Terapi Indigo dengan Main Jelangkung ala Psikiatri
Dalam acara Kick Andy di Metro TV tanggal 8 Maret 2007 jam 22.30 yang akan ditayangkan ulang tanggal 11 Maret 2007 jam 15.05 yang bertema Indigo. Anda dapat melihat seorang anak bernama Jati yang mampu menulis karakter cina, kataknya karena dia reinkarnasi tentara cina. Jati sempat diminta memperagakan bagaimana dia menulis karakter Cinta tsb. Telah disiapkan kertas beralas benda keras semacam triplek dan sebuah spidol. Kalau anda teliti, cara memegang spidolnya berbeda dengan cara orang normal menulis. Posisinya agak menggantung, sehingga tidak terlalu terkontrol gerakannya. Jarak antara posisi tangan dan mata spidol tidak dekat seperti cara orang normal menulis. Lalu kontrol diri agak diturunkan hingga akhirnya tangan bergerak menulis sendiri. Cara ini biasa disebut dengan Hipnografi. Ada pula tampak ketika pihak Kick Andy mentayangkan review soal keseharian Jati. Selain soal foto aura di klinik, yang menarik adalah soal penggunaan media pendulum yang dicontohkan oleh Jati. Penggunaan pendulum dengan model spt itu biasa digunakan untuk membuat pertanyaan; entah itu mentanyakan yang sifatnya Yes or No, atau mencari letak lokasi tertentu pada peta. Contoh: Jika jawaban benar maka pendulum itu berputar atau kalau jawaban salah bergerak dua arah berlawanan. Nah, baik Hipnografi maupun permainan pendulum adalah bagian dari terapi ala Psikiatri yang katanya untuk anak Indigo yang disebut relaksasi. Dari kata dasarnya relax yang artinya tenang atau santai. Relaksasi berarti mensantaikan diri, menurunkan kontrol kesadaran atas diri. Baik tekhnik hipnografi dan permainanm pendulum erat kaitannya dengan permainan jelangkung yang lebih tradisional dan kuno, juga permainan wija board. Bedanya, kalau jelangkung ada boneka dari batok kelapa berambut ijuk dan membutuhkan ritual untuk memanggil roh, sedangkan kalau dalam hipnografi dan permainan pendulum yang menjadi medium adalah orangnya sendiri dan dengan menekan kesadaran maka roh / setan akan masuk sendiri tanpa diundang. Ada beberapa pendapat tentang cara ini. Bagi praktisi dan pihak yang biasa melatihkannya cara ini dianggap dapat membawa hal yang bersifat bawah sadar ke sadar. Tetapi lebih banyak pihak yang menganggap cara ini berbahaya karena secara tidak terkontrol pelaku kehilangan kontrol atas diri sendiri sehingga kemasukan roh, setan, dlsb yang ada di sekitar tempat bermain jelangkung. Nah, kalau anak dianggap Indigo atau yang orangtuanya risau karena malas sekolah, susah diatur, dlsb diterapi dengan cara diajarkan main hal-hal semacam ini, maka tentu saja hasilnya akan jauh lebih WAH (ajaib) dibanding anak Indigo yang asli, tetapi tidak diterapi apa-apa. Bayangkan, anak tsb akan sering sadar atau tidak sadar kemasukkan roh dan mampu bercerita tentang latarbelakang roh yang menguasainya. Apakah anda pernah nonton film jelangkung ?! Anda tahu ceritanya khan Nah, inilah mengapa kesan Indigo yang ditampilkan terutama adalah soal kemampuan melihat roh, membaca reinkarnasi, menulis seperti di permainan jelangkung, dlsb. Tetapi ya sudah lah, di realita pembodohan akan terus berlangsung selama masyarakat masih mudah dibodohi. Karena itulah Vincent Liong akan selalu mengkritisi selama tema Indigo untuk mengiklankan terapi yang mirip main jelangkung kepada para orangtua yang anaknya dilabel Indigo entah yang harus ditabrak adalah psikiatri bergelar dan berijasah yang menggunakan kepercayaan masyarakat dengan tidak bertanggungjawab, juga media cetak dan elektronik. Kalau saya bertanya ke mereka yang meliput: Apa mau anak mereka diterapi agar ahli bermain jelangkung? Apakah akan mau dan setuju?! Boro-boro akan nyambung dengan realita, ya tentu tambah aneh donk :) . Pertanyaan saya terakhir: Dimanakah Hati Nurani Anda ?! Ttd, Vincent Liong Send instant messages to your online friends http://au.messenger.yahoo.com