RE: [Keuangan] Form 1721

2008-08-06 Terurut Topik Ardhi DJ
Pak Yasa cetak laporan dari e-SPT?

coba di set default printernya ke PDF 
kemudian pada saat mencetak rubah manual printernya
(di printer properties) ke printer yang benar dan rubah juga ukuran kertasnya 
(Printer Option)
ke ukuran A4 misalnya (Scale to A4 Size) pasti hasil cetakannya bener

Form tidak perlu dicetak ukuran Folio atau Legal

-ardhi-


-Original Message-
From: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On 
Behalf Of F.X. Gianto Setiadi
Sent: 06 Agustus 2008 10:49
To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Subject: Re: [Keuangan] Form 1721

Kita bisa pakai form dalam bentuk excel yang di bisa download dari website 
pajak.
Kalau kita pakai program aplikasi sendiri maka form bisa dicetak sendiri, yang 
penting sesuai dengan standard form dari Dirjen
Pajak.
Semoga membantu.

BR,

Gianto

  - Original Message - 
  From: Yasa Yap 
  To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com 
  Sent: Wednesday, August 06, 2008 9:53 AM
  Subject: [Keuangan] Form 1721


  Rekan2...maaf agak OOT.

  Kalo hendak mencetak form 1721,1721A1 melalui komputer,
  apakah bisa model formnya didesain sendiri (yang penting sesuai
  dengan standar dari dirjen pajak)? ataukah kita harus memakai form 
  cetakan 1721 yg beli dr toko buku lalu dengan susah payah 
  memposisikan printer agar bisa tercetak dengan posisi yang pas?

  Terima kasih,...






Re: [Keuangan] mohon info mekanisme hyper inflation di zimbabwe

2008-08-06 Terurut Topik Bali da Dave
Intinya sih, masyarakat umum tidak bisa produksi. Satu karena politik tidak 
jelas (mugabe diktator), dua karena tidak ada impor (mau bayar pake apa?). Tiga 
investasi tidak ada.
Yang parahnya lagi, pemerintahnya pemerintah pikir dia bisa atasi masalah 
dengan mencetak uang (begitu saja). Akibatnya pemerintah bisa beli barang, tapi 
rakyat yang terima uang tidak ada barang yang bisa dibeli. Akibatnya uang jadi 
tidak berharga. Satu biji roti naek naek terus nilainya. Kenapa?

Karena yang namanya uang itu sebenarnya diciptakan dengan utang. Yang berutang 
harus berupaya (produksi) supaya bisa mengembalikan uang tersebut ke bank 
ditambah juga bunganya.

Nah sekarang pemerintah bikin hutang tapi tidak niat bayar (bayar pake apa, mau 
pajakin siapa..  mau jual apa?)...   Tiap kali selalu buat uang baru (bikin 
utang) tanpa ada kemampuan bayar...  yah inilah akibatnya, inflasi ribuan 
persen.

--- On Tue, 8/5/08, teddy_mulianto [EMAIL PROTECTED] wrote:
From: teddy_mulianto [EMAIL PROTECTED]
Subject: [Keuangan] mohon info mekanisme hyper inflation di zimbabwe
To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Date: Tuesday, August 5, 2008, 10:13 PM











Selamat malam rekan2,

sebagai orang awam saya sangat kaget dengan kabar hyper inflation di

zimbabwe sebesar 2,2jt % (cmiiw) yg berarti 22rb kali..

pemahaman saya berarti uang yg dulunya bernilai 22rb sekarang menjadi 1 



apakah barang yg waktu sebelum inflasi senilai 22rb juga ikut turun

menjadi 1?

sepertinya tdk begitu karena saya dengar mata uang terkecil nya sudah

dalam satuan milyard.

apakah dengan begitu artinya daya beli orang turun 22rb kali lipat..



yg tadinya bisa membeli 22rb barang sekarang hanya bisa membeli 1 barang?



setahu saya indonesia pernah mengalami pemotongan uang dari 1000

menjadi 1..kasusnya mungkin sama (karena saya belum lahir)



mohon pencerahan dari rekan2 sekalian.



rgds,

teddy




  




 

















  

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Keuangan] Fw: Nonton Bung Poltak Hotradero

2008-08-06 Terurut Topik Dedy arman

mm. Cucok...

Sent from my BlackBerry�
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: jeff_andra [EMAIL PROTECTED]

Date: Thu, 07 Aug 2008 03:26:52 
To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Subject: Re: [Keuangan] Fw: Nonton Bung Poltak Hotradero



 Memang perekrutan PNS selama ini jauh dari efisiensi.. tapi disini 
 dilemanya: Pengurangan PNS berarti penciptaan Pengangguran baru 
 sekian ribu( walau mungkin ada yg punya job sampingan beberapa 
 diantaranya)... 
 
 Kemudian pengurangan juga berarti imaje bahwa Pemerintah dalam 
 kondisi keuangan seret tersebab tidak mampu gaji sekian juta 
 karyawan yg bisa beri sinyal pada lembaga keuangan, pasar modal dll 
 bahwa anggaran pemerintah lagi menipis dan ini bisa berujung tidak 
 stabilnya mata uang rupiah..

Kalo saya pribadi, jika saya adalah presiden tuh ya, mendingan saya
dinilai ngga mampu ngegaji (karena sejujurnya emang ngga mampu
ya...) daripada dinilai sebagai PEMERINTAH (maaf) TOLOL yang mau
ngegaji makhluk-makhluk (maaf lagi) PEMALAS dan KORUP. Lagipula ada
apa dengan market? saya rasa market udah cukup cerdas n realistis ya,
dan justru menurut saya akan malah mendukung perampingan jumlah PNS,
yang substansinya perampingan birokrasi (bobrok) yang membuat hi cost
economy itu. 

 
 lalu ini berarti juga bahwa pemerintah gagal dalam program 
 penciptaan lapangan kerja baru, malahan sebaliknya PHK besar-
 besaran.. Ini bertentangan dgn janji Politik dulu..

Lah ya kudu diakui demikian koq ya, kalo mau cari lusi sebaiknya pakai
slogan pegadaian itu loh atasi masalah tanpa masalah, bukan dengan
menciptakan masalah baru.

 
 Seterusnya bahwa ini bisa berarti berkurangnya dukungan politik bagi 
 yg berkuasa saat ini.. sekian ratus ribu suara bisa beralih ke tokoh 
 baru..
 
 Dan tentunya ini bisa berarti goyangnya kursi kabinet oleh orang-
 orang yg tidak puas, dan bisa terjadi class action dan pergerakan 
 besar-besaran dijalanan oleh demonstrasi.. ini bisa dimanfaatkan 
 lawan Politik..
 
 Saya pada dasarnya sependapat bahwa pengurangan karyawan nongkrong 
 memang perlu, tapi bagaimana cara terbaik??? kasi pesangon besar? 
 pelatihan kewiraswastaan?
 

Buat PNS yang tidak produktif tapi jujur ya, diberi pesangon dan
pelatihan itu fair enough kali yeee. Buat males n korup apa kata
dunia, gini aja, beri voucher menginap gratis di hotel mewah (tapi
Bareng Ryan van Jombang), hehehehe.
 





[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Keuangan] Paperless di Akuntansi bisa gak yah ???

2008-08-06 Terurut Topik jeff_andra
Nimbrung dikit ya... Ke depannya kudunya sih bisa ya, tapi mungkin key
word-nya sosialisasi n inovasi teknologi teru. Untuk sekarang,
mungkin kita kudu jujur kalo belom siap untuk totally paperless,
terutama ntuk kepentingan audit n taxation.

Go green by paperless... :)