http://www.kompas.co.id/kompas-cetak/0403/02/daerah/885846.htm



Korban Gempa Sumbar Menjerit, Pangan dan Papan Seret



Batipuah, Kompas - Ribuan korban gempa di enam kecamatan dan 30 nagari di Kabupaten Tanahdatar, Sumatera Barat, yang sudah 15 hari bertahan di tenda-tenda darurat, menjerit kekurangan bahan pangan dan papan. Sementara bantuan di posko masih menumpuk, bahkan bantuan donatur berupa uang tunai yang totalnya Rp 774 juta sampai hari Senin (1/3) belum dicairkan untuk keperluan penanganan darurat korban bencana.


"Kami sudah dua hari tidak mendapat pasokan beras. Sementara hampir tiap sore korban gempa menunggu dengan kantung-kantung plastik di tangan berharap bantuan beras. Mereka bolak-balik ke posko dan kembali ke penampungan hanya dengan tangan hampa. Kita harap pemerintah tetap memasok beras untuk warga agar tidak kelaparan," kata Walijorong Kapuah, Kenagarian Bungo Tanjuang, Pakiah Indomo, Senin (1/3), saat ditemui di Posko Kapuah.

Diungkapkan, tiap kali warga butuh bahan pangan, ia harus menemui wali nagari untuk rekomendasi, dengan berjalan kaki sampai 10 kilometer (km) karena minimnya kendaraan. Pihaknya merasa kurang mendapat perhatian karena lokasi korban gempa tersebar dan jauh dari jalan raya. Padahal, ada 125 unit rumah warga di Jorong Kapuah, 46 unit rumah di antaranya rusak berat.

Menurut data, akibat gempa tektonik berkekuatan 5,6 pada skala Richter yang terjadi Senin (16/2) itu, sebanyak 211 rumah rusak berat, 266 rumah rusak sedang, 655 rumah rusak ringan. Sebanyak 17 sekolah roboh, 25 sekolah rusak sedang, dan 34 sekolah rusak ringan. Rumah ibadah 14 unit rusak berat, lima rusak sedang, dan 17 rusak ringan. Empat warga dilaporkan meninggal, 17 orang rawat inap, dan sedikitnya 400 orang rawat jalan. Kerugian material ditaksir Rp 16 miliar.

Sejumlah warga yang ditemui terpisah di Nagari Gunuang Rajo juga mengeluhkan hal serupa. Bahkan, selain mempertanyakan bantuan bahan pangan, mereka juga mempersoalkan bantuan uang yang dijanjikan Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Sutan Zainal Bakar ketika datang ke lokasi gempa bersama Menko Kesra Jusuf Kalla, 21 Februari lalu.

"Gubernur menjanjikan bantuan Rp 5 juta bagi warga yang rumahnya rusak berat dan Rp 2 juta bagi yang rusak sedang atau ringan. Saat itu malah dijamin, uang bisa segera diambil. Tetapi, sampai sekarang belum direalisasikan," kata sejumlah warga di Jorong Kapuah dan Gantiang.

Menumpuk di posko

Bantuan untuk korban gempa sampai Senin kemarin tampak masih menumpuk di Posko Penanggulangan Bencana Alam Gempa Bumi Kabupaten Tanahdatar, di Kantor Camat Batipuah. Ada 1.195 sak semen, sekitar 2,3 ton beras, 123 kg gula pasir, 202,5 kg minyak goreng, dan 315 dus mi instan.

Menurut Komandan Satuan Tugas Penanggulangan Bencana Alam Gempa Bumi Tanahdatar Ir Syafwardi, setiap bantuan yang tiba memang ditaruh di posko dan bila ada permintaan dari korban gempa langsung disalurkan, dengan kesepakatan harus sepengetahuan wali nagari.

"Sebagian bantuan sudah didrop ke korban yang membutuhkan. Misalnya, dari 32,4 ton beras yang diterima di posko, 30 ton sudah distribusikan. Begitu juga bantuan minyak goreng dan mi instan sudah disalurkan. Khusus bantuan berupa semen dan uang masih utuh di posko," ungkap Syafwardi. (NAL)




Z Chaniago - Palai Rinuak -http://photos.yahoo.com/bada_masiak/


======================================================================
Alam Takambang Jadi Guru
======================================================================

_________________________________________________________________
Store more e-mails with MSN Hotmail Extra Storage – 4 plans to choose from! http://click.atdmt.com/AVE/go/onm00200362ave/direct/01/


____________________________________________________
Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
____________________________________________________

Kirim email ke