----- Original Message ----- From: erry <[EMAIL PROTECTED]> Sent: Tuesday, March 21, 2006 9:15 AM Subject: Foto digendongan Aa (kiriman muallaf)
Al Davy <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Assalammualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh. Aa Gym yang terhormat. Saya seorang mantan muallaf (6 tahun yang lalu). Memerlukan waktu hampir 30 tahun untuk menentukan Islam sebagai jalan hidup saya. Saya berasal dari keluarga K****** yang sangat taat, tetapi selalu tinggal dan bersahabat dalam lingkungan muslim yang taat pula (walaupun beberapa kali pindah rumah saya selalu berada di lingkungan Kauman bahkan isteri sayapun dari daerah Kauman). Salah satu pemicu saya untuk menjadi seorang muslim adalah pernyataan sederhana dari mertua saya yang sederhana tapi sangat saya cintai dan hormati: 'ISLAM ADALAH AGAMA NALAR'. Kemudian berbagai pengalaman spiritual saya selalu bermula dari pernyataan tersebut, termasuk pemahaman tentang betapa mulianya seorang Rasulullah untuk tidak ingin di'cultus individual'kan. Sejak saat itu saya tidak pernah memuja seseorangpun secara berlebihan. Tetapi minggu lalu anak saya yang baru berumur 2,5 tahun, mengajarkan kepada saya untuk membedakan antara pemujaan yang buta dengan pengidolaan terhadap seseorang yang baik. Memang sejak kecil dia sudah mulai ikut sholat berjamaah dalam keluarga terutama saat sholat magrib karena ada kebiasaan untuk sholat tepat waktu di keluarga kami, dan salah satu yang wajib ditunggu adalah tampilnya Aa sebelum adzan magrib di salah satu setasiun televisi. Dan ketika minggu lalu dia tahu Aa akan memberikan tausyiah di masjid Bintaro, dia selalu bertanya setiap hari untuk dapat berfoto dengan Aa, dan setiap siang selalu membawa baju koko dan memakai pici kesayangannya apabila keluar rumah karena takut terlupa apabila berfoto dengan Aa Gym. Pada hari Minggu saya berusaha menepati janji saya, dan sejak jam 3 sore kami berpanas panasan untuk mewujudkan impiannya. Dan saat yang ditunggu tiba, mobil datang dan pintu dibuka, wajah Aa Gym terlihat oleh saya dalam keadaan lelah atau ada sesuatu yang mengganggu, dan saya langsung memohon ijin menyerahkan anak saya dalam gendongannya dengan modal nekad dan tahan malu, alhamdulillah dan sekali lagi alhamdulillah Aa bersedia, dan ternyata anak saya malah lupa bergaya dan malah terpesona pada Aa. Dan setelah melihat hasil fotonya saya cukup terkejut karena roman muka yang saya lihat ternyata begitu berbeda, karena tidak ada wajah letih dan muram dan berganti dengan wajah yang penuh kasih sayang (saya percaya insyaallah ini bukan karena Aa seorang publik figur, tetapi karena begitulah seharusnya hati seorang muslim). Saya yakin anak saya belum mengenal peng'cultus individual'an tetapi dia sudah dapat mengidolakan seseorang seperti halnya teman temannya mengidolakan Dora atau Barney, dan alhamdulillah dia mengidolakan seorang Aa Gym. Dan foto itu dengan bangga selalu dibawanya dan semua orang di keluarga, sekolah, dan komplek kami tinggal sudah melihatnya. Mungkin saat itu tidak ada kesempatan saya untuk mengucapkan terima kasih, dan ini saat yang tepat untuk mengucapkan terima kasih yang tulus dari kami sekeluarga, terutama karena ada Aa Gym yang telah menjadi idola Muhammad Al Davy. Wassalammualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh. Jakarta, 15 Maret 2006 J.Bardo =================================================================== Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar =================================================================== Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/