Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Soeharto Wafat
pada akhirnya hanya kita dan neraca. (Judgement Day, Inez Dikara, 2007) Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED] wrote: Laporan Wartawan Kompas Maria Susy Berindra A http://www.kompas.com/read.php?cnt=.xml.2008.01.27.13290320channel=1mn=1idx=1 JAKARTA, KAMIS - Mantan Presiden Soeharto meninggal dunia pada pukul 13.10 WIB, Hal ini diterangka Kapolsek Kebayoran baru, Kompol. Dicky Sonandi, di Jakarta, Minggu (27/1). Menurut rencana, jenazah akan segera disemayamkan di rumah duka Jalan Cendana, Jakarta. LHW,Maria Susy Berindra A Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed]
[Forum Pembaca KOMPAS] BBC E-mail: Indonesia ex-leader Suharto dies
-- Forwarded message -- Dewi Novirianti saw this story on the BBC News website and thought you should see it. ** Message ** BBC News on Soeharto ** Indonesia ex-leader Suharto dies ** Indonesia's ex-leader, 86, Suharto dies after suffering multiple organ failure, police and hospital authorities say. http://news.bbc.co.uk/go/em/fr/-/2/hi/asia-pacific/7211565.stm ** BBC Daily E-mail ** Choose the news and sport headlines you want - when you want them, all in one daily e-mail http://www.bbc.co.uk/email ** Disclaimer ** The BBC is not responsible for the content of this e-mail, and anything written in this e-mail does not necessarily reflect the BBC's views or opinions. Please note that neither the e-mail address nor name of the sender have been verified. If you do not wish to receive such e-mails in the future or want to know more about the BBC's Email a Friend service, please read our frequently asked questions. http://news.bbc.co.uk/1/hi/help/4162471.stm [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Istana Turut Berduka dengan Kepulangan Soeharto
Gading mati meninggalkan gading, soeharto ninggalkan hutang. Pada tanggal 27/01/08, Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED] menulis: Laporan wartawan SONORA, Rico http://www.kompas.com/read.php?cnt=.xml.2008.01.27.14042133channel=1mn=1idx=1 JAKARTA, MINGGU - Usai melakukan rapat terbatas di Istana Negara, Jakarta, Jumat (27/2), Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan pernyataan resmi sehubungan dengan meninggalnya mantan presiden Soeharto. Kami turut berduka atas meninggalnya Bapak Seoharto, Presiden RI ke-2, demikian penggalan pernyataan bela sungkawa Presiden Yudhoyono. Atas nama rakyat dan pemerintah Indonesia, Presiden Yudhoyono menyampaikan pernyataan bela sungkawa ini. Presiden Yudhoyono juga mengajak rakyat Indonesia memberikan penghormatan setinggi-tingginya kepada Pak Harto atas jasa-jasanya terhadap bangsa. Mengakhiri pernyataan bela sungkawanya, Presiden Yudhoyono menaikkan doa Alfatihah. Usai menyampaikan pernyataan belasungkawa, Presiden dan Wakil Presiden berikut para menteri melakukan koordinasi untuk mengambil langkah bersama terkait dengan peristiwa meninggalnya pemimpin Orde Baru tersebut.
[Forum Pembaca KOMPAS] cerita kenangan ttg Eyang
saya lagi nonton TV yg menyiarkan kenangan kenangan sekitar Eyang. eh di TV 7 ada cuplikan pidarto Bung karno , yang jelas bilang bhw supersemar bukan untuk pemindahan kekuasaan , eh istri saya nyeletuk.., nanti ketemu Bung Karno Eyang bilang apa ya... tentu kita nggak pernah akan tahu... Ada lagi siaran TV lain.klau nggak salah SCTV . yg menyiarkan hidup beliau dr kecil.. ternyata Eyang pertama berkerier di militer sbg anggota KNIL oh pernah jadi tentara penjajah ? ( KNIL itu kan dikenal tentara penjajah..Belanda, yaitu yg dilawan oleh Naga Bonar.. Ununglah kemudian beliau mencatatkan diri sbg TNI.. tapi bagian hidupnya sbg KNIL baru saya tahu hari ini.. Tapi betapapun.. semoga Eyang dimaafkan segala dosanya nya dan diterima amalnya oleh YME. Sementara didunia ini, tentu banyak yg sedih , entah krn di tinggal oleh beliau, entah krn ketakutan setelah di tinggal beliau , atau malah krn berarti tidak bisa membawa bveliau ke pengadilan.. Hampir tak ada yg gembira.., mungkin kjecuali Felix Tampubolon dkk, yg merasa telah sukses dlm berjuang mencegah Eyang diadili.. Betapapun doa agar beliau mendapat tempat yg layak .disisiNya ..tetap pantas dipanjatkan.. Salam Haniwar
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Eyang berpulang
Semoga Diampuni dosa-dosa Soeharto oleh Allah SWT, hanya 3 amalan yang membantu Seoharto di alam sana : Amla Jariah, Ilmu yang bermanfaat dan anak yang shaleh, jika tidak dimiliki Soeharto maka siksa api neraka lah balasannya, dan satu lagi orang -orang yang terzhalimi semasa Soeharto memimpin akan tetap menjadi beban dosa yang tak terampuni sebelum yang terzhalami memaafkan Soeharto [Non-text portions of this message have been removed]
[Forum Pembaca KOMPAS] Besok Ketua DPR Akan Lepas Jenasah Soeharto
http://www.kompas.com/read.php?cnt=.xml.2008.01.27.15193389channel=1mn=1idx=1 JAKARTA, MINGGU - Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, menurut informasi yang diterima Kompas di istana Wapres akan melawat ke Cendana pada pkl. 16.00 WIB. Esok pagi, Senin (28/1) sekitar pkl. 09.00 WIB, Ketua DPR Agung Laksono akan melepas keberangkatan jenasah ke Astana Giri Bangun, Solo sebelum jenasah diberangkatkan dengan pesawat dari Lanud Halim Perdana Kusuma. Wapres Jusuf Kalla dan Presiden SBY dijadualkan akan menerima jenasahnya di Solo, esok paginya. Karena itu, Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, menurut informasi yang diterima Kompas di istana Wapres akan melawat ke Cendana pada pkl. 16.00 WIB. Esok pagi, sekitar pkl. 09.00 WIB, Ketua DPR Agung Laksono akan melepas keberangkatan jenasah ke Astana Giri Bangun, Solo. Sebelum jenasah diberangkatkan dengan pesawat dari Lanud Halim Perdana Kusuma, Wapres Jusuf Kalla dijadualkan akan melepas. Presiden SBY dijadualkan akan menerima jenasahnya di Solo, esok paginya. Berkaitan dengan kematian Soeharto, seluruh jadual kepresidenan hari ini dan esok dibatalkan. Sementara itu, menurut mantan Mensesneg Moerdiono, Soeharto akan dimakamkan di sisi makam istrinya, Alm. Ny.Tien Soeharto.
[Forum Pembaca KOMPAS] Seorang Wartawan Tertabrak Mobil
Laporan Wartawan Sonora, Valen http://www.kompas.com/read.php?cnt=.xml.2008.01.27.15110048channel=1mn=1idx=1 JAKARTA, MINGGU - Pengawalan mobil jenazah Soeharto dari Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) ke rumah duka di Jalan Cendana Jakarta membawa korban. Seorang wartawati televisi swasta RCTI, tertabrak salah satu kendaraan yang akan keluar lewat pintu utama RSPP. Saksi mata menyebutkan, reporter RCTI tersebut sedang bersiap-siap untuk membenahi tripod dan kamera usia iring-iringan mobil jenazah keluar dari RSPP sekitar pukul 14.35 WIB. Namun, tiba-tiba kendaraan berwarna hitam dengan dengan nomor polisi B1498BK negbut dan menabrak perempuan tersebut. Korban langsung dibawa ke ruang instalasi gawat darurat untuk mendapat perawatan. Pengendara mobil langsung diamankan sementara mobilnay masih diparkir tidak jauh dari lobi utama RSPP dengan lampu sein menyala. Sampai berita ini diturunkan belum diketahui siapa penabraknya. Pada mobil tersebut terdapat lambang DPR dan stiker bertuliskan keluarga besar paspampres.
[Forum Pembaca KOMPAS] Kasus dan Status Kepahlawan Soeharto, Terserah Pemerintah
http://www.kompas.com/read.php?cnt=.xml.2008.01.27.1506462channel=1mn=1idx=1 JAKARTA, MINGGU - Terkait dengan berbagai kasus yang menimpa mantan Presiden Soeharto dan status kepahlawanannya, keluarga menyerahkan seluruh persoalan kepada pemerintah. Hal itu disampaikan mantan mensesneg Moerdiono kepada Kompas sesaat sebelum jenasah mantan presiden Soeharto diberangkatkan ke Cendana, Minggu (27/1). Biarlah semuanya itu pemerintah yang memutuskan.Termasuk juga soal pahlawan. Keluarga tidak akan mengajukan ke pemerintah. Pemerintah yang harus mengambil keputusan sendiri, ungkap Moerdiono Menurut Moerdiono, sore ini, jenasah Soeharto akan disemayamkan dauhulu di kediaamannya di Cendana. Baru saja pkl. 14.30 WIB, jenasah dibawa dengan mobil ambulan ke kediaman pribadinya. Tampak di depan mobil ambulan duduk Titik Soeharto yang dengan mata sembab berkerudung hitam selalu mengangguk dan menunduk sambil kedua tangannya tetangkup kepada ratusan massa yang berjubel di pinggir jalan Rumah Sakit Pusat Pertamina. Moerdiono mengakui dirinya tidak tahu jadual detil pemakaman mantan atasannya itu. Yang saya tahu besok pagi diberangkatkan ke Solo,tambahnya.
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] HOW IMF, WORLD BANK FAILED AFRICA
Maaf, Pak KM, apakah baru tahu atau baru bisa komentari sekarang? IMF (Internasional Misery Fund) memang begitu kerjanya. Dan antek-anteknya kini menguasai Jalan ekonomi negeri kita. Boediono (Menko), Sri Mulyani (Menkeu), dan Mary Pangestu (Mendag). Mereka harus segera disingkirkan karena menjadi Trio Penghisap Darah Rakyat! Adhie M Massardi - Original Message From: Kartono Mohamad [EMAIL PROTECTED] To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Sent: Sunday, January 27, 2008 12:31:46 PM Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] HOW IMF, WORLD BANK FAILED AFRICA Untuk pelajaran kita bersama. Ternyata di mana-mana IMF dan WB mendiktekan model ekonomi yang membuat negara pengikut (pengutang) menjadi lebih sengsara, termasuk liberalisasi ekonomi dan swastanisasi di segala bidang (juga pendidikan dan kesehatan). Kita juga sudah tergiur untuk mementingkan peningkatan industri manufaktur dan melupakan industri pertanian yang pada mulanya menjadi tulang punggung ketahanan kita. Sekarang kita sudah lepas dari IMF tetapi dampak dan pengaruhnya terhadap kenijakan kita belum hilang. Sampai pun gejolak harga kedelai membuktikan bahwa sebenarnya kita tidak mempunyai konsep ke depan yang jelas. Kita belum berhasil menemukan jati diri kita seperti halnya Malaysia. Salam KM HOW IMF, WORLD BANK FAILED AFRICA New African January 1, 2007 Anonymous The IMF has received heavy criticism for its handling of various financial crises in middle-income countries: Mexico (1965), Russia (1998), Brazil (1998), Turkey (1998) and Argentina (2001). But perhaps the most famous is the Asian financial crisis of the late 1990s, occurring during Michel Camdessus' tenure as head of the IMF (more recently he has sat on Tony Blair s Commission for Africa). The problem with the World Bank and IMF's focus on export-led growth or export-led development is the way that it has been pursued. Most industrialised or newly-industrialise d countries have moved away from exports that are focused on agriculture, and into trading manufactured goods As the Norwegian economist, Erik Reinert, points out: No nation has ever taken the step from being poor to being wealthy exporting raw materials in the absence or a domestic manufacturing sector. Although history suggests nobody gets rich by exporting low value agricultural commodities, the World Bank and IMF seem to he encouraging or forcing poor countries, especially in Africa, to pursue just such a strategy with disastrous results. Take the international coffee trade as a case in point. In coffee producing countries, the World Bank and IMF have been advising or requiring governments to liberalise. This has involved measures such as eradicating controls on supply and prices, disbanding state trading boards and actively encouraging increased production and exports. For example, in 1998, under the Highly indebted Poor Country (HIPC) initiative, C�te d'Ivoires eligibility for debt relief was made conditional cm the full liberalisation of its coffee sector by the 1998/99 crop year. This was also backed up with a second national agricultural services support project, funded by the World Bank, which sought to increase productivity for all crops, including coffee, as well as stressing the requirement to fully liberalise the cottee sector. Perhaps the greatest success has been in Vietnam where the World Bank has helped promote a massive expansion of coffee growing. In 1993, for example, the World Bank funded an agricultural rehabilitation project with an aim of diversitying export income through the expansion of coffee and rubber exports. As a result, since the late 1980s, Vietnam has risen from a marginal coffee producer, producing less than 50 000 metric tons, to one of the world's largest producer. By the late 1990s, it was producing some 400,000 tons of coffee. During the same period, the World Bank and IMF were requiring other coffee producing nations - such as Uganda, Ethiopia and Kenya - to liberalise their agricultural sectors and encouraging increased coffee exports. For example, a study of Uganda by the World Bank in 1993 advised the Ugandan government to plan for a greater share of the world coffee market. The study argued that Uganda could double its coffee exports to perhaps five million bags, without significantly affecting medium-term international prices of Robusta coffee. Unfortunately, the study did not seem to take into account the implications of increased production and exports being encouraged by the IMF and World Bank in other parts of the world. The result of the oversupply has been a price collapse and a crisis in coffee producing countries. According to a World Bank study in 2002, coffee prices have declined sharply in recent years because of large increases in coffee production and exports from traditional exporters such as Brazil and new entrants such as Vietnam, Between July
[Forum Pembaca KOMPAS] Diinstruksikan Bendera Setengah Tiang Tujuh Hari
http://www.kompas.com/read.php?cnt=.xml.2008.01.27.16251234channel=1mn=1idx=1 JAKARTA, MINGGU - Pemerintah secara resmi melalui Menteri Sekretaris Negara Hatta Rajasa menginstruksikan pengibaran bendera merah putih setengah tiang untuk seluruh kantor/instansi pemerintah, perwakilan RI di luar negeri, kantor swasta, dan masyarakat luas selama tujuh hari mulai 27 Januari-2 Februari 2008. Selama tujuh hari itu, kita nyatakan sebagai hari berkabung nasional, ujar Hatta di Kantor Sekretariat Negara, Jakarta, Minggu (27/1). Instruksi berkabung nasional dengan pengibaran bendera setengah tiang selama tujuh hari itu didasarkan pada PP Nomor 62 Tahun 1990. Hatta juga menjelaskan secara resmi keterangan pemerintah atas meninggalnya mantan Presiden Soeharto atas dasar keterangan tim dokter kepresidenan. Soeharto meninggal di RSPP, Jakarta, 27 Januari 2008 pukul 13.10 WIB. Soeharto akan dimakamkan di makam keluarga di Astana Giribangun, Karanganyar, Jawa Tengah, Senin, 28 Januari 2008 dengan inspektur upacara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, ujarnya. Jenazah Soeharto akan diberangkatkan dari rumah di Jalan Cendana 8 ke Karanganyar dengan Inspektur Upacara Ketua DPR Agung Laksono. Saat ini, Presiden Yudhoyono dan rangkaian kendaraan yang panjang tengah bersiap-siap melayat ke Cendana dari Istana Merdeka, Jakarta. Wisnu Nugroho A
[Forum Pembaca KOMPAS] re: Pollycarpus Divonis 20 Tahun
Dibilang pembodohan karena bau politiknya sangat kuat, jadi bukan soal kemanusiaannya yang jadi landasan, melainkan kepentingan politik di balik upaya menampilkan orang jahat sebagai manusia normal ini. Kalo memang urusannya kemanusiaan, kok yang ditampilkan Pollycarpus? banyak tuh, copet, garong, rampok yang orang baik-baik tapi terpaksa berbuat jahat karena himpitan ekonomi. Apa sih Polly ini bunuh Munir karena tekanan ekonomi? Kalo mau bicara kemanusiaan, bicaralah soal korban kejahatan ini, yaitu Munir. Tampilkan istrinya. Bukan malah Polly. Pembodohan, mau dibungkus pakai konsep dan istilah indah apapun, tetap aja pembodohan. manneke Sumarno [EMAIL PROTECTED] wrote: yang saya lihat sih kick andy cuma menampilkan sisi manusiawi dari seorang bajingan, penjahat, rampok atau apapun namanya. artinya sejahat2nya orang masih punya sisi humanis dalam dirinya. kalo dibilang pembodohan ya enggak juga... jangan2 kita terbiasa nonton sinetron dimana tokohnya digambarkan hitam putih, sosok jahat bener2 jahat dan bengis bak iblis tanpa ada sisi baiknya sama sekali, sementara sosok protagionis digambarkan sangat baik tanpa cacat laksana malaikat. mudah2an pak sohib bukan orang yang suka nonton sinetron seperti itu hehehe... meminjam lagunya seurieus, penjahat juga manusia...punya rasa punya hati salam seurrieus, Marno
[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Menyoal Kasus Soeharto
Sangat mantap, bernas, dan jernih, Bu Meirina. Kalau sudah diterangkan dengan jelas seperti ini masih juga ada yang tak ngerti, ya walahualam. Tolong lebih sering ikut nimbrung dalam berbagai diskusi di FPK. Anda bisa jadi ujung tombak pencerdasan bangsa lewat milis ini. manneke Meirin [EMAIL PROTECTED] wrote: Khusus buat mas Andi, maaf mas saya sedang di daerah, lokasi pengeboran yg tidak gampang akses online. baru punya waktu buat memulai lagi diskusi ini. kayaknya mas keliru menerjemahkan contoh kasus bengkel saya. mas, rusak bukan karena memang rusak, tapi si tukang bengkel punya kuasa atas mesin saat itu dan dia oprek2 karena dia merasa tau, berdasar pengalaman dia, tapi dia gak tau sejarah mesin itu. ah...sudahlah kalo mas Andi gak mau menangkap maksud saya juga, cape saya ngasi contoh. Mas, saya percaya logika mas Andi dibangun dari kesadaran berpikir dan fakta2. tapi cara anda menyimpulkan semuanya, saya kurang setuju. kalau memang anda orang teknik, dasar apa yg anda ambil untk merumuskan kebijakan ekonomi? scraps in scraps out. anda kumpulkan fakta yg anda tau, berkesinambungankah? pendidikan kepemimpinan apa yg sudah anda jalani, pendidikan ekonomi apa? anda meragukan karangan perkins karena orangnya suka klenik, kenapa?itu hobi dia? mas, saya tidak ingat semua bagian buku itu. yg saya ingat, sebelum nonton wayang, dia bertemu beberapa mahasiwa, pedagang lokal, dan orang2 lokal, dan mereka sadar politik Mas. orang2 jaman Sukarna, bahkan seorang Economic Hitman mengakui kualitas manusia jaman Sukarno. bandingkan dengan orang2 jaman suharto yg dicuci otaknya, dibilanglah Suharto ratu adillah,bapak pembangunan lah, apa yg telah dia lakukan bagi Indonesia? Mas, Indonesia itu negara kaya, kalau Mas bener2 orang teknik, entah itu teknik industri,perminyakan, ato agraris, yg pernah turun ke akar rumput, melihat kondisi langsung tanah Indonesia, akan menyadari kekayaan itu. Bandingkan dengan kondisi di luar. Tapi Indonesia salah urus mas. Lahan jawa yg sangat subur dijadikan daerah perindustrian. Pemusatan pembangunan. Teman saya pernah ke Sumba tahun 1998, ketika kita heboh kasus Suharto, bahkan orang Sumba baru mengenal senter mas, yg di bawa temen saya itu. Pernah mikir gak, kita gak mampu memenuhi kebutuhan daging nasional, industri daging, sapi atau kambing, cuma ayam, ato susu sapi. Coba bayangkan lahan padang rumput di nusa tenggara sana yg tak terjamah. Kota2 maju karena ada Industri berat yg sedang berlangsung di situ. Balikpapan,Papua,Sumatera. Padahal ibukota Kalimantan Timur Kutai Mas. Sejarahnya hancur,kebanggaannya hancur. Digilas oleh mesin2 berat perminyakan di balikpapan. Manusia punya harga diri karena sejarahnya. latar belakangnya. Sejarah apa yg ditanamkan Suharto dikepala generasi muda. Kebanggaan apa yg beliau tinggalkan? gemah ripah loh jinawi? yg bentar lagi habis dimakan antek2 nya karena salah urus. Budaya gaji kecil pegawai negeri sehingga gampang diperah, gampang dihasut, supaya dapat duit lebih buat beli susu anak2nya. Gaji kecil,gimana bisa hidup kalau gak korupsi. Akhirnya korupsi membudaya. berakar,jadi sejarah baru. Jadi saya tidak bisa menyalahkan warga kebanyakan Pak Anton, kalau mereka gak bisa kasi bukti apa yg mereka kerjaan di BUMN, di biro pajak, ato biro2 lainnya. Solusi saya. Pangkas habis semua generasi tua yg sudah dicuci otaknya. Restorasi.tutup perekonomian. emang kenapa kalau kita di embargo. saya yakin kalau dikeraskan, manusia Indonesia bisa bertahan hidup. bahkan mungkin lebih. bisa menggali dan mengolah hasil bumi sendiri dengan teknologi anak bangsa. tapi apakah mungkin? kita masih jadi sapi perah di mata dunia. kita belum akan dilepas begitu saja. pertahanan? apa yg kita harapkan dari sukhoi bekas dan kapal selam satu2nya? saya kembalikan ke anda pak Andi, mulai dari mana kita bisa mengubah bangsa Indonesia? pernahkah terpikir di kepala anda buah hasil peninggalan eyang? dapatkah teori2 GDP anda memperbaiki bangsa? Apa peninggalan Suharto yg bisa kita pegang sampai sekarang? saya tunggu tanggapan anda pak Andi. Salam, Meirina [EMAIL PROTECTED]
[Forum Pembaca KOMPAS] Soeharto Minta Dimakamkan Dekat Bu Tien
http://www.kompas.com/read.php?cnt=.xml.2008.01.27.16003458channel=1mn=1idx=1 SOEHARTO akhirnya berpulang ke Rahmatullah. Jakarta yang sejak pagi hari mendung (berawan) seakan ikut melepas kepergian Soeharto. Isak tangis meledak di RSPP. Sanak keluarga Soeharto, semuanya berkumpul menjelang detik-detik terakhir Soeharto berulang ke Rachmatullah. Sebelumnya, Soeharto belum melewati masa-masa kritisnya setelah sejumlah organ tubuhnya gagal berfungsi. Menurut tim dokter yang merawatnya, sejumlah organ tubuhnya --jantung, paru dan ginjal-- gagal berfungsi. Lalu apa wasiat Soeharto? Jauh-jauh hari ketika ia masih berkuasa, Soeharto pernah berwasiat jika Tuhan memanggilnya kelak. Ia minta dimakamkan di Astana Giri Bangun. Ketika itu menurut Soeharto, sebenarnya istrinya almarhum Bu Tien Soeharto bisa saja dimakamkan di taman makam pahlawan karena Bu Tien pemegang bintang gerilya. Akan tetapi, Bu Tien sendiri, kata Soeharto, telah mendirikan Yayasan Mangadeg Surakarta --makam keluarga di Astana Giri Bangun. Dan masak kan saya akan pisah dari istri saya. Dengan sendirinya saya pun minta dimakamkan di Astana Giribangun bersama keluarga. Kami tidak mau menyusahkan anak cucu kami, jika mereka nanti berziarah, kata Soeharto seperti tertuang dalam buku otobiografinya, Soeharto, Pikiran, Ucapan dan Tindakan Saya. Pada tahun 1989, Soeharto sudah mengetahui kalau tindakan mendirikan Astana Giribangun mengundang reaksi dari masyarakat. Memang saya pun mendengar orang bicara bahwa belum juga saya mati, saya sudah membuat kuburan. Padahal yang sebenarnya kuburan itu kami buat untuk yang sudah meninggal, antaranya untuk ayah kami (mertua saya). Selain itu, pikiran saya menyebutkan, apa salahnya... sebab toh akhirnya kita akan meninggal juga. Kalau mulai sekarang kita sudah memikirkannya, itu berarti kita tidak akan menyulitkan orang lain. Asalkan tidak menggunakan yang macam-macam, apa jeleknya? tanyanya. Soeharto juga membantah adanya isu bahwa Astana Giribangun itu dihiasi dengan emas. Omong kosong. Tidak benar! Dilebih-lebihkan. Lihat sajalah sendiri, tutur Soeharto sambil menambahkan bahwa bangunan itu berlantaikan batu pualam dari Tulungagung. Menurutnya, di ketiga pintu Astana Giribangun ada tulisan yang mengutip pucung, berisikan pegangan hidup yang sudah diajarkan nenek moyang secara turun temurun. Hendaknya kita pandai-pandai menerima omongan orang yang menyakitkan tanpa harus sakit hati, ikhlas kehilangan tanpa menyesal dan pasrah kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Selain berbicara soal Astana Giribangun, Soeharto juga mengakui bahwa sebagai manusia dirinya tidak luput dari kesalahan. Saya pun tahun saya tidak luput dari kesalahan. Maka seperti berulangkali pernah saya katakan, disini pun saya ulangi lagi, hendaknya orang lain mengikuti contoh-contoh yang baik yang telah saya berikan kepada nusa dan bangsa, dan menjauhi hal-hal yang buruk yang mungkin telah saya lakukan selama saya memikul tugas saya, pesannya. Apa wasiatnya? Wasiat saya, sebenarnya bukan wasiat saya sendiri, melainkan wasiat atau pesan kita bersama. Yakni agar mereka yang sesudah kita benar-benar dapat menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila ini, tuturnya. (Persda Network/Achmad Subechi)
[Forum Pembaca KOMPAS] Tetty Manurung: Selamat Jalan Pak...
http://www.kompas.com/read.php?cnt=.xml.2008.01.27.15292646channel=1mn=10idx=12 JAKARTA, MINGGU--Andai saya kemarin ngotot jenguk beliau, mungkin saja saya bisa bertemu untuk terakhir kalinya. Walaupun mungkin hanya sekedar melihat, kata penyanyi senior Tetty Manurung saat dihubungi kompas.com, Minggu (27/1), saat mendengar kabar mantan presiden Soeharto meninggal dunia, pada pukul 13.10 WIB di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), Jakarta Selatan. Kamis (24/1) lalu, penyanyi langganan istana negara itu, memang berniat menjenguk mantan orang nomor satu itu. Sayangnya, lantaran melihat kondisi yang tak memungkinkan ia akhirnya memilih balik badan. Padahal, ia sendiri sudah berada di lokasi parkir RSPP. Mantan penguasa Orde Baru itu, akhirnya dinyatakan meninggal dunia, pada Minggu (27/1), pukul 13.10 WIB. Soeharto dirawat di RSPP Sejak 24 hari lalu, setelah kondisi kesehatan mengalami penurunan. Saat diwarat kondisi beliau kerap naik turun hingga akhirnya dinyatakan meninggal karena kegagalan fungsi organ. Bagaimana pun, kita memang tak bisa menolak takdir. Saya rasa, ini jalan terbaik buat beliau. Usaha keluarga sudah sangat maksimal, katanya. Secara pribadi saya mengucapkan belasungkawa yang sebesar-besarnya. Terlepas dari pro-kontra, saya sangat kagum terhadap beliau. Bagaimana pun beliau pernah berjasa untuk negara ini, ujarnya. Tak ada yang bisa terucap dari penyayi yang juga dokter gigi itu, buat Pak Harto. Yang ada hanya lah ucapan terima kasih dan ucapan selamat jalan Selamat jalan pak... (EH)
[Forum Pembaca KOMPAS] Fauzi Bowo Datang Melayat
http://www.kompas.com/read.php?cnt=.xml.2008.01.27.15424715channel=1mn=1idx=1 JAKARTA, MINGGU - Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo bersama istri datang melayat ke Cendana, setengah jam lalu. Bagi Fauzi, almarhum mantan Presiden Soeharto meninggalkan kesan yang mendalam bagi dirinya. Minggu, (27/1). Bagi saya, Bapak adalah sosok pemimpin. Saya mendapat wejangan dari beliau. Yang paling berkesan beliau berkata jadilah orang yang berguna bagi bangsa, katanya. Saat ditanya apakah ia akan ikut ke Solo, jika jenazah almarhum Soeharto akan dikebumikan di sana, Fauzi menjawab, Lihat-lihat nanti, katanya. BOB
[Forum Pembaca KOMPAS] Kuburan Soeharto Belum Digali
http://www.kompas.com/read.php?cnt=.xml.2008.01.27.16080339channel=1mn=1idx=1 KARANGANYAR, MINGGU - Hingga Sore ini, Astana Giribangun masih sepi. Hanya terlihat beberapa wartawan dan aparat keamanan. Belum ada persiapan berarti. Bahkan, kuburan yang dipersiapkan untuk jenazah mantan Presiden RI kedua, Soeharto, belum digali. Demikian pengakuan seorang wartawan Solo, Suti Hapsoro, ketika dihubungi Kompas.com, Minggu (27/1) sore. Kepala Harian Astana Giribangun, Sukirno, hingga kini belum bisa dihubungi. Begitu juga Bupati Karanganyar Rina Iriani Sri Ratnaningsih. Menurut Suti, Sukirno masih menunggu instruksi dari Dalem Kalitan. Pihaknya sedang menunggu petunjuk untuk melakukan apa saja persiapan yang harus dilakukan. Sampai sekarang, persiapan apa saja yang akan dilakukan dan kapan penggalian kuburan belum diketahui. Pak Sukirno masih menunggu pemberitahuan dari Dalem Kalitan. Beliau juga sedang sibuk berkomunikasi dengan pihak Kalitan, jelas Suti. Menurut Suti, beberapa wartawan yang ada di Astana Giribangun juga sedang menunggu acara dan prosedur yang akan dilaksanakan berkenaan dengan pemakaman Soeharto. Malam nanti, sepertinya akan ada acara di Astana Giribangun. Mungkin akan ada doa bersama. Mudah-mudahan dalam waktu dekat kami sudah bisa mendapat kepastian protokoler yang akan dilakukan di Solo dan Karanganyar, ujarnya. Menurut Suti, suasana di Astana Giribangun masih sepi. Masyarakat sekitar juga belum terlihat akan mengadakan acara atau inisiatif. Tampaknya, masyarakat juga sedang menunggu perintah Kepala Desa atau tokoh setempat. Suasana di Astana Giribangun dan sekitarnya masih seperti biasa saja, kata Suti. Informasi terbaru yang diterima wartawan, mulai malam ini jalur dari Kecamatan Matesih menuju Astana Giribangun akan disterilkan. Akses ke Makam Keluarga Cendana tersebut akan ditutup. Giribangun secara administratif berada di Kecamatan Matesih, Kabupaten Karanganyar. Jaraknya sekitar 35 kilometer dari Kota Solo. Makam Astana Giribangun terletak di Bukit Mangadeg. Makam itu berada di bawah makam keningratan Pura Mangkunegaran. Di situ tempat bersemayam Mangkunegaran I yang dikenal dengan Pangeran Sambernyawa. (HPR)
[Forum Pembaca KOMPAS] KTP, Tiket Masuk Layat Soeharto
http://www.kompas.com/read.php?cnt=.xml.2008.01.27.1612075channel=1mn=1idx=1 JAKARTA, MINGGU--- Masyarakat yang ingin melayat Mantan Presiden Soeharto harus menunjukkan KTP, untuk bisa masuk ke rumah duka. Yuni (40) ibu rumah tangga asal Roxy, Jakarta harus balik kanan karena tidak bisa menunjukkan kartu identitas dirinya. Lah saya kagak tahu harus bawa KTP, saya cuma bawa uang doang, kata Yuni yang datang bersama anaknya yang berumur 7 tahun. Tapi, Yuni tidak menyerah. Ia berharap bisa menyelusup bersama romobongan lainnya. Di rumah duka, ratusan masyarakat terus berdatangan. Petugas yang melakukan penjagaan tepat di rumah duka mengatur pelayat yang masuk, secara bergiliran. lima orang, lima orang ya, yang lain sabar, kata seorang petugas. Sempat terjadi kericuhan saat serombongan masyarakat yang datang tak mau dipisah dari rombongannya. Namun, ratusan orang yang telah mengantri ini harus mengalah mundur beberapa langkah tatkala ada pelayat dari pihak keluarga ataupun pejabat/mantan pejabat. Beberapa pejabat yang sudah terlihat datang melayat diantaranya Kepala BIN, Syamsir Siregar dan beberapa mantan pejabat Orde Baru. Ramai dan padatnya pengunjung pun membuat para wartawan, kameramen dan fotografer mengalami kesulitan untuk melihat siapa saja yang datang melayat. Bahkan beberapa kameramen nekat berdiri di atas pagar, dan naik ke atas pohon.
[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Pollycarpus Divonis 20 Tahun
Apa nggak mengerikan, Pak Rusdi? Di Indonesia ini rupanya ada orang yang bintang pujaannya adalah pembunuh dan preman. Hii. manneke Rusdi Mathari [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Ajud ketulusan untuk negeri itu apa bahkan dengan membunuh orang, menakut-nakuti rakyat, memaksa publik, ngintelin orang, menyiksa warga, merampas hak milik rakyat, dan sewenang-wenang? Kalau itu ketulusan untuk negeri dan karena itu kemudian dianggap pahlawan, saya sebenarnya telah keliru menjadi manusia. Nanti malam saya akan berdoa kepada yang punya hidup, agar saya diubah saja menjadi tuhan saja.
[Forum Pembaca KOMPAS] Kematian Paman Gober...
Menanti Kematian Paman Gober... Tidak hanya sastrawan Putu Wijaya yang tampil luar biasa dan memukau lewat monolognya pada penyerahan Federasi Teater Indonesia (FTI) Award 2007 di Teater Studio, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Rabu (9/1) malam. Sang Presiden BBM, Si Butet Yogya, yang tampil membacakan cerita pendek (cerpen), juga luar biasa dan membuat gelak tawa. Kematian Paman Gober ditunggu-tunggu semua bebek. Tidak ada lagi yang bisa dilakukan selain menunggu-nunggu saat itu. Setiap kali penduduk Kota Bebek membuka koran, yang mereka ingin ketahui hanya satu hal: apakah hari ini Paman Gober sudah mati. Paman Gober memang terlalu kuat, terlalu licin, dan bertambah kaya setiap hari. Gudang-gudang uangnya berderet dan semuanya penuh. Setiap hari Paman Gober mandi uang di sana, segera setelah menghitung jumlah terakhir kekayaannya, yang tak pernah berhenti bertambah, kata Butet Kertaradjasa alias Si Butet Yogya tadi, membuka cerita. Ratusan pengunjung yang terdiri dari berbagai kalangan, seperti Sutrisno Bachir yang wakil rakyat, Fasli Jalal yang Dirjen Dikti, dan seniman/budayawan Garin Nugroho, Rendra, Mudji Sutrisno, Tommy F Awuy, Didi Petet, Jajang C Noer, Leon Agusta, serta banyak nama terkenal lainnya, bagai tak sabar menunggu lanjutan cerita tersebut. Namun, pada umumnya, pengunjung sudah bisa menduga-duga siapa Paman Gober dan jalan cerita pendek yang ditulis Seno Gumira Ajidarma tahun 1994 itu. Butet, yang dikenal sebagai seniman paling rasional, membawakannya dengan cukup menghibur dan kocak. Apalagi ketika Paman Gober bicara, intonasi dan warna suara tokoh yang mirip dengan cerita imajinasi itu ia tirukan dengan sempurna. Penonton tergelak. Mestinya, bebek seumur saya ya sudah tahu diri, siap masuk ke liang kubur. Ma(ng)kanya, ketika saya diminta menjadi Ketua Perkumpulan Unggas Kaya, saya merasakan kegetiran dalam hati saya, sampai berapa lama saya bisa bertahan? Apa tidak ada bebek lain yang mampu menjadi ketua? Lalu Butet melanjutkan pembacaan, nada suara yang lain. Kalimat semacam itu masuk ke dalam buku otobiografinya, Pergulatan Batin Gober Bebek, yang menjadi bacaan wajib bebek-bebek yang ingin sukses. Hampir setiap bab dalam buku itu mengisahkan Paman Gober memburu kekayaan. Mulai dari harta karun bajak laut, pulau emas, sampai sayuran yang membuat bebek-bebek giat bekerja, meski tidak diberi upah tambahan. Lagi-lagi gelak tawa penonton membahana di ruangan yang berkapasitas sekitar 250 orang itu. Cerita Kematian Paman Gober karangan Seno Gumira Ajidarma tahun 1994 itu dinilai Butet sangat pas dengan kondisi minggu-minggu ini. Ketika diundang tampil dalam perhelatan Putu Wijaya yang menerima FTI Award 2007, saya membaca milis Forum Pembaca Kompas yang mengutipkan cerpen Seno tersebut. Spontan saja, saya kopi, lalu saya minta izin ke Seno untuk membacakannya, kata Butet kepada Kompas, Kamis (10/1). Sebagai seniman, kepiawaian Butet Kertaradjasa�anak ke-5 dari tujuh bersaudara keluarga seniman Bagong Kussudiardjo�dalam membacakan puisi atau bermonolog dikagumi banyak orang. Butet yang kelahiran Yogyakarta, 21 November 1961, ini dikenal sebagai aktor teater�basis ia berkesenian. Putu Wijaya adalah orang yang menginspirasi dan membuat saya bergelimang dengan dunia teater. Padahal saya dulu menilai dunia teater itu gila. Saya pernah disuruh jalan pelan sejauh ini (ia menunjuk lebar panggung, sekitar 7 meter) selama 30 menit. Gila! papar Butet, yang antara lain pernah bergabung di Teater Kita Kita (1977), Teater SSRI (1978-1985), Sanggarbambu (1978-1981), Teater Dinasti (1982-1985), Teater Gandrik (1985-sekarang), Komunitas Pak Kanjeng (1993-1994), Teater Paku (1994), dan Komunitas Seni Kua Etnika (1995-sekarang). Tentang Paman Gober tadi, di akhir cerita disebutkan, Semua bebek menunggu kematian Paman Gober. Tiada lagi yang bisa dilakukan selain menunggu-nunggu saat itu. Setiap kali penduduk Kota Bebek membuka koran, yang ingin mereka ketahui hanya satu: apakah hari ini Paman Gober sudah mati. Paman Gober yang mungkin sebuah personifikasi. (YURNALDI)
[Forum Pembaca KOMPAS] Kronologi Kelengseran Soeharto, Mei 1998
http://www.kompas.com/read.php?cnt=.xml.2008.01.27.16234932channel=1mn=1idx=1 Bulan Mei 1998 merupakan momen penting dalam sejarah Indonesia, juga momen penting bagi Soeharto. Saat itu, dia menyatakan diri mundur dari kursi kepresidenan. Berikut kronologis lengsernya Soeharto pada Mei 1998. 5 Maret 1998 Dua puluh mahasiswa Universitas Indonesia mendatangi Gedung DPR/MPR untuk menyatakan penolakan terhadap pidato pertanggungjawaban presiden yang disampaikan pada Sidang Umum MPR dan menyerahkan agenda reformasi nasional. Mereka diterima Fraksi ABRI 11 Maret 1998 Soeharto dan BJ Habibie disumpah menjadi Presiden dan Wakil Presiden 14 Maret 1998 Soeharto mengumumkan kabinet baru yang dinamai Kabinet Pembangunan VII. 15 April 1998 Soeharto meminta mahasiswa mengakhiri protes dan kembali ke kampus karena sepanjang bulan ini mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi swasta dan negeri melakukan berunjukrasa menuntut dilakukannya reformasi politik. 18 April 1998 Menteri Pertahanan dan Keamanan/Panglima ABRI Jendral Purn. Wiranto dan 14 menteri Kabinet Pembangunan VII mengadakan dialog dengan mahasiswa di Pekan Raya Jakarta namun cukup banyak perwakilan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi yang menolak dialog tersebut. 1 Mei 1998 Soeharto melalui Menteri Dalam Negeri Hartono dan Menteri Penerangan Alwi Dachlan mengatakan bahwa reformasi baru bisa dimulai tahun 2003. 2 Mei 1998 Pernyataan itu diralat dan kemudian dinyatakan bahwa Soeharto mengatakan reformasi bisa dilakukan sejak sekarang (tahun 1998-red). 4 Mei 1998 Mahasiswa di Medan, Bandung dan Yogyakarta menyambut kenaikan harga bahan bakar minyak ( 2 Mei 1998 ) dengan demonstrasi besar- besaran. Demonstrasi itu berubah menjadi kerusuhan saat para demonstran terlibat bentrok dengan petugas keamanan. Di Universitas Pasundan Bandung, misalnya, 16 mahasiswa luka akibat bentrokan tersebut. 5 Mei 1998 Demonstrasi mahasiswa besar - besaran terjadi di Medan yang berujung pada kerusuhan. 9 Mei 1998 Soeharto berangkat ke Kairo, Mesir untuk menghadiri pertemuan KTT G -15. Ini merupakan lawatan terakhirnya keluar negeri sebagai Presiden RI. 12 Mei 1998 Aparat keamanan menembak empat mahasiswa Trisakti yang berdemonstrasi secara damai. Keempat mahasiswa tersebut ditembak saat berada di halaman kampus. 13 Mei 1998 Mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi datang ke Kampus Trisakti untuk menyatakan duka cita. Kegiatan itu diwarnai kerusuhan. 14 Mei 1998 Soeharto seperti dikutip koran, mengatakan bersedia mengundurkan diri jika rakyat menginginkan. Ia mengatakan itu di depan masyarakat Indonesia di Kairo. Sementara itu kerusuhan dan penjarahan terjadi di beberapa pusat perbelanjaan di Jabotabek seperti Supermarket Hero, Super Indo, Makro, Goro, Ramayana dan Borobudur. Beberapa dari bagunan pusat perbelanjaan itu dirusak dan dibakar. Sekitar 500 orang meninggaldunia akibat kebakaran yang terjadi selama kerusuhan terjadi. 15 Mei 1998 Soeharto tiba di Indonesia setelah memperpendek kunjungannya di Kairo. Ia membantah telah mengatakan bersedia mengundurkan diri. Suasana Jakarta masih mencekam. Toko - toko banyak di tutup. Sebagian warga pun masih takut keluar rumah. 16 Mei 1998 Warga asing berbondong - bondong kembali ke negeri mereka. Suasana di Jabotabek masih mencekam. 19 Mei 1998 Soeharto memanggil sembilan tokoh Islam seperti Nurcholis Madjid, Abdurachman Wahid, Malik Fajar, dan KH Ali Yafie. Dalam pertemuan yang berlangsung selama hampir 2,5 jam (molor dari rencana semula yang hanya 30 menit) itu para tokoh membeberkan situasi terakhir, dimana eleman masyarakat dan mahasiswa tetap menginginkan Soeharto mundur. Permintaan tersebut ditolak Soeharto. Ia lalu mengajukan pembentukan Komite Reformasi. Pada saat itu Soeharto menegaskan bahwa ia tak mau dipilih lagi menjadi presiden. Namun hal itu tidak mampu meredam aksi massa, mahasiswa yang datang ke Gedung MPR untuk berunjukrasa semakin banyak. Sementara itu Amien Rais mengajak massa mendatangi Lapangan Monumen Nasional untuk memperingati Hari Kebangkitan Nasional. 20 Mei 1998 Jalur jalan menuju Lapangan Monumen Nasional diblokade petugas dengan pagar kawat berduri untuk mencegah massa masuk ke komplek Monumen Nasional namun pengerahan massa tak jadi dilakukan. Pada dinihari Amien Rais meminta massa tak datang ke Lapangan Monumen Nasional karena ia khawatir kegiatan itu akan menelan korban jiwa. Sementara ribuan mahasiswa tetap bertahan dan semakin banyak berdatangan ke gedung MPR / DPR. Mereka terus mendesak agar Soeharto mundur. 21 Mei 1998 Di Istana Merdeka, Kamis, pukul 09.05 Soeharto mengumumkan mundur dari kursi Presiden dan BJ. Habibie disumpah menjadi Presiden RI ketiga. (ANTARA) ABD
[Forum Pembaca KOMPAS] Tangis Warga Sambut Kedatangan Soeharto di Cendana
http://www.kompas.com/read.php?cnt=.xml.2008.01.27.15232511channel=1mn=1idx=1 JAKARTA, MINGGU - Isak tangis warga pecah begitu rangkaian kendaraan yang membawa jenazah mantan Presiden Soeharto memasuki Jalan Cendana, sekira pukul 14.55, Minggu (27/1). Ratusan warga, termasuk anak bayi dan balita memadati sisi jalan mulai dari Jalan Tanjung hingga ke depan rumah Soaeharto di Jalan Cendana nomor 8. Melati (16), warga Cempaka Putih, mengaku langsung meluncur ke Cendana begitu mendengar kabar mantan Presiden Soeharto wafat. Ia mendapat kabar kematian Pak Harto dari siaran televisi. Sementara Upi, warga lainnya mengatakan begitu sedih karena tak bisa lagi melihat Soeharto. Nggak bisa lihat lagi, kata Upi dengan linangan air mata. Namun bukan hanya suasana duka yang tergambar di Cendana. Sebagian warga lainnya terlihat berlomba-lomba mengabadikan suasana ini dengan memotret mobil ambulan yang membawa jenazah. Merasa tak leluasa melihat pemandangan, sejumlah warga bahkan memanjat pagar dari rumah-rumah yang terletak berseberangan dengan rumah Soeharto. Saat ini ambulan terparkir di halaman rumah. BOB
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Kronologi Kelengseran Soeharto, Mei 1998
25 Februari 1998 ILUNI UI mengluarkan pernyataan SIKAP KEPRIHATINAN CIVITAS ACADEMICA UI dan menutup Baliho di Salemba 4 yang bertuliskan UI KAMPUS PERJUANGAN ORDE BARU Salam Bagus Satriyanto --- Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED] wrote: http://www.kompas.com/read.php?cnt=.xml.2008.01.27.16234932channel=1mn=1idx=1 Bulan Mei 1998 merupakan momen penting dalam sejarah Indonesia, juga momen penting bagi Soeharto. Saat itu, dia menyatakan diri mundur dari kursi kepresidenan. Berikut kronologis lengsernya Soeharto pada Mei 1998. 5 Maret 1998 Dua puluh mahasiswa Universitas Indonesia mendatangi Gedung DPR/MPR untuk menyatakan penolakan terhadap pidato pertanggungjawaban presiden yang disampaikan pada Sidang Umum MPR dan menyerahkan agenda reformasi nasional. Mereka diterima Fraksi ABRI 11 Maret 1998 Soeharto dan BJ Habibie disumpah menjadi Presiden dan Wakil Presiden 14 Maret 1998 Soeharto mengumumkan kabinet baru yang dinamai Kabinet Pembangunan VII. 15 April 1998 Soeharto meminta mahasiswa mengakhiri protes dan kembali ke kampus karena sepanjang bulan ini mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi swasta dan negeri melakukan berunjukrasa menuntut dilakukannya reformasi politik. 18 April 1998 Menteri Pertahanan dan Keamanan/Panglima ABRI Jendral Purn. Wiranto dan 14 menteri Kabinet Pembangunan VII mengadakan dialog dengan mahasiswa di Pekan Raya Jakarta namun cukup banyak perwakilan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi yang menolak dialog tersebut. 1 Mei 1998 Soeharto melalui Menteri Dalam Negeri Hartono dan Menteri Penerangan Alwi Dachlan mengatakan bahwa reformasi baru bisa dimulai tahun 2003. 2 Mei 1998 Pernyataan itu diralat dan kemudian dinyatakan bahwa Soeharto mengatakan reformasi bisa dilakukan sejak sekarang (tahun 1998-red). 4 Mei 1998 Mahasiswa di Medan, Bandung dan Yogyakarta menyambut kenaikan harga bahan bakar minyak ( 2 Mei 1998 ) dengan demonstrasi besar- besaran. Demonstrasi itu berubah menjadi kerusuhan saat para demonstran terlibat bentrok dengan petugas keamanan. Di Universitas Pasundan Bandung, misalnya, 16 mahasiswa luka akibat bentrokan tersebut. 5 Mei 1998 Demonstrasi mahasiswa besar - besaran terjadi di Medan yang berujung pada kerusuhan. 9 Mei 1998 Soeharto berangkat ke Kairo, Mesir untuk menghadiri pertemuan KTT G -15. Ini merupakan lawatan terakhirnya keluar negeri sebagai Presiden RI. 12 Mei 1998 Aparat keamanan menembak empat mahasiswa Trisakti yang berdemonstrasi secara damai. Keempat mahasiswa tersebut ditembak saat berada di halaman kampus. 13 Mei 1998 Mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi datang ke Kampus Trisakti untuk menyatakan duka cita. Kegiatan itu diwarnai kerusuhan. 14 Mei 1998 Soeharto seperti dikutip koran, mengatakan bersedia mengundurkan diri jika rakyat menginginkan. Ia mengatakan itu di depan masyarakat Indonesia di Kairo. Sementara itu kerusuhan dan penjarahan terjadi di beberapa pusat perbelanjaan di Jabotabek seperti Supermarket Hero, Super Indo, Makro, Goro, Ramayana dan Borobudur. Beberapa dari bagunan pusat perbelanjaan itu dirusak dan dibakar. Sekitar 500 orang meninggaldunia akibat kebakaran yang terjadi selama kerusuhan terjadi. 15 Mei 1998 Soeharto tiba di Indonesia setelah memperpendek kunjungannya di Kairo. Ia membantah telah mengatakan bersedia mengundurkan diri. Suasana Jakarta masih mencekam. Toko - toko banyak di tutup. Sebagian warga pun masih takut keluar rumah. 16 Mei 1998 Warga asing berbondong - bondong kembali ke negeri mereka. Suasana di Jabotabek masih mencekam. 19 Mei 1998 Soeharto memanggil sembilan tokoh Islam seperti Nurcholis Madjid, Abdurachman Wahid, Malik Fajar, dan KH Ali Yafie. Dalam pertemuan yang berlangsung selama hampir 2,5 jam (molor dari rencana semula yang hanya 30 menit) itu para tokoh membeberkan situasi terakhir, dimana eleman masyarakat dan mahasiswa tetap menginginkan Soeharto mundur. Permintaan tersebut ditolak Soeharto. Ia lalu mengajukan pembentukan Komite Reformasi. Pada saat itu Soeharto menegaskan bahwa ia tak mau dipilih lagi menjadi presiden. Namun hal itu tidak mampu meredam aksi massa, mahasiswa yang datang ke Gedung MPR untuk berunjukrasa semakin banyak. Sementara itu Amien Rais mengajak massa mendatangi Lapangan Monumen Nasional untuk memperingati Hari Kebangkitan Nasional. 20 Mei 1998 Jalur jalan menuju Lapangan Monumen Nasional diblokade petugas dengan pagar kawat berduri untuk mencegah massa masuk ke komplek Monumen Nasional namun pengerahan massa tak jadi dilakukan. Pada dinihari Amien Rais meminta massa tak datang ke Lapangan Monumen Nasional karena ia khawatir kegiatan itu akan menelan korban jiwa. Sementara ribuan mahasiswa tetap bertahan dan semakin banyak berdatangan ke gedung MPR / DPR. Mereka terus mendesak agar Soeharto mundur. 21 Mei 1998 Di Istana
[Forum Pembaca KOMPAS] Jenazah Soeharto Disemayamkan di Ruang Keluarga
http://www.kompas.com/read.php?cnt=.xml.2008.01.27.16175160channel=1mn=1idx=1 JAKARTA, MINGGU-Mantan Hakim Agung Bismar Siregar, seusai melayat almarhum mantan presiden Soeharto mengatakan jenazah almarhum Soeharto disemayamkan di ruang keluarga. Demikian informasi yang ia terima dari pihak keluarga. Di Cendana ia hanya bertemu oleh putri sulung almarhum Siti Hardiyanti Rukmana atauyang biasa dipanggil Mbak Tutut, Minggu, (27/1). Keluarga almarhum, kata dia, meminta semua pelayat untuk memaafkan semua kesalahan Soeharto. Hari ini ditahlilkan dan besok akan diberangkatkan ke Solo. Sepertinya akan di sholatkan di Cendana, ujarnya. Bismar menyampaikan belasungkawa yang mendalam kepada keluarga yang ditinggalkan. Kalau keluarga ikhlas, tidak akan apa-apa. Semuanya akan baik-baik saja meninggal itu kan menemui yang Maha Dicintai dan meinggalkan yang dicintai, ujarnya. Tampak juga, pada rombongan pelayat mantan menteri pendidikan Prof. Dr. Ing Wardiman Djojonegoro dan Deputi Gubernur Senior BI Miranda Gultom. Wardiman berharap rakyat Indonesia memaafkan almarhum Soeharto dan mengajak semua komponen bangsa dari latar belakang apa pun untuk tetap saling menghargai. Sementara itu, Miranda mengatakan mantan presiden Soeharto adalah sosok yang peduli rakyat kecil. Yang paling tidak bisa ia lupakan, Senyumannya itu, ujarnya. (BOB)
[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Selamat Jalan, Soeharto
Ikut berbelasungkawa yang se-dalam dalam atas meninggalnya Eyang Harto, Salam dalam damai Ratih --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED] wrote: Member Kompas Forum prabukoki Mantan Presiden Soeharto, meninggal dunia, Minggu 27 Jan 08, 13.10. INALILLAHI WA INALILLAHI ROJIUN .. http://forum.kompas.com/showthread.php?p=2604#post2604
[Forum Pembaca KOMPAS] Polly tak terbukti Membunuh Munir!
Mungkin saja Polly hanya berada 'at the wrong place (di TKP) in the wrong time' (pada saat kejadian). Satu dokumenter penyelidikan perkara kriminal menyatakan (saya yakin berdasarkan asas praduga tak bersalah), keberhasilan membuktikan terdakwa berada di TKP pada saat kejadian pembunuhan TIDAK bisa dijadikan dasar/ alasan untuk menyimpulkan bahwa terdakwa adalah pembunuhnya. Jadi masih harus dicari bukti-bukti pendukung yang lain, misalnya kecocokan pengakuan terdakwa dengan saksi2 berdasarkan rekonstruksi di TKP, bukti2 forensik, dsb. Tetapi bagi saya, walaupun secara formal tak bisa dibuktikan bahwa Polly telah membunuh Munir, hukuman selama 20 tahun telah memenuhi rasa keadilan. Kok ... ? (Baca lebih dulu kesimpulan tulisan ini di baris2 terbawah). Alasan saya sederhana: 1. karena banyak fakta-fakta tak formal yg memberatkan Polly, tetapi tak bisa dijadikan alat bukti formal. Fakta2 tak formal yg terpenting: berbagai hubungan telpon antara Polly dengan nomor2 telpon kantor BIN yg tak terdaftar secara resmi di Telkom dg beberapa pejabat BIN (hasil temuan tim pencari fakta). 2. karena penyidik tidak bisa, atau paling sedikit akan mendapat kesulitan besar dan membutuhkan biaya besar, utk melakukan rekonstruksi di TKP: di dalam pesawat internasional dan di lapangan udara Singapura; dan juga akan kesulitan memanggil saksi2 langsung yang berkewarganegaraan asing (pemilik/pelayan restoran di Changi, penumpang2 lain, rekaman kedaluwarsa CCTV di Changi, dsb) dalam rekonstruksi tersebut. 3. Karena kelemahan penuntut umum/jaksa yg kurang profesional, yg terlalu mengikuti pola pembelaan Polly yang terlalu menitik-beratkan pada aspek hukum formal, bukan pada aspek logika (mis. dg menggunakan konsep probability) untuk membuktikan bahwa PELUANG pengakuan para pejabat BIN yg secara 'seragam' membantah bahwa BUKAN merekalah yg sedang melakukan kontak langsung melalui nomor2 HP mereka dengan Polly (maksudnya ada orang lain yg menggunakan HP mereka utk berbicara dg Polly). 4. Walaupun susah dibuktikan, tetapi Pollycarpus baik secara formal atau tak formal, jelas terbukti telah tidak bersikap jujur ttg keterlibatan dirinya dalam komplotan pembunuh Munir dan dalam BIN. Hakim perlu menambah hukuman seberat-beratnya thd hal2 yg sangat memberatkan ini: ketidakjujuran pengakuan dalam kasus pembunuhan yang menjadi perhatian nasional dan internasional. 5. Atas dasar rasa keadilan, para hakim agung harus berani membuat terobosan hukum: ketakberhasilan menggunakan bukti2 tak formal (hanya karena alasan legalitas yg sangat kaku) walaupun secara meyakinkan sangat memberatkan Polly, harus dikompensasi dg hal-hal yang memberatkan terdakwa berdasarkan logika (syukur2 jika para hakim mampu menerapkan aturan2 logika formal). Seandainya majelis hakim agung yakin bahwa Polly adalah individu yg paling peluangnya paling besar (umpamakan 90%) sebagai algojo Munir, maka kekurangan 10% dikompensasi/ diimbangi dengan tambahan sanksi dan hukuman atas pengakuan Polly yang tidak terbuka (mis. tidak mau menceritakan isi, maksud, tujuan pembicaran Polly dg para pejabat BIN dan Dirut Garuda waktu itu). Hanya satu cara mendapatkan fakta2 tak formal di atas, khususnya dalam persidangan2 kelak dg terdakwa yg berbeda, yaitu mendaptkan pengakuan yang jujur dan saling mendukung alibi/logika/fakta yang ada (tidak mengandung kontradiksi) oleh Polly, pejabat BIN, dsb. Tetapi Kita harus ingat bahwa pengakuan saja atau keyakinan 90% tak bisa dan tak cukup untuk jadi alat bukti. Tetapi masalah ini mestinya bisa diatasi oleh para hakim, sebab berbagai ASOSIASI dan KETERKAITAN yg logis dan sesuai fakta antara pengakuan2 tsb merupakan alat bukti yg lebih terpercaya dpd pengakuan2 per se. Kesimpulan: Secara formal, hukuman 20 tahun layak dijatuhkan kepada Polly karena Polly 'terbukti' membunuh Munir. Secara tak formal, hukuman 20 tahun layak dijatuhkan kepada Polly bukan cuma karena Polly terbukti menggunakan surat perintah palsu/ rekayasa, tetapi juga karena tak terbuka sehingga dipastikan meng- halang2-i dan tak mau membantu pengungkapan secara tuntas kasus pembunuhan yang menjadi isu nasional dan interasional ini.
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Suciwati: 20 tahun Tak Akan Menghidupkan Munir
Aku yakin Policarpus bukanlah pelakunya! Aku yakin ia bukan orang suruhan! Korbannya bukan cuma Keluarga Munir tapi juga Keluarga Policarpus Itu karena keadilan adalah kata benda Benda yang tergolong barang super mewah Peradilan bukan matahari namun bulan Keadilan tanpa mata membuat hari-hari korban menjadi bulan2an! Korban bukan cuma keluarga Munir tapi juga Keluarga Policarpus Justice? ah...bukan!! Itu Just Ice! -- From: Yuliati Soebeno [EMAIL PROTECTED] Pada awalnya si Pollycarpus ini berpikir bahwa hukum di Indonesia akan melindungi dia, karena dia bekerja sama dengan orang-orang yang punya kedudukan. Tapi dia salah bahwa orang yang dipakai untuk berbuat keji dan kotorlah yang akan terjebak dan masuk penjara. Pemain dibelakang layar-nya sich..tetap saja lolos. Mau-maunya dipakai sebagai kaki tangan. Mungkin dengan janji-janji yang menggiurkan, namun apa dikata.. .kaki tangan yang selalu terkena getahnya. kepalanya mah...melenggang aman-aman selalu. salam, Yuli
[Forum Pembaca KOMPAS] MEGAWATI SAMPAIKAN UCAPAN BELA SUNGKAWA
Dari Singapore, Mantan Presiden Megawati Soekarnoputeri menyampaikan ucapan belasungkawa yang mendalam untuk keluarga mendiang HM Soeharto yang meninggal dunia di hari Minggu, 27 Januari 2008, kemarin. Secara khusus, Keluarga Bung Karno seperti Guntur Soekarnoputera dan Guruh Soekarnoputera akan melayat ke kediaman Jalan Cendana, Jakarta. âSaya atas nama pribadi dan Ketua Umum DPP PDI Perjuangan menyampaikan duka cita yang mendalam kepada keluarga pak Harto. Semoga keluarga yang ditinggalkan bisa tabah dan tawakal, â ujar Megawati Soekarnoputeri. Sejak masuk Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) Jakarta, Megawati dengan seksama mengikuti perkembangan penanganan kesehatan hari demi hari. âWalau saya tidak bisa hadir, baik saat di RSPP maupun di Jakarta, namun secara tulus saya tetap mendoakan agar arwah Pak Harto diterima di sisiNya,âsergah putri tertua mendiang Bung Karno tersebut. Menurut Staf Khusus Mantan Presiden Megawati Soekarnoputeri, Ari Junaedi, sejak hari Sabtu malam (26 Januari 2008) setelah memimpin rapat di Kantor DPP PDI Perjuangan, di Kawasan Lenteng Agung, Jakarta, Megawati bertolak ke Singapore dalam rangka pertemuan yang telah terjadwalkan serta pemeriksaan kesehatan rutin. âSehingga dengan agenda yang sudah terjadwal, dipastikan Ibu Megawati tidak bisa hadir melayat ke kediaman Soeharto di Jalan Cendana, Jakarta maupun ke pemakaman di Astana Giri Bangun, Karang Anyar, Jawa Tengah. Bu Mega sangat bersedih dengan kepergian Pak Harto karena mengingatkan dengan suasana saat meninggalnya Bung Karno, ayahanda Ibu Megawati, âjelas Ari Junaedi yang juga kandidat doktor dari Universitas Padjadjaran.
[Forum Pembaca KOMPAS] Mahathir Berutang kepada Soeharto
http://www.kompas.com/read.php?cnt=.xml.2008.01.27.20541621channel=1mn=1idx=1 JAKARTA, MINGGU - Beberapa pemimpin dunia langsung menyatakan ikut berduka cita atas meninggalnya mantan Presiden RI kedua, Soeharto, Minggu (27/1). Setidaknya Amerika Serikat (AS), Jepang, Singapura, Malaysia dan Belanda sudah menyampaikan belasungkawa tersebut. Bahkan, mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Muhamad (82), langsung memberi pernyataan. Kepada kantor berita Malaysia, Bernama dia mengatakan, Soeharto adalah teman bagi Malaysia, juga teman saya secara pribadi. Meski selama pemerintahannya Indonesia bukan negara demokrasi yang iedal, tapi dia telah membawa stabilitas di Indonesia. Tentu, ada harga yang harus dibayar, katanya. Mahathir merasa berutang budi kepada Soeharto yang mengakhiri konfrontasi dengan Malaysia. Pada pemerintahan Soekarno, tahun 1964 Indonesia melakukan konfrontasi dan berusaha merebut Sarawak dan Singapura. Begitu Soeharto berkuasa, upaya itu dihentikan. Sebelumnya, Perdana Menteri Malaysia, Abdullah Ahmad Badawi mengatakan, wafatnya Soeharto adalah kehilangan besar bagi Indonesia maupun Malaysia. Kami berdoa agar Allah merahmati arwah Soeharto dan menempatkannya di tempat yang terhormat, katanya para wartawan di Malaysia. Perdana Menteri Jepang Fukuda juga langsung menyampaikan pesan rasa belasungkawa kepada Presiden Susilo Bambang Yudoyono, atas meninggalnya mantan presiden Soeharto. Saya berdoa semoga arwah Soeharto beristirahat dalam damai. Soeharto telah lama berusaha memelihara persahabatan dengan Jepang dan dan membangun hubungan yang baik antara dua negara, kata Fukuda dalam pesannya tersebut. Atas nama pemerintah dan rakyat Jepang, saya menyampaikan rasa duka cita yang dalam, tambahnya. Dubes Amerika Serikat, Cameron R Hume, bahkan ikut melayat ke Cendana, tempat jenazah Soeharto disemayamkan, Minggu (27/1). Siaran pers Kedubes AS menyebutkan, Pemerintah AS ikut berduka cita atas meninggalnya mantan presiden Soeharto. Selama pemerintahannya, Indonesia mengalami kemajuan ekonomi dan sosial yang baik. Singapura menyampaikan simpati kami yang dalam atas rasa duka yang dialami rakyat Indonesia, demikian email yang disiarkan Kementerian Luar Negeri Singapura. Pemerintah Belanda yang pernah menjajah Indonesia, menyampaikan rasa duka yang dalam. Menteri Luar Negeri Belanda, Maxime Verhagen mengingatkan, jasa Pak Harto terhadap Indonesia pantas dihormati. Di bawah pemerintahannya, Indonesia mengalami masa-masa stabli. Ekonomi tumbuh, terutama pada 1980-an. Setelah dia turun, rakyat memilih pemimpin secara demokratis. Itu artinya Indonesia sudah menjadi negara demokrasi, katanya. Sementara itu Bangladesh mengatakan, kematian Soeharto mengakhiri eranya. Namun, juga menyebut beberapa inkonsistensi dalam pemerintahannya. Pendukungnya menyebut Soeharto Bapak Pembangunan. Sedangkan penentangnya menyebutnya diktator, kata Iftekhar Ahmed Chowdhury, penasihat Kementerian Luar Negeri Bangladesh. (AFP/RTR/HPR)
[Forum Pembaca KOMPAS] PM Singapura Melayat ke Rumah Duka
JAKARTA, MINGGU - Pejabat dari negara-negara sahabat mulai terlihat berdatangan untuk melayat ke rumah duka mantan presiden Soeharto. Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong hadir di Jalan Cendana 8 sekitar pukul 20.00 WIB. PM Lee datang dengan mobil kedutaan Singapura bernomor polisi CD-67-01 berbendera Singapura diiringi enam mobil staf kedutaan. Setida di rumah duka, anak dari mantan PM Lee Kuan Yew tersebut langsung masuk untuk menjenguk jenazah Soeharto. Saat ini, PM Lee masih di dalm rumah duka dan belum bisa dimintai keterangan. Sementara itu, pelayat dari pejabat dalam negeri dan masyarakat masih berbondong-bondong melayat ke rumah duka meskipun hujan deras.(ING) http://www.kompas.com/read.php?cnt=.xml.2008.01.27.20471386channel=1mn=1idx=1
[Forum Pembaca KOMPAS] TOLAK BERKABUNG SEMINGGU UTK HMS
Saudara-saudara sebangsa dan setanahair. HM Soeharto adalah orang besar bagi negeri ini. Saya setuju. Jasanya banyak, saya juga setuju (meskipun dengan catatan). Maka kita perlu menundukkan kepala atas kepergiannya menghadap Sang Khalik. Tapi pernyataan Pemerintah SBY yang mengumumkan Perkabungan Nasional Seminggu dan selama itu kita diwajibkan mengibarkan Merah-Putih menurut saya itu too much. Berlebihan. Kita harus menghormati yang menghormati HM Soeharto Tapi (Pemerintah) SBY juga harus menghormati korban-korban (politik) HM Soeharto. Sehari atau maksimal 3 (tiga) hari untuk perkabungan nasional is enough. Bahkan bila tak ada kesalahan sekalipun. Maka demi menjaga harmoni berbangsa-bernegara kita harus menolak Perkabungan Nasional Seminggu itu. Karena ini akan mengundang kemarahan rakyat yang sebetulnya juga menghormati HM Soeharto tapi sekarang sedang dirundung malang dihajar mahalnya harga sembako dan terus merosotnya daya beli rakyat. Salam! Adhie M Massardi (Pengagum Soeharto juga) Looking for last minute shopping deals? Find them fast with Yahoo! Search. http://tools.search.yahoo.com/newsearch/category.php?category=shopping [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] HOW IMF, WORLD BANK FAILED AFRICA
Bung Adhi, saya sudah tahu sebelumnya, juga sudah tahu cerita tentang Economic Hitman. Cuma mengingatkan kembali agar kita jangan mudah terkecoh oleh anjuran atau desakan para pemilik uang, baik dari luar maupun dalam negeri (perusahaan-perusahaan besar). Kebetulan saya menemukan artikel ini. KM ---Original Message--- From: Adhie Massardi Date: 27/01/2008 16:20:54 To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Subject: Re: [Forum Pembaca KOMPAS] HOW IMF, WORLD BANK FAILED AFRICA Maaf, Pak KM, apakah baru tahu atau baru bisa komentari sekarang? IMF (Internasional Misery Fund) memang begitu kerjanya. Dan antek-anteknya kini menguasai Jalan ekonomi negeri kita. Boediono (Menko), Sri Mulyani (Menkeu), dan Mary Pangestu (Mendag). Mereka harus segera disingkirkan karena menjadi Trio Penghisap Darah Rakyat! Adhie M Massardi
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Seorang Wartawan Tertabrak Mobil
Saya usulkan untuk mengejar dan menindak sipenabrak apapun lambang yang ditempel dimobil tersebut. Tidak ada pengecualian walaupun dia anggota atau supir anggota DPR. Sudah tau kalau disekitar RSPP pasti banyak yang ingin tau dan berkumpul, eh masih saja ngebut. Saya mengharapkan petugas menindak dengan adil. Jangan pilih kasih. Salam BS Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED] wrote: Laporan Wartawan Sonora, Valen http://www.kompas.com/read.php?cnt=.xml.2008.01.27.15110048channel=1mn=1idx=1 JAKARTA, MINGGU - Pengawalan mobil jenazah Soeharto dari Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) ke rumah duka di Jalan Cendana Jakarta membawa korban. Seorang wartawati televisi swasta RCTI, tertabrak salah satu kendaraan yang akan keluar lewat pintu utama RSPP. Saksi mata menyebutkan, reporter RCTI tersebut sedang bersiap-siap untuk membenahi tripod dan kamera usia iring-iringan mobil jenazah keluar dari RSPP sekitar pukul 14.35 WIB. Namun, tiba-tiba kendaraan berwarna hitam dengan dengan nomor polisi B1498BK negbut dan menabrak perempuan tersebut. Korban langsung dibawa ke ruang instalasi gawat darurat untuk mendapat perawatan. Pengendara mobil langsung diamankan sementara mobilnay masih diparkir tidak jauh dari lobi utama RSPP dengan lampu sein menyala. Sampai berita ini diturunkan belum diketahui siapa penabraknya. Pada mobil tersebut terdapat lambang DPR dan stiker bertuliskan keluarga besar paspampres. - Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now. [Non-text portions of this message have been removed]
[Forum Pembaca KOMPAS] Suharto: Twilight of the God
http://www.time.com/time/world/article/0,8599,1707280,00.html?xid=rss-topstories [Non-text portions of this message have been removed]
[Forum Pembaca KOMPAS] Re:Indonesia Berkabung Tujuh Hari
Apakah itu berarti libur 7 hari? Posted by: Agus Hamonangan mailto:[EMAIL PROTECTED] ujuh%20Hari [EMAIL PROTECTED] http://profiles.yahoo.com/agushamonangan agushamonangan Sat Jan 26, 2008 11:18 pm (PST) http://www.kompas.com/read.php?cnt=.xml.2008.01.27.14144898channel=1mn=1; idx=1 http://www.kompas.com/read.php?cnt=.xml.2008.01.27.14144898channel=1mn=1i dx=1 JAKARTA, MINGGU - Pemerintah melalui Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi mengemukakan, Indonesia menyatakan berkabung selama tujuh hari mulai Minggu (27/1) sampai Sabtu minggu depan atas wafatnya mantan Presiden Soeharto, Minggu (27/1)siang. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara tengah menyusun rencana penghormatan dan pemakaman untuk Soeharto. Rencananya, Presiden Yudhoyono akan datang ke kediaman Soeharto di Jalan Cendana, Jakarta, Minggu sore setelah jenazah Soeharto disemayamkan. Presiden Yudhoyono akan menjadi inspektur upacara dalam pemakaman militer di Astana Giribangun, Karanganyar, Jawa Tengah, Senin pagi. Wisnu Nugroho A [Non-text portions of this message have been removed]
[Forum Pembaca KOMPAS] ETAN: Accountability for Suhartos Crimes Must Not Die with Him
also Pertanggungjawaban Soeharto Tidak Boleh Mati Bersamanya East Timor and Indonesia Action Network (ETAN) on the Death of Suharto Contact: John M. Miller +1/718-596-7668 Accountability for Suharto's Crimes Must Not Die With Him Indonesia's former dictator General Suharto has died in bed and not in jail, escaping justice for his numerous crimes in East Timor and throughout the Indonesian archipelago. One of the worst mass murderers of the 20th century, his death tolls still shock: * 500,000 to one million Indonesians in the aftermath of his 1965 seizure of power; * 100,000 in West Papua; * 100,000 to 200,000 in East Timor, which his troops illegally invaded in 1975; * tens of thousands more in Aceh and elsewhere. Suharto also accumulated an appalling legacy of corruption - 15 to 35 billion dollars stolen by him and his family. Suharto has avoided personal accountability for the genocide, destruction and corruption he inflicted upon those he presumed to rule. However, the generals, cronies and family members who carried out his orders via massacre, torture and theft must not get off so easily. Those who murdered and pillaged on behalf of Suharto and his New Order regime must be brought to justice. We cannot forget that the United States government consistently supported Suharto and his regime. As the corpses piled up after his coup and darkness descended on Indonesia, his cheerleaders in the U.S. welcomed the gleam of light in Asia. In the pursuit of realpolitik, U.S. administration after administration, fully aware of his many crimes, provided military assistance and hardware, training and equipping Suharto's killers. The Indonesian dictator sought and received U.S. approval before he launched his invasion of East Timor; ninety percent of the weapons used in this illegal attack came from the U.S. In the face of broad domestic opposition as his economic miracle had collapsed in 1998, he finally stepped down. But only after U.S. Secretary of State Albright hinted he should do so, even as the White House insisted she was not calling on the U.S.-backed dictator to step down now. Persistent advocacy by concerned activists from East Timor, Indonesia, the U.S. and within Congress finally succeeded in curtailing U.S. military assistance to the Suharto regime in the 1990s. After Suharto was ousted, East Timor broke free and the Indonesian military lost some perks. Since then, military reform efforts have stalled or been reversed. Suharto's favored military still maintains substantial power. Its higher-ranking officers, and powerful retired military, like President Susilo Bambang Yudhoyono, built their careers during his reign. The military continues to violate human rights with impunity and in West Papua and some areas operates by Suharto-era rules, restricting outside access and employing terror in service of its commercial interests. Limited investigations dealing with Suharto-era crimes have added some information to the public record, but the few trials that have occurred have largely failed, as defendants have lied, intimidated or bribed their way to acquittals, crushing the hopes of the victims and their families for justice or even an apology. To overcome Suharto's legacy and to uphold basic international human rights and legal principles, those who executed, aided and abetted, and benefited from his criminal orders must be held accountable. The U.S. must undergo a complete accounting for its role in backing the dictator. As a start, the U.S. government must support for an international tribunal to prosecute human rights and war crimes committed in East Timor from 1975 to 1999, and Washington should condition military assistance to Indonesia on progress towards full democratisation, the subordination of the military to the rule of law and civilian government, and strict adherence with international human rights as recommended by East Timor's Commission for Reception, Truth and Reconciliation. A brief ETAN backgrounder on Suhartos life is at http://www.etan.org/news/2008/01suhartobio.htmhttp://www.etan.org/news/2008/01suhartobio.htm. This statement is also available in Tetum. See http://www.etan.org/ --- Catatan ETAN Mengenai Meninggalnya Soeharto Pertanggungjawaban Soeharto Tidak Boleh Mati Bersamanya Mantan diktator Jenderal Soeharto wafat di kamar tidurnya, bukan di dalam penjara, karena berhasil menghindari tuntutan keadilan atas sejumlah kejahatan yang terjadi di Timor Timur dan di seluruh penjuru nusantara. Sebagai salah satu pembantai massal yang terburuk di abad ke 20, catatan korban jiwa yang ditinggalkannya tetap mengejutkan: · 500.000 sampai 1 juta orang Indonesia, setelah perebutan kekuasaan olehnya di tahun 1965; · 100.000 di Papua · 100.000 sampai 200.000 di Timor Timur, dimana pasukannya menginvasi secara ilegal di tahun 1975. · Puluhan ribu di
[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Menyoal Kasus Soeharto
Mbak Meirina, Terima kasih atas postingnya. Saya menghargai pendapat Anda dan ingin sekali membalas. Tapi karena situasi forum dan juga pekerjaan saya saat ini saya mohon maaf tidak bisa melakukan itu. Minggu lalu saya mengundurkan diri dari diskusi ini, mumpung masih berjalan sehat. Kalau ada waktu Anda bisa melihat di forum ini diskusi yang judulnya China's Lesson For World Bank. Masih perdebatan topik yang sama. Ada saya, Pak Haniwar, Pak Irry, Bu Fauziah. Orang-orang yang sama juga dengan pendapat yang sama. Cuma bedanya ketika itu tidak yang mengangkat diri sendiri menjadi juri untuk menentukan mana posting yang mencerdaskan mana yang tidak. Bisa jadi ketika itu kami saling membodohi saja. Maklumlah debat warung kopi. Sekali lagi mohon maaf. Andi --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, manneke budiman [EMAIL PROTECTED] wrote: Sangat mantap, bernas, dan jernih, Bu Meirina. Kalau sudah diterangkan dengan jelas seperti ini masih juga ada yang tak ngerti, ya walahualam. Tolong lebih sering ikut nimbrung dalam berbagai diskusi di FPK. Anda bisa jadi ujung tombak pencerdasan bangsa lewat milis ini. manneke Meirin [EMAIL PROTECTED] wrote: Khusus buat mas Andi, maaf mas saya sedang di daerah, lokasi pengeboran yg tidak gampang akses online. baru punya waktu buat memulai lagi diskusi ini. kayaknya mas keliru menerjemahkan contoh kasus bengkel saya. mas, rusak bukan karena memang rusak, tapi si tukang bengkel punya kuasa atas mesin saat itu dan dia oprek2 karena dia merasa tau, berdasar pengalaman dia, tapi dia gak tau sejarah mesin itu. ah...sudahlah kalo mas Andi gak mau menangkap maksud saya juga, cape saya ngasi contoh. Mas, saya percaya logika mas Andi dibangun dari kesadaran berpikir dan fakta2. tapi cara anda menyimpulkan semuanya, saya kurang setuju. kalau memang anda orang teknik, dasar apa yg anda ambil untk merumuskan kebijakan ekonomi? scraps in scraps out. anda kumpulkan fakta yg anda tau, berkesinambungankah? pendidikan kepemimpinan apa yg sudah anda jalani, pendidikan ekonomi apa? anda meragukan karangan perkins karena orangnya suka klenik, kenapa?itu hobi dia? mas, saya tidak ingat semua bagian buku itu. yg saya ingat, sebelum nonton wayang, dia bertemu beberapa mahasiwa, pedagang lokal, dan orang2 lokal, dan mereka sadar politik Mas. orang2 jaman Sukarna, bahkan seorang Economic Hitman mengakui kualitas manusia jaman Sukarno. bandingkan dengan orang2 jaman suharto yg dicuci otaknya, dibilanglah Suharto ratu adillah,bapak pembangunan lah, apa yg telah dia lakukan bagi Indonesia? Mas, Indonesia itu negara kaya, kalau Mas bener2 orang teknik, entah itu teknik industri,perminyakan, ato agraris, yg pernah turun ke akar rumput, melihat kondisi langsung tanah Indonesia, akan menyadari kekayaan itu. Bandingkan dengan kondisi di luar. Tapi Indonesia salah urus mas. Lahan jawa yg sangat subur dijadikan daerah perindustrian. Pemusatan pembangunan. Teman saya pernah ke Sumba tahun 1998, ketika kita heboh kasus Suharto, bahkan orang Sumba baru mengenal senter mas, yg di bawa temen saya itu. Pernah mikir gak, kita gak mampu memenuhi kebutuhan daging nasional, industri daging, sapi atau kambing, cuma ayam, ato susu sapi. Coba bayangkan lahan padang rumput di nusa tenggara sana yg tak terjamah. Kota2 maju karena ada Industri berat yg sedang berlangsung di situ. Balikpapan,Papua,Sumatera. Padahal ibukota Kalimantan Timur Kutai Mas. Sejarahnya hancur,kebanggaannya hancur. Digilas oleh mesin2 berat perminyakan di balikpapan. Manusia punya harga diri karena sejarahnya. latar belakangnya. Sejarah apa yg ditanamkan Suharto dikepala generasi muda. Kebanggaan apa yg beliau tinggalkan? gemah ripah loh jinawi? yg bentar lagi habis dimakan antek2 nya karena salah urus. Budaya gaji kecil pegawai negeri sehingga gampang diperah, gampang dihasut, supaya dapat duit lebih buat beli susu anak2nya. Gaji kecil,gimana bisa hidup kalau gak korupsi. Akhirnya korupsi membudaya. berakar,jadi sejarah baru. Jadi saya tidak bisa menyalahkan warga kebanyakan Pak Anton, kalau mereka gak bisa kasi bukti apa yg mereka kerjaan di BUMN, di biro pajak, ato biro2 lainnya. Solusi saya. Pangkas habis semua generasi tua yg sudah dicuci otaknya. Restorasi.tutup perekonomian. emang kenapa kalau kita di embargo. saya yakin kalau dikeraskan, manusia Indonesia bisa bertahan hidup. bahkan mungkin lebih. bisa menggali dan mengolah hasil bumi sendiri dengan teknologi anak bangsa. tapi apakah mungkin? kita masih jadi sapi perah di mata dunia. kita belum akan dilepas begitu saja. pertahanan? apa yg kita harapkan dari sukhoi bekas dan kapal selam satu2nya? saya kembalikan ke anda pak Andi, mulai dari mana kita bisa mengubah bangsa Indonesia? pernahkah terpikir di kepala anda buah hasil peninggalan eyang? dapatkah teori2 GDP anda memperbaiki bangsa? Apa peninggalan Suharto yg bisa kita pegang
[Forum Pembaca KOMPAS] SELAMAT JALAN PAK HARTO
Selamat Jalan Pak Bagaimanapun Sejarah Indonesia diwarnai oleh keberadaan Bapak ANTON Sukarnois Muda
[Forum Pembaca KOMPAS] Megawati: Selamat Jalan Pak Harto
Laporan Wartawan Persda Rachmat Hidayat JAKARTA, MINGGU - Ucapan belansungkawa juga turut diucapkan oleh putri sulung Bung Karno, Megawati Soekarnoputri. Mega yang juga Ketua Umum DPP PDIP ini, secara khusus mengucapkan belasungkawa kepada mantan penguasa Orde Baru, Soeharto. Selamat jalan Pak Harto. Saya, atas nama pribadi dan Ketua Umum DPP PDI Perjuangan menyampaikan duka cita yang mendalam kepada keluarga pak Harto. Semoga keluarga yang ditinggalkan bisa tabah dan tawakal, ujar Megawati Soekarnoputeri seperti dituturkan oleh staf khususnya, Ari Junaedi kepada Persda Network, Minggu (27/1) melalui email. Sejak masuk Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) Jakarta, Megawati dengan seksama mengikuti perkembangan penanganan kesehatan hari demi hari. Walau saya tidak bisa hadir, baik saat di RSPP maupun di Jakarta, namun secara tulus saya tetap mendoakan agar arwah Pak Harto diterima di sisi-Nya,sergah putri tertua mendiang Bung Karno yang kini sedang berada di negara Singapura. Ari Junaedi, kembali menjelaskan, sejak hari Sabtu malam (26/1) lalu setelah memimpin rapat di Kantor DPP PDI Perjuangan, di Kawasan Lenteng Agung, Jakarta, Megawati bertolak ke Singapora dalam rangka pertemuan yang telah terjadwalkan serta pemeriksaan kesehatan rutin. Sehingga dengan agenda yang sudah terjadwal, dipastikan Ibu Megawati tidak bisa hadir melayat ke kediaman Soeharto di Jalan Cendana, Jakarta maupun ke pemakaman di Astana Giri Bangun, Karang Anyar, Jawa Tengah. Bu Mega sangat sedih dengan kepergian Pak Harto karena mengingatkan dengan suasana saat meninggalnya Bung Karno, ayahanda Ibu Megawati, jelas Ari Junaedi yang juga kandidat doktor dari Universitas Padjadjaran ini. Ketidak hadiran Megawati, diwakilkan oleh kakak kandungnya, Guntur Soekarnoputra. Guntur tiba bersama istrinya, menjelang magrib ke kediaman Pak Harto, Jalan Cendana Menteng Jakarta Pusat. Sebelumnya, Sekjen DPP PDIP Pramono Anung tiba lebih dulu melayat Pak Harto bersama putri Megawati, Puan Maharani. Dari pantauan Persda Network kemarin, selain para wartawan media cetak maupun elektronik, dalam dan luar negeri, sekitar seribuan warga masyarakat berbaur dengan aparat keamanan memadati depan rumah Pak Harto di Jalan Cendana begitu mendengar Pak Harto meninggal dunia sekitar pukul 13.00 WIB, Sabtu (27/1) kemarin setelah sebelumnya, mendapat perawatan secara intensif di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), Jakarta selatan. http://www.kompas.com/read.php?cnt=.xml.2008.01.27.19545274channel=1mn=1idx=1
[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Menyoal Kasus Soeharto - Bung Anton
lebih banyak buku sejarah dulu ya mas, sekaligus buku-buku sejarah ideologis yang mendasari kenapa Sukarno bertindak begini, kenapa begitu, kenapa Tan Malaka begini, kenapa Aidit begini, dan kenapa Harto begitu. Dari banyak membaca dan mengamati baik dari buku-buku maupun dokumen jadi kita bisa menghubungkan alur sejarah bukan saja secara linier tapi menggabungkan dari sebuah gerakan yang tak beraturan menjadi jelas bahwa semua tindakan ada alasan ideologisnya. Inilah kenapa kita harus mempelajari dulu bagaimana Proudhon, Karl Marx, Engels, Pemikiran Fabian, Sosialisme Demokrat, Sosialisme Etatisme, Rosa Luxemburg, Gramsci sampai konflik dunia Internasional, yang sampai sekarang masih terus bergerak (Sekaligus memamerkan kebodohan Francis Fukuyama yang mengatakan sejarah telah berhenti dengan kemenangan Kapitalis Liberal). Lalu cobalah anda tengok pemikiran- pemikiran Kolonial yang kemudian terhubungkan dengan gagasan Smithian dimana kemudian berubah melalui evolusi sampai pada pola- pola Friedman yang melahirkan The Chicago Boys dan Mafia Berkeley yang membawa kolonialisasi lokal menjadi sebuah bentuk imperialisme ekonomi internasional yang polanya sama saja dengan apa yang dilakukan Van Den Bosch di Jawa. Atau juga gerakan-gerakan perlawanan dari komunitas yang lebih homogen seperti faktor agama dan kedaerahan. Bila konflik dari sini anda bisa angkat lalu anda gabungkan dengan apa yang terungkap dari berita-berita sejarah anda tidak akan secara sederhana menceritakan sejarah dengan tebak- tebakan. Terkadang kita hanya mendapatkan gambaran sekilas lalu memberi cap tanpa tahu proses sejarah dibaliknya, pergulatan-pergulatan pemikiran dibalik sebuah peristiwa. Kita hanya tahu dari gumulan yang terjadi bukan memperhatikan sebuah proses. Lalu kita berkata ini itu dan tanpa sengaja sudah memberikan sebuah cap dari judul- judul yang mencuat dikepala. Bagaimana kita bisa memahami sebuah proses sejarah bila kita tidak tahu bagaimana proses pergulatan pemikiran dan tindakan yang dilakukan oleh para tokoh di masa lalu. Bilamana ditanya tahun 66 semua dosen, mahasiswa dan kaum intelektual menuntut Suharto mundur, kiranya anda bisa tanya pada pelaku sejarah seperti Pak Tjuk. Ingat yang teriak di kalangan mahasiswa hanyalah KAMI sebuah organisasi extra onderbouw dan dibentuk mendadak. Mayoritas mahasiswa dan kaum terdidik belum mampu memutuskan sesuatu, karena suasana sangat kacau. Dan perlu diingat juga KAMI hanyalah satuan kecil dari gerakan mahasiswa yang kemudian menjadi kuat karena adanya back up militer dan aksi CIA. Apa anda tidak pernah berusaha untuk studi tentang bagaimana ada sebuah gerakan diam-diam setelah kematian PRRI ada sebuah konspirasi yang dipersiapkan untuk menjatuhkan Sukarno. Apa anda tidak pernah studi jalan pikiran Sukarno, dan sejauh mana anda mengerti tentang pemikiran Bung Karno? kalau anda hanya membaca sebatas koran, atau buku-buku biografi, saya sarankan anda baca dulu secara luas ulasan- ulasan ideologis yang menggagas pembebasan manusia dari yang utopis sampai yang realitas, baru dengan demikian anda bisa memahami pemikiran Sukarno, Hatta, atau Sjahrir. Jadi dalam memahami Bung Karno jangan terjebak pada seragam penuh jasa yang dikarikaturi oleh banyak penentangnya, tapi cobalah memahami gagasannya. Sukarno menjadi Presiden Seumur hidup bukan karena beliau mengangkat dirinya, ini adalah konspirasi dari kelompok Nasution dan jaringan politik kanan untuk membendung PKI, jadi hanya Sukarno-lah yang mampu menahan PKI, agar PKI tidak mampu memenangkan Pemilu maka diangkatlah Sukarno jadi Presiden Seumur Hidup. Pak Tjuk bisa menerangkan lebih jauh mengenai hal ini. Kasus G 30 S sendiri sampai sekarang adalah sebuah sejarah spekulasi, andai Letkol Untung menang kita tidak bisa menebak arahnya kemana, cuman apakah anda tidak pernah berpikir bahwa Gerakan Untung adalah sebuah aksi yang dirancang untuk gagal? Alangkah baiknya dari momentum meninggalnya Pak Harto yang bersamaan dengan berlangsungnya Konferensi anti Korupsi di Bali, menjadi pertanda baik, bahwa ke depan Indonesia bersih dari Korupsi, adanya penegakan hukum yang baik dan mengembalikan kembali Indonesia ke dalam sebuah negara yang memiliki dasar Ideologi yang jelas, sebuah ideologi yang kita kenang sebagai ideologi represif di jaman Suharto padahal ideologi itu adalah puncak dari sebuah sintesa ideologi- ideologi yang berkembang di abad-abad lalu. Kembalilah ke Pancasila sebagai sebuah nilai-nilai yang benar. Ketuhanan Yang Maha Esa, yang menghormati keyakinan manusia terhadap apa yang diyakininya. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, Yang tidak menghinakan kemanusiaan Persatuan Indonesia, Yang mendorong kesejahteraan, kemakmuran dan keamanan bangsa ini menjadi bangsa terhormat dasar demokrasi kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, menjadi bangsa yang dewasa dalam berdemokrasi, dan menghargai hak pendapat orang tanpa harus membunuh, melarang dan melecehkan. Keadilan Sosial
[Forum Pembaca KOMPAS] Kematian Soeharto Tragedi Bagi Korbannya
http://www.kompas.com/read.php?cnt=.xml.2008.01.27.19132320channel=1mn=1idx=1 JAKARTA, MINGGU - Meninggalnya Soeharto bukan berarti rasa sakit orang-orang yang telah jadi korban politik semasa pemerintahannya hilang begitu saja. Mereka justru menyesal, karena Soeharto belum sempat diadili. Mantan Ketua Partai Rakyat Demokratik (PRD) yang kini jadi pengurus PDI Perjuangan, Budiman Sudjatmiko mengatakan, Kematiannya adalah tragedi bagi semua orang yang menjadi korban kejahatannya. Mereka (para korban, Red) tak pernah mendapat keadilan. Soeharto yang meninggal dalam usia 86 tahun, dituduh melakukan banyak kejahatan selama masa pemerintahannya, termasuk pembunuhan lebih dari 500.000 anggota PKI pada 1965-1966. Almarhum dan keluarganya juga dituduh melakukan korupsi yang, menurut lembaga Transparansi Internasional, jumlah totalnya mencapai 35 miliar dolar AS (sekitar Rp 327 triliun). Begitu berkuasa pada 1965, Soeharto langsung memberantas Partai Komunis Indonesia (PKI) dan simpatisannya. Kebijakan itu dipandang pihak luar negeri sebagai pembunuhan masal terbesar sepanjang abad ke-20. Soeharto adalah ibu dari kejahatan kemanusiaan, kecam Sudjatmiko yang dipenjara semasa pemerintahan Soeharto. Sementara itu pendiri Tapol, organisasi pembela HM di Indonesia, Carmel Budiarjo mengatakan, meninggalnya Soeharto sebagai kematian tiran. Para elite politik tidak melihat pentingnya keadilan. Banyak orang merasa apa yang saya rasa, karena dia meninggal tanpa terlebih dulu diadili. Saya hanya berharap, obituarinya akan diwarnai highlight selama dia memerintah, kata Carmel Budiarjo. Budiarjo yang kini menjadi warga negara Inggris, pernah dipenjara pemerintah pada 1968 karena terlibat diskusi akademis. Di bawah pemerintahan Suharto, banyak akademisi yang dipenjara karena dihubung-hubungkan dengan PKI atau kegiatan makar. Sementara itu Fadjroel Rachman mengatakan, Pengusutan terhadap kroni, keluarga dan para loyalis Soeharto seharusnya tetap dijalankan. Fajroel Rahman yang dipenjara pemerintah Soeharto pada 1976 mengatakan, invasi RI ke Timor Timur dan kebijakannya di Aceh merupakan pelanggaran berdarah. Dan, korbannya sampai sekarang masih mencari keadilan. Seorang aktivis dan jurnalis, Andreas Harsono menambahkan, Soeharto tak ragu-ragu untuk mengabaikan hukum dalam menyelesaikan masalah. Pertanyaannya, apakah dia menyelesaikan masalah? Tentu saja tidak. Sebagai wartawan, kata Harsono, dia merasakan betapa tekanan Soeharto begitu ketat terhadap kebebasan pers.Di masa depan, rakyat akan memujanya, rakyat akan menyebutnya sebagai Bapak Pembangunan, orang akan membantah bahwa dia pernah melakukan aktivitas fasis, melakukan pembunuhan dan pengekangan kebebasan, karena dia tak pernah diadili, sesal Harsono. (AFP)
[Forum Pembaca KOMPAS] Biaya Perawatan Soeharto Tembus Rp 1 Miliar
JAKARTA, MINGGU â Hingga hari ke-24 perawatan Soeharto di RSPP, pihak rumah sakit mencatat jumlah biaya perawatan presiden kedua RI itu telah menembus angka satu miliar rupiah. Itu baru biaya penginapan dan perawatan. Sementara biaya dokter belum termasuk. Biasanya, biaya jassa dokter dibayar secara kontan oleh pihak keluarga. Hal itu disampaikan salah satu sumber Kompas.com di RSPP. Sumber tersebut mengatakan, keluarga Soeharto menyewa dua kamar kelas Presiden Suite dan dua kamar kelas III di lantai V Gedung B RSPP. Sumber tersebut juga menyebutkan, keluarga Soeharto juga menyewa salah satu kamar kelas 3 di lantai VI tepatnya di ruang 1A. Biaya rawat inap di kamar Presiden Suite sendiri senilai Rp 2,5 juta per hari. Adapun sewa kamar kelas 3 senilai Rp 200.000 per hari. Dengan demikian, untuk biaya sewa kamarnya saja, dana yang dikeluarkan sudah mencapai Rp134,4 juta. (BIAN/LHW) http://www.kompas.com/read.php?cnt=.xml.2008.01.27.17031243channel=1mn=1idx=1
[Forum Pembaca KOMPAS] SBY-JK Ajak Anaknya Melayat
http://www.kompas.com/read.php?cnt=.xml.2008.01.27.1641387channel=1mn=1idx=1 JAKARTA, SABTU - Presiden RI Susilo Bambang Yudoyono (SBY) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) didampingi istri, Sabtu (27/1) pukul 16.30 tiba di rumah kediaman Mantan Presiden RI kedua, Soeharto, di Jalan Cendana No. 8. Demikian dilaporkan wartawan Kompas, Suhartono, dari Cendana. SBY dan JK juga didampingi Sekretaris Pribadi Kurdi Mustova, Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi, dan dua juru bicara presiden Andi Malarangeng dan Dino Pattijalal. Putrab Presiden SBY, Agus Harimurti dan Edi Baskoro, juga ikut dalam rombongan melayat. SBY-JK dan rombongan langsung diterima keluarga Soeharto. Mereka langsung menyatakan ikut berduka cita atas wafatnya mantan penguasa Orde Baru itu. Presiden SBY dan Wapres JK sama-sama mengenakan baju batik berwarna cokelat. Sampai berita ini diturunkan, rombongan presiden masih berada di dalam rumah. Presiden dan Wapres yang mengenakan pakaian batik coklat, langsung masuk ke dalam untuk menyatakan duka cita kepada keluarga. Saat ini, kedua pemimpin negara beserta rombongannya masih berada di dalam rumah almarhum. Sementara suasana di sekitar Cendana masih khidmat, ratusan wartawan dan ribuan anggota masyarakat makin menyesaki lingkungan di sekitar rumah almarhum Soeharto. Pengamanan wilayah dilakukan oleh pasukan baret merah dari Kopassus. Namun, pengamanan tak terlalu ketat. Warga bebas datang, tapi mereka hanya bisa berada di depan rumah. Pagar rumah ditutup dan hanya mobil Presiden SBY serta Wapres JK yang boleh masuk. (HAR)
[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Menyoal Kasus Soeharto
Saya menghormati Sukarno secara utuh baik muda dan Tua, secara kemanusiaan tanpa waktu-waktu yang dibatasi ANTON --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, M. Danil Daud [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya mengagumi Sukarno muda. Sukarno tua bagi saya biasa saja, seperti pejabat tua pada umumnya. Bagi seorang moralis seperti Soe Hok Gie, pesta2 di istana di tengah rakyat kelaparan itu perbuatan amoral. Bukan cuma romantisme. Salam M. Danil Daud
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Kematian Soeharto Tragedi Bagi Korbannya
Saya setuju dengan semua pandangan Budiman Sudjatmiko kecuali bahasa yang digunakan pada kalimat Suharto adalah ibu dari kejahatan kemanusiaan. Keberatan saya bukan pada isi (content) bahwa Suharto melakukan kejahatan kemanusiaan (kaum feminis sangat setuju Suharto adalah penjahat kemanusiaan), yang dipersoalkan adalah penggunaan kata ibu. Mungkin lebih tepat dikatakan:Suharto adalah bapak dari kejahatan kemanusiaan. Penggunaan kata ibu pada kalimat tersebut mengandung perdebatan wacana sensitif gender. Demikian sedikit pencerahan gender dari saya. Salam kesetaraan, Gadis Arivia. 2008/1/27 Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED]: http://www.kompas.com/read.php?cnt=.xml.2008.01.27.19132320channel=1mn=1idx=1 JAKARTA, MINGGU - Meninggalnya Soeharto bukan berarti rasa sakit orang-orang yang telah jadi korban politik semasa pemerintahannya hilang begitu saja. Mereka justru menyesal, karena Soeharto belum sempat diadili. Mantan Ketua Partai Rakyat Demokratik (PRD) yang kini jadi pengurus PDI Perjuangan, Budiman Sudjatmiko mengatakan, Kematiannya adalah tragedi bagi semua orang yang menjadi korban kejahatannya. Mereka (para korban, Red) tak pernah mendapat keadilan. Soeharto yang meninggal dalam usia 86 tahun, dituduh melakukan banyak kejahatan selama masa pemerintahannya, termasuk pembunuhan lebih dari 500.000 anggota PKI pada 1965-1966. Almarhum dan keluarganya juga dituduh melakukan korupsi yang, menurut lembaga Transparansi Internasional, jumlah totalnya mencapai 35 miliar dolar AS (sekitar Rp 327 triliun). Begitu berkuasa pada 1965, Soeharto langsung memberantas Partai Komunis Indonesia (PKI) dan simpatisannya. Kebijakan itu dipandang pihak luar negeri sebagai pembunuhan masal terbesar sepanjang abad ke-20. Soeharto adalah ibu dari kejahatan kemanusiaan, kecam Sudjatmiko yang dipenjara semasa pemerintahan Soeharto. Sementara itu pendiri Tapol, organisasi pembela HM di Indonesia, Carmel Budiarjo mengatakan, meninggalnya Soeharto sebagai kematian tiran. Para elite politik tidak melihat pentingnya keadilan. Banyak orang merasa apa yang saya rasa, karena dia meninggal tanpa terlebih dulu diadili. Saya hanya berharap, obituarinya akan diwarnai highlight selama dia memerintah, kata Carmel Budiarjo. Budiarjo yang kini menjadi warga negara Inggris, pernah dipenjara pemerintah pada 1968 karena terlibat diskusi akademis. Di bawah pemerintahan Suharto, banyak akademisi yang dipenjara karena dihubung-hubungkan dengan PKI atau kegiatan makar. Sementara itu Fadjroel Rachman mengatakan, Pengusutan terhadap kroni, keluarga dan para loyalis Soeharto seharusnya tetap dijalankan. Fajroel Rahman yang dipenjara pemerintah Soeharto pada 1976 mengatakan, invasi RI ke Timor Timur dan kebijakannya di Aceh merupakan pelanggaran berdarah. Dan, korbannya sampai sekarang masih mencari keadilan. Seorang aktivis dan jurnalis, Andreas Harsono menambahkan, Soeharto tak ragu-ragu untuk mengabaikan hukum dalam menyelesaikan masalah. Pertanyaannya, apakah dia menyelesaikan masalah? Tentu saja tidak. Sebagai wartawan, kata Harsono, dia merasakan betapa tekanan Soeharto begitu ketat terhadap kebebasan pers.Di masa depan, rakyat akan memujanya, rakyat akan menyebutnya sebagai Bapak Pembangunan, orang akan membantah bahwa dia pernah melakukan aktivitas fasis, melakukan pembunuhan dan pengekangan kebebasan, karena dia tak pernah diadili, sesal Harsono. (AFP) [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Re:Indonesia Berkabung Tujuh Hari
Quin, Libur, no, kibarkan bendera 1/2 tiang di kantor: ya atau mau ikutan menolak berkabung?. Tapi melihat ritual dan akan melibatkan banyak pendukung Soeharto dan simpatisan dari dalam dan luar negeri, maka 'libur' itu bisa terjadi karena merasa perlu libur atau cuti guna mengikuti prosesi dari awal hingga selesai. WNI dimana, yang mana? Aquino Hayunta [EMAIL PROTECTED] wrote: Apakah itu berarti libur 7 hari? Posted by: Agus Hamonangan mailto:[EMAIL PROTECTED] ujuh%20Hari [EMAIL PROTECTED] http://profiles.yahoo.com/agushamonangan agushamonangan Sat Jan 26, 2008 11:18 pm (PST) http://www.kompas.com/read.php?cnt=.xml.2008.01.27.14144898channel=1mn=1; idx=1 http://www.kompas.com/read.php?cnt=.xml.2008.01.27.14144898channel=1mn=1i dx=1 JAKARTA, MINGGU - Pemerintah melalui Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi mengemukakan, Indonesia menyatakan berkabung selama tujuh hari mulai Minggu (27/1) sampai Sabtu minggu depan atas wafatnya mantan Presiden Soeharto, Minggu (27/1)siang. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara tengah menyusun rencana penghormatan dan pemakaman untuk Soeharto. Rencananya, Presiden Yudhoyono akan datang ke kediaman Soeharto di Jalan Cendana, Jakarta, Minggu sore setelah jenazah Soeharto disemayamkan. Presiden Yudhoyono akan menjadi inspektur upacara dalam pemakaman militer di Astana Giribangun, Karanganyar, Jawa Tengah, Senin pagi. Wisnu Nugroho A [Non-text portions of this message have been removed] - Looking for last minute shopping deals? Find them fast with Yahoo! Search. [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Apakah DTKJ sudah 'dibeli' oleh investor jalan tol?
Kemarin saya saksikan sebuah metro-mini dari arah Mangga Dua menuju Senen, menghalau penumpangnya, di siang bolong ke metro mini dengan nomor trayek sama lainnya, istilahnya: ngoper penumpang. Alasan awaknya? Mereka harus pulang kandang. Betulkah dia pulang kandang? Masak diikuti itu bus. Agar tidak terjadi hal-hal demikian ini maka saya usul usulkan hal-hal berikut. Lakukan kajian sembari penerapan (kita sebut saja action research) agar diketahui berapa jumlah armada yang layak untuk penumpang tertentu. Caranya? Minggu pertama: 1. Atur agar dari satu terminal tertentu ditentukan bahwa bus hanya bertolak jika penumpangnya mencapai 3/4 tempat duduk. 2. Bis bertolak berurutan. 3. Bis yang sama nomor trayeknya tidak boleh saling mendahului. 4. Bis tidak boleh melebihi kapasitas angkut: ada yang mengecek di jalan, dengan memantau penumpangnya. Dari studi ini akan diketahui berapa jumlah armada yang layak. Nah, jika armada sudah lebih? Tarik ijin trayek itu dengan memberikan ganti rugi. Berapa dan darimana duitnya? Rp. 10 M setahun, dan logikanya, wong bus-priotas diberi subsidi Rp. 200 M per tahun, dan untuk metro-mini cs layak-layak saja. Hitungannya: jika setiap tahun ditawarkan Rp. 10 juta bagi pengembalian ijin trayek, dan disebutkan bahwa ijin trayek sudah dibatasi kecuali bis yang akan dioperasikan memenuhi standar YLKI, yakni ada AC dan joknya empuk, maka Pemda akan bayarkan Rp. 10 juta untuk setiap ijin trayek yang dikembalikan. Dari cara itu katakanlah akan dapat dikurangi populasi metro-mini sebanyak 1.000 unit pertahun. Lho kok mereka mau? Jawabnya: Khan untuk bis yang sudah tidak layak jalan, karena mulai tahun 2010 diwajikan umur bus hanya boleh 6 tahun, maka tentu pemilik armada yang tua-tua akan diuntungkan oleh sistem ini. Lantas jika itu sudah dilakukan, maka dilakukan langkah bertahap untuk mewujudkan pengelolaan berbasis kemitraan swasta dengan pemerintah. Caranya? KARCIS BERSAMA DENGAN MASA LAKU 2 JAM, dengan harga 2 kali karcis sekarang: Rp. 5.000,- Wajibkan pengelola Metro-mini dan Kopaja serta bis serupa dengan ukuran yang sama membuat karcis bis dengan pola yang mirip bus way: Satu tiket untuk 2 jam perjalanan. Artinya, seorang penumpang, dalam 2 jam dapat menggunakan berbagai bis metromini gonta ganti sampai ke tujuan tertentu, dan hanya sekali bayar. Nah, karena sekarang tarif bus way masih murah, tiket metromini bersama itu tidak akan ditolak penumpang. Kenapa? Karena dalam 2 jam yang sama, katakanlah tarifnya dinaikkan menjadi Rp 5.000,- tetapi dia bisa gonta-ganti metro-mini sampai dengan 4 kali (jika dia harus membayar setiap naik, maka dia perlu mengeluarkan Rp. 4 x Rp 2.000 = Rp. 8.000). Mungkinkah proyek demikian ini terjadi? Nah, anggota DPRD yang cerdik, menjelang pemilu 2009 perlu mendukung strategi ini. Lho kok anggota DPRD? Karena yang bisa berikan persetujuan untuk membuat anggaran subsidi untuk ini adalah DPRD. Lho, kok pakai subsidi segala? Nah, untuk membuat sistem dapat membiayai kontrak perusahaan berbasis e-pay yang mau mengelolanya perlu dana. Logikanya, agar awak bis mau menaikkan penumpang berkarcis bersama, maka yang dia minta adalah gaji tetap bulanan. Apakah kemudian pada masa selanjutnya sistem ini terus disubsidi? iya ialah. Karena jika terjadi peningkatan mutu angkutan kota dengan cara begini ini, maka akan berdampak positif pada 3 hal: (1)Akan menurunkan penggunaan motor; (2). akan mengurangi kemacetan secara drastis 20 persen, karena jumlah armada menurun dan hanya beroperasi sesuai jumlah penumpang; (3). tidak ada alasan untuk bis untuk ngetem; Jadi, dengan upaya ini akan meningkat kenyamanan dan ketepatan jadwal bisa kota. Nah, pekerja akan produktif, karena tidak stress di jalan. Artinya, bis kota menjadi layak dan dapat diandalkan. --- bodo_kerlchen [EMAIL PROTECTED] wrote: Rekan-rekan FPK terhormat, Bila saya tidak salah tangkap, inti topik ini salah satunya (dalam pengertian sempit) adalah mengupayakan mengurangi kesemrawutan LL yang pada akhirnya (dalam pengertian luas) mengurangi penghamburan energi yang sangat membebani dan merusak lingkungan (manusia nya stress berat dan pemanasan global). Sedangkan diantara sebegitu banyaknya faktor penyebab, baik yang independent maupun yang berkaitan satu sama lain, kita ketahui bersama, KONDISI keberadaan serta ULAH operator dari kendaraan umum kita adalah penyebab yang bobotnya cukup signifikan!! Saya berani YAKIN, misalkan kota Singapur yang sekarang kondisi LL nya begitu tertib, bila kondisi kendaraan umum serta ulah operatornya diizinkan seperti di Jakarta, maka dalam SEKEJAP lalu lintas nya akan awut-awutan!! Karena, selain ulah operator yang senantiasa mewujudkan bottleneck pada arus LL, penduduknya pun secara berangsur merasa tidak betah dan akan berupaya menghindari penggunaan kendaraan umum yang tidak terawat, antara lain dengan menggunakan kendaraan pribadi, yang notabene memperbanyak jumlah kendaraan yang harus melewati
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Polly tak terbukti Membunuh Munir!
Kalau ada komentar bahwa Polly korban politik, itu tidak salah. Soalnya sahabt Munir tewas juga sebagai korban politik. Jadi ini memang pengadilan politik (kriminal) yang harus menghukum orang-orang yang menjadi bagian dari politik (kekerasan) di negeri ini. Salam! Adhie M massardi (Tetap berduka atas terbunuhnya Munis) - Original Message From: loekyh [EMAIL PROTECTED] To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Sent: Sunday, January 27, 2008 5:37:34 PM Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Polly tak terbukti Membunuh Munir! Mungkin saja Polly hanya berada 'at the wrong place (di TKP) in the wrong time' (pada saat kejadian). Satu dokumenter penyelidikan perkara kriminal menyatakan (saya yakin berdasarkan asas praduga tak bersalah), keberhasilan membuktikan terdakwa berada di TKP pada saat kejadian pembunuhan TIDAK bisa dijadikan dasar/ alasan untuk menyimpulkan bahwa terdakwa adalah pembunuhnya. Jadi masih harus dicari bukti-bukti pendukung yang lain, misalnya kecocokan pengakuan terdakwa dengan saksi2 berdasarkan rekonstruksi di TKP, bukti2 forensik, dsb. Tetapi bagi saya, walaupun secara formal tak bisa dibuktikan bahwa Polly telah membunuh Munir, hukuman selama 20 tahun telah memenuhi rasa keadilan. Kok ... ? (Baca lebih dulu kesimpulan tulisan ini di baris2 terbawah). Alasan saya sederhana: 1. karena banyak fakta-fakta tak formal yg memberatkan Polly, tetapi tak bisa dijadikan alat bukti formal. Fakta2 tak formal yg terpenting: berbagai hubungan telpon antara Polly dengan nomor2 telpon kantor BIN yg tak terdaftar secara resmi di Telkom dg beberapa pejabat BIN (hasil temuan tim pencari fakta). 2. karena penyidik tidak bisa, atau paling sedikit akan mendapat kesulitan besar dan membutuhkan biaya besar, utk melakukan rekonstruksi di TKP: di dalam pesawat internasional dan di lapangan udara Singapura; dan juga akan kesulitan memanggil saksi2 langsung yang berkewarganegaraan asing (pemilik/pelayan restoran di Changi, penumpang2 lain, rekaman kedaluwarsa CCTV di Changi, dsb) dalam rekonstruksi tersebut. 3. Karena kelemahan penuntut umum/jaksa yg kurang profesional, yg terlalu mengikuti pola pembelaan Polly yang terlalu menitik-beratkan pada aspek hukum formal, bukan pada aspek logika (mis. dg menggunakan konsep probability) untuk membuktikan bahwa PELUANG pengakuan para pejabat BIN yg secara 'seragam' membantah bahwa BUKAN merekalah yg sedang melakukan kontak langsung melalui nomor2 HP mereka dengan Polly (maksudnya ada orang lain yg menggunakan HP mereka utk berbicara dg Polly). 4. Walaupun susah dibuktikan, tetapi Pollycarpus baik secara formal atau tak formal, jelas terbukti telah tidak bersikap jujur ttg keterlibatan dirinya dalam komplotan pembunuh Munir dan dalam BIN. Hakim perlu menambah hukuman seberat-beratnya thd hal2 yg sangat memberatkan ini: ketidakjujuran pengakuan dalam kasus pembunuhan yang menjadi perhatian nasional dan internasional. 5. Atas dasar rasa keadilan, para hakim agung harus berani membuat terobosan hukum: ketakberhasilan menggunakan bukti2 tak formal (hanya karena alasan legalitas yg sangat kaku) walaupun secara meyakinkan sangat memberatkan Polly, harus dikompensasi dg hal-hal yang memberatkan terdakwa berdasarkan logika (syukur2 jika para hakim mampu menerapkan aturan2 logika formal). Seandainya majelis hakim agung yakin bahwa Polly adalah individu yg paling peluangnya paling besar (umpamakan 90%) sebagai algojo Munir, maka kekurangan 10% dikompensasi/ diimbangi dengan tambahan sanksi dan hukuman atas pengakuan Polly yang tidak terbuka (mis. tidak mau menceritakan isi, maksud, tujuan pembicaran Polly dg para pejabat BIN dan Dirut Garuda waktu itu). Hanya satu cara mendapatkan fakta2 tak formal di atas, khususnya dalam persidangan2 kelak dg terdakwa yg berbeda, yaitu mendaptkan pengakuan yang jujur dan saling mendukung alibi/logika/ fakta yang ada (tidak mengandung kontradiksi) oleh Polly, pejabat BIN, dsb. Tetapi Kita harus ingat bahwa pengakuan saja atau keyakinan 90% tak bisa dan tak cukup untuk jadi alat bukti. Tetapi masalah ini mestinya bisa diatasi oleh para hakim, sebab berbagai ASOSIASI dan KETERKAITAN yg logis dan sesuai fakta antara pengakuan2 tsb merupakan alat bukti yg lebih terpercaya dpd pengakuan2 per se. Kesimpulan: Secara formal, hukuman 20 tahun layak dijatuhkan kepada Polly karena Polly 'terbukti' membunuh Munir. Secara tak formal, hukuman 20 tahun layak dijatuhkan kepada Polly bukan cuma karena Polly terbukti menggunakan surat perintah palsu/ rekayasa, tetapi juga karena tak terbuka sehingga dipastikan meng- halang2-i dan tak mau membantu pengungkapan secara tuntas kasus pembunuhan yang menjadi isu nasional dan interasional ini.
[Forum Pembaca KOMPAS] ETAN: Accountability for Suhartos Crimes Must Not Die with Him
also Pertanggungjawaban Soeharto Tidak Boleh Mati Bersamanya East Timor and Indonesia Action Network (ETAN) on the Death of Suharto Contact: John M. Miller +1/718-596-7668 Accountability for Suharto's Crimes Must Not Die With Him Indonesia's former dictator General Suharto has died in bed and not in jail, escaping justice for his numerous crimes in East Timor and throughout the Indonesian archipelago. One of the worst mass murderers of the 20th century, his death tolls still shock: * 500,000 to one million Indonesians in the aftermath of his 1965 seizure of power; * 100,000 in West Papua; * 100,000 to 200,000 in East Timor, which his troops illegally invaded in 1975; * tens of thousands more in Aceh and elsewhere. Suharto also accumulated an appalling legacy of corruption - 15 to 35 billion dollars stolen by him and his family. Suharto has avoided personal accountability for the genocide, destruction and corruption he inflicted upon those he presumed to rule. However, the generals, cronies and family members who carried out his orders via massacre, torture and theft must not get off so easily. Those who murdered and pillaged on behalf of Suharto and his New Order regime must be brought to justice. We cannot forget that the United States government consistently supported Suharto and his regime. As the corpses piled up after his coup and darkness descended on Indonesia, his cheerleaders in the U.S. welcomed the gleam of light in Asia. In the pursuit of realpolitik, U.S. administration after administration, fully aware of his many crimes, provided military assistance and hardware, training and equipping Suharto's killers. The Indonesian dictator sought and received U.S. approval before he launched his invasion of East Timor; ninety percent of the weapons used in this illegal attack came from the U.S. In the face of broad domestic opposition as his economic miracle had collapsed in 1998, he finally stepped down. But only after U.S. Secretary of State Albright hinted he should do so, even as the White House insisted she was not calling on the U.S.-backed dictator to step down now. Persistent advocacy by concerned activists from East Timor, Indonesia, the U.S. and within Congress finally succeeded in curtailing U.S. military assistance to the Suharto regime in the 1990s. After Suharto was ousted, East Timor broke free and the Indonesian military lost some perks. Since then, military reform efforts have stalled or been reversed. Suharto's favored military still maintains substantial power. Its higher-ranking officers, and powerful retired military, like President Susilo Bambang Yudhoyono, built their careers during his reign. The military continues to violate human rights with impunity and in West Papua and some areas operates by Suharto-era rules, restricting outside access and employing terror in service of its commercial interests. Limited investigations dealing with Suharto-era crimes have added some information to the public record, but the few trials that have occurred have largely failed, as defendants have lied, intimidated or bribed their way to acquittals, crushing the hopes of the victims and their families for justice or even an apology. To overcome Suharto's legacy and to uphold basic international human rights and legal principles, those who executed, aided and abetted, and benefited from his criminal orders must be held accountable. The U.S. must undergo a complete accounting for its role in backing the dictator. As a start, the U.S. government must support for an international tribunal to prosecute human rights and war crimes committed in East Timor from 1975 to 1999, and Washington should condition military assistance to Indonesia on progress towards full democratisation, the subordination of the military to the rule of law and civilian government, and strict adherence with international human rights as recommended by East Timor's Commission for Reception, Truth and Reconciliation. A brief ETAN backgrounder on Suhartos life is at http://www.etan.org/news/2008/01suhartobio.htmhttp://www.etan.org/news/2008/01suhartobio.htm. This statement is also available in Tetum. See http://www.etan.org/ --- Catatan ETAN Mengenai Meninggalnya Soeharto Pertanggungjawaban Soeharto Tidak Boleh Mati Bersamanya Mantan diktator Jenderal Soeharto wafat di kamar tidurnya, bukan di dalam penjara, karena berhasil menghindari tuntutan keadilan atas sejumlah kejahatan yang terjadi di Timor Timur dan di seluruh penjuru nusantara. Sebagai salah satu pembantai massal yang terburuk di abad ke 20, catatan korban jiwa yang ditinggalkannya tetap mengejutkan: · 500.000 sampai 1 juta orang Indonesia, setelah perebutan kekuasaan olehnya di tahun 1965; · 100.000 di Papua · 100.000 sampai 200.000 di Timor Timur, dimana pasukannya menginvasi secara ilegal di tahun 1975. · Puluhan ribu di
[Forum Pembaca KOMPAS] SBY HANYA MENYALAMI TUTUT
Sekitar jam 22.00 di SCTV ditayangkan ketika SBY datang melayat kerumah Pak Harto dan terlihat menyalami Tutut, dibelakang Tutut kalau tak salah terlihat Titik atau Mamik. Tapi menurut penglihatan saya Titik atau Mamik apa sengaja atau tidak terlihat memalingkan kepala dan tidak berusaha menyalami SBY. Dia hanya kelihatan menyalami (kalau tak salah) ibu Ani atau Ibu Wapres. Coba perhatikan sekali lagi karena mungkin adegan ini akan ditayangkan lagi oleh SCTV. Mohon maaf jika saya yang salah lihat? [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Melayat
From: Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED] Subject: SBY-JK Ajak Anaknya Melayat : : Pengamanan wilayah dilakukan oleh pasukan baret merah dari Kopassus. : Namun, pengamanan tak terlalu ketat. Warga bebas datang, tapi mereka : hanya bisa berada di depan rumah. : : Pagar rumah ditutup dan hanya mobil Presiden SBY serta Wapres JK : yang boleh masuk. (HAR) : Samar-samar masih terbayang foto-foto wajah diam Soekarno selagi sekujur tubuhnya terbungkus kain kafan. Ada yang liat wajah Soeharto dalam pose serupa?
[Forum Pembaca KOMPAS] Menolak Pengibaran Bendera Setengah Tiang Bagi Jend. Suharto
Rakyat menolak pengibaran bendera setengah tiang bagi kematian Jenderal Suharto dan mengecam media-media yang mencoba membesar-besarkan nama Suharto sebagai bentuk pengingkaran demokrasi dan kemanusiaan yang telah diberangus Jend. Suharto saat Orde Baru dan mewarisinya sampai saat ini. -Korban Kekejian Jenderal Suharto- (tolong disebarluaskan melalui email-email, sms-sms, dengan tulisan-tulisan, dsb) Looking for last minute shopping deals? Find them fast with Yahoo! Search. http://tools.search.yahoo.com/newsearch/category.php?category=shopping [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Apakah DTKJ sudah 'dibeli' oleh investor jalan tol?
Kawan2 yang setuju pembangunan jalan tol di Jakarta, Saya yakin kalian juga sudah tahu (tapi pura2 tidak tahu) bahwa pembangunan jalan tol justru akan merangsang pertumbuhan penggunaan kendaraan bermotor pribadi. Akibatnya, saya yakin kalian juga sudah tahu (tapi mungkin pura2 tidak tahu) bahwa kemacetan lalu lintas akan bertambah parah dan kualitas udara pun akan memburuk, meskipun jalan tol dibangun secara elevated. Jadi kemacetan lalu lintas tidak akan pernah bisa diatasi dengan membangun jalan tol. Ok, jika kawan2 lupa, saya coba kutipkan beberapa penelitian ttg hubungan kemacetan lalulintas dan jalan tol. Penelitian di berbagai kota dunia yang menyatakan bahwa setiap ada penambahan panjang jalan justru akan memicu kemacetan lalu-lintas yang lebih parah dan juga polusi udara. Hal itu dikarenakan penambahan panjang jalan akan semakin mendorong hasrat sesorang untuk menggunakan kendaraan bermotor pribadi. Di California, misalnya, setiap 1% peningkatan panjang jalan dalam setiap mil akan menghasilkan peningkatan kendaraan yang lewat sebesar 0,9% dalam waktu lima tahun (Hanson, 1995). Di Jakarta dalam kurun waktu 1999-2003 setiap ada pertambahan panjang jalan sepanjang 1 km akan selalu diikuti dengan pertambahan jumlah kendaraan bermotor sebanyak 1.923 unit mobil pribadi dan 3.000 kendaraan bermotor roda dua (Kajian Jaringan Jalan Tol DKI Jakarta, PT Pembangunan Jaya, Mei 2005). Berikut saya kutipkan pula, hubungan meningkatnya laju penggunnan kendaraan bermotor pribadi dan polusi udara di Jakarta. Penelitian JICA (1996) tentang beban emisi kendaraan bermotor di Jabodetabek menyebutkan bahwa dengan jumlah kendaraan yang kurang lebih 3 juta unit pada 1995 saja telah memberikan beban emisi untuk jenis polutan Karbonmonoksida (CO) sebesar 564,292 ton/tahun, Nitrogen Oksida (NOx) sebesar 98,788 ton/tahun dan Sulfur Oksida (SOx) sebesar 8,142 ton/tahun. Beban emisi itu dipastikan akan semakin meningkat seiring dengan meningkatnya pemakaian kendaraan bermotor. Akibatnya, tentu saja meningkatnya biaya kesehatan yang akan ditanggung oleh masyarakat. Hal itu diperkuat oleh studi Bank Dunia pada 1994 yang menyebutkan kerugian ekonomi yang harus dipikul masyarakat Jakarta akibat polusi udara sebesar Rp500 miliar. Sementara itu, studi ADB (2002) memprediksikan kerugian ekonomi yang akan ditanggung masyarakat Jakarta pada 2015 akibat polusi udara dari jenis polutan Nitrogen Oksida (NO2) dan Sulfur Oksida (SO2) berturut-turut sebesar Rp132,7 miliar dan Rp4,3 triliun. Bahkan seorang Guru Besar Fakultas Teknik UI, Professor Ismeth S. Abidin, meramalkan jika pola pembangunan infrastruktur transportasi seperti itu berlanjut pada tahun-tahun mendatang, penduduk Jabodetabek akan mencapai 30,5 juta pada 2015 dan 40,3 juta pada 2030 ditopang oleh kenaikan jumlah mobil penumpang dari 2,1 juta (2005) ke 5,7 juta (2015) dan 25 juta (2030). Dengan keadaan seperti ini bisa dibayangkan betapa banyak lahan terutama ruang terbuka hijau (RTH) dan daerah resapan air lainnya yang akan 'dimakan olah jalan' serta kacau-balaunya perkembangan lalu lintas angkutan jalan raya kelak. Saya yakin para investor jalan tol berikut para pendukungnya sama sekali tidak pernah memasukan biaya sosial berupa kerusakan lingkungan dan naiknya biaya kesehatan dalam perhitungan investasi. Mereka hanya memperhitungkan keuntungan ekonomi sesaat, tanpa pernah peduli bahwa itu didapat dengan memaksa masyarakat menghirup racun dari kendaraan bermotor pirbadi orang2 kaya. Nah apa solusinya bagi jakarta? Selama ini pembangunan pengelolan sistem transportasi Jakarta tidak terintegrasi dengan tata ruang kota. Jadi solusinya kedepan adalah mengintegrasikan sistem transportasi dengan tata ruang kota. Tata ruang kota jakarta harus dibenahi. Tata ruang kota jakarta tidak boleh lagi menempatkan jakarta sebagai kota yang memiliki multifungsi selain sebagai pusat pemerintahan. Multifungsi kota yang diemban jakarta selama ini telah membuat jakarta kollaps. Daya dukung ekologi dan sosial kota ini sudah tidak mampu mengemban multifungsi kota. Solusi selanjutnya, tentu saja pembangunan sistem trasnportasi kota diarahkan ke pengembangan transportasi massal yang ramah lingkungan dan terjangaku bagi masyarakat yang diiringi dengan pembatasan pergerakan kendaraan bermotor pribadi di area/koridor yang telah tersedia transportasi massal tersebut. Jaringan transportasi massal juga harus dibangun untuk memfasilitasi para pelaju menuju kota jakarta. Salam, Daus Yoke Simbolon [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya setuju dong Free Way, lanjut saja, terlepas dari dipolitisir sebagai 'jalan panas' dlsb. Sebagai warganegara yang juga pemanfaat jalan tol, melihat konsep yang benar harusnya jalan TOL (Frre WAY) adalah bebas hambatan. Dulu sewaktu bekerja belum lagi menyapih
[Forum Pembaca KOMPAS] Re: HOW IMF, WORLD BANK FAILED AFRICA
Pak KM, sepakat dengan Anda .sebenarnya kita tidak mempunyai konsep ke depan yang jelas. Kita belum berhasil menemukan jati diri kita seperti halnya Malaysia. semoga tulisan saya ini juga membantu mencerahkan apa yang terjadi. negara industrialis maju menggunakan strategi menendang tangga agar negara2 berkembang tak bisa menyamai mereka. kita memang harus menemukan pembangunan yg berdasar jati diri kita sendiri, baru kita akan maju bermartabat. salam hangat setyo budiantoro http://www.thejakartapost.com/yesterdaydetail.asp?fileid=20070129.F04 Questioning free trade, liberalization Setyo Budiantoro, Jakarta Nowadays, pressure is mounting for developing countries to adopt good policies to foster their economic development. These policies include the liberalization of trade, finance, and investment. These ideas are imposed on developing countries by the developed nations using strong and external bilateral and multilateral pressure. The argument is that these policies are good for developing countries because they are how developed nations became rich. The nature of economic liberalization has been facilitated by the Structural Adjustment Programs (SAPs) where the International Monetary Fund (IMF) and World Bank play an important role. The World Trade Organization (WTO), a development of the General Agreement on Tariffs and Trade, was set up in order to reduce tariffs in international trade and to eliminate all other measures that prevent free trade. Contrary to conventional wisdom, history shows that rich countries did not develop on the basis of the policies that they now recommend to, and often force upon, the developing world. According to Ha-Joon Chang, an historian and economist from Cambridge University, almost all of today's rich countries used tariff protections and subsidies to develop their industries. Interestingly, Britain and the U.S., the countries at the forefront of promoting free trade were formally the two most aggressively protected and subsidized nations. Britain had used aggression and in certain areas was a pioneer of activist policies intended to promote its industries during the 14th and 15 centuries and from the 18th century onwards. Furthermore, between the American Civil War and World War 2, the U.S. was one of the most heavily protected economies in the world. Britain and the U.S. may be the most dramatic examples, but almost all of the rest of the developed world today uses tariffs, subsidies and other means to develop their industries in the early stages. Countries like Germany, Japan, Korea and even Sweden, which later came to represent the small open economy to many economists, have strategically used tariffs, subsidies, cartels, and state support for research and development to develop key industries, especially textiles, steel, and engineering. Lately, developed countries have become interested in free trade but only among themselves. The history of GATT/WTO shows that this institution is skewed to fulfill the needs of developed countries. Economist C. Fred Bergsten in a 1998 study shows that the initial creation of the European Common Market in the late 1950s was one of the motivations for the American initiative to launch the Kennedy Round. At that time, the U.S. wanted to reduce the newly created discrimination against American exports. Similarly, the expansion of the European Community to include the United Kingdom and other nations was an important reason for America to insist on the Tokyo Round in the 1970s. Protection was progressively reduced on exports from developed countries, but remained on goods exported intensively by developing countries. It is no surprise that GATT came to cover trade over all goods except agriculture and textiles. These two goods are most often produced by developing countries. Textiles were covered by the Multifiber Arrangement (MFA), through which developing countries bargained bilaterally to establish quotas on the quantities of exports that they could export to developed countries. However, developed countries did not impose any restrictions on textile imports from other developed countries. Correspondingly, agricultural trade was excluded from the GATT and developed countries still continue to pursue protectionist policies and subsidies. Writing about developed countries preaching free trade to less-advanced nations, Friedrich List compared it to a person trying to kick away the ladder that they had used to climb to the top. Economist Dr. Ha-Joon Chang then argues it is no coincidence that economic development has become more difficult during the last two decades when developed countries started putting pressure on developing countries to adopt these so-called global standard policies and institutions. Mainstream economists will likely argue that China and India, the two rising giants, have benefited from trade liberalization or free trade. However, one should consider this statement carefully. To be sure China is
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Apakah DTKJ sudah 'dibeli' oleh investor jalan tol?
Wah ... Bung Lisman, bukankah dalam Debat Publik Fit and Proper Test Calon Anggota DTKJ pada 1 Oktober 2007, dari 5 (lima) bakal calon anggota DTKJ asal unsur Perguruan Tinggi, hanya 2 (orang) termasuk Anda yang mengindikasikan tidak setuju dengan pembangunan jalan tol dalam kota? Sekarang ... KOK? Salam, Ppt - Original Message - From: Lisman Manurung To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Sent: Saturday, January 26, 2008 5:09 AM Subject: Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Apakah DTKJ sudah 'dibeli' oleh investor jalan tol? Sebagai anggota milis FPK saya ingin berdiskusi dengan rekan-rekan sekalian mengenai TERIMA ATAU TOLAK JALAN TOL. Secara pribadi (tidak terkait dengan DTKJ yang memang organisasi multi-stake) SAYA mengambil posisi yang setuju peningkatan JALAN TOL. Saya terpengaruh oleh teman-teman yang menilai Bangkok sudah dapat mengatasi kemacetan karena jalan-jalan tol kebanyakan dibangun berupa jalan layang. Jadi pengguna jalan yang ingin lebih cepat mencapai tujuannya boleh masuk jaringan jalan tol, tetapi keluarkan uang lebih banyak. Jadi, orang-orang yang mau membayar karcis tol, dalam arti bukanlah karena dia kaya, tetapi karena ingin cepat dan bepergian lebih lancar, tetapi membayar, dan bukan free rider. Volume APBD DKI hanya segelintir yakni sekitar Rp 20 T, dan BOTABEDEK sekitar Rp. 5 T, atau total Rp. Rp 25 T. Sebagai perbandingan APBN sekitar Rp. 700 T, atau APBD DKI/APBN = 3.6 %. Jomplang bangat dibandingkan dengan volume perputaran uang di BOTABEDEK/NASIONAL yang dapat mencapai angka 30 %. Jadi, jangan mimpi pemda DKI dapat menyulap Jakarta dengan menambah panjang jalan. Jika pemda akan membangun lebih banyak jalan, maka penerimaan dari pajak kendaraan bermotor akan dinaikkan. Jika itu yang dilakukan, maka orang akan mencatatkan mobilnya bernomor polisi F atau nomor polisi A, akibatnya, penerimaan Pemda DKI tidak dapat memenuhi niat pembuatan jalan. Juga, integrasi angkutan umum dengan kereta api tidak akan dapat dilakukan dalam waktu singkat, karena manajemen kereta api masih kaku, dalam makna para para manajernya kurang paham apa itu teori harga. Jadi, jalan pembangunan jalan-jalan tol akan dapat mengatasi perlunya peningkatan panjang jalan.
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Kematian Soeharto Tragedi Bagi Korbannya
Budiman pakailah bahasa yang lebih sopan tidak mediskriminasi kaum perempuan. --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Gadis Arivia [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya setuju dengan semua pandangan Budiman Sudjatmiko kecuali bahasa yang digunakan pada kalimat Suharto adalah ibu dari kejahatan kemanusiaan. Keberatan saya bukan pada isi (content) bahwa Suharto melakukan kejahatan kemanusiaan (kaum feminis sangat setuju Suharto adalah penjahat kemanusiaan), yang dipersoalkan adalah penggunaan kata ibu. Mungkin lebih tepat dikatakan:Suharto adalah bapak dari kejahatan kemanusiaan. Penggunaan kata ibu pada kalimat tersebut mengandung perdebatan wacana sensitif gender. Demikian sedikit pencerahan gender dari saya. Salam kesetaraan, Gadis Arivia.
[Forum Pembaca KOMPAS] Kartini Pakistan
Kartini Pakistan Mukhtaran Bibi adalah janda desa yang miskin, buta huruf dan tak pernah menyakiti siapa pun. Seperempat abad lebih ia hidup terpenjara dalam masyarakat adat yang feodal dan barbar di sebuah desa kecil di provinsi Punjab, Pakistan. Ia baru melihat penjara kehidupan itu setelah peristiwa buruk menghancurkan kehormatannya pada pertengahan 2002. Tiba-tiba ia bangkit menjadi perempuan perkasa yang berdiri tegak menuntut keadilan atas haknya sebagai perempuan. Ia melawan adat yang mengijinkan perempuan korban perkosaan menanggung hukuman sementara pelakunya bebas bergentayangan. Perjuangannya menjadikan ia sebagai simbol kekuatan perempuan Pakistan yang memperjuangkan harga diri dan martabat kaumnya sebagai manusia utuh. Ia seperti RA Kartini atau mungkin jalan yang ia pilih lebih terjal. Ia menuliskan kisah dan pergulatannya dalam sebuah buku In The Name of Honor. Melalui pendidikan pada anak-anak perempuan di sekolah yang ia rintis, Mai berusaha memotong rantai kekerasan tersebut. Baca tulisan ini di blog kami: http://ecosocrights.blogspot.com/ salam yanti
[Forum Pembaca KOMPAS] Re: JAM KERJA FLEXIBLE
Tugas para idealis muda memperjuangkan untuk menghancurkan jaringan mafia yang membuat sektor telekomunikasi mahal. Sudah saatnya berpikir bahwa jaringan infrastruktur bukanlah jalan raya tapi juga jaringan kabel. Itulah prioritas menuju bangsa yang berbudaya. ANTON --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, William T. Gunawan [EMAIL PROTECTED] wrote: Masalahnya bung Anton, internet di indonesia muahalnya amit amit jabang entahapalaitu, kalo harga per bandwidth di indonesia sudah cukup rendah untuk diperhitunkan dalam anggaranbelanja rumah tangga, mungkin bisa kali ya regards William
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Suciwati: 20 tahun Tak Akan Menghidupkan Munir
Benar sekali mbak Yuli, sejauh yang saya amati sosok PC sebagai individu, sepertinya dia tergolong orang yang bangga pada dirinya dan cenderung suka pamer, alias mulut besar. Umumnya golongan seperti ini tidak punya banyak waktu untuk mengontrol kewaspadaan dalam bertindak .. orang awam seperti saya sih biasa menyebutnya DUNGU!! Kedudukan, power dan semacamnya, tentu diatas segalanya bagi orang seperti ini, seperti telah diperlihatkan nya selama ini pada media, baik didalam, apalagi diluar persidangan. Mudah-mudahan cukup banyak masyarakat yang dapat mengambil pelajaran dari contoh jelek ini, agar dikemudian hari kepalanya sendiri yang harus bertindak sebagai kaki-tangan dan tidak dapat lagi melenggang aman-aman!! Terlepas dari sikap kedunguan PC, pemerintah beserta perangkat penegak hukumnya dalam menjalankan proses pengungkapan pembunuhan Munir ini, bagi saya, sangat menentang LOGIKA. Salam,Bodo --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Yuliati Soebeno [EMAIL PROTECTED] wrote: Pada awalnya si Pollycarpus ini berpikir bahwa hukum di Indonesia akan melindungi dia, karena dia bekerja sama dengan orang-orang yang punya kedudukan. Tapi dia salah bahwa orang yang dipakai untuk berbuat keji dan kotorlah yang akan terjebak dan masuk penjara. Pemain dibelakang layar-nya sich..tetap saja lolos. Mau-maunya dipakai sebagai kaki tangan. Mungkin dengan janji- janji yang menggiurkan, namun apa dikata...kaki tangan yang selalu terkena getahnya. kepalanya mah...melenggang aman-aman selalu. salam, Yuli
[Forum Pembaca KOMPAS] Menolak Pengibaran Bendera Setengah Tiang Bagi Jend. Suharto
Rakyat menolak pengibaran bendera setengah tiang bagi kematian Jenderal Suharto dan mengecam media-media yang mencoba membesar-besarkan nama suharto sebagai bentuk pengingkaran demokrasi dan kemanusiaan yang telah diberangus Jend. Suharto saat Orde Baru dan mewarisinya sampai saat ini. -Korban Kekejian Jenderal Suharto- (tolong disebarluaskan melalui email-email, sms-sms, dengan tulisan-tulisan, dsb) - Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now. [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Himbauan SBY ditanggapi dingin
sepanjang perjalanan dari rumah ke kantor, memang tak banyak warga yang mengibarkan bendera setengah tiang. mestinya ini juga disorot kameraawan tv agar siaran beritanya tak berupa iklan yang isinya memuji-muji soeharto melulu! hian boen - Original Message From: bungaran [EMAIL PROTECTED] To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Sent: Sunday, January 27, 2008 7:15:04 PM Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Himbauan SBY ditanggapi dingin Himbauan Presiden SBY untuk mengibarkan bendera setengan tiang agaknya ditanggapi dingin oleh Rakyat Indonesia. Agak berbeda dengan suasana pemakaman Soekarno yang dihadiri ratusan ribu hingga jutaan rakyat Indonesia yang menangisi kepergian Soekarno. Kepergian Suharto cuma ditangisi hanya puluhan rakyat. Pemerintah terlalu mengada-ngada menyatakan hari berkabung nasional selama 7 hari. Never miss a thing. Make Yahoo your home page. http://www.yahoo.com/r/hs [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Re:Indonesia Berkabung Tujuh Hari
ya jelas nggak deh..., rakyat semua pasang bendera setengah tiang aja belum tentu.. Salam Haniwar At 07:30 PM 27-01-08, you wrote: Apakah itu berarti libur 7 hari? Posted by: Agus Hamonangan mailto:[EMAIL PROTECTED] ujuh%20Hari [EMAIL PROTECTED] http://profiles.yahoo.com/agushamonangan agushamonangan Sat Jan 26, 2008 11:18 pm (PST) http://www.kompas.com/read.php?cnt=.xml.2008.01.27.14144898channel=1mn=1; idx=1 http://www.kompas.com/read.php?cnt=.xml.2008.01.27.14144898channel=1mn=1i dx=1 JAKARTA, MINGGU - Pemerintah melalui Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi mengemukakan, Indonesia menyatakan berkabung selama tujuh hari mulai Minggu (27/1) sampai Sabtu minggu depan atas wafatnya mantan Presiden Soeharto, Minggu (27/1)siang. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara tengah menyusun rencana penghormatan dan pemakaman untuk Soeharto. Rencananya, Presiden Yudhoyono akan datang ke kediaman Soeharto di Jalan Cendana, Jakarta, Minggu sore setelah jenazah Soeharto disemayamkan. Presiden Yudhoyono akan menjadi inspektur upacara dalam pemakaman militer di Astana Giribangun, Karanganyar, Jawa Tengah, Senin pagi. Wisnu Nugroho A
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Polly tak terbukti Membunuh Munir!
kalo saya sih merasa aneh aja... kalao memang sby niat apa susahnya memerintahkan kepala BIN utk menghadqapkan Budi Santoso ? lalu apa peran sekkab yg disebut sebut kowan kompas ?? dan aneh aja kok hukum bisa dipakai dgn asosiasi segala macam.., spt yg disebut mas luky Walu saya sangat curiga keterlibatan Munir.., walau saya merasa polly ada hubungannya dgn ini, mestinya suatu keputusan hukum dijatuhkan hanya bila semua keraguan telah dilenyapkan. Secara hukum.. ulangi secara hukum.. justru keputusan MA sebelumnya yg lebih masuk akal.. Filosofinya.. lebih baik membebaskan orang salah dari menghulum orang yg tidak bersalah. tapi maklum lah ketika perkaraini memang bukan tersangkut perkara kriminal murni.., ketika nuansa politik dan kekuasaan terasa menyengat.., maka yg di cari adalah jalan tengah dgn kalau perlu mengrbankan seseorang. Penukdung Munir puas sudah dapat korbannya, si pelaku jug apuas krn tetap tal terseentuh. Sudah banyak prinsip keadilan dan proses hukum di cederai disini.., misal PK yg hanya hak tersangka kembali di cederai.. , maupun ketika tidak ada satu bukti langsung apapun yg membuktikan Munir di bunuh Polly. , maka sesungguhnya banyak pihak yg kalah.. termasuk polisi dan kejaksaan dan mahkamah agung disamping kita yg meaunya ada kejelasan siapa sesungguhnya si dalang.. Kalau ternyata putusan pd Polly ini akhirnya membawa terbongkarnya si dalang.. saya akan salut juga pd terobosan hukum yg buruk ini.. SAsalam Haniwar At 05:37 PM 27-01-08, you wrote: Mungkin saja Polly hanya berada 'at the wrong place (di TKP) in the wrong time' (pada saat kejadian). Satu dokumenter penyelidikan perkara kriminal menyatakan (saya yakin berdasarkan asas praduga tak bersalah), keberhasilan membuktikan terdakwa berada di TKP pada saat kejadian pembunuhan TIDAK bisa dijadikan dasar/ alasan untuk menyimpulkan bahwa terdakwa adalah pembunuhnya. Jadi masih harus dicari bukti-bukti pendukung yang lain, misalnya kecocokan pengakuan terdakwa dengan saksi2 berdasarkan rekonstruksi di TKP, bukti2 forensik, dsb. Tetapi bagi saya, walaupun secara formal tak bisa dibuktikan bahwa Polly telah membunuh Munir, hukuman selama 20 tahun telah memenuhi rasa keadilan. Kok ... ? (Baca lebih dulu kesimpulan tulisan ini di baris2 terbawah). Alasan saya sederhana: 1. karena banyak fakta-fakta tak formal yg memberatkan Polly, tetapi tak bisa dijadikan alat bukti formal. Fakta2 tak formal yg terpenting: berbagai hubungan telpon antara Polly dengan nomor2 telpon kantor BIN yg tak terdaftar secara resmi di Telkom dg beberapa pejabat BIN (hasil temuan tim pencari fakta). 2. karena penyidik tidak bisa, atau paling sedikit akan mendapat kesulitan besar dan membutuhkan biaya besar, utk melakukan rekonstruksi di TKP: di dalam pesawat internasional dan di lapangan udara Singapura; dan juga akan kesulitan memanggil saksi2 langsung yang berkewarganegaraan asing (pemilik/pelayan restoran di Changi, penumpang2 lain, rekaman kedaluwarsa CCTV di Changi, dsb) dalam rekonstruksi tersebut. 3. Karena kelemahan penuntut umum/jaksa yg kurang profesional, yg terlalu mengikuti pola pembelaan Polly yang terlalu menitik-beratkan pada aspek hukum formal, bukan pada aspek logika (mis. dg menggunakan konsep probability) untuk membuktikan bahwa PELUANG pengakuan para pejabat BIN yg secara 'seragam' membantah bahwa BUKAN merekalah yg sedang melakukan kontak langsung melalui nomor2 HP mereka dengan Polly (maksudnya ada orang lain yg menggunakan HP mereka utk berbicara dg Polly). 4. Walaupun susah dibuktikan, tetapi Pollycarpus baik secara formal atau tak formal, jelas terbukti telah tidak bersikap jujur ttg keterlibatan dirinya dalam komplotan pembunuh Munir dan dalam BIN. Hakim perlu menambah hukuman seberat-beratnya thd hal2 yg sangat memberatkan ini: ketidakjujuran pengakuan dalam kasus pembunuhan yang menjadi perhatian nasional dan internasional. 5. Atas dasar rasa keadilan, para hakim agung harus berani membuat terobosan hukum: ketakberhasilan menggunakan bukti2 tak formal (hanya karena alasan legalitas yg sangat kaku) walaupun secara meyakinkan sangat memberatkan Polly, harus dikompensasi dg hal-hal yang memberatkan terdakwa berdasarkan logika (syukur2 jika para hakim mampu menerapkan aturan2 logika formal). Seandainya majelis hakim agung yakin bahwa Polly adalah individu yg paling peluangnya paling besar (umpamakan 90%) sebagai algojo Munir, maka kekurangan 10% dikompensasi/ diimbangi dengan tambahan sanksi dan hukuman atas pengakuan Polly yang tidak terbuka (mis. tidak mau menceritakan isi, maksud, tujuan pembicaran Polly dg para pejabat BIN dan Dirut Garuda waktu itu). Hanya satu cara mendapatkan fakta2 tak formal di atas, khususnya dalam persidangan2 kelak dg terdakwa yg berbeda, yaitu mendaptkan pengakuan yang jujur dan saling mendukung alibi/logika/fakta yang ada (tidak mengandung kontradiksi) oleh Polly, pejabat BIN, dsb. Tetapi Kita harus ingat bahwa pengakuan saja atau keyakinan 90% tak bisa dan
[Forum Pembaca KOMPAS] pemberitaan tanpa kritisisme
banyak sekali media massa nasional yang memberitakan berbagai hal tentang HMS tanpa kritisisme. atas nama keadilan, apakah mungkin menarasikan sejarah tanpa keberpihakan? atas nama objektivitas pemberitaan, apakah fakta dapat terpisah sama sekali dari opini? orang mesti mawas bahwa di banyak tempat, salah satu rute setelah kegagalan transisi demokrasi adalah menoleh ke masa lalu (otoritarianisme menjajikan stabilitas, demokrasi yang tidak stabil membuka celah kemunduran) - Looking for last minute shopping deals? Find them fast with Yahoo! Search. [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Seorang Wartawan Tertabrak Mobil
Kalau di lihat dari plat nomernya adalah nomer bantuan kepolisian. Hari ini semua televisi isinya tentang pemkaman soeharto. Di TV disebut soeharto presiden ke dua RI, wah presiden PDRI ga dihitung presiden ya? regards 2008/1/27 Bambang Soetedjo [EMAIL PROTECTED]: Saya usulkan untuk mengejar dan menindak sipenabrak apapun lambang yang ditempel dimobil tersebut. Tidak ada pengecualian walaupun dia anggota atau supir anggota DPR. Sudah tau kalau disekitar RSPP pasti banyak yang ingin tau dan berkumpul, eh masih saja ngebut. Saya mengharapkan petugas menindak dengan adil. Jangan pilih kasih. Salam BS
[Forum Pembaca KOMPAS] Himbauan SBY ditanggapi dingin
Himbauan Presiden SBY untuk mengibarkan bendera setengan tiang agaknya ditanggapi dingin oleh Rakyat Indonesia. Agak berbeda dengan suasana pemakaman Soekarno yang dihadiri ratusan ribu hingga jutaan rakyat Indonesia yang menangisi kepergian Soekarno. Kepergian Suharto cuma ditangisi hanya puluhan rakyat. Pemerintah terlalu mengada-ngada menyatakan hari berkabung nasional selama 7 hari.
[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Soeharto Wafat (Gencatan Senjata Selama Berkabung)
Dengan ini, diumumkan gencatan senjata hingga masa berkabung berakhir. Bisa dimengerti kesedihan yang dirasakan oleh keluarga. hanya itu.. - Looking for last minute shopping deals? Find them fast with Yahoo! Search. [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] TOLAK BERKABUNG SEMINGGU UTK HMS
Atas nama pribadi saya mengucapkan duka cita yang sedalamnya kepada seluruh keluarga Soeharto, semoga arwah beliau diterima oleh Sang Khalik. Maaf saya mengucapkan belasungkawa ini melalui milis ini karena saya tidak mempunyai akses ke cendana. Menyikapi hari berkabung nasional selama 7 hari, saya rasa tidak perlu sesdemikian emosionalnya. Dalam kasus ini banyak sekali unsur pemaaf bangsa ini terhadapa beliau. Diawali dengan penghentian kasus pidana Soeharto oleh Kejaksaan Agung dengan alasan kesehatan. Adakah rekayasa dibalik ini semua? Hanya Sang Khalik dan pelaku pengambil keputusan saja yang mengetahui. Di tengah Soeharto sakit kembali polemik pemberian maaf kepad Soehato. Maaf boleh saja diberikan. Tapi jika saya berada di pihak keluarga Soeharto maka saya akan mempertanyakan maaf untuk kesalahan yang mana?. Oleh sebab itu untuk menjawab pertanyaan tersebut haruslah kasus perdata beliau diteruskan. Meskipun akan ada ganjalan karena sudah meninggalnya terdakwa dan putusnya hubungan hukum antara pemberi kuasa dengan penerima kuasa. pemberi kuasa sudah meninggal maka hubungan hukum antara pemberi dan penerima putus. Akan tetapi hal tersebut tidaka akan menjadi masalah yang besar sejauh pemerintah(kejaksaaan Agumg) mempunyai kemauan yang besar dan tulus. Oleh sebab itu maaf boleh saja tapi hukum selayaknya tetap berjalan. Hormatilah Soeharto tapi jangan lupa juga bahwa kita juga harus menghormati para korban kekuasaan beliau. Buya Hamka pun tetap melayat Soekarno ketika meninggal meskipun mereka berdua bersebrangan dalam sudut pandang politik. Agus Adhie Massardi [EMAIL PROTECTED] wrote: Saudara-saudara sebangsa dan setanahair. HM Soeharto adalah orang besar bagi negeri ini. Saya setuju. Jasanya banyak, saya juga setuju (meskipun dengan catatan). Maka kita perlu menundukkan kepala atas kepergiannya menghadap Sang Khalik. Tapi pernyataan Pemerintah SBY yang mengumumkan Perkabungan Nasional Seminggu dan selama itu kita diwajibkan mengibarkan Merah-Putih menurut saya itu too much. Berlebihan. Kita harus menghormati yang menghormati HM Soeharto Tapi (Pemerintah) SBY juga harus menghormati korban-korban (politik) HM Soeharto. Sehari atau maksimal 3 (tiga) hari untuk perkabungan nasional is enough. Bahkan bila tak ada kesalahan sekalipun. Maka demi menjaga harmoni berbangsa-bernegara kita harus menolak Perkabungan Nasional Seminggu itu. Karena ini akan mengundang kemarahan rakyat yang sebetulnya juga menghormati HM Soeharto tapi sekarang sedang dirundung malang dihajar mahalnya harga sembako dan terus merosotnya daya beli rakyat. Salam! Adhie M Massardi (Pengagum Soeharto juga) __ Looking for last minute shopping deals? Find them fast with Yahoo! Search. http://tools.search.yahoo.com/newsearch/category.php?category=shopping [Non-text portions of this message have been removed] - Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now. [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] SELAMAT JALAN PAK HARTO
Selamat jalan juga saya ucapkan. semoga masyarakat Indonesia mendapatkan kesempatan untuk mempelajari sejarah secara utuh dari masa-masa perjuangan melawan penjajahan, hingga masa-masa mendatang. Salam, Yuli anton_djakarta [EMAIL PROTECTED] wrote: Selamat Jalan Pak Bagaimanapun Sejarah Indonesia diwarnai oleh keberadaan Bapak ANTON Sukarnois Muda - Never miss a thing. Make Yahoo your homepage. [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Seorang Wartawan Tertabrak Mobil
Lebih baik dilihat dulu dari saksi mata : 1. Apakah mobil tersebut dengan sengaja menabrak wartawati itu? 2. Apakah Wartawati tersebut memang melintas dengan tidak melihat situasi/ sengaja menghalangi laju kendaraan? setelah mendengar dari saksi mata barulah proses selanjutnya diteruskan dengan tidak ada alasan apapun apakah mobil tersebut memang dimiliki seorang pejabat atau tidak,karena kalau saya bilang mobil tersebut tidak bersalah,justru adalah pengemudi dibalik mobil tersebut. Dan juga wartawati tersebut walaupun dia dari perusahan TV yang mempunyai jalur politik yang cukup. Jadi tinggal aturan dan hukum yang ditegakan bukan menyalahkan mobil/stiker/lambang tapi sejauh mana aparat keamanan bisa melakukan investivigasi secara netral dengan aturan hukum yang berlaku Salam Bambang Soetedjo [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya usulkan untuk mengejar dan menindak sipenabrak apapun lambang yang ditempel dimobil tersebut. Tidak ada pengecualian walaupun dia anggota atau supir anggota DPR. Sudah tau kalau disekitar RSPP pasti banyak yang ingin tau dan berkumpul, eh masih saja ngebut. Saya mengharapkan petugas menindak dengan adil. Jangan pilih kasih. Salam BS Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED] wrote: Laporan Wartawan Sonora, Valen http://www.kompas.com/read.php?cnt=.xml.2008.01.27.15110048channel=1mn=1idx=1 JAKARTA, MINGGU - Pengawalan mobil jenazah Soeharto dari Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) ke rumah duka di Jalan Cendana Jakarta membawa korban. Seorang wartawati televisi swasta RCTI, tertabrak salah satu kendaraan yang akan keluar lewat pintu utama RSPP. Saksi mata menyebutkan, reporter RCTI tersebut sedang bersiap-siap untuk membenahi tripod dan kamera usia iring-iringan mobil jenazah keluar dari RSPP sekitar pukul 14.35 WIB. Namun, tiba-tiba kendaraan berwarna hitam dengan dengan nomor polisi B1498BK negbut dan menabrak perempuan tersebut. Korban langsung dibawa ke ruang instalasi gawat darurat untuk mendapat perawatan. Pengendara mobil langsung diamankan sementara mobilnay masih diparkir tidak jauh dari lobi utama RSPP dengan lampu sein menyala. Sampai berita ini diturunkan belum diketahui siapa penabraknya. Pada mobil tersebut terdapat lambang DPR dan stiker bertuliskan keluarga besar paspampres. - Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now. [Non-text portions of this message have been removed] - Real people. Real questions. Real answers. Share what you know. [Non-text portions of this message have been removed]
Bls: [Forum Pembaca KOMPAS] TOLAK BERKABUNG SEMINGGU UTK HMS
SETUJU.. -PDN- - Pesan Asli Dari: Adhie Massardi [EMAIL PROTECTED] Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Terkirim: Minggu, 27 Januari, 2008 8:29:06 Topik: [Forum Pembaca KOMPAS] TOLAK BERKABUNG SEMINGGU UTK HMS Saudara-saudara sebangsa dan setanahair. HM Soeharto adalah orang besar bagi negeri ini. Saya setuju. Jasanya banyak, saya juga setuju (meskipun dengan catatan). Maka kita perlu menundukkan kepala atas kepergiannya menghadap Sang Khalik. Tapi pernyataan Pemerintah SBY yang mengumumkan Perkabungan Nasional Seminggu dan selama itu kita diwajibkan mengibarkan Merah-Putih menurut saya itu too much. Berlebihan. Kita harus menghormati yang menghormati HM Soeharto Tapi (Pemerintah) SBY juga harus menghormati korban-korban (politik) HM Soeharto. Sehari atau maksimal 3 (tiga) hari untuk perkabungan nasional is enough. Bahkan bila tak ada kesalahan sekalipun. Maka demi menjaga harmoni berbangsa-bernegara kita harus menolak Perkabungan Nasional Seminggu itu. Karena ini akan mengundang kemarahan rakyat yang sebetulnya juga menghormati HM Soeharto tapi sekarang sedang dirundung malang dihajar mahalnya harga sembako dan terus merosotnya daya beli rakyat. Salam! Adhie M Massardi (Pengagum Soeharto juga)
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Kronologi Kelengseran Soeharto, Mei 1998
1996 dan 1997 tawuran sma marak sekali terjadi di ibukota. semester ke dua 1997, massa tak dikenal mulai dilatih membuat kerusuhan. 2008/1/27 Bagus Satriyanto [EMAIL PROTECTED]: 25 Februari 1998 ILUNI UI mengluarkan pernyataan SIKAP KEPRIHATINAN CIVITAS ACADEMICA UI dan menutup Baliho di Salemba 4 yang bertuliskan UI KAMPUS PERJUANGAN ORDE BARU Salam Bagus Satriyanto
[Forum Pembaca KOMPAS] Re:Soeharto Minta Dimakamkan Dekat Bu Tien
Ketika keterbatasan manusia mencoba menjengkal ketakterbatasan Tuhan maka mendampingkan raga nan fana pun dpt dimaknai agar si mati dpt berdekatan kala ruh telah kembali ke pemilik aslinya Mereka lupa bhw bukan raga yg dpt mempertemukan mereka di alam yg berbeda tsb. Betapapun, selamat jalan, Pak Harto, engkau tetap menjadi bagian sejarah negeri ini. Mungkin bapak pun tdk meminta agar kami semua menaikkan bendera setengah tiang selama sepekan tanda bapak berpulang, kan? ED - Looking for last minute shopping deals? Find them fast with Yahoo! Search. [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Selamat Jalan, Soeharto
Bagaimanapun juga, Soeharto telah berjasa besar bagi keutuhan NKRI. Selamat Jalan Pak Harto. Semoga engkau diterima di tempat bahagia di surga. Amin. Pormadi Simbolon maibel_r [EMAIL PROTECTED] wrote: Ikut berbelasungkawa yang se-dalam dalam atas meninggalnya Eyang Harto, Salam dalam damai Ratih --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED] wrote: Member Kompas Forum prabukoki Mantan Presiden Soeharto, meninggal dunia, Minggu 27 Jan 08, 13.10. INALILLAHI WA INALILLAHI ROJIUN .. http://forum.kompas.com/showthread.php?p=2604#post2604 - Looking for last minute shopping deals? Find them fast with Yahoo! Search. [Non-text portions of this message have been removed]
[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Pollycarpus Divonis 20 Tahun
Bung Ajud, Pembunuh ya Pembunuh, kok digunakan alasan patriotisme. Pahami dulu perjuangan Munir, baru kita bisa paham kenapa kok Polly plus otak dibelakangnya sedemikian keji. Tapi saya nggak setuju sekretaris Garuda divonis, tahu apa dia wong cuman tukang ketikkasian waktu keterima kerja di Garuda pasti hatinya gembira tapi berakhir di penjara. ANTON --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, manneke budiman [EMAIL PROTECTED] wrote: Ya, sekalian aja disebut Kusni Kadut, Robot Gedek, Edi Tansil dan para penjahat kelas kakap lainnya. Siapa tau seperti ramalan sir ajud, mereka pun bisa jadi pahlawan. sekalian didoakan deh biardiberi kekuatan. Jangan-jangan merke juga punya dalih bahwa semuanya ini untuk negeri (negeri moyangmu kali?) manneke
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Kematian Soeharto Tragedi Bagi Korbannya
32 tahun suku Tionghoa didiskriminasi dipersulit untuk mendapatkan dokumen-dokumen yang diperlukan dan lain-lain.
[Forum Pembaca KOMPAS] Kompas TV Live Streaming Pemakaman Soeharto
Kompas TV menyajikan live streaming prosesi pemakaman almarhum mantan Presiden Soeharto. Liputan langsung perjalanan prosesi pemakaman dari Cendana hingga Astana Giribangun bisa Anda saksikan di http://www.seleb.tv/content/view/6304/241/ dengan menggunakan koneksi data broadband. -- Salam, Agus Hamonangan http://groups.google.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/ http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/ [Non-text portions of this message have been removed]
[Forum Pembaca KOMPAS] Soeharto, Pejuang, Diktator
http://www.kompas.com/kompascetak/read.php?cnt=.kompascetak.xml.2008.01.28.02020950channel=2mn=43idx=43 Jakarta, Kompas - Kepergian Soeharto meninggalkan reaksi beragam. Bagi para aktivis gerakan demokrasi yang menjadi korban kebijakan represif di era Orde Baru, Soeharto dikenang sebagai tokoh diktator. Namun, bagi sejumlah pejabat di era kepemimpinannya, Soeharto adalah pejuang dengan jasa besar. Secara pribadi, Budiman Sudjatmiko (37) mengaku tidak menyimpan dendam kepada mantan Presiden Soeharto. Mantan Ketua Umum Partai Rakyat Demokratik atau PRD ini menilai apa yang dialaminya di pengujung era pemerintahan Soeharto sebagai bagian dari persoalan besar demokrasi di Indonesia. PRD dituding sebagai dalang Peristiwa Kerusuhan 27 Juli 1996 dan Budiman dijatuhi vonis 13 tahun penjara. Ia menjalani hukuman di LP Cipinang tiga tahun karena diberi amnesti oleh Presiden Abdurrahman Wahid. Saya tidak menganggap sebagai yang paling menderita akibat kebijakan di era Presiden Soeharto. Masih banyak yang lebih menderita dari saya, kata Budiman yang kini bergabung dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P). Satu hal yang ia sayangkan, ketika Soeharto masih hidup bangsa Indonesia gagal mencari kebenaran dari peristiwa masa lalu. Kegagalan itu akan membuat bangsa Indonesia terus tergagap melihat masa depannya, katanya. Aktivis M Fadjroel Rachman mengingatkan, sekalipun mantan Presiden Soeharto sudah tiada, negara tetap harus melanjutkan proses hukum terhadap keluarga dan kroninya atas kasus korupsi dan kejahatan pelanggaran hak asasi manusia. Ini untuk menunjukkan ke publik bahwa ini negara hukum, bukan negara halalbihalal, katanya. Tercederai Tokoh peristiwa Malapetaka 15 Januari 1974 (Malari), Hariman Siregar, menilai Soeharto sebagai pemimpin negara yang sangat diktator. Saya ini orang yang paling dicederai oleh Soeharto. Saya diseret ke penjara, ayah saya meninggal saat saya dipenjara, istri saya sakit, dan anak kembar saya meninggal, kata Hariman. Hariman mengatakan, Soeharto adalah seorang pemimpin diktator yang percaya bahwa pembangunan dapat dicapai dengan kekerasan dan mengabaikan rakyat. Merasa seorang militer, maka dia lindas saja kami semua. Semua orang-orang kritis dimasukkan ke penjara. Hanya Ali Sadikin saja yang dia agak ragu- ragu, kata Hariman. Soal kasus korupsi Soeharto dan anak-anaknya, Hariman mengatakan agar tetap berpegang pada TAP MPR Nomor XI/1998. Aktivis perempuan Yeni Rosa Damayanti juga sangat kecewa terhadap pemerintah karena terkesan menunda-nunda proses hukum terhadap Soeharto sehingga akhirnya mantan penguasa Orde Baru itu meninggal dunia. Oleh karena itu, yang dapat dilakukan adalah melanjutkan proses perdata Soeharto. Pejuang Sebagai aktivis 1966 dan menteri di kabinet Soeharto, Akbar Tandjung melihat Soeharto sebagai pejuang karena mampu mengatasi krisis yang terjadi saat itu secara cepat dan tepat. Akbar melihat Soeharto sebagai orang yang mampu memberi arah pembangunan bangsa seperti yang diamanatkan MPR. Soeharto juga orang yang sangat konstitusional, petunjuk yang diberikan selalu sesuai dengan GBHN. Ketika saya menjadi Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah (1993-1998), beliau tahu persis proyeksi perumahan yang harus dibangun sehingga sebagai pembantunya, saya punya arah jelas dalam bekerja, katanya. Mantan Menteri Keuangan Mar'ie Muhammad menyebut Soeharto sebagai pemimpin yang berani mengambil keputusan dan menanggung risiko. Sekalipun ada keputusannya yang mungkin kurang tepat, Mar'ie menyebutkan bahwa setiap keputusan yang diambil Soeharto sesuai keadaan saat itu. Mantan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Kabinet Pembangunan IV, JB Sumarlin, Minggu malam, menyampaikan kenangannya dengan Soeharto pada akhir tahun 1975. Ketika itu tanpa perjanjian saya datang ke Jalan Cendana untuk melaporkan sesuatu. Ketika itu beliau akan ke luar kota. Melihat saya, beliau langsung mengajak saya masuk ke dalam mobil. Di dalam mobil saya memberikan laporan, ujar Marlin. Menurut Marlin, hal itu menunjukkan Soeharto sangat memerhatikan laporan penting demi kemajuan negara. Marlin berharap bangsa Indonesia memaafkan Soeharto yang telah membuat negara ini mencapai banyak kemajuan. (INU/VIN/OSD/ANA/DIK/NWO)
[Forum Pembaca KOMPAS] Warisan Soeharto
Oleh Jakob Oetama http://www.kompas.com/kompascetak/read.php?cnt=.kompascetak.xml.2008.01.28.02044658channel=2mn=2idx=2 Haji Muhammad Soeharto, presiden kedua RI, menghadap Sang Khalik. Persiapannya cukup panjang disertai dengan terganggunya kesehatan dan tinggal menyendiri. Itu memberi kesan sengaja mengasingkan diri dari masyarakat ramai. Ia berhenti dari kursi kekuasaan setelah mengemban tugas kepresidenan selama 31 tahun disertai pergolakan politik. Serupa seperti yang dialami Presiden Soekarno yang adalah sang proklamator kemerdekaan bangsa dan negara Indonesia. Soekarno juga telah cukup lama memimpin pemerintahan dari tahun 1945 sampai tahun 1965 meskipun dalam periode sistem pemerintahan yang berbeda. Presiden pertama wafat setelah menderita sakit dan diisolasi dari bakat serta kebetahan kepribadiannya, yakni berada di tengah rakyat banyak. Ada persamaan jalan hidup antara presiden pertama dan presiden kedua. Keduanya memerintah dalam waktu lama dan sama-sama jatuh dari kekuasaannya. Sama-sama pula disertai pergerakan dalam kericuhan proses suksesi mereka. Suatu koinsidensi yang masuk akal jika menimbulkan pertanyaan dan pelajaran sejarah yang bermanfaat bagi perikehidupan kita selanjutnya sebagai bangsa dan negara. Dalam 20 tahun periode pemerintahan Soekarno berlaku beragam sistem sosial politik. Ada periode kebersamaan dan kedaruratan selama dua dasawarsa itu. Berlaku beragam sistem pemerintahan, sebut saja demokrasi liberal dan demokrasi terpimpin. Agenda sentral kehidupan kenegaraan dan kemasyarakatan disertai pancaroba pencarian, pergumulan, dan pemantapan pembangunan negara dan pembangunan bangsa. Terjadi dikotomi antara faham politik dan kebangsaan yang mengacu kepada UUD 1945 dan berbagai ideologi partisan yang, misalnya, melahirkan gerakan Darul Islam (DI) dan gerakan Partai Komunis Indonesia (PKI) yang memuncak pada gerakan 30 September 1965. Terjadi proses pemantapan negara kesatuan berikut keutuhan teritorialnya. Kerangka internasional yang dipelopori dan dibangkitkan Bung Karno adalah antikolonialisme dan neokolonialisme serta kebangkitan Asia-Afrika. Indonesia pelopor dari New Emerging Forces. Perikehidupan sosial-ekonomi terabaikan dan hal itu kemudian merupakan kekuatan kontraproduktif dan kejatuhan presiden pertama ketika berkoinsidensi atau berinteraksi dengan G30S. Jenderal Soeharto ditempatkan oleh perubahan drastis dan disertai kekerasan pada posisi kepemimpinan. Berlatar belakang militer, memegang komando tetapi sekaligus juga cerdas dan tegas. Estafet kepemimpinan nasional jatuh kepadanya. Represi Bung Karno terutama karena dibuat ganas, keras, dan kejam oleh PKI membuahkan kekuatan dan gerakan kontraproduktif yang sekaligus menjatuhkan kedudukannya. Masuk akal alias logis jika perubahan besar terjadi. Beruntunglah TNI berideologi negara Pancasila, bersendikan UUD 1945, membela negara kesatuan dan berakar sejarah laskar rakyat. Itu latar belakang doktrin dwifungsi dan didirikannya organisasi politik baru yang berupa kekaryaan. Dengan pemahaman yang diasumsikan bahwa masalah ideologi telah selesai dan solid disertai pula pandangan dan sikap pragmatis terjadilah perubahan orientasi dan prioritas agenda dan program nasional. Sebutlah dari politik dan berpolitikan ke kerja nyata untuk memperbaiki perikehidupan sosial ekonomi rakyat, kerangka dan arah sosial ekonomi negara dan masyarakat dan mengambil sikap terbuka sehingga bisa memanfaatkan sumber hubungan, bantuan, dan kerja sama internasional. Adalah kecerdasaan Presiden Soeharto dan keterbukaannya yang tahu diri sehingga dapat direkrut para pembantu pada tingkat menteri yang dalam bidang ekuin dan bidang lain memberikan kualitas kompetensi profesional dan teknokratis. Perbaikan dalam perikehidupan sosial ekonomi rakyat dan negara berubah pesat secara positif. Jika pemerintah dan pemerintahan waktu itu adalah otokratis, otokrasi itu sekaligus teknokratis dan kompeten. Sayang pola, semangat, dan praksis otokrasi yang tercerahkanenlighteneditu tidak bertahan. Kekuasaan tumbuh dan berkembang dalam suasana berlakunya kembali budaya feodalisme, terutama feodalisme kekuasaan. Pemerintah mulanya diusung oleh idealisme kekayaan bagi kemakmuran orang banyak dan untuk melayani orang banyak, tersendat dan akhirnya terjatuh pada budaya feodal kekuasaan yang minta dilayani. Karena kekuatan yang mengontrol lemah dan semakin melemah, muncullah fenomena yang mewabah sebagai korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). Wibawa dan efektivitas kekuasaan tergerogoti dan lemah. Tidak ada lagi tempat untuk kekuatan kontrol yang efektif. Pemerintah ikut melemah dan ketika badai krisis ekonomi menjalar juga ke Indonesia, muncullah casus bellidadakanuntuk jatuhnya presiden kedua dan rezimnya. Masuklah Indonesia ke babak baru, periode Reformasi. Dilakukan pembaruan terhadap tafsir UUD 1945. Bukan otokrasi, tetapi demokrasi. Kekuasaan dari rakyat untuk rakyat dan oleh rakyat melalui pemimpin pemerintahan yang dipilih dalam pemilu serta DPR yang
[Forum Pembaca KOMPAS] Ada yang Menghormati, Ada yang Tetap Menuntutnya
http://www.kompas.com/kompascetak/read.php?cnt=.kompascetak.xml.2008.01.28.02014626channel=2mn=43idx=43 Jakarta, Kompas - Reaksi publik atas meninggalnya mantan Presiden Soeharto beragam. Ada anggota masyarakat yang menghormati, memaafkan, dan mendoakannya. Namun, ada pula masyarakat yang tetap menuntut agar status hukum mantan penguasa Orde Baru dan kasusnya ditegaskan, dan kekayaan Soeharto yang diduga hasil korupsi dikembalikan kepada negara. Reaksi tegas diungkapkan Serikat Pekerja Nasional (SPN) Kota Sukabumi dan guru besar Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran Bandung, I Gde Pantja Astawa. Ketua SPN Kota Sukabumi Andri Sumarna, Minggu (27/1), mendesak agar ahli waris Soeharto mengembalikan aset negara yang diambil oleh Soeharto semasa menjadi presiden. Sedangkan Gde Pantja Astawa mengatakan, Kejaksaan Agung harus memberi penjelasan tentang status hukum Soeharto. Meski telah meninggal dunia, hal ini harus dilakukan agar status hukumnya tidak menimbulkan pertanyaan di kemudian hari. Pernyataan simpati dan penghormatan diungkapkan oleh Bagi Aje (56)tukang becak, Ihin Iwan Solihinpenjual rambutan, Erwinsopir, semuanya dari Bandung. Demikian pula Supeno tukang becak dari Yogyakarta serta Adi Kiswoyo, pedagang dari Cirebon. Soeharto adalah sosok pemimpin yang baik karena pada saat kepemimpinannya rakyat hidup makmur, kata Aje. Sejumlah kiai di Pondok Pesantren Kempek di Kabupaten Cirebon berencana mengadakan shalat gaib atau shalat jenazah dari jarak jauh bagi mantan Presiden Soeharto yang meninggal. Ketua Majelis Syuro Partai Bulan Bintang Yusril Ihza Mahendra di Bandar Lampung, kemarin, mengatakan, sewaktu menjabat sebagai Menteri Sekretaris Negara di dalam Kabinet Indonesia Bersatu, ia pernah mengusulkan kepada Presiden SBY agar negara segera mengambil alih yayasan Soeharto karena dana yayasan itu sebagian besar berasal dari dana-dana BUMN. Kita harus obyektif mengakui bahwa beliau adalah tokoh besar yang lahir di Sleman. Sebagai penghormatan, layaklah jika Jalan Godean menuju Dusun Kemusuk Argomulyo diubah menjadi Jalan Soeharto, kata Bupati Sleman Ibnu Subiyanto. (AHA/CHE/MHF/WKM/THT/ NIT/PRA/HLN/RUL/A02/MAR/ASA)
[Forum Pembaca KOMPAS] Beratnya Mengobati Orang Kuat Indonesia
Oleh Evy Rachmawati dan Elok Dyah Messwati http://www.kompas.com/kompascetak/read.php?cnt=.kompascetak.xml.2008.01.28.01593390channel=2mn=43idx=43 Setelah berjuang selama 24 hari, tim dokter kepresidenan hanya bisa pasrah ketika mantan orang nomor satu di Indonesia itu mengembuskan napas terakhir, Minggu (27/1) pukul 13.10 di Rumah Sakit Pusat Pertamina, Jakarta, akibat kegagalan multiorgan. Ketika meninggal dunia, tutur koordinator medik tim dokter kepresidenan Prof Djoko Rahardjo, semua alat bantu masih terpasang. Pada Sabtu (26/1) malam, kondisi Soeharto stabil, suplai oksigen dari alat bantu pernapasan 30 persen, tekanan darah normal, dalam kondisi sadar, bahkan mengucap amin ketika didoakan keluarganya. Minggu pukul 03.00, kondisinya memburuk. Tekanan darah turun drastis sehingga diberi obat-obatan untuk menaikkan tekanan darah. Batang otak sudah tidak mampu merespons. Dokter spesialis bedah syarat Prof Satya Negara yang turut merawat Soeharto mengatakan, tim dokter telah memeras kemampuan untuk membantu Soeharto. Kemampuan jantung merosot, tidak mampu lagi memompa darah, sehingga terjadi gangguan pada suplai oksigen di tingkat seluler. Jadi, organ-organ tubuh tidak mendapat suplai oksigen. Ini diperparah perdarahan pada lambung, ujar ahli jantung Muhamad Munawar. Akibatnya, terjadi kegagalan multiorgan. Pada Sabtu (12/1) lalu juga terjadi kegagalan multiorgan jantung, paru, dan ginjal. Soeharto terbantu ketika dipasang ventilator, dilakukan resusitasi (pemulihan denyut jantung), serta diberi obat untuk menidurkannya. Kondisinya membaik. Kondisi kesehatan Soeharto saat masuk rumah sakit ini adalah yang terparah dibandingkan sebelumnya. Kondisi ini diperberat dengan usia lanjut, ditambah riwayat kesehatan, seperti stroke ringan, batu ginjal, dan gangguan jantung. Perawatan pasien geriatri (usia lanjut) dengan penurunan fungsi pada berbagai organ tubuh sulit dilakukan, ujar ahli anestesi Christian A Johannes. Semua tindakan yang dilakukan seolah pisau bermata dua. Kami semua takut salah karena yang ditangani adalah mantan presiden. Apalagi media menyorot setiap tindakan yang dilakukan, kata Munawar. Mereka dicecar pertanyaan oleh wartawan. Pertanyaan itu kadang-kadang terasa memojokkan. Bekerja di bawah sorotan media adalah bagian dari risiko tugas tim dokter kepresidenan yang beranggotakan 36 dokter ahli itu, antara lain dari Rumah Sakit Pusat Pertamina, RS Pusat Angkatan Darat, RS Jantung Harapan Kita, RS Pondok Indah, dan RS Medistra. Nyaris setiap hari mereka menggelar jumpa pers, menjelaskan kondisi terakhir kesehatan Soeharto. Belum lagi wawancara khusus. Mereka bekerja di bawah tekanan publik karena mereka mengobati mantan presiden yang pernah berkuasa selama 31 tahun di negeri berusia 62 tahun ini. Harus diakui, kami stres sebab Pak Harto kan bukan pasien biasa, tetapi mantan Presiden RI. Apalagi media memberitakan yang aneh-aneh, kata Christian. Secara profesional kami tidak pernah ragu. Namun, ada pertimbangan nonmedik yang harus dipikirkan. Kami harus memberi keterangan berulang kali sampai keluarga mengerti, juga harus ada izin tertulis dari keluarga untuk memberi keterangan pers, kata Djoko. Hari-hari menegangkan Selama 10 tahun terakhir mereka menangani problem kesehatan Soeharto yang menurun sejak lengser dari kursi kepresidenan. Kami melihat apa penyakitnya, lalu mencari dokter yang bisa menangani. Jadi, dokternya tidak selalu sama, ujar Ketua Tim Dokter Kepresidenan Mardjo Soebiandono. Sejak Jumat pertama Januari 2008, hari-hari menegangkan itu dimulai. Ibaratnya, semua anggota tim harus berjaga 24 jam. Untuk menjaga stamina, menepis rasa bosan dan capek, menurut Mardjo, ada jago melawak, yaitu dr Christian, Kepala Departemen ICU RSPAD. Kalau beliau cerita, kami pasti tertawa sehingga rasa capek hilang, papar dr Mardjo. Fisik mereka pun diuji. Mereka bertugas bergiliran. Para ahli intensif care unit (ICU) terlebih lagi harus berjaga 24 jam. Mereka rapat pagi dan malam, sementara masih bertugas di rumah sakit masing-masing. Masalah yang mereka hadapi beragam, mulai dari penurunan fungsi jantung, paru-paru, ginjal, hingga keterbatasan alat. Beberapa peralatan terpaksa dipinjam dari RS Jantung Harapan Kita dan RS Pondok Indah. Kami sering berdebat berjam- jam. Kan, ada 36 otak yang bekerja dengan latar belakang keahlian dan rumah sakit berbeda. Tapi tim kami kompak meski sering berantem dan dimarahi Prof Djoko selaku koordinator, ujar Christian. Tim ini sebenarnya menunggu kapan kondisi Soeharto pulih agar mereka bisa melakukan tindakan cardiac resynchronization therapy (CRT) untuk menyinkronkan otot jantung Soeharto yang tidak seimbang. Alat-alat kedokteran mutakhir digunakan untuk memulihkan kondisi Soeharto, antara lain continuous venovenous haemodialysis (CVVHD) untuk mencuci darah dan mengeluarkan cairan dari dalam tubuh, juga pemeriksaan medis tissue doppler imaging, dan pemeriksaan thalium scan dengan teknik nuklir. Semua anggota tim dokter kepresidenan
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Pollycarpus Divonis 20 Tahun
Saya juga tidak setuju sekretaris Garuda dihukum. Memangnya dia bisa menolak? Kalau Dirut Garuda mungkin masih berhak menolak perintah BIN, sekalipun saya tidak yakin dia berani. Salam. --- anton_djakarta [EMAIL PROTECTED] wrote: Bung Ajud, Pembunuh ya Pembunuh, kok digunakan alasan patriotisme. Pahami dulu perjuangan Munir, baru kita bisa paham kenapa kok Polly plus otak dibelakangnya sedemikian keji. Tapi saya nggak setuju sekretaris Garuda divonis, tahu apa dia wong cuman tukang ketikkasian waktu keterima kerja di Garuda pasti hatinya gembira tapi berakhir di penjara. ANTON
[Forum Pembaca KOMPAS] HRW Ungkit Pelanggaran HAM Soeharto
http://www.kompas.com/read.php?cnt=.xml.2008.01.28.07400869channel=1mn=9idx=25 NEW YORK, MINGGU - Kelompok pembela hak asasi manusia (HAM) terkemuka di dunia, Human Rights Watch (HRW) mendesak pemerintah RI untuk menyelidiki pelanggaran HAM berat yang dilakukan rezim Orde Baru pimpinan almarhum Soeharto. Suharto pergi meninggalkan kasus pembunuhan, satu lagi diktator yang hidup dengan kemewahan dan lolos dari pengadilan, kata Brian Adams, Direktur Asia HRW dalam pernyataan persnya mengomentari berita kematian Soeharto, Minggu (27/1). Namun masih banyak kroni Soeharto yang berkeliaran, jadi pemerintah Indonesia harus menggunakan momentum ini untuk menyeret mereka ke pengadilan, HRW menuduh rezim Soeharto bertanggung jawab atas pembantaian dan penganiayaan pengikut Partai Komunis Indonesia dan menjadi penjahat perang di sejumlah provinsi termasuk Timor Timur yang merdeka pada 1999. Topik ini masih menjadi perdebatan keras di dalam negeri, meski pemerintah tidak begitu menggubris. Kematian Soeharto sebenarnya menyediakan sebuah peluang untuk memeringati kematian korban-korban rezim ini, kata lanjut Adams. SAS
RE: [Forum Pembaca KOMPAS] Kematian Paman Gober...
Donaald.. akhirnya apa yang kau tunggu-tunggu datang juga!! Semua koran pagi ini memberitakan Kematian Paman Gober Kwek. _ From: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Agus Hamonangan Sent: Sunday, January 27, 2008 4:39 PM To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Kematian Paman Gober... Menanti Kematian Paman Gober... Tidak hanya sastrawan Putu Wijaya yang tampil luar biasa dan memukau lewat monolognya pada penyerahan Federasi Teater Indonesia (FTI) Award 2007 di Teater Studio, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Rabu (9/1) malam. Sang Presiden BBM, Si Butet Yogya, yang tampil membacakan cerita pendek (cerpen), juga luar biasa dan membuat gelak tawa. Kematian Paman Gober ditunggu-tunggu semua bebek. Tidak ada lagi yang bisa dilakukan selain menunggu-nunggu saat itu. Setiap kali penduduk Kota Bebek membuka koran, yang mereka ingin ketahui hanya satu hal: apakah hari ini Paman Gober sudah mati. Paman Gober memang terlalu kuat, terlalu licin, dan bertambah kaya setiap hari. Gudang-gudang uangnya berderet dan semuanya penuh. Setiap hari Paman Gober mandi uang di sana, segera setelah menghitung jumlah terakhir kekayaannya, yang tak pernah berhenti bertambah, kata Butet Kertaradjasa alias Si Butet Yogya tadi, membuka cerita. Ratusan pengunjung yang terdiri dari berbagai kalangan, seperti Sutrisno Bachir yang wakil rakyat, Fasli Jalal yang Dirjen Dikti, dan seniman/budayawan Garin Nugroho, Rendra, Mudji Sutrisno, Tommy F Awuy, Didi Petet, Jajang C Noer, Leon Agusta, serta banyak nama terkenal lainnya, bagai tak sabar menunggu lanjutan cerita tersebut. Namun, pada umumnya, pengunjung sudah bisa menduga-duga siapa Paman Gober dan jalan cerita pendek yang ditulis Seno Gumira Ajidarma tahun 1994 itu. Butet, yang dikenal sebagai seniman paling rasional, membawakannya dengan cukup menghibur dan kocak. Apalagi ketika Paman Gober bicara, intonasi dan warna suara tokoh yang mirip dengan cerita imajinasi itu ia tirukan dengan sempurna. Penonton tergelak. Mestinya, bebek seumur saya ya sudah tahu diri, siap masuk ke liang kubur. Ma(ng)kanya, ketika saya diminta menjadi Ketua Perkumpulan Unggas Kaya, saya merasakan kegetiran dalam hati saya, sampai berapa lama saya bisa bertahan? Apa tidak ada bebek lain yang mampu menjadi ketua? Lalu Butet melanjutkan pembacaan, nada suara yang lain. Kalimat semacam itu masuk ke dalam buku otobiografinya, Pergulatan Batin Gober Bebek, yang menjadi bacaan wajib bebek-bebek yang ingin sukses. Hampir setiap bab dalam buku itu mengisahkan Paman Gober memburu kekayaan. Mulai dari harta karun bajak laut, pulau emas, sampai sayuran yang membuat bebek-bebek giat bekerja, meski tidak diberi upah tambahan. Lagi-lagi gelak tawa penonton membahana di ruangan yang berkapasitas sekitar 250 orang itu. Cerita Kematian Paman Gober karangan Seno Gumira Ajidarma tahun 1994 itu dinilai Butet sangat pas dengan kondisi minggu-minggu ini. Ketika diundang tampil dalam perhelatan Putu Wijaya yang menerima FTI Award 2007, saya membaca milis Forum Pembaca Kompas yang mengutipkan cerpen Seno tersebut. Spontan saja, saya kopi, lalu saya minta izin ke Seno untuk membacakannya, kata Butet kepada Kompas, Kamis (10/1). Sebagai seniman, kepiawaian Butet Kertaradjasa�anak ke-5 dari tujuh bersaudara keluarga seniman Bagong Kussudiardjo�dalam membacakan puisi atau bermonolog dikagumi banyak orang. Butet yang kelahiran Yogyakarta, 21 November 1961, ini dikenal sebagai aktor teater�basis ia berkesenian. Putu Wijaya adalah orang yang menginspirasi dan membuat saya bergelimang dengan dunia teater. Padahal saya dulu menilai dunia teater itu gila. Saya pernah disuruh jalan pelan sejauh ini (ia menunjuk lebar panggung, sekitar 7 meter) selama 30 menit. Gila! papar Butet, yang antara lain pernah bergabung di Teater Kita Kita (1977), Teater SSRI (1978-1985), Sanggarbambu (1978-1981), Teater Dinasti (1982-1985), Teater Gandrik (1985-sekarang), Komunitas Pak Kanjeng (1993-1994), Teater Paku (1994), dan Komunitas Seni Kua Etnika (1995-sekarang). Tentang Paman Gober tadi, di akhir cerita disebutkan, Semua bebek menunggu kematian Paman Gober. Tiada lagi yang bisa dilakukan selain menunggu-nunggu saat itu. Setiap kali penduduk Kota Bebek membuka koran, yang ingin mereka ketahui hanya satu: apakah hari ini Paman Gober sudah mati. Paman Gober yang mungkin sebuah personifikasi. (YURNALDI) [Non-text portions of this message have been removed]
[Forum Pembaca KOMPAS] Undangan Peluncuran Buku: 70 Tahun Profesor Bill Liddle
http://freedom-institute.org/id/index.php Undangan Peluncuran Buku Dari Columbus untuk Indonesia 70 Tahun Profesor Bill Liddle dari Murid dan Sahabat Dengan Hormat, Freedom Institute bekerja sama dengan Kepustakaan Populer Gramedia Pustaka (KPG) mengundang saudara hadir dalam Peluncuran Buku Dari Columbus untuk Indonesia, 70 Tahun Profesor Bill Liddle dari Murid dan Sahabat. Acara ini dalam rangka merayakan ulang tahun Profesor Bill Liddle yang ke 70. Buku ini berisi sekitar 20an artikel yang ditulis oleh murid dan sahabat Bill Liddle seperti Muhtar Mas'oed, Makarim Wibisono, Rizal Mallarangeng, Saiful Mujani, Dewi Fortuna Anwar, Ishadi SK, Goenawan Mohamad dan lainnya. Profesor Bill Liddle dikenal sebagai seorang Indonesianis dari Ohio State University (OSU) Columbus Amerika Serikat yang konsisten dalam meneliti, mengamati, dan menulis tentang Politik Indonesia sejak tahun 1960an sampai sekarang. Acara akan diadakan pada: Hari : Senin, 28 Januari 2008 Jam : 18.00 sampai selesai Tempat : Museum Nasional Jalan Merdeka Barat No. 12 Jakarta Pusat Untuk konfirmasi kehadiran saudara, silahkan hubungi Sdri Tata telepon 021-31909226/7. Terima kasih atas perhatian dan kerja samanya. Hormat kami, Rizal Mallarangeng Direktur Eksekutif
[Forum Pembaca KOMPAS] Wafatnya Jusuf Ronodipuro Nyaris Luput dari Perhatian
http://www.kompas.com/read.php?cnt=.xml.2008.01.28.10261195channel=1mn=1idx=1 JAKARTA, SENIN - Di tengah hiruk pikuk pemberitaan media massa mengenai kematian mantan Presiden Soeharto, kematian Jusuf Ronodipuro nyaris luput mendapat perhatian. Jenazah Jusuf Ronodipuro (88) yang wafat tadi malam, Minggu (27/1) pukul 23.20 wib akan diberangkatkan ke Taman Makam Pahlawan Kali Bata untuk dimakamkan. Tokoh nasional ini bahkan luput dari perhatiaan saat terbaring sakit di RSPAD Gatot Subroto. Jusuf Ronodipuro adalah pengucap Proklamasi di RRI yang kemudian disiarkan keseluruh dunia. Ia juga yang menggagas siaran ulang pembacaan naskah proklamasi tersebut lima tahun setelah naskah itu dibacakan tanggal 17 Agustus 1945 di gedung pola. Tanpa perannya kita tidak mungkin memiliki dokumentasi deklarasi kemerdekaan Indonesia. Muhammad Jusuf Ronodipuro lahir 30 September 1919, meninggalkan satu orang istri Sita Fatma Rassat, dan tiga orang anak(dua putra dan satu putri), dengan tujuh orang cucu. Menurut salah satu putranya, Irawan Ronodipuro, ayahnya meninggal akibat komlikasi paru-paru. Sama halnya dengan almarhum mantan Presiden Soeharto, Jusuf pun sempat dipasangi ventilator. Sejak terserang stroke bulan Juni 2007, Jusuf beberapa kali keluar masuk rumah sakit. Jusuf yang merupakan sahabat mantan Presiden RI Soekarno pernah menjadi Sekjen Departemen Penerangan dan ditugaskan di Departemen Luar Negeri, antara lain di Inggris dan PBB, New York. Di era pemerintahan Soeharto, Jusuf dipercaya sebagai Duta Besar RI di Buenos Aires. Menurut putrinya Fatmi Ronodipuro, Jusuf akan dimakamkan di taman makam pahlawan Kalibata, Senin ini. Suasana di rumah duka saat ini masih disibukkan oleh persiapan keberangkatan. Di depan rumah almarhum di Jl Talang Betutu No 20, Jakarta Pusat, didirikan tenda putih dengan sekitar 70an kursi. Di sana tampak pula sekitar 10an karangan bunga. (LHW)
[Forum Pembaca KOMPAS] PM Australia: Soeharto Kontroversial
http://www.kompas.com/read.php?cnt=.xml.2008.01.27.18154715channel=1mn=1idx=25 SYDNEY, MINGGU - Perdana Menteri Australia, Kevin Rudd menyatakan ikut berbelasungkawa atas wafatnya mantan Presiden RI kedua, Soeharto. Namun dia menggambarkan, Soeharto adalah tokoh kontroversial dalam hal hak azasi manusia dan soal Timor Timur. Meski begitu, dia tak menafikan beberapa jasa Soeharto. Menurutnya, Soeharto punya peran besar dalam memodernisasi Indonesia, juga memperkuat organisasi ASEAN dan APEC. Dia tokoh berpengaruh dalah hubungannya dengan Australia. Di sisi lain, dia tokoh kontroversial dalam soal hak azasi manusia dan masalah Timor Timur. Banyak yang tidak setuju dengan cara-cara yang dilakukan Soeharto, kata PM Australia beraliran kiri-tengah ini. Sekarang, negara demokrasi terbesar ketiga di dunia, Indonesia, sudah menjadi kawan baik dan tetangga bagi Australia. Kami bisa bekerja sama dalam masalah politik dan keamanan, jelas Rudd. Kesuksesan Indonesia membangun negara demokrasi menjadi masalah penting tak hanya bagi Australia, tapi juga dunia. (AFP/HPR)
[Forum Pembaca KOMPAS] Sujud Syukur atas Kematian Soeharto
Kalimat di bawah ini ditulis oleh seorang rekan saya, mantan wartawan Majalah DR, dan seorang cameraman senior: Alhamdulillah, saya menjalankan janji lama saya untuk sujud sukur atas kematian Soeharto. Allah yg mengidupkan, maka Allah yg mengambilnya, dan Allah yg akan memberi ganjaran atas dirinya. Satrio Arismunandar Producer Jika Aku Menjadi (tayang tiap Minggu, pukul 18.00 WIB) - News Division, Trans TV, Lantai 3 Jl. Kapten P. Tendean Kav. 12 - 14 A, Jakarta 12790 Phone: 7917-7000, 7918-4544 ext. 4026, Fax: 79184558, 79184627 http://satrioarismunandar6.blogspot.com http://satrioarismunandar.multiply.com Berhasil tidak dipuji, gagal dicaci maki, hilang tidak dicari, mati tidak diakui Looking for last minute shopping deals? Find them fast with Yahoo! Search. http://tools.search.yahoo.com/newsearch/category.php?category=shopping
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Menolak Pengibaran Bendera Setengah Tiang Bagi Jend. Suharto
Setuju Pak! ini benar-benar keterlaluan!!! dan berlebihan!! Menurut saya, tidak perlu ada penghormatan bagi pelanggar HAM. Apa yang sudah diperbuat Soeharto terhadap para tapol napol yang dibiarkan mati kelaparan dan di siksa di beberapa wilayah di Indonesia, seharusnya tidak menjadikan kita berbelas kasih juga atas kematiannya. tapi justru kita berdoa agar kekejamannya DIBALAS (bukan diampuni) oleh Tuhan YME. Menurut saya, orang-orang yang meminta agar rakyat dimaafkan, hanya orang-orang yang tidak pernah tau dan bahkan merasakan penderitaan akibat ulah Soeharto. Salam heru suprapto [EMAIL PROTECTED] wrote: Rakyat menolak pengibaran bendera setengah tiang bagi kematian Jenderal Suharto dan mengecam media-media yang mencoba membesar-besarkan nama suharto sebagai bentuk pengingkaran demokrasi dan kemanusiaan yang telah diberangus Jend. Suharto saat Orde Baru dan mewarisinya sampai saat ini. -Korban Kekejian Jenderal Suharto- (tolong disebarluaskan melalui email-email, sms-sms, dengan tulisan-tulisan, dsb) - Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now. [Non-text portions of this message have been removed] Maharani Siti Shopia Researcher - Advocacy Division Indonesian Center for Environmental Law Jl. Dempo II No.21 Kebayoran Baru Jakarta 12120 Indonesia Tel.(62-21) 7262740,7233390 Fax.(62-21) 7269331 Website: www.icel.or.id Email: maharani.icel.or.id atau [EMAIL PROTECTED] Hp. 08123108853 - Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now. [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Warga Keluhkan Harga Tabung Gas
Rekan2 wartawan mungkin bisa coba cek ke daerah2 yang sudah masuk program konversi minyak tanyak ke gas. Saya ada mendengar cerita dari seorang teman asal Semarang, agen elpiji di Semarang diharuskan menstok tabung 3 kilogram. Yang menjadi masalah adalah para agen tersebut dipaksa untuk membeli tabung 3 kilogram tersebut dengan harga yang sama dengan harga tabung besar. Kalau itu benar2 terjadi, berarti bukan pemerintah yang mensubsidi rakyat. Tapi rakyat mensubsidi rakyat. Lalu anggaran subsidi pemerintah itu lari kemana yah ? Atau ini hanya ulah oknum ? seperti yang selalu disebut kalau ada penyelewengan. Selalu pasti ulah si makhluk yang bernama oknum. Regards, Paulus T. On Jan 26, 2008 1:41 PM, heru suprapto [EMAIL PROTECTED] wrote: Warga Keluhkan Harga Tabung Gas KOMPAS/WISNU AJI DEWABRATA / Kompas Images Pekerja di Depot Filling Plant LPG PT Pertamina UPMS II di Pulau Layang, Palembang, sedang menghitung tumpukan tabung gas konversi BBM beberapa waktu lalu. Tahun 2008 ditargetkan 200.000 tabung dapat terdistribusikan. Sabtu, 26 januari 2008 | 02:51 WIB Palembang, Kompas - Warga penerima bantuan konversi energi di Palembang mengeluhkan harga tabung gas isi ulang tiga kilogram yang mencapai Rp 13.500-Rp 15.000, jauh di atas harga yang ditetapkan pemerintah, Rp 12.750. Mereka terpaksa membeli tabung isi ulang di pengecer karena agen dan pangkalan yang menjual tabung dengan harga standar jauh dari rumah tinggal mereka. Tingginya harga tabung gas isi ulang ini terpantau di Kebun Bunga, Kemuning, Bukit Kecil, Sukarami, dan sejumlah tempat lain. Harga jual eceran kepada konsumen bervariasi dari Rp 13.500 hingga Rp 15.000 per tabung. Menurut Firlando Sefta (34), warga Kemuning, warga sudah mulai rutin menggunakan gas dan mengakui penggunaan gas lebih irit ketimbang minyak tanah. Lagi pula, minyak tanah masih sulit didapat dalam beberapa pekan terakhir. Kalau mau beli, harus antre lama berjam- jam di pangkalan. Memang lebih baik memakai gas, ucap Firlando. Setelah menggunakan gas sekitar tiga pekan, Firlando kesulitan memperoleh tabung isi ulang ukuran tiga kilogram dengan harga jual yang standar. Karena itu, sudah dua kali ini saya hanya membeli tabung gas di pengecer dekat rumah. Harganya juga berubah-ubah, dari Rp 13.500 hingga sekarang Rp 15.000, katanya. Tahap I selesai Kepala Humas Pertamina Unit Pemasaran II Robert MV menjelaskan, Pertamina belum mengatur standardisasi harga tabung konversi hingga tingkat pengecer. Selama ini Pertamina hanya mengatur harga jual resmi di tingkat pangkalan dan agen sebesar Rp 12.750. Menurut dia, perbedaan harga tersebut terjadi karena mekanisme pasar. Robert menilai wajar jika pengecer menjual dengan harga lebih tinggi dari harga pangkalan dan agen. Tapi, menjadi masalah besar jika pangkalan dan agen menjual dengan harga lebih tinggi dari harga resmi. Jika ada pihak yang tahu, lebih baik dilaporkan ke Pertamina, ucap Robert. Mengenai perkembangan program konversi energi di Kota Palembang, Robert menjelaskan, pada tahap pertama ini Pertamina dan distributor sudah menyelesaikan pembagian tabung beserta kompor sebanyak 50.000 unit kepada warga miskin. Distribusi tahap pertama dipusatkan di Kecamatan Sukarami, Kemuning, Ilir Timur II, dan Alang Alang Lebar. Hingga akhir Januari 2008, Pertamina sudah menjual 10.000 tabung gas isi ulang. Artinya, sebanyak 20 persen dari total 50.000 tabung yang dibeli oleh masyarakat, katanya. (ONI) [Non-text portions of this message have been removed]
RE: [Forum Pembaca KOMPAS] Kematian Soeharto Tragedi Bagi Korbannya
Hehe.., Mau disebut Ibu Kejahatan ataukah Bapak kejahatan ? Biar adil, kita gunakan saja kata Biang Kerok atau Mafioso. Hehe.. Jadinya, Soeharto adalah Biang Kerok dari Kejahatan Kemanusiaan Salam Kemanusiaan, Rahmad Setiadi _ From: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Gadis Arivia Sent: Monday, January 28, 2008 1:06 AM To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Subject: Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Kematian Soeharto Tragedi Bagi Korbannya Saya setuju dengan semua pandangan Budiman Sudjatmiko kecuali bahasa yang digunakan pada kalimat Suharto adalah ibu dari kejahatan kemanusiaan. Keberatan saya bukan pada isi (content) bahwa Suharto melakukan kejahatan kemanusiaan (kaum feminis sangat setuju Suharto adalah penjahat kemanusiaan), yang dipersoalkan adalah penggunaan kata ibu. Mungkin lebih tepat dikatakan:Suharto adalah bapak dari kejahatan kemanusiaan. Penggunaan kata ibu pada kalimat tersebut mengandung perdebatan wacana sensitif gender. Demikian sedikit pencerahan gender dari saya. Salam kesetaraan, Gadis Arivia.
[Forum Pembaca KOMPAS] Merenungi Kematian
Oleh A Sudiarja http://www.kompas.com/kompascetak/read.php?cnt=.kompascetak.xml.2008.01.28.01361683channel=2mn=11idx=11 Semua manusia mati. Sokrates manusia. Sokrates mati. Itulah contoh dari guru logika untuk menjelaskan silogisme, yakni hukum penalaran yang menetapkan bahwa yang partikular selalu mengikuti yang universal. Pernyataan semua manusia mati merupakan premis pertama, sebagai kenyataan universal yang diandaikan atau diterima umum. Sifatnya pasti. Pernyataan kedua, Sokrates manusia merupakan premis tengah, sebagai kenyataan baru, yakni ada seseorang (manusia) bernama Sokrates. Pernyataan ketiga, Sokrates mati merupakan kesimpulan yang ditarik dari logika bahwa Sokrates sebagai bagian dari manusia juga mengalami kematian. Semua dokter yang merawat orang sakit mengenal logika ini. Meski demikian, mereka berusaha agar kematian bisa dicegah atau ditunda sejauh mungkin, dengan cara apa pun. Namun, yang lebih menarik dari logika kematian Sokrates adalah moral kematian Sokrates. Sokrates mati bukan karena sakit atau karena dibunuh penguasa, seperti terjadi pada diri orang-orang yang baik, yang memperjuangkan hak asasi, tetapi karena minum racun. Dia minum racun bukan karena bunuh diri, sebagaimana dikenal dalam banyak kasus sosial, misalnya karena putus asa, stres, bosan hidup, atau takut menghadapi masa depan. Menurut keputusan pengadilan yang terdiri dari para hakim yang iri pada pengaruhnya, Sokrates didakwa merusak anak-anak muda dan dijatuhi hukuman mati karena mengajarkan cara berpikir yang kritis. Dengan tenang ia menenggak racun, sebagai cara eksekusinya, dan sadar pada kewajibannya untuk taat pada negara. Ia tidak minta grasi untuk memperpanjang hidupnya. Ia melarang sobat-sobatnya mengumpulkan uang untuk menyogok hakim guna pembebasannya. Sokrates menerima dan mencintai nasib (amor fati), dan kelak diwarisi kaum Stoa. Mitos kematian Dalam buku Necrocultura (Castelvecchi, 1998). Fabio Giovannini melukiskan sikap orang zaman ini berhadapan dengan kematian. Dari kebudayaan yang dikembangkan orang zaman sekarang, misalnya dalam lirik musik, fotografi, film, lukisan, atau upacara-upacara kematian dan penguburan, tampak bahwa orang tidak lagi takut pada kematian. Mereka tidak mau memitoskan kematian sebagaimana agama-agama di masa lalu, dengan upacara-upacara yang mengelabui, menghias si mati seolah mau bepergian sebentar, membayangkan janji mengenai kehidupan di akhirat dan sebagainya. Sebaliknya, kini budaya kematian mau memasuki realitas apa adanya, dengan seluruh tragikanya, misalnya dengan memperlihatkan darah, badan membusuk, daging yang lemah, dan sebagainya. Analisa Giovannini tampaknya berlaku untuk dunia Barat, dengan budaya pos-religius atau poskristianismenya. Necrocultura sepertinya menawarkan penyelesaian pragmatis, di mana kematian bisa dipesan di rumah sakit melalui eutanasi, atau dalam kasus kriminal melalui pembunuhan, ditangani secara bisnis dengan kemasan peti mati, kereta pengantar jenazah, upacara penguburan yang luks dan obituari di media. Tak ada yang perlu ditakutkan, semua berjalan lancar. Tidak ada setan atau roh gentayangan sebab dunia orang mati tidak terpisahkan dari dunia orang hidup. Tidak ada lagi batas misteri antara kematian dan kehidupan. Lain lagi gambaran kematian dalam Village of the Watermills. Dalam salah satu bagian dari delapan episode film Dreams (1990) ini, sutradara JepangAkira Kurosawamelukiskan mimpinya tentang sebuah desa Kincir Air yang masyarakatnya dekat dengan alam. Mereka tidak takut pada kematian, bahkan menyambutnya dengan gembira. Seorang petualang yang datang ke sana bertanya kepada seorang kakek tua dan mendapat keterangan, yang penting bekerja keras, berusaha hidup panjang. Setelah itu disyukuri. Lalu petualang itu menyaksikan penguburan seorang nenek yang meninggal pada usia 99 tahun. Peristiwa itu dirayakan masyarakat dengan musik dan nyanyian. Anak-anak menari dengan gembira sambil menaburkan bunga di depan arak-arakan. Jauh berbeda dari upacara penguburan militer zaman ini, yang begitu serius dan berat. Namun, ada hubungan mendalam yang perlu dipikirkan saat kakek tua dari Village of the Watermills itu mengatakan, yang penting bekerja keras dan hidup panjang dengan kata-kata disyukuri. Disyukuri Orang perlu merenung untuk bisa sampai pada pengertian kata disyukuri (be thanked). Apanya yang disyukuri? Hidupnya atau matinya? Lebih-lebih karena ia menambahkan kata-kata, kami tak mempunyai kuil, atau imam. Namun, upacara penguburan itu justru indah dan membahagiakan (a nice happy funeral). Sama-sama menafikan agama, yang mungkin mereka anggap sebagai lembaga yang menabukan kematian, Akira Kurosawa dan Giovannini mempunyai pandangan berbeda. Sementara Giovannini melukiskan Necrocultura sebagai kenyataan masyarakat sekuler dewasa ini, dengan kebudayaan pragmatisnya dalam segala segi kehidupan, termasuk kematian, Akira Kurosawa melukiskan kematian dengan begitu akrab, sebagai bagian proses alam yang wajar. Namun, lebih
[Forum Pembaca KOMPAS] Komnas Anak Khawatirkan Iklan Rokok
http://www.kompas.com/read.php?cnt=.xml.2008.01.28.11183247channel=1mn=1idx=1 JAKARTA, SENIN -- Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas Anak) mengkhawatirkan agresivitas iklan rokok. Ketua Umum Komnas Anak Setyo Mulyadi mengungkapkan, agresifnya iklan, promosi dan kegiatan sponsor oleh industri rokok telah berkontribusi meningkatkan konsumsi tembakau oleh anak dan remaja di Indonesia. Seluruh bentuk pemasaran, mulai dari iklan-iklan yang propokatif dan sponsor event-event yang digemari remaja ditujukan untuk menjerat remaja menjadi perokok pemula. Dari pemantauan yang kami lakukan dalam kurun waktu Januari-Oktober 2007 terdapat 1350 kali kegiatan yang diselenggarakan/disponsori industri rokok atau sekitar 135 kegiatan tiap bulannya, kata Setyo Senin (28/1) dalam acara Worskhop Perlindungan Anak dari Dampak Iklan, Promosi, dan Sponsor Rokok di Jakarta. Workshop bertujuan meningkatkan kesadaran pembuat kebijakan dan masyarakat sipil untuk melindungi anak-anak dan remaja dari dampak iklan, promosi dan sponsor rokok. Dia menambahkan, masalah iklan ini merupakan masalah urgen mengingat yang diiklankan dan dipromosikan adalah penggunaan zat aditif yang berdampak buruk terhadap kesehatan. Sementara itu industri rokok dibiarkan secara leluasa mengiklankan dan mempromosikan produknya kepada anak-anak dan remaja. Karena itu, sebuah regulasi yang melarang secara menyeluruh iklan promosi dan sponsor rokok mutlak diperlukan demi melindungi generasi bangsa menjadi perokok pemula. Yurnaldi
[Forum Pembaca KOMPAS] Re: cerita kenangan ttg Eyang
Salam, Kalau Pak Harto telah masuk KNIL itu karena waktu itu belum ada Peta,Heiho atau TNI.Yang ada hanya KNIL saja.Just as simple as that! Dan itu hanya ksempatan satu2nya karena Pak Harto hanya tamat SD., jadi mencari pekerjaan lain tidak mudah. Wasalam, Wal Suparmo --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Haniwar Syarif [EMAIL PROTECTED] wrote: saya lagi nonton TV yg menyiarkan kenangan kenangan sekitar Eyang. eh di TV 7 ada cuplikan pidarto Bung karno , yang jelas bilang bhw supersemar bukan untuk pemindahan kekuasaan , eh istri saya nyeletuk.., nanti ketemu Bung Karno Eyang bilang apa ya... tentu kita nggak pernah akan tahu... Ada lagi siaran TV lain.klau nggak salah SCTV . yg menyiarkan hidup beliau dr kecil.. ternyata Eyang pertama berkerier di militer sbg anggota KNIL oh pernah jadi tentara penjajah ? ( KNIL itu kan dikenal tentara penjajah..Belanda, yaitu yg dilawan oleh Naga Bonar.. Ununglah kemudian beliau mencatatkan diri sbg TNI.. tapi bagian hidupnya sbg KNIL baru saya tahu hari ini.. Tapi betapapun.. semoga Eyang dimaafkan segala dosanya nya dan diterima amalnya oleh YME. Sementara didunia ini, tentu banyak yg sedih , entah krn di tinggal oleh beliau, entah krn ketakutan setelah di tinggal beliau , atau malah krn berarti tidak bisa membawa bveliau ke pengadilan.. Hampir tak ada yg gembira.., mungkin kjecuali Felix Tampubolon dkk, yg merasa telah sukses dlm berjuang mencegah Eyang diadili.. Betapapun doa agar beliau mendapat tempat yg layak .disisiNya ..tetap pantas dipanjatkan.. Salam Haniwar
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Komnas Anak Khawatirkan Iklan Rokok
Saya mengusulkan kepada Komnas Anak untuk mulai segera melakukan langkah-langkah hukum terhadap kejahatan industri rokok dalam mempromosikan rokok. Rokok adalah termasuk NARKOBA karena rokok mengandung Bahan Adiktif (Narkoba: Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif). Mempromosikan dan menjual rokok adalah sama berbahayanya dengan mempromosikan dan menjual narkoba. Hanya ada satu kata: LAWAN! Adi Sasongko --- Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED] wrote: http://www.kompas.com/read.php?cnt=.xml.2008.01.28.11183247channel=1mn=1idx=1 JAKARTA, SENIN -- Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas Anak) mengkhawatirkan agresivitas iklan rokok. Ketua Umum Komnas Anak Setyo Mulyadi mengungkapkan, agresifnya iklan, promosi dan kegiatan sponsor oleh industri rokok telah berkontribusi meningkatkan konsumsi tembakau oleh anak dan remaja di Indonesia. Seluruh bentuk pemasaran, mulai dari iklan-iklan yang propokatif dan sponsor event-event yang digemari remaja ditujukan untuk menjerat remaja menjadi perokok pemula. Dari pemantauan yang kami lakukan dalam kurun waktu Januari-Oktober 2007 terdapat 1350 kali kegiatan yang diselenggarakan/disponsori industri rokok atau sekitar 135 kegiatan tiap bulannya, kata Setyo Senin (28/1) dalam acara Worskhop Perlindungan Anak dari Dampak Iklan, Promosi, dan Sponsor Rokok di Jakarta. Workshop bertujuan meningkatkan kesadaran pembuat kebijakan dan masyarakat sipil untuk melindungi anak-anak dan remaja dari dampak iklan, promosi dan sponsor rokok. Dia menambahkan, masalah iklan ini merupakan masalah urgen mengingat yang diiklankan dan dipromosikan adalah penggunaan zat aditif yang berdampak buruk terhadap kesehatan. Sementara itu industri rokok dibiarkan secara leluasa mengiklankan dan mempromosikan produknya kepada anak-anak dan remaja. Karena itu, sebuah regulasi yang melarang secara menyeluruh iklan promosi dan sponsor rokok mutlak diperlukan demi melindungi generasi bangsa menjadi perokok pemula. Yurnaldi Never miss a thing. Make Yahoo your home page. http://www.yahoo.com/r/hs
[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Soeharto Wafat (Gencatan Senjata Selama Berkabung)
Kalau masa perkabungan para keluarga korban kekejaman Orba sampai kapan berhentinya, Bung? Pernahkah ada imbauan untuk mengerti kesedihan yang dirasakan oleh keluarga mereka juga? Tak perlu ada gencatan-gencatan senjata. Yang demen pakai senjata itu Orba kok :) manneke eben ezer [EMAIL PROTECTED] wrote: Dengan ini, diumumkan gencatan senjata hingga masa berkabung berakhir. Bisa dimengerti kesedihan yang dirasakan oleh keluarga. hanya itu.. - Looking for last minute shopping deals? Find them fast with Yahoo! Search. [Non-text portions of this message have been removed] - Be smarter than spam. See how smart SpamGuard is at giving junk email the boot with the All-new Yahoo! Mail [Non-text portions of this message have been removed]
Re: Bls: [Forum Pembaca KOMPAS] TOLAK BERKABUNG SEMINGGU UTK HMS
sabar... itukan himbauan... bukan keharusan dan kewajiban... gak pasang bendera, gak apa2 kan? kesedihan dan kehilangan itu datangnya dari hati bukan dari bendera, koq Purnawan D. Negara [EMAIL PROTECTED] wrote: SETUJU.. -PDN- - Pesan Asli Dari: Adhie Massardi [EMAIL PROTECTED] Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Terkirim: Minggu, 27 Januari, 2008 8:29:06 Topik: [Forum Pembaca KOMPAS] TOLAK BERKABUNG SEMINGGU UTK HMS Saudara-saudara sebangsa dan setanahair. HM Soeharto adalah orang besar bagi negeri ini. Saya setuju. Jasanya banyak, saya juga setuju (meskipun dengan catatan). Maka kita perlu menundukkan kepala atas kepergiannya menghadap Sang Khalik. Tapi pernyataan Pemerintah SBY yang mengumumkan Perkabungan Nasional Seminggu dan selama itu kita diwajibkan mengibarkan Merah-Putih menurut saya itu too much. Berlebihan. Kita harus menghormati yang menghormati HM Soeharto Tapi (Pemerintah) SBY juga harus menghormati korban-korban (politik) HM Soeharto. Sehari atau maksimal 3 (tiga) hari untuk perkabungan nasional is enough. Bahkan bila tak ada kesalahan sekalipun. Maka demi menjaga harmoni berbangsa-bernegara kita harus menolak Perkabungan Nasional Seminggu itu. Karena ini akan mengundang kemarahan rakyat yang sebetulnya juga menghormati HM Soeharto tapi sekarang sedang dirundung malang dihajar mahalnya harga sembako dan terus merosotnya daya beli rakyat. Salam! Adhie M Massardi (Pengagum Soeharto juga) - Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now. [Non-text portions of this message have been removed]
[Forum Pembaca KOMPAS] alamat AJI
dear all, Mohon info mengenai alamat, telepon, dan kontak person Aliansi Jurnalis Indonesia. Terima kasih bantuannya. Salam, Ati silahkan berkunjung ke www.dkj.or.id untuk informasi program Never miss a thing. Make Yahoo your home page. http://www.yahoo.com/r/hs [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Yg sebenarnya ttg PLTN Re: Rasionalitas (Irasionalitas) Iptek Nuklir
Pak Sadjuga, Bom yang dijatuhkan di HIROSHIMA LITTLE BOY adalah U-235 dan di Nagasaki FAT MAN adalah Pu-239. Semoga bermanfaat. Salam, Iwan Kurniawan - Original Message - From: [EMAIL PROTECTED] To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Sent: Friday, January 25, 2008 10:48 PM Subject: Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Yg sebenarnya ttg PLTN Re: Rasionalitas (Irasionalitas) Iptek Nuklir Ya, Pak Tanuri, Bomb yang dijatuhkan tahun 45 menggunakan Uranium seperti yang digunakan di Chernobyl tapi supaya lebih dahsyat lagi ditambah hidrogen. Reaksi dari fisi Uranium digunakan untuk memantik reaksi fusi hidrogen. Bom nuklir modern menggunakan Plutonium. Dulu pernah populer sebutan bom neutron. Ini hanya penghalusan dari bom nuklir yang dioptimasi sedemikian rupa baik komposisi maupun ketinggian waktu bom meledak sehingga yang sampai muka bumi hanya EMP nya (Elektro Magnetic Pulse) yang merusak semua mesin dan alat listrik namun gedung tetap utuh. Teknologi selalu bermuka dua, tergantung menggunakannya. Salam, Sadjuga
[Forum Pembaca KOMPAS] Pak Harto : To Forgive But Not To Forget
Kalimat kunci bagi semua hal yang berkait almarhum Pak Harto tentunya adalah *memaafkan tapi tidak melupakan, *kita semua sering mencampur adukkan antara masalah moral dengan masalah teknis. Mungkin sudah menjadi kebiasaan di masyarakat kita untuk melakukan zero sum game,yang dalam bahasa sendiri saya artikan sebagai,kalau sesorang baik maka semua kelakuannya harus dianggap baik,kalau seseorang jahat maka seluruh kelakuannya harus dianggap jahat. Mungkin karena itu pula pranata-pranata teknis yang dimaksudkan untuk menyelesaikan masalah secara kasus per kasus seperti pengadilan jadi kata yang begitu tabu bagi masyarakat nusantara,akibat zero sum mind. [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Warisan Soeharto
Setelah pak Harto digulingkan rakyat, muncul berita-berita yang berbeda tidak seperti yang dipelajari di buku sejarah nasional Indonesia terutama tentang pemberontakan PKI tahun 1965 yang konon menurut sumbernya adalah kudeta Pak Harto terhadap Bung Karno dan supersemar yang dipalsukan. Seandainya ini semua benar, bukanlah sejarah yang terulang tapi hukum karma yang harus diterima. Siapa yang menabur, dia akan menuai siapa yang menabur angin, dia akan menuai badai... Memang hebat ramalan mama Lauren...seorang tokoh negarawan yang ditakuti kawan dan lawan akan meninggal di tahun 2008. gak usah lama-lama lagibulan pertama tahun 2008... Hukuman manusia bisa dihindari, hukuman Tuhan, siapa yang bisa? Biarlah dosa-dosa Pak Harto dibawa mati utang-utang negara tetap harus dibayar.oleh anak-anaknya. bukankah Pak Harto berbuat demikian demi anak2nya juga? Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED] wrote: Oleh Jakob Oetama http://www.kompas.com/kompascetak/read.php?cnt=.kompascetak.xml.2008.01.28.02044658channel=2mn=2idx=2 Haji Muhammad Soeharto, presiden kedua RI, menghadap Sang Khalik. Persiapannya cukup panjang disertai dengan terganggunya kesehatan dan tinggal menyendiri. Itu memberi kesan sengaja mengasingkan diri dari masyarakat ramai. Ia berhenti dari kursi kekuasaan setelah mengemban tugas kepresidenan selama 31 tahun disertai pergolakan politik. Serupa seperti yang dialami Presiden Soekarno yang adalah sang proklamator kemerdekaan bangsa dan negara Indonesia. Soekarno juga telah cukup lama memimpin pemerintahan dari tahun 1945 sampai tahun 1965 meskipun dalam periode sistem pemerintahan yang berbeda. Presiden pertama wafat setelah menderita sakit dan diisolasi dari bakat serta kebetahan kepribadiannya, yakni berada di tengah rakyat banyak. Ada persamaan jalan hidup antara presiden pertama dan presiden kedua. Keduanya memerintah dalam waktu lama dan sama-sama jatuh dari kekuasaannya. Sama-sama pula disertai pergerakan dalam kericuhan proses suksesi mereka. Suatu koinsidensi yang masuk akal jika menimbulkan pertanyaan dan pelajaran sejarah yang bermanfaat bagi perikehidupan kita selanjutnya sebagai bangsa dan negara. Dalam 20 tahun periode pemerintahan Soekarno berlaku beragam sistem sosial politik. Ada periode kebersamaan dan kedaruratan selama dua dasawarsa itu. Berlaku beragam sistem pemerintahan, sebut saja demokrasi liberal dan demokrasi terpimpin. Agenda sentral kehidupan kenegaraan dan kemasyarakatan disertai pancaroba pencarian, pergumulan, dan pemantapan pembangunan negara dan pembangunan bangsa. Terjadi dikotomi antara faham politik dan kebangsaan yang mengacu kepada UUD 1945 dan berbagai ideologi partisan yang, misalnya, melahirkan gerakan Darul Islam (DI) dan gerakan Partai Komunis Indonesia (PKI) yang memuncak pada gerakan 30 September 1965. Terjadi proses pemantapan negara kesatuan berikut keutuhan teritorialnya. Kerangka internasional yang dipelopori dan dibangkitkan Bung Karno adalah antikolonialisme dan neokolonialisme serta kebangkitan Asia-Afrika. Indonesia pelopor dari New Emerging Forces. Perikehidupan sosial-ekonomi terabaikan dan hal itu kemudian merupakan kekuatan kontraproduktif dan kejatuhan presiden pertama ketika berkoinsidensi atau berinteraksi dengan G30S. Jenderal Soeharto ditempatkan oleh perubahan drastis dan disertai kekerasan pada posisi kepemimpinan. Berlatar belakang militer, memegang komando tetapi sekaligus juga cerdas dan tegas. Estafet kepemimpinan nasional jatuh kepadanya. Represi Bung Karno terutama karena dibuat ganas, keras, dan kejam oleh PKI membuahkan kekuatan dan gerakan kontraproduktif yang sekaligus menjatuhkan kedudukannya. Masuk akal alias logis jika perubahan besar terjadi. Beruntunglah TNI berideologi negara Pancasila, bersendikan UUD 1945, membela negara kesatuan dan berakar sejarah laskar rakyat. Itu latar belakang doktrin dwifungsi dan didirikannya organisasi politik baru yang berupa kekaryaan. Dengan pemahaman yang diasumsikan bahwa masalah ideologi telah selesai dan solid disertai pula pandangan dan sikap pragmatis terjadilah perubahan orientasi dan prioritas agenda dan program nasional. Sebutlah dari politik dan berpolitikan ke kerja nyata untuk memperbaiki perikehidupan sosial ekonomi rakyat, kerangka dan arah sosial ekonomi negara dan masyarakat dan mengambil sikap terbuka sehingga bisa memanfaatkan sumber hubungan, bantuan, dan kerja sama internasional. Adalah kecerdasaan Presiden Soeharto dan keterbukaannya yang tahu diri sehingga dapat direkrut para pembantu pada tingkat menteri yang dalam bidang ekuin dan bidang lain memberikan kualitas kompetensi profesional dan teknokratis. Perbaikan dalam perikehidupan sosial ekonomi rakyat dan negara berubah pesat secara positif. Jika pemerintah dan pemerintahan waktu itu adalah otokratis, otokrasi itu sekaligus teknokratis dan kompeten. Sayang pola, semangat, dan praksis otokrasi yang tercerahkanenlighteneditu tidak bertahan. Kekuasaan