[Keuangan] Test Drive Dulu... was: SEBAIKNYA TIDAK IKUT FTA ASEAN-China?

2010-01-08 Terurut Topik nazarjb
Wah, seharusnya ini menjadi soal-soal mereka yang di gaji oleh pemerintah tiap 
bulan itu. selain digaji, mereka kan juga siudah lulus sensor lewat tes cpns 
itu. Jadi ya, harus di buktikan kemampuan mereka-mereka itu.

Menurut saya Nazar Mangkunegara Berat Banget :-), harus ada test drive/uji 
coba dulu. Persis seperti jika anda mengajari anak anda bersepeda/motor, 
biasanya tidak langsung di lepasa secara total. Masih ada pengawasan sampai 
anak anda mahir betul bersepeda. Atau juga sama dengan ketika anda membeli 
motor/mobil baru. Biasanya tidak boleh ngebut-ngebut dulu kan? Karena biasanya 
gesekan antar komponen otomotifnya belum begitu lancar. Nah, setelah 
komponen-komponen otomotifnya lancar (licin kena oli) baru boleh 
ngebut-ngebutan. Tapi ngebut juga harus ada pertimbangan kan? Harus mengerti 
dimana letaknya rem, kopling, lampu sein, spion, helem, dsb

Nah, menurut saya Nazar Mangkunegara Berat Banget :-), perjanjian perdagangan 
AFTA dan FTA ASEAN-China itu juga harus di usulkan seperti itu. Karena bukankah 
tujuan kerjasama ekonomi antar negara bertujuan untuk meningkat kesejahteraan 
ekonomi masyarakat masing-masing negara? Ya, Harus ada test drive dulu.


Salam
Nazar Mangkunegara Berat Banget :-)
On. Tb-Jb


--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, Ical Moci ical.m...@... wrote:

 Intinya adalah secara makro Indonesia lebih diuntungkan bila mengikuti
 perjanjian perdagangan AFTA dan FTA ASEAN-China, sekalipun secara
 mikro ada beberapa sektor yang mengalami dampak negatif dari
 Perdagangan Bebas tersebut.
 
 What do you think?
 
 
 SEBAIKNYA TIDAK IKUT FTA ASEAN-China?
 
 
 Pada tahun 2010 pasar ASEAN akan menjadi lebih terbuka lagi dari
 sebelumnya. Enam negara ASEAN utama (Brunei, Indonesia, Malaysia,
 Filipina, Singapura, dan Thailand) akan menambah 7.881 jenis tarif
 yang diturunkan menjadi nol. Dengan demikian, total jumlah pos tarif
 yang masuk dalam tarif preferensi efektif untuk perdagangan bebas
 ASEAN menjadi 54.457 atau 99,11 persen dari seluruh jenis tarif
 perdagangan.
 
 Tahun 2010 merupakan awal baru dari era perdagangan bebas di kawasan
 ini. Negara-negara ASEAN telah berkomitmen untuk mengimplementasikan
 perdagangan bebas dengan China. Bagaimanakah dampak dari perkembangan
 ini terhadap Indonesia dan haruskah kita menunda implementasinya?
 
 Maka, rata-rata tarif yang berlaku di antara enam negara itu akan
 turun dari 0,79 persen pada tahun 2009 menjadi 0,05 persen pada tahun
 2010.
 
 Saat yang bersamaan, ASEAN juga telah sepakat untuk meliberalisasikan
 perdagangannya dengan China. Artinya, tarif impor antara China dan
 negara-negara ASEAN akan turun dengan amat signifikan.
 
 Dominasi China di pasar dunia membuat banyak kalangan khawatir akan
 dampak negatif dari perjanjian perdagangan bebas dengan China.
 Beberapa bahkan mengusulkan untuk menunda implementasi perjanjian
 perdagangan bebas tersebut.
 
 Simulasi perdagangan bebas
 
 Untuk melihat strategi yang paling tepat, Danareksa Research Institute
 melakukan simulasi perdagangan bebas dengan dua skenario. Skenario
 pertama mengasumsikan Indonesia terlibat dalam AFTA sepenuhnya,
 sekaligus ikut serta dalam perdagangan bebas AFTA-China.
 
 Jadi, tarif impor antarnegara ASEAN dijadikan nol. Tarif impor antara
 ASEAN dan China juga nol. Dalam Skenario yang kedua, Indonesia hanya
 mengimplementasikan perjanjian perdagangan dengan ASEAN, tetapi tidak
 ikut perdagangan bebas dengan China, sedangkan negara-negara ASEAN
 yang lain tetap melakukan liberalisasi perdagangan dengan China.
 
 Untuk menghitung simulasi di atas, digunakan program Global Trade
 Analysis Project (GTAP). GTAP adalah program yang memanfaatkan
 database perdagangan dunia dalam struktur software dengan kerangka
 general equilibrium. GTAP dikembangkan di Purdue University, Amerika
 Serikat. GTAP sering untuk menghitung dampak suatu kebijakan
 perdagangan bilateral ataupun multilateral.
 
 Database yang digunakan dalam simulasi ini adalah database versi 6.
 Walau bukan data yang terkini ada di perekonomian, penggunaan data ini
 tetap dapat memberikan gambaran yang lebih jelas tentang dampak suatu
 liberalisasi perdagangan terhadap negara-negara yang terlibat.
 
 Tabel 1 memperlihatkan dampak perdagangan bebas dengan kedua skenario
 yang disebutkan di atas. Hasil simulasi menunjukkan bahwa secara
 keseluruhan perjanjian perdagangan bebas dengan kedua skenario di atas
 memberi dampak positif terhadap volume ekspor Indonesia maupun
 terhadap seluruh negara yang terlibat dalam perjanjian perdagangan
 tersebut.
 
 Untuk skenario pertama terlihat bahwa ekspor Indonesia naik 1.365 juta
 dollar AS. Peningkatan ini terutama didukung oleh kenaikan ekspor ke
 China (naik 3.443 juta dollar AS), Malaysia (naik 462 juta dollar AS),
 Thailand (naik 1.213 juta dollar AS), dan Filipina (naik 114 juta
 dollar AS). Adapun ekspor Indonesia ke Singapura turun 167 juta dollar
 AS.
 
 Penurunan ekspor Indonesia ke Singapura menggambarkan bahwa dengan
 

BLS: [Keuangan] SEBAIKNYA TIDAK IKUT FTA ASEAN-China?

2010-01-08 Terurut Topik Habibie Nugroho Wicaksono
Tulisan yang anda posting sangat menarik. Analisisnya terhadap data output GTAP 
sangat logis.


-Pesan Asli-
Dari: Ical Moci
Terkirim:  08/01/2010 09:18:19
Subjek:  [Keuangan] SEBAIKNYA TIDAK IKUT FTA ASEAN-China?

Intinya adalah secara makro Indonesia lebih diuntungkan bila mengikuti
perjanjian perdagangan AFTA dan FTA ASEAN-China, sekalipun secara
mikro ada beberapa sektor yang mengalami dampak negatif dari
Perdagangan Bebas tersebut.

What do you think?


SEBAIKNYA TIDAK IKUT FTA ASEAN-China?


Pada tahun 2010 pasar ASEAN akan menjadi lebih terbuka lagi dari
sebelumnya. Enam negara ASEAN utama (Brunei, Indonesia, Malaysia,
Filipina, Singapura, dan Thailand) akan menambah 7.881 jenis tarif
yang diturunkan menjadi nol. Dengan demikian, total jumlah pos tarif
yang masuk dalam tarif preferensi efektif untuk perdagangan bebas
ASEAN menjadi 54.457 atau 99,11 persen dari seluruh jenis tarif
perdagangan.

Tahun 2010 merupakan awal baru dari era perdagangan bebas di kawasan
ini. Negara-negara ASEAN telah berkomitmen untuk mengimplementasikan
perdagangan bebas dengan China. Bagaimanakah dampak dari perkembangan
ini terhadap Indonesia dan haruskah kita menunda implementasinya?

Maka, rata-rata tarif yang berlaku di antara enam negara itu akan
turun dari 0,79 persen pada tahun 2009 menjadi 0,05 persen pada tahun
2010.

Saat yang bersamaan, ASEAN juga telah sepakat untuk meliberalisasikan
perdagangannya dengan China. Artinya, tarif impor antara China dan
negara-negara ASEAN akan turun dengan amat signifikan.

Dominasi China di pasar dunia membuat banyak kalangan khawatir akan
dampak negatif dari perjanjian perdagangan bebas dengan China.
Beberapa bahkan mengusulkan untuk menunda implementasi perjanjian
perdagangan bebas tersebut.

Simulasi perdagangan bebas

Untuk melihat strategi yang paling tepat, Danareksa Research Institute
melakukan simulasi perdagangan bebas dengan dua skenario. Skenario
pertama mengasumsikan Indonesia terlibat dalam AFTA sepenuhnya,
sekaligus ikut serta dalam perdagangan bebas AFTA-China.

Jadi, tarif impor antarnegara ASEAN dijadikan nol. Tarif impor antara
ASEAN dan China juga nol. Dalam Skenario yang kedua, Indonesia hanya
mengimplementasikan perjanjian perdagangan dengan ASEAN, tetapi tidak
ikut perdagangan bebas dengan China, sedangkan negara-negara ASEAN
yang lain tetap melakukan liberalisasi perdagangan dengan China.

Untuk menghitung simulasi di atas, digunakan program Global Trade
Analysis Project (GTAP). GTAP adalah program yang memanfaatkan
database perdagangan dunia dalam struktur software dengan kerangka
general equilibrium. GTAP dikembangkan di Purdue University, Amerika
Serikat. GTAP sering untuk menghitung dampak suatu kebijakan
perdagangan bilateral ataupun multilateral.

Database yang digunakan dalam simulasi ini adalah database versi 6.
Walau bukan data yang terkini ada di perekonomian, penggunaan data ini
tetap dapat memberikan gambaran yang lebih jelas tentang dampak suatu
liberalisasi perdagangan terhadap negara-negara yang terlibat.

Tabel 1 memperlihatkan dampak perdagangan bebas dengan kedua skenario
yang disebutkan di atas. Hasil simulasi menunjukkan bahwa secara
keseluruhan perjanjian perdagangan bebas dengan kedua skenario di atas
memberi dampak positif terhadap volume ekspor Indonesia maupun
terhadap seluruh negara yang terlibat dalam perjanjian perdagangan
tersebut.

Untuk skenario pertama terlihat bahwa ekspor Indonesia naik 1.365 juta
dollar AS. Peningkatan ini terutama didukung oleh kenaikan ekspor ke
China (naik 3.443 juta dollar AS), Malaysia (naik 462 juta dollar AS),
Thailand (naik 1.213 juta dollar AS), dan Filipina (naik 114 juta
dollar AS). Adapun ekspor Indonesia ke Singapura turun 167 juta dollar
AS.

Penurunan ekspor Indonesia ke Singapura menggambarkan bahwa dengan
AFTA, kita tidak lagi harus mengekspor ke negara ASEAN melalui
Singapura.

Hal yang juga perlu diperhatikan di sini adalah kenaikan ekspor
Indonesia ke China masih jauh lebih tinggi dibandingkan dengan
kenaikan ekspor China ke Indonesia yang hanya 1.776 juta dollar AS.
Jadi, dalam skenario pertama ini Indonesia mengalami tambahan surplus
perdagangan dengan China.

Sementara bila Indonesia tidak ikut mengimplementasikan perdagangan
bebas dengan China (skenario II), volume perdagangan total Indonesia
hanya naik 627 juta dollar AS. Ekspor kita ke China bahkan akan turun
sebesar 435 juta dollar AS.

Hal ini terjadi karena pangsa pasar kita di China tergerus oleh
produk-produk dari negara-negara ASEAN lainnya yang sekarang menjadi
lebih murah dibandingkan produk kita karena tarif impornya di China
turun amat signifikan (akibat perjanjian perdagangan tersebut).

Keadaan ini terlihat dari kenaikan ekspor negara ASEAN lainnya ke
China pada skenario II yang lebih tinggi dari kenaikan pada skenario
I. Misalnya, pada skenario II ekspor Thailand ke China naik 6.894 juta
dollar AS, lebih tinggi dari peningkatan 6.750 juta dollar AS pada
skenario I.

Pada skenario II, kenaikan 

Re: [Keuangan] Made in China...pekerjaan yg tetap esis

2010-01-08 Terurut Topik dyahanggitasari
--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, Gianto Setiadi 
giantoseti...@... wrote:

 Sekedar menambahkan saja bahwa product dari china banyak yang sudah memenuhi 
 standard europe EN71 sehingga belum tentu mutunya rendah.
 
 BR,
 
 Gianto
 Powered by Telkomsel BlackBerry®


Sambut FTA, BUMN Dorong Penggunaan SNI Pada Produk China
Angga Aliya ZRF - detikFinance 

Jakarta - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mendorong segera 
penggunaan label Standar Nasional Indonesia (SNI) terhadap produk-produk China 
yang akan masuk setelah diberlakukannya ASEAN-China Free Trade Agreement (FTA).

Deputi Kementerian BUMN Bidang Pertambangan, Industri Strategis, Energi dan 
Telekomunikasi (PISET) Sahala Lumban Gaol mengatakan, jika tidak diberlakukan 
segera maka bisa berdampak kepada kinerja perusahaan BUMN.

Penerapan SNI itu penting untuk menjadi semacam standarisasi produk yang masuk 
ke Indonesia sekaligus untuk memproteksi konsumer, katanya di kantornya, Jalan 
Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Jumat (8/1/2010).

Menurutnya, selain produk yang masuk dari China, SNI tersebut juga harus 
diberlakukan terhadap produk buatan pabrik milik perusahaan China di dalam 
negeri. Perusahaan China yang ada di sini juga harus pakai SNI, supaya ada 
perdagangan yang fair , imbuhnya.

Ia mengatakan, salah satu masalah yang akan dihadapi BUMN adalah sangat 
beragamnya produk China yang akan masuk. Dari satu produk saja, perusahaan 
China bisa membuat hingga lima tingkatan kualitas.

Kalau barang China kw 1 diadu dengan kw 1 lokal itu masih bersaing. Tapi kalau 
dilawan kw 5 kan harganya produk China lebih murah walaupun kualitasnya jauh. 
Tapi orang kita kan memang suka yang murah-murah, ucapnya.

Ia mengatakan, ada beberapa BUMN yang tidak terkena dampak FTA. Namun yang 
terkena dampaknya jauh lebih banyak lagi, baik itu dampak positif maupun 
negatif.

Menurut Sahala, dampak positif yang bisa diambil oleh BUMN salah satunya 
komponen produksi yang selama ini dibeli dari Eropa atau Amerika Serikat yang 
pabriknya di China sekarang bisa membeli langsung melalui fasilitas FTA.

Jadi ada kesempatan untuk bikin final product dengan bahan yang lebih murah 
jadi produksi lebih efisien. Produk ini bukan hanya untuk domestik tapi juga 
eskpor, ungkapnya.

Sedangkan dampak negatifnya, diperkirakan banyak produk serupa, contohnya baja, 
yang bisa kalah bersaing dalam harga meski kualitas jauh lebih bagus.

Kalau produk baja Krakatau Steel diadu dengan baja perusahaan China yang tidak 
pakai SNI pasti kalah jauh harganya, padahal kualitasnya pasti menang, 
tambahnya.

(ang/dnl) 



Re: [Keuangan] Made in China...pekerjaan yg tetap esis

2010-01-08 Terurut Topik Gianto Setiadi
Apabila product china comply terhadap standard EU maka saya yakin tidak akan 
masalah untuk comply terhadap SNI. 
Tidak semua product buatan china low quality dan murah.
Ada yang low quality dan murah, akan tetapi ada juga yang qualitynya bagus 
(bisa comply terhadap standard EU), akan tetapi harganya bisa lebih murah 
daripada buatan kita, kenapa?
Salah satu faktor penyebabnya adalah industri disana bisa kerja lebih efisien 
dan productivity tinggi, sehingga costnya bisa lebih rendah daripada produksi 
kita. 

BR,

Gianto
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: dyahanggitasari dyahanggitas...@yahoo.com
Date: Fri, 08 Jan 2010 14:04:01 
To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Subject: Re: [Keuangan] Made in China...pekerjaan yg tetap esis

--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, Gianto Setiadi 
giantoseti...@... wrote:

 Sekedar menambahkan saja bahwa product dari china banyak yang sudah memenuhi 
 standard europe EN71 sehingga belum tentu mutunya rendah.
 
 BR,
 
 Gianto
 Powered by Telkomsel BlackBerry®


Sambut FTA, BUMN Dorong Penggunaan SNI Pada Produk China
Angga Aliya ZRF - detikFinance 

Jakarta - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mendorong segera 
penggunaan label Standar Nasional Indonesia (SNI) terhadap produk-produk China 
yang akan masuk setelah diberlakukannya ASEAN-China Free Trade Agreement (FTA).

Deputi Kementerian BUMN Bidang Pertambangan, Industri Strategis, Energi dan 
Telekomunikasi (PISET) Sahala Lumban Gaol mengatakan, jika tidak diberlakukan 
segera maka bisa berdampak kepada kinerja perusahaan BUMN.

Penerapan SNI itu penting untuk menjadi semacam standarisasi produk yang masuk 
ke Indonesia sekaligus untuk memproteksi konsumer, katanya di kantornya, Jalan 
Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Jumat (8/1/2010).

Menurutnya, selain produk yang masuk dari China, SNI tersebut juga harus 
diberlakukan terhadap produk buatan pabrik milik perusahaan China di dalam 
negeri. Perusahaan China yang ada di sini juga harus pakai SNI, supaya ada 
perdagangan yang fair , imbuhnya.

Ia mengatakan, salah satu masalah yang akan dihadapi BUMN adalah sangat 
beragamnya produk China yang akan masuk. Dari satu produk saja, perusahaan 
China bisa membuat hingga lima tingkatan kualitas.

Kalau barang China kw 1 diadu dengan kw 1 lokal itu masih bersaing. Tapi kalau 
dilawan kw 5 kan harganya produk China lebih murah walaupun kualitasnya jauh. 
Tapi orang kita kan memang suka yang murah-murah, ucapnya.

Ia mengatakan, ada beberapa BUMN yang tidak terkena dampak FTA. Namun yang 
terkena dampaknya jauh lebih banyak lagi, baik itu dampak positif maupun 
negatif.

Menurut Sahala, dampak positif yang bisa diambil oleh BUMN salah satunya 
komponen produksi yang selama ini dibeli dari Eropa atau Amerika Serikat yang 
pabriknya di China sekarang bisa membeli langsung melalui fasilitas FTA.

Jadi ada kesempatan untuk bikin final product dengan bahan yang lebih murah 
jadi produksi lebih efisien. Produk ini bukan hanya untuk domestik tapi juga 
eskpor, ungkapnya.

Sedangkan dampak negatifnya, diperkirakan banyak produk serupa, contohnya baja, 
yang bisa kalah bersaing dalam harga meski kualitas jauh lebih bagus.

Kalau produk baja Krakatau Steel diadu dengan baja perusahaan China yang tidak 
pakai SNI pasti kalah jauh harganya, padahal kualitasnya pasti menang, 
tambahnya.

(ang/dnl) 




[Non-text portions of this message have been removed]





=
Blog resmi AKI, dengan alamat www.ahlikeuangan-indonesia.com 
-
Facebook AKI, untuk mengenal member lain lebih personal, silahkan join 
http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045
-
Arsip Milis AKI online, demi kenyamanan Anda semua
http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com
=
Perhatian :
- Untuk kenyamanan bersama, dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor 
posting sebelumnya
- Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. Anggota 
yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas
- Saran, kritik dan tulisan untuk blog silahkan 
ahlikeuangan-indonesia-ow...@yahoogroups.comyahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
ahlikeuangan-indonesia-dig...@yahoogroups.com 
ahlikeuangan-indonesia-fullfeatu...@yahoogroups.com

* To unsubscribe from this group, send an email to:
ahlikeuangan-indonesia-unsubscr...@yahoogroups.com

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



Re: [Keuangan] SEBAIKNYA TIDAK IKUT FTA ASEAN-China?

2010-01-08 Terurut Topik Bali da Dave
Sektor yang diuntungkan apa ya? Tidak kelihatan tabelnya?
Mungkin batubara, energi, dll. Kalau pertanian, saya rasa pertanian Indonesia 
dengan Cina masih kalah Indonesia (mungkin?)

--- On Fri, 8/1/10, Ical Moci ical.m...@gmail.com wrote:

From: Ical Moci ical.m...@gmail.com
Subject: [Keuangan] SEBAIKNYA TIDAK IKUT FTA ASEAN-China?
To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Received: Friday, 8 January, 2010, 10:18 AM







 



  



  
  
  Intinya adalah secara makro Indonesia lebih diuntungkan bila mengikuti

perjanjian perdagangan AFTA dan FTA ASEAN-China, sekalipun secara

mikro ada beberapa sektor yang mengalami dampak negatif dari

Perdagangan Bebas tersebut.



What do you think?





Untuk menghitung simulasi di atas, digunakan program Global Trade

Analysis Project (GTAP). GTAP adalah program yang memanfaatkan

database perdagangan dunia dalam struktur software dengan kerangka

general equilibrium. GTAP dikembangkan di Purdue University, Amerika

Serikat. GTAP sering untuk menghitung dampak suatu kebijakan

perdagangan bilateral ataupun multilateral.




.


   





 



  






  
__
See what's on at the movies in your area. Find out now: 
http://au.movies.yahoo.com/session-times/

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Keuangan] SEBAIKNYA TIDAK IKUT FTA ASEAN-China?

2010-01-08 Terurut Topik Bali da Dave
O iya, dalam model ini apakah juga diperlihatkan efeknya terhadap jumlah 
pengangguran?
Bisa saja kan surplus terjadi, tapi karena surplus ekspornya dari sektor-sektor 
teknologi tinggi/pertambangan yang tidak perlu banyak orang, maka sektor yang 
mati justru sektor intensif tenaga kerja. Kalau ini yang terjadi jangan-jangan 
acara demo dan gusur menggusur presiden bisa jadi acara rutin tiap hari

Saya pikir sih kita mulai perlu serius memasukkan pembatasan perkembangan 
jumlah penduduk sebagai salah satu strategi utama peningkatan ekonomi. Semakin 
banyak penduduk tentu perlu semakin banyak lowongan pekerjaan dan akan 
menggunakan semakin banyak sumber-daya alam. Kalau banyak penduduk tapi 
kemampuannya cuma jadi kuli dan buruh semua, negara kita ini bisa jadi negara 
sumber budak macam afrika dulu?

--- On Fri, 8/1/10, Ical Moci ical.m...@gmail.com wrote:

From: Ical Moci ical.m...@gmail.com







 



  



  
  
  Intinya ada

 



  






  
__
See what's on at the movies in your area. Find out now: 
http://au.movies.yahoo.com/session-times/

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Keuangan] SEBAIKNYA TIDAK IKUT FTA ASEAN-China?

2010-01-08 Terurut Topik Oka Widana
Mudah2-an, ini karena keslahan wartawan saja, sehingga hanya kesimpulan yg 
disampaikan. Oleh karena, walau konon model simulasinya dibuat oleh respectable 
institusion, tetap aja ada asumsi2, yg harus dimasukkan kedalam model itu. 

Kita tentu akan sangat bisa berdebat kalo kita tahu asumsi yg dipakai, teori yg 
digunakan dll. Soalnya, walau kesimpulannya tak berbeda dg teori manfaat 
perdagangan bebas, kita tak dapat tahu jawaban dari pertanyaan detail, yg 
antara lain seperi email rekan Bali dibawah.

Saya sih, masih menganggap publikasi berita itu hanyalah PR strategy dari 
institusi tertentu  saja.

Oka
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Bali da Dave dfa...@yahoo.com
Date: Fri, 8 Jan 2010 16:47:35 
To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Subject: Re: [Keuangan] SEBAIKNYA TIDAK IKUT FTA ASEAN-China?

Sektor yang diuntungkan apa ya? Tidak kelihatan tabelnya?
Mungkin batubara, energi, dll. Kalau pertanian, saya rasa pertanian Indonesia 
dengan Cina masih kalah Indonesia (mungkin?)

--- On Fri, 8/1/10, Ical Moci ical.m...@gmail.com wrote:

From: Ical Moci ical.m...@gmail.com
Subject: [Keuangan] SEBAIKNYA TIDAK IKUT FTA ASEAN-China?
To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Received: Friday, 8 January, 2010, 10:18 AM







 



  



  
  
  Intinya adalah secara makro Indonesia lebih diuntungkan bila mengikuti

perjanjian perdagangan AFTA dan FTA ASEAN-China, sekalipun secara

mikro ada beberapa sektor yang mengalami dampak negatif dari

Perdagangan Bebas tersebut.



What do you think?





Untuk menghitung simulasi di atas, digunakan program Global Trade

Analysis Project (GTAP). GTAP adalah program yang memanfaatkan

database perdagangan dunia dalam struktur software dengan kerangka

general equilibrium. GTAP dikembangkan di Purdue University, Amerika

Serikat. GTAP sering untuk menghitung dampak suatu kebijakan

perdagangan bilateral ataupun multilateral.




.


   





 



  






__
See what's on at the movies in your area. Find out now: 
http://au.movies.yahoo.com/session-times/

[Non-text portions of this message have been removed]




[Non-text portions of this message have been removed]





=
Blog resmi AKI, dengan alamat www.ahlikeuangan-indonesia.com 
-
Facebook AKI, untuk mengenal member lain lebih personal, silahkan join 
http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045
-
Arsip Milis AKI online, demi kenyamanan Anda semua
http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com
=
Perhatian :
- Untuk kenyamanan bersama, dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor 
posting sebelumnya
- Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. Anggota 
yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas
- Saran, kritik dan tulisan untuk blog silahkan 
ahlikeuangan-indonesia-ow...@yahoogroups.comyahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
ahlikeuangan-indonesia-dig...@yahoogroups.com 
ahlikeuangan-indonesia-fullfeatu...@yahoogroups.com

* To unsubscribe from this group, send an email to:
ahlikeuangan-indonesia-unsubscr...@yahoogroups.com

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



Re: [Keuangan] FTSE Fund Managers and Indonesia in 2010

2010-01-08 Terurut Topik Poltak Hotradero
At 12:42 PM 1/6/2010, you wrote:

Fund Manager kan hidupnya dari management fee.
Dan management fee itu datangnya dari duit orang lain.

Terang aja mereka akan selalu bilang market bullish.

Coba kalau mereka pake duit sendiri...

Nggak ada yang bisa dipercaya di stock market - kecuali diri sendiri...


Fund managers are positive about market prospects for the year ahead,
with almost three-quarters thinking markets will rise during the next 12
months. Source: Hedge Funds Review
http://www.hedgefundsreview.com/hedge-funds-review/news/1566273/investment-managers-confident-2010-prospectshttp://www.hedgefundsreview.com/hedge-funds-review/news/1566273/investm\
ent-managers-confident-2010-prospects

Menurut sebuah artikel yang dimuat di Hedge Funds Review pada akhir
tahun 2009 yang lalu, para fund managers yang berbasis di FTSE mempunyai
keyakinan bahwa market akan naik di dalam tahun 2010 ini. FTSE sendiri
ditutup di level 5412 per 31 Desember 2009 dan diprediksikan akan
mencapai level 5500-6000 di tahun 2010. Separuh dari para manajer
tersebut berpendapat bahwa equities akan menjadi the best asset class
dan sekitar 28% berpendapat bahwa emas akan menjadi sang pemenang.
Sedangkan untuk sektor, resources (sumber daya alam) dipercaya akan
menjadi sektor yang paling menghasilkan. Emerging markets juga dipercaya
akan menjadi lokasi yang paling menguntungkan di tahun 2010.

Dengan melihat tingkat kepercayaan yang sangat tinggi tersebut dan juga
4 variabel, yaitu Equities, Gold, Resources dan Emerging Markets, maka
sangat besar kemungkinannya Indonesia akan berada di layar monitor utama
para hedge funds manager dari Eropa di tahun 2010 ini. Mengapa?

1. Equities: BEI adalah bursa dengan pertumbuhan tertinggi nomor dua di
Asia untuk tahun 2009.
2. Gold dan Resources: Indonesia kaya dengan kedua hal tersebut dan fund
managers dapat mengakses perusahaan-perusahaan tersebut melalui
mekasnisme pasar modal.
3. Emerging Markets: BRIC (Brazil, Russia, India, China) yang saat ini
menjadi tolak ukur emerging markets utama diprediksikan akan berubah
menjadi BRIIC atau Brazil, Russia, India, Indonesia, China.

Andy Laver Sirait
Asia Strategic Advisory 
http://www.asastrategic.com/http://www.asastrategic.com/



[Keuangan] Produk China Bombardir Indonesia was: SEBAIKNYA TIDAK IKUT FTA ASEAN-China?

2010-01-08 Terurut Topik nazarjb
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2010/01/09/10134596/Produk.China.Bombardir.Indonesia..Apa.Kabar.Produk.Lokal

Produk China Bombardir Indonesia, Apa Kabar Produk Lokal?
Laporan wartawan KOMPAS.com Inggried Dwi Wedhaswary
Sabtu, 9 Januari 2010 | 10:13 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Penerapan ASEAN-China Free Trade Area (AC-FTA) sudah 
berlangsung sejak awal 2010. Diprediksi, bombardir produk China yang bebas 
masuk ke Indonesia lebih banyak mendatangkan kerugian daripada keuntungan. 
Khususnya bagi para pelaku industri lokal. Benarkah? 

Pengamat ekonomi Universitas Indonesia, Ninasapti Triaswati, mengatakan bahwa 
pasar bebas ini tak sepenuhnya mendatangkan keuntungan. Untuk beberapa sektor 
industri, kerja sama ini justru mengancam. Ia menekankan, angka ekspor yang 
lebih rendah dibandingkan impor selama 5 tahun terakhir turut menjadi faktor 
yang meresahkan. 

Rendahnya nilai ekspor dibandingkan impor cukup mengkhawatirkan ketika kita 
masuk ke area pasar bebas, ujar Nini, pada diskusi mingguan Trijaya 
ASEAN-China Free Trade Area di Jakarta, Sabtu (9/1/2010). 

Industri manufaktur, menurut Nina, merupakan sektor industri yang paling 
terancam. Mengapa? Industri seperti tekstil, garmen, dan alas kaki dikenal 
sebagai sektor padat karya yang menyerap tenaga kerja dalam jumlah banyak. 
Dengan gempuran produk China yang cenderung lebih murah, hal itu dikhawatirkan 
justru mematikan produk lokal. Biaya produksi di Indonesia tergolong tinggi 
sehingga harga pasar pun lebih tinggi dibandingkan harga produk China. 

Industri seperti tekstil, garmen, dan alas kaki selama ini merupakan sektor 
industri yang ada substitusi impor, ujar Nina. 

Demikian pula industri otomotif. Minimnya produk otomotif lokal diprediksi akan 
semakin memurukkan industri otomotif, seiring masuknya produk otomotif China.

Industri makanan dan minuman aman
Berbeda dengan sektor industri manufaktur, industri makanan dan minuman justru 
terbilang aman. Wakil Sekjen Asosiasi Pengusaha Indonesia Franky Sibarani 
mengatakan, angka perdagangan makanan dan minuman terbilang masih cukup tinggi.

Ada beberapa sektor yang justru positif dan optimistis dengan pasar bebas ini. 
Untuk industri makanan dan minuman, omzetnya lumayan, kata Franky dalam 
kesempatan yang sama. 

Nina tak membantah hal tersebut. Menurutnya, produk yang sarat dengan muatan 
lokal, seperti makanan dan minuman, akan bertahan. Akan tetapi, hal ini justru 
akan kembali membawa wajah perekonomian Indonesia kembali ke agro industri. 

Industri Indonesia yang tadinya ingin dibawa ke negara industri akan kembali 
ke agro industri. Seharusnya bisa diseimbangkan, kata Nina. 

Sementara itu, Deputi Bidang Pengkajian UKMK Kementerian Koperasi dan UKM, I 
Wayan Dipta, mengakui bahwa daya saing produk lokal memang masih kalah jika 
dibandingkan dengan produk China. Untuk itu, pemerintah melakukan penataan 
peraturan untuk meningkatkan daya saing produk lokal. 

Selama ini, banyak peraturan daerah yang menghambat UMKM, dan yang terpenting, 
harus menumbuhkan cinta produk lokal, ujar Wayan. 

Di samping itu, pekerjaan rumah pemerintah adalah meningkatkan daya beli 
konsumen Tanah Air.

Salam

Nazar Mangkunegara Berat Banget Coy

--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, Oka Widana o...@... wrote:

 Mudah2-an, ini karena keslahan wartawan saja, sehingga hanya kesimpulan yg 
 disampaikan. Oleh karena, walau konon model simulasinya dibuat oleh 
 respectable institusion, tetap aja ada asumsi2, yg harus dimasukkan kedalam 
 model itu. 
 
 Kita tentu akan sangat bisa berdebat kalo kita tahu asumsi yg dipakai, teori 
 yg digunakan dll. Soalnya, walau kesimpulannya tak berbeda dg teori manfaat 
 perdagangan bebas, kita tak dapat tahu jawaban dari pertanyaan detail, yg 
 antara lain seperi email rekan Bali dibawah.
 
 Saya sih, masih menganggap publikasi berita itu hanyalah PR strategy dari 
 institusi tertentu  saja.
 
 Oka
 Powered by Telkomsel BlackBerry®
 
 -Original Message-
 From: Bali da Dave dfa...@...
 Date: Fri, 8 Jan 2010 16:47:35 
 To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
 Subject: Re: [Keuangan] SEBAIKNYA TIDAK IKUT FTA ASEAN-China?
 
 Sektor yang diuntungkan apa ya? Tidak kelihatan tabelnya?
 Mungkin batubara, energi, dll. Kalau pertanian, saya rasa pertanian Indonesia 
 dengan Cina masih kalah Indonesia (mungkin?)
 
 --- On Fri, 8/1/10, Ical Moci ical.m...@... wrote:
 
 From: Ical Moci ical.m...@...
 Subject: [Keuangan] SEBAIKNYA TIDAK IKUT FTA ASEAN-China?
 To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
 Received: Friday, 8 January, 2010, 10:18 AM

   
   
   Intinya adalah secara makro Indonesia lebih diuntungkan bila mengikuti
 
 perjanjian perdagangan AFTA dan FTA ASEAN-China, sekalipun secara
 
 mikro ada beberapa sektor yang mengalami dampak negatif dari
 
 Perdagangan Bebas tersebut.
 
 
 
 What do you think?
 
 
 Untuk menghitung simulasi di atas, digunakan program Global Trade
 
 Analysis Project (GTAP). GTAP adalah program yang memanfaatkan