Re: [ekonomi-nasional] Terkait Listrik Nasional -- Pebisnis Lain Juga Ancam Hengkang

2008-07-08 Terurut Topik Imam Soeseno
syukur masih sempat hengkang.
gimana kalo keburu mati/bangkrut?
is

2008/7/8 IrwanK [EMAIL PROTECTED]:


 http://www.kompas.com/read/xml/2008/07/08/09431178/pebisnis.lain.juga.ancam.hengkang

 JAKARTA, SELASA - Bak bola liar. Agaknya ungkapan itu tepat untuk
 menggambarkan ancaman para pengusaha Jepang yang tergabung dalam
 Jakarta Japan Club atau JJC. Gertakan JJC yang berniat hengkang akibat
 krisis listrik di negeri ini menggelinding dan mengular ke banyak pihak.

 Menteri Perindustrian Fahmi Idris berharap supaya PLN segera membenahi
 pasokan listrik ke industri agar para pengusaha Jepang ini tidak jadi
 melaksanakan ancaman mereka hengkang dari Indonesia. Soalnya,
 sebanyak 48 perusahaan juga mengancam akan pindah jika tidak ada
 kepastian listrik, ungkap Fahmi, Senin (7/7).

 Fahmi pantas berang. Pasalnya, jika pengusaha melaksanakan ancamannya,
 kondisi ekonomi secara keseluruhan juga terancam dan bisa berdampak
 pada urusan sosial yang sangat serius. Tingkat pengangguran akibat
 pemutusan hubungan kerja pasti akan meningkat.

 Budi Susanto Sadiman, Sekretaris Jenderal Asosiasi Industri Olefin dan
 Plastik (Inaplas), membenarkan banyak pengusaha yang makin tak kerasan
 berbisnis gara-gara krisis listrik berkepanjangan. Sebagai catatan,
 sebagian besar anggota Inaplas adalah pengusaha Jepang. Kami meminta
 pemerintah segera bertindak, kata Budi.

 Lukman Widianto, General Manager PT Panasonic Lighting Indonesia,
 produsen lampu asal Jepang, mengaku rugi Rp 1 miliar setiap delapan
 jam pemadaman listrik PLN. Padahal, dalam sebulan ada empat kali
 pemadaman dengan rentang waktu tiap kali pemadaman delapan jam
 sehingga sebulan bisa rugi Rp 4 miliar, kata Lukman.

 Jika pasokan listrik terus tak aman, kata Lukman, Panasonic Lighting
 mengancam akan ke China. Ini memang belum keputusan final, katanya.
 Jika krisis listrik terus berkepanjangan, apa boleh buat Panasonic
 siap pindah ke China.

 Pemadaman sebentar

 Sebagai catatan, perusahaan ini memproduksi 25 juta unit lampu hemat
 energi per tahun. Sekitar 80 persen produksinya untuk ekspor dengan
 harga jual 2 dollar AS per unit. Buruh di perusahaan ini mencapai
 3.000 orang.

 Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Purnomo Yusgiantoro
 meminta agar para pelaku usaha tidak panik. Jangan panik seolah kita
 ada pemadaman seterusnya. Sebenarnya yang terjadi itu kan karena
 suplai gas terganggu akibat ada perbaikan, kata Purnomo.

 Wakil Direktur Utama PLN Rudiantara tak habis pikir dengan rencana
 langkah pengusaha Jepang itu. Jika pengusaha Jepang mau hengkang,
 alasannya apa karena listrik di Indonesia itu lebih murah dibandingkan
 dengan negara lain? katanya.

 Berita KONTAN sebelumnya menyebut pengusaha Jepang yang tergabung
 dalam JJC berkirim surat ke PLN, Departemen ESDM, dan Kamar Dagang dan
 Industri pada 3 Juli 2008. Isinya adalah 400 perusahaan di JJC siap
 hengkang dari Indonesia jika kondisi pasokan listrik tetap tak aman.

 Sejauh ini JCC masih merahasiakan soal rencana dan surat mereka
 tersebut. Sekretaris Jenderal JCC Amaya Hiroyuki enggan berkomentar
 soal ini. (Danto, Abdul Wahid Fauzie, Gentur Putro Jati)

 [Non-text portions of this message have been removed]

  



[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [ekonomi-nasional] Terkait Listrik Nasional -- Pebisnis Lain Juga Ancam Hengkang

2008-07-08 Terurut Topik IrwanK
Impossible bos.. yang ada tuh perusahaan dari LN (di berita perusahaan
korea) ada yang masih ekspor tapi tidak membayar gaji buruhnya
selama 4 bulan (atau 6 bulan?)..

Kalau betulan mati/bangkrut, mustinya dari jauh hari..
sangat mungkin mereka memanfaatkan isu listrik ini agar terhindar dari
perselisihan ketenaga kerjaan.. musti keluar pesangon kalau tidak ada
alasan kuat.. force majeur..

CMIIW..

Wassalam,

Irwan.K

Pada 8 Juli 2008 13:50, Imam Soeseno [EMAIL PROTECTED] menulis:

   syukur masih sempat hengkang.
 gimana kalo keburu mati/bangkrut?
 is

 2008/7/8 IrwanK [EMAIL PROTECTED] irwank2k6%40gmail.com:


 
 
 http://www.kompas.com/read/xml/2008/07/08/09431178/pebisnis.lain.juga.ancam.hengkang
 
  JAKARTA, SELASA - Bak bola liar. Agaknya ungkapan itu tepat untuk
  menggambarkan ancaman para pengusaha Jepang yang tergabung dalam
  Jakarta Japan Club atau JJC. Gertakan JJC yang berniat hengkang akibat
  krisis listrik di negeri ini menggelinding dan mengular ke banyak pihak.
 
  Menteri Perindustrian Fahmi Idris berharap supaya PLN segera membenahi
  pasokan listrik ke industri agar para pengusaha Jepang ini tidak jadi
  melaksanakan ancaman mereka hengkang dari Indonesia. Soalnya,
  sebanyak 48 perusahaan juga mengancam akan pindah jika tidak ada
  kepastian listrik, ungkap Fahmi, Senin (7/7).



[Non-text portions of this message have been removed]



Ganti Purnomo Yusgiantoro - Re: [ekonomi-nasional] Terkait Listrik Nasional -- Pebisnis Lain Juga Ancam Hengkang

2008-07-08 Terurut Topik A Nizami
Sering padamnya listrik PLN ini bukan kesalahan PLN semata. Tapi karena 
kebijakan energi yang keliru dari kementrian ESDM.

Purnomo menjabat sebagai menteri ESDM sejak era Megawati hingga SBY. Pada 
zamannya berkali2 harga BBM naik. Produksi minyak menurun, sementara cost 
recovery yang dibayar untuk kontraktor asing justru terus meningkat.

Indonesia juga tidak punya kedaulatan atas energinya. Sehingga perusahaan asing 
bisa memaksa PLN dan perusahaan lain untuk membeli energi (yang sebetulnya 
milik bangsa Indonesia) dengan harga internasional. Jika tidak maka energi 
tersebut mereka ekspor ke luar negeri sehingga terjadi kelangkaan energi di 
tanah air.

Premium langka di berbagai SPBU. Gas juga langka serta sekarang naik harganya. 
PLN sering padam karena PLN dipaksa membayar minyak dan gas dengan harga pasar 
yang terus meroket. Sementara anggarannya terbatas.

Karena bukan cuma krisis listrik, tapi juga krisis BBM, gas, dsb, maka sudah 
selayaknya Menteri ESDM, Purnomo Yusgiantoro diganti. Ketua MPR, Hidayat Nur 
Wahid sudah menyarankan itu. Demikian pula Amien Rais yang menudingnya sebagai 
Mafia Minyak (Detik.com) dan menyarankan agar Purnomo segera diganti.

Jika tidak diganti dan krisis BBM, gas, dan listrik terus berlanjut (ini sudah 
lama terjadi), maka bukan hanya perusahaan asing yang hengkang, perusahaan 
dalam negeri pun akan bangkrut karena mereka bisa kehilangan order dan dapat 
penalti karena tidak dapat memenuhi pesanan tepat waktu. Pengangguran akan 
merajalela. Inikah yang Indonesia inginkan?

===

Syiar Islam. Ayo belajar Islam melalui SMS



Untuk berlangganan ketik: REG SI ke 3252



Untuk berhenti ketik: UNREG SI kirim ke 3252. Sementara hanya dari Telkomsel 

Informasi selengkapnya ada di http://www.media-islam.or.id atau 
http://syiarislam.wordpress.com

--- On Mon, 7/7/08, IrwanK [EMAIL PROTECTED] wrote:
From: IrwanK [EMAIL PROTECTED]
Subject: [ekonomi-nasional] Terkait Listrik Nasional -- Pebisnis Lain Juga 
Ancam Hengkang
To: [EMAIL PROTECTED]
Date: Monday, July 7, 2008, 11:49 PM











http://www.kompas. com/read/ xml/2008/ 07/08/09431178/ pebisnis. 
lain.juga. ancam.hengkang



JAKARTA, SELASA - Bak bola liar. Agaknya ungkapan itu tepat untuk

menggambarkan ancaman para pengusaha Jepang yang tergabung dalam

Jakarta Japan Club atau JJC. Gertakan JJC yang berniat hengkang akibat

krisis listrik di negeri ini menggelinding dan mengular ke banyak pihak.



Menteri Perindustrian Fahmi Idris berharap supaya PLN segera membenahi

pasokan listrik ke industri agar para pengusaha Jepang ini tidak jadi

melaksanakan ancaman mereka hengkang dari Indonesia. Soalnya,

sebanyak 48 perusahaan juga mengancam akan pindah jika tidak ada

kepastian listrik, ungkap Fahmi, Senin (7/7).



Fahmi pantas berang. Pasalnya, jika pengusaha melaksanakan ancamannya,

kondisi ekonomi secara keseluruhan juga terancam dan bisa berdampak

pada urusan sosial yang sangat serius. Tingkat pengangguran akibat

pemutusan hubungan kerja pasti akan meningkat.



Budi Susanto Sadiman, Sekretaris Jenderal Asosiasi Industri Olefin dan

Plastik (Inaplas), membenarkan banyak pengusaha yang makin tak kerasan

berbisnis gara-gara krisis listrik berkepanjangan. Sebagai catatan,

sebagian besar anggota Inaplas adalah pengusaha Jepang. Kami meminta

pemerintah segera bertindak, kata Budi.



Lukman Widianto, General Manager PT Panasonic Lighting Indonesia,

produsen lampu asal Jepang, mengaku rugi Rp 1 miliar setiap delapan

jam pemadaman listrik PLN. Padahal, dalam sebulan ada empat kali

pemadaman dengan rentang waktu tiap kali pemadaman delapan jam

sehingga sebulan bisa rugi Rp 4 miliar, kata Lukman.



Jika pasokan listrik terus tak aman, kata Lukman, Panasonic Lighting

mengancam akan ke China. Ini memang belum keputusan final, katanya.

Jika krisis listrik terus berkepanjangan, apa boleh buat Panasonic

siap pindah ke China.



Pemadaman sebentar



Sebagai catatan, perusahaan ini memproduksi 25 juta unit lampu hemat

energi per tahun. Sekitar 80 persen produksinya untuk ekspor dengan

harga jual 2 dollar AS per unit. Buruh di perusahaan ini mencapai

3.000 orang.



Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Purnomo Yusgiantoro

meminta agar para pelaku usaha tidak panik. Jangan panik seolah kita

ada pemadaman seterusnya. Sebenarnya yang terjadi itu kan karena

suplai gas terganggu akibat ada perbaikan, kata Purnomo.



Wakil Direktur Utama PLN Rudiantara tak habis pikir dengan rencana

langkah pengusaha Jepang itu. Jika pengusaha Jepang mau hengkang,

alasannya apa karena listrik di Indonesia itu lebih murah dibandingkan

dengan negara lain? katanya.



Berita KONTAN sebelumnya menyebut pengusaha Jepang yang tergabung

dalam JJC berkirim surat ke PLN, Departemen ESDM, dan Kamar Dagang dan

Industri pada 3 Juli 2008. Isinya adalah 400 perusahaan di JJC siap

hengkang dari Indonesia jika kondisi pasokan listrik tetap tak aman.



Sejauh ini JCC masih merahasiakan soal rencana dan surat

Re: Ganti Purnomo Yusgiantoro - Re: [ekonomi-nasional] Terkait Listrik Nasional -- Pebisnis Lain Juga Ancam Hengkang

2008-07-08 Terurut Topik Imam Soeseno
penggantine sopo, mas? dan solusinya apa?
jangan sampai lepas dari mulut buaya terus masuk mulut kadal.
huahahhaa.
is

2008/7/8 A Nizami [EMAIL PROTECTED]:

   Sering padamnya listrik PLN ini bukan kesalahan PLN semata. Tapi karena
 kebijakan energi yang keliru dari kementrian ESDM.

 Purnomo menjabat sebagai menteri ESDM sejak era Megawati hingga SBY. Pada
 zamannya berkali2 harga BBM naik. Produksi minyak menurun, sementara cost
 recovery yang dibayar untuk kontraktor asing justru terus meningkat.

 Indonesia juga tidak punya kedaulatan atas energinya. Sehingga perusahaan
 asing bisa memaksa PLN dan perusahaan lain untuk membeli energi (yang
 sebetulnya milik bangsa Indonesia) dengan harga internasional. Jika tidak
 maka energi tersebut mereka ekspor ke luar negeri sehingga terjadi
 kelangkaan energi di tanah air.

 Premium langka di berbagai SPBU. Gas juga langka serta sekarang naik
 harganya. PLN sering padam karena PLN dipaksa membayar minyak dan gas dengan
 harga pasar yang terus meroket. Sementara anggarannya terbatas.

 Karena bukan cuma krisis listrik, tapi juga krisis BBM, gas, dsb, maka
 sudah selayaknya Menteri ESDM, Purnomo Yusgiantoro diganti. Ketua MPR,
 Hidayat Nur Wahid sudah menyarankan itu. Demikian pula Amien Rais yang
 menudingnya sebagai Mafia Minyak (Detik.com) dan menyarankan agar Purnomo
 segera diganti.

 Jika tidak diganti dan krisis BBM, gas, dan listrik terus berlanjut (ini
 sudah lama terjadi), maka bukan hanya perusahaan asing yang hengkang,
 perusahaan dalam negeri pun akan bangkrut karena mereka bisa kehilangan
 order dan dapat penalti karena tidak dapat memenuhi pesanan tepat waktu.
 Pengangguran akan merajalela. Inikah yang Indonesia inginkan?

 ===

 Syiar Islam. Ayo belajar Islam melalui SMS

 Untuk berlangganan ketik: REG SI ke 3252

 Untuk berhenti ketik: UNREG SI kirim ke 3252. Sementara hanya dari
 Telkomsel

 Informasi selengkapnya ada di http://www.media-islam.or.id atau
 http://syiarislam.wordpress.com

 --- On Mon, 7/7/08, IrwanK [EMAIL PROTECTED] irwank2k6%40gmail.com
 wrote:
 From: IrwanK [EMAIL PROTECTED] irwank2k6%40gmail.com
 Subject: [ekonomi-nasional] Terkait Listrik Nasional -- Pebisnis Lain Juga
 Ancam Hengkang
 To: [EMAIL PROTECTED] iluni%40yahoogroups.com
 Date: Monday, July 7, 2008, 11:49 PM

 http://www.kompas. com/read/ xml/2008/ 07/08/09431178/ pebisnis.
 lain.juga. ancam.hengkang

 JAKARTA, SELASA - Bak bola liar. Agaknya ungkapan itu tepat untuk

 menggambarkan ancaman para pengusaha Jepang yang tergabung dalam

 Jakarta Japan Club atau JJC. Gertakan JJC yang berniat hengkang akibat

 krisis listrik di negeri ini menggelinding dan mengular ke banyak pihak.

 Menteri Perindustrian Fahmi Idris berharap supaya PLN segera membenahi

 pasokan listrik ke industri agar para pengusaha Jepang ini tidak jadi

 melaksanakan ancaman mereka hengkang dari Indonesia. Soalnya,

 sebanyak 48 perusahaan juga mengancam akan pindah jika tidak ada

 kepastian listrik, ungkap Fahmi, Senin (7/7).

 Fahmi pantas berang. Pasalnya, jika pengusaha melaksanakan ancamannya,

 kondisi ekonomi secara keseluruhan juga terancam dan bisa berdampak

 pada urusan sosial yang sangat serius. Tingkat pengangguran akibat

 pemutusan hubungan kerja pasti akan meningkat.

 Budi Susanto Sadiman, Sekretaris Jenderal Asosiasi Industri Olefin dan

 Plastik (Inaplas), membenarkan banyak pengusaha yang makin tak kerasan

 berbisnis gara-gara krisis listrik berkepanjangan. Sebagai catatan,

 sebagian besar anggota Inaplas adalah pengusaha Jepang. Kami meminta

 pemerintah segera bertindak, kata Budi.

 Lukman Widianto, General Manager PT Panasonic Lighting Indonesia,

 produsen lampu asal Jepang, mengaku rugi Rp 1 miliar setiap delapan

 jam pemadaman listrik PLN. Padahal, dalam sebulan ada empat kali

 pemadaman dengan rentang waktu tiap kali pemadaman delapan jam

 sehingga sebulan bisa rugi Rp 4 miliar, kata Lukman.

 Jika pasokan listrik terus tak aman, kata Lukman, Panasonic Lighting

 mengancam akan ke China. Ini memang belum keputusan final, katanya.

 Jika krisis listrik terus berkepanjangan, apa boleh buat Panasonic

 siap pindah ke China.

 Pemadaman sebentar

 Sebagai catatan, perusahaan ini memproduksi 25 juta unit lampu hemat

 energi per tahun. Sekitar 80 persen produksinya untuk ekspor dengan

 harga jual 2 dollar AS per unit. Buruh di perusahaan ini mencapai

 3.000 orang.

 Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Purnomo Yusgiantoro

 meminta agar para pelaku usaha tidak panik. Jangan panik seolah kita

 ada pemadaman seterusnya. Sebenarnya yang terjadi itu kan karena

 suplai gas terganggu akibat ada perbaikan, kata Purnomo.

 Wakil Direktur Utama PLN Rudiantara tak habis pikir dengan rencana

 langkah pengusaha Jepang itu. Jika pengusaha Jepang mau hengkang,

 alasannya apa karena listrik di Indonesia itu lebih murah dibandingkan

 dengan negara lain? katanya.

 Berita KONTAN sebelumnya menyebut pengusaha Jepang yang tergabung

 dalam JJC berkirim surat ke PLN

Re: Ganti Purnomo Yusgiantoro - Re: [ekonomi-nasional] Terkait Listrik Nasional -- Pebisnis Lain Juga Ancam Hengkang

2008-07-08 Terurut Topik IrwanK
Yang penting bukan figurnya bos.. tapi komitmen dan jejak rekam keberpihakan
terhadap publik.. Masa sih Indonesia gak punya orang yang begitu?
Hil yang mustahal banget.. :-p

Wassalam,

Irwan.K

Pada 8 Juli 2008 14:57, Imam Soeseno [EMAIL PROTECTED] menulis:

   penggantine sopo, mas? dan solusinya apa?
 jangan sampai lepas dari mulut buaya terus masuk mulut kadal.
 huahahhaa.
 is

 2008/7/8 A Nizami [EMAIL PROTECTED] nizaminz%40yahoo.com:


  Sering padamnya listrik PLN ini bukan kesalahan PLN semata. Tapi karena
  kebijakan energi yang keliru dari kementrian ESDM.
 
  Purnomo menjabat sebagai menteri ESDM sejak era Megawati hingga SBY. Pada
  zamannya berkali2 harga BBM naik. Produksi minyak menurun, sementara cost
  recovery yang dibayar untuk kontraktor asing justru terus meningkat.
 
  Indonesia juga tidak punya kedaulatan atas energinya. Sehingga perusahaan
  asing bisa memaksa PLN dan perusahaan lain untuk membeli energi (yang
  sebetulnya milik bangsa Indonesia) dengan harga internasional. Jika tidak
  maka energi tersebut mereka ekspor ke luar negeri sehingga terjadi
  kelangkaan energi di tanah air.
 
  Premium langka di berbagai SPBU. Gas juga langka serta sekarang naik
  harganya. PLN sering padam karena PLN dipaksa membayar minyak dan gas
 dengan
  harga pasar yang terus meroket. Sementara anggarannya terbatas.
 
  Karena bukan cuma krisis listrik, tapi juga krisis BBM, gas, dsb, maka
  sudah selayaknya Menteri ESDM, Purnomo Yusgiantoro diganti. Ketua MPR,
  Hidayat Nur Wahid sudah menyarankan itu. Demikian pula Amien Rais yang
  menudingnya sebagai Mafia Minyak (Detik.com) dan menyarankan agar Purnomo
  segera diganti.
 
  Jika tidak diganti dan krisis BBM, gas, dan listrik terus berlanjut (ini
  sudah lama terjadi), maka bukan hanya perusahaan asing yang hengkang,
  perusahaan dalam negeri pun akan bangkrut karena mereka bisa kehilangan
  order dan dapat penalti karena tidak dapat memenuhi pesanan tepat waktu.
  Pengangguran akan merajalela. Inikah yang Indonesia inginkan?
 




[Non-text portions of this message have been removed]



Re: Ganti Purnomo Yusgiantoro - Re: [ekonomi-nasional] Terkait Listrik Nasional -- Pebisnis Lain Juga Ancam Hengkang

2008-07-08 Terurut Topik A Nizami
Iya.
Masak dari 220 juta penduduk Indonesia tidak ada yang mampu mengganti menteri 
yang prestasinya kurang.

Untuk solusi yang cepat sih bisa dilakukan pajak ekspor progresif yang besarnya 
sampai 25% seperti pada sawit yang terbukti bisa mengatasi gejolak harga dan 
kelangkaan minyak goreng..

Untuk minyak ini bisa dikenakan sampai 35%. Dari uang pajak itu, pemerintah 
bisa beli BBM, gas, batubara untuk pembangkit listrik PLN. Kedepan bisa 
digunakan untuk membangun pembangkit tenaga listrik yang memakai energi 
terbarui seperti bendungan, panas bumi, matahari, angin, dsb.

Di kepala saya yang pas2an saja banyak solusi yang masih bisa dikeluarkan. 
Kalau para profesor calon menteri saya yakin lebih banyak lagi...:)

--- On Tue, 7/8/08, IrwanK [EMAIL PROTECTED] wrote:
From: IrwanK [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: Ganti Purnomo Yusgiantoro - Re: [ekonomi-nasional] Terkait Listrik 
Nasional -- Pebisnis Lain Juga Ancam Hengkang
To: ekonomi-nasional@yahoogroups.com
Date: Tuesday, July 8, 2008, 1:00 AM











Yang penting bukan figurnya bos.. tapi komitmen dan jejak rekam 
keberpihakan

terhadap publik.. Masa sih Indonesia gak punya orang yang begitu?

Hil yang mustahal banget.. :-p



Wassalam,



Irwan.K



Pada 8 Juli 2008 14:57, Imam Soeseno [EMAIL PROTECTED] net menulis:



   penggantine sopo, mas? dan solusinya apa?

 jangan sampai lepas dari mulut buaya terus masuk mulut kadal.

 huahahhaa.

 is



 2008/7/8 A Nizami [EMAIL PROTECTED] com nizaminz%40yahoo. com:





  Sering padamnya listrik PLN ini bukan kesalahan PLN semata. Tapi karena

  kebijakan energi yang keliru dari kementrian ESDM.

 

  Purnomo menjabat sebagai menteri ESDM sejak era Megawati hingga SBY. Pada

  zamannya berkali2 harga BBM naik. Produksi minyak menurun, sementara cost

  recovery yang dibayar untuk kontraktor asing justru terus meningkat.

 

  Indonesia juga tidak punya kedaulatan atas energinya. Sehingga perusahaan

  asing bisa memaksa PLN dan perusahaan lain untuk membeli energi (yang

  sebetulnya milik bangsa Indonesia) dengan harga internasional. Jika tidak

  maka energi tersebut mereka ekspor ke luar negeri sehingga terjadi

  kelangkaan energi di tanah air.

 

  Premium langka di berbagai SPBU. Gas juga langka serta sekarang naik

  harganya. PLN sering padam karena PLN dipaksa membayar minyak dan gas

 dengan

  harga pasar yang terus meroket. Sementara anggarannya terbatas.

 

  Karena bukan cuma krisis listrik, tapi juga krisis BBM, gas, dsb, maka

  sudah selayaknya Menteri ESDM, Purnomo Yusgiantoro diganti. Ketua MPR,

  Hidayat Nur Wahid sudah menyarankan itu. Demikian pula Amien Rais yang

  menudingnya sebagai Mafia Minyak (Detik.com) dan menyarankan agar Purnomo

  segera diganti.

 

  Jika tidak diganti dan krisis BBM, gas, dan listrik terus berlanjut (ini

  sudah lama terjadi), maka bukan hanya perusahaan asing yang hengkang,

  perusahaan dalam negeri pun akan bangkrut karena mereka bisa kehilangan

  order dan dapat penalti karena tidak dapat memenuhi pesanan tepat waktu.

  Pengangguran akan merajalela. Inikah yang Indonesia inginkan?

 







[Non-text portions of this message have been removed]




  




 

















  

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [ekonomi-nasional] Terkait Listrik Nasional -- Pebisnis Lain Juga Ancam Hengkang

2008-07-08 Terurut Topik Harlizon MBAu
Inimah kebeneran... Nga usah pake maksa-maksa nasionalisasi...
Kalo ada perusahaan-perusahaan potensil yang mau hengkang, kaya Exxon,
Freeport atau lainnya, ada yang berminat mau beli tuh...
Harganya, harga hengkang dong... Daripada capek-capek bawa pulang kembali...

Z

On 7/7/08, IrwanK [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Impossible bos.. yang ada tuh perusahaan dari LN (di berita perusahaan
  korea) ada yang masih ekspor tapi tidak membayar gaji buruhnya
  selama 4 bulan (atau 6 bulan?)..

  Kalau betulan mati/bangkrut, mustinya dari jauh hari..
  sangat mungkin mereka memanfaatkan isu listrik ini agar terhindar dari
  perselisihan ketenaga kerjaan.. musti keluar pesangon kalau tidak ada
  alasan kuat.. force majeur..

  CMIIW..

  Wassalam,

  Irwan.K

  Pada 8 Juli 2008 13:50, Imam Soeseno [EMAIL PROTECTED] menulis:

   syukur masih sempat hengkang.
   gimana kalo keburu mati/bangkrut?
   is
  
   2008/7/8 IrwanK [EMAIL PROTECTED] irwank2k6%40gmail.com:
  
  
   
   
  
 http://www.kompas.com/read/xml/2008/07/08/09431178/pebisnis.lain.juga.ancam.hengkang
   
JAKARTA, SELASA - Bak bola liar. Agaknya ungkapan itu tepat untuk
menggambarkan ancaman para pengusaha Jepang yang tergabung dalam
Jakarta Japan Club atau JJC. Gertakan JJC yang berniat hengkang akibat
krisis listrik di negeri ini menggelinding dan mengular ke banyak
 pihak.
   
Menteri Perindustrian Fahmi Idris berharap supaya PLN segera membenahi
pasokan listrik ke industri agar para pengusaha Jepang ini tidak jadi
melaksanakan ancaman mereka hengkang dari Indonesia. Soalnya,
sebanyak 48 perusahaan juga mengancam akan pindah jika tidak ada
kepastian listrik, ungkap Fahmi, Senin (7/7).
  

  [Non-text portions of this message have been removed]