Re: [Keuangan] Pindahkan Ibukota
Kalau saya orang Jogja... rasanya saya gak mau dijadikan jogja sbg ibukota. Jogja jadi sumpek sih ogah.. mending seperti sekarang saja. Kalau mau gedung BEJ dan administrasi bursanya saja dipindahkan, ke Bali saja... Ibukota pindahkan saja ke Papua atau barangkali di pulau yang bermasalah dengan Malaysia itu. Mau rebutan bagaimana? MAsa ibukota Indonesia mau dijadikan bagiannya Malaysia Gila nyari perang apa? --- On Wed, 28/7/10, oka oka.wid...@indosat.net.id wrote: From: oka oka.wid...@indosat.net.id Subject: [Keuangan] Pindahkan Ibukota To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Received: Wednesday, 28 July, 2010, 12:08 PM Ide dari tulisan pak Sonny Keraf ini, sedang in...pindahkan ibukota..Jakarta sudah terlalu sumpek, dan bebannya lumayan bisa dikurangi kalo Jakarta bukan lagi ibukota pemerintahan. Saya setuju. Soal mekanismenya, banyak laternatif dari yang termurah sampai yang termahal. Ide bung Karno memindahkan ke Palangkaraya salah satu yang mahal. Ide pak Sonny dibawah dengan menyebarkan kementrian, bagi saya ngak akan workable...ntar bandara penuh dengan pejabat yang hilir mudik menghabiskan SPJ jalan2 dengan alasan koordinasi Sejarah kita panjang dengan beberapa kali pemindahan ibukota..konon Bandung pernah jadi ibukota jaman penjajahan...Yogyakarta, jaman kerajaan Jawa dan ketika revolusi kemerdekaan...dua kota tersebut merupakan kandidat yang kuat dari sisi sejarah. Dari sisi biaya, mungkin masih bisa dimanage, karena infrastruktur pasti cukup baik. Disamping 2 kota itu, Bogor juga merupakan kandidat yang baik, karena toh istana sudah ada disana, jarak tak terllau jauh dari Jakarta..dll Memang semua kandidat kota yang saya sebutkan berada di Jawa, pasti ada pertanyaan soal Jawasentris...tapi bagi saya jelas kok bahwa masa depan Indonesia itu bukan Jawa..sumber2 pertumbuhan ekonomi akan bergeser keluar Jawa...dengan dipindahkannya pusat pemerintahan keluar Jakarta, maka kota2 lain punya keempatan yg sama dg Jakarta untuk berkembang...Medan (pusat CPO), Balikpapan (pusat Minyak), Banjarmasin (pusat Coal), Makassar (Pusat Cacao) Denpasar (Pusat Tourism) sekedar memberi contoh. Jadi ibukota tak perlu punya potensi ekonomi yang gimana gitu...cukup kota yang bisa mendukung birokrat bekerja... Kalo saya ditanya, jawabannya Yogya === OPINI Pindahkan Ibu Kota Rabu, 28 Juli 2010 | 08:43 WIB A Sonny Keraf * KOMPAS.com — Kemacetan Jakarta dan sekitarnya, yang menjadi sorotan utama Kompas dalam beberapa hari terakhir, kiranya tidak hanya menimbulkan kerugian ekonomis (Kompas, 26/0710). Kerugian yang dialami juga menyangkut kerugian sosial dan psikis. Secara psikis, Jakarta sangat tidak sehat, bukan saja karena terjadi polusi yang parah, melainkan juga karena kemacetan di jalan raya menimbulkan berbagai tekanan psikologis atau stres. Demikian pula, secara sosial, kemacetan di jalan membuat relasi sosial menjadi penuh konflik, tidak saja di antara para pengendara di jalan, tetapi juga berdampak sampai ke kantor dan rumah tangga. Hubungan sosial penuh ketegangan akibat beban psikis yang dialami di jalan. Oleh karena itu, sesungguhnya Jakarta bukan hanya sebuah kota yang sangat tidak ramah lingkungan, melainkan juga sangat tidak ramah secara sosial dan psikis. Dengan kondisi seperti itu, kiranya pembenahan transportasi umum, termasuk perluasan, penambahan, dan keterpaduan atau sinergi transportasi umum tidak akan banyak membawa hasil memadai. Itu hanya solusi jangka pendek sementara. Yang dibutuhkan untuk jangka panjang adalah terobosan lebih radikal dan revolusioner. Kami mengusulkan tiga solusi. Sembari membenahi transportasi umum dan solusi lain yang bersifat tambal sulam, kendati sangat perlu, ketiga solusi harus segera diputuskan pemerintah pusat. Pindahkan ibu kota Usul pertama, pindahkan ibu kota. Ini usul dan langkah paling radikal. Banyak negara melakukan itu dan berhasil mengatasi kemacetan di ibu kota negaranya. Bung Karno, presiden pertama, telah berpikiran visioner menyiapkan Palangkaraya, Kalimantan Tengah, sebagai calon ibu kota RI sejak 1960-an. Melanjutkan visi Bung Karno, sebaiknya ibu kota baru berada di luar Jawa, khususnya di Indonesia bagian timur. Ada banyak keuntungan positif untuk itu. Pertama, pemindahan ibu kota jangan dilihat sebagai beban ekonomi karena besarnya dana yang dialokasikan. Ini harus dilihat sebagai peluang ekonomi yang sangat menggiurkan untuk membuka lapangan pekerjaan bagi banyak orang yang akan mengerjakan persiapan, pembangunan, dan relokasi ibu kota tersebut. Akan dibutuhkan waktu 5-10 tahun untuk realisasi, dan itu peluang ekonomi yang sangat baik. Kedua, dari segi politik, pemindahan ibu kota ke luar Jawa dan Indonesia bagian timur (IBT) akan serta-merta menggeser episentrum pembangunan nasional dari Jawa dan Indonesia bagian barat (IBB). Ini akan menjadi sebuah langkah dan
Re: [Keuangan] Pindahkan Ibukota
Salam sebelumnya Kalau ibu kota dipindah sepertinya ide itu cukup revolusioner, dalam artian akan banyak hal yang dikorbankan. Bisa jadi pemindahan ibu kota adalah solusi terakhir untuk mengatasi kemacetan di Jakarta. Saya lebih tertarik ide untuk menata transportasi massal di Jakarta. Bagaimana moda transportasi busway dan monorail (saya tidak mau menyebut waterway karena air di Jakarta sungguh kotor) dioptimalkan. Tentunya penataan ini juga harus diiringi dengan regulasi yang ketat dari pemerintah untuk membatasi kendaraan pribadi, kendaraan bermotor, dan pengalihan angkot2 kecil ke sarana busway. Di Inggris saya pernah mendengar disana bahkan sempat ada petisi yang menyatakan kalau ratu dan raja Inggris juga harus menggunakan transportasi massal agar, iring-iringan raja dan ratu tidak menyebabkan kemacetan di jalan-jalan di London. Masalahnya pemerintah kita, terutama PemProv DKI seperti kehilangan nyali untuk menegakkan aturan ini. Sepertinya fokus pemprov DKi hanya pada isu investasi, sedangkan pembangunan sarana transportasi terkesan diabaikan. Saya yakin kalau optimasi transportasi massal dan pembatasan secara ketat kendaraan pribadi, motor, dan angkot, akan mengurangi kemacetan di Jakarta. Kalaupun memang harus pindah ya... jangan terlalu jauh dari Jakarta. Bandung atau mungkin Bogor, bisa jadi pilihan terbaik, tapi itu masih jauh untuk dipikirkan. On Behalf Regards Saumi Rizqiyanto Yahoo! : Mail saumirizqiya...@yahoo.com Google : Mail saumi...@gmail.com AOL : Mail justsa...@aol.com Website :http://www.saumiere.co.cc 2010/7/28 Bali da Dave dfa...@yahoo.com Kalau saya orang Jogja... rasanya saya gak mau dijadikan jogja sbg ibukota. Jogja jadi sumpek sih ogah.. mending seperti sekarang saja. Kalau mau gedung BEJ dan administrasi bursanya saja dipindahkan, ke Bali saja... Ibukota pindahkan saja ke Papua atau barangkali di pulau yang bermasalah dengan Malaysia itu. Mau rebutan bagaimana? MAsa ibukota Indonesia mau dijadikan bagiannya Malaysia Gila nyari perang apa? --- On Wed, 28/7/10, oka oka.wid...@indosat.net.idoka.widana%40indosat.net.id wrote: From: oka oka.wid...@indosat.net.id oka.widana%40indosat.net.id Subject: [Keuangan] Pindahkan Ibukota To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.comAhliKeuangan-Indonesia%40yahoogroups.com Received: Wednesday, 28 July, 2010, 12:08 PM Ide dari tulisan pak Sonny Keraf ini, sedang in...pindahkan ibukota..Jakarta sudah terlalu sumpek, dan bebannya lumayan bisa dikurangi kalo Jakarta bukan lagi ibukota pemerintahan. Saya setuju. Soal mekanismenya, banyak laternatif dari yang termurah sampai yang termahal. Ide bung Karno memindahkan ke Palangkaraya salah satu yang mahal. Ide pak Sonny dibawah dengan menyebarkan kementrian, bagi saya ngak akan workable...ntar bandara penuh dengan pejabat yang hilir mudik menghabiskan SPJ jalan2 dengan alasan koordinasi Sejarah kita panjang dengan beberapa kali pemindahan ibukota..konon Bandung pernah jadi ibukota jaman penjajahan...Yogyakarta, jaman kerajaan Jawa dan ketika revolusi kemerdekaan...dua kota tersebut merupakan kandidat yang kuat dari sisi sejarah. Dari sisi biaya, mungkin masih bisa dimanage, karena infrastruktur pasti cukup baik. Disamping 2 kota itu, Bogor juga merupakan kandidat yang baik, karena toh istana sudah ada disana, jarak tak terllau jauh dari Jakarta..dll Memang semua kandidat kota yang saya sebutkan berada di Jawa, pasti ada pertanyaan soal Jawasentris...tapi bagi saya jelas kok bahwa masa depan Indonesia itu bukan Jawa..sumber2 pertumbuhan ekonomi akan bergeser keluar Jawa...dengan dipindahkannya pusat pemerintahan keluar Jakarta, maka kota2 lain punya keempatan yg sama dg Jakarta untuk berkembang...Medan (pusat CPO), Balikpapan (pusat Minyak), Banjarmasin (pusat Coal), Makassar (Pusat Cacao) Denpasar (Pusat Tourism) sekedar memberi contoh. Jadi ibukota tak perlu punya potensi ekonomi yang gimana gitu...cukup kota yang bisa mendukung birokrat bekerja... Kalo saya ditanya, jawabannya Yogya === OPINI Pindahkan Ibu Kota Rabu, 28 Juli 2010 | 08:43 WIB A Sonny Keraf * KOMPAS.com Kemacetan Jakarta dan sekitarnya, yang menjadi sorotan utama Kompas dalam beberapa hari terakhir, kiranya tidak hanya menimbulkan kerugian ekonomis (Kompas, 26/0710). Kerugian yang dialami juga menyangkut kerugian sosial dan psikis. Secara psikis, Jakarta sangat tidak sehat, bukan saja karena terjadi polusi yang parah, melainkan juga karena kemacetan di jalan raya menimbulkan berbagai tekanan psikologis atau stres. Demikian pula, secara sosial, kemacetan di jalan membuat relasi sosial menjadi penuh konflik, tidak saja di antara para pengendara di jalan, tetapi juga berdampak sampai ke kantor dan rumah tangga. Hubungan sosial penuh ketegangan akibat beban psikis yang dialami di jalan. Oleh karena itu, sesungguhnya Jakarta bukan hanya sebuah kota yang sangat tidak ramah lingkungan, melainkan juga sangat tidak ramah
Re: [Keuangan] Pindahkan Ibukota
Untung Anda dan saya bukan orang Yogya, jadi kita cuma bisa berandai-andai. ANyway pemindahan ibukota bukan sekedar mengurangi kemacetan DKI, tapi karena memang beban DKI sudah terlalu berat menyandang dua predikat, sebagai pusat ekonomi dan pusat pemerintahan. Jakarta, saya kira diarahkan saja menjadi kota jasa keuangan sperti New York...sedangkan Medan, Balikpapan, Banjarmasin, Surabaya, Makassar, Denpasar diarahkan menjadi pusat2 pertumbuhan sesuai dg karakter kota tsb. Pemindahan ibukota, pasti bersifat politis. Jika memungkinkan sebagai simbol perekat NKRI. Makanya dulu bung Karno ingin ibukotanya di Palangkaraya, simply karena kota itu ada ditengah2. Kalo saya, menyerankan Yogya, karena kota itu relatif berada ditengah2 dan masih ada di Jawa juga yang infra strukturnya bagus. Selain secara cultural (at least bagi orang Jawa) kota Yogya konon memang dibangun sebagai ibukota. Tentu saja kita bisa berdebat kota mana yang paling cocok, apatah di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi atau Papua Anyway wacana ini saya rasa akan seperti biasa, berhembus ditiup angin...alias WWCS (warm warm chicken shit)leadership, perangkat politik dan birokrasi yg kita punya sekarang tak punya kemampuan mengambil keputusan sebesar itu. Btw, kalo BEJ ngak mungkin pindah ke Bali...alasannya? Bali hanya boleh mendirikan gedung 4 lantai:)) --- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, Bali da Dave dfa...@... wrote: Kalau saya orang Jogja... rasanya saya gak mau dijadikan jogja sbg ibukota. Jogja jadi sumpek sih ogah.. mending seperti sekarang saja. Kalau mau gedung BEJ dan administrasi bursanya saja dipindahkan, ke Bali saja... Ibukota pindahkan saja ke Papua atau barangkali di pulau yang bermasalah dengan Malaysia itu. Mau rebutan bagaimana? MAsa ibukota Indonesia mau dijadikan bagiannya Malaysia Gila nyari perang apa? --- On Wed, 28/7/10, oka oka.wid...@... wrote: From: oka oka.wid...@... Subject: [Keuangan] Pindahkan Ibukota To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Received: Wednesday, 28 July, 2010, 12:08 PM  Ide dari tulisan pak Sonny Keraf ini, sedang in...pindahkan ibukota..Jakarta sudah terlalu sumpek, dan bebannya lumayan bisa dikurangi kalo Jakarta bukan lagi ibukota pemerintahan. Saya setuju. Soal mekanismenya, banyak laternatif dari yang termurah sampai yang termahal. Ide bung Karno memindahkan ke Palangkaraya salah satu yang mahal. Ide pak Sonny dibawah dengan menyebarkan kementrian, bagi saya ngak akan workable...ntar bandara penuh dengan pejabat yang hilir mudik menghabiskan SPJ jalan2 dengan alasan koordinasi Sejarah kita panjang dengan beberapa kali pemindahan ibukota..konon Bandung pernah jadi ibukota jaman penjajahan...Yogyakarta, jaman kerajaan Jawa dan ketika revolusi kemerdekaan...dua kota tersebut merupakan kandidat yang kuat dari sisi sejarah. Dari sisi biaya, mungkin masih bisa dimanage, karena infrastruktur pasti cukup baik. Disamping 2 kota itu, Bogor juga merupakan kandidat yang baik, karena toh istana sudah ada disana, jarak tak terllau jauh dari Jakarta..dll Memang semua kandidat kota yang saya sebutkan berada di Jawa, pasti ada pertanyaan soal Jawasentris...tapi bagi saya jelas kok bahwa masa depan Indonesia itu bukan Jawa..sumber2 pertumbuhan ekonomi akan bergeser keluar Jawa...dengan dipindahkannya pusat pemerintahan keluar Jakarta, maka kota2 lain punya keempatan yg sama dg Jakarta untuk berkembang...Medan (pusat CPO), Balikpapan (pusat Minyak), Banjarmasin (pusat Coal), Makassar (Pusat Cacao) Denpasar (Pusat Tourism) sekedar memberi contoh. Jadi ibukota tak perlu punya potensi ekonomi yang gimana gitu...cukup kota yang bisa mendukung birokrat bekerja... Kalo saya ditanya, jawabannya Yogya === OPINI Pindahkan Ibu Kota Rabu, 28 Juli 2010 | 08:43 WIB A Sonny Keraf * KOMPAS.com â Kemacetan Jakarta dan sekitarnya, yang menjadi sorotan utama Kompas dalam beberapa hari terakhir, kiranya tidak hanya menimbulkan kerugian ekonomis (Kompas, 26/0710). Kerugian yang dialami juga menyangkut kerugian sosial dan psikis. Secara psikis, Jakarta sangat tidak sehat, bukan saja karena terjadi polusi yang parah, melainkan juga karena kemacetan di jalan raya menimbulkan berbagai tekanan psikologis atau stres. Demikian pula, secara sosial, kemacetan di jalan membuat relasi sosial menjadi penuh konflik, tidak saja di antara para pengendara di jalan, tetapi juga berdampak sampai ke kantor dan rumah tangga. Hubungan sosial penuh ketegangan akibat beban psikis yang dialami di jalan. Oleh karena itu, sesungguhnya Jakarta bukan hanya sebuah kota yang sangat tidak ramah lingkungan, melainkan juga sangat tidak ramah secara sosial dan psikis. Dengan kondisi seperti itu, kiranya pembenahan transportasi umum, termasuk perluasan
Re: [Keuangan] Pindahkan Ibukota
bli oka, dulu kan aturannya tidak boleh mendirikan bangunan yang lebih tinggi dari pohon. tapi gubernur yang sekarang made mangku pastika sudah memberi ijin untuk mendirikan bangunan bertingkat yang lebih tinggi. tapi kalau tiba tiba ada 50 gedung tingkat 10 didirikan di bali, pasti rakyat bali pada protes. salam, papabonbon.wordpress.com 2010/7/28 oka oka.wid...@indosat.net.id Untung Anda dan saya bukan orang Yogya, jadi kita cuma bisa berandai-andai. ANyway pemindahan ibukota bukan sekedar mengurangi kemacetan DKI, tapi karena memang beban DKI sudah terlalu berat menyandang dua predikat, sebagai pusat ekonomi dan pusat pemerintahan. Jakarta, saya kira diarahkan saja menjadi kota jasa keuangan sperti New York...sedangkan Medan, Balikpapan, Banjarmasin, Surabaya, Makassar, Denpasar diarahkan menjadi pusat2 pertumbuhan sesuai dg karakter kota tsb. Pemindahan ibukota, pasti bersifat politis. Jika memungkinkan sebagai simbol perekat NKRI. Makanya dulu bung Karno ingin ibukotanya di Palangkaraya, simply karena kota itu ada ditengah2. Kalo saya, menyerankan Yogya, karena kota itu relatif berada ditengah2 dan masih ada di Jawa juga yang infra strukturnya bagus. Selain secara cultural (at least bagi orang Jawa) kota Yogya konon memang dibangun sebagai ibukota. Tentu saja kita bisa berdebat kota mana yang paling cocok, apatah di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi atau Papua Anyway wacana ini saya rasa akan seperti biasa, berhembus ditiup angin...alias WWCS (warm warm chicken shit)leadership, perangkat politik dan birokrasi yg kita punya sekarang tak punya kemampuan mengambil keputusan sebesar itu. Btw, kalo BEJ ngak mungkin pindah ke Bali...alasannya? Bali hanya boleh mendirikan gedung 4 lantai:)) --- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.comAhliKeuangan-Indonesia%40yahoogroups.com, Bali da Dave dfa...@... wrote: Kalau saya orang Jogja... rasanya saya gak mau dijadikan jogja sbg ibukota. Jogja jadi sumpek sih ogah.. mending seperti sekarang saja. Kalau mau gedung BEJ dan administrasi bursanya saja dipindahkan, ke Bali saja... Ibukota pindahkan saja ke Papua atau barangkali di pulau yang bermasalah dengan Malaysia itu. Mau rebutan bagaimana? MAsa ibukota Indonesia mau dijadikan bagiannya Malaysia Gila nyari perang apa? --- On Wed, 28/7/10, oka oka.wid...@... wrote: From: oka oka.wid...@... Subject: [Keuangan] Pindahkan Ibukota To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.comAhliKeuangan-Indonesia%40yahoogroups.com Received: Wednesday, 28 July, 2010, 12:08 PM  Ide dari tulisan pak Sonny Keraf ini, sedang in...pindahkan ibukota..Jakarta sudah terlalu sumpek, dan bebannya lumayan bisa dikurangi kalo Jakarta bukan lagi ibukota pemerintahan. Saya setuju. Soal mekanismenya, banyak laternatif dari yang termurah sampai yang termahal. Ide bung Karno memindahkan ke Palangkaraya salah satu yang mahal. Ide pak Sonny dibawah dengan menyebarkan kementrian, bagi saya ngak akan workable...ntar bandara penuh dengan pejabat yang hilir mudik menghabiskan SPJ jalan2 dengan alasan koordinasi Sejarah kita panjang dengan beberapa kali pemindahan ibukota..konon Bandung pernah jadi ibukota jaman penjajahan...Yogyakarta, jaman kerajaan Jawa dan ketika revolusi kemerdekaan...dua kota tersebut merupakan kandidat yang kuat dari sisi sejarah. Dari sisi biaya, mungkin masih bisa dimanage, karena infrastruktur pasti cukup baik. Disamping 2 kota itu, Bogor juga merupakan kandidat yang baik, karena toh istana sudah ada disana, jarak tak terllau jauh dari Jakarta..dll Memang semua kandidat kota yang saya sebutkan berada di Jawa, pasti ada pertanyaan soal Jawasentris...tapi bagi saya jelas kok bahwa masa depan Indonesia itu bukan Jawa..sumber2 pertumbuhan ekonomi akan bergeser keluar Jawa...dengan dipindahkannya pusat pemerintahan keluar Jakarta, maka kota2 lain punya keempatan yg sama dg Jakarta untuk berkembang...Medan (pusat CPO), Balikpapan (pusat Minyak), Banjarmasin (pusat Coal), Makassar (Pusat Cacao) Denpasar (Pusat Tourism) sekedar memberi contoh. Jadi ibukota tak perlu punya potensi ekonomi yang gimana gitu...cukup kota yang bisa mendukung birokrat bekerja... Kalo saya ditanya, jawabannya Yogya === OPINI Pindahkan Ibu Kota Rabu, 28 Juli 2010 | 08:43 WIB A Sonny Keraf * KOMPAS.com â Kemacetan Jakarta dan sekitarnya, yang menjadi sorotan utama Kompas dalam beberapa hari terakhir, kiranya tidak hanya menimbulkan kerugian ekonomis (Kompas, 26/0710). Kerugian yang dialami juga menyangkut kerugian sosial dan psikis. Secara psikis, Jakarta sangat tidak sehat, bukan saja karena terjadi polusi yang parah, melainkan juga karena kemacetan di jalan raya menimbulkan berbagai tekanan psikologis atau stres. Demikian pula, secara sosial, kemacetan di jalan membuat relasi sosial menjadi
[Keuangan] Pindahkan Ibukota
Ide dari tulisan pak Sonny Keraf ini, sedang in...pindahkan ibukota..Jakarta sudah terlalu sumpek, dan bebannya lumayan bisa dikurangi kalo Jakarta bukan lagi ibukota pemerintahan. Saya setuju. Soal mekanismenya, banyak laternatif dari yang termurah sampai yang termahal. Ide bung Karno memindahkan ke Palangkaraya salah satu yang mahal. Ide pak Sonny dibawah dengan menyebarkan kementrian, bagi saya ngak akan workable...ntar bandara penuh dengan pejabat yang hilir mudik menghabiskan SPJ jalan2 dengan alasan koordinasi Sejarah kita panjang dengan beberapa kali pemindahan ibukota..konon Bandung pernah jadi ibukota jaman penjajahan...Yogyakarta, jaman kerajaan Jawa dan ketika revolusi kemerdekaan...dua kota tersebut merupakan kandidat yang kuat dari sisi sejarah. Dari sisi biaya, mungkin masih bisa dimanage, karena infrastruktur pasti cukup baik. Disamping 2 kota itu, Bogor juga merupakan kandidat yang baik, karena toh istana sudah ada disana, jarak tak terllau jauh dari Jakarta..dll Memang semua kandidat kota yang saya sebutkan berada di Jawa, pasti ada pertanyaan soal Jawasentris...tapi bagi saya jelas kok bahwa masa depan Indonesia itu bukan Jawa..sumber2 pertumbuhan ekonomi akan bergeser keluar Jawa...dengan dipindahkannya pusat pemerintahan keluar Jakarta, maka kota2 lain punya keempatan yg sama dg Jakarta untuk berkembang...Medan (pusat CPO), Balikpapan (pusat Minyak), Banjarmasin (pusat Coal), Makassar (Pusat Cacao) Denpasar (Pusat Tourism) sekedar memberi contoh. Jadi ibukota tak perlu punya potensi ekonomi yang gimana gitu...cukup kota yang bisa mendukung birokrat bekerja... Kalo saya ditanya, jawabannya Yogya === OPINI Pindahkan Ibu Kota Rabu, 28 Juli 2010 | 08:43 WIB A Sonny Keraf * KOMPAS.com Kemacetan Jakarta dan sekitarnya, yang menjadi sorotan utama Kompas dalam beberapa hari terakhir, kiranya tidak hanya menimbulkan kerugian ekonomis (Kompas, 26/0710). Kerugian yang dialami juga menyangkut kerugian sosial dan psikis. Secara psikis, Jakarta sangat tidak sehat, bukan saja karena terjadi polusi yang parah, melainkan juga karena kemacetan di jalan raya menimbulkan berbagai tekanan psikologis atau stres. Demikian pula, secara sosial, kemacetan di jalan membuat relasi sosial menjadi penuh konflik, tidak saja di antara para pengendara di jalan, tetapi juga berdampak sampai ke kantor dan rumah tangga. Hubungan sosial penuh ketegangan akibat beban psikis yang dialami di jalan. Oleh karena itu, sesungguhnya Jakarta bukan hanya sebuah kota yang sangat tidak ramah lingkungan, melainkan juga sangat tidak ramah secara sosial dan psikis. Dengan kondisi seperti itu, kiranya pembenahan transportasi umum, termasuk perluasan, penambahan, dan keterpaduan atau sinergi transportasi umum tidak akan banyak membawa hasil memadai. Itu hanya solusi jangka pendek sementara. Yang dibutuhkan untuk jangka panjang adalah terobosan lebih radikal dan revolusioner. Kami mengusulkan tiga solusi. Sembari membenahi transportasi umum dan solusi lain yang bersifat tambal sulam, kendati sangat perlu, ketiga solusi harus segera diputuskan pemerintah pusat. Pindahkan ibu kota Usul pertama, pindahkan ibu kota. Ini usul dan langkah paling radikal. Banyak negara melakukan itu dan berhasil mengatasi kemacetan di ibu kota negaranya. Bung Karno, presiden pertama, telah berpikiran visioner menyiapkan Palangkaraya, Kalimantan Tengah, sebagai calon ibu kota RI sejak 1960-an. Melanjutkan visi Bung Karno, sebaiknya ibu kota baru berada di luar Jawa, khususnya di Indonesia bagian timur. Ada banyak keuntungan positif untuk itu. Pertama, pemindahan ibu kota jangan dilihat sebagai beban ekonomi karena besarnya dana yang dialokasikan. Ini harus dilihat sebagai peluang ekonomi yang sangat menggiurkan untuk membuka lapangan pekerjaan bagi banyak orang yang akan mengerjakan persiapan, pembangunan, dan relokasi ibu kota tersebut. Akan dibutuhkan waktu 5-10 tahun untuk realisasi, dan itu peluang ekonomi yang sangat baik. Kedua, dari segi politik, pemindahan ibu kota ke luar Jawa dan Indonesia bagian timur (IBT) akan serta-merta menggeser episentrum pembangunan nasional dari Jawa dan Indonesia bagian barat (IBB). Ini akan menjadi sebuah langkah dan peluang pemerataan pembangunan ke IBT untuk memberi kesempatan lebih besar bagi berkembangnya wilayah luar Jawa, khususnya IBT. Ketiga, selain untuk mengatasi kemacetan di Jakarta dan sekitarnya, ini sekaligus menjadi peluang untuk membangun sebuah ibu kota baru dengan tata ruang, jaringan, dan pola transportasi yang jauh lebih ramah lingkungan, ramah secara sosial dan psikis, atau jauh lebih manusiawi. Kita bangun ibu kota baru dengan sistem transportasi multimoda yang ramah lingkungan, nyaman, aman, dan mudah dijangkau. Kita bangun sebuah ibu kota baru dengan hutan kota yang asri, tempat-tempat rekreasi umum yang ramah secara sosial, dengan berbagai fungsi sosial yang futuristik untuk kehidupan modern, tetapi