Kompasiana : Rubrik : Jalan-Jalan. 02 Agustus 2010. Keliling Sumatera Barat Bag. II Oleh : Reflusmen. Ngarai Sianok, Lobang Japang, Benteng Fort de Kock, Bika Simariana, Ikan Bili Danau Singkarak, Sitinjau Lawik dan Batu Simalinkundang si anak durhaka di Pantai Air Manis.
Di malam Minggu nan panjang, kami melanjutkan wisata kuliner makan Martabak Kubang di sebuah Kedai yang terletak di depan Hotel. Semua memakai jacket untuk melawan udara yang sejuk berkisar antara 16,10 – 24,90 karena secara geografis Bukittinggi terletak pada ketinggian 909 – 941 meter di atas permukaan laut, dan dikelilingi tiga gunung berapi yaitu Gunung Singgalang, Gunung Marapi dan Gunung Sago. Mungkin dari sini inspirasi lagu yang sangat terkenal Kampuang nan jauh di mato Gunuang Sansai Baku Liliang Takana Jo Kawan, Kawan Nan Lamo Sangkek Basuliang Suliang Panduduknya nan elok Nan Suko Bagotong Royong Kok susah samo samo diraso Den Takana Jo Kampuang Mungkin………. Esok hari (Minggu) kami jalan kaki menuju Taman Panorama Ngarai Sianok. Sebuah lembah curam (jurang) memanjang dan berkelok. Pemandangan yang indah dan menjadi salah satu objek wisata utama. Gue pikir Ngarai Sionak itu jauh !. Ternyata di tengah kota ya!. celetuk si Babe. Coba Babe perhatikan dinding Ngarai yang kekuning-kuningan, itu pasir lho!. Tapi kok nggak longsor ya !. Sayang kita nggak bisa turun ke bawah, waktu kita terlalu sempit. Setelah puas berfoto-foto dengan berbagai latar belakang pemandangan, kami masuk ke Lobang Japang, yaitu gua bekas persembunyian tentara Jepang sewaktu Perang Dunia II. Anak tangga di Lobang Japang ini berbeda jumlahnya bila dihitung dari atas dengan dihitung dari bawah. Anda tak percaya ! Silahkan datang dan hitung sendiri he he he. Perjalanan selanjutnya kami teruskan ke Kebun Binatang melihat replika Rumah Gadang yang berfungsi sebagai museum kebudayaan Minangkabau dan Benteng Fort de Kock dilengkapi dengan empat meriam kecil di keempat sudut. Dibangun semasa Perang Paderi pada tahun 1825 oleh Kapt. Bauer. Museum dan benteng dihubungkan oleh Jembatan Limpapeh di atas Jalan A. Yani yang merupakan jalan utama di kota Bukittinggi Sekitar jam 10.00, kendaraan kami meluncur menuju Padang Panjang dan tak lupa kami mampir membeli Bika Si Mariana yang terbuat dari santan, tepung beras, gula merah, di panggang di atas tungku api dan di bungkus dengan daun jati. Kalau lebaran, gara-gara Bika ini, Jalan Padang – Bukittingi sepanjang 98 Km menjadi macet total. Maknyussss …….. Dari Padang Panjang belok kiri melalui jalan yang berliku-liku, di kiri kanan membentang petak-petak sawah tak beraturan yang ditumbuhi padi yang sedang menguning nan elok dipandang. Akhirnya, kami sampai di Danau Singkarak yang begitu luas, terletak pada dua wilayah Kabupaten Solok dan Kabupaten Tanah Datar. Jalan raya ditepi danau sepanjang 22 KM menghubungkan Padang Panjang - Solok dan dari danau inilah asal ikan “Bili” , Konon ikan Bili yang hidup di Danau Singkarang ini hanya satu-satunya di dunia. Setelah melepas lelah di pinggir danau, perjalanan menuju Padang melalui si Tinjau Lawik, pegunungan Bukit Barisan untuk menikmati pemandangan yang begitu indah, diselingi oleh debu yang berasal dari Pabrik Semen Padang. Kalau anda tergolong penakut, lebih baik pejamkan mata karena jalan yang berkelok-kelok dan disisinya jurang mengangah sedalam ratusan meter. Puas berjalan dipegunungan, target terakhir adalah batu Malin Kundang si anak Durhaka di pantai Air Manis. Rasanya tak perlu diceritakan legenda batu Malin Kundang ini karena anda mungkin lebih tahu dari pada saya ha ha ha… Sekitara jam 16 petang di Bandara International Minang Kabau terdengar panggilan. Para penumpang pesawat ……… tujuan Jakarta dengan nomor penerbangan….dipersilahkan naik pesawat. Sampai diatas pesawat kami tertidur pulas karena sepanjang perjalanan mata tak berkedip, sayang menyia-nyiakan pemandangan yang begitu indah dan elok. Para penumpang sekalian, beberapa saat lagi pesawat akan mendarat di Bandara Soekarno Hatta. Saat ini waktu menunjukan ……..Tidak terdapat perbedaan waktu antara Padang dan Jakarta. Suara lembut sang Pramugari… Setelah menginjakan kaki di darat. Kami tak ubahnya seperti team Sepak Bola yang memenangkan pertandingan. Saling bersalaman dan berucap. Alhamdulillah………………. Sungguh, sebuah perjalanan yang sangat mengesankan …. Wassalam : Reflus, 53 Tahun. Jatiwaringin, 04 Maret 2011 Powered by Telkomsel BlackBerry® -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. E-mail besar dari 200KB; 2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/