Quote:
"..
"Cukup dibicarakan di komunitas intelijen. Tapi tidak tahu juga beliau ada
strategi apa melontarkan
ke masyarakat,"  terang Hariman pentolan aksi 15 Januri 1974 (Malari) ini.
.."

Dear Rekans,

Pola serupa sering dilakukan Pak Susilo, masak sih lupa?? :-)
Masih ingat kejadian ledakan di hotel RC dan JWM, dalam pidatonya Pak Susilo
juga
menyebut soal adanya rencana pendudukan KPU oleh kalangan tertentu dengan
tujuan
membatalkan pengumuman hasil pilpres 2009.

Pola ini bisa kita sebut sebagai 'head i win, tali you lose'..
Ada/tidak ada kejadian tersebut, penguasa memiliki alasan untuk
mempersiapkan aparat
pengamanan dengan jumlah yang melimpah..
Kalau kejadian (yang dihembus"/ditiup"kan) itu ada, aparat/penguasa sudah
siap..
Kalau kejadiannya tidak ada, kekuasaan aman" saja..

Jadi, strategi ini sudah sangat jelas.. DAN INGIN DIULANG KEMBALI..
CMIIW..

-- 
Wassalam,

Irwan.K
"Better team works could lead us to better results"
http://irwank.blogspot.com

http://www.detiknews.com/read/2009/12/04/173831/1254310/10/kompak-kerahkan-100-ribu-orang-9-desember-nilai-sby-paranoid?991102605

Jumat, 04/12/2009 17:38 WIB
Kompak Kerahkan 100 Ribu Orang 9 Desember, Nilai SBY Paranoid
*Reza Yunanto* - detikNews

*Demo Kompak *
 Video Terkait
[image: gb]
Kompak Demo Century
<http://tv.detik.com/index.php?fa=content.main&k=061009681&id=TURreE1USTVNekV3SXpJd01Ea3ZNVEV2>
Foto Terkait
[image: gb]
Aksi Kompak Usut Kasus Century
<http://foto.detik.com/readfoto/2009/11/29/113249/1250411/157/1/aksi-kompak-usut-kasus-century>
*Jakarta* - Tudingan Presiden SBY akan ada gerakan sosial pada 9 Desember di
Jakarta dinilai sebagai
tindakan paranoid. Tudingan itu dinilai sebagai intimidasi terhadap rencana
aksi Hari Antikorupsi Internasional
yang akan dilakukan pada 9 Desember.

"SBY kok paranoid sekali. Ini ancaman halus kepada publik untuk tidak ikut
aksi pada 9 Desember nanti," kata
koordinator Koalisi Masyarakat Sipil Antikorupsi (Kompak) Fadjroel Rachman
dalam perbincangan dengan
detikcom, Jumat (4/12/2009).

Fadjroel mengakui, pada 9 Desember mendatang Kompak akan mengkoordinasikan
aksi besar memperingati
Hari Antikorupsi yang digelar di Bundaran HI dan Monas. Dia menyebut aksi
itu ditargetkan diikuti oleh 100 ribu
massa.

Aksi ini juga digelar serempak di 33 provinsi. Dijelaskan Fadjroel, tujuan
aksi adalah mengampanyekan gerakan
Indonesia bersih korupsi.

"Tokoh agama, nasional, dan antikorupsi akan hadir. Siapa pun yang
antikorupsi harus hadir. Termasuk SBY
kalau mau hadir silakan," jelasnya.

Dalam rapat paripurna di Istana Negara siang tadi, SBY mengutarakan akan ada
gerakan sosial di Jakarta pada
peringatan Hari Antikorupsi Sedunia pada 9 Desember.

"Saya juga mendapatkan informasi bahwa 9 Desember akan ada gerakan-gerakan
sosial," kata SBY. *(Rez/nrl)*


http://www.detiknews.com/read/2009/12/04/182224/1254338/10/hariman-siregar-pernyataan-sby-soal-9-desember-bakar-situasi?991102605

Jumat, 04/12/2009 18:22 WIB
Hariman Siregar: Pernyataan SBY Soal 9 Desember Bakar Situasi
*Indra Subagja* - detikNews

**
 *Jakarta* - Pernyataan Presiden SBY soal akan munculnya aksi gerakan sosial
pada 9 Desember dikritik.
Pernyataan itu tidak pantas diungkapkan SBY kepada publik.

"Itu justru membakar situasi. Pernyataan yang dilontarkan itu bisa ditangkap
sebagai intimidasi, atau ketakutan.
Pernyataan itu tidak taktis," kata aktivis Hariman Siregar melalui telepon,
Jumat (4/12/2009).

Semestinya, SBY cukup membahas itu di kalangan penegak hukum, tidak
disampaikan kepada khalayak luas.

"Cukup dibicarakan di komunitas intelijen. Tapi tidak tahu juga beliau ada
strategi apa melontarkan ke masyarakat,"
terang Hariman pentolan aksi 15 Januri 1974 (Malari) ini.

Bagaimana dengan akan adanya aksi besar-besaran dan munculnya tokoh-tokoh
lama? "Pastinya itu bukan saya.
Dan soal aksi, itu pasti ada tapi nggak akan besar," tutupnya.

*(ndr/iy)*

http://www.detiknews.com/read/2009/12/04/155614/1254216/10/seharusnya-presiden-jangan-buat-rakyat-takut

Jumat, 04/12/2009 15:56 WIB
Isu Gerakan Sosial 9 Desember
Seharusnya Presiden Jangan Buat Rakyat Takut
*Indra Subagja* - detikNews

**
 *Jakarta* - Pernyataan Presiden SBY mengenai akan munculnya gerakan sosial
pada 9 Desember
bertepatan dengan Hari Antikorupsi Internasional disayangkan. Semestinya
sebagai kepala
pemerintahan, SBY mengambil sikap yang menenangkan rakyat.

"Kalau Presiden ngomong gitu, itu membuat rakyat takut. Seharusnya Presiden
kalau data tidak ada
fakta jangan menakut-nakuti rakyat," ujar pengamat kebijakan publik Prof Dr
Sofyan Effendi melalui
telepon, Jumat (4/12/2009).

Sofyan yang juga mantan Rektor UGM ini menjelaskan, dia sejak 2 minggu lalu
juga sudah mendapatkan
SMS dan mendengar rumor akan terjadi sesuatu pada 9 Desember. Tapi
menurutnya hanya sebatas
itu saja.

"Sudah banyak SMS beredar seperti itu. Katanya ada pembunuhan politik dan
sebagainya. Selayaknya
SBY tidak membicarakan itu karena dengan berbicara itu berarti membenarkan
isi SMS itu," jelasnya.

Presiden seharusnya mengambil sikap bijak dengan menenangkan rakyat. "Ya
kalau pun isu itu ditengarai
benar, jangan Presiden yang berbicara. Tapi ini kan baru rumor, ngapain
Presiden yang ngomong," kritiknya.

Apa kira-kira motif pengungkapan warning itu? "Ya mungkin saja itu bagian
dari strategi meraih simpati
publik," jawab Sofyan.

Sofyan yakin rumor gerakan 9 Desember hanya isapan jempol saja. "Saya pernah
tanya kepada orang
yang tahu proses seperti itu dan informasinya tidak akan sampai pada
kerusuhan besar-besaran.
Bangsa ini sudah cukup menderita.  Lebih baik selesaikan saja perkara yang
sudah jelas seperti kasus
Anggodo Widjojo dan Century," tutupnya.

*(ndr/nrl)*


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke