Assalamu'alaikum.w.w.

Dunsanak kasadonyo, kaba di bawah ko patuik jadi 
bahan renungan dek awak. Cubolah pikiakan tindakan
apo nan paralu dibuek. Sabalun tagadai pusako kasadonyo.

Palai rinuak, rancak indak balagu-lagu lai. Karajo 
gadang manunggu ko haaaa. he he he he.

Wassalam

Khairi Yusuf

Dwi Handoko <[EMAIL PROTECTED]> menulis :
Jum'at 3 November 2000, 06.17 WIB
Perubahan Atau Kehancuran
ES Soepriyadi
Jakarta PeKa Online, Ketika jarum jam menunjukkan pukul 00.00 dan sekaligus 
menandai 
lahirnya tahun 2000, manusia seakan tumpah ruah, sambil meluapkan 
berbagai ekspresinya di halaman KLCC, Kuala Lumpur. Mereka bersorak, 
berteriak, berjoget, bersama dengan dentuman musik yang memekakkan 
telinga dan letupan kembang api yang turut menghiasi langit. 

Pagi harinya, sebuah harian ibu kota menurunkan berita yang tak kalah 
gemparnya dengan kejadian sebelumnya. Berita yang dimuat tidak banyak 
memang. Hanya beberapa foto hasil jepretan wartawannya pada acara 
penyambutan malam tahun baru yang diselenggarakan oleh Salem, sebuah 
merek rokok bertaraf Internasional. 

Meski demikian foto-foto tersebut sudah cukup untuk bisa membuat hati 
warga Malaysia ( orang-orang Melayu ) hancur. Betapa tidak, masyarakat 
yang terkenal 100% (dari suku melayu) beragama Islam dan terkenal taat 
itu tiba-tiba generasi mudanya berjoget ria tanpa batas. Seolah tidak 
ada lagi nilai dan norma. 

Tidak hanya itu, dalam foto tersebut juga ditampakkan betapa mereka asyik 
berpeluk cium dengan baju setengah telanjang. Bahkan hampir sebagian 
besar mereka didampingi setia botol-botol minuman keras yang ada 
digenggaman tangannya. 

Namun itu semua belumlah seberapa. Yang membuat masyarakat Melayu Malaysia 
bagaikan disambar petir adalah sebuah tulisan singkat disudut bawah 
surat kabar, bahwa ditempat itu juga para petugas kebersihan menemukan 
ratusan (ma'af ) kondom bekas terpakai. 

Ini kejadiannya nun jauh di negeri jiran sana. Adapun di sini, di negeri 
tercinta ini, hal semacam itu sebenarnya telah lama terjadi. Bahkan 
mungkin sudah biasa. Sehingga tidak lagi ada masyarakat yang merasa 
bagaikan disambar petir ketika mendengarnya. 

Istilah: "kecelakaan", "jajan", "ayam", "mojok", "pijat", "selingkuh" atau 
yang masih rada anyar dan terkesan modern: "Sexs Closs Up", "Petting", 
dan lain sebagainnya begitu akrab ditelinga kita hingga kita merasa 
seolah-olah tidak ada masalah. Bahkan itu semua bagaikan kisah usang 
yang tidak lagi penting hingga bisa mengagetkan seperti yang terjadi 
pada masyarakat Malaysia. 

Apa yang telah terjadi di Malaysia dan di negeri ini sebenarnya hanyalah 
satu sample, satu bukti bahwa di tengah-tengah masyarakat saat ini 
telah terjadi perubahan yang sangat besar, pergeseran nilai dan norma 
secara drastis. Semua itu terjadi dengan tanpa disadari dan bahkan 
seolah menjadi satu tradisi, satu kebudayaan. Maka tak heran saat ini 
kita mendengar ucapan," Ah,... mungkin udah zamannya". 

Kita tentunya masih ingat, betapa 30 atau bahkan 20 tahun yang lalu, seisi
 kampung akan gempar hanya karena si Paijo dan si Pairah, yang bukan 
saudaranya dan belum menikah, berjalan sambil bergandeng tangan. Namun 
saat ini, jangankan hanya bergandeng tangan, berpelukanpun atau bahkan 
lebih dari itu masyarakatpun diam. 

Kalaupun berkomentar, mungkin juga: " Ah,... mungkin udah zamannya". Ini 
satu bukti betapa nilai-nilai itu memang pernah kita miliki, dan pada 
hari ini nilai-nilai itu benar-benar telah tercabut dari akarnya. 

Parahnya, usaha-usaha yang berusaha ke arah itu seolah mendapat ruang gerak 
yang begitu luas. Dengan derasnya arus eufemisme akhir- akhir ini. 
Satu contoh penggantian kata "zina" dengan istilah "seks pra nikah". 
Karena istilah yang dipakai terkesan sangat santun, maka orangpun 
tidak malu lagi untuk menyebutnya. 

Bahkan banyak juga yang berkomentar secara terbuka dan diekspose di berbagai 
media,
 baik cetak maupun elektronika. Ada diantara mereka yang masih 
malu-malu dan mengatakan tidak. Tapi banyak juga yang mengiyakan. 
Bahkan diantara mereka ada yang berujar," Jika memang saling 
menginginkan why not". 

Lalu ketika negeri ini dihebohkan dengan pornografi, dengan entengnya mereka
 berkomentar bahwa pornografi ibarat karet, jadi bisa ditarik 
sepanjang mungkin. Ada juga diantara mereka yang berdalih bahwa tubuh 
wanita adalah indah, maka apa salahnya menampakkan keindahan. 

Ketika diantara mereka ada yang berpose syur di internet, maka dengan tanpa
 beban mereka berujar," Ah itu sih bisa-bisannya netter ( pengguna 
internet ) aja, ya,...itulah tehnologi". Lagi-lagi tehnologi yang 
dikambing hitamkan. Padahal siapa yang tahu jika pose itu memang ia 
lakukan. Karena hanya bermodalkan kamera digital dan seperangkat 
komputer yang tidak terlalu canggih, plus jaringan internet, siapapun 
bisa bersyur ria di internet tanpa diketahui siapapun. Begitu heboh, 
bilang saja kalau itu hasil orang iseng. Hebatkan,!... 

Lebih hebat lagi ketika isu perselingkuhan menimpa orang nomor satu di negeri
 ini. Dengan sangat ringan dan tanpa beban seorang yang dipercaya 
duduk sebagai wakil rakyat, mengatakan bahwa terlalu kecil isu itu 
untuk menjegal sang juragan. 

Jika kondisi secara umum demikian, maka anda jangan heran, jika besok atau
 lusa ada tarian telanjang di negeri ini ( rumornya memang sudah ada 
). Ada lelang terbuka wanita-wanita penjaja cinta, ada yang tidak 
sekedar berciuman di mall-mall atau tepi-tepi pantai, ada anak zina 
dengan ibunya, dan ada yang lebih-lebih dan lebih. 

Dan inilah sebenarnya yang telah diisyaratkan oleh Rasulullah SAW sejak
 ribuan tahun lalu. "Sungguh kalian semua akan mengikuti tradisi, 
prilaku, kebiasaan orang-orang sebelum kamu. Sejengkal demi sejengkal, 
sehasta demi sehasta, sedepa demi sedepa. Sehingga jika mereka masuk 
lubang biawak tentulah kalian akan mengikutinnya". Para sahabat 
kemudian bertanya,""Ya Rasulullah apakah orang-orang sebelum kami 
maksudnya adalah orang Yahudi dan Nashrani?". "Siapa lagi", jawab 
Rasulullah. ( HR. Ibnu Majah ) 

Jika ini yang memang saat ini terjadi, maka sesungguhnya yang sedang
 berlangsung di negeri ini bukanlah krisis politik, bukan juga krisis 
ekonomi. Tapi krisis moral ( baca pelan-pelan ). Karenannya percayalah 
kita tidak akan mampu keluar dari krisis ekonomi yang telah lama 
mendera, kecuali keluar dari krisis moral terlebih dahulu. 

Ingatlah sabda Rasulullah: "Wahai para muhajirin, lima perkara jika menimpa
 kalian dan saya minta pada Allah semoga kalian tidak mengalaminya. 
Tidaklah dalam satu kaum terjadi tindakan-tindakan keji ( zina dan 
lain sebagainnya ) kecuali akan ditimpakan kepadanya satu penyakit 
yang mematikan dan kelaparan ( krisis ekonomi ) yang belum pernah 
dirasakan generasi sebelumnya. Tidaklah satu kaum mengurangi ( curang 
) dalam timbangan dan takaran kecuali akan ditimpakan kepadanya masa 
paceklik dan kesewenang-wenangan penguasa terhadapnya. Tidaklah satu 
kaum enggan menunaikan zakat dari harta bendanya kecuali tidak 
diturunkan kepadanya hujan dari langit, kalaulah tidak karena binatang 
tentu tidak akan turun hujan. Tidaklah satu kaum melanggar janji Allah 
dan Rasul-Nya kecuali mereka akan akan dikuasai ( musuh ) orang asing 
dan akan terus mengeksploitasi apa yang mereka miliki. Dan tidaklah 
satu kaum, para pemimpinnya tidak mau menerapkan hukum Allah tentulah 
mereka akan tercerai berai akibat permusuhan antara mereka sendiri." 
(HR. Ibnu Majah) 

-- 
Dwi Handoko mailto:[EMAIL PROTECTED]

----------------------------------------------Subscribe:  
[EMAIL PROTECTED]  
Unsubscribe:  [EMAIL PROTECTED]  
----------------------------------------------




Mailing List RantauNet http://lapau.rantaunet.web.id
Database keanggotaan RantauNet:
http://www.egroups.com/database/rantaunet?method=addRecord&tbl=1
=================================================
Mendaftar atau berhenti menerima dari RantauNet Mailing List, kirimkan email
Ke / To: [EMAIL PROTECTED]
Isi email / Messages, ketik pada baris/kolom pertama:
- mendaftar: subscribe rantau-net [email_anda]
- berhenti: unsubscribe rantau-net [email_anda]

[email_anda] = isikan alamat email anda tanpa tanda kurung
=================================================
WEB-EMAIL GRATIS ... @rantaunet.web.id ---> http://mail.rantaunet.web.id
-------------------------------------------------------------------------------------------------
WebPage RantauNet http://www.rantaunet.web.id dan Mailing List RantauNet
adalah servis dari EEBNET http://eebnet.com, Airland Groups, USA
=================================================

Kirim email ke