[Forum Pembaca KOMPAS] TANGGAPAN (Semoga Membantu) (WAS: 1 ons bukan 100 gram ???)

2007-11-08 Terurut Topik Steve Kosasih
Dear All,

Berikut ini penjelasan yang saya dapat dari referensi berikut:
 *How Many? A Dictionary of Units of Measurement
*(c) Russ Rowlett [EMAIL PROTECTED] and the University of North Carolina
at Chapel Hill
*ons*
 a Dutch unit of weight or mass, now used as a metric unit equal to the
hectogram (100 grams, or about 3.5274 ounces).
 **
 *pond [1]*
 the Dutch pound, historically about 494 grams (1.089 English pounds). This
unit was also used in the former Dutch Indies (now Indonesia) and throughout
Southeast Asia. In the Netherlands, the pond has been reinterpreted now as a
metric unit equal to exactly 500 grams (1.1023 pounds), like the German
pfund.

Jadi, singkat kata, Indonesia menerapkan sebagian sistem metrik Belanda
yaitu ons dan pond (di-Indonesia-kan jadi pon), yang *beda* dengan
sistem metrik Inggris (yang dipakai jadi sistem metrik Internasional) yaitu
ounce dan pound.
Mencermati hal di atas, secara sederhana masalahnya ada pada (mungkin)
kemalasan kita (atau dalam hal ini si pekerja tersebut) untuk mengecek
satuan metrik inetrnasional yang digunakan di tempatnya bekerja.

Bunyi sama atau tulisan mirip belum tentu berarti sama.

Sama seperti kata acre dan are yang sama-sama diakui di dunia
internasional memiliki satuan yang JAUH berbeda (seperti bisa kita baca di
bawah ini).

Di negara kita lebih dikenal istilah are = 10mX10m = 100m2 - dan -
hectare = 100mX100m = 10.000m2 (di-Indonesia-kan jadi hektar).

Apakah are itu sama dengan acre (yang terakhir lebih dikenal di USA atau
Inggris)?

 *acre (ac or A)* a unit of area used for measuring real estate in
English-speaking countries. *There are exactly 640 acres in a square
mile.*In metric countries the unit corresponding to the acre is the
hectare, which
is 10,000 square meters (the area of a square 100 meters on each side). *One
acre is equal to 0.4046873 hectare.* Among traditional European land area
units, the acre is typical in being defined as a day's work but unusual in
not being visualized as the area of a square. Similar units include the
French journal, north German and Dutch morgen, south German and Swiss
juchart, Austrian joch, and Czech jitor.

 *are (a)* a unit of area equal to 100 square meters. The word is pronounced
the same as air. Being the area of a square 10 meters on each side, the
are is a little large for measuring areas indoors and a little small for
measuring areas outdoors. As a result, the are is not used as often as its
multiple, the hectare (ha). *One are is approximately 1076.3910 square feet,
119.5990 square yards, or 0.02471 acre.*

Teman saya yang kerja di oil companies juga hampir kena masalah yang sama
gara-gara ons dan ounce ini. Untungnya dia suka berinvestasi di emas
(batangan) dan mengamati harga emas dunia yang dinyatakan dalam ounce.
Dari situ dia ingat bahwa ounce tidak sama dengan ons dan selamat dari
kekeliruannya.
Sekali lagi masalahnya di mana?

Masalahnya, kita harus ingat untuk menerapkan peribahasa Where in Rome BE a
Roman alias sesuai peribahasa lama kita di mana bumi dipijak di situ
langit dijunjung.

Maksudnya: Kalau sekolah di Indonesia, pelajari sistem metrik Indonesia.
Kalau kerja di perusahaan USA, atau Inggris, atau Eropa, pelajari sistem
metrik (dan sistem-sistem lainnya dan budaya-budaya lainnya) yang diterapkan
mereka.

Seperti banyak teman saya yang dulu memanggil big-bossnya di perusahaan
asing dengan Bill atau Tom atau Heather atau Grace, begitu pindah ke
perusahaan nasional atau BUMN harus ingat menambahkan kata Pak atau Bu,
minimal Mas atau Mbak, di depan nama-nama para atasannya kalau tidak mau
dianggap kurang menghormati.

Kita memang perlu jadi lebih rajin, lebih teliti, dan lebih pintar supaya
lebih sukses.

Semoga negara dan bangsa kita semakin maju.

*Best regards*

On Nov 8, 2007 9:16 AM, Riana Andam wrote:

*1 ONS BUKAN 100 GRAM.*

PENDIDIKAN YANG MENJADI BOOMERANG.


[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Indonesia Surga bagi Industri Rokok

2007-11-08 Terurut Topik Jolanda Atmadjaja Herlambang
setuju pak KM...
kalo kita punya anak kecil kita semakin bisa ikut ngerasain khawatirnya jadi 
perokok pasif...


salam,
yolanda

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Sesatkan Al-Qiyadah?

2007-11-08 Terurut Topik Agus Kurniawan
ikut nimbrung..

...Tanpa retorika apapun, dia telah menjalankan Islam yang toleran,
menghormati pluralisme, dan menghargai realitas yang terjadi. ...

---
soal menghormati pastilah tiap agama pasti punya cara dan batasan sendiri
dalam hal inijadi hormati juga ketika suatu agama tertentu melakukan
vonis aliran sesat karena memang menurut keyakinan orang yang memberikan
label sesat itu benar-benar sesat;)


ak



On Nov 8, 2007 10:39 AM, mohammad kholifan [EMAIL PROTECTED]
wrote:

   Belum lama ini saya bercengkerama dengan seorang kiai di sebuah desa di
 Jember, Jawa Timur. Dia menyebutkan sebuah hadis: akan ada 71 aliran dalam
 Islam nantinya. dari kesemuanya itu, hanya satu yang benar, yakni ahlusunnah
 waljamaah. Kemudian saya bertanya, Dari 71 aliran itu, yang manakah yang
 ahlusunnah waljamaah? Beliau tidak bisa menjawabnya. Hanya dinyatakan,
 karena kita tidak tahu mana yang ahlussunnah waljamaah, maka marilah kita
 mohon ampun kepada Allah, semoga aliran Islam yang kita yakini termasuk yang
 ahlussunnah waljamaah.

 Dia seorang kiai di desa, tapi begitu bijak. Dia tidak memvonis yang lain
 sesat.

 Tanpa retorika apapun, dia telah menjalankan Islam yang toleran,
 menghormati pluralisme, dan menghargai realitas yang terjadi.

 Tidakkah kita harus bercermin kepada beliau, kiai di desa itu?


[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Selamat kepada Pak Lisman Manurung

2007-11-08 Terurut Topik rudyanto_nebeng
Selamat Pak Lisman, semoga tulisan-tulisan Rekan-Rekan FPK bisa 
diakomodir melalui Pak Lisman di Dewan Transportasi Kota. Berhubung 
saya sendiri warga Tangerang (bukan warga Jakarta), saya wakilkan 
saja usulan jalur HOV (High Occupancy Vehicle) atau konsep kolaborasi 
mobil Komunitas Nebeng dan Busway (mobil Komunitas Nebeng sebagai 
feeder busway) kepada Pak Lisman.

Semoga masalah kemacetan Jakarta bisa dituntaskan saat Pak Lisman 
berperan di DTK Jakarta. Saya siap berdiskusi untuk mencari terobosan 
dalam menguraikan masalah kemacetan ini.

Best Regards,
Rudyanto
Mari Hemat BBM, Ayo Nebeng!
Let's get something done together

--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, loekyh [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 Pak Lisman, mestinya saya yg diangkat jadi anggota Dewan 
Transportasi 
 Jakarta karena saya lebih duluan nulis ttg per-KA-an (bukan busway) 
 di FPK :-) Just kidding. 
 
 Selamat deh, saya sejak lama respek dg tulisan2 Bapak. Tolong 
 sampaikan aspirasi teman2 FPK dalam diskusi2 terdahulu ttg masalah 
 transportasi, termasuk yg dulu saya ikuti (mis. postingan #4300, 
 #34510, dsb). 
 
 Salam 
 
 --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Agus Hamonangan 
 agushamonangan@ wrote:
 
  Tidak sia-sia pak Lisman cuap-cuap soal busway di milis FPK:-)
  Pak Lisman Manurung yang juga  Akademisi dari Universitas
  Indonesia, terpilih menjadi anggota Dewan Transportasi Kota (DTK)
  Jakarta. Pak Lisman Manurung menjadi wakil kita sebagai pengguna
  sarana transportasi di Jakarta, semoga pak Lisman memperjuangkan
  aspirasi pengguna sarana transportasi dan memberi masukan dan 
 solusi kepada Pemda DKI/Dishub DKI. Semoga!
  
  Sampai bertemu dengan pak Lisman Manurung pada Kopi darat 
komunitas
  FPK diskusi Transportasi (Busway).
  
  
  
  Salam,
  Agus Hamonangan
 





RE: [Forum Pembaca KOMPAS] Selamat kepada Halo BCA Juara 1 Asia Pasific Customer Service Financial Industri

2007-11-08 Terurut Topik Roby Ferdiyan
Selamat Bu Wani ya. :-)

 



From: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of WANI SABU
Sent: Thursday, November 08, 2007 11:26 AM
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Cc: Roby Ferdiyan
Subject: RE: [Forum Pembaca KOMPAS] Selamat kepada Halo BCA Juara 1 Asia
Pasific Customer Service Financial Industri

 

Dear Pak Agus dan Rekan2 FPK, 

Wow, hebat sekali, belum kami publikasi ke masyarakat, tetapi FPK sudah
lebih dahulu mengetahui bahwa Halo BCA Juara 1 di tingkat Asia Pasifik.

Secara tidak langsung rekan2 FPK banyak membantu saya secara moril,
seperti yang Pak Agus cerita, memang benar saat saya sedang
mempersiapkan diri untuk mengikuti competition ini, saya sempat agak
terganggu dengan email yang beredar yang sifatnya publikasi negatif
tentang BCA, khususnya buat saya. (Nathalya Wani)

Ada juga milist tetangga yang meminta saya di pecat. Sedih ya ? 

Jika ada penghargaan THE BEST MILIST AWARD, pasti FPK juaranya. Yakin
!!! Karena selalu menampilkan facta, informative dan educative

Sukses buat FPK. I love you all  

Best Regards,

Nathalya Wani Sabu

Biro Halo BCA

Divisi Perbankan Konsumer

PT. Bank Central Asia, Tbk.

Wisma BCA I, lantai 8

Jl. Jendral Sudirman Kav. 22-23 Jakarta 12920

Telp (62-21) 5208650, 5224785

Fax (62-21) 5209080

Email : [EMAIL PROTECTED] mailto:nathalya_wani%40bca.co.id 



Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Adelin Lis Minta Jaminan Presiden

2007-11-08 Terurut Topik Bambang Soetedjo
Lagi2 kecolongan. Tindakan tegas dan jelas harus diupayakan. Kalau pengadilan 
berfungsi seperti ini kapan kita bebas dari pembalakan hutan yang semakin 
meraja lela dan terkesan dilegalisasi. Minta jaminan presiden bukan jalan hukum 
yang benar. Memangnya presiden nggak ada tugas lain selain memberi jaminan 
kepada mereka yang bermasalah.
   
  Salam
  Bsoet

Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Polri Terbitkan Red Notice
http://www.kompas.com/kompas-cetak/0711/08/utama/3977905.htm
==

Jakarta, Kompas - Adelin Lis, terdakwa kasus korupsi dan pembalakan
liar yang dibebaskan majelis hakim Pengadilan Negeri Medan, dianjurkan
menemui polisi. Tetapi, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono diharapkan
memberikan jaminan, bahwa Adelin akan diperlakukan secara manusiawi.

Permintaan jaminan itu dikatakan Hotman Paris Hutapea, penasihat hukum
Adelin di Jakarta, Rabu (7/11). Jaminan Presiden agar Adelin perlu,
sebab ketakjelasan keberadaannya kini terutama diakibatkan trauma yang
dialami saat ditahan, jelasnya.

Sebaliknya, Kepala Divisi Humas Mabes Polri Inspektur Jenderal Sisno
Adiwinoto, Rabu, menyebut Adelin kini berstatus buron kasus dugaan
pencucian uang (money laundering). Polri juga memohonkan status red
notice ke National Central Bureau Interpol untuk mengantisipasi, jika
Adelin berada di luar negeri.

Sisno juga memastikan, Adelin sebagai tersangka perkara dugaan
pencucian uang itu. Polri berkeyakinan, perkara itu dapat dibuktikan.

Kami juga mempertanyakan mengapa surat perintah eksekusi hakim kepada
jaksa untuk membebaskan Adelin tertanggal 1 November 2007. Padahal
sidang baru tanggal 5 November, ujarnya.

Hotman mengharapkan kejaksaan dan polisi menimbang apakah dugaan
pencucian uang masih pantas? Pencucian uang mensyaratkan ada pidana
pokok. Dalam perkara ini, pidana pokoknya, pembalakan liar dan
korupsi sudah gugur, tegasnya.

Hotman mengaku terakhir kali bertemu Adelin pada 5 November sekitar
pukul 14.00. Setelah itu, dia tidak pernah berhubungan lagi dengan Adelin.

Hotman mengatakan, ada kemungkinan Adelin menghilang, karena trauma
ditahan selama 14 bulan. Namun, dia tetap meminta Adelin menghadapi
kasusnya, sebab posisi hukumnya kuat.

Sakti Hasibuan, Pengacara keluarga Adelin menambahkan, ia sanggup
menghadirkan Adelin, dengan syarat polisi tak menahannya. Apa gunanya
dia dipanggil lalu ditahan. Saya berikan jaminan, silakan Adelin
diproses, tetapi jangan ditahan, katanya.

Sedang Kepala Polda Sumatera Utara Inspektur Jenderal Nuruddin Usman,
Rabu di Medan, mengimbau Adelin menyerahkan diri. Ia tak perlu
melarikan diri.

Sisi gelap peradilan

Presiden Partai Keadilan Sejahtera Tifatul Sembiring di Surabaya (Jawa
Timur), Rabu, juga menyayangkan vonis bebas terhadap Adelin. Putusan
itu kian mempertegas sisi gelap peradilan Indonesia.

Namun, majelis hakim PN Medan merasa putusan bebas terhadap Adelin
sudah benar. Hakim siap mempertanggungjawabkan putusannya pada publik,
termasuk menjalani pemeriksaan oleh Komisi Yudisial. Semua prosedur
kami lakukan dengan benar. Putusan itu diambil berdasarkan keterangan
39 saksi, kata Humas PN Medan Jaresmen Purba.

Wahana Hidup Indonesia (Walhi) Sumut menilai bebasnya Adelin terkait
tingginya intervensi dan kepentingan politis. Hardi Munthe dari Walhi
Sumut mengungkapkan, intervensi seperti surat Menteri Kehutanan MS
Kaban akhirnya justru menodai rasa keadilan, terutama terkait kasus
perusakan lingkungan.

Sehari setelah divonis bebas di PN Medan, Selasa, Adelin dinyatakan
buron. Sumut. Nurudin menyebutkan, Adelin masuk daftar pencarian orang
sejak Rabu.

Nurudin menuturkan, polisi menyidik dua kasus yang diduga melibatkan
Adelin sebagai tersangka, yakni pencucian uang dan perambahan hutan
oleh PT Rimba Mujur Mahkota (RMM). Adelin adalah direktur utama RMM.

Menurut dia, kasus pencucian uang dilimpahkan penanganannya ke Mabes
Polri. Berkas kasus pencucian uang pernah diserahkan ke Kejaksaan
Tinggi Sumut, tetapi dinilai belum lengkap. Polda Sumut berkonsentrasi
menyidik kasus perambahan hutan.

Selasa lalu polisi sempat menggeledah rumah Adelin di Jalan Hang
Jebat, Medan. Namun Nurudin membantah polisi melakukan penggeledahan.
Polisi hanya mencari Adelin.

Eksaminasi dakwaan

Polisi, lanjut Nurudin, mengajukan pencekalan terhadap Adelin dua
minggu lalu. Kami sudah sampaikan permintaan pencekalan ini ke Kejati
Sumut. Cekal ini agar dia tak lari karena kami masih membutuhkan
keterangan Adelin, katanya.

Direktur Jenderal Imigrasi Basyir Ahmad Barmawi yakin Adelin masih di
Indonesia. Karena, paspor Adelin masih di Direktorat Penindakan dan
Keimigrasian Ditjen Imigrasi. Selain itu, Ditjen Imigrasi mencegah
Adelin untuk bepergian ke luar negeri.

Basyir menjelaskan, permohonan pencegahan terhadap Adelin untuk kasus
pencucian uang disampaikan Kejaksaan Agung Selasa lalu.

Secara terpisah, Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus Kemas Yahya
Rahman menyatakan, meski dakwaan terhadap Adelin meliputi dugaan
korupsi, tetapi pokok perkaranya 

[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Fauzi Bowo: Program Busway Akan Dievaluasi

2007-11-08 Terurut Topik tepianhutan
Berapa orang dari 7 juta orang yang bukan pengguna busway adalah 
pengguna kendaraan umum lain? Saya yakin lebih dari 2/3 nya. Karena, 
berapa banyak sih rakyat Jakarta yang mampu beli kendaraan pribadi? 
Paling-paling cuma sanggup beli motor. Kalau mobil, apalagi mobil 
mewah berAC itu, berapa persen dari jutaan penduduk Jakarta yang 
sanggup beli? Mimpi punyapun mungkin tidak. Jutaan orang tiap hari 
terpaksa berpergian dengan kendaraan umum yang amat sangat tidak 
manusiawi. 

Mengapa mereka belum menggunakan busway? Karena busway belum 
meliwati daerah tempat mereka tinggal, tempat mereka mencari nafkah, 
singkatnya, wilayah perjalanan mereka tiap hari. Sebab lain karena 
jumlah vehicle busway masih sangat jauh dari cukup untuk mampu 
mengangkut jutaan orang itu. Sore hari, antrian untuk busway bisa 
begitu berjubel, melingkar sampai ketangga menuju jembatan 
penyebrangan. 

Justru disini poinnya, Jakarta harus menambah jumlah jalur dan 
jumlah vehicle busway atau MRT lainnya semaksimal mungkin, sampai 
jutaan orang pengguna kendaraan umum yang berbalur keringat dan debu 
dalam kendaraan umum yang tidak manusiawi itu bisa terlayani, ke 
semua jurusan, tanpa harus menunggu terlalu lama. Dalam jangka 
panjang tentu mesti diupayakan moda mass rapid transport lainnya, 
bisa subway atau monorel.

Buat mereka yang merasa berada dalam neraka kala terjebak macet 
sambil duduk di kursi empuk dalam sebuah sedan dingin berAC, sambil 
mendengarkan musik mengalun dari soundsystem,  cobalah sekali-kali 
terjebak macet kala berdiri didalam bis atau metro mini yang kumuh, 
tidak dapat tempat duduk sehingga harus berdiri berhimipit 
berdesakan selama bejam-jam, dalam panas yang menggila, keringat 
apak, debu dan teriakan-teriakan jalanan. Try to experience what 
millions of poor people of jakarta have to endure. You'll know what 
hell is.







 
 - Original Message 
 From: sohibmachmud [EMAIL PROTECTED]
 To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
 Sent: Thursday, November 8, 2007 11:05:08 AM
 Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Fauzi Bowo: Program Busway 
Akan Dievaluasi
 
 
 
 
 
 dari data yg telah di muat di kompas 5 november jumlah 
orang yg
 
 diangkut oleh busway hanya 210 ribu orang per hari dari 7 juta yg
 
 menggunakan jalan yg terpaksa mendrita dalam neraka.
 
 dari jumlah kerugian trilyunan yg harus diderita negara dan rakyat
 
 lain demi 210 ribu orang itu.
 
 saya berpendapat sebaiknya uang utk bayar kelebihan bensin dan
 
 kerugian lain itu maka orang yg 7 juta urunan rembuk memberikan 
uang
 
 kepada  210 ribu orang seperti tepianhutan  sebagai kompensasi
 
 penghapusan busway.
 
 hitung2an masih untung dibanding kerugian trilyunan.
 
 
 
 sohib





[Forum Pembaca KOMPAS] Pers Release KontraS Sumut; PUTUSAN KASUS PEMBUNUHAN ALMARHUM IBRAHIM, TIDAK ADIL

2007-11-08 Terurut Topik kontras

PERS RELEASE

No. 02/PR-KontraS SU/XI/07

 

PUTUSAN KASUS PEMBUNUHAN ALMARHUM IBRAHIM, 

TIDAK ADIL

 

KontraS Sumatera Utara sangat menyesalkan tuntutan oditur militer pada 
persidangan di Mahkamah Militer (07/11) yang hanya menuntut para  terdakwa 
pembunuh Ibrahim 1-2 tahun penjara dan pemecatan 2 orang terdakwa. Tuntutan ini 
jauh lebih ringan jika dibandingkan pasal 351-353 KUHPidana yang digunakan 
oditur untuk menjerat terdakwa yakni 9 tahun penjara. Apalagi kasus ini 
merupakan penganiayaan dan pembunuhan berencana seorang warga sipil yang wajib 
dilindungi. Berdasarkan kronologis peristiwa, almarhum Ibrahim dipukul, 
diculik, disekap, dibunuh sampai akhirnya mayatnya dibuang di Aceh Tamiang. 
Hukuman yang pantas diberikan untuk kekejaman para terdakwa adalah hukuman 
seumur hidup. Tuntutan oditur militer 1-2 tahun penjara dan pemecatan 
mengindikasikan institusi ini tidak ingin bertanggung jawab atas kebobrokan 
mental anggotanya.  

 

Maka KontraS Sumatera Utara menilai ada upaya perlindungan institusi yang 
sengaja dimainkan oleh TNI AU. Perbuatan para terdakwa yang juga melibatkan 
seorang perwira tinggi jelas telah mencoreng moreng institusi militer yang baru 
ingin berbenah diri. Namun mengutip perkataan yang sering diucapkan Panglima 
TNI, Djoko Suyanto hukum militer berlaku kepada setiap prajurit TNI tanpa 
melihat pangkat dan jabatannya jika terbukti melanggar  hukum. 

 

Hal lain yang harus juga harus diperhatikan adalah masalah keamanan keluarga 
korban paska proses hukum ini usai. Sebelumnya keluarga korban pernah 
diintimidasi dan diteror oleh orang yang diduga kuat sebagai orang suruhan 
terdakwa akan membalas dendam. KontraS Sumatera Utara menyambut baik respons 
Danlanud Kolonel Pnb Agus Dwi Putranto yang menyarankan keluarga korban 
melaporkan teror dan intimidasi tersebut. Dan bukan hanya langkah politis untuk 
merebut simpati keluarga korban almarhum.  

 

Upaya-upaya perlindungan, impunitas dan pengingkaran kasus-kasus yang 
melibatkan TNI baik sebagai pelaku ataupun pembeking, selama ini menjadi tembok 
tebal yang sangat sulit ditembus hukum sipil. Dan hukuman yang dijatuhkan hanya 
sebatas hukuman indisipliner, tidak sebanding dengan perbuatan dan akibat 
perbuatan itu sendiri. Akibatnya kasus-kasus kekerasan dan pelanggaran HAM yang 
dilakukan aparat TNI terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Sampai bulan 
Oktober tahun ini  telah terjadi 12 kasus kekerasan TNI terhadap masyarakat 
sipil naik dibandingkan sepanjang tahun 2006 lalu sebanyak 11 kasus. KontraS 
Sumatera Utara berharap putusan hakim untuk kasus ini lebih berpihak pada 
kebenaran dan keadilan yang sangat diharapkan keluarga korban. 

 

Demikianlah pers release ini kami perbuat agar dapat ditindaklanjuti oleh 
pihak-pihak terkait. Atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih. 

 

 

Medan, 08 November 2007

 

 

Diah Susilowati SH

Koordinator

 


[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Fauzi Bowo: Program Busway Akan Dievaluasi

2007-11-08 Terurut Topik B. Dwiagus Stepantoro
Iya, baiknya sediakan data-data juga
kalau memang benar 7 juta lainnya pengguna jalan setiap hari,... harus 
ditunjang pula data pengguna jalan yang mana, yang terpaksa menderita
dan apakah memang mereka yang tidak memakai busway itu terpaksa menderita,... 
mungkin ada yang tiap hari naik kendaraan pribadi tapi tidak pernah complain ke 
busway,  yang rela menderita menunggu jalur busway terbangun jalurnya agak 
dekat dengan tempat tinggalnya,.
atau mungkin ada juga yang rela menderita , karena menyadari untuk memecahkan 
masalah transportasi kota itu mau tidak mau dan tidak ada pilihan lain adalah 
memprioritaskan pembangunan prasarana dan sarana angkutan PUBLIK yang MASAL, 
HANDAL dan TERJANGKAU ...

saran seseorang untuk meminta dana penelitian dari pak Foke, mungkin bisa 
dijajaki 
 
B. Dwiagus Stepantoro   
Jakarta, INDONESIA
http://bdwiagus.blogspot.com 
Just be open,... who knows lightning will strike!!




- Original Message 
From: manneke budiman [EMAIL PROTECTED]
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Sent: Thursday, November 8, 2007 1:02:21 PM
Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Re:  Fauzi Bowo: Program Busway Akan Dievaluasi









  



Semoga dengan makin berkembangnya busway, akan makin banyak lagi 
warga yang bisa diangkut per harinya. Oh ya, betulkah semua 7 juta orang itu 
adalah pengguna jalan setiap hari? Apakah ini juga data dari Kompas? Bagaimana 
data pengguna kendaraan pribadi? Berapa banyak dibanding pengguna busway? 
Berapa banyak dari jumlah 7 juta itu?

   

  manneke




Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Fauzi Bowo: Program Busway Akan Dievaluasi

2007-11-08 Terurut Topik Samali Djono
Rekan2,
work from home mungkin juga suatu cara mengantisipasi kemacetan, dalam arti 
mengurangi jumlah orang dijalan menuju kantor dan pulang kerumah.  cuma mungkin 
susah dapat ijin dari para boss. karena masih belum membudaya.   sebuah 
perusahaan multinational dari Eropa, (bukan perusahaan besar), membuat 
peraturan dan saat ini hanya untuk para sales/ marketing nya saja. untuk 
bekerja dirumah dan langsung ke pelanggan2nya. tidak perlu ke kantor.  kekantor 
hanya dilakukan seminggu sekali, yaitu pada hari Jumat dan dimanfaatkan sebagai 
sarana bersosialisasi dengan rekan sekantor, rapat dan diskusi2.
dengan bekerja dirumah, yang tentunya dilengkapi dengan internet connection 
untuk baca e-mail, telepon, fax dan tentunya HP ... biaya2 ini tentunya 
dikompensasi oleh perusahaan.
perusahaan tsb tidak memfokuskan pada kemacetan, tapi lebih pada penghematan. 
biaya sewa ruangan kantor supaya tidak memerlukan ruangan yang besar, listrik 
dan biaya transportasi dan lain-lain

untuk para karyawan dibagian sales/ marketingnya pun bermanfaat, karena 
terbebas dari stress dan kepikiran kemacetan-kemacetan yang ada saat ini.

salam, DS

- Original Message 
From: B. Dwiagus Stepantoro [EMAIL PROTECTED]
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Sent: Thursday, 8 November, 2007 2:06:55 PM
Subject: Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Fauzi Bowo: Program Busway Akan 
Dievaluasi









  



Dari 7 juta yang menggunakan jalan itu , tak semuanya terpaksa 
menderita. 

Ada yang rela menderita menyadari memang transportasi publik lah yang harus 
diutamakan,.  

sebagaian lagi rela menderita menunggu jalur busway terbangun dekat tempat 
tinggal mereka, 



B. Dwiagus Stepantoro   

Jakarta, INDONESIA

http://bdwiagus. blogspot. com 

Just be open,... who knows lightning will strike!!



Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Selamat kepada Pak Lisman Manurung

2007-11-08 Terurut Topik B. Dwiagus Stepantoro
Pak Azmi, YSH

Mestinya Kota Palu bisa belajar dari Jakarta,..  bahwa sudah dari sejak 
dini harus dibangun sistem transportasi perkotaan yang MASAL, HANDAL dan 
terjangkau,..  model busway adalah yang paling sederhana dibandingkan model 
transportasi masal lainnya seperti subway,dan monorail,.. mumpung belum 
terlambat seperti jakarta, pemda kota palu sudah harus segera memprioritaskan 
ini,.. .sebelum terlambat, nanti dicaci maki pula karena bikin macet,.. padahal 
maksudnya baik. 

 
B. Dwiagus Stepantoro   
Jakarta, INDONESIA
http://bdwiagus.blogspot.com 
Just be open,... who knows lightning will strike!!




- Original Message 
From: Azmi Sirajuddin [EMAIL PROTECTED]
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Sent: Thursday, November 8, 2007 1:23:11 PM
Subject: Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Selamat kepada Pak Lisman Manurung









  



Kami di kota Palu, Sulawesi Tengah tidak mengerti soal Busway, 
Monorel dan sebagainya. Yang kami tahu bahwa, bukan saja di Jakarta, tapi 
mungkin di seluruh kota-kota besar Indonesia yang mengalami kemacetan harus 
memikirkan metode alternatif mengatasi kemacetan. Kota Palu, saat ini sudah 
mulai dilanda hal serupa. Mungkin 10-15 tahun ke depan, Palu akan seperti 
Jakarta saat ini. 



Apakah rencana untuk membatasi kenderaan pribadi seperti usul Pak Foke itu bisa 
menjadi salah satu alternatif mengatasi kemacetan? Bisakah Pak Foke konsisten 
dengan rencananya tersebut? Atau jangan-jangan untuk mendongkrak popularitasnya 
lagi pasca terpilih dalam Pilkada. lalu, jenis kenderaan pribadi mana yang mau 
dibatasi?. Berapa batasan untuk satu KK. Pernakah Pak Foke berpikir soal 
keresahan para dealer dan penjual mobil/motor jika rencanaya tersebut jadi? 
jangan-jangan akan mendapat protes dari pabrikan otomotif. 



lalu, bagaimana mensinergiskan antara isu kemacetan dengan isu polusi udara? 
Kesadaran mengurangi jumlah kenderaan yang berpolutan tinggi juga harus 
dikedepankan, ada atau tidaknya kemacetan jalan.



Salam takzim dari Palu,

Azmi Sirajuddin


Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Sesatkan Al-Qiyadah?

2007-11-08 Terurut Topik -MGR-
Salam

Terima kasih atas beberapa komentar baik yang menolak, mendukung atau
yang ingin menengahi. Saya hanya ingin menegaskan dua poin saja: 

(1) tak seorang pun manusia memiliki hak untuk mengklaim: menyesatkan
dan mengimankan seseorang/kelompok, karena wilayah ini milik Tuhan,
wilayah manusia masih sangat luas, menyantuni, mengasihi, membimbang,
dll, kenapa ingin sekali memasuki wilayah Tuhan? Atau malah ingin
mengambil alih peran Tuhan? 

(2) kalau ada orang/kelompok yang DIANGGAP tersesat, kok malah
disesatkan? di sinilah fungsi tokoh agama, terutama MUI yang
menghabiskan dana negara 17 trilyun pertahun, apakah tugas mereka
hanya mengeluarkan fatwa dan menggelar munas di hotel mewah, sari pan
pacific seperti beberapa hari lalu?

Kita berhak menuntut MUI karena saya yakin ada hak kita di mereka,
dari uang pajak yang kita bayarkan untuk gaji mereka, terlalu mubazir
kalau bisanya hanya mengeluarkan fatwa tanpa memberikan bimbingan pada
masyarakatat.

Mengutip Gus Dur, fatwa MUI itu tidak mendidik.

Salam

Guntur



[Forum Pembaca KOMPAS] Siaran Pers Hukum Tegas PT Newmont Minahasa Raya sebagai Pencemar Teluk Buyat

2007-11-08 Terurut Topik Luluk Uliyah
Hukum Tegas PT Newmont Minahasa Raya sebagai Pencemar Teluk Buyat

Siaran Pers Tim Advokasi Penegakan Hukum Lingkungan Teluk Buyat

Jakarta (07/11/2007). Pada Selasa, 06 November 2007, bertempat di 
Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Majelis Hakim Perkara Perdata dalam 
gugatan Perbuatan Melawan Hukum antara WALHI (Penggugat) melawan PT. 
Newmont Minahasa Raya, dkk. (Tergugat), telah mengeluarkan penetapan untuk 
membatalkan Sidang Pemeriksaan Lapangan di Teluk Buyat yang telah 
ditetapkan dalam persidangan sebelumnya (Kamis, 25 Oktober 2007).

Atas penetapan pembatalan pemeriksaan lapangan tersebut, kami sebagai kuasa 
dari Penggugat sangat menghargai sikap dan pendirian Majelis Hakim 
Pengadilan Negeri Jakarta Selatan yang meriksa perkara tersebut, yang 
mengurungkan dan membatalkan pemeriksaan setempat, dengan 
pertimbangan-pertimbangan yang sangat jernih dan dapat dipertanggungjawabkan.

Sikap Majelis Hakim tersebut memberikan suatu harapan keberpihakan majelis 
hakim terhadap setiap upaya-upaya pelestarian lingkungan. Kondisi ini tidak 
terlepas dari peranan Mahkamah Agung yang berfungsi melakukan pengawasan 
terhadap jalannya peradilan dalam kerangka komitment atau keberpihakan 
terhadap upaya pelestarian lingkungan

Keberanian majelis hakim dalam melakukakan koreksi terhadap 
kesalahan-kesalahan prosedur selama penanganan perkara WALHI melawan PT. 
Newmont Minahasa Raya, dkk., yang mencapai klimaks dengan membatalkan 
penetapan pemeriksaan setempat merupakan keniscayaan bagi lahirnya 
keputusan-keputusan fenomenal dan monumental yang memiliki keberpihakan 
terhadap lingkungan.

Insiden Peradilan Newmont ini dapat memberikan inspirasi dan pegangan bagi 
setiap penegak hukum dalam menerapkan asas kecermatan, ketepatan dan 
kehati-hatian di dalam mengenali berbagai karaktaristik kasus lingkungan.

Persidangan perkara ini tinggal menunggu putusan yang akan dibacakan oleh 
Majelis Hakim dalam persidangan pada tanggal 6 Desember 2007 mendatang, 
putusan yang nantinya dibacakan merupakan bukti yang ditunggu oleh semua 
pihak apakah hukum dinegeri ini memang berpihak pada upaya-upaya penegakkan 
hukum lingkungan di negeri ini atau sebaliknya.

Homat kami,
Kuasa Hukum  Penggugat
Tim Advokasi Penegakan Hukum Lingkungan Teluk Buyat.

Contac Person,
Charil Syah, S.H.,0815 137 31988
Zen Smith, S.H.,  0815 1127 
Firman Wijaya, S.H., M.H.,  0818 77 1909
Tina Tamher, S.H.,  0811 96 3003


Informasi lain terkait dengan advokasi pertambangan mineral dan energi 
dapat dilihat di www.jatam.org
Dapatkan update informasi dari website kami dengan mendaftarkan alamat 
email anda sebagai anggota Info Kilat JATAM yang ada di sudut kiri bawah 
dalam website kami.

===
Luluk Uliyah
Sekretariat JATAM
email : [EMAIL PROTECTED]
Jl. Mampang Prapatan II/30 Jakarta Selatan
Telp/Fax. 021- 794 1559
===




[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Keharusan Hukum untuk Mati _MEMANG HARUS!

2007-11-08 Terurut Topik Aquino Hayunta
Kita boleh berdebat soal pantas-tidaknya hukuman mati, namun ada fakta
obyektif yang sebaiknya kita pertimbangkan, yaitu banyak orang yang tidak
berdosa dihukum mati. Mereka ini umumnya tahanan politik yang harus
dilenyapkan oleh penguasa. Oleh karena itu hukuman mati adalah instrumen
kekuasaan daripada instrumen keadilan.

 

 



Posted by: Effendi Bochari
mailto:[EMAIL PROTECTED]
tuk%20Mati%22%20_MEMANG%20HARUS%21 [EMAIL PROTECTED]
http://profiles.yahoo.com/effendib2004 effendib2004 

Wed Nov 7, 2007 12:36 am (PST) 

Saya pikir ironis jika negara membela hak hidup seorang pembunuh
sementara negara sendiri tidak bisa membela hak hidup si korban
pembunuhan. 

Hukuman mati adalah untuk menunjukkan bahwa hak hidup si korban
pembunuhan adalah sama dengan hak hidup si pembunuh.

Setahu saya agama Islam membolehkan hukuman mati.

Effendi


[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Fauzi Bowo: Program Busway Akan Dievaluasi

2007-11-08 Terurut Topik bodo_kerlchen
Berita di Detikcom mengatakan angka 7 juta dimaksud terdiri dari 3.2
juta orang pengguna kendaraan pribadi dan 3.8 juta orang pengguna
kendaraan umum. Sedangkan yang terangkut Transjak adalah 250 rebu
manusia perhari. Data itulah yang menurut keterangan kuasa warga
PI sebagai dasar kesimpulan Institut studi transportasi yang
menyatakan Busway gagal mengatasi kemacetan. Saya pribadi masih
terkesima dengan perbandingan angka-angka yang njomplang tersebut,
karena saya sebenarnya setuju dengan pembangunan Busway secara
terbatas dan tetu tidak zonder Kop. Bila diasumsikan Transjak
beroperasi effective 16 jam per hari dengan kapasitas 85 orang per
Bus dan rata-rata jarak tempuh per trip per penumpang adalah 30
menit, berarti dibutuhkan armada on duty/dedicated sebanyak
minimum 78 Bus. Dan itu dari data diatas baru mencakup hanya sekitar
3.5 % an dari seluruh pengguna jalan?? Perhitungan kasar inipun
berlakunya hanya untuk kondisi ideal (yang tak mungkin dipenuhi),
yaitu load dari setiap Bus selalu 100% merata diseluruh jalur.
Belum lagi jumlah manusia per jam yang harus ditransport oleh
transjak pada rush hour mungkin meningkat 100% dari nilai rata-
rata diatas (13125 manusia?). Bila data diatas telah diketahui oleh
si pengambil keputusan saat merencanakan Konsep Buswae, ini sih
kebangeten .. terlebih lagi bila mereka tidak mengetahui data
tersebut, lalu memutuskan membangun Buswae sepanjang-panjangnya dan
tergopoh-gopoh seperti sekarang ini, plus kerugian 34 triliun dari
kemacetan yang diakibatkan .. uugh .. wordless .. (mudah-mudahan
itungan saya keleru). Ngga urung pesen aye buat si abang-abang nyang
lagi ngepaluasi, pelototin dulu rame-rame semue data nyang ade, baru
ngelangke .. biar kaga kesandung!!
Salam,
Bodo


--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, manneke budiman
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Semoga dengan makin berkembangnya busway, akan makin banyak lagi
warga yang bisa diangkut per harinya. Oh ya, betulkah semua 7 juta
orang itu adalah pengguna jalan setiap hari? Apakah ini juga data
dari Kompas? Bagaimana data pengguna kendaraan pribadi? Berapa
banyak dibanding pengguna busway? Berapa banyak dari jumlah 7 juta
itu?

   manneke


[Forum Pembaca KOMPAS] Bagaimana membuat LSM dan Partai Politik akuntabel

2007-11-08 Terurut Topik Dharma Hutauruk

Tiba-tiba saja saya tertarik melihat sebuah buku yang ditulis pakar Akuntansi 
dari UGM yaitu Indra Bastian.
Dia memberi judul untuk karya terbarunya itu AKUNTANSI UNTUK LSM DAN PARTAI 
POLITIK (erlangga 2007).
Lho, kenapa harus LSM dan Partai Politik?
Bukankah yang harus akuntabel hanya Perusahaan Plat Merah dan perusahaan 
Swasta???
Kan yang diincar KPK kan korupsi di Kantor Pemerintah!!!
Rupanya seorang Indra Bastian tidak bertujuan mengupas bagaimana sebuah LSM 
menyadarkan masyarakat akan pentingna akuntabilitas tetapi bagaimana LSM secara 
organisasi dapat dikelola dengan akuntabel baik dimata donor maupun masyarakat 
luas, yang merupakan isu krusial namun banyak terlupakan (vi).
Menurut Depdagri, hingga tahun 2002 saja jumlah NGO dan LSM di Indonesia sudah 
berjumlah 13.500 organisasi dimana 90% diantaranya mengandalkan dana Asing.
Tentu sudah banyak yang tumbuh lima tahun terakhir namun pasti banyak yang 
tumbang atau bertukar kulit karena kucuran dana tidak lagi mengalir sebab tidak 
dapat memberikan pertanggung jawaban secara akuntabel. Atau karena keberadaan 
LSM itu hanya dadakan karena ada proyek.
Nah, bagi kawan-kawan yang saat ini menjadi pengurus LSM atau Parpol dan juga 
bagi kawan kawan yang belum masuk LSM rasanya tidak berlebihan bila sebaiknya 
membaca dan mempraktekkan anjuran doktor Indra Bastian tersebut.
Apabila LSM dan Parpol dapat mengadopsi sistem yang disampaikan, maka catatan 
jelek terhadap Indonesia mudah-mudahan dapat diperbaiki. 
Semoga
dharma hutauruk


[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Selamat kepada Halo BCA Juara 1 Asia Pasific Customer Service Financial Industri

2007-11-08 Terurut Topik ghozan_gmail
Sayang Ibu10tahun lebih saya menjadi nasabah BCA..(maklum gajian
ditarnsfer via BCA) 2 kali dikecewakan BCA.

Tapi selamat dechsemoga realitanya akan lebih bagus lagi.amiiin

salam,
Ghozan


- Original Message - 
From: WANI SABU [EMAIL PROTECTED]
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Cc: Roby Ferdiyan [EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, November 08, 2007 11:26 AM
Subject: RE: [Forum Pembaca KOMPAS] Selamat kepada Halo BCA Juara 1 Asia
Pasific Customer Service Financial Industri


 Dear Pak Agus dan Rekan2 FPK,



 Wow, hebat sekali, belum kami publikasi ke masyarakat, tetapi FPK sudah
 lebih dahulu mengetahui bahwa Halo BCA Juara 1 di tingkat Asia Pasifik.




[Forum Pembaca KOMPAS] Bukan Hanya Motif Batik ditiru Malaysia. --- Menyusul keris barangkali ???

2007-11-08 Terurut Topik Mang Iyus
 

Taruhan yuk. Sebentar lagi Malaysia akan bilang mereka punya hak paten 
atas keris pula.

Bukankah keris sudah diacung-acungkan di depan rapat akbar UMNO (?)  
Bukankah

Hang Tuah, Hang Lekir dan Hang Jebat semua pakai keris?
Mereka itu Melayu dan yang merasa diri paling Melayu dewek itu ialah 
Malaysia.
Padahal di Riau, Sumatra dan Babel semuanya juga etnik Melayu.

Rasakah saja kalau roh Mpu Gandring nyatroni sampai ke negara jiran 
tersebut nanti !
Bakal banyak suksesi berdarah-darah juga kena sumpah tulahnya.

 
Mang Iyus


Bukan Hanya Motif Batik ditiru Malaysia.
  

  Posted by: hartoyo toyo [EMAIL PROTECTED]
  

Wed Nov 7, 2007 12:37 am (PST)

Sekarang ini sedang berlangsung festival Choir tingkat Asia di Pekan 
raya Jakarta yang berlangsung sampai tanggal 2 - 10 November.

Pada hari sabtu kemarin tanggal 4 November 2007 saya diajak teman saya 
untuk melihat acara tersebut.

Ada beberapa kategori acara Choir tersebut, salah satunya adalah 
kategori budaya lebih kurang begitu. Karena saya suka dengan hal - hal 
sifat nya etni, maka saya masuk ke pementasan Choir yang berbau budaya.

pesertanya dari berbagai macam negara dan daerah yang ada di Indonesia.
Salah satunya ada group dari malaysia...

Peserta dari Malaysia itu pada saat tampail dibacakan oleh pembawa acara 
bahwa group ini akan membawah lagu traditional malaysia dengan Judul 
gelang Sepatu gelang. Sebagain penonton dari malaysia dengan serentak 
menyambutnya dengan hangat.
tetapi secara refleks pula disambut dengan orang - orang yang lain 
dengan menyuarakan hu (kesan kecewa saja).

Bukan cuma itu busana yang dipakai kan adalah kaos hitam dan kain 
bermotip batik...jangan - jangan peserta itu juga ingin menunjukkan 
bahwa kain batik tersebut adalah kain khas Malaysia.
memang jadi terasa group malaysia ini sangat politis banget menampilkan 
lagu dan penampilan busananya.
Intinya bahwa ingin menunjukkan ke publik kami punya lagu gelang sepatu 
gelang dan kami juga punya kain khas malaysia batik ..

saya ada contoh gambar nya, tapi saya tidak bisa kirim dalam bentuk 
lampiran. kalau ada yang mau akan saya kirimkan lewat email pribadi saja.


Salam

Toyo

 


[Forum Pembaca KOMPAS] KOMPAS Cyber Media, 8 November 2007

2007-11-08 Terurut Topik newsmail
KOMPAS Cyber Media, Kamis 8 November 2007

Dapatkan BREAKING NEWS di handphone Anda, ketik REG KCM BN 3 kirim ke 5454 
(TELKOMSEL), ketik REG BN 3 (XL, FLEXI, FREN) kirim ke 9858.

Penggila bola jangan ketinggalan gosip dan transfer Liga EROPA, ketik REG KCM 
ITALIA, ketik REG KCM INGGRIS, ketik REG KCM SPANYOL kirim ke 5454 (TELKOMSEL), 
ketik REG ITALIA, ketik REG INGGRIS, ketik REG SPANYOL kirim ke 9858 (XL, 
FLEXI, FREN)

Dapatkan juga infor terbaru F1 dan MotoGP, ketik REG KCM F1 dan ketik REG KCM 
GP kirim ke 5454 (TELKOMSEL) dan  ketik REG F1 dan ketik REG GP kirim ke 5454

Harga 1 SMS Rp550, berhenti ketik UNREG KCM (TELKOMSEL) atau ketik UNREG 
keyword (XL, FREN, FLEXI)

Kini Anda bisa pasang iklan mini di Kompas lewat SMS
Ketikkan INFO dan kirimkan ke 0812 106 1000

---

http://www.kompas.com/ver1/Nasional/0711/08/135614.htm
Antisipasi Banjir, IDI Siapkan Tim
Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia menyiagakan tim khusus untuk 
mengantisipasi masalah kesehatan yang muncul bila banjir tiba.

http://www.kompas.com/ver1/Nasional/0711/08/131333.htm
Dana Pemilu 2009 Hanya Rp 10,4 Triliun
Dari hasil perhitungan awal pemerintah yang dipimpin Wapres Jusuf Kalla, dana 
yang dibutuhkan untuk pemilu 2009 hanya Rp 10,4 triliun.

http://www.kompas.com/ver1/Nasional/0711/08/125836.htm
Majelis Hakim Persidangan Adelin Lis Siap Diperiksa
Majelis hakim PN Medan siap diperiksa oleh Mahkamah Agung maupun Komisi 
Yudisial berkaitan putusan bebas terhadap Adelin Lis.

http://www.kompas.com/ver1/Nasional/0711/08/114351.htm
Laksamana Sukardi Diperiksa
Mantan Menteri Negara BUMN Laksamana Sukardi, Kamis pagi datang ke Kejakgung 
untuk diperiksa sebagai tersangka korupsi kasus penjualan VLCC.

http://www.kompas.com/ver1/Nasional/0711/08/112816.htm
Syuting, Kunjungan Menlu Singapura Diundur
Karena acara syuting pengambilan gambar molor dari jadwal yang ditentukan, 
agenda Presiden menerima Menlu Singapura terpaksa ditunda dua jam.

http://www.kompas.com/ver1/Nasional/0711/08/111945.htm
Roda Merpati Macet, Bandara Binaka Nias Ditutup Sementara
Roda belakang pesawat Merpati tidak bisa berputar di tengah landasan Binaka, 
Nias. Akibatnya, penerbangan pesawat berikutnya terganggu.

http://www.kompas.com/ver1/Nasional/0711/08/092734.htm
Polri Duga Ada Konspirasi dalam Kasus Adelin Lis
Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Pol Sisno Adiwinoto menuduh ada konspirasi 
antara aparat dengan mafia pembalakan liar dibalik vonis bebas Adelin.

http://www.kompas.com/ver1/Nasional/0711/07/201232.htm
Lukman Edy Tidak Takut Diperiksa KPK
Saya katakan, bahwa pada prinsipnya saya bersedia dipanggil, namun tidak  hari 
ini karena saya sudah punya agenda kerja di Jawa Timur. 

http://www.kompas.com/ver1/Nasional/0711/07/200949.htm
Personel Kontingen Garuda XXIII-A Mulai Pulang Selasa Depan
Rombongan pertama pasukan penjaga perdamaian di Libanon dari Indonesia (Garuda 
XIII-A) direncanakan akan tiba di tanah air pekan depan.

http://www.kompas.com/ver1/Nasional/0711/07/193558.htm
Indonesia-China Bangun Produksi Senjata
Pemerintah Indonesia dan China sepakat bangun kerjasama dalam bentuk produksi 
bersama industri pertahanan untuk ketiga matra angkatan bersenjata.

http://www.kompas.com/ver1/Nasional/0711/07/183232.htm
Pihak Garuda Yakin Tak Ada Konspirasi Dalam Kasus Munir
Mantan Vice President Security PT Garuda Indonesia Ramelgia Anwar yakin tidak 
ada konspirasi dalam kasus kematian aktivis HAM Munir.

http://www.kompas.com/ver1/Nasional/0711/07/142306.htm
Sumardjono Dilantik Presiden sebagai KSAL Baru
Presiden Yudhoyono, Rabu (7/11) pukul 14.00 wib, melantik Laksdya Sumardjono 
sebagai KSAL yang baru menggantikan Laksamana Slamet Subijanto.

http://www.kompas.com/ver1/Nasional/0711/07/140304.htm
Presiden Minta Sesepuh TNI Hormati Juniornya yang Jalankan Pemerintahan
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta para sesepuh dan pendahulunya di 
dinas militer Tentara Nasional Indonesia untuk menghormati juniornya.

--

SELAMAT MEMBACA
Untuk membatalkan langganan News by E-mail, silakan klik
http://www.kompas.com/newsmail/unsubscribe.htm 



[Forum Pembaca KOMPAS] Lembaga Keuangan Internasional dan Kehancuran Iklim Global

2007-11-08 Terurut Topik firdaus cahyadi
  Lembaga Keuangan Internasional dan Kehancuran Iklim Global

Kamis, 08 November 2007

IFC yang termasuk   dalam group Bank Dunia telah mendorong terjadinya
pemanasan global dengan   melalui utang yang mereka berikan kepada sektor
swasta untuk membiayai   ekstraksi sumber daya alam terutama energi fosil yang
meyebabkan meningkatnya   emisi karbon.

Klik di
http://csoforum.net/index.php?option=com_contenttask=viewid=34Itemid=1



  
 __
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum Pembaca KOMPAS] Undangan: 8 Penyair Muda Baca Karya di TUK

2007-11-08 Terurut Topik Komunitas Utan Kayu
Salam

Kami mengundang anda untuk menyaksikan pembacaan puisi-puisi dari 8 penyair 
muda Indonesia yang akan dibacakan oleh penyairnya sendiri. Acara tersebut akan 
digelar di Teater Utan Kayu (TUK) Jl Utan Kayu No 68H Jakarta selama dua hari 
Jumat 9 November dan Sabtu 10 November 2007 pukul 20.00 WIB

Silakan anda hadir dan tidak dipungut biaya sedikit pun.

Mohamad Guntur Romli
http://guntur.name/

   http://www.utankayu.org/in/index.cfm?action=detailcat=eventid=121

Jumat, 09 November dan Sabtu 10 November 2007 pukul  20:00 WIB
   8 PENYAIR MUDA BACA KARYA
   Binhad Nurrohmat, Dina Oktaviani, Fadjroel Rachman, Hasan Aspahani, 
Inggit Putria Marga, Lupita Lukman, Pranita Dewi, S. Yoga.
Banyak penyair baru bermunculan dalam khazanah sastra Indonesia, dengan 
berbagai corak pengucapan dan tema. Kita dapat menyimak kehadiran karya mereka 
di berbagai media massa, merasakan gairah, kegagapan maupun kefasihan mereka, 
pun tak jarang menikmati kesegaran yang mereka tawarkan. 

Dan tak sedikit di antara mereka yang telah memasuki tingkat kematangan. Bulan 
ini Teater Utan Kayu mengundang beberapa nama yang barangkali bisa dibilang 
termasuk gelombang baru dalam kepenyairan Indonesia untuk membacakan 
karya-karya mereka: Hasan Aspahani (Batam), Inggit Putria Marga dan Lupita 
Lukman (Lampung), Fadjroel Rachman dan Binhad Nurrohmat (Jakarta), Dina 
Oktaviani (Yogyakarta), S. Yoga (Nganjuk), dan Pranita Dewi (Bali). Kami 
mengundang anda untuk menyimak dan menikmat bersama penampilan mereka.

 __
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Fauzi Bowo: Program Busway Akan Dievaluasi

2007-11-08 Terurut Topik Andre James Oscar
Perusahaan yang sistimnya kayak ini sudah banyak kok di Jakarta. Biasanya
perusahaan konsultan IT. Mereka cuma menyewa kantor 'virtual'. kantor itu
bisa berfungsi sebagai kantor  pada umumnya dengan fasilitas modern karena
dilengkapi dengan ruang rapat, reseption, nomor telpon khusus, fax dll.
kalau ada yang menlpon ke nomor kantor (yang khusus buat penyewa) , maka
reseptionis akan menyambungkan ke  seseorang yang ditunjuk oleh kantor itu,
dimanapun orang itu. Kalo ada email masuk akan di submit dll.
Ke kantor cuma seminggu sekali untuk rapat atau sosialisasi.  Sewa kantor
rata2 Rp 1 juta /bulan dgn fasilitas lengkap itu. tentunya untuk menggunakan
ruang kantor harus booking dulu karena pastinya banyak peminat dari 'kantor'
lain hehehe.
Biasanya karyawan yang kantornya seperti ini kerjanya dari rumah atau
nongkrong berjam2 di coffee shop. Lumayan namabh2in penghasil warung kopi.

-- 
Andre J.O Sumual
TRAX Magazine
[music  attitude, provocative  stylish]
Wisma Kosgoro lt.6
Jl. MH Thamrin No.53
Jakarta 10350
Phone : (021) 39836061, 39832381-82, ext 157
Fax : (021) 39832494
Mobile : 08161161874
Email   : [EMAIL PROTECTED],
 [EMAIL PROTECTED]



On 11/8/07, Samali Djono [EMAIL PROTECTED] wrote:

   Rekan2,
 work from home mungkin juga suatu cara mengantisipasi kemacetan, dalam
 arti mengurangi jumlah orang dijalan menuju kantor dan pulang kerumah. cuma
 mungkin susah dapat ijin dari para boss. karena masih belum membudaya.
 sebuah perusahaan multinational dari Eropa, (bukan perusahaan besar),
 membuat peraturan dan saat ini hanya untuk para sales/ marketing nya saja.
 untuk bekerja dirumah dan langsung ke pelanggan2nya. tidak perlu ke kantor.
 kekantor hanya dilakukan seminggu sekali, yaitu pada hari Jumat dan
 dimanfaatkan sebagai sarana bersosialisasi dengan rekan sekantor, rapat dan
 diskusi2.
 dengan bekerja dirumah, yang tentunya dilengkapi dengan internet
 connection untuk baca e-mail, telepon, fax dan tentunya HP ... biaya2 ini
 tentunya dikompensasi oleh perusahaan.
 perusahaan tsb tidak memfokuskan pada kemacetan, tapi lebih pada
 penghematan. biaya sewa ruangan kantor supaya tidak memerlukan ruangan yang
 besar, listrik dan biaya transportasi dan lain-lain

 untuk para karyawan dibagian sales/ marketingnya pun bermanfaat, karena
 terbebas dari stress dan kepikiran kemacetan-kemacetan yang ada saat ini.

 salam, DS


[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Fauzi Bowo: Program Busway Akan Dievaluasi

2007-11-08 Terurut Topik Ratih Gandasetiawan
Sehr Geehrte Herrn Fauzi Bowo,

meine meinung nach mann musst wohl gehirn haben um
solche Grosse Plannung zu machen.(Busway
Plannung)Nicht einfach so cakcak Bauen,mann musst doch
vorher mit mehrere Profesionalen leuten zusammen
sitzen, die nich nur and geld denken, sondern richtig
eine verbesserung haben wollen.

Es gibt doch so viele Landschaft Plannung aus
Deutschen Alumnus, Bau Ing, Architekcten,
usw...usw...Warumm fragen sie den Nicht?

Was jetzt passiert ist sieht man doch sind richtig
Idiotisch! Finnden Sie nicht so??

Sie sollten doch ihren Fuehrungsqualitaet nicht aufs
Spiel setzen, da werden wir als Deutschen Alumnus auch
mit verlegen sein.

Tschuldigung vielmals auf meine worte.

Gruesse, Ratih

__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 


Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Sesatkan Al-Qiyadah?

2007-11-08 Terurut Topik Haniwar Syarif
At 06:10 PM 08-11-07, you wrote:

Salam

Terima kasih atas beberapa komentar baik yang menolak, mendukung atau
yang ingin menengahi. Saya hanya ingin menegaskan dua poin saja:

(1) tak seorang pun manusia memiliki hak untuk mengklaim: menyesatkan
dan mengimankan seseorang/kelompok, karena wilayah ini milik Tuhan,
wilayah manusia masih sangat luas, menyantuni, mengasihi, membimbang,
dll, kenapa ingin sekali memasuki wilayah Tuhan? Atau malah ingin
mengambil alih peran Tuhan?


Kalo sy diajari oleh uztad saya bhw sebenarnya antara yg sesat dan nggak 
sesat itu jelas adanya...

persoalannya .cuma  . bolehkah kita mencegah orang yang sesat itu spy nggak 
menyebarkan kesesatannya ke orang lain...

hato haruskah kita   bebaskan dia menyesatkan orang lain.. yang bisa saja 
sodara kita... yg mungkin kurang ilmu ..sehingga ikut disesatkan..

Sedih lho melihat orang dekat apalagi anak kita disesatkan..




(2) kalau ada orang/kelompok yang DIANGGAP tersesat, kok malah
disesatkan? di sinilah fungsi tokoh agama, terutama MUI yang
menghabiskan dana negara 17 trilyun pertahun, apakah tugas mereka
hanya mengeluarkan fatwa dan menggelar munas di hotel mewah, sari pan
pacific seperti beberapa hari lalu?

Kita berhak menuntut MUI karena saya yakin ada hak kita di mereka,
dari uang pajak yang kita bayarkan untuk gaji mereka, terlalu mubazir
kalau bisanya hanya mengeluarkan fatwa tanpa memberikan bimbingan pada
masyarakatat.

Mengutip Gus Dur, fatwa MUI itu tidak mendidik.


Fatwa itu kan cuma  pendapat... walau dalam kasus MUI pendapat ahli  agama...

Saya pikir memang bisa saja mereka juga salah... manusia kok..

Islam boleh kok beda pemdapat utk hal yang nggak menyangkut akidah..


Tapi kalo Rasulnya lain sudah susah..

...


Salam

Guntur



Hnaiwar



Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Selamat Jalan Pemimpin Tua

2007-11-08 Terurut Topik dipo

- Original Opinion - 
Oleh M Fadjroel Rachman
http://www.kompas.com/kompas-cetak/0711/08/opini/3977655.htm
===

[...]

: 
: Apakah jalan yang akan ditempuh pemimpin muda demokratis dan
: progresif ini? Jalan Republik! Itulah jalan yang dirintis bapak dan
: ibu pendiri Republik Indonesia. Terang dan jelas, cita-cita luhur
: dan misi itu termaktub pada Pembukaan UUD 1945. Jalan Republik
: berbunyi, melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
: darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
: kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
: berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Entahlah. Kalau ditanyakan ke orang-orang Golkar yang tempohari 
berenang-renang di kolam Orba, pasti mereka juga mengaku republikan. 
Malah bossnya kan bersumpah bakal menggebug siapapun yang
ngutak-atik Pancasila  UUD'45.

Memang, Republik hanyalah bentuk negara. Bentuk yang di alam fana ini 
punya beragam tafsir bahkan di kalangan sebangsa. Seperti Jerman 
misalnya, sempat punya 2 republik (federasi  demokratik). Begitu juga 
2 Korea hari ini maupun republiknya rakyat Cina yang jelas berbeda 
dengan republiknya orang Taiwan.

Adapun NKRI rintisan founding fathers  mothers yang berlandaskan 
kebangsaan jelas lenyap digulung semangat Nuju Kapitalisme Raup 
Ini-itu yang didukung 3 pilar, ABRI; Birokrat; Golkar. Alhasil, 
sepanjang 40 tahun terakhir Indonesia lebih sibuk dengan struktur 
bernegara ketimbang ikatan  etika berbangsa. Asyik membangun pagar 
kokoh dengan merusak tanaman di sekitarnya.

Gejala kapitaliter-isme semacam itu mungkin sudah terbaca oleh 
emak-bapak kita doeloe dan coba dihindari dengan lebih banyak bicara 
soal warga  bangsa di sekujur UUD'45. Juga di Pancasila mereka tidak 
menyebut-nyebut negara republik. Dan, kita semua tahu bahwa 
Proklamasi pun hanya menyatakan Kemerdekaan Indonesia' (oleh 'Bangsa 
Indonesia'). Jadi, papi-mami kita doeloe itu memahami Indonesia lebih 
kepada lahir  bangkitnya sebuah entitas raya ketimbang berdirinya 
sekedar negara.

Pendek kata, Jalan Republik yang akan ditempuh pemimpin muda tidak 
bisa lain dari Republik versi UUD'45-Pancasila-Proklamasi, diiringi 
ajakan WR Soepratman untuk terus membangun jiwanya terlebih dahulu 
baru bangunlah badannya. Republik Demokratik yang menempatkan rakyat 
di pusat kekuasaan dan seluruh bangsa sebagai pemilik Indonesia --  
bukan republik versi Orba yang samasekali dikuasai dan dimiliki 
segelintir aristokrat (orang kaya / pencari kekayaan) dengan iringan 
Oratmangun.

: 
: Tugas pemimpin muda sudah di depan mata, cepat atau lambat tak bisa
: dihindari. Menyelamatkan Indonesia dari penyelewengan cita-citanya
: sepanjang 10 tahun reformasi oleh pemimpin tua reaksioner,
: konservatif, dan antidemokrasi. Nasib republik ada di pundak
: pemimpin muda demokratis-progresif, dengan kesadaran sepenuh Bung
: Karno, Berikan aku sepuluh pemuda, maka akan kuguncang dunia.

Pemimpin tua, maju kena; pemimpin muda, mundur kena.

: 
: Indonesia akan kembali ke Jalan Republik seperti cita-cita
: kemerdekaan Indonesia di tangan para pemimpin mudanya, dan akan
: mengguncang dunia!

Kalau lagi berselisih atau kurang cocok sama saya punya mau, 
bocah-bocah di rumah sering ngeledek dengan nyanyikan lagu Jethro 
Tull, too old to rock'n'roll; too young to die.

Tentu saja saya selalu ngeles, sebab itu lagu kena juga untuk keadaan 
Indonesia di usianya sekarang. Kalau sudah begitu, bocah-bocah juga 
lantas kepingin Indonesia bisa mengguyang dunia.

No, you're never too old to rock'n'roll if you're too young to die! 
genjreng mereka dengan gitar bututnya, untuk Indonesia (utk saya mah, 
tetep too old, pasti...)

Mari kita lihat nanti, apakah Indonesia betul berada di persimpangan 
jalan atau cuma di bunderan.






[Forum Pembaca KOMPAS] perbandingan data Re: Fauzi Bowo: Program Busway Akan Dievaluasi

2007-11-08 Terurut Topik B. Dwiagus Stepantoro
Dear all

3,2 juta pengguna kendaraan pribadi dan 3,8 juta orang pengguna kendaraan umum, 
itu adalah data pengguna jalan di mana saja,ya 
di semua ruas jalan atau bukan?

sedangkan busway hanya di beberapa penggal ruas jalan saja. 

Kalau membandingkan (biar tidak jomplang), perbandingannya harus apple to 
apple, kata seorang rekan di milist ini... 
baiknya yang dibandingkan datanya adalah penguna kendaraan umum/kendaraan 
pribadi di ruas2 jalan busway,...dibandingkan dengan data penumpang yang 
diangkut,... 

atau lebih bagus lagi menunggu jalur busway melayani semua ruas jalan jakarta 
ini,.. 
baru hitung perbandingan semua pengguna kendaraan pribadi+kendaraan umum,.. 
.dibandingkan dengan jumlah penumpang busway  yang diangkut. 

Itu baru lebih fair. 

B. Dwiagus Stepantoro   
Jakarta, INDONESIA
http://bdwiagus.blogspot.com 
Just be open,... who knows lightning will strike!!



- Original Message 
From: bodo_kerlchen [EMAIL PROTECTED]
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Sent: Thursday, November 8, 2007 6:07:28 PM
Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Fauzi Bowo: Program Busway Akan Dievaluasi

Berita di Detikcom mengatakan angka 7 juta dimaksud terdiri dari 3.2 
juta orang pengguna kendaraan pribadi dan 3.8 juta orang pengguna 
kendaraan umum. Sedangkan yang terangkut Transjak adalah 250 rebu 
manusia perhari. Data itulah yang menurut keterangan kuasa warga 
PI sebagai dasar kesimpulan Institut studi transportasi yang 
menyatakan Busway gagal mengatasi kemacetan. Saya pribadi masih 
terkesima dengan perbandingan angka-angka yang njomplang tersebut, 
karena saya sebenarnya setuju dengan pembangunan Busway secara 
terbatas dan tetu tidak zonder Kop. Bila diasumsikan Transjak 
beroperasi effective 16 jam per hari dengan kapasitas 85 orang per 
Bus dan rata-rata jarak tempuh per trip per penumpang adalah 30 
menit, berarti dibutuhkan armada on duty/dedicated sebanyak 
minimum 78 Bus. Dan itu dari data diatas baru mencakup hanya sekitar 
3.5 % an dari seluruh pengguna jalan?? Perhitungan kasar inipun 
berlakunya hanya untuk kondisi ideal (yang tak mungkin dipenuhi), 
yaitu load dari setiap Bus selalu 100% merata diseluruh jalur. 
Belum lagi jumlah manusia per jam yang harus ditransport oleh 
transjak pada rush hour mungkin meningkat 100% dari nilai rata-
rata diatas (13125 manusia?). Bila data diatas telah diketahui oleh 
si pengambil keputusan saat merencanakan Konsep Buswae, ini sih 
kebangeten .. terlebih lagi bila mereka tidak mengetahui data 
tersebut, lalu memutuskan membangun Buswae sepanjang-panjangny a dan 
tergopoh-gopoh seperti sekarang ini, plus kerugian 34 triliun dari 
kemacetan yang diakibatkan .. uugh .. wordless .. (mudah-mudahan 
itungan saya keleru). Ngga urung pesen aye buat si abang-abang nyang 
lagi ngepaluasi, pelototin dulu rame-rame semue data nyang ade, baru 
ngelangke .. biar kaga kesandung!!
Salam,
Bodo



[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Adelin Lis Minta Jaminan Presiden

2007-11-08 Terurut Topik wal.suparmo
Salam,
Kemungkinan Adelin LIS bisa DIMUNIRKAN besar sekali karena dia 
membawa serta banyak nama2 Pembesar Indonesia  baik daerah maupun 
Pusat.
Kalau mengenai pernyataan Kepala Imigrasi Medan yang mengatakan 
Adelin Lis masih di Indonesia karena pasportnya masih ada di kantor 
imigrasi,rasanya perlu ditertawakan karena barangkali dia memiliki 
lebih dari satu pasport atau punya pasport asing.Ingat ZARIMA yang 
baru berumur 17 tahun(ratu extasi) bisa sampai di Amerika meskipun 
dicekal oleh Imigrasi.Apalagi Adelin Lis yang punya lebih banyak 
uang. Siapa kecolongan siapa? Dan Siapa harus menindak siapa? BTW 
bagaimana kabar pegawai Imigrasi yang memeras di Denpasar? Apa semua 
pegawai sudah dipecat termasuk kepala kantornya?
Wasalam,
Wal Suparmo

--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Bambang Soetedjo 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Lagi2 kecolongan. Tindakan tegas dan jelas harus diupayakan. Kalau 
pengadilan berfungsi seperti ini kapan kita bebas dari pembalakan 
hutan yang semakin meraja lela dan terkesan dilegalisasi. Minta 
jaminan presiden bukan jalan hukum yang benar. Memangnya presiden 
nggak ada tugas lain selain memberi jaminan kepada mereka yang 
bermasalah.

   Salam
   Bsoet
 
 



[Forum Pembaca KOMPAS] Keluhan terhadap MATRIX Indosat - Mohon bantuan

2007-11-08 Terurut Topik Ali Andre
Bapak-Bapak n Ibu-Ibu anggota Milis
4 Bulan terakhir saya mengalami masalah dengan Matrix saya, yaitu adanya 
tagihan dobel untuk tiap SMS yang saya kirim. Awalnya saya mengetahui setelah 
saya melihat lembaran tagihan saya, beberapa SMS yang saya kirim, dalam waktu 
beberapa detik kemudian seakan-akan saya mengirim ulang kembali, dan akibatnya 
saya ditagih 2 kali pengiriman SMS tersebut. Hal ini sudah berjalan 4 bulan 
terakhir, dan di awal Oktober 2007 ini saya sudah mengadukan ke CS Matrix, tapi 
sayangnya sampai saat ini saya tidak menerima respond balik dari Matrix.
Untuk itu mohon bantuan Bapak dan Ibu, kiranya ada jalan keluar untuk 
menyelesaikan masalah saya ini.
Atas bantuan yang diberikan, saya ucapkan terima kasih.

Ali Andre
Marine Department
PT. Asuransi Raksa Pratikara
Tel. : 021-3859008 Ext. 1917
Fax : 021-3859004/5/6
Mobile : 0818-844632

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Selamat kepada Pak Lisman Manurung

2007-11-08 Terurut Topik wal.suparmo
Salam,
Maaf Pak, kalau mengenai dulu-2an menulis mengenai soal Kereta Api,
saya tahun 1985 sudah menulis mengenai hal itu sebagai SURAT PEMACA
di beberapa surat kabar. Saya juga menulis Surat Terbuka kepada
Dirjen Perhubunga Darat mengenai KA.Begitu juga tiap kali saya
singgung antra lain waktu menulis tentang apa yang dinamakan MUSEUM
KA di Ambarawa yang namanya diganti AMBARAWA BERSERI bukan WILLEM I.
Namun  tidak ada yang bergeming termasuk apa yang menamakan dirinya
RAILWAY WATCH.
Wasalam,
Wal Suparmo.
-

-- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, rudyanto_nebeng
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Selamat Pak Lisman, semoga tulisan-tulisan Rekan-Rekan FPK bisa
 diakomodir melalui Pak Lisman di Dewan Transportasi Kota.
Berhubung
 saya sendiri warga Tangerang (bukan warga Jakarta), saya wakilkan
 saja usulan jalur HOV (High Occupancy Vehicle) atau konsep
kolaborasi
 mobil Komunitas Nebeng dan Busway (mobil Komunitas Nebeng sebagai
 feeder busway) kepada Pak Lisman.

 Semoga masalah kemacetan Jakarta bisa dituntaskan saat Pak Lisman
 berperan di DTK Jakarta. Saya siap berdiskusi untuk mencari
terobosan
 dalam menguraikan masalah kemacetan ini.

 Best Regards,
 Rudyanto
 Mari Hemat BBM, Ayo Nebeng!
 Let's get something done together


[Forum Pembaca KOMPAS] GENG MOTOR DI BANDUNG

2007-11-08 Terurut Topik ARVI
Kemarin sore dalam siaran Metro kalau tak salah ada topik mengenai Geng Motor 
di Bandung itu dan salah satu sumbernya kalau tak salah seorang dosen di Jogya 
mengatakan bahwa tindakan para Geng Motor di Bandung itu kurang lebih dikatakan 
sebagai akibat product dari suatu pemilik modal yi industri kendaraan sepeda 
motor.

Apakah ada yang sependapat dengan pemikiran ini?
Saya pikir rasanya pemikiran ini tidak tepat.
Kalau dikatakan bahwa perampokan juga akibat product suatu kendaraan bermotor 
maka tentu saja dapat dikatakan bahwa ini juga akibat product industri 
tekstil karena hanya dilihat bahwa para perampok itu menggunakan pakaian dalam 
menjalankan aksi perampokannya.
Tentu saja Jakarta akan aman jika tidak ada industri tekstil karena para 
perampoknya pasti tidak bisa merampok dengan tidak memakai pakaian alias 
telanjang bulat.
Apakah karena pembunuh menggunakan pisau apakah produsen pisau bisa disalahkan?

Maaf, mungkin pendapat saya salah dengan salah satu dosen dari Jogya itu. Atau 
mungkin saya yang kurang bisa menangkap isi pendapatnya dalam siaran Metro TV 
kemarin sore.

Harjo

[Non-text portions of this message have been removed]



RE: [Forum Pembaca KOMPAS] Selamat kepada Pak Lisman Manurung

2007-11-08 Terurut Topik Rudy Thehamihardja
SELAMAT YAH PAK LISMAN
 
sukses dan ditunggu karya nyatanya yah
sampai ketemu di acara pelantikannya yah.
 
rudy thehamihardja.

  _  

From: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Agus Hamonangan
Sent: 08 Nopember 2007 11:17
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Selamat kepada Pak Lisman Manurung



Tidak sia-sia pak Lisman cuap-cuap soal busway di milis FPK:-)
Pak Lisman Manurung yang juga Akademisi dari Universitas
Indonesia, terpilih menjadi anggota Dewan Transportasi Kota (DTK)
Jakarta. Pak Lisman Manurung menjadi wakil kita sebagai pengguna
sarana transportasi di Jakarta, semoga pak Lisman memperjuangkan
aspirasi pengguna sarana transportasi dan memberi masukan dan solusi kepada
Pemda DKI/Dishub DKI. Semoga!

Sampai bertemu dengan pak Lisman Manurung pada Kopi darat komunitas
FPK diskusi Transportasi (Busway).

Salam,
Agus Hamonangan

PS: Kopdar FPK masih rencana, semoga terealisasi.



 


[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Selamat kepada Pak Lisman Manurung

2007-11-08 Terurut Topik Lisman Manurung
Terima kasih Bung Rudy dan rekan-rekan FPK,

Seleksinya ketat bo!

Semua proses dengan setia saya ikuti, termasuk
rangkaian tes bagian yang paling akhir: test psikologi
dari jam 8 sampai dengan jam 2 siang di Kampus UI
Selemba. Saya sempat kesal dan hampir balik kanan. Kok
saya masih dites psikologi segala hah?. Dianggap
mengidap penyakit mental disorder ngkali? Tetapi
akhirnya rangkaian akhir yang melelahkan ini saya
selesaikan: I had been following all of the rules
thoroughly. Why? Kendali di dalam pikiranku berkata:
self-control-mawas diri-mawas diri-mawas diri...

Seleksi awal adalah seleksi administrasi kelengkapan
dokumen: Tersisa 48 dari 108 pelamar yang masuk.

Seleksi tahap kedua adalah debat publik. Dua hari
terus-menerus dari jam 8 sampai dengan jam 4 sore,
setiap peserta wajib dengarkan yang lain:  presentasi
47 orang, atau 48 orang termasuk saya. 

Dewan penilai  mewakili organisasi pakar dan LSM yang
ngurusin transportasi. Jangan coba-coba ngibul bo!
Dia-dia orang, ngigaunya saja soal transportasi
ngkali he...he.

Nah, tentu ada pertanyaan rekan-rekan FPK bagaimana
saya bisa lolos? Pertama, terlatih di FPK: Jangan
under estimate alias tergoda untuk memperlihatkan diri
lebih hebat dari yang lain.  Kedua, terlatih di FPK:
Jangan tergoda untuk merasa bahwa diri ini akan lebih
bermanfaat dibandingkan dengan yang lain. Ketiga,
terlatih di FPK: saya, anda dan siapa saja wajar-wajar
saja tersingkir dari medan kompetisi dalam berpendapat
jika yang lain ternyata lebih quality.

Betulkah yang terakhir saya katakan? Jelas iya. Salah
satu anggota FPK atau mungkin juga yang lainnya ada
yang menjadi dewan juri bo, dan dia orang bisa jadi
saksi bahwa saya mengatakan di penutup presentasi saya
yang didengarkan oleh semua peserta: Jika saya
terpilih atau tidak terpilih, maka saya sudah 'senang'
karena telah menyampaikan sumbangan pemikiran saya
yang terbaik untuk warga Jakarta..

Dan, diskusi-diskusi kita mengenai transportasi di FPK
 betul-betul tak kalah dibandingkan suasana  suasana
debat publik lho. 


Sekali lagi terima kasih rekan-rekan FPK, semoga saya
tidak mengecewakan teman-teman FPK.

LM
 

--- rudyanto_nebeng [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Selamat Pak Lisman, semoga tulisan-tulisan
 Rekan-Rekan FPK bisa 
 diakomodir melalui Pak Lisman di Dewan Transportasi
 Kota. Berhubung 
 saya sendiri warga Tangerang (bukan warga Jakarta),
 saya wakilkan 
 saja usulan jalur HOV (High Occupancy Vehicle) atau
 konsep kolaborasi 
 mobil Komunitas Nebeng dan Busway (mobil Komunitas
 Nebeng sebagai 
 feeder busway) kepada Pak Lisman.
 
 Semoga masalah kemacetan Jakarta bisa dituntaskan
 saat Pak Lisman 
 berperan di DTK Jakarta. Saya siap berdiskusi untuk
 mencari terobosan 
 dalam menguraikan masalah kemacetan ini.
 
 Best Regards,
 Rudyanto
 Mari Hemat BBM, Ayo Nebeng!
 Let's get something done together


Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Selamat kepada Pak Lisman Manurung

2007-11-08 Terurut Topik Lisman Manurung
Terima kasih Bung Wielsma,

Tatkala ngasi selamat kepada kakak senior (kayak zaman
mahasiswa saja...) yang terpilih juga dalam seleksi
DTK, Edie Toet Hendratno yang juga rektor Uni.
Pancasila, dan mantan Purek di UI, maka setengah
sadar, dari dalam kedalaman hati, sempat juga terucap
dari mulut saya: Apa kita bisa ikutan ngatasi
macetnya Jakarta...? 

Kakak senior ini, yang sudah terbiasa dalam ngurusi
macam-macam, dan tentu sudah setiap hari ngurusin itu
studenten dan para dosen yang tak kurang pelik
urusannya, bilang: Begini, ... ini tantangan buat
kita, dan kesempatan bagi kita untuk unjuk-kerja bahwa
kita bisa melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi
masyarakat Jakarta.

Tiada lain: Support teman-teman FPK, jika ada terpikir
ide dan analisis apapun juga mengenai transportasi,
maka akan saya jadikan bahan dalam menjalankan amanat
publik nanti.

LM

  




--- Wielsma Baramuli [EMAIL PROTECTED] wrote:

 SELAMAT BERJUANG BUNG LISMAN. TRIMS INFONYA BUNG
 AGUS. KAMI TUNGGU ACARA KOPDAR KOMUNITAS
 FPK,SEKALIGUS SYUKURAN BAGI BUNG  LISMAN,
 HA...HA...HA...!

   Salam,
   Wielsma


Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Selamat kepada Pak Lisman Manurung

2007-11-08 Terurut Topik Lisman Manurung
Tengkyu met,

Tampaknya tidak semua kota perlu meniru cara
penanganan di Jakarta seperti membuat bus way.. Harus
upaya untuk mengenali karakter lokal.

Jangan diabaikan bahwa human powered transportation
kini mulai digali kembali. Cuma berbeda dengan di masa
lalu yang rendah content teknologinya, karena seperti
beca dayung yang sekadar mengerahkan otot, maka
kendaraan yang baru terus-menerus dimodifikasi agar
dapat menjadi alat yang nyaman.

LM

   



--- Azmi Sirajuddin [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Kami di kota Palu, Sulawesi Tengah tidak mengerti
 soal Busway, Monorel dan sebagainya. Yang kami tahu
 bahwa, bukan saja di Jakarta, tapi mungkin di
 seluruh kota-kota besar Indonesia yang mengalami
 kemacetan harus memikirkan metode alternatif
 mengatasi kemacetan. Kota Palu, saat ini sudah mulai
 dilanda hal serupa. Mungkin 10-15 tahun ke depan,
 Palu akan seperti Jakarta saat ini. 
 
 Apakah rencana untuk membatasi kenderaan pribadi
 seperti usul Pak Foke itu bisa menjadi salah satu
 alternatif mengatasi kemacetan? Bisakah Pak Foke
 konsisten dengan rencananya tersebut? Atau
 jangan-jangan untuk mendongkrak popularitasnya lagi
 pasca terpilih dalam Pilkada. lalu, jenis kenderaan
 pribadi mana yang mau dibatasi?. Berapa batasan
 untuk satu KK. Pernakah Pak Foke berpikir soal
 keresahan para dealer dan penjual mobil/motor jika
 rencanaya tersebut jadi? jangan-jangan akan mendapat
 protes dari pabrikan otomotif. 
 
 lalu, bagaimana mensinergiskan antara isu kemacetan
 dengan isu polusi udara? Kesadaran mengurangi jumlah
 kenderaan yang berpolutan tinggi juga harus
 dikedepankan, ada atau tidaknya kemacetan jalan.
 
 Salam takzim dari Palu,
 Azmi Sirajuddin


Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Selamat kepada Pak Lisman Manurung

2007-11-08 Terurut Topik Lisman Manurung
Terima kasih sobat lama Bung Loeky,

Ketika di debat publik saat proses seleksi, saya
ditanya bagaimana langkahku menjadikan DTK agar
semakin berperan. Saya jawab bahwa DTK bukanlah
lembaga yang punya otoritas untuk melakukan perubahan,
tetapi DTK adalah dewan yang harus berusaha
membangkitkan peran serta semua stakeholder..

Mohon tetap tajam dan penuh semangat Bung Loekyh. Saya
terinspirasi termasuk oleh anda di milis kita, yang
terkadang mikir sendiri, akan dapet ape sih kalo
berdiskusi sampai yang ribet-ribet. Jadi kalo istri
mulai ngintip sedang nulisin apa,  maka ku klik saja
tanda min di pojok kanan atas... he...he: ngilang
sudah itu FPK, ganti dengan ketikan kerjaan.

Anyway, saya janji ke bung moderator untuk nanti
upayakan kopi-darat tentang transportasi..

Cheers,

LM



 






--- loekyh [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Pak Lisman, mestinya saya yg diangkat jadi anggota
 Dewan Transportasi 
 Jakarta karena saya lebih duluan nulis ttg per-KA-an
 (bukan busway) 
 di FPK :-) Just kidding. 
 
 Selamat deh, saya sejak lama respek dg tulisan2
 Bapak. Tolong 
 sampaikan aspirasi teman2 FPK dalam diskusi2
 terdahulu ttg masalah 
 transportasi, termasuk yg dulu saya ikuti (mis.
 postingan #4300, 
 #34510, dsb). 
 
 Salam 


Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Selamat kepada Pak Lisman Manurung

2007-11-08 Terurut Topik Lisman Manurung
Terima kasih bung Moderator,

Semoga kita dapat menyumbangkan yang terbaik.

regards,

LM


--- Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED]
wrote:

 Tidak sia-sia pak Lisman cuap-cuap soal busway di
 milis FPK:-)
 Pak Lisman Manurung yang juga  Akademisi dari
 Universitas
 Indonesia, terpilih menjadi anggota Dewan
 Transportasi Kota (DTK)
 Jakarta. Pak Lisman Manurung menjadi wakil kita
 sebagai pengguna
 sarana transportasi di Jakarta, semoga pak Lisman
 memperjuangkan
 aspirasi pengguna sarana transportasi dan memberi
 masukan dan solusi kepada Pemda DKI/Dishub DKI.
 Semoga!
 
 Sampai bertemu dengan pak Lisman Manurung pada Kopi
 darat komunitas
 FPK diskusi Transportasi (Busway).
 
 
 
 Salam,
 Agus Hamonangan
 
 PS: Kopdar FPK masih rencana, semoga terealisasi.
 
 


__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 


Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Selamat kepada Pak Lisman Manurung

2007-11-08 Terurut Topik Lisman Manurung
Terima kasih,

Di dalam debat publik saya sampaikan bahwa ada tiga
jenis transportasi Jakarta: jalan-raya, kreta api dan
angkutan air.

Saya menyampaikan, bahwa nyaris semua kota metro di
dunia mengintegrasikan angkutan KA sebagai bagian dari
transportasi kota. Jadi Jakarta perlu melakukan
revitalisasi sistem KA.

Cheers,

LM 

  


--- harjuni rochajati [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Selamat untuk pak Lisman,
 
 Jangan lupa bahwa transportasi kota bukan hanya
 transportasi darat ataupun busway saja, masih ada
 yang sangat membutuhkan perhatian dan bantuan
 advokasi yaitu KRL Jabodetabek yang sangat semrawut
 dan tidak ketahuan ujung dan pangkal masalahnya.
 
 Demikian pak.. Selamat bekerja. Kabar-kabar apabila
 ada aksi.
 
 Salam,
 Ati 
 (pengguna KRL Depok Baru - Gondangdia pp
 Senin-Jumat)
  
 silahkan berkunjung ke www.dkj.or.id untuk informasi
 program


Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Selamat kepada Pak Lisman Manurung

2007-11-08 Terurut Topik Lisman Manurung
Terima kasih Bung Chris,

Saya akan melakukan yang benar.
Saya akan mendorong teman-teman di DTK agar bersama
menjadikan DTK sebagai saluran suara-suara publik
mengenai masalah transportasi kota Jakarta.

Diskusi-diskusi kita di milis ini memberikan pmahaman,
karena setiap kali ada komen dari rekan yang lain,
selalu ada sudut pandang yang sebelumnya tidak kita
pikirkan..

cheers,
LM  
 


--- Christiono Hendrawan [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Selamat untuk pak Lisman,
 
 semoga amanah yang diterima dapat tetapi dijaga di
 jalan yang benar :).


[Forum Pembaca KOMPAS] motor utk sby

2007-11-08 Terurut Topik Haniwar Syarif
Berita di kompas hari ini ttg penemuan moor berbahan bakar 80 persen air., 
yg oleh pejnemunya sudah dikirimkan utk SBY .

juga lampu hemat energi..

Kalo benar ,menristek bisa dong menindak lanjuti

dan Bu mantan menperindag Rini Suwandi dgn pabrik motor Kanzen nya boleh 
juga membeli patennya dan memproduksi utjk dunia..

Mengapa tidak ??

Salam

Haniwat
Haniwar
http://haniwar.blogspot.com/



[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Bukan Hanya Motif Batik --- Menyusul keris??? The Next-- Angklung ??

2007-11-08 Terurut Topik barinawoehrmann
The next dari Malaysia, di luar negeri mereka menyebarluaskan alat
musik angklung sebagai alat musik tradisional asli dari Malaysia.
Ini kebetulan saya baca sekelebatan di koran Jerman beberapa waktu
yang lalu, juga ditampilkan di televisi di Jerman.

Mungkin juga salahnya orang Indonesia sendiri ya, kurang gencar
menyebarluaskan budaya Indonesia di luar negeri, selain itu juga
kurang menghayati dan mencintai budaya dan tradisi asal Indonesia.
Sekarang giliran diakui orang dari negeri lain, baru deh ribut-
ribut. Dulu-dulunya pada kemana aja ya ?

Salam,

Barina.

--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Mang Iyus [EMAIL PROTECTED]
wrote:



 Taruhan yuk. Sebentar lagi Malaysia akan bilang mereka punya hak
paten
 atas keris pula.

 Bukankah keris sudah diacung-acungkan di depan rapat akbar UMNO
(?)
 Bukankah

 Hang Tuah, Hang Lekir dan Hang Jebat semua pakai keris?
 Mereka itu Melayu dan yang merasa diri paling Melayu dewek itu
ialah
 Malaysia.
 Padahal di Riau, Sumatra dan Babel semuanya juga etnik Melayu.

 Rasakah saja kalau roh Mpu Gandring nyatroni sampai ke negara
jiran
 tersebut nanti !
 Bakal banyak suksesi berdarah-darah juga kena sumpah tulahnya.


 Mang Iyus


Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Bukan Hanya Motif Batik ditiru Malaysia. --- Menyusul keris barangkali ???

2007-11-08 Terurut Topik aci aci
Wah, Mang Iyus udah duluan ngomong, saya baru mau cerita kalau keris udah 
disebut2 dalam pertemuan UMNO.
kayaknya kita ambil positif aja deh mang, mungkin dulu empu gandring pernah 
sekali ikut tour terus ke malaysia, jadi disana dia sempat memberikan Kuliah 
tambahan ke orang2 malaysia bagaimana membuat keris. Kemudian empu gandring 
balik ke singosari dan membantu ken arok membuat keris. Jadi sebenarnya mungkin 
keris pertama kali dibuat di malaysia waktu empu gandring tour kesana. Maklum 
empu juga manusia yang butuh refreshing juga..


- Original Message 
From: Mang Iyus [EMAIL PROTECTED]
To: Forum Pembaca Kompas Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Sent: Thursday, 8 November 2007 4:07:26
Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Bukan Hanya Motif Batik ditiru Malaysia. --- 
Menyusul keris barangkali ???



Taruhan yuk. Sebentar lagi Malaysia akan bilang mereka punya hak paten 
atas keris pula.

Bukankah keris sudah diacung-acungkan di depan rapat akbar UMNO (?) 
Bukankah

Hang Tuah, Hang Lekir dan Hang Jebat semua pakai keris?
Mereka itu Melayu dan yang merasa diri paling Melayu dewek itu ialah 
Malaysia.
Padahal di Riau, Sumatra dan Babel semuanya juga etnik Melayu.

Rasakah saja kalau roh Mpu Gandring nyatroni sampai ke negara jiran 
tersebut nanti !
Bakal banyak suksesi berdarah-darah juga kena sumpah tulahnya.

Mang Iyus





Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Adelin Lis Minta Jaminan Presiden

2007-11-08 Terurut Topik Dewono Siswardiyanto
Sekedar saran,

Sebelum berkomentar, silakan baca2 dulu Undang2 ttg Kehutanan beserta
peraturan pelaksanaan di bawahnya.  Baru bisa mengomentari kasus ini secara
benar.  Kalau anda cuma menelan mentah2 berita yang tersiar, pasti anda
tidak akan tahu duduk permasalahannya.

Salam,
Dewono


On 11/8/07, EKO-KERTAJAYA [EMAIL PROTECTED] wrote:


 Saya yakin semua pihak dalam kasus ini telah terbeli  oleh AL.

 Logika saya, dengan memakai pengacara sekelas HPH, tidak sulit bagi AL

 untuk membiayai jaksa dan hakim. Telah banyak  pembalak liar lolos

 jerat hukum karena lemahnya ( memang sengaja dilemahkan ) dakwaan

 jaksa, sehingga pengacara dengan mudah menangkisnya, namun jaksa

 tidak pernah mau belajar.  Oleh karena itu memori kasasipun, saya

 kira akan percuma. Ide mengeksaminasi dakwaan jaksa mungkin lebih

 realistis dengan mengikutsertakan pendapat dari pakar2 hukum yang

 punya komitmen tinggi untuk tegaknya hukum di Indonesia. Namun

 ide tersebut akan mubazir jika SBY memberi jaminan pada AL, artinya

 jika SBY saja bisa dibeli, apalagi dengan lainnya.



 Wassalam




[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Pemimpin UMNO Picu Ketegangan Rasial

2007-11-08 Terurut Topik aci aci
Masalah ketegangan rasial ini sebenarnya udah lama, bahkan lebih parah pada 
akhir ini. Banyak vendor2 saya yang peranakan cina malaysia dan india malaysia 
yang mengungsi ke singapore dan mereka cukup berkualitas. Sampai sekarang 
mereka tidak mau balik ke malaysia. Mereka cerita bagaimana pemerintah disana 
yang terang2an menindas mereka, kalau mau tahu bagaimana expresi pelarian2 
ini, bisa di lihat di website Youtube, bahkan sampai ada yang membuat lagu 
tentang kekejaman  kebobrokan pemerintahan sekarang. Dan lagu ini sempat 
membuat pemerintah malaysia kebakaran jenggot.


- Original Message 
From: Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED]
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Sent: Thursday, 8 November 2007 11:40:43
Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Pemimpin UMNO Picu Ketegangan Rasial

http://www.kompas. com/kompas- cetak/0711/ 07/ln/3975711. htm
 = ===

Kuala Lumpur, Selasa - Kongres tahunan Organisasi Nasional Melayu
Bersatu atau UMNO, salah satu partai berkuasa di Malaysia, memicu
ketegangan rasial. Hal itu terjadi setelah Ketua Pemuda UMNO
Hishammuddin Hussein mengacungkan keris dan menciumnya di depan kongres.

Etnis minoritas Malaysia menilai, tindakan yang mengundang tepuk
tangan bergemuruh peserta kongres itu merupakan simbol agresi.
Tindakan serupa juga terjadi pada kongres UMNO tahun lalu. Selain
mengacungkan keris, pemimpin UMNO ketika itu juga menyampaikan pidato
yang menyerang etnis China dan India.

Pemimpin Partai Aksi Demokratik Lim Kit Siang mengatakan, tindakan itu
benar-benar membuat hubungan ras di Malaysia menjadi tegang. Dia
tidak sensitif dan tidak bertanggung jawab, ujar Lim.

Membela diri

Hishammuddin membela diri dengan mengatakan, keris merupakan simbol
perjuangan. Mengacungkan keris merupakan simbol adanya tekad untuk
membela kepentingan negara. Tampaknya setelah 50 tahun merdeka, masih
ada individu-individu yang tidak mengerti budaya negeri ini, ujarnya.

Dia mengatakan, etnis minoritas tidak perlu takut dan menciptakan
musuh-musuh yang tidak ada. Pernyataan Hishammuddin itu disambut tepuk
tangan sekitar 750 delegasi.

Pemimpin oposisi tidak terkesan dengan pembelaan Hishammuddin. Saya
pikir menghunus dan mengacungkan keris bukan bagian dari budaya
Malaysia. Kami tidak melakukan hal itu dalam kehidupan sehari-hari
atau dalam upacara-upacara,  ujar Subki Yusof, Sekretaris Partai Pan
Islam Malaysia.

Dia menduga tindakan itu dilakukan Hishammuddin untuk menarik
perhatian warga Melayu menjelang pemilu. UMNO tahu mereka tidak akan
mendapatkan suara dari etnis China dan India. Jadi, mereka berupaya
mengamankan suara etnis Melayu. Tindakan itu hanya sekadar tipu
muslihat politik, ujar Subki.

Politik di Malaysia sering kali diwarnai ketegangan etnik. Hal ini
karena penguasa Melayu menjalankan kebijakan pro-Melayu. Etnis
minoritas China dan India menganggap kebijakan itu diskriminatif dan
semena-mena. Belakangan ini, etnis China dan India secara terbuka
mengkritik kebijakan tersebut. (AP/AFP/BSW) 





  
__ 
Yahoo! Movies - Search movie info and celeb profiles and photos. 
http://sg.movies.yahoo.com/

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Presiden Minta Purnawirawan Hormati Yuniornya

2007-11-08 Terurut Topik Maulana Raja Aisyana
Dalam tradisi paternalistik selalu muncul seniority complex. Para jenderal yang 
senior akan selalu merasa senior walaupun dia sudah pensiun. Lihatlah wiranto 
saat bertarung dengan sby pada pemilu 2004. Iklan yang ditampilkan adalah sby 
sebagai bawahannya. Padahal sesama kompetitor presiden mereka sejajar. 
   
  Dan kini para senior ini tetap merasa sebagai atasannya sehingga harus selalu 
didengarkan, dihormati layaknya ketika mereka masih aktif. Bisa dibayangkan 
bila presiden masih harus manut pada jenderal-jenderal seniornya, sementara 
mereka semua sudah pensiun, setara, dan rakyat biasa. Ini mungkin penyakit 
waham kebesaran.
   
  salam
   
  raja

Lasma siregar [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Kalau sampai SBY mengatakan agar para purnawirawan (senior)
menghormati yunior-nya, apakah para senior yang angkat suara
dan mengeluarkan pendapatnya dianggap tidak menghormati?

Bisa sajakan kita menghargai (tinggi sekali) sesorang dan tetap
bisa mengatakan bahwa apa yang diperbuatnya adalah sesuatu
yang tak bermutu dan memalukan?

Jadi masalah hormat dan menghargai seseorang janganlah sampai
membungkamkan kebebasan berpendapat dalam demokrasi!
Bagaimana sih maunya SBY ini?

Salam
Las



Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Trans Jawa perlu direalisasikan ?

2007-11-08 Terurut Topik Martinus Setiabudi
Kenapa cuma kita yg berpikir 'ideal?
  lalu kapan pemerintah berpikir 'ideal'?
  akankah kita menjadi pendoa,pemimpi dan pengiri(positive) seterusnya?

anton [EMAIL PROTECTED] wrote:
  wah gagasan ini menurut saya bagus 

anton
- Original Message - 
From: Lisman Manurung 
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com 
Sent: Thursday, November 08, 2007 6:06 AM
Subject: Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Trans Jawa perlu direalisasikan ?

Pak Parmo,

Jika trans Jawa dibangun berbasis jalan tol, maka
komponen BBM akan semakin tinggi dalam biaya
transportasi kita di masa datang. Sedangkan jika
logika pemerintah penjajah Belanda yang diteruskan,
yakni membangun jaringan kreta api trans Jawa,
lebih-lebih bilamana sistem itu bisa didukung oleh
enerji listrik, maka akan jauh lebih hemat enerji, dan
musibah tidak menghentak kita ketika negeri ini 
berubah menjadi importir BBM.

Saat ini di Pulau Jawalah sekitar 80 persen enerji BBM
kita dihabiskan dengan lokasi pusat kemubaziran
nasionalnya di kota termacet di dunia: Jakarta. Tatapi
nyatanya ekonomi pulau Jawa tidak efisien. Faktanya? 
Tanpa kita sadari ketidak-becusan perekonomian di
pulau Jawa telah memaksa 2 juta cari kerja di Malaysia
dan jutaan lainnya di tempat lain. Jika trans-tol Jawa
selesai di tahun 2017, maka ketimpangan ekonomi akan
lebih dahsyat. 

Jangan gunakan arus mudik yang selalu terjadi setiap
lebaran sebagai dasar perekonomian untuk menentukan
investasi, atau ratusan truk tronton yang berjejal
sebagai indikasi tingginya permintaan atas (pasar)
angkutan. Betul bahwa kemacetan luar-biasa terjadi
pada saat mudik, dan ketika truk berjejal di sepanjang
jalan raya pulau Jawa. Tetapi andaikata ada sistem
transportasi kreta api yang lancar dan modern hal itu
tidak akan terjadi. 

Hal yang ironis saat ini ialah bahwa SDM di sektor
kreta api sangat 'diabaikan', jauh berbeda di jaman
penjajahan Belanda ketika SDM di sektor kreta api
adalah lapisan elit masyarakat.

Bule Belanda penjajah itu tidak bodoh, seperti yang
yang sering kita bayangkan karena kita sukses mengusir
mereka. Manajemen mereka hebat. Mereka meninggikan
insentif untuk SDM sektor kreta api, karena
orang-orang itu bertanggung-jawab atas trilyunan
rupiah nilai asset, yang kalau tidak cerdas ditangani
sama artinya mendorong orang PJKA jadi maling, atau
membiarkan rel-rel kreta seperti onggokan besi tua
belaka!

Berhati-hatilah dengan pilihan teknologi. Jangan
berasumsi sistem KA sekarang tidak dapat
direvitalisasi secara dramatis. Mengubah sistem KA
jauh lebih mudah daripada mewujudkan sistem trans-tol
yang sangat banyak pihak yang terlibat.

Para perancang jangan lupa mengantisipasi menipisnya
cadangan BBM kita di bawah tanah. Itu berarti tahun
2017, tatkala jaringan jalan tol itu sudah
terhubungkan, pinjaman belum dapat kita bayar, eeh 
BBM untuk menghidupi jutaan mobil, yang juga diimpor
itu ngutangan juga!

Bagaimana jalan yang ditempuh oleh mereka yang
mengutangi kita nanti? Iya kita kembali dikendalikan
oleh kapitalis global, lebih kurang sama dengan
situasi kita tahun di tahun 1700an sampai dengan tahun
1950an. Kekuasaan akan beralih kepada pemberi hutang.
Kalau dulu ada serdadu kompeni, maka nanti yang ada
kunjungan kapal-kapal tempur saja di semua pelabuhan
pulau Jawa, setiap bulan dan gonta-ganti.

Jadi, menurut saya tundalah trans-tol, dan
revitalisasi secara dramatis itu sistem KA kita.
Tinggalkan paradigma inkremental, tetapi lakukan
gebrakan dramatis: Jeblas! Investasikan 10 trilyun
tahun depan sekaligus. Perbaiki secara dramatis
insentif SDM: Naikkan dulu insentiv bagi semua sektor
yang berperan di lingkungan KA. Mulanya akan mahal,
tetapi akan berdampak pada cost eficiency di kemudian
hari. Kok cuma niru cara Belanda di abad lalu: Itu
saja kok repot!



 

 __
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Bukan Hanya Motif Batik ditiru Malaysia. --- Menyusul keris barangkali ???

2007-11-08 Terurut Topik M. Danil Daud
Kelihatannya Malaysia nanti akan mengklaim semua yang dari Indonesia
menjadi milik Malaysia. Betapa marahnya kita nanti. Warisan nenek
moyang kita diklaim sebagai milik Malaysia.

Namun kalau kita perhatikan, ternyata banyak warga Malaysia memang
berasal dari Indonesia. Dulu saya pernah berkenalan dengan pengusaha
dari Malaysia, dia mengatakan kakeknya beraal dari Jawa Timur. Kalau
tidak salah Negeri Sembilan di Malysia, Rajanya berasal dari Minang
Kabau. Melayu Deli masih serumpun dengan Melayu Malaysia. Tengku
Abdul Razak beraal dari Makasar. Sheila Majid masih memilik darah
Batak Tapanuli Selatan. Jadi, sebenarnya Malaysia dan Indons\esia
memang serumpun asalnya dan mereka masih mengklaim kesenian kakek
nenek mereka sebagai kesenian mereka. Kelihatnnya penjajahan lah
yang memisahkan Indonesia dengan Malaysia, sehingga terpecah.

--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Mang Iyus [EMAIL PROTECTED]
wrote:



 Taruhan yuk. Sebentar lagi Malaysia akan bilang mereka punya hak
paten
 atas keris pula.

 Bukankah keris sudah diacung-acungkan di depan rapat akbar UMNO
(?)
 Bukankah

 Hang Tuah, Hang Lekir dan Hang Jebat semua pakai keris?
 Mereka itu Melayu dan yang merasa diri paling Melayu dewek itu
ialah
 Malaysia.
 Padahal di Riau, Sumatra dan Babel semuanya juga etnik Melayu.

 Rasakah saja kalau roh Mpu Gandring nyatroni sampai ke negara
jiran
 tersebut nanti !
 Bakal banyak suksesi berdarah-darah juga kena sumpah tulahnya.


 Mang Iyus


Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Perang Candu Episode Keempat

2007-11-08 Terurut Topik Kartono Mohamad
Benar Bung Sulaeman. Alkohol, rokok dan narkoba adalah satu rangkaian
kecanduan. Oleh karena itu perdagangannya dikenai cukai dan penjualannya
dibatasi hanya untuk orang dewasa. Hanya narkoba yang kemudian dinyatakan
sebagai terlarang karena akibat kecanduannya jauh lebih destruktif dibanding
yang dua. Di negara AS yang juga memproduksi alkohol dan rokok, mereka
melarang menjual rokok dan alkohol kepada anak di bawah umur. Di dunia ini
kini hanya Indonesia 9dan beberapa negara Afrika yang membebaskan
perdagangan rokok sebebas-bebasnya. Pemerintah kita justru senang dengan hal
itu.
Itulah yang saya katakan perang candu episode keempat di Indonesia yang
justru dilakukan oleh pemerintah terhadap rakyatnya sendiri. Masih dapatkah
kita mengatakan bahwa pemerintah ini melindungi rakyatnya?
KM 
 
---Original Message---
 
From: Sulaeman_H.
Date: 07/11/2007 17:15:54
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Subject: Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Perang Candu Episode Keempat
 
Ada satu lagi kebiasaan yang berkaitan erat dengan merokok yaitu peminum
minuman keras. Sebagian besar peminum adalah juga seorang perokok. Saya
belum ada bukti statistik tentang ini, tapi saya hampir yakin itu benar.
Jadi sangat erat kaitannya antara ROKOK-MINUMAN KERAS-NARKOBA.
Ketiga-tiganya bisa mempengaruhi orang menjadi ketagihan (addicted).
Tentang hubungan merokok dengan narkoba saya sudah pernah menyinggungnya
dalam diskusi FPK mengenai gerakan anti-merokok beberapa bulan lalu.

SH.



Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Lips Servicenya Pak Meneg BUMN?

2007-11-08 Terurut Topik wirajhana eka
hahahahaha..
komentar yang singkat dan padat..
--

From: anton_djakarta [EMAIL PROTECTED]









  



Garuda perusahaan jelek itu

Kalo Go Publik pasti harganya anjlog



ANTON


[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Busway: Tambalan Ban Yang Menyimpan Resiko

2007-11-08 Terurut Topik sohibmachmud
--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, B. Dwiagus Stepantoro 
[EMAIL PROTECTED] wrote:
 Pemikiran seorang indivicu yang klik dengan pemikiran individu 
orang lain, apa salahnya.

===
kemampuan memabaca itu beda dgn kemapuan mencerna. 
apa ada yg pernah mengatakan bahwa individu yg klik dgn dgn individu 
yg lain itu salah ?
kalau kemampuan menangkap maksud itu kurang , yg ditulis menjadi 
amburadul. 
menanggapi tulisan amburadul itu worthless.

===
 Saya setuju dan memberikan dukungan untuk semua orang yang 
mendukung busway, secara tulus dan sukarela, karena  menurut 
saya memang pantas diberikan,.. diminta ataupun tidak diminta. 

 Mari minta dukungan! 
 *minta dukungan kok dilarang? dan dilabeli mirip dpr srimulat,... 
heran.*
  
 B. Dwiagus Stepantoro   


minta dukungan itu bukan hanya pakai loudspeaker yg keras.
minta dukungan busway pada saat ini : tunjukkan mengapa busway yg 
minta didukung itu  menjadi neraka buat orang lain. 
kalau busway itu surga, semua orang akan mendukung. 

lho sekeras apa minta dukungan, mana ada orang mendukung neraka. 
minta dukungan ke neraka itu bukan lagi srimulat itu sudah ajaran 
sesat. ajaran sesat itu di larang.  

kecapean menulis mengenai busway lebih capek dari capek  yg 
disebabkan macet oleh busway.

sohib










Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Lips Servicenya Pak Meneg BUMN?

2007-11-08 Terurut Topik aries cathlea
Hihihihihihiikalo mau bagus, pemerintah dan yang lain-lain jangan ikut 
campur! mungkin akan bagus deh

  - Original Message - 
  From: anton_djakarta 
  To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com 
  Sent: Tuesday, November 06, 2007 4:57 PM
  Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Lips Servicenya Pak Meneg BUMN?


  Garuda perusahaan jelek itu
  Kalo Go Publik pasti harganya anjlog

  ANTON


[Forum Pembaca KOMPAS] Undangan Liputan - International Association of Political Consultants

2007-11-08 Terurut Topik yoshi f
Subject: Undangan Liputan - International Association
of Political Consultants

Rekan media yang terhormat,

 

Indonesia telah menjadi negara berpenduduk mayoritas
Muslim pertama yang dinilai dapat menerapkan demokrasi
dalam sistem pemerintahannya, oleh karena itu The
International Association Political Consultant (IAPC)
memberikan penghargaan Democratic Medal Award untuk
tahun 2007 kepada Indonesia atas keberhasilannya
mengadakan sistem PEMILU secara langsung pada tahun
2004 tanpa adanya pertikaian nasional yang berarti.
Penghargaan internasional ini telah diberikan kepada
berbagai negara di seluruh dunia sejak tahun 1982.

 

Merupakan kebanggaan tersendiri bagi Indonesia dapat
terpilih menjadi lokasi penyelenggaraan Konferensi
Dunia IAPC ke-40 di Bali yang rencananya akan dibuka
oleh Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang
Yudhoyono. Konferensi IAPC merupakan kegiatan tahunan
yang bertujuan untuk menjadi wadah bagi semua
anggotanya dalam bertukar pikiran mengenai sejumlah
permasalahan politik internasional yang menonjol.

 

Besar harapan kami agar rekan media dapat meliput
acara konferensi ini yang berlangsung di Grand Hyatt
Hotel Nusa Dua Bali, yang dimulai tanggal 12 hingga 14
November 2007.  Berikut ini kami juga melampirkan
agenda acara 40th World Annual Conference IAPC beserta
profil pembicara yang akan hadir dalam konferensi
tersebut.

 

Untuk informasi selengkapnya, silakan hubungi Ezta
(0818 213162, [EMAIL PROTECTED]) atau
Fannie (0812 8100525,
[EMAIL PROTECTED]) di nomor 021 – 781
2436 atau dengan mengunjungi situs
www.iapcbali2007.com

 

Terima kasih atas perhatian dan kerja samanya.

 

Salam,

 

Fannie Waldhani
Indo Pacific Edelman
Telephone: (62-21) 781-2436  
Facsimile: (62-21) 781-2423
E-mail: [EMAIL PROTECTED]
Website: www.indopacific.net

*
Caution - This e-mail and its contents contain
privileged information that is intended solely for the
recipient. If you are not the intended recipient as
evidenced by the salutation and/or content you are
hereby notified that any use, dissemination,
distribution or reproduction of this e-mail is
prohibited. If you have received this e-mail in error
please notify the Postmaster at
[EMAIL PROTECTED]  immediately.

Any views expressed in this e-mail are of the sender
and may not necessarily reflect the views of Indo
Pacific Reputation Management Consultants. 

__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]



Balasan: [Forum Pembaca KOMPAS] Undangan: 8 Penyair Muda Baca Karya di TUK

2007-11-08 Terurut Topik Maulana Raja Aisyana
Lagi musim kategorisasi usiapenyair muda, penguasa muda, pengusaha muda dan 
muda-mudaan sukses.tapi penyair muda ternyata sedikit dibanding yang 
tua...yang muda tak produktif atau kategorisasi ini salah...
   
  salam
   
   
  raja

Komunitas Utan Kayu [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Salam

Kami mengundang anda untuk menyaksikan pembacaan puisi-puisi dari 8 penyair 
muda Indonesia yang akan dibacakan oleh penyairnya sendiri. Acara tersebut akan 
digelar di Teater Utan Kayu (TUK) Jl Utan Kayu No 68H Jakarta selama dua hari 
Jumat 9 November dan Sabtu 10 November 2007 pukul 20.00 WIB

Silakan anda hadir dan tidak dipungut biaya sedikit pun.

Mohamad Guntur Romli
http://guntur.name/

http://www.utankayu.org/in/index.cfm?action=detailcat=eventid=121

Jumat, 09 November dan Sabtu 10 November 2007 pukul 20:00 WIB
8 PENYAIR MUDA BACA KARYA
Binhad Nurrohmat, Dina Oktaviani, Fadjroel Rachman, Hasan Aspahani, Inggit 
Putria Marga, Lupita Lukman, Pranita Dewi, S. Yoga.
Banyak penyair baru bermunculan dalam khazanah sastra Indonesia, dengan 
berbagai corak pengucapan dan tema. Kita dapat menyimak kehadiran karya mereka 
di berbagai media massa, merasakan gairah, kegagapan maupun kefasihan mereka, 
pun tak jarang menikmati kesegaran yang mereka tawarkan. 

Dan tak sedikit di antara mereka yang telah memasuki tingkat kematangan. Bulan 
ini Teater Utan Kayu mengundang beberapa nama yang barangkali bisa dibilang 
termasuk gelombang baru dalam kepenyairan Indonesia untuk membacakan 
karya-karya mereka: Hasan Aspahani (Batam), Inggit Putria Marga dan Lupita 
Lukman (Lampung), Fadjroel Rachman dan Binhad Nurrohmat (Jakarta), Dina 
Oktaviani (Yogyakarta), S. Yoga (Nganjuk), dan Pranita Dewi (Bali). Kami 
mengundang anda untuk menyimak dan menikmat bersama penampilan mereka.

__
Do You Yahoo!?
Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]



 

   
-
Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru!

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Indonesia Surga bagi Industri Rokok

2007-11-08 Terurut Topik sonar sihombing
Inilah keunikan produk rokok. Sesuai dengan keunikan negeri kita ini. Produk 
mana yang beriklan bahwa menggunakan dirinya akan berbahaya selain rokok? 
Produk mana yang memiliki tingkat loyalitas pelanggan setinggi loyalitas rokok? 
Produk mana yang  bisa masuk ke semua kelas/strata masyarakat mulai dari orang 
yang tanpa rumah hingga pemilik puluhan mobil mewah?
  So, uniknya rokok bisa menggambarkan uniknya negeri kita.!
   
  Salam,
  Sonar Sihombing

Kartono Mohamad [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Hal itulah yang selalu didengung-dengungkan industri rokok. Pabrik 
rokok
memang padat karya, tetapi berapakah upah mereka? Di satu sisi banyak orang
mendapat penghasilan, di sii lain banyak orang yang tersedot penghasilnnya
masuk ke kantong pemilik pabrik rokok karena kecanduan, sehingga rela
mengorbankan kepentingan keluarga demi untuk memenuhi kecanduan itu.
Bandingkan berapa banyak rakyat yang dihidupi dan berapa banyak yang
dimatikan (dimiskinkan) secara langsung (karena perokok) dan tidak langsung
(karena hak kesehatannya dan kehidupannya, termasuk pendidikan, diabaikan
oleh orang tuanya yang perokok).
Seorang miskin yang perokok seharusnya tidak berhak disebut miskin karena
ia dapat menyisihkan uang untuk membeli rokok yang harganya lebih tinggi
dibanding setengah kilo telur yang dapat menambah protein (dan meningkatkan
kesehatan) anaknya.
KM 



Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Fauzi Bowo: Program Busway Akan Dievaluasi

2007-11-08 Terurut Topik aries cathlea
Menurut saya soal ini (busway), Bung Foke kudu minta saran member milis ini ya? 
karena saya liat semuanya pinter-pinter dan okeh2 semua sarannya. Selain itu 
member milis ini terlihat jujur2 lagi, pasti deh berhasil Bung Foke ngejalanin 
pemerintahan daerah ini..

  - Original Message - 
  From: B. Dwiagus Stepantoro 
  To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com 
  Sent: Thursday, November 08, 2007 3:30 PM
  Subject: Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Fauzi Bowo: Program Busway Akan 
Dievaluasi


  Iya, baiknya sediakan data-data juga
  kalau memang benar 7 juta lainnya pengguna jalan setiap hari,... harus 
ditunjang pula data pengguna jalan yang mana, yang terpaksa menderita
  dan apakah memang mereka yang tidak memakai busway itu terpaksa 
menderita,... 
  mungkin ada yang tiap hari naik kendaraan pribadi tapi tidak pernah complain 
ke busway, yang rela menderita menunggu jalur busway terbangun jalurnya agak 
dekat dengan tempat tinggalnya,.
  atau mungkin ada juga yang rela menderita , karena menyadari untuk 
memecahkan masalah transportasi kota itu mau tidak mau dan tidak ada pilihan 
lain adalah memprioritaskan pembangunan prasarana dan sarana angkutan PUBLIK 
yang MASAL, HANDAL dan TERJANGKAU ...

  saran seseorang untuk meminta dana penelitian dari pak Foke, mungkin bisa 
dijajaki 

  B. Dwiagus Stepantoro 
  Jakarta, INDONESIA
  http://bdwiagus.blogspot.com 
  Just be open,... who knows lightning will strike!!


Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Lips Servicenya Pak Meneg BUMN?

2007-11-08 Terurut Topik joena . permata
Dan jangan suka menghina deh .
begitu2 juga GARUDA punya kita bangsa Indonesia loooh

ajpw




aries cathlea [EMAIL PROTECTED]
Sent by: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
11/09/2007 08:38 AM
Please respond to Forum-Pembaca-Kompas

 
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
cc: 
Subject:Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Lips Servicenya Pak 
Meneg BUMN?


Hihihihihihiikalo mau bagus, pemerintah dan yang lain-lain jangan 
ikut campur! mungkin akan bagus deh

- Original Message - 
From: anton_djakarta 
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com 
Sent: Tuesday, November 06, 2007 4:57 PM
Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Lips Servicenya Pak Meneg BUMN?

Garuda perusahaan jelek itu
Kalo Go Publik pasti harganya anjlog

ANTON
 



[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Undangan Liputan - International Association of Political Consultants

2007-11-08 Terurut Topik Ignas Iryanto
Ini prestasi siapa ? Siapa sesungguhnya yang layak dapat award ? Megawati 
sebagai presiden waktu itu ? KPU yang bertanggung jawab atas seluruh 
pelaksanaan Pemilu saat itu ? Yang mayoritasnya telah/pernah dipenjara ? 
Konsultan Politik yang eamai ramai dukung SBY waktu itu ? Atau rakyat 
seluruhnya ?
  Jika awardnya kepada rakyat...siapa yang berhak menerima award tersebut ?

  He..apa sih nilainya award seperti ini ?

  Salam, Irry.


yoshi f [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Subject: Undangan Liputan - International Association
of Political Consultants

Rekan media yang terhormat,

Indonesia telah menjadi negara berpenduduk mayoritas
Muslim pertama yang dinilai dapat menerapkan demokrasi
dalam sistem pemerintahannya, oleh karena itu The
International Association Political Consultant (IAPC)
memberikan penghargaan Democratic Medal Award untuk
tahun 2007 kepada Indonesia atas keberhasilannya
mengadakan sistem PEMILU secara langsung pada tahun
2004 tanpa adanya pertikaian nasional yang berarti.
Penghargaan internasional ini telah diberikan kepada
berbagai negara di seluruh dunia sejak tahun 1982.

Merupakan kebanggaan tersendiri bagi Indonesia dapat
terpilih menjadi lokasi penyelenggaraan Konferensi
Dunia IAPC ke-40 di Bali yang rencananya akan dibuka
oleh Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang
Yudhoyono. Konferensi IAPC merupakan kegiatan tahunan
yang bertujuan untuk menjadi wadah bagi semua
anggotanya dalam bertukar pikiran mengenai sejumlah
permasalahan politik internasional yang menonjol.

Besar harapan kami agar rekan media dapat meliput
acara konferensi ini yang berlangsung di Grand Hyatt
Hotel Nusa Dua Bali, yang dimulai tanggal 12 hingga 14
November 2007. Berikut ini kami juga melampirkan
agenda acara 40th World Annual Conference IAPC beserta
profil pembicara yang akan hadir dalam konferensi
tersebut.

Untuk informasi selengkapnya, silakan hubungi Ezta
(0818 213162, [EMAIL PROTECTED]) atau
Fannie (0812 8100525,
[EMAIL PROTECTED]) di nomor 021 – 781
2436 atau dengan mengunjungi situs
www.iapcbali2007.com

Terima kasih atas perhatian dan kerja samanya.

Salam,

Fannie Waldhani
Indo Pacific Edelman
Telephone: (62-21) 781-2436
Facsimile: (62-21) 781-2423
E-mail: [EMAIL PROTECTED]
Website: www.indopacific.net


[Forum Pembaca KOMPAS] Cermin Buruk Peradilan Anak Miskin

2007-11-08 Terurut Topik Jcsc -Indonesia

Cermin Buruk Peradilan Anak Miskin


(menjadi saksi kasus pelecehan seksual pedophil)


Oleh Andri Cahyadi*


 


Kasus Pedophil


Setelah membujuk
dan merayu selama 3 tahun, akhirnya mereka mengaku. Satu persatu mengakui,
pernah bertemu dengan Peter W Smith. Dari mulai di Benhil hingga pindah ke
Tebet Timur. Anak-anak di Jakarta Centre for Street Children (JCSC)/Paguyuban
anak jalanan Jakarta
yang saya dampingi akhirnya membagi lengkap cerita. Susah
payah saya menyelidik satu persatu. Sejak tahun 2003 nama Peter dan Mr.Don
selalu menjadi misteri bagi saya juga kawan-kawan lainya.Sejak tahun 1999 saya
mendampingi anak jalanan Depok juga mendampingi anak jalanan yang “menguasai”
wilayah Guntur,
Manggarai Jakarta Selatan. Bukan lantaran masalah sepele, walaupun mereka
termasuk anak yang salah asuh, karena besar dijalanan dan menanggung stigma
negatif, tetapi kalau urusan rasa malu masih begitu melekat erat pada diri
mereka. Itu sebabnya kebohongan kolektif disembunyikan bertahun-tahun lamanya,
Malu!.


Hingga suatu
hari, Agustus tahun 2006? kedua anak yang dijemput oleh sang kurir!(remaja yang
pekerjaanya menjual anak), Kabur. Mereka melarikan diri dengan panik, celana
yang dikenakannya robek hingga sebatas paha karena harus memanjat pagar.
Kemudian mereka lari sejadi-jadinya, minggat dari rumah Peter W Smith. Warga
Asutralia dan Inggris yang bekerja sebagai guru bahasa Inggris di IALF Jakarta 
Selatan.


Peter bukanlah
nama asli. Dia telah berganti identitas setelah “keluar dari penjara 
Australia”, karena melakukan kejahatan pelecehan
seksual kepada seorang anak di Australia.
Bahkan cukup mencengangkan tak tanggung-tanggung, berdasarkan pernyataan Humas
Polda Metro Jaya, Peter mengaku, telah melecehkan anak-anak yang berasal dari
negara-negara di Asia dari mulai India, Vietnam, Kamboja, Bangkok dan Indonesia
pernah dilakukannya. Semuanya kira-kira berjumlah 50 anak. Dilakukannya sejak
tahun 1997. Ini terangkum dari jejak kasus peradilan “bule cabul” Peter W
Smith, Yang diungkap, dilaporkan serta ditangkap oleh pihak kepolisian atas
“paksaan” dari Jakarta Centre for Street Children (JCSC).


 


Selengkapnya lihat di www.jcsc-indonesia.blogspot.com


 


 


=
Pojok Milis Komunitas FPK:

1.Milis komunitas FPK dibuat dan diurus oleh pembaca setia KOMPAS
2.Topik bahasan disarankan bersumber dari KOMPAS dan KOMPAS On-Line (KCM)
3.Moderator berhak mengedit/menolak E-mail sebelum diteruskan ke anggota
4.Kontak moderator E-mail: [EMAIL PROTECTED]
5.Untuk bergabung: [EMAIL PROTECTED]

KOMPAS LINTAS GENERASI
=
 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


[Forum Pembaca KOMPAS] re: [ENIS] Where Have All the Brotherly Love Gone?

2007-11-08 Terurut Topik tolong saya
Saya termasuk orang yang geram dengan tindakan2 rakyat malaysia terhadap 
bangsa kita, tapi terlepas dari siapa yang benar dan yang salah, semalam saya 
sempat berdiskusi dengan beberapa teman kerja. Kebetulan teman kerja saya, 
orang Indonesia yang sudah lama tinggal di luar negri, jadi boleh dibilang 
sedikit cuek dengan situasi antara Malaysia  Indonesia. Pada saat saya 
membahas bagaimana artikel/surat2 yang muncul di forum ini, terus bagaimana 
tindakan rakyat malaysia yang merendahkan budaya kita, teman saya itu dengan 
entengnya (sambil tersenyum) berkata : WAH, PERNAH NGGAK KITA MIKIR YA, KALAU 
ANTARA INDONESIA DAN MALAYSIA BENER2 BERTARUNG, NEGARA MANA YANG BAKAL 
DIUNTUNGKAN??? 

Sekali lagi, terlepas dari siapa yang benar/salah, sebenarnya perkataan teman 
saya itu benar, jika memang sampai Malaysia dan Indonesia bisa BERSATU... 
(ini kalau memang bisa...) pasti ada negara yang takut dan merasa 
dirugikan.
Dan mungkin juga negara itu sudah meng-antisipasi supaya 'PERSEKUTUAN itu 
tidak terjadi, maka paling gampang adalah mengadu-domba.

Mungkin skenario ini harus dipikirkan, mungkinkan pertikaian kita ini karena 
ada pihak luar yang meng-adu domba??? dan ini tidak hanya dipikir dan 
direnungkan oleh 1 pihak saja, Malaysia dan Indonesia harus berani duduk 
bersama dalam 1 forum dan membahas hal ini.



- Original Message 
From: Hosea Saputro [EMAIL PROTECTED]
Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] [ENIS] Where Have All the Brotherly Love Gone?



Jejaring Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Eropa

  (European Network of Indonesian Students)



  Where Have All the Brotherly Love Gone?



  Why we are where we are now?



Malaysian and Indonesian history are so intertwined and our future are
so closely linked that we are either hang together or hang separately.



Weren’t we both used to be part of the glorious kingdom of Srivijaya
and Majapahit? Wasn’t the founder of Malacca Sultanate, Pramesyara, a
runaway prince from Palembang? Wasn’t Dipati Unus from Jepara lead
sizable troops to get rid of Portuguese from Malacca not once but
twice? Weren’t our past royalties intermarried for too many times to
precisely counted. Weren’t we quick to get over the Konfrontasi and
start building Asean together?



Wasn’t Indonesian and professors left the comfort of homes in the past
to reach the in classrooms in Malaysia half a generation ago? Aren’t
Indonesian students these days filled Malaysian Universities instead?
Aren’t the economic prosperity in Malaysia could and already benefited
from Indonesia workers with our proximity and cultural and linguistic
links



Not only our languages are from the same roots and only slightly
differentiable, our aspirations are one. We both want to be a
prosperous and harmonious country, respected among the world’s
brotherhood of nation



  We are brothers and will always be brother.



However, we can choose to live with brotherly love or without it. Some
say that family feud is the worst kind of feud, but it doesn’t have to
be that way.



  •  Family don’t hurt each other

Assigned prized, bounty hunter like, is no way to treat family member.
Search without warrant should be ceased and let’s return the entire
jurisdiction over illegal immigrant from non-state body and to police
and immigration officer. Indonesia should put the utmost effort to
reduce forest fire which cloud reach Malaysia while Malaysia should
tighten the Kalimantan border over illegal logging from Indonesia.



  •  Family protect each other

Let Indonesian workers in Malaysia have a right organized themselves in
labor union. Despite all the goodwill of Malaysian government, some
companies are bound to be overeager in their quest for profit and union
is one of the best ways for protection. Let us revised our Labor MoU
and no longer allowed the company to keep the workers passport.





  •  Family share heritage

Our long share history sometime makes it hard to distinguish the origin
of culturally related product. Lets put a memoratiorum on patenting any
of them and establish a join commission to study the true origin of any
particular product before going to patent office and discuss a revenue
sharing for joint patent when it is more appropriate.



  •  Family visit each other

It has been too long the Indonesian embassy in Malaysia to stand
without an ambassador. The Indonesian government and parliament need to
immediately send a trusted liaison, more than any other time, to mend
our ties and deepen our relation.





As the sound of bedug in lebaran still faintly heard and the scent of
Eid Mubarrak is still in the air let us both acknowledge our past
mistakes and vow to renew our bond..



Let the subsequent lyrics be a thing that unite us rather than divide
us. May we could savor the sweet taste of brotherhood once again. This
time, let it linger.



  Kalau ada sumur di ladang, Boleh kita menumpang mandi

  Kalau ada umurku panjang, 

RE: [Forum Pembaca KOMPAS] Selamat kepada Pak Lisman Manurung

2007-11-08 Terurut Topik Lisman Manurung
Terima kasih pak Rudy.

Waah diucapin selamat ame nyang ikut ngetes.

 
Semoga DTK dapat menjadi tempat semua stakeholders 
bertukar-menukar pendapat, membangun kebersamaan untuk
mewujudkan transportasi Jakarta yang memberi manfaat
bagi semua pihak. 

Terima kasih juga bagi (48 minus 13) orang calon  yang
tidak lulus, sebab karya-karya terbaik mereka, yakni
ide dalam paper, analisis dan saran pemecahan masalah
transportasi di DKI sejujurnya ikut memperkaya wawasan
saya.

Tuhan Memberkati.

LM




 

 
 

Sekali lagi many thanks,

Lisman Manurung







 

--- Rudy Thehamihardja [EMAIL PROTECTED] wrote:

 SELAMAT YAH PAK LISMAN
  
 sukses dan ditunggu karya nyatanya yah
 sampai ketemu di acara pelantikannya yah.
  
 rudy thehamihardja.


[Forum Pembaca KOMPAS] Yuyu Kangkang

2007-11-08 Terurut Topik Mang Iyus


 Yuyu Kangkang

  

 Sebagian dari kita mungkin pernah membaca legenda Yuyu Kangkang and 
 The Kleting Sisters. Kostumnya mungkin beda-beda warna. Mirip seperti 
 lagu balonku ada lima. Mereka mau menyeberangi sungai yang sedang 
 banjir tetapi fasilitas perahu penyeberangan tidak ada. Yang tersedia 
 hanya jasa 'ojeg panggul' dari juragan Yuyu Kangkang. Upahnya cuma 
 'zoen pipi' doangan. Pasti tokoh Yuyu Kangkang bukanlah manusia 
 berkepala trapezoid kepiting raksasa. Mungkin badannya memang tinggi 
 besar dan berotot seperti Ade Rai. Mungkin kakinya agak pengkor. Kedua 
 pahanya tidak paralel tetapi membentuk huruf O. Gaya jalannya mirip 
 seperti King Kong. Mungkin matanya juga tidak fokus dan sedikit 
 jereng. Maka secara 'overall' ia digambarkan sebagai tokoh yang mirip 
 kepiting raksasa. Yuyu memang artinya kepiting. Dan Kangkang mungkin 
 dari gaya berjalan yang agak mbrangkang. Pastilah bukan karena ia 
 merangkak seperti halnya kepiting.

 Yang spesifik pada kepiting justru pada cara berjalannya itulah. 
 Alih-alih maju ke muka kepiting selalu berjalan menyamping. Bisa ke 
 kiri bisa pula ke kanan sesuai kebutuhan. Ia juga tidak bisa berjalan 
 mundur seperti binatang undur-undur.

  

 Yuyu Kangkang adalah representasi manusia kepiting (homo canceris). 
 Langkahnya bersifat pilihan ganda. Kalau tidak ke kiri, pastilah harus 
 ke kanan. Arah yang dipilih tentu sesuai kebutuhan dan sikon. 
 Opportunis memang. Tetapi bagi kepiting tidak ada pilihan lain. Hal 
 itu adalah tuntutan dari kondisi kodrat fisiknya sendiri.

  

 Manusia (homo sapiens) kerap kali juga demikian perilakunya. Pilihan 
 moralnya bersifat dua arah. Hitam atau putih. Bermoral utuh atau 
 terbelah. Bermoral tinggi atau imoral. Melakukan kejahatan atau 
 kebaikan. Egois atau altruis. Soliter atau sosial. Ringan tangan atau 
 berat pantat. Pemarah atau panjang sabar. Pelit lokek atau pemurah. 
 Kecut basi atau riang humoris. Ikut partai kuning atau partai merah; 
 partai hijau atau partai biru. Ikut kelompok palang atau bulan sabit. 
 Pembawa damai atau pembawa bom. Pembawa air sejuk atau api yang panas.

 Manusia kerap merasa terpaksa memilih kelompok seperti itu. Padahal 
 tidak ada sesiapapun yang memaksanya. Orang ingin diterima sebagai 
 bagian dari suatu kelompok (elit) tertentu. Jatidirinya ditentukan 
 oleh warna kelompok pilihannya itu. Entah itu kelompok sosial, 
 kelompok agama, kelompok teritorial atau kelompok etnik. Seakan-akan 
 tanpa kelompok ia menjadi manusia anonim. Takut menjadi manusia tanpa 
 identitas kelompok. Takut menjadi The lone ranger.

 Sikap dan perilakunya tidak pernah ajeg atau jelas. Kadang-kadang ke 
 ujung ekstrim kiri. Kadang-kadang berbalik ke ujung ekstrim kanan. Itu 
 adalah ciri manusia kepiting. Ia terombang-ambing dalam suatu gerakan 
 bolak-balik -- ke kiri atau ke kanan - mirip klenengan sapi. Namanya 
 ialah orang yang ikut irama bandulan moral.

  

 Nilai moral berada pada strata nilai tertinggi bagi manusia. Hal itu 
 ibarat titik puncak dari pada sebuah kerucut. Bahkan nilai religi 
 berada di bawah nilai moral.  Yang mengagungkan nilai moral cenderung 
 menjadi inklusif. Sebaliknya, yang memutlakkan nilai agama -- agama 
 apapun - bisa-bisa menjadi eksklusif. Puncak -- ialah 'summit point' 
 dari suatu piramida. Di titik puncak itu manusia tidak bisa memilih ke 
 kiri atau ke kanan. Ia terkondisi untuk selalu mendongak ke atas ke 
 bintang penjuru. Maka berdiri di atas puncak piramid merupakan 
 situasi kritis. Setiap saat ia dapat tergelincir dan jatuh ke bawah. 
 Jatuhnya juga tidak alang-alang kepalang tanggung. Pastilah akan 
 terguling-guling dan terjerembab ke kaki piramid yang paling bawah.

  

 Pada titik tertinggi - atau Apex itu pertanyaannya ialah to be or not 
 to be. Artinya, nilai moral itu sifatnya mutlak. Bukan nilai relatif 
 atau tergantung sikon. Orang itu atau berintegritas moral atau imoral. 
 Simpel dan begitu saja. Moralitas juga bersifat kekal. Dulu, kini, 
 maupun kelak nilai moral itu sifatnya mutlak. Dekalog tauratik Musa 
 itu dibuat jadi pedoman moral untuk selamanya dan universal sifatnya. 
 Kalau dulu manusia dituntut supaya menjunjung tinggi 'nilai kejujuran' 
 maka kinipun tuntutan itu masih tetap sama. Kalau ini dilecehkan maka 
 korupsi menjadi marak di mana-mana dan meruyak di segala lapisan 
 masyarakat. Nilai moral ini dituntut dari kaum intelektual bertitel 
 strata tiga sampai kuli bangunan yang drop out SD.

 Demikian juga tuntutan terhadap 'nilai kemurnian' sifatnya absolut. 
 Kalau seks pranikah atau di luar nikah diharamkan maka hal itu berlaku 
 untuk selamanya. Kalau ini dilecehkan maka masyarakat menjadi permisif 
 dan pelanggaran seksual terjadi di mana-mana. Pelecehan terjadi dari 
 kalangan anggota parlemen sampai pada anak-anak sekolah lanjutan 
 pertama. Dari peringkat ulama kondang sampai tukang ikan di pasar 
 inpres yang kumpul kebo dengan tukang kue basah.

  

 Memang ada usaha beberapa kalangan ilmuwan - terutama 

[Forum Pembaca KOMPAS] Dendang Ibu Kota

2007-11-08 Terurut Topik Hasan Z. Mahmud
Tulisan di bawah muncul dalam bentuk kolom di majalah TRUST edisi 5
November 2007.
Mudah-mudahan diizinkan oleh Bang AH. Mudah-mudahan bermanfaat
Salam hzm
 
DENDANG IBU KOTA

Hasan Zein Mahmud

 

Jakarta memang bukan Paris. Monas tak terlalu mirip Eiffel. Taman Monas
belum setanding dengan Place de la Concorde. Sebagai warga kota saya
sering bermimpi tentang sungai Ciliwung yang bertransformasi menjadi
Rhein. Yang disebut belakangan itu, sungguh indah, nyaman dan bersih.
Enak dilayari, entah untuk tujuan transportasi atau sekedar wisata, di
musim panas, gugur, semi maupun dingin. Sementrara Ciliwung tetap
notorious sebagai tempat pembuangan sampah terbesar dan wc terpanjang di
dunia. Janji manis tentang transportasi air yang didengungkan Gubernur
DKI sekian tahun lalu, hinga kini tidak lebih dari omong kosong dan
pemborosan. 

 

Jangan pula bandingkan Paris Metro sub way dengan bus way Trans Jakarta.
Walau juga bejubel pada jam-jam tertentu, Metro sub way, bersih, aman
dan tepat waktu. Dan yang lebih penting memenuhi fungsinya sebagai
sarana transportasi massal. Bus way Jakarta adalah projek instant,
dipaksakan tanpa konsep jelas,  dibangun dengan merampok fasilitas
publik yang sudah minim. Aku sering merasa rindu saat-saat menapaki
trotoar kota Paris yang bersih dan lindap ketika menelusuri trotoar
Jakarta yang sempit dan berdebu di terik matahari. 

 

Jakarta memang bukan Bogota. Walau konon bus way Jakarta diilhami oleh
bus way dari ibu kota Kolumbia tersebut. Di Bogota bus way dibangun di
atas jalur baru, meliputi jaringan yang luas ke seluruh sudut kota.
Bersamaan dengan pembangunan bus way, taman-taman kota terbentang luas.
Bus way Jakarta dibangun dengan menggasak jalur hijau yang tinggal
sedikit. Tak heran kalau Eric Pinalosa, mantan walikota Bogota dalam
kunjungannya di Jakarta menyatakan Jakarta sebagai kota yang sedang
sakit. Terlalu banyak mal dan pusat perbelanjaan dan terlalu sedikit
public spaces, banyaknya ruang terbuka hijau yang disulap menjadi area
komersial dan tentang trotoar yang jadi pasar. It is about economy
stupid! Kata Clinton. Pembangunan public spaces memang tak banyak
menjanjikan upeti.

 

Jakarta memang bukan Bangkok. Bangkok yang beberapa kali aku kunjungi,
di awal 1990an macet melebihi Jakarta. Konon waktu itu untuk
mengantisipasi lalu lintas yang stuck, setiap pengendara mobil pribadi
menyiapkan pispot dalam mobilnya. Entah benar entah ejekan. 

 

Namun Bangkok hari-hari ini sudah jauh meninggalkan Jakarta. Di sana
kini Anda bisa menikmati sub way atau sky way. Jalan-jalan baru yang
mulus, jalan-jalan lama yang lebih lebar, taksi dan kendaraan umum yang
jauh lebih lancar dan nyaman. Juga perbaikan kualitas pelayanan di
kereta api. Kini Anda bisa menikmati jarak antara Suvarnabhumi - bandara
baru penganti Don Muang - ke down town Bangkok dengan menggunakan
fasilitas sub way yang sungguh wow. Di sini kita memang masih bisa
menemukan tuk-tuk, alat transport yang mirip bajaj, namun tidak
(terlalu) berisik, lebih ramah lingkungan dan. lebih manusiawi.

 

Oh ya, di tengah kota Bangkok mengalir sungai Chao Phraya. Kendati keruh
tapi bersih. Di permukaannya yang tenang, memanjang iring-iringan kapal
wisata dan tongkang barang (berges). Di kiri kanan sisi sungai kita bisa
melihat klaster enceng gondok, yang konon diimpor dari Indonesia, untuk
menahan laju sampah di permukaan sungai.

 

Jakarta memiliki sederet panjang konotasi negatif. Selain kemacetan lalu
lintas yang amat parah, juga gunung-gunung sampah, pemukiman liar,
jumlah besar pengangguran dan pencari kerja, tindak kriminal yang tak
pernah sepi, perkelahian dan kekerasan, sorga narkoba dan prostitusi.
Metropolitan, pusat serba kepalsuan ditransaksikan! Herannya, daftar
panjang itu tak membuat orang jeri dan jera. Ratusan ribu pendatang baru
atau pendatang kambuhan menyerbu Jakarta setiap tahun.

 

Boleh jadi kita memang bangsa yang lamban merespons perubahan dan
perkembangan. Satu kesimpulan mungkin bisa pasti: Jakarta adalah etalase
tentang kepincangan antara fasilitas publik dan kekayaan pribadi.
Kesenjangan yang makin lebar antara ketersediaan public goods dan
pameran private assets. Dalam skala yang lebih makro ia juga
mencerminkan ketimpangan infrastruktur antar daerah. Persoalan mendasar
semacam itu, tentu tak cukup hanya dijawab dengan sebaris kalimat dalam
lagu: Siapa suruh datang Jakarta.

 

Jakarta 31 Oktober 2007

 





[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum Pembaca KOMPAS] Google, dari Mesin Pencari ke Ponsel Pencari Uang

2007-11-08 Terurut Topik Agus Hamonangan
Semoga nantinya GooglePhone juga terwujud dalam bentuk Hardware.
Semoga!!!

-- 
Salam,

Agus Hamonangan
http://groups.google.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/


Oleh  PEPIH NUGRAHA
http://www.kompas.com/kompas-cetak/0711/09/telkom/3979610.htm
===

Pada akhir tahun 2006 rumor bahwa perusahaan mesin pencari di internet,
Google Inc, akan terjun ke bisnis telepon bergerak atau mobile phone sudah
merebak. Itu gara-gara penulis teknologi informasi Martha McKay membuat
spekulasi ini dan memublikasikannya. BBC dan The Wall Street Journal
kemudian mengutipnya. Digambarkan bahwa perusahaan yang didirikan Larry Page
dan Sergey Brin tahun 1998 ini tengah sibuk membuat satu model ponsel dengan
nama Google's GPhone. Setidak-tidaknya itulah nama yang berkembang saat itu.


Tak pelak lagi, rumor ini membuat gerah produsen ponsel dunia. Sebut saja
nama kondang yang produknya mudah ditemui di pasar dunia dan gerai-gerai
ponsel bekas sekalipun seperti Nokia, Samsung, atau Motorola. Apalagi bagi
para produsen baru yang mulai meluncurkan produknya ke pasar yang memang
masih terbuka dan belum menunjukkan titik jenuh itu, terjunnya raksasa
Google ke bisnis ponsel akan berarti kiamat segera tiba.

Kekhawatiran para produsen ponsel beralasan sebab Google yang raksasa di
bisnis internet itu bakal menyikat pasar dengan smartphone-nya yang selama
ini ia sembunyikan. Sementara perusahaan telekomunikasi dunia khawatir bahwa
bisnis mereka akan hancur karena smartphone yang dikembangkan Google tidak
memerlukan lagi pulsa, cukup membawa teknologi VoIP (voice over internet
protocol) ke dalam ponsel. Menghubungi ponsel orang tidak lagi menggunakan
nomor, tetapi cukup dengan account surat elektronik GMail di ponsel. Langkah
yang bakal membuat operator telekomunikasi gulung tikar!

Itu baru spekulasi. Tetapi kemudian media massa lainnya menggoreng berita
itu dengan menyebutkan, Google telah mengembangkan 30 prototipe ponsel untuk
segera dilempar ke pasar. Satu dari sekian spekulasi itu menyatakan pula
bahwa apa yang disebut GPhone itu bukanlah hardware dengan bentuk fisik
layaknya ponsel seperti iPhone milik Apple, tetapi lebih merupakan sistem
operasi software telepon open source. Satu spekulasi yang kelak lebih
mendekati kenyataan, di mana siapa pun bisa menciptakan aplikasi apa pun
yang lebih keren, seperti halnya Linux pada piranti lunak komputer.

*Libatkan konsorsium*

Spekulasi bahwa Google akan membuat GPhone sendiri terpatahkan hampir
setahun kemudian setelah Open Handset Alliance (OHA), sebuah konsorsium
berkekuatan 34 perusahaan yang bergerak di bisnis perangkat lunak, perangkat
keras, internet, dan telekomunikasi, meluncurkan Android, Senin (5/11) lalu.
Google adalah satu di antara 34 perusahaan itu. Bukan telepon seluler alias
ponsel dengan label tunggal GPhone yang keluar, tetapi sebuah merek yang
sama sekali tidak membawa-bawa nama Google, yakni Android.

Para pakar dan penikmat teknologi informasi segera bertanya-tanya, apakah
Android ini? Apakah ia berbentuk telepon genggam atau ponsel biasa? Apa
motivasi Google terjun ke bisnis ponsel ini padahal selama ini namanya lekat
dengan bisnis internet?

Android adalah sistem operasi terbuka untuk telepon bergerak berbasis Java
dan sistem operasi Linux yang dikembangkan OHA. Platform sistem operasi
terbuka Android ini diluncurkan 5 November lalu. Semangat konsorsium ini
adalah memajukan standar terbuka bagi peralatan telepon mobil.

Rumor yang dikembangkan McKay bukanlah tanpa dasar sebab pada awal tahun
2005 Google diam-diam telah mengakuisisi sebuah perusahaan software mobile,
yang kebetulan bernama Android. Software ini dikembangkan oleh Andy Rubin
yang di Google kini diserahi tugas untuk mengembangkan Android sebagai
software telepon bergerak dengan platform open source.

Chairman sekaligus CEO Google Eric Schmidt kepada pers saat peluncuran
Android menyebutkan, keberadaan Android dengan sendirinya menghapuskan rumor
dan spekulasi sebelumnya yang menyebutkan Google akan meluncurkan sendiri
telepon mobilnya. Pengumuman hari ini lebih ambisius dibanding 'Google
Phone' sendiri, di mana pers telah berspekulasi selama beberapa minggu
terakhir, katanya. Ditambahkan, misi OHA tidak lain membangun platform yang
kuat agar memberi keunggulan pada ribuan model telepon berbeda.

Meski kelahiran Android sudah diumumkan Senin lalu, OHA tetap merahasiakan
fitur maupun spesifikasi apa saja yang dimiliki bayi yang disinyalir bakal
menciptakan revolusi bidang telepon bergerak ini. Diperkirakan, 12 November
mendatang warga dunia penikmat TI baru dapat melihat sosok Android.

The Wall Street Journal berspekulasi bahwa OHA mengembangkan Android sebagai
sebuah piranti khusus yang memungkinkan seseorang dapat menayangkan atau
mengunduh foto maupun video cukup di ponsel di mana pun mereka berada selama
tersambung jaringan. Spekulasi lain menyebutkan, Android diciptakan untuk
mengembangkan piranti yang bekerja dalam jaringan 3G dan teknologi GPS.
Semuanya dalam bentuk ponsel.

*Iklan di 

Re: [Forum Pembaca KOMPAS] motor utk sby

2007-11-08 Terurut Topik novi irawati
Nampaknya ulah manusia memang macam2, setau saya beberapa bulan lalu petinggi2 
dari AL melaunch hal serupa pada SBY sehingga keluar perintah pada DepPerin dan 
Ristek untuk menindaklanjuti.
Dari awal banyak ilmuwan sudah geleng2 kepala, nggak percaya, tapi mengingat 
perintah untuk membuktikan, diujilah 'penemuan bahan bakar air' itu di 
laboratorium canggih di Indonesia. 
Apa lacur, boro2 mesinnya jalan, lhawong malahan merusak kinerja sistem 
permesinan.
Akan saya coba cari info hasil uji labnya (ups sayang nggak bisa di attach ya?)

Plis dehhh jangan terlalu percaya penemuan yang begini, kalau emang bener pasti 
dah banyak investor yg rebutan beli atau mematenkan.

salam,
noVi

- Original Message 
From: Haniwar Syarif [EMAIL PROTECTED]
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Sent: Friday, November 9, 2007 8:26:51 AM
Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] motor utk sby









  



Berita di kompas hari ini ttg penemuan moor berbahan bakar 80 
persen air., 

yg oleh pejnemunya sudah dikirimkan utk SBY .



juga lampu hemat energi..



Kalo benar ,menristek bisa dong menindak lanjuti



dan Bu mantan menperindag Rini Suwandi dgn pabrik motor Kanzen nya boleh 

juga membeli patennya dan memproduksi utjk dunia..



Mengapa tidak ??



Salam



Haniwat

Haniwar

http://haniwar. blogspot. com/


Re: [Forum Pembaca KOMPAS] GENG MOTOR DI BANDUNG

2007-11-08 Terurut Topik St. Herwinoto
Pak Harjo,
mungkin pak dosen ini berpikir geng motor = club motor (yg rata2 memang motornya
satu brand) seperti di banyak kota lain.
Padahal kalau kita lihat di tayangan Metro, gak cuma satu brand yg jadi anggota
geng motor brutal ini.

Kalau saya pikir, letak kesulitannya sebenernya kebanyakan anggota geng, 
terutama
pentolan2nya adalah anak kolong (anak anggota TNI/Polri), karena masalah
geng motor bandung ini udah ada sejak thn 80an tapi gak pernah tersentuh hukum.
Ini saya tahu dari seorang teman yg juga anak kolong yg dulunya jg anggota geng 
motor.

Padahal kalau dilihat dokumentasi Metro kemaren yg didapat dr Polda Jabar,
terlihat banget kok wajah2 pelaku dan nama geng-nya.

Salam,
Totot

  - Original Message - 
  From: ARVI 
  To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com 
  Sent: Friday, November 09, 2007 9:10 AM
  Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] GENG MOTOR DI BANDUNG


  Kemarin sore dalam siaran Metro kalau tak salah ada topik mengenai Geng Motor 
di Bandung itu dan salah satu sumbernya kalau tak salah seorang dosen di Jogya 
mengatakan bahwa tindakan para Geng Motor di Bandung itu kurang lebih dikatakan 
sebagai akibat product dari suatu pemilik modal yi industri kendaraan sepeda 
motor.

  Apakah ada yang sependapat dengan pemikiran ini?
  Saya pikir rasanya pemikiran ini tidak tepat.
  Kalau dikatakan bahwa perampokan juga akibat product suatu kendaraan bermotor 
maka tentu saja dapat dikatakan bahwa ini juga akibat product industri 
tekstil karena hanya dilihat bahwa para perampok itu menggunakan pakaian dalam 
menjalankan aksi perampokannya.
  Tentu saja Jakarta akan aman jika tidak ada industri tekstil karena para 
perampoknya pasti tidak bisa merampok dengan tidak memakai pakaian alias 
telanjang bulat.
  Apakah karena pembunuh menggunakan pisau apakah produsen pisau bisa 
disalahkan?

  Maaf, mungkin pendapat saya salah dengan salah satu dosen dari Jogya itu. 
Atau mungkin saya yang kurang bisa menangkap isi pendapatnya dalam siaran Metro 
TV kemarin sore.

  Harjo 

  [Non-text portions of this message have been removed]



   

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Cermin Buruk Peradilan Anak Miskin

2007-11-08 Terurut Topik joena . permata
Nah kalau Peter W Smith ini dijatuhi HUKUMAN MATI saya setuju banget
dan jangan dilepasin lagi!!

ajpw




Jcsc -Indonesia [EMAIL PROTECTED]
Sent by: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
11/08/2007 10:02 PM
Please respond to Forum-Pembaca-Kompas

 
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
cc: 
Subject:[Forum Pembaca KOMPAS] Cermin Buruk Peradilan Anak 
Miskin



Cermin Buruk Peradilan Anak Miskin


(menjadi saksi kasus pelecehan seksual pedophil)


Oleh Andri Cahyadi*


 


Kasus Pedophil


Setelah membujuk
dan merayu selama 3 tahun, akhirnya mereka mengaku. Satu persatu mengakui,
pernah bertemu dengan Peter W Smith. Dari mulai di Benhil hingga pindah ke
Tebet Timur. Anak-anak di Jakarta Centre for Street Children 
(JCSC)/Paguyuban
anak jalanan Jakarta
yang saya dampingi akhirnya membagi lengkap cerita. Susah
payah saya menyelidik satu persatu. Sejak tahun 2003 nama Peter dan Mr.Don
selalu menjadi misteri bagi saya juga kawan-kawan lainya.Sejak tahun 1999 
saya
mendampingi anak jalanan Depok juga mendampingi anak jalanan yang 
menguasai
wilayah Guntur,
Manggarai Jakarta Selatan. Bukan lantaran masalah sepele, walaupun mereka
termasuk anak yang salah asuh, karena besar dijalanan dan menanggung 
stigma
negatif, tetapi kalau urusan rasa malu masih begitu melekat erat pada diri
mereka. Itu sebabnya kebohongan kolektif disembunyikan bertahun-tahun 
lamanya,
Malu!.


Hingga suatu
hari, Agustus tahun 2006? kedua anak yang dijemput oleh sang kurir!(remaja 
yang
pekerjaanya menjual anak), Kabur. Mereka melarikan diri dengan panik, 
celana
yang dikenakannya robek hingga sebatas paha karena harus memanjat pagar.
Kemudian mereka lari sejadi-jadinya, minggat dari rumah Peter W Smith. 
Warga
Asutralia dan Inggris yang bekerja sebagai guru bahasa Inggris di IALF 
Jakarta Selatan.


Peter bukanlah
nama asli. Dia telah berganti identitas setelah keluar dari penjara 
Australia, karena melakukan kejahatan pelecehan
seksual kepada seorang anak di Australia.
Bahkan cukup mencengangkan tak tanggung-tanggung, berdasarkan pernyataan 
Humas
Polda Metro Jaya, Peter mengaku, telah melecehkan anak-anak yang berasal 
dari
negara-negara di Asia dari mulai India, Vietnam, Kamboja, Bangkok dan 
Indonesia
pernah dilakukannya. Semuanya kira-kira berjumlah 50 anak. Dilakukannya 
sejak
tahun 1997. Ini terangkum dari jejak kasus peradilan bule cabul Peter W
Smith, Yang diungkap, dilaporkan serta ditangkap oleh pihak kepolisian 
atas
paksaan dari Jakarta Centre for Street Children (JCSC).


 


Selengkapnya lihat di www.jcsc-indonesia.blogspot.com


 


[Forum Pembaca KOMPAS] Memelintir Kebijakan, Menyalahkan Wartawan

2007-11-08 Terurut Topik Agus Hamonangan
http://www.kompas.com/kompas-cetak/0711/09/opini/3978395.htm
=

Bayangkan: konferensi pers di ruangan besar yang resik, 11 tempat
duduk di barisan pembicara, dan 210 kursi tersedia untuk wartawan.
Pertanyaan berbagai topik muncul silih berganti dan narasumber pun
bergantian menjawabnya. Tidak ada batasan kapan temu wartawan itu akan
berakhir karena pembicara dari pemerintah atau juru bicara kementerian
terikat aturan untuk menjawab tuntas seluruh pertanyaan.

Inilah Bundespressekonferenz (Federal Press Conference), sebuah
konferensi pers yang rutin diadakan di Berlin, Jerman. Sebuah tradisi
yang panjang karena Bundespressekonferenz pertama kali digelar pada 11
Oktober 1949, dengan narasumber Kanselir Konrad Adenauer dan Menteri
Urusan Ekonomi Ludwig Erhard, dan hingga kini rutin diadakan setiap
Senin, Rabu, dan Jumat.

Forum itu menjadi unik sekaligus terhormat karena wartawan yang
sepenuhnya menjadi tuan rumah acara menjadi pengundang dan pengelola.
Dalam jumpa pers itu hanya anggota yang berhak bertanya.

Saat ini anggota Bundespressekonferenz sekitar 900 wartawan dan iuran
bulanan merekalah yang menghidupi acara tersebut, bahkan termasuk
kalau ada sekadar minuman ringan atau camilan. Dengan cara swadaya
itulah, wartawan bisa menjadi merdeka, tidak tergantung pada siapa
pun dan bisa menjaga sikap kritis baik terhadap pemerintah maupun oposisi.

Media

Tidak bisa dimungkiri, media massa berperan signifikan dalam politik.
Dalam pemilihan umum, media kerap disebut sebagai salah satu faktor
determinan. Selain menjadi penyampai informasi, media diharapkan
menjadi watchdog. Politisi membutuhkan media untuk menyampaikan
pendapat dan pemikirannya. Selain itu, politisi juga butuh media untuk
mengukur seberapa penentangnya.

Apabila dikaitkan dengan pemilu, dampak berita dan iklan di media
massa dinilai sangat besar (Kompas, 31/10). Bahkan, terkadang media
dianggap menjadi tidak obyektif dalam pemilu.

Salah satu ukuran dampak iklan dan pemberitaan adalah kemenangan
pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-M Jusuf Kalla yang sebenarnya tidak
mempunyai mesin partai sekuat pasangan lainnya. Ada pula pandangan,
titik puncak peran media justru terjadi sebelum kampanye sehingga
pengaturan media tidak hanya sebatas saat masa kampanye saja.

Sama pentingnya dengan peran yang dimainkan, kesalahan media pun
paling kerap dikemukakan. Faktor kepemilikan dan kemudian kebijakan
editorial selalu menjadi sasaran tembak untuk mengungkap sisi buruk
media. Belum lagi kemudian wartawan yang berulah, orientasi politik
(atau kedekatan) menjadi sumber tudingan miring seputar pemberitaan,
termasuk menentukan arah kebijakan dan juga pilihan rakyat saat pemilu.

Pertanyaan seputar keberpihakan media senantiasa muncul sekalipun
sulit diukur seberapa besar sebenarnya media bisa mengatur dan menentukan.

Pelobi

Akan tetapi, media tentu tidak berjalan sendirian. Ada faktor lain
yang bisa memelintir pilihan dan mengendalikan kebijakan.

Mengacu pengalaman di Jerman dan juga kebanyakan negara maju lainnya,
telah terjadi persinggungan kental antara profesi wartawan dengan
hubungan masyarakat (public relation/PR) dan kelompok kepentingan
(interest groups). Sejumlah besar isu yang dimuat media tidak lagi
murni muncul dari riset para jurnalis, tetapi muncul dari bombardir
informasi dari para pekerja humas dan kelompok kepentingan.

Bahkan, seperti disampaikan Dr Dirk Asendorpf yang mengajar di
International Institute for Journalism (IIJ) di Berlin, peran media
sebagai pilar keempat (fourth estate) kini realitasnya perlahan
bergeser pada humas dan kelompok kepentingan dengan kekuatan
pendukungnya, termasuk pelobi.

Menurut Asendorpf, wajar dalam politik jika kelompok kepentingan
memperjuangkan kepentingannya, baik secara langsung maupun menggunakan
media. Namun, tumbuhnya pelobi bayaran (paid lobbyist) yang melakukan
apa saja karena dibayar oleh kelompok tertentu semestinya menjadi
perhatian tersendiri. Apalagi, sangat sedikit negara yang memiliki
aturan mengenai lobi semacam ini.

Tidaklah mengherankan jika kemudian praktik lobi di bawah permukaan
inilah yang kerap kali lebih menentukan. Oleh karena itu, penting bagi
pekerja media untuk mengabarkan apa yang sedang terjadi, kelompok mana
yang bekerja, dan sekaligus siapa yang mendanainya.

Dalam praktiknya di Indonesia, data Kompas menunjukkan, salah seorang
staf ahli di lembaga legislatif bisa menjadi pelobi bayaran dengan
ikatan kontrak resmi pada sebuah lembaga donor asing dari Amerika
Serikat (AS). Tugasnya adalah melancarkan advokasi program para mitra
(grantee). Untuk kerja itu, pelobi itu dibayar dengan hitungan jam
kerja. Sudahkah praktik semacam ini diperhatikan?

Atas nama kepentingan

Dalam urusan lobi ini, seluruh sumber daya bisa dikerahkan kelompok
kepentingan. Intelektual dan akademisi pun tidak luput. Menjadikan
mereka masuk sebagai think tank adalah salah satu cara, sekalipun
dalam praktiknya di Indonesia faktor kedekatan peneliti, akademisi,
dan intelektual 

[Forum Pembaca KOMPAS] 10 November Surabaya, Tanpa Mitos

2007-11-08 Terurut Topik Agus Hamonangan
Oleh Rosihan Anwar
http://www.kompas.com/kompas-cetak/0711/09/opini/3977493.htm
===

Hari ini, memperingati perjuangan arek Suroboyo 10 November 1945, saya
ingin berhenti memitoskannya atau mendewa-dewakannya, sejauh mengenai
diri saya sebagai wartawan dan pelaku sejarah saat itu.

Untuk menghapuskan mitos, ada ungkapan, demitologisasi. Orang lain
bilang debunking menolak aneka kepalsuan seseorang. Saya pakai istilah
true confessions, pengakuan-pengakuan sejati.

Kisahnya. Waktu fajar 12 November 1945, peron Stasiun Wonokromo.
Saya—wartawan harian Merdeka (23)—beserta rekan Mohamad Supardi keluar
dari kereta api, terdiri dari satu lokomotif dan dua gerbong berisi
amunisi untuk pemuda Surabaya.

Semalaman, dalam perjalanan dari Stasiun Tugu Yogyakarta, pekik
perjuangan bertalu-talu: Merdeka, merdeka, Bung. Cepat-cepat keluar
dari stasiun. Sebuah kereta api penuh kaum pengungsi siap berangkat.
Di udara melayang-layang pesawat Inggris Thunderbelts. Suasana perang
terasa.

Seorang anggota PT (Polisi Tentara) mencari mobil untuk kami. Dalam
perjalanan menuju Surabaya, kami dicegat seorang pemuda Ambon membawa
senapan. Ia ingin menumpang. Bangsat, kitorang belum sarapan dia
sudah jatuhkan bom. Nanti beta hajar. Pemuda Ambon ini berjuang untuk
Republik.

Markas Pemuda Republik Indonesia (PRI). Di lantai sebuah kamar,
seorang lelaki Ambon sedang merintih. Dia mata-mata NICA-Belanda.
Sedang diperiksa, ujar pengantar kami. Pasti orang itu dalam
interogasi telah disiksa. Revolusi memang kejam.

Rumah sakit umum. Direktur Prof Dr Syaaf, putra Kotagadang, membawa
kami dari satu bangsal ke bangsal lain. Di sana dirawat rakyat yang
luka-luka, korban tembakan dalam pertempuran. Berbagai logat bahasa
daerah terdengar. Seluruh bangsa Indonesia ikut dalam perjuangan Surabaya.

Bertemu gadis-gadis yang bekerja di Palang Merah Indonesia. Mereka
baru kembali mengantar makanan ke garis depan, di bawah tembakan
mortir tentara Inggris. Mari saudara, makan dulu, kata mereka kepada
pemuda yang telah lelah bertempur.

Berkeliling ke beberapa bagian kota, jalanan sunyi. Tampak banyak
wanita tinggal di rumahnya meski Residen Sudirman dan Wali Kota
Surabaya menyerukan agar wanita dan anak-anak mengungsi.

Malam hari, di sebuah rumah kampung di tengah sawah, yang ditinggalkan
penghuninya. Di situ kami menginap. Merebahkan diri di atas bale-bale
yang lembap. Sepanjang malam udara bergegar, karena kapal-kapal perang
Inggris terus menembak dari jurusan Selat Madura. Supardi, yang
sebelum jadi wartawan adalah guru Taman Siswa di Medan,
sebentar-sebentar berkata, Waduh apa iki? Kami tidak dapat
memicingkan mata. Baru menjelang subuh, saking terlalu letih, kami
tertidur sekejap.

Pagi hari di sebuah rumah di tengah kebun pisang. Markas pemuda
pejuang. Senapan mesin ditumpukkan di situ. Pemimpinnya Ruslan (kelak
anggota pimpinan PKI). Berjuang seperti arek Suroboyo. Jangan lagi
pakai diplomasi. Dengan Inggris kita tidak dapat berdiplomasi lebih
lama, kata Ruslan.

Mitos

Kami mau menuju front pertempuran terdepan, tetapi kami dinasihati
agar tidak ke sana, risikonya terlalu besar. Tidak jelas di mana garis
pertahanan para pemuda kita, dan di mana musuh berada, kata pengantar
kami.

Kami mencari Sumarsono, pemimpin PRI, yang memimpin delegasi Jawa
Timur ke Kongres Pemuda di Yogyakarta tanggal 10 November. Saat itu,
pukul 11.00, datang berita telepon interlokal, Surabaya dibom tentara
Inggris di bawah Mayjen Mansergh. Sumarsono segera ke podium dan
memerintahkan delegasinya keluar dari Societeit Mataram, langsung
balik ke front. Seorang anggotanya, Boes Effendi (kelak diplomat),
juga berangkat. Namun, selama di Surabaya, saya tidak pernah melihat
Sumarsono dan Boes Effendi. Sumarsono yang dikenal sebagai tokoh
pemberontakan PKI di Madium 10 September 1948—kini menjadi warga
negara Australia—mungkin hanya sampai Mojokerto atau tinggal di
Malang? Jadilah ini pelajaran bagi kita untuk tidak memitoskan
seseorang sebagai pahlawan.

Seorang TP (Tentara Pelajar) mengantar kami keluar dari Surabaya. Di
Jalan Darmo, di sebuah rumah, kami bertemu sekelompok pelajar berusia
17-20 tahun sedang ngaso. Mereka ikut bertempur dengan tekad biar
kita tenggelam dalam lautan darah dan api, tidak mau dijajah lagi.

Bulan November 1945 itu, saya sudah ke Surabaya, tetapi tidak pernah
sampai ke front pertempuran paling depan. Jadi apa yang saya
banggakan? Maka bila saya menulis bahwa saya adalah wartawan perang di
zaman revolusi, hal itu tak lebih hanya mitos.

Rosihan Anwar Wartawan Senior 



[Forum Pembaca KOMPAS] Masyarakat Tetap Pisahkan Agama dari Politik

2007-11-08 Terurut Topik Agus Hamonangan
http://www.kompas.com/kompas-cetak/0711/09/Politikhukum/3980242.htm
==

Jakarta, Kompas - Kecenderungan untuk memisahkan politik dan agama
sangat jelas terlihat dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Tak heran
jika rakyat Indonesia yang sebagian besar beragama Islam, justru tidak
memilih pemimpin atau partai dengan dasar agama Islam.

Masyarakat lebih memilih pemimpin atau partai dengan pemikiran
praktis, seperti uang dan kepentingan jangka pendek lainnya, atau
karena harapan datangnya ratu adil.

Hal itu disampaikan sosiolog dari Universitas Indonesia, Musni Umar,
Kamis (8/11), dalam diskusi tentang demokrasi dan Islam di kalangan
komunitas miskin. Jadi, rasanya cukup sulit mengharapkan demokrasi di
Indonesia berjalan bersih tanpa politik uang, ujar Musni yang
menyelesaikan tesis doktornya di Universitas Kebangsaan Malaysia.

Untuk memperbaiki kondisi pragmatis ini, tak bisa diatasi dalam waktu
singkat. Bahkan, harus menunggu satu atau dua generasi.

Itu pun kalau kita komitmen melakukan perubahan sekarang dan mau
menjalankan demokrasi ekonomi dan demokrasi pendidikan, ujarnya.
Maksudnya, memberikan hak rakyat untuk mendapatkan ekonomi yang bisa
memenuhi kebutuhan hidupnya dan hak masyarakat untuk mendapatkan
pendidikan.

Soal penantian terhadap ratu adil, Musni menjelaskan, meskipun
alasan ini terasa klise dan tidak masuk akal, realitas penantian ratu
adil ini masih hidup kuat dalam masyarakat.

Yang menarik kriteria ratu adil ini tampaknya sudah
dirasionalisasikan dan disederhanakan. Ratu adil itu mereka yang mampu
mewujudkan kesejahteraan ekonomi, ujar Musni.

Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan Irgan Chairul Mahfiz
mengakui, ada pergeseran perilaku masyarakat terhadap pilihan politik.
Masyarakat cenderung tidak loyal, pragmatis, dan fleksibel dalam
menentukan pilihan politiknya sebagai akibat kepentingan sesaat.

Namun, masih banyak masyarakat yang punya ikatan emosional kuat
terhadap partai yang berbasiskan agama. Tentu mereka pun
mempertimbangkan dasar ideologi, moral, dan kepentingan umat dalam
jangka panjang, ujarnya. (MAM)





[Forum Pembaca KOMPAS] Semiotika Nama

2007-11-08 Terurut Topik Agus Hamonangan
Oleh TULUS SUDARTO
http://www.kompas.com/kompas-cetak/0711/09/utama/3975567.htm
==

Kalau Shakespeare pernah bertanya apa(lah) arti sebuah nama, sangat
mungkin saat ini pertanyaan tersebut berulang dalam intensitas
berbeda. Oleh globalisasi, dengan gaya hidup sebagai ujung tombaknya,
zaman sekarang tidaklah begitu memedulikan nama.

Saya sempat terkejut ketika tetangga di seberang desa mencomot nama
Andreas Surya Saputra untuk anak pertamanya. Padahal, ia seorang
Muslim taat. Keterkejutan saya semakin bertambah ketika ada pastor
yang bertugas di Semarang memiliki nama Ibn Fajar Muhammad.

Entahlah, sejak kapan proses ini terjadi. Sekarang tidak ada lagi blok
hitam-putih untuk sebuah nama bahwa nama ini harus mewakili golongan
tertentu. Sementara itu, nama lain masuk dalam wilayah pendakuan
satuan primordial tertentu. Suatu nama klise tidak lagi menyokong
garansi kepemilikan dari sebuah kelompok tertentu.

Sebutan romo tak lagi untuk pastor, tetapi juga kiai. Kata tahbisan
tidak lagi khas menandai seseorang dilantik menjadi hierarki.
Sementara kata mesias sudah tidak begitu keramat lagi eksklusif
menunjuk pribadi tertentu. Seorang penyerang dalam suatu klub
sepakbola dengan sangat mudah mendapat gelar sebagai mesias (lihat
Majalah Bola).

Dalam tradisi agama tertentu, nama mencerminkan suatu periode liminal
khusus yang unik. Seseorang diinisiasi dalam suatu komunitas besar.
Itulah paguyuban yang mengidentifikasi diri dengan berbagai pernik khas.

Berkaitan dengan proses demikian, nama Andreas termasuk satu dari
sekian santo-santa yang dijadikan penanda inisiasi seseorang ke dalam
gereja Katolik. Ada latar sejarah tertentu mengenai pribadi orang yang
dianggap suci untuk diteladani. Sejauh ini pengambilan nama pelindung
tidak bisa serampangan.

Hanya saja, secara kebetulan nama pelindung itu kebanyakan dari Eropa.
Entah siapa dahulu yang membonceng dan menunggangi tidaklah jelas
genealogi nama-nama Eropa yang kemudian mewabah dalam kultur
masyarakat kita. Globalisasi sekadar mendorong identitas kesetaraan
masyarakat Indonesia yang inferior. Nama Barat dipresumsi bisa
mendongkrak sindrom eksistensial untuk melampiaskan kejengkelan
sebagai penyandang status subordinat kultural.

Saya belajar untuk tidak terlalu kaget dengan banalitas masyarakat
dalam memilih nama buat anak-anak mereka. Mungkin kita memang sedang
digerus kecemasan akut karena ketidakmudahan daya-ucap eksplorasi
kata-kata yang membanjir. Sebegitu mudah suatu kata menjadi populer,
segampang itu pula artikulasi sekaligus bobot semiotiknya habis.
Budaya niraksara kita begitu subur dengan proyek kudeta-mengudeta
kata, persis di saat kita tidak bisa memilah dengan pasti marka antara
reduksi atau progresi atas Eropanisasi nama-nama dalam masyarakat kita.

Ada teman yang berkomentar, kita ini cabang dari Eropa. Kultur
franchise rasanya tidak berlebihan menjadi ilustrasi budaya kita.
Nyaris tidak ada lagi kebanggaan memiliki nama yang benar-benar
Indonesia. Atau, nama Indonesia sekadar ilusi?

Berarti selama ini saya salah sangka.

TULUS SUDARTO

Rohaniman, Bekerja di Paroki Lampersari, Semarang 



[Forum Pembaca KOMPAS] Penyakit dan Zaman Edan

2007-11-08 Terurut Topik Agus Hamonangan
Oleh Aloys Budi Purnomo
http://www.kompas.com/kompas-cetak/0711/09/opini/3977645.htm


Martabat negara tampak tanpa rupa, berantakan dan rusak, hukum dan
aturan diinjak-injak, tiada lagi teladan bijak, sang pujangga terdiam
duka, hatinya remuk redam, rasa ternista dan terhina, matahari
kehidupan seakan padam, dunia kini telah penuh bencana.

Bait pertama Kalatidha karya Raden Ngabei Ronggowarsito (1802-1873)
itu kini seolah bergema kembali. Kritik Ronggowarsito tepat, keadaan
sosial-politik yang karut-marut disebut sebagai zaman cacat (kalatidha).

Bennedict Anderson (Language and Power, 1990) menengarai, zaman
menjadi cacat karena raja, pemegang kekuasaan, kehilangan kasekten
(kesaktian, kejayaan).

Saat raja masih kasinungan kasekten (dalam kejayaan), semua tatanan
kosmis berjalan harmonis. Namun, saat kasekten pudar kehidupan menjadi
mungkar. Penguasa gampang bertengkar. Saat kesaktian penguasa luntur,
rakyat babak belur hancur. Alam murka. Berbagai bencana menimpa.

Pudarnya kasekten penguasa membuahkan kehancuran semesta dan
penderitaan rakyat. Musim menjadi kacau. Bencana merajalela. Gejolak
sosial, ekonomi dan politik memanas.

Tanpa etika

Kesaktian penguasa yang membuahkan kejayaan dan kesejahteraan rakyat
tergantung garis etika-kekuasaan. Selagi para penguasa menjalankan
kekuasaan yang diemban dengan etika-kekuasaan, kejayaan bertahan,
kesejahteraan rakyat terwujud. Sebaliknya, saat penguasa bergerak
tanpa etika, kehancuran serentak di ambang mata.

Penguasa menjalankan tugas tanpa etika saat dirinya dikuasai pamrih.
Kekuasaan tidak dihayati sebagai pelayanan, tetapi kesempatan untuk
memanfaatkan kekuasaan demi kepentingan diri sendiri dan kelompoknya.

Saat itulah, menurut refleksi Ronggowarsito, kasekten pudar dan
luntur. Pudarnya kesaktian penguasa tidak hanya melahirkan zaman
cacat, tetapi juga zaman edan. Baginya, hidup pada zaman edan, gelap
jiwa bingung pikiran. Turut edan hati tak tahan. Jika tidak turut,
batin merana dan penasaran tertindas dan kelaparan.

Pada zaman edan, sakbeja-bejane wong kang lali, luwih begja kang eling
lan waspada. Benarlah, seuntung apa pun orang yang lupa daratan, lebih
selamat orang yang tetap menjaga kesadaran dalam kewaspadaan.
Kesadaran dalam kewaspadaan itu hanya mungkin terjadi bila orang
mengedepankan etika. Penguasa bergerak di garis etika-kekuasaan demi
keadilan dan kesejahteraan rakyat.

Garis etika-kekuasaan yang ditawarkan Ronggowarstia amat jelas, etika
eling lan waspada. Penafsiran Ahmad Norma (2007:12-13) tepat. Sikap
eling lan waspada memberi kesadaran, manusia secara hakiki adalah
makhluk spiritual. Kesadaran ini mendorong untuk selalu berpegang pada
spiritualitas, yakni kedalaman dan kesejatian hidup.

Senantiasa sadar dalam bingkai spiritualitas membuat setiap orang
tidak mudah tergiur nafsu berkuasa. Kalaupun harus berkuasa, atas
dasar sikap eling lan waspada, yang bersangkutan akan mengembangkan
kekuasaan sebagai pelayanan dengan segala risiko dan pengorbanan.

Relevansi kini

Belakangan ini rakyat dan masyarakat gerah. Era reformasi tidak
kunjung membawa kemajuan yang menyejahterakan rakyat. Alih-alih
menggapai kesejahteraan dan kemakmuran, rakyat justru kian terpuruk
dalam kemiskinan dan ketertindasan secara sosial-ekonomis.

Tak heran muncul tekad kebangkitan dari keterpurukan. Momen peringatan
Soempah Pemoeda 2007 memberi kesadaran agar kaum muda bangkit. Komite
Bangkit Indonesia dideklarasikan, meski masih muncul wajah lama.
Cita-citanya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Komitmennya
kebhinnekaan, pluralisme, dan keragaman budaya.

Apa pun namanya, siapa pun yang bercokol di dalamnya, seruan
Ronggowarsito harus menjadi landasan etis gerakan menuju Indonesia
Baru. Martabat negara sudah tanpa rupa dan rusak, hukum dan aturan
diinjak-injak, tiada lagi teladan bijak.

Itulah penyakit zaman edan yang harus menumbuhkan sikap eling lan
waspada dalam diri rakyat. Bila yang sedang berkuasa ataupun yang
bercita-cita akan berkuasa sudah tidak mampu mengedepankan sikap eling
lan waspada, rakyatlah yang harus melakukannya.

Penyakit zaman edan bukannya surut, tetapi kini justru kian menggila.
Di sini, seruan sang pujangga perlu digemakan kembali. Tentang nafsu
berkuasa, Ronggowarsito berseru, Demikian itu ibarat seakan menolak,
padahal berminat bukankah begitu, sobat?... Usia makin tua... lebih
baik menarik diri dari dunia ramai untuk mencari karunia ilahi...
(Zaman Edan, VIII).

Karena itu, marilah serahkan masa depan republik ini kepada kaum muda.
Itu juga yang telah disarankan Presiden Soekarno saat meresmikan
patung Ronggowarsito di Sriwedari, 11 November 1953. Meski kita
menghadapi penyakit zaman edan, kita percaya dan yakin, pada suatu
saat akan datang zaman yang gilang-gemilang, meski yang bagaimanapun
edannya, penderitaan rakyat yang tak terhingga..., tetapi aku masih
percaya penuh bahwa karena perjuangan dan hasil pekerjaanmu pemuda dan
pemudi, nanti ucapan Ronggowarsito itu akan terwujud.

Kapan lagi seruan itu 

[Forum Pembaca KOMPAS] Pameran Internasional Tidak Profesional

2007-11-08 Terurut Topik Agus Hamonangan
Dari surat pembaca Kompas, mungkin dari NAFED mau menanggapi?

Salam,
AH
=


Oleh Sapto Widodo 
Jalan Tarian Raya Barat Blok S, Kelapa Gading, Jakarta 
http://www.kompas.com/kompas-cetak/0711/09/opini/3977516.htm


Ajang pameran internasional yang dulu dikenal sebagai Pameran Produk
Ekspor, sekarang bernama Trade Expo Indonesia, berakhir pada 27
Oktober 2007. Penyelenggaranya adalah Badan Pengembangan Ekspor
Nasional. Namun, disayangkan Trade Expo Indonesia yang rencananya
berlangsung lima hari, dari 23 sampai 27 Oktober 2007, ternyata hanya
berlangsung efektif empat hari.

Pada resume technical meeting poin 8 memang sudah disebutkan bahwa
karena padatnya jadwal pameran di arena Pekan Raya Jakarta, peserta
diperbolehkan mengeluarkan barang pada tanggal 27 Oktober pukul 13.00
WIB. Namun, pada 25 Oktober muncul surat edaran yang menyatakan bahwa
27 Oktober pukul 13.00 WIB adalah jadwal pembongkaran tenda, AC, dan
listrik. Sebagai peserta pameran, terutama yang menempati hall F
(tenda), saya tidak habis pikir. Dengan demikian, praktis pada 27
Oktober 2007 hanya sebagai hari untuk berkemas.

Padahal sebagai peserta pameran, saya tentu berhak menantikan masih
akan adanya peluang pesanan pada menit-menit terakhir. Kenyataannya
memang saya masih ada janji dengan beberapa pembeli yang akan
mengunjungi stan untuk permintaan quotation, konfirmasi pesanan, atau
bahkan memberi uang muka pada tanggal 27 Oktober 2007. Namun, pembeli
dan kami sendiri sudah merasa tidak nyaman karena aktivitas bongkar
tenda sudah berlangsung dan tentu saja tanpa AC.

Surat edaran revisi susulan yang menyatakan bahwa pameran akan selesai
pukul 13.00 WIB dan pengeluaran barang dapat dilakukan sesudahnya sama
saja bohong. Bertemu pelanggan memang bisa di hotel atau kafe, tapi
apa nilai lebih Trade Expo Indonesia (TEI) dibandingkan dengan
international expo lain di luar negeri? Hal tersebut menunjukkan
ketidakseriusan kita dalam menangani pameran internasional milik
sendiri. Komitmen untuk menjadikan TEI sebagai aktualisasi negeri dan
momen awal melayani pasar global ternyata masih sebatas slogan. 



Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Semiotika Nama

2007-11-08 Terurut Topik veven wardhana
Romo Tulus,
  kawan saya di sekolah lanjutan atas, dulu, namanya: Rudy Mohammad Yesus.
  pasti ada yang hendak ditandakan oleh orangtuanya, ya...
   
  salam,
  veven
   
   
  

Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Oleh TULUS SUDARTO
http://www.kompas.com/kompas-cetak/0711/09/utama/3975567.htm
==

Kalau Shakespeare pernah bertanya apa(lah) arti sebuah nama, sangat
mungkin saat ini pertanyaan tersebut berulang dalam intensitas
berbeda. Oleh globalisasi, dengan gaya hidup sebagai ujung tombaknya,
zaman sekarang tidaklah begitu memedulikan nama.

Saya sempat terkejut ketika tetangga di seberang desa mencomot nama
Andreas Surya Saputra untuk anak pertamanya. Padahal, ia seorang
Muslim taat. Keterkejutan saya semakin bertambah ketika ada pastor
yang bertugas di Semarang memiliki nama Ibn Fajar Muhammad.

Entahlah, sejak kapan proses ini terjadi. Sekarang tidak ada lagi blok
hitam-putih untuk sebuah nama bahwa nama ini harus mewakili golongan
tertentu. Sementara itu, nama lain masuk dalam wilayah pendakuan
satuan primordial tertentu. Suatu nama klise tidak lagi menyokong
garansi kepemilikan dari sebuah kelompok tertentu.

Sebutan romo tak lagi untuk pastor, tetapi juga kiai. Kata tahbisan
tidak lagi khas menandai seseorang dilantik menjadi hierarki.
Sementara kata mesias sudah tidak begitu keramat lagi eksklusif
menunjuk pribadi tertentu. Seorang penyerang dalam suatu klub
sepakbola dengan sangat mudah mendapat gelar sebagai mesias (lihat
Majalah Bola).

Dalam tradisi agama tertentu, nama mencerminkan suatu periode liminal
khusus yang unik. Seseorang diinisiasi dalam suatu komunitas besar.
Itulah paguyuban yang mengidentifikasi diri dengan berbagai pernik khas.

Berkaitan dengan proses demikian, nama Andreas termasuk satu dari
sekian santo-santa yang dijadikan penanda inisiasi seseorang ke dalam
gereja Katolik. Ada latar sejarah tertentu mengenai pribadi orang yang
dianggap suci untuk diteladani. Sejauh ini pengambilan nama pelindung
tidak bisa serampangan.

Hanya saja, secara kebetulan nama pelindung itu kebanyakan dari Eropa.
Entah siapa dahulu yang membonceng dan menunggangi tidaklah jelas
genealogi nama-nama Eropa yang kemudian mewabah dalam kultur
masyarakat kita. Globalisasi sekadar mendorong identitas kesetaraan
masyarakat Indonesia yang inferior. Nama Barat dipresumsi bisa
mendongkrak sindrom eksistensial untuk melampiaskan kejengkelan
sebagai penyandang status subordinat kultural.

Saya belajar untuk tidak terlalu kaget dengan banalitas masyarakat
dalam memilih nama buat anak-anak mereka. Mungkin kita memang sedang
digerus kecemasan akut karena ketidakmudahan daya-ucap eksplorasi
kata-kata yang membanjir. Sebegitu mudah suatu kata menjadi populer,
segampang itu pula artikulasi sekaligus bobot semiotiknya habis.
Budaya niraksara kita begitu subur dengan proyek kudeta-mengudeta
kata, persis di saat kita tidak bisa memilah dengan pasti marka antara
reduksi atau progresi atas Eropanisasi nama-nama dalam masyarakat kita.

Ada teman yang berkomentar, kita ini cabang dari Eropa. Kultur
franchise rasanya tidak berlebihan menjadi ilustrasi budaya kita.
Nyaris tidak ada lagi kebanggaan memiliki nama yang benar-benar
Indonesia. Atau, nama Indonesia sekadar ilusi?

Berarti selama ini saya salah sangka.

TULUS SUDARTO

Rohaniman, Bekerja di Paroki Lampersari, Semarang 



 

 __
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum Pembaca KOMPAS] Makassar, Makin Tua Makin Tak Nyaman

2007-11-08 Terurut Topik Agus Hamonangan
http://www.kompas.com/kompas-cetak/0711/09/daerah/3980796.htm


Sehabis mengajar di Universitas Hasanuddin, Jayadi Nas (36), doktor
ilmu politik lulusan Universitas Indonesia, menancap gas mobilnya ke
arah Jalan Perintis Kemerdekaan, Makassar. Selasa (6/11) sore itu di
rumahnya, di kawasan Baraya, telah menunggu pekerjaan selanjutnya:
menyusun makalah untuk suatu seminar.

Namun, perjalanan yang harus dilalui tak semulus yang diharapkannya.
Kemacetan lalu lintas di jalan poros dari Bandar Udara Hasanuddin ke
arah pusat Kota Makassar memaksa semua pengendara bersabar. Makin
merangsek ke arah kota, laju kendaraan makin rendah, terlebih di depan
sebuah mal baru dekat Jembatan Tello.

Jayadi akhirnya pegal, bolak- balik menginjak pedal kopling, gas, dan
rem. Ia pun segera memutuskan mencari jalan alternatif. Tak apalah
membuang waktu dan bahan bakar tiga kali lebih banyak ketimbang
terjebak kemacetan yang tak berujung, demikian pendapatnya.

Namun, jalan tol dari Sudiang yang ia bidik ternyata terendam akibat
banjir dengan ketinggian air sekitar 50 sentimeter. Padahal sore itu
baru sekitar satu jam Makassar diguyur hujan. Kondisi inilah tampaknya
yang mengakibatkan para pengendara dari pinggiran timur Makassar yang
ingin ke pusat kota memilih Jalan Perintis Kemerdekaan-Urip Sumoharjo.

Jayadi baru sampai di rumahnya pukul 21.00 Wita. Jarak 12 kilometer
antara kampus dan rumahnya, yang normalnya ditempuh 30 menit, kali ini
harus dilalui selama enam jam.

Dua kilometer per tahun

Kemacetan lalu lintas menambah daftar panjang permasalahan Kota
Makassar yang Jumat (9/11) ini genap berusia 400 tahun. Jika kota ini
mengklaim dirinya sebagai pusat pelayanan dan gerbang Kawasan Timur
Indonesia, pembenahan lalu lintas tentunya patut diprioritaskan.

Saatnya masalah lalu lintas dibenahi sebelum kota ini macet seperti
Jakarta, kata Sahabuddin (41), warga Jalan Gunungsari, Makassar,
menggerutu.

Wali Kota Makassar Ilham Arief Siradjuddin mengatakan, tidak
seimbangnya antara laju pertambahan kendaraan dan panjang ruas jalan
menjadi penyebab kemacetan itu.

Penambahan panjang jalan di kota itu, menurut Ilham, tidak pernah
lebih dari dua kilometer per tahun. Sementara laju penambahan
kendaraan umum dan pribadi tak terbendung.

Saat ini, katanya, di Makassar terdapat jalan kota sepanjang 1.550
kilometer (km) dan jalan nasional 45,29 km. Menambah panjang jalan
tidak mudah, sebab untuk merawatnya saja dibutuhkan Rp 100 miliar per
tahun, kata Ilham menambahkan.

Mengacu pada jumlah penduduk yang 1,5 juta jiwa, Ilham menilai, jalan
sepanjang itu idealnya hanya diisi 3.000-4.000 pete-pete (angkutan
umum). Nyatanya, sekarang terdapat 6.500 pete-pete. Itu belum
termasuk pete-pete dari Sungguminasa dan sekitar 2.000 taksi, ujarnya.

Belum lagi mobil pribadi yang beragam merek laris manis di kota ini,
tutur Ilham, seraya mengatakan, semua itu adalah dampak dari
pertumbuhan ekonomi yang 8,6 persen pada tahun 2006 dan dampak
investasi dari berbagai pihak senilai Rp 7 triliun dalam tiga tahun
terakhir.

Investasi sebesar itu tersebar ke berbagai usaha barang dan jasa yang
mencakup, antara lain, properti, perhotelan, dan hiburan. Oleh wali
kota, investasi tersebut dijadikan penyumbang bagi pendapatan asli
daerah (PAD) yang tahun ini mencapai Rp 100 miliar.

Semrawut

Melihat pembangunan fisik di kota yang satu ini patut diakui bahwa ada
perkembangan yang cukup signifikan. Pusat kegiatan ekonomi tumbuh di
mana-mana. Deretan rumah toko (ruko) berdiri megah di banyak tempat
meski tak berpenghuni dan ditempeli tulisan disewakan atau dijual,
seperti di kawasan Tanjung Bunga, Tamalanrea, dan Panakkukang.

Akan tetapi, Ketua Pusat Penelitian Lingkungan Hidup Universitas
Hasanuddin (Unhas) Prof Dr Kahar Mustari menilai, pengembangan kota
yang berorientasi PAD itu kini semrawut dan mengingkari masterplan.

Tamalanrea yang ditetapkan sebagai kawasan pendidikan, misalnya, kini
ditambah mal dan ruko. Demikian pula kawasan hunian Panakkukang yang
sekarang sudah berbaur dengan ruko dan mal. Udara pun makin panas,
karena ruang hijau sudah tergantikan menjadi hutan beton, kata Kahar.

Belakangan ini suhu udara di Makassar rata-rata 37 derajat Celsius.
Padahal pada tahun 1980-an masih tercatat rata-rata 32 Celsius.

Kesemrawutan fisik kota tersebut tampaknya berkorelasi dengan psikis
dan perilaku manusia. Mahasiswa sebagai calon intelektual muda nyaris
setiap hari tawuran. Parahnya, acapkali hal itu terjadi di kampus
pencetak guru.

Pakar sosiologi dari Unhas Dr M Darwis melihat fenomena itu sebagai
kejutan budaya. Budaya pop dari pengaruh kapitalisme yang reaktif
diserap mentah- mentah tanpa disaring sesuai dengan budaya lokal,
sipakatau, sipakalebbi (saling menghargai). Dalam situasi begini,
orang mudah mengamuk.

Hal itu, lanjut Darwis, diperparah dengan kecenderungan mahasiswa yang
tinggal di pemondokan dengan rekan sedaerah asal. Hal ini membuat
toleransi dengan orang lain tidak tumbuh, ujarnya.

Di usia yang makin tua dan 

Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Masyarakat Tetap Pisahkan Agama dari Politik

2007-11-08 Terurut Topik Ardiansyah -
Edukasi masyarakat miskin terhadap demokrasi mesti dilakukan secara
kontinuitas. Partai politik di sini harus menunjukkan peran sertanya.
Jangan hanya ketika mendekati masa kampanye. Karena budaya seperti
kalau terus dipelihara sudah menjadi pembelajaran tersendiri bagi
masyarakat.

--
Ardiansyah
http://4rd1.wordpress.com
http://www.metasoft.co.id
http://myfamilyaccounting.wordpress.com



 http://www.kompas.com/kompas-cetak/0711/09/Politikhukum/3980242.htm
  ==

  Jakarta, Kompas - Kecenderungan untuk memisahkan politik dan agama
  sangat jelas terlihat dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Tak heran
  jika rakyat Indonesia yang sebagian besar beragama Islam, justru tidak
  memilih pemimpin atau partai dengan dasar agama Islam.

  Masyarakat lebih memilih pemimpin atau partai dengan pemikiran
  praktis, seperti uang dan kepentingan jangka pendek lainnya, atau
  karena harapan datangnya ratu adil.

  Hal itu disampaikan sosiolog dari Universitas Indonesia, Musni Umar,
  Kamis (8/11), dalam diskusi tentang demokrasi dan Islam di kalangan
  komunitas miskin. Jadi, rasanya cukup sulit mengharapkan demokrasi di
  Indonesia berjalan bersih tanpa politik uang, ujar Musni yang
  menyelesaikan tesis doktornya di Universitas Kebangsaan Malaysia.

  Untuk memperbaiki kondisi pragmatis ini, tak bisa diatasi dalam waktu
  singkat. Bahkan, harus menunggu satu atau dua generasi.

  Itu pun kalau kita komitmen melakukan perubahan sekarang dan mau
  menjalankan demokrasi ekonomi dan demokrasi pendidikan, ujarnya.
  Maksudnya, memberikan hak rakyat untuk mendapatkan ekonomi yang bisa
  memenuhi kebutuhan hidupnya dan hak masyarakat untuk mendapatkan
  pendidikan.

  Soal penantian terhadap ratu adil, Musni menjelaskan, meskipun
  alasan ini terasa klise dan tidak masuk akal, realitas penantian ratu
  adil ini masih hidup kuat dalam masyarakat.

  Yang menarik kriteria ratu adil ini tampaknya sudah
  dirasionalisasikan dan disederhanakan. Ratu adil itu mereka yang mampu
  mewujudkan kesejahteraan ekonomi, ujar Musni.

  Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan Irgan Chairul Mahfiz
  mengakui, ada pergeseran perilaku masyarakat terhadap pilihan politik.
  Masyarakat cenderung tidak loyal, pragmatis, dan fleksibel dalam
  menentukan pilihan politiknya sebagai akibat kepentingan sesaat.

  Namun, masih banyak masyarakat yang punya ikatan emosional kuat
  terhadap partai yang berbasiskan agama. Tentu mereka pun
  mempertimbangkan dasar ideologi, moral, dan kepentingan umat dalam
  jangka panjang, ujarnya. (MAM)


Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Fauzi Bowo: Program Busway Akan Dievaluasi

2007-11-08 Terurut Topik aries cathlea
Waduuhmba Ratih, apaan ya isi komentar anda? pake bahasa Jerman, ketemenehe 
deh judulnya untuk saya.  Bang Foke pasti ngarti karena bukannya dia dulu 
sekolah disono ye??

  - Original Message - 
  From: Ratih Gandasetiawan 
  To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com 
  Sent: Thursday, November 08, 2007 6:42 PM
  Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Fauzi Bowo: Program Busway Akan Dievaluasi


  Sehr Geehrte Herrn Fauzi Bowo,

  meine meinung nach mann musst wohl gehirn haben um
  solche Grosse Plannung zu machen.(Busway
  Plannung)Nicht einfach so cakcak Bauen,mann musst doch
  vorher mit mehrere Profesionalen leuten zusammen
  sitzen, die nich nur and geld denken, sondern richtig
  eine verbesserung haben wollen.

  Es gibt doch so viele Landschaft Plannung aus
  Deutschen Alumnus, Bau Ing, Architekcten,
  usw...usw...Warumm fragen sie den Nicht?

  Was jetzt passiert ist sieht man doch sind richtig
  Idiotisch! Finnden Sie nicht so??

  Sie sollten doch ihren Fuehrungsqualitaet nicht aufs
  Spiel setzen, da werden wir als Deutschen Alumnus auch
  mit verlegen sein.

  Tschuldigung vielmals auf meine worte.

  Gruesse, Ratih

  __
  Do You Yahoo!?
  Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around 
  http://mail.yahoo.com 


   

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum Pembaca KOMPAS] Nantikan Kehadiran Mega Portal Kompas.Com

2007-11-08 Terurut Topik Agus Hamonangan
Milisser FPK,

Tunggu Kehadiran Mega Portal  Kompas.Com
Rencananya akan launch Januari 2008.

-- 
Salam,

Agus Hamonangan
http://groups.google.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/


[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum Pembaca KOMPAS] Moderator: Milis FPK [akan] Migrasi ke Server Googlegroups

2007-11-08 Terurut Topik Agus Hamonangan
Milisser FPK yang saya hormati,

Selagi Yahoo belum diakuisisi Microsoft, maka Milis FPK tetap menggunakan
Yahoogroups. Namun jika Microsoft jadi  membeli Yahoo, maka saya akan
memindahkan milis FPK  ke Server Googlegroups milik raksasa mesin pencari
Google. Untuk memudahkan proses migrasi, dimohon kepada member untuk
subscribe ke milis FPK Googlegroups, dengan cara

Kirim e-mail kosong:  [EMAIL PROTECTED]

atau log in via web (account google/gmail)

http://groups.google.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/

Jika ada yang kurang jelas, silakan hubungi moderator  Via E-mail:  
[EMAIL PROTECTED]  dan  [EMAIL PROTECTED]


-- 
Salam,

Agus Hamonangan  [Bukan anti Microsoft]

http://groups.google.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/


[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Makassar, Makin Tua Makin Tak Nyaman

2007-11-08 Terurut Topik B. Dwiagus Stepantoro
Masalah kemacetan lalu lintas di kota makasar dibenahi
Begitu katanya, tapi bagaimana, membenahinya. 

Ada dua pendekatan penting dalam pengelolaan sistem transportasi perkotaan,.. 
Transport demand management, TDM  
 - pengendalian penggunaankendaraan pribadi
- pembenahan landuse yang lebih compact
-  road pricing,fuel taxing
- parking pricing management,
- flexi-working hours

Supply Management,.
- selain penambahan panjang jalan (kalau memungkinakan), juga perbaiki dan 
priritaskan transportasi umum yang massal,... 
kalau bisa MRT subway, atau monorail, kalau sederhana yah busway, 
sebelum terlambat, angkutan umum harus jadi fokus kebijakan,... jangan 
angkutan pribadi,. 

Bagusnya TDM juga diperhatikan,...

tapi segala upaya untuk mendorong angkutan umum berada di jalan utama dan 
diprioritaskan, wajib didukung,..dan itu tidak sesat,... dinegara manapun, itu 
tidak sesat. 
 
B. Dwiagus Stepantoro   
Jakarta, INDONESIA
http://bdwiagus.blogspot.com 
Just be open,... who knows lightning will strike!!



- Original Message 
From: Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED]
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Sent: Friday, November 9, 2007 9:59:41 AM
Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Makassar, Makin Tua Makin Tak Nyaman

http://www.kompas. com/kompas- cetak/0711/ 09/daerah/ 3980796.htm
 = ===

Sehabis mengajar di Universitas Hasanuddin, Jayadi Nas (36), doktor
ilmu politik lulusan Universitas Indonesia, menancap gas mobilnya ke
arah Jalan Perintis Kemerdekaan, Makassar. Selasa (6/11) sore itu di
rumahnya, di kawasan Baraya, telah menunggu pekerjaan selanjutnya:
menyusun makalah untuk suatu seminar.

Namun, perjalanan yang harus dilalui tak semulus yang diharapkannya.
Kemacetan lalu lintas di jalan poros dari Bandar Udara Hasanuddin ke
arah pusat Kota Makassar memaksa semua pengendara bersabar. Makin
merangsek ke arah kota, laju kendaraan makin rendah, terlebih di depan
sebuah mal baru dekat Jembatan Tello.

Jayadi akhirnya pegal, bolak- balik menginjak pedal kopling, gas, dan
rem. Ia pun segera memutuskan mencari jalan alternatif. Tak apalah
membuang waktu dan bahan bakar tiga kali lebih banyak ketimbang
terjebak kemacetan yang tak berujung, demikian pendapatnya.

Namun, jalan tol dari Sudiang yang ia bidik ternyata terendam akibat
banjir dengan ketinggian air sekitar 50 sentimeter. Padahal sore itu
baru sekitar satu jam Makassar diguyur hujan. Kondisi inilah tampaknya
yang mengakibatkan para pengendara dari pinggiran timur Makassar yang
ingin ke pusat kota memilih Jalan Perintis Kemerdekaan- Urip Sumoharjo.

Jayadi baru sampai di rumahnya pukul 21.00 Wita. Jarak 12 kilometer
antara kampus dan rumahnya, yang normalnya ditempuh 30 menit, kali ini
harus dilalui selama enam jam.

Dua kilometer per tahun

Kemacetan lalu lintas menambah daftar panjang permasalahan Kota
Makassar yang Jumat (9/11) ini genap berusia 400 tahun. Jika kota ini
mengklaim dirinya sebagai pusat pelayanan dan gerbang Kawasan Timur
Indonesia, pembenahan lalu lintas tentunya patut diprioritaskan.

Saatnya masalah lalu lintas dibenahi sebelum kota ini macet seperti
Jakarta, kata Sahabuddin (41), warga Jalan Gunungsari, Makassar,
menggerutu.

Wali Kota Makassar Ilham Arief Siradjuddin mengatakan, tidak
seimbangnya antara laju pertambahan kendaraan dan panjang ruas jalan
menjadi penyebab kemacetan itu.

Penambahan panjang jalan di kota itu, menurut Ilham, tidak pernah
lebih dari dua kilometer per tahun. Sementara laju penambahan
kendaraan umum dan pribadi tak terbendung.

Saat ini, katanya, di Makassar terdapat jalan kota sepanjang 1.550
kilometer (km) dan jalan nasional 45,29 km. Menambah panjang jalan
tidak mudah, sebab untuk merawatnya saja dibutuhkan Rp 100 miliar per
tahun, kata Ilham menambahkan.

Mengacu pada jumlah penduduk yang 1,5 juta jiwa, Ilham menilai, jalan
sepanjang itu idealnya hanya diisi 3.000-4.000 pete-pete (angkutan
umum). Nyatanya, sekarang terdapat 6.500 pete-pete. Itu belum
termasuk pete-pete dari Sungguminasa dan sekitar 2.000 taksi, ujarnya.

Belum lagi mobil pribadi yang beragam merek laris manis di kota ini,
tutur Ilham, seraya mengatakan, semua itu adalah dampak dari
pertumbuhan ekonomi yang 8,6 persen pada tahun 2006 dan dampak
investasi dari berbagai pihak senilai Rp 7 triliun dalam tiga tahun
terakhir.

Investasi sebesar itu tersebar ke berbagai usaha barang dan jasa yang
mencakup, antara lain, properti, perhotelan, dan hiburan. Oleh wali
kota, investasi tersebut dijadikan penyumbang bagi pendapatan asli
daerah (PAD) yang tahun ini mencapai Rp 100 miliar.

Semrawut

Melihat pembangunan fisik di kota yang satu ini patut diakui bahwa ada
perkembangan yang cukup signifikan. Pusat kegiatan ekonomi tumbuh di
mana-mana. Deretan rumah toko (ruko) berdiri megah di banyak tempat
meski tak berpenghuni dan ditempeli tulisan disewakan atau dijual,
seperti di kawasan Tanjung Bunga, Tamalanrea, dan Panakkukang.

Akan tetapi, Ketua Pusat Penelitian Lingkungan Hidup Universitas

Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Selamat kepada Pak Lisman Manurung

2007-11-08 Terurut Topik Aria Indrawati

Selamat juga untuk Pak Lisman.
Saya mewakili warga kota yang menyandang kecacatan, mengharapkan Bapak bisa 
memperjuangkan aspirasi kami dalam mendesign sistem transportasi di Jakarta.
Sampai jumpa di kopdar FPK...kapan Mas Agus?

Aria Indrawati.

  - Original Message - 
  From: Wielsma Baramuli 
  To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com 
  Sent: Thursday, November 08, 2007 2:28 PM
  Subject: Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Selamat kepada Pak Lisman Manurung


  SELAMAT BERJUANG BUNG LISMAN. TRIMS INFONYA BUNG AGUS. KAMI TUNGGU ACARA 
KOPDAR KOMUNITAS FPK,SEKALIGUS SYUKURAN BAGI BUNG LISMAN, HA...HA...HA...!

  Salam,
  Wielsma

  Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Tidak sia-sia pak Lisman cuap-cuap soal busway di milis FPK:-)
  Pak Lisman Manurung yang juga Akademisi dari Universitas
  Indonesia, terpilih menjadi anggota Dewan Transportasi Kota (DTK)
  Jakarta. Pak Lisman Manurung menjadi wakil kita sebagai pengguna
  sarana transportasi di Jakarta, semoga pak Lisman memperjuangkan
  aspirasi pengguna sarana transportasi dan memberi masukan dan solusi kepada 
Pemda DKI/Dishub DKI. Semoga!

  Sampai bertemu dengan pak Lisman Manurung pada Kopi darat komunitas
  FPK diskusi Transportasi (Busway).

  Salam,
  Agus Hamonangan

  PS: Kopdar FPK masih rencana, semoga terealisasi.

  __
  Do You Yahoo!?
  Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around 
  http://mail.yahoo.com 

  [Non-text portions of this message have been removed]



   


--


  No virus found in this incoming message.
  Checked by AVG Free Edition. 
  Version: 7.5.503 / Virus Database: 269.15.26/1119 - Release Date: 11/8/2007 
5:55 PM


[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum Pembaca KOMPAS] Re:Selamat kepada Pak Lisman Manurung

2007-11-08 Terurut Topik evi douren
Selamat u/Pak Lisman Manurung!

ED
 __
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Forum Pembaca KOMPAS] motor utk sby

2007-11-08 Terurut Topik Haniwar Syarif
kalo begitu... saya kasihan sama Kompas nya... kok berita beginian di 
masukkan...:(

saya juga pikir hebat amat ...kalo penemuan in benar... too good to be true...

belum lagi lampu yang bisa terang dgn daya amat kecil..

Ehh soal penemuan baru... atau penipuan baru... spt nya Cina  lg 
jadi  sasaran ya...
setelah berita bikin telor buatan jg tersiar berit abikin somay tiruan dari 
kertas

saya kira berita ini juga bikinan orang aja.. yang lagi pada iri kemajuan 
Cina dan ingin mengesankan Cina itu suka nipu..

ini cerit ayg too bad to be true

Salam

Haniwar



At 09:37 AM 11/9/2007, you wrote:

Nampaknya ulah manusia memang macam2, setau saya beberapa bulan lalu 
petinggi2 dari AL melaunch hal serupa pada SBY sehingga keluar perintah 
pada DepPerin dan Ristek untuk menindaklanjuti.
Dari awal banyak ilmuwan sudah geleng2 kepala, nggak percaya, tapi 
mengingat perintah untuk membuktikan, diujilah 'penemuan bahan bakar air' 
itu di laboratorium canggih di Indonesia.
Apa lacur, boro2 mesinnya jalan, lhawong malahan merusak kinerja sistem 
permesinan.
Akan saya coba cari info hasil uji labnya (ups sayang nggak bisa di attach 
ya?)

Plis dehhh jangan terlalu percaya penemuan yang begini, kalau emang bener 
pasti dah banyak investor yg rebutan beli atau mematenkan.

salam,
noVi


[Forum Pembaca KOMPAS] perbandingan data Re: Fauzi Bowo: Program Busway Akan Dievaluasi

2007-11-08 Terurut Topik bodo_kerlchen
Rekan-rekan FPK,
Terus terang kalau boleh jujur, saya acapkali ragu untuk mengambil
kesimpulan dari data-data yang dikeluarkan oleh system kerja yang
banyak kita kenal di lingkungan kita ini. Jadi angka 3.5% itu jangan
pernah dicerna(k?) secara quantitative, melainkan qualitative,
yaitu seupil, dibanding dengan gembar-gembor dan
besarnya energi yang telah tertanam serta terbuang. Dengan kata
lain, akan sangat keliru bila kita menunggu hingga jalur
buswae menjarah seluruh peloksok Jakarta dan sekitarnya terlebih
dahulu, dan baru mulai menghitung kemudian, sebab hasil qualitative
nya pasti ngga beda jauh, yaitu misalnya ngga seupil, yah segituan
lah, sementara energi yang harus tertanam dan terbuang
bukannya seabreg lagi, melainkan selangit. Dijamin kaga balik
modal! Tapi untungnya bang Oji sendiri udah mengakui secara verbal
pada today's dialoque minggu lalu, juga terlihat dari uraiannya pada
SBY kemarin, berikut langkah-langkah darurat yang diutarakan nya,
yang jelas-jelas mengorbankan salah satu kelebihan buswae, yaitu
relative tepat waktu (at least predictable), dengan
mengizinkan mixed way. Saya sama sekali tidak punya kepentingan
untuk bersikap unfair .. lha wong dia bukan saingan saya kok.
Salam,
Bodo


--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, B. Dwiagus Stepantoro
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Dear all

 3,2 juta pengguna kendaraan pribadi dan 3,8 juta orang pengguna
kendaraan umum, itu adalah data pengguna jalan di mana saja,ya
 di semua ruas jalan atau bukan?

 sedangkan busway hanya di beberapa penggal ruas jalan saja.

 Kalau membandingkan (biar tidak jomplang), perbandingannya
harus apple to apple, kata seorang rekan di milist ini...
 baiknya yang dibandingkan datanya adalah penguna kendaraan
umum/kendaraan pribadi di ruas2 jalan busway,...dibandingkan dengan
data penumpang yang diangkut,...

 atau lebih bagus lagi menunggu jalur busway melayani semua ruas
jalan jakarta ini,..
 baru hitung perbandingan semua pengguna kendaraan
pribadi+kendaraan umum,.. .dibandingkan dengan jumlah penumpang
busway  yang diangkut.

 Itu baru lebih fair.

 B. Dwiagus Stepantoro
 Jakarta, INDONESIA
 http://bdwiagus.blogspot.com
 Just be open,... who knows lightning will strike!!


[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Busway: Tambalan Ban Yang Menyimpan Resiko

2007-11-08 Terurut Topik B. Dwiagus Stepantoro
Bicara busway, mestinya dalam konteks sistem transportasi perkotaan,..
jadi yang dipertentangkan adalah public transport vs private transport.
jangan konsep orang kaya vs orang miskin, atau orang gak punya kendaraan vs 
orang punya kedaraan, 

konsep dalam sistem transportasi perkotaan yang tidak sesat dan surgawi menuju 
surga itu adalah:
MENDAHULUKAN dan MEMPRIORITASKAN PUBLIC TRANSPORT. 

Busway adalah model yang paling sederhana dalam upaya pemrioritasan PUBLIC 
TRANSPORT itu 

Jadi saya mendukung orang untuk masuk surga,..  walaupun harus melewati 
neraka sementara ini,.. tapi ujungnya adalah surga.
Dan busway butuh improvement, memang. Dan bukan penolakan. 

Membiarkan sistem private transportation mendominasi sistem transportasi 
perkotaan secara menyeluruh, adalah sesat...menuju neraka yang tak kalah 
jahanamnya dari kemacetan yang disebabkan oleh busway, 
karena seolah membiarkan seekor kodok menikmati hangatnya air kuali di atas 
kompor, dan gak tau bahwa dirinya sedang terrebus, menuju neraka .. 

 
B. Dwiagus Stepantoro   
Jakarta, INDONESIA
http://bdwiagus.blogspot.com 
Just be open,... who knows lightning will strike!!



- Original Message 
From: sohibmachmud [EMAIL PROTECTED]
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Sent: Friday, November 9, 2007 5:04:45 AM
Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Busway: Tambalan Ban Yang Menyimpan Resiko

minta dukungan itu bukan hanya pakai loudspeaker yg keras.
minta dukungan busway pada saat ini : tunjukkan mengapa busway yg 
minta didukung itu menjadi neraka buat orang lain. 
kalau busway itu surga, semua orang akan mendukung. 

lho sekeras apa minta dukungan, mana ada orang mendukung neraka. 
minta dukungan ke neraka itu bukan lagi srimulat itu sudah ajaran 
sesat. ajaran sesat itu di larang. 

kecapean menulis mengenai busway lebih capek dari capek yg 
disebabkan macet oleh busway.

sohib