[daarut-tauhiid] Fwd: SANE Kampanyekan Pengusiran Orang Islam dari AS

2007-06-20 Terurut Topik sri mulyani

  

SANE Kampanyekan Pengusiran Orang Islam dari AS

Senin, 18 Jun 07 16:49 WIB

Organisasi-organisasi anti-Islam bertambah lagi dengan berdirinya SANE,
singkatan dari Society of American for National Existence. Tidak
tanggung-tanggung, tujuan utama SANE adalah mengusir agama Islam dari bumi
AS. Bagaimana caranya?

Caranya dengan menerapkan konsep hukuman 20 tahun penjara bagi siapa saja
yang terlihat patuh atau mendukung ajaran Islam di AS. Pendiri SANE adalah
David Yerushalmi. Latar belakang Yerushalmi memberikan alasan kuat mengapa
ia mati-matian ingin mengusir orang-orang Islam.

Dalam situs SANE dimuat biografi singkat Yerushalmi. Ia antara lain disebut
ikut berperan dalam mendirikan Israel Export Development Co, Ltd, sebuah
lembaga yang dijadikan alat untuk mengeluarkan kebijakan dalam bidang usaha.
Lembaga inilah yang mendorong reformasi pasar bebas secara radikal di
Israel.

Yerushalmi sempat tinggal di Israel selama 15 tahun dan dialah yang
melakukan pendekatan terhadap enam senator AS dan 13 anggota parlemen, agar
mereka berkirim surat pada PM Israel-waktu itu dijabat Yitzhak Rabin-yang
isinya mendukung pembentukan zona pasar bebas itu. Dan ia rencananya akan
menempatkan perusahaan-perusahaan teknologi tinggi milik Israel dan AS di
zona yang biaya pembentukannya menelan biaya 2 milyar dollar.

David Yerushalmi juga salah seorang dari jajaran pengurus Institute for
Advanced Strategic and Political Studies (IASPS), sebuah lembaga think tank
yang berbasis di Yerusalem dan memiliki kantor perwakilan di Washington D.
C. Lembaga IASPS sendiri adalah lembaga yang sengaja dibentuk untuk
melakukan pembelaan terhadap Israel dan SANE adalah salah satu organisasi
pro Israel yang mensponsori aksi massa pro Israel di Washington DC pada
tanggal 10 Juni kemarin.

Tak pelak lagi, SANE sama dengan sejumlah organisasi lainnya seperti Campus
Watch, Jihad Watch dan Dhimmi Watch, yang kesemuanya adalah organisasi pro
Israel yang anti-Islam dan Muslim. Proyek-proyek organisasi ini adalah
mengekploitasi semangat patriotisme untuk memunculkan histeria anti-Islam di
AS.

Kampanye yang digelar SANE adalah memberlakukan sanksi 20 tahun penjara bagi
mereka yang taat pada Islamatau siapapun yang mendukungnya. Hal itu
dipaparkan dalam kertas kerja yang mereka rilis pada bulan Februari kemarin.
Kemudian, pada tanggal 13 Juni, SANE merilis apa yang mereka sebut Proyek
Pemetaan Syariah di Amerika yang tujuannya untuk memata-matai sekitar 2.
300 institusi agama Islam yang ada di AS.

Proyek ini akan mengumpulkan informasi tentang keberadaan 2. 300 masjid di
AS beserta sekolah-sekolah agama yang diselenggarakannya, memberikan
informasi pada para penegak hukum dan masyarakat serta meneliti apakah
ajaran Islam mengarah pada konspirasi untuk menumbangkan pemerintahan AS, 
demikian pernyataan yang ditulis SANE terkait proyek tersebut.

Bersamaan dengan peluncuran Proyek Pemetaan Syariah SANE mengklaim bahwa
ada ratusan Islamic Center di AS yang menjadi sarang para aktivis ekstrim
dan mengajarkan kekearasan, terorisme dan kebencian terhadap Amerika.

SANE juga mengusulkan adanya larangan terhadap imigran Muslim serta
pernyataan bahwa semua warga Muslim yang bukan warga negara AS adalah musuh
dan harus dideportasi. Hal tersebut tertuang dalam sebuah manifesto yang
ditulis oleh Yershalmi pada bulan Januari lalu, berjudul War Manifesto-The
War Against Islam. 

Bukan suatu kebetulan, semua proyek-proyek SANE disebarluaskan oleh Insight,
majalah online yang masih satu group dengan surat kabar kelompok sayap kiri
Washington Times.

Meski makin banyak organisasi anti-Islam, kehidupan warga Muslim di AS tetap
dinamis baik secara politik maupun sosial. Mereka menganggap kehadiran SANE
hanya sebagai upaya untuk meneror dan mengintimidasi komunitas Muslim di
Amerika. (ln/Islamicity/MG)

Source :
http://www.eramuslim.com/berita/int/7618164635-sane-kampanyekan-pengusiran-o
rang-islam-as.htm


[daarut-tauhiid] MOHON BANTUAN DAN INFORMASI TEMPAT PENGOBATAN GRATIS UNTUK PENDERITA HYDROCHEAPALUS

2007-06-20 Terurut Topik Cacan Kuntoro




  _


  Assalamu alaikum, Wr Wb,…

Yth. Bapak / Ibu dan Rekan-rekan

Kami mau sharing, dan mudah-mudahan bisa membantu.

Kami mempunyai tetangga dekat rumah, yang tinggal di daerah Sudimara Timur – 
Ciledug, Tangerang.
Dimana mereka mempunyai seorang anak berusia -/+ 8 bulan yang menderita 
penyakit Hydrocheapalus
sejak bayi. Kedua orang tuanya termasuk katagori warga yang tidak mampu, Sang 
suami hanyalah pekerja
serabutan, sang Istri seorang Ibu Rumah tangga. Mereka tinggal di sebuah rumah 
kontrakan seluas -/+ 5x5 m2
diruangan tsb berfungsi sbg temapat tidur, dapur dan keperluan lainnya.
Kondisi anaknya saat ini sangat menyedihkan karena semakin hari kepalanya makin 
membesar. (liat photonya yach).

Dikarenakan orang tuanya tidak mampu untuk membawa ke rumah sakit yang pasti 
sangatlah dibutuhkan
biaya yang tidak sedikit, maka sudi kiranya jika kita dapat  meringankan beban 
mereka untuk secepatnya
membawa ke rumah  sakit untuk dilakukan tindakan operasi.

Jika ada Bapak / Ibu dan rekan-rekan baik perseorangan atau perusahaan yang 
berniat membantu atau
menengok anak tersebut terlampir alamat lengkapnya ;

  Jl. Masjid 17 Rt 001 / 08 – Sudimara Timur – Ciledug, Tangerang – Banten.

Jika merasa kesulitan untuk mengetahui alamat tsb diatas atau membutuhkan 
informasi lainnya bisa menghubungi
kami ( tetangga ) ;
1. Sukma0811.919.338
2. Rudy  0812.947.6901

 Atas perhatian dan niat baik dari Bapak / Ibu, rekan-rekan baik perorangan dan 
perusahaan. Kami atas nama
 tetangga dekat  mengucapkan banyak terima kasih. Kalao tidak mereporkan minta 
tolong di forward ke teman2x lainnya.

Wassalam



[daarut-tauhiid] Islam dan Positive Thingking

2007-06-20 Terurut Topik Ica Harahap
Islam dan Positive Thinking 
   
 
  Oleh: Abdullah Hakam Syah
   
   
  Islam memfasilitasi umat manusia agar dapat menikmati hidup ini dengan 
tenang, damai dan tanpa beban. Menikmati hidup dengan selalu tersenyum, ringan 
dalam melangkah, serta memandang dunia dengan
berseri-seri. Inilah implementasi dari ajaran Islam yang memang dirancang untuk 
selalu memudahkan dan menjadi rahmat bagi sekalian alam.
  Untuk mewujudkan hidup yang sealu tersenyum, ringan dan tanpa beban
tersebut; Islam memberikan beberapa tuntunan. Yaitu di antaranya:
menjaga keseimbangan, selalu berbaik sangka (Khusnudzdzan), juga
dengan berpikir positif. Namun karena keterbatasan ruang dan waktu,
saya akan membatasi pembahasan kali ini hanya tentang khusnudzdzan
dan berpikir positif. 
  

Pertanyaan yang sangat mendasar adalah: mengapa Islam sampai
menekankan pentingnya khusnudzdzan dan berpikir positif? Paling
tidak, ada empat alasan yang bisa dikemukakan di sini.
  

Pertama, kita harus khusnudzdzan dan berpikir positif karena
ternyata orang lain seringkali tidak seburuk yang kita kira. Contoh
terbaik mengenai hal ini ialah kisah Nabi Khidhir dan Nabi Musa
Alaihima As-Salam. Suatu kali, Allah Subhanahu wa Ta'ala
memerintahkan Nabi Musa untuk menambah ilmu dari seseorang yang
sedang berdiri di tepi pantai yang mempertemukan dua arus laut.
Setelah mencari tempat yang dimaksud, di situ beliau menemukan Nabi
Khidhir, dan kemudian mengutarakan maksudnya. Nabi Khidhir mau
menerima dengan satu syarat; Nabi Musa tidak boleh grasa-grusu
bertanya sampai Nabi Khidhir menjelaskan.
  

Tapi aku yakin, kamu tidak akan bisa bersabar, tambah Nabi Khidhir
lagi. Namun karena Nabi Musa bersikeras, akhirnya dimulailah
perjalanan beliau berdua berdasarkan syarat tadi. Ternyata benar!!
Ketika dalam perjalanan itu Nabi Khidhir melakonkan hikmah demi
hikmah yang telah diperintahkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala, tak
sekalipun Nabi Musa mampu bersabar untuk tidak grasa-grusu
menafsirkan yang bukan-bukan. (Qs. Al-Kahfi: 60-82).
  

Dalam kisah Qur'ani ini, poin penting yang dapat dipetik: kita harus
selalu berbaik sangka dan berpikir positif terhadap orang lain.
Karena, bisa jadi, orang lain tidaklah seburuk yang kita kira. Sebab
kita hanya bisa melihat apa yang tampak, namun tidak tahu niat baik
apa yang ada di hatinya…dan seterusnya.
  

Kedua, berbaik sangka dan berpikir positif dapat mengubah suatu
keburukan menjadi kebaikan. Kita dapat menemukan pembuktiannya dalam
teladan Rasulullah Shallallahu `Alaihi wa Sallam, ketika seluruh
kafilah-kafilah Arab berkumpul di Makkah pada tahun-tahun pertama
turunnya wahyu. Allah Subhanahu wa Ta'ala memerintahkan Rasulullah
untuk menyampaikan risalah Islam kepada semua kafilah itu. Namun
yang terjadi, mereka justru mencaci dan menyakiti Rasulullah, serta
melumuri wajah beliau dengan pasir.
  

Saat itu, datanglah malaikat ke hadapan Rasulullah, Wahai Muhammad,
(dengan perlakuan mereka ini) sudah sepantasnya jika kamu berdoa
kepada Allah agar membinasakan mereka seperti doa Nuh –`Alaihi As-
Salam—atas kaumnya. Rasulullah segera mengangkat tangan beliau.
Tetapi yang terucap dalam doa beliau bukanlah doa kutukan, melainkan
untaian maaf dan harapan bagi orang-orang yang telah
menyakitinya, Ya Allah, berilah petunjuk kepada kaumku.
Sesungguhnya (mereka melakukan semua ini terhadapku) hanya karena
mereka tidak tahu. Ya Allah, tolonglah aku agar mereka bisa
menyambut ajakan untuk taat kepada-Mu. (Al-Ahadits Al-Mukhtarah,
karya Abu `Abdillah Al-Maqdasi, 10/14).
  

Pilihan beliau ternyata tidak salah. Tak lama setelah peristiwa
tersebut, mereka yang pernah menyakiti beliau berangsur-angsur
memeluk Islam dan menjadi Sahabat yang paling setia. Ini sesuai
dengan ajaran Al-Qur'an, Tanggapilah (kejahatan itu) dengan cara
yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dengan dia ada
permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat akrab. (Qs.
Al-Fushilat: 34)
  

Ketiga, berbaik sangka dan berpikir positif dapat menyelamatkan hati
dan hidup kita. Sebab hati yang bersih adalah hati yang tidak
menyimpan kebencian. Hati yang tenteram adalah hati yang tidak
memendam syakwasangka dan apriori terhadap orang lain. Dan hati yang
berseri-seri hanyalah hati yang selalu berpikir positif bagi dirinya
maupun orang lain.
  

Kebencian, berburuk sangka dan berpikir negatif hanya akan meracuni
hati kita. Sebab itulah, ketika Orang-orang Yahudi mengumpat
Rasulullah Shallallahu `Alaihi wa Sallam yang sedang duduk santai
bersama Aisyah Radhiyallahu `Anha, dan Aisyah terpancing dengan
balas menyumpahi mereka; Rasulullah segera mengingatkan
Aisyah, Kamu tidak perlu begitu, karena sesungguhnya Allah menyukai
kesantunan dan kelemah-lembutan dalam segala hal. (Riwayat Al-
Bukhari dan Muslim, dari Aisyah Ra.). Subhanallah!! Beliau yang
seorang utusan Allah dan pemimpin masyarakat muslim, yang sebenarnya
bisa dengan mudah membalas perlakuan Orang-orang Yahudi itu,
ternyata memilih untuk tetap santun dan berpikir 

[daarut-tauhiid] Kajian Sholat Kehidupan Juni 07

2007-06-20 Terurut Topik Veby
Betapa ternyata sholat berarti hidup
Sholat selama hidup, sholat adalah gambaran kehidupan
Tapi sudahkah kita dapat merasakan
Dari sekian waktu sholat yang telah kita lakukan ? 

Temukan pemahamannya dalam

KAJIAN SHOLAT DAN KEHIDUPAN

bersama :
M. Amrullah Muzayyin
Ahad, 24 Juni 2007
Pukul : 08:00 - 11:00 WIB
Di Masjid Takhobbar PT Telkom
Jl. Raya Ketintang 156 Surabaya

Dengan materi :
1. Sholat dan gerak
2. Sholat naik turun
3. Tangan dan kaki
4. Sholat dan energi
5. Sholat dan darah
6. Sholat menunduk
7. Salam ke kanan dan ke kiri
8. Sholat dan huruf
9. Membuka rahasia 17
10. Sholat berlatih atau bertanding
11. Sholat dan buah
12. Sholat dan alas kaki
13. Sabar, sholat dan khusyu'
14. Sholat dan mati
15. Sholat dan Isro Mi'roj
16. Sholat dan paku bumi
17. Sholat dan ikhlas
18. Sholat dan punggung
19. Sholat dan gerhana
20. Sholat dan gambaran kehidupan dunia akherat
21. Sholat dan segitiga 234
22. Sholat dan perjuangan
23. Sholat dan jiwa raga
24. Sholat dan wajah
25. Sholat dan anak-anak

* Kajian terbuka untuk umum dan tidak dipungut biaya *

Informasi hubungi : (031) 71302022, 72178148, 7714


[daarut-tauhiid] Saya ingin sekolah lagi

2007-06-20 Terurut Topik suryati
Saya Ingin Sekolah lagi

  sumber:eramuslim.com

  Tiap tahun, mendekati bulan Juni-Juli, aneka spanduk dan poster pengumuman 
penerimaan siswa baru bertebaran di mana-mana. Bahkan beberapa bulan 
sebelumnya, spanduk-spanduk tersebut sudah bisa dengan mudah ditemui di 
sejumlah ruas jalan mapun persimpangan. Pengumuman serupa juga telah bisa 
ditemui terpampang di media cetak seperti koran dan majalah.

  Bagi banyak orangtua, mereka juga telah lama mempersiapkan diri—terutama 
uang—demi kelanjutan pendidikan anak-anaknya tercinta. Jika tidak memasukkan 
anak-anaknya ke sekolah, maka mereka harus bersiap untuk melunasi biaya daftar 
ulang yang juga tidak sedikit. Bahkan banyak dari mereka yang juga telah 
mempersiapkan anak-anaknya dengan sepatu baru, buku baru, seragam baru, dan 
sebagainya.

  Semuanya memiliki harapan dan cita-cita agar masa depan anaknya bisa lebih 
baik ketimbang mereka sendiri. Dan hanya lewat pendidikan yang baik, semuanya 
itu diharapkan bisa tercapai.

  Namun semua itu tidak berlaku bagi Feni. Bagi gadis berkerudung yang baru 
menginjak usia 17 tahun Februari lalu, kehidupan seakan telah berhenti. Dunia 
yang begitu luas bagi teman-teman sebayanya, untuk dirinya hanya sebatas 
dinding rumah yang ditumpanginya karena belas kasihan orang lain. Cakrawala 
yang begitu lapang bagi dirinya hanya sebatas atap rumah yang sering bocor tak 
mampu menampung curahan air hujan.

  Jangankan untuk bercita-cita mau jadi apa kelak, untuk makan apa besok pun 
Feni tidak tahu. Kemarin, hari ini, dan esok, baginya sama saja. Rumah menjadi 
satu-satunya tempat yang paling aman.

  Walau demikian, Feni tidak mampu untuk membohongi dirinya bahwa dia masih 
menyimpan secercah asa untuk kembali bersekolah, walau hanya sedikit, dan kian 
lama cahayanya kian pudar. Dan jika sudah demikian, Feni hanya bisa menangis 
dalam kesendiriannya.

  Setahun sudah gadis berkulit putih ini tidak bersekolah lagi. Masih jelas 
terbayang dalam benaknya, ketika menerima raport kenaikan ke kelas tiga SMA 
setahun lalu, walau dirinya dinyatakan naik kelas, namun bukan kebahagiaan yang 
dirasakan. Kedua orangtuanya telah angkat tangan, tidak sanggup lagi membiayai 
sekolahnya.

  Di tengah derai tawa kawan-kawannya, Feni meninggalkan gedung sekolah dengan 
menahan isak tangis. Walau gadis ini tahu kedua orangtuanya tidak mampu, dia 
tidak pernah menyangka bahwa dirinya akan mengalami nasib seperti ini. Segala 
harapan dan angan-angannya terbang sudah. Tiada lagi keceriaan dan keindahan 
masa remaja.
  Segalanya telah berubah menjadi awan hitam yang mengepungnya tiap hari.

  Ujian Dari Allah SWT

  Sang bunda bukannya tidak tahu apa yang tengah dirasakan anaknya. Ibu yang 
selalu berkerudung ini juga hanya bisa terdiam dan pasrah dengan segala apa 
yang menimpanya. “Mungkin ini sudah nasib saya. Saya tidak bisa berkata apa-apa 
lagi…, ” ujar Bu Nasroh (38) saat ditemui Eramuslim. Com.

  Sang ayah, Pak Hendra (55), bisa dibilang tidak memiliki penghasilan tetap. 
Di usianya yang telah beranjak tua dan rambut yang sudah banyak dihiasi warna 
putih, Pak Hendra sekarang hanya diperbantukan menyupir oleh salah seorang 
kenalannya.

  Dibayarnya harian, paling banyak limapuluh ribu perhari, itu pun limabelas 
ribunya habis untuk transport. Tapi tidak setiap hari dia dapat. Ya uang yang 
sudah sedikit itu harus kami gunakan seirit mungkin, ” ujar Bu Nasroh.

  Di tengah segala kekurangan, selain menanggung kedua anaknya—Intan (19) dan 
Femi (17), Pak Hendra dan Bu Nasroh masih harus menanggung hidup Fikri (4) dan 
kakak perempuan Pak Hendra yang sudah renta.

  Fikri sendiri bukan anak kandung mereka, hanya saja mereka sudah mengasuh 
Fikri sejak anak itu belum bisa berjalan. “Orangtuanya entah ke mana, padahal 
masih kerabat kami, ” ujar Bu Nasroh seraya menyatakan Fikri sudah dianggap 
sebagai anaknya sendiri.

  Saya Ingin Sekolah Lagi

  Fikri pula satu-satunya hiburan bagi Feni. Setahun putus sekolah dan hanya 
berdiam diri di rumah, gadis ini mengaku dekat sekali dengan Fikri. Namun tanpa 
setahu siapa pun, lewat tirai jendela yang tipis, Feni sering memandangi 
kawan-kawan sebayanya berseragam putih abu-abu pergi ke sekolah di pagi hari.

  Di saat siang atau menjelang petang, ketika kawan-kawannya kembali ke rumah, 
Femi kembali melongokkan kepalanya di jendela hanya untuk memandangi seragam 
putih abu-abu yang kini terasa begitu mewah bagi dirinya.

  “Femi sebenarnya anak yang periang, tapi setahun belakangan, sejak ia tidak 
sekolah lagi, dia menjadi anak yang pemalu. Dia tidak mau lagi bermain dengan 
anak-anak sebayanya dan seharian mengurung diri di dalam rumah, ” ujar Bu 
Nasroh yang mengaku sebenarnya ingin sekali meneruskan sekolah anak bungsunya 
ini.

  Tapi ya, apa daya, saya dan suami tidak bia berbuat apa-apa lagi. Untuk 
mencari sesuap nasi saja kami sulitnya bukan main...,  tambahnya.

  Kepada Eramuslim, dengan malu-malu Feni mengakui bahwa dirinya sangat ingin 
kembali ke bangku sekolah. “Saya tinggal 

[daarut-tauhiid] Disuruh Jongkok Lalu Ditembak

2007-06-20 Terurut Topik Wido Q Supraha
 

Selasa, 19 Juni 2007

'Bapak Disuruh Jongkok, Terus Ditembak' 

JAKARTA -- Perjalanan bersama ayah dan dua adiknya, Sabtu (9/6) siang itu,
tampaknya menjadi pengalaman paling traumatis dalam hidup Sidiq Abdullah
Yusuf (8 tahun). Sidiq melihat sang ayah --Yusron Mahmudi alias Abu Dujana
yang ditetapkan Polri sebagai tersangka teroris-- ditembak dari jarak dekat
oleh anggota Detasemen Khusus 88 (Antiteror) Mabes Polri.

''Bapak disuruh turun dari motor, disuruh jongkok, terus ditembak dari
belakang,'' ujar Sidiq pelan, ketika datang ke Mabes Polri bersama ibunya,
Sri Mardiyati (35 tahun), dan rombongan keluarga, Senin (18/6).

Sidiq berkisah, siang itu Yusron bersama dia serta dua adiknya, Salman Faris
Abdul Rahman (6 tahun) dan Hilma Sofia (2,5 tahun), pergi untuk menonton
pemilihan kepala desa di lapangan Desa Kebarongan, Kec Kemrajen, Kab
Banyumas, Jateng. Sekitar 100 meter dari rumah, di suatu perempatan, kata
Sidiq, sepeda motor ayahnya tiba-tiba dipepet pengendara sepeda motor
lainnya.

Ketiganya pun secara bersamaan terjatuh dari motor. Bahkan, Hilma yang saat
itu membonceng di depan Yusron, sempat tertindih motor. ''Habis itu, aku
dipegangi oleh orang itu,'' ujar Sidiq yang tampang polosnya menyiratkan
trauma belum hilang darinya. Hanya kalimat-kalimat pendek yang bisa dikutip
wartawan dari mulut Sidiq.

Pengakuan Sidiq kepada Tim Pengacara Muslim (TPM) tak kalah mencengangkan.
Menurut Qadhar Faisal, salah satu kuasa hukum keluarga Yusron, tidak hanya
Sidiq yang melihat ayahnya ditembak dari jarak dekat. Dua adik Sidiq, kata
Qadhar, juga ikut melihat ayah mereka tak berdaya ditembus timah panas,
sebelum akhirnya mereka masuk kembali ke rumah. ''Saat lari, Sidiq mendengar
empat kali tembakan, Salman tiga kali,'' kata Qadhar.

Sri Mardiyati yang kemarin datang ke Mabes Polri sambil menggendong Hilma,
menambahkan, tak lama setelah tiga anaknya sampai di rumah, beberapa petugas
menjemput keluarganya. Lalu, mereka dibawa ke sebuah hotel di Yogyakarta.
Sejak saat itu, Mardiyati dan anak-anaknya tidak pernah lagi bertemu Yusron.

''Saya tidak kenal Abu Dujana, suami saya bernama Yusron atau dikenal Ainul
Bahri,'' tegas Mardiyati ketika wartawan menanyakan sejauh mana kedekatannya
dengan Abu Dujana.

Dia yakin, proses penangkapan polisi terhadap suaminya yang dianggap
tersangka teroris, hanyalah rekayasa untuk memuaskan dunia Barat. Suaminya,
kata Mardiyati, hanyalah pengrajin tas biasa. ''Saya menyangkal semua yang
diekspose media.''

Merasa proses penangkapan Yusron melanggar HAM, Qadhar akan
mempraperadilankan Kapolri, Jenderal Sutanto, ke Pengadilan Negeri Jakarta
Selatan. Surat gugatan praperadilan akan didaftarkan pada Rabu (20/6).

Pelanggaran HAM, katanya, terjadi karena ketika ditembak, Yusron tidak
memegang senjata, tak mencoba melarikan diri, tidak melawan, dan bukan
pelaku tindak pidana. Terlebih, penembakan Yusron disaksikan langsung ketiga
anaknya. 

Sebelumnya, Kabareskrim Mabes Polri, Komjen Bambang Hendarso Danuri,
menegaskan tidak ada rekayasa dalam proses penangkapan teroris. Bambang
mengatakan, bisa mempertanggungjawabkan aksi penggerebekan teroris secara
hukum.

(dri ) 
http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=297115
http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=297115kat_id=3 kat_id=3

 



[Non-text portions of this message have been removed]



[daarut-tauhiid] Meneruskan Generasi

2007-06-20 Terurut Topik firliana putri
   MENERUSKAN GENERASI


  Salah satu kebahagiaan dalam berumah tangga adalah ketika punya keturunan. 
Sebaliknya akan membuat sedih dan menderita ketika tidak memiliki keturunan.


  Fitrah manusia adalah ingin hidup langgeng. Tapi karena umur terbatas, maka 
kita ingin melanggengkan eksistensi kita lewat keturunan. Bukan hanya 
meneruskan keturunan, melainkan juga memunculkan kebahagiaan. Rasanya, kita 
seperti melihat diri kita terlahir kembali ke dunia dalam bentuk yang lebih 
kecil. Dan, lantas takjub dibuatnya.


  Maka, ayah dan ibunya seringkali berebut menyebut persamaan si anak dengan 
dirinya. Wah, hidungnya kayak hidungku, kata si ayah. Ya, tapi matanya kayak 
mataku, kata ibunya tidak mau kalah. Keduanya lantas tertawa lebar. Bahagia 
menyambut kehadiran sang buah hati.


  Memperoleh keturunan adalah kebahagiaan yang tiada terkira dalam rumah 
tangga. Allah membalas susah payah orang tua dalam ‘membuat anak’ tersebut 
dengan rasa bahagia yang luar biasa. Anda yang belum punya anak, pasti tak akan 
bisa memahami betapa bahagianya memiliki anak.


  QS. Ali lmran (3): 39
  Kemudian Malaikat (Jibril) memanggil Zakariya, sedang ia tengah berdiri 
melakukan shalat di mihrab (katanya): Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu 
dengan kelahiran (seorang puteramu) Yahya, yang membenarkan kalimat (yang 
datang) dari Allah, menjadi ikutan, menahan diri (dari hawa nafsu) dan seorang 
Nabi termasuk keturunan orang-orang saleh.


  QS. Huud (11): 71
  Dan isterinya berdiri (dibalik tirai) lalu dia tersenyum. Maka Kami sampaikan 
kepadanya berita gembira tentang (kelahiran) Ishaq, dan dari Ishaq (akan lahir 
puteranya) Ya'qub.


  Begitulah, ayat-ayat Qur'an pun bercerita tentang kegembiraan dan kebahagiaan 
mereka yang memperoleh anak setelah sekian lama belum memperolehnya.


  Anak-anak itulah yang bakal meneruskan kehidupan orang tuanya. Karena itu 
Allah memerintahkan kepada setiap orang tua agar menjaga, merawat dan mendidik 
anak-anaknya dengan sebaik-baiknya, supaya menjadi generasi yang salih dan 
salihah. Anak-anak yang pandai, berakhlak mulia, sejahtera, dan memberi manfaat 
sebesar-besarnya.
  QS. An Nisaa' (4): 9
  Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di 
belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap 
(kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah 
dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.


  Nah, untuk menghasilkan generasi kuat semacam itu kuncinya ada pada kualitas 
lembaga rumah tangga yang dibangun oleh orang tuanya. Jika rumah tangga itu 
Islami, tenteram, bahagia, dan tertata dengan baik, Insya Allah akan 
menghasilkan anak-anak yang baik di masa depan. Sebaliknya, jika rumah tangga 
tersebut amburadul, maka ia pun akan menghasilkan anak-anak yang ‘amburadul’.


  Rasulullah pernah mengatakan, bahwa seorang anak dilahirkan dalam keadaan 
suci dan bersih. Orang tuanyalah yang menjadikannya seorang muslim, nasrani, 
yahudi atau majusi.


  Hal ini menunjukkan betapa sentralnya peranan orang tua bagi kualitas 
anak-anaknya di masa depan. Jika orang tuanya suka bertengkar, maka 
anak-anaknya pun akan memiliki sifat-sifat suka bertengkar. Jika orang tuanya 
suka berlaku kasar, maka anak-anaknya pun bakal senang berlaku kasar. Namun, 
jika orang tuanya memberikan contoh kasih sayang dan kelembutan dalam keluarga, 
maka anak-anak mereka pun bakal menyukai budaya kasih sayang dan kelembutan 
dalam hidupnya.


  Pendidikan di sekolah dan luar sekolah masih kalah oleh pendidikan dalam 
keluarga. Sejak kecil anak melihat contoh yang paling dekat dengannya. Dan itu 
ada pada orang tua mereka.


  Memang ada masa-masa si anak mencoba meniru contoh-contoh yang ada di luar 
keluarganya, akan tetapi terbukti kemudian, mereka akan kembali pada apa yang 
telah terbiasa dan dibiasakan oleh orang tuanya sejak kecil kepadanya.


  Karena itu, sering kita dengar pepatah mengatakan bahwa buah jatuh tidak jauh 
dari pohonnya. Artinya, seorang anak tidak akan jauh dari akhlak dan didikan 
orang tuanya. Selain karena faktor genetik yang diturunkan, hal itu juga 
bersumber dari kebiasaan yang ditanamkan selama bertahun-tahun.


  Maka, betapa idealnya kalau anak-anak kita itu, selain memiliki kualitas 
orang tuanya, juga berkembang dengan kualitas dirinya sendiri yang sesuai 
dengan jamannya.


  Janganlah berharap untuk menjadikan anak-anak itu sama persis seperti kita. 
Karena jaman mereka akan sangat berbeda dengan jaman orang tuanya. Kesuksesan 
orang tua adalah ketika anak-anaknya tumbuh berkembang melebihi dirinya...



[daarut-tauhiid] Bedah Buku Kristologi

2007-06-20 Terurut Topik Eko Yuniarto
*Assalamu'alaikum Wr. Wb.,*
**

*Dept. SLTNI, KEPUTRIAN, dan SDIS RISKA* kembali mengajak saudara/i sekalian
untuk mengikuti kajian Islam *bedah buku KRISTOLOGI * yang Insya Allah
akan dilaksanakan pada :

*Hari/Tanggal:  Ahad, 01 Juli 2007*
*Pukul:  09.30 WIB*
*Tempat  :  Ruang Zainab Motik Masjid Agung Sunda Kelapa - *
* Menteng.*
*Tema :  MUSTAHIL KRISTEN BISA MENJAWAB*
*Pembicara :  Ust. H. Insan L.S. Mokoginta*
*Moderator :  Ust. Taufiqurahman.*

Acara ini terbuka untuk umum, mohon diinformasikan ke saudara/i kita.

Yesus adalah seorang Nabi yang diutus oleh Allah untuk menyelamatkan bangsa
Israel dari jurang kehancuran. Beliau selalu menegakan hukum Taurat Musa dan
tidak pernah merubah sedikitpun. Tetapi kemudian ajaran Yesus yang selalu
mengamalkan ajaran Nabi Musa, ternyata di campur aduk dengan ajaran dan
dogma pagan (Agama penyembah berhala) kuno yang sangat bertentangan dengan
agama tauhid yang dibawa oleh Nabi Adam, Abraham (Ibrahim), Musa, Isa
(Yesus).

Banyak sekali dogma Kristen yang tidak berdasar pada kitab sucinya. Meskipun
pendiri kristen menciptakan ayat-ayat palsu untuk menopang dogma tersebut,
dunia sudah bisa dibohongi lagi. Diantara dogma dusta itu: Kebangkitan
Yesus, Perayaan natal, halalnya babi dan lain-lain.

*H. Insan L.S. Mokoginta seorang mualaf mantan kristen katolik mengajukan 11
pertanyaan berkaitan dengan ajaran kristen dengan* *menjanjikan memberi
hadiah  Rp. 10.000.000,- bahkan untuk pertanyaan berkaitan tentang Yesus
yang dimuat dalam Lukas 24:44-46, penulis menyediakan hadiah mobil BMW bagi
yang bisa memberi jawabannya.* Untuk lebih jelasnya marilah kita beli dan
baca buku MUSTAHIL KRISTEN BISA MENJAWAB karangan Ustadz H. Insan L.S.
Mokoginta, Semoga dapat memberi mauidha khasanah juga memperkuat keyakinan
kita pada agama Allah.

*Pada hari ini telah aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah aku
cukupkan nikmatKU bagimu, dan telah aku ridhoi ISLAM sebagai agamamu *


*(Q.S. Al-Maidah:3)*

*Cat:  Bagi yang ingin membeli buku dan VCD tentang dialog Islam vs
Kristen  lainnya dapat menghubungi Sdr. Jhanan Ketua Dept SLTNI RISKA(021)
70371016/08128036823 dan sebagian buku dan VCD tentang dialog Islam vs
Kristen telah dititipkan dan dapat dibeli di DANUS Sekretariat RISKA. *
**
*Wassalamu'alaikum Salam Wr. Wb.*

*Humas Dept SLTNI, KEPUTRIAN, dan SDIS RISKA*
*Info selengkapnya:*
*- Sekretariat RISKA : (021) 319-05-839*
*- Jhanan   : (021) 70371016/08128036823*
*- Ade : (021) 68744471*
*- Dwi Baskoro  : (021) 93665433*
*- Gugus: (021) 30100033 *




Remaja Islam Sunda Kelapa - RISKA,
Remaja Islam yang punya gaya TM
Sekretariat:
Jl. Taman Sunda Kelapa #16
Menteng, Jakarta Pusat 10310
telp. 021 - 31905839
fax. 021 - 3154179
email: [EMAIL PROTECTED]
website: www.riskaonline.org



[daarut-tauhiid] Zakat untuk Kemanusiaan

2007-06-20 Terurut Topik Bayu Gautama
Bahwa pada sebagian harta kita ada hak untuk orang lain, untuk mereka yang 
lemah (dhuafa). Maka ada mekanisme infak dan sedekah yang diajarkan Rasulullah 
kepada setiap umatnya sebagai bentuk kecintaan terhadap sesama. Tak hanya itu, 
infak dan sedekah pun merupakan wujud kesadaran tertinggi akan sebuah makna 
kepemilikan setiap sen harta yang kita peroleh.
Betul bahwa apapun bentuknya, harta yang kita miliki saat ini adalah salah satu 
nikmat yang Allah berikan kepada setiap hamba-Nya. Betul pula jika setiap 
rezeki yang Allah berikan kepada manusia diartikan sebagai bentuk kasih Allah 
kepada makhluk. Sehingga sangatlah pantas jika manusia merasa harus terus 
menerus berdekatan dengan Tuhannya. Pertama, jelas karena jika bukan karena 
Allah, maka tak akan limpahan rezeki mengalir kepadanya. Kedua, tentu karena 
setiap hamba mengerti betul memang hanya Allah lah yang mampu berkehendak atas 
dirinya. Kehendak itu bisa berupa menambah nikmat (rezeki) atau berupa adzab 
dengan mengambil nikmat itu. Sesungguhnya, semua kehendak Allah itu boleh jadi 
ditentukan oleh cara kita mensyukuri nikmat yang didapat.
 Meski nyatanya, tidak sedikit diantara kita yang terlupa dan menganggap 
seluruh yang kita miliki saat ini adalah penuh hasil jerih sendiri. Terlupa 
juga tentang sebagian harta yang bukan milik kita dan semestinya diberikan 
kepada yang berhak. Terlebih, lupa pula bahwa setiap sen milik kita yang 
berasal dari Allah akan dikembalikan kepada Allah, karena sesungguhnya semua 
itu hanyalah pinjaman. Bahkan, yang lebih menyedihkan, terlupa kita akan 
sebentuk tanggungjawab terhadap seluruh harta yang pernah Allah titipkan itu.
 Karenanya Allah tak hanya memerintahkan untuk berinfak dan sedekah. Mekanisme 
lainnya adalah zakat, sebuah cara yang diajarkan Nabi Muhammad Saw dalam rangka 
menyucikan harta. Bahwa setiap harta itu ada pertanggungjawabannya, dari mana 
didapat dan untuk apa dibelanjakan. Karenanya, zakat, infak dan sedekah sungguh 
sangat menolong siapapun yang melakukannya.
 Jika zakat bisa membersihkan harta kita, dan infak serta sedekah mampu 
meringankan kita dari bentuk pertanggungjawaban kepada Allah. Berbahagialah 
siapa pun yang melakukannya. Harta yang senantiasa dikeluarkan zakatnya, adalah 
harta yang bersih. Tersenyumlah di hadapan Allah yang mempertanggungjawabkan 
harta-harta yang bersih. Begitu pun dengan infak dan sedekah. Jika kita 
senantiasa menyisihkan sebagian harta untuk kaum dhuafa, sesungguhnya kita 
tengah menolong diri sendiri. Jangan pernah menganggap zakat, infak dan sedekah 
yang kita keluarkan itu telah membantu orang-orang lemah. Sungguh, yang lebih 
terbantu dari setiap sen yang kita keluarkan itu adalah diri kita sendiri.
 Jika bisa diumpamakan, seorang anak yang diberikan sepiring kue oleh ibunya 
dengan sedikit pesan, “berikan sebagian untuk adikmu ya, kue ini tidak hanya 
untukmu nak,”. Ketika dia makan sebagian dan sebagian lainnya diberikan kepada 
adiknya, tentu saja ibunya akan senang. Bahkan boleh jadi si adik akan 
memberikan kesaksian bahwa benar ia mendapatkan bagian kue dari sang kakak. Tak 
hanya itu, ketika si ibu bertanya tentang sepiring kue itu, anak itu akan 
ringan menjawab, “sebagian sudah kakak berikan untuk adik”.
 Sekarang bayangkan jika si anak itu menikmati sendiri sepiring kue itu tanpa 
menyisihkannya untuk adiknya. Si kakak akan gagap ketika ditanya tentang bagian 
kue untuk adiknya. Ibunya pun akan marah saat tahu anaknya tak menjalankan 
perintahnya. Dan boleh jadi, kue berikutnya hanya akan diberikan kepada 
adiknya, dan tak ada lagi jatah kue untuk si kakak.
 Bayangkan jika tak ada yang kita keluarkan untuk berzakat. Bayangkan pula jika 
tak ada sebagian harta yang kita sedekahkan. Allah akan mempertanyakan semua 
harta yang kita makan itu. Sungguh, zakat, infak dan sedekah akan meringankan 
disaat kita harus mempertanggungjawabkan harta yang kita peroleh. Dan boleh 
jadi, akan datang dari berbagai arah yang tidak diduga, kaum lemah yang terus 
menerus menolong kita dengan bersaksi bahwa kita telah pernah membagi sebagian 
harta kita.
 Segerakan berzakat, infak dan sedekah. Teramat banyak bersebaran kaum lemah, 
dan diantara kaum lemah itu adalah korban bencana. Zakat untuk kemanusiaan 
adalah sebuah cara mengalirkan kepedulian, sekaligus membuka lebih banyak 
pintu-pintu pertolongan disaat kita benar-benar membutuhkannya, termasuk 
diwaktu pertanggungjawaban di hadapan Allah kelak. Insya Allah.

  Salurkan Bantuan Anda Melalui ACT di :
BCA # 676 030 2021
BSM # 101 000 1114
Mandiri # 128 000 4593 338
Muamalat # 304 0023 015
BII Syariah # 270 2000 256
Permata Syariah # 0971 001 224
SMS FOR HUMANITY :
 ketik : ACT DONASI kirim ke 7505
Rp. 5000/SMS (semua operator)
ketik : ACT DONASI kirim ke 7475
Rp. 2000/SMS (semua operator)
ketik : Reg ACT kirim ke 7475
Untuk informasi terkini dan inspirasi kemanusiaan
Rp. 1000/SMS (semua operator)
 ACT HOTLINE : 021- 741 4482







[daarut-tauhiid] Bahagiakan Pasangan

2007-06-20 Terurut Topik firliana putri
   BAHAGIAKAN PASANGAN


  Salah satu kebahagiaan adalah ketika melihat orang yang kita cintai bahagia. 
Kebahagiaan jenis ini levelnya lebih tinggi dari kebahagiaan yang bersifat 
individual. Boleh jadi, ini masuk dalam kategori kebahagiaan sosial.


  Tidak gampang untuk memperoleh kebahagiaan jenis ini. Apalagi bagi mereka 
yang bersifat egois. Semua kebahagiaannya diukur dari kebahagiaan diri sendiri. 
Orang yang demikian adalah tipikal 'pemburu kebahagiaan', yang justru tidak 
pernah menemukan kebahagiaan...


  Berumah tangga adalah sebuah cara untuk memperoleh kebahagiaan, dengan cara 
membahagiakan pasangan kita. Partner kita. Istri atau suami. Bisakah itu 
terjadi? Bisa, ketika berumah tangga dengan berbekal cinta. Bukan sekadar 
berburu cinta. Lho, memang apa bedanya?


  Berbekal cinta, berarti kita mencintai pasangan kita. Ingin memberikan 
sesuatu kepada pasangan agar ia merasa bahagia. Sedangkan berburu cinta, 
berarti kita menginginkan untuk dicintai. Menginginkan sesuatu dari pasangan 
kita, sehingga kita merasa bahagia.


  Menurut anda, manakah yang lebih baik? Mengejar cinta atau memberikan cinta? 
Mengejar kebahagiaan ataukah memberikan kebahagiaan? Mengejar kepuasan ataukah 
justru memberikan kepuasan? Mana yang bakal membahagiakan, yang pertama ataukah 
yang ke dua?
  Ternyata, yang ke dua. Mengejar cinta hanya akan mendorong anda untuk berburu 
sesuatu yang semu belaka. Yang tidak pernah anda raih. Karena, keinginan adalah 
sesuatu yang tidak pernah ada habisnya. Apalagi keserakahan.


  Hari ini Anda merasa memperoleh cinta dari pasangan Anda, maka berikutnya 
anda akan merasa tidak puas. Dan ingin memperoleh yang lebih dari itu. Sudah 
memperoleh lagi, berikutnya anda akan ingin lebih lagi.


  Ini hampir tak ada bedanya dengan ingin mengejar kesenangan dengan cara 
memiliki mobil atau rumah. Ketika kita masih miskin, kita mengira akan senang 
memiliki mobil berharga puluhan juta rupiah. Kita berusaha mengejarnya. Lantas 
memperolehnya. Dan kita memang senang.


  Tapi, tak berapa lama kemudian, kita menginginkan untuk memiliki mobil yang 
berharga ratusan juta rupiah. Mobil yang telah kita miliki itu tidak lagi 
menyenangkan, atau apalagi membahagiakan.


  Benak kita terus menerus terisi oleh bayangan betapa senangnya memiliki mobil 
berharga ratusan juta rupiah. Jika kemudian kita bisa memenuhi keinginan itu, 
kita pun merasa senang. Tetapi, ternyata itu tidak lama. Benak kita bakal 
segera terisi oleh bayangan-bayangan, betapa senangnya memiliki mobil yang 
berharga miliaran rupiah. Begitulah seterusnya. Coba rasakan hal ini dalam 
kehidupan anda, maka anda akan merasakan dan membenarkannya.


  Kesenangan dan kebahagiaan itu bukan anda peroleh dengan cara mengejarnya, 
melainkan dengan cara merasakan apa yang sudah anda miliki. Dan jika anda 
mensyukurinya, maka kebahagiaan itu akan datang dengan sendirinya pada 
perubahan yang datang berikutnya.


  Anda tak perlu mengejar kebahagiaan, karena anda sudah menggenggamnya. Yang 
perlu anda lakukan sebenarnya adalah memberikan perhatian kepada apa yang sudah 
anda miliki. Bukan melihat dan mengejar sesuatu yang belum anda punyai. Semakin 
anda memberikan perhatian kepada apa yang telah anda miliki, maka semakin 
terasa nikmatnya memiliki. Jadi, kuncinya bukan mengejar, melainkan memberi.


  Demikian pula dalam berumah tangga. Jika kita ingin memperoleh kebahagiaan, 
caranya bukan dengan mengejar kebahagiaan itu. Melainkan dengan memberikan 
kebahagiaan kepada pasangan kita. Bukan mengejar cinta, melainkan memberikan 
cinta. Bukan mengejar kepuasan, melainkan memberikan kepuasan.


  Maka anda bakal memperoleh kebahagiaan itu dari dua arah. Yang pertama, anda 
akan memperolehnya dari pasangan anda. Karena merasa dibahagiakan, ia akan 
membalas memberikan kebahagiaan.


  Yang ke dua, kebahagiaan itu bakal muncul dari dalam diri anda sendiri. 
Ketika kita berhasil memberikan kepuasan kepada pasangan kita, maka kita bakal 
merasa puas. Ketika berhasil memberikan kesenangan kepada partner kita, maka 
kita pun merasa senang. Dan ketika kita berhasil memberikan kebahagiaan kepada 
istri atau suami kita, maka kita pun merasa bahagia.


  Ini, nikmatnya bukan main. Jumlah dan kualitasnya terserah anda. Ingin lebih 
bahagia, maka bahagiakanlah pasangan anda. Ingin lebih senang, maka 
senangkanlah pasangan anda lebih banyak lagi. Dan, anda ingin lebih puas? Maka 
puaskanlah pasangan anda dengan kepuasan yang lebih banyak. Anda pun bakal 
merasa semakin puas. Terserah anda, minta kesenangan, kepuasan, atau pun 
kebahagiaan sebesar apa. Karena kuncinya ada di tangan anda sendiri. Semakin 
banyak memberi semakin nikmat rasanya.


  Anda yang terbiasa egois dan mengukur kebahagiaan dari kesenangan pribadi, 
akan perlu waktu untuk menyelami dan merenungkan kalimat-kalimat di atas.


  Contoh yang lebih konkret adalah perkawinan dengan cinta yang bertepuk 
sebelah tangan. Perkawinan semacam ini sungguh membuat menderita pihak yang 
tidak 

[daarut-tauhiid] Nikmat dalam diam

2007-06-20 Terurut Topik suryati
Nikmat Dalam Diam
   
   
  Oleh Dwipuji Lestari Sarfat
   
  Sebagai anak kedua dan kebetulan satu-satunya wanita, aku menjadi sosok yang 
harus memberi teladan yang baik bagi adik-adikku, bahkan bagi lingkungan kami 
karena aku anak seorang guru. Kenapa harus aku? Karena kakakku satu-satunya 
tuna rungu dan tuna wicara.
   
  Tak jarang aku mengeluh, aku pun ingin bebas tanpa menanggung beban sebagai 
sosok teladan, terkadang ingin nakal semasa itu, aku ingin belajar kalau suka 
saja. Namun beban itu mau tak mau aku pikul. Apapun yang kulakukan adik-adik 
pasti meniru. Kakak sendiri bersekolah di luar kota sejak umur 4, 5 tahun dan 
kami hanya bertemu satu tahun sekali karena keterbatasan ekonomi kami.
   
  Sampai suatu ketika, aku kelas-kelas SMA, kakakku yang kala itu sudah berumur 
17 tahun memilih berhenti sekolah. Dia mengatakan dalam bahasa tubuh sederhana 
dengan jari-jari yang dirangkai menjadi huruf membentuk kalimat AKU TIDAK MAU 
SEKOLAH LAGI. 
  Sontak kami terheran-heran dan dia pun mengerti keterkejutan kami. 
Penjelasannya cukup singkat namun masih kuingat hingga kini, bahwa sia-sia 
kakak disekolahkan karena tidak akan mengubah kondisinya, uang biaya sekolahnya 
untuk adik-adik saja. Dia ingin kami adik-adiknya sekolah yang tinggi. Aku 
menangis, segala pengorbananku tidaklah ada apa-apanya dibanding kakak. Padahal 
aku sering mengeluh dan kini aku merasa hina dibanding kakak, apalagi aku 
adalah manusia normal secara fisik.
   
  Kakakku yang bisu, dalam diamnya dia tak pernah memikir dirinya sendiri. 
Bahkan ketika aku, adiknya kuliah pun dia masih sempat membelikan beberapa 
lembar baju dari hasil keringatnya sendiri sebagai kuli bangunan. Ya Allah 
berikanlah tempat terbaik bagi kakakku kelak di sisi-Mu, hanya itu doaku.
   
  Kakakku hidup mandiri tanpa bantuan ekonomi yang berarti dari orang tua. Dia 
jauh lebih memahami perasaan orang tua daripada kami, yang normal.
   
  Kakakku yang bisu dan tuli. Tidak pernah sedikit pun aku merasa malu 
mengatakan dan menceritakan dirinya. Bisudan tuli, bagi segelintir orang adalah 
aib. Tidak bagiku, karena bisu dia tak pernah mengatakan hal-hal yang melukai 
hati orang. Berbeda denganku yang terkadang masih suka mengatakan hal-hal tak 
berguna, pun dia tuli karena tidak perlu mendengar orang-orang bergosip yang 
akan memancing dosa.
   
  Allah, nikmat-Mu begitu indah. Aku bersyukur memiliki seorang kakak seperti 
dia yang membuka mata kami untuk senantiasa berterimakasih pada-Mu. Saat nafsu 
dunia begitu membuncah, aku ingat kakak. Dia teladan hidupku dalam 
keterbatasannya, dalam diamnya.
   
  sumber: eramuslim.com



[daarut-tauhiid] Tips sederhana ketenangan jiwa

2007-06-20 Terurut Topik Abu Fadhil
Bismillahirrohmaanirrohiim
 
TIPS SEDERHANA KETENANGAN JIWA
 
Assalamualaikum Wr Wb
 
Semoga salam tercurahkan kepada Baginda Mulia Rasulullah Muhammad 
Shallalahu’alihi wassalam yang telah membawa pelita dari gelap menuju jalan 
ilaihiah yang terang benderang.
 
Berikut ada tips bagi Anda dari ana yang faqir ini, yang mungkin saat ini 
selalu dirundung gelisah oleh kehidupan duniawi, afwan mungkin antum semua 
sudah mengetahuinya. Mohon kalau ada salah, tolong dikoreksi. Inilah tipsnya:
 
*Bangun sepertiga malam –ucapkanlah doa: Alhamdulillahhilladzi ahyana ba’dama 
ama tana wa ilaihinnusuur- kemudian lakukan sholat tahajud dan berdoalah kepada 
Allah Azza Wa Jalla. Insya Allah di keheningan malam, kekhusyukan akan mudah 
dicapai. Bacalah Al Quran dalam sholat Anda dengan menghayati atau bacalah 
bacaan yang mengingat kedahsyatan Yaumul Akhir dan perihnya siksa neraka, agar 
kita dapat merasakan kecilnya kita sebagai manusia yang lemah. 

*Memulai hari dengan sholat subuh berjamaah di masjid / musholla (pahalanya 27 
derajad lebih besar ketimbang sholat munfarid / sendirian) kemudian lanjutkan 
dengan membaca Al Quran secara tartil (perlahan) dan pahami maknanya..
 
Dan bacalah Al Qur'an itu dengan perlahan-lahan.
QS 73 : 4
 
Membaca Quran bila dilakukan dengan tergesa-gesa akan mengurangi penghayatan 
terhadap makna yang dikandungnya. Kemudian baca juga arti yang terkandung dari 
bacaan itu. Untuk itu memang sebaiknya membaca Al Quran yang disertai 
terjemahnya. Insya Allah bila dibaca dengan tenang akan menimbulkan ketenangan 
jiwa. Kemudian dilanjutkan berzikir dengan membaca doa-doa Al Ma’Tsurot (pagi 
dan petang) yang diajarkan Baginda Rasullah SAW, Insya Allah kita senantiasa 
berada dalam penjagaan Allah SWT. Karena hanya Allah yang besar sedangkan yang 
lain adalah kecil adanya.
 
*Kemudian ulangi lagi zikir Al Ma’tsurot itu tatkala hari menjelang petang. 
Usahakan sholat fardhu berjamaah dan tepat waktu. Bila perlu berpuasalah sunah 
senin – kamis agar perut dapat beristirahat dan insya Allah, doa orang yang 
berpuasa akan makbul.
 
Di saat sekarang ini memang untuk istiqomah berat likunya, sedangkan untuk 
maksiyat sangat mudah jalannya. Kehidupan maksiyat ini memang dimulai dari gaya 
hidup serba materialistic – hedonis. Kemaksiyatan inilah yang membuat hati 
menjadi kosong dan hampa yang membuat kita senantiasa gelisah dan takut.. Jadi 
sebisa mungkin hindarilah membuka pagi dengan menonton TV, membaca koran, senam 
maksiyat, atau membuka internet. Ingatlah, Allah akan ingat hamba-hamba yang 
selalu mengingatnya. 
 
Allah menyuruh kita untuk berzikir di waktu pagi dan petang karena dua titik 
waktu inilah yang menjadi penanda perpisahan antara kegelapan dan terangnya 
dunia. Yang tentu saja menjadi salah satu pengingat kita akan roda kehidupan. 
Bahwa hidup ini hanya sementara dan ada batasnya, dan hanya kepada Allah lah 
kita berserah diri dan mohon perlindungan.
 
Wallahu’alam bish showab.
 
 
 
Wassalamualaikum Wr Wb
 
Abu Fadhil
 
www.friendster.com/34603540


  


===
 Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
===
   website:  http://dtjakarta.or.id/
=== 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/