Ambo lewakan ciek barito dari mimbar minang.., tantang baralek
gadang batagak pangulu.
        Wassalam
        Elthaf St. Sri Bagindo.
__________________________________________________________

> Rabu, 09/05/2001 08:10 WIB 
> 
>                            Koto Tangah Simalanggang Baralek
>                            Gadang 
> 
> 
>                            50 Kota, mimbarminang.com -- Bak kata
> pepatah, sejauh-jauh
>                            terbang bangau, kembalinya ke kubangan juga.
> Sejauh-jauh
>                            merantau, Laksamana Muda Purn. H. Roesdi
> Roesli, S.E., toh
>                            akhirnya di-gadang-kan di kampungnya juga.
> Hari Senin (7/5) lalu,
>                            mantan Deputi Operasi KSAL dan mantan anggota
> DPR-RI asal
>                            Sumbar itu dilewakan memangku gelar adat Dt.
> Kodo Marajo dari
>                            pesukuan Kutianyia di Nagari Koto Tangan
> Simalanggang,
>                            Kecamatan Payakumbuh, Kabupaten 50 Kota. 
> 
>                            Acara Batagak Pangulu dilaksanakan dalam
> sebuah alek nagari di
>                            Balai Adat Koto Tangah Simalanggang, dihadiri
> oleh Bupati 50
>                            Kota dr. Alis Marajo Dt. Sori Marajo dan
> Ketua DPRD 50 Kota Drs.
>                            H. Syamsul Hudaya. Juga hadir sebagai tamu
> kehormatan mantan
>                            Sekjen Departemen Kehakiman Mayjen TNI Purn.
> H. Nasrun
>                            Syahrun dan Wakil Ketua Lembaga Gebu Minang
> Brigjen TNI Purn
>                            Adityawarman Thaha. Bersamaan dengan Roesdi
> Roesli, 64, juga
>                            dilewakan empat penghulu baru masing-masing
> Syahrial
>                            memangku gelar Dt. Pangeran dari pesukuan
> Malayu, Afrianto
>                            memangku gelar Dt. Mangkuto (pesukuan
> Payobada), Iskar
>                            memang-ku gelar Dt. Panduko Sati (Payobada),
> dan Drs. Elfison
>                            memangku gelar Dt. Mangiang (Ku-tianyia). 
> 
>                            Menurut Ketua Panitia, Mis'ar, prosesi
> perhelatan batagak gala ini
>                            sudah dimulai sejak hari Kamis tanggal 3 Mei
> silam dengan sebuah
>                            acara mamuntiang (mengukuhkan di dalam kaum)
> untuk Roesdi
>                            Roesli di Rumah Godang Kapalo Koto. Acara
> pemotongan kerbau,
>                            sebagai simbol perhelatan datuk, dilaksanakan
> hari Minggu (6/7)
>                            lalu. Acara puncak hari Senin lalu dimulai
> dari keberangkatan
>                            Roesdi Roesli dari rumah godang ke balai
> adat, dilepas dengan
>                            dentuman meriam, lalu naik bendi menempuh
> jarak sekitar 1 km,
>                            diiringi musik talempong. 
> 
>                            Di balai adat, rombongan datuk baru ini
> disambut oleh sekitar 25
>                            orang datuk 'senior' diiringi pula dengan
> dentuman meriam,
>                            disaksikan ratusan anak nagari Koto Tangah
> Simalanggang. 
> 
>                            Pengkuhan atau melewakan gelar bagi kelima
> penghulu tersebut
>                            dilakukan oleh Ketua KAN Koto Tangah
> Simalanggang, disaksikan
>                            oleh Bupati Alis Marajo, Ketua DPRD Sjamsul
> Hudaya, para
>                            undangan dan anak nagari setempat. 
> 
>                            Setelah gelarnya dilewakan, barulah resmi
> Roesdi Roesli
>                            memangku gelar Dt. Kodo Marajo. Demikian pula
> empat datuk baru
>                            yang lain. Setelah itu baru mereka dibolehkan
> naik ke balai adat,
>                            diiringi pula dengan dentuman meriam. Sejak
> itu, para penghulu
>                            baru ini resmi tegak sama tinggi duduk sama
> rendah dengan para
>                            datuk yang lain di dalam nagari. 
> 
>                            Setelah acara makan bersama di Rumah Godang
> Kapalo Koto
>                            (rumah gadang pesukuan Kutianyia), para
> penghulu baru ini diarak
>                            keliling nagari menggunakan kendaraan bendi.
> Turut mengiringi
>                            semua datuk anggota KAN Koto Tangah
> Simalanggang,
>                            panungkek, imam-khatib dan dubalang dalam
> pesukuan, serta
>                            handai tolan masing-masing. Paling tidak ada
> sekitar 25 buah bendi
>                            yang digunakan untuk acara malewakan para
> datuk baru ini ke
>                            seantero nagari. 
> 
>                            Menurut Ketua KAN H. Anwar Dimin Dt. Hitam,
> acara batagak gala
>                            terakhir diadakan di Koto Tangah Simalanggang
> diadakan tiga
>                            tahun lalu dengan mengukuhkan sekitar 15
> orang datuk. 
> 
>                            Dengan dikukuhkannya lima penghulu baru ini,
> menurut Penjabat
>                            Wali Nagari Koto Tangah Simalanggang Hasrul
> Chaniago, jumlah
>                            ninik mamak pemangku adat di nagari itu sudah
> 33 orang. 
> 
>                            Dengan semakin banyaknya jumlah ninik mamak
> pemangku adat
>                            dan semua pesukuan telah memiliki penghulu
> yang telah
>                            di-paralek-kan, Hasrul Chaniago menyatakan
> hal ini akan
>                            memperkuat program Kembali Banagari yang
> telah dilakukan di
>                            sana. Sebagaimana diketahui, Koto Tangah
> Simalanggang adalah
>                            nagari pertama di Kabupaten 50 Kota yang
> diresmikan Kembali ke
>                            Nagari oleh Bupati Alis Marajo, bulan Januari
> 2001 lalu. "Kini kami
>                            masih menyusun perangkat-perangkat nagari.
> Mudah-mudahan
>                            dalam waktu dekat kami sudah utuh kembali ke
> format
>                            pemerintahan nagari," jelas Hasrul. 
> 
>                            Banyak Kemenakan di Rantau 
> 
>                            Roesdi Roesli dilahirkan di Kisaran Sumut, 2
> juli 1937, karena
>                            kedua orangtuanya, Roesli dan Noersani,
> merantau ke sana dan
>                            baru kembali ke kampung setelah Proklamasi.
> Namun masa
>                            kanak-kanak ia lalui di kampung halamannya.
> Namun sekolah
>                            Rakyat (SR) dan SMP ia tamatkan di
> Bukittinggi. 
> 
>                            Karirnya di Angkatan Laut dimulai dari bawah,
> yakni dengan masuk
>                            Aspiran Kadet (SMA persiapan untuk Akademi
> Angkatan Laut). Ia
>                            masuk AAL tahun 1956 dan tamat tahun 1959. 
> 
>                            Semasa perwira pertama dan menengah, karir
> Roesdi Roesli
>                            termasuk di jalur cepat. Suami dari Hj. Atin
> Triatin dan bapak tiga
>                            anak ini juga pernah bertugas sebagai Ajudan
> KSAL semasa
>                            dijabat Laksamana Mardinata, kemudian menjadi
> Sekretaris Duta
>                            Besar RI di Pakistan (1966-1969). Kembali ke
> Indonesia ia
>                            sebentar di Mabes AL, lalu berpindah-pindah
> Armada hingga
>                            menjadi Komandan KRI Multatuli (1975-76),
> lalu promosi jadi
>                            Komandan Satuan Kapal Amphibi merangkap
> Kepala Staf Eskader
>                            Timur (1976/77). 
> 
>                            Tahun 1976 itu ia sudah meraih pangkat
> kolonel dalam usia 39
>                            tahun. Tahun 1977 hingga 1981 Roesdi Roesli
> berturut-turut
>                            menjabat Kepala Staf Daeral X (Jayapura) dan
> Daeral IV
>                            (Surabaya). Ia dipromosikan menjadi Panglima
> Daerah AL VII di
>                            Ujung Pandang tahun 1981, dan meraih pangkat
> Laksamana
>                            bintang satu dalam usia kurang 44 tahun.
> Waktu itu ia merupakan
>                            perwira tinggi termuda di lingkungan
> TNI/ABRI. 
> 
>                            Tahun 1982 ia dipromosikan menjadi Pangdaeral
> III Jakarta,
>                            selanjutnya menjadi Panglima Armada Barat RI
> dengan markas juga
>                            di Jakarta, tahun 1985, dan pangkatnya naik
> menjadi Laksamana
>                            Muda. Setahun berikutnya, ia promosi lagi
> menjadi Deputi Operasi
>                            KSAL semasa Laksamana TNI Kasenda. 
> 
>                            Tahun 1991 hingga 1995 Roesdi masuk ke DPR-RI
> sebagai
>                            anggota Fraksi ABRI. Tahun 1997 ia kembali
> tepilih menjadi
>                            anggota DPR-RI, kali ini mewakili Golkar dari
> daerah pemilihan
>                            Sumatra Barat, yang dijabatnya hingga tahun
> 1999. Sejak pensiun
>                            dari TNI AL dan anggota DPR-RI, Roesdi Roesli
> bergerak di bidang
>                            swasta dan menetap di Jakarta. Tak lama
> setelah penghu lu
>                            sukunya, R. Dt. Kodo Marajo, meninggal dunia
> tahun 2000 lalu, ia
>                            didaulat kaum pesuku annya untuk memangku
> gelar adat tersebut. 
> 
>                            "Semula saya tak mau, karena saya kan tinggal
> di Jakarta," ujarnya.
>                            Tetapi ketika didesak terus, dan sudah
> menjadi kesepakatan kaum,
>                            akhirnya bersedia juga. Syaratnya, harus ada
> panungkek (wakil) di
>                            kampung. 
> 
>                            Hal lain yang mendorongnya menerima gelar
> itu, karena anak
>                            kemenakannya ternyata juga sudah lebih banyak
> yang tinggal di
>                            rantau. Dari sekitar 300 orang anggota
> pesukuan di bawah
>                            payungnya, dua per tiganya tinggal di Jakarta
> dan pulau Jawa
>                            umumnya. Bahkan ada yang di Amerika. "Jadi,
> dihitung-hitung,
>                            urusan anak kemenakan di rantau ternyata
> lebih banyak daripada di
>                            kampung," ujar pensiunan perwira tinggi yang
> masih segar bugar
>                            ini. 
> 
>                            Namun demikian, Roesdi Roesli sudah
> memancangkan niatnya
>                            untuk tidak hanya jadi datuk simbol. Sembari
> menikmati masa
>                            pensiunnya, ia berniat sungguh-sungguh untuk
> mengurus kampung
>                            dan anak kemenakannya. "Dari dulu sebenarnya
> kita ini sudah
>                            mengurus kampung juga. Jadi sekarang tak ada
> beda sebenarnya,"
>                            timpalnya pula.(hc)
> 
> 

RantauNet http://www.rantaunet.com
=================================================
Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di
http://www.rantaunet.com/subscribe.php3

ATAU Kirimkan email
Ke / To: [EMAIL PROTECTED]
Isi email / Messages, ketik pada baris/kolom pertama:
- mendaftar: subscribe rantau-net [email_anda]
- berhenti: unsubscribe rantau-net [email_anda]
Ket: [email_anda] = isikan alamat email anda tanpa tanda kurung
=================================================
WebPage RantauNet dan Mailing List RantauNet adalah
servis dari EEBNET http://eebnet.com, Airland Groups, USA
=================================================

Kirim email ke