Hebat lo goh yo? Amuh lo Nyit Sungut sato batea-tea stek :) .... > dan bahwa kata "Minang" berasal dari kata Mino-Hyang > (Mino= Manusia, Hyang= Agung) yang berarti Manusia Yang Agung.
Tantu, nagari-nagari nan pakai kato Nang dapek pulo diaka-akai aratinyo saroman tu. Silakan cari-cari: Sungai Tanang Sitanang Nunang Limbanang Sudah tu cari-cari lo kato Hyang ko jo namo-namo nagari: Sungayang Supayang Bayang Sungai Kamuyang > Berkaitan dengan wilayah Provinsi Sumbar dengan ibu kota > provinsi Padang, katanya, Lucky Hendrawan berhipotesa bahwa > kata "Padang" berasal dari kata Pa-Da-Hyang > (Pa= Tempat, Da= Wujud, dan Hyang= Agung) > yang dapat diartikan sebagai Tempat Terwujudnya Keagungan. Baa pulo asakatonyo namo nagari-nagari: Lundang Kotogadang Kandangampek dan ... Kandangsingo :) [Rantau Angku Junaidi] Dan... hipotesanyo nan heibat: > Dalam perkembangan peradaban "Bangsa Sundaland", kata dia, > maka Lucky juga menduga bahwa sejalan dengan meletusnya > Gunung Batara Guru (sekarang Danau Toba) maka pusat ajaran > (Mandala-hyang, diduga sebagai asal usul kata Mandailing) > masyarakat Ba-Ta-Ka-Ra (Batak Karo) berpindah > ke wilayah Pa-Da-Hyang. > Jadi, manuruik hipotesanyo tu, katu Gunuang Marapi Toba malatuih, mangko Urang Batak Karo nan sabana tahan angok batabangan ka langik nan katujuah, sudah tu tahampeh baserak hiduik-hiduik ka bumi di selatan ka Mandailiang jo ka Padang. Jadi asa Urang Padang tu iyolah Urang Batak Karo. Baa gak ati duh? Cupak dipapek Rang Panggaleh? Horas, --Nyit Sungut :) Sabana kanyang Nyit Sungut maagak-i sadang puaso :) --- In rantau...@yahoogroups.com, "Nofiardi" <nofia...@...> wrote: > > > Pulau Sumatera Pusat Peradaban Dunia, Indonesia Benua Atlantis Yang > Hilang > > > Terakhir Diperbaharui ( Minggu, 13 September 2009 14:46 ) > > Pulau Sumatera > > SumbarMedia.com, Bogor - Sebuah kajian baru yang didasarkan pada > pendekatan etnolinguistik mengungkapkan bahwa Pulau Sumatra menjadi > pusat peradaban dunia, dan diduga Provinsi Sumatra Barat (Sumbar) > sebagai sentralnya. > > Dr Ir Ricky Avenzora, M.Sc, staf pengajar di Departemen Konservasi > Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan Institut Pertanian > Bogor kepada ANTARA di Bogor, sebagaimana dikutip dalam Antara, > mengungkapkan bahwa pendekatan etnolinguistik itu menjadi hal baru dalam > melihat sejarah. > > "Pendekatan etnolinguistik itu dikaji oleh Lucky Hendrawan, Kepala > Departemen Desain Komunikasi Visual Institut Teknologi Harapan Bangsa, > Bandung. Yang bersangkutan sangat intens dan fokus pada banyak > penelitian tentang budaya Nusantara," katanya. > > Wacana tersebut, kata dia, juga telah disampaikannya dalam kajian > berjudul "Membangun Ekoturisme di Ranah Minang: Mewujudkan Keagungan Di > Tanah Leluhur Para Manusia Yang Agung dan Paripurna" bersamaan dengan > peluncuran Kereta Api Wisata di Sumbar, akhir pekan lalu. > > Ia mengatakan, Prof Dr Arysio Nunes dos Santos dalam buku hasil > penelitiannya tentang benua Atlantis yang hilang ("Atlantis, The Lost > Continent Finally Found, The Definitifve Localization of Plato`s Lost > Civilization": 2005), memaparkan bukti tentang lemahnya teori Atlantis > oleh Plato. > > Arysio Nunes dos Santos adalah pakar Nuklir dan Fisika Bebas kelahiran > Brazil serta Profesor Rekayasa Nuklir Escola de Engenharia da > Universidade Federal de Sco Paulo (UFMG). > > Dengan bukti-bukti yang dimilikinya, Santos yakin bahwa Indonesia adalah > pusat dari Benua Atlantis yang hilang tersebut. Banyak bukti geologi > yang ia tampilkan dan juga bukti-bukti DNA biologi untuk mendukung > teorinya itu. > > Yang paling menarik, kata dia, Santos mengatakan bahwa pada masa > Atlantis itu, Pulau Sumatra menjadi pusat peradaban dunia dengan > Provinsi Sumbar diduga sebagai sentralnya. > > Berkaitan dengan wilayah Provinsi Sumbar dengan ibu kota provinsi > Padang, katanya, Lucky Hendrawan berhipotesa bahwa kata "Padang" berasal > dari kata Pa-Da-Hyang (Pa= Tempat, Da= Wujud, dan Hyang= Agung) yang > dapat diartikan sebagai Tempat Terwujudnya Keagungan. > > Dikaitkan dengan benang merah asal-usul dan keberadaan suatu bangsa, > maka hipotesis yang dikembangkan dengan pendekatan etno-linguistik oleh > Lucky Hendrawan (2009) adalah sangat rasional dan perlu didukung untuk > ditelusuri bukti empirisnya secara obyektif. Beberapa esensi pemikiran > penting dapat dipetik dari hipotesis yang dia kembangkan. > > Salah satunya adalah istilah "Sunda" bukanlah merupakan nama suatu suku > (etnis) yang hidup di Pulau Jawa bagian Barat, melainkan nama sebuah > wilayah besar (Sundaland) yang dibangun melalui suatu ajaran. > > Jika ditelusuri dari sudut pandang etno-linguistik, maka banyak bukti > empiris etno-linguistik yang menunjukan bahwa Negara Republik Indonesia > sesungguhnya telah mengalami beberapa kali pergantian nama, sistem dan > konsep kenegaraan serta pemerintahan. > > Jika disederhanakan, maka rangkaian perubahan tersebut adalah seperti > Dirgantara-Swargantara-Dwipantara-Nusantara-Indonesia. Kemudian, Sunda > Nagara-Taruma Nagara-Banjaran Nagara-Pajajaran Nagara-Republik. > > Dalam perkembangan peradaban "Bangsa Sundaland", kata dia, maka Lucky > juga menduga bahwa sejalan dengan meletusnya Gunung Batara Guru > (sekarang Danau Toba) maka pusat ajaran (Mandala-hyang, diduga sebagai > asal usul kata Mandailing) masyarakat Ba-Ta-Ka-Ra (Batak Karo) berpindah > ke wilayah Pa-Da-Hyang. > > Atas dasar logika hipotesa ini maka dia menduga bahwa wilayah > Pa-Da-Hyang adalah Pusat Peradaban Tertua di Dunia yang masih tersisa, > dan bahwa kata "Minang" berasal dari kata Mino-Hyang (Mino= Manusia, > Hyang= Agung) yang berarti Manusia Yang Agung. > > Meskipun hipotesa etno-linguistik yang dikemukakan oleh Lucky sangat > mengejutkan dan "menantang" serta sangat jauh dari pola tulisan > Kesejarahan Minangkabau yang ada dan tersedia selama ini, menurut Ricky > Avenzora, bukan berarti berbagai hipotesa yang ia kemukakan bisa ditolak > begitu saja. > > Setidaknya, kata dia, hasil ulasan Prof Dr Priyatna Abdurasyid -- > Direktur Kehormatan International Institute of Space Law (IISL), Paris-- > atas berbagai hasil penelitian Prof Dr Arysio Nunes dos Santos > menunjukkan bahwa logika etno-linguistik yang diajukan oleh Lucky > Hendrawan mendapatkan jalan empiris dari aspek geologi untuk menuju > suatu kebenaran keilmuan yang dapat terus dikembangkan. > > Abudrasyid mengungkapkan bahwa setidaknya ada tiga persamaan antara > teori Plato --sebagai pencetus pertama teori tentang Benua Atlantis-- > dengan hasil penemuan Arysio Santos. > > Persamaan teori tersebut pertama, lokasi benua yang tenggelam tersebut > adalah Atlantis, dan hal ini dipastikan oleh SantosIndonesia. Kedua, > Plato dan Santos sama-sama menggambarkan mata rantai atau panjang dan > jumlah gunung berapi di Indonesia. > > Ketiga, Plato dan Santos sama-sama menggambarkan adanya kanalisasi > lumpur panas di wilayah Indonesia sebagai akibat letusan gunung-gunung > berapi yang abu panasnya tercampur air laut menjadi lumpur yang bersifat > "impossible barrier of mud" (hambatan lumpur yang tidak bisa dilalui) > dan bersifat "in-navigable" (tidak bisa ditembus atau dimasuki). > > Hal ketiga ini adalah sangat berkaitan erat dengan semburan lumpur panas > Lapindo di Sidoarjo, Jawa Timur. > > Terlepas dari pro dan kontra yang masih berkembang atas teori yang > dikemukakan Santos tentang Benua Atlantis yang hilang, maka hipotesa > etno-linguistik yang dicuatkan oleh Lucky Hendrawan sesungguhnya bisa > dijadikan pemikiran baru, demikian Ricky Avenzora sebagai Wilayah > Republik > > http://www.sumbarmedia.com/nasional/what-ails-you/54-nasional/135-pulau- > sumatera-pusat-peradaban-dunia-indonesia-benua-atlantis-yang-hilang.html --~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~ . Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama =========================================================== Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-unsubscr...@googlegroups.com Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe -~----------~----~----~----~------~----~------~--~---