Peneliti Kristen: Propaganda Barat Tentang Islam Penuh Kedengkian

Publikasi: 14/06/2004 13:11 WIB

eramuslim - Sebuah sidang tingkat tinggi melibatkan mufti dan Menteri Wakaf Mesir, Sabtu (19/6) akan membahas sebuah tesis yang diserahkan oleh seorang peneliti Kristen kepada Akademi Kepolisian Mesir ( Egyptian Police Academi ).

Tesis berjudul "Rights and Duties of Christians in an Islamic State and its Impact on National Security" (Hak dan Kewajiban Warga Kristen di Sebuah Negara Islam, dan Dampaknya Bagi Keamanan Nasional) itu, akan memperoleh anugerah doktor (PhD) pertama bidang syari'ah yang diraih seorang peneliti Kristen di Timur Tengah. Peneliti syari'ah non-Muslim itu bernama Dr. Nabil Loga Bebawi.

Menjelaskan pilihan tema tesisnya tersebut, Bebawi mengatakan pada IslamOnline (IOL), bahwa setelah insiden serangan 11 September, "media Barat dan AS mulai mengusung konsep-konsep keliru tentang Islam yang dicetuskan kelompok-kelompok pemerintahan di Washington."

Bebawi, seorang profesor hukum kriminal menegaskan, bahwa peradaban Islam dan agama Islam berada di bawah bayang-bayang kampanye Barat yang dilumuri kedengkian.

Ilmuwan Kristen itu menyesalkan, kampanye-kampanye yang menggambarkan Islam sebagai keyakinan yang membenarkan terorisme serta menafikan nilai-nilai kemanusiaan.

"Peradaban Islam yang dibangun di atas prinsip-prinsip sebagaimana telah diletakkan oleh Nabi Muhammad (semoga Allah merahmatinya), telah menghadirkan contoh toleransi yang baik. Dia juga mencontohkan soal hidup secara berdampingan antara masyarakat dengan latar belakang peradaban, budaya, agama dan ras yang berbeda," tutur Bebawi serius.

"Sebagai seorang Kristiani yang hidup di negeri Islam, tesis saya ingin menyoroti semangat kasih sayang Islam berkaitan hubungannya dengan pihak-pihak non-Muslim," jelasnya.

Selanjutnya Bebawi menegaskan, bahwa Islam tidak seharusnya dibelenggu dengan hujatan-hujatan, lantaran dinilai sebagai ajaran yang membenarkan terorisme. Karena dia dianggap sebagai ekstrimis-ekstrimis yang haus kekuasaan.

Sebetulnya, lanjut Bebawi, akan selalu ada ekstrimis-ekstrimis di semua peradaban dan kultural. Para ekstrimis Kristen, katanya mencontohkan, juga telah meledakkan bangunan markas FBI di Oklahoma, AS tahun 1995. Menewaskan 197 warga AS serta melukai lebih dari 300 orang lainnya.

Bagian pertama bab enam dari tesis Bebawi memaparkan tentang toleransi Islam terhadap warga non-Muslim yang tinggal di negeri Islam, bahkan dalam suasana perang sekalipun.

Bagian kedua menjelaskan tentang hak-hak keagamaan non-Muslim di negara Islam, seperti hak membangun rumah-rumah peribadatan dan hak untuk memilih sendiri para pemimpin agama mereka.

Dalam bab tiga, Bebawi menyoroti hak-hak yang diberikan Islam kepada warga non-Muslim untuk bisa bebas berpindah-pindah dan memilih tempat tinggal mereka di seluruh kawasan negeri Muslim bersangkutan.

Bab itu juga menjelaskan tentang jaminan warga non-Muslim mendapatkan hak-hak pendidikan, menggunakan hak pilih, mengikuti pemilihan umum, juga hak kebebasan berbicara. Bebawi mengambil contoh kasus konstitusi Mesir.

Bab empat dari tesis Bebawi menjelaskan, bagaimana Islam menjamin warga non-Muslim mendapatkan hak-hak pelayanan sosial, kebebasan bekerja, kesempatan yang sama untuk mempromosikan agama mereka. (stn/iol)

 

 

<<image001.jpg>>

____________________________________________________
Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
____________________________________________________

Kirim email ke