[Forum Pembaca KOMPAS] Profesi guru
Salam moderator, saya ingin bagi-bagi informasi nih. Terutama mengingat dunia pendidikan kita saat ini yang mengalami sedikit perubahan dengan semakin banyaknya sekolah internasional. Barangkali disini ada anak-anak muda yang berniat menjadi guru dengan kualitas global. Mungkin informasi ini bermanfaat. Semoga lulus sensor yah... salam, Profesi guru Oleh : Marice Maria Sitanggang Dunia pendidikan di Indonesia akhir-akhir ini cukup menggairahkan. Lepas dari kontroversi atas keberadaan sekolah bertaraf internasional yang tidak memihak kaum lemah, hadirnya sekolah-sekolah sejenis ini telah merangsang banyak orang untuk memberi perhatian kembali terhadap dunia pendidikan kita. Profesi guru yang dulu bukan merupakan pilihan yang populer, mulai dilirik oleh beberapa anak muda sebagai profesi. Nah, tulisan ini saya tujukan untuk anak-anak muda yang berencana menjadi seorang guru. Mengenal lebih jauh tentang profesi guru sehingga anda memiliki gambaran. Penjelasan yang singkat ini jauh dari lengkap, namun saya berharap dengan membaca tulisan ini anda dapat memetakan posisi anda, sehingga dapat membantu anda membuat keputusan apakah memilih menjadi seorang guru atau tidak. Persoalan pertama yang diajukan oleh seorang calon pekerja adalah tentang penghasilan. Dahulu, hidup guru banyak yang tidak sejahtera jika ia tak memiliki pekerjaan sampingan. Namun, sekarang, jika anda seorang guru yang berkualitas, anda tak perlu risau soal penghasilan. Saat ini banyak sekolah internasional atau national plus yang membayar guru dengan nilai yang memuaskan. Rata-rata sekolah national plus memberi gaji sekitar 4 - 8 juta rupiah kepada guru lokal. Sekolah internasional bahkan berani membayar hingga 15-20 juta rupiah sebulannya. Jika anda memiliki leadership, bukan tidak mungkin anda memiliki kesempatan menjadi seorang Principal, yang tentunya memiliki penghasilan lebih tinggi, atau mungkin mendirikan sekolah sendiri? Who knows... Sebelum menilik keahlian apa saja yang harus anda miliki jika menjadi seorang guru, marilah kita lihat keuntungan apa saja yang anda dapatkan jika berprofesi sebagai guru. Pertama, memiliki banyak libur. Selain hari libur nasional, anda juga akan berlibur jika liburan sekolah: Libur hari raya keagamaan, Libur Mid Semester, libur Semester, Off hari Sabtu. Bandingkan dengan pekerja 8 to 5, yang hanya bisa berlibur kalau cutinya sudah disetujui. Kedua, memiliki kesempatan yang sangat luas membangun jaringan/networking. Jika anda berhasil membangun relasi yang baik dengan siswa, mantan siswa dan orang tua, bukan tidak mungkin suatu hari mereka akan memberikan kontribusi bagi kemajuan anda. Networking adalah aset yang patut diperhitungkan jika suatu hari anda beralih profesi menjadi pebisnis. Ketiga, kesempatan yang selalu terbuka untuk mengup-date ,up-grade keahlian dan ilmu pengetahuan. Bekerja sebagai guru pada dasarnya haruslah panggilan jiwa. Selain menuntut banyak keahlian, menjadi guru haruslah seorang yang dewasa secara emosional. Profesi anda menuntut anda sebagai panutan, karena itu anda diharapkan mampu menjadi seorang yang sempurna. Paling tidak anda harus sempurna di mata siswa. Fatal sekali, misalnya, jika sampai di depan kelas anda menunjukkan bahwa anda tidak mampu menjawab pertanyaan siswa. Siswa tidak akan dipercaya jika anda terlihat bodoh. Jika anda melakukan kesalahan seperti itu, tak berapa lama sesudahnya rasa hormat pada andapun akan sirna, kemudian anda akan tidak mampu menguasai situasi, akhirnya tidak betah. Mampu tidak mampu, anda harus tampil perfek. Sebab itu menjadi seorang guru, anda harus benar-benar menguasai ilmu yang anda ajarkan. Kalau anda tidak ahli, tidak menguasai, apalagi tidak mencintai, matematika, misalnya, janganlah menjadi guru matematika. Anda berada di tempat yang salah dan hanya akan membuat diri sendiri sengsara lahir batin. Sejalan dengan sifat ilmu pengetahuan yang bersifat dinamis, pekerjaan anda menuntut anda untuk rajin meng-up date pengetahuan. Terutama jika anda guru sains, anda sangat dituntut untuk mengikuti perkembangan. Jangan sampai anda, misalnya, mengatakan bagian dari atom ada tiga, sebab sekarang sudah empat. Jangan sampai anda mengatakan pluto adalah planet terjauh, sebab sekarang status pluto sudah berubah. Menjadi seorang guru haruslah seorang yang haus akan informasi. Karena itu, seorang guru haruslah seorang yang rajin membaca, rajin ikut diskusi, rajin ikut seminar, rajin browsing internet. Kalau anda pemalas yang hanya mampu bercuap-cuap, janganlah menjadi guru. Seorang guru yang kompeten haruslah juga seorang yang kreatif. Anda haruslah seorang perancang yang handal. Anda harus mampu merancang lesson plan. Mengajar membutuhkan persiapan. Bukan hanya mempersiapkan materi, juga strategi bagaimana mentransfer ilmu anda. Anda harus mampu membaca daya serap siswa anda sehingga anda bisa memutuskan pendekatan apa yang anda gunakan untuk menggiring siswa anda
[Forum Pembaca KOMPAS] PENDAPATAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP).
PENDAPATAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP). Baru-baru ini calon presiden Amerika dari Partai Demokrat baik itu Hillary Clinton maupun Barrack Obama dalam kampanyenya sama-sama sepakat bila salah satu dari mereka terpilih jadi Presiden Amerika Serikat berjanji tidak akan memungut Pajak bagi warga Negara Amerika yang berpenghasilan kurang dari US$ 200.000 atau setara dengan Rp1,82 Milyard setahun. Bila angka tersebut diatas dibandingkan dengan angka Batas Pendapatan Tidak Kena Pajak di Republik ini yang hanya sebesar Rp 1,1 juta perbulan atau sebesar Rp 13,2 juta setahun maka Pendapatan Tidak Kena Pajak di Indonesia hanyalah sebesar 0.73 % dibanding PTKP di Amerika. Tentulah para pembayar pajak di Republik ini tidak berharap agar Batas Pendapatan Tidak Kena Pajaknya disamakan dengan Amerika, hanya saja perbedaan yang lebih dari seratus kali ini ini apakah pantas Bagaimana wakil Rakyat di DPR dan bagaimana Menteri Keuangan sebagai perumus Kebijakan Pajak, masih mungkinkan dilakukan perbaikan, agar rakyat yang masih belum bias hidup layak diberi kesempatan meningkatkan penghasilannya dulu sebelum diwajibkan membayar pajak .
[Forum Pembaca KOMPAS] Adopsi Pohon Hutan......!!!!
*Hanya dengan 3,000 rupiah sebulan, Anda bisa menambah satu pohon di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Mari ambil bagian dalam kegiatan adopsi pohon dan penanaman pohon di kawasan Hutan Sahabat Green. Kita akan mengadopsi 5 hektar area hutan di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.Dengan menanam sekitar 2000 pohon dengan masa adopsi 3 tahun, biaya perawatan yang diperlukan adalah sebesar 72 juta rupiah pertahun. Dengan 3,000 rupiah sebulan atau 108.000 rupiah untuk masa perawatan tiga tahun, anda dapat memiliki 1 pohon atas nama anda di Hutan Sahabat Green. Kami akan mengajak anda berwisata sekaligus belajar tentang lingkungan dan melihat pohon sumbangan anda di Hutan Sahabat Green. Sumbangkan dana adopsi pohon hutan, Sahabat Green, ke rekening BCA No Rekening 5800091090 atas nama PT. Media Lintas Inti Nusantara. Bukti transfer dapat di fax ke 021-8516107 dan untuk informasi lebih lanjut anda dapat menghubungi bagian Promosi 89,2 FM GREEN RADIO dengan Septa di 021-8573388 ext. 114 dan 021-91634308. Green Radio akan mengumumkan setiap hari sumbangan Sahabat Green di acara GREEN TALK dan www.greenradio.fm * [Non-text portions of this message have been removed]
[Forum Pembaca KOMPAS] MNC Masuk, 57 karyawan Deli TV dipecat
Salam Pers! MANTAN KARYAWAN DELI TV TUNTUT HAK NORMATIF Perusahan Televisi lokal Sumatera Utara PT. Deli Media Televisi (DELI TV) yang merupakan televisi lokal pertama di Sumatera Utara telah melakukan pemecatan besar-besaran terhadap karyawannya yang telah mengabdi selama hampir 3 tahun, pemecatan tersebut dilakukan tanpa pemberitahuan sebelumnya, bahkan tanpa diberikan Hak-Hak normatif oleh perusahaan Deli Tv. Tiga tahun mengabdi bukan waktu yang sedikit bagi karyawan Deli TV, dari mulai Deli Tv yang memiliki gedung sebuah ruko di jalan timor hingga menjadi sebuah stasiun televisi yang standar saat ini di Jl. Wartawan/Intertip Medan . Pemecatan tersebut dipicu terjadinya ketidakcocokan antara sesama pemegang saham dalam pembagian keuntungan, karena Manajemen Deli Tv dibawah Direktur umum Chairman, SE dinilai tidak ada Transparansi, dan diduga banyak penyelewengan-penyelewengan yang dilakukan Direktur Umum tersebut, sehingga terjadi percekcokan antar pemegang Saham serta dengan ambisinya, Chairman, SE menjual Televisi Lokal yang merupakan Kebanggaan Masyarakat Sumut kepada MNC GROUP dengan dalih Chairman, SE dijanjikan menjabat sebagai Kabiro SUN TV Medan (milik MNC Group). Beginilah kalau pengusaha seperti PENGUASA, mereka sesuka hatinya menindas pekerja yang memang mencari uang untuk kebutuhan hidup. Penjualan televisi kebanggaan masyarakat Sumatera Utara tersebut, bukan membawa perubahan bagi karyawan Deli Tv yang tidak jelas nasibnya, tetapi justru terjadi pengangguran besar-besaran di Sumatera Utara, dimana Karyawan yang telah mengabdi selama hampir 3 tahun di pecat begitu saja tanpa ada surat PHK dan pesangon, lebih sadisnya lagi, pengumuman Pemecatan di umumkan melalui selembar kertas yang di tempelkan di meja security, seperti pengumuman kelulusan Ujian Negara siswa SMP, dalam surat pengumuman tersebut, ditulis, âBagi Nama Karyawan yang tidak tercantum namanya dilarang masuk kembali, segala pengurusan gaji terakhir akan diselesaikan pada hari berikutnyaâ. Kami Sebagai Karyawan/ i merasa terzalimi dengan terjadinya pengalihan dari pemilik lama ke pemilik yang baru. Karena dimana kami orang yang telah mengabdi selama lebih kurang 3 tahun dan memberikan loyalitas serta ikut membesarkan nama DELI TV dibuang begitu saja tanpa adanya konfirmasi ataupun pemberitahuan sebelumnya oleh Pihak Manajement DELI TV Bapak Chairman, SE, bahkan pemecatan tersebut tanpa diberikan pesangon dan surat PHK serta tanpa melalui prosedur yang ditetapkan oleh undang-undang ketenagakerjaan. Akibat Peristiwa ini mantan karyawan Deli Tv, yang ingin menikah, baru menikah dan memiliki keluarga. tidak tahu nasib keluarga dan masa depan mereka. Maka, melalui FORUM ini kami mantan Karyawan Deli Tv akan melakukan tuntutan sebagai berikut : 1. Mantan Karyawan Deli Tv MENUNTUT diaudit manajement Deli Tv dibawah kepemimpinan direktur Umum Chairman, Se alias Apin, karena diduga banyak penipuan-penipuan yang dilakukan pada pemirsa Deli Tv (Masyarakat Sumut) dalam menyiarkan Program-program kuis diantaranya âKuis Hannockâ, âWarung sehatâ dimana pada seharusnya pada perjanjian kontraknya harus disiarkan secara langsung (LIVE) ini dilakukan secara siaran ulang (TAPING) dan pemenang serta hadiah diambil oleh Direktur Umum Deli Tv Chairman, SE tanpa diketahui pemasang iklan. 2. Mantan Karyawan Deli Tv MENUNTUT Manajement Deli membayar pesangon Karyawan yang dipecat secara sepihak tanpa melalui prosedur yang ditetapkan Undang-undang ketenagakerjaan. 3. mantan Karyawan Deli Tv Meminta DPRDSU, PEMPROVSU dan KAPOLDASU mencabut hak siar perusahaan media PT. Deli Media Televisi, karena diduga tidak memiliki izin penyiaran sejak mengudara. 4. Mantan karyawan Deli Tv Meminta DPRDSU, PEMPROVSU kapoldasu mengusut penjualan Deli Tv ke Pihak Pusat dalam hal ini dibeli MNC untuk dijadikan Biro SUN TV (MNC Group), sebab izin Deli Tv hanya izin lokal bukan izin Nasional. Demikian tuntutan kami sebagai mantan karyawan Deli Tv yang dipecat tanpa memberikan hak-hak pekerja. Medan , 03 April 2008 TTD FORUM PEUDLI NASIB DELI TV Medan Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now. http://mobile.yahoo.com/;_ylt=Ahu06i62sR8HDtDypao8Wcj9tAcJ
[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Mulai 1 Mei 2008, Mobil Diparkir Liar Akan Dikunci
Hormat Kami, Setuju sekali parkir Liar di kunci. Jangankan di Boston USA ,di India pun tidak pandang bulu dari mobil sampai motor umum maupun pribadi yang sembarangan parkir( bedakan antara parkir yang pengendaranya turun mematikan kendaraannya ).Akan di GEMBOK dan atau di gerek / tarik ke kantor POLISI. Saran kami pengelolanya tetap POLISI ya mobil atau motor akan tetap di gembok atau digerek ke Kantor POLISI . Kalau di India biaya menarikkan atau menggembokkan kendaraan roda empat adalah 500 rupee (atau sekitar Rp.110.000.-) Naaah bagi kendaraan roda dua sekitar 200 rupee atau sekitar RP.40.000.-. Setiap pengambilan atau pelepasan gembok disertai kuitansi yang sah dari kantor polisi . Yaa kapan lagi memulai disiplin kalau tidak dari sekarang . Hormat kami Jahja F J P - Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now. [Non-text portions of this message have been removed]
[Forum Pembaca KOMPAS] Susahnya Mmbawa Kndaraan di Jakarta-- Kompas hrs mnulis dari sudut pndang lain
Akhirnya saya lega. Keruwetan pinggir jalan di roxy akhirnya ditulis oleh Kompas. Karena itu, saya berterima kasih. Tapi sayang, yg dipandang hanya dari sudut pengelolaan lahan parkir. Padahal masalah ini bisa dikembangkan lagi dari sudut pandang pengelolaan lahan, yg merupakan areal ruang publik. Di sepanjang jembatan layang Roxy yg baru itu, badan jalan di pakai untuk parkir ilegal (sekarang para tukang parkir yg lebih mirip preman itu memakai seragam resmi). Bukan saja parkir ilegal, tapi juga pungli. Tiap mau berputar arah, preman2 sudah siap mencegat menadahkan tangan. Kalau tak dikasih, bisa berabe urusannya. Bukan iu saja, tanaman yg ditanam di bawah jembatan layang (mungkin dimaksudkan agar tidak ditempati orang2 berdagang atau bertempat tinggal) malah tidak diurus sama sekali. Tak ada yang menyirami. Tak ada yg menjaga. Sekarang, tanaman yg pastinya memakan biaya itu bnyk yg mati. Bukan itu saja, para pejalan kaki pun sering menerobos dan menginjak seenaknya. Pengelola tdak serius menangani proyek ini. Atau memang tanaman diadakan hanya untuk memperbesar kemungkinan uang yg bisa dikorupsi? Alhasil, sekarang sudah bnyk pedagang kaki lima yg menempati kolong2 jembatan. Kalau tidak diatur (bukan diusir), bukan tidak mungkin ini akan melahirkan potensi sebagai daerah rawan kriminal. Selain itu, efek jangka panjangnya, ini yg menyebabkan mereka - para pedagang - memahami kalau mereka diijinkan pemerintah setempat utk memakai lahan itu. Hal inilah yg sering kita lihat manakala pedagang kaki lima/penghuni rumah liar marah kalau 'kediaman' mereka dibongkar paksa. Pasalnya, mereka sudah dibiarkan bertahun-tahun tanpa diusik. Sehingga mereka menyadari, bahwa mereka sudah legal. Apalagi ditambah dgn pendirian RT/RW serta pungutan. Yg entah liar atau resmi. Ironisnya, ada duapos polisi terdekat yg mengapit daerah itu, yakni Pos Polisi Roxy (dekat Jl. Biak) dan Pos Polisi Tomang (depan RS Sumber Waras). Tapi mreka hanya berpangku tangan. Macet juga dibiarin. Mati lampu juga ttp bengong. Yg Pos Polisi Roxy malah lebih sering terlihat menangkap para pelangar dan mengharap uang damai dari pada mengatur kemacetan. Atau kita bisa lihat kalau sore hari ada polisi2 yg 'nongkrong' di rel kereta api roxy, menunggu 'setoran' dari kenek metromini yg ngetem. Kompas, tulis dunk!! Atau ijinkan saya yg menulisnya. hehehe... Salam, Roy Thaniago www.thaniago.blogspot.com
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Muhaimin Gugat Gus Dur Rp 99 Miliar
Seberapa parah anda terkena polusi Orde Baru saudara Ajud Ajudri? ANTON --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, ajud ajudri [EMAIL PROTECTED] wrote: Mas Sohibmachmud telah kehilangan akal atas apa yang terjadi saat ini dinegeri carut marut. Melihat kasus bung Muhaimin beliau tambah kecewa lagi. Bisa dibayangkan seseorang yang beliau Idolakan sebagai Bapak Demokrasi ternyata tak menunjukan kenegarawanan sedikitpun. Lebih Otoriter dari yang pernah ada dinegeri ini...bak dewa mabok yang membabat apa saja yang dia mau. Kita ingat Bapak Alwi Shihab, Soefulah (lupa nama lengkapnya) yang dulu menteri sekarang bintang film bersama Yusril, dan kini Bung Muhaimin...tapi tentu ini bukan yg terakhir...yakinlah selama beliau masih bernafas tentu akan berulah. Saya yakin betul kalau mas Sohib merindukan cara ke pemimpinan Pak Harto yang bijak dan elegan, cuman malu saja mengakui. Kita tak bisa memungkiri bahwa Pak Harto Presiden Indonesia yang disegani di dunia, dan dihormati di kawasan Asia. Pertanyaannya apakah ada Presiden paska Pak Harto dalam kurun waktu 10 tahun ini yang sedikit saja mendapat tempat terhormat diantara para Presiden di kawasan Asean (saja) ? Kepada Mas Sohib tak perlu mencaci masa lalu atas hal yang buruk saat ini. Berdamailah dengan perasaan mas Sohib yang paling dalam. Melihat kejadian saat ini kita harus pintar-pintar tarik nafas yang dalam lalu hembuskan pelan-pelan.
[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Olimpiade Beijing dan Masalah Tibet
Lho, kok nggak bawa2 masalah rasial, anda malah melemparkan opini pemancing sentimen rasial?, perhatikan ucapan anda ini? Tingkah laku bhiksu2 Tibet bak Pendekar Kungfu sesat (pukul dan tendang sana- sini orang2 minoritas Han yang tak berdaya pada saat kerusuhan terjadi) Persoalannya adalah bukan masalah rasial, tapi masalah penghargaan terhadap hak hidup orang, mencabut kehidupan seseorang dengan kekerasan dan disengaja tetap saja hukumnya salah. Yang jelas permasalah Tibet adalah permasalah internasional sejak lama, apalagi belum lama terjadi pembunuhan terhadap peserta demo di sana, adalah wajar ditengah masyarakat beradab dipertanyakan kenapa sampai ada penyelesaian politik yang sampai menghilangkan nyawa. Apalagi RRC diharapkan akan menjadi model kemajuan dunia, tentunya kemajuan masyarakat yang beradab dan berbudaya menjadi salah satu variabelnya. Olimpiade adalah penting, dan mustahil membatalkannya, namun peristiwa Tibet jangan sampai menjadi kealpaan internasional. Sekali lagi gunakan akal sehatmu, Budjaaang.. ANTON --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Hendra Bujang [EMAIL PROTECTED] wrote: Salam, Lebih baik jangan mencoba membawa sentimen2 berbau ras dalam forum FPK ini, sebentar lagi masuk bulan Mei.sentimen2 berbau ras akan membuka kembali borok busuk luka lama. Apa yang dikemukakan Sdr Jusuf W memang realita sebenarnya..kita gak usah banyak bertingkah bak jagoan super hero atau polisi dunia (kalau mau berlagak jadi polisi dunia, mendingan jadi polisi luar angkasa / uchu keiji - tokusatsu jepang saja seperti trilogi gaban,sharivan dan shaider di jepang...hehhehee). Kritik dan demo itu sah2 saja, tapi jangan sampai terjebak menjadi pion-pion/antek- antek asing secara tak langsung sebagai akibat dari propaganda berita bohong yang berlebihan yang bertujuan menggugah rasa kemanusiaan. Untuk urusan HAM terlebih-lebih masalah Tibet, jangan melihat dari 1 sisi saja...Fakta yang terjadi di lapangan : 1) Tingkah laku bhiksu2 Tibet bak Pendekar Kungfu sesat (pukul dan tendang sana-sini orang2 minoritas Han yang tak berdaya pada saat kerusuhan terjadi) 2) Bhiksu2 sesat bertingkah bak Teroris (membawa bom2 rakitan dan melempar sana-sini, menyimpan senapan2 dan senjata2 lain dalam biara2 suci: bhiksu atau teroris???) 3) Kerusuhan terjadi sistematis dan terencana! Faktanya memang kerusuhan tersebut tidak terjadi secara spontanitas! 4) Propaganda media2 barat (belakangan terbukti banyak media2 besar seperti CNN, Fox TV, BBC, N-TV, RTL dll yang ngaco dan mengumbar kebohongan besar) 5) Ketakutan dan sentimen akan hegemoni China dalam segala bidang (ekonomi, politik bahkan termasuk supremasi olahraga) Nah mau ngomong apa lagi? memang faktanya begituKita yang di Indo, jangan ikut2-an sok gagah mengutuk masalah HAM Tibet karena kejadian tersebut sudah mengarah ke politik dengan membonceng masalah HAM. Dalai Lama boleh2 saja mengaku/diakui sebagai orang suci bagi sebagian orang awam atau orang2 sana yang mengaku spiritualitasnya tinggi...tapi setahu saya dalam ajaran Budhis, yang namanya orang suci gak akan pernah main politik karena tingkat kultivasi dan kesadaran-nya sudah tidak terikat oleh berbagai bentuk kehidupan duniawi! Pemuka agama yang benar tidak akan terjun dalam dunia politik kecuali dia melepaskan jubah kebesarannya Apa yang disampaikan oleh Sdr Juanda sangat tepat sekali, janganlah jadi orang yang munafik dan sok suci. Kita sendiripun tidak luput akan masalah HAM yang sampai sekarang masih berseliweran di depan mata. Olimpiade merupakan impian tertinggi bagi seluruh olahragawan/atlet, karena di ajang tersebutlah mereka dapat membuktikan kemampuan terbaik mereka. (Bagi anda yang tidak pernah menjadi atlet, tentu tidak dapat menjiwai hal ini.). Olimpiade bahkan menjadi ajang prestise dan promosi bagi setiap bangsa (kecuali pemimpin bangsa tersebut memang hobi berpolitik ria). Apa kita semua tidak bangga jika Sang Saka Merah Putih dan Indonesia Raya berkibar dan berkumandang di Beijing? Setidaknya olahraga pun dapat mengharumkan nama bangsa dan membuka mata dunia untuk mengenal Indonesia Buktikan bahwa kita pun mampu berkompetisi di ajang dunia! Dengan lewatnya obor olimpiade ke Indonesia, pemerintah dapat mengambil momentum tersebut untuk ajang promosi Visit Indonesia 2008 Jangan ikut-ikutan merusak even tersebut dengan demo2 memalukan seperti di barat sana... Salam
[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Istana Mainan Hoya
Tentang strategi janji kampanye, saya kok jadi teringat orang yang bernama Balkan Kaplale, sewaktu kampanye jadi calon anggota DPR, dia nanya dulu ke Lurah tempat dia kampanye Kapan jalan akan dibangun kalo lurahnya menjawab dua bulan lagi, maka di depan massa dia teriak-teriak Jalan akan dibangun dua bulan lage... rakyat yang mendengarkannya senang, dan akhirnya memang jalan dibangun, tapi bukan karena pengaruh Balkan, karena memang sudah ada anggarannya jalan dibangun, jadi Balkan hanya janji bocoran aja. Masih ingat Balkan Kaplale? dia ketua Pansus RUU APP, yang rame bulan Maret 2006 lalu dan nafsu banget ngejar proyek penyelesaian RUU APP yang pro kontra itu. Entahlah proyek RUU APP itu ada duitnya apa nggak? ANTON --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED] wrote: Oleh BUDIARTO SHAMBAZY http://kompas.com/kompascetak/read.php? cnt=.xml.2008.04.19.00590529channel=2mn=154idx=154 Jika mau terpilih lagi jadi presiden, gubernur, bupati, atau lurah, syaratnya mudah: jangan nganggur. Itu dibuktikan Gubernur Sumbar Gamawan Fauzi, Bupati Kebumen Rustriningsih, dan lurah saya. âPemimpin penganggurâ tak berbakat jadi pemimpin karena terpilih untung-untungan. Setelah memerintah, ia menghabiskan dana, tenaga, perhatian, dan waktu untuk ngurusin musuh- musuhnya. Dalam masa jabatan lima tahun, âpemimpin pekerjaâ bekerja 2-3 tahun saja, selebihnya leha-leha. Pemilih di negeri ini baik hati dan tak suka berharap muluk. Masa 2-3 tahun itu dikenang manis para pemilih yang baik hati. Saat kampanye pemilihan masa jabatan kedua mulai, pemimpin pekerja tak perlu ngutang atau melégo harta untuk dana jualan citra. Beda dengan pemimpin penganggur yang antiteori. Mereka nekat mengumbar janji surga dan didukung uang yang âtak ada sérinyaâ sampai menimbulkan histeria massa. Setelah terpilih terbukti ia pemimpin penganggur yang lebih suka leha-leha. Menurut teori mantan Menkeu Bambang Subianto, ibarat sepak bola, pemimpin penganggur gemar pola permainan â2-1-2â. âMenurut pola 2-1-2, jumlah pemain cuma lima,â saya tanya Pak Bambang. âOh, yang enam kena kartu merah,â jawabnya. Nah, menurut pola 2-1-2 di dua tahun pertama pemimpin penganggur sibuk konsolidasi tiada henti. Ia menempatkan sesama anték penganggur di mana-mana, gonta-ganti timnya, dan melampiaskan aneka hobinya. Setelah itu, ia mau coba kerja serius satu tahun di tengah. Namun, berhubung terbiasa nganggur dan dihanyutkan aneka hobi, ia mirip anak balita yang sukar konsentrasi karena kurang perhatian. Pada dua tahun terakhir masa jabatannya, ia kalap. Ia mengira âbekerja sama dengan kampanyeâ agar bisa terpilih kembali. Namun, seperti kata lagu Panbers, âTerlambat sudah, terlambat sudah/Semuanya tâlah berlaluâ. Pemimpin penganggur tidak hanya dikalahkan lawan-lawannya, tetapi juga dipermalukan pemilihnya. Jadi, pelajaran paling berharga bagi yang menang di Pilgub Jabar dan Sumut: jangan jadi pemimpin penganggur. Partai-partai pemenang Pilgub Jabar dan Sumut membuktikan rekrutmen kaum muda berhasil. Partai-partai yang kalah dapat pelajaran berharga juga, yakni jangan pernah lengah. Dan, yang menang dan yang kalah tetap dapat suara sebagai tanda rakyat masih percaya partai. Meski MK membolehkan calon perseorangan/independen boleh ikut dalam pilkada, mereka kurang bertanggung jawab. Mereka tak punya ideologi, AD/ART, organisasi, dan seterusnya. Betul istilah Rizal Ramli, mayoritas pemilih Jabar dan Sumut ogah memilih âmobil bekasâ (incumbent) dan âtank mogokâ (jenderal purnawirawan). Namun, calon perseorangan tak ubahnya âmobil dan tank mainanâ. Jangan buru-buru memvonis wajah-wajah lama sama dengan mobil bekas. Dalam kondisi ekonomi yang sulit, mobil bekas lebih murah ketimbang mobil baru. Dan, pedagang mobil di mana pun sama. Mereka pasti bilang mobil Anda loyang dan mobil mereka emas. Dan, kalau tak mau naik mobil, masih bisa jalan kaki alias jadi golput. Jumlah golput yang sepertiga dari total pemilih di Pilgub DKI, Jabar, dan Sumut pertanda demokrasi makin sehat. Mudah membaca fenomena tank mogok yang diawali kegagalan dua jenderal purnawirawan, Tamlicha Ali dan Djali Yusuf, di Pilgub Aceh. Padahal, Tamlicha putra Aceh dan Djali bekas panglima kodam di sana. Kegagalan mantan jenderal pertanda rakyat meragukan strong leadership. Di masa yang penuh cobaan ini dibutuhkan pemimpin pekerja yang bernuraniâtak melulu yang âserba kuatâ. Namun, kepemimpinan ala jenderal purnawirawan tetap relevan. Ada kemungkinan Sutiyoso, SBY, Wiranto, dan Prabowo Subianto mencalonkan diri sebagai presiden tahun depan. Posisi mereka tak mudah. Apalagi Megawati Soekarnoputri dan PDI-P plus Jusuf Kalla dan Golkar makin populer di tingkat nasional. Debacles di Aceh, Jabar, dan Sumut wajib diantisipasi melalui microtargeting pemilih yang berubah. Pilpres
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Mulai 1 Mei 2008, Mobil Diparkir Liar Akan Dikunci
Berapa milyar lagi dana ngalir.Aturan jenius buat bikin kaya para penggemar pungli ANTON --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Lisman Manurung [EMAIL PROTECTED] wrote: Mobil yang parkir liar di sepanjang ruas-ruas jalan Jakarta akan dikunci. Ok. Di kampus UI ada aturan demikian itu. Roda mobil yang parkir liar dikunci, dan kemudian untuk membuak kunci dikenakan denda Rp 200 ribu. Jadinya, sejak diterapkan tak satupun pengendara yang berani parkir liar. Nah, di DKI Jakarta peraturan ini akan diterapkan mulai tanggal 1 Mei ini, dalam arti tinggal 13 hari lagi. Pertanyaan saya, jika ada bisnis kunci palsu parkir bagaimana? Jika pebisnis itu adalah asli tapi palsu, dalam arti orang dalam yang bermain gimana? Jangan lupa, di kampus UI, penguasa ketertiban adalah jelas, yakni sat-pam kampus yang posnya ada di mana-mana. Dan, tidak ada kelompok LSM semisal FBR atau yang lain di situ. Bagi saya, yang perlu adalah Dishub dari sekarang sudah harus menyiapkan tim pengkaji kegagalan program. Alasannya? Jika belum efektif agar segera dievaluasi...
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Mulai 1 Mei 2008, Mobil Diparkir Liar Akan Dikunci
Pak Wal Suparmo, Salah satu cara ngurus infrastruktur adalah dengan peraturan, penegakkan... dan termasuk pricing.. ga mungkin terus-2an membangun.. lahan kota terbatas... duit juga terbatas.. lebih baik utk menggratiskan sekolah daripada pelebaran jalan.. (political choice siih.) justru kalau liar... bukan artinya tidak ada duit dan tidak basaah.. justru banjirr.. tp masuk kantong preman.. jadi.. udah jalan macet karena badan jalan dipakai parkir ... duitnya ga masuk kas Pemda.. perlu diingat.. bahwa parkir di badan jalan adalah bentuk 'privatisasi ruang publik'.. karena parkir adalah kepentingan privat.. sedangkan kelancaran jalan adalah kepentingan publik. sekarang dengan adanya kejelasan aturan, setidaknya LSM bisa lebih mentargetkan monitoring... kalau dulu kan menggugat hantu... kalau sekarang akan lebih jelas.. salam, -K- 2008/4/19 wal.suparmo [EMAIL PROTECTED]: Salam, Horr! Duit lagi! Kalau pemerintah DKI tidak sanggup mengurus infrastuktur lebih baik dinyatakan DKI tertutup UNTUK MOBIL BARU.Mobil baru hanya untuk eksport saja. Wasalam, Wal Suparmo
[Forum Pembaca KOMPAS] Hari Kartini
Halo Kartini2 , apakabar, apa kalian merasa sekarang target ibu Kartini sudah tercapai Koq sayaq sendiri belum terlalu merasakan itu ya. Kita lihat saja kalo kita menonton sinetron, apa yang anda2 rasakan sebagai Kartini. Saya sendiri, masih melihat banyak pelecehan yang dilakukan oleh para sutradara, dan producer sinetron. Dan para Artispun mau lagi melakukan tanpa banyak protes atau bersikeras untuk melakukan yang berbeda agar bisa mengangkat haraga diri kaum Kartini. Coba kita simak figur-figur perempuan itu selalu di mage kan, CEREWET, GALAK, GAK FLEKSIBEL, SELALU SEBAGAI TOKOH YANG MEMAKSAKAN KEHENDAK, GAK PUNYA EMPATI, SENANG MERUSAK, MENGOSIP YANG GAK JELAS, SELALU MENYBERKAN FITNAH, DAN MENJADI TOKOH YANG TIDAK BISA MEMAAFKAN ORANG LAIN. Dan opositenya bila dia baik, maka dia akan menjadi tokoh YANG SANGAT LEMAH, TIDAK BERKEPRIBADIAN, TIDAK BISA BERPIKIR LOGIS, TIDAK MEMPUNYAI KEMAMPUAN UNTUK BERTAHAN KARENA SELALU HARUS MENGALAH, TIDAK MEMPUNAYI KERABAT YANG SIAP MEMBANTU, TOKOH YANG SELALU DI ISOLASIKAN DARI KEHIDUPAN SOSIAL. pertanyaan saya benarkan perempuan Indonesia seperti itu sama sekali tidak berkarakter, mana jiwa Kartininya Dan siapa yang salah dalam hal ini??? Sutradaranya kah, Producernyakah atau memang publik kita yang menginginkan seperti itumohon bantuannya Salam Kartini, Ratih Gandasetiawan
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Berterimakasihlah kepada Slank
kalo emang jujur dan gak korupsi, kenapa musti marah-marah? mending introspeksi diri. kekuasaan dan materi hanya sementara, milik dunia yang fana... baik yang diperoleh dari kerja keras dan halal maupun tidak... tapi semua yang dilakukan di dunia harus dipertanggungjawabkan di akhirat... sebelum terlambat, bertobatlah.. --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED] wrote: Oleh DAHONO FITRIANTO http://kompas.com/kompascetak/read.php?cnt=.xml.2008.04.13.01202536channel=2mn=154idx=154 Mau tau gak mafia di Senayan? Kerjanya tukang buat peraturan Bikin UUD, ujung-ujungnya duit Itulah sepenggal lirik lagu populer yang membuat sebagian anggota Dewan Perwakilan Rakyat mencak-mencak pekan lalu. Bahkan, Badan Kehormatan DPR sempat mau memperkarakan Slank sebagai pencipta dan pembawa lagu itu meski mencabut niatnya. Lagu berjudul Gosip Jalanan itu salah satunya yang dibawakan Slank saat berkunjung ke Kantor Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Maret lalu, sebagai bentuk dukungan terhadap langkah pemberantasan korupsi. âKami membuat satu kompilasi khusus lagu-lagu Slank dari 1990-2007 yang isinya tentang korupsi, sebagai hadiah buat KPK,â ujar penabuh drum Slank, Bimbim, di Gang Potlot, Jakarta Selatan, hari Kamis (10/4). Tak ada satu pun kata âDPRâ atau kata lain yang secara eksplisit menunjuk lembaga tersebut atau anggotanya dalam keseluruhan lagu itu. Jika ada sebagian anggota DPR�yang kantornya memang di daerah Senayan�merasa mereka yang dimaksud sebagai âmafia di Senayanâ, dalam beberapa hal jangan-jangan mereka sedang âmembongkar borok sendiriâ. Dan masyarakat pun seperti mendapat bukti konkret saat beberapa hari setelah ribut-ribut soal lagu itu, salah satu anggota DPR benar-benar diringkus KPK karena dugaan korupsi. Tak cuma âmafia di Senayanâ yang disebut dalam lagu. Bait- bait sebelumnya, Slank menyinggung tentang mafia narkoba, mafia peradilan, mafia pemilu, âmafia selangkanganâ. Lagu itu pun bukan lagu baru. Gosip Jalanan adalah salah satu lagu dalam album âPLURâ (singkatan dari peace, love, unity, respect) yang dirilis Slank tahun 2004. âKami membuat lagu itu karena merasa sudah muak dengan sistem yang berlaku. Seharusnya pihak-pihak yang dimaksud dalam lagu itu berterima kasih karena sudah kami ingatkan,â imbuh Bimbim yang mendirikan Slank bersama vokalisnya, Kaka, 1990 lalu. Saluran isi hati Ribut-ribut tentang lagu Gosip Jalanan ini mengingatkan bagaimana musik atau segala bentuk seni merupakan medium paling efektif untuk menyuarakan aspirasi dan isi hati rakyat kepada penguasa. Menurut Acil Bimbo, lagu Slank perlu dipahami sebagai respons wajar dari seniman tentang kondisi di sekelilingnya. Dari masa ke masa, penggubah lagu di negeri ini melakukan hal serupa Slank. Acil menyebutnya âtonggak gambaran zamanâ. Dalam bukunya, Dance of Life: Popular Music and Politics in Southeast Asia, Craig A Lockard mencatat, penggunaan lagu-lagu populer sebagai media mengkritik penguasa sudah dilakukan di Indonesia sejak era kolonial. Pada era pendudukan Jepang hingga revolusi fisik akhir 1940-an, lagu-lagu keroncong, yang populer melalui siaran radio era itu, digunakan sebagai senjata untuk melawan penjajah berkuasa. Lockard juga menyebut, kebangkitan kembali pop Indonesia pada dekade 1970-an juga dimanfaatkan musisi untuk menyentil perilaku penguasa dan keluarganya. Salah satu lagu yang kemudian dilarang beredar adalah Tante Sun yang dibawakan Bimbo. âBimbo dianggap menyairkan kesenyapan suara nurani. Ibu-ibu pejabat tiba-tiba pandai berbisnis dan rakyat hanya bisa menonton, tentunya sambil menggerutu dan tak berani bersuara,â kenang Acil tentang lagu yang ditulis Sam Bimbo dan populer pada 1977 itu. Lebih telanjang Rhoma Irama dan Iwan Fals juga disebut Lockard sebagai dua musisi yang secara menonjol menyampaikan kritik kepada pemerintah di masa puncak kekuasaan Orde Baru. Tentu, latar belakang kondisi sosial politik yang berbeda di setiap zaman membuahkan hasil lain pula. Pada era represif, misalnya, seniman dituntut kreatif dan pandai-pandai menulis lirik untuk menyentil perilaku penguasa. Musisi Franky Sahilatua masih ingat 15 tahun lalu, sebagian besar musisi, termasuk dirinya, masih menggunakan kata-kata kiasan untuk mengkritik pemerintah. Di era reformasi dan keterbukaan saat ini, lirik lagu-lagu kritis dibuat lebih telanjang. âItu karena telinga mereka (para pejabat) sudah terlalu tebal,â ujar Franky, yang menulis lagu Aku Mau Presiden Baru, 2007 lalu. Acil menambahkan, semua pihak tak perlu reaktif terhadap lagu mana pun, termasuk Gosip Jalanan. Menurut dia, manusiawi jika sebagian anggota DPR tersinggung dengan isi lagu itu. Namun, ketersinggungan mereka harus dengan
[Forum Pembaca KOMPAS] Publik Kecam Kebiasan Merokok Sebagian Peserta dan Panitia PNLH X Walhi
Publik Kecam Kebiasan Merokok Sebagian Peserta dan Panitia PNLH X Walhi PNLH X Walhi, Jogjakarta. Kebiasaan merokok sebagaian besar peserta (dan juga panitia) PNLH X Walhi akhirnya mendapat kecaman dari sebagaian masyarakat. Pada umumnya publik menyayangkan 'ketidakmampuan' para aktivis untuk menahan konsumsi rokok yang didalamnya terdapat racun yang sangat merusak kesehatan. Berikut sebagaian kecaman publik tersebut. klik di:http://pnlh.walhi.or.id/content/view/179/1/ - Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now. [Non-text portions of this message have been removed]
[Forum Pembaca KOMPAS] Sang Monster di dalam Diriku !
Tidak bisa dipungkiri, bahwa hampir disetiap diri manusia di kolong langit ini ada Monster yang turut mengatur gerak-gerik maupun jalan kehidupan kita. Bahkan Monster inilah yang sebenarnya menjadi Penggerak hidup kita. Monster ini selalu dalam keadaan lapar dan tidak tidak pernah bisa dipuaskan maupun dipenuhi entah dengan apapun juga. Kita baru akan bisa merasa senang/tenang sejenak, apabila keinginan Monster ini terpenuhi. Hanya sayangnya begitu kita beri dia makan, langsung timbul rasa lapar maupun kebutuhan/keinginan baru dari sang Monster. Demi memenuhi kebutuhan Monster ini kita bersedia melakukan apa saja. Bukannya hanya sekedar bekerja siang malam, mereka juga bersedia untuk mengabaikan keluarga maupun mengorbankan apa saja. Bahkan banyak juga yang bersedia untuk melakukan kejahatan, mulai dari menipu, korupsi maupun membunuh hanya demi memenuhi kebutuhannya Sang Monster ! Sang Monster ini dalam bahasa Inggris disebut Desire atau dalam bahasa Indonesianya bisa diterjemahkan sebagai Keinginan/Nafsu atau lebih tepatnya disebut sebagai Hasrat. Berdasarkan filsuf Perancis - René Descartes (1596 1650) dalam bukunya yang berjudul Passions of the Soul (Les passions de l'âme), bahwa manusia itu memiliki enam passion (emosi) yaitu: Kekaguman, Cinta, Kebencian, Kebahagiaan, Kesedihan dan Hasrat, tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa dari semua emosi ini penggerak utamanya adalah Hasrat/Keinginan baca Sang Monster ! Sejak kecil kita sudah memiliki hasrat atau keinginan/impian/cita- cita dsb-nya. Hasrat anak-anak tentu berbeda dengan orang dewasa, hasrat seorang remaja mungkin berbeda dengan sorang lansia, begitu juga hasrat dari orang miskin tidak akan sama dengan hasrat dari orang kaya. Tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa setiap orang memiliki keinginan hanya keinginan sajalah yang berbeda-beda. Jangankan manusia biasa Nabi bahkan Sang Pencipta pun memiliki hasrat, misalnya mereka ingin umat-Nya bertobat. Hasrat/Keinginan itu beda dengan Kebutuhan. Kebutuhan bisa terpenuhi, misalnya kebutuhan hidup untuk makan dan minum, tetapi keinginan ini sukar, masalahnya pada saat keinginan/hasrat yang satu terpenuhi, akan segera disusul oleh hasrat baru. Misalnya saya belajar, karena berhasarat ingin dapat gelar. Setelah dapat gelar timbul hasrat baru ingin dapat pekerjaan, setelah itu ingin dapat pangkat dan seterusnya. Hasrat SBY sudah tercapai untuk jadi Presiden apakah ia puas, tidak ! Karena timbul hasrat baru dimana dia ingin dipilih lagi. Tidak bisa dipungkiri pula, bahwa banyak orang Ngambek kepada Sang Pencipta karena Hasratnya tidak dikabulkan. Boro-boro manusia sehat, manusia yang mau kojor sekalipun masih punya hasrat, misalnya masih ingin ketemu anak cucunya, ingin dikuburkan dimana ataupun ingin naik sorga. Psikonanalis Perancis Jacques Lacan menilai bahwa hasrat itu sudah merupakan kodrat manusia yang akan selalu berada dalam kekurangan. Manusia itu tidak akan pernah merasa puas oleh berbagai macam keinginan yang akan selalu timbul tiada hentinya. Misalnya pada saat kita jalan-jalan ke Mall, nonton TV dan melalui berbagai macam media hasrat baru Anda akan selalu dibangkitkan/ditimbulkan oleh mereka. Lacan membagi hasrat itu dalam empat jenis keinginan: - Berhasrat menjadi obyek cinta misalnya ingin dikagumi, dikasihi - Berhasrat menjadi orang lain misalnya mang Ucup ingin jadi Elvis - Hasrat ingin memiliki seseorang ataupun sesuatu - Hasrat ingin dimiliki/dihasrati oleh seseorang Mereka yang bergerak dibidang periklanan harus menguasai hasrat dari customernya. Misalnya Lux menjanjikan kulit putih, kepada para pemakainya. Iklan ini tentu tidak akan berlaku di Eropa, dimana kebanyakan orang sudah memiliki kulit putih. Pemimpin atau Salesman yang sukses adalah mereka yang mengetahui hasrat dan bisa memberikan harapan bagi para customernya, hal ini berlaku bukan saja dalam bidang politik, bisnis tetapi dikalangan agamist pun sama. Begitu juga dengan Anda; akan menjadi seorang penulis yang sukses apabila mengetahui keinginan dari para pembacanya. Tokoh politik yang paling piawai dan mengetahui kebutuhkan rakyatnya adalah Obama. Selain ia mengetahui kebutuhan para pemilihnya ia juga apat memberikan harapan melalui janjinya `YES WE CAN ! Mang Ucup yang berhasrat ingin kawin lagi Email: [EMAIL PROTECTED] Homepage: www.mangucup.org
[Forum Pembaca KOMPAS] Mengantisipasi Kecurangan dalam UN + Pungutan
Mas Agus dan Rekan FPK, Mohon maaf tulisan berikut tidak dari Kompas, tapi dari milis tetangga. Dari segi sisinya, rasanya cukup relevan untuk kita simak bersama, khususnya di musim UN ini. Tulisannya ada di bawah ini. Salam Mulyadi === Dear all, Menarik sekali persoalan UN ini, sebagian besar masyarakat kita selalu berteriak tentang kecurangan dalam menjawab soal-soal UN. Tetapi yang sering luput dari perhatian kita adalah pungutan atau upeti wajib bagi sekolah selama pelaksanaan UN. Dalam setiap pelaksanaan ujian nasional ataupun ulangan umum, hampir selalu ada edaran ketentuan rencana pembiayaan sekolah dalam rangka Ujian Nasional, diantaranya sebagai berikut : 1. Insentif Pengawas Ruangan Rp. 30.000,- per mata pelajaran 2. Transport Pengawas Ruangan Rp. 25.000,- per hari 3. Konsumsi Pengawas Ruangan Rp. 15.000,- per hari 4. Pengawas Pembina Rayon Rp. 1,5 juta s/d Rp. 2 juta tiap rayon 5. Tanda Tangan Ijasah (untuk kepala sekolah) Rp. 7.500,- per siswa 6. Tanda Tangan DANUN (untuk kepala sekolah) Rp. 7.500,- per siswa 7. Transport Tim Independen Rayon Rp., 500rb s/d Rp. 1 juta. 8. Konstribusi ke Dinas dari Rayon Rp., 500 rb,- 9. Transport Tim Pengawas Independen ke sekolah Rp. 250.000,- 10. Monitoring pelaksanaan UN oleh Kadis Propinsi sampai dengan sopir dinas pendidikan antara Rp. 500 rb sampai dengan Rp. 50.000,- Ada hal-hal yang masuk akal untuk diberikan, tetapi ada hal-hal yang sebenarnya tidak masuk akal untuk diberikan. Pertanyaannya, Bukankan monitoring itu tugas yang memang harus dilakukan oleh meraka yang diberikan tugas, dan dari dinas pendidikan pun pastilah sudah ada anggaran untuk transport kepada mereka, mengapa harus diberikan lagi. Lalu darimana dana itu diambil? Mengapa Tim Independen yang datang ke sekolah harus diberikan uang transport lagi? Bukankan mereka sudah diberikan dana untuk melakukan itu? Menyedihkan sekali memang, Mungkin mereka tidak memintanya, tapi dari pihak sekolah sendiri yang merasa ada suatu kewajiban untuk memberikan itu dengan berbagai alasan. Tidak enak kalau tidak memberi, sudah menjadi kebiasaan, ada titipan pesan dan sebagainya. Saya bukan tidak setuju dengan hal itu. jikalau kita menyampaikan itu dengan tulus sebagai tanda ungkapan syukur buat saya tidak menjadi persoalan, tetapi kalau sampai harus di atur dan dibuat suatu ketentuan, saya sangat tidak setuju. Kenapa ? Tidak semua sekolah mempunyai kemampuan dana yang memadai, kalau dipaksakan pada akhirnya siswa juga yang diperkosa. Ini adalah fakta, dan hal ini sudah berlangsung demikian lama dan tidak ada keberdayaan dari pihak sekolah untuk melakukan penolakan untuk tidak melakukan hal ini. Mengenai kepala sekolah diberikan insentif untuk setiap tanda tangan ijasah dan DANUN, tergantung darimana kita melihatnya. Ada yang mengatakan itu sebagai uang lelah untuk kepala sekolah. Tapi kalau dipikirkan lebih dalam lagi, bukankah itu sudah merupakan kewajiban kepala sekolah? Apakah jika tidak ada insentifnya lalu kepala sekolah tidak bersedia tanda tangan? Semua biaya itu pada akhirnya khan dikembalikan lagi pada biaya yang harus ditanggung oleh setiap siswa. UN adalah proyek, sama halnya dengan ulangan umum bersama, ada pungutan yang diambil dari siswa dan dikumpulkan untuk membiayai hal itu. Apakah semuanya untuk pembiayaan program itu? Ternyata tidak, karena secara terang-terangan mereka memberikan insentif (back service) kepada kepala sekolah, misalnya biaya UAS atau Ulangan Umum yang harus disetor ke dinas pendidikan atau rayon atau MKS sejumlah Rp. 35.000,-/persiswa, maka ada sebagian dana yang dikembalikan untuk kepala sekolah yang katanya untuk biaya operasional kepala sekolah, misalnya Rp. 5.000,- per siswa. (Lumayan, untuk 200 siswa x Rp. 5.000,- = Rp. 1.000.000,-) . Apakah hal itu dibenarkan? Sebenarnya sangat mudah untuk menjawabnya, tapi ternyata sulit untuk benar-benar menjawab secara jujur sesuai dengan hati nurani kita. Saya tidak tahu harus bagaimana dengan situasi pendidikan di negara kita, adakah dari kita ada yang dapat dilakukan? Ataukah hanya saya yang merasa aneh dengan situasi seperti ini? Eka Harijanto [EMAIL PROTECTED] net.id wrote: SUARA PEMBARUAN DAILY - - - - - - Antisipasi Kecurangan dalam UN */Oleh/ Paulus Mujiran* Tanggal 22-24 April 2008, UN diselenggarakan untuk tingkat SMA dan sederajat, 5-8 Mei untuk SMP dan sederajat. Adapun, 13-15 Mei untuk SD dan sederajat. Ketiga UN itu diperkirakan diikuti sekitar 10 juta siswa, meliputi 5 juta siswa tingkat SD/MI, 3 juta siswa SMP/sederajat, dan 2 juta siswa SMA/sederajat. Tahun 2008, nilai standar kelulusan UN dinaikkan, dari 4,5 menjadi 5,0. Yang perlu mendapat perhatian dalam pelaksanaan UN adalah munculnya kecurangan-kecurang an yang menodai UN. Tahun lalu kecurangan dalam UN menjadi
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Harmoko: Hari-hari Omong...
Ikut sistem perlu. Tapi lebih penting lagi lihat-lihat dulu sistemnya. Akhir '70an silam banyak hantu bergentayangan di kelompok-kelompok pemuda mahasiswa untuk menggiring pemikiran mereka dengan mantra ikut berjuang dari dalam atau semacam itu. Sebuah mantra yang menyihir banyak orang muda menyingsingkan lengan baju lalu serabutan masuk ke dalam sistem; jadi 'agen pembenah' ceritanya. Ada yang menyusup di cabang-ranting, ada yang langsung menerkam akar sistem yakni: Golkar. Namun apa lacur, sepanjang 20 tahun lebih hampir semua agen pembenah itu justru hanyut terseret arus sistem. Sisanya yang coba bertahan sampai sekarang pun tidak bisa berbuat banyak karena kedua tangannya dia perlukan untuk tetap bergelantungan di akar beringin... Jadi, kalau memang punya semangat revolusioner sebaiknya disalurkan untuk merevolusi sistem saja. Bukan yang lain. From: Haniwar Syarif [EMAIL PROTECTED] : kali orangtru a lebih semangat dari orang muda, : sy baca tulisan mas Fajroel di Kompas yg anggap yg : menag itu Golput... , dan PKS.., : : nah saya nggak setuju...kalau golput menang.. lha : tahu maunya apa aja belum tentu.. beda dgn PKS.. : : saya pikir ..kalau para golputer ini mau menang dan : merasa mereka sebeanrnya satu tujuan..., ya bikin : partai ... rebut kekuasaan ... , jadilah pemimpin yg : memajukan Indoensia : : jangan ada di pinggir jalan terus teriak menang. : : jadilah seperti PKS.. bikin partai..ikut dalam : sistim : : jadi lah spt ornafg tua tua itu.. ikut dalam sistim : : kalau nggak mau ikut sistim yg ada ?? ya bikin : revolusi lah... nggak ikut sistim ..juga ngak : revolusi ..go nowhere.. : : mau tua mau muda... silahkan ikut dalam sistim : ini... : : Salam : : Hanwar
[Forum Pembaca KOMPAS] Aksi Dukungan Kepada Ahmadiyah (URGENT)
Teman - teman kita akan mengumpulkan nama Lembaga atau Personal yang akan mendukung aksi PENOLAKAN KEPUTUSAN BAKORPAKEM soal pelarangan Ajaran Ahmadiyah di Indonesia. Kemudian hasil dukungan ini akan kita kompilasi menjadi satu bundel yang akan kita serahkan kepada pihak Pemerintah, DPR RI, Kejaksaaan Agung dan Bakorpakem, serta media. Selain itu diharapkan kumpulan dukungan ini dapat menjadi bahan advokasi bahwa ada rakyat Indonesia yang menolak keputusan Bakorpakem tersebut. Untuk kelancaran kegiatan aksi bersama ini, kami butuh dukungan teman - teman semua untuk menyebarkan informasi ini kepada siapapun. Data yang kami butuhkan adalah : Nama : Asal (Lembaga / Personal ) : Telp (jika perlu) : No. Identitas : Alamat : Demikian informasi ini, kami berharap kerjasamanya sebagai bagian aksi nyata bagi keutuhan bumi Indonesia yang sangat pluralis. Kami mohon bantuan teman - teman untuk mengirimkan data - data diatas kepada penanggungjawab pengumpul data. Hartoyo Email : [EMAIL PROTECTED] Hp : 0813 7619 2516 NB : 1. Untuk aksi ini Toyo sempat diskusi dengan Ibu Musda Mulia Via telpon, dan Ibu Musda akan membantu follow up hasil kompilasi dukungan ini. 2. Dukungan juga bisa dikirimkan via sms ke no hp Toyo ( 081376 192516), begitu juga bisa dilakukan oleh teman - teman yang lain via sms. Kemudian hasilnya dikirimkan via email kepada Toyo untuk dikompilasi. 3. Paling lambat pengumpulan tanggal 23 April 2008 Setiap suara sangat berarti untuk aksi ini. Wasalam Hartoyo Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now. http://mobile.yahoo.com/;_ylt=Ahu06i62sR8HDtDypao8Wcj9tAcJ [Non-text portions of this message have been removed]
[Forum Pembaca KOMPAS] Reminder
Oleh Samuel Mulia http://kompas.com/kompascetak/read.php?cnt=.xml.2008.04.20.12453941channel=2mn=178idx=178 âDuhâ¦apaan sih tulisan lo minggu lalu. Bosen, deh. Diulang-ulang. Enggak ada apa- apanya.â Begitu kira-kira percakapan teman saya di telepon menanggapai tulisan saya tiga minggu lalu. Sejujurnya bukan hanya teman saya yang mengatakan demikian. Beberapa pembaca juga mengirimkan surat elektronik senada. Diulang-ulang. Itu memang sangat membosankan. Padahal saya sudah mengemasnya sedemikian rupa supaya kesan mengulang tak terasa, ternyata terasa juga. Mungkin, teman saya itu manusia yang patut dijadikan contoh. Diingatkan sekali saja cukup. Makanya, ia merasa artikel saya itu tak ada apa-apanya. Wah, saya benar mesti belajar dari teman saya itu. Karena saya menulis berulang-ulang hal yang sama, karena saya selalu gugur di tengah jalan dengan berulang- ulang, berkali-kali melakukan hal yang sama, yang tidak benar, yang enak sejenak itu. Manusia vs Sang Khalik Dari kecil orangtua saya adalah reminder. Dan saya sangat tidak menyukai itu. Saya diingatkan lagi dan lagi dan lagi untuk menabung, dan jangan hidup royal- royal. Saya bosan dan saya tidak suka diperingati. Karena saya senang hidup royal. Saya merasa saya sudah cukup dewasa untuk tidak diingatkan. Saya merasa tersinggung karena peringatan berulang-ulang itu adalah pernyataan mereka secara tidak langsung mereka tidak setuju saya hidup royal. Memang benar adanya, saya selalu sering tersinggung karena apa yang diingatkan orang kepada saya itulah yang sejujurnya saya lakukan. Jadi, kalau diingatkan seperti maling kepergok. Peringatan yang berkali-kali dan berulang-ulang pun terjadi di rumah ibadah. Setiap kali akan memulai kebaktian, seorang petugas berdiri di depan mimbar dan memperingatkan jemaat untuk mematikan telepon genggam sebelum acara dimulai. Peringatan itu sudah berulang kali dilakukan, diumumkan. Bertahun lamanya. Saya merasa peringatan itu membosankan, kayak anak kecil saja. Apalagi sekarang kan telepon genggam bisa di-silent, bahkan bisa digetarkan, kenapa mesti dimatikan? Bayangkan kalau urusan bisnis bisa dilakukan lewat SMS di rumah ibadah, mengapa mesti dimatikan? Risikonya berat, apakah rumah ibadah mau bertanggung jawab kalau klien saya memutuskan tidak jadi berbisnis sama saya gara-gara telepon genggam yang mati selama enam puluh menit, kadang lebih dari itu? Kemudian datang masanya saya bisaâdan kebetulan mauâ mempertanyakan diri saya sendiri. Pertanyaannya demikian. Mengapa peringatan itu masih saja diumumkan sampai hari ini, sampai hari saya menulis Parodi ini beberapa jam setelah mendatangi rumah ibadah itu? Karena mereka masih melihat banyak manusia bandel seperti saya, yang tak merasa bersalah membawa telepon genggam yang menyala dan yang di-silent-kan atau yang digetarkan di rumah ibadah. Peringatan itu bukan sekadar untuk mematikan alat komunikasi itu. Pengumuman yang berulang kali itu untuk mengingatkan saya bahwa datang ke rumah Sang Khalik ada sopan santunnya. Kalau SBY saja bisa marah karena ada orang tidur saat mendengarkan pidatonya, bisakah Anda membayangkan saya asyik-asyik SMS di depan SBY kalau beliau memanggil saya? Untuk SBY saya tak akan melakukan itu, saya akan datang dengan aturan sesuai protokol kenegaraan, saya akan santun di depan beliau. Bahkan mungkin saya hanya bisa menganggut-anggut. Akan tetapi, buat Sang Khalik? Nanti dulu. Saya bahkan bisa datang dengan mengenakan bermuda dan T-shirt saja. Saya memberi yang terbaik untuk manusia dan jarang berpikir melakukan itu untuk Tuhan. Padahal, setiap pagi yang mampu memberi saya nyawa untuk memampukan saya bisa menjerit lagi yaaa... sang Khalik, bukan? Nah, hal terakhir ini sudah saya tulis berkali-kali, semoga Anda tak merasa bosan, tak merasa artikel saya ini tak ada apa-apanya. Borok Peringatan yang berulang- ulang sejujurnya baik untuk saya. Seperti perbuatan mesum dan perilaku saya yang jahat, yang bertahun lamanya saya lakukan. Yang memperingati saya ada âsejutaâ orang. Dan saya marah karenanya. Meski pada saat sendiri, saat saya tak berada di lingkungan yang membuat saya kesal itu, nurani saya seringkali bawelnya sama seperti mereka yang memperingati saya. Benarkah saya tahu saya punya borok? Benarkah saya tak perlu diperingati berkali-kali? Berulang-ulang? Kalau saja saya benar tahu saya punya borok, mengapa sampai orang lain memperingati saya berkali-kali? Selain mendengar peringatan berulang kali, mungkin menyediakan waktu di tengah kesibukan dan perbuatan kegelapan, bercakap dengan diri sendiri juga diperlukan. Ketika beberapa anak buah saya meninggalkan saya pindah ke perusahaan lain, saya jengkel. Tetapi, kemudian saya bertanya, daripada marah-marah kepada anak buah saya, marah kepada perusahaan lain yang membajak anak buah saya, mungkin saya harus mengajukan pertanyaan kepada diri sendiri, mengapa anak buah saya sampai meninggalkan saya? Saya lebih baik bertanya kepada diri sendiri, apakah saya sudah membuat anak
[Forum Pembaca KOMPAS] Pesona
Oleh Ariel Heryanto http://kompas.com/kompascetak/read.php?cnt=.xml.2008.04.20.1231292channel=2mn=183idx=183 Bayangkan. Ketika sedang jalan-jalan cari angin di pusat kota, kita dihadang kemacetan total. Jalan utama dinyatakan tertutup. Seakan-akan musibah atau ada kecelakaan lalu lintas. Terdengar sirene meraung-raung. Orang berkerumun. Sebagian tampak panik. Mereka merubung sesuatu di pinggir jalan. Kita mendekati kerumunan orang untuk cari tahu. Masya Allah. Ternyata yang dikerubung cuma seonggok kotoran anjing. Orang memaki-maki pemilik anjing. Sesudah benda najis itu dibersihkan petugas, orang masih berdebat berpanjang lebar. Para pemilik toko di sekitar tempat itu membuat pengumuman bahwa mereka bukan pemilik anjing yang sembrono. Mereka tidak ikut bertanggung jawab dan mengutuk si pemilik anjing. Orang-orang terus membahas bahaya kotoran yang dibuang sembarangan bagi kesehatan dan dampaknya bagi keindahan kota. Kisah itu tidak terjadi di Singapura yang terkenal antipembuangan sampah di sembarang tempat. Ini terjadi di Indonesia, walau dalam bentuk kiasan untuk perdebatan orang tentang video berjudul Fitna. Kotoran anjing di pinggir jalan bisa dijumpai di banyak negara di dunia. Sebanyak itu pula video kotoran dalam jagat maya. Fitna hanya salah satunya. Jika menjumpai kotoran anjing di jalanan, biasanya kita akan menyingkir atau menghindar. Lalu melupakan. Mengapa Fitna mendapatkan perhatian berlimpah? Menurut laporan, dalam rekaman lalu lintas internet Google, Indonesia mencapai rekor tertinggi sebagai negara pemerhati video Fitna. Orang mungkin didorong ingin tahu gara-gara keputusan pemerintah menutup beberapa akses internet terbesar di dunia. Ketika oposisi Partai Islam Se-Malaysia (PAS) menjadi ancaman bagi Pemerintah Malaysia, PM Mahathir mengislam-islamkan penampilan dan program pemerintahannya. Dengan memanfaatkan agama sebagai kosmetika politik, ia mencoba menebar pesona lebih âIslamiâ ketimbang PAS. Presiden Soeharto pernah melakukan siasat mirip, walau tidak sama. Setelah belasan tahun mengandalkan penindasan militer untuk mengawetkan kekuasaannya, ia sadar taktik itu ada batasnya. Pada akhir tahun 1980-an dia sadar merangkul politik Islam akan lebih menguntungkan ketimbang terus-menerus menindas mereka. Soeharto mendadak naik haji pada tahun 1990, lalu mendirikan ICMI. Sejumlah narapidana politis berbasis Islam dibebaskan serentak sebelum masa hukuman mereka berakhir. Setelah bertahun-tahun pemerintah mengharamkan politik Islam sebagai âekstrem kananâ, sejak 1990 pengadilan sibuk berkali-kali mengadili kasus orang yang dianggap menghina Islam. Setelah bertahun-tahun melarang jilbab masuk sekolah, putrinya memakai jilbab ke mana-mana. DPR mendadak menghijau. Presiden Habibie juga melakukan yang serupa dengan cara lebih kasar ketika berusaha menyelamatkan kursi kepresidenan yang didapatkannya secara tak sengaja dan untuk sementara waktu. Dibantu sejumlah jenderal yang suka berpolitik, pemerintahannya mengerahkan pasukan swakarsa untuk menghadapi sisa-sisa gerakan Reformasi dengan kekerasan jalanan. Menentang Habibie dianggap sama dengan menentang Islam, menurut slogan mereka. Semua itu bertolak belakang dari tingkah presiden berikutnya, Abdurrahman Wahid. Atribut keislamannya sudah berlimpah jauh hari sebelum ia menjadi presiden. Maka ia tidak pernah merasa perlu berusaha membuktikan hal ini. Ia tampil santai. Namun, bukan tidak merasa perlu menebar pesona versi lain. Bukannya berjihad membela Islam, ia memesona banyak pihak dengan tampil sebagai tokoh Islam yang mau dan mampu memberikan yang terbaik kepada kaum non-Muslim. Ia mengizinkan komunitas Tionghoa merayakan Imlek. Ia bahkan mengaku punya keturunan Tionghoa. Ia meminta maaf kepada korban kejahatan hak asasi kemanusiaan berat tahun 1965 yang dikaitkan dengan komunisme. Juga kepada rakyat Timor Timur. Pemerintahan yang sekarang? Pesona macam apa yang dicoba ditebarkan kepada publik? Nyatanya, pemerintah ini gagal menangkap otak pembunuhan Munir. Korban lumpur Lapindo masih terlantar. Pemerintah gagal mengadili Soeharto dan para jenderalnya. Apakah reaksi pemerintah terhadap video Fitna menjadi petunjuk usaha mereka tampil sebagai pahlawan pembela Islam? Jika itu ada benarnya, kita bisa memahami reaksi mereka terhadap larisnya film Ayat-Ayat Cinta. Presiden menonton film lalu menangis itu biasa. Yang tidak biasa bila mereka lakukan itu dengan membawa rombongan resmi lebih dari 100 pejabat tinggi negara dan tamu negara asing dan wartawan. Mereka bukan cuma menonton film, tetapi sedang membuat tontonan publik untuk diliput media massa. Banyak yang meramalkan segera akan ada seri-seri lanjutan mirip video Fitna dan film atau sinetron Ayat-ayat Cinta. Semua ini mempersiapkan kita melahap pesona janji-janji baru pemilu mendatang. Dan, sekaligus lupa pada janji-janji kosong pemilu yang lalu. Apalagi pada komitmen Reformasi 1998.
[Forum Pembaca KOMPAS] Penanganan Autis Jangan Dikomersialisasi
http://kompas.com/kompascetak/read.php?cnt=.xml.2008.04.20.12253522channel=2mn=154idx=154 Bekasi, Kompas - Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Hidayat Nur Wahid berharap, penanganan terhadap anak-anak penyandang autisme tidak mengutamakan sisi komersial, namun lebih bertumpu pada sisi kemanusiaan. Mahalnya biaya terapi dan minimnya akses pelayanan kesehatan menyebabkan upaya memandirikan anak penyandang autisme terhambat. Demikian dikatakan Hidayat Nur Wahid dalam pidato kemanusiaan pada acara peringatan Hari Autis Dunia 2008 dan peresmian gedung baru rumah autis Yayasan Cahaya Keluarga Kita (YCKK) di Jatikramat, Pondok Gede, Kota Bekasi, Sabtu (19/4). Hidayat menambahkan, merawat dan menangani anak penyandang autisme adalah investasi amal menuju surga. Sebelumnya, Pimpinan YCKK Deka Kurniawan mengungkapkan, pendirian rumah autis YCKK berlatar dari keluhan orangtua anak penyandang autisme yang kesulitan mendapatkan penanganan layak bagi anak-anak mereka. Selain tempat terapi yang terbatas, penanganan anak-anak penyandang autisme selalu identik dengan biaya mahal. Autis adalah gangguan perkembangan kompleks yang terjadi pada aspek neurobiologis otak. Gangguan itu memengaruhi proses perkembangan anak. Akibatnya, anak seolah-olah hidup dalam dunianya sendiri karena dia tidak dapat secara otomatis belajar berinteraksi dan berkomunikasi dengan lingkungan sekitar. Gejala autis umumnya muncul sebelum anak berusia tiga tahun. Lebih lanjut Hidayat mengatakan, minimnya perhatian publik terhadap persoalan autis dan terbatasnya jumlah lembaga penanganan dan ahli terapi bagi penyandang autis pada sisi lain menyebabkan penanganan autis menjadi ladang komersial. (cok)
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Olimpiade Beijing dan Masalah Tibet
Siapa yang dimaksud orangtua di sini? Pemerintah AS? Siapa yang dimaksud anak tiri di sini? Para imigran di AS? Kecuali Bangsa Indian Hawaii, seluruh Amerika Serikat itu berada di tanah orang kok. --- marthajan04 [EMAIL PROTECTED] wrote: silakan saja dipo bujuk Hawaii lepas dari USA. Apa mau? hahaha... jangan dipikir semua provinsi/state itu kepengen lepas dari induknya. yang kepengen minggat itu anak tiri atau anak kandung yang ditirikan oleh orangtuanya. Kalau oraang tuanya adil dan bijak, pastilah tuh anak juga akan berbakti dan mengangkat derajat keluarganya. setuju? salam, mj
[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Istana Mainan Hoya
entah apa yg dimaksud dgn budiarto dgn pemimpin pengangguran. tersirat yg dimaksud yaitu mantan pejabat atau purnawirawan yg tidak menjabat lagi pada jabatan formal di pemerintahan. yang aneh lagi dia menfavoritkan pemimpin pekerja yaitu pemimpin yg masih menjabat di pemerintahan. karena : Saat kampanye pemilihan masa jabatan kedua mulai, pemimpin pekerja tak perlu ngutang atau melego harta untuk dana jualan citra. pemimpin pekerja malah membuka peluang korupsi waktu utk kampanye, menggunakan fasilitas jabatan utk kampanye dan ini yg tak kalah penting menyabet uang negara atau mengumbar proyek utk mendapatkan dana utk kampanye. jadi betul mereka tidak perlu mengeluarkan kocek sendiri utk kampanye. tentu masih ingat ketika sby nongol terus2an di tv dgn label kampanye demokrasi sewaktu menjabat menhakam, biaya iklan tv tentu atas biaya negara. apa jadinya bupati, gubernur yg lagi kampanye nongol di iklan tv dgn topik demam berdarah, kebersihan, lingkungan hidup dll atas biaya negara ? mengapa kita berputar2 hanya sekadar utk menyatakan syarat sebagai pemimpin . ada pemimpin pekerja, pemimpin pengangguran , mobil bekas, tank mogok. seharusnya dipakai kata2 yg jelas agar rakyat mengerti dgn jelas umpama jangan pilih pemimpin yg suka maling utk yg suka korupsi atau jangan pilih yg suka membunuh utk pelanggaran ham. kita terus bermain dgn kata2 sehingga kita tidak sadar bahwa kita sudah kembali ke zaman batu yaitu menggunakan kayu bakar utk memasak. terakhir bagi yg tidak tahu istana mainan hoya itu toko mainan milik grup modern yg sudah bangkrut setelah krismon. sohib === --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Agus Hamonangan agushamonangan@ wrote: Oleh BUDIARTO SHAMBAZY http://kompas.com/kompascetak/read.php? cnt=.xml.2008.04.19.00590529channel=2mn=154idx=154 Jika mau terpilih lagi jadi presiden, gubernur, bupati, atau lurah, syaratnya mudah: jangan nganggur. Itu dibuktikan Gubernur Sumbar Gamawan Fauzi, Bupati Kebumen Rustriningsih, dan lurah saya. âPemimpin penganggurâ tak berbakat jadi pemimpin karena terpilih untung-untungan. Setelah memerintah, ia menghabiskan dana, tenaga, perhatian, dan waktu untuk ngurusin musuh- musuhnya. Dalam masa jabatan lima tahun, âpemimpin pekerjaâ bekerja 2- 3 tahun saja, selebihnya leha-leha. Pemilih di negeri ini baik hati dan tak suka berharap muluk. Masa 2-3 tahun itu dikenang manis para pemilih yang baik hati. Saat kampanye pemilihan masa jabatan kedua mulai, pemimpin pekerja tak perlu ngutang atau melégo harta untuk dana jualan citra. Beda dengan pemimpin penganggur yang antiteori. Mereka nekat mengumbar janji surga dan didukung uang yang âtak ada sérinyaâ sampai menimbulkan histeria massa. Setelah terpilih terbukti ia pemimpin penganggur yang lebih suka leha-leha. Menurut teori mantan Menkeu Bambang Subianto, ibarat sepak bola, pemimpin penganggur gemar pola permainan â2-1-2â. âMenurut pola 2-1-2, jumlah pemain cuma lima,â saya tanya Pak Bambang. âOh, yang enam kena kartu merah,â jawabnya. Nah, menurut pola 2-1-2 di dua tahun pertama pemimpin penganggur sibuk konsolidasi tiada henti. Ia menempatkan sesama anték penganggur di mana-mana, gonta-ganti timnya, dan melampiaskan aneka hobinya. Setelah itu, ia mau coba kerja serius satu tahun di tengah. Namun, berhubung terbiasa nganggur dan dihanyutkan aneka hobi, ia mirip anak balita yang sukar konsentrasi karena kurang perhatian. Pada dua tahun terakhir masa jabatannya, ia kalap. Ia mengira âbekerja sama dengan kampanyeâ agar bisa terpilih kembali. Namun, seperti kata lagu Panbers, âTerlambat sudah, terlambat sudah/Semuanya tâlah berlaluâ. Pemimpin penganggur tidak hanya dikalahkan lawan-lawannya, tetapi juga dipermalukan pemilihnya. Jadi, pelajaran paling berharga bagi yang menang di Pilgub Jabar dan Sumut: jangan jadi pemimpin penganggur. Partai-partai pemenang Pilgub Jabar dan Sumut membuktikan rekrutmen kaum muda berhasil. Partai-partai yang kalah dapat pelajaran berharga juga, yakni jangan pernah lengah. Dan, yang menang dan yang kalah tetap dapat suara sebagai tanda rakyat masih percaya partai. Meski MK membolehkan calon perseorangan/independen boleh ikut dalam pilkada, mereka kurang bertanggung jawab. Mereka tak punya ideologi, AD/ART, organisasi, dan seterusnya. Betul istilah Rizal Ramli, mayoritas pemilih Jabar dan Sumut ogah memilih âmobil bekasâ (incumbent) dan âtank mogokâ (jenderal purnawirawan). Namun, calon perseorangan tak ubahnya âmobil dan tank mainanâ. Jangan buru-buru memvonis wajah-wajah lama sama dengan mobil bekas. Dalam kondisi ekonomi yang sulit, mobil bekas lebih murah ketimbang mobil baru. Dan, pedagang mobil di mana pun sama. Mereka pasti bilang mobil Anda loyang dan mobil mereka emas.
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Mengantisipasi Kecurangan dalam UN + Pungutan
Dear all, Berkaitan dengan postingan beberapa waktu yang lalu, izinkan saya menitipkan beberapa catatan untuk direnungkan dan disampaikan secara umum bilamana kesempatan itu datang. Menarik sekali persoalan UN ini, sebagian besar masyarakat kita selalu berteriak tentang kecurangan dalam menjawab soal-soal UN. Tetapi yang sering luput dari perhatian kita adalah pungutan atau upeti wajib bagi sekolah selama pelaksanaan UN. Dalam setiap pelaksanaan ujian nasional ataupun ulangan umum, hampir selalu ada edaran ketentuan rencana pembiayaan sekolah dalam rangka Ujian Nasional, diantaranya sebagai berikut : 1. Insentif Pengawas Ruangan Rp. 30.000,- per mata pelajaran 2. Transport Pengawas Ruangan Rp. 25.000,- per hari 3. Konsumsi Pengawas Ruangan Rp. 15.000,- per hari 4. Pengawas Pembina Rayon Rp. 1,5 juta s/d Rp. 2 juta tiap rayon 5. Tanda Tangan Ijasah (untuk kepala sekolah) Rp. 7.500,- per siswa 6. Tanda Tangan DANUN (untuk kepala sekolah) Rp. 7.500,- per siswa 7. Transport Tim Independen Rayon Rp., 500rb s/d Rp. 1 juta. 8. Konstribusi ke Dinas dari Rayon Rp., 500 rb,- 9. Transport Tim Pengawas Independen ke sekolah Rp. 250.000,- 10. Monitoring pelaksanaan UN oleh Kadis Propinsi sampai dengan sopir dinas pendidikan antara Rp. 500 rb sampai dengan Rp. 50.000,- === Resiko kalau gaji dari sektor pendidikan yang memang katanya kecil menjadi salah satu faktor terjadinya hal - hal seperti ini. Konyolnya tanda tangan Kepala Sekolah pun ada harganya. Mungkin ada baiknya hal ini harus diberikan ketegasan dari Depdiknas. Figur guru sebagai pendidik yang harus di Gugu dan di tiRu sepertinya sudah menjadi produk langka dimana segala sesuatunya telah termakan oleh pola konsumtif akibat kemajuan zaman. Sering saya perhatikan memang gaji guru kecil, namun bukankah harusnya diimbangi oleh pola konsumsi yang memadai bukannya konsumtif, sehingga ada kalanya berusaha mencari jalan dengan hal - hal kreatif sebagaimana tertulis diatas. Berkaitan dengan adanya kewajiban - kewajiban yang mungkin saya dudukan kepada PUNGUTAN LIAR dan PREMANISME DUNIA PENDIDIKAN mungkin hak - hak hukum kepada peserta UN sendiri harus ditegakkan oleh DEPDIKNAS. Kalaupun memang itu PUNGUTAN LIAR memang legal, lebih baik hal ini disosialisasikan dalam bentuk aturan baku. === Antisipasi Kecurangan dalam UN */Oleh/ Paulus Mujiran* Tanggal 22-24 April 2008, UN diselenggarakan untuk tingkat SMA dan sederajat, 5-8 Mei untuk SMP dan sederajat. Adapun, 13-15 Mei untuk SD dan sederajat. Ketiga UN itu diperkirakan diikuti sekitar 10 juta siswa, meliputi 5 juta siswa tingkat SD/MI, 3 juta siswa SMP/sederajat, dan 2 juta siswa SMA/sederajat. Tahun 2008, nilai standar kelulusan UN dinaikkan, dari 4,5 menjadi 5,0. Yang perlu mendapat perhatian dalam pelaksanaan UN adalah munculnya kecurangan-kecurang an yang menodai UN. Tahun lalu kecurangan dalam UN menjadi bahasan yang amat serius di mana-mana. Bahkan di Medan Sumatera Utara kecurangan UN sampai melahirkan sekelompok guru air mata guru yang meratapi mengapa UN masih diwarnai kecurangan. Ironisnya, laporan adanya kecurangan dalam UN tidak pernah mendapat tindak lanjut yang memadai. Bahkan yang berani melaporkan dijadikan korban dengan tidak naik pangkat, dimutasikan bahkan ada yang dipecat. UN dicurangi karena dijadikan satu-satunya alat penentu kelulusan peserta didik. Ketentuan bahwa nilai UN menjadi penentu kelulusan membuat banyak siswa dan guru berpikir pragmatis menghadapi UN. Apalagi yang tidak lulus nasibnya jauh lebih sulit seperti harus mengikuti kelas penyetaraan yang semua orang tahu citra kelas penyetaraan sama dengan /drop out/ alias DO. Akhirnya berbagai cara ditempuh untuk lulus UN. Pada sisi lain kecurangan terjadi karena guru berpikir, pelaksanaan UN di samping kesempatan mencari pendapatan tambahan, merupakan ajang mencari muka dengan kepala sekolah dan kepala dinas. Bukan rahasia lagi dinas-dinas pendidikan daerah menargetkan sekolah agar meluluskan siswanya 100 persen tidak peduli bagaimana caranya. Sejumlah kecurangan yang terungkap dalam UN mencerminkan adanya simbiosis mutualisme yang saling menguntungkan antara guru dan siswa. Kelulusan 100 persen juga menjadi promosi gratis mendapat siswa baru pada tahun ajaran mendatang. Hasil jeblok berarti menutup peluang mendapat siswa baru. Yang mencemaskan kecurangan-kecurang an yang terjadi dilakukan dengan cara yang semakin canggih dan modern, sepertinya menghalalkan segala cara. Dulu model kecurangan paling-paling menulis rumus fisika, matematika, kimia di telapak tangan, meja atau tembok ruang ujian secara tersamar. Kini kecenderungan kecurangan semakin kreatif. Itu sangat bisa
[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Apa Kabar Pajak Asian Agri?
Kasus macam ini di Ditjen Pajak banyak banget. Menggarong duit negara dari faktur pajak fiktif dengan bekerja sama pegawai pajak juga masih ada. Penggelapan pajak tentu diketahui para petugas, pemeriksa pajak dimana perusahaan tersebut terdaftar. Karena pegawai pajak merupakan bagian dari konspirasi penggelapan pajak, sebenarnya akan aman bila tidak ada laporan dari pihak luar. Jabatan di ditjen pajak di wilayah kota besar dan kota-2 kecil yang di situ ada perkebunan/kehutanan menjadi rebutan. Sekali menerima suap dari para pemilik perusahaan, perkebunan, perhutanan seorang bisa mendapat bagian miliaran. Manipulasi di perhutanan, perkebunan dari Pajak Bumi dan Bangunan, luas dan kelas tanah diturunkan sehingga NJOP kecil. Siapa seh pihak luar yang peduli dengan manipulasi seperti ini? Rumusnya dari nilai pajak terutang dibagi tiga. 1/3 untuk pegawai pajak, 1/3 untuk pemilik perusahaan dan 1/3 untuk negara. Inilah yang biasa disebut istilah 3S, Wajib Pajak SENANG, pegawai pajak SENANG dan negara SENANG. Inilah prinsip negoisasi yang berlaku di ditjen pajak. Menurut saya sebenarnya Negara tidak senang model pembagian macam ini. salam nano biak papua --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Rusdi Mathari [EMAIL PROTECTED] wrote: Sudah lebih setahun kasus dugaan penggelapan pajak PT Asian Agri terbongkar tapi sejauh ini yang mencuat lebih keras hanyalah gugatan perusahaan itu atas berita majalah Tempo dan koran Tempo. Sesuai janji Dirjen Pajak, berkas dari skandal keuangan yang diduga merugikan negara Rp 1,3 triliun itu mestinya sudah rampung disusun dan kemudian diserahkan kepada Kejaksaan Agung pada pertengahan April.
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] RE: Olimpiade Beijing dan Masalah Tibet
Betul Pak Manneke, jalan pikiran seperti itulah yang sering kali membuat saya heran. Kenapa kita harus sempurna sebelum mengkirik orang lain? Kalau nunggu sempurna, siapa yang bisa? Bukankah dengan saling kritik dan memberi masukan kita membantu orang lain untuk sempurna? Selain itu, orang sering menilai dan menghakimi sesuatu hanya berdasar kejadian saat ini. Tidak melihat sejarah bagaimana itu terjadi. Ayo, jangan lupakan sejarah. Apa yang terjadi sekarang adalah hasil dari sejarah masa lalu riyanto - Original Message From: manneke budiman [EMAIL PROTECTED] To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Sent: Saturday, April 19, 2008 11:48:57 AM Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] RE: Olimpiade Beijing dan Masalah Tibet Ah, jangan cepet berasumsi gitu dong. Saya sendiri negeri leluhurnya sama kok sama Jusuf Wanandi. Jadi, yang mau dihantam pakai rasisme itu siapa? Diri saya sendiri? Jeruk makan jeruk dong jadinya. Orang bicara HAM itu bukan mau belagak jadi superhero. Kalo ada hal tak beres di depan mata bersangkutan dengan martabat dan kemerdekaan manusia, lalu kita semua harus bungkem atau dikasih julukan 'superhero', ya selamanya bungkem aja: gak usah ngomong Lapindo, gak usah ngomong Ahmadiyah, gak usah ngomong Papua. Karena nanti sama Hendra Bujang dikasih gelar 'superhero'. Gimana kalo Anda aja deh yang bungkem, dan biarkan aja orang yang mau jadi superhero atau apapun. Kan mulut-mulutnya sendiri, dan gak minta gaji dari Anda? Pikiran Anda ini aneh bin lucu. Orang mengkritik pelanggaran HAM langsung diasumsikan antek Barat. Hubungannya opo? Apa HAM itu ciptaan Barat? You kira orang Timur dalam tradisi budayanya gak kenal apa itu penghormatan terhadap hak manusia? Jangan lupa, Bung, Indonesia sebagai anggota PBB tanda tangan menerima piagam HAM. RRC pun begitu. Anda ini warga negara mana sih kok gak ngerti kalo ada piagam HAM PBB yang berlaku buat semua negara anggota? Yang namanya bhiksu itu tugas utamanya bukan sembahyang doang, tapi lebih penting lagi menegakkan keadilan dan martabat manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Siapa sih yang bilang bhiksu nggak boleh ikut berjuang untuk kemerdekaan negerinya? Lagian, apakah pelaku pemukulan dan kekerasan terhadap warga Han di Tibet itu bhiksu? Saya nonton videonya, bukan bhiksu tuh? Yang keliatan malah bhiksu digebukin tentara RRC. Jadi, bagus justru bahwa bhiksu-bhiksu itu punya tindakan konkrit, dan nggak cuma mengharap bantuan Tuhan doang. Nanti kalo Anda sudah jadi kepala bhiksu, baru Anda boleh bikin aturan melarang bhiksu berontak. Cina silakan kalau mau hegemoni di segala bidang. Tapi hargai dulu manusianya. Anda kira perlakuan seperti yang dilakukan pemerintah Cina itu cuma kena ke warga Tibet doang? orang Han sendiri di negerinya sendiri juga diinjak-injak hak azasinya sama pemerintah RRC. baru ikut Falungong yang kerjanya cuma senam dan meditasi, tak mengganggu orang siapa-siapa, sudah diganyang dan diuber-uber. Mau hegemoni tapi kok gak pede dan sama warga sendiri aja takut? Jangan-jangan RRC nih yang ciut melihat dunia. Anda begitu semangatnya mau olah raga, sampai tutup mata pada fakta bahwa Tibet diambil paksa oleh RRC tahun 1950 ya? Ini satu tahun setelah rezim komunis ambil alih kekuasaan di Cina. Sebelumnya, tak ada tuh ambisi caplok Tibet? Penjajahan kaya gini rupanya buat Anda tak penting sama sekali, dan lebih berharga nonton obor olimpiade lewat di depan rumah Anda. Masya Allah, kok ya ada manusia yang bisa mati hati kaya gini? manneke
[Forum Pembaca KOMPAS] Dari Ladang Tebu ke Media Cetak
Gunawan Jusuf pemilik PT Makindo Tbk. sedang bersiap-siap meluncurkan koran ekonomi bernama Koran Jakarta. Salim Grup melalui Franky Welirang tak mau kalah dan karena itu juga akan menerbitkan koran yang sama bernama Indonesia Bisnis Today. oleh Rusdi Mathari PERSETERUAN ANTARA MAKINDO GRUP (GUNAWAN JUSUF) dengan Salim Grup tampaknya akan semakin sengit. Sengketa antara keduanya yang semula hanya menyangkut soal lahan tebu kini dipastikan berlanjut di medan perseteruan yang baru: media cetak. Gunawan Jusuf akan menerbitkan Koran Jakarta sementara Salim Grup akan menerbitkan Indonesia Bisnis Today. Dua bakal koran itu sama-sama akan menyasar berita ekonomi. Untuk Koran Jakarta Gunawan Jusuf menggandeng beberapa wartawan ekonomi. Pemimpin Redaksinya adalah Marthen Slamet Susanto, mantan wartawan Suara Pembaruan. Kantor dari bakal koran ini menempati sebuah ruko empat lantai di Jalan KH. Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, yang berada tepat di belakang kantor eks kantor UNDP. Ada pun Indonesia Bisnis Today, melalui Franky Welirang, Salim Grup merangkul Dahlan Iskan, bos besar Jawa Pos Grup. Untuk sementara kantor bakal koran ini menempati sebuah ruko di kompleks perbelanjaan D'Best di Jalan Fatmawati, Jakarta Selatan, satu gedung dengan kantor tabloid Peluang. Makindo Grup adalah induk usaha (holding) dari beberapa perusahaan yang sahamnya dimiliki oleh Gunawan Jusuf dan keluarganya. Bidang usahanya meliputi perdagangan, jasa umum, perkebunan, bisnis keuangan (sekuritas) dan berancang-ancang merambah bisnis bahan bakar. Kelompok usaha ini termasuk ke dalam deretan konglomerasi di Indonesia dengan aset mencapai puluhan triliun rupiah Ada pun Salim Grup adalah konglomerasi yang dimiliki oleh Keluarga Soedono Salim. Kelompok ini pernah sangat terkenal karena kedekatannya dengan Presiden Soeharto. Bidang usahanya antara lain perbankan, perdagangan, perkebunan, dan otomotif. PT Indofood Sukses Makmur merupakan salah satu anak perusahaan Salim Grup yang memproduksi mi instan dan tepung terigu. Di perusahaan itu Keluarga Salim menempatkan Franky Welirang sebagai orang kepercayaan. Makindo dan Salim belakangan terlibat persengketaan bisnis gara-gara perebutan aset pabrik gula dan ladang tebu PT Sugar Grup Companies. Perusahaan yang disebut terakhir, semula merupakan perusahaan yang berada di bawah Salim Grup. Sengketa antara Gunawan Jusuf dan Salim Grup yang dalam hal ini diwakili oleh Anthony Salim tak terlepas dari gonjang-ganjing krisis ekonomi dan moneter pada 1997-1998. Awalnya adalah keharusan bagi Salim Grup untuk menyerahkan 108 aset mereka ke negara sebagai upaya penyelesaian utang BLBI yang diterima oleh PT Bank Central Asia senilai Rp 52 triliun pada 21 September 1998. Salah satu aset yang diserahkan oleh Salim Grup adalah pabrik gula Sugar Group Companies. Holdiko Perkasa, perusahaan pengelola aset milik Salim yang dibentuk oleh BPPN kemudian melelang Sugar Group melalui tender terbuka. Keluar sebagai pemenang tender adalah konsorsium PT Trimanunggal Jaya yang anggotanya adalah Yanatera Bulog dan Makindo. Harga yang ditawarkan oleh Trimanunggal atas Sugar Group waktu itu (November 2001) adalah Rp 1,16 triliun. Belakangan Yanatera Bulog mengundurkan diri dan posisinya digantikan oleh PT Garuda Pancaarta, induk perusahaan dari Makindo. Penguasaan saham Pancaarta di Makindo mencapai 57,01 persen atau mayoritas, sementara sisanya dimiliki publik (35,47 persen) dan sebagai treasury stok (7,52 persen). Ketika kontrak pembelian Sugar Gorup selesai diteken oleh Holdiko dan Pancaarta, timbul persoalan atas transaksi tersebut: pihak Gunawan Jusuf menuduh Salim tidak menyertakan 52,4 ribu hektare (dikenal sebagai Tanah Eks Register 47) dalam perjanjian dengan BPPN, dan karena itu Pancaarta hanya menguasai lahan seluas 42 ribu hektare. Singkat cerita, Gunawan Jusuf menggugat Anthony Salim dan semua keputusan pengadilan dari tingkat pertama hingga kasasi, memenangkan Gunawan Jusuf. Anthony Salim kini mengajukan upaya hukum Peninjauan Kembali. Pengacara Gunawan Jusuf adalah Hotman Paris Hutapea dan pengacara Anthony Salim adalah Todung Mulya Lubis. Di tengah persengketaan mereka atas lahan tebu di Provinsi Lampung itu, Gunawan Jusuf dan Anthony Salim lalu sama-sama berinisiatif menerbitkan koran ekonomi. Koran Indonesia Bisnis Today direncanakan akan terbit mulai 1 Mei mendatang, sementara Koran Jakarta semula akan terbit pada Maret silam tapi batal dan saat ini masih melakukan konsolidasi dan simulasi. *Artikel lain Cahaya Keselamatan SBY dan Hari-Hari Terakhir KS di http://www.rusdimathari.wordpress.com
[Forum Pembaca KOMPAS] Re: PENDAPATAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP).
Sebenarnya bisa saja pemerintah menurunkan PTKP hingga 10x13,2juta atau 132 juta setahun namun penerimaan negara tetap tercapai, yaitu meningkatkan tarif PPN yang saat ini 10%. Bila uang dari Wajib Pajak orang pribadi tersebut tidak dipotong PPh, akhirnya dibelanjakan juga. Nah PPN-nya saja dari belanja/konsumsi masyarakat yang dijaring. Cara seperti ini nampaknya mudah dihitung secara matematis, prakteknya? salam nano biak papua --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Kris Subekti [EMAIL PROTECTED] wrote: PENDAPATAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP). Baru-baru ini calon presiden Amerika dari Partai Demokrat baik itu Hillary Clinton maupun Barrack Obama dalam kampanyenya sama-sama sepakat bila salah satu dari mereka terpilih jadi Presiden Amerika Serikat berjanji tidak akan memungut Pajak bagi warga Negara Amerika yang berpenghasilan kurang dari US$ 200.000 atau setara dengan Rp1,82 Milyard setahun. Bila angka tersebut diatas dibandingkan dengan angka Batas Pendapatan Tidak Kena Pajak di Republik ini yang hanya sebesar Rp 1,1 juta perbulan atau sebesar Rp 13,2 juta setahun maka Pendapatan Tidak Kena Pajak di Indonesia hanyalah sebesar 0.73 % dibanding PTKP di Amerika. Tentulah para pembayar pajak di Republik ini tidak berharap agar Batas Pendapatan Tidak Kena Pajaknya disamakan dengan Amerika, hanya saja perbedaan yang lebih dari seratus kali ini ini apakah pantas Bagaimana wakil Rakyat di DPR dan bagaimana Menteri Keuangan sebagai perumus Kebijakan Pajak, masih mungkinkan dilakukan perbaikan, agar rakyat yang masih belum bias hidup layak diberi kesempatan meningkatkan penghasilannya dulu sebelum diwajibkan membayar pajak .
[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Hari Kartini
Hari kartini berarti memakai baju daerah kartini=baju daerah jadi kalau sudah pakai baju daerah=kartini (he he he, peringatan yang salah kaprah)
[Forum Pembaca KOMPAS] Permohonan ma'af.
Assalamu'alaikum. Pak AH yang baik, Saya mohon ma'af hari Minggu kemarin tidak sempat hadir di Parkir Timur Senayan. Mendadak diundang oleh Amir JAI untuk hadir dalam Majlis Syuro Ahmadiyah di Bali. Baru tengah malam tadi saya tiba dirumah menggunakan pesawat terakhir dari Bali. Isteri dan 2 anak lelaki saya (yang tertua kelas 2 SMA) mungkin juga merasa khawatir dengan adanya demo besar2an menentang Ahmadiyah Minggu kemarin. Boleh dibilang seluruh masyarakat Ahmadiyah di Indonsia beberapa bulan terakhir ini merasa tidak aman karena adanya ancaman bunuh yang diucapkan secara terbuka dalam Tabligh Akbar di Banjar beberapa bulan yang lalu, dimana sdr. Sobri Lubis, Sekjen FPI mengajak (menghasut??) umat untuk membunuh orang2 Ahmadiyah dimana saja berada dan mereka , Ketua dan Sekjen FPI, menyatakan akan bertanggung jawab dunia akhirat terhadap aksi bunuh tersebut. Jika memang nanti benar JAI dilarang, saya hanya mampu bertanya, apakah landasan idiil atau ideologi negara ini sudah berubah? Jika memang sudah berubah berlandaskan Islam Fundamentalis atau menjadi Pemerintahan Taliban seperti di Afghan sana, ya sah2 saja melakukan pelarangan atau bahkan pembunuhan terhadap lawan2 politiknya. Dulu dizaman bung Karno, Ahmadiyah dapat hidup berdampingan dengan damai dan berkembang, bahkan bung Karno sempat menuliskannya dalam bukunya, Dibawah Bendera Revolusi tentang peranan Ahmadiyah di Indonesia, dizaman Suharto Ahmadiyah tidak dilarang, bahkan sewaktu Gus Dur menjadi Presiden, sempat menerima Khalifat Ahmadiyah, Hz. Mirza Tahir Ahmad di Istana negara, sama halnya Amin Rais pun menerima kunjungan beliau di Gedung MPRRI di Senayan. Memang masih sangat sedikit sumbangsih warga Ahmadiyah kepada bangsa ini, Arief Rahman Hakim adalah putra Ahmadiyah, sekretaris BPUPKI yang menghilang hingga kini tidak diketahui rimbanya karena mungkin diculik oleh Belanda adalah juga seorang Ahmadi. Dizaman Suharto seorang pengusaha Krupuk asal Tasikmalaya mendapat Kalpataru dan dimasa SBY saya sempat hadir di Istana menyaksikan salah seorang Ahmadi menerima Bintang Maha Putra yang disematkan langsung oleh pak Presiden. Tuduhan bahwa Ahmadiyah menyimpang dari ajaran Islam serta sesat menyesatkan sungguh suatu tuduhan yang sembarangan. Tuduhan ini terlihat bodoh diera keterbukaan dan kemajuan IT sekarang ini. Ajaran Ahmadiyah dengan mudahnya dapat ditemui melaui websitenya seperti www.alislam.org dan hampir disetiap negara memiliki websitenya masing2 seperti www.ahmadiyya.or.id, www.ahmadiyya.us, www.ahmadiyya.ca dan www.ahmadiyya.de. Belum lagi siaran selama 24 jam nonstop oleh MTA, Muslim Television Ahmadiyya yang dapat 'dipantau' oleh siapa saja. Bahkan youtube.com pun banyak memuat video2 tentang Ahmadiyah. Boleh dibilang setiap Ahmadi akan dengan senang hati menerima siapa saja yang ingin tahu dan mengenal tentang ajaran2 Ahmadiyah. Jadi kenapa sampai timbul tuduhan menyimpang dan sesat? Saya gak tahu jawabnya. Saya mencoba merenung dan membandingkannya dengan 'teman2' FPI, HTI, MMI, dimanakah mereka sebelum kemerdekaan dulu? Dimanakah mereka diera bung Karno? Apa yang telah mereka lakukan dimasa Suharto dan kini untuk negeri tercinta ini? Ahmadiyah sudah berada dibumi Pertiwi ini sejak 1925. Pak Djohan Effendi mengatakan langsng kepada saya bahwa tokoh Islam dimasa sebelum kemerdekaan seperti HOS Tjokroaminto, KH. Ahmad Dahlan dll banyak meimba khasanah Islami dari Ahmadiyah lewat buku2 dalam bahasa Inggeris dan Belanda yang dicetak oleh Ahmadiyah. Heliege Quran, Quran Suci terbitan Ahmadiyah dalam bahasa Belanda sampai sekarang masih setia menemani mas Dawam Rahardjo. Sahabat sekalian, ma'afkan saya bila agak emosional, mengingat masalah ini sudah lebih dari 2 tahun lamanya terkatung. Memang penderitaan saudara2 Ahmadi di Lombok yang sudah 2 tahun lamanya kehilangan rumah dan pekerjaan tentulah tidak sebanding dengan saudara saya korban lumpur Bakrie baik dari segi kuantitas maupun materi, tetapi paling tidak sudara2 saya di Sidoardjo masih dapat memanjatkan do'a2nya dengan tenang dan melakukan ibadah dengan rasa aman ditemapt mereka mengungsi. Kemarin sempat melihat kegembiraan dan keriaan saudara2 saya penganut Hare Krsna dipantai Kuta, mereka dulu sempat juga dituding sesat dan menyesatkan serta tidak diakui sebagai bagian dari agama Hindu, demikian juga terjadi kepada teman2 dari NSI, Nichien Sosyu Indonesia, yang juga sempat tidak diakui sebagai bagian dari agama Budha. Akankah dibiarkan terus negara ikut campur dan mengintervensi serta melakukan PENGAWASAN dan EVALUASI terhadap warga negaranya? Salam, Mubarik [Non-text portions of this message have been removed]
[Forum Pembaca KOMPAS] Need Info: Perpanjangan STKP Aviation Security
Selamat pagi Bapak/Ibu,mohon bantuan dan informasinya jika ada diantara Bapak/Ibu yang bekerja di Dirjen Perhubungan Udara. Saat ini kami sedang membutuhkan informasidan siapa contact person untuk perpanjangan STKP Aviation Security (Lisensi untuk petugas yang bekerja di Airport). Kebetulan anggota kami yang betugas di Matak Airport sudah habis masa berlakunya sehingga menyulitkan kami nantinya jika ada audit dari team terkait. Atas informasi dari Bapak/Ibu kami ucapkan terima kasih. Best Regards, J.R Wantania Staff Operations Development PT Jaya Sakti Mandiri Unggul (SIGAP) Jl.Daan Mogot Km 12 No.9 Cengkareng - Jakarta 11730 *: [EMAIL PROTECTED] ( : 021-6196333 ext. 3226 ( : 021-6193238 JJust open your eyes. And see that life is beautiful.J
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Bom Waktu Kaum Muda dan Golput
Saya sih senang aja jika kaum muda mau dan mampu memimpin negeri ini. Tetapi hal itu kan tidak bisa dinyatakan berdasarkan keinginan saja? Buktikan dong,hai kaum muda bahwa kalian mampu dan bisa untuk memimpin. Kalau menurut saya sih perpaduan antara tua dan muda juga tetap perlu. Kebijaksanaan dipadu dengan kreatifitas dan semangat yang menggebu-gebu serta keinginan untuk mengabdi secara jujur tanpa iming-iming untuk mendapatkan sesuatu. Salam. --- wal.suparmo [EMAIL PROTECTED] wrote: Salam, Sekali lagi saya sampaikan pemimpin yang baik bukan tergantung kepada UMUR tetapi kepada PRESTASI.Pemimpim tua sudah membuktikan punya prestasi atau gagal.Tetapi pemimpin muda masih harus membuktikan prestasinya.Fakta membuktikan bahwa pemimpin muda yang sekarang ada di Jawatan2,BUMN dsb ternyata tidak membuatnya lebih baik bahkan nyaris merosot kwalitasnya.Lihat saja jawatan yang melayani masyarakat seperti PAM,PLN KA, PEMDA dan BUMN seperti GARUDA,PELNI dsb. Wasalam, Wal Suparmo
[Forum Pembaca KOMPAS] Yuk, Rame-Rame Adopsi Pohon Hutan!
http://utankayu.org/in/index.cfm?action=detailcat=newsid=40 Yuk, Rame-Rame Adopsi Pohon Hutan! Hanya dengan 3,000 rupiah sebulan, Anda bisa menambah satu pohon di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Mari ambil bagian dalam kegiatan adopsi pohon dan penanaman pohon di kawasan Hutan Sahabat Green. Kita akan mengadopsi 5 hektar area hutan di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Dengan menanam sekitar 2000 pohon dengan masa adopsi 3 tahun, biaya perawatan yang diperlukan adalah sebesar 72 juta rupiah pertahun. Dengan 3,000 rupiah sebulan atau 108.000 rupiah untuk masa perawatan tiga tahun, anda dapat memiliki 1 pohon atas nama anda di Hutan Sahabat Green. Kami akan mengajak anda berwisata sekaligus belajar tentang lingkungan dan melihat pohon sumbangan anda di Hutan Sahabat Green. Sumbangkan dana adopsi pohon hutan, Sahabat Green, ke rekening BCA No Rekening 5800091090 atas nama PT. Media Lintas Inti Nusantara. Bukti transfer dapat di fax ke 021-8516107 dan untuk informasi lebih lanjut anda dapat menghubungi bagian Promosi 89,2 FM GREEN RADIO dengan Septa di 021-8573388 ext. 114 dan 021-91634308. Green Radio akan mengumumkan setiap hari sumbangan Sahabat Green di acara GREEN TALK dan www.greenradio.fm. (Heru Hendratmoko) - Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now. [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Berterimakasihlah kepada Slank
Biasalah, orang2 kayak gini nih selalu pake azas buruk muka cermin dibelah jenny tampi [EMAIL PROTECTED] wrote: kalo emang jujur dan gak korupsi, kenapa musti marah-marah? mending introspeksi diri. kekuasaan dan materi hanya sementara, milik dunia yang fana... baik yang diperoleh dari kerja keras dan halal maupun tidak... tapi semua yang dilakukan di dunia harus dipertanggungjawabkan di akhirat... sebelum terlambat, bertobatlah.. --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Agus Hamonangan wrote: Oleh DAHONO FITRIANTO http://kompas.com/kompascetak/read.php?cnt=.xml.2008.04.13.01202536channel=2mn=154idx=154 Mau tau gak mafia di Senayan? Kerjanya tukang buat peraturan Bikin UUD, ujung-ujungnya duit Itulah sepenggal lirik lagu populer yang membuat sebagian anggota Dewan Perwakilan Rakyat mencak-mencak pekan lalu. Bahkan, Badan Kehormatan DPR sempat mau memperkarakan Slank sebagai pencipta dan pembawa lagu itu meski mencabut niatnya. Lagu berjudul Gosip Jalanan itu salah satunya yang dibawakan Slank saat berkunjung ke Kantor Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Maret lalu, sebagai bentuk dukungan terhadap langkah pemberantasan korupsi. âKami membuat satu kompilasi khusus lagu-lagu Slank dari 1990-2007 yang isinya tentang korupsi, sebagai hadiah buat KPK,â ujar penabuh drum Slank, Bimbim, di Gang Potlot, Jakarta Selatan, hari Kamis (10/4). Tak ada satu pun kata âDPRâ atau kata lain yang secara eksplisit menunjuk lembaga tersebut atau anggotanya dalam keseluruhan lagu itu. Jika ada sebagian anggota DPR�yang kantornya memang di daerah Senayan�merasa mereka yang dimaksud sebagai âmafia di Senayanâ, dalam beberapa hal jangan-jangan mereka sedang âmembongkar borok sendiriâ. Dan masyarakat pun seperti mendapat bukti konkret saat beberapa hari setelah ribut-ribut soal lagu itu, salah satu anggota DPR benar-benar diringkus KPK karena dugaan korupsi. Tak cuma âmafia di Senayanâ yang disebut dalam lagu. Bait- bait sebelumnya, Slank menyinggung tentang mafia narkoba, mafia peradilan, mafia pemilu, âmafia selangkanganâ. Lagu itu pun bukan lagu baru. Gosip Jalanan adalah salah satu lagu dalam album âPLURâ (singkatan dari peace, love, unity, respect) yang dirilis Slank tahun 2004. âKami membuat lagu itu karena merasa sudah muak dengan sistem yang berlaku. Seharusnya pihak-pihak yang dimaksud dalam lagu itu berterima kasih karena sudah kami ingatkan,â imbuh Bimbim yang mendirikan Slank bersama vokalisnya, Kaka, 1990 lalu. Saluran isi hati Ribut-ribut tentang lagu Gosip Jalanan ini mengingatkan bagaimana musik atau segala bentuk seni merupakan medium paling efektif untuk menyuarakan aspirasi dan isi hati rakyat kepada penguasa. Menurut Acil Bimbo, lagu Slank perlu dipahami sebagai respons wajar dari seniman tentang kondisi di sekelilingnya. Dari masa ke masa, penggubah lagu di negeri ini melakukan hal serupa Slank. Acil menyebutnya âtonggak gambaran zamanâ. Dalam bukunya, Dance of Life: Popular Music and Politics in Southeast Asia, Craig A Lockard mencatat, penggunaan lagu-lagu populer sebagai media mengkritik penguasa sudah dilakukan di Indonesia sejak era kolonial. Pada era pendudukan Jepang hingga revolusi fisik akhir 1940-an, lagu-lagu keroncong, yang populer melalui siaran radio era itu, digunakan sebagai senjata untuk melawan penjajah berkuasa. Lockard juga menyebut, kebangkitan kembali pop Indonesia pada dekade 1970-an juga dimanfaatkan musisi untuk menyentil perilaku penguasa dan keluarganya. Salah satu lagu yang kemudian dilarang beredar adalah Tante Sun yang dibawakan Bimbo. âBimbo dianggap menyairkan kesenyapan suara nurani. Ibu-ibu pejabat tiba-tiba pandai berbisnis dan rakyat hanya bisa menonton, tentunya sambil menggerutu dan tak berani bersuara,â kenang Acil tentang lagu yang ditulis Sam Bimbo dan populer pada 1977 itu. Lebih telanjang Rhoma Irama dan Iwan Fals juga disebut Lockard sebagai dua musisi yang secara menonjol menyampaikan kritik kepada pemerintah di masa puncak kekuasaan Orde Baru. Tentu, latar belakang kondisi sosial politik yang berbeda di setiap zaman membuahkan hasil lain pula. Pada era represif, misalnya, seniman dituntut kreatif dan pandai-pandai menulis lirik untuk menyentil perilaku penguasa. Musisi Franky Sahilatua masih ingat 15 tahun lalu, sebagian besar musisi, termasuk dirinya, masih menggunakan kata-kata kiasan untuk mengkritik pemerintah. Di era reformasi dan keterbukaan saat ini, lirik lagu-lagu kritis dibuat lebih telanjang. âItu karena telinga mereka (para pejabat) sudah terlalu tebal,â ujar Franky, yang menulis lagu Aku Mau Presiden Baru, 2007 lalu. Acil menambahkan, semua pihak tak perlu reaktif terhadap lagu mana pun, termasuk Gosip Jalanan. Menurut dia, manusiawi jika sebagian anggota DPR
[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Olimpiade Beijing dan Masalah Tibet
Saya sependapat dengan bung Manneke. Suatu masalah tidak harus selalu dilihat secara hitam putih. Bahkan sekarang ini film hitam putih tidak laku lagi di pasaran. Tidak Amerika, tidak RRC, semua yang merasa postur diri lebih hebat cenderung mau menang sendiri. Bullying, dan arogan. Itu hal biasa. Anak SD saja sudah begitu, yang bongsor suka malak yang imut; yang merasa lebih kaya suka nekan dan menghina yang miskin. Itu baru anak SD lho apalagi yang namanya NEGARA... RRC mengkonsumsi porsi minyak dan gas dunia sangat besar, maka tentu saja Jepun dan Amrik blingsatan. Kalau Amrik usreg di Afganistan, Irak dsb untuk memungkinkan pipa minyaknya ke Laut Kaspia, apa bedanya dengan RRC yang berkolaborasi dengan yunta militer Myanmar untuk menjamin pipa minyaknya dari/ke Lautan Hindia. Sami mawon ! RRC membanjiri dunia dengan barang murah, maka tentu para negara produsen yang jual barang mahal blingsatan karena bagaimanapun juga, dan di manapun juga, pasar kaum menengah ke bawah selalu jauh lebih besar dari pasar elitis. Soal Falungong juga jelas. Bukan faktor materinya (senam, meditasi) yang dimasalahkan. Yang menjadi momok bagi RRC ialah �KESETIAAN� para anggota Falungong itu kepada Guru Besarnya yang imigran di Amrik itu. Kalau mereka lebih menurut kepada dia maka di mana muka elit PKC akan ditaruh. Hal ini sama juga dengan fenomen Gereja Katolik Patriot. Polanya persis, ketakutannya persis. Umat Katolik lebih SETIA kepada Paus di Vatikan dari pada kepada elit PKC. Jadi hal tersebut tidak bisa mereka biarkan. Kalau Paus di Vatican lebih dituruti dari Mao (waktu itu) di Beijing, di mana muka mereka mau ditaruh? Inggris juga sama saja bukan? Maka Ratu Inggeris menjadi kepala umat Anglican dan bukannya Pope. Semakin tinggi harga diri suatu pihak, akan semakin sensitif dan reaktif mereka untuk menjaganya bukan? Olympiade pasti jadi. Jadi gak usah kuatir. Terlalu banyak kontrak bisnis terkait di sana. Muka pelaksana juga tidak boleh sampai atau bisa tercoreng tanpa usaha gigih untuk menjaganya. Dan semua pihak juga tidak ada yang mau rugi besar. Jadi walaupun mau teriak bagaimanapun tetap ada �benang merah� kesepakatan bersama di belakang layar untuk tetap berpedoman �the show must go on�. Olah raga ya olah raga, tetapi di belakang pesta dunia itu ada kontrak milyaran dollar terkait. Siapa mau rugi segitu gedenya? Mang Iyus === RE: Olimpiade Beijing dan Masalah Tibet Ah, jangan cepet berasumsi gitu dong. Saya sendiri negeri leluhurnya sama kok sama Jusuf Wanandi. Jadi, yang mau dihantam pakai rasisme itu siapa? Diri saya sendiri? Jeruk makan jeruk dong jadinya. Orang bicara HAM itu bukan mau belagak jadi superhero. Kalo ada hal tak beres di depan mata bersangkutan dengan martabat dan kemerdekaan manusia, lalu kita semua harus bungkem atau dikasih julukan 'superhero', ya selamanya bungkem aja: gak usah ngomong Lapindo, gak usah ngomong Ahmadiyah, gak usah ngomong Papua. Karena nanti sama Hendra Bujang dikasih gelar 'superhero'. Gimana kalo Anda aja deh yang bungkem, dan biarkan aja orang yang mau jadi superhero atau apapun. Kan mulut-mulutnya sendiri, dan gak minta gaji dari Anda? Pikiran Anda ini aneh bin lucu. Orang mengkritik pelanggaran HAM langsung diasumsikan antek Barat. Hubungannya opo? Apa HAM itu ciptaan Barat? You kira orang Timur dalam tradisi budayanya gak kenal apa itu penghormatan terhadap hak manusia? Jangan lupa, Bung, Indonesia sebagai anggota PBB tanda tangan menerima piagam HAM. RRC pun begitu. Anda ini warga negara mana sih kok gak ngerti kalo ada piagam HAM PBB yang berlaku buat semua negara anggota? Yang namanya bhiksu itu tugas utamanya bukan sembahyang doang, tapi lebih penting lagi menegakkan keadilan dan martabat manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Siapa sih yang bilang bhiksu nggak boleh ikut berjuang untuk kemerdekaan negerinya? Lagian, apakah pelaku pemukulan dan kekerasan terhadap warga Han di Tibet itu bhiksu? Saya nonton videonya, bukan bhiksu tuh? Yang keliatan malah bhiksu digebukin tentara RRC. Jadi, bagus justru bahwa bhiksu-bhiksu itu punya tindakan konkrit, dan nggak cuma mengharap bantuan Tuhan doang. Nanti kalo Anda sudah jadi kepala bhiksu, baru Anda boleh bikin aturan melarang bhiksu berontak. Cina silakan kalau mau hegemoni di segala bidang. Tapi hargai dulu manusianya. Anda kira perlakuan seperti yang dilakukan pemerintah Cina itu cuma kena ke warga Tibet doang? orang Han sendiri di negerinya sendiri juga diinjak-injak hak azasinya sama pemerintah RRC. baru ikut Falungong yang kerjanya cuma senam dan meditasi, tak mengganggu orang siapa-siapa, sudah diganyang dan diuber-uber. Mau hegemoni tapi kok gak pede dan sama warga sendiri aja takut? Jangan-jangan RRC nih yang ciut melihat dunia. Anda begitu semangatnya mau olah raga, sampai tutup mata pada fakta bahwa Tibet diambil paksa oleh RRC tahun 1950 ya? Ini satu tahun setelah rezim komunis ambil alih
[Forum Pembaca KOMPAS] Pembacaan dan Pembahasan Surat-Surat RA Kartini di TUK
http://utankayu.org/in/index.cfm?action=detailcat=eventid=140 Senin, 21 April 2008, 20:00 WIB Pembacaan Pembahasan Surat-Surat RA Kartini KARTINI DAN EROPA Pembaca: Niniek L. Karim Pembahas: Laksmi Pamuntjak, Mariana Amiruddin Moderator: Nong Darol Mahmada. Peninggalan paling berharga dari R.A. Kartini tentulah surat-suratnya yang kini termasyhur. Melalui surat-surat itu kita mengetahui Kartini: tokoh epik sekaligus tragik. Di situ pula Kartini memperlihatkan sosok dirinya: seorang perempuan bumiputera yang anggun, cerdas, punya cita-cita pengabdian yang tinggi, namun terjepit di tengah nasib buruk rakyatnya yang ia cintai dan nilai-nilai kemajuan Eropa yang sangat ia kagumi tapi menjajah negerinya. Di masa hidupnya, Kartini mengenal Eropa melalui setidaknya tiga cara: pertama, amatannya secara langsung terhadap orang-orang Eropa yang dikenalnya; kedua kesadarannya saat menyaksikan interaksi orang Eropa dan Pribumi; dan ketiga, bacaannya terhadap literatur Eropa. Kartini belum pernah pergi ke Eropakepergian yang sebenarnya sangat ia harapkannamun surat-surat Kartini tersiar luas di sana setelah wafatnya. Surat-surat itu pula tafsir Kartini terhadap dirinya dan bagaimana ia memahami dan merespon Eropa. Termuat juga pasang-surutnya kesan-kesan Kartini tentang Eropa karena kuatnya gravitasi antara nasib di negerinya dan harapan dari Eropa. Sejauh manakah Eropa membentuk kesadaran Kartini? Bagaimana Eropa hadir dalam jatidiri Kartini yang terus bergerak dan kadang ambivalen? Dan bagaimana pula Eropa terbentuk oleh harapan dan amatan Kartini? Hadiri diskusinya dengan Laksmi Pamuntjak, dan Mariana Amiruddin yang juga akan diawali pembacaan beberapa surat Kartini oleh Niniek L. Karim. Moderator: Nong Darol Mahmada - Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now. [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Olimpiade Beijing dan Masalah Tibet
Aduh, aduh, apalagi sih yang diributin soal amrik? Mampir dong ke Houston temuin sensei. Sensei udeh ngeranto di Texas terutama di kota Houston selama 31 tahun. Lagi kesepian nih. Mari mampir ke Texas nanti disuguhi Sate Padang dan kita bisa berdebat soal amrik sampe mati. Salam, sensei deddy mansyur university of houston www.uh.edu/shotokan http://www.youtube.com/watch?v=ef5kNT5ehsQ Tolong ditonton Video sensei http://www.tulane.edu/~karate/AllSouth.htm Jadi juara lagi - Original Message - From: dp [EMAIL PROTECTED] To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Sent: Sunday, April 20, 2008 10:54 AM Subject: Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Olimpiade Beijing dan Masalah Tibet Siapa yang dimaksud orangtua di sini? Pemerintah AS? Siapa yang dimaksud anak tiri di sini? Para imigran di AS? Kecuali Bangsa Indian Hawaii, seluruh Amerika Serikat itu berada di tanah orang kok.
[Forum Pembaca KOMPAS] Anggota DPR Sita Kamera Video
perilaku Anggota DPR Sita Kamera Video Minggu, 20 April 2008 | 01:14 WIB Jakarta, Kompas - Anggota DPR dari Fraksi PDI Perjuangan berinisial JS dilaporkan ke Polda Metro Jaya karena merampas kamera video atau handycam yang digunakan petugas satpam, Tumai Dani Tiwu Sigar. Kamera video itu digunakan Tumai untuk merekam keributan yang melibatkan JS. Tumai merekam keributan yang dipicu perilaku JS di kompleks perkantoran Darma Bumi Harmoni, Jalan Majapahit, Nomor 32-34, Jakarta Pusat, Jumat (18/4) petang. Tumai yang ditemui di lokasi kejadian menjelaskan, JS bersikeras mengeluarkan mobilnya secara melawan arus melalui pintu masuk kompleks perkantoran. Tindakan itu dapat membahayakan lalu lintas di daerah padat kendaraan di seberang Istana yang berada di kawasan Harmoni. Saya ini anggota dewan. Kamu orang kecil tahu apa. Kompleks ini milik saya, tahu! tutur Tumai menirukan JS. Ucapan JS itu kemudian diikuti kata-kata kotor yang diarahkan kepada petugas parkir dan petugas satpam kompleks yang menjaga portal pintu masuk Kompleks Darma Bumi Harmoni. Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (DPP PDI-P) Bidang Hukum dan Hak Asasi Manusia Firman Jaya Daeli yang dihubungi menyatakan, pihaknya segera memanggil JS untuk klarifikasi. Kalau betul ada pelanggaran, akan ditindak tegas sebagai bentuk penegakan aturan partai. Kader PDI-P harus menjadi contoh dan teladan bagi masyarakat serta tidak boleh mengedepankan kekerasan. Kader, apalagi anggota legislatif atau pejabat di lembaga eksekutif, harus menjadi abdi rakyat, kata Firman. Telepon genggam JS tidak bisa dihubungi sejak petang. Berdasarkan pantauan, tidak terlihat aktivitas di PT BL di kompleks perkantoran. Sebelum menjadi anggota DPR, menurut Koordinator Keamanan Okky Abibakrim, JS berkantor di PT BL. Ini bukan kali pertama dia memaksa mobilnya keluar dengan melawan arus lalu lintas melalui pintu masuk kompleks. Dia juga sering tidak membayar parkir sehingga petugas parkir harus menombok dari kantung sendiri. Mereka hanya bisa pasrah diperlakukan seperti itu. Para pemilik kendaraan di kompleks juga sering memprotes kami karena merasa petugas mengistimewakan JS, papar Okky. Sebelum insiden, JS, kata Okky, datang ke kompleks perkantoran dengan mobil Range Rover sekitar pukul 12.30. Mobil itu kemudian keluar dari kompleks sesuai prosedur dan tidak melawan arus lalu lintas. Kericuhan terjadi belakangan saat JS meninggalkan kompleks. Prosedur pengamanan Menurut Tumai, sesuai prosedur pengamanan kompleks, apabila terjadi keributan, harus direkam dengan menggunakan kamera video yang disediakan. Tumai dengan sigap mengambil kamera video dan merekam perilaku anggota dewan tersebut. Menyadari aksinya direkam kamera, JS tiba-tiba menghampiri Tumai dan langsung merampas kamera video berisi rekaman peristiwa itu. Kamera video bermerek JVC dengan kemampuan 32 kali zoom yang baru empat bulan disediakan perusahaan pun langsung berpindah tangan. Saya dihalangi dua pengawal JS sehingga tidak bisa mengambil kamera itu. Karena kehilangan handycam itu saya dipotong gaji oleh perusahaan, kata Tumai dengan wajah memelas. Perampasan berawal dari perilaku JS yang menumpang Toyota Kijang Innova warna perak memaksa keluar kompleks dengan melawan arus. Saat itu, ujar Okky, portal dalam posisi tertutup sebagai standar pengamanan. Namun, mobil JS memepet portal dan memaksa agar palang besi dibuka. JS membentak sopirnya untuk menerobos. Dia turun dari mobil lalu memaki petugas parkir dan petugas satpam, Malvin Ligo dan Tumai, yang bertugas. Mobilnya terlihat baret-baret karena dipaksa menyeruduk palang besi, kata Tumai. Keributan pun terjadi. Saat Tumai mengambil gambar menggunakan kamera video, JS marah dan merampas alat perekam itu. Ditemani kawan-kawannya, Tumai melaporkan peristiwa perampasan itu ke Polda Metro Jaya dengan tuduhan perampasan dan pencurian. (Ong)
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Istana Mainan Hoya
Salam Mas Budi. Generasi sekarang mungkin sudah tidak kenal dengan Istana Mainan Hoya seperti yang Mas Budi masukkan dalam artikel. Seperti saya ketahui, Istana Minan Hoya memang terkenal di eral 1980-an. Ada di Blok M dan Pasar Senen. Kalau tidak salah beberapa waktu lalu, dalam tulisannya Mas Budi juga pernah menyinggung soal Istana Mainan Hoya. Saat ini masyarakat lebih mengenal Kidz Mania dan di awal tahun 2000-an masyarakat mengenal Kids Station. Nama Istana Mainan Hoya, saat ini masih samar-samar terdengar keberadaannya. Atau memang saat ini Hoya masih ada? Itu saja Mas, kami menunggu tulisan-tulisan yang nyeleneh khas Mas Budi. herrybarus jakarta Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED] wrote: Oleh BUDIARTO SHAMBAZY http://kompas.com/kompascetak/read.php?cnt=.xml.2008.04.19.00590529channel=2mn=154idx=154 Jika mau terpilih lagi jadi presiden, gubernur, bupati, atau lurah, syaratnya mudah: jangan nganggur. Itu dibuktikan Gubernur Sumbar Gamawan Fauzi, Bupati Kebumen Rustriningsih, dan lurah saya. âPemimpin penganggurâ tak berbakat jadi pemimpin karena terpilih untung-untungan. Setelah memerintah, ia menghabiskan dana, tenaga, perhatian, dan waktu untuk ngurusin musuh- musuhnya. Dalam masa jabatan lima tahun, âpemimpin pekerjaâ bekerja 2-3 tahun saja, selebihnya leha-leha. Pemilih di negeri ini baik hati dan tak suka berharap muluk. Masa 2-3 tahun itu dikenang manis para pemilih yang baik hati. Saat kampanye pemilihan masa jabatan kedua mulai, pemimpin pekerja tak perlu ngutang atau melégo harta untuk dana jualan citra. Beda dengan pemimpin penganggur yang antiteori. Mereka nekat mengumbar janji surga dan didukung uang yang âtak ada sérinyaâ sampai menimbulkan histeria massa. Setelah terpilih terbukti ia pemimpin penganggur yang lebih suka leha-leha. Menurut teori mantan Menkeu Bambang Subianto, ibarat sepak bola, pemimpin penganggur gemar pola permainan â2-1-2â. âMenurut pola 2-1-2, jumlah pemain cuma lima,â saya tanya Pak Bambang. âOh, yang enam kena kartu merah,â jawabnya. Nah, menurut pola 2-1-2 di dua tahun pertama pemimpin penganggur sibuk konsolidasi tiada henti. Ia menempatkan sesama anték penganggur di mana-mana, gonta-ganti timnya, dan melampiaskan aneka hobinya. Setelah itu, ia mau coba kerja serius satu tahun di tengah. Namun, berhubung terbiasa nganggur dan dihanyutkan aneka hobi, ia mirip anak balita yang sukar konsentrasi karena kurang perhatian. Pada dua tahun terakhir masa jabatannya, ia kalap. Ia mengira âbekerja sama dengan kampanyeâ agar bisa terpilih kembali. Namun, seperti kata lagu Panbers, âTerlambat sudah, terlambat sudah/Semuanya tâlah berlaluâ. Pemimpin penganggur tidak hanya dikalahkan lawan-lawannya, tetapi juga dipermalukan pemilihnya. Jadi, pelajaran paling berharga bagi yang menang di Pilgub Jabar dan Sumut: jangan jadi pemimpin penganggur. Partai-partai pemenang Pilgub Jabar dan Sumut membuktikan rekrutmen kaum muda berhasil. Partai-partai yang kalah dapat pelajaran berharga juga, yakni jangan pernah lengah. Dan, yang menang dan yang kalah tetap dapat suara sebagai tanda rakyat masih percaya partai. Meski MK membolehkan calon perseorangan/independen boleh ikut dalam pilkada, mereka kurang bertanggung jawab. Mereka tak punya ideologi, AD/ART, organisasi, dan seterusnya. Betul istilah Rizal Ramli, mayoritas pemilih Jabar dan Sumut ogah memilih âmobil bekasâ (incumbent) dan âtank mogokâ (jenderal purnawirawan). Namun, calon perseorangan tak ubahnya âmobil dan tank mainanâ. Jangan buru-buru memvonis wajah-wajah lama sama dengan mobil bekas. Dalam kondisi ekonomi yang sulit, mobil bekas lebih murah ketimbang mobil baru. Dan, pedagang mobil di mana pun sama. Mereka pasti bilang mobil Anda loyang dan mobil mereka emas. Dan, kalau tak mau naik mobil, masih bisa jalan kaki alias jadi golput. Jumlah golput yang sepertiga dari total pemilih di Pilgub DKI, Jabar, dan Sumut pertanda demokrasi makin sehat. Mudah membaca fenomena tank mogok yang diawali kegagalan dua jenderal purnawirawan, Tamlicha Ali dan Djali Yusuf, di Pilgub Aceh. Padahal, Tamlicha putra Aceh dan Djali bekas panglima kodam di sana. Kegagalan mantan jenderal pertanda rakyat meragukan strong leadership. Di masa yang penuh cobaan ini dibutuhkan pemimpin pekerja yang bernuraniâtak melulu yang âserba kuatâ. Namun, kepemimpinan ala jenderal purnawirawan tetap relevan. Ada kemungkinan Sutiyoso, SBY, Wiranto, dan Prabowo Subianto mencalonkan diri sebagai presiden tahun depan. Posisi mereka tak mudah. Apalagi Megawati Soekarnoputri dan PDI-P plus Jusuf Kalla dan Golkar makin populer di tingkat nasional. Debacles di Aceh, Jabar, dan Sumut wajib diantisipasi melalui microtargeting pemilih yang berubah. Pilpres 2009 tak lagi ajang jualan citra, tetapi jualan substansi. Kampanye Wiranto yang fokus ke hal-ihwal kemiskinan
[Forum Pembaca KOMPAS] Wapres Prihatin Soal Kecelakaan di Jalan
http://www.kompas.com/kompascetak/read.php?cnt=.xml.2008.04.21.01213356channel=2mn=154idx=154 Jakarta, Kompas - Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla, Minggu (20/4), mengeluhkan angka korban kecelakaan transportasi di jalan raya mencapai 30.000 orang setahun atau 1.000 kali dari korban virus Flu Burung yang hanya mencapai 100 orang lebih setahunnya. Penyebab kecelakaan itu disebabkan karena berbagai kombinasi berbagai faktor menyebabkan angka kecelakaan yang tinggi dari para pengguna kendaraan bermotor di Indonesia. Berbagai faktor itu di antaranya pertambahan jumlah penduduk yang tak sebanding dengan jumlah penambahan ruas jalan, lemahnya penegakan hukum dan penerapan aturan terkait penggunaan dan keamanan kendaraan di jalan serta masih kendornya kedisiplinan masyarakat pengguna jalan. Keluhan itu dilontarkan Wapres Kalla saat memberikan pengarahan pada pencanangan pekan nasional ke-2 keselamatan transportasi jalan di Silang Monumen Nasional (Monas), Jakarta, Minggu pagi. Dalam acara itu hadir Ny Mufidah Jusuf Kalla dan sejumlah menteri di antaranya Menteri Perhubungan Jusman Sjafii Djamal, Menteri Perindustrian Fahmi Idris, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Erman Soeparno dan sejumlah menteri lainnya. Wapres menyatakan, salah satu di antaranya adalah sarana jalan yang rusak, yang menyebabkan pengguna kendaraan bermotor menjadi mudah menjadi korban. Tiap tahun sebanyak 5,1 juta motor dijual. Mobil 50.000 unit. Jadi, 35 juta kendaraan setiap hari. Akibatnya, sedikit saja jalan rusak, orang naik motor bisa jatuh atau tabrakan. Belum ditambah dengan teknologi sehingga kendaraan bermotor bisa melaju lebih cepat dan mudah kecelakaan, papar Wapres. Oleh sebab itu, untuk mengurangi tingkat kecelakaan kendaraan bermotor yang tinggi ini, diperlukan langkah bersama seluruh instansi pemerintah terkait bersama dengan masyarakat, dengan cara melaksanakan kombinasi berbagai langkah departemen dan instansi pemerintah, mulai dari perbaikan sarana dan prasarana jalan, memperbaiki dan penegakkan aturan hukum oleh aparat, juga penegakan disiplin berlalu lintas. Tanpa itu, sia-sia upaya mencegahan dan penurunan angka kecelakaan di jalan raya, ujar Wapres Menurut Jusman, data yang diterima Bank Pembangunan Asia (ADB) berdasarkan riset tahun 2004 di Indonesia, tingkat kematian pengguna kendaraan bermotor di Indonesia mencapai angka 30.000 korban per tahun dan nilai kerugian materi mencapai Rp 40 triliun. (HAR)
[Forum Pembaca KOMPAS] Parpol Idap Autisme Sosial
http://www.kompas.com/kompascetak/read.php?cnt=.xml.2008.04.21.01293582channel=2mn=154idx=154 Jakarta, Kompas - Meskipun rakyat masih dirundung dengan berbagai masalah sosial akibat kenaikan harga minyak dunia, partai politik justru asyik dengan dirinya sendiri. Selain sibuk menyelesaikan konflik internal di tubuhnya, partai politik juga lebih banyak mencurahkan perhatiannya untuk menghadapi Pemilu 2009 dan merebut kekuasaan di daerah melalui pilkada. Direktur Eksekutif The Lead Institute Universitas Paramadina Bima Arya Sugiarto di Jakarta, Sabtu (19/4), menilai kondisi tersebut terjadi karena parpol mengidap autisme sosial. Elite parpol menjadi rabun dengan berbagai persoalan yang melilit masyarakat dan abai dengan keinginan masyarakat. Kondisi ini telah melahirkan ketidakpercayaan publik yang sangat tinggi terhadap parpol dan sistem yang ada. Tingginya jumlah pemilih yang tidak menggunakan hak pilihnya atau menjadi golongan putih dalam pemilu dan pilkada, mencerminkan ketidakpercayaan itu. Masyarakat lebih suka membangun basis politik di tingkat akar rumput yang justru menegasikan kehadiran parpol. âSensitivitas parpol terhadap isu-isu yang menjadi perhatian publik sangat kurang. Orientasi parpol melompat jauh kedepan meninggalkan persoalan riil rakyat dan sibuk dengan agendanya sendiri,â kata Bima. Fungsi tak jalan Secara terpisah, dosen hukum tata negara Universitas Padjadjaran Indra Prawira mengatakan fungsi parpol untuk mendidik masyarakat, rekrutmen calon pemimpin, dan membawa visi perubahan kedepan bagi bangsa nyaris tak ada yang dilakukan. Parpol semakin terpecah secara spasial, yang ditandai dengan semakin banyaknya parpol baru. âSemangat untuk bergabung atau berkoalisi sangat rendah karena tak adanya saling kepercayaan sesama bangsa sebagai inti demokrasi,â katanya. Menurut Bima, tidak berfungsinya peran partai terjadi karena sistem politik Indonesia belum memberikan kepastian bagi para pelaku politik sendiri. Meksipun bekerja keras membangun karier politik dari bawah, namun para elite politik itu tetap dapat terpental setiap saat dari lingkaran politik yang ada. Ketidakjelasan ini membuat fungsionaris parpol menerapkan sistem aji mumpung saat mereka berkuasa. Mereka juga lebih mengandalkan hubungan kedekatan dengan pemegang kekuasaan kunci di parpol untuk eksis daripada meningkatkan kapasitasnya sebagai politisi. âSistem kepartaian yang buruk ini harus segara dibenahi, baik dari dalam maupun dari luar partai,â ujarnya. Bima menambahkan semua pihak harus turut membenahi parpol. Pembenahan ini memang membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Namun, parpol tetap harus dibangun berdasarkan sistem jangka panjang dan visi kedepan yang mampu diterjemahkan secara nyata dalam masyarakat. Tindakan anti-parpol, tuntutan penguatan calon perseorangan, dan kampanye untuk menjadi golput justru mencerminkan tidak sehatnya demokrasi yang ada saat ini. Jika tanggung jawab memperbaiki parpol dilepas, maka kehidupan demokrasi sendiri yang akan berada dalam bahaya. Indra mengatakan kunci penataan parpol dan sistem politik yang ada terletak pada kuatnya kepemimpinan nasional. Presiden harus berani menegakkan sistem yang sudah diatur dalam konstitusi agar tidak disandera oleh para elite parpol. (MZW
[Forum Pembaca KOMPAS] Kasus Jilbab di Padang (Laporan TEMPO)
TEMPO, Edisi. 08/XXXVII/14 - 20 April 2008 Nasional Kewajiban berjilbab Jilbab, Wajib dan Menyesuaikan Meski siswi nonmuslim tak diwajibkan, jilbab sebagai seragam sekolah merata di seluruh Sumatera Barat. Kalau tak rapi, diancam dikeluarkan dari sekolah. RITUAL harian Saskia, sebut saja begitu, dimulai pukul enam pagi. Dua puluh lima menit setelah bangun tidur, tubuh siswi kelas III sekolah menengah atas swasta di Padang itu sudah berbalut baju kurung dipadu kain batik merah muda. Dia pun berdandan di depan cermin yang terpasang di atas lemari tempat menyimpan baju dan kitab Injil. Dengan terampil tangannya memasang jilbab, berupa selendang persegi empat warna pink, menutup kepalanya. Semenit kemudian, penampilannya berubah bagaikan santriwati pondok pesantren. Dari rumah kosnya ke sekolah, sekali ia berganti kendaraan umum. Dekat pukul tujuh pagi, gadis yang bulan depan menjalani ujian akhir nasional itu memasuki halaman sekolah. Sekitar pukul 11.00, penganut agama Katolik itu pulang cepat karena hari Jumat. Begitu kakinya melangkah ke luar gerbang sekolah, Saskia sibuk melepas jilbab dan memasukkannya ke dalam tas. Panas sekali, kata perempuan yang sudah berjilbab ke sekolah sejak 2005 itu. Pernah suatu kali dia dan beberapa temannya ditegur guru dan diingatkan supaya melepas jilbab setelah sampai di rumah. Lain waktu, guru yang lain menegurnya karena tak rapi memakai jilbab sehingga menampakkan sebagian rambutnya. Kalau tidak bisa rapi mengenakan jilbab, tinggalkan saja sekolah ini, kata Saskia menirukan peringatan keras sang guru. Instruksi Wali Kota Padang, 7 Maret 2005, yang mewajibkan Saskia mengenakan jilbab. Dalam surat edaran ke sekolah-sekolah, Wali Kota mewajibkan siswa beragama Islam semua sekolah dasar hingga sekolah menengah atas dan yang sederajat di wilayahnya mengenakan pakaian muslim. Siswa nonmuslim dianjurkan menyesuaikan diri. Sebetulnya, banyak siswa nonmuslim yang keberatan. Tapi, ketika Tempo menemui belasan siswi nonmuslim di kelas III sebuah sekolah menengah atas, mereka enggan diwawancarai. Mereka khawatir identitasnya terbuka. Seperti Saskia, mereka hanya ingin cepat-cepat menyelesaikan sekolah dan terlepas dari kewajiban berjilbab itu. Sudarto, Direktur Pusat Studi Antar-Komunitas Beragama, lembaga swadaya masyarakat yang mengusung isu pluralisme di Padang, menyayangkan pemerintah kota yang mengatur masalah keagamaan secara simbolis. Menurut dia, tidak jadi masalah jika Wali Kota agamis secara pribadi. Tapi jangan sampai diangkat menjadi kebijakan publik, katanya. Dalam observasi langsung di beberapa sekolah di Padang bersama Lembaga Survei Indonesia, Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat, serta Jurnal Perempuan, dua pekan lalu, Sudarto dan rekan-rekannya menemukan semua siswi nonmuslim di empat sekolah yang disambangi mengenakan jilbab saat bersekolah. Ketika saya tanya, mereka menjawab terpaksa mengikuti aturan sekolah, ujarnya. Sebetulnya, peraturan itu hanyalah instruksi wali kota kepada dinas pendidikan, dan bukan berbentuk peraturan daerah. Apakah instruksi itu sah untuk publik, itu yang sedang kami kaji, kata Sudarto, yang juga anggota Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Sumatera Barat. Selama lima tahun terakhir, Pemerintah Kota Padang memang aktif mengeluarkan kebijakan yang terkait dengan ibadah Islam. Pada 2003, pemerintah kota menerbitkan peraturan daerah yang mewajibkan siswa pandai baca-tulis Al-Quran. Berdasarkan peraturan daerah itu, seorang tamatan sekolah dasar tak boleh diterima di sekolah menengah pertama jika tak fasih membaca kitab suci. Wali Kota Padang Fauzi Bahar berusaha berkelit. Menurut dia, perintah yang dia keluarkan sejak tiga tahun silam itu hanya bersifat wajib bagi siswi sekolah dasar sampai sekolah menengah atas yang beragama Islam. Bagi kalangan nonmuslim, sifatnya hanya anjuran menyesuaikan diri, dengan mengenakan baju kurung bagi siswi dan baju koko untuk siswa. Dia juga menyatakan tak pernah mendapat protes dari masyarakat. Bahkan kebijakan yang dikeluarkan dengan alasan mengurangi gigitan serangga penyebab penyakit serta penyeragaman ini ditanggapi positif oleh kalangan nonmuslim di kota dengan sekitar 900 ribu penduduk itu. Karena sifatnya imbauan, menurut Fauzi, yang menjabat sejak 2004, tak ada sanksi bagi mereka yang tak menjalankan aturan ini. Tak ada paksaan dan tak pernah ada razia jilbab, kata pemimpin kota yang 90 persen penduduknya beragama Islam itu. Fauzi malah menambahkan, jika ada sekolah yang terbukti memaksakan pemakaian jilbab terhadap siswa nonmuslim, ia akan menindak tegas. Sebutkan dan akan kami copot kepala sekolahnya, ucapnya. Kebijakan ini, kata Fauzi, pernah dibicarakan di sidang kabinet. Tapi, karena dianggap tak ada gejolak berarti dari masyarakat, tak pernah ada upaya mencabut atau mengkaji ulang. Bahkan, menurut sang Wali Kota, seluruh Provinsi Sumatera Barat telah menerapkan kebijakan ini karena dianggap membawa pengaruh
[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Olimpiade Beijing dan Masalah Tibet
oh, dulu juga USA pernah dikalahkan Jepang. Jepang nyontek habis2an teknologi US. Sekarang mobil USA (Ford) terjungkal di kandang sendiri oleh mobil Jepun. Tapi ya ndak apa2 tuh. Ada gantinya yang lain. Sekarang kan jamane komputer. USA masih unggul bukan? microsoft, yahoo, google, you tube, semua ditemukan di america oelh orang amerika. nanti kalau sudah disaingi lagi oelh orang luar amerika, pasti ada lagi benda2 yang sekarang tidak terpikirkan ada. entah apa itu. yopora? ikut2an pak Ron nih. jadi saya mah do not worry-lah pak Wal. eh pak Wal juga di amrik kan? mj --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, wal.suparmo [EMAIL PROTECTED] wrote: Salam, Suatu bukti konkrit adalah kenyataan bahwa Amerika(USA) sudah kehilangan paling sedikit 50% dari eksportnya dalam arti PASAR DUNIA. Baik dalam bidang ELEKTONIK,FOTOGRAFI,OTOMOTIF bahkan KAPAL TERBANG. Walaupun tidak semuanya dikalahkan oleh RRT.Amerika betul2 cemas dengan perkembangan yang terjadi di RRT karena kemungkinan 25 tahun yad, hegemoni dunia akan sangat berubah. Wasalam, Wal Suparmo
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Ahmadiyah Mau Lapor PBB
SETUJU pak Anton,,, Pada intinya semoga semua umat beragama di negara indonesia ini bisa akur, y kalaupun ada perbedaan ya jangan sampai anarkis kita serahkan saja sama penegak hukum dan tokoh2 pemuka agama kita. Saya yakin jika masalah tersebut segera ditindak lanjuti oleh pemerintah, masalahnya tidak akan berkepanjangan seperti ini. Yang pernah saya lihat di TV ada salah satu penganut ajaran ahmadiyah sampai mengatakan saya akan tetap menjalankan rutinitas dan akan siap menghadapai apapun resikonya, karena pemerintah sendiri belum melarang ajaran ahmadiyah di indonesia Salam PEACE untuk semua - Original Message - From: anton_djakarta To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Sent: Friday, April 18, 2008 12:13 PM Subject: Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Ahmadiyah Mau Lapor PBB Di titik ini tinggal bagaimana menafsirkan UUD 1945, Kebebasan menganut agama dan keyakinan Dalam Negara Indonesia yang Nasionalis - Sekuler ini, jelas pemaksaan menurut monopoli kelompok tertentu tidak bisa dibenarkan, selama Ahmadiyah tidak mengganggu hukum positif yang berlaku, mereka bebas menjalankan keyakinannya. ANTON
[Forum Pembaca KOMPAS] Jakarta akan Tenggelam 6 Desember 2025
Jakarta akan Tenggelam 6 Desember 2025 Akibat pembangunan kota yang tidak tertata rapi dan daerah resapan air digunakan untuk pembangunan akan menyebabkan ibukota Indonesia akan tenggelam pada 6 Desember 2025. Tenggelamnya Jakarta pada tanggal tersebut berdasarkan siklus astronomikal 18.6 tahun. Pada saat itu, tinggi permukaan laut akan naik drastis sehingga bisa menenggelamkan kota berpenduduk 12 juta jiwa tersebut. Walau perubahan iklim dituding penyebab naiknya permukaan laut, namun hasil penelitian menunjukkan permasalahan utama tenggelamnya Jakarta adalah karena pembangunan yang tidak terkendali. Alasan utamanya bukanlah perubahan iklim atau apa pun, jelas Jan Jaap Brinkman, teknisi yang bekerja di badan konsultan Belanda, Delft Hydraulics seperti dilansir harian Singapura The Strait Times, Rabu (16/4). Komite Perubahan Iklim, badan yang berhubungan dengan pemerintahan-Inter memperkirakan tinggi permukaan laut pada tahun 2025 akan naik 5 cm. Namun Brinkman mengatakan ketinggian Jakarta akan berada 40-60 cm lebih rendah dibandingkan ketinggian sekarang. Wilayah yang terkena dampak jika Jakarta tenggelam adalah daerah-daerah yang dekat dengan Laut Jawa. Hasil penelitian menunjukkan tanpa perlindungan yang lebih baik, permukaan laut akan mencapai wilayah pemukiman penduduk tahun 2025. Dan tinggi permukaan laut akan mencapai puncaknya pada 6 Desember 2005, peringati Brinkman. Namun sebelumnya akan terjadi lebih sering banjir. Achmad Lanti, pejabat pengawas air di ibukota mengatakan sekitar 40 persen sungai dan danau di Jakarta tidak saling terhubung. Untuk memperbaiki layanan, pemerintah DKI Jakarta tahun 1997 telah memprivatisasi suplai air. Namun dua operator asing gagal memenuhi janjinya mensuplai air untuk 75 persen warga pada tahun lalu. Lebih lanjut, ia mengatakan sekitar setengah air yang disalurkan pipa air hilang karena dicuri atau kebocoran. Kadang-kadang mereka yang melakukan pencurian secara individual dan organisasi kejahatan yang saya sebut mafia air, jelasnya. Ahli infrastruktur untuk Bank Dunia di Indonesia, Hongjoo Hahm, mengatakan sistem drainase yang dibangun semasa pemerintahan Belanda sudah tidak bisa lagi mencegah terjadinya banjir. Skala banjir dikatakan Belanda akan terjadi setiap 25 tahun sekali, namun kini setiap tahun banjir selalu melanda Jakarta, jelasnya seperti dikutip The Strait Times. .. Sumber: http://15meh.blogspot.com/2008/04/jakarta-akan-tenggelam-6-desember-2025.ht= ml
[Forum Pembaca KOMPAS] Harmoko Cermin Kader Tua yang Enggan Turun
http://www.kompas.com/kompascetak/read.php?cnt=.xml.2008.04.20.23595966channel=2mn=159idx=159 Jakarta, Kompas - Kemunculan kembali mantan Ketua Umum Golkar, Harmoko, bersama Partai Kerakyatan Nasional merupakan cermin kaum tua yang enggan turun panggung. Bagi Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari, Harmoko yang kehilangan panggungnya di Partai Golkar memang mau tidak mau mesti mencari. Qodari, Minggu (20/4) siang, meragukan ketulusan Harmoko mendukung anak muda. Jika memang tulus, mestinya Harmoko bisa mendukung dari luar dan tak perlu masuk ke dalam struktur partai politik bersangkutan. Dengan masih bersedia menduduki jabatan struktural di parpol, wajar saja jika kemudian Harmoko dinilai masih berambisi memburu jabatan atau setidaknya mencari panggung di hadapan publik. Qodari juga menolak jika disebut kemunculan Harmoko di PKN ini menunjukkan kelemahan kaum muda dalam berpartai. Faktanya, kaum muda sudah ada yang membentuk parpol sendiri, seperti Partai Keadilan Sejahtera (PKS). âTentang Harmoko, ini soal postpower syndrome,â ujar Qodari. Seperti diberitakan, Harmoko tampil saat deklarasi Partai Kerakyatan Nasional (PKN) di Gedung Djoeang 45 Jakarta, Sabtu (19/4). Harmoko yang pernah menjabat sebagai Ketua Umum Golkar dan juga Ketua DPR/MPR itu merupakan penggagas dan menjadi Ketua Dewan Pembina PKN. Parpol baru ini sudah berbadan hukum dan kini mempersiapkan diri untuk verifikasi sebagai parpol peserta Pemilu 2009. Kemunculan Harmoko dengan PKN disayangkan oleh kader Partai Golkar, Ferry Mursyidan Baldan. Semestinya Harmoko tidak perlu ikut-ikutan mendirikan parpol sekalipun itu merupakan hak warga negara. Tokoh sekaliber Harmoko yang pernah memimpin Golkar sebenarnya bisa tetap berkontribusi lewat Partai Golkar. Dengan demikian, pertumbuhan parpol baru benar-benar memberikan angin segar, bukan sekadar parpol daur ulang. âBiarlah ruang untuk mendirikan parpol baru bagi masyarakat yang belum pernah berpartai,â kata Ferry. Secara terpisah, Direktur Eksekutif Lingkar Madani untuk Indonesia (Lima) Ray Rangkuti menyebutkan, kemunculan Harmoko menunjukkan sistem politik yang tidak ramah terhadap kaum muda. Sistem politik tidak berpihak kepada regenerasi politik yang berkesinambungan. Parpol baru cenderung muncul karena dukungan pemilik modal. Realitanya, modal hanya berpusat dan berputar di kalangan kaum tua. Undang-undang bidang politik terlampau berpihak kepada kelompok tua. Sekretaris Partai Golkar DPR Syamsul Bachri menilai langkah mantan Ketua Umum Golkar, Harmoko, mendirikan partai baru cukup mengagetkan dan tak pantas ditiru para kader partai. (dik)
[Forum Pembaca KOMPAS] Efiliani: Saya Bukan PSK
http://www.kompas.com/index.php/read/xml/2008/04/20/16565114/efiliani.saya.bukan.psk JAKARTA, MINGGU- Efielian Yonata, wanita yang digiring Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bersama anggota Komisi IV DPR RI Al Amin Nur Nasution, membantah pemberitaan di berbagai media massa yang menyebut dirinya adalah seorang Pekerja Seks Komersil (PSK). Hal ini ia jelaskan saat menggelar jumpa pers terkait penangkapannya, Minggu (20/4) siang, di Restoran Padang Bundo Sati, Jakarta. Saya ini Efielian Yonata. Saya ini mahasiswi Universitas Pakuan Bogor. Saya bukan PSK. Itu fitnah dan tolong teman-teman wartawan meluruskan, kata mahasiswi semester empat Fakultas Ekonomi yang akrab dipanggil Efil ini. Saat menggelar jumpa pers, Efil datang bersama neneknya, Hj Agustinah, kuasa hukumnya Ahmad Yani, dan teman dekatnya, Arya, yang juga ditangkap KPK di Hotel Ritz Carlton, Rabu 9 April lalu. Dengan mata berkaca-kaca, Efil menjelaskan bahwa dirinya tidak mengenal Amin. Wanita berusia 20 tahun ini mengaku baru pertama kali bertemu Amin di Jakarta dan dikenalkan oleh Arya, teman yang baru sebulan ia kenal di kampung halamannya, Bogor. Saya nggak kenal dengan Pak Amin. Saya baru sekali bertemu dia dan dikenalkan teman saya, Arya. Saya sama sekali tidak ada sangkut pautnya dengan kasus yang menimpa Pak Amin, kata Efil. Kepada wartawan, Efil menjelaskan bahwa dirinya pada Selasa (8/4) atau sehari sebelum ditangkap, ia diajak liburan oleh Arya ke Jakarta. Ia pun lalu berangkat ke Jakarta diantar temannya seusai mengikuti ujian di kampus. Saya tiba di Jakarta sekitar jam 7 malam. Terus ketemu Arya di rumah makan Padang, kata Efil. Rumah makan yang dimaksud Efil itu adalah Rumah Makan Sari Bundo di Jl Juanda dekat Istana Merdeka. Saat itu Arya sudah menunggu bersama Amin. Sebenarnya, Efil dan Arya hendak jalan berdua, namun batal karena diminta menemani Amin ke klub malam di Hotel Ritz Carlton. Kita bahkan punya pikiran mau nonton film dan ke Hotel Four Season (Jl Dukuh Atas Jakarta). Tapi saya tidak enak dengan Pak Amin yang malam itu memang minta ditemani. Lalu saya ajak Efil dan kami berangkat sama-sama ke klub malam di Ritz Carlton. Sekedar jalan-jalan saja, hang out bareng, kata Arya. Pemuda yang mengaku aktif di Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) ini mengatakan bahwa Efil tidak mengenal Amin. Sementara hubungannya dengan Amin adalah sebagai kawan yang aktif di organisasi. Saya sudah kenal lama, dan saya juga kenal dan sering ngobrol dengan mba Kristina (istri Amin). Bahkan saya pernah cerita dengan mba Kristina kalau saya lagi dekat dengan cewek yang mana cewek itu ya Efil ini, kata Arya seraya menunjuk ke arah Efil. Saat di klub malam itu, Arya, Efil, dan Amin duduk satu meja. Kepada wartawan ia mengaku tidak melihat Amin bertemu dengan Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Bintan Kepulauan Riau, Azirwan. Namanya klub, jadi waktu itu gelap, saya tidak ada lihat Pak Amin bertemu dengan Sekda (Azirwan) itu. Karena kita memang duduk tidak satu table (meja), katanya. Sekitar pukul 1.00 WIB, ketiganya memutuskan untuk pulang. Saat itulah ketiganya diciduk oleh KPK sekeluar dari lift di lantai dasar (basement). Efil dan Arya membantah dirinya ditangkap KPK saat di kamar hotel. Kami tidak ditangkap di kamar, kami ditangkap di basement waktu keluar dari lift. Saya waktu itu lihat banyak polisi dan ada Brimob yang bersenjata lengkap. Usai ditangkap kami langsung dibawa ke kantor KPK, ujar Arya menjelaskan. Di kantor KPK, keduanya mengaku bingung ketika penyidik menanyakan apakah mengetahui seputar dugaan penyuapan Amin oleh Azirwan. Keduanya mengaku lelah dan sempat stress saat diperiksa KPK. Karena kami memang tidak tahu menahu soal itu. Waktu keluar dari kantor KPK kami juga takut dan bingung melihat banyak wartawan sudah menunggu dan mengejar. Terus terang saya dan keluarga sangat terganggu, terutama dengan pemberitaan yang telah mencemarkan nama baik. Karena itu saya mohon diluruskan. Saya bukan PSK, kata Efil.(Persda Network/mohammad abduh)
[Forum Pembaca KOMPAS] Cahaya Keselamatan SBY
Majelis Dzikir Nurussalam bukanlah majelis kelas kampung. Majelis ini didirikan oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dan menjelma menjadi sebuah yayasan. Punya cabang di hampir seluruh provinsi, sejumlah kerabat dan kolega SBY duduk sebagai pengurus yayasan, sementara penyokong dananya adalah sejumlah pengusaha. Apa hubungannya dengan Gunawan Jusuf? oleh Rusdi Mathari TAK ADA YANG SALAH DENGAN KEBERADAAN SEBUAH MAJELIS ZIKIR. Sebagai wadah untuk mengingat Tuhan, majelis zikir tentulah diharapkan membawa perubahan positif pada perilaku manusia. Mungkin karena itu, Presiden SBY merasa perlu mendirikan majelis zikir, yang dia beri nama Nurussalam atau cahaya keselamatan. Majelis yang didirikan SBY sejak Pemilu Presiden 2004 belakangan dikelola oleh sebuah yayasan tersendiri. Selama empat tahun berdiri majelis ini sudah sering menggelar acara zikir bersama di berbagai kota. Pada 24 Februari silam, misalnya, Nurussalam Jawa Timur mengadakan acara zikir dan doa bersama di Masjid al Akbar, Surabaya. Suara Surabaya menulis, sekitar 40 ribu orang datang ke al Akbar untuk mengikuti acara zikir dan doa tersebut. Mewakili SBY pada acara itu, tampil Kurdi Mustofa Ketua Pengawas Yayasan Nurussalam. Selain terlibat di Nurussalam, Kurdi Mustofa adalah tentara berpangkat Brigjen yang pernah menjadi anggota tim kampanye SBY dalam Pemilu Presiden 2004 dan kini menjabat sekretaris pribadi Presiden SBY. Pernah pula Nurussalam menerbitkan buku berjudul Kejamnya Fitnah pada Agustus 2007. Buku ini merupakan kumpulan khotbah Jumat dari H. Mohammad Hidayat di Masjid Baitulrrahim yang terletak di lingkungan Istana Presiden. Mohammad Hidayat adalah Khatib Anggota Dewan Syariah Nasional MUI Pusat dan Wakil Pemimpin Umum majalah Dzikir, media bulanan yang juga diterbitkan oleh Nurussalam. Secara keseluruhan buku itu berisi tulisan yang memuat sejumlah dalil agama tentang bahaya fitnah dan keistimewaan orang yang difitnah di sisi Tuhan. Namun buku itu juga mengingatkan orang kepada ketegangan politik antara SBY dengan Amien Rais, yang terjadi dua bulan sebelumnya menyusul pengakuan Rokhmin Daruri soal aliran dana nonbujeter Departemen Kelautan dan Perikanan. Pak Menteri pada pemerintahan Megawati itu di zaman pemerintahan SBY didakwa melakukan korupsi tapi di pengadilan Rokhmin justru membeberkan fakta yang mengejutkan: dana nonbujeter departemennya mengalir kepada tokoh penting, sejumlah anggota DPR, sejumlah partai politik dan sejumlah tim sukses presiden pada Pemilu 2004. Amien Rais bukan saja mengakui menerima dana dari Rokhim tapi juga lalu menyebutkan ada salah satu calon pasangan presiden yang bertarung menerima bantuan dana asing. Selentingan Amien Rais rupanya membuat SBY meradang hingga Presiden RI itu perlu menggelar jumpa pers usai salat Jumat 25 Mei 2007, hanya untuk membantah pernyataan Amien Rais. Tuduhan ini sungguh keterlaluan, fitnah yang kejam. Naudzubillah, kata Presiden SBY dengan nada marah waktu itu. Beberapa nama yang mengurus Nurussalam adalah orang-orang yang dikenal baik oleh publik. Di luar Kurdi Mustofa, antara lain tercantum nama SBY dan putra sulungnya Eddy Baskoro Yudhoyono; SBY menjadi pembina dan Eddy Baskoro menjabat sebagai sekretaris. Untuk bendahara ada nama H. Hartanto Eddie Wibowo dan Aziz Mochdar dan Hartanto Edhie Wibowo adalah adik laki-laki dari Ibu Negara Ani Yudhoyono dan seorang pengusaha, yang namanya tercatat sebagai komisaris pada PT Power Telecom, perusahaan yang dimiliki Keluarga Tjokrosaputro. Adapun Aziz Mochdar adalah pengusaha atau tepatnya pelaku bisnis dan pernah tercatat sebagai pemegang saham PT Bimantara Citra antara lain di SCTV (dulu), PT Satelindo, PT Duta Nusabina Lestari dan PT Asri Wahana Intinusa. Azis Mochtar merupakan adik dari Muchsin Mochdar. Nama yang disebut terakhir adalah ipar dari B.J. Habibie, Presiden RI ketiga. Bersama Gunawan Jusuf, Aziz Mochdar merupakan pemilik dari PT Senni Cahaya, sebuah perusahaan patungan yang kepemilikan sahamnya masing-masing dimiliki PT Wibhuti Haemmesyaa (81 persen) and PT Makindo Tbk (19 persen). Sebanyak 98 persen saham Wibhuti dimiliki oleh Aziz Mochdar dan sisanya dikantongi oleh PT Garuda Panca Artha. Adapun saham Garuda Panca Artha, 98 persen dimiliki oleh Rachminiwaty Jusuf, istri Gunawan Jusuf (Makindo). Panca Artha kini bersiap menghadapi upaya Peninjauan Kembali yang diajukan oleh Kelompok Salim menyusul sengketa antara keduanya memperebutkan lahan tebu seluas kurang lebih 52 ribu hektare di provinsi Lampung. Grup Salim mengajukan PK, karena dalam tiga kali proses pengadilan, dari mulai pengadilan di tingkat pertama hingga kasasi di Mahkamah Agung, hakim memenangkan Panca Artha. Selain bersiap berperang di tingkat PK, baik Grup Makindo (Gunawan Jusuf) maupun Grup Salim (Franky Welirang), kini juga siap bertarung di ruang publik melalui media: Gunawan Jusuf akan menerbitkan koran ekonomi, dan Franky Welirang juga akan menerbitkan koran yang sama. Franky menggandeng Dahlan Iskan, Gunawan
[Forum Pembaca KOMPAS] Dominasi Partai Golkar dan PDI-P Berakhir
http://www.kompas.com/kompascetak/read.php?cnt=.xml.2008.04.21.00021523channel=2mn=159idx=159 Jakarta, kompas - Kemenangan Ahmad Heryawan-Dede Yusuf dalam Pilkada Jawa Barat dan Syamsul Arifin-Gatot Pujonugroho dalam Pilkada Sumatera Utara tidak serta-merta membuat Partai Keadilan Sejahtera optimistis memenangi Pemilu 2009. Kemenangan tersebut, bagi Presiden PKS Tifatul Sembiring, hanya membuktikan bahwa dominasi dua partai besar (Partai Golkar dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDI-P) sudah berakhir. Hal tersebut dikemukakan Tifatul, Minggu (20/4) di Jakarta. âSaya tidak mengklaim bahwa dengan kemenangan calon yang didukung PKS (Partai Keadilan Sejahtera) di dua pilkada tersebut membuat kami yakin memenangi Pemilu 2009. Hanya saja, yang saya amati di Jabar dan Sumut, dominasi Golkar dan PDI-P berakhir,â ujarnya. Ia tidak mengklaim PKS bakal menang dalam Pemilu 2009 mengingat duet dua pasangan tersebut tidak hanya didukung PKS. Di Jabar, Heryawan dan Dede juga didukung Partai Amanat Nasional. Sementara itu, dalam Pilkada Sumut, PKS berkoalisi dengan Partai Persatuan Pembangunan, Partai Bulan Bintang, dan parpol kecil lainnya. Namun, pendapat tersebut dibantah Direktur Desk Pemilu dan Pilkada Pusat Kajian Politik Universitas Indonesia Lily Romli. Menurut Lily, kemenangan pasangan yang didukung PKS dan koalisi partai lainnya hanyalah kebetulan semata. Hipotesis berakhirnya dominasi partai besar butuh pembuktian di dalam pilkada-pilkada selanjutnya. âIni hanya masalah figur yang diusung diterima masyarakat,â ujarnya. Meskipun demikian, Lily mengemukakan, hasil pilkada Jabar dan Sumut menjadi lampu kuning bagi parpol besar. PDI-P optimistis Kemarin, Ketua DPP PDI-P Bidang Hukum dan HAM Firman Jaya Daeli mengatakan, pada pemilihan presiden tahun 2004 perolehan suara PDI-P di Sumut hanya sekitar 14,9 persen. Pada pemilihan kepala daerah kali ini, perolehan suara pasangan yang didukung PDI-P, yaitu Tritamtomo-Benny Pasaribu, mencapai sekitar 23 persen. âKemungkinan perolehan suara itu akan terus naik,â tutur Firman Jaya Daeli. Bagi Firman Jaya Daeli, perolehan suara itu menjadi modal politik awal untuk memenangi pemilihan presiden 2009. Untuk itu, yang perlu dilakukan sekarang adalah terus memperkuat dan merawat basis-basis suara PDI-P, terutama di tingkat akar rumput. Pendekatan ke tingkat bawah, mencermati dan merespons apa yang dibutuhkan petani, buruh, dan nelayan, adalah salah satu langkah yang bakal digunakan untuk perkuatan itu. (JOS/ANA)
RE: [Forum Pembaca KOMPAS] Anggota DPR Sita Kamera Video
Kader partai yang model begitu, ndak cocok jadi wakil rakyat, wakil rakyat kok malah menindas orang kecil, melanggar aturan pula, harus diberi sangsi keras, kalau perlu dipecat saja buat jadi contoh. Best Regards, Eric Soesilo [EMAIL PROTECTED] YM : ericsoesilo Sent from my E61i powered by ISAT Blackberry -Original Message- From: Esaf [EMAIL PROTECTED] Date: Mon, 21 Apr 2008 03:58:38 To:Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Anggota DPR Sita Kamera Video perilaku Anggota DPR Sita Kamera Video Minggu, 20 April 2008 | 01:14 WIB Jakarta, Kompas - Anggota DPR dari Fraksi PDI Perjuangan berinisial JS dilaporkan ke Polda Metro Jaya karena merampas kamera video atau handycam yang digunakan petugas satpam, Tumai Dani Tiwu Sigar. Kamera video itu digunakan Tumai untuk merekam keributan yang melibatkan JS. Tumai merekam keributan yang dipicu perilaku JS di kompleks perkantoran Darma Bumi Harmoni, Jalan Majapahit, Nomor 32-34, Jakarta Pusat, Jumat (18/4) petang. Tumai yang ditemui di lokasi kejadian menjelaskan, JS bersikeras mengeluarkan mobilnya secara melawan arus melalui pintu masuk kompleks perkantoran. Tindakan itu dapat membahayakan lalu lintas di daerah padat kendaraan di seberang Istana yang berada di kawasan Harmoni. Saya ini anggota dewan. Kamu orang kecil tahu apa. Kompleks ini milik saya, tahu! tutur Tumai menirukan JS. Ucapan JS itu kemudian diikuti kata-kata kotor yang diarahkan kepada petugas parkir dan petugas satpam kompleks yang menjaga portal pintu masuk Kompleks Darma Bumi Harmoni. Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (DPP PDI-P) Bidang Hukum dan Hak Asasi Manusia Firman Jaya Daeli yang dihubungi menyatakan, pihaknya segera memanggil JS untuk klarifikasi. Kalau betul ada pelanggaran, akan ditindak tegas sebagai bentuk penegakan aturan partai. Kader PDI-P harus menjadi contoh dan teladan bagi masyarakat serta tidak boleh mengedepankan kekerasan. Kader, apalagi anggota legislatif atau pejabat di lembaga eksekutif, harus menjadi abdi rakyat, kata Firman. Telepon genggam JS tidak bisa dihubungi sejak petang. Berdasarkan pantauan, tidak terlihat aktivitas di PT BL di kompleks perkantoran. Sebelum menjadi anggota DPR, menurut Koordinator Keamanan Okky Abibakrim, JS berkantor di PT BL. Ini bukan kali pertama dia memaksa mobilnya keluar dengan melawan arus lalu lintas melalui pintu masuk kompleks. Dia juga sering tidak membayar parkir sehingga petugas parkir harus menombok dari kantung sendiri. Mereka hanya bisa pasrah diperlakukan seperti itu. Para pemilik kendaraan di kompleks juga sering memprotes kami karena merasa petugas mengistimewakan JS, papar Okky. Sebelum insiden, JS, kata Okky, datang ke kompleks perkantoran dengan mobil Range Rover sekitar pukul 12.30. Mobil itu kemudian keluar dari kompleks sesuai prosedur dan tidak melawan arus lalu lintas. Kericuhan terjadi belakangan saat JS meninggalkan kompleks. Prosedur pengamanan Menurut Tumai, sesuai prosedur pengamanan kompleks, apabila terjadi keributan, harus direkam dengan menggunakan kamera video yang disediakan. Tumai dengan sigap mengambil kamera video dan merekam perilaku anggota dewan tersebut. Menyadari aksinya direkam kamera, JS tiba-tiba menghampiri Tumai dan langsung merampas kamera video berisi rekaman peristiwa itu. Kamera video bermerek JVC dengan kemampuan 32 kali zoom yang baru empat bulan disediakan perusahaan pun langsung berpindah tangan. Saya dihalangi dua pengawal JS sehingga tidak bisa mengambil kamera itu. Karena kehilangan handycam itu saya dipotong gaji oleh perusahaan, kata Tumai dengan wajah memelas. Perampasan berawal dari perilaku JS yang menumpang Toyota Kijang Innova warna perak memaksa keluar kompleks dengan melawan arus. Saat itu, ujar Okky, portal dalam posisi tertutup sebagai standar pengamanan. Namun, mobil JS memepet portal dan memaksa agar palang besi dibuka. JS membentak sopirnya untuk menerobos. Dia turun dari mobil lalu memaki petugas parkir dan petugas satpam, Malvin Ligo dan Tumai, yang bertugas. Mobilnya terlihat baret-baret karena dipaksa menyeruduk palang besi, kata Tumai. Keributan pun terjadi. Saat Tumai mengambil gambar menggunakan kamera video, JS marah dan merampas alat perekam itu. Ditemani kawan-kawannya, Tumai melaporkan peristiwa perampasan itu ke Polda Metro Jaya dengan tuduhan perampasan dan pencurian. (Ong) = Pojok Milis Forum Pembaca KOMPAS : 1.Milis FPK dibuat dan diurus oleh pembaca setia KOMPAS 2.Topik bahasan disarankan bersumber dari KOMPAS dan KOMPAS On-Line (KCM) 3.Moderator berhak mengedit/menolak E-mail sebelum diteruskan ke anggota 4.Moderator E-mail: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] 5.Untuk bergabung: [EMAIL PROTECTED] KOMPAS LINTAS
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Efiliani: Saya Bukan PSK
mahasiswa katanya ya, tapi, kan banyak mahasiswa yang bekerja sambilan nemenin bapak2 (yang untuk ibu ibu juga ada sih). jadi bukan karena dia mahasiswa lalu bisa di bilang bukan PSK. mungkin bukan PSK yang di lokalisasi tapi untuk high class. wah, tidak terlalu menarik sih untuk kasus Amin, tapi lucu aja ketahuan idung belangnya. 2008/4/21 Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED]: http://www.kompas.com/index.php/read/xml/2008/04/20/16565114/efiliani.saya.bukan.psk JAKARTA, MINGGU- Efielian Yonata, wanita yang digiring Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bersama anggota Komisi IV DPR RI Al Amin Nur Nasution, membantah pemberitaan di berbagai media massa yang menyebut dirinya adalah seorang Pekerja Seks Komersil (PSK). Hal ini ia jelaskan saat menggelar jumpa pers terkait penangkapannya, Minggu (20/4) siang, di Restoran Padang Bundo Sati, Jakarta. Saya ini Efielian Yonata. Saya ini mahasiswi Universitas Pakuan Bogor. Saya bukan PSK. Itu fitnah dan tolong teman-teman wartawan meluruskan, kata mahasiswi semester empat Fakultas Ekonomi yang akrab dipanggil Efil ini. Saat menggelar jumpa pers, Efil datang bersama neneknya, Hj Agustinah, kuasa hukumnya Ahmad Yani, dan teman dekatnya, Arya, yang juga ditangkap KPK di Hotel Ritz Carlton, Rabu 9 April lalu. Dengan mata berkaca-kaca, Efil menjelaskan bahwa dirinya tidak mengenal Amin. Wanita berusia 20 tahun ini mengaku baru pertama kali bertemu Amin di Jakarta dan dikenalkan oleh Arya, teman yang baru sebulan ia kenal di kampung halamannya, Bogor. Saya nggak kenal dengan Pak Amin. Saya baru sekali bertemu dia dan dikenalkan teman saya, Arya. Saya sama sekali tidak ada sangkut pautnya dengan kasus yang menimpa Pak Amin, kata Efil. Kepada wartawan, Efil menjelaskan bahwa dirinya pada Selasa (8/4) atau sehari sebelum ditangkap, ia diajak liburan oleh Arya ke Jakarta. Ia pun lalu berangkat ke Jakarta diantar temannya seusai mengikuti ujian di kampus. Saya tiba di Jakarta sekitar jam 7 malam. Terus ketemu Arya di rumah makan Padang, kata Efil. Rumah makan yang dimaksud Efil itu adalah Rumah Makan Sari Bundo di Jl Juanda dekat Istana Merdeka. Saat itu Arya sudah menunggu bersama Amin. Sebenarnya, Efil dan Arya hendak jalan berdua, namun batal karena diminta menemani Amin ke klub malam di Hotel Ritz Carlton. Kita bahkan punya pikiran mau nonton film dan ke Hotel Four Season (Jl Dukuh Atas Jakarta). Tapi saya tidak enak dengan Pak Amin yang malam itu memang minta ditemani. Lalu saya ajak Efil dan kami berangkat sama-sama ke klub malam di Ritz Carlton. Sekedar jalan-jalan saja, hang out bareng, kata Arya. Pemuda yang mengaku aktif di Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) ini mengatakan bahwa Efil tidak mengenal Amin. Sementara hubungannya dengan Amin adalah sebagai kawan yang aktif di organisasi. Saya sudah kenal lama, dan saya juga kenal dan sering ngobrol dengan mba Kristina (istri Amin). Bahkan saya pernah cerita dengan mba Kristina kalau saya lagi dekat dengan cewek yang mana cewek itu ya Efil ini, kata Arya seraya menunjuk ke arah Efil. Saat di klub malam itu, Arya, Efil, dan Amin duduk satu meja. Kepada wartawan ia mengaku tidak melihat Amin bertemu dengan Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Bintan Kepulauan Riau, Azirwan. Namanya klub, jadi waktu itu gelap, saya tidak ada lihat Pak Amin bertemu dengan Sekda (Azirwan) itu. Karena kita memang duduk tidak satu table (meja), katanya. Sekitar pukul 1.00 WIB, ketiganya memutuskan untuk pulang. Saat itulah ketiganya diciduk oleh KPK sekeluar dari lift di lantai dasar (basement). Efil dan Arya membantah dirinya ditangkap KPK saat di kamar hotel. Kami tidak ditangkap di kamar, kami ditangkap di basement waktu keluar dari lift. Saya waktu itu lihat banyak polisi dan ada Brimob yang bersenjata lengkap. Usai ditangkap kami langsung dibawa ke kantor KPK, ujar Arya menjelaskan. Di kantor KPK, keduanya mengaku bingung ketika penyidik menanyakan apakah mengetahui seputar dugaan penyuapan Amin oleh Azirwan. Keduanya mengaku lelah dan sempat stress saat diperiksa KPK. Karena kami memang tidak tahu menahu soal itu. Waktu keluar dari kantor KPK kami juga takut dan bingung melihat banyak wartawan sudah menunggu dan mengejar. Terus terang saya dan keluarga sangat terganggu, terutama dengan pemberitaan yang telah mencemarkan nama baik. Karena itu saya mohon diluruskan. Saya bukan PSK, kata Efil.(Persda Network/mohammad abduh)
[Forum Pembaca KOMPAS] Buletin Elektronik SADAR Edisi 115 Tahun IV 2008
Buletin Elektronik www.Prakarsa-Rakyat.org SADAR Simpul Untuk Keadilan dan Demokrasi Edisi: 115 Tahun IV - 2008 Sumber: www.prakarsa-rakyat.org _ REFORMASI, BURUH, PEREMPUAN Oleh Nuzul * Semenjak krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia pada tahun 1997 dan disusul dengan lengsernya Suharto dari singgasana kepresidenan, membuat rakyat mulai sadar tentang politik sedikit demi sedikit karena mau tak mau saat melihat TV, membaca koran pasti ada berita tentang hiruk pikuknya kata-kata reformasi. Tapi apa itu arti reformasi yang sesungguhnya belum banyak yang paham. Bahkan mungkin tak tahu sama sekali. Karena kata reformasi itu sendiri pada akirnya berubah menjadi sebuah slogan belaka. Reformasi, slogan yang pernah sangat populer dan sering didengungkan para politisi kita untuk membius hati rakyat. Sampai saat ini arah dan tujuannya pun kabur. Reformasi buat kalangan buruh berdampak pada kemunculan paket tiga undang-undang yang menyengsarakan hidup seluruh buruh di Indonesia: UU No. 21/2000 (tentang serikat buruh), UU No. 13/2003 (tentang ketenagakerjaan), UU No. 2/2004 (tentang penyelesaian perselisihan hubungan industrial). Nyatanya di alam reformasi yang berkuasa adalah sistem ekonomi global yang membuat pemerintah memilih mengabdi kepada pemilik modal dan melepaskan peran serta kewajibanya untuk memenuhi hak-hak dasar rakyat seperti pangan, kesehatan, pendidikan. Juga dengan politik upah murah membuat daya beli para buruh menurun dan tidak mampu mengakses biaya kesehatan yang sangat mahal. Reformasi sebatas slogan menyebabkan kebebasan berserikat tidak membuat kehidupan para buruh Indonesia lebih baik. Banyak pengurus serikat buruh dan anggota serikat diintimidasi, dengan berbagai cara seperti dimutasi, disekap di gudang, kontraknya akan di putus, tidak diberi lemburan, di-PHK sepihak. Bahkan ada pengalaman tiga pengurus perempuan serikat buruh tingkat perusahaan di PT Istana Magnoliatama, Jakarta Utara dikucilkan setiap harinya di kantin, tidak boleh berbicara dengan siapa pun selama tiga bulan. Para pengusaha dengan sengaja mencari-cari kesalahan pengurus serikat atau anggotanya supaya bisa di-PHK dengan biaya yang sangat murah. Reformasi sistem hubungan kerja saat ini mengakibatkan buruh harus mengeluarkan biaya antara 300-900 ribu rupiah kepada yayasan, untuk mendapatkan kerja kontrak/outsourcing yang hanya tiga bulan lamanya. Di alam reformasi, para buruh disuruh bertarung langsung dengan para pemilik modal. Akibatnya PHK massal terjadi di mana-mana, pengangguran merajalela, berujung pada semakin kokohnya sistem kerja kontrak/outsourcing. Buruh dibuat tak berdaya, jam kerja panjang, lembur tak dibayar, tunjangan-tunjangan banyak yang dihilangkan. Bahkan masih banyak upah buruh yang di bawah UMK ataupun UMP. Sementara aparat negara tidak berfungsi mencegah buruh menjadi budak di negeri sendiri karena tidak adanya kepastian kerja. Beban berlipat yang ditanggung buruh perempuan Dengan masih kuatnya budaya patriarki di kalangan masyarakat kita, yang selalu beranggapan bahwa perempuan itu selalu nomor dua, membuat para buruh perempuan harus menangung beban yang berlipat ganda. Harus bekerja mencari nafkah di pabrik, tapi juga harus mengerjakan pekerjaan-pekerjaan rumah tangga seperti memasak, menyuci, membersihkan rumah, melayani segala kebutuhan anak dan suami. Di pabrik perlakuan tidak adil dan tidak senonoh rentan dialami perempuan, seperti pelecehan seksual yang dialami para buruh perempuan di PT.Yulita Utama Makmur, Parung Panjang, Bogor. Lantaran salah satu staf perusahaan kehilangan dompet lalu diperintahkan supaya semua buruh perempuan diperiksa dengan cara melepaskan seluruh pakaian. Pada banyak kasus, perempuan yang adalah mayoritas kaum pekerja tidak diberikan cuti haid dan cuti melahirkan. Bahkan para pengusaha! membuat Peraturan Perusahaan (PP) yang melarang buruh perempuan hamil. Artinya buruh perempuan yang sudah mengabdi bekerja puluhan tahun di pabrik, ketika dia hamil harus keluar begitu saja dengan sukarela. Mau ke mana reformasi? Kemiskinan yang dialami mayoritas buruh dan rakyat indonesia, tidak bisa dilepaskan dari watak negara dan pemerintah selama 10 tahun reformasi yang demi menarik investor tak pernah punya rasa malu atau berdosa untuk melanggengkan pelanggaran HAM secara sistematis terhadap rakyat pekerjanya. Sudah saatnya memberi tugas pokok pada gerakan reformasi untuk mencari pemerintahan yang menyadari bahwa rakyatnya yang mayoritas pekerja muak dengan ketidakadilan yang semakin dalam, yang kaya semakin berlimpah harta, sedang yang miskin semakin tak berdaya. Berikan kepastian kerja untuk rakyat! Ciptakan lapangan kerja yang adil dan manusiawi, termasuk untuk perempuan! * Penulis adalah Pengurus Federasi Serikat Buruh Karya Utama (Anggota KASBI), sekaligus anggota Forum Belajar Bersama Prakarsa Rakyat dari Simpul Jabodetabek. ** Siapa saja dipersilahkan mengutip, menggandakan, menyebarluaskan
[Forum Pembaca KOMPAS] Dja'far Shiddieq Menolak Menggadaikan Ilmu
Oleh Maria Hartiningsih / Ahmad Arif/ Sri Hartati Samhadi http://www.kompas.com/kompascetak/read.php?cnt=.xml.2008.04.20.12320934 Perjalanan sebagai ilmuwan mengajari Dr Ir Djaâfar Shiddieq, MSc (60) untuk selalu berhati-hati melangkah. Dua pertanyaan yang berdiam di ruang batinnya adalah, âKalau ilmuwan sudah menggadaikan ilmunya, apa lagi yang tersisa? Apa yang bisa dibanggakan kalau saya mengkhianati nurani saya?â Perbincangan dengan ahli Ilmu Tanah dari Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada itu menjadi seperti oase yang menyegarkan. Udara petang terasa sejuk di rumahnya yang asri di sebuah perkampungan di bagian Utara kota Yogyakarta. Semua pernyataan itu terkait dengan pembelaannya pada petani lahan pasir di pesisir Pantai Selatan Yogyakarta. Saat ini ribuan petani di wilayah itu berhadapan dengan kekuasaan yang menghendaki konversi lahan pertanian yang telah digarap selama belasan tahun, menjadi kawasan penambangan biji besi berskala besar. Djaâfar memulai penelitian di Desa Bugel, Kecamatan Panjatan, Kabupaten Kulon Progo sekitar tahun 1996-1997 karena tertarik pada pengembangan pertanian di kawasan yang gumuk pasirnya bergerak itu. Tiga tahun terakhir ini secara rutin ia membawa mahasiswanya ke desa itu untuk berguru langsung pada petani. Ia juga mengundang Sukarman, petani yang merintis pertanian lahan pasir untuk menjadi menjadi âdosenâ di kelas, mengajar mata kuliah Pengelolaan Tanah. âBiar mahasiswa tahu bahwa ilmu di kampus bukan segala-galanya. Ada ilmu di luar itu, seperti kearifan lokal yang bisa diangkat. Mahasiswa puas, Pak Karman pun merasa ada ilmunya yang bisa dibagikan,â ujar Djaâfar. Wilayah Bugel menjadi laboratorium hidup yang tak hanya berguna bagi pendidikan pertanian untuk para mahasiswa, tetapi terutama memperlihatkan kepada mereka realitas sosial yang berpunggungan dengan asumsi umum bahwa petani bodoh, picik dan malas; bahwa desa adalah wilayah yang tertinggal dan karena itu ditinggalkan; bahwa sektor pertanian tak lagi memberi harapan. âDi Fakultas pertanian di mana pun jumlah mahasiswa turun,â lanjut Djaâfar, âAngkatan muda sekarang tak mau lagi melirik pertanian karena memang tak menjanjikan dan tak menjamin hidup, tetapi di Bugel, petani-petaninya mayoritas muda karena kegiatan bertani menjamin hidup mereka. Yang terjadi di situ adalah kehebatan gagasan anak-anak muda dikombinasikan dengan kearifan yang tua-tua.â Kenyataan di Desa Bugel juga membalik seluruh asumsi yang merendahkan kapasitas dan perjuangan petani, serta membuktikan bahwa gerak ekonomi dari sektor pertanian di desa meniupkan napas kepada kehidupan dan penghidupan di kota. Acungi jempol Djaâfar mengatakan, lahan pasir itu sangat marjinal, sangat tandus dan telantar sebelum petani datang. Mengubah lahan seperti itu menjadi lahan pertanian produktif dan berkelanjutan tak hanya ekstra sulit, tetapi butuh keuletan dan kesabaran yang luar biasa. âLahan pasir sulit mengikat air, penguapannya tinggi sehingga kalau disiram dengan air langsung ambles. Kandungan hara dan bahan organik rendah sekali. Nalar keilmuwan kita mengatakan, lahan seperti itu sulit dikelola,â ujarnya. Tetapi keuletan petani menaklukkan semua kesulitan ya? Petani dengan caranya sendiri mampu menyulap lahan tersebut menjadi lahan yang sangat produktif. Sebagai akademisi, kami acungi jempol pada mereka. Dari ilmu kesesuaian lahan, petani tahu bagaimana cara mengelola lahan seperti itu dan memilih jenis tanaman yang cocok, seperti cabai semangka, sayur-mayur, kentang, ubi, bawang, dan labu, bukan mangga, durian, kelapa. Mereka juga menemukan sistem sumur renteng untuk menyiram tanaman. Ini kan pengetahuan dari kearifan lokal yang bisa dijelaskan dengan ilmu fisikaâtermodinamika Mereka memahami hubungan antara kelengasan (kadar air tanah), suhu tanah, perkembangan akar, struktur tanah, kaitannya dengan hara dan dampak pada produksi pada kondisi lingkungan yang panas sekali. Lalu mereka mencoba mencampur tanah dengan bahan organik, terus dicoba, sampai berhasil. Mereka tak bisa menjelaskan secara ilmiah, tetapi hasilnya sangat hebat. Dari coba-coba itu, produksinya naik. Bawang merah, misalnya, meningkat dari 15 ton per hektar menjadi 26 ton per hektar setelah ada perlakuan khusus terhadap lahan. Bersama petani, kami kemudian melakukan percobaan dengan aplikasi bentonit, pada berbagai kedalaman lapis kedap antara 15 sampai 45 cm yang bisa meningkatkan produksi antara 20-25 persen. Modal awalnya agak besar, sekitar Rp 750.000 setiap petani, tetapi efektif berfungsi selama lima sampai tujuh tahun. Modal itu kembali dalam setahun. Banyak percobaan kami lakukan, tak hanya penggunaan bentonit, tetapi juga lempung, pupuk kandang dan mulsa jerami. Bagaimana perkembangan sosial ekonomi warga menurut penelitian Anda? Dari survei sosial ekonomi diketahui, dari lahan 1.500 meter, rata-rata produktivitasnya 2,014 ton per satuan luas. Pendapatan bersih petani mencapai Rp 11,5 jutaan, waktu harga cabai
RE: [Forum Pembaca KOMPAS] Harmoko Cermin Kader Tua yang Enggan Turun
Kenapa mesti dibuat rame andaikan harmoko membuat partai dan menjabat sebagai ketumnya. Toh orang2 sudah tahu siapa harmoko itu dan bagaimana sepak terjangnya. Kita tinggal lihat saja bagaimana endingnya kan. Best Regards, Eric Soesilo [EMAIL PROTECTED] YM : ericsoesilo Sent from my E61i powered by ISAT Blackberry -Original Message- From: Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED] Date: Mon, 21 Apr 2008 04:12:20 To:Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Harmoko Cermin Kader Tua yang Enggan Turun http://www.kompas. http://www.kompas.com/kompascetak/read.php?cnt=.xml.2008.04.20.23595966amp;channel=2amp;mn=159amp;idx=159 com/kompascetak/read.php?cnt=.xml.2008.04.20.23595966channel=2mn=159idx=159 Jakarta, Kompas - Kemunculan kembali mantan Ketua Umum Golkar, Harmoko, bersama Partai Kerakyatan Nasional merupakan cermin kaum tua yang enggan turun panggung. Bagi Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari, Harmoko yang kehilangan panggungnya di Partai Golkar memang mau tidak mau mesti mencari. Qodari, Minggu (20/4) siang, meragukan ketulusan Harmoko mendukung anak muda. Jika memang tulus, mestinya Harmoko bisa mendukung dari luar dan tak perlu masuk ke dalam struktur partai politik bersangkutan. Dengan masih bersedia menduduki jabatan struktural di parpol, wajar saja jika kemudian Harmoko dinilai masih berambisi memburu jabatan atau setidaknya mencari panggung di hadapan publik. Qodari juga menolak jika disebut kemunculan Harmoko di PKN ini menunjukkan kelemahan kaum muda dalam berpartai. Faktanya, kaum muda sudah ada yang membentuk parpol sendiri, seperti Partai Keadilan Sejahtera (PKS). �Tentang Harmoko, ini soal postpower syndrome,� ujar Qodari. Seperti diberitakan, Harmoko tampil saat deklarasi Partai Kerakyatan Nasional (PKN) di Gedung Djoeang 45 Jakarta, Sabtu (19/4). Harmoko yang pernah menjabat sebagai Ketua Umum Golkar dan juga Ketua DPR/MPR itu merupakan penggagas dan menjadi Ketua Dewan Pembina PKN. Parpol baru ini sudah berbadan hukum dan kini mempersiapkan diri untuk verifikasi sebagai parpol peserta Pemilu 2009. Kemunculan Harmoko dengan PKN disayangkan oleh kader Partai Golkar, Ferry Mursyidan Baldan. Semestinya Harmoko tidak perlu ikut-ikutan mendirikan parpol sekalipun itu merupakan hak warga negara. Tokoh sekaliber Harmoko yang pernah memimpin Golkar sebenarnya bisa tetap berkontribusi lewat Partai Golkar. Dengan demikian, pertumbuhan parpol baru benar-benar memberikan angin segar, bukan sekadar parpol daur ulang. �Biarlah ruang untuk mendirikan parpol baru bagi masyarakat yang belum pernah berpartai,� kata Ferry. Secara terpisah, Direktur Eksekutif Lingkar Madani untuk Indonesia (Lima) Ray Rangkuti menyebutkan, kemunculan Harmoko menunjukkan sistem politik yang tidak ramah terhadap kaum muda. Sistem politik tidak berpihak kepada regenerasi politik yang berkesinambungan. Parpol baru cenderung muncul karena dukungan pemilik modal. Realitanya, modal hanya berpusat dan berputar di kalangan kaum tua. Undang-undang bidang politik terlampau berpihak kepada kelompok tua. Sekretaris Partai Golkar DPR Syamsul Bachri menilai langkah mantan Ketua Umum Golkar, Harmoko, mendirikan partai baru cukup mengagetkan dan tak pantas ditiru para kader partai. (dik) = Pojok Milis Forum Pembaca KOMPAS : 1.Milis FPK dibuat dan diurus oleh pembaca setia KOMPAS 2.Topik bahasan disarankan bersumber dari KOMPAS dan KOMPAS On-Line (KCM) 3.Moderator berhak mengedit/menolak E-mail sebelum diteruskan ke anggota 4.Moderator E-mail: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] 5.Untuk bergabung: [EMAIL PROTECTED] KOMPAS LINTAS GENERASI = Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[Forum Pembaca KOMPAS] [INFO] Rencana Konvoi Kendaraan Memperingati Hari Kanker Sedunia - Antisipasi
Rencana Konvoi Kendaraan di Jakarta 21-04-2008 10:14:14 Dengan Peringatan hari Kanker Sedunia hari Kartini PT Puter Perdana Indisakti rencana akan melakukan konvoi Kendaraan, Senin ( 21 April 2008). Menurut Informasi Intelpam Polda Metro Jaya terhadap tmc, Kegiatan Konvoi tersebut dengan route : RS Dharmais - Gerbang Pemuda - Asia Afrika - Sudirman - Thamrin - Monas - Barat - Lapangan Banteng - Tugu Tani - Rasuna Said - Casablanca - Mega Kuningan - Plaza - Mega Kuningan - Plaza Semanggi - Gatot SUbroto - Wisma Mulia. Rencana Kegiatan ini akan dimulai pukul 12:00 s/d 16:00 Wib dengan maksud berupa Penyebaran Plyer dan bunga, dengan Pimpinan Santi Maria dengan peserta kurang lebih 60 Orang dan kurang lebih 24 Kendaraan. himbauan kepada pengguna jalan yang mau melewati route tersebut agar selalu berhati hati dan selalu bersabar. __ Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now. http://mobile.yahoo.com/;_ylt=Ahu06i62sR8HDtDypao8Wcj9tAcJ - Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now. [Non-text portions of this message have been removed]
[Forum Pembaca KOMPAS] Ngopi Bareng Pak Jimly Asshiddiqie (Jumat, 25 April 2008)
Anggota milis FPK yang berbahagia Acara Gathering/Temu darat milis FPK yang ke 4 (Empat) diadakan pada: Hari/Tanggal : Jumat, 25 April 2008 Pukul : 16.30 - Selesai Tempat : Roof Garden, Lantai 5 Gedung Mahkamah Konstitusi RI Jl. Medan Merdeka Barat No. 6 Jakarta 10110 Acara : Ngopi bareng dan Diskusi dengan Ketua Mahkamah Konstitusi Bapak Jimly Asshiddiqie. Semoga berjalan sesuai rencana. Salam, Agus Hamonangan PS: Peserta sudah terdaftar. [Non-text portions of this message have been removed]