Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Protes terhadap cover Tempo tentang Soeharto

2008-02-06 Terurut Topik St. Herwinoto
Sabar pak Manneke, sabar... hehehehe

Biar saja mereka berbuat itu krn mereka punya prinsip sendiri.
Biar saja Tempo minta maaf karena mrk anggap itu jalan terbaik.

Tapi jangan biarkan kita terjebak utk menuduh atau menilai
orang lain sesuai dgn pikiran kita pak...hehehehe

Maaf, bukan mau menggurui pak, gak ada maksud, cuma
sekedar guyon semata kok!

Salam,
Totot


  - Original Message - 
  From: manneke budiman 
  To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com 
  Sent: Wednesday, February 06, 2008 1:00 AM
  Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Protes terhadap cover Tempo tentang 
Soeharto


  Kayanya ada baiknya kepada mereka ini disarankan suruh gabung aja sama FPI 
dan MMI. Sejenis banget dari segi noraknya. Ngakunya scholars 
lagi...ck..ck...ck...

  manneke


Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Protes terhadap cover Tempo tentang Soeharto

2008-02-06 Terurut Topik Edy P
Nimbrung...

Beberapa sms masuk ke ponsel saya dan menanyakan hal yang intinya sama dengan 
kemasan yang beragam: Apakah Anda tidak tersinggung dengan cover Tempo edisi 4 
Februari?

Saya jawab saja,
Kenapa mesti tersinggung. Yang harus tersinggung itu pencipta gambar aslinya. 
Dan juga pribadi-pribadi yang dihadirkan pada gambar aslinya (Yesus dan 
murid-murid-Nya). 

Lalu dibalas:
Lho...itu kan simbol kekatolikan? Itu pelecehan simbol agama!

Saya jawab juga,
Siapa bilang itu simbol kekatolikan? Kok terlalu mudah memandang itu sebagai 
simbol agama. 

Lalu sms-sms itu berhenti di situ saja.

Dalam hati saya hanya bergumam: Kenapa mesti marah dan tersinggung? Kenapa 
mesti memboroskan energi untuk hal yang tidak prinsip? Mbok yang belajar aja 
sabar. Kalau tidak setuju ya tanyakan aja pada yang buat, maksudnya apa? 
Tujuannya apa? Ada unsur pesanan dari pihak-pihak tertentu tidak? Atau dibuat 
dalam konteks apa? dll Menurutku itu lebih enak dan tidak reaktif dan tidak 
memboroskan energi hidup untuk hal-hal yang tidak prinsipiil.

Salam

  - Original Message - 
  From: Mula Harahap 
  To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com 
  Sent: Monday, February 04, 2008 3:59 AM
  Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Protes terhadap cover Tempo tentang 
Soeharto


  Saya justeru tertawa terbahak-bahak melihat cover tersebut. Ini adalah 
  cover yang punya cita-rasa tinggi. Kreativitasnya mengingatkan saya 
  akan cover majalah DR di tahun 1998 yang menggambarkan Suharto dalam 
  bentuk raja di kartu permainan. (Kepalanya ada di atas dan ada di 
  bawah).

  Saya tak pernah terpikir bahwa dengan memasukkan Suharto di dalam 
  gambar Perjamuan Terakhir maka Tempo merendahkan Yesus. Ini tokh 
  hanya parodi. (Sama dengan joke yang sering kita dengar di masa Suharto 
  berada di puncak kekuasaannya: Konon kabarnya Suharto pernah minta 
  kalau seandainya dihukum, ia ingin disalib. Kenapa? Agar pada hari yang 
  ke-3 ia bisa bangkit lagi.).

  Karena itu juga kepada kawan-kawan saya orang Kristen yang mungkin akan 
  ribut (apalagi kalau pakai acara unjuk-rasa segala) saya mau 
  mengatakan, Akh, nggak usah bikin malulah. Anda koq tak punya sense of 
  humour sih?!

  Saya rasa hal yang dilakukan oleh majalah Tempo ini juga tidak bisa 
  dikategorikan plagiat. Semua orang tahu bahwa Perjamuan Terakhir itu 
  adalah lukisan Leonardo da Vinci. Dan tidak bisa juga dikategorikan 
  sebagai pelanggaran hak cipta, karena lukisan ini telah menjadi public 
  domain atau--sebagaimana halnya benda-benda purbakala menurut konvensi 
  internasional tentang hak cipta--paling tidak mejadi milik negara 
  Italia.

  Jadi, kalau pemerintah dan rakyat Italia saja tidak ribut (atau mungkin 
  bahkan ikut tertawa terbahak-bahak); lha, ngapain kita ribut?

  Horas,

  Mula Harahap 

 


[Forum Pembaca KOMPAS] Saya Akhirnya Beli Majalah Tempo

2008-02-06 Terurut Topik deronda
Gara-gara protes ini, saya akhirnya beli Tempo (25rb), padahal biasa baca 
Gatra. Malah dipanas-panasi sama karyawati Gramedia Mal Ratu Indah Makassar, 
bahwa ini sisa satu aja. Tambah semanagat beli. Namun, kalau saya lihat secara 
teliti, cover Tempo hanya menjadikan lukisan Leonardo sebagai inspirasi. Lihat 
jumlah orang yang difoto, pakaiannya, dan settingnya, tidak berhubungan dengan 
lukisan Leonardo daVinci. Malah tangan kanannya Pak Harto jelek sekali 
digambar. Hanya bagi orang yang mengerti, timbul asosiasi yang dianggap 
melecehkan. Malah gambar karikatur di dalamnya lebih asyik, ada Tommy yang 
ngedot. Umat Kristiani (khususnya Katolik) memang bisa saja tersinggung karena 
ibadah mereka kaya akan simbol. Jadi saya harap dengan diterimanya protes, 
persoalan selesai. Lanjut diskusi yang lain!

Dan, sepertinya, saya malah menduga orang dalam Tempo sendiri yang 
gembar-gemborin agar laku majalahnya!?! Ini sih dugaan aja. Kayak saya sudah 
jadi korban beli majalah Tempo, he he he!  

Salam damai,
Daniel



 
 

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Anas Urbaningrum

2008-02-06 Terurut Topik rio
Anas mengundurkan diri dari KPU ketika,

KPU waktu itu sedang dalam perhatian masyarakat dan mass media karena
berbagai kasus korupsi.

ada apa ya ?



2008/2/5 sawung [EMAIL PROTECTED]:

   om, anas ini perannya di jaman reformasi ini apa seh?
 apa gara-gara sering muncul di tv?


[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Kulitmuka TEMPO

2008-02-06 Terurut Topik simson gintings

Dalam upacara the last supper yg sebenarnya hadir disana Judas 
Iskariot, sang pengkhianat. Apakah dalam versi Tempo itu juga hadir 
figur dgn karakter yang sama?

Seandainya tidak, semakin banyak yg tidak mengena dlm kulit muka 
majalah Tempo itu. 


sg



--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Goenawan Mohamad 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 
 KULITMUKA TEMPO
 
 
 Tentu tidak ada maksud majalah TEMPO untuk melukai hati orang  
 Kristen, tetapi tidak berarti tidak ada yang salah dalam gambar 
itu.
 Menurut hemat saya,  menggunakan tema Perjamuan Terakhir dalam  
 karya  Leonardo da Vinci jadi dasar tema kepergian Suharto
   sama sekali tidak tepat.  Tema dan suasana  Perjamuan 
Terakhir  
 dalam lukisan itu adalah kesedihan, keprihatinan
 dan kerelaan di antara mereka yang tak punya apa-apa.   Sedang 
justru  
 itu yang tak ada
 di hari terakhir Suharto.  Suharto tidak mati disalib.  Juga saya  
 ragu apakah kematiannya  akan melahirkan keyakinan baru. Dan yang  
 jelas, yang dibagi-bagikannya
 (dan dinikmati anak-anaknya) bukanlah  potongan roti dan beberapa  
 reguk   anggur, melainkan kekayaan yang berlimpah-limpah, yang  
 didapat karena kekuasaan politik.
 
 Saya senang bahwa ada protes tapi tak ada kekerasan. Saya senang  
 bahwa dengan tulus pimpinan TEMPO minta maaf, dan Sekjen KWI  
 memberikan maafnya.
 Itu tanda kita masih bersedia menjaga peradaban.





RE: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Dosen Indonesia Tidak Meneliti

2008-02-06 Terurut Topik Ridwan Nyak Baik
Rekans all;
Bung Raja kalau dapet proyek penelitian pesanan seperti kawan-kawan di
fisipol (maaf) UGM  UI dalam kasus asian agri mau juga khan
BTW, saya dengar (eh baca di Koran Tempo) kemarin akan ada pertemuan
(kekeluargaan ???) antara tempo dengan para peneliti tersebut, berikut
wakil dari asian agri. Jika para rekans dapat bocoran hasilnya apa,
tolong donk kita-kita dioleh-olehin juga infonya. Setidaknya kita bisa
faham bin mahfum gerangan apa format hasil dari pertemuan kekeluargaan
ituhe2.
Tabik;
RNB
 
 
 
-Original Message-
From: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of tjuk kasturi
sukiadi
Sent: Wednesday, February 06, 2008 11:41 AM
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Dosen Indonesia Tidak Meneliti
 
PERTANYAANNYA ADALAH BERAPA ORANG YANG SEPERTI TJIPTA LESMANA DARI
SEKIAN RATUS RIBU DOSEN INDONESIA? Belum lagi kalau anda menjadi dosen
dari perguruan tinggi yang jauh dari kategori UI  UGM; diujung
Indonesia lagi! Salam keprihatinan Tjuk Kasturi Sukiadi



[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Majalah Tempo Minta Maaf Soal Cover Edisi Soeharto

2008-02-06 Terurut Topik anton_djakarta
Esensi Keberagamaan yang berjalan di jalan Tuhan dan berusaha tidak 
menghinakan kemanusiaan dalam arti yang lebih bermakna,  sudah di 
jawab dengan baik oleh Pak Mula Harahap.

ANTON


--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Mula Harahap 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Majalah Tempo tak perlu meminta maaf kepada seluruh umat Kristiani.
 Dia cukup meminta maaf kepada sekelompok orang Kristen yang tak 
punya
 imajinasi, dan yang memandang Yesus hanya sampai pada sekedar sosok
 (atau tampang) hasil rekaan para seniman Barat, atau (yang lebih
 cilaka lagi) hasil rekaan indusri filem di Hollywood.
 
 Bahwa ada seorang nenek mencuri susu di Alfamart Kampung Melayu
 karena dia sudah tak punya uang untuk membeli susu bagi cucunya,
 bahwa ada seorang pedagang gorengan bunuh diri karena terlilit 
hutang
 akibat harga tempe yang tiba-tiba melonjak, dan berbagai 
penderitaan
 orang kecil lainnya di negara amburadul bernama Indonesia ini, itu
 adalah hal-hal yang lebih menghina Yesus. Dan untuk itulah orang-
 orang Kristen perlu marah.
 
 Sebagai seorang Kristen saya hanya bisa geleng-geleng kepala.
 
 Horas,
 
 Mula Harahap





Balasan: [Forum Pembaca KOMPAS] Majalah Tempo, Soeharto dan Yesus

2008-02-06 Terurut Topik fauzia hamde
Ass.wrb wb
  
  Membaca komentar Pak Daniel yang seorang pendeta itu, hati saya jadi  plong. 
Komentar itu begitu runtut, jernih dan bersih dari sikap membabi  buta. Sy 
seorang muslimah yang kebetulan awam soal sakramen di dalam  kekristenan. Tapi 
membaca komentar ini saya jadi mengerti setidaknya  simbol atau benda apa saja 
yang disucikan oleh umat Kristen. Tks
  
  Rgds,
  
  Fauzia

dta_harahap [EMAIL PROTECTED] wrote:  
  Majalah Tempo, Soeharto dan Yesus
  http://rumametmet.com
  
  Oleh: Pdt Daniel Taruli Asi Harahap
  
  Terus terang Tempo adalah satu-satunya media nasional yang melegakan
  hati saya di hari-hari terakhir sakit mantan presiden Soeharto sampai
  kepada kematiannya dan pemakamannya. Ketika seluruh media televisi
  tiba-tiba secara memualkan mendaulad Soeharto sebagai seorang santo,
  aulia atau pahlawan suci tak bercela hanya majalah Tempolah yang
  tetap menjaga dirinya kritis dan jernih memandang bekas penguasa
  digdaya Indonesia selama 32 (tiga puluh dua) tahun. Jauh sebelumnya,
  Tempo jugalah satu-satunya majalah yang serius melakukan investigasi
  melacak kekayaan Soeharto dan keluarganya. Tanpa harus mencemooh dan
  memaki-maki memakai bahasa vulgar, Tempo tetap pada pendiriannya bahwa
  Soeharto yang setelah mundur dari presiden menjadi manusia tua renta
  itu adalah figur yang penuh kontroversi di saat berkuasa, yang
  cenderung menganggap dirinya sebagai raja dengan restu ilahi yang
  kata-katanya bak sabda tak tersanggah, dan melakukan banyak kekerasan
  sekehendak hatinya. Dari Tempo jugalah saya sering tahu hal-hal kecil
  tapi aneh di sekitar lingkaran kekuasaan yang menggelitik hati untuk
  berpikir dalam. Salah satu kejanggalan itu: walaupun para mantan
  pejabat dan tokoh seakan ber-koor meminta masyarakat memaafkan mantan
  presiden Soeharto namun anak-anak Soeharto sendiri rupanya sama sekali
  tidak mampu memaafkan Habibie dan Harmoko, yang terbukti dari
  penolakan kehadiran keduanya untuk menjenguk mantan bossnya. Padahal
  Habibie sudah jauh-jauh terbang dari Jerman.
  
  Namun hari-hari ini Tempo dikecam habis-habisan oleh orang Kristen
  (tidak semua) atas covernya yang dianggap sensasional. Dan Tempo
  meminta maaf. Cover itu sendiri diakui oleh perancangnya diilhami oleh
  lukisan Leonardo Davinci The Last Supper, perjamuan terakhir Yesus
  bersama murid-muridNya sebelum Dia disalibkan. Namun tokoh-tokoh yang
  duduk di sekitar meja perjamuan itu adalah Soeharto, dan anak-anaknya
  (Tutut di kanan dan Sigit di kiri, dan Tomi sedang berbisik entah
  apa). Postur tubuh tokoh-tokohnya persis lukisan Last Supper. Saya
  sendiri mengaku ketika pertama kali melihat cover itu terperanjat dan
  bertanya-tanya: apa hubungannya? Mengapa desainer itu melukiskan
  Soeharto seperti Yesus sedang makan Paskah terakhir sebagaimana
  lukisan Davinci itu?
  
  Saya mengakui sebenarnya lukisan Last Supper itu adalah imajinasi
  Davinci sendiri (sebab Yesus dan murid-muridNya tidak terbiasa duduk
  di kursi memakai meja) yang memakai kerangka berpikir Eropah abad
  pertengahan. Wajah Yesus adalah wajah Yesus yang dibayangkan oleh sang
  pelukis. Kita semua tahu bahwa pada masa itu sama sekali belum ada
  kamera dan wajah Yesus baru dilukis sesudah beberapa abad
  kematianNya. Karena itu dari segi agama sebenarnya tidak ada penodaan
  atau pelecehan. Tapi tunggu dulu. Sebagian orang Kristen, terutama
  dari kalangan Katolik dan ortodoks memperlakukan lukisan tokoh-tokoh
  Alkitab dan bapa-bapa gereja tidak sekadar lukisan atau dekorasi,
  tetapi bagian dari perlengkapan ibadah, bahkan ikon, benda suci, Kitab
  Suci dalam rupa atau gambar. Disinilah masalahnya. Tempo tentu bisa
  dianggap tidak sensitif terhadap keyakinan pemeluk agama Kristen
  khususnya Katolik yang meninggikan lukisan-lukisan agama itu. Namun
  bukan hanya umat Katolik yang merasa terusik. Lukisan Davinci telah
  lama merasuk ke dalam kehidupan umat Kristen secara keseluruhan.
  Lukisan itu begitu banyak dipasang di ruang tamu Kristen (bukan hanya
  Katolik) dan menjadi simbol kekristenan yang paling populer sesudah
  salib. Apalagi lukisan itu merujuk kepada sakramen perjamuan kudus
  yang diamanatkan oleh Yesus. Pertanyaan di sini: mengapa Tempo
  menggunakan simbol keagamaan yang sangat penting ini untuk
  pemberitaannya tentang Soeharto setelah dia (Soeharto) pergi? Namun
  jangan gusar. Bukan Tempo yang pertama kali mengutak-atik lukisan Last
  Supper. Kalau tidak percaya: googling saja atau lacak saja di
  internet. Dengan mudah kita bertemu lukisan atau karikatur yang
  mengambil Last Supper sebagai inspirasinya. Sebagian inspiring dan
  sebagian lagi konyol.
  
  Kebetulan saya bukan kritikus seni. Sebab itu saya mencoba memahami
  makna cover Tempo itu dengan logika saya sendiri. Terus terang,
  awalnya sulit sekali bagi saya memahami kenapa sang perancang cover
  menyamakan Soeharto dengan Yesus. Kedua tokoh ini menurut saya berbeda
  bagaikan langit dan 

[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Anak Menteng Dalam (akan) Jadi Presiden AS?

2008-02-06 Terurut Topik anton_djakarta
Demokrat pasti menang, untuk cuci piring kelakuan Republik yang keji
di dunia Internasional dan itu memang hukum sejarah Amerika bukan?
Coba perhatikan sejak jaman Ike Eisenhower sampe Bill Clinton...

ANTON


--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Agus Hamonangan
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Saudari Tiri Obama di Jakarta Pun Gembira

 http://www.kompas.co.id/kompascetak/read.php?
cnt=.kompascetak.xml.2008.02.06.02103873channel=2mn=5idx=5


 Di antara balon-balon dan bendera-bendera kecil yang berkibar di
Hotel
 JW Marriott di Jakarta, kandidat presiden AS dari Partai Demokrat,
 Barack Obama, meraih kemenangan pertamanya di Super Tuesday.
Tidak
 banyak memang, kurang dari 100 orang yang memberikan suara, Senin
 (4/2) tengah malam. Tetapi, inilah kesempatan pertama warga
Demokrat
 di luar negeri memberikan suara.

 Saudari tiri Obama, Maya Soetoro Ng, yang dihubungi AFP melalui
 telepon, menyatakan gembira atas kemenangan Obama di Jakarta. Obama
 berusia 6-10 tahun saat di Jakarta.

 Setelah bercerai dari ayah kandung Obama, Barack Obama Sr., ibu
Obama,
 Ann Dunham, menikah dengan seorang pelajar asal Indonesia, Lolo
 Soetoro. Keluarga Soetoro kemudian pindah ke Jakarta pada tahun
1967.
 Obama sempat bersekolah di Menteng dan belajar bahasa Indonesia.

 Sudah pasti Obama yang menang di Jakarta, kata Laurel Maclain,
 pekerja USAID, yang mengenakan kaus bergambar wajah Obama saat
 memberikan suara di Hotel JW Marriott.

 Pada pemungutan suara awal di Jakarta, Obama berhasil meraih 75
persen
 suara. Hillary memperoleh 25 persen suara.

 Pemungutan suara Demokrat di luar negeri dimulai di Indonesia dan
akan
 berlangsung selama sepekan di seluruh dunia. Hasil penghitungan
suara
 diperkirakan baru muncul pada 12 Februari.

 Bilik-bilik suara didirikan di berbagai lokasi, mulai dari toko
donat
 di Kamboja, pub di Irlandia, hingga ke kafe di Perancis. Sekitar
enam
 juta warga Demokrat di luar negeri berhak memberikan suara.

 Ini adalah pemilu krusial. Kita berada di ujung tanduk. Arah
pemilu
 ini akan membuat perbedaan besar bagi kehidupan anak-anak saya,
kata
 Don Bryant, pensiunan petugas medis Angkatan Darat AS yang
memberikan
 suara di Klub Koresponden Asing di Bangkok, Thailand.

 Phil Robertson, Ketua Demokrat Luar Negeri di Thailand,
mengharapkan
 ribuan warga AS memberikan suara di tempat pemungutan suara di
 Bangkok, Chiang Mai, Nong Khai, dan Udon Thani. Kami memiliki
 partisipasi yang fenomenal, katanya kepada AFP.

 Di Inggris, tempat tinggal 250.000 warga AS, para penyelenggara
 pemungutan suara melaporkan minat yang luar biasa dari para
pemilih.
 India juga melaporkan peningkatan partisipasi pemilih tahun ini.

 Selain memilih secara tradisional, sejumlah pemilih Demokrat di
luar
 negeri memberikan suara melalui internet. Para pengamat khawatir
 kertas suara di internet rentan terhadap kerusakan, hacker, dan
tidak
 bisa dihitung kembali.

 Barbara Simons, anggota Yayasan Verifikasi Pemungutan Suara,
 memperingatkan, meskipun cara memilih online sederhana, belum tentu
 bisa berhasil. Bagaimana saya tahu penghitungan suara selesai?
 Bagaimana saya tahu suara itu sah? Ini bukan cara melaksanakan
 pemilu, ujarnya.

 Sebanyak 22 delegasi dipertaruhkan dalam pemilihan Demokrat di luar
 AS. Delegasi di luar negeri akan diseleksi melalui gabungan
pertemuan
 kaukus lokal, regional, dan seluruh dunia.

 Partai Republik tidak menggelar pemilihan di luar negeri.
(ap/afp/fro)





[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Kulitmuka TEMPO

2008-02-06 Terurut Topik anton_djakarta
Benar sekali Pak Sohib, mustinya hal ini dijawab dengan wacana
intelektual, toch kaum Katolik kan sudah terbiasa dengan pergelutan
intelektual bukan gelut otot.

Masak, sama Dan Brown aja cuek sama kasus Tempo gini gede amat
marahnya, apa karena Dan Brown bule ya? jadi musti dihormati.

Maju terus kebebasan berekspresi Tempo. Majulah ke depan Tempo sudah
membuktikan sebagai media paling berani di negeri ini, yang mampu
merubah sejarah.

ANTON


--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, sohibmachmud
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Seyogyanya tempo memulai tradisi tidak harus meminta maaf setiap
ada
 yg tidak setuju dgn pemuatan berita atau foto.
 mereka bisa protes dengan melayangkan surat keberatan yg nantinya
 dimuat sebagai hak jawab atau hak protes.
 tempo harus memulai tradisi utk tidak  melegalisir ormas yg mengaku
 mewakili agama, etnis atau ras.
 agama sebagai kepercayaan tidak dapat diwakilkan ke individu atau
 organisasi.
 demikian pula ras atau etnis tidak bisa diwakilkan ke segelintir
 orang kecuali dia membawa surat kuasa jutaan pemeluk agama atau ras
 atau etnik tsb.
 orang yg protes  hanya orang yg ingin mencari popularitas dgn
 memanfaatkan event yg menarik perhatian pers.
 seperti orang yg bezoek atau mendoakan suharto ketika di rumah
 sakit.  istilah tukul orang seperti ini adalah orang katro yg mau
 masuk tv.
 memaksa minta maaf bukanlah suatu indikasi kemajuan peradaban
tetapi
 suatu kemunduran.


 sohib


[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Pak Manneke was: Protes terhadap cover Tempo tentang Soeharto

2008-02-06 Terurut Topik simson gintings
Sependapat dgn sikap beberapa organiasi Katolik itu. Artinya, ada
yang dirasakan tidak tepat, lalu mereka ungkapkan kepada pihak
Tempo, tidak dengan cara berteriak-teriak, dan pihak Tempo menerima
tanggapan mereka dan bisa merasakan apa yang mereka rasakan. Itu
silaturahmi.

Yang jadi soal seandainya orang tidak mau mengutarakan isi hatinya
lewat sebuah percakapan (dialog).

Kalau ada yang mempersoalkan mengapa beberapa organisasi Katolik itu
pergi ke kantor Tempo, justeru pertanyaan itu terasa tidak wajar.

Bagi saya (kebetulan Protestan), gambar kulit majalah Tempo itu
tidak jadi persoalan. Tentu hal itu tidak bisa saya jadikan ukuran
utk mengukur sikap orang Kristen yang lain.

Saya teringat tulisan di bis kota beberapa puluh tahun silam, anda
puas beritahu teman-teman, anda kecewa hubungi kami. Oragnisasi
Katolik itu kurang bahagia melihat gambar kulit Tempo lalu mereka
datang memberitahukannya. Lalu Tempo mendengarkan dan mahfum.
Selesailah sudah (dari Merahnya Merah Iwan Simatupang).


sg


--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Fransiskus Abi
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Pak Maneke yang budiman, saya kira apa yang dilakukan oleh
beberapa organisasi Katolik ini masih dalam batas wajar dan tidak
anarkis apa lagi mengganggu orang lain. Mereka punya hak untuk
meminta klarifikasi (bukan kekerasan), supaya tidak terjadi efek
yang negatif terhadap kasus ini, karena interpretasi orang terhadap
kasus ini ternyata  bermacam-macam. Jadi menyamakan organisasi2
Katolik  ini dengan FPI atau MMI sangat berlebihan dan justru agak
norak.Kan esensinya sama seperti kita dimilis ini yang menyampaikan
keberatan/pendapat kepada TEMPO. Hanya mereka datang langsung ke
kantor TEMPO dan kita lewat milis ini. Kasus kulit sampul majalah
Tempo ini merupakan pembelajaran bagi indutri pers untuk lebih arif
dalam menyampaikan sesuatu kepada pembacanya. Kasus2 serupa supaya
tidak terjadi bagi umat lainnya di bumi Indonesia ini.

   Salam
   Fransiskus Abi


Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Jumlah Sarjana Nganggur Melonjak

2008-02-06 Terurut Topik Djoko Mulyanto
Saya usul bagaimana kl lembaga kedinasan macam STAN, Polri, Bea cukai,
Curug, dll mulai berpikir untuk ambil lulusan S1 daripada hanya ambil
lulusan SMA. Kl mereka sudah lulusan S1, maka sudah ada bekal ilmu toh
salary lulusan STAN skrg juga sudah baik. Syuku2 STAN bisa ambil mereka,
didik mereka dan beri gelar S2 he he

2008/2/6 Paulus Tanuri [EMAIL PROTECTED]:

   Mungkin BPS harus lebih mendetail dalam laporannya, supaya kita bisa
 bersama-sama mencari jalan keluarnya.
 Misalnya, laporan mencakup nama perguruan tinggi, tahun kelulusan,
 jurusan,
 dan mencatat juga semua lulusan baik yang sudah mendapat pekerjaan maupun
 yang belum, dan yang sudah mendapat pekerjaan itu bekerja di bidang apa, .

 Dengan demikian kita bisa menemukan data mengenai lulusan apa saja yang
 paling diminati, dan lulusan apa yang lebih sulit menemukan lapangan
 pekerjaan yang cocok, jurusan apa yang paling banyak bekerja pada bidang
 yang berbeda dengan pendidikannya.

 Mungkin dengan begitu kita bisa mendapat gambaran sektor apa saja yang
 harus
 dipacu atau ditingkatkan supaya bisa menyerap SDM dari bidang tersebut.
 Jadi
 bukan cuma bicara soal standarisasi di bidang pendidikan saja.

 Di FPK apakah ada wakil dari BPS ? mungkin saja datanya sudah detail tapi
 kurang disosialisasikan ?

 Regards,
 Paulus T.


Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Protes terhadap cover Tempo tentang Soeharto

2008-02-06 Terurut Topik karta pustaka
Wah, hasil imajinasi Leonardo da VInci kok disejajarkan dengan kitab suci. 
Sayang sekali. Yang pantas tersinggung itu ya si Leonardo da VInci, bukan umat 
kristiani. Yang dikerjain Tempo itu lukisan, bukan ajaran.

Pax in Christo,
anggi 


  - Original Message - 
  From: Fransiskus Abi 
  To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com 
  Sent: Tuesday, February 05, 2008 9:45 PM
  Subject: Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Protes terhadap cover Tempo tentang 
Soeharto


  Letak permasalahan cover majalah tempo tersebut, yang menyebabkan ada 
sebagain orang nasrani merasa tersinggung, termasuk saya adalah bahwa lukisan 
tersebut bukan hanya sebagai sebuah karya seni saja. Lukisan tersebut 
menceritakan salah satu bagian isi kitab suci yang dipercayai oleh umat 
nasrani. Lukisan tersebut, selama berpuluh-puluh tahun, telah melekat dipikiran 
umat nasrani, akan maksud, tujuan, nilai atau bahkan warta yang hasilkan oleh 
adegan yang ada dalam dalam lukisan tersebut. Ada nilai lain (salah satu isi 
kitab suci) yang dihasilkan oleh lukisan tersebut, selain sebagai sebuah karya 
maha agung dari si Leonardo Da Vinci. Mungkin tidak melecehkan nilai-nilai 
agama, namun membuat tersinggung umat nasrani yang memaknai nilai yang 
dihasilkan oleh lukisan tersebut,yang selama bertahun2 sudah dimaknainya. 

  Salam
  Frans Abi 

  


Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Saya Akhirnya Beli Majalah Tempo - Kena kan!!

2008-02-06 Terurut Topik halim hd
saya sudah duga, itu taktik dagang diantara persaingan
yang ketat dengan cara 'halalkan apa saja'. untung
FPK-nya bukan Front Pembela Kristen, tapi Forum
Pembaca Kompas, jadi kita bisa saling kritik secara
cerdas.
hhd.

--- deronda [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Gara-gara protes ini, saya akhirnya beli Tempo
 (25rb), padahal biasa baca Gatra. Malah
 dipanas-panasi sama karyawati Gramedia Mal Ratu
 Indah Makassar, bahwa ini sisa satu aja. Tambah
 semanagat beli. Namun, kalau saya lihat secara
 teliti, cover Tempo hanya menjadikan lukisan
 Leonardo sebagai inspirasi. Lihat jumlah orang yang
 difoto, pakaiannya, dan settingnya, tidak
 berhubungan dengan lukisan Leonardo daVinci. Malah
 tangan kanannya Pak Harto jelek sekali digambar.
 Hanya bagi orang yang mengerti, timbul asosiasi yang
 dianggap melecehkan. Malah gambar karikatur di
 dalamnya lebih asyik, ada Tommy yang ngedot. Umat
 Kristiani (khususnya Katolik) memang bisa saja
 tersinggung karena ibadah mereka kaya akan simbol.
 Jadi saya harap dengan diterimanya protes, persoalan
 selesai. Lanjut diskusi yang lain!
 
 Dan, sepertinya, saya malah menduga orang dalam
 Tempo sendiri yang gembar-gemborin agar laku
 majalahnya!?! Ini sih dugaan aja. Kayak saya sudah
 jadi korban beli majalah Tempo, he he he!  
 
 Salam damai,
 Daniel
 
 
 
  
  
 
 [Non-text portions of this message have been
 removed]
 
 



  

Looking for last minute shopping deals?  
Find them fast with Yahoo! Search.  
http://tools.search.yahoo.com/newsearch/category.php?category=shopping


[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Anas Urbaningrum

2008-02-06 Terurut Topik anton_djakarta
Dulu dia itu Ketua PB HMI, awalnya sih orangnya nggak pinter ngomong
tapi lama2 jadi jago ngomong. Basis pemikirannya nggak jelas, masih
jauh lebih jelas Budiman Soedjatmiko atau arah politiknya Fajroel
Rahman yang strategis dengan menembak langsung Suharto.  Dia itu
Sering ngumpul-ngumpul sama anak UGM yang pinter-pinter eh, karena
nasib aja dia jadi anggota KPU, tapi You tahu kanpemimpin KPU di
penjara, mustinya dia juga terlibat dan ada arah kesana, tapi dia
malah berlindung di Demokrat, kalau dia berjiwa pemimpin dia
jelaskan dulu kasus KPU, atau dia tidak meninggalkan pemimpin KPU
begitu saja, dengan meninggalkan gelanggang. Colong Mlayu, Tinggal
Gelanggang.

Sekarang malah jadi pembela aktif SBY. Kita lihat setelah SBY jatuh
dia akan lari kemana, nggandul siapa

ANTON


--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, sawung [EMAIL PROTECTED]
wrote:

 om, anas ini perannya di jaman reformasi ini apa seh?
 apa gara-gara sering muncul di tv?

 2008/2/4 anton_djakarta [EMAIL PROTECTED]:


[Forum Pembaca KOMPAS] Re: PR bagi anak-anak dinilai mubazir - sebuah cerita-

2008-02-06 Terurut Topik anton_djakarta
Yupe Ibu benar...
Hal terpenting dalam mendapatkan ilmu pengetahuan adalah bertanya
dalam hati dan berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan itu dengan
motivasi sendiri. Sementara banyak dari kita terdidik untuk menerima
perintah guna mencari apa Ilmu yang diperintahkan pada kita oleh
guru kita, dengan basis imbal nilai. Disinilah kemudian aspek
intelektualitas terdegradir.

ANTON

--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, maibel_r
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 pak Anton yth,

 Makna dari cerita ini indah sekali.jadi betul2 menunjukan bahwa
 PR itu benar2 mubazirkarean dipaksakan.

 sedang dalam cerita ini Profnya kan tidak meminta mahasiswa
tersebut
 untuk dikerjakan sebagai PRtapi itu merupakan inisiatifnya
 sendiri...accidently.dan terbukti hasil inisiatif sendiri lebih
 bisa memanmpilkan kemampuan seseorang...karena dia termotivasi,
juga
 rasa ingin tahunya yang tinggi untuk menemukan suatu hasil.

 Bagaimana Pak Anton

 Salam hangat, Ratih


[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Dosen Indonesia Tidak Meneliti

2008-02-06 Terurut Topik anton_djakarta
Kalo orang dulu bilang itu namanya : Pelacuran Intelektual
Hindarkan Kampus UI dari upaya lokalisasi pelacuran intelektual.


ANTON


--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, manneke budiman
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Untung situ gak ikutan dapet proyek dari Agri. Bisa-bisa, laptop
dan mobil kebeli, tapi kehormatan musnah selama-lamanya. Setelah
ini, siapa yang mau pakai mereka kecuali yang doyan manipulasi?

   manneke


[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Mass killings under Suharto recounted

2008-02-06 Terurut Topik anton_djakarta
Adalah sebuah kebodohan yang fatal bila kita diharuskan melihat masa
depan tanpa melihat ke belakang.

Sejarah sebuah bangsa adalah sejarah yang dilalui dengan bentukan
masa lalu, tanpa kita mengerti tentang apa yang terjadi pada masa
lalu dan mencari kebenarannya serta fakta yang melingkupinya,
mustahil kita berjalan ke masa depan tanpa mengerti apa yang terjadi
pada masa lalu.

Soal yang diributkan ke permukaan hanya pada sengketa antara kejinya
pelaku, dan penderitaan korban dan  hanya terfokus pada persoalan
kemanusiaan bukan ke dalam persoalan dialektisnya terhadap sejarah
atau okelah nggak usah pake dialektis Marxian, tapi pake hukum sebab
akibat Kant saja, artinya sebuah peristiwa masa lalu membentuk
peristiwa saat ini.

Justru sekarang yang perlu dibangun adalah keterbukaan sejarah,
kemauan untuk jujur melihat masa lalu namun tidak saling mendendam.
Tapi juga harus ada hukuman bagi pelaku yang berbuat jahat di masa
lalu. Persoalan intelektual terbesar di Indonesia adalah masalah
kebohongan sejarah yang terus menerus di Propaganda-kan, sehingga
terjadilah apa yang disebut Realitas dari kebohongan itu.

Dan pelaku yang mendorong bangkrutnya negeri ini, selalu
berkata Lihatlah masa depan tapi masa depan itu harus
dimaknai jangan ungkit kesalahan saya

ANTON



--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, tjuk kasturi sukiadi
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Bung Anton,
   Anda mengikuti dialog lanjutan Sugeng Sarjadi  yang menghadirkan
Budiman Sujatmiko,Fadjroel Rachman, Priyo Budisantoso, dan Pakar
CSIS ( pernah kenal tapi lupa namanya; maklum sudah semakin gaek!)?.
Topik mereka adalah :  Lihat kedepan dan jangan menoleh
kebelakang! Diskusi berkembang kearah upaya untuk menghidupkan
semacam Komisi untuk Rekonsialiasi/perdamaian. Apa komentar anda?.
Salam perjuangan Tjuk Kasturi Sukiadi


[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Jumlah Sarjana Nganggur Melonjak

2008-02-06 Terurut Topik anton_djakarta
Saya pernah mempunyai seorang Office Boy, sarjana S1, sementara 
Senior Broker saya adalah lulusan SMEA.

Untuk menjadi resepsionis sekarang juga harus S1, minimal D III, 
tapi untuk jadi boss yang punya perusahaan nggak sekolah juga nggak 
apa-apa.

Ini realitas lho

ANTON



--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Agus Hamonangan 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 http://www.kompas.co.id/kompascetak/read.php?
cnt=.kompascetak.xml.2008.02.06.02091077channel=2mn=4idx=4
 
 Jakarta, Kompas - Jumlah sarjana yang menganggur melonjak drastis 
dari
 183.629 orang pada tahun 2006 menjadi 409.890 orang pada tahun 
2007.
 Ditambah dengan pemegang gelar diploma I, II, dan III yang 
menganggur,
 berdasarkan pendataan tahun 2007 lebih dari 740.000 orang.
 
 Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
 Fasli Jalal, mengutip data Badan Pusat Statistik, mengatakan, 
hingga
 Februari 2007, jumlah sarjana yang menganggur sebanyak 409.890 
orang.
 Belum lagi lulusan diploma III yang belum mendapatkan pekerjaan
 sebanyak 179.231 orang serta diploma I dan diploma II yang 
menganggur
 berjumlah 151.085 orang. Total penganggur keluaran institusi
 pendidikan tinggi berjumlah 740.206 orang.
 
 Angka-angka tersebut bahkan jauh lebih tinggi dibandingkan dengan
 tahun 2006 (hingga Agustus). Pada tahun tersebut angka sarjana yang
 menganggur sebanyak 183.629 orang. Adapun untuk lulusan diploma III
 sebanyak 94.445 orang serta lulusan diploma I dan diploma II 
berjumlah
 130.519 orang. Total penganggur keluaran institusi pendidikan 
tinggi
 berjumlah 408.593 orang.
 
 Fasli Jalal mengatakan, data itu berdasarkan pendataan Badan Pusat
 Statistik terhadap lulusan pendidikan tinggi yang belum bekerja, 
tidak
 mempunyai usaha tertentu, dan terbuka kemungkinan sedang transisi
 berpindah kerja.
 
 Tidak terserapnya lulusan pendidikan tinggi tersebut antara lain
 disebabkan kompetensi lulusan yang masih rendah atau tidak sesuai
 kebutuhan dunia kerja. Oleh karena itu, dibutuhkan standar nasional
 guna menjamin kualitas lulusan.
 
 Program studi jenuh
 
 Penyebab lain ialah terdapat program-program studi dengan jumlah
 lulusan yang sudah terlalu berlimpah atau jenuh. Jurusan yang jenuh
 tersebut terutama untuk ilmu sosial, ekonomi, politik, dan hukum.
 Namun, Departemen Pendidikan Nasional sendiri masih harus melihat
 distribusi lulusan antardaerah dan kebutuhan daerah.
 
 Bisa saja di perkotaan atau daerah jumlah lulusan dari program 
studi
 tersebut berlimpah, tetapi di daerah lain justru kekurangan. Jadi,
 tidak bisa langsung asal menutup atau membuka program studi, 
ujarnya.
 
 Selain itu, dapat saja sebuah daerah yang kekurangan lulusan 
perguruan
 tinggi program studi tertentu mengirim mahasiswa dengan beasiswa ke
 perguruan tinggi yang telah ada dan kemudian membuat sistem ikatan
 dinas agar para putra daerah itu kembali untuk membangun daerahnya.
 
 Angka partisipasi kasar (APK) di tingkat pendidikan tinggi terus
 meningkat hingga saat ini sekitar 17 persen dari penduduk berusia
 19-24 tahun yang jumlahnya mencapai 25 juta orang. Setiap kenaikan 
1
 persen dibutuhkan sekitar lebih dari 100.000 mahasiswa. Walaupun, 
APK
 secara regional masih berbeda-beda, bahkan masih ada daerah yang 
APK
 perguruan tingginya cuma 6 persen. (INE)





Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Gedung DPR Akan Disulap jadi Menara Petronas

2008-02-06 Terurut Topik Bambang Soetedjo
Saya juga tidak setuju dengan menghamburkan uang sebesar itu hanya untuk 
menyenangkan para wakil rakyat yang tidak pernah membela rakyat hanya mau dapat 
fasilitas macam2. Lebih baik membangun sarana untuk kepentingan rakyat. 
memangnya gedung DPR yang sekarang sudah tidak layak lagi untuk mereka. Saya 
justru kasihan dengan cara pikir mereka yang hanya mementingkan diri sendiri.
   
  Salam
  BS

[EMAIL PROTECTED] wrote:
  Ngapain seh bikin menara yang ga perlu itu???
mendingan bikin sekolah dan perumahan untuk rakyat kecil,
penduduk yang tinggal dibantaran kali semua pindah
jadi kali2 di Jakarta bersih dan yang pasti tidak banjir lagi
karena tidak ada yang buang sampah dikali, karena selama
ini yang buang sampah dikali itu ya pasti yang tinggal dibantaran
kali.
Saya kurang setuju dengan pembangunan tower yang akan 
menghabiskan biaya sebesar itu??? memangnya dananya 
darimana seh??? dari uang kita2 juga khan 
ihh cape deh

ajpw



[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Dosen Indonesia Tidak Meneliti, pak maneke

2008-02-06 Terurut Topik thseto
wah ternyata perspektif anda terlalu sempit kang. kalau untuk saya
pribadi sih terus terang saya masih bisa mensiasati. penelitian
berkualitas jalan, jabatan formal fungsional agak tersendat dikit tapi
gak apa2 (karena ini resiko dari pilihan saya) karena kas bulanan
masih cukup karena adanya kerjasama luar negeri, dll. sehingga kalau
hanya laptop seh berjibun di lemari, bahkan sampai saya jualan laptop
bekas heh.

tapi saya semula beranggapan bahwa kita berdiskusi di sini ini mencari
solusi bagaimana kualitas peneliti(an) di indonesia bisa meningkat.
artinya jangan hanya lihat kasus perkasus. meskipun saya mencontohkan
kasus, tetapi hendaknya dilihat ke permasalahan peneliti(an) di
indonesia secara umum.

sekali lagi saya tidak protes terhadap prosentasenya, tetapi protes
pada penghargaan yang rendah terhadap hasil karya berkualitas. ini
point saya sehingga mengapa peneliti(an) di indonesia tidak maju.
mudah2an anda bisa mengerti bahasa saya ini. jadi tidak berulang2 anda
bahas masalah prosentase.

tentang sarannya, terima kasih. karena saya pribadi punya cara
tersendiri untuk mengatasi maslah saya. tetapi sekali lagi kita kan
berdiskusi di ruang publik. jadi kita harus konsen untuk menghasilkan
solusi bagi peningkatan kualitas peneliti(an) di indonesia. dan itu
harus didukung aturan yg baik.

begindul.

seto


--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, manneke budiman
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Pak Seto,

   Nah. lagi-lagi dalam hal ini Anda mungkin benar. Saya kurang
kualitas dalam berkomentar, soalnya topiknya memang tentang sesuatu
yang tak berkualitas. Kalau kita ngomong kum, kita sedang ngomong
produk tak berkualitas. Kalo mau betul-betul radikal, lepaskan saja
urusan penilaian akademik ini dari kontrol negara, biar instansi
masing-masing yang menentukan promosi buat stafnya. Tapi, ya selama
Anda dibayar negara, ya selamanya diskusinya akan tak mutu begini. Ini
faktanya, sori saja.

   Nah, kalo sekarang Anda mau bikin wacana untuk mengganti aturan
kepegawaian, monggo. Tapi mbok ya yang masuk akal. Bukankah kalo Anda
menerbitkan hasil riset bersama di jurnal nasional, Anda juga akan
cuma dapat sekian persen, dan totalnya dibagi-bagi ke semua peneliti
yang terlibat? Aturan ini kan tidak cuma berlaku buat jurnal
internasional?

   Saya kasih pandangan bahwa kalau tak mau terus frustrasi dengan
soal persentase itu, riset aja yang tekun, teruskan menerbitkan di
jurnal internasional, dan jangan terlalu pusing sama jabatan profesor.
He he he, malah saya dibilang tak bermutu. Lha Anda ini riset maunya
untuk mengembangkan ilmu dan keilmiahan atau untuk bisa jadi profesor?
Kalo mau cepet jadi profesor, jangan di LIPI atau PTN. Masuk aja ke
Pelita Harapan, atau universitas berduit lainnya. Pasti sekarang Anda
sudah full professor. Gitu kan?

   Kenapa Anda sampai detik ini masih bertahan di instansi negeri?
Coba jawab sendiri deh.

   Mikirnya gampang kok, Bung. Jangan campur-adukkan motiv meneliti
untuk mengembangkan pengetahuan dan karena kecintaan pada ilmu, dengan
ambisi untuk dapat jabatan profesor. Juga jangan campur-adukkan ambisi
untuk jadi kaya dengan profesi peneliti. Dua hal ini yang bikin mutu
peneliti kita berantakan.

   Di UI, misalnya, kini sudah ada dua jalur professorship: satu yang
ikut aturan PNS, satu lagi yang ikut aturan internal UI. Yang internal
bilang, orang yang direkrut sudah dengan gelar Doktor, maka dia sudah
bisa langsung jadi assistant professor. Tapi kalau rekrutnya lewat
formasi PNS, ya dia mesti start dengan Gol. III dulu. Daripada
susah-susah mau ganti aturan nasional, negosiasi aja sama boss
instansi Anda untuk bikin kriteria sendiri.

   Kan soal jabatan profesor madya, profesor riset, dll, itu cuma
penting buat dipajang di kartu nama doang kalau Anda diundang
konferensi atau workshop di luar negeri?

   manneke


Balasan: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Anas Urbaningrum

2008-02-06 Terurut Topik Maulana Raja Aisyana
makanya jangan mudah terjebak pada sosok, apalagi sekarang media begitu mudah 
memunculkan sosok-sosok. sosoki aja diri anda untuk menjadi orang yang 
bermanfaat untuk orang lain.
   
  salam
   
  raja
  berusaha menjadi manusia bermanfaat

sawung [EMAIL PROTECTED] wrote:
  om, anas ini perannya di jaman reformasi ini apa seh?
apa gara-gara sering muncul di tv?



[Forum Pembaca KOMPAS] cover majalah tempo

2008-02-06 Terurut Topik trisunu hartono

Dear milis FPK.
mengamati cover majalah tempo yang sempat membuat heboh, menurut saya setelah 
mengamati sendiri, tidak ada menyinggung siapa-siapa, karena semua foto/gambar 
yang terpampang di situ tidak ada siapa-siapa kecuali keluarga cendana (pak 
harto dengan anak-anaknya), hanya saja gambar tersebut mencontoh gambar karya 
besar sang maestro Leonardo Da Vinci. Jadi kalau ada yang marah mungkin 
keluarga Leonardo Da Vinci beserta keluarganya karena hasil karya Da vinci di 
lecehkan di ganti dengan gambar orang lain bukan Tuhan Yesus beserta para 
muridnya..
Mari kita luruskan masalah ini, tidak dengan hati panas dan dengan emosi, 
karena gambar tersebut tidak ada sangkut pautnya dengan Tuhan Yesus saat 
mengadakan perjauan terakhir bersama para muridnya..
kalo tidak senang dengan foto itu, jangan membaca Tempo...gitu aja
 
Nuwun
masunu-joga 
 

 
_
Edit your photos like a pro with Photo Gallery.
http://www.get.live.com/wl/all

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Herman Van Breen, Banjir Jakarta dan Inlander Bodoh

2008-02-06 Terurut Topik wal.suparmo
Salam,
Van Breen tidak mengatakan bagaimana BODOHNYA Inlander2( yang
bertitel  Menteri, Gubernur Dpl Ing.,Prof,Jendral,S3 dsb) itu tetapi
bagaimana KORUPNYA mereka itu.Karena anggaran yang disediakan telah
ditilep dan pekerjaan yang dikerjakanm kwalitasnya hanya setengah
dari bestek.Saluran2 air dan situ2 cepat dangkal dan jalan2  serta
jembatan2 cepat AMBROL.
Wasalam,
Wal Suparmo
--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Yuliati Soebeno
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Bung Sigit,

   Untuk menjaga (maintain) suatu proyek biasanya tidak
menghasilakn banyak uang masuk. Kalau proyek baru, seperti Trans
Jakarta, itu akan menghasilkan uang masuk (alias ada persentase
untuk tender baru).
   Dari dulu juga orang Indonesia ini pandai MEMBANGUN, tetapi
untuk MAINTAIN-nya TIDAK PERNAH ADA. Ya karena hal itu disebabkan
TIDAK ADANYA MANAGEMENT yang PIAWAI. Pokoknya membangun, nama orang
yang punya prakarsa jadi afdol. Mengenai hal-hal lain-nya.itu
urusan nanti.

   Bangsa ini tidak pernah menjalankan kebijakan LESSON LEARNED.
Semua hal-hal yang telah terjadi dan berdampak burukpun tidak pernah
dipelajari dan dipecahkan mengapa hal tersebut sampai terjadi, lalu
menjalankan untuk memilih kebijakan lain yang lebih efektif dan
berdampak positif.
   Ya seperti anda kemukakan, mengapa tidak me-maintain Banjir
Kanal Barat dan Timur dengan benar? Tetapi malahan bisa mengeluarkan
uang yang lebih banyak milyaran terlebih dahulu untuk ongkos
pembangunan lain-nya? Mestinya hal-hal yang sangat urgent harus
ditangani terlebih dahulu, bukan?

   Salam,
   Yuli


[Forum Pembaca KOMPAS] Siaran Pers Menyikapi Panja Terbuka RUU Pelayanan Publik

2008-02-06 Terurut Topik Sri Indiyastutik
  Pernyataan Sikap


“PANJA RUU PELAYANAN PUBLIK, 
  TERBUKA UNTUK UMUM”
   
  Rapat kerja untuk membahas RUU Pelayanan Publik  antara Komisi II DPR RI 
dengan MenPAN akhirnya kembali bergulir untuk yang keempat kalinya.  Proses ini 
mengakhiri masa penantian publik yang cukup lama (hampir dua setengah tahun) 
atas kepastian pembahasan RUU Pelayanan Publik.  
   
  Raker pembahasan RUU PP yang sudah berlangsung hingga empat kali, memang baru 
membicarakan pandangan fraksi atas RUU PP usulan MenPAN.  Itupun lebih pada 
proses identifikasi nomor DIM yang harus dibahas dalam rapat Panja.  Kendati 
demikian, apresiasi tentunya tetap penting diberikan kepada Komisi II, karena 
bagaimanapun dibutuhkan kesabaran menghadapi dorongan publik untuk segera 
membahas RUU PP ditengah tanggungjawab anggota Komisi  II untuk menyelesaikan 
pembahasan RUU lain yang dianggap lebih prioritas (meskipun jika dilihat dari 
aspek filosofis dan sosiologis, RUU PP seharusnya berada pada kategori 
kebijakan yang sangat prioritas sebagai RUU yang akan memberikan jaminan hukum 
terhadap pemenuhan hak dasar rakyat).
   
  Pada tanggal 5 Februari 2008, Komisi II kembali menggelar Rapat yang dipimpin 
langsung oleh Ketua Panja RUU PP dengan salah satu agenda pembahasannya 
menyepakati mekanisme rapat Panja.  Rapat tersebut akhirnya memutuskan bahwa 
Panja RUU Pelayanan Publik dinyatakan terbuka untuk umum.  Keputusan Panja 
terbuka ini memang bukanlah pertama kali dilakukan oleh DPR RI.  Sudah pernah 
ada preseden juga sebelumnya, dimana pembahasan RUU Kewarganegaraan juga 
ditetapkan sebagai pembahasan yang terbuka. Tetapi, keputusan seperti ini 
memang bukanlah keputusan yang lazim terjadi.  Selama ini, pembahasan RUU di 
DPR kerap diwarnai dengan proses pembahasan yang tertutup.  Padahal, tidak ada 
aturan yang melarang, kalupun seluruh pembahasan dinyatakan terbuka.  Semua 
sangat tergantung good will anggota DPR menyikapi prinsip keterbukaan itu.  
   
  Merespon keterbukaan yang telah diperlihatkan Komisi II dan Panja RUU 
Pelayanan Publik, maka kami dari MP3 menyatakan sikap;
   
  
   Memberikan selamat  atas terbentuknya Panja RUU Pelayanan Publik yang 
dijadwalkan mulai  melakukan pembahasan pada minggu kedua Februari 2008. 
   Memberikan apresiasi  yang tinggi kepada Komisi II dan Panja RUU 
Pelayanan Publik atas keputusan  Panja terbuka dan tentunya berharap agar 
keputusan ini menjadi preseden  bagi pembahasan RUU lain yang saat ini 
sudah masuk dalam agenda legislasi  di DPR RI.
   Mendesak agar Panja  RUU PP memastikan bahwa isu-isu penting yang harus 
termuat dalam RUU  Pelayanan Publik menjadi tema-tema yang harus dibahas 
secara serius, dalam  dan komprehensif dengan tentunya selalu 
mempertimbangkan usulan-usulan  yang diberikan berbagai elemen.   
Berdasarkan konsultasi publik yang selama ini dilakukan MP3, maka  
point-point penting permasalah yang harus diselesaikan dalam RUU PP  
mencakup;
  -  Paradigma dan ruang lingkup RUU PP yang belum sepenuhnya berdasar pada 
pemenuhan hak asasi manusia 
  -  Ruang partisipasi masyarakat dalam pelayanan publik yng masih sangat 
terbatas
  -  Masih lemahnya jaminan pelayanan khusus  kelompok rentan, serta percepatan 
penyediaan layanan bagi  masyarakat miskin dan komunitas adat terpencil
  -  Mekanisme pengawasan dan penanganan keluhan yang tidak optimal 
  -  Aturan mengenai sanksi yang hanya mengakomodir pemberian sanksi 
administratif  bagi penyelenggara dan aparat yang melanggar kewajiban dan 
larangan yang diatur dalam RUU. Ambiguitas dalam Pembiayaan : Wujud 
ketidakberpihakan negara pada masyarakat miskin  
  -  Aturan pembiayaan yang belum memberikan jaminan teraksesnya pelayanan 
publik bagi masyarakat miskin
   
  
   Meminta agar Panja RUU PP melakukan rapat  pembahasan dengan tetap 
menggunakan sarana/fasilitas kerja yang ada di DPR RI, hal ini penting untuk 
memudahkan akses publik  selama proses pembahasan
   Meminta kepada Panja  RUU PP untuk segera menyusun jadwal rencana kerja 
Panja.  Dalam hal ini, kami juga meminta agar  Sekretariat Panja bisa 
membantu mendistribusikan agenda kerja tersebut  pada berbagai sarana 
informasi yang tersedia, terutama yang mudah diakses publik.  
   Sebagai bentuk tanggungjawab moral kami kepada  publik yang lebih luas, 
dengan ini MP3 menyatakan bahwa akan tetap  melakukan pengawalan pembahasan 
RUU PP dan tetap memperjuangkan amanah  yang telah dititipkan berbagai 
pihak (berbagai elemen masyarakat dan  anggota jaringan MP3) untuk 
mempengaruhi pembahasan agar RUU PP menjadi UU  PP yang jauh lebih 
berkualitas.   Untuk kelancaran proses tersebut, maka MP3 siap untuk 
menjadi mitra  kerja yang akan membantu Panja dalam hal pematangan 
substansi yang dibutuhkan.
   Mengajak seluruh elemen masyarakat sipil dan  rekan-rekan media untuk 
benar-benar memanfaatkan Panja terbuka ini  sebaik-baiknya.   Dengan cara   
   

[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Herman Van Breen, Banjir Jakarta dan Inlander Bodoh

2008-02-06 Terurut Topik HRD
Moga2 pak Fauzi Bowo  para pangreh praja DKI ikut baca posting ini, biar ga 
termasuk org yg ditangisi ma Van Breen ;-)



[Forum Pembaca KOMPAS] Mohon saran/pemecahan masalah THR

2008-02-06 Terurut Topik bels79
Halo, saya benny ada masalah mengenai THR di kantor, baru dibayar 1/2 
dan katanya akan dibayar sisanya januari.
Ternyata tetap tdk dibayar, untuk mendapatkan sisanya (hak) lebih bak 
ditempuh dengan cara apa ?
Tolong ke japri saja.

terimakasih,
benny


nb.moderator tolong bisa diloloskan terimakasih.



Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Update = Skor Awal Super Tuesday, 6:2 untuk Clinton

2008-02-06 Terurut Topik ghozan_gmail
== update

Obama = Illionis, Georgia, Minnesota, Alabama, Connecticut, Kansas, 
Delaware, North Dakota
Clinton = New York, New Jersey, Massachusetts, Tennessee, Arkansas, 
Oklahoma

skor sementara : 8 : 6

source : 
http://network.nationalpost.com/np/blogs/posted/archive/2008/02/05/super-tuesday-democrat-state-by-state-live-results.aspx

bravo hussein
ghz



[Forum Pembaca KOMPAS] Berita pers GERAKAN SAHABAT ANAK

2008-02-06 Terurut Topik Fannie Waldhani
 


Jakarta, 6 Februari 2008

 

Rekan media yang terhormat,

 

Sahabat Anak, komunitas yang peduli terhadap anak-anak jalanan DKI Jakarta
dibidang pendidikan dan advokasi, akan menyerukan Gerakan Sahabat Anak
tanggal 17 Februari 2008. Gerakan Sahabat Anak mengajak masyarakat untuk
menjadi sahabat dalam pendampingan menyejahterakan anak-anak kaum marjinal
tersebut. 

 

Informasi selengkapnya, berikut ini kami kirimkan berita pers yang terkait
dengan seruan Hari Sahabat Anak yang jatuh pada tanggal 17 Februari 2008
tersebut.

 

Untuk informasi lebih lanjut mengenai GERAKAN SAHABAT ANAK, silakan
menghubungi Maretha (0815 9726620,
mailto:[EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED])
atau Fannie (0812 8100525,  mailto:[EMAIL PROTECTED]
[EMAIL PROTECTED]). 

 

Kami percaya bahwa informasi yang kami sampaikan ini dapat bermanfaat bagi
pembaca khususnya media Anda.

 

Terima kasih atas kerja sama dan partisipasi Anda dalam menyebarkan
informasi mengenai GERAKAN SAHABAT ANAK terlampir.

 

Salam,



Fannie Waldhani

 

Catatan untuk Redaksi:

 

Hari Sahabat Anak (HSA) pertama kali diselenggarakan pada 17 Februari 2008
dengan tema Menabur Cinta Menuai Harapan. Acara tersebut didukung oleh
berbagai tokoh termasuk: Gubernur DKI Jakarta, Bpk. Fauzi Bowo, Mantan Duta
Besar PBB Millenium Development Goals Erna Witoelar, Duta PBB Ferry Salim
dan pasangan Katon Bagaskara - Ira Wibowo. Keterangan lebih lanjut, silakan
kunjungi  http://www.sahabatanak.com/ www.sahabatanak.com 

 

Tentang Sahabat Anak 

Sahabat Anak adalah komunitas yang peduli terhadap pendidikan bagi anak-anak
marjinal (anak jalanan, keluarga pemulung, keluarga miskin, komunitas urban)
di wilayah DKI Jakarta. Beroperasi sejak 1997, Sahabat Anak memfokuskan
kegiatannya dengan menawarkan pendidikan dan pendampingan bagi anak-anak
jalanan melalui bimbingan belajar gratis di tujuh wilayah DKI Jakarta
(Grogol, Prumpung, Manggarai, Gambir, Senen, Cijantung, dan Tanah Abang),
rumah singgah di tiga lokasi di Jakarta (Grogol, Manggarai, Senen), asupan
nutrisi, pemeriksaan medis, pelatihan ketrampilan bagi anak-anak putus
sekolah/drop out, dan pemberian beasiswa bagi anak yang berprestasi. Sahabat
Anak juga merupakan pendukung kampanye Stop Beri Uang untuk anak jalanan. 

 

 

 

Fannie Waldhani

Media Relations Officer

IndoPacific Edelman

1st Fl. Haery I Building

Jl. Kemang Selatan Raya 151

Jakarta 12560, Indonesia

 

Phone: (62-21) 781 2436 

Fax: (62-21) 781 2423

Mobile: +62 812 8100525

e-mail:  mailto:[EMAIL PROTECTED]
[EMAIL PROTECTED]



 

 

 

 

 

As the world's largest independent public relations firm, Edelman provides a
full spectrum of advanced communications services.  Celebrating its 50th
anniversary in 2002, Edelman has 2,700 professionals in 48 offices
throughout Asia Pacific, North America, Latin America, and Europe. In Asia
Pacific, we have 15 offices. Indo Pacific Edelman commenced operations in
1993, and is Indonesia's largest public relations firm, with over 114
fulltime employees. Indo Pacific Edelman specializes in 6 business practice
areas: Financial  Investor Relations; Healthcare; Corporate; Public
Affairs/Government Relations; Technology; and Brand PR.  In addition, Indo
Pacific Edelman has expertise in Litigation PR; Political Counsel, Issues
and Crisis Management; Shariah Marketing, Research, Creative Services, Media
Monitoring, Training, and Event Management.

 

Visit  http://www.edelman.com/ www.edelman.com and
http://www.edelmanapac.com/ www.edelmanapac.com for more information. 

 

 

 



[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum Pembaca KOMPAS] Re:FYI!!! Soekarno VS Soeharto

2008-02-06 Terurut Topik anton_djakarta
Rumah di Taman Suropati adalah rumah resmi Jenderal Ahmad Yani yang
sekarang bernama Wisma Yani, letaknya persis di depan rumah jabatan
Gubernur DKI.

Sementara rumah tidak resminya yang ditempati sehari-hari bersama
keluarganya adalah di Jalan Lembang No.56 Jenderal Yani sendiri
dibunuh oleh pasukan penculik G 30 S di rumahnya di Lembang itu yang
sekarang dijadikan Museum Sasmita Loka.

Saat kejadian isteri Yani sedang tidak di Lembang, setelah makan
malam Bu Yani pamit dengan Yani ke Taman Suropati untuk berkumpul
dengan teman-temannya. Ditengarai Bu Yani sedang sakit hati, sebab
Bu Yani mendengar kabar Pak Yani mengambil isteri muda. Persoalan
keluarga ini membuat pikiran Bu Yani kusut. Sampai sekarang saya
sendiri nggak tahu siapa isteri muda Pak Yani, mungkin Pak Wal tahu?




--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Haniwar Syarif
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 setahu saya sih Yani bukan tinggal di  Jalan Teuku Umar...
pokoknya
 sekitar jln Lembang deh.

 yg di Teuku Umar ya itu Nasution... kalau sekarangya bu
Mega ..smile



 Salam

 Haniwar


[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Ngomongin Ngopi

2008-02-06 Terurut Topik evi douren
Ya, BAKOEL KOFFIE mmg menyenangkan u/dikunjungi, apalgi jk tdk ditingkahi 
o/kepulan asap rokok.  He he he.  Yg plg OK yg di CIKINI itu, kursinya 
mengingatkan aman kanak2 apalagi suasana Cikini msh menyisakan bangunan jaman 
dulu.  Tempat2 yg lainnya biasa aja.  Tapi aku sll sng dg Bakoel Koffie, 
kopinya enak dan masih berkesempatan menikmati perangkat minumnya.  he he he.
   
  Yg membuat teh dikatakan berdampak positif bagi kesehatan yaitu CATHECIN-nya, 
namun ini pun blm dpt dipastikan 100%.  Kandungan cathecin pada teh akan 
mencegah pembentukan ikatan kovalen antara zat karsinogenik dengan DNA sel 
manusia.  
   
   
  ED

   
-
Never miss a thing.   Make Yahoo your homepage.

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum Pembaca KOMPAS] Undangan Diskusi YJP: Perempuan versus Soeharto

2008-02-06 Terurut Topik -MGR-
Diskusi Yayasan Jurnal Perempuan
Sabtu, 09 Februari 2008, pukul 15.00-17.00 WIB
Pasaraya Book Fair 2008
Lantai 7, Gedung Timur, Pasaraya  Blok M, Jakarta Selatan
 
Perempuan Versus Soeharto
 
Pembicara:
Asvi Warman Adam (Sejarahwan)
Mariana Amiruddin (Direktur Eksekutif Yayasan Jurnal Perempuan)
Fadjroel Rakhman (Aktivis Mahasiswa 80 dan 98)
 
Moderator: Nur Azizah (Aktivis Yayasan Jurnal Perempuan)
 
Soeharto memulai kekuasaannya di negeri ini dengan melakukan stigma
terhadap gerakan kaum perempuan. Gerakan Wanita Indonesia (Gerwani)
yang sebelumnya eksis, dicitrakan sebagai gerakan pembunuh yang kejam,
amoral, dan atheis. Dan setiap gerakan perempuan yang memiliki
aktivitas seperti Gerwani akan menerima stigma dan perlakuan buruk
dari rejim Soeharto. Rejim ini pula memiliki konsep dan identitas
sendiri untuk mengurung kaum perempuan: konco wingking alias teman
belakang adalah posisi resmi bagi para istri untuk suami mereka.
Inilah posisi yang lumrah dan sah. Tujuannya jelas: pemusnahan
terhadap pergerakan kaum aktivis perempuan.

Sebagai alat kontrol dan pengesahan posisi perempuan versi rezim
kekuasaan, diciptakanlah organisasi-organisasi wanita (bukan
perempuan) dari pusat hingga tingkat desa/kelurahan: Dharma Wanita,
Dharma Pertiwi, dan PKK dengan aktivitas yang justru mengembalikan
perempuan ke tatanan perempuan Jawa-feodal: perempuan yang manut pada
titah suami, lemah-lembut, bahkan bila perlu swargo nunut, neraka
katut (suami ke surga atau ke neraka, istri pun turut).
 
Diskusi ini juga hendak mengulas Jurnal Perempuan edisi 52 Kami Punya
Sejarah. Selain bisa berdiskusi anda bisa datang ke pameran buku:
Pasaraya Book Fair 2008.
 
Untuk informasi lebih lanjut kontak:
Nur Azizah
0818-064-884-63
e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Yayasan Jurnal Perempuan
Jl. Tebet Barat VIII No. 27 Jakarta Selatan 12810
Telp. 62.21. 8370 2005 (Hunting) Fax. 62.21. 830 2434
e-mail : [EMAIL PROTECTED]



[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Ibu Kota RI Dipindah, Mari Dibahas..

2008-02-06 Terurut Topik jacky kussoy
Menurut saya, menarik sekali mencuatkan wacana, memindahkan ibukota Indonesia 
dari Jakarta ke kota lainnya. Tentu bisa di dalam P Jawa, bahkan kota -kota di 
luar Jawa dalam hal ini di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Irian  Jaya.

Sekali lagi menurut saya cukup menarik. Mengapa, karena tidak ada hal yang tak 
mungkin dilakukan oleh manusia di era sekarang ini terlebih kalau itu hanya 
memindahkan lokasi yang namanya ibukota, dari satu kota ke kota lainnya.

Bahwa ada yang menolak adanya usulan tersebut dengan berbagai pernik alasannya, 
menurut saya itu wajar-wajar saja. Namun kalau kita mau melakukan hal-hal 
positif demi kepentingan masa depan dan untuk memberikan warisan bermanfaat 
pada generasi berikutnya, sekali lagi adanya upaya untuk memindahkan ibukota 
dari Jakarta ke kota lainnya adalah gagasan yang sangat sangat proposional.

Bahwa ada kendala memang iya. Ada kepetingan kepntingan politik dari pihak 
pihak tertentu memang iya. 

Namun mari kita dengan jernih membayangkan, bila kita dalam hal ini Indonesia 
punya ibukota yang baru. Sebuah kota yang dibangun melalui kondisi yang masih 
'kosong'. Kemudian kita tetapkan sebuah master plan seperti para developer 
merancang cluster cluster atau apartemen apartemen baru diberbagai sudut dan 
bagian dari kota tersebut yang pada akhirnya menjadi sebuah kesatuan yang 
intergrated.

Tentu didalamnya ada bangunan-bangunan yang rapi untuk berbagai gedung 
pemerintahan. Gedung gedung untuk perkantoran. gedung gedung atau mall untuk 
berbisnis, tempat-tempat pendidikan sesuai dengan kebutuhan, berbagai gelangang 
gelanggang olahraga, ada lapangan sepak bolanya, gedung gedung kesenian, ada 
rumah-rumah ibadah dari berbagai agama lengkap dengan taman kota atau 
alun-alunnya. Dan, dibawahnya, baik di berbagai bangunan, tanah lapang dan 
jalan-jalannya ada gorong-gorong yang proposional. Disediakan berbagai alat 
transportasi yang khas Indonesia untuk kebutuhan masyarakat luas. Bahkan, kalau 
memungkinkan disediakan pula alur kereta api bawah tanah. 

Sungai sungai yang ada  di make up sedemikian rupa sehingga menjadi sungai yang 
bisa mengalir dari hulu sampai kemuaranya tanpa harus meluber kemana mana bila 
ada curah hujan berlebih.


Dan, karena semuanya dibangun dari awal melalui sebuah kesepakatan bersama, 
tentu akan dilakukan perawatan yang proposional, konsisten dan harus taat azas. 
Artinya, bila ada yang melanggar aturan, ya harus dengan konsisten dikenai 
tindakan tegas.

Dan, sepertinya, bila kita semua ingin maju, punya komitmen yang kuat untuk 
menjadi bagian globalisasi dan setara dengan negara-negara maju lainnya, salah 
satu upaya dengan cara memindahkan ibukota kita yang sudah terlalu hiruk pikuk 
dan seirng banjir  ke kota lainnya adalah bukan hal yang sulit lagi.

Masalahnya, kita hanya butuh berhitung dengan seksama, terhadap berbagai dampak 
plus minusnya termasuk saat melakukan pilihan dikota atau 'ruang kosong' 
manakah yang nantinya akan kita jadikan ibukota Indonesia di masa depan.

Bayangkan, kalau ibukota kita yang baru nanti terbentuk dengan tata kota yang 
apik dengan masyarakat yang betul-betul berdisiplin tinggi, lapangan kerja yang 
dimaksimalkan dan pada akhirnya memberikan nilai lebih pada Indonesia, imbasnya 
akan terjadi diberbagai ibukota propinsi lainnya. 

Terus terang, punya ibukota yang baru dan apik bukan hal yang tak bisa 
dilakukan oleh para elite di Indonesia. Saya yakin bisa karena banyak orang 
cerdik dan pandai di negara kita ini.

Pernah beberapa hari berada di Washington DC yang cuma sebuah kota kecamatan di 
Amerika sana, pernah beberapa hari  ada di Singapura yang terus berbenah dan 
makin indah membuat saya optimis, memindahkan ibukota dari Jakarta  dan carilah 
kota dimana kita kelak bisa membuatnya jadi ibukota yang baru. Yang lebih 
bernuansakan Indonesia di masa kini dan masa datang

Michael Citrasena NCG. [EMAIL PROTECTED] wrote: 
  Tentang rencana pemindahan ibukota, saya pikir itu memang ide yang
 menarik dan patut dipertimbangkan. Catatan saya adalah pemindahan
 ibukota akan mengakibatkan ketidaknyamanan yang luar biasa dalam
 prosesnya - entah apakah orang-orang siap dengan akibat itu. 
 
 Soekarno memang sempat dan bahkan sudah mulai membangun Palangkaraya
 sebagai ibu kota RI (sekitar akhir 1950an). Aspek pembangunan makro
 Palangkaraya juga banyak dipengaruhi Soekarno dari hasil keliling
 dunia si Bung ke India, Amerika, Kanada, Rusia, Jerman, dll. Misalnya
 Lapangan Bundaran Besar di Palangkaraya dirancang sebagai sebuah
 'plaza' seperti layaknya ibukota (e.g. Jefferson Memorial Washington
 DC, Dam Square Amsterdam (meskipun Sukarno tidak pernah ke Belanda),
 Arc de Triomphe, St Peter Square, dll -dan akhirnya Jakarta membangun
 Monas). 
 
 Ketika Soekarno mengeluarkan Dekrit Juli 1959, sengaja digunakan frase
 'Ibu Kota Negara' sebagai tempat bersidang MPR untuk mengantisipasi
 ibukota yang bukan di Jakarta. September 1959 Soekarno berkunjung lagi
 ke Palangkaraya 

[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Memaklumi Soeharto Versi Retnowati

2008-02-06 Terurut Topik anton_djakarta
Tulisan yang objektif 

ANTON


--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Agus Hamonangan 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Oleh ARYA GUNAWAN
 http://www.kompas.co.id/kompascetak/read.php?
cnt=.kompascetak.xml.2008.02.06.01475365channel=2mn=17idx=17
 
 
 Kendati Soeharto telah berpulang hari Minggu, 27 Januari 2008, dan
 jasadnya telah dikuburkan sehari kemudian, kenangan tentang dirinya
 tidak akan pernah terkubur, karena dua alasan. Pertama, Soeharto
 seorang tokoh dengan pengaruh yang sangat besar dengan kontroversi
 yang juga besar di seputar dirinya. Kedua, karena begitu banyak
 catatan, termasuk buku yang telah ditulis orang tentang dirinya,
 sehingga namanya menjadi abadi (immortal).
 
 Soeharto akan dikenang dengan cara yang berbeda, sebagaimana yang
 mewujud dalam buku-buku yang bercerita tentang dirinya. Buku yang
 kontra terhadapnya tentu akan mendedahkan diri Soeharto dengan cara
 yang kritis. Sedangkan buku yang pro terhadapnya tentu akan 
memberikan
 dukungan, mengglorifikasi, mencari pembenaran atas berbagai sepak
 terjangnya, ataupun membujuk para pembaca agar memberikan permaafan
 kepada sang jenderal bintang lima itu.
 
 Buku Soeharto, The Life and Legacy of Indonesia's Second President 
(An
 Authorised Biography), yang ditulis Retnowati Abdulgani-Knapp, bisa
 dimasukkan ke dalam kelompok yang kedua tadi. Buku karangan putri
 mantan Menteri Luar Negeri di jaman Presiden Soekarno, Roeslan
 Abdulgani ini, menambah deretan buku tentang Soeharto yang hadir 
lebih
 dahulu, antara lain Anak Desa (karya OG Roeder, 1972), Soeharto:
 Pikiran, Ucapan dan Tindakan Saya (karya Ramadhan KH dan G 
Dwipayana,
 1989), serta yang dianggap cukup lengkap menyoroti sepak terjang
 politik almarhum sang jenderal bintang lima itu, yaitu Suharto, A
 Political Biography (RE Elson, 2001).
 
 Pembelaan
 
 Tampilan buku ini sudah menyiratkan dugaan bahwa isinya akan
 memberikan permakluman terhadap Soeharto. Di judul buku tercantum
 istilah an authorized, menunjukkan sang penulis mendapatkan izin
 dari Soeharto. Ini membuat seorang pembaca kritis akan mengambil
 ancang-ancang untuk bersikap lebih kritis, sebab hampir mustahil
 biografi yang diotorisasi seperti ini bisa memuat kritik yang 
sangat
 tajam. Kutipan yang dicantumkan di kulit bagian dalam buku ini juga
 sudah bisa menjadi petunjuk awal ke mana kira-kira buku ini akan
 mengarah. Kutipan itu berasal dari ucapan Richard Webb, diplomat
 Inggris yang bertugas di Indonesia pada 1999-2001, berbunyi:
 ...sadly, it was his children's greed that precipitated his 
downfall,
 but he has left a tremendous legacy for Indonesia and his people.
 
 Ada lima bab di buku ini. Di bab pertama, penulis mengisahkan
 kehidupan Soeharto sejak dilahirkan, hingga meraih jabatan puncak. 
Di
 bab kedua, penulis memaparkan upaya pembangunan Soeharto, dengan
 strategi buka-pintu bagi bantuan, pinjaman, dan investasi asing,
 pembentukan tim ekonomi yang mendapat julukan mafia Berkeley,
 penyusunan dan penerapan kebijakan ekonomi yang berpusat pada
 pertanian, pelaksanaan program-program sosial seperti Keluarga
 Berencana, pembentukan yayasan-yayasan yang—menurut sang
 penulis—dilandasi niat membantu meningkatkan kesejahteraan rakyat
 namun menggunakan jalur yang nonnegara.
 
 Jika di dua bab pertama tak banyak fakta baru yang disajikan 
penulis,
 pada tiga bab berikutnya penulis sebetulnya bisa menyuguhkan sebuah
 cakrawala yang belum banyak diketahui orang, terutama mengingat
 akses yang baik terhadap subyeknya. Namun, peluang ini jadi 
mubazir
 karena posisi yang diambil penulis dalam memberikan pembenaran
 terhadap sejumlah hal yang selama ini menjadi sumber kontroversi di
 seputar diri Soeharto. Agaknya sikap penulis untuk tampil sebagai
 pembela Soeharto antara lain dipicu oleh pesan sang ayah yang 
ingin
 agar penulis meletakkan posisi Soeharto selaku seorang bekas 
pemimpin
 bangsa ini pada konteks yang tepat, karena bagaimanapun Soeharto
 memiliki jasa yang tidak kecil. Di samping itu, ada pula motif
 pribadi penulis, karena Soeharto sedikit banyak telah berjasa
 mempertemukan sang penulis dengan Hubert Knapp, pria Belanda yang 
kini
 menjadi suaminya. Kalau tidak karena Soeharto, Hubert mungkin tidak
 akan pernah berkunjung ke Indonesia dan karena itu tidak akan 
pernah
 berjumpa dengan sang penulis, sebagaimana tertera di bagian ucapan
 terima kasih di awal buku, ...Hubert is right: without President
 Soeharto in the country's driving seat, he might never have come to
 Indonesia for his work assignment and we would never have met 
(Hubert
 benar: tanpa Presiden Soeharto duduk di kursi pengendali Indonesia,
 dia boleh jadi tak akan pernah datang ke Indonesia untuk 
pekerjaannya
 dan kami tidak akan pernah bertemu).
 
 Sang penulis juga mengajukan permohonan agar berbagai kesalahan
 Soeharto dapat dimaafkan, misalnya saja yang terdapat dalam bab
 penutup, Reflections. Namun, di mata para pembaca yang obyektif dan
 kritis, upaya permohonan tadi terasa kurang dilengkapi argumentasi
 

Re: [Forum Pembaca KOMPAS] nggak pakai otak lai .. was Tahun 2008, Cuti Bersama

2008-02-06 Terurut Topik nano
Minggu ini di Papua banyak hari kejepit. Selasa 5/2/08 hari libur
khusus Papua, peringatan Injil masuk Papua. Banyak yang memanfaatkan
hari-2 kejepit ini untuk mudik ke Jawa. Tidak efektif pemberitahuan
dari pemerintah bahwa cuti bersama Jum'at 8/2/08 dibatalkan karena
mereka semua sudah kabur ke Jawa, sejak 1-2 Pebruari. Apalagi
pemberitahuan hanya melalui TV, tanpa ada surat resmi ke
kantor/instansi pemerintah di daerah. Meskipun tahu perubahan ini
mereka tidak akan bisa kembali ke Papua secepatnya karena Jawa-Papua
(PP), tiket pesawat/kapal sudah terjual habis beberapa minggu sebelumnya.

Pak Christiono, sekarang ngurus/daftar NPWP bisa melalui internet.
Kunjungi www.pajak.go.id menu e-registration.

salam
nano biak papua


--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Christiono Hendrawan
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Meskipun dibatalkan pastinya tetap tidak efektif,

 lihat saja nanti hari jumat, saya akan coba mengurus npwp saya, ada yang
 ngelayanin gak :P


[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Ngomongin Ngopi

2008-02-06 Terurut Topik anton_djakarta
Oke, bisa kita pikirkan Partai Pecinta Kopi
dengan agenda utama :

1. Membangun jaringan bisnis lokal kopi dengan menghidupkan kopi
khas Indonesia.

2.Membantu jaringan distribusi kopi lokal
3. Mengenalkan segala jenis macam Kopi
4. Memfasilitasi perkembangan pemasaran kopi lokal
5. Mendirikan Bank Kopi, Bank Pendanaan Untuk usaha Perkebunan dan
Pabrik pengolahan Kopi yang dikelola rakyat kecil.
6. Membangun Museum Kopi
7.Menghidupkan masyarakat Indonesia cinta Kopi.
8. Menasbihkan Pak Bambang Riyanto sebagai Bapak Kopi Nasional

Terima Kasih

ANTON

Sekjen Partai Pecinta Kopi
Onderbouw : Persatuan Kopi Indonesia (PKI)
Persatuan Masyarakat Kopi Republik Indonesia (PMKRI)
Musyawarah Rakyat Banyak Minum Kopi (MURBA-MK)
Pecinta Seni-Kopi Indonesia (PSI)
Majelis Syarikat Muda Minum Kopi (Masyumi)



--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Bambang Riyanto
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Temanya berkembang menjadi tentang kopi nih...hehehe...
 Saya belum pernah tahu di Jakarta ada kopi khas Ulee Kareng. Rumah
makan Aceh di Jakarta menyediakan kopi, tapi bukan kopi Ulee Kareng.
Malah ada yang ngasihnya cuma Nescafe

 Dulu waktu tinggal di Solo, sarapan pagi selalu ditemani kopi.
Karena sarapan bareng, dan hanya 2 orang (dari 5 orang) yang hobi
kopi, setiap sruputan kopi panas selalu diakhiri
dengan 'eeh.', tanda kenikmatan sambil pamer yang gak doyan
kopihehehe

 Sekarang kopi dibatasi oleh istri, jadi gak bisa sesering dulu
ngopinya...:(
 Bung Anton, perlu dibentuk Partai Pecinta Kopi?

 riyanto


Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Pengurangan Menu Starbucks

2008-02-06 Terurut Topik Samali Djono
sate kambing paling enak sedunia ada di jalan menuju kota Malang. dekat hotel 
yang bangunannya unik dan angker itu. tempatnya cuma di warungan pinggir jalan, 
tapi selama muter-muter di Indonesia, ini sate kambing yang paling enak 
(menurut saya lho .. ). kenapa enak, karena kita tidak bisa pilih daging tanpa 
lemak atau daging campur lemak. semua sudah dicampur. takaran lemaknya tidak 
terlalu banyak, alias
sedeng2 saja. seolah-olah mirip wagyu beef ... anggap aja wagyu lamb.
jadi sebenarnya orang Indonesia yang dikampungpun bisa kreatif, tinggal mau 
tidaknya, kita2 yang dikota.

salam,
DjS


- Original Message 
From: Haniwar Syarif [EMAIL PROTECTED]
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Sent: Monday, 4 February, 2008 9:13:21 PM
Subject: Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Pengurangan Menu Starbucks

eh ngerti juga bhw makan indo mie aja nggak cukup..

buat saya jauh lebih bermutu makan pizza aja drpd makan indomie aja

lha di pizza masih ada smoked beef atau sosis..

Intinya di Amrik makanan bagus ya tenderloin.. bukannya sirloin yg 
banyak fatnya..

di Indonesia.. beli daging aja susah..

Umumnya sejelek jeleknya makanan disana.. sebagaian besar drt unsur 4 
sehat masih dapat deh.. ada karbohidrat , ada protein, ada vitamin

kalau makan indomie paka telor juga lumayan apalagi ditambah 
sayur... pasti bukan junk..

kalau makan pecel dgn lontong dan telur rebus juga O K.

, tapi makan indomie doang atau pecel doang.. susah juga.. eh nggak 
ahu juga sih kalau vegetarian..

Burger di sana memang makanan murah..

di Indonesia.. siapa bisa beli McDonald yg Rp.30.000

supir truk disana gajinya lebih besar dari gajiku.

Salam



[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Protes terhadap cover Tempo tentang Soeharto

2008-02-06 Terurut Topik manneke budiman
Yang penting jelas ketersinggungannya karena apa. Lha wong yang diparodi itu, 
sekali lagi, lukisannya da Vinci. Bukan Alkitab, bukan Vatikan, bukan Paus. Da 
Vinci juga tak pernah tahu wajah Yesus yang beneran itu kaya apa, wong beda 
masa antara keduanya 600 tahun lebih. Orang tersinggung tentu saja boleh, 
namanya manusia. Tapi ada baiknya kita mengerti betul apa sumber 
ketersinggungan kitaa agar tidak salah kaprah.
   
  Silakan, silakan, Tersinggung tidak dilarang kok.
   
  manneke

Fransiskus Abi [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Kalau Pak Paulus tidak tersinggung itu urusan bapak. Karena saya 
tidak pernah mengklaim bahwa bapak juga tersinggung. Coba baca lagi komentar 
saya baik-baik dan dengan teliti, bahwa ada sebagian orang nasrani, termasuk 
saya tersinggung, bukan semua umat nasrani.

Salam
Frans Abi



[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Musim Kawin

2008-02-06 Terurut Topik anton_djakarta
Penggabungan BEJ dan BES itu merupakan sebuah kegagalan dalam Pasar 
Modal Indonesia dalam mengembangkan akses-akses kapital. Saya masih 
ingat di awal tahun 90-an sudah ada wacana untuk membangun Bursa 
Saham di Medan dan Semarang tapi nyatanya terhenti.

Saya tidak tahu kenapa BES bisa gagal berkembang, mustinya BES bisa 
menjadi Bursa yang digunakan sebagai akses modal di Indonesia timur, 
Firewall yang dibangun untuk BES hanya level papan tengah dan 
obligasi sudah salah sejak awal mula. Generasi muda Pasar Modal 
harus memikirkan bagaimana mengembangkan bursa yang menjadi sangat 
mudah di akses masyarakat, bukan saja dari sisi trading tapi juga 
dari sisi persebaran akses kapital bagi emiten kelas menengah 
sehingga menimbulkan efek berantai kemajuan sektor riil, janganlah 
Bursa kita terpenjara  dengan kapital Hot Money yang hanya sebentar 
singgah. Kekuatan sebenarnya Pasar Modal harus diletakkan pada dana 
yang ada di masyarakat. Orang Pasar Modal jangan cuman gedein gengsi 
ngurusin trilyunan dana asing, tapi cobalah menoleh pada akses 
perekonomian rakyat.

Kemudian masalah Bapepti dan BBJ yang sejak tahun 1980-an sama 
sekali nggak ada perkembangan berarti harus dipikirkan secara 
serius, karena di Indonesia transaksi yang populer dan cenderung 
terlindungi secara hukum adalah transaksi saham, sementara sektor 
derivatif gagal dikembangkan. Permasalah BBJ haruslah diarahkan 
sepenuhnya pada persoalan riil komoditi kita. Jangan digiring hanya 
sepenuhnya menjadi alat spekulasi.

ANTON


--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Hasan Z. Mahmud 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Tulisan berikut terbit dalam bentuk kolom di majalah TRUST edisi 
4 - 10
 Februari 2008
 Siapa tahu ada yang berminat membaca 
 (Itu pun kalau diizinkan oleh Bang AH) 
 Salam HZM
  
  
  
 
 Musim Kawin
 
 Hasan Zein Mahmud
 
  
 
 Mereka menyebut dua tahun paling akhir dalam perkembangan trend 
bursa
 global sebagai musim kawin. Dalam bahasa James Doran (Futures 
Industry
 Outlook vol 8) This past year or so has been the wedding season 
of the
 century for the companies that control the financial and commodity
 markets. Aliansi raksasa antara New York Stock Exchange dengan 
Euronext
 telah menandai perkawinan antar suku. Antara bursa efek (cash 
equities)
 yang paling prestijes dengan salah satu pelaku utama dunia di 
bidang
 fasilitator transaksi derivatives. Dua industri yang selama sekian 
tahun
 dipisahkan oleh tembok peraturan perundang-undangan dan ditandai 
oleh
 kontroversi jurisdiksi yang berkepanjangan.
 
  
 
 Trend serupa terjadi di banyak Negara, seperti Australia, Islandia,
 Norwegia, dan banyak lagi. Gelombang demutualisasi bursa dekade 
lalu
 telah membuka pintu lebar-lebar bagi akuisisi, merger atau aliansi
 strattegis lintas negara. Lahirlah JADE dari hasil perkawinan CBOT 
dan
 SGX. Nymex bersama pemerintah Dubai dengan 50/50 joint venture 
membentuk
 energy futures exchange di Dubai. Nasdaq telah mengantongi 30 % 
saham
 London Stock Exchange, gagal dari niat semula menjadi pemilik
 pengendali.
 
  
 
 Contoh seperti di atas bisa dibuat menjadi sangat panjang. Bursa 
yang
 paling getol poligami, boleh jadi adalah Intercontinental Exchange
 (ICE). Pada 2006, ICE tercatat dua kali kawin, pertama membeli 8% 
saham
 NCDEX India dengan harga US$ 36 juta, dan membeli 10,3 juta saham 
NYBOT
 senilai US$ 400 juta, untuk kemudian membawa produk-produk Nybot ke
 dalam sistim perdagangan elektronik ICE.  Pada tahun 2007, ICE 
kawin
 tiga kali. Pertama, membeli Winnpeg Commodity Exchange seharga US$ 
50
 juta, memboyong semua kontrak berjangka dan opsi yang dimiliki oleh
 bursa tersebut ke dalam platform perdagangan ICE. Kedua, membentuk
 partnership dengan TSX (Toronto) dengan fokus transaksi dervivatif
 listerik dan gas di Kanada. Ketiga, membeli kontrak NLG, dan 
chemicals
 milik Chem Connext untuk memperpanjang daftar kontrak dalam trading
 platformnya. 
 
  
 
 Gelombang mega merger bursa-bursa dunia tersebut, telah merobek 
total
 pemisahan antara bursa efek dan bursa derivative.  Di Amerika 
Serikat
 boleh jadi hanya tinggal Nasdaq yang tetap bertahan murni sebagai 
stock
 exchange, dan Chicago mercantile Exchange yang tetap tidak 
mencampur
 bisnis dervatifnya dengan efek.
 
  
 
 Setidaknya ada lima alasan yang sangat masuk akal yang menjadi 
pelatuk
 trend merger antar bursa tersebut. Pertama, skala ekonomis. 
Struktur
 biaya penyelenggaraan bursa relatif tetap. Karena itu penggabungan 
bursa
 dapat memacu kumulatif revenue tanpa peningkatan biaya operasi yang
 signifikan. Kedua, kesempatan untuk mengkonsolidasikan berbagai 
produk
 ke dalam a single technology platform. Ketiga, Diversifikasi 
produk.
 Tren dunia menunjukkan bahwa produk derivative mencatat 
pertumbuhan yang
 jauh lebih tinggi ketimbang cash equities. Keempat, terbuka peluang
 lebar untuk mengembangkan teknologi yang lebih maju. Dan kelima,
 memperluas geografis pelayanan.
 
  
 
 Penggabungan BEJ dan BES menjadi BEI mencatat tonggak baru 

Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Gedung DPR Akan Disulap jadi Menara Petronas

2008-02-06 Terurut Topik halim hd
ibukota pindah?? jangan! soalnya bukan disitu. sebab,
kalou ada rencana ibukota pindah, anggota dpr sibuk
dengan dirinya, nyari proyek terus sepanjang jabatan.
banjir saja munculkan isu di lingkungan mereka,
bagaimana kalou anggota dpr diberi helikopter, dan
mesti disediakan apartemen bertingkat yang baru yang
di atasnya masing-masing ada helipad.
nampaknya menara kembar itu akan tetap jalan. setahun
kedepaan ini bakalan banyak proyek untuk ngumpulin
dokap buat pemilu! dan menara itu semoga saja bisa
digunakan oleh anggota dpr untuk terjun bebas, kalou
punya nyali!
hhd.


--- aries cathlea [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Mohon maaf nih cuman mo usul aja, gedung DPR tidak
 usah direnov/diperbaiki tapi lebih baik dipindahkan
 saja ketempat yang jauh dari keramaian karena
 menurut saya para anggota nya tidak pernah terlihat
 kerjanya tapi lebih seru/rame cuman meminta hak-hak
 nya saja, sedangkang kewajibannya sering diabaikan.
 Gedung DPR harus ikut pindah bila ibukota juga
 pindah. Semoga Ibukota pindah ke pulau Sulawesi or
 Kalimantan
 
 Wassalam


[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Tinta Emas atau Hitam Untuk Soeharto

2008-02-06 Terurut Topik anton_djakarta
Teman saya yang lama tinggal di Austria, pernah cerita bahwa orang
Austria malu punya orang seperti Hitler, mangkanya Hitler dibilang
orang Jerman, tapi orang Jerman juga malu ada Hitler mangkanya orang
Jerman bilang Hitler itu orang Austria.

ANTON


--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Haniwar Syarif
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Kalau saya nggak penting pakai tinta warna apa .., jelas Eyang Soe
 adalah orang besar..

 seperti orang Jerman mengakui Hitler orang besar tanpa pernah
 menyatakannnya sbg pahlawan..

 soal besar dosanya atau besar jasanya... dia kan tetap orang
besar...

 Salam


 Haniwar


Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Protes terhadap cover Tempo tentang Soeharto

2008-02-06 Terurut Topik Paulus Tanuri
Menurut saya yang seharusnya tersinggung itu adalah Leonardo Da Vinci,
karena karyanya di contek. Memang lukisan Leonardo DV untuk menggambarkan
sebuah kisah dalam Alkitab. Tapi bukan berarti kita harus menganggap lukisan
itu sebagai sesuatu yang suci. Dan menganggap dengan mempermainkan lukisan
tersebut sama dengan mempermainkan Yesus ?

Untuk diketahui, image Yesus yang pertama adalah mencontek dari image patung
dewa zeus. Sedangkan lukisan-lukisan Leonardo DV, menggunakan model Italia,
makanya kita lihat semua gambar Yesus versi modern adalah pria bule
berjenggot.
Bahkan ada cerita bahwa dalam lukisan perjamuan terakhir ini, model yang
dipakai untuk melukis Yesus adalah model yang sama yang dipakai untuk
melukis Judas Iskariot.
Jadi mengapa kita sekarang seakan-akan mendewakan image-image tersebut, baik
patung ataupun lukisan ?
Lupakah kita akan sabda Allah sbb ?

Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit di
atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah
bumi.

Allah tidak pernah menginginkan kita membuat patung dirinya. Dan Yesus
selama di dunia selalu melaksanakan kehendak Bapa di sorga (Allah) apakah
akan menginginkan kita membuat patung maupun lukisan diriNya untuk kemudian
dianggap sebagai suatu benda suci ?



Regards,
Paulus T.

2008/2/6 Fransiskus Abi [EMAIL PROTECTED]:

 Kalau Pak Paulus tidak tersinggung itu urusan bapak. Karena saya tidak
 pernah mengklaim bahwa bapak juga tersinggung. Coba baca lagi komentar saya
 baik-baik dan dengan teliti, bahwa ada sebagian orang nasrani, termasuk saya
 tersinggung, bukan semua umat nasrani.

  Salam
  Frans Abi


[Forum Pembaca KOMPAS] Re: FYI!!! Soekarno VS Soeharto

2008-02-06 Terurut Topik anton_djakarta
Letjen KKO Hartono, adalah Perwira tinggi yang berani terang-
terangan mendukung Bung Karno. Ucapannya yang terkenal adalah Putih 
Kata Bung Karno, Putih Kata KKO Hitam kata Bung Karno, Hitam 
kata KKO ini adalah ucapan kesetiaan prajurit komando pada 
pimpinan. Tak lama setelah itu ada demo di jalan yang dilakukan 
prajurit KKO di Surabaya. Slogan terkenal Demo itu adalah Pejah 
Gesang Melu Bung Karno Hidup Mati Ikut Bung Karno. Kejadian itu di 
tahun 1966.

Hal ini jelas membuat khawatir Suharto, maka Suharto memerintahkan 
Jenderal Sumitro untuk ke Surabaya yang tujuan utamanya adalah 
memapankan kekuasaan Suharto. Di Surabaya Soemitro mengumpulkan 
semua mantan Panglima Brawijaya, kecuali Panglima Brawijaya yang 
pertama Imam Soedja'i yang emang udah meninggal di tahun 1953. 
Disana Sumitro juga mengeliminir perbedaan antara Resimen Ronggolawe 
dengan Resimen Narotama yang selalu menjadi rivaal di dalam tubuh 
Brawijaya.

Sumitro juga melancarkan serangan ke Jenderal Hartono, yang kemudian 
akhirnya Jenderal KKO Hartono di dubeskan ke Pyongyang tahun 1968. 
Saat menjadi Dubes Korea di Pyongyang ia dipanggil di Jakarta pada 
tahun 1971 dan kemudian dikabarkan bunuh diri. Tapi apa benar kabar 
Letjen KKO Bunuh diri? banyak yang meragukan termasuk Ali Sadikin. 
banyak berita yang mengabarkan hal ini, dan sepertinya pernah juga 
diangkat sebagai berita selidik kasus di Stasiun Televisi Swasta. 
Ini salah satu kabar tentang keraguan Letjen KKO bunuh diri.
Diambil dari :
http://www.mail-archive.com/[EMAIL PROTECTED]/msg02775.html

KEMATIAN LETJEN KKo HARTONO MASIH MISTERI

JAKARTA - Seandainya Pemerintah Orde Baru mau berterus terang lewat 
berbagai
argumentasi ilmiah, mungkin kematian Letnan Jenderal KKo (sekarang 
Marinir)
Hartono yang sudah terjadi 28 tahun lalu tidak lagi menjadi bahan 
pembicaraan
Negatif di kalangan rekan sejawatnya.

Korban yang dimakamkan secara militer di Taman Makam Pahlawan 
Kalibata
Jakarta Selatan pada tanggal 7 Januari 1971 diduga meninggal di 
kediamannya
jalan Prof Dr Soepomo akibat pembunuhan oleh orang tak dikenal. 
Bukan seperti
yang dijelaskan secara tersembunyi oleh rezim Orde Baru sebagai 
bunuh diri
dengan menggunakan senjata api pistol miliknya sendiri.

Beberapa sahabat korban yang sampai saat ini belum yakin benar 
rekannya itu
meninggal akibat bunuh diri adalah Letjen KKo (Pur) Ali Sadikin, 
mantan Gubernur
DKI Jaya dan Laksamana Madya Rachmat Sumengkar, mantan Wakil KSAL. 
Kedua tokoh
TNI AL ini menyebutkan, sulit untuk mengatakan Letjen KKo Hartono 
bunuh diri
hanya dengan data yang ditemukan di kediaman korban pada waktu itu.

Ditambah lagi dengan data yang menyebutkan, korban tidak divisum oleh
dokter Rumah Sakit Angkatan Laut ataupun RSCM yang waktu itu dinilai 
netral
setelah ditemukan meninggal di rumahnya sekitar pukul 05.30. Tapi 
oleh petugas
rezim Orde Baru, mayat korban langsung dibawa ke Rumah Sakit 
Angkatan Darat.
Baru setelah itu mayatnya disemayamkan di rumahnya untuk kemudian 
dibawa ke
Taman Makam Pahlawan Kalibata untuk dimakamkan secara militer dengan 
inspektur
upacara KSAL Laksamana Madya Soedomo.

Disebutkan, dari data yang mereka miliki terlihat korban bukan tipe 
manusia yang
mudah putus asa. Apalagi mau bunuh diri hanya karena ada dugaan ia 
putus asa
atas hasil pekerjaannya yang tidak berhasil sebagai Duta Besar Luar 
Biasa untuk
Korea Utara. '' Saya masih ragu jika Letjen Hartono disebut sebagai 
bunuh
diri'', ujar Rachmat Sumengkar yang saat ini berwiraswasta pada 
Pembaruan, Rabu
lalu.

Pendapat kedua tokoh TNI AL ini ditepis oleh Komandan Korps Marinir 
TNI AL Mayor
Jenderal (Mar) Soeharto di Surabaya Rabu lalu yang menyebutkan, 
Letjen KKo
Hartono, salah seorang tokoh pendiri Marinir, benar meninggal akibat 
bunuh diri.
Semua data tentang peristiwa  kematian Letjen KKO Hartono menguatkan 
jika
mantan komandannya itu bunuh diri dan tidak perlu dijadikan sebagai 
polemik di
masyarakat.

Perlu Ditelusuri

Keterangan ini membuat beberapa rekan korban tetap berkeinginan agar
peristiwa kematian Letjen KKO Hartono ditelusuri kembali oleh 
pemerintah agar
masalahnya bisa jelas dan tidak menjadi bahan pertanyaan generasi 
muda dimasa
mendatang. Jika kasus kematian korban tetap dinyatakan sebagai bunuh 
diri hanya
dengan data yang ada dari rezim Orde Baru dikhawatirkan pertanyaan 
terus
berlangsung. Dan generasi muda mendatang mendapatkan sejarah bahwa 
seorang tokoh
Marinir pernah membuat kesalahan dengan bunuh diri.

Disebutkan, apakah kematian korban ada kaitannya dengan ucapannya 
yang
pernah menggegerkan masyarakat yang menyebutkan, Putih kata 
Presiden Sukarno,
putih pula kata KKO. Hitam kata Presiden Sukarno, hitam pula kata 
KKo. Jika
hal ini ada kaitannya, perlu ada penelusuran agar sejarahnya bisa 
diluruskan.
Demikian pula bila bila sebaliknya perlu dijelaskan kepada 
masyarakat.

Sementara itu dalam berita harian Sinar Harapan tertanggal 7 Januari 
1971
disebutkan, kematian Letjen KKO Hartono diliputi misteri. Sebelum 

Re: [Forum Pembaca KOMPAS] DPR-RI Sedang Membahas Revisi Undang-Undang Nomor 14 tahun 1992 LLAJ

2008-02-06 Terurut Topik Farida Mahri
Well, terus terang aku merasa cape deh ma pemerintah kita nih. Banyak sekali 
produk UU yang seperti UU LAJ ini, yang mau disahkan DPR tanpa ada uji publik.  
Bagaimana caranya agar tidak terjadi hal-hal seperti ini terus ya.

  Lam,
  Farida

Indonesia Police Watch [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Salam untuk rekan-rekan Biker

Tahukah anda, bahwa kini komisi V DPR-RI sedang
membahas revisi Undang-Undang Nomor 14 tahun 1992
tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ). Dephub
sebagai penggagas perubahan tersebut dengan alasan
bahwa Undang-undang no. 14 tahun 1992 Tentang Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan tidak sesuai lagi sebagi
landasan hukum bagi pembina dan penyelenggaraan lalu
lintas dan angkutan jalan.

Padahal kurang lebih 14 tahun lalu di masa Orde Baru
masyarakat luas telah menolak revisi UU LLAJ yang di
gagas oleh pihak Dephup. Karena dikategorikan a
sosiologis, lantaran minimnya aspek transparansi dan
melibatkan partisipasi masyarakat dalam proses
perumusan UU tersebut.

Kini, setelah reformasi, pihak Dephup, tak
heti-hentinya mencoba memaksakan kehendak dengan
mengajukan kembali secara diam-diam, pada komisi V
DPR-RI. tanpa sosialisasi kepada masyarakat luas,
apalagi melibatkan kalangan akademisi yang pakar dalam
bidang transportasi, hukum,tata Negara, psikologi
social, komunikasi dan konsultasi publik, dan para
penguna jalan, seperti komunitas Bike to Work,dll.
Melakukan suatu kajian yang berkaitan dengan RUU Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan.

Pasal-pasal pengaturan yang awalnya hanya berjumlah 16
bab,74 pasal 151 ayat, oleh Dephub direvisi menjadi 17
bab, 191 pasal, 482 ayat. Sebab didalam pasal tambahan
tersebut mencakup, sertifikasi untuk para pengemudi
angkutan umum, supir taksi, para tukang ojek dan
penerbitan SIM untuk pengendara kendaraan tidak
bermotor, seperti sepeda, pedati, delman. Kemudian
yang lebih hebat lagi, didalam setiap pasal masih
diatur oleh PP (Peraturan Pemerintah) yang tak diikut
sertakan dalam pembahasan revisi UU no. 14 tentang
Lalu Lintas dan Angkutan Umum. Hal tersebut jelas akan
menambah beban bagi masyarakat kecil pada umumnya.

Maksud yang terkandung dalam pengajuan revisi UU LLAJ
oleh pihak Dephub, sudah jelas. UUD (ujung-ujungnya
Duit), coba saja kita lihat kebelakang, tentang sepak
terjang para oknum LLAJR, yang dengan semena-mena
dapat mengandangkan kendaraan angkutan umum, bus,truk.
Padahal hanya kesalahan kecil. Misalnya : masa uji kir
telah kadaluarsa, kendati Cuma sehari. Hal, tersebut
tak berani dilakukan oleh Polisi Lalu Lintas. Petugas
Polisi Lalu Lintas akan menahan kendaraan, jika, telah
terjadi tabrakan yang merengut korban jiwa, atau
kendaraan tersebut digunakan untuk kejahatan. Artinya
walaupun Polisi Lalu Lintas atau Polisi pada umumnya
brengsek dan tukang 86. tapi, mereka masih berlindung
di dalam koridor hukum.

Coba kita bandingkan institusi Polisi Lalu Lintas dan
Anggota LLAJ, setelah era reformasi dalam hal
penegakan hukum dan pelajanan terhadap masyarakat
luas.
Kita mulai dengan uji Kir untuk kendaraan umum,
seperti bus, truk, pick up dll. Ternyata, hingga kini
belum ada perbaikan sama sekali, tetap saja para
pengusaha maupun supir, akan di peras dengan beaya
tinggi berkali-kali lipat dari harga resminya, jika
mereka melakukan uji Kir pada Dishub, kemudian, setiap
hari kita masih menemukan bus yang reot, ngebul asap
hitam pekat. Lalu, kenapa, masih dapat berlalu-lalang
di jalanan ibu kota,

Kemudian dalam pelayanan pembuatan SIM pada Polisi
Lalu Lintas, sudah banyak terjadi perbaikan dalam hal
pelajanan terhadap masyarakat. Seperti pelayanan Sim
keliling, STNK keliling. Yang bertujuan lebih
memudahkan dan mendekatkan diri pada masyarakat. Upaya
pihak Direktorat Lalu Lintas, perlu kita hargai, jika
tidak sampai kita acungkan jempol, karena di jalanan
masih saja terlihat, para aparat polisi lalu lintas
kerap menjebak para pengendara kendaraan bermotor.
Atau kerap disebut “prit jie go atau prit go
cap”

Tujuan dari Undang-undang dibuat untuk kemashalahatan
masyarakat, bukan untuk membela kepentingan suatu
institusi tertentu. Kemudian , begitu Rancangan
Undan-Undang diundangkan, masyarakat luas harus
menjadi lebih nyaman, aman, dan sejahtera. Bukan
sebaliknya semakin menambah beban dan menderita.

Rancangan Undang-Undang yang tak sesuai dengan kondisi
dan situasi masyarakat harus ditolak, dilawan, atau
bahkan diabaikan oleh masyarakat.



Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Gedung DPR Akan Disulap jadi Menara Petronas

2008-02-06 Terurut Topik ruri huriah
bener tuch .. lihat juga dong ya, tuch banjir...banjir. kl pemerintah 
cuma pikiran yang enak2 aja, silahkan nikmatin dan saksikan kalau jakarta . 
bisa juga indonesia tenggelam. sekalian aja kiamat!!!

[EMAIL PROTECTED] wrote:   Ngapain seh bikin menara 
yang ga perlu itu???
 mendingan bikin sekolah dan perumahan untuk rakyat kecil,
 penduduk yang tinggal dibantaran kali semua pindah
 jadi kali2 di Jakarta bersih dan yang pasti tidak banjir lagi
 karena tidak ada yang buang sampah dikali, karena selama
 ini yang buang sampah dikali itu ya pasti yang tinggal dibantaran
 kali.
 Saya kurang setuju dengan pembangunan tower yang akan 
 menghabiskan biaya sebesar itu??? memangnya dananya 
 darimana seh??? dari uang kita2 juga khan 
 ihh cape deh
 
 ajpw
 
 


[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Protes terhadap cover Tempo tentang Soeharto

2008-02-06 Terurut Topik manneke budiman
Peace be with you, Romo. Pada saat seperti ini, penyejukan dari Anda amat kami 
butuhkan. Tengkyu banyak!
   
  manneke

Blasius Slamet Lasmunadi [EMAIL PROTECTED] wrote:
  

Dear all, 
jadi ikutan tergelitik untuk ikut commentar he he he...padahal saya sudah 
lama tidak ikut terlibat aktifKesan pertama, cover tempo itu membuatku 
tersenyum dan menggoda karena ide kreatif dari penciptaKesan kedua, cover 
itu inspiratif banget untuk BELAJAR BERTANYA, apa yang dimaksud sang pencipta 
cover ini...Kesan ketiga, cover itu memperkaya 'lukisan Last Supperdan 
sayatidak merasa TERSINGGUNG ...tapi TERSUNGGING senyumanhanya BERTANYA 
-TANYAada apa di balik pembuatan cover?sebuah kenyataan di luar diri 
itu tidak PER SE (tidak dari dirinya sendiri) menghina atau sebaliknya 
menyanjung. Menghina atau menyanjung itu tidak terletak pada cover itu tapi 
pada frame of our thougt, maka soalnya adalah bagaimanakah membuat sebuah 
SETTING OUR MIND UP agar kita bisa menempatkan REALITAS DI LUAR SECARA HARMONIS 
dalam seluruh pemikiran kita, seperti kalau kita mensettiing sebuah software 
agar installation-nya harmonis dengan
program Windows Xp.

terima kasih atas kebesaran hati pimred Tempo yang sudah berjerih payah untuk 
meminta maaf..

salam hangat, 
bslametlasmunadipr


Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Gedung DPR Akan Disulap jadi Menara Petronas

2008-02-06 Terurut Topik sonar sihombing
Mengapa anggota Dewan yang terhormat ini masih mikirin diri sendiri terus ya? 
Apa tidak lihat rakyat yang makin hari makin banyak yang kurang kebutuhan 
primernya?
  

Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
http://www.kompas.co.id/read.php?cnt=.xml.2008.02.05.05154559channel=1mn=1idx=1

Gedung wakil rakyat akan direnovasi dalam tahun ini. Total nilai
renovasi yang sudah disetujui mencapai Rp 40 miliar yang tidak menutup
kemungkinan akan membengkak menjadi Rp 1 triliun.

Renovasi ini salah satu tujuannya adalah membangun gedung atau tower
seperti menara Petronas di Malaysia. Bahkan, setiap ruangan anggota
dewan juga akan dilengkapi kamar mandi dan perpustakaan super lengkap
yang hingga kini belum tersedia. Para wakil rakyat periode mendatang,
tentu akan mendapatkan failititas sama seperti yang dimiliki hotel
berbintang.

Dari pantauan Persda Network, juga sudah ada beberapa fasilitas gedung
Dewan yang baru. Misalnya, para pengendara motor, kini sudah memiliki
jalan tersendiri untuk masuk ke gedung DPR, terpisah dari para
pengendara mobil. Di setiap lantai, persis di depan pintu masuk para
anggota dewan, kini sudah terpasang layar monitor ukuran besar, meski
belum berfungsi. Termasuk, internet dengan kapasitas 8 mega, mesin
faximile di setiap ruangan anggota dewan yang nantinya ditambah lagi
dengan alat-alat canggih untuk membantu kerja para anggota Dewan.

Kepastian akan adanya renovasi gedung dewan ini dipastikan Wakil
Sekjen DPR Nining Indra Saleh. Rencana renovasi gedung dewan ini tidak
lain menjadi bagian sebagai simbol rakyat yang makin sejahtera. Lebih
lengkap dan lebih moderen tentunya. Dana yang sudah disepakati
sementara untuk rencana renovasi gedung DPR sebesar Rp 40 miliar
yang diambil dari anggaran tahun 2007 melalui keputusan rapat Badan
Urusan Rumah Tangga (BURT) DPR, tahun lalu.

Nining kemudian menjelaskan, renovasi gedung DPR, tidak lain 
bertujuan agar kinerja para wakil rakyat lebih fokus dengan dibantu
oleh 5 staf ahli yang kemungkinan lebih leluasa dalam melakukan riset.
Ukuran ruang setiap anggota dewan rencananya 10x10 meter.

Diprotes

Rencana renovasi rumah ini tentunya mendapat protes. Direktur Lingkar
Masyarakat Madani (LIMA) untuk Indonesia, Ray Rangkuti menyayangkan
rencana ini yang dianggapnya belum lah tepat. Apalagi, dengan kondisi
masyarakat, masyoritas masih dalam kesusahan.

Mau bangun setinggi apapun, sebetulnya tidak masalah. Cuma, waktunya
yang belum tepat untuk saat ini disaaat rakyat yang masih banyak
menderita. Kalau sudah tak ada rakyat yang tak bunuh diri karena
kesusahan, tak mampu bayar sekolah lagi, itu barulah, tidak apa-apa,
ungkap Ray Rangkuti.

Protes Ray Rangkuti, tentu berdasar alasan. Yang membuat dahi ini
berkerut keheranan, menurut beberapa kalangan DPR yang enggan namanya
disebut saat ditemui Persda Network kemarin menjelaskan, rencana
renovasi gedung DPR ini, sedianya akan dibuat dua tower megah. Di sisi
sisi Utara dan Selatan. Dua tower ini dilengkapi dengan jalan
penghubung. Persis sama seperti gedung Petronas di negara tetangga,
Malaysia. Hebat, tentunya.

Ini mengkhawatirkan sekali. Padahal, yang dibutuhkan oleh rakyat
adalah para anggota dewan yang memiliki kepedulian. Yang aspiratif,
meski hanya berkantor di gubuk derita. Kenapa sih, para anggota dewan
saat ini tidak ada dalam fikirannya untuk mau berhemat di situasi
seperti sekarang ini, cetus Ray Rangkuti.

Fraksi Kebangkitan Bangsa (FKB) DPR langsung bereaksi keras dalam hal
ini. Menurut salah satu anggota FKB, Ario Wijanarko rencana ini hanya
akan membuat malu kalangan anggota dewan, sebagai wakil rakyat. 
Rencana renovasi ini, tegas Wijonarko sangatlah berlebihan. Negara
kita kondisinya masih banyak rakyatnya yang susah. Kok tahu-tahu mau
ada rencana renovasi gedung dan akan membuat menara seperti tower
Petronas segala. Kami, anggota dewan, juga baru tahu rencana ini dari
wartawan. Kapan sosialisasinya, tandas Wijonarko.

Yang kami butuhkan sebetulnya hanyalah staf ahli saja. Masak mau ada
renovasi segala. Dan yang dibutuhkan rakyat adalah kualitas kerja para
anggota dewan bukan, gedung yang terlihat mewah. Rencana ini hanya
untuk mengutungkan mereka yang mendapatkan proyek saja, tanpa mau
melihat kondisi rakyat sekarang ini, tandasnya lagi. (Persda
Network/Rachmat Hidayat)



 

   
-
Never miss a thing.   Make Yahoo your homepage.

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum Pembaca KOMPAS] Re: cover majalah tempo

2008-02-06 Terurut Topik rzain
Kabarnya Ummat Katolik mengagungkan gambar Da Vinci yang
menggambarkan Nabi Yesus sedang bersantap, saya tidak faham dimana
letak keagungan gambar imaginasi ini shingga haram digunakan orang
lain meskipun dengan maksud baik.

Saya tidak melihat suatu yang jelek pada gambar Soeharto dengan
keluarganya yang juga sedang bersantap meskipun meniru gambar Da
Vinci tersebut.

Sangat bijak bila ada yang bisa menjelaskan terutama kawan penganut
Katolik.

rzain


--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, trisunu hartono
[EMAIL PROTECTED] wrote:


 Dear milis FPK.
 mengamati cover majalah tempo yang sempat membuat heboh, menurut
saya setelah mengamati sendiri, tidak ada menyinggung siapa-siapa,
karena semua foto/gambar yang terpampang di situ tidak ada siapa-
siapa kecuali keluarga cendana (pak harto dengan anak-anaknya),
hanya saja gambar tersebut mencontoh gambar karya besar sang maestro
Leonardo Da Vinci. Jadi kalau ada yang marah mungkin keluarga
Leonardo Da Vinci beserta keluarganya karena hasil karya Da vinci di
lecehkan di ganti dengan gambar orang lain bukan Tuhan Yesus beserta
para muridnya..
 Mari kita luruskan masalah ini, tidak dengan hati panas dan dengan
emosi, karena gambar tersebut tidak ada sangkut pautnya dengan Tuhan
Yesus saat mengadakan perjauan terakhir bersama para muridnya..
 kalo tidak senang dengan foto itu, jangan membaca Tempo...gitu
aja

 Nuwun
 masunu-joga



 _
 Edit your photos like a pro with Photo Gallery.
 http://www.get.live.com/wl/all

 [Non-text portions of this message have been removed]





Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Megawati: Pemerintah Harus Dengarkan Suara Rakyat

2008-02-06 Terurut Topik tiniw kabayan
weleh,,, weleh

SBY maupun Mega, belum berhasil merubah bangsa ini menjadi  adil 
makmur,sejahtera mungkin semua presiden Indonesia belum berhasil.
Kepemimpinan SBY dari  semenjak beliau memimpin bangsa ini Yang diterima oleh 
rakyat :
1. Korban di mana- mana Karena Bencana selama kepimpinan SBY dimana2 
2. Kenaikan Harga BBM, minyak Tahah, Sembago melonjak naik.
Mana janji beliau,, ya diakui masyarakat ko heran rakyat ko pada  diam.. apakah 
mereka dah lelah dan letih.
salam


- Original Message 
From: Rah Aditiyo jati [EMAIL PROTECTED]
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Sent: Tuesday, February 5, 2008 5:15:07 AM
Subject: Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Megawati: Pemerintah Harus   Dengarkan 
Suara Rakyat










  



Rakyat harus dengarkan suara pemerintah juga ya. 



R. Aditiyo



[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Majalah Tempo, Soeharto dan Yesus

2008-02-06 Terurut Topik anton_djakarta
Opini yang menggetarkan

ANTON


--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, dta_harahap 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Majalah Tempo, Soeharto dan Yesus
 http://rumametmet.com
 
 Oleh: Pdt Daniel Taruli Asi Harahap
 
 Terus terang Tempo adalah satu-satunya media nasional yang 
melegakan
 hati saya di hari-hari terakhir sakit mantan presiden Soeharto 
sampai
 kepada kematiannya dan pemakamannya. Ketika seluruh media televisi
 tiba-tiba secara memualkan mendaulad Soeharto sebagai 
seorang santo,
 aulia atau pahlawan suci tak bercela hanya majalah Tempolah 
yang
 tetap menjaga dirinya kritis dan jernih memandang bekas penguasa
 digdaya Indonesia selama 32 (tiga puluh dua) tahun. Jauh 
sebelumnya,
 Tempo jugalah satu-satunya majalah yang serius melakukan 
investigasi
 melacak kekayaan Soeharto dan keluarganya. Tanpa harus mencemooh 
dan
 memaki-maki memakai bahasa vulgar, Tempo tetap pada pendiriannya 
bahwa
 Soeharto yang setelah mundur dari presiden menjadi manusia tua 
renta
 itu adalah figur yang penuh kontroversi di saat berkuasa, yang
 cenderung menganggap dirinya sebagai raja dengan restu ilahi yang
 kata-katanya bak sabda tak tersanggah, dan melakukan banyak 
kekerasan
 sekehendak hatinya. Dari Tempo jugalah saya sering tahu hal-hal 
kecil
 tapi aneh di sekitar lingkaran kekuasaan yang menggelitik hati 
untuk
 berpikir dalam. Salah satu kejanggalan itu: walaupun para mantan
 pejabat dan tokoh seakan ber-koor meminta masyarakat memaafkan 
mantan
 presiden Soeharto namun anak-anak Soeharto sendiri rupanya sama 
sekali
 tidak mampu memaafkan Habibie dan Harmoko, yang terbukti dari
 penolakan kehadiran keduanya untuk menjenguk mantan bossnya. 
Padahal
 Habibie sudah jauh-jauh terbang dari Jerman.
 
 Namun hari-hari ini Tempo dikecam habis-habisan oleh orang Kristen
 (tidak semua) atas covernya yang dianggap sensasional. Dan Tempo
 meminta maaf. Cover itu sendiri diakui oleh perancangnya diilhami 
oleh
 lukisan Leonardo Davinci The Last Supper, perjamuan terakhir 
Yesus
 bersama murid-muridNya sebelum Dia disalibkan. Namun tokoh-tokoh 
yang
 duduk di sekitar meja perjamuan itu adalah Soeharto, dan anak-
anaknya
 (Tutut di kanan dan Sigit di kiri, dan Tomi sedang berbisik entah
 apa). Postur tubuh tokoh-tokohnya persis lukisan Last Supper. Saya
 sendiri mengaku ketika pertama kali melihat cover itu terperanjat 
dan
 bertanya-tanya: apa hubungannya? Mengapa desainer itu melukiskan
 Soeharto seperti Yesus sedang makan Paskah terakhir sebagaimana
 lukisan Davinci itu?
 
 Saya mengakui sebenarnya lukisan Last Supper itu adalah imajinasi
 Davinci sendiri (sebab Yesus dan murid-muridNya tidak terbiasa 
duduk
 di kursi memakai meja) yang memakai kerangka berpikir Eropah abad
 pertengahan. Wajah Yesus adalah wajah Yesus yang dibayangkan oleh 
sang
 pelukis. Kita semua tahu bahwa pada masa itu sama sekali belum ada
 kamera dan wajah Yesus baru dilukis sesudah beberapa abad
 kematianNya. Karena itu dari segi agama sebenarnya tidak ada 
penodaan
 atau pelecehan. Tapi tunggu dulu. Sebagian orang Kristen, terutama
 dari kalangan Katolik dan ortodoks memperlakukan lukisan tokoh-
tokoh
 Alkitab dan bapa-bapa gereja tidak sekadar lukisan atau dekorasi,
 tetapi bagian dari perlengkapan ibadah, bahkan ikon, benda suci, 
Kitab
 Suci dalam rupa atau gambar. Disinilah masalahnya. Tempo tentu bisa
 dianggap tidak sensitif terhadap keyakinan pemeluk agama Kristen
 khususnya Katolik yang meninggikan lukisan-lukisan agama itu. Namun
 bukan hanya umat Katolik yang merasa terusik. Lukisan Davinci telah
 lama merasuk ke dalam kehidupan umat Kristen secara keseluruhan.
 Lukisan itu begitu banyak dipasang di ruang tamu Kristen (bukan 
hanya
 Katolik) dan menjadi simbol kekristenan yang paling populer sesudah
 salib. Apalagi lukisan itu merujuk kepada sakramen perjamuan kudus
 yang diamanatkan oleh Yesus. Pertanyaan di sini: mengapa Tempo
 menggunakan simbol keagamaan yang sangat penting ini untuk
 pemberitaannya tentang Soeharto setelah dia (Soeharto) pergi? Namun
 jangan gusar. Bukan Tempo yang pertama kali mengutak-atik lukisan 
Last
 Supper. Kalau tidak percaya: googling saja atau lacak saja di
 internet. Dengan mudah kita bertemu lukisan atau karikatur yang
 mengambil Last Supper sebagai inspirasinya. Sebagian inspiring dan
 sebagian lagi konyol.
 
 Kebetulan saya bukan kritikus seni. Sebab itu saya mencoba memahami
 makna cover Tempo itu dengan logika saya sendiri. Terus terang,
 awalnya sulit sekali bagi saya memahami kenapa sang perancang cover
 menyamakan Soeharto dengan Yesus. Kedua tokoh ini menurut saya 
berbeda
 bagaikan langit dan bumi. Yesus seorang miskin papa dan tidak
 meninggalkan warisan sedikit pun bahkan tidak punya rumah. Soeharto
 kaya raya dan pernah disebut Forbes sebagai salah satu orang 
terkaya
 di dunia dan dituduh mendapatkan harta itu dengan tidak sah. Yesus
 tidak memiliki anak atau keturunan sementara Soeharto punya anak 
cucu
 yang senantiasa disokong dan diistimewakannya berbisnis selama dia
 berkuasa. 

[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Skor Awal Super Tuesday, 6:2 untuk Clinton

2008-02-06 Terurut Topik manneke budiman
Clinton menang juga di California. Tapi harap diingat, yang jadi faktor adalah 
jumlah delegasi, bukan jumlah negara bagian. Bisa saja jumlah negara bagian 
menang, tapi jumlah delegasi yang berhasil diperoleh kalah. Secara garis besar, 
keduanya masih draw.
   
  manneke

Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
http://www.kompas.co.id/read.php?cnt=.xml.2008.02.06.09272110channel=1mn=9idx=25

WASHINGTON, RABU - Setelah dikalahkan Barack Obama di dua negara
bagian, Illinois dan Georgia, Hillary Clinton langsung membalas dengan
merebut kemenangan di enam negara bagian, Oklahoma, Tennessee dan
Arkansas, New Jersey, New York dan Massachussetts.

Dengan demikian skor awal adalah 6:2 untuk Clinton. Demikian
dilaporkan CNN, MSNBC dan Fox News yang terus mengikuti pemilihan di
22 negara bagian untuk Demokrat. Di antara negara bagian itu, New
York, Illinois dan California merupakan taruhan terbesar, meski para
kontestan masih bisa mengumpulkan delegasi tanpa memenangi pemilihan
di ketiga negara bagian itu sama sekali.

Di Georgia, Obama menang 55 persen dibandingkan Clinton yang hanya 40
persen saat 11 persen kelurahan (precint) melaporkan suara.(Reuters)

SAS



 

   
-
Looking for the perfect gift? Give the gift of Flickr!

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Super Tuesday Winners

2008-02-06 Terurut Topik Martin Widjaja
Kalau sampai jam 1345 saat ini, 
Hillary menang menurut delegasi 615-515
kalau jumlah states, 
Obama menang 16-12 

Rasanya Hillary dalam bahaya...

Salam , martin - jakarta



- Original Message 
From: Tunjung Utomo [EMAIL PROTECTED]
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Sent: Wednesday, February 6, 2008 10:10:07 AM
Subject: Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Super Tuesday Winners

Jadi Hillary ya yg menang?

On Feb 6, 2008 10:00 AM, bungaran [EMAIL PROTECTED] s.com wrote:

 Super Tuesday Winners
 Democrats
 Hillary Clinton :
 Oklahoma(55) ,
 Arkansas (72%),
 Tennesse(61 %),
 New YOrk (60%),
 Massachusets (58%),
 NJ(55%)

 Barack Hussein Obama :
 Georgia(61%) ,
 Illinois(66% ),
 Delaware(53% ),
 Alabama (58%)

 Republicans
 McCain NJ, IL, CT, DE
 Romney MA
 Huckabee WV, AR, AL

 


[Non-text portions of this message have been removed]





  

Be a better friend, newshound, and 
know-it-all with Yahoo! Mobile.  Try it now.  
http://mobile.yahoo.com/;_ylt=Ahu06i62sR8HDtDypao8Wcj9tAcJ 


[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Super Tuesday Winners

2008-02-06 Terurut Topik manneke budiman
Belum Pak Tunjung. Perjalanan masih jauh. Setelah ini mereka masih harus 
bertarung lagi. Pokoknya sampai keduanya babak belur. Tapi menurut saya 
siapapun yang menang di antara dua orang ini, kita bis aoptimis AS akan jadi 
lebih genah. Kalo Republiken yang menang, perang Irak bisa diperpanjang sampai 
seratus tahun lagi. Ini janjinya McCain.
   
  manneke

Tunjung Utomo [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Jadi Hillary ya yg menang?

On Feb 6, 2008 10:00 AM, bungaran [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Super Tuesday Winners
 Democrats
 Hillary Clinton :
 Oklahoma(55),
 Arkansas (72%),
 Tennesse(61 %),
 New YOrk (60%),
 Massachusets (58%),
 NJ(55%)

 Barack Hussein Obama :
 Georgia(61%),
 Illinois(66%),
 Delaware(53%),
 Alabama (58%)

 Republicans
 McCain NJ, IL, CT, DE
 Romney MA
 Huckabee WV, AR, AL

 


[Non-text portions of this message have been removed]



 

   
-
Looking for the perfect gift? Give the gift of Flickr!

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Ngomongin Ngopi

2008-02-06 Terurut Topik ghozan_gmail

- Original Message - 
From: Bambang Riyanto [EMAIL PROTECTED]
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Sent: Tuesday, February 05, 2008 9:36 AM
Subject: Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Ngomongin Ngopi



 Sekarang kopi dibatasi oleh istri, jadi gak bisa sesering dulu 
 ngopinya...:(
 Bung Anton, perlu dibentuk Partai Pecinta Kopi?

 riyanto

== silakan pecinta kopi bisa bergabung di [EMAIL PROTECTED]

nyuruput kopi se ah...

salam,
ghz




Balasan: [Forum Pembaca KOMPAS] Kompas Sangat Mengagumkan

2008-02-06 Terurut Topik stiawan
bisa tolong info, KOMPAS tgl berapa ya?

Martin Widjaja [EMAIL PROTECTED] wrote:  Minggu lalu Kompas lagi2 
sangat mengagumkan 
menampilkan insight story tentang asal muasal 
perang Ambon dan Poso dan bagaimana diselesaikan
oleh P JK yang memang luar biasa.
Luar biasa karena puluhan jendral di komandani 
Jendral bintang empat Wiranto dll gagal total
[memang yang meng kreasi kan ?] , tapi bak operasi
intelejen plus sosial politik plus ekonomi alias perduitan
P JK berhasil menyelesaikan hingga sekarang ...
Asal muasal perang itu sendiri Kompas 'berhasil' 
mengungkapkan tanpa ribut2 , merupakan persaingan 
agama yang terus menerus mau dibantah dan belokan
kearah yang nggak benar.
Misal di Poso, yang awalnya mayoritas Kristen dan 
pemimpinnya [ bupati dll] Kristen pula , secara terencana
baik, berkat migrasi suku2 di Sulsel kemudian menjadi 
terbalik, mayoritas penduduk berubah menjadi Islam dan 
demikian pula Bupati dll menjadi yang beragama islam.
Perubahan ini jelas kemudian menyebabkan kemakmuran 
[ akibat korupsi, KKN ?] aparat pemerintah menjadi milik 
yg beragama Islam. 
Akar masalah ini kemudian menyebabkan keresahan dan 
dimaksimalkan oleh Laskar2 yang 'mau membela' saudara2
yg seagama menjadi perang saudara dan didukung oleh 
angkatan yg bersenjata yang memberi peringatan pada 
yg memerintah untuk hati2 kalau enggak ketidak amanan 
akan terjadi dimana2...
Sama saja dengan Ambon dimana pertentangan supir saja 
bisa mentrigger perang yang makan kurban ribuan orang itu...
Masalah migrasi atau transmigrasi suku2 yang kemudian 
karena lebih pintar menguasai perekonomian dan perdagangan
seolah enggak kelihatan.
Saya jadi ingat ucapan P BJ Habibie , di Maluku sekalipun
mayoritas Islam yang 90% harus tercermin dalam pemerintahan
[gubernur dll ?] Ucapan itu disampaikan dalam kapasitas negarawan
yang menjadi ketum ICMI dan menjadi sumber inspirasi dimana2 
tanpa memperdulikan pluralitas yang memang sdh ada ..
Sayang masih ada beberapa yg nggak tertampil dalam insight story
yg menarik ini misal bagaimana Laskar Jihad mengakhiri 
keterlibatannya termasuk bagaimana Jendral K mundur dr Ambon
setelah memimpin 'perang' dengan sangat perwira itu...

Heran juga Mas Agus H nggak mengangkat berita ini di milis FPK ?

Salam , martin - jkt 



[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Protes terhadap cover Tempo tentang Soeharto

2008-02-06 Terurut Topik Hendra Kadarma
Pak manneke, saya boleh tau nggak kenapa anda bilang Forum Alumni PMKRI,
FMKI, WKRI, PMKRI, ISKA norak kayak FPI? Saya nggak marah lho Pak, justru
saya tertarik dengan comment anda.

 



[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Protes terhadap cover Tempo tentang Soeharto

2008-02-06 Terurut Topik manneke budiman
Pak Godlip dan Bung Frans,
   
  Apa ya yang akan mereka lakukan seandainya Tempo tak minta maaf?
   
  manneke

Fransiskus Abi [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Pak Maneke yang budiman, saya kira apa yang dilakukan oleh beberapa 
organisasi Katolik ini masih dalam batas wajar dan tidak anarkis apa lagi 
mengganggu orang lain. Mereka punya hak untuk meminta klarifikasi (bukan 
kekerasan), supaya tidak terjadi efek yang negatif terhadap kasus ini, karena 
interpretasi orang terhadap kasus ini ternyata bermacam-macam. Jadi menyamakan 
organisasi2 Katolik ini dengan FPI atau MMI sangat berlebihan dan justru agak 
norak.Kan esensinya sama seperti kita dimilis ini yang menyampaikan 
keberatan/pendapat kepada TEMPO. Hanya mereka datang langsung ke kantor TEMPO 
dan kita lewat milis ini. Kasus kulit sampul majalah Tempo ini merupakan 
pembelajaran bagi indutri pers untuk lebih arif dalam menyampaikan sesuatu 
kepada pembacanya. Kasus2 serupa supaya tidak terjadi bagi umat lainnya di bumi 
Indonesia ini.

Salam
Fransiskus Abi



Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Protes terhadap cover Tempo tentang Soeharto

2008-02-06 Terurut Topik bangkitlah
Pak. kayaknya jaman itu belon ada kamera foto deh
jawabnya bisa dikoreksi engga?

Jawaban: Ngundang pelukis dan mintak dilukis.

hihihihi

On 05/02/2008, Paulus Tanuri [EMAIL PROTECTED] wrote:

   Kalau saya agak beda sedikit, yang terlintas di kepala saya adalah
 tebak2an
 konyol oleh teman2 saya.

 Pertanyaan : Apa yang dilakukan Yesus dan murid2nya saat perjamuan
 terakhir, selain berdoa, makan, dan minum.
 atau :  Apa yang dilakukan Yesus dan murid2nya sesaat sebelum perjamuan
 terakhir dilakukan.

 Jawaban : Foto-foto bersama.. buktinya ada banyak fotonya yang beredar.

 Dan untuk cover Tempo satu ini, saya merasa biasa saja. Tidak merasa ada
 pelecehan atau apa pun yang beraroma menghina Yesus ataupun kekristenan.
 Justru saya merasakan sinisme yang amat tinggi yang ditujukan kepada
 keluarga yang ditampilkan di situ.

 Sedangkan untuk humor2 yang berhubungan dengan agama Kristen, rasanya ada
 banyak sekali. Ada yang sopan, ada yang agak-agak kurang ajar. Tapi yah
 dinikmati saja. Kalau memang humor bagus, ya ikut tertawa. Kalau ada yang
 sengaja bikin humor dengan tujuan menghina Yesus, biarkanlah itu menjadi
 urusannya pribadi dengan Yesus. Siapa pulakah saya, kok merasa sanggup
 untuk
 menilai isi hati Yesus ?

 Regards,
 Paulus T.


RE: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Pak Manneke was: Protes terhadap cover Tempo tentang Soeharto

2008-02-06 Terurut Topik Eric Soesilo
Setuju. Itu namanya toleransi dalam kehidupan. Apa semua orang harus punya 
pemikiran yang sama ? Nggak kan. Ya saling menhormati saja lah.

Best Regards,

Eric Soesilo
[EMAIL PROTECTED]
0815-13-899-899

Sent from my E61i
With Indosat Blackberry

-Original Message-
From: simson gintings [EMAIL PROTECTED]

Date: Wed, 06 Feb 2008 05:37:11 
To:Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Pak Manneke was: Protes terhadap cover 
Tempo tentang  Soeharto


Sependapat dgn sikap beberapa organiasi Katolik itu. Artinya, ada 
 yang dirasakan tidak tepat, lalu mereka ungkapkan kepada pihak 
 Tempo, tidak dengan cara berteriak-teriak, dan pihak Tempo menerima 
 tanggapan mereka dan bisa merasakan apa yang mereka rasakan. Itu 
 silaturahmi.
 
 Yang jadi soal seandainya orang tidak mau mengutarakan isi hatinya 
 lewat sebuah percakapan (dialog).
 
 Kalau ada yang mempersoalkan mengapa beberapa organisasi Katolik itu 
 pergi ke kantor Tempo, justeru pertanyaan itu terasa tidak wajar.
 
 Bagi saya (kebetulan Protestan), gambar kulit majalah Tempo itu 
 tidak jadi persoalan. Tentu hal itu tidak bisa saya jadikan ukuran 
 utk mengukur sikap orang Kristen yang lain.
 
 Saya teringat tulisan di bis kota beberapa puluh tahun silam, anda 
 puas beritahu teman-teman, anda kecewa hubungi kami. Oragnisasi 
 Katolik itu kurang bahagia melihat gambar kulit Tempo lalu mereka 
 datang memberitahukannya. Lalu Tempo mendengarkan dan mahfum. 
 Selesailah sudah (dari Merahnya Merah Iwan Simatupang).
 
 sg
 
 

=
Pojok Milis Komunitas FPK:

1.Milis komunitas FPK dibuat dan diurus oleh pembaca setia KOMPAS
2.Topik bahasan disarankan bersumber dari KOMPAS dan KOMPAS On-Line (KCM)
3.Moderator berhak mengedit/menolak E-mail sebelum diteruskan ke anggota
4.Kontak moderator E-mail: [EMAIL PROTECTED]
5.Untuk bergabung: [EMAIL PROTECTED]

KOMPAS LINTAS GENERASI
=
 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


[Forum Pembaca KOMPAS] Re: jalan tol bandara ?

2008-02-06 Terurut Topik bodo_kerlchen
Wah interessant juga nih masalah ceker ayam .. saya bukan ahli 
sipil, dan saat marak dibicarakannya temuan anak bangsa serta 
pembangunan jalan tol tersebut saya sama sekali tidak bisa menyimak. 
Tapi berdasarkan pengetahuan umum saja, nama ceker ayam dimaksud, 
sebenarnya bukan dari ayam yang kita kenal ujungnya jadi ayam mbok 
berek atau yang telurnya jadi mata sapi kan?? Melainkan dari ceker 
burung jenis ayam-ayaman yang cari makannya di rawa-rawa, dan 
binatang itu benar-benar bisa berjalan diatas air, tentu dengan 
menggunakan rerumputan dipermukaan air serta konstruksi ceker dengan 
jari-jari yang flexible dan panjang. Tujuannya adalah menyebarkan 
gaya dari berat tubuhnya ke rerumputan yang tengah mengambang atau 
terendam di permukaan air dengan surface sebesar-besarnya .. jadi 
prinsipnya, floating. Kondisi itu tentu lebih stabil bila bebannya 
mendekati statis, namun beban dinamis hingga besaran tertentu, juga 
ok, sebab burung itu diatas air sedang berburu ikan dengan sesekali 
mematukkan paruhnya tanpa setiap kali kecemplung. Saat beban 
dinamisnya terlalu besar, walau ngga kecemplung, tapi burung itu ya 
mendem juga sampe dengkul (eh burung punya dengkul ngga ya?), yang 
diatasinya dengan koreksi gerakan dan posisi cekernya, maka berdiri 
lagi lah burung itu diatas air. Nah fungsi yang terakhir ini yang 
tidak ada pada konstruksi jalan tol kita, maka saat beban dinamisnya 
terlalu besar, maka mendem lah dia. Kurang jelas penggunaan kata 
ceker disini berasal dari fungsi seperti diatas, atau memang 
bentuknya memang kaya ceker, atau dari checkered plate (plat bordes) 
hehehe .. whatever .. in Indonesia, all of them are possible! Tapi 
pak Wal memang benar, sepertinya itu hanya system konstruksi yang 
relative murah dan tidak mampu diberikan beban dinamis yang besar, 
apalagi dengan amplitude dan kontinuitas yang begitu tinggi. Saya 
pribadi sebenarnya lebih menyalahkan pemilihan lokasinya. Saat kecil 
pernah sekali diajak berburu kesana, suatu tour yang menarik dan 
terkesan seumur-umur, tapi cape nya tujuh hari tujuh malem!! Jalan 
kaki (istilah benernya: ngerobok) dari jalan raya kapuk selama 3 
jam, sampe ke area yang hanya dipenuhi mangrove dan 
beberapa tambak penduduk asli. Jenis burungnya (migrant) dari yang 
paling besar, Bango botak, Cangak, Belekok, Kuntul, Belibis, Pelecuk 
dan ngga tau lagi namanya apa tuh yang kecil-kecil. Tanpa bisa 
nembak, tinggal pencet pelatuk doang, hampir selalu kena .. betawi 
bilang, burungnye bejibun, seabreg-abreg!! Kalo ngga salah, pak 
Rusmin (petinggi AURI?) juga suka berburu kesitu. Saya juga banyak 
kenal orang asli kapuk, ngga ada cerita tuh yang namanya banjir atau 
air bah sejak bebuyutnya .. betul-betul pure nature!! Sekarang .. 
hampir 40 tahun kemudian .. luar biasa sedihnya. Masih teringat, 
ayah saya bilang sambil menunjuk arah laut, tuh disana nanti akan 
dibuat jalan raya, dan Halim (atau masih Kemayoran?) akan dipindah 
kesana. Bagi saya saat itu, hal itu sama juga cerita Flash Gordon. 
Saya setuju pendapat Vincentius Santoso ahli tata ruang Iternas 
Malang seperti diberitakan Detikcom: pada upaya pemulihan lahan 
hijau kenapa harus rakyat kecil saja yang lahan mata pencariannya 
digusur sana-sini, sementara pemilik modal yang jelas-jelas 
melanggar peruntukan lahan tidak pernah dikutak-kutik .. boro-boro 
digusur?? Mustinya sekarang sudah pantas bagi pemerintah untuk 
menggusur PIK serta seluruh area selatan jalan tol sejarak 1km dari 
tepi tol, dan kembalikan menjadi rawa mangrove. Malah kalo mungkin, 
jalan tolnya juga dipindahin kearah Tanggerang??!!
Salam,
Bodo


--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, wal.suparmo 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Salam,
 Saya setuju dengan Pak Dipo mengenai pelaksanaan proyek yang
 digrogoti oleh korupsi sehingga menjadi tidak layak dipergunakan.
 Tetapi khususnya mengenai jalan tol Bandara yang mengenai kemampuan
 anak negeri dalam hal ini sistim CAKAR AYAM  yang sangat 
dibanggakan
 dan diminta pengakuan  internasional serta patent-nya.Berlaku
 pandangan yang umum di Indonesia bahwa jamu yang menyembuhkan KADAS
(
 kurap) juga menyembuhkan KANKER.
 Menurut pengamatan saya sistim cakar ayam hanya efektif untuk beban
 STATIS seperti PLTU Muara Karang yang dibuat di atas rawa2 tetapi
 TIDAK jika bebannya bergerak CEPAT seperti jalan tol yang akhirnya
 AMBLES. Sistim cakar ayam tidak pernah diuji coba untuk hal semacam
 ini karena ujian yang dilakukan hanya dengan menjatuhkan blok2 
beton
 ratusan kilo di atasnya.
 Semula pembuatan  BANDARA Sukarno- Hatta akan dilakukan oleh N.V
 HOLLANDIA KLOOS yang membuat Bandara SCHIPHOL yang terbaik di Eropa
 tetapi karena RI memaksakan untuk dipergunakan konstruksi cakar
 ayam, maka HK mengundurkan diri karena tidak  SANGGUP untuk
 bertanggung jawab karena sistim cakar ayam belum teruji di
 dunia.Hollandia Kloos akhirnya pindah membuat bandara CHANGI di
 Singapura.Kalau taxiway apalagi platform/tempat parkir tidak/belum
 menjadi masalah karena benda diatasnya 

Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Ngomongin Ngopi

2008-02-06 Terurut Topik prabowo bobbie
Dulu di Semarang ada kopi yang mantaps, namanya 'TOEGOE LOEWAK'
Katanya dibikin dari biji2 kopi yang keluar dari kotoran binatang Luwak yg 
memakan buah kopi.
Rasanya benar2 enak Tapi sekarang sudah tidak ada lagi. Yang masih ada kopi 
LUWAK.

Kastubie.
Suka kopi.

- Original Message 
From: Dessy Sekar [EMAIL PROTECTED]
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Sent: Tuesday, February 5, 2008 8:25:12 PM
Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Ngomongin Ngopi

Bener tuh mba' Evi,
Jadi inget dulu pernah bikin percobaan kimia untuk ekstrak kafein dari
teh karena jumlahnya lebih banyak dibandingkan dengan yang ada di
kopi. Tetapi ada sejumlah kandungan kimia yang terdapat di teh
sehingga katanya minum teh lebih menyehatkan dibandingkan dengan minum
kopi. Tapi ini khan soal selera.

Kalau minum kopi paling suka kopi produk lokal Indonesia di Bakoel
Koffie jl Barito terutama saat sang pemilik sedang menggoreng kopinya
dalam jumlah terbatas sehingga kondisinya selalu fresh. Hmmm nikmat
sekali

Sekar
pecandu Teh

--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, evi douren
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Mas Totot,

  Teh lebih keras dr kopi loh sebenarnya. Theinenya itu lebih kuat
efeknya dibandingkan dg kafein.

  ED
 

 -
 Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. 
Try it now.
 
 [Non-text portions of this message have been removed]





=
Pojok Milis Komunitas FPK:

1.Milis komunitas FPK dibuat dan diurus oleh pembaca setia KOMPAS
2.Topik bahasan disarankan bersumber dari KOMPAS dan KOMPAS On-Line (KCM)
3.Moderator berhak mengedit/menolak E-mail sebelum diteruskan ke anggota
4.Kontak moderator E-mail: [EMAIL PROTECTED]
5.Untuk bergabung: [EMAIL PROTECTED]

KOMPAS LINTAS GENERASI
=

Yahoo! Groups Links




  

Looking for last minute shopping deals?  
Find them fast with Yahoo! Search.  
http://tools.search.yahoo.com/newsearch/category.php?category=shopping


Balasan: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Mass killings under Suharto recounted

2008-02-06 Terurut Topik tjuk kasturi sukiadi
Saya setuju banget dengan komentar anda Orang Muda!
  Itulah makna dari ungkapan  FORGIVE BUT NOT FORGET!, Dalam pada itu 
orang-orang macam Sugeng Sarjadi dan mereka yang ikut mendapatkan  
Kemulyaan,Martabat dan Keluhuran dari Suharto maunya kita harus mau dan ikhlas 
: FORGIVE AND FORGET! Saya berpendapat bahwa kita tidak boleh FORGET THE 
HISTORY!  Karena ini berarti kita tidak belajar dari sejarah dan bahkan akan 
meninggalkan sejarah. Seperti apa yang dikatakan George Santanaya : Ones that 
do  not learn from the history will be condemned to repeat it! Ah nggak lah, 
masak harus mengulang-ulang sejarah kelam yang penuh dengan kebohongan, tipu 
daya dan kesewenang-wenangan kepada rakyat! Salam perjuangan Tjuk Kasturi 
Sukiadi

anton_djakarta [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Adalah sebuah kebodohan yang fatal bila kita diharuskan melihat masa 
depan tanpa melihat ke belakang. 

Sejarah sebuah bangsa adalah sejarah yang dilalui dengan bentukan 
masa lalu, tanpa kita mengerti tentang apa yang terjadi pada masa 
lalu dan mencari kebenarannya serta fakta yang melingkupinya, 
mustahil kita berjalan ke masa depan tanpa mengerti apa yang terjadi 
pada masa lalu.

Soal yang diributkan ke permukaan hanya pada sengketa antara kejinya 
pelaku, dan penderitaan korban dan hanya terfokus pada persoalan 
kemanusiaan bukan ke dalam persoalan dialektisnya terhadap sejarah 
atau okelah nggak usah pake dialektis Marxian, tapi pake hukum sebab 
akibat Kant saja, artinya sebuah peristiwa masa lalu membentuk 
peristiwa saat ini.

Justru sekarang yang perlu dibangun adalah keterbukaan sejarah, 
kemauan untuk jujur melihat masa lalu namun tidak saling mendendam. 
Tapi juga harus ada hukuman bagi pelaku yang berbuat jahat di masa 
lalu. Persoalan intelektual terbesar di Indonesia adalah masalah 
kebohongan sejarah yang terus menerus di Propaganda-kan, sehingga 
terjadilah apa yang disebut Realitas dari kebohongan itu.

Dan pelaku yang mendorong bangkrutnya negeri ini, selalu 
berkata Lihatlah masa depan tapi masa depan itu harus 
dimaknai jangan ungkit kesalahan saya

ANTON

--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, tjuk kasturi sukiadi 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Bung Anton, 
 Anda mengikuti dialog lanjutan Sugeng Sarjadi yang menghadirkan 
Budiman Sujatmiko,Fadjroel Rachman, Priyo Budisantoso, dan Pakar 
CSIS ( pernah kenal tapi lupa namanya; maklum sudah semakin gaek!)?. 
Topik mereka adalah :  Lihat kedepan dan jangan menoleh 
kebelakang! Diskusi berkembang kearah upaya untuk menghidupkan 
semacam Komisi untuk Rekonsialiasi/perdamaian. Apa komentar anda?. 
Salam perjuangan Tjuk Kasturi Sukiadi


 

   
-
Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di bidang Anda di Yahoo! 
Answers

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Ngomongin Ngopi

2008-02-06 Terurut Topik Samali Djono
kopi Aroma di Jl.Banceuy - Bandung juga punya kenikmatan yang lain sendiri lho 
... 
dan sudah ada sejak lama sekali

Salam,
DjS


- Original Message 
From: anton_djakarta [EMAIL PROTECTED]
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Sent: Wednesday, 6 February, 2008 1:29:06 PM
Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Ngomongin Ngopi

Oke, bisa kita pikirkan Partai Pecinta Kopi
dengan agenda utama :

1. Membangun jaringan bisnis lokal kopi dengan menghidupkan kopi 
khas Indonesia.

2.Membantu jaringan distribusi kopi lokal
3. Mengenalkan segala jenis macam Kopi
4. Memfasilitasi perkembangan pemasaran kopi lokal
5. Mendirikan Bank Kopi, Bank Pendanaan Untuk usaha Perkebunan dan 
Pabrik pengolahan Kopi yang dikelola rakyat kecil.
6. Membangun Museum Kopi
7.Menghidupkan masyarakat Indonesia cinta Kopi.
8. Menasbihkan Pak Bambang Riyanto sebagai Bapak Kopi Nasional

Terima Kasih

ANTON

Sekjen Partai Pecinta Kopi
Onderbouw : Persatuan Kopi Indonesia (PKI)
Persatuan Masyarakat Kopi Republik Indonesia (PMKRI)
Musyawarah Rakyat Banyak Minum Kopi (MURBA-MK)
Pecinta Seni-Kopi Indonesia (PSI)
Majelis Syarikat Muda Minum Kopi (Masyumi)

--- In Forum-Pembaca- [EMAIL PROTECTED] ps.com, Bambang Riyanto 
y.briyanto@ ... wrote:

 Temanya berkembang menjadi tentang kopi nih...hehehe. ..
 Saya belum pernah tahu di Jakarta ada kopi khas Ulee Kareng. Rumah 
makan Aceh di Jakarta menyediakan kopi, tapi bukan kopi Ulee Kareng. 
Malah ada yang ngasihnya cuma Nescafe
 
 Dulu waktu tinggal di Solo, sarapan pagi selalu ditemani kopi. 
Karena sarapan bareng, dan hanya 2 orang (dari 5 orang) yang hobi 
kopi, setiap sruputan kopi panas selalu diakhiri 
dengan 'eeh .', tanda kenikmatan sambil pamer yang gak doyan 
kopihehehe. ...
 
 Sekarang kopi dibatasi oleh istri, jadi gak bisa sesering dulu 
ngopinya...: (
 Bung Anton, perlu dibentuk Partai Pecinta Kopi?
 
 riyanto




  ___
Support the World Aids Awareness campaign this month with Yahoo! For Good 
http://uk.promotions.yahoo.com/forgood/

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Gedung DPR Akan Disulap jadi Menara Petronas

2008-02-06 Terurut Topik Bambang Soetedjo
Anggota dewan kita banyak yang tidak perduli  dan nggak mau tau nasib rakyat 
yang mereka wakili. Sebetulnya apa sih tugas mereka, sepertinya selama ini 
hanya kepentingan mereka yang menonjol. Rakyat tetap saja menderita. 
Bangunn bangn para anggota dewan. Kerja lebih terfokus untuk 
kepentingan rakyat. Kalian kan sudah lebih dari cukup dapat fasilitas yang 
berlebihan. Kalau kalian jawab dengan tidak berarti kalian bohong. 
   
  Salam
  BS
  

sonar sihombing [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Mengapa anggota Dewan yang terhormat ini masih mikirin diri sendiri 
terus ya? Apa tidak lihat rakyat yang makin hari makin banyak yang kurang 
kebutuhan primernya?


Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED] wrote:
http://www.kompas.co.id/read.php?cnt=.xml.2008.02.05.05154559channel=1mn=1idx=1

Gedung wakil rakyat akan direnovasi dalam tahun ini. Total nilai
renovasi yang sudah disetujui mencapai Rp 40 miliar yang tidak menutup
kemungkinan akan membengkak menjadi Rp 1 triliun.

Renovasi ini salah satu tujuannya adalah membangun gedung atau tower
seperti menara Petronas di Malaysia. Bahkan, setiap ruangan anggota
dewan juga akan dilengkapi kamar mandi dan perpustakaan super lengkap
yang hingga kini belum tersedia. Para wakil rakyat periode mendatang,
tentu akan mendapatkan failititas sama seperti yang dimiliki hotel
berbintang.

Dari pantauan Persda Network, juga sudah ada beberapa fasilitas gedung
Dewan yang baru. Misalnya, para pengendara motor, kini sudah memiliki
jalan tersendiri untuk masuk ke gedung DPR, terpisah dari para
pengendara mobil. Di setiap lantai, persis di depan pintu masuk para
anggota dewan, kini sudah terpasang layar monitor ukuran besar, meski
belum berfungsi. Termasuk, internet dengan kapasitas 8 mega, mesin
faximile di setiap ruangan anggota dewan yang nantinya ditambah lagi
dengan alat-alat canggih untuk membantu kerja para anggota Dewan.

Kepastian akan adanya renovasi gedung dewan ini dipastikan Wakil
Sekjen DPR Nining Indra Saleh. Rencana renovasi gedung dewan ini tidak
lain menjadi bagian sebagai simbol rakyat yang makin sejahtera. Lebih
lengkap dan lebih moderen tentunya. Dana yang sudah disepakati
sementara untuk rencana renovasi gedung DPR sebesar Rp 40 miliar
yang diambil dari anggaran tahun 2007 melalui keputusan rapat Badan
Urusan Rumah Tangga (BURT) DPR, tahun lalu.

Nining kemudian menjelaskan, renovasi gedung DPR, tidak lain 
bertujuan agar kinerja para wakil rakyat lebih fokus dengan dibantu
oleh 5 staf ahli yang kemungkinan lebih leluasa dalam melakukan riset.
Ukuran ruang setiap anggota dewan rencananya 10x10 meter.

Diprotes

Rencana renovasi rumah ini tentunya mendapat protes. Direktur Lingkar
Masyarakat Madani (LIMA) untuk Indonesia, Ray Rangkuti menyayangkan
rencana ini yang dianggapnya belum lah tepat. Apalagi, dengan kondisi
masyarakat, masyoritas masih dalam kesusahan.

Mau bangun setinggi apapun, sebetulnya tidak masalah. Cuma, waktunya
yang belum tepat untuk saat ini disaaat rakyat yang masih banyak
menderita. Kalau sudah tak ada rakyat yang tak bunuh diri karena
kesusahan, tak mampu bayar sekolah lagi, itu barulah, tidak apa-apa,
ungkap Ray Rangkuti.

Protes Ray Rangkuti, tentu berdasar alasan. Yang membuat dahi ini
berkerut keheranan, menurut beberapa kalangan DPR yang enggan namanya
disebut saat ditemui Persda Network kemarin menjelaskan, rencana
renovasi gedung DPR ini, sedianya akan dibuat dua tower megah. Di sisi
sisi Utara dan Selatan. Dua tower ini dilengkapi dengan jalan
penghubung. Persis sama seperti gedung Petronas di negara tetangga,
Malaysia. Hebat, tentunya.

Ini mengkhawatirkan sekali. Padahal, yang dibutuhkan oleh rakyat
adalah para anggota dewan yang memiliki kepedulian. Yang aspiratif,
meski hanya berkantor di gubuk derita. Kenapa sih, para anggota dewan
saat ini tidak ada dalam fikirannya untuk mau berhemat di situasi
seperti sekarang ini, cetus Ray Rangkuti.

Fraksi Kebangkitan Bangsa (FKB) DPR langsung bereaksi keras dalam hal
ini. Menurut salah satu anggota FKB, Ario Wijanarko rencana ini hanya
akan membuat malu kalangan anggota dewan, sebagai wakil rakyat. 
Rencana renovasi ini, tegas Wijonarko sangatlah berlebihan. Negara
kita kondisinya masih banyak rakyatnya yang susah. Kok tahu-tahu mau
ada rencana renovasi gedung dan akan membuat menara seperti tower
Petronas segala. Kami, anggota dewan, juga baru tahu rencana ini dari
wartawan. Kapan sosialisasinya, tandas Wijonarko.

Yang kami butuhkan sebetulnya hanyalah staf ahli saja. Masak mau ada
renovasi segala. Dan yang dibutuhkan rakyat adalah kualitas kerja para
anggota dewan bukan, gedung yang terlihat mewah. Rencana ini hanya
untuk mengutungkan mereka yang mendapatkan proyek saja, tanpa mau
melihat kondisi rakyat sekarang ini, tandasnya lagi. (Persda
Network/Rachmat Hidayat)

-
Never miss a thing. Make Yahoo your homepage.

[Non-text portions of this message have been removed]



 

   
-
Never miss 

Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Anas Urbaningrum

2008-02-06 Terurut Topik Adhie Massardi

Komentar saya setelah baca milis Pan Anton ini:
Hahaha...

- Original Message 
From: anton_djakarta [EMAIL PROTECTED]
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Sent: Tuesday, February 5, 2008 9:54:41 PM
Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Anas Urbaningrum










  



Dulu dia itu Ketua PB HMI, awalnya sih orangnya nggak pinter 
ngomong 

tapi lama2 jadi jago ngomong. Basis pemikirannya nggak jelas, masih 

jauh lebih jelas Budiman Soedjatmiko atau arah politiknya Fajroel 

Rahman yang strategis dengan menembak langsung Suharto.  Dia itu 

Sering ngumpul-ngumpul sama anak UGM yang pinter-pinter eh, karena 

nasib aja dia jadi anggota KPU, tapi You tahu kanpemimpin KPU di 

penjara, mustinya dia juga terlibat dan ada arah kesana, tapi dia 

malah berlindung di Demokrat, kalau dia berjiwa pemimpin dia 

jelaskan dulu kasus KPU, atau dia tidak meninggalkan pemimpin KPU 

begitu saja, dengan meninggalkan gelanggang. Colong Mlayu, Tinggal 

Gelanggang.



Sekarang malah jadi pembela aktif SBY. Kita lihat setelah SBY jatuh 

dia akan lari kemana, nggandul siapa



ANTON



--- In Forum-Pembaca- [EMAIL PROTECTED] ps.com, sawung [EMAIL PROTECTED]  

wrote:



 om, anas ini perannya di jaman reformasi ini apa seh?

 apa gara-gara sering muncul di tv?

 

 2008/2/4 anton_djakarta anton_djakarta@ ...:




  







!--

#ygrp-mkp{
border:1px solid #d8d8d8;font-family:Arial;margin:14px 0px;padding:0px 14px;}
#ygrp-mkp hr{
border:1px solid #d8d8d8;}
#ygrp-mkp #hd{
color:#628c2a;font-size:85%;font-weight:bold;line-height:122%;margin:10px 0px;}
#ygrp-mkp #ads{
margin-bottom:10px;}
#ygrp-mkp .ad{
padding:0 0;}
#ygrp-mkp .ad a{
color:#ff;text-decoration:none;}
--



!--

#ygrp-sponsor #ygrp-lc{
font-family:Arial;}
#ygrp-sponsor #ygrp-lc #hd{
margin:10px 0px;font-weight:bold;font-size:78%;line-height:122%;}
#ygrp-sponsor #ygrp-lc .ad{
margin-bottom:10px;padding:0 0;}
--



!--

#ygrp-mlmsg {font-size:13px;font-family:arial, helvetica, clean, sans-serif;}
#ygrp-mlmsg table {font-size:inherit;font:100%;}
#ygrp-mlmsg select, input, textarea {font:99% arial, helvetica, clean, 
sans-serif;}
#ygrp-mlmsg pre, code {font:115% monospace;}
#ygrp-mlmsg * {line-height:1.22em;}
#ygrp-text{
font-family:Georgia;
}
#ygrp-text p{
margin:0 0 1em 0;}
#ygrp-tpmsgs{
font-family:Arial;
clear:both;}
#ygrp-vitnav{
padding-top:10px;font-family:Verdana;font-size:77%;margin:0;}
#ygrp-vitnav a{
padding:0 1px;}
#ygrp-actbar{
clear:both;margin:25px 0;white-space:nowrap;color:#666;text-align:right;}
#ygrp-actbar .left{
float:left;white-space:nowrap;}
.bld{font-weight:bold;}
#ygrp-grft{
font-family:Verdana;font-size:77%;padding:15px 0;}
#ygrp-ft{
font-family:verdana;font-size:77%;border-top:1px solid #666;
padding:5px 0;
}
#ygrp-mlmsg #logo{
padding-bottom:10px;}

#ygrp-vital{
background-color:#e0ecee;margin-bottom:20px;padding:2px 0 8px 8px;}
#ygrp-vital #vithd{
font-size:77%;font-family:Verdana;font-weight:bold;color:#333;text-transform:uppercase;}
#ygrp-vital ul{
padding:0;margin:2px 0;}
#ygrp-vital ul li{
list-style-type:none;clear:both;border:1px solid #e0ecee;
}
#ygrp-vital ul li .ct{
font-weight:bold;color:#ff7900;float:right;width:2em;text-align:right;padding-right:.5em;}
#ygrp-vital ul li .cat{
font-weight:bold;}
#ygrp-vital a{
text-decoration:none;}

#ygrp-vital a:hover{
text-decoration:underline;}

#ygrp-sponsor #hd{
color:#999;font-size:77%;}
#ygrp-sponsor #ov{
padding:6px 13px;background-color:#e0ecee;margin-bottom:20px;}
#ygrp-sponsor #ov ul{
padding:0 0 0 8px;margin:0;}
#ygrp-sponsor #ov li{
list-style-type:square;padding:6px 0;font-size:77%;}
#ygrp-sponsor #ov li a{
text-decoration:none;font-size:130%;}
#ygrp-sponsor #nc{
background-color:#eee;margin-bottom:20px;padding:0 8px;}
#ygrp-sponsor .ad{
padding:8px 0;}
#ygrp-sponsor .ad #hd1{
font-family:Arial;font-weight:bold;color:#628c2a;font-size:100%;line-height:122%;}
#ygrp-sponsor .ad a{
text-decoration:none;}
#ygrp-sponsor .ad a:hover{
text-decoration:underline;}
#ygrp-sponsor .ad p{
margin:0;}
o{font-size:0;}
.MsoNormal{
margin:0 0 0 0;}
#ygrp-text tt{
font-size:120%;}
blockquote{margin:0 0 0 4px;}
.replbq{margin:4;}
--








  

Looking for last minute shopping deals?  
Find them fast with Yahoo! Search.  
http://tools.search.yahoo.com/newsearch/category.php?category=shopping

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Super Tuesday Winners

2008-02-06 Terurut Topik anton_djakarta
Bacot Mc Cain ini tentang perang Irak yang bisa diperpanjang sampai 
100 tahun lagi mengingatken saya pada tokoh kolonialis Belanda 
paling beken di tahun 30-an, Colijnyang menyebutken Belanda ada 
di Hindia Belanda selama seratus tahun bahkan seribu tahun lagi

Ucapan Mc Cain, ini seperti ucapan jago perang tua yang sudah 
ketinggalan jaman.


ANTON


--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, manneke budiman 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Belum Pak Tunjung. Perjalanan masih jauh. Setelah ini mereka masih 
harus bertarung lagi. Pokoknya sampai keduanya babak belur. Tapi 
menurut saya siapapun yang menang di antara dua orang ini, kita bis 
aoptimis AS akan jadi lebih genah. Kalo Republiken yang menang, 
perang Irak bisa diperpanjang sampai seratus tahun lagi. Ini 
janjinya McCain.

   manneke
 
 Tunjung Utomo [EMAIL PROTECTED] wrote:
   Jadi Hillary ya yg menang?
 
 On Feb 6, 2008 10:00 AM, bungaran [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Super Tuesday Winners
  Democrats
  Hillary Clinton :
  Oklahoma(55),
  Arkansas (72%),
  Tennesse(61 %),
  New YOrk (60%),
  Massachusets (58%),
  NJ(55%)
 
  Barack Hussein Obama :
  Georgia(61%),
  Illinois(66%),
  Delaware(53%),
  Alabama (58%)
 
  Republicans
  McCain NJ, IL, CT, DE
  Romney MA
  Huckabee WV, AR, AL
 
  
 
 
 [Non-text portions of this message have been removed]
 
 
 
  
 

 -
 Looking for the perfect gift? Give the gift of Flickr!
 
 [Non-text portions of this message have been removed]





[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Undangan Diskusi YJP: Perempuan versus Soeharto

2008-02-06 Terurut Topik anton_djakarta
Ih, Mariana temennya hebat-hebat euy
Kenalin dung
Salam buat Pak Asvi dan Bung Fajroel, saya banyak belajar dari 
bukunya...

ANTON

Ketua Liga Bela Gerwis (Gerakan Wanita Sedar)



--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, -MGR- [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 Diskusi Yayasan Jurnal Perempuan
 Sabtu, 09 Februari 2008, pukul 15.00-17.00 WIB
 Pasaraya Book Fair 2008
 Lantai 7, Gedung Timur, Pasaraya  Blok M, Jakarta Selatan
  
 Perempuan Versus Soeharto
  
 Pembicara:
 Asvi Warman Adam (Sejarahwan)
 Mariana Amiruddin (Direktur Eksekutif Yayasan Jurnal Perempuan)
 Fadjroel Rakhman (Aktivis Mahasiswa 80 dan 98)
  
 Moderator: Nur Azizah (Aktivis Yayasan Jurnal Perempuan)
  
 Soeharto memulai kekuasaannya di negeri ini dengan melakukan stigma
 terhadap gerakan kaum perempuan. Gerakan Wanita Indonesia (Gerwani)
 yang sebelumnya eksis, dicitrakan sebagai gerakan pembunuh yang 
kejam,
 amoral, dan atheis. Dan setiap gerakan perempuan yang memiliki
 aktivitas seperti Gerwani akan menerima stigma dan perlakuan buruk
 dari rejim Soeharto. Rejim ini pula memiliki konsep dan identitas
 sendiri untuk mengurung kaum perempuan: konco wingking alias teman
 belakang adalah posisi resmi bagi para istri untuk suami mereka.
 Inilah posisi yang lumrah dan sah. Tujuannya jelas: pemusnahan
 terhadap pergerakan kaum aktivis perempuan.
 
 Sebagai alat kontrol dan pengesahan posisi perempuan versi rezim
 kekuasaan, diciptakanlah organisasi-organisasi wanita (bukan
 perempuan) dari pusat hingga tingkat desa/kelurahan: Dharma Wanita,
 Dharma Pertiwi, dan PKK dengan aktivitas yang justru mengembalikan
 perempuan ke tatanan perempuan Jawa-feodal: perempuan yang manut 
pada
 titah suami, lemah-lembut, bahkan bila perlu swargo nunut, neraka
 katut (suami ke surga atau ke neraka, istri pun turut).
  
 Diskusi ini juga hendak mengulas Jurnal Perempuan edisi 52 Kami 
Punya
 Sejarah. Selain bisa berdiskusi anda bisa datang ke pameran buku:
 Pasaraya Book Fair 2008.
  
 Untuk informasi lebih lanjut kontak:
 Nur Azizah
 0818-064-884-63
 e-mail: [EMAIL PROTECTED]
 Yayasan Jurnal Perempuan
 Jl. Tebet Barat VIII No. 27 Jakarta Selatan 12810
 Telp. 62.21. 8370 2005 (Hunting) Fax. 62.21. 830 2434
 e-mail : [EMAIL PROTECTED]





[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Kulitmuka TEMPO

2008-02-06 Terurut Topik anton_djakarta
Jelas Judas-nya itu BJ Habibie

ANTON


--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, simson gintings 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 
 Dalam upacara the last supper yg sebenarnya hadir disana Judas 
 Iskariot, sang pengkhianat. Apakah dalam versi Tempo itu juga 
hadir 
 figur dgn karakter yang sama?
 
 Seandainya tidak, semakin banyak yg tidak mengena dlm kulit muka 
 majalah Tempo itu. 
 
 
 sg
 
 
 
 --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Goenawan Mohamad 
 goenawan_mohamad@ wrote:
 
  
  KULITMUKA TEMPO
  
  
  Tentu tidak ada maksud majalah TEMPO untuk melukai hati orang  
  Kristen, tetapi tidak berarti tidak ada yang salah dalam gambar 
 itu.
  Menurut hemat saya,  menggunakan tema Perjamuan Terakhir 
dalam  
  karya  Leonardo da Vinci jadi dasar tema kepergian Suharto
sama sekali tidak tepat.  Tema dan suasana  Perjamuan 
 Terakhir  
  dalam lukisan itu adalah kesedihan, keprihatinan
  dan kerelaan di antara mereka yang tak punya apa-apa.   Sedang 
 justru  
  itu yang tak ada
  di hari terakhir Suharto.  Suharto tidak mati disalib.  Juga 
saya  
  ragu apakah kematiannya  akan melahirkan keyakinan baru. Dan 
yang  
  jelas, yang dibagi-bagikannya
  (dan dinikmati anak-anaknya) bukanlah  potongan roti dan 
beberapa  
  reguk   anggur, melainkan kekayaan yang berlimpah-limpah, yang  
  didapat karena kekuasaan politik.
  
  Saya senang bahwa ada protes tapi tak ada kekerasan. Saya 
senang  
  bahwa dengan tulus pimpinan TEMPO minta maaf, dan Sekjen KWI  
  memberikan maafnya.
  Itu tanda kita masih bersedia menjaga peradaban.
 





[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Undangan Diskusi YJP: Perempuan versus Soeharto

2008-02-06 Terurut Topik anton_djakarta
Mar, dan rekan-rekan yang aktif dalam meneliti sejarah pergerakan 
perempuan di Indonesia. Kalau ada seminar kayak begini lagi tolong 
undang Daniel Dhakidae, saya paling suka pembeberan beliau tentang 
apa dibalik makna pendegradiran gerakan perempuan dikorelasikan 
dengan kekuasaan. Coba anda lihat dalam bukunya Cendekiawan dan 
Kekuasaan dalam Negara Orde Baru disitu terang sekali Orde Baru 
sudah sangat cerdas bermain untuk menghancurkan ruang makna 
pergerakan perempuan menjadi hanya subordinat dari kekuasaan. Dan 
yang paling menarik adalah amatan Daniel Dhakidae yang diambil dari 
bukunya : Saskia Eleonora Wieringa. Saya kira menarik.

Atau saya ada idee, semoga pihak KOMPAS dan eks Prisma membaca idee 
ini, chususnja madjalah Prisma yang bisa dibilang satu-satunya media 
cetak berbasis intelektual yang sangat populer di jaman Orde Baru 
untuk kembali lagi melakukan studi komprehensif tentang peran 
kekuasaan Orde Baru lalu dijadikan sebuah tema yang kelak 
disosialisasikan kepada Generasi Muda. Jujur saja melihat kematian 
Suharto kemarin seakan-akan ada sinyal gerakan besar untuk 
membangkitkan lagi pola-pola otoritarian model Suharto ini, 
Masyarakat sudah lupa terhadap makna sejarah. Mari kita hidupkan 
kembali Sejarah dari ruang kematian akibat kekuasaan dan uang.

ANTON


--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, -MGR- [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 Diskusi Yayasan Jurnal Perempuan
 Sabtu, 09 Februari 2008, pukul 15.00-17.00 WIB
 Pasaraya Book Fair 2008
 Lantai 7, Gedung Timur, Pasaraya  Blok M, Jakarta Selatan
  
 Perempuan Versus Soeharto
  
 Pembicara:
 Asvi Warman Adam (Sejarahwan)
 Mariana Amiruddin (Direktur Eksekutif Yayasan Jurnal Perempuan)
 Fadjroel Rakhman (Aktivis Mahasiswa 80 dan 98)
  
 Moderator: Nur Azizah (Aktivis Yayasan Jurnal Perempuan)
  
 Soeharto memulai kekuasaannya di negeri ini dengan melakukan stigma
 terhadap gerakan kaum perempuan. Gerakan Wanita Indonesia (Gerwani)
 yang sebelumnya eksis, dicitrakan sebagai gerakan pembunuh yang 
kejam,
 amoral, dan atheis. Dan setiap gerakan perempuan yang memiliki
 aktivitas seperti Gerwani akan menerima stigma dan perlakuan buruk
 dari rejim Soeharto. Rejim ini pula memiliki konsep dan identitas
 sendiri untuk mengurung kaum perempuan: konco wingking alias teman
 belakang adalah posisi resmi bagi para istri untuk suami mereka.
 Inilah posisi yang lumrah dan sah. Tujuannya jelas: pemusnahan
 terhadap pergerakan kaum aktivis perempuan.
 
 Sebagai alat kontrol dan pengesahan posisi perempuan versi rezim
 kekuasaan, diciptakanlah organisasi-organisasi wanita (bukan
 perempuan) dari pusat hingga tingkat desa/kelurahan: Dharma Wanita,
 Dharma Pertiwi, dan PKK dengan aktivitas yang justru mengembalikan
 perempuan ke tatanan perempuan Jawa-feodal: perempuan yang manut 
pada
 titah suami, lemah-lembut, bahkan bila perlu swargo nunut, neraka
 katut (suami ke surga atau ke neraka, istri pun turut).
  
 Diskusi ini juga hendak mengulas Jurnal Perempuan edisi 52 Kami 
Punya
 Sejarah. Selain bisa berdiskusi anda bisa datang ke pameran buku:
 Pasaraya Book Fair 2008.
  
 Untuk informasi lebih lanjut kontak:
 Nur Azizah
 0818-064-884-63
 e-mail: [EMAIL PROTECTED]
 Yayasan Jurnal Perempuan
 Jl. Tebet Barat VIII No. 27 Jakarta Selatan 12810
 Telp. 62.21. 8370 2005 (Hunting) Fax. 62.21. 830 2434
 e-mail : [EMAIL PROTECTED]