[ekonomi-nasional] 54 Kontrak Migas Mirip Kasus Tangguh
54 Kontrak Migas Mirip Kasus Tangguh Suhendra - detikFinance Jakarta - DPR mencatat setidaknya ada 54 kontrak migas yang kasusnya mirip kontrak LNG Tangguh, dengan penetapan harga diberlakukan flat batas atas dan batas bawah yang merugikan negara. Hal ini disampaikan oleh anggota DPR RI Tjatur Sapto Edy yang berasal dari Fraksi PAN dalam acara laporan BPK kepada Panitia Angket Hulu Migas di DPR Jakarta, Rabu (3/9/2008). Dari 72 kontrak ada 54 yang seperti Tangguh penetapan harganya flat batas dan batas bawah, dalam jangka waktu panjang, jelas Tjatur. Untuk itu DPR memiminta kepada BPK untuk menyelidiki kasus-kasus kontrak lainnya di luar Tangguh. Kita minta BPK untuk memeriksa ini, sebelum di temukan DPR, katanya. Tjatur juga menggarisbawahi kalau masalah hulu migas sangat kompleks sehingga perlu ada upaya BPK bisa lebih cermat lagi diantaranya masalah lifting minyak. Misalnya soal lifting sekarang ini tidak ada landasan akademis untuk menghitung volume, berapa pun volumenya maka akan habis karena disparitasnya, jelas Tjatur. Mengapa yang diperiksa adalah Petral saja, sekarang ini Pertamina pintar, afiliasi-afiliasi Pertamina justru banyak, kalau Petral sekarang sudah dikurangi, tambahnya. Hal senada disampaikan oleh anggota DPR lainnya Drajad H Wibowo, yang mengatakan bahwa sekarang ini BPK perlu melakukan pemeriksaan detail terhadap lifting minyak karena perhitungannya diragukan selama ini. Saya tidak yakin dengan laporan dari lifting, apakah bisa BPK memeriksa ini, cetus Dradjad.(hen/ir) ___ Nama baru untuk Anda! Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail. Cepat sebelum diambil orang lain! http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/ [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [ekonomi-nasional] 54 Kontrak Migas Mirip Kasus Tangguh
Pemerintah begitu baik hati menjual gas kepada pemerintah Cina dengan harga hanya 1/3 dari harga di Indonesia. Sudah saatnya pemerintah juga berbaik hati kepada rakyat Indonesia dengan menjual gas seharga itu dan menunda kenaikan harga elpiji yang akan dilakukan Pertamina. --- FAJAR ISWAHYUDI [EMAIL PROTECTED] menulis: 54 Kontrak Migas Mirip Kasus Tangguh Suhendra - detikFinance Jakarta - DPR mencatat setidaknya ada 54 kontrak migas yang kasusnya mirip kontrak LNG Tangguh, dengan penetapan harga diberlakukan flat batas atas dan batas bawah yang merugikan negara. Hal ini disampaikan oleh anggota DPR RI Tjatur Sapto Edy yang berasal dari Fraksi PAN dalam acara laporan BPK kepada Panitia Angket Hulu Migas di DPR Jakarta, Rabu (3/9/2008). Dari 72 kontrak ada 54 yang seperti Tangguh penetapan harganya flat batas dan batas bawah, dalam jangka waktu panjang, jelas Tjatur. Untuk itu DPR memiminta kepada BPK untuk menyelidiki kasus-kasus kontrak lainnya di luar Tangguh. Kita minta BPK untuk memeriksa ini, sebelum di temukan DPR, katanya. Tjatur juga menggarisbawahi kalau masalah hulu migas sangat kompleks sehingga perlu ada upaya BPK bisa lebih cermat lagi diantaranya masalah lifting minyak. Misalnya soal lifting sekarang ini tidak ada landasan akademis untuk menghitung volume, berapa pun volumenya maka akan habis karena disparitasnya, jelas Tjatur. Mengapa yang diperiksa adalah Petral saja, sekarang ini Pertamina pintar, afiliasi-afiliasi Pertamina justru banyak, kalau Petral sekarang sudah dikurangi, tambahnya. Hal senada disampaikan oleh anggota DPR lainnya Drajad H Wibowo, yang mengatakan bahwa sekarang ini BPK perlu melakukan pemeriksaan detail terhadap lifting minyak karena perhitungannya diragukan selama ini. Saya tidak yakin dengan laporan dari lifting, apakah bisa BPK memeriksa ini, cetus Dradjad.(hen/ir) ___ Nama baru untuk Anda! Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail. Cepat sebelum diambil orang lain! http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/ [Non-text portions of this message have been removed] === Paket Umrah Mulai Rp 15,4 juta Informasi selengkapnya ada di: http://www.media-islam.or.id Syiar Islam. Ayo belajar Islam melalui SMS Untuk berlangganan ketik: REG SI ke 3252 Untuk berhenti ketik: UNREG SI kirim ke 3252. Sementara hanya dari Telkomsel Informasi selengkapnya ada di http://syiarislam.wordpress.com ___ Dapatkan nama yang Anda sukai! Sekarang Anda dapat memiliki email di @ymail.com dan @rocketmail.com. http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/
Re: [ekonomi-nasional] 54 Kontrak Migas Mirip Kasus Tangguh
Yang saat ini sangat perlu dinegosiasikan sebenarnya bukan kotrak gas tanggug dan 54 kontrak yang di indikasikan bermasalah lainnya. Namun yang perlu dinegosiasikan adalah kontrak Pemerintah dengan rakyat. Dan mudah-mudahan Pemerintah mau mendengarkan. --- Pada Rab, 3/9/08, A Nizami [EMAIL PROTECTED] menulis: Dari: A Nizami [EMAIL PROTECTED] Topik: Re: [ekonomi-nasional] 54 Kontrak Migas Mirip Kasus Tangguh Kepada: ekonomi-nasional@yahoogroups.com Tanggal: Rabu, 3 September, 2008, 1:55 PM Pemerintah begitu baik hati menjual gas kepada pemerintah Cina dengan harga hanya 1/3 dari harga di Indonesia. Sudah saatnya pemerintah juga berbaik hati kepada rakyat Indonesia dengan menjual gas seharga itu dan menunda kenaikan harga elpiji yang akan dilakukan Pertamina. --- FAJAR ISWAHYUDI bimoman2004@ yahoo.co. id menulis: 54 Kontrak Migas Mirip Kasus Tangguh Suhendra - detikFinance Jakarta - DPR mencatat setidaknya ada 54 kontrak migas yang kasusnya mirip kontrak LNG Tangguh, dengan penetapan harga diberlakukan flat batas atas dan batas bawah yang merugikan negara. Hal ini disampaikan oleh anggota DPR RI Tjatur Sapto Edy yang berasal dari Fraksi PAN dalam acara laporan BPK kepada Panitia Angket Hulu Migas di DPR Jakarta, Rabu (3/9/2008). Dari 72 kontrak ada 54 yang seperti Tangguh penetapan harganya flat batas dan batas bawah, dalam jangka waktu panjang, jelas Tjatur. Untuk itu DPR memiminta kepada BPK untuk menyelidiki kasus-kasus kontrak lainnya di luar Tangguh. Kita minta BPK untuk memeriksa ini, sebelum di temukan DPR, katanya. Tjatur juga menggarisbawahi kalau masalah hulu migas sangat kompleks sehingga perlu ada upaya BPK bisa lebih cermat lagi diantaranya masalah lifting minyak. Misalnya soal lifting sekarang ini tidak ada landasan akademis untuk menghitung volume, berapa pun volumenya maka akan habis karena disparitasnya, jelas Tjatur. Mengapa yang diperiksa adalah Petral saja, sekarang ini Pertamina pintar, afiliasi-afiliasi Pertamina justru banyak, kalau Petral sekarang sudah dikurangi, tambahnya. Hal senada disampaikan oleh anggota DPR lainnya Drajad H Wibowo, yang mengatakan bahwa sekarang ini BPK perlu melakukan pemeriksaan detail terhadap lifting minyak karena perhitungannya diragukan selama ini. Saya tidak yakin dengan laporan dari lifting, apakah bisa BPK memeriksa ini, cetus Dradjad.(hen/ ir) _ _ _ _ _ _ Nama baru untuk Anda! Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail. Cepat sebelum diambil orang lain! http://mail. promotions. yahoo.com/ newdomains/ id/ [Non-text portions of this message have been removed] === Paket Umrah Mulai Rp 15,4 juta Informasi selengkapnya ada di: http://www.media- islam.or. id Syiar Islam. Ayo belajar Islam melalui SMS Untuk berlangganan ketik: REG SI ke 3252 Untuk berhenti ketik: UNREG SI kirim ke 3252. Sementara hanya dari Telkomsel Informasi selengkapnya ada di http://syiarislam. wordpress. com _ _ _ _ _ _ Dapatkan nama yang Anda sukai! Sekarang Anda dapat memiliki email di @ymail.com dan @rocketmail. com. http://mail. promotions. yahoo.com/ newdomains/ id/ ___ Dapatkan alamat Email baru Anda! Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan sebelum diambil orang lain! http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/ [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [ekonomi-nasional] 54 Kontrak Migas Mirip Kasus Tangguh
Biasanya 'pekerja' akan tunduk pada 'bos'-nya.. Penguasa RI bosnya siapa? Rakyat RI atau (silahkan isi sendiri)? Renegosiasi terhadap asing harus dijalankan berbarengan dengan perhatian terhadap rakyat RI. Kecuali memang pola 'ndoro kulo' tidak berubah.. CMIIW.. -- Wassalam, Irwan.K Better team works could lead us to better results http://irwank.blogspot.com/ Pada 3 September 2008 14:05, FAJAR ISWAHYUDI [EMAIL PROTECTED]menulis: Yang saat ini sangat perlu dinegosiasikan sebenarnya bukan kotrak gas tanggug dan 54 kontrak yang di indikasikan bermasalah lainnya. Namun yang perlu dinegosiasikan adalah kontrak Pemerintah dengan rakyat. Dan mudah-mudahan Pemerintah mau mendengarkan. --- Pada Rab, 3/9/08, A Nizami [EMAIL PROTECTED] nizaminz%40yahoo.com menulis: Dari: A Nizami [EMAIL PROTECTED] nizaminz%40yahoo.com Topik: Re: [ekonomi-nasional] 54 Kontrak Migas Mirip Kasus Tangguh Kepada: ekonomi-nasional@yahoogroups.comekonomi-nasional%40yahoogroups.com Tanggal: Rabu, 3 September, 2008, 1:55 PM Pemerintah begitu baik hati menjual gas kepada pemerintah Cina dengan harga hanya 1/3 dari harga di Indonesia. Sudah saatnya pemerintah juga berbaik hati kepada rakyat Indonesia dengan menjual gas seharga itu dan menunda kenaikan harga elpiji yang akan dilakukan Pertamina. --- FAJAR ISWAHYUDI bimoman2004@ yahoo.co. id menulis: 54 Kontrak Migas Mirip Kasus Tangguh Suhendra - detikFinance Jakarta - DPR mencatat setidaknya ada 54 kontrak migas yang kasusnya mirip kontrak LNG Tangguh, dengan penetapan harga diberlakukan flat batas atas dan batas bawah yang merugikan negara. Hal ini disampaikan oleh anggota DPR RI Tjatur Sapto Edy yang berasal dari Fraksi PAN dalam acara laporan BPK kepada Panitia Angket Hulu Migas di DPR Jakarta, Rabu (3/9/2008). Dari 72 kontrak ada 54 yang seperti Tangguh penetapan harganya flat batas dan batas bawah, dalam jangka waktu panjang, jelas Tjatur. Untuk itu DPR memiminta kepada BPK untuk menyelidiki kasus-kasus kontrak lainnya di luar Tangguh. Kita minta BPK untuk memeriksa ini, sebelum di temukan DPR, katanya. Tjatur juga menggarisbawahi kalau masalah hulu migas sangat kompleks sehingga perlu ada upaya BPK bisa lebih cermat lagi diantaranya masalah lifting minyak. Misalnya soal lifting sekarang ini tidak ada landasan akademis untuk menghitung volume, berapa pun volumenya maka akan habis karena disparitasnya, jelas Tjatur. Mengapa yang diperiksa adalah Petral saja, sekarang ini Pertamina pintar, afiliasi-afiliasi Pertamina justru banyak, kalau Petral sekarang sudah dikurangi, tambahnya. Hal senada disampaikan oleh anggota DPR lainnya Drajad H Wibowo, yang mengatakan bahwa sekarang ini BPK perlu melakukan pemeriksaan detail terhadap lifting minyak karena perhitungannya diragukan selama ini. Saya tidak yakin dengan laporan dari lifting, apakah bisa BPK memeriksa ini, cetus Dradjad.(hen/ ir) [Non-text portions of this message have been removed]