Akhirnya ia mati syahid. Mbak Nur, [censored] kelompok Sasak, Jakarta
Selatan II, istri seorang teman. Kira2 2 minggu setelah melahirkan bayi
pertamanya dengan operasi cesar, setelah kira2 4 hari berjuang untuk
bertahan hidup dengan bantuan tranfusi darah, trombosit, plasma, infus
makanan, dan bantuan oksigen, setelah sempat koma....

selama kira2 hampir 2 hari, setelah dengan terpaksa rahimnya pun diangkat
untuk menghentikan perdarahan pasca melahirkan yang tidak juga
berhenti,...akhirnya Jum'at tadi pagi kira2 jam 6 lebih, selesailah
perjuangannya. Ya Tuhan begitu cepat Engkau mencabut kebahagiaan yang tengah
dirasakan keluarga muda teman saya itu.

Istri teman saya, mbak Nur itu mengalami perdarahan pasca melahirkan, yang
sesungguhnya umum terjadi pada sebagian wanita yang baru melahirkan.
Perdarahan bisa terjadi karena infeksi plasenta, kelainan darah dan proses
kelahiran yang terlalu cepat, ini yg saya baca pada sebuah majalah wanita
yang membahas tentang perdarahan pasca melahirkan. NAmun yang terjadi pada
Mbak Nur berbeda. Otot rahimnya tidak mampu bekerja, baik untuk mengeluarkan
bayi dari rahimnya, sehingga harus dilakukan operasi cesar untuk kelahiran
bayinya, maupun untuk mengerut/mengecil kembali setelah melahirkan.
Akibatnya pembuluh darah yang pecah pada proses kelahiran dan seharusnya
tertutup kembali seiring dengan mengecilnya rahim (mengerut), tidak bisa
tertutup kembali, sehingga darah terus keluar dari pembuluh darah di rahim
tersebut. Tranfusi lebih dari 20 kantung darah dari PMI yang diberikan ke
tubuhnya, dimana umur darah telah lebih dari 8 jam sehingga tidak lagi
mengandung pembeku darah, ternyata tidak mampu mengatasi keadaan hilangnya
darah terus menerus dari tubuhnya. TErmasuk dengan operasi pengangkatan
rahim, sebagai sumber terjadinya perdarahan, yang terpaksa dilakukan dokter
untuk mencoba mempertahankan nyawanya. Alloh berkehendak lain. Operasi
pengangkatan rahim hanya mengurangi kecepatan perdarahan tetapi tidak ada
tanda2 akan berhentinya perdarahan. Darah terus mengalir dari vagina seperti
air yang mengalir dari kran air yang bocor karena tidak bisa membeku.
Akhirnya,..dengan keadaan yang semakin kritis, krn tubuh juga tidak mampu
lagi berfungsi mengolah segala bantuan infus makanan, tranfusi darah,
trombosit dan plasma, yang diberikan ke tubuhnya,..dihadapan suaminya yang
harus menguatkan diri, dilepaslah bantuan oksigen pada mbak Nur,...dan
dengan bacaan Laa ilaha illalloh yang dibantu suaminya, mbak nur akhirnya
menghembuskan nafas terakhirnya, dalam keadaan nifas, dan di hari Jum'at.
Kematian yang disaksikan chusnul chotimah.

Apapun alasan medis untuk menjelaskan kematian Mbak Nur, yang pasti,...Alloh
lah yang berhak atas umurnya seseorang. Ketika sebagian pasien rumah sakit
yang mengalami sakit bertahun2 menginginkan datangnya kematian dengan segera
untuk menghilangkan sakitnya, ketika beberapa orang tua sekali yang sudah
lemah dan siap mati, juga menginginkan kematian,....Alloh masih memberinya
umur. Tetapi seorang wanita yang baru berusia 25 tahun, yang secara fisik
masih sehat dan kuat, seorang istri yang sedang bahagianya mempunyai sebuah
keluarga baru dengan seorang bayi laki-laki yang baru dilahirkannya, seorang
istri yang mungkin sedang mendapatkan puncak limpahan cinta dari suaminya,
....Alloh hentikan semuanya itu dengan cepat,....5 hari di rumah sakit, dan
usia pernikahan yang belum genap satu tahun. Betapa manusia tidak akan
pernah bisa menduga kapan kematiannya akan datang.

PAda sisi lain,...betapa irinya saya dengan pahala seorang wanita yang telah
manjadi ibu. MAlaikat pun tidak bisa mengira2 besarnya pahala seorang wanita
sejak dia merasakan 'sulitnya' masa kehamilan 9 bulan lebih yang harus
dilewati dengan mual, pusing, tidak bisa tidur, membawa beban di perutnya
yang semakin membesar dan memberat, saat2 melahirkan yang antara hidup dan
mati, dan saat2 menyusui yang melelahkan, dan seterusnya tugas seorang ibu
ketika merawat anak2nya. BEtapa irinya saya dengan kematian Mbak Nur yang
merupakan mati syahid, mati dengan darah nifas setelah melahirkan, betapa
iri saya dengan kematiannya yang jatuh pada hari Jum'at, kematian yang
melindunginya dari siksa kubur. Dan betapa saya memahami Adilnya Alloh,
dengan dalilNya " Sorga di bawah telapak kaki ibu". Ya Alloh, seandainya
saya boleh memilih 'cara mati' saya supaya 'sebaik matinya istri teman
saya', Mbak Nur itu.

Peristiwa tersebut mengingatkan, betapa sangat wajarnya perintah Alloh bahwa
kita harus taat dan hormat pada ibu kita, bahkan nabi mengatakannya 3x untuk
taat dan hormat pada ibu, sebelum pada bapak. Kadang kita merasa betapa
cerewetnya ibu kita, betapa pemarahnya, betapa bawelnya ,....dan lain-lain
yang terasa tidak enak buat kita,...sampai2 kita lupa betapa sayangnya ibu
kita, betapa perhatiannya ibu kita, betapa sabarnya ibu kita. Kita lebih
sering melupakan kebaikan dan perjuangan ibu kita dalam membesarkan kita,
daripada mengingatnya. PAdahal, kalo pun kita memberi hadiah sebesar dan
sebanyak apapun, itu nggak akan pernah bisa membayar apa yang telah ibu
berikan pada kita, sejak kita dalam kandungannya. Sahabat nabi yang
menggendong ibunya yang sudah tua untuk ibadah haji pun, menurut nabi, belum
bisa membayar setetes pun air susu ibunya.

JAdi, teman2 wanita [censored], bersyukurlah menjadi wanita, apalagi yang
telah mendapat kesempatan menjadi ibu. Limpahan dan kesempatan pahala yang
sangat luar biasa, dan kedudukan yang mulia di akherat. Nggak usahlah
berpikir 'tertindas atau terlecehkan' ketika diwayuh, ketika mendapat harta
waris hanya setengahnya dari bagian laki2, ketika denger dalil 'penghuni
neraka kebanyakan wanita', atau ketika nabi berkata 'seandainya manusia
boleh sujud pada manusia, maka akan diperintah seorang istri supaya sujud
pada suaminya'. dan lain-lain yang kadang2 terasa merendahkan wanita. Alloh
adalah sangat Maha Adil. KEtika di dunia seorang wanita terasa 'rendah'
dibanding laki-laki, di akherat Alloh memberikan kedudukan yang sangat
mulia, sampai2 Alloh menyatakan SORGA DI BAWAH TELAPAK KAKI IBU,
...ibu,...yang notabene ya adalah wanita. So, selalu lah sabar dan tabah
dalam menghadapi cobaan sebagai wanita, apapun bentuknya. KEtika terasa
sangat berat dalam cobaan, selalu berusahalah berpikir tentang Alloh, cuma
Alloh lah tempat kembali yang paling bisa membuat kita kuat, tabah, sabar,
ridho dengan keadaan hidup kita. Sebagai wanita, kita juga punya kesempatan
yang sangat besar untuk bisa mulia di sisi Alloh.


____________________________________________________
Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
____________________________________________________

Kirim email ke