Berita detik, http://www.detikfinance.com/read/2009/04/30/165026/1124061/4/pln-dan-kontraktor-china-sepakat-gunakan-yuan
Menurut Rudi, penggunaan RMB dinilai lebih efisien dan mempermudah proses transaksi sebab para kontraktor tidak perlu menjual valasnya dalam memperoleh RMB. "Sebab cost production mereka kan RMB. Jadi kalau mereka dapatnya dolar, kalau dijual kan dia harus bayar premi, itu yang pertama. Kedua, RMB kan menguat. Kalau dia dolar perolehannya, maka dalam RMB-nya makin mengecil. Jadi benefitnya banyak, ada China ada benefit, untuk PLN juga ada.” katanya. Benefit buat PLN apa? Apakah PLN menerima bayaran RMB dari penduduk/pelanggan? Rudiantara mengatakan negosiasi tidak hanya dilakukan dengan para kontraktor, namun juga para lender. Menurut Rudi, para lender juga merasa diuntungkan dengan penggunaan RMB tersebut. Lha, ini semua yang untung kan kontraktor luar sama bank asing yang menyediakan dollar. Untungnya buat PLN/Rakyat Indonesia mana? Lihat neraca perdagangan Indonesia dengan Cina, apakah banyak ekspor kita yang dibayar dengan YUAN? Sekarang ini Cina kan masih kuat, bisa mematok (PEG) mata uangnya. Negara-negara lain kebanyakan protes pada Cina karena mereka anggap mata uang cina itu terlalu murah. Jadi kemungkinan kalau patoknya dilepas, bisa bakalan menguat. Lah, kalao menguat, kita bisa susah nyari Yuannya, sebab tambah mahal... Kecuali emang bilateral antara BI sama Cina sudah bikin kesepakat exchange ratenya di kunci. [Non-text portions of this message have been removed]