[Forum Pembaca KOMPAS] TANGGAPAN (Semoga Membantu) (WAS: 1 ons bukan 100 gram ???)
Dear All, Berikut ini penjelasan yang saya dapat dari referensi berikut: *How Many? A Dictionary of Units of Measurement *(c) Russ Rowlett [EMAIL PROTECTED] and the University of North Carolina at Chapel Hill *ons* a Dutch unit of weight or mass, now used as a metric unit equal to the hectogram (100 grams, or about 3.5274 ounces). ** *pond [1]* the Dutch pound, historically about 494 grams (1.089 English pounds). This unit was also used in the former Dutch Indies (now Indonesia) and throughout Southeast Asia. In the Netherlands, the pond has been reinterpreted now as a metric unit equal to exactly 500 grams (1.1023 pounds), like the German pfund. Jadi, singkat kata, Indonesia menerapkan sebagian sistem metrik Belanda yaitu ons dan pond (di-Indonesia-kan jadi pon), yang *beda* dengan sistem metrik Inggris (yang dipakai jadi sistem metrik Internasional) yaitu ounce dan pound. Mencermati hal di atas, secara sederhana masalahnya ada pada (mungkin) kemalasan kita (atau dalam hal ini si pekerja tersebut) untuk mengecek satuan metrik inetrnasional yang digunakan di tempatnya bekerja. Bunyi sama atau tulisan mirip belum tentu berarti sama. Sama seperti kata acre dan are yang sama-sama diakui di dunia internasional memiliki satuan yang JAUH berbeda (seperti bisa kita baca di bawah ini). Di negara kita lebih dikenal istilah are = 10mX10m = 100m2 - dan - hectare = 100mX100m = 10.000m2 (di-Indonesia-kan jadi hektar). Apakah are itu sama dengan acre (yang terakhir lebih dikenal di USA atau Inggris)? *acre (ac or A)* a unit of area used for measuring real estate in English-speaking countries. *There are exactly 640 acres in a square mile.*In metric countries the unit corresponding to the acre is the hectare, which is 10,000 square meters (the area of a square 100 meters on each side). *One acre is equal to 0.4046873 hectare.* Among traditional European land area units, the acre is typical in being defined as a day's work but unusual in not being visualized as the area of a square. Similar units include the French journal, north German and Dutch morgen, south German and Swiss juchart, Austrian joch, and Czech jitor. *are (a)* a unit of area equal to 100 square meters. The word is pronounced the same as air. Being the area of a square 10 meters on each side, the are is a little large for measuring areas indoors and a little small for measuring areas outdoors. As a result, the are is not used as often as its multiple, the hectare (ha). *One are is approximately 1076.3910 square feet, 119.5990 square yards, or 0.02471 acre.* Teman saya yang kerja di oil companies juga hampir kena masalah yang sama gara-gara ons dan ounce ini. Untungnya dia suka berinvestasi di emas (batangan) dan mengamati harga emas dunia yang dinyatakan dalam ounce. Dari situ dia ingat bahwa ounce tidak sama dengan ons dan selamat dari kekeliruannya. Sekali lagi masalahnya di mana? Masalahnya, kita harus ingat untuk menerapkan peribahasa Where in Rome BE a Roman alias sesuai peribahasa lama kita di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung. Maksudnya: Kalau sekolah di Indonesia, pelajari sistem metrik Indonesia. Kalau kerja di perusahaan USA, atau Inggris, atau Eropa, pelajari sistem metrik (dan sistem-sistem lainnya dan budaya-budaya lainnya) yang diterapkan mereka. Seperti banyak teman saya yang dulu memanggil big-bossnya di perusahaan asing dengan Bill atau Tom atau Heather atau Grace, begitu pindah ke perusahaan nasional atau BUMN harus ingat menambahkan kata Pak atau Bu, minimal Mas atau Mbak, di depan nama-nama para atasannya kalau tidak mau dianggap kurang menghormati. Kita memang perlu jadi lebih rajin, lebih teliti, dan lebih pintar supaya lebih sukses. Semoga negara dan bangsa kita semakin maju. *Best regards* On Nov 8, 2007 9:16 AM, Riana Andam wrote: *1 ONS BUKAN 100 GRAM.* PENDIDIKAN YANG MENJADI BOOMERANG. [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Indonesia Surga bagi Industri Rokok
setuju pak KM... kalo kita punya anak kecil kita semakin bisa ikut ngerasain khawatirnya jadi perokok pasif... salam, yolanda [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Sesatkan Al-Qiyadah?
ikut nimbrung.. ...Tanpa retorika apapun, dia telah menjalankan Islam yang toleran, menghormati pluralisme, dan menghargai realitas yang terjadi. ... --- soal menghormati pastilah tiap agama pasti punya cara dan batasan sendiri dalam hal inijadi hormati juga ketika suatu agama tertentu melakukan vonis aliran sesat karena memang menurut keyakinan orang yang memberikan label sesat itu benar-benar sesat;) ak On Nov 8, 2007 10:39 AM, mohammad kholifan [EMAIL PROTECTED] wrote: Belum lama ini saya bercengkerama dengan seorang kiai di sebuah desa di Jember, Jawa Timur. Dia menyebutkan sebuah hadis: akan ada 71 aliran dalam Islam nantinya. dari kesemuanya itu, hanya satu yang benar, yakni ahlusunnah waljamaah. Kemudian saya bertanya, Dari 71 aliran itu, yang manakah yang ahlusunnah waljamaah? Beliau tidak bisa menjawabnya. Hanya dinyatakan, karena kita tidak tahu mana yang ahlussunnah waljamaah, maka marilah kita mohon ampun kepada Allah, semoga aliran Islam yang kita yakini termasuk yang ahlussunnah waljamaah. Dia seorang kiai di desa, tapi begitu bijak. Dia tidak memvonis yang lain sesat. Tanpa retorika apapun, dia telah menjalankan Islam yang toleran, menghormati pluralisme, dan menghargai realitas yang terjadi. Tidakkah kita harus bercermin kepada beliau, kiai di desa itu?
[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Selamat kepada Pak Lisman Manurung
Selamat Pak Lisman, semoga tulisan-tulisan Rekan-Rekan FPK bisa diakomodir melalui Pak Lisman di Dewan Transportasi Kota. Berhubung saya sendiri warga Tangerang (bukan warga Jakarta), saya wakilkan saja usulan jalur HOV (High Occupancy Vehicle) atau konsep kolaborasi mobil Komunitas Nebeng dan Busway (mobil Komunitas Nebeng sebagai feeder busway) kepada Pak Lisman. Semoga masalah kemacetan Jakarta bisa dituntaskan saat Pak Lisman berperan di DTK Jakarta. Saya siap berdiskusi untuk mencari terobosan dalam menguraikan masalah kemacetan ini. Best Regards, Rudyanto Mari Hemat BBM, Ayo Nebeng! Let's get something done together --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, loekyh [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Lisman, mestinya saya yg diangkat jadi anggota Dewan Transportasi Jakarta karena saya lebih duluan nulis ttg per-KA-an (bukan busway) di FPK :-) Just kidding. Selamat deh, saya sejak lama respek dg tulisan2 Bapak. Tolong sampaikan aspirasi teman2 FPK dalam diskusi2 terdahulu ttg masalah transportasi, termasuk yg dulu saya ikuti (mis. postingan #4300, #34510, dsb). Salam --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Agus Hamonangan agushamonangan@ wrote: Tidak sia-sia pak Lisman cuap-cuap soal busway di milis FPK:-) Pak Lisman Manurung yang juga Akademisi dari Universitas Indonesia, terpilih menjadi anggota Dewan Transportasi Kota (DTK) Jakarta. Pak Lisman Manurung menjadi wakil kita sebagai pengguna sarana transportasi di Jakarta, semoga pak Lisman memperjuangkan aspirasi pengguna sarana transportasi dan memberi masukan dan solusi kepada Pemda DKI/Dishub DKI. Semoga! Sampai bertemu dengan pak Lisman Manurung pada Kopi darat komunitas FPK diskusi Transportasi (Busway). Salam, Agus Hamonangan
RE: [Forum Pembaca KOMPAS] Selamat kepada Halo BCA Juara 1 Asia Pasific Customer Service Financial Industri
Selamat Bu Wani ya. :-) From: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of WANI SABU Sent: Thursday, November 08, 2007 11:26 AM To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Cc: Roby Ferdiyan Subject: RE: [Forum Pembaca KOMPAS] Selamat kepada Halo BCA Juara 1 Asia Pasific Customer Service Financial Industri Dear Pak Agus dan Rekan2 FPK, Wow, hebat sekali, belum kami publikasi ke masyarakat, tetapi FPK sudah lebih dahulu mengetahui bahwa Halo BCA Juara 1 di tingkat Asia Pasifik. Secara tidak langsung rekan2 FPK banyak membantu saya secara moril, seperti yang Pak Agus cerita, memang benar saat saya sedang mempersiapkan diri untuk mengikuti competition ini, saya sempat agak terganggu dengan email yang beredar yang sifatnya publikasi negatif tentang BCA, khususnya buat saya. (Nathalya Wani) Ada juga milist tetangga yang meminta saya di pecat. Sedih ya ? Jika ada penghargaan THE BEST MILIST AWARD, pasti FPK juaranya. Yakin !!! Karena selalu menampilkan facta, informative dan educative Sukses buat FPK. I love you all Best Regards, Nathalya Wani Sabu Biro Halo BCA Divisi Perbankan Konsumer PT. Bank Central Asia, Tbk. Wisma BCA I, lantai 8 Jl. Jendral Sudirman Kav. 22-23 Jakarta 12920 Telp (62-21) 5208650, 5224785 Fax (62-21) 5209080 Email : [EMAIL PROTECTED] mailto:nathalya_wani%40bca.co.id
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Adelin Lis Minta Jaminan Presiden
Lagi2 kecolongan. Tindakan tegas dan jelas harus diupayakan. Kalau pengadilan berfungsi seperti ini kapan kita bebas dari pembalakan hutan yang semakin meraja lela dan terkesan dilegalisasi. Minta jaminan presiden bukan jalan hukum yang benar. Memangnya presiden nggak ada tugas lain selain memberi jaminan kepada mereka yang bermasalah. Salam Bsoet Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED] wrote: Polri Terbitkan Red Notice http://www.kompas.com/kompas-cetak/0711/08/utama/3977905.htm == Jakarta, Kompas - Adelin Lis, terdakwa kasus korupsi dan pembalakan liar yang dibebaskan majelis hakim Pengadilan Negeri Medan, dianjurkan menemui polisi. Tetapi, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono diharapkan memberikan jaminan, bahwa Adelin akan diperlakukan secara manusiawi. Permintaan jaminan itu dikatakan Hotman Paris Hutapea, penasihat hukum Adelin di Jakarta, Rabu (7/11). Jaminan Presiden agar Adelin perlu, sebab ketakjelasan keberadaannya kini terutama diakibatkan trauma yang dialami saat ditahan, jelasnya. Sebaliknya, Kepala Divisi Humas Mabes Polri Inspektur Jenderal Sisno Adiwinoto, Rabu, menyebut Adelin kini berstatus buron kasus dugaan pencucian uang (money laundering). Polri juga memohonkan status red notice ke National Central Bureau Interpol untuk mengantisipasi, jika Adelin berada di luar negeri. Sisno juga memastikan, Adelin sebagai tersangka perkara dugaan pencucian uang itu. Polri berkeyakinan, perkara itu dapat dibuktikan. Kami juga mempertanyakan mengapa surat perintah eksekusi hakim kepada jaksa untuk membebaskan Adelin tertanggal 1 November 2007. Padahal sidang baru tanggal 5 November, ujarnya. Hotman mengharapkan kejaksaan dan polisi menimbang apakah dugaan pencucian uang masih pantas? Pencucian uang mensyaratkan ada pidana pokok. Dalam perkara ini, pidana pokoknya, pembalakan liar dan korupsi sudah gugur, tegasnya. Hotman mengaku terakhir kali bertemu Adelin pada 5 November sekitar pukul 14.00. Setelah itu, dia tidak pernah berhubungan lagi dengan Adelin. Hotman mengatakan, ada kemungkinan Adelin menghilang, karena trauma ditahan selama 14 bulan. Namun, dia tetap meminta Adelin menghadapi kasusnya, sebab posisi hukumnya kuat. Sakti Hasibuan, Pengacara keluarga Adelin menambahkan, ia sanggup menghadirkan Adelin, dengan syarat polisi tak menahannya. Apa gunanya dia dipanggil lalu ditahan. Saya berikan jaminan, silakan Adelin diproses, tetapi jangan ditahan, katanya. Sedang Kepala Polda Sumatera Utara Inspektur Jenderal Nuruddin Usman, Rabu di Medan, mengimbau Adelin menyerahkan diri. Ia tak perlu melarikan diri. Sisi gelap peradilan Presiden Partai Keadilan Sejahtera Tifatul Sembiring di Surabaya (Jawa Timur), Rabu, juga menyayangkan vonis bebas terhadap Adelin. Putusan itu kian mempertegas sisi gelap peradilan Indonesia. Namun, majelis hakim PN Medan merasa putusan bebas terhadap Adelin sudah benar. Hakim siap mempertanggungjawabkan putusannya pada publik, termasuk menjalani pemeriksaan oleh Komisi Yudisial. Semua prosedur kami lakukan dengan benar. Putusan itu diambil berdasarkan keterangan 39 saksi, kata Humas PN Medan Jaresmen Purba. Wahana Hidup Indonesia (Walhi) Sumut menilai bebasnya Adelin terkait tingginya intervensi dan kepentingan politis. Hardi Munthe dari Walhi Sumut mengungkapkan, intervensi seperti surat Menteri Kehutanan MS Kaban akhirnya justru menodai rasa keadilan, terutama terkait kasus perusakan lingkungan. Sehari setelah divonis bebas di PN Medan, Selasa, Adelin dinyatakan buron. Sumut. Nurudin menyebutkan, Adelin masuk daftar pencarian orang sejak Rabu. Nurudin menuturkan, polisi menyidik dua kasus yang diduga melibatkan Adelin sebagai tersangka, yakni pencucian uang dan perambahan hutan oleh PT Rimba Mujur Mahkota (RMM). Adelin adalah direktur utama RMM. Menurut dia, kasus pencucian uang dilimpahkan penanganannya ke Mabes Polri. Berkas kasus pencucian uang pernah diserahkan ke Kejaksaan Tinggi Sumut, tetapi dinilai belum lengkap. Polda Sumut berkonsentrasi menyidik kasus perambahan hutan. Selasa lalu polisi sempat menggeledah rumah Adelin di Jalan Hang Jebat, Medan. Namun Nurudin membantah polisi melakukan penggeledahan. Polisi hanya mencari Adelin. Eksaminasi dakwaan Polisi, lanjut Nurudin, mengajukan pencekalan terhadap Adelin dua minggu lalu. Kami sudah sampaikan permintaan pencekalan ini ke Kejati Sumut. Cekal ini agar dia tak lari karena kami masih membutuhkan keterangan Adelin, katanya. Direktur Jenderal Imigrasi Basyir Ahmad Barmawi yakin Adelin masih di Indonesia. Karena, paspor Adelin masih di Direktorat Penindakan dan Keimigrasian Ditjen Imigrasi. Selain itu, Ditjen Imigrasi mencegah Adelin untuk bepergian ke luar negeri. Basyir menjelaskan, permohonan pencegahan terhadap Adelin untuk kasus pencucian uang disampaikan Kejaksaan Agung Selasa lalu. Secara terpisah, Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus Kemas Yahya Rahman menyatakan, meski dakwaan terhadap Adelin meliputi dugaan korupsi, tetapi pokok perkaranya
[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Fauzi Bowo: Program Busway Akan Dievaluasi
Berapa orang dari 7 juta orang yang bukan pengguna busway adalah pengguna kendaraan umum lain? Saya yakin lebih dari 2/3 nya. Karena, berapa banyak sih rakyat Jakarta yang mampu beli kendaraan pribadi? Paling-paling cuma sanggup beli motor. Kalau mobil, apalagi mobil mewah berAC itu, berapa persen dari jutaan penduduk Jakarta yang sanggup beli? Mimpi punyapun mungkin tidak. Jutaan orang tiap hari terpaksa berpergian dengan kendaraan umum yang amat sangat tidak manusiawi. Mengapa mereka belum menggunakan busway? Karena busway belum meliwati daerah tempat mereka tinggal, tempat mereka mencari nafkah, singkatnya, wilayah perjalanan mereka tiap hari. Sebab lain karena jumlah vehicle busway masih sangat jauh dari cukup untuk mampu mengangkut jutaan orang itu. Sore hari, antrian untuk busway bisa begitu berjubel, melingkar sampai ketangga menuju jembatan penyebrangan. Justru disini poinnya, Jakarta harus menambah jumlah jalur dan jumlah vehicle busway atau MRT lainnya semaksimal mungkin, sampai jutaan orang pengguna kendaraan umum yang berbalur keringat dan debu dalam kendaraan umum yang tidak manusiawi itu bisa terlayani, ke semua jurusan, tanpa harus menunggu terlalu lama. Dalam jangka panjang tentu mesti diupayakan moda mass rapid transport lainnya, bisa subway atau monorel. Buat mereka yang merasa berada dalam neraka kala terjebak macet sambil duduk di kursi empuk dalam sebuah sedan dingin berAC, sambil mendengarkan musik mengalun dari soundsystem, cobalah sekali-kali terjebak macet kala berdiri didalam bis atau metro mini yang kumuh, tidak dapat tempat duduk sehingga harus berdiri berhimipit berdesakan selama bejam-jam, dalam panas yang menggila, keringat apak, debu dan teriakan-teriakan jalanan. Try to experience what millions of poor people of jakarta have to endure. You'll know what hell is. - Original Message From: sohibmachmud [EMAIL PROTECTED] To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Sent: Thursday, November 8, 2007 11:05:08 AM Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Fauzi Bowo: Program Busway Akan Dievaluasi dari data yg telah di muat di kompas 5 november jumlah orang yg diangkut oleh busway hanya 210 ribu orang per hari dari 7 juta yg menggunakan jalan yg terpaksa mendrita dalam neraka. dari jumlah kerugian trilyunan yg harus diderita negara dan rakyat lain demi 210 ribu orang itu. saya berpendapat sebaiknya uang utk bayar kelebihan bensin dan kerugian lain itu maka orang yg 7 juta urunan rembuk memberikan uang kepada 210 ribu orang seperti tepianhutan sebagai kompensasi penghapusan busway. hitung2an masih untung dibanding kerugian trilyunan. sohib
[Forum Pembaca KOMPAS] Pers Release KontraS Sumut; PUTUSAN KASUS PEMBUNUHAN ALMARHUM IBRAHIM, TIDAK ADIL
PERS RELEASE No. 02/PR-KontraS SU/XI/07 PUTUSAN KASUS PEMBUNUHAN ALMARHUM IBRAHIM, TIDAK ADIL KontraS Sumatera Utara sangat menyesalkan tuntutan oditur militer pada persidangan di Mahkamah Militer (07/11) yang hanya menuntut para terdakwa pembunuh Ibrahim 1-2 tahun penjara dan pemecatan 2 orang terdakwa. Tuntutan ini jauh lebih ringan jika dibandingkan pasal 351-353 KUHPidana yang digunakan oditur untuk menjerat terdakwa yakni 9 tahun penjara. Apalagi kasus ini merupakan penganiayaan dan pembunuhan berencana seorang warga sipil yang wajib dilindungi. Berdasarkan kronologis peristiwa, almarhum Ibrahim dipukul, diculik, disekap, dibunuh sampai akhirnya mayatnya dibuang di Aceh Tamiang. Hukuman yang pantas diberikan untuk kekejaman para terdakwa adalah hukuman seumur hidup. Tuntutan oditur militer 1-2 tahun penjara dan pemecatan mengindikasikan institusi ini tidak ingin bertanggung jawab atas kebobrokan mental anggotanya. Maka KontraS Sumatera Utara menilai ada upaya perlindungan institusi yang sengaja dimainkan oleh TNI AU. Perbuatan para terdakwa yang juga melibatkan seorang perwira tinggi jelas telah mencoreng moreng institusi militer yang baru ingin berbenah diri. Namun mengutip perkataan yang sering diucapkan Panglima TNI, Djoko Suyanto hukum militer berlaku kepada setiap prajurit TNI tanpa melihat pangkat dan jabatannya jika terbukti melanggar hukum. Hal lain yang harus juga harus diperhatikan adalah masalah keamanan keluarga korban paska proses hukum ini usai. Sebelumnya keluarga korban pernah diintimidasi dan diteror oleh orang yang diduga kuat sebagai orang suruhan terdakwa akan membalas dendam. KontraS Sumatera Utara menyambut baik respons Danlanud Kolonel Pnb Agus Dwi Putranto yang menyarankan keluarga korban melaporkan teror dan intimidasi tersebut. Dan bukan hanya langkah politis untuk merebut simpati keluarga korban almarhum. Upaya-upaya perlindungan, impunitas dan pengingkaran kasus-kasus yang melibatkan TNI baik sebagai pelaku ataupun pembeking, selama ini menjadi tembok tebal yang sangat sulit ditembus hukum sipil. Dan hukuman yang dijatuhkan hanya sebatas hukuman indisipliner, tidak sebanding dengan perbuatan dan akibat perbuatan itu sendiri. Akibatnya kasus-kasus kekerasan dan pelanggaran HAM yang dilakukan aparat TNI terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Sampai bulan Oktober tahun ini telah terjadi 12 kasus kekerasan TNI terhadap masyarakat sipil naik dibandingkan sepanjang tahun 2006 lalu sebanyak 11 kasus. KontraS Sumatera Utara berharap putusan hakim untuk kasus ini lebih berpihak pada kebenaran dan keadilan yang sangat diharapkan keluarga korban. Demikianlah pers release ini kami perbuat agar dapat ditindaklanjuti oleh pihak-pihak terkait. Atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih. Medan, 08 November 2007 Diah Susilowati SH Koordinator [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Fauzi Bowo: Program Busway Akan Dievaluasi
Iya, baiknya sediakan data-data juga kalau memang benar 7 juta lainnya pengguna jalan setiap hari,... harus ditunjang pula data pengguna jalan yang mana, yang terpaksa menderita dan apakah memang mereka yang tidak memakai busway itu terpaksa menderita,... mungkin ada yang tiap hari naik kendaraan pribadi tapi tidak pernah complain ke busway, yang rela menderita menunggu jalur busway terbangun jalurnya agak dekat dengan tempat tinggalnya,. atau mungkin ada juga yang rela menderita , karena menyadari untuk memecahkan masalah transportasi kota itu mau tidak mau dan tidak ada pilihan lain adalah memprioritaskan pembangunan prasarana dan sarana angkutan PUBLIK yang MASAL, HANDAL dan TERJANGKAU ... saran seseorang untuk meminta dana penelitian dari pak Foke, mungkin bisa dijajaki B. Dwiagus Stepantoro Jakarta, INDONESIA http://bdwiagus.blogspot.com Just be open,... who knows lightning will strike!! - Original Message From: manneke budiman [EMAIL PROTECTED] To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Sent: Thursday, November 8, 2007 1:02:21 PM Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Fauzi Bowo: Program Busway Akan Dievaluasi Semoga dengan makin berkembangnya busway, akan makin banyak lagi warga yang bisa diangkut per harinya. Oh ya, betulkah semua 7 juta orang itu adalah pengguna jalan setiap hari? Apakah ini juga data dari Kompas? Bagaimana data pengguna kendaraan pribadi? Berapa banyak dibanding pengguna busway? Berapa banyak dari jumlah 7 juta itu? manneke
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Fauzi Bowo: Program Busway Akan Dievaluasi
Rekan2, work from home mungkin juga suatu cara mengantisipasi kemacetan, dalam arti mengurangi jumlah orang dijalan menuju kantor dan pulang kerumah. cuma mungkin susah dapat ijin dari para boss. karena masih belum membudaya. sebuah perusahaan multinational dari Eropa, (bukan perusahaan besar), membuat peraturan dan saat ini hanya untuk para sales/ marketing nya saja. untuk bekerja dirumah dan langsung ke pelanggan2nya. tidak perlu ke kantor. kekantor hanya dilakukan seminggu sekali, yaitu pada hari Jumat dan dimanfaatkan sebagai sarana bersosialisasi dengan rekan sekantor, rapat dan diskusi2. dengan bekerja dirumah, yang tentunya dilengkapi dengan internet connection untuk baca e-mail, telepon, fax dan tentunya HP ... biaya2 ini tentunya dikompensasi oleh perusahaan. perusahaan tsb tidak memfokuskan pada kemacetan, tapi lebih pada penghematan. biaya sewa ruangan kantor supaya tidak memerlukan ruangan yang besar, listrik dan biaya transportasi dan lain-lain untuk para karyawan dibagian sales/ marketingnya pun bermanfaat, karena terbebas dari stress dan kepikiran kemacetan-kemacetan yang ada saat ini. salam, DS - Original Message From: B. Dwiagus Stepantoro [EMAIL PROTECTED] To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Sent: Thursday, 8 November, 2007 2:06:55 PM Subject: Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Fauzi Bowo: Program Busway Akan Dievaluasi Dari 7 juta yang menggunakan jalan itu , tak semuanya terpaksa menderita. Ada yang rela menderita menyadari memang transportasi publik lah yang harus diutamakan,. sebagaian lagi rela menderita menunggu jalur busway terbangun dekat tempat tinggal mereka, B. Dwiagus Stepantoro Jakarta, INDONESIA http://bdwiagus. blogspot. com Just be open,... who knows lightning will strike!!
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Selamat kepada Pak Lisman Manurung
Pak Azmi, YSH Mestinya Kota Palu bisa belajar dari Jakarta,.. bahwa sudah dari sejak dini harus dibangun sistem transportasi perkotaan yang MASAL, HANDAL dan terjangkau,.. model busway adalah yang paling sederhana dibandingkan model transportasi masal lainnya seperti subway,dan monorail,.. mumpung belum terlambat seperti jakarta, pemda kota palu sudah harus segera memprioritaskan ini,.. .sebelum terlambat, nanti dicaci maki pula karena bikin macet,.. padahal maksudnya baik. B. Dwiagus Stepantoro Jakarta, INDONESIA http://bdwiagus.blogspot.com Just be open,... who knows lightning will strike!! - Original Message From: Azmi Sirajuddin [EMAIL PROTECTED] To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Sent: Thursday, November 8, 2007 1:23:11 PM Subject: Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Selamat kepada Pak Lisman Manurung Kami di kota Palu, Sulawesi Tengah tidak mengerti soal Busway, Monorel dan sebagainya. Yang kami tahu bahwa, bukan saja di Jakarta, tapi mungkin di seluruh kota-kota besar Indonesia yang mengalami kemacetan harus memikirkan metode alternatif mengatasi kemacetan. Kota Palu, saat ini sudah mulai dilanda hal serupa. Mungkin 10-15 tahun ke depan, Palu akan seperti Jakarta saat ini. Apakah rencana untuk membatasi kenderaan pribadi seperti usul Pak Foke itu bisa menjadi salah satu alternatif mengatasi kemacetan? Bisakah Pak Foke konsisten dengan rencananya tersebut? Atau jangan-jangan untuk mendongkrak popularitasnya lagi pasca terpilih dalam Pilkada. lalu, jenis kenderaan pribadi mana yang mau dibatasi?. Berapa batasan untuk satu KK. Pernakah Pak Foke berpikir soal keresahan para dealer dan penjual mobil/motor jika rencanaya tersebut jadi? jangan-jangan akan mendapat protes dari pabrikan otomotif. lalu, bagaimana mensinergiskan antara isu kemacetan dengan isu polusi udara? Kesadaran mengurangi jumlah kenderaan yang berpolutan tinggi juga harus dikedepankan, ada atau tidaknya kemacetan jalan. Salam takzim dari Palu, Azmi Sirajuddin
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Sesatkan Al-Qiyadah?
Salam Terima kasih atas beberapa komentar baik yang menolak, mendukung atau yang ingin menengahi. Saya hanya ingin menegaskan dua poin saja: (1) tak seorang pun manusia memiliki hak untuk mengklaim: menyesatkan dan mengimankan seseorang/kelompok, karena wilayah ini milik Tuhan, wilayah manusia masih sangat luas, menyantuni, mengasihi, membimbang, dll, kenapa ingin sekali memasuki wilayah Tuhan? Atau malah ingin mengambil alih peran Tuhan? (2) kalau ada orang/kelompok yang DIANGGAP tersesat, kok malah disesatkan? di sinilah fungsi tokoh agama, terutama MUI yang menghabiskan dana negara 17 trilyun pertahun, apakah tugas mereka hanya mengeluarkan fatwa dan menggelar munas di hotel mewah, sari pan pacific seperti beberapa hari lalu? Kita berhak menuntut MUI karena saya yakin ada hak kita di mereka, dari uang pajak yang kita bayarkan untuk gaji mereka, terlalu mubazir kalau bisanya hanya mengeluarkan fatwa tanpa memberikan bimbingan pada masyarakatat. Mengutip Gus Dur, fatwa MUI itu tidak mendidik. Salam Guntur
[Forum Pembaca KOMPAS] Siaran Pers Hukum Tegas PT Newmont Minahasa Raya sebagai Pencemar Teluk Buyat
Hukum Tegas PT Newmont Minahasa Raya sebagai Pencemar Teluk Buyat Siaran Pers Tim Advokasi Penegakan Hukum Lingkungan Teluk Buyat Jakarta (07/11/2007). Pada Selasa, 06 November 2007, bertempat di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Majelis Hakim Perkara Perdata dalam gugatan Perbuatan Melawan Hukum antara WALHI (Penggugat) melawan PT. Newmont Minahasa Raya, dkk. (Tergugat), telah mengeluarkan penetapan untuk membatalkan Sidang Pemeriksaan Lapangan di Teluk Buyat yang telah ditetapkan dalam persidangan sebelumnya (Kamis, 25 Oktober 2007). Atas penetapan pembatalan pemeriksaan lapangan tersebut, kami sebagai kuasa dari Penggugat sangat menghargai sikap dan pendirian Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan yang meriksa perkara tersebut, yang mengurungkan dan membatalkan pemeriksaan setempat, dengan pertimbangan-pertimbangan yang sangat jernih dan dapat dipertanggungjawabkan. Sikap Majelis Hakim tersebut memberikan suatu harapan keberpihakan majelis hakim terhadap setiap upaya-upaya pelestarian lingkungan. Kondisi ini tidak terlepas dari peranan Mahkamah Agung yang berfungsi melakukan pengawasan terhadap jalannya peradilan dalam kerangka komitment atau keberpihakan terhadap upaya pelestarian lingkungan Keberanian majelis hakim dalam melakukakan koreksi terhadap kesalahan-kesalahan prosedur selama penanganan perkara WALHI melawan PT. Newmont Minahasa Raya, dkk., yang mencapai klimaks dengan membatalkan penetapan pemeriksaan setempat merupakan keniscayaan bagi lahirnya keputusan-keputusan fenomenal dan monumental yang memiliki keberpihakan terhadap lingkungan. Insiden Peradilan Newmont ini dapat memberikan inspirasi dan pegangan bagi setiap penegak hukum dalam menerapkan asas kecermatan, ketepatan dan kehati-hatian di dalam mengenali berbagai karaktaristik kasus lingkungan. Persidangan perkara ini tinggal menunggu putusan yang akan dibacakan oleh Majelis Hakim dalam persidangan pada tanggal 6 Desember 2007 mendatang, putusan yang nantinya dibacakan merupakan bukti yang ditunggu oleh semua pihak apakah hukum dinegeri ini memang berpihak pada upaya-upaya penegakkan hukum lingkungan di negeri ini atau sebaliknya. Homat kami, Kuasa Hukum Penggugat Tim Advokasi Penegakan Hukum Lingkungan Teluk Buyat. Contac Person, Charil Syah, S.H.,0815 137 31988 Zen Smith, S.H., 0815 1127 Firman Wijaya, S.H., M.H., 0818 77 1909 Tina Tamher, S.H., 0811 96 3003 Informasi lain terkait dengan advokasi pertambangan mineral dan energi dapat dilihat di www.jatam.org Dapatkan update informasi dari website kami dengan mendaftarkan alamat email anda sebagai anggota Info Kilat JATAM yang ada di sudut kiri bawah dalam website kami. === Luluk Uliyah Sekretariat JATAM email : [EMAIL PROTECTED] Jl. Mampang Prapatan II/30 Jakarta Selatan Telp/Fax. 021- 794 1559 === [Non-text portions of this message have been removed]
[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Keharusan Hukum untuk Mati _MEMANG HARUS!
Kita boleh berdebat soal pantas-tidaknya hukuman mati, namun ada fakta obyektif yang sebaiknya kita pertimbangkan, yaitu banyak orang yang tidak berdosa dihukum mati. Mereka ini umumnya tahanan politik yang harus dilenyapkan oleh penguasa. Oleh karena itu hukuman mati adalah instrumen kekuasaan daripada instrumen keadilan. Posted by: Effendi Bochari mailto:[EMAIL PROTECTED] tuk%20Mati%22%20_MEMANG%20HARUS%21 [EMAIL PROTECTED] http://profiles.yahoo.com/effendib2004 effendib2004 Wed Nov 7, 2007 12:36 am (PST) Saya pikir ironis jika negara membela hak hidup seorang pembunuh sementara negara sendiri tidak bisa membela hak hidup si korban pembunuhan. Hukuman mati adalah untuk menunjukkan bahwa hak hidup si korban pembunuhan adalah sama dengan hak hidup si pembunuh. Setahu saya agama Islam membolehkan hukuman mati. Effendi
[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Fauzi Bowo: Program Busway Akan Dievaluasi
Berita di Detikcom mengatakan angka 7 juta dimaksud terdiri dari 3.2 juta orang pengguna kendaraan pribadi dan 3.8 juta orang pengguna kendaraan umum. Sedangkan yang terangkut Transjak adalah 250 rebu manusia perhari. Data itulah yang menurut keterangan kuasa warga PI sebagai dasar kesimpulan Institut studi transportasi yang menyatakan Busway gagal mengatasi kemacetan. Saya pribadi masih terkesima dengan perbandingan angka-angka yang njomplang tersebut, karena saya sebenarnya setuju dengan pembangunan Busway secara terbatas dan tetu tidak zonder Kop. Bila diasumsikan Transjak beroperasi effective 16 jam per hari dengan kapasitas 85 orang per Bus dan rata-rata jarak tempuh per trip per penumpang adalah 30 menit, berarti dibutuhkan armada on duty/dedicated sebanyak minimum 78 Bus. Dan itu dari data diatas baru mencakup hanya sekitar 3.5 % an dari seluruh pengguna jalan?? Perhitungan kasar inipun berlakunya hanya untuk kondisi ideal (yang tak mungkin dipenuhi), yaitu load dari setiap Bus selalu 100% merata diseluruh jalur. Belum lagi jumlah manusia per jam yang harus ditransport oleh transjak pada rush hour mungkin meningkat 100% dari nilai rata- rata diatas (13125 manusia?). Bila data diatas telah diketahui oleh si pengambil keputusan saat merencanakan Konsep Buswae, ini sih kebangeten .. terlebih lagi bila mereka tidak mengetahui data tersebut, lalu memutuskan membangun Buswae sepanjang-panjangnya dan tergopoh-gopoh seperti sekarang ini, plus kerugian 34 triliun dari kemacetan yang diakibatkan .. uugh .. wordless .. (mudah-mudahan itungan saya keleru). Ngga urung pesen aye buat si abang-abang nyang lagi ngepaluasi, pelototin dulu rame-rame semue data nyang ade, baru ngelangke .. biar kaga kesandung!! Salam, Bodo --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, manneke budiman [EMAIL PROTECTED] wrote: Semoga dengan makin berkembangnya busway, akan makin banyak lagi warga yang bisa diangkut per harinya. Oh ya, betulkah semua 7 juta orang itu adalah pengguna jalan setiap hari? Apakah ini juga data dari Kompas? Bagaimana data pengguna kendaraan pribadi? Berapa banyak dibanding pengguna busway? Berapa banyak dari jumlah 7 juta itu? manneke
[Forum Pembaca KOMPAS] Bagaimana membuat LSM dan Partai Politik akuntabel
Tiba-tiba saja saya tertarik melihat sebuah buku yang ditulis pakar Akuntansi dari UGM yaitu Indra Bastian. Dia memberi judul untuk karya terbarunya itu AKUNTANSI UNTUK LSM DAN PARTAI POLITIK (erlangga 2007). Lho, kenapa harus LSM dan Partai Politik? Bukankah yang harus akuntabel hanya Perusahaan Plat Merah dan perusahaan Swasta??? Kan yang diincar KPK kan korupsi di Kantor Pemerintah!!! Rupanya seorang Indra Bastian tidak bertujuan mengupas bagaimana sebuah LSM menyadarkan masyarakat akan pentingna akuntabilitas tetapi bagaimana LSM secara organisasi dapat dikelola dengan akuntabel baik dimata donor maupun masyarakat luas, yang merupakan isu krusial namun banyak terlupakan (vi). Menurut Depdagri, hingga tahun 2002 saja jumlah NGO dan LSM di Indonesia sudah berjumlah 13.500 organisasi dimana 90% diantaranya mengandalkan dana Asing. Tentu sudah banyak yang tumbuh lima tahun terakhir namun pasti banyak yang tumbang atau bertukar kulit karena kucuran dana tidak lagi mengalir sebab tidak dapat memberikan pertanggung jawaban secara akuntabel. Atau karena keberadaan LSM itu hanya dadakan karena ada proyek. Nah, bagi kawan-kawan yang saat ini menjadi pengurus LSM atau Parpol dan juga bagi kawan kawan yang belum masuk LSM rasanya tidak berlebihan bila sebaiknya membaca dan mempraktekkan anjuran doktor Indra Bastian tersebut. Apabila LSM dan Parpol dapat mengadopsi sistem yang disampaikan, maka catatan jelek terhadap Indonesia mudah-mudahan dapat diperbaiki. Semoga dharma hutauruk [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Selamat kepada Halo BCA Juara 1 Asia Pasific Customer Service Financial Industri
Sayang Ibu10tahun lebih saya menjadi nasabah BCA..(maklum gajian ditarnsfer via BCA) 2 kali dikecewakan BCA. Tapi selamat dechsemoga realitanya akan lebih bagus lagi.amiiin salam, Ghozan - Original Message - From: WANI SABU [EMAIL PROTECTED] To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Cc: Roby Ferdiyan [EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, November 08, 2007 11:26 AM Subject: RE: [Forum Pembaca KOMPAS] Selamat kepada Halo BCA Juara 1 Asia Pasific Customer Service Financial Industri Dear Pak Agus dan Rekan2 FPK, Wow, hebat sekali, belum kami publikasi ke masyarakat, tetapi FPK sudah lebih dahulu mengetahui bahwa Halo BCA Juara 1 di tingkat Asia Pasifik.
[Forum Pembaca KOMPAS] Bukan Hanya Motif Batik ditiru Malaysia. --- Menyusul keris barangkali ???
Taruhan yuk. Sebentar lagi Malaysia akan bilang mereka punya hak paten atas keris pula. Bukankah keris sudah diacung-acungkan di depan rapat akbar UMNO (?) Bukankah Hang Tuah, Hang Lekir dan Hang Jebat semua pakai keris? Mereka itu Melayu dan yang merasa diri paling Melayu dewek itu ialah Malaysia. Padahal di Riau, Sumatra dan Babel semuanya juga etnik Melayu. Rasakah saja kalau roh Mpu Gandring nyatroni sampai ke negara jiran tersebut nanti ! Bakal banyak suksesi berdarah-darah juga kena sumpah tulahnya. Mang Iyus Bukan Hanya Motif Batik ditiru Malaysia. Posted by: hartoyo toyo [EMAIL PROTECTED] Wed Nov 7, 2007 12:37 am (PST) Sekarang ini sedang berlangsung festival Choir tingkat Asia di Pekan raya Jakarta yang berlangsung sampai tanggal 2 - 10 November. Pada hari sabtu kemarin tanggal 4 November 2007 saya diajak teman saya untuk melihat acara tersebut. Ada beberapa kategori acara Choir tersebut, salah satunya adalah kategori budaya lebih kurang begitu. Karena saya suka dengan hal - hal sifat nya etni, maka saya masuk ke pementasan Choir yang berbau budaya. pesertanya dari berbagai macam negara dan daerah yang ada di Indonesia. Salah satunya ada group dari malaysia... Peserta dari Malaysia itu pada saat tampail dibacakan oleh pembawa acara bahwa group ini akan membawah lagu traditional malaysia dengan Judul gelang Sepatu gelang. Sebagain penonton dari malaysia dengan serentak menyambutnya dengan hangat. tetapi secara refleks pula disambut dengan orang - orang yang lain dengan menyuarakan hu (kesan kecewa saja). Bukan cuma itu busana yang dipakai kan adalah kaos hitam dan kain bermotip batik...jangan - jangan peserta itu juga ingin menunjukkan bahwa kain batik tersebut adalah kain khas Malaysia. memang jadi terasa group malaysia ini sangat politis banget menampilkan lagu dan penampilan busananya. Intinya bahwa ingin menunjukkan ke publik kami punya lagu gelang sepatu gelang dan kami juga punya kain khas malaysia batik .. saya ada contoh gambar nya, tapi saya tidak bisa kirim dalam bentuk lampiran. kalau ada yang mau akan saya kirimkan lewat email pribadi saja. Salam Toyo
[Forum Pembaca KOMPAS] KOMPAS Cyber Media, 8 November 2007
KOMPAS Cyber Media, Kamis 8 November 2007 Dapatkan BREAKING NEWS di handphone Anda, ketik REG KCM BN 3 kirim ke 5454 (TELKOMSEL), ketik REG BN 3 (XL, FLEXI, FREN) kirim ke 9858. Penggila bola jangan ketinggalan gosip dan transfer Liga EROPA, ketik REG KCM ITALIA, ketik REG KCM INGGRIS, ketik REG KCM SPANYOL kirim ke 5454 (TELKOMSEL), ketik REG ITALIA, ketik REG INGGRIS, ketik REG SPANYOL kirim ke 9858 (XL, FLEXI, FREN) Dapatkan juga infor terbaru F1 dan MotoGP, ketik REG KCM F1 dan ketik REG KCM GP kirim ke 5454 (TELKOMSEL) dan ketik REG F1 dan ketik REG GP kirim ke 5454 Harga 1 SMS Rp550, berhenti ketik UNREG KCM (TELKOMSEL) atau ketik UNREG keyword (XL, FREN, FLEXI) Kini Anda bisa pasang iklan mini di Kompas lewat SMS Ketikkan INFO dan kirimkan ke 0812 106 1000 --- http://www.kompas.com/ver1/Nasional/0711/08/135614.htm Antisipasi Banjir, IDI Siapkan Tim Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia menyiagakan tim khusus untuk mengantisipasi masalah kesehatan yang muncul bila banjir tiba. http://www.kompas.com/ver1/Nasional/0711/08/131333.htm Dana Pemilu 2009 Hanya Rp 10,4 Triliun Dari hasil perhitungan awal pemerintah yang dipimpin Wapres Jusuf Kalla, dana yang dibutuhkan untuk pemilu 2009 hanya Rp 10,4 triliun. http://www.kompas.com/ver1/Nasional/0711/08/125836.htm Majelis Hakim Persidangan Adelin Lis Siap Diperiksa Majelis hakim PN Medan siap diperiksa oleh Mahkamah Agung maupun Komisi Yudisial berkaitan putusan bebas terhadap Adelin Lis. http://www.kompas.com/ver1/Nasional/0711/08/114351.htm Laksamana Sukardi Diperiksa Mantan Menteri Negara BUMN Laksamana Sukardi, Kamis pagi datang ke Kejakgung untuk diperiksa sebagai tersangka korupsi kasus penjualan VLCC. http://www.kompas.com/ver1/Nasional/0711/08/112816.htm Syuting, Kunjungan Menlu Singapura Diundur Karena acara syuting pengambilan gambar molor dari jadwal yang ditentukan, agenda Presiden menerima Menlu Singapura terpaksa ditunda dua jam. http://www.kompas.com/ver1/Nasional/0711/08/111945.htm Roda Merpati Macet, Bandara Binaka Nias Ditutup Sementara Roda belakang pesawat Merpati tidak bisa berputar di tengah landasan Binaka, Nias. Akibatnya, penerbangan pesawat berikutnya terganggu. http://www.kompas.com/ver1/Nasional/0711/08/092734.htm Polri Duga Ada Konspirasi dalam Kasus Adelin Lis Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Pol Sisno Adiwinoto menuduh ada konspirasi antara aparat dengan mafia pembalakan liar dibalik vonis bebas Adelin. http://www.kompas.com/ver1/Nasional/0711/07/201232.htm Lukman Edy Tidak Takut Diperiksa KPK Saya katakan, bahwa pada prinsipnya saya bersedia dipanggil, namun tidak hari ini karena saya sudah punya agenda kerja di Jawa Timur. http://www.kompas.com/ver1/Nasional/0711/07/200949.htm Personel Kontingen Garuda XXIII-A Mulai Pulang Selasa Depan Rombongan pertama pasukan penjaga perdamaian di Libanon dari Indonesia (Garuda XIII-A) direncanakan akan tiba di tanah air pekan depan. http://www.kompas.com/ver1/Nasional/0711/07/193558.htm Indonesia-China Bangun Produksi Senjata Pemerintah Indonesia dan China sepakat bangun kerjasama dalam bentuk produksi bersama industri pertahanan untuk ketiga matra angkatan bersenjata. http://www.kompas.com/ver1/Nasional/0711/07/183232.htm Pihak Garuda Yakin Tak Ada Konspirasi Dalam Kasus Munir Mantan Vice President Security PT Garuda Indonesia Ramelgia Anwar yakin tidak ada konspirasi dalam kasus kematian aktivis HAM Munir. http://www.kompas.com/ver1/Nasional/0711/07/142306.htm Sumardjono Dilantik Presiden sebagai KSAL Baru Presiden Yudhoyono, Rabu (7/11) pukul 14.00 wib, melantik Laksdya Sumardjono sebagai KSAL yang baru menggantikan Laksamana Slamet Subijanto. http://www.kompas.com/ver1/Nasional/0711/07/140304.htm Presiden Minta Sesepuh TNI Hormati Juniornya yang Jalankan Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta para sesepuh dan pendahulunya di dinas militer Tentara Nasional Indonesia untuk menghormati juniornya. -- SELAMAT MEMBACA Untuk membatalkan langganan News by E-mail, silakan klik http://www.kompas.com/newsmail/unsubscribe.htm
[Forum Pembaca KOMPAS] Lembaga Keuangan Internasional dan Kehancuran Iklim Global
Lembaga Keuangan Internasional dan Kehancuran Iklim Global Kamis, 08 November 2007 IFC yang termasuk dalam group Bank Dunia telah mendorong terjadinya pemanasan global dengan melalui utang yang mereka berikan kepada sektor swasta untuk membiayai ekstraksi sumber daya alam terutama energi fosil yang meyebabkan meningkatnya emisi karbon. Klik di http://csoforum.net/index.php?option=com_contenttask=viewid=34Itemid=1 __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed]
[Forum Pembaca KOMPAS] Undangan: 8 Penyair Muda Baca Karya di TUK
Salam Kami mengundang anda untuk menyaksikan pembacaan puisi-puisi dari 8 penyair muda Indonesia yang akan dibacakan oleh penyairnya sendiri. Acara tersebut akan digelar di Teater Utan Kayu (TUK) Jl Utan Kayu No 68H Jakarta selama dua hari Jumat 9 November dan Sabtu 10 November 2007 pukul 20.00 WIB Silakan anda hadir dan tidak dipungut biaya sedikit pun. Mohamad Guntur Romli http://guntur.name/ http://www.utankayu.org/in/index.cfm?action=detailcat=eventid=121 Jumat, 09 November dan Sabtu 10 November 2007 pukul 20:00 WIB 8 PENYAIR MUDA BACA KARYA Binhad Nurrohmat, Dina Oktaviani, Fadjroel Rachman, Hasan Aspahani, Inggit Putria Marga, Lupita Lukman, Pranita Dewi, S. Yoga. Banyak penyair baru bermunculan dalam khazanah sastra Indonesia, dengan berbagai corak pengucapan dan tema. Kita dapat menyimak kehadiran karya mereka di berbagai media massa, merasakan gairah, kegagapan maupun kefasihan mereka, pun tak jarang menikmati kesegaran yang mereka tawarkan. Dan tak sedikit di antara mereka yang telah memasuki tingkat kematangan. Bulan ini Teater Utan Kayu mengundang beberapa nama yang barangkali bisa dibilang termasuk gelombang baru dalam kepenyairan Indonesia untuk membacakan karya-karya mereka: Hasan Aspahani (Batam), Inggit Putria Marga dan Lupita Lukman (Lampung), Fadjroel Rachman dan Binhad Nurrohmat (Jakarta), Dina Oktaviani (Yogyakarta), S. Yoga (Nganjuk), dan Pranita Dewi (Bali). Kami mengundang anda untuk menyimak dan menikmat bersama penampilan mereka. __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Fauzi Bowo: Program Busway Akan Dievaluasi
Perusahaan yang sistimnya kayak ini sudah banyak kok di Jakarta. Biasanya perusahaan konsultan IT. Mereka cuma menyewa kantor 'virtual'. kantor itu bisa berfungsi sebagai kantor pada umumnya dengan fasilitas modern karena dilengkapi dengan ruang rapat, reseption, nomor telpon khusus, fax dll. kalau ada yang menlpon ke nomor kantor (yang khusus buat penyewa) , maka reseptionis akan menyambungkan ke seseorang yang ditunjuk oleh kantor itu, dimanapun orang itu. Kalo ada email masuk akan di submit dll. Ke kantor cuma seminggu sekali untuk rapat atau sosialisasi. Sewa kantor rata2 Rp 1 juta /bulan dgn fasilitas lengkap itu. tentunya untuk menggunakan ruang kantor harus booking dulu karena pastinya banyak peminat dari 'kantor' lain hehehe. Biasanya karyawan yang kantornya seperti ini kerjanya dari rumah atau nongkrong berjam2 di coffee shop. Lumayan namabh2in penghasil warung kopi. -- Andre J.O Sumual TRAX Magazine [music attitude, provocative stylish] Wisma Kosgoro lt.6 Jl. MH Thamrin No.53 Jakarta 10350 Phone : (021) 39836061, 39832381-82, ext 157 Fax : (021) 39832494 Mobile : 08161161874 Email : [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] On 11/8/07, Samali Djono [EMAIL PROTECTED] wrote: Rekan2, work from home mungkin juga suatu cara mengantisipasi kemacetan, dalam arti mengurangi jumlah orang dijalan menuju kantor dan pulang kerumah. cuma mungkin susah dapat ijin dari para boss. karena masih belum membudaya. sebuah perusahaan multinational dari Eropa, (bukan perusahaan besar), membuat peraturan dan saat ini hanya untuk para sales/ marketing nya saja. untuk bekerja dirumah dan langsung ke pelanggan2nya. tidak perlu ke kantor. kekantor hanya dilakukan seminggu sekali, yaitu pada hari Jumat dan dimanfaatkan sebagai sarana bersosialisasi dengan rekan sekantor, rapat dan diskusi2. dengan bekerja dirumah, yang tentunya dilengkapi dengan internet connection untuk baca e-mail, telepon, fax dan tentunya HP ... biaya2 ini tentunya dikompensasi oleh perusahaan. perusahaan tsb tidak memfokuskan pada kemacetan, tapi lebih pada penghematan. biaya sewa ruangan kantor supaya tidak memerlukan ruangan yang besar, listrik dan biaya transportasi dan lain-lain untuk para karyawan dibagian sales/ marketingnya pun bermanfaat, karena terbebas dari stress dan kepikiran kemacetan-kemacetan yang ada saat ini. salam, DS
[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Fauzi Bowo: Program Busway Akan Dievaluasi
Sehr Geehrte Herrn Fauzi Bowo, meine meinung nach mann musst wohl gehirn haben um solche Grosse Plannung zu machen.(Busway Plannung)Nicht einfach so cakcak Bauen,mann musst doch vorher mit mehrere Profesionalen leuten zusammen sitzen, die nich nur and geld denken, sondern richtig eine verbesserung haben wollen. Es gibt doch so viele Landschaft Plannung aus Deutschen Alumnus, Bau Ing, Architekcten, usw...usw...Warumm fragen sie den Nicht? Was jetzt passiert ist sieht man doch sind richtig Idiotisch! Finnden Sie nicht so?? Sie sollten doch ihren Fuehrungsqualitaet nicht aufs Spiel setzen, da werden wir als Deutschen Alumnus auch mit verlegen sein. Tschuldigung vielmals auf meine worte. Gruesse, Ratih __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Sesatkan Al-Qiyadah?
At 06:10 PM 08-11-07, you wrote: Salam Terima kasih atas beberapa komentar baik yang menolak, mendukung atau yang ingin menengahi. Saya hanya ingin menegaskan dua poin saja: (1) tak seorang pun manusia memiliki hak untuk mengklaim: menyesatkan dan mengimankan seseorang/kelompok, karena wilayah ini milik Tuhan, wilayah manusia masih sangat luas, menyantuni, mengasihi, membimbang, dll, kenapa ingin sekali memasuki wilayah Tuhan? Atau malah ingin mengambil alih peran Tuhan? Kalo sy diajari oleh uztad saya bhw sebenarnya antara yg sesat dan nggak sesat itu jelas adanya... persoalannya .cuma . bolehkah kita mencegah orang yang sesat itu spy nggak menyebarkan kesesatannya ke orang lain... hato haruskah kita bebaskan dia menyesatkan orang lain.. yang bisa saja sodara kita... yg mungkin kurang ilmu ..sehingga ikut disesatkan.. Sedih lho melihat orang dekat apalagi anak kita disesatkan.. (2) kalau ada orang/kelompok yang DIANGGAP tersesat, kok malah disesatkan? di sinilah fungsi tokoh agama, terutama MUI yang menghabiskan dana negara 17 trilyun pertahun, apakah tugas mereka hanya mengeluarkan fatwa dan menggelar munas di hotel mewah, sari pan pacific seperti beberapa hari lalu? Kita berhak menuntut MUI karena saya yakin ada hak kita di mereka, dari uang pajak yang kita bayarkan untuk gaji mereka, terlalu mubazir kalau bisanya hanya mengeluarkan fatwa tanpa memberikan bimbingan pada masyarakatat. Mengutip Gus Dur, fatwa MUI itu tidak mendidik. Fatwa itu kan cuma pendapat... walau dalam kasus MUI pendapat ahli agama... Saya pikir memang bisa saja mereka juga salah... manusia kok.. Islam boleh kok beda pemdapat utk hal yang nggak menyangkut akidah.. Tapi kalo Rasulnya lain sudah susah.. ... Salam Guntur Hnaiwar
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Selamat Jalan Pemimpin Tua
- Original Opinion - Oleh M Fadjroel Rachman http://www.kompas.com/kompas-cetak/0711/08/opini/3977655.htm === [...] : : Apakah jalan yang akan ditempuh pemimpin muda demokratis dan : progresif ini? Jalan Republik! Itulah jalan yang dirintis bapak dan : ibu pendiri Republik Indonesia. Terang dan jelas, cita-cita luhur : dan misi itu termaktub pada Pembukaan UUD 1945. Jalan Republik : berbunyi, melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah : darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan : kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang : berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Entahlah. Kalau ditanyakan ke orang-orang Golkar yang tempohari berenang-renang di kolam Orba, pasti mereka juga mengaku republikan. Malah bossnya kan bersumpah bakal menggebug siapapun yang ngutak-atik Pancasila UUD'45. Memang, Republik hanyalah bentuk negara. Bentuk yang di alam fana ini punya beragam tafsir bahkan di kalangan sebangsa. Seperti Jerman misalnya, sempat punya 2 republik (federasi demokratik). Begitu juga 2 Korea hari ini maupun republiknya rakyat Cina yang jelas berbeda dengan republiknya orang Taiwan. Adapun NKRI rintisan founding fathers mothers yang berlandaskan kebangsaan jelas lenyap digulung semangat Nuju Kapitalisme Raup Ini-itu yang didukung 3 pilar, ABRI; Birokrat; Golkar. Alhasil, sepanjang 40 tahun terakhir Indonesia lebih sibuk dengan struktur bernegara ketimbang ikatan etika berbangsa. Asyik membangun pagar kokoh dengan merusak tanaman di sekitarnya. Gejala kapitaliter-isme semacam itu mungkin sudah terbaca oleh emak-bapak kita doeloe dan coba dihindari dengan lebih banyak bicara soal warga bangsa di sekujur UUD'45. Juga di Pancasila mereka tidak menyebut-nyebut negara republik. Dan, kita semua tahu bahwa Proklamasi pun hanya menyatakan Kemerdekaan Indonesia' (oleh 'Bangsa Indonesia'). Jadi, papi-mami kita doeloe itu memahami Indonesia lebih kepada lahir bangkitnya sebuah entitas raya ketimbang berdirinya sekedar negara. Pendek kata, Jalan Republik yang akan ditempuh pemimpin muda tidak bisa lain dari Republik versi UUD'45-Pancasila-Proklamasi, diiringi ajakan WR Soepratman untuk terus membangun jiwanya terlebih dahulu baru bangunlah badannya. Republik Demokratik yang menempatkan rakyat di pusat kekuasaan dan seluruh bangsa sebagai pemilik Indonesia -- bukan republik versi Orba yang samasekali dikuasai dan dimiliki segelintir aristokrat (orang kaya / pencari kekayaan) dengan iringan Oratmangun. : : Tugas pemimpin muda sudah di depan mata, cepat atau lambat tak bisa : dihindari. Menyelamatkan Indonesia dari penyelewengan cita-citanya : sepanjang 10 tahun reformasi oleh pemimpin tua reaksioner, : konservatif, dan antidemokrasi. Nasib republik ada di pundak : pemimpin muda demokratis-progresif, dengan kesadaran sepenuh Bung : Karno, Berikan aku sepuluh pemuda, maka akan kuguncang dunia. Pemimpin tua, maju kena; pemimpin muda, mundur kena. : : Indonesia akan kembali ke Jalan Republik seperti cita-cita : kemerdekaan Indonesia di tangan para pemimpin mudanya, dan akan : mengguncang dunia! Kalau lagi berselisih atau kurang cocok sama saya punya mau, bocah-bocah di rumah sering ngeledek dengan nyanyikan lagu Jethro Tull, too old to rock'n'roll; too young to die. Tentu saja saya selalu ngeles, sebab itu lagu kena juga untuk keadaan Indonesia di usianya sekarang. Kalau sudah begitu, bocah-bocah juga lantas kepingin Indonesia bisa mengguyang dunia. No, you're never too old to rock'n'roll if you're too young to die! genjreng mereka dengan gitar bututnya, untuk Indonesia (utk saya mah, tetep too old, pasti...) Mari kita lihat nanti, apakah Indonesia betul berada di persimpangan jalan atau cuma di bunderan.
[Forum Pembaca KOMPAS] perbandingan data Re: Fauzi Bowo: Program Busway Akan Dievaluasi
Dear all 3,2 juta pengguna kendaraan pribadi dan 3,8 juta orang pengguna kendaraan umum, itu adalah data pengguna jalan di mana saja,ya di semua ruas jalan atau bukan? sedangkan busway hanya di beberapa penggal ruas jalan saja. Kalau membandingkan (biar tidak jomplang), perbandingannya harus apple to apple, kata seorang rekan di milist ini... baiknya yang dibandingkan datanya adalah penguna kendaraan umum/kendaraan pribadi di ruas2 jalan busway,...dibandingkan dengan data penumpang yang diangkut,... atau lebih bagus lagi menunggu jalur busway melayani semua ruas jalan jakarta ini,.. baru hitung perbandingan semua pengguna kendaraan pribadi+kendaraan umum,.. .dibandingkan dengan jumlah penumpang busway yang diangkut. Itu baru lebih fair. B. Dwiagus Stepantoro Jakarta, INDONESIA http://bdwiagus.blogspot.com Just be open,... who knows lightning will strike!! - Original Message From: bodo_kerlchen [EMAIL PROTECTED] To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Sent: Thursday, November 8, 2007 6:07:28 PM Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Fauzi Bowo: Program Busway Akan Dievaluasi Berita di Detikcom mengatakan angka 7 juta dimaksud terdiri dari 3.2 juta orang pengguna kendaraan pribadi dan 3.8 juta orang pengguna kendaraan umum. Sedangkan yang terangkut Transjak adalah 250 rebu manusia perhari. Data itulah yang menurut keterangan kuasa warga PI sebagai dasar kesimpulan Institut studi transportasi yang menyatakan Busway gagal mengatasi kemacetan. Saya pribadi masih terkesima dengan perbandingan angka-angka yang njomplang tersebut, karena saya sebenarnya setuju dengan pembangunan Busway secara terbatas dan tetu tidak zonder Kop. Bila diasumsikan Transjak beroperasi effective 16 jam per hari dengan kapasitas 85 orang per Bus dan rata-rata jarak tempuh per trip per penumpang adalah 30 menit, berarti dibutuhkan armada on duty/dedicated sebanyak minimum 78 Bus. Dan itu dari data diatas baru mencakup hanya sekitar 3.5 % an dari seluruh pengguna jalan?? Perhitungan kasar inipun berlakunya hanya untuk kondisi ideal (yang tak mungkin dipenuhi), yaitu load dari setiap Bus selalu 100% merata diseluruh jalur. Belum lagi jumlah manusia per jam yang harus ditransport oleh transjak pada rush hour mungkin meningkat 100% dari nilai rata- rata diatas (13125 manusia?). Bila data diatas telah diketahui oleh si pengambil keputusan saat merencanakan Konsep Buswae, ini sih kebangeten .. terlebih lagi bila mereka tidak mengetahui data tersebut, lalu memutuskan membangun Buswae sepanjang-panjangny a dan tergopoh-gopoh seperti sekarang ini, plus kerugian 34 triliun dari kemacetan yang diakibatkan .. uugh .. wordless .. (mudah-mudahan itungan saya keleru). Ngga urung pesen aye buat si abang-abang nyang lagi ngepaluasi, pelototin dulu rame-rame semue data nyang ade, baru ngelangke .. biar kaga kesandung!! Salam, Bodo
[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Adelin Lis Minta Jaminan Presiden
Salam, Kemungkinan Adelin LIS bisa DIMUNIRKAN besar sekali karena dia membawa serta banyak nama2 Pembesar Indonesia baik daerah maupun Pusat. Kalau mengenai pernyataan Kepala Imigrasi Medan yang mengatakan Adelin Lis masih di Indonesia karena pasportnya masih ada di kantor imigrasi,rasanya perlu ditertawakan karena barangkali dia memiliki lebih dari satu pasport atau punya pasport asing.Ingat ZARIMA yang baru berumur 17 tahun(ratu extasi) bisa sampai di Amerika meskipun dicekal oleh Imigrasi.Apalagi Adelin Lis yang punya lebih banyak uang. Siapa kecolongan siapa? Dan Siapa harus menindak siapa? BTW bagaimana kabar pegawai Imigrasi yang memeras di Denpasar? Apa semua pegawai sudah dipecat termasuk kepala kantornya? Wasalam, Wal Suparmo --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Bambang Soetedjo [EMAIL PROTECTED] wrote: Lagi2 kecolongan. Tindakan tegas dan jelas harus diupayakan. Kalau pengadilan berfungsi seperti ini kapan kita bebas dari pembalakan hutan yang semakin meraja lela dan terkesan dilegalisasi. Minta jaminan presiden bukan jalan hukum yang benar. Memangnya presiden nggak ada tugas lain selain memberi jaminan kepada mereka yang bermasalah. Salam Bsoet
[Forum Pembaca KOMPAS] Keluhan terhadap MATRIX Indosat - Mohon bantuan
Bapak-Bapak n Ibu-Ibu anggota Milis 4 Bulan terakhir saya mengalami masalah dengan Matrix saya, yaitu adanya tagihan dobel untuk tiap SMS yang saya kirim. Awalnya saya mengetahui setelah saya melihat lembaran tagihan saya, beberapa SMS yang saya kirim, dalam waktu beberapa detik kemudian seakan-akan saya mengirim ulang kembali, dan akibatnya saya ditagih 2 kali pengiriman SMS tersebut. Hal ini sudah berjalan 4 bulan terakhir, dan di awal Oktober 2007 ini saya sudah mengadukan ke CS Matrix, tapi sayangnya sampai saat ini saya tidak menerima respond balik dari Matrix. Untuk itu mohon bantuan Bapak dan Ibu, kiranya ada jalan keluar untuk menyelesaikan masalah saya ini. Atas bantuan yang diberikan, saya ucapkan terima kasih. Ali Andre Marine Department PT. Asuransi Raksa Pratikara Tel. : 021-3859008 Ext. 1917 Fax : 021-3859004/5/6 Mobile : 0818-844632 [Non-text portions of this message have been removed]
[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Selamat kepada Pak Lisman Manurung
Salam, Maaf Pak, kalau mengenai dulu-2an menulis mengenai soal Kereta Api, saya tahun 1985 sudah menulis mengenai hal itu sebagai SURAT PEMACA di beberapa surat kabar. Saya juga menulis Surat Terbuka kepada Dirjen Perhubunga Darat mengenai KA.Begitu juga tiap kali saya singgung antra lain waktu menulis tentang apa yang dinamakan MUSEUM KA di Ambarawa yang namanya diganti AMBARAWA BERSERI bukan WILLEM I. Namun tidak ada yang bergeming termasuk apa yang menamakan dirinya RAILWAY WATCH. Wasalam, Wal Suparmo. - -- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, rudyanto_nebeng [EMAIL PROTECTED] wrote: Selamat Pak Lisman, semoga tulisan-tulisan Rekan-Rekan FPK bisa diakomodir melalui Pak Lisman di Dewan Transportasi Kota. Berhubung saya sendiri warga Tangerang (bukan warga Jakarta), saya wakilkan saja usulan jalur HOV (High Occupancy Vehicle) atau konsep kolaborasi mobil Komunitas Nebeng dan Busway (mobil Komunitas Nebeng sebagai feeder busway) kepada Pak Lisman. Semoga masalah kemacetan Jakarta bisa dituntaskan saat Pak Lisman berperan di DTK Jakarta. Saya siap berdiskusi untuk mencari terobosan dalam menguraikan masalah kemacetan ini. Best Regards, Rudyanto Mari Hemat BBM, Ayo Nebeng! Let's get something done together
[Forum Pembaca KOMPAS] GENG MOTOR DI BANDUNG
Kemarin sore dalam siaran Metro kalau tak salah ada topik mengenai Geng Motor di Bandung itu dan salah satu sumbernya kalau tak salah seorang dosen di Jogya mengatakan bahwa tindakan para Geng Motor di Bandung itu kurang lebih dikatakan sebagai akibat product dari suatu pemilik modal yi industri kendaraan sepeda motor. Apakah ada yang sependapat dengan pemikiran ini? Saya pikir rasanya pemikiran ini tidak tepat. Kalau dikatakan bahwa perampokan juga akibat product suatu kendaraan bermotor maka tentu saja dapat dikatakan bahwa ini juga akibat product industri tekstil karena hanya dilihat bahwa para perampok itu menggunakan pakaian dalam menjalankan aksi perampokannya. Tentu saja Jakarta akan aman jika tidak ada industri tekstil karena para perampoknya pasti tidak bisa merampok dengan tidak memakai pakaian alias telanjang bulat. Apakah karena pembunuh menggunakan pisau apakah produsen pisau bisa disalahkan? Maaf, mungkin pendapat saya salah dengan salah satu dosen dari Jogya itu. Atau mungkin saya yang kurang bisa menangkap isi pendapatnya dalam siaran Metro TV kemarin sore. Harjo [Non-text portions of this message have been removed]
RE: [Forum Pembaca KOMPAS] Selamat kepada Pak Lisman Manurung
SELAMAT YAH PAK LISMAN sukses dan ditunggu karya nyatanya yah sampai ketemu di acara pelantikannya yah. rudy thehamihardja. _ From: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Agus Hamonangan Sent: 08 Nopember 2007 11:17 To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Selamat kepada Pak Lisman Manurung Tidak sia-sia pak Lisman cuap-cuap soal busway di milis FPK:-) Pak Lisman Manurung yang juga Akademisi dari Universitas Indonesia, terpilih menjadi anggota Dewan Transportasi Kota (DTK) Jakarta. Pak Lisman Manurung menjadi wakil kita sebagai pengguna sarana transportasi di Jakarta, semoga pak Lisman memperjuangkan aspirasi pengguna sarana transportasi dan memberi masukan dan solusi kepada Pemda DKI/Dishub DKI. Semoga! Sampai bertemu dengan pak Lisman Manurung pada Kopi darat komunitas FPK diskusi Transportasi (Busway). Salam, Agus Hamonangan PS: Kopdar FPK masih rencana, semoga terealisasi. [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Selamat kepada Pak Lisman Manurung
Terima kasih Bung Rudy dan rekan-rekan FPK, Seleksinya ketat bo! Semua proses dengan setia saya ikuti, termasuk rangkaian tes bagian yang paling akhir: test psikologi dari jam 8 sampai dengan jam 2 siang di Kampus UI Selemba. Saya sempat kesal dan hampir balik kanan. Kok saya masih dites psikologi segala hah?. Dianggap mengidap penyakit mental disorder ngkali? Tetapi akhirnya rangkaian akhir yang melelahkan ini saya selesaikan: I had been following all of the rules thoroughly. Why? Kendali di dalam pikiranku berkata: self-control-mawas diri-mawas diri-mawas diri... Seleksi awal adalah seleksi administrasi kelengkapan dokumen: Tersisa 48 dari 108 pelamar yang masuk. Seleksi tahap kedua adalah debat publik. Dua hari terus-menerus dari jam 8 sampai dengan jam 4 sore, setiap peserta wajib dengarkan yang lain: presentasi 47 orang, atau 48 orang termasuk saya. Dewan penilai mewakili organisasi pakar dan LSM yang ngurusin transportasi. Jangan coba-coba ngibul bo! Dia-dia orang, ngigaunya saja soal transportasi ngkali he...he. Nah, tentu ada pertanyaan rekan-rekan FPK bagaimana saya bisa lolos? Pertama, terlatih di FPK: Jangan under estimate alias tergoda untuk memperlihatkan diri lebih hebat dari yang lain. Kedua, terlatih di FPK: Jangan tergoda untuk merasa bahwa diri ini akan lebih bermanfaat dibandingkan dengan yang lain. Ketiga, terlatih di FPK: saya, anda dan siapa saja wajar-wajar saja tersingkir dari medan kompetisi dalam berpendapat jika yang lain ternyata lebih quality. Betulkah yang terakhir saya katakan? Jelas iya. Salah satu anggota FPK atau mungkin juga yang lainnya ada yang menjadi dewan juri bo, dan dia orang bisa jadi saksi bahwa saya mengatakan di penutup presentasi saya yang didengarkan oleh semua peserta: Jika saya terpilih atau tidak terpilih, maka saya sudah 'senang' karena telah menyampaikan sumbangan pemikiran saya yang terbaik untuk warga Jakarta.. Dan, diskusi-diskusi kita mengenai transportasi di FPK betul-betul tak kalah dibandingkan suasana suasana debat publik lho. Sekali lagi terima kasih rekan-rekan FPK, semoga saya tidak mengecewakan teman-teman FPK. LM --- rudyanto_nebeng [EMAIL PROTECTED] wrote: Selamat Pak Lisman, semoga tulisan-tulisan Rekan-Rekan FPK bisa diakomodir melalui Pak Lisman di Dewan Transportasi Kota. Berhubung saya sendiri warga Tangerang (bukan warga Jakarta), saya wakilkan saja usulan jalur HOV (High Occupancy Vehicle) atau konsep kolaborasi mobil Komunitas Nebeng dan Busway (mobil Komunitas Nebeng sebagai feeder busway) kepada Pak Lisman. Semoga masalah kemacetan Jakarta bisa dituntaskan saat Pak Lisman berperan di DTK Jakarta. Saya siap berdiskusi untuk mencari terobosan dalam menguraikan masalah kemacetan ini. Best Regards, Rudyanto Mari Hemat BBM, Ayo Nebeng! Let's get something done together
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Selamat kepada Pak Lisman Manurung
Terima kasih Bung Wielsma, Tatkala ngasi selamat kepada kakak senior (kayak zaman mahasiswa saja...) yang terpilih juga dalam seleksi DTK, Edie Toet Hendratno yang juga rektor Uni. Pancasila, dan mantan Purek di UI, maka setengah sadar, dari dalam kedalaman hati, sempat juga terucap dari mulut saya: Apa kita bisa ikutan ngatasi macetnya Jakarta...? Kakak senior ini, yang sudah terbiasa dalam ngurusi macam-macam, dan tentu sudah setiap hari ngurusin itu studenten dan para dosen yang tak kurang pelik urusannya, bilang: Begini, ... ini tantangan buat kita, dan kesempatan bagi kita untuk unjuk-kerja bahwa kita bisa melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat Jakarta. Tiada lain: Support teman-teman FPK, jika ada terpikir ide dan analisis apapun juga mengenai transportasi, maka akan saya jadikan bahan dalam menjalankan amanat publik nanti. LM --- Wielsma Baramuli [EMAIL PROTECTED] wrote: SELAMAT BERJUANG BUNG LISMAN. TRIMS INFONYA BUNG AGUS. KAMI TUNGGU ACARA KOPDAR KOMUNITAS FPK,SEKALIGUS SYUKURAN BAGI BUNG LISMAN, HA...HA...HA...! Salam, Wielsma
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Selamat kepada Pak Lisman Manurung
Tengkyu met, Tampaknya tidak semua kota perlu meniru cara penanganan di Jakarta seperti membuat bus way.. Harus upaya untuk mengenali karakter lokal. Jangan diabaikan bahwa human powered transportation kini mulai digali kembali. Cuma berbeda dengan di masa lalu yang rendah content teknologinya, karena seperti beca dayung yang sekadar mengerahkan otot, maka kendaraan yang baru terus-menerus dimodifikasi agar dapat menjadi alat yang nyaman. LM --- Azmi Sirajuddin [EMAIL PROTECTED] wrote: Kami di kota Palu, Sulawesi Tengah tidak mengerti soal Busway, Monorel dan sebagainya. Yang kami tahu bahwa, bukan saja di Jakarta, tapi mungkin di seluruh kota-kota besar Indonesia yang mengalami kemacetan harus memikirkan metode alternatif mengatasi kemacetan. Kota Palu, saat ini sudah mulai dilanda hal serupa. Mungkin 10-15 tahun ke depan, Palu akan seperti Jakarta saat ini. Apakah rencana untuk membatasi kenderaan pribadi seperti usul Pak Foke itu bisa menjadi salah satu alternatif mengatasi kemacetan? Bisakah Pak Foke konsisten dengan rencananya tersebut? Atau jangan-jangan untuk mendongkrak popularitasnya lagi pasca terpilih dalam Pilkada. lalu, jenis kenderaan pribadi mana yang mau dibatasi?. Berapa batasan untuk satu KK. Pernakah Pak Foke berpikir soal keresahan para dealer dan penjual mobil/motor jika rencanaya tersebut jadi? jangan-jangan akan mendapat protes dari pabrikan otomotif. lalu, bagaimana mensinergiskan antara isu kemacetan dengan isu polusi udara? Kesadaran mengurangi jumlah kenderaan yang berpolutan tinggi juga harus dikedepankan, ada atau tidaknya kemacetan jalan. Salam takzim dari Palu, Azmi Sirajuddin
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Selamat kepada Pak Lisman Manurung
Terima kasih sobat lama Bung Loeky, Ketika di debat publik saat proses seleksi, saya ditanya bagaimana langkahku menjadikan DTK agar semakin berperan. Saya jawab bahwa DTK bukanlah lembaga yang punya otoritas untuk melakukan perubahan, tetapi DTK adalah dewan yang harus berusaha membangkitkan peran serta semua stakeholder.. Mohon tetap tajam dan penuh semangat Bung Loekyh. Saya terinspirasi termasuk oleh anda di milis kita, yang terkadang mikir sendiri, akan dapet ape sih kalo berdiskusi sampai yang ribet-ribet. Jadi kalo istri mulai ngintip sedang nulisin apa, maka ku klik saja tanda min di pojok kanan atas... he...he: ngilang sudah itu FPK, ganti dengan ketikan kerjaan. Anyway, saya janji ke bung moderator untuk nanti upayakan kopi-darat tentang transportasi.. Cheers, LM --- loekyh [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Lisman, mestinya saya yg diangkat jadi anggota Dewan Transportasi Jakarta karena saya lebih duluan nulis ttg per-KA-an (bukan busway) di FPK :-) Just kidding. Selamat deh, saya sejak lama respek dg tulisan2 Bapak. Tolong sampaikan aspirasi teman2 FPK dalam diskusi2 terdahulu ttg masalah transportasi, termasuk yg dulu saya ikuti (mis. postingan #4300, #34510, dsb). Salam
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Selamat kepada Pak Lisman Manurung
Terima kasih bung Moderator, Semoga kita dapat menyumbangkan yang terbaik. regards, LM --- Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED] wrote: Tidak sia-sia pak Lisman cuap-cuap soal busway di milis FPK:-) Pak Lisman Manurung yang juga Akademisi dari Universitas Indonesia, terpilih menjadi anggota Dewan Transportasi Kota (DTK) Jakarta. Pak Lisman Manurung menjadi wakil kita sebagai pengguna sarana transportasi di Jakarta, semoga pak Lisman memperjuangkan aspirasi pengguna sarana transportasi dan memberi masukan dan solusi kepada Pemda DKI/Dishub DKI. Semoga! Sampai bertemu dengan pak Lisman Manurung pada Kopi darat komunitas FPK diskusi Transportasi (Busway). Salam, Agus Hamonangan PS: Kopdar FPK masih rencana, semoga terealisasi. __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Selamat kepada Pak Lisman Manurung
Terima kasih, Di dalam debat publik saya sampaikan bahwa ada tiga jenis transportasi Jakarta: jalan-raya, kreta api dan angkutan air. Saya menyampaikan, bahwa nyaris semua kota metro di dunia mengintegrasikan angkutan KA sebagai bagian dari transportasi kota. Jadi Jakarta perlu melakukan revitalisasi sistem KA. Cheers, LM --- harjuni rochajati [EMAIL PROTECTED] wrote: Selamat untuk pak Lisman, Jangan lupa bahwa transportasi kota bukan hanya transportasi darat ataupun busway saja, masih ada yang sangat membutuhkan perhatian dan bantuan advokasi yaitu KRL Jabodetabek yang sangat semrawut dan tidak ketahuan ujung dan pangkal masalahnya. Demikian pak.. Selamat bekerja. Kabar-kabar apabila ada aksi. Salam, Ati (pengguna KRL Depok Baru - Gondangdia pp Senin-Jumat) silahkan berkunjung ke www.dkj.or.id untuk informasi program
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Selamat kepada Pak Lisman Manurung
Terima kasih Bung Chris, Saya akan melakukan yang benar. Saya akan mendorong teman-teman di DTK agar bersama menjadikan DTK sebagai saluran suara-suara publik mengenai masalah transportasi kota Jakarta. Diskusi-diskusi kita di milis ini memberikan pmahaman, karena setiap kali ada komen dari rekan yang lain, selalu ada sudut pandang yang sebelumnya tidak kita pikirkan.. cheers, LM --- Christiono Hendrawan [EMAIL PROTECTED] wrote: Selamat untuk pak Lisman, semoga amanah yang diterima dapat tetapi dijaga di jalan yang benar :).
[Forum Pembaca KOMPAS] motor utk sby
Berita di kompas hari ini ttg penemuan moor berbahan bakar 80 persen air., yg oleh pejnemunya sudah dikirimkan utk SBY . juga lampu hemat energi.. Kalo benar ,menristek bisa dong menindak lanjuti dan Bu mantan menperindag Rini Suwandi dgn pabrik motor Kanzen nya boleh juga membeli patennya dan memproduksi utjk dunia.. Mengapa tidak ?? Salam Haniwat Haniwar http://haniwar.blogspot.com/
[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Bukan Hanya Motif Batik --- Menyusul keris??? The Next-- Angklung ??
The next dari Malaysia, di luar negeri mereka menyebarluaskan alat musik angklung sebagai alat musik tradisional asli dari Malaysia. Ini kebetulan saya baca sekelebatan di koran Jerman beberapa waktu yang lalu, juga ditampilkan di televisi di Jerman. Mungkin juga salahnya orang Indonesia sendiri ya, kurang gencar menyebarluaskan budaya Indonesia di luar negeri, selain itu juga kurang menghayati dan mencintai budaya dan tradisi asal Indonesia. Sekarang giliran diakui orang dari negeri lain, baru deh ribut- ribut. Dulu-dulunya pada kemana aja ya ? Salam, Barina. --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Mang Iyus [EMAIL PROTECTED] wrote: Taruhan yuk. Sebentar lagi Malaysia akan bilang mereka punya hak paten atas keris pula. Bukankah keris sudah diacung-acungkan di depan rapat akbar UMNO (?) Bukankah Hang Tuah, Hang Lekir dan Hang Jebat semua pakai keris? Mereka itu Melayu dan yang merasa diri paling Melayu dewek itu ialah Malaysia. Padahal di Riau, Sumatra dan Babel semuanya juga etnik Melayu. Rasakah saja kalau roh Mpu Gandring nyatroni sampai ke negara jiran tersebut nanti ! Bakal banyak suksesi berdarah-darah juga kena sumpah tulahnya. Mang Iyus
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Bukan Hanya Motif Batik ditiru Malaysia. --- Menyusul keris barangkali ???
Wah, Mang Iyus udah duluan ngomong, saya baru mau cerita kalau keris udah disebut2 dalam pertemuan UMNO. kayaknya kita ambil positif aja deh mang, mungkin dulu empu gandring pernah sekali ikut tour terus ke malaysia, jadi disana dia sempat memberikan Kuliah tambahan ke orang2 malaysia bagaimana membuat keris. Kemudian empu gandring balik ke singosari dan membantu ken arok membuat keris. Jadi sebenarnya mungkin keris pertama kali dibuat di malaysia waktu empu gandring tour kesana. Maklum empu juga manusia yang butuh refreshing juga.. - Original Message From: Mang Iyus [EMAIL PROTECTED] To: Forum Pembaca Kompas Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Sent: Thursday, 8 November 2007 4:07:26 Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Bukan Hanya Motif Batik ditiru Malaysia. --- Menyusul keris barangkali ??? Taruhan yuk. Sebentar lagi Malaysia akan bilang mereka punya hak paten atas keris pula. Bukankah keris sudah diacung-acungkan di depan rapat akbar UMNO (?) Bukankah Hang Tuah, Hang Lekir dan Hang Jebat semua pakai keris? Mereka itu Melayu dan yang merasa diri paling Melayu dewek itu ialah Malaysia. Padahal di Riau, Sumatra dan Babel semuanya juga etnik Melayu. Rasakah saja kalau roh Mpu Gandring nyatroni sampai ke negara jiran tersebut nanti ! Bakal banyak suksesi berdarah-darah juga kena sumpah tulahnya. Mang Iyus
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Adelin Lis Minta Jaminan Presiden
Sekedar saran, Sebelum berkomentar, silakan baca2 dulu Undang2 ttg Kehutanan beserta peraturan pelaksanaan di bawahnya. Baru bisa mengomentari kasus ini secara benar. Kalau anda cuma menelan mentah2 berita yang tersiar, pasti anda tidak akan tahu duduk permasalahannya. Salam, Dewono On 11/8/07, EKO-KERTAJAYA [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya yakin semua pihak dalam kasus ini telah terbeli oleh AL. Logika saya, dengan memakai pengacara sekelas HPH, tidak sulit bagi AL untuk membiayai jaksa dan hakim. Telah banyak pembalak liar lolos jerat hukum karena lemahnya ( memang sengaja dilemahkan ) dakwaan jaksa, sehingga pengacara dengan mudah menangkisnya, namun jaksa tidak pernah mau belajar. Oleh karena itu memori kasasipun, saya kira akan percuma. Ide mengeksaminasi dakwaan jaksa mungkin lebih realistis dengan mengikutsertakan pendapat dari pakar2 hukum yang punya komitmen tinggi untuk tegaknya hukum di Indonesia. Namun ide tersebut akan mubazir jika SBY memberi jaminan pada AL, artinya jika SBY saja bisa dibeli, apalagi dengan lainnya. Wassalam [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Pemimpin UMNO Picu Ketegangan Rasial
Masalah ketegangan rasial ini sebenarnya udah lama, bahkan lebih parah pada akhir ini. Banyak vendor2 saya yang peranakan cina malaysia dan india malaysia yang mengungsi ke singapore dan mereka cukup berkualitas. Sampai sekarang mereka tidak mau balik ke malaysia. Mereka cerita bagaimana pemerintah disana yang terang2an menindas mereka, kalau mau tahu bagaimana expresi pelarian2 ini, bisa di lihat di website Youtube, bahkan sampai ada yang membuat lagu tentang kekejaman kebobrokan pemerintahan sekarang. Dan lagu ini sempat membuat pemerintah malaysia kebakaran jenggot. - Original Message From: Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED] To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Sent: Thursday, 8 November 2007 11:40:43 Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Pemimpin UMNO Picu Ketegangan Rasial http://www.kompas. com/kompas- cetak/0711/ 07/ln/3975711. htm = === Kuala Lumpur, Selasa - Kongres tahunan Organisasi Nasional Melayu Bersatu atau UMNO, salah satu partai berkuasa di Malaysia, memicu ketegangan rasial. Hal itu terjadi setelah Ketua Pemuda UMNO Hishammuddin Hussein mengacungkan keris dan menciumnya di depan kongres. Etnis minoritas Malaysia menilai, tindakan yang mengundang tepuk tangan bergemuruh peserta kongres itu merupakan simbol agresi. Tindakan serupa juga terjadi pada kongres UMNO tahun lalu. Selain mengacungkan keris, pemimpin UMNO ketika itu juga menyampaikan pidato yang menyerang etnis China dan India. Pemimpin Partai Aksi Demokratik Lim Kit Siang mengatakan, tindakan itu benar-benar membuat hubungan ras di Malaysia menjadi tegang. Dia tidak sensitif dan tidak bertanggung jawab, ujar Lim. Membela diri Hishammuddin membela diri dengan mengatakan, keris merupakan simbol perjuangan. Mengacungkan keris merupakan simbol adanya tekad untuk membela kepentingan negara. Tampaknya setelah 50 tahun merdeka, masih ada individu-individu yang tidak mengerti budaya negeri ini, ujarnya. Dia mengatakan, etnis minoritas tidak perlu takut dan menciptakan musuh-musuh yang tidak ada. Pernyataan Hishammuddin itu disambut tepuk tangan sekitar 750 delegasi. Pemimpin oposisi tidak terkesan dengan pembelaan Hishammuddin. Saya pikir menghunus dan mengacungkan keris bukan bagian dari budaya Malaysia. Kami tidak melakukan hal itu dalam kehidupan sehari-hari atau dalam upacara-upacara, ujar Subki Yusof, Sekretaris Partai Pan Islam Malaysia. Dia menduga tindakan itu dilakukan Hishammuddin untuk menarik perhatian warga Melayu menjelang pemilu. UMNO tahu mereka tidak akan mendapatkan suara dari etnis China dan India. Jadi, mereka berupaya mengamankan suara etnis Melayu. Tindakan itu hanya sekadar tipu muslihat politik, ujar Subki. Politik di Malaysia sering kali diwarnai ketegangan etnik. Hal ini karena penguasa Melayu menjalankan kebijakan pro-Melayu. Etnis minoritas China dan India menganggap kebijakan itu diskriminatif dan semena-mena. Belakangan ini, etnis China dan India secara terbuka mengkritik kebijakan tersebut. (AP/AFP/BSW) __ Yahoo! Movies - Search movie info and celeb profiles and photos. http://sg.movies.yahoo.com/ [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Presiden Minta Purnawirawan Hormati Yuniornya
Dalam tradisi paternalistik selalu muncul seniority complex. Para jenderal yang senior akan selalu merasa senior walaupun dia sudah pensiun. Lihatlah wiranto saat bertarung dengan sby pada pemilu 2004. Iklan yang ditampilkan adalah sby sebagai bawahannya. Padahal sesama kompetitor presiden mereka sejajar. Dan kini para senior ini tetap merasa sebagai atasannya sehingga harus selalu didengarkan, dihormati layaknya ketika mereka masih aktif. Bisa dibayangkan bila presiden masih harus manut pada jenderal-jenderal seniornya, sementara mereka semua sudah pensiun, setara, dan rakyat biasa. Ini mungkin penyakit waham kebesaran. salam raja Lasma siregar [EMAIL PROTECTED] wrote: Kalau sampai SBY mengatakan agar para purnawirawan (senior) menghormati yunior-nya, apakah para senior yang angkat suara dan mengeluarkan pendapatnya dianggap tidak menghormati? Bisa sajakan kita menghargai (tinggi sekali) sesorang dan tetap bisa mengatakan bahwa apa yang diperbuatnya adalah sesuatu yang tak bermutu dan memalukan? Jadi masalah hormat dan menghargai seseorang janganlah sampai membungkamkan kebebasan berpendapat dalam demokrasi! Bagaimana sih maunya SBY ini? Salam Las
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Trans Jawa perlu direalisasikan ?
Kenapa cuma kita yg berpikir 'ideal? lalu kapan pemerintah berpikir 'ideal'? akankah kita menjadi pendoa,pemimpi dan pengiri(positive) seterusnya? anton [EMAIL PROTECTED] wrote: wah gagasan ini menurut saya bagus anton - Original Message - From: Lisman Manurung To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Sent: Thursday, November 08, 2007 6:06 AM Subject: Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Trans Jawa perlu direalisasikan ? Pak Parmo, Jika trans Jawa dibangun berbasis jalan tol, maka komponen BBM akan semakin tinggi dalam biaya transportasi kita di masa datang. Sedangkan jika logika pemerintah penjajah Belanda yang diteruskan, yakni membangun jaringan kreta api trans Jawa, lebih-lebih bilamana sistem itu bisa didukung oleh enerji listrik, maka akan jauh lebih hemat enerji, dan musibah tidak menghentak kita ketika negeri ini berubah menjadi importir BBM. Saat ini di Pulau Jawalah sekitar 80 persen enerji BBM kita dihabiskan dengan lokasi pusat kemubaziran nasionalnya di kota termacet di dunia: Jakarta. Tatapi nyatanya ekonomi pulau Jawa tidak efisien. Faktanya? Tanpa kita sadari ketidak-becusan perekonomian di pulau Jawa telah memaksa 2 juta cari kerja di Malaysia dan jutaan lainnya di tempat lain. Jika trans-tol Jawa selesai di tahun 2017, maka ketimpangan ekonomi akan lebih dahsyat. Jangan gunakan arus mudik yang selalu terjadi setiap lebaran sebagai dasar perekonomian untuk menentukan investasi, atau ratusan truk tronton yang berjejal sebagai indikasi tingginya permintaan atas (pasar) angkutan. Betul bahwa kemacetan luar-biasa terjadi pada saat mudik, dan ketika truk berjejal di sepanjang jalan raya pulau Jawa. Tetapi andaikata ada sistem transportasi kreta api yang lancar dan modern hal itu tidak akan terjadi. Hal yang ironis saat ini ialah bahwa SDM di sektor kreta api sangat 'diabaikan', jauh berbeda di jaman penjajahan Belanda ketika SDM di sektor kreta api adalah lapisan elit masyarakat. Bule Belanda penjajah itu tidak bodoh, seperti yang yang sering kita bayangkan karena kita sukses mengusir mereka. Manajemen mereka hebat. Mereka meninggikan insentif untuk SDM sektor kreta api, karena orang-orang itu bertanggung-jawab atas trilyunan rupiah nilai asset, yang kalau tidak cerdas ditangani sama artinya mendorong orang PJKA jadi maling, atau membiarkan rel-rel kreta seperti onggokan besi tua belaka! Berhati-hatilah dengan pilihan teknologi. Jangan berasumsi sistem KA sekarang tidak dapat direvitalisasi secara dramatis. Mengubah sistem KA jauh lebih mudah daripada mewujudkan sistem trans-tol yang sangat banyak pihak yang terlibat. Para perancang jangan lupa mengantisipasi menipisnya cadangan BBM kita di bawah tanah. Itu berarti tahun 2017, tatkala jaringan jalan tol itu sudah terhubungkan, pinjaman belum dapat kita bayar, eeh BBM untuk menghidupi jutaan mobil, yang juga diimpor itu ngutangan juga! Bagaimana jalan yang ditempuh oleh mereka yang mengutangi kita nanti? Iya kita kembali dikendalikan oleh kapitalis global, lebih kurang sama dengan situasi kita tahun di tahun 1700an sampai dengan tahun 1950an. Kekuasaan akan beralih kepada pemberi hutang. Kalau dulu ada serdadu kompeni, maka nanti yang ada kunjungan kapal-kapal tempur saja di semua pelabuhan pulau Jawa, setiap bulan dan gonta-ganti. Jadi, menurut saya tundalah trans-tol, dan revitalisasi secara dramatis itu sistem KA kita. Tinggalkan paradigma inkremental, tetapi lakukan gebrakan dramatis: Jeblas! Investasikan 10 trilyun tahun depan sekaligus. Perbaiki secara dramatis insentif SDM: Naikkan dulu insentiv bagi semua sektor yang berperan di lingkungan KA. Mulanya akan mahal, tetapi akan berdampak pada cost eficiency di kemudian hari. Kok cuma niru cara Belanda di abad lalu: Itu saja kok repot! __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed]
[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Bukan Hanya Motif Batik ditiru Malaysia. --- Menyusul keris barangkali ???
Kelihatannya Malaysia nanti akan mengklaim semua yang dari Indonesia menjadi milik Malaysia. Betapa marahnya kita nanti. Warisan nenek moyang kita diklaim sebagai milik Malaysia. Namun kalau kita perhatikan, ternyata banyak warga Malaysia memang berasal dari Indonesia. Dulu saya pernah berkenalan dengan pengusaha dari Malaysia, dia mengatakan kakeknya beraal dari Jawa Timur. Kalau tidak salah Negeri Sembilan di Malysia, Rajanya berasal dari Minang Kabau. Melayu Deli masih serumpun dengan Melayu Malaysia. Tengku Abdul Razak beraal dari Makasar. Sheila Majid masih memilik darah Batak Tapanuli Selatan. Jadi, sebenarnya Malaysia dan Indons\esia memang serumpun asalnya dan mereka masih mengklaim kesenian kakek nenek mereka sebagai kesenian mereka. Kelihatnnya penjajahan lah yang memisahkan Indonesia dengan Malaysia, sehingga terpecah. --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Mang Iyus [EMAIL PROTECTED] wrote: Taruhan yuk. Sebentar lagi Malaysia akan bilang mereka punya hak paten atas keris pula. Bukankah keris sudah diacung-acungkan di depan rapat akbar UMNO (?) Bukankah Hang Tuah, Hang Lekir dan Hang Jebat semua pakai keris? Mereka itu Melayu dan yang merasa diri paling Melayu dewek itu ialah Malaysia. Padahal di Riau, Sumatra dan Babel semuanya juga etnik Melayu. Rasakah saja kalau roh Mpu Gandring nyatroni sampai ke negara jiran tersebut nanti ! Bakal banyak suksesi berdarah-darah juga kena sumpah tulahnya. Mang Iyus
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Perang Candu Episode Keempat
Benar Bung Sulaeman. Alkohol, rokok dan narkoba adalah satu rangkaian kecanduan. Oleh karena itu perdagangannya dikenai cukai dan penjualannya dibatasi hanya untuk orang dewasa. Hanya narkoba yang kemudian dinyatakan sebagai terlarang karena akibat kecanduannya jauh lebih destruktif dibanding yang dua. Di negara AS yang juga memproduksi alkohol dan rokok, mereka melarang menjual rokok dan alkohol kepada anak di bawah umur. Di dunia ini kini hanya Indonesia 9dan beberapa negara Afrika yang membebaskan perdagangan rokok sebebas-bebasnya. Pemerintah kita justru senang dengan hal itu. Itulah yang saya katakan perang candu episode keempat di Indonesia yang justru dilakukan oleh pemerintah terhadap rakyatnya sendiri. Masih dapatkah kita mengatakan bahwa pemerintah ini melindungi rakyatnya? KM ---Original Message--- From: Sulaeman_H. Date: 07/11/2007 17:15:54 To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Subject: Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Perang Candu Episode Keempat Ada satu lagi kebiasaan yang berkaitan erat dengan merokok yaitu peminum minuman keras. Sebagian besar peminum adalah juga seorang perokok. Saya belum ada bukti statistik tentang ini, tapi saya hampir yakin itu benar. Jadi sangat erat kaitannya antara ROKOK-MINUMAN KERAS-NARKOBA. Ketiga-tiganya bisa mempengaruhi orang menjadi ketagihan (addicted). Tentang hubungan merokok dengan narkoba saya sudah pernah menyinggungnya dalam diskusi FPK mengenai gerakan anti-merokok beberapa bulan lalu. SH.
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Lips Servicenya Pak Meneg BUMN?
hahahahaha.. komentar yang singkat dan padat.. -- From: anton_djakarta [EMAIL PROTECTED] Garuda perusahaan jelek itu Kalo Go Publik pasti harganya anjlog ANTON
[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Busway: Tambalan Ban Yang Menyimpan Resiko
--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, B. Dwiagus Stepantoro [EMAIL PROTECTED] wrote: Pemikiran seorang indivicu yang klik dengan pemikiran individu orang lain, apa salahnya. === kemampuan memabaca itu beda dgn kemapuan mencerna. apa ada yg pernah mengatakan bahwa individu yg klik dgn dgn individu yg lain itu salah ? kalau kemampuan menangkap maksud itu kurang , yg ditulis menjadi amburadul. menanggapi tulisan amburadul itu worthless. === Saya setuju dan memberikan dukungan untuk semua orang yang mendukung busway, secara tulus dan sukarela, karena menurut saya memang pantas diberikan,.. diminta ataupun tidak diminta. Mari minta dukungan! *minta dukungan kok dilarang? dan dilabeli mirip dpr srimulat,... heran.* B. Dwiagus Stepantoro minta dukungan itu bukan hanya pakai loudspeaker yg keras. minta dukungan busway pada saat ini : tunjukkan mengapa busway yg minta didukung itu menjadi neraka buat orang lain. kalau busway itu surga, semua orang akan mendukung. lho sekeras apa minta dukungan, mana ada orang mendukung neraka. minta dukungan ke neraka itu bukan lagi srimulat itu sudah ajaran sesat. ajaran sesat itu di larang. kecapean menulis mengenai busway lebih capek dari capek yg disebabkan macet oleh busway. sohib
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Lips Servicenya Pak Meneg BUMN?
Hihihihihihiikalo mau bagus, pemerintah dan yang lain-lain jangan ikut campur! mungkin akan bagus deh - Original Message - From: anton_djakarta To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Sent: Tuesday, November 06, 2007 4:57 PM Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Lips Servicenya Pak Meneg BUMN? Garuda perusahaan jelek itu Kalo Go Publik pasti harganya anjlog ANTON
[Forum Pembaca KOMPAS] Undangan Liputan - International Association of Political Consultants
Subject: Undangan Liputan - International Association of Political Consultants Rekan media yang terhormat, Indonesia telah menjadi negara berpenduduk mayoritas Muslim pertama yang dinilai dapat menerapkan demokrasi dalam sistem pemerintahannya, oleh karena itu The International Association Political Consultant (IAPC) memberikan penghargaan Democratic Medal Award untuk tahun 2007 kepada Indonesia atas keberhasilannya mengadakan sistem PEMILU secara langsung pada tahun 2004 tanpa adanya pertikaian nasional yang berarti. Penghargaan internasional ini telah diberikan kepada berbagai negara di seluruh dunia sejak tahun 1982. Merupakan kebanggaan tersendiri bagi Indonesia dapat terpilih menjadi lokasi penyelenggaraan Konferensi Dunia IAPC ke-40 di Bali yang rencananya akan dibuka oleh Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono. Konferensi IAPC merupakan kegiatan tahunan yang bertujuan untuk menjadi wadah bagi semua anggotanya dalam bertukar pikiran mengenai sejumlah permasalahan politik internasional yang menonjol. Besar harapan kami agar rekan media dapat meliput acara konferensi ini yang berlangsung di Grand Hyatt Hotel Nusa Dua Bali, yang dimulai tanggal 12 hingga 14 November 2007. Berikut ini kami juga melampirkan agenda acara 40th World Annual Conference IAPC beserta profil pembicara yang akan hadir dalam konferensi tersebut. Untuk informasi selengkapnya, silakan hubungi Ezta (0818 213162, [EMAIL PROTECTED]) atau Fannie (0812 8100525, [EMAIL PROTECTED]) di nomor 021 781 2436 atau dengan mengunjungi situs www.iapcbali2007.com Terima kasih atas perhatian dan kerja samanya. Salam, Fannie Waldhani Indo Pacific Edelman Telephone: (62-21) 781-2436 Facsimile: (62-21) 781-2423 E-mail: [EMAIL PROTECTED] Website: www.indopacific.net * Caution - This e-mail and its contents contain privileged information that is intended solely for the recipient. If you are not the intended recipient as evidenced by the salutation and/or content you are hereby notified that any use, dissemination, distribution or reproduction of this e-mail is prohibited. If you have received this e-mail in error please notify the Postmaster at [EMAIL PROTECTED] immediately. Any views expressed in this e-mail are of the sender and may not necessarily reflect the views of Indo Pacific Reputation Management Consultants. __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed]
Balasan: [Forum Pembaca KOMPAS] Undangan: 8 Penyair Muda Baca Karya di TUK
Lagi musim kategorisasi usiapenyair muda, penguasa muda, pengusaha muda dan muda-mudaan sukses.tapi penyair muda ternyata sedikit dibanding yang tua...yang muda tak produktif atau kategorisasi ini salah... salam raja Komunitas Utan Kayu [EMAIL PROTECTED] wrote: Salam Kami mengundang anda untuk menyaksikan pembacaan puisi-puisi dari 8 penyair muda Indonesia yang akan dibacakan oleh penyairnya sendiri. Acara tersebut akan digelar di Teater Utan Kayu (TUK) Jl Utan Kayu No 68H Jakarta selama dua hari Jumat 9 November dan Sabtu 10 November 2007 pukul 20.00 WIB Silakan anda hadir dan tidak dipungut biaya sedikit pun. Mohamad Guntur Romli http://guntur.name/ http://www.utankayu.org/in/index.cfm?action=detailcat=eventid=121 Jumat, 09 November dan Sabtu 10 November 2007 pukul 20:00 WIB 8 PENYAIR MUDA BACA KARYA Binhad Nurrohmat, Dina Oktaviani, Fadjroel Rachman, Hasan Aspahani, Inggit Putria Marga, Lupita Lukman, Pranita Dewi, S. Yoga. Banyak penyair baru bermunculan dalam khazanah sastra Indonesia, dengan berbagai corak pengucapan dan tema. Kita dapat menyimak kehadiran karya mereka di berbagai media massa, merasakan gairah, kegagapan maupun kefasihan mereka, pun tak jarang menikmati kesegaran yang mereka tawarkan. Dan tak sedikit di antara mereka yang telah memasuki tingkat kematangan. Bulan ini Teater Utan Kayu mengundang beberapa nama yang barangkali bisa dibilang termasuk gelombang baru dalam kepenyairan Indonesia untuk membacakan karya-karya mereka: Hasan Aspahani (Batam), Inggit Putria Marga dan Lupita Lukman (Lampung), Fadjroel Rachman dan Binhad Nurrohmat (Jakarta), Dina Oktaviani (Yogyakarta), S. Yoga (Nganjuk), dan Pranita Dewi (Bali). Kami mengundang anda untuk menyimak dan menikmat bersama penampilan mereka. __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed] - Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru! [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Indonesia Surga bagi Industri Rokok
Inilah keunikan produk rokok. Sesuai dengan keunikan negeri kita ini. Produk mana yang beriklan bahwa menggunakan dirinya akan berbahaya selain rokok? Produk mana yang memiliki tingkat loyalitas pelanggan setinggi loyalitas rokok? Produk mana yang bisa masuk ke semua kelas/strata masyarakat mulai dari orang yang tanpa rumah hingga pemilik puluhan mobil mewah? So, uniknya rokok bisa menggambarkan uniknya negeri kita.! Salam, Sonar Sihombing Kartono Mohamad [EMAIL PROTECTED] wrote: Hal itulah yang selalu didengung-dengungkan industri rokok. Pabrik rokok memang padat karya, tetapi berapakah upah mereka? Di satu sisi banyak orang mendapat penghasilan, di sii lain banyak orang yang tersedot penghasilnnya masuk ke kantong pemilik pabrik rokok karena kecanduan, sehingga rela mengorbankan kepentingan keluarga demi untuk memenuhi kecanduan itu. Bandingkan berapa banyak rakyat yang dihidupi dan berapa banyak yang dimatikan (dimiskinkan) secara langsung (karena perokok) dan tidak langsung (karena hak kesehatannya dan kehidupannya, termasuk pendidikan, diabaikan oleh orang tuanya yang perokok). Seorang miskin yang perokok seharusnya tidak berhak disebut miskin karena ia dapat menyisihkan uang untuk membeli rokok yang harganya lebih tinggi dibanding setengah kilo telur yang dapat menambah protein (dan meningkatkan kesehatan) anaknya. KM
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Fauzi Bowo: Program Busway Akan Dievaluasi
Menurut saya soal ini (busway), Bung Foke kudu minta saran member milis ini ya? karena saya liat semuanya pinter-pinter dan okeh2 semua sarannya. Selain itu member milis ini terlihat jujur2 lagi, pasti deh berhasil Bung Foke ngejalanin pemerintahan daerah ini.. - Original Message - From: B. Dwiagus Stepantoro To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Sent: Thursday, November 08, 2007 3:30 PM Subject: Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Fauzi Bowo: Program Busway Akan Dievaluasi Iya, baiknya sediakan data-data juga kalau memang benar 7 juta lainnya pengguna jalan setiap hari,... harus ditunjang pula data pengguna jalan yang mana, yang terpaksa menderita dan apakah memang mereka yang tidak memakai busway itu terpaksa menderita,... mungkin ada yang tiap hari naik kendaraan pribadi tapi tidak pernah complain ke busway, yang rela menderita menunggu jalur busway terbangun jalurnya agak dekat dengan tempat tinggalnya,. atau mungkin ada juga yang rela menderita , karena menyadari untuk memecahkan masalah transportasi kota itu mau tidak mau dan tidak ada pilihan lain adalah memprioritaskan pembangunan prasarana dan sarana angkutan PUBLIK yang MASAL, HANDAL dan TERJANGKAU ... saran seseorang untuk meminta dana penelitian dari pak Foke, mungkin bisa dijajaki B. Dwiagus Stepantoro Jakarta, INDONESIA http://bdwiagus.blogspot.com Just be open,... who knows lightning will strike!!
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Lips Servicenya Pak Meneg BUMN?
Dan jangan suka menghina deh . begitu2 juga GARUDA punya kita bangsa Indonesia loooh ajpw aries cathlea [EMAIL PROTECTED] Sent by: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com 11/09/2007 08:38 AM Please respond to Forum-Pembaca-Kompas To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com cc: Subject:Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Lips Servicenya Pak Meneg BUMN? Hihihihihihiikalo mau bagus, pemerintah dan yang lain-lain jangan ikut campur! mungkin akan bagus deh - Original Message - From: anton_djakarta To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Sent: Tuesday, November 06, 2007 4:57 PM Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Lips Servicenya Pak Meneg BUMN? Garuda perusahaan jelek itu Kalo Go Publik pasti harganya anjlog ANTON [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Undangan Liputan - International Association of Political Consultants
Ini prestasi siapa ? Siapa sesungguhnya yang layak dapat award ? Megawati sebagai presiden waktu itu ? KPU yang bertanggung jawab atas seluruh pelaksanaan Pemilu saat itu ? Yang mayoritasnya telah/pernah dipenjara ? Konsultan Politik yang eamai ramai dukung SBY waktu itu ? Atau rakyat seluruhnya ? Jika awardnya kepada rakyat...siapa yang berhak menerima award tersebut ? He..apa sih nilainya award seperti ini ? Salam, Irry. yoshi f [EMAIL PROTECTED] wrote: Subject: Undangan Liputan - International Association of Political Consultants Rekan media yang terhormat, Indonesia telah menjadi negara berpenduduk mayoritas Muslim pertama yang dinilai dapat menerapkan demokrasi dalam sistem pemerintahannya, oleh karena itu The International Association Political Consultant (IAPC) memberikan penghargaan Democratic Medal Award untuk tahun 2007 kepada Indonesia atas keberhasilannya mengadakan sistem PEMILU secara langsung pada tahun 2004 tanpa adanya pertikaian nasional yang berarti. Penghargaan internasional ini telah diberikan kepada berbagai negara di seluruh dunia sejak tahun 1982. Merupakan kebanggaan tersendiri bagi Indonesia dapat terpilih menjadi lokasi penyelenggaraan Konferensi Dunia IAPC ke-40 di Bali yang rencananya akan dibuka oleh Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono. Konferensi IAPC merupakan kegiatan tahunan yang bertujuan untuk menjadi wadah bagi semua anggotanya dalam bertukar pikiran mengenai sejumlah permasalahan politik internasional yang menonjol. Besar harapan kami agar rekan media dapat meliput acara konferensi ini yang berlangsung di Grand Hyatt Hotel Nusa Dua Bali, yang dimulai tanggal 12 hingga 14 November 2007. Berikut ini kami juga melampirkan agenda acara 40th World Annual Conference IAPC beserta profil pembicara yang akan hadir dalam konferensi tersebut. Untuk informasi selengkapnya, silakan hubungi Ezta (0818 213162, [EMAIL PROTECTED]) atau Fannie (0812 8100525, [EMAIL PROTECTED]) di nomor 021 781 2436 atau dengan mengunjungi situs www.iapcbali2007.com Terima kasih atas perhatian dan kerja samanya. Salam, Fannie Waldhani Indo Pacific Edelman Telephone: (62-21) 781-2436 Facsimile: (62-21) 781-2423 E-mail: [EMAIL PROTECTED] Website: www.indopacific.net
[Forum Pembaca KOMPAS] Cermin Buruk Peradilan Anak Miskin
Cermin Buruk Peradilan Anak Miskin (menjadi saksi kasus pelecehan seksual pedophil) Oleh Andri Cahyadi* Kasus Pedophil Setelah membujuk dan merayu selama 3 tahun, akhirnya mereka mengaku. Satu persatu mengakui, pernah bertemu dengan Peter W Smith. Dari mulai di Benhil hingga pindah ke Tebet Timur. Anak-anak di Jakarta Centre for Street Children (JCSC)/Paguyuban anak jalanan Jakarta yang saya dampingi akhirnya membagi lengkap cerita. Susah payah saya menyelidik satu persatu. Sejak tahun 2003 nama Peter dan Mr.Don selalu menjadi misteri bagi saya juga kawan-kawan lainya.Sejak tahun 1999 saya mendampingi anak jalanan Depok juga mendampingi anak jalanan yang menguasai wilayah Guntur, Manggarai Jakarta Selatan. Bukan lantaran masalah sepele, walaupun mereka termasuk anak yang salah asuh, karena besar dijalanan dan menanggung stigma negatif, tetapi kalau urusan rasa malu masih begitu melekat erat pada diri mereka. Itu sebabnya kebohongan kolektif disembunyikan bertahun-tahun lamanya, Malu!. Hingga suatu hari, Agustus tahun 2006? kedua anak yang dijemput oleh sang kurir!(remaja yang pekerjaanya menjual anak), Kabur. Mereka melarikan diri dengan panik, celana yang dikenakannya robek hingga sebatas paha karena harus memanjat pagar. Kemudian mereka lari sejadi-jadinya, minggat dari rumah Peter W Smith. Warga Asutralia dan Inggris yang bekerja sebagai guru bahasa Inggris di IALF Jakarta Selatan. Peter bukanlah nama asli. Dia telah berganti identitas setelah keluar dari penjara Australia, karena melakukan kejahatan pelecehan seksual kepada seorang anak di Australia. Bahkan cukup mencengangkan tak tanggung-tanggung, berdasarkan pernyataan Humas Polda Metro Jaya, Peter mengaku, telah melecehkan anak-anak yang berasal dari negara-negara di Asia dari mulai India, Vietnam, Kamboja, Bangkok dan Indonesia pernah dilakukannya. Semuanya kira-kira berjumlah 50 anak. Dilakukannya sejak tahun 1997. Ini terangkum dari jejak kasus peradilan bule cabul Peter W Smith, Yang diungkap, dilaporkan serta ditangkap oleh pihak kepolisian atas paksaan dari Jakarta Centre for Street Children (JCSC). Selengkapnya lihat di www.jcsc-indonesia.blogspot.com = Pojok Milis Komunitas FPK: 1.Milis komunitas FPK dibuat dan diurus oleh pembaca setia KOMPAS 2.Topik bahasan disarankan bersumber dari KOMPAS dan KOMPAS On-Line (KCM) 3.Moderator berhak mengedit/menolak E-mail sebelum diteruskan ke anggota 4.Kontak moderator E-mail: [EMAIL PROTECTED] 5.Untuk bergabung: [EMAIL PROTECTED] KOMPAS LINTAS GENERASI = Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[Forum Pembaca KOMPAS] re: [ENIS] Where Have All the Brotherly Love Gone?
Saya termasuk orang yang geram dengan tindakan2 rakyat malaysia terhadap bangsa kita, tapi terlepas dari siapa yang benar dan yang salah, semalam saya sempat berdiskusi dengan beberapa teman kerja. Kebetulan teman kerja saya, orang Indonesia yang sudah lama tinggal di luar negri, jadi boleh dibilang sedikit cuek dengan situasi antara Malaysia Indonesia. Pada saat saya membahas bagaimana artikel/surat2 yang muncul di forum ini, terus bagaimana tindakan rakyat malaysia yang merendahkan budaya kita, teman saya itu dengan entengnya (sambil tersenyum) berkata : WAH, PERNAH NGGAK KITA MIKIR YA, KALAU ANTARA INDONESIA DAN MALAYSIA BENER2 BERTARUNG, NEGARA MANA YANG BAKAL DIUNTUNGKAN??? Sekali lagi, terlepas dari siapa yang benar/salah, sebenarnya perkataan teman saya itu benar, jika memang sampai Malaysia dan Indonesia bisa BERSATU... (ini kalau memang bisa...) pasti ada negara yang takut dan merasa dirugikan. Dan mungkin juga negara itu sudah meng-antisipasi supaya 'PERSEKUTUAN itu tidak terjadi, maka paling gampang adalah mengadu-domba. Mungkin skenario ini harus dipikirkan, mungkinkan pertikaian kita ini karena ada pihak luar yang meng-adu domba??? dan ini tidak hanya dipikir dan direnungkan oleh 1 pihak saja, Malaysia dan Indonesia harus berani duduk bersama dalam 1 forum dan membahas hal ini. - Original Message From: Hosea Saputro [EMAIL PROTECTED] Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] [ENIS] Where Have All the Brotherly Love Gone? Jejaring Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Eropa (European Network of Indonesian Students) Where Have All the Brotherly Love Gone? Why we are where we are now? Malaysian and Indonesian history are so intertwined and our future are so closely linked that we are either hang together or hang separately. Weren’t we both used to be part of the glorious kingdom of Srivijaya and Majapahit? Wasn’t the founder of Malacca Sultanate, Pramesyara, a runaway prince from Palembang? Wasn’t Dipati Unus from Jepara lead sizable troops to get rid of Portuguese from Malacca not once but twice? Weren’t our past royalties intermarried for too many times to precisely counted. Weren’t we quick to get over the Konfrontasi and start building Asean together? Wasn’t Indonesian and professors left the comfort of homes in the past to reach the in classrooms in Malaysia half a generation ago? Aren’t Indonesian students these days filled Malaysian Universities instead? Aren’t the economic prosperity in Malaysia could and already benefited from Indonesia workers with our proximity and cultural and linguistic links Not only our languages are from the same roots and only slightly differentiable, our aspirations are one. We both want to be a prosperous and harmonious country, respected among the world’s brotherhood of nation We are brothers and will always be brother. However, we can choose to live with brotherly love or without it. Some say that family feud is the worst kind of feud, but it doesn’t have to be that way. • Family don’t hurt each other Assigned prized, bounty hunter like, is no way to treat family member. Search without warrant should be ceased and let’s return the entire jurisdiction over illegal immigrant from non-state body and to police and immigration officer. Indonesia should put the utmost effort to reduce forest fire which cloud reach Malaysia while Malaysia should tighten the Kalimantan border over illegal logging from Indonesia. • Family protect each other Let Indonesian workers in Malaysia have a right organized themselves in labor union. Despite all the goodwill of Malaysian government, some companies are bound to be overeager in their quest for profit and union is one of the best ways for protection. Let us revised our Labor MoU and no longer allowed the company to keep the workers passport. • Family share heritage Our long share history sometime makes it hard to distinguish the origin of culturally related product. Lets put a memoratiorum on patenting any of them and establish a join commission to study the true origin of any particular product before going to patent office and discuss a revenue sharing for joint patent when it is more appropriate. • Family visit each other It has been too long the Indonesian embassy in Malaysia to stand without an ambassador. The Indonesian government and parliament need to immediately send a trusted liaison, more than any other time, to mend our ties and deepen our relation. As the sound of bedug in lebaran still faintly heard and the scent of Eid Mubarrak is still in the air let us both acknowledge our past mistakes and vow to renew our bond.. Let the subsequent lyrics be a thing that unite us rather than divide us. May we could savor the sweet taste of brotherhood once again. This time, let it linger. Kalau ada sumur di ladang, Boleh kita menumpang mandi Kalau ada umurku panjang,
RE: [Forum Pembaca KOMPAS] Selamat kepada Pak Lisman Manurung
Terima kasih pak Rudy. Waah diucapin selamat ame nyang ikut ngetes. Semoga DTK dapat menjadi tempat semua stakeholders bertukar-menukar pendapat, membangun kebersamaan untuk mewujudkan transportasi Jakarta yang memberi manfaat bagi semua pihak. Terima kasih juga bagi (48 minus 13) orang calon yang tidak lulus, sebab karya-karya terbaik mereka, yakni ide dalam paper, analisis dan saran pemecahan masalah transportasi di DKI sejujurnya ikut memperkaya wawasan saya. Tuhan Memberkati. LM Sekali lagi many thanks, Lisman Manurung --- Rudy Thehamihardja [EMAIL PROTECTED] wrote: SELAMAT YAH PAK LISMAN sukses dan ditunggu karya nyatanya yah sampai ketemu di acara pelantikannya yah. rudy thehamihardja.
[Forum Pembaca KOMPAS] Yuyu Kangkang
Yuyu Kangkang Sebagian dari kita mungkin pernah membaca legenda Yuyu Kangkang and The Kleting Sisters. Kostumnya mungkin beda-beda warna. Mirip seperti lagu balonku ada lima. Mereka mau menyeberangi sungai yang sedang banjir tetapi fasilitas perahu penyeberangan tidak ada. Yang tersedia hanya jasa 'ojeg panggul' dari juragan Yuyu Kangkang. Upahnya cuma 'zoen pipi' doangan. Pasti tokoh Yuyu Kangkang bukanlah manusia berkepala trapezoid kepiting raksasa. Mungkin badannya memang tinggi besar dan berotot seperti Ade Rai. Mungkin kakinya agak pengkor. Kedua pahanya tidak paralel tetapi membentuk huruf O. Gaya jalannya mirip seperti King Kong. Mungkin matanya juga tidak fokus dan sedikit jereng. Maka secara 'overall' ia digambarkan sebagai tokoh yang mirip kepiting raksasa. Yuyu memang artinya kepiting. Dan Kangkang mungkin dari gaya berjalan yang agak mbrangkang. Pastilah bukan karena ia merangkak seperti halnya kepiting. Yang spesifik pada kepiting justru pada cara berjalannya itulah. Alih-alih maju ke muka kepiting selalu berjalan menyamping. Bisa ke kiri bisa pula ke kanan sesuai kebutuhan. Ia juga tidak bisa berjalan mundur seperti binatang undur-undur. Yuyu Kangkang adalah representasi manusia kepiting (homo canceris). Langkahnya bersifat pilihan ganda. Kalau tidak ke kiri, pastilah harus ke kanan. Arah yang dipilih tentu sesuai kebutuhan dan sikon. Opportunis memang. Tetapi bagi kepiting tidak ada pilihan lain. Hal itu adalah tuntutan dari kondisi kodrat fisiknya sendiri. Manusia (homo sapiens) kerap kali juga demikian perilakunya. Pilihan moralnya bersifat dua arah. Hitam atau putih. Bermoral utuh atau terbelah. Bermoral tinggi atau imoral. Melakukan kejahatan atau kebaikan. Egois atau altruis. Soliter atau sosial. Ringan tangan atau berat pantat. Pemarah atau panjang sabar. Pelit lokek atau pemurah. Kecut basi atau riang humoris. Ikut partai kuning atau partai merah; partai hijau atau partai biru. Ikut kelompok palang atau bulan sabit. Pembawa damai atau pembawa bom. Pembawa air sejuk atau api yang panas. Manusia kerap merasa terpaksa memilih kelompok seperti itu. Padahal tidak ada sesiapapun yang memaksanya. Orang ingin diterima sebagai bagian dari suatu kelompok (elit) tertentu. Jatidirinya ditentukan oleh warna kelompok pilihannya itu. Entah itu kelompok sosial, kelompok agama, kelompok teritorial atau kelompok etnik. Seakan-akan tanpa kelompok ia menjadi manusia anonim. Takut menjadi manusia tanpa identitas kelompok. Takut menjadi The lone ranger. Sikap dan perilakunya tidak pernah ajeg atau jelas. Kadang-kadang ke ujung ekstrim kiri. Kadang-kadang berbalik ke ujung ekstrim kanan. Itu adalah ciri manusia kepiting. Ia terombang-ambing dalam suatu gerakan bolak-balik -- ke kiri atau ke kanan - mirip klenengan sapi. Namanya ialah orang yang ikut irama bandulan moral. Nilai moral berada pada strata nilai tertinggi bagi manusia. Hal itu ibarat titik puncak dari pada sebuah kerucut. Bahkan nilai religi berada di bawah nilai moral. Yang mengagungkan nilai moral cenderung menjadi inklusif. Sebaliknya, yang memutlakkan nilai agama -- agama apapun - bisa-bisa menjadi eksklusif. Puncak -- ialah 'summit point' dari suatu piramida. Di titik puncak itu manusia tidak bisa memilih ke kiri atau ke kanan. Ia terkondisi untuk selalu mendongak ke atas ke bintang penjuru. Maka berdiri di atas puncak piramid merupakan situasi kritis. Setiap saat ia dapat tergelincir dan jatuh ke bawah. Jatuhnya juga tidak alang-alang kepalang tanggung. Pastilah akan terguling-guling dan terjerembab ke kaki piramid yang paling bawah. Pada titik tertinggi - atau Apex itu pertanyaannya ialah to be or not to be. Artinya, nilai moral itu sifatnya mutlak. Bukan nilai relatif atau tergantung sikon. Orang itu atau berintegritas moral atau imoral. Simpel dan begitu saja. Moralitas juga bersifat kekal. Dulu, kini, maupun kelak nilai moral itu sifatnya mutlak. Dekalog tauratik Musa itu dibuat jadi pedoman moral untuk selamanya dan universal sifatnya. Kalau dulu manusia dituntut supaya menjunjung tinggi 'nilai kejujuran' maka kinipun tuntutan itu masih tetap sama. Kalau ini dilecehkan maka korupsi menjadi marak di mana-mana dan meruyak di segala lapisan masyarakat. Nilai moral ini dituntut dari kaum intelektual bertitel strata tiga sampai kuli bangunan yang drop out SD. Demikian juga tuntutan terhadap 'nilai kemurnian' sifatnya absolut. Kalau seks pranikah atau di luar nikah diharamkan maka hal itu berlaku untuk selamanya. Kalau ini dilecehkan maka masyarakat menjadi permisif dan pelanggaran seksual terjadi di mana-mana. Pelecehan terjadi dari kalangan anggota parlemen sampai pada anak-anak sekolah lanjutan pertama. Dari peringkat ulama kondang sampai tukang ikan di pasar inpres yang kumpul kebo dengan tukang kue basah. Memang ada usaha beberapa kalangan ilmuwan - terutama
[Forum Pembaca KOMPAS] Dendang Ibu Kota
Tulisan di bawah muncul dalam bentuk kolom di majalah TRUST edisi 5 November 2007. Mudah-mudahan diizinkan oleh Bang AH. Mudah-mudahan bermanfaat Salam hzm DENDANG IBU KOTA Hasan Zein Mahmud Jakarta memang bukan Paris. Monas tak terlalu mirip Eiffel. Taman Monas belum setanding dengan Place de la Concorde. Sebagai warga kota saya sering bermimpi tentang sungai Ciliwung yang bertransformasi menjadi Rhein. Yang disebut belakangan itu, sungguh indah, nyaman dan bersih. Enak dilayari, entah untuk tujuan transportasi atau sekedar wisata, di musim panas, gugur, semi maupun dingin. Sementrara Ciliwung tetap notorious sebagai tempat pembuangan sampah terbesar dan wc terpanjang di dunia. Janji manis tentang transportasi air yang didengungkan Gubernur DKI sekian tahun lalu, hinga kini tidak lebih dari omong kosong dan pemborosan. Jangan pula bandingkan Paris Metro sub way dengan bus way Trans Jakarta. Walau juga bejubel pada jam-jam tertentu, Metro sub way, bersih, aman dan tepat waktu. Dan yang lebih penting memenuhi fungsinya sebagai sarana transportasi massal. Bus way Jakarta adalah projek instant, dipaksakan tanpa konsep jelas, dibangun dengan merampok fasilitas publik yang sudah minim. Aku sering merasa rindu saat-saat menapaki trotoar kota Paris yang bersih dan lindap ketika menelusuri trotoar Jakarta yang sempit dan berdebu di terik matahari. Jakarta memang bukan Bogota. Walau konon bus way Jakarta diilhami oleh bus way dari ibu kota Kolumbia tersebut. Di Bogota bus way dibangun di atas jalur baru, meliputi jaringan yang luas ke seluruh sudut kota. Bersamaan dengan pembangunan bus way, taman-taman kota terbentang luas. Bus way Jakarta dibangun dengan menggasak jalur hijau yang tinggal sedikit. Tak heran kalau Eric Pinalosa, mantan walikota Bogota dalam kunjungannya di Jakarta menyatakan Jakarta sebagai kota yang sedang sakit. Terlalu banyak mal dan pusat perbelanjaan dan terlalu sedikit public spaces, banyaknya ruang terbuka hijau yang disulap menjadi area komersial dan tentang trotoar yang jadi pasar. It is about economy stupid! Kata Clinton. Pembangunan public spaces memang tak banyak menjanjikan upeti. Jakarta memang bukan Bangkok. Bangkok yang beberapa kali aku kunjungi, di awal 1990an macet melebihi Jakarta. Konon waktu itu untuk mengantisipasi lalu lintas yang stuck, setiap pengendara mobil pribadi menyiapkan pispot dalam mobilnya. Entah benar entah ejekan. Namun Bangkok hari-hari ini sudah jauh meninggalkan Jakarta. Di sana kini Anda bisa menikmati sub way atau sky way. Jalan-jalan baru yang mulus, jalan-jalan lama yang lebih lebar, taksi dan kendaraan umum yang jauh lebih lancar dan nyaman. Juga perbaikan kualitas pelayanan di kereta api. Kini Anda bisa menikmati jarak antara Suvarnabhumi - bandara baru penganti Don Muang - ke down town Bangkok dengan menggunakan fasilitas sub way yang sungguh wow. Di sini kita memang masih bisa menemukan tuk-tuk, alat transport yang mirip bajaj, namun tidak (terlalu) berisik, lebih ramah lingkungan dan. lebih manusiawi. Oh ya, di tengah kota Bangkok mengalir sungai Chao Phraya. Kendati keruh tapi bersih. Di permukaannya yang tenang, memanjang iring-iringan kapal wisata dan tongkang barang (berges). Di kiri kanan sisi sungai kita bisa melihat klaster enceng gondok, yang konon diimpor dari Indonesia, untuk menahan laju sampah di permukaan sungai. Jakarta memiliki sederet panjang konotasi negatif. Selain kemacetan lalu lintas yang amat parah, juga gunung-gunung sampah, pemukiman liar, jumlah besar pengangguran dan pencari kerja, tindak kriminal yang tak pernah sepi, perkelahian dan kekerasan, sorga narkoba dan prostitusi. Metropolitan, pusat serba kepalsuan ditransaksikan! Herannya, daftar panjang itu tak membuat orang jeri dan jera. Ratusan ribu pendatang baru atau pendatang kambuhan menyerbu Jakarta setiap tahun. Boleh jadi kita memang bangsa yang lamban merespons perubahan dan perkembangan. Satu kesimpulan mungkin bisa pasti: Jakarta adalah etalase tentang kepincangan antara fasilitas publik dan kekayaan pribadi. Kesenjangan yang makin lebar antara ketersediaan public goods dan pameran private assets. Dalam skala yang lebih makro ia juga mencerminkan ketimpangan infrastruktur antar daerah. Persoalan mendasar semacam itu, tentu tak cukup hanya dijawab dengan sebaris kalimat dalam lagu: Siapa suruh datang Jakarta. Jakarta 31 Oktober 2007 [Non-text portions of this message have been removed]
[Forum Pembaca KOMPAS] Google, dari Mesin Pencari ke Ponsel Pencari Uang
Semoga nantinya GooglePhone juga terwujud dalam bentuk Hardware. Semoga!!! -- Salam, Agus Hamonangan http://groups.google.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/ Oleh PEPIH NUGRAHA http://www.kompas.com/kompas-cetak/0711/09/telkom/3979610.htm === Pada akhir tahun 2006 rumor bahwa perusahaan mesin pencari di internet, Google Inc, akan terjun ke bisnis telepon bergerak atau mobile phone sudah merebak. Itu gara-gara penulis teknologi informasi Martha McKay membuat spekulasi ini dan memublikasikannya. BBC dan The Wall Street Journal kemudian mengutipnya. Digambarkan bahwa perusahaan yang didirikan Larry Page dan Sergey Brin tahun 1998 ini tengah sibuk membuat satu model ponsel dengan nama Google's GPhone. Setidak-tidaknya itulah nama yang berkembang saat itu. Tak pelak lagi, rumor ini membuat gerah produsen ponsel dunia. Sebut saja nama kondang yang produknya mudah ditemui di pasar dunia dan gerai-gerai ponsel bekas sekalipun seperti Nokia, Samsung, atau Motorola. Apalagi bagi para produsen baru yang mulai meluncurkan produknya ke pasar yang memang masih terbuka dan belum menunjukkan titik jenuh itu, terjunnya raksasa Google ke bisnis ponsel akan berarti kiamat segera tiba. Kekhawatiran para produsen ponsel beralasan sebab Google yang raksasa di bisnis internet itu bakal menyikat pasar dengan smartphone-nya yang selama ini ia sembunyikan. Sementara perusahaan telekomunikasi dunia khawatir bahwa bisnis mereka akan hancur karena smartphone yang dikembangkan Google tidak memerlukan lagi pulsa, cukup membawa teknologi VoIP (voice over internet protocol) ke dalam ponsel. Menghubungi ponsel orang tidak lagi menggunakan nomor, tetapi cukup dengan account surat elektronik GMail di ponsel. Langkah yang bakal membuat operator telekomunikasi gulung tikar! Itu baru spekulasi. Tetapi kemudian media massa lainnya menggoreng berita itu dengan menyebutkan, Google telah mengembangkan 30 prototipe ponsel untuk segera dilempar ke pasar. Satu dari sekian spekulasi itu menyatakan pula bahwa apa yang disebut GPhone itu bukanlah hardware dengan bentuk fisik layaknya ponsel seperti iPhone milik Apple, tetapi lebih merupakan sistem operasi software telepon open source. Satu spekulasi yang kelak lebih mendekati kenyataan, di mana siapa pun bisa menciptakan aplikasi apa pun yang lebih keren, seperti halnya Linux pada piranti lunak komputer. *Libatkan konsorsium* Spekulasi bahwa Google akan membuat GPhone sendiri terpatahkan hampir setahun kemudian setelah Open Handset Alliance (OHA), sebuah konsorsium berkekuatan 34 perusahaan yang bergerak di bisnis perangkat lunak, perangkat keras, internet, dan telekomunikasi, meluncurkan Android, Senin (5/11) lalu. Google adalah satu di antara 34 perusahaan itu. Bukan telepon seluler alias ponsel dengan label tunggal GPhone yang keluar, tetapi sebuah merek yang sama sekali tidak membawa-bawa nama Google, yakni Android. Para pakar dan penikmat teknologi informasi segera bertanya-tanya, apakah Android ini? Apakah ia berbentuk telepon genggam atau ponsel biasa? Apa motivasi Google terjun ke bisnis ponsel ini padahal selama ini namanya lekat dengan bisnis internet? Android adalah sistem operasi terbuka untuk telepon bergerak berbasis Java dan sistem operasi Linux yang dikembangkan OHA. Platform sistem operasi terbuka Android ini diluncurkan 5 November lalu. Semangat konsorsium ini adalah memajukan standar terbuka bagi peralatan telepon mobil. Rumor yang dikembangkan McKay bukanlah tanpa dasar sebab pada awal tahun 2005 Google diam-diam telah mengakuisisi sebuah perusahaan software mobile, yang kebetulan bernama Android. Software ini dikembangkan oleh Andy Rubin yang di Google kini diserahi tugas untuk mengembangkan Android sebagai software telepon bergerak dengan platform open source. Chairman sekaligus CEO Google Eric Schmidt kepada pers saat peluncuran Android menyebutkan, keberadaan Android dengan sendirinya menghapuskan rumor dan spekulasi sebelumnya yang menyebutkan Google akan meluncurkan sendiri telepon mobilnya. Pengumuman hari ini lebih ambisius dibanding 'Google Phone' sendiri, di mana pers telah berspekulasi selama beberapa minggu terakhir, katanya. Ditambahkan, misi OHA tidak lain membangun platform yang kuat agar memberi keunggulan pada ribuan model telepon berbeda. Meski kelahiran Android sudah diumumkan Senin lalu, OHA tetap merahasiakan fitur maupun spesifikasi apa saja yang dimiliki bayi yang disinyalir bakal menciptakan revolusi bidang telepon bergerak ini. Diperkirakan, 12 November mendatang warga dunia penikmat TI baru dapat melihat sosok Android. The Wall Street Journal berspekulasi bahwa OHA mengembangkan Android sebagai sebuah piranti khusus yang memungkinkan seseorang dapat menayangkan atau mengunduh foto maupun video cukup di ponsel di mana pun mereka berada selama tersambung jaringan. Spekulasi lain menyebutkan, Android diciptakan untuk mengembangkan piranti yang bekerja dalam jaringan 3G dan teknologi GPS. Semuanya dalam bentuk ponsel. *Iklan di
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] motor utk sby
Nampaknya ulah manusia memang macam2, setau saya beberapa bulan lalu petinggi2 dari AL melaunch hal serupa pada SBY sehingga keluar perintah pada DepPerin dan Ristek untuk menindaklanjuti. Dari awal banyak ilmuwan sudah geleng2 kepala, nggak percaya, tapi mengingat perintah untuk membuktikan, diujilah 'penemuan bahan bakar air' itu di laboratorium canggih di Indonesia. Apa lacur, boro2 mesinnya jalan, lhawong malahan merusak kinerja sistem permesinan. Akan saya coba cari info hasil uji labnya (ups sayang nggak bisa di attach ya?) Plis dehhh jangan terlalu percaya penemuan yang begini, kalau emang bener pasti dah banyak investor yg rebutan beli atau mematenkan. salam, noVi - Original Message From: Haniwar Syarif [EMAIL PROTECTED] To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Sent: Friday, November 9, 2007 8:26:51 AM Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] motor utk sby Berita di kompas hari ini ttg penemuan moor berbahan bakar 80 persen air., yg oleh pejnemunya sudah dikirimkan utk SBY . juga lampu hemat energi.. Kalo benar ,menristek bisa dong menindak lanjuti dan Bu mantan menperindag Rini Suwandi dgn pabrik motor Kanzen nya boleh juga membeli patennya dan memproduksi utjk dunia.. Mengapa tidak ?? Salam Haniwat Haniwar http://haniwar. blogspot. com/
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] GENG MOTOR DI BANDUNG
Pak Harjo, mungkin pak dosen ini berpikir geng motor = club motor (yg rata2 memang motornya satu brand) seperti di banyak kota lain. Padahal kalau kita lihat di tayangan Metro, gak cuma satu brand yg jadi anggota geng motor brutal ini. Kalau saya pikir, letak kesulitannya sebenernya kebanyakan anggota geng, terutama pentolan2nya adalah anak kolong (anak anggota TNI/Polri), karena masalah geng motor bandung ini udah ada sejak thn 80an tapi gak pernah tersentuh hukum. Ini saya tahu dari seorang teman yg juga anak kolong yg dulunya jg anggota geng motor. Padahal kalau dilihat dokumentasi Metro kemaren yg didapat dr Polda Jabar, terlihat banget kok wajah2 pelaku dan nama geng-nya. Salam, Totot - Original Message - From: ARVI To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Sent: Friday, November 09, 2007 9:10 AM Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] GENG MOTOR DI BANDUNG Kemarin sore dalam siaran Metro kalau tak salah ada topik mengenai Geng Motor di Bandung itu dan salah satu sumbernya kalau tak salah seorang dosen di Jogya mengatakan bahwa tindakan para Geng Motor di Bandung itu kurang lebih dikatakan sebagai akibat product dari suatu pemilik modal yi industri kendaraan sepeda motor. Apakah ada yang sependapat dengan pemikiran ini? Saya pikir rasanya pemikiran ini tidak tepat. Kalau dikatakan bahwa perampokan juga akibat product suatu kendaraan bermotor maka tentu saja dapat dikatakan bahwa ini juga akibat product industri tekstil karena hanya dilihat bahwa para perampok itu menggunakan pakaian dalam menjalankan aksi perampokannya. Tentu saja Jakarta akan aman jika tidak ada industri tekstil karena para perampoknya pasti tidak bisa merampok dengan tidak memakai pakaian alias telanjang bulat. Apakah karena pembunuh menggunakan pisau apakah produsen pisau bisa disalahkan? Maaf, mungkin pendapat saya salah dengan salah satu dosen dari Jogya itu. Atau mungkin saya yang kurang bisa menangkap isi pendapatnya dalam siaran Metro TV kemarin sore. Harjo [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Cermin Buruk Peradilan Anak Miskin
Nah kalau Peter W Smith ini dijatuhi HUKUMAN MATI saya setuju banget dan jangan dilepasin lagi!! ajpw Jcsc -Indonesia [EMAIL PROTECTED] Sent by: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com 11/08/2007 10:02 PM Please respond to Forum-Pembaca-Kompas To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com cc: Subject:[Forum Pembaca KOMPAS] Cermin Buruk Peradilan Anak Miskin Cermin Buruk Peradilan Anak Miskin (menjadi saksi kasus pelecehan seksual pedophil) Oleh Andri Cahyadi* Kasus Pedophil Setelah membujuk dan merayu selama 3 tahun, akhirnya mereka mengaku. Satu persatu mengakui, pernah bertemu dengan Peter W Smith. Dari mulai di Benhil hingga pindah ke Tebet Timur. Anak-anak di Jakarta Centre for Street Children (JCSC)/Paguyuban anak jalanan Jakarta yang saya dampingi akhirnya membagi lengkap cerita. Susah payah saya menyelidik satu persatu. Sejak tahun 2003 nama Peter dan Mr.Don selalu menjadi misteri bagi saya juga kawan-kawan lainya.Sejak tahun 1999 saya mendampingi anak jalanan Depok juga mendampingi anak jalanan yang menguasai wilayah Guntur, Manggarai Jakarta Selatan. Bukan lantaran masalah sepele, walaupun mereka termasuk anak yang salah asuh, karena besar dijalanan dan menanggung stigma negatif, tetapi kalau urusan rasa malu masih begitu melekat erat pada diri mereka. Itu sebabnya kebohongan kolektif disembunyikan bertahun-tahun lamanya, Malu!. Hingga suatu hari, Agustus tahun 2006? kedua anak yang dijemput oleh sang kurir!(remaja yang pekerjaanya menjual anak), Kabur. Mereka melarikan diri dengan panik, celana yang dikenakannya robek hingga sebatas paha karena harus memanjat pagar. Kemudian mereka lari sejadi-jadinya, minggat dari rumah Peter W Smith. Warga Asutralia dan Inggris yang bekerja sebagai guru bahasa Inggris di IALF Jakarta Selatan. Peter bukanlah nama asli. Dia telah berganti identitas setelah keluar dari penjara Australia, karena melakukan kejahatan pelecehan seksual kepada seorang anak di Australia. Bahkan cukup mencengangkan tak tanggung-tanggung, berdasarkan pernyataan Humas Polda Metro Jaya, Peter mengaku, telah melecehkan anak-anak yang berasal dari negara-negara di Asia dari mulai India, Vietnam, Kamboja, Bangkok dan Indonesia pernah dilakukannya. Semuanya kira-kira berjumlah 50 anak. Dilakukannya sejak tahun 1997. Ini terangkum dari jejak kasus peradilan bule cabul Peter W Smith, Yang diungkap, dilaporkan serta ditangkap oleh pihak kepolisian atas paksaan dari Jakarta Centre for Street Children (JCSC). Selengkapnya lihat di www.jcsc-indonesia.blogspot.com
[Forum Pembaca KOMPAS] Memelintir Kebijakan, Menyalahkan Wartawan
http://www.kompas.com/kompas-cetak/0711/09/opini/3978395.htm = Bayangkan: konferensi pers di ruangan besar yang resik, 11 tempat duduk di barisan pembicara, dan 210 kursi tersedia untuk wartawan. Pertanyaan berbagai topik muncul silih berganti dan narasumber pun bergantian menjawabnya. Tidak ada batasan kapan temu wartawan itu akan berakhir karena pembicara dari pemerintah atau juru bicara kementerian terikat aturan untuk menjawab tuntas seluruh pertanyaan. Inilah Bundespressekonferenz (Federal Press Conference), sebuah konferensi pers yang rutin diadakan di Berlin, Jerman. Sebuah tradisi yang panjang karena Bundespressekonferenz pertama kali digelar pada 11 Oktober 1949, dengan narasumber Kanselir Konrad Adenauer dan Menteri Urusan Ekonomi Ludwig Erhard, dan hingga kini rutin diadakan setiap Senin, Rabu, dan Jumat. Forum itu menjadi unik sekaligus terhormat karena wartawan yang sepenuhnya menjadi tuan rumah acara menjadi pengundang dan pengelola. Dalam jumpa pers itu hanya anggota yang berhak bertanya. Saat ini anggota Bundespressekonferenz sekitar 900 wartawan dan iuran bulanan merekalah yang menghidupi acara tersebut, bahkan termasuk kalau ada sekadar minuman ringan atau camilan. Dengan cara swadaya itulah, wartawan bisa menjadi merdeka, tidak tergantung pada siapa pun dan bisa menjaga sikap kritis baik terhadap pemerintah maupun oposisi. Media Tidak bisa dimungkiri, media massa berperan signifikan dalam politik. Dalam pemilihan umum, media kerap disebut sebagai salah satu faktor determinan. Selain menjadi penyampai informasi, media diharapkan menjadi watchdog. Politisi membutuhkan media untuk menyampaikan pendapat dan pemikirannya. Selain itu, politisi juga butuh media untuk mengukur seberapa penentangnya. Apabila dikaitkan dengan pemilu, dampak berita dan iklan di media massa dinilai sangat besar (Kompas, 31/10). Bahkan, terkadang media dianggap menjadi tidak obyektif dalam pemilu. Salah satu ukuran dampak iklan dan pemberitaan adalah kemenangan pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-M Jusuf Kalla yang sebenarnya tidak mempunyai mesin partai sekuat pasangan lainnya. Ada pula pandangan, titik puncak peran media justru terjadi sebelum kampanye sehingga pengaturan media tidak hanya sebatas saat masa kampanye saja. Sama pentingnya dengan peran yang dimainkan, kesalahan media pun paling kerap dikemukakan. Faktor kepemilikan dan kemudian kebijakan editorial selalu menjadi sasaran tembak untuk mengungkap sisi buruk media. Belum lagi kemudian wartawan yang berulah, orientasi politik (atau kedekatan) menjadi sumber tudingan miring seputar pemberitaan, termasuk menentukan arah kebijakan dan juga pilihan rakyat saat pemilu. Pertanyaan seputar keberpihakan media senantiasa muncul sekalipun sulit diukur seberapa besar sebenarnya media bisa mengatur dan menentukan. Pelobi Akan tetapi, media tentu tidak berjalan sendirian. Ada faktor lain yang bisa memelintir pilihan dan mengendalikan kebijakan. Mengacu pengalaman di Jerman dan juga kebanyakan negara maju lainnya, telah terjadi persinggungan kental antara profesi wartawan dengan hubungan masyarakat (public relation/PR) dan kelompok kepentingan (interest groups). Sejumlah besar isu yang dimuat media tidak lagi murni muncul dari riset para jurnalis, tetapi muncul dari bombardir informasi dari para pekerja humas dan kelompok kepentingan. Bahkan, seperti disampaikan Dr Dirk Asendorpf yang mengajar di International Institute for Journalism (IIJ) di Berlin, peran media sebagai pilar keempat (fourth estate) kini realitasnya perlahan bergeser pada humas dan kelompok kepentingan dengan kekuatan pendukungnya, termasuk pelobi. Menurut Asendorpf, wajar dalam politik jika kelompok kepentingan memperjuangkan kepentingannya, baik secara langsung maupun menggunakan media. Namun, tumbuhnya pelobi bayaran (paid lobbyist) yang melakukan apa saja karena dibayar oleh kelompok tertentu semestinya menjadi perhatian tersendiri. Apalagi, sangat sedikit negara yang memiliki aturan mengenai lobi semacam ini. Tidaklah mengherankan jika kemudian praktik lobi di bawah permukaan inilah yang kerap kali lebih menentukan. Oleh karena itu, penting bagi pekerja media untuk mengabarkan apa yang sedang terjadi, kelompok mana yang bekerja, dan sekaligus siapa yang mendanainya. Dalam praktiknya di Indonesia, data Kompas menunjukkan, salah seorang staf ahli di lembaga legislatif bisa menjadi pelobi bayaran dengan ikatan kontrak resmi pada sebuah lembaga donor asing dari Amerika Serikat (AS). Tugasnya adalah melancarkan advokasi program para mitra (grantee). Untuk kerja itu, pelobi itu dibayar dengan hitungan jam kerja. Sudahkah praktik semacam ini diperhatikan? Atas nama kepentingan Dalam urusan lobi ini, seluruh sumber daya bisa dikerahkan kelompok kepentingan. Intelektual dan akademisi pun tidak luput. Menjadikan mereka masuk sebagai think tank adalah salah satu cara, sekalipun dalam praktiknya di Indonesia faktor kedekatan peneliti, akademisi, dan intelektual
[Forum Pembaca KOMPAS] 10 November Surabaya, Tanpa Mitos
Oleh Rosihan Anwar http://www.kompas.com/kompas-cetak/0711/09/opini/3977493.htm === Hari ini, memperingati perjuangan arek Suroboyo 10 November 1945, saya ingin berhenti memitoskannya atau mendewa-dewakannya, sejauh mengenai diri saya sebagai wartawan dan pelaku sejarah saat itu. Untuk menghapuskan mitos, ada ungkapan, demitologisasi. Orang lain bilang debunking menolak aneka kepalsuan seseorang. Saya pakai istilah true confessions, pengakuan-pengakuan sejati. Kisahnya. Waktu fajar 12 November 1945, peron Stasiun Wonokromo. Sayawartawan harian Merdeka (23)beserta rekan Mohamad Supardi keluar dari kereta api, terdiri dari satu lokomotif dan dua gerbong berisi amunisi untuk pemuda Surabaya. Semalaman, dalam perjalanan dari Stasiun Tugu Yogyakarta, pekik perjuangan bertalu-talu: Merdeka, merdeka, Bung. Cepat-cepat keluar dari stasiun. Sebuah kereta api penuh kaum pengungsi siap berangkat. Di udara melayang-layang pesawat Inggris Thunderbelts. Suasana perang terasa. Seorang anggota PT (Polisi Tentara) mencari mobil untuk kami. Dalam perjalanan menuju Surabaya, kami dicegat seorang pemuda Ambon membawa senapan. Ia ingin menumpang. Bangsat, kitorang belum sarapan dia sudah jatuhkan bom. Nanti beta hajar. Pemuda Ambon ini berjuang untuk Republik. Markas Pemuda Republik Indonesia (PRI). Di lantai sebuah kamar, seorang lelaki Ambon sedang merintih. Dia mata-mata NICA-Belanda. Sedang diperiksa, ujar pengantar kami. Pasti orang itu dalam interogasi telah disiksa. Revolusi memang kejam. Rumah sakit umum. Direktur Prof Dr Syaaf, putra Kotagadang, membawa kami dari satu bangsal ke bangsal lain. Di sana dirawat rakyat yang luka-luka, korban tembakan dalam pertempuran. Berbagai logat bahasa daerah terdengar. Seluruh bangsa Indonesia ikut dalam perjuangan Surabaya. Bertemu gadis-gadis yang bekerja di Palang Merah Indonesia. Mereka baru kembali mengantar makanan ke garis depan, di bawah tembakan mortir tentara Inggris. Mari saudara, makan dulu, kata mereka kepada pemuda yang telah lelah bertempur. Berkeliling ke beberapa bagian kota, jalanan sunyi. Tampak banyak wanita tinggal di rumahnya meski Residen Sudirman dan Wali Kota Surabaya menyerukan agar wanita dan anak-anak mengungsi. Malam hari, di sebuah rumah kampung di tengah sawah, yang ditinggalkan penghuninya. Di situ kami menginap. Merebahkan diri di atas bale-bale yang lembap. Sepanjang malam udara bergegar, karena kapal-kapal perang Inggris terus menembak dari jurusan Selat Madura. Supardi, yang sebelum jadi wartawan adalah guru Taman Siswa di Medan, sebentar-sebentar berkata, Waduh apa iki? Kami tidak dapat memicingkan mata. Baru menjelang subuh, saking terlalu letih, kami tertidur sekejap. Pagi hari di sebuah rumah di tengah kebun pisang. Markas pemuda pejuang. Senapan mesin ditumpukkan di situ. Pemimpinnya Ruslan (kelak anggota pimpinan PKI). Berjuang seperti arek Suroboyo. Jangan lagi pakai diplomasi. Dengan Inggris kita tidak dapat berdiplomasi lebih lama, kata Ruslan. Mitos Kami mau menuju front pertempuran terdepan, tetapi kami dinasihati agar tidak ke sana, risikonya terlalu besar. Tidak jelas di mana garis pertahanan para pemuda kita, dan di mana musuh berada, kata pengantar kami. Kami mencari Sumarsono, pemimpin PRI, yang memimpin delegasi Jawa Timur ke Kongres Pemuda di Yogyakarta tanggal 10 November. Saat itu, pukul 11.00, datang berita telepon interlokal, Surabaya dibom tentara Inggris di bawah Mayjen Mansergh. Sumarsono segera ke podium dan memerintahkan delegasinya keluar dari Societeit Mataram, langsung balik ke front. Seorang anggotanya, Boes Effendi (kelak diplomat), juga berangkat. Namun, selama di Surabaya, saya tidak pernah melihat Sumarsono dan Boes Effendi. Sumarsono yang dikenal sebagai tokoh pemberontakan PKI di Madium 10 September 1948kini menjadi warga negara Australiamungkin hanya sampai Mojokerto atau tinggal di Malang? Jadilah ini pelajaran bagi kita untuk tidak memitoskan seseorang sebagai pahlawan. Seorang TP (Tentara Pelajar) mengantar kami keluar dari Surabaya. Di Jalan Darmo, di sebuah rumah, kami bertemu sekelompok pelajar berusia 17-20 tahun sedang ngaso. Mereka ikut bertempur dengan tekad biar kita tenggelam dalam lautan darah dan api, tidak mau dijajah lagi. Bulan November 1945 itu, saya sudah ke Surabaya, tetapi tidak pernah sampai ke front pertempuran paling depan. Jadi apa yang saya banggakan? Maka bila saya menulis bahwa saya adalah wartawan perang di zaman revolusi, hal itu tak lebih hanya mitos. Rosihan Anwar Wartawan Senior
[Forum Pembaca KOMPAS] Masyarakat Tetap Pisahkan Agama dari Politik
http://www.kompas.com/kompas-cetak/0711/09/Politikhukum/3980242.htm == Jakarta, Kompas - Kecenderungan untuk memisahkan politik dan agama sangat jelas terlihat dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Tak heran jika rakyat Indonesia yang sebagian besar beragama Islam, justru tidak memilih pemimpin atau partai dengan dasar agama Islam. Masyarakat lebih memilih pemimpin atau partai dengan pemikiran praktis, seperti uang dan kepentingan jangka pendek lainnya, atau karena harapan datangnya ratu adil. Hal itu disampaikan sosiolog dari Universitas Indonesia, Musni Umar, Kamis (8/11), dalam diskusi tentang demokrasi dan Islam di kalangan komunitas miskin. Jadi, rasanya cukup sulit mengharapkan demokrasi di Indonesia berjalan bersih tanpa politik uang, ujar Musni yang menyelesaikan tesis doktornya di Universitas Kebangsaan Malaysia. Untuk memperbaiki kondisi pragmatis ini, tak bisa diatasi dalam waktu singkat. Bahkan, harus menunggu satu atau dua generasi. Itu pun kalau kita komitmen melakukan perubahan sekarang dan mau menjalankan demokrasi ekonomi dan demokrasi pendidikan, ujarnya. Maksudnya, memberikan hak rakyat untuk mendapatkan ekonomi yang bisa memenuhi kebutuhan hidupnya dan hak masyarakat untuk mendapatkan pendidikan. Soal penantian terhadap ratu adil, Musni menjelaskan, meskipun alasan ini terasa klise dan tidak masuk akal, realitas penantian ratu adil ini masih hidup kuat dalam masyarakat. Yang menarik kriteria ratu adil ini tampaknya sudah dirasionalisasikan dan disederhanakan. Ratu adil itu mereka yang mampu mewujudkan kesejahteraan ekonomi, ujar Musni. Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan Irgan Chairul Mahfiz mengakui, ada pergeseran perilaku masyarakat terhadap pilihan politik. Masyarakat cenderung tidak loyal, pragmatis, dan fleksibel dalam menentukan pilihan politiknya sebagai akibat kepentingan sesaat. Namun, masih banyak masyarakat yang punya ikatan emosional kuat terhadap partai yang berbasiskan agama. Tentu mereka pun mempertimbangkan dasar ideologi, moral, dan kepentingan umat dalam jangka panjang, ujarnya. (MAM)
[Forum Pembaca KOMPAS] Semiotika Nama
Oleh TULUS SUDARTO http://www.kompas.com/kompas-cetak/0711/09/utama/3975567.htm == Kalau Shakespeare pernah bertanya apa(lah) arti sebuah nama, sangat mungkin saat ini pertanyaan tersebut berulang dalam intensitas berbeda. Oleh globalisasi, dengan gaya hidup sebagai ujung tombaknya, zaman sekarang tidaklah begitu memedulikan nama. Saya sempat terkejut ketika tetangga di seberang desa mencomot nama Andreas Surya Saputra untuk anak pertamanya. Padahal, ia seorang Muslim taat. Keterkejutan saya semakin bertambah ketika ada pastor yang bertugas di Semarang memiliki nama Ibn Fajar Muhammad. Entahlah, sejak kapan proses ini terjadi. Sekarang tidak ada lagi blok hitam-putih untuk sebuah nama bahwa nama ini harus mewakili golongan tertentu. Sementara itu, nama lain masuk dalam wilayah pendakuan satuan primordial tertentu. Suatu nama klise tidak lagi menyokong garansi kepemilikan dari sebuah kelompok tertentu. Sebutan romo tak lagi untuk pastor, tetapi juga kiai. Kata tahbisan tidak lagi khas menandai seseorang dilantik menjadi hierarki. Sementara kata mesias sudah tidak begitu keramat lagi eksklusif menunjuk pribadi tertentu. Seorang penyerang dalam suatu klub sepakbola dengan sangat mudah mendapat gelar sebagai mesias (lihat Majalah Bola). Dalam tradisi agama tertentu, nama mencerminkan suatu periode liminal khusus yang unik. Seseorang diinisiasi dalam suatu komunitas besar. Itulah paguyuban yang mengidentifikasi diri dengan berbagai pernik khas. Berkaitan dengan proses demikian, nama Andreas termasuk satu dari sekian santo-santa yang dijadikan penanda inisiasi seseorang ke dalam gereja Katolik. Ada latar sejarah tertentu mengenai pribadi orang yang dianggap suci untuk diteladani. Sejauh ini pengambilan nama pelindung tidak bisa serampangan. Hanya saja, secara kebetulan nama pelindung itu kebanyakan dari Eropa. Entah siapa dahulu yang membonceng dan menunggangi tidaklah jelas genealogi nama-nama Eropa yang kemudian mewabah dalam kultur masyarakat kita. Globalisasi sekadar mendorong identitas kesetaraan masyarakat Indonesia yang inferior. Nama Barat dipresumsi bisa mendongkrak sindrom eksistensial untuk melampiaskan kejengkelan sebagai penyandang status subordinat kultural. Saya belajar untuk tidak terlalu kaget dengan banalitas masyarakat dalam memilih nama buat anak-anak mereka. Mungkin kita memang sedang digerus kecemasan akut karena ketidakmudahan daya-ucap eksplorasi kata-kata yang membanjir. Sebegitu mudah suatu kata menjadi populer, segampang itu pula artikulasi sekaligus bobot semiotiknya habis. Budaya niraksara kita begitu subur dengan proyek kudeta-mengudeta kata, persis di saat kita tidak bisa memilah dengan pasti marka antara reduksi atau progresi atas Eropanisasi nama-nama dalam masyarakat kita. Ada teman yang berkomentar, kita ini cabang dari Eropa. Kultur franchise rasanya tidak berlebihan menjadi ilustrasi budaya kita. Nyaris tidak ada lagi kebanggaan memiliki nama yang benar-benar Indonesia. Atau, nama Indonesia sekadar ilusi? Berarti selama ini saya salah sangka. TULUS SUDARTO Rohaniman, Bekerja di Paroki Lampersari, Semarang
[Forum Pembaca KOMPAS] Penyakit dan Zaman Edan
Oleh Aloys Budi Purnomo http://www.kompas.com/kompas-cetak/0711/09/opini/3977645.htm Martabat negara tampak tanpa rupa, berantakan dan rusak, hukum dan aturan diinjak-injak, tiada lagi teladan bijak, sang pujangga terdiam duka, hatinya remuk redam, rasa ternista dan terhina, matahari kehidupan seakan padam, dunia kini telah penuh bencana. Bait pertama Kalatidha karya Raden Ngabei Ronggowarsito (1802-1873) itu kini seolah bergema kembali. Kritik Ronggowarsito tepat, keadaan sosial-politik yang karut-marut disebut sebagai zaman cacat (kalatidha). Bennedict Anderson (Language and Power, 1990) menengarai, zaman menjadi cacat karena raja, pemegang kekuasaan, kehilangan kasekten (kesaktian, kejayaan). Saat raja masih kasinungan kasekten (dalam kejayaan), semua tatanan kosmis berjalan harmonis. Namun, saat kasekten pudar kehidupan menjadi mungkar. Penguasa gampang bertengkar. Saat kesaktian penguasa luntur, rakyat babak belur hancur. Alam murka. Berbagai bencana menimpa. Pudarnya kasekten penguasa membuahkan kehancuran semesta dan penderitaan rakyat. Musim menjadi kacau. Bencana merajalela. Gejolak sosial, ekonomi dan politik memanas. Tanpa etika Kesaktian penguasa yang membuahkan kejayaan dan kesejahteraan rakyat tergantung garis etika-kekuasaan. Selagi para penguasa menjalankan kekuasaan yang diemban dengan etika-kekuasaan, kejayaan bertahan, kesejahteraan rakyat terwujud. Sebaliknya, saat penguasa bergerak tanpa etika, kehancuran serentak di ambang mata. Penguasa menjalankan tugas tanpa etika saat dirinya dikuasai pamrih. Kekuasaan tidak dihayati sebagai pelayanan, tetapi kesempatan untuk memanfaatkan kekuasaan demi kepentingan diri sendiri dan kelompoknya. Saat itulah, menurut refleksi Ronggowarsito, kasekten pudar dan luntur. Pudarnya kesaktian penguasa tidak hanya melahirkan zaman cacat, tetapi juga zaman edan. Baginya, hidup pada zaman edan, gelap jiwa bingung pikiran. Turut edan hati tak tahan. Jika tidak turut, batin merana dan penasaran tertindas dan kelaparan. Pada zaman edan, sakbeja-bejane wong kang lali, luwih begja kang eling lan waspada. Benarlah, seuntung apa pun orang yang lupa daratan, lebih selamat orang yang tetap menjaga kesadaran dalam kewaspadaan. Kesadaran dalam kewaspadaan itu hanya mungkin terjadi bila orang mengedepankan etika. Penguasa bergerak di garis etika-kekuasaan demi keadilan dan kesejahteraan rakyat. Garis etika-kekuasaan yang ditawarkan Ronggowarstia amat jelas, etika eling lan waspada. Penafsiran Ahmad Norma (2007:12-13) tepat. Sikap eling lan waspada memberi kesadaran, manusia secara hakiki adalah makhluk spiritual. Kesadaran ini mendorong untuk selalu berpegang pada spiritualitas, yakni kedalaman dan kesejatian hidup. Senantiasa sadar dalam bingkai spiritualitas membuat setiap orang tidak mudah tergiur nafsu berkuasa. Kalaupun harus berkuasa, atas dasar sikap eling lan waspada, yang bersangkutan akan mengembangkan kekuasaan sebagai pelayanan dengan segala risiko dan pengorbanan. Relevansi kini Belakangan ini rakyat dan masyarakat gerah. Era reformasi tidak kunjung membawa kemajuan yang menyejahterakan rakyat. Alih-alih menggapai kesejahteraan dan kemakmuran, rakyat justru kian terpuruk dalam kemiskinan dan ketertindasan secara sosial-ekonomis. Tak heran muncul tekad kebangkitan dari keterpurukan. Momen peringatan Soempah Pemoeda 2007 memberi kesadaran agar kaum muda bangkit. Komite Bangkit Indonesia dideklarasikan, meski masih muncul wajah lama. Cita-citanya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Komitmennya kebhinnekaan, pluralisme, dan keragaman budaya. Apa pun namanya, siapa pun yang bercokol di dalamnya, seruan Ronggowarsito harus menjadi landasan etis gerakan menuju Indonesia Baru. Martabat negara sudah tanpa rupa dan rusak, hukum dan aturan diinjak-injak, tiada lagi teladan bijak. Itulah penyakit zaman edan yang harus menumbuhkan sikap eling lan waspada dalam diri rakyat. Bila yang sedang berkuasa ataupun yang bercita-cita akan berkuasa sudah tidak mampu mengedepankan sikap eling lan waspada, rakyatlah yang harus melakukannya. Penyakit zaman edan bukannya surut, tetapi kini justru kian menggila. Di sini, seruan sang pujangga perlu digemakan kembali. Tentang nafsu berkuasa, Ronggowarsito berseru, Demikian itu ibarat seakan menolak, padahal berminat bukankah begitu, sobat?... Usia makin tua... lebih baik menarik diri dari dunia ramai untuk mencari karunia ilahi... (Zaman Edan, VIII). Karena itu, marilah serahkan masa depan republik ini kepada kaum muda. Itu juga yang telah disarankan Presiden Soekarno saat meresmikan patung Ronggowarsito di Sriwedari, 11 November 1953. Meski kita menghadapi penyakit zaman edan, kita percaya dan yakin, pada suatu saat akan datang zaman yang gilang-gemilang, meski yang bagaimanapun edannya, penderitaan rakyat yang tak terhingga..., tetapi aku masih percaya penuh bahwa karena perjuangan dan hasil pekerjaanmu pemuda dan pemudi, nanti ucapan Ronggowarsito itu akan terwujud. Kapan lagi seruan itu
[Forum Pembaca KOMPAS] Pameran Internasional Tidak Profesional
Dari surat pembaca Kompas, mungkin dari NAFED mau menanggapi? Salam, AH = Oleh Sapto Widodo Jalan Tarian Raya Barat Blok S, Kelapa Gading, Jakarta http://www.kompas.com/kompas-cetak/0711/09/opini/3977516.htm Ajang pameran internasional yang dulu dikenal sebagai Pameran Produk Ekspor, sekarang bernama Trade Expo Indonesia, berakhir pada 27 Oktober 2007. Penyelenggaranya adalah Badan Pengembangan Ekspor Nasional. Namun, disayangkan Trade Expo Indonesia yang rencananya berlangsung lima hari, dari 23 sampai 27 Oktober 2007, ternyata hanya berlangsung efektif empat hari. Pada resume technical meeting poin 8 memang sudah disebutkan bahwa karena padatnya jadwal pameran di arena Pekan Raya Jakarta, peserta diperbolehkan mengeluarkan barang pada tanggal 27 Oktober pukul 13.00 WIB. Namun, pada 25 Oktober muncul surat edaran yang menyatakan bahwa 27 Oktober pukul 13.00 WIB adalah jadwal pembongkaran tenda, AC, dan listrik. Sebagai peserta pameran, terutama yang menempati hall F (tenda), saya tidak habis pikir. Dengan demikian, praktis pada 27 Oktober 2007 hanya sebagai hari untuk berkemas. Padahal sebagai peserta pameran, saya tentu berhak menantikan masih akan adanya peluang pesanan pada menit-menit terakhir. Kenyataannya memang saya masih ada janji dengan beberapa pembeli yang akan mengunjungi stan untuk permintaan quotation, konfirmasi pesanan, atau bahkan memberi uang muka pada tanggal 27 Oktober 2007. Namun, pembeli dan kami sendiri sudah merasa tidak nyaman karena aktivitas bongkar tenda sudah berlangsung dan tentu saja tanpa AC. Surat edaran revisi susulan yang menyatakan bahwa pameran akan selesai pukul 13.00 WIB dan pengeluaran barang dapat dilakukan sesudahnya sama saja bohong. Bertemu pelanggan memang bisa di hotel atau kafe, tapi apa nilai lebih Trade Expo Indonesia (TEI) dibandingkan dengan international expo lain di luar negeri? Hal tersebut menunjukkan ketidakseriusan kita dalam menangani pameran internasional milik sendiri. Komitmen untuk menjadikan TEI sebagai aktualisasi negeri dan momen awal melayani pasar global ternyata masih sebatas slogan.
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Semiotika Nama
Romo Tulus, kawan saya di sekolah lanjutan atas, dulu, namanya: Rudy Mohammad Yesus. pasti ada yang hendak ditandakan oleh orangtuanya, ya... salam, veven Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED] wrote: Oleh TULUS SUDARTO http://www.kompas.com/kompas-cetak/0711/09/utama/3975567.htm == Kalau Shakespeare pernah bertanya apa(lah) arti sebuah nama, sangat mungkin saat ini pertanyaan tersebut berulang dalam intensitas berbeda. Oleh globalisasi, dengan gaya hidup sebagai ujung tombaknya, zaman sekarang tidaklah begitu memedulikan nama. Saya sempat terkejut ketika tetangga di seberang desa mencomot nama Andreas Surya Saputra untuk anak pertamanya. Padahal, ia seorang Muslim taat. Keterkejutan saya semakin bertambah ketika ada pastor yang bertugas di Semarang memiliki nama Ibn Fajar Muhammad. Entahlah, sejak kapan proses ini terjadi. Sekarang tidak ada lagi blok hitam-putih untuk sebuah nama bahwa nama ini harus mewakili golongan tertentu. Sementara itu, nama lain masuk dalam wilayah pendakuan satuan primordial tertentu. Suatu nama klise tidak lagi menyokong garansi kepemilikan dari sebuah kelompok tertentu. Sebutan romo tak lagi untuk pastor, tetapi juga kiai. Kata tahbisan tidak lagi khas menandai seseorang dilantik menjadi hierarki. Sementara kata mesias sudah tidak begitu keramat lagi eksklusif menunjuk pribadi tertentu. Seorang penyerang dalam suatu klub sepakbola dengan sangat mudah mendapat gelar sebagai mesias (lihat Majalah Bola). Dalam tradisi agama tertentu, nama mencerminkan suatu periode liminal khusus yang unik. Seseorang diinisiasi dalam suatu komunitas besar. Itulah paguyuban yang mengidentifikasi diri dengan berbagai pernik khas. Berkaitan dengan proses demikian, nama Andreas termasuk satu dari sekian santo-santa yang dijadikan penanda inisiasi seseorang ke dalam gereja Katolik. Ada latar sejarah tertentu mengenai pribadi orang yang dianggap suci untuk diteladani. Sejauh ini pengambilan nama pelindung tidak bisa serampangan. Hanya saja, secara kebetulan nama pelindung itu kebanyakan dari Eropa. Entah siapa dahulu yang membonceng dan menunggangi tidaklah jelas genealogi nama-nama Eropa yang kemudian mewabah dalam kultur masyarakat kita. Globalisasi sekadar mendorong identitas kesetaraan masyarakat Indonesia yang inferior. Nama Barat dipresumsi bisa mendongkrak sindrom eksistensial untuk melampiaskan kejengkelan sebagai penyandang status subordinat kultural. Saya belajar untuk tidak terlalu kaget dengan banalitas masyarakat dalam memilih nama buat anak-anak mereka. Mungkin kita memang sedang digerus kecemasan akut karena ketidakmudahan daya-ucap eksplorasi kata-kata yang membanjir. Sebegitu mudah suatu kata menjadi populer, segampang itu pula artikulasi sekaligus bobot semiotiknya habis. Budaya niraksara kita begitu subur dengan proyek kudeta-mengudeta kata, persis di saat kita tidak bisa memilah dengan pasti marka antara reduksi atau progresi atas Eropanisasi nama-nama dalam masyarakat kita. Ada teman yang berkomentar, kita ini cabang dari Eropa. Kultur franchise rasanya tidak berlebihan menjadi ilustrasi budaya kita. Nyaris tidak ada lagi kebanggaan memiliki nama yang benar-benar Indonesia. Atau, nama Indonesia sekadar ilusi? Berarti selama ini saya salah sangka. TULUS SUDARTO Rohaniman, Bekerja di Paroki Lampersari, Semarang __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed]
[Forum Pembaca KOMPAS] Makassar, Makin Tua Makin Tak Nyaman
http://www.kompas.com/kompas-cetak/0711/09/daerah/3980796.htm Sehabis mengajar di Universitas Hasanuddin, Jayadi Nas (36), doktor ilmu politik lulusan Universitas Indonesia, menancap gas mobilnya ke arah Jalan Perintis Kemerdekaan, Makassar. Selasa (6/11) sore itu di rumahnya, di kawasan Baraya, telah menunggu pekerjaan selanjutnya: menyusun makalah untuk suatu seminar. Namun, perjalanan yang harus dilalui tak semulus yang diharapkannya. Kemacetan lalu lintas di jalan poros dari Bandar Udara Hasanuddin ke arah pusat Kota Makassar memaksa semua pengendara bersabar. Makin merangsek ke arah kota, laju kendaraan makin rendah, terlebih di depan sebuah mal baru dekat Jembatan Tello. Jayadi akhirnya pegal, bolak- balik menginjak pedal kopling, gas, dan rem. Ia pun segera memutuskan mencari jalan alternatif. Tak apalah membuang waktu dan bahan bakar tiga kali lebih banyak ketimbang terjebak kemacetan yang tak berujung, demikian pendapatnya. Namun, jalan tol dari Sudiang yang ia bidik ternyata terendam akibat banjir dengan ketinggian air sekitar 50 sentimeter. Padahal sore itu baru sekitar satu jam Makassar diguyur hujan. Kondisi inilah tampaknya yang mengakibatkan para pengendara dari pinggiran timur Makassar yang ingin ke pusat kota memilih Jalan Perintis Kemerdekaan-Urip Sumoharjo. Jayadi baru sampai di rumahnya pukul 21.00 Wita. Jarak 12 kilometer antara kampus dan rumahnya, yang normalnya ditempuh 30 menit, kali ini harus dilalui selama enam jam. Dua kilometer per tahun Kemacetan lalu lintas menambah daftar panjang permasalahan Kota Makassar yang Jumat (9/11) ini genap berusia 400 tahun. Jika kota ini mengklaim dirinya sebagai pusat pelayanan dan gerbang Kawasan Timur Indonesia, pembenahan lalu lintas tentunya patut diprioritaskan. Saatnya masalah lalu lintas dibenahi sebelum kota ini macet seperti Jakarta, kata Sahabuddin (41), warga Jalan Gunungsari, Makassar, menggerutu. Wali Kota Makassar Ilham Arief Siradjuddin mengatakan, tidak seimbangnya antara laju pertambahan kendaraan dan panjang ruas jalan menjadi penyebab kemacetan itu. Penambahan panjang jalan di kota itu, menurut Ilham, tidak pernah lebih dari dua kilometer per tahun. Sementara laju penambahan kendaraan umum dan pribadi tak terbendung. Saat ini, katanya, di Makassar terdapat jalan kota sepanjang 1.550 kilometer (km) dan jalan nasional 45,29 km. Menambah panjang jalan tidak mudah, sebab untuk merawatnya saja dibutuhkan Rp 100 miliar per tahun, kata Ilham menambahkan. Mengacu pada jumlah penduduk yang 1,5 juta jiwa, Ilham menilai, jalan sepanjang itu idealnya hanya diisi 3.000-4.000 pete-pete (angkutan umum). Nyatanya, sekarang terdapat 6.500 pete-pete. Itu belum termasuk pete-pete dari Sungguminasa dan sekitar 2.000 taksi, ujarnya. Belum lagi mobil pribadi yang beragam merek laris manis di kota ini, tutur Ilham, seraya mengatakan, semua itu adalah dampak dari pertumbuhan ekonomi yang 8,6 persen pada tahun 2006 dan dampak investasi dari berbagai pihak senilai Rp 7 triliun dalam tiga tahun terakhir. Investasi sebesar itu tersebar ke berbagai usaha barang dan jasa yang mencakup, antara lain, properti, perhotelan, dan hiburan. Oleh wali kota, investasi tersebut dijadikan penyumbang bagi pendapatan asli daerah (PAD) yang tahun ini mencapai Rp 100 miliar. Semrawut Melihat pembangunan fisik di kota yang satu ini patut diakui bahwa ada perkembangan yang cukup signifikan. Pusat kegiatan ekonomi tumbuh di mana-mana. Deretan rumah toko (ruko) berdiri megah di banyak tempat meski tak berpenghuni dan ditempeli tulisan disewakan atau dijual, seperti di kawasan Tanjung Bunga, Tamalanrea, dan Panakkukang. Akan tetapi, Ketua Pusat Penelitian Lingkungan Hidup Universitas Hasanuddin (Unhas) Prof Dr Kahar Mustari menilai, pengembangan kota yang berorientasi PAD itu kini semrawut dan mengingkari masterplan. Tamalanrea yang ditetapkan sebagai kawasan pendidikan, misalnya, kini ditambah mal dan ruko. Demikian pula kawasan hunian Panakkukang yang sekarang sudah berbaur dengan ruko dan mal. Udara pun makin panas, karena ruang hijau sudah tergantikan menjadi hutan beton, kata Kahar. Belakangan ini suhu udara di Makassar rata-rata 37 derajat Celsius. Padahal pada tahun 1980-an masih tercatat rata-rata 32 Celsius. Kesemrawutan fisik kota tersebut tampaknya berkorelasi dengan psikis dan perilaku manusia. Mahasiswa sebagai calon intelektual muda nyaris setiap hari tawuran. Parahnya, acapkali hal itu terjadi di kampus pencetak guru. Pakar sosiologi dari Unhas Dr M Darwis melihat fenomena itu sebagai kejutan budaya. Budaya pop dari pengaruh kapitalisme yang reaktif diserap mentah- mentah tanpa disaring sesuai dengan budaya lokal, sipakatau, sipakalebbi (saling menghargai). Dalam situasi begini, orang mudah mengamuk. Hal itu, lanjut Darwis, diperparah dengan kecenderungan mahasiswa yang tinggal di pemondokan dengan rekan sedaerah asal. Hal ini membuat toleransi dengan orang lain tidak tumbuh, ujarnya. Di usia yang makin tua dan
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Masyarakat Tetap Pisahkan Agama dari Politik
Edukasi masyarakat miskin terhadap demokrasi mesti dilakukan secara kontinuitas. Partai politik di sini harus menunjukkan peran sertanya. Jangan hanya ketika mendekati masa kampanye. Karena budaya seperti kalau terus dipelihara sudah menjadi pembelajaran tersendiri bagi masyarakat. -- Ardiansyah http://4rd1.wordpress.com http://www.metasoft.co.id http://myfamilyaccounting.wordpress.com http://www.kompas.com/kompas-cetak/0711/09/Politikhukum/3980242.htm == Jakarta, Kompas - Kecenderungan untuk memisahkan politik dan agama sangat jelas terlihat dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Tak heran jika rakyat Indonesia yang sebagian besar beragama Islam, justru tidak memilih pemimpin atau partai dengan dasar agama Islam. Masyarakat lebih memilih pemimpin atau partai dengan pemikiran praktis, seperti uang dan kepentingan jangka pendek lainnya, atau karena harapan datangnya ratu adil. Hal itu disampaikan sosiolog dari Universitas Indonesia, Musni Umar, Kamis (8/11), dalam diskusi tentang demokrasi dan Islam di kalangan komunitas miskin. Jadi, rasanya cukup sulit mengharapkan demokrasi di Indonesia berjalan bersih tanpa politik uang, ujar Musni yang menyelesaikan tesis doktornya di Universitas Kebangsaan Malaysia. Untuk memperbaiki kondisi pragmatis ini, tak bisa diatasi dalam waktu singkat. Bahkan, harus menunggu satu atau dua generasi. Itu pun kalau kita komitmen melakukan perubahan sekarang dan mau menjalankan demokrasi ekonomi dan demokrasi pendidikan, ujarnya. Maksudnya, memberikan hak rakyat untuk mendapatkan ekonomi yang bisa memenuhi kebutuhan hidupnya dan hak masyarakat untuk mendapatkan pendidikan. Soal penantian terhadap ratu adil, Musni menjelaskan, meskipun alasan ini terasa klise dan tidak masuk akal, realitas penantian ratu adil ini masih hidup kuat dalam masyarakat. Yang menarik kriteria ratu adil ini tampaknya sudah dirasionalisasikan dan disederhanakan. Ratu adil itu mereka yang mampu mewujudkan kesejahteraan ekonomi, ujar Musni. Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan Irgan Chairul Mahfiz mengakui, ada pergeseran perilaku masyarakat terhadap pilihan politik. Masyarakat cenderung tidak loyal, pragmatis, dan fleksibel dalam menentukan pilihan politiknya sebagai akibat kepentingan sesaat. Namun, masih banyak masyarakat yang punya ikatan emosional kuat terhadap partai yang berbasiskan agama. Tentu mereka pun mempertimbangkan dasar ideologi, moral, dan kepentingan umat dalam jangka panjang, ujarnya. (MAM)
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Fauzi Bowo: Program Busway Akan Dievaluasi
Waduuhmba Ratih, apaan ya isi komentar anda? pake bahasa Jerman, ketemenehe deh judulnya untuk saya. Bang Foke pasti ngarti karena bukannya dia dulu sekolah disono ye?? - Original Message - From: Ratih Gandasetiawan To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Sent: Thursday, November 08, 2007 6:42 PM Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Fauzi Bowo: Program Busway Akan Dievaluasi Sehr Geehrte Herrn Fauzi Bowo, meine meinung nach mann musst wohl gehirn haben um solche Grosse Plannung zu machen.(Busway Plannung)Nicht einfach so cakcak Bauen,mann musst doch vorher mit mehrere Profesionalen leuten zusammen sitzen, die nich nur and geld denken, sondern richtig eine verbesserung haben wollen. Es gibt doch so viele Landschaft Plannung aus Deutschen Alumnus, Bau Ing, Architekcten, usw...usw...Warumm fragen sie den Nicht? Was jetzt passiert ist sieht man doch sind richtig Idiotisch! Finnden Sie nicht so?? Sie sollten doch ihren Fuehrungsqualitaet nicht aufs Spiel setzen, da werden wir als Deutschen Alumnus auch mit verlegen sein. Tschuldigung vielmals auf meine worte. Gruesse, Ratih __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed]
[Forum Pembaca KOMPAS] Nantikan Kehadiran Mega Portal Kompas.Com
Milisser FPK, Tunggu Kehadiran Mega Portal Kompas.Com Rencananya akan launch Januari 2008. -- Salam, Agus Hamonangan http://groups.google.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/ [Non-text portions of this message have been removed]
[Forum Pembaca KOMPAS] Moderator: Milis FPK [akan] Migrasi ke Server Googlegroups
Milisser FPK yang saya hormati, Selagi Yahoo belum diakuisisi Microsoft, maka Milis FPK tetap menggunakan Yahoogroups. Namun jika Microsoft jadi membeli Yahoo, maka saya akan memindahkan milis FPK ke Server Googlegroups milik raksasa mesin pencari Google. Untuk memudahkan proses migrasi, dimohon kepada member untuk subscribe ke milis FPK Googlegroups, dengan cara Kirim e-mail kosong: [EMAIL PROTECTED] atau log in via web (account google/gmail) http://groups.google.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/ Jika ada yang kurang jelas, silakan hubungi moderator Via E-mail: [EMAIL PROTECTED] dan [EMAIL PROTECTED] -- Salam, Agus Hamonangan [Bukan anti Microsoft] http://groups.google.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/ [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Makassar, Makin Tua Makin Tak Nyaman
Masalah kemacetan lalu lintas di kota makasar dibenahi Begitu katanya, tapi bagaimana, membenahinya. Ada dua pendekatan penting dalam pengelolaan sistem transportasi perkotaan,.. Transport demand management, TDM - pengendalian penggunaankendaraan pribadi - pembenahan landuse yang lebih compact - road pricing,fuel taxing - parking pricing management, - flexi-working hours Supply Management,. - selain penambahan panjang jalan (kalau memungkinakan), juga perbaiki dan priritaskan transportasi umum yang massal,... kalau bisa MRT subway, atau monorail, kalau sederhana yah busway, sebelum terlambat, angkutan umum harus jadi fokus kebijakan,... jangan angkutan pribadi,. Bagusnya TDM juga diperhatikan,... tapi segala upaya untuk mendorong angkutan umum berada di jalan utama dan diprioritaskan, wajib didukung,..dan itu tidak sesat,... dinegara manapun, itu tidak sesat. B. Dwiagus Stepantoro Jakarta, INDONESIA http://bdwiagus.blogspot.com Just be open,... who knows lightning will strike!! - Original Message From: Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED] To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Sent: Friday, November 9, 2007 9:59:41 AM Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Makassar, Makin Tua Makin Tak Nyaman http://www.kompas. com/kompas- cetak/0711/ 09/daerah/ 3980796.htm = === Sehabis mengajar di Universitas Hasanuddin, Jayadi Nas (36), doktor ilmu politik lulusan Universitas Indonesia, menancap gas mobilnya ke arah Jalan Perintis Kemerdekaan, Makassar. Selasa (6/11) sore itu di rumahnya, di kawasan Baraya, telah menunggu pekerjaan selanjutnya: menyusun makalah untuk suatu seminar. Namun, perjalanan yang harus dilalui tak semulus yang diharapkannya. Kemacetan lalu lintas di jalan poros dari Bandar Udara Hasanuddin ke arah pusat Kota Makassar memaksa semua pengendara bersabar. Makin merangsek ke arah kota, laju kendaraan makin rendah, terlebih di depan sebuah mal baru dekat Jembatan Tello. Jayadi akhirnya pegal, bolak- balik menginjak pedal kopling, gas, dan rem. Ia pun segera memutuskan mencari jalan alternatif. Tak apalah membuang waktu dan bahan bakar tiga kali lebih banyak ketimbang terjebak kemacetan yang tak berujung, demikian pendapatnya. Namun, jalan tol dari Sudiang yang ia bidik ternyata terendam akibat banjir dengan ketinggian air sekitar 50 sentimeter. Padahal sore itu baru sekitar satu jam Makassar diguyur hujan. Kondisi inilah tampaknya yang mengakibatkan para pengendara dari pinggiran timur Makassar yang ingin ke pusat kota memilih Jalan Perintis Kemerdekaan- Urip Sumoharjo. Jayadi baru sampai di rumahnya pukul 21.00 Wita. Jarak 12 kilometer antara kampus dan rumahnya, yang normalnya ditempuh 30 menit, kali ini harus dilalui selama enam jam. Dua kilometer per tahun Kemacetan lalu lintas menambah daftar panjang permasalahan Kota Makassar yang Jumat (9/11) ini genap berusia 400 tahun. Jika kota ini mengklaim dirinya sebagai pusat pelayanan dan gerbang Kawasan Timur Indonesia, pembenahan lalu lintas tentunya patut diprioritaskan. Saatnya masalah lalu lintas dibenahi sebelum kota ini macet seperti Jakarta, kata Sahabuddin (41), warga Jalan Gunungsari, Makassar, menggerutu. Wali Kota Makassar Ilham Arief Siradjuddin mengatakan, tidak seimbangnya antara laju pertambahan kendaraan dan panjang ruas jalan menjadi penyebab kemacetan itu. Penambahan panjang jalan di kota itu, menurut Ilham, tidak pernah lebih dari dua kilometer per tahun. Sementara laju penambahan kendaraan umum dan pribadi tak terbendung. Saat ini, katanya, di Makassar terdapat jalan kota sepanjang 1.550 kilometer (km) dan jalan nasional 45,29 km. Menambah panjang jalan tidak mudah, sebab untuk merawatnya saja dibutuhkan Rp 100 miliar per tahun, kata Ilham menambahkan. Mengacu pada jumlah penduduk yang 1,5 juta jiwa, Ilham menilai, jalan sepanjang itu idealnya hanya diisi 3.000-4.000 pete-pete (angkutan umum). Nyatanya, sekarang terdapat 6.500 pete-pete. Itu belum termasuk pete-pete dari Sungguminasa dan sekitar 2.000 taksi, ujarnya. Belum lagi mobil pribadi yang beragam merek laris manis di kota ini, tutur Ilham, seraya mengatakan, semua itu adalah dampak dari pertumbuhan ekonomi yang 8,6 persen pada tahun 2006 dan dampak investasi dari berbagai pihak senilai Rp 7 triliun dalam tiga tahun terakhir. Investasi sebesar itu tersebar ke berbagai usaha barang dan jasa yang mencakup, antara lain, properti, perhotelan, dan hiburan. Oleh wali kota, investasi tersebut dijadikan penyumbang bagi pendapatan asli daerah (PAD) yang tahun ini mencapai Rp 100 miliar. Semrawut Melihat pembangunan fisik di kota yang satu ini patut diakui bahwa ada perkembangan yang cukup signifikan. Pusat kegiatan ekonomi tumbuh di mana-mana. Deretan rumah toko (ruko) berdiri megah di banyak tempat meski tak berpenghuni dan ditempeli tulisan disewakan atau dijual, seperti di kawasan Tanjung Bunga, Tamalanrea, dan Panakkukang. Akan tetapi, Ketua Pusat Penelitian Lingkungan Hidup Universitas
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Selamat kepada Pak Lisman Manurung
Selamat juga untuk Pak Lisman. Saya mewakili warga kota yang menyandang kecacatan, mengharapkan Bapak bisa memperjuangkan aspirasi kami dalam mendesign sistem transportasi di Jakarta. Sampai jumpa di kopdar FPK...kapan Mas Agus? Aria Indrawati. - Original Message - From: Wielsma Baramuli To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Sent: Thursday, November 08, 2007 2:28 PM Subject: Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Selamat kepada Pak Lisman Manurung SELAMAT BERJUANG BUNG LISMAN. TRIMS INFONYA BUNG AGUS. KAMI TUNGGU ACARA KOPDAR KOMUNITAS FPK,SEKALIGUS SYUKURAN BAGI BUNG LISMAN, HA...HA...HA...! Salam, Wielsma Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED] wrote: Tidak sia-sia pak Lisman cuap-cuap soal busway di milis FPK:-) Pak Lisman Manurung yang juga Akademisi dari Universitas Indonesia, terpilih menjadi anggota Dewan Transportasi Kota (DTK) Jakarta. Pak Lisman Manurung menjadi wakil kita sebagai pengguna sarana transportasi di Jakarta, semoga pak Lisman memperjuangkan aspirasi pengguna sarana transportasi dan memberi masukan dan solusi kepada Pemda DKI/Dishub DKI. Semoga! Sampai bertemu dengan pak Lisman Manurung pada Kopi darat komunitas FPK diskusi Transportasi (Busway). Salam, Agus Hamonangan PS: Kopdar FPK masih rencana, semoga terealisasi. __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed] -- No virus found in this incoming message. Checked by AVG Free Edition. Version: 7.5.503 / Virus Database: 269.15.26/1119 - Release Date: 11/8/2007 5:55 PM [Non-text portions of this message have been removed]
[Forum Pembaca KOMPAS] Re:Selamat kepada Pak Lisman Manurung
Selamat u/Pak Lisman Manurung! ED __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] motor utk sby
kalo begitu... saya kasihan sama Kompas nya... kok berita beginian di masukkan...:( saya juga pikir hebat amat ...kalo penemuan in benar... too good to be true... belum lagi lampu yang bisa terang dgn daya amat kecil.. Ehh soal penemuan baru... atau penipuan baru... spt nya Cina lg jadi sasaran ya... setelah berita bikin telor buatan jg tersiar berit abikin somay tiruan dari kertas saya kira berita ini juga bikinan orang aja.. yang lagi pada iri kemajuan Cina dan ingin mengesankan Cina itu suka nipu.. ini cerit ayg too bad to be true Salam Haniwar At 09:37 AM 11/9/2007, you wrote: Nampaknya ulah manusia memang macam2, setau saya beberapa bulan lalu petinggi2 dari AL melaunch hal serupa pada SBY sehingga keluar perintah pada DepPerin dan Ristek untuk menindaklanjuti. Dari awal banyak ilmuwan sudah geleng2 kepala, nggak percaya, tapi mengingat perintah untuk membuktikan, diujilah 'penemuan bahan bakar air' itu di laboratorium canggih di Indonesia. Apa lacur, boro2 mesinnya jalan, lhawong malahan merusak kinerja sistem permesinan. Akan saya coba cari info hasil uji labnya (ups sayang nggak bisa di attach ya?) Plis dehhh jangan terlalu percaya penemuan yang begini, kalau emang bener pasti dah banyak investor yg rebutan beli atau mematenkan. salam, noVi
[Forum Pembaca KOMPAS] perbandingan data Re: Fauzi Bowo: Program Busway Akan Dievaluasi
Rekan-rekan FPK, Terus terang kalau boleh jujur, saya acapkali ragu untuk mengambil kesimpulan dari data-data yang dikeluarkan oleh system kerja yang banyak kita kenal di lingkungan kita ini. Jadi angka 3.5% itu jangan pernah dicerna(k?) secara quantitative, melainkan qualitative, yaitu seupil, dibanding dengan gembar-gembor dan besarnya energi yang telah tertanam serta terbuang. Dengan kata lain, akan sangat keliru bila kita menunggu hingga jalur buswae menjarah seluruh peloksok Jakarta dan sekitarnya terlebih dahulu, dan baru mulai menghitung kemudian, sebab hasil qualitative nya pasti ngga beda jauh, yaitu misalnya ngga seupil, yah segituan lah, sementara energi yang harus tertanam dan terbuang bukannya seabreg lagi, melainkan selangit. Dijamin kaga balik modal! Tapi untungnya bang Oji sendiri udah mengakui secara verbal pada today's dialoque minggu lalu, juga terlihat dari uraiannya pada SBY kemarin, berikut langkah-langkah darurat yang diutarakan nya, yang jelas-jelas mengorbankan salah satu kelebihan buswae, yaitu relative tepat waktu (at least predictable), dengan mengizinkan mixed way. Saya sama sekali tidak punya kepentingan untuk bersikap unfair .. lha wong dia bukan saingan saya kok. Salam, Bodo --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, B. Dwiagus Stepantoro [EMAIL PROTECTED] wrote: Dear all 3,2 juta pengguna kendaraan pribadi dan 3,8 juta orang pengguna kendaraan umum, itu adalah data pengguna jalan di mana saja,ya di semua ruas jalan atau bukan? sedangkan busway hanya di beberapa penggal ruas jalan saja. Kalau membandingkan (biar tidak jomplang), perbandingannya harus apple to apple, kata seorang rekan di milist ini... baiknya yang dibandingkan datanya adalah penguna kendaraan umum/kendaraan pribadi di ruas2 jalan busway,...dibandingkan dengan data penumpang yang diangkut,... atau lebih bagus lagi menunggu jalur busway melayani semua ruas jalan jakarta ini,.. baru hitung perbandingan semua pengguna kendaraan pribadi+kendaraan umum,.. .dibandingkan dengan jumlah penumpang busway yang diangkut. Itu baru lebih fair. B. Dwiagus Stepantoro Jakarta, INDONESIA http://bdwiagus.blogspot.com Just be open,... who knows lightning will strike!!
[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Busway: Tambalan Ban Yang Menyimpan Resiko
Bicara busway, mestinya dalam konteks sistem transportasi perkotaan,.. jadi yang dipertentangkan adalah public transport vs private transport. jangan konsep orang kaya vs orang miskin, atau orang gak punya kendaraan vs orang punya kedaraan, konsep dalam sistem transportasi perkotaan yang tidak sesat dan surgawi menuju surga itu adalah: MENDAHULUKAN dan MEMPRIORITASKAN PUBLIC TRANSPORT. Busway adalah model yang paling sederhana dalam upaya pemrioritasan PUBLIC TRANSPORT itu Jadi saya mendukung orang untuk masuk surga,.. walaupun harus melewati neraka sementara ini,.. tapi ujungnya adalah surga. Dan busway butuh improvement, memang. Dan bukan penolakan. Membiarkan sistem private transportation mendominasi sistem transportasi perkotaan secara menyeluruh, adalah sesat...menuju neraka yang tak kalah jahanamnya dari kemacetan yang disebabkan oleh busway, karena seolah membiarkan seekor kodok menikmati hangatnya air kuali di atas kompor, dan gak tau bahwa dirinya sedang terrebus, menuju neraka .. B. Dwiagus Stepantoro Jakarta, INDONESIA http://bdwiagus.blogspot.com Just be open,... who knows lightning will strike!! - Original Message From: sohibmachmud [EMAIL PROTECTED] To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Sent: Friday, November 9, 2007 5:04:45 AM Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Busway: Tambalan Ban Yang Menyimpan Resiko minta dukungan itu bukan hanya pakai loudspeaker yg keras. minta dukungan busway pada saat ini : tunjukkan mengapa busway yg minta didukung itu menjadi neraka buat orang lain. kalau busway itu surga, semua orang akan mendukung. lho sekeras apa minta dukungan, mana ada orang mendukung neraka. minta dukungan ke neraka itu bukan lagi srimulat itu sudah ajaran sesat. ajaran sesat itu di larang. kecapean menulis mengenai busway lebih capek dari capek yg disebabkan macet oleh busway. sohib