Alaikumsalam nakan Akmal,

Bukankah partai itu sebuah organisasi bersama? Nah partai2 di Indonesia,
masih bagaimana
ketua umum, termasuk Partai Idaman ini. Karenanya partai2 di Indonesia tak
lebih dari sebuah perseroan terbatas​ dengan pemegang saham 100% adalah
pemilik uang yang menjadi ketua umum.

Partai itu harusnya punya akar sebagai basis. Kalau tidak, dia akan hilang
ditelan sejarah. Ambo melihat hanya satu partai yang punya akar, yaitu
kelompok Tarbiyah kampus, kemudian menjelma menjadi partai bernama PK dan
bertukar menjadi PKS. Ambo bukan anggota ataupun kader PKS. Tapi ambo
mengamati, bahwa partaiko cukup mempraktekkan asas musyawarah. Namun tak
dipungkiri, kekuasaan juga menjadi musibah bagi sebagian kader partai
dakwah ini.

Jadi, langkah Akmal masuk partai, ajo caliak justru akan membelenggu
langkah dakwah Akmal, yang terlihat sudah mulai dirintis.

Selamat mencoba, semoga niatnya tulus.



Wassalaamu'alaikum WW

Dutamardin Umar (aka. Ajo Duta),
17/8/1947, suku Mandahiliang, gala Bagindo
Gasan Gadang Pariaman - Tebingtinggi Deli -
Jakarta - Sterling, Virginia USA
------------------------------------------------------------

2015-10-20 3:10 GMT-04:00 Afda Rizki <afdari...@gmail.com>:

> Uda Akmal,
>
> Selamat sudah memutuskan bergabung ke Parpol. Dibutuhkan urang pandai
> sarupo Uda Akmal untuk menjadikan Partai semakin bermanfaat bagi rakyat
> badarai.
>
> Salam hangat,
>
> Afda Rizki (Lk,37)
> Basrah
>
> **********
>
>
> Pada Sabtu, 17 Oktober 2015 07.32.00 UTC+3, Akmal Nasery Basral menulis:
>>
>> Assalamu'alaikum Wr. Wb.
>> Tuo-tuo Rantaunet n.a.h.
>> Juga uda, uni, adiak n.a.s. karena Allah.
>>
>> Jalan hidup kadang mengantarkan kita pada (banyak) peristiwa tak terduga.
>> Atau lebih tepatnya, tidak kita rencanakan sebelumnya. Kita semua pernah
>> merasakan hal ini, dalam berbagai bentuk. Untuk ambo, contohnya adalah
>> kejadian berikut.
>>
>> Beberapa bulan lalu (usai Idul Fitri), Sekjen Partai Idaman Ramdansyah
>> Bakir (mantan Ketua Panwaslu DKI) mengontak ambo, menanyakan apakah ambo
>> mau ngobrol-ngobrol dan memberikan masukan tentang kebudayaan, kepada Rhoma
>> Irama (RI), Ketum Idaman. Bukan paparan yang ilmiah dan akademis, hanya
>> sekadar obrolan biasa.
>>
>> Karena topiknya menarik minat ambo, dan sebagai bentuk implementasi
>> silaturahim sesama muslim, ambo jawab mau. Apalagi ambo belum pernah
>> berbicara dengan RI sebelumnya, meski aktif di majalah berita sekitar 16
>> tahun. Tak sekali pun pernah berbincang dan bertatap muka.
>>
>> Maka beberapa hari kemudian diadakan pertemuan di rumah RI, menjelang
>> shalat Jumat.  RI menjelaskan visi misi Partai Idaman, ambo
>> mendengarkan. Inti paparan RI: ingin mewujudkan bentuk Islam yang rahmatan
>> lil alamin di Indonesia, dan membangun Indonesia yang Pancasilais.
>>
>> Ketika ambo diminta berkomentar, ambo bicara mengalir saja, dengan inti
>> pendapat dua pula yakni:
>>
>> (1). Alhamdulillah jika bentuk akhlakul karimah yang ingin dimunculkan
>> Partai Idaman di Indonesia. Tetapi jangan dilupakan konteks, bahwa
>> Indonesia yang dimaksud adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
>> seperti telah diperjuangkan para Bapak Bangsa, termasuk antara lain Bung
>> Hatta, Haji Agus Salim, Pak Natsir, Buya Hamka, dll.
>>
>> (2) Tentang kebudayaan secara umum, dan kesenian sebagai ekspresi khusus
>> kebudayaan, tentu sangat baik jika banyak kesenian Islam yang muncul dan
>> bisa menjadi kegemaran masyarakat. Tetapi jangan dilupakan konteks bahwa
>> Indonesia adalah masyarakat majemuk, heterogen, maka bentuk-bentuk ekspresi
>> kebudayaan masyarakat non-muslim pun perlu dihargai dan dirangkul, dengan
>> catatan sepanjang tidak mencederai nilai-nilai ketuhanan dan merendahkan
>> harkat martabat manusia.
>>
>> Reaksi RI mendengar ucapan ambo adalah tersenyum tipis dan sesekali
>> mengangguk-anggukan kepala. Saat itu ambo tidak tahu apakah RI melakukan
>> gestur tersebut sebagai bentuk keramahtamahan seorang tuan rumah terhadap
>> tamu, atau memang RI setuju dengan pendapat ambo.
>>
>> Tersebab sudah menjelang shalat Jumat, maka obrolan santai sekitar 40-45
>> menit itu pun usai. Dan tidak dilanjutkan setelah shalat Jumat karena RI
>> harus terbang ke luar kota.
>>
>> Sekitar dua pekan kemudian, Sekjen Ramdansyah kembali menghubungi ambo
>> menyatakan bahwa RI "sreg" dengan pendapat ambo dan menanyakan apakah ambo
>> bersedia membantu sebagai Wakil Ketua Umum Partai Idaman Bidang
>> Pengembangan Manusia dan Kebudayaan (total ada 5 Waketum seperti pada
>> screen shot artikel Republika terlampir).
>>
>> Waduh! Ambo benar-benar tak menyangka perkembangannya ke sana. Jadi ambo
>> mencoba berkelit dengan sopan dengan mengatakan bahwa tentu masih banyak
>> orang lain yang punya kapasitas dan kapabilitas lebih tinggi dari ambo
>> untuk tema itu.
>>
>> Jawaban Ramdan di ujung telpon, "Memang ada banyak orang yang ingin masuk
>> DPP, tapi semua nama person di semua pos diputuskan Bang Haji, dan untuk
>> Waketum Budaya beliau hanya sreg dengan Uda Akmal karena Uda sudah punya
>> konsepnya. Bang Haji setuju sekali dengan apa yang Uda Akmal sampaikan."
>>
>> Ma syaa Allah.
>>
>> Ambo pikir tadinya itu hanya perbincangan biasa yang digunakan RI sebagai
>> brainstorming untuk mendapatkan ide-ide (segar) dalam menjalankan Partai
>> Idaman kelak. Tentu RI sudah berbincang dengan banyak orang, dari berbagai
>> bidang dan profesi, selain ambo.
>>
>> Ambo minta waktu berpikir (sambil berdiskusi dengan anak istri, terutama
>> menyangkut kondisi kehidupan kami yang saat ini juga tak bisa dibilang
>> mapan, melainkan pas-pasan. Belum lagi menyangkut satu urusan domestik yang
>> sedang keluarga ambo hadapi dan agak krusial). Tak lupa sebagai muslim,
>> ambo pun minta petunjuk Allah Azza wa Jalla tindakan apa yang seharusnya
>> ambo ambil atas tawaran seperti itu.
>>
>> Uniknya semakin ambo mencoba menolak tawaran itu dengan meningkatkan
>> justifikasi rasional bahwa dunia politik sekarang adalah dunia yang
>> membutuhkan banyak "logistik", justru semakin sering ambo mendapat
>> bayangan/visualisasi kehidupan Haji Agus Salim sang politikus besar yang
>> rumah pun hampir selalu mengontrak. Terbayang pula kehidupan Sang
>> Proklamator Bung Hatta, Bapak Bangsa, yang sampai akhir hayatnya pun sepatu
>> Bally yang diinginkannya tetap tak terbeli. Muncul lagi gambaran-gambaran
>> imajinatif tentan Pak Natsir, Pak Sjafruddin Prawiranegara, Buya Hamka,
>> dll, ketika mereka menjadikan politik sebagai sarana dakwah untuk
>> mendekatkan diri kepada Ilahi, bukan sarana memperkaya diri.
>>
>> Teringat pula (salah satu) kuliah Prof. A. Rahman Zainuddin di FISIP UI,
>> salah seorang dosen ambo dulu bahwa "moralitas itu sesungguhnya sesuatu
>> yang melekat (embedded) pada diri politikus. Politikus yang tak bermoral
>> sesungguhnya tak pantas disebut politikus, selain penghamba kekuasaan."
>>
>> Waktu terus berjalan. Ambo "buying time" dengan tak segera menjawab,
>> berharap RI sudah menemukan calon Waketum lain yang lebih cocok.
>>
>> Lalu datanglah hari ketika Ramdan kembali menelpon bagaimana jawaban ambo
>> terhadap permintaan Bang Haji? Beliau masih menginginkan ambo membantu DARI
>> DALAM Partai Idaman. Bukan dari luar. Susunan Pengurus yang definitif akan
>> segera ditentukan karena jadwal Deklarasi Nasional (1 Muharram) semakin
>> mendekat.
>>
>> Sebetulnya ini bukan pertama kalinya aku menolak tawaran bergabung di
>> parpol. Tahun 2009 ambo pernah pula mendapat tawaran bergabung di sebuah
>> parpol besar, juga di Departemen Budaya DPP. Tapi saat itu ambo masih bisa
>> bilang, "Thanks, but no thanks."
>>
>> Saat ini, meski sisi rasional benak ambo terus menerus menyarankan agar
>> ambo menampik dengan sopan tawaran RI, tetapi sisi emosional dan spiritual
>> ambo berkata lain dibanding tahun 2009.
>>
>> Saat ini ambo teringat bahwa RI pernah juga menjadi korban penzaliman
>> Soeharto ketika di tahun 1977-1982 beliau dilarang tampil di TVRI tersebab
>> keaktifannya sebagai juru kampanye PPP. Larangan itu baru diangkat tahun
>> 1988.
>>
>> Belakangan ini, RI sering juga dijadikan "kuda tunggangan" oleh
>> pihak-pihak lain, seperti tersaji gamblang dalam Pilpres tahun lalu.
>> Dimanfaatkan.
>>
>> Belum lagi visinya untuk mewujudkan Islam yang rahmatan lil 'alamin dan
>> sifat terbuka Partai Idaman (yang meski berbasis nilai-nilai Islam, namun
>> tetap partai terbuka bagi non-muslim), adalah kredit yang patut
>> diapresiasi.
>>
>> Akhirnya dengan mempertimbangkan seluruh faktor yang prosesnya tak mudah
>> itu, berkonsultasi dengan keluarga, dan terus mengharapkan bimbingan Allah
>> Azza wa Jalla, akhirnya ambo menyatakan menerima kepercayaan RI yang
>> merupakan bentuk trust luar biasa besar atas kiprah ambo yang tidak ada
>> apa-apanya dalam kancah dunia politik nasional selama ini.
>>
>> Bismillahirrahmanirrahim.
>>
>> Maka sejak 1 Muharram 1437 (14 Oktober 2015) ambo dengan resmi menempuh
>> (semoga) jalan dakwah baru dengan berkiprah langsung di dunia politik tanah
>> air, setelah mengucapkan Sumpah dan Janji Pengurus Inti Partai Idaman di
>> Tugu Proklamasi, dalam acara yang dihadiri 2000-an orang, baik sipil
>> (non-partai) maupun wakil-wakil parpol yang hadir hampir dari seluruh
>> parpol sekarang.
>>
>> Ambo sangat paham bahwa dunia politik Indonesia saat ini adalah dunia
>> yang penuh fitnah, kejam, penuh tikungan berliku, di mana setiap senyuman
>> yang terlihat belum tentu berisi kehangatan persaudaraan, malah bisa
>> sebaliknya.
>>
>> Karena itulah dengan penuh kerendahan hati, ambo berharap agar seluruh
>> Dunsanak RantauNet yang ambo hormati, untuk tetap berkenan membimbing,
>> memberi masukan, sampai mengkritik jika diperlukan, sekiranya ada
>> tanda-tanda langkah yang akan ambo lakukan melenceng dan keluar jalur di
>> masa depan. Semoga itu tidak akan terjadi.
>>
>> Ini pilihan berat, salah satu terberat dalam hidup ambo. Tetapi ikhtiar
>> untuk memperbaiki masyarakat, memperbaiki bangsa, harus tetap kita lakukan
>> di mana pun kita berada.  Dan saat ini, kebetulan satu pintu politik
>> sedang terbuka di hadapan ambo.
>>
>> Mohon maaf lahir batin jika ada Dunsanak RN yang kurang berkenan membaca
>> posting ini. Sama sekali tidak ambo niatkan untuk promosi partai/kampanye,
>> melainkan semata-mata karena ambo merasa sebagai bagian integral dari
>> keluarga besar RantauNet.
>>
>> Wallahul muwaffiq ilaa aqwaamith thariq.
>> Semoga Allah selalu menuntun kita ke jalan yang lurus.
>>
>> Hamba Allah yang dhaif,
>>
>> Akmal Nasery Basral
>> 47, Cibubur.
>>
>> Terlampir cuplikan berita *Republika*, Kamis 15 Oktober 2015.
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>> --
> .
> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain
> wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
> ===========================================================
> UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
> * DILARANG:
> 1. Email besar dari 200KB;
> 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
> 3. Email One Liner.
> * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta
> mengirimkan biodata!
> * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
> * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
> * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
> mengganti subjeknya.
> ===========================================================
> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
> http://groups.google.com/group/RantauNet/
> ---
> Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup "RantauNet" di Google
> Grup.
> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini,
> kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
> Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
>

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.

Kirim email ke