Re: [Keuangan] SEBAIKNYA TIDAK IKUT FTA ASEAN-China?

2010-01-09 Terurut Topik Faisal
Publikasi lengkapnya ada di halaman 21 harian kompas hari Senin, 4 Januari 
2009. Sayangnya memang di tulisan Purbaya Yudhi Sadewa ini tidak menampilkan 
informasi sektor-sektor yang diuntungkan. Tapi saya rasa sektor yang paling 
diuntungkan adalah komoditi, contohnya seperti kelapa sawit dan karet.

--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, Bali da Dave dfa...@... wrote:

 Sektor yang diuntungkan apa ya? Tidak kelihatan tabelnya?
 Mungkin batubara, energi, dll. Kalau pertanian, saya rasa pertanian Indonesia 
 dengan Cina masih kalah Indonesia (mungkin?)
 




BLS: [Keuangan] SEBAIKNYA TIDAK IKUT FTA ASEAN-China?

2010-01-08 Terurut Topik Habibie Nugroho Wicaksono
Tulisan yang anda posting sangat menarik. Analisisnya terhadap data output GTAP 
sangat logis.


-Pesan Asli-
Dari: Ical Moci
Terkirim:  08/01/2010 09:18:19
Subjek:  [Keuangan] SEBAIKNYA TIDAK IKUT FTA ASEAN-China?

Intinya adalah secara makro Indonesia lebih diuntungkan bila mengikuti
perjanjian perdagangan AFTA dan FTA ASEAN-China, sekalipun secara
mikro ada beberapa sektor yang mengalami dampak negatif dari
Perdagangan Bebas tersebut.

What do you think?


SEBAIKNYA TIDAK IKUT FTA ASEAN-China?


Pada tahun 2010 pasar ASEAN akan menjadi lebih terbuka lagi dari
sebelumnya. Enam negara ASEAN utama (Brunei, Indonesia, Malaysia,
Filipina, Singapura, dan Thailand) akan menambah 7.881 jenis tarif
yang diturunkan menjadi nol. Dengan demikian, total jumlah pos tarif
yang masuk dalam tarif preferensi efektif untuk perdagangan bebas
ASEAN menjadi 54.457 atau 99,11 persen dari seluruh jenis tarif
perdagangan.

Tahun 2010 merupakan awal baru dari era perdagangan bebas di kawasan
ini. Negara-negara ASEAN telah berkomitmen untuk mengimplementasikan
perdagangan bebas dengan China. Bagaimanakah dampak dari perkembangan
ini terhadap Indonesia dan haruskah kita menunda implementasinya?

Maka, rata-rata tarif yang berlaku di antara enam negara itu akan
turun dari 0,79 persen pada tahun 2009 menjadi 0,05 persen pada tahun
2010.

Saat yang bersamaan, ASEAN juga telah sepakat untuk meliberalisasikan
perdagangannya dengan China. Artinya, tarif impor antara China dan
negara-negara ASEAN akan turun dengan amat signifikan.

Dominasi China di pasar dunia membuat banyak kalangan khawatir akan
dampak negatif dari perjanjian perdagangan bebas dengan China.
Beberapa bahkan mengusulkan untuk menunda implementasi perjanjian
perdagangan bebas tersebut.

Simulasi perdagangan bebas

Untuk melihat strategi yang paling tepat, Danareksa Research Institute
melakukan simulasi perdagangan bebas dengan dua skenario. Skenario
pertama mengasumsikan Indonesia terlibat dalam AFTA sepenuhnya,
sekaligus ikut serta dalam perdagangan bebas AFTA-China.

Jadi, tarif impor antarnegara ASEAN dijadikan nol. Tarif impor antara
ASEAN dan China juga nol. Dalam Skenario yang kedua, Indonesia hanya
mengimplementasikan perjanjian perdagangan dengan ASEAN, tetapi tidak
ikut perdagangan bebas dengan China, sedangkan negara-negara ASEAN
yang lain tetap melakukan liberalisasi perdagangan dengan China.

Untuk menghitung simulasi di atas, digunakan program Global Trade
Analysis Project (GTAP). GTAP adalah program yang memanfaatkan
database perdagangan dunia dalam struktur software dengan kerangka
general equilibrium. GTAP dikembangkan di Purdue University, Amerika
Serikat. GTAP sering untuk menghitung dampak suatu kebijakan
perdagangan bilateral ataupun multilateral.

Database yang digunakan dalam simulasi ini adalah database versi 6.
Walau bukan data yang terkini ada di perekonomian, penggunaan data ini
tetap dapat memberikan gambaran yang lebih jelas tentang dampak suatu
liberalisasi perdagangan terhadap negara-negara yang terlibat.

Tabel 1 memperlihatkan dampak perdagangan bebas dengan kedua skenario
yang disebutkan di atas. Hasil simulasi menunjukkan bahwa secara
keseluruhan perjanjian perdagangan bebas dengan kedua skenario di atas
memberi dampak positif terhadap volume ekspor Indonesia maupun
terhadap seluruh negara yang terlibat dalam perjanjian perdagangan
tersebut.

Untuk skenario pertama terlihat bahwa ekspor Indonesia naik 1.365 juta
dollar AS. Peningkatan ini terutama didukung oleh kenaikan ekspor ke
China (naik 3.443 juta dollar AS), Malaysia (naik 462 juta dollar AS),
Thailand (naik 1.213 juta dollar AS), dan Filipina (naik 114 juta
dollar AS). Adapun ekspor Indonesia ke Singapura turun 167 juta dollar
AS.

Penurunan ekspor Indonesia ke Singapura menggambarkan bahwa dengan
AFTA, kita tidak lagi harus mengekspor ke negara ASEAN melalui
Singapura.

Hal yang juga perlu diperhatikan di sini adalah kenaikan ekspor
Indonesia ke China masih jauh lebih tinggi dibandingkan dengan
kenaikan ekspor China ke Indonesia yang hanya 1.776 juta dollar AS.
Jadi, dalam skenario pertama ini Indonesia mengalami tambahan surplus
perdagangan dengan China.

Sementara bila Indonesia tidak ikut mengimplementasikan perdagangan
bebas dengan China (skenario II), volume perdagangan total Indonesia
hanya naik 627 juta dollar AS. Ekspor kita ke China bahkan akan turun
sebesar 435 juta dollar AS.

Hal ini terjadi karena pangsa pasar kita di China tergerus oleh
produk-produk dari negara-negara ASEAN lainnya yang sekarang menjadi
lebih murah dibandingkan produk kita karena tarif impornya di China
turun amat signifikan (akibat perjanjian perdagangan tersebut).

Keadaan ini terlihat dari kenaikan ekspor negara ASEAN lainnya ke
China pada skenario II yang lebih tinggi dari kenaikan pada skenario
I. Misalnya, pada skenario II ekspor Thailand ke China naik 6.894 juta
dollar AS, lebih tinggi dari peningkatan 6.750 juta dollar AS pada
skenario I.

Pada skenario II, kenaikan

Re: [Keuangan] SEBAIKNYA TIDAK IKUT FTA ASEAN-China?

2010-01-08 Terurut Topik Bali da Dave
Sektor yang diuntungkan apa ya? Tidak kelihatan tabelnya?
Mungkin batubara, energi, dll. Kalau pertanian, saya rasa pertanian Indonesia 
dengan Cina masih kalah Indonesia (mungkin?)

--- On Fri, 8/1/10, Ical Moci ical.m...@gmail.com wrote:

From: Ical Moci ical.m...@gmail.com
Subject: [Keuangan] SEBAIKNYA TIDAK IKUT FTA ASEAN-China?
To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Received: Friday, 8 January, 2010, 10:18 AM







 



  



  
  
  Intinya adalah secara makro Indonesia lebih diuntungkan bila mengikuti

perjanjian perdagangan AFTA dan FTA ASEAN-China, sekalipun secara

mikro ada beberapa sektor yang mengalami dampak negatif dari

Perdagangan Bebas tersebut.



What do you think?





Untuk menghitung simulasi di atas, digunakan program Global Trade

Analysis Project (GTAP). GTAP adalah program yang memanfaatkan

database perdagangan dunia dalam struktur software dengan kerangka

general equilibrium. GTAP dikembangkan di Purdue University, Amerika

Serikat. GTAP sering untuk menghitung dampak suatu kebijakan

perdagangan bilateral ataupun multilateral.




.


   





 



  






  
__
See what's on at the movies in your area. Find out now: 
http://au.movies.yahoo.com/session-times/

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Keuangan] SEBAIKNYA TIDAK IKUT FTA ASEAN-China?

2010-01-08 Terurut Topik Bali da Dave
O iya, dalam model ini apakah juga diperlihatkan efeknya terhadap jumlah 
pengangguran?
Bisa saja kan surplus terjadi, tapi karena surplus ekspornya dari sektor-sektor 
teknologi tinggi/pertambangan yang tidak perlu banyak orang, maka sektor yang 
mati justru sektor intensif tenaga kerja. Kalau ini yang terjadi jangan-jangan 
acara demo dan gusur menggusur presiden bisa jadi acara rutin tiap hari

Saya pikir sih kita mulai perlu serius memasukkan pembatasan perkembangan 
jumlah penduduk sebagai salah satu strategi utama peningkatan ekonomi. Semakin 
banyak penduduk tentu perlu semakin banyak lowongan pekerjaan dan akan 
menggunakan semakin banyak sumber-daya alam. Kalau banyak penduduk tapi 
kemampuannya cuma jadi kuli dan buruh semua, negara kita ini bisa jadi negara 
sumber budak macam afrika dulu?

--- On Fri, 8/1/10, Ical Moci ical.m...@gmail.com wrote:

From: Ical Moci ical.m...@gmail.com







 



  



  
  
  Intinya ada

 



  






  
__
See what's on at the movies in your area. Find out now: 
http://au.movies.yahoo.com/session-times/

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Keuangan] SEBAIKNYA TIDAK IKUT FTA ASEAN-China?

2010-01-08 Terurut Topik Oka Widana
Mudah2-an, ini karena keslahan wartawan saja, sehingga hanya kesimpulan yg 
disampaikan. Oleh karena, walau konon model simulasinya dibuat oleh respectable 
institusion, tetap aja ada asumsi2, yg harus dimasukkan kedalam model itu. 

Kita tentu akan sangat bisa berdebat kalo kita tahu asumsi yg dipakai, teori yg 
digunakan dll. Soalnya, walau kesimpulannya tak berbeda dg teori manfaat 
perdagangan bebas, kita tak dapat tahu jawaban dari pertanyaan detail, yg 
antara lain seperi email rekan Bali dibawah.

Saya sih, masih menganggap publikasi berita itu hanyalah PR strategy dari 
institusi tertentu  saja.

Oka
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Bali da Dave dfa...@yahoo.com
Date: Fri, 8 Jan 2010 16:47:35 
To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Subject: Re: [Keuangan] SEBAIKNYA TIDAK IKUT FTA ASEAN-China?

Sektor yang diuntungkan apa ya? Tidak kelihatan tabelnya?
Mungkin batubara, energi, dll. Kalau pertanian, saya rasa pertanian Indonesia 
dengan Cina masih kalah Indonesia (mungkin?)

--- On Fri, 8/1/10, Ical Moci ical.m...@gmail.com wrote:

From: Ical Moci ical.m...@gmail.com
Subject: [Keuangan] SEBAIKNYA TIDAK IKUT FTA ASEAN-China?
To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Received: Friday, 8 January, 2010, 10:18 AM







 



  



  
  
  Intinya adalah secara makro Indonesia lebih diuntungkan bila mengikuti

perjanjian perdagangan AFTA dan FTA ASEAN-China, sekalipun secara

mikro ada beberapa sektor yang mengalami dampak negatif dari

Perdagangan Bebas tersebut.



What do you think?





Untuk menghitung simulasi di atas, digunakan program Global Trade

Analysis Project (GTAP). GTAP adalah program yang memanfaatkan

database perdagangan dunia dalam struktur software dengan kerangka

general equilibrium. GTAP dikembangkan di Purdue University, Amerika

Serikat. GTAP sering untuk menghitung dampak suatu kebijakan

perdagangan bilateral ataupun multilateral.




.


   





 



  






__
See what's on at the movies in your area. Find out now: 
http://au.movies.yahoo.com/session-times/

[Non-text portions of this message have been removed]




[Non-text portions of this message have been removed]





=
Blog resmi AKI, dengan alamat www.ahlikeuangan-indonesia.com 
-
Facebook AKI, untuk mengenal member lain lebih personal, silahkan join 
http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045
-
Arsip Milis AKI online, demi kenyamanan Anda semua
http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com
=
Perhatian :
- Untuk kenyamanan bersama, dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor 
posting sebelumnya
- Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. Anggota 
yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas
- Saran, kritik dan tulisan untuk blog silahkan 
ahlikeuangan-indonesia-ow...@yahoogroups.comyahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
ahlikeuangan-indonesia-dig...@yahoogroups.com 
ahlikeuangan-indonesia-fullfeatu...@yahoogroups.com

* To unsubscribe from this group, send an email to:
ahlikeuangan-indonesia-unsubscr...@yahoogroups.com

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



[Keuangan] SEBAIKNYA TIDAK IKUT FTA ASEAN-China?

2010-01-07 Terurut Topik Ical Moci
Intinya adalah secara makro Indonesia lebih diuntungkan bila mengikuti
perjanjian perdagangan AFTA dan FTA ASEAN-China, sekalipun secara
mikro ada beberapa sektor yang mengalami dampak negatif dari
Perdagangan Bebas tersebut.

What do you think?


SEBAIKNYA TIDAK IKUT FTA ASEAN-China?


Pada tahun 2010 pasar ASEAN akan menjadi lebih terbuka lagi dari
sebelumnya. Enam negara ASEAN utama (Brunei, Indonesia, Malaysia,
Filipina, Singapura, dan Thailand) akan menambah 7.881 jenis tarif
yang diturunkan menjadi nol. Dengan demikian, total jumlah pos tarif
yang masuk dalam tarif preferensi efektif untuk perdagangan bebas
ASEAN menjadi 54.457 atau 99,11 persen dari seluruh jenis tarif
perdagangan.

Tahun 2010 merupakan awal baru dari era perdagangan bebas di kawasan
ini. Negara-negara ASEAN telah berkomitmen untuk mengimplementasikan
perdagangan bebas dengan China. Bagaimanakah dampak dari perkembangan
ini terhadap Indonesia dan haruskah kita menunda implementasinya?

Maka, rata-rata tarif yang berlaku di antara enam negara itu akan
turun dari 0,79 persen pada tahun 2009 menjadi 0,05 persen pada tahun
2010.

Saat yang bersamaan, ASEAN juga telah sepakat untuk meliberalisasikan
perdagangannya dengan China. Artinya, tarif impor antara China dan
negara-negara ASEAN akan turun dengan amat signifikan.

Dominasi China di pasar dunia membuat banyak kalangan khawatir akan
dampak negatif dari perjanjian perdagangan bebas dengan China.
Beberapa bahkan mengusulkan untuk menunda implementasi perjanjian
perdagangan bebas tersebut.

Simulasi perdagangan bebas

Untuk melihat strategi yang paling tepat, Danareksa Research Institute
melakukan simulasi perdagangan bebas dengan dua skenario. Skenario
pertama mengasumsikan Indonesia terlibat dalam AFTA sepenuhnya,
sekaligus ikut serta dalam perdagangan bebas AFTA-China.

Jadi, tarif impor antarnegara ASEAN dijadikan nol. Tarif impor antara
ASEAN dan China juga nol. Dalam Skenario yang kedua, Indonesia hanya
mengimplementasikan perjanjian perdagangan dengan ASEAN, tetapi tidak
ikut perdagangan bebas dengan China, sedangkan negara-negara ASEAN
yang lain tetap melakukan liberalisasi perdagangan dengan China.

Untuk menghitung simulasi di atas, digunakan program Global Trade
Analysis Project (GTAP). GTAP adalah program yang memanfaatkan
database perdagangan dunia dalam struktur software dengan kerangka
general equilibrium. GTAP dikembangkan di Purdue University, Amerika
Serikat. GTAP sering untuk menghitung dampak suatu kebijakan
perdagangan bilateral ataupun multilateral.

Database yang digunakan dalam simulasi ini adalah database versi 6.
Walau bukan data yang terkini ada di perekonomian, penggunaan data ini
tetap dapat memberikan gambaran yang lebih jelas tentang dampak suatu
liberalisasi perdagangan terhadap negara-negara yang terlibat.

Tabel 1 memperlihatkan dampak perdagangan bebas dengan kedua skenario
yang disebutkan di atas. Hasil simulasi menunjukkan bahwa secara
keseluruhan perjanjian perdagangan bebas dengan kedua skenario di atas
memberi dampak positif terhadap volume ekspor Indonesia maupun
terhadap seluruh negara yang terlibat dalam perjanjian perdagangan
tersebut.

Untuk skenario pertama terlihat bahwa ekspor Indonesia naik 1.365 juta
dollar AS. Peningkatan ini terutama didukung oleh kenaikan ekspor ke
China (naik 3.443 juta dollar AS), Malaysia (naik 462 juta dollar AS),
Thailand (naik 1.213 juta dollar AS), dan Filipina (naik 114 juta
dollar AS). Adapun ekspor Indonesia ke Singapura turun 167 juta dollar
AS.

Penurunan ekspor Indonesia ke Singapura menggambarkan bahwa dengan
AFTA, kita tidak lagi harus mengekspor ke negara ASEAN melalui
Singapura.

Hal yang juga perlu diperhatikan di sini adalah kenaikan ekspor
Indonesia ke China masih jauh lebih tinggi dibandingkan dengan
kenaikan ekspor China ke Indonesia yang hanya 1.776 juta dollar AS.
Jadi, dalam skenario pertama ini Indonesia mengalami tambahan surplus
perdagangan dengan China.

Sementara bila Indonesia tidak ikut mengimplementasikan perdagangan
bebas dengan China (skenario II), volume perdagangan total Indonesia
hanya naik 627 juta dollar AS. Ekspor kita ke China bahkan akan turun
sebesar 435 juta dollar AS.

Hal ini terjadi karena pangsa pasar kita di China tergerus oleh
produk-produk dari negara-negara ASEAN lainnya yang sekarang menjadi
lebih murah dibandingkan produk kita karena tarif impornya di China
turun amat signifikan (akibat perjanjian perdagangan tersebut).

Keadaan ini terlihat dari kenaikan ekspor negara ASEAN lainnya ke
China pada skenario II yang lebih tinggi dari kenaikan pada skenario
I. Misalnya, pada skenario II ekspor Thailand ke China naik 6.894 juta
dollar AS, lebih tinggi dari peningkatan 6.750 juta dollar AS pada
skenario I.

Pada skenario II, kenaikan ekspor negara ASEAN ke Indonesia pun lebih
tinggi. Hal ini terjadi karena produk-produk dari negara ASEAN
tersebut menjadi lebih kompetitif dibandingkan dengan produk
Indonesia. Ini disebabkan beberapa sektor industri