[ac-i] Fw: Sensual-PR

2009-02-28 Terurut Topik karta pustaka
MUSIK JAZZ DARI BELANDAMUSIK JAZZ DARI BELANDA
SENSU?L BAND

RABU, 4 MARET 2009, 19.30 WIB

AUDITORIUM THOMAS AQUINAS

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

JL. BABARSARI 44, YOGYAKARTA

KONTRIBUSI: Rp. 10.000,00

 

Kontak:

Karta Pustaka, jl. Bintaran Tengah 16.  T. 383792

KHK UAJY, Jl. Babarsari 44. T. 487711 ext. 3101 - 3104

Elti Radio, Jl. Sabirin 6, Kotabaru. T. 557215

 

Musik jazz identik dengan New Orleans, Amerika. Tak heran jika ingin belajar 
musik jazz dengan baik, seseorang akan pergi ke negeri Paman Sam ini. Pun 
demikian dengan para musisi jazz generasi awal di Belanda, meski kemudian 
mereka mengkreasi musik jazz versi mereka, jazz Belanda, atau lebih dikenal 
dengan Dutch Jazz. Bahasa yang digunakan dalam Dutch jazz tidak terbatas pada 
bahasa Inggris atau Belanda, namun justru melampaui batas-batas lingua. Mereka 
melantunkan musik jazz dalam bahasa Spanyol, Antillen, dll. 

 

Sensuàl Band adalah salah satu di antaranya. Mereka menampilkan perpaduan 
bahasa dan bunyi tetabuhan yang enak dinikmati segala usia. Sensuàl Band akan 
menampilkan Eva Kieboom (vokal), Emiel van Rijthoven (keyboard), Rik Kraak 
(bass), Tim Dudek (drum), Alaor Soares (perkusi).


image001.jpg

Re: [ac-i] Trs: SAPTO RAHARJO Pemusik Gamelan Kotemporer Yogya Telah Tiada

2009-02-28 Terurut Topik izul pelican
turut berduka,,, semoga di lapang kan jalan nya menuju ilahi
amin





From: Roy Thaniago jagoanpa...@yahoo.co.id
To: kpgki kp...@yahoogroups.com; komunitasmu...@yahoogroups.com; komunitas 
musikbaru komunitasmusikb...@yahoogroups.com; artculture indonesia 
artculture-indonesia@yahoogroups.com; Bandung bandung 
klabklas...@yahoo.com; klasik kla...@yahoogroups.com; wartawan budaya 
wartawan_bud...@yahoogroups.com; teater koma 
teaterkomajaka...@yahoogroups.com; keroncong keronc...@yahoogroups.com; 
forum pembaca kompas forum-pembaca-kom...@yahoogroups.com; 
musik-f...@yahoogroups.com; musik medan musik_me...@yahoogroups.com
Sent: Friday, February 27, 2009 5:16:31 PM
Subject: [ac-i] Trs: SAPTO RAHARJO Pemusik Gamelan Kotemporer Yogya Telah Tiada




--- In jurnalperempuan@ yahoogroups. com, Senggutru Singomenggolo

senggu...@.. . wrote:

Berita SMS kuterima pagi ini dari Prof. Suminto A. Satyuti bahwa
Innailahi wa inalilai rojiun
Telah berpulah ke rahmatullah Sapto Rahardjo
pemusik
penyair
penari
jam 1.30 dinihari Jumat, 27 Pebruari 2009
setelah di rawat beberapa hari di RS Pati Rapih Yogya.

Mari kita doakan semoga diterima AMAL IBADAHNYA DAN DIAMPUNI DOSANYA.
tAK LUPA KELUARGA YANG DITINGGALKAN DIBERI KEKUATAN BATIN. aMIN.

 * * * * ***

Saya turut berduka yang sedalamnya,
Roy Thaniago
http://www.thaniago .blogspot. com




Firefox 3: Lebih Cepat, Lebih Aman, Dapat Disesuaikan dan Gratis. 



  

[ac-i] [Maryamah Karpov] NOVEL YANG MEMENANGI SELERA MASSA

2009-02-28 Terurut Topik Anwar Holid

[Maryamah Karpov]

NOVEL YANG MEMENANGI SELERA MASSA

Oleh Anwar Holid

Kesuksesan tetralogi Laskar Pelangi menyempilkan istilah yang mengundang tanda 
tanya: cultural literary nonfiction. Seperti apakah itu?


DESEMBER 2008 lalu, ketika masih membawa-bawa Maryamah Karpov (Bentang, 504 
hal.) ke mana pun pergi ingin segera menamatkannya, saya malah bertemu dengan 
orang yang malah belum selesai membaca Laskar Pelangi. Dia menenteng buku 
pertama tetralogi itu sambil menunggui anaknya yang latihan main perkusi bareng 
anak saya. Beberapa minggu sebelumnya, kami sempat membicarakan kehebohan 
cerita-cerita berlatar pendidikan di pulau terpencil itu.

Ini baru sempat baca, katanya. Kebetulan istri saya kemarin beli waktu jalan 
ke toko buku.

Saya lihat dia sudah lebih dari setengah membuka novel itu. Padahal saya 
beserta ratusan ribu pembaca lain sudah menamatkannya beberapa hari atau minggu 
setelah novel itu terbit pada 2005. Apa ada beda signifikan bila seseorang baru 
sempat membaca karya yang terbit beberapa tahun lalu? Mungkin tidak. Saya 
sendiri, karena sebuah keperluan, baru-baru ini membaca lagi Laskar Pelangi, 
dan dampaknya menurut saya berbeda ketika waktu dulu menamatkan untuk pertama 
kali. Ketika membaca dua atau tiga kali, kita jadi lebih dewasa, ada refleksi 
dan rujukan yang lebih kaya dari sebelumnya. Tapi, ada juga fakta yang harus 
saya sebut, bahwa sebagian orang ternyata tetap gagal membaca novel itu. Entah 
kenapa; mungkin butuh bahasan lebih lanjut.

Setelah melewatkan Sang Pemimpi dan Edensor, saya langsung loncat ke Maryamah 
Karpov. Beruntung, sebagian orang memberi tahu isi dan mengungkapkan kesan 
mereka terhadap volume kedua dan ketiga tersebut. Pukul rata, kebanyakan orang 
lebih terkesan pada Sang Pemimpi daripada Edensor. Bagi saya sendiri, Edensor 
cukup menyita perhatian karena masuk nominasi KLA 2007. Setidaknya ini 
membuktikan bahwa para juri memperhitungkan kekuatan sastra novel 
tersebut---sebab kalangan tertentu meragukan aspek tersebut bisa muncul di sana.

Ketika bicara tentang daya tarik tetralogi itu secara keseluruhan, tampaknya 
semua orang sependapat bahwa keunggulan kisah itu ialah pada keutuhan aspek 
fiksinya. Tetralogi itu lucu, romantis, dibumbui petualangan dan kisah 
fantastik, menjadikannya sangat inspirasional bagi pembaca fanatik, terasa 
dekat dengan kondisi pendidikan di Indoesia sehari-hari. Keutuhan aspek 
tersebut membuat tetralogi itu jadi seimbang. Dengan porsi masing-masing, semua 
muncul satu demi satu, silih berganti, sampai tanpa terasa ia menarik imajinasi 
pembaca ke sebuah kisah dan kejadian yang lengkap, mulai dari drama yang 
mengharu-biru, lantas disusul dengan humor, ironi, tragicomedy, juga 
pengharapan, optimisme, dan tentu saja petualangan-petualangan fantastik. 
Seorang fanatik Laskar Pelangi manapun bisa cerita kehebatan tetralogi itu 
lebih detail dan bersemangat daripada saya.

Struktur Laskar Pelangi dan Maryamah Karpov agak mirip sekaligus melingkar, 
yaitu kembali ke awal. Bila di buku pertama Laskar Pelangi terbentuk, di buku 
keempat Laskar Pelangi reuni. Di masa kecil, jagoan Laskar Pelangi yang paling 
disegani ialah Lintang dan Mahar; setelah dewasa kedua orang itu kembali muncul 
sebagai penyelamat Ikal. Pandu Ganesa, seorang fanatik karya-karya Karl May 
dengan menarik menilai karakter Lintang dan Mahar sebagai representasi otak 
kiri dan kanan--yang diharapkan supaya seimbang. Ini dielaborasi dengan 
gegap-gempita oleh si penulis. Bedanya, bila di Laskar Pelangi Tuk Bayan Tula 
mengadali Mahar, kini sebaliknya. Mahar ganti mengerjai Tuk yang gagap 
teknologi. Petualangan di hutan dan laut kembali terjadi, dengan intensitas 
lebih serius.

Bila dulu sepuluh anak bermain, berkelana, melakukan banyak kegiatan, 
menjelajah wilayah-wilayah berbahaya, merambah hutan dan nekat menjadi 
penyelamat, kini setelah dewasa yang benar-benar mengemuka hanya bertiga. Ini 
konsekuensi logis dari perjalanan waktu dan peristiwa, sebab orang dewasa punya 
agenda dan prioritas masing-masing. Perjalanan menguatkan karakter sekaligus 
mengeraskan trauma seseorang. 

Sengaja Mengundang Kontroversi?

Kenangan merupakan salah satu subjek paling penting dalam tetralogi ini. Namun, 
kali ini Ikal bukan mengenang masa kecilnya, melainkan ketika dia dewasa. Dia 
mengulang kenangan bersama ayah, mengenang A Ling yang susah-payah ia coba 
gapai dengan berbagai cara namun masih gagal, termasuk kenangan-kenangan 
bersama Laskar Pelangi sebelum akhirnya masing-masing menjalani nasibnya. Misal 
Mahar. Di buku pertama, sebelas tahun setelah mereka berpisah kala SMP, Mahar 
masih menjadi pendakwah Islam di kawasan terpencil di sekitar pulau Belitong. 
Tapi kini Mahar sudah sepenuhnya jadi dukun dan mengaktifkan lagi Societeit de 
Limpai, sebuah organisasi paranormal. Bila dulu Societeit menyewa perahu untuk 
mengarungi samudera, kini Ikal bikin sendiri!

Apa perubahan-perubahan itu mengurangi daya tarik novel 

[ac-i] Penjelasan SEKOLAH GAMELAN SLEnK YOGYAKARTA

2009-02-28 Terurut Topik Ahmad Jalidu




Terima kasih atas
rerspon-respon terhadap SEKOLAH GAMELAN Komunitas SLEnK Yogyakarta. Mengingat
banyaknya pertanyaan mengenai jadwal dan lokasi kegiatan, berikut penjelasannya
:

SEKOLAH GAMELAN adalah
 program kursus singkat dan sederhana yang mengajarkan dasar-dasar
 memainkan gamelan

Sekolah Gamelan
 dilaksanakan selama 8 kali pertemuan. Senin Rabu Jumat jam 15.30 - 17.00
 WIB dimulai 13 Maret 2009 - 30 Maret 2009Komunitas SLEnK hanya
 menyelenggarakan Sekolah Gamelan di Yogyakarta.Lokasi Kursus ada di rumah
 Ibu Agus, Kampung Nandan. Jl. AM Sangaji, Yogyakarta.
 Alamat detil akan dikirimkan kepada calon peserta yang benar-benar
 mendaftar.Pengampu SEKOLAH GAMELAN
 adalah Sugito HS, pengrawit muda Yogykarta. Aktif di Kamasetra UNY,
 Sanggar Tari Bayu Bajra dan sebagainya yang telah berpengalaman baik dalam
 konser karawitan maupun pembimbingan belajar karawitan.Pendaftaran Via 
email
 dengan mengirimkan biodata lengkap ke komunitas_sl...@yahoo.co.idpeserta 
dibatasi maksimal
 14 orang. Pendaftaran ditutup 10 Maret atau jika sudah mencapai 14 
pesertaBiaya Sekolah Rp
 80.000,00  dibayarkan setelah Kursus berjalan. Peserta akan
 memperoleh T-Shirt dan Sertifikat.Target Sekolah Gamelan
 adalah mengajarkan kemampuan memainkan Gamelan dan gendhing-gendhing dasar
 kepada mereka yang berminat terutama kalangan muda dengan metode yang
 sederhana dan cepat. Target ini bisa diperluas dan ditingkatkan setelah
 melihat respon dari para peserta nantinya.Bagi yang berminat namun
 tidak bisa mengikuti jadwal di atas, bisa mendaftarkan program privat
 dengan biaya yang berbeda. Keterangan mengenai
 Komunitas SLEnK bisa dibaca di http://paguyubanslenk.blogspot.com



Demikian penjelasan kami. Jika masih ada informasi lain yang dibutuhkan silakan
menghubungi komunitas_sl...@yahoo.co.id atau 08562856610 (Jali)



Salam,

M. Ahamad Jalidu

Koordinator Program




  Get your new Email address!
Grab the Email name you#39;ve always wanted before someone else does!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/

[ac-i] Re: Taufiq Ismail-J.J. Kusni Dendam Damai

2009-02-28 Terurut Topik BDG KUSUMO
Bertengkar, Berbisik, kalau tak salah judul sebuah 
buku generasi Balai Poestaka tempo doeloe. Mudah 
mudahan sekarang beda pendapat tidak harus dilanjutkan 
dengan represi, apalagi masaker.

Salam, Bismo DG

  - Original Message - 
  From: Sunny 
  To: Undisclosed-Recipient:; 
  Sent: Friday, February 27, 2009 11:14 AM
  Subject: [nasional-list] Taufiq Ismail-J.J. Kusni Dendam Damai



  
http://majalah.tempointeraktif.com:80/id/arsip/2009/02/23/PT/mbm.20090223.PT129602.id.html

  01/XXXVIII 23 Februari 2009

  Taufiq Ismail-J.J. Kusni
  Dendam Damai

  DUA orang itu kini sudah berusia lanjut. Taufiq Ismail, kini 73 tahun, J.J. 
Kusni, 68 tahun. Dulu, mereka berada di dua kelompok sastrawan yang 
berseberangan. Taufiq Ismail penanda tangan Manifesto Kebudayaan, sedangkan 
Kusni anggota Lekra alias Lembaga Kebudayaan Rakyat yang dekat dengan PKI. Di 
masa lalu, serang-menyerang di antara kedua kelompok itu berlangsung sengit. 

  Rabu pekan lalu, keduanya bertemu kembali dalam diskusi di Teater Utan Kayu, 
menandai diluncurkannya buku J.J. Kusni: Menoleh Silam, Melirik Esok. Hadir 
sejumlah sastrawan sezaman dan dari generasi yang lebih muda. Mereka berdamai? 
Kami bertikai dan berbeda pendapat puluhan tahun. Sekarang saya ikhlas 
berdamai dengan dendam masa lalu, ujar Taufiq sambil tersenyum. 

  J.J. Kusni pun merasa tak pernah ada masalah dengan Manifesto Kebudayaan. 
Saya sudah lama bergaul akrab dengan Arief Budiman, begitu pula dengan 
Goenawan Mohamad, katanya menyebut nama dua tokoh Manifesto. Perbedaan antara 
kedua kubu, menurut dia, masih diperlukan untuk memberikan warna kebudayaan dan 
kesenian Indonesia. Ya, seperti kata salah seorang peserta diskusi: Ibarat 
kaki, kanan dan kiri diperlukan untuk melangkah maju. Klop.


  


--



  No virus found in this incoming message.
  Checked by AVG - www.avg.com 
  Version: 8.0.237 / Virus Database: 270.11.3/1974 - Release Date: 02/26/09 
14:51:00
pt_taufiq1201.jpg

[ac-i] ((INVITATION)) PERSONA - A Solo Exhibition by Benjamin Miloux

2009-02-28 Terurut Topik Agung Nugroho Widhi


Agung Nugroho Widhi

http://statusavailable.blogspot.com
http://mes56.com

--- On Sat, 2/28/09, Ruang MES 56 ourme...@yahoo.com wrote:

From: Ruang MES 56 ourme...@yahoo.com
Subject: ((INVITATION)) PERSONA - A Solo Exhibition by Benjamin Miloux
To: Adhin adhinhud...@gmail.com
Date: Saturday, February 28, 2009, 4:59 PM







PERSONA


BENJAMIN MILOUX



OPENING

Wednesday / 4th of March 2009

07.30 PM

Ruang MES 56

Jl. Nagan Lor 17, Patehan, Kraton,

Yogyakarta



Exhibition ends


18th of March 2009



ARTIST TALK

Saturday / 21st of March 2009

07.30 PM
Ruang MES 56


Jl. Nagan Lor 17, Patehan, Kraton,


Yogyakarta





ARTIST STATEMENT

In
Persona, I extend my research on being and appearing while
focusing on the ritual usage and, especially, on the conception of the
mask.




Persona originates from the decontextualisation of my identity
triggered by my stay in Indonesia. The transition period between two
different life contexts enticed me to wonder about the representation
of my own identity outside its context of origin.




Thus, I wanted to extract all contextual references out of the
mask, conceived as a tool of both change of identity and revelation of
identity.



By placing my hands over my face in different
configurations, I have therefore created my own game of masks. These
masks are constructed from the different facets of my personality, to
which I added a number of visual symbols at the time of conception.




The very gesture of hiding my face reveals my identity. 



As
a complement to Persona, I created WanderWall, a wall made of body
parts as a direct picture of the symbolic weight of the other parts of
the body besides the face. For example, the torso, carrier of the
classical characteristics of Western masculinity, is used as an element
of wall construction, is used as a brick. And, through these bricks, my
body speaks.




But my body lies.



Because this wall is only an inert
surface, it only has a visual density. And is incapable of withstanding
the environment which surrounds it.





ABOUT BENJAMIN MILOUX

This
22 years old guy is in his first year of taking a Master degree at
Ecole Supérieure d’Art de Grenoble, Grenoble, France, actively doing
research on humanity, its connection with environment and himself
through Sociology, Anthropology, and also through the exploration on
visual and audiovisual images.




He is currently participating in a residency program in Yogyakarta
for 6 months in cooperation with Lembaga Indonesia Prancis Yogyakarta. 



The
works try to question the frontiers implemented by humanity to
differentiate itself from nature. By asking such questions, he hopes it
will allow him to know better not only where mankind stands in this
world but also where he himself stands. The frontiers between species,
the definition of a landscape, and the appropriation of nature by human
beings can be questioned. One of the subjects of his reflection is the
frontiers that humanity has implemented in its social behavior in order
to get out of animalism and thus become “civilized”. In such context,
his objective is to study the techniques used daily by human beings in
order to preserve a certain idea of civilization and to secure the
harmony within human society.




From this experience in residency, and after the presentation of
his work he made at mes 56, he opened the frontiers of his researchs.
The confrontation of his reflexions and many differents indonesian's
points of view, during his presentation, generate a lot of questions. 




Persona is the first result of these questions. 


CP: Ina +62 819 0371 5656

Ruang MES 56
Jalan Nagan Lor no.17, Patehan Kraton
Yogyakarta 55133 Indonesia
Ph: +62 274 375131 +62 817 915 1155
ourme...@yahoo.com I www.mes56.com



  


  

Re: [ac-i] Re: Wayang Orang Sriwedari

2009-02-28 Terurut Topik BJD. Gayatri
Kalau anda memerlukan daftar tontotan baik wayang orang maupun wayang kulit 
yang pernah saya tonton, 
Termasuk tari-tari Jawa Tradisional dan Kontemporer
saya bisa kirimkan Japri. lh
 
Tabik
BJD. Gayatri (nama sebenar-benarnya)


--- On Mon, 23/2/09, bulan kertas papermoon_ch...@yahoo.com wrote:

Subject: Re: [ac-i] Re: Wayang Orang Sriwedari
Date: Monday, 23 February, 2009, 11:08 AM










lha yang pada merespon email ini, udah pernah nonton wayang orang belum?

ria

--- On Sun, 2/22/09, BJD. Gayatri bgayatr...@yahoo. co.uk wrote:

From: BJD. Gayatri bgayatr...@yahoo. co.uk
Subject: Re: [ac-i] Re: Wayang Orang Sriwedari
To: artculture-indonesi a...@yahoogroups. com
Date: Sunday, February 22, 2009, 11:16 AM









Bukankah dulu wayang orang hanya dinikmati dan dimainkan oleh kalangan terbatas 
juga?
kesenian rakyatnya adalah ketoprak, yang lebih nge-pop dijamannya?


Tabik
Gayatri

 



Recent Activity


 12
New Members

 10
New PhotosVisit Your Group 



Y! Messenger
Want a quick chat?
Chat over IM with
group members.

Ads on Yahoo!
Learn more now.
Reach customers
searching for you.

Group Charity
Loans that
change lives
Kiva.org
. 
















  

Re: [ac-i] Re: Bahasa Ibu, Siapa Peduli?

2009-02-28 Terurut Topik BJD. Gayatri
Lebih tepatnya, berbahasa Indonesia gaya Jakarta masa kini
 
beberapa waktu lalu saya lunya pengalaman
menemani caleg sosialisasi ke hadapan publik calon pemilihnya
dia sekolah di Jawa Tengah, dan selesai kuliah di UGM
tapi bahasa Jawanya juga kacau
 
Malah, moderatornya yang orang desa dan cuma lulus SMA
berbahasa Jawa halus (Madio) sangat baik
 
 
saya kira, hal ini juga terjadi dengan umumnya masyarakat kita
yang berbahasa indonesia dengan agak kacau,
apakah dicampur-campur dengan bahasa asing,
atau berbahasa indonesia dengan bahasa pergaulan sehari-hari.
saya sering kali gatal (lebih tepatnya keri/tergelitik telinganya)
karena mendengar pembaca-warta kita di TV
ataukah menggunakan kata yang tidak baku,
...sebuah mobil kecebur di kali Ciliwung Jakarta
ataukah pengucapannya yang sering salah feminim ketimbang feminin,
atau yang paling sering diucapkan salah hingga kini negoisasi ketimbang 
negosiasi
 
saya bisa paham jika sulit untuk mempelajari bahasa jawa
jika tidak digunakan sehari-hari, karena ada beberapa jenis tingkatan
dengan masing-masing diksi di tiap tingkatan
tapi berbahasa indonesia? ... apalagi untuk kaliber pembaca warta???
 
Bahasa Ibu saya adalah bahasa Indonesia
dan saya peduli untuk menggunakan secara baik dan benar
termasuk menggunakan secara tepat, pada waktu dan tempatnya
baik bahasa Indonesia yang baik dan benar hingga bahasa slank
 
Tabik
Gayatri

--- On Tue, 24/2/09, Teguh Ostenrik t...@telkom.net wrote:


Subject: Re: [ac-i] Re: Bahasa Ibu, Siapa Peduli?
To: artculture-indonesia@yahoogroups.com
Date: Tuesday, 24 February, 2009, 4:08 PM
 
Masalahnya ya BUNG, KALAU ANDA KE Solo dan Yogja, masuk ke toko, dan berusaha 
bersikap sopan. Dengan menggunakan basa jawa madio atau bahkan kromo.
Mereka selalu menjawab deng bahasa indonesia.
Saya dengar anak2nya sultan, se hari2 juga menggunakan bahasa indonesia. Sdh 
“tidak” bisa berbahasa jawa.