[Forum Pembaca KOMPAS] Profesi guru

2008-04-20 Terurut Topik annai_velangkanni
Salam moderator, saya ingin bagi-bagi informasi nih. Terutama 
mengingat dunia pendidikan kita saat ini yang mengalami sedikit 
perubahan dengan semakin banyaknya sekolah internasional. 
Barangkali disini ada anak-anak muda yang berniat menjadi guru dengan 
kualitas global. Mungkin informasi ini bermanfaat. Semoga lulus 
sensor yah...

salam,

Profesi guru
Oleh : Marice Maria Sitanggang

Dunia pendidikan di Indonesia akhir-akhir ini cukup menggairahkan. 
Lepas dari kontroversi atas keberadaan sekolah 
bertaraf internasional yang tidak memihak kaum lemah, hadirnya 
sekolah-sekolah sejenis ini telah merangsang banyak orang untuk 
memberi perhatian kembali terhadap dunia pendidikan kita. Profesi 
guru yang dulu bukan merupakan pilihan yang populer, mulai dilirik 
oleh beberapa anak muda sebagai profesi. Nah, tulisan ini saya 
tujukan untuk anak-anak muda yang berencana menjadi seorang guru. 
Mengenal lebih jauh tentang profesi guru sehingga anda memiliki 
gambaran. Penjelasan yang singkat ini jauh dari lengkap, namun saya 
berharap dengan membaca tulisan ini anda dapat memetakan posisi anda, 
sehingga dapat membantu anda membuat keputusan apakah memilih menjadi 
seorang guru atau tidak. 

Persoalan pertama yang diajukan oleh seorang calon pekerja adalah 
tentang penghasilan. Dahulu, hidup guru banyak yang tidak sejahtera 
jika ia tak memiliki pekerjaan sampingan. Namun, sekarang, jika anda 
seorang guru yang berkualitas, anda tak perlu risau soal penghasilan. 
Saat ini banyak sekolah internasional atau national plus yang 
membayar guru dengan nilai yang memuaskan. Rata-rata sekolah national 
plus memberi gaji sekitar 4 - 8 juta rupiah kepada guru lokal. 
Sekolah internasional bahkan berani membayar hingga 15-20 juta rupiah 
sebulannya. Jika anda memiliki leadership, bukan tidak mungkin anda 
memiliki kesempatan menjadi seorang Principal, yang tentunya memiliki 
penghasilan lebih tinggi,  atau mungkin mendirikan sekolah sendiri? 
Who knows...

Sebelum menilik keahlian apa saja yang harus anda miliki jika menjadi 
seorang guru, marilah kita lihat keuntungan apa saja yang anda 
dapatkan jika berprofesi sebagai guru. Pertama, memiliki banyak 
libur. Selain hari libur nasional, anda juga akan berlibur jika 
liburan sekolah: Libur hari raya keagamaan, Libur Mid Semester, libur 
Semester, Off hari Sabtu. Bandingkan dengan pekerja 8 to 5, yang 
hanya bisa berlibur kalau cutinya sudah disetujui. Kedua, memiliki 
kesempatan yang sangat luas membangun jaringan/networking. Jika anda 
berhasil membangun relasi yang baik dengan siswa, mantan siswa dan 
orang tua, bukan tidak mungkin suatu hari mereka akan memberikan 
kontribusi bagi kemajuan anda. Networking adalah aset yang patut 
diperhitungkan jika suatu hari anda beralih profesi menjadi pebisnis. 
Ketiga, kesempatan yang selalu terbuka untuk mengup-date ,up-grade 
keahlian dan ilmu pengetahuan. 

Bekerja sebagai guru pada dasarnya haruslah panggilan jiwa. Selain 
menuntut banyak keahlian, menjadi guru haruslah seorang yang dewasa 
secara emosional. Profesi anda menuntut anda sebagai panutan, karena 
itu anda diharapkan mampu menjadi seorang yang sempurna. Paling tidak 
anda harus sempurna di mata siswa. Fatal sekali, misalnya, jika 
sampai di depan kelas anda menunjukkan bahwa anda tidak mampu 
menjawab pertanyaan siswa. Siswa tidak akan dipercaya jika anda 
terlihat bodoh. Jika anda melakukan kesalahan seperti itu, tak berapa 
lama sesudahnya rasa hormat pada andapun akan sirna, kemudian anda 
akan tidak mampu menguasai situasi, akhirnya tidak betah. Mampu tidak 
mampu, anda harus tampil perfek. Sebab itu menjadi seorang guru, anda 
harus benar-benar menguasai ilmu yang anda ajarkan. Kalau anda tidak 
ahli, tidak menguasai, apalagi tidak mencintai, matematika, misalnya, 
janganlah menjadi guru matematika. Anda berada di tempat yang salah 
dan hanya akan membuat diri sendiri sengsara lahir batin.

Sejalan dengan sifat ilmu pengetahuan yang bersifat dinamis, 
pekerjaan anda menuntut anda untuk rajin meng-up date pengetahuan. 
Terutama jika anda guru sains, anda sangat dituntut untuk mengikuti 
perkembangan. Jangan sampai anda, misalnya, mengatakan bagian dari 
atom ada tiga, sebab sekarang sudah empat. Jangan sampai anda 
mengatakan pluto adalah planet terjauh, sebab sekarang status pluto 
sudah berubah. Menjadi seorang guru haruslah seorang yang haus akan 
informasi. Karena itu, seorang guru haruslah seorang yang rajin 
membaca, rajin ikut diskusi, rajin ikut seminar, rajin browsing 
internet. Kalau anda pemalas yang hanya mampu bercuap-cuap, janganlah 
menjadi guru.

Seorang guru yang kompeten haruslah juga seorang yang kreatif. Anda 
haruslah seorang perancang yang handal. Anda harus mampu merancang 
lesson plan. Mengajar membutuhkan persiapan. Bukan hanya 
mempersiapkan materi, juga strategi bagaimana mentransfer ilmu anda. 
Anda harus mampu membaca daya serap siswa anda sehingga anda bisa 
memutuskan pendekatan apa yang anda gunakan untuk menggiring siswa 
anda 

[Forum Pembaca KOMPAS] PENDAPATAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP).

2008-04-20 Terurut Topik Kris Subekti
PENDAPATAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP).

Baru-baru ini calon presiden Amerika dari Partai Demokrat baik itu 
Hillary Clinton maupun Barrack Obama dalam kampanyenya sama-sama 
sepakat bila salah satu dari mereka terpilih jadi Presiden Amerika 
Serikat berjanji tidak akan memungut Pajak bagi warga Negara Amerika 
yang berpenghasilan kurang dari US$ 200.000 atau setara dengan 
Rp1,82 Milyard setahun.

Bila angka tersebut diatas dibandingkan dengan angka Batas 
Pendapatan Tidak Kena Pajak di Republik ini yang hanya sebesar Rp 
1,1 juta perbulan atau sebesar Rp 13,2 juta setahun maka Pendapatan 
Tidak Kena Pajak di Indonesia hanyalah sebesar 0.73 % dibanding PTKP 
di Amerika.

Tentulah para pembayar pajak di Republik ini tidak berharap agar 
Batas Pendapatan Tidak Kena Pajaknya disamakan dengan Amerika, hanya 
saja perbedaan yang lebih dari seratus kali ini ini apakah 
pantas  

Bagaimana wakil Rakyat di DPR dan bagaimana Menteri Keuangan sebagai 
perumus Kebijakan Pajak, masih mungkinkan dilakukan perbaikan, agar 
rakyat yang masih belum bias hidup layak diberi kesempatan 
meningkatkan penghasilannya dulu sebelum diwajibkan membayar pajak…….




[Forum Pembaca KOMPAS] Adopsi Pohon Hutan......!!!!

2008-04-20 Terurut Topik green radio
*Hanya dengan 3,000 rupiah sebulan, Anda bisa menambah satu pohon di Taman
Nasional Gunung Gede Pangrango. Mari ambil bagian dalam kegiatan adopsi
pohon dan penanaman pohon di kawasan Hutan Sahabat Green. Kita akan
mengadopsi 5 hektar area hutan di Taman Nasional Gunung Gede
Pangrango.Dengan menanam sekitar 2000
pohon dengan masa adopsi 3 tahun, biaya perawatan yang diperlukan adalah
sebesar 72 juta rupiah pertahun.

Dengan 3,000 rupiah sebulan atau 108.000 rupiah untuk masa perawatan tiga
tahun, anda dapat memiliki 1 pohon atas nama anda di Hutan Sahabat Green.
Kami akan mengajak anda berwisata sekaligus belajar tentang lingkungan dan
melihat pohon sumbangan anda di Hutan Sahabat Green.

Sumbangkan dana adopsi pohon hutan, Sahabat Green, ke rekening BCA No
Rekening 5800091090 atas nama PT. Media Lintas Inti Nusantara. Bukti
transfer dapat di fax ke 021-8516107 dan untuk informasi lebih lanjut anda
dapat menghubungi bagian Promosi 89,2 FM GREEN RADIO dengan Septa di
021-8573388 ext. 114 dan 021-91634308.

Green Radio akan mengumumkan setiap hari sumbangan Sahabat Green di acara
GREEN TALK dan www.greenradio.fm

*


[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum Pembaca KOMPAS] MNC Masuk, 57 karyawan Deli TV dipecat

2008-04-20 Terurut Topik Edrin Adriansyah Nasution
Salam Pers!
MANTAN KARYAWAN DELI TV TUNTUT HAK NORMATIF
 
Perusahan Televisi lokal Sumatera Utara PT. Deli Media
Televisi (DELI TV) yang merupakan televisi lokal
pertama di Sumatera Utara telah melakukan pemecatan
besar-besaran terhadap karyawannya yang telah mengabdi
selama hampir 3 tahun, pemecatan tersebut dilakukan
tanpa pemberitahuan sebelumnya, bahkan tanpa diberikan
Hak-Hak normatif oleh perusahaan Deli Tv. Tiga tahun
mengabdi bukan waktu yang sedikit bagi karyawan Deli
TV, dari mulai Deli Tv yang memiliki gedung sebuah
ruko di jalan timor hingga menjadi sebuah stasiun
televisi yang standar saat ini di Jl.
Wartawan/Intertip Medan .
 
Pemecatan tersebut dipicu terjadinya ketidakcocokan
antara sesama pemegang saham dalam pembagian
keuntungan, karena Manajemen Deli Tv dibawah Direktur
umum Chairman, SE dinilai tidak ada Transparansi, dan
diduga banyak penyelewengan-penyelewengan yang
dilakukan Direktur Umum tersebut, sehingga terjadi
percekcokan antar pemegang Saham serta dengan
ambisinya, Chairman, SE menjual Televisi Lokal yang
merupakan Kebanggaan Masyarakat Sumut kepada MNC GROUP
dengan dalih Chairman, SE dijanjikan menjabat sebagai
Kabiro SUN TV Medan (milik MNC Group). Beginilah kalau
pengusaha seperti PENGUASA, mereka sesuka hatinya
menindas pekerja yang memang mencari uang untuk
kebutuhan hidup.
 
Penjualan televisi kebanggaan masyarakat Sumatera
Utara tersebut, bukan membawa perubahan bagi karyawan
Deli Tv yang tidak jelas nasibnya, tetapi justru
terjadi pengangguran besar-besaran di Sumatera Utara,
dimana Karyawan yang telah mengabdi selama hampir 3
tahun di pecat begitu saja tanpa ada surat PHK dan
pesangon, lebih sadisnya lagi, pengumuman Pemecatan di
umumkan melalui selembar kertas yang di tempelkan di
meja security, seperti pengumuman kelulusan Ujian
Negara siswa SMP, dalam surat pengumuman tersebut,
ditulis, “Bagi Nama Karyawan yang tidak tercantum
namanya dilarang masuk kembali, segala pengurusan gaji
terakhir akan diselesaikan pada hari berikutnya”. 
 
Kami Sebagai Karyawan/ i merasa terzalimi dengan
terjadinya pengalihan dari pemilik lama ke pemilik
yang baru. Karena dimana kami orang yang telah
mengabdi selama lebih kurang 3 tahun dan memberikan
loyalitas serta ikut membesarkan nama DELI TV dibuang
begitu saja tanpa adanya konfirmasi ataupun
pemberitahuan sebelumnya oleh Pihak Manajement DELI TV
Bapak Chairman, SE, bahkan pemecatan tersebut tanpa
diberikan pesangon dan surat PHK serta tanpa melalui
prosedur yang ditetapkan oleh undang-undang
ketenagakerjaan.
 
Akibat Peristiwa ini mantan karyawan Deli Tv, yang
ingin menikah, baru menikah dan memiliki keluarga.
tidak tahu nasib keluarga dan masa depan mereka. Maka,
melalui FORUM ini kami mantan Karyawan Deli Tv akan
melakukan tuntutan sebagai berikut :
1.  Mantan Karyawan Deli Tv MENUNTUT diaudit manajement
Deli Tv dibawah kepemimpinan direktur Umum Chairman,
Se alias Apin, karena diduga banyak penipuan-penipuan
yang dilakukan pada pemirsa Deli Tv (Masyarakat Sumut)
dalam menyiarkan Program-program kuis diantaranya
“Kuis Hannock”, “Warung sehat” dimana pada
seharusnya pada perjanjian kontraknya harus disiarkan
secara langsung (LIVE) ini dilakukan secara siaran
ulang (TAPING) dan pemenang serta hadiah diambil oleh
Direktur Umum Deli Tv Chairman, SE tanpa diketahui
pemasang iklan. 
2.  Mantan Karyawan Deli Tv MENUNTUT Manajement Deli
membayar pesangon Karyawan yang dipecat secara sepihak
tanpa melalui prosedur yang ditetapkan Undang-undang
ketenagakerjaan.
3.  mantan Karyawan Deli Tv Meminta DPRDSU, PEMPROVSU
dan KAPOLDASU mencabut hak siar perusahaan media PT.
Deli Media Televisi, karena diduga tidak memiliki izin
penyiaran sejak mengudara.
4.  Mantan karyawan Deli Tv Meminta DPRDSU, PEMPROVSU
kapoldasu mengusut penjualan Deli Tv ke Pihak Pusat
dalam hal ini dibeli MNC untuk dijadikan Biro SUN TV
(MNC Group), sebab izin Deli Tv hanya  izin lokal
bukan izin Nasional.
 
Demikian tuntutan kami sebagai mantan karyawan Deli Tv
yang dipecat tanpa memberikan hak-hak pekerja.
 
Medan , 03 April 2008
   TTD
FORUM PEUDLI NASIB DELI TV Medan



  

Be a better friend, newshound, and 
know-it-all with Yahoo! Mobile.  Try it now.  
http://mobile.yahoo.com/;_ylt=Ahu06i62sR8HDtDypao8Wcj9tAcJ


[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Mulai 1 Mei 2008, Mobil Diparkir Liar Akan Dikunci

2008-04-20 Terurut Topik jahja paat
Hormat Kami,

Setuju sekali parkir Liar di kunci.

Jangankan di Boston  USA ,di India pun tidak pandang bulu dari mobil sampai 
motor  umum maupun pribadi yang sembarangan parkir( bedakan antara parkir yang 
pengendaranya turun mematikan kendaraannya ).Akan di GEMBOK dan atau di gerek 
/ tarik ke kantor POLISI.

Saran kami pengelolanya tetap POLISI ya mobil atau motor akan tetap di gembok 
atau digerek ke Kantor POLISI .

Kalau di India biaya menarikkan  atau menggembokkan kendaraan roda empat  
adalah 500 rupee (atau sekitar Rp.110.000.-) Naaah bagi kendaraan roda dua 
sekitar 200 rupee atau sekitar RP.40.000.-.

Setiap pengambilan atau pelepasan gembok disertai kuitansi yang sah dari kantor 
polisi .

Yaa kapan lagi memulai disiplin kalau tidak dari sekarang .

Hormat kami


Jahja F J P

   
-
Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile.  Try it now.

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum Pembaca KOMPAS] Susahnya Mmbawa Kndaraan di Jakarta-- Kompas hrs mnulis dari sudut pndang lain

2008-04-20 Terurut Topik Roy Thaniago
Akhirnya saya lega. Keruwetan pinggir jalan di roxy akhirnya ditulis
oleh Kompas. Karena itu, saya berterima kasih. Tapi sayang, yg
dipandang hanya dari sudut pengelolaan lahan parkir. Padahal masalah
ini bisa dikembangkan lagi dari sudut pandang pengelolaan lahan, yg
merupakan areal ruang publik.

Di sepanjang jembatan layang Roxy yg baru itu, badan jalan di pakai
untuk parkir ilegal (sekarang para tukang parkir yg lebih mirip preman
itu memakai seragam resmi). Bukan saja parkir ilegal, tapi juga
pungli. Tiap mau berputar arah, preman2 sudah siap mencegat menadahkan
tangan. Kalau tak dikasih, bisa berabe urusannya.

Bukan iu saja, tanaman yg ditanam di bawah jembatan layang (mungkin
dimaksudkan agar tidak ditempati orang2 berdagang atau bertempat
tinggal) malah tidak diurus sama sekali. Tak ada yang menyirami. Tak
ada yg menjaga. Sekarang, tanaman yg pastinya memakan biaya itu bnyk
yg mati. Bukan itu saja, para pejalan kaki pun sering menerobos dan
menginjak seenaknya. Pengelola tdak serius menangani proyek ini. Atau
memang tanaman diadakan hanya untuk memperbesar kemungkinan uang yg
bisa dikorupsi?

Alhasil, sekarang sudah bnyk pedagang kaki lima yg menempati kolong2
jembatan. Kalau tidak diatur (bukan diusir), bukan tidak mungkin ini
akan melahirkan potensi sebagai daerah rawan kriminal. Selain itu,
efek jangka panjangnya, ini yg menyebabkan mereka - para pedagang -
memahami kalau mereka diijinkan pemerintah setempat utk memakai lahan itu.

Hal inilah yg sering kita lihat manakala pedagang kaki lima/penghuni
rumah liar marah kalau 'kediaman' mereka dibongkar paksa. Pasalnya,
mereka sudah dibiarkan bertahun-tahun tanpa diusik. Sehingga mereka
menyadari, bahwa mereka sudah legal. Apalagi ditambah dgn pendirian
RT/RW serta pungutan. Yg entah liar atau resmi.

Ironisnya, ada duapos polisi terdekat yg mengapit daerah itu, yakni
Pos Polisi Roxy (dekat Jl. Biak) dan Pos Polisi Tomang (depan RS
Sumber Waras). Tapi mreka hanya berpangku tangan. Macet juga dibiarin.
Mati lampu juga ttp bengong. Yg Pos Polisi Roxy malah lebih sering
terlihat menangkap para pelangar dan mengharap uang damai dari pada
mengatur kemacetan. Atau kita bisa lihat kalau sore hari ada polisi2
yg 'nongkrong' di rel kereta api roxy, menunggu 'setoran' dari kenek
metromini yg ngetem.

Kompas, tulis dunk!!

Atau ijinkan saya yg menulisnya. hehehe...

Salam,

Roy Thaniago
www.thaniago.blogspot.com



Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Muhaimin Gugat Gus Dur Rp 99 Miliar

2008-04-20 Terurut Topik anton_djakarta
Seberapa parah anda terkena polusi Orde Baru saudara Ajud Ajudri?

ANTON


--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, ajud ajudri
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Mas Sohibmachmud telah kehilangan akal atas apa yang terjadi saat
ini dinegeri carut marut.

 Melihat kasus bung Muhaimin beliau tambah kecewa lagi. Bisa
dibayangkan seseorang yang beliau Idolakan sebagai Bapak Demokrasi
ternyata tak menunjukan kenegarawanan sedikitpun. Lebih Otoriter
dari yang pernah ada dinegeri ini...bak dewa mabok yang membabat apa
saja yang dia mau. Kita ingat  Bapak Alwi Shihab, Soefulah (lupa
nama lengkapnya) yang dulu menteri sekarang bintang film bersama
Yusril, dan kini Bung Muhaimin...tapi tentu ini bukan yg
terakhir...yakinlah selama beliau masih bernafas tentu akan berulah.

 Saya yakin betul kalau mas Sohib merindukan cara ke pemimpinan Pak
Harto yang bijak dan elegan, cuman malu saja mengakui.

 Kita tak bisa memungkiri bahwa Pak Harto Presiden Indonesia yang
disegani di dunia, dan dihormati di kawasan Asia.

 Pertanyaannya apakah ada Presiden paska Pak Harto dalam kurun
waktu 10 tahun ini yang sedikit saja mendapat tempat terhormat
diantara para Presiden di kawasan Asean (saja) ?

 Kepada Mas Sohib tak perlu mencaci masa lalu atas hal yang buruk
saat ini. Berdamailah dengan perasaan mas Sohib yang paling dalam.
Melihat kejadian saat ini kita harus pintar-pintar tarik nafas yang
dalam lalu hembuskan pelan-pelan.


[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Olimpiade Beijing dan Masalah Tibet

2008-04-20 Terurut Topik anton_djakarta
Lho, kok nggak bawa2 masalah rasial, anda malah melemparkan opini
pemancing sentimen rasial?, perhatikan ucapan anda ini? Tingkah
laku bhiksu2 Tibet bak Pendekar Kungfu sesat (pukul dan tendang sana-
sini orang2 minoritas Han yang tak berdaya pada saat kerusuhan
terjadi)

Persoalannya adalah bukan masalah rasial, tapi masalah penghargaan
terhadap hak hidup orang, mencabut kehidupan seseorang dengan
kekerasan dan disengaja tetap saja hukumnya salah.

Yang jelas permasalah Tibet adalah permasalah internasional sejak
lama, apalagi belum lama terjadi pembunuhan terhadap peserta demo di
sana, adalah wajar ditengah masyarakat beradab dipertanyakan kenapa
sampai ada penyelesaian politik yang sampai menghilangkan nyawa.
Apalagi RRC diharapkan akan menjadi model kemajuan dunia, tentunya
kemajuan masyarakat yang beradab dan berbudaya menjadi salah satu
variabelnya.

Olimpiade adalah penting, dan mustahil membatalkannya, namun
peristiwa Tibet jangan sampai menjadi kealpaan internasional. Sekali
lagi gunakan akal sehatmu, Budjaaang..

ANTON



--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Hendra Bujang
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Salam,
   Lebih baik jangan mencoba membawa sentimen2 berbau ras dalam
forum FPK ini, sebentar lagi masuk bulan Mei.sentimen2 berbau
ras akan membuka kembali borok busuk luka
lama.

   Apa yang dikemukakan Sdr Jusuf W memang realita sebenarnya..kita
gak usah banyak bertingkah bak jagoan super hero atau polisi dunia
(kalau mau berlagak jadi polisi dunia, mendingan jadi polisi luar
angkasa / uchu keiji - tokusatsu jepang saja seperti trilogi
gaban,sharivan dan shaider di jepang...hehhehee). Kritik dan demo
itu sah2 saja, tapi jangan sampai terjebak menjadi pion-pion/antek-
antek asing secara tak langsung sebagai akibat dari propaganda
berita bohong yang berlebihan yang bertujuan menggugah rasa
kemanusiaan.

   Untuk urusan HAM terlebih-lebih masalah Tibet, jangan melihat
dari 1 sisi saja...Fakta yang terjadi di lapangan :
   1) Tingkah laku bhiksu2 Tibet bak Pendekar Kungfu sesat (pukul
dan tendang sana-sini orang2 minoritas Han yang tak berdaya pada
saat kerusuhan terjadi)
   2) Bhiksu2 sesat bertingkah bak Teroris (membawa bom2 rakitan
dan melempar sana-sini, menyimpan senapan2 dan senjata2 lain dalam
biara2 suci:  bhiksu atau teroris???)
   3) Kerusuhan terjadi sistematis dan terencana! Faktanya memang
kerusuhan tersebut tidak terjadi secara spontanitas!
   4) Propaganda media2 barat (belakangan terbukti banyak media2
besar seperti CNN, Fox TV, BBC, N-TV, RTL dll yang ngaco dan
mengumbar kebohongan besar)
   5) Ketakutan dan sentimen akan hegemoni China dalam segala
bidang (ekonomi, politik bahkan termasuk supremasi olahraga)

 Nah mau ngomong apa lagi? memang faktanya begituKita yang
di Indo, jangan ikut2-an sok gagah mengutuk masalah HAM Tibet karena
kejadian tersebut sudah mengarah ke politik dengan membonceng
masalah HAM.

   Dalai Lama boleh2 saja mengaku/diakui sebagai orang suci bagi
sebagian orang awam atau orang2 sana yang mengaku spiritualitasnya
tinggi...tapi setahu saya dalam ajaran Budhis, yang namanya orang
suci gak akan pernah main politik karena tingkat kultivasi
dan kesadaran-nya sudah tidak terikat oleh berbagai bentuk
kehidupan duniawi! Pemuka agama yang benar tidak akan terjun dalam
dunia politik kecuali dia melepaskan jubah kebesarannya

   Apa yang disampaikan oleh Sdr Juanda sangat tepat sekali,
janganlah jadi orang yang munafik dan sok suci. Kita sendiripun
tidak luput akan masalah HAM yang sampai sekarang masih berseliweran
di depan mata.

   Olimpiade merupakan impian tertinggi bagi seluruh
olahragawan/atlet, karena di ajang tersebutlah mereka dapat
membuktikan kemampuan terbaik mereka. (Bagi anda yang tidak pernah
menjadi atlet, tentu tidak dapat menjiwai hal ini.). Olimpiade
bahkan menjadi ajang prestise dan promosi bagi setiap bangsa
(kecuali pemimpin bangsa tersebut memang hobi berpolitik ria).

   Apa kita semua tidak bangga jika Sang Saka Merah Putih dan
Indonesia Raya berkibar dan berkumandang di Beijing? Setidaknya
olahraga pun dapat mengharumkan nama bangsa dan membuka mata dunia
untuk mengenal Indonesia Buktikan bahwa kita pun mampu
berkompetisi di ajang dunia!

   Dengan lewatnya obor olimpiade ke Indonesia, pemerintah dapat
mengambil momentum tersebut untuk ajang promosi Visit Indonesia
2008 Jangan ikut-ikutan merusak even tersebut dengan demo2
memalukan seperti di barat sana...

   Salam


[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Istana Mainan Hoya

2008-04-20 Terurut Topik anton_djakarta
Tentang strategi janji kampanye, saya kok jadi teringat orang yang 
bernama Balkan Kaplale, sewaktu kampanye jadi calon anggota DPR, dia 
nanya dulu ke Lurah tempat dia kampanye Kapan jalan akan dibangun 
kalo lurahnya menjawab dua bulan lagi, maka di depan massa dia 
teriak-teriak Jalan akan dibangun dua bulan lage... rakyat yang 
mendengarkannya senang, dan akhirnya memang jalan dibangun, tapi 
bukan karena pengaruh Balkan, karena memang sudah ada anggarannya 
jalan dibangun, jadi Balkan hanya janji bocoran aja.

Masih ingat Balkan Kaplale? dia ketua Pansus RUU APP, yang rame 
bulan Maret 2006 lalu dan nafsu banget ngejar proyek penyelesaian 
RUU APP yang pro kontra itu. Entahlah proyek RUU APP itu ada duitnya 
apa nggak?

ANTON



--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Agus Hamonangan 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Oleh BUDIARTO SHAMBAZY
 http://kompas.com/kompascetak/read.php?
cnt=.xml.2008.04.19.00590529channel=2mn=154idx=154
 
 
 Jika mau terpilih lagi jadi presiden, gubernur, bupati, atau lurah,
 syaratnya mudah: jangan nganggur. Itu dibuktikan Gubernur Sumbar
 Gamawan Fauzi, Bupati Kebumen Rustriningsih, dan lurah saya.
 
 ”Pemimpin penganggur” tak berbakat jadi pemimpin karena 
terpilih
 untung-untungan. Setelah memerintah, ia menghabiskan dana, tenaga,
 perhatian, dan waktu untuk ngurusin musuh- musuhnya.
 
 Dalam masa jabatan lima tahun, ”pemimpin pekerja” bekerja 2-3 
tahun
 saja, selebihnya leha-leha. Pemilih di negeri ini baik hati dan tak
 suka berharap muluk.
 
 Masa 2-3 tahun itu dikenang manis para pemilih yang baik hati. Saat
 kampanye pemilihan masa jabatan kedua mulai, pemimpin pekerja tak
 perlu ngutang atau melégo harta untuk dana jualan citra.
 
 Beda dengan pemimpin penganggur yang antiteori. Mereka nekat 
mengumbar
 janji surga dan didukung uang yang ”tak ada sérinya” sampai
 menimbulkan histeria massa.
 
 Setelah terpilih terbukti ia pemimpin penganggur yang lebih suka
 leha-leha. Menurut teori mantan Menkeu Bambang Subianto, ibarat 
sepak
 bola, pemimpin penganggur gemar pola permainan ”2-1-2”.
 
 ”Menurut pola 2-1-2, jumlah pemain cuma lima,” saya tanya Pak 
Bambang.
 ”Oh, yang enam kena kartu merah,” jawabnya.
 
 Nah, menurut pola 2-1-2 di dua tahun pertama pemimpin penganggur 
sibuk
 konsolidasi tiada henti. Ia menempatkan sesama anték penganggur di
 mana-mana, gonta-ganti timnya, dan melampiaskan aneka hobinya.
 
 Setelah itu, ia mau coba kerja serius satu tahun di tengah. Namun,
 berhubung terbiasa nganggur dan dihanyutkan aneka hobi, ia mirip 
anak
 balita yang sukar konsentrasi karena kurang perhatian.
 
 Pada dua tahun terakhir masa jabatannya, ia kalap. Ia mengira 
”bekerja
 sama dengan kampanye” agar bisa terpilih kembali.
 
 Namun, seperti kata lagu Panbers, ”Terlambat sudah, terlambat
 sudah/Semuanya t’lah berlalu”. Pemimpin penganggur tidak hanya
 dikalahkan lawan-lawannya, tetapi juga dipermalukan pemilihnya.
 
 Jadi, pelajaran paling berharga bagi yang menang di Pilgub Jabar 
dan
 Sumut: jangan jadi pemimpin penganggur. Partai-partai pemenang 
Pilgub
 Jabar dan Sumut membuktikan rekrutmen kaum muda berhasil.
 
 Partai-partai yang kalah dapat pelajaran berharga juga, yakni 
jangan
 pernah lengah. Dan, yang menang dan yang kalah tetap dapat suara
 sebagai tanda rakyat masih percaya partai.
 
 Meski MK membolehkan calon perseorangan/independen boleh ikut dalam
 pilkada, mereka kurang bertanggung jawab. Mereka tak punya 
ideologi,
 AD/ART, organisasi, dan seterusnya.
 
 Betul istilah Rizal Ramli, mayoritas pemilih Jabar dan Sumut ogah
 memilih ”mobil bekas” (incumbent) dan ”tank mogok” 
(jenderal
 purnawirawan). Namun, calon perseorangan tak ubahnya ”mobil dan 
tank
 mainan”.
 
 Jangan buru-buru memvonis wajah-wajah lama sama dengan mobil bekas.
 Dalam kondisi ekonomi yang sulit, mobil bekas lebih murah ketimbang
 mobil baru.
 
 Dan, pedagang mobil di mana pun sama. Mereka pasti bilang mobil 
Anda
 loyang dan mobil mereka emas.
 
 Dan, kalau tak mau naik mobil, masih bisa jalan kaki alias jadi
 golput. Jumlah golput yang sepertiga dari total pemilih di Pilgub 
DKI,
 Jabar, dan Sumut pertanda demokrasi makin sehat.
 
 Mudah membaca fenomena tank mogok yang diawali kegagalan dua 
jenderal
 purnawirawan, Tamlicha Ali dan Djali Yusuf, di Pilgub Aceh. 
Padahal,
 Tamlicha putra Aceh dan Djali bekas panglima kodam di sana.
 
 Kegagalan mantan jenderal pertanda rakyat meragukan strong 
leadership.
 Di masa yang penuh cobaan ini dibutuhkan pemimpin pekerja yang
 bernuraniâ€tak melulu yang ”serba kuat”.
 
 Namun, kepemimpinan ala jenderal purnawirawan tetap relevan. Ada
 kemungkinan Sutiyoso, SBY, Wiranto, dan Prabowo Subianto 
mencalonkan
 diri sebagai presiden tahun depan.
 
 Posisi mereka tak mudah. Apalagi Megawati Soekarnoputri dan PDI-P 
plus
 Jusuf Kalla dan Golkar makin populer di tingkat nasional.
 
 Debacles di Aceh, Jabar, dan Sumut wajib diantisipasi melalui
 microtargeting pemilih yang berubah. Pilpres 

Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Mulai 1 Mei 2008, Mobil Diparkir Liar Akan Dikunci

2008-04-20 Terurut Topik anton_djakarta
Berapa milyar lagi dana ngalir.Aturan jenius buat bikin kaya
para penggemar pungli

ANTON


--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Lisman Manurung
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Mobil yang parkir liar di sepanjang ruas-ruas jalan
 Jakarta akan dikunci. Ok. Di kampus UI ada aturan
 demikian itu. Roda mobil yang parkir liar dikunci, dan
 kemudian untuk membuak kunci dikenakan denda Rp 200
 ribu. Jadinya, sejak diterapkan tak satupun pengendara
 yang berani parkir liar.

 Nah, di DKI Jakarta peraturan ini akan diterapkan
 mulai tanggal 1 Mei ini, dalam arti tinggal 13 hari
 lagi.

 Pertanyaan saya, jika ada bisnis kunci palsu parkir
 bagaimana? Jika pebisnis itu adalah asli tapi palsu,
 dalam arti orang dalam yang bermain gimana?

 Jangan lupa, di kampus UI, penguasa ketertiban adalah
 jelas, yakni sat-pam kampus yang posnya ada di
 mana-mana. Dan, tidak ada kelompok LSM semisal FBR
 atau yang lain di situ.

 Bagi saya, yang perlu adalah Dishub dari sekarang
 sudah harus menyiapkan tim pengkaji kegagalan program.
 Alasannya? Jika belum efektif agar segera
 dievaluasi...


Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Mulai 1 Mei 2008, Mobil Diparkir Liar Akan Dikunci

2008-04-20 Terurut Topik Harya Setyaka
Pak Wal Suparmo,

 Salah satu cara ngurus infrastruktur adalah dengan peraturan, penegakkan...
dan termasuk pricing..
ga mungkin terus-2an membangun.. lahan kota terbatas... duit juga terbatas..

lebih baik utk menggratiskan sekolah daripada pelebaran jalan.. (political
choice siih.)

 justru kalau liar... bukan artinya tidak ada duit dan tidak basaah..
justru banjirr.. tp masuk kantong preman..
jadi.. udah jalan macet karena badan jalan dipakai parkir ... duitnya ga
masuk kas Pemda..
perlu diingat.. bahwa parkir di badan jalan adalah bentuk 'privatisasi ruang
publik'..
karena parkir adalah kepentingan privat.. sedangkan kelancaran jalan adalah
kepentingan publik.

 sekarang dengan adanya kejelasan aturan, setidaknya LSM bisa lebih
mentargetkan monitoring...
kalau dulu kan menggugat hantu... kalau sekarang akan lebih jelas..

salam,
-K-




  2008/4/19 wal.suparmo [EMAIL PROTECTED]:






 Salam,
 Horr! Duit lagi!
 Kalau pemerintah DKI tidak sanggup mengurus infrastuktur lebih baik
 dinyatakan DKI tertutup UNTUK MOBIL BARU.Mobil baru hanya untuk
 eksport saja.
 Wasalam,
 Wal Suparmo


[Forum Pembaca KOMPAS] Hari Kartini

2008-04-20 Terurut Topik maibel_r
Halo Kartini2 ,

apakabar, apa kalian merasa sekarang target ibu Kartini sudah
tercapai Koq sayaq sendiri belum terlalu merasakan itu ya. Kita
lihat saja kalo kita menonton sinetron, apa yang anda2 rasakan sebagai
Kartini. Saya sendiri, masih melihat banyak pelecehan yang dilakukan
oleh para sutradara, dan producer sinetron. Dan para Artispun mau lagi
melakukan tanpa banyak protes atau bersikeras untuk melakukan yang
berbeda agar bisa mengangkat haraga diri kaum Kartini.

Coba kita simak figur-figur perempuan itu selalu di mage kan, CEREWET,
GALAK, GAK FLEKSIBEL, SELALU SEBAGAI TOKOH YANG MEMAKSAKAN KEHENDAK,
GAK PUNYA EMPATI, SENANG MERUSAK, MENGOSIP YANG GAK JELAS, SELALU
MENYBERKAN FITNAH, DAN MENJADI TOKOH YANG TIDAK BISA MEMAAFKAN ORANG LAIN.

Dan opositenya bila dia baik, maka dia akan menjadi tokoh YANG SANGAT
LEMAH, TIDAK BERKEPRIBADIAN, TIDAK BISA BERPIKIR LOGIS, TIDAK
MEMPUNYAI KEMAMPUAN UNTUK BERTAHAN KARENA SELALU HARUS MENGALAH, TIDAK
MEMPUNAYI KERABAT YANG SIAP MEMBANTU, TOKOH YANG SELALU DI ISOLASIKAN
DARI KEHIDUPAN SOSIAL.

pertanyaan saya benarkan perempuan Indonesia seperti itu sama sekali
tidak berkarakter, mana jiwa Kartininya Dan siapa yang salah dalam
hal ini??? Sutradaranya kah, Producernyakah atau memang publik kita
yang menginginkan seperti itumohon bantuannya

Salam Kartini, Ratih Gandasetiawan 



Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Berterimakasihlah kepada Slank

2008-04-20 Terurut Topik jenny tampi
kalo emang jujur dan gak korupsi, kenapa musti
marah-marah?
mending introspeksi diri.
kekuasaan dan materi hanya sementara, milik dunia yang
fana...
baik yang diperoleh dari kerja keras dan halal maupun
tidak...
tapi semua yang dilakukan di dunia harus
dipertanggungjawabkan di akhirat...
sebelum terlambat, bertobatlah..


 --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Agus
 Hamonangan
 [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Oleh DAHONO FITRIANTO
 

http://kompas.com/kompascetak/read.php?cnt=.xml.2008.04.13.01202536channel=2mn=154idx=154
  
  
  Mau tau gak mafia di Senayan?
  Kerjanya tukang buat peraturan
  Bikin UUD, ujung-ujungnya duit
  
  Itulah sepenggal lirik lagu populer yang membuat
 sebagian anggota
  Dewan Perwakilan Rakyat mencak-mencak pekan lalu.
  
  Bahkan, Badan Kehormatan DPR sempat mau
 memperkarakan Slank sebagai
  pencipta dan pembawa lagu itu meski mencabut
 niatnya.
  
  Lagu berjudul Gosip Jalanan itu salah satunya yang
 dibawakan Slank
  saat berkunjung ke Kantor Komisi Pemberantasan
 Korupsi (KPK), Maret
  lalu, sebagai bentuk dukungan terhadap langkah
 pemberantasan korupsi.
  ”Kami membuat satu kompilasi khusus lagu-lagu
 Slank dari 1990-2007
  yang isinya tentang korupsi, sebagai hadiah buat
 KPK,” ujar penabuh
  drum Slank, Bimbim, di Gang Potlot, Jakarta
 Selatan, hari Kamis (10/4).
  
  Tak ada satu pun kata ”DPR” atau kata lain
 yang secara eksplisit
  menunjuk lembaga tersebut atau anggotanya dalam
 keseluruhan lagu itu.
  Jika ada sebagian anggota DPR�yang kantornya
 memang di daerah
  Senayan�merasa mereka yang dimaksud sebagai
 ”mafia di
 Senayan”, dalam
  beberapa hal jangan-jangan mereka sedang
 ”membongkar borok sendiri”.
  Dan masyarakat pun seperti mendapat bukti konkret
 saat beberapa hari
  setelah ribut-ribut soal lagu itu, salah satu
 anggota DPR benar-benar
  diringkus KPK karena dugaan korupsi.
  
  Tak cuma ”mafia di Senayan” yang disebut dalam
 lagu. Bait- bait
  sebelumnya, Slank menyinggung tentang mafia
 narkoba, mafia peradilan,
  mafia pemilu, ”mafia selangkangan”.
  
  Lagu itu pun bukan lagu baru. Gosip Jalanan adalah
 salah satu lagu
  dalam album ”PLUR” (singkatan dari peace,
 love, unity, respect) yang
  dirilis Slank tahun 2004. ”Kami membuat lagu itu
 karena merasa sudah
  muak dengan sistem yang berlaku. Seharusnya
 pihak-pihak yang dimaksud
  dalam lagu itu berterima kasih karena sudah kami
 ingatkan,” imbuh
  Bimbim yang mendirikan Slank bersama vokalisnya,
 Kaka, 1990 lalu.
  
  Saluran isi hati
  
  Ribut-ribut tentang lagu Gosip Jalanan ini
 mengingatkan bagaimana
  musik atau segala bentuk seni merupakan medium
 paling efektif untuk
  menyuarakan aspirasi dan isi hati rakyat kepada
 penguasa.
  
  Menurut Acil Bimbo, lagu Slank perlu dipahami
 sebagai respons wajar
  dari seniman tentang kondisi di sekelilingnya.
 Dari masa ke masa,
  penggubah lagu di negeri ini melakukan hal serupa
 Slank. Acil
  menyebutnya ”tonggak gambaran zaman”.
  
  Dalam bukunya, Dance of Life: Popular Music and
 Politics in Southeast
  Asia, Craig A Lockard mencatat, penggunaan
 lagu-lagu populer sebagai
  media mengkritik penguasa sudah dilakukan di
 Indonesia sejak era
  kolonial. Pada era pendudukan Jepang hingga
 revolusi fisik akhir
  1940-an, lagu-lagu keroncong, yang populer melalui
 siaran radio era
  itu, digunakan sebagai senjata untuk melawan
 penjajah berkuasa.
  
  Lockard juga menyebut, kebangkitan kembali pop
 Indonesia pada dekade
  1970-an juga dimanfaatkan musisi untuk menyentil
 perilaku penguasa dan
  keluarganya. Salah satu lagu yang kemudian
 dilarang beredar adalah
  Tante Sun yang dibawakan Bimbo. ”Bimbo dianggap
 menyairkan kesenyapan
  suara nurani. Ibu-ibu pejabat tiba-tiba pandai
 berbisnis dan rakyat
  hanya bisa menonton, tentunya sambil menggerutu
 dan tak berani
  bersuara,” kenang Acil tentang lagu yang ditulis
 Sam Bimbo dan populer
  pada 1977 itu.
  
  Lebih telanjang
  
  Rhoma Irama dan Iwan Fals juga disebut Lockard
 sebagai dua musisi yang
  secara menonjol menyampaikan kritik kepada
 pemerintah di masa puncak
  kekuasaan Orde Baru. Tentu, latar belakang kondisi
 sosial politik yang
  berbeda di setiap zaman membuahkan hasil lain
 pula.
  
  Pada era represif, misalnya, seniman dituntut
 kreatif dan
  pandai-pandai menulis lirik untuk menyentil
 perilaku penguasa. Musisi
  Franky Sahilatua masih ingat 15 tahun lalu,
 sebagian besar musisi,
  termasuk dirinya, masih menggunakan kata-kata
 kiasan untuk mengkritik
  pemerintah. Di era reformasi dan keterbukaan saat
 ini, lirik lagu-lagu
  kritis dibuat lebih telanjang. ”Itu karena
 telinga mereka (para
  pejabat) sudah terlalu tebal,” ujar Franky, yang
 menulis lagu Aku Mau
  Presiden Baru, 2007 lalu.
  
  Acil menambahkan, semua pihak tak perlu reaktif
 terhadap lagu mana
  pun, termasuk Gosip Jalanan. Menurut dia,
 manusiawi jika sebagian
  anggota DPR tersinggung dengan isi lagu itu.
 Namun, ketersinggungan
  mereka harus dengan 

[Forum Pembaca KOMPAS] Publik Kecam Kebiasan Merokok Sebagian Peserta dan Panitia PNLH X Walhi

2008-04-20 Terurut Topik firdaus cahyadi
Publik Kecam Kebiasan Merokok Sebagian Peserta dan Panitia PNLH X Walhi 
   
  PNLH X Walhi, Jogjakarta. Kebiasaan merokok sebagaian besar peserta (dan juga 
panitia) PNLH X Walhi akhirnya mendapat kecaman dari sebagaian masyarakat. Pada 
umumnya publik menyayangkan 'ketidakmampuan' para aktivis untuk menahan 
konsumsi rokok yang didalamnya terdapat racun yang sangat merusak kesehatan. 
Berikut sebagaian kecaman publik tersebut. 
   
  klik di:http://pnlh.walhi.or.id/content/view/179/1/
   

   
-
Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile.  Try it now.

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum Pembaca KOMPAS] Sang Monster di dalam Diriku !

2008-04-20 Terurut Topik mangucup88
Tidak bisa dipungkiri, bahwa hampir disetiap diri manusia di kolong 
langit ini ada Monster yang turut mengatur gerak-gerik maupun jalan 
kehidupan kita. Bahkan Monster inilah yang sebenarnya menjadi 
Penggerak hidup kita. Monster ini selalu dalam keadaan lapar dan 
tidak tidak pernah bisa dipuaskan maupun dipenuhi entah dengan 
apapun juga. Kita baru akan bisa merasa senang/tenang sejenak, 
apabila keinginan Monster ini terpenuhi.  Hanya sayangnya begitu 
kita beri dia makan, langsung timbul rasa lapar maupun 
kebutuhan/keinginan baru dari sang Monster. 

Demi memenuhi kebutuhan Monster ini kita bersedia melakukan apa 
saja. Bukannya hanya sekedar bekerja siang malam, mereka juga 
bersedia untuk mengabaikan keluarga maupun mengorbankan apa saja. 
Bahkan banyak juga yang bersedia untuk melakukan kejahatan, mulai 
dari menipu, korupsi maupun membunuh hanya demi memenuhi 
kebutuhannya Sang Monster !

Sang Monster ini dalam bahasa Inggris disebut Desire atau dalam 
bahasa Indonesianya bisa diterjemahkan sebagai Keinginan/Nafsu 
atau lebih tepatnya disebut sebagai Hasrat. 

Berdasarkan filsuf Perancis - René Descartes (1596 – 1650) dalam 
bukunya yang berjudul Passions of the Soul (Les passions de 
l'âme), bahwa manusia itu memiliki enam passion (emosi) yaitu: 
Kekaguman, Cinta, Kebencian, Kebahagiaan, Kesedihan dan Hasrat, 
tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa dari semua emosi ini penggerak 
utamanya adalah Hasrat/Keinginan baca Sang Monster !

Sejak kecil kita sudah memiliki hasrat atau keinginan/impian/cita-
cita dsb-nya. Hasrat anak-anak tentu berbeda dengan orang dewasa, 
hasrat seorang remaja mungkin berbeda dengan sorang lansia, begitu 
juga hasrat dari orang miskin tidak akan sama dengan hasrat dari 
orang kaya. Tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa setiap orang memiliki 
keinginan hanya keinginan sajalah yang berbeda-beda. Jangankan 
manusia biasa Nabi bahkan Sang Pencipta pun memiliki hasrat, 
misalnya mereka ingin umat-Nya bertobat.

Hasrat/Keinginan itu beda dengan Kebutuhan. Kebutuhan bisa 
terpenuhi, misalnya kebutuhan hidup untuk makan dan minum, tetapi 
keinginan ini sukar, masalahnya pada saat keinginan/hasrat yang satu 
terpenuhi, akan segera disusul oleh hasrat baru. Misalnya saya 
belajar, karena berhasarat ingin dapat gelar. Setelah dapat gelar 
timbul hasrat baru ingin dapat pekerjaan, setelah itu ingin dapat 
pangkat dan seterusnya. Hasrat SBY sudah tercapai untuk jadi 
Presiden apakah ia puas, tidak ! Karena timbul hasrat baru dimana 
dia ingin dipilih lagi.

Tidak bisa dipungkiri pula, bahwa banyak orang Ngambek kepada Sang 
Pencipta karena Hasratnya tidak dikabulkan.

Boro-boro manusia sehat, manusia yang mau kojor sekalipun masih 
punya hasrat, misalnya masih ingin ketemu anak cucunya, ingin 
dikuburkan dimana ataupun ingin naik sorga.

Psikonanalis Perancis Jacques Lacan menilai bahwa hasrat itu sudah 
merupakan kodrat manusia yang akan selalu berada dalam kekurangan. 
Manusia itu tidak akan pernah merasa puas oleh berbagai macam 
keinginan yang akan selalu timbul tiada hentinya. Misalnya pada saat 
kita jalan-jalan ke Mall, nonton TV dan melalui berbagai macam media 
hasrat baru Anda akan selalu dibangkitkan/ditimbulkan oleh mereka.

Lacan membagi hasrat itu dalam empat jenis keinginan:
- Berhasrat menjadi obyek cinta misalnya ingin dikagumi, dikasihi
- Berhasrat menjadi orang lain misalnya mang Ucup ingin jadi Elvis
- Hasrat ingin memiliki seseorang ataupun sesuatu 
- Hasrat ingin dimiliki/dihasrati oleh seseorang

Mereka yang bergerak dibidang periklanan harus menguasai hasrat dari 
customernya. Misalnya Lux menjanjikan kulit putih, kepada para 
pemakainya. Iklan ini tentu tidak akan berlaku di Eropa, dimana 
kebanyakan orang sudah memiliki kulit putih. 

Pemimpin atau Salesman yang sukses adalah mereka yang mengetahui 
hasrat dan bisa memberikan harapan bagi para customernya, hal ini 
berlaku bukan saja dalam bidang politik, bisnis tetapi dikalangan 
agamist pun sama. 

Begitu juga dengan Anda; akan menjadi seorang penulis yang sukses 
apabila mengetahui keinginan dari para pembacanya. Tokoh politik 
yang paling piawai dan mengetahui kebutuhkan rakyatnya adalah Obama. 
Selain ia mengetahui kebutuhan para pemilihnya ia juga apat 
memberikan harapan melalui janjinya `YES WE CAN !

Mang Ucup yang berhasrat ingin kawin lagi
Email: [EMAIL PROTECTED]
Homepage: www.mangucup.org





[Forum Pembaca KOMPAS] Mengantisipasi Kecurangan dalam UN + Pungutan

2008-04-20 Terurut Topik stephanus Mulyadi
Mas Agus dan Rekan FPK,
Mohon maaf tulisan berikut tidak dari Kompas, tapi dari milis tetangga. 
Dari segi sisinya, rasanya cukup relevan untuk kita simak bersama, khususnya di 
musim UN ini. Tulisannya ada di bawah ini.

Salam
Mulyadi

===
Dear all,
   
  Menarik sekali persoalan UN ini, sebagian besar masyarakat kita selalu 
berteriak tentang kecurangan dalam menjawab soal-soal UN. Tetapi yang sering 
luput dari perhatian kita adalah pungutan atau upeti wajib bagi sekolah selama 
pelaksanaan UN.
   
  Dalam setiap pelaksanaan ujian nasional ataupun ulangan umum, hampir selalu 
ada edaran ketentuan rencana pembiayaan sekolah dalam rangka Ujian Nasional,  
diantaranya sebagai berikut :
   
  1. Insentif Pengawas Ruangan Rp. 30.000,- per mata pelajaran
  2. Transport Pengawas Ruangan Rp. 25.000,- per hari
  3. Konsumsi Pengawas Ruangan Rp. 15.000,- per hari
  4. Pengawas Pembina Rayon Rp. 1,5 juta s/d Rp. 2 juta tiap rayon
  5. Tanda Tangan Ijasah (untuk kepala sekolah) Rp. 7.500,- per siswa
  6. Tanda Tangan DANUN (untuk kepala sekolah) Rp. 7.500,- per siswa
  7.  Transport Tim Independen Rayon Rp., 500rb s/d Rp. 1 juta.
  8. Konstribusi ke Dinas dari Rayon Rp., 500 rb,-
  9. Transport Tim Pengawas Independen ke sekolah Rp. 250.000,-
  10. Monitoring  pelaksanaan UN oleh Kadis Propinsi sampai dengan sopir dinas 
pendidikan antara Rp. 500 rb sampai dengan Rp. 50.000,-
   
  Ada hal-hal yang masuk akal untuk diberikan, tetapi ada hal-hal yang 
sebenarnya tidak masuk akal untuk diberikan.
   
  Pertanyaannya, 
   
  Bukankan monitoring itu tugas yang memang harus dilakukan oleh meraka yang 
diberikan tugas, dan dari dinas pendidikan pun pastilah sudah ada anggaran 
untuk transport kepada mereka, mengapa harus diberikan lagi. Lalu darimana dana 
itu diambil?
   
  Mengapa Tim Independen yang datang ke sekolah harus diberikan uang transport 
lagi? Bukankan mereka sudah diberikan dana untuk melakukan itu?

  Menyedihkan sekali memang, Mungkin mereka tidak memintanya, tapi dari pihak 
sekolah sendiri yang merasa ada suatu kewajiban untuk memberikan itu dengan 
berbagai alasan. Tidak enak kalau tidak memberi, sudah menjadi kebiasaan, ada 
titipan pesan dan sebagainya.
   
  Saya bukan tidak setuju dengan hal itu. jikalau kita menyampaikan itu dengan 
tulus sebagai tanda ungkapan syukur buat saya tidak menjadi persoalan, tetapi 
kalau sampai harus di atur dan dibuat suatu ketentuan, saya sangat tidak 
setuju. Kenapa ? Tidak semua sekolah mempunyai kemampuan dana yang memadai, 
kalau dipaksakan pada akhirnya siswa juga yang diperkosa.
   
  Ini adalah fakta, dan hal ini sudah berlangsung demikian lama dan tidak ada 
keberdayaan dari pihak sekolah untuk melakukan penolakan untuk tidak melakukan 
hal ini.
   
  Mengenai kepala sekolah diberikan insentif untuk setiap tanda tangan ijasah 
dan DANUN, tergantung darimana kita melihatnya. Ada yang mengatakan itu sebagai 
uang lelah untuk kepala sekolah. Tapi kalau dipikirkan lebih dalam lagi, 
bukankah itu sudah merupakan kewajiban kepala sekolah? Apakah jika tidak ada 
insentifnya lalu kepala sekolah tidak bersedia tanda tangan? Semua biaya itu 
pada akhirnya khan dikembalikan lagi pada biaya yang harus ditanggung oleh 
setiap siswa.
   
  UN adalah proyek, sama halnya dengan ulangan umum bersama, ada pungutan yang 
diambil dari siswa dan dikumpulkan untuk membiayai hal itu. Apakah semuanya 
untuk pembiayaan program itu? Ternyata tidak, karena secara terang-terangan 
mereka memberikan insentif (back service) kepada kepala sekolah, misalnya biaya 
UAS atau Ulangan Umum yang harus disetor ke dinas pendidikan atau rayon atau 
MKS sejumlah Rp. 35.000,-/persiswa, maka ada sebagian dana yang dikembalikan 
untuk kepala sekolah yang katanya untuk biaya operasional kepala sekolah, 
misalnya Rp. 5.000,- per siswa. (Lumayan, untuk 200 siswa x Rp. 5.000,- = Rp. 
1.000.000,-) .
  Apakah hal itu dibenarkan? Sebenarnya sangat mudah untuk menjawabnya, tapi 
ternyata sulit untuk benar-benar menjawab secara jujur sesuai dengan hati 
nurani kita.
   
  Saya tidak tahu harus bagaimana dengan situasi pendidikan di negara kita, 
adakah dari kita ada yang dapat dilakukan? Ataukah hanya saya yang merasa aneh 
dengan situasi seperti ini?
   
   
  
Eka Harijanto [EMAIL PROTECTED] net.id wrote:
   SUARA PEMBARUAN DAILY
 - - - - - -

Antisipasi Kecurangan dalam UN

*/Oleh/ Paulus Mujiran*

Tanggal 22-24 April 2008, UN diselenggarakan untuk tingkat SMA dan 
sederajat, 5-8 Mei untuk SMP dan sederajat. Adapun, 13-15 Mei untuk SD 
dan sederajat. Ketiga UN itu diperkirakan diikuti sekitar 10 juta siswa, 
meliputi 5 juta siswa tingkat SD/MI, 3 juta siswa SMP/sederajat, dan 2 
juta siswa SMA/sederajat. Tahun 2008, nilai standar kelulusan UN 
dinaikkan, dari 4,5 menjadi 5,0.

Yang perlu mendapat perhatian dalam pelaksanaan UN adalah munculnya 
kecurangan-kecurang an yang menodai UN. Tahun lalu kecurangan dalam UN 
menjadi 

Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Harmoko: Hari-hari Omong...

2008-04-20 Terurut Topik dipo
Ikut sistem perlu. Tapi lebih penting lagi lihat-lihat dulu sistemnya.

Akhir '70an silam banyak hantu bergentayangan di kelompok-kelompok 
pemuda  mahasiswa untuk menggiring pemikiran mereka dengan mantra 
ikut berjuang dari dalam atau semacam itu. Sebuah mantra yang 
menyihir banyak orang muda menyingsingkan lengan baju lalu serabutan 
masuk ke dalam sistem; jadi 'agen pembenah' ceritanya. Ada yang 
menyusup di cabang-ranting, ada yang langsung menerkam akar sistem 
yakni: Golkar.

Namun apa lacur, sepanjang 20 tahun lebih hampir semua agen pembenah 
itu justru hanyut terseret arus sistem. Sisanya yang coba bertahan 
sampai sekarang pun tidak bisa berbuat banyak karena kedua tangannya 
dia perlukan untuk tetap bergelantungan di akar beringin...

Jadi, kalau memang punya semangat revolusioner sebaiknya disalurkan 
untuk merevolusi sistem saja. Bukan yang lain.

From: Haniwar Syarif [EMAIL PROTECTED]

: kali orangtru a lebih semangat dari orang muda,
: sy baca tulisan mas Fajroel di Kompas yg anggap yg
: menag itu Golput... , dan PKS..,
:
: nah saya nggak setuju...kalau golput menang.. lha
: tahu maunya apa aja belum tentu.. beda  dgn PKS..
:
: saya pikir ..kalau para golputer ini mau menang  dan
: merasa mereka sebeanrnya satu tujuan..., ya bikin
: partai ... rebut kekuasaan ... , jadilah pemimpin yg
: memajukan Indoensia
:
: jangan ada di pinggir jalan terus teriak menang.
:
: jadilah seperti PKS.. bikin partai..ikut dalam
: sistim
:
: jadi lah spt ornafg tua tua itu.. ikut dalam sistim
:
: kalau nggak mau ikut sistim yg ada ??  ya bikin
: revolusi lah... nggak ikut sistim ..juga ngak
: revolusi  ..go nowhere..
:
: mau tua mau muda... silahkan ikut dalam sistim
: ini...
:
: Salam
:
: Hanwar


[Forum Pembaca KOMPAS] Aksi Dukungan Kepada Ahmadiyah (URGENT)

2008-04-20 Terurut Topik hartoyo toyo
Teman - teman kita akan mengumpulkan nama  Lembaga atau Personal yang akan 
mendukung aksi PENOLAKAN KEPUTUSAN BAKORPAKEM soal pelarangan Ajaran Ahmadiyah 
di Indonesia.
 
Kemudian hasil dukungan ini akan kita kompilasi menjadi satu bundel yang akan 
kita serahkan kepada pihak Pemerintah, DPR RI, Kejaksaaan Agung dan Bakorpakem, 
serta media. Selain itu diharapkan kumpulan dukungan ini dapat menjadi bahan 
advokasi bahwa ada rakyat Indonesia yang menolak keputusan Bakorpakem tersebut.
 
Untuk kelancaran kegiatan aksi bersama ini, kami butuh dukungan teman - teman 
semua untuk menyebarkan informasi ini kepada siapapun.
Data yang kami butuhkan adalah :
 
Nama :
Asal (Lembaga / Personal ) :
Telp (jika perlu) :
No. Identitas  :
Alamat : 
 
Demikian informasi ini, kami berharap kerjasamanya sebagai bagian  aksi nyata 
bagi keutuhan bumi Indonesia yang sangat pluralis.
Kami mohon bantuan teman - teman untuk mengirimkan data - data diatas kepada 
penanggungjawab pengumpul data.
 
Hartoyo
Email : [EMAIL PROTECTED]
Hp : 0813 7619 2516
 
 
NB : 
1. Untuk aksi ini Toyo sempat diskusi dengan Ibu Musda Mulia Via telpon, dan 
Ibu Musda akan membantu follow up hasil kompilasi dukungan ini.
 
2. Dukungan juga bisa dikirimkan via sms ke no hp Toyo ( 081376 192516), begitu 
juga bisa dilakukan oleh teman - teman yang lain via sms. 
Kemudian hasilnya dikirimkan via email kepada Toyo untuk dikompilasi.
 
3. Paling lambat pengumpulan tanggal 23 April 2008
 
Setiap suara sangat berarti untuk aksi ini.
 
 
Wasalam
 
 
Hartoyo
 
 


  

Be a better friend, newshound, and 
know-it-all with Yahoo! Mobile.  Try it now.  
http://mobile.yahoo.com/;_ylt=Ahu06i62sR8HDtDypao8Wcj9tAcJ

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum Pembaca KOMPAS] Reminder

2008-04-20 Terurut Topik Agus Hamonangan
Oleh Samuel Mulia
http://kompas.com/kompascetak/read.php?cnt=.xml.2008.04.20.12453941channel=2mn=178idx=178


”Duh…apaan sih tulisan lo minggu lalu. Bosen, deh. Diulang-ulang.
Enggak ada apa- apanya.”

Begitu kira-kira percakapan teman saya di telepon menanggapai tulisan
saya tiga minggu lalu. Sejujurnya bukan hanya teman saya yang
mengatakan demikian. Beberapa pembaca juga mengirimkan surat
elektronik senada.

Diulang-ulang. Itu memang sangat membosankan. Padahal saya sudah
mengemasnya sedemikian rupa supaya kesan mengulang tak terasa,
ternyata terasa juga. Mungkin, teman saya itu manusia yang patut
dijadikan contoh. Diingatkan sekali saja cukup. Makanya, ia merasa
artikel saya itu tak ada apa-apanya.

Wah, saya benar mesti belajar dari teman saya itu. Karena saya menulis
berulang-ulang hal yang sama, karena saya selalu gugur di tengah jalan
dengan berulang- ulang, berkali-kali melakukan hal yang sama, yang
tidak benar, yang enak sejenak itu.

Manusia vs Sang Khalik

Dari kecil orangtua saya adalah reminder. Dan saya sangat tidak
menyukai itu. Saya diingatkan lagi dan lagi dan lagi untuk menabung,
dan jangan hidup royal- royal. Saya bosan dan saya tidak suka
diperingati. Karena saya senang hidup royal. Saya merasa saya sudah
cukup dewasa untuk tidak diingatkan. Saya merasa tersinggung karena
peringatan berulang-ulang itu adalah pernyataan mereka secara tidak
langsung mereka tidak setuju saya hidup royal.

Memang benar adanya, saya selalu sering tersinggung karena apa yang
diingatkan orang kepada saya itulah yang sejujurnya saya lakukan.
Jadi, kalau diingatkan seperti maling kepergok.

Peringatan yang berkali-kali dan berulang-ulang pun terjadi di rumah
ibadah. Setiap kali akan memulai kebaktian, seorang petugas berdiri di
depan mimbar dan memperingatkan jemaat untuk mematikan telepon genggam
sebelum acara dimulai. Peringatan itu sudah berulang kali dilakukan,
diumumkan. Bertahun lamanya. Saya merasa peringatan itu membosankan,
kayak anak kecil saja. Apalagi sekarang kan telepon genggam bisa
di-silent, bahkan bisa digetarkan, kenapa mesti dimatikan?

Bayangkan kalau urusan bisnis bisa dilakukan lewat SMS di rumah
ibadah, mengapa mesti dimatikan? Risikonya berat, apakah rumah ibadah
mau bertanggung jawab kalau klien saya memutuskan tidak jadi berbisnis
sama saya gara-gara telepon genggam yang mati selama enam puluh menit,
kadang lebih dari itu?

Kemudian datang masanya saya bisaâ€dan kebetulan mau†mempertanyakan
diri saya sendiri. Pertanyaannya demikian. Mengapa peringatan itu
masih saja diumumkan sampai hari ini, sampai hari saya menulis Parodi
ini beberapa jam setelah mendatangi rumah ibadah itu? Karena mereka
masih melihat banyak manusia bandel seperti saya, yang tak merasa
bersalah membawa telepon genggam yang menyala dan yang di-silent-kan
atau yang digetarkan di rumah ibadah.

Peringatan itu bukan sekadar untuk mematikan alat komunikasi itu.
Pengumuman yang berulang kali itu untuk mengingatkan saya bahwa datang
ke rumah Sang Khalik ada sopan santunnya.

Kalau SBY saja bisa marah karena ada orang tidur saat mendengarkan
pidatonya, bisakah Anda membayangkan saya asyik-asyik SMS di depan SBY
kalau beliau memanggil saya? Untuk SBY saya tak akan melakukan itu,
saya akan datang dengan aturan sesuai protokol kenegaraan, saya akan
santun di depan beliau. Bahkan mungkin saya hanya bisa menganggut-anggut.

Akan tetapi, buat Sang Khalik? Nanti dulu. Saya bahkan bisa datang
dengan mengenakan bermuda dan T-shirt saja. Saya memberi yang terbaik
untuk manusia dan jarang berpikir melakukan itu untuk Tuhan. Padahal,
setiap pagi yang mampu memberi saya nyawa untuk memampukan saya bisa
menjerit lagi yaaa... sang Khalik, bukan? Nah, hal terakhir ini sudah
saya tulis berkali-kali, semoga Anda tak merasa bosan, tak merasa
artikel saya ini tak ada apa-apanya.

Borok

Peringatan yang berulang- ulang sejujurnya baik untuk saya. Seperti
perbuatan mesum dan perilaku saya yang jahat, yang bertahun lamanya
saya lakukan. Yang memperingati saya ada ”sejuta” orang. Dan saya
marah karenanya. Meski pada saat sendiri, saat saya tak berada di
lingkungan yang membuat saya kesal itu, nurani saya seringkali
bawelnya sama seperti mereka yang memperingati saya.

Benarkah saya tahu saya punya borok? Benarkah saya tak perlu
diperingati berkali-kali? Berulang-ulang? Kalau saja saya benar tahu
saya punya borok, mengapa sampai orang lain memperingati saya
berkali-kali?

Selain mendengar peringatan berulang kali, mungkin menyediakan waktu
di tengah kesibukan dan perbuatan kegelapan, bercakap dengan diri
sendiri juga diperlukan.

Ketika beberapa anak buah saya meninggalkan saya pindah ke perusahaan
lain, saya jengkel. Tetapi, kemudian saya bertanya, daripada
marah-marah kepada anak buah saya, marah kepada perusahaan lain yang
membajak anak buah saya, mungkin saya harus mengajukan pertanyaan
kepada diri sendiri, mengapa anak buah saya sampai meninggalkan saya?

Saya lebih baik bertanya kepada diri sendiri, apakah saya sudah
membuat anak 

[Forum Pembaca KOMPAS] Pesona

2008-04-20 Terurut Topik Agus Hamonangan
Oleh Ariel Heryanto
http://kompas.com/kompascetak/read.php?cnt=.xml.2008.04.20.1231292channel=2mn=183idx=183


Bayangkan. Ketika sedang jalan-jalan cari angin di pusat kota, kita
dihadang kemacetan total. Jalan utama dinyatakan tertutup. Seakan-akan
musibah atau ada kecelakaan lalu lintas. Terdengar sirene
meraung-raung. Orang berkerumun. Sebagian tampak panik. Mereka
merubung sesuatu di pinggir jalan.

Kita mendekati kerumunan orang untuk cari tahu. Masya Allah. Ternyata
yang dikerubung cuma seonggok kotoran anjing. Orang memaki-maki
pemilik anjing. Sesudah benda najis itu dibersihkan petugas, orang
masih berdebat berpanjang lebar.

Para pemilik toko di sekitar tempat itu membuat pengumuman bahwa
mereka bukan pemilik anjing yang sembrono. Mereka tidak ikut
bertanggung jawab dan mengutuk si pemilik anjing. Orang-orang terus
membahas bahaya kotoran yang dibuang sembarangan bagi kesehatan dan
dampaknya bagi keindahan kota.

Kisah itu tidak terjadi di Singapura yang terkenal antipembuangan
sampah di sembarang tempat. Ini terjadi di Indonesia, walau dalam
bentuk kiasan untuk perdebatan orang tentang video berjudul Fitna.
Kotoran anjing di pinggir jalan bisa dijumpai di banyak negara di
dunia. Sebanyak itu pula video kotoran dalam jagat maya. Fitna hanya
salah satunya. Jika menjumpai kotoran anjing di jalanan, biasanya kita
akan menyingkir atau menghindar. Lalu melupakan.

Mengapa Fitna mendapatkan perhatian berlimpah? Menurut laporan, dalam
rekaman lalu lintas internet Google, Indonesia mencapai rekor
tertinggi sebagai negara pemerhati video Fitna. Orang mungkin didorong
ingin tahu gara-gara keputusan pemerintah menutup beberapa akses
internet terbesar di dunia.

Ketika oposisi Partai Islam Se-Malaysia (PAS) menjadi ancaman bagi
Pemerintah Malaysia, PM Mahathir mengislam-islamkan penampilan dan
program pemerintahannya. Dengan memanfaatkan agama sebagai kosmetika
politik, ia mencoba menebar pesona lebih ”Islami” ketimbang PAS.

Presiden Soeharto pernah melakukan siasat mirip, walau tidak sama.
Setelah belasan tahun mengandalkan penindasan militer untuk
mengawetkan kekuasaannya, ia sadar taktik itu ada batasnya. Pada akhir
tahun 1980-an dia sadar merangkul politik Islam akan lebih
menguntungkan ketimbang terus-menerus menindas mereka.

Soeharto mendadak naik haji pada tahun 1990, lalu mendirikan ICMI.
Sejumlah narapidana politis berbasis Islam dibebaskan serentak sebelum
masa hukuman mereka berakhir. Setelah bertahun-tahun pemerintah
mengharamkan politik Islam sebagai ”ekstrem kanan”, sejak 1990
pengadilan sibuk berkali-kali mengadili kasus orang yang dianggap
menghina Islam. Setelah bertahun-tahun melarang jilbab masuk sekolah,
putrinya memakai jilbab ke mana-mana. DPR mendadak menghijau.

Presiden Habibie juga melakukan yang serupa dengan cara lebih kasar
ketika berusaha menyelamatkan kursi kepresidenan yang didapatkannya
secara tak sengaja dan untuk sementara waktu. Dibantu sejumlah
jenderal yang suka berpolitik, pemerintahannya mengerahkan pasukan
swakarsa untuk menghadapi sisa-sisa gerakan Reformasi dengan kekerasan
jalanan. Menentang Habibie dianggap sama dengan menentang Islam,
menurut slogan mereka.

Semua itu bertolak belakang dari tingkah presiden berikutnya,
Abdurrahman Wahid. Atribut keislamannya sudah berlimpah jauh hari
sebelum ia menjadi presiden. Maka ia tidak pernah merasa perlu
berusaha membuktikan hal ini. Ia tampil santai. Namun, bukan tidak
merasa perlu menebar pesona versi lain.

Bukannya berjihad membela Islam, ia memesona banyak pihak dengan
tampil sebagai tokoh Islam yang mau dan mampu memberikan yang terbaik
kepada kaum non-Muslim. Ia mengizinkan komunitas Tionghoa merayakan
Imlek. Ia bahkan mengaku punya keturunan Tionghoa. Ia meminta maaf
kepada korban kejahatan hak asasi kemanusiaan berat tahun 1965 yang
dikaitkan dengan komunisme. Juga kepada rakyat Timor Timur.

Pemerintahan yang sekarang? Pesona macam apa yang dicoba ditebarkan
kepada publik? Nyatanya, pemerintah ini gagal menangkap otak
pembunuhan Munir. Korban lumpur Lapindo masih terlantar. Pemerintah
gagal mengadili Soeharto dan para jenderalnya.

Apakah reaksi pemerintah terhadap video Fitna menjadi petunjuk usaha
mereka tampil sebagai pahlawan pembela Islam? Jika itu ada benarnya,
kita bisa memahami reaksi mereka terhadap larisnya film Ayat-Ayat Cinta.

Presiden menonton film lalu menangis itu biasa. Yang tidak biasa bila
mereka lakukan itu dengan membawa rombongan resmi lebih dari 100
pejabat tinggi negara dan tamu negara asing dan wartawan. Mereka bukan
cuma menonton film, tetapi sedang membuat tontonan publik untuk
diliput media massa.

Banyak yang meramalkan segera akan ada seri-seri lanjutan mirip video
Fitna dan film atau sinetron Ayat-ayat Cinta. Semua ini mempersiapkan
kita melahap pesona janji-janji baru pemilu mendatang. Dan, sekaligus
lupa pada janji-janji kosong pemilu yang lalu. Apalagi pada komitmen
Reformasi 1998.



[Forum Pembaca KOMPAS] Penanganan Autis Jangan Dikomersialisasi

2008-04-20 Terurut Topik Agus Hamonangan
http://kompas.com/kompascetak/read.php?cnt=.xml.2008.04.20.12253522channel=2mn=154idx=154

Bekasi, Kompas - Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Hidayat Nur
Wahid berharap, penanganan terhadap anak-anak penyandang autisme tidak
mengutamakan sisi komersial, namun lebih bertumpu pada sisi kemanusiaan.

Mahalnya biaya terapi dan minimnya akses pelayanan kesehatan
menyebabkan upaya memandirikan anak penyandang autisme terhambat.

Demikian dikatakan Hidayat Nur Wahid dalam pidato kemanusiaan pada
acara peringatan Hari Autis Dunia 2008 dan peresmian gedung baru rumah
autis Yayasan Cahaya Keluarga Kita (YCKK) di Jatikramat, Pondok Gede,
Kota Bekasi, Sabtu (19/4). Hidayat menambahkan, merawat dan menangani
anak penyandang autisme adalah investasi amal menuju surga.

Sebelumnya, Pimpinan YCKK Deka Kurniawan mengungkapkan, pendirian
rumah autis YCKK berlatar dari keluhan orangtua anak penyandang
autisme yang kesulitan mendapatkan penanganan layak bagi anak-anak
mereka. Selain tempat terapi yang terbatas, penanganan anak-anak
penyandang autisme selalu identik dengan biaya mahal.

Autis adalah gangguan perkembangan kompleks yang terjadi pada aspek
neurobiologis otak. Gangguan itu memengaruhi proses perkembangan anak.
Akibatnya, anak seolah-olah hidup dalam dunianya sendiri karena dia
tidak dapat secara otomatis belajar berinteraksi dan berkomunikasi
dengan lingkungan sekitar. Gejala autis umumnya muncul sebelum anak
berusia tiga tahun.

Lebih lanjut Hidayat mengatakan, minimnya perhatian publik terhadap
persoalan autis dan terbatasnya jumlah lembaga penanganan dan ahli
terapi bagi penyandang autis pada sisi lain menyebabkan penanganan
autis menjadi ladang komersial. (cok)



Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Olimpiade Beijing dan Masalah Tibet

2008-04-20 Terurut Topik dp
Siapa yang dimaksud orangtua di sini? Pemerintah AS?
Siapa yang dimaksud anak tiri di sini? Para imigran di
AS?

Kecuali Bangsa Indian  Hawaii, seluruh Amerika
Serikat itu berada di tanah orang kok.

--- marthajan04 [EMAIL PROTECTED] wrote:

 silakan saja dipo bujuk Hawaii lepas dari USA. Apa
 mau? hahaha...
 jangan dipikir semua provinsi/state itu kepengen
 lepas dari induknya.
 yang kepengen minggat itu anak tiri atau anak
 kandung yang ditirikan oleh orangtuanya.
 Kalau oraang tuanya adil dan bijak, pastilah tuh
 anak juga akan berbakti dan mengangkat derajat
 keluarganya.
 setuju?
 
 salam,
 mj


[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Istana Mainan Hoya

2008-04-20 Terurut Topik sohibmachmud
entah apa yg dimaksud dgn budiarto dgn pemimpin pengangguran.
tersirat yg dimaksud yaitu mantan pejabat atau purnawirawan yg tidak 
menjabat lagi pada jabatan formal di pemerintahan. 
yang aneh lagi dia menfavoritkan pemimpin pekerja yaitu pemimpin yg 
masih menjabat di pemerintahan. 
karena : Saat kampanye pemilihan masa jabatan kedua mulai, pemimpin 
pekerja tak perlu ngutang atau melego harta untuk dana jualan citra.
pemimpin pekerja malah membuka peluang korupsi waktu utk kampanye, 
menggunakan fasilitas jabatan utk kampanye dan ini yg tak kalah 
penting menyabet uang negara atau mengumbar proyek utk mendapatkan 
dana utk kampanye. 
jadi betul mereka tidak perlu mengeluarkan kocek  sendiri utk 
kampanye.
tentu masih ingat ketika sby nongol terus2an di tv dgn label 
kampanye demokrasi sewaktu menjabat menhakam, biaya iklan tv tentu 
atas biaya negara.
apa jadinya bupati, gubernur yg lagi kampanye nongol di iklan tv dgn 
topik demam berdarah, kebersihan, lingkungan hidup dll atas biaya 
negara ? 
mengapa kita berputar2 hanya sekadar  utk menyatakan syarat sebagai 
pemimpin .  
ada pemimpin pekerja, pemimpin pengangguran , mobil bekas, tank 
mogok.
seharusnya dipakai kata2 yg jelas agar rakyat mengerti dgn jelas 
umpama jangan pilih pemimpin yg suka maling utk yg suka korupsi atau 
jangan pilih yg suka membunuh utk pelanggaran ham. 
kita terus bermain dgn kata2 sehingga kita tidak sadar bahwa kita 
sudah kembali ke zaman batu yaitu menggunakan kayu bakar utk 
memasak. 

terakhir bagi yg tidak tahu istana mainan hoya itu toko mainan milik 
grup modern yg sudah bangkrut setelah krismon. 

sohib 

=== 
 --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Agus Hamonangan 
 agushamonangan@ wrote:
 
  Oleh BUDIARTO SHAMBAZY
  http://kompas.com/kompascetak/read.php?
 cnt=.xml.2008.04.19.00590529channel=2mn=154idx=154
  
  
  Jika mau terpilih lagi jadi presiden, gubernur, bupati, atau 
lurah,
  syaratnya mudah: jangan nganggur. Itu dibuktikan Gubernur Sumbar
  Gamawan Fauzi, Bupati Kebumen Rustriningsih, dan lurah saya.
  
  ”Pemimpin penganggur” tak berbakat jadi pemimpin karena 
 terpilih
  untung-untungan. Setelah memerintah, ia menghabiskan dana, 
tenaga,
  perhatian, dan waktu untuk ngurusin musuh- musuhnya.
  
  Dalam masa jabatan lima tahun, ”pemimpin pekerja” bekerja 2-
3 
 tahun
  saja, selebihnya leha-leha. Pemilih di negeri ini baik hati dan 
tak
  suka berharap muluk.
  
  Masa 2-3 tahun itu dikenang manis para pemilih yang baik hati. 
Saat
  kampanye pemilihan masa jabatan kedua mulai, pemimpin pekerja tak
  perlu ngutang atau melégo harta untuk dana jualan citra.
  
  Beda dengan pemimpin penganggur yang antiteori. Mereka nekat 
 mengumbar
  janji surga dan didukung uang yang ”tak ada sérinya” sampai
  menimbulkan histeria massa.
  
  Setelah terpilih terbukti ia pemimpin penganggur yang lebih suka
  leha-leha. Menurut teori mantan Menkeu Bambang Subianto, ibarat 
 sepak
  bola, pemimpin penganggur gemar pola permainan ”2-1-2”.
  
  ”Menurut pola 2-1-2, jumlah pemain cuma lima,” saya tanya 
Pak 
 Bambang.
  ”Oh, yang enam kena kartu merah,” jawabnya.
  
  Nah, menurut pola 2-1-2 di dua tahun pertama pemimpin penganggur 
 sibuk
  konsolidasi tiada henti. Ia menempatkan sesama anték penganggur 
di
  mana-mana, gonta-ganti timnya, dan melampiaskan aneka hobinya.
  
  Setelah itu, ia mau coba kerja serius satu tahun di tengah. 
Namun,
  berhubung terbiasa nganggur dan dihanyutkan aneka hobi, ia mirip 
 anak
  balita yang sukar konsentrasi karena kurang perhatian.
  
  Pada dua tahun terakhir masa jabatannya, ia kalap. Ia mengira 
 ”bekerja
  sama dengan kampanye” agar bisa terpilih kembali.
  
  Namun, seperti kata lagu Panbers, ”Terlambat sudah, terlambat
  sudah/Semuanya t’lah berlalu”. Pemimpin penganggur tidak 
hanya
  dikalahkan lawan-lawannya, tetapi juga dipermalukan pemilihnya.
  
  Jadi, pelajaran paling berharga bagi yang menang di Pilgub Jabar 
 dan
  Sumut: jangan jadi pemimpin penganggur. Partai-partai pemenang 
 Pilgub
  Jabar dan Sumut membuktikan rekrutmen kaum muda berhasil.
  
  Partai-partai yang kalah dapat pelajaran berharga juga, yakni 
 jangan
  pernah lengah. Dan, yang menang dan yang kalah tetap dapat suara
  sebagai tanda rakyat masih percaya partai.
  
  Meski MK membolehkan calon perseorangan/independen boleh ikut 
dalam
  pilkada, mereka kurang bertanggung jawab. Mereka tak punya 
 ideologi,
  AD/ART, organisasi, dan seterusnya.
  
  Betul istilah Rizal Ramli, mayoritas pemilih Jabar dan Sumut ogah
  memilih ”mobil bekas” (incumbent) dan ”tank mogok” 
 (jenderal
  purnawirawan). Namun, calon perseorangan tak ubahnya ”mobil 
dan 
 tank
  mainan”.
  
  Jangan buru-buru memvonis wajah-wajah lama sama dengan mobil 
bekas.
  Dalam kondisi ekonomi yang sulit, mobil bekas lebih murah 
ketimbang
  mobil baru.
  
  Dan, pedagang mobil di mana pun sama. Mereka pasti bilang mobil 
 Anda
  loyang dan mobil mereka emas.
  
  

Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Mengantisipasi Kecurangan dalam UN + Pungutan

2008-04-20 Terurut Topik Andromeda Marketing Communication
Dear all,

Berkaitan dengan postingan beberapa waktu yang lalu, izinkan saya menitipkan 
beberapa catatan untuk direnungkan dan disampaikan secara umum bilamana 
kesempatan itu datang. 

Menarik sekali persoalan UN ini, sebagian besar masyarakat kita selalu 
berteriak tentang kecurangan dalam menjawab soal-soal UN. Tetapi yang sering 
luput dari perhatian kita adalah pungutan atau upeti wajib bagi sekolah selama 
pelaksanaan UN.

Dalam setiap pelaksanaan ujian nasional ataupun ulangan umum, hampir selalu ada 
edaran ketentuan rencana pembiayaan sekolah dalam rangka Ujian Nasional, 
diantaranya sebagai berikut :

1. Insentif Pengawas Ruangan Rp. 30.000,- per mata pelajaran
2. Transport Pengawas Ruangan Rp. 25.000,- per hari
3. Konsumsi Pengawas Ruangan Rp. 15.000,- per hari
4. Pengawas Pembina Rayon Rp. 1,5 juta s/d Rp. 2 juta tiap rayon
5. Tanda Tangan Ijasah (untuk kepala sekolah) Rp. 7.500,- per siswa
6. Tanda Tangan DANUN (untuk kepala sekolah) Rp. 7.500,- per siswa
7. Transport Tim Independen Rayon Rp., 500rb s/d Rp. 1 juta.
8. Konstribusi ke Dinas dari Rayon Rp., 500 rb,-
9. Transport Tim Pengawas Independen ke sekolah Rp. 250.000,-
10. Monitoring pelaksanaan UN oleh Kadis Propinsi sampai dengan sopir dinas 
pendidikan antara Rp. 500 rb sampai dengan Rp. 50.000,-

===
Resiko kalau gaji dari sektor pendidikan yang memang katanya kecil menjadi 
salah satu faktor terjadinya hal - hal seperti ini. Konyolnya tanda tangan 
Kepala Sekolah pun ada harganya. Mungkin ada baiknya hal ini harus diberikan 
ketegasan dari Depdiknas. Figur guru sebagai pendidik yang harus di Gugu dan 
di tiRu sepertinya sudah menjadi produk langka dimana segala sesuatunya telah 
termakan oleh pola konsumtif akibat kemajuan zaman. Sering saya perhatikan 
memang gaji guru kecil, namun bukankah harusnya diimbangi oleh pola konsumsi 
yang memadai bukannya konsumtif, sehingga ada kalanya berusaha mencari jalan 
dengan hal - hal kreatif sebagaimana tertulis diatas. 

Berkaitan dengan adanya kewajiban - kewajiban yang mungkin saya dudukan kepada 
PUNGUTAN LIAR dan PREMANISME DUNIA PENDIDIKAN mungkin hak - hak hukum 
kepada peserta UN sendiri harus ditegakkan oleh DEPDIKNAS. Kalaupun memang itu 
PUNGUTAN LIAR memang legal, lebih baik hal ini disosialisasikan dalam bentuk 
aturan baku. 
===
Antisipasi Kecurangan dalam UN

*/Oleh/ Paulus Mujiran*

Tanggal 22-24 April 2008, UN diselenggarakan untuk tingkat SMA dan 
sederajat, 5-8 Mei untuk SMP dan sederajat. Adapun, 13-15 Mei untuk SD 
dan sederajat. Ketiga UN itu diperkirakan diikuti sekitar 10 juta siswa, 
meliputi 5 juta siswa tingkat SD/MI, 3 juta siswa SMP/sederajat, dan 2 
juta siswa SMA/sederajat. Tahun 2008, nilai standar kelulusan UN 
dinaikkan, dari 4,5 menjadi 5,0.

Yang perlu mendapat perhatian dalam pelaksanaan UN adalah munculnya 
kecurangan-kecurang an yang menodai UN. Tahun lalu kecurangan dalam UN 
menjadi bahasan yang amat serius di mana-mana. Bahkan di Medan Sumatera 
Utara kecurangan UN sampai melahirkan sekelompok guru air mata guru 
yang meratapi mengapa UN masih diwarnai kecurangan. Ironisnya, laporan 
adanya kecurangan dalam UN tidak pernah mendapat tindak lanjut yang 
memadai. Bahkan yang berani melaporkan dijadikan korban dengan tidak 
naik pangkat, dimutasikan bahkan ada yang dipecat.

UN dicurangi karena dijadikan satu-satunya alat penentu kelulusan 
peserta didik. Ketentuan bahwa nilai UN menjadi penentu kelulusan 
membuat banyak siswa dan guru berpikir pragmatis menghadapi UN. Apalagi 
yang tidak lulus nasibnya jauh lebih sulit seperti harus mengikuti kelas 
penyetaraan yang semua orang tahu citra kelas penyetaraan sama dengan 
/drop out/ alias DO. Akhirnya berbagai cara ditempuh untuk lulus UN.

Pada sisi lain kecurangan terjadi karena guru berpikir, pelaksanaan UN 
di samping kesempatan mencari pendapatan tambahan, merupakan ajang 
mencari muka dengan kepala sekolah dan kepala dinas. Bukan rahasia 
lagi dinas-dinas pendidikan daerah menargetkan sekolah agar meluluskan 
siswanya 100 persen tidak peduli bagaimana caranya.

Sejumlah kecurangan yang terungkap dalam UN mencerminkan adanya 
simbiosis mutualisme yang saling menguntungkan antara guru dan siswa. 
Kelulusan 100 persen juga menjadi promosi gratis mendapat siswa baru 
pada tahun ajaran mendatang. Hasil jeblok berarti menutup peluang 
mendapat siswa baru. Yang mencemaskan kecurangan-kecurang an yang terjadi 
dilakukan dengan cara yang semakin canggih dan modern, sepertinya 
menghalalkan segala cara. Dulu model kecurangan paling-paling menulis 
rumus fisika, matematika, kimia di telapak tangan, meja atau tembok 
ruang ujian secara tersamar. Kini kecenderungan kecurangan semakin 
kreatif. Itu sangat bisa 

[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Apa Kabar Pajak Asian Agri?

2008-04-20 Terurut Topik nano
Kasus macam ini di Ditjen Pajak banyak banget. Menggarong duit negara
dari faktur pajak fiktif dengan bekerja sama pegawai pajak juga masih
ada. Penggelapan pajak tentu diketahui para petugas, pemeriksa pajak
dimana perusahaan tersebut terdaftar. Karena pegawai pajak merupakan
bagian dari konspirasi penggelapan pajak, sebenarnya akan aman bila
tidak ada laporan dari pihak luar.
Jabatan di ditjen pajak di wilayah kota besar dan kota-2 kecil yang di
situ ada perkebunan/kehutanan menjadi rebutan. Sekali menerima suap
dari para pemilik perusahaan, perkebunan, perhutanan seorang bisa
mendapat bagian miliaran. Manipulasi di perhutanan, perkebunan dari
Pajak Bumi dan Bangunan, luas dan kelas tanah diturunkan sehingga NJOP
kecil. Siapa seh pihak luar yang peduli dengan manipulasi seperti ini?
Rumusnya dari nilai pajak terutang dibagi tiga. 1/3 untuk pegawai
pajak, 1/3 untuk pemilik perusahaan dan 1/3 untuk negara. Inilah yang
biasa disebut istilah 3S, Wajib Pajak SENANG, pegawai pajak SENANG dan
negara SENANG. Inilah prinsip negoisasi yang berlaku di ditjen pajak.
 Menurut saya sebenarnya Negara tidak senang model pembagian macam ini.

salam
nano biak papua

--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Rusdi Mathari
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Sudah lebih setahun kasus dugaan penggelapan pajak PT Asian Agri
 terbongkar tapi sejauh ini yang mencuat lebih keras hanyalah gugatan
 perusahaan itu atas berita majalah Tempo dan koran Tempo. Sesuai janji
 Dirjen Pajak, berkas dari skandal keuangan  yang diduga merugikan
 negara Rp 1,3 triliun itu mestinya sudah rampung disusun dan kemudian
 diserahkan kepada Kejaksaan Agung pada pertengahan April. 
 




Re: [Forum Pembaca KOMPAS] RE: Olimpiade Beijing dan Masalah Tibet

2008-04-20 Terurut Topik Bambang Riyanto
Betul Pak Manneke,

jalan pikiran seperti itulah yang sering kali membuat saya heran. Kenapa kita 
harus sempurna sebelum mengkirik orang lain? Kalau nunggu sempurna, siapa yang 
bisa? Bukankah dengan saling kritik dan memberi masukan kita membantu orang 
lain untuk sempurna? 

Selain itu, orang sering menilai dan menghakimi sesuatu hanya berdasar kejadian 
saat ini. Tidak melihat sejarah bagaimana itu terjadi. Ayo, jangan lupakan 
sejarah. Apa yang terjadi sekarang adalah hasil dari sejarah masa lalu

riyanto



- Original Message 
From: manneke budiman [EMAIL PROTECTED]
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Sent: Saturday, April 19, 2008 11:48:57 AM
Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] RE: Olimpiade Beijing dan Masalah Tibet

Ah, jangan cepet berasumsi gitu dong. Saya sendiri negeri leluhurnya sama kok 
sama Jusuf Wanandi. Jadi, yang mau dihantam pakai rasisme itu siapa? Diri saya 
sendiri? Jeruk makan jeruk dong jadinya.

Orang bicara HAM itu bukan mau belagak jadi superhero. Kalo ada hal tak beres 
di depan mata bersangkutan dengan martabat dan kemerdekaan manusia, lalu kita 
semua harus bungkem atau dikasih julukan 'superhero', ya selamanya bungkem aja: 
gak usah ngomong Lapindo, gak usah ngomong Ahmadiyah, gak usah ngomong Papua. 
Karena nanti sama Hendra Bujang dikasih gelar 'superhero'. Gimana kalo Anda aja 
deh yang bungkem, dan biarkan aja orang yang mau jadi superhero atau apapun. 
Kan mulut-mulutnya sendiri, dan gak minta gaji dari Anda?

Pikiran Anda ini aneh bin lucu. Orang mengkritik pelanggaran HAM langsung 
diasumsikan antek Barat. Hubungannya opo? Apa HAM itu ciptaan Barat? You kira 
orang Timur dalam tradisi budayanya gak kenal apa itu penghormatan terhadap hak 
manusia? Jangan lupa, Bung, Indonesia sebagai anggota PBB tanda tangan menerima 
piagam HAM. RRC pun begitu. Anda ini warga negara mana sih kok gak ngerti kalo 
ada piagam HAM PBB yang berlaku buat semua negara anggota?

Yang namanya bhiksu itu tugas utamanya bukan sembahyang doang, tapi lebih 
penting lagi menegakkan keadilan dan martabat manusia sebagai makhluk ciptaan 
Tuhan. Siapa sih yang bilang bhiksu nggak boleh ikut berjuang untuk kemerdekaan 
negerinya? Lagian, apakah pelaku pemukulan dan kekerasan terhadap warga Han di 
Tibet itu bhiksu? Saya nonton videonya, bukan bhiksu tuh? Yang keliatan malah 
bhiksu digebukin tentara RRC.

Jadi, bagus justru bahwa bhiksu-bhiksu itu punya tindakan konkrit, dan nggak 
cuma mengharap bantuan Tuhan doang. Nanti kalo Anda sudah jadi kepala bhiksu, 
baru Anda boleh bikin aturan melarang bhiksu berontak. 

Cina silakan kalau mau hegemoni di segala bidang. Tapi hargai dulu manusianya. 
Anda kira perlakuan seperti yang dilakukan pemerintah Cina itu cuma kena ke 
warga Tibet doang? orang Han sendiri di negerinya sendiri juga diinjak-injak 
hak azasinya sama pemerintah RRC. baru ikut Falungong yang kerjanya cuma senam 
dan meditasi, tak mengganggu orang siapa-siapa, sudah diganyang dan 
diuber-uber. Mau hegemoni tapi kok gak pede dan sama warga sendiri aja takut? 
Jangan-jangan RRC nih yang ciut melihat dunia.

Anda begitu semangatnya mau olah raga, sampai tutup mata pada fakta bahwa Tibet 
diambil paksa oleh RRC tahun 1950 ya? Ini satu tahun setelah rezim komunis 
ambil alih kekuasaan di Cina. Sebelumnya, tak ada tuh ambisi caplok Tibet? 
Penjajahan kaya gini rupanya buat Anda tak penting sama sekali, dan lebih 
berharga nonton obor olimpiade lewat di depan rumah Anda. Masya Allah, kok ya 
ada manusia yang bisa mati hati kaya gini?

manneke


[Forum Pembaca KOMPAS] Dari Ladang Tebu ke Media Cetak

2008-04-20 Terurut Topik Rusdi Mathari
Gunawan Jusuf pemilik PT Makindo Tbk. sedang bersiap-siap meluncurkan
koran ekonomi bernama Koran Jakarta. Salim Grup melalui Franky
Welirang tak mau kalah dan karena itu juga akan menerbitkan koran yang
sama bernama Indonesia Bisnis Today. 

oleh Rusdi Mathari
PERSETERUAN ANTARA MAKINDO GRUP (GUNAWAN JUSUF) dengan Salim Grup
tampaknya akan semakin sengit. Sengketa antara keduanya yang semula
hanya menyangkut soal lahan tebu kini dipastikan berlanjut di medan
perseteruan yang baru: media cetak.  Gunawan Jusuf akan menerbitkan
Koran Jakarta sementara Salim Grup akan menerbitkan Indonesia Bisnis
Today. Dua bakal koran itu sama-sama akan menyasar berita ekonomi.

Untuk Koran Jakarta Gunawan Jusuf menggandeng beberapa wartawan
ekonomi. Pemimpin Redaksinya adalah Marthen Slamet Susanto, mantan
wartawan Suara Pembaruan. Kantor dari bakal koran ini menempati sebuah
ruko empat lantai di Jalan KH. Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, yang
berada tepat di belakang kantor eks kantor UNDP. Ada pun  Indonesia
Bisnis Today, melalui Franky Welirang, Salim Grup merangkul Dahlan
Iskan, bos besar Jawa Pos Grup.  Untuk sementara kantor bakal koran
ini menempati sebuah ruko di kompleks perbelanjaan D'Best di Jalan
Fatmawati, Jakarta Selatan, satu gedung dengan kantor tabloid Peluang.

Makindo Grup adalah induk usaha (holding) dari beberapa perusahaan
yang sahamnya dimiliki oleh Gunawan Jusuf dan keluarganya. Bidang
usahanya meliputi perdagangan, jasa umum, perkebunan, bisnis keuangan
(sekuritas) dan berancang-ancang merambah bisnis bahan bakar. Kelompok
usaha ini  termasuk ke dalam deretan konglomerasi di Indonesia dengan
aset mencapai puluhan triliun rupiah 

Ada pun Salim Grup adalah konglomerasi yang dimiliki oleh Keluarga
Soedono Salim. Kelompok ini pernah sangat terkenal karena kedekatannya
dengan Presiden Soeharto. Bidang usahanya antara lain perbankan,
perdagangan, perkebunan, dan otomotif. PT Indofood Sukses Makmur
merupakan salah satu anak perusahaan Salim Grup yang memproduksi mi
instan dan tepung terigu. Di perusahaan itu Keluarga Salim menempatkan
Franky Welirang sebagai orang kepercayaan.

Makindo dan Salim belakangan terlibat persengketaan bisnis gara-gara
perebutan aset pabrik gula dan ladang tebu PT Sugar Grup Companies.
Perusahaan yang disebut terakhir, semula merupakan perusahaan yang
berada di bawah Salim Grup. Sengketa antara Gunawan Jusuf dan Salim
Grup yang dalam hal ini diwakili oleh Anthony Salim tak terlepas dari
gonjang-ganjing krisis ekonomi dan moneter pada 1997-1998.

Awalnya adalah keharusan bagi Salim Grup untuk menyerahkan 108 aset
mereka  ke negara sebagai upaya penyelesaian utang BLBI yang diterima
oleh PT Bank Central Asia senilai Rp 52 triliun pada 21 September
1998. Salah satu aset yang diserahkan oleh Salim Grup adalah pabrik
gula Sugar Group Companies. Holdiko Perkasa, perusahaan pengelola aset
milik Salim yang dibentuk oleh BPPN kemudian melelang Sugar Group
melalui tender terbuka. Keluar sebagai pemenang tender adalah
konsorsium PT Trimanunggal Jaya yang anggotanya adalah Yanatera Bulog
dan Makindo. Harga yang ditawarkan oleh Trimanunggal atas Sugar Group
waktu itu (November 2001) adalah Rp 1,16 triliun.

Belakangan Yanatera Bulog mengundurkan diri dan posisinya digantikan
oleh PT Garuda Pancaarta, induk perusahaan dari Makindo. Penguasaan
saham Pancaarta di Makindo mencapai  57,01 persen atau mayoritas,
sementara sisanya dimiliki publik (35,47 persen) dan sebagai treasury
stok (7,52 persen). Ketika kontrak pembelian Sugar Gorup selesai
diteken oleh Holdiko dan Pancaarta, timbul persoalan atas transaksi
tersebut: pihak Gunawan Jusuf menuduh Salim tidak menyertakan 52,4
ribu hektare (dikenal sebagai Tanah Eks Register 47) dalam perjanjian
dengan BPPN, dan karena itu Pancaarta hanya menguasai lahan seluas 42
ribu hektare. Singkat cerita, Gunawan Jusuf menggugat Anthony Salim
dan semua keputusan pengadilan dari tingkat pertama hingga kasasi,
memenangkan Gunawan Jusuf. Anthony Salim kini mengajukan upaya hukum
Peninjauan Kembali. Pengacara Gunawan Jusuf adalah  Hotman Paris
Hutapea dan pengacara Anthony Salim adalah Todung Mulya Lubis.

Di tengah persengketaan mereka atas lahan tebu di Provinsi Lampung
itu, Gunawan Jusuf dan Anthony Salim lalu sama-sama berinisiatif
menerbitkan koran ekonomi. Koran Indonesia Bisnis Today direncanakan
akan terbit mulai 1 Mei mendatang, sementara Koran Jakarta semula akan
terbit pada Maret silam tapi batal dan saat ini masih melakukan
konsolidasi dan simulasi.

*Artikel lain Cahaya Keselamatan SBY dan Hari-Hari Terakhir KS di
http://www.rusdimathari.wordpress.com




[Forum Pembaca KOMPAS] Re: PENDAPATAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP).

2008-04-20 Terurut Topik nano
Sebenarnya bisa saja pemerintah menurunkan PTKP hingga 10x13,2juta
atau 132 juta setahun namun penerimaan negara tetap tercapai, yaitu
meningkatkan tarif PPN yang saat ini 10%. Bila uang dari Wajib Pajak
orang pribadi tersebut tidak dipotong PPh, akhirnya dibelanjakan juga.
Nah PPN-nya saja dari belanja/konsumsi masyarakat yang dijaring. Cara
seperti ini nampaknya mudah dihitung secara matematis, prakteknya?

salam
nano biak papua

--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Kris Subekti
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 PENDAPATAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP).
 
 Baru-baru ini calon presiden Amerika dari Partai Demokrat baik itu 
 Hillary Clinton maupun Barrack Obama dalam kampanyenya sama-sama 
 sepakat bila salah satu dari mereka terpilih jadi Presiden Amerika 
 Serikat berjanji tidak akan memungut Pajak bagi warga Negara Amerika 
 yang berpenghasilan kurang dari US$ 200.000 atau setara dengan 
 Rp1,82 Milyard setahun.
 
 Bila angka tersebut diatas dibandingkan dengan angka Batas 
 Pendapatan Tidak Kena Pajak di Republik ini yang hanya sebesar Rp 
 1,1 juta perbulan atau sebesar Rp 13,2 juta setahun maka Pendapatan 
 Tidak Kena Pajak di Indonesia hanyalah sebesar 0.73 % dibanding PTKP 
 di Amerika.
 
 Tentulah para pembayar pajak di Republik ini tidak berharap agar 
 Batas Pendapatan Tidak Kena Pajaknya disamakan dengan Amerika, hanya 
 saja perbedaan yang lebih dari seratus kali ini ini apakah 
 pantas  
 
 Bagaimana wakil Rakyat di DPR dan bagaimana Menteri Keuangan sebagai 
 perumus Kebijakan Pajak, masih mungkinkan dilakukan perbaikan, agar 
 rakyat yang masih belum bias hidup layak diberi kesempatan 
 meningkatkan penghasilannya dulu sebelum diwajibkan membayar pajak…….





[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Hari Kartini

2008-04-20 Terurut Topik Ana Dyah Sari
Hari kartini berarti memakai baju daerah
kartini=baju daerah
jadi kalau sudah pakai baju daerah=kartini
(he he he, peringatan yang salah kaprah)





[Forum Pembaca KOMPAS] Permohonan ma'af.

2008-04-20 Terurut Topik A. Mubarik Ahmad
Assalamu'alaikum.

Pak AH yang baik,

Saya mohon ma'af hari Minggu kemarin tidak sempat hadir di Parkir Timur
Senayan.
Mendadak diundang oleh Amir JAI untuk hadir dalam Majlis Syuro Ahmadiyah di
Bali.
Baru tengah malam tadi saya tiba dirumah menggunakan pesawat terakhir dari
Bali.
Isteri dan 2 anak lelaki saya (yang tertua kelas 2 SMA) mungkin juga merasa
khawatir dengan adanya demo besar2an menentang Ahmadiyah Minggu kemarin.
Boleh dibilang seluruh masyarakat Ahmadiyah di Indonsia beberapa bulan
terakhir ini merasa tidak aman karena adanya ancaman bunuh yang diucapkan
secara terbuka dalam Tabligh Akbar di Banjar beberapa bulan yang lalu,
dimana sdr. Sobri Lubis, Sekjen FPI mengajak (menghasut??) umat untuk
membunuh orang2 Ahmadiyah dimana saja berada dan mereka , Ketua dan Sekjen
FPI, menyatakan akan bertanggung jawab dunia akhirat terhadap aksi bunuh
tersebut.

Jika memang nanti benar JAI dilarang, saya hanya mampu bertanya, apakah
landasan idiil atau ideologi negara ini sudah berubah? Jika memang sudah
berubah berlandaskan Islam Fundamentalis atau menjadi Pemerintahan Taliban
seperti di Afghan sana, ya sah2 saja melakukan pelarangan atau bahkan
pembunuhan terhadap lawan2 politiknya.

Dulu dizaman bung Karno, Ahmadiyah dapat hidup berdampingan dengan damai dan
berkembang, bahkan bung Karno sempat menuliskannya dalam bukunya, Dibawah
Bendera Revolusi tentang peranan Ahmadiyah di Indonesia, dizaman Suharto
Ahmadiyah tidak dilarang, bahkan sewaktu Gus Dur menjadi Presiden, sempat
menerima Khalifat Ahmadiyah, Hz. Mirza Tahir Ahmad di Istana negara, sama
halnya Amin Rais pun menerima kunjungan beliau di Gedung MPRRI di Senayan.
Memang masih sangat sedikit sumbangsih warga Ahmadiyah kepada bangsa ini,
Arief Rahman Hakim adalah putra Ahmadiyah, sekretaris BPUPKI yang menghilang
hingga kini tidak diketahui rimbanya karena mungkin diculik oleh Belanda
adalah juga seorang Ahmadi. Dizaman Suharto seorang pengusaha Krupuk asal
Tasikmalaya mendapat Kalpataru dan dimasa SBY saya sempat hadir di Istana
menyaksikan salah seorang Ahmadi menerima Bintang Maha Putra yang disematkan
langsung oleh pak Presiden.

Tuduhan bahwa Ahmadiyah menyimpang dari ajaran Islam serta sesat menyesatkan
sungguh suatu tuduhan yang sembarangan. Tuduhan ini terlihat bodoh diera
keterbukaan dan kemajuan IT sekarang ini. Ajaran Ahmadiyah dengan mudahnya
dapat ditemui melaui websitenya seperti www.alislam.org dan hampir disetiap
negara memiliki websitenya masing2 seperti www.ahmadiyya.or.id,
www.ahmadiyya.us, www.ahmadiyya.ca dan www.ahmadiyya.de. Belum lagi siaran
selama 24 jam nonstop oleh MTA, Muslim Television Ahmadiyya yang dapat
'dipantau' oleh siapa saja. Bahkan youtube.com pun banyak memuat video2
tentang Ahmadiyah. Boleh dibilang setiap Ahmadi akan dengan senang hati
menerima siapa saja yang ingin tahu dan mengenal tentang ajaran2 Ahmadiyah.

Jadi kenapa sampai timbul tuduhan menyimpang dan sesat?
Saya gak tahu jawabnya.

Saya mencoba merenung dan membandingkannya dengan 'teman2' FPI, HTI, MMI,
dimanakah mereka sebelum kemerdekaan dulu? Dimanakah mereka diera bung
Karno? Apa yang telah mereka lakukan dimasa Suharto dan kini untuk negeri
tercinta ini? Ahmadiyah sudah berada dibumi Pertiwi ini sejak 1925. Pak
Djohan Effendi mengatakan langsng kepada saya bahwa tokoh Islam dimasa
sebelum kemerdekaan seperti HOS Tjokroaminto, KH. Ahmad Dahlan dll banyak
meimba khasanah Islami dari Ahmadiyah lewat buku2 dalam bahasa Inggeris dan
Belanda yang dicetak oleh Ahmadiyah. Heliege Quran, Quran Suci terbitan
Ahmadiyah dalam bahasa Belanda sampai sekarang masih setia menemani mas
Dawam Rahardjo.

Sahabat sekalian, ma'afkan saya bila agak emosional, mengingat masalah ini
sudah lebih dari 2 tahun lamanya terkatung.  Memang penderitaan saudara2
Ahmadi di Lombok yang sudah 2 tahun lamanya kehilangan rumah dan pekerjaan
tentulah tidak sebanding dengan saudara saya korban lumpur Bakrie baik dari
segi kuantitas maupun materi, tetapi paling tidak sudara2 saya di Sidoardjo
masih dapat memanjatkan do'a2nya dengan tenang dan melakukan ibadah dengan
rasa aman ditemapt mereka mengungsi.

Kemarin sempat melihat kegembiraan dan keriaan saudara2 saya penganut Hare
Krsna dipantai Kuta, mereka dulu sempat juga dituding sesat dan menyesatkan
serta tidak diakui sebagai bagian dari agama Hindu, demikian juga terjadi
kepada teman2 dari NSI, Nichien Sosyu Indonesia, yang juga sempat tidak
diakui sebagai bagian dari agama Budha.

Akankah dibiarkan terus negara ikut campur dan mengintervensi serta
melakukan PENGAWASAN dan EVALUASI terhadap warga negaranya?

Salam, Mubarik


[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum Pembaca KOMPAS] Need Info: Perpanjangan STKP Aviation Security

2008-04-20 Terurut Topik J.R. Wantania
Selamat pagi Bapak/Ibu,mohon bantuan dan informasinya jika ada diantara
Bapak/Ibu yang bekerja di Dirjen Perhubungan Udara. Saat ini kami sedang
membutuhkan informasidan siapa contact person untuk perpanjangan STKP
Aviation Security (Lisensi untuk petugas yang bekerja di Airport). Kebetulan
anggota kami yang betugas di Matak Airport sudah habis masa berlakunya
sehingga menyulitkan kami nantinya jika ada audit dari team terkait. 

 

Atas informasi dari Bapak/Ibu kami ucapkan terima kasih.

 

Best Regards,

 

J.R Wantania

Staff Operations  Development

 

PT Jaya Sakti Mandiri Unggul (SIGAP)

Jl.Daan Mogot Km 12 No.9

Cengkareng - Jakarta 11730

*: [EMAIL PROTECTED]

( : 021-6196333 ext. 3226

( : 021-6193238

 

JJust open your eyes. And see that life is beautiful.J

 


Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Bom Waktu Kaum Muda dan Golput

2008-04-20 Terurut Topik Godlip Pasaribu
Saya sih senang aja jika kaum muda mau dan mampu
memimpin negeri ini.  Tetapi hal itu kan tidak bisa
dinyatakan berdasarkan keinginan saja?  Buktikan
dong,hai kaum muda bahwa kalian mampu dan bisa untuk
memimpin.  Kalau menurut saya sih perpaduan antara tua
dan muda juga tetap perlu.  Kebijaksanaan dipadu
dengan kreatifitas dan semangat yang menggebu-gebu
serta keinginan untuk mengabdi secara jujur tanpa
iming-iming untuk mendapatkan sesuatu.  Salam.

--- wal.suparmo [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Salam,
 Sekali lagi saya sampaikan pemimpin yang baik bukan
 tergantung
 kepada UMUR tetapi kepada PRESTASI.Pemimpim tua
 sudah membuktikan
 punya prestasi atau gagal.Tetapi pemimpin muda masih
 harus
 membuktikan prestasinya.Fakta membuktikan bahwa
 pemimpin muda yang
 sekarang ada di Jawatan2,BUMN dsb ternyata tidak
 membuatnya lebih
 baik bahkan nyaris merosot kwalitasnya.Lihat saja
 jawatan yang
 melayani masyarakat seperti PAM,PLN KA, PEMDA dan
 BUMN seperti
 GARUDA,PELNI dsb.
 Wasalam,
 Wal Suparmo


[Forum Pembaca KOMPAS] Yuk, Rame-Rame Adopsi Pohon Hutan!

2008-04-20 Terurut Topik MGR
http://utankayu.org/in/index.cfm?action=detailcat=newsid=40

Yuk, Rame-Rame Adopsi Pohon Hutan! 
Hanya dengan 3,000 rupiah sebulan, Anda bisa menambah satu 
pohon di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Mari ambil bagian dalam kegiatan 
adopsi pohon dan penanaman pohon di kawasan Hutan Sahabat Green. Kita akan 
mengadopsi 5 hektar area hutan di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Dengan 
menanam sekitar 2000 pohon dengan masa adopsi 3 tahun, biaya perawatan yang 
diperlukan adalah sebesar 72 juta rupiah pertahun.

Dengan 3,000 rupiah sebulan atau 108.000 rupiah untuk masa perawatan tiga 
tahun, anda dapat memiliki 1 pohon atas nama anda di Hutan Sahabat Green. Kami 
akan mengajak anda berwisata sekaligus belajar tentang lingkungan dan melihat 
pohon sumbangan anda di Hutan Sahabat Green.

Sumbangkan dana adopsi pohon hutan, Sahabat Green, ke rekening BCA No Rekening 
5800091090 atas nama PT. Media Lintas Inti Nusantara. Bukti transfer dapat di 
fax ke 021-8516107 dan untuk informasi lebih lanjut anda dapat menghubungi 
bagian Promosi 89,2 FM GREEN RADIO dengan Septa di 021-8573388 ext. 114 dan 
021-91634308.

Green Radio akan mengumumkan setiap hari sumbangan Sahabat Green di acara GREEN 
TALK dan www.greenradio.fm. (Heru Hendratmoko)

   
-
Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile.  Try it now.

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Berterimakasihlah kepada Slank

2008-04-20 Terurut Topik Farida Mahri
Biasalah, orang2 kayak gini nih selalu pake azas buruk muka cermin dibelah

jenny tampi [EMAIL PROTECTED] wrote:  kalo emang jujur dan gak korupsi, 
kenapa musti
marah-marah?
mending introspeksi diri.
kekuasaan dan materi hanya sementara, milik dunia yang
fana...
baik yang diperoleh dari kerja keras dan halal maupun
tidak...
tapi semua yang dilakukan di dunia harus
dipertanggungjawabkan di akhirat...
sebelum terlambat, bertobatlah..


 --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Agus
 Hamonangan
 wrote:
 
  Oleh DAHONO FITRIANTO
 

http://kompas.com/kompascetak/read.php?cnt=.xml.2008.04.13.01202536channel=2mn=154idx=154
 
 
  Mau tau gak mafia di Senayan?
  Kerjanya tukang buat peraturan
  Bikin UUD, ujung-ujungnya duit
 
  Itulah sepenggal lirik lagu populer yang membuat
 sebagian anggota
  Dewan Perwakilan Rakyat mencak-mencak pekan lalu.
 
  Bahkan, Badan Kehormatan DPR sempat mau
 memperkarakan Slank sebagai
  pencipta dan pembawa lagu itu meski mencabut
 niatnya.
 
  Lagu berjudul Gosip Jalanan itu salah satunya yang
 dibawakan Slank
  saat berkunjung ke Kantor Komisi Pemberantasan
 Korupsi (KPK), Maret
  lalu, sebagai bentuk dukungan terhadap langkah
 pemberantasan korupsi.
  ”Kami membuat satu kompilasi khusus lagu-lagu
 Slank dari 1990-2007
  yang isinya tentang korupsi, sebagai hadiah buat
 KPK,” ujar penabuh
  drum Slank, Bimbim, di Gang Potlot, Jakarta
 Selatan, hari Kamis (10/4).
 
  Tak ada satu pun kata ”DPR” atau kata lain
 yang secara eksplisit
  menunjuk lembaga tersebut atau anggotanya dalam
 keseluruhan lagu itu.
  Jika ada sebagian anggota DPR�yang kantornya
 memang di daerah
  Senayan�merasa mereka yang dimaksud sebagai
 ”mafia di
 Senayan”, dalam
  beberapa hal jangan-jangan mereka sedang
 ”membongkar borok sendiri”.
  Dan masyarakat pun seperti mendapat bukti konkret
 saat beberapa hari
  setelah ribut-ribut soal lagu itu, salah satu
 anggota DPR benar-benar
  diringkus KPK karena dugaan korupsi.
 
  Tak cuma ”mafia di Senayan” yang disebut dalam
 lagu. Bait- bait
  sebelumnya, Slank menyinggung tentang mafia
 narkoba, mafia peradilan,
  mafia pemilu, ”mafia selangkangan”.
 
  Lagu itu pun bukan lagu baru. Gosip Jalanan adalah
 salah satu lagu
  dalam album ”PLUR” (singkatan dari peace,
 love, unity, respect) yang
  dirilis Slank tahun 2004. ”Kami membuat lagu itu
 karena merasa sudah
  muak dengan sistem yang berlaku. Seharusnya
 pihak-pihak yang dimaksud
  dalam lagu itu berterima kasih karena sudah kami
 ingatkan,” imbuh
  Bimbim yang mendirikan Slank bersama vokalisnya,
 Kaka, 1990 lalu.
 
  Saluran isi hati
 
  Ribut-ribut tentang lagu Gosip Jalanan ini
 mengingatkan bagaimana
  musik atau segala bentuk seni merupakan medium
 paling efektif untuk
  menyuarakan aspirasi dan isi hati rakyat kepada
 penguasa.
 
  Menurut Acil Bimbo, lagu Slank perlu dipahami
 sebagai respons wajar
  dari seniman tentang kondisi di sekelilingnya.
 Dari masa ke masa,
  penggubah lagu di negeri ini melakukan hal serupa
 Slank. Acil
  menyebutnya ”tonggak gambaran zaman”.
 
  Dalam bukunya, Dance of Life: Popular Music and
 Politics in Southeast
  Asia, Craig A Lockard mencatat, penggunaan
 lagu-lagu populer sebagai
  media mengkritik penguasa sudah dilakukan di
 Indonesia sejak era
  kolonial. Pada era pendudukan Jepang hingga
 revolusi fisik akhir
  1940-an, lagu-lagu keroncong, yang populer melalui
 siaran radio era
  itu, digunakan sebagai senjata untuk melawan
 penjajah berkuasa.
 
  Lockard juga menyebut, kebangkitan kembali pop
 Indonesia pada dekade
  1970-an juga dimanfaatkan musisi untuk menyentil
 perilaku penguasa dan
  keluarganya. Salah satu lagu yang kemudian
 dilarang beredar adalah
  Tante Sun yang dibawakan Bimbo. ”Bimbo dianggap
 menyairkan kesenyapan
  suara nurani. Ibu-ibu pejabat tiba-tiba pandai
 berbisnis dan rakyat
  hanya bisa menonton, tentunya sambil menggerutu
 dan tak berani
  bersuara,” kenang Acil tentang lagu yang ditulis
 Sam Bimbo dan populer
  pada 1977 itu.
 
  Lebih telanjang
 
  Rhoma Irama dan Iwan Fals juga disebut Lockard
 sebagai dua musisi yang
  secara menonjol menyampaikan kritik kepada
 pemerintah di masa puncak
  kekuasaan Orde Baru. Tentu, latar belakang kondisi
 sosial politik yang
  berbeda di setiap zaman membuahkan hasil lain
 pula.
 
  Pada era represif, misalnya, seniman dituntut
 kreatif dan
  pandai-pandai menulis lirik untuk menyentil
 perilaku penguasa. Musisi
  Franky Sahilatua masih ingat 15 tahun lalu,
 sebagian besar musisi,
  termasuk dirinya, masih menggunakan kata-kata
 kiasan untuk mengkritik
  pemerintah. Di era reformasi dan keterbukaan saat
 ini, lirik lagu-lagu
  kritis dibuat lebih telanjang. ”Itu karena
 telinga mereka (para
  pejabat) sudah terlalu tebal,” ujar Franky, yang
 menulis lagu Aku Mau
  Presiden Baru, 2007 lalu.
 
  Acil menambahkan, semua pihak tak perlu reaktif
 terhadap lagu mana
  pun, termasuk Gosip Jalanan. Menurut dia,
 manusiawi jika sebagian
  anggota DPR 

[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Olimpiade Beijing dan Masalah Tibet

2008-04-20 Terurut Topik Juswan
Saya sependapat dengan bung Manneke. Suatu masalah tidak harus selalu 
dilihat secara hitam putih. Bahkan sekarang ini film hitam putih tidak 
laku lagi di pasaran.

Tidak Amerika, tidak RRC, semua yang merasa postur diri lebih hebat 
cenderung mau menang sendiri. Bullying, dan arogan. Itu hal biasa. Anak 
SD saja sudah begitu, yang bongsor suka malak yang imut; yang merasa 
lebih kaya suka nekan dan menghina yang miskin. Itu baru anak SD lho 
apalagi yang namanya NEGARA...

RRC mengkonsumsi porsi minyak dan gas dunia sangat besar, maka tentu 
saja Jepun dan Amrik blingsatan. Kalau Amrik usreg di Afganistan, Irak 
dsb untuk memungkinkan pipa minyaknya ke Laut Kaspia, apa bedanya dengan 
RRC yang berkolaborasi dengan yunta militer Myanmar untuk menjamin pipa 
minyaknya dari/ke Lautan Hindia. Sami mawon !

RRC membanjiri dunia dengan barang murah, maka tentu para negara 
produsen yang jual barang mahal blingsatan karena bagaimanapun juga, 
dan di manapun juga, pasar kaum menengah ke bawah selalu jauh lebih 
besar dari pasar elitis.

Soal Falungong juga jelas. Bukan faktor materinya (senam, meditasi) yang 
dimasalahkan. Yang menjadi momok bagi RRC ialah �KESETIAAN� para anggota 
Falungong itu kepada Guru Besarnya yang imigran di Amrik itu. Kalau 
mereka lebih menurut kepada dia maka di mana muka elit PKC akan ditaruh.

Hal ini sama juga dengan fenomen Gereja Katolik Patriot. Polanya persis, 
ketakutannya persis. Umat Katolik lebih SETIA kepada Paus di Vatikan 
dari pada kepada elit PKC. Jadi hal tersebut tidak bisa mereka biarkan. 
Kalau Paus di Vatican lebih dituruti dari Mao (waktu itu) di Beijing, di 
mana muka mereka mau ditaruh? Inggris juga sama saja bukan? Maka Ratu 
Inggeris menjadi kepala umat Anglican dan bukannya Pope. Semakin tinggi 
harga diri suatu pihak, akan semakin sensitif dan reaktif mereka untuk 
menjaganya bukan?

Olympiade pasti jadi. Jadi gak usah kuatir. Terlalu banyak kontrak 
bisnis terkait di sana. Muka pelaksana juga tidak boleh sampai atau bisa 
tercoreng tanpa usaha gigih untuk menjaganya. Dan semua pihak juga tidak 
ada yang mau rugi besar. Jadi walaupun mau teriak bagaimanapun tetap ada 
�benang merah� kesepakatan bersama di belakang layar untuk tetap 
berpedoman �the show must go on�. Olah raga ya olah raga, tetapi di 
belakang pesta dunia itu ada kontrak milyaran dollar terkait. Siapa mau 
rugi segitu gedenya?

Mang Iyus

===

RE: Olimpiade Beijing dan Masalah Tibet

Ah, jangan cepet berasumsi gitu dong. Saya sendiri negeri leluhurnya 
sama kok
sama Jusuf Wanandi. Jadi, yang mau dihantam pakai rasisme itu siapa? 
Diri saya
sendiri? Jeruk makan jeruk dong jadinya.

Orang bicara HAM itu bukan mau belagak jadi superhero. Kalo ada hal tak 
beres
di depan mata bersangkutan dengan martabat dan kemerdekaan manusia, lalu 
kita
semua harus bungkem atau dikasih julukan 'superhero', ya selamanya 
bungkem aja:
gak usah ngomong Lapindo, gak usah ngomong Ahmadiyah, gak usah ngomong 
Papua.
Karena nanti sama Hendra Bujang dikasih gelar 'superhero'. Gimana kalo 
Anda aja
deh yang bungkem, dan biarkan aja orang yang mau jadi superhero atau 
apapun. Kan
mulut-mulutnya sendiri, dan gak minta gaji dari Anda?

Pikiran Anda ini aneh bin lucu. Orang mengkritik pelanggaran HAM langsung
diasumsikan antek Barat. Hubungannya opo? Apa HAM itu ciptaan Barat? You 
kira
orang Timur dalam tradisi budayanya gak kenal apa itu penghormatan 
terhadap hak
manusia? Jangan lupa, Bung, Indonesia sebagai anggota PBB tanda tangan 
menerima
piagam HAM. RRC pun begitu. Anda ini warga negara mana sih kok gak 
ngerti kalo
ada piagam HAM PBB yang berlaku buat semua negara anggota?

Yang namanya bhiksu itu tugas utamanya bukan sembahyang doang, tapi lebih
penting lagi menegakkan keadilan dan martabat manusia sebagai makhluk 
ciptaan
Tuhan. Siapa sih yang bilang bhiksu nggak boleh ikut berjuang untuk 
kemerdekaan
negerinya? Lagian, apakah pelaku pemukulan dan kekerasan terhadap warga 
Han di
Tibet itu bhiksu? Saya nonton videonya, bukan bhiksu tuh? Yang keliatan 
malah
bhiksu digebukin tentara RRC.

Jadi, bagus justru bahwa bhiksu-bhiksu itu punya tindakan konkrit, dan nggak
cuma mengharap bantuan Tuhan doang. Nanti kalo Anda sudah jadi kepala 
bhiksu,
baru Anda boleh bikin aturan melarang bhiksu berontak.

Cina silakan kalau mau hegemoni di segala bidang. Tapi hargai dulu 
manusianya.
Anda kira perlakuan seperti yang dilakukan pemerintah Cina itu cuma kena ke
warga Tibet doang? orang Han sendiri di negerinya sendiri juga 
diinjak-injak hak
azasinya sama pemerintah RRC. baru ikut Falungong yang kerjanya cuma 
senam dan
meditasi, tak mengganggu orang siapa-siapa, sudah diganyang dan 
diuber-uber. Mau
hegemoni tapi kok gak pede dan sama warga sendiri aja takut? 
Jangan-jangan RRC
nih yang ciut melihat dunia.

Anda begitu semangatnya mau olah raga, sampai tutup mata pada fakta bahwa
Tibet diambil paksa oleh RRC tahun 1950 ya? Ini satu tahun setelah rezim 
komunis
ambil alih 

[Forum Pembaca KOMPAS] Pembacaan dan Pembahasan Surat-Surat RA Kartini di TUK

2008-04-20 Terurut Topik MGR
http://utankayu.org/in/index.cfm?action=detailcat=eventid=140

   Senin, 21 April 2008, 20:00 WIB
   Pembacaan  Pembahasan Surat-Surat RA Kartini
   KARTINI DAN EROPA Pembaca: Niniek L. Karim Pembahas: Laksmi Pamuntjak, 
Mariana Amiruddin Moderator: Nong Darol Mahmada.
 
 Peninggalan paling berharga dari R.A. Kartini tentulah 
surat-suratnya yang kini termasyhur. Melalui surat-surat itu kita mengetahui 
Kartini: tokoh epik sekaligus tragik. Di situ pula Kartini memperlihatkan sosok 
dirinya: seorang perempuan bumiputera yang anggun, cerdas, punya cita-cita 
pengabdian yang tinggi, namun terjepit di tengah nasib buruk rakyatnya yang ia 
cintai dan nilai-nilai kemajuan Eropa yang sangat ia kagumi tapi menjajah 
negerinya. Di masa hidupnya, Kartini mengenal Eropa melalui setidaknya tiga 
cara: pertama, amatannya secara langsung terhadap orang-orang Eropa yang 
dikenalnya; kedua kesadarannya saat menyaksikan interaksi orang Eropa dan 
Pribumi; dan ketiga, bacaannya terhadap literatur Eropa. Kartini belum pernah 
pergi ke Eropa—kepergian yang sebenarnya sangat ia harapkan—namun surat-surat 
Kartini tersiar luas di sana setelah wafatnya. Surat-surat itu pula tafsir 
Kartini terhadap dirinya dan bagaimana ia memahami dan merespon Eropa.
 Termuat juga pasang-surutnya kesan-kesan Kartini tentang Eropa karena kuatnya 
gravitasi antara nasib di negerinya dan harapan dari Eropa. Sejauh manakah 
Eropa membentuk kesadaran Kartini? Bagaimana Eropa hadir dalam jatidiri Kartini 
yang terus bergerak dan kadang ambivalen? Dan bagaimana pula Eropa terbentuk 
oleh harapan dan amatan Kartini? Hadiri diskusinya dengan Laksmi Pamuntjak, dan 
Mariana Amiruddin yang juga akan diawali pembacaan beberapa surat Kartini oleh 
Niniek L. Karim. Moderator: Nong Darol Mahmada 


   
-
Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile.  Try it now.

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Olimpiade Beijing dan Masalah Tibet

2008-04-20 Terurut Topik Deddy Mansyur
Aduh, aduh, apalagi sih yang diributin soal amrik?

Mampir dong ke Houston temuin sensei.

Sensei udeh ngeranto di Texas terutama di kota Houston selama 31 tahun.

Lagi kesepian nih. Mari mampir ke Texas nanti disuguhi Sate Padang dan kita 
bisa berdebat soal amrik sampe mati.

Salam,

sensei deddy mansyur
university of houston
www.uh.edu/shotokan
http://www.youtube.com/watch?v=ef5kNT5ehsQ Tolong ditonton Video sensei
http://www.tulane.edu/~karate/AllSouth.htm Jadi juara lagi


- Original Message - 
From: dp [EMAIL PROTECTED]
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Sent: Sunday, April 20, 2008 10:54 AM
Subject: Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Olimpiade Beijing dan Masalah Tibet


 Siapa yang dimaksud orangtua di sini? Pemerintah AS?
 Siapa yang dimaksud anak tiri di sini? Para imigran di
 AS?

 Kecuali Bangsa Indian  Hawaii, seluruh Amerika
 Serikat itu berada di tanah orang kok.


[Forum Pembaca KOMPAS] Anggota DPR Sita Kamera Video

2008-04-20 Terurut Topik Esaf
perilaku
Anggota DPR Sita Kamera Video
Minggu, 20 April 2008 | 01:14 WIB

 

 

Jakarta, Kompas - Anggota DPR dari Fraksi PDI Perjuangan berinisial JS
dilaporkan ke Polda Metro Jaya karena merampas kamera video atau
handycam yang digunakan petugas satpam, Tumai Dani Tiwu Sigar. Kamera
video itu digunakan Tumai untuk merekam keributan yang melibatkan JS.

Tumai merekam keributan yang dipicu perilaku JS di kompleks
perkantoran Darma Bumi Harmoni, Jalan Majapahit, Nomor 32-34, Jakarta
Pusat, Jumat (18/4) petang.

Tumai yang ditemui di lokasi kejadian menjelaskan, JS bersikeras
mengeluarkan mobilnya secara melawan arus melalui pintu masuk kompleks
perkantoran. Tindakan itu dapat membahayakan lalu lintas di daerah
padat kendaraan di seberang Istana yang berada di kawasan Harmoni.
Saya ini anggota dewan. Kamu orang kecil tahu apa. Kompleks ini milik
saya, tahu! tutur Tumai menirukan JS. Ucapan JS itu kemudian diikuti
kata-kata kotor yang diarahkan kepada petugas parkir dan petugas
satpam kompleks yang menjaga portal pintu masuk Kompleks Darma Bumi
Harmoni.

Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (DPP
PDI-P) Bidang Hukum dan Hak Asasi Manusia Firman Jaya Daeli yang
dihubungi menyatakan, pihaknya segera memanggil JS untuk klarifikasi.

Kalau betul ada pelanggaran, akan ditindak tegas sebagai bentuk
penegakan aturan partai. Kader PDI-P harus menjadi contoh dan teladan
bagi masyarakat serta tidak boleh mengedepankan kekerasan. Kader,
apalagi anggota legislatif atau pejabat di lembaga eksekutif, harus
menjadi abdi rakyat, kata Firman.

Telepon genggam JS tidak bisa dihubungi sejak petang.

Berdasarkan pantauan, tidak terlihat aktivitas di PT BL di kompleks
perkantoran.

Sebelum menjadi anggota DPR, menurut Koordinator Keamanan Okky
Abibakrim, JS berkantor di PT BL.

Ini bukan kali pertama dia memaksa mobilnya keluar dengan melawan
arus lalu lintas melalui pintu masuk kompleks. Dia juga sering tidak
membayar parkir sehingga petugas parkir harus menombok dari kantung
sendiri. Mereka hanya bisa pasrah diperlakukan seperti itu. Para
pemilik kendaraan di kompleks juga sering memprotes kami karena merasa
petugas mengistimewakan JS, papar Okky.

Sebelum insiden, JS, kata Okky, datang ke kompleks perkantoran dengan
mobil Range Rover sekitar pukul 12.30. Mobil itu kemudian keluar dari
kompleks sesuai prosedur dan tidak melawan arus lalu lintas. Kericuhan
terjadi belakangan saat JS meninggalkan kompleks.

Prosedur pengamanan

Menurut Tumai, sesuai prosedur pengamanan kompleks, apabila terjadi
keributan, harus direkam dengan menggunakan kamera video yang
disediakan. Tumai dengan sigap mengambil kamera video dan merekam
perilaku anggota dewan tersebut.

Menyadari aksinya direkam kamera, JS tiba-tiba menghampiri Tumai dan
langsung merampas kamera video berisi rekaman peristiwa itu. Kamera
video bermerek JVC dengan kemampuan 32 kali zoom yang baru empat bulan
disediakan perusahaan pun langsung berpindah tangan.

Saya dihalangi dua pengawal JS sehingga tidak bisa mengambil kamera
itu. Karena kehilangan handycam itu saya dipotong gaji oleh
perusahaan, kata Tumai dengan wajah memelas.

Perampasan berawal dari perilaku JS yang menumpang Toyota Kijang
Innova warna perak memaksa keluar kompleks dengan melawan arus. Saat
itu, ujar Okky, portal dalam posisi tertutup sebagai standar
pengamanan. Namun, mobil JS memepet portal dan memaksa agar palang
besi dibuka.

JS membentak sopirnya untuk menerobos. Dia turun dari mobil lalu
memaki petugas parkir dan petugas satpam, Malvin Ligo dan Tumai, yang
bertugas.

Mobilnya terlihat baret-baret karena dipaksa menyeruduk palang besi,
kata Tumai. Keributan pun terjadi. Saat Tumai mengambil gambar
menggunakan kamera video, JS marah dan merampas alat perekam itu.

Ditemani kawan-kawannya, Tumai melaporkan peristiwa perampasan itu ke
Polda Metro Jaya dengan tuduhan perampasan dan pencurian. (Ong)




Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Istana Mainan Hoya

2008-04-20 Terurut Topik herry barus
Salam

Mas Budi.

Generasi sekarang mungkin sudah tidak kenal dengan Istana Mainan Hoya seperti 
yang Mas Budi masukkan dalam artikel. Seperti saya ketahui, Istana Minan Hoya 
memang terkenal di eral 1980-an. Ada di Blok M dan Pasar Senen.

Kalau tidak salah beberapa waktu lalu, dalam tulisannya Mas Budi juga pernah 
menyinggung soal Istana Mainan Hoya.

Saat ini masyarakat lebih mengenal Kidz Mania dan di awal tahun 2000-an 
masyarakat mengenal Kids Station. 

Nama Istana Mainan Hoya, saat ini masih samar-samar terdengar keberadaannya. 
Atau memang saat ini Hoya masih ada?

Itu saja Mas, kami menunggu tulisan-tulisan yang nyeleneh khas Mas Budi.

herrybarus
jakarta

Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED] wrote: Oleh 
BUDIARTO SHAMBAZY
 
http://kompas.com/kompascetak/read.php?cnt=.xml.2008.04.19.00590529channel=2mn=154idx=154
 
 Jika mau terpilih lagi jadi presiden, gubernur, bupati, atau lurah,
 syaratnya mudah: jangan nganggur. Itu dibuktikan Gubernur Sumbar
 Gamawan Fauzi, Bupati Kebumen Rustriningsih, dan lurah saya.
 
 ”Pemimpin penganggur” tak berbakat jadi pemimpin karena terpilih
 untung-untungan. Setelah memerintah, ia menghabiskan dana, tenaga,
 perhatian, dan waktu untuk ngurusin musuh- musuhnya.
 
 Dalam masa jabatan lima tahun, ”pemimpin pekerja” bekerja 2-3 tahun
 saja, selebihnya leha-leha. Pemilih di negeri ini baik hati dan tak
 suka berharap muluk.
 
 Masa 2-3 tahun itu dikenang manis para pemilih yang baik hati. Saat
 kampanye pemilihan masa jabatan kedua mulai, pemimpin pekerja tak
 perlu ngutang atau melégo harta untuk dana jualan citra.
 
 Beda dengan pemimpin penganggur yang antiteori. Mereka nekat mengumbar
 janji surga dan didukung uang yang ”tak ada sérinya” sampai
 menimbulkan histeria massa.
 
 Setelah terpilih terbukti ia pemimpin penganggur yang lebih suka
 leha-leha. Menurut teori mantan Menkeu Bambang Subianto, ibarat sepak
 bola, pemimpin penganggur gemar pola permainan ”2-1-2”.
 
 ”Menurut pola 2-1-2, jumlah pemain cuma lima,” saya tanya Pak Bambang.
 ”Oh, yang enam kena kartu merah,” jawabnya.
 
 Nah, menurut pola 2-1-2 di dua tahun pertama pemimpin penganggur sibuk
 konsolidasi tiada henti. Ia menempatkan sesama anték penganggur di
 mana-mana, gonta-ganti timnya, dan melampiaskan aneka hobinya.
 
 Setelah itu, ia mau coba kerja serius satu tahun di tengah. Namun,
 berhubung terbiasa nganggur dan dihanyutkan aneka hobi, ia mirip anak
 balita yang sukar konsentrasi karena kurang perhatian.
 
 Pada dua tahun terakhir masa jabatannya, ia kalap. Ia mengira ”bekerja
 sama dengan kampanye” agar bisa terpilih kembali.
 
 Namun, seperti kata lagu Panbers, ”Terlambat sudah, terlambat
 sudah/Semuanya t’lah berlalu”. Pemimpin penganggur tidak hanya
 dikalahkan lawan-lawannya, tetapi juga dipermalukan pemilihnya.
 
 Jadi, pelajaran paling berharga bagi yang menang di Pilgub Jabar dan
 Sumut: jangan jadi pemimpin penganggur. Partai-partai pemenang Pilgub
 Jabar dan Sumut membuktikan rekrutmen kaum muda berhasil.
 
 Partai-partai yang kalah dapat pelajaran berharga juga, yakni jangan
 pernah lengah. Dan, yang menang dan yang kalah tetap dapat suara
 sebagai tanda rakyat masih percaya partai.
 
 Meski MK membolehkan calon perseorangan/independen boleh ikut dalam
 pilkada, mereka kurang bertanggung jawab. Mereka tak punya ideologi,
 AD/ART, organisasi, dan seterusnya.
 
 Betul istilah Rizal Ramli, mayoritas pemilih Jabar dan Sumut ogah
 memilih ”mobil bekas” (incumbent) dan ”tank mogok” (jenderal
 purnawirawan). Namun, calon perseorangan tak ubahnya ”mobil dan tank
 mainan”.
 
 Jangan buru-buru memvonis wajah-wajah lama sama dengan mobil bekas.
 Dalam kondisi ekonomi yang sulit, mobil bekas lebih murah ketimbang
 mobil baru.
 
 Dan, pedagang mobil di mana pun sama. Mereka pasti bilang mobil Anda
 loyang dan mobil mereka emas.
 
 Dan, kalau tak mau naik mobil, masih bisa jalan kaki alias jadi
 golput. Jumlah golput yang sepertiga dari total pemilih di Pilgub DKI,
 Jabar, dan Sumut pertanda demokrasi makin sehat.
 
 Mudah membaca fenomena tank mogok yang diawali kegagalan dua jenderal
 purnawirawan, Tamlicha Ali dan Djali Yusuf, di Pilgub Aceh. Padahal,
 Tamlicha putra Aceh dan Djali bekas panglima kodam di sana.
 
 Kegagalan mantan jenderal pertanda rakyat meragukan strong leadership.
 Di masa yang penuh cobaan ini dibutuhkan pemimpin pekerja yang
 bernuraniâ€tak melulu yang ”serba kuat”.
 
 Namun, kepemimpinan ala jenderal purnawirawan tetap relevan. Ada
 kemungkinan Sutiyoso, SBY, Wiranto, dan Prabowo Subianto mencalonkan
 diri sebagai presiden tahun depan.
 
 Posisi mereka tak mudah. Apalagi Megawati Soekarnoputri dan PDI-P plus
 Jusuf Kalla dan Golkar makin populer di tingkat nasional.
 
 Debacles di Aceh, Jabar, dan Sumut wajib diantisipasi melalui
 microtargeting pemilih yang berubah. Pilpres 2009 tak lagi ajang
 jualan citra, tetapi jualan substansi.
 
 Kampanye Wiranto yang fokus ke hal-ihwal kemiskinan 

[Forum Pembaca KOMPAS] Wapres Prihatin Soal Kecelakaan di Jalan

2008-04-20 Terurut Topik Agus Hamonangan
http://www.kompas.com/kompascetak/read.php?cnt=.xml.2008.04.21.01213356channel=2mn=154idx=154

Jakarta, Kompas - Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla, Minggu (20/4),
mengeluhkan angka korban kecelakaan transportasi di jalan raya
mencapai 30.000 orang setahun atau 1.000 kali dari korban virus Flu
Burung yang hanya mencapai 100 orang lebih setahunnya.

Penyebab kecelakaan itu disebabkan karena berbagai kombinasi berbagai
faktor menyebabkan angka kecelakaan yang tinggi dari para pengguna
kendaraan bermotor di Indonesia. Berbagai faktor itu di antaranya
pertambahan jumlah penduduk yang tak sebanding dengan jumlah
penambahan ruas jalan, lemahnya penegakan hukum dan penerapan aturan
terkait penggunaan dan keamanan kendaraan di jalan serta masih
kendornya kedisiplinan masyarakat pengguna jalan.

Keluhan itu dilontarkan Wapres Kalla saat memberikan pengarahan pada
pencanangan pekan nasional ke-2 keselamatan transportasi jalan di
Silang Monumen Nasional (Monas), Jakarta, Minggu pagi.

Dalam acara itu hadir Ny Mufidah Jusuf Kalla dan sejumlah menteri di
antaranya Menteri Perhubungan Jusman Sjafii Djamal, Menteri
Perindustrian Fahmi Idris, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Erman
Soeparno dan sejumlah menteri lainnya.

Wapres menyatakan, salah satu di antaranya adalah sarana jalan yang
rusak, yang menyebabkan pengguna kendaraan bermotor menjadi mudah
menjadi korban. Tiap tahun sebanyak 5,1 juta motor dijual. Mobil
50.000 unit. Jadi, 35 juta kendaraan setiap hari. Akibatnya, sedikit
saja jalan rusak, orang naik motor bisa jatuh atau tabrakan. Belum
ditambah dengan teknologi sehingga kendaraan bermotor bisa melaju
lebih cepat dan mudah kecelakaan, papar Wapres.

Oleh sebab itu, untuk mengurangi tingkat kecelakaan kendaraan
bermotor yang tinggi ini, diperlukan langkah bersama seluruh instansi
pemerintah terkait bersama dengan masyarakat, dengan cara melaksanakan
kombinasi berbagai langkah departemen dan instansi pemerintah, mulai
dari perbaikan sarana dan prasarana jalan, memperbaiki dan penegakkan
aturan hukum oleh aparat, juga penegakan disiplin berlalu lintas.
Tanpa itu, sia-sia upaya mencegahan dan penurunan angka kecelakaan di
jalan raya, ujar Wapres

Menurut Jusman, data yang diterima Bank Pembangunan Asia (ADB)
berdasarkan riset tahun 2004 di Indonesia, tingkat kematian pengguna
kendaraan bermotor di Indonesia mencapai angka 30.000 korban per tahun
dan nilai kerugian materi mencapai Rp 40 triliun. (HAR)



[Forum Pembaca KOMPAS] Parpol Idap Autisme Sosial

2008-04-20 Terurut Topik Agus Hamonangan
http://www.kompas.com/kompascetak/read.php?cnt=.xml.2008.04.21.01293582channel=2mn=154idx=154

Jakarta, Kompas - Meskipun rakyat masih dirundung dengan berbagai
masalah sosial akibat kenaikan harga minyak dunia, partai politik
justru asyik dengan dirinya sendiri.

Selain sibuk menyelesaikan konflik internal di tubuhnya, partai
politik juga lebih banyak mencurahkan perhatiannya untuk menghadapi
Pemilu 2009 dan merebut kekuasaan di daerah melalui pilkada.

Direktur Eksekutif The Lead Institute Universitas Paramadina Bima Arya
Sugiarto di Jakarta, Sabtu (19/4), menilai kondisi tersebut terjadi
karena parpol mengidap autisme sosial. Elite parpol menjadi rabun
dengan berbagai persoalan yang melilit masyarakat dan abai dengan
keinginan masyarakat.

Kondisi ini telah melahirkan ketidakpercayaan publik yang sangat
tinggi terhadap parpol dan sistem yang ada. Tingginya jumlah pemilih
yang tidak menggunakan hak pilihnya atau menjadi golongan putih dalam
pemilu dan pilkada, mencerminkan ketidakpercayaan itu. Masyarakat
lebih suka membangun basis politik di tingkat akar rumput yang justru
menegasikan kehadiran parpol.

”Sensitivitas parpol terhadap isu-isu yang menjadi perhatian publik
sangat kurang. Orientasi parpol melompat jauh kedepan meninggalkan
persoalan riil rakyat dan sibuk dengan agendanya sendiri,” kata Bima.

Fungsi tak jalan

Secara terpisah, dosen hukum tata negara Universitas Padjadjaran Indra
Prawira mengatakan fungsi parpol untuk mendidik masyarakat, rekrutmen
calon pemimpin, dan membawa visi perubahan kedepan bagi bangsa nyaris
tak ada yang dilakukan. Parpol semakin terpecah secara spasial, yang
ditandai dengan semakin banyaknya parpol baru.

”Semangat untuk bergabung atau berkoalisi sangat rendah karena tak
adanya saling kepercayaan sesama bangsa sebagai inti demokrasi,” katanya.

Menurut Bima, tidak berfungsinya peran partai terjadi karena sistem
politik Indonesia belum memberikan kepastian bagi para pelaku politik
sendiri. Meksipun bekerja keras membangun karier politik dari bawah,
namun para elite politik itu tetap dapat terpental setiap saat dari
lingkaran politik yang ada.

Ketidakjelasan ini membuat fungsionaris parpol menerapkan sistem aji
mumpung saat mereka berkuasa. Mereka juga lebih mengandalkan hubungan
kedekatan dengan pemegang kekuasaan kunci di parpol untuk eksis
daripada meningkatkan kapasitasnya sebagai politisi.

”Sistem kepartaian yang buruk ini harus segara dibenahi, baik dari
dalam maupun dari luar partai,” ujarnya.

Bima menambahkan semua pihak harus turut membenahi parpol. Pembenahan
ini memang membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Namun, parpol tetap
harus dibangun berdasarkan sistem jangka panjang dan visi kedepan yang
mampu diterjemahkan secara nyata dalam masyarakat.

Tindakan anti-parpol, tuntutan penguatan calon perseorangan, dan
kampanye untuk menjadi golput justru mencerminkan tidak sehatnya
demokrasi yang ada saat ini. Jika tanggung jawab memperbaiki parpol
dilepas, maka kehidupan demokrasi sendiri yang akan berada dalam bahaya.

Indra mengatakan kunci penataan parpol dan sistem politik yang ada
terletak pada kuatnya kepemimpinan nasional. Presiden harus berani
menegakkan sistem yang sudah diatur dalam konstitusi agar tidak
disandera oleh para elite parpol. (MZW



[Forum Pembaca KOMPAS] Kasus Jilbab di Padang (Laporan TEMPO)

2008-04-20 Terurut Topik MGR
 TEMPO, Edisi. 08/XXXVII/14 - 20 April 2008
Nasional
Kewajiban berjilbab

Jilbab, Wajib dan Menyesuaikan

Meski siswi nonmuslim tak diwajibkan, jilbab sebagai ”seragam sekolah” merata 
di seluruh Sumatera Barat. Kalau tak rapi, diancam dikeluarkan dari sekolah.

RITUAL harian Saskia, sebut saja begitu, dimulai pukul enam pagi. Dua puluh 
lima menit setelah bangun tidur, tubuh siswi kelas III sekolah menengah atas 
swasta di Padang itu sudah berbalut baju kurung dipadu kain batik merah muda. 
Dia pun berdandan di depan cermin yang terpasang di atas lemari tempat 
menyimpan baju dan kitab Injil.

Dengan terampil tangannya memasang jilbab, berupa selendang persegi empat warna 
pink, menutup kepalanya. Semenit kemudian, penampilannya berubah bagaikan 
santriwati pondok pesantren. Dari rumah kosnya ke sekolah, sekali ia berganti 
kendaraan umum. Dekat pukul tujuh pagi, gadis yang bulan depan menjalani ujian 
akhir nasional itu memasuki halaman sekolah.

Sekitar pukul 11.00, penganut agama Katolik itu pulang cepat karena hari Jumat. 
Begitu kakinya melangkah ke luar gerbang sekolah, Saskia sibuk melepas jilbab 
dan memasukkannya ke dalam tas. ”Panas sekali,” kata perempuan yang sudah 
berjilbab ke sekolah sejak 2005 itu.

Pernah suatu kali dia dan beberapa temannya ditegur guru dan diingatkan supaya 
melepas jilbab setelah sampai di rumah. Lain waktu, guru yang lain menegurnya 
karena tak rapi memakai jilbab sehingga menampakkan sebagian rambutnya. ”Kalau 
tidak bisa rapi mengenakan jilbab, tinggalkan saja sekolah ini,” kata Saskia 
menirukan peringatan keras sang guru.

Instruksi Wali Kota Padang, 7 Maret 2005, yang mewajibkan Saskia mengenakan 
jilbab. Dalam surat edaran ke sekolah-sekolah, Wali Kota mewajibkan siswa 
beragama Islam semua sekolah dasar hingga sekolah menengah atas dan yang 
sederajat di wilayahnya mengenakan pakaian muslim. Siswa nonmuslim dianjurkan 
menyesuaikan diri.

Sebetulnya, banyak siswa nonmuslim yang keberatan. Tapi, ketika Tempo menemui 
belasan siswi nonmuslim di kelas III sebuah sekolah menengah atas, mereka 
enggan diwawancarai. Mereka khawatir identitasnya terbuka. Seperti Saskia, 
mereka hanya ingin cepat-cepat menyelesaikan sekolah dan terlepas dari 
kewajiban berjilbab itu.

Sudarto, Direktur Pusat Studi Antar-Komunitas Beragama, lembaga swadaya 
masyarakat yang mengusung isu pluralisme di Padang, menyayangkan pemerintah 
kota yang mengatur masalah keagamaan secara simbolis. Menurut dia, tidak jadi 
masalah jika Wali Kota agamis secara pribadi. ”Tapi jangan sampai diangkat 
menjadi kebijakan publik,” katanya.

Dalam observasi langsung di beberapa sekolah di Padang bersama Lembaga Survei 
Indonesia, Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat, serta Jurnal Perempuan, dua 
pekan lalu, Sudarto dan rekan-rekannya menemukan semua siswi nonmuslim di empat 
sekolah yang disambangi mengenakan jilbab saat bersekolah. ”Ketika saya tanya, 
mereka menjawab terpaksa mengikuti aturan sekolah,” ujarnya.

Sebetulnya, peraturan itu hanyalah instruksi wali kota kepada dinas pendidikan, 
dan bukan berbentuk peraturan daerah. ”Apakah instruksi itu sah untuk publik, 
itu yang sedang kami kaji,” kata Sudarto, yang juga anggota Komisi Nasional Hak 
Asasi Manusia Sumatera Barat.

Selama lima tahun terakhir, Pemerintah Kota Padang memang aktif mengeluarkan 
kebijakan yang terkait dengan ibadah Islam. Pada 2003, pemerintah kota 
menerbitkan peraturan daerah yang mewajibkan siswa pandai baca-tulis Al-Quran. 
Berdasarkan peraturan daerah itu, seorang tamatan sekolah dasar tak boleh 
diterima di sekolah menengah pertama jika tak fasih membaca kitab suci.

Wali Kota Padang Fauzi Bahar berusaha berkelit. Menurut dia, perintah yang dia 
keluarkan sejak tiga tahun silam itu hanya bersifat wajib bagi siswi sekolah 
dasar sampai sekolah menengah atas yang beragama Islam. Bagi kalangan 
nonmuslim, sifatnya hanya anjuran menyesuaikan diri, dengan mengenakan baju 
kurung bagi siswi dan baju koko untuk siswa.

Dia juga menyatakan tak pernah mendapat protes dari masyarakat. Bahkan 
kebijakan yang dikeluarkan dengan alasan mengurangi gigitan serangga penyebab 
penyakit serta penyeragaman ini ditanggapi positif oleh kalangan nonmuslim di 
kota dengan sekitar 900 ribu penduduk itu.

Karena sifatnya imbauan, menurut Fauzi, yang menjabat sejak 2004, tak ada 
sanksi bagi mereka yang tak menjalankan aturan ini. ”Tak ada paksaan dan tak 
pernah ada razia jilbab,” kata pemimpin kota yang 90 persen penduduknya 
beragama Islam itu. Fauzi malah menambahkan, jika ada sekolah yang terbukti 
memaksakan pemakaian jilbab terhadap siswa nonmuslim, ia akan menindak tegas. 
”Sebutkan dan akan kami copot kepala sekolahnya,” ucapnya.

Kebijakan ini, kata Fauzi, pernah dibicarakan di sidang kabinet. Tapi, karena 
dianggap tak ada gejolak berarti dari masyarakat, tak pernah ada upaya mencabut 
atau mengkaji ulang. Bahkan, menurut sang Wali Kota, seluruh Provinsi Sumatera 
Barat telah menerapkan kebijakan ini karena dianggap membawa pengaruh 

[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Olimpiade Beijing dan Masalah Tibet

2008-04-20 Terurut Topik marthajan04
oh, dulu juga USA pernah dikalahkan Jepang. Jepang nyontek habis2an
teknologi US. Sekarang mobil USA (Ford) terjungkal di kandang sendiri
oleh mobil Jepun. Tapi ya ndak apa2 tuh. Ada gantinya yang lain.
Sekarang kan jamane komputer. USA masih unggul bukan? microsoft,
yahoo, google, you tube, semua ditemukan di america oelh orang
amerika.
nanti kalau sudah disaingi lagi oelh orang luar amerika, pasti ada
lagi benda2 yang sekarang tidak terpikirkan ada.
entah apa itu. yopora? ikut2an pak Ron nih.

jadi saya mah do not worry-lah pak Wal.
eh pak Wal juga di amrik kan?

mj



--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, wal.suparmo
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Salam,
 Suatu bukti konkrit adalah kenyataan bahwa Amerika(USA) sudah
 kehilangan paling sedikit 50% dari eksportnya dalam arti PASAR
 DUNIA. Baik dalam bidang ELEKTONIK,FOTOGRAFI,OTOMOTIF bahkan KAPAL
 TERBANG. Walaupun tidak semuanya  dikalahkan oleh RRT.Amerika
betul2
 cemas dengan perkembangan yang terjadi di RRT karena kemungkinan 25
 tahun yad, hegemoni dunia akan  sangat berubah.
 Wasalam,
 Wal Suparmo


Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Ahmadiyah Mau Lapor PBB

2008-04-20 Terurut Topik slamet
SETUJU pak Anton,,,
Pada intinya semoga semua umat beragama di negara indonesia ini bisa akur, 
y kalaupun ada perbedaan ya jangan sampai anarkis
kita serahkan saja sama penegak hukum dan tokoh2 pemuka agama kita. Saya yakin 
jika masalah tersebut segera ditindak lanjuti oleh pemerintah, masalahnya tidak 
akan berkepanjangan seperti ini.
Yang pernah saya lihat di TV ada salah satu penganut ajaran ahmadiyah sampai 
mengatakan   saya akan tetap menjalankan rutinitas dan akan siap menghadapai 
apapun resikonya, karena pemerintah sendiri belum melarang ajaran ahmadiyah di 
indonesia 


Salam PEACE untuk semua

 

  - Original Message - 
  From: anton_djakarta 
  To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com 
  Sent: Friday, April 18, 2008 12:13 PM
  Subject: Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Ahmadiyah Mau Lapor PBB


  Di titik ini tinggal bagaimana menafsirkan UUD 1945, Kebebasan 
  menganut agama dan keyakinan
  Dalam Negara Indonesia yang Nasionalis - Sekuler ini, jelas pemaksaan 
  menurut monopoli kelompok tertentu tidak bisa dibenarkan, selama 
  Ahmadiyah tidak mengganggu hukum positif yang berlaku, mereka bebas 
  menjalankan keyakinannya.

  ANTON


[Forum Pembaca KOMPAS] Jakarta akan Tenggelam 6 Desember 2025

2008-04-20 Terurut Topik Naufal_arc

Jakarta akan Tenggelam 6 Desember 2025


Akibat pembangunan kota yang tidak tertata rapi dan daerah resapan air
digunakan untuk pembangunan akan menyebabkan ibukota Indonesia akan
tenggelam pada 6 Desember 2025. Tenggelamnya Jakarta pada tanggal
tersebut berdasarkan siklus astronomikal 18.6 tahun. Pada saat itu,
tinggi permukaan laut akan naik drastis sehingga bisa menenggelamkan
kota berpenduduk 12 juta jiwa tersebut.

Walau perubahan iklim dituding penyebab naiknya permukaan laut, namun
hasil penelitian menunjukkan permasalahan utama tenggelamnya Jakarta
adalah karena pembangunan yang tidak terkendali. Alasan utamanya
bukanlah perubahan iklim atau apa pun, jelas Jan Jaap Brinkman,
teknisi yang bekerja di badan konsultan Belanda, Delft Hydraulics
seperti dilansir harian Singapura The Strait Times, Rabu (16/4).

Komite Perubahan Iklim, badan yang berhubungan dengan
pemerintahan-Inter memperkirakan tinggi permukaan laut pada tahun 2025
akan naik 5 cm. Namun Brinkman mengatakan ketinggian Jakarta akan
berada 40-60 cm lebih rendah dibandingkan ketinggian sekarang. Wilayah
yang terkena dampak jika Jakarta tenggelam adalah daerah-daerah yang
dekat dengan Laut Jawa.

Hasil penelitian menunjukkan tanpa perlindungan yang lebih baik,
permukaan laut akan mencapai wilayah pemukiman penduduk tahun 2025.
Dan tinggi permukaan laut akan mencapai puncaknya pada 6 Desember
2005, peringati Brinkman. Namun sebelumnya akan terjadi lebih sering
banjir.

Achmad Lanti, pejabat pengawas air di ibukota mengatakan sekitar 40
persen sungai dan danau di Jakarta tidak saling terhubung. Untuk
memperbaiki layanan, pemerintah DKI Jakarta tahun 1997 telah
memprivatisasi suplai air. Namun dua operator asing gagal memenuhi
janjinya mensuplai air untuk 75 persen warga pada tahun lalu.

Lebih lanjut, ia mengatakan sekitar setengah air yang disalurkan pipa
air hilang karena dicuri atau kebocoran. Kadang-kadang mereka yang
melakukan pencurian secara individual dan organisasi kejahatan yang
saya sebut mafia air, jelasnya.

Ahli infrastruktur untuk Bank Dunia di Indonesia, Hongjoo Hahm,
mengatakan sistem drainase yang dibangun semasa pemerintahan Belanda
sudah tidak bisa lagi mencegah terjadinya banjir. Skala banjir
dikatakan Belanda akan terjadi setiap 25 tahun sekali, namun kini
setiap tahun banjir selalu melanda Jakarta, jelasnya seperti dikutip
The Strait Times.


..


Sumber:
http://15meh.blogspot.com/2008/04/jakarta-akan-tenggelam-6-desember-2025.ht=
ml



[Forum Pembaca KOMPAS] Harmoko Cermin Kader Tua yang Enggan Turun

2008-04-20 Terurut Topik Agus Hamonangan
http://www.kompas.com/kompascetak/read.php?cnt=.xml.2008.04.20.23595966channel=2mn=159idx=159

Jakarta, Kompas - Kemunculan kembali mantan Ketua Umum Golkar,
Harmoko, bersama Partai Kerakyatan Nasional merupakan cermin kaum tua
yang enggan turun panggung. Bagi Direktur Eksekutif Indo Barometer M
Qodari, Harmoko yang kehilangan panggungnya di Partai Golkar memang
mau tidak mau mesti mencari.

Qodari, Minggu (20/4) siang, meragukan ketulusan Harmoko mendukung
anak muda. Jika memang tulus, mestinya Harmoko bisa mendukung dari
luar dan tak perlu masuk ke dalam struktur partai politik
bersangkutan. Dengan masih bersedia menduduki jabatan struktural di
parpol, wajar saja jika kemudian Harmoko dinilai masih berambisi
memburu jabatan atau setidaknya mencari panggung di hadapan publik.
Qodari juga menolak jika disebut kemunculan Harmoko di PKN ini
menunjukkan kelemahan kaum muda dalam berpartai. Faktanya, kaum muda
sudah ada yang membentuk parpol sendiri, seperti Partai Keadilan
Sejahtera (PKS). ”Tentang Harmoko, ini soal postpower syndrome,” ujar
Qodari.

Seperti diberitakan, Harmoko tampil saat deklarasi Partai Kerakyatan
Nasional (PKN) di Gedung Djoeang 45 Jakarta, Sabtu (19/4). Harmoko
yang pernah menjabat sebagai Ketua Umum Golkar dan juga Ketua DPR/MPR
itu merupakan penggagas dan menjadi Ketua Dewan Pembina PKN. Parpol
baru ini sudah berbadan hukum dan kini mempersiapkan diri untuk
verifikasi sebagai parpol peserta Pemilu 2009.

Kemunculan Harmoko dengan PKN disayangkan oleh kader Partai Golkar,
Ferry Mursyidan Baldan. Semestinya Harmoko tidak perlu ikut-ikutan
mendirikan parpol sekalipun itu merupakan hak warga negara. Tokoh
sekaliber Harmoko yang pernah memimpin Golkar sebenarnya bisa tetap
berkontribusi lewat Partai Golkar. Dengan demikian, pertumbuhan parpol
baru benar-benar memberikan angin segar, bukan sekadar parpol daur
ulang. ”Biarlah ruang untuk mendirikan parpol baru bagi masyarakat
yang belum pernah berpartai,” kata Ferry.

Secara terpisah, Direktur Eksekutif Lingkar Madani untuk Indonesia
(Lima) Ray Rangkuti menyebutkan, kemunculan Harmoko menunjukkan sistem
politik yang tidak ramah terhadap kaum muda. Sistem politik tidak
berpihak kepada regenerasi politik yang berkesinambungan. Parpol baru
cenderung muncul karena dukungan pemilik modal. Realitanya, modal
hanya berpusat dan berputar di kalangan kaum tua. Undang-undang bidang
politik terlampau berpihak kepada kelompok tua.

Sekretaris Partai Golkar DPR Syamsul Bachri menilai langkah mantan
Ketua Umum Golkar, Harmoko, mendirikan partai baru cukup mengagetkan
dan tak pantas ditiru para kader partai. (dik)



[Forum Pembaca KOMPAS] Efiliani: Saya Bukan PSK

2008-04-20 Terurut Topik Agus Hamonangan
http://www.kompas.com/index.php/read/xml/2008/04/20/16565114/efiliani.saya.bukan.psk

JAKARTA, MINGGU- Efielian Yonata, wanita yang digiring Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) bersama anggota Komisi IV DPR RI Al Amin
Nur Nasution, membantah pemberitaan di berbagai media massa yang
menyebut dirinya adalah seorang Pekerja Seks Komersil (PSK). Hal ini
ia jelaskan saat menggelar jumpa pers terkait penangkapannya, Minggu
(20/4) siang, di Restoran Padang Bundo Sati, Jakarta.

Saya ini Efielian Yonata. Saya ini mahasiswi Universitas Pakuan
Bogor. Saya bukan PSK. Itu fitnah dan tolong teman-teman wartawan
meluruskan, kata mahasiswi semester empat Fakultas Ekonomi yang akrab
dipanggil Efil ini. Saat menggelar jumpa pers, Efil datang bersama
neneknya, Hj Agustinah, kuasa hukumnya Ahmad Yani, dan teman dekatnya,
Arya, yang juga ditangkap KPK di Hotel Ritz Carlton, Rabu 9 April lalu.

Dengan mata berkaca-kaca, Efil menjelaskan bahwa dirinya tidak
mengenal Amin. Wanita berusia 20 tahun ini mengaku baru pertama kali
bertemu Amin di Jakarta dan dikenalkan oleh Arya, teman yang baru
sebulan ia kenal di kampung halamannya, Bogor. Saya nggak kenal
dengan Pak Amin. Saya baru sekali bertemu dia dan dikenalkan teman
saya, Arya. Saya sama sekali tidak ada sangkut pautnya dengan kasus
yang menimpa Pak Amin, kata Efil.

Kepada wartawan, Efil menjelaskan bahwa dirinya pada Selasa (8/4) atau
sehari sebelum ditangkap, ia diajak liburan oleh Arya ke Jakarta. Ia
pun lalu berangkat ke Jakarta diantar temannya seusai mengikuti ujian
di kampus. Saya tiba di Jakarta sekitar jam 7 malam. Terus ketemu
Arya di rumah makan Padang, kata Efil.

Rumah makan yang dimaksud Efil itu adalah Rumah Makan Sari Bundo di Jl
Juanda dekat Istana Merdeka. Saat itu Arya sudah menunggu bersama Amin.

Sebenarnya, Efil dan Arya hendak jalan berdua, namun batal karena
diminta menemani Amin ke klub malam di Hotel Ritz Carlton. Kita
bahkan punya pikiran mau nonton film dan ke Hotel Four Season (Jl
Dukuh Atas Jakarta). Tapi saya tidak enak dengan Pak Amin yang malam
itu memang minta ditemani. Lalu saya ajak Efil dan kami berangkat
sama-sama ke klub malam di Ritz Carlton. Sekedar jalan-jalan saja,
hang out bareng, kata Arya.

Pemuda yang mengaku aktif di Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI)
ini mengatakan bahwa Efil tidak mengenal Amin. Sementara hubungannya
dengan Amin adalah sebagai kawan yang aktif di organisasi. Saya sudah
kenal lama, dan saya juga kenal dan sering ngobrol dengan mba Kristina
(istri Amin). Bahkan saya pernah cerita dengan mba Kristina kalau saya
lagi dekat dengan cewek yang mana cewek itu ya Efil ini, kata Arya
seraya menunjuk ke arah Efil.

Saat di klub malam itu, Arya, Efil, dan Amin duduk satu meja. Kepada
wartawan ia mengaku tidak melihat Amin bertemu dengan Sekretaris
Kabupaten (Sekkab) Bintan Kepulauan Riau, Azirwan. Namanya klub, jadi
waktu itu gelap, saya tidak ada lihat Pak Amin bertemu dengan Sekda
(Azirwan) itu. Karena kita memang duduk tidak satu table (meja), katanya.

Sekitar pukul 1.00 WIB, ketiganya memutuskan untuk pulang. Saat itulah
ketiganya diciduk oleh KPK sekeluar dari lift di lantai dasar
(basement). Efil dan Arya membantah dirinya ditangkap KPK saat di
kamar hotel. Kami tidak ditangkap di kamar, kami ditangkap di
basement waktu keluar dari lift. Saya waktu itu lihat banyak polisi
dan ada Brimob yang bersenjata lengkap. Usai ditangkap kami langsung
dibawa ke kantor KPK, ujar Arya menjelaskan.

Di kantor KPK, keduanya mengaku bingung ketika penyidik menanyakan
apakah mengetahui seputar dugaan penyuapan Amin oleh Azirwan. Keduanya
mengaku lelah dan sempat stress saat diperiksa KPK. Karena kami
memang tidak tahu menahu soal itu. Waktu keluar dari kantor KPK kami
juga takut dan bingung melihat banyak wartawan sudah menunggu dan
mengejar. Terus terang saya dan keluarga sangat terganggu, terutama
dengan pemberitaan yang telah mencemarkan nama baik. Karena itu saya
mohon diluruskan. Saya bukan PSK, kata Efil.(Persda Network/mohammad
abduh)



[Forum Pembaca KOMPAS] Cahaya Keselamatan SBY

2008-04-20 Terurut Topik Rusdi Mathari
Majelis Dzikir Nurussalam bukanlah majelis kelas kampung. Majelis ini
didirikan oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dan menjelma
menjadi sebuah yayasan. Punya cabang di hampir seluruh provinsi,
sejumlah kerabat dan kolega SBY duduk sebagai pengurus yayasan,
sementara penyokong dananya adalah sejumlah pengusaha. Apa hubungannya
dengan Gunawan Jusuf?

oleh Rusdi Mathari
TAK ADA YANG SALAH DENGAN KEBERADAAN SEBUAH MAJELIS ZIKIR. Sebagai
wadah untuk mengingat Tuhan, majelis zikir tentulah diharapkan membawa
perubahan  positif pada perilaku manusia. Mungkin karena itu, Presiden
SBY merasa perlu mendirikan majelis zikir, yang dia beri nama
Nurussalam atau cahaya keselamatan.  Majelis yang didirikan SBY sejak
Pemilu Presiden 2004 belakangan dikelola oleh sebuah yayasan tersendiri.

Selama empat tahun berdiri majelis ini sudah sering menggelar acara
zikir bersama di berbagai kota. Pada 24 Februari silam, misalnya,
Nurussalam Jawa Timur mengadakan acara zikir dan doa bersama di Masjid
al Akbar, Surabaya. Suara Surabaya  menulis, sekitar 40 ribu orang
datang ke al Akbar untuk mengikuti acara zikir dan doa tersebut.
Mewakili SBY pada acara itu, tampil Kurdi Mustofa Ketua Pengawas
Yayasan Nurussalam. Selain terlibat di Nurussalam, Kurdi Mustofa
adalah tentara berpangkat Brigjen  yang pernah menjadi anggota tim
kampanye SBY dalam Pemilu Presiden 2004 dan kini menjabat sekretaris
pribadi Presiden SBY. 

Pernah pula Nurussalam menerbitkan buku berjudul Kejamnya Fitnah pada
Agustus 2007. Buku ini merupakan kumpulan khotbah Jumat dari H.
Mohammad Hidayat di Masjid Baitulrrahim yang terletak di lingkungan
Istana Presiden. Mohammad Hidayat adalah  Khatib Anggota Dewan Syariah
Nasional MUI Pusat dan Wakil Pemimpin Umum majalah Dzikir, media
bulanan yang juga diterbitkan oleh Nurussalam. Secara keseluruhan buku
itu berisi tulisan yang memuat sejumlah dalil agama tentang bahaya
fitnah dan keistimewaan orang yang difitnah di sisi Tuhan. Namun buku
itu juga mengingatkan orang kepada ketegangan politik antara SBY
dengan Amien Rais, yang terjadi dua bulan sebelumnya— menyusul
pengakuan Rokhmin Daruri soal aliran dana nonbujeter Departemen
Kelautan dan Perikanan. 

Pak Menteri pada pemerintahan Megawati itu di zaman pemerintahan SBY
didakwa melakukan korupsi tapi di pengadilan Rokhmin justru
membeberkan fakta yang mengejutkan: dana nonbujeter departemennya
mengalir kepada tokoh penting, sejumlah anggota DPR, sejumlah partai
politik dan sejumlah tim sukses presiden pada Pemilu 2004. Amien Rais
bukan saja  mengakui menerima dana dari Rokhim tapi juga lalu
menyebutkan ada salah satu calon pasangan presiden yang bertarung
menerima bantuan dana asing. Selentingan Amien Rais rupanya membuat
SBY meradang hingga Presiden RI itu perlu menggelar jumpa pers usai
salat Jumat 25 Mei 2007, hanya untuk membantah pernyataan Amien Rais.
Tuduhan ini sungguh keterlaluan, fitnah yang kejam. Naudzubillah,
kata Presiden SBY dengan nada marah waktu itu.

Beberapa nama yang mengurus Nurussalam adalah orang-orang yang dikenal
baik oleh publik. Di luar Kurdi Mustofa, antara lain tercantum nama
SBY dan putra sulungnya Eddy Baskoro Yudhoyono; SBY menjadi pembina
dan Eddy Baskoro menjabat sebagai sekretaris. Untuk bendahara ada nama
 H. Hartanto Eddie Wibowo dan  Aziz Mochdar dan 

Hartanto Edhie Wibowo adalah adik laki-laki dari  Ibu Negara Ani
Yudhoyono dan seorang pengusaha, yang namanya tercatat sebagai
komisaris pada PT Power Telecom, perusahaan yang dimiliki Keluarga
Tjokrosaputro. 

Adapun Aziz Mochdar adalah pengusaha atau tepatnya pelaku bisnis dan
pernah tercatat sebagai pemegang saham PT Bimantara Citra antara lain
di SCTV (dulu), PT Satelindo, PT Duta Nusabina Lestari dan PT Asri
Wahana Intinusa. Azis Mochtar merupakan adik dari Muchsin Mochdar.
Nama yang disebut terakhir adalah ipar dari B.J. Habibie, Presiden RI
ketiga.

Bersama Gunawan Jusuf, Aziz Mochdar merupakan pemilik dari PT Senni
Cahaya, sebuah perusahaan patungan yang kepemilikan sahamnya
masing-masing dimiliki PT Wibhuti Haemmesyaa (81 persen) and PT
Makindo Tbk (19 persen). Sebanyak 98 persen saham Wibhuti dimiliki
oleh Aziz Mochdar dan sisanya dikantongi oleh PT Garuda Panca Artha.
Adapun saham Garuda Panca Artha, 98 persen dimiliki oleh Rachminiwaty
Jusuf, istri Gunawan Jusuf (Makindo).

Panca Artha kini bersiap menghadapi upaya Peninjauan Kembali yang
diajukan oleh Kelompok Salim menyusul sengketa antara keduanya
memperebutkan lahan tebu seluas kurang lebih 52 ribu hektare di
provinsi Lampung. Grup Salim mengajukan PK, karena dalam tiga kali
proses pengadilan, dari mulai pengadilan di tingkat pertama hingga
kasasi di Mahkamah Agung, hakim memenangkan Panca Artha. 

Selain bersiap berperang di tingkat PK, baik Grup Makindo (Gunawan
Jusuf) maupun Grup Salim (Franky Welirang), kini juga siap bertarung
di ruang publik melalui media: Gunawan Jusuf akan menerbitkan koran
ekonomi, dan Franky Welirang juga akan menerbitkan koran yang sama.
Franky menggandeng Dahlan Iskan, Gunawan 

[Forum Pembaca KOMPAS] Dominasi Partai Golkar dan PDI-P Berakhir

2008-04-20 Terurut Topik Agus Hamonangan
http://www.kompas.com/kompascetak/read.php?cnt=.xml.2008.04.21.00021523channel=2mn=159idx=159

Jakarta, kompas - Kemenangan Ahmad Heryawan-Dede Yusuf dalam Pilkada
Jawa Barat dan Syamsul Arifin-Gatot Pujonugroho dalam Pilkada Sumatera
Utara tidak serta-merta membuat Partai Keadilan Sejahtera optimistis
memenangi Pemilu 2009. Kemenangan tersebut, bagi Presiden PKS Tifatul
Sembiring, hanya membuktikan bahwa dominasi dua partai besar (Partai
Golkar dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDI-P) sudah
berakhir.

Hal tersebut dikemukakan Tifatul, Minggu (20/4) di Jakarta. ”Saya
tidak mengklaim bahwa dengan kemenangan calon yang didukung PKS
(Partai Keadilan Sejahtera) di dua pilkada tersebut membuat kami yakin
memenangi Pemilu 2009. Hanya saja, yang saya amati di Jabar dan Sumut,
dominasi Golkar dan PDI-P berakhir,” ujarnya.

Ia tidak mengklaim PKS bakal menang dalam Pemilu 2009 mengingat duet
dua pasangan tersebut tidak hanya didukung PKS. Di Jabar, Heryawan dan
Dede juga didukung Partai Amanat Nasional. Sementara itu, dalam
Pilkada Sumut, PKS berkoalisi dengan Partai Persatuan Pembangunan,
Partai Bulan Bintang, dan parpol kecil lainnya.

Namun, pendapat tersebut dibantah Direktur Desk Pemilu dan Pilkada
Pusat Kajian Politik Universitas Indonesia Lily Romli. Menurut Lily,
kemenangan pasangan yang didukung PKS dan koalisi partai lainnya
hanyalah kebetulan semata. Hipotesis berakhirnya dominasi partai besar
butuh pembuktian di dalam pilkada-pilkada selanjutnya.

”Ini hanya masalah figur yang diusung diterima masyarakat,” ujarnya.

Meskipun demikian, Lily mengemukakan, hasil pilkada Jabar dan Sumut
menjadi lampu kuning bagi parpol besar.

PDI-P optimistis

Kemarin, Ketua DPP PDI-P Bidang Hukum dan HAM Firman Jaya Daeli
mengatakan, pada pemilihan presiden tahun 2004 perolehan suara PDI-P
di Sumut hanya sekitar 14,9 persen. Pada pemilihan kepala daerah kali
ini, perolehan suara pasangan yang didukung PDI-P, yaitu
Tritamtomo-Benny Pasaribu, mencapai sekitar 23 persen.

”Kemungkinan perolehan suara itu akan terus naik,” tutur Firman Jaya
Daeli. Bagi Firman Jaya Daeli, perolehan suara itu menjadi modal
politik awal untuk memenangi pemilihan presiden 2009.

Untuk itu, yang perlu dilakukan sekarang adalah terus memperkuat dan
merawat basis-basis suara PDI-P, terutama di tingkat akar rumput.
Pendekatan ke tingkat bawah, mencermati dan merespons apa yang
dibutuhkan petani, buruh, dan nelayan, adalah salah satu langkah yang
bakal digunakan untuk perkuatan itu. (JOS/ANA) 



RE: [Forum Pembaca KOMPAS] Anggota DPR Sita Kamera Video

2008-04-20 Terurut Topik Eric Soesilo
Kader partai yang model begitu, ndak cocok jadi wakil rakyat, wakil rakyat kok 
malah menindas orang kecil, melanggar aturan pula, harus diberi sangsi keras, 
kalau perlu dipecat saja buat jadi contoh.

Best Regards,

Eric Soesilo
[EMAIL PROTECTED]
YM : ericsoesilo

Sent from my E61i
powered by ISAT Blackberry

-Original Message-
From: Esaf [EMAIL PROTECTED]

Date: Mon, 21 Apr 2008 03:58:38 
To:Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Anggota DPR Sita Kamera Video


perilaku
 Anggota DPR Sita Kamera Video
 Minggu, 20 April 2008 | 01:14 WIB
 
 Jakarta, Kompas - Anggota DPR dari Fraksi PDI Perjuangan berinisial JS
 dilaporkan ke Polda Metro Jaya karena merampas kamera video atau
 handycam yang digunakan petugas satpam, Tumai Dani Tiwu Sigar. Kamera
 video itu digunakan Tumai untuk merekam keributan yang melibatkan JS.
 
 Tumai merekam keributan yang dipicu perilaku JS di kompleks
 perkantoran Darma Bumi Harmoni, Jalan Majapahit, Nomor 32-34, Jakarta
 Pusat, Jumat (18/4) petang.
 
 Tumai yang ditemui di lokasi kejadian menjelaskan, JS bersikeras
 mengeluarkan mobilnya secara melawan arus melalui pintu masuk kompleks
 perkantoran. Tindakan itu dapat membahayakan lalu lintas di daerah
 padat kendaraan di seberang Istana yang berada di kawasan Harmoni.
 Saya ini anggota dewan. Kamu orang kecil tahu apa. Kompleks ini milik
 saya, tahu! tutur Tumai menirukan JS. Ucapan JS itu kemudian diikuti
 kata-kata kotor yang diarahkan kepada petugas parkir dan petugas
 satpam kompleks yang menjaga portal pintu masuk Kompleks Darma Bumi
 Harmoni.
 
 Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (DPP
 PDI-P) Bidang Hukum dan Hak Asasi Manusia Firman Jaya Daeli yang
 dihubungi menyatakan, pihaknya segera memanggil JS untuk klarifikasi.
 
 Kalau betul ada pelanggaran, akan ditindak tegas sebagai bentuk
 penegakan aturan partai. Kader PDI-P harus menjadi contoh dan teladan
 bagi masyarakat serta tidak boleh mengedepankan kekerasan. Kader,
 apalagi anggota legislatif atau pejabat di lembaga eksekutif, harus
 menjadi abdi rakyat, kata Firman.
 
 Telepon genggam JS tidak bisa dihubungi sejak petang.
 
 Berdasarkan pantauan, tidak terlihat aktivitas di PT BL di kompleks
 perkantoran.
 
 Sebelum menjadi anggota DPR, menurut Koordinator Keamanan Okky
 Abibakrim, JS berkantor di PT BL.
 
 Ini bukan kali pertama dia memaksa mobilnya keluar dengan melawan
 arus lalu lintas melalui pintu masuk kompleks. Dia juga sering tidak
 membayar parkir sehingga petugas parkir harus menombok dari kantung
 sendiri. Mereka hanya bisa pasrah diperlakukan seperti itu. Para
 pemilik kendaraan di kompleks juga sering memprotes kami karena merasa
 petugas mengistimewakan JS, papar Okky.
 
 Sebelum insiden, JS, kata Okky, datang ke kompleks perkantoran dengan
 mobil Range Rover sekitar pukul 12.30. Mobil itu kemudian keluar dari
 kompleks sesuai prosedur dan tidak melawan arus lalu lintas. Kericuhan
 terjadi belakangan saat JS meninggalkan kompleks.
 
 Prosedur pengamanan
 
 Menurut Tumai, sesuai prosedur pengamanan kompleks, apabila terjadi
 keributan, harus direkam dengan menggunakan kamera video yang
 disediakan. Tumai dengan sigap mengambil kamera video dan merekam
 perilaku anggota dewan tersebut.
 
 Menyadari aksinya direkam kamera, JS tiba-tiba menghampiri Tumai dan
 langsung merampas kamera video berisi rekaman peristiwa itu. Kamera
 video bermerek JVC dengan kemampuan 32 kali zoom yang baru empat bulan
 disediakan perusahaan pun langsung berpindah tangan.
 
 Saya dihalangi dua pengawal JS sehingga tidak bisa mengambil kamera
 itu. Karena kehilangan handycam itu saya dipotong gaji oleh
 perusahaan, kata Tumai dengan wajah memelas.
 
 Perampasan berawal dari perilaku JS yang menumpang Toyota Kijang
 Innova warna perak memaksa keluar kompleks dengan melawan arus. Saat
 itu, ujar Okky, portal dalam posisi tertutup sebagai standar
 pengamanan. Namun, mobil JS memepet portal dan memaksa agar palang
 besi dibuka.
 
 JS membentak sopirnya untuk menerobos. Dia turun dari mobil lalu
 memaki petugas parkir dan petugas satpam, Malvin Ligo dan Tumai, yang
 bertugas.
 
 Mobilnya terlihat baret-baret karena dipaksa menyeruduk palang besi,
 kata Tumai. Keributan pun terjadi. Saat Tumai mengambil gambar
 menggunakan kamera video, JS marah dan merampas alat perekam itu.
 
 Ditemani kawan-kawannya, Tumai melaporkan peristiwa perampasan itu ke
 Polda Metro Jaya dengan tuduhan perampasan dan pencurian. (Ong)
 



=
Pojok Milis Forum Pembaca KOMPAS :

1.Milis FPK dibuat dan diurus oleh pembaca setia KOMPAS
2.Topik bahasan disarankan bersumber dari KOMPAS dan KOMPAS On-Line (KCM)
3.Moderator berhak mengedit/menolak E-mail sebelum diteruskan ke anggota
4.Moderator E-mail: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]
5.Untuk bergabung: [EMAIL PROTECTED]

KOMPAS LINTAS 

Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Efiliani: Saya Bukan PSK

2008-04-20 Terurut Topik Ramadhani
mahasiswa katanya ya, tapi, kan banyak mahasiswa yang bekerja sambilan
nemenin bapak2 (yang untuk ibu ibu juga ada sih). jadi bukan karena dia
mahasiswa lalu bisa di bilang bukan PSK. mungkin bukan PSK yang di
lokalisasi tapi untuk high class. wah, tidak terlalu menarik sih untuk kasus
Amin, tapi lucu aja ketahuan idung belangnya.

2008/4/21 Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED]:


 http://www.kompas.com/index.php/read/xml/2008/04/20/16565114/efiliani.saya.bukan.psk

 JAKARTA, MINGGU- Efielian Yonata, wanita yang digiring Komisi
 Pemberantasan Korupsi (KPK) bersama anggota Komisi IV DPR RI Al Amin
 Nur Nasution, membantah pemberitaan di berbagai media massa yang
 menyebut dirinya adalah seorang Pekerja Seks Komersil (PSK). Hal ini
 ia jelaskan saat menggelar jumpa pers terkait penangkapannya, Minggu
 (20/4) siang, di Restoran Padang Bundo Sati, Jakarta.

 Saya ini Efielian Yonata. Saya ini mahasiswi Universitas Pakuan
 Bogor. Saya bukan PSK. Itu fitnah dan tolong teman-teman wartawan
 meluruskan, kata mahasiswi semester empat Fakultas Ekonomi yang akrab
 dipanggil Efil ini. Saat menggelar jumpa pers, Efil datang bersama
 neneknya, Hj Agustinah, kuasa hukumnya Ahmad Yani, dan teman dekatnya,
 Arya, yang juga ditangkap KPK di Hotel Ritz Carlton, Rabu 9 April lalu.

 Dengan mata berkaca-kaca, Efil menjelaskan bahwa dirinya tidak
 mengenal Amin. Wanita berusia 20 tahun ini mengaku baru pertama kali
 bertemu Amin di Jakarta dan dikenalkan oleh Arya, teman yang baru
 sebulan ia kenal di kampung halamannya, Bogor. Saya nggak kenal
 dengan Pak Amin. Saya baru sekali bertemu dia dan dikenalkan teman
 saya, Arya. Saya sama sekali tidak ada sangkut pautnya dengan kasus
 yang menimpa Pak Amin, kata Efil.

 Kepada wartawan, Efil menjelaskan bahwa dirinya pada Selasa (8/4) atau
 sehari sebelum ditangkap, ia diajak liburan oleh Arya ke Jakarta. Ia
 pun lalu berangkat ke Jakarta diantar temannya seusai mengikuti ujian
 di kampus. Saya tiba di Jakarta sekitar jam 7 malam. Terus ketemu
 Arya di rumah makan Padang, kata Efil.

 Rumah makan yang dimaksud Efil itu adalah Rumah Makan Sari Bundo di Jl
 Juanda dekat Istana Merdeka. Saat itu Arya sudah menunggu bersama Amin.

 Sebenarnya, Efil dan Arya hendak jalan berdua, namun batal karena
 diminta menemani Amin ke klub malam di Hotel Ritz Carlton. Kita
 bahkan punya pikiran mau nonton film dan ke Hotel Four Season (Jl
 Dukuh Atas Jakarta). Tapi saya tidak enak dengan Pak Amin yang malam
 itu memang minta ditemani. Lalu saya ajak Efil dan kami berangkat
 sama-sama ke klub malam di Ritz Carlton. Sekedar jalan-jalan saja,
 hang out bareng, kata Arya.

 Pemuda yang mengaku aktif di Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI)
 ini mengatakan bahwa Efil tidak mengenal Amin. Sementara hubungannya
 dengan Amin adalah sebagai kawan yang aktif di organisasi. Saya sudah
 kenal lama, dan saya juga kenal dan sering ngobrol dengan mba Kristina
 (istri Amin). Bahkan saya pernah cerita dengan mba Kristina kalau saya
 lagi dekat dengan cewek yang mana cewek itu ya Efil ini, kata Arya
 seraya menunjuk ke arah Efil.

 Saat di klub malam itu, Arya, Efil, dan Amin duduk satu meja. Kepada
 wartawan ia mengaku tidak melihat Amin bertemu dengan Sekretaris
 Kabupaten (Sekkab) Bintan Kepulauan Riau, Azirwan. Namanya klub, jadi
 waktu itu gelap, saya tidak ada lihat Pak Amin bertemu dengan Sekda
 (Azirwan) itu. Karena kita memang duduk tidak satu table (meja), katanya.

 Sekitar pukul 1.00 WIB, ketiganya memutuskan untuk pulang. Saat itulah
 ketiganya diciduk oleh KPK sekeluar dari lift di lantai dasar
 (basement). Efil dan Arya membantah dirinya ditangkap KPK saat di
 kamar hotel. Kami tidak ditangkap di kamar, kami ditangkap di
 basement waktu keluar dari lift. Saya waktu itu lihat banyak polisi
 dan ada Brimob yang bersenjata lengkap. Usai ditangkap kami langsung
 dibawa ke kantor KPK, ujar Arya menjelaskan.

 Di kantor KPK, keduanya mengaku bingung ketika penyidik menanyakan
 apakah mengetahui seputar dugaan penyuapan Amin oleh Azirwan. Keduanya
 mengaku lelah dan sempat stress saat diperiksa KPK. Karena kami
 memang tidak tahu menahu soal itu. Waktu keluar dari kantor KPK kami
 juga takut dan bingung melihat banyak wartawan sudah menunggu dan
 mengejar. Terus terang saya dan keluarga sangat terganggu, terutama
 dengan pemberitaan yang telah mencemarkan nama baik. Karena itu saya
 mohon diluruskan. Saya bukan PSK, kata Efil.(Persda Network/mohammad
 abduh)


[Forum Pembaca KOMPAS] Buletin Elektronik SADAR Edisi 115 Tahun IV 2008

2008-04-20 Terurut Topik Andi K. Yuwono



Buletin Elektronik 

www.Prakarsa-Rakyat.org



SADAR 

Simpul Untuk Keadilan dan Demokrasi
Edisi: 115 Tahun IV - 2008
Sumber: www.prakarsa-rakyat.org


  _  

 


 

REFORMASI, BURUH, PEREMPUAN

 

Oleh Nuzul *

 

Semenjak krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia pada tahun 1997 dan
disusul dengan lengsernya Suharto dari singgasana kepresidenan, membuat
rakyat mulai sadar tentang politik sedikit demi sedikit karena mau tak mau
saat melihat TV, membaca koran pasti ada berita tentang hiruk pikuknya
kata-kata reformasi. Tapi apa itu arti reformasi yang sesungguhnya belum
banyak yang paham. Bahkan mungkin tak tahu sama sekali. Karena kata
reformasi itu sendiri pada akirnya berubah menjadi sebuah slogan belaka.

 

Reformasi, slogan yang pernah sangat populer dan sering didengungkan para
politisi kita untuk membius hati rakyat. Sampai saat ini arah dan tujuannya
pun kabur. Reformasi buat kalangan buruh berdampak pada kemunculan paket
tiga undang-undang yang menyengsarakan hidup seluruh buruh di Indonesia: UU
No. 21/2000 (tentang serikat buruh), UU No. 13/2003 (tentang
ketenagakerjaan), UU No. 2/2004 (tentang penyelesaian perselisihan hubungan
industrial). Nyatanya di alam reformasi yang berkuasa adalah sistem ekonomi
global yang membuat pemerintah memilih mengabdi kepada pemilik modal dan
melepaskan peran serta kewajibanya untuk memenuhi hak-hak dasar rakyat
seperti pangan, kesehatan, pendidikan. Juga dengan politik upah murah
membuat daya beli para buruh menurun dan tidak mampu mengakses biaya
kesehatan yang sangat mahal.

 

Reformasi sebatas slogan menyebabkan kebebasan berserikat tidak membuat
kehidupan para buruh Indonesia lebih baik. Banyak pengurus serikat buruh dan
anggota serikat diintimidasi, dengan berbagai cara seperti dimutasi, disekap
di gudang, kontraknya akan di putus, tidak diberi lemburan, di-PHK sepihak.
Bahkan ada pengalaman tiga pengurus perempuan serikat buruh tingkat
perusahaan di PT Istana Magnoliatama, Jakarta Utara dikucilkan setiap
harinya di kantin, tidak boleh berbicara dengan siapa pun selama tiga bulan.
Para pengusaha dengan sengaja mencari-cari kesalahan pengurus serikat atau
anggotanya supaya bisa di-PHK dengan biaya yang sangat murah. Reformasi
sistem hubungan kerja saat ini mengakibatkan buruh harus mengeluarkan biaya
antara 300-900 ribu rupiah kepada yayasan, untuk mendapatkan kerja
kontrak/outsourcing yang hanya tiga bulan lamanya.

 

Di alam reformasi, para buruh disuruh bertarung langsung dengan para pemilik
modal. Akibatnya PHK massal terjadi di mana-mana, pengangguran merajalela,
berujung pada semakin kokohnya sistem kerja kontrak/outsourcing. Buruh
dibuat tak berdaya, jam kerja panjang, lembur tak dibayar,
tunjangan-tunjangan banyak yang dihilangkan. Bahkan masih banyak upah buruh
yang di bawah UMK ataupun UMP. Sementara aparat negara tidak berfungsi
mencegah buruh menjadi budak di negeri sendiri karena tidak adanya kepastian
kerja.

 

Beban berlipat yang ditanggung buruh perempuan

Dengan masih kuatnya budaya patriarki di kalangan masyarakat kita, yang
selalu beranggapan bahwa perempuan itu selalu nomor dua, membuat para buruh
perempuan harus menangung beban yang berlipat ganda. Harus bekerja mencari
nafkah di pabrik, tapi juga harus mengerjakan pekerjaan-pekerjaan rumah
tangga seperti memasak, menyuci, membersihkan rumah, melayani segala
kebutuhan anak dan suami. Di pabrik perlakuan tidak adil dan tidak senonoh
rentan dialami perempuan, seperti pelecehan seksual yang dialami para buruh
perempuan di PT.Yulita Utama Makmur, Parung Panjang, Bogor. Lantaran salah
satu staf perusahaan kehilangan dompet lalu diperintahkan supaya semua buruh
perempuan diperiksa dengan cara melepaskan seluruh pakaian. 

 

Pada banyak kasus, perempuan yang adalah mayoritas kaum pekerja tidak
diberikan cuti haid dan cuti melahirkan. Bahkan para pengusaha! membuat
Peraturan Perusahaan (PP) yang melarang buruh perempuan hamil. Artinya buruh
perempuan yang sudah mengabdi bekerja puluhan tahun di pabrik, ketika dia
hamil harus keluar begitu saja dengan sukarela. 

 

Mau ke mana reformasi?

Kemiskinan yang dialami mayoritas buruh dan rakyat indonesia, tidak bisa
dilepaskan dari watak negara dan pemerintah selama 10 tahun reformasi yang
demi menarik investor tak pernah punya rasa malu atau berdosa untuk
melanggengkan pelanggaran HAM secara sistematis terhadap rakyat pekerjanya.

 

Sudah saatnya memberi tugas pokok pada gerakan reformasi untuk mencari
pemerintahan yang menyadari bahwa rakyatnya yang mayoritas pekerja muak
dengan ketidakadilan yang semakin dalam, yang kaya semakin berlimpah harta,
sedang yang miskin semakin tak berdaya. 

 

Berikan kepastian kerja untuk rakyat! Ciptakan lapangan kerja yang adil dan
manusiawi, termasuk untuk perempuan!

 

 

* Penulis adalah Pengurus Federasi Serikat Buruh Karya Utama (Anggota
KASBI), sekaligus anggota Forum Belajar Bersama Prakarsa Rakyat dari Simpul
Jabodetabek.

 

** Siapa saja dipersilahkan mengutip, menggandakan, menyebarluaskan 

[Forum Pembaca KOMPAS] Dja'far Shiddieq Menolak Menggadaikan Ilmu

2008-04-20 Terurut Topik Agus Hamonangan
Oleh Maria Hartiningsih / Ahmad Arif/ Sri Hartati Samhadi

http://www.kompas.com/kompascetak/read.php?cnt=.xml.2008.04.20.12320934

Perjalanan sebagai ilmuwan mengajari Dr Ir Dja’far Shiddieq, MSc (60)
untuk selalu berhati-hati melangkah. Dua pertanyaan yang berdiam di
ruang batinnya adalah, ”Kalau ilmuwan sudah menggadaikan ilmunya, apa
lagi yang tersisa? Apa yang bisa dibanggakan kalau saya mengkhianati
nurani saya?”

Perbincangan dengan ahli Ilmu Tanah dari Fakultas Pertanian
Universitas Gadjah Mada itu menjadi seperti oase yang menyegarkan.
Udara petang terasa sejuk di rumahnya yang asri di sebuah perkampungan
di bagian Utara kota Yogyakarta.

Semua pernyataan itu terkait dengan pembelaannya pada petani lahan
pasir di pesisir Pantai Selatan Yogyakarta. Saat ini ribuan petani di
wilayah itu berhadapan dengan kekuasaan yang menghendaki konversi
lahan pertanian yang telah digarap selama belasan tahun, menjadi
kawasan penambangan biji besi berskala besar.

Dja’far memulai penelitian di Desa Bugel, Kecamatan Panjatan,
Kabupaten Kulon Progo sekitar tahun 1996-1997 karena tertarik pada
pengembangan pertanian di kawasan yang gumuk pasirnya bergerak itu.
Tiga tahun terakhir ini secara rutin ia membawa mahasiswanya ke desa
itu untuk berguru langsung pada petani.

Ia juga mengundang Sukarman, petani yang merintis pertanian lahan
pasir untuk menjadi menjadi ”dosen” di kelas, mengajar mata kuliah
Pengelolaan Tanah.

”Biar mahasiswa tahu bahwa ilmu di kampus bukan segala-galanya. Ada
ilmu di luar itu, seperti kearifan lokal yang bisa diangkat. Mahasiswa
puas, Pak Karman pun merasa ada ilmunya yang bisa dibagikan,” ujar
Dja’far.

Wilayah Bugel menjadi laboratorium hidup yang tak hanya berguna bagi
pendidikan pertanian untuk para mahasiswa, tetapi terutama
memperlihatkan kepada mereka realitas sosial yang berpunggungan dengan
asumsi umum bahwa petani bodoh, picik dan malas; bahwa desa adalah
wilayah yang tertinggal dan karena itu ditinggalkan; bahwa sektor
pertanian tak lagi memberi harapan.

”Di Fakultas pertanian di mana pun jumlah mahasiswa turun,” lanjut
Dja’far, ”Angkatan muda sekarang tak mau lagi melirik pertanian karena
memang tak menjanjikan dan tak menjamin hidup, tetapi di Bugel,
petani-petaninya mayoritas muda karena kegiatan bertani menjamin hidup
mereka. Yang terjadi di situ adalah kehebatan gagasan anak-anak muda
dikombinasikan dengan kearifan yang tua-tua.”

Kenyataan di Desa Bugel juga membalik seluruh asumsi yang merendahkan
kapasitas dan perjuangan petani, serta membuktikan bahwa gerak ekonomi
dari sektor pertanian di desa meniupkan napas kepada kehidupan dan
penghidupan di kota.

Acungi jempol

Dja’far mengatakan, lahan pasir itu sangat marjinal, sangat tandus dan
telantar sebelum petani datang. Mengubah lahan seperti itu menjadi
lahan pertanian produktif dan berkelanjutan tak hanya ekstra sulit,
tetapi butuh keuletan dan kesabaran yang luar biasa.

”Lahan pasir sulit mengikat air, penguapannya tinggi sehingga kalau
disiram dengan air langsung ambles. Kandungan hara dan bahan organik
rendah sekali. Nalar keilmuwan kita mengatakan, lahan seperti itu
sulit dikelola,” ujarnya.

Tetapi keuletan petani menaklukkan semua kesulitan ya?

Petani dengan caranya sendiri mampu menyulap lahan tersebut menjadi
lahan yang sangat produktif. Sebagai akademisi, kami acungi jempol
pada mereka. Dari ilmu kesesuaian lahan, petani tahu bagaimana cara
mengelola lahan seperti itu dan memilih jenis tanaman yang cocok,
seperti cabai semangka, sayur-mayur, kentang, ubi, bawang, dan labu,
bukan mangga, durian, kelapa. Mereka juga menemukan sistem sumur
renteng untuk menyiram tanaman. Ini kan pengetahuan dari kearifan
lokal yang bisa dijelaskan dengan ilmu fisikaâ€termodinamika

Mereka memahami hubungan antara kelengasan (kadar air tanah), suhu
tanah, perkembangan akar, struktur tanah, kaitannya dengan hara dan
dampak pada produksi pada kondisi lingkungan yang panas sekali.

Lalu mereka mencoba mencampur tanah dengan bahan organik, terus
dicoba, sampai berhasil. Mereka tak bisa menjelaskan secara ilmiah,
tetapi hasilnya sangat hebat. Dari coba-coba itu, produksinya naik.
Bawang merah, misalnya, meningkat dari 15 ton per hektar menjadi 26
ton per hektar setelah ada perlakuan khusus terhadap lahan.

Bersama petani, kami kemudian melakukan percobaan dengan aplikasi
bentonit, pada berbagai kedalaman lapis kedap antara 15 sampai 45 cm
yang bisa meningkatkan produksi antara 20-25 persen. Modal awalnya
agak besar, sekitar Rp 750.000 setiap petani, tetapi efektif berfungsi
selama lima sampai tujuh tahun. Modal itu kembali dalam setahun.
Banyak percobaan kami lakukan, tak hanya penggunaan bentonit, tetapi
juga lempung, pupuk kandang dan mulsa jerami.

Bagaimana perkembangan sosial ekonomi warga menurut penelitian Anda?

Dari survei sosial ekonomi diketahui, dari lahan 1.500 meter,
rata-rata produktivitasnya 2,014 ton per satuan luas. Pendapatan
bersih petani mencapai Rp 11,5 jutaan, waktu harga cabai 

RE: [Forum Pembaca KOMPAS] Harmoko Cermin Kader Tua yang Enggan Turun

2008-04-20 Terurut Topik Eric Soesilo
Kenapa mesti dibuat rame andaikan harmoko membuat partai dan menjabat sebagai 
ketumnya. Toh orang2 sudah tahu siapa harmoko itu dan bagaimana sepak 
terjangnya. Kita tinggal lihat saja bagaimana endingnya kan.

Best Regards,

Eric Soesilo
[EMAIL PROTECTED]
YM : ericsoesilo

Sent from my E61i
powered by ISAT Blackberry

-Original Message-
From: Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED]

Date: Mon, 21 Apr 2008 04:12:20 
To:Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Harmoko Cermin Kader Tua yang Enggan Turun


http://www.kompas. 
http://www.kompas.com/kompascetak/read.php?cnt=.xml.2008.04.20.23595966amp;channel=2amp;mn=159amp;idx=159
 com/kompascetak/read.php?cnt=.xml.2008.04.20.23595966channel=2mn=159idx=159
 
 Jakarta, Kompas - Kemunculan kembali mantan Ketua Umum Golkar,
 Harmoko, bersama Partai Kerakyatan Nasional merupakan cermin kaum tua
 yang enggan turun panggung. Bagi Direktur Eksekutif Indo Barometer M
 Qodari, Harmoko yang kehilangan panggungnya di Partai Golkar memang
 mau tidak mau mesti mencari.
 
 Qodari, Minggu (20/4) siang, meragukan ketulusan Harmoko mendukung
 anak muda. Jika memang tulus, mestinya Harmoko bisa mendukung dari
 luar dan tak perlu masuk ke dalam struktur partai politik
 bersangkutan. Dengan masih bersedia menduduki jabatan struktural di
 parpol, wajar saja jika kemudian Harmoko dinilai masih berambisi
 memburu jabatan atau setidaknya mencari panggung di hadapan publik.
 Qodari juga menolak jika disebut kemunculan Harmoko di PKN ini
 menunjukkan kelemahan kaum muda dalam berpartai. Faktanya, kaum muda
 sudah ada yang membentuk parpol sendiri, seperti Partai Keadilan
 Sejahtera (PKS). �Tentang Harmoko, ini soal postpower syndrome,� ujar
 Qodari.
 
 Seperti diberitakan, Harmoko tampil saat deklarasi Partai Kerakyatan
 Nasional (PKN) di Gedung Djoeang 45 Jakarta, Sabtu (19/4). Harmoko
 yang pernah menjabat sebagai Ketua Umum Golkar dan juga Ketua DPR/MPR
 itu merupakan penggagas dan menjadi Ketua Dewan Pembina PKN. Parpol
 baru ini sudah berbadan hukum dan kini mempersiapkan diri untuk
 verifikasi sebagai parpol peserta Pemilu 2009.
 
 Kemunculan Harmoko dengan PKN disayangkan oleh kader Partai Golkar,
 Ferry Mursyidan Baldan. Semestinya Harmoko tidak perlu ikut-ikutan
 mendirikan parpol sekalipun itu merupakan hak warga negara. Tokoh
 sekaliber Harmoko yang pernah memimpin Golkar sebenarnya bisa tetap
 berkontribusi lewat Partai Golkar. Dengan demikian, pertumbuhan parpol
 baru benar-benar memberikan angin segar, bukan sekadar parpol daur
 ulang. �Biarlah ruang untuk mendirikan parpol baru bagi masyarakat
 yang belum pernah berpartai,� kata Ferry.
 
 Secara terpisah, Direktur Eksekutif Lingkar Madani untuk Indonesia
 (Lima) Ray Rangkuti menyebutkan, kemunculan Harmoko menunjukkan sistem
 politik yang tidak ramah terhadap kaum muda. Sistem politik tidak
 berpihak kepada regenerasi politik yang berkesinambungan. Parpol baru
 cenderung muncul karena dukungan pemilik modal. Realitanya, modal
 hanya berpusat dan berputar di kalangan kaum tua. Undang-undang bidang
 politik terlampau berpihak kepada kelompok tua.
 
 Sekretaris Partai Golkar DPR Syamsul Bachri menilai langkah mantan
 Ketua Umum Golkar, Harmoko, mendirikan partai baru cukup mengagetkan
 dan tak pantas ditiru para kader partai. (dik)
 



=
Pojok Milis Forum Pembaca KOMPAS :

1.Milis FPK dibuat dan diurus oleh pembaca setia KOMPAS
2.Topik bahasan disarankan bersumber dari KOMPAS dan KOMPAS On-Line (KCM)
3.Moderator berhak mengedit/menolak E-mail sebelum diteruskan ke anggota
4.Moderator E-mail: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]
5.Untuk bergabung: [EMAIL PROTECTED]

KOMPAS LINTAS GENERASI
=
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



[Forum Pembaca KOMPAS] [INFO] Rencana Konvoi Kendaraan Memperingati Hari Kanker Sedunia - Antisipasi

2008-04-20 Terurut Topik Liana Lie

  Rencana Konvoi Kendaraan di Jakarta 
21-04-2008 10:14:14 

Dengan Peringatan hari Kanker Sedunia  hari Kartini PT Puter Perdana Indisakti 
rencana akan melakukan konvoi Kendaraan, Senin ( 21 April 2008).

Menurut Informasi Intelpam Polda Metro Jaya terhadap tmc, Kegiatan Konvoi 
tersebut dengan route : RS Dharmais - Gerbang Pemuda - Asia Afrika - Sudirman - 
Thamrin - Monas - Barat - Lapangan Banteng - Tugu Tani - Rasuna Said - 
Casablanca - Mega Kuningan - Plaza - Mega Kuningan - Plaza Semanggi - Gatot 
SUbroto - Wisma Mulia. 

Rencana Kegiatan ini akan dimulai pukul 12:00 s/d 16:00 Wib dengan maksud 
berupa Penyebaran Plyer dan bunga, dengan Pimpinan Santi Maria dengan peserta 
kurang lebih 60 Orang dan kurang lebih 24 Kendaraan.

himbauan kepada pengguna jalan yang mau melewati route tersebut agar selalu 
berhati hati dan selalu bersabar. 

__
Be a better friend, newshound, and 
know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now. 
http://mobile.yahoo.com/;_ylt=Ahu06i62sR8HDtDypao8Wcj9tAcJ


   

   
-
Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile.  Try it now.

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum Pembaca KOMPAS] Ngopi Bareng Pak Jimly Asshiddiqie (Jumat, 25 April 2008)

2008-04-20 Terurut Topik Agus Hamonangan
Anggota milis FPK yang berbahagia
Acara Gathering/Temu darat milis FPK yang ke 4 (Empat) diadakan pada:

Hari/Tanggal : Jumat, 25 April 2008

Pukul : 16.30 - Selesai

Tempat : Roof Garden, Lantai 5 Gedung Mahkamah Konstitusi RI
Jl. Medan Merdeka Barat No. 6 Jakarta 10110

Acara : Ngopi bareng dan Diskusi dengan Ketua Mahkamah Konstitusi Bapak
Jimly
Asshiddiqie.

Semoga berjalan sesuai rencana.

Salam,
Agus Hamonangan

PS: Peserta sudah terdaftar.


[Non-text portions of this message have been removed]