RE: [Keuangan] Posting tentang Dressel di milis ini...

2007-04-26 Terurut Topik mBra Rakhmad


Cari duit itu susah.  Kalau ternyata gampang -- pasti ada yang salah...

Majalah Fortune, edisi April 2004, kalau gak salah, pernah ditulis kurang 
lebih gini; in Indonesia, behind every great fortune, there is awlays a 
hidden crime... Makanya gak heran kalau di Indonesia makin banyak orang 
yang naruh duitnya di instrumen investasi yang gak masuk akal model Dressel 
ini. Ini bukan yg kedua atau ketiga kalinya, tapi yang kesekian belas 
kali...!!! Karena memang banyak orang yg nyari duitnya gampang!!!


mBra.

_
Need a break? Find your escape route with Live Search Maps. 
http://maps.live.com/default.aspx?ss=Restaurants~Hotels~Amusement%20Parkcp=33.832922~-117.915659style=rlvl=13tilt=-90dir=0alt=-1000scene=1118863encType=1FORM=MGAC01



[Keuangan] Re: Posting tentang Dressel di milis ini...

2007-04-26 Terurut Topik rioquiserto
Awalnya, saya menduga orang yang ikut investasi irrasional semacam 
ini hanyalah orang-orang yang kepepet atau dalam kondisi kesulitan 
keuangan, jadi kalap, tidak bisa berpikir jernih, dan cepat2 cari 
shortcut karena ingin keluar dari masalah. 

Melihat daftar beberapa korban dari pak Poltak dibawah ini, dugaan 
saya itu salah besar. Kalau udah menyangkut uang, tidak kenal lagi 
pintar/bodoh, kaya/miskin atau pejabat/non pejabat, semuanya bisa 
terjerembab dalam kesalahan sama. Kenapa ya?

salam,
rio

--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, Poltak Hotradero 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Rekan-rekan,
 
 Berikut adalah posting tentang penawaran Dressel Investment dan
 tanggapan saya - yang muncul di milis AKI empat tahun yang lalu
 (2003).  Perlu empat tahun sampai apa yang saya katakan - menjadi
 terbukti.  Dan sebagaimana kita tahu, investasi bodong model 
begini
 sudah bikin amblas duit trilyunan rupiah...  Sedemikian banyak yang
 terseret -- Ketua DPR Agung Laksono, Emis Moeis (Panitia Anggaran
 DPR), Theo Sambuaga (Ketua Komisi I DPR), pengacara OC Kaligis, 
Mira
 Lesmana, Sandy Harun, dll.
 
 Kadang terpikir oleh saya: Agak sulit bagi saya untuk bisa empati
 terhadap para korban.  Mengapa?  Karena lebih sering terjadi bahwa
 motif utama seseorang ikut-ikutan dalam investasi seperti ini - 
cuma
 satu:  yaitu karena serakah...
 
 Cari duit itu susah.  Kalau ternyata gampang -- pasti ada yang 
salah...
 
 Greed is bad.
 
 Message ini ada di archieve milis AKI link berikut:
 
 http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/message/13257
 
 
 
 ==
 HATI-HATI.. (was : Reksadana Fixed Income 24%/Th (Sejak Thn 
1994)
 
 At 10:21 PM 8/14/2003 -0700, you wrote:
 
 HATI-HATI dan EXTRA HATI-HATI terhadap tawaran Reksa Dana yang 
mengatakan
 hasil sampai 24% per tahun. Apalagi dalam US Dollar.
 
 Mengapa kita harus EXTRA HATI-HATI...? Because it's too good to be 
true.
 
 Alasannya :
 
 - Yield US Bond 30 Tahun saja yang hampir pasti Risk Free -- 
adalah cuma
 5,43% p.a.
 
 - Pimco sebagai penyelenggara Reksa Dana Fixed Income TERBESAR di 
dunia
 (Asset USD 360 Billion) dan telah beroperasi sejak tahun 1970-an --
 cuma
 bisa mencetak hasil sekitar 10,5% p.a.
 
 - Saya pernah juga mendapat tawaran Reksa Dana USD dari luar 
negeri yang
 rata-rata mencetak hasil sekitar 9% p.a. (dan tidak berani memberi 
jaminan
 performa), di mana didalamnya diinvestasikan pada US Agencies Bond 
(FNMA,
 GNMA, dll, yang dijamin pemerintah Amerika) dan sudah disertakan 
instrumen
 hedging yang menurut saya sungguh luar biasa. Anda tahu berapa 
investasi
 minimalnya...? USD 100.000 (Seratus Ribu US Dollar).
 
 Nah, sekarang tinggal kita pertimbangkan sendiri
 
 Apa iya Reksa Dana Fixed Income dengan yield yang diclaim 24% per 
tahun
 (padahal prime rate / suku bunga pinjaman di Amerika cuma 4%) - 
dan kita
 bisa ikut cuma dengan menyetor sebesar USD 5000...? dalam mata 
uang lokal
 lagi...!!!
 
 Honestly this is just too good to be true. And maybe it is.
 
 
 Salam,
 
 
 Poltak Hotradero.
 
 
 
 =
 
 Surabaya, 15 Agustus 2003
 
 Dengan Hormat,
 Terima kasih sekali atas kiriman emailnya.. Saya senang sekali 
dapat
 menjalin relasi dengan sesama rekan-rekan anggota milis. Melalui 
email
 ini, saya mencoba untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman saya 
sebagai
 nasabah Reksadana sejak th 1999.
 
 
 Reksadana yang Dapat saya Rekomendasikan Untuk Bpk/.Ibu :
 
 1. Pilihlah jenis reksadana yang tepat dan memang telah terbukti 
mampu
 memberikan
  return bunga fix STABIL.
 2. Kenali Manajer Investasi-nya.
 
 Terus terang, sejak th 1999, saya telah berinvestasi di 
Reksadana. Hingga
 saat ini, nominal dana yang telah saya investasikan di Reksadana 
telah
 mencapai hampir Rp 1M.
 Reksadana yang salah pilih adalah Reksadana Asing Fixed Income 
(Pendapatan
 Tetap), karena return/bunganya tinggi 24%/thn, dana pokok dapat 
ditarik
 kapan saja setiap saat, dan yang jelas track recordnya sejak th 
1994 stabil.
 Saya juga coba Reksadana di Citibank, namun bunganya turun naik 
(bukan
 naik turun lho...:), malah terkadang bunganya negatif.
 Mungkin Bpk/Ibu dapat mempertimbangkan dan dengan bijaksana 
mengambil
 keputusan untuk ikut berinvestasi di Reksadana.
 
 Reksadana Fixed Income (Pendapatan Tetap)
 
 Reksadana SPORTMANS (Strategic Portfolio Management Scheme)
 - Fund Manager : Dressel Investment Limited - USA
 - Custodian Bank : Cypurs Credit Union Bank - USA
 - Yield/Bunga/Return : 24%/thn (dibayarkan 2% per bulan)
 - Minimum Setoran : USD 5000 (setoran bisa dalam Rp/Euro/Yen).
 - Initial Fee : 2% dari nilai minimum setoran.
  (ASURANSI, biaya account, management
  fee, dll).
 - Bukti Jaminan : Certificate, Agreement (Surat Perjanjian).
 - Kontrak : Dana dapat ditarik setiap saat.
  Penarikan kurang dari 6 (enam) bulan
  dikenakan penalti.
 - Website : www.dressel-inv.com
 - Representative Agent :
  PT Wahana Bersama Globalindo
  Wisma BII Lantai 11 Suite 1112 - 1115
  Surabaya.
  (contact person 

[Keuangan] Mengambil-alih bisnis pendidikan apakah mungkin?

2007-04-26 Terurut Topik Ray Yoranouw
Dear comrades,

Saya ingin menanyakan apakah kiranya suatu bisnis pendidikan yang dimiliki satu 
yayasan pendidikan tertentu dapat kita ambil alih?

Kami memiliki kurikulum tertentu yang masih dalam tahap kursus, dan ingin 
ditingkatkan menjadi sekolah yang dapat mengeluarkan ijazah S-1. Seandainya 
bekerjasama dengan suatu yayasan pendidikan yang sudah memiliki ijin sekolah 
tersebut, dan dapat bekerjasama dalam pengembangan kurikulum tersebut, apakah:

1. Kita perlu masuk ke dalam yayasan tersebut dengan menjadi anggota Pengurus 
ataupun Pembina, lalu menjalankan usaha lewat yayasan tersebut? Jika demikian, 
apakah bagi hasil atas usaha dapat dilakukan kemudian?

2. Atau kita dirikan suatu PT baru terpisah, dimana Yayasan tersebut dan kita 
masuk sebagai para pemegang saham. Lalu usaha pendidikan kita jalankan bersama, 
dengan meminjam ijin usaha yayasan dan dapat mengeluarkan ijazah S-1? PT 
dianggap sebagai pelaksana operasional kegiatan sekolah, dimana akan 
mendapatkan fee jasa manajemen. Jadi yayasan semacam meng-outsource kurikulum 
tertentu tersebut kepada PT itu. Lalu bagi hasil akan dilakukan melalui 
pembagian dividen.

Kiranya rekan-rekan dapat turut menyumbangkan pengetahuan dan pikiran atas hal 
tersebut di atas, kami sangat berterimakasih.

Salam,
Ray

[Non-text portions of this message have been removed]



[Keuangan] Urgently Needed For Service Associate/Receptionist” (221-31)

2007-04-26 Terurut Topik The HR Consulting Indonesia
Dear All

Our Client is urgently seeking for candidates for the position 
of (221-31) Service Associate/Receptionist 

With the following requirements:

•   Female, pleasant personality 20 – 25 years of age
•   Ability to speak fluent English
•   Good communication skill
•   Guest Service Oriented
•   1 – 2 years of experience in the similar job


If you meet the qualification, please send your resume and your 
resent photograph to: [EMAIL PROTECTED] and do not forget to 
mention the code number of this position.   An attractive 
remuneration will be offered.
 





Re: [Keuangan] Re: Posting tentang Dressel di milis ini...

2007-04-26 Terurut Topik Herman Wahyudi
Kalau saya sih lihatnya simpel saja. Seperti orang sudah tahu hukum
gravitasi, benda kalau jatuh pasti ke arah pusat gravitasi. Tapi toh ada
juga orang yang tetap mencoba-coba untuk menaklukkan hukum gravitasi.
Kenapa? karena adanya rasa ingin tahu dan penasaran manusia. Jadilah
penemuan pesawat terbang, roket, dll.

Di dunia keuangan berlaku hukum high risk high return. Tapi toh tetap saja
ada orang-orang yang berusaha menaklukkan hukum tersebut. Kenapa? sama juga,
karena adanya rasa ingin tahu dan penasaran tersebut (ekstrimnya mungkin
jadi greedy).

Itulah manusia (hari Jumat sedikit berfilosofi) : gabungan dari emosi dan
nalar. Emosinya (lewat iming-iming seller, word of mouth success story,
greedy) terkadang bisa mengalahkan nalar. :)

Bang Poltak, apakah dalam kesempatan ini mau juga berkomentar mengenai
investment vehicle yang lagi trend : swisscash dan option trading ala
Abraham Lembang (yang beberapa kali siaran di SMART FM). Katanya beli
saham/option tersebut bisa disewakan dapat return sekitar 4% per bulan.
ruarrr biasa...

On 4/26/07, rioquiserto [EMAIL PROTECTED] wrote:

   Awalnya, saya menduga orang yang ikut investasi irrasional semacam
 ini hanyalah orang-orang yang kepepet atau dalam kondisi kesulitan
 keuangan, jadi kalap, tidak bisa berpikir jernih, dan cepat2 cari
 shortcut karena ingin keluar dari masalah.

 Melihat daftar beberapa korban dari pak Poltak dibawah ini, dugaan
 saya itu salah besar. Kalau udah menyangkut uang, tidak kenal lagi
 pintar/bodoh, kaya/miskin atau pejabat/non pejabat, semuanya bisa
 terjerembab dalam kesalahan sama. Kenapa ya?

 salam,
 rio

 --- In 
 AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.comAhliKeuangan-Indonesia%40yahoogroups.com,
 Poltak Hotradero 

 



[Non-text portions of this message have been removed]



[Keuangan] Konggres Luar Biasa IKATAN AKUNTAN INDONESIA

2007-04-26 Terurut Topik ari ams
FYI.

-- Forwarded message --
From: indra_jabrix
Date: Apr 27, 2007 11:08 AM
Subject: Konggres Luar Biasa IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Apakah Akuntan Berperan bagi Bangsa Indonesia saat ini ?

Hmm pertanyaan demikian boleh jadi ada dibenak kalangan yang berprofesi
akuntan
di Indonesia.Kalau punya peran, sebagai apa ? seberapa besar perannya ? atau
bahkan tidak berperan sama sekali ?

Tema tersebut diatas  akan diusung oleh Ikatan Akuntan Indonesia ( IAI )
dalam
Gelaran Konggres Luar Biasa IAI 2007 yang mencakup antara lain serangkaian
acara
seminar untuk anggota dan non anggota IAI pada :

Hari/Tanggal : Selasa-Rabu, 22-23 Mei 2007 di Hotel Mulia, Senayan, Jakarta.

Seminar Profesional Akuntan di Tengah Turbulensi Perekonomian Indonesia
Pembicara : Kwik Kian Gie, Airlangga Hartarto (Ketua Umum AEI), Ahmadi
Hadibroto
(Ketua Dewan Pengurus Nasional - Ikatan Akuntan Indonesia),
Moderator : Helmi Yahya.

Seminar Recent Development in The Accounting Profession
Pembicara : Paul Meiklejohn (President CPA Australia), Herwidayatmo (Ketua
Dewan
Konsultatif Standar Akuntansi Keuangan -  IAI).
Moderator : Dudi M.Kurniawan.

Seminar Peran Akuntan dalam Meningkatkan Efisiensi Perekonomian
Pembicara : Paskah Suzeta (Kepala Bappenas), Didi Widayadi (Kepala BPKP),
Emirsyah
Satar (CEO Garuda Indonesia)
Moderator : Tito Sulistyo.

Open Forum Peran Akuntan dalam Meningkatkan Daya Saing Bangsa.
Fasilitator : Farid Bachtiar / Edwar Sianipar

Consurent Session  Global Qualification for Professional Accountants
Pembicara : Mr. Rhys Johnson, ACCA, Mr. Tay Kay Luan (Director ASEAN and
Australia
ACCA).
Moderator : Rosita Uli Sinaga.

Renungan Hiburan Profesi Akuntan di Republik Mimpi
Oleh Effendi Ghazali dan Tim Republik Mimpi.

Biaya Kegiatan
Seminar : Rp.1.500.000,- (Anggota IAI), Rp.1.750.000,- (Non Anggota IAI)
Early Bird sd 30 April 2007 : Rp.1.350.000,- (Anggota IAI), Rp.1.575.000,-
(Non
Anggota IAI)

Informasi dan Pendaftaran
Panitia Konggres Luar Biasa IAI 2007,
Graha Akuntan, Jl. Sindanglaya No.1 Menteng, Jakarta Pusat 10310.
Telpon.  021-31904232 (ext 122,411,777) dan 021- 3919089.
SMS. 081388441067
Fax.  021- 7245078, 021-3148110
Email : [EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]
Website : www.iaiglobal.or.id

Transfer Rekening ke :
IAI Konggres a/c No.122-0004387414 Bank Mandiri KCP Cik DiTiro Jakarta
Atau Membayar Tunai pada Panitia Konggres Luar Biasa IAI 2007

Daftar diri Anda dengan mengirimkan data melalui fax/email yang menyebutkan
:

Nama, Perusahaan/Instansi, Alamat, Telpon, Fax, Email, dan
No Anggota IAI (Kalau ada).

Terima Kasih atas kesediannya mem – Forward – ke email/milis komunitas2 Anda


Indra Jabrix
Publication - KLB IAI 2007


[Non-text portions of this message have been removed]



=
Arsip Milis AKI online, demi kenyamanan Anda semua
http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com/
-
Ingin improve kemampuan English Anda? Atau berbagi dgn berinteraksi atau 
mengkoreksi English dgn sesama? Join for free lifelong english lesson di
sharing_english_lesson-subscribe@@yahoogroups.com
-
 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


[Keuangan] Soeparno, Eddy Soeparno dan Tommy Tampatty

2007-04-26 Terurut Topik achmad_daan
http://mega-dosa-garuda.blogspot.com/
http://mega-dosa-garuda.blogspot.com/
http://mega-dosa-garuda.blogspot.com/

Friday, April 27, 2007
Soeparno, Eddy Soeparno dan Tommy Tampatty


Eddy Soeparno VP di Merrill Lynch Indonesia, nampak sibuk kesana 
kemari melobby beberapa pejabat. Eddy rupanya merasa perlu 
mengklarifikasi posisi ayahnya, Soeparno, saat menjabat Dirut Garuda 
dan terkait dengan skema pembelian Airbus A330.

Dia menjelaskan panjang lebar tentang posisi ayahnya yang bersih dari 
tuduhan korupsi Mark Up Airbus A330 di Garuda Indonesia lewat skema 
ECA pada tahun 1995. 

Eddy, pada tahun 1995 bekerja di Bank Credit Lyonaise, saat itu 
ayahnya Soeparno menjabat Dirut Garuda. Sebagaimana diketahui banyak 
pihak -- Bank Credit Lyonaise adalah salah anggota konsorsiun 
pendanaan pesawat Airbus A330 itu lewat skema ECA -- bersama dengan 
Deutsche Bank dan Bank Paribas di tahun 1995. 

Jadi, secara implisit, dan ini perlu diselidiki lebih dalam oleh 
aparat hukum penegak KKN, mengindikasikan keterlibatan Eddy Suparno 
sendiri dalam menggolkan
proyek ECA ini.

Sementara Tommy Tampatty yang saat ini menjabat sebagai Kepala Bidang 
Humas Serikat Karyawan Garuda (Sekarga), juga sibuk melobby pihak 
internal Garuda Indonesia, untuk mencoba mengaburkan titik fokus 
penyidikan para aparat hukum terhadap kasus korupsi Mark Up Airbus 
A330 di Garuda Indonesia. Hal ini tidak mengherankan karena Tommy 
Tampatty adalah anak angkat Soeparno.

Ketiga orang ini sering terlihat berkumpul bersama dan saling 
mengirim sms. Beberapa kali Tomy Tampatty mengusulkan agar melakukan 
demonstrasi dengan membayar massa dari luar, tetapi tidak disetujui 
Soeparno. Soeparno khawatir masyarakat akan dengan mudah mengatahui 
perbedaan penampilan karyawan Garuda Indonesia dan massa yang mereka 
bayar untuk demonstrasi. Hal ini dilakukan Tommy setelah berbagai 
upaya untuk menghasut rekan-rekan karyawan Garuda untuk berdemo gagal 
dilakukan Tommy Tampatty.

Apakah pihak aparat pemberantas korupsi di Republik ini tidak dapat 
menemukan bukti-bukti pada tiga orang yang sangat lihai ini? Kita 
lihat saja nanti.

Apakah karyawan Garuda Indonesia tidak bisa melihat konspirasi ini? 
Kita juga lihat saja nanti. 

Sekarga Minta Usut Kasus Mark Up Pesawat A-330-300 

Sebagai upaya kamuflase Tommy Tampatty seolah-olah mendukung 
diusutnya kasus penggelembungan harga (mark up) dari transaksi 
pembelian pesawat Airbus A-330-300 pada periode 1988-1992 
silam. Kami sangat mendukung pengusutan kasus mark up itu karena 
sangat membebani perusahaan, kata Ketua Sekarga Tommy Tampaty di 
Jakarta, Kamis (12/4).

Namun Tommy berusaha keras untuk mengalihkan isu korupsi Mark Up 
Pesawat A-330-300 Garuda oleh Soeparno, dengan mencoba menebarkan 
berbagai isu-isu lain. 

Menurut Tommy, hanya melalui pembenahan berbagai kasus korupsi itu 
kinerja Garuda Indonesia bisa membaik. Oleh karena itu, semua kasus 
yang merugikan perusahaan penerbangan negara itu harus diusut hingga 
tuntas, katanya.

Di bagian lain, anggota Masyarakat Profesional Madani (MPM) 
sebelumnya juga menyoroti kasus pengadaan pesawat Airbus A-330-300 
semasa direktur utama Garuda Indonesia dijabat M Soeparno tersebut. 

Menurut MOM yang juga pengamat penerbangan, pada tahun 1989 pesawat 
Airbus 330-300 dibeli Garuda sekitar US$ 214 juta per pesawat dengan 
nilai kontrak US$ 1,2 miliar untuk enam pesawat. Padahal, pada tahun 
2003, jika dilihat di website Airbus, harga A-330-300 adalah US$ 140 
juta. 

Dari data tersebut ada penggelembungan harga cukup besar. Persetujuan 
kontrak ini dibuat sepihak dan tidak transparan. Ini harus diusut 
karena sebesar US$ 470 juta dari US$ 748 juta utang Garuda berasal 
dari pembelian A330-300 tersebut. Artinya, Garuda hingga kini 
membayar utang hasil mark up, bukan membayar utang karena kebutuhan 
ekonomisnya, tambah MPM. (kbn)





[Keuangan] Fw: Ujian CPMA

2007-04-26 Terurut Topik lely

- Original Message - 
From: lely 
To: iai.kam ; lely 
Sent: Monday, April 23, 2007 4:26 PM
Subject: Ujian CPMA


Mungkin ada teman,saudara, kakak, adik yang butuh info ini. Mohon bantuannya 
untuk disebarluaskan. Terimakasih

 

 

 

YTH. PIMPINAN PERUSAHAAN, DIREKTUR KEUANGAN, DIVISI AKUNTANSI/KEUANGAN, DIVISI 
PELATIHAN/SDM

Mohon didistribusikan kepada yang bersangkutan

 

 

Berikut kami informasikan mengenai lokakarya yang diselenggarakan oleh Ikatan 
Akuntan Indonesia Kompartemen Akuntan Manajemen : 

 

1. Ujian CPMA (Certified Professional Management Accountant)

2. State-of-The Art Balance Scorecard utk Rumah Sakit

3. Traditional Budgeting, Better Budgeting dan Beyond Budgeting

4. Contemporary Corporate; Getting The Balance Right

5. Internal Audit, SPI  dan Komite Audit

 

 

UJIAN CPMA 

Certified Professional Management Accountant

 

Pengurus IAI-KAM mengucapkan SELAMAT ATAS KELULUSAN PESERTA UJIAN CPMA Angkatan 
Pertama 1 Periode Ujian Desember 2006 berikut :

1.   Yayas Murdowo - PT. Guna Group

2.   Iwan  - PT. Schering Indonesia

3.   Michael Romero Virga - PT. Nestle Indonesia

4.   Hotma Timbul Gultom - PT. SAC Nusantara

5.   Desti Fitriani  - Universitas Indonesia

6.   M. Malik  - Universitas Indonesia

7.   Tidar Manggolo Putro - PT. Unilever Indonesia, Tbk

8.   Sancoyo Antarikso  - PT. Unilever Indonesia, Tbk

9.   Indra Pratama - PT. Total E  P Indonesia

10.Gregorius Rudy Antonio - Universitas Surabaya

 

Tujuan Ujian CPMA

1. Meningkatkan penguasaan (proficiency) peserta atas pengetahuan dan 
kompetensi di bidang akuntansi manajemen dan bidang lainnya yang terkait.

2. Menjadi ukuran mutu bagi para stakeholders atas penguasaan bidang ilmu 
akuntansi manajemen dengan segala aspeknya yang terkait. 

3. Mendorong mutual recognition atas sertifikasi sejenis dari negara-negara lain

4. Memberikan peluang bagi peserta dengan latar belakang non-akuntansi untuk 
mendapatkan kompetensi dalam bidang akuntansi manajemen dan bidang lain 
yang terkait

 

Waktu Ujian 6 - 7 Juni 2007

Periode Pendaftaran  16 April – 25 Mei 2007

Batas Akhir Pendaftaran Langsung 25 Mei 2007

Batas Akhir Pendaftaran via Pos 11 Mei 2007

Masa Potongan Harga16 April – 27 April 2007

Pembatalan dikenakan Denda:

-  25% dari biaya ujians.d. 16 Mei 2007

-  50% dari biaya ujian16 Mei 2007 – 30 Mei 2007

- 100% dari biaya ujian Setelah 30 Mei 2007

Batas Akhir Pengambilan Kartu Ujian 4 Juni 2007 

 

STATE - OF - THE ART BALANCE SCORECARD 

RUMAH SAKIT

Pembicara : Mulyadi, MSc (Universitas Gajah Mada)

13-14 JUNI 2007 Pk. 09.00-16.30 WIB (16 SKP)

GRATISS BUKU “Sistem Terpadu Pengelolaan Kinerja Personel Berbasis BSC”

 

TUJUAN LOKAKARYA; 
Lokakarya State-of-the Art Balanced Scorecard untuk RS akan membahas tahap 
perkembangan terkini Balanced Scorecard. Lokakarya dimaksudkan agar peserta : 
- Terekspose ke state-of-the art Balanced Scorecard sebagai basis 
sistem terpadu pengelolaan kinerja personel.
- Terinspirasi untuk menerapkan Balanced Scorecard dalam mendongkrak 
kinerja keuangan institusi layanan kesehatan.
- Termotivasi untuk membangun daya saing organisasi RS melalui customer 
driven performance management system yang menggunakan Balanced Scorecard 
sebagai basis.
TARGET AUDIENCE : Direksi ,Manajemen menengah dan Profesional
MATERI HARI PERTAMA 
- Perubahan lingkungan bisnis dan  dampaknya terhadap manajemen RS
- Balanced Scorecard: Konsep, Evolusi Perkembangan, dan Keunggulannya
- Sistem Pengukuran Kinerja dalam Manajemen Tradisional dan Keterbatasannya
- Sistem Terpadu Pengelolaan Kinerja Personel Berbasis Balanced Scorecard
MATERI HARI KEDUA 

- Sistem Perencanaan Kinerja Berbasis Balanced Scorecard

- Pendesainan Sistem Penghargaan Personel Berbasis Balanced Scorecard

- Case: RS KXT

- Strategi Pengimplementasian Sistem Terpadu Pengelolaan Kinerja Personel 
Berbasis Balanced Scorecard 

 

TRADITIONAL BUDGETING, BETTER BUDGETING AND BEYOND BUDGETING

PEMBICARA : THOMAS SECOKUSUMO, MBA (UNIVERSITAS INDONESIA) 

17 Juli 2007 Pk. 09.00-16.00 WIB (8 SKP)

 

Konsep-konsep Dasar Dalam Penyusunan Anggaran :

- Mengapa ”Anggaran yang Benar ” penting bagi perusahaan? 

- Konsep biaya langsung dan tidak langsung 

- Objek biaya 

- Cara penyusunan Anggaran secara tradisional.

- Kelemahan penyusunan anggaran secara tradisional. 

- Traditional Budgeting, Better Budgeting atau Beyond Budgeting. 

- Sumber daya Fleksibel dan Sumber daya commited.

Menyusun Anggaran yang Efisien :

- Skema penyusunan anggaran Induk (Master Budget).

-  Syarat penyusunan anggaran yang efisien.

- Jenis-jenis biaya yang dapat dianggarkan secara efisien.

- Activity-Based budgeting 

Menghubungkan Anggaran 

[Keuangan] Taming “Speculative Capitalism” (Robert J. Shiller of Yale)

2007-04-26 Terurut Topik sidqy suyitno


Taming “Speculative Capitalism”


Robert J. Shiller


 


Nicolas Sarkozy, the leading contender in the French
presidential election, recently lashed out against what he called “speculative
capitalism,” and says he wants to “moralize the financial zone” created by the
euro. What does Sarkozy mean by “speculative capitalism?” Something immoral,
apparently, but what? The term has rarely been used before, and seems to be
redundant. After all, capitalism is practically a synonym for speculation,
isn’t it? 


Sarkozy is expressing a wave of sentiment that is neither
unique to his party nor to France.
At stake with his comments are emerging ideas and attitudes that will inform
the twenty-first century economy. So we should think hard about what
“speculative capitalism” means. 


Sarkozy has called free trade “a policy of naiveté,” and
wants to take a number of steps that would stand in the way of economic
globalization. Although he does want to make the French labor market less
rigid, he would block foreign takeover bids of French companies and protect
Airbus workers from possible job losses. Protecting France
from speculative capitalism seems to mean interfering with free trade to
protect local jobs. 


To be sure, Sarkozy is right to note the enormous risks
that workers and their communities face in this rapidly globalizing world. But
putting this problem center stage should not mean protecting existing jobs come
what may. 


Capitalists put their money where they think it can get
the highest return; that is what we call speculation. They buy companies, break
them up, recombine them, fire some employees, and hire others. To do this
profitably, they cannot afford to let patriotism or sentiment interfere. They
do business in whatever country is most advantageous. Rewarding successful
ventures is the basic idea of capitalism – a dynamic process that Joseph
Schumpeter called “creative destruction.” 


Under capitalism, one is immoral if one reneges on a
contract or breaks the law, but not if one speculates. Planned economies were
never able to flourish because uncertainty about the future is just too high,
something that is best left to the speculators, with the potential of reward if
they are right and the disciplining whip of the market if they are wrong. 


Concerns about free trade similar to Sarkozy’s are gaining
strength around the world. In an article last year in the US
journal Foreign Affairs , Alan Blinder, a former advisor to President Bill
Clinton and Vice-Chair of the US Federal Reserve Board, argued that the process
of globalization has the potential to cause massive job loss in the future.
Given that electronic communications technology has a powerful potential to
replace employees with others who are thousands of miles away, we may now be
seeing only the beginning of this process. 


Blinder is absolutely right that the problem could get
worse. Deniers of the problem – such as economist Jagdish Baghwati – cannot
prove that the worst will not happen. We ought to prepare for the possibility
of massive turmoil in our economies in coming years, even if we cannot prove
that it will happen, just as we should take steps against global warming, even
if some scientists doubt that it is a problem. 


According to Blinder, governments should encourage
education for jobs that are harder to outsource overseas. He wants the
government to subsidize “personally-delivered service” jobs, which cannot be
delivered over the Internet, to encourage the expansion of such jobs instead of
“impersonally-delivered services.” 


Subsidies, of course, interfere with free trade. But
Blinder’s solution appears to be a creative new idea, and one may think of
legitimate justifications for the government to interfere with free markets
this way. His idea certainly is more focused and theoretically sound than
Sarkozy’s plans to protect existing jobs. In fact, Blinder’s proposal is only
one of many possible government policies aimed at dealing with the Internet-age
turmoil in the market for jobs and livelihoods. 


Capitalist institutions include risk-management schemes
that provide insurance, hedging, and diversification. Government can promote
the democratization of such institutions so that they protect people from the
very risks that they are worrying most about. Such possibilities include
livelihood insurance, home equity insurance, income-linked loans, and
GDP-linked and home-price-linked securities. 


Moreover, government can make our social insurance (a
government institution that complements private insurance) more
incentive-compatible and better at managing risks – and not just the risks of
the extreme losers – by, say, launching inequality-indexation of the tax
system. And governments should improve our information infrastructure, so that
financial contracts can better capture the outcomes of economic risks. 


So Sarkozy shouldn’t be lashing out against “speculative
capitalism.” On the contrary, he should be asking how 

Re: [Keuangan] Re: Posting tentang Dressel di milis ini...

2007-04-26 Terurut Topik Poltak Hotradero
At 10:33 AM 4/27/2007, you wrote:

Bang Poltak, apakah dalam kesempatan ini mau juga berkomentar mengenai
investment vehicle yang lagi trend : swisscash dan option trading ala
Abraham Lembang (yang beberapa kali siaran di SMART FM). Katanya beli
saham/option tersebut bisa disewakan dapat return sekitar 4% per bulan.
ruarrr biasa...

Hai Herman,

Saya baru tahu kalau option bisa disewakan :D
(jangan-jangan sewaannya out of money semua).

Cuman setahu saya sih -- pasar option itu isinya kan bukan cuma para 
amatiran -- tetapi juga para jawara-jawara kelas berat yang sanggup 
mempekerjakan ratusan Ph.D matematika sebagai full time 
traders.  Kalau kita bahkan Black-Scholes aja nggak ngerti tapi masih 
mau ikut nyemplung -- ya itu sama efeknya seperti petinju kelas 
nyamuk juara RT dari daerah rawan pangan -- berhadapan dengan Nikolai 
Valuev, Lennox Lewis (sebelum pensiun), Mike Tyson (sebelum masuk 
penjara), Muhammad Ali (sebelum kena Parkinson), George Foreman 
(sebelum di-KO Ali), Rocky Marciano (sebelum pesawatnya jatuh), dan 
Joe Louis (sebelum kalah oleh Max Schmeling) -- secara 
sekaligus.  Kalau semuanya tumplek di satu ring -- kira-kira siapa 
yang mereka gebukin duluan?  Tentu anda.

Logikanya sih begini:  Kalau ada orang yang punya angsa yang tiap 
hari bertelur emas 1 ons -- kira-kira berapa harga jual angsa 
demikian? Apakah setara 1 kg emas? atau 1 ton emas? (catatan: umur 
angsa kira-kira 10-15 tahun -- dan tentu harus ikut kita perhatikan 
fluktuasi harga emas, Time Value of Money (TVM) dan tentu juga resiko 
penyakit angsa sebagai faktor diskon arus kas :)

Tapi sangat jelas -- dengan harga emas Rp. 200 ribu per gram 
setidaknya arus kas dari angsa tersebut bernilai Rp. 20 Juta 
sehari... (1 ons = 100 gram).

Nah sekarang kalau ada orang yang mengatakan punya angsa bertelur 
emas -- dan ingin menjualnya kepada anda seharga Rp. 10 juta -- 
apakah patut dipercaya?  Apa iya orang yang punya penghasilan Rp. 20 
Juta sehari sedemikian butuh duit anda yang Rp. 10 juta...?

Kemungkinannya:

1. Angsa tersebut nggak bertelur emas - atau dengan kata lain 
angsanya memang cuman cocok buat dijadikan angsio...

2. Emasnya ternyata sedikit sekali.  Entah karena telurnya 
sangat-sangat kecil sekali (sampai perlu mikroskop) -- atau telurnya 
berukuran normal - tapi cuman kulitnya disepuh emas.

3. Satu jam lagi angsa itu mati

Hanya berdasarkan skenario-skenario di atas - si penjual angsa 
tersebut bisa lebih untung daripada kita...sehingga cukup waras untuk 
menjualnya kepada kita.

Sekarang tinggal kita analisa saja :
kalau dia cukup waras -- maka mungkin kita yang tidak cukup waras.

(catatan: orang tidak waras SEHARUSNYA cuma minoritas).



Re: [Keuangan] Re: Posting tentang Dressel di milis ini...

2007-04-26 Terurut Topik Herman Wahyudi
Hi Poltak,

Thanks utk penjelasannya. Saya pikir ada baiknya juga kalau lewat kesempatan
ini kita juga bisa membahas fenomena yang lagi trend saat ini, yaitu
investasi lewat vehicle option. Saat ini banyak sekali seminar yang
menawarkan kesempatan investasi melalui option, exchange traded fund (?),
reksadana index. Terus terang saya sendiri belum pernah ikut seminarnya,
hanya denger di radio dan teman saya yang ikut seminar.

Kemasan penjualannya sangat menarik, yang paling simple adalah kombinasi
antara beli saham dan beli put option. Jadi kalau harga saham naik, kita
untung. Kalau harga saham turun, kita juga untung (karena kita bisa exercise
put option-nya). Bermain option hanya butuh capital yang kecil, dan
resikonya pun hanya sebatas preminya saja. Hanya saja apakah as simple as
that?

Kalau ditinjau dari teori (mudah-mudahan tidak salah ingat), option itu
digunakan sebagai tools untuk hedging atau spekulasi. Sedangkan untuk
investasi? Tidak pernah disinggung. Apakah teori tersebut sudah basi,
seiring dengan pesatnya perkembangan option atau saya yang salah
menafsirkannya.

Akan tetapi, teman saya yang kerja di Singapore, di salah satu bank
terbesar, memilih untuk resign dan mencoba peruntungannya di option trading.
Dengan standar hidup di Singapore, dan keputusan dia untuk menghentikan
penghasilan tetap dia, membuat saya menjadi berpikir ulang dan
bertanya-tanya, apakah peruntungan di option trading ini memang benar-benar
dahsyat?? Sekali lagi emosi mulai mempengaruhi nalar...

Saya pribadi setuju dengan yang diilustrasikan Poltak, investasi tanpa
knowledge yang benar, ibarat petinju kelas rt yg rawan pangan menghadapi
kumpulan petinju kelas berat dunia. :)

Happy Friday.

On 4/27/07, Poltak Hotradero [EMAIL PROTECTED] wrote:

   At 10:33 AM 4/27/2007, you wrote:

 Bang Poltak, apakah dalam kesempatan ini mau juga berkomentar mengenai
 investment vehicle yang lagi trend : swisscash dan option trading ala
 Abraham Lembang (yang beberapa kali siaran di SMART FM). Katanya beli
 saham/option tersebut bisa disewakan dapat return sekitar 4% per bulan.
 ruarrr biasa...

 Hai Herman,

 Saya baru tahu kalau option bisa disewakan :D
 (jangan-jangan sewaannya out of money semua).

 Cuman setahu saya sih -- pasar option itu isinya kan bukan cuma para
 amatiran -- tetapi juga para jawara-jawara kelas berat yang sanggup
 mempekerjakan ratusan Ph.D matematika sebagai full time
 traders. Kalau kita bahkan Black-Scholes aja nggak ngerti tapi masih
 mau ikut nyemplung -- ya itu sama efeknya seperti petinju kelas
 nyamuk juara RT dari daerah rawan pangan -- berhadapan dengan Nikolai
 Valuev, Lennox Lewis (sebelum pensiun), Mike Tyson (sebelum masuk
 penjara), Muhammad Ali (sebelum kena Parkinson), George Foreman
 (sebelum di-KO Ali), Rocky Marciano (sebelum pesawatnya jatuh), dan
 Joe Louis (sebelum kalah oleh Max Schmeling) -- secara
 sekaligus. Kalau semuanya tumplek di satu ring -- kira-kira siapa
 yang mereka gebukin duluan? Tentu anda.

 Logikanya sih begini: Kalau ada orang yang punya angsa yang tiap
 hari bertelur emas 1 ons -- kira-kira berapa harga jual angsa
 demikian? Apakah setara 1 kg emas? atau 1 ton emas? (catatan: umur
 angsa kira-kira 10-15 tahun -- dan tentu harus ikut kita perhatikan
 fluktuasi harga emas, Time Value of Money (TVM) dan tentu juga resiko
 penyakit angsa sebagai faktor diskon arus kas :)

 Tapi sangat jelas -- dengan harga emas Rp. 200 ribu per gram
 setidaknya arus kas dari angsa tersebut bernilai Rp. 20 Juta
 sehari... (1 ons = 100 gram).

 Nah sekarang kalau ada orang yang mengatakan punya angsa bertelur
 emas -- dan ingin menjualnya kepada anda seharga Rp. 10 juta --
 apakah patut dipercaya? Apa iya orang yang punya penghasilan Rp. 20
 Juta sehari sedemikian butuh duit anda yang Rp. 10 juta...?

 Kemungkinannya:

 1. Angsa tersebut nggak bertelur emas - atau dengan kata lain
 angsanya memang cuman cocok buat dijadikan angsio...

 2. Emasnya ternyata sedikit sekali. Entah karena telurnya
 sangat-sangat kecil sekali (sampai perlu mikroskop) -- atau telurnya
 berukuran normal - tapi cuman kulitnya disepuh emas.

 3. Satu jam lagi angsa itu mati

 Hanya berdasarkan skenario-skenario di atas - si penjual angsa
 tersebut bisa lebih untung daripada kita...sehingga cukup waras untuk
 menjualnya kepada kita.

 Sekarang tinggal kita analisa saja :
 kalau dia cukup waras -- maka mungkin kita yang tidak cukup waras.

 (catatan: orang tidak waras SEHARUSNYA cuma minoritas).

 



[Non-text portions of this message have been removed]