[ac-i] Fw: Sensual-PR
MUSIK JAZZ DARI BELANDAMUSIK JAZZ DARI BELANDA SENSU?L BAND RABU, 4 MARET 2009, 19.30 WIB AUDITORIUM THOMAS AQUINAS UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA JL. BABARSARI 44, YOGYAKARTA KONTRIBUSI: Rp. 10.000,00 Kontak: Karta Pustaka, jl. Bintaran Tengah 16. T. 383792 KHK UAJY, Jl. Babarsari 44. T. 487711 ext. 3101 - 3104 Elti Radio, Jl. Sabirin 6, Kotabaru. T. 557215 Musik jazz identik dengan New Orleans, Amerika. Tak heran jika ingin belajar musik jazz dengan baik, seseorang akan pergi ke negeri Paman Sam ini. Pun demikian dengan para musisi jazz generasi awal di Belanda, meski kemudian mereka mengkreasi musik jazz versi mereka, jazz Belanda, atau lebih dikenal dengan Dutch Jazz. Bahasa yang digunakan dalam Dutch jazz tidak terbatas pada bahasa Inggris atau Belanda, namun justru melampaui batas-batas lingua. Mereka melantunkan musik jazz dalam bahasa Spanyol, Antillen, dll. Sensuàl Band adalah salah satu di antaranya. Mereka menampilkan perpaduan bahasa dan bunyi tetabuhan yang enak dinikmati segala usia. Sensuàl Band akan menampilkan Eva Kieboom (vokal), Emiel van Rijthoven (keyboard), Rik Kraak (bass), Tim Dudek (drum), Alaor Soares (perkusi). image001.jpg
Re: [ac-i] Trs: SAPTO RAHARJO Pemusik Gamelan Kotemporer Yogya Telah Tiada
turut berduka,,, semoga di lapang kan jalan nya menuju ilahi amin From: Roy Thaniago jagoanpa...@yahoo.co.id To: kpgki kp...@yahoogroups.com; komunitasmu...@yahoogroups.com; komunitas musikbaru komunitasmusikb...@yahoogroups.com; artculture indonesia artculture-indonesia@yahoogroups.com; Bandung bandung klabklas...@yahoo.com; klasik kla...@yahoogroups.com; wartawan budaya wartawan_bud...@yahoogroups.com; teater koma teaterkomajaka...@yahoogroups.com; keroncong keronc...@yahoogroups.com; forum pembaca kompas forum-pembaca-kom...@yahoogroups.com; musik-f...@yahoogroups.com; musik medan musik_me...@yahoogroups.com Sent: Friday, February 27, 2009 5:16:31 PM Subject: [ac-i] Trs: SAPTO RAHARJO Pemusik Gamelan Kotemporer Yogya Telah Tiada --- In jurnalperempuan@ yahoogroups. com, Senggutru Singomenggolo senggu...@.. . wrote: Berita SMS kuterima pagi ini dari Prof. Suminto A. Satyuti bahwa Innailahi wa inalilai rojiun Telah berpulah ke rahmatullah Sapto Rahardjo pemusik penyair penari jam 1.30 dinihari Jumat, 27 Pebruari 2009 setelah di rawat beberapa hari di RS Pati Rapih Yogya. Mari kita doakan semoga diterima AMAL IBADAHNYA DAN DIAMPUNI DOSANYA. tAK LUPA KELUARGA YANG DITINGGALKAN DIBERI KEKUATAN BATIN. aMIN. * * * * *** Saya turut berduka yang sedalamnya, Roy Thaniago http://www.thaniago .blogspot. com Firefox 3: Lebih Cepat, Lebih Aman, Dapat Disesuaikan dan Gratis.
[ac-i] [Maryamah Karpov] NOVEL YANG MEMENANGI SELERA MASSA
[Maryamah Karpov] NOVEL YANG MEMENANGI SELERA MASSA Oleh Anwar Holid Kesuksesan tetralogi Laskar Pelangi menyempilkan istilah yang mengundang tanda tanya: cultural literary nonfiction. Seperti apakah itu? DESEMBER 2008 lalu, ketika masih membawa-bawa Maryamah Karpov (Bentang, 504 hal.) ke mana pun pergi ingin segera menamatkannya, saya malah bertemu dengan orang yang malah belum selesai membaca Laskar Pelangi. Dia menenteng buku pertama tetralogi itu sambil menunggui anaknya yang latihan main perkusi bareng anak saya. Beberapa minggu sebelumnya, kami sempat membicarakan kehebohan cerita-cerita berlatar pendidikan di pulau terpencil itu. Ini baru sempat baca, katanya. Kebetulan istri saya kemarin beli waktu jalan ke toko buku. Saya lihat dia sudah lebih dari setengah membuka novel itu. Padahal saya beserta ratusan ribu pembaca lain sudah menamatkannya beberapa hari atau minggu setelah novel itu terbit pada 2005. Apa ada beda signifikan bila seseorang baru sempat membaca karya yang terbit beberapa tahun lalu? Mungkin tidak. Saya sendiri, karena sebuah keperluan, baru-baru ini membaca lagi Laskar Pelangi, dan dampaknya menurut saya berbeda ketika waktu dulu menamatkan untuk pertama kali. Ketika membaca dua atau tiga kali, kita jadi lebih dewasa, ada refleksi dan rujukan yang lebih kaya dari sebelumnya. Tapi, ada juga fakta yang harus saya sebut, bahwa sebagian orang ternyata tetap gagal membaca novel itu. Entah kenapa; mungkin butuh bahasan lebih lanjut. Setelah melewatkan Sang Pemimpi dan Edensor, saya langsung loncat ke Maryamah Karpov. Beruntung, sebagian orang memberi tahu isi dan mengungkapkan kesan mereka terhadap volume kedua dan ketiga tersebut. Pukul rata, kebanyakan orang lebih terkesan pada Sang Pemimpi daripada Edensor. Bagi saya sendiri, Edensor cukup menyita perhatian karena masuk nominasi KLA 2007. Setidaknya ini membuktikan bahwa para juri memperhitungkan kekuatan sastra novel tersebut---sebab kalangan tertentu meragukan aspek tersebut bisa muncul di sana. Ketika bicara tentang daya tarik tetralogi itu secara keseluruhan, tampaknya semua orang sependapat bahwa keunggulan kisah itu ialah pada keutuhan aspek fiksinya. Tetralogi itu lucu, romantis, dibumbui petualangan dan kisah fantastik, menjadikannya sangat inspirasional bagi pembaca fanatik, terasa dekat dengan kondisi pendidikan di Indoesia sehari-hari. Keutuhan aspek tersebut membuat tetralogi itu jadi seimbang. Dengan porsi masing-masing, semua muncul satu demi satu, silih berganti, sampai tanpa terasa ia menarik imajinasi pembaca ke sebuah kisah dan kejadian yang lengkap, mulai dari drama yang mengharu-biru, lantas disusul dengan humor, ironi, tragicomedy, juga pengharapan, optimisme, dan tentu saja petualangan-petualangan fantastik. Seorang fanatik Laskar Pelangi manapun bisa cerita kehebatan tetralogi itu lebih detail dan bersemangat daripada saya. Struktur Laskar Pelangi dan Maryamah Karpov agak mirip sekaligus melingkar, yaitu kembali ke awal. Bila di buku pertama Laskar Pelangi terbentuk, di buku keempat Laskar Pelangi reuni. Di masa kecil, jagoan Laskar Pelangi yang paling disegani ialah Lintang dan Mahar; setelah dewasa kedua orang itu kembali muncul sebagai penyelamat Ikal. Pandu Ganesa, seorang fanatik karya-karya Karl May dengan menarik menilai karakter Lintang dan Mahar sebagai representasi otak kiri dan kanan--yang diharapkan supaya seimbang. Ini dielaborasi dengan gegap-gempita oleh si penulis. Bedanya, bila di Laskar Pelangi Tuk Bayan Tula mengadali Mahar, kini sebaliknya. Mahar ganti mengerjai Tuk yang gagap teknologi. Petualangan di hutan dan laut kembali terjadi, dengan intensitas lebih serius. Bila dulu sepuluh anak bermain, berkelana, melakukan banyak kegiatan, menjelajah wilayah-wilayah berbahaya, merambah hutan dan nekat menjadi penyelamat, kini setelah dewasa yang benar-benar mengemuka hanya bertiga. Ini konsekuensi logis dari perjalanan waktu dan peristiwa, sebab orang dewasa punya agenda dan prioritas masing-masing. Perjalanan menguatkan karakter sekaligus mengeraskan trauma seseorang. Sengaja Mengundang Kontroversi? Kenangan merupakan salah satu subjek paling penting dalam tetralogi ini. Namun, kali ini Ikal bukan mengenang masa kecilnya, melainkan ketika dia dewasa. Dia mengulang kenangan bersama ayah, mengenang A Ling yang susah-payah ia coba gapai dengan berbagai cara namun masih gagal, termasuk kenangan-kenangan bersama Laskar Pelangi sebelum akhirnya masing-masing menjalani nasibnya. Misal Mahar. Di buku pertama, sebelas tahun setelah mereka berpisah kala SMP, Mahar masih menjadi pendakwah Islam di kawasan terpencil di sekitar pulau Belitong. Tapi kini Mahar sudah sepenuhnya jadi dukun dan mengaktifkan lagi Societeit de Limpai, sebuah organisasi paranormal. Bila dulu Societeit menyewa perahu untuk mengarungi samudera, kini Ikal bikin sendiri! Apa perubahan-perubahan itu mengurangi daya tarik novel
[ac-i] Penjelasan SEKOLAH GAMELAN SLEnK YOGYAKARTA
Terima kasih atas rerspon-respon terhadap SEKOLAH GAMELAN Komunitas SLEnK Yogyakarta. Mengingat banyaknya pertanyaan mengenai jadwal dan lokasi kegiatan, berikut penjelasannya : SEKOLAH GAMELAN adalah program kursus singkat dan sederhana yang mengajarkan dasar-dasar memainkan gamelan Sekolah Gamelan dilaksanakan selama 8 kali pertemuan. Senin Rabu Jumat jam 15.30 - 17.00 WIB dimulai 13 Maret 2009 - 30 Maret 2009Komunitas SLEnK hanya menyelenggarakan Sekolah Gamelan di Yogyakarta.Lokasi Kursus ada di rumah Ibu Agus, Kampung Nandan. Jl. AM Sangaji, Yogyakarta. Alamat detil akan dikirimkan kepada calon peserta yang benar-benar mendaftar.Pengampu SEKOLAH GAMELAN adalah Sugito HS, pengrawit muda Yogykarta. Aktif di Kamasetra UNY, Sanggar Tari Bayu Bajra dan sebagainya yang telah berpengalaman baik dalam konser karawitan maupun pembimbingan belajar karawitan.Pendaftaran Via email dengan mengirimkan biodata lengkap ke komunitas_sl...@yahoo.co.idpeserta dibatasi maksimal 14 orang. Pendaftaran ditutup 10 Maret atau jika sudah mencapai 14 pesertaBiaya Sekolah Rp 80.000,00 dibayarkan setelah Kursus berjalan. Peserta akan memperoleh T-Shirt dan Sertifikat.Target Sekolah Gamelan adalah mengajarkan kemampuan memainkan Gamelan dan gendhing-gendhing dasar kepada mereka yang berminat terutama kalangan muda dengan metode yang sederhana dan cepat. Target ini bisa diperluas dan ditingkatkan setelah melihat respon dari para peserta nantinya.Bagi yang berminat namun tidak bisa mengikuti jadwal di atas, bisa mendaftarkan program privat dengan biaya yang berbeda. Keterangan mengenai Komunitas SLEnK bisa dibaca di http://paguyubanslenk.blogspot.com Demikian penjelasan kami. Jika masih ada informasi lain yang dibutuhkan silakan menghubungi komunitas_sl...@yahoo.co.id atau 08562856610 (Jali) Salam, M. Ahamad Jalidu Koordinator Program Get your new Email address! Grab the Email name you#39;ve always wanted before someone else does! http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/
[ac-i] Re: Taufiq Ismail-J.J. Kusni Dendam Damai
Bertengkar, Berbisik, kalau tak salah judul sebuah buku generasi Balai Poestaka tempo doeloe. Mudah mudahan sekarang beda pendapat tidak harus dilanjutkan dengan represi, apalagi masaker. Salam, Bismo DG - Original Message - From: Sunny To: Undisclosed-Recipient:; Sent: Friday, February 27, 2009 11:14 AM Subject: [nasional-list] Taufiq Ismail-J.J. Kusni Dendam Damai http://majalah.tempointeraktif.com:80/id/arsip/2009/02/23/PT/mbm.20090223.PT129602.id.html 01/XXXVIII 23 Februari 2009 Taufiq Ismail-J.J. Kusni Dendam Damai DUA orang itu kini sudah berusia lanjut. Taufiq Ismail, kini 73 tahun, J.J. Kusni, 68 tahun. Dulu, mereka berada di dua kelompok sastrawan yang berseberangan. Taufiq Ismail penanda tangan Manifesto Kebudayaan, sedangkan Kusni anggota Lekra alias Lembaga Kebudayaan Rakyat yang dekat dengan PKI. Di masa lalu, serang-menyerang di antara kedua kelompok itu berlangsung sengit. Rabu pekan lalu, keduanya bertemu kembali dalam diskusi di Teater Utan Kayu, menandai diluncurkannya buku J.J. Kusni: Menoleh Silam, Melirik Esok. Hadir sejumlah sastrawan sezaman dan dari generasi yang lebih muda. Mereka berdamai? Kami bertikai dan berbeda pendapat puluhan tahun. Sekarang saya ikhlas berdamai dengan dendam masa lalu, ujar Taufiq sambil tersenyum. J.J. Kusni pun merasa tak pernah ada masalah dengan Manifesto Kebudayaan. Saya sudah lama bergaul akrab dengan Arief Budiman, begitu pula dengan Goenawan Mohamad, katanya menyebut nama dua tokoh Manifesto. Perbedaan antara kedua kubu, menurut dia, masih diperlukan untuk memberikan warna kebudayaan dan kesenian Indonesia. Ya, seperti kata salah seorang peserta diskusi: Ibarat kaki, kanan dan kiri diperlukan untuk melangkah maju. Klop. -- No virus found in this incoming message. Checked by AVG - www.avg.com Version: 8.0.237 / Virus Database: 270.11.3/1974 - Release Date: 02/26/09 14:51:00 pt_taufiq1201.jpg
[ac-i] ((INVITATION)) PERSONA - A Solo Exhibition by Benjamin Miloux
Agung Nugroho Widhi http://statusavailable.blogspot.com http://mes56.com --- On Sat, 2/28/09, Ruang MES 56 ourme...@yahoo.com wrote: From: Ruang MES 56 ourme...@yahoo.com Subject: ((INVITATION)) PERSONA - A Solo Exhibition by Benjamin Miloux To: Adhin adhinhud...@gmail.com Date: Saturday, February 28, 2009, 4:59 PM PERSONA BENJAMIN MILOUX OPENING Wednesday / 4th of March 2009 07.30 PM Ruang MES 56 Jl. Nagan Lor 17, Patehan, Kraton, Yogyakarta Exhibition ends 18th of March 2009 ARTIST TALK Saturday / 21st of March 2009 07.30 PM Ruang MES 56 Jl. Nagan Lor 17, Patehan, Kraton, Yogyakarta ARTIST STATEMENT In Persona, I extend my research on being and appearing while focusing on the ritual usage and, especially, on the conception of the mask. Persona originates from the decontextualisation of my identity triggered by my stay in Indonesia. The transition period between two different life contexts enticed me to wonder about the representation of my own identity outside its context of origin. Thus, I wanted to extract all contextual references out of the mask, conceived as a tool of both change of identity and revelation of identity. By placing my hands over my face in different configurations, I have therefore created my own game of masks. These masks are constructed from the different facets of my personality, to which I added a number of visual symbols at the time of conception. The very gesture of hiding my face reveals my identity. As a complement to Persona, I created WanderWall, a wall made of body parts as a direct picture of the symbolic weight of the other parts of the body besides the face. For example, the torso, carrier of the classical characteristics of Western masculinity, is used as an element of wall construction, is used as a brick. And, through these bricks, my body speaks. But my body lies. Because this wall is only an inert surface, it only has a visual density. And is incapable of withstanding the environment which surrounds it. ABOUT BENJAMIN MILOUX This 22 years old guy is in his first year of taking a Master degree at Ecole Supérieure d’Art de Grenoble, Grenoble, France, actively doing research on humanity, its connection with environment and himself through Sociology, Anthropology, and also through the exploration on visual and audiovisual images. He is currently participating in a residency program in Yogyakarta for 6 months in cooperation with Lembaga Indonesia Prancis Yogyakarta. The works try to question the frontiers implemented by humanity to differentiate itself from nature. By asking such questions, he hopes it will allow him to know better not only where mankind stands in this world but also where he himself stands. The frontiers between species, the definition of a landscape, and the appropriation of nature by human beings can be questioned. One of the subjects of his reflection is the frontiers that humanity has implemented in its social behavior in order to get out of animalism and thus become “civilized”. In such context, his objective is to study the techniques used daily by human beings in order to preserve a certain idea of civilization and to secure the harmony within human society. From this experience in residency, and after the presentation of his work he made at mes 56, he opened the frontiers of his researchs. The confrontation of his reflexions and many differents indonesian's points of view, during his presentation, generate a lot of questions. Persona is the first result of these questions. CP: Ina +62 819 0371 5656 Ruang MES 56 Jalan Nagan Lor no.17, Patehan Kraton Yogyakarta 55133 Indonesia Ph: +62 274 375131 +62 817 915 1155 ourme...@yahoo.com I www.mes56.com
Re: [ac-i] Re: Wayang Orang Sriwedari
Kalau anda memerlukan daftar tontotan baik wayang orang maupun wayang kulit yang pernah saya tonton, Termasuk tari-tari Jawa Tradisional dan Kontemporer saya bisa kirimkan Japri. lh Tabik BJD. Gayatri (nama sebenar-benarnya) --- On Mon, 23/2/09, bulan kertas papermoon_ch...@yahoo.com wrote: Subject: Re: [ac-i] Re: Wayang Orang Sriwedari Date: Monday, 23 February, 2009, 11:08 AM lha yang pada merespon email ini, udah pernah nonton wayang orang belum? ria --- On Sun, 2/22/09, BJD. Gayatri bgayatr...@yahoo. co.uk wrote: From: BJD. Gayatri bgayatr...@yahoo. co.uk Subject: Re: [ac-i] Re: Wayang Orang Sriwedari To: artculture-indonesi a...@yahoogroups. com Date: Sunday, February 22, 2009, 11:16 AM Bukankah dulu wayang orang hanya dinikmati dan dimainkan oleh kalangan terbatas juga? kesenian rakyatnya adalah ketoprak, yang lebih nge-pop dijamannya? Tabik Gayatri Recent Activity 12 New Members 10 New PhotosVisit Your Group Y! Messenger Want a quick chat? Chat over IM with group members. Ads on Yahoo! Learn more now. Reach customers searching for you. Group Charity Loans that change lives Kiva.org .
Re: [ac-i] Re: Bahasa Ibu, Siapa Peduli?
Lebih tepatnya, berbahasa Indonesia gaya Jakarta masa kini beberapa waktu lalu saya lunya pengalaman menemani caleg sosialisasi ke hadapan publik calon pemilihnya dia sekolah di Jawa Tengah, dan selesai kuliah di UGM tapi bahasa Jawanya juga kacau Malah, moderatornya yang orang desa dan cuma lulus SMA berbahasa Jawa halus (Madio) sangat baik saya kira, hal ini juga terjadi dengan umumnya masyarakat kita yang berbahasa indonesia dengan agak kacau, apakah dicampur-campur dengan bahasa asing, atau berbahasa indonesia dengan bahasa pergaulan sehari-hari. saya sering kali gatal (lebih tepatnya keri/tergelitik telinganya) karena mendengar pembaca-warta kita di TV ataukah menggunakan kata yang tidak baku, ...sebuah mobil kecebur di kali Ciliwung Jakarta ataukah pengucapannya yang sering salah feminim ketimbang feminin, atau yang paling sering diucapkan salah hingga kini negoisasi ketimbang negosiasi saya bisa paham jika sulit untuk mempelajari bahasa jawa jika tidak digunakan sehari-hari, karena ada beberapa jenis tingkatan dengan masing-masing diksi di tiap tingkatan tapi berbahasa indonesia? ... apalagi untuk kaliber pembaca warta??? Bahasa Ibu saya adalah bahasa Indonesia dan saya peduli untuk menggunakan secara baik dan benar termasuk menggunakan secara tepat, pada waktu dan tempatnya baik bahasa Indonesia yang baik dan benar hingga bahasa slank Tabik Gayatri --- On Tue, 24/2/09, Teguh Ostenrik t...@telkom.net wrote: Subject: Re: [ac-i] Re: Bahasa Ibu, Siapa Peduli? To: artculture-indonesia@yahoogroups.com Date: Tuesday, 24 February, 2009, 4:08 PM Masalahnya ya BUNG, KALAU ANDA KE Solo dan Yogja, masuk ke toko, dan berusaha bersikap sopan. Dengan menggunakan basa jawa madio atau bahkan kromo. Mereka selalu menjawab deng bahasa indonesia. Saya dengar anak2nya sultan, se hari2 juga menggunakan bahasa indonesia. Sdh “tidak” bisa berbahasa jawa.