[ekonomi-nasional] America’s Crony Capitalism

2009-05-25 Terurut Topik sidqy suyitno
America’s Crony Capitalism
by Sin-ming Shaw
Buenos Aires –
For 20 years, Americans have denounced the “crony capitalism” of Third World
countries, especially in Asia. But, just as those regions have been improving
their public and corporate governance – Hong Kong just witnessed a breakthrough
court decision against a telecom tycoon who is the son of the province’s
richest and most powerful man – crony capitalism is taking root in the United 
States,
a country that the world long considered the gold standard of a level playing
field in business. The recently completed “stress tests” of US banks are but
the latest indication that crony capitalists have now captured Washington, DC.
  
It is no surprise
that stock markets liked the results of the stress tests that US Treasury
Secretary Timothy Geithner administered to America’s big banks, for the general
outcome had been leaked weeks before. Indeed, most professional investors
trashed the tests as dishonest even as their holdings benefited from a rising
market. 
Even The
Wall Street Journal , usually financial markets’ loudest cheerleader,
openly disparaged the tests’ integrity. The government had allowed bankers to
“negotiate” the results, like a student taking a final examination and then
negotiating her grade. 
The tests were
supposed to reveal the true conditions of banks saddled with unaudited toxic
assets in housing loans and financial derivatives. The reasoning behind the
tests seemed unimpeachable. But was it? 
As any seasoned
banker knows, a well-managed bank should undertake internal “stress tests”
regularly as a matter of good housekeeping. The financial crisis should have
mandated a running stress test to keep senior management up to date daily. Why,
then, did the US need the government to conduct a financial exercise that
bankers themselves could and should have done far better and faster? 
The truth is
that the tests were not designed to find answers. Both Wall Street’s chieftains
and the Obama administration already knew the truth. They knew that if the true
conditions at many big banks were publicly revealed, many would have been
immediately declared bankrupt, necessitating government receivership to stop a
tsunami of bank runs. 
But the Obama
administration did not want to be tagged as “socialist” for nationalizing
banks, however temporarily, even though experts such as former US Federal
Reserve Chairman Paul Volcker had recommended just that. Moreover,
nationalizing banks would have required dismissing Wall Street captains and
their boards for grossly mismanaging their firms. 
Wall Street’s
titans, however, had convinced Obama and his team that their continued
stewardship was essential to getting the world out of its crisis. They
successfully portrayed themselves as victims of a firestorm, rather than as
accessories to arson. 
Geithner and
Larry Summers, Obama’s chief economic advisor, share Wall Street’s culture as
protégés of Robert Rubin, the former treasury secretary who went on to serve as
a director and senior counselor at Citigroup. Neither man found it difficult to
accept the bankers’ absurd logic. 
The stress
tests were meant to signal to the public that there was no immediate threat of
bank failures. This message, it was hoped, would stabilize the market so that
prices for “toxic” assets could rise to a level at which bankers might feel
comfortable selling them. After all, senior bankers had been claiming that
these assets were “mispriced,” and that pricing them at market levels would
penalize the banks unnecessarily. 
So far,
Geithner seems to have succeeded in his “tests,” as the stock market has indeed
more than stabilized, with prices of bank shares such as Citigroup and Bank of
America quadrupling from their lows. The feared implosion of Wall Street seems
to have been avoided. 
But no one ever
seriously thought that the US would allow Citigroup and Bank of America, to
name just two, to fail. In fact, the stock market bottomed out last winter.
Markets had factored into share prices the belief that the US government would
not allow any more banks to collapse. 
What the world
wanted was an accurate picture of what the banks were worth and
“mark-to-market” valuations to guide investors as to how much new capital they
needed. 
The world also
wanted to see the US retaking the high road in reinforcing business ethics and
integrity – so lacking under the last administration. As taxpayers had already
put huge sums into rescuing failing banks, with the prospect of more to come, a
transparent process to reveal how the money was being used was imperative. 
Substantial
public rescue funds have reportedly been siphoned off to foreign banks, Goldman
Sachs, and staff bonuses for purposes unrelated to protecting public interests.
None of this was either revealed or debunked by Geithner’s tests. Instead,
public servants now appear to be in cahoots with Wall Street to engineer an
artificial aura of profitability. 
Moreover, the
value of toxic 

[ekonomi-nasional] Inspirasi Mei, Bulan Perlawanan Rakyat

2009-05-25 Terurut Topik mundo

*Buletin Elektronik**www.Prakarsa-Rakyat.org*

*SADAR *

*Simpul Untuk Keadilan dan Demokrasi*
* Edisi: 206 Tahun V - 2009
Sumber: www.prakarsa-rakyat.org*



*INSPIRASI MEI, BULAN PERLAWANAN RAKYAT*


*Oleh Alfa Gumilang*^* **


Menelusuri sejarah lalu di bulan Mei, maka akan kita temukan sebuah 
pengalaman luar biasa yang merupakan sebuah torehan sejarah, hasil dari 
gerak berlawannya rakyat. Mengilhami dari apa yang telah terjadi di masa 
lalu tersebut, bukan sebuah kesalahan dan seremonial belaka jika kita 
mengingat dan memperingatinya pada saat sekarang ini.

Selengkapnya:
http://www.prakarsa-rakyat.org/download/Buletin%20SADAR/SADAR%20206%20tahun%20V%202009.html

 

*webmas...@prakarsa-rakyat.org http://www.prakarsa-rakyat.org   *



[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [ekonomi-nasional] The Washington Taste .

2009-05-25 Terurut Topik Iman
Komentar singkat saja. Selama menjabat presiden, rasanya Megawati belum
pernah sekalipun mengunjungi Bantar Gebang. Begitu (maaf) ada maunya,
langsung deh bagi-bagi makanan dan beramah tamah disitu. Apa iya semisal
beliau terpilih nanti, tetap akan mengunjungi Bantar Gebang? Maaf, saya kok
ragu.
Rasanya, untuk menarik simpati rakyat, cara apapun akan dilakukan. Tapi
begitu terpilih, siapapun presiden/wapresnya tentu akan bersikap lebih
realistis melihat sikon di lapangan. Ketika kampanye bolehlah menyerukan
jargon anti asing, anti liberalisme, dst. Tapi begitu terpilih, saya berani
bertaruh, tidak ada yang berani langsung memutus kontrak karya pertambangan
yang dikuasai asing, atau sepihak menghentikan utang luar negeri. :)


Salam



2009/5/22 Taufik Dwidjowinarto taufik_dwidjowina...@yahoo.co.id

   Namun bahasa simbol bicara dengan jujur dan
 setiap orang yang memiliki nurani pasti merasakan hal itu.  Pakar
 komunikasi politik Dr. Effendi Ghazali
 dalam beberapa kesempatan di sejumlah acara teve juga menyatakan jika acara
 mewah tersebut mengirim pesan jika mereka tidak pro-rakyat miskin. “Beda
 dengan
 pasangan Mega Pro yang menggelar acara deklarasi di Gunung Sampah Bantar
 Gebang. Yang ini jelas, lewat komunikasi politik yang ada, mereka hendak
 menyatakan bersungguh-sungguh berdiri di belakang rakyat miskin.”

 



[Non-text portions of this message have been removed]





Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
Kirim email ke ekonomi-nasional-subscr...@yahoogroups.com
http://capresindonesia.wordpress.com
http://infoindonesia.wordpress.comYahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:ekonomi-nasional-dig...@yahoogroups.com 
mailto:ekonomi-nasional-fullfeatu...@yahoogroups.com

* To unsubscribe from this group, send an email to:
ekonomi-nasional-unsubscr...@yahoogroups.com

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



Re: [ekonomi-nasional] The Washington Taste .

2009-05-25 Terurut Topik Imam Soeseno
Hehehe, pernyataan sinis yg benar. 
is






-Original Message-
From: Iman widgetena...@gmail.com

Date: Mon, 25 May 2009 12:53:58 
To: ekonomi-nasional@yahoogroups.com
Subject: Re: [ekonomi-nasional] The Washington Taste .


Komentar singkat saja. Selama menjabat presiden, rasanya Megawati belum
pernah sekalipun mengunjungi Bantar Gebang. Begitu (maaf) ada maunya,
langsung deh bagi-bagi makanan dan beramah tamah disitu. Apa iya semisal
beliau terpilih nanti, tetap akan mengunjungi Bantar Gebang? Maaf, saya kok
ragu.
Rasanya, untuk menarik simpati rakyat, cara apapun akan dilakukan. Tapi
begitu terpilih, siapapun presiden/wapresnya tentu akan bersikap lebih
realistis melihat sikon di lapangan. Ketika kampanye bolehlah menyerukan
jargon anti asing, anti liberalisme, dst. Tapi begitu terpilih, saya berani
bertaruh, tidak ada yang berani langsung memutus kontrak karya pertambangan
yang dikuasai asing, atau sepihak menghentikan utang luar negeri. :)


Salam



2009/5/22 Taufik Dwidjowinarto taufik_dwidjowina...@yahoo.co.id

   Namun bahasa simbol bicara dengan jujur dan
 setiap orang yang memiliki nurani pasti merasakan hal itu.  Pakar
 komunikasi politik Dr. Effendi Ghazali
 dalam beberapa kesempatan di sejumlah acara teve juga menyatakan jika acara
 mewah tersebut mengirim pesan jika mereka tidak pro-rakyat miskin. “Beda
 dengan
 pasangan Mega Pro yang menggelar acara deklarasi di Gunung Sampah Bantar
 Gebang. Yang ini jelas, lewat komunikasi politik yang ada, mereka hendak
 menyatakan bersungguh-sungguh berdiri di belakang rakyat miskin.”

 



[Non-text portions of this message have been removed]





Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
Kirim email ke ekonomi-nasional-subscr...@yahoogroups.com
http://capresindonesia.wordpress.com
http://infoindonesia.wordpress.comYahoo! Groups Links







Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
Kirim email ke ekonomi-nasional-subscr...@yahoogroups.com
http://capresindonesia.wordpress.com
http://infoindonesia.wordpress.comYahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:ekonomi-nasional-dig...@yahoogroups.com 
mailto:ekonomi-nasional-fullfeatu...@yahoogroups.com

* To unsubscribe from this group, send an email to:
ekonomi-nasional-unsubscr...@yahoogroups.com

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



[ekonomi-nasional] Fakta Kekejian Sistem Sosial Neoliberal dan Mesin-mesinnya

2009-05-25 Terurut Topik andre andreas




mohon
maaf untuk yang satu ini dan semoga bermanfaat.

 

Silah
simak film dokumenter tatanan sosial dunia dan  keterpurukan Indonesia
dalam Jerat Neoliberalisme (Penjajahan Baru)

 

John
Pigler – The New Rules of The World

(subtitle bahasa Indonesia
dalam 6 bagian)

Beserta
kompilasi 10 artikel terkait Neoliberalisme : Pengertian, Asal Mula dan
Perkembangannya 

 

Revrisond
Baswir : Neoliberalisme; B Herry-Priyono : Neoliberalisme – Kolonisasi Homo
Ekonomikus dan Homo Finansialis; B Herry Priyono : Neoliberalisme dan Sifat
Elusif Kebebasan; Yanuar Nugroho : Rekayasa Merawat Neoliberalisme: Menggagas
Kembali Peran Teknologi untuk Akumulasi Laba; Kwik Kian Gie “Apa Neoliberalisme
Itu? ; Revrisond Baswir : Jalan Neoliberal Pak Bud; Fahmy Radhi : Analisis
Pasangan Yudhoyono – Boediono; Sri Edi Swasono : Mewaspadai Neoliberalisme, Dr
George Aditjondro Track Record : Bisnis Capres Cawapres



Seri Khusus

Belajar dari Pengalaman Amerika Latin :

Siklus Politik Neoliberal: “Penyesuaian” Amerika Latin Menuju Kemiskinan dan 
Kemakmuran
di Era Pasar Bebas (James Petras)

Selengkapnya

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/05/neoliberalisme-pengertian-dan.html







  

[Non-text portions of this message have been removed]



[ekonomi-nasional] Re: LANJUTKAN : INDONESIA BANGKRUT

2009-05-25 Terurut Topik IrwanK
   Dear All,

Penguasa RI sekarang dan tim sukses-nya (sekaligus sebagai capres 2009),
sering
berkampanye soal turunnya rasio hutang dibanding pdb (nominal)..  Saya
sendiri bukan
ahli di bidang ekonomi. Mungkin yang lebih paham dapat bantu jelaskan soal
ini lebih rinci, karena di bawah ada istilah pdb nominal dan riil.

Membaca diskusi di bawah, IMHO, ada baiknya yg dijadikan patokan bukan pdb
namun
rasio hutang dibanding cadangan devisa negara. Ini jauh lebih mudah
dipahami. Karena
cadangan devisa negara merupakan 'dana standby' yang nyata. Dan harus
diatur, dana
standby ini sedapat mungkin bukan didapat dari hutang - seperti yang sudah
(dari IMF
dll).. Karena percuma saja, hutang hanya menjadi 'dana mati'.. sementara
bunga dan
kewajiban membayar sudah jelas di depan mata..

CMIIW..

--
Wassalam,

Irwan.K
Better team works could lead us to better results
http://irwank.blogspot.com

-- Pesan terusan --
Dari: bungaran no_re...@yahoogroups.com
Tanggal: 26 Mei 2009 05:18
Subjek: Re: LANJUTKAN : INDONESIA BANGKRUT

Silahkan baca referensi :
http://kau.or.id/content/view/105/2/
http://www.kompas.com/read/xml/2008/11/24/0642591/rupiah.jeblok.utang.ri.nambah.
2335.miliar.dollar.as

Rasio cadangan devisa dengan utang bisa menimbulkan banyak persepsi seperti
krisis likuiditas, dll. Benar total utang yang telah jatuh tempo tersebut,
tidak seluruhnya harus langsung dibayarkan. Sebab, beberapa dari utang-utang
tersebut masih bisa diperpanjang sesuai dengan struktur pinjamannya.

Tapi ingat Rasio utang terhadap Cadangan devisa (debt to reserve ratio).
Rasio utang terhadap cadangan devisa masih tinggi, Jika terjadi penurunan
cadangan devisa dan jumlah utang semakin membengkak tentu rasio utang
terhadap cadangan devisa semakin tinggi. Apalagi dalam krisis global ini,
penurunan cadangan devisa bisa disebabkan oleh intervensi yang dilakukan
oleh BI untuk menjagastabilitas nilai tukar rupiah.

Untuk menurunkan rasio utang terhadap cadangan devisa,(Mungkin)pemerintah
menempuh berbagai cara di antaranya dengan memanfaatkan pinjaman bilateral
atau fasilitas bilateral swap arrangement.

Krisis bisa terjadi, yang dapat mengancam ketahanan sektor keuangan(Cadangan
Devisa) karena utang luar negeri atau modal asing yang masuk banyak yang
ditempatkan dalam Sertifikat Bank Indonesia dan Surat Utang Negara (yang
jumlahnya cenderung terus meningkat) ditarik pada saat bersamaan. Jika ini
terjadi tentu kita akan lebih sulit membayar utang pada saat jatuh tempo.

http://bisniskeuangan.kompas.com/read/xml/2009/03/29/12561892/tahun.ini.utang.sw
\asta.jatuh.tempo.35.miliar.dollar.as
Tahun ini utang swasta yang jatuh tempo mencapai US$35 miliar, atau lebih
separuh dari total cadangan devisa yang cuma US$ 51 miliar.

Bagaimana jika tahun ini modal asing yang ditempatkan di surat berharga
domestik itu tiba-tiba secara serentak mendadak mengalir keluar (sudden
reversal).

Soal pajak,Utang, PDB:
Teorinya begini: Semakin menurunnya rasio utang terhadap PDB, kan harus
diimbangi meningkatnya rasio pajak. Tapi kenyataan kan tidak PDB
(nominal)naik tapi Utang semakin membengkak dan rasio pajak kecil.

Teorinya kinerja perekonomian tidak dilihat dari PDB Nominal, karena yang
dipakai adalah PDB Riil, sebab sudah mengeluarkan faktor2 seperti inflasi
dll. Pertumbuhan ekonomi diukur berdasarkan PDB riil.

Jika kita memakai data Departemen Keuangan http://www.dmo.or.id
Tahun 2008
PDB Nominal : Rp 4954 Trilyun
PDB Riil (Konstan) : Rp 2082 Trilyun
Utang Negara : Rp 1623 Trilyun

Tahun 2004
PDB Nominal : Rp 2.303 Trilyun
PDB Riil (Konstan) : Rp 1.660 Trilyun
Utang Pemerintah :Rp 1,275 Trilyun
Kalau kita mau bandingkan Rasio Hutang terhadap PDB Riil, maka :

Tahun 2004 : Rasio Hutang terhadap PDB Riil adalah 76,8%.
Tahun 2008 : Rasio hutang terhadap PDB Riil adalah 77,95%.


--- In x, Teguh Santoso tgh.s...@... wrote:

 Lagi-lagi hanya data di layar Notebook. Cape juga. Mbok sekali2 kampanye
 dengan program yang kongkrit lah, agar tidak ini mestinya itu, agar tidak
 anu mestinya ini.

 yah kalo cuman ngomongin kejelekan orang laon mah, gampang, es pe el kata
 anak2, gampii kata ABG.

 Asli, makin lucu aja deh bapak2 ini.

 salam
 teguh santoso



 -- Pesan terusan --
Dari: tjuk kasturi sukiadi kasturi_suki...@yahoo.co.id
Tanggal: 22 Mei 2009 14:39
Subjek: Re: LANJUTKAN : INDONESIA BANGKRUT


 Anda Benar Sekali Bung Halim Hade!,
Perlindungan yang diberikan oleh Lembaga Penjamin Simpanan sejak akhir
Oktober 2009 kemarin dinaikkan menjadi 2 Milyar rupiah atau setara dengan
185.000 USD lebih tinggi dari yang dijamin oleh Federal Deposit Insurance
Corporation kepada para penabung Kecil di AS yang sebesar 100.000 USD.
Sedangkan Pendapatan Per Kapita Indonesia hanya 1 per 25 dari pendapatan
perkapita AS. Jadi program pemerintah adalah MELINDUNGI ORANG KAYA! Agar
para Kayawan tetap menyimpan uang mereka sebagai deposito di bank-bank di
Indonesia. Mereka itulah the economic elites of Indonesia yang jumlahnya
mungkin hanya 1/2 

[ekonomi-nasional] Ketika Neoliberalisme Berpindah - Re: The Washington Taste .

2009-05-25 Terurut Topik A Nizami

Kalau saya lihat memang di era Megawati, Neoliberalisme lebih gila lagi. 
Pada masa pemerintahannya diwarnai dengan pencabutan subsidi BBM oleh Menteri 
ESDM Purnomo Yusgiantoro sehingga harga minyak naik dan juga penjualan BUMN 
oleh Laksamana Soekardi. Boediono yang dituding Neoliberalis pun sempat menjadi 
menterinya.

Namun para menteri yang disinyalir Neoliberalis seperti Boediono, Purnomo, dan 
Laksamana Soekardi saat ini berpindah ke kubu SBY. Sementara Prabowo meski 
seorang kapitalis, mempropagandakan ekonomi kerakyatan untuk mengembalikan 
kekayaan alam Indonesia dari pengusaha asing ke rakyat Indonesia. Silahkan 
lihat di:
http://capresindonesia.wordpress.com/2009/05/25/calon-presiden-capres-indonesia-2009-sby-boediono-mega-prabowo-jk-wiranto/

Saya tahu Prabowo itu dekat dengan beberapa ekonom kerakyatan. Jadi kalau paham 
Ekonomi Prabowonomics yang kerakyatan dipakai, mungkin (sekali lagi mungkin) 
ada perubahan.

Megawati saya lihat orangnya agak awam. Jadi kalau kementeriannya didominasi 
orang Neoliberalis, maka kebijakannya pun jadi neoliberalis.

Sebaliknya sekarang orang2 yang dituding Neoliberalis justru ramai-ramai 
merapat ke SBY. Nah ini menurut saya cukup berbahaya mengingat peluang SBY 
menang boleh dikata paling besar.

Itu saja dari saya yang saat ini sepertinya memilih untuk tidak memilih karena 
tidak ada CAPRES yang sreg...:)

===
Ayo Belajar Islam sesuai Al Qur'an dan Hadits
http://media-islam.or.id


--- Pada Sen, 25/5/09, Imam Soeseno i...@katimin.net menulis:

 Dari: Imam Soeseno i...@katimin.net
 Topik: Re: [ekonomi-nasional] The Washington Taste .
 Kepada: Ekonomi ekonomi-nasional@yahoogroups.com, Linkers 
 ipb-l...@yahoogroups.com
 Tanggal: Senin, 25 Mei, 2009, 5:08 AM
 Hehehe, pernyataan sinis yg benar. 
 is
 
 
 
 
 
 
 -Original Message-
 From: Iman widgetena...@gmail.com
 
 Date: Mon, 25 May 2009 12:53:58 
 To: ekonomi-nasional@yahoogroups.com
 Subject: Re: [ekonomi-nasional] The Washington Taste .
 
 
 Komentar singkat saja. Selama menjabat presiden, rasanya
 Megawati belum
 pernah sekalipun mengunjungi Bantar Gebang. Begitu (maaf)
 ada maunya,
 langsung deh bagi-bagi makanan dan beramah tamah disitu.
 Apa iya semisal
 beliau terpilih nanti, tetap akan mengunjungi Bantar
 Gebang? Maaf, saya kok
 ragu.
 Rasanya, untuk menarik simpati rakyat, cara apapun akan
 dilakukan. Tapi
 begitu terpilih, siapapun presiden/wapresnya tentu akan
 bersikap lebih
 realistis melihat sikon di lapangan. Ketika kampanye
 bolehlah menyerukan
 jargon anti asing, anti liberalisme, dst. Tapi begitu
 terpilih, saya berani
 bertaruh, tidak ada yang berani langsung memutus kontrak
 karya pertambangan
 yang dikuasai asing, atau sepihak menghentikan utang luar
 negeri. :)
 
 
 Salam
 
 
 
 2009/5/22 Taufik Dwidjowinarto taufik_dwidjowina...@yahoo.co.id
 
    Namun bahasa simbol bicara dengan
 jujur dan
  setiap orang yang memiliki nurani pasti merasakan hal
 itu.  Pakar
  komunikasi politik Dr. Effendi Ghazali
  dalam beberapa kesempatan di sejumlah acara teve juga
 menyatakan jika acara
  mewah tersebut mengirim pesan jika mereka tidak
 pro-rakyat miskin. “Beda
  dengan
  pasangan Mega Pro yang menggelar acara deklarasi di
 Gunung Sampah Bantar
  Gebang. Yang ini jelas, lewat komunikasi politik yang
 ada, mereka hendak
  menyatakan bersungguh-sungguh berdiri di belakang
 rakyat miskin.”
 
  
 
 
 
 [Non-text portions of this message have been removed]
 
 
 
 
 
 Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
 Kirim email ke ekonomi-nasional-subscr...@yahoogroups.com
 http://capresindonesia.wordpress.com

 http://infoindonesia.wordpress.comYahoo!
 Groups Links
 
 
 
 
 
 
 
 Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
 Kirim email ke ekonomi-nasional-subscr...@yahoogroups.com
 http://capresindonesia.wordpress.com
 http://infoindonesia.wordpress.comYahoo!
 Groups Links
 
 
     mailto:ekonomi-nasional-fullfeatu...@yahoogroups.com
 
 
 


  Mulai chatting dengan teman di Yahoo! Pingbox baru sekarang!! Membuat 
tempat chat pribadi di blog Anda sekarang sangatlah mudah. 
http://id..messenger.yahoo.com/pingbox/



[ekonomi-nasional] Tim Sukses SBY: Ratusan Miliar Hanya Untuk PencitraanRatusan Miliar Hanya Untuk Pencitraan

2009-05-25 Terurut Topik Sapri Pamulu
Laporan Khusus, detikNews, Senin, 25/05/2009 15:17 WIB

Jakarta - Boediono bergegas masuk ke markas Bravo Media Center (BMC)
sore itu. Pria yang kini menjadi cawapres SBY itu, lalu masuk ke
sebuah ruangan yang ada di markas BMC, Jalan Teuku Umar No. 51,
Jakarta Pusat.

Kamis (21/5/2009) sore itu, Boediono bersama Tim Walisongo, tim
kampanye Boediono, akan dibriefing Rizal Mallarangeng dari Fox
Indonesia. Malam itu Boediono akan berbicara di sebuah stasiun
televisi swasta.

Boediono dibriefing dulu sebelum memberikan wawancara di salah satu
stasiun TV malam ini, jelas Taufan, anggota tim Walisongo saat
ditemui detikcom, di markas BMC, akhir pekan lalu.

Briefing terhadap Boediono dianggap sangat penting lantaran baik
buruknya performa Boediono di hadapan publik akan berpengaruh terhadap
citra yang sudah dibangun SBY. Itu sebabnya Fox Indonesia, yang
ditunjuk SBY sebagai konsultan politik, dituntut kerja ekstra keras
untuk membimbing mantan Gubernur Bank Indonesia (BI) supaya sesuai
arahan.

Bukan hanya memoles Boediono, Fox juga menjaga sang cawapres dari
serangan pihak lawan. Tidak heran ketika Boediono diserang soal kisruh
proyek monorel oleh Jusuf Kalla (JK), Rizal yang langsung menyerang
balik.

Begitu Boediono diserang dengan isu neoliberal, Fox selalu menyiapkan
sanggahan dan serangan balik atas tudingan tersebut.

Fox memang kita tunjuk untuk jadi konsultan pencitraan. Karena kami
menilai kerja mereka bagus dan profesional, jelas koordinator tim
kampanye SBY-Boediono, Ruhut Sitompul kepada detikcom, Minggu
(24/5/2009).

Fox sejak beberapa bulan sebelum Pemilu Legislatif dipercaya penuh
untuk menangani pemenangan Partai Demokrat (PD) dan SBY sebagai
capres. Lembaga pencitraan ini kemudian membentuk BMC 13 Februari
2009, sebagai pusat komando pencitraan PD dan SBY di Pemilu Legislatif
dan Pilpres.

Selain terkait citra, BMC juga berfungsi sebagai sarana informasi yang
berhubungan dengan data-data terkait pemilu, khususnya bagi
kepentingan PD.

Informasi yang diterima detikcom, Fox tidak hanya menangani urusan
pencitraan, pengumpulan serta analisa data bagi PD dan SBY. Urusan
materi kampanye lewat iklan juga ditanganinya. Bahkan desain serta
pembuatan atribut kampanye, seperti kaos, bendera dan striker semua
ditangani perusahaan milik Choel Mallarangeng dan Rizal Mallarangeng
tersebut.

Tidak heran, dengan tugas dan kewenangan fox yang begitu besar, PD dan
SBY pun harus mengeluarkan dana yang tidak sedikit untuk Fox. Konon
biayanya mencapai ratusan miliar. Fulus sebesar itu berasal dari
sumbangan para kolega SBY.

Uang yang diterima memang besar. Buktinya belum lama ini Fox membeli
rumah seluas 1.800 meter per segi di Jalan Proklamasi, Menteng,
Jakarta, ungkap si sumber meyakinkan.

Namun Wakil Ketua DPP PD Ahmad Mubarok membantah dana untuk Fox sampai
ratusan miliar. Untuk dana pastinya saya tidak tahu. Tapi tidak
mungkin lah dananya sebesar itu, jelas Mubarok saat dihubungi
detikcom.

Tapi Mubarok mengakui untuk urusan pencitraan, termasuk disain iklan
maupun atribut kampanye, semuanya ditangani Fox. Hanya saja, kata
Mubarok, semua pesanan sesuai arahan PD.

Sementara sumber detikcom mengungkapkan, kalangan parpol pendukung
SBY-Boedino banyak mengeluhkan Fox karena semua urusan kampanye
ditangani oleh lembaga ini. Apalagi setiap kegiatan yang akan
dilakukan tim sukses di hadapan publik, harus dapat arahan dulu dari
Fox.

Setiap langkah yang akan dilakukan tim sukses harus dikonsultasi dulu
ke BMC. Misalnya soal pernyataan pers atau dialog di hadapan publik,
jelas sumber detikcom, yang merupakan anggota tim sukses SBY-Boediono,
dari kalangan partai pendukung.

Dominasi Fox di tim sukses SBY, lanjut sumber tersebut, membuat tidak
nyaman beberapa partai pendukung. Apalagi, jelas sumber tersebut,
fulus untuk menggerakkan mesin politik parpol koalisi untuk
memenangkan SBY-Bioediono jadi agak seret. Karena modal yang diberikan
hanya bendera, tiang, kaos dan stiker.

Padahal untuk menghidupkan mesin politik di daerah butuh dana segar
untuk transportasi dan lobi-lobi, tandasnya.

Namun adanya dominasi Fox di tim kampanye nasional SBY-Boediono
dibantah koordinator tim kampanye Ruhut Sitompul. Kata Ruhut, antara
Fox dan mitra koalisi terjalin kerjasama yang baik.

Beberapa kali pimpinan partai pendukung rapat di BMC. Tapi memang
lebih seringnya kita (partai koalisi) rapat di Gedung Expo, Kemayoran,
di lantai 6. Sebab tempatnya lebih luas dibanding BMC, jelas Ruhut.

Sedangkan mengenai koordinasi tim sukses, Ruhut mengatakan, selain
SBY, pusat komando tetap dipegang Mensesneg Hatta Rajasa dan mantan
Panglima TNI Marsekal TNI (Purn) Djoko Suyanto. Keduanya merupakan
ketua dan wakil ketua tim sukses nasional SBY-Boediono.
(ddg/iy)

Sumber:
http://www.detiknews.com/read/2009/05/25/151732/1136773/159/ratusan-miliar-hanya-untuk-pencitraan


[ekonomi-nasional] Pak Boed yang Tidak Saya Kenal (4-habis)

2009-05-25 Terurut Topik Rusdi Mathari
Terlepas dari perdebatan apakah Boediono penganut neoliberalisme dan
sebagainya, kesantunan dan kesederhanaannya tak harus menutupi, peran
lain Boediono sebagai pejabat publik. Tak pula karena alasan kursi-kursi
di rumahnya, sudah banyak yang bolong seperti yang kemudian juga ditulis
oleh Faisal.
oleh Rusdi Mathari
Pekan lalu, Boediono melaporkan kekayaannya kepada KPK. Catatan lembaga
itu menyebutkan, ada kenaikan harta sebesar Rp 3,4 miliar atau 18,3
persen dari posisi kekayaan Boediono per 31 Mei 2008. Jika pada akhir
Mei tahun lalu itu, harta Boediono masih tercatat sekitar Rp 18,6 miliar
kini sudah menjadi Rp 22,06 miliar.

Usai verifikasi, Deputi Pencegahan KPK Eko Tjiptadi mengatakan, harta
Boediono meliputi harta bergerak dan harta tidak bergerak. Yang tidak
bergerak berupa tanah dan bangunan yang per 24 Februari 2006 mencapai Rp
2,2 miliar. Harta ini setahun lalu sudah naik dua kali lipat menjadi Rp
5,8 miliar.

Boediono diketahui juga memiliki alat transportasi dan mesin senilai Rp
646 juta meski dalam laporan pekan lalu, nilai hartanya itu turun
menjadi Rp 512 juta. Selain logam mulia bernilai Rp 83 juta, Boediono
tercatat juga memiliki surat berharga senilai Rp 600 juta, giro dan
setara kas Rp 11,5 miliar, dan US$ 10 ribu. Tak ada utang yang
dilaporkan oleh Boediono. Dia juga tak memiliki tanggungan utang
(piutang).

Lahir di Blitar (Jawa Timur), 25 Februari 1943, dengan kekayaannya itu
Boediono memang dikenal sebagai sosok yang santun dan tak banyak bicara.
Barangkali itulah yang menjadi salah satu alasan Yudhoyono, menunjuknya
sebagai menko perekonomian 5 Desember 2005, menggantikan Aburizal Bakrie
yang digeser menjadi menko kesra. Jabatan itu sebetulnya warisan
Soeharto dan dianggap sebagai posisi bergengsi di kabinet.

Sesuai Pasal 8 Keputusan Presiden RI No. 100 Tahun 2001, tugas menko
perekonomian adalah membantu Presiden dalam mengkoordinasikan dan
menyinkronkan penyiapan dan penyusunan kebijakan serta pelaksanaannya di
bidang perekonomian. Kewenangannya meliputi  penetapan kebijakan secara
makro untuk keterpaduan dan sinkronisasi seluruh kebijakan lembaga
pemerintah di bidangnya; perumusan dan penetapan agenda dan prioritas
kebijakan secara makro di bidangnya; penyusunan rencana makro untuk
menyinkronkan rencana dan program lembaga pemerintah di bidangnya;
penandatanganan perjanjian atau persetujuan internasional berdasarkan
pelimpahan wewenang dari Presiden di bidangnya; dan penetapan putusan
hasil koordinasi (lihat Keputusan Presiden No.100 Tahun 2001
Tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, Dan
Tata Kerja Menteri Negara Koordinator
http://www.proxsis.com/perundangan/LH/doc/uu/F00-2001-00100.pdf
).

Beras dan CPO
Belum setahun menjabat menko perekonomian, Boediono dan tim ekonominya
kemudian memutuskan untuk mengimpor beras. Itu terjadi pada 4 September
2006. Saat itu pemerintah melalui Departemen Perdagangan, menerbitkan
surat persetujuan impor beras melalui Surat Menteri Perdagangan Nomor
760/M-DAG/9/2006 perihal Impor Beras untuk Cadangan Beras Pemerintah.
Jumlahnya mencapai 210 ribu ton beras putih.

Pemerintah waktu itu beralasan, impor beras itu disebabkan oleh harga
beras di dalam negeri pada bulan berjalan (September) yang sudah sangat
tinggi yaitu Rp 5.091 per kilogram atau naik 58,23 persen dibandingkan
dengan harga rata-rata pada Agustus 2005. Perhitungan itu diketahui dari
614 transaksi yang terjadi di 16 provinsi.

Soal impor itu, jika menggunakan alasan pemerintah bahwa harga beras di
dalam negeri memang lebih mahal daripada harga beras di luar negeri,
mestinya dana untuk impor beras itu bisa digunakan untuk membeli beras
dari petani di dalam negeri.  Dengan demikian, para petani di Indonesia
menikmati hasil kerja mereka dan bukan sebaliknya diberikan
kepada petani luar negeri. Namun rupanya Jakarta, tak berkehendak
mengelap keringat para petani, meski sebelumnya mereka sudah dipaksa
hidup dengan harga BBM yang membubung.

Akibat kenaikan itu, harga beras lokal langsung turun. Di Pasar
Cipinang, Jakarta, harga beras langsung turun hingga Rp 200 per
kilogram. Di sentra produksi beras, seperti di Cimalaya, Cikampek, harga
beras rontok hingga Rp 3.850 per kilogram. Padahal harga beras pada
September 2006 mencapai Rp 5.091 per kilogram atau  naik sekitar 68
persen dibanding harga beras rata-rata pada bulan September tahun 2005,
yang mencapai Rp 3.500 per kilogram.

Harga eceran minyak goreng curah setelah itu juga terus merambat naik.
Semula pada Juli 2006 harganya baru bertengger Rp 5.026 per kilogram.
Lalu terus naik setiap bulan, hingga menjadi Rp 8.787 per kilogram pada
Juni 2007. Di beberapa tempat harganya saat itu ada yang mencapai Rp 10
ribu. Di Bandung, pada Maret 2008, harga eceran itu bahkan mencapai Rp
15.000 per kilogram.

Menurut Fahmy Radhi, Dosen FEB UGM dan Direktur Eksekutif Mubyarto
Institute, dalam upayanya meredam kenaikan harga minyak goreng tampak
sekali kegamangan Boediono sebagai menko perekonomian melakukan
intervensi 

Re: [ekonomi-nasional] The Washington Taste .

2009-05-25 Terurut Topik byuman2000
Setuju, masyarakat miskin selalu menjadi bintang saat Pemilu, dan ditendang 
saat pemerintahan berjalan.tolong dong mbok semua peserta Capres dan 
Cawapres lebih realistis dalam kampanye terbuka, jangan jadikan rakyat kecil 
obyek 
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Imam Soeseno i...@katimin.net

Date: Mon, 25 May 2009 12:08:42 
To: Ekonomiekonomi-nasional@yahoogroups.com; Linkersipb-l...@yahoogroups.com
Subject: Re: [ekonomi-nasional] The Washington Taste .


Hehehe, pernyataan sinis yg benar. 
is






-Original Message-
From: Iman widgetena...@gmail.com

Date: Mon, 25 May 2009 12:53:58 
To: ekonomi-nasional@yahoogroups.com
Subject: Re: [ekonomi-nasional] The Washington Taste .


Komentar singkat saja. Selama menjabat presiden, rasanya Megawati belum
pernah sekalipun mengunjungi Bantar Gebang. Begitu (maaf) ada maunya,
langsung deh bagi-bagi makanan dan beramah tamah disitu. Apa iya semisal
beliau terpilih nanti, tetap akan mengunjungi Bantar Gebang? Maaf, saya kok
ragu.
Rasanya, untuk menarik simpati rakyat, cara apapun akan dilakukan. Tapi
begitu terpilih, siapapun presiden/wapresnya tentu akan bersikap lebih
realistis melihat sikon di lapangan. Ketika kampanye bolehlah menyerukan
jargon anti asing, anti liberalisme, dst. Tapi begitu terpilih, saya berani
bertaruh, tidak ada yang berani langsung memutus kontrak karya pertambangan
yang dikuasai asing, atau sepihak menghentikan utang luar negeri. :)


Salam



2009/5/22 Taufik Dwidjowinarto taufik_dwidjowina...@yahoo.co.id

   Namun bahasa simbol bicara dengan jujur dan
 setiap orang yang memiliki nurani pasti merasakan hal itu.  Pakar
 komunikasi politik Dr. Effendi Ghazali
 dalam beberapa kesempatan di sejumlah acara teve juga menyatakan jika acara
 mewah tersebut mengirim pesan jika mereka tidak pro-rakyat miskin. “Beda
 dengan
 pasangan Mega Pro yang menggelar acara deklarasi di Gunung Sampah Bantar
 Gebang. Yang ini jelas, lewat komunikasi politik yang ada, mereka hendak
 menyatakan bersungguh-sungguh berdiri di belakang rakyat miskin.”

 



[Non-text portions of this message have been removed]





Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
Kirim email ke ekonomi-nasional-subscr...@yahoogroups.com
http://capresindonesia.wordpress.com
http://infoindonesia.wordpress.comYahoo! Groups Links







Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
Kirim email ke ekonomi-nasional-subscr...@yahoogroups.com
http://capresindonesia.wordpress.com
http://infoindonesia.wordpress.comYahoo! Groups Links







Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
Kirim email ke ekonomi-nasional-subscr...@yahoogroups.com
http://capresindonesia.wordpress.com
http://infoindonesia.wordpress.comYahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:ekonomi-nasional-dig...@yahoogroups.com 
mailto:ekonomi-nasional-fullfeatu...@yahoogroups.com

* To unsubscribe from this group, send an email to:
ekonomi-nasional-unsubscr...@yahoogroups.com

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



RE: [ekonomi-nasional] The Washington Taste .

2009-05-25 Terurut Topik lina marlina
Sungguh terlalu...tukul bilang hehehe

-Original Message-
From: ekonomi-nasional@yahoogroups.com
[mailto:ekonomi-nasio...@yahoogroups.com] On Behalf Of Imam Soeseno
Sent: Monday, May 25, 2009 7:09 PM
To: Ekonomi; Linkers
Subject: Re: [ekonomi-nasional] The Washington Taste .

Hehehe, pernyataan sinis yg benar. 
is






-Original Message-
From: Iman widgetena...@gmail.com

Date: Mon, 25 May 2009 12:53:58 
To: ekonomi-nasional@yahoogroups.com
Subject: Re: [ekonomi-nasional] The Washington Taste .


Komentar singkat saja. Selama menjabat presiden, rasanya Megawati belum
pernah sekalipun mengunjungi Bantar Gebang. Begitu (maaf) ada maunya,
langsung deh bagi-bagi makanan dan beramah tamah disitu. Apa iya semisal
beliau terpilih nanti, tetap akan mengunjungi Bantar Gebang? Maaf, saya
kok
ragu.
Rasanya, untuk menarik simpati rakyat, cara apapun akan dilakukan. Tapi
begitu terpilih, siapapun presiden/wapresnya tentu akan bersikap lebih
realistis melihat sikon di lapangan. Ketika kampanye bolehlah menyerukan
jargon anti asing, anti liberalisme, dst. Tapi begitu terpilih, saya
berani
bertaruh, tidak ada yang berani langsung memutus kontrak karya
pertambangan
yang dikuasai asing, atau sepihak menghentikan utang luar negeri. :)


Salam



2009/5/22 Taufik Dwidjowinarto taufik_dwidjowina...@yahoo.co.id

   Namun bahasa simbol bicara dengan jujur dan
 setiap orang yang memiliki nurani pasti merasakan hal itu.  Pakar
 komunikasi politik Dr. Effendi Ghazali
 dalam beberapa kesempatan di sejumlah acara teve juga menyatakan jika
acara
 mewah tersebut mengirim pesan jika mereka tidak pro-rakyat miskin.
Beda
 dengan
 pasangan Mega Pro yang menggelar acara deklarasi di Gunung Sampah
Bantar
 Gebang. Yang ini jelas, lewat komunikasi politik yang ada, mereka
hendak
 menyatakan bersungguh-sungguh berdiri di belakang rakyat miskin.

 



[Non-text portions of this message have been removed]





Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
Kirim email ke ekonomi-nasional-subscr...@yahoogroups.com
http://capresindonesia.wordpress.com
http://infoindonesia.wordpress.comYahoo! Groups Links







Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
Kirim email ke ekonomi-nasional-subscr...@yahoogroups.com
http://capresindonesia.wordpress.com
http://infoindonesia.wordpress.comYahoo! Groups Links




Trend Micro InterScan Security Gateway Appliance has scanned this
message and found it to be free of known security risks.




[ekonomi-nasional] SMK MA'ARIF PELOPORI KOTA BATU SEBAGAI KOTA WISATA RELIGI

2009-05-25 Terurut Topik Mbah Kakung
Merealisasikan wacana Kota Batu sebagai Kota Wisata Religi, maka siswa-siswi
SMK MA'ARIF BATU memasang papan dengan tulisan kalimah Toyyibah dan kalimah
Dzikir di sepanjang Jalan panderman Kota Batu, yang merupakan jalan akses
menuju ke SMK MA'ARIF KOTA BATU.

Gambar hasil kegiatan bisa dilihat di www.syamsdaza.co.nr

 

 

 



[Non-text portions of this message have been removed]



[ekonomi-nasional] Amien Rais : Boediono Neoliberalis yg Pro-AS.

2009-05-25 Terurut Topik Taufik Dwidjowinarto
Amien Rais sampai saat ini mengaku ‘belum’
bisa memahami mengenai alasan dipilihnya Boediono oleh SBY sebagai cawapres..

 

Amien Rais pun ‘masih’ menganggap Boediono
sebagai penganut paham ‘Neoliberalisme’ dengan Kebijakan Ekonomi ‘pro AS’.

 

 

*

 

Meski telah melunak dari sikap kerasnya yang
menentang tindakan SBY memilih Boediono sebagai cawapres, Amien Rais nampak
‘belum’ sepenuhnya legowo.

 

Dalam Pilpres 8 Juli mendatang Ketua MPP PAN
ini tetap akan mencontreng SBY, namun bukan Boediono. Bila tidak ada
perubahan, saya akan menyentang SBY bukan Boediono, kata Amien saat
menghadiri acara Tasyakuran Pemilu yang di gelar DPD PAN Kabupaten Cilacap di
rumah salah satu kader Jl Sawo, Cilacap, Sabtu (24/5/2009) malam.



Menurut Amien, dirinya tetap konsisten dengan keputusan Rakernas PAN di
Yogyakarta 2 Mei lalu. Saat itu, Rakernas memutuskan PAN akan berkoalisi dengan
Partai Demokrat dalam Pilpres dan mengajukan Hatta Rajasa sebagai cawapres SBY.



Mengenai alasan dipilihnya Boediono oleh SBY sebagai cawapres, dan bukan Hatta
Rajasa, Amien sampai saat ini mengaku ‘belum’ bisa memahaminya.

 

Amien pun masih menganggap Boediono sebagai
penganut paham ‘Neoliberalisme’
dengan Kebijakan Ekonomi ‘pro AS’.

 

 

Amien Rais Akan Nyontreng SBY,
Bukan Boediono.

http://pemilu.detiknews.com/read/2009/05/24/051240/1136093/700/amien-rais-akan-nyontreng-sby-bukan-boediono

 

*


Tarekat Qodiriyah Wa Naqsyabandiyah  klik  
http://www.SyaikhAchmadSyaechudin.org  


  Lebih aman saat online. Upgrade ke Internet Explorer 8 baru dan lebih 
cepat yang dioptimalkan untuk Yahoo! agar Anda merasa lebih aman. Gratis. 
Dapatkan IE8 di sini! 
http://downloads.yahoo.com/id/internetexplorer/

[Non-text portions of this message have been removed]



[ekonomi-nasional] Agenda politik SBY : Amandemen UUD Revisi UU Pemilu 2014.

2009-05-25 Terurut Topik Taufik Dwidjowinarto
Pasangan SBY-Boediono diyakini akan bisa menjamin
terbentuknya Pemerintahan Yang Kuat dan Konsolidasi Demokrasi yang mempermudah
Pengelolaan Politik di Parlemen.

 

Untuk mencapai tujuan itu akan dilakukan dua hal :

 

Pertama, melakukan Amandemen
UUD 45, misalnya, dengan memberi Dewan Perwakilan Daerah (DPD) hak
legislatif, agar pemerintahan lebih representatif.





Kedua, merevisi UU
Pemilu 2014, agar partai politik di parlemen 2014 nanti hanya terdiri dari
3 atau 5 partai politik saja, dengan menaikan syarat parliamentary threshold 
sebesar
5%-7%, sehingga politik di parlemen akan lebih mudah dikelola.

 

 

*

 

Lembaga Studi Demokrasi (LSD) yang dipimpin Denny JA
akhirnya menyatakan dukungan penuh dan terbuka (political endorsement) pada
pasangan SBY-Boediono dalam Pilpres 2009. 

 

Bahkan, Denny menyatakan, pasangan SBY-Boediono bisa
menjamin terbentuknya pemerintahan yang kuat.



Sebagai bagian dari masyarakat dan civil
society, LSD memberikan dukungan terbuka (political endorsement) kepada
pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono untuk Presiden dan Wapres 2009,
karena beberapa alasan, yang sesuai dengan misi berdirinya Lembaga Studi
Demokrasi, yaitu Pemerintahan Yang Kuat dan Konsolidasi Demokrasi, kata
Denny JA yang menjabat sebagai Direktur Eksekutif LSD dalam keterangan pers di
kantornya Jl Pemuda No 70, Rawamangun, Jakarta Timur, Senin (25/5/2009).



Menurut Denny, pasangan SBY-Boediono lebih
menjamin terbentuknya pemerintahan yang kuat. Koalisi partai yang berhasil
digalangnya sudah lebih dari 50 persen dari total kursi di parlemen 2009. Dari
hasil survei opini publik, figur SBY pribadi juga sangat kokoh di mata
pemilih, jelasnya..



Jika terpilih, lanjut Denny, pasangan SBY-Boediono
diharapkan melakukan inisiatif agar sistem yang ada lebih kondusif bagi
terbentuknya pemerintahan yang lebih kuat lagi. 

 

Dua hal yang bisa dilakukan:

 

Pertama, amandemen UUD 45, misalnya, dengan memberi Dewan Perwakilan
Daerah (DPD) hak legislatif, agar pemerintahan lebih representatif.



Kedua,
merevisi UU Pemilu 2014, agar partai politik di parlemen 2014 nanti hanya
terdiri dari 3 atau 5 partai politik saja. 

 

Ini bisa dikerjakan dengan menaikan syarat
parliamentary threshold (batas minimal partai yang dapat ke parlemen) sebesar
5-7 persen. Dengan jumlah partai politik yang lebih sedikit, politik di parlemen
akan lebih mudah dikelola, ujarnya.



Denny menjelaskan, di negara demokrasi lain,
seperti di AS, political endorsement itu lazim dilakukan. Colin Powell dari
Partai Republik, misalnya, memberikan endorsement kepada Obama yang berasal
dari partai demokrat. 

 

Bahkan koran besar seperti New York Times dan Washington
Post juga acapkali memberikan political endorsement secara terbuka kepada salah
satu calon presiden.



Christian Coalition juga bahkan terlibat aktif
memobilisasi agar pejabat yang terpilih adalah yang anti aborsi dan anti
perkawinan gay, yang sesuai dengan platform lembaga itu. 

 

Semoga dengan tradisi baru dukungan terbuka kepada
capres dalam rangka sebuah gagasan, politik indonesia lebih visioner dan lebih
memberikan harapan, pungkasnya.

 

 

Bentuk Lembaga
Studi Demokrasi : Denny JA Beri Dukungan Terbuka pada SBY-Boediono.

http://pemilu.detiknews.com/read/2009/05/25/195025/1136952/700/denny-ja-beri-dukungan-terbuka-pada-sby-boediono

 

*

 

Sebuah rumah di Jalan Salak nomor 26, Menteng,
akhir-akhir ini sering kedatangan purnawirawan tentara dan polisi. Rumah yang
disewa sejak awal April lalu itu saat ini menjadi pusat kegiatan relawan
Gerakan Pro SBY (GPS).



GPS merupakan salah satu tim relawan untuk
memenangkan SBY-Boediono. Diketuai Marsekal Madya (Purn) Surrato Siswodihardjo,
kawan dekat SBY, tim ini bertaburkan para jenderal. Selain Surrato juga
terdapat nama mantan Kapolri Jenderal Polisi (purn) Sutanto yang menjadi
pembina GPS. 



Lalu juga mantan Kasum TNI Letjen TNI (Purn)
Suyono, mantan Kaster TNI Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo, serta Mayjen TNI
(Purn) Herman LD. Sedangkan dari kalangan sipil ada nama Menhut MS Kaban, Lili
Wahid, Irsyad Sudiro, serta Ahmad Mubarok.



Surrato mengaku, pembentukan relawan GPS merupakan
wujud simpati terhadap SBY. Meski demikian aktivitas GPS di luar struktur tim
sukses. Dengan kata lain, rantai komando dipegang langsung pengurus GPS.



Kita tidak mendapat intruksi atau perintah
dari SBY atau tim sukses. Karena kita bergerak secara mandiri demi kemenangan
SBY, ujar Surrato.



Gerakan GPS terdiri dari dua pola, yakni ada yang
terbuka dan tertutup.. Sementara sasarannya adalah menggalang dukungan bagi SBY
dari kalangan di luar Partai Demokrat (PD) maupun partai pendukung koalisi.



Selain masa golput, kata Surrato, GPS juga
bergerak mendekati tokoh-tokoh dari lintas suku, lintas partai, serta lintas
agama . Beberapa hari lalu, kami menjalin hubungan dengan partai-partai
lokal di Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) untuk memenangkan SBY. Bahkan sejumlah
mantan panglima GAM yang kami temui sudah menyatakan siap 

Re: [ekonomi-nasional] Fakta Kekejian Sistem Sosial Neoliberal dan Mesin-mesinnya

2009-05-25 Terurut Topik dimas pamungkas
mas, yang dikirim itu apa, kok ga kelihatan.
tx

--- On Mon, 5/25/09, andre andreas mataharikus...@yahoo.com wrote:


From: andre andreas mataharikus...@yahoo.com
Subject: [ekonomi-nasional] Fakta Kekejian Sistem Sosial Neoliberal dan 
Mesin-mesinnya
To: kerja.pembeba...@gmail.com
Date: Monday, May 25, 2009, 1:18 PM










mohon
maaf untuk yang satu ini dan semoga bermanfaat.

 

Silah
simak film dokumenter tatanan sosial dunia dan  keterpurukan Indonesia
dalam Jerat Neoliberalisme (Penjajahan Baru)

 

John
Pigler – The New Rules of The World

(subtitle bahasa Indonesia
dalam 6 bagian)

Beserta
kompilasi 10 artikel terkait Neoliberalisme : Pengertian, Asal Mula dan
Perkembangannya 

 

Revrisond
Baswir : Neoliberalisme; B Herry-Priyono : Neoliberalisme – Kolonisasi Homo
Ekonomikus dan Homo Finansialis; B Herry Priyono : Neoliberalisme dan Sifat
Elusif Kebebasan; Yanuar Nugroho : Rekayasa Merawat Neoliberalisme: Menggagas
Kembali Peran Teknologi untuk Akumulasi Laba; Kwik Kian Gie “Apa Neoliberalisme
Itu? ; Revrisond Baswir : Jalan Neoliberal Pak Bud; Fahmy Radhi : Analisis
Pasangan Yudhoyono – Boediono; Sri Edi Swasono : Mewaspadai Neoliberalisme, Dr
George Aditjondro Track Record : Bisnis Capres Cawapres

Seri Khusus

Belajar dari Pengalaman Amerika Latin :

Siklus Politik Neoliberal: “Penyesuaian” Amerika Latin Menuju Kemiskinan dan 
Kemakmuran
di Era Pasar Bebas (James Petras)

Selengkapnya

http://lenteradiata sbukit.blogspot. com/2009/ 05/neoliberalism e-pengertian- 
dan.html

[Non-text portions of this message have been removed]

















  

[Non-text portions of this message have been removed]



[ekonomi-nasional] Re: Eksekutif bergaji Rp 8,8 M bangkrut, kini jadi pengantar pizza

2009-05-25 Terurut Topik A Nizami
Ya semoga itu jadi pelajaran kita semua.
Selain itu ada pelajaran lebih penting lagi:
==
Namun,
Karpman tetap mengambil lowongan itu. Dia rela kini digaji US$7,29 atau
sekitar lebih dari Rp.85.000,- per jam - belum termasuk tips.
===

Artinya jika Karpman sebagai pengantar Pizza gajinya Rp 85.000/jam, sementara 
dalam seminggu dia kerja 40 jam atau sebulan 171 jam, maka gajinya sekitar Rp 
14,5 juta/bulan. Yah cukuplah untuk hidup cukup, makan, sewa rumah, pakai 
mobil, segala macam.

Bandingkan dengan mayoritas rakyat kita yang gajinya di bawah Rp 1 juta/bulan.

Mudah2an para pemimpin kita mau mandiri dan tidak bergantung pada investor 
asing atau hutang luar negeri sehingga Rp 2000 trilyun/tahun dari hasil 
kekayaan alam yang saat ini dinikmati oleh asing, bisa dinikmati sendiri oleh 
bangsa Indonesia.


===

Ayo Belajar Islam sesuai Al Qur'an dan Hadits

http://media-islam.or.id

--- Pada Sen, 25/5/09, si dharta dharta...@gmail.com menulis:

Dari: si dharta dharta...@gmail.com
Topik: Re: [Manager-Indonesia] FW: Eksekutif bergaji Rp 8,8 M bangkrut, kini  
jadi pengantar pizza
Kepada: manager-indone...@yahoogroups.com, HRGA group 
hrg...@yahoogroups..com, trainersc...@yahoogroups.com
Tanggal: Senin, 25 Mei, 2009, 5:55 PM
















  
  Ungkapan yang bagus.  Sekali lagi menyadarkan para PEKERJA apapun 
PANGKATNYA agar selalu mawas diri, ingat nanti.  PHK itu bisa muncul kapan 
saja, maka jangan terlena dengan fasilitas yang saat ini MASIH Anda pinjam.


VIVA news
- Selama 45 tahun, hidup Ken Karpman tampaknya nyaris sempurna. Lulus
dengan gelar sarjana S-1 dan MBA (Master of Business Administration)
dari universitas bergengsi UCLA ( University of California ), Karpman
langsung mendapat kerjaan dengan gaji yang menggiurkan sebagai pialang
saham. 

Dia pun bisa menikahi perempuan idamannya, Stephanie
dan dikarunai dua anak. Mereka pun rutin berlibur ke tempat-tempat
mahal di penjuru dunia. 

Setelah 20 tahun meniti karir sebagai
pialang, Karpman pun naik jabatan menjadi eksekutif perusahaan. Gajinya
pun naik menjadi US$750.000 (sekitar lebih dari Rp 8,8 miliar) per
tahun. 

Saat itu hidup begitu indah. Kami bisa cetak banyak
uang. Entah mengapa situasi itu kok tidak berlanjut? kata Karpman
dalam wawancara khusus dengan stasiun televisi ABC.

Dari segala sisi, Karpman dan keluarga saat itu
hidup dalam Impian Amerika (American Dream). Mereka tinggal di sebuah
rumah besar di kota Tampa , Florida . Rumah mereka pun dilengkapi
lapangan golf. 

Saat itu saya sudah tidak tahu berapa harga
barang-barang di toko. Pokoknya, tinggal bawa troli dan ambil saja,
kata Karpman.   

      

Dia
pun begitu percaya diri dengan kemampuannya mencetak banyak uang. Maka,
tahun 2005 dia meninggalkan perusahaan tempat dia bekerja dan membuat
usaha sendiri yang sejenis.

Untuk mendirikan perusahaan sendiri
sekaligus meningkatkan taraf hidup, dia Karpman dengan enteng
mengeluarkan dana US$500.000 dari tabungannya. . Seperti kebiasaan
orang-orang Amerika, Karpman juga mengajukan kredit dalam jumlah besar
dengan jaminan rumah. 

Namun, badai krisis keuangan menerpa Amerika Serikat (AS). Karpman tak mampu 
menarik investor, sehingga perusahaannya bubar. 

Sejak saat itu, dia menjadi penganggur dan sulit mendapat kerja. Padahal, di 
masa lalu, Karpman tak perlu pusing mencari kerja.

 
Dulu,
saat menjalani tes wawancara kerja, saya bisa jadi bersikap kurang
ajar, karena justru sayalah yang sering menanyai si pewawancara, apakah
perusahaannya cukup layak mempekerjakan saya, kata Karpman dalam
wawancara yang ditayangkan di laman stasiun televisi ABC. 

Sekarang, justru saya yang kini berharap-harap minta kerja sambil memegang 
topi di tangan, lanjut Karpman.   

Saat
dia susah mendapat kerja, tabungannya ludes untuk keperluan hidup
sehari-hari dia dan keluarga. Bahkan, keluarga Karpman kini harus
menanggung utang ratusan ribu dolar dan rumah mewah terancam disita pihak 
kreditur.. 

Mereka pun tak mampu menanggung biaya pendidikan anak-anak di sekolah swasta
yang mencapai US$30.000 (Rp 352,3 juta). Namun mereka bersyukur ada
seorang dermawan yang membantu membiayai uang sekolah anak-anak mereka
hingga tahun depan.  

Maka, Karpman sudah bertekad, kerja
apapun akan dia lakukan, asalkan mendapat uang. Dia pun bersedia turun
derajat. Karpman tak lagi mencari posisi-posisi yang tinggi, maka dia
sempat melamar sebagai bartender (peramu minuman), namun ditolak.
Istrinya, Stephanie, kini juga akan menjual baju-bajunya yang
bertumpuk-tumpuk di lemari pakaian di toko-toko loak.  

Akhirnya Karpman mendapat kerjaan baru. Namun, bukan lagi sebagai eksekutif, 
melainkan sebagai pengantar
 pizza (roti isi khas Italia) di restoran Mike's Pizza  Deli di kota 
Clearwater.

Pemilik restoran, Mike Dodaro, bingung saat melihat Karpman datang ke tempatnya 
untuk wawancara kerja dengan mengendarai mobil mewah Mercedes Benz. Dodaro pun 
terkejut saat membaca CV (riwayat pendidikan dan pekerjaan) Karpman. 


Untuk

[ekonomi-nasional] Re: LANJUTKAN : INDONESIA BANGKRUT

2009-05-25 Terurut Topik A Nizami
Sebetulnya kalau mau sederhana kita bandingkan dengan belanja negara kita, 
yaitu APBN yang saat ini jumlahnya sekitar Rp 1.000 trilyun.

Nah saat ini hutang LN kita sekitar Rp 1.600 trilyun dengan cicilan sekitar Rp 
250 trilyun/tahun (CMIIW). Nah itu sebetulnya sudah cukup mengganggu. Apalagi 
jika hutang luar negeri ini dipakai untuk mendikte bangsa Indonesia seperti 
harus menjual BUMN, harus mencabut subsidi BBM, air, listrik, dsb sehingga 
tarif2 kebutuhan rakyat jadi melonjak tajam. Belum lagi penyerahan kekayaan 
alam sebesar rp 2000 trilyun/tahun yang masuk ke kantong asing.

Harusnya pemerintah Indonesia meniru pemerintah Arab Saudi yang menasionalisasi 
perusahaan migas ARAMCO sehingga pendapatannya meningkat dan bisa 
mensejahterakan rakyat kita. Kalau itu dijalankan dan rp 2000 trilyun/tahun 
bisa dinikmati rakyat Indonesia, maka para pejabat bisa hidup mewah tanpa harus 
korupsi dan diperiksa KPK dgn rp 1000 trilyun yang sudah kita nikmati sekarang, 
sementara rakyat jadi sejahtera dengan dana Rp 2000 trilyun/tahun tsb.

Dengan APBN rp 1000 trilyun dan hasil kekayaan alam rp 2000 trilyun/tahun 
seharusnya Indonesia tidak perlu pakai ngutang dan menunggu investor asing.

Saat ini saya lihat para pejabat kita hanya mampu fokus pada berhutang dan 
menunggu investor asing. Kasarnya cuma bisa ngutang/tukang ngutang...


===

Ayo Belajar Islam sesuai Al Qur'an dan Hadits

http://media-islam.or.id

--- Pada Sen, 25/5/09, IrwanK irwank...@gmail.com menulis:

Dari: IrwanK irwank...@gmail.com
Topik: [ekonomi-nasional] Re: LANJUTKAN : INDONESIA BANGKRUT
Kepada: Forum Kompas forum-pembaca-kom...@yahoogroups.com
Tanggal: Senin, 25 Mei, 2009, 5:53 PM
















  
 Dear All,



Penguasa RI sekarang dan tim sukses-nya (sekaligus sebagai capres 2009),

sering

berkampanye soal turunnya rasio hutang dibanding pdb (nominal)..  Saya

sendiri bukan

ahli di bidang ekonomi. Mungkin yang lebih paham dapat bantu jelaskan soal

ini lebih rinci, karena di bawah ada istilah pdb nominal dan riil.



Membaca diskusi di bawah, IMHO, ada baiknya yg dijadikan patokan bukan pdb

namun

rasio hutang dibanding cadangan devisa negara. Ini jauh lebih mudah

dipahami. Karena

cadangan devisa negara merupakan 'dana standby' yang nyata. Dan harus

diatur, dana

standby ini sedapat mungkin bukan didapat dari hutang - seperti yang sudah

(dari IMF

dll).. Karena percuma saja, hutang hanya menjadi 'dana mati'.. sementara

bunga dan

kewajiban membayar sudah jelas di depan mata..



CMIIW..



--

Wassalam,



Irwan.K

Better team works could lead us to better results

http://irwank. blogspot. com



-- Pesan terusan --

Dari: bungaran no_re...@yahoogroup s.com

Tanggal: 26 Mei 2009 05:18

Subjek: Re: LANJUTKAN : INDONESIA BANGKRUT



Silahkan baca referensi :

http://kau.or. id/content/ view/105/ 2/

http://www.kompas. com/read/ xml/2008/ 11/24/0642591/ rupiah.jeblok. utang.ri. 
nambah.

2335.miliar. dollar.as



Rasio cadangan devisa dengan utang bisa menimbulkan banyak persepsi seperti

krisis likuiditas, dll. Benar total utang yang telah jatuh tempo tersebut,

tidak seluruhnya harus langsung dibayarkan. Sebab, beberapa dari utang-utang

tersebut masih bisa diperpanjang sesuai dengan struktur pinjamannya.



Tapi ingat Rasio utang terhadap Cadangan devisa (debt to reserve ratio).

Rasio utang terhadap cadangan devisa masih tinggi, Jika terjadi penurunan

cadangan devisa dan jumlah utang semakin membengkak tentu rasio utang

terhadap cadangan devisa semakin tinggi. Apalagi dalam krisis global ini,

penurunan cadangan devisa bisa disebabkan oleh intervensi yang dilakukan

oleh BI untuk menjagastabilitas nilai tukar rupiah.



Untuk menurunkan rasio utang terhadap cadangan devisa,(Mungkin) pemerintah

menempuh berbagai cara di antaranya dengan memanfaatkan pinjaman bilateral

atau fasilitas bilateral swap arrangement.



Krisis bisa terjadi, yang dapat mengancam ketahanan sektor keuangan(Cadangan

Devisa) karena utang luar negeri atau modal asing yang masuk banyak yang

ditempatkan dalam Sertifikat Bank Indonesia dan Surat Utang Negara (yang

jumlahnya cenderung terus meningkat) ditarik pada saat bersamaan. Jika ini

terjadi tentu kita akan lebih sulit membayar utang pada saat jatuh tempo..



http://bisniskeuang an.kompas. com/read/ xml/2009/ 03/29/12561892/ tahun..ini. 
utang.sw

\asta.jatuh. tempo.35. miliar.dollar. as

Tahun ini utang swasta yang jatuh tempo mencapai US$35 miliar, atau lebih

separuh dari total cadangan devisa yang cuma US$ 51 miliar.



Bagaimana jika tahun ini modal asing yang ditempatkan di surat berharga

domestik itu tiba-tiba secara serentak mendadak mengalir keluar (sudden

reversal).



Soal pajak,Utang, PDB:

Teorinya begini: Semakin menurunnya rasio utang terhadap PDB, kan harus

diimbangi meningkatnya rasio pajak. Tapi kenyataan kan tidak PDB

(nominal)naik tapi Utang semakin membengkak dan rasio pajak kecil.



Teorinya kinerja perekonomian 

[ekonomi-nasional] RE: [LISI] TEMPO PUNYA DATA???

2009-05-25 Terurut Topik A Nizami

Mas Bambang,
Kalau pengusaha lokal itu paling uangnya tetap berada di Indonesia.
Dia beli rumah, rumahnya di Indonesia, uangnya balik ke Indonesia..
Dia beli mobil, paling tidak belinya di indonesia. Jadi tetap membuka lapangan 
kerja.

Nah kalau perusahaan asing, itu uangnya lari ke negara asing.

Berapa uang yang lari ke luar negeri oleh perusahaan minyak asing. Yang jelas 7 
perusahaan terkaya dari Forbes 500 itu adalah perusahaan migas yang di 
antaranya beroperasi di Indonesia seperti Chevron, Exxon, Conoco, dsb.

Silahkan baca data2 sbb:
http://infoindonesia.wordpress.com/2009/03/18/parpol-dgn-ekonomi-rakyat-vs-kapitalis-neoliberalis-gerindra-ajukan-sosialisme/

6 dari 10 perusahaan dengan pendapatan terbesar versi majalah Forbes adalah 
perusahaan Migas yang di antaranya beroperasi di Indonesia. (contoh  pendapatan 
Exxon Mobil tahun 2007 US$ 452 milyar /  Rp 5.420 Trilyun) Perusahaan Migas 
tersebut jadi perusahaan terkaya sementara rakyat Indonesia hidup dalam 
kemiskinan karena migas yang sebetulnya milik rakyat Indonesia sebagian besar 
diambil mereka.

Rp 5.420 trilyun itu baru dari Exxon, belum dari perusahaan migas lainnya. Jika 
10 perusahaan termasuk Tambang seperti Freeport, bisa jadi pendapatan mereka Rp 
50.000 trilyun di mana rp 2000-5000 trilyun/tahun dari kekayaan alam Indonesia.

Dengan uang sebesar itu, mereka bisa menggelontorkan receh kecil sekitar rp 20 
trilyun untuk antek2 mereka di sini guna membela kepentingan mereka.

Mengenai pajak, saya sempat baca di Media bahwa pajak yang dibayarkan BUMN 
sebesar rp 200 trilyun/tahun. Jadi kalau cuma mengharap pajak, tidak perlu 
menyerahkan kekayaan alam ini ke perusahaan asing. Semua rakyat Indonesia juga 
bayar pajak (mis: PPN dan PPH) termasuk BUMN.

Kita butuh orang2 yang membela kepentingan rakyat. Bukan antek asing yang 
membela kepentingan asing...


===
Ayo Belajar Islam sesuai Al Qur'an dan Hadits
http://media-islam.or.id


--- Pada Sen, 25/5/09, bamb...@tempo.co.id bamb...@tempo.co.id menulis:

 Dari: bamb...@tempo.co.id bamb...@tempo.co.id
 Topik: RE: [LISI] TEMPO PUNYA DATA???
 Kepada: l...@yahoogroups.com
 Tanggal: Senin, 25 Mei, 2009, 8:06 PM
 Mas, multinasional asing umumnya jauh
 lebih baik dalam membayar royalti, pajak dsb dibandingkan
 konglomerat lokal seperti Sinar Mas, RAPP dsb.
 Powered by Telkomsel BlackBerry®
 
 -Original Message-
 From: Achmad Huzairin achmadhuzai...@yahoo.com
 
 Date: Tue, 26 May 2009 10:46:34 
 To: l...@yahoogroups.com
 Subject: [LISI] TEMPO PUNYA DATA???
 
 
 Dear Mas bambang,,,
 
 
 
 apakah TEMPO punya data atau hasil investigasi :
 
 
 
 1. Jumlah Emas dan Tembaga yang telah di ekspoitasi dan di
 boyong keluar oleh FREEPORT selama 35 tahun terakhir ?
 
 
 
 2. Jumlah Emas dan Tembaga yang telah di eksploitasi dan di
 boyong keluar oleh NEWMONT Nusa Tenggara 15 tahun
 terakhir
 
 
 
 3. Jumlah gas dan minyak bumi yang telah di boyong oleh
 CEVRON, BP
 
 Petroleum, Exxon Mobile, Conoco Philips, ARCO, Shell dsb
 dalam kurun
 
 waktu 35 tahun  terakhir ?
 
 
 
 4. Jumlah  mineral tambang lainnya, seperti batubara,
 timah, nikel,
 
 biji besi, cromate dll yang telah di eksploitasi dalam
 kurun waktu 35
 
 tahun terakhir
 
 
 
 DARI HASIL TERSEBUT BERAPA YANG KEMBALI SEBAGAI PENERIMAAN
 NEGARA UNTUK KESEJAHTARAAN RAKYAT
 
 
 
 BANDINGKAN DENGAN:
 
 
 
 BERAPA BESAR HUTANG KITA DAN BERAPA BESAR SISA CADANGAN
 SUMBER DAYA ALAM YANG AKAN DIWARISKAN KE PADA ANAK CUCU
 KITA?
 
 
 
 HARUSKAN REZIM NEOLIBERALISME INI DITERUSKAN?? 
 
 
 
 REFORMASI TELAH GAGAL...
 
 
 
 SALAM
 
 
 
 HIDUP RAKYAT...!!! !!
 
 
 
 
 
  
     
     
 
 
 
 
 
 
 
 
     
 
 
     
     
 
 
       Akses email lebih cepat. Yahoo!
 menyarankan Anda meng-upgrade browser ke Internet Explorer 8
 baru yang dioptimalkan untuk Yahoo! Dapatkan di sini! 
 http://downloads.yahoo.com/id/internetexplorer

 
 [Non-text portions of this message have been removed]
 
 
 
 
 
 ===
 Lingkar Ilmuwan Sosial Indonesia (LISI) adalah forum untuk
 menggagas dan mempertukarkan ide-ide baru serta
 mengembangkan ilmu pengetahuan sosial. Dalam LISI,
 topik-topik diskusi ditinjau dan dianalisis dari beragam
 perspektif yang memungkinkan proses pembelajaran secara
 kolektif demi pengembangan wawasan anggota dan masyarakat
 Indonesia umumnya.
 ===
 1. Untuk berhenti berlangganan, kirimkan e-mail kosong ke:
    lisi-unsubscr...@yahoogroups..com
 2. Untuk berlangganan, kirimkan e-mail kosong ke:
    lisi-subscr...@yahoogroups.com
 3. Untuk menghindari penyebaran virus, pengiriman
 attachment file 
    tidak dimungkinkan melalui milis ini.
 4. Bahasa Resmi LISI: Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.
 5. Netters LISI diminta sebisa mungkin menghindari posting
 a la chating.
 

[ekonomi-nasional] Re: [LISI] TEMPO PUNYA DATA???

2009-05-25 Terurut Topik A Nizami
Saat sebagian orang mengecam Hugo Chavez yang membuat referendum hingga dia 
bisa berkuasa lebih dari 2x, hati kecil saya menyetujuinya.

Memang kesannya tidak Demokratis. Namun saat ini Chavez boleh dikata 
Diktator yang baik. Penggantinya meski demokratis bisa jadi cuma antek AS 
belaka yang menyengsarakan rakyat. Idealnya memang Demokratis pro rakyat.

Namun AS dengan jaringan LSM yang dia danai dan juga media massa lokal, bisa 
mematikan atau menghidupkan tokoh yang populer sehingga dipilih oleh rakyat 
negeri itu.

Sebagai contoh Amien Rais bagus. Namun karena vokal soal Freeport, akhirnya 
seperti ada kampanye hitam di media massa yang dikuasai AS atau paling tidak 
kegiatannya tidak diekspos luas.

Tidak semua media di Indonesia memang pro AS. Tapi saya lihat ada media yang 
pro AS. Tanpa bantuan dana AS, mungkin media tsb sudah lama bangkrut.

Bahkan ada TV Swasta yang tidak pernah memutar TV pemerintah RI, tapi rajin 
menayangkan VOA yang merupakan TV pemerintah AS.

Bagaimana pun juga tindakan Chavez menasionalisasi perusahaan2 asing yang 
mengelola kekayaan alam di negeri itu patut ditiru.

Bahkan sekutu dekat AS, Arab Saudi, bisa makmur karena menasionalisasi 
perusahaan minyak ARAMCO:
===:
http://encarta.msn.com/encyclopedia_761575422_10/saudi_arabia.html
The latter development, along with Saudi
Arabia’s 1974 takeover of controlling interest in the huge oil company
Aramco, greatly increased government revenue, thus providing funds for
another massive economic development plan.
===

Jika Indonesia bisa melakukan itu, maka para pejabat Indonesia bisa hidup mewah 
tanpa korupsi dengan uang APBN yang Rp 1000 trilyun, sementara rakyat bisa 
makmur dengan uang rp 2000 trilyun yang berasal dari kekayaan alam Indonesia 
yang saat ini dinikmati oleh asing.

Bayangkan, menurut pak Eddy, gaji tertinggi pejabat hanya Rp 3 juta. Padahal 
gaji pengantar Pizza saja di AS sekitar rp 14,5 juta/bulan. Itu pun belum 
termasuk tips. Pantas saja para pejabat kita jadi banyak yang korupsi karena 
uang tersisa setelah dikeruk asing jadi terlalu sedikit untuk dibagi bersama.

Penjajahan KOMPENI baru oleh Multi National Company saat ini lebih halus dan 
lebih canggih. Mudah2an rakyat Indonesia bisa menyadari dan melawannya.

===

Ayo Belajar Islam sesuai Al Qur'an dan Hadits

http://media-islam.or.id

--- Pada Sen, 25/5/09, Ikranagara ikra_t...@yahoo.com menulis:

Dari: Ikranagara ikra_t...@yahoo.com
Topik: Re: Bls: [LISI] TEMPO PUNYA DATA???
Kepada: l...@yahoogroups.com
Tanggal: Senin, 25 Mei, 2009, 10:17 PM
















  
  Sejak awal bergulirnya Reformasi kan Amien Rais sudah ngomong tentang 
kejahatan Multinasional Freeport! Malah dia sudah langsung ngomong dengan 
boss-nya di Washington DC, yaitu Kissinger itu! Lha, Amien di AS dicap 
refolusioner oleh Kissinger, dan cap itu kartu mati Amien di kalangan politik 
Amerika atau yang pro Amerika. 



Sekarang bagaimana?



Apa bisa diharapkan SBY Budiono mengungkit masalah Freeport, Newmont dll itu? 
Ah... jangan harapkanlah para peragu dan penyantun ini! Kerjanya kan mereka 
menyantuni kepentingan Multinasional agar dapat utang untuk membangun ekonomi 
wall street yang hanya bikin kaya para cukong nasional maupun internasional.



Yang dibutuhkan untuk menghadapi Multinasional adalah manusia dengan nyali 
sebesar Amien Rais!



Ikra.-

==



--- In l...@yahoogroups. com, prastowo prastowo sesaw...@.. . wrote:



 Ini yg disebut strategi kompresi ruang-waktu . Hanya modal finansial yg 
 lincah bergerak ke sana kemari, sementara dua modal lain dlm kapitalisme: 
 buruh dan tanah tetaplah terpaku diam di tempat. Usai bumi habis dikeruk 
 hasilnya dan usai buruh habis diperas keringatnya, modal finansial bergerak 
 lincah mencari yang lebih murah, dan bersembunyi di balik jargon: kompetitif.

 Lalu dipaksalah kita menjamin stabilitas keamanan, merevisi UU tenaga kerja, 
 liberalisasi aturan tentang PMA, dan sebagainya. Dalam beberapa hal, apa yg 
 dilakukan Hugo Chavez memang perlu dan benar, untuk menunjukkan siapa yg 
 berdaulat di negeri sendiri.

 

 salam

 

 

 

 

  _ _ __

 Dari: A Nizami nizam...@.. .

 Kepada: l...@yahoogroups. com; ekonomi-nasional@ yahoogroups. com; 
 ppiin...@yahoogroup s.com; sab...@yahoogroups. com

 Terkirim: Senin, 25 Mei, 2009 20:16:53

 Topik: RE: [LISI] TEMPO PUNYA DATA???

 

 

 

 

 

 

 Mas Bambang,

 Kalau pengusaha lokal itu paling uangnya tetap berada di Indonesia.

 Dia beli rumah, rumahnya di Indonesia, uangnya balik ke Indonesia..

 Dia beli mobil, paling tidak belinya di indonesia. Jadi tetap membuka 
 lapangan kerja.

 

 Nah kalau perusahaan asing, itu uangnya lari ke negara asing.

 

 Berapa uang yang lari ke luar negeri oleh perusahaan minyak asing. Yang jelas 
 7 perusahaan terkaya dari Forbes 500 itu adalah perusahaan migas yang di 
 antaranya beroperasi di Indonesia seperti Chevron, Exxon, Conoco, dsb..

 

 Silahkan baca data2 sbb:

 

Re: [ekonomi-nasional] Ketika Neoliberalisme Berpindah - Re: The Washington Taste .

2009-05-25 Terurut Topik M Said Fathurrohman
Assalaamu'alaikum Wr. Wb.

... saat ini sepertinya memilih untuk tidak memilih karena tidak ada CAPRES
 yang sreg...:)


Ada dua kaidah yang relevan:
1. kalau tidak bisa diambil semua jangan dibuang semua.
2. meminimalkan kemudharatan dengan memilih yang terbaik dari yang buruk

Saya sendiri menghadapi dilema pilihan antara kualitas pribadi dan paham
yang dibawa capres-cawapres. Pada sisi akhlaq, saya lebih percaya pada
Boediono dibanding capres-cawapres lainnya. Tetapi pada sisi kebijakan, saya
menyukai tawaran kebijakan baru dari Prabowo.

Seharusnya Boediono tetap bertahan sebagai gubernur BI, karena dia jago
manajemen makro dan bisa mengurangi kemewahan fasilitas pejabat BI.
Neoliberal atau bukan ga ada kaitannya dengan pekerjaan BI. Kebijakan
neoliberal masuk melalui kementerian, kebijakan subsidi lewat depkeu,
privatisasi lewat Menteri BUMN, pengelolaan tambang di ESDM.

Kecuali BI mau dikonversi syariah, baru Boediono tidak cocok jadi
gubernurnya.

Wassalaamu'alaikum Wr. Wb.

--
Muhamad Said Fathurrohman
Airlangga University
Jl Airlangga 4
Surabaya, East Java, 60286
ID
Mobile: +62 81 802 8000 83
Email: muh.s...@gmail.com
Blog: http://komentar-ekonomi.blogspot.com



2009/5/26 A Nizami nizam...@yahoo.com




 Kalau saya lihat memang di era Megawati, Neoliberalisme lebih gila lagi.
 Pada masa pemerintahannya diwarnai dengan pencabutan subsidi BBM oleh
 Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro sehingga harga minyak naik dan juga
 penjualan BUMN oleh Laksamana Soekardi. Boediono yang dituding Neoliberalis
 pun sempat menjadi menterinya.

 Namun para menteri yang disinyalir Neoliberalis seperti Boediono, Purnomo,
 dan Laksamana Soekardi saat ini berpindah ke kubu SBY. Sementara Prabowo
 meski seorang kapitalis, mempropagandakan ekonomi kerakyatan untuk
 mengembalikan kekayaan alam Indonesia dari pengusaha asing ke rakyat
 Indonesia. Silahkan lihat di:

 http://capresindonesia.wordpress.com/2009/05/25/calon-presiden-capres-indonesia-2009-sby-boediono-mega-prabowo-jk-wiranto/

 Saya tahu Prabowo itu dekat dengan beberapa ekonom kerakyatan. Jadi kalau
 paham Ekonomi Prabowonomics yang kerakyatan dipakai, mungkin (sekali lagi
 mungkin) ada perubahan.

 Megawati saya lihat orangnya agak awam. Jadi kalau kementeriannya
 didominasi orang Neoliberalis, maka kebijakannya pun jadi neoliberalis.

 Sebaliknya sekarang orang2 yang dituding Neoliberalis justru ramai-ramai
 merapat ke SBY. Nah ini menurut saya cukup berbahaya mengingat peluang SBY
 menang boleh dikata paling besar.

 Itu saja dari saya yang saat ini sepertinya memilih untuk tidak memilih
 karena tidak ada CAPRES yang sreg...:)

 ===
 Ayo Belajar Islam sesuai Al Qur'an dan Hadits
 http://media-islam.or.id

 --- Pada Sen, 25/5/09, Imam Soeseno i...@katimin.net imam%40katimin.net
 menulis:

  Dari: Imam Soeseno i...@katimin.net imam%40katimin.net
  Topik: Re: [ekonomi-nasional] The Washington Taste .
  Kepada: Ekonomi 
  ekonomi-nasional@yahoogroups.comekonomi-nasional%40yahoogroups.com,
 Linkers ipb-l...@yahoogroups.com ipb-link%40yahoogroups.com
  Tanggal: Senin, 25 Mei, 2009, 5:08 AM
  Hehehe, pernyataan sinis yg benar.
  is
 
 
 
 
 
 
  -Original Message-
  From: Iman widgetena...@gmail.com widgetenator%40gmail.com
 
  Date: Mon, 25 May 2009 12:53:58
  To: ekonomi-nasional@yahoogroups.comekonomi-nasional%40yahoogroups.com
 
  Subject: Re: [ekonomi-nasional] The Washington Taste .
 
 
  Komentar singkat saja. Selama menjabat presiden, rasanya
  Megawati belum
  pernah sekalipun mengunjungi Bantar Gebang. Begitu (maaf)
  ada maunya,
  langsung deh bagi-bagi makanan dan beramah tamah disitu.
  Apa iya semisal
  beliau terpilih nanti, tetap akan mengunjungi Bantar
  Gebang? Maaf, saya kok
  ragu.
  Rasanya, untuk menarik simpati rakyat, cara apapun akan
  dilakukan. Tapi
  begitu terpilih, siapapun presiden/wapresnya tentu akan
  bersikap lebih
  realistis melihat sikon di lapangan. Ketika kampanye
  bolehlah menyerukan
  jargon anti asing, anti liberalisme, dst. Tapi begitu
  terpilih, saya berani
  bertaruh, tidak ada yang berani langsung memutus kontrak
  karya pertambangan
  yang dikuasai asing, atau sepihak menghentikan utang luar
  negeri. :)
 
 
  Salam
 
 
 
  2009/5/22 Taufik Dwidjowinarto 
  taufik_dwidjowina...@yahoo.co.idtaufik_dwidjowinarto%40yahoo.co.id
 
 
 Namun bahasa simbol bicara dengan
  jujur dan
   setiap orang yang memiliki nurani pasti merasakan hal
  itu.  Pakar
   komunikasi politik Dr. Effendi Ghazali
   dalam beberapa kesempatan di sejumlah acara teve juga
  menyatakan jika acara
   mewah tersebut mengirim pesan jika mereka tidak
  pro-rakyat miskin. “Beda
   dengan
   pasangan Mega Pro yang menggelar acara deklarasi di
  Gunung Sampah Bantar
   Gebang. Yang ini jelas, lewat komunikasi politik yang
  ada, mereka hendak
   menyatakan bersungguh-sungguh berdiri di belakang
  rakyat miskin.”
  
  
  
 
 
  [Non-text portions of this message have been removed]
 
 
 
  
 
  Ingin