Hi mbak Sri,
Maaf sebelumnya, saya nggak bisa bantu dengan sharing pengalaman tapi hanya
bisa re-post info dari arsip saya mengenai gagap pada anak.
Info ini saya kutip dari pendapat Bapak Joko Kusmanto, Researcher of Foundation
for Studies in Language Acqusition (Bapak Joko ini dulu (atau masih?) member
milis BA yang pernah bahas masalah gagap pada anak di milis sekitar Sep 2003
lalu, saat-saat awal saya join dengan milis ini :)).
Semoga bisa jadi tambahan info untuk temannya mbak, ya..
cheers,
Sylvia - Jovan's mum
KEBIASAAN BICARA GAGAP PADA ANAK
Joko Kusmanto - milis Balita Anda (03 Sep 2003)
Bicara berulang-ulang (gagap), yang dalam bahasa Inggris sering diistilahkan
sebagai stuttering atau stammering, merupakan hal yang wajar terjadi pada
anak-anak antara umur 2-7 tahun. Fenomena pada anak ini sering disebut sebagai
KETIDAKLANCARAN NORMAL (normal disfluency) yang berarti bahwa meskipun
ketaklancaran itu adalah penyimpangan tetapi penyimpangan itu adalah hal yang
normal pada anak-anak. Bahkan orang dewasa saja juga masih melakukan
perulangan dalam kondisi tertentu.
Sebagai orang tua dalam menghadapi situasi ini tidak perlu terlalu risau
karena sebagian besar anak dapat mengatasinya sendiri seiring pertumbuhannya.
Sebaliknya, orang tua juga tidak boleh mengabaikannya karena kita tidak tahu
apakah anak kita tsb. sedang dalam tahap ketidaklancaran normal atau itu
merupakan gejala awal dari GAGAP yang akan berlanjut hingga dewasa. Oleh
sebab itu, para orang tua harus selalu mengamati perkembangan bahasa anaknya
dari waktu ke waktu.
Dari hasil berbagai penelitian yang melibatkan sampel dalam jumlah besar,
fenomena ini lebih banyak terjadi pada anak laki-laki daripada perempuan,
dengan perbandingan 4:1. Hal tsb. juga sering bersifat datang dan pergi,
artinya dalam waktu 2 minggu kebiasaan tsb. hilang, kemudian muncul lagi.
Apabila itu adalah ketidaklancaran normal, asumsi utamanya adalah anak sedang
berusaha menggunakan bentuk-bentuk baru dari bahasa yang dikuasainya yang
memerlukan kemahiran meluncurkan bunyi/makna yang baru.
Bentuk perulangan tsb. dapat berupa:
- BUNYI (m-m-m-mama)
- SUKU KATA (ma-ma-ma-mama)
- KATA (mama-mama-mama-mau ke mana?)
- FRASA (mama mu-mama mau-mama mau ke mana?)
- BUNYI MEMANJANG (mm ... mama)
- KESULITAN START (. mama)
- PAUSE, yang sering tidak menentu
Meskipun berbagai penelitian tentang gagap telah banyak dilakukan, para ahli
hingga saat ini belum dapat memastikan dengan tepat penyebabnya.
Salah satu saran terbaik adalah memandangnya dari berbagai sudut, yaitu dari
sisi psikis, fisik, dan lingkungan. Orang memang sering menganggap
permasalahan emosi dan psikologis sebagai penyebabnya, tetapi banyak penelitian
menunjukkan hal tsb. tidak mempunyai hubungan langsung. Cacat (impairment)
dalam otak yang memproses bahasa merupakan salah satu penyebabnya juga. Mis.
ada orang yang gagap setelah mendapat kecelakaan yang mengenai kepalanya. Hal
tsb. biasanya akan menjadi kronis jika terjadi pada orang dewasa, tetapi masih
memungkinkan untuk disembuhkan jika terjadi pada masa anak-anak. Cacat otak
tsb. juga dapat terjadi karena heriditas (faktor keturunan). Faktor lingkungan
juga dapat menjadi penyebab. Sejumlah hasil penelitian menunjukkan bahwa anak
yang dibesarkan dalam keluarga yang ada orang gagapnya mempunyai kecenderungan
akan mengalami kegagapan pada masa perkembangannya.
Beberapa hal yang perlu diwaspadai dalam kaitannya dengan hal ini adalah
apabila orang tua melihat anaknya gagap (berulang-ulang) yang disertai oleh
kesulitan mengucapkannya secara fisik. Mis. orang tua melihat anaknya harus
mengedip-ngedipkan matanya seolah kesulitan ketika berbicara, anak
memperlihatkan kesulitan mengkoordinasikan alat-alat bunyi (mulut atau lidah)
sehingga tampak seperti tidak wajar, dsb. Jika hal tsb. terjadi, segeralah
berkonsultasi dengan Ahli Terapi Wicara (di Indonesia hingga saat ini
sebenarnya tidak ada lulusan khusus dari Jurusan Terapi Wicara).
Orang tua juga perlu mengamati pola tempat/situasi/orang/faktor lain di mana
anak menjadi gagap. Gagap juga dapat disebabkan oleh karena takut tempat
gelap. Oleh karena itu, tidak selalu gagapnya yang menjadi masalah, tetapi
ketakutan akan gelap-nya yang harus diatasi. Dengan demikian, banyak faktor
yang harus dilihat. Saya lebih menyarankan untuk pencegahan secara dini adalah
mengamati kesulitan fisik yang mungkin menyertainya ketika akan berbicara.
Banyak teknik untuk mengatasi ketidaklancaran normal yang terjadi pada anak
balita. Salah satunya adalah dengan memberikan model yang benar, jangan
membuat stress dengan mengomentari, itu salah! Harusnya seperti ini..., dsb.
Pada anak yang lebih dewasa,