[Keuangan] Test Drive Dulu... was: SEBAIKNYA TIDAK IKUT FTA ASEAN-China?
Wah, seharusnya ini menjadi soal-soal mereka yang di gaji oleh pemerintah tiap bulan itu. selain digaji, mereka kan juga siudah lulus sensor lewat tes cpns itu. Jadi ya, harus di buktikan kemampuan mereka-mereka itu. Menurut saya Nazar Mangkunegara Berat Banget :-), harus ada test drive/uji coba dulu. Persis seperti jika anda mengajari anak anda bersepeda/motor, biasanya tidak langsung di lepasa secara total. Masih ada pengawasan sampai anak anda mahir betul bersepeda. Atau juga sama dengan ketika anda membeli motor/mobil baru. Biasanya tidak boleh ngebut-ngebut dulu kan? Karena biasanya gesekan antar komponen otomotifnya belum begitu lancar. Nah, setelah komponen-komponen otomotifnya lancar (licin kena oli) baru boleh ngebut-ngebutan. Tapi ngebut juga harus ada pertimbangan kan? Harus mengerti dimana letaknya rem, kopling, lampu sein, spion, helem, dsb Nah, menurut saya Nazar Mangkunegara Berat Banget :-), perjanjian perdagangan AFTA dan FTA ASEAN-China itu juga harus di usulkan seperti itu. Karena bukankah tujuan kerjasama ekonomi antar negara bertujuan untuk meningkat kesejahteraan ekonomi masyarakat masing-masing negara? Ya, Harus ada test drive dulu. Salam Nazar Mangkunegara Berat Banget :-) On. Tb-Jb --- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, Ical Moci ical.m...@... wrote: Intinya adalah secara makro Indonesia lebih diuntungkan bila mengikuti perjanjian perdagangan AFTA dan FTA ASEAN-China, sekalipun secara mikro ada beberapa sektor yang mengalami dampak negatif dari Perdagangan Bebas tersebut. What do you think? SEBAIKNYA TIDAK IKUT FTA ASEAN-China? Pada tahun 2010 pasar ASEAN akan menjadi lebih terbuka lagi dari sebelumnya. Enam negara ASEAN utama (Brunei, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand) akan menambah 7.881 jenis tarif yang diturunkan menjadi nol. Dengan demikian, total jumlah pos tarif yang masuk dalam tarif preferensi efektif untuk perdagangan bebas ASEAN menjadi 54.457 atau 99,11 persen dari seluruh jenis tarif perdagangan. Tahun 2010 merupakan awal baru dari era perdagangan bebas di kawasan ini. Negara-negara ASEAN telah berkomitmen untuk mengimplementasikan perdagangan bebas dengan China. Bagaimanakah dampak dari perkembangan ini terhadap Indonesia dan haruskah kita menunda implementasinya? Maka, rata-rata tarif yang berlaku di antara enam negara itu akan turun dari 0,79 persen pada tahun 2009 menjadi 0,05 persen pada tahun 2010. Saat yang bersamaan, ASEAN juga telah sepakat untuk meliberalisasikan perdagangannya dengan China. Artinya, tarif impor antara China dan negara-negara ASEAN akan turun dengan amat signifikan. Dominasi China di pasar dunia membuat banyak kalangan khawatir akan dampak negatif dari perjanjian perdagangan bebas dengan China. Beberapa bahkan mengusulkan untuk menunda implementasi perjanjian perdagangan bebas tersebut. Simulasi perdagangan bebas Untuk melihat strategi yang paling tepat, Danareksa Research Institute melakukan simulasi perdagangan bebas dengan dua skenario. Skenario pertama mengasumsikan Indonesia terlibat dalam AFTA sepenuhnya, sekaligus ikut serta dalam perdagangan bebas AFTA-China. Jadi, tarif impor antarnegara ASEAN dijadikan nol. Tarif impor antara ASEAN dan China juga nol. Dalam Skenario yang kedua, Indonesia hanya mengimplementasikan perjanjian perdagangan dengan ASEAN, tetapi tidak ikut perdagangan bebas dengan China, sedangkan negara-negara ASEAN yang lain tetap melakukan liberalisasi perdagangan dengan China. Untuk menghitung simulasi di atas, digunakan program Global Trade Analysis Project (GTAP). GTAP adalah program yang memanfaatkan database perdagangan dunia dalam struktur software dengan kerangka general equilibrium. GTAP dikembangkan di Purdue University, Amerika Serikat. GTAP sering untuk menghitung dampak suatu kebijakan perdagangan bilateral ataupun multilateral. Database yang digunakan dalam simulasi ini adalah database versi 6. Walau bukan data yang terkini ada di perekonomian, penggunaan data ini tetap dapat memberikan gambaran yang lebih jelas tentang dampak suatu liberalisasi perdagangan terhadap negara-negara yang terlibat. Tabel 1 memperlihatkan dampak perdagangan bebas dengan kedua skenario yang disebutkan di atas. Hasil simulasi menunjukkan bahwa secara keseluruhan perjanjian perdagangan bebas dengan kedua skenario di atas memberi dampak positif terhadap volume ekspor Indonesia maupun terhadap seluruh negara yang terlibat dalam perjanjian perdagangan tersebut. Untuk skenario pertama terlihat bahwa ekspor Indonesia naik 1.365 juta dollar AS. Peningkatan ini terutama didukung oleh kenaikan ekspor ke China (naik 3.443 juta dollar AS), Malaysia (naik 462 juta dollar AS), Thailand (naik 1.213 juta dollar AS), dan Filipina (naik 114 juta dollar AS). Adapun ekspor Indonesia ke Singapura turun 167 juta dollar AS. Penurunan ekspor Indonesia ke Singapura menggambarkan bahwa dengan
BLS: [Keuangan] SEBAIKNYA TIDAK IKUT FTA ASEAN-China?
Tulisan yang anda posting sangat menarik. Analisisnya terhadap data output GTAP sangat logis. -Pesan Asli- Dari: Ical Moci Terkirim: 08/01/2010 09:18:19 Subjek: [Keuangan] SEBAIKNYA TIDAK IKUT FTA ASEAN-China? Intinya adalah secara makro Indonesia lebih diuntungkan bila mengikuti perjanjian perdagangan AFTA dan FTA ASEAN-China, sekalipun secara mikro ada beberapa sektor yang mengalami dampak negatif dari Perdagangan Bebas tersebut. What do you think? SEBAIKNYA TIDAK IKUT FTA ASEAN-China? Pada tahun 2010 pasar ASEAN akan menjadi lebih terbuka lagi dari sebelumnya. Enam negara ASEAN utama (Brunei, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand) akan menambah 7.881 jenis tarif yang diturunkan menjadi nol. Dengan demikian, total jumlah pos tarif yang masuk dalam tarif preferensi efektif untuk perdagangan bebas ASEAN menjadi 54.457 atau 99,11 persen dari seluruh jenis tarif perdagangan. Tahun 2010 merupakan awal baru dari era perdagangan bebas di kawasan ini. Negara-negara ASEAN telah berkomitmen untuk mengimplementasikan perdagangan bebas dengan China. Bagaimanakah dampak dari perkembangan ini terhadap Indonesia dan haruskah kita menunda implementasinya? Maka, rata-rata tarif yang berlaku di antara enam negara itu akan turun dari 0,79 persen pada tahun 2009 menjadi 0,05 persen pada tahun 2010. Saat yang bersamaan, ASEAN juga telah sepakat untuk meliberalisasikan perdagangannya dengan China. Artinya, tarif impor antara China dan negara-negara ASEAN akan turun dengan amat signifikan. Dominasi China di pasar dunia membuat banyak kalangan khawatir akan dampak negatif dari perjanjian perdagangan bebas dengan China. Beberapa bahkan mengusulkan untuk menunda implementasi perjanjian perdagangan bebas tersebut. Simulasi perdagangan bebas Untuk melihat strategi yang paling tepat, Danareksa Research Institute melakukan simulasi perdagangan bebas dengan dua skenario. Skenario pertama mengasumsikan Indonesia terlibat dalam AFTA sepenuhnya, sekaligus ikut serta dalam perdagangan bebas AFTA-China. Jadi, tarif impor antarnegara ASEAN dijadikan nol. Tarif impor antara ASEAN dan China juga nol. Dalam Skenario yang kedua, Indonesia hanya mengimplementasikan perjanjian perdagangan dengan ASEAN, tetapi tidak ikut perdagangan bebas dengan China, sedangkan negara-negara ASEAN yang lain tetap melakukan liberalisasi perdagangan dengan China. Untuk menghitung simulasi di atas, digunakan program Global Trade Analysis Project (GTAP). GTAP adalah program yang memanfaatkan database perdagangan dunia dalam struktur software dengan kerangka general equilibrium. GTAP dikembangkan di Purdue University, Amerika Serikat. GTAP sering untuk menghitung dampak suatu kebijakan perdagangan bilateral ataupun multilateral. Database yang digunakan dalam simulasi ini adalah database versi 6. Walau bukan data yang terkini ada di perekonomian, penggunaan data ini tetap dapat memberikan gambaran yang lebih jelas tentang dampak suatu liberalisasi perdagangan terhadap negara-negara yang terlibat. Tabel 1 memperlihatkan dampak perdagangan bebas dengan kedua skenario yang disebutkan di atas. Hasil simulasi menunjukkan bahwa secara keseluruhan perjanjian perdagangan bebas dengan kedua skenario di atas memberi dampak positif terhadap volume ekspor Indonesia maupun terhadap seluruh negara yang terlibat dalam perjanjian perdagangan tersebut. Untuk skenario pertama terlihat bahwa ekspor Indonesia naik 1.365 juta dollar AS. Peningkatan ini terutama didukung oleh kenaikan ekspor ke China (naik 3.443 juta dollar AS), Malaysia (naik 462 juta dollar AS), Thailand (naik 1.213 juta dollar AS), dan Filipina (naik 114 juta dollar AS). Adapun ekspor Indonesia ke Singapura turun 167 juta dollar AS. Penurunan ekspor Indonesia ke Singapura menggambarkan bahwa dengan AFTA, kita tidak lagi harus mengekspor ke negara ASEAN melalui Singapura. Hal yang juga perlu diperhatikan di sini adalah kenaikan ekspor Indonesia ke China masih jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan ekspor China ke Indonesia yang hanya 1.776 juta dollar AS. Jadi, dalam skenario pertama ini Indonesia mengalami tambahan surplus perdagangan dengan China. Sementara bila Indonesia tidak ikut mengimplementasikan perdagangan bebas dengan China (skenario II), volume perdagangan total Indonesia hanya naik 627 juta dollar AS. Ekspor kita ke China bahkan akan turun sebesar 435 juta dollar AS. Hal ini terjadi karena pangsa pasar kita di China tergerus oleh produk-produk dari negara-negara ASEAN lainnya yang sekarang menjadi lebih murah dibandingkan produk kita karena tarif impornya di China turun amat signifikan (akibat perjanjian perdagangan tersebut). Keadaan ini terlihat dari kenaikan ekspor negara ASEAN lainnya ke China pada skenario II yang lebih tinggi dari kenaikan pada skenario I. Misalnya, pada skenario II ekspor Thailand ke China naik 6.894 juta dollar AS, lebih tinggi dari peningkatan 6.750 juta dollar AS pada skenario I. Pada skenario II, kenaikan
Re: [Keuangan] Made in China...pekerjaan yg tetap esis
--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, Gianto Setiadi giantoseti...@... wrote: Sekedar menambahkan saja bahwa product dari china banyak yang sudah memenuhi standard europe EN71 sehingga belum tentu mutunya rendah. BR, Gianto Powered by Telkomsel BlackBerry® Sambut FTA, BUMN Dorong Penggunaan SNI Pada Produk China Angga Aliya ZRF - detikFinance Jakarta - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mendorong segera penggunaan label Standar Nasional Indonesia (SNI) terhadap produk-produk China yang akan masuk setelah diberlakukannya ASEAN-China Free Trade Agreement (FTA). Deputi Kementerian BUMN Bidang Pertambangan, Industri Strategis, Energi dan Telekomunikasi (PISET) Sahala Lumban Gaol mengatakan, jika tidak diberlakukan segera maka bisa berdampak kepada kinerja perusahaan BUMN. Penerapan SNI itu penting untuk menjadi semacam standarisasi produk yang masuk ke Indonesia sekaligus untuk memproteksi konsumer, katanya di kantornya, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Jumat (8/1/2010). Menurutnya, selain produk yang masuk dari China, SNI tersebut juga harus diberlakukan terhadap produk buatan pabrik milik perusahaan China di dalam negeri. Perusahaan China yang ada di sini juga harus pakai SNI, supaya ada perdagangan yang fair , imbuhnya. Ia mengatakan, salah satu masalah yang akan dihadapi BUMN adalah sangat beragamnya produk China yang akan masuk. Dari satu produk saja, perusahaan China bisa membuat hingga lima tingkatan kualitas. Kalau barang China kw 1 diadu dengan kw 1 lokal itu masih bersaing. Tapi kalau dilawan kw 5 kan harganya produk China lebih murah walaupun kualitasnya jauh. Tapi orang kita kan memang suka yang murah-murah, ucapnya. Ia mengatakan, ada beberapa BUMN yang tidak terkena dampak FTA. Namun yang terkena dampaknya jauh lebih banyak lagi, baik itu dampak positif maupun negatif. Menurut Sahala, dampak positif yang bisa diambil oleh BUMN salah satunya komponen produksi yang selama ini dibeli dari Eropa atau Amerika Serikat yang pabriknya di China sekarang bisa membeli langsung melalui fasilitas FTA. Jadi ada kesempatan untuk bikin final product dengan bahan yang lebih murah jadi produksi lebih efisien. Produk ini bukan hanya untuk domestik tapi juga eskpor, ungkapnya. Sedangkan dampak negatifnya, diperkirakan banyak produk serupa, contohnya baja, yang bisa kalah bersaing dalam harga meski kualitas jauh lebih bagus. Kalau produk baja Krakatau Steel diadu dengan baja perusahaan China yang tidak pakai SNI pasti kalah jauh harganya, padahal kualitasnya pasti menang, tambahnya. (ang/dnl)
Re: [Keuangan] Made in China...pekerjaan yg tetap esis
Apabila product china comply terhadap standard EU maka saya yakin tidak akan masalah untuk comply terhadap SNI. Tidak semua product buatan china low quality dan murah. Ada yang low quality dan murah, akan tetapi ada juga yang qualitynya bagus (bisa comply terhadap standard EU), akan tetapi harganya bisa lebih murah daripada buatan kita, kenapa? Salah satu faktor penyebabnya adalah industri disana bisa kerja lebih efisien dan productivity tinggi, sehingga costnya bisa lebih rendah daripada produksi kita. BR, Gianto Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: dyahanggitasari dyahanggitas...@yahoo.com Date: Fri, 08 Jan 2010 14:04:01 To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Subject: Re: [Keuangan] Made in China...pekerjaan yg tetap esis --- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, Gianto Setiadi giantoseti...@... wrote: Sekedar menambahkan saja bahwa product dari china banyak yang sudah memenuhi standard europe EN71 sehingga belum tentu mutunya rendah. BR, Gianto Powered by Telkomsel BlackBerry® Sambut FTA, BUMN Dorong Penggunaan SNI Pada Produk China Angga Aliya ZRF - detikFinance Jakarta - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mendorong segera penggunaan label Standar Nasional Indonesia (SNI) terhadap produk-produk China yang akan masuk setelah diberlakukannya ASEAN-China Free Trade Agreement (FTA). Deputi Kementerian BUMN Bidang Pertambangan, Industri Strategis, Energi dan Telekomunikasi (PISET) Sahala Lumban Gaol mengatakan, jika tidak diberlakukan segera maka bisa berdampak kepada kinerja perusahaan BUMN. Penerapan SNI itu penting untuk menjadi semacam standarisasi produk yang masuk ke Indonesia sekaligus untuk memproteksi konsumer, katanya di kantornya, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Jumat (8/1/2010). Menurutnya, selain produk yang masuk dari China, SNI tersebut juga harus diberlakukan terhadap produk buatan pabrik milik perusahaan China di dalam negeri. Perusahaan China yang ada di sini juga harus pakai SNI, supaya ada perdagangan yang fair , imbuhnya. Ia mengatakan, salah satu masalah yang akan dihadapi BUMN adalah sangat beragamnya produk China yang akan masuk. Dari satu produk saja, perusahaan China bisa membuat hingga lima tingkatan kualitas. Kalau barang China kw 1 diadu dengan kw 1 lokal itu masih bersaing. Tapi kalau dilawan kw 5 kan harganya produk China lebih murah walaupun kualitasnya jauh. Tapi orang kita kan memang suka yang murah-murah, ucapnya. Ia mengatakan, ada beberapa BUMN yang tidak terkena dampak FTA. Namun yang terkena dampaknya jauh lebih banyak lagi, baik itu dampak positif maupun negatif. Menurut Sahala, dampak positif yang bisa diambil oleh BUMN salah satunya komponen produksi yang selama ini dibeli dari Eropa atau Amerika Serikat yang pabriknya di China sekarang bisa membeli langsung melalui fasilitas FTA. Jadi ada kesempatan untuk bikin final product dengan bahan yang lebih murah jadi produksi lebih efisien. Produk ini bukan hanya untuk domestik tapi juga eskpor, ungkapnya. Sedangkan dampak negatifnya, diperkirakan banyak produk serupa, contohnya baja, yang bisa kalah bersaing dalam harga meski kualitas jauh lebih bagus. Kalau produk baja Krakatau Steel diadu dengan baja perusahaan China yang tidak pakai SNI pasti kalah jauh harganya, padahal kualitasnya pasti menang, tambahnya. (ang/dnl) [Non-text portions of this message have been removed] = Blog resmi AKI, dengan alamat www.ahlikeuangan-indonesia.com - Facebook AKI, untuk mengenal member lain lebih personal, silahkan join http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045 - Arsip Milis AKI online, demi kenyamanan Anda semua http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com = Perhatian : - Untuk kenyamanan bersama, dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor posting sebelumnya - Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. Anggota yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas - Saran, kritik dan tulisan untuk blog silahkan ahlikeuangan-indonesia-ow...@yahoogroups.comyahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: ahlikeuangan-indonesia-dig...@yahoogroups.com ahlikeuangan-indonesia-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: ahlikeuangan-indonesia-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [Keuangan] SEBAIKNYA TIDAK IKUT FTA ASEAN-China?
Sektor yang diuntungkan apa ya? Tidak kelihatan tabelnya? Mungkin batubara, energi, dll. Kalau pertanian, saya rasa pertanian Indonesia dengan Cina masih kalah Indonesia (mungkin?) --- On Fri, 8/1/10, Ical Moci ical.m...@gmail.com wrote: From: Ical Moci ical.m...@gmail.com Subject: [Keuangan] SEBAIKNYA TIDAK IKUT FTA ASEAN-China? To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Received: Friday, 8 January, 2010, 10:18 AM Intinya adalah secara makro Indonesia lebih diuntungkan bila mengikuti perjanjian perdagangan AFTA dan FTA ASEAN-China, sekalipun secara mikro ada beberapa sektor yang mengalami dampak negatif dari Perdagangan Bebas tersebut. What do you think? Untuk menghitung simulasi di atas, digunakan program Global Trade Analysis Project (GTAP). GTAP adalah program yang memanfaatkan database perdagangan dunia dalam struktur software dengan kerangka general equilibrium. GTAP dikembangkan di Purdue University, Amerika Serikat. GTAP sering untuk menghitung dampak suatu kebijakan perdagangan bilateral ataupun multilateral. . __ See what's on at the movies in your area. Find out now: http://au.movies.yahoo.com/session-times/ [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Keuangan] SEBAIKNYA TIDAK IKUT FTA ASEAN-China?
O iya, dalam model ini apakah juga diperlihatkan efeknya terhadap jumlah pengangguran? Bisa saja kan surplus terjadi, tapi karena surplus ekspornya dari sektor-sektor teknologi tinggi/pertambangan yang tidak perlu banyak orang, maka sektor yang mati justru sektor intensif tenaga kerja. Kalau ini yang terjadi jangan-jangan acara demo dan gusur menggusur presiden bisa jadi acara rutin tiap hari Saya pikir sih kita mulai perlu serius memasukkan pembatasan perkembangan jumlah penduduk sebagai salah satu strategi utama peningkatan ekonomi. Semakin banyak penduduk tentu perlu semakin banyak lowongan pekerjaan dan akan menggunakan semakin banyak sumber-daya alam. Kalau banyak penduduk tapi kemampuannya cuma jadi kuli dan buruh semua, negara kita ini bisa jadi negara sumber budak macam afrika dulu? --- On Fri, 8/1/10, Ical Moci ical.m...@gmail.com wrote: From: Ical Moci ical.m...@gmail.com Intinya ada __ See what's on at the movies in your area. Find out now: http://au.movies.yahoo.com/session-times/ [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Keuangan] SEBAIKNYA TIDAK IKUT FTA ASEAN-China?
Mudah2-an, ini karena keslahan wartawan saja, sehingga hanya kesimpulan yg disampaikan. Oleh karena, walau konon model simulasinya dibuat oleh respectable institusion, tetap aja ada asumsi2, yg harus dimasukkan kedalam model itu. Kita tentu akan sangat bisa berdebat kalo kita tahu asumsi yg dipakai, teori yg digunakan dll. Soalnya, walau kesimpulannya tak berbeda dg teori manfaat perdagangan bebas, kita tak dapat tahu jawaban dari pertanyaan detail, yg antara lain seperi email rekan Bali dibawah. Saya sih, masih menganggap publikasi berita itu hanyalah PR strategy dari institusi tertentu saja. Oka Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Bali da Dave dfa...@yahoo.com Date: Fri, 8 Jan 2010 16:47:35 To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Subject: Re: [Keuangan] SEBAIKNYA TIDAK IKUT FTA ASEAN-China? Sektor yang diuntungkan apa ya? Tidak kelihatan tabelnya? Mungkin batubara, energi, dll. Kalau pertanian, saya rasa pertanian Indonesia dengan Cina masih kalah Indonesia (mungkin?) --- On Fri, 8/1/10, Ical Moci ical.m...@gmail.com wrote: From: Ical Moci ical.m...@gmail.com Subject: [Keuangan] SEBAIKNYA TIDAK IKUT FTA ASEAN-China? To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Received: Friday, 8 January, 2010, 10:18 AM Intinya adalah secara makro Indonesia lebih diuntungkan bila mengikuti perjanjian perdagangan AFTA dan FTA ASEAN-China, sekalipun secara mikro ada beberapa sektor yang mengalami dampak negatif dari Perdagangan Bebas tersebut. What do you think? Untuk menghitung simulasi di atas, digunakan program Global Trade Analysis Project (GTAP). GTAP adalah program yang memanfaatkan database perdagangan dunia dalam struktur software dengan kerangka general equilibrium. GTAP dikembangkan di Purdue University, Amerika Serikat. GTAP sering untuk menghitung dampak suatu kebijakan perdagangan bilateral ataupun multilateral. . __ See what's on at the movies in your area. Find out now: http://au.movies.yahoo.com/session-times/ [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed] = Blog resmi AKI, dengan alamat www.ahlikeuangan-indonesia.com - Facebook AKI, untuk mengenal member lain lebih personal, silahkan join http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045 - Arsip Milis AKI online, demi kenyamanan Anda semua http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com = Perhatian : - Untuk kenyamanan bersama, dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor posting sebelumnya - Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. Anggota yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas - Saran, kritik dan tulisan untuk blog silahkan ahlikeuangan-indonesia-ow...@yahoogroups.comyahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: ahlikeuangan-indonesia-dig...@yahoogroups.com ahlikeuangan-indonesia-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: ahlikeuangan-indonesia-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [Keuangan] FTSE Fund Managers and Indonesia in 2010
At 12:42 PM 1/6/2010, you wrote: Fund Manager kan hidupnya dari management fee. Dan management fee itu datangnya dari duit orang lain. Terang aja mereka akan selalu bilang market bullish. Coba kalau mereka pake duit sendiri... Nggak ada yang bisa dipercaya di stock market - kecuali diri sendiri... Fund managers are positive about market prospects for the year ahead, with almost three-quarters thinking markets will rise during the next 12 months. Source: Hedge Funds Review http://www.hedgefundsreview.com/hedge-funds-review/news/1566273/investment-managers-confident-2010-prospectshttp://www.hedgefundsreview.com/hedge-funds-review/news/1566273/investm\ ent-managers-confident-2010-prospects Menurut sebuah artikel yang dimuat di Hedge Funds Review pada akhir tahun 2009 yang lalu, para fund managers yang berbasis di FTSE mempunyai keyakinan bahwa market akan naik di dalam tahun 2010 ini. FTSE sendiri ditutup di level 5412 per 31 Desember 2009 dan diprediksikan akan mencapai level 5500-6000 di tahun 2010. Separuh dari para manajer tersebut berpendapat bahwa equities akan menjadi the best asset class dan sekitar 28% berpendapat bahwa emas akan menjadi sang pemenang. Sedangkan untuk sektor, resources (sumber daya alam) dipercaya akan menjadi sektor yang paling menghasilkan. Emerging markets juga dipercaya akan menjadi lokasi yang paling menguntungkan di tahun 2010. Dengan melihat tingkat kepercayaan yang sangat tinggi tersebut dan juga 4 variabel, yaitu Equities, Gold, Resources dan Emerging Markets, maka sangat besar kemungkinannya Indonesia akan berada di layar monitor utama para hedge funds manager dari Eropa di tahun 2010 ini. Mengapa? 1. Equities: BEI adalah bursa dengan pertumbuhan tertinggi nomor dua di Asia untuk tahun 2009. 2. Gold dan Resources: Indonesia kaya dengan kedua hal tersebut dan fund managers dapat mengakses perusahaan-perusahaan tersebut melalui mekasnisme pasar modal. 3. Emerging Markets: BRIC (Brazil, Russia, India, China) yang saat ini menjadi tolak ukur emerging markets utama diprediksikan akan berubah menjadi BRIIC atau Brazil, Russia, India, Indonesia, China. Andy Laver Sirait Asia Strategic Advisory http://www.asastrategic.com/http://www.asastrategic.com/
[Keuangan] Produk China Bombardir Indonesia was: SEBAIKNYA TIDAK IKUT FTA ASEAN-China?
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2010/01/09/10134596/Produk.China.Bombardir.Indonesia..Apa.Kabar.Produk.Lokal Produk China Bombardir Indonesia, Apa Kabar Produk Lokal? Laporan wartawan KOMPAS.com Inggried Dwi Wedhaswary Sabtu, 9 Januari 2010 | 10:13 WIB JAKARTA, KOMPAS.com Penerapan ASEAN-China Free Trade Area (AC-FTA) sudah berlangsung sejak awal 2010. Diprediksi, bombardir produk China yang bebas masuk ke Indonesia lebih banyak mendatangkan kerugian daripada keuntungan. Khususnya bagi para pelaku industri lokal. Benarkah? Pengamat ekonomi Universitas Indonesia, Ninasapti Triaswati, mengatakan bahwa pasar bebas ini tak sepenuhnya mendatangkan keuntungan. Untuk beberapa sektor industri, kerja sama ini justru mengancam. Ia menekankan, angka ekspor yang lebih rendah dibandingkan impor selama 5 tahun terakhir turut menjadi faktor yang meresahkan. Rendahnya nilai ekspor dibandingkan impor cukup mengkhawatirkan ketika kita masuk ke area pasar bebas, ujar Nini, pada diskusi mingguan Trijaya ASEAN-China Free Trade Area di Jakarta, Sabtu (9/1/2010). Industri manufaktur, menurut Nina, merupakan sektor industri yang paling terancam. Mengapa? Industri seperti tekstil, garmen, dan alas kaki dikenal sebagai sektor padat karya yang menyerap tenaga kerja dalam jumlah banyak. Dengan gempuran produk China yang cenderung lebih murah, hal itu dikhawatirkan justru mematikan produk lokal. Biaya produksi di Indonesia tergolong tinggi sehingga harga pasar pun lebih tinggi dibandingkan harga produk China. Industri seperti tekstil, garmen, dan alas kaki selama ini merupakan sektor industri yang ada substitusi impor, ujar Nina. Demikian pula industri otomotif. Minimnya produk otomotif lokal diprediksi akan semakin memurukkan industri otomotif, seiring masuknya produk otomotif China. Industri makanan dan minuman aman Berbeda dengan sektor industri manufaktur, industri makanan dan minuman justru terbilang aman. Wakil Sekjen Asosiasi Pengusaha Indonesia Franky Sibarani mengatakan, angka perdagangan makanan dan minuman terbilang masih cukup tinggi. Ada beberapa sektor yang justru positif dan optimistis dengan pasar bebas ini. Untuk industri makanan dan minuman, omzetnya lumayan, kata Franky dalam kesempatan yang sama. Nina tak membantah hal tersebut. Menurutnya, produk yang sarat dengan muatan lokal, seperti makanan dan minuman, akan bertahan. Akan tetapi, hal ini justru akan kembali membawa wajah perekonomian Indonesia kembali ke agro industri. Industri Indonesia yang tadinya ingin dibawa ke negara industri akan kembali ke agro industri. Seharusnya bisa diseimbangkan, kata Nina. Sementara itu, Deputi Bidang Pengkajian UKMK Kementerian Koperasi dan UKM, I Wayan Dipta, mengakui bahwa daya saing produk lokal memang masih kalah jika dibandingkan dengan produk China. Untuk itu, pemerintah melakukan penataan peraturan untuk meningkatkan daya saing produk lokal. Selama ini, banyak peraturan daerah yang menghambat UMKM, dan yang terpenting, harus menumbuhkan cinta produk lokal, ujar Wayan. Di samping itu, pekerjaan rumah pemerintah adalah meningkatkan daya beli konsumen Tanah Air. Salam Nazar Mangkunegara Berat Banget Coy --- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, Oka Widana o...@... wrote: Mudah2-an, ini karena keslahan wartawan saja, sehingga hanya kesimpulan yg disampaikan. Oleh karena, walau konon model simulasinya dibuat oleh respectable institusion, tetap aja ada asumsi2, yg harus dimasukkan kedalam model itu. Kita tentu akan sangat bisa berdebat kalo kita tahu asumsi yg dipakai, teori yg digunakan dll. Soalnya, walau kesimpulannya tak berbeda dg teori manfaat perdagangan bebas, kita tak dapat tahu jawaban dari pertanyaan detail, yg antara lain seperi email rekan Bali dibawah. Saya sih, masih menganggap publikasi berita itu hanyalah PR strategy dari institusi tertentu saja. Oka Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Bali da Dave dfa...@... Date: Fri, 8 Jan 2010 16:47:35 To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Subject: Re: [Keuangan] SEBAIKNYA TIDAK IKUT FTA ASEAN-China? Sektor yang diuntungkan apa ya? Tidak kelihatan tabelnya? Mungkin batubara, energi, dll. Kalau pertanian, saya rasa pertanian Indonesia dengan Cina masih kalah Indonesia (mungkin?) --- On Fri, 8/1/10, Ical Moci ical.m...@... wrote: From: Ical Moci ical.m...@... Subject: [Keuangan] SEBAIKNYA TIDAK IKUT FTA ASEAN-China? To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Received: Friday, 8 January, 2010, 10:18 AM Intinya adalah secara makro Indonesia lebih diuntungkan bila mengikuti perjanjian perdagangan AFTA dan FTA ASEAN-China, sekalipun secara mikro ada beberapa sektor yang mengalami dampak negatif dari Perdagangan Bebas tersebut. What do you think? Untuk menghitung simulasi di atas, digunakan program Global Trade Analysis Project (GTAP). GTAP adalah program yang memanfaatkan