ada konfirmasi dari rekan lain: sebagian besar menginformasikan kalo sudah ndak terbit lagi ----
milis: Jurnalisme Posted by: "Irma" [EMAIL PROTECTED] <mailto:[EMAIL PROTECTED] Re%3A%20Mencari%20Pedoman%20Rakyat> pletokz <http://profiles.yahoo.com/pletokz> Mon May 21, 2007 12:26 am (PST) Kebetulan saya baru akhir bulan April lalu ke Makassar dan juga cari-cari Pedoman Rakyat nggak ketemu. Waktu itu, kita mengadakan konferensi pers, dan jurnalis dari Pedoman Rakyat juga datang. Kata dia, mesin cetaknya sedang rusak, jd belum terbit lagi sudah beberapa waktu. Jadi statusnya, kadang terbit kadang tidak... Saya kurang tau juga sih, apa benar begitu. Yang jelas, kiriman koran Pedoman Rakyat ke kantor di Jakarta juga udah lama nggak ada... regards, Irma_ ----- milis Blogger Makassar 1. Muhammad Noer [EMAIL PROTECTED]: Sayang sekali... Pedoman rakyat sudah tidak terbit lagi.. ada masalah internal disana, intinya Idealisme susah melawan Materialisme.... 2. Irayani Queencyputri [EMAIL PROTECTED] Lho PR bukannya masih ada? Itu kayaknya tahun lalu deh waktu saya nyebar undangan launching situs Angingmammiri.org <http://angingmammiri.org/> , kami masih bawa undangan ke sana.. Entah lah di tahun ini.. Btw dulu waktu saya masih kecil, keluargaku langganan Pedoman Rakyat (PR). Yang suka saya baca itu kolom kecil di halaman pertamanya. Kolom itu berjudul "Jumpandang Sehari-hari".. Hehehe.. *malah jadi nostalgia* 3. Toar Andi Sapada [EMAIL PROTECTED] sepertinya memang PR tidak terbit mi lagi deh...... saya biasa nongrong di warung depan percetakannya PR di jl mappanyukki tapi tidak pernah mi sa liat cetak PR, yg ada disana malah Tibun Timur...... 4. http://www.penikmatmusim.blogspot.com/ <http://www.penikmatmusim.blogspot.com/> katanya, PR itu lagi mo di upgrade.maklum pegawainya sudah pada angkatan tua. trus nanti namanya akan berubah karena pengelolanya juga sekrng dah berubah. tp sy setuju klo PR itu memang beda dari yang lain, sisi budaya lokalnya sangat jelas kentara. *mati mi ja..sudah jelas,kentara lagi..hihiii..* pit http://www.penikmatmusim.blogspot.com/ <http://www.penikmatmusim.blogspot.com/> 5. jchendra [EMAIL PROTECTED] Setahu saya, sebagai pelanggan lama pedoman rakyat (PR), termasuk setelah bangun dari mati surinya... dan akhirnya mati lagi sekarang: 1. PR berhenti terbit sekitar tahun 2000-an? ini saya kurang jelas, yang saya ingat ketika kembali dari jakarta di 2004, koran ini udah nggak ada. 2. di 2005 atau 2006 Koran ini kabarnya 'dibeli' oleh Peter Gosal, yang setahu saya adalah (salah satu) pemilik MGH dan Radio Celebes FM, dan sempat mau berubah Font "Pedoman Rakyat"nya tapi akhirnya balik lagi. Waktu terbit lagi ada kata-kata 'manajemen baru' memang yang ditekankan. Saya lihat motor utama wartawannya ketika itu pak Asdar Muis RMS, yang sangat rajin menulis di kolomnya sendiri. Saya sendiri menikmati tulisan-tulisannya yang walaupun kadang agak maksa tapi okelah :-) 3. Tiba-tiba, di akhir 2006, koran ini mati lagi, saya tidak ingat tepatnya kapan, kabarnya ketika itu hanya satu atau dua minggu karena ada masalah intern, dengar-dengar ada acara demo-demo segala, tapi konon oleh pengantar koran di rumah saya, di-katakan koran ini mati dan dia sarankan kami untuk memilih Tribun atau Fajar. 4. Memang sampai saat ini PR sudah tidak kedengaran lagi, saya sendiri belum sempat menanyakan ke pak Peter Gosal yang memang tidak kenal saya :D hehehehheehehehehhehehehehehehehehehe Sekian, terima kasih.. kayaknya ini juga bisa jadi postingan di blog deh *blogger despret mode: ON* john *dunkin hayam wuruk memang mak..nyessssss (ala wisata kuliner)* ==== So? masih terbit kah? -- rusle' -- http://noertika.wordpress.com <http://noertika.wordpress.com/> ________________________________ From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of La Lune Sent: Monday, May 21, 2007 12:10 PM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [panyingkul] Mencari Pedoman Rakyat Saya berlangganan PR setahun terakhir. sekarang, meski Pemrednya sudah bukan sobat kental saya, dan tidak lagi terbit hari minggu, saya masih berlangganan. Alasannya, karena ada tugas monitoring media dari sebuah kegiatan yang saya sukarelai (benarkah bahasaku ini, Nes?) - saya koreksi saja langsung: " yang didalamnya saya terlibat secara sukarela".. lalu karena disana ada artikel spiritual untuk rujukan iman saya setiap sabtu. Mencoba memahami mainstream pemikirian kelompok mayoritas dalam komunitas itu, Juga berharap, moga-moga ketemu sesuatu yang beda dari koran lain. karena PR tidak ada di list koran langganan kantor. Alasannya tidak sepuitik alasanmu Ruslee, maaf. LV On 5/21/07, Muhammad Ruslailang Noertika < [EMAIL PROTECTED] <mailto:[EMAIL PROTECTED]> > wrote: Pada mulanya adalah 1 maret 1986, ketika berlangsung lomba Lukis anak-anak SD memperingati hari lahir salah satu koran tertua dan terbesar (kala itu) di Ujung Pandang "Pedoman Rakyat". Saya yang masih kelas 4 SD belum pernah tahu kalau ada Koran bernama Pedoman. Hadiah terbesar sepanjang masa kanak-kanak saya di tahun 1986, uang Rp 100,000, voucher buku Rp 100,000 di toko buku Pedoman Ilmu, beasiswa Rp 25,000/bulan selama setahun, dan tak ketinggalan 3 buah organ tiup untuk Sekolah saya yang di pinggiran Pannampu, diterima langsung oleh ibu Syamsiah, Kepsek SD Neg Inpres Pannampu 1. Saya ingat bahwa LE Manuhua sendiri yang memberikan hadiah itu untuk saya. Bapak saya, bersama ketua RT dari Pasar Pannampu, turut hadir meninggalkan kios nya sekdar menonton acara ini di Gedung PR, Arief Rate Makassar. Bangga rasanya, apalagi saya juga kebagian kaos bertuliskan Pedoman Rakyat, 30 tahun mengabdi. 20 tahun berselang, saya tak mampu menemukan koran legendaris ini di kios-kios Koran di kota Makassar, kecuali satu di lapak Pasar Pannampu, jadi pembungkus kacang. Itupun edisi entah kapan. 20 tahun berselang, kata temanku penjual koran, Pedoman tak dijual eceran, kalaupun diecer gak laku. Pedoman hanya beredar di pelanggan2 setia yang umumnya ambteenar senior jaman baheula. 20 tahun berselang, saya coba googling mencari web site Pedoman Rakyat, yang ada hanya sekumpulan artikel menuliskan sosok LE Manuhua dalam obituari. mencari pedoman rakyat ibarat mencari kutu dalam haLaman sejarah indonesia kalaupun ketemu, adanya di tumpukan usang pertanyaan: masih adakah yang berlangganan Pedoman Rakyat? berapa halaman sekarang? 12 halaman? -- rusle' -- http://noertika.wordpress.com <http://noertika.wordpress.com/> ________________________________