Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Protes terhadap cover Tempo tentang Soeharto
Sabar pak Manneke, sabar... hehehehe Biar saja mereka berbuat itu krn mereka punya prinsip sendiri. Biar saja Tempo minta maaf karena mrk anggap itu jalan terbaik. Tapi jangan biarkan kita terjebak utk menuduh atau menilai orang lain sesuai dgn pikiran kita pak...hehehehe Maaf, bukan mau menggurui pak, gak ada maksud, cuma sekedar guyon semata kok! Salam, Totot - Original Message - From: manneke budiman To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Sent: Wednesday, February 06, 2008 1:00 AM Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Protes terhadap cover Tempo tentang Soeharto Kayanya ada baiknya kepada mereka ini disarankan suruh gabung aja sama FPI dan MMI. Sejenis banget dari segi noraknya. Ngakunya scholars lagi...ck..ck...ck... manneke
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Protes terhadap cover Tempo tentang Soeharto
Nimbrung... Beberapa sms masuk ke ponsel saya dan menanyakan hal yang intinya sama dengan kemasan yang beragam: Apakah Anda tidak tersinggung dengan cover Tempo edisi 4 Februari? Saya jawab saja, Kenapa mesti tersinggung. Yang harus tersinggung itu pencipta gambar aslinya. Dan juga pribadi-pribadi yang dihadirkan pada gambar aslinya (Yesus dan murid-murid-Nya). Lalu dibalas: Lho...itu kan simbol kekatolikan? Itu pelecehan simbol agama! Saya jawab juga, Siapa bilang itu simbol kekatolikan? Kok terlalu mudah memandang itu sebagai simbol agama. Lalu sms-sms itu berhenti di situ saja. Dalam hati saya hanya bergumam: Kenapa mesti marah dan tersinggung? Kenapa mesti memboroskan energi untuk hal yang tidak prinsip? Mbok yang belajar aja sabar. Kalau tidak setuju ya tanyakan aja pada yang buat, maksudnya apa? Tujuannya apa? Ada unsur pesanan dari pihak-pihak tertentu tidak? Atau dibuat dalam konteks apa? dll Menurutku itu lebih enak dan tidak reaktif dan tidak memboroskan energi hidup untuk hal-hal yang tidak prinsipiil. Salam - Original Message - From: Mula Harahap To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Sent: Monday, February 04, 2008 3:59 AM Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Protes terhadap cover Tempo tentang Soeharto Saya justeru tertawa terbahak-bahak melihat cover tersebut. Ini adalah cover yang punya cita-rasa tinggi. Kreativitasnya mengingatkan saya akan cover majalah DR di tahun 1998 yang menggambarkan Suharto dalam bentuk raja di kartu permainan. (Kepalanya ada di atas dan ada di bawah). Saya tak pernah terpikir bahwa dengan memasukkan Suharto di dalam gambar Perjamuan Terakhir maka Tempo merendahkan Yesus. Ini tokh hanya parodi. (Sama dengan joke yang sering kita dengar di masa Suharto berada di puncak kekuasaannya: Konon kabarnya Suharto pernah minta kalau seandainya dihukum, ia ingin disalib. Kenapa? Agar pada hari yang ke-3 ia bisa bangkit lagi.). Karena itu juga kepada kawan-kawan saya orang Kristen yang mungkin akan ribut (apalagi kalau pakai acara unjuk-rasa segala) saya mau mengatakan, Akh, nggak usah bikin malulah. Anda koq tak punya sense of humour sih?! Saya rasa hal yang dilakukan oleh majalah Tempo ini juga tidak bisa dikategorikan plagiat. Semua orang tahu bahwa Perjamuan Terakhir itu adalah lukisan Leonardo da Vinci. Dan tidak bisa juga dikategorikan sebagai pelanggaran hak cipta, karena lukisan ini telah menjadi public domain atau--sebagaimana halnya benda-benda purbakala menurut konvensi internasional tentang hak cipta--paling tidak mejadi milik negara Italia. Jadi, kalau pemerintah dan rakyat Italia saja tidak ribut (atau mungkin bahkan ikut tertawa terbahak-bahak); lha, ngapain kita ribut? Horas, Mula Harahap
[Forum Pembaca KOMPAS] Saya Akhirnya Beli Majalah Tempo
Gara-gara protes ini, saya akhirnya beli Tempo (25rb), padahal biasa baca Gatra. Malah dipanas-panasi sama karyawati Gramedia Mal Ratu Indah Makassar, bahwa ini sisa satu aja. Tambah semanagat beli. Namun, kalau saya lihat secara teliti, cover Tempo hanya menjadikan lukisan Leonardo sebagai inspirasi. Lihat jumlah orang yang difoto, pakaiannya, dan settingnya, tidak berhubungan dengan lukisan Leonardo daVinci. Malah tangan kanannya Pak Harto jelek sekali digambar. Hanya bagi orang yang mengerti, timbul asosiasi yang dianggap melecehkan. Malah gambar karikatur di dalamnya lebih asyik, ada Tommy yang ngedot. Umat Kristiani (khususnya Katolik) memang bisa saja tersinggung karena ibadah mereka kaya akan simbol. Jadi saya harap dengan diterimanya protes, persoalan selesai. Lanjut diskusi yang lain! Dan, sepertinya, saya malah menduga orang dalam Tempo sendiri yang gembar-gemborin agar laku majalahnya!?! Ini sih dugaan aja. Kayak saya sudah jadi korban beli majalah Tempo, he he he! Salam damai, Daniel [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Anas Urbaningrum
Anas mengundurkan diri dari KPU ketika, KPU waktu itu sedang dalam perhatian masyarakat dan mass media karena berbagai kasus korupsi. ada apa ya ? 2008/2/5 sawung [EMAIL PROTECTED]: om, anas ini perannya di jaman reformasi ini apa seh? apa gara-gara sering muncul di tv?
[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Kulitmuka TEMPO
Dalam upacara the last supper yg sebenarnya hadir disana Judas Iskariot, sang pengkhianat. Apakah dalam versi Tempo itu juga hadir figur dgn karakter yang sama? Seandainya tidak, semakin banyak yg tidak mengena dlm kulit muka majalah Tempo itu. sg --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Goenawan Mohamad [EMAIL PROTECTED] wrote: KULITMUKA TEMPO Tentu tidak ada maksud majalah TEMPO untuk melukai hati orang Kristen, tetapi tidak berarti tidak ada yang salah dalam gambar itu. Menurut hemat saya, menggunakan tema Perjamuan Terakhir dalam karya Leonardo da Vinci jadi dasar tema kepergian Suharto sama sekali tidak tepat. Tema dan suasana Perjamuan Terakhir dalam lukisan itu adalah kesedihan, keprihatinan dan kerelaan di antara mereka yang tak punya apa-apa. Sedang justru itu yang tak ada di hari terakhir Suharto. Suharto tidak mati disalib. Juga saya ragu apakah kematiannya akan melahirkan keyakinan baru. Dan yang jelas, yang dibagi-bagikannya (dan dinikmati anak-anaknya) bukanlah potongan roti dan beberapa reguk anggur, melainkan kekayaan yang berlimpah-limpah, yang didapat karena kekuasaan politik. Saya senang bahwa ada protes tapi tak ada kekerasan. Saya senang bahwa dengan tulus pimpinan TEMPO minta maaf, dan Sekjen KWI memberikan maafnya. Itu tanda kita masih bersedia menjaga peradaban.
RE: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Dosen Indonesia Tidak Meneliti
Rekans all; Bung Raja kalau dapet proyek penelitian pesanan seperti kawan-kawan di fisipol (maaf) UGM UI dalam kasus asian agri mau juga khan BTW, saya dengar (eh baca di Koran Tempo) kemarin akan ada pertemuan (kekeluargaan ???) antara tempo dengan para peneliti tersebut, berikut wakil dari asian agri. Jika para rekans dapat bocoran hasilnya apa, tolong donk kita-kita dioleh-olehin juga infonya. Setidaknya kita bisa faham bin mahfum gerangan apa format hasil dari pertemuan kekeluargaan ituhe2. Tabik; RNB -Original Message- From: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of tjuk kasturi sukiadi Sent: Wednesday, February 06, 2008 11:41 AM To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Dosen Indonesia Tidak Meneliti PERTANYAANNYA ADALAH BERAPA ORANG YANG SEPERTI TJIPTA LESMANA DARI SEKIAN RATUS RIBU DOSEN INDONESIA? Belum lagi kalau anda menjadi dosen dari perguruan tinggi yang jauh dari kategori UI UGM; diujung Indonesia lagi! Salam keprihatinan Tjuk Kasturi Sukiadi
[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Majalah Tempo Minta Maaf Soal Cover Edisi Soeharto
Esensi Keberagamaan yang berjalan di jalan Tuhan dan berusaha tidak menghinakan kemanusiaan dalam arti yang lebih bermakna, sudah di jawab dengan baik oleh Pak Mula Harahap. ANTON --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Mula Harahap [EMAIL PROTECTED] wrote: Majalah Tempo tak perlu meminta maaf kepada seluruh umat Kristiani. Dia cukup meminta maaf kepada sekelompok orang Kristen yang tak punya imajinasi, dan yang memandang Yesus hanya sampai pada sekedar sosok (atau tampang) hasil rekaan para seniman Barat, atau (yang lebih cilaka lagi) hasil rekaan indusri filem di Hollywood. Bahwa ada seorang nenek mencuri susu di Alfamart Kampung Melayu karena dia sudah tak punya uang untuk membeli susu bagi cucunya, bahwa ada seorang pedagang gorengan bunuh diri karena terlilit hutang akibat harga tempe yang tiba-tiba melonjak, dan berbagai penderitaan orang kecil lainnya di negara amburadul bernama Indonesia ini, itu adalah hal-hal yang lebih menghina Yesus. Dan untuk itulah orang- orang Kristen perlu marah. Sebagai seorang Kristen saya hanya bisa geleng-geleng kepala. Horas, Mula Harahap
Balasan: [Forum Pembaca KOMPAS] Majalah Tempo, Soeharto dan Yesus
Ass.wrb wb Membaca komentar Pak Daniel yang seorang pendeta itu, hati saya jadi plong. Komentar itu begitu runtut, jernih dan bersih dari sikap membabi buta. Sy seorang muslimah yang kebetulan awam soal sakramen di dalam kekristenan. Tapi membaca komentar ini saya jadi mengerti setidaknya simbol atau benda apa saja yang disucikan oleh umat Kristen. Tks Rgds, Fauzia dta_harahap [EMAIL PROTECTED] wrote: Majalah Tempo, Soeharto dan Yesus http://rumametmet.com Oleh: Pdt Daniel Taruli Asi Harahap Terus terang Tempo adalah satu-satunya media nasional yang melegakan hati saya di hari-hari terakhir sakit mantan presiden Soeharto sampai kepada kematiannya dan pemakamannya. Ketika seluruh media televisi tiba-tiba secara memualkan mendaulad Soeharto sebagai seorang santo, aulia atau pahlawan suci tak bercela hanya majalah Tempolah yang tetap menjaga dirinya kritis dan jernih memandang bekas penguasa digdaya Indonesia selama 32 (tiga puluh dua) tahun. Jauh sebelumnya, Tempo jugalah satu-satunya majalah yang serius melakukan investigasi melacak kekayaan Soeharto dan keluarganya. Tanpa harus mencemooh dan memaki-maki memakai bahasa vulgar, Tempo tetap pada pendiriannya bahwa Soeharto yang setelah mundur dari presiden menjadi manusia tua renta itu adalah figur yang penuh kontroversi di saat berkuasa, yang cenderung menganggap dirinya sebagai raja dengan restu ilahi yang kata-katanya bak sabda tak tersanggah, dan melakukan banyak kekerasan sekehendak hatinya. Dari Tempo jugalah saya sering tahu hal-hal kecil tapi aneh di sekitar lingkaran kekuasaan yang menggelitik hati untuk berpikir dalam. Salah satu kejanggalan itu: walaupun para mantan pejabat dan tokoh seakan ber-koor meminta masyarakat memaafkan mantan presiden Soeharto namun anak-anak Soeharto sendiri rupanya sama sekali tidak mampu memaafkan Habibie dan Harmoko, yang terbukti dari penolakan kehadiran keduanya untuk menjenguk mantan bossnya. Padahal Habibie sudah jauh-jauh terbang dari Jerman. Namun hari-hari ini Tempo dikecam habis-habisan oleh orang Kristen (tidak semua) atas covernya yang dianggap sensasional. Dan Tempo meminta maaf. Cover itu sendiri diakui oleh perancangnya diilhami oleh lukisan Leonardo Davinci The Last Supper, perjamuan terakhir Yesus bersama murid-muridNya sebelum Dia disalibkan. Namun tokoh-tokoh yang duduk di sekitar meja perjamuan itu adalah Soeharto, dan anak-anaknya (Tutut di kanan dan Sigit di kiri, dan Tomi sedang berbisik entah apa). Postur tubuh tokoh-tokohnya persis lukisan Last Supper. Saya sendiri mengaku ketika pertama kali melihat cover itu terperanjat dan bertanya-tanya: apa hubungannya? Mengapa desainer itu melukiskan Soeharto seperti Yesus sedang makan Paskah terakhir sebagaimana lukisan Davinci itu? Saya mengakui sebenarnya lukisan Last Supper itu adalah imajinasi Davinci sendiri (sebab Yesus dan murid-muridNya tidak terbiasa duduk di kursi memakai meja) yang memakai kerangka berpikir Eropah abad pertengahan. Wajah Yesus adalah wajah Yesus yang dibayangkan oleh sang pelukis. Kita semua tahu bahwa pada masa itu sama sekali belum ada kamera dan wajah Yesus baru dilukis sesudah beberapa abad kematianNya. Karena itu dari segi agama sebenarnya tidak ada penodaan atau pelecehan. Tapi tunggu dulu. Sebagian orang Kristen, terutama dari kalangan Katolik dan ortodoks memperlakukan lukisan tokoh-tokoh Alkitab dan bapa-bapa gereja tidak sekadar lukisan atau dekorasi, tetapi bagian dari perlengkapan ibadah, bahkan ikon, benda suci, Kitab Suci dalam rupa atau gambar. Disinilah masalahnya. Tempo tentu bisa dianggap tidak sensitif terhadap keyakinan pemeluk agama Kristen khususnya Katolik yang meninggikan lukisan-lukisan agama itu. Namun bukan hanya umat Katolik yang merasa terusik. Lukisan Davinci telah lama merasuk ke dalam kehidupan umat Kristen secara keseluruhan. Lukisan itu begitu banyak dipasang di ruang tamu Kristen (bukan hanya Katolik) dan menjadi simbol kekristenan yang paling populer sesudah salib. Apalagi lukisan itu merujuk kepada sakramen perjamuan kudus yang diamanatkan oleh Yesus. Pertanyaan di sini: mengapa Tempo menggunakan simbol keagamaan yang sangat penting ini untuk pemberitaannya tentang Soeharto setelah dia (Soeharto) pergi? Namun jangan gusar. Bukan Tempo yang pertama kali mengutak-atik lukisan Last Supper. Kalau tidak percaya: googling saja atau lacak saja di internet. Dengan mudah kita bertemu lukisan atau karikatur yang mengambil Last Supper sebagai inspirasinya. Sebagian inspiring dan sebagian lagi konyol. Kebetulan saya bukan kritikus seni. Sebab itu saya mencoba memahami makna cover Tempo itu dengan logika saya sendiri. Terus terang, awalnya sulit sekali bagi saya memahami kenapa sang perancang cover menyamakan Soeharto dengan Yesus. Kedua tokoh ini menurut saya berbeda bagaikan langit dan
[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Anak Menteng Dalam (akan) Jadi Presiden AS?
Demokrat pasti menang, untuk cuci piring kelakuan Republik yang keji di dunia Internasional dan itu memang hukum sejarah Amerika bukan? Coba perhatikan sejak jaman Ike Eisenhower sampe Bill Clinton... ANTON --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED] wrote: Saudari Tiri Obama di Jakarta Pun Gembira http://www.kompas.co.id/kompascetak/read.php? cnt=.kompascetak.xml.2008.02.06.02103873channel=2mn=5idx=5 Di antara balon-balon dan bendera-bendera kecil yang berkibar di Hotel JW Marriott di Jakarta, kandidat presiden AS dari Partai Demokrat, Barack Obama, meraih kemenangan pertamanya di Super Tuesday. Tidak banyak memang, kurang dari 100 orang yang memberikan suara, Senin (4/2) tengah malam. Tetapi, inilah kesempatan pertama warga Demokrat di luar negeri memberikan suara. Saudari tiri Obama, Maya Soetoro Ng, yang dihubungi AFP melalui telepon, menyatakan gembira atas kemenangan Obama di Jakarta. Obama berusia 6-10 tahun saat di Jakarta. Setelah bercerai dari ayah kandung Obama, Barack Obama Sr., ibu Obama, Ann Dunham, menikah dengan seorang pelajar asal Indonesia, Lolo Soetoro. Keluarga Soetoro kemudian pindah ke Jakarta pada tahun 1967. Obama sempat bersekolah di Menteng dan belajar bahasa Indonesia. Sudah pasti Obama yang menang di Jakarta, kata Laurel Maclain, pekerja USAID, yang mengenakan kaus bergambar wajah Obama saat memberikan suara di Hotel JW Marriott. Pada pemungutan suara awal di Jakarta, Obama berhasil meraih 75 persen suara. Hillary memperoleh 25 persen suara. Pemungutan suara Demokrat di luar negeri dimulai di Indonesia dan akan berlangsung selama sepekan di seluruh dunia. Hasil penghitungan suara diperkirakan baru muncul pada 12 Februari. Bilik-bilik suara didirikan di berbagai lokasi, mulai dari toko donat di Kamboja, pub di Irlandia, hingga ke kafe di Perancis. Sekitar enam juta warga Demokrat di luar negeri berhak memberikan suara. Ini adalah pemilu krusial. Kita berada di ujung tanduk. Arah pemilu ini akan membuat perbedaan besar bagi kehidupan anak-anak saya, kata Don Bryant, pensiunan petugas medis Angkatan Darat AS yang memberikan suara di Klub Koresponden Asing di Bangkok, Thailand. Phil Robertson, Ketua Demokrat Luar Negeri di Thailand, mengharapkan ribuan warga AS memberikan suara di tempat pemungutan suara di Bangkok, Chiang Mai, Nong Khai, dan Udon Thani. Kami memiliki partisipasi yang fenomenal, katanya kepada AFP. Di Inggris, tempat tinggal 250.000 warga AS, para penyelenggara pemungutan suara melaporkan minat yang luar biasa dari para pemilih. India juga melaporkan peningkatan partisipasi pemilih tahun ini. Selain memilih secara tradisional, sejumlah pemilih Demokrat di luar negeri memberikan suara melalui internet. Para pengamat khawatir kertas suara di internet rentan terhadap kerusakan, hacker, dan tidak bisa dihitung kembali. Barbara Simons, anggota Yayasan Verifikasi Pemungutan Suara, memperingatkan, meskipun cara memilih online sederhana, belum tentu bisa berhasil. Bagaimana saya tahu penghitungan suara selesai? Bagaimana saya tahu suara itu sah? Ini bukan cara melaksanakan pemilu, ujarnya. Sebanyak 22 delegasi dipertaruhkan dalam pemilihan Demokrat di luar AS. Delegasi di luar negeri akan diseleksi melalui gabungan pertemuan kaukus lokal, regional, dan seluruh dunia. Partai Republik tidak menggelar pemilihan di luar negeri. (ap/afp/fro)
[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Kulitmuka TEMPO
Benar sekali Pak Sohib, mustinya hal ini dijawab dengan wacana intelektual, toch kaum Katolik kan sudah terbiasa dengan pergelutan intelektual bukan gelut otot. Masak, sama Dan Brown aja cuek sama kasus Tempo gini gede amat marahnya, apa karena Dan Brown bule ya? jadi musti dihormati. Maju terus kebebasan berekspresi Tempo. Majulah ke depan Tempo sudah membuktikan sebagai media paling berani di negeri ini, yang mampu merubah sejarah. ANTON --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, sohibmachmud [EMAIL PROTECTED] wrote: Seyogyanya tempo memulai tradisi tidak harus meminta maaf setiap ada yg tidak setuju dgn pemuatan berita atau foto. mereka bisa protes dengan melayangkan surat keberatan yg nantinya dimuat sebagai hak jawab atau hak protes. tempo harus memulai tradisi utk tidak melegalisir ormas yg mengaku mewakili agama, etnis atau ras. agama sebagai kepercayaan tidak dapat diwakilkan ke individu atau organisasi. demikian pula ras atau etnis tidak bisa diwakilkan ke segelintir orang kecuali dia membawa surat kuasa jutaan pemeluk agama atau ras atau etnik tsb. orang yg protes hanya orang yg ingin mencari popularitas dgn memanfaatkan event yg menarik perhatian pers. seperti orang yg bezoek atau mendoakan suharto ketika di rumah sakit. istilah tukul orang seperti ini adalah orang katro yg mau masuk tv. memaksa minta maaf bukanlah suatu indikasi kemajuan peradaban tetapi suatu kemunduran. sohib
[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Pak Manneke was: Protes terhadap cover Tempo tentang Soeharto
Sependapat dgn sikap beberapa organiasi Katolik itu. Artinya, ada yang dirasakan tidak tepat, lalu mereka ungkapkan kepada pihak Tempo, tidak dengan cara berteriak-teriak, dan pihak Tempo menerima tanggapan mereka dan bisa merasakan apa yang mereka rasakan. Itu silaturahmi. Yang jadi soal seandainya orang tidak mau mengutarakan isi hatinya lewat sebuah percakapan (dialog). Kalau ada yang mempersoalkan mengapa beberapa organisasi Katolik itu pergi ke kantor Tempo, justeru pertanyaan itu terasa tidak wajar. Bagi saya (kebetulan Protestan), gambar kulit majalah Tempo itu tidak jadi persoalan. Tentu hal itu tidak bisa saya jadikan ukuran utk mengukur sikap orang Kristen yang lain. Saya teringat tulisan di bis kota beberapa puluh tahun silam, anda puas beritahu teman-teman, anda kecewa hubungi kami. Oragnisasi Katolik itu kurang bahagia melihat gambar kulit Tempo lalu mereka datang memberitahukannya. Lalu Tempo mendengarkan dan mahfum. Selesailah sudah (dari Merahnya Merah Iwan Simatupang). sg --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Fransiskus Abi [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Maneke yang budiman, saya kira apa yang dilakukan oleh beberapa organisasi Katolik ini masih dalam batas wajar dan tidak anarkis apa lagi mengganggu orang lain. Mereka punya hak untuk meminta klarifikasi (bukan kekerasan), supaya tidak terjadi efek yang negatif terhadap kasus ini, karena interpretasi orang terhadap kasus ini ternyata bermacam-macam. Jadi menyamakan organisasi2 Katolik ini dengan FPI atau MMI sangat berlebihan dan justru agak norak.Kan esensinya sama seperti kita dimilis ini yang menyampaikan keberatan/pendapat kepada TEMPO. Hanya mereka datang langsung ke kantor TEMPO dan kita lewat milis ini. Kasus kulit sampul majalah Tempo ini merupakan pembelajaran bagi indutri pers untuk lebih arif dalam menyampaikan sesuatu kepada pembacanya. Kasus2 serupa supaya tidak terjadi bagi umat lainnya di bumi Indonesia ini. Salam Fransiskus Abi
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Jumlah Sarjana Nganggur Melonjak
Saya usul bagaimana kl lembaga kedinasan macam STAN, Polri, Bea cukai, Curug, dll mulai berpikir untuk ambil lulusan S1 daripada hanya ambil lulusan SMA. Kl mereka sudah lulusan S1, maka sudah ada bekal ilmu toh salary lulusan STAN skrg juga sudah baik. Syuku2 STAN bisa ambil mereka, didik mereka dan beri gelar S2 he he 2008/2/6 Paulus Tanuri [EMAIL PROTECTED]: Mungkin BPS harus lebih mendetail dalam laporannya, supaya kita bisa bersama-sama mencari jalan keluarnya. Misalnya, laporan mencakup nama perguruan tinggi, tahun kelulusan, jurusan, dan mencatat juga semua lulusan baik yang sudah mendapat pekerjaan maupun yang belum, dan yang sudah mendapat pekerjaan itu bekerja di bidang apa, . Dengan demikian kita bisa menemukan data mengenai lulusan apa saja yang paling diminati, dan lulusan apa yang lebih sulit menemukan lapangan pekerjaan yang cocok, jurusan apa yang paling banyak bekerja pada bidang yang berbeda dengan pendidikannya. Mungkin dengan begitu kita bisa mendapat gambaran sektor apa saja yang harus dipacu atau ditingkatkan supaya bisa menyerap SDM dari bidang tersebut. Jadi bukan cuma bicara soal standarisasi di bidang pendidikan saja. Di FPK apakah ada wakil dari BPS ? mungkin saja datanya sudah detail tapi kurang disosialisasikan ? Regards, Paulus T.
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Protes terhadap cover Tempo tentang Soeharto
Wah, hasil imajinasi Leonardo da VInci kok disejajarkan dengan kitab suci. Sayang sekali. Yang pantas tersinggung itu ya si Leonardo da VInci, bukan umat kristiani. Yang dikerjain Tempo itu lukisan, bukan ajaran. Pax in Christo, anggi - Original Message - From: Fransiskus Abi To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Sent: Tuesday, February 05, 2008 9:45 PM Subject: Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Protes terhadap cover Tempo tentang Soeharto Letak permasalahan cover majalah tempo tersebut, yang menyebabkan ada sebagain orang nasrani merasa tersinggung, termasuk saya adalah bahwa lukisan tersebut bukan hanya sebagai sebuah karya seni saja. Lukisan tersebut menceritakan salah satu bagian isi kitab suci yang dipercayai oleh umat nasrani. Lukisan tersebut, selama berpuluh-puluh tahun, telah melekat dipikiran umat nasrani, akan maksud, tujuan, nilai atau bahkan warta yang hasilkan oleh adegan yang ada dalam dalam lukisan tersebut. Ada nilai lain (salah satu isi kitab suci) yang dihasilkan oleh lukisan tersebut, selain sebagai sebuah karya maha agung dari si Leonardo Da Vinci. Mungkin tidak melecehkan nilai-nilai agama, namun membuat tersinggung umat nasrani yang memaknai nilai yang dihasilkan oleh lukisan tersebut,yang selama bertahun2 sudah dimaknainya. Salam Frans Abi
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Saya Akhirnya Beli Majalah Tempo - Kena kan!!
saya sudah duga, itu taktik dagang diantara persaingan yang ketat dengan cara 'halalkan apa saja'. untung FPK-nya bukan Front Pembela Kristen, tapi Forum Pembaca Kompas, jadi kita bisa saling kritik secara cerdas. hhd. --- deronda [EMAIL PROTECTED] wrote: Gara-gara protes ini, saya akhirnya beli Tempo (25rb), padahal biasa baca Gatra. Malah dipanas-panasi sama karyawati Gramedia Mal Ratu Indah Makassar, bahwa ini sisa satu aja. Tambah semanagat beli. Namun, kalau saya lihat secara teliti, cover Tempo hanya menjadikan lukisan Leonardo sebagai inspirasi. Lihat jumlah orang yang difoto, pakaiannya, dan settingnya, tidak berhubungan dengan lukisan Leonardo daVinci. Malah tangan kanannya Pak Harto jelek sekali digambar. Hanya bagi orang yang mengerti, timbul asosiasi yang dianggap melecehkan. Malah gambar karikatur di dalamnya lebih asyik, ada Tommy yang ngedot. Umat Kristiani (khususnya Katolik) memang bisa saja tersinggung karena ibadah mereka kaya akan simbol. Jadi saya harap dengan diterimanya protes, persoalan selesai. Lanjut diskusi yang lain! Dan, sepertinya, saya malah menduga orang dalam Tempo sendiri yang gembar-gemborin agar laku majalahnya!?! Ini sih dugaan aja. Kayak saya sudah jadi korban beli majalah Tempo, he he he! Salam damai, Daniel [Non-text portions of this message have been removed] Looking for last minute shopping deals? Find them fast with Yahoo! Search. http://tools.search.yahoo.com/newsearch/category.php?category=shopping
[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Anas Urbaningrum
Dulu dia itu Ketua PB HMI, awalnya sih orangnya nggak pinter ngomong tapi lama2 jadi jago ngomong. Basis pemikirannya nggak jelas, masih jauh lebih jelas Budiman Soedjatmiko atau arah politiknya Fajroel Rahman yang strategis dengan menembak langsung Suharto. Dia itu Sering ngumpul-ngumpul sama anak UGM yang pinter-pinter eh, karena nasib aja dia jadi anggota KPU, tapi You tahu kanpemimpin KPU di penjara, mustinya dia juga terlibat dan ada arah kesana, tapi dia malah berlindung di Demokrat, kalau dia berjiwa pemimpin dia jelaskan dulu kasus KPU, atau dia tidak meninggalkan pemimpin KPU begitu saja, dengan meninggalkan gelanggang. Colong Mlayu, Tinggal Gelanggang. Sekarang malah jadi pembela aktif SBY. Kita lihat setelah SBY jatuh dia akan lari kemana, nggandul siapa ANTON --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, sawung [EMAIL PROTECTED] wrote: om, anas ini perannya di jaman reformasi ini apa seh? apa gara-gara sering muncul di tv? 2008/2/4 anton_djakarta [EMAIL PROTECTED]:
[Forum Pembaca KOMPAS] Re: PR bagi anak-anak dinilai mubazir - sebuah cerita-
Yupe Ibu benar... Hal terpenting dalam mendapatkan ilmu pengetahuan adalah bertanya dalam hati dan berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan itu dengan motivasi sendiri. Sementara banyak dari kita terdidik untuk menerima perintah guna mencari apa Ilmu yang diperintahkan pada kita oleh guru kita, dengan basis imbal nilai. Disinilah kemudian aspek intelektualitas terdegradir. ANTON --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, maibel_r [EMAIL PROTECTED] wrote: pak Anton yth, Makna dari cerita ini indah sekali.jadi betul2 menunjukan bahwa PR itu benar2 mubazirkarean dipaksakan. sedang dalam cerita ini Profnya kan tidak meminta mahasiswa tersebut untuk dikerjakan sebagai PRtapi itu merupakan inisiatifnya sendiri...accidently.dan terbukti hasil inisiatif sendiri lebih bisa memanmpilkan kemampuan seseorang...karena dia termotivasi, juga rasa ingin tahunya yang tinggi untuk menemukan suatu hasil. Bagaimana Pak Anton Salam hangat, Ratih
[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Dosen Indonesia Tidak Meneliti
Kalo orang dulu bilang itu namanya : Pelacuran Intelektual Hindarkan Kampus UI dari upaya lokalisasi pelacuran intelektual. ANTON --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, manneke budiman [EMAIL PROTECTED] wrote: Untung situ gak ikutan dapet proyek dari Agri. Bisa-bisa, laptop dan mobil kebeli, tapi kehormatan musnah selama-lamanya. Setelah ini, siapa yang mau pakai mereka kecuali yang doyan manipulasi? manneke
[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Mass killings under Suharto recounted
Adalah sebuah kebodohan yang fatal bila kita diharuskan melihat masa depan tanpa melihat ke belakang. Sejarah sebuah bangsa adalah sejarah yang dilalui dengan bentukan masa lalu, tanpa kita mengerti tentang apa yang terjadi pada masa lalu dan mencari kebenarannya serta fakta yang melingkupinya, mustahil kita berjalan ke masa depan tanpa mengerti apa yang terjadi pada masa lalu. Soal yang diributkan ke permukaan hanya pada sengketa antara kejinya pelaku, dan penderitaan korban dan hanya terfokus pada persoalan kemanusiaan bukan ke dalam persoalan dialektisnya terhadap sejarah atau okelah nggak usah pake dialektis Marxian, tapi pake hukum sebab akibat Kant saja, artinya sebuah peristiwa masa lalu membentuk peristiwa saat ini. Justru sekarang yang perlu dibangun adalah keterbukaan sejarah, kemauan untuk jujur melihat masa lalu namun tidak saling mendendam. Tapi juga harus ada hukuman bagi pelaku yang berbuat jahat di masa lalu. Persoalan intelektual terbesar di Indonesia adalah masalah kebohongan sejarah yang terus menerus di Propaganda-kan, sehingga terjadilah apa yang disebut Realitas dari kebohongan itu. Dan pelaku yang mendorong bangkrutnya negeri ini, selalu berkata Lihatlah masa depan tapi masa depan itu harus dimaknai jangan ungkit kesalahan saya ANTON --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, tjuk kasturi sukiadi [EMAIL PROTECTED] wrote: Bung Anton, Anda mengikuti dialog lanjutan Sugeng Sarjadi yang menghadirkan Budiman Sujatmiko,Fadjroel Rachman, Priyo Budisantoso, dan Pakar CSIS ( pernah kenal tapi lupa namanya; maklum sudah semakin gaek!)?. Topik mereka adalah : Lihat kedepan dan jangan menoleh kebelakang! Diskusi berkembang kearah upaya untuk menghidupkan semacam Komisi untuk Rekonsialiasi/perdamaian. Apa komentar anda?. Salam perjuangan Tjuk Kasturi Sukiadi
[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Jumlah Sarjana Nganggur Melonjak
Saya pernah mempunyai seorang Office Boy, sarjana S1, sementara Senior Broker saya adalah lulusan SMEA. Untuk menjadi resepsionis sekarang juga harus S1, minimal D III, tapi untuk jadi boss yang punya perusahaan nggak sekolah juga nggak apa-apa. Ini realitas lho ANTON --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED] wrote: http://www.kompas.co.id/kompascetak/read.php? cnt=.kompascetak.xml.2008.02.06.02091077channel=2mn=4idx=4 Jakarta, Kompas - Jumlah sarjana yang menganggur melonjak drastis dari 183.629 orang pada tahun 2006 menjadi 409.890 orang pada tahun 2007. Ditambah dengan pemegang gelar diploma I, II, dan III yang menganggur, berdasarkan pendataan tahun 2007 lebih dari 740.000 orang. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Fasli Jalal, mengutip data Badan Pusat Statistik, mengatakan, hingga Februari 2007, jumlah sarjana yang menganggur sebanyak 409.890 orang. Belum lagi lulusan diploma III yang belum mendapatkan pekerjaan sebanyak 179.231 orang serta diploma I dan diploma II yang menganggur berjumlah 151.085 orang. Total penganggur keluaran institusi pendidikan tinggi berjumlah 740.206 orang. Angka-angka tersebut bahkan jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2006 (hingga Agustus). Pada tahun tersebut angka sarjana yang menganggur sebanyak 183.629 orang. Adapun untuk lulusan diploma III sebanyak 94.445 orang serta lulusan diploma I dan diploma II berjumlah 130.519 orang. Total penganggur keluaran institusi pendidikan tinggi berjumlah 408.593 orang. Fasli Jalal mengatakan, data itu berdasarkan pendataan Badan Pusat Statistik terhadap lulusan pendidikan tinggi yang belum bekerja, tidak mempunyai usaha tertentu, dan terbuka kemungkinan sedang transisi berpindah kerja. Tidak terserapnya lulusan pendidikan tinggi tersebut antara lain disebabkan kompetensi lulusan yang masih rendah atau tidak sesuai kebutuhan dunia kerja. Oleh karena itu, dibutuhkan standar nasional guna menjamin kualitas lulusan. Program studi jenuh Penyebab lain ialah terdapat program-program studi dengan jumlah lulusan yang sudah terlalu berlimpah atau jenuh. Jurusan yang jenuh tersebut terutama untuk ilmu sosial, ekonomi, politik, dan hukum. Namun, Departemen Pendidikan Nasional sendiri masih harus melihat distribusi lulusan antardaerah dan kebutuhan daerah. Bisa saja di perkotaan atau daerah jumlah lulusan dari program studi tersebut berlimpah, tetapi di daerah lain justru kekurangan. Jadi, tidak bisa langsung asal menutup atau membuka program studi, ujarnya. Selain itu, dapat saja sebuah daerah yang kekurangan lulusan perguruan tinggi program studi tertentu mengirim mahasiswa dengan beasiswa ke perguruan tinggi yang telah ada dan kemudian membuat sistem ikatan dinas agar para putra daerah itu kembali untuk membangun daerahnya. Angka partisipasi kasar (APK) di tingkat pendidikan tinggi terus meningkat hingga saat ini sekitar 17 persen dari penduduk berusia 19-24 tahun yang jumlahnya mencapai 25 juta orang. Setiap kenaikan 1 persen dibutuhkan sekitar lebih dari 100.000 mahasiswa. Walaupun, APK secara regional masih berbeda-beda, bahkan masih ada daerah yang APK perguruan tingginya cuma 6 persen. (INE)
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Gedung DPR Akan Disulap jadi Menara Petronas
Saya juga tidak setuju dengan menghamburkan uang sebesar itu hanya untuk menyenangkan para wakil rakyat yang tidak pernah membela rakyat hanya mau dapat fasilitas macam2. Lebih baik membangun sarana untuk kepentingan rakyat. memangnya gedung DPR yang sekarang sudah tidak layak lagi untuk mereka. Saya justru kasihan dengan cara pikir mereka yang hanya mementingkan diri sendiri. Salam BS [EMAIL PROTECTED] wrote: Ngapain seh bikin menara yang ga perlu itu??? mendingan bikin sekolah dan perumahan untuk rakyat kecil, penduduk yang tinggal dibantaran kali semua pindah jadi kali2 di Jakarta bersih dan yang pasti tidak banjir lagi karena tidak ada yang buang sampah dikali, karena selama ini yang buang sampah dikali itu ya pasti yang tinggal dibantaran kali. Saya kurang setuju dengan pembangunan tower yang akan menghabiskan biaya sebesar itu??? memangnya dananya darimana seh??? dari uang kita2 juga khan ihh cape deh ajpw
[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Dosen Indonesia Tidak Meneliti, pak maneke
wah ternyata perspektif anda terlalu sempit kang. kalau untuk saya pribadi sih terus terang saya masih bisa mensiasati. penelitian berkualitas jalan, jabatan formal fungsional agak tersendat dikit tapi gak apa2 (karena ini resiko dari pilihan saya) karena kas bulanan masih cukup karena adanya kerjasama luar negeri, dll. sehingga kalau hanya laptop seh berjibun di lemari, bahkan sampai saya jualan laptop bekas heh. tapi saya semula beranggapan bahwa kita berdiskusi di sini ini mencari solusi bagaimana kualitas peneliti(an) di indonesia bisa meningkat. artinya jangan hanya lihat kasus perkasus. meskipun saya mencontohkan kasus, tetapi hendaknya dilihat ke permasalahan peneliti(an) di indonesia secara umum. sekali lagi saya tidak protes terhadap prosentasenya, tetapi protes pada penghargaan yang rendah terhadap hasil karya berkualitas. ini point saya sehingga mengapa peneliti(an) di indonesia tidak maju. mudah2an anda bisa mengerti bahasa saya ini. jadi tidak berulang2 anda bahas masalah prosentase. tentang sarannya, terima kasih. karena saya pribadi punya cara tersendiri untuk mengatasi maslah saya. tetapi sekali lagi kita kan berdiskusi di ruang publik. jadi kita harus konsen untuk menghasilkan solusi bagi peningkatan kualitas peneliti(an) di indonesia. dan itu harus didukung aturan yg baik. begindul. seto --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, manneke budiman [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Seto, Nah. lagi-lagi dalam hal ini Anda mungkin benar. Saya kurang kualitas dalam berkomentar, soalnya topiknya memang tentang sesuatu yang tak berkualitas. Kalau kita ngomong kum, kita sedang ngomong produk tak berkualitas. Kalo mau betul-betul radikal, lepaskan saja urusan penilaian akademik ini dari kontrol negara, biar instansi masing-masing yang menentukan promosi buat stafnya. Tapi, ya selama Anda dibayar negara, ya selamanya diskusinya akan tak mutu begini. Ini faktanya, sori saja. Nah, kalo sekarang Anda mau bikin wacana untuk mengganti aturan kepegawaian, monggo. Tapi mbok ya yang masuk akal. Bukankah kalo Anda menerbitkan hasil riset bersama di jurnal nasional, Anda juga akan cuma dapat sekian persen, dan totalnya dibagi-bagi ke semua peneliti yang terlibat? Aturan ini kan tidak cuma berlaku buat jurnal internasional? Saya kasih pandangan bahwa kalau tak mau terus frustrasi dengan soal persentase itu, riset aja yang tekun, teruskan menerbitkan di jurnal internasional, dan jangan terlalu pusing sama jabatan profesor. He he he, malah saya dibilang tak bermutu. Lha Anda ini riset maunya untuk mengembangkan ilmu dan keilmiahan atau untuk bisa jadi profesor? Kalo mau cepet jadi profesor, jangan di LIPI atau PTN. Masuk aja ke Pelita Harapan, atau universitas berduit lainnya. Pasti sekarang Anda sudah full professor. Gitu kan? Kenapa Anda sampai detik ini masih bertahan di instansi negeri? Coba jawab sendiri deh. Mikirnya gampang kok, Bung. Jangan campur-adukkan motiv meneliti untuk mengembangkan pengetahuan dan karena kecintaan pada ilmu, dengan ambisi untuk dapat jabatan profesor. Juga jangan campur-adukkan ambisi untuk jadi kaya dengan profesi peneliti. Dua hal ini yang bikin mutu peneliti kita berantakan. Di UI, misalnya, kini sudah ada dua jalur professorship: satu yang ikut aturan PNS, satu lagi yang ikut aturan internal UI. Yang internal bilang, orang yang direkrut sudah dengan gelar Doktor, maka dia sudah bisa langsung jadi assistant professor. Tapi kalau rekrutnya lewat formasi PNS, ya dia mesti start dengan Gol. III dulu. Daripada susah-susah mau ganti aturan nasional, negosiasi aja sama boss instansi Anda untuk bikin kriteria sendiri. Kan soal jabatan profesor madya, profesor riset, dll, itu cuma penting buat dipajang di kartu nama doang kalau Anda diundang konferensi atau workshop di luar negeri? manneke
Balasan: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Anas Urbaningrum
makanya jangan mudah terjebak pada sosok, apalagi sekarang media begitu mudah memunculkan sosok-sosok. sosoki aja diri anda untuk menjadi orang yang bermanfaat untuk orang lain. salam raja berusaha menjadi manusia bermanfaat sawung [EMAIL PROTECTED] wrote: om, anas ini perannya di jaman reformasi ini apa seh? apa gara-gara sering muncul di tv?
[Forum Pembaca KOMPAS] cover majalah tempo
Dear milis FPK. mengamati cover majalah tempo yang sempat membuat heboh, menurut saya setelah mengamati sendiri, tidak ada menyinggung siapa-siapa, karena semua foto/gambar yang terpampang di situ tidak ada siapa-siapa kecuali keluarga cendana (pak harto dengan anak-anaknya), hanya saja gambar tersebut mencontoh gambar karya besar sang maestro Leonardo Da Vinci. Jadi kalau ada yang marah mungkin keluarga Leonardo Da Vinci beserta keluarganya karena hasil karya Da vinci di lecehkan di ganti dengan gambar orang lain bukan Tuhan Yesus beserta para muridnya.. Mari kita luruskan masalah ini, tidak dengan hati panas dan dengan emosi, karena gambar tersebut tidak ada sangkut pautnya dengan Tuhan Yesus saat mengadakan perjauan terakhir bersama para muridnya.. kalo tidak senang dengan foto itu, jangan membaca Tempo...gitu aja Nuwun masunu-joga _ Edit your photos like a pro with Photo Gallery. http://www.get.live.com/wl/all [Non-text portions of this message have been removed]
[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Herman Van Breen, Banjir Jakarta dan Inlander Bodoh
Salam, Van Breen tidak mengatakan bagaimana BODOHNYA Inlander2( yang bertitel Menteri, Gubernur Dpl Ing.,Prof,Jendral,S3 dsb) itu tetapi bagaimana KORUPNYA mereka itu.Karena anggaran yang disediakan telah ditilep dan pekerjaan yang dikerjakanm kwalitasnya hanya setengah dari bestek.Saluran2 air dan situ2 cepat dangkal dan jalan2 serta jembatan2 cepat AMBROL. Wasalam, Wal Suparmo --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Yuliati Soebeno [EMAIL PROTECTED] wrote: Bung Sigit, Untuk menjaga (maintain) suatu proyek biasanya tidak menghasilakn banyak uang masuk. Kalau proyek baru, seperti Trans Jakarta, itu akan menghasilkan uang masuk (alias ada persentase untuk tender baru). Dari dulu juga orang Indonesia ini pandai MEMBANGUN, tetapi untuk MAINTAIN-nya TIDAK PERNAH ADA. Ya karena hal itu disebabkan TIDAK ADANYA MANAGEMENT yang PIAWAI. Pokoknya membangun, nama orang yang punya prakarsa jadi afdol. Mengenai hal-hal lain-nya.itu urusan nanti. Bangsa ini tidak pernah menjalankan kebijakan LESSON LEARNED. Semua hal-hal yang telah terjadi dan berdampak burukpun tidak pernah dipelajari dan dipecahkan mengapa hal tersebut sampai terjadi, lalu menjalankan untuk memilih kebijakan lain yang lebih efektif dan berdampak positif. Ya seperti anda kemukakan, mengapa tidak me-maintain Banjir Kanal Barat dan Timur dengan benar? Tetapi malahan bisa mengeluarkan uang yang lebih banyak milyaran terlebih dahulu untuk ongkos pembangunan lain-nya? Mestinya hal-hal yang sangat urgent harus ditangani terlebih dahulu, bukan? Salam, Yuli
[Forum Pembaca KOMPAS] Siaran Pers Menyikapi Panja Terbuka RUU Pelayanan Publik
Pernyataan Sikap PANJA RUU PELAYANAN PUBLIK, TERBUKA UNTUK UMUM Rapat kerja untuk membahas RUU Pelayanan Publik antara Komisi II DPR RI dengan MenPAN akhirnya kembali bergulir untuk yang keempat kalinya. Proses ini mengakhiri masa penantian publik yang cukup lama (hampir dua setengah tahun) atas kepastian pembahasan RUU Pelayanan Publik. Raker pembahasan RUU PP yang sudah berlangsung hingga empat kali, memang baru membicarakan pandangan fraksi atas RUU PP usulan MenPAN. Itupun lebih pada proses identifikasi nomor DIM yang harus dibahas dalam rapat Panja. Kendati demikian, apresiasi tentunya tetap penting diberikan kepada Komisi II, karena bagaimanapun dibutuhkan kesabaran menghadapi dorongan publik untuk segera membahas RUU PP ditengah tanggungjawab anggota Komisi II untuk menyelesaikan pembahasan RUU lain yang dianggap lebih prioritas (meskipun jika dilihat dari aspek filosofis dan sosiologis, RUU PP seharusnya berada pada kategori kebijakan yang sangat prioritas sebagai RUU yang akan memberikan jaminan hukum terhadap pemenuhan hak dasar rakyat). Pada tanggal 5 Februari 2008, Komisi II kembali menggelar Rapat yang dipimpin langsung oleh Ketua Panja RUU PP dengan salah satu agenda pembahasannya menyepakati mekanisme rapat Panja. Rapat tersebut akhirnya memutuskan bahwa Panja RUU Pelayanan Publik dinyatakan terbuka untuk umum. Keputusan Panja terbuka ini memang bukanlah pertama kali dilakukan oleh DPR RI. Sudah pernah ada preseden juga sebelumnya, dimana pembahasan RUU Kewarganegaraan juga ditetapkan sebagai pembahasan yang terbuka. Tetapi, keputusan seperti ini memang bukanlah keputusan yang lazim terjadi. Selama ini, pembahasan RUU di DPR kerap diwarnai dengan proses pembahasan yang tertutup. Padahal, tidak ada aturan yang melarang, kalupun seluruh pembahasan dinyatakan terbuka. Semua sangat tergantung good will anggota DPR menyikapi prinsip keterbukaan itu. Merespon keterbukaan yang telah diperlihatkan Komisi II dan Panja RUU Pelayanan Publik, maka kami dari MP3 menyatakan sikap; Memberikan selamat atas terbentuknya Panja RUU Pelayanan Publik yang dijadwalkan mulai melakukan pembahasan pada minggu kedua Februari 2008. Memberikan apresiasi yang tinggi kepada Komisi II dan Panja RUU Pelayanan Publik atas keputusan Panja terbuka dan tentunya berharap agar keputusan ini menjadi preseden bagi pembahasan RUU lain yang saat ini sudah masuk dalam agenda legislasi di DPR RI. Mendesak agar Panja RUU PP memastikan bahwa isu-isu penting yang harus termuat dalam RUU Pelayanan Publik menjadi tema-tema yang harus dibahas secara serius, dalam dan komprehensif dengan tentunya selalu mempertimbangkan usulan-usulan yang diberikan berbagai elemen. Berdasarkan konsultasi publik yang selama ini dilakukan MP3, maka point-point penting permasalah yang harus diselesaikan dalam RUU PP mencakup; - Paradigma dan ruang lingkup RUU PP yang belum sepenuhnya berdasar pada pemenuhan hak asasi manusia - Ruang partisipasi masyarakat dalam pelayanan publik yng masih sangat terbatas - Masih lemahnya jaminan pelayanan khusus kelompok rentan, serta percepatan penyediaan layanan bagi masyarakat miskin dan komunitas adat terpencil - Mekanisme pengawasan dan penanganan keluhan yang tidak optimal - Aturan mengenai sanksi yang hanya mengakomodir pemberian sanksi administratif bagi penyelenggara dan aparat yang melanggar kewajiban dan larangan yang diatur dalam RUU. Ambiguitas dalam Pembiayaan : Wujud ketidakberpihakan negara pada masyarakat miskin - Aturan pembiayaan yang belum memberikan jaminan teraksesnya pelayanan publik bagi masyarakat miskin Meminta agar Panja RUU PP melakukan rapat pembahasan dengan tetap menggunakan sarana/fasilitas kerja yang ada di DPR RI, hal ini penting untuk memudahkan akses publik selama proses pembahasan Meminta kepada Panja RUU PP untuk segera menyusun jadwal rencana kerja Panja. Dalam hal ini, kami juga meminta agar Sekretariat Panja bisa membantu mendistribusikan agenda kerja tersebut pada berbagai sarana informasi yang tersedia, terutama yang mudah diakses publik. Sebagai bentuk tanggungjawab moral kami kepada publik yang lebih luas, dengan ini MP3 menyatakan bahwa akan tetap melakukan pengawalan pembahasan RUU PP dan tetap memperjuangkan amanah yang telah dititipkan berbagai pihak (berbagai elemen masyarakat dan anggota jaringan MP3) untuk mempengaruhi pembahasan agar RUU PP menjadi UU PP yang jauh lebih berkualitas. Untuk kelancaran proses tersebut, maka MP3 siap untuk menjadi mitra kerja yang akan membantu Panja dalam hal pematangan substansi yang dibutuhkan. Mengajak seluruh elemen masyarakat sipil dan rekan-rekan media untuk benar-benar memanfaatkan Panja terbuka ini sebaik-baiknya. Dengan cara
[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Herman Van Breen, Banjir Jakarta dan Inlander Bodoh
Moga2 pak Fauzi Bowo para pangreh praja DKI ikut baca posting ini, biar ga termasuk org yg ditangisi ma Van Breen ;-)
[Forum Pembaca KOMPAS] Mohon saran/pemecahan masalah THR
Halo, saya benny ada masalah mengenai THR di kantor, baru dibayar 1/2 dan katanya akan dibayar sisanya januari. Ternyata tetap tdk dibayar, untuk mendapatkan sisanya (hak) lebih bak ditempuh dengan cara apa ? Tolong ke japri saja. terimakasih, benny nb.moderator tolong bisa diloloskan terimakasih.
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Update = Skor Awal Super Tuesday, 6:2 untuk Clinton
== update Obama = Illionis, Georgia, Minnesota, Alabama, Connecticut, Kansas, Delaware, North Dakota Clinton = New York, New Jersey, Massachusetts, Tennessee, Arkansas, Oklahoma skor sementara : 8 : 6 source : http://network.nationalpost.com/np/blogs/posted/archive/2008/02/05/super-tuesday-democrat-state-by-state-live-results.aspx bravo hussein ghz
[Forum Pembaca KOMPAS] Berita pers GERAKAN SAHABAT ANAK
Jakarta, 6 Februari 2008 Rekan media yang terhormat, Sahabat Anak, komunitas yang peduli terhadap anak-anak jalanan DKI Jakarta dibidang pendidikan dan advokasi, akan menyerukan Gerakan Sahabat Anak tanggal 17 Februari 2008. Gerakan Sahabat Anak mengajak masyarakat untuk menjadi sahabat dalam pendampingan menyejahterakan anak-anak kaum marjinal tersebut. Informasi selengkapnya, berikut ini kami kirimkan berita pers yang terkait dengan seruan Hari Sahabat Anak yang jatuh pada tanggal 17 Februari 2008 tersebut. Untuk informasi lebih lanjut mengenai GERAKAN SAHABAT ANAK, silakan menghubungi Maretha (0815 9726620, mailto:[EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]) atau Fannie (0812 8100525, mailto:[EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]). Kami percaya bahwa informasi yang kami sampaikan ini dapat bermanfaat bagi pembaca khususnya media Anda. Terima kasih atas kerja sama dan partisipasi Anda dalam menyebarkan informasi mengenai GERAKAN SAHABAT ANAK terlampir. Salam, Fannie Waldhani Catatan untuk Redaksi: Hari Sahabat Anak (HSA) pertama kali diselenggarakan pada 17 Februari 2008 dengan tema Menabur Cinta Menuai Harapan. Acara tersebut didukung oleh berbagai tokoh termasuk: Gubernur DKI Jakarta, Bpk. Fauzi Bowo, Mantan Duta Besar PBB Millenium Development Goals Erna Witoelar, Duta PBB Ferry Salim dan pasangan Katon Bagaskara - Ira Wibowo. Keterangan lebih lanjut, silakan kunjungi http://www.sahabatanak.com/ www.sahabatanak.com Tentang Sahabat Anak Sahabat Anak adalah komunitas yang peduli terhadap pendidikan bagi anak-anak marjinal (anak jalanan, keluarga pemulung, keluarga miskin, komunitas urban) di wilayah DKI Jakarta. Beroperasi sejak 1997, Sahabat Anak memfokuskan kegiatannya dengan menawarkan pendidikan dan pendampingan bagi anak-anak jalanan melalui bimbingan belajar gratis di tujuh wilayah DKI Jakarta (Grogol, Prumpung, Manggarai, Gambir, Senen, Cijantung, dan Tanah Abang), rumah singgah di tiga lokasi di Jakarta (Grogol, Manggarai, Senen), asupan nutrisi, pemeriksaan medis, pelatihan ketrampilan bagi anak-anak putus sekolah/drop out, dan pemberian beasiswa bagi anak yang berprestasi. Sahabat Anak juga merupakan pendukung kampanye Stop Beri Uang untuk anak jalanan. Fannie Waldhani Media Relations Officer IndoPacific Edelman 1st Fl. Haery I Building Jl. Kemang Selatan Raya 151 Jakarta 12560, Indonesia Phone: (62-21) 781 2436 Fax: (62-21) 781 2423 Mobile: +62 812 8100525 e-mail: mailto:[EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] As the world's largest independent public relations firm, Edelman provides a full spectrum of advanced communications services. Celebrating its 50th anniversary in 2002, Edelman has 2,700 professionals in 48 offices throughout Asia Pacific, North America, Latin America, and Europe. In Asia Pacific, we have 15 offices. Indo Pacific Edelman commenced operations in 1993, and is Indonesia's largest public relations firm, with over 114 fulltime employees. Indo Pacific Edelman specializes in 6 business practice areas: Financial Investor Relations; Healthcare; Corporate; Public Affairs/Government Relations; Technology; and Brand PR. In addition, Indo Pacific Edelman has expertise in Litigation PR; Political Counsel, Issues and Crisis Management; Shariah Marketing, Research, Creative Services, Media Monitoring, Training, and Event Management. Visit http://www.edelman.com/ www.edelman.com and http://www.edelmanapac.com/ www.edelmanapac.com for more information. [Non-text portions of this message have been removed]
[Forum Pembaca KOMPAS] Re:FYI!!! Soekarno VS Soeharto
Rumah di Taman Suropati adalah rumah resmi Jenderal Ahmad Yani yang sekarang bernama Wisma Yani, letaknya persis di depan rumah jabatan Gubernur DKI. Sementara rumah tidak resminya yang ditempati sehari-hari bersama keluarganya adalah di Jalan Lembang No.56 Jenderal Yani sendiri dibunuh oleh pasukan penculik G 30 S di rumahnya di Lembang itu yang sekarang dijadikan Museum Sasmita Loka. Saat kejadian isteri Yani sedang tidak di Lembang, setelah makan malam Bu Yani pamit dengan Yani ke Taman Suropati untuk berkumpul dengan teman-temannya. Ditengarai Bu Yani sedang sakit hati, sebab Bu Yani mendengar kabar Pak Yani mengambil isteri muda. Persoalan keluarga ini membuat pikiran Bu Yani kusut. Sampai sekarang saya sendiri nggak tahu siapa isteri muda Pak Yani, mungkin Pak Wal tahu? --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Haniwar Syarif [EMAIL PROTECTED] wrote: setahu saya sih Yani bukan tinggal di Jalan Teuku Umar... pokoknya sekitar jln Lembang deh. yg di Teuku Umar ya itu Nasution... kalau sekarangya bu Mega ..smile Salam Haniwar
[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Ngomongin Ngopi
Ya, BAKOEL KOFFIE mmg menyenangkan u/dikunjungi, apalgi jk tdk ditingkahi o/kepulan asap rokok. He he he. Yg plg OK yg di CIKINI itu, kursinya mengingatkan aman kanak2 apalagi suasana Cikini msh menyisakan bangunan jaman dulu. Tempat2 yg lainnya biasa aja. Tapi aku sll sng dg Bakoel Koffie, kopinya enak dan masih berkesempatan menikmati perangkat minumnya. he he he. Yg membuat teh dikatakan berdampak positif bagi kesehatan yaitu CATHECIN-nya, namun ini pun blm dpt dipastikan 100%. Kandungan cathecin pada teh akan mencegah pembentukan ikatan kovalen antara zat karsinogenik dengan DNA sel manusia. ED - Never miss a thing. Make Yahoo your homepage. [Non-text portions of this message have been removed]
[Forum Pembaca KOMPAS] Undangan Diskusi YJP: Perempuan versus Soeharto
Diskusi Yayasan Jurnal Perempuan Sabtu, 09 Februari 2008, pukul 15.00-17.00 WIB Pasaraya Book Fair 2008 Lantai 7, Gedung Timur, Pasaraya Blok M, Jakarta Selatan Perempuan Versus Soeharto Pembicara: Asvi Warman Adam (Sejarahwan) Mariana Amiruddin (Direktur Eksekutif Yayasan Jurnal Perempuan) Fadjroel Rakhman (Aktivis Mahasiswa 80 dan 98) Moderator: Nur Azizah (Aktivis Yayasan Jurnal Perempuan) Soeharto memulai kekuasaannya di negeri ini dengan melakukan stigma terhadap gerakan kaum perempuan. Gerakan Wanita Indonesia (Gerwani) yang sebelumnya eksis, dicitrakan sebagai gerakan pembunuh yang kejam, amoral, dan atheis. Dan setiap gerakan perempuan yang memiliki aktivitas seperti Gerwani akan menerima stigma dan perlakuan buruk dari rejim Soeharto. Rejim ini pula memiliki konsep dan identitas sendiri untuk mengurung kaum perempuan: konco wingking alias teman belakang adalah posisi resmi bagi para istri untuk suami mereka. Inilah posisi yang lumrah dan sah. Tujuannya jelas: pemusnahan terhadap pergerakan kaum aktivis perempuan. Sebagai alat kontrol dan pengesahan posisi perempuan versi rezim kekuasaan, diciptakanlah organisasi-organisasi wanita (bukan perempuan) dari pusat hingga tingkat desa/kelurahan: Dharma Wanita, Dharma Pertiwi, dan PKK dengan aktivitas yang justru mengembalikan perempuan ke tatanan perempuan Jawa-feodal: perempuan yang manut pada titah suami, lemah-lembut, bahkan bila perlu swargo nunut, neraka katut (suami ke surga atau ke neraka, istri pun turut). Diskusi ini juga hendak mengulas Jurnal Perempuan edisi 52 Kami Punya Sejarah. Selain bisa berdiskusi anda bisa datang ke pameran buku: Pasaraya Book Fair 2008. Untuk informasi lebih lanjut kontak: Nur Azizah 0818-064-884-63 e-mail: [EMAIL PROTECTED] Yayasan Jurnal Perempuan Jl. Tebet Barat VIII No. 27 Jakarta Selatan 12810 Telp. 62.21. 8370 2005 (Hunting) Fax. 62.21. 830 2434 e-mail : [EMAIL PROTECTED]
[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Ibu Kota RI Dipindah, Mari Dibahas..
Menurut saya, menarik sekali mencuatkan wacana, memindahkan ibukota Indonesia dari Jakarta ke kota lainnya. Tentu bisa di dalam P Jawa, bahkan kota -kota di luar Jawa dalam hal ini di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Irian Jaya. Sekali lagi menurut saya cukup menarik. Mengapa, karena tidak ada hal yang tak mungkin dilakukan oleh manusia di era sekarang ini terlebih kalau itu hanya memindahkan lokasi yang namanya ibukota, dari satu kota ke kota lainnya. Bahwa ada yang menolak adanya usulan tersebut dengan berbagai pernik alasannya, menurut saya itu wajar-wajar saja. Namun kalau kita mau melakukan hal-hal positif demi kepentingan masa depan dan untuk memberikan warisan bermanfaat pada generasi berikutnya, sekali lagi adanya upaya untuk memindahkan ibukota dari Jakarta ke kota lainnya adalah gagasan yang sangat sangat proposional. Bahwa ada kendala memang iya. Ada kepetingan kepntingan politik dari pihak pihak tertentu memang iya. Namun mari kita dengan jernih membayangkan, bila kita dalam hal ini Indonesia punya ibukota yang baru. Sebuah kota yang dibangun melalui kondisi yang masih 'kosong'. Kemudian kita tetapkan sebuah master plan seperti para developer merancang cluster cluster atau apartemen apartemen baru diberbagai sudut dan bagian dari kota tersebut yang pada akhirnya menjadi sebuah kesatuan yang intergrated. Tentu didalamnya ada bangunan-bangunan yang rapi untuk berbagai gedung pemerintahan. Gedung gedung untuk perkantoran. gedung gedung atau mall untuk berbisnis, tempat-tempat pendidikan sesuai dengan kebutuhan, berbagai gelangang gelanggang olahraga, ada lapangan sepak bolanya, gedung gedung kesenian, ada rumah-rumah ibadah dari berbagai agama lengkap dengan taman kota atau alun-alunnya. Dan, dibawahnya, baik di berbagai bangunan, tanah lapang dan jalan-jalannya ada gorong-gorong yang proposional. Disediakan berbagai alat transportasi yang khas Indonesia untuk kebutuhan masyarakat luas. Bahkan, kalau memungkinkan disediakan pula alur kereta api bawah tanah. Sungai sungai yang ada di make up sedemikian rupa sehingga menjadi sungai yang bisa mengalir dari hulu sampai kemuaranya tanpa harus meluber kemana mana bila ada curah hujan berlebih. Dan, karena semuanya dibangun dari awal melalui sebuah kesepakatan bersama, tentu akan dilakukan perawatan yang proposional, konsisten dan harus taat azas. Artinya, bila ada yang melanggar aturan, ya harus dengan konsisten dikenai tindakan tegas. Dan, sepertinya, bila kita semua ingin maju, punya komitmen yang kuat untuk menjadi bagian globalisasi dan setara dengan negara-negara maju lainnya, salah satu upaya dengan cara memindahkan ibukota kita yang sudah terlalu hiruk pikuk dan seirng banjir ke kota lainnya adalah bukan hal yang sulit lagi. Masalahnya, kita hanya butuh berhitung dengan seksama, terhadap berbagai dampak plus minusnya termasuk saat melakukan pilihan dikota atau 'ruang kosong' manakah yang nantinya akan kita jadikan ibukota Indonesia di masa depan. Bayangkan, kalau ibukota kita yang baru nanti terbentuk dengan tata kota yang apik dengan masyarakat yang betul-betul berdisiplin tinggi, lapangan kerja yang dimaksimalkan dan pada akhirnya memberikan nilai lebih pada Indonesia, imbasnya akan terjadi diberbagai ibukota propinsi lainnya. Terus terang, punya ibukota yang baru dan apik bukan hal yang tak bisa dilakukan oleh para elite di Indonesia. Saya yakin bisa karena banyak orang cerdik dan pandai di negara kita ini. Pernah beberapa hari berada di Washington DC yang cuma sebuah kota kecamatan di Amerika sana, pernah beberapa hari ada di Singapura yang terus berbenah dan makin indah membuat saya optimis, memindahkan ibukota dari Jakarta dan carilah kota dimana kita kelak bisa membuatnya jadi ibukota yang baru. Yang lebih bernuansakan Indonesia di masa kini dan masa datang Michael Citrasena NCG. [EMAIL PROTECTED] wrote: Tentang rencana pemindahan ibukota, saya pikir itu memang ide yang menarik dan patut dipertimbangkan. Catatan saya adalah pemindahan ibukota akan mengakibatkan ketidaknyamanan yang luar biasa dalam prosesnya - entah apakah orang-orang siap dengan akibat itu. Soekarno memang sempat dan bahkan sudah mulai membangun Palangkaraya sebagai ibu kota RI (sekitar akhir 1950an). Aspek pembangunan makro Palangkaraya juga banyak dipengaruhi Soekarno dari hasil keliling dunia si Bung ke India, Amerika, Kanada, Rusia, Jerman, dll. Misalnya Lapangan Bundaran Besar di Palangkaraya dirancang sebagai sebuah 'plaza' seperti layaknya ibukota (e.g. Jefferson Memorial Washington DC, Dam Square Amsterdam (meskipun Sukarno tidak pernah ke Belanda), Arc de Triomphe, St Peter Square, dll -dan akhirnya Jakarta membangun Monas). Ketika Soekarno mengeluarkan Dekrit Juli 1959, sengaja digunakan frase 'Ibu Kota Negara' sebagai tempat bersidang MPR untuk mengantisipasi ibukota yang bukan di Jakarta. September 1959 Soekarno berkunjung lagi ke Palangkaraya
[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Memaklumi Soeharto Versi Retnowati
Tulisan yang objektif ANTON --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED] wrote: Oleh ARYA GUNAWAN http://www.kompas.co.id/kompascetak/read.php? cnt=.kompascetak.xml.2008.02.06.01475365channel=2mn=17idx=17 Kendati Soeharto telah berpulang hari Minggu, 27 Januari 2008, dan jasadnya telah dikuburkan sehari kemudian, kenangan tentang dirinya tidak akan pernah terkubur, karena dua alasan. Pertama, Soeharto seorang tokoh dengan pengaruh yang sangat besar dengan kontroversi yang juga besar di seputar dirinya. Kedua, karena begitu banyak catatan, termasuk buku yang telah ditulis orang tentang dirinya, sehingga namanya menjadi abadi (immortal). Soeharto akan dikenang dengan cara yang berbeda, sebagaimana yang mewujud dalam buku-buku yang bercerita tentang dirinya. Buku yang kontra terhadapnya tentu akan mendedahkan diri Soeharto dengan cara yang kritis. Sedangkan buku yang pro terhadapnya tentu akan memberikan dukungan, mengglorifikasi, mencari pembenaran atas berbagai sepak terjangnya, ataupun membujuk para pembaca agar memberikan permaafan kepada sang jenderal bintang lima itu. Buku Soeharto, The Life and Legacy of Indonesia's Second President (An Authorised Biography), yang ditulis Retnowati Abdulgani-Knapp, bisa dimasukkan ke dalam kelompok yang kedua tadi. Buku karangan putri mantan Menteri Luar Negeri di jaman Presiden Soekarno, Roeslan Abdulgani ini, menambah deretan buku tentang Soeharto yang hadir lebih dahulu, antara lain Anak Desa (karya OG Roeder, 1972), Soeharto: Pikiran, Ucapan dan Tindakan Saya (karya Ramadhan KH dan G Dwipayana, 1989), serta yang dianggap cukup lengkap menyoroti sepak terjang politik almarhum sang jenderal bintang lima itu, yaitu Suharto, A Political Biography (RE Elson, 2001). Pembelaan Tampilan buku ini sudah menyiratkan dugaan bahwa isinya akan memberikan permakluman terhadap Soeharto. Di judul buku tercantum istilah an authorized, menunjukkan sang penulis mendapatkan izin dari Soeharto. Ini membuat seorang pembaca kritis akan mengambil ancang-ancang untuk bersikap lebih kritis, sebab hampir mustahil biografi yang diotorisasi seperti ini bisa memuat kritik yang sangat tajam. Kutipan yang dicantumkan di kulit bagian dalam buku ini juga sudah bisa menjadi petunjuk awal ke mana kira-kira buku ini akan mengarah. Kutipan itu berasal dari ucapan Richard Webb, diplomat Inggris yang bertugas di Indonesia pada 1999-2001, berbunyi: ...sadly, it was his children's greed that precipitated his downfall, but he has left a tremendous legacy for Indonesia and his people. Ada lima bab di buku ini. Di bab pertama, penulis mengisahkan kehidupan Soeharto sejak dilahirkan, hingga meraih jabatan puncak. Di bab kedua, penulis memaparkan upaya pembangunan Soeharto, dengan strategi buka-pintu bagi bantuan, pinjaman, dan investasi asing, pembentukan tim ekonomi yang mendapat julukan mafia Berkeley, penyusunan dan penerapan kebijakan ekonomi yang berpusat pada pertanian, pelaksanaan program-program sosial seperti Keluarga Berencana, pembentukan yayasan-yayasan yangmenurut sang penulisdilandasi niat membantu meningkatkan kesejahteraan rakyat namun menggunakan jalur yang nonnegara. Jika di dua bab pertama tak banyak fakta baru yang disajikan penulis, pada tiga bab berikutnya penulis sebetulnya bisa menyuguhkan sebuah cakrawala yang belum banyak diketahui orang, terutama mengingat akses yang baik terhadap subyeknya. Namun, peluang ini jadi mubazir karena posisi yang diambil penulis dalam memberikan pembenaran terhadap sejumlah hal yang selama ini menjadi sumber kontroversi di seputar diri Soeharto. Agaknya sikap penulis untuk tampil sebagai pembela Soeharto antara lain dipicu oleh pesan sang ayah yang ingin agar penulis meletakkan posisi Soeharto selaku seorang bekas pemimpin bangsa ini pada konteks yang tepat, karena bagaimanapun Soeharto memiliki jasa yang tidak kecil. Di samping itu, ada pula motif pribadi penulis, karena Soeharto sedikit banyak telah berjasa mempertemukan sang penulis dengan Hubert Knapp, pria Belanda yang kini menjadi suaminya. Kalau tidak karena Soeharto, Hubert mungkin tidak akan pernah berkunjung ke Indonesia dan karena itu tidak akan pernah berjumpa dengan sang penulis, sebagaimana tertera di bagian ucapan terima kasih di awal buku, ...Hubert is right: without President Soeharto in the country's driving seat, he might never have come to Indonesia for his work assignment and we would never have met (Hubert benar: tanpa Presiden Soeharto duduk di kursi pengendali Indonesia, dia boleh jadi tak akan pernah datang ke Indonesia untuk pekerjaannya dan kami tidak akan pernah bertemu). Sang penulis juga mengajukan permohonan agar berbagai kesalahan Soeharto dapat dimaafkan, misalnya saja yang terdapat dalam bab penutup, Reflections. Namun, di mata para pembaca yang obyektif dan kritis, upaya permohonan tadi terasa kurang dilengkapi argumentasi
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] nggak pakai otak lai .. was Tahun 2008, Cuti Bersama
Minggu ini di Papua banyak hari kejepit. Selasa 5/2/08 hari libur khusus Papua, peringatan Injil masuk Papua. Banyak yang memanfaatkan hari-2 kejepit ini untuk mudik ke Jawa. Tidak efektif pemberitahuan dari pemerintah bahwa cuti bersama Jum'at 8/2/08 dibatalkan karena mereka semua sudah kabur ke Jawa, sejak 1-2 Pebruari. Apalagi pemberitahuan hanya melalui TV, tanpa ada surat resmi ke kantor/instansi pemerintah di daerah. Meskipun tahu perubahan ini mereka tidak akan bisa kembali ke Papua secepatnya karena Jawa-Papua (PP), tiket pesawat/kapal sudah terjual habis beberapa minggu sebelumnya. Pak Christiono, sekarang ngurus/daftar NPWP bisa melalui internet. Kunjungi www.pajak.go.id menu e-registration. salam nano biak papua --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Christiono Hendrawan [EMAIL PROTECTED] wrote: Meskipun dibatalkan pastinya tetap tidak efektif, lihat saja nanti hari jumat, saya akan coba mengurus npwp saya, ada yang ngelayanin gak :P
[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Ngomongin Ngopi
Oke, bisa kita pikirkan Partai Pecinta Kopi dengan agenda utama : 1. Membangun jaringan bisnis lokal kopi dengan menghidupkan kopi khas Indonesia. 2.Membantu jaringan distribusi kopi lokal 3. Mengenalkan segala jenis macam Kopi 4. Memfasilitasi perkembangan pemasaran kopi lokal 5. Mendirikan Bank Kopi, Bank Pendanaan Untuk usaha Perkebunan dan Pabrik pengolahan Kopi yang dikelola rakyat kecil. 6. Membangun Museum Kopi 7.Menghidupkan masyarakat Indonesia cinta Kopi. 8. Menasbihkan Pak Bambang Riyanto sebagai Bapak Kopi Nasional Terima Kasih ANTON Sekjen Partai Pecinta Kopi Onderbouw : Persatuan Kopi Indonesia (PKI) Persatuan Masyarakat Kopi Republik Indonesia (PMKRI) Musyawarah Rakyat Banyak Minum Kopi (MURBA-MK) Pecinta Seni-Kopi Indonesia (PSI) Majelis Syarikat Muda Minum Kopi (Masyumi) --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Bambang Riyanto [EMAIL PROTECTED] wrote: Temanya berkembang menjadi tentang kopi nih...hehehe... Saya belum pernah tahu di Jakarta ada kopi khas Ulee Kareng. Rumah makan Aceh di Jakarta menyediakan kopi, tapi bukan kopi Ulee Kareng. Malah ada yang ngasihnya cuma Nescafe Dulu waktu tinggal di Solo, sarapan pagi selalu ditemani kopi. Karena sarapan bareng, dan hanya 2 orang (dari 5 orang) yang hobi kopi, setiap sruputan kopi panas selalu diakhiri dengan 'eeh.', tanda kenikmatan sambil pamer yang gak doyan kopihehehe Sekarang kopi dibatasi oleh istri, jadi gak bisa sesering dulu ngopinya...:( Bung Anton, perlu dibentuk Partai Pecinta Kopi? riyanto
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Pengurangan Menu Starbucks
sate kambing paling enak sedunia ada di jalan menuju kota Malang. dekat hotel yang bangunannya unik dan angker itu. tempatnya cuma di warungan pinggir jalan, tapi selama muter-muter di Indonesia, ini sate kambing yang paling enak (menurut saya lho .. ). kenapa enak, karena kita tidak bisa pilih daging tanpa lemak atau daging campur lemak. semua sudah dicampur. takaran lemaknya tidak terlalu banyak, alias sedeng2 saja. seolah-olah mirip wagyu beef ... anggap aja wagyu lamb. jadi sebenarnya orang Indonesia yang dikampungpun bisa kreatif, tinggal mau tidaknya, kita2 yang dikota. salam, DjS - Original Message From: Haniwar Syarif [EMAIL PROTECTED] To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Sent: Monday, 4 February, 2008 9:13:21 PM Subject: Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Pengurangan Menu Starbucks eh ngerti juga bhw makan indo mie aja nggak cukup.. buat saya jauh lebih bermutu makan pizza aja drpd makan indomie aja lha di pizza masih ada smoked beef atau sosis.. Intinya di Amrik makanan bagus ya tenderloin.. bukannya sirloin yg banyak fatnya.. di Indonesia.. beli daging aja susah.. Umumnya sejelek jeleknya makanan disana.. sebagaian besar drt unsur 4 sehat masih dapat deh.. ada karbohidrat , ada protein, ada vitamin kalau makan indomie paka telor juga lumayan apalagi ditambah sayur... pasti bukan junk.. kalau makan pecel dgn lontong dan telur rebus juga O K. , tapi makan indomie doang atau pecel doang.. susah juga.. eh nggak ahu juga sih kalau vegetarian.. Burger di sana memang makanan murah.. di Indonesia.. siapa bisa beli McDonald yg Rp.30.000 supir truk disana gajinya lebih besar dari gajiku. Salam
[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Protes terhadap cover Tempo tentang Soeharto
Yang penting jelas ketersinggungannya karena apa. Lha wong yang diparodi itu, sekali lagi, lukisannya da Vinci. Bukan Alkitab, bukan Vatikan, bukan Paus. Da Vinci juga tak pernah tahu wajah Yesus yang beneran itu kaya apa, wong beda masa antara keduanya 600 tahun lebih. Orang tersinggung tentu saja boleh, namanya manusia. Tapi ada baiknya kita mengerti betul apa sumber ketersinggungan kitaa agar tidak salah kaprah. Silakan, silakan, Tersinggung tidak dilarang kok. manneke Fransiskus Abi [EMAIL PROTECTED] wrote: Kalau Pak Paulus tidak tersinggung itu urusan bapak. Karena saya tidak pernah mengklaim bahwa bapak juga tersinggung. Coba baca lagi komentar saya baik-baik dan dengan teliti, bahwa ada sebagian orang nasrani, termasuk saya tersinggung, bukan semua umat nasrani. Salam Frans Abi
[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Musim Kawin
Penggabungan BEJ dan BES itu merupakan sebuah kegagalan dalam Pasar Modal Indonesia dalam mengembangkan akses-akses kapital. Saya masih ingat di awal tahun 90-an sudah ada wacana untuk membangun Bursa Saham di Medan dan Semarang tapi nyatanya terhenti. Saya tidak tahu kenapa BES bisa gagal berkembang, mustinya BES bisa menjadi Bursa yang digunakan sebagai akses modal di Indonesia timur, Firewall yang dibangun untuk BES hanya level papan tengah dan obligasi sudah salah sejak awal mula. Generasi muda Pasar Modal harus memikirkan bagaimana mengembangkan bursa yang menjadi sangat mudah di akses masyarakat, bukan saja dari sisi trading tapi juga dari sisi persebaran akses kapital bagi emiten kelas menengah sehingga menimbulkan efek berantai kemajuan sektor riil, janganlah Bursa kita terpenjara dengan kapital Hot Money yang hanya sebentar singgah. Kekuatan sebenarnya Pasar Modal harus diletakkan pada dana yang ada di masyarakat. Orang Pasar Modal jangan cuman gedein gengsi ngurusin trilyunan dana asing, tapi cobalah menoleh pada akses perekonomian rakyat. Kemudian masalah Bapepti dan BBJ yang sejak tahun 1980-an sama sekali nggak ada perkembangan berarti harus dipikirkan secara serius, karena di Indonesia transaksi yang populer dan cenderung terlindungi secara hukum adalah transaksi saham, sementara sektor derivatif gagal dikembangkan. Permasalah BBJ haruslah diarahkan sepenuhnya pada persoalan riil komoditi kita. Jangan digiring hanya sepenuhnya menjadi alat spekulasi. ANTON --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Hasan Z. Mahmud [EMAIL PROTECTED] wrote: Tulisan berikut terbit dalam bentuk kolom di majalah TRUST edisi 4 - 10 Februari 2008 Siapa tahu ada yang berminat membaca (Itu pun kalau diizinkan oleh Bang AH) Salam HZM Musim Kawin Hasan Zein Mahmud Mereka menyebut dua tahun paling akhir dalam perkembangan trend bursa global sebagai musim kawin. Dalam bahasa James Doran (Futures Industry Outlook vol 8) This past year or so has been the wedding season of the century for the companies that control the financial and commodity markets. Aliansi raksasa antara New York Stock Exchange dengan Euronext telah menandai perkawinan antar suku. Antara bursa efek (cash equities) yang paling prestijes dengan salah satu pelaku utama dunia di bidang fasilitator transaksi derivatives. Dua industri yang selama sekian tahun dipisahkan oleh tembok peraturan perundang-undangan dan ditandai oleh kontroversi jurisdiksi yang berkepanjangan. Trend serupa terjadi di banyak Negara, seperti Australia, Islandia, Norwegia, dan banyak lagi. Gelombang demutualisasi bursa dekade lalu telah membuka pintu lebar-lebar bagi akuisisi, merger atau aliansi strattegis lintas negara. Lahirlah JADE dari hasil perkawinan CBOT dan SGX. Nymex bersama pemerintah Dubai dengan 50/50 joint venture membentuk energy futures exchange di Dubai. Nasdaq telah mengantongi 30 % saham London Stock Exchange, gagal dari niat semula menjadi pemilik pengendali. Contoh seperti di atas bisa dibuat menjadi sangat panjang. Bursa yang paling getol poligami, boleh jadi adalah Intercontinental Exchange (ICE). Pada 2006, ICE tercatat dua kali kawin, pertama membeli 8% saham NCDEX India dengan harga US$ 36 juta, dan membeli 10,3 juta saham NYBOT senilai US$ 400 juta, untuk kemudian membawa produk-produk Nybot ke dalam sistim perdagangan elektronik ICE. Pada tahun 2007, ICE kawin tiga kali. Pertama, membeli Winnpeg Commodity Exchange seharga US$ 50 juta, memboyong semua kontrak berjangka dan opsi yang dimiliki oleh bursa tersebut ke dalam platform perdagangan ICE. Kedua, membentuk partnership dengan TSX (Toronto) dengan fokus transaksi dervivatif listerik dan gas di Kanada. Ketiga, membeli kontrak NLG, dan chemicals milik Chem Connext untuk memperpanjang daftar kontrak dalam trading platformnya. Gelombang mega merger bursa-bursa dunia tersebut, telah merobek total pemisahan antara bursa efek dan bursa derivative. Di Amerika Serikat boleh jadi hanya tinggal Nasdaq yang tetap bertahan murni sebagai stock exchange, dan Chicago mercantile Exchange yang tetap tidak mencampur bisnis dervatifnya dengan efek. Setidaknya ada lima alasan yang sangat masuk akal yang menjadi pelatuk trend merger antar bursa tersebut. Pertama, skala ekonomis. Struktur biaya penyelenggaraan bursa relatif tetap. Karena itu penggabungan bursa dapat memacu kumulatif revenue tanpa peningkatan biaya operasi yang signifikan. Kedua, kesempatan untuk mengkonsolidasikan berbagai produk ke dalam a single technology platform. Ketiga, Diversifikasi produk. Tren dunia menunjukkan bahwa produk derivative mencatat pertumbuhan yang jauh lebih tinggi ketimbang cash equities. Keempat, terbuka peluang lebar untuk mengembangkan teknologi yang lebih maju. Dan kelima, memperluas geografis pelayanan. Penggabungan BEJ dan BES menjadi BEI mencatat tonggak baru
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Gedung DPR Akan Disulap jadi Menara Petronas
ibukota pindah?? jangan! soalnya bukan disitu. sebab, kalou ada rencana ibukota pindah, anggota dpr sibuk dengan dirinya, nyari proyek terus sepanjang jabatan. banjir saja munculkan isu di lingkungan mereka, bagaimana kalou anggota dpr diberi helikopter, dan mesti disediakan apartemen bertingkat yang baru yang di atasnya masing-masing ada helipad. nampaknya menara kembar itu akan tetap jalan. setahun kedepaan ini bakalan banyak proyek untuk ngumpulin dokap buat pemilu! dan menara itu semoga saja bisa digunakan oleh anggota dpr untuk terjun bebas, kalou punya nyali! hhd. --- aries cathlea [EMAIL PROTECTED] wrote: Mohon maaf nih cuman mo usul aja, gedung DPR tidak usah direnov/diperbaiki tapi lebih baik dipindahkan saja ketempat yang jauh dari keramaian karena menurut saya para anggota nya tidak pernah terlihat kerjanya tapi lebih seru/rame cuman meminta hak-hak nya saja, sedangkang kewajibannya sering diabaikan. Gedung DPR harus ikut pindah bila ibukota juga pindah. Semoga Ibukota pindah ke pulau Sulawesi or Kalimantan Wassalam
[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Tinta Emas atau Hitam Untuk Soeharto
Teman saya yang lama tinggal di Austria, pernah cerita bahwa orang Austria malu punya orang seperti Hitler, mangkanya Hitler dibilang orang Jerman, tapi orang Jerman juga malu ada Hitler mangkanya orang Jerman bilang Hitler itu orang Austria. ANTON --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Haniwar Syarif [EMAIL PROTECTED] wrote: Kalau saya nggak penting pakai tinta warna apa .., jelas Eyang Soe adalah orang besar.. seperti orang Jerman mengakui Hitler orang besar tanpa pernah menyatakannnya sbg pahlawan.. soal besar dosanya atau besar jasanya... dia kan tetap orang besar... Salam Haniwar
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Protes terhadap cover Tempo tentang Soeharto
Menurut saya yang seharusnya tersinggung itu adalah Leonardo Da Vinci, karena karyanya di contek. Memang lukisan Leonardo DV untuk menggambarkan sebuah kisah dalam Alkitab. Tapi bukan berarti kita harus menganggap lukisan itu sebagai sesuatu yang suci. Dan menganggap dengan mempermainkan lukisan tersebut sama dengan mempermainkan Yesus ? Untuk diketahui, image Yesus yang pertama adalah mencontek dari image patung dewa zeus. Sedangkan lukisan-lukisan Leonardo DV, menggunakan model Italia, makanya kita lihat semua gambar Yesus versi modern adalah pria bule berjenggot. Bahkan ada cerita bahwa dalam lukisan perjamuan terakhir ini, model yang dipakai untuk melukis Yesus adalah model yang sama yang dipakai untuk melukis Judas Iskariot. Jadi mengapa kita sekarang seakan-akan mendewakan image-image tersebut, baik patung ataupun lukisan ? Lupakah kita akan sabda Allah sbb ? Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi. Allah tidak pernah menginginkan kita membuat patung dirinya. Dan Yesus selama di dunia selalu melaksanakan kehendak Bapa di sorga (Allah) apakah akan menginginkan kita membuat patung maupun lukisan diriNya untuk kemudian dianggap sebagai suatu benda suci ? Regards, Paulus T. 2008/2/6 Fransiskus Abi [EMAIL PROTECTED]: Kalau Pak Paulus tidak tersinggung itu urusan bapak. Karena saya tidak pernah mengklaim bahwa bapak juga tersinggung. Coba baca lagi komentar saya baik-baik dan dengan teliti, bahwa ada sebagian orang nasrani, termasuk saya tersinggung, bukan semua umat nasrani. Salam Frans Abi
[Forum Pembaca KOMPAS] Re: FYI!!! Soekarno VS Soeharto
Letjen KKO Hartono, adalah Perwira tinggi yang berani terang- terangan mendukung Bung Karno. Ucapannya yang terkenal adalah Putih Kata Bung Karno, Putih Kata KKO Hitam kata Bung Karno, Hitam kata KKO ini adalah ucapan kesetiaan prajurit komando pada pimpinan. Tak lama setelah itu ada demo di jalan yang dilakukan prajurit KKO di Surabaya. Slogan terkenal Demo itu adalah Pejah Gesang Melu Bung Karno Hidup Mati Ikut Bung Karno. Kejadian itu di tahun 1966. Hal ini jelas membuat khawatir Suharto, maka Suharto memerintahkan Jenderal Sumitro untuk ke Surabaya yang tujuan utamanya adalah memapankan kekuasaan Suharto. Di Surabaya Soemitro mengumpulkan semua mantan Panglima Brawijaya, kecuali Panglima Brawijaya yang pertama Imam Soedja'i yang emang udah meninggal di tahun 1953. Disana Sumitro juga mengeliminir perbedaan antara Resimen Ronggolawe dengan Resimen Narotama yang selalu menjadi rivaal di dalam tubuh Brawijaya. Sumitro juga melancarkan serangan ke Jenderal Hartono, yang kemudian akhirnya Jenderal KKO Hartono di dubeskan ke Pyongyang tahun 1968. Saat menjadi Dubes Korea di Pyongyang ia dipanggil di Jakarta pada tahun 1971 dan kemudian dikabarkan bunuh diri. Tapi apa benar kabar Letjen KKO Bunuh diri? banyak yang meragukan termasuk Ali Sadikin. banyak berita yang mengabarkan hal ini, dan sepertinya pernah juga diangkat sebagai berita selidik kasus di Stasiun Televisi Swasta. Ini salah satu kabar tentang keraguan Letjen KKO bunuh diri. Diambil dari : http://www.mail-archive.com/[EMAIL PROTECTED]/msg02775.html KEMATIAN LETJEN KKo HARTONO MASIH MISTERI JAKARTA - Seandainya Pemerintah Orde Baru mau berterus terang lewat berbagai argumentasi ilmiah, mungkin kematian Letnan Jenderal KKo (sekarang Marinir) Hartono yang sudah terjadi 28 tahun lalu tidak lagi menjadi bahan pembicaraan Negatif di kalangan rekan sejawatnya. Korban yang dimakamkan secara militer di Taman Makam Pahlawan Kalibata Jakarta Selatan pada tanggal 7 Januari 1971 diduga meninggal di kediamannya jalan Prof Dr Soepomo akibat pembunuhan oleh orang tak dikenal. Bukan seperti yang dijelaskan secara tersembunyi oleh rezim Orde Baru sebagai bunuh diri dengan menggunakan senjata api pistol miliknya sendiri. Beberapa sahabat korban yang sampai saat ini belum yakin benar rekannya itu meninggal akibat bunuh diri adalah Letjen KKo (Pur) Ali Sadikin, mantan Gubernur DKI Jaya dan Laksamana Madya Rachmat Sumengkar, mantan Wakil KSAL. Kedua tokoh TNI AL ini menyebutkan, sulit untuk mengatakan Letjen KKo Hartono bunuh diri hanya dengan data yang ditemukan di kediaman korban pada waktu itu. Ditambah lagi dengan data yang menyebutkan, korban tidak divisum oleh dokter Rumah Sakit Angkatan Laut ataupun RSCM yang waktu itu dinilai netral setelah ditemukan meninggal di rumahnya sekitar pukul 05.30. Tapi oleh petugas rezim Orde Baru, mayat korban langsung dibawa ke Rumah Sakit Angkatan Darat. Baru setelah itu mayatnya disemayamkan di rumahnya untuk kemudian dibawa ke Taman Makam Pahlawan Kalibata untuk dimakamkan secara militer dengan inspektur upacara KSAL Laksamana Madya Soedomo. Disebutkan, dari data yang mereka miliki terlihat korban bukan tipe manusia yang mudah putus asa. Apalagi mau bunuh diri hanya karena ada dugaan ia putus asa atas hasil pekerjaannya yang tidak berhasil sebagai Duta Besar Luar Biasa untuk Korea Utara. '' Saya masih ragu jika Letjen Hartono disebut sebagai bunuh diri'', ujar Rachmat Sumengkar yang saat ini berwiraswasta pada Pembaruan, Rabu lalu. Pendapat kedua tokoh TNI AL ini ditepis oleh Komandan Korps Marinir TNI AL Mayor Jenderal (Mar) Soeharto di Surabaya Rabu lalu yang menyebutkan, Letjen KKo Hartono, salah seorang tokoh pendiri Marinir, benar meninggal akibat bunuh diri. Semua data tentang peristiwa kematian Letjen KKO Hartono menguatkan jika mantan komandannya itu bunuh diri dan tidak perlu dijadikan sebagai polemik di masyarakat. Perlu Ditelusuri Keterangan ini membuat beberapa rekan korban tetap berkeinginan agar peristiwa kematian Letjen KKO Hartono ditelusuri kembali oleh pemerintah agar masalahnya bisa jelas dan tidak menjadi bahan pertanyaan generasi muda dimasa mendatang. Jika kasus kematian korban tetap dinyatakan sebagai bunuh diri hanya dengan data yang ada dari rezim Orde Baru dikhawatirkan pertanyaan terus berlangsung. Dan generasi muda mendatang mendapatkan sejarah bahwa seorang tokoh Marinir pernah membuat kesalahan dengan bunuh diri. Disebutkan, apakah kematian korban ada kaitannya dengan ucapannya yang pernah menggegerkan masyarakat yang menyebutkan, Putih kata Presiden Sukarno, putih pula kata KKO. Hitam kata Presiden Sukarno, hitam pula kata KKo. Jika hal ini ada kaitannya, perlu ada penelusuran agar sejarahnya bisa diluruskan. Demikian pula bila bila sebaliknya perlu dijelaskan kepada masyarakat. Sementara itu dalam berita harian Sinar Harapan tertanggal 7 Januari 1971 disebutkan, kematian Letjen KKO Hartono diliputi misteri. Sebelum
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] DPR-RI Sedang Membahas Revisi Undang-Undang Nomor 14 tahun 1992 LLAJ
Well, terus terang aku merasa cape deh ma pemerintah kita nih. Banyak sekali produk UU yang seperti UU LAJ ini, yang mau disahkan DPR tanpa ada uji publik. Bagaimana caranya agar tidak terjadi hal-hal seperti ini terus ya. Lam, Farida Indonesia Police Watch [EMAIL PROTECTED] wrote: Salam untuk rekan-rekan Biker Tahukah anda, bahwa kini komisi V DPR-RI sedang membahas revisi Undang-Undang Nomor 14 tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ). Dephub sebagai penggagas perubahan tersebut dengan alasan bahwa Undang-undang no. 14 tahun 1992 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan tidak sesuai lagi sebagi landasan hukum bagi pembina dan penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan. Padahal kurang lebih 14 tahun lalu di masa Orde Baru masyarakat luas telah menolak revisi UU LLAJ yang di gagas oleh pihak Dephup. Karena dikategorikan a sosiologis, lantaran minimnya aspek transparansi dan melibatkan partisipasi masyarakat dalam proses perumusan UU tersebut. Kini, setelah reformasi, pihak Dephup, tak heti-hentinya mencoba memaksakan kehendak dengan mengajukan kembali secara diam-diam, pada komisi V DPR-RI. tanpa sosialisasi kepada masyarakat luas, apalagi melibatkan kalangan akademisi yang pakar dalam bidang transportasi, hukum,tata Negara, psikologi social, komunikasi dan konsultasi publik, dan para penguna jalan, seperti komunitas Bike to Work,dll. Melakukan suatu kajian yang berkaitan dengan RUU Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Pasal-pasal pengaturan yang awalnya hanya berjumlah 16 bab,74 pasal 151 ayat, oleh Dephub direvisi menjadi 17 bab, 191 pasal, 482 ayat. Sebab didalam pasal tambahan tersebut mencakup, sertifikasi untuk para pengemudi angkutan umum, supir taksi, para tukang ojek dan penerbitan SIM untuk pengendara kendaraan tidak bermotor, seperti sepeda, pedati, delman. Kemudian yang lebih hebat lagi, didalam setiap pasal masih diatur oleh PP (Peraturan Pemerintah) yang tak diikut sertakan dalam pembahasan revisi UU no. 14 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Umum. Hal tersebut jelas akan menambah beban bagi masyarakat kecil pada umumnya. Maksud yang terkandung dalam pengajuan revisi UU LLAJ oleh pihak Dephub, sudah jelas. UUD (ujung-ujungnya Duit), coba saja kita lihat kebelakang, tentang sepak terjang para oknum LLAJR, yang dengan semena-mena dapat mengandangkan kendaraan angkutan umum, bus,truk. Padahal hanya kesalahan kecil. Misalnya : masa uji kir telah kadaluarsa, kendati Cuma sehari. Hal, tersebut tak berani dilakukan oleh Polisi Lalu Lintas. Petugas Polisi Lalu Lintas akan menahan kendaraan, jika, telah terjadi tabrakan yang merengut korban jiwa, atau kendaraan tersebut digunakan untuk kejahatan. Artinya walaupun Polisi Lalu Lintas atau Polisi pada umumnya brengsek dan tukang 86. tapi, mereka masih berlindung di dalam koridor hukum. Coba kita bandingkan institusi Polisi Lalu Lintas dan Anggota LLAJ, setelah era reformasi dalam hal penegakan hukum dan pelajanan terhadap masyarakat luas. Kita mulai dengan uji Kir untuk kendaraan umum, seperti bus, truk, pick up dll. Ternyata, hingga kini belum ada perbaikan sama sekali, tetap saja para pengusaha maupun supir, akan di peras dengan beaya tinggi berkali-kali lipat dari harga resminya, jika mereka melakukan uji Kir pada Dishub, kemudian, setiap hari kita masih menemukan bus yang reot, ngebul asap hitam pekat. Lalu, kenapa, masih dapat berlalu-lalang di jalanan ibu kota, Kemudian dalam pelayanan pembuatan SIM pada Polisi Lalu Lintas, sudah banyak terjadi perbaikan dalam hal pelajanan terhadap masyarakat. Seperti pelayanan Sim keliling, STNK keliling. Yang bertujuan lebih memudahkan dan mendekatkan diri pada masyarakat. Upaya pihak Direktorat Lalu Lintas, perlu kita hargai, jika tidak sampai kita acungkan jempol, karena di jalanan masih saja terlihat, para aparat polisi lalu lintas kerap menjebak para pengendara kendaraan bermotor. Atau kerap disebut prit jie go atau prit go cap Tujuan dari Undang-undang dibuat untuk kemashalahatan masyarakat, bukan untuk membela kepentingan suatu institusi tertentu. Kemudian , begitu Rancangan Undan-Undang diundangkan, masyarakat luas harus menjadi lebih nyaman, aman, dan sejahtera. Bukan sebaliknya semakin menambah beban dan menderita. Rancangan Undang-Undang yang tak sesuai dengan kondisi dan situasi masyarakat harus ditolak, dilawan, atau bahkan diabaikan oleh masyarakat.
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Gedung DPR Akan Disulap jadi Menara Petronas
bener tuch .. lihat juga dong ya, tuch banjir...banjir. kl pemerintah cuma pikiran yang enak2 aja, silahkan nikmatin dan saksikan kalau jakarta . bisa juga indonesia tenggelam. sekalian aja kiamat!!! [EMAIL PROTECTED] wrote: Ngapain seh bikin menara yang ga perlu itu??? mendingan bikin sekolah dan perumahan untuk rakyat kecil, penduduk yang tinggal dibantaran kali semua pindah jadi kali2 di Jakarta bersih dan yang pasti tidak banjir lagi karena tidak ada yang buang sampah dikali, karena selama ini yang buang sampah dikali itu ya pasti yang tinggal dibantaran kali. Saya kurang setuju dengan pembangunan tower yang akan menghabiskan biaya sebesar itu??? memangnya dananya darimana seh??? dari uang kita2 juga khan ihh cape deh ajpw
[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Protes terhadap cover Tempo tentang Soeharto
Peace be with you, Romo. Pada saat seperti ini, penyejukan dari Anda amat kami butuhkan. Tengkyu banyak! manneke Blasius Slamet Lasmunadi [EMAIL PROTECTED] wrote: Dear all, jadi ikutan tergelitik untuk ikut commentar he he he...padahal saya sudah lama tidak ikut terlibat aktifKesan pertama, cover tempo itu membuatku tersenyum dan menggoda karena ide kreatif dari penciptaKesan kedua, cover itu inspiratif banget untuk BELAJAR BERTANYA, apa yang dimaksud sang pencipta cover ini...Kesan ketiga, cover itu memperkaya 'lukisan Last Supperdan sayatidak merasa TERSINGGUNG ...tapi TERSUNGGING senyumanhanya BERTANYA -TANYAada apa di balik pembuatan cover?sebuah kenyataan di luar diri itu tidak PER SE (tidak dari dirinya sendiri) menghina atau sebaliknya menyanjung. Menghina atau menyanjung itu tidak terletak pada cover itu tapi pada frame of our thougt, maka soalnya adalah bagaimanakah membuat sebuah SETTING OUR MIND UP agar kita bisa menempatkan REALITAS DI LUAR SECARA HARMONIS dalam seluruh pemikiran kita, seperti kalau kita mensettiing sebuah software agar installation-nya harmonis dengan program Windows Xp. terima kasih atas kebesaran hati pimred Tempo yang sudah berjerih payah untuk meminta maaf.. salam hangat, bslametlasmunadipr
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Gedung DPR Akan Disulap jadi Menara Petronas
Mengapa anggota Dewan yang terhormat ini masih mikirin diri sendiri terus ya? Apa tidak lihat rakyat yang makin hari makin banyak yang kurang kebutuhan primernya? Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED] wrote: http://www.kompas.co.id/read.php?cnt=.xml.2008.02.05.05154559channel=1mn=1idx=1 Gedung wakil rakyat akan direnovasi dalam tahun ini. Total nilai renovasi yang sudah disetujui mencapai Rp 40 miliar yang tidak menutup kemungkinan akan membengkak menjadi Rp 1 triliun. Renovasi ini salah satu tujuannya adalah membangun gedung atau tower seperti menara Petronas di Malaysia. Bahkan, setiap ruangan anggota dewan juga akan dilengkapi kamar mandi dan perpustakaan super lengkap yang hingga kini belum tersedia. Para wakil rakyat periode mendatang, tentu akan mendapatkan failititas sama seperti yang dimiliki hotel berbintang. Dari pantauan Persda Network, juga sudah ada beberapa fasilitas gedung Dewan yang baru. Misalnya, para pengendara motor, kini sudah memiliki jalan tersendiri untuk masuk ke gedung DPR, terpisah dari para pengendara mobil. Di setiap lantai, persis di depan pintu masuk para anggota dewan, kini sudah terpasang layar monitor ukuran besar, meski belum berfungsi. Termasuk, internet dengan kapasitas 8 mega, mesin faximile di setiap ruangan anggota dewan yang nantinya ditambah lagi dengan alat-alat canggih untuk membantu kerja para anggota Dewan. Kepastian akan adanya renovasi gedung dewan ini dipastikan Wakil Sekjen DPR Nining Indra Saleh. Rencana renovasi gedung dewan ini tidak lain menjadi bagian sebagai simbol rakyat yang makin sejahtera. Lebih lengkap dan lebih moderen tentunya. Dana yang sudah disepakati sementara untuk rencana renovasi gedung DPR sebesar Rp 40 miliar yang diambil dari anggaran tahun 2007 melalui keputusan rapat Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) DPR, tahun lalu. Nining kemudian menjelaskan, renovasi gedung DPR, tidak lain bertujuan agar kinerja para wakil rakyat lebih fokus dengan dibantu oleh 5 staf ahli yang kemungkinan lebih leluasa dalam melakukan riset. Ukuran ruang setiap anggota dewan rencananya 10x10 meter. Diprotes Rencana renovasi rumah ini tentunya mendapat protes. Direktur Lingkar Masyarakat Madani (LIMA) untuk Indonesia, Ray Rangkuti menyayangkan rencana ini yang dianggapnya belum lah tepat. Apalagi, dengan kondisi masyarakat, masyoritas masih dalam kesusahan. Mau bangun setinggi apapun, sebetulnya tidak masalah. Cuma, waktunya yang belum tepat untuk saat ini disaaat rakyat yang masih banyak menderita. Kalau sudah tak ada rakyat yang tak bunuh diri karena kesusahan, tak mampu bayar sekolah lagi, itu barulah, tidak apa-apa, ungkap Ray Rangkuti. Protes Ray Rangkuti, tentu berdasar alasan. Yang membuat dahi ini berkerut keheranan, menurut beberapa kalangan DPR yang enggan namanya disebut saat ditemui Persda Network kemarin menjelaskan, rencana renovasi gedung DPR ini, sedianya akan dibuat dua tower megah. Di sisi sisi Utara dan Selatan. Dua tower ini dilengkapi dengan jalan penghubung. Persis sama seperti gedung Petronas di negara tetangga, Malaysia. Hebat, tentunya. Ini mengkhawatirkan sekali. Padahal, yang dibutuhkan oleh rakyat adalah para anggota dewan yang memiliki kepedulian. Yang aspiratif, meski hanya berkantor di gubuk derita. Kenapa sih, para anggota dewan saat ini tidak ada dalam fikirannya untuk mau berhemat di situasi seperti sekarang ini, cetus Ray Rangkuti. Fraksi Kebangkitan Bangsa (FKB) DPR langsung bereaksi keras dalam hal ini. Menurut salah satu anggota FKB, Ario Wijanarko rencana ini hanya akan membuat malu kalangan anggota dewan, sebagai wakil rakyat. Rencana renovasi ini, tegas Wijonarko sangatlah berlebihan. Negara kita kondisinya masih banyak rakyatnya yang susah. Kok tahu-tahu mau ada rencana renovasi gedung dan akan membuat menara seperti tower Petronas segala. Kami, anggota dewan, juga baru tahu rencana ini dari wartawan. Kapan sosialisasinya, tandas Wijonarko. Yang kami butuhkan sebetulnya hanyalah staf ahli saja. Masak mau ada renovasi segala. Dan yang dibutuhkan rakyat adalah kualitas kerja para anggota dewan bukan, gedung yang terlihat mewah. Rencana ini hanya untuk mengutungkan mereka yang mendapatkan proyek saja, tanpa mau melihat kondisi rakyat sekarang ini, tandasnya lagi. (Persda Network/Rachmat Hidayat) - Never miss a thing. Make Yahoo your homepage. [Non-text portions of this message have been removed]
[Forum Pembaca KOMPAS] Re: cover majalah tempo
Kabarnya Ummat Katolik mengagungkan gambar Da Vinci yang menggambarkan Nabi Yesus sedang bersantap, saya tidak faham dimana letak keagungan gambar imaginasi ini shingga haram digunakan orang lain meskipun dengan maksud baik. Saya tidak melihat suatu yang jelek pada gambar Soeharto dengan keluarganya yang juga sedang bersantap meskipun meniru gambar Da Vinci tersebut. Sangat bijak bila ada yang bisa menjelaskan terutama kawan penganut Katolik. rzain --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, trisunu hartono [EMAIL PROTECTED] wrote: Dear milis FPK. mengamati cover majalah tempo yang sempat membuat heboh, menurut saya setelah mengamati sendiri, tidak ada menyinggung siapa-siapa, karena semua foto/gambar yang terpampang di situ tidak ada siapa- siapa kecuali keluarga cendana (pak harto dengan anak-anaknya), hanya saja gambar tersebut mencontoh gambar karya besar sang maestro Leonardo Da Vinci. Jadi kalau ada yang marah mungkin keluarga Leonardo Da Vinci beserta keluarganya karena hasil karya Da vinci di lecehkan di ganti dengan gambar orang lain bukan Tuhan Yesus beserta para muridnya.. Mari kita luruskan masalah ini, tidak dengan hati panas dan dengan emosi, karena gambar tersebut tidak ada sangkut pautnya dengan Tuhan Yesus saat mengadakan perjauan terakhir bersama para muridnya.. kalo tidak senang dengan foto itu, jangan membaca Tempo...gitu aja Nuwun masunu-joga _ Edit your photos like a pro with Photo Gallery. http://www.get.live.com/wl/all [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Megawati: Pemerintah Harus Dengarkan Suara Rakyat
weleh,,, weleh SBY maupun Mega, belum berhasil merubah bangsa ini menjadi adil makmur,sejahtera mungkin semua presiden Indonesia belum berhasil. Kepemimpinan SBY dari semenjak beliau memimpin bangsa ini Yang diterima oleh rakyat : 1. Korban di mana- mana Karena Bencana selama kepimpinan SBY dimana2 2. Kenaikan Harga BBM, minyak Tahah, Sembago melonjak naik. Mana janji beliau,, ya diakui masyarakat ko heran rakyat ko pada diam.. apakah mereka dah lelah dan letih. salam - Original Message From: Rah Aditiyo jati [EMAIL PROTECTED] To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Sent: Tuesday, February 5, 2008 5:15:07 AM Subject: Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Megawati: Pemerintah Harus Dengarkan Suara Rakyat Rakyat harus dengarkan suara pemerintah juga ya. R. Aditiyo
[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Majalah Tempo, Soeharto dan Yesus
Opini yang menggetarkan ANTON --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, dta_harahap [EMAIL PROTECTED] wrote: Majalah Tempo, Soeharto dan Yesus http://rumametmet.com Oleh: Pdt Daniel Taruli Asi Harahap Terus terang Tempo adalah satu-satunya media nasional yang melegakan hati saya di hari-hari terakhir sakit mantan presiden Soeharto sampai kepada kematiannya dan pemakamannya. Ketika seluruh media televisi tiba-tiba secara memualkan mendaulad Soeharto sebagai seorang santo, aulia atau pahlawan suci tak bercela hanya majalah Tempolah yang tetap menjaga dirinya kritis dan jernih memandang bekas penguasa digdaya Indonesia selama 32 (tiga puluh dua) tahun. Jauh sebelumnya, Tempo jugalah satu-satunya majalah yang serius melakukan investigasi melacak kekayaan Soeharto dan keluarganya. Tanpa harus mencemooh dan memaki-maki memakai bahasa vulgar, Tempo tetap pada pendiriannya bahwa Soeharto yang setelah mundur dari presiden menjadi manusia tua renta itu adalah figur yang penuh kontroversi di saat berkuasa, yang cenderung menganggap dirinya sebagai raja dengan restu ilahi yang kata-katanya bak sabda tak tersanggah, dan melakukan banyak kekerasan sekehendak hatinya. Dari Tempo jugalah saya sering tahu hal-hal kecil tapi aneh di sekitar lingkaran kekuasaan yang menggelitik hati untuk berpikir dalam. Salah satu kejanggalan itu: walaupun para mantan pejabat dan tokoh seakan ber-koor meminta masyarakat memaafkan mantan presiden Soeharto namun anak-anak Soeharto sendiri rupanya sama sekali tidak mampu memaafkan Habibie dan Harmoko, yang terbukti dari penolakan kehadiran keduanya untuk menjenguk mantan bossnya. Padahal Habibie sudah jauh-jauh terbang dari Jerman. Namun hari-hari ini Tempo dikecam habis-habisan oleh orang Kristen (tidak semua) atas covernya yang dianggap sensasional. Dan Tempo meminta maaf. Cover itu sendiri diakui oleh perancangnya diilhami oleh lukisan Leonardo Davinci The Last Supper, perjamuan terakhir Yesus bersama murid-muridNya sebelum Dia disalibkan. Namun tokoh-tokoh yang duduk di sekitar meja perjamuan itu adalah Soeharto, dan anak- anaknya (Tutut di kanan dan Sigit di kiri, dan Tomi sedang berbisik entah apa). Postur tubuh tokoh-tokohnya persis lukisan Last Supper. Saya sendiri mengaku ketika pertama kali melihat cover itu terperanjat dan bertanya-tanya: apa hubungannya? Mengapa desainer itu melukiskan Soeharto seperti Yesus sedang makan Paskah terakhir sebagaimana lukisan Davinci itu? Saya mengakui sebenarnya lukisan Last Supper itu adalah imajinasi Davinci sendiri (sebab Yesus dan murid-muridNya tidak terbiasa duduk di kursi memakai meja) yang memakai kerangka berpikir Eropah abad pertengahan. Wajah Yesus adalah wajah Yesus yang dibayangkan oleh sang pelukis. Kita semua tahu bahwa pada masa itu sama sekali belum ada kamera dan wajah Yesus baru dilukis sesudah beberapa abad kematianNya. Karena itu dari segi agama sebenarnya tidak ada penodaan atau pelecehan. Tapi tunggu dulu. Sebagian orang Kristen, terutama dari kalangan Katolik dan ortodoks memperlakukan lukisan tokoh- tokoh Alkitab dan bapa-bapa gereja tidak sekadar lukisan atau dekorasi, tetapi bagian dari perlengkapan ibadah, bahkan ikon, benda suci, Kitab Suci dalam rupa atau gambar. Disinilah masalahnya. Tempo tentu bisa dianggap tidak sensitif terhadap keyakinan pemeluk agama Kristen khususnya Katolik yang meninggikan lukisan-lukisan agama itu. Namun bukan hanya umat Katolik yang merasa terusik. Lukisan Davinci telah lama merasuk ke dalam kehidupan umat Kristen secara keseluruhan. Lukisan itu begitu banyak dipasang di ruang tamu Kristen (bukan hanya Katolik) dan menjadi simbol kekristenan yang paling populer sesudah salib. Apalagi lukisan itu merujuk kepada sakramen perjamuan kudus yang diamanatkan oleh Yesus. Pertanyaan di sini: mengapa Tempo menggunakan simbol keagamaan yang sangat penting ini untuk pemberitaannya tentang Soeharto setelah dia (Soeharto) pergi? Namun jangan gusar. Bukan Tempo yang pertama kali mengutak-atik lukisan Last Supper. Kalau tidak percaya: googling saja atau lacak saja di internet. Dengan mudah kita bertemu lukisan atau karikatur yang mengambil Last Supper sebagai inspirasinya. Sebagian inspiring dan sebagian lagi konyol. Kebetulan saya bukan kritikus seni. Sebab itu saya mencoba memahami makna cover Tempo itu dengan logika saya sendiri. Terus terang, awalnya sulit sekali bagi saya memahami kenapa sang perancang cover menyamakan Soeharto dengan Yesus. Kedua tokoh ini menurut saya berbeda bagaikan langit dan bumi. Yesus seorang miskin papa dan tidak meninggalkan warisan sedikit pun bahkan tidak punya rumah. Soeharto kaya raya dan pernah disebut Forbes sebagai salah satu orang terkaya di dunia dan dituduh mendapatkan harta itu dengan tidak sah. Yesus tidak memiliki anak atau keturunan sementara Soeharto punya anak cucu yang senantiasa disokong dan diistimewakannya berbisnis selama dia berkuasa.
[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Skor Awal Super Tuesday, 6:2 untuk Clinton
Clinton menang juga di California. Tapi harap diingat, yang jadi faktor adalah jumlah delegasi, bukan jumlah negara bagian. Bisa saja jumlah negara bagian menang, tapi jumlah delegasi yang berhasil diperoleh kalah. Secara garis besar, keduanya masih draw. manneke Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED] wrote: http://www.kompas.co.id/read.php?cnt=.xml.2008.02.06.09272110channel=1mn=9idx=25 WASHINGTON, RABU - Setelah dikalahkan Barack Obama di dua negara bagian, Illinois dan Georgia, Hillary Clinton langsung membalas dengan merebut kemenangan di enam negara bagian, Oklahoma, Tennessee dan Arkansas, New Jersey, New York dan Massachussetts. Dengan demikian skor awal adalah 6:2 untuk Clinton. Demikian dilaporkan CNN, MSNBC dan Fox News yang terus mengikuti pemilihan di 22 negara bagian untuk Demokrat. Di antara negara bagian itu, New York, Illinois dan California merupakan taruhan terbesar, meski para kontestan masih bisa mengumpulkan delegasi tanpa memenangi pemilihan di ketiga negara bagian itu sama sekali. Di Georgia, Obama menang 55 persen dibandingkan Clinton yang hanya 40 persen saat 11 persen kelurahan (precint) melaporkan suara.(Reuters) SAS - Looking for the perfect gift? Give the gift of Flickr! [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Super Tuesday Winners
Kalau sampai jam 1345 saat ini, Hillary menang menurut delegasi 615-515 kalau jumlah states, Obama menang 16-12 Rasanya Hillary dalam bahaya... Salam , martin - jakarta - Original Message From: Tunjung Utomo [EMAIL PROTECTED] To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Sent: Wednesday, February 6, 2008 10:10:07 AM Subject: Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Super Tuesday Winners Jadi Hillary ya yg menang? On Feb 6, 2008 10:00 AM, bungaran [EMAIL PROTECTED] s.com wrote: Super Tuesday Winners Democrats Hillary Clinton : Oklahoma(55) , Arkansas (72%), Tennesse(61 %), New YOrk (60%), Massachusets (58%), NJ(55%) Barack Hussein Obama : Georgia(61%) , Illinois(66% ), Delaware(53% ), Alabama (58%) Republicans McCain NJ, IL, CT, DE Romney MA Huckabee WV, AR, AL [Non-text portions of this message have been removed] Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now. http://mobile.yahoo.com/;_ylt=Ahu06i62sR8HDtDypao8Wcj9tAcJ [Non-text portions of this message have been removed]
[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Super Tuesday Winners
Belum Pak Tunjung. Perjalanan masih jauh. Setelah ini mereka masih harus bertarung lagi. Pokoknya sampai keduanya babak belur. Tapi menurut saya siapapun yang menang di antara dua orang ini, kita bis aoptimis AS akan jadi lebih genah. Kalo Republiken yang menang, perang Irak bisa diperpanjang sampai seratus tahun lagi. Ini janjinya McCain. manneke Tunjung Utomo [EMAIL PROTECTED] wrote: Jadi Hillary ya yg menang? On Feb 6, 2008 10:00 AM, bungaran [EMAIL PROTECTED] wrote: Super Tuesday Winners Democrats Hillary Clinton : Oklahoma(55), Arkansas (72%), Tennesse(61 %), New YOrk (60%), Massachusets (58%), NJ(55%) Barack Hussein Obama : Georgia(61%), Illinois(66%), Delaware(53%), Alabama (58%) Republicans McCain NJ, IL, CT, DE Romney MA Huckabee WV, AR, AL [Non-text portions of this message have been removed] - Looking for the perfect gift? Give the gift of Flickr! [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Ngomongin Ngopi
- Original Message - From: Bambang Riyanto [EMAIL PROTECTED] To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Sent: Tuesday, February 05, 2008 9:36 AM Subject: Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Ngomongin Ngopi Sekarang kopi dibatasi oleh istri, jadi gak bisa sesering dulu ngopinya...:( Bung Anton, perlu dibentuk Partai Pecinta Kopi? riyanto == silakan pecinta kopi bisa bergabung di [EMAIL PROTECTED] nyuruput kopi se ah... salam, ghz
Balasan: [Forum Pembaca KOMPAS] Kompas Sangat Mengagumkan
bisa tolong info, KOMPAS tgl berapa ya? Martin Widjaja [EMAIL PROTECTED] wrote: Minggu lalu Kompas lagi2 sangat mengagumkan menampilkan insight story tentang asal muasal perang Ambon dan Poso dan bagaimana diselesaikan oleh P JK yang memang luar biasa. Luar biasa karena puluhan jendral di komandani Jendral bintang empat Wiranto dll gagal total [memang yang meng kreasi kan ?] , tapi bak operasi intelejen plus sosial politik plus ekonomi alias perduitan P JK berhasil menyelesaikan hingga sekarang ... Asal muasal perang itu sendiri Kompas 'berhasil' mengungkapkan tanpa ribut2 , merupakan persaingan agama yang terus menerus mau dibantah dan belokan kearah yang nggak benar. Misal di Poso, yang awalnya mayoritas Kristen dan pemimpinnya [ bupati dll] Kristen pula , secara terencana baik, berkat migrasi suku2 di Sulsel kemudian menjadi terbalik, mayoritas penduduk berubah menjadi Islam dan demikian pula Bupati dll menjadi yang beragama islam. Perubahan ini jelas kemudian menyebabkan kemakmuran [ akibat korupsi, KKN ?] aparat pemerintah menjadi milik yg beragama Islam. Akar masalah ini kemudian menyebabkan keresahan dan dimaksimalkan oleh Laskar2 yang 'mau membela' saudara2 yg seagama menjadi perang saudara dan didukung oleh angkatan yg bersenjata yang memberi peringatan pada yg memerintah untuk hati2 kalau enggak ketidak amanan akan terjadi dimana2... Sama saja dengan Ambon dimana pertentangan supir saja bisa mentrigger perang yang makan kurban ribuan orang itu... Masalah migrasi atau transmigrasi suku2 yang kemudian karena lebih pintar menguasai perekonomian dan perdagangan seolah enggak kelihatan. Saya jadi ingat ucapan P BJ Habibie , di Maluku sekalipun mayoritas Islam yang 90% harus tercermin dalam pemerintahan [gubernur dll ?] Ucapan itu disampaikan dalam kapasitas negarawan yang menjadi ketum ICMI dan menjadi sumber inspirasi dimana2 tanpa memperdulikan pluralitas yang memang sdh ada .. Sayang masih ada beberapa yg nggak tertampil dalam insight story yg menarik ini misal bagaimana Laskar Jihad mengakhiri keterlibatannya termasuk bagaimana Jendral K mundur dr Ambon setelah memimpin 'perang' dengan sangat perwira itu... Heran juga Mas Agus H nggak mengangkat berita ini di milis FPK ? Salam , martin - jkt
[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Protes terhadap cover Tempo tentang Soeharto
Pak manneke, saya boleh tau nggak kenapa anda bilang Forum Alumni PMKRI, FMKI, WKRI, PMKRI, ISKA norak kayak FPI? Saya nggak marah lho Pak, justru saya tertarik dengan comment anda. [Non-text portions of this message have been removed]
[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Protes terhadap cover Tempo tentang Soeharto
Pak Godlip dan Bung Frans, Apa ya yang akan mereka lakukan seandainya Tempo tak minta maaf? manneke Fransiskus Abi [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Maneke yang budiman, saya kira apa yang dilakukan oleh beberapa organisasi Katolik ini masih dalam batas wajar dan tidak anarkis apa lagi mengganggu orang lain. Mereka punya hak untuk meminta klarifikasi (bukan kekerasan), supaya tidak terjadi efek yang negatif terhadap kasus ini, karena interpretasi orang terhadap kasus ini ternyata bermacam-macam. Jadi menyamakan organisasi2 Katolik ini dengan FPI atau MMI sangat berlebihan dan justru agak norak.Kan esensinya sama seperti kita dimilis ini yang menyampaikan keberatan/pendapat kepada TEMPO. Hanya mereka datang langsung ke kantor TEMPO dan kita lewat milis ini. Kasus kulit sampul majalah Tempo ini merupakan pembelajaran bagi indutri pers untuk lebih arif dalam menyampaikan sesuatu kepada pembacanya. Kasus2 serupa supaya tidak terjadi bagi umat lainnya di bumi Indonesia ini. Salam Fransiskus Abi
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Protes terhadap cover Tempo tentang Soeharto
Pak. kayaknya jaman itu belon ada kamera foto deh jawabnya bisa dikoreksi engga? Jawaban: Ngundang pelukis dan mintak dilukis. hihihihi On 05/02/2008, Paulus Tanuri [EMAIL PROTECTED] wrote: Kalau saya agak beda sedikit, yang terlintas di kepala saya adalah tebak2an konyol oleh teman2 saya. Pertanyaan : Apa yang dilakukan Yesus dan murid2nya saat perjamuan terakhir, selain berdoa, makan, dan minum. atau : Apa yang dilakukan Yesus dan murid2nya sesaat sebelum perjamuan terakhir dilakukan. Jawaban : Foto-foto bersama.. buktinya ada banyak fotonya yang beredar. Dan untuk cover Tempo satu ini, saya merasa biasa saja. Tidak merasa ada pelecehan atau apa pun yang beraroma menghina Yesus ataupun kekristenan. Justru saya merasakan sinisme yang amat tinggi yang ditujukan kepada keluarga yang ditampilkan di situ. Sedangkan untuk humor2 yang berhubungan dengan agama Kristen, rasanya ada banyak sekali. Ada yang sopan, ada yang agak-agak kurang ajar. Tapi yah dinikmati saja. Kalau memang humor bagus, ya ikut tertawa. Kalau ada yang sengaja bikin humor dengan tujuan menghina Yesus, biarkanlah itu menjadi urusannya pribadi dengan Yesus. Siapa pulakah saya, kok merasa sanggup untuk menilai isi hati Yesus ? Regards, Paulus T.
RE: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Pak Manneke was: Protes terhadap cover Tempo tentang Soeharto
Setuju. Itu namanya toleransi dalam kehidupan. Apa semua orang harus punya pemikiran yang sama ? Nggak kan. Ya saling menhormati saja lah. Best Regards, Eric Soesilo [EMAIL PROTECTED] 0815-13-899-899 Sent from my E61i With Indosat Blackberry -Original Message- From: simson gintings [EMAIL PROTECTED] Date: Wed, 06 Feb 2008 05:37:11 To:Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Pak Manneke was: Protes terhadap cover Tempo tentang Soeharto Sependapat dgn sikap beberapa organiasi Katolik itu. Artinya, ada yang dirasakan tidak tepat, lalu mereka ungkapkan kepada pihak Tempo, tidak dengan cara berteriak-teriak, dan pihak Tempo menerima tanggapan mereka dan bisa merasakan apa yang mereka rasakan. Itu silaturahmi. Yang jadi soal seandainya orang tidak mau mengutarakan isi hatinya lewat sebuah percakapan (dialog). Kalau ada yang mempersoalkan mengapa beberapa organisasi Katolik itu pergi ke kantor Tempo, justeru pertanyaan itu terasa tidak wajar. Bagi saya (kebetulan Protestan), gambar kulit majalah Tempo itu tidak jadi persoalan. Tentu hal itu tidak bisa saya jadikan ukuran utk mengukur sikap orang Kristen yang lain. Saya teringat tulisan di bis kota beberapa puluh tahun silam, anda puas beritahu teman-teman, anda kecewa hubungi kami. Oragnisasi Katolik itu kurang bahagia melihat gambar kulit Tempo lalu mereka datang memberitahukannya. Lalu Tempo mendengarkan dan mahfum. Selesailah sudah (dari Merahnya Merah Iwan Simatupang). sg = Pojok Milis Komunitas FPK: 1.Milis komunitas FPK dibuat dan diurus oleh pembaca setia KOMPAS 2.Topik bahasan disarankan bersumber dari KOMPAS dan KOMPAS On-Line (KCM) 3.Moderator berhak mengedit/menolak E-mail sebelum diteruskan ke anggota 4.Kontak moderator E-mail: [EMAIL PROTECTED] 5.Untuk bergabung: [EMAIL PROTECTED] KOMPAS LINTAS GENERASI = Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[Forum Pembaca KOMPAS] Re: jalan tol bandara ?
Wah interessant juga nih masalah ceker ayam .. saya bukan ahli sipil, dan saat marak dibicarakannya temuan anak bangsa serta pembangunan jalan tol tersebut saya sama sekali tidak bisa menyimak. Tapi berdasarkan pengetahuan umum saja, nama ceker ayam dimaksud, sebenarnya bukan dari ayam yang kita kenal ujungnya jadi ayam mbok berek atau yang telurnya jadi mata sapi kan?? Melainkan dari ceker burung jenis ayam-ayaman yang cari makannya di rawa-rawa, dan binatang itu benar-benar bisa berjalan diatas air, tentu dengan menggunakan rerumputan dipermukaan air serta konstruksi ceker dengan jari-jari yang flexible dan panjang. Tujuannya adalah menyebarkan gaya dari berat tubuhnya ke rerumputan yang tengah mengambang atau terendam di permukaan air dengan surface sebesar-besarnya .. jadi prinsipnya, floating. Kondisi itu tentu lebih stabil bila bebannya mendekati statis, namun beban dinamis hingga besaran tertentu, juga ok, sebab burung itu diatas air sedang berburu ikan dengan sesekali mematukkan paruhnya tanpa setiap kali kecemplung. Saat beban dinamisnya terlalu besar, walau ngga kecemplung, tapi burung itu ya mendem juga sampe dengkul (eh burung punya dengkul ngga ya?), yang diatasinya dengan koreksi gerakan dan posisi cekernya, maka berdiri lagi lah burung itu diatas air. Nah fungsi yang terakhir ini yang tidak ada pada konstruksi jalan tol kita, maka saat beban dinamisnya terlalu besar, maka mendem lah dia. Kurang jelas penggunaan kata ceker disini berasal dari fungsi seperti diatas, atau memang bentuknya memang kaya ceker, atau dari checkered plate (plat bordes) hehehe .. whatever .. in Indonesia, all of them are possible! Tapi pak Wal memang benar, sepertinya itu hanya system konstruksi yang relative murah dan tidak mampu diberikan beban dinamis yang besar, apalagi dengan amplitude dan kontinuitas yang begitu tinggi. Saya pribadi sebenarnya lebih menyalahkan pemilihan lokasinya. Saat kecil pernah sekali diajak berburu kesana, suatu tour yang menarik dan terkesan seumur-umur, tapi cape nya tujuh hari tujuh malem!! Jalan kaki (istilah benernya: ngerobok) dari jalan raya kapuk selama 3 jam, sampe ke area yang hanya dipenuhi mangrove dan beberapa tambak penduduk asli. Jenis burungnya (migrant) dari yang paling besar, Bango botak, Cangak, Belekok, Kuntul, Belibis, Pelecuk dan ngga tau lagi namanya apa tuh yang kecil-kecil. Tanpa bisa nembak, tinggal pencet pelatuk doang, hampir selalu kena .. betawi bilang, burungnye bejibun, seabreg-abreg!! Kalo ngga salah, pak Rusmin (petinggi AURI?) juga suka berburu kesitu. Saya juga banyak kenal orang asli kapuk, ngga ada cerita tuh yang namanya banjir atau air bah sejak bebuyutnya .. betul-betul pure nature!! Sekarang .. hampir 40 tahun kemudian .. luar biasa sedihnya. Masih teringat, ayah saya bilang sambil menunjuk arah laut, tuh disana nanti akan dibuat jalan raya, dan Halim (atau masih Kemayoran?) akan dipindah kesana. Bagi saya saat itu, hal itu sama juga cerita Flash Gordon. Saya setuju pendapat Vincentius Santoso ahli tata ruang Iternas Malang seperti diberitakan Detikcom: pada upaya pemulihan lahan hijau kenapa harus rakyat kecil saja yang lahan mata pencariannya digusur sana-sini, sementara pemilik modal yang jelas-jelas melanggar peruntukan lahan tidak pernah dikutak-kutik .. boro-boro digusur?? Mustinya sekarang sudah pantas bagi pemerintah untuk menggusur PIK serta seluruh area selatan jalan tol sejarak 1km dari tepi tol, dan kembalikan menjadi rawa mangrove. Malah kalo mungkin, jalan tolnya juga dipindahin kearah Tanggerang??!! Salam, Bodo --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, wal.suparmo [EMAIL PROTECTED] wrote: Salam, Saya setuju dengan Pak Dipo mengenai pelaksanaan proyek yang digrogoti oleh korupsi sehingga menjadi tidak layak dipergunakan. Tetapi khususnya mengenai jalan tol Bandara yang mengenai kemampuan anak negeri dalam hal ini sistim CAKAR AYAM yang sangat dibanggakan dan diminta pengakuan internasional serta patent-nya.Berlaku pandangan yang umum di Indonesia bahwa jamu yang menyembuhkan KADAS ( kurap) juga menyembuhkan KANKER. Menurut pengamatan saya sistim cakar ayam hanya efektif untuk beban STATIS seperti PLTU Muara Karang yang dibuat di atas rawa2 tetapi TIDAK jika bebannya bergerak CEPAT seperti jalan tol yang akhirnya AMBLES. Sistim cakar ayam tidak pernah diuji coba untuk hal semacam ini karena ujian yang dilakukan hanya dengan menjatuhkan blok2 beton ratusan kilo di atasnya. Semula pembuatan BANDARA Sukarno- Hatta akan dilakukan oleh N.V HOLLANDIA KLOOS yang membuat Bandara SCHIPHOL yang terbaik di Eropa tetapi karena RI memaksakan untuk dipergunakan konstruksi cakar ayam, maka HK mengundurkan diri karena tidak SANGGUP untuk bertanggung jawab karena sistim cakar ayam belum teruji di dunia.Hollandia Kloos akhirnya pindah membuat bandara CHANGI di Singapura.Kalau taxiway apalagi platform/tempat parkir tidak/belum menjadi masalah karena benda diatasnya
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Ngomongin Ngopi
Dulu di Semarang ada kopi yang mantaps, namanya 'TOEGOE LOEWAK' Katanya dibikin dari biji2 kopi yang keluar dari kotoran binatang Luwak yg memakan buah kopi. Rasanya benar2 enak Tapi sekarang sudah tidak ada lagi. Yang masih ada kopi LUWAK. Kastubie. Suka kopi. - Original Message From: Dessy Sekar [EMAIL PROTECTED] To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Sent: Tuesday, February 5, 2008 8:25:12 PM Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Ngomongin Ngopi Bener tuh mba' Evi, Jadi inget dulu pernah bikin percobaan kimia untuk ekstrak kafein dari teh karena jumlahnya lebih banyak dibandingkan dengan yang ada di kopi. Tetapi ada sejumlah kandungan kimia yang terdapat di teh sehingga katanya minum teh lebih menyehatkan dibandingkan dengan minum kopi. Tapi ini khan soal selera. Kalau minum kopi paling suka kopi produk lokal Indonesia di Bakoel Koffie jl Barito terutama saat sang pemilik sedang menggoreng kopinya dalam jumlah terbatas sehingga kondisinya selalu fresh. Hmmm nikmat sekali Sekar pecandu Teh --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, evi douren [EMAIL PROTECTED] wrote: Mas Totot, Teh lebih keras dr kopi loh sebenarnya. Theinenya itu lebih kuat efeknya dibandingkan dg kafein. ED - Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now. [Non-text portions of this message have been removed] = Pojok Milis Komunitas FPK: 1.Milis komunitas FPK dibuat dan diurus oleh pembaca setia KOMPAS 2.Topik bahasan disarankan bersumber dari KOMPAS dan KOMPAS On-Line (KCM) 3.Moderator berhak mengedit/menolak E-mail sebelum diteruskan ke anggota 4.Kontak moderator E-mail: [EMAIL PROTECTED] 5.Untuk bergabung: [EMAIL PROTECTED] KOMPAS LINTAS GENERASI = Yahoo! Groups Links Looking for last minute shopping deals? Find them fast with Yahoo! Search. http://tools.search.yahoo.com/newsearch/category.php?category=shopping
Balasan: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Mass killings under Suharto recounted
Saya setuju banget dengan komentar anda Orang Muda! Itulah makna dari ungkapan FORGIVE BUT NOT FORGET!, Dalam pada itu orang-orang macam Sugeng Sarjadi dan mereka yang ikut mendapatkan Kemulyaan,Martabat dan Keluhuran dari Suharto maunya kita harus mau dan ikhlas : FORGIVE AND FORGET! Saya berpendapat bahwa kita tidak boleh FORGET THE HISTORY! Karena ini berarti kita tidak belajar dari sejarah dan bahkan akan meninggalkan sejarah. Seperti apa yang dikatakan George Santanaya : Ones that do not learn from the history will be condemned to repeat it! Ah nggak lah, masak harus mengulang-ulang sejarah kelam yang penuh dengan kebohongan, tipu daya dan kesewenang-wenangan kepada rakyat! Salam perjuangan Tjuk Kasturi Sukiadi anton_djakarta [EMAIL PROTECTED] wrote: Adalah sebuah kebodohan yang fatal bila kita diharuskan melihat masa depan tanpa melihat ke belakang. Sejarah sebuah bangsa adalah sejarah yang dilalui dengan bentukan masa lalu, tanpa kita mengerti tentang apa yang terjadi pada masa lalu dan mencari kebenarannya serta fakta yang melingkupinya, mustahil kita berjalan ke masa depan tanpa mengerti apa yang terjadi pada masa lalu. Soal yang diributkan ke permukaan hanya pada sengketa antara kejinya pelaku, dan penderitaan korban dan hanya terfokus pada persoalan kemanusiaan bukan ke dalam persoalan dialektisnya terhadap sejarah atau okelah nggak usah pake dialektis Marxian, tapi pake hukum sebab akibat Kant saja, artinya sebuah peristiwa masa lalu membentuk peristiwa saat ini. Justru sekarang yang perlu dibangun adalah keterbukaan sejarah, kemauan untuk jujur melihat masa lalu namun tidak saling mendendam. Tapi juga harus ada hukuman bagi pelaku yang berbuat jahat di masa lalu. Persoalan intelektual terbesar di Indonesia adalah masalah kebohongan sejarah yang terus menerus di Propaganda-kan, sehingga terjadilah apa yang disebut Realitas dari kebohongan itu. Dan pelaku yang mendorong bangkrutnya negeri ini, selalu berkata Lihatlah masa depan tapi masa depan itu harus dimaknai jangan ungkit kesalahan saya ANTON --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, tjuk kasturi sukiadi [EMAIL PROTECTED] wrote: Bung Anton, Anda mengikuti dialog lanjutan Sugeng Sarjadi yang menghadirkan Budiman Sujatmiko,Fadjroel Rachman, Priyo Budisantoso, dan Pakar CSIS ( pernah kenal tapi lupa namanya; maklum sudah semakin gaek!)?. Topik mereka adalah : Lihat kedepan dan jangan menoleh kebelakang! Diskusi berkembang kearah upaya untuk menghidupkan semacam Komisi untuk Rekonsialiasi/perdamaian. Apa komentar anda?. Salam perjuangan Tjuk Kasturi Sukiadi - Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di bidang Anda di Yahoo! Answers [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Ngomongin Ngopi
kopi Aroma di Jl.Banceuy - Bandung juga punya kenikmatan yang lain sendiri lho ... dan sudah ada sejak lama sekali Salam, DjS - Original Message From: anton_djakarta [EMAIL PROTECTED] To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Sent: Wednesday, 6 February, 2008 1:29:06 PM Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Ngomongin Ngopi Oke, bisa kita pikirkan Partai Pecinta Kopi dengan agenda utama : 1. Membangun jaringan bisnis lokal kopi dengan menghidupkan kopi khas Indonesia. 2.Membantu jaringan distribusi kopi lokal 3. Mengenalkan segala jenis macam Kopi 4. Memfasilitasi perkembangan pemasaran kopi lokal 5. Mendirikan Bank Kopi, Bank Pendanaan Untuk usaha Perkebunan dan Pabrik pengolahan Kopi yang dikelola rakyat kecil. 6. Membangun Museum Kopi 7.Menghidupkan masyarakat Indonesia cinta Kopi. 8. Menasbihkan Pak Bambang Riyanto sebagai Bapak Kopi Nasional Terima Kasih ANTON Sekjen Partai Pecinta Kopi Onderbouw : Persatuan Kopi Indonesia (PKI) Persatuan Masyarakat Kopi Republik Indonesia (PMKRI) Musyawarah Rakyat Banyak Minum Kopi (MURBA-MK) Pecinta Seni-Kopi Indonesia (PSI) Majelis Syarikat Muda Minum Kopi (Masyumi) --- In Forum-Pembaca- [EMAIL PROTECTED] ps.com, Bambang Riyanto y.briyanto@ ... wrote: Temanya berkembang menjadi tentang kopi nih...hehehe. .. Saya belum pernah tahu di Jakarta ada kopi khas Ulee Kareng. Rumah makan Aceh di Jakarta menyediakan kopi, tapi bukan kopi Ulee Kareng. Malah ada yang ngasihnya cuma Nescafe Dulu waktu tinggal di Solo, sarapan pagi selalu ditemani kopi. Karena sarapan bareng, dan hanya 2 orang (dari 5 orang) yang hobi kopi, setiap sruputan kopi panas selalu diakhiri dengan 'eeh .', tanda kenikmatan sambil pamer yang gak doyan kopihehehe. ... Sekarang kopi dibatasi oleh istri, jadi gak bisa sesering dulu ngopinya...: ( Bung Anton, perlu dibentuk Partai Pecinta Kopi? riyanto ___ Support the World Aids Awareness campaign this month with Yahoo! For Good http://uk.promotions.yahoo.com/forgood/ [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Gedung DPR Akan Disulap jadi Menara Petronas
Anggota dewan kita banyak yang tidak perduli dan nggak mau tau nasib rakyat yang mereka wakili. Sebetulnya apa sih tugas mereka, sepertinya selama ini hanya kepentingan mereka yang menonjol. Rakyat tetap saja menderita. Bangunn bangn para anggota dewan. Kerja lebih terfokus untuk kepentingan rakyat. Kalian kan sudah lebih dari cukup dapat fasilitas yang berlebihan. Kalau kalian jawab dengan tidak berarti kalian bohong. Salam BS sonar sihombing [EMAIL PROTECTED] wrote: Mengapa anggota Dewan yang terhormat ini masih mikirin diri sendiri terus ya? Apa tidak lihat rakyat yang makin hari makin banyak yang kurang kebutuhan primernya? Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED] wrote: http://www.kompas.co.id/read.php?cnt=.xml.2008.02.05.05154559channel=1mn=1idx=1 Gedung wakil rakyat akan direnovasi dalam tahun ini. Total nilai renovasi yang sudah disetujui mencapai Rp 40 miliar yang tidak menutup kemungkinan akan membengkak menjadi Rp 1 triliun. Renovasi ini salah satu tujuannya adalah membangun gedung atau tower seperti menara Petronas di Malaysia. Bahkan, setiap ruangan anggota dewan juga akan dilengkapi kamar mandi dan perpustakaan super lengkap yang hingga kini belum tersedia. Para wakil rakyat periode mendatang, tentu akan mendapatkan failititas sama seperti yang dimiliki hotel berbintang. Dari pantauan Persda Network, juga sudah ada beberapa fasilitas gedung Dewan yang baru. Misalnya, para pengendara motor, kini sudah memiliki jalan tersendiri untuk masuk ke gedung DPR, terpisah dari para pengendara mobil. Di setiap lantai, persis di depan pintu masuk para anggota dewan, kini sudah terpasang layar monitor ukuran besar, meski belum berfungsi. Termasuk, internet dengan kapasitas 8 mega, mesin faximile di setiap ruangan anggota dewan yang nantinya ditambah lagi dengan alat-alat canggih untuk membantu kerja para anggota Dewan. Kepastian akan adanya renovasi gedung dewan ini dipastikan Wakil Sekjen DPR Nining Indra Saleh. Rencana renovasi gedung dewan ini tidak lain menjadi bagian sebagai simbol rakyat yang makin sejahtera. Lebih lengkap dan lebih moderen tentunya. Dana yang sudah disepakati sementara untuk rencana renovasi gedung DPR sebesar Rp 40 miliar yang diambil dari anggaran tahun 2007 melalui keputusan rapat Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) DPR, tahun lalu. Nining kemudian menjelaskan, renovasi gedung DPR, tidak lain bertujuan agar kinerja para wakil rakyat lebih fokus dengan dibantu oleh 5 staf ahli yang kemungkinan lebih leluasa dalam melakukan riset. Ukuran ruang setiap anggota dewan rencananya 10x10 meter. Diprotes Rencana renovasi rumah ini tentunya mendapat protes. Direktur Lingkar Masyarakat Madani (LIMA) untuk Indonesia, Ray Rangkuti menyayangkan rencana ini yang dianggapnya belum lah tepat. Apalagi, dengan kondisi masyarakat, masyoritas masih dalam kesusahan. Mau bangun setinggi apapun, sebetulnya tidak masalah. Cuma, waktunya yang belum tepat untuk saat ini disaaat rakyat yang masih banyak menderita. Kalau sudah tak ada rakyat yang tak bunuh diri karena kesusahan, tak mampu bayar sekolah lagi, itu barulah, tidak apa-apa, ungkap Ray Rangkuti. Protes Ray Rangkuti, tentu berdasar alasan. Yang membuat dahi ini berkerut keheranan, menurut beberapa kalangan DPR yang enggan namanya disebut saat ditemui Persda Network kemarin menjelaskan, rencana renovasi gedung DPR ini, sedianya akan dibuat dua tower megah. Di sisi sisi Utara dan Selatan. Dua tower ini dilengkapi dengan jalan penghubung. Persis sama seperti gedung Petronas di negara tetangga, Malaysia. Hebat, tentunya. Ini mengkhawatirkan sekali. Padahal, yang dibutuhkan oleh rakyat adalah para anggota dewan yang memiliki kepedulian. Yang aspiratif, meski hanya berkantor di gubuk derita. Kenapa sih, para anggota dewan saat ini tidak ada dalam fikirannya untuk mau berhemat di situasi seperti sekarang ini, cetus Ray Rangkuti. Fraksi Kebangkitan Bangsa (FKB) DPR langsung bereaksi keras dalam hal ini. Menurut salah satu anggota FKB, Ario Wijanarko rencana ini hanya akan membuat malu kalangan anggota dewan, sebagai wakil rakyat. Rencana renovasi ini, tegas Wijonarko sangatlah berlebihan. Negara kita kondisinya masih banyak rakyatnya yang susah. Kok tahu-tahu mau ada rencana renovasi gedung dan akan membuat menara seperti tower Petronas segala. Kami, anggota dewan, juga baru tahu rencana ini dari wartawan. Kapan sosialisasinya, tandas Wijonarko. Yang kami butuhkan sebetulnya hanyalah staf ahli saja. Masak mau ada renovasi segala. Dan yang dibutuhkan rakyat adalah kualitas kerja para anggota dewan bukan, gedung yang terlihat mewah. Rencana ini hanya untuk mengutungkan mereka yang mendapatkan proyek saja, tanpa mau melihat kondisi rakyat sekarang ini, tandasnya lagi. (Persda Network/Rachmat Hidayat) - Never miss a thing. Make Yahoo your homepage. [Non-text portions of this message have been removed] - Never miss
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Anas Urbaningrum
Komentar saya setelah baca milis Pan Anton ini: Hahaha... - Original Message From: anton_djakarta [EMAIL PROTECTED] To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Sent: Tuesday, February 5, 2008 9:54:41 PM Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Anas Urbaningrum Dulu dia itu Ketua PB HMI, awalnya sih orangnya nggak pinter ngomong tapi lama2 jadi jago ngomong. Basis pemikirannya nggak jelas, masih jauh lebih jelas Budiman Soedjatmiko atau arah politiknya Fajroel Rahman yang strategis dengan menembak langsung Suharto. Dia itu Sering ngumpul-ngumpul sama anak UGM yang pinter-pinter eh, karena nasib aja dia jadi anggota KPU, tapi You tahu kanpemimpin KPU di penjara, mustinya dia juga terlibat dan ada arah kesana, tapi dia malah berlindung di Demokrat, kalau dia berjiwa pemimpin dia jelaskan dulu kasus KPU, atau dia tidak meninggalkan pemimpin KPU begitu saja, dengan meninggalkan gelanggang. Colong Mlayu, Tinggal Gelanggang. Sekarang malah jadi pembela aktif SBY. Kita lihat setelah SBY jatuh dia akan lari kemana, nggandul siapa ANTON --- In Forum-Pembaca- [EMAIL PROTECTED] ps.com, sawung [EMAIL PROTECTED] wrote: om, anas ini perannya di jaman reformasi ini apa seh? apa gara-gara sering muncul di tv? 2008/2/4 anton_djakarta anton_djakarta@ ...: !-- #ygrp-mkp{ border:1px solid #d8d8d8;font-family:Arial;margin:14px 0px;padding:0px 14px;} #ygrp-mkp hr{ border:1px solid #d8d8d8;} #ygrp-mkp #hd{ color:#628c2a;font-size:85%;font-weight:bold;line-height:122%;margin:10px 0px;} #ygrp-mkp #ads{ margin-bottom:10px;} #ygrp-mkp .ad{ padding:0 0;} #ygrp-mkp .ad a{ color:#ff;text-decoration:none;} -- !-- #ygrp-sponsor #ygrp-lc{ font-family:Arial;} #ygrp-sponsor #ygrp-lc #hd{ margin:10px 0px;font-weight:bold;font-size:78%;line-height:122%;} #ygrp-sponsor #ygrp-lc .ad{ margin-bottom:10px;padding:0 0;} -- !-- #ygrp-mlmsg {font-size:13px;font-family:arial, helvetica, clean, sans-serif;} #ygrp-mlmsg table {font-size:inherit;font:100%;} #ygrp-mlmsg select, input, textarea {font:99% arial, helvetica, clean, sans-serif;} #ygrp-mlmsg pre, code {font:115% monospace;} #ygrp-mlmsg * {line-height:1.22em;} #ygrp-text{ font-family:Georgia; } #ygrp-text p{ margin:0 0 1em 0;} #ygrp-tpmsgs{ font-family:Arial; clear:both;} #ygrp-vitnav{ padding-top:10px;font-family:Verdana;font-size:77%;margin:0;} #ygrp-vitnav a{ padding:0 1px;} #ygrp-actbar{ clear:both;margin:25px 0;white-space:nowrap;color:#666;text-align:right;} #ygrp-actbar .left{ float:left;white-space:nowrap;} .bld{font-weight:bold;} #ygrp-grft{ font-family:Verdana;font-size:77%;padding:15px 0;} #ygrp-ft{ font-family:verdana;font-size:77%;border-top:1px solid #666; padding:5px 0; } #ygrp-mlmsg #logo{ padding-bottom:10px;} #ygrp-vital{ background-color:#e0ecee;margin-bottom:20px;padding:2px 0 8px 8px;} #ygrp-vital #vithd{ font-size:77%;font-family:Verdana;font-weight:bold;color:#333;text-transform:uppercase;} #ygrp-vital ul{ padding:0;margin:2px 0;} #ygrp-vital ul li{ list-style-type:none;clear:both;border:1px solid #e0ecee; } #ygrp-vital ul li .ct{ font-weight:bold;color:#ff7900;float:right;width:2em;text-align:right;padding-right:.5em;} #ygrp-vital ul li .cat{ font-weight:bold;} #ygrp-vital a{ text-decoration:none;} #ygrp-vital a:hover{ text-decoration:underline;} #ygrp-sponsor #hd{ color:#999;font-size:77%;} #ygrp-sponsor #ov{ padding:6px 13px;background-color:#e0ecee;margin-bottom:20px;} #ygrp-sponsor #ov ul{ padding:0 0 0 8px;margin:0;} #ygrp-sponsor #ov li{ list-style-type:square;padding:6px 0;font-size:77%;} #ygrp-sponsor #ov li a{ text-decoration:none;font-size:130%;} #ygrp-sponsor #nc{ background-color:#eee;margin-bottom:20px;padding:0 8px;} #ygrp-sponsor .ad{ padding:8px 0;} #ygrp-sponsor .ad #hd1{ font-family:Arial;font-weight:bold;color:#628c2a;font-size:100%;line-height:122%;} #ygrp-sponsor .ad a{ text-decoration:none;} #ygrp-sponsor .ad a:hover{ text-decoration:underline;} #ygrp-sponsor .ad p{ margin:0;} o{font-size:0;} .MsoNormal{ margin:0 0 0 0;} #ygrp-text tt{ font-size:120%;} blockquote{margin:0 0 0 4px;} .replbq{margin:4;} -- Looking for last minute shopping deals? Find them fast with Yahoo! Search. http://tools.search.yahoo.com/newsearch/category.php?category=shopping [Non-text portions of this message have been removed]
[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Super Tuesday Winners
Bacot Mc Cain ini tentang perang Irak yang bisa diperpanjang sampai 100 tahun lagi mengingatken saya pada tokoh kolonialis Belanda paling beken di tahun 30-an, Colijnyang menyebutken Belanda ada di Hindia Belanda selama seratus tahun bahkan seribu tahun lagi Ucapan Mc Cain, ini seperti ucapan jago perang tua yang sudah ketinggalan jaman. ANTON --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, manneke budiman [EMAIL PROTECTED] wrote: Belum Pak Tunjung. Perjalanan masih jauh. Setelah ini mereka masih harus bertarung lagi. Pokoknya sampai keduanya babak belur. Tapi menurut saya siapapun yang menang di antara dua orang ini, kita bis aoptimis AS akan jadi lebih genah. Kalo Republiken yang menang, perang Irak bisa diperpanjang sampai seratus tahun lagi. Ini janjinya McCain. manneke Tunjung Utomo [EMAIL PROTECTED] wrote: Jadi Hillary ya yg menang? On Feb 6, 2008 10:00 AM, bungaran [EMAIL PROTECTED] wrote: Super Tuesday Winners Democrats Hillary Clinton : Oklahoma(55), Arkansas (72%), Tennesse(61 %), New YOrk (60%), Massachusets (58%), NJ(55%) Barack Hussein Obama : Georgia(61%), Illinois(66%), Delaware(53%), Alabama (58%) Republicans McCain NJ, IL, CT, DE Romney MA Huckabee WV, AR, AL [Non-text portions of this message have been removed] - Looking for the perfect gift? Give the gift of Flickr! [Non-text portions of this message have been removed]
[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Undangan Diskusi YJP: Perempuan versus Soeharto
Ih, Mariana temennya hebat-hebat euy Kenalin dung Salam buat Pak Asvi dan Bung Fajroel, saya banyak belajar dari bukunya... ANTON Ketua Liga Bela Gerwis (Gerakan Wanita Sedar) --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, -MGR- [EMAIL PROTECTED] wrote: Diskusi Yayasan Jurnal Perempuan Sabtu, 09 Februari 2008, pukul 15.00-17.00 WIB Pasaraya Book Fair 2008 Lantai 7, Gedung Timur, Pasaraya Blok M, Jakarta Selatan Perempuan Versus Soeharto Pembicara: Asvi Warman Adam (Sejarahwan) Mariana Amiruddin (Direktur Eksekutif Yayasan Jurnal Perempuan) Fadjroel Rakhman (Aktivis Mahasiswa 80 dan 98) Moderator: Nur Azizah (Aktivis Yayasan Jurnal Perempuan) Soeharto memulai kekuasaannya di negeri ini dengan melakukan stigma terhadap gerakan kaum perempuan. Gerakan Wanita Indonesia (Gerwani) yang sebelumnya eksis, dicitrakan sebagai gerakan pembunuh yang kejam, amoral, dan atheis. Dan setiap gerakan perempuan yang memiliki aktivitas seperti Gerwani akan menerima stigma dan perlakuan buruk dari rejim Soeharto. Rejim ini pula memiliki konsep dan identitas sendiri untuk mengurung kaum perempuan: konco wingking alias teman belakang adalah posisi resmi bagi para istri untuk suami mereka. Inilah posisi yang lumrah dan sah. Tujuannya jelas: pemusnahan terhadap pergerakan kaum aktivis perempuan. Sebagai alat kontrol dan pengesahan posisi perempuan versi rezim kekuasaan, diciptakanlah organisasi-organisasi wanita (bukan perempuan) dari pusat hingga tingkat desa/kelurahan: Dharma Wanita, Dharma Pertiwi, dan PKK dengan aktivitas yang justru mengembalikan perempuan ke tatanan perempuan Jawa-feodal: perempuan yang manut pada titah suami, lemah-lembut, bahkan bila perlu swargo nunut, neraka katut (suami ke surga atau ke neraka, istri pun turut). Diskusi ini juga hendak mengulas Jurnal Perempuan edisi 52 Kami Punya Sejarah. Selain bisa berdiskusi anda bisa datang ke pameran buku: Pasaraya Book Fair 2008. Untuk informasi lebih lanjut kontak: Nur Azizah 0818-064-884-63 e-mail: [EMAIL PROTECTED] Yayasan Jurnal Perempuan Jl. Tebet Barat VIII No. 27 Jakarta Selatan 12810 Telp. 62.21. 8370 2005 (Hunting) Fax. 62.21. 830 2434 e-mail : [EMAIL PROTECTED]
[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Kulitmuka TEMPO
Jelas Judas-nya itu BJ Habibie ANTON --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, simson gintings [EMAIL PROTECTED] wrote: Dalam upacara the last supper yg sebenarnya hadir disana Judas Iskariot, sang pengkhianat. Apakah dalam versi Tempo itu juga hadir figur dgn karakter yang sama? Seandainya tidak, semakin banyak yg tidak mengena dlm kulit muka majalah Tempo itu. sg --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Goenawan Mohamad goenawan_mohamad@ wrote: KULITMUKA TEMPO Tentu tidak ada maksud majalah TEMPO untuk melukai hati orang Kristen, tetapi tidak berarti tidak ada yang salah dalam gambar itu. Menurut hemat saya, menggunakan tema Perjamuan Terakhir dalam karya Leonardo da Vinci jadi dasar tema kepergian Suharto sama sekali tidak tepat. Tema dan suasana Perjamuan Terakhir dalam lukisan itu adalah kesedihan, keprihatinan dan kerelaan di antara mereka yang tak punya apa-apa. Sedang justru itu yang tak ada di hari terakhir Suharto. Suharto tidak mati disalib. Juga saya ragu apakah kematiannya akan melahirkan keyakinan baru. Dan yang jelas, yang dibagi-bagikannya (dan dinikmati anak-anaknya) bukanlah potongan roti dan beberapa reguk anggur, melainkan kekayaan yang berlimpah-limpah, yang didapat karena kekuasaan politik. Saya senang bahwa ada protes tapi tak ada kekerasan. Saya senang bahwa dengan tulus pimpinan TEMPO minta maaf, dan Sekjen KWI memberikan maafnya. Itu tanda kita masih bersedia menjaga peradaban.
[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Undangan Diskusi YJP: Perempuan versus Soeharto
Mar, dan rekan-rekan yang aktif dalam meneliti sejarah pergerakan perempuan di Indonesia. Kalau ada seminar kayak begini lagi tolong undang Daniel Dhakidae, saya paling suka pembeberan beliau tentang apa dibalik makna pendegradiran gerakan perempuan dikorelasikan dengan kekuasaan. Coba anda lihat dalam bukunya Cendekiawan dan Kekuasaan dalam Negara Orde Baru disitu terang sekali Orde Baru sudah sangat cerdas bermain untuk menghancurkan ruang makna pergerakan perempuan menjadi hanya subordinat dari kekuasaan. Dan yang paling menarik adalah amatan Daniel Dhakidae yang diambil dari bukunya : Saskia Eleonora Wieringa. Saya kira menarik. Atau saya ada idee, semoga pihak KOMPAS dan eks Prisma membaca idee ini, chususnja madjalah Prisma yang bisa dibilang satu-satunya media cetak berbasis intelektual yang sangat populer di jaman Orde Baru untuk kembali lagi melakukan studi komprehensif tentang peran kekuasaan Orde Baru lalu dijadikan sebuah tema yang kelak disosialisasikan kepada Generasi Muda. Jujur saja melihat kematian Suharto kemarin seakan-akan ada sinyal gerakan besar untuk membangkitkan lagi pola-pola otoritarian model Suharto ini, Masyarakat sudah lupa terhadap makna sejarah. Mari kita hidupkan kembali Sejarah dari ruang kematian akibat kekuasaan dan uang. ANTON --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, -MGR- [EMAIL PROTECTED] wrote: Diskusi Yayasan Jurnal Perempuan Sabtu, 09 Februari 2008, pukul 15.00-17.00 WIB Pasaraya Book Fair 2008 Lantai 7, Gedung Timur, Pasaraya Blok M, Jakarta Selatan Perempuan Versus Soeharto Pembicara: Asvi Warman Adam (Sejarahwan) Mariana Amiruddin (Direktur Eksekutif Yayasan Jurnal Perempuan) Fadjroel Rakhman (Aktivis Mahasiswa 80 dan 98) Moderator: Nur Azizah (Aktivis Yayasan Jurnal Perempuan) Soeharto memulai kekuasaannya di negeri ini dengan melakukan stigma terhadap gerakan kaum perempuan. Gerakan Wanita Indonesia (Gerwani) yang sebelumnya eksis, dicitrakan sebagai gerakan pembunuh yang kejam, amoral, dan atheis. Dan setiap gerakan perempuan yang memiliki aktivitas seperti Gerwani akan menerima stigma dan perlakuan buruk dari rejim Soeharto. Rejim ini pula memiliki konsep dan identitas sendiri untuk mengurung kaum perempuan: konco wingking alias teman belakang adalah posisi resmi bagi para istri untuk suami mereka. Inilah posisi yang lumrah dan sah. Tujuannya jelas: pemusnahan terhadap pergerakan kaum aktivis perempuan. Sebagai alat kontrol dan pengesahan posisi perempuan versi rezim kekuasaan, diciptakanlah organisasi-organisasi wanita (bukan perempuan) dari pusat hingga tingkat desa/kelurahan: Dharma Wanita, Dharma Pertiwi, dan PKK dengan aktivitas yang justru mengembalikan perempuan ke tatanan perempuan Jawa-feodal: perempuan yang manut pada titah suami, lemah-lembut, bahkan bila perlu swargo nunut, neraka katut (suami ke surga atau ke neraka, istri pun turut). Diskusi ini juga hendak mengulas Jurnal Perempuan edisi 52 Kami Punya Sejarah. Selain bisa berdiskusi anda bisa datang ke pameran buku: Pasaraya Book Fair 2008. Untuk informasi lebih lanjut kontak: Nur Azizah 0818-064-884-63 e-mail: [EMAIL PROTECTED] Yayasan Jurnal Perempuan Jl. Tebet Barat VIII No. 27 Jakarta Selatan 12810 Telp. 62.21. 8370 2005 (Hunting) Fax. 62.21. 830 2434 e-mail : [EMAIL PROTECTED]