Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Soeharto Wafat

2008-01-27 Terurut Topik Inez Dikara
pada akhirnya
hanya kita
dan neraca.

(Judgement Day, Inez Dikara, 2007)


Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED] wrote:

   Laporan Wartawan Kompas Maria Susy Berindra A
 
 
http://www.kompas.com/read.php?cnt=.xml.2008.01.27.13290320channel=1mn=1idx=1
 
 JAKARTA, KAMIS - Mantan Presiden Soeharto meninggal dunia pada pukul
 13.10 WIB, Hal ini diterangka Kapolsek Kebayoran baru, Kompol. Dicky
 Sonandi, di Jakarta, Minggu (27/1). Menurut rencana, jenazah akan
 segera disemayamkan di rumah duka Jalan Cendana, Jakarta.
 
 LHW,Maria Susy Berindra A
 
 
 
   

 Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum Pembaca KOMPAS] BBC E-mail: Indonesia ex-leader Suharto dies

2008-01-27 Terurut Topik Dewi Novirianti
-- Forwarded message --

Dewi Novirianti saw this story on the BBC News website and thought you
should see it.

** Message **
BBC News on Soeharto

** Indonesia ex-leader Suharto dies **
Indonesia's ex-leader, 86, Suharto dies after suffering multiple organ
failure, police and hospital authorities say.
 http://news.bbc.co.uk/go/em/fr/-/2/hi/asia-pacific/7211565.stm 


** BBC Daily E-mail **
Choose the news and sport headlines you want - when you want them, all
in one daily e-mail
 http://www.bbc.co.uk/email 


** Disclaimer **
The BBC is not responsible for the content of this e-mail, and anything
written in this e-mail does not necessarily reflect the BBC's views or
opinions. Please note that neither the e-mail address nor name of the sender
have been verified.

If you do not wish to receive such e-mails in the future or want to know
more about the BBC's Email a Friend service, please read our frequently
asked questions. http://news.bbc.co.uk/1/hi/help/4162471.stm


[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Istana Turut Berduka dengan Kepulangan Soeharto

2008-01-27 Terurut Topik Erwan Susandi
Gading mati meninggalkan gading, soeharto ninggalkan hutang.

Pada tanggal 27/01/08, Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED] menulis:
 Laporan wartawan SONORA, Rico

 http://www.kompas.com/read.php?cnt=.xml.2008.01.27.14042133channel=1mn=1idx=1

 JAKARTA, MINGGU - Usai melakukan rapat terbatas di Istana Negara,
 Jakarta, Jumat (27/2), Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan
 pernyataan resmi sehubungan dengan meninggalnya mantan presiden
 Soeharto.

 Kami turut berduka atas meninggalnya Bapak Seoharto, Presiden RI
 ke-2, demikian penggalan pernyataan bela sungkawa Presiden Yudhoyono.
 Atas nama rakyat dan pemerintah Indonesia, Presiden Yudhoyono
 menyampaikan pernyataan bela sungkawa ini. Presiden Yudhoyono juga
 mengajak rakyat Indonesia memberikan penghormatan setinggi-tingginya
 kepada Pak Harto atas jasa-jasanya terhadap bangsa.

 Mengakhiri pernyataan bela sungkawanya, Presiden Yudhoyono menaikkan
 doa Alfatihah. Usai menyampaikan pernyataan belasungkawa, Presiden dan
 Wakil Presiden berikut para menteri melakukan koordinasi untuk
 mengambil langkah bersama terkait dengan peristiwa meninggalnya
 pemimpin Orde Baru tersebut.




[Forum Pembaca KOMPAS] cerita kenangan ttg Eyang

2008-01-27 Terurut Topik Haniwar Syarif
saya lagi nonton TV  yg menyiarkan kenangan kenangan sekitar Eyang.

eh di TV 7 ada cuplikan  pidarto Bung karno , yang jelas bilang bhw 
supersemar bukan untuk pemindahan kekuasaan ,

eh istri saya nyeletuk.., nanti ketemu Bung Karno   Eyang bilang apa ya...


tentu kita nggak pernah akan tahu...

Ada lagi siaran TV lain.klau nggak salah SCTV  . yg menyiarkan hidup 
beliau  dr kecil..

ternyata Eyang pertama berkerier di militer sbg anggota KNIL oh 
pernah   jadi tentara penjajah ? ( KNIL itu kan dikenal tentara 
penjajah..Belanda, yaitu yg dilawan oleh  Naga Bonar..

Ununglah kemudian beliau mencatatkan diri sbg TNI..

tapi bagian hidupnya sbg KNIL baru saya tahu hari ini..

Tapi betapapun.. semoga Eyang dimaafkan segala dosanya nya dan diterima 
amalnya oleh YME.

Sementara didunia ini, tentu banyak yg sedih , entah krn di tinggal oleh 
beliau, entah krn ketakutan setelah di tinggal beliau , atau malah krn 
berarti tidak bisa membawa bveliau ke  pengadilan..

Hampir tak ada yg gembira.., mungkin  kjecuali Felix Tampubolon dkk, yg 
merasa telah sukses  dlm berjuang mencegah Eyang diadili..

Betapapun doa agar beliau mendapat tempat yg layak .disisiNya ..tetap 
pantas dipanjatkan..


Salam

Haniwar




Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Eyang berpulang

2008-01-27 Terurut Topik chipput aini
Semoga Diampuni dosa-dosa Soeharto oleh Allah SWT, hanya 3 amalan yang
membantu Seoharto di alam sana : Amla Jariah, Ilmu yang bermanfaat dan anak
yang shaleh, jika tidak dimiliki Soeharto maka siksa api neraka lah
balasannya, dan satu lagi orang -orang yang terzhalimi semasa Soeharto
memimpin akan tetap menjadi beban dosa yang tak terampuni sebelum yang
terzhalami memaafkan Soeharto


[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum Pembaca KOMPAS] Besok Ketua DPR Akan Lepas Jenasah Soeharto

2008-01-27 Terurut Topik Agus Hamonangan
http://www.kompas.com/read.php?cnt=.xml.2008.01.27.15193389channel=1mn=1idx=1

JAKARTA, MINGGU - Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono dan Wakil
Presiden Jusuf Kalla, menurut informasi yang diterima Kompas di istana
Wapres akan melawat ke Cendana pada pkl. 16.00 WIB.

Esok pagi, Senin (28/1) sekitar pkl. 09.00 WIB, Ketua DPR Agung
Laksono akan melepas keberangkatan jenasah ke Astana Giri Bangun, Solo
sebelum jenasah diberangkatkan dengan pesawat dari Lanud Halim Perdana
Kusuma.

Wapres Jusuf Kalla dan Presiden SBY dijadualkan akan menerima
jenasahnya di Solo, esok paginya.

Karena itu, Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden
Jusuf Kalla, menurut informasi yang diterima Kompas di istana Wapres
akan melawat ke Cendana pada pkl. 16.00 WIB.

Esok pagi, sekitar pkl. 09.00 WIB, Ketua DPR Agung Laksono akan
melepas keberangkatan jenasah ke Astana Giri Bangun, Solo.

Sebelum jenasah diberangkatkan dengan pesawat dari Lanud Halim Perdana
Kusuma, Wapres Jusuf Kalla dijadualkan akan melepas. Presiden SBY
dijadualkan akan menerima jenasahnya di Solo, esok paginya.

Berkaitan dengan kematian Soeharto, seluruh jadual kepresidenan hari
ini dan esok dibatalkan.

Sementara itu, menurut mantan Mensesneg Moerdiono, Soeharto akan
dimakamkan di sisi makam istrinya, Alm. Ny.Tien Soeharto.



[Forum Pembaca KOMPAS] Seorang Wartawan Tertabrak Mobil

2008-01-27 Terurut Topik Agus Hamonangan
Laporan Wartawan Sonora, Valen

http://www.kompas.com/read.php?cnt=.xml.2008.01.27.15110048channel=1mn=1idx=1

JAKARTA, MINGGU - Pengawalan mobil jenazah Soeharto dari Rumah Sakit
Pusat Pertamina (RSPP) ke rumah duka di Jalan Cendana Jakarta membawa
korban. Seorang wartawati televisi swasta RCTI, tertabrak salah satu
kendaraan yang akan keluar lewat pintu utama RSPP.   

Saksi mata menyebutkan, reporter RCTI tersebut sedang bersiap-siap
untuk membenahi tripod dan kamera usia iring-iringan mobil jenazah
keluar dari RSPP sekitar pukul 14.35 WIB. Namun, tiba-tiba kendaraan
berwarna hitam dengan dengan nomor polisi B1498BK negbut dan menabrak
perempuan tersebut.

Korban langsung dibawa ke ruang instalasi gawat darurat untuk mendapat
perawatan. Pengendara mobil langsung diamankan sementara mobilnay
masih diparkir tidak jauh dari lobi utama RSPP dengan lampu sein menyala.

Sampai berita ini diturunkan belum diketahui siapa penabraknya. Pada
mobil tersebut terdapat lambang DPR dan stiker bertuliskan keluarga
besar paspampres.



[Forum Pembaca KOMPAS] Kasus dan Status Kepahlawan Soeharto, Terserah Pemerintah

2008-01-27 Terurut Topik Agus Hamonangan
http://www.kompas.com/read.php?cnt=.xml.2008.01.27.1506462channel=1mn=1idx=1

JAKARTA, MINGGU - Terkait dengan berbagai kasus yang menimpa mantan
Presiden Soeharto dan status kepahlawanannya, keluarga menyerahkan
seluruh persoalan kepada pemerintah. Hal itu disampaikan mantan
mensesneg Moerdiono kepada Kompas sesaat sebelum jenasah mantan
presiden Soeharto diberangkatkan ke Cendana, Minggu (27/1).

Biarlah semuanya itu pemerintah yang memutuskan.Termasuk juga soal
pahlawan. Keluarga tidak akan mengajukan ke pemerintah. Pemerintah
yang harus mengambil keputusan sendiri, ungkap Moerdiono

Menurut Moerdiono, sore ini, jenasah Soeharto akan disemayamkan
dauhulu di kediaamannya di Cendana. Baru saja pkl. 14.30 WIB, jenasah
dibawa dengan mobil ambulan ke kediaman pribadinya.

Tampak di depan mobil ambulan duduk Titik Soeharto yang dengan mata
sembab berkerudung hitam selalu mengangguk dan menunduk sambil kedua
tangannya tetangkup kepada ratusan massa yang berjubel di pinggir
jalan Rumah Sakit Pusat Pertamina.

Moerdiono mengakui dirinya tidak tahu jadual detil pemakaman mantan
atasannya itu. Yang saya tahu besok pagi diberangkatkan ke
Solo,tambahnya.



Re: [Forum Pembaca KOMPAS] HOW IMF, WORLD BANK FAILED AFRICA

2008-01-27 Terurut Topik Adhie Massardi
Maaf, Pak KM, apakah baru tahu atau baru bisa komentari sekarang?
IMF (Internasional Misery Fund) memang begitu kerjanya. Dan antek-anteknya kini 
menguasai Jalan ekonomi negeri kita. Boediono (Menko), Sri Mulyani (Menkeu), 
dan Mary Pangestu (Mendag). Mereka harus segera disingkirkan karena menjadi 
Trio Penghisap Darah Rakyat!

Adhie M Massardi

- Original Message 
From: Kartono Mohamad [EMAIL PROTECTED]
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Sent: Sunday, January 27, 2008 12:31:46 PM
Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] HOW IMF, WORLD BANK FAILED AFRICA


















Untuk pelajaran kita bersama. Ternyata di mana-mana IMF dan WB mendiktekan

model ekonomi yang membuat negara pengikut (pengutang) menjadi lebih

sengsara, termasuk liberalisasi ekonomi dan swastanisasi di segala bidang

(juga pendidikan dan kesehatan).

Kita juga sudah tergiur untuk mementingkan peningkatan industri manufaktur

dan melupakan industri pertanian yang pada mulanya menjadi tulang punggung

ketahanan kita.

Sekarang kita sudah lepas dari IMF tetapi dampak dan pengaruhnya terhadap

kenijakan kita belum hilang. Sampai pun gejolak harga kedelai membuktikan

bahwa sebenarnya kita tidak mempunyai konsep ke depan yang jelas. Kita belum

berhasil menemukan jati diri kita seperti halnya Malaysia.

Salam

KM





HOW IMF, WORLD BANK FAILED AFRICA



New African

January 1, 2007

Anonymous



The IMF has received heavy criticism for its handling of various financial

crises in middle-income countries: Mexico (1965), Russia (1998), Brazil

(1998), Turkey (1998) and Argentina (2001). But perhaps the most famous is

the Asian financial crisis of the late 1990s, occurring during Michel

Camdessus' tenure as head of the IMF (more recently he has sat on Tony Blair

s Commission for Africa).



The problem with the World Bank and IMF's focus on export-led growth or

export-led development is the way that it has been pursued. Most

industrialised or newly-industrialise d countries have moved away from

exports that are focused on agriculture, and into trading manufactured goods



As the Norwegian economist, Erik Reinert, points out: No nation has ever

taken the step from being poor to being wealthy exporting raw materials in

the absence or a domestic manufacturing sector.



Although history suggests nobody gets rich by exporting low value

agricultural commodities, the World Bank and IMF seem to he encouraging or

forcing poor countries, especially in Africa, to pursue just such a strategy

 with disastrous results.



Take the international coffee trade as a case in point. In coffee producing

countries, the World Bank and IMF have been advising or requiring

governments to liberalise. This has involved measures such as eradicating

controls on supply and prices, disbanding state trading boards and actively

encouraging increased production and exports.



For example, in 1998, under the Highly indebted Poor Country (HIPC)

initiative, C�te d'Ivoires eligibility for debt relief was made conditional

cm the full liberalisation of its coffee sector by the 1998/99 crop year.

This was also backed up with a second national agricultural services support

project, funded by the World Bank, which sought to increase productivity for

all crops, including coffee, as well as stressing the requirement to fully

liberalise the cottee sector. Perhaps the greatest success has been in

Vietnam where the World Bank has helped promote a massive expansion of

coffee growing. In 1993, for example, the World Bank funded an agricultural

rehabilitation project with an aim of diversitying export income through the

expansion of coffee and rubber exports. As a result, since the late 1980s,

Vietnam has risen from a marginal coffee producer, producing less than 50

000 metric tons, to one of the world's largest producer. By the late 1990s,

it was producing some 400,000 tons of coffee.



During the same period, the World Bank and IMF were requiring other coffee

producing nations - such as Uganda, Ethiopia and Kenya - to liberalise their

agricultural sectors and encouraging increased coffee exports.



For example, a study of Uganda by the World Bank in 1993 advised the Ugandan

government to plan for a greater share of the world coffee market. The study

argued that Uganda could double its coffee exports to perhaps five million

bags, without significantly affecting medium-term international prices of

Robusta coffee.



Unfortunately, the study did not seem to take into account the implications

of increased production and exports being encouraged by the IMF and World

Bank in other parts of the world. The result of the oversupply has been a

price collapse and a crisis in coffee producing countries.



According to a World Bank study in 2002, coffee prices have declined

sharply in recent years because of large increases in coffee production and

exports from traditional exporters such as Brazil and new entrants such as

Vietnam, Between July 

[Forum Pembaca KOMPAS] Diinstruksikan Bendera Setengah Tiang Tujuh Hari

2008-01-27 Terurut Topik Agus Hamonangan
http://www.kompas.com/read.php?cnt=.xml.2008.01.27.16251234channel=1mn=1idx=1

JAKARTA, MINGGU - Pemerintah secara resmi melalui Menteri Sekretaris
Negara Hatta Rajasa menginstruksikan pengibaran bendera merah putih
setengah tiang untuk seluruh kantor/instansi pemerintah, perwakilan RI
di luar negeri, kantor swasta, dan masyarakat luas selama tujuh hari
mulai 27 Januari-2 Februari 2008. Selama tujuh hari itu, kita
nyatakan sebagai hari berkabung nasional, ujar Hatta di Kantor
Sekretariat Negara, Jakarta, Minggu (27/1).

Instruksi berkabung nasional dengan pengibaran bendera setengah tiang
selama tujuh hari itu didasarkan pada PP Nomor 62 Tahun 1990.

Hatta juga menjelaskan secara resmi keterangan pemerintah atas
meninggalnya mantan Presiden Soeharto atas dasar keterangan tim dokter
kepresidenan. Soeharto meninggal di RSPP, Jakarta, 27 Januari 2008
pukul 13.10 WIB. Soeharto akan dimakamkan di makam keluarga di Astana
Giribangun, Karanganyar, Jawa Tengah, Senin, 28 Januari 2008 dengan
inspektur upacara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, ujarnya.

Jenazah Soeharto akan diberangkatkan dari rumah di Jalan Cendana 8 ke
Karanganyar dengan Inspektur Upacara Ketua DPR Agung Laksono. Saat
ini, Presiden Yudhoyono dan rangkaian kendaraan yang panjang tengah
bersiap-siap melayat ke Cendana dari Istana Merdeka, Jakarta.

Wisnu Nugroho A



[Forum Pembaca KOMPAS] re: Pollycarpus Divonis 20 Tahun

2008-01-27 Terurut Topik manneke budiman
Dibilang pembodohan karena bau politiknya sangat kuat, jadi bukan soal 
kemanusiaannya yang jadi landasan, melainkan kepentingan politik di balik upaya 
menampilkan orang jahat sebagai manusia normal ini. Kalo memang urusannya 
kemanusiaan, kok yang ditampilkan Pollycarpus? banyak tuh, copet, garong, 
rampok yang orang baik-baik tapi terpaksa berbuat jahat karena himpitan 
ekonomi. Apa sih Polly ini bunuh Munir karena tekanan ekonomi? Kalo mau bicara 
kemanusiaan, bicaralah soal korban kejahatan ini, yaitu Munir. Tampilkan 
istrinya. Bukan malah Polly.
   
  Pembodohan, mau dibungkus pakai konsep dan istilah indah apapun, tetap aja 
pembodohan.
   
  manneke

Sumarno [EMAIL PROTECTED] wrote:
  yang saya lihat sih kick andy cuma menampilkan sisi manusiawi dari 
seorang bajingan, penjahat, rampok atau apapun namanya.
artinya sejahat2nya orang masih punya sisi humanis dalam dirinya. kalo dibilang 
pembodohan ya enggak juga...

jangan2 kita terbiasa nonton sinetron dimana tokohnya digambarkan hitam putih, 
sosok jahat bener2 jahat dan bengis bak iblis tanpa ada sisi baiknya sama 
sekali, sementara sosok protagionis digambarkan sangat baik tanpa cacat laksana 
malaikat.

mudah2an pak sohib bukan orang yang suka nonton sinetron seperti itu hehehe...

meminjam lagunya seurieus, penjahat juga manusia...punya rasa punya hati

salam seurrieus,
Marno


[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Menyoal Kasus Soeharto

2008-01-27 Terurut Topik manneke budiman
Sangat mantap, bernas, dan jernih, Bu Meirina. Kalau sudah diterangkan dengan 
jelas seperti ini masih juga ada yang tak ngerti, ya walahualam.
   
  Tolong lebih sering ikut nimbrung dalam berbagai diskusi di FPK. Anda bisa 
jadi ujung tombak pencerdasan bangsa lewat milis ini.
   
  manneke

Meirin [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Khusus buat mas Andi,
maaf mas saya sedang di daerah, lokasi pengeboran yg tidak gampang akses online.
baru punya waktu buat memulai lagi diskusi ini.

kayaknya mas keliru menerjemahkan contoh kasus bengkel saya.
mas, rusak bukan karena memang rusak, tapi si tukang bengkel
punya kuasa atas mesin saat itu dan dia oprek2 karena dia merasa tau,
berdasar pengalaman dia,
tapi dia gak tau sejarah mesin itu.
ah...sudahlah kalo mas Andi gak mau menangkap maksud saya juga,
cape saya ngasi contoh.

Mas, saya percaya logika mas Andi dibangun dari kesadaran berpikir dan fakta2.
tapi cara anda menyimpulkan semuanya, saya kurang setuju.
kalau memang anda orang teknik, dasar apa yg anda ambil untk merumuskan 
kebijakan ekonomi?
scraps in scraps out. anda kumpulkan fakta yg anda tau, berkesinambungankah?
pendidikan kepemimpinan apa yg sudah anda jalani,
pendidikan ekonomi apa?

anda meragukan karangan perkins karena orangnya suka klenik,
kenapa?itu hobi dia?
mas, saya tidak ingat semua bagian buku itu.
yg saya ingat, sebelum nonton wayang,
dia bertemu beberapa mahasiwa, pedagang lokal, dan orang2 lokal,
dan mereka sadar politik Mas. orang2 jaman Sukarna,
bahkan seorang Economic Hitman mengakui kualitas manusia jaman Sukarno.
bandingkan dengan orang2 jaman suharto yg dicuci otaknya,
dibilanglah Suharto ratu adillah,bapak pembangunan lah,
apa yg telah dia lakukan bagi Indonesia?

Mas, Indonesia itu negara kaya,
kalau Mas bener2 orang teknik, entah itu teknik industri,perminyakan, ato 
agraris,
yg pernah turun ke akar rumput,
melihat kondisi langsung tanah Indonesia,
akan menyadari kekayaan itu.
Bandingkan dengan kondisi di luar.
Tapi Indonesia salah urus mas.

Lahan jawa yg sangat subur dijadikan daerah perindustrian.
Pemusatan pembangunan.
Teman saya pernah ke Sumba tahun 1998,
ketika kita heboh kasus Suharto, bahkan orang Sumba baru mengenal senter mas,
yg di bawa temen saya itu.
Pernah mikir gak, kita gak mampu memenuhi kebutuhan daging nasional,
industri daging, sapi atau kambing, cuma ayam, ato susu sapi.
Coba bayangkan lahan padang rumput di nusa tenggara sana yg tak terjamah.
Kota2 maju karena ada Industri berat yg sedang berlangsung di situ.
Balikpapan,Papua,Sumatera.
Padahal ibukota Kalimantan Timur Kutai Mas.
Sejarahnya hancur,kebanggaannya hancur. Digilas oleh mesin2 berat perminyakan 
di balikpapan.

Manusia punya harga diri karena sejarahnya.
latar belakangnya.
Sejarah apa yg ditanamkan Suharto dikepala generasi muda.
Kebanggaan apa yg beliau tinggalkan?
gemah ripah loh jinawi?
yg bentar lagi habis dimakan antek2 nya karena salah urus.
Budaya gaji kecil pegawai negeri sehingga gampang diperah,
gampang dihasut, supaya dapat duit lebih buat beli susu anak2nya.
Gaji kecil,gimana bisa hidup kalau gak korupsi.

Akhirnya korupsi membudaya.
berakar,jadi sejarah baru.
Jadi saya tidak bisa menyalahkan warga kebanyakan Pak Anton,
kalau mereka gak bisa kasi bukti apa yg mereka kerjaan di BUMN, di biro pajak,
ato biro2 lainnya.

Solusi saya.
Pangkas habis semua generasi tua yg sudah dicuci otaknya.
Restorasi.tutup perekonomian.
emang kenapa kalau kita di embargo.
saya yakin kalau dikeraskan, manusia Indonesia bisa bertahan hidup.
bahkan mungkin lebih.
bisa menggali dan mengolah hasil bumi sendiri dengan teknologi anak bangsa.

tapi apakah mungkin?
kita masih jadi sapi perah di mata dunia.
kita belum akan dilepas begitu saja.

pertahanan?
apa yg kita harapkan dari sukhoi bekas dan kapal selam satu2nya?

saya kembalikan ke anda pak Andi,
mulai dari mana kita bisa mengubah bangsa Indonesia?
pernahkah terpikir di kepala anda buah hasil peninggalan eyang?
dapatkah teori2 GDP anda memperbaiki bangsa?

Apa peninggalan Suharto yg bisa kita pegang sampai sekarang?
saya tunggu tanggapan anda pak Andi.

Salam,
Meirina
[EMAIL PROTECTED]


[Forum Pembaca KOMPAS] Soeharto Minta Dimakamkan Dekat Bu Tien

2008-01-27 Terurut Topik Agus Hamonangan
http://www.kompas.com/read.php?cnt=.xml.2008.01.27.16003458channel=1mn=1idx=1

SOEHARTO akhirnya berpulang ke Rahmatullah. Jakarta yang sejak pagi
hari mendung (berawan) seakan ikut melepas kepergian Soeharto. Isak
tangis meledak di RSPP. Sanak keluarga Soeharto, semuanya berkumpul
menjelang detik-detik terakhir Soeharto berulang ke Rachmatullah.
Sebelumnya, Soeharto belum melewati masa-masa kritisnya setelah
sejumlah organ tubuhnya gagal berfungsi. Menurut tim dokter yang
merawatnya, sejumlah organ tubuhnya --jantung, paru dan ginjal-- gagal
berfungsi. Lalu apa wasiat Soeharto? Jauh-jauh hari ketika ia masih
berkuasa, Soeharto pernah berwasiat jika Tuhan memanggilnya kelak.

Ia minta dimakamkan di Astana Giri Bangun. Ketika itu menurut
Soeharto, sebenarnya istrinya almarhum Bu Tien Soeharto bisa saja
dimakamkan di taman makam pahlawan karena Bu Tien pemegang bintang
gerilya. Akan tetapi, Bu Tien sendiri, kata Soeharto, telah mendirikan
Yayasan Mangadeg Surakarta --makam keluarga di Astana Giri Bangun.
Dan masak kan saya akan pisah dari istri saya. Dengan sendirinya saya
pun minta
dimakamkan di Astana Giribangun bersama keluarga. Kami tidak mau
menyusahkan anak cucu kami, jika mereka nanti berziarah, kata
Soeharto seperti tertuang dalam buku otobiografinya, Soeharto,
Pikiran, Ucapan dan Tindakan Saya.

Pada tahun 1989, Soeharto sudah mengetahui kalau tindakan mendirikan
Astana Giribangun mengundang reaksi dari masyarakat. Memang saya pun
mendengar orang bicara bahwa belum juga saya mati, saya sudah membuat
kuburan. Padahal yang sebenarnya kuburan itu kami buat untuk yang
sudah meninggal, antaranya untuk ayah kami (mertua saya). Selain itu,
pikiran saya menyebutkan, apa salahnya... sebab toh akhirnya kita
akan meninggal juga. Kalau mulai sekarang kita sudah memikirkannya,
itu berarti kita tidak akan menyulitkan orang lain. Asalkan tidak
menggunakan yang macam-macam, apa jeleknya? tanyanya.

Soeharto juga membantah adanya isu bahwa Astana Giribangun itu dihiasi
dengan emas. Omong kosong. Tidak benar! Dilebih-lebihkan. Lihat
sajalah sendiri, tutur Soeharto sambil menambahkan bahwa bangunan itu
berlantaikan batu pualam dari Tulungagung.

Menurutnya, di ketiga pintu Astana Giribangun ada tulisan yang
mengutip pucung, berisikan pegangan hidup yang sudah diajarkan nenek
moyang secara turun temurun. Hendaknya kita pandai-pandai menerima
omongan orang yang menyakitkan tanpa harus sakit hati, ikhlas
kehilangan tanpa menyesal dan pasrah kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.

Selain berbicara soal Astana Giribangun, Soeharto juga mengakui bahwa
sebagai manusia dirinya tidak luput dari kesalahan. Saya pun tahun
saya tidak luput dari kesalahan. Maka seperti berulangkali pernah saya
katakan, disini pun saya ulangi lagi, hendaknya orang lain mengikuti
contoh-contoh yang baik yang telah saya berikan kepada nusa dan
bangsa, dan menjauhi hal-hal yang buruk yang mungkin telah saya
lakukan selama saya
memikul tugas saya, pesannya.

Apa wasiatnya? Wasiat saya, sebenarnya bukan wasiat saya sendiri,
melainkan wasiat atau pesan kita bersama. Yakni agar mereka yang
sesudah kita benar-benar dapat menjamin kelangsungan hidup bangsa dan
negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila ini, tuturnya.
(Persda Network/Achmad Subechi)

 



[Forum Pembaca KOMPAS] Tetty Manurung: Selamat Jalan Pak...

2008-01-27 Terurut Topik Agus Hamonangan
http://www.kompas.com/read.php?cnt=.xml.2008.01.27.15292646channel=1mn=10idx=12

JAKARTA, MINGGU--Andai saya kemarin ngotot jenguk beliau, mungkin
saja saya bisa bertemu untuk terakhir kalinya. Walaupun mungkin hanya
sekedar melihat, kata penyanyi senior Tetty Manurung saat dihubungi
kompas.com, Minggu (27/1), saat mendengar kabar mantan presiden
Soeharto meninggal dunia, pada pukul 13.10 WIB di Rumah Sakit Pusat
Pertamina (RSPP), Jakarta Selatan.
 
Kamis (24/1) lalu, penyanyi langganan istana negara itu, memang
berniat menjenguk mantan orang nomor satu itu. Sayangnya, lantaran
melihat kondisi yang tak memungkinkan ia akhirnya memilih balik badan.
Padahal, ia sendiri sudah berada di lokasi parkir RSPP.
Mantan penguasa Orde Baru itu, akhirnya dinyatakan meninggal dunia,
pada Minggu (27/1), pukul 13.10 WIB. Soeharto dirawat di RSPP Sejak 24
hari lalu, setelah kondisi kesehatan mengalami penurunan. Saat diwarat
kondisi beliau kerap naik turun hingga akhirnya dinyatakan meninggal
karena kegagalan fungsi organ.
 
Bagaimana pun, kita memang tak bisa menolak takdir. Saya rasa, ini
jalan terbaik buat beliau. Usaha keluarga sudah sangat maksimal, katanya.
 
Secara pribadi saya mengucapkan belasungkawa yang sebesar-besarnya.
Terlepas dari pro-kontra, saya sangat kagum terhadap beliau. Bagaimana
pun beliau pernah berjasa untuk negara ini, ujarnya.
 
Tak ada yang bisa terucap dari penyayi yang juga dokter gigi itu, buat
Pak Harto. Yang ada hanya lah ucapan terima kasih dan ucapan selamat
jalan Selamat jalan pak... (EH)



[Forum Pembaca KOMPAS] Fauzi Bowo Datang Melayat

2008-01-27 Terurut Topik Agus Hamonangan
http://www.kompas.com/read.php?cnt=.xml.2008.01.27.15424715channel=1mn=1idx=1

JAKARTA, MINGGU - Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo bersama istri datang
melayat ke Cendana, setengah jam lalu. Bagi Fauzi, almarhum mantan
Presiden Soeharto meninggalkan kesan yang mendalam bagi dirinya.
Minggu, (27/1).

Bagi saya, Bapak adalah sosok pemimpin. Saya mendapat wejangan dari
beliau. Yang paling berkesan beliau berkata jadilah orang yang berguna
bagi bangsa, katanya.

Saat ditanya apakah ia akan ikut ke Solo, jika jenazah almarhum
Soeharto akan dikebumikan di sana, Fauzi menjawab, Lihat-lihat
nanti, katanya.

BOB



[Forum Pembaca KOMPAS] Kuburan Soeharto Belum Digali

2008-01-27 Terurut Topik Agus Hamonangan
http://www.kompas.com/read.php?cnt=.xml.2008.01.27.16080339channel=1mn=1idx=1

KARANGANYAR, MINGGU - Hingga Sore ini, Astana Giribangun masih sepi.
Hanya terlihat beberapa wartawan dan aparat keamanan. Belum ada
persiapan berarti. Bahkan, kuburan yang dipersiapkan untuk jenazah
mantan Presiden RI kedua, Soeharto, belum digali.

Demikian pengakuan seorang wartawan Solo, Suti Hapsoro, ketika
dihubungi Kompas.com, Minggu (27/1) sore.

Kepala Harian Astana Giribangun, Sukirno, hingga kini belum bisa
dihubungi. Begitu juga Bupati Karanganyar Rina Iriani Sri Ratnaningsih.

Menurut Suti, Sukirno masih menunggu instruksi dari Dalem Kalitan.
Pihaknya sedang menunggu petunjuk untuk melakukan apa saja persiapan
yang harus dilakukan.

Sampai sekarang, persiapan apa saja yang akan dilakukan dan kapan
penggalian kuburan belum diketahui. Pak Sukirno masih menunggu
pemberitahuan dari Dalem Kalitan. Beliau juga sedang sibuk
berkomunikasi dengan pihak Kalitan, jelas Suti.

Menurut Suti, beberapa wartawan yang ada di Astana Giribangun juga
sedang menunggu acara dan prosedur yang akan dilaksanakan berkenaan
dengan pemakaman Soeharto.

Malam nanti, sepertinya akan ada acara di Astana Giribangun. Mungkin
akan ada doa bersama. Mudah-mudahan dalam waktu dekat kami sudah bisa
mendapat kepastian protokoler yang akan dilakukan di Solo dan
Karanganyar, ujarnya.

Menurut Suti, suasana di Astana Giribangun masih sepi. Masyarakat
sekitar juga belum terlihat akan mengadakan acara atau inisiatif.
Tampaknya, masyarakat juga sedang menunggu perintah Kepala Desa atau
tokoh setempat.

Suasana di Astana Giribangun dan sekitarnya masih seperti biasa
saja, kata Suti.

Informasi terbaru yang diterima wartawan, mulai malam ini jalur dari
Kecamatan Matesih menuju Astana Giribangun akan disterilkan. Akses ke
Makam Keluarga Cendana tersebut akan ditutup.

Giribangun secara administratif berada di Kecamatan Matesih, Kabupaten
Karanganyar. Jaraknya sekitar 35 kilometer dari Kota Solo.

Makam Astana Giribangun terletak di Bukit Mangadeg. Makam itu berada
di bawah makam keningratan Pura Mangkunegaran. Di situ tempat
bersemayam Mangkunegaran I yang dikenal dengan Pangeran Sambernyawa. (HPR)



[Forum Pembaca KOMPAS] KTP, Tiket Masuk Layat Soeharto

2008-01-27 Terurut Topik Agus Hamonangan
http://www.kompas.com/read.php?cnt=.xml.2008.01.27.1612075channel=1mn=1idx=1


JAKARTA, MINGGU--- Masyarakat yang ingin melayat Mantan Presiden
Soeharto harus menunjukkan KTP, untuk bisa masuk ke rumah duka. Yuni
(40) ibu rumah tangga asal Roxy, Jakarta harus balik kanan karena
tidak bisa menunjukkan kartu identitas dirinya. Lah saya kagak tahu
harus bawa KTP, saya cuma bawa uang doang, kata Yuni yang datang
bersama anaknya yang berumur 7 tahun.

Tapi, Yuni tidak menyerah. Ia berharap bisa menyelusup bersama
romobongan lainnya. Di rumah duka, ratusan masyarakat terus
berdatangan. Petugas yang melakukan penjagaan tepat di rumah duka
mengatur pelayat yang masuk, secara bergiliran. lima orang, lima
orang ya, yang lain sabar, kata seorang petugas.

Sempat terjadi kericuhan saat serombongan masyarakat yang datang tak
mau dipisah dari rombongannya. Namun, ratusan orang yang telah
mengantri ini harus mengalah mundur beberapa langkah tatkala ada
pelayat dari pihak keluarga ataupun pejabat/mantan pejabat. Beberapa
pejabat yang sudah terlihat datang melayat diantaranya Kepala BIN,
Syamsir Siregar dan beberapa mantan pejabat Orde Baru.

Ramai dan padatnya pengunjung pun membuat para wartawan, kameramen dan
fotografer mengalami kesulitan untuk melihat siapa saja yang datang
melayat. Bahkan beberapa kameramen nekat berdiri di atas pagar, dan
naik ke atas pohon.



[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Pollycarpus Divonis 20 Tahun

2008-01-27 Terurut Topik manneke budiman
Apa nggak mengerikan, Pak Rusdi? Di Indonesia ini rupanya ada orang yang 
bintang pujaannya adalah pembunuh dan preman. Hii.
   
  manneke

Rusdi Mathari [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Pak Ajud
ketulusan untuk negeri itu apa bahkan dengan membunuh orang,
menakut-nakuti rakyat, memaksa publik, ngintelin orang, menyiksa
warga, merampas hak milik rakyat, dan sewenang-wenang? Kalau itu
ketulusan untuk negeri dan karena itu kemudian dianggap pahlawan,
saya sebenarnya telah keliru menjadi manusia. Nanti malam saya akan
berdoa kepada yang punya hidup, agar saya diubah saja menjadi tuhan saja.


[Forum Pembaca KOMPAS] Kematian Paman Gober...

2008-01-27 Terurut Topik Agus Hamonangan
Menanti Kematian Paman Gober...

 Tidak hanya sastrawan Putu Wijaya yang tampil luar biasa dan memukau
 lewat monolognya pada penyerahan Federasi Teater Indonesia (FTI) Award
 2007 di Teater Studio, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Rabu (9/1)
 malam. Sang Presiden BBM, Si Butet Yogya, yang tampil membacakan
 cerita pendek (cerpen), juga luar biasa dan membuat gelak tawa.

 Kematian Paman Gober ditunggu-tunggu semua bebek. Tidak ada lagi yang
 bisa dilakukan selain menunggu-nunggu saat itu. Setiap kali penduduk
 Kota Bebek membuka koran, yang mereka ingin ketahui hanya satu hal:
 apakah hari ini Paman Gober sudah mati. Paman Gober memang terlalu
 kuat, terlalu licin, dan bertambah kaya setiap hari. Gudang-gudang
 uangnya berderet dan semuanya penuh. Setiap hari Paman Gober mandi
 uang di sana, segera setelah menghitung jumlah terakhir kekayaannya,
 yang tak pernah berhenti bertambah, kata Butet Kertaradjasa alias Si
 Butet Yogya tadi, membuka cerita.

 Ratusan pengunjung yang terdiri dari berbagai kalangan, seperti
 Sutrisno Bachir yang wakil rakyat, Fasli Jalal yang Dirjen Dikti, dan
 seniman/budayawan Garin Nugroho, Rendra, Mudji Sutrisno, Tommy F Awuy,
 Didi Petet, Jajang C Noer, Leon Agusta, serta banyak nama terkenal
 lainnya, bagai tak sabar menunggu lanjutan cerita tersebut. Namun,
 pada umumnya, pengunjung sudah bisa menduga-duga siapa Paman Gober dan
 jalan cerita pendek yang ditulis Seno Gumira Ajidarma tahun 1994 itu.

 Butet, yang dikenal sebagai seniman paling rasional, membawakannya
 dengan cukup menghibur dan kocak. Apalagi ketika Paman Gober bicara,
 intonasi dan warna suara tokoh yang mirip dengan cerita imajinasi itu
 ia tirukan dengan sempurna. Penonton tergelak.

 Mestinya, bebek seumur saya ya sudah tahu diri, siap masuk ke liang
 kubur. Ma(ng)kanya, ketika saya diminta menjadi Ketua Perkumpulan
 Unggas Kaya, saya merasakan kegetiran dalam hati saya, sampai berapa
 lama saya bisa bertahan? Apa tidak ada bebek lain yang mampu menjadi
 ketua?

 Lalu Butet melanjutkan pembacaan, nada suara yang lain. Kalimat
 semacam itu masuk ke dalam buku otobiografinya, Pergulatan Batin Gober
 Bebek, yang menjadi bacaan wajib bebek-bebek yang ingin sukses. Hampir
 setiap bab dalam buku itu mengisahkan Paman Gober memburu kekayaan.
 Mulai dari harta karun bajak laut, pulau emas, sampai sayuran yang
 membuat bebek-bebek giat bekerja, meski tidak diberi upah tambahan.

 Lagi-lagi gelak tawa penonton membahana di ruangan yang berkapasitas
 sekitar 250 orang itu. Cerita Kematian Paman Gober karangan Seno
 Gumira Ajidarma tahun 1994 itu dinilai Butet sangat pas dengan kondisi
 minggu-minggu ini.

 Ketika diundang tampil dalam perhelatan Putu Wijaya yang menerima FTI
 Award 2007, saya membaca milis Forum Pembaca Kompas yang mengutipkan
 cerpen Seno tersebut. Spontan saja, saya kopi, lalu saya minta izin ke
 Seno untuk membacakannya, kata Butet kepada Kompas, Kamis (10/1).

 Sebagai seniman, kepiawaian Butet Kertaradjasa�anak ke-5 dari tujuh
 bersaudara keluarga seniman Bagong Kussudiardjo�dalam membacakan puisi
 atau bermonolog dikagumi banyak orang. Butet yang kelahiran
 Yogyakarta, 21 November 1961, ini dikenal sebagai aktor teater�basis
 ia berkesenian.

 Putu Wijaya adalah orang yang menginspirasi dan membuat saya
 bergelimang dengan dunia teater. Padahal saya dulu menilai dunia
 teater itu gila. Saya pernah disuruh jalan pelan sejauh ini (ia
 menunjuk lebar panggung, sekitar 7 meter) selama 30 menit. Gila!
 papar Butet, yang antara lain pernah bergabung di Teater Kita Kita
 (1977), Teater SSRI (1978-1985), Sanggarbambu (1978-1981), Teater
 Dinasti (1982-1985), Teater Gandrik (1985-sekarang), Komunitas Pak
 Kanjeng (1993-1994), Teater Paku (1994), dan Komunitas Seni Kua Etnika
 (1995-sekarang).

 Tentang Paman Gober tadi, di akhir cerita disebutkan, Semua bebek
 menunggu kematian Paman Gober. Tiada lagi yang bisa dilakukan selain
 menunggu-nunggu saat itu. Setiap kali penduduk Kota Bebek membuka
 koran, yang ingin mereka ketahui hanya satu: apakah hari ini Paman
 Gober sudah mati. Paman Gober yang mungkin sebuah personifikasi.
 (YURNALDI)





[Forum Pembaca KOMPAS] Kronologi Kelengseran Soeharto, Mei 1998

2008-01-27 Terurut Topik Agus Hamonangan
http://www.kompas.com/read.php?cnt=.xml.2008.01.27.16234932channel=1mn=1idx=1

Bulan Mei 1998 merupakan momen penting dalam sejarah Indonesia, juga
momen penting bagi Soeharto. Saat itu, dia menyatakan diri mundur dari
kursi kepresidenan. Berikut kronologis lengsernya Soeharto pada Mei 1998.

5 Maret 1998
Dua puluh mahasiswa Universitas Indonesia mendatangi Gedung DPR/MPR
untuk menyatakan penolakan terhadap pidato pertanggungjawaban presiden
yang disampaikan pada Sidang Umum MPR dan menyerahkan agenda reformasi
nasional.  Mereka diterima Fraksi ABRI

11 Maret 1998
Soeharto dan BJ Habibie disumpah menjadi Presiden dan Wakil Presiden

14 Maret 1998
Soeharto mengumumkan kabinet baru yang dinamai Kabinet Pembangunan VII.

15 April 1998
Soeharto meminta mahasiswa mengakhiri protes dan kembali ke kampus
karena sepanjang bulan ini mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi
swasta dan negeri melakukan berunjukrasa menuntut dilakukannya
reformasi politik.

18 April 1998
Menteri Pertahanan dan Keamanan/Panglima ABRI Jendral Purn. Wiranto
dan 14 menteri Kabinet Pembangunan VII mengadakan dialog dengan
mahasiswa di Pekan Raya Jakarta namun cukup banyak perwakilan
mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi yang menolak dialog tersebut.

1 Mei 1998
Soeharto melalui Menteri Dalam Negeri Hartono dan Menteri Penerangan
Alwi Dachlan  mengatakan bahwa reformasi baru bisa dimulai tahun 2003.

2 Mei 1998
Pernyataan itu diralat dan kemudian dinyatakan bahwa Soeharto
mengatakan reformasi bisa dilakukan sejak sekarang (tahun 1998-red).

4 Mei 1998
Mahasiswa di Medan, Bandung dan Yogyakarta menyambut kenaikan harga
bahan bakar minyak ( 2 Mei 1998 ) dengan demonstrasi besar- besaran.
Demonstrasi itu berubah menjadi kerusuhan saat para demonstran
terlibat bentrok dengan petugas keamanan. Di Universitas Pasundan
Bandung, misalnya, 16 mahasiswa luka akibat bentrokan tersebut.

5 Mei 1998
Demonstrasi mahasiswa besar - besaran terjadi di Medan yang berujung
pada kerusuhan.

9 Mei 1998
Soeharto berangkat ke Kairo, Mesir untuk menghadiri pertemuan KTT G
-15.  Ini merupakan lawatan terakhirnya keluar negeri sebagai Presiden RI.

12 Mei 1998
Aparat keamanan menembak empat mahasiswa Trisakti yang berdemonstrasi
secara damai.  Keempat mahasiswa tersebut ditembak saat berada di
halaman kampus.

13 Mei 1998
Mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Jakarta, Bogor, Tangerang,
dan Bekasi datang ke Kampus Trisakti untuk menyatakan duka cita.
Kegiatan itu diwarnai kerusuhan.

14 Mei 1998
Soeharto seperti dikutip koran, mengatakan bersedia mengundurkan diri
jika rakyat menginginkan. Ia mengatakan itu di depan masyarakat
Indonesia di Kairo. Sementara itu kerusuhan dan penjarahan terjadi di
beberapa pusat perbelanjaan di Jabotabek seperti Supermarket Hero,
Super Indo, Makro, Goro, Ramayana dan Borobudur.  Beberapa dari
bagunan pusat perbelanjaan itu dirusak dan dibakar. Sekitar 500 orang
meninggaldunia akibat kebakaran yang terjadi selama kerusuhan terjadi.

15 Mei 1998
Soeharto tiba di Indonesia setelah memperpendek kunjungannya di Kairo.
Ia membantah telah mengatakan bersedia mengundurkan diri.  Suasana
Jakarta masih mencekam. Toko - toko banyak di tutup. Sebagian warga
pun masih takut keluar rumah.
 
16 Mei 1998
Warga asing berbondong - bondong kembali ke negeri mereka. Suasana di
Jabotabek masih mencekam.

19 Mei 1998
Soeharto memanggil sembilan tokoh Islam seperti Nurcholis Madjid,
Abdurachman Wahid, Malik Fajar, dan KH Ali Yafie. Dalam pertemuan yang
berlangsung selama hampir 2,5 jam (molor dari rencana semula yang
hanya 30 menit) itu para tokoh membeberkan situasi terakhir, dimana
eleman masyarakat dan mahasiswa tetap menginginkan Soeharto mundur.

Permintaan tersebut ditolak Soeharto. Ia lalu mengajukan pembentukan
Komite Reformasi. Pada saat itu Soeharto menegaskan bahwa ia tak mau
dipilih lagi menjadi presiden. Namun hal itu tidak mampu meredam aksi
massa, mahasiswa yang datang ke Gedung MPR untuk berunjukrasa semakin
banyak.

Sementara itu Amien Rais mengajak massa mendatangi Lapangan Monumen
Nasional untuk memperingati Hari Kebangkitan Nasional.

20 Mei 1998
Jalur jalan menuju Lapangan Monumen Nasional diblokade petugas dengan
pagar kawat berduri untuk mencegah massa masuk ke komplek Monumen
Nasional namun pengerahan massa tak jadi dilakukan. Pada dinihari
Amien Rais meminta massa tak datang ke Lapangan Monumen Nasional
karena ia khawatir kegiatan itu akan menelan korban jiwa.  Sementara
ribuan mahasiswa tetap bertahan dan semakin banyak berdatangan ke
gedung MPR / DPR. Mereka terus mendesak agar Soeharto mundur.

21 Mei 1998
Di Istana Merdeka, Kamis, pukul 09.05 Soeharto mengumumkan mundur dari
kursi Presiden dan BJ. Habibie disumpah menjadi Presiden RI ketiga.
(ANTARA)

ABD



[Forum Pembaca KOMPAS] Tangis Warga Sambut Kedatangan Soeharto di Cendana

2008-01-27 Terurut Topik Agus Hamonangan
http://www.kompas.com/read.php?cnt=.xml.2008.01.27.15232511channel=1mn=1idx=1

JAKARTA, MINGGU - Isak tangis warga pecah begitu rangkaian kendaraan
yang membawa jenazah mantan Presiden Soeharto memasuki Jalan Cendana,
sekira pukul 14.55, Minggu (27/1). Ratusan warga, termasuk anak bayi
dan balita memadati sisi jalan mulai dari Jalan Tanjung hingga ke
depan rumah Soaeharto di Jalan Cendana nomor 8.

Melati (16), warga Cempaka Putih, mengaku langsung meluncur ke Cendana
begitu mendengar kabar mantan Presiden Soeharto wafat. Ia mendapat
kabar kematian Pak Harto dari siaran televisi. Sementara Upi, warga
lainnya mengatakan begitu sedih karena tak bisa lagi melihat Soeharto.
Nggak bisa lihat lagi, kata Upi dengan linangan air mata.

Namun bukan hanya suasana duka yang tergambar di Cendana. Sebagian
warga lainnya terlihat berlomba-lomba mengabadikan suasana ini dengan
memotret mobil ambulan yang membawa jenazah. Merasa tak leluasa
melihat pemandangan, sejumlah warga bahkan memanjat pagar dari
rumah-rumah yang terletak berseberangan dengan rumah Soeharto. Saat
ini ambulan terparkir di halaman rumah.

BOB



Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Kronologi Kelengseran Soeharto, Mei 1998

2008-01-27 Terurut Topik Bagus Satriyanto
 25 Februari 1998 ILUNI UI mengluarkan pernyataan
SIKAP KEPRIHATINAN CIVITAS ACADEMICA UI dan menutup
Baliho di Salemba 4 yang bertuliskan UI KAMPUS
PERJUANGAN ORDE BARU

Salam 

Bagus Satriyanto
--- Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED]
wrote:


http://www.kompas.com/read.php?cnt=.xml.2008.01.27.16234932channel=1mn=1idx=1
 
 Bulan Mei 1998 merupakan momen penting dalam sejarah
 Indonesia, juga
 momen penting bagi Soeharto. Saat itu, dia
 menyatakan diri mundur dari
 kursi kepresidenan. Berikut kronologis lengsernya
 Soeharto pada Mei 1998.
 
 5 Maret 1998
 Dua puluh mahasiswa Universitas Indonesia mendatangi
 Gedung DPR/MPR
 untuk menyatakan penolakan terhadap pidato
 pertanggungjawaban presiden
 yang disampaikan pada Sidang Umum MPR dan
 menyerahkan agenda reformasi
 nasional.  Mereka diterima Fraksi ABRI
 
 11 Maret 1998
 Soeharto dan BJ Habibie disumpah menjadi Presiden
 dan Wakil Presiden
 
 14 Maret 1998
 Soeharto mengumumkan kabinet baru yang dinamai
 Kabinet Pembangunan VII.
 
 15 April 1998
 Soeharto meminta mahasiswa mengakhiri protes dan
 kembali ke kampus
 karena sepanjang bulan ini mahasiswa dari berbagai
 perguruan tinggi
 swasta dan negeri melakukan berunjukrasa menuntut
 dilakukannya
 reformasi politik.
 
 18 April 1998
 Menteri Pertahanan dan Keamanan/Panglima ABRI
 Jendral Purn. Wiranto
 dan 14 menteri Kabinet Pembangunan VII mengadakan
 dialog dengan
 mahasiswa di Pekan Raya Jakarta namun cukup banyak
 perwakilan
 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi yang
 menolak dialog tersebut.
 
 1 Mei 1998
 Soeharto melalui Menteri Dalam Negeri Hartono dan
 Menteri Penerangan
 Alwi Dachlan  mengatakan bahwa reformasi baru bisa
 dimulai tahun 2003.
 
 2 Mei 1998
 Pernyataan itu diralat dan kemudian dinyatakan bahwa
 Soeharto
 mengatakan reformasi bisa dilakukan sejak sekarang
 (tahun 1998-red).
 
 4 Mei 1998
 Mahasiswa di Medan, Bandung dan Yogyakarta menyambut
 kenaikan harga
 bahan bakar minyak ( 2 Mei 1998 ) dengan demonstrasi
 besar- besaran.
 Demonstrasi itu berubah menjadi kerusuhan saat para
 demonstran
 terlibat bentrok dengan petugas keamanan. Di
 Universitas Pasundan
 Bandung, misalnya, 16 mahasiswa luka akibat
 bentrokan tersebut.
 
 5 Mei 1998
 Demonstrasi mahasiswa besar - besaran terjadi di
 Medan yang berujung
 pada kerusuhan.
 
 9 Mei 1998
 Soeharto berangkat ke Kairo, Mesir untuk menghadiri
 pertemuan KTT G
 -15.  Ini merupakan lawatan terakhirnya keluar
 negeri sebagai Presiden RI.
 
 12 Mei 1998
 Aparat keamanan menembak empat mahasiswa Trisakti
 yang berdemonstrasi
 secara damai.  Keempat mahasiswa tersebut ditembak
 saat berada di
 halaman kampus.
 
 13 Mei 1998
 Mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Jakarta,
 Bogor, Tangerang,
 dan Bekasi datang ke Kampus Trisakti untuk
 menyatakan duka cita.
 Kegiatan itu diwarnai kerusuhan.
 
 14 Mei 1998
 Soeharto seperti dikutip koran, mengatakan bersedia
 mengundurkan diri
 jika rakyat menginginkan. Ia mengatakan itu di depan
 masyarakat
 Indonesia di Kairo. Sementara itu kerusuhan dan
 penjarahan terjadi di
 beberapa pusat perbelanjaan di Jabotabek seperti
 Supermarket Hero,
 Super Indo, Makro, Goro, Ramayana dan Borobudur. 
 Beberapa dari
 bagunan pusat perbelanjaan itu dirusak dan dibakar.
 Sekitar 500 orang
 meninggaldunia akibat kebakaran yang terjadi selama
 kerusuhan terjadi.
 
 15 Mei 1998
 Soeharto tiba di Indonesia setelah memperpendek
 kunjungannya di Kairo.
 Ia membantah telah mengatakan bersedia mengundurkan
 diri.  Suasana
 Jakarta masih mencekam. Toko - toko banyak di tutup.
 Sebagian warga
 pun masih takut keluar rumah.
  
 16 Mei 1998
 Warga asing berbondong - bondong kembali ke negeri
 mereka. Suasana di
 Jabotabek masih mencekam.
 
 19 Mei 1998
 Soeharto memanggil sembilan tokoh Islam seperti
 Nurcholis Madjid,
 Abdurachman Wahid, Malik Fajar, dan KH Ali Yafie.
 Dalam pertemuan yang
 berlangsung selama hampir 2,5 jam (molor dari
 rencana semula yang
 hanya 30 menit) itu para tokoh membeberkan situasi
 terakhir, dimana
 eleman masyarakat dan mahasiswa tetap menginginkan
 Soeharto mundur.
 
 Permintaan tersebut ditolak Soeharto. Ia lalu
 mengajukan pembentukan
 Komite Reformasi. Pada saat itu Soeharto menegaskan
 bahwa ia tak mau
 dipilih lagi menjadi presiden. Namun hal itu tidak
 mampu meredam aksi
 massa, mahasiswa yang datang ke Gedung MPR untuk
 berunjukrasa semakin
 banyak.
 
 Sementara itu Amien Rais mengajak massa mendatangi
 Lapangan Monumen
 Nasional untuk memperingati Hari Kebangkitan
 Nasional.
 
 20 Mei 1998
 Jalur jalan menuju Lapangan Monumen Nasional
 diblokade petugas dengan
 pagar kawat berduri untuk mencegah massa masuk ke
 komplek Monumen
 Nasional namun pengerahan massa tak jadi dilakukan.
 Pada dinihari
 Amien Rais meminta massa tak datang ke Lapangan
 Monumen Nasional
 karena ia khawatir kegiatan itu akan menelan korban
 jiwa.  Sementara
 ribuan mahasiswa tetap bertahan dan semakin banyak
 berdatangan ke
 gedung MPR / DPR. Mereka terus mendesak agar
 Soeharto mundur.
 
 21 Mei 1998
 Di Istana 

[Forum Pembaca KOMPAS] Jenazah Soeharto Disemayamkan di Ruang Keluarga

2008-01-27 Terurut Topik Agus Hamonangan
http://www.kompas.com/read.php?cnt=.xml.2008.01.27.16175160channel=1mn=1idx=1

JAKARTA, MINGGU-Mantan Hakim Agung Bismar Siregar, seusai melayat
almarhum mantan presiden Soeharto  mengatakan jenazah almarhum
Soeharto disemayamkan di ruang keluarga. Demikian informasi yang ia
terima dari pihak keluarga. Di Cendana ia hanya bertemu oleh putri
sulung almarhum Siti Hardiyanti Rukmana atauyang biasa dipanggil Mbak
Tutut, Minggu, (27/1).

Keluarga almarhum, kata dia, meminta semua pelayat untuk memaafkan
semua kesalahan Soeharto. Hari ini ditahlilkan dan besok akan
diberangkatkan ke Solo. Sepertinya akan di sholatkan di Cendana,
ujarnya. Bismar menyampaikan belasungkawa yang mendalam kepada
keluarga yang ditinggalkan. Kalau keluarga ikhlas, tidak akan
apa-apa. Semuanya akan baik-baik saja meninggal itu kan menemui yang
Maha Dicintai dan meinggalkan yang dicintai, ujarnya.

Tampak juga, pada rombongan pelayat mantan menteri pendidikan Prof.
Dr. Ing Wardiman Djojonegoro dan Deputi Gubernur Senior BI Miranda
Gultom. Wardiman berharap rakyat Indonesia memaafkan almarhum Soeharto
dan mengajak semua komponen bangsa dari latar belakang apa pun untuk
tetap saling menghargai.

Sementara itu, Miranda mengatakan mantan presiden Soeharto  adalah
sosok yang peduli rakyat kecil. Yang paling tidak bisa ia lupakan,
Senyumannya itu, ujarnya. (BOB)



[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Selamat Jalan, Soeharto

2008-01-27 Terurut Topik maibel_r
Ikut berbelasungkawa yang se-dalam dalam atas meninggalnya Eyang Harto,

Salam dalam damai Ratih



--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Agus Hamonangan 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Member Kompas Forum  prabukoki
 
 
 Mantan Presiden Soeharto, meninggal dunia, Minggu 27 Jan 08, 13.10.
 
 INALILLAHI WA INALILLAHI ROJIUN ..
 
 http://forum.kompas.com/showthread.php?p=2604#post2604





[Forum Pembaca KOMPAS] Polly tak terbukti Membunuh Munir!

2008-01-27 Terurut Topik loekyh
Mungkin saja Polly hanya berada 'at the wrong place (di TKP) in the 
wrong time' (pada saat kejadian). 

Satu dokumenter penyelidikan perkara kriminal menyatakan (saya yakin 
berdasarkan asas praduga tak bersalah), keberhasilan membuktikan 
terdakwa berada di TKP pada saat kejadian pembunuhan TIDAK bisa 
dijadikan dasar/ alasan untuk menyimpulkan bahwa terdakwa adalah 
pembunuhnya. Jadi masih harus dicari bukti-bukti pendukung yang lain, 
misalnya kecocokan pengakuan terdakwa dengan saksi2 berdasarkan 
rekonstruksi di TKP, bukti2 forensik, dsb.

Tetapi bagi saya, walaupun secara formal tak bisa dibuktikan bahwa 
Polly telah membunuh Munir, hukuman selama 20 tahun telah memenuhi 
rasa keadilan. Kok ... ? (Baca lebih dulu kesimpulan tulisan ini di 
baris2 terbawah).

Alasan saya sederhana: 

1. karena banyak fakta-fakta tak formal yg memberatkan Polly, tetapi 
tak bisa dijadikan alat bukti formal. Fakta2 tak formal yg 
terpenting: berbagai hubungan telpon antara Polly dengan nomor2 
telpon kantor BIN yg tak terdaftar secara resmi di Telkom dg beberapa 
pejabat BIN (hasil temuan tim pencari fakta).

2. karena penyidik tidak bisa, atau paling sedikit akan mendapat 
kesulitan besar dan membutuhkan biaya besar, utk melakukan 
rekonstruksi di TKP: di dalam pesawat internasional dan di lapangan 
udara Singapura; dan juga akan kesulitan memanggil saksi2 langsung 
yang berkewarganegaraan asing (pemilik/pelayan restoran di Changi, 
penumpang2 lain, rekaman kedaluwarsa CCTV di Changi, dsb) dalam 
rekonstruksi tersebut.

3. Karena kelemahan penuntut umum/jaksa yg kurang profesional, yg 
terlalu mengikuti pola pembelaan Polly yang terlalu menitik-beratkan 
pada aspek hukum formal, bukan pada aspek logika (mis. dg menggunakan 
konsep probability) untuk membuktikan bahwa PELUANG pengakuan para 
pejabat BIN yg secara 'seragam' membantah bahwa BUKAN merekalah yg 
sedang melakukan kontak langsung melalui nomor2 HP mereka dengan 
Polly (maksudnya ada orang lain yg menggunakan HP mereka utk 
berbicara dg Polly). 

4. Walaupun susah dibuktikan, tetapi Pollycarpus baik secara formal 
atau tak formal, jelas terbukti telah tidak bersikap jujur ttg 
keterlibatan dirinya dalam komplotan pembunuh Munir dan dalam BIN. 
Hakim perlu menambah hukuman seberat-beratnya thd hal2 yg sangat 
memberatkan ini: ketidakjujuran pengakuan dalam kasus pembunuhan yang 
menjadi perhatian nasional dan internasional.

5. Atas dasar rasa keadilan, para hakim agung harus berani membuat 
terobosan hukum: ketakberhasilan menggunakan bukti2 tak formal (hanya 
karena alasan legalitas yg sangat kaku) walaupun secara meyakinkan 
sangat memberatkan Polly, harus dikompensasi dg hal-hal yang 
memberatkan terdakwa berdasarkan logika (syukur2 jika para hakim 
mampu menerapkan aturan2 logika formal).  

Seandainya majelis hakim agung yakin bahwa Polly adalah individu yg 
paling peluangnya paling besar (umpamakan 90%) sebagai algojo Munir, 
maka kekurangan 10% dikompensasi/ diimbangi dengan tambahan sanksi 
dan hukuman atas pengakuan Polly yang tidak terbuka (mis. tidak mau 
menceritakan isi, maksud, tujuan pembicaran Polly dg para pejabat BIN 
dan Dirut Garuda waktu itu). 

Hanya satu cara mendapatkan fakta2 tak formal di atas, khususnya 
dalam persidangan2 kelak dg terdakwa yg berbeda, yaitu mendaptkan 
pengakuan yang jujur dan saling mendukung alibi/logika/fakta yang ada 
(tidak mengandung kontradiksi) oleh Polly, pejabat BIN, dsb. 

Tetapi Kita harus ingat bahwa pengakuan saja atau keyakinan 90% tak 
bisa dan tak cukup untuk jadi alat bukti. Tetapi masalah ini mestinya 
bisa diatasi oleh para hakim, sebab berbagai ASOSIASI dan KETERKAITAN 
yg logis dan sesuai fakta antara pengakuan2 tsb merupakan alat bukti 
yg lebih terpercaya dpd pengakuan2 per se. 

Kesimpulan: 

Secara formal, hukuman 20 tahun layak dijatuhkan kepada Polly karena 
Polly 'terbukti' membunuh Munir.

Secara tak formal, hukuman 20 tahun layak dijatuhkan kepada Polly 
bukan cuma karena Polly terbukti menggunakan surat perintah palsu/ 
rekayasa, tetapi juga karena tak terbuka sehingga dipastikan meng-
halang2-i dan tak mau membantu pengungkapan secara tuntas kasus 
pembunuhan yang menjadi isu nasional dan interasional ini.



Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Suciwati: 20 tahun Tak Akan Menghidupkan Munir

2008-01-27 Terurut Topik wirajhana eka
Aku yakin Policarpus bukanlah pelakunya!
Aku yakin ia bukan orang suruhan!
Korbannya bukan cuma Keluarga Munir tapi juga Keluarga Policarpus

Itu karena keadilan adalah kata benda
Benda yang tergolong barang super mewah

Peradilan bukan matahari namun bulan
Keadilan tanpa mata membuat hari-hari korban menjadi bulan2an!
Korban bukan cuma keluarga Munir tapi juga Keluarga Policarpus

Justice? ah...bukan!!
Itu Just Ice!
--

From: Yuliati Soebeno [EMAIL PROTECTED]










  



Pada  awalnya si Pollycarpus ini berpikir bahwa hukum di Indonesia 
akan melindungi dia, karena dia bekerja sama dengan orang-orang yang punya 
kedudukan. 

  Tapi dia salah bahwa orang yang dipakai untuk berbuat keji dan kotorlah yang 
akan terjebak dan masuk penjara. Pemain dibelakang layar-nya sich..tetap 
saja lolos.

  Mau-maunya dipakai sebagai kaki tangan. Mungkin dengan janji-janji yang 
menggiurkan, namun apa dikata.. .kaki tangan yang selalu terkena getahnya. 
kepalanya mah...melenggang aman-aman selalu.

   

  salam,

  Yuli



[Forum Pembaca KOMPAS] MEGAWATI SAMPAIKAN UCAPAN BELA SUNGKAWA

2008-01-27 Terurut Topik Agus Hamonangan
Dari Singapore, Mantan Presiden Megawati Soekarnoputeri menyampaikan
ucapan belasungkawa yang mendalam untuk keluarga mendiang HM Soeharto
yang meninggal dunia di hari Minggu, 27 Januari 2008, kemarin. Secara
khusus, Keluarga Bung Karno seperti Guntur Soekarnoputera dan Guruh
Soekarnoputera akan melayat ke kediaman Jalan Cendana, Jakarta. 

“Saya atas nama pribadi dan Ketua Umum DPP PDI Perjuangan menyampaikan
duka cita yang mendalam kepada keluarga pak Harto. Semoga keluarga
yang ditinggalkan bisa tabah dan tawakal, “ ujar Megawati
Soekarnoputeri. Sejak masuk Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP)
Jakarta, Megawati dengan seksama mengikuti perkembangan penanganan
kesehatan hari demi hari. “Walau saya tidak bisa hadir, baik saat di
RSPP maupun di Jakarta, namun secara tulus saya tetap mendoakan agar
arwah Pak Harto diterima di sisiNya,”sergah putri tertua mendiang Bung
Karno tersebut. 

Menurut Staf Khusus Mantan Presiden Megawati Soekarnoputeri,  Ari
Junaedi, sejak hari Sabtu malam (26 Januari 2008) setelah memimpin
rapat di Kantor DPP PDI Perjuangan, di Kawasan Lenteng Agung, Jakarta,
Megawati bertolak ke Singapore dalam rangka pertemuan yang telah
terjadwalkan  serta pemeriksaan kesehatan rutin. “Sehingga dengan
agenda yang sudah terjadwal, dipastikan Ibu Megawati tidak bisa hadir
melayat ke kediaman Soeharto di Jalan Cendana, Jakarta maupun ke
pemakaman di Astana Giri Bangun, Karang Anyar, Jawa Tengah. Bu Mega
sangat bersedih dengan kepergian Pak Harto karena mengingatkan dengan
suasana saat meninggalnya Bung Karno, ayahanda Ibu Megawati, “jelas
Ari Junaedi yang juga kandidat doktor dari Universitas Padjadjaran. 



[Forum Pembaca KOMPAS] Mahathir Berutang kepada Soeharto

2008-01-27 Terurut Topik Agus Hamonangan
http://www.kompas.com/read.php?cnt=.xml.2008.01.27.20541621channel=1mn=1idx=1

JAKARTA, MINGGU - Beberapa pemimpin dunia langsung menyatakan ikut
berduka cita atas meninggalnya mantan Presiden RI kedua, Soeharto,
Minggu (27/1). Setidaknya Amerika Serikat (AS), Jepang, Singapura,
Malaysia dan Belanda sudah menyampaikan belasungkawa tersebut.

Bahkan, mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Muhamad (82),
langsung memberi pernyataan. Kepada kantor berita Malaysia, Bernama
dia mengatakan, Soeharto adalah teman bagi Malaysia, juga teman saya
secara pribadi.

Meski selama pemerintahannya Indonesia bukan negara demokrasi yang
iedal, tapi dia telah membawa stabilitas di Indonesia. Tentu, ada
harga yang harus dibayar, katanya.

Mahathir merasa berutang budi kepada Soeharto yang mengakhiri
konfrontasi dengan Malaysia. Pada pemerintahan Soekarno, tahun 1964
Indonesia melakukan konfrontasi dan berusaha merebut Sarawak dan
Singapura. Begitu Soeharto berkuasa, upaya itu dihentikan.

Sebelumnya, Perdana Menteri Malaysia, Abdullah Ahmad Badawi
mengatakan, wafatnya Soeharto adalah kehilangan besar bagi Indonesia
maupun Malaysia.

Kami berdoa agar Allah merahmati arwah Soeharto dan menempatkannya di
tempat yang terhormat, katanya para wartawan di Malaysia.

Perdana Menteri Jepang Fukuda juga langsung menyampaikan pesan rasa
belasungkawa kepada Presiden Susilo Bambang Yudoyono, atas
meninggalnya mantan presiden Soeharto.

Saya berdoa semoga arwah Soeharto beristirahat dalam damai. Soeharto
telah lama berusaha memelihara persahabatan dengan Jepang dan dan
membangun hubungan yang baik antara dua negara, kata Fukuda dalam
pesannya tersebut.

Atas nama pemerintah dan rakyat Jepang, saya menyampaikan rasa duka
cita yang dalam, tambahnya.

Dubes Amerika Serikat, Cameron R Hume, bahkan ikut melayat ke Cendana,
tempat jenazah Soeharto disemayamkan, Minggu (27/1). Siaran pers
Kedubes AS menyebutkan, Pemerintah AS ikut berduka cita atas
meninggalnya mantan presiden Soeharto. Selama pemerintahannya,
Indonesia mengalami kemajuan ekonomi dan sosial yang baik.

Singapura menyampaikan simpati kami yang dalam atas rasa duka yang
dialami rakyat Indonesia, demikian email yang disiarkan Kementerian
Luar Negeri Singapura.

Pemerintah Belanda yang pernah menjajah Indonesia, menyampaikan rasa
duka yang dalam. Menteri Luar Negeri Belanda, Maxime Verhagen
mengingatkan, jasa Pak Harto terhadap Indonesia pantas dihormati.

Di bawah pemerintahannya, Indonesia mengalami masa-masa stabli.
Ekonomi tumbuh, terutama pada 1980-an. Setelah dia turun, rakyat
memilih pemimpin secara demokratis. Itu artinya Indonesia sudah
menjadi negara demokrasi, katanya.

Sementara itu Bangladesh mengatakan, kematian Soeharto mengakhiri
eranya. Namun, juga menyebut beberapa inkonsistensi dalam pemerintahannya.

Pendukungnya menyebut Soeharto Bapak Pembangunan. Sedangkan
penentangnya menyebutnya diktator, kata Iftekhar Ahmed Chowdhury,
penasihat Kementerian Luar Negeri Bangladesh. (AFP/RTR/HPR)



[Forum Pembaca KOMPAS] PM Singapura Melayat ke Rumah Duka

2008-01-27 Terurut Topik Agus Hamonangan
JAKARTA, MINGGU - Pejabat dari negara-negara sahabat mulai terlihat
berdatangan untuk melayat ke rumah duka mantan presiden Soeharto.
Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong hadir  di Jalan Cendana 8
sekitar pukul 20.00 WIB.

PM Lee datang dengan mobil kedutaan Singapura bernomor polisi CD-67-01
berbendera Singapura diiringi enam mobil staf kedutaan. Setida di
rumah duka, anak dari mantan PM Lee Kuan Yew tersebut langsung masuk
untuk menjenguk jenazah Soeharto.

Saat ini, PM Lee masih di dalm rumah duka dan belum bisa dimintai
keterangan. Sementara itu, pelayat dari pejabat dalam negeri dan
masyarakat masih berbondong-bondong melayat ke rumah duka meskipun
hujan deras.(ING)

http://www.kompas.com/read.php?cnt=.xml.2008.01.27.20471386channel=1mn=1idx=1



[Forum Pembaca KOMPAS] TOLAK BERKABUNG SEMINGGU UTK HMS

2008-01-27 Terurut Topik Adhie Massardi


Saudara-saudara sebangsa dan setanahair.

HM Soeharto adalah orang besar bagi negeri ini. 
Saya setuju. 
Jasanya banyak, saya juga setuju 
(meskipun dengan catatan). 
Maka kita perlu menundukkan kepala 
atas kepergiannya menghadap Sang Khalik.

Tapi pernyataan Pemerintah SBY
yang mengumumkan
Perkabungan Nasional Seminggu
dan selama itu kita diwajibkan
mengibarkan Merah-Putih
menurut saya itu too much. Berlebihan.

Kita harus menghormati yang menghormati HM Soeharto
Tapi (Pemerintah) SBY juga harus menghormati 
korban-korban (politik) HM Soeharto.

Sehari atau maksimal 3 (tiga) hari 
untuk perkabungan nasional is enough.
Bahkan bila tak ada kesalahan sekalipun.

Maka demi menjaga harmoni berbangsa-bernegara
kita harus menolak Perkabungan Nasional Seminggu itu.
Karena ini akan mengundang kemarahan rakyat
yang sebetulnya juga menghormati HM Soeharto
tapi sekarang sedang dirundung malang
dihajar mahalnya harga sembako
dan terus merosotnya daya beli rakyat.

Salam!

Adhie M Massardi
(Pengagum Soeharto juga)





  

Looking for last minute shopping deals?  
Find them fast with Yahoo! Search.  
http://tools.search.yahoo.com/newsearch/category.php?category=shopping

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Forum Pembaca KOMPAS] HOW IMF, WORLD BANK FAILED AFRICA

2008-01-27 Terurut Topik Kartono Mohamad
Bung Adhi, saya sudah tahu sebelumnya, juga sudah tahu cerita tentang
Economic Hitman. Cuma mengingatkan kembali agar kita jangan mudah terkecoh
oleh anjuran atau desakan para pemilik uang, baik dari luar maupun dalam
negeri (perusahaan-perusahaan besar). Kebetulan saya menemukan artikel ini.
KM

---Original Message---

From: Adhie Massardi
Date: 27/01/2008 16:20:54
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Subject: Re: [Forum Pembaca KOMPAS] HOW IMF, WORLD BANK FAILED AFRICA

Maaf, Pak KM, apakah baru tahu atau baru bisa komentari sekarang?
IMF (Internasional Misery Fund) memang begitu kerjanya. Dan antek-anteknya
kini menguasai Jalan ekonomi negeri kita. Boediono (Menko), Sri Mulyani
(Menkeu), dan Mary Pangestu (Mendag). Mereka harus segera disingkirkan
karena menjadi Trio Penghisap Darah Rakyat!

Adhie M Massardi



Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Seorang Wartawan Tertabrak Mobil

2008-01-27 Terurut Topik Bambang Soetedjo
Saya usulkan untuk mengejar dan menindak sipenabrak apapun lambang yang 
ditempel dimobil tersebut. Tidak ada pengecualian walaupun dia anggota atau 
supir anggota DPR. Sudah tau kalau disekitar RSPP pasti banyak yang ingin tau 
dan berkumpul, eh masih saja ngebut. Saya mengharapkan petugas menindak dengan 
adil. Jangan pilih kasih.
   
  Salam
  BS

Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Laporan Wartawan Sonora, Valen

http://www.kompas.com/read.php?cnt=.xml.2008.01.27.15110048channel=1mn=1idx=1

JAKARTA, MINGGU - Pengawalan mobil jenazah Soeharto dari Rumah Sakit
Pusat Pertamina (RSPP) ke rumah duka di Jalan Cendana Jakarta membawa
korban. Seorang wartawati televisi swasta RCTI, tertabrak salah satu
kendaraan yang akan keluar lewat pintu utama RSPP. 

Saksi mata menyebutkan, reporter RCTI tersebut sedang bersiap-siap
untuk membenahi tripod dan kamera usia iring-iringan mobil jenazah
keluar dari RSPP sekitar pukul 14.35 WIB. Namun, tiba-tiba kendaraan
berwarna hitam dengan dengan nomor polisi B1498BK negbut dan menabrak
perempuan tersebut.

Korban langsung dibawa ke ruang instalasi gawat darurat untuk mendapat
perawatan. Pengendara mobil langsung diamankan sementara mobilnay
masih diparkir tidak jauh dari lobi utama RSPP dengan lampu sein menyala.

Sampai berita ini diturunkan belum diketahui siapa penabraknya. Pada
mobil tersebut terdapat lambang DPR dan stiker bertuliskan keluarga
besar paspampres.



 

   
-
Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile.  Try it now.

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum Pembaca KOMPAS] Suharto: Twilight of the God

2008-01-27 Terurut Topik Dewi Novirianti
http://www.time.com/time/world/article/0,8599,1707280,00.html?xid=rss-topstories


[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum Pembaca KOMPAS] Re:Indonesia Berkabung Tujuh Hari

2008-01-27 Terurut Topik Aquino Hayunta
 

 

Apakah itu berarti libur 7 hari? 

 

 

 

Posted by: Agus Hamonangan
mailto:[EMAIL PROTECTED]
ujuh%20Hari [EMAIL PROTECTED]
http://profiles.yahoo.com/agushamonangan agushamonangan 

Sat Jan 26, 2008 11:18 pm (PST) 

 
http://www.kompas.com/read.php?cnt=.xml.2008.01.27.14144898channel=1mn=1;
idx=1
http://www.kompas.com/read.php?cnt=.xml.2008.01.27.14144898channel=1mn=1i
dx=1

JAKARTA, MINGGU - Pemerintah melalui Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi
mengemukakan, Indonesia menyatakan berkabung selama tujuh hari mulai
Minggu (27/1) sampai Sabtu minggu depan atas wafatnya mantan Presiden
Soeharto, Minggu (27/1)siang.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara tengah menyusun
rencana penghormatan dan pemakaman untuk Soeharto. Rencananya,
Presiden Yudhoyono akan datang ke kediaman Soeharto di Jalan Cendana,
Jakarta, Minggu sore setelah jenazah Soeharto disemayamkan.

Presiden Yudhoyono akan menjadi inspektur upacara dalam pemakaman
militer di Astana Giribangun, Karanganyar, Jawa Tengah, Senin pagi.

Wisnu Nugroho A

 



[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum Pembaca KOMPAS] ETAN: Accountability for Suharto’s Crimes Must Not Die with Him

2008-01-27 Terurut Topik John Miller
also Pertanggungjawaban Soeharto Tidak Boleh Mati Bersamanya

East Timor and Indonesia Action Network (ETAN) on the Death of Suharto
Contact: John M. Miller +1/718-596-7668

Accountability for Suharto's Crimes Must Not Die With Him

Indonesia's former dictator General Suharto has 
died in bed and not in jail, escaping justice for 
his numerous crimes in East Timor and throughout 
the Indonesian archipelago. One of the worst mass 
murderers of the 20th century, his death tolls still shock:
* 500,000 to one million Indonesians in the 
aftermath of his 1965 seizure of power;
* 100,000 in West Papua;
* 100,000 to 200,000 in East Timor, which his 
troops illegally invaded in 1975;
* tens of thousands more in Aceh and elsewhere.

Suharto also accumulated an appalling legacy of 
corruption - 15 to 35 billion dollars stolen by him and his family.

Suharto has avoided personal accountability for 
the genocide, destruction and corruption he 
inflicted upon those he presumed to rule. 
However, the generals, cronies and family members 
who carried out his orders via massacre, torture 
and theft must not get off so easily. Those who 
murdered and pillaged on behalf of Suharto and 
his New Order regime must be brought to justice.

We cannot forget that the United States 
government consistently supported Suharto and his 
regime. As the corpses piled up after his coup 
and darkness descended on Indonesia, his 
cheerleaders in the U.S. welcomed the gleam of 
light in Asia. In the pursuit of realpolitik, 
U.S. administration after administration, fully 
aware of his many crimes, provided military 
assistance and hardware, training and equipping 
Suharto's killers. The Indonesian dictator sought 
and received U.S. approval before he launched his 
invasion of East Timor; ninety percent of the 
weapons used in this illegal attack came from the U.S.

In the face of broad domestic opposition as his 
“economic miracle” had collapsed in 1998, he 
finally stepped down. But only after U.S. 
Secretary of State Albright hinted he should do 
so, even as the White House insisted she was not 
calling on the U.S.-backed dictator to “step down now.”

Persistent advocacy by concerned activists from 
East Timor, Indonesia, the U.S. and within 
Congress finally succeeded in curtailing U.S. 
military assistance to the Suharto regime in the 
1990s. After Suharto was ousted, East Timor broke 
free and the Indonesian military lost some perks. 
Since then, military reform efforts have stalled 
or been reversed. Suharto's favored military 
still maintains substantial power. Its 
higher-ranking officers, and powerful retired 
military, like President Susilo Bambang 
Yudhoyono, built their careers during his reign. 
The military continues to violate human rights 
with impunity and in West Papua and some areas 
operates by Suharto-era rules, restricting 
outside access and employing terror in service of its commercial interests.

Limited investigations dealing with Suharto-era 
crimes have added some information to the public 
record, but the few trials that have occurred 
have largely failed, as defendants have lied, 
intimidated or bribed their way to acquittals, 
crushing the hopes of the victims and their 
families for justice or even an apology.

To overcome Suharto's legacy and to uphold basic 
international human rights and legal principles, 
those who executed, aided and abetted, and 
benefited from his criminal orders must be held 
accountable. The U.S. must undergo a complete 
accounting for its role in backing the dictator. 
As a start, the U.S. government must support for 
an international tribunal to prosecute human 
rights and war crimes committed in East Timor 
from 1975 to 1999, and Washington should 
condition military assistance to Indonesia on 
progress towards full democratisation, the 
subordination of the military to the rule of law 
and civilian government, and strict adherence 
with international human rights as recommended 
by East Timor's Commission for Reception, Truth and Reconciliation.

A brief ETAN backgrounder on Suharto’s life is at 
http://www.etan.org/news/2008/01suhartobio.htmhttp://www.etan.org/news/2008/01suhartobio.htm.

This statement is also available in Tetum. See http://www.etan.org/

---

Catatan ETAN Mengenai Meninggalnya Soeharto

Pertanggungjawaban Soeharto Tidak Boleh Mati Bersamanya


Mantan diktator Jenderal Soeharto wafat di kamar 
tidurnya, bukan di dalam penjara, karena berhasil 
menghindari tuntutan keadilan atas sejumlah 
kejahatan yang terjadi di Timor Timur dan di 
seluruh penjuru nusantara. Sebagai salah satu 
pembantai massal yang terburuk di abad ke 20, 
catatan korban jiwa yang ditinggalkannya tetap mengejutkan:
·  500.000 sampai 1 juta orang Indonesia, 
setelah perebutan kekuasaan olehnya di tahun 1965;
·  100.000 di Papua
·  100.000 sampai  200.000 di Timor 
Timur, dimana pasukannya menginvasi secara ilegal di tahun 1975.
·  Puluhan ribu di 

[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Menyoal Kasus Soeharto

2008-01-27 Terurut Topik si_andi
Mbak Meirina,

Terima kasih atas postingnya. Saya menghargai pendapat Anda dan ingin 
sekali membalas. Tapi karena situasi forum dan juga pekerjaan saya 
saat ini saya mohon maaf tidak bisa melakukan itu. Minggu lalu saya 
mengundurkan diri dari diskusi ini, mumpung masih berjalan sehat. 
Kalau ada waktu Anda bisa melihat di forum ini diskusi yang judulnya 
China's Lesson For World Bank. Masih perdebatan topik yang sama. Ada 
saya, Pak Haniwar, Pak Irry, Bu Fauziah. Orang-orang yang sama juga 
dengan pendapat yang sama. Cuma bedanya ketika itu tidak yang 
mengangkat diri sendiri menjadi juri untuk menentukan mana posting 
yang mencerdaskan mana yang tidak. Bisa jadi ketika itu kami saling 
membodohi saja. Maklumlah debat warung kopi.

Sekali lagi mohon maaf.

Andi

--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, manneke budiman 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Sangat mantap, bernas, dan jernih, Bu Meirina. Kalau sudah 
diterangkan dengan jelas seperti ini masih juga ada yang tak ngerti, 
ya walahualam.

   Tolong lebih sering ikut nimbrung dalam berbagai diskusi di FPK. 
Anda bisa jadi ujung tombak pencerdasan bangsa lewat milis ini.

   manneke
 
 Meirin [EMAIL PROTECTED] wrote:
   Khusus buat mas Andi,
 maaf mas saya sedang di daerah, lokasi pengeboran yg tidak gampang 
akses online.
 baru punya waktu buat memulai lagi diskusi ini.
 
 kayaknya mas keliru menerjemahkan contoh kasus bengkel saya.
 mas, rusak bukan karena memang rusak, tapi si tukang bengkel
 punya kuasa atas mesin saat itu dan dia oprek2 karena dia merasa 
tau,
 berdasar pengalaman dia,
 tapi dia gak tau sejarah mesin itu.
 ah...sudahlah kalo mas Andi gak mau menangkap maksud saya juga,
 cape saya ngasi contoh.
 
 Mas, saya percaya logika mas Andi dibangun dari kesadaran berpikir 
dan fakta2.
 tapi cara anda menyimpulkan semuanya, saya kurang setuju.
 kalau memang anda orang teknik, dasar apa yg anda ambil untk 
merumuskan 
 kebijakan ekonomi?
 scraps in scraps out. anda kumpulkan fakta yg anda tau, 
berkesinambungankah?
 pendidikan kepemimpinan apa yg sudah anda jalani,
 pendidikan ekonomi apa?
 
 anda meragukan karangan perkins karena orangnya suka klenik,
 kenapa?itu hobi dia?
 mas, saya tidak ingat semua bagian buku itu.
 yg saya ingat, sebelum nonton wayang,
 dia bertemu beberapa mahasiwa, pedagang lokal, dan orang2 lokal,
 dan mereka sadar politik Mas. orang2 jaman Sukarna,
 bahkan seorang Economic Hitman mengakui kualitas manusia jaman 
Sukarno.
 bandingkan dengan orang2 jaman suharto yg dicuci otaknya,
 dibilanglah Suharto ratu adillah,bapak pembangunan lah,
 apa yg telah dia lakukan bagi Indonesia?
 
 Mas, Indonesia itu negara kaya,
 kalau Mas bener2 orang teknik, entah itu teknik 
industri,perminyakan, ato agraris,
 yg pernah turun ke akar rumput,
 melihat kondisi langsung tanah Indonesia,
 akan menyadari kekayaan itu.
 Bandingkan dengan kondisi di luar.
 Tapi Indonesia salah urus mas.
 
 Lahan jawa yg sangat subur dijadikan daerah perindustrian.
 Pemusatan pembangunan.
 Teman saya pernah ke Sumba tahun 1998,
 ketika kita heboh kasus Suharto, bahkan orang Sumba baru mengenal 
senter mas,
 yg di bawa temen saya itu.
 Pernah mikir gak, kita gak mampu memenuhi kebutuhan daging nasional,
 industri daging, sapi atau kambing, cuma ayam, ato susu sapi.
 Coba bayangkan lahan padang rumput di nusa tenggara sana yg tak 
terjamah.
 Kota2 maju karena ada Industri berat yg sedang berlangsung di situ.
 Balikpapan,Papua,Sumatera.
 Padahal ibukota Kalimantan Timur Kutai Mas.
 Sejarahnya hancur,kebanggaannya hancur. Digilas oleh mesin2 berat 
perminyakan di balikpapan.
 
 Manusia punya harga diri karena sejarahnya.
 latar belakangnya.
 Sejarah apa yg ditanamkan Suharto dikepala generasi muda.
 Kebanggaan apa yg beliau tinggalkan?
 gemah ripah loh jinawi?
 yg bentar lagi habis dimakan antek2 nya karena salah urus.
 Budaya gaji kecil pegawai negeri sehingga gampang diperah,
 gampang dihasut, supaya dapat duit lebih buat beli susu anak2nya.
 Gaji kecil,gimana bisa hidup kalau gak korupsi.
 
 Akhirnya korupsi membudaya.
 berakar,jadi sejarah baru.
 Jadi saya tidak bisa menyalahkan warga kebanyakan Pak Anton,
 kalau mereka gak bisa kasi bukti apa yg mereka kerjaan di BUMN, di 
biro pajak,
 ato biro2 lainnya.
 
 Solusi saya.
 Pangkas habis semua generasi tua yg sudah dicuci otaknya.
 Restorasi.tutup perekonomian.
 emang kenapa kalau kita di embargo.
 saya yakin kalau dikeraskan, manusia Indonesia bisa bertahan hidup.
 bahkan mungkin lebih.
 bisa menggali dan mengolah hasil bumi sendiri dengan teknologi anak 
bangsa.
 
 tapi apakah mungkin?
 kita masih jadi sapi perah di mata dunia.
 kita belum akan dilepas begitu saja.
 
 pertahanan?
 apa yg kita harapkan dari sukhoi bekas dan kapal selam satu2nya?
 
 saya kembalikan ke anda pak Andi,
 mulai dari mana kita bisa mengubah bangsa Indonesia?
 pernahkah terpikir di kepala anda buah hasil peninggalan eyang?
 dapatkah teori2 GDP anda memperbaiki bangsa?
 
 Apa peninggalan Suharto yg bisa kita pegang 

[Forum Pembaca KOMPAS] SELAMAT JALAN PAK HARTO

2008-01-27 Terurut Topik anton_djakarta
Selamat Jalan Pak
Bagaimanapun Sejarah Indonesia diwarnai oleh keberadaan Bapak


ANTON

Sukarnois Muda



[Forum Pembaca KOMPAS] Megawati: Selamat Jalan Pak Harto

2008-01-27 Terurut Topik Agus Hamonangan
Laporan Wartawan Persda Rachmat Hidayat

JAKARTA, MINGGU - Ucapan belansungkawa juga turut diucapkan oleh putri
sulung Bung Karno,  Megawati Soekarnoputri. Mega yang juga Ketua Umum
DPP PDIP ini, secara khusus mengucapkan belasungkawa kepada mantan
penguasa Orde Baru, Soeharto.

Selamat jalan Pak Harto. Saya, atas nama pribadi dan Ketua Umum DPP
PDI Perjuangan menyampaikan duka cita yang mendalam kepada keluarga
pak Harto. Semoga keluarga yang ditinggalkan bisa tabah dan tawakal, 
ujar Megawati Soekarnoputeri seperti dituturkan oleh staf khususnya,
Ari Junaedi kepada Persda Network, Minggu (27/1) melalui email.

Sejak masuk Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) Jakarta, Megawati
dengan seksama mengikuti perkembangan penanganan kesehatan hari demi hari.

Walau saya tidak bisa hadir, baik saat di RSPP maupun di Jakarta,
namun secara tulus saya tetap mendoakan agar arwah Pak Harto diterima
di sisi-Nya,sergah putri tertua mendiang Bung Karno yang kini sedang
berada di negara Singapura.

Ari Junaedi, kembali menjelaskan, sejak hari Sabtu malam (26/1) lalu
setelah memimpin rapat di Kantor DPP PDI Perjuangan, di Kawasan
Lenteng Agung, Jakarta, Megawati bertolak ke Singapora dalam rangka
pertemuan yang telah terjadwalkan serta pemeriksaan kesehatan rutin.

 Sehingga dengan agenda yang sudah terjadwal, dipastikan Ibu Megawati
tidak bisa hadir melayat ke kediaman Soeharto di Jalan Cendana,
Jakarta maupun ke pemakaman di Astana Giri Bangun, Karang Anyar, Jawa
Tengah. Bu Mega sangat sedih dengan kepergian Pak Harto karena
mengingatkan dengan suasana saat meninggalnya Bung Karno, ayahanda Ibu
Megawati, jelas Ari Junaedi yang juga kandidat doktor dari
Universitas Padjadjaran ini.

Ketidak hadiran Megawati, diwakilkan oleh kakak kandungnya,  Guntur
Soekarnoputra. Guntur tiba bersama istrinya, menjelang magrib ke
kediaman Pak Harto, Jalan Cendana Menteng Jakarta Pusat.  Sebelumnya,
Sekjen DPP PDIP Pramono Anung tiba lebih dulu melayat Pak Harto
bersama putri Megawati, Puan Maharani.

Dari pantauan Persda Network kemarin, selain para wartawan media cetak
maupun elektronik, dalam dan luar negeri, sekitar seribuan warga
masyarakat berbaur dengan aparat keamanan memadati depan rumah Pak
Harto di Jalan Cendana begitu mendengar Pak Harto meninggal dunia
sekitar pukul 13.00 WIB, Sabtu (27/1) kemarin setelah sebelumnya,
mendapat perawatan secara intensif di Rumah Sakit Pusat Pertamina
(RSPP), Jakarta selatan.

http://www.kompas.com/read.php?cnt=.xml.2008.01.27.19545274channel=1mn=1idx=1



[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Menyoal Kasus Soeharto - Bung Anton

2008-01-27 Terurut Topik anton_djakarta
lebih banyak buku sejarah dulu ya mas, sekaligus buku-buku sejarah
ideologis yang mendasari kenapa Sukarno bertindak begini, kenapa
begitu, kenapa Tan Malaka begini, kenapa Aidit begini, dan kenapa
Harto begitu.

Dari banyak membaca dan mengamati baik dari buku-buku maupun dokumen
jadi kita bisa menghubungkan alur sejarah bukan saja secara linier
tapi menggabungkan dari sebuah gerakan yang tak beraturan menjadi
jelas bahwa semua tindakan ada alasan ideologisnya. Inilah kenapa
kita harus mempelajari dulu bagaimana Proudhon, Karl Marx, Engels,
Pemikiran Fabian, Sosialisme Demokrat, Sosialisme Etatisme, Rosa
Luxemburg, Gramsci sampai konflik dunia Internasional, yang sampai
sekarang masih terus bergerak (Sekaligus memamerkan kebodohan
Francis Fukuyama yang mengatakan sejarah telah berhenti dengan
kemenangan Kapitalis Liberal). Lalu cobalah anda tengok pemikiran-
pemikiran Kolonial yang kemudian terhubungkan dengan gagasan
Smithian dimana kemudian berubah melalui evolusi sampai pada pola-
pola Friedman yang melahirkan The Chicago Boys dan Mafia Berkeley
yang membawa kolonialisasi lokal menjadi sebuah bentuk imperialisme
ekonomi internasional yang polanya sama saja dengan apa yang
dilakukan Van Den Bosch di Jawa. Atau juga gerakan-gerakan
perlawanan dari komunitas yang lebih homogen seperti faktor agama
dan kedaerahan. Bila konflik dari sini anda bisa angkat lalu anda
gabungkan dengan apa yang terungkap dari berita-berita sejarah anda
tidak akan secara sederhana menceritakan sejarah dengan tebak-
tebakan.

Terkadang kita hanya mendapatkan gambaran sekilas lalu memberi cap
tanpa tahu proses sejarah dibaliknya, pergulatan-pergulatan
pemikiran dibalik sebuah peristiwa. Kita hanya tahu dari gumulan
yang terjadi bukan memperhatikan sebuah proses. Lalu kita berkata
ini itu dan tanpa sengaja sudah memberikan sebuah cap dari judul-
judul yang mencuat dikepala.

Bagaimana kita bisa memahami sebuah proses sejarah bila kita tidak
tahu bagaimana proses pergulatan pemikiran dan tindakan yang
dilakukan oleh para tokoh di masa lalu.

Bilamana ditanya tahun 66 semua dosen, mahasiswa dan kaum
intelektual menuntut Suharto mundur, kiranya anda bisa tanya pada
pelaku sejarah seperti Pak Tjuk. Ingat yang teriak  di kalangan
mahasiswa hanyalah KAMI sebuah organisasi extra onderbouw dan
dibentuk mendadak. Mayoritas mahasiswa dan kaum terdidik belum mampu
memutuskan sesuatu, karena suasana sangat kacau. Dan perlu diingat
juga KAMI hanyalah satuan kecil dari gerakan mahasiswa yang kemudian
menjadi kuat karena adanya back up militer dan aksi CIA.

Apa anda tidak pernah berusaha untuk studi tentang bagaimana ada
sebuah gerakan diam-diam setelah kematian PRRI ada sebuah konspirasi
yang dipersiapkan untuk menjatuhkan Sukarno. Apa anda tidak pernah
studi jalan pikiran Sukarno, dan sejauh mana anda mengerti tentang
pemikiran Bung Karno? kalau anda hanya membaca sebatas koran, atau
buku-buku biografi, saya sarankan anda baca dulu secara luas ulasan-
ulasan ideologis yang menggagas pembebasan manusia dari yang utopis
sampai yang realitas, baru dengan demikian anda bisa memahami
pemikiran Sukarno, Hatta, atau Sjahrir. Jadi dalam memahami Bung
Karno jangan terjebak pada seragam penuh jasa yang dikarikaturi oleh
banyak penentangnya, tapi cobalah memahami gagasannya.

Sukarno menjadi Presiden Seumur hidup bukan karena beliau mengangkat
dirinya, ini adalah konspirasi dari kelompok Nasution dan jaringan
politik kanan untuk membendung PKI, jadi hanya Sukarno-lah yang
mampu menahan PKI, agar PKI tidak mampu memenangkan Pemilu maka
diangkatlah Sukarno jadi Presiden Seumur Hidup. Pak Tjuk bisa
menerangkan lebih jauh mengenai hal ini.

Kasus G 30 S sendiri sampai sekarang adalah sebuah sejarah
spekulasi, andai Letkol Untung menang kita tidak bisa menebak
arahnya kemana, cuman apakah anda tidak pernah berpikir bahwa
Gerakan Untung adalah sebuah aksi yang dirancang untuk gagal?

Alangkah baiknya dari momentum meninggalnya Pak Harto yang bersamaan
dengan berlangsungnya Konferensi anti Korupsi di Bali, menjadi
pertanda baik, bahwa ke depan Indonesia bersih dari Korupsi, adanya
penegakan hukum yang baik dan mengembalikan kembali Indonesia ke
dalam sebuah negara yang memiliki dasar Ideologi yang jelas, sebuah
ideologi yang kita kenang sebagai ideologi represif di jaman Suharto
padahal ideologi itu adalah puncak dari sebuah sintesa ideologi-
ideologi yang berkembang di abad-abad lalu. Kembalilah ke Pancasila
sebagai sebuah nilai-nilai yang benar.

Ketuhanan Yang Maha Esa, yang menghormati keyakinan manusia terhadap
apa yang diyakininya.

Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, Yang tidak menghinakan kemanusiaan

Persatuan Indonesia, Yang mendorong kesejahteraan, kemakmuran dan
keamanan bangsa ini menjadi bangsa terhormat

dasar demokrasi kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan, menjadi bangsa yang dewasa dalam
berdemokrasi, dan menghargai hak pendapat orang tanpa harus
membunuh, melarang dan melecehkan.

Keadilan Sosial 

[Forum Pembaca KOMPAS] Kematian Soeharto Tragedi Bagi Korbannya

2008-01-27 Terurut Topik Agus Hamonangan
http://www.kompas.com/read.php?cnt=.xml.2008.01.27.19132320channel=1mn=1idx=1

JAKARTA, MINGGU - Meninggalnya Soeharto bukan berarti rasa sakit
orang-orang yang telah jadi korban politik semasa pemerintahannya
hilang begitu saja. Mereka justru menyesal, karena Soeharto belum
sempat diadili.

Mantan Ketua Partai Rakyat Demokratik (PRD) yang kini jadi pengurus
PDI Perjuangan, Budiman Sudjatmiko mengatakan, Kematiannya adalah
tragedi bagi semua orang yang menjadi korban kejahatannya. Mereka
(para korban, Red) tak pernah mendapat keadilan.

Soeharto yang meninggal dalam usia 86 tahun, dituduh melakukan banyak
kejahatan selama masa pemerintahannya, termasuk pembunuhan lebih dari
500.000 anggota PKI pada 1965-1966. Almarhum dan keluarganya juga
dituduh melakukan korupsi yang, menurut lembaga Transparansi
Internasional, jumlah totalnya mencapai 35 miliar dolar AS (sekitar Rp
327 triliun).

Begitu berkuasa pada 1965, Soeharto langsung memberantas Partai
Komunis Indonesia (PKI) dan simpatisannya. Kebijakan itu dipandang
pihak luar negeri sebagai pembunuhan masal terbesar sepanjang abad ke-20.

Soeharto adalah ibu dari kejahatan kemanusiaan, kecam Sudjatmiko
yang dipenjara semasa pemerintahan Soeharto.

Sementara itu pendiri Tapol, organisasi pembela HM di Indonesia,
Carmel Budiarjo mengatakan, meninggalnya Soeharto sebagai kematian tiran.

Para elite politik tidak melihat pentingnya keadilan. Banyak orang
merasa apa yang saya rasa, karena dia meninggal tanpa terlebih dulu
diadili. Saya hanya berharap, obituarinya akan diwarnai highlight
selama dia memerintah, kata Carmel Budiarjo.

Budiarjo yang kini menjadi warga negara Inggris, pernah dipenjara
pemerintah pada 1968 karena terlibat diskusi akademis. Di bawah
pemerintahan Suharto, banyak akademisi yang dipenjara karena
dihubung-hubungkan dengan PKI atau kegiatan makar.

Sementara itu Fadjroel Rachman mengatakan, Pengusutan terhadap kroni,
keluarga dan para loyalis Soeharto seharusnya tetap dijalankan.

Fajroel Rahman yang dipenjara pemerintah Soeharto pada 1976
mengatakan, invasi RI ke Timor Timur dan kebijakannya di Aceh
merupakan pelanggaran berdarah. Dan, korbannya sampai sekarang masih
mencari keadilan.

Seorang aktivis dan jurnalis, Andreas Harsono menambahkan, Soeharto
tak ragu-ragu untuk mengabaikan hukum dalam menyelesaikan masalah.
Pertanyaannya, apakah dia menyelesaikan masalah? Tentu saja tidak.

Sebagai wartawan, kata Harsono, dia merasakan betapa tekanan Soeharto
begitu ketat terhadap kebebasan pers.Di masa depan, rakyat akan
memujanya, rakyat akan menyebutnya sebagai Bapak Pembangunan, orang
akan membantah bahwa dia pernah melakukan aktivitas fasis, melakukan
pembunuhan dan pengekangan kebebasan, karena dia tak pernah diadili,
sesal Harsono. (AFP)



[Forum Pembaca KOMPAS] Biaya Perawatan Soeharto Tembus Rp 1 Miliar

2008-01-27 Terurut Topik Agus Hamonangan
JAKARTA, MINGGU †Hingga hari ke-24 perawatan Soeharto di RSPP, pihak
rumah sakit mencatat jumlah biaya perawatan presiden kedua RI itu
telah menembus angka satu miliar rupiah. Itu baru biaya penginapan dan
perawatan.

Sementara biaya dokter belum termasuk. Biasanya, biaya jassa dokter
dibayar secara kontan oleh pihak keluarga. Hal itu disampaikan salah
satu sumber Kompas.com di RSPP.

Sumber tersebut mengatakan, keluarga Soeharto menyewa dua kamar kelas
Presiden Suite dan dua kamar kelas III di lantai V Gedung B RSPP.
Sumber tersebut juga menyebutkan, keluarga Soeharto juga menyewa salah
satu kamar kelas 3 di lantai VI tepatnya di ruang 1A.

Biaya rawat inap di kamar Presiden Suite sendiri senilai Rp 2,5 juta
per hari. Adapun sewa kamar kelas 3 senilai Rp 200.000 per hari.
Dengan demikian, untuk biaya sewa kamarnya saja, dana yang dikeluarkan
sudah mencapai Rp134,4 juta. (BIAN/LHW)

http://www.kompas.com/read.php?cnt=.xml.2008.01.27.17031243channel=1mn=1idx=1



[Forum Pembaca KOMPAS] SBY-JK Ajak Anaknya Melayat

2008-01-27 Terurut Topik Agus Hamonangan
http://www.kompas.com/read.php?cnt=.xml.2008.01.27.1641387channel=1mn=1idx=1

JAKARTA, SABTU - Presiden RI Susilo Bambang Yudoyono (SBY) dan Wakil
Presiden Jusuf Kalla (JK) didampingi istri, Sabtu (27/1) pukul 16.30
tiba di rumah kediaman Mantan Presiden RI kedua, Soeharto, di Jalan
Cendana No. 8. Demikian dilaporkan wartawan Kompas, Suhartono, dari
Cendana.

SBY dan JK juga didampingi Sekretaris Pribadi Kurdi Mustova,
Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi, dan dua juru bicara presiden Andi
Malarangeng dan Dino Pattijalal. Putrab Presiden SBY, Agus Harimurti
dan Edi Baskoro, juga ikut dalam rombongan melayat.

SBY-JK dan rombongan langsung diterima keluarga Soeharto. Mereka
langsung menyatakan ikut berduka cita atas wafatnya mantan penguasa
Orde Baru itu.

Presiden SBY dan Wapres JK sama-sama mengenakan baju batik berwarna
cokelat. Sampai berita ini diturunkan, rombongan presiden masih berada
di dalam rumah.

Presiden dan Wapres yang mengenakan pakaian batik coklat, langsung
masuk ke dalam untuk menyatakan duka cita kepada keluarga.

Saat ini, kedua pemimpin negara beserta rombongannya masih berada di
dalam rumah almarhum. Sementara suasana di sekitar Cendana masih
khidmat, ratusan wartawan dan ribuan anggota masyarakat makin
menyesaki lingkungan di sekitar rumah almarhum Soeharto.

Pengamanan wilayah dilakukan oleh pasukan baret merah dari Kopassus.
Namun, pengamanan tak terlalu ketat. Warga bebas datang, tapi mereka
hanya bisa berada di depan rumah.

Pagar rumah ditutup dan hanya mobil Presiden SBY serta Wapres JK yang
boleh masuk. (HAR)



[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Menyoal Kasus Soeharto

2008-01-27 Terurut Topik anton_djakarta
Saya menghormati Sukarno secara utuh baik muda dan Tua, secara
kemanusiaan tanpa waktu-waktu yang dibatasi

ANTON


--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, M. Danil Daud
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Saya mengagumi Sukarno muda.
 Sukarno tua bagi saya biasa saja, seperti pejabat tua pada umumnya.

 Bagi seorang moralis seperti Soe Hok Gie, pesta2 di istana di
 tengah rakyat kelaparan itu perbuatan amoral. Bukan cuma
romantisme.

 Salam
 M. Danil Daud


Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Kematian Soeharto Tragedi Bagi Korbannya

2008-01-27 Terurut Topik Gadis Arivia
Saya setuju dengan semua pandangan Budiman Sudjatmiko kecuali bahasa yang
digunakan pada kalimat Suharto adalah ibu dari kejahatan kemanusiaan.
Keberatan saya bukan pada isi (content) bahwa Suharto melakukan kejahatan
kemanusiaan (kaum feminis sangat setuju Suharto adalah penjahat
kemanusiaan), yang dipersoalkan adalah penggunaan kata ibu.  Mungkin lebih
tepat dikatakan:Suharto adalah bapak dari kejahatan kemanusiaan.

Penggunaan kata ibu pada kalimat tersebut mengandung perdebatan wacana
sensitif gender.

Demikian sedikit pencerahan gender dari saya.

Salam kesetaraan,
Gadis Arivia.




2008/1/27 Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED]:


 http://www.kompas.com/read.php?cnt=.xml.2008.01.27.19132320channel=1mn=1idx=1

 JAKARTA, MINGGU - Meninggalnya Soeharto bukan berarti rasa sakit
 orang-orang yang telah jadi korban politik semasa pemerintahannya
 hilang begitu saja. Mereka justru menyesal, karena Soeharto belum
 sempat diadili.

 Mantan Ketua Partai Rakyat Demokratik (PRD) yang kini jadi pengurus
 PDI Perjuangan, Budiman Sudjatmiko mengatakan, Kematiannya adalah
 tragedi bagi semua orang yang menjadi korban kejahatannya. Mereka
 (para korban, Red) tak pernah mendapat keadilan.

 Soeharto yang meninggal dalam usia 86 tahun, dituduh melakukan banyak
 kejahatan selama masa pemerintahannya, termasuk pembunuhan lebih dari
 500.000 anggota PKI pada 1965-1966. Almarhum dan keluarganya juga
 dituduh melakukan korupsi yang, menurut lembaga Transparansi
 Internasional, jumlah totalnya mencapai 35 miliar dolar AS (sekitar Rp
 327 triliun).

 Begitu berkuasa pada 1965, Soeharto langsung memberantas Partai
 Komunis Indonesia (PKI) dan simpatisannya. Kebijakan itu dipandang
 pihak luar negeri sebagai pembunuhan masal terbesar sepanjang abad ke-20.

 Soeharto adalah ibu dari kejahatan kemanusiaan, kecam Sudjatmiko
 yang dipenjara semasa pemerintahan Soeharto.

 Sementara itu pendiri Tapol, organisasi pembela HM di Indonesia,
 Carmel Budiarjo mengatakan, meninggalnya Soeharto sebagai kematian tiran.

 Para elite politik tidak melihat pentingnya keadilan. Banyak orang
 merasa apa yang saya rasa, karena dia meninggal tanpa terlebih dulu
 diadili. Saya hanya berharap, obituarinya akan diwarnai highlight
 selama dia memerintah, kata Carmel Budiarjo.

 Budiarjo yang kini menjadi warga negara Inggris, pernah dipenjara
 pemerintah pada 1968 karena terlibat diskusi akademis. Di bawah
 pemerintahan Suharto, banyak akademisi yang dipenjara karena
 dihubung-hubungkan dengan PKI atau kegiatan makar.

 Sementara itu Fadjroel Rachman mengatakan, Pengusutan terhadap kroni,
 keluarga dan para loyalis Soeharto seharusnya tetap dijalankan.

 Fajroel Rahman yang dipenjara pemerintah Soeharto pada 1976
 mengatakan, invasi RI ke Timor Timur dan kebijakannya di Aceh
 merupakan pelanggaran berdarah. Dan, korbannya sampai sekarang masih
 mencari keadilan.

 Seorang aktivis dan jurnalis, Andreas Harsono menambahkan, Soeharto
 tak ragu-ragu untuk mengabaikan hukum dalam menyelesaikan masalah.
 Pertanyaannya, apakah dia menyelesaikan masalah? Tentu saja tidak.

 Sebagai wartawan, kata Harsono, dia merasakan betapa tekanan Soeharto
 begitu ketat terhadap kebebasan pers.Di masa depan, rakyat akan
 memujanya, rakyat akan menyebutnya sebagai Bapak Pembangunan, orang
 akan membantah bahwa dia pernah melakukan aktivitas fasis, melakukan
 pembunuhan dan pengekangan kebebasan, karena dia tak pernah diadili,
 sesal Harsono. (AFP)

 



[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Re:Indonesia Berkabung Tujuh Hari

2008-01-27 Terurut Topik Yoke Simbolon
Quin,

Libur, no, kibarkan bendera 1/2 tiang di kantor: ya atau mau ikutan menolak 
berkabung?. Tapi melihat ritual dan akan melibatkan banyak pendukung Soeharto 
dan simpatisan dari dalam dan luar negeri, maka 'libur' itu bisa terjadi karena 
merasa perlu libur atau cuti guna mengikuti prosesi dari awal hingga selesai. 
WNI dimana, yang mana?  

Aquino Hayunta [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
 Apakah itu berarti libur 7 hari? 
 
 Posted by: Agus Hamonangan
 mailto:[EMAIL PROTECTED]
 ujuh%20Hari [EMAIL PROTECTED]
 http://profiles.yahoo.com/agushamonangan agushamonangan 
 
 Sat Jan 26, 2008 11:18 pm (PST) 
 
 http://www.kompas.com/read.php?cnt=.xml.2008.01.27.14144898channel=1mn=1;
 idx=1
 http://www.kompas.com/read.php?cnt=.xml.2008.01.27.14144898channel=1mn=1i
 dx=1
 
 JAKARTA, MINGGU - Pemerintah melalui Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi
 mengemukakan, Indonesia menyatakan berkabung selama tujuh hari mulai
 Minggu (27/1) sampai Sabtu minggu depan atas wafatnya mantan Presiden
 Soeharto, Minggu (27/1)siang.
 
 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara tengah menyusun
 rencana penghormatan dan pemakaman untuk Soeharto. Rencananya,
 Presiden Yudhoyono akan datang ke kediaman Soeharto di Jalan Cendana,
 Jakarta, Minggu sore setelah jenazah Soeharto disemayamkan.
 
 Presiden Yudhoyono akan menjadi inspektur upacara dalam pemakaman
 militer di Astana Giribangun, Karanganyar, Jawa Tengah, Senin pagi.
 
 Wisnu Nugroho A
 
 [Non-text portions of this message have been removed]
 
 
 
   

   
-
Looking for last minute shopping deals?  Find them fast with Yahoo! Search.

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Apakah DTKJ sudah 'dibeli' oleh investor jalan tol?

2008-01-27 Terurut Topik Lisman Manurung
Kemarin saya saksikan sebuah metro-mini dari arah
Mangga Dua menuju Senen, menghalau penumpangnya, di
siang bolong ke metro mini dengan nomor trayek sama 
lainnya, istilahnya: ngoper penumpang. Alasan awaknya?
Mereka harus pulang kandang. Betulkah dia pulang
kandang? Masak diikuti itu bus.

Agar tidak terjadi hal-hal demikian ini maka saya usul
usulkan hal-hal berikut. 

Lakukan kajian sembari penerapan (kita sebut saja
action research)  agar diketahui berapa jumlah armada
yang layak untuk penumpang tertentu.

Caranya?
Minggu pertama:
 
1. Atur agar dari satu terminal tertentu ditentukan
bahwa bus hanya bertolak jika penumpangnya mencapai
3/4 tempat duduk. 

2. Bis bertolak berurutan.

3. Bis yang sama nomor trayeknya tidak boleh saling
mendahului.

4. Bis tidak boleh melebihi kapasitas angkut: ada yang
mengecek di jalan, dengan memantau penumpangnya.

Dari studi ini akan diketahui berapa jumlah armada
yang layak.

Nah, jika armada sudah lebih?
Tarik ijin trayek itu dengan memberikan ganti rugi.
Berapa dan darimana duitnya?
Rp. 10 M setahun, dan logikanya, wong bus-priotas
diberi subsidi Rp. 200 M per tahun, dan untuk
metro-mini cs layak-layak saja. 

Hitungannya: jika setiap tahun ditawarkan Rp. 10 juta
bagi pengembalian ijin trayek, dan disebutkan bahwa
ijin trayek sudah dibatasi kecuali bis yang akan
dioperasikan memenuhi standar YLKI, yakni ada AC dan
joknya empuk, maka Pemda akan bayarkan Rp. 10 juta
untuk setiap ijin trayek yang dikembalikan.

Dari cara itu katakanlah akan dapat dikurangi populasi
metro-mini sebanyak 1.000 unit pertahun. 
Lho kok mereka mau? Jawabnya: Khan untuk bis yang
sudah tidak layak jalan, karena mulai tahun 2010
diwajikan umur bus hanya boleh 6 tahun, maka tentu
pemilik armada yang tua-tua akan diuntungkan oleh
sistem ini.  

Lantas jika itu sudah dilakukan, maka dilakukan
langkah bertahap untuk mewujudkan pengelolaan berbasis
kemitraan swasta dengan pemerintah. Caranya?

KARCIS BERSAMA DENGAN MASA LAKU 2 JAM, dengan harga 2
kali karcis sekarang: Rp. 5.000,-

 
Wajibkan pengelola Metro-mini dan Kopaja serta bis
serupa dengan ukuran yang sama membuat karcis bis
dengan pola yang mirip bus way: Satu tiket untuk 2 jam
perjalanan. Artinya, seorang penumpang, dalam 2 jam
dapat menggunakan berbagai bis metromini gonta ganti
sampai ke tujuan tertentu, dan hanya sekali bayar.

Nah, karena sekarang tarif bus way masih murah, tiket
metromini bersama itu tidak akan ditolak penumpang.
Kenapa? Karena dalam 2 jam yang sama, katakanlah
tarifnya dinaikkan menjadi Rp 5.000,- tetapi  dia bisa
gonta-ganti metro-mini sampai dengan 4 kali (jika dia
harus membayar setiap naik, maka dia perlu
mengeluarkan Rp. 4 x Rp 2.000 = Rp. 8.000).

Mungkinkah proyek demikian ini terjadi? Nah, anggota
DPRD yang cerdik, menjelang pemilu 2009 perlu
mendukung strategi ini. Lho kok anggota DPRD? Karena
yang bisa berikan persetujuan untuk membuat anggaran
subsidi untuk ini adalah DPRD.

Lho, kok pakai subsidi segala? Nah, untuk membuat
sistem dapat membiayai kontrak perusahaan berbasis
e-pay yang mau mengelolanya perlu dana. Logikanya,
agar awak bis mau menaikkan penumpang berkarcis
bersama, maka yang dia minta adalah gaji tetap
bulanan.

Apakah kemudian pada masa selanjutnya sistem ini terus
disubsidi? iya ialah. Karena jika terjadi peningkatan
mutu angkutan kota dengan cara begini ini, maka akan
berdampak positif pada 3 hal: (1)Akan menurunkan
penggunaan motor; (2). akan mengurangi kemacetan
secara drastis 20 persen, karena jumlah armada menurun
dan hanya beroperasi sesuai jumlah penumpang; (3).
tidak ada alasan untuk bis untuk ngetem;

Jadi, dengan upaya ini akan meningkat kenyamanan dan
ketepatan jadwal bisa kota. Nah, pekerja akan
produktif, karena tidak stress di jalan. Artinya, bis
kota menjadi layak dan dapat diandalkan.







--- bodo_kerlchen [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Rekan-rekan FPK terhormat,
 Bila saya tidak salah tangkap, inti topik ini salah
 satunya (dalam
 pengertian sempit) adalah mengupayakan mengurangi
 kesemrawutan LL
 yang pada akhirnya (dalam pengertian luas)
 mengurangi penghamburan
 energi yang sangat membebani dan merusak
 lingkungan (manusia nya
 stress berat dan pemanasan global). Sedangkan
 diantara sebegitu
 banyaknya faktor penyebab, baik yang independent
 maupun yang
 berkaitan satu sama lain, kita ketahui bersama,
 KONDISI keberadaan
 serta ULAH operator dari kendaraan umum kita adalah
 penyebab yang
 bobotnya cukup signifikan!! Saya berani YAKIN,
 misalkan kota
 Singapur yang sekarang kondisi LL nya begitu tertib,
 bila kondisi
 kendaraan umum serta ulah operatornya diizinkan
 seperti di Jakarta,
 maka dalam SEKEJAP lalu lintas nya akan
 awut-awutan!! Karena, selain
 ulah operator yang senantiasa mewujudkan
 bottleneck pada arus LL,
 penduduknya pun secara berangsur merasa tidak betah
 dan akan
 berupaya menghindari penggunaan kendaraan umum yang
 tidak terawat,
 antara lain dengan menggunakan kendaraan pribadi,
 yang notabene
 memperbanyak jumlah kendaraan yang harus melewati
 

Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Polly tak terbukti Membunuh Munir!

2008-01-27 Terurut Topik Adhie Massardi
Kalau ada komentar bahwa Polly korban politik, itu tidak salah. Soalnya sahabt 
Munir tewas juga sebagai korban politik. Jadi ini memang pengadilan politik 
(kriminal) yang harus menghukum orang-orang yang menjadi bagian dari politik 
(kekerasan) di negeri ini.

Salam!
Adhie M massardi
(Tetap berduka atas terbunuhnya Munis)

- Original Message 
From: loekyh [EMAIL PROTECTED]
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Sent: Sunday, January 27, 2008 5:37:34 PM
Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Polly tak terbukti Membunuh Munir!










  



Mungkin saja Polly hanya berada 'at the wrong place (di TKP) in the 

wrong time' (pada saat kejadian). 



Satu dokumenter penyelidikan perkara kriminal menyatakan (saya yakin 

berdasarkan asas praduga tak bersalah), keberhasilan membuktikan 

terdakwa berada di TKP pada saat kejadian pembunuhan TIDAK bisa 

dijadikan dasar/ alasan untuk menyimpulkan bahwa terdakwa adalah 

pembunuhnya. Jadi masih harus dicari bukti-bukti pendukung yang lain, 

misalnya kecocokan pengakuan terdakwa dengan saksi2 berdasarkan 

rekonstruksi di TKP, bukti2 forensik, dsb.



Tetapi bagi saya, walaupun secara formal tak bisa dibuktikan bahwa 

Polly telah membunuh Munir, hukuman selama 20 tahun telah memenuhi 

rasa keadilan. Kok ... ? (Baca lebih dulu kesimpulan tulisan ini di 

baris2 terbawah).



Alasan saya sederhana: 



1. karena banyak fakta-fakta tak formal yg memberatkan Polly, tetapi 

tak bisa dijadikan alat bukti formal. Fakta2 tak formal yg 

terpenting: berbagai hubungan telpon antara Polly dengan nomor2 

telpon kantor BIN yg tak terdaftar secara resmi di Telkom dg beberapa 

pejabat BIN (hasil temuan tim pencari fakta).



2. karena penyidik tidak bisa, atau paling sedikit akan mendapat 

kesulitan besar dan membutuhkan biaya besar, utk melakukan 

rekonstruksi di TKP: di dalam pesawat internasional dan di lapangan 

udara Singapura; dan juga akan kesulitan memanggil saksi2 langsung 

yang berkewarganegaraan asing (pemilik/pelayan restoran di Changi, 

penumpang2 lain, rekaman kedaluwarsa CCTV di Changi, dsb) dalam 

rekonstruksi tersebut.



3. Karena kelemahan penuntut umum/jaksa yg kurang profesional, yg 

terlalu mengikuti pola pembelaan Polly yang terlalu menitik-beratkan 

pada aspek hukum formal, bukan pada aspek logika (mis. dg menggunakan 

konsep probability) untuk membuktikan bahwa PELUANG pengakuan para 

pejabat BIN yg secara 'seragam' membantah bahwa BUKAN merekalah yg 

sedang melakukan kontak langsung melalui nomor2 HP mereka dengan 

Polly (maksudnya ada orang lain yg menggunakan HP mereka utk 

berbicara dg Polly). 



4. Walaupun susah dibuktikan, tetapi Pollycarpus baik secara formal 

atau tak formal, jelas terbukti telah tidak bersikap jujur ttg 

keterlibatan dirinya dalam komplotan pembunuh Munir dan dalam BIN. 

Hakim perlu menambah hukuman seberat-beratnya thd hal2 yg sangat 

memberatkan ini: ketidakjujuran pengakuan dalam kasus pembunuhan yang 

menjadi perhatian nasional dan internasional.



5. Atas dasar rasa keadilan, para hakim agung harus berani membuat 

terobosan hukum: ketakberhasilan menggunakan bukti2 tak formal (hanya 

karena alasan legalitas yg sangat kaku) walaupun secara meyakinkan 

sangat memberatkan Polly, harus dikompensasi dg hal-hal yang 

memberatkan terdakwa berdasarkan logika (syukur2 jika para hakim 

mampu menerapkan aturan2 logika formal).  



Seandainya majelis hakim agung yakin bahwa Polly adalah individu yg 

paling peluangnya paling besar (umpamakan 90%) sebagai algojo Munir, 

maka kekurangan 10% dikompensasi/ diimbangi dengan tambahan sanksi 

dan hukuman atas pengakuan Polly yang tidak terbuka (mis. tidak mau 

menceritakan isi, maksud, tujuan pembicaran Polly dg para pejabat BIN 

dan Dirut Garuda waktu itu). 



Hanya satu cara mendapatkan fakta2 tak formal di atas, khususnya 

dalam persidangan2 kelak dg terdakwa yg berbeda, yaitu mendaptkan 

pengakuan yang jujur dan saling mendukung alibi/logika/ fakta yang ada 

(tidak mengandung kontradiksi) oleh Polly, pejabat BIN, dsb. 



Tetapi Kita harus ingat bahwa pengakuan saja atau keyakinan 90% tak 

bisa dan tak cukup untuk jadi alat bukti. Tetapi masalah ini mestinya 

bisa diatasi oleh para hakim, sebab berbagai ASOSIASI dan KETERKAITAN 

yg logis dan sesuai fakta antara pengakuan2 tsb merupakan alat bukti 

yg lebih terpercaya dpd pengakuan2 per se. 



Kesimpulan: 



Secara formal, hukuman 20 tahun layak dijatuhkan kepada Polly karena 

Polly 'terbukti' membunuh Munir.



Secara tak formal, hukuman 20 tahun layak dijatuhkan kepada Polly 

bukan cuma karena Polly terbukti menggunakan surat perintah palsu/ 

rekayasa, tetapi juga karena tak terbuka sehingga dipastikan meng-

halang2-i dan tak mau membantu pengungkapan secara tuntas kasus 

pembunuhan yang menjadi isu nasional dan interasional ini.




[Forum Pembaca KOMPAS] ETAN: Accountability for Suharto’s Crimes Must Not Die with Him

2008-01-27 Terurut Topik John Miller
also Pertanggungjawaban Soeharto Tidak Boleh Mati Bersamanya

East Timor and Indonesia Action Network (ETAN) on the Death of Suharto
Contact: John M. Miller +1/718-596-7668

Accountability for Suharto's Crimes Must Not Die With Him

Indonesia's former dictator General Suharto has 
died in bed and not in jail, escaping justice for 
his numerous crimes in East Timor and throughout 
the Indonesian archipelago. One of the worst mass 
murderers of the 20th century, his death tolls still shock:
* 500,000 to one million Indonesians in the 
aftermath of his 1965 seizure of power;
* 100,000 in West Papua;
* 100,000 to 200,000 in East Timor, which his 
troops illegally invaded in 1975;
* tens of thousands more in Aceh and elsewhere.

Suharto also accumulated an appalling legacy of 
corruption - 15 to 35 billion dollars stolen by him and his family.

Suharto has avoided personal accountability for 
the genocide, destruction and corruption he 
inflicted upon those he presumed to rule. 
However, the generals, cronies and family members 
who carried out his orders via massacre, torture 
and theft must not get off so easily. Those who 
murdered and pillaged on behalf of Suharto and 
his New Order regime must be brought to justice.

We cannot forget that the United States 
government consistently supported Suharto and his 
regime. As the corpses piled up after his coup 
and darkness descended on Indonesia, his 
cheerleaders in the U.S. welcomed the gleam of 
light in Asia. In the pursuit of realpolitik, 
U.S. administration after administration, fully 
aware of his many crimes, provided military 
assistance and hardware, training and equipping 
Suharto's killers. The Indonesian dictator sought 
and received U.S. approval before he launched his 
invasion of East Timor; ninety percent of the 
weapons used in this illegal attack came from the U.S.

In the face of broad domestic opposition as his 
“economic miracle” had collapsed in 1998, he 
finally stepped down. But only after U.S. 
Secretary of State Albright hinted he should do 
so, even as the White House insisted she was not 
calling on the U.S.-backed dictator to “step down now.”

Persistent advocacy by concerned activists from 
East Timor, Indonesia, the U.S. and within 
Congress finally succeeded in curtailing U.S. 
military assistance to the Suharto regime in the 
1990s. After Suharto was ousted, East Timor broke 
free and the Indonesian military lost some perks. 
Since then, military reform efforts have stalled 
or been reversed. Suharto's favored military 
still maintains substantial power. Its 
higher-ranking officers, and powerful retired 
military, like President Susilo Bambang 
Yudhoyono, built their careers during his reign. 
The military continues to violate human rights 
with impunity and in West Papua and some areas 
operates by Suharto-era rules, restricting 
outside access and employing terror in service of its commercial interests.

Limited investigations dealing with Suharto-era 
crimes have added some information to the public 
record, but the few trials that have occurred 
have largely failed, as defendants have lied, 
intimidated or bribed their way to acquittals, 
crushing the hopes of the victims and their 
families for justice or even an apology.

To overcome Suharto's legacy and to uphold basic 
international human rights and legal principles, 
those who executed, aided and abetted, and 
benefited from his criminal orders must be held 
accountable. The U.S. must undergo a complete 
accounting for its role in backing the dictator. 
As a start, the U.S. government must support for 
an international tribunal to prosecute human 
rights and war crimes committed in East Timor 
from 1975 to 1999, and Washington should 
condition military assistance to Indonesia on 
progress towards full democratisation, the 
subordination of the military to the rule of law 
and civilian government, and strict adherence 
with international human rights as recommended 
by East Timor's Commission for Reception, Truth and Reconciliation.

A brief ETAN backgrounder on Suharto’s life is at 
http://www.etan.org/news/2008/01suhartobio.htmhttp://www.etan.org/news/2008/01suhartobio.htm.

This statement is also available in Tetum. See http://www.etan.org/

---

Catatan ETAN Mengenai Meninggalnya Soeharto

Pertanggungjawaban Soeharto Tidak Boleh Mati Bersamanya


Mantan diktator Jenderal Soeharto wafat di kamar 
tidurnya, bukan di dalam penjara, karena berhasil 
menghindari tuntutan keadilan atas sejumlah 
kejahatan yang terjadi di Timor Timur dan di 
seluruh penjuru nusantara. Sebagai salah satu 
pembantai massal yang terburuk di abad ke 20, 
catatan korban jiwa yang ditinggalkannya tetap mengejutkan:
·  500.000 sampai 1 juta orang Indonesia, 
setelah perebutan kekuasaan olehnya di tahun 1965;
·  100.000 di Papua
·  100.000 sampai  200.000 di Timor 
Timur, dimana pasukannya menginvasi secara ilegal di tahun 1975.
·  Puluhan ribu di 

[Forum Pembaca KOMPAS] SBY HANYA MENYALAMI TUTUT

2008-01-27 Terurut Topik ARVI
Sekitar jam 22.00 di SCTV ditayangkan ketika SBY datang melayat kerumah Pak 
Harto dan terlihat menyalami Tutut, dibelakang Tutut kalau tak salah terlihat 
Titik atau Mamik.
Tapi menurut penglihatan saya Titik atau Mamik apa sengaja atau tidak terlihat 
memalingkan kepala dan tidak berusaha menyalami SBY. Dia hanya kelihatan 
menyalami (kalau tak salah) ibu Ani atau Ibu Wapres.
Coba perhatikan sekali lagi karena mungkin adegan ini akan ditayangkan lagi 
oleh SCTV.
Mohon maaf jika saya yang salah lihat? 

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Melayat

2008-01-27 Terurut Topik dipo

From: Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED]
Subject: SBY-JK Ajak Anaknya Melayat
: 
: Pengamanan wilayah dilakukan oleh pasukan baret merah dari Kopassus.
: Namun, pengamanan tak terlalu ketat. Warga bebas datang, tapi mereka
: hanya bisa berada di depan rumah.
:
: Pagar rumah ditutup dan hanya mobil Presiden SBY serta Wapres JK
: yang boleh masuk. (HAR)
: 

Samar-samar masih terbayang foto-foto wajah diam Soekarno selagi 
sekujur tubuhnya terbungkus kain kafan.

Ada yang liat wajah Soeharto dalam pose serupa?








[Forum Pembaca KOMPAS] Menolak Pengibaran Bendera Setengah Tiang Bagi Jend. Suharto

2008-01-27 Terurut Topik heru suprapto
Rakyat menolak pengibaran bendera setengah tiang bagi kematian Jenderal Suharto 
dan mengecam media-media yang mencoba membesar-besarkan nama Suharto sebagai 
bentuk pengingkaran demokrasi dan kemanusiaan yang telah diberangus Jend. 
Suharto saat Orde Baru dan mewarisinya sampai saat ini. 
-Korban Kekejian Jenderal Suharto-
 
(tolong disebarluaskan melalui email-email, sms-sms, dengan tulisan-tulisan, 
dsb)


  

Looking for last minute shopping deals?  
Find them fast with Yahoo! Search.  
http://tools.search.yahoo.com/newsearch/category.php?category=shopping

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Apakah DTKJ sudah 'dibeli' oleh investor jalan tol?

2008-01-27 Terurut Topik firdaus cahyadi
Kawan2 yang setuju pembangunan jalan tol di Jakarta,
 Saya yakin  kalian juga sudah tahu (tapi pura2 tidak tahu) bahwa pembangunan 
jalan  tol justru akan merangsang pertumbuhan penggunaan kendaraan bermotor  
pribadi. Akibatnya, saya yakin kalian juga sudah tahu (tapi mungkin  pura2 
tidak tahu) bahwa kemacetan lalu lintas akan bertambah parah dan  kualitas 
udara pun akan memburuk, meskipun jalan tol dibangun secara  elevated. Jadi 
kemacetan lalu lintas tidak akan pernah bisa diatasi  dengan membangun jalan 
tol. Ok, jika kawan2 lupa, saya coba kutipkan  beberapa penelitian ttg hubungan 
kemacetan lalulintas dan jalan tol. 
  
  Penelitian di berbagai kota dunia yang menyatakan bahwa setiap ada  
penambahan panjang jalan justru akan memicu kemacetan lalu-lintas yang  lebih 
parah dan juga polusi udara. Hal itu dikarenakan penambahan  panjang jalan akan 
semakin mendorong hasrat sesorang untuk menggunakan  kendaraan bermotor 
pribadi. Di California, misalnya, setiap 1%  peningkatan panjang jalan dalam 
setiap mil akan menghasilkan  peningkatan kendaraan yang lewat sebesar 0,9% 
dalam waktu lima tahun  (Hanson, 1995). 

 Di Jakarta dalam kurun waktu 1999-2003  setiap ada pertambahan panjang jalan 
sepanjang 1 km akan selalu diikuti  dengan pertambahan jumlah kendaraan 
bermotor sebanyak 1.923 unit mobil  pribadi dan 3.000 kendaraan bermotor roda 
dua (Kajian Jaringan Jalan  Tol DKI Jakarta, PT Pembangunan Jaya, Mei 2005).
  
  Berikut saya kutipkan pula, hubungan meningkatnya laju penggunnan kendaraan 
bermotor pribadi dan polusi udara di Jakarta.
  
  Penelitian JICA (1996) tentang beban emisi kendaraan bermotor di  
Jabodetabek menyebutkan bahwa dengan jumlah kendaraan yang kurang lebih  3 juta 
unit pada 1995 saja telah memberikan beban emisi untuk jenis  polutan 
Karbonmonoksida (CO) sebesar 564,292 ton/tahun, Nitrogen Oksida  (NOx) sebesar 
98,788 ton/tahun dan Sulfur Oksida (SOx) sebesar 8,142  ton/tahun. Beban emisi 
itu dipastikan akan semakin meningkat seiring  dengan meningkatnya pemakaian 
kendaraan bermotor. 

  Akibatnya, tentu saja meningkatnya biaya kesehatan yang akan ditanggung  oleh 
masyarakat. Hal itu diperkuat oleh studi Bank Dunia pada 1994 yang  menyebutkan 
kerugian ekonomi yang harus dipikul masyarakat Jakarta  akibat polusi udara 
sebesar Rp500 miliar. Sementara itu, studi ADB  (2002) memprediksikan kerugian 
ekonomi yang akan ditanggung masyarakat  Jakarta pada 2015 akibat polusi udara 
dari jenis polutan Nitrogen  Oksida (NO2) dan Sulfur Oksida (SO2) 
berturut-turut sebesar Rp132,7  miliar dan Rp4,3 triliun.
  
  Bahkan seorang Guru Besar Fakultas Teknik UI, Professor Ismeth S. Abidin, 
meramalkan jika pola  pembangunan infrastruktur transportasi seperti itu 
berlanjut pada  tahun-tahun mendatang, penduduk Jabodetabek akan mencapai 30,5 
juta  pada 2015 dan 40,3 juta pada 2030 ditopang oleh kenaikan jumlah mobil  
penumpang dari 2,1 juta (2005) ke 5,7 juta (2015) dan 25 juta (2030).  Dengan 
keadaan seperti ini bisa dibayangkan betapa banyak lahan  terutama ruang 
terbuka hijau (RTH) dan daerah resapan air lainnya yang  akan 'dimakan olah 
jalan' serta kacau-balaunya perkembangan lalu lintas  angkutan jalan raya kelak.
  
  Saya yakin para investor jalan tol berikut para pendukungnya sama  sekali 
tidak pernah memasukan biaya sosial berupa kerusakan lingkungan  dan naiknya 
biaya kesehatan dalam perhitungan investasi. Mereka hanya  memperhitungkan 
keuntungan ekonomi sesaat, tanpa pernah peduli bahwa  itu didapat dengan 
memaksa masyarakat menghirup racun dari kendaraan  bermotor pirbadi orang2 kaya.
  
  Nah apa solusinya bagi jakarta?
  
  Selama ini pembangunan pengelolan sistem transportasi Jakarta tidak  
terintegrasi dengan tata ruang kota. Jadi solusinya kedepan adalah  
mengintegrasikan sistem transportasi dengan tata ruang kota. Tata ruang  kota 
jakarta harus dibenahi. Tata ruang kota jakarta tidak boleh lagi  menempatkan 
jakarta sebagai kota yang memiliki multifungsi selain  sebagai pusat 
pemerintahan. Multifungsi kota yang diemban jakarta  selama ini telah membuat 
jakarta kollaps. Daya dukung ekologi dan  sosial kota ini sudah tidak mampu 
mengemban multifungsi kota.
  
  Solusi selanjutnya, tentu saja pembangunan sistem trasnportasi kota  
diarahkan ke pengembangan transportasi massal yang ramah lingkungan dan  
terjangaku bagi masyarakat yang diiringi dengan pembatasan pergerakan  
kendaraan bermotor pribadi di area/koridor yang telah tersedia  transportasi 
massal tersebut. Jaringan transportasi massal juga harus  dibangun untuk 
memfasilitasi para pelaju menuju kota jakarta.
  
  Salam,
  Daus
  
  
  
Yoke Simbolon [EMAIL PROTECTED] wrote:
Saya  setuju dong Free Way, lanjut saja, terlepas dari dipolitisir sebagai  
'jalan panas' dlsb. Sebagai warganegara yang juga pemanfaat jalan tol,  melihat 
konsep yang benar harusnya jalan TOL (Frre WAY) adalah bebas  hambatan. Dulu 
sewaktu bekerja belum lagi menyapih 

[Forum Pembaca KOMPAS] Re: HOW IMF, WORLD BANK FAILED AFRICA

2008-01-27 Terurut Topik Setyo Budiantoro
Pak KM,

sepakat dengan Anda .sebenarnya kita tidak
mempunyai konsep ke depan yang jelas. Kita belum
berhasil menemukan jati diri kita seperti halnya
Malaysia.

semoga tulisan saya ini juga membantu mencerahkan apa
yang terjadi. negara industrialis maju menggunakan
strategi menendang tangga agar negara2 berkembang
tak bisa menyamai mereka. kita memang harus menemukan
pembangunan yg berdasar jati diri kita sendiri, baru
kita akan maju  bermartabat.

salam hangat
setyo budiantoro

http://www.thejakartapost.com/yesterdaydetail.asp?fileid=20070129.F04

Questioning free trade, liberalization

Setyo Budiantoro, Jakarta

Nowadays, pressure is mounting for developing
countries to adopt good policies to foster their
economic development. These policies include the
liberalization of trade, finance, and investment.
These ideas are imposed on developing countries by the
developed nations using strong and external bilateral
and multilateral pressure. The argument is that these
policies are good for developing countries because
they are how developed nations became rich.

The nature of economic liberalization has been
facilitated by the Structural Adjustment Programs
(SAPs) where the International Monetary Fund (IMF) and
World Bank play an important role. The World Trade
Organization (WTO), a development of the General
Agreement on Tariffs and Trade, was set up in order to
reduce tariffs in international trade and to eliminate
all other measures that prevent free trade.

Contrary to conventional wisdom, history shows that
rich countries did not develop on the basis of the
policies that they now recommend to, and often force
upon, the developing world. According to Ha-Joon
Chang, an historian and economist from Cambridge
University, almost all of today's rich countries used
tariff protections and subsidies to develop their
industries.

Interestingly, Britain and the U.S., the countries at
the forefront of promoting free trade were formally
the two most aggressively protected and subsidized
nations. Britain had used aggression and in certain
areas was a pioneer of activist policies intended to
promote its industries during the 14th and 15
centuries and from the 18th century onwards.
Furthermore, between the American Civil War and World
War 2, the U.S. was one of the most heavily protected
economies in the world.

Britain and the U.S. may be the most dramatic
examples, but almost all of the rest of the developed
world today uses tariffs, subsidies and other means to
develop their industries in the early stages.
Countries like Germany, Japan, Korea and even Sweden,
which later came to represent the small open economy
to many economists, have strategically used tariffs,
subsidies, cartels, and state support for research and
development to develop key industries, especially
textiles, steel, and engineering. Lately, developed
countries have become interested in free trade but
only among themselves.

The history of GATT/WTO shows that this institution is
skewed to fulfill the needs of developed countries.
Economist C. Fred Bergsten in a 1998 study shows that
the initial creation of the European Common Market in
the late 1950s was one of the motivations for the
American initiative to launch the Kennedy Round. At
that time, the U.S. wanted to reduce the newly created
discrimination against American exports. Similarly,
the expansion of the European Community to include the
United Kingdom and other nations was an important
reason for America to insist on the Tokyo Round in the
1970s.

Protection was progressively reduced on exports from
developed countries, but remained on goods exported
intensively by developing countries. It is no surprise
that GATT came to cover trade over all goods except
agriculture and textiles. These two goods are most
often produced by developing countries.

Textiles were covered by the Multifiber Arrangement
(MFA), through which developing countries bargained
bilaterally to establish quotas on the quantities of
exports that they could export to developed countries.
However, developed countries did not impose any
restrictions on textile imports from other developed
countries. Correspondingly, agricultural trade was
excluded from the GATT and developed countries still
continue to pursue protectionist policies and
subsidies.

Writing about developed countries preaching free trade
to less-advanced nations, Friedrich List compared it
to a person trying to kick away the ladder that they
had used to climb to the top. Economist Dr. Ha-Joon
Chang then argues it is no coincidence that economic
development has become more difficult during the last
two decades when developed countries started putting
pressure on developing countries to adopt these
so-called global standard policies and institutions.

Mainstream economists will likely argue that China and
India, the two rising giants, have benefited from
trade liberalization or free trade. However, one
should consider this statement carefully. To be sure
China is 

Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Apakah DTKJ sudah 'dibeli' oleh investor jalan tol?

2008-01-27 Terurut Topik Puput
Wah ...
Bung Lisman,
bukankah dalam Debat Publik Fit and Proper Test Calon Anggota DTKJ pada 1 
Oktober 2007,
dari 5 (lima) bakal calon anggota DTKJ asal unsur Perguruan Tinggi,
hanya 2 (orang) termasuk Anda yang mengindikasikan tidak setuju dengan 
pembangunan jalan tol dalam kota?
Sekarang ... KOK?

Salam,
Ppt
  - Original Message - 
  From: Lisman Manurung 
  To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com 
  Sent: Saturday, January 26, 2008 5:09 AM
  Subject: Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Apakah DTKJ sudah 'dibeli' oleh investor 
jalan tol?


  Sebagai anggota milis FPK saya ingin berdiskusi
  dengan rekan-rekan sekalian mengenai TERIMA ATAU TOLAK
  JALAN TOL. Secara pribadi (tidak terkait dengan DTKJ
  yang memang organisasi multi-stake) SAYA mengambil
  posisi yang setuju peningkatan JALAN TOL.

  Saya terpengaruh oleh teman-teman yang menilai Bangkok
  sudah dapat mengatasi kemacetan karena jalan-jalan tol
  kebanyakan dibangun berupa jalan layang. Jadi pengguna
  jalan yang ingin lebih cepat mencapai tujuannya boleh
  masuk jaringan jalan tol, tetapi keluarkan uang lebih
  banyak. Jadi, orang-orang yang
  mau membayar karcis tol, dalam arti bukanlah karena
  dia kaya, tetapi karena ingin cepat dan bepergian
  lebih lancar, tetapi membayar, dan bukan free rider.

  Volume APBD DKI hanya segelintir yakni sekitar Rp 20
  T, dan BOTABEDEK sekitar Rp. 5 T, atau total Rp. Rp 25
  T. Sebagai perbandingan APBN sekitar Rp. 700 T, atau
  APBD DKI/APBN = 3.6 %. Jomplang bangat dibandingkan
  dengan volume perputaran uang di BOTABEDEK/NASIONAL
  yang dapat mencapai angka 30 %.

  Jadi, jangan mimpi pemda DKI dapat menyulap Jakarta
  dengan menambah panjang jalan. Jika pemda akan
  membangun lebih banyak jalan, maka penerimaan dari
  pajak kendaraan bermotor akan dinaikkan. Jika itu yang
  dilakukan, maka orang akan mencatatkan mobilnya
  bernomor polisi F atau nomor polisi A, akibatnya,
  penerimaan Pemda DKI tidak dapat memenuhi niat
  pembuatan jalan.

  Juga, integrasi angkutan umum dengan kereta api tidak
  akan dapat dilakukan dalam waktu singkat, karena
  manajemen kereta api masih kaku, dalam makna para para
  manajernya kurang paham apa itu teori harga.

  Jadi, jalan pembangunan jalan-jalan tol akan dapat
  mengatasi perlunya peningkatan panjang jalan.


Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Kematian Soeharto Tragedi Bagi Korbannya

2008-01-27 Terurut Topik bungaran
Budiman pakailah bahasa yang lebih sopan tidak mediskriminasi kaum
perempuan.

--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Gadis Arivia
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Saya setuju dengan semua pandangan Budiman Sudjatmiko kecuali
bahasa yang
 digunakan pada kalimat Suharto adalah ibu dari kejahatan
kemanusiaan.
 Keberatan saya bukan pada isi (content) bahwa Suharto melakukan
kejahatan
 kemanusiaan (kaum feminis sangat setuju Suharto adalah penjahat
 kemanusiaan), yang dipersoalkan adalah penggunaan kata ibu.
Mungkin lebih
 tepat dikatakan:Suharto adalah bapak dari kejahatan kemanusiaan.

 Penggunaan kata ibu pada kalimat tersebut mengandung perdebatan
wacana
 sensitif gender.

 Demikian sedikit pencerahan gender dari saya.

 Salam kesetaraan,
 Gadis Arivia.


[Forum Pembaca KOMPAS] Kartini Pakistan

2008-01-27 Terurut Topik Institute Ecosoc Rights
Kartini Pakistan

Mukhtaran Bibi adalah janda desa yang miskin, buta huruf dan tak 
pernah menyakiti siapa pun. Seperempat abad lebih ia hidup terpenjara 
dalam masyarakat adat yang feodal dan barbar di sebuah desa kecil di 
provinsi Punjab, Pakistan. Ia baru melihat penjara kehidupan itu 
setelah peristiwa buruk menghancurkan kehormatannya pada pertengahan 
2002. Tiba-tiba ia bangkit menjadi perempuan perkasa yang berdiri 
tegak menuntut keadilan atas haknya sebagai perempuan. Ia melawan 
adat yang mengijinkan perempuan korban perkosaan menanggung hukuman 
sementara pelakunya bebas bergentayangan. Perjuangannya menjadikan ia 
sebagai simbol kekuatan perempuan Pakistan yang memperjuangkan harga 
diri dan martabat kaumnya sebagai manusia utuh.

Ia seperti RA Kartini atau mungkin jalan yang ia pilih lebih terjal. 
Ia menuliskan kisah dan pergulatannya dalam sebuah buku In The Name 
of Honor. Melalui pendidikan pada anak-anak perempuan di sekolah 
yang ia rintis, Mai berusaha memotong rantai kekerasan tersebut.

Baca tulisan ini di blog kami:
http://ecosocrights.blogspot.com/

salam
yanti




[Forum Pembaca KOMPAS] Re: JAM KERJA FLEXIBLE

2008-01-27 Terurut Topik anton_djakarta
Tugas para idealis muda memperjuangkan untuk menghancurkan jaringan
mafia yang membuat sektor telekomunikasi mahal. Sudah saatnya
berpikir bahwa jaringan infrastruktur bukanlah jalan raya tapi juga
jaringan kabel. Itulah prioritas menuju bangsa yang berbudaya.

ANTON


--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, William T. Gunawan
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Masalahnya bung Anton,

 internet di indonesia muahalnya amit amit jabang entahapalaitu,
kalo harga
 per bandwidth di indonesia sudah cukup rendah untuk diperhitunkan
dalam
 anggaranbelanja rumah tangga, mungkin bisa kali ya

 regards
 William


Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Suciwati: 20 tahun Tak Akan Menghidupkan Munir

2008-01-27 Terurut Topik bodo_kerlchen
Benar sekali mbak Yuli,
sejauh yang saya amati sosok PC sebagai individu, sepertinya dia
tergolong orang yang bangga pada dirinya dan cenderung suka pamer,
alias mulut besar. Umumnya golongan seperti ini tidak punya banyak
waktu untuk mengontrol kewaspadaan dalam bertindak .. orang awam
seperti saya sih biasa menyebutnya DUNGU!! Kedudukan, power dan
semacamnya, tentu diatas segalanya bagi orang seperti ini, seperti
telah diperlihatkan nya selama ini pada media, baik didalam, apalagi
diluar persidangan. Mudah-mudahan cukup banyak masyarakat yang dapat
mengambil pelajaran dari contoh jelek ini, agar dikemudian
hari kepalanya sendiri yang harus bertindak sebagai kaki-tangan
dan tidak dapat lagi melenggang aman-aman!! Terlepas dari sikap
kedunguan PC, pemerintah beserta perangkat penegak hukumnya dalam
menjalankan proses pengungkapan pembunuhan Munir ini, bagi saya,
sangat menentang LOGIKA.
Salam,Bodo


--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Yuliati Soebeno
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Pada  awalnya si Pollycarpus ini berpikir bahwa hukum di Indonesia
akan melindungi dia, karena dia bekerja sama dengan orang-orang yang
punya kedudukan.
   Tapi dia salah bahwa orang yang dipakai untuk berbuat keji dan
kotorlah yang akan terjebak dan masuk penjara. Pemain dibelakang
layar-nya sich..tetap saja lolos.
   Mau-maunya dipakai sebagai kaki tangan. Mungkin dengan janji-
janji yang menggiurkan, namun apa dikata...kaki tangan yang
selalu terkena getahnya. kepalanya mah...melenggang aman-aman selalu.

   salam,
   Yuli


[Forum Pembaca KOMPAS] Menolak Pengibaran Bendera Setengah Tiang Bagi Jend. Suharto

2008-01-27 Terurut Topik heru suprapto
Rakyat menolak pengibaran bendera setengah tiang bagi kematian Jenderal Suharto 
dan mengecam media-media yang mencoba membesar-besarkan nama suharto sebagai 
bentuk pengingkaran demokrasi dan kemanusiaan yang telah diberangus Jend. 
Suharto saat Orde Baru dan mewarisinya sampai saat ini. 
  -Korban Kekejian Jenderal Suharto-
   
  (tolong disebarluaskan melalui email-email, sms-sms, dengan tulisan-tulisan, 
dsb)

   
-
Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile.  Try it now.

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Himbauan SBY ditanggapi dingin

2008-01-27 Terurut Topik Wie Yan Bun
sepanjang perjalanan dari rumah ke kantor, memang tak banyak warga yang 
mengibarkan bendera setengah tiang. mestinya ini juga disorot 
kameraawan tv agar siaran beritanya tak berupa iklan yang isinya memuji-muji 
soeharto melulu!

hian boen


- Original Message 
From: bungaran [EMAIL PROTECTED]
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Sent: Sunday, January 27, 2008 7:15:04 PM
Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Himbauan SBY ditanggapi dingin

Himbauan Presiden SBY untuk mengibarkan bendera setengan tiang agaknya 
ditanggapi dingin oleh Rakyat Indonesia.
Agak berbeda dengan suasana pemakaman Soekarno yang dihadiri ratusan 
ribu hingga jutaan rakyat Indonesia yang menangisi kepergian Soekarno.
Kepergian Suharto cuma ditangisi hanya puluhan rakyat.
Pemerintah terlalu mengada-ngada menyatakan hari berkabung nasional 
selama 7 hari.





  

Never miss a thing.  Make Yahoo your home page. 
http://www.yahoo.com/r/hs

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Re:Indonesia Berkabung Tujuh Hari

2008-01-27 Terurut Topik Haniwar Syarif
ya jelas nggak deh..., rakyat semua pasang bendera setengah tiang aja belum 
tentu..

Salam

Haniwar

At 07:30 PM 27-01-08, you wrote:




Apakah itu berarti libur 7 hari?







Posted by: Agus Hamonangan
mailto:[EMAIL PROTECTED]
ujuh%20Hari [EMAIL PROTECTED]
http://profiles.yahoo.com/agushamonangan agushamonangan

Sat Jan 26, 2008 11:18 pm (PST)


http://www.kompas.com/read.php?cnt=.xml.2008.01.27.14144898channel=1mn=1;
idx=1
http://www.kompas.com/read.php?cnt=.xml.2008.01.27.14144898channel=1mn=1i
dx=1

JAKARTA, MINGGU - Pemerintah melalui Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi
mengemukakan, Indonesia menyatakan berkabung selama tujuh hari mulai
Minggu (27/1) sampai Sabtu minggu depan atas wafatnya mantan Presiden
Soeharto, Minggu (27/1)siang.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara tengah menyusun
rencana penghormatan dan pemakaman untuk Soeharto. Rencananya,
Presiden Yudhoyono akan datang ke kediaman Soeharto di Jalan Cendana,
Jakarta, Minggu sore setelah jenazah Soeharto disemayamkan.

Presiden Yudhoyono akan menjadi inspektur upacara dalam pemakaman
militer di Astana Giribangun, Karanganyar, Jawa Tengah, Senin pagi.

Wisnu Nugroho A


Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Polly tak terbukti Membunuh Munir!

2008-01-27 Terurut Topik Haniwar Syarif
kalo saya sih merasa aneh aja... kalao memang sby niat apa susahnya 
memerintahkan kepala BIN utk menghadqapkan Budi Santoso ?

lalu apa peran sekkab yg disebut sebut kowan kompas ??

dan aneh aja  kok hukum bisa dipakai dgn asosiasi  segala macam.., spt yg 
disebut mas luky

Walu saya sangat curiga keterlibatan Munir.., walau saya  merasa polly ada 
hubungannya dgn ini, mestinya suatu keputusan hukum dijatuhkan hanya bila 
semua keraguan telah dilenyapkan.


Secara hukum.. ulangi secara hukum.. justru keputusan MA sebelumnya yg 
lebih masuk akal..

Filosofinya.. lebih baik membebaskan orang salah dari menghulum orang yg 
tidak bersalah.


tapi maklum lah ketika perkaraini memang bukan tersangkut perkara kriminal 
murni.., ketika nuansa politik dan kekuasaan terasa menyengat.., maka yg di 
cari adalah jalan tengah dgn kalau perlu mengrbankan seseorang. Penukdung 
Munir puas sudah dapat korbannya, si pelaku jug apuas krn tetap tal terseentuh.


Sudah banyak prinsip keadilan dan proses hukum di cederai 
disini..,  misal  PK yg hanya hak tersangka kembali di cederai.. , maupun 
ketika tidak ada satu bukti langsung apapun yg membuktikan Munir di bunuh 
Polly.  ,

maka sesungguhnya banyak pihak yg kalah..

termasuk polisi dan kejaksaan dan mahkamah agung disamping  kita yg meaunya 
ada kejelasan siapa sesungguhnya si dalang..

Kalau ternyata putusan pd Polly ini akhirnya membawa terbongkarnya si 
dalang.. saya akan salut juga pd terobosan hukum  yg buruk ini..

SAsalam

Haniwar


At 05:37 PM 27-01-08, you wrote:
Mungkin saja Polly hanya berada 'at the wrong place (di TKP) in the
wrong time' (pada saat kejadian).

Satu dokumenter penyelidikan perkara kriminal menyatakan (saya yakin
berdasarkan asas praduga tak bersalah), keberhasilan membuktikan
terdakwa berada di TKP pada saat kejadian pembunuhan TIDAK bisa
dijadikan dasar/ alasan untuk menyimpulkan bahwa terdakwa adalah
pembunuhnya. Jadi masih harus dicari bukti-bukti pendukung yang lain,
misalnya kecocokan pengakuan terdakwa dengan saksi2 berdasarkan
rekonstruksi di TKP, bukti2 forensik, dsb.

Tetapi bagi saya, walaupun secara formal tak bisa dibuktikan bahwa
Polly telah membunuh Munir, hukuman selama 20 tahun telah memenuhi
rasa keadilan. Kok ... ? (Baca lebih dulu kesimpulan tulisan ini di
baris2 terbawah).

Alasan saya sederhana:

1. karena banyak fakta-fakta tak formal yg memberatkan Polly, tetapi
tak bisa dijadikan alat bukti formal. Fakta2 tak formal yg
terpenting: berbagai hubungan telpon antara Polly dengan nomor2
telpon kantor BIN yg tak terdaftar secara resmi di Telkom dg beberapa
pejabat BIN (hasil temuan tim pencari fakta).

2. karena penyidik tidak bisa, atau paling sedikit akan mendapat
kesulitan besar dan membutuhkan biaya besar, utk melakukan
rekonstruksi di TKP: di dalam pesawat internasional dan di lapangan
udara Singapura; dan juga akan kesulitan memanggil saksi2 langsung
yang berkewarganegaraan asing (pemilik/pelayan restoran di Changi,
penumpang2 lain, rekaman kedaluwarsa CCTV di Changi, dsb) dalam
rekonstruksi tersebut.

3. Karena kelemahan penuntut umum/jaksa yg kurang profesional, yg
terlalu mengikuti pola pembelaan Polly yang terlalu menitik-beratkan
pada aspek hukum formal, bukan pada aspek logika (mis. dg menggunakan
konsep probability) untuk membuktikan bahwa PELUANG pengakuan para
pejabat BIN yg secara 'seragam' membantah bahwa BUKAN merekalah yg
sedang melakukan kontak langsung melalui nomor2 HP mereka dengan
Polly (maksudnya ada orang lain yg menggunakan HP mereka utk
berbicara dg Polly).

4. Walaupun susah dibuktikan, tetapi Pollycarpus baik secara formal
atau tak formal, jelas terbukti telah tidak bersikap jujur ttg
keterlibatan dirinya dalam komplotan pembunuh Munir dan dalam BIN.
Hakim perlu menambah hukuman seberat-beratnya thd hal2 yg sangat
memberatkan ini: ketidakjujuran pengakuan dalam kasus pembunuhan yang
menjadi perhatian nasional dan internasional.

5. Atas dasar rasa keadilan, para hakim agung harus berani membuat
terobosan hukum: ketakberhasilan menggunakan bukti2 tak formal (hanya
karena alasan legalitas yg sangat kaku) walaupun secara meyakinkan
sangat memberatkan Polly, harus dikompensasi dg hal-hal yang
memberatkan terdakwa berdasarkan logika (syukur2 jika para hakim
mampu menerapkan aturan2 logika formal).

Seandainya majelis hakim agung yakin bahwa Polly adalah individu yg
paling peluangnya paling besar (umpamakan 90%) sebagai algojo Munir,
maka kekurangan 10% dikompensasi/ diimbangi dengan tambahan sanksi
dan hukuman atas pengakuan Polly yang tidak terbuka (mis. tidak mau
menceritakan isi, maksud, tujuan pembicaran Polly dg para pejabat BIN
dan Dirut Garuda waktu itu).

Hanya satu cara mendapatkan fakta2 tak formal di atas, khususnya
dalam persidangan2 kelak dg terdakwa yg berbeda, yaitu mendaptkan
pengakuan yang jujur dan saling mendukung alibi/logika/fakta yang ada
(tidak mengandung kontradiksi) oleh Polly, pejabat BIN, dsb.

Tetapi Kita harus ingat bahwa pengakuan saja atau keyakinan 90% tak
bisa dan 

[Forum Pembaca KOMPAS] pemberitaan tanpa kritisisme

2008-01-27 Terurut Topik Arif Susanto
banyak sekali media massa nasional yang memberitakan berbagai hal tentang HMS 
tanpa kritisisme. atas nama keadilan, apakah mungkin menarasikan sejarah tanpa 
keberpihakan? atas nama objektivitas pemberitaan, apakah fakta dapat terpisah 
sama sekali dari opini? orang mesti mawas bahwa di banyak tempat, salah satu 
rute setelah kegagalan transisi demokrasi adalah menoleh ke masa lalu 
(otoritarianisme menjajikan stabilitas, demokrasi yang tidak stabil membuka 
celah  kemunduran) 

   
-
Looking for last minute shopping deals?  Find them fast with Yahoo! Search.

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Seorang Wartawan Tertabrak Mobil

2008-01-27 Terurut Topik sawung
Kalau di lihat dari plat nomernya adalah nomer bantuan kepolisian.
Hari ini semua televisi isinya tentang pemkaman soeharto.
Di TV disebut soeharto presiden ke dua RI, wah presiden PDRI ga
dihitung presiden ya?

regards

2008/1/27 Bambang Soetedjo [EMAIL PROTECTED]:






 Saya usulkan untuk mengejar dan menindak sipenabrak apapun lambang yang
 ditempel dimobil tersebut. Tidak ada pengecualian walaupun dia anggota atau
 supir anggota DPR. Sudah tau kalau disekitar RSPP pasti banyak yang ingin
 tau dan berkumpul, eh masih saja ngebut. Saya mengharapkan petugas menindak
 dengan adil. Jangan pilih kasih.

  Salam
  BS


[Forum Pembaca KOMPAS] Himbauan SBY ditanggapi dingin

2008-01-27 Terurut Topik bungaran
Himbauan Presiden SBY untuk mengibarkan bendera setengan tiang agaknya 
ditanggapi dingin oleh Rakyat Indonesia.
Agak berbeda dengan suasana pemakaman Soekarno yang dihadiri ratusan 
ribu hingga jutaan rakyat Indonesia yang menangisi kepergian Soekarno.
Kepergian Suharto cuma ditangisi hanya puluhan rakyat.
Pemerintah terlalu mengada-ngada menyatakan hari berkabung nasional 
selama 7 hari.





[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Soeharto Wafat (Gencatan Senjata Selama Berkabung)

2008-01-27 Terurut Topik eben ezer
Dengan ini, diumumkan gencatan senjata hingga masa berkabung berakhir. Bisa 
dimengerti kesedihan yang dirasakan oleh keluarga.

hanya itu..

   
-
Looking for last minute shopping deals?  Find them fast with Yahoo! Search.

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Forum Pembaca KOMPAS] TOLAK BERKABUNG SEMINGGU UTK HMS

2008-01-27 Terurut Topik Agus Sugeng
Atas nama pribadi saya mengucapkan duka cita yang sedalamnya kepada seluruh 
keluarga Soeharto, semoga arwah beliau diterima oleh Sang Khalik. Maaf saya 
mengucapkan belasungkawa ini melalui milis ini karena saya tidak mempunyai 
akses ke cendana. 
Menyikapi hari berkabung nasional selama 7 hari, saya rasa tidak perlu 
sesdemikian emosionalnya. Dalam kasus ini banyak sekali unsur pemaaf bangsa ini 
terhadapa beliau. Diawali dengan penghentian kasus pidana Soeharto oleh 
Kejaksaan Agung dengan alasan kesehatan. Adakah rekayasa dibalik ini semua? 
Hanya Sang Khalik dan pelaku pengambil keputusan saja yang mengetahui.
Di tengah Soeharto sakit kembali polemik pemberian maaf kepad Soehato. Maaf 
boleh saja diberikan. Tapi jika saya berada di pihak keluarga Soeharto maka 
saya akan mempertanyakan maaf untuk kesalahan yang mana?. Oleh sebab itu 
untuk menjawab pertanyaan tersebut haruslah kasus perdata beliau diteruskan. 
Meskipun akan ada ganjalan karena sudah meninggalnya terdakwa dan putusnya 
hubungan hukum antara pemberi kuasa dengan penerima kuasa. pemberi kuasa sudah 
meninggal maka hubungan hukum antara pemberi dan penerima putus. Akan tetapi 
hal tersebut tidaka akan menjadi masalah yang besar sejauh 
pemerintah(kejaksaaan Agumg) mempunyai kemauan yang besar dan tulus.
Oleh sebab itu maaf boleh saja tapi hukum selayaknya tetap berjalan. Hormatilah 
Soeharto tapi jangan lupa juga bahwa kita juga harus menghormati para korban 
kekuasaan beliau. Buya Hamka pun tetap melayat Soekarno ketika meninggal 
meskipun mereka berdua bersebrangan dalam sudut pandang politik.

Agus

Adhie Massardi [EMAIL PROTECTED] wrote:   
 
 Saudara-saudara sebangsa dan setanahair.
 
 HM Soeharto adalah orang besar bagi negeri ini. 
 Saya setuju. 
 Jasanya banyak, saya juga setuju 
 (meskipun dengan catatan). 
 Maka kita perlu menundukkan kepala 
 atas kepergiannya menghadap Sang Khalik.
 
 Tapi pernyataan Pemerintah SBY
 yang mengumumkan
 Perkabungan Nasional Seminggu
 dan selama itu kita diwajibkan
 mengibarkan Merah-Putih
 menurut saya itu too much. Berlebihan.
 
 Kita harus menghormati yang menghormati HM Soeharto
 Tapi (Pemerintah) SBY juga harus menghormati 
 korban-korban (politik) HM Soeharto.
 
 Sehari atau maksimal 3 (tiga) hari 
 untuk perkabungan nasional is enough.
 Bahkan bila tak ada kesalahan sekalipun.
 
 Maka demi menjaga harmoni berbangsa-bernegara
 kita harus menolak Perkabungan Nasional Seminggu itu.
 Karena ini akan mengundang kemarahan rakyat
 yang sebetulnya juga menghormati HM Soeharto
 tapi sekarang sedang dirundung malang
 dihajar mahalnya harga sembako
 dan terus merosotnya daya beli rakyat.
 
 Salam!
 
 Adhie M Massardi
 (Pengagum Soeharto juga)
 
 __
 Looking for last minute shopping deals?  
 Find them fast with Yahoo! Search.  
http://tools.search.yahoo.com/newsearch/category.php?category=shopping
 
 [Non-text portions of this message have been removed]
 
 
 
   

   
-
Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile.  Try it now.

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Forum Pembaca KOMPAS] SELAMAT JALAN PAK HARTO

2008-01-27 Terurut Topik Yuliati Soebeno
Selamat jalan juga saya ucapkan. semoga masyarakat Indonesia mendapatkan 
kesempatan untuk mempelajari sejarah secara utuh dari masa-masa perjuangan 
melawan penjajahan, hingga masa-masa mendatang.
   
  Salam,
  Yuli

anton_djakarta [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Selamat Jalan Pak
Bagaimanapun Sejarah Indonesia diwarnai oleh keberadaan Bapak

ANTON

Sukarnois Muda



 

   
-
Never miss a thing.   Make Yahoo your homepage.

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Seorang Wartawan Tertabrak Mobil

2008-01-27 Terurut Topik Andre Pamungkas
Lebih baik dilihat dulu dari saksi mata :

1. Apakah mobil tersebut dengan sengaja menabrak wartawati itu?
2. Apakah Wartawati tersebut memang melintas dengan tidak melihat situasi/ 
sengaja menghalangi laju kendaraan?

setelah mendengar dari saksi mata barulah proses selanjutnya diteruskan dengan 
tidak ada alasan apapun apakah mobil tersebut memang dimiliki seorang pejabat 
atau tidak,karena kalau saya bilang mobil tersebut tidak bersalah,justru adalah 
pengemudi dibalik mobil tersebut. Dan juga wartawati tersebut walaupun dia dari 
perusahan TV yang mempunyai jalur politik yang cukup.

Jadi tinggal aturan dan hukum yang ditegakan bukan menyalahkan 
mobil/stiker/lambang tapi sejauh mana aparat keamanan bisa melakukan 
investivigasi secara netral dengan aturan hukum yang berlaku

Salam


Bambang Soetedjo [EMAIL PROTECTED] wrote:   Saya 
usulkan untuk mengejar dan menindak sipenabrak apapun lambang yang ditempel 
dimobil tersebut. Tidak ada pengecualian walaupun dia anggota atau supir 
anggota DPR. Sudah tau kalau disekitar RSPP pasti banyak yang ingin tau dan 
berkumpul, eh masih saja ngebut. Saya mengharapkan petugas menindak dengan 
adil. Jangan pilih kasih.

   Salam
   BS
 
 Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED] wrote:
   Laporan Wartawan Sonora, Valen
 
 
http://www.kompas.com/read.php?cnt=.xml.2008.01.27.15110048channel=1mn=1idx=1
 
 JAKARTA, MINGGU - Pengawalan mobil jenazah Soeharto dari Rumah Sakit
 Pusat Pertamina (RSPP) ke rumah duka di Jalan Cendana Jakarta membawa
 korban. Seorang wartawati televisi swasta RCTI, tertabrak salah satu
 kendaraan yang akan keluar lewat pintu utama RSPP. 
 
 Saksi mata menyebutkan, reporter RCTI tersebut sedang bersiap-siap
 untuk membenahi tripod dan kamera usia iring-iringan mobil jenazah
 keluar dari RSPP sekitar pukul 14.35 WIB. Namun, tiba-tiba kendaraan
 berwarna hitam dengan dengan nomor polisi B1498BK negbut dan menabrak
 perempuan tersebut.
 
 Korban langsung dibawa ke ruang instalasi gawat darurat untuk mendapat
 perawatan. Pengendara mobil langsung diamankan sementara mobilnay
 masih diparkir tidak jauh dari lobi utama RSPP dengan lampu sein menyala.
 
 Sampai berita ini diturunkan belum diketahui siapa penabraknya. Pada
 mobil tersebut terdapat lambang DPR dan stiker bertuliskan keluarga
 besar paspampres.
 
 -
 Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile.  Try it now.
 
 [Non-text portions of this message have been removed]
 
 
 
   

   
-
 
 Real people. Real questions. Real answers. Share what you know.

[Non-text portions of this message have been removed]



Bls: [Forum Pembaca KOMPAS] TOLAK BERKABUNG SEMINGGU UTK HMS

2008-01-27 Terurut Topik Purnawan D. Negara
SETUJU..

-PDN-

- Pesan Asli 
Dari: Adhie Massardi [EMAIL PROTECTED]
Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Terkirim: Minggu, 27 Januari, 2008 8:29:06
Topik: [Forum Pembaca KOMPAS] TOLAK BERKABUNG SEMINGGU UTK HMS









  







Saudara-saudara sebangsa dan setanahair.



HM Soeharto adalah orang besar bagi negeri ini. 

Saya setuju. 

Jasanya banyak, saya juga setuju 

(meskipun dengan catatan). 

Maka kita perlu menundukkan kepala 

atas kepergiannya menghadap Sang Khalik.



Tapi pernyataan Pemerintah SBY

yang mengumumkan

Perkabungan Nasional Seminggu

dan selama itu kita diwajibkan

mengibarkan Merah-Putih

menurut saya itu too much. Berlebihan.



Kita harus menghormati yang menghormati HM Soeharto

Tapi (Pemerintah) SBY juga harus menghormati 

korban-korban (politik) HM Soeharto.



Sehari atau maksimal 3 (tiga) hari 

untuk perkabungan nasional is enough.

Bahkan bila tak ada kesalahan sekalipun.



Maka demi menjaga harmoni berbangsa-bernegara

kita harus menolak Perkabungan Nasional Seminggu itu.

Karena ini akan mengundang kemarahan rakyat

yang sebetulnya juga menghormati HM Soeharto

tapi sekarang sedang dirundung malang

dihajar mahalnya harga sembako

dan terus merosotnya daya beli rakyat.



Salam!



Adhie M Massardi

(Pengagum Soeharto juga)



Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Kronologi Kelengseran Soeharto, Mei 1998

2008-01-27 Terurut Topik sawung
1996 dan 1997 tawuran sma marak sekali terjadi di ibukota.

semester ke dua 1997, massa tak dikenal mulai dilatih membuat kerusuhan.

2008/1/27 Bagus Satriyanto [EMAIL PROTECTED]:






  25 Februari 1998 ILUNI UI mengluarkan pernyataan
  SIKAP KEPRIHATINAN CIVITAS ACADEMICA UI dan menutup
  Baliho di Salemba 4 yang bertuliskan UI KAMPUS
  PERJUANGAN ORDE BARU

  Salam

  Bagus Satriyanto


[Forum Pembaca KOMPAS] Re:Soeharto Minta Dimakamkan Dekat Bu Tien

2008-01-27 Terurut Topik evi douren
Ketika keterbatasan manusia mencoba menjengkal ketakterbatasan Tuhan maka 
mendampingkan raga nan fana pun dpt dimaknai agar si mati dpt berdekatan kala 
ruh telah kembali ke pemilik aslinya  Mereka lupa bhw bukan raga yg dpt 
mempertemukan mereka di alam yg berbeda tsb.
   
  Betapapun, selamat jalan, Pak Harto, engkau tetap menjadi bagian sejarah 
negeri ini.  Mungkin bapak pun tdk meminta agar kami semua menaikkan bendera 
setengah tiang selama sepekan tanda bapak berpulang, kan?  
   
  ED

   
-
Looking for last minute shopping deals?  Find them fast with Yahoo! Search.

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Selamat Jalan, Soeharto

2008-01-27 Terurut Topik permadi simbolon
Bagaimanapun juga, Soeharto telah berjasa besar bagi keutuhan NKRI. Selamat 
Jalan Pak Harto. Semoga engkau diterima di tempat bahagia di surga. Amin. 
Pormadi Simbolon

maibel_r [EMAIL PROTECTED] wrote:  Ikut berbelasungkawa yang se-dalam 
dalam atas meninggalnya Eyang Harto,

Salam dalam damai Ratih

--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Agus Hamonangan 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Member Kompas Forum prabukoki
 
 
 Mantan Presiden Soeharto, meninggal dunia, Minggu 27 Jan 08, 13.10.
 
 INALILLAHI WA INALILLAHI ROJIUN ..
 
 http://forum.kompas.com/showthread.php?p=2604#post2604




 

   
-
Looking for last minute shopping deals?  Find them fast with Yahoo! Search.

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Pollycarpus Divonis 20 Tahun

2008-01-27 Terurut Topik anton_djakarta
Bung Ajud, Pembunuh ya Pembunuh, kok digunakan alasan patriotisme.
Pahami dulu perjuangan Munir, baru kita bisa paham kenapa kok Polly
plus otak dibelakangnya sedemikian keji.

Tapi saya nggak setuju sekretaris Garuda divonis, tahu apa dia wong
cuman tukang ketikkasian waktu keterima kerja di Garuda pasti
hatinya gembira tapi berakhir di penjara.

ANTON


--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, manneke budiman
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Ya, sekalian aja disebut Kusni Kadut, Robot Gedek, Edi Tansil dan
para penjahat kelas kakap lainnya. Siapa tau seperti ramalan sir
ajud, mereka pun bisa jadi pahlawan. sekalian didoakan deh
biardiberi kekuatan. Jangan-jangan merke juga punya dalih bahwa
semuanya ini untuk negeri (negeri moyangmu kali?)

   manneke


Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Kematian Soeharto Tragedi Bagi Korbannya

2008-01-27 Terurut Topik bungaran
32 tahun suku Tionghoa didiskriminasi dipersulit untuk mendapatkan 
dokumen-dokumen yang diperlukan dan lain-lain.





[Forum Pembaca KOMPAS] Kompas TV Live Streaming Pemakaman Soeharto

2008-01-27 Terurut Topik Agus Hamonangan
Kompas TV menyajikan live streaming prosesi pemakaman almarhum mantan
Presiden Soeharto. Liputan langsung perjalanan prosesi pemakaman dari
Cendana hingga Astana Giribangun bisa Anda saksikan  di
http://www.seleb.tv/content/view/6304/241/ dengan menggunakan koneksi data
broadband.

-- 
Salam,

Agus Hamonangan

http://groups.google.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/
http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/


[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum Pembaca KOMPAS] Soeharto, Pejuang, Diktator

2008-01-27 Terurut Topik Agus Hamonangan
http://www.kompas.com/kompascetak/read.php?cnt=.kompascetak.xml.2008.01.28.02020950channel=2mn=43idx=43

Jakarta, Kompas - Kepergian Soeharto meninggalkan reaksi beragam. Bagi
para aktivis gerakan demokrasi yang menjadi korban kebijakan represif
di era Orde Baru, Soeharto dikenang sebagai tokoh diktator. Namun,
bagi sejumlah pejabat di era kepemimpinannya, Soeharto adalah pejuang
dengan jasa besar.

Secara pribadi, Budiman Sudjatmiko (37) mengaku tidak menyimpan dendam
kepada mantan Presiden Soeharto. Mantan Ketua Umum Partai Rakyat
Demokratik atau PRD ini menilai apa yang dialaminya di pengujung era
pemerintahan Soeharto sebagai bagian dari persoalan besar demokrasi di
Indonesia.

PRD dituding sebagai dalang Peristiwa Kerusuhan 27 Juli 1996 dan
Budiman dijatuhi vonis 13 tahun penjara. Ia menjalani hukuman di LP
Cipinang tiga tahun karena diberi amnesti oleh Presiden Abdurrahman Wahid.

Saya tidak menganggap sebagai yang paling menderita akibat kebijakan
di era Presiden Soeharto. Masih banyak yang lebih menderita dari
saya, kata Budiman yang kini bergabung dengan Partai Demokrasi
Indonesia Perjuangan (PDI-P).

Satu hal yang ia sayangkan, ketika Soeharto masih hidup bangsa
Indonesia gagal mencari kebenaran dari peristiwa masa lalu. Kegagalan
itu akan membuat bangsa Indonesia terus tergagap melihat masa
depannya, katanya.

Aktivis M Fadjroel Rachman mengingatkan, sekalipun mantan Presiden
Soeharto sudah tiada, negara tetap harus melanjutkan proses hukum
terhadap keluarga dan kroninya atas kasus korupsi dan kejahatan
pelanggaran hak asasi manusia.

Ini untuk menunjukkan ke publik bahwa ini negara hukum, bukan negara
halalbihalal, katanya.

Tercederai

Tokoh peristiwa Malapetaka 15 Januari 1974 (Malari), Hariman Siregar,
menilai Soeharto sebagai pemimpin negara yang sangat diktator. Saya
ini orang yang paling dicederai oleh Soeharto. Saya diseret ke
penjara, ayah saya meninggal saat saya dipenjara, istri saya sakit,
dan anak kembar saya meninggal, kata Hariman.

Hariman mengatakan, Soeharto adalah seorang pemimpin diktator yang
percaya bahwa pembangunan dapat dicapai dengan kekerasan dan
mengabaikan rakyat. Merasa seorang militer, maka dia lindas saja kami
semua. Semua orang-orang kritis dimasukkan ke penjara. Hanya Ali
Sadikin saja yang dia agak ragu- ragu, kata Hariman.

Soal kasus korupsi Soeharto dan anak-anaknya, Hariman mengatakan agar
tetap berpegang pada TAP MPR Nomor XI/1998. Aktivis perempuan Yeni
Rosa Damayanti juga sangat kecewa terhadap pemerintah karena terkesan
menunda-nunda proses hukum terhadap Soeharto sehingga akhirnya mantan
penguasa Orde Baru itu meninggal dunia.

Oleh karena itu, yang dapat dilakukan adalah melanjutkan proses
perdata Soeharto.

Pejuang

Sebagai aktivis 1966 dan menteri di kabinet Soeharto, Akbar Tandjung
melihat Soeharto sebagai pejuang karena mampu mengatasi krisis yang
terjadi saat itu secara cepat dan tepat.

Akbar melihat Soeharto sebagai orang yang mampu memberi arah
pembangunan bangsa seperti yang diamanatkan MPR. Soeharto juga orang
yang sangat konstitusional, petunjuk yang diberikan selalu sesuai
dengan GBHN. Ketika saya menjadi Menteri Permukiman dan Prasarana
Wilayah (1993-1998), beliau tahu persis proyeksi perumahan yang harus
dibangun sehingga sebagai pembantunya, saya punya arah jelas dalam
bekerja, katanya.

Mantan Menteri Keuangan Mar'ie Muhammad menyebut Soeharto sebagai
pemimpin yang berani mengambil keputusan dan menanggung risiko.
Sekalipun ada keputusannya yang mungkin kurang tepat, Mar'ie
menyebutkan bahwa setiap keputusan yang diambil Soeharto sesuai
keadaan saat itu.

Mantan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Kabinet
Pembangunan IV, JB Sumarlin, Minggu malam, menyampaikan kenangannya
dengan Soeharto pada akhir tahun 1975. Ketika itu tanpa perjanjian
saya datang ke Jalan Cendana untuk melaporkan sesuatu. Ketika itu
beliau akan ke luar kota. Melihat saya, beliau langsung mengajak saya
masuk ke dalam mobil. Di dalam mobil saya memberikan laporan, ujar
Marlin.

Menurut Marlin, hal itu menunjukkan Soeharto sangat memerhatikan
laporan penting demi kemajuan negara. Marlin berharap bangsa Indonesia
memaafkan Soeharto yang telah membuat negara ini mencapai banyak
kemajuan. (INU/VIN/OSD/ANA/DIK/NWO)




[Forum Pembaca KOMPAS] Warisan Soeharto

2008-01-27 Terurut Topik Agus Hamonangan
Oleh Jakob Oetama

http://www.kompas.com/kompascetak/read.php?cnt=.kompascetak.xml.2008.01.28.02044658channel=2mn=2idx=2


Haji Muhammad Soeharto, presiden kedua RI, menghadap Sang Khalik.
Persiapannya cukup panjang disertai dengan terganggunya kesehatan dan
tinggal menyendiri. Itu memberi kesan sengaja mengasingkan diri dari
masyarakat ramai. Ia berhenti dari kursi kekuasaan setelah mengemban
tugas kepresidenan selama 31 tahun disertai pergolakan politik.

Serupa seperti yang dialami Presiden Soekarno yang adalah sang
proklamator kemerdekaan bangsa dan negara Indonesia. Soekarno juga
telah cukup lama memimpin pemerintahan dari tahun 1945 sampai tahun
1965 meskipun dalam periode sistem pemerintahan yang berbeda.

Presiden pertama wafat setelah menderita sakit dan diisolasi dari
bakat serta kebetahan kepribadiannya, yakni berada di tengah rakyat
banyak. Ada persamaan jalan hidup antara presiden pertama dan presiden
kedua. Keduanya memerintah dalam waktu lama dan sama-sama jatuh dari
kekuasaannya. Sama-sama pula disertai pergerakan dalam kericuhan
proses suksesi mereka. Suatu koinsidensi yang masuk akal jika
menimbulkan pertanyaan dan pelajaran sejarah yang bermanfaat bagi
perikehidupan kita selanjutnya sebagai bangsa dan negara.

Dalam 20 tahun periode pemerintahan Soekarno berlaku beragam sistem
sosial politik. Ada periode kebersamaan dan kedaruratan selama dua
dasawarsa itu. Berlaku beragam sistem pemerintahan, sebut saja
demokrasi liberal dan demokrasi terpimpin. Agenda sentral kehidupan
kenegaraan dan kemasyarakatan disertai pancaroba pencarian,
pergumulan, dan pemantapan pembangunan negara dan pembangunan bangsa.

Terjadi dikotomi antara faham politik dan kebangsaan yang mengacu
kepada UUD 1945 dan berbagai ideologi partisan yang, misalnya,
melahirkan gerakan Darul Islam (DI) dan gerakan Partai Komunis
Indonesia (PKI) yang memuncak pada gerakan 30 September 1965. Terjadi
proses pemantapan negara kesatuan berikut keutuhan teritorialnya.
Kerangka internasional yang dipelopori dan dibangkitkan Bung Karno
adalah antikolonialisme dan neokolonialisme serta kebangkitan
Asia-Afrika. Indonesia pelopor dari New Emerging Forces. Perikehidupan
sosial-ekonomi terabaikan dan hal itu kemudian merupakan kekuatan
kontraproduktif dan kejatuhan presiden pertama ketika berkoinsidensi
atau berinteraksi dengan G30S.

Jenderal Soeharto ditempatkan oleh perubahan drastis dan disertai
kekerasan pada posisi kepemimpinan. Berlatar belakang militer,
memegang komando tetapi sekaligus juga cerdas dan tegas. Estafet
kepemimpinan nasional jatuh kepadanya. Represi Bung Karno terutama
karena dibuat ganas, keras, dan kejam oleh PKI membuahkan kekuatan dan
gerakan kontraproduktif yang sekaligus menjatuhkan kedudukannya. Masuk
akal alias logis jika perubahan besar terjadi. Beruntunglah TNI
berideologi negara Pancasila, bersendikan UUD 1945, membela negara
kesatuan dan berakar sejarah laskar rakyat. Itu latar belakang doktrin
dwifungsi dan didirikannya organisasi politik baru yang berupa kekaryaan.

Dengan pemahaman yang diasumsikan bahwa masalah ideologi telah selesai
dan solid disertai pula pandangan dan sikap pragmatis terjadilah
perubahan orientasi dan prioritas agenda dan program nasional.
Sebutlah dari politik dan berpolitikan ke kerja nyata untuk
memperbaiki perikehidupan sosial ekonomi rakyat, kerangka dan arah
sosial ekonomi negara dan masyarakat dan mengambil sikap terbuka
sehingga bisa memanfaatkan sumber hubungan, bantuan, dan kerja sama
internasional. Adalah kecerdasaan Presiden Soeharto dan keterbukaannya
yang tahu diri sehingga dapat direkrut para pembantu pada tingkat
menteri yang dalam bidang ekuin dan bidang lain memberikan kualitas
kompetensi profesional dan teknokratis. Perbaikan dalam perikehidupan
sosial ekonomi rakyat dan negara berubah pesat secara positif. Jika
pemerintah dan pemerintahan waktu itu adalah otokratis, otokrasi itu
sekaligus teknokratis dan kompeten.

Sayang pola, semangat, dan praksis otokrasi yang
tercerahkan—enlightened—itu tidak bertahan. Kekuasaan tumbuh dan
berkembang dalam suasana berlakunya kembali budaya feodalisme,
terutama feodalisme kekuasaan. Pemerintah mulanya diusung oleh
idealisme kekayaan bagi kemakmuran orang banyak dan untuk melayani
orang banyak, tersendat dan akhirnya terjatuh pada budaya feodal
kekuasaan yang minta dilayani. Karena kekuatan yang mengontrol lemah
dan semakin melemah, muncullah fenomena yang mewabah sebagai korupsi,
kolusi, dan nepotisme (KKN). Wibawa dan efektivitas kekuasaan
tergerogoti dan lemah. Tidak ada lagi tempat untuk kekuatan kontrol
yang efektif. Pemerintah ikut melemah dan ketika badai krisis ekonomi
menjalar juga ke Indonesia, muncullah casus belli—dadakan—untuk
jatuhnya presiden kedua dan rezimnya.

Masuklah Indonesia ke babak baru, periode Reformasi. Dilakukan
pembaruan terhadap tafsir UUD 1945. Bukan otokrasi, tetapi demokrasi.
Kekuasaan dari rakyat untuk rakyat dan oleh rakyat melalui pemimpin
pemerintahan yang dipilih dalam pemilu serta DPR yang 

[Forum Pembaca KOMPAS] Ada yang Menghormati, Ada yang Tetap Menuntutnya

2008-01-27 Terurut Topik Agus Hamonangan
http://www.kompas.com/kompascetak/read.php?cnt=.kompascetak.xml.2008.01.28.02014626channel=2mn=43idx=43

Jakarta, Kompas - Reaksi publik atas meninggalnya mantan Presiden
Soeharto beragam. Ada anggota masyarakat yang menghormati, memaafkan,
dan mendoakannya. Namun, ada pula masyarakat yang tetap menuntut agar
status hukum mantan penguasa Orde Baru dan kasusnya ditegaskan, dan
kekayaan Soeharto yang diduga hasil korupsi dikembalikan kepada negara.

Reaksi tegas diungkapkan Serikat Pekerja Nasional (SPN) Kota Sukabumi
dan guru besar Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran Bandung, I Gde
Pantja Astawa. Ketua SPN Kota Sukabumi Andri Sumarna, Minggu (27/1),
mendesak agar ahli waris Soeharto mengembalikan aset negara yang
diambil oleh Soeharto semasa menjadi presiden.

Sedangkan Gde Pantja Astawa mengatakan, Kejaksaan Agung harus memberi
penjelasan tentang status hukum Soeharto. Meski telah meninggal dunia,
hal ini harus dilakukan agar status hukumnya tidak menimbulkan
pertanyaan di kemudian hari.

Pernyataan simpati dan penghormatan diungkapkan oleh Bagi Aje
(56)—tukang becak, Ihin Iwan Solihin—penjual rambutan, Erwin—sopir,
semuanya dari Bandung. Demikian pula Supeno tukang becak dari
Yogyakarta serta Adi Kiswoyo, pedagang dari Cirebon. Soeharto adalah
sosok pemimpin yang baik karena pada saat kepemimpinannya rakyat hidup
makmur, kata Aje.

Sejumlah kiai di Pondok Pesantren Kempek di Kabupaten Cirebon
berencana mengadakan shalat gaib atau shalat jenazah dari jarak jauh
bagi mantan Presiden Soeharto yang meninggal.

Ketua Majelis Syuro Partai Bulan Bintang Yusril Ihza Mahendra di
Bandar Lampung, kemarin, mengatakan, sewaktu menjabat sebagai Menteri
Sekretaris Negara di dalam Kabinet Indonesia Bersatu, ia pernah
mengusulkan kepada Presiden SBY agar negara segera mengambil alih
yayasan Soeharto karena dana yayasan itu sebagian besar berasal dari
dana-dana BUMN.

Kita harus obyektif mengakui bahwa beliau adalah tokoh besar yang
lahir di Sleman. Sebagai penghormatan, layaklah jika Jalan Godean
menuju Dusun Kemusuk Argomulyo diubah menjadi Jalan Soeharto, kata
Bupati Sleman Ibnu Subiyanto. (AHA/CHE/MHF/WKM/THT/
NIT/PRA/HLN/RUL/A02/MAR/ASA)



[Forum Pembaca KOMPAS] Beratnya Mengobati Orang Kuat Indonesia

2008-01-27 Terurut Topik Agus Hamonangan
Oleh Evy Rachmawati dan Elok Dyah Messwati

http://www.kompas.com/kompascetak/read.php?cnt=.kompascetak.xml.2008.01.28.01593390channel=2mn=43idx=43


Setelah berjuang selama 24 hari, tim dokter kepresidenan hanya bisa
pasrah ketika mantan orang nomor satu di Indonesia itu mengembuskan
napas terakhir, Minggu (27/1) pukul 13.10 di Rumah Sakit Pusat
Pertamina, Jakarta, akibat kegagalan multiorgan.

Ketika meninggal dunia, tutur koordinator medik tim dokter
kepresidenan Prof Djoko Rahardjo, semua alat bantu masih terpasang.
Pada Sabtu (26/1) malam, kondisi Soeharto stabil, suplai oksigen dari
alat bantu pernapasan 30 persen, tekanan darah normal, dalam kondisi
sadar, bahkan mengucap amin ketika didoakan keluarganya.

Minggu pukul 03.00, kondisinya memburuk. Tekanan darah turun drastis
sehingga diberi obat-obatan untuk menaikkan tekanan darah. Batang otak
sudah tidak mampu merespons. Dokter spesialis bedah syarat Prof Satya
Negara yang turut merawat Soeharto mengatakan, tim dokter telah
memeras kemampuan untuk membantu Soeharto.

Kemampuan jantung merosot, tidak mampu lagi memompa darah, sehingga
terjadi gangguan pada suplai oksigen di tingkat seluler. Jadi,
organ-organ tubuh tidak mendapat suplai oksigen. Ini diperparah
perdarahan pada lambung, ujar ahli jantung Muhamad Munawar.
Akibatnya, terjadi kegagalan multiorgan.

Pada Sabtu (12/1) lalu juga terjadi kegagalan multiorgan jantung,
paru, dan ginjal. Soeharto terbantu ketika dipasang ventilator,
dilakukan resusitasi (pemulihan denyut jantung), serta diberi obat
untuk menidurkannya. Kondisinya membaik.

Kondisi kesehatan Soeharto saat masuk rumah sakit ini adalah yang
terparah dibandingkan sebelumnya. Kondisi ini diperberat dengan usia
lanjut, ditambah riwayat kesehatan, seperti stroke ringan, batu
ginjal, dan gangguan jantung.

Perawatan pasien geriatri (usia lanjut) dengan penurunan fungsi pada
berbagai organ tubuh sulit dilakukan, ujar ahli anestesi Christian A
Johannes.

Semua tindakan yang dilakukan seolah pisau bermata dua. Kami semua
takut salah karena yang ditangani adalah mantan presiden. Apalagi
media menyorot setiap tindakan yang dilakukan, kata Munawar. Mereka
dicecar pertanyaan oleh wartawan. Pertanyaan itu kadang-kadang terasa
memojokkan.

Bekerja di bawah sorotan media adalah bagian dari risiko tugas tim
dokter kepresidenan yang beranggotakan 36 dokter ahli itu, antara lain
dari Rumah Sakit Pusat Pertamina, RS Pusat Angkatan Darat, RS Jantung
Harapan Kita, RS Pondok Indah, dan RS Medistra.

Nyaris setiap hari mereka menggelar jumpa pers, menjelaskan kondisi
terakhir kesehatan Soeharto. Belum lagi wawancara khusus. Mereka
bekerja di bawah tekanan publik karena mereka mengobati mantan
presiden yang pernah berkuasa selama 31 tahun di negeri berusia 62
tahun ini.

Harus diakui, kami stres sebab Pak Harto kan bukan pasien biasa,
tetapi mantan Presiden RI. Apalagi media memberitakan yang aneh-aneh,
kata Christian.

Secara profesional kami tidak pernah ragu. Namun, ada pertimbangan
nonmedik yang harus dipikirkan. Kami harus memberi keterangan berulang
kali sampai keluarga mengerti, juga harus ada izin tertulis dari
keluarga untuk memberi keterangan pers, kata Djoko.

Hari-hari menegangkan

Selama 10 tahun terakhir mereka menangani problem kesehatan Soeharto
yang menurun sejak lengser dari kursi kepresidenan. Kami melihat apa
penyakitnya, lalu mencari dokter yang bisa menangani. Jadi, dokternya
tidak selalu sama, ujar Ketua Tim Dokter Kepresidenan Mardjo Soebiandono.

Sejak Jumat pertama Januari 2008, hari-hari menegangkan itu dimulai.
Ibaratnya, semua anggota tim harus berjaga 24 jam. Untuk menjaga
stamina, menepis rasa bosan dan capek, menurut Mardjo, ada jago
melawak, yaitu dr Christian, Kepala Departemen ICU RSPAD. Kalau
beliau cerita, kami pasti tertawa sehingga rasa capek hilang, papar
dr Mardjo.

Fisik mereka pun diuji. Mereka bertugas bergiliran. Para ahli intensif
care unit (ICU) terlebih lagi harus berjaga 24 jam. Mereka rapat pagi
dan malam, sementara masih bertugas di rumah sakit masing-masing.

Masalah yang mereka hadapi beragam, mulai dari penurunan fungsi
jantung, paru-paru, ginjal, hingga keterbatasan alat. Beberapa
peralatan terpaksa dipinjam dari RS Jantung Harapan Kita dan RS Pondok
Indah.

Kami sering berdebat berjam- jam. Kan, ada 36 otak yang bekerja
dengan latar belakang keahlian dan rumah sakit berbeda. Tapi tim kami
kompak meski sering berantem dan dimarahi Prof Djoko selaku
koordinator, ujar Christian.

Tim ini sebenarnya menunggu kapan kondisi Soeharto pulih agar mereka
bisa melakukan tindakan cardiac resynchronization therapy (CRT) untuk
menyinkronkan otot jantung Soeharto yang tidak seimbang.

Alat-alat kedokteran mutakhir digunakan untuk memulihkan kondisi
Soeharto, antara lain continuous venovenous haemodialysis (CVVHD)
untuk mencuci darah dan mengeluarkan cairan dari dalam tubuh, juga
pemeriksaan medis tissue doppler imaging, dan pemeriksaan thalium scan
dengan teknik nuklir.

Semua anggota tim dokter kepresidenan 

Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Pollycarpus Divonis 20 Tahun

2008-01-27 Terurut Topik Godlip Pasaribu
Saya juga tidak setuju sekretaris Garuda dihukum. 
Memangnya dia bisa menolak?  Kalau Dirut Garuda
mungkin masih berhak menolak perintah BIN, sekalipun
saya tidak yakin dia berani.  Salam.

--- anton_djakarta [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Bung Ajud, Pembunuh ya Pembunuh, kok digunakan
 alasan patriotisme.
 Pahami dulu perjuangan Munir, baru kita bisa paham
 kenapa kok Polly
 plus otak dibelakangnya sedemikian keji.
 
 Tapi saya nggak setuju sekretaris Garuda divonis,
 tahu apa dia wong
 cuman tukang ketikkasian waktu keterima kerja di
 Garuda pasti
 hatinya gembira tapi berakhir di penjara.
 
 ANTON


[Forum Pembaca KOMPAS] HRW Ungkit Pelanggaran HAM Soeharto

2008-01-27 Terurut Topik Agus Hamonangan
http://www.kompas.com/read.php?cnt=.xml.2008.01.28.07400869channel=1mn=9idx=25

NEW YORK, MINGGU - Kelompok pembela hak asasi manusia (HAM) terkemuka
di dunia, Human Rights Watch (HRW) mendesak pemerintah RI untuk
menyelidiki pelanggaran HAM berat yang dilakukan rezim Orde Baru
pimpinan almarhum Soeharto.

Suharto pergi meninggalkan kasus pembunuhan, satu lagi diktator yang
hidup dengan kemewahan dan lolos dari pengadilan, kata Brian Adams,
Direktur Asia HRW dalam pernyataan persnya mengomentari berita
kematian Soeharto, Minggu (27/1).

Namun masih banyak kroni Soeharto yang berkeliaran, jadi pemerintah
Indonesia harus menggunakan momentum ini untuk menyeret mereka ke
pengadilan, 

HRW menuduh rezim Soeharto bertanggung jawab atas pembantaian dan
penganiayaan pengikut Partai Komunis Indonesia dan menjadi penjahat
perang di sejumlah provinsi termasuk Timor Timur yang merdeka pada
1999. Topik ini masih menjadi perdebatan keras di dalam negeri, meski
pemerintah tidak begitu menggubris.

Kematian Soeharto sebenarnya menyediakan sebuah peluang untuk
memeringati kematian korban-korban rezim ini, kata lanjut Adams.

SAS



RE: [Forum Pembaca KOMPAS] Kematian Paman Gober...

2008-01-27 Terurut Topik Rahmad Setiadi
 

Donaald..

akhirnya apa yang kau tunggu-tunggu datang juga!!

Semua koran pagi ini memberitakan Kematian Paman Gober

 

Kwek.

  _  

From: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Agus Hamonangan
Sent: Sunday, January 27, 2008 4:39 PM
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Kematian Paman Gober...

 

Menanti Kematian Paman Gober...

 Tidak hanya sastrawan Putu Wijaya yang tampil luar biasa dan memukau
 lewat monolognya pada penyerahan Federasi Teater Indonesia (FTI) Award
 2007 di Teater Studio, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Rabu (9/1)
 malam. Sang Presiden BBM, Si Butet Yogya, yang tampil membacakan
 cerita pendek (cerpen), juga luar biasa dan membuat gelak tawa.
 
 Kematian Paman Gober ditunggu-tunggu semua bebek. Tidak ada lagi yang
 bisa dilakukan selain menunggu-nunggu saat itu. Setiap kali penduduk
 Kota Bebek membuka koran, yang mereka ingin ketahui hanya satu hal:
 apakah hari ini Paman Gober sudah mati. Paman Gober memang terlalu
 kuat, terlalu licin, dan bertambah kaya setiap hari. Gudang-gudang
 uangnya berderet dan semuanya penuh. Setiap hari Paman Gober mandi
 uang di sana, segera setelah menghitung jumlah terakhir kekayaannya,
 yang tak pernah berhenti bertambah, kata Butet Kertaradjasa alias Si
 Butet Yogya tadi, membuka cerita.
 
 Ratusan pengunjung yang terdiri dari berbagai kalangan, seperti
 Sutrisno Bachir yang wakil rakyat, Fasli Jalal yang Dirjen Dikti, dan
 seniman/budayawan Garin Nugroho, Rendra, Mudji Sutrisno, Tommy F Awuy,
 Didi Petet, Jajang C Noer, Leon Agusta, serta banyak nama terkenal
 lainnya, bagai tak sabar menunggu lanjutan cerita tersebut. Namun,
 pada umumnya, pengunjung sudah bisa menduga-duga siapa Paman Gober dan
 jalan cerita pendek yang ditulis Seno Gumira Ajidarma tahun 1994 itu.
 
 Butet, yang dikenal sebagai seniman paling rasional, membawakannya
 dengan cukup menghibur dan kocak. Apalagi ketika Paman Gober bicara,
 intonasi dan warna suara tokoh yang mirip dengan cerita imajinasi itu
 ia tirukan dengan sempurna. Penonton tergelak.
 
 Mestinya, bebek seumur saya ya sudah tahu diri, siap masuk ke liang
 kubur. Ma(ng)kanya, ketika saya diminta menjadi Ketua Perkumpulan
 Unggas Kaya, saya merasakan kegetiran dalam hati saya, sampai berapa
 lama saya bisa bertahan? Apa tidak ada bebek lain yang mampu menjadi
 ketua?
 
 Lalu Butet melanjutkan pembacaan, nada suara yang lain. Kalimat
 semacam itu masuk ke dalam buku otobiografinya, Pergulatan Batin Gober
 Bebek, yang menjadi bacaan wajib bebek-bebek yang ingin sukses. Hampir
 setiap bab dalam buku itu mengisahkan Paman Gober memburu kekayaan.
 Mulai dari harta karun bajak laut, pulau emas, sampai sayuran yang
 membuat bebek-bebek giat bekerja, meski tidak diberi upah tambahan.
 
 Lagi-lagi gelak tawa penonton membahana di ruangan yang berkapasitas
 sekitar 250 orang itu. Cerita Kematian Paman Gober karangan Seno
 Gumira Ajidarma tahun 1994 itu dinilai Butet sangat pas dengan kondisi
 minggu-minggu ini.
 
 Ketika diundang tampil dalam perhelatan Putu Wijaya yang menerima FTI
 Award 2007, saya membaca milis Forum Pembaca Kompas yang mengutipkan
 cerpen Seno tersebut. Spontan saja, saya kopi, lalu saya minta izin ke
 Seno untuk membacakannya, kata Butet kepada Kompas, Kamis (10/1).
 
 Sebagai seniman, kepiawaian Butet Kertaradjasa�anak ke-5 dari tujuh
 bersaudara keluarga seniman Bagong Kussudiardjo�dalam membacakan puisi
 atau bermonolog dikagumi banyak orang. Butet yang kelahiran
 Yogyakarta, 21 November 1961, ini dikenal sebagai aktor teater�basis
 ia berkesenian.
 
 Putu Wijaya adalah orang yang menginspirasi dan membuat saya
 bergelimang dengan dunia teater. Padahal saya dulu menilai dunia
 teater itu gila. Saya pernah disuruh jalan pelan sejauh ini (ia
 menunjuk lebar panggung, sekitar 7 meter) selama 30 menit. Gila!
 papar Butet, yang antara lain pernah bergabung di Teater Kita Kita
 (1977), Teater SSRI (1978-1985), Sanggarbambu (1978-1981), Teater
 Dinasti (1982-1985), Teater Gandrik (1985-sekarang), Komunitas Pak
 Kanjeng (1993-1994), Teater Paku (1994), dan Komunitas Seni Kua Etnika
 (1995-sekarang).
 
 Tentang Paman Gober tadi, di akhir cerita disebutkan, Semua bebek
 menunggu kematian Paman Gober. Tiada lagi yang bisa dilakukan selain
 menunggu-nunggu saat itu. Setiap kali penduduk Kota Bebek membuka
 koran, yang ingin mereka ketahui hanya satu: apakah hari ini Paman
 Gober sudah mati. Paman Gober yang mungkin sebuah personifikasi.
 (YURNALDI)


 



[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum Pembaca KOMPAS] Undangan Peluncuran Buku: 70 Tahun Profesor Bill Liddle

2008-01-27 Terurut Topik -MGR-
http://freedom-institute.org/id/index.php

Undangan Peluncuran Buku 
Dari Columbus untuk Indonesia
70 Tahun Profesor Bill Liddle dari Murid dan Sahabat
 
 
Dengan Hormat,

Freedom Institute bekerja sama dengan Kepustakaan Populer Gramedia
Pustaka (KPG)  mengundang saudara hadir dalam Peluncuran Buku Dari
Columbus untuk Indonesia, 70 Tahun Profesor Bill Liddle dari Murid dan
Sahabat. Acara ini dalam rangka merayakan ulang tahun Profesor Bill
Liddle yang ke 70.
 
Buku ini berisi sekitar 20an artikel yang ditulis oleh murid dan
sahabat Bill Liddle seperti Muhtar Mas'oed, Makarim Wibisono, Rizal
Mallarangeng, Saiful Mujani, Dewi Fortuna Anwar, Ishadi SK, Goenawan
Mohamad dan lainnya. Profesor Bill Liddle dikenal sebagai seorang
Indonesianis dari Ohio State University (OSU) Columbus Amerika Serikat
yang konsisten dalam meneliti, mengamati, dan menulis tentang Politik
Indonesia sejak tahun 1960an sampai sekarang.

Acara akan diadakan pada:
Hari  : Senin, 28 Januari 2008
Jam  : 18.00 – sampai selesai
Tempat : Museum Nasional
  Jalan Merdeka Barat No. 12 Jakarta Pusat
 
Untuk konfirmasi kehadiran saudara, silahkan hubungi Sdri Tata telepon
021-31909226/7.

Terima kasih atas perhatian dan kerja samanya.


Hormat kami,



Rizal Mallarangeng
Direktur Eksekutif



[Forum Pembaca KOMPAS] Wafatnya Jusuf Ronodipuro Nyaris Luput dari Perhatian

2008-01-27 Terurut Topik Agus Hamonangan
http://www.kompas.com/read.php?cnt=.xml.2008.01.28.10261195channel=1mn=1idx=1

JAKARTA, SENIN - Di tengah hiruk pikuk pemberitaan media massa
mengenai kematian mantan Presiden Soeharto, kematian Jusuf Ronodipuro
nyaris luput mendapat perhatian. Jenazah Jusuf Ronodipuro (88) yang
wafat tadi malam, Minggu (27/1) pukul 23.20 wib akan diberangkatkan ke
Taman Makam Pahlawan Kali Bata untuk dimakamkan.  Tokoh nasional ini
bahkan luput dari perhatiaan saat terbaring sakit di RSPAD Gatot Subroto.

Jusuf Ronodipuro adalah pengucap Proklamasi di RRI yang kemudian
disiarkan keseluruh dunia. Ia juga yang menggagas siaran ulang
pembacaan naskah proklamasi tersebut lima tahun setelah naskah itu
dibacakan tanggal 17 Agustus 1945 di gedung pola. Tanpa perannya kita
tidak mungkin memiliki dokumentasi deklarasi kemerdekaan Indonesia.

Muhammad Jusuf Ronodipuro lahir 30 September 1919, meninggalkan satu
orang istri Sita Fatma Rassat, dan tiga orang anak(dua putra dan satu
putri), dengan tujuh orang cucu. Menurut salah satu putranya, Irawan
Ronodipuro, ayahnya meninggal akibat komlikasi paru-paru. Sama halnya
dengan almarhum mantan Presiden Soeharto, Jusuf pun sempat dipasangi
ventilator.

Sejak terserang stroke bulan Juni 2007, Jusuf beberapa kali keluar
masuk rumah sakit. Jusuf yang merupakan sahabat mantan Presiden RI
Soekarno  pernah menjadi Sekjen Departemen Penerangan dan ditugaskan
di Departemen Luar Negeri, antara lain di Inggris dan PBB, New York.

Di era pemerintahan Soeharto, Jusuf dipercaya sebagai Duta Besar RI di
Buenos Aires. Menurut putrinya Fatmi Ronodipuro, Jusuf akan dimakamkan
di taman makam pahlawan Kalibata, Senin ini.

Suasana di rumah duka saat ini masih disibukkan oleh persiapan
keberangkatan. Di depan rumah almarhum di Jl Talang Betutu No 20,
Jakarta Pusat, didirikan tenda putih dengan sekitar 70an kursi. Di
sana tampak pula sekitar 10an karangan bunga. (LHW)



[Forum Pembaca KOMPAS] PM Australia: Soeharto Kontroversial

2008-01-27 Terurut Topik Agus Hamonangan
http://www.kompas.com/read.php?cnt=.xml.2008.01.27.18154715channel=1mn=1idx=25

SYDNEY, MINGGU - Perdana Menteri Australia, Kevin Rudd menyatakan ikut
berbelasungkawa atas wafatnya mantan Presiden RI kedua, Soeharto.
Namun dia menggambarkan, Soeharto adalah tokoh kontroversial dalam hal
hak azasi manusia dan soal Timor Timur.

Meski begitu, dia tak menafikan beberapa jasa Soeharto. Menurutnya,
Soeharto punya peran besar dalam memodernisasi Indonesia, juga
memperkuat organisasi ASEAN dan APEC.

Dia tokoh berpengaruh dalah hubungannya dengan Australia. Di sisi
lain, dia tokoh kontroversial dalam soal hak azasi manusia dan masalah
Timor Timur. Banyak yang tidak setuju dengan cara-cara yang dilakukan
Soeharto, kata PM Australia beraliran kiri-tengah ini.

Sekarang, negara demokrasi terbesar ketiga di dunia, Indonesia, sudah
menjadi kawan baik dan tetangga bagi Australia. Kami bisa bekerja sama
dalam masalah politik dan keamanan, jelas Rudd.

Kesuksesan Indonesia membangun negara demokrasi menjadi masalah
penting tak hanya bagi Australia, tapi juga dunia. (AFP/HPR)



[Forum Pembaca KOMPAS] Sujud Syukur atas Kematian Soeharto

2008-01-27 Terurut Topik Satrio Arismunandar
Kalimat di bawah ini ditulis oleh seorang rekan saya,
mantan wartawan Majalah DR, dan seorang cameraman
senior:

Alhamdulillah, saya menjalankan janji lama saya 
untuk sujud sukur atas kematian Soeharto.

Allah yg mengidupkan, 
maka Allah yg mengambilnya,
dan Allah yg akan memberi ganjaran atas dirinya.


  Satrio Arismunandar 
Producer Jika Aku Menjadi (tayang tiap Minggu, pukul 18.00 WIB) - 
  News Division, Trans TV, Lantai 3
Jl. Kapten P. Tendean Kav. 12 - 14 A, Jakarta 12790 
Phone: 7917-7000, 7918-4544 ext. 4026,  Fax: 79184558, 79184627
   
  http://satrioarismunandar6.blogspot.com
  http://satrioarismunandar.multiply.com  
   
  Berhasil tidak dipuji, gagal dicaci maki, hilang tidak dicari, mati tidak 
diakui






  

Looking for last minute shopping deals?  
Find them fast with Yahoo! Search.  
http://tools.search.yahoo.com/newsearch/category.php?category=shopping


Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Menolak Pengibaran Bendera Setengah Tiang Bagi Jend. Suharto

2008-01-27 Terurut Topik maharani sitishopia
Setuju Pak!
  ini benar-benar keterlaluan!!! dan berlebihan!!
   
  Menurut saya, tidak perlu ada penghormatan bagi pelanggar HAM. Apa yang sudah 
diperbuat Soeharto terhadap para tapol napol yang dibiarkan mati kelaparan dan 
di siksa di beberapa wilayah di Indonesia, seharusnya tidak menjadikan kita 
berbelas kasih juga atas kematiannya. tapi justru kita berdoa agar kekejamannya 
DIBALAS (bukan diampuni) oleh Tuhan YME.
   
  Menurut saya, orang-orang yang meminta agar rakyat dimaafkan, hanya 
orang-orang yang tidak pernah tau dan bahkan merasakan penderitaan akibat ulah 
Soeharto.
   
  Salam

heru suprapto [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Rakyat menolak pengibaran bendera setengah tiang bagi kematian 
Jenderal Suharto dan mengecam media-media yang mencoba membesar-besarkan nama 
suharto sebagai bentuk pengingkaran demokrasi dan kemanusiaan yang telah 
diberangus Jend. Suharto saat Orde Baru dan mewarisinya sampai saat ini. 
-Korban Kekejian Jenderal Suharto-

(tolong disebarluaskan melalui email-email, sms-sms, dengan tulisan-tulisan, 
dsb)

-
Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now.

[Non-text portions of this message have been removed]



 


Maharani Siti Shopia
  Researcher - Advocacy Division
  Indonesian Center for Environmental Law
  Jl. Dempo II No.21 Kebayoran Baru Jakarta 12120 Indonesia
  Tel.(62-21) 7262740,7233390 Fax.(62-21) 7269331
  Website: www.icel.or.id
  Email: maharani.icel.or.id atau [EMAIL PROTECTED]
  Hp. 08123108853

   
-
Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile.  Try it now.

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Warga Keluhkan Harga Tabung Gas

2008-01-27 Terurut Topik Paulus Tanuri
Rekan2 wartawan mungkin bisa coba cek ke daerah2 yang sudah masuk program
konversi minyak tanyak ke gas. Saya ada mendengar cerita dari seorang teman
asal Semarang, agen elpiji di Semarang diharuskan menstok tabung 3 kilogram.
Yang menjadi masalah adalah para agen tersebut dipaksa untuk membeli
tabung 3 kilogram tersebut dengan harga yang sama dengan harga tabung besar.
Kalau itu benar2 terjadi, berarti bukan pemerintah yang mensubsidi rakyat.
Tapi rakyat mensubsidi rakyat. Lalu anggaran subsidi pemerintah itu lari
kemana yah ?
Atau ini hanya ulah oknum ? seperti yang selalu disebut kalau ada
penyelewengan. Selalu pasti ulah si makhluk yang bernama oknum.


Regards,
Paulus T.

On Jan 26, 2008 1:41 PM, heru suprapto [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Warga Keluhkan Harga Tabung Gas

 KOMPAS/WISNU AJI DEWABRATA / Kompas Images
 Pekerja di Depot Filling Plant LPG PT Pertamina UPMS II di Pulau Layang,
 Palembang, sedang menghitung tumpukan tabung gas konversi BBM beberapa waktu
 lalu. Tahun 2008 ditargetkan 200.000 tabung dapat terdistribusikan.


 Sabtu, 26 januari 2008 | 02:51 WIB
 Palembang, Kompas - Warga penerima bantuan konversi energi di Palembang
 mengeluhkan harga tabung gas isi ulang tiga kilogram yang mencapai Rp
 13.500-Rp 15.000, jauh di atas harga yang ditetapkan pemerintah, Rp 12.750.
 Mereka terpaksa membeli tabung isi ulang di pengecer karena agen dan
 pangkalan yang menjual tabung dengan harga standar jauh dari rumah tinggal
 mereka.
 Tingginya harga tabung gas isi ulang ini terpantau di Kebun Bunga,
 Kemuning, Bukit Kecil, Sukarami, dan sejumlah tempat lain. Harga jual eceran
 kepada konsumen bervariasi dari Rp 13.500 hingga Rp 15.000 per tabung.
 Menurut Firlando Sefta (34), warga Kemuning, warga sudah mulai rutin
 menggunakan gas dan mengakui penggunaan gas lebih irit ketimbang minyak
 tanah. Lagi pula, minyak tanah masih sulit didapat dalam beberapa pekan
 terakhir. Kalau mau beli, harus antre lama berjam- jam di pangkalan. Memang
 lebih baik memakai gas, ucap Firlando.
 Setelah menggunakan gas sekitar tiga pekan, Firlando kesulitan memperoleh
 tabung isi ulang ukuran tiga kilogram dengan harga jual yang standar.
 Karena itu, sudah dua kali ini saya hanya membeli tabung gas di pengecer
 dekat rumah. Harganya juga berubah-ubah, dari Rp 13.500 hingga sekarang Rp
 15.000, katanya.
 Tahap I selesai
 Kepala Humas Pertamina Unit Pemasaran II Robert MV menjelaskan, Pertamina
 belum mengatur standardisasi harga tabung konversi hingga tingkat pengecer.
 Selama ini Pertamina hanya mengatur harga jual resmi di tingkat pangkalan
 dan agen sebesar Rp 12.750.
 Menurut dia, perbedaan harga tersebut terjadi karena mekanisme pasar.
 Robert menilai wajar jika pengecer menjual dengan harga lebih tinggi dari
 harga pangkalan dan agen. Tapi, menjadi masalah besar jika pangkalan dan
 agen menjual dengan harga lebih tinggi dari harga resmi. Jika ada pihak yang
 tahu, lebih baik dilaporkan ke Pertamina, ucap Robert.
 Mengenai perkembangan program konversi energi di Kota Palembang, Robert
 menjelaskan, pada tahap pertama ini Pertamina dan distributor sudah
 menyelesaikan pembagian tabung beserta kompor sebanyak 50.000 unit kepada
 warga miskin.
 Distribusi tahap pertama dipusatkan di Kecamatan Sukarami, Kemuning, Ilir
 Timur II, dan Alang Alang Lebar. Hingga akhir Januari 2008, Pertamina sudah
 menjual 10.000 tabung gas isi ulang. Artinya, sebanyak 20 persen dari
 total 50.000 tabung yang dibeli oleh masyarakat, katanya. (ONI)




[Non-text portions of this message have been removed]



RE: [Forum Pembaca KOMPAS] Kematian Soeharto Tragedi Bagi Korbannya

2008-01-27 Terurut Topik Rahmad Setiadi
Hehe.., 

Mau disebut Ibu Kejahatan ataukah Bapak kejahatan ?

Biar adil, kita gunakan saja kata Biang Kerok atau Mafioso. Hehe..

Jadinya, Soeharto adalah Biang Kerok dari Kejahatan Kemanusiaan

 

Salam Kemanusiaan,

Rahmad Setiadi

  _  

From: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Gadis Arivia
Sent: Monday, January 28, 2008 1:06 AM
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Subject: Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Kematian Soeharto Tragedi Bagi Korbannya

 

Saya setuju dengan semua pandangan Budiman Sudjatmiko kecuali bahasa yang
digunakan pada kalimat Suharto adalah ibu dari kejahatan kemanusiaan.
Keberatan saya bukan pada isi (content) bahwa Suharto melakukan kejahatan
kemanusiaan (kaum feminis sangat setuju Suharto adalah penjahat
kemanusiaan), yang dipersoalkan adalah penggunaan kata ibu. Mungkin lebih
tepat dikatakan:Suharto adalah bapak dari kejahatan kemanusiaan.

Penggunaan kata ibu pada kalimat tersebut mengandung perdebatan wacana
sensitif gender.

Demikian sedikit pencerahan gender dari saya.

Salam kesetaraan,
Gadis Arivia.



[Forum Pembaca KOMPAS] Merenungi Kematian

2008-01-27 Terurut Topik Agus Hamonangan
Oleh A Sudiarja
http://www.kompas.com/kompascetak/read.php?cnt=.kompascetak.xml.2008.01.28.01361683channel=2mn=11idx=11


Semua manusia mati. Sokrates manusia. Sokrates mati.

Itulah contoh dari guru logika untuk menjelaskan silogisme, yakni
hukum penalaran yang menetapkan bahwa yang partikular selalu mengikuti
yang universal.

Pernyataan semua manusia mati merupakan premis pertama, sebagai
kenyataan universal yang diandaikan atau diterima umum. Sifatnya pasti.

Pernyataan kedua, Sokrates manusia merupakan premis tengah, sebagai
kenyataan baru, yakni ada seseorang (manusia) bernama Sokrates.

Pernyataan ketiga, Sokrates mati merupakan kesimpulan yang ditarik
dari logika bahwa Sokrates sebagai bagian dari manusia juga mengalami
kematian.

Semua dokter yang merawat orang sakit mengenal logika ini. Meski
demikian, mereka berusaha agar kematian bisa dicegah atau ditunda
sejauh mungkin, dengan cara apa pun.

Namun, yang lebih menarik dari logika kematian Sokrates adalah moral
kematian Sokrates. Sokrates mati bukan karena sakit atau karena
dibunuh penguasa, seperti terjadi pada diri orang-orang yang baik,
yang memperjuangkan hak asasi, tetapi karena minum racun. Dia minum
racun bukan karena bunuh diri, sebagaimana dikenal dalam banyak
kasus sosial, misalnya karena putus asa, stres, bosan hidup, atau
takut menghadapi masa depan.

Menurut keputusan pengadilan yang terdiri dari para hakim yang iri
pada pengaruhnya, Sokrates didakwa merusak anak-anak muda dan dijatuhi
hukuman mati karena mengajarkan cara berpikir yang kritis.

Dengan tenang ia menenggak racun, sebagai cara eksekusinya, dan sadar
pada kewajibannya untuk taat pada negara. Ia tidak minta grasi untuk
memperpanjang hidupnya. Ia melarang sobat-sobatnya mengumpulkan uang
untuk menyogok hakim guna pembebasannya. Sokrates menerima dan
mencintai nasib (amor fati), dan kelak diwarisi kaum Stoa.

Mitos kematian

Dalam buku Necrocultura (Castelvecchi, 1998). Fabio Giovannini
melukiskan sikap orang zaman ini berhadapan dengan kematian. Dari
kebudayaan yang dikembangkan orang zaman sekarang, misalnya dalam
lirik musik, fotografi, film, lukisan, atau upacara-upacara kematian
dan penguburan, tampak bahwa orang tidak lagi takut pada kematian.
Mereka tidak mau memitoskan kematian sebagaimana agama-agama di masa
lalu, dengan upacara-upacara yang mengelabui, menghias si mati seolah
mau bepergian sebentar, membayangkan janji mengenai kehidupan di
akhirat dan sebagainya.

Sebaliknya, kini budaya kematian mau memasuki realitas apa adanya,
dengan seluruh tragikanya, misalnya dengan memperlihatkan darah, badan
membusuk, daging yang lemah, dan sebagainya.

Analisa Giovannini tampaknya berlaku untuk dunia Barat, dengan budaya
pos-religius atau poskristianismenya. Necrocultura sepertinya
menawarkan penyelesaian pragmatis, di mana kematian bisa dipesan di
rumah sakit melalui eutanasi, atau dalam kasus kriminal melalui
pembunuhan, ditangani secara bisnis dengan kemasan peti mati, kereta
pengantar jenazah, upacara penguburan yang luks dan obituari di media.
Tak ada yang perlu ditakutkan, semua berjalan lancar. Tidak ada setan
atau roh gentayangan sebab dunia orang mati tidak terpisahkan dari
dunia orang hidup. Tidak ada lagi batas misteri antara kematian dan
kehidupan.

Lain lagi gambaran kematian dalam Village of the Watermills. Dalam
salah satu bagian dari delapan episode film Dreams (1990) ini,
sutradara Jepang—Akira Kurosawa—melukiskan mimpinya tentang sebuah
desa Kincir Air yang masyarakatnya dekat dengan alam. Mereka tidak
takut pada kematian, bahkan menyambutnya dengan gembira.

Seorang petualang yang datang ke sana bertanya kepada seorang kakek
tua dan mendapat keterangan, yang penting bekerja keras, berusaha
hidup panjang. Setelah itu disyukuri. Lalu petualang itu menyaksikan
penguburan seorang nenek yang meninggal pada usia 99 tahun.

Peristiwa itu dirayakan masyarakat dengan musik dan nyanyian.
Anak-anak menari dengan gembira sambil menaburkan bunga di depan
arak-arakan. Jauh berbeda dari upacara penguburan militer zaman ini,
yang begitu serius dan berat. Namun, ada hubungan mendalam yang perlu
dipikirkan saat kakek tua dari Village of the Watermills itu
mengatakan, yang penting bekerja keras dan hidup panjang dengan
kata-kata disyukuri.

Disyukuri

Orang perlu merenung untuk bisa sampai pada pengertian kata
disyukuri (be thanked). Apanya yang disyukuri? Hidupnya atau
matinya? Lebih-lebih karena ia menambahkan kata-kata, kami tak
mempunyai kuil, atau imam. Namun, upacara penguburan itu justru indah
dan membahagiakan (a nice happy funeral).

Sama-sama menafikan agama, yang mungkin mereka anggap sebagai lembaga
yang menabukan kematian, Akira Kurosawa dan Giovannini mempunyai
pandangan berbeda. Sementara Giovannini melukiskan Necrocultura
sebagai kenyataan masyarakat sekuler dewasa ini, dengan kebudayaan
pragmatisnya dalam segala segi kehidupan, termasuk kematian, Akira
Kurosawa melukiskan kematian dengan begitu akrab, sebagai bagian
proses alam yang wajar.

Namun, lebih 

[Forum Pembaca KOMPAS] Komnas Anak Khawatirkan Iklan Rokok

2008-01-27 Terurut Topik Agus Hamonangan
http://www.kompas.com/read.php?cnt=.xml.2008.01.28.11183247channel=1mn=1idx=1

JAKARTA, SENIN -- Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas Anak)
mengkhawatirkan agresivitas iklan rokok. Ketua Umum Komnas Anak Setyo
Mulyadi mengungkapkan,  agresifnya iklan, promosi dan kegiatan sponsor
oleh industri rokok telah berkontribusi meningkatkan konsumsi tembakau
oleh anak dan remaja di Indonesia. Seluruh bentuk pemasaran, mulai
dari iklan-iklan yang propokatif dan sponsor event-event yang digemari
remaja ditujukan untuk menjerat remaja menjadi perokok pemula.

Dari pemantauan yang kami lakukan dalam kurun waktu Januari-Oktober
2007 terdapat 1350 kali kegiatan yang diselenggarakan/disponsori
industri rokok atau sekitar 135 kegiatan tiap bulannya, kata Setyo
Senin (28/1) dalam acara Worskhop Perlindungan Anak dari Dampak
Iklan, Promosi, dan Sponsor Rokok di Jakarta. Workshop bertujuan
meningkatkan kesadaran pembuat kebijakan dan masyarakat sipil untuk
melindungi anak-anak dan remaja dari dampak iklan, promosi dan sponsor
rokok.
 
Dia menambahkan, masalah iklan ini merupakan masalah urgen mengingat
yang diiklankan dan dipromosikan adalah penggunaan zat aditif yang
berdampak buruk terhadap kesehatan. Sementara itu industri rokok
dibiarkan secara leluasa mengiklankan dan mempromosikan produknya
kepada anak-anak dan remaja. Karena itu, sebuah regulasi yang
melarang secara menyeluruh iklan promosi dan sponsor rokok mutlak
diperlukan demi melindungi generasi bangsa menjadi perokok pemula. 

Yurnaldi



[Forum Pembaca KOMPAS] Re: cerita kenangan ttg Eyang

2008-01-27 Terurut Topik wal.suparmo
Salam,
Kalau Pak Harto  telah masuk KNIL itu karena waktu itu belum ada 
Peta,Heiho  atau TNI.Yang ada hanya KNIL saja.Just as simple as that!
Dan itu hanya ksempatan satu2nya karena Pak Harto hanya tamat SD., 
jadi mencari pekerjaan lain tidak mudah.
Wasalam,
Wal Suparmo
--- 
In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Haniwar Syarif 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 saya lagi nonton TV  yg menyiarkan kenangan kenangan sekitar Eyang.
 
 eh di TV 7 ada cuplikan  pidarto Bung karno , yang jelas bilang 
bhw 
 supersemar bukan untuk pemindahan kekuasaan ,
 
 eh istri saya nyeletuk.., nanti ketemu Bung Karno   Eyang bilang 
apa ya...
 
 
 tentu kita nggak pernah akan tahu...
 
 Ada lagi siaran TV lain.klau nggak salah SCTV  . yg menyiarkan 
hidup 
 beliau  dr kecil..
 
 ternyata Eyang pertama berkerier di militer sbg anggota KNIL 
oh 
 pernah   jadi tentara penjajah ? ( KNIL itu kan dikenal tentara 
 penjajah..Belanda, yaitu yg dilawan oleh  Naga Bonar..
 
 Ununglah kemudian beliau mencatatkan diri sbg TNI..
 
 tapi bagian hidupnya sbg KNIL baru saya tahu hari ini..
 
 Tapi betapapun.. semoga Eyang dimaafkan segala dosanya nya dan 
diterima 
 amalnya oleh YME.
 
 Sementara didunia ini, tentu banyak yg sedih , entah krn di 
tinggal oleh 
 beliau, entah krn ketakutan setelah di tinggal beliau , atau malah 
krn 
 berarti tidak bisa membawa bveliau ke  pengadilan..
 
 Hampir tak ada yg gembira.., mungkin  kjecuali Felix Tampubolon 
dkk, yg 
 merasa telah sukses  dlm berjuang mencegah Eyang diadili..
 
 Betapapun doa agar beliau mendapat tempat yg 
layak .disisiNya ..tetap 
 pantas dipanjatkan..
 
 
 Salam
 
 Haniwar





Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Komnas Anak Khawatirkan Iklan Rokok

2008-01-27 Terurut Topik Adi Sasongko
Saya mengusulkan kepada Komnas Anak untuk mulai segera
melakukan langkah-langkah hukum terhadap kejahatan
industri rokok dalam mempromosikan rokok.

Rokok adalah termasuk NARKOBA karena rokok mengandung
Bahan Adiktif (Narkoba: Narkotika, Psikotropika dan
Bahan Adiktif).

Mempromosikan dan menjual rokok adalah sama
berbahayanya dengan mempromosikan dan menjual narkoba.

Hanya ada satu kata: LAWAN!

Adi Sasongko



--- Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED]
wrote:


http://www.kompas.com/read.php?cnt=.xml.2008.01.28.11183247channel=1mn=1idx=1
 
 JAKARTA, SENIN -- Komisi Nasional Perlindungan Anak
 (Komnas Anak)
 mengkhawatirkan agresivitas iklan rokok. Ketua Umum
 Komnas Anak Setyo
 Mulyadi mengungkapkan,  agresifnya iklan, promosi
 dan kegiatan sponsor
 oleh industri rokok telah berkontribusi meningkatkan
 konsumsi tembakau
 oleh anak dan remaja di Indonesia. Seluruh bentuk
 pemasaran, mulai
 dari iklan-iklan yang propokatif dan sponsor
 event-event yang digemari
 remaja ditujukan untuk menjerat remaja menjadi
 perokok pemula.
 
 Dari pemantauan yang kami lakukan dalam kurun waktu
 Januari-Oktober
 2007 terdapat 1350 kali kegiatan yang
 diselenggarakan/disponsori
 industri rokok atau sekitar 135 kegiatan tiap
 bulannya, kata Setyo
 Senin (28/1) dalam acara Worskhop Perlindungan Anak
 dari Dampak
 Iklan, Promosi, dan Sponsor Rokok di Jakarta.
 Workshop bertujuan
 meningkatkan kesadaran pembuat kebijakan dan
 masyarakat sipil untuk
 melindungi anak-anak dan remaja dari dampak iklan,
 promosi dan sponsor
 rokok.
  
 Dia menambahkan, masalah iklan ini merupakan masalah
 urgen mengingat
 yang diiklankan dan dipromosikan adalah penggunaan
 zat aditif yang
 berdampak buruk terhadap kesehatan. Sementara itu
 industri rokok
 dibiarkan secara leluasa mengiklankan dan
 mempromosikan produknya
 kepada anak-anak dan remaja. Karena itu, sebuah
 regulasi yang
 melarang secara menyeluruh iklan promosi dan sponsor
 rokok mutlak
 diperlukan demi melindungi generasi bangsa menjadi
 perokok pemula. 
 
 Yurnaldi
 
 



  

Never miss a thing.  Make Yahoo your home page. 
http://www.yahoo.com/r/hs


[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Soeharto Wafat (Gencatan Senjata Selama Berkabung)

2008-01-27 Terurut Topik manneke budiman
Kalau masa perkabungan para keluarga korban kekejaman Orba sampai kapan 
berhentinya, Bung? Pernahkah ada imbauan untuk mengerti kesedihan yang 
dirasakan oleh keluarga mereka juga?
   
  Tak perlu ada gencatan-gencatan senjata. Yang demen pakai senjata itu Orba 
kok :)
   
  manneke

eben ezer [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Dengan ini, diumumkan gencatan senjata hingga masa berkabung 
berakhir. Bisa dimengerti kesedihan yang dirasakan oleh keluarga.

hanya itu..

-
Looking for last minute shopping deals? Find them fast with Yahoo! Search.

[Non-text portions of this message have been removed]



 

   
-
Be smarter than spam. See how smart SpamGuard is at giving junk email the boot 
with the All-new Yahoo! Mail  

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: Bls: [Forum Pembaca KOMPAS] TOLAK BERKABUNG SEMINGGU UTK HMS

2008-01-27 Terurut Topik jenny tampi
sabar...
  itukan himbauan...
  bukan keharusan dan kewajiban...
  gak pasang bendera, gak apa2 kan?
  kesedihan dan kehilangan itu datangnya dari hati
  bukan dari bendera, koq

Purnawan D. Negara [EMAIL PROTECTED] wrote:
  SETUJU..

-PDN-

- Pesan Asli 
Dari: Adhie Massardi [EMAIL PROTECTED]
Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Terkirim: Minggu, 27 Januari, 2008 8:29:06
Topik: [Forum Pembaca KOMPAS] TOLAK BERKABUNG SEMINGGU UTK HMS

Saudara-saudara sebangsa dan setanahair.

HM Soeharto adalah orang besar bagi negeri ini. 

Saya setuju. 

Jasanya banyak, saya juga setuju 

(meskipun dengan catatan). 

Maka kita perlu menundukkan kepala 

atas kepergiannya menghadap Sang Khalik.

Tapi pernyataan Pemerintah SBY

yang mengumumkan

Perkabungan Nasional Seminggu

dan selama itu kita diwajibkan

mengibarkan Merah-Putih

menurut saya itu too much. Berlebihan.

Kita harus menghormati yang menghormati HM Soeharto

Tapi (Pemerintah) SBY juga harus menghormati 

korban-korban (politik) HM Soeharto.

Sehari atau maksimal 3 (tiga) hari 

untuk perkabungan nasional is enough.

Bahkan bila tak ada kesalahan sekalipun.

Maka demi menjaga harmoni berbangsa-bernegara

kita harus menolak Perkabungan Nasional Seminggu itu.

Karena ini akan mengundang kemarahan rakyat

yang sebetulnya juga menghormati HM Soeharto

tapi sekarang sedang dirundung malang

dihajar mahalnya harga sembako

dan terus merosotnya daya beli rakyat.

Salam!

Adhie M Massardi

(Pengagum Soeharto juga)



 

   
-
Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile.  Try it now.

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum Pembaca KOMPAS] alamat AJI

2008-01-27 Terurut Topik harjuni rochajati
dear all,

Mohon info mengenai alamat, telepon, dan kontak person Aliansi Jurnalis 
Indonesia. 
Terima kasih bantuannya.

Salam,
Ati
 
silahkan berkunjung ke www.dkj.or.id untuk informasi program




  

Never miss a thing.  Make Yahoo your home page. 
http://www.yahoo.com/r/hs

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Yg sebenarnya ttg PLTN Re: Rasionalitas (Irasionalitas) Iptek Nuklir

2008-01-27 Terurut Topik Iwan Kurniawan
Pak Sadjuga,

Bom yang dijatuhkan di HIROSHIMA LITTLE BOY adalah U-235 dan di Nagasaki FAT 
MAN adalah Pu-239.
Semoga bermanfaat.

Salam,
Iwan Kurniawan


  - Original Message - 
  From: [EMAIL PROTECTED] 
  To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com 
  Sent: Friday, January 25, 2008 10:48 PM
  Subject: Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Yg sebenarnya ttg PLTN Re: Rasionalitas 
(Irasionalitas) Iptek Nuklir


  Ya, Pak Tanuri,

  Bomb yang dijatuhkan tahun 45 menggunakan Uranium seperti yang digunakan
  di Chernobyl tapi supaya lebih dahsyat lagi ditambah hidrogen. Reaksi dari
  fisi Uranium digunakan untuk memantik reaksi fusi hidrogen.

  Bom nuklir modern menggunakan Plutonium.

  Dulu pernah populer sebutan bom neutron. Ini hanya penghalusan dari bom
  nuklir yang dioptimasi sedemikian rupa baik komposisi maupun ketinggian
  waktu bom meledak sehingga yang sampai muka bumi hanya EMP nya (Elektro
  Magnetic Pulse) yang merusak semua mesin dan alat listrik namun gedung
  tetap utuh.

  Teknologi selalu bermuka dua, tergantung menggunakannya.

  Salam,

  Sadjuga

  


[Forum Pembaca KOMPAS] Pak Harto : To Forgive But Not To Forget

2008-01-27 Terurut Topik Tunjung Utomo
Kalimat kunci bagi semua hal yang berkait almarhum Pak Harto tentunya adalah
*memaafkan tapi tidak melupakan, *kita semua sering mencampur adukkan antara
masalah moral dengan masalah teknis.

Mungkin sudah menjadi kebiasaan di masyarakat kita untuk melakukan zero sum
game,yang dalam bahasa sendiri saya artikan sebagai,kalau sesorang baik maka
semua kelakuannya harus dianggap baik,kalau seseorang jahat maka seluruh
kelakuannya harus dianggap jahat. Mungkin karena itu pula pranata-pranata
teknis yang dimaksudkan untuk menyelesaikan masalah secara kasus per kasus
seperti pengadilan jadi kata yang begitu tabu bagi masyarakat
nusantara,akibat zero sum mind.


[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Warisan Soeharto

2008-01-27 Terurut Topik jenny tampi
Setelah pak Harto digulingkan rakyat, muncul berita-berita yang berbeda tidak 
seperti yang
  dipelajari di buku sejarah nasional Indonesia terutama tentang pemberontakan 
PKI tahun 1965 yang konon menurut sumbernya adalah kudeta Pak Harto terhadap 
Bung Karno dan supersemar yang dipalsukan.
  Seandainya ini semua benar, bukanlah sejarah yang terulang tapi hukum karma 
yang harus diterima. Siapa yang menabur, dia akan menuai
  siapa yang menabur angin, dia akan menuai badai...
  Memang hebat ramalan mama Lauren...seorang tokoh negarawan yang ditakuti 
kawan dan lawan akan meninggal di tahun 2008.
  gak usah lama-lama lagibulan pertama tahun 2008...
  Hukuman manusia bisa dihindari, hukuman Tuhan, siapa yang bisa?
  Biarlah dosa-dosa Pak Harto dibawa mati
  utang-utang negara tetap harus dibayar.oleh anak-anaknya.
  bukankah Pak Harto berbuat demikian demi anak2nya juga?
  

Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Oleh Jakob Oetama

http://www.kompas.com/kompascetak/read.php?cnt=.kompascetak.xml.2008.01.28.02044658channel=2mn=2idx=2

Haji Muhammad Soeharto, presiden kedua RI, menghadap Sang Khalik.
Persiapannya cukup panjang disertai dengan terganggunya kesehatan dan
tinggal menyendiri. Itu memberi kesan sengaja mengasingkan diri dari
masyarakat ramai. Ia berhenti dari kursi kekuasaan setelah mengemban
tugas kepresidenan selama 31 tahun disertai pergolakan politik.

Serupa seperti yang dialami Presiden Soekarno yang adalah sang
proklamator kemerdekaan bangsa dan negara Indonesia. Soekarno juga
telah cukup lama memimpin pemerintahan dari tahun 1945 sampai tahun
1965 meskipun dalam periode sistem pemerintahan yang berbeda.

Presiden pertama wafat setelah menderita sakit dan diisolasi dari
bakat serta kebetahan kepribadiannya, yakni berada di tengah rakyat
banyak. Ada persamaan jalan hidup antara presiden pertama dan presiden
kedua. Keduanya memerintah dalam waktu lama dan sama-sama jatuh dari
kekuasaannya. Sama-sama pula disertai pergerakan dalam kericuhan
proses suksesi mereka. Suatu koinsidensi yang masuk akal jika
menimbulkan pertanyaan dan pelajaran sejarah yang bermanfaat bagi
perikehidupan kita selanjutnya sebagai bangsa dan negara.

Dalam 20 tahun periode pemerintahan Soekarno berlaku beragam sistem
sosial politik. Ada periode kebersamaan dan kedaruratan selama dua
dasawarsa itu. Berlaku beragam sistem pemerintahan, sebut saja
demokrasi liberal dan demokrasi terpimpin. Agenda sentral kehidupan
kenegaraan dan kemasyarakatan disertai pancaroba pencarian,
pergumulan, dan pemantapan pembangunan negara dan pembangunan bangsa.

Terjadi dikotomi antara faham politik dan kebangsaan yang mengacu
kepada UUD 1945 dan berbagai ideologi partisan yang, misalnya,
melahirkan gerakan Darul Islam (DI) dan gerakan Partai Komunis
Indonesia (PKI) yang memuncak pada gerakan 30 September 1965. Terjadi
proses pemantapan negara kesatuan berikut keutuhan teritorialnya.
Kerangka internasional yang dipelopori dan dibangkitkan Bung Karno
adalah antikolonialisme dan neokolonialisme serta kebangkitan
Asia-Afrika. Indonesia pelopor dari New Emerging Forces. Perikehidupan
sosial-ekonomi terabaikan dan hal itu kemudian merupakan kekuatan
kontraproduktif dan kejatuhan presiden pertama ketika berkoinsidensi
atau berinteraksi dengan G30S.

Jenderal Soeharto ditempatkan oleh perubahan drastis dan disertai
kekerasan pada posisi kepemimpinan. Berlatar belakang militer,
memegang komando tetapi sekaligus juga cerdas dan tegas. Estafet
kepemimpinan nasional jatuh kepadanya. Represi Bung Karno terutama
karena dibuat ganas, keras, dan kejam oleh PKI membuahkan kekuatan dan
gerakan kontraproduktif yang sekaligus menjatuhkan kedudukannya. Masuk
akal alias logis jika perubahan besar terjadi. Beruntunglah TNI
berideologi negara Pancasila, bersendikan UUD 1945, membela negara
kesatuan dan berakar sejarah laskar rakyat. Itu latar belakang doktrin
dwifungsi dan didirikannya organisasi politik baru yang berupa kekaryaan.

Dengan pemahaman yang diasumsikan bahwa masalah ideologi telah selesai
dan solid disertai pula pandangan dan sikap pragmatis terjadilah
perubahan orientasi dan prioritas agenda dan program nasional.
Sebutlah dari politik dan berpolitikan ke kerja nyata untuk
memperbaiki perikehidupan sosial ekonomi rakyat, kerangka dan arah
sosial ekonomi negara dan masyarakat dan mengambil sikap terbuka
sehingga bisa memanfaatkan sumber hubungan, bantuan, dan kerja sama
internasional. Adalah kecerdasaan Presiden Soeharto dan keterbukaannya
yang tahu diri sehingga dapat direkrut para pembantu pada tingkat
menteri yang dalam bidang ekuin dan bidang lain memberikan kualitas
kompetensi profesional dan teknokratis. Perbaikan dalam perikehidupan
sosial ekonomi rakyat dan negara berubah pesat secara positif. Jika
pemerintah dan pemerintahan waktu itu adalah otokratis, otokrasi itu
sekaligus teknokratis dan kompeten.

Sayang pola, semangat, dan praksis otokrasi yang
tercerahkan—enlightened—itu tidak bertahan. Kekuasaan 

  1   2   >