Petani Nunggak Rp81 M
                 * Sumbar Terbesar di Indonesia
                 By padangekspres
                       Kamis, 25-Maret-2004, 04:04:32 WIB10 klik


Padang, Padek—Dari Rp83.969.454.000 dana bergulir Kredit
Usaha Tani (KUT) untuk petani yang diluncurkan
pemerintah, Rp81.758.998.000 di antaranya belum
dikembalikan petani (tunggakan). Dari angka tersebut
97,37 persen dikucurkan pada petani Sumatera Barat.



”Sejak Tahun 1995-2000 pemerintah pusat mengucurkan dana
bergulir sebanyak Rp125 M, ternyata Rp83 miliar atau 66 persen
di antaranya tidak bisa dikembalikan. Dari Rp83 M lebih
tersebut 97,37 persen berada pada petani Sumatera Barat,”
jelas Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Djafri
Gewang didampingi Kasubdin Koperasi Wismardi dalam
perbincangannya dengan Padang Ekspres di ruang kerjanya,
kemarin.


Dikatakannya, dana bergulir tersebut disalurkan pemerintah
pusat dengan delapan kali musim tanam (MT), yakni dari tahun
1995-2000. Sejak tahun 2000 dana tersebut tidak lagi
disalurkan pemerintah pusat, mengingat banyaknya tunggakan.


Dijelaskannya, tunggakkan Rp83 M dengan jumlah petani 7.749
orang, kelompok tani nunggak Rp1.176.411.000 dengan 44
kelompok tani atau 1,40 persen, pengurus KUD Rp821.153.000
dengan 22 koperasi atau 0,97 persen, pengurus LSM dengan dua
buah LSM sebesar Rp14.700.000 atau 0,02 persen, aparat desa
Rp30.699.000 atau 0,04 persen, Dinas Perindag Kabupaten
Pasaman Rp13 juta atau 0,02 persen, delapan orang PPL
Rp27.264.000 atau 0,03 persen dan PNS Rp127.742.000 atau 0,15
persen.


Tunggakkan ini, lanjut Djafri Gewang sudah diserahkan pada
Kementerian yang bersangkutan. Bahkan, Menteri Perindag pun
telah menyampaikan alternatif-alternatif untuk pengembalian
dana bergulir tersebut. Tapi, sudah satu tahun alternatif
tersebut diserahkan pada DPR, namun sampai sekarang belum
mendapat respon yang positif.


Adapun alternatif-alternatif yang ditawarkan untuk
pengembalian dana bergulir itu ada adalah, pertama, ditagih
dan diserahkan kembali pada pemerintah pusat seluruhnya,
kedua, 50 persen diserahkan ke pusat dan 50 persen lainnya
diserahkan ke daerah, ketiga 2/3 bagian diserahkan ke pusat
dan 1/3 diserahkan ke Pemda, keempat dijadikan dana bergulir
di daerah dan kelima dipakai selama sepuluh tahun di daerah,
kemudian diserahkan ke pemerintah pusat kembali.


”Namun semua opsi yang ditawarkan ini belum ada jawaban dari
DPR, meski ini sudah diajukan sejak satu tahun silam. Tapi,
kita komit tidak akan diputihkan,” tegas Djafri Gewang.


Sementara itu, Djafri Gewang menegaskan bahwa dari data
tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan, bahwa dana bergulir
yang diserahkan pemerintah pusat tunggakannya bukan berada
pada sektor koperasi, tapi lebih banyak berada pada petaninya.



Lantas bagaimana kondisi koperasi Sumbar sekarang ini? Menurut
Djafri Gewang, secara kuantitaif koperasi di Sumbar naik.
Dimana tahun 2003 jumlah koperasi di Sumbar 2.878 buah dengan
anggota 588.211 orang, tahun 2002 sebanyak 2.758 buah dengan
anggota 544.064 orang dan tahun 2001 sebanyak 2.427 koperasi
dengan anggota 519.078 orang. Dengan penyerapan tenaga
kerjanya untuk manajer 569 orang dan karyawan 447.000 orang.


Rp20 M untuk Koperasi

Di sisi lain, pada tahun 2003 lalu Koperasi di Sumatera Barat
mendapat kucuran dana sekitar Rp20 miliar lebih dengan
rincian, pendirian pabrik sawit di Sawahlunto Sijunjung Rp10
miliar, ternak di Sawahlunto Sijunjung yang dikelola oleh
koperasi peternak sapi Mana Lagi dengan kucuran dana Rp3,1 M
atau 600 ekor sapi, ternak sapi di Kabupaten Padangpariaman
yang dikelola koperasi Sumber Rezki juga Rp3,1 M atau 600 ekor
sapi, pendirian pabrik gambir di 50 Kota dan Kabupaten Pesisir
Selatan Rp1,3 M, pendirian pabrik proses sabut kelapa di di
Sicincin Rp106 juta lebih, perikanan yang dikelola KUD Mina
Gates di Bungus Teluk Kabung Padang Rp80 juta dan pola syariah
koperasi ringan Rp150 juta untuk tiga koperasi.


”Pelaksanaan perkembangan koperasi ini berada pada
kabupaten/kota, sementara kita di provinsi hanya sebagai
pendorong atau memotivasi dan memfasilitasinya ke pemerintah
pusat. Ini sesuai dengan kewenangan yang diatur oleh undang
undang. Namun, kita berharap agar koperasi agar lebih
meningkatkan keprofesionalannya,” harap Djafri. (slr)





Z Chaniago - Palai Rinuak -http://photos.yahoo.com/bada_masiak/


======================================================================
Alam Takambang Jadi Guru
======================================================================





From: "hdmessa" <[EMAIL PROTECTED]>

Bila kita berjalan dari bukittinggi ke payakumbuh, sepanjang jalan
dari pinggiran kota sampai Baso /simpang canduang, kita akan banyak
menemukan para pengusaha kecil ; pedagang makanan ringan , pengusaha
mebeul dll.

Mungkin banyak kita yg tidak tahu, bahwa karena kesulitan pembiayaan
usaha, banyak dari mereka yg terjebak pada pinjaman berbunga berat
dari para renternir yg meminjamkan uang dg kedok julo julo atau
koperasi simpan pinjam.


_________________________________________________________________
MSN Toolbar provides one-click access to Hotmail from any Web page – FREE download! http://toolbar.msn.com/go/onm00200413ave/direct/01/


____________________________________________________
Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
____________________________________________________

Kirim email ke