Mohon maaf, KOREKSI'''.......

Ondeh yo NDAK BOSAN mambaco ulang  artikel Pak Emi nangko;

Beberapa buku beliau sampat ambo bali tahun 2004 katiko dinas ka Padang
Asyik dan menyejukan tulisan liau

Salam Prof
Masrur Siddik
L/67, Bandung


2009/5/11 masrursiddik masrursiddik <masrursid...@gmail.com>

> Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
>
> Angku Profesor H.K.Suheimi sarato dunsanak sapalanta,
>
> Ondeh yo dan bosan mambaco ulang tulisan Angku Prof. Emi nangko
> Babarao yahun lalu alah ambo baco dalam buku liau :
> "Jangan Biarkan Setetes Air Kembali ke Laut" Penerbit Anggrek Distributor,
> Padang 2002
>
> Selamat Prof
>
> Wassalam,
> Masrur Siddik '61
> L/.67, asa Sasak-PasBar, Gadang di KikTinggi
> kini tingga di Bandung
>
>
> 2009/5/11 <ksuhe...@yahoo.com>
>
>  OPLET CIGAK BARUAK
>>
>> Oleh: Dr.H.K.Suheimi
>>
>>
>> Setiap  kami turuni ngarai itu, setiap kali pula kami  bersirobok
>> dengan oplet cigak baruak. Kadang-kadang di kelokkan,
>> kadang-kadang  di  pendakian.  Kalau di kelokkan,  maka  oplet
>> iniselalu mencuri jalan, memepet jalan kekanan, mungkin stirnya
>> tak dapat  lagi di banting secara tajam. Kalau terperogok
>> dipendakian,terdengar  raungannya yang  memilukan,  seakan-akan
>> oplet
>> cigak  baruak  itu mambana ndak kuat  lagi,  sepertinya  bertanya
>>  "jauhkah  lagi pandakian". Terengah-engah,  terseot-seot  seperti
>> orang  sesak  nafas, oplet itu melenguh  mendaki  sambil  membawa
>> muatan  yang  sarat. Oplet itu sarat bernuatan,  bukan  hanya  di
>> dalam badannya saja, tapi juga di tendanya, ber  ketidng-ketiding
>> pisang dari sungai jariang dan nagari lambah di muat orang.Kemudian
>> di dalam badan oplet itu sarat dengan  penumpang,  bagaikan
>> sardencis,penuh sesak, sebagian dari penumpang itu bergaut  dan
>> bergelantungan  di  pintu mobil. Oplet cigak baruak  itu  sebetul
>> sudah  terlalu tua untuk memikul beban yang sebrat dan  pendakian
>> yang setinggi di lembah ngarai sianok itu. Dindingnya sudah mulai
>> keropos,  catnya tidak tentu apa warnya, tiap  sebentar  mesinnya
>> panas,  bannya pun sudah licin, kata penumpang oplet  itu,  mobil
>> chevrolet  ini  keluaran tahun 1948, berarti sudah  45  tahun  di
>> palasah. Kedalam oplet cigak baruak itu, semua apa saja di  muat,
>> Semen,  minyak tanah, pisang berketiding-ketiding,  pokoknya  apa
>> saja, asal bisa masuk, di purukkan, sehingga oplet tua yang sudah
>> reot  itu  di beri beban yang bukan main beratnya,
>> disuruh mendaki  lembah ngarai sianok, dan disuruh  menempuh  jalan
>> -jalan berlobang  sperti  kubangan  kerbau  serta  berbatu-batu.
>> Jarang sekali oplet tua itu menempuh jalan yang licin dan mulus.
>> Mereka hanya diizin beroperasi samapai simpang jalan Banto Laweh,
>> mereka tak  diizinkan masuk kedalam kota, karena didalam kota sudah
>> ada menunggu oplet Angkutan Kota yang baru-baru dan bagus-bagus.
>>   Saya  perhatikan hampir semua oplet cigak  baruak  mengalami
>> nasib yang serupa. Mereka tidak boleh masuk kota, ketempat  kera
>> main, ke jalan yang mulus. Tempatnya nun di batas kota, di  ping
>> gir-pinggir, di jalan yang aspalnya mengelupas, di pendakian  dan
>> di tanjakkan, di labuh yang telah berlobang-lobang di jalan  yang
>> buruk.  Atapnya  di himpit oleh beban yang berat,  lambungnya  di
>> penuhi  oleh bermacam-macam muatan, pintunya di pergayuti.  Tidak
>> ada tempat yang kosong dan tempat yang lowong, semuanya berdesak-
>> desak  memenuhi oplet cigak baruak ini. Pernah  saya  menyaksikan
>> oplet  cigak  baruak  ini, di sebuah  pendakian  dekat  belokkan,
>> bannya meledak pecah, saya terkejut, oplet itu mulai miring. Saya
>> perhatikan  wajar bannya meletus dan pecah, mengingat beban  yang
>> di pikulnya seberat itu, sedangkan bannya sudah tidak ada  ragin
>> ya,  sudah licin, tipis dan dimana-mana nampak benang-benang  ban
>> itu.  Iba  hati ini menyaksikan amai-amai  yang  menompang  untuk
>> pergi ke pekan menjual pisang-pisangnya, tapi lebih iba lagi hati
>> ini  melihat penanggungan sang oplet cigak baruak,  yang  meraung
>> dan sesak nafas waktu mendaki, tiba-tiba bannya pecah pula.
>>   Padahal  sewaktu mobil itu masih baru, mesinnya masih  kuat,
>> bodynya  masih utuh, tiap sebentar mobil itu di periksa,olienya
>> tiap  sebentar harus di ganti, minyak rem tak boleh kurang,  ben
>> sinnya tak boleh habis, serta dindingnya yang mulus
>> dan berkilat
>> itupun  di gosok tiap sebentar, dimana dia berhenti,  sang  sopir
>>  selalu  melapnya dan membersihkannya. Mobil yang baru, kuat  dan
>> kokoh  itu justru tak boleh memikul beban yang  berat,  muatannya
>> tak  boleh berlebih, orang diatasnya berlapang-lapang. Kalau  ada
>> muatan  yang berlebih diturunkan, mobil itu di elus-elus  dan  di
>> banggakan  kesana kemari. Hampir semua mobil  bernasib  demikian.
>>   Begitu pula dengan mobil saya yang sudah usang, kemaren saya
>> bertemu  dengannya, berisi sarat dengan semen dan kerikil,  mobil
>> itu tidak begitu saya pedulikan lagi. Kalau dulu dia cuma mengang
>> kut manusia,  sekarang semua diangkutnya,  mulai   dari  semen,
>> kerekel dan bahan-bahan bangunan, bentuknya sudah tak menentu dan
>> tak terurus lagi, olienya entah sudah diganti entah belum, entah
>> lah.
>>   Lalu  saya  merenung, hidup inipun bagaikan  mobil.  Sewaktu
>>
>> masih  muda  badan sedang kuat, apapun bisa di  kerjakan  dan  di
>> lakukan. Pada saat itu beban belum ada dan sedikit sekali yang di
>> pikulnya. Tapi begitu mulai tua, seperti oplet cigak baruak  yang
>> berumur  45  tahun itu, yang seharusnya  bukan  bebannyapun  di
>> pikulnya,  dalam keadaan terseok-seok, dengan nafas  yang  sesak,
>> terengah-engah, tapi di paksakan mendaki pendakian sambil memikul
>> beban-beban. Kadang-kadang beban itu seharusnya untuk Truk,  tapi
>> di muat juga kedalam mobil.
>>   Untuk  semua  itu  agaknya perlu  difikirkan,  selagi  muda,
>> tulang,  otot dan otak masih kuat, fikirannya masih jernih,  dia
>> njurkan  untuk menabung sebanyak-banyaknya dan  berusaha  sekuat-
>> kuatnya  untuk mempersiapkan akan menempuh hari tua yang mau  tak
>> mau  harus di lalui. Dan di hari tua telah  menunggu  beban-beban
>> yang tidak semestinya dipikul,harus di  sandang.Yang bukan
>> beban kita harus diangkat, sedangkan badan lah letih, tulang lah
>> lemah, otot lah menyusut dan mengkerut, kulit lah keriput,  badan
>> lah sakit=sakitan, bebanpun semakin berhimpitan, ada yang menimpa
>> kepala, ada yang bergayut dan banyak yang menghimpit. Lalu kepada
>> kita  di  mintakan pertanggung jawab. Dan  Nabipun  menganjurkan.
>> Pergunakanlah  masa  mudamu  sebelum  datang  tua,  Pergunakanlah
>> kesehatanmu  sebelum datang sakit. Pergunakanlah  kayamu  sebelum
>> datang  miskin. Pergunakanlah hidupmu sebelum datang mati.  Serta
>> pergunakanlah saat lapangmu sebelum datang saat sempit.
>>   Untuk  semua itu saya teringat akan sebuah  firman  suci_Nya
>> dalam Al=Qur'an surat Alam Nasyrah  ayat 1-8  :
>> "Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu.
>>  Dan Kami menghilangkan dari padamu bebanmu
>>  Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu
>>  Karena sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan
>>  Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan
>>  Maka apabila Kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakan
>>  lah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain
>>  Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap".
>>
>>
>> P a d a n g   5 April 1993
>>
>> ------------------------------
>> Firefox 
>> 3<http://sg.rd.yahoo.com/id/search/firefox/mail/signature/*http://downloads.yahoo.com/id/firefox/>:
>> Lebih Cepat, Lebih Aman, Dapat Disesuaikan dan Gratis
>> >>
>>
>

--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain harap mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi/dibanned:
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
- DILARANG: 1. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi;
2. Posting email besar dari 200KB; 3. One Liner
===========================================================
Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-unsubscr...@googlegroups.com 
Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke