MENGUAK SEJARAH ROKOK

Seorang pria memakai jaket hitam mendaki gunung dengan 
susah payah, berpeluh dan mengeluarkan tenaga. Setelah 
berhasil sampai di puncak gunung, ia tersenyum bangga, 
penuh kemenangan. Didekat kemah dan api unggun, ditemani 
seorang wanita yang menatap kagum dan secangkir kopi panas 
yang mengepul, pria itu meletakkan sebatang rokok disudut 
mulutnya lalu memantik korek api. cuss.. ia menghisap 
rokoknya dalam-dalam kemudian menyemburkan asapnya penuh 
kenikmatan serasa jantan dan penuh kesombongan.

Rokok, dalam iklan identik dengan pria macho gagah, dengan 
aktifitas penuh tantangan, dipadu secangkir kopi, atau 
wanita cantik dan seksi. Iklan seakan bahwa perokok adalah 
cerminan laki-laki gagah, jantan dan suka tantangan, dan 
disukai wanita.

Tragisnya, keadaan nyata perokok tak seindah iklannya. 
Justru diakhir hayatnya seorang pria perokok mengalami 
kerusakan gigi, stroke, jantung koroner, kanker paru-paru, 
kanker kerongkongan, bronchitis, impotensi dan kondisi 
lainnya yang sama sekali tidak 'gagah'. Sedangkan wanita 
perokok mengalami hal yang sama, dengan tambahan bonus 
kanker rahim, kemandulan, menopause lebih cepat, 
pendarahan otak. Jika ia sedang hamil, bayi yang lahir 
mengalami resiko keguguran, premature, cacat bahkan 
kematian. Inilah sebenarnya bencana bagi para perokok.

SEJARAH ROKOK

Sejarah rokok sendiri tidak terlepas dari upaya konspirasi 
Yahudi-Nasrani yang berhasrat untuk menghancurkan umat 
Islam. "Tidak akan ridho kaum Yahudi dan Nasrani terhadap 
kalian selama-lamanya sampai kalian mengikuti jalan hidup 
mereka." (al-Baqarah : 120). Didalam kitab Jawahirul 
Lu'lu'iyyah, disebutkan bahwa munculnya rokok berasal dari 
Inggris yang menyebar ke negeri-negeri Islam di abad 
akhir. Anehnya pemerintah Inggris justru tidak mengirimkan 
rokok ke negara Islam kecuali setelah para dokter muslim 
bersepakat melarang merokok.

Dikatakan pula bahwa para dokter negeri muslim pernah 
mengotopsi seorang laki-laki pecandu rokok. Mereka 
mendapati daging dan ototnya mengerut kehitaman, sumsum 
tulang hitam legam. Jantungnya seperti karang laut 
berlubang dan berongga yang mengering. Hati terbakar 
seperti dipanggang api. Sejak itulah dokter Yahudi-Nasrani 
melarang mengonsumsi rokok. Sebaliknya mereka 
memerintahkan menjualnya ke kaum muslimin dengan tujuan 
membinasakan muslimin dalam jangka panjang. Dari sinilah 
sebagian para ulama' mengharamkan mengkonsumsi rokok, 
karena ihtiyath (berhati-hati dalam mengambil hukum).

TEMBAKAU BERASAL DARI KENCING IBLIS

Rasulullah pernah bersabda : "Kelak akan datang kaum-kaum 
di akhir zaman, mereka suka mengonsumsi asap tembakau ini 
dan mereka berkata : 'Kami adalah umat Muhammad SAW', 
padahal mereka bukan umatku (Rasulullah tidak mengakui 
sebagai umatnya), dan aku juga tidak mengganggap mereka 
suatu umat, bahkan mereka adalah orang yang celaka."

Abu Hurairoh yang mendengar sabda tersebut bertanya : 
"Bagaimana sejarah tembakau itu tumbuh Ya Rasulullah ?" 
Sabdanya : "Sesungguhnya setelah Allah menciptakan Adam 
'alaihis salam dan memerintahkan para malaikat untuk sujud 
(sebagai tanda penghormatan) kepada Adam, seluruh malaikat 
kemudian sujud kepadanya kecuali Iblis. Dia enggan, 
bersikap sombong dan termasuk orang-orang yang kafir. 
Allah bertanya kepada Iblis : "Wahai Iblis, Apa yang 
menyebabkan kamu tidak mau sujud saat Aku memerintahkanmu 
? " Kata Iblis : "Aku lebih baik darinya, aku tercipta 
dari api sedang ia tercipta dari tanah." Allah berkata : 
"Keluarlah engkau dari surga sesungguhnya engkau terkutuk, 
dan engkau dilaknat sampai hari akhir !"

Iblis keluar dengan ketakutan hingga terkencing-kencing. 
Dari tetesan kencing Ibllis itulah tembakau tumbuh. Nabi 
SAW bersabda : "Allah memasukkan mereka kedalam neraka, 
dan sesungguhnya tembakau adalah tanaman yang keji. "

ROKOK DAN KESEHATAN

Telah kita ketahui semua bahaya merokok seperti tersebut 
diatas. Seorang perokok adalah pembunuh dirinya sendiri. 
Padahal Allah SWT amat kasih sayang terhadap 
hamba-hambaNya dan amat membenci perbuatan yang dapat 
mencelakakan hidup. Meneruskan kebiasaan merokok berarti 
menentang Allah SWT, karena Allah SWT tidak melarang 
sesuatu kecuali didalamnya terdapat mudhorot yang besar 
yang dapat mengganggu aktifitas 'ubudiyah seorang hamba.

Seorang perokok juga pembunuh orang lain. Mana ada seorang 
yang bersih jiwanya yang tidak merasa terganggu dengan 
asap rokok ? Belum lagi orang-orang tercinta dan 
masyarakat sekitarnya. Padahal jelas-jelas Rasulullah SAW 
melarangnya dalam sabda beliau : "Janganlah kalian 
membahayakan diri kalian sendiri dan jangan pula 
membahayakan orang lain.."

Pernah ada 2 orang menempati 2 ruangan berbeda. 
Masing-masing memiliki 1 set komputer berwarna putih. Yang 
satu merokok dan yang lain tidak. Kurang dari 6 bulan, 
komputer, warna cat tembok kamarnya, baju-baju didalam 
lemari si perokok semuanya menguning. Pakaian beraroma 
rokok, padahal ia gunakan pakaian itu untuk menghadap 
Allah SWT saat shalat dan hendak menuju masjid. Ia 
berharap dapat meraih ridho Allah, dengan sesuatu yang 
dibenci Allah ? Hasya wa kalla.

ROKOK DAN EKONOMI

Jika harga sebungkus rokok Rp. 6.000 dan habis dalam waktu 
sehari, maka dalam sebulan, ia menghabiskan dana 
Rp.180.000. Jika seperempat saja dari rakyat negeri ini 
(anggap saja jumlah penduduk Indonesia sekitar 200 juta 
jiwa) yang merokok, berarti 9 milyar rupiah dalam sebulan 
mereka "membakar uang" dengan sia-sia. Itu baru sebungkus 
rokok sehari, bagaimana yang setiap harinya merokok dua 
hingga tiga bungkus. Dalam setahun, berapa kiranya 
anggaran yang telah dikeluarkan oleh para perokok 
Indonesia ? Cukup untuk membayar hutang negara, atau 
seandainya digunakan untuk kesejahteraan masyarakat, untuk 
membiayai para janda dan anak yatim, untuk membantu dunia 
Islam lain seperti Palestina misalnya.

Namun sifat kecanduan dari tembakau dan cengkeh itu telah 
menutup mata hati mereka, "ah ini kan uang-uang gue 
sendiri terserah gue mau dibuat apa., apakah mereka 
menyangka harta yang mereka keluarkan itu kelak diakhirat 
tidak akan dihisab ?

Seorang yang telah mencampur kehidupannya dengan rokok, 
kadang-kadang dapat melakukan hal-hal yang tidak 
seharusnya dilakukan oleh manusia yang berakal sehat. Ia 
bisa saja tidak memberi nafkah istri, bertengkar hanya 
karena uang belanja sehari-hari, tidak mau membayar SPP 
sekolah anak, tidak mencukupi kebutuhan pendidikan (umum 
dan agama) seperti buku-buku atau kitab-kitab, bahkan 
enggan bersedekah atau menolong tetangga atau kerabatnya 
yang kesusahan, hanya karena sebungkus rokok. Ia telah 
mendzalimi dirinya sendiri, istri dan anak-anaknya, 
orang-orang yang mempunyai hak atasnya, padahal sebagian 
besar dari mereka adalah kaum yang merasa dirinya hebat, 
terhormat dan disegani oleh masyarakat.. ! padahal sikap 
foya-foya adalah dilarang oleh Allah. "Dan janganlah 
kalian menghambur-hamburkan harta kalian dengan boros, 
sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara 
syetan.." (QS. al-Isro' : 26)

Selain itu biasanya perokok menampakkan sikap egois, 
individualis, yang penting dirinya merasa puas. Inilah 
sikap yang disuntikkan kaum kapitalis kedalam otak 
perokok. Tidak peduli didalam bis, angkutan umum, ruangan 
apa saja, dikamar tidur, dimana saja. Seolah hal tersebut 
sah-sah saja.

Hal ini tidak lain disebabkan mereka menuruti hawa nafsu 
dan memandang hal yang ia lakukan tidak berakibat buruk. 
"Maka apakah orang yang berpegang pada keterangan yang 
datang dari Tuhannya sama dengan orang yang dijadikan 
baginya memandang baik perbuatan buruknya dan mengikuti 
hawa nafsunya ? " (QS. Muhammad : 14). "Boleh jadi kamu 
menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu. Allah 
Mengetahui sedang kamu tidak mengetahui." (QS. al-Baqarah 
:216)

Asap rokok telah menutupi akal sehat dan nurani 
kemanusiaannya. Seorang perokok terkadang seorang yang 
sangat pintar menasehati orang lain, tidak mau mendengar 
dan mengabaikan nasehat orang-orang yang menyayanginya dan 
peduli kesehatannya. Ia sudah bersikap masa bodoh dengan 
segala hal.

Perokok juga telah melupakan bahwa dirinya tergantung 
dengan rokok. Sikap ketergantungan ini sadar atau tidak 
sadar meggerogotinya. Mulut terasa kecut bila tidak 
menghisap rokok, akal tidak bisa berpikir tanpa rokok, 
sugesti kecanduan telah merasuki otak mereka. Persis 
seperti kasus yang dialami para pecandu narkoba dan 
minuman keras.

Saat ini rokok tidak lagi identik dengan orang dewasa, 
sebagaimana digambarkan didalam iklan. Siswa sekolah sudah 
terbiasa mengonsumsinya. Bahkan dewasa ini para balita 
sudah diajarkan praktek merokok dengan sempurna. Dari 
siapa ? Dari "meniru" ayahnya, dari didikan orang tua, 
kebiasaan gurunya, motivasi buruk teman-temannya dan dari 
masyarakat. Bagaimana tidak ? Sejak dini mereka diajari 
meniup api dari korek yang dipakai orang tuanya saat 
merokok. Besar sedikit, mereka diberi permen coklat yang 
bentuknya persis rokok, dan dengan bangga "mengajari" 
mereka tata cara merokok yang "baik". Dari mulai 
meletakkan "rokok" tersebut ke mulut, lalu mengambil 
"korek" dan menyulutnya, mengapit "rokok" diantara jari 
tengah dan telunjuknya, sampai menghisap dan menyebulkan 
asap bohongannya ke udara, fuuuhh.. Orang tua dengan 
sukses mengajari anaknya 2 hal, merokok dan berbohong. 
Kadang kala orang tua melarang dengan keras anak-anaknya 
merokok, sambil ia sendiri dengan tenang menghisap 
rokoknya dalam-dalam. Wahai.

Lalu apakah rokok sama sekali tidak ada manfaatnya ? 
Berikut ini bukti bahwa rokok masih mempunyai manfaat yang 
mungkin jarang orang mengetahuinya.

Pertama, seorang perokok rajin bangun malam karena dia 
batuk-batuk dan tidak bisa tidur. Kedua, rumahnya tidak 
akan disatroni pencuri karena ia selalu mendengar suara 
batuk dari dalam rumah sehingga ia pikir penghuni rumah 
masih belum tidur. Ketiga, anjingpun takut kepadanya 
karena setiap ia berjalan ia selalu membawa tongkat. Yang 
terakhir dan teristimewa, ia meninggal dalam kondisi kuat 
karena ia mati muda.

Merokok adalah perbuatan bid'ah yang tercela, dibenci 
bahkan haram hukumnya. Jika hukum merokok adalah makruh 
(dibenci Allah dan Rosul-Nya), maka cukuplah bagi orang 
yang mengaku dirinya mukmin untuk meninggalkannya. Lalu 
bagaimana apabila mu'tamad para ulama mutaakhkhirin 
mengatakan hukumnya adalah haram ?

Merokok sama saja dengan bunuh diri, padahal kata Allah 
SWT : "Dan janganlah kalian membunuh diri kalian sendiri. 
Sesungguhnya Allah amat Penyayang kepadamu. " (An-Nisa' : 
29)

Siapa yang tidak tahu merokok menyebabkan penyakit yang 
membinasakan seperti jantung koroner, kanker paru-paru, 
penyumbatan pembuluh darah atau stroke ? Padahal Allah SWT 
telah melarang hal demikian. "Dan belanjakanlah (harta 
bendamu) dijalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan 
dirimu sendiri kedalam kebinasaan." (al-Baqoroh :195)

Sabda Rasulullah SAW : "Barang siapa meneguk / menghisap 
racun sehingga menyebabkan ia mati, maka kelak dineraka ia 
akan menenggak racun dari tangannya, ia kekal dan 
dikekalkan didalam neraka selamanya.." Rokok mengandung 
racun nikotin dan karbon monooksida yang perlahan akan 
membunuh dirinya.

Perokok pasif juga dapat terkena imbasnya bahkan lebih 
parah. Sabda Nabi SAW : "Barang siapa yang beriman kepada 
Allah dan hari akhir, maka janganlah ia mengganggu / 
menyakiti tetangganya." Terutama "tetangga" yang paling 
dekat dengan dirinya yakni keluarganya. Kata beliau pula : 
"Barang siapa mengganggu seorang muslim maka sungguh ia 
telah menggangguku dan barang siapa mengganggu aku, maka 
sungguh ia telah mengganggu Allah SWT."

Masih banyak lagi ulama yang mengatakan ke-HARAM-an 
merokok, diantaranya : Al-Habib Abdullah bin Alwi 
al-Haddad sahibur ratib, Syech Abubakar bin Qosim 
al-Ahdal, Syech al-Qolyuby, Syech Ibn 'Allan, Syech Ahmad 
Kurdy dan lain sebagainya terutama ulama' 'alawiyyin, maka 
alangkah tidak pantas kita yang awam masih mencari 
dalil-dalil untuk menghalalkannya. Kata Habib Abdullah bin 
Alwi al-Haddad : "..yang shohih hukum merokok adalah haram 
karena dapat menghilangkan akal.."
Al-Habib Abdurrahman bin Muhammad al-Masyhur, mufti Diyar 
Hadramaut, saat membahas hal-hal yang membatalkan puasa 
didalam kitab beliau Bughyatul Musytarsyidin sempat 
berkata : "Semoga Allah melaknat orang yang membuat rokok 
karena rokok termasuk bid'ah yang buruk."

Al-Habib Husein, anak dari Syech Abubakar bin Salim pernah 
membeli tembakau dengn harga 40.000 riyal, lalu 
membakarnya, beliau juga memerintahkan untuk menghancurkan 
tembakau di Hadramaut dan melarang orang-orang dari 
merokok. Beliau berkata : "Orang yang tidak tobat dari 
merokok, aku khawatir dia akan mati su'ul khotimah." 
Na'udzu billahi min dzalik.

Beliau juga mengatakan : "Aku masih punya harapan peminum 
khomr dapat bertobat, tapi aku tidak punya harapan orang 
yang merokok dapat bertobat." Hal ini dikarenakan, peminum 
khomr tahu bahwa khomr hukumnya haram sehingga masih 
diharapkan tobatnya, sedang perokok merasa yakin bahwa 
hukum merokok adalah tidak apa-apa, sehingga dia tidak 
merasa bersalah dan tidak perlu bertobat. Wal 'iyaadzu 
billah min dzalik.

Al-Habib Abdullah bin Umar Bin Yahya pernah melihat di 
Mekkah beberapa orang yang berilmu telah terbiasa merokok. 
Beliau lalu marah dan melarang mereka : "Ini tidak pantas 
dan tidak cocok bagi yang mempunyai ilmu. Kebiasaan ini 
adalah bid'ah yang jelek, tidak disukai oleh jiwa-jiwa 
yang muthmainnah serta dijauhi oleh tabi'at yang 
sholihah." Lalu bagaimana kiranya orang-orang yang merasa 
dirinya pandai berilmu seperti ulama', kyai dan habaib 
terkemuka masih mempertahankan kemubahan merokok ?

Al-Habib Ahmad bin Hasan Alatas berkata : "Aku bermimpi 
melihat Nabi Muhammad SAW sedang keluar dari sebuah rumah 
di Seiwun (Yaman). Aku bertanya kenapa beliau keluar ? 
Maka beliau SAW menjawab : "Aku datang untuk menghadiri 
pembacaan Maulid dirumah itu, tapi aku melihat didalamnya 
ada tembakau, maka aku keluar". Padahal saat itu dibacakan 
Maulid, beliau keluar dari majlis. Lalu bagaimana rumah 
yang setiap hari didapatkan bau asap tembakau, mungkin 
selamanya Rasulullah SAW tidak akan sudi masuk kedalamnya, 
apalagi malaikat. Mungkin hal itu yang menyebabkan 
orang-orang banyak terhijab dari beliau SAW, sehingga 
sulit untuk hadir, walaupun hanya lewat mimpi.. Imam Sahl 
berkata : "Dua hal yang dapat menghalangi seseorang untuk 
bisa sampai kepada Allah dan menyaksikan alam malakut : 
makanan yang buruk, dan menyakiti makhluq." Dan kedua hal 
ini yang dilakukan oleh para perokok.

Syech Abdus Shomad Baktsir bersyi'ir :

Rokok adalah hidangan terbuat dari api panas, tidak ada 
manfaat didalamnya kecuali penyakit jantung maka jangan 
biarkan ia memperdayaimu

Awalnya adalah batuk lalu menguning terus menerus ia 
lakukan sampai akhirnya berpenyakit TBC, maka berikanlah 
dalihmu

Penyakit apakah gerangan yang disifatkan mereka 
sampai-sampai menyerang punggungmu wahai yang tertipu

Apabila mereka berkata didalam rokok ada manfaatnya, 
sungguh mereka telah berkata hal yang mustahil dan tak 
akan pernah dijumpai olehmu

Al-Habib Ahmad bin Umar al-Hinduan mengatakan : "Kalau 
mereka mengharuskan kami untuk memilih, anakku merokok 
atau makan kotoran manusia, niscaya aku pilih agar dia 
makan kotoran manusia daripada merokok.." Beliau juga 
mengharamkan rokok, karena membuat buruk konsumennya.

Al-Habib Ali bin Hasan Alatas shohib kitab al-Qirthos 
serta al-Faqih Abdullah bin Ahmad Bazar'ah secara global 
menyatakan merokok adalah tercela disetiap keadaan, baik 
secara syari'at maupun secara akal.
Syech Muhammad al-Bairuty ad-Dimyathy berkata :

Rokok membuat tubuh lemah, sedikitpun tidak ada 
manfaatnya, bahkan menyebabkan bahaya dan penyakit didalam 
badan

Celakalah penghisapnya, kedudukan bagaimana yang 
diharapkan dari yang aromanya menyerupai singa ketika 
didalam kubangan

Ulama' sepakat berfatwa akan keharamannya tanpa melampaui 
batas, maka berhati-hatilah dengan perkataan orang yang 
menjadikanmu hina karena lemahnya badan. Janganlah kau 
tertipu oleh mereka yang mengonsumsinya, karena mereka 
lalai dari jalan nyata kebenaran. Membiarkan seseorang di 
hari-hari cobaannya sampai-sampai ia melihat kebaikan 
bukan sebagai kebaikan

Ada seorang yang amat sholih disalah satu kota di 
Hadramaut, setiap harinya duduk berkumpul dengan auliya' 
dan sholihin. Istiqomah mempelajari ilmu, mengamalkannya, 
dan mengambil barokah dari mereka. Tak lama kemudian ia 
meninggal dunia. Malamnya, adiknya melihatnya didalam 
mimpi lalu bertanya : "Apa yang telah Allah lakukan 
terhadapmu?" Si sholih itu menjawab : "Aku mendapatkan 
seluruh syafa'at dari para wali dan kaum sholihin kecuali 
satu, dalam merokok." Artinya, seluruh auliya' dan kaum 
sholih dapat memberi syafa'at didalam hal apa saja, 
asalkan bukan rokok..

Syech al-Qolyuby ketika ditanya hukum merokok menjawab 
dengan syi'ir beliau yang artinya kurang lebih :

Dengarkanlah jawabanku wahai orang yang bertanya, tentang 
hukum menghisap api yang kelak kedalam neraka kau akan 
dijerumuskan
Hukumnya adalah haram berdasarkan dalil dan sifat-sifat 
buruk didalam rokok, yang telah kukumpulkan. Yaitu, ia 
dapat menyibukkan dirimu dari bertasbih kepada Pencipta 
kita, membuat air mata menghitam dan menghamburkan uang. 
Celakalah orang yang menghisapnya kelak dihari 
perhitungan, saat ia datang dengan buku catatannya yang 
kosong melompong lagi kelam. Tidak akan pernah ada 
selamanya seorang yang 'alim pun yang berkata : ini adalah 
halal, baik manusia golongan 'arab maupun 'ajam. Jika ada 
yang menentang perkataanku ini, mestilah ia seorang yang 
sesat dari jalan-jalan (kebaikan) serta dari kebenaran dan 
tuli ditelinganya menyumbat pendengaran

Kita memohon kepada Allah Tuhan 'arasy Yang Mewujudkan 
kita, semoga kebaikan ditampakkan dan diakhiri hidup kita 
dengan keimanan. Di akhir zaman yang mendekati qiyamat 
ini, segala yang dilarang (diantaranya rokok) makin 
digemari dengan alasan sedang trend dan dianggap modern. 
Adapun segala yang dianjurkan (diantaranya sunnah-sunnah 
Nabi SAW seperti siwak), makin ditinggalkan dengan alasan 
kuno, kolot dan tidak mode lagi. Malu, jika harus memakai 
atribut agama dan merasa pede jika memakai asesoris budaya 
non-Islam. Karenanya tak salah sindiran al-Habib Abdullah 
bin Umar asy-Syathiry, seorang ulama mutaakhirin, dalam 
syi'irnya beliau berkata :

Kau perbagus rokok dibibirmu, dan kau malu memakai siwakmu

Syariat dan kedokteran telah melarangmu dari perbuatan 
mengganggu itu, tapi kau tetap melakukan hal itu

Seandainya kau balik 2 hukum itu (memakai siwak dan 
meninggalkan rokok) maka itu lebih utama bagimu, akan 
tetapi syetan telah menipumu

Berapa banyak harta yang amat berharga kau sia-siakan, 
aduhai, kalau saja harta itu kau gunakan untuk akhiratmu

Tidaklah pantas bagimu wahai putra keturunan Thoha SAW, 
lebih memilih akhlaq yang tercela dan kesialannya 
menyelimutimu

Apakah kau tidak sadar datukmu hadir saat kau 
melakukannya, benar-benar kau tidak mau sadar, demi Dzat 
yang dari nuthfah Ia menciptakanmu.

Tiada kata terlambat untuk bertobat. "Dan orang-orang yang 
apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri 
sendiri, lalu mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun 
terhadap dosa-dosa mereka.. dan siapa lagi yang dapat 
mengampuni dosa selain Allah ? Dan mereka tidak meneruskan 
perbuatan buruk itu sedang mereka mengetahui." (QS. Ali 
'Imron :135)

Semoga kita termasuk hamba Allah yang disebut didalam 
ayat-Nya : "..Sampaikanlah kabar gembira kepada hamba-Ku, 
yang mendengar perkataan lalu mengikuti apa yang terbaik 
darinya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi 
petunjuk oleh Allah dan mereka itulah orang-orang yang 
memiliki akal. " (az-Zumar : 17-18)

Nafisah
dari berbagai sumber
========================================================================================
Dapatkan kemudahan layanan Mobile Email dari VENTUS untuk Personal, VENTUS 
Easy. 

Klik http://easy.ventusmobile.com
========================================================================================
 


* http://www.sarikata.com/ * http://www.sarikata.biz/ * 
http://www.sarikata.net/ * 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/sarikata/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke