[ekonomi-nasional] America’s Crony Capitalism
America’s Crony Capitalism by Sin-ming Shaw Buenos Aires – For 20 years, Americans have denounced the “crony capitalism” of Third World countries, especially in Asia. But, just as those regions have been improving their public and corporate governance – Hong Kong just witnessed a breakthrough court decision against a telecom tycoon who is the son of the province’s richest and most powerful man – crony capitalism is taking root in the United States, a country that the world long considered the gold standard of a level playing field in business. The recently completed “stress tests” of US banks are but the latest indication that crony capitalists have now captured Washington, DC. It is no surprise that stock markets liked the results of the stress tests that US Treasury Secretary Timothy Geithner administered to America’s big banks, for the general outcome had been leaked weeks before. Indeed, most professional investors trashed the tests as dishonest even as their holdings benefited from a rising market. Even The Wall Street Journal , usually financial markets’ loudest cheerleader, openly disparaged the tests’ integrity. The government had allowed bankers to “negotiate” the results, like a student taking a final examination and then negotiating her grade. The tests were supposed to reveal the true conditions of banks saddled with unaudited toxic assets in housing loans and financial derivatives. The reasoning behind the tests seemed unimpeachable. But was it? As any seasoned banker knows, a well-managed bank should undertake internal “stress tests” regularly as a matter of good housekeeping. The financial crisis should have mandated a running stress test to keep senior management up to date daily. Why, then, did the US need the government to conduct a financial exercise that bankers themselves could and should have done far better and faster? The truth is that the tests were not designed to find answers. Both Wall Street’s chieftains and the Obama administration already knew the truth. They knew that if the true conditions at many big banks were publicly revealed, many would have been immediately declared bankrupt, necessitating government receivership to stop a tsunami of bank runs. But the Obama administration did not want to be tagged as “socialist” for nationalizing banks, however temporarily, even though experts such as former US Federal Reserve Chairman Paul Volcker had recommended just that. Moreover, nationalizing banks would have required dismissing Wall Street captains and their boards for grossly mismanaging their firms. Wall Street’s titans, however, had convinced Obama and his team that their continued stewardship was essential to getting the world out of its crisis. They successfully portrayed themselves as victims of a firestorm, rather than as accessories to arson. Geithner and Larry Summers, Obama’s chief economic advisor, share Wall Street’s culture as protégés of Robert Rubin, the former treasury secretary who went on to serve as a director and senior counselor at Citigroup. Neither man found it difficult to accept the bankers’ absurd logic. The stress tests were meant to signal to the public that there was no immediate threat of bank failures. This message, it was hoped, would stabilize the market so that prices for “toxic” assets could rise to a level at which bankers might feel comfortable selling them. After all, senior bankers had been claiming that these assets were “mispriced,” and that pricing them at market levels would penalize the banks unnecessarily. So far, Geithner seems to have succeeded in his “tests,” as the stock market has indeed more than stabilized, with prices of bank shares such as Citigroup and Bank of America quadrupling from their lows. The feared implosion of Wall Street seems to have been avoided. But no one ever seriously thought that the US would allow Citigroup and Bank of America, to name just two, to fail. In fact, the stock market bottomed out last winter. Markets had factored into share prices the belief that the US government would not allow any more banks to collapse. What the world wanted was an accurate picture of what the banks were worth and “mark-to-market” valuations to guide investors as to how much new capital they needed. The world also wanted to see the US retaking the high road in reinforcing business ethics and integrity – so lacking under the last administration. As taxpayers had already put huge sums into rescuing failing banks, with the prospect of more to come, a transparent process to reveal how the money was being used was imperative. Substantial public rescue funds have reportedly been siphoned off to foreign banks, Goldman Sachs, and staff bonuses for purposes unrelated to protecting public interests. None of this was either revealed or debunked by Geithner’s tests. Instead, public servants now appear to be in cahoots with Wall Street to engineer an artificial aura of profitability. Moreover, the value of toxic
[ekonomi-nasional] Inspirasi Mei, Bulan Perlawanan Rakyat
*Buletin Elektronik**www.Prakarsa-Rakyat.org* *SADAR * *Simpul Untuk Keadilan dan Demokrasi* * Edisi: 206 Tahun V - 2009 Sumber: www.prakarsa-rakyat.org* *INSPIRASI MEI, BULAN PERLAWANAN RAKYAT* *Oleh Alfa Gumilang*^* ** Menelusuri sejarah lalu di bulan Mei, maka akan kita temukan sebuah pengalaman luar biasa yang merupakan sebuah torehan sejarah, hasil dari gerak berlawannya rakyat. Mengilhami dari apa yang telah terjadi di masa lalu tersebut, bukan sebuah kesalahan dan seremonial belaka jika kita mengingat dan memperingatinya pada saat sekarang ini. Selengkapnya: http://www.prakarsa-rakyat.org/download/Buletin%20SADAR/SADAR%20206%20tahun%20V%202009.html *webmas...@prakarsa-rakyat.org http://www.prakarsa-rakyat.org * [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [ekonomi-nasional] The Washington Taste .
Komentar singkat saja. Selama menjabat presiden, rasanya Megawati belum pernah sekalipun mengunjungi Bantar Gebang. Begitu (maaf) ada maunya, langsung deh bagi-bagi makanan dan beramah tamah disitu. Apa iya semisal beliau terpilih nanti, tetap akan mengunjungi Bantar Gebang? Maaf, saya kok ragu. Rasanya, untuk menarik simpati rakyat, cara apapun akan dilakukan. Tapi begitu terpilih, siapapun presiden/wapresnya tentu akan bersikap lebih realistis melihat sikon di lapangan. Ketika kampanye bolehlah menyerukan jargon anti asing, anti liberalisme, dst. Tapi begitu terpilih, saya berani bertaruh, tidak ada yang berani langsung memutus kontrak karya pertambangan yang dikuasai asing, atau sepihak menghentikan utang luar negeri. :) Salam 2009/5/22 Taufik Dwidjowinarto taufik_dwidjowina...@yahoo.co.id Namun bahasa simbol bicara dengan jujur dan setiap orang yang memiliki nurani pasti merasakan hal itu. Pakar komunikasi politik Dr. Effendi Ghazali dalam beberapa kesempatan di sejumlah acara teve juga menyatakan jika acara mewah tersebut mengirim pesan jika mereka tidak pro-rakyat miskin. Beda dengan pasangan Mega Pro yang menggelar acara deklarasi di Gunung Sampah Bantar Gebang. Yang ini jelas, lewat komunikasi politik yang ada, mereka hendak menyatakan bersungguh-sungguh berdiri di belakang rakyat miskin. [Non-text portions of this message have been removed] Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional? Kirim email ke ekonomi-nasional-subscr...@yahoogroups.com http://capresindonesia.wordpress.com http://infoindonesia.wordpress.comYahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:ekonomi-nasional-dig...@yahoogroups.com mailto:ekonomi-nasional-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: ekonomi-nasional-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [ekonomi-nasional] The Washington Taste .
Hehehe, pernyataan sinis yg benar. is -Original Message- From: Iman widgetena...@gmail.com Date: Mon, 25 May 2009 12:53:58 To: ekonomi-nasional@yahoogroups.com Subject: Re: [ekonomi-nasional] The Washington Taste . Komentar singkat saja. Selama menjabat presiden, rasanya Megawati belum pernah sekalipun mengunjungi Bantar Gebang. Begitu (maaf) ada maunya, langsung deh bagi-bagi makanan dan beramah tamah disitu. Apa iya semisal beliau terpilih nanti, tetap akan mengunjungi Bantar Gebang? Maaf, saya kok ragu. Rasanya, untuk menarik simpati rakyat, cara apapun akan dilakukan. Tapi begitu terpilih, siapapun presiden/wapresnya tentu akan bersikap lebih realistis melihat sikon di lapangan. Ketika kampanye bolehlah menyerukan jargon anti asing, anti liberalisme, dst. Tapi begitu terpilih, saya berani bertaruh, tidak ada yang berani langsung memutus kontrak karya pertambangan yang dikuasai asing, atau sepihak menghentikan utang luar negeri. :) Salam 2009/5/22 Taufik Dwidjowinarto taufik_dwidjowina...@yahoo.co.id Namun bahasa simbol bicara dengan jujur dan setiap orang yang memiliki nurani pasti merasakan hal itu. Pakar komunikasi politik Dr. Effendi Ghazali dalam beberapa kesempatan di sejumlah acara teve juga menyatakan jika acara mewah tersebut mengirim pesan jika mereka tidak pro-rakyat miskin. “Beda dengan pasangan Mega Pro yang menggelar acara deklarasi di Gunung Sampah Bantar Gebang. Yang ini jelas, lewat komunikasi politik yang ada, mereka hendak menyatakan bersungguh-sungguh berdiri di belakang rakyat miskin.” [Non-text portions of this message have been removed] Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional? Kirim email ke ekonomi-nasional-subscr...@yahoogroups.com http://capresindonesia.wordpress.com http://infoindonesia.wordpress.comYahoo! Groups Links Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional? Kirim email ke ekonomi-nasional-subscr...@yahoogroups.com http://capresindonesia.wordpress.com http://infoindonesia.wordpress.comYahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:ekonomi-nasional-dig...@yahoogroups.com mailto:ekonomi-nasional-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: ekonomi-nasional-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[ekonomi-nasional] Fakta Kekejian Sistem Sosial Neoliberal dan Mesin-mesinnya
mohon maaf untuk yang satu ini dan semoga bermanfaat. Silah simak film dokumenter tatanan sosial dunia dan keterpurukan Indonesia dalam Jerat Neoliberalisme (Penjajahan Baru) John Pigler – The New Rules of The World (subtitle bahasa Indonesia dalam 6 bagian) Beserta kompilasi 10 artikel terkait Neoliberalisme : Pengertian, Asal Mula dan Perkembangannya Revrisond Baswir : Neoliberalisme; B Herry-Priyono : Neoliberalisme – Kolonisasi Homo Ekonomikus dan Homo Finansialis; B Herry Priyono : Neoliberalisme dan Sifat Elusif Kebebasan; Yanuar Nugroho : Rekayasa Merawat Neoliberalisme: Menggagas Kembali Peran Teknologi untuk Akumulasi Laba; Kwik Kian Gie “Apa Neoliberalisme Itu? ; Revrisond Baswir : Jalan Neoliberal Pak Bud; Fahmy Radhi : Analisis Pasangan Yudhoyono – Boediono; Sri Edi Swasono : Mewaspadai Neoliberalisme, Dr George Aditjondro Track Record : Bisnis Capres Cawapres Seri Khusus Belajar dari Pengalaman Amerika Latin : Siklus Politik Neoliberal: “Penyesuaian” Amerika Latin Menuju Kemiskinan dan Kemakmuran di Era Pasar Bebas (James Petras) Selengkapnya http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/05/neoliberalisme-pengertian-dan.html [Non-text portions of this message have been removed]
[ekonomi-nasional] Re: LANJUTKAN : INDONESIA BANGKRUT
Dear All, Penguasa RI sekarang dan tim sukses-nya (sekaligus sebagai capres 2009), sering berkampanye soal turunnya rasio hutang dibanding pdb (nominal).. Saya sendiri bukan ahli di bidang ekonomi. Mungkin yang lebih paham dapat bantu jelaskan soal ini lebih rinci, karena di bawah ada istilah pdb nominal dan riil. Membaca diskusi di bawah, IMHO, ada baiknya yg dijadikan patokan bukan pdb namun rasio hutang dibanding cadangan devisa negara. Ini jauh lebih mudah dipahami. Karena cadangan devisa negara merupakan 'dana standby' yang nyata. Dan harus diatur, dana standby ini sedapat mungkin bukan didapat dari hutang - seperti yang sudah (dari IMF dll).. Karena percuma saja, hutang hanya menjadi 'dana mati'.. sementara bunga dan kewajiban membayar sudah jelas di depan mata.. CMIIW.. -- Wassalam, Irwan.K Better team works could lead us to better results http://irwank.blogspot.com -- Pesan terusan -- Dari: bungaran no_re...@yahoogroups.com Tanggal: 26 Mei 2009 05:18 Subjek: Re: LANJUTKAN : INDONESIA BANGKRUT Silahkan baca referensi : http://kau.or.id/content/view/105/2/ http://www.kompas.com/read/xml/2008/11/24/0642591/rupiah.jeblok.utang.ri.nambah. 2335.miliar.dollar.as Rasio cadangan devisa dengan utang bisa menimbulkan banyak persepsi seperti krisis likuiditas, dll. Benar total utang yang telah jatuh tempo tersebut, tidak seluruhnya harus langsung dibayarkan. Sebab, beberapa dari utang-utang tersebut masih bisa diperpanjang sesuai dengan struktur pinjamannya. Tapi ingat Rasio utang terhadap Cadangan devisa (debt to reserve ratio). Rasio utang terhadap cadangan devisa masih tinggi, Jika terjadi penurunan cadangan devisa dan jumlah utang semakin membengkak tentu rasio utang terhadap cadangan devisa semakin tinggi. Apalagi dalam krisis global ini, penurunan cadangan devisa bisa disebabkan oleh intervensi yang dilakukan oleh BI untuk menjagastabilitas nilai tukar rupiah. Untuk menurunkan rasio utang terhadap cadangan devisa,(Mungkin)pemerintah menempuh berbagai cara di antaranya dengan memanfaatkan pinjaman bilateral atau fasilitas bilateral swap arrangement. Krisis bisa terjadi, yang dapat mengancam ketahanan sektor keuangan(Cadangan Devisa) karena utang luar negeri atau modal asing yang masuk banyak yang ditempatkan dalam Sertifikat Bank Indonesia dan Surat Utang Negara (yang jumlahnya cenderung terus meningkat) ditarik pada saat bersamaan. Jika ini terjadi tentu kita akan lebih sulit membayar utang pada saat jatuh tempo. http://bisniskeuangan.kompas.com/read/xml/2009/03/29/12561892/tahun.ini.utang.sw \asta.jatuh.tempo.35.miliar.dollar.as Tahun ini utang swasta yang jatuh tempo mencapai US$35 miliar, atau lebih separuh dari total cadangan devisa yang cuma US$ 51 miliar. Bagaimana jika tahun ini modal asing yang ditempatkan di surat berharga domestik itu tiba-tiba secara serentak mendadak mengalir keluar (sudden reversal). Soal pajak,Utang, PDB: Teorinya begini: Semakin menurunnya rasio utang terhadap PDB, kan harus diimbangi meningkatnya rasio pajak. Tapi kenyataan kan tidak PDB (nominal)naik tapi Utang semakin membengkak dan rasio pajak kecil. Teorinya kinerja perekonomian tidak dilihat dari PDB Nominal, karena yang dipakai adalah PDB Riil, sebab sudah mengeluarkan faktor2 seperti inflasi dll. Pertumbuhan ekonomi diukur berdasarkan PDB riil. Jika kita memakai data Departemen Keuangan http://www.dmo.or.id Tahun 2008 PDB Nominal : Rp 4954 Trilyun PDB Riil (Konstan) : Rp 2082 Trilyun Utang Negara : Rp 1623 Trilyun Tahun 2004 PDB Nominal : Rp 2.303 Trilyun PDB Riil (Konstan) : Rp 1.660 Trilyun Utang Pemerintah :Rp 1,275 Trilyun Kalau kita mau bandingkan Rasio Hutang terhadap PDB Riil, maka : Tahun 2004 : Rasio Hutang terhadap PDB Riil adalah 76,8%. Tahun 2008 : Rasio hutang terhadap PDB Riil adalah 77,95%. --- In x, Teguh Santoso tgh.s...@... wrote: Lagi-lagi hanya data di layar Notebook. Cape juga. Mbok sekali2 kampanye dengan program yang kongkrit lah, agar tidak ini mestinya itu, agar tidak anu mestinya ini. yah kalo cuman ngomongin kejelekan orang laon mah, gampang, es pe el kata anak2, gampii kata ABG. Asli, makin lucu aja deh bapak2 ini. salam teguh santoso -- Pesan terusan -- Dari: tjuk kasturi sukiadi kasturi_suki...@yahoo.co.id Tanggal: 22 Mei 2009 14:39 Subjek: Re: LANJUTKAN : INDONESIA BANGKRUT Anda Benar Sekali Bung Halim Hade!, Perlindungan yang diberikan oleh Lembaga Penjamin Simpanan sejak akhir Oktober 2009 kemarin dinaikkan menjadi 2 Milyar rupiah atau setara dengan 185.000 USD lebih tinggi dari yang dijamin oleh Federal Deposit Insurance Corporation kepada para penabung Kecil di AS yang sebesar 100.000 USD. Sedangkan Pendapatan Per Kapita Indonesia hanya 1 per 25 dari pendapatan perkapita AS. Jadi program pemerintah adalah MELINDUNGI ORANG KAYA! Agar para Kayawan tetap menyimpan uang mereka sebagai deposito di bank-bank di Indonesia. Mereka itulah the economic elites of Indonesia yang jumlahnya mungkin hanya 1/2
[ekonomi-nasional] Ketika Neoliberalisme Berpindah - Re: The Washington Taste .
Kalau saya lihat memang di era Megawati, Neoliberalisme lebih gila lagi. Pada masa pemerintahannya diwarnai dengan pencabutan subsidi BBM oleh Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro sehingga harga minyak naik dan juga penjualan BUMN oleh Laksamana Soekardi. Boediono yang dituding Neoliberalis pun sempat menjadi menterinya. Namun para menteri yang disinyalir Neoliberalis seperti Boediono, Purnomo, dan Laksamana Soekardi saat ini berpindah ke kubu SBY. Sementara Prabowo meski seorang kapitalis, mempropagandakan ekonomi kerakyatan untuk mengembalikan kekayaan alam Indonesia dari pengusaha asing ke rakyat Indonesia. Silahkan lihat di: http://capresindonesia.wordpress.com/2009/05/25/calon-presiden-capres-indonesia-2009-sby-boediono-mega-prabowo-jk-wiranto/ Saya tahu Prabowo itu dekat dengan beberapa ekonom kerakyatan. Jadi kalau paham Ekonomi Prabowonomics yang kerakyatan dipakai, mungkin (sekali lagi mungkin) ada perubahan. Megawati saya lihat orangnya agak awam. Jadi kalau kementeriannya didominasi orang Neoliberalis, maka kebijakannya pun jadi neoliberalis. Sebaliknya sekarang orang2 yang dituding Neoliberalis justru ramai-ramai merapat ke SBY. Nah ini menurut saya cukup berbahaya mengingat peluang SBY menang boleh dikata paling besar. Itu saja dari saya yang saat ini sepertinya memilih untuk tidak memilih karena tidak ada CAPRES yang sreg...:) === Ayo Belajar Islam sesuai Al Qur'an dan Hadits http://media-islam.or.id --- Pada Sen, 25/5/09, Imam Soeseno i...@katimin.net menulis: Dari: Imam Soeseno i...@katimin.net Topik: Re: [ekonomi-nasional] The Washington Taste . Kepada: Ekonomi ekonomi-nasional@yahoogroups.com, Linkers ipb-l...@yahoogroups.com Tanggal: Senin, 25 Mei, 2009, 5:08 AM Hehehe, pernyataan sinis yg benar. is -Original Message- From: Iman widgetena...@gmail.com Date: Mon, 25 May 2009 12:53:58 To: ekonomi-nasional@yahoogroups.com Subject: Re: [ekonomi-nasional] The Washington Taste . Komentar singkat saja. Selama menjabat presiden, rasanya Megawati belum pernah sekalipun mengunjungi Bantar Gebang. Begitu (maaf) ada maunya, langsung deh bagi-bagi makanan dan beramah tamah disitu. Apa iya semisal beliau terpilih nanti, tetap akan mengunjungi Bantar Gebang? Maaf, saya kok ragu. Rasanya, untuk menarik simpati rakyat, cara apapun akan dilakukan. Tapi begitu terpilih, siapapun presiden/wapresnya tentu akan bersikap lebih realistis melihat sikon di lapangan. Ketika kampanye bolehlah menyerukan jargon anti asing, anti liberalisme, dst. Tapi begitu terpilih, saya berani bertaruh, tidak ada yang berani langsung memutus kontrak karya pertambangan yang dikuasai asing, atau sepihak menghentikan utang luar negeri. :) Salam 2009/5/22 Taufik Dwidjowinarto taufik_dwidjowina...@yahoo.co.id Namun bahasa simbol bicara dengan jujur dan setiap orang yang memiliki nurani pasti merasakan hal itu. Pakar komunikasi politik Dr. Effendi Ghazali dalam beberapa kesempatan di sejumlah acara teve juga menyatakan jika acara mewah tersebut mengirim pesan jika mereka tidak pro-rakyat miskin. “Beda dengan pasangan Mega Pro yang menggelar acara deklarasi di Gunung Sampah Bantar Gebang. Yang ini jelas, lewat komunikasi politik yang ada, mereka hendak menyatakan bersungguh-sungguh berdiri di belakang rakyat miskin.” [Non-text portions of this message have been removed] Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional? Kirim email ke ekonomi-nasional-subscr...@yahoogroups.com http://capresindonesia.wordpress.com http://infoindonesia.wordpress.comYahoo! Groups Links Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional? Kirim email ke ekonomi-nasional-subscr...@yahoogroups.com http://capresindonesia.wordpress.com http://infoindonesia.wordpress.comYahoo! Groups Links mailto:ekonomi-nasional-fullfeatu...@yahoogroups.com Mulai chatting dengan teman di Yahoo! Pingbox baru sekarang!! Membuat tempat chat pribadi di blog Anda sekarang sangatlah mudah. http://id..messenger.yahoo.com/pingbox/
[ekonomi-nasional] Tim Sukses SBY: Ratusan Miliar Hanya Untuk PencitraanRatusan Miliar Hanya Untuk Pencitraan
Laporan Khusus, detikNews, Senin, 25/05/2009 15:17 WIB Jakarta - Boediono bergegas masuk ke markas Bravo Media Center (BMC) sore itu. Pria yang kini menjadi cawapres SBY itu, lalu masuk ke sebuah ruangan yang ada di markas BMC, Jalan Teuku Umar No. 51, Jakarta Pusat. Kamis (21/5/2009) sore itu, Boediono bersama Tim Walisongo, tim kampanye Boediono, akan dibriefing Rizal Mallarangeng dari Fox Indonesia. Malam itu Boediono akan berbicara di sebuah stasiun televisi swasta. Boediono dibriefing dulu sebelum memberikan wawancara di salah satu stasiun TV malam ini, jelas Taufan, anggota tim Walisongo saat ditemui detikcom, di markas BMC, akhir pekan lalu. Briefing terhadap Boediono dianggap sangat penting lantaran baik buruknya performa Boediono di hadapan publik akan berpengaruh terhadap citra yang sudah dibangun SBY. Itu sebabnya Fox Indonesia, yang ditunjuk SBY sebagai konsultan politik, dituntut kerja ekstra keras untuk membimbing mantan Gubernur Bank Indonesia (BI) supaya sesuai arahan. Bukan hanya memoles Boediono, Fox juga menjaga sang cawapres dari serangan pihak lawan. Tidak heran ketika Boediono diserang soal kisruh proyek monorel oleh Jusuf Kalla (JK), Rizal yang langsung menyerang balik. Begitu Boediono diserang dengan isu neoliberal, Fox selalu menyiapkan sanggahan dan serangan balik atas tudingan tersebut. Fox memang kita tunjuk untuk jadi konsultan pencitraan. Karena kami menilai kerja mereka bagus dan profesional, jelas koordinator tim kampanye SBY-Boediono, Ruhut Sitompul kepada detikcom, Minggu (24/5/2009). Fox sejak beberapa bulan sebelum Pemilu Legislatif dipercaya penuh untuk menangani pemenangan Partai Demokrat (PD) dan SBY sebagai capres. Lembaga pencitraan ini kemudian membentuk BMC 13 Februari 2009, sebagai pusat komando pencitraan PD dan SBY di Pemilu Legislatif dan Pilpres. Selain terkait citra, BMC juga berfungsi sebagai sarana informasi yang berhubungan dengan data-data terkait pemilu, khususnya bagi kepentingan PD. Informasi yang diterima detikcom, Fox tidak hanya menangani urusan pencitraan, pengumpulan serta analisa data bagi PD dan SBY. Urusan materi kampanye lewat iklan juga ditanganinya. Bahkan desain serta pembuatan atribut kampanye, seperti kaos, bendera dan striker semua ditangani perusahaan milik Choel Mallarangeng dan Rizal Mallarangeng tersebut. Tidak heran, dengan tugas dan kewenangan fox yang begitu besar, PD dan SBY pun harus mengeluarkan dana yang tidak sedikit untuk Fox. Konon biayanya mencapai ratusan miliar. Fulus sebesar itu berasal dari sumbangan para kolega SBY. Uang yang diterima memang besar. Buktinya belum lama ini Fox membeli rumah seluas 1.800 meter per segi di Jalan Proklamasi, Menteng, Jakarta, ungkap si sumber meyakinkan. Namun Wakil Ketua DPP PD Ahmad Mubarok membantah dana untuk Fox sampai ratusan miliar. Untuk dana pastinya saya tidak tahu. Tapi tidak mungkin lah dananya sebesar itu, jelas Mubarok saat dihubungi detikcom. Tapi Mubarok mengakui untuk urusan pencitraan, termasuk disain iklan maupun atribut kampanye, semuanya ditangani Fox. Hanya saja, kata Mubarok, semua pesanan sesuai arahan PD. Sementara sumber detikcom mengungkapkan, kalangan parpol pendukung SBY-Boedino banyak mengeluhkan Fox karena semua urusan kampanye ditangani oleh lembaga ini. Apalagi setiap kegiatan yang akan dilakukan tim sukses di hadapan publik, harus dapat arahan dulu dari Fox. Setiap langkah yang akan dilakukan tim sukses harus dikonsultasi dulu ke BMC. Misalnya soal pernyataan pers atau dialog di hadapan publik, jelas sumber detikcom, yang merupakan anggota tim sukses SBY-Boediono, dari kalangan partai pendukung. Dominasi Fox di tim sukses SBY, lanjut sumber tersebut, membuat tidak nyaman beberapa partai pendukung. Apalagi, jelas sumber tersebut, fulus untuk menggerakkan mesin politik parpol koalisi untuk memenangkan SBY-Bioediono jadi agak seret. Karena modal yang diberikan hanya bendera, tiang, kaos dan stiker. Padahal untuk menghidupkan mesin politik di daerah butuh dana segar untuk transportasi dan lobi-lobi, tandasnya. Namun adanya dominasi Fox di tim kampanye nasional SBY-Boediono dibantah koordinator tim kampanye Ruhut Sitompul. Kata Ruhut, antara Fox dan mitra koalisi terjalin kerjasama yang baik. Beberapa kali pimpinan partai pendukung rapat di BMC. Tapi memang lebih seringnya kita (partai koalisi) rapat di Gedung Expo, Kemayoran, di lantai 6. Sebab tempatnya lebih luas dibanding BMC, jelas Ruhut. Sedangkan mengenai koordinasi tim sukses, Ruhut mengatakan, selain SBY, pusat komando tetap dipegang Mensesneg Hatta Rajasa dan mantan Panglima TNI Marsekal TNI (Purn) Djoko Suyanto. Keduanya merupakan ketua dan wakil ketua tim sukses nasional SBY-Boediono. (ddg/iy) Sumber: http://www.detiknews.com/read/2009/05/25/151732/1136773/159/ratusan-miliar-hanya-untuk-pencitraan
[ekonomi-nasional] Pak Boed yang Tidak Saya Kenal (4-habis)
Terlepas dari perdebatan apakah Boediono penganut neoliberalisme dan sebagainya, kesantunan dan kesederhanaannya tak harus menutupi, peran lain Boediono sebagai pejabat publik. Tak pula karena alasan kursi-kursi di rumahnya, sudah banyak yang bolong seperti yang kemudian juga ditulis oleh Faisal. oleh Rusdi Mathari Pekan lalu, Boediono melaporkan kekayaannya kepada KPK. Catatan lembaga itu menyebutkan, ada kenaikan harta sebesar Rp 3,4 miliar atau 18,3 persen dari posisi kekayaan Boediono per 31 Mei 2008. Jika pada akhir Mei tahun lalu itu, harta Boediono masih tercatat sekitar Rp 18,6 miliar kini sudah menjadi Rp 22,06 miliar. Usai verifikasi, Deputi Pencegahan KPK Eko Tjiptadi mengatakan, harta Boediono meliputi harta bergerak dan harta tidak bergerak. Yang tidak bergerak berupa tanah dan bangunan yang per 24 Februari 2006 mencapai Rp 2,2 miliar. Harta ini setahun lalu sudah naik dua kali lipat menjadi Rp 5,8 miliar. Boediono diketahui juga memiliki alat transportasi dan mesin senilai Rp 646 juta meski dalam laporan pekan lalu, nilai hartanya itu turun menjadi Rp 512 juta. Selain logam mulia bernilai Rp 83 juta, Boediono tercatat juga memiliki surat berharga senilai Rp 600 juta, giro dan setara kas Rp 11,5 miliar, dan US$ 10 ribu. Tak ada utang yang dilaporkan oleh Boediono. Dia juga tak memiliki tanggungan utang (piutang). Lahir di Blitar (Jawa Timur), 25 Februari 1943, dengan kekayaannya itu Boediono memang dikenal sebagai sosok yang santun dan tak banyak bicara. Barangkali itulah yang menjadi salah satu alasan Yudhoyono, menunjuknya sebagai menko perekonomian 5 Desember 2005, menggantikan Aburizal Bakrie yang digeser menjadi menko kesra. Jabatan itu sebetulnya warisan Soeharto dan dianggap sebagai posisi bergengsi di kabinet. Sesuai Pasal 8 Keputusan Presiden RI No. 100 Tahun 2001, tugas menko perekonomian adalah membantu Presiden dalam mengkoordinasikan dan menyinkronkan penyiapan dan penyusunan kebijakan serta pelaksanaannya di bidang perekonomian. Kewenangannya meliputi penetapan kebijakan secara makro untuk keterpaduan dan sinkronisasi seluruh kebijakan lembaga pemerintah di bidangnya; perumusan dan penetapan agenda dan prioritas kebijakan secara makro di bidangnya; penyusunan rencana makro untuk menyinkronkan rencana dan program lembaga pemerintah di bidangnya; penandatanganan perjanjian atau persetujuan internasional berdasarkan pelimpahan wewenang dari Presiden di bidangnya; dan penetapan putusan hasil koordinasi (lihat Keputusan Presiden No.100 Tahun 2001 Tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, Dan Tata Kerja Menteri Negara Koordinator http://www.proxsis.com/perundangan/LH/doc/uu/F00-2001-00100.pdf ). Beras dan CPO Belum setahun menjabat menko perekonomian, Boediono dan tim ekonominya kemudian memutuskan untuk mengimpor beras. Itu terjadi pada 4 September 2006. Saat itu pemerintah melalui Departemen Perdagangan, menerbitkan surat persetujuan impor beras melalui Surat Menteri Perdagangan Nomor 760/M-DAG/9/2006 perihal Impor Beras untuk Cadangan Beras Pemerintah. Jumlahnya mencapai 210 ribu ton beras putih. Pemerintah waktu itu beralasan, impor beras itu disebabkan oleh harga beras di dalam negeri pada bulan berjalan (September) yang sudah sangat tinggi yaitu Rp 5.091 per kilogram atau naik 58,23 persen dibandingkan dengan harga rata-rata pada Agustus 2005. Perhitungan itu diketahui dari 614 transaksi yang terjadi di 16 provinsi. Soal impor itu, jika menggunakan alasan pemerintah bahwa harga beras di dalam negeri memang lebih mahal daripada harga beras di luar negeri, mestinya dana untuk impor beras itu bisa digunakan untuk membeli beras dari petani di dalam negeri. Dengan demikian, para petani di Indonesia menikmati hasil kerja mereka dan bukan sebaliknya diberikan kepada petani luar negeri. Namun rupanya Jakarta, tak berkehendak mengelap keringat para petani, meski sebelumnya mereka sudah dipaksa hidup dengan harga BBM yang membubung. Akibat kenaikan itu, harga beras lokal langsung turun. Di Pasar Cipinang, Jakarta, harga beras langsung turun hingga Rp 200 per kilogram. Di sentra produksi beras, seperti di Cimalaya, Cikampek, harga beras rontok hingga Rp 3.850 per kilogram. Padahal harga beras pada September 2006 mencapai Rp 5.091 per kilogram atau naik sekitar 68 persen dibanding harga beras rata-rata pada bulan September tahun 2005, yang mencapai Rp 3.500 per kilogram. Harga eceran minyak goreng curah setelah itu juga terus merambat naik. Semula pada Juli 2006 harganya baru bertengger Rp 5.026 per kilogram. Lalu terus naik setiap bulan, hingga menjadi Rp 8.787 per kilogram pada Juni 2007. Di beberapa tempat harganya saat itu ada yang mencapai Rp 10 ribu. Di Bandung, pada Maret 2008, harga eceran itu bahkan mencapai Rp 15.000 per kilogram. Menurut Fahmy Radhi, Dosen FEB UGM dan Direktur Eksekutif Mubyarto Institute, dalam upayanya meredam kenaikan harga minyak goreng tampak sekali kegamangan Boediono sebagai menko perekonomian melakukan intervensi
Re: [ekonomi-nasional] The Washington Taste .
Setuju, masyarakat miskin selalu menjadi bintang saat Pemilu, dan ditendang saat pemerintahan berjalan.tolong dong mbok semua peserta Capres dan Cawapres lebih realistis dalam kampanye terbuka, jangan jadikan rakyat kecil obyek Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Imam Soeseno i...@katimin.net Date: Mon, 25 May 2009 12:08:42 To: Ekonomiekonomi-nasional@yahoogroups.com; Linkersipb-l...@yahoogroups.com Subject: Re: [ekonomi-nasional] The Washington Taste . Hehehe, pernyataan sinis yg benar. is -Original Message- From: Iman widgetena...@gmail.com Date: Mon, 25 May 2009 12:53:58 To: ekonomi-nasional@yahoogroups.com Subject: Re: [ekonomi-nasional] The Washington Taste . Komentar singkat saja. Selama menjabat presiden, rasanya Megawati belum pernah sekalipun mengunjungi Bantar Gebang. Begitu (maaf) ada maunya, langsung deh bagi-bagi makanan dan beramah tamah disitu. Apa iya semisal beliau terpilih nanti, tetap akan mengunjungi Bantar Gebang? Maaf, saya kok ragu. Rasanya, untuk menarik simpati rakyat, cara apapun akan dilakukan. Tapi begitu terpilih, siapapun presiden/wapresnya tentu akan bersikap lebih realistis melihat sikon di lapangan. Ketika kampanye bolehlah menyerukan jargon anti asing, anti liberalisme, dst. Tapi begitu terpilih, saya berani bertaruh, tidak ada yang berani langsung memutus kontrak karya pertambangan yang dikuasai asing, atau sepihak menghentikan utang luar negeri. :) Salam 2009/5/22 Taufik Dwidjowinarto taufik_dwidjowina...@yahoo.co.id Namun bahasa simbol bicara dengan jujur dan setiap orang yang memiliki nurani pasti merasakan hal itu. Pakar komunikasi politik Dr. Effendi Ghazali dalam beberapa kesempatan di sejumlah acara teve juga menyatakan jika acara mewah tersebut mengirim pesan jika mereka tidak pro-rakyat miskin. “Beda dengan pasangan Mega Pro yang menggelar acara deklarasi di Gunung Sampah Bantar Gebang. Yang ini jelas, lewat komunikasi politik yang ada, mereka hendak menyatakan bersungguh-sungguh berdiri di belakang rakyat miskin.” [Non-text portions of this message have been removed] Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional? Kirim email ke ekonomi-nasional-subscr...@yahoogroups.com http://capresindonesia.wordpress.com http://infoindonesia.wordpress.comYahoo! Groups Links Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional? Kirim email ke ekonomi-nasional-subscr...@yahoogroups.com http://capresindonesia.wordpress.com http://infoindonesia.wordpress.comYahoo! Groups Links Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional? Kirim email ke ekonomi-nasional-subscr...@yahoogroups.com http://capresindonesia.wordpress.com http://infoindonesia.wordpress.comYahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:ekonomi-nasional-dig...@yahoogroups.com mailto:ekonomi-nasional-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: ekonomi-nasional-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
RE: [ekonomi-nasional] The Washington Taste .
Sungguh terlalu...tukul bilang hehehe -Original Message- From: ekonomi-nasional@yahoogroups.com [mailto:ekonomi-nasio...@yahoogroups.com] On Behalf Of Imam Soeseno Sent: Monday, May 25, 2009 7:09 PM To: Ekonomi; Linkers Subject: Re: [ekonomi-nasional] The Washington Taste . Hehehe, pernyataan sinis yg benar. is -Original Message- From: Iman widgetena...@gmail.com Date: Mon, 25 May 2009 12:53:58 To: ekonomi-nasional@yahoogroups.com Subject: Re: [ekonomi-nasional] The Washington Taste . Komentar singkat saja. Selama menjabat presiden, rasanya Megawati belum pernah sekalipun mengunjungi Bantar Gebang. Begitu (maaf) ada maunya, langsung deh bagi-bagi makanan dan beramah tamah disitu. Apa iya semisal beliau terpilih nanti, tetap akan mengunjungi Bantar Gebang? Maaf, saya kok ragu. Rasanya, untuk menarik simpati rakyat, cara apapun akan dilakukan. Tapi begitu terpilih, siapapun presiden/wapresnya tentu akan bersikap lebih realistis melihat sikon di lapangan. Ketika kampanye bolehlah menyerukan jargon anti asing, anti liberalisme, dst. Tapi begitu terpilih, saya berani bertaruh, tidak ada yang berani langsung memutus kontrak karya pertambangan yang dikuasai asing, atau sepihak menghentikan utang luar negeri. :) Salam 2009/5/22 Taufik Dwidjowinarto taufik_dwidjowina...@yahoo.co.id Namun bahasa simbol bicara dengan jujur dan setiap orang yang memiliki nurani pasti merasakan hal itu. Pakar komunikasi politik Dr. Effendi Ghazali dalam beberapa kesempatan di sejumlah acara teve juga menyatakan jika acara mewah tersebut mengirim pesan jika mereka tidak pro-rakyat miskin. Beda dengan pasangan Mega Pro yang menggelar acara deklarasi di Gunung Sampah Bantar Gebang. Yang ini jelas, lewat komunikasi politik yang ada, mereka hendak menyatakan bersungguh-sungguh berdiri di belakang rakyat miskin. [Non-text portions of this message have been removed] Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional? Kirim email ke ekonomi-nasional-subscr...@yahoogroups.com http://capresindonesia.wordpress.com http://infoindonesia.wordpress.comYahoo! Groups Links Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional? Kirim email ke ekonomi-nasional-subscr...@yahoogroups.com http://capresindonesia.wordpress.com http://infoindonesia.wordpress.comYahoo! Groups Links Trend Micro InterScan Security Gateway Appliance has scanned this message and found it to be free of known security risks.
[ekonomi-nasional] SMK MA'ARIF PELOPORI KOTA BATU SEBAGAI KOTA WISATA RELIGI
Merealisasikan wacana Kota Batu sebagai Kota Wisata Religi, maka siswa-siswi SMK MA'ARIF BATU memasang papan dengan tulisan kalimah Toyyibah dan kalimah Dzikir di sepanjang Jalan panderman Kota Batu, yang merupakan jalan akses menuju ke SMK MA'ARIF KOTA BATU. Gambar hasil kegiatan bisa dilihat di www.syamsdaza.co.nr [Non-text portions of this message have been removed]
[ekonomi-nasional] Amien Rais : Boediono Neoliberalis yg Pro-AS.
Amien Rais sampai saat ini mengaku ‘belum’ bisa memahami mengenai alasan dipilihnya Boediono oleh SBY sebagai cawapres.. Amien Rais pun ‘masih’ menganggap Boediono sebagai penganut paham ‘Neoliberalisme’ dengan Kebijakan Ekonomi ‘pro AS’. * Meski telah melunak dari sikap kerasnya yang menentang tindakan SBY memilih Boediono sebagai cawapres, Amien Rais nampak ‘belum’ sepenuhnya legowo. Dalam Pilpres 8 Juli mendatang Ketua MPP PAN ini tetap akan mencontreng SBY, namun bukan Boediono. Bila tidak ada perubahan, saya akan menyentang SBY bukan Boediono, kata Amien saat menghadiri acara Tasyakuran Pemilu yang di gelar DPD PAN Kabupaten Cilacap di rumah salah satu kader Jl Sawo, Cilacap, Sabtu (24/5/2009) malam. Menurut Amien, dirinya tetap konsisten dengan keputusan Rakernas PAN di Yogyakarta 2 Mei lalu. Saat itu, Rakernas memutuskan PAN akan berkoalisi dengan Partai Demokrat dalam Pilpres dan mengajukan Hatta Rajasa sebagai cawapres SBY. Mengenai alasan dipilihnya Boediono oleh SBY sebagai cawapres, dan bukan Hatta Rajasa, Amien sampai saat ini mengaku ‘belum’ bisa memahaminya. Amien pun masih menganggap Boediono sebagai penganut paham ‘Neoliberalisme’ dengan Kebijakan Ekonomi ‘pro AS’. Amien Rais Akan Nyontreng SBY, Bukan Boediono. http://pemilu.detiknews.com/read/2009/05/24/051240/1136093/700/amien-rais-akan-nyontreng-sby-bukan-boediono * Tarekat Qodiriyah Wa Naqsyabandiyah klik http://www.SyaikhAchmadSyaechudin.org Lebih aman saat online. Upgrade ke Internet Explorer 8 baru dan lebih cepat yang dioptimalkan untuk Yahoo! agar Anda merasa lebih aman. Gratis. Dapatkan IE8 di sini! http://downloads.yahoo.com/id/internetexplorer/ [Non-text portions of this message have been removed]
[ekonomi-nasional] Agenda politik SBY : Amandemen UUD Revisi UU Pemilu 2014.
Pasangan SBY-Boediono diyakini akan bisa menjamin terbentuknya Pemerintahan Yang Kuat dan Konsolidasi Demokrasi yang mempermudah Pengelolaan Politik di Parlemen. Untuk mencapai tujuan itu akan dilakukan dua hal : Pertama, melakukan Amandemen UUD 45, misalnya, dengan memberi Dewan Perwakilan Daerah (DPD) hak legislatif, agar pemerintahan lebih representatif. Kedua, merevisi UU Pemilu 2014, agar partai politik di parlemen 2014 nanti hanya terdiri dari 3 atau 5 partai politik saja, dengan menaikan syarat parliamentary threshold sebesar 5%-7%, sehingga politik di parlemen akan lebih mudah dikelola. * Lembaga Studi Demokrasi (LSD) yang dipimpin Denny JA akhirnya menyatakan dukungan penuh dan terbuka (political endorsement) pada pasangan SBY-Boediono dalam Pilpres 2009. Bahkan, Denny menyatakan, pasangan SBY-Boediono bisa menjamin terbentuknya pemerintahan yang kuat. Sebagai bagian dari masyarakat dan civil society, LSD memberikan dukungan terbuka (political endorsement) kepada pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono untuk Presiden dan Wapres 2009, karena beberapa alasan, yang sesuai dengan misi berdirinya Lembaga Studi Demokrasi, yaitu Pemerintahan Yang Kuat dan Konsolidasi Demokrasi, kata Denny JA yang menjabat sebagai Direktur Eksekutif LSD dalam keterangan pers di kantornya Jl Pemuda No 70, Rawamangun, Jakarta Timur, Senin (25/5/2009). Menurut Denny, pasangan SBY-Boediono lebih menjamin terbentuknya pemerintahan yang kuat. Koalisi partai yang berhasil digalangnya sudah lebih dari 50 persen dari total kursi di parlemen 2009. Dari hasil survei opini publik, figur SBY pribadi juga sangat kokoh di mata pemilih, jelasnya.. Jika terpilih, lanjut Denny, pasangan SBY-Boediono diharapkan melakukan inisiatif agar sistem yang ada lebih kondusif bagi terbentuknya pemerintahan yang lebih kuat lagi. Dua hal yang bisa dilakukan: Pertama, amandemen UUD 45, misalnya, dengan memberi Dewan Perwakilan Daerah (DPD) hak legislatif, agar pemerintahan lebih representatif. Kedua, merevisi UU Pemilu 2014, agar partai politik di parlemen 2014 nanti hanya terdiri dari 3 atau 5 partai politik saja. Ini bisa dikerjakan dengan menaikan syarat parliamentary threshold (batas minimal partai yang dapat ke parlemen) sebesar 5-7 persen. Dengan jumlah partai politik yang lebih sedikit, politik di parlemen akan lebih mudah dikelola, ujarnya. Denny menjelaskan, di negara demokrasi lain, seperti di AS, political endorsement itu lazim dilakukan. Colin Powell dari Partai Republik, misalnya, memberikan endorsement kepada Obama yang berasal dari partai demokrat. Bahkan koran besar seperti New York Times dan Washington Post juga acapkali memberikan political endorsement secara terbuka kepada salah satu calon presiden. Christian Coalition juga bahkan terlibat aktif memobilisasi agar pejabat yang terpilih adalah yang anti aborsi dan anti perkawinan gay, yang sesuai dengan platform lembaga itu. Semoga dengan tradisi baru dukungan terbuka kepada capres dalam rangka sebuah gagasan, politik indonesia lebih visioner dan lebih memberikan harapan, pungkasnya. Bentuk Lembaga Studi Demokrasi : Denny JA Beri Dukungan Terbuka pada SBY-Boediono. http://pemilu.detiknews.com/read/2009/05/25/195025/1136952/700/denny-ja-beri-dukungan-terbuka-pada-sby-boediono * Sebuah rumah di Jalan Salak nomor 26, Menteng, akhir-akhir ini sering kedatangan purnawirawan tentara dan polisi. Rumah yang disewa sejak awal April lalu itu saat ini menjadi pusat kegiatan relawan Gerakan Pro SBY (GPS). GPS merupakan salah satu tim relawan untuk memenangkan SBY-Boediono. Diketuai Marsekal Madya (Purn) Surrato Siswodihardjo, kawan dekat SBY, tim ini bertaburkan para jenderal. Selain Surrato juga terdapat nama mantan Kapolri Jenderal Polisi (purn) Sutanto yang menjadi pembina GPS. Lalu juga mantan Kasum TNI Letjen TNI (Purn) Suyono, mantan Kaster TNI Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo, serta Mayjen TNI (Purn) Herman LD. Sedangkan dari kalangan sipil ada nama Menhut MS Kaban, Lili Wahid, Irsyad Sudiro, serta Ahmad Mubarok. Surrato mengaku, pembentukan relawan GPS merupakan wujud simpati terhadap SBY. Meski demikian aktivitas GPS di luar struktur tim sukses. Dengan kata lain, rantai komando dipegang langsung pengurus GPS. Kita tidak mendapat intruksi atau perintah dari SBY atau tim sukses. Karena kita bergerak secara mandiri demi kemenangan SBY, ujar Surrato. Gerakan GPS terdiri dari dua pola, yakni ada yang terbuka dan tertutup.. Sementara sasarannya adalah menggalang dukungan bagi SBY dari kalangan di luar Partai Demokrat (PD) maupun partai pendukung koalisi. Selain masa golput, kata Surrato, GPS juga bergerak mendekati tokoh-tokoh dari lintas suku, lintas partai, serta lintas agama . Beberapa hari lalu, kami menjalin hubungan dengan partai-partai lokal di Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) untuk memenangkan SBY. Bahkan sejumlah mantan panglima GAM yang kami temui sudah menyatakan siap
Re: [ekonomi-nasional] Fakta Kekejian Sistem Sosial Neoliberal dan Mesin-mesinnya
mas, yang dikirim itu apa, kok ga kelihatan. tx --- On Mon, 5/25/09, andre andreas mataharikus...@yahoo.com wrote: From: andre andreas mataharikus...@yahoo.com Subject: [ekonomi-nasional] Fakta Kekejian Sistem Sosial Neoliberal dan Mesin-mesinnya To: kerja.pembeba...@gmail.com Date: Monday, May 25, 2009, 1:18 PM mohon maaf untuk yang satu ini dan semoga bermanfaat. Silah simak film dokumenter tatanan sosial dunia dan keterpurukan Indonesia dalam Jerat Neoliberalisme (Penjajahan Baru) John Pigler – The New Rules of The World (subtitle bahasa Indonesia dalam 6 bagian) Beserta kompilasi 10 artikel terkait Neoliberalisme : Pengertian, Asal Mula dan Perkembangannya Revrisond Baswir : Neoliberalisme; B Herry-Priyono : Neoliberalisme – Kolonisasi Homo Ekonomikus dan Homo Finansialis; B Herry Priyono : Neoliberalisme dan Sifat Elusif Kebebasan; Yanuar Nugroho : Rekayasa Merawat Neoliberalisme: Menggagas Kembali Peran Teknologi untuk Akumulasi Laba; Kwik Kian Gie “Apa Neoliberalisme Itu? ; Revrisond Baswir : Jalan Neoliberal Pak Bud; Fahmy Radhi : Analisis Pasangan Yudhoyono – Boediono; Sri Edi Swasono : Mewaspadai Neoliberalisme, Dr George Aditjondro Track Record : Bisnis Capres Cawapres Seri Khusus Belajar dari Pengalaman Amerika Latin : Siklus Politik Neoliberal: “Penyesuaian” Amerika Latin Menuju Kemiskinan dan Kemakmuran di Era Pasar Bebas (James Petras) Selengkapnya http://lenteradiata sbukit.blogspot. com/2009/ 05/neoliberalism e-pengertian- dan.html [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed]
[ekonomi-nasional] Re: Eksekutif bergaji Rp 8,8 M bangkrut, kini jadi pengantar pizza
Ya semoga itu jadi pelajaran kita semua. Selain itu ada pelajaran lebih penting lagi: == Namun, Karpman tetap mengambil lowongan itu. Dia rela kini digaji US$7,29 atau sekitar lebih dari Rp.85.000,- per jam - belum termasuk tips. === Artinya jika Karpman sebagai pengantar Pizza gajinya Rp 85.000/jam, sementara dalam seminggu dia kerja 40 jam atau sebulan 171 jam, maka gajinya sekitar Rp 14,5 juta/bulan. Yah cukuplah untuk hidup cukup, makan, sewa rumah, pakai mobil, segala macam. Bandingkan dengan mayoritas rakyat kita yang gajinya di bawah Rp 1 juta/bulan. Mudah2an para pemimpin kita mau mandiri dan tidak bergantung pada investor asing atau hutang luar negeri sehingga Rp 2000 trilyun/tahun dari hasil kekayaan alam yang saat ini dinikmati oleh asing, bisa dinikmati sendiri oleh bangsa Indonesia. === Ayo Belajar Islam sesuai Al Qur'an dan Hadits http://media-islam.or.id --- Pada Sen, 25/5/09, si dharta dharta...@gmail.com menulis: Dari: si dharta dharta...@gmail.com Topik: Re: [Manager-Indonesia] FW: Eksekutif bergaji Rp 8,8 M bangkrut, kini jadi pengantar pizza Kepada: manager-indone...@yahoogroups.com, HRGA group hrg...@yahoogroups..com, trainersc...@yahoogroups.com Tanggal: Senin, 25 Mei, 2009, 5:55 PM Ungkapan yang bagus. Sekali lagi menyadarkan para PEKERJA apapun PANGKATNYA agar selalu mawas diri, ingat nanti. PHK itu bisa muncul kapan saja, maka jangan terlena dengan fasilitas yang saat ini MASIH Anda pinjam. VIVA news - Selama 45 tahun, hidup Ken Karpman tampaknya nyaris sempurna. Lulus dengan gelar sarjana S-1 dan MBA (Master of Business Administration) dari universitas bergengsi UCLA ( University of California ), Karpman langsung mendapat kerjaan dengan gaji yang menggiurkan sebagai pialang saham. Dia pun bisa menikahi perempuan idamannya, Stephanie dan dikarunai dua anak. Mereka pun rutin berlibur ke tempat-tempat mahal di penjuru dunia. Setelah 20 tahun meniti karir sebagai pialang, Karpman pun naik jabatan menjadi eksekutif perusahaan. Gajinya pun naik menjadi US$750.000 (sekitar lebih dari Rp 8,8 miliar) per tahun. Saat itu hidup begitu indah. Kami bisa cetak banyak uang. Entah mengapa situasi itu kok tidak berlanjut? kata Karpman dalam wawancara khusus dengan stasiun televisi ABC. Dari segala sisi, Karpman dan keluarga saat itu hidup dalam Impian Amerika (American Dream). Mereka tinggal di sebuah rumah besar di kota Tampa , Florida . Rumah mereka pun dilengkapi lapangan golf. Saat itu saya sudah tidak tahu berapa harga barang-barang di toko. Pokoknya, tinggal bawa troli dan ambil saja, kata Karpman. Dia pun begitu percaya diri dengan kemampuannya mencetak banyak uang. Maka, tahun 2005 dia meninggalkan perusahaan tempat dia bekerja dan membuat usaha sendiri yang sejenis. Untuk mendirikan perusahaan sendiri sekaligus meningkatkan taraf hidup, dia Karpman dengan enteng mengeluarkan dana US$500.000 dari tabungannya. . Seperti kebiasaan orang-orang Amerika, Karpman juga mengajukan kredit dalam jumlah besar dengan jaminan rumah. Namun, badai krisis keuangan menerpa Amerika Serikat (AS). Karpman tak mampu menarik investor, sehingga perusahaannya bubar. Sejak saat itu, dia menjadi penganggur dan sulit mendapat kerja. Padahal, di masa lalu, Karpman tak perlu pusing mencari kerja. Dulu, saat menjalani tes wawancara kerja, saya bisa jadi bersikap kurang ajar, karena justru sayalah yang sering menanyai si pewawancara, apakah perusahaannya cukup layak mempekerjakan saya, kata Karpman dalam wawancara yang ditayangkan di laman stasiun televisi ABC. Sekarang, justru saya yang kini berharap-harap minta kerja sambil memegang topi di tangan, lanjut Karpman. Saat dia susah mendapat kerja, tabungannya ludes untuk keperluan hidup sehari-hari dia dan keluarga. Bahkan, keluarga Karpman kini harus menanggung utang ratusan ribu dolar dan rumah mewah terancam disita pihak kreditur.. Mereka pun tak mampu menanggung biaya pendidikan anak-anak di sekolah swasta yang mencapai US$30.000 (Rp 352,3 juta). Namun mereka bersyukur ada seorang dermawan yang membantu membiayai uang sekolah anak-anak mereka hingga tahun depan. Maka, Karpman sudah bertekad, kerja apapun akan dia lakukan, asalkan mendapat uang. Dia pun bersedia turun derajat. Karpman tak lagi mencari posisi-posisi yang tinggi, maka dia sempat melamar sebagai bartender (peramu minuman), namun ditolak. Istrinya, Stephanie, kini juga akan menjual baju-bajunya yang bertumpuk-tumpuk di lemari pakaian di toko-toko loak. Akhirnya Karpman mendapat kerjaan baru. Namun, bukan lagi sebagai eksekutif, melainkan sebagai pengantar pizza (roti isi khas Italia) di restoran Mike's Pizza Deli di kota Clearwater. Pemilik restoran, Mike Dodaro, bingung saat melihat Karpman datang ke tempatnya untuk wawancara kerja dengan mengendarai mobil mewah Mercedes Benz. Dodaro pun terkejut saat membaca CV (riwayat pendidikan dan pekerjaan) Karpman. Untuk
[ekonomi-nasional] Re: LANJUTKAN : INDONESIA BANGKRUT
Sebetulnya kalau mau sederhana kita bandingkan dengan belanja negara kita, yaitu APBN yang saat ini jumlahnya sekitar Rp 1.000 trilyun. Nah saat ini hutang LN kita sekitar Rp 1.600 trilyun dengan cicilan sekitar Rp 250 trilyun/tahun (CMIIW). Nah itu sebetulnya sudah cukup mengganggu. Apalagi jika hutang luar negeri ini dipakai untuk mendikte bangsa Indonesia seperti harus menjual BUMN, harus mencabut subsidi BBM, air, listrik, dsb sehingga tarif2 kebutuhan rakyat jadi melonjak tajam. Belum lagi penyerahan kekayaan alam sebesar rp 2000 trilyun/tahun yang masuk ke kantong asing. Harusnya pemerintah Indonesia meniru pemerintah Arab Saudi yang menasionalisasi perusahaan migas ARAMCO sehingga pendapatannya meningkat dan bisa mensejahterakan rakyat kita. Kalau itu dijalankan dan rp 2000 trilyun/tahun bisa dinikmati rakyat Indonesia, maka para pejabat bisa hidup mewah tanpa harus korupsi dan diperiksa KPK dgn rp 1000 trilyun yang sudah kita nikmati sekarang, sementara rakyat jadi sejahtera dengan dana Rp 2000 trilyun/tahun tsb. Dengan APBN rp 1000 trilyun dan hasil kekayaan alam rp 2000 trilyun/tahun seharusnya Indonesia tidak perlu pakai ngutang dan menunggu investor asing. Saat ini saya lihat para pejabat kita hanya mampu fokus pada berhutang dan menunggu investor asing. Kasarnya cuma bisa ngutang/tukang ngutang... === Ayo Belajar Islam sesuai Al Qur'an dan Hadits http://media-islam.or.id --- Pada Sen, 25/5/09, IrwanK irwank...@gmail.com menulis: Dari: IrwanK irwank...@gmail.com Topik: [ekonomi-nasional] Re: LANJUTKAN : INDONESIA BANGKRUT Kepada: Forum Kompas forum-pembaca-kom...@yahoogroups.com Tanggal: Senin, 25 Mei, 2009, 5:53 PM Dear All, Penguasa RI sekarang dan tim sukses-nya (sekaligus sebagai capres 2009), sering berkampanye soal turunnya rasio hutang dibanding pdb (nominal).. Saya sendiri bukan ahli di bidang ekonomi. Mungkin yang lebih paham dapat bantu jelaskan soal ini lebih rinci, karena di bawah ada istilah pdb nominal dan riil. Membaca diskusi di bawah, IMHO, ada baiknya yg dijadikan patokan bukan pdb namun rasio hutang dibanding cadangan devisa negara. Ini jauh lebih mudah dipahami. Karena cadangan devisa negara merupakan 'dana standby' yang nyata. Dan harus diatur, dana standby ini sedapat mungkin bukan didapat dari hutang - seperti yang sudah (dari IMF dll).. Karena percuma saja, hutang hanya menjadi 'dana mati'.. sementara bunga dan kewajiban membayar sudah jelas di depan mata.. CMIIW.. -- Wassalam, Irwan.K Better team works could lead us to better results http://irwank. blogspot. com -- Pesan terusan -- Dari: bungaran no_re...@yahoogroup s.com Tanggal: 26 Mei 2009 05:18 Subjek: Re: LANJUTKAN : INDONESIA BANGKRUT Silahkan baca referensi : http://kau.or. id/content/ view/105/ 2/ http://www.kompas. com/read/ xml/2008/ 11/24/0642591/ rupiah.jeblok. utang.ri. nambah. 2335.miliar. dollar.as Rasio cadangan devisa dengan utang bisa menimbulkan banyak persepsi seperti krisis likuiditas, dll. Benar total utang yang telah jatuh tempo tersebut, tidak seluruhnya harus langsung dibayarkan. Sebab, beberapa dari utang-utang tersebut masih bisa diperpanjang sesuai dengan struktur pinjamannya. Tapi ingat Rasio utang terhadap Cadangan devisa (debt to reserve ratio). Rasio utang terhadap cadangan devisa masih tinggi, Jika terjadi penurunan cadangan devisa dan jumlah utang semakin membengkak tentu rasio utang terhadap cadangan devisa semakin tinggi. Apalagi dalam krisis global ini, penurunan cadangan devisa bisa disebabkan oleh intervensi yang dilakukan oleh BI untuk menjagastabilitas nilai tukar rupiah. Untuk menurunkan rasio utang terhadap cadangan devisa,(Mungkin) pemerintah menempuh berbagai cara di antaranya dengan memanfaatkan pinjaman bilateral atau fasilitas bilateral swap arrangement. Krisis bisa terjadi, yang dapat mengancam ketahanan sektor keuangan(Cadangan Devisa) karena utang luar negeri atau modal asing yang masuk banyak yang ditempatkan dalam Sertifikat Bank Indonesia dan Surat Utang Negara (yang jumlahnya cenderung terus meningkat) ditarik pada saat bersamaan. Jika ini terjadi tentu kita akan lebih sulit membayar utang pada saat jatuh tempo.. http://bisniskeuang an.kompas. com/read/ xml/2009/ 03/29/12561892/ tahun..ini. utang.sw \asta.jatuh. tempo.35. miliar.dollar. as Tahun ini utang swasta yang jatuh tempo mencapai US$35 miliar, atau lebih separuh dari total cadangan devisa yang cuma US$ 51 miliar. Bagaimana jika tahun ini modal asing yang ditempatkan di surat berharga domestik itu tiba-tiba secara serentak mendadak mengalir keluar (sudden reversal). Soal pajak,Utang, PDB: Teorinya begini: Semakin menurunnya rasio utang terhadap PDB, kan harus diimbangi meningkatnya rasio pajak. Tapi kenyataan kan tidak PDB (nominal)naik tapi Utang semakin membengkak dan rasio pajak kecil. Teorinya kinerja perekonomian
[ekonomi-nasional] RE: [LISI] TEMPO PUNYA DATA???
Mas Bambang, Kalau pengusaha lokal itu paling uangnya tetap berada di Indonesia. Dia beli rumah, rumahnya di Indonesia, uangnya balik ke Indonesia.. Dia beli mobil, paling tidak belinya di indonesia. Jadi tetap membuka lapangan kerja. Nah kalau perusahaan asing, itu uangnya lari ke negara asing. Berapa uang yang lari ke luar negeri oleh perusahaan minyak asing. Yang jelas 7 perusahaan terkaya dari Forbes 500 itu adalah perusahaan migas yang di antaranya beroperasi di Indonesia seperti Chevron, Exxon, Conoco, dsb. Silahkan baca data2 sbb: http://infoindonesia.wordpress.com/2009/03/18/parpol-dgn-ekonomi-rakyat-vs-kapitalis-neoliberalis-gerindra-ajukan-sosialisme/ 6 dari 10 perusahaan dengan pendapatan terbesar versi majalah Forbes adalah perusahaan Migas yang di antaranya beroperasi di Indonesia. (contoh pendapatan Exxon Mobil tahun 2007 US$ 452 milyar / Rp 5.420 Trilyun) Perusahaan Migas tersebut jadi perusahaan terkaya sementara rakyat Indonesia hidup dalam kemiskinan karena migas yang sebetulnya milik rakyat Indonesia sebagian besar diambil mereka. Rp 5.420 trilyun itu baru dari Exxon, belum dari perusahaan migas lainnya. Jika 10 perusahaan termasuk Tambang seperti Freeport, bisa jadi pendapatan mereka Rp 50.000 trilyun di mana rp 2000-5000 trilyun/tahun dari kekayaan alam Indonesia. Dengan uang sebesar itu, mereka bisa menggelontorkan receh kecil sekitar rp 20 trilyun untuk antek2 mereka di sini guna membela kepentingan mereka. Mengenai pajak, saya sempat baca di Media bahwa pajak yang dibayarkan BUMN sebesar rp 200 trilyun/tahun. Jadi kalau cuma mengharap pajak, tidak perlu menyerahkan kekayaan alam ini ke perusahaan asing. Semua rakyat Indonesia juga bayar pajak (mis: PPN dan PPH) termasuk BUMN. Kita butuh orang2 yang membela kepentingan rakyat. Bukan antek asing yang membela kepentingan asing... === Ayo Belajar Islam sesuai Al Qur'an dan Hadits http://media-islam.or.id --- Pada Sen, 25/5/09, bamb...@tempo.co.id bamb...@tempo.co.id menulis: Dari: bamb...@tempo.co.id bamb...@tempo.co.id Topik: RE: [LISI] TEMPO PUNYA DATA??? Kepada: l...@yahoogroups.com Tanggal: Senin, 25 Mei, 2009, 8:06 PM Mas, multinasional asing umumnya jauh lebih baik dalam membayar royalti, pajak dsb dibandingkan konglomerat lokal seperti Sinar Mas, RAPP dsb. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Achmad Huzairin achmadhuzai...@yahoo.com Date: Tue, 26 May 2009 10:46:34 To: l...@yahoogroups.com Subject: [LISI] TEMPO PUNYA DATA??? Dear Mas bambang,,, apakah TEMPO punya data atau hasil investigasi : 1. Jumlah Emas dan Tembaga yang telah di ekspoitasi dan di boyong keluar oleh FREEPORT selama 35 tahun terakhir ? 2. Jumlah Emas dan Tembaga yang telah di eksploitasi dan di boyong keluar oleh NEWMONT Nusa Tenggara 15 tahun terakhir 3. Jumlah gas dan minyak bumi yang telah di boyong oleh CEVRON, BP Petroleum, Exxon Mobile, Conoco Philips, ARCO, Shell dsb dalam kurun waktu 35 tahun terakhir ? 4. Jumlah mineral tambang lainnya, seperti batubara, timah, nikel, biji besi, cromate dll yang telah di eksploitasi dalam kurun waktu 35 tahun terakhir DARI HASIL TERSEBUT BERAPA YANG KEMBALI SEBAGAI PENERIMAAN NEGARA UNTUK KESEJAHTARAAN RAKYAT BANDINGKAN DENGAN: BERAPA BESAR HUTANG KITA DAN BERAPA BESAR SISA CADANGAN SUMBER DAYA ALAM YANG AKAN DIWARISKAN KE PADA ANAK CUCU KITA? HARUSKAN REZIM NEOLIBERALISME INI DITERUSKAN?? REFORMASI TELAH GAGAL... SALAM HIDUP RAKYAT...!!! !! Akses email lebih cepat. Yahoo! menyarankan Anda meng-upgrade browser ke Internet Explorer 8 baru yang dioptimalkan untuk Yahoo! Dapatkan di sini! http://downloads.yahoo.com/id/internetexplorer [Non-text portions of this message have been removed] === Lingkar Ilmuwan Sosial Indonesia (LISI) adalah forum untuk menggagas dan mempertukarkan ide-ide baru serta mengembangkan ilmu pengetahuan sosial. Dalam LISI, topik-topik diskusi ditinjau dan dianalisis dari beragam perspektif yang memungkinkan proses pembelajaran secara kolektif demi pengembangan wawasan anggota dan masyarakat Indonesia umumnya. === 1. Untuk berhenti berlangganan, kirimkan e-mail kosong ke: lisi-unsubscr...@yahoogroups..com 2. Untuk berlangganan, kirimkan e-mail kosong ke: lisi-subscr...@yahoogroups.com 3. Untuk menghindari penyebaran virus, pengiriman attachment file tidak dimungkinkan melalui milis ini. 4. Bahasa Resmi LISI: Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. 5. Netters LISI diminta sebisa mungkin menghindari posting a la chating.
[ekonomi-nasional] Re: [LISI] TEMPO PUNYA DATA???
Saat sebagian orang mengecam Hugo Chavez yang membuat referendum hingga dia bisa berkuasa lebih dari 2x, hati kecil saya menyetujuinya. Memang kesannya tidak Demokratis. Namun saat ini Chavez boleh dikata Diktator yang baik. Penggantinya meski demokratis bisa jadi cuma antek AS belaka yang menyengsarakan rakyat. Idealnya memang Demokratis pro rakyat. Namun AS dengan jaringan LSM yang dia danai dan juga media massa lokal, bisa mematikan atau menghidupkan tokoh yang populer sehingga dipilih oleh rakyat negeri itu. Sebagai contoh Amien Rais bagus. Namun karena vokal soal Freeport, akhirnya seperti ada kampanye hitam di media massa yang dikuasai AS atau paling tidak kegiatannya tidak diekspos luas. Tidak semua media di Indonesia memang pro AS. Tapi saya lihat ada media yang pro AS. Tanpa bantuan dana AS, mungkin media tsb sudah lama bangkrut. Bahkan ada TV Swasta yang tidak pernah memutar TV pemerintah RI, tapi rajin menayangkan VOA yang merupakan TV pemerintah AS. Bagaimana pun juga tindakan Chavez menasionalisasi perusahaan2 asing yang mengelola kekayaan alam di negeri itu patut ditiru. Bahkan sekutu dekat AS, Arab Saudi, bisa makmur karena menasionalisasi perusahaan minyak ARAMCO: ===: http://encarta.msn.com/encyclopedia_761575422_10/saudi_arabia.html The latter development, along with Saudi Arabia’s 1974 takeover of controlling interest in the huge oil company Aramco, greatly increased government revenue, thus providing funds for another massive economic development plan. === Jika Indonesia bisa melakukan itu, maka para pejabat Indonesia bisa hidup mewah tanpa korupsi dengan uang APBN yang Rp 1000 trilyun, sementara rakyat bisa makmur dengan uang rp 2000 trilyun yang berasal dari kekayaan alam Indonesia yang saat ini dinikmati oleh asing. Bayangkan, menurut pak Eddy, gaji tertinggi pejabat hanya Rp 3 juta. Padahal gaji pengantar Pizza saja di AS sekitar rp 14,5 juta/bulan. Itu pun belum termasuk tips. Pantas saja para pejabat kita jadi banyak yang korupsi karena uang tersisa setelah dikeruk asing jadi terlalu sedikit untuk dibagi bersama. Penjajahan KOMPENI baru oleh Multi National Company saat ini lebih halus dan lebih canggih. Mudah2an rakyat Indonesia bisa menyadari dan melawannya. === Ayo Belajar Islam sesuai Al Qur'an dan Hadits http://media-islam.or.id --- Pada Sen, 25/5/09, Ikranagara ikra_t...@yahoo.com menulis: Dari: Ikranagara ikra_t...@yahoo.com Topik: Re: Bls: [LISI] TEMPO PUNYA DATA??? Kepada: l...@yahoogroups.com Tanggal: Senin, 25 Mei, 2009, 10:17 PM Sejak awal bergulirnya Reformasi kan Amien Rais sudah ngomong tentang kejahatan Multinasional Freeport! Malah dia sudah langsung ngomong dengan boss-nya di Washington DC, yaitu Kissinger itu! Lha, Amien di AS dicap refolusioner oleh Kissinger, dan cap itu kartu mati Amien di kalangan politik Amerika atau yang pro Amerika. Sekarang bagaimana? Apa bisa diharapkan SBY Budiono mengungkit masalah Freeport, Newmont dll itu? Ah... jangan harapkanlah para peragu dan penyantun ini! Kerjanya kan mereka menyantuni kepentingan Multinasional agar dapat utang untuk membangun ekonomi wall street yang hanya bikin kaya para cukong nasional maupun internasional. Yang dibutuhkan untuk menghadapi Multinasional adalah manusia dengan nyali sebesar Amien Rais! Ikra.- == --- In l...@yahoogroups. com, prastowo prastowo sesaw...@.. . wrote: Ini yg disebut strategi kompresi ruang-waktu . Hanya modal finansial yg lincah bergerak ke sana kemari, sementara dua modal lain dlm kapitalisme: buruh dan tanah tetaplah terpaku diam di tempat. Usai bumi habis dikeruk hasilnya dan usai buruh habis diperas keringatnya, modal finansial bergerak lincah mencari yang lebih murah, dan bersembunyi di balik jargon: kompetitif. Lalu dipaksalah kita menjamin stabilitas keamanan, merevisi UU tenaga kerja, liberalisasi aturan tentang PMA, dan sebagainya. Dalam beberapa hal, apa yg dilakukan Hugo Chavez memang perlu dan benar, untuk menunjukkan siapa yg berdaulat di negeri sendiri. salam _ _ __ Dari: A Nizami nizam...@.. . Kepada: l...@yahoogroups. com; ekonomi-nasional@ yahoogroups. com; ppiin...@yahoogroup s.com; sab...@yahoogroups. com Terkirim: Senin, 25 Mei, 2009 20:16:53 Topik: RE: [LISI] TEMPO PUNYA DATA??? Mas Bambang, Kalau pengusaha lokal itu paling uangnya tetap berada di Indonesia. Dia beli rumah, rumahnya di Indonesia, uangnya balik ke Indonesia.. Dia beli mobil, paling tidak belinya di indonesia. Jadi tetap membuka lapangan kerja. Nah kalau perusahaan asing, itu uangnya lari ke negara asing. Berapa uang yang lari ke luar negeri oleh perusahaan minyak asing. Yang jelas 7 perusahaan terkaya dari Forbes 500 itu adalah perusahaan migas yang di antaranya beroperasi di Indonesia seperti Chevron, Exxon, Conoco, dsb.. Silahkan baca data2 sbb:
Re: [ekonomi-nasional] Ketika Neoliberalisme Berpindah - Re: The Washington Taste .
Assalaamu'alaikum Wr. Wb. ... saat ini sepertinya memilih untuk tidak memilih karena tidak ada CAPRES yang sreg...:) Ada dua kaidah yang relevan: 1. kalau tidak bisa diambil semua jangan dibuang semua. 2. meminimalkan kemudharatan dengan memilih yang terbaik dari yang buruk Saya sendiri menghadapi dilema pilihan antara kualitas pribadi dan paham yang dibawa capres-cawapres. Pada sisi akhlaq, saya lebih percaya pada Boediono dibanding capres-cawapres lainnya. Tetapi pada sisi kebijakan, saya menyukai tawaran kebijakan baru dari Prabowo. Seharusnya Boediono tetap bertahan sebagai gubernur BI, karena dia jago manajemen makro dan bisa mengurangi kemewahan fasilitas pejabat BI. Neoliberal atau bukan ga ada kaitannya dengan pekerjaan BI. Kebijakan neoliberal masuk melalui kementerian, kebijakan subsidi lewat depkeu, privatisasi lewat Menteri BUMN, pengelolaan tambang di ESDM. Kecuali BI mau dikonversi syariah, baru Boediono tidak cocok jadi gubernurnya. Wassalaamu'alaikum Wr. Wb. -- Muhamad Said Fathurrohman Airlangga University Jl Airlangga 4 Surabaya, East Java, 60286 ID Mobile: +62 81 802 8000 83 Email: muh.s...@gmail.com Blog: http://komentar-ekonomi.blogspot.com 2009/5/26 A Nizami nizam...@yahoo.com Kalau saya lihat memang di era Megawati, Neoliberalisme lebih gila lagi. Pada masa pemerintahannya diwarnai dengan pencabutan subsidi BBM oleh Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro sehingga harga minyak naik dan juga penjualan BUMN oleh Laksamana Soekardi. Boediono yang dituding Neoliberalis pun sempat menjadi menterinya. Namun para menteri yang disinyalir Neoliberalis seperti Boediono, Purnomo, dan Laksamana Soekardi saat ini berpindah ke kubu SBY. Sementara Prabowo meski seorang kapitalis, mempropagandakan ekonomi kerakyatan untuk mengembalikan kekayaan alam Indonesia dari pengusaha asing ke rakyat Indonesia. Silahkan lihat di: http://capresindonesia.wordpress.com/2009/05/25/calon-presiden-capres-indonesia-2009-sby-boediono-mega-prabowo-jk-wiranto/ Saya tahu Prabowo itu dekat dengan beberapa ekonom kerakyatan. Jadi kalau paham Ekonomi Prabowonomics yang kerakyatan dipakai, mungkin (sekali lagi mungkin) ada perubahan. Megawati saya lihat orangnya agak awam. Jadi kalau kementeriannya didominasi orang Neoliberalis, maka kebijakannya pun jadi neoliberalis. Sebaliknya sekarang orang2 yang dituding Neoliberalis justru ramai-ramai merapat ke SBY. Nah ini menurut saya cukup berbahaya mengingat peluang SBY menang boleh dikata paling besar. Itu saja dari saya yang saat ini sepertinya memilih untuk tidak memilih karena tidak ada CAPRES yang sreg...:) === Ayo Belajar Islam sesuai Al Qur'an dan Hadits http://media-islam.or.id --- Pada Sen, 25/5/09, Imam Soeseno i...@katimin.net imam%40katimin.net menulis: Dari: Imam Soeseno i...@katimin.net imam%40katimin.net Topik: Re: [ekonomi-nasional] The Washington Taste . Kepada: Ekonomi ekonomi-nasional@yahoogroups.comekonomi-nasional%40yahoogroups.com, Linkers ipb-l...@yahoogroups.com ipb-link%40yahoogroups.com Tanggal: Senin, 25 Mei, 2009, 5:08 AM Hehehe, pernyataan sinis yg benar. is -Original Message- From: Iman widgetena...@gmail.com widgetenator%40gmail.com Date: Mon, 25 May 2009 12:53:58 To: ekonomi-nasional@yahoogroups.comekonomi-nasional%40yahoogroups.com Subject: Re: [ekonomi-nasional] The Washington Taste . Komentar singkat saja. Selama menjabat presiden, rasanya Megawati belum pernah sekalipun mengunjungi Bantar Gebang. Begitu (maaf) ada maunya, langsung deh bagi-bagi makanan dan beramah tamah disitu. Apa iya semisal beliau terpilih nanti, tetap akan mengunjungi Bantar Gebang? Maaf, saya kok ragu. Rasanya, untuk menarik simpati rakyat, cara apapun akan dilakukan. Tapi begitu terpilih, siapapun presiden/wapresnya tentu akan bersikap lebih realistis melihat sikon di lapangan. Ketika kampanye bolehlah menyerukan jargon anti asing, anti liberalisme, dst. Tapi begitu terpilih, saya berani bertaruh, tidak ada yang berani langsung memutus kontrak karya pertambangan yang dikuasai asing, atau sepihak menghentikan utang luar negeri. :) Salam 2009/5/22 Taufik Dwidjowinarto taufik_dwidjowina...@yahoo.co.idtaufik_dwidjowinarto%40yahoo.co.id Namun bahasa simbol bicara dengan jujur dan setiap orang yang memiliki nurani pasti merasakan hal itu. Pakar komunikasi politik Dr. Effendi Ghazali dalam beberapa kesempatan di sejumlah acara teve juga menyatakan jika acara mewah tersebut mengirim pesan jika mereka tidak pro-rakyat miskin. Beda dengan pasangan Mega Pro yang menggelar acara deklarasi di Gunung Sampah Bantar Gebang. Yang ini jelas, lewat komunikasi politik yang ada, mereka hendak menyatakan bersungguh-sungguh berdiri di belakang rakyat miskin. [Non-text portions of this message have been removed] Ingin