KomPati Combats Monopolis

Balasan Sdr. Juswan Setyawan kepada sdr.Tan di
maillist:
http://groups.yahoo.com/group/vincentliong/message/16371
http://groups.yahoo.com/group/psikologi_transformatif/message/8357

Sdr. Tan yang sedikit disoriented,

Hidup ini adalah suatu permainan (life is just a game;
so know the rules of the game)  dan manusia itu juga
adalah "homo ludens" atau manusia yang senang
bermain-main. Dr. Eric Berne juga menyatakan bahwa
manusia itu menghabiskan waktunya untuk 4 hal yaitu
Work - Ritual - Intimacy - Pastimes.  Jadi jangan
serius melulu kalau mau panjang umur.  Ada waktu
serius untuk kerja atau studi, ada waktu untuk doa
atau sembahyang, ada waktu untuk pacaran atau
bemesraan sekesek tetapi sediakan waktu juga untuk
bermain-mian.

Menurut Vincent studi atau kuliah itu sangat
membosankan. Bahkan ada yang menganggap Universitas
itu semacam "lembaga pseudo-keagamaan" yang memiliki
mithos, kitab suci, nabi, hirarki, upacara, lagu suci,
hukum, ikon dsb. Lihat saja umpamanya upacara wisuda -
bukanlah semuanya seperti upacara keagamaan klasik,
dosen-dosen pakai toga, pakai topi kebesaran, pakai
tongkat kebesaran, sambil menyanyikan lagu hymne
civitas academica dalam bahasa Latin - yang iris
kuping gue kalau ada satu mahasiswa yang paham
artinya... dsb.  Jadi mengapa sekolah atau studi juga
tidak boleh dijadikan semacam pastimes atau suatu
game... supaya enak buat dijalani dan ditelan pahitnya
karena diberi bersalut gula (sugar coated bitter
pills)...

Anggaplah kita sedang main play station
perang-perangan. Perang melawan Sistem Pendidikan yang
kaku. Perang melawan Establishment. Perang melawan
Monopoli suatu bidang ilmu pengetahuan tertentu, entah
itu psikologi, kedokteran, farmasi, sastra, filsafat,
ekonomi, hukum, manajemen, komunikasi, sosiologi,
politik atau sebutkan studi apa sajalah. Perang
melawan Asosiasi ini itu yang merasa paling berhak
membuat aturan - bahkan seburuk apapun - dalam suatu
bidang tertentu tersebut.

Kalau ada peperangan tentu ada kawan dan lawan dan ada
penggalangan kekuatan serta perlawanan mati-matian
dari pihak yang merasa institusinya terancam atau
oknum yang terganggu "comfort zone" yang selama ini
dinikmatinya.  Dulu sewaktu kami kuliah dan ketemu
seorang dosen killer, kalau ia memutuskan kita harus
mengulang satu tahun, maka kami hanya bisa menurut
saja dan menganggur satu tahun... memboroskan uang
kiriman orang tua dan waktu dengan sia-sia hanya
karena kediktatoran dosen killer tersebut. Siapa
berani melawan mereka?  Bersuarapun kami tidak berani.

Sekarang zamannya sudah berubah. Seorang mahasiswa
'geblek bin ndablek'  dengan indeks prestasi 0.5 bisa
saja menemukan metode pengembangan psikologi terapan
yang multi-tasking sehingga orang kemudian
bertanya-tanya:  Kalau bisa begitu, lalu untuk apa
lagi kuliah psikologi capek-capek kalau sesudah
tamatpun mereka tidak boleh praktek sebagai psikolog
dan cuma bisa jadi calon klerk - dan kalau bisa KKN -
menduduki posisi Manajer HRD bersaingan dengan para
lulusan Fakultas Hukum yang melek undang-undang tetapi
buta dan yang pengetahuan psikologinya - tidak ada
tai-tainya ?

Maka dalam main perang-perangan itu maka diadopsilah
Ilmu Samurai dari tokohnya yang ichi-ban (nomor satu)
yaitu Musashi Miyamoto dari perguruan Ni Ten Ichi Ryu
(Dua Langit Satu Sekolah) dengan memakai 5 strategi
dasar yang dituangkan dalam 5 bukunya: Kaze no maki;
Hi no maki; Mizu no maki; Chi no maki; Kaze no maki;
dan Ku no maki.

Kita semua sepakat bahwa Vincent pantas jadi
ikon/maskot Musashi Miyamotonya, atau seperti tokoh
yang sangat dikaguminya yaitu Kim Il Sung seorang
"benevolent dictator" dari Korea Utara yang dicintai
oleh semua rakyatnya tetapi paling dibenci oleh
Amerika. Berikan saja kepada Vincent apa yang
disukainya - dan ia memang paling suka menjadi
simulacra Kim il Sung.

Kita juga sepakat memakai strategi marketing yang lagi
in dan sangat ampuh yaitu MLM dan sistem franchising
untuk mengembangkan Komunikasi Empati supaya cepat
berkembang biak menurut deret ukur - di luar pandemi
lewat virus "flu monyet" Koshima - semuanya tanpa
biaya promosi yang berarti.
Walaupun sistem MLM itu sangat 'vicious' dari sononya
karena "yang sukses ditunjang oleh massa yang belum
sukses" tetapi sistem itu tetap akan bertahan untuk
selamanya dan sukar dikalahkan.

Begitu pula dengan Komunikasi Empati kita tidak
mengenal Hak Patent atau Hak Pencipta, maka semua
boleh mengutip atau mempelajarinya dengan bebas. Siapa
saja boleh mengarang menurut kemampuan, latar belakang
studi, maupun latar belakang "collective memory"nya
masing-masing.  Tidak ada yang menggugat atau digugat.
Tidak seperti dalam ilmu pengetahuan lewat kelembagaan
di mana anda dilarang bicara apapun - misalnya bicara
soal konseling psikologis kalau anda bukan psikolog,
atau bicara apapun soal penyembuhan allopatik kalau
anda bukan dokter.  Dilarang menafsirkan ayat kalau
anda bukan sekolah teologi atau spesialis
hermeneutika, dsb.  Dalam Komunikasi Empati yang
diukur ialah tingkat keberhasilan dan tingkat
kepraktisan, dan tidak ditanyakan anda dulu bidang
studinya apa atau gelar anda ada berapa deretan, sudah
S3 atau S7.

Dalam komunikasi Empati yang dibutuhkan hanya
spontanitas, kepolosan hati, ego-less love, tiada cita
muluk-muluk, selalu mau menolong orang lain yang
kesusahan, kekompakan, kesetiakawanan.  Semuanya itu
terdapat pada "sifat dasar seorang anak kecil".  Anak
kecil itu otaknya tidak canggih; otak kirinya belum
dijejali sampah bermacam-macam ilmu yang belum tentu
berguna bagi hidupnya kelak. Maka anak kecil sangat
mudah diajari Komunikasi Empati; tetapi mengajari
seorang tamatan universitas relatif lebih sulit karena
ia terbiasa berkutat pada otak kirinya yang sangat
kritis.  Anak kecil mana ada yang kritis macam-macam.
Maka Injil mengatakan bila seseorang tidak dapat
"memiliki sikap dasar seorang anak kecil", maka ia
tidak akan bisa memasuki kerajaan sorga. Betapa aktual
dan nyatanya kebenaran ayat itu bila dihubungkan
dengan praxis Komunikasi Empati.

Maka kitapun mengajak banyak orang untuk ikut bermain.
Mereka yang selama ini hanya mampu memakai kemampuan
otak kirinya, sekali berkenalan dan telah mampu
memakai otak kanannya juga, (telah direkonstruksi) ia
lalu menjadi tidak puas hanya mampu bersikap kritis
yang buta, tetapi mulai bersikap yang lebih balanced.
Tidak lagi percaya buta-tuli bahwa di dunia ini hanya
ada proposisi biner atau pilihan ganda hitam atau
putih; di mana yang putih ngotot akan keputihannya dan
yang hitam ngotot dengan kehitamannya.  Bukankah kita
sudah mengalami pahit-getirnya pertikaian
berdarah-darah model hitam putih di Ambon, Poso yang
bermetamorfosa menjadi proposisi biner kelompok merah
dan kelompok putih?  Namanya saja bunyinya lain,
tetapi bukankah substansinya sama saja. Begitu pula
banyak proposisi biner lainnya - seperti Pro APP dan
Anti APP.  Terakhir ini masih timbul kegilaan baru
juga dengan proposisi PRO UN dan ANTI UN.

Komunikasi Empati sudah muak dengan semuanya itu yang
ternyata hanya mampu "melarut-larutkan konflik" tetapi
sama sekali tidak berdaya sama sekali untuk "mengatasi
persoalan" sehingga akibatnya segala sesuatu menjadi
semakin rumit dan kacau di segala bidang.  Dalan hal
korupsi juga sama bukan?  Anda atau kelompok Ikut
korupsi atau Anti korupsi tetapi sementara itu
korupsinya sendiri marak terus - bahkan sampai ke
lembaga KPK yang seharusnya menjadi ujung tombak
menghadapi korupsi bukan?

Maka dari itu sdr. Tan daripada bingung bin bengong
bukankah mendingan ikutan main Play Station terbaru
"KomPati Combats Monopolis".  Ha ha ha...

Mang Iyus 

Send instant messages to your online friends
http://au.messenger.yahoo.com 

Send instant messages to your online friends http://au.messenger.yahoo.com 


posting : psikologi_net@yahoogroups.com
berhenti menerima email : [EMAIL PROTECTED]
ingin menerima email kembali : [EMAIL PROTECTED]
keluar dari milis : [EMAIL PROTECTED]
----------------------------------------
sharing artikel - kamus - web links-downloads, silakan bergabung di 
http://psikologi.net
---------------------------------------- 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/psikologi_net/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke