M. Ismet Ismail writes:

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Wa 'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh,


Referensi saya mengenai syariat islam selalu berpedoman kepada orang yang dituakan dalam Islam atau dapatlah disebut orang yang telah mendalami tentang Islam, karena pandangannya sudah mencakup seluruh aspek serta telah mempelajari banyak buku dan pengalaman dari berbagai negara yang menjalankan syariat islam.

Maaf, Pak. Setahu saya pedoman syari'at adalah Allah dan Rasul-Nya yang tertuang dalam Al-Qur'an dan sunnah Rasul-Nya. Al-Qur'an merupakan Kalamullah sedangkan sunnah merupakan bentuk wahyu juga karena tidaklah Rasulullah menentukan sesuatu hanya berdasarkan hawa nafsunya dan Allah memberi peringatan keras kepada orang yang mengikuti hawa nafsu setelah datang pengetahuan.


Berfirman Allah subhanahu wa ta'ala (yang artinya):

"Demi bintang ketika terbenam, kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak pula keliru,dan tiadalah yang diucapkannya itu menurut kemauan hawa nafsunya." (QS. an-Najm 53:3)

"Dan demikianlah, Kami telah menurunkan Al Qur'an itu sebagai peraturan (yang benar) dalam bahasa Arab. Dan seandainya kamu mengikuti hawa nafsu mereka setelah datang pengetahuan kepadamu, maka sekali-kali tidak ada pelindung dan pemelihara bagimu terhadap (siksa) Allah." (QS. ar-Ra'd 13:37)

"Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya, dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?" (QS. al-Jaatsiyah 45:23)

Jika ditanya pilih keterangan dari Allah dan Rasul-Nya atau pendapat manusia, maka jawabannya jelas.

"Maka apakah orang yang berpegang pada keterangan yang datang dari Tuhannya sama dengan orang yang (setan) menjadikan dia memandang baik perbuatannya yang buruk itu dan mengikuti hawa nafsunya?" (QS. Muhammad 47:14)

Jangan sampai kita terkena celaan yang sama dengan celaan terhadap kaum nasrani.

"Mereka menjadikan orang-orang alimnya, dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah, dan (juga mereka mempertuhankan) Al Masih putra Maryam; padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan." (QS. at-Taubah 9:31)

Imam Ahmad, Tirmidzi, dan Ibnu Jarir meriwayatkan penjelasan Rasulullah bahwa kaum nasrani dikatakan menjadikan orang-orang alim dan rahib-rahib sebagai tuhan walaupun mereka tidak disembah namun mereka telah menghalalkan yang haram untuk umatnya dan mengharamkan perkara yang halal untuk umatnya, lalu umat itu mengikutinya.

Di peradilan, misalnya, kalau perempuan menjadi saksi, dua orang perempuan sama dengan seorang laki-laki.

Allah - Rabb kaum muslimin - berfirman dalam Al-Qur'an (yang artinya):


"Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki di antaramu). Jika tak ada dua orang lelaki, maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridai, supaya jika seorang lupa maka seorang lagi mengingatkannya.

Muhammad ibn Abdullah - Rasulullah - bersabda (yang artinya):

"kesaksian dua wanita sepadan dengan kesaksian seorang laki-laki." (HR. Muslim)

Kok bisa-bisanya dikatakan bukan hukum dari Allah dan diperdebatkan? Ingatlah firman Allah (yang artinya):

"Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya." (QS. an-Nisaa' 4:65)

Perselisihan adalah sesuatu yang memang sudah ditakdirkan Allah.

"Jika Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat. Kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu. Dan untuk itulah Allah menciptakan mereka. Kalimat Tuhanmu (keputusan-Nya) telah ditetapkan: sesungguhnya Aku akan memenuhi Neraka Jahanam dengan jin dan manusia (yang durhaka) semuanya." (QS. Hud 11:118-119)

Bagaimanakah agar menjadi orang yang diberi rahmat?

"Dan taatilah Allah dan Rasul, supaya kamu diberi rahmat." (QS. Ali Imraan 3:132)

Allah pun telah memberitahukan cara menyelesaikan perselisihan pendapat.

"Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya." (QS. an-Nisaa' 4:59)

Jadi bukan dengan menyerahkan keputusan kepada akal manusia. Bukankah akal manusia justru lebih berbeda-beda karena juga dipengaruhi oleh hawa nafsu masing-masing? Siapa sih manusia yang (ngaku-ngaku) pendapatnya lebih baik dari Allah dan Rasul-Nya?

Oleh karena itu bagaimana pemahaman siapa yang digunakan dan yang lebih sedikit perselisihannya?

Rasullullah Shalallahu 'alaihi wa salam bersabda (yang artinya):

"Sebaik-baik manusia adalah generasiku (generasi Rasulullah & Shahabat), kemudian orang-orang sesudah mereka (Tabi'in) kemudian orang-orang sesudah mereka (Tabi'ut Tabi'in.). Sesudah itu akan datang kaum yang kesaksian mereka mendahului sumpahnya dan sumpahnya mendahului kesaksiannya." (HR. Bukhari, Muslim, Ahmad).

Generasi terbaik tentu pemahamannya yang paling juga dan jalan merekalah yang merupakan jalan kebenaran karena merekalah yang lebih mengerti dalil syari'at baik secara konteks maupun bahasa. Atau ada yang (ngaku-ngaku) lebih ngerti konteks nash?

Allah subhanahu wa ta'ala pun banyak memuji para sahabat Rasulullah, di antaranya (yang artinya):

"Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang muhajirin dan Ansar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah rida kepada mereka dan mereka pun rida kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar." (QS. at-Taubah 9:100)

"Dan barang siapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasinya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahanam, dan Jahanam itu seburuk-buruk tempat kembali." (QS. an-Nisaa' 4:115)

Jikalau ada perbedaan pendapat di antara para sahabat tentu wajib bagi kita untuk memilih pendapat yang sesuai dengan perintah Allah dan Rasul-Nya. Jangankan kata-kata profesor masa kini, perkataan Abu Bakar dan Umar pun jika tidak sesuai dengan perkataan Rasulullah harus ditolak karena mereka manusia yang tidak ma'shum.

Dari Urwah bin Az-Zubair, bahwa dia berkata kepada Ibnu Abbas radhiallahu 'anhu: "Engkau telah menyesatkan manusia." "Apa itu wahai Urayyah?", tanya Ibnu Abbas. Urwah menjawab, "Engkau memerintahkan umrah pada sepuluh hari itu, padahal hari-hari itu tidak ada umrah.âIbnu Abbas bertanya, "Apakah engkau tidak bertanya mengenai masalah ini kepada ibumu?" Urwah menjawab, "Sesungguhnya Abu Bakar dan Umar tidak pernah melakukan hal itu." Ibnu Abbas berkata, "Inilah yang membuat kalian rusak. Demi Allah, aku tidak melihat melainkan hal ini akan membuat kalian tersiksa. Sesungguhnya aku beritahukan kepada kalian dari Nabi Shallallahu âAlaihi wa Sallam, namun kalian menjawab dengan diri Abu Bakar dan Umar."(HR Imam Ahmad dan Al-Khathib serta lainnya dengan sanad yang shahih)

Jadi yang selamat adalah taat kepada perintah Allah dan Rasul-Nya dengan pemahaman generasi terbaik Islam.

Mohon maaf jika ada kesalahan atau kurang berkenan karena saya bukanlah orang yang dituakan dalam Islam dan masih miskin dalam ilmu. Segala kebaikan hanyalah dari Allah sedangkan keburukan datang dari diri saya sendiri dan syaithan.

Billahit taufiq. Allahu a'lam,

Ahmad Ridha ibn Zainal Arifin ibn Muhammad Hamim
(l. 1980 M/1400 H)



____________________________________________________
Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
____________________________________________________

Kirim email ke