[balita-anda] bicara agak gagap

2005-02-15 Terurut Topik sriwahyuni
Dear..

minta infonya ya
ada anak temen aku 3.5 th, kl bicara pelan diaa gak gagap tp kl dia mo bicara 
agak cepatgagap kt depannya suka diulang2ada gak Dr ato cara untuk 
nyembuhin, biar dia ngomongnya gak gagap lg?
tidak smua ngomongnya gagap sih...cuma sesekali aja
mungkin ada yg punya pengalaman? minta tolong yah sharing ke aku...
thxs


mama dhaeyu




Re: [balita-anda] bicara agak gagap

2005-02-15 Terurut Topik Evi Eryani
Ha..ha..ha.. kayaknya anak umur segitu begitu deh mbak, solusinya biarkan 
anak selesai bicara baru kita kasih tahu, eh coba adik bicaranya dipikir 
dulu jadi nggak ta-ta-ta-pi karena artinya apa itu, tapi aku kan sudah 
makan, itu kan ada artinya. Lumayan jadi berkurang, sepertinya itu dampak 
dari dia ingin mengutarakan pendapatnya secepat mungkin (nyeletuk) dan 
karena kosa katanya masih belum mudah diingat jadi sambil ngomong sambil 
mikir jadinya ya diawal kalimat dia ulang-ulang.

Best Regards,

Evi Eryani
Tax Planning  Control



sriwahyuni [EMAIL PROTECTED] 
16-02-2005 11:47
Please respond to
balita-anda@balita-anda.com


To
balita-anda@balita-anda.com
cc

Subject
[balita-anda]  bicara agak gagap






Dear..

minta infonya ya
ada anak temen aku 3.5 th, kl bicara pelan diaa gak gagap tp kl dia mo 
bicara agak cepatgagap kt depannya suka diulang2ada gak Dr ato 
cara untuk nyembuhin, biar dia ngomongnya gak gagap lg?
tidak smua ngomongnya gagap sih...cuma sesekali aja
mungkin ada yg punya pengalaman? minta tolong yah sharing ke aku...
thxs


mama dhaeyu





Re: [balita-anda] bicara agak gagap

2005-02-15 Terurut Topik Sylvia Radjawane
Hi mbak Sri,
 
Maaf sebelumnya, saya nggak bisa bantu dengan sharing pengalaman tapi hanya 
bisa re-post info dari arsip saya mengenai gagap pada anak. 
Info ini saya kutip dari pendapat Bapak Joko Kusmanto, Researcher of Foundation 
for Studies in Language Acqusition (Bapak Joko ini dulu (atau masih?) member 
milis BA yang pernah bahas masalah gagap pada anak di milis sekitar Sep 2003 
lalu, saat-saat awal saya join dengan milis ini :)).  
 
Semoga bisa jadi tambahan info untuk temannya mbak, ya..
 
cheers,
Sylvia - Jovan's mum
 


 KEBIASAAN BICARA GAGAP PADA ANAK
 Joko Kusmanto - milis Balita Anda (03 Sep 2003)
 
Bicara berulang-ulang (gagap), yang dalam bahasa Inggris sering diistilahkan 
sebagai ‘stuttering’ atau ‘stammering’, merupakan hal yang wajar terjadi pada 
anak-anak antara umur 2-7 tahun.  Fenomena pada anak ini sering disebut sebagai 
KETIDAKLANCARAN NORMAL (normal disfluency) yang berarti bahwa meskipun 
ketaklancaran itu adalah penyimpangan tetapi penyimpangan itu adalah hal yang 
normal pada anak-anak.  Bahkan orang dewasa saja juga masih melakukan 
perulangan dalam kondisi tertentu.

Sebagai orang tua dalam menghadapi situasi ini tidak perlu terlalu risau  
karena ‘sebagian besar’ anak dapat mengatasinya sendiri seiring pertumbuhannya. 
 Sebaliknya, orang tua juga tidak boleh mengabaikannya karena kita tidak tahu 
apakah anak kita tsb. sedang dalam tahap ‘ketidaklancaran normal’ atau itu 
merupakan ‘gejala awal’ dari ‘GAGAP’ yang akan berlanjut hingga dewasa.  Oleh 
sebab itu, para orang tua harus selalu mengamati perkembangan bahasa anaknya 
dari waktu ke waktu.  

Dari hasil berbagai penelitian yang melibatkan sampel dalam jumlah besar, 
fenomena ini lebih banyak terjadi pada anak laki-laki daripada perempuan, 
dengan perbandingan 4:1.  Hal tsb. juga sering bersifat ‘datang dan pergi’, 
artinya dalam waktu  2 minggu kebiasaan tsb. hilang, kemudian muncul lagi.  
Apabila itu adalah ‘ketidaklancaran normal’, asumsi utamanya adalah anak sedang 
berusaha menggunakan bentuk-bentuk baru dari bahasa yang dikuasainya yang 
memerlukan kemahiran meluncurkan bunyi/makna yang baru.

 Bentuk perulangan tsb. dapat berupa:

-  BUNYI (m-m-m-mama)

-  SUKU KATA (ma-ma-ma-mama)

-  KATA (mama-mama-mama-mau ke mana?)

-  FRASA (mama mu-mama mau-mama mau ke mana?)

-  BUNYI MEMANJANG (mm ... mama)

-  KESULITAN START (. mama)

-  PAUSE, yang sering tidak menentu

Meskipun berbagai penelitian tentang ‘gagap’ telah banyak dilakukan, para ahli 
hingga saat ini belum dapat memastikan dengan tepat penyebabnya.

Salah satu saran terbaik adalah memandangnya dari berbagai sudut, yaitu dari 
sisi psikis, fisik, dan lingkungan.  Orang memang sering menganggap 
permasalahan emosi dan psikologis sebagai penyebabnya, tetapi banyak penelitian 
menunjukkan hal tsb. tidak mempunyai hubungan langsung.  Cacat (impairment) 
dalam otak yang memproses bahasa merupakan salah satu penyebabnya juga.  Mis. 
ada orang yang gagap setelah mendapat kecelakaan yang mengenai kepalanya.  Hal 
tsb. biasanya akan menjadi kronis jika terjadi pada orang dewasa, tetapi masih 
memungkinkan untuk disembuhkan jika terjadi pada masa anak-anak.  Cacat otak 
tsb. juga dapat terjadi karena heriditas (faktor keturunan).  Faktor lingkungan 
juga dapat menjadi penyebab.  Sejumlah hasil penelitian menunjukkan bahwa anak 
yang dibesarkan dalam keluarga yang ada orang gagapnya mempunyai kecenderungan 
akan mengalami kegagapan pada masa perkembangannya.

Beberapa hal yang perlu diwaspadai dalam kaitannya dengan hal ini adalah 
apabila orang tua melihat anaknya gagap (berulang-ulang) yang disertai oleh 
kesulitan mengucapkannya secara fisik.  Mis. orang tua melihat anaknya harus 
mengedip-ngedipkan matanya seolah kesulitan ketika berbicara, anak 
memperlihatkan kesulitan mengkoordinasikan alat-alat bunyi (mulut atau lidah) 
sehingga tampak seperti tidak wajar, dsb.  Jika hal tsb. terjadi, segeralah 
berkonsultasi dengan Ahli Terapi Wicara (di Indonesia hingga saat ini 
sebenarnya tidak ada lulusan khusus dari Jurusan Terapi Wicara).

Orang tua juga perlu mengamati pola tempat/situasi/orang/faktor lain di mana 
anak menjadi gagap.  Gagap juga dapat disebabkan oleh karena takut tempat 
gelap.  Oleh karena itu, tidak selalu gagapnya yang menjadi masalah, tetapi 
ketakutan akan gelap-nya yang harus diatasi.  Dengan demikian, banyak faktor 
yang harus dilihat.  Saya lebih menyarankan untuk pencegahan secara dini adalah 
mengamati kesulitan fisik yang mungkin menyertainya ketika akan berbicara.

Banyak teknik untuk mengatasi ‘ketidaklancaran normal’ yang terjadi pada anak 
balita.  Salah satunya adalah dengan memberikan model yang benar, jangan 
membuat stress dengan mengomentari, ‘itu salah! Harusnya seperti ini...’, dsb.  
Pada anak yang lebih dewasa,