NASIHAT SEPUTAR GEMPA DAN BENCANA ALAM

Oleh
Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz
http://almanhaj.or.id/content/2877/slash/0/nasihat-seputar-gempa-dan-bencana-alam/

 

Pembaca yang budiman, 
Kita belum lupa peristiwa gelombang tsunami yang melibas Aceh pada pergantian 
tahun 2004-2005 Masehi, yang menelan korban beribu-ribu manusia dan kerusakan 
alam. Tanpa terduga sebelumnya, tanggal Sabtu, 28 Rabi’ul Tsani 1427H, 
bertepatan dengan 27 Mei 2006M, kita dikagetkan lagi adanya gempa tektonik, 
dengan kekuatan 5,9 skala richter. Goncangan yang hanya berlangsung sekitar 57 
detik ini telah meluluhlantakkan Klaten (di Jawa Tengah) dan Bantul (Yogya). 
Beribu-ribu manusia meninggal. Tak sedikit pula korban terluka. Dari anak-anak 
hingga orang tua. Sekian banyak kehilangan tempat berteduh, karena rumah-rumah 
hancur. Semua dicekam ketakutan tak terperikan.

Apa disebalik hikmah dari setiap gempa yang terjadi di atas bumi Allah ini? 
Berikut adalah nasihat Syaikh ‘Abdul Aziz bin Baz rahimahullah, yang kami 
angkat dari Majmu’ Fatawa wa Maqaalaat Mutanawwi’ah, IX/148-152. Insya Allah 
sangat bermanfaat bagi kaum Mukminin dan umat manusia pada umumnya.


الحمد لله و الصلاة و السلام على رسول الله و على آله وصحابته و من اهتدى بهـداه 
أما بعد :

Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla Maha Bijaksana dan Maha Mengetahui terhadap 
semua yang dilaksanakan dan ditetapkan. Sebagaimana juga Allah Azza wa Jalla 
Maha Bijaksana dan Maha Mengetahui terhadap semua syari’at dan semua yang 
diperintahkan. Allah Azza wa Jalla menciptakan tanda-tanda apa saja yang 
dikehendakiNya, dan menetapkannya untuk menakuti-nakuti hambaNya. Mengingatkan 
terhadap kewajiban mereka, yang merupakan hak Allah Azza wa Jalla. Mengingatkan 
mereka dari perbuatan syirik dan melanggar perintah serta melakukan yang 
dilarang. 

Sebagaimana firman Allah Azza wa Jalla :

وَمَا نُرْسِلُ بِالْآيَاتِ إِلَّا تَخْوِيفًا

"Dan tidaklah Kami memberi tanda-tanda itu melainkan untuk menakut-nakuti".[al 
Israa` : 59].

FirmanNya :

سَنُرِيهِمْ آيَاتِنَا فِي الْآفَاقِ وَفِي أَنفُسِهِمْ حَتَّىٰ يَتَبَيَّنَ 
لَهُمْ أَنَّهُ الْحَقُّ ۗ أَوَلَمْ يَكْفِ بِرَبِّكَ أَنَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ 
شَهِيدٌ

"Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap 
ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa al 
Qur`an itu benar. Dan apakah Rabb-mu tidak cukup (bagi kamu), bahwa 
sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu". [Fushilat : 53].

Allah Azza wa Jalla berfirman :

قُلْ هُوَ الْقَادِرُ عَلَىٰ أَن يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عَذَابًا مِّن فَوْقِكُمْ 
أَوْ مِن تَحْتِ أَرْجُلِكُمْ أَوْ يَلْبِسَكُمْ شِيَعًا وَيُذِيقَ بَعْضَكُم 
بَأْسَ بَعْضٍ

"Katakanlah (Wahai Muhammad) : "Dia (Allah) Maha Berkuasa untuk mengirimkan 
adzab kepada kalian, dari atas kalian atau dari bawah kaki kalian, atau Dia 
mencampurkan kamu dalam golongan-golongan (yang saling bertentangan), dan 
merasakan kepada sebagian kalian keganasan sebahagian yang lain". [al An’am : 
65].

Diriwayatkan oleh Imam Bukhari di dalam Shahih-nya dari Jabir bin Abdullah 
Radhiyallahu 'anhuma, dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, dia (Jabir) 
berkata : "Saat firman Allah Azza wa Jalla قُلْ هُوَ الْقَادِرُ عَلَى أَنْ 
يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عَذَابًا مِنْ فَوْقِكُمْ turun, Rasulullah Shallallahu 
'alaihi wa sallam berdoa,’Aku berlindung dengan wajahMu,’ lalu beliau 
Shallallahu 'alaihi wa sallam melanjutkan (membaca) أَوْ مِنْ تَحْتِ 
أَرْجُلِكُمْ , Rasulullah berdo’a lagi,’Aku berlindung dengan wajahMu". [1]

Diriwayatkan oleh Abu Syaikh al Ashbahani dari Mujahid tentang tafsir ayat ini 
: 

قُلْ هُوَ الْقَادِرُ عَلَى أَنْ يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عَذَابًا مِنْ فَوْقِكُمْ

Beliau mengatakan, yaitu halilintar, hujan batu dan angin topan. (أَوْ مِنْ 
تَحْتِ أَرْجُلِكُمْ ), gempa dan tanah longsor.

Jelaslah, gempa yang terjadi pada masa-masa ini di beberapa tempat termasuk 
ayat-ayat (tanda-tanda) kekuasaan yang digunakan untuk menakut-nakuti para 
hambaNya. Semua yang terjadi di alam ini, (yakni) berupa gempa dan peristiwa 
lain yang menimbulkan bahaya bagi para hamba serta menimbulkan berbagai macam 
penderitaan, disebabkan oleh perbuatan syirik dan maksiat. 

Sebagaimana firman Allah Azza wa Jalla :

وَمَا أَصَابَكُم مِّن مُّصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَن 
كَثِيرٍ

"Dan musibah apa saja yang menimpa kalian, maka disebabkan oleh perbuatan 
tangan kalian sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari 
kesalahan-kesalahanmu)". [asy Syuura : 30].

Allah Azza wa Jalla berfirman :

مَّا أَصَابَكَ مِنْ حَسَنَةٍ فَمِنَ اللَّهِ ۖ وَمَا أَصَابَكَ مِن سَيِّئَةٍ 
فَمِن نَّفْسِكَ

"Nikmat apapun yang kamu terima, maka itu dari Allah, dan bencana apa saja yang 
menimpamu, maka itu karena (kesalahan) dirimu sendiri". [an Nisaa` : 79].

Tentang umat-umat terdahulu, Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :

فَكُلًّا أَخَذْنَا بِذَنبِهِ ۖ فَمِنْهُم مَّنْ أَرْسَلْنَا عَلَيْهِ حَاصِبًا 
وَمِنْهُم مَّنْ أَخَذَتْهُ الصَّيْحَةُ وَمِنْهُم مَّنْ خَسَفْنَا بِهِ الْأَرْضَ 
وَمِنْهُم مَّنْ أَغْرَقْنَا ۚ وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيَظْلِمَهُمْ وَلَٰكِن 
كَانُوا أَنفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ

"Maka masing-masing (mereka itu) Kami siksa disebabkan dosanya, maka di antara 
mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil, dan di antara 
mereka ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur (halilintar), dan di antara 
mereka ada yang Kami benamkan ke dalam bumi, dan di antara mereka ada yang Kami 
tenggelamkan, dan Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi 
merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri". [al Ankabut : 40].

Maka wajib bagi setiap kaum Muslimin yang mukallaf dan yang lainnya, agar 
bertaubat kepada Allah Azza wa Jalla, konsisten di atas din (agama)nya, serta 
waspada terhadap semua yang dilarang, yaitu berupa perbuatan syirik dan 
maksiat. Sehingga, mereka selamat dari seluruh bahaya di dunia dan akhirat, 
serta Allah menolak semua adzab dari mereka, dan menganugerahkan kepada mereka 
segala jenis kebaikan. 

Sebagaimana firman Allah Azza wa Jalla : 

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم 
بَرَكَاتٍ مِّنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَٰكِن كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُم بِمَا 
كَانُوا يَكْسِبُونَ

"Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan 
melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka 
mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan 
perbuatannya". [al A’raaf : 96]. 

Allah Azza wa Jalla berfirman tentang Ahli Kitab :

وَلَوْ أَنَّهُمْ أَقَامُوا التَّوْرَاةَ وَالْإِنجِيلَ وَمَا أُنزِلَ إِلَيْهِم 
مِّن رَّبِّهِمْ لَأَكَلُوا مِن فَوْقِهِمْ وَمِن تَحْتِ أَرْجُلِهِم

"Dan sekiranya mereka sungguh-sungguh menjalankan (hukum) Taurat, Injil dan (al 
Qur`an) yang diturunkan kepada mereka dari Rabb-nya, niscaya mereka akan 
mendapat makanan dari atas mereka dan dari bawah kaki mereka". [al Maidah : 66].

Allah Azza wa Jalla berfirman :

أَفَأَمِنَ أَهْلُ الْقُرَىٰ أَن يَأْتِيَهُم بَأْسُنَا بَيَاتًا وَهُمْ 
نَائِمُونَ أَوَأَمِنَ أَهْلُ الْقُرَىٰ أَن يَأْتِيَهُم بَأْسُنَا ضُحًى وَهُمْ 
يَلْعَبُونَ أَفَأَمِنُوا مَكْرَ اللَّهِ ۚ فَلَا يَأْمَنُ مَكْرَ اللَّهِ إِلَّا 
الْقَوْمُ الْخَاسِرُونَ 

"Maka apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan 
Kami kepada mereka di malam hari di waktu mereka sedang tidur? Atau apakah 
penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada 
mereka di waktu matahari sepenggalahan naik ketika mereka sedang bermain? Maka 
apakah mereka merasa aman dari adzab Allah (yang tidak terduga-duga)? Tiadalah 
yang merasa aman dari adzab Allah kecuali orang-orang yang merugi". [al A’raaf 
: 97-99].

Al Allamah Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan : “Pada sebagian waktu, Allah 
Azza wa Jalla memberikan ijin kepada bumi untuk bernafas, lalu terjadilah gempa 
yang dahsyat. Dari peristiwa itu, lalu timbul rasa takut pada diri hamba-hamba 
Allah Azza wa Jalla, rasa taubat dan berhenti dari perbuatan maksiat, tunduk 
kepada Allah Azza wa Jalla dan penyesalan. Sebagaimana perkataan sebagian ulama 
Salaf, pasca gempa,’Sesungguhnya Rabb kalian mencela kalian’. Umar bin 
Khaththab Radhiyallahu 'anhu, pasca gempa di Madinah menyampaikan khutbah dan 
nasihat; beliau Radhiyallahu 'anhu mengatakan,’Jika terjadi gempa lagi, saya 
tidak akan mengijinkan kalian tinggal di Madinah’.” Selesai – perkataan Ibnul 
Qayyim rahimahullah.

Atsar-atsar dari Salaf tentang hal ini sangat banyak. Maka saat terjadi gempa 
atau peristiwa lain, seperti gerhana, angin ribut atau banjir, wajib segera 
bertaubat kepada Allah Azza wa Jalla, merendahkan diri kepadaNya dan memohon 
‘afiyah kepadaNya, memperbanyak dzikir dan istighfar.

Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam ketika terjadi 
gerhana :

فَإِذَا رَأَيْتُمْ شَيْئًا مِنْ ذَلِكَ فَافْزَعُوا إِلَى ذِكْرِهِ وَدُعَائِهِ 
وَاسْتِغْفَارِهِ

"Jika kalian melihat hal itu, maka segeralah berdzikir kepada Allah Azza wa 
Jalla, berdo’a dan beristighfar kepadaNya".[2] 

Disunnahkan juga menyayangi fakir miskin dan bershadaqah kepada mereka. 

Berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam: 

ارْحَمُوا تُرْحَمُوا 

"Kasihanilah, niscaya kalian akan dikasihani" [3].

Sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam :

الرَّاحِمُونَ يَرْحَمُهُمْ الرَّحْمَنُ ارْحَمُوا مَنْ فِي الْأَرْضِ 
يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ 

"Orang yang menebar kasih-sayang akan disayang oleh Dzat Yang Maha Penyayang. 
Kasihanilah yang di muka bumi, kalian pasti akan dikasihani oleh yang di 
langit".[4] 

Sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam :

مَنْ لَا يَرْحَمُ لَا يُرْحَمُ

"Orang yang tidak memiliki kasih-sayang, pasti tidak akan disayang". [5]. 

Diriwayatkan dari ‘Umar bin Abdul ‘Aziz rahimahullah, bahwa saat terjadi gempa, 
dia menulis surat kepada pemerintah daerah agar bershadaqah.

Diantara faktor terselamatkan dari segala keburukan, yaitu pemerintah segera 
memegang kendali rakyat dan mengharuskan agar konsisten dengan al haq, 
menerapkan hukum Allah Azza wa Jalla di tengah-tengah mereka, memerintahkan 
kepada yang ma’ruf serta mencegah kemungkaran.

Sebagaimana firman Allah Azza wa Jalla :

وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ ۚ يَأْمُرُونَ 
بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَيُؤْتُونَ 
الزَّكَاةَ وَيُطِيعُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ ۚ أُولَٰئِكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللَّهُ 
ۗ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ

"Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka (adalah) 
menjadi penolong sebagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, 
mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka ta'at 
kepada Allah dan RasulNya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah. 
Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana". [at Taubah:71].

Allah berfirman :

وَلَيَنصُرَنَّ اللَّهُ مَن يَنصُرُهُ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ 
الَّذِينَ إِن مَّكَّنَّاهُمْ فِي الْأَرْضِ أَقَامُوا الصَّلَاةَ وَآتَوُا 
الزَّكَاةَ وَأَمَرُوا بِالْمَعْرُوفِ وَنَهَوْا عَنِ الْمُنكَرِ ۗ وَلِلَّهِ 
عَاقِبَةُ الْأُمُورِ 

"Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)Nya. Sesungguhnya 
Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa, (yaitu)orang-orang yang jika 
Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, niscaya mereka mendirikan shalat, 
menunaikan zakat, menyuruh berbuat yang ma'ruf dan mencegah dari perbuatan yang 
mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan". [al Hajj : 40-41].

Allah Azza wa Jalla berfirman :

وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا 
يَحْتَسِبُ ۚ وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ 

"Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya 
jalan ke luar. Dan memberinya rizki dari arah yang tidada disangka-sangkanya. 
Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan 
(keperluan)nya". [ath Thalaaq : 2-3].

Ayat-ayat tentang hal ini sangat banyak. 

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

مَنْ كَانَ فِي حَاجَةِ أَخِيهِ كَانَ اللَّهُ فِي حَاجَتِهِ 

"Barangsiapa menolong saudaranya, maka Allah Azza wa Jalla akan menolongnya" 
[6]. [Muttafaq ‘alaih].

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللَّهُ 
عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ 
يَسَّرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا 
سَتَرَهُ اللَّهُ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَاللَّهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا 
كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ 

"Barangsiapa yang membebaskan satu kesusahan seorang mukmin dari 
kesusahan-kesusahan dunia, maka Allah Azza wa Jalla akan melepaskannya dari 
satu kesusahan di antara kesusahan-kesusahan akhirat. Barangsiapa memberikan 
kemudahan kepada orang yang kesulitan, maka Allah Azza wa Jalla akan memudahkan 
dia di dunia dan akhirat. Barangsiapa yang menutup aib seorang muslim, maka 
Allah Azza wa Jalla akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat. Dan Allah Azza 
wa Jalla akan selalu menolong seorang hamba selama hamba itu menolong 
saudaranya [7]. [Diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Shahih-nya]. 

Hadits-hadits yang semakna ini banyak.

Hanya kepada Allah kita memohon agar memperbaiki kondisi kaum Muslimin, 
memberikan pemahaman agama dan menganugerahkan kekuatan untuk istiqamah, segera 
bertaubat kepada Allah Azza wa Jalla dari semua perbuatan dosa. Semoga Allah 
memperbaiki kondisi para penguasa kaum Muslimin; semoga Allah menolong al haq 
melalui mereka serta menghinakan kebathilan, membimbing mereka untuk menerapkan 
syari’at Allah Azza wa Jalla atas para hamba. Dan semoga Allah melindungi 
mereka dan seluruh kaum Muslimin dari fitnah dan jebakan setan yang 
menyesatkan. 

Sesungguhnya Allah Maha Berkuasa untuk hal itu.

وصلى الله على نبينا محمد و آله و صحبه و من تبعهم بإحسان إلى يوم الدين 

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 04/Tahun X/1427H/2006M. Diterbitkan 
Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton 
Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-761016]
_______
Footnote 
[1]. Dikeluarkan Imam al Bukhari dalam kitab Tafsir Al Qur`anil ‘Azhim, no. 
4262, dan diriwayatkan Imam Tirmidzi, no. 2991. 
[2]. Diriwayatkan Imam Bukhari di dalam al Jum’ah, no. 999 dan Imam Muslim 
dalam al Kusuf, no. 1518. 
[3]. Diriwayatkan Imam Ahmad, no. 6255.
[4]. Diriwayatkan Imam Tirmidzi di dalam al Birr wash Shilah, no. 1847.
[5]. Diriwayatkan Imam Bukhari di dalam al Adab, no. 5538, dan Imam Tirmidzi di 
dalam al Birr wash Shilah, no. 1834.
[6]. Diriwayatkan Imam al Bukhari dalam al Mazhalim wal Ghasab, no. 2262 dan 
Muslim dalam al Birr wash Shilah wal Adab, no. 4677.
[7]. Diriwayatkan Imam Muslim, no. 4867 dan Imam Tirmidzi dalam
                                          

Kirim email ke