Dalam minggu ini saja ada dua stasiun televisi akan
menayangkan dokumenter tentang ilmu kompatiologi yang
dibuat oleh non akademisi tanpa ketergantungan pada
subsidi pemerintah atau lembaga tertentu, tanpa hak
paten, tanpa hak cipta, sertifikat, ijasah, dlsb.
Dokumenter tsb dibuat untuk konsumsi orang awam yaitu
pemirsa televisi.

* Kick Andy di Metro TV ; topik: Fenomena Indigo
Ditayangkan pada Kamis, 8 Maret 2007 jam 22.30 WIB
tayang ulang pada Minggu, 11 Maret 2007 jam 15.05 WIB.
* Fenomena di Trans7 ; topik: Indigo
Ditayangkan pada Senin, 5 Maret 2007 jam 23.30

-> dan akan menyusul dokumenter-dokumenter
kompatiologi yang sedang/akan dibuat… menyusul di
tema-tema yang bisa berbeda: Politik, Ekonomi,
Psikologi, 'AI'(Artifisial Intelejen), dlsb


Mengapa orang mendokumenterkan Kompatiologi, tetapi
jarang & sulit orang mendokumenterkan resep
ilmupengetahuan sosial yang resmi untuk konsumsi orang
awam? 

Ada dua analogi yang saya akan gunakan di tulisan ini:
Operating Sistem & Program. Operating Sistem bertugas
mengatur lalulintas informasi antara masukan (input)
dan keluaran (output). Contoh; Dos, Windows, Linux,
dlsb. Sedangkan Program adalah kumpulan perintah yang
memanipulasi data input untuk menghasilkan output yang
diinginkan. Maka sebuah operating sistem bisa memiliki
banyak variasi program yang bisa saja dipilih untuk di
jalankan, tetapi tidak terikat pada satupun program
karena sifat operating sistem adalah pengaturan
lalulintas informasi bukan pemodelan / pem-pattern-an
/ penyeragaman kegiatan input, proses & output.

Ilmupengetahuan sosial yang resmi yang ada saat ini
sifatnya program. Program adalah kumpulan perintah
yang memanipulasi data input untuk menghasilkan output
yang diinginkan yang hanya bekerja pada kondisi ideal
tertentu. Salah satu contoh program adalah resep
memasak ayam goreng Mc D. Ketika seseorang sudah tahu
cara memasak ayam goreng Mc D, maka untuk memasak ayam
goreng lain saja, misalnya ayam goreng Kentucky orang
tsb harus belajar dari nol tentang prosedur yang telah
dipatenkan. Apalagi kalau orang tsb mau belajar
memasak nasigoreng atau mau belajar memasak bulgogi.
Tentu berapa kali orang tsb harus mengulangi belajar
dari nol untuk setiap ‘resep’(program) tertentu yang
spesifik tsb dan tetap tidak memahami hubungan antara
resep yang satu dengan yang lain. Maka dari itu dalam
ilmupengetahuan sosial resmi selalu ada batas yang
jelas antara orang yang ahli pada bidang spesifik
tertentu dan yang orang awam. 

Masalah terparah dari ilmupengetahuan yang bersifat
program adalah; Meskipun ketika anda mendaftar untuk
masuk sebuah fakultas jurusan tertentu anda dijanjikan
akan mengerti secara keseluruhan bidang di jurusan
yang anda pilih ketika lulus sesuai dengan nama
jurusannya, tetapi tidak satupun ilmupengetahuan
sosial resmi bersifat operating sistem, sehingga tidak
satupun ilmupengetahuan resmi mengajarkan program apa
yang harus dipilih at the present time ketika
menghadapi sebuah masalah yang sifatnya unik
(costumize), atau membuat program baru untuk
menyelesaikan masalah tsb. Maka dari itu seperti
memilih buku masakan, fakultas dibagi menjadi fakultas
psikologi, fakultas antropologi, fakultas sosiologi,
fakultas ekonomi, fakultas hukum, dlsb. Fakultas
psikologi sendiri masih dibagi banyak seperti;
psikologi industri dan organisasi, psikologi
pendidikan, psikologi klinis, dlsb. 

Kalau kita analogikan negara ‘RRT’(Republic Rakyat
Tionghoa). RRT memilih kebijakan ekonomi dengan
mengusahakan produksi dengan biaya serendah-rendahnya.
Setelah kebijakan ekonomi tsb dilakukan, maka RRT
harus mengubah posisi dengan memperhatikan kebijakan
politik yaitu mengubah politik yang tertutup menjadi
politik tangan terbuka agar menarik para investor
masuk. Setelah para investor masuk maka yang perlu
dikhawatirkan adalah kalau para investor membeli lahan
di RRT secara membabibuta untuk dijadikan pabrik, maka
dari itu pemerintah membuat kebijakan pajak yang
tinggi bagi investor asing yang memiliki lahan / tanah
di RRT dan larangan pengajuan pembelian tanah yang
baru oleh investor asing. Dan seterusnya, dan
seterusnya… (Contoh penerapan operating sistem)

Inilah masalah yang membuat kenyataan bahwa jarang
pengusaha yang benar-benar sukses adalah lulusan
universitas. Banyak ahli seni dan budaya lulusan
universitas tetapi tersaingi oleh seniman yang non
sekolahan. Banyak ahli sosial, politik, dan ekonomi
tetapi tidak mampu memberikan penyelesaian atas
masalah sosial, politik, dan ekonomi yang terjadi di
masyarakat. Paling-paling yang bisa dilakukan para
ahli sosial, politik, ekonomi adalah kompalin
kalau-kalau realitasnya tidak seperti ‘kondisi ideal’
(resep / program) yang diajarkan di bangku sekolah,
baik komplain dengan tulisan atau berdemonstrasi.
Kalau sukses menjadi pejabat, sadar bahwa norma yang
diajarkan di kelas berbeda dengan yang berlaku di luar
ruang kelas, maka melepas norma. Tetapi timbul masalah
baru yaitu tidak punya kontrol atas diri sendiri
sehingga mengulangi kesalahan para pejabat yang dulu
dia kritisi saat menjadi mahasiswa.


Mengapa orang mendokumenterkan Kompatiologi, tetapi
jarang & sulit orang mendokumenterkan resep
ilmupengetahuan sosial yang resmi untuk konsumsi orang
awam? 

Kompatiologi adalah ilmu yang sifatnya operating
sistem. Operating Sistem bertugas mengatur lalulintas
informasi antara masukan (input) dan keluaran
(output). Contoh; Dos, Windows, Linux, dlsb. Maka
sebuah operating sistem bisa memiliki banyak variasi
program yang bisa saja dipilih untuk di jalankan (atau
bahkan tidak memiliki program samasekali, jadi membuat
program seperlunya hanya saat ada masalah spesifik
yang harus dihadapi), tetapi tidak terikat pada
satupun program karena sifat operating sistem adalah
pengaturan lalulintas informasi bukan pemodelan /
pem-pattern-an / penyeragaman, penormaan kegiatan
input, proses & output. 

Karena sifatnya operating sistem, maka tidak ada norma
/ program / resep yang perlu dihafalkan, juga tidak
ada konseling (nasehat-menasehati) saat belajar
kompatiologi. Belajar / install kompatiologi hanya
perlu mengikuti SOP (Standart Operating Prosedur) yang
baku ala Kompatiologi. Proses installnya bisa
dilakukan siapa saja yang pernah belajar Kompatiologi,
baik yang berpengalaman atau yang belum berpengalaman,
seperti kita menginstall windows di komputer. Jadi
tidak ada istilah awam tidak awam. 

Bagian yang membutuhkan ahli yang berpengalaman hanya
untuk pengawasan dan repair operating sistem, bilamana
terjadi masalah pada kerja operating sistem pengguna
kompatiologi. Ini karena pemahaman tentang sistem
kompatiologi dipahami berdasarkan pengalaman, jam
terbang dari programmer. Dalam kompatiologi,
programmer harus menjaga jarak dengan pengambilan
keputusan dari pengguna kompatiologi seperti peran
programmer komputer yang tidak berurusan dengan file
yang disimpan / diproses di komputer.


Bilamana di masa yang akan datang ilmupengetahuan
resmi mau melepaskan diri dari norma(keterikatan /
keyakinan) akan resep(program) yang diyakini, dan
mengubah paradigmanya untuk mulai membuat penelitian
yang proses pengambilan keputusan manusianya bersifat
mekanis, seperti manusia menerapkan ‘AI’(Artifisial
Intelegent) pada komputer & mesin, baru nanti
ilmupengetahuan sosial resmi bisa mendidik orang yang
mampu beradaptasi pada keadaan yang at the present
time, tidak sekedar menjadi tukang koreksi / polisi
norma belaka. 

Mengapa harus meniru mesin, yang meniru kerja proses
pengambilan pada keputusan manusia? Karena pendidikan
ilmupengetahuan resmi saat ini telah menghilangkan
kemampuan manusia untuk melakukan hal tsb yang
sebenarnya ada ketika si manusia belum bersekolah.
Sehingga manusianya sudah kalah canggih dari mesin.
Maka dari itu peneliti kompatiologi harus tetap bodoh
seperti binatang, yang tidak terbunuh kemampuan
adaptasinya oleh pendidikan yang mendidik manusia yang
pintar karena mampu menjadi alat intepreter benar atau
salah.

Bilamana ini telah terjadi, maka seperti kompatiologi;
resep ilmupengetahuan resmi bisa didokumenterkan untuk
konsumsi orang awam? Jadi tidak ada perbedaan jelas
antara awam dan ahli.


Ttd,
Vincent Liong




Konsep mempelajari konsep akan menghasilkan konsep.
Ilmu yang fokus pada kebenaran berakhir dengan
keyakinan bukan solusi.
Ilmu di ruang kelas berakhir di ruang kelas. 
Sukses di ruang kelas hanya berakhir sampai kita
keluar kelas.
Ilmu di ruang kelas selalu tidaksamadengan ilmu di
luar kelas.

Maka dari itu Kompatiologi yang merupakan ilmu di luar
kelas dapat dilihat melalui Proyek Percontohan
Kompatiologi ala Komunitas Pengusaha di Bandung. 
Update terakhir, Project Kompatiologi cabang Bandung
sudah siap untuk menjadi Pilot Project (Proyek
Percontohan) untuk penerapan Kompatiologi ke komunitas
Pengusaha. Jadi kalau ada komunitas pengusaha di
berbagai provinsi di Indonesia maka bisa mengirimkan
wakil sebagai pemantau untuk mengunjungi percontohan
project Kompatiologi cabang Bandung dan melihat
sendiri result yang sudah dihasilkan sebelum
menerapkan Kompatiologi di Komunitas Pengusaha di
kotanya. Untuk mengetahui proyek Percontohan Penerapan
kompatiologi ke Komunitas pengusaha hubungi
Kompatiologi cabang Bandung. Mohon maaf bahwa dalam
menghubungi Kompatiologi cabang Bandung anda hanya
dapat menghubungi anggota ring terluar dari komunitas
tsb, baru dari ring terluar tsb anda disambungkan
kepada anggota ring yang ‘lebih tinggi’(eksklusif).

Contact Person Kompatiologi
cabang JAKARTA: Adhi Purwono 021-68812660, Ondo Untung
08128599710, Cornelia Istiani 081585228174 &
021-68358037, Juswan Setyawan 08159162193, Vincent
Liong 021-70006775, 021-98806892, 08881333410,
021-5482193, 021-5348567, cabang BANDUNG: Omen
022-70108828 & 08157179292, cabang PURWOKERTO: Bimo
Wikantiyoso 0816746770 & 08888405843.

Note: Kompatiologi tidak memiliki badan kelembagaan
yang resmi, kantor yang resmi, dlsb. Para praktisi
baik itu: Pendiri kompatiologi (Vincent Liong), Guru
Besar / Sesepuh Kompatiologi, Donatur tetap
Kompatiologi, Guru bagian menjelaskan teori dan
aplikasi, Bagian publikasi, Jaringan pekerja-pekerja
tukang dekon, dlsb semuanya memiliki latarbelakang
pekerjaan utama masing-masing dimana Kompatiologi
hanya sebagai pekerjaan sampingan atau hobi semata.
Segala sumbangan berupa uang atau barang kepada
kompatiologi sifatnya pribadi ke pribadi karena semua
penelitian dan pengembangan kompatiologi dilakukan
dengan inisiatif, biaya dan tenaga tiap peneliti dan
penggunannya sendiri-sendiri. Untuk hasil
penelitiannya digunakan sendiri atau dishare dengan
sesama pengguna kompatiologi.


=================================
Link maillist-maillist tempat diskusi Kompatiologi
=================================
http://groups.yahoo.com/group/vincentliong/
http://groups.yahoo.com/group/komunikasi_empati
http://groups.google.com/group/komunikasi_empati/about

http://groups.yahoo.com/group/psikologi_transformatif/
http://groups.yahoo.com/group/r-mania





Send instant messages to your online friends http://au.messenger.yahoo.com 

Kirim email ke