia seolah dibelah menjadi
dua kutub. Masing-masing memperkuat persenjataan
pemusnah massal yang mampu mencapai obyek vital di
tempat lawannya dengan daya rusak yang dahsyat
sehingga kalau sampai terjadi perang, maka semuanya
akan hancur dan tidak ada pemenangnya. Dalam waktu
beberapa detik saja civilization bisa musnah. Begitu
banyak dana dan daya dikerahkan atas biaya
terbengkelainya segi kehidupan lainnya. Dana
dikumpulkan dengan menghalalkan cara untuk
memperolehnya sampai perdagangan senjata sehingga
terjadilah istilah eksportir perang. Masing-masing
membangun organisasi  spionage untuk mengetahui
rencana-rencana lawannya sehingga menjadi super
organisasi yang bisa mendikte pemerintahan resminya.
Kegiatan ini merambah sampai ke ruang angkasa melalui
satelit sehingga terjadilah Perang Bintang.

            Namun karena yang dikelola adalah bisnis
informasi, maka diperlukan agen ganda / double agent
sehingga pada akhirnya faktor manusia jugalah yang
menentukan. Yang terjadi adalah suatu lelucon besar
yaitu : parlemen di kedua Blok belum mau mengesahkan
budget pertahanannya sebelum dapat informasi ‘akurat’
mengenai rencana lawannya. Itu berarti anggaran
pertahanan blok Barat ditentukan di Kremlin, sedangkan
untuk blok Timur, ditentukan di Pentagon. Karena
masalah yang diawasi adalah mempertaruhkan keamanan
suatu negara hanya dalam hitungan detik saja, maka
manusia yang terlibat di dalamnya hidup dalam stress
yang luar biasa besarnya sehingga bisa saja terjadi
kesalahan menekan tombol yang membahayakan dunia.
Hubungan YIN - YANG  ternyata memang tidak bisa
dipisahkan, di dalam yang hitam ada titik putih dan di
dalam yang putih ada titik hitam, dan kedua unsur yang
bertentangan tapi saling melengkapi itu bergerak terus
menerus dalam irama seperti pendulum !

            Setelah diketahui publik, maka mulailah
keduanya sepakat untuk mengadakan perjanjian
perlucutan senjata nuklir. Di blok Timur terjadi
Glassnost dan Perestroika yang akhirnya membuat
bubarnya Negara Uni Soviet karena ekonominya rapuh
sehingga menjadikan Amerika sebagai pemenang. Tapi
sayang sekali teknologi membuat senjata pemusnah
massal itu telah ditransfer ke negara lain yang
membuat Amerika menjadi semakin pusing lagi
mengurusnya seperti halnya orang membubarkan lokasi
pelacuran lalu beralih tugas harus mengontrol yang
berkeliaran di jalanan. Kita juga tidak tahu apakah
masing-masing pihak ikhlas memusnahkan senjata
pemungkasnya atau ada yang masih menyembunyikan
cadangan untuk sewaktu-waktu bisa digunakan seperti
halnya senjata rakitan yang disimpan di daerah konflik
di negara kita.        



Kuda Tua Meremajakan Diri

Dunia yang dalam kenyataannya merupakan kesatuan ini,
mirip dengan sebuah kereta yang ditarik oleh berbagai
kuda ideologi, agama, kepentingan. Kalau kecepatan,
irama dan waktu larinya berbeda-beda, maka keretanya
akan tercerai berai. Hal ini sudah disadari oleh kita
semua, tapi bagaimana tindak lanjutnya, itulah yang
menjadi persoalan. Di masa lalu dan terus berlangsung
sampai saat ini, masing-masing kuda mempunyai cara
pandang yang disebut “ iman “ bahwa dirinya yang
benar, yang lain salah. Supaya bisa   menyelamatkan
kereta, maka kuda yang lain harus diganti dengan kuda
saya, tanpa mempertimbangkan apakah harapan itu
realistis atau hanya sebuah ilusi dan bagaimana
melaksanakannya, atau kuda yang lain dibuat ‘ bertobat
‘ dulu dan menjadi seperti kuda kita, sehingga
hasilnya malahan akan menambah parah persoalan saja.
Setiap kuda boleh saja mengclaim mempunyai pengikut
sampai milyaran, tapi hendaknya disadari bahwa
penduduk dunia adalah 6 milyar sehingga menimbulkan
pertanyaan : sisanya akan dikemanakan dan orang baik
yang hidup di zaman kuno sekarang berada dimana ?

            Melihat kenyataan ini, apakah tidak
sebaiknya tindakan yang tepat adalah membiarkan saja
kuda itu sebagaimana adanya tanpa perlu mengganti, dan
untuk selanjutnya mari kita berusaha  menyatukan irama
larinya saja melalui Dialog Peradaban yang  terus
menerus ? Pendapat ini paling realistis dan memerlukan
sikap dasar yang menghargai pluralisme sebagaimana
alam semesta ini juga bersifat anekaragam, ‘ Unity in
Diversity – Bhinneka Tunggal Ika ‘.

            Kearifan Kuno menjadi menarik karena meski
sudah jarang dibicarakan di  masyarakat modern karena
dianggap sudah ketinggalan zaman, ternyata tiba-tiba
mencuat kembali setelah para ilmuwan akhirnya mengakui
adanya paralelisme dengan perkembangan ilmu
pengetahuan mutakhir. Ambillah contoh pemikiran yang
sudah ada jauh di masa lalu yaitu Konfusius yang
dengan rendah hati mengakui bahwa ia tidak menemukan
ajaran yang baru, tapi hanya meneruskan yang sudah
lama ada, toch kini terbukti masih  tetap relevan dan
bisa memperbaharui diri sesuai tuntutan zaman.
Tentunya yang lain juga bisa asalkan ada kemauan !

            Dialog Peradaban ini akan terus berkembang
karena inilah semangat zaman  dan akan menghasilkan
masyarakat yang mau terus belajar sehingga terjadilah
Dialogical Civilization yang menjadikan dialog sebagai
cara untuk meningkatkan dirinya dan menyelesaikan
masalah.     





Jalan Sutera Dialog Peradaban

Jauh sebelum Columbus menemukan benua Amerika pada
tahun 1492, suku – suku bangsa di wilayah Asia Timur
dan Tengah telah bermigrasi dan saling berinteraksi.
Tanpa bekal peluru, teknologi navigasi, penunjuk arah
kompas, mereka pergi begitu saja menggunakan bintang
di langit, pergerakan matahari, arah angin dengan
jalan kaki atau  kereta yang ditarik kuda, onta atau
perahu. Motifnya bisa macam-macam mulai dari mencari
kehidupan yang lebih baik, berdagang sampai
mempelajari ilmu tentang kehidupan. Inilah yang
disebut sebagai Jalan Sutera.

            Alkisah menurut legenda 2500 tahun lalu,
seorang raja di Tiongkok merasa heran ketika selama
berhari-hari ia menyaksikan setiap malam ada
bintang-bintang bercahaya gemerlapan jauh di arah
selatan. Ia memanggil penasehat spiritualnya dan
menanyakan ada pertanda apa ? Sang Penasehat
mengatakan : ‘ Yang Mulia, jauh di selatan telah lahir
seorang bijaksana yang kelak akan menjadi penunjuk
jalan bagi umat manusia di seantero dunia ‘. Sang Raja
segera menyergah : ‘ Apakah ia akan membahayakan tahta
saya ? ‘,  Lalu dijawab : ‘ Sama sekali tidak,
muridnya baru akan tiba di sini 1000 tahun lagi ! ‘.
Orang itu adalah tokoh legendaris Bodhidharma atau Tat
Mo Chouw Su, turunan ke 26 dari Sakhyamuni Buddha yang
pergi seorang diri ke Tiongkok menuju Kuil Shaolin dan
menjadi orang pertama yang mendirikan Ch’an yang
kemudian  menjadi Zen Buddhisme di Jepang. 

            Dalam kurun waktu selama 1000 tahun, ada
banyak cerdik pandai dari Tiongkok yang pergi ke India
untuk mempelajari ajarannya dan menterjemahkan ke
dalam bahasa Tionghoa. Misalnya ceritera klasik “
Perjalanan ke Barat See Yu “ seorang Bhiksu untuk
mengambil Kitab Suci dan dikawal oleh Kera Sakti Sun
Go Kong dengan rekannya siluman Babi dan Air. Buah
dari interaksi itu tidak hanya terjadi nun jauh di
sana saja, tapi juga bisa kita rasakan kehadirannya
bertebaran di wilayah Nusantara kita, seperti
peninggalan Candi, Vihara, Kisah Ramayana dan
Mahabharata, peninggalan Hindu di Kutai, Kerajaan
Sriwijaya di Palembang dan sebagainya. Dialog of
Civilization itu terjadi juga dengan Timur Tengah
dalam ajaran “ Carilah ilmu sampai ke negeri Cina
sekalipun “ , maksud utamanya adalah tentu untuk
menekankan keterbukaan dalam mencari pengetahuan ke
manapun, bukannya untuk memuja.

            Yang menarik adalah bagaimana semua itu
kok bisa sampai ke Nusantara karena harus melewati
lautan yang demikian luas ? Yang pasti adalah harus
ada perahu yang terbuat dari kayu yang sekuat besi,
sehingga disebut kayu besi, untuk mengarungi samudera
yang begitu ganas supaya perjalanannya bisa selamat.
Lalu pertanyaan selanjutnya adalah : dimana kayu itu
tumbuh dan bagaimana suku bangsa yang berada nun jauh
di sana bisa mengenal kayu itu ? Suku yang tinggal di
tempat kayu itu tumbuh, dan ternyata di Sulawesi dan
Kalimantan, tentu sudah memiliki budaya yang maju,
paling tidak dalam kelautan, sehingga kayunya bisa
diperkenalkan sampai jauh di luar daerahnya. Di Jawa
kita juga menjumpai ajaran tentang “ Memayu hayuning
bawana “, dari mana semua ini berasal ?

            Sayang sekali sebelum peristiwa itu
menjadi jelas, tiba-tiba muncul phenomena baru yaitu
datangnya budaya Barat di tahun 1602. Dialog Peradaban
itu tiba-tiba terputus karena setelah terjadi
penjajahan, lalu dibuat pengkotakan berdasarkan suku
pribumi dan non-pribumi yang dikaitkan dengan agama
yang dianut, mengikuti seperti yang sedang terjadi di
benua asalnya Eropa, dan masing-masing diatur hak dan
kewajiban yang eksklusif.

            Mulai saat itulah kita mengenal ilmu
sosiologi yang lahir di benua yang terkotak-kotak
dalam suku bangsa yang tumpang tindih dengan agama
yang dianut. Persoalan itulah yang   justeru
menyebabkan sebagian dari penduduknya bermigrasi dan
mendirikan negara Amerika karena mendambakan kehidupan
yang bebas dari campur tangan kekuasaan lembaga agama
dan negara dengan  menjadikan Declaration of
Independence July 4, 1776 Life / Hidup – Liberty /
Kebebasan – Pursuit of Happiness / Mengejar
Kebahagiaan sebagai dasar negara untuk mengatur
kehidupan bersama. Peranan swasta sangat dominan dan
peranan negara dibatasi. Namun setelah peristiwa 11
September 2001,  yang terjadi justeru  sebaliknya.
Anti terorisme telah menjadi prioritas agenda
nasionalnya sehingga mempengaruhi dan masuk dalam
kehidupan privat, kebebasan memilih dan kehidupan
civil.  

            Di daratan Eropa tempat asalnya,  malahan
terjadi perkembangan baru yaitu berubahnya negara
Monarkhi menjadi Republik setelah mendapatkan
inspirasi dari Ernest Renan ( 1823 – 1892 ) tentang
apa artinya nasion dan sekarang sedang bergulir terus
dalam era konvergensi menjadi Eropa Bersatu. 

            Dengan demikian maka tuntas sudah putusnya
dialog peradaban yang sudah berjalan ribuan tahun
lamanya melalui Jalan Sutera. Namun demikian, seperti
diuraikan dalam Kitab tentang Perubahan I Ching, yang
terjadi adalah tiada lain sama  halnya dengan
pergantian musim, dari semi menjadi matang di musim
panas, lalu rapuh di musim gugur  sampai gundul dan
seolah berhenti tumbuh di musim dingin, lalu tiba-tiba
muncul tunas baru lagi di musim semi :  YANG tua telah
matang lalu menjadi lapuk, berubah menjadi YIN muda
lalu menjadi matang, tua dan lapuk lagi dan menjadi
YANG muda seterusnya menjadi  tua, demikianlah siklus
kehidupan berlangsung semenjak dulu kala sampai ke
masa depan yang tak terhingga pula. Setiap kali
terjadi pelapukan selalu diikuti Titik Balik ( Fu ),
untuk kembali hidup lagi, tapi seperti dikatakan yang
terjadi itu bukan pengulangan kembalinya yang lama,
karena musim semi tahun ini berbeda dengan tahun lalu
dan juga musim semi tahun depan ! Artinya yang lama
muncul setelah mampu memperbaharui dirinya sesuai
dengan tuntutan zaman.   

   

Keabadian :  Pertemuan Masa Lalu – Kini dan Depan  

Sekarang mari kita lihat bagaimana perkembangan
pemikiran Kearifan Kuno yang berasal dari Timur . Di
India sudah ada Veda, kearifan yang disampaikan secara
lisan turun temurun sampai Kitab Upanisads
diperkirakan ditulis di abad 7 – 8 SM  sebagai
penutupnya yang percaya bahwa alam semesta sebagai
Tarian Agung dari Syiva Mahadeva , Sang Dewa Penari.

“ The World is God playing hide- and –seek with
himself.

As Prajapati, Vishnu  or Brahm, the Lord under many
names creates

the world by an act of self dismemberment or self
forgetting ;

One becomes Many, and the single Actor plays
innumerable parts.
In the end, he comes  again to himself only to begin
the play once more –

The One dying into the Many, and the Many dying into
the One “



dan  Vimalakirti - nirdesa Sutra  yang diperkirakan
ditulis sekitar awal tahun Masehi dikatakan :

“ Gunung Sumeru  mengandung biji lada ;

Di dalam biji lada berisi alam semesta.

Karena dunia sakit, saya merasa sakit ;

Karena manusia menderita, maka saya menderita “



            Tiongkok sudah mempunyai tradisi agraris
berumur ribuan tahun lamanya dan mempunyai Kitab I
Ching, mengenai Hukum Perubahan abadi, dan ditulis
semenjak 3000 tahun SM, tidak hanya  memberikan
petunjuk dalam bertani, bahkan mengenai kearifan hidup
sebagai Jalan Alam ( Tao ) .



Gb. Huruf Tao



Huruf  ‘ berubah ‘ , adalah gabungan  ‘sawah’ -
‘matahari dan bulan ‘



Gb. Huruf ‘ Berubah ‘



Huruf ‘ harmoni / he ‘, adalah gabungan padi / gandum
‘ dan ‘ mulut ‘, ini berarti ketahanan pangan (food
security)



Gb. Huruf Harmoni



Huruf ‘ makanan / zhe ‘, adalah gabungan dari ‘
manusia /  ren ‘ dan ‘ baik / liang ‘, ini berarti
kesadaran akan keamanan pangan (food safety).



Gb. Huruf Makanan



            Bandingkan dengan pemahaman kita selama
ini, meski sudah 60 tahun merdeka,  mengenai ‘ harmoni
‘ tidak pernah beranjak dari menempatkan politik
sebagai panglima yaitu bagaimana menyusun perimbangan
kekuatan antara golongan  yang ada di masyarakat
supaya semuanya merasa puas. Di masa Orde Lama, kita
mempunyai sistem multi-partai, kemudian diringkas
menjadi 3 (tiga) partai di masa Orde Baru, lalu
sesudah terjadinya Reformasi pada Pemilu 1999 kembali
membengkak menjadi sekitar 48 (empat puluh delapan).
Pada Pemilu tahun 2004 melalui mekanisme Electoral
Threshold, menyusut menjadi 24 (dua puluh empat)
Partai. Tapi ketika mengadakan Konggres untuk
menentukan siapa pengurus untuk mempersiapkan Pemilu
2009, hampir semua pecah menjadi 2 (dua) sayap lagi.
Selama 60 tahun merdeka, kita sebenarnya hanya lari di
tempat saja atau bahkan mengalami kemunduran karena
maraknya konflik bernuansa etnis dan agama.

            Kita tidak menyadari bahwa dari golongan
manapun berasal, selama masih hidup di dunia, selalu
membutuhkan ketersediaan pangan dalam jumlah yang
cukup dan aman untuk dikonsumsi. Gagasan Re-vitalisasi
Pertanian  memerlukan perubahan paradigma sehingga
kedudukannya tidak di bawah ‘ sub-ordinate’  dari
perimbangan kekuatan politik karena pertanian pada
hakikatnya adalah tarian alam semesta yang demikian
kompleks dan peran manusia hanya sekedar ikut menari
mengikuti hukum-hukumnya dengan harapan bisa memetik
manfaat bagi kelangsungan hidupnya. Karena itu
pertanian seyogyanya diserahkan kepada para ahli untuk
mengelolanya dan sejauh mungkin dibebaskan dari
pengaruh persaingan kekuatan politik, meski tak bisa
sepenuhnya dihindarkan, untuk memperebutkan kekuasaan.
Pertanian yang berkelanjutan tidak boleh menjadi ajang
manusia memperlakukan sebagai kumpulan obyek dan
melalui ilmu pengetahuan berusaha untuk “ mendominasi
dan mengontrol alam “. Kini pertanian menjadi semakin
penting bukan hanya untuk pangan dan pakan, karena
dengan adanya krisis energi menjadi bahan baku untuk
membuat energi masa depan yang bisa diperbaharui
Etanol.

            Karena itu Konfusius (551 – 479 SM )
dengan rendah hati mengatakan bahwa ia tidak
mengajarkan sesuatu yang baru, melainkan hanya
menggali dan meneruskan yang sudah lama ada sebagai
berikut :

            “ Orang zaman dahulu yang hendak
menggemilangkan Kebajikan Yang    Bercahaya itu pada
tiap umat di dunia,,

Ia lebih dulu berusaha mengatur negerinya ;

Untuk mengatur negerinya ia lebih dulu membereskan
rumah tangganya ;

Untuk membereskan rumah tangganya, ia lebih dulu
membina dirinya ;

Untuk membina dirinya, ia lebih dulu meluruskan
hatinya ;

Untuk meluruskan hatinya, ia lebih dulu memantapkan
tekadnya ;

Untuk memantapkan tekadnya ia lebih dulu mencukupkan
pengetahuannya dan Untuk mencukupkan pengetahuannya,
ia meneliti hakikat tiap perkara.



            Dengan meneliti hakikat tiap perkara, maka
cukuplah pengetahuannya ;

            Dengan cukup pengetahuannya, akan dapat
memantapkan tekadnya ;

            Dengan memantapkan tekadnya, akan dapat
meluruskan hatinya ;

Dengan hati yang lurus, akan dapat membina dirinya
sehingga dapat membereskan rumah tangganya dan setelah
itu mengatur negaranya sehingga tercapailah damai di
dunia.



Karena itu, dari raja sampai rakyat jelata, ada satu
kewajiban yang sama yaitu mengutamakan pembinaan diri
sebagai pokok.

Adapun dari pokok yang kacau itu tidak pernah
dihasilkan penyelesaian yang teratur baik, karena hal
itu seumpama : menipiskan benda yang seharusnya tebal
dan menebalkan benda yang seharusnya tipis. Hal ini
adalah sesuatu yang belum pernah terjadi “.

( Kitab “ Ajaran Besar / Thay Hak “ )



“ Hanya mereka yang benar sungguh-sungguh, akan
dapat

mengembangkan  watak sejatinya.

Bilamana dapat mengembangkan watak sejatinya, mereka
dapat

Mengembangkan  watak sejati orang lain.

Bilamana dapat mengembangkan sepenuhnya watak sejati
yang lain, mereka dapat mengembangkan watak sejati
segenap wujud.

Bilamana dapat mengembangkan sepenuhnya watak sejati
segenap wujud, mereka dapat membantu langit dan bumi
dalam  proses mengembangkan dan menghidupi .

Bilamana dapat membantu langit dan bumi dalam proses

mengembangkan  dan menghidupi,

mereka dapat membentuk trinitas dengan langit dan bumi
“.

( Kitab Chung Yung / Jalan Tengah Sempurna, Bab 21 )



Setelah Mengalami Proses ‘ Deepening and Broadening ‘

Pemahaman ini terus diperluas dan diperdalam oleh
generasi para pemikir  berikutnya :

“ Langit, bumi dan aku berasal dari akar yang sama ;

Ribuan mahluk di dunia dan aku terbuat dari bahan yang
satu.

Oh bunga kecil, seandainya ku mengerti siapa engkau,

Akarmu dan semua, semua dalam semua ;

Semestinya lalu aku akan memahami siapa Tuhan dan
manusia “

( Seng Chao 384 – 414 )



“ Langit adalah Ayah dan Bumi adalah Ibu saya ;

Meski mahluk kecil seperti saya ini, telah menemukan

tempatnya yang intim di antaranya.

Karena itu semua isi alam semesta, saya anggap seperti
tubuh saya dan

Yang mengarahkan alam semesta, saya pandang sebagai
bagian alamiah dari saya.

Semua orang adalah kakak laki-laki dan perempuan saya
dan

semua benda adalah sahabat saya “

( Zhang Zai 1020 – 1077 )



“ Orang besar menganggap Langit dan Bumi serta

segenap isinya sebagai satu tubuh.

Dia melihat dunia sebagai satu keluarga dan negara
sebagai satu orang.

Mereka yang membuat pemisahan antara obyek dan
membedakan antara dirinya sendiri dengan yang lain,
adalah orang kecil.

Bahwa orang besar menganggap Langit, Bumi dan segenap
isinya

sebagai satu tubuh adalah bukan karena kehendaknya
sendiri untuk melakukan itu, tapi karena merupakan
sesuatu yang wajar dan alamiah

dari pikirannya untuk melakukan hal itu “

( Wang Yangming 1472 – 1529 )



            Pandangan terhadap alam semesta yang
anthropocosmic, mengalir dan bergerak terus menerus
dalam saling keterkaitan, dikemukakan juga oleh Mulla
Sadra dalam harkah al-jauhariyah. Hal yang sama juga
dikemukakan oleh seorang ahli fosil, Palaentologist
Teilhard de Chardin SJ (1881 – 1951) mengenai
kelahiran Evolusi Kesadaran Noogenesis karena
munculnya membran noosphere setelah sebelumnya
melewati evolusi material anorganik lithosphere
dilanjutkan dengan kehidupan biosphere . Proses ini
disebut sebagai Hominisasi, yaitu organisme yang
mempunyai pola pikir menyeluruh, termasuk di dalamnya
segala kegiatan dan pola hubungan dengan sesamanya.

            Thich Nhat Hanh, Zen Master dari Vietnam
mempertajam lagi menjadi sbb.

“ Ketika bangun pada pagi ini, aku tersenyum,

Dua puluh empat jam yang benar-benar baru  ada di
hadapanku ;

Aku berjanji akan mengisi setiap momen dengan
sepenuhnya

Dan melihat semua mahluk dengan mata welas asih “  

Lalu oleh Prof. Huston Smith dikembangkan lagi :

“ Ketika mengubah perhatian dari pribadi ke keluarga,

Ia berhasil mengatasi egoisme.

Pergerakan dari keluarga menuju masyarakat,

Berarti berhasil mengatasi nepotisme.

Pergerakan dari masyarakat menuju bangsa,

Berarti mengatasi kepicikan pandangan.

Saat ia bergerak ke segala penjuru kemanusiaan,

Berarti telah menghantam nasionalisme berlebihan “



Bagi yang telah berhasil mencapai pencerahan seperti
tersebut di atas, maka ketika  memimpin negara akan
mengikuti jalan seperti dikatakan oleh Master Hui Tang
di awal abad ke 12 sebagai berikut ini yang intinya
sama dengan pandangan John F. Kennedy :

“ Jalan orang suci seperti langit dan bumi ;

bermilyar mahluk hidup tak ada yang tidak diliputnya.

Jalan orang biasa  seperti sungai, laut, gunung,
jeram,

bukit dan lembah, tanaman, pepohonan dan serangga ;

Masing – masing memenuhi jalannya sendiri dan itulah
semuanya.

Mereka tidak mengetahui di luar itu, yang melengkapi
semua hal.

Namun bagaimana bisa ada dua jalan ?

Tidakkah mereka menjadi besar atau kecil karena

Kedalaman atau kedangkalan kesadarannya “



Menukik ke dalam Hati , Menjawab Problem Masa Kini

Kesadaran ini akan memberikan rasa optimisme mengenai
masa depan umat manusia sebagai Co-creator bersama
Tuhan, menjadi Rahmat bagi seluruh Alam Semesta. Dalam
hal masalah pangan, akan mendorong manusia untuk
membuktikan ketidakbenaran pandangan pesimis Thomas
Robert Maltus (1766 - 1834 ) tentang  masa depan umat
manusia yang akan selalu mengalami kekurangan pangan
karena pertambahan penduduk akan jauh lebih pesat
seperti deret ukur, sedangkan ketersediaan pangan
bertambah menurut deret hitung.

            Dan tidak hanya sampai di situ saja,
bahkan telah dipertajam lagi oleh Amartya Sen,
pemenang hadiah Nobel seperti dalam kutipan wawancara
sebagai berikut .

“ Well, there are many reasons, of course, because
famines are unfortunately still a real phenomenon in
the world. And lots of people die from it,
systematically, in different parts of the world, but
in my case the personal interest arose also from the
fact that I happen to observe from inside a major
famine of the 20th century - the Bengal famine, which
occurred in Indian in 1943 - in fact, the last famine
that occurred in India, in which close to 3 million
people died. And I was a nine-and-a-half-year-old boy
at that time. It had very impressionable - certainly
very striking memories I have from that period, and
the people who starved, they came from a particular
group -- in this care rural laborers -- but that's
characteristic I later found of many famines, indeed,
sometimes food supply may fall, sometimes not. Food
supply fell in the Irish famine of the 1840's. It did
not fall in the Bengal famine of '43, and it was at a
peak height in the Bangladesh famine of '74. But a
section of the community lose their ability to command
food by not having jobs - not having enough wage and
then they cannot buy food and that's what happened --
not a really large proportion usually -- but it can
still kill millions of people “.

            Ini merupakan bukti dan buah dari ajaran
supaya terus belajar untuk menjadi manusia ‘ learning
to be human ‘ sehingga menimbulkan harapan bahwa
asalkan konsisten, akhirnya kita akan menemukan Jalan
untuk mengatasi masalah dalam kehidupan manusia. Bila
setiap orang mau belajar, maka akan berkembanglah
learning family, organization, society, nation and
civilization. Dengan demikian maka fanatisme dalam hal
apa saja yang menjadi sumber masalah serius umat
manusia bisa dicairkan.

          Indonesia, sebenarnya mempunyai wacana
seperti “ pranata mangsa dan wariga “ mengenai
pengenalan waktu tradisional dan  “ memayu hayuning
bawono “ mempercantik / memperindah / meningkatkan
keselamatan dunia lahiriah dan batiniah dalam
kehidupan saat ini ( bawono cilik dan gede ) maupun
dalam kehidupan yang akan datang ( bawono langgeng ).
Pandangan ini sudah diterima oleh Global Summit
tanggal 21 – 26 Juni 1998 di Stanford University , San
Fransisco - USA, sebagai Agenda of Action for United
Religious Initiative.

            Demikianlah kisah kearifan ini mirip
dengan perjalanan air, mulai dari ketika muncrat
sebagai mata air kecil lalu semakin membesar sampai
menjadi sungai, seterusnya bergabung dengan
sungai-sungai yang lain untuk akhirnya bertemu dengan
samudera. Dengan caranya masing-masing yang khas,
kehadirannya akan menjadi Rahmat bagi seluruh Alam
Semesta.



Di Yunani juga ada Kisah Promotheus

Dalam mythologi Yunani ada ceritera mengenai seorang
dewa bernama Promotheus yang tidak tega melihat dunia
yang dilanda musim dingin sehingga semua mahluk
menderita, padahal di surga setiap dewa memiliki
tungku api di depannya, yang tidak boleh dipindahkan
kemana-mana,  untuk menghangatkan tubuhnya. Ia pergi
meninggalkan surga dan bermaksud memberikan api itu
kepada manusia supaya bisa membuat dunia jadi hangat.
Perbuatan itu melanggar peraturan surga sehingga ia
dihukum dan diikat dengan rantai di pegunungan
Kaukusius. Setiap hari datang burung gagak  yang
mematuk ‘ hatinya  ‘ yang selalu tumbuh supaya tidak
bisa berkembang menjadi hati yang penuh welas asih.
Sampai datanglah seorang dewa yang lain untuk menolong
membuka rantai tersebut. Perbuatan ini tentu tidak
bisa dikatakan melanggar aturan surga karena ia tidak
seperti Promotheus yang membawa tungku apinya keluar.
Lalu Promotheus memberikan api, yang dianggap sebagai
bahan dasar dari semua hal, kepada seorang filosof
Heraklitus ( 540 – 480 SM )  yang kemudian membakar
alam semesta sehingga menjadi hangat dan kondusif bagi
tumbuhnya kehidupan. Ia mengajarkan bahwa alam semesta
selalu mengalir dalam perubahan abadi. Kita perlu
menelusuri apakah ada kemiripan ajaran Yunani kuno ini
dengan konsep mengenai adanya para nabi yang diutus
untuk memperbaiki dunia, bukan untuk membuatnya
menjadi terkotak-kotak yang berlandaskan  pengikutnya
masing-masing ?

            Kesadaran ini tidak hanya ada di kalangan
elite para pemikir saja, tapi sudah tumbuh menjadi
kesadaran global dan terbukti dengan betapa dahsyatnya
reaksi spontan dalam skala yang luar biasa besarnya di
seluruh dunia ketika terjadi bencana tsunami.



Spirit Bodhisatva

Di Timur dalam versinya yang lain, ada kepercayaan
mengenai Bodhisatva. Ia adalah manusia biasa seperti
kita, bukan dewa dan karena perbuatannya yang baik
selama hidupnya, maka sesudah meninggal, sesuai dengan
hukum karma, ia telah berkali-kali lahir kembali
berinkarnasi menjadi mahluk yang lebih tinggi lagi.
Ketika saatnya tiba  ia mau masuk gerbang kebahagiaan
abadi di nirvana, sayup-sayup mendengar suara bayi
menangis yang ditinggal mati oleh ibunya. Meski salah
satu kakinya sudah menginjak di nirvana, ia melangkah
mundur kembali lalu meninggalkan nirvana dan turun
kembali ke dunia, bukan hanya untuk menolong bayi itu
saja, tapi juga seluruh alam semesta dengan isinya dan
bersumpah hanya mau masuk sebagai yang terakhir
setelah seluruh alam semesta ini masuk nirvana.

            Menurut kepercayaan , Bodhisatva muncul
setiap 500 tahun di berbagai belahan dunia dalam
berbagai penampilan untuk menolong manusia dan seluruh
isi alam semesta. Ada yang muncul melalui jalur ilmu
pengetahuan, mengobati orang yang sakit fisik maupun
mental, mengatasi kelaparan, kebencian, peperangan,
menegakkan keadilan dan bisa juga muncul dalam
kehidupan sehari-hari menyamar sebagai orang biasa
untuk memberikan pertolongan pada seseorang yang
sungguh sedang menghadapi kesulitan. Salah satu yang
tersohor adalah Avalokitesvara atau  Kuan Yin - Dewi
yang Mendengar. Biasanya digambarkan sedang memegang
kendi emas (simbol nirvana) dan menumpahkan isinya.
Secara metaforis ini mengandung arti bahwa rasa welas
asihnya demikian menggelora sehingga merasa tidak
betah tinggal berlama-lama di nirvana, lalu meloncat
keluar kembali ke kehidupan dunia dan menumpahkan isi
nirvana untuk menyelamatkan seluruh alam semesta
sehingga bisa masuk nirvana. Gambar atau patungnya
dilukis tidak mempunyai telinga, sebagai parodi bahwa
ia sudah mencapai tingkat mampu mendengar semuanya
dengan hatinya sebagai lawan dari manusia biasa yang
meski mempunyai telinga, tapi tidak mau mendengar !


Jusuf Sutanto






PSIKOLOGI TRANSFORMATIF AWARD 2006



PENDAHULUAN

Tak terasa semenjak didirikan sekitar empat tahun lalu
milis Psikologi Transformatif dan R-Mania telah
berkembang pesat. Perkembangan kedua milis ini
termasuk pesat, Milis Psikologi Transformatif dari
anggota yang sampai awal Januari 2005 hanya berjumlah
300-an, saat ini telah mencapai 1100 member. Keaktivan
postingpun tergolong padat, tercatat rata-rata
perbulan 700 message masuk ke e-mail para member
psikologi transformatif. Begitu pula dengan milis
R-Mania, dari sekitar 200-an member di awal januari
2005, kini telah mendekati 700 member dengan kepadatan
posting 300 message dalam sebulan.

Berbagai pembelajaran terkait dengan psikologi dan
riset telah didapat dari interaksi para member melalui
posting-posting di kedua milis. Beberapa member bahkan
begitu rutin mengirimkan tulisan-tulisan karyanya
sendiri, maupun sekedar mem-forward tulisan orang
lain. Berbagai tanggapan, pemikiran bermunculan
menambah wawasan. Tak hanya itu, perkenalan antar
member pun membangun bentuk-bentuk relasi tersendiri
dalam ruang-ruang milis ini.

Sejumlah namapun terkesan akrab, mereka yang tercatat
pernah memposting di antaranya adalah: Audifax,
Leonardo Rimba, Vincent Liong, Mang Ucup, Prof
Soehartono Taat Putra, Bagus Takwin, Amalia “Lia”
Ramananda, Ellen Kristi, Himawijaya, Rudi Murtomo,
Felix Lengkong, Heru Wiryanto, Kartono Muhammad,
Ridwan Handoyo, Dewi Sartika, Jeni Sudarwati, FX Rudy
Gunawan, Arie Saptaji, Radityo Djajoeri, Tengku
Muhammad Dhani Iqbal, Anwar Holid, Elisa Koorag, Budi
‘Bukik’ Setiawan, Nurudin Asyhadie, Cornelia Istiani,
Caecilia Algina, Reza Indragiri Amriel, Pangestu,
Suryaunika, Hendrik Bakrie, Muskitawati, Hasan
Mawardi, Yan Rezky, Ignatius Yudhistira, Merkurius
Adhi dan lain-lain. Jika pembaca mencermati, sebagian
dari nama-nama tersebut bahkan telah memiliki karya
baik buku maupun tulisan yang dimuat di berbagai
media. Ada juga beberapa pengguna nama samaran yang
aktif berbagi pemikiran, di antaranya:gotho loco,
methoz, fankuangtzu dan lain-lain. Ini belum terhitung
anggota pasif dari milis ini, yang banyak juga berasal
dari kalangan akademisi ataupun ilmuwan. Bahkan,
beberapa pembicara dari Simposium Psikologi
Transformatif, masih juga menjadi member di milis ini,
mereka adalah: Edy Suhardono, Cahyo Suryanto, Herry
Tjahjono, Abdul Malik, Oka Rusmini, Jangkung
Karyantoro.

Fenomena ini, menggambarkan bahwa milis psikologi
Transformatif bisa jadi merupakan milis dengan jumlah
member dan kepadatan posting terbanyak dibanding milis
psikologi Indonesia lain. Plus keanggotaan sejumlah
sosok yang memiliki kualifikasi bagus dalam
menghasilkan pemikiran-pemikiran melalui
tulisan-tulisannya. Begitu pula dengan milis R-Mania,
yang meski jumlah member dan kepadatan posting di
bawah psikologi transformatif, namun banyak pula
pemikiran bagus di dalamnya. Menyimak fenomena ini,
sebenarnya ada sesuatu yang perlu kita sadari di sini,
yaitu betapa kedua milis ini (Psikologi Transformatif
dan R-Mania) menyimpan suatu potensi pengetahuan yang
begitu besar. Kedua milis ini dengan segala
karakterisasinya masing-masing, memiliki potensi besar
untuk berkembang dan berkontribusi dalam ilmu
pengetahuan khususnya psikologi.

Berbicara mengenai pengembangan psikologi, adalah
sulit melepas-kaitkan antara upaya-upaya membangun
scientific atmosphere bagi pengembangan ilmu Psikologi
dengan upaya-upaya penciptaan ruang guna melatih daya
searching mind melalui aktivitas penulisan. Penulisan
bukan saja memungkinkan para pelakunya mengkritisi dan
mengembangkan kajian psikologi yang sudah dan pernah
ada, tapi juga memperluas kesadaran akan realitas
sehingga orang menemukan daerah-daerah cermatan yang
baru. Inilah sumbangan penting milis ini bagi dunia
psikologi Indonesia yang terjebak dalam rubrik-rubrik
konsultasi dan alat tes. Sungguh ironi melihat model
pendidikan psikologi Indonesia yang perkembangannya
hanya tertuju pada “lisensi” untuk mengadakan
konseling atau menggunakan alat tes, sementara di
milis Psikologi Transformatif dan R-Mania, kita
melihat sosok-sosok dengan latar  beragam, baik dari
kalangan psikologi maupun non-psikologi tengah
membicarakan psikologi dalam berbagai tema. Apa yang
terjadi di kedua milis ini semestinya membuka mata
banyak orang dalam dunia pendidikan psikologi bahwa
psikologi dapat dikembangkan seluas-luasnya.

Oleh karena itu, kami para penggagas berdirinya kedua
milis (R-Mania dan Psikologi Transformatif) memiliki
pemikiran untuk mengembangkan apa yang ada di milis
ini melalui ajang ‘PSIKOLOGI TRANSFORMATIF AWARD’.
Sebelumnya, jangan membayangkan ajang ini seperti
Academy Award atau penerimaan Kalpataru. Apa yang bisa
kami berikan dalam sebagai ‘Award’, bisa jadi tak
semegah ajang-ajang award lainnya. Kami hanya mencoba
menawarkan, sedikit penghargaan bagi beberapa member
di milis ini yang dinilai berdasar tulisannya. Seperti
apa penghargaan itu? Silahkan anda baca ketentuan
berikut:



Tentang PSIKOLOGI TRANSFORMATIF AWARD:

Kami membuka kesempatan bagi semua member milis untuk
menulis dengan tema: “Psikologi dan ...”. Pada ...
(titik-titik) anda bisa mengisi sesuai concern anda.
Misalnya: Psikologi dan Seni, Psikologi dan Tarot,
Psikologi dan Kedokteran, Psikologi dan Pineal
Re-Programming, terserah anda. Namun, dalam menyusun
tulisan, dua kriteria berikut harus bisa tercermin
dalam tulisan anda:

* Tulisan-tulisan anda harus mencerminkan suatu
PSIKOLOGI ALTERNATIF yang memang membedakan dan
menawarkan hal lain di luar psikologi yang berkutat di
ruang-ruang konbseling atau pertukangan alat tes.
Dunia psikologi Indonesia menghadapi persoalan besar
dalam hal ini, karena pendidikan psikologi memang
hanya diarahkan pada ruang-ruang konseling dan
penggunaan alat tes. Lulusan S-1 yang kurang lebih
telah kuliah empat tahun, setelah lulus terbatasi oleh
tidak dimilikinya lisensi untuk melakukan konseling
dan menggunakan alat tes jika tidak melanjutkan ke
magister. Ironisnya, magister pun yang lulusannya
bergelar master psikologi, sebenarnya hanya sebatas
memperoleh “mastery” (yang ditandai dengan lisensi)
dalam ruang-ruang konseling dan alat tes. Dengan
kriteria mencerminkan psikologi alternatif, tulisan
yang dimuat dalam antologi Psikologi Transformatif
dapat membantu memperluas wawasan dunia psikologi
dengan hadirnya sejumlah alternatif. (Apalagi jika
yang menulis adalah orang di luar pendidikan
psikologi, akan membuka mata bahwa psikologi itu
kontekstual dalam kehidupan bukan dalam ruang
konseling dan alat tes)

* Tulisan-tulisan anda harus mencerminkan PSIKOLOGI
YANG BISA MENGAKOMODASI KEMAJEMUKAN DALAM KEHIDUPAN
MANUSIA. Mengapa kemajemukan? Penerimaan terhadap
kemajemukan adalah sebuah persoalan yang tak hanya
berimbas pada humanitas, namun juga lebih jauh pada
kesemenaan yang merugikan. Orang seenaknya
mendefinisikan orang lain sebagai “A”, sebagai “B” dan
membuat keputusan semena terhadap orang tersebut atau
menggeneralisasikan pada populasi yang lebih luas
hal-hal yang semestinya hanya kontekstual dengan ciri
populasi tertentu. Dalam konteks kehidupan, kita bisa
melihat persoalan kemajemukan banyak terjadi, tak
hanya di ruang-ruang konseling psikologi atau
penggunaan alat tes, tapi juga pada kehidupan
bermasyarakat, ke-bangsa-an (lihat kasus RUU
Pornografi yang tak bisa mengakomodasi kemajemukan
Nusantara, lihat berbagai pertikaian etnis dan agama,
lihat peraturan yang mempersulit orang menikah antar
agama, lihat cara/sistem pendidikan kita dan banyak
lagi). Dengan demikian tulisan yang dimuat dalam
antologi Psikologi Transformatif turut memberi
sumbangan pemikiran bagi persoalan yang kontekstual
pada bangsa ini.

Lakukan analisis terhadap persoalan yang kontekstual
dengan kehidupan dalam perspektif psikologi yang anda
pahami. Berteorilah dan berargumenlah dengan teori
itu. Seberapa kuat bangunan teori itu, tergantung
sejauh mana teori itu mampu dikontekstualisasikan
dalam realitas. Ingatlah bahwa berteori berbeda dengan
“memajang teori”. Jadi, anda tak perlu harus terpaku
dengan teori-teori yang sudah ada dan hanya memamah
teori-teori itu semata. Sekali lagi, bagaimana anda
berteori dan berargumen itulah yang penting.

Tujuannya dari ajang ini adalah, membuka kesadaran
akan adanya cakrawala yang luas bagi penerapan
psikologi. Pembuktiannya terletak pada seberapa banyak
alternatif yang bisa muncul dari tulisan-tulisan para
member milis. Bahkan pada ajang inipun terbuka sebuah
kemungkinan bahwa orang-orang non-pendidikan
psikologi, bisa jadi justru mampu menyajikan sebuah
kontekstualisasi kehidupan psikologi secara lebih
genuine.

Kami akan menyeleksi dan memilih SETIDAKNYA 3 TULISAN
TERBAIK. Bagi yang terpilih akan mendapat imbalan uang
Rp. 300.000,- dan tulisan tersebut diterbitkan dalam
antologi tulisan Psikologi Transformatif. Sangat
mungkin tulisan yang terpilih lebih dari tiga, jika
memang kami memiliki alternatif untuk itu. Namun,
tetap ada pertimbangan batasan dari kami dalam
menentukan jumlah tulisan yang terpilih, karena
menyangkut keterbatasan anggaran dalam penyediaan
imbalan.



Tatacara mengikuti:

* Member yang ingin mengikuti HARUS MEMPOSTING TULISAN
YANG DIIKUTKAN PSIKOLOGI TRANSFORMATIF AWARDS ke salah
satu, antara Milis Psikologi Transformatif atau Milis
R-Mania. Ini berarti, peserta harus terdaftar sebagai
member di salah satu dari kedua milis tersebut. Bagi
member di luar kedua milis tersebut yang ingin
mengikuti, diharuskan menjadi member Psikologi
Transformatif atau R-Mania terlebih dulu. (Untuk
bergabung klik alamat berikut: Psikologi
Transformatif:
http://groups.yahoo.com/group/psikologi_transformatif/join
dan R-Mania:
http://groups.yahoo.com/group/R-Mania/join )

* Tulisan yang diposting di milis, harus dalam bentuk
inline text, bukan dalam bentuk attachment. Sehingga,
tulisan itu juga bisa ditanggapi, didiskusikan,
dikritik dan dijadikan pembelajaran bagi anggota milis
lain.

* Selain memposting dalam bentuk inline text ke milis,
peserta juga diharuskan memposting data diri (nama
asli, identitas diri, foto diri, nomor yang bisa
dihubungi, alamat lengkap) beserta attachment tulisan
yang dilombakan dalam file MS Word ke e-mail:
[EMAIL PROTECTED] Tulisan yang hanya
diposting secara inline text ke milis, tanpa
memposting attachment ke [EMAIL PROTECTED],
tidak disertakan dalam award.

* Peserta boleh mengirimkan lebih dari satu tulisan
untuk memperbesar peluang menang. Namun, hanya satu
peserta yang dapat memenangkan award melalui satu
tulisan.

* Tulisan sudah diposting dalam bentuk inline text di
salah satu milis (R-Mania atau Psikologi
transformatif) serta dikirim attachment dalam bentuk
MS Word ke e-mail: [EMAIL PROTECTED]
SELAMBAT-LAMBATNYA PADA TANGGAL 30 APRIL 2006.

* Peserta harus masih tercatat sebagai anggota salah
satu milis ketika pengumuman pemenang. Jika peserta
sudah tidak menjadi anggota dari salah satu milis
(antara R-Mania atau Psikologi Transformatif), maka
hak sebagai pemenang akan dibatalkan.



Kriteria penilaian:

* Kode 1 : Kesesuaian dengan kriteria
* Kode 2 : Orijinalitas Pemikiran
* Kode 3 : Pernyataan/Perumusan Masalah
* Kode 4 : Manfaat
Praktis/Empirik/Saintifik/Kontekstualisasi
* Kode 5 : Kemampuan teoritisasi/konseptualisasi
* Kode 6 : Elaborasi dan Penarikan Kesimpulan
* Kode 7 : Penulisan/Penuangan
* Kode 8 : Prospek pemikiran dari penulis
(Note: aspek yang dinilai diberi skore 40 – 90)



Penilai:

* Dr. Edy Suhardono (Direktur Insitut Ilmu Sosial
Aternatif (IISA), Peneliti, penggagas Simposium
Psikologi Transformatif)

* Audifax (Peneliti di Institut Ilmu Sosial Alternatif
(IISA), Penulis, pengelola milis Psikologi
Transformatif dan R-Mania, Penulis buku “Mite Harry
Potter”)

* Alfathri Adlin (Editor Pelaksana Jalasutra,
Koordinator Forum Studi Kebudayaan (FSK) – ITB,
Kontributor tetap pada suplemen kampus Harian Pikiran
Rakyat, Direktur PICTS)



Ketiga penilai, tidak diperkenankan mengikutsertakan
tulisannya dalam Psikologi Transformatif Award.

Keputusan juri tidak dapat diganggu gugat.

Detil angka penilaian akan diumumkan sebagai bentuk
masukan terhadap kelebihan dan kekurangan
masing-masing tulisan.




Pesan layanan masyarakat ini disebarluaskan di
berbagai maillist oleh maillist Vincent Liong (
http://groups.yahoo.com/group/vincentliong/join )
sesuai dengan email asli yang ditulis sendiri oleh
pihak panitia PSIKOLOGI TRANSFORMATIF AWARD 2006 di
LINK:
http://groups.yahoo.com/group/vincentliong/message/14800
http://groups.yahoo.com/group/psikologi_transformatif/message/5868
http://groups.yahoo.com/group/psikologi_transformatif/message/5795
http://groups.yahoo.com/group/R-Mania/message/1945
http://groups.yahoo.com/group/R-Mania/message/1925

Pertanyaan tentang PSIKOLOGI TRANSFORMATIF AWARD 2006
dapat ditanyakan melalui email:
[EMAIL PROTECTED] 

Send instant messages to your online friends
http://au.messenger.yahoo.com

Send instant messages to your online friends http://au.messenger.yahoo.com


posting : psikologi_net@yahoogroups.com
berhenti menerima email : [EMAIL PROTECTED]
ingin menerima email kembali : [EMAIL PROTECTED]
keluar dari milis : [EMAIL PROTECTED]
----------------------------------------
sharing artikel - kamus - web links-downloads, silakan bergabung di http://psikologi.net
----------------------------------------




YAHOO! GROUPS LINKS




Kirim email ke