Penyaluran Bantuan Lamban
                 * Korban Gempa Masih Ada Yang Belum Terobati
                 By padangekspres
                       Jumat, 20-Februari-2004, 06:56:22 WIB8 klik


Padang, Padek—Kekhawatiran banyak pihak terhadap
lambannya penyaluran bantuan terhadap korban bencana
alam gempa bumi di Kabupaten Tanahdatar mulai menjadi
kenyataan. Pemkab Tanahdatar yang mengkoordinir
penyaluran bantuan melalui posko induk di Kantor Camat
Batipuh, dinilai lamban.



Terbukti, meski sudah dua hari kejadian, hingga masih ada
korban gempa menderita luka-luka memar, namun belum mendapat
obat-obatan apapun.


Kenyataan memprihatinkan tersebut dijumpai ketika rombongan
DPD Partai Golkar Sumbar bersama sejumlah wartawan mengunjungi
korban gempa yang terjadi Senin (16/2) malam di Jorong Guguak
Nyariang, Nagari Bungo Tanjuang, Kecamatan Batipuh,
Tanahdatar.


Jorong Guguak Nyariang termasuk salah satu, jorong yang cukup
parah terkena gempa tersebut. Dari pengakuan Wali Jorong,
Yulizar sebanyak 45 rumah dari 95 kepala keluarga (KK) di
jorong tersebut, mengalami kerusakan.


Yang menyedihkan, ketika rombongan pertama kali menemukan
tenda darurat berukuran 2 X 2 meter. Di dalam tenda tersebut
ditemukan Nia Andriani (15), pelajar SLTPN Sumpur yang
terbaring dengan lemas.


Nia tak bisa berdiri, apalagi berjalan, karena salah satunya
kaki mengalami luka memar yang cukup parah, tertimpa batu bata
reruntuhan rumahnya. Saat kejadian, menurut pengakuannya, Nia
sedang tertidur. Si bungsu dari lima bersaudara tersebut,
rumahnya roboh, bersamaan dengan rusak parahnya Masjid Nur
Akmal yang terletak di sampingnya.


Nia mengaku, hingga kemarin ia belum mendapat obat-obatan
apapun. Petugas Puskesmas atau Dinas Kesehatan belum ada yang
mendatangi mereka. ”Baru sore ini rencananya dengan saya akan
pergi berobat. Itu pun kalau, masyarakat sekitar mau menolong
mengangkat Nia dengan tandu,” ujarnya berkaca-kaca.


Tak hanya Nia, hal yang sama juga diakui, Yet (27). Ibu tiga
anak ini, rumahnya yang baru ditempati sekitar dua bulan
hancur total. Bahkan salah seorang putranya masih dirawat di
RSUD Padangpanjang, karena tertimpa saat gempa. Dibanding Nia,
Yet lebih beruntung, saat menjaga anaknya di RSUD
Padangpanjang, ia bertemu langsung Gubernur Zainal Bakar.
”Saat itu, gubernur spontan memberi uang Rp250 ribu. Sementara
bantuan dari Posko, baru berupa mie dan beras sebanyak dua
karung kecil, ukuran 25 kilogram. Bantuan beras dan mie itu
kami masak bersama-sama pada dua tenda yang dijadikan dapur
umum,” ujar Yet didampingi Wali Jorong, Yulizar.


Pengakuan dua korban tersebut langsung menyentuh rombongan DPD
Golkar Sumbar yang dipimpin Zailis Usman (wakil ketua)
didampingi Irdinansyah Tarmizi (sekretaris umum). Zailis Usman
secara simbolis menyerahkan beberapa dus mi instan, sebagai
tindak lanjut bantuan dari DPP Golkar yang telah diserahkan ke
Wabub Tanahdatar di Posko Utama. DPP Golkar sendiri memberikan
bantuan berupa empat ton beras ditambah 400 dus mi instan,
serta dari Ketua Umum DPD Golkar, H Leonardy Harmaini dan
keluarga berupa 100 zak semen. Kemudian Irdinansyah merogoh
koceknya, dan mengeluarkan uang Rp500 ribu untuk para korban
di Guguak Nyariang ini.


Menumpuk

Kenyataan di Guguak Nyariang tersebut bertolak belakang dengan
kenyataan di Posko utama di Kantor Camat Batipuh. Di Kantor
Camat tersebut terlihat tumpukan mie instan, beras, dan
obat-obatan. ”Belum juga disalurkan,” tanya Zailis Usman
didampingi Irdinansyah Tarmizi serta sejumlah Caleg Golkar,
seperti Hendra Irwan Rahim, Hilma Hamid, Sueb Karseno, saat
menyerahkan bantuan secara simbolis ke Wabup Tanahdatar, Drs
Masnefi. Masnefi menyatakan, bantuan tersebut dikumpulkan
dengan tujuan agar terkoordinir dan merata dalam
penyalurannya.


Seluruh bantuan dikumpulkan di posko utama, kemudian
disalurkan ke posko pengendali di setiap nagari, dan posko
utama di setiap jorong. Bantuan diserahkan berdasarkan laporan
dan data dari wali jorong dan wali nagari. ”Tujuannya agar
bantuan benar-benar sampai pada yang berhak, tidak tumpang
tindih, serta merata. Jangan sampai terbentuk opini yang
macam-macam,” ujar Wabup Masnefi.


Namun demikian, ketika Padang Ekspres bertanya petugas yang
mencatat data bantuan yang telah diterima, petugas tersebut
mengaku belum tahu berapa total bantuan yang diterima. ”Kami
belum menghitung, termasuk bantuan-bantuan yang diserahkan
langsung ke masyarakat,” ujarnya.


Kurang Peka

Di sisi lain, pemerintah daerah baik di tingkat provinsi
maupun di kabupaten dinilai kurang memiliki kepekaan terhadap
para korban musibah gempa bumi yang terjadi di beberapa
kecamatan di Kabupaten Tanah Datar. Dalam kondisi emergency,
seyogianya dibutuhkan tindakan cepat dan spontanitas dari
pemerintah dalam menyalurkan bantuan kepada para korban gempa
bumi di lokasi gempa tanpa perlu adanya birokrasi yang
berbelit.


Pernyataan itu dilontarkan tokoh masyarakat Kabupaten
Tanahdatar, Erizal Effendi SH, yang juga anggota DPRD Sumbar
kepada Padang Ekspres di Padang kemarin. Sebagai masyarakat
daerah tersebut, ia merasa kecewa terhadap lambannya tindakan
yang diambil oleh pemerintah dalam menyelamatkan ribuan korban
gempa bumi yang kini hidupnya memprihantinkan di tenda-tenda
darurat.


”Dalam kondisi emergency seperti itu tidak perlu
birokrasi-birokrasian atau membentuk kepanitiaan-kepanitiaan
dalam memberikan bantuan kepada para korban gempa bumi
tersebut. Para korban itu mendesak untuk diberikan bantuan
secepatnya. Mereka tidak bisa menunggu lama hanya lantaran
sistem birokrasi penyaluran yang dibuat pemerintah,” tukasnya.



Menurut Wakil Ketua DPW PAN Sumbar itu, seyogianya pemerintah
menetapkan skala prioritas dalam hal penanggulangan korban
bencana alam. Di samping tumpulnya kepekaan pemerintah,
keterlambatan penyaluran bantuan, terutama yang berupa makanan
dan tempat-tempat penampungan, ini juga menunjukkan lemahnya
manajemen penanggulangan bencana alam dari pemerintah.


”Seharusnya pemerintah memiliki skala prioritas dalam
memberikan bantuan kepada para korban gempa bumi tersebut.
Pemerintah harus bisa memilah mana yang butuh mendesak
penyalurannya dan mana yang sifatnya tidak butuh penanganan
yang cepat. Makanan contohnya, ini kan tidak bisa
ditunda-tunda penyalurannya langsung ke para korban gempa.
Bagaimana mungkin kebutuhan makanan hari ini kita tunda besok
penyalurannya karena alasan teknis dan lain sebagainya,” keluh
Erizal.


Erizal yang juga telah terjun langsung ke lokasi gempa dalam
beberapa sebelumnya, mengaku prihatin dengan kondisi para
korban gempa bumi yang hidup di tenda-tenda darurat di depan
rumahnya yang ambruk. Ia tidak menampik rasa kecewanya
terhadap lambannya penyaluran bantuan dari pemerintah. ”Para
korban itu rindu uluran tangan pemerintah, karena
pemerintahlah yang sebenarnya memiliki sumber daya untuk itu.
Sedangkan pihak-pihak lain, tentunya hanya bisa membantu
sesuai dengan kemampuanya masing-masing,” ungkapnya.


Ia juga meminta kepada pemerintah agar transparan dan penuh
keikhlasan dan rasa tanggung jawab dalam menyalurkan bantuan
tersebut kepada sasarannya, terutama mereka (petugas) yang
berada di lapangan. ”Dengan cuaca yang tidak menentu saat ini,
dikhawatirkan timbul wabah penyakit yang sewaktu-sewaktu bisa
saja menyerang para korban gempa yang hidup di tenda-tenda
tersebut. Karena itu, ini memang butuh tindakan cepat,”
ujarnya mengingatkan.


Terlepas dari itu, kekecewaan itu juga tujukannya kepada
Taufik Kiemas Dt Basa Batuah, first gentlemen RI selaku ninik
mamak nagari Batipuh. Ia mengharapkan kepada ninik mamak urang
Batipuah itu agar peduli dengan kondisi anak kemanakannya yang
kini menderita akibat digoncang gempa bumi. Seolah-olah, kata
Erizal, Taufik Kiemas lupa dengan tugas dan fungsinya sebagai
seorang ninik mamak yang pernah ia ikrarkan pada saat
penobatan glarnya 20 Desember 2003 lalu.


”Fungsi seorang ninik mamak itu harus mampu mengambil peran
seperti yang digambarkan dalam pepatah anak dipangku,
kamanakan dibimbing dan kampuang di patenggangan. Sikap inilah
yang seyogianya ditampilkan seorang ninik mamak yang baik.
Kalaupun tidak dalam bentuk materi, setidaknya harus ada pa
hantok tangih dari seorang ninik mamak tersebut,” demikian
pintanya.


Sementara itu, ketika dikonfirmasi kepada pemerintah provinsi
(Pemprov) Sumbar, Kepala Biro Humas, Yuen Karnova mengatakan
bahwa pihaknya telah menyalurkan bantuan beras sebanyak 2,5
ton untuk korban gempa bumi di Kecamatan Batipuh. Bantuan
beras itu, kata Yuen, diserahkannya dalam bentuk DO yang
diserahkan kepada Sekdakab Tanah Datar. (alt/nsr/haj)





Z Chaniago - Palai Rinuak -http://photos.yahoo.com/bada_masiak/


======================================================================
Alam Takambang Jadi Guru
======================================================================
Dompet RN untuak Gampo Gn Tandikek

BCA KCU Jkt Sudirman Rek No. 0350154469
Mandiri KCP Jkt RS Jakarta Rek No. 1220093036567

Kaduaanno ateh namo Darul Makmur.
Untuak mamudahakan identifikasi mohon kiriman ditigo angko
terakhir adolah 764 (RNG), jadi kalau Rp 100 rb dikirim
jumlah Rp. 100,764 atau Rp. 250 rb jadi Rp. 250,764.

_________________________________________________________________
Watch high-quality video with fast playback at MSN Video. Free! http://click.atdmt.com/AVE/go/onm00200365ave/direct/01/


____________________________________________________
Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
____________________________________________________

Kirim email ke