FYR, kami dari www.cimubak.com menampilkan artikel serial managerialship, bagi dunsanak yg berminat silahkan klik, saat ini serial kedua "kepastian dan ketidak pastian"
http://www.cimbuak.com/articles.php?lng=in&pg=402
Salam
Is, 34
www.cimbuak.com #kampuang nan jauah dimato dakek di jari#
Managerialship (2) Kepastian vs Ketidak
pastian
Oleh : S. Brotosumarto
Diposting di Mailing List UGM
(Disadur oleh Dewis Natra)
Agar tidak menghabiskan pulsa, seterusnya Leader(ship) saya
tulis L, Entrepreneur(ship) E dan Manajer/managerialship dengan
M
Kemarin kita telah simpulkan dan inventariskan sifat2 dasar M
:
1. Mampu memimimpin
2. Pintar dalam arti memiliki ability yang
dibutuhkan.
Kesamaan M & E : ke-dua2nya dalam posisi memimpin.
Beda M & E
1. E merintis, M
meneruskan & menyelesaikan.
2. E memikul
resiko, M tidak.
3. E memanfatkan,
mengexploitasi, menggalang, dll suday. M melaksanakan.
4. M mencari gaji, kedudukan, fasilitas, dll.
E mencari laba. Umumya E tidak begitu ambil pusing dengan pangkat &
kedudukan. Sesuatu yang penting bagi M.
Saya yaqin, kebanyakan dari anggauta milis bisa mengatasi persyaratan
kedua :
Pintar, walau mungkin tidak mudah. Yang sering gagal adalah dalam
hal kepemimpinan. Seorang yang mungkin sukses ketika bekerja sendirian atau
dengan sedikit orang, tiba2 kedodoran ketika harus memimpin ratusan orang. Atau,
dia menerapkan gaya kepemimpinan yang keliru. Ada organisasi yang harusnya
dipimpin dengan cara otoriter, mbalah dipimpin dengan gaya demokratis.
Kacau. Kepemimpinan adalah 'seni' yang sulit sekali diteorikan. Tidak
berarti tidak bisa dipelajari. Bisa. Kita harus nyontek kanan kiri, trial &
eror, serta berinteraksi sebanyak mungkin dengan kepemimpinan. Dari pada
awur2an, tidak ada salahnya kita mempelajari L. Sementara, kita tangguhkan dulu
bab kepemimpinan. Kita masih menginventarisasi sikap2 & sifat2 lain yang
diperlukan seorang M.
Untuk lebih memahami peran M, sekaligus E,
simaklah kasus sbb.
Gemblong kulak (membeli) kompor2 dari produsen
dan untuk menjualnya diemperan Malioboro demi mengejar laba. Gemblong berhasil
membujuk produsen untuk membayar belakangan. Ia mendapatkan pinjaman modal dari
pakdenya. Ia berhasil pula mendapatkan kapling dari preman Malioboro untuk
menjajakan dagangannya. Karena malam hari Gemblong jualan Gudeg, ia merekrut
Temu untuk melaksanakan penjualan.
Gemblong sedang melakukan
tindakan2 enterpreneural. Ia memanfaatkan pakdenya, ia
memanfaatkan produsen, ia nego dengan preman, ia memanfaatkan Temu yang
nganggur. Ia menghimpun suday2 dan memulai. Ia
menghadapi resiko, ketidak pastian dan ketidak jelasan dengan
imbalan laba. Dengan informasi yang se-penggal2, kabur, dan
serba meragukan ia melakukan 'entrepreneural judgment'. Sementara, kita
tinggalkan dulu entrepreneural judgment, senjata pamungkas E, agar kita focus ke
Managerialship.
Sebaliknya, Temu melakukan tindakan2 manajerial.
Ia mendapatkan kepastian. Penghasilanya pasti, tugas2nya pasti,
tempat kerja, target, dll serba pasti. Ia melakukan fungsi2 manajemen seperti
memastikan kualitas kompor, memastikan terjual sesuai dengan harga & jumlah
yang ditetapkan, memastikan pelayanan purna jual. Memastikan administrasi,
memastikan tagihan & cicilan utang, pengiriman, dll, dll. Serba
memastikan. Dampaknya, adalah keteraturan &
kesinambungan.
Pada organisasi2 yang besar &
komplex, makin tinggi posisi M, makin besar ketidak pastian yang dihadapi M.
Situasinya mendekati E.
Kesimpulan :
E senantiasa berhadapan
dengan resiko & ketidak pastian demi laba. M sebaliknya,
melakukan tindakan2 memastikan demi kepastian gaji. E merintis,
M membuat berjalan berkesinambungan dan teratur.
M diruntut untuk
memastikan, teratur dan berkesinambungan. Dan ini melahirkan definisi sederhana
manajemen. Manajemen adalah mengelola suday yang disediakan dan dirintis E.
Melalui perencanaan, pengendalian, implementasi, dan eksekusi. Makanya ada yang
memberi titiel Eksekutip pada jajaran manajemen.
Ini menjelaskan
misteri mengapa seseorang yang diatas kertas biasa2 saja bisa merayap ketangga
atas M. Karena ia memiliki sifat2 atau menyukai kepastian, keteraturan, dan
kesinambungan. Ia bak bebek kecemplung kolam, pas. Dalam konotasi negatip, itu
tadi adalah rutinitas yang membosankan. Pengulangan2 yang menjemukan. Monotoni
yang njelèhi.
Seseorang bisa saja tersungkur dimanajemen bukan
karena ia kurang mampu atau malas tetapi ia tidak tahan dengan monotoni
rutinitas. Adrenalinnya padam, kreativitasnya terpasung, motivasinya jadi
memble, dll. Akibatnya ia mengerjakan yang bukan2 dan menelantarkan tugas
pokoknya. Ujung2nya gajinya macet karena prestasinya buruk. Jangan tergesa2
menyalahkan diri. Tetapi, juga jangan serampangan menggunakan ini sebagai dalih
untuk membenarkan kemacetan karirnya. Mawas dirilah dengan saksama.
Bagaimana jika seseorang terjebak dalam situasi ini ? Baca lagi
artikel Ngudi Karir. Disitu banyak sekali bertaburan kiat2 menghadapi situasi
yang tidak pas.
Sama saja, seseorang yang mendambakan kepastian,
kesinambungan, dan keteraturan akan merasa resah jika bersua dengan ketidak
pastian dan gamang jika harus bertatap muka dengan resiko. Fungsi2 E atau
manajer puncak bukan untuk jenis ini.
Artikel ini pas untuk
pribadi2 yang merasa nyaman dengan kepastian, kesinambungan, dan keteraturan.
Mereka potensial merayap kejenjang manajemen. Tetapi ini belum cukup, ada yang
lain lagi pada sesi2 yad.
" Leaders rule the waves,
Enterpreneurs use the waves, Managers measure the waves "
____________________________________________________ Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net ____________________________________________________