Jakarta, 26 April 2002

Bapak e yang baik,

Menaruihkan korespondensi awak, kami kirimkan executive summary dari strategic plan Menggalang Pemberdayaan Masyarakat Minang sebagai Center of Excellence Masa Depan, untuak bapak jo kawan-kawan. Tarimo kasih.

Program langkoknyo, tolong bapak baco di http://briefcase.yahoo.com/yayasanib, user's id nyo: lembagakdpm, sabab filenyo gadang bana untuk dikirimkan dalam milis.

Tarimo kasih pak atas perhatian bapak, semoga Allah menolong awak membantu masyarakat nan awak cintoi. Amin.

Wabillahi taufiq wal hidayah

Wassalammualaikum Wr. Wb

M.C. Baridjambek

 

LEMBAGA KAJIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Yayasan Imam Bonjol

Jl. Walang Baru VII A No. 7, Jakarta 14260, Phone: (62.21) 430.6813, Fax & Voice mail: (62.21) 430.6811 E-mail: [EMAIL PROTECTED]

 

 

Menggalang Upaya Pemberdayaan Masyarakat Minang

Sebagai

Center of Excellence Masa Depan

 

(Mambangkikkan batang nan tarandam)

 

Ringkasan eksekutif

 

Masalah Sumatera Barat saat ini.

  1. Sumbar menghadapi masalah kesenjangan yang serius. Sumatera Barat tidak memiliki sumber daya alam yang memadai untuk menunjang penerimaan asli daerah (PAD) guna pembiayaan penerapan otonomi daerah sesuai undang-undang no. 22/1999 dan no 25/1999. Pengatasannya membutuhkan penanganan holistik yang terencana dalam jangka panjang.
  2. Pendidikan Sumatera Barat tertinggal jauh, baik kuantitas maupun kualitasnya yang menyebabkan faktor SDM semakin melemah. Dilaporkan bahwa 10% dari anak usia SD tidak sekolah, 41% dari remaja usia SLTP tidak mengikuti pendidikannya, dan 67% dari pemuda usia SLTA tidak meneruskan pendidikannya. Survey pendidikan di 16 propinsi tentang matematik dan ilmu pengetahuan (science) menempatkan Sumatera Barat pada peringkat ke 15. Selain itu 40% dari anak sekolah di Kota Padang, tidak bisa membaca Al Qur’an
  3. Tradisi merantau menyebabkan tenaga produktif masyarakat berkurang secara terpola. Penduduk Sumatera Barat saat ini (2000) berjumlah 4.594.800 orang, dengan luas daerah 42.898 km persegi. (Jawa Barat dengan luas sama – 43.177 km2, berpenduduk 42.332.200. orang).
  4. Akibatnya sektor pertanian tidak tergarap, padahal pertanian merupakan sumber pendapatan utama daerah. Hanya 16% dari 56% lahan pertanian yang digarap. Sumbangan pertanian ke PAD 21.37%. Untuk mengatasinya diperlukan adanya sistem untuk pemberdayaan masyarakat Minang agar kembali menjadi center of excellence di masa depan.
  5. Untuk itu dibutuhkan upaya pemberdayaan masyarakat jangka panjang yang fokus dan terorganisir dengan organisasi profesional dan bekerja dalam satu sistem terpadu. Program perlu didukung oleh seluruh stake holders, baik perantau, anak nagari, ninik mamak, cadiak pandai, alim ulama maupun bundo kanduang, serta diayomi oleh lembaga pemerintahan dan lembaga legislatif.

Strategi pemberdayaan masyarakat

  1. Memberdayakan ekonomi rakyat untuk miningkatkan kesejahteraan bersama
  2. Optimalisasi keunggulan komparatif dan kekuatan sosial masyarakat Minang
  3. Penggalangan kerjasama strategis antar perantau, anak nagari dan sumber daya lainnya.
  4. Penanganan pendidikan yang lebih fokus sesuai keunggulan masyarakat, untuk masa depan.

 

Penerapannya berupa:

 

  1. Meningkatkan kapasitas produksi komoditas unggulan masyarakat setempat.
  2. Membangun sistem jalur distribusi dan pemasaran komoditas unggulan tersebut
  3. Mengembangkan sektor pendanaan untuk menunjang pemberdayaan ekonomi rakyat
  4. Membangun kerjasama strategis dan optimalisasi pemanfaatan keunggulan komparatif Minang
  5. Peningkatan sumber daya manusia yang sesuai dengan kemajuan zaman
  6. Mengembangkan sektor jasa lain sesuai keunggulan Minang.

Organisasi pendukung.

 

Untuk mewujudkan tersebut dibutuhkan dua organisasi berupa:

  • Lembaga kajian dan pemberdayaan masyarakat yang meneliti dan mempersiapkan konsep penanganan pemberdayaan masyarakat jangka panjang

  • Lembaga relawan eksekutif (Excecutive Voluntary Club) untuk mengimplementasikan program dan membantu mempersiap-kan organisasi - organisasi infrastruktur pendukung kegiatan masyarakat secara profesional.

 

Terima kasih

Jakarta, 31 Maret 2002.

Kirim email ke