[assunnah] Kemana Perginya Uang Umat Islam?
KEMANA PERGINYA UANG UMAT ISLAM? Oleh Ustadz DR Muhammad Arifin Badri MA http://almanhaj.or.id/content/3689/slash/0/kemana-perginya-uang-umat-islam/ PENDAHULUAN Bulan suci ramadhan tak lama lagi akan tiba, dan nuansa religi ibadah dan perayaan hari raya Iedul Fitri mulai dirasakan umat Islam. Semangat ibadah dan kesucian hati yang selalu berkembang pada bulan suci ini pelan namun pasti mulai terasa di tengah-tengah masyarakat. Wajar bila, satu demi satu dari berbagai hal terkait dengan keduanya mulai semarak diperbincangkan. Antusiasme umat Islam yang begitu besar terhadap kedatangan bulan suci Ramadhan dan hari raya Iedul Fitri sangat beralasan. Betapa tidak, bulan ini memiliki beribu-ribu keistimewaan dan mendatangkan berjuta-juta keberkahan. إِذَا كَانَ أَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ صُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ وَمَرَدَةُ الْجِنِّ، وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ فَلَمْ يُفْتَحْ مِنْهَا بَابٌ، وَفُتِحَتْ أَبْوَابُ الْجِنَانِ فَلَمْ يُغْلَقْ مِنْهَا بَابٌ وَنَادَى مُنَادٍ : يَابَاغِيَ الْخَيْرِ أَقْبِلْ، وَيَابَاغِيَ الشَّرِّ أَقْصِرْ، وَاللَّهِ عُتَقَاءُ مِنَ النَّارِ وَذَلِكَ كُل لَيْلة “Bila malam pertama bulan Ramadhan telah tiba, maka seluruh setan dan jin gentayangan di belenggu. Seluruh pintu neraka ditutup, tidak satu pintupun yang masih terbuka. Sebaliknya, seluruh pintu surga dibuka, dan tidak satu pintupun yang tertutup. Lebih dari itu, ada penyeru yang berkata. ‘Wahai para pencari kebaikan bergegaslah dan wahai pencari kejelekan berhentilah!. Dan pada setiap malam Allah memerdekakan sebagian hambanya dari ancaman siksa neraka” [HR, at-Tirmidzi dan lainnya] Sebagaimana perayaan Iedul Fitri walaupun Anda lakukan setiap tahun, namun tetap saja mampu mendatangkan kebahagian yang tidak pernah dapat ditebus dengan apapun. Karena itu Anda senantiasa menanti-nantikan kesempatan ini, dan rela berkorban dengan apapun demi merasakan keindahannya di tengah-tengah keluarga. Biaya yang mahal, jauhnya perjalanan dan lelahnya menghadapi kemacetan jalan, dalam sekejap semuanya sirna bila Anda berhasil merasakan kehangatan Iedul Fitri di tengah orang-orang yang Anda cintai. Hari besar ini tidak pernah surut mengobarkan kerinduan dalam batin Anda kepada kampung halaman dan kedamaian bercengkrama dengan keluarga. Iedul Fitri begitu istimewa dalam hidup Anda, karena terbukti mampu mengantarkan Anda kepada kenangan hidup keluarga semasa Anda kecil, namun dalam suasana dan keadaan yang berbeda. Betapa tidak, setelah Anda berhasil mewujudkan sebagian cita-cita dan merasakan indahnya sukses dalam urusan dunia, kenangan masa indah semasa kanak-kanak kembali bangkit. Kondisi semacam ini tentu terasa istimewa, sehingga Anda rela berkorban dengan apapun untuk mendapatkannya. PENGORBANAN DEMI KENANGAN INDAH IEDUL FITRI Indahnya nuansa berlebaran di tengah-tengah-tengah handai taulan tercinta di kampung halaman, terlanjur menguasai perasaan Anda. Akibatnya Anda tidak pernah menyoal berapapun biaya yang harus anda tanggung dan seberat apapun perjuangan yang harus Anda lalui. Kondisi ini bukan hanya terjadi pada diri Anda seorang, namun juga terjadi pada seluruh umat Islam, termasuk penulis. Walau demikian tidak sepantasnya keindahan perayaan Iedul Fitri menjadikan kita lalai dan lupa daratan. Benar Islam merestui Anda untuk bersenang ria dan menikmati hasil jerih payah Anda selama satu tahun. عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ دَخَلَ عَلَىَّ أَبُو بَكْرٍ وَعِنْدِى جَارِيَتَانِ مِنْ جَوَارِى الأَنْصَارِ تَغَنِّيَانِ بِمَا تَقَاوَلَتْ بِهِ الأَنْصَارُ يَوْمَ بُعَاثٍ قَالَتْ وَلَيْسَتَا بِمُغَنِّيَتَيْنِ فَقَالَ أَبُوبَكْرٍ أَبِمُزْمُورِ الشَّيْطَانِ فِي بَيْتِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَذَلِكَ فِى يَوْمِ عَيدٍ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ((يَا أَبَا بَكْرٍ إِنَّ لِكُلِّ قَوْمٍ عِيدًا وَهَذَا عِيدُنَا)) “Aisyah Radhiyallahu anhuma mengisahkan : Pada suatu hari raya, ayahku Abu Bakar Radhiyallahu anhu datang ke rumahku, sedangkan saat itu ada dua anak wanita kecil dari putri-putri kaum Anshar menyenandungkan slogan-slogan (yel-yel) kaum Anshar pada peperangan Bu’ats, namun keduanya bukanlah biduanita terlatih. Menyaksikan keduanya, ayahku Abu Bakar Radhiyallahu anhu langsung menghardik dan berkata, ‘Layakkah ada seruling-seruling setan di dalam rumah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam? Mendengar hardikan ayahku, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Wahai Abu Bakar, sejatinya setiap kaum pastilah memiliki hari perayaan, dan hari ini adalah hari perayaan kita” [Muttafaqun ‘alaih] Walau demikian, bukan berarti Islam membenarkan anda melampui batas sehingga perayaan Iedul Fitri Anda lepas kontrol dan tanpa ukur. Pada suatu hari saya membaca suatu berita bahwa untuk menyambut perayaan Iedul Fitri tahun 1432H, BI menyiapkan dana tunai sebesar Rp 61,36 triliun. Namun pada kenyataannya, prediksi BI ini tidak tepat, bahkan jauh dari kenyataan yang terjadi di lapangan. Dalam kurun waktu sekitar 4 minggu ini, ternyata dana tunai yang diserap oleh masyarakat, terutama
[assunnah] Kemana Perginya Uang Umat Islam?
KEMANA PERGINYA UANG UMAT ISLAM? Oleh Ustadz DR Muhammad Arifin Badri MA http://almanhaj.or.id/content/3689/slash/0/kemana-perginya-uang-umat-islam/ PENDAHULUAN Bulan suci ramadhan tak lama lagi akan tiba, dan nuansa religi ibadah dan perayaan hari raya Iedul Fitri mulai dirasakan umat Islam. Semangat ibadah dan kesucian hati yang selalu berkembang pada bulan suci ini pelan namun pasti mulai terasa di tengah-tengah masyarakat. Wajar bila, satu demi satu dari berbagai hal terkait dengan keduanya mulai semarak diperbincangkan. Antusiasme umat Islam yang begitu besar terhadap kedatangan bulan suci Ramadhan dan hari raya Iedul Fitri sangat beralasan. Betapa tidak, bulan ini memiliki beribu-ribu keistimewaan dan mendatangkan berjuta-juta keberkahan. إِذَا كَانَ أَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ صُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ وَمَرَدَةُ الْجِنِّ، وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ فَلَمْ يُفْتَحْ مِنْهَا بَابٌ، وَفُتِحَتْ أَبْوَابُ الْجِنَانِ فَلَمْ يُغْلَقْ مِنْهَا بَابٌ وَنَادَى مُنَادٍ : يَابَاغِيَ الْخَيْرِ أَقْبِلْ، وَيَابَاغِيَ الشَّرِّ أَقْصِرْ، وَاللَّهِ عُتَقَاءُ مِنَ النَّارِ وَذَلِكَ كُل لَيْلة “Bila malam pertama bulan Ramadhan telah tiba, maka seluruh setan dan jin gentayangan di belenggu. Seluruh pintu neraka ditutup, tidak satu pintupun yang masih terbuka. Sebaliknya, seluruh pintu surga dibuka, dan tidak satu pintupun yang tertutup. Lebih dari itu, ada penyeru yang berkata. ‘Wahai para pencari kebaikan bergegaslah dan wahai pencari kejelekan berhentilah!. Dan pada setiap malam Allah memerdekakan sebagian hambanya dari ancaman siksa neraka” [HR, at-Tirmidzi dan lainnya] Sebagaimana perayaan Iedul Fitri walaupun Anda lakukan setiap tahun, namun tetap saja mampu mendatangkan kebahagian yang tidak pernah dapat ditebus dengan apapun. Karena itu Anda senantiasa menanti-nantikan kesempatan ini, dan rela berkorban dengan apapun demi merasakan keindahannya di tengah-tengah keluarga. Biaya yang mahal, jauhnya perjalanan dan lelahnya menghadapi kemacetan jalan, dalam sekejap semuanya sirna bila Anda berhasil merasakan kehangatan Iedul Fitri di tengah orang-orang yang Anda cintai. Hari besar ini tidak pernah surut mengobarkan kerinduan dalam batin Anda kepada kampung halaman dan kedamaian bercengkrama dengan keluarga. Iedul Fitri begitu istimewa dalam hidup Anda, karena terbukti mampu mengantarkan Anda kepada kenangan hidup keluarga semasa Anda kecil, namun dalam suasana dan keadaan yang berbeda. Betapa tidak, setelah Anda berhasil mewujudkan sebagian cita-cita dan merasakan indahnya sukses dalam urusan dunia, kenangan masa indah semasa kanak-kanak kembali bangkit. Kondisi semacam ini tentu terasa istimewa, sehingga Anda rela berkorban dengan apapun untuk mendapatkannya. PENGORBANAN DEMI KENANGAN INDAH IEDUL FITRI Indahnya nuansa berlebaran di tengah-tengah-tengah handai taulan tercinta di kampung halaman, terlanjur menguasai perasaan Anda. Akibatnya Anda tidak pernah menyoal berapapun biaya yang harus anda tanggung dan seberat apapun perjuangan yang harus Anda lalui. Kondisi ini bukan hanya terjadi pada diri Anda seorang, namun juga terjadi pada seluruh umat Islam, termasuk penulis. Walau demikian tidak sepantasnya keindahan perayaan Iedul Fitri menjadikan kita lalai dan lupa daratan. Benar Islam merestui Anda untuk bersenang ria dan menikmati hasil jerih payah Anda selama satu tahun. عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ دَخَلَ عَلَىَّ أَبُو بَكْرٍ وَعِنْدِى جَارِيَتَانِ مِنْ جَوَارِى الأَنْصَارِ تَغَنِّيَانِ بِمَا تَقَاوَلَتْ بِهِ الأَنْصَارُ يَوْمَ بُعَاثٍ قَالَتْ وَلَيْسَتَا بِمُغَنِّيَتَيْنِ فَقَالَ أَبُوبَكْرٍ أَبِمُزْمُورِ الشَّيْطَانِ فِي بَيْتِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَذَلِكَ فِى يَوْمِ عَيدٍ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ((يَا أَبَا بَكْرٍ إِنَّ لِكُلِّ قَوْمٍ عِيدًا وَهَذَا عِيدُنَا)) “Aisyah Radhiyallahu anhuma mengisahkan : Pada suatu hari raya, ayahku Abu Bakar Radhiyallahu anhu datang ke rumahku, sedangkan saat itu ada dua anak wanita kecil dari putri-putri kaum Anshar menyenandungkan slogan-slogan (yel-yel) kaum Anshar pada peperangan Bu’ats, namun keduanya bukanlah biduanita terlatih. Menyaksikan keduanya, ayahku Abu Bakar Radhiyallahu anhu langsung menghardik dan berkata, ‘Layakkah ada seruling-seruling setan di dalam rumah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam? Mendengar hardikan ayahku, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Wahai Abu Bakar, sejatinya setiap kaum pastilah memiliki hari perayaan, dan hari ini adalah hari perayaan kita” [Muttafaqun ‘alaih] Walau demikian, bukan berarti Islam membenarkan anda melampui batas sehingga perayaan Iedul Fitri Anda lepas kontrol dan tanpa ukur. Pada suatu hari saya membaca suatu berita bahwa untuk menyambut perayaan Iedul Fitri tahun 1432H, BI menyiapkan dana tunai sebesar Rp 61,36 triliun. Namun pada kenyataannya, prediksi BI ini tidak tepat, bahkan jauh dari kenyataan yang terjadi di lapangan. Dalam kurun waktu sekitar 4 minggu ini,
[assunnah] Kemana Perginya Uang Umat Islam?
KEMANA PERGINYA UANG UMAT ISLAM? Oleh Ustadz DR Muhammad Arifin Badri MA http://almanhaj.or.id/content/3326/slash/0/kemana-perginya-uang-umat-islam/ PENDAHULUAN Bulan suci ramadhan tak lama lagi akan tiba, dan nuansa religi ibadah dan perayaan hari raya Iedul Fitri mulai dirasakan umat Islam. Semangat ibadah dan kesucian hati yang selalu berkembang pada bulan suci ini pelan namun pasti mulai terasa di tengah-tengah masyarakat. Wajar bila, satu demi satu dari berbagai hal terkait dengan keduanya mulai semarak diperbincangkan. Antusiasme umat Islam yang begitu besar terhadap kedatangan bulan suci Ramadhan dan hari raya Iedul Fitri sangat beralasan. Betapa tidak, bulan ini memiliki beribu-ribu keistimewaan dan mendatangkan berjuta-juta keberkahan. إِذَا كَانَ أَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ صُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ وَمَرَدَةُ الْجِنِّ، وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ فَلَمْ يُفْتَحْ مِنْهَا بَابٌ، وَفُتِحَتْ أَبْوَابُ الْجِنَانِ فَلَمْ يُغْلَقْ مِنْهَا بَابٌ وَنَادَى مُنَادٍ : يَابَاغِيَ الْخَيْرِ أَقْبِلْ، وَيَابَاغِيَ الشَّرِّ أَقْصِرْ، وَاللَّهِ عُتَقَاءُ مِنَ النَّارِ وَذَلِكَ كُل لَيْلة “Bila malam pertama bulan Ramadhan telah tiba, maka seluruh setan dan jin gentayangan di belenggu. Seluruh pintu neraka ditutup, tidak satu pintupun yang masih terbuka. Sebaliknya, seluruh pintu surga dibuka, dan tidak satu pintupun yang tertutup. Lebih dari itu, ada penyeru yang berkata. ‘Wahai para pencari kebaikan bergegaslah dan wahai pencari kejelekan berhentilah!. Dan pada setiap malam Allah memerdekakan sebagian hambanya dari ancaman siksa neraka” [HR, at-Tirmidzi dan lainnya] Sebagaimana perayaan Iedul Fitri walaupun Anda lakukan setiap tahun, namun tetap saja mampu mendatangkan kebahagian yang tidak pernah dapat ditebus dengan apapun. Karena itu Anda senantiasa menanti-nantikan kesemapatan ini, dan rela berkorban dengan apapun demi merasakan keindahannya di tengah-tengah keluarga. Biaya yang mahal, jauhnya perjalanan dan lelahnya menghadapi kemacetan jalan, dalam sekejap semuanya sirna bila Anda berhasil merasakan kehangatan Iedul Fitri di tengah orang-orang yang Anda cintai. Hari besar ini tidak pernah surut mengobarkan kerinduan dalam batin Anda kepada kampung halaman dan kedamaian bercengkrama dengan keluarga. Iedul Fitri begitu istimewa dalam hidup Anda, karena terbukti mampu mengantarkan Anda kepada kenangan hidup keluarga semasa Anda kecil, namun dalam suasana dan keadaan yang berbeda. Betapa tidak, setelah Anda berhasil mewujudkan sebagian cita-cita dan merasakan indahnya sukses dalam urusan dunia, kenangan masa indah semasa kanak-kanak kembali bangkit. Kondisi semacam ini tentu terasa istimewa, sehingga Anda rela berkorban dengan apapun untuk mendapatkannya. PENGROBANAN DEMI KENANGAN INDAH IEDUL FITRI Indahnya nuansa berlebaran di tengah-tengah-tengah handai taulan tercinta di kampung halaman, terlanjur menguasai perasaan Anda. Akibatnya Anda tidak pernah menyoal berapapun biaya yang harus anda tanggung dan seberat apapun perjuangan yang harus Anda lalui. Kondisi ini bukan hanya terjadi pada diri Anda seorang, namun juga terjadi pada seluruh umat Islam, termasuk penulis. Walau demikian tidak sepantasnya keindahan perayaan Iedul Fitri menjadikan kita lalai dan lupa daratan. Benar Islam merestui Anda untuk bersenang ria dan menikmati hasil jerih payah Anda selama satu tahun. عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ دَخَلَ عَلَىَّ أَبُو بَكْرٍ وَعِنْدِى جَارِيَتَانِ مِنْ جَوَارِى الأَنْصَارِ تَغَنِّيَانِ بِمَا تَقَاوَلَتْ بِهِ الأَنْصَارُ يَوْمَ بُعَاثٍ قَالَتْ وَلَيْسَتَا بِمُغَنِّيَتَيْنِ فَقَالَ أَبُوبَكْرٍ أَبِمُزْمُورِ الشَّيْطَانِ فِي بَيْتِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَذَلِكَ فِى يَوْمِ عَيدٍ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ((يَا أَبَا بَكْرٍ إِنَّ لِكُلِّ قَوْمٍ عِيدًا وَهَذَا عِيدُنَا)) “Aisyah Radhiyallahu anhuma mengisahkan : Pada suatu hari raya, ayahku Abu Bakar Radhiyallahu anhu datang ke rumahku, sedangkan saat itu ada dua anak wanita kecil dari putri-putri kaum Anshar menyenandungkan slogan-slogan (yel-yel) kaum Anshar pada peperangan Bu’ats, namun keduanya bukanlah biduanita terlatih. Menyaksikan keduanya, ayahku Abu Bakar Radhiyallahu anhu langsung menghardik dan berkata, ‘Layakkah ada seruling-seruling setan di dalam rumah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam? Mendengar hardikan ayahku, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Wahai Abu Bakar, sejatinya setiap kaum pastilah memiliki hari perayaan, dan hari ini adalah hari perayaan kita” [Muttafaqun ‘alaih] Walau demikian, bukan berarti Islam membenarkan anda melampui batas sehingga perayaan Iedul Fitri Anda lepas kontrol dan tanpa ukur. Pada suatu hari saya membaca suatu berita bahwa untuk menyambut perayaan Iedul Fitri tahun 1432H, BI menyiapkan dana tunai sebesar Rp 61,36 triliun. Namun pada kenyataannya, prediksi BI ini tidak tepat, bahkan jauh dari kenyataan yang terjadi di lapangan. Dalam kurun waktu sekitar 4 minggu ini,