Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Surat Terbuka Buat MenDiknas, Buku Sekolah Elektronik
saya mengambil satu contoh buku dan mecoba membaca melalui 2 metode: 1. Baca online, kualitasnya begitu buruk kalau diabandingkan epaper yang dipake Kompas atau korantempo. Gak usah yang bayar deh. pake epapernya scribd juga masih lebih bagus. Udah gitu lambat banget. Permasalahan, buku yang berupa text tapi ditampilkan sebagai gambar. 2. Download, alamak liat saja besarnya : 00 Sampul Depan.ziphttp://bse.depdiknas.go.id/?top=xmn=1to=downid=20080619170847tk=1#(1,50 MB) 01 Prelim.ziphttp://bse.depdiknas.go.id/?top=xmn=1to=downid=20080619170847tk=1#(0,07 MB) 02 Unit 1.ziphttp://bse.depdiknas.go.id/?top=xmn=1to=downid=20080619170847tk=1#(7,02 MB) 03 Unit 2.ziphttp://bse.depdiknas.go.id/?top=xmn=1to=downid=20080619170847tk=1#(9,85 MB) 04 Unit 3.ziphttp://bse.depdiknas.go.id/?top=xmn=1to=downid=20080619170847tk=1#(3,61 MB) 05 Unit 4.ziphttp://bse.depdiknas.go.id/?top=xmn=1to=downid=20080619170847tk=1#(0,00 MB) 06 Uji Kompetensi Semester 1.ziphttp://bse.depdiknas.go.id/?top=xmn=1to=downid=20080619170847tk=1#(0,00 MB) 07 Unit 5.ziphttp://bse.depdiknas.go.id/?top=xmn=1to=downid=20080619170847tk=1#(10,51 MB) 08 Unit 6.ziphttp://bse.depdiknas.go.id/?top=xmn=1to=downid=20080619170847tk=1#(3,17 MB) 09 Unit 7.ziphttp://bse.depdiknas.go.id/?top=xmn=1to=downid=20080619170847tk=1#(6,97 MB) 10 Unit 8.ziphttp://bse.depdiknas.go.id/?top=xmn=1to=downid=20080619170847tk=1#(2,99 MB) 11 Uji Kompetensi Semester 2.ziphttp://bse.depdiknas.go.id/?top=xmn=1to=downid=20080619170847tk=1#(1,94 MB) 12 Pustaka.ziphttp://bse.depdiknas.go.id/?top=xmn=1to=downid=20080619170847tk=1#(0,25 MB) 13 Sampul Belakang.ziphttp://bse.depdiknas.go.id/?top=xmn=1to=downid=20080619170847tk=1#(0,53 MB) Download ebook aja biasanya gak nyampe 2MB!!! yang komik bergambar pun gak segede ini. Wah diknas tapi gak berpendidikan! jadi saya maklum kalo ada yang protes. ide bagus tapi eksekusi gak jelas -- Firdaus Mubarik http://firdaus.web.id/ 2008/7/20 Yuliati Soebeno [EMAIL PROTECTED]: Memang negara tetangga Republik Impian ini benar-benar ambur adul, masa membuat suatu kebijakan tidak di-sosialisasi-kan terlebih dahulu kepada orang-orang yang akan membantu para murid tersebut? Orang kecil selalu menjadi pelengkap penderita bagi penguasa. Kebijakan selalu dibuat tanpa dipikirkan terlebih dahulu, upaya bagaimana agar kebijakan tersebut dapat diterima semua orang dengan baik dan terpuji. [Non-text portions of this message have been removed]
[Forum Pembaca KOMPAS] Balasan: Silaturahmi Korban 1965 Nasional dan Internasional
Kok cuma korban PKI Terus pembataian di Jawa TImur tragedi sungai abang itu bagaimana mau dihapus??? mau dilupakan? yang balance dong???
[Forum Pembaca KOMPAS] Mari, Kupoles Senyum Sinismu... From: Agus Hamonangan
Yg acap diabaikan o/para pengguna jasa perusahaan pembentuk citra dan sejenisnya tsb yaitu bhw hsl polesan dadakan hanyalah kulit luar yg akan segera terlepas. Integritas individu yg sesungguhnya merupakan bemtukan suatu proses yg tdk didpt dlm satu dua bulan! Nah, org2 yg bnr2 memiliki isi dan teruji inilah yg tak akan gentar dan mampu menjaga kesejajaran keseluruhan penampilannya krn apa yg dikeluarkannya mmg telah mengendap lama dlm diri org tsb! Mau dicegat publik maupun wartawan pas bangun tidur kek paparan atau sekedar komentarnya akan tetap sama! Para pengguna jasa perusahaan2 yg isinya mmg dangkal atau sdh kotor tetap saja akan berbeda dg org bnr2 mapan integritasnya! Waktulah yg akan membedakan mana emas mana loyang! Nah, yg menjadi tgs penting para penggiat civil society movement yaitu bagaimana memberdayakan para calon pemilih, yg menjadi sasaran calon pengisi panggung bernama Republik Indonesia ataupun panggung2 lainnya, shg konstituen tsb dapat melakukan pembedaan dg cerdas! Mampukan para konstituen u/tdk menjadi buta krn kesilauan o/pencahayaan berlebihan dr para calon yg terpoles dg dangkalnya! Sudahi pembodohan2 model spt ini jk negeri kita ingin mengalami perbaikan. Para tikus telah menguasai lumbung padi shg gabah pun hanya pantas menjadi konsumsi ternak dan rakyat pun mati kelaparan dan terinjak di tengah hamparan hijau kekayaan bumi dan laut negerinya! ED Sent from my BlackBerry® wireless device from XL GPRS network = Pojok Milis Forum Pembaca KOMPAS : 1.Milis FPK dibuat dan diurus oleh pembaca setia KOMPAS 2.Topik bahasan disarankan bersumber dari KOMPAS dan KOMPAS On-Line (KCM) 3.Moderator berhak mengedit/menolak E-mail sebelum diteruskan ke anggota 4.Moderator E-mail: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] 5.Untuk bergabung: [EMAIL PROTECTED] KOMPAS LINTAS GENERASI = Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[Forum Pembaca KOMPAS] Re:10 Hal Gratis di Paris
Kapan ya Jakarta, bisa seperti itu? Mungkinkah? Achmad Sunjayadi [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Mari, Kupoles Senyum Sinismu...
Luar biasa, dari miliaran rupiah yg dikeluarin capres, cagub hingga cabup kira2 rakyat miskin dapat apa ya ? Mohon pencerahannya. Salam damai, Ayin -Original Message- From: Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED] Sent: 2008-07-21 00:33:37 GMT+08:00 To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Mari, Kupoles Senyum Sinismu... Oleh Budi Suwarna http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/07/20/01074016/mari.kupoles.senyum.sinismu... Apa yang ada dalam pemikiran para politikus kita sehari-sehari? Nasib bangsa dan cara mengatasi krisis? Kalau itu yang Anda bayangkan, Anda keliru besar. Mereka sibuk memikirkan cara tersenyum dan cara tampil elegan di depan rakyat. Dana triliunan rupiah dihabiskan untuk urusan citra diri. Inilah politik kontemporer Indonesia, yang barangkali tidak ada dalam silabus perkuliahan ilmu-ilmu politik. Soal memoles senyum itu dilakukan seorang calon gubernur (cagub) yang kini sudah terpilih sebagai gubernur. Berdasarkan hasil penelaahan sebuah konsultan pencitraan, senyum sang cagub kelihatan sinis. Ini dianggap kelemahan besar. Konsultan pun menata senyum sinis sang cagub sedemikian rupa agar tampak manis dan bisa memikat hati calon pemilih. Seorang calon wakil presiden tahun 2004 juga memanfaatkan jasa konsultan penampilan. Hasil kajian konsultan menemukan, sang politikus itu jika berbicara sering mengacungkan telunjuk setinggi dahi. Gerakan seperti itu terkesan menggurui. Karena itu, konsultan meminta dia menurunkan telunjuknya hingga sebatas dada saja ketika berbicara agar tampak bersahabat. Kebetulan politikus itu bertubuh kecil sehingga jika dia duduk berdampingan dengan pasangannya yang bertubuh tinggi dan besar, dia tampak tenggelam dan kalah wibawa. Untuk mengatasi hal itu, konsultan mengganjal kursi sang politikus agar tubuhnya sejajar dengan pasangannya. Begitulah. Dunia politik Indonesia kini telah memasuki era yang benar-benar baru di mana pencitraan menjadi begitu penting. Bagaimana itu terjadi? Ini berkaitan dengan perubahan politik di Indonesia. Setelah sistem pemilu langsung dijalankan, rakyat memiliki otonomi untuk menentukan pilihannya. Karena itu, para politikus merasa harus populer di mata rakyat. Cara yang paling efektif untuk meraih popularitas adalah tampil di media massa. Rizal Mallarangeng, pendiri perusahaan konsultan strategi dan politik Foxindonesia, mengatakan, biaya untuk menjangkau kesadaran publik melalui media massa berkisar Rp 1-Rp 5 per kapita. Jika menggunakan pawai dan sejenisnya, biayanya membengkak menjadi Rp 1.000 sampai tak terhingga per kapita. Layanan penuh Era politik kemasan ini menjadi ladang bisnis baru bagi sejumlah agen pencitraan. Hotline Advertising, misalnya, melayani proyek pencitraan dari hulu sampai hilir, mulai dari pemetaan kelemahan dan kekuatan klien, perumusan konsep iklan, pembuatan tag line (slogan), pembuatan materi iklan, penempatan iklan di media, manajemen isu, hingga pengaturan acara klien. Chief Executive Officer (CEO) Hotline Advertising Subiakto Priosoedarsono mengatakan, pihaknya terjun ke bisnis ini setelah menangani pasangan capres-cawapres Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Jusuf Kalla tahun 2004. Hotline membuatkan konsep iklan dan mengeksekusinya hingga mengatur kegiatan pasangan itu. âKami mengatur SBY-Kalla harus sarapan di mana dan dengan siapa. Kami juga mengatur kapan dia harus salaman, kapan bicara, kapan menjawab pertanyaan, kapan diam,â kata Subiakto. Untuk memastikan strategi pencitraan itu jalan, Subiakto menempatkan orangnya di lingkaran dalam selama 24 jam penuh. âSetiap hari kami mengevaluasi dan mengingatkan klien. Kami kadang tidak tidur,â kata Subiakto ketika ditemui di kantornya di Jalan Wolter Monginsidi, Jakarta Selatan, Rabu (16/7). Hal yang sama dilakukan Subiakto ketika menangani pencitraan dan strategi komunikasi Fauzi Bowo. Bahkan, Hotline ikut memutar otak ketika Fauzi akan mengikuti debat calon. âKami memanggil 20 ahli dari berbagai bidang untuk terlibat dalam simulasi debat. Mereka melatih Fauzi agar bisa menjawab berbagai pertanyaan. Kalau ditanya begini, jawabnya begini,â katanya. Foxindonesia yang baru berdiri enam bulan juga memberikan layanan yang kurang lebih sama. Sejauh ini, perusahaan yang berkantor di Jalan Irian, Menteng, Jakarta, itu telah menangani pencitraan Ketua Umum Partai Amanat Nasional Sutrisno Bachir, calon gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin, pasangan cagub/cawagub Jawa Timur Soekarwo-Syaifullah Yusuf, dan iklan beberapa politikus lain. Ada lagi pemain besar lain, yakni Lingkaran Survei Indonesia yang dipimpin Denny JA. Perusahaan ini memberikan layanan mulai dari survei opini publik, mobilisasi opini, pembentukan citra, hingga pembuatan konsep iklan. Sejumlah politikus yang pernah menggunakan jasa LSI untuk pencitraan antara lain Wiranto, Fauzi Bowo, dan I Made Mangku Pastika (baru terpilih sebagai Gubernur Bali). Di luar pemain besar, ada pemain-pemain kecil yang beroperasi secara individu. Salah seorang
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Tan Malaka Yang Dihujat dan Dilupakan
Hasrat melupakan Tan Malaka dimaksudkan agar dia tidak lagi berpengaruh pada orang-orang muda. Bagi penguasa yang masih sarat dengan format lama dia adalah ancaman. Penguasa yang menafikan perbedaan pendapat, terpenjara oleh ideologi dan dogmatisme adat-istiadat dan agama akan memusuhi tokoh Tan Malaka. Pengaruh Tan Malaka terhadap orang muda sangat berbahaya karena membangkitkan 'pembangkangan' kepada karakter status-quo. Tetapi sekarang saatnya kita menoleh pada perubahan mondial. Kini Rusia dan Cina bukan lagi penganut mono-ideologis komunis. Juga bagaimana Singapura yang dahulu diduga orang akan menjadi negara komunis karena dipimpin tokoh muda sosialis LKY (Saya duga dia juga baca karya-karya Tan Malaka), justru menjadi basis pusat modal yang turut mengatur perekonomian Asia Tenggara. Banyak orang yang menuding bahwa internal negara Singapura diatur ketat, sepertinya tidak demokratis bahkan sangat berkarakter sosialis, karena setiap pekerja dilindungi, tetapi si kapitalis yang tamak bisa bangkrut tergerus hartanya oleh pajak yang progressif. Kiprah Tan Malaka ialah pada tahun-tahun sebelum kemerdekaan, tatkala banyak orang muda hanya mampu merespons/prihatin dengan nasib orang-tuanya atau kecemasan saudara sekampungnya. Tan Malaka sudah melanglang-buana ke berbagai benua terdorong oleh obsesi mendirikan sebuah negara-bangsa. Dia berhasil keluar dari ukuran-ukuran sukses seorang muda, keluar dari 'batas-batas' dogmatis adat-istiadat dan agama. Pada usia di bawah 30 tahun dia telah berdebat dan berselisih pandangan dengan tokoh-tokoh besar Eropah. Jadi, jika anda mengecilkan arti Tan Malaka, padahal tokoh-tokoh yang mewujudkan peradaban di Asia Tenggara, Asia dan Eropah Timur dan dunia Barat pernah memperhitungkan pemikiran-pemikiran dan obsesi dia, lantas siapakah anda? --- On Sun, 7/20/08, Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED] wrote: From: Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED] Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Tan Malaka Yang Dihujat dan Dilupakan To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Date: Sunday, July 20, 2008, 1:17 PM Yang Dihujat dan Dilupakan http://cetak. kompas.com/ read/xml/ 2008/07/20/ 01042253/ yang.dihujat. dan.dilupakan Dari buku Di Negeri Penjajah juga diketahui bahwa orang Indonesia pertama yang datang ke Belanda adalah tiga utusan dari kerajaan di Aceh, untuk membuka hubungan diplomatik dengan Kerajaan Belanda. Juga ada cerita tentang praktik memamerkan orang pribumi yang menuai protes. Namun, karya monumental Harry A Poeze adalah mengenai Tan Malaka. Ia memulai penelitian mengenai Tan Malaka sejak masih kuliah di Universitas Amsterdam. Gelar doktorandus diraih pada tahun 1972 dengan skripsi mengenai riwayat Tan Malaka. Penelitian itu dilanjutkan ketika ia menulis disertasi untuk mendapatkan gelar doktor pada tahun 1976. Saya menulis dan terus menulis sampai lebih dari 600 halaman. Promotor minta saya berhenti dulu. Katanya kalau mau dilanjutkan, nanti menulis buku saja, kenang Harry. Ketertarikannya pada sosok misterius Tan Malaka bermula dari ketertarikannya pada sejarah Indonesia yang penuh dinamika dalam hubungannya dengan kolonialisme Belanda. Tan Malaka itu tokoh penting, orang besar, tak hanya di Indonesia, tetapi juga di Asia, ujarnya. Perjumpaannya dengan berbagai karya, khususnya karya Ruth T McVey, The Rise of Indonesian Communism (terbit pertama kali di Ithaca, 1965), membuat ketertarikan itu semakin tersemai. Disertasi itu kemudian menjadi bagian pertama buku mengenai Tan Malaka. Bagian kedua terdiri dari tiga buku dengan jumlah halaman 2.194, terbit tahun lalu, berjudul Verhuisd en Vergeten: Tan Malaka, de linkse beweging en de Indonesische Revolutie, 1945-1949 (Tan Malaka: Yang Dihujat dan Dilupakan). Buku pertama diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia beberapa tahun lalu, menjadi dua buku yang tebalnya masing-masing sekitar 300 halaman. Buku kedua sedang diterjemahkan dan rencananya akan menjadi enam buku. Untuk penulisan buku itu, ia menelusuri arsip dan melakukan perjalanan napak tilas ke tempat- tempat dan negara-negara yang pernah dikunjungi atau dimukimi sebentar oleh Tan Malaka, yang membentang dari Rusia, Eropa, Asia, Amerika Serikat, dan Australia, sampai Buyah di Banten Selatan dan tempat kelahirannya di Sumatera Barat. Harry berhasil menemui teman-teman Tan Malaka di Belanda dan para saksi sejarah di Indonesia, juga di tempat lain. Dalam buku itu, ia berhasil mengungkapkan pelaku pembunuhan atas diri Tan Malaka, dan perkiraan di mana jasadnya dimakamkan. Harry mendapat keleluasaan melakukan penelitian dan kemudian menerbitkannya ketika ia menjadi Direktur Penerbitan KITLV pada tahun 1980 setelah beberapa tahun sebelumnya menjadi asisten wali kota di Castricum, tempatnya bermukim. Hubungannya dengan Indonesia menjadi semakin kuat setelah anak sulungnya menikah dengan gadis Surabaya. Ia melakukan penelitian di Surabaya, dan ketemu calon istrinya di sana, ujarnya. (MH/MT) Biodata Nama: Dr Harry A
[Forum Pembaca KOMPAS] Warning BARNAS.
Mass-media ysh, Dari 34 parpol peserta pemilu, terdapat nama Partai Barisan Nasional yang mereka singkat dengan BARNAS juga. Sama persis dengan nama organisasi kami yang bergerak dalam moral kebangsaan. Organisasi kami ini didirikan oleh para sesepuh negri, yang tidak lagi berambisi apapun. Masyarakat hendaknya jangan dibingungkan oleh berdirinya partai BARNAS yang tidak berkaitan sama sekali dengan organisasi kami. salam, robama. [Non-text portions of this message have been removed]
[Forum Pembaca KOMPAS] Rizal Vs Fadjroel = Indonesian 2009
beberapa hari ini penulis mendapatkan kiriman email dari pembaca KOMPAS terkait dengan satu isu besar yang dihembuskan oleh dua tokoh muda saat ini yaitu Bung Rizal Mallarangeng dan Bung Fadjroel Rahman yaitu bahwa dua tokoh muda ini berperang dengan kaum tua untuk menduduki kursi empuk yang ada di Istana Negara. yang menjadi pertanyaan adalah, mampukah mereka berjuang untuk memperbaiki negara ini? kalau pendapat saya pribadi adalah dua tokoh ini sudah layak berperang dalam pemilu 2009 karena pengalaman mereka sudah cukup tapi ada satu hal yang menganjal dan mungkin ini menjadi bagian jualan mereka adalah mampukah mereka membrantas KKN, membongkar jaringan korupsi yang telah berlangsung selama jaman orde baru dan kroni-kroninya dan mengembalikannya ke kas negara beserta bunga-bunganya, kemudian kasus Munir dan semua tragedi HAM, Lapindo yang hingga detik ini belum jelas arah penuntasannya, karena isu ini selalu mengemuka setiap ajang pilkada atau sejenisnya, tapi hasilnya mana ? jalan di tempat. kalau kasus Soeharto dan Kroni-kroninya penulis yakin kalau Bung Fadjroel memimpin negeri ini harta yang lama menimbun di Cendana bisa dibongkar dan dikembalikan ke kas negara, karena kita tahu bagaimana kehidupan politik dari tokoh ini. pesan saya kepada kedua tokoh muda ini adalah.. BERKARYALAH DENGAN NYATA KEPADA RAKYAT BUKAN BERKARYA DENGAN KATA-KATA karena masyarakat kita sudah bosan dengan kata-kata dan rayuan... selamat berjuang para tokoh muda Rhesa Ervanca Ivan Lorca http://republikrakyatjelata.blogspot.com [Non-text portions of this message have been removed]
Balasan: [Forum Pembaca KOMPAS] Mari, Kupoles Senyum Sinismu...
Upaya untuk meningkatkan Citra diri atau kelompoknya agar dilirik dan dipilih oleh rakyat, itu sangat manusiawi. Tugas masyarakat, terutama LSM adalah membedah track record para calon pemimpin tersebut, sehingga para pemilih bisa menilai mana sebetulnya yang paling pantas menjadi pemimpin mereka. Jika tidak ada calon pemimpin yang dianggap cocok, ya golput saja. Sayangnya dalam undang - undang PILKADA maupun Pemilu tidak ada klausul yang mengatur tentang sah tidaknya suatu Pilkada atau Pemilu jika jumlah golput mencapai nilai tertentu. Salam, Adyanto Aditomo Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED] wrote: Oleh Budi Suwarna http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/07/20/01074016/mari.kupoles.senyum.sinismu... Apa yang ada dalam pemikiran para politikus kita sehari-sehari? Nasib bangsa dan cara mengatasi krisis? Kalau itu yang Anda bayangkan, Anda keliru besar. Mereka sibuk memikirkan cara tersenyum dan cara tampil elegan di depan rakyat. Dana triliunan rupiah dihabiskan untuk urusan citra diri. Inilah politik kontemporer Indonesia, yang barangkali tidak ada dalam silabus perkuliahan ilmu-ilmu politik. Soal memoles senyum itu dilakukan seorang calon gubernur (cagub) yang kini sudah terpilih sebagai gubernur. Berdasarkan hasil penelaahan sebuah konsultan pencitraan, senyum sang cagub kelihatan sinis. Ini dianggap kelemahan besar. Konsultan pun menata senyum sinis sang cagub sedemikian rupa agar tampak manis dan bisa memikat hati calon pemilih. Seorang calon wakil presiden tahun 2004 juga memanfaatkan jasa konsultan penampilan. Hasil kajian konsultan menemukan, sang politikus itu jika berbicara sering mengacungkan telunjuk setinggi dahi. Gerakan seperti itu terkesan menggurui. Karena itu, konsultan meminta dia menurunkan telunjuknya hingga sebatas dada saja ketika berbicara agar tampak bersahabat. Kebetulan politikus itu bertubuh kecil sehingga jika dia duduk berdampingan dengan pasangannya yang bertubuh tinggi dan besar, dia tampak tenggelam dan kalah wibawa. Untuk mengatasi hal itu, konsultan mengganjal kursi sang politikus agar tubuhnya sejajar dengan pasangannya. Begitulah. Dunia politik Indonesia kini telah memasuki era yang benar-benar baru di mana pencitraan menjadi begitu penting. Bagaimana itu terjadi? Ini berkaitan dengan perubahan politik di Indonesia. Setelah sistem pemilu langsung dijalankan, rakyat memiliki otonomi untuk menentukan pilihannya. Karena itu, para politikus merasa harus populer di mata rakyat. Cara yang paling efektif untuk meraih popularitas adalah tampil di media massa. Rizal Mallarangeng, pendiri perusahaan konsultan strategi dan politik Foxindonesia, mengatakan, biaya untuk menjangkau kesadaran publik melalui media massa berkisar Rp 1-Rp 5 per kapita. Jika menggunakan pawai dan sejenisnya, biayanya membengkak menjadi Rp 1.000 sampai tak terhingga per kapita. Layanan penuh Era politik kemasan ini menjadi ladang bisnis baru bagi sejumlah agen pencitraan. Hotline Advertising, misalnya, melayani proyek pencitraan dari hulu sampai hilir, mulai dari pemetaan kelemahan dan kekuatan klien, perumusan konsep iklan, pembuatan tag line (slogan), pembuatan materi iklan, penempatan iklan di media, manajemen isu, hingga pengaturan acara klien. Chief Executive Officer (CEO) Hotline Advertising Subiakto Priosoedarsono mengatakan, pihaknya terjun ke bisnis ini setelah menangani pasangan capres-cawapres Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Jusuf Kalla tahun 2004. Hotline membuatkan konsep iklan dan mengeksekusinya hingga mengatur kegiatan pasangan itu. âKami mengatur SBY-Kalla harus sarapan di mana dan dengan siapa. Kami juga mengatur kapan dia harus salaman, kapan bicara, kapan menjawab pertanyaan, kapan diam,â kata Subiakto. Untuk memastikan strategi pencitraan itu jalan, Subiakto menempatkan orangnya di lingkaran dalam selama 24 jam penuh. âSetiap hari kami mengevaluasi dan mengingatkan klien. Kami kadang tidak tidur,â kata Subiakto ketika ditemui di kantornya di Jalan Wolter Monginsidi, Jakarta Selatan, Rabu (16/7). Hal yang sama dilakukan Subiakto ketika menangani pencitraan dan strategi komunikasi Fauzi Bowo. Bahkan, Hotline ikut memutar otak ketika Fauzi akan mengikuti debat calon. âKami memanggil 20 ahli dari berbagai bidang untuk terlibat dalam simulasi debat. Mereka melatih Fauzi agar bisa menjawab berbagai pertanyaan. Kalau ditanya begini, jawabnya begini,â katanya. Foxindonesia yang baru berdiri enam bulan juga memberikan layanan yang kurang lebih sama. Sejauh ini, perusahaan yang berkantor di Jalan Irian, Menteng, Jakarta, itu telah menangani pencitraan Ketua Umum Partai Amanat Nasional Sutrisno Bachir, calon gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin, pasangan cagub/cawagub Jawa Timur Soekarwo-Syaifullah Yusuf, dan iklan beberapa politikus lain. Ada lagi pemain besar lain, yakni Lingkaran Survei Indonesia yang dipimpin Denny JA. Perusahaan ini memberikan layanan mulai dari survei opini publik, mobilisasi opini, pembentukan citra,
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Rizal Mallarangeng for President
Selain soal 'ayam India', bisa kasih informasi gak soal kasus Yahukimo-nya, RM? mungkin ada yang bisa beberin di sini 2008/7/20 Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED]: Pak Ando, Mas Rizal Mallarangeng dan Andi Mallarangeng member FPK, tadi siang saya di hubungi mas Rizal Mallarangeng, beliau mengatakan member FPK Kritis :-) Malam harinya saya juga bertemu mas Rizal Mallarangeng di TIM, acara Launch Novel terbaru Ayu Utami. Beliau akan memberi jawaban buat umum terkait postingan di FPK. Salam, AH
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Fajroel Rachman for President
Kalau saya sih tetap Budiman Sujatmiko...:) 2008/7/18 Andrinof Chaniago [EMAIL PROTECTED]: Aktifis banyak. Aktifis sejati, orang yang konsisten menjaga integritas dan tak henti berteriak, hanya segelintir. Di dalamnya ada Fadjroel. Maju terus, Bung Fadjroel! Andrinof [Non-text portions of this message have been removed]
Balasan: [Forum Pembaca KOMPAS] geliat calon presiden muda?
Kalau mau realistis, Pemilihan Presiden 2009 masih didominasi para politikus gaek seperti SBY, Megawati, Wiranto, dsb. Politikus muda rasanya sulit untuk memenangkan Pil Pres tersebut karena sangat minim pengalaman, sehingga ada keraguan dikalangan pemilih, apakah mampu memimpin Rakyat Indonesia ke gerbang keberhasilan. Memimpin Indonesia yang besar ini, apalagi sedang dilanda krisis, tidaklah mudah. Sang pemimpin harus mendapat cukup dukungan dari Partai Politik di DPR dan masyarakat luas. Kasus SBY yang berhasil memenangkan Pilpress dengan dukungan Partai Gurem, adalah suatu contoh yang menarik. Sebagai Presiden, ternyata SBY tidak bisa bebas melaksanakan kebijakannya akibat tekanan dari partai - partai yang menguasai mayoritas kursi di DPR. Bahwa SBY ternyata seorang peragu dalam mengambil setiap keputusan strategis, itu hanya memperburuk situasi saja. Akibatnya, pemerintahannya selama 4 tahun terakhir menjadi sangat tidak efektif. Jadi rasanya pemenang Pilpres 2009 hampir bisa dipastikan calon dari Partai Besar yang berkoalisi dengan partai lainnya agar bisa menguasai mayoritas kursi di DPR. Bahwa sesuai amanat UUD 45 kabinet kita adalah Presidensil, tetapi kenyataan dilapangan adalah Presiden harus bisa bekerja sama dengan mayoritas anggota DPR jika ingin programnya bisa berjalan dengan baik. Untuk para Calon Presiden yang muda, yang saat ini masih miskin pengalaman, kesempatannya pada Pilpres 2014. Jadi manfaatkan periode 2009 - 2014 untuk menimba pengalaman sebanyak mungkin, sehingga tidak ada keraguan dari para pemilih untuk menjatuhkan pilihannya kepada calon yang masih muda, dan tentu saja track recordnya harus baik dimata masyarakat. Salam, Adyanto Aditomo Bisri syamsuri [EMAIL PROTECTED] wrote: Akhir-akhir ini perebutan kekuasaan sudah mulai menggeliat. Menjelang hajatan pemilu 2009 dan dan pemilihan presiden 2010 para politisi bergerak ke KPU untuk mendaftarkan caleg. Namun dari fenomena politik yang tidak menarik itu kini muncul satu wacana yang cukup penting untuk dibicarakan, yakni munculnya tokoh-tokoh muda yang memberanikan diri mencalonkan diri menjadi Presiden. Fadjrul Rachman, Alumni ITB, seorang aktivis pergerakan yang anti partai dengan percaya diri menyatakan dirinya siap jadi presiden 2009. Sedangkan Rizal Malarangeng, seorang aktivis LSM berhaluan politik liberal tulen yang bernaung di bawah Abu Rizal Bakri juga menyatakan diri berani memimpin Indonesia. Beberapa bulan yang lalu, seorang kader Golkar bernama Yudi Chrisnadi juga pernah menginginkan agar partai Golkar mengusung dirinya menjadi calon presiden 2009. Sedangkan di kalangan HMI, diam�diam nama anas urbaningrum sudah digarap oleh anak-anak Muda HMI untuk ancang-ancang berebut kekuasaan pada 2014 nanti. Yang lebih menarik dari isu di atas adalah adanya gerakan dari para aktivis di Jakarta dan Bandung yang diam-diam mendorong Budiman Sudjatmiko jadi Presiden. Beberapa aktivis PMII Bandung, Cepi Setyaji menulis di sebuah millist PMII Bandung bahwa dirinya dengan beberapa teman-temannya pernah menemui Budiman Sudjatmiko secara langsung dan meminta agar Budiman segera menyatakan kesiapannya. Sayangnya, kata Cepi, Budiman masih dingin dalam hal ini, apalagi pada tahun 2009 ini Megawati yang nota bene ketua Umum PDIP melalui amanat kongres Bali 2007 lalu sudah menegaskan pencalonannya.Budiman sendiri sebagai kader PDIP nampaknya sangat taat terhadap keputusan partai. Selain kalangan PMII bandung ada juga komunitas diskusi kampus IPB Bogor yang pernah mengirim surat kepada Budiman untuk pencalonan tersebut. Dari informasi rekan-rekan di relawan perjuangan demokrasi (REDPDEM-PDIP) memang belum ada pembahasan masalah ini. Di lingkungan PDIP Budiman saat ini tidak ada yang lebih selain kepribadiannya yang cerdas, militan dan memang memiliki kualitas kepemimpinan yang baik. Untuk jadi presiden, barangkali pembicaraannya pencalonannya tahun 2011 kelak� Entahlah�.. Saya sih dukung-dukung saja teman-teman muda berebut kekuasaan�.. Yang jelas pakai partai dan tunjukan dulu partainya tidak ceker-cekeran�. Presiden di manapun mestinya lewat partai��calon independent ngapain juga maksudnya�. Bisri Syamsuri Depok [Non-text portions of this message have been removed]
Balasan: Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Merombak dan Menjebol Watak
Ibu Yuliati Soebeno, Setuju!!. Tapi maksudnya Kejaksaan Agung kan? dan bukan MA (Mahkamah Agung)??? Bahwa MA juga harus di reformasi, saya juga setuju banget. Salam, Adyanto Aditomo Yuliati Soebeno [EMAIL PROTECTED] wrote: Ya enggak usah mengeluh begitu, bersihkan MA dengan mengganti jaksa-jaksa muda yang mudah terpengaruh dengan harta dan kedudukan, dan menghancurkan rupa hukum di Indonesia ini. Bekerja samalah dengan KPK untuk membersihkan kantor sendiri. Begitu baru kita akan acungkan jempol, Pak Hendarman. Jika menginginkan kewibawaan kembali bagi MA, maka andalah yang harus melapokan hal-hal yang tidak beres didalam tubuh HUKUM di Indonesia, jangan malahan mengeluh dan mengatakan bahwa harga diri sudah hancur dan menutupi hal-hal yang tidak benar. Lha wong dibantu untuk membersihkan badan yang sangat bobrok, kok malahan mengeluh saja. Get up; stand up and do the right things. Stop whining. Yuli
[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Surat Terbuka Buat MenDiknas, Buku Sekolah Elektronik
hehehehe benar kita sedang hidup di REPUBLIK MIMPI yeee, terasa nya seperti itu dehabis semau aturan tuh turun se enaknya bener mba Yuli gak ada sosialisasinya, selalu mngeneralisasi aja...tanpa pikir panjang dan tanpa perhitungan ya matang adanya uji cobakira2 pendapat masyarakat gimana ya. Ato mereka pikir biar masyarakat muji ...huuaaah diknas kita canggih loh Maaf bapak2/ibu2 dari DIKNAS Salam damai, Ratih --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Yuliati Soebeno [EMAIL PROTECTED] wrote: Memang negara tetangga Republik Impian ini benar-benar ambur adul, masa membuat suatu kebijakan tidak di-sosialisasi-kan terlebih dahulu kepada orang-orang yang akan membantu para murid tersebut? Orang kecil selalu menjadi pelengkap penderita bagi penguasa. Kebijakan selalu dibuat tanpa dipikirkan terlebih dahulu, upaya bagaimana agar kebijakan tersebut dapat diterima semua orang dengan baik dan terpuji. � Kebijakan dibuat secara nylonong saja, sesudah itu, jika terjadi kesalahan,�baru ribut bagaimana menjalankan-nya dengan benar. Amboi.bangun! Udah siang. Negara lain sudah hampir sampai ke mars! Masak kita masih didalam tempurung terus?! Siapkan management yang benar terlebih dahulu, baru membuat kebijakan, lalu ditindak lanjuti dengan penerangan (penyuluhan)�keseluruh lapisan masyarakat. Dengan demikian maka, masyarakatpun sadar untuk melestarikan kebijakan yang sangat BIJAK tersebut. � Pendidikanoh...pendidkan...gak ada sedikitpun cara-cara mendidik yang benar. � Salam, Yuli
Re:Bls: [Forum Pembaca KOMPAS] Andai Aku Jadi Presiden Republik Indones
Kalo yang muda tidak cuma bisa tebar pesona seperti bintang sinetron ,bikin janji surga seperti tukang obat dan tidak suka bohong dan korupsi uang rakyat itu agak ideal tuk jadi pemimpin muda . Rasanya kalo percaya sama Partai Politik sama juga percaya sama tukang kecap yang selalu bilang produknya nomor satu .Kalo partai masih seperti ini banyaknya ( 34 ) uang rakyat hanya akan habis buat pesta partai dan elit tinggal nanti rakyat harus tanggung hutang dan cuci piring selesai pesta 2009 dengan lagi lagi sulit cari makan bahkan rawan pangan . Cape deh kalo cuma berharap pemimpin dari partai politik yang cuma bisa jual kecap . Rukun dan Bersatulah kaum Buruh agar Serikat Kuat dan Buruh Sejahera Roni Febrianto PP SPEE FSPMI Bid Infokom Jl Raya Pondok Gede no 11 Kp Dukuh ,Jakarta Timur. PUK SPEE FSPMI PT PSECI ( Ketua ) Kawasan Industri MM 2100 Blok O-1 Cikarang Barat Bekasi ,Jawa Barat. Telp 062218981238.
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Budiman Sudjatmiko Presiden RI 2014
Wah kalo dari Pakemnya BS memang kontraversi mungkin dia banyak baca buku Tan Malaka dari penjara ke penjara tapi sayangnya sebelum dia tuntas berjuang BS sudah pergi dari Hotel ke Hotel jadi yah mungkin harus ingat lagi pada Tan Malaka dan mungkin Nelson Mandela yang ngak kapok dengan 25 Tahun di Penjara .Kalo baru di LP Salemba BS sudah lumayan hebat gimana lagi kalo dia berani jadi penghuni LP Cipinang dan Nusa Kambangan ? Perjuangan BS memang harus masuk lagi ke relnya dulu sebelum jadi RI 1 di 2014 Paling tidak harus sering aksi di depan Istana dan DPR menyuarakan aspirasi Rakyat dan jangan dulu duduk manis jadi Anggota Dewan yang cuma jadi kumpulan para Drakula penghisap uang Rakyat . Kita lihat apa memang BS berani lakukan perjuangan seperti Tan Malaka .
[Forum Pembaca KOMPAS] Gubernur dan wakil gubernur Jabar mendukung Anarkisme?
Baru sebentar menjabat gubernur dan wakil gubernur, tapi sudah menunjukan sikap tidak tegas terhadap anarkisme. Simak pernyataannya: Kepada wartawan Gubernur Ahmad Heryawan yang berasal dari PKS mengatakan, Kejadian seperti ini tentu sangat disesalkan. Tetapi saya tetap bangga dengan semangat bobotoh dalam mendukung Persib. Dalam kondisi seperti ini banyak pihak dirugikan, mereka juga dirugikan. Sementara itu Wagub Dede Yusuf (Partai Demokrat) memberi perhatian khusus pada stadion. Ia menyatakan perlu pembangunan stadion baru dengan kapasitas yang dapat menampung penonton lebih besar. Salah satu solusinya adalah membangun stadion baru yang dapat menampung jumlah penonton. Stadion ini (Siliwangi-red) terlalu padat, ujarnya seusai pertandingan. Dede juga menilai pertandingan sudah cukup baik. Menanggapi ulah rusuh bobotoh, ia mengatakan bahwa ulah tersebut tidak bisa dihindari. Pemain Persib sudah bagus dan bobotoh tidak bisa dihindari karena melihat ketimpangan dalam pertandingan tadi, ujarnya. Seharusnya HADE dapat membedakan semangat mendukung tim kesayangan dengan pelanggaran hukum. Masa HADE seakan tutup mata bagaimana Pendukung persib membabi buta merusak kendaraan-kendaraan warga. Belum konvoi yang bikin macet dan meresahkan. Apa itu tidak melanggar hukum? Anarkisme kok dianggap wajar dan masih memberikan pembelaan bahwa pendukung persib juga dirugikan. Dirugikan karena kalah? Lucu juga.. dan jika benar dirugikan, Apa dengan demikian lantas membiarkan bobotoh merugikan pihak-pihak yang tidak tau apa-apa? Apa jika kita dirugikan lalu kita dibenarkan melakukan tindakan melanggar hukum? Saya tidak mengerti dengan logika gubernur Jabar dari PKS ini. Wakilnya juga sama, Dede Yusuf menganggap apa yang terjadi sesuatu yang tidak bisa dihindari, dan dede menyalahkan ketimpangan sebagai penyebabnya. Justru yang dilirik dede adalah membangun stadion baru. Aneh aneh saja. Salam, Asnawi Ihsan == Simak beritanya: http://bandung.detik.com/read/2008/07/21/003846/974808/486/hade-tanggapi-rus uh-bobotoh-di-siliwangi Hade Tanggapi Rusuh Bobotoh di Siliwangi Andri Haryanto - detikBandung Bandung - Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan dan wakilnya, Dede Yusuf, turut menjadi saksi ulah rusuh suporter Persib Bandung saat menjamu Persija Jakarta di Stadion Siliwangi, Minggu (20/7/2008). Apa tanggapan mereka? Orang nomor satu dan dua di provinsi tersebut, yang selama pilkada dikenal dengan istilah 'Hade' itu hadir di tengah stadion dan duduk di tribun utama untuk mengikuti pertandingan sejak menit pertama. Namun mereka harus pula menyaksikan aksi tidak terpuji dari bobotoh Maung Bandung saat melakukan pelemparan ke arah lapangan di menit-menit terakhir, karena kecewa tim kesayangannya tertinggal 1-3 dari musuh besarnya itu, sehingga pertandingan sempat dihentikan sekitar 20 menit. Kepada wartawan Gubernur Ahmad Heryawan mengatakan, Kejadian seperti ini tentu sangat disesalkan. Tetapi saya tetap bangga dengan semangat bobotoh dalam mendukung Persib. Dalam kondisi seperti ini banyak pihak dirugikan, mereka juga dirugikan. Ketika ditanya apakah kerugian yang dimaksud karena kurang baiknya penampilan wasit, Heryawan menjawabnya diplomatis. Semua orang bisa menilai dari sudut pandang masing-masing. Bisa jadi wasit merasa keputusannya sudah benar, tetapi orang lain bisa melihatnya tidak demikian. Beginilah permainan ini, jawabnya. Sementara itu Wagub Dede Yusuf memberi perhatian khusus pada stadion. Ia menyatakan perlu pembangunan stadion baru dengan kapasitas yang dapat menampung penonton lebih besar. Salah satu solusinya adalah membangun stadion baru yang dapat menampung jumlah penonton. Stadion ini (Siliwangi-red) terlalu padat, ujarnya seusai pertandingan. Dede juga menilai pertandingan sudah cukup baik. Menanggapi ulah rusuh bobotoh, ia mengatakan bahwa ulah tersebut tidak bisa dihindari. Pemain Persib sudah bagus dan bobotoh tidak bisa dihindari karena melihat ketimpangan dalam pertandingan tadi, ujarnya. Di tempat berbeda Ketua Panitia Pelaksana Pertandingan, Iwan Kartiwan, mengatakan bahwa pihaknya telah mengeluarkan jumlah tiket yang sesuai dengan kapasitas tribun stadion. Jumlah tiket yang dikeluarkan sesuai dengan kapasitas penampungan. Jadi tidak mungkin overload, tegas Iwan. [Non-text portions of this message have been removed]
[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Umat Parmalim Kesulitan Identitas
Horas! Kita bisa melihat sejarah Batak, sebelum Belanda dan para Missionaris datang. Parmalim sudah ada jauh sebelum kedatangan Belanda. Mereka hidup dengan sangat menghargai alam dan lingkungan sekitarnya. Jadi apakah kedatangan agama-agama ke daerah Batak membuat Batak lebih baik? Bangsa Indonesia memiliki budaya asal yang jauh lebih baik dari budaya impor. Jadi saatnya kita kembali menggali kearifan lokal, tidak berkutat pada identitas-identitas buatan yang justru mengotak- ngotakkan kita. --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, pius [EMAIL PROTECTED] wrote: Memang sebaiknya di ktp dihapuskan masalah agama. Hanya di indonesia saja dalam isian formulir disebutkan kolom agama. Hapuskan kolom agama, setiap orang bebas beragama sesuai keyakinannya masing2. Powered by StrawBerry�
[Forum Pembaca KOMPAS] TAHUN AJARAN BARU, (AWAL) KESENGSARAAN BARU
*Buletin Elektronik**www.Prakarsa-Rakyat.org* *SADAR * *Simpul Untuk Keadilan dan Demokrasi* * Edisi: 141 Tahun IV - 2008 Sumber: www.prakarsa-rakyat.org* *TAHUN AJARAN BARU, (AWAL) KESENGSARAAN BARU* *Oleh Sarwo Raras ** Dalam setahun, orang tua murid minimal harus menyediakan biaya pendidikan sejuta rupiah... Penggalan kalimat di atas, saya baca secara sepintas di Harian Kompas 3 hari yang lalu. Dan ketika saya mulai membuat tulisan ini, adalah tepat 4 hari dua orang anak saya memasuki hari sekolah yang baru. Si sulung, masuk kelas 4 SD sedangkan si bungsu memasuki hari barunya di TK. Kemudian apa hubungan antara keduanya? Jawabnya saya yakin dirasakan hampir sebagian besar orang tua yang menyekolahkan anak-anaknya: kepusingan! Sebulan yang lalu, mungkin menjadi hari yang membahagiakan bagi saya, ketika melihat nilai raport anak saya yang lumayan bagus dan naik kelas 4, sementara si bungsu mendapatkan sekolah barunya. Ada semacam hiburan kecil atas kelelahan menyiapkan hari-hari panjang sekolahnya, sepertinya terbayar jerih payah. Namun, suasana itu rasanya tidak bertahan lama karena biasanya ketika anak-anak liburan sekolah, jantung saya terasa dipacu secara paksa lebih kencang saja. apalagi kalau bukan karena kepusingan memikirkan biaya sekolah anak-anak dalam tahun ajaran baru. Artinya, memasuki tahun ajaran baru pastilah dihadapkan pada kondisi yang sangat dilematis dan benar-benar sulit. Pengalaman tahun-tahun sebelumnya mengajarkan pada ibu muda seperti saya untuk menghitung lagi berapa nilai rupiah yang harus saya siapkan untuk menutup kebutuhan sekolah anak-anak. Jumlahnya cukup besar untuk ukuran saya yang bersuamikan buruh dengan penghasilan sangat pas-pasan, bukan karena suami malas bekerja tetapi memang upahnya sangat rendah. Ini realita tanpa bermaksud mengabaikan nasihat orang tua saya dulu: pandai-pandailah bersyukur. Tetapi menceritakan kondisi yang sebenarnya sebenarnya juga bukan sesuatu yang salah karena sesungguhnya hampir sebagian besar orang tua yang lain juga mengalami hal yang kurang lebih sama. Petikan kalimat dari koran yang saya baca, terbukti tidak tepat, karena ternyata saya harus menyediakan uang yang jauh lebih besar, bukan sejuta rupiah. Tetapi lebih besar lagi. Hitung saja misalnya pengeluaran nyata yang saya alami: uang pendaftaran anak bungsu masuk TK mencapai 475.000 rupiah untuk keperluan seragam, uang gedung, uang pendaftaran. itu belum termasuk kebutuhan sekolah lainnya semisal buku tulis, sepatu, tas dan lain-lain. Kemudian untuk si sulung, uang yang harus saya keluarkan juga tak kalah besar. seragam barunya saja mencapai 150.000 rupiah, juga buku dan alat tulis tak kurang dari 100.000 rupiah. Tiba-tiba saya terhenyak ketika sepulang sekolah tadi siang si sulung menyerahkan daftar buku paket dan Lembar Kerja Siswa (LKS) dan kewajiban membeli alat praktek musik pianika sebesar 500.000-an rupiah. /Duh/, sepertinya tidak ada kesempatan untuk bernafas. Belum lagi uang jemputan sekolah sebesar 130.000 rupiah. Berapa total semuanya? Kurang lebih 1.355.000 rupiah bukan dalam setahun, tetapi dalam waktu hanya sekitar seminggu saja. Tapi perlu diingat, pengeluaran itu belum seberapa karena masih akan ditambah lagi proyekisasi yang dilakukan oleh guru dan kepala Sekolah untuk berbagai hal. Sebut saja misalnya pengadaan buku paket dan LKS. Pilihannya bukan kualitas tapi semata-mata pada tingginya bonus atas nama diskon dari penerbit yang menggiurkan sampai 35% seandainya kepala sekolah berhasil /menggolkan /buku dari penerbit tertentu. Ini adalah ironis. Lengkaplah kepusingan para orang tua. *Quo Vadis Pendidikan Indonesia ?* Saat ini semangat semua orang adalah otonomi. Tetapi pemaknaannya manjdi sangat keliru. Otonomi dipahami sebagai kekuasaan semata. Jadilah gairah otonomi yang didengungkan terhadap lembaga pendidikan, urusan sekolah di Indonesia semakin runyam dan mengkhawatirkan. Otonomi dalam praktik cenderung menjadi komersialisasi pendidikan. Padahal, mahalnya uang sekolah tidak diimbangi oleh perbaikan kualitas pendidikan. Nampak jelas sekali bahwa slogan bangsa hanyalah utopis. Menjadi semakin ironis jika selama ini kerap menyatakan ambisinya untuk dunia pendidikan di negeri ini. Dalam konstitusi negara yang sudah diamandemen dengan penuh nafsu oleh para wakil rakyat terhormat misalnya, disebutkan seperlima bagian dari seluruh APBN diperuntukkan bagi pendidikan. Belum lagi produk perundangan selanjutnya yang mengesankan intervensi sedemikian jauh, seolah-olah negara begitu memperhatikan perlunya mencerdaskan bangsa. Nyatanya, apa yang tertuang dalam konstitusi negara belum terlihat dampaknya. Banyak sekolah-sekolah yang butuh bantuan, namun tidak ada perhatian pemerintah sehingga tamatlah kelangsungannya. Hal ini tidak hanya terjadi di pelosok, tetapi di ibu kota pun beberapa bangunan sekolah roboh. Sebaliknya,
[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Kebijakan Energi Nasional (PP 05/2006) Yang Terasa Jadul - 3
Rekan-Rekan FPK, Mungkin yang perlu dipertanyakan adalah apakah Kebijakan Energi Nasional kita ini terlalu memanjakan konsumen dengan selalu menitikberatkan pada pemenuhan demand energi mereka tanpa disertai usaha memadai dalam pengendalian konsumsi. Link berikut semoga bisa memberikan pencerahan dalam usaha pengendalian konsumsi energi: http://www.earth-policy.org/Books/Seg/PB3ch10_ss3.htm Btw, Indonesia ternyata tidak disebut sebagai pengadopsi TransMilenio- nya Bogota. Malah Hanoi yang disebut-sebut. Salam pencerahan, Rudyanto Mari Hemat BBM, Ayo Nebeng! How low can you go? --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Rovicky [EMAIL PROTECTED] wrote: Kebijakan Energi Nasional (PP 05/2006) Yang Terasa Jadul - 3 http://rovicky.wordpress.com/2008/07/20/kebijakan-energi-nasional- pp-052006-yang-terasa-jadul-3/ 20 Juli 2008 at 9:22 am | In Dongeng Geologi, Energi, RuPa-RupI | Tags: Energi, KEN2006, listrik, nuklir Jadi mestinya gimana pakdhe kira-kira revisi apa yg perlu dilakukan nih ?? apa musti dirombak total?? :( Nah loe Pakdhe. Kalau bisa mengritik mestine juga harus bisa mengusulkan. Jangan waton suloyo ! :P :D Haddduh kan udah ada yang bertugas, Thole !. OK deh kita buat rekaan sebagai mainan. eh Ini hanya rekaan sebagai gambaran saja ya Ya wis, Kita pakai saja gambaran apa saja yang sudah ada saat ini. Merombak atau merevisi kebijakan bukan perkara mudah. Yang pasti bukan lewat Blog :) . Namun saya coba saja bagaimana dengan menggunakan media internet ini kita manfaatkan untuk memberikan masukan. Perubahan kebijakan akan terjadi atau tidak itu bukan masalah. Proses pembelajarannya yang ada disini ini jauh lebih penting ketimbang perubahan kebijakan itu sendiri. Kebijakan bisa tidak berubah, tetapi pembelajaran harus tetap terjadi. Apa yang pernah terjadi selama ini ? Pembelajaran dari masa lalu. Produksi dan pemanfaatan sumber energi (batubara, migas dimasa lalu tentunya merupakan sebuah pembelajaran penting. Sudah dijelaskan sebelumnya untuk perkembangan pemanfatan energi primer minyakbumi seperti dibawah ini, kan ? http://rovicky.files.wordpress.com/2008/07/ konsumsi_minyak_next_id.jpg?w=317h=147 Kapan minyak bumi habis ? Kalau melihat grafik diatas maka akan kita lihat bahwa minyak hanya bisa habis kalau tidak ada penemuan baru. Ini yang harus diingat ! Lupa ? Lihat lagi tulisan sebelumnya disini. Dengan demikian kita harus tahu bahwa semua jenis sumber energi primer hanrus memiliki penggambaran grafis seperti diatas. Yang isinya : gambaran produksi, konsumsi, dan cadangan. Ini untuk segala jenis energi looh, termasuk gas, geothermal, batubara, angin, ombak, nuklir, dll. Bagaimana proporsi energi primer di tahun 2025 ? Lah yang dibawah ini masih hanya model sederhanaa yang saya buat berdasarkan penggunaan energi primer selama ini di Indonesia. Datanya, sayangnya bukan dari dalam negeri, kalau saja ada data dari dalam negeri tentunya akan menjadikan validitas lebih tinggi. proyeksi kebutuhan energi primer 2025 Model: proyeksi kebutuhan energi primer 2025 Disebelah ini hanyalah model perkiraan bagaimana proporsi kebutuhan energi primer di tahun 2025. Proyeksi yang saya targetkan ini bukan sekedar mengikuti trend yang sudah ada tetapi harus ditambah dengan usaha-usaha tertentu untuk mencapainya. :( Halllah, Pakdhe sukanya ngasi tugas usaha-usaha apa lagi nih ? Proyeksi tahun 2025 diatas menggunakan trend perkembangan sesuai dari perkembangan tahun 1970-2000 dari IEA. Total energi yang dibutuhkan tahun 2025 mencapai 30 MTOE (juta ton setara minyak). Ini tentusaja bisa lebih, terutama kalau kita menginginkan atau mentargetkan pertumbuhan ekonomi yang melonjak. Kita tengok satu-satu ya .. Efisiensi 10% Saya mengutamakan adanya efisiensi energi sebesar 10%. Ini tidak mudah dan mungkin akan merupakan hal tersulit bagi kita yang terlanjur manja energi. Dibawah ini ada grafik penggunaan listrik di Indonesia yang dibuat dua tahun lalu. Tidakbisa diupdate karena PLN pelit data. Saya tidak bisa lagi mendonload grafis semacam ini di websitenya PLN :( . Coba tengok kebutuhan listrik jam 7 malam hingga jam 10 maIam ini kan listrik ditempat hiburan seperti Mall dll. Jadi kita harus bisa memilih jenis lampu yang hemat energi, atau mengurangi kebutuhan hura-hura. Untuk lebih jelasnya siapa target penghematan (untuk listrik) silahkan tengok tulisan lama ini : Hemat listrik siapa targetnya ?. Yang perlu diketahui adalah menghemat 10% ini sudah setara dengan menemukan lapangan minyak yang berproduksi sebesar 250 ribu barrel sehari ! Bayangkan Lapangan Cepu (yang molor-molor terus itu) :) saja hanya akan ditargetkan hanya berproduksi 100 ribu barel sehari. Geothermal 20% Berapa sih potensi geothermal di Indonesia ? :( Jangan kuwatir sudah dihitung sama Pakdhe untuk memermudah. Iya kan, Pakdhe undah pernah ngitung potensinya ? Dibawah ini potensi
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Re:10 Hal Gratis di Paris
On Sun, Jul 20, 2008 at 4:47 AM, Mahmud Syaltout [EMAIL PROTECTED] wrote: 11. Telpon ke seluruh nomor telpon fixed line di Indonesia (termasuk Flexi dan Esia) GRATIS dan UNLIMITED dengan kualitas yang sangat- sangat baik, bagi pelanggan internet, telpon dan televisi kabel Aliceboox. Kami bisa telpon berlama-lama ke Jakarta, ke Surabaya, atau kemanapun dengan fasilitas ini sesuka kami kapanpun kami mau! Hehehe... Wah nomer 11 ini mah geblek banget!! kok bisa sih ya, untuk beberapa lokasi lain biasanya cuman local fixline yang gratis. ini kok international fixline. Bisa dong bikin server VOIP di Prancis buat nelpon lokal ke Indonesia.Disini aja bikin VOIP server masih dilarang. -- Firdaus Mubarik http://firdaus.web.id/ [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Syafruddin Prawiranegara juga pernah memimpin Indonesia
Salam, Pak R.H.Uno belum menyebut DUA SERANGKAI Gorontalo yaitu Nani Wartabone dan seorang suku Jawa ( sengaja tidak saya sebut),yang menjadi motor dari proklamasi kemerdekaan di Gorontalo. Kalau mengenai yang disebut dokter Dharsono adalah dokter SUDARSONO yaitu ayah dari JUWONO SUDARSONO. Wasalam, Wal Suparmo --- On Sat, 19/7/08, anton_djakarta [EMAIL PROTECTED] wrote: From: anton_djakarta [EMAIL PROTECTED] Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Syafruddin Prawiranegara juga pernah memimpin Indonesia To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Date: Saturday, 19 July, 2008, 8:50 PM Nani Wartabone adalah hanya satu kisah dari beberapa 'insiden merah putih' saat mengibarkan bendera merah putih di lapangan Gorontalo, nani tidak mengklaim dirinya menjadi Presiden RI, namun ia berharap menjadi pemicu dari gerakan besar untuk merdeka. Insiden Nani Wartabone ini juga diketahui Sukarno, kalau tidak salah Sukarno masih bersiap dalam perjalanan menuju Padang dari bengkulu namun Sukarno menolak untuk bersikap buru2. Nani Wartabone juga anak didik Sukarno, dan berhaluan PNI. Tindakan Nani Wartabone jelas tidak sejalan dengan politik kaum pergerakan yang tidak memutuskan untuk merdeka dengan pertimbangan situasi belum mengijinkan. Sutan Sjahrir memilih berjuang bawah tanah dengan membuat jalur Cipanas(Boven, Puncak)-Menteng (Djakarta) dengan anggotanya banyak direkrut kaum muda yang kelak masuk ke dalam struktur PETA, sementara Amir Sjarifuddin memutuskan bekerjasama dengan Belanda dalam membangun jaringan anti fasis tapi tertangkap di Surabaya dan digantung kaki diatas, kepala dibawah oleh Kempeitai yang kemudian Sukarno teken kontrak copot leher buat Amir Sjarifuddin agar Amir dibebaskan Kempetai, sementara Sukarno dan Hatta sepakat untuk bekerjasama dengan Pemerintahan Militer Djepang. Insiden Nani ini mirip dengan insiden dokter dharsono yang disuruh sutan sjahrir mengumumkan proklamasi kemerdekaan beberapa jam setelah Jepang di bom atom, pengumuman itu dilakukan di Cirebon. Namun tidak mendapat tanggapan luas. kelak dokter dharsono menjadi dubes RI untuk India. Beberapa hari setelah Nani mengumumkan kemerdekaan, tentara Jepang masuk dan Nani menyingkir ke pedalaman untuk menjadi Petani. Nani ini terkenal loyal dengan Bung Karno, sewaktu Permesta meletus ia langsung menyatakan berpihak pada Djakarta. ANTON
RE: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Syafruddin Prawiranegara juga pernah memimpin Indonesia
SUDAH DISEBUT pak, tapi japri sama boss Anton yakni Kusno Danupoyo, seorang pejuang-intelektual kemerdekaan yang belakangan menjadi Gubernur Lampung. Kusno adalah the intelectual sidekick Nani pada saat gerakan kemerdekaan mereka menumbangkan pemerintah Belanda di Gorontalo dan berkuasa selama lebih dari 3 bulan serta Merah Putin,eh Putih selama itu terus berkibar. Baru setelah Kaigun dan Rikugun Jepang diturunkan dari beberapa kapal penjelajah dipelabuhan Gorontalo, Nani dan pejuang2 lain terpaksa menyerahkan kekuasaan kepada Jepang dan sang M-P diganti oleh the rising sun.. Dimata saya, ada anekdot dua sejoli pejuang itu, Kusno dan NaniKusno yang namanya perkasa itu berpenampilan feminin (beliau menikah dgn wanita Gorontalo dan punya anak ) sedangkan Nani Wartabone yang bertubuh perkasa bak Gatutkoco menyandang nama yang feminin. -Original Message- From: Wal Suparmo [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, July 21, 2008 12:37 AM To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Cc: UNO R.H.; [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Syafruddin Prawiranegara juga pernah memimpin Indonesia Salam, Pak R.H.Uno belum menyebut DUA SERANGKAI Gorontalo yaitu Nani Wartabone dan seorang suku Jawa ( sengaja tidak saya sebut),yang menjadi motor dari proklamasi kemerdekaan di Gorontalo. Kalau mengenai yang disebut dokter Dharsono adalah dokter SUDARSONO yaitu ayah dari JUWONO SUDARSONO. Wasalam, Wal Suparmo
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Rizal Mallarangeng for President
Pak Agus, nanti jangan lupa review dari jawaban Mallarangeng bersaudara ditulis disini yah? Jika memang anggota milis, apa susahnya menjawab disini? 2008/7/20 Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED]: Pak Ando, Mas Rizal Mallarangeng dan Andi Mallarangeng member FPK, tadi siang saya di hubungi mas Rizal Mallarangeng, beliau mengatakan member FPK Kritis :-) Malam harinya saya juga bertemu mas Rizal Mallarangeng di TIM, acara Launch Novel terbaru Ayu Utami. Beliau akan memberi jawaban buat umum terkait postingan di FPK. Salam, AH
[Forum Pembaca KOMPAS] Naik, Penjualan Perempuan di Bawah Umur
Jakarta, kompas - Jumlah gadis desa di bawah umur yang dijual sebagai pekerja seks komersial kian banyak. Semester pertama tahun ini jumlahnya sudah lebih dari 400.000 orang. Sepanjang tahun 2006 jumlahnya 42.771 orang. Tahun berikutnya menjadi 745.817 orang. âSemester pertama ini jumlahnya sudah lebih dari separuh tahun lalu. Memprihatinkan,â tutur Ketua Umum Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas Anak) Seto Mulyadi, Minggu (20/7) sore. Sebagian besar korban berasal dari keluarga miskin di kawasan pesisir, seperti Indramayu dan Subang. âMenyambut Hari Anak nasional tanggal 23 Juli mendatang, saya telah mendesak Presiden untuk mencanangkan kembali tema âHentikan Kekerasan terhadap Anakâ,â ucap Seto. Kepada orangtua Pada Sabtu malam, menurut Seto Mulyadi, Kepolisian Sektor Metro Taman Sari Jakarta Barat telah mengembalikan sembilan pekerja seks komersial di bawah umur yang terjaring operasi kepada orangtua mereka. Kepala Polsek Metro Taman Sari Komisaris Imam Saputra membenarkan bahwa hari Sabtu malam pihaknya mengamankan 115 perempuan yang dipaksa menjual diri di dua lokasi tempat hiburan malam di Jakbar. Dari jumlah itu, ada sembilan perempuan di bawah umur. âMereka diamankan dari Diskotek Stdm di Jalan Hayam Wuruk dan Panti Pijat Mdn di Kompleks Lokasari, Jalan Mangga Besar Raya,â kata Imam. Seto datang ke kantor polisi dalam rangka mendampingi dan memberikan konseling kepada kesembilan perempuan di bawah umur tersebut. âHasilnya menunjukkan bahwa orangtua mereka teperdaya oleh para mucikari. Begitu korban sudah di tangan, mereka memperlakukan korban seperti budak. Mereka meneror dan merendahkan harga diri korban dengan mengatakan, orangtuamu sendiri sudah menjual kamu kepada saya,â ucap Seto. Mereka yang diamankan umumnya mempunyai kartu tanda penduduk asli palsu. Tujuannya untuk menyamarkan alamat dan usia korban. (ONG/WIN) http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/07/21/01133853/naik.penjualan.perempuan.di.bawah.umur
[Forum Pembaca KOMPAS] Kondisi Rakyat dan Bangsa Indonesia Kian Terpuruk
http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/07/21/00573880/kondisi.rakyat.dan.bangsa.indonesia.kian.terpuruk Jakarta, Kompas - Hingga memasuki usia ke-63 tahun kemerdekaan Indonesia, kondisi rakyat dan bangsa justru semakin terpuruk dalam berbagai bidang. Demokratisasi yang dilakukan sejak sepuluh tahun lalu justru membuat bangsa ini makin kehilangan kedaulatannya dalam politik, ekonomi, dan budaya. Hal itu diungkapkan politikus dan ekonom senior Kwik Kian Gie dalam Silaturahmi Cendekiawan Indonesia di Jakarta, Minggu (20/7). Hadir dalam acara itu sejumlah penggiat gerakan kebangsaan, antara lain Amin Aryoso, Ridwan Saidi, Soekartono Prawidirdjo, Sulastomo, Tyasno Sudarto, dan Haryanto Taslam. Menurut Kwik, yang juga menjadi Ketua Panitia Silaturahmi Cendekiawan Indonesia itu, dalam bidang politik, pemimpin yang dipilih langsung oleh rakyat justru secara nyata mengkhianati kepercayaan yang diberikan rakyat. Kebijakan yang dibuat pemerintah yang seharusnya untuk menyejahterakan rakyat kenyataannya justru semakin menyengsarakan rakyat. Dalam bidang ekonomi, sebagian besar aset dan potensi ekonomi bangsa telah diserahkan kepada pihak asing. Rakyat Indonesia sebagai pemilik sah segala sumber daya tersebut justru tidak mendapatkan apa-apa. Rakyat harus membeli sumber daya alam yang dimilikinya sama dengan harga di negara yang tidak memiliki sumber daya alam itu. Perubahan UUD Ridwan Saidi menambahkan, perubahan UUD 1945 yang sudah dilakukan empat kali justru membawa kepada pemisahan kekuasaan negara, bukan pembagian kekuasaan negara. Akibatnya, setiap lembaga negara sama-sama merasa memiliki kedaulatan sendiri. Setiap lembaga negara merasa paling berhak dan sah melakukan tindakan sesuai dengan kepentingannya sendiri tanpa memerhatikan dampaknya terhadap sistem tata negara secara utuh. Kondisi itu diperparah dengan tidak dijalankannya peran Presiden sebagai kepala negara. Presiden seharusnya mampu menjadi penengah atas sengketa lembaga negara, tetapi yang terjadi justru pembiaran atas persoalan bangsa. âKekuasaan mengelola bangsa seharusnya dipandang sebagai suatu kesatuan yang utuh, bukan malah dipecah-pecah,â kata Ridwan. Berbagai persoalan itu terjadi karena kekacauan dalam Perubahan UUD 1945. Perubahan yang dilakukan dinilai lebih memihak kepentingan negara dan pemodal asing daripada kepentingan bangsa sendiri. Oleh karena itu, peserta acara itu mendesak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk mengeluarkan dekrit presiden untuk membatalkan Perubahan UUD 1945 dan kembali ke UUD 1945 yang asli. Pengeluaran dekrit dipandang memiliki dalil hukum yang sah sebagai upaya penyelamatan bangsa. âKami meminta dengan hormat agar Presiden mau mengeluarkan dekrit kembali ke UUD 1945 yang asli,â kata Kwik saat membacakan keputusan hasil silaturahmi. (MZW)
[Forum Pembaca KOMPAS] Memahami Ketimpangan Relasi Kuasa
Oleh MARIA HARTININGSIH http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/07/21/01351280/memahami.ketimpangan.relasi.kuasa Jika ada critical mass dari perempuan di lembaga politik formal (sekitar 30 persen), apakah perempuan memiliki kemampuan untuk mewarnai, bahkan menentukan proses pengambilan keputusan untuk melahirkan kebijakan-kebijakan yang sensitif jender? Pertanyaan yang dalam tahap tertentu menunjukkan skeptisisme itu sering dilontarkan, baik oleh mereka yang menolak maupun mendukung pendekatan affirmative action (tindakan khusus sementara/TKS) untuk perempuan di lembaga-lembaga politik formal. Pertanyaan itu pula yang dilontarkan Willy Purna Samadhi, Deputi Riset Perkumpulan Lembaga Kajian Demokrasi dan Hak Asasi Manusia (Demos), dalam diskusi terbatas yang diselenggarakan lembaga itu, terkait dengan UU Partai Politik dan UU Pemilu yang baru. Pertanyaan lainnya, berapa banyak perempuan dalam lembaga politik formal yang dapat dikatakan cukup atau memadai sebagai cerminan keterwakilan politik perempuan, dilontarkan sebagai pancingan oleh Nur Iman Subono, dari Demos. Banyak pihak mengatakan, kedua UU itu merupakan âhadiahâ perjuangan panjang dari gerakan perempuan Indonesia untuk meningkatkan keterwakilan politik perempuan di lembaga politik formal, khususnya di parlemen dan di partai politik. Ini terkait dengan peraturan kuota 30 persen perempuan yang harus diimplementasikan oleh partai politik, baik untuk calon anggota parlemen maupun kepengurusan di dalam partai politik. Pertanyaan lain, juga dilontarkan Willy, adalah bagaimana mendefinisikan persoalan perempuan? Benarkah ada persoalan perempuan yang eksklusif, atau persoalan perempuan itu menyebar di berbagai isu? Lalu apa perbedaan keadilan jender dan keadilan perempuan? âSaya tidak menganggap persoalan kekerasan dalam rumah tangga, misalnya, adalah persoalan perempuan semata, tetapi juga persoalan laki-laki. Karena itu, persoalan itu harus diselesaikan secara bersama-sama,â ujar Willy. Semua pertanyaan dan pernyataan itu tampaknya mewakili banyak pendapat dalam masyarakat. Pandangan seperti itu juga menghinggapi banyak aktivis, juga para politisi serta para penentu kebijakan publik sehingga kebijakan-kebijakan yang dilahirkan bukan hanya tidak peka pada keadilan jender, tetapi juga buta jender, atau setidaknya, netral jender. Relasi kuasa Keadilan jender pada dasarnya mengacu pada relasi kuasa yang timpang antara perempuan dan laki-laki. Para aktivis seperti Nursyahbani Katjasungkana dan Lies Marcoes-Natsir berulang kali menjelaskan, meskipun kedudukan yang sama antara laki-laki dan perempuan di depan hukum dijamin oleh konstitusi, realitas sosialnya sangat berbeda. âPembagian peran jender yang ketat karena konstruksi budaya yang berbaur dengan agama dan kapitalisme menyebabkan ketimpangan relasi kuasa antara perempuan sebagai individu, sebagai ibu, istri, dan anak perempuan terus berlangsung,â ujar Lies yang dihubungi dalam kesempatan terpisah. Dalam masyarakat dengan relasi kuasa yang timpang antara laki-laki dan perempuan, penghargaan sosial-politik, ekonomi, budaya, dan peran-peran publik diasosiasikan sebagai milik laki-laki. Pandangan bahwa kegiatan politik di ruang publik adalah milik eksklusif laki-laki bermuara di situ. Karena itu, dibutuhkan cara pandang lain untuk melihat realitas itu. âSering kali aktivis HAM sering mengatakan, mereka tak menolak isu keadilan jender sebagai jaminan bahwa mereka sudah sensitif jender. Padahal sebenarnya mereka abai dan buta jender atau netral jender, tidak melihat ada ketimpangan relasi kuasa ini dalam analisis HAM-nya,â ujar Lies. Menurut Lies, banyak aktivis HAM yang juga sering lupa bahwa di antara korban kekerasan yang berkelamin perempuan dan laki-laki, ada relasi kuasa yang berpengaruh pada kebutuhan prioritas dan agenda- agenda keduanya dalam penyelesaian kasus. Analisis jender akan membantu menganalisis siapa korban dalam relasi kuasa yang timpang itu, misalnya antara tentara dan korban yang terdiri dari lelaki dan perempuan selama Aceh ditetapkan sebagai daerah operasi militer (DOM). Perbedaan penderitaan antara perempuan dan laki-laki korban tidak terlihat kalau hanya semata-mata menggunakan pendekatan HAM dan mengabaikan analisis jender dalam pendekatan itu. Lies memberi contoh, perempuan korban kekerasan seksual tak sepenuhnya bebas memaparkan penderitaannya. Mereka bergantung pada kesiapan lelaki menanggung aib sosial istri atau anak perempuan sebagai korban kekerasan seksual. Sepanjang komunitasnya yang patriark tak siap, perempuan korban tak akan buka mulut, padahal penderitaan mereka adalah riel. Sementara pelaku tidak dihukum atas kejahatan seksual yang dilakukannya, tetapi karena dianggap mencemarkan nama baik kesatuannya. Semua itu baru bisa dipahami oleh analisis jender. âSebaliknya, para aktivis pejuang keadilan jender sering kali luput meletakkan analisis jender sebagai satu tarikan napas dengan analisis relasi kuasa lain sehingga analisis sering
[Forum Pembaca KOMPAS] Serat Centhini Porno?
Oleh Gadis Arivia http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/07/21/01344590/serat.centhini.porno RUU APP sekonyong- konyong muncul lagi dengan nama baru, RUU Pornografi atau RUU Porno. Disebut âsekonyong-konyongâ karena anggota parlemen RI terhormat telah meloloskan draf terbaru tanpa pemberitaan luas kepada masyarakat. Perubahan nyata dari RUU Porno ini adalah penciutan menjadi 52 pasal, dari sebelumnya 93 pasal. Napasnya masih sama, yakni pengaturan moral seseorang. Pendefinisian pornografi pun masih asal-asalan dan bisa-bisa serat Centhini, sastra kuno Jawa, kena getahnya. Menurut RUU Porno, definisi pornografi terbagi dalam tiga jenis, pornografi ringan dan/atau pornografi berat serta pornografi anak. Jelasnya adalah sebagai berikut. âPornografi ringan meliputi segala bentuk pornografi yang menggambarkan secara implisit kegiatan seksual termasuk bahan-bahan yang menampilkan ketelanjangan, adegan-adegan yang secara sugestif yang bersifat seksual atau meniru adegan seks. Pornografi berat meliputi segala bentuk pornografi yang menggambarkan tindakan seksual secara eksplisit seperti alat kelamin, penetrasi, dan hubungan seks yang menyimpang dengan pasangan sejenis, anak, orang yang telah meninggal dan/atau hewan. Pornografi anak meliputi segala bentuk pornografi yang melibatkan anak atau citra anak atau ibu hamil sebagai subyek ataupun obyek yang diproduksi, baik secara mekanik atau elektronik atau bentuk sarana lainnyaâ. Jadi, untuk pornografi dewasa didefinisikan baik secara implisit (ringan) maupun eksplisit (berat). Keduanya memiliki sanksi yang cukup berat, 1 tahun hingga 15 tahun penjara dengan denda hingga ratusan juta rupiah. Secara nalar sederhana, di negara mana pun, yang dimaksud pornografi berat tentu dilarang sama sekali. Itu sebabnya, tidak ada orang yang berjalan telanjang di jalan selain orang tersebut mengalami gangguan jiwa. Sedangkan untuk pornografi anak, bukankah Undang-Undang Perlindungan Anak telah mengatur semua ini? Bila sanksi untuk pornografi anak kurang berat, cukup merevisi undang-undang ini dan pelaku dihukum seberat-beratnya kalau perlu dihukum seumur hidup. Untuk apa undang-undang baru? Menurut hemat saya, Indonesia terlalu rajin membuat undang-undang baru yang tidak ada manfaatnya, tidak cost effective. Pengawasan pornografi dengan definisi ajaib yang diajukan anggota parlemen akan memakan biaya cukup besar dan juga keresahan sosial. Bagaimana tidak, menurut RUU Porno, setiap anggota masyarakat berhak melapor bila dianggap ada yang âberbau-bauâ atau implisit memuat kesan pornografi, baik dalam bentuk gambaran maupun tulisan, bahkan mempertontonkan kegiatan yang menggunakan tubuh dengan gerakan yang bermuatan pornografi (Pasal 10, Pasal 22, Pasal 23). Bukankah ini definisi pornoaksi? Jadi, bila saya yang sudah berumur 40 tahunan ini memakai kebaya yang menonjolkan sedikit buah dada saya, dapat dianggap melanggar RUU itu? Apalagi saya kemudian berlenggak lenggok menari serampang dua belas, dalam RUU ini, dapat dianggap melakukan kegiatan pornografis dan dipenjara atas laporan tetangga pula. Coba simak serat Centhini yang memuat tulisan-tulisan tentang persenggamaan suami-istri, birahi, dan tubuh, apakah sastra kuno ini akan dilarang? Bagaimana nasib para penulis kontemporer yang sudah dengan susah payah mengumpulkan bahan karya abad ke-19 ini dan memperkenalkan budaya Jawa kepada kalangan internasional, apakah mereka akan dipenjara? Ingat, serat Centhini menggambarkan kehidupan dengan latar belakang Islam. Dapatkah Anda bayangkan penuh sesaknya penjara di Indonesia dan kebanyakan akan dipenuhi perempuan karena bagaimanapun perempuan memiliki daya tarik seksual yang kuat (sudah dari sononya bung!). Dalam perkembangan sastra sekarang, penulisan soal tubuh perempuan merupakan ekspresi sastra yang sangat berharga. Berapa banyak penulis perempuan yang berekspresi tentang tubuh mereka akan masuk penjara? Bukankah ini kerugian yang tidak ternilai besarnya bagi kemajuan sastra di Indonesia? Apakah negara tidak mempunyai pekerjaan yang lebih penting? Mengintimidasi Hukum dibuat untuk mengatur âlalu lintasâ masyarakat dengan seadil-adilnya dengan cara yang bermartabat dan penuh tanggung jawab. Negara demokratis menuntut pembuatan hukum yang dapat menunjukkan kemanusiaan yang setara dan seutuhnya. Martha C Nussbaum, seorang profesor Departemen Filsafat dan Hukum, Universitas Chicago, menandaskan, bila menghargai warganya, negara akan menyusun atau menjaga hukum yang benar-benar melindungi kemajemukan masyarakatnya serta menunjukkan hormat sebesar-besarnya kepada masyarakatnya. Hukum yang dibuat untuk kepentingan kelompok mayoritas dengan maksud menindas kelompok minoritas merupakan hukum yang bukan dibuat atas asas keadilan, tetapi atas asas mempermalukan, menghukum, dan menghina kelompok lemah. Demokrasi bukan hanya soal mayoritas. Demokrasi adalah soal keadilan, melindungi kelompok lemah. Sepanjang sejarah, hukum yang menghina dan mengecilkan martabat
[Forum Pembaca KOMPAS] Trauma Korupsi Tak Beralasan
Jakarta, Kompas - Ketakutan anggota dan staf Sekretariat Jenderal Komisi Pemilihan Umum akan kembali terjebak korupsi dalam penyelenggaraan pemilu, seperti KPU sebelumnya, tidak beralasan. Selama mampu bekerja sesuai dengan aturan dan terbuka kepada publik atas setiap langkah yang mereka lakukan, potensi untuk terjerat dalam korupsi dapat dihindarkan. Demikian diungkapkan Ketua Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi Didik Supriyanto di Jakarta dan Wakil Koordinator Indonesia Corruption Watch Ibrahim Zuhdhy Fahmy Badoh di Denpasar, Minggu (20/7). Ketakutan terjebak dalam korupsi dinilai hanya sebagai alasan terselubung di balik keengganan komisioner dan staf Setjen KPU untuk diawasi publik. âJika bersedia menjadi pejabat publik yang baik, laksanakan pengadaan barang dan jasa sesuai dengan aturan yang ada. Jangan ada motif dan kepentingan pribadi lainnya yang justru membuat terjerat dalam korupsi. Jika tak sanggup, mundur saja sebagai pejabat,â kata Didik. Sebelumnya, Ketua KPU A Hafiz Anshary seusai melantik Wakil Sekretaris Jenderal KPU dan pejabat eselon II KPU, Sabtu malam di Jakarta, mengatakan masih ada trauma di KPU terkait banyaknya pejabat KPU periode sebelumnya yang menjadi tersangka korupsi. Akibatnya, KPU sulit mencari orang yang mau menduduki jabatan kepala biro yang terkait dengan pengadaan barang dan jasa. Meskipun demikian, akhirnya jabatan itu terisi juga (Kompas, 20/7). Didik menambahkan, yang membuat beberapa komisioner KPU dan staf Setjen KPU sebelumnya terlibat korupsi adalah proses pengadaan barang dan jasa yang dilakukan tidak melalui tender atau penunjukan langsung. Alasannya, hal itu dilakukan karena sempitnya waktu tahapan pemilu yang tidak sesuai dengan waktu tender. Mengulur tahapan pemilu Kondisi ini terjadi karena kesalahan KPU sendiri yang selalu mengulur waktu tahapan pemilu sehingga waktu pengadaan logistik pemilu menjadi sangat singkat. Jika KPU mampu mengantisipasinya sejak awal, proses tender tetap dapat dilakukan secara normal. Secara terpisah, Ibrahim mengatakan, komisioner dan staf Setjen KPU harus belajar dari kasus masa lalu agar mereka tidak terjebak dalam kasus yang sama. Penunjukan langsung dalam pengadaan logistik pemilu bukan hanya melanggar aturan keuangan negara, tetapi juga mengancam kualitas pemilu yang dihasilkan. Rekanan pengadaan logistik pemilu umumnya tidak memiliki kompetensi sehingga kualitas logistik pemilu yang dibuat rendah. âKPU perlu terbuka kepada publik dalam setiap kegiatannya sehingga publik dapat turut mengawasi tindakan mereka,â katanya. Proses penyelenggaraan Pemilu 2009 hingga saat ini masih sering diwarnai ketertutupan KPU dalam melaksanakannya. KPU juga enggan menindaklanjuti saran dan usul publik atau pendapat ahli terkait proses pemilu. Padahal, masukan dan kritik dari publik dilakukan untuk membuat KPU bekerja sesuai dengan prosedur yang benar, termasuk dalam pengadaan barang dan jasa. Kelompok masyarakat aktif mendorong dan mengawasi KPU karena mereka juga ingin dan peduli untuk menciptakan pemilu yang bersih dan berkualitas. âKPU tidak perlu arogan dengan masukan publik. Perasaan paling benar menunjukkan masih kuatnya mental korup dalam KPU,â kata Ibrahim. Ia berharap KPU kini semakin terbuka terhadap masukan publik. (MZW) http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/07/21/00585027/trauma.korupsi.tak.beralasan
[Forum Pembaca KOMPAS] Jejak Natsir Jangan Dilupakan
Jakarta, Kompas - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan, jejak langkah dan kepahlawanan Mohammad Natsir (1908-1993) dalam perjuangan bangsa Indonesia memperjuangkan, mempertahankan, dan mengisi kemerdekaan tidak boleh dilupakan. Natsir besar jasanya memulihkan Negara Kesatuan Republik Indonesia atau NKRI dari ancaman federasi melalui mosi integral. âNatsir sangat besar jasanya untuk memulihkan NKRI melalui mosi integral tanpa seorang pun kehilangan muka. Natsir berhasil mengembalikan NKRI secara terhormat dan bermartabat,â ujar Presiden dalam sambutan tertulisnya pada Refleksi Seabad M Natsir, yang dibacakan Menteri Sekretaris Negara Hatta Rajasa di Jakarta, Jumat (18/7) malam. Presiden tak bisa hadir dalam acara yang dihadiri sejumlah menteri, mantan pejabat, dan pengagum Natsir itu karena melakukan kunjungan kerja ke beberapa daerah di Sumatera Utara. Menurut Presiden, selain karena jasanya kepada bangsa, cara perjuangan dan hidup Natsir juga pantas dijadikan teladan. Presiden menyebutkan Natsir sebagai pendakwah, politikus, pejuang, dan negarawan yang membanggakan. Sebagai pendakwah, Natsir mendakwahkan Islam penuh keteduhan dan kedamaian jauh dari kekerasan. âSyiar disampaikan dengan santun, bijak, dan penuh toleransi sehingga muncul ketenangan dan kedamaian di antara umat dan di antara umat yang beragama lain,â ujar Presiden. Pada periode awal kemerdekaan, Natsir tidak mungkin dihapus dalam catatan sejarah NKRI. Presiden menyebut prestasi Natsir sebagai gemilang dan monumental dalam parlemen Indonesia. Presiden juga menyebut Natsir sebagai seorang demokrat dan negarawan. (INU) http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/07/21/00563230/jejak.natsir.jangan.dilupakan
[Forum Pembaca KOMPAS] Masa Depan Manusia Indonesia-nya Mochtar Lubis
Oleh ST SULARTO http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/07/21/00524966/masa.depan.manusia.indonesia-nya.mochtar.lubis Seabad kebangkitan nasional ditandai gejala keterpurukan bangsa dan negara Indonesia. Indonesia tidak sendirian. Negara-negara tetangga juga demikian. Krisis pangan tidak hanya dialami Indonesia, tetapi juga dunia. Kondisi krisis global yang berpengaruh besar untuk Indonesia tidak bisa dijadikan kambing hitam. Globalisasi dan neoliberalisme juga tidak. Kondisi sakit akut parah disebabkan antara lain oleh demokratisasi pascareformasi yang telanjur diartikan serba boleh dan saling berebut menang. Ada yang memanfaatkan situasi keterpurukan untuk membesar-besarkan ketidakmampuan pemerintahan incumbent. Apa yang berkembang membenarkan petuah Niccolo Machiavelli, penasihat Dinasti Medici dari Firenze pada abad ke-16. kern 351mh 9737m,0w 9737mDalam konteks Indonesia saat ini, nasihat Machiavelli itu memecah perhatian pemerintah. Di satu sisi mendahulukan kesejahteraan/kebaikan umum, di sisi lain mempertahankan kekuasaan.kern 251mh 9738m,0w 9738m Makna sosial kekuasaan dipertentangkan dengan makna rakus kekuasaan. Dalam kondisi demikian dibutuhkan pemimpin yang bersosok kepemimpinan kuat, dalam istilah Machiavellian yang berani menggunakan âkekerasanâ. Tantangan yang dihadapi pemerintahan pascareformasiâSBY-JKâsangatlah berat. Faktor manusia menjadi ujung tombak mencegah keterpurukan bangsa-negara. Sumber daya manusia adalah kunci sehingga perlu dipersiapkan secara terstruktur dan terencana strategis. Repotnya pengembangan kompetensi dan karakter manusia Indonesia kurang mendapat perhatian serius, tidak hanya tecermin dalam penganggaran, tetapi juga dalam pengembangan praksis pendidikan. Pengenalan manusia Indonesia justru dengan menonjolkan sisi-sisi negatifnya amat relevan, kontributif, dan produktif untuk membangun manusia Indonesia yang postmo (JB Mangunwijaya), yang well informed (Soedjatmoko), yang mandiri dan tahu batas kemampuan diri (Slamet Iman Santoso), yang tidak gagap teknologi (BJ Habibie). Mengenali sisi-sisi negatif mengacu uraian âmanusia Indonesiaâ-nya Mochtar Lubis dan âmental menerabasâ-nya Koentjaraningrat. Disampaikan lisan tahun 1977, dibukukan dengan judul Manusia Indonesia, diterbitkan pertama tahun 2001 oleh Yayasan Obor Indonesia, uraian Mochtar Lubis bergaung lama dan luas. Menempatkan masalah dalam sekat hitam dan putih, budayawan-wartawan itu menyebut enam ciri manusia Indonesia. Meliputi hipokrit alias munafik (1), enggan bertanggung jawab atas perbuatan dan keputusannya (2), berjiwa feodal (3), percaya takhayul (4), artistik (5), dan berwatak lemah (6). Untuk ciri-ciri lainnya, Mochtar Lubis mendaftar ciri-ciri yang buruk. Ketika tahun 1982 Mochtar Lubis diminta merefleksikan kembali âmanusia Indonesiaâ, dengan tegas ia mengatakan tidak ada perubahan. Makin parah. Andaikan permintaan itu disampaikan kembali, di saat Mochtar Lubis sudah tiada (meninggal 2 Juli 2004), niscaya ia menangis di alam baka. Mansyur Semma lewat buku Negara dan Korupsi (Yayasan Obor Indonesia, 2008) mengutip pendapat Samuel P Huntington tentang kondisi masyarakat yang mempersubur korupsi. Korupsi cenderung meningkat dalam periode pertumbuhan dan demokratisasi yang cepat karena perubahan nilai dan sumber-sumber baru kekayaan dan kekuasaan. Bisa diubah Manusia Indonesia masa depan perlu dipahami bukan sebagai âsudah begitu, mau apalagiâ, tetapi bisa diubah, semacam strategi kebudayaan. Caranya, membuat perbandingan pengalaman negara lain sebagai bahan belajar. Perbandingan yang disampaikan Huntington dalam artikelnya âCulture Countâ di bunga rampai Culture Matters (New York, 2000) yang disuntingnya bersama Lawrence Harrison merangsang kita punya keyakinan. Sumber persoalan adalah nilai-nilai. Nilai-nilai itu dihidupi dan dikembangkan oleh manusia, yang adalah subyek atas perilaku dan tindakannya. Huntington menggambarkan Ghana pada tahun 1960-an serba sama dengan Korea Selatan. Namun, 30 tahun kemudian, Korsel melampaui Ghana dalam segala hal. Mengapa? Pertanyaan ini dijawab Lawrence Harrison dalam artikel âPromoting Progressive Culture Changeâ di buku yang sama. Akar masalahnya, Korsel menghidupi dan mengembangkan budaya progresif dengan 10 tipologi manusia, di antaranya berorientasi waktu, kerja keras, hemat, pendidikan, dan menghargai prestasi. Kata kunci mengatasi keterpurukan Indonesia adalah culture matters, kata Jakob Oetama dalam pidato peluncuran Koentjaraningrat Memorial Lecture I, 15 Maret 2004. Tipologi manusia budaya statisâyang terjadi sehari-hari dengan rumusan Mochtar Lubisâperlu diubah menjadi tipologi manusia berbudaya progresif. Pemahaman dan keprihatinan kondisi terpuruk menjadi pelecut gerakan sosial. Mengubah kondisi terpuruk dan potensial melapuk perlu diatasi bersama: pemerintah, masyarakat dengan perangkat lembaga swadaya masyarakatnya, dan dunia bisnis. Dengan gerakan sosial, masa depan âmanusia Indonesiaâ-nya Mochtar
[Forum Pembaca KOMPAS] Pemerintah dari Aceh sampai Papua Terjerat
JAKRTA, KKOMPAS - Korupsi menyebar merata di wilayah negara ini, dari Aceh hingga Papua. Kasus korupsi yang muncul tak hanya menjerat sejumlah penyelenggara negara, tetapi juga menghambat penyejahteraan rakyat. Korupsi pun menimbulkan gejolak di daerah. Maraknya korupsi di sejumlah daerah terungkap dari penelusuran data dan pemberitaan yang dilakukan Kompas. Sepanjang tahun 2008 saja, sejumlah kepala daerah dan pejabat di daerah berstatus tersangka, terdakwa, atau terpidana, bahkan dipenjara, terbelit korupsi dengan beragam kasus. Mereka pasti tidak bisa optimal melayani rakyat. Gubernur Nanggroe Aceh Darussalam Irwandi Jusuf secara khusus melaporkan terjadinya dugaan korupsi pada tujuh pemerintahan kabupaten di wilayahnya ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) (Kompas, 19/3). Hal itu dilakukan karena korupsi âmenggangguâ upayanya mewujudkan kesejahteraan rakyat. Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin pun memprihatinkan korupsi di negeri ini. Padahal, ibarat gunung es, kasus yang muncul hanyalah puncaknya. Masih banyak kasus yang belum terungkap. Ia terutama memprihatinkan korupsi yang melibatkan kalangan eksekutif dan legislatif. Jelas ini akan memengaruhi kebijakan untuk menyejahterakan rakyat dan memerhatikan hajat hidup orang banyak. Kian merajalela Guru besar hukum dari Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS), Adi Sulistyono, Minggu (20/7), menilai korupsi memang kian merajalela, merambah ke berbagai sektor, dari tingkat pusat hingga daerah. Itu terjadi karena selama ini proses hukum pada pelaku korupsi sama sekali tak menjerakan. âKoruptor yang menimbulkan kerugian negara miliaran sampai triliunan rupiah paling hanya divonis tiga sampai empat tahun. Jadi, bagaimana ada efek jera,â ujarnya di Jakarta. Menurut Adi, sanksi pidana yang rendah membuat koruptor tidak kapok. Apalagi, penegakan hukum di negeri ini penuh toleransi, memberi koruptor peluang menikmati berbagai fasilitas. âKalaupun masuk penjara, beberapa tahun saja. Dengan uang, di penjara dia bisa mendapat fasilitas,â ujarnya. Sanksi sosial pun tidak ada. âLihat saja di Solo. Ada anggota DPRD yang pernah dihukum karena korupsi bisa kembali menjalani tugas sebagai wakil rakyat lagi,â kata Adi. Menghadapi korupsi yang kian parah, menurut Adi, seharusnya pelaku dihukum mati agar ada efek jera. âJika tidak dihukum mati, terpidana korupsi harus dimasukkan ke penjara khusus terisolasi sehingga tidak bisa melakukan kontak dengan siapa pun. Mungkin dengan cara seperti ini mereka bisa jera dan tak berani korupsi lagi,â ujarnya. Banyak peluang Pakar politik dan pemerintahan dari Universitas Gadjah Mada, Purwo Santoso, mengakui, praktik korupsi yang dilakukan kepala daerah dan pejabat di daerah disebabkan terbuka lebarnya peluang korupsi, antara lain karena kekacauan administrasi keuangan pemerintahan. âKesempatan untuk korupsi terbuka lebar. Ada begitu banyak kesempatan bagi pejabat di daerah dan pusat untuk korupsi,â katanya. Purwo mencontohkan, keberadaan dana taktis atau dana nonbudgeter yang hampir dimiliki setiap kantor pemerintahan di Indonesia sangat membuka peluang untuk korupsi. Hampir tidak ada lembaga pemerintahan yang bisa hidup tanpa dana nonbudgeter. âAnggaran biasanya baru turun bulan Juni, padahal kantor sudah melakukan kegiatan sejak Januari. Dari mana dana kegiatan itu bisa diambil kalau bukan dari nonbudgeter,â ujarnya. Selain itu, kata Purwo, tingginya biaya politik yang dikeluarkan kepala daerah selama pencalonan juga memicu tindakan korupsi. Korupsi bukan semata-mata dipicu keserakahan oknum. âSaat kepala daerah diisi orang-orang politik dan orang politik itu masuk dunia politik dengan membayar, termasuk membayar pemilih, ia sedang memperlakukan jabatannya sebagai komoditas. Dan, saat menjabat, ia harus mencari dana untuk mengembalikan modal yang digunakannya,â katanya lagi. Kondisi itu sulit dihentikan karena masyarakat pun sebenarnya juga menikmati âpenyuapanâ yang dilakukan calon kepala daerah saat pemilihan kepala daerah. âKalau kondisi ini tak segera diatasi terus-menerus, kita akan dihadapkan pada situasi politik yang mahal,â ujarnya. Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Hasyim Muzadi pun mengakui, banyaknya pejabat publik melakukan korupsi karena besarnya biaya politik dan sosial yang harus mereka keluarkan, dan budaya hedonistik yang mereka anut. Kondisi itu diperparah oleh sikap sebagian rakyat yang selalu meminta kepada pejabat publik. Ongkos politik untuk menjadi bupati/wali kota dalam pilkada langsung mencapai puluhan miliar rupiah. Jumlah yang lebih besar dikeluarkan jika mereka ingin menjadi gubernur. Selama menjabat, kepala daerah itu bergaya hidup hedonis, glamour, serta memiliki gengsi yang harus lebih tinggi daripada masyarakat. Kondisi itu berkebalikan dengan sikap pejabat publik negara lain yang mampu hidup sederhana. Di sisi lain, lanjut Hasyim, dalam masyarakat juga berkembang budaya selalu meminta kepada pejabat, baik permintaan
[Forum Pembaca KOMPAS] BLBI dan Kampung Maling
Oleh FEBRI DIANSYAH http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/07/21/01004440/blbi.dan.kampung.maling Istilah âkampung malingâ hidup kembali pascapeluncuran buku karya mantan Jaksa Agung, Abdul Rahman Saleh. Buku Bukan Kampung Maling, Bukan Desa Ustadz: Memoar 930 Hari di Puncak Gunung Bundar merupakan pertanggungjawaban atas kinerjanya kepada masyarakat. Buku itu relevan disandingkan dengan pemberantasan korupsi di Kejaksaan Agung, khususnya penanganan BLBI. Kasus Urip Tri Gunawan (UTG) dan Artalyta Suryani (AS) adalah bukti adanya persoalan menahun di lembaga ini. Idiom âkampung malingâ menjadi kian kuat saat fakta-fakta baru terungkap di persidangan. Penghentian dan penanganan bantuan likuiditas Bank Indonesia (BLBI) yang berlarut-larut patut dicurigai sebagai bagian konspirasi internal Kejaksaan Agung. Fakta persidangan masih menempatkan dugaan suap 6.600 dollar AS yang melibatkan AS dan UTG. Namun, lebih dari itu realitas ini mempunyai kemiripan dengan sejumlah penghentian kasus BLBI yang ditangani kejaksaan. Modus utama di balik suap adalah untuk mengalihkan pertanggungjawaban pidana menjadi perdata. Dengan kata lain, âyang dibeliâ adalah kewenangan kejaksaan untuk menentukan apakah ada unsur pidana dalam perbuatan yang merugikan keuangan negara atau tidak. Merujuk data Rekening Dana Pembangunan (RDP) Bank Indonesia dengan DPR, sekitar 86,67 persen penyelesaian kewajiban pemegang saham (PKPS) yang ditangani kejaksaan dialihkan pada pertanggungjawaban perdata dengan penanganan berlarut-larut. Dari 15 PKPS yang ditangani kejaksaan, tujuh di antaranya dihentikan pada proses penyidikan; lima dalam proses penyelidikan berlarut-larut dan satu dikembalikan ke Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN). Hanya dua obligor yang divonis, itu pun tidak lebih dari satu tahun. Jauh lebih buruk dibandingkan PKPS yang ditangani kepolisian. Modus ini berkembang menjadi tren dalam penanganan BLBI dan korupsi lainnya. Bahkan, hingga kini, sikap Kejaksaan Agung untuk menyelesaikan perkara Sjamsul Nursalim di jalur perdata patut dipertanyakan. Bukankah ini bagian skenario, modus, dan konspiratif untuk âmembersihkanâ obligor BLBI? Hubungan perdata yang diatur dalam master settlement and acquisition agreement (MSAA), master refinancing agreement and note issuance agreement (MRNIA) dan Akta Pengakuan Utang (APU) masih digunakan sebagai dasar melegitimasi argumen bahwa masalah BLBI ada pada hukum perdata. Pandangan ini menyesatkan. Berdasarkan audit BPK No 34G/XII/11/2006, tingkat pengembalian lima obligor yang telah mengantongi Surat Keterangan Lunas (SKL) hanya 30,19 persen. Khusus Sjamsul Nursalim tingkat pengembalian bahkan 17,36 persen, dan baru mengembalikan Rp. 4,93 triliun dari utang Rp. 28,41 triliun. Catatan ini amat bertolak belakang dengan argumentasi kejaksaan yang mendasarkan pendapatnya pada SKL. Atas dasar itulah, dapat dikatakan sikap kejaksaan untuk tetap menyelesaikan kasus Sjamsul Nursalim dan BLBI lainnya di jalur perdata merupakan bukti tidak berubahnya kejaksaan. Tidakkah pilihan hukum perdata ini akan melegalisasi indikasi koruptif dalam menangani BLBI? Agak sulit untuk memercayai kejaksaan menangani BLBI. Tunggu apalagi KPK? Lebih dari masalah teknis hukum kewenangan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengusut BLBI, agaknya poin yang lebih dibutuhkan ada pada komitmen KPK dan dukungan politik dari eksekutif dan legislatif. Dalam kondisi rendahnya legitimasi kejaksaan, indikasi terlibatnya beberapa pejabat struktural di Kejaksaan Agung dan fakta persidangan yang menyeret nama-nama penegak hukum, hampir tidak ada harapan untuk menyelesaikan kemelut skandal BLBI. Kecuali satu hal, KPK punya komitmen kuat menuntaskan skandal itu. Publik tentu tidak ingin BLBI diselesaikan di âkampung malingâ. Jika hanya KPK yang dipercaya punya integritas, konsistensi dan kualitas SDM untuk menyelesaikan kemelut ratusan triliun ini, tidak ada pilihan lain. Sejauh ini alasan penolakan masih berkisar pada perdebatan apakah kewenangan KPK mengambil alih BLBI bersifat retroaktif atau tidak. Namun, poin ini telah dijawab sejumlah ahli hukum pidana. KPK jelas berwenang menangani BLBI. Masyarakat akan mendukung penuntasan skandal ini pada kampung yang lebih bersih. Kalaupun masih ada perbedaan di kalangan ahli hukum, pertanyaannya, apakah KPK akan memilih analisis yang mendukung pemberantasan korupsi atau sebaliknya? Selain itu, kekhawatiran KPK dengan alasan hanya tersedia alat bukti surat âfotokopiâ yang akan melemahkan pembuktian juga dinilai tidak beralasan. Pasal 26A huruf (b) UU No 31/1999 jo 20/ 2001 dan teori pembuktian circumstance evidence telah dianut dalam sistem hukum Indonesia. Artinya, setiap dokumen dan rekaman elektronis sepanjang dapat dibaca dan mempunyai makna, dapat digunakan sebagai alat bukti. KPK mau tunggu apalagi? Febri Diansyah Peneliti Hukum, Indonesia Corruption Watch
[Forum Pembaca KOMPAS] Nyamplung Bisa Gantikan Minyak Tanah
Selain perakaran pohonnya yang mampu mencegah abrasi pantai, pohon nyamplung (Canophylum inophylum) juga menghasilkan biji yang minyaknya dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif. Antara tahun 1950 dan 1960, penggunaan minyak biji nyamplung sebagai pengganti minyak tanah ini sudah dikenal masyarakat di pesisir Maluku. âTetapi, lambat laun manfaat minyak nyamplung ini terlupakan seiring masuknya listrik dan terbiasanya masyarakat menggunakan bahan bakar minyak fosil,â kata Latuny Onisimus, guru Sekolah Pertanian Pembangunan (SPP) Provinsi Maluku, dalam acara Temu Karya Siswa SPP dan Taruna Tani Tingkat Nasional X yang dilangsungkan di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Minggu (20/7). Cara pengolahan minyak biji nyamplung juga mudah. Biji nyamplung yang seukuran kelereng dipisahkan dari cangkangnya yang berukuran sebesar bulatan daging bakso. Biji kemudian diiris tipis dan dijemur satu hari dan esoknya siap digunakan. (CAS) http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/07/21/0099/langkan
[Forum Pembaca KOMPAS] Re: 10 Hal Gratis di Paris
Untuk telpon gratis, dari Alicebox ada 60 negara tujuan nomor fixes yang GRATIS, dapat dilihat di sini: http://www.alicebox.fr/telephonie.html Salam, Mahmud Syaltout Ph.D Candidate and researcher Center of International, European and Comparative Law University of Paris 5 - Sorbonne René Descartes 62, Avenue Simon Bolivar 75019 - PARIS - FRANCE Tel: +33663438681 Neither a claim without reasons, nor reasons without a claim, is an argument [Non-text portions of this message have been removed]
[Forum Pembaca KOMPAS] Press release Gerak Lawan aksi WTO (21/7)
Dear all, Berikut ini kami sertakan di email dan juga lampiran, siaran pers Gerak Lawan pada aksi di Departemen Perdagangan hari ini (21/7). Di lampiran juga disertakan surat untuk Delegasi RI yang menuju ke Konferensi Tingkat Menteri Terbatas WTO di Jenewa, Swiss (21-26 Juli). Surat ini telah kami sampaikan ke Delegasi RI, dan juga akan kami sampaikan lagi di Jenewa via delegasi internasional. Karena itulah, Serikat Petani Indonesia (SPI) mengirimkan dua orang delegasi ke Jenewa untuk bergabung dalam aksi internasional melawan WTO--dan juga untuk menyuarakan posisi petani kepada Delegasi RI di sana. Delegasi kita adalah (1) Indra Sago; dan (2) Tejo Pramono. Saat ini keduanya sudah berada di Jenewa, bersama ratusan petani dan aktivis lain untuk menggagalkan negosiasi WTO. In solidarity, Gerakan Rakyat Lawan Neokolonialisme-Imperialisme (Gerak Lawan) Press release, 21 Juli 2008. *WTO Out!* *Putaran Doha adalah masalah, bukan solusi terhadap krisis pangan, iklim, energi dan finansial* Jakarta, 21 Juli 2008DALAM rangka Konferensi Tingkat Menteri Terbatas (* mini-ministerial*) Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), maka kami dari berbagai elemen rakyat mengingatkan kembali akan bahayanya agenda liberalisasi, privatisasi dan deregulasi yang akan dipertaruhkan dalam negosiasi pertanian, akses pasar produk non-pertanian (NAMA), dan jasa di dalam pertemuan yang akan diadakan di Jenewa (21-26 Juli) tersebut. Putaran Doha akan dicoba untuk dihidupkan kembali setelah mandeg pada 26 Juli 2006 lalu. Kami menyatakan dengan tegas bahwa WTO telah gagal. Apalagi keputusan dalam mini-ministerial sangat tidak demokratis dengan hanya melibatkan 30 negara (Indonesia salah satunyadiketuai Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu), serta mempertukarkan satu negosiasi dengan yang lain dengan *trade-off* yang tidak masuk akal. Faktanya, negosiasi WTO akan memperparah krisis global yang terjadi saat ini. Resume negosiasi WTO juga tidak akan mengurangi masalah dasar, yakni kemiskinan yang akut dan ketimpangan proses pembangunan di Indonesia. Menyelesaikan Putaran Doha tidak akan pula serta merta menyelesaikan permasalahan dalam pasar produk pertanian, bahkan akan berkontribusi bagi penghancuran sektor lain, yaitu industri manufaktur. Selanjutnya, negosiasi WTO hanya akan melemahkan akses rakyat terhadap sektor jasaterutama pelayanan publik. Putaran Doha hanya akan menambah masalah, bukan menjadi solusi terhadap krisis yang nyata-nyata sedang diderita rakyat Indonesia. Liberalisasi pangan dan pertanian dalam negosiasi pertanian WTO hanya akan membuat harga pangan menjadi semakin tak terduga, ketergantungan impor Indonesia akan terus meningkat, pasar dan produksi domestik semakin tidak menguntungkan karena banjir produk impor murah dari overproduksi negara lain, dan tentunya keuntungan pasar yang diraup, dikendalikan hanya oleh segelintir perusahaan besar. Hal ini ditandai dengan naiknya impor beras 1.5 juta ton beras di tahun 2007. Angka ini naik dari tahun 2006 yang hanya sebesar 840 ribu ton (atau naik 78.5 persen). Dalam komoditi kedelai, kita mengimpor 1.5 juta ton kedelai di tahun 2007. Ini naik dari tahun 2006 yang sebesar 1.2 juta ton (atau naik 25 persen). Hal ini belum termasuk komoditi lain, seperti gandum, gula, buah-buahan, sayuran, daging dan susu yang dependensi impornya tinggi. Dalam proyeksi terakhir, peningkatan keuntungan global *via* Putaran Doha untuk tahun 2015 mencapai angka 96 milyar USD, 16 milyar di antaranya masuk ke negara-negara berkembang. Angka ini ternyata hanya mewakili 0.2 persen dari pendapatan nasional negara berkembang, atau kurang dari 1 sen USD per hari per orang di negara berkembang. Sementara itu, biaya yang dikeluarkan sangat jauh dari hasil yang diproyeksikan. Total kerugian dari pemotongan tarif di negara-negara berkembang yang berada dibawah negosiasi NAMA bisa mencapai 63 milyar USD, atau hampir mencapai 4 kali dari jumlah keuntungan yang diproyeksikan. Kerugian ini belum memasukkan kerugian potensial atas hilangnya jutaan pekerjaan di sektor pertanian dan industri akibat kebijakan pengurangan tarif. Kami memahami usulan Indonesia dan negara-negara berkembang lainnya (G-33) dalam negosiasi di WTO tentang Special Product and Special Safetyguard Mechanism (SP/SSM) sebagai sebuah upaya untuk mendukung ketahanan pangan (food security), penghidupan yang layak (livelihood security) serta sebagai salah satu upaya pembangunan pedesaan (rural development). Kami mendorong mereka untuk tetap berdiri pada posisinya dan meminta mereka untuk menyatakan bahwa pangan bukanlah sebatas komoditas dan pangan tidak boleh diperdagangkan. Kami menolak kompromi G-33 untuk mencapai kesepakatan atau bertukar (*trade off*) dengan negosiasi lain di dalam WTO. Kami menegaskan bahwa adalah kewajiban negara untuk mendorong ketahanan pangan menuju kedaulatan pangan, mendorong penghidupan yang layak bagi rakyatnya serta memajukan pembangunan pedesaan. Negara-negara G-33, terutama Indonesia, harus
[Forum Pembaca KOMPAS] Manusia Jawa Purba Diduga Pernah Jelajahi Eropa
http://kompas.com/read/xml/2008/07/21/13170043/manusia.jawa.purba.diduga.pernah.jelajahi.eropa HANOVER, SENIN - Pecahan tulang tengkorak yang ditemukan di sebuah tambang Jerman ternyata berasal dari Manusia Jawa, manusia purba yang sebelumnya diyakini merupakan penduduk asli Asia. Dengan penemuan itu, memicu spekulasi bahwa manusia purba Asia pernah menjelajah Eropa. Alfred Czarnetzki, seorang profesor di Universitas Tuebingen, mengumumkan pekan lalu bahwa kerangka tersebut, yang ditemukan pada 2002, usianya paling tidak 70.000 tahun dan begitu mirip Manusia Jawa sehingga boleh jadi merupakan kembarannya. Tulang tengkorak itu berasal dari spesies Homo erectus, sedangkan manusia modern dikenal sebagai Homo sapiens, yakni manusia yang sudah berbudaya. Manusia Jawa adalah nama yang diberikan kepada fosil yang ditemukan pada 1891 di Trinil, tepian Bengawan Solo. Fosil ini merupakan salah satu spesimen Homo erectus atau manusia purba berjalan tegak yang paling pertama dikenal. Penemunya, Eugene Dubois, memberikan nama ilmiah Pithecanthropus erectus, sebuah nama yang berasal dari akar Yunani dan Latin yang berarti manusia kera berjalan tegak. Karl-Werner Frangenberg, seorang pemburu fosil, menemukan bagian atas tengkorak pada 2002 di sebuah lubang batu di Leinetal dekat Hanover. Istrinya, yang memiliki hobi sama, menemukan bagian pelipis dua tahun kemudian. Sama dengan fosil Trinil Tulang belulang itu, yang kini diyakini merupakan kerangka manusia tertua yang pernah ditemukan di Jerman, saat ini dipamerkan di Museum Hanover. Kerangka tertua Jerman sebelumnya adalah spesies lain, yakni Homo heidelbergensis, yang ditemukan pada 1907 dan berusia sekitar 600.000 tahun. Czarnetzki mengakui kesulitan mengukur usia fosil secara tepat, namun dirinya merasa yakin dengan kesamaan pada penemuan fosil manusia purba di Jawa pada 1891. Penemuan ini mengindikasikan bahwa manusia purba Asia pernah menyebar ke Eropa, katanya, seraya menambahkan artikelnya mengenai penemuan tersebut telah diakui Journal of Human Evolution dan akan segera diterbitkan. Ia mengemukakan tak ditemukan DNA dalam pecahan tulang itu, namun ada jejak protein. Sumber : Antara
[Forum Pembaca KOMPAS] Presiden Bisa Keluarkan Dekrit
JAKARTA,MINGGU - Presiden dapat mengeluarkan dekrit dalam rangka menyelamatkan negara, jika keberadaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 Perubahan atau hasil amandemen dan pelaksanaannya menjurus ke hal-hal yang dapat membahayakan negara, kata politisi Islam, Ridwan Saidi. Hal itu sesuai dengan pasal 9 UUD 1945, yang antara lain menyatakan bahwa presiden dan wapres bersumpah menurut agama untuk memegang teguh UUD dan menjalankan segala undang-undang serta peraturan dengan selurus-lurusnya, serta berbakti kepada nusa dan bangsa, kata tokoh Betawi yang mantan anggota DPR/MPR itu di Jakarta, Minggu (20/7). Dalam acara `Silaturahmi Cendekiawan Indonesia, Refleksi 63 tahun NKRI yang dihadiri sejumlah tokoh senior seperti Kwik Kian Gie, Tyasno Sudharto, Achadi, Hartojo Winjowijoto, I Gde Djaksa dan Amin Aryoso, Ridwan berpendapat, perubahan UUD 1945 sebanyak empat kali ternyata mengandung pengaturan kelembagaan tinggi negara yang rancu. Ia mengambi contoh kewenangan Mahkamah Konstitusi (MK) yang melebihi presiden dan DPR, sementara itu kewenangan DPR memasuki ranah eksekutif. Karena itu, berpijak pada pasal 9 UUD 1945, presiden dapat melakukan tindakan penyelematan negara, dalam rangka memegang teguh UUD dan menjalankan segala undang-undang dan peraturannya dengan selurus-lurusnya, ujarnya. Namun demikian, Ridwan Saidi juga berpendapat, Dekrit 5 Juli 1959 yag dikeluarkan Presiden Soekarno tentang kembali kepada UUD 1945 sebenarnya masih tetap berlaku. Oleh karena itu pula, menurut dia, dekrit bisa saja tak perlu dikeluarkan untuk memberlakukan dekrit sebelumnya, karena Keppres 150/1959 masih tetap berlaku dan tidak dikeluarkan dari Lembaran Negara. Akan tetapi, ia menilai, jika dekrit dikeluarkan, maka alasan kuatnya adalah berdasarkan UUD 1945 Perubahan tidak ada lagi lembaga tertinggi negara, karena MPR kini berstatus lembaga negara yang punya kedudukan setara dengan lembaga kepresidenan . Oleh karena itu, dalam kedudukannya sebagai kepala negara, maka presiden berhak mengeluarkan dekrit demi penyelamatan negara, Sedangkan diktum dekrit pun mestinya bersahaja, yaitu menyatakan UUD 1945 Perubahan tidak berlaku, katanya menambahkan. http://kompas.com/read/xml/2008/07/20/23404818/presiden.bisa.keluarkan.dekrit
[Forum Pembaca KOMPAS] Kapolri: Saya Polisi, Bukan Politisi
DEPOK, SENIN - Kapolri Jenderal Polisi Sutanto membantah kabar yang menyebutkan bahwa dirinya akan mencalonkan diri menjadi calon presiden menyusul dorongan beberapa pimpinan partai beberapa waktu lalu. Sutanto menyatakan bahwa dirinya adalah seorang polisi, bukan politisi. Tidak ada seperti itu, saya bukan politisi. Profesi saya adalah polisi, ujar Sutanto seusai peresmian Rumah Pintar Bhara Cendekia I di Depok, Senin (21/7). Sutanto menegaskan, meskipun dirinya akan pensiun pada bulan September ini, tidak ada sedikit pun niatnya mencalonkan diri menjadi presiden. Bahkan, Sutanto menegaskan dengan mengatakan bahwa menjadi polisi adalah hakikatnya. Jadi enggak sampai ke sana-sana. Yang jadi capres wartawan sajalah, (saya) enggak ada urusan ke sana-sana, ujarnya sambil tertawa. LIN Sent from my BlackBerry © Wireless device from XL GPRS/EDGE/3G Network http://kompas.com/read/xml/2008/07/21/13393013/kapolri.saya.polisi.bukan.politisi.
[Forum Pembaca KOMPAS] Re:Balasan: Silaturahmi Korban 1965 Nasional dan Internasional
Korban PKI ato Rezim Orde Baru ? Sekalian juga memang korban Mei 98 biar lebih meriah . Rukun dan Bersatulah kaum Buruh agar Serikat Kuat dan Buruh Sejahera Roni Febrianto PP SPEE FSPMI Bid Infokom Jl Raya Pondok Gede no 11 Kp Dukuh ,Jakarta Timur. PUK SPEE FSPMI PT PSECI ( Ketua ) Kawasan Industri MM 2100 Blok O-1 Cikarang Barat Bekasi ,Jawa Barat. Telp 062218981238.
[Forum Pembaca KOMPAS] RE: Say no to GELAR ! dan yes untuk Kompetensi !
MOHON IZIN IKUT NIMBRUNG PK.KK/ BU BETTI, Soal menggelar GELAR akademis atau gelar menggelar titel, sy teringat akan apa yang ditulis pemimpin redaksi alm. harian Pedoman yakni pk Rosihan Anwar puluhan tahun silam. Beliau tidak secara langsung menyinggung kegembiraan penggunaan titel di Indonesia tercinta ini bahkan juga di negara2 yang underdeveloped (istilah sebelum zaman penghalusan bahasa supaya tidak menyinggung ). Dalam satu tulisan yang bersambung, beliau senantiasa menulis dibelakang namanya sederetan singkatan2 yang terkesan gelar akademis antara lain huruf 2 H,HBA. lalu singkatan2 lain berderet panjang. Selang beberapa kali terbit seri tulisannya, seseorang menulis di rubrik 'Pikiran Pembaca,setelah namanya ada deretan gelar SD SMP SMA Pada seri terakhir, baru Rosihan Anwar memberi keterangan gelar2nya dimana a.l. HBA itu singkatan gelar Has Been Abroad he was mocking. Lepas dari cerita diatas, seorang penulis berargumen bahwa titel maupun gelar adat seperti Dt. untuk Datuak di Minang dan di Inggris, bukan sebarangan didapat, juga gelar akademis Drs.,dr.,Dr., dll. yang menandakan bahwa itu adalah hasil kerja keras di universitas, lulus ujian tanpa nyontek. Dikalangan yang makin terdidik seperti misalnya di Jepang, Eropah, Amriktidak banyak atau hampir tidak ada yang memasang gelar bertaburan, katakanlah di calling cards nya. Mungkin yang masih tersisa adalah gelar Dr (doctor dan tidak ditulis DR seperti disini sebab tidak ada di undang2 atau PP). Kabarnya pula, gelar Prof. tidak boleh lagi di 'mejeng'kan kalau beliau itu sudah tidak mengajar. Saya dengar pula di Filipina banyak supir taxi dikartu namanya ditulis Dr. so and so. Belum lagi kita bicara tentang gelar Dr.,MSc.,MM.,MBA, yang bertaburan dikartu nama lurah2, Ketua RT/RW,camat2 dikampung-kampung dari Sabang sampai Merauke. Sy setuju dengan apa yang dikonstatir ibu Betti. salamsori,Opung -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Sofyan Uli Sent: Monday, July 21, 2008 1:24 PM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: [GM2020] Fwrd [IA-ITB] Say no to GELAR ! dan yes untuk Kompetensi ! --- Betti Alisjahbana bsalisjahbana@ mailto:bsalisjahbana%40gmail.com gmail.com menulis: Kepada: [EMAIL PROTECTED] mailto:IA-ITB%40yahoogroups.com com Dari: Betti Alisjahbana bsalisjahbana@ mailto:bsalisjahbana%40gmail.com gmail.com Tanggal: Mon, 21 Jul 2008 11:31:44 +0700 Topik: Re: [IA-ITB] Say no to GELAR ! dan yes untuk Kompetensi ! Pak KK, Saya sangat setuju dengan pendapat pak KK. Di dunia bisnis, secara umum gelar tidak dilihat ( kecuali sebagai prasyarat untuk merekrut fresh graduate) yang dilihat adalah pengalaman kerja , prestasi yang pernah di capai, sikap dan etos kerja serta referensi. Hal ini sejalan dengan pendapat Spencer bahwa sumbangan terhadap keberhasilan manusia 30 % ditentukan oleh hard competency : pengetahuan, ketrampilan, kemampuan, keakhlian dan 70 % ditentukan oleh soft competency : kepribadian, konsep diri dan sikap mental. Di dunia akademis, ceritanya lain lagi, ternyata gelar ini dipandang sangat penting, begitu pentingnya sehingga mengalahkan kompetensi. Di ITB S3 adalah pra syarat untuk menjadi Dosen (sekarang sedang dirubah). Dengan syarat seperti ini banyak orang dengan kompentensi dan track record yang luar biasa tidak bisa menjadi dosen. Di dunia politik lain lagi ceritanya, banyak yang ingin kelihatan pandai dengan membeli gelar. Padahal, mendengar cara berbicara yang muter-muter tanpa isi saja kita sudah tau kapasitasnya. Begitu sekilas pandangan saya. Salam hangat penuh semangat Betti Alisjahbana http://QBheadlines. http://QBheadlines.com/ com/ http://QBarchitects http://QBarchitects.com/ .com/ On Jul 21, 2008, at 10:38 AM, Kusmayanto Kadiman wrote: Rekan2 IA-ITB, Dalam sebuah milis sedang banyak dibahas isu penggunaan gelar akademik yang dipandang kebablasan. Email dibawah adalah salah satu tanggapan saya. Saya mohon pandangan, masukan dan kritik dari rekan-rekan .. I Love Monday, KK Kawan-kawan, Memang ada kesalahan mendasar di tatatan masyarakat kita yang feodalistik di mana gelar akademik sudah dipandang sebagai status sosial. Semua orang tanpa kecuali menilai bahwa memiliki gelar akademik itu sebagai satus sosial yang setara dengan pangkat dalam militer, polisi, ningrat dll. Itu sebabnya anak-anak banyak bercita-cita dan tidak jarang dipaksa ortu, guru, keluarga dan masyarakat untuk meneruskan jalur pendidikan linier: SD, SMP, SMA, PT⦠Karena itu dalam banyak kesempatan saya melontarkan semangat âSay no to GELAR ! dan yes untuk Kompetensi!â. Misalnya, jangan cantumkan gelar akademik di kartu nama apalagi undangan sunatan, kawinan dan lainnya. Tentu tidak salah bahwa kompetensi bisa dibangun juga melalui jalur pendidikan linier sampai dapat gelar akademik S1, S2 S3. Akibat terburuk dari fenomena jalur pendidikan linier ini
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Kondisi pulau Kalimantan, Surat untuk tuan Presiden M
Kita kan sepakat bahwa negara kesatuan adalah harga mati. cuman bagaimana keadilan itu dapat terlaksana dengan baik. Otonomi saat ini adalah contoh ketidakmampuan warga daerah untuk memacu dan memicu keadilan itu. Jadi ngga usah bicara federal. Hati-hati nangai inya kawa mancari ikam di region 8 tu Waja sampai kaputing 2008/7/17 Lobo Westmoreland [EMAIL PROTECTED]: Ya.., sementara orang di pulau Jawa ini tak ada mikir daerah ya Federal bgaimana ? _ Elang Borneo [EMAIL PROTECTED] wrote: Wakakaka membicarakan Tentang Kalimantan saya memang tidak tertarik lagi,illegal logging,illegal fishing,atau pun illegal meaning, makin marak saja.Hah daerah penghasil malah miskin serba ketertinggalan bencana akan selalu menghantui anak2 kami dalam kedepan nya. Saya lebih cenderung mengharapkan Kalimantan menjadi negara Sendiri. Memang tak mudah,namun melihat kondisi yg tiap hari makin parah saja saya pesimis pemerintah Indonesia kini sangat kurang adil... Salam Aktivis Borneo Merdeka Region 8. [Non-text portions of this message have been removed]
[Forum Pembaca KOMPAS] Pemberitahuan: Jurnal Perempuan Pindah Alamat
Salam, Dengan ini kami memberitahukan sejak tanggal 21 Juli 2008 kantor Yayasan Jurnal Perempuan pindah ke: Jl. Tebet Barat Dalam IXA No B1 (Kompleks Kejaksaan Agung RI), Tebet, Jakarta Selatan. Kantor kami terletak di belakang pusat perbelanjaan GELAEL Jl. MT Haryono. Untuk sementara nomer telepon dan fax: 021-8300-211. Untuk nomer telepon lama 021-837-02005 (belum aktif). Demikian pemberitahuan ini dan terima kasih Lia Amalia Sekretaris Yayasan Jurnal Perempuan [EMAIL PROTECTED] [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] RE: Say no to GELAR ! dan yes untuk Kompetensi !
Pak KK Lupa ya ada lagi Paket A, Paket B, Paket C, Universitas Terbuka (S1 dan S2) Guru-guru dipaksa harus S1 dengan alasan kualifikasi Jadi demam mengejar ijazah tidak akan pupus pak karena kondisi yang memaksa itu. PNS (SD=!A; SMA=IIA; S!=III/A) siapa yang tidak tertarik dengan gelar. Hajatan (sunat/kawin) kalau tidak ada gelar amplopnya kecil pak dan minim yang datang. Apa bapak datang kalau Satpam (tanpa gelar) yang ngundang sebanding dengan bu Odjar kemaren ? 2008/7/21 R. H. Uno [EMAIL PROTECTED]: MOHON IZIN IKUT NIMBRUNG PK.KK/ BU BETTI, Soal menggelar GELAR akademis atau gelar menggelar titel, sy teringat akan apa yang ditulis pemimpin redaksi alm. harian Pedoman yakni pk Rosihan Anwar puluhan tahun silam. Beliau tidak secara langsung menyinggung kegembiraan penggunaan titel di Indonesia tercinta ini bahkan juga di negara2 yang underdeveloped (istilah sebelum zaman penghalusan bahasa supaya tidak menyinggung ). Dalam satu tulisan yang bersambung, beliau senantiasa menulis dibelakang namanya sederetan singkatan2 yang terkesan gelar akademis antara lain huruf 2 H,HBA. lalu singkatan2 lain berderet panjang. Selang beberapa kali terbit seri tulisannya, seseorang menulis di rubrik 'Pikiran Pembaca,setelah namanya ada deretan gelar SD SMP SMA Pada seri terakhir, baru Rosihan Anwar memberi keterangan gelar2nya dimana a.l. HBA itu singkatan gelar Has Been Abroad he was mocking. Lepas dari cerita diatas, seorang penulis berargumen bahwa titel maupun gelar adat seperti Dt. untuk Datuak di Minang dan di Inggris, bukan sebarangan didapat, juga gelar akademis Drs.,dr.,Dr., dll. yang menandakan bahwa itu adalah hasil kerja keras di universitas, lulus ujian tanpa nyontek. Dikalangan yang makin terdidik seperti misalnya di Jepang, Eropah, Amriktidak banyak atau hampir tidak ada yang memasang gelar bertaburan, katakanlah di calling cards nya. Mungkin yang masih tersisa adalah gelar Dr (doctor dan tidak ditulis DR seperti disini sebab tidak ada di undang2 atau PP). Kabarnya pula, gelar Prof. tidak boleh lagi di 'mejeng'kan kalau beliau itu sudah tidak mengajar. Saya dengar pula di Filipina banyak supir taxi dikartu namanya ditulis Dr. so and so. Belum lagi kita bicara tentang gelar Dr.,MSc.,MM.,MBA, yang bertaburan dikartu nama lurah2, Ketua RT/RW,camat2 dikampung-kampung dari Sabang sampai Merauke. Sy setuju dengan apa yang dikonstatir ibu Betti. salamsori,Opung
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Trauma Korupsi Tak Beralasan
Dear all, Berbagai macam kasus korupsi itu yang terkuak, semestinya mengubah paradigma, bagaimana memperlakukan ancaman akan terkuaknya korupsi' menjadi sebuah peluang untuk belajar hidup berorganisasi yang kredibel (dapat dipercaya) dan akuntabel (keterbukaan untuk tanggung gugat). Sebuah organisasi yang akuntabel dan kredibel pasti dinamika kinerjanya berjalan atas dasar nilai nilai kemanusiaan: keadilan dan kejujuran, serta mengarah kepada kesejahteraan umum. Nilai nilai itu hanya mungkin terwujud bila orang berani menomorduakan kepentingan diri dan kelompoknya. Masihkah tumbuh semangat hidup jujur itu berarti banyak kerugian? Semoga semangat itu makin terkikis! salam bslametlasmunadipr -- [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Budiman Sudjatmiko Presiden RI 2014
Mungkin anda liat BS di Hotel karena anda sering nongkrong di hotel ya? Hehehe... Bagi saya BS masih seperti dulu, gak punya uang, gak punya mobil, rumah numpang mertua, dan masih doyan naik truk... perbedaannya sekarang dia lebih dandy aja karena rambutnya pake jelly (seperti kata Opung), tapi jelly murah merek gatsby yang warna bening... hehehe. Kalau sampai kena penjara lagi, itu namanya bodoh, lha wong musuhnya bukan kolonial kok. Salam. 2008/7/21 Roni Febrianto [EMAIL PROTECTED]: Wah kalo dari Pakemnya BS memang kontraversi mungkin dia banyak baca buku Tan Malaka dari penjara ke penjara tapi sayangnya sebelum dia tuntas berjuang BS sudah pergi dari Hotel ke Hotel jadi yah mungkin harus ingat lagi pada Tan Malaka dan mungkin Nelson Mandela yang ngak kapok dengan 25 Tahun di Penjara .Kalo baru di LP Salemba BS sudah lumayan hebat gimana lagi kalo dia berani jadi penghuni LP Cipinang dan Nusa Kambangan ? Perjuangan BS memang harus masuk lagi ke relnya dulu sebelum jadi RI 1 di 2014 Paling tidak harus sering aksi di depan Istana dan DPR menyuarakan aspirasi Rakyat dan jangan dulu duduk manis jadi Anggota Dewan yang cuma jadi kumpulan para Drakula penghisap uang Rakyat . Kita lihat apa memang BS berani lakukan perjuangan seperti Tan Malaka . [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Gubernur dan wakil gubernur Jabar mendukung Anarkisme?
coba simak apa yg dilakukan pemkot surabaya. siapa yg tahun2 kemaren kagak kenal namanya bonek. biang rusuh dan onar jika ada pertandingan sepakbola. sekarang ini di surabaya hilang tuh yg namanya bonek. lihat pembangunan di surabaya jika ada waktu luang. surabaya penuh taman2 yg indah dan terpelihara di setiap sudut. ada program green clean, dpt reward udara terbersih. gratis biaya pendidikan dasar 9 tahun, tanpa ada pungutan. kagak pernah denger pasien terlantar kayak di rscm. intinya, jika ingin anarkisme dari sepakbola lenyap. acuhkan saja tuh...yg namanya dukungan tenaga biaya ke sepak bola dana tenaga besar toh dari level daerah sampe nasional kagak ada yg bisa dibanggakan dari sepak bola. alihkan ke hal2 yg benar2 dibutuhkan masyarakat, pendidikan gratis, kesehatan gratis, kualitas hidup meningkat etc. bravo pemkot surabaya ---Original Message--- From: Asnawi Ihsan Date: Monday, July 21, 2008 13:45:27 To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com; [EMAIL PROTECTED] Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Gubernur dan wakil gubernur Jabar mendukung Anarkisme? Baru sebentar menjabat gubernur dan wakil gubernur, tapi sudah menunjukan sikap tidak tegas terhadap anarkisme. Simak pernyataannya: Kepada wartawan Gubernur Ahmad Heryawan yang berasal dari PKS mengatakan, Kejadian seperti ini tentu sangat disesalkan. Tetapi saya tetap bangga dengan semangat bobotoh dalam mendukung Persib. Dalam kondisi seperti ini banyak pihak dirugikan, mereka juga dirugikan. Sementara itu Wagub Dede Yusuf (Partai Demokrat) memberi perhatian khusus pada stadion. Ia menyatakan perlu pembangunan stadion baru dengan kapasitas yang dapat menampung penonton lebih besar. Salah satu solusinya adalah membangun stadion baru yang dapat menampung jumlah penonton. Stadion ini (Siliwangi-red) terlalu padat, ujarnya seusai pertandingan. Dede juga menilai pertandingan sudah cukup baik. Menanggapi ulah rusuh bobotoh, ia mengatakan bahwa ulah tersebut tidak bisa dihindari. Pemain Persib sudah bagus dan bobotoh tidak bisa dihindari karena melihat ketimpangan dalam pertandingan tadi, ujarnya. Seharusnya HADE dapat membedakan semangat mendukung tim kesayangan dengan pelanggaran hukum. Masa HADE seakan tutup mata bagaimana Pendukung persib membabi buta merusak kendaraan-kendaraan warga. Belum konvoi yang bikin macet dan meresahkan. Apa itu tidak melanggar hukum? Anarkisme kok dianggap wajar dan masih memberikan pembelaan bahwa pendukung persib juga dirugikan. Dirugikan karena kalah? Lucu juga.. dan jika benar dirugikan, Apa dengan demikian lantas membiarkan bobotoh merugikan pihak-pihak yang tidak tau apa-apa? Apa jika kita dirugikan lalu kita dibenarkan melakukan tindakan melanggar hukum? Saya tidak mengerti dengan logika gubernur Jabar dari PKS ini. Wakilnya juga sama, Dede Yusuf menganggap apa yang terjadi sesuatu yang tidak bisa dihindari, dan dede menyalahkan ketimpangan sebagai penyebabnya. Justru yang dilirik dede adalah membangun stadion baru. Aneh aneh saja. Salam, Asnawi Ihsan
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Balasan: Silaturahmi Korban 1965 Nasional dan Internasional
Yatinggal adaiin aja : Silaturahmi Korban DOM Aceh Silaturahmi Korban DOM Papua Silahturrahmi Korban Talang Sari Silaturahmi Korban Tanjung Priok Silaturahmi Korban Kerusuhan Mei 98 Silaturahmi Korban Semanggi 1 2 Silaturahmi Korab Trisakti Silaturahmi Korban Sungai Abang Silaturahmi Kasus 27 Juli 1997 Silaturahmi Kasus Marsinah Silaturahmi Kasus Wartawan Udin Dan lain-lain. Gampang toh ? ra perlu marah marah gono toh ? Salam hangat, Suhaimi - Original Message - From: Harry Rahman To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Sent: Monday, July 21, 2008 1:25 AM Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Balasan: Silaturahmi Korban 1965 Nasional dan Internasional Kok cuma korban PKI Terus pembataian di Jawa TImur tragedi sungai abang itu bagaimana mau dihapus??? mau dilupakan? yang balance dong??? [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Serat Centhini Porno?
Yah begitulah Undang-Undang negara ini, terkesan cuma mengatur kulitnya tanpa tahu dan menggali esensi isi aturannya. Porno itu jelas, yaitu ketelanjangan yang tidak pada tempat dan waktunya. Tempat dan waktu ini pun tidak general. Sementara hubungan SEX, seperti yang kita tahu dari sejarah masa lalu. Hubungan sex merupakan sebuah proses ritual. Dimana hubungan sex ini merupakan salah satu proses kejadian kehidupan manusia, makanya di beberapa kepercayaan hubungan sex ini merupakan pendekatan diri kepada penciptanya karena lewat hubungan sex ini lah maka akan lahir kehidupan (manusia) baru. Persepsi hubungan sex menjadi sebuah kegiatan porno negatif muncul sejak hubungan sex mulai dijadikan komoditi hiburan (entertainment). Hubungan sex merupakan sebuah jajanan dan jualan. Sejak itulah nilai sakral dan ritual hubungan sex menjadi hilang. Kegiatan hubungan sex makin jauh dan tabu. Tabu untuk dibahas tabu untuk dipelajari bahkan tabu untuk dilakukan. Kegiatan sex cenderung menjadi kegiatan kotor dan nista. Seakan-akan merupakan sebuah kegiatan yang tidak bermoral. Padahal, sex yang begitu itu adalah penyelewengan dari kegiatan hubungan sex aslinya. Sex dalam konteks hubungan sehat, bermartabat, bermoral, dan beribadah. Dalam Islam, hubungan sex ada aturan dan tata krama-nya. Hanya satu larangan (HARAM) dalam Islam yang bisa menjadi HALAL yaitu hubungan perkawinan (SEX). Sex merupakan ibadah, dan termasuk bagian dari menafkahi isteri. Kembali kepada aturan RUU-Porno tadi. Kekhawatirannya adalah akan makin memojokkan arti sex sebenarnya. Pendidikan sex makin ditakuti, makin asing, dan makin jauh dari makna sesungguhnya. Sex seakan-akan menjadi narkoba yang musti jauh dari jangkauan siapa pun. Ini akan dilematis, akan menjadikan bangsa ini makin tabu dengan sex dan makin dingin dengan mengartikan hubungan sex. Makin mandul lah bangsa ini. Sex merupakan kegiatan yang dikendalikan nafsu, yaitu nafsu syahwat. Dalam Islam, nafsu merupakan sebuah kewajiban manusia untuk mampu mengaturnya, bukan dihilangkan. Manusia pasti lekat dengan hawa nafsu, nafsu syahwat, nafsu makan, nafsu amarah, dan lainnya. Maka dari itu selama 12 bulan umat Islam menjalankan kehidupannya lalu diberi waktu 1 bulan untuk masa pelatihan pengendalian hawa nafsu ini. Inilah cara Islam dalam mengatur hawa nafsu manusia, bukan dengan penjara atau bayar denda. Nafsu manusia itu bisa lepas dan kembali lagi hanya dalam waktu menit. Penjara dan denda bukan cara yang tepat dalam mengendalikan (mengatur) nafsu. Tidak ada manusia yang bisa mengatur hawa nafsu manusia lainnya, termasuk UU, denda, ancaman, bahkan agama. Makanya agama lebih kepada mengajarkan manusia untuk megendalikan hawa nafsunya. Salam Motulz --- On Mon, 7/21/08, Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED] wrote: From: Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED] Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Serat Centhini Porno? To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Date: Monday, July 21, 2008, 1:56 PM Oleh Gadis Arivia http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/07/21/01344590/serat.centhini.porno RUU APP sekonyong- konyong muncul lagi dengan nama baru, RUU Pornografi atau RUU Porno. Disebut ”sekonyong-konyong” karena anggota parlemen RI terhormat telah meloloskan draf terbaru tanpa pemberitaan luas kepada masyarakat. Perubahan nyata dari RUU Porno ini adalah penciutan menjadi 52 pasal, dari sebelumnya 93 pasal. Napasnya masih sama, yakni pengaturan moral seseorang. Pendefinisian pornografi pun masih asal-asalan dan bisa-bisa serat Centhini, sastra kuno Jawa, kena getahnya. Menurut RUU Porno, definisi pornografi terbagi dalam tiga jenis, pornografi ringan dan/atau pornografi berat serta pornografi anak. Jelasnya adalah sebagai berikut. ”Pornografi ringan meliputi segala bentuk pornografi yang menggambarkan secara implisit kegiatan seksual termasuk bahan-bahan yang menampilkan ketelanjangan, adegan-adegan yang secara sugestif yang bersifat seksual atau meniru adegan seks. Pornografi berat meliputi segala bentuk pornografi yang menggambarkan tindakan seksual secara eksplisit seperti alat kelamin, penetrasi, dan hubungan seks yang menyimpang dengan pasangan sejenis, anak, orang yang telah meninggal dan/atau hewan. Pornografi anak meliputi segala bentuk pornografi yang melibatkan anak atau citra anak atau ibu hamil sebagai subyek ataupun obyek yang diproduksi, baik secara mekanik atau elektronik atau bentuk sarana lainnya”. Jadi, untuk pornografi dewasa didefinisikan baik secara implisit (ringan) maupun eksplisit (berat). Keduanya memiliki sanksi yang cukup berat, 1 tahun hingga 15 tahun penjara dengan denda hingga ratusan juta rupiah. Secara nalar sederhana, di negara mana pun, yang dimaksud pornografi berat tentu dilarang sama sekali. Itu sebabnya, tidak ada orang yang berjalan telanjang di jalan selain orang tersebut mengalami gangguan jiwa. Sedangkan untuk pornografi anak, bukankah Undang-Undang Perlindungan
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Fajroel Rachman for President
sabar dulu.. tunggu satu dua tahun. yg konsisten menjaga integritas atau yg idealis mencoba mendobrak kebekuan, yg akan memberi kita bukti. namun setidaknya sampe kini keduanya masih yg terbaik. ---Original Message--- From: Hendra Kusumah Date: Monday, July 21, 2008 13:40:15 To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Subject: Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Fajroel Rachman for President Kalau saya sih tetap Budiman Sujatmiko...:) 2008/7/18 Andrinof Chaniago lt;[EMAIL PROTECTED]: Aktifis banyak. Aktifis sejati, orang yang konsisten menjaga integritas dan tak henti berteriak, hanya segelintir. Di dalamnya ada Fadjroel. Maju terus, Bung Fadjroel! Andrinof
[Forum Pembaca KOMPAS] Memotret Jurnalisme Warga Miskin Kota Jakarta
Memotret Jurnalisme Warga Miskin Kota Jakarta SatuDunia, Jakarta. Iksan Nikisae, seorang Pedagang Kaki Lima (PKL) di Cawang, Jakarta mengirimkan karya jurnalistiknya yang ditulis di bekas bungkus nasi ke sebuah buletin. Kejadian itu bukan kisah fiksi heroik tentang jurnalisme warga (citizen jurnalism), melainkan kisah nyata di belakang produksi Media Suara Warga Jakarta yang diterbitkan oleh sebuah LSM Forum Warga Kota Jakarta (FAKTA). Klik di: http://satudunia.net/node/2583 [Non-text portions of this message have been removed] = Pojok Milis Forum Pembaca KOMPAS : 1.Milis FPK dibuat dan diurus oleh pembaca setia KOMPAS 2.Topik bahasan disarankan bersumber dari KOMPAS dan KOMPAS On-Line (KCM) 3.Moderator berhak mengedit/menolak E-mail sebelum diteruskan ke anggota 4.Moderator E-mail: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] 5.Untuk bergabung: [EMAIL PROTECTED] KOMPAS LINTAS GENERASI = Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
RE: [Forum Pembaca KOMPAS] Mari, Kupoles Senyum Sinismu...
Upaya mendongkrak citra yang dilakukan para politisi untuk merebut simpati public akan sia-sia apa bila reputasi sang tokoh tidak mendukungnya. Langkkah-langkah publisitas dan promosi diera transfaransi informasi seperti sekarang tidak akan berhasil karena secantik apapun muka dipupuri, toh takkan mampu menutupi borok-borok, panu, kadas, dan kurap bodi yang sudah akut. Kecap yang no 1 dan didadagangkan oleh para politisi, bukan saja membodohi rakyat, tapi lebih jauh dari itu dalam level tertentu itu adalah tindakan bagero criminal dari nawaitunya. Nah, tugas pers investigative yang kudu membuka kedok topeng tokoh yang ditokohkan itu, agar tugas pers sebagai guru masyarakat mendapat tempat yang tepat selaku pilar ke empat demokrasi. Apakah ini mimpi. Tentu saja tidak sejauh pers masih punya hati nurani. Semoga. RNB -Original Message- From: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Adyanto Aditomo Sent: Monday, July 21, 2008 8:52 AM To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Subject: Balasan: [Forum Pembaca KOMPAS] Mari, Kupoles Senyum Sinismu... Upaya untuk meningkatkan Citra diri atau kelompoknya agar dilirik dan dipilih oleh rakyat, itu sangat manusiawi. Tugas masyarakat, terutama LSM adalah membedah track record para calon pemimpin tersebut, sehingga para pemilih bisa menilai mana sebetulnya yang paling pantas menjadi pemimpin mereka. Jika tidak ada calon pemimpin yang dianggap cocok, ya golput saja. Sayangnya dalam undang - undang PILKADA maupun Pemilu tidak ada klausul yang mengatur tentang sah tidaknya suatu Pilkada atau Pemilu jika jumlah golput mencapai nilai tertentu. Salam, Adyanto Aditomo
[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Kondisi pulau Kalimantan, Surat untuk tuan Presiden M
Coba diperiksa dulu kekayaan elit di daerah Kalimantan ,karena Mafianya biasanya kerja dengan jaringan yang ada di sana .Sepatutnya jangan emosional bikin negara Federal kan akan langgar Konstitusi . Pastinya yang berteriak tidak adil bukan hanya yang ada di luar Jawa yang di Jawa pun Keadilan jauh dari harapan .Model ekonomi neolib yang penuh kerakusan memang akan terus merambah daerah yang penuh sumber daya alam yang ada di nusantara ini bukan cuma di Kalimantan. Jangan terprovokasi tuk bikin negara federallah .Salam Solidaritas --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Mohamad Ilmi Hussein [EMAIL PROTECTED] wrote: Kita kan sepakat bahwa negara kesatuan adalah harga mati. cuman bagaimana keadilan itu dapat terlaksana dengan baik. Otonomi saat ini adalah contoh ketidakmampuan warga daerah untuk memacu dan memicu keadilan itu. Jadi ngga usah bicara federal. Hati-hati nangai inya kawa mancari ikam di region 8 tu Waja sampai kaputing
[Forum Pembaca KOMPAS] Pawai sejuta obor tembus rekor muri
Hasil dari rapat kerja Mahasiswa elektro seIndonesia di lampung beberapa bulan lalu mengahsilkan sebuah kegiatan salah satunya adalah pawai sejuta obor yang dikomandoi oleh teman2 mahasiswa elektro makasar, adapun pawai obor ini diadakan dengan tujuan betapa pentingnya energi listrik dan apabila kita tidak mulai hemat dari sekarang mungkin Indonesia akan selamanya memakai obor.
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Memahami Ketimpangan Relasi Kuasa
Dear all, Artikel dengan issue lama tetapi tidak kunjung dipahami. Bukti yang kuat bahwa ketidakadilan gender (ketidakadilan dalam relasi perempuan dan laki-laki) sudah sangat lumrah dilihat sebagai keadilan itu sendiri. Affirmative Action (TKS), semacam 30 persen kuota bagi perempuan di lembaga politik formal, sebenarnya bukan (terutama) kebijakan untuk bersikap adil bagi orang perempuan, sehingga ada tuntutan yang lebih berkonotasi mengadili perempuan melalui kebijakan seperti ini. Melainkan, TKS adalah untuk membuka tabir akar ketidakadilan terstruktur bagi perempuan yang sudah di terima sebagai kewajaran kultural. Bagi saya, dalam hal TKS ini, semakin perempuan tidak mampu mewarnai, bahkan menentukan proses pengambilan keputusan untuk melahirkan kebijakan-kebijakan yang sensitif gender (mungkin juga sulit memenuhi kuota 30 persen) , semakin membuktikan bahwa akar ketimpangan itu riil dan tidak pernah diselesaikan secara mendasar. Tidak fair mengadili perempuan sebagai peyebab persoalan ketimpangan relasi kekuasaan dalam masyarakat. Artikel bagus! Maju terus Maria Hartiningsih dan perempuan Indonesia. Salam, Wielsma --- On Mon, 7/21/08, Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED] wrote: From: Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED] Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Memahami Ketimpangan Relasi Kuasa To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Date: Monday, July 21, 2008, 1:57 PM Oleh MARIA HARTININGSIH http://cetak. kompas.com/ read/xml/ 2008/07/21/ 01351280/ memahami. ketimpangan. relasi.kuasa Jika ada critical mass dari perempuan di lembaga politik formal (sekitar 30 persen), apakah perempuan memiliki kemampuan untuk mewarnai, bahkan menentukan proses pengambilan keputusan untuk melahirkan kebijakan-kebijakan yang sensitif jender? Pertanyaan yang dalam tahap tertentu menunjukkan skeptisisme itu sering dilontarkan, baik oleh mereka yang menolak maupun mendukung pendekatan affirmative action (tindakan khusus sementara/TKS) untuk perempuan di lembaga-lembaga politik formal. Pertanyaan itu pula yang dilontarkan Willy Purna Samadhi, Deputi Riset Perkumpulan Lembaga Kajian Demokrasi dan Hak Asasi Manusia (Demos), dalam diskusi terbatas yang diselenggarakan lembaga itu, terkait dengan UU Partai Politik dan UU Pemilu yang baru. Pertanyaan lainnya, berapa banyak perempuan dalam lembaga politik formal yang dapat dikatakan cukup atau memadai sebagai cerminan keterwakilan politik perempuan, dilontarkan sebagai pancingan oleh Nur Iman Subono, dari Demos. Banyak pihak mengatakan, kedua UU itu merupakan �hadiah� perjuangan panjang dari gerakan perempuan Indonesia untuk meningkatkan keterwakilan politik perempuan di lembaga politik formal, khususnya di parlemen dan di partai politik. Ini terkait dengan peraturan kuota 30 persen perempuan yang harus diimplementasikan oleh partai politik, baik untuk calon anggota parlemen maupun kepengurusan di dalam partai politik. Pertanyaan lain, juga dilontarkan Willy, adalah bagaimana mendefinisikan persoalan perempuan? Benarkah ada persoalan perempuan yang eksklusif, atau persoalan perempuan itu menyebar di berbagai isu? Lalu apa perbedaan keadilan jender dan keadilan perempuan? �Saya tidak menganggap persoalan kekerasan dalam rumah tangga, misalnya, adalah persoalan perempuan semata, tetapi juga persoalan laki-laki. Karena itu, persoalan itu harus diselesaikan secara bersama-sama,� ujar Willy. Semua pertanyaan dan pernyataan itu tampaknya mewakili banyak pendapat dalam masyarakat. Pandangan seperti itu juga menghinggapi banyak aktivis, juga para politisi serta para penentu kebijakan publik sehingga kebijakan-kebijakan yang dilahirkan bukan hanya tidak peka pada keadilan jender, tetapi juga buta jender, atau setidaknya, netral jender. Relasi kuasa Keadilan jender pada dasarnya mengacu pada relasi kuasa yang timpang antara perempuan dan laki-laki. Para aktivis seperti Nursyahbani Katjasungkana dan Lies Marcoes-Natsir berulang kali menjelaskan, meskipun kedudukan yang sama antara laki-laki dan perempuan di depan hukum dijamin oleh konstitusi, realitas sosialnya sangat berbeda. �Pembagian peran jender yang ketat karena konstruksi budaya yang berbaur dengan agama dan kapitalisme menyebabkan ketimpangan relasi kuasa antara perempuan sebagai individu, sebagai ibu, istri, dan anak perempuan terus berlangsung,� ujar Lies yang dihubungi dalam kesempatan terpisah. Dalam masyarakat dengan relasi kuasa yang timpang antara laki-laki dan perempuan, penghargaan sosial-politik, ekonomi, budaya, dan peran-peran publik diasosiasikan sebagai milik laki-laki. Pandangan bahwa kegiatan politik di ruang publik adalah milik eksklusif laki-laki bermuara di situ. Karena itu, dibutuhkan cara pandang lain untuk melihat realitas itu. �Sering kali aktivis HAM sering mengatakan, mereka tak menolak isu keadilan jender sebagai jaminan bahwa mereka sudah sensitif jender. Padahal sebenarnya mereka abai dan buta jender atau netral jender, tidak melihat ada ketimpangan relasi
[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Kebijakan Energi Nasional (PP 05/2006) Yang Terasa Jadul - 3
Sesuai yang dengan yang informasi yang tadi saya layangkan, dengan terjadinya krisis listrik di Indonesia maka kami FKHMEI (Forum Komunikasi Himpunan Mahasiswa Elektro Indonesia) sesuai keputusan bersama di rapat kerja nasional maka kami akan mengadakan pawai sejuta obor yang akan dikomandoi oleh rekan2 mahasiswa elektro di wilayah Sulawesi Selatan (Makasar. Adapun acara ini akan diselenggarakan pada bulan agustus 2008 tanggal 8 jam 8 malam waktu indonesia timur.
[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Serat Centhini Porno?
Kalaupun perempuan mempertontonkan kakinya yang mulus dan buah dadanya yang montok, percayalah, negara tidak akan runtuh! Apalagi payudara perempuan terbukti memberikan kehidupan dan bukan kematian. - GA kalimat yang menyeruak dari jiwa yang galau ini, sebenarnya telah mendapat sandaran nyatanya dari dunia olahraga, sebuah dunia yang jelas-jelas bukan membuat negara runtuh, tapi malah mendatangkan keuntungan dari prestasi atlet perempuan di lapangan. baik keuntungan sebagai tontonan olahraga yang menyehatkan jiwa. maupun sebagai pembuat pundi-pundi keuangan dari dunia industri olahraga. lalu apakah yang salah dengan tubuh perempuan, juga dengan tubuh lelaki? hudan --- On Mon, 7/21/08, Agus Hamonangan agushamonangan@ yahoo.co. id wrote: From: Agus Hamonangan agushamonangan@ yahoo.co. id Subject: [Jurnal Perempuan] Serat Centhini Porno? To: jurnalperempuan@ yahoogroups. com Date: Monday, July 21, 2008, 7:33 AM Oleh Gadis Arivia http://cetak. kompas.com/ read/xml/ 2008/07/21/ 01344590/ serat.centhini. porno RUU APP sekonyong- konyong muncul lagi dengan nama baru, RUU Pornografi atau RUU Porno. Disebut ”sekonyong-konyong” karena anggota parlemen RI terhormat telah meloloskan draf terbaru tanpa pemberitaan luas kepada masyarakat. Perubahan nyata dari RUU Porno ini adalah penciutan menjadi 52 pasal, dari sebelumnya 93 pasal. Napasnya masih sama, yakni pengaturan moral seseorang. Pendefinisian pornografi pun masih asal-asalan dan bisa-bisa serat Centhini, sastra kuno Jawa, kena getahnya. Menurut RUU Porno, definisi pornografi terbagi dalam tiga jenis, pornografi ringan dan/atau pornografi berat serta pornografi anak. Jelasnya adalah sebagai berikut. ”Pornografi ringan meliputi segala bentuk pornografi yang menggambarkan secara implisit kegiatan seksual termasuk bahan-bahan yang menampilkan ketelanjangan, adegan-adegan yang secara sugestif yang bersifat seksual atau meniru adegan seks. Pornografi berat meliputi segala bentuk pornografi yang menggambarkan tindakan seksual secara eksplisit seperti alat kelamin, penetrasi, dan hubungan seks yang menyimpang dengan pasangan sejenis, anak, orang yang telah meninggal dan/atau hewan. Pornografi anak meliputi segala bentuk pornografi yang melibatkan anak atau citra anak atau ibu hamil sebagai subyek ataupun obyek yang diproduksi, baik secara mekanik atau elektronik atau bentuk sarana lainnya”. Jadi, untuk pornografi dewasa didefinisikan baik secara implisit (ringan) maupun eksplisit (berat). Keduanya memiliki sanksi yang cukup berat, 1 tahun hingga 15 tahun penjara dengan denda hingga ratusan juta rupiah. Secara nalar sederhana, di negara mana pun, yang dimaksud pornografi berat tentu dilarang sama sekali. Itu sebabnya, tidak ada orang yang berjalan telanjang di jalan selain orang tersebut mengalami gangguan jiwa. Sedangkan untuk pornografi anak, bukankah Undang-Undang Perlindungan Anak telah mengatur semua ini? Bila sanksi untuk pornografi anak kurang berat, cukup merevisi undang-undang ini dan pelaku dihukum seberat-beratnya kalau perlu dihukum seumur hidup. Untuk apa undang-undang baru? Menurut hemat saya, Indonesia terlalu rajin membuat undang-undang baru yang tidak ada manfaatnya, tidak cost effective. Pengawasan pornografi dengan definisi ajaib yang diajukan anggota parlemen akan memakan biaya cukup besar dan juga keresahan sosial. Bagaimana tidak, menurut RUU Porno, setiap anggota masyarakat berhak melapor bila dianggap ada yang ”berbau-bau” atau implisit memuat kesan pornografi, baik dalam bentuk gambaran maupun tulisan, bahkan mempertontonkan kegiatan yang menggunakan tubuh dengan gerakan yang bermuatan pornografi (Pasal 10, Pasal 22, Pasal 23). Bukankah ini definisi pornoaksi? Jadi, bila saya yang sudah berumur 40 tahunan ini memakai kebaya yang menonjolkan sedikit buah dada saya, dapat dianggap melanggar RUU itu? Apalagi saya kemudian berlenggak lenggok menari serampang dua belas, dalam RUU ini, dapat dianggap melakukan kegiatan pornografis dan dipenjara atas laporan tetangga pula. Coba simak serat Centhini yang memuat tulisan-tulisan tentang persenggamaan suami-istri, birahi, dan tubuh, apakah sastra kuno ini akan dilarang? Bagaimana nasib para penulis kontemporer yang sudah dengan susah payah mengumpulkan bahan karya abad ke-19 ini dan memperkenalkan budaya Jawa kepada kalangan internasional, apakah mereka akan dipenjara? Ingat, serat Centhini menggambarkan kehidupan dengan latar belakang Islam. Dapatkah Anda bayangkan penuh sesaknya penjara di Indonesia dan kebanyakan akan dipenuhi perempuan karena bagaimanapun perempuan memiliki daya tarik seksual yang kuat (sudah dari sononya bung!). Dalam perkembangan sastra sekarang, penulisan soal tubuh perempuan merupakan ekspresi sastra yang sangat berharga. Berapa banyak penulis perempuan
[Forum Pembaca KOMPAS] Kwik: Pemerintah Jangan Bohong
DEPOK, SENIN - Mantan Menko Ekuin Kwik Kian Gie meminta pemerintah untuk tidak bohong ketika mengatakan bahwa kenaikan harga BBM ditempuh untuk menyelamatkan APBN yang tidak sanggup lagi menanggung beban subsidi masyarakat terhadap BBM. Sebelumnya, dalam seminar Mafia Minyak yang diselenggarakan hari ini, Senin (21/7), di FE UI Depok, Kwik menjelaskan tentang selisih perhitungannya terhadap hasil penjualan dan harga pokok penjualan BBM. Kwik mendapatkan bahwa sebenarnya pemerintah mengalami surplus sebesar Rp 112.649 trilyun. Jadi sebenarnya bohong kalau dikatakan APBN itu jebol, ujar Kwik. Oleh karena itu, Kwik sempat menantang Dirut Pertamina Ari H Soemarno untuk mengizinkannya melakukan auditing keuangan Pertamina. Hal ini ditanggapi keras oleh seorang peserta yang hadir. Peserta ini mengatakan bahwa perhitungan Kwik yang mengatakan bahwa diperoleh surplus dari penghasilan minyak itu benar jika penghasilan minyak dipakai untuk minyak. Namun sebenarnya, penghasilan itu dipakai untuk menutup biaya anggaran pembangunan lainnya. Kwik menyambut dengan kata sepakat jika ternyata surplus penghasilan minyak itu memang dipakai untuk menutup anggaran pembangunan. Ngomongnya yang betul dong, kalau emang itu dipakai untuk pengadaan infrastruktur. Jadi, jangan bilang APBN-nya jebol. Pemerintah jangan bohong, ujar Kwik. LIN http://kompas.com/read/xml/2008/07/21/17001629/pemerintah.jangan.bohong.
[Forum Pembaca KOMPAS] Wacanakan Hukuman Mati untuk Koruptor
JAKARTA, SENIN - Juru Bicara Kepresidenan Andi Mallarangeng mengemukakan, korupsi yang banyak terungkap di hampir seluruh Indonesia menunjukkan upaya gigih pemerintah dan lembaga pemberantas korupsi untuk menumpasnya. Untuk memunculkan efek jera, pemerintah mempersilakan wacana hukuman mati untuk koruptor. Silahkan masyarakat mewacanakan hukuman mati untuk koruptor. Banyak unsur pembuat jera, besarnya hukuman menjadi salah satu faktor, ujar Andi di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (21/7). Menurut Andi, Indonesia sedang masuk dalam upaya besar memberantas korupsi dan kurvanya akan terus memuncak. Korea Selatan butuh 15 tahun untuk pemberantasan korupsi. Wisnu Nugroho A Sent from my BlackBerry © Wireless device from XL GPRS/EDGE/3G Network http://kompas.com/read/xml/2008/07/21/16404056/wacanakan.hukuman.mati.untuk.koruptor
[Forum Pembaca KOMPAS] Dirut PT Pos Ditahan
JAKARTA, SENIN-Setelah memeriksa lebih dari sembilan jam, Direktur Utama PT Pos Indonesia Hana Suryana akhirnya ditahan tim penyidik Kejaksaan Agung. Hana yang diperiksa, Senin (21/7) pagi pukul 08.15 hingga pukul 17.25 WIB dibawa penyidik ke Rumah Tahanan Salemba. Hana diperiksa dan ditahan karena terkait Kasus dugaan korupsi dana operasional dan dana nonbudgeter di PT Pos Indonesia. Selama diperiksa Hana menjawab 26 pertanyaan penyidik. Pertanyaannya tidak menjerat karena klien saya hanya melaksanakan tugas, kata kuasa hukum PT Pos Indonesia Zularmain Aziz kepada wartawan. Sejak pagi tadi, Hana bersama tujuh pejabat PT Pos lainnya diperiksa di Gedung Bundar atau. bagian Pidana Khusus Kejagung. Dugaan korupsi itu dilakukan dengan cara sengaja mengeluarkan biaya pembinaan eksternal atau komisi sebesar lima persen dari nilai barang yang dikirim PT Telkomsel melalui PT Pos Indonesia Jakarta Taman Fatahillah. Juga dengan mengenakan biaya pembinaan internal atau insentif sebesar Rp 1.130 per kilogram dari berat barang yang dikirim PT Telkomsel melalui Kantor Pos Indonesia Jakarta Taman Fatahillah. Kerugian negara diperkirakan sebesar Rp 15 miliar. Zularmainmenyatakan tidak ada penyalahgunaan wewenang dalam pemberian komisi yang dilakukan kliennya. Pemberian komisi itu diatur berdasarkan surat edaran Direktur Operasional PT Pos Indonesia.(C10-08) http://kompas.com/read/xml/2008/07/21/18152346/dirut.pt.pos.ditahan
[Forum Pembaca KOMPAS] SMS Misterius Amin-Sujud
JAKARTA, SENIN - Al Amin Nur Nasution, anggota Komisi IV DPR yang menjadi terdakwa dalam kasus suap terkait pengalihfungsian hutan lindung di Bintang, berkomunikasi melalui pesan layanan singkat (SMS) dengan rekan kerjanya sesama anggota Komisi IV DPR. Di balik kata-kata dalam SMS itu majelis hakim mencurigai ada makna lain yang tersembunyi. Namun, Sujud Suradjuddin, yang menjadi saksi dalam persidangan mantan sekretaris daerah Bintan, Azirwan, bersikeras membantah bahwa di balik kata-kata itu tersembunyi makna lain. Itu hanya becanda Yang Mulia. Itu bahasa komunikasi sehari-hari, bahasa SMS yang dicanda-candain, ujar Sujud saat ditanya anggota majelis hakim, Andi Bachtiar, dalam persidangan di Pengadilan Tipikor Jakarta, Senin (21/7). Dalam persidangan itu, Jaksa Penuntut Umum, Edi Hartoyo, membacakan komunikasi SMS antara Sujud dan Al Amin yang terjadi pada 3 Desember 2007. Amin (A): Fren, baju yang 25 buah itu sudah ada. Siapa nanti yang ambil? Atau simpan dulu? Terserah, semoga selamat sampai tujuan. Sujud (S): Simpan saja dulu, asal jangan menguap saja. A: Paling untuk mijit. S: Ente lagi mijit ya? A: Kita lagi ngukur baju lagi nih. Sementara, pada 24 November 2007, tercatat, Sujud mengatakan, Kalian teruskan sajalah. Bagi tugas..., mainkan. Ketika ditanya, majelis hakim apa arti tugas dalam percakapan tersebut, Sujud menjawab, Tugas itu bukan masalah melakukan sesuatu atau tidak. Tapi pertemuan itu silakan saja kalian lakukan. Kalau dikaitkan dengan bagi-bagi tugas, mainkan, beliau kan ada janji untuk kita. Beliau ini siapa? Al Amin atau terdakwa? tanya Andi. Itu konteksnya lain Yang Mulia, jelas Sujud. Tapi apa konteksnya? Sebab ini berkaitan dengan SMS berikut, 'Eh, tailor itu jahitannya sempit,' lanjut Andi. Itu bahasa canda. Tapi tidak ada maksud apa-apa, kata Sujud keukeuh. Kemudian dia mengirim SMS lagi, Bapak pakai tailor kita. Apa pemahaman saksi? Terus Al Amin SMS lagi, makanya tidak sesuai ukuran bapak, ujar anggota majelis hakim. Tidak ada maksud apa-apa yang mulia, jawabnya. Kalau begitu, kenapa saksi membalas SMS itu begini: Kalau baju ukuran 100, bapak mau tidak? Apa maksudnya? Ini berarti Anda kan merespon, kata Andi. Itu tidak ada makna. Kami sering SMS seperti itu, jelas Sujud. Kalau begitu, kenapa saksi melanjutkan dengan SMS begini, 'Enggak, maunya sama dengan bapak dan Azwar (Chez Putra). Siapa Azwar? tanya Andi. Teman di Komisi IV, jawabnya. Terus ada SMS, 'Fren, bajunya 25 buah itu ada dua.' Apa maksud 25 itu? lanjut Andi. Saya juga tidak mengerti, ujarnya. Ini kan ada penerimaan uang Rp25 juta. Anda pernah menerima? Atau pernah menyuruh sopir menyerahkan kepada seseorag bernama Anisa? berondong Andi. Tidak Yang Mulia, jelas Sujud. BOB Sent from my BlackBerry © Wireless device from XL GPRS/EDGE/3G Network http://kompas.com/read/xml/2008/07/21/14462047/sms.misterius.amin-sujud
[Forum Pembaca KOMPAS] Korupsi = Pembunuhan Berencana = Hukuman Mati
JAJARTA - Jumat (18/7) dan Sabtu (19/7) dini hari, tiga orang warga negara Indonesia dikirim ke kuburan setelah dieksekusi regu tembak Brigade Mobil (Brimob) Polri. Ketiga orang ini adalah terpidana yang divonis mati oleh majelis hakim karena terbukti melakukan pembunuhan berencana. Usep divonis mati karena melakukan pembunuhan berencana terhadap delapan orang di Lebak, sementara Sumiasih dan Sugeng akibat membunuh Letkol (Mar) Purwanto dan keluarganya secara berencana. Hukuman mati yang diterima ketiga orang ini menimbulkan pro dan kontra, termasuk di kalangan pembaca Kompas.com. Ada yang setuju dengan eksekusi mati, ada yang menentang, dengan berbagai alasan serta penjelasan. Memang sedikit miris mendengar berita itu tapi begitu juga orang-orang yang tidak bersalah yang sudah dibunuhnya! Semoga keadilan terus ditegakan sebagaimana mestinya, demikian email dari Kiki yang mendukung eksekusi. Hukuman mati, yang berhak cabut nyawa manusia cuma Tuhan. Manusia gak berhak, tolong pikirkan lagi hukuman mati itu.Tuhan Maha Tahu, tulis Feb yang menolak hukuman mati. Dua komentar ini mewakili pendapat pro dan kontra di kalangan pembaca Kompas.com. Fakta yang menarik adalah, sebagian besar pendapat yang mendukung hukuman mati menginginkan agar para koruptor di Indonesia juga mendapat hukuman mati. Menurut para pembaca Kompas.com, koruptor telah berencana melakukan kejahatan yang akhirnya menyengsarakan jutaan rakyat Indonesia. Saya amat sangat menunggu hukuman mati terhadap para koruptor yang telah menyengsarakan ratusan juta penduduk Indonesia dan membangkrutkan negara tercinta. mohon secepatnya dilaksanakan, demikian email dari John.Sebaiknya para koruptor juga perlu diberlakukan dengan hukuman mati karena mereka lebih kejam dengan menyengsarakan jutaan rakyat miskin di negeri ini dan para penegak hukum pun harus adil dan bijak jangan cuma mentingin perutnya sendiri, tulis Dimas. Wajar bila ada pendapat yang menginginkan agar koruptor dihukum mati, pasalnya hukuman yang diterima para koruptor mungkin belum setimpal dengan perbuatannya. Belakangan ini memang Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) sedang gencar menyidangkan kasus korupsi, sedang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) lagi giat-giatnya menangkap para para koruptor. Tapi, para terdakwa korupsi ini masih bisa tersenyum di pengadilan, masih dapat menggunakan telepon seluler, bahkan ada yang bisa melenggang ke Hong Kong. Sebenarnya, pidana untuk koruptor di Indonesia masih bisa diberlakukan, bila mengacu kepada UU RI No. 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas UU No. 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Pasal 2 Ayat 2 menyebutkan Dalam hal tindak pidana korupsi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan dalam keadaan tertentu, pidana mati dapat dijatuhkan. Sementara Pasal 1 berbunyi Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri endiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara, dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan denda paling sedikit Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) Sayangnya soal hukuman mati terhadap koruptor tidak dirinci lebih jauh dalam UU No. 31 Tahun 1999 atau UU RI No. 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas UU No. 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Jika dibandingkan dengan soal pembunuhan berencana, soal terorisme, dan narkotika yang tegas memerintahkan hukuman mati, maka dalam UU Tindak Pidana Korupsi hukuman mati itu hanya dalam keadaan tertentu yang tidak dijabarkan lebih jauh. Jadi wajarlah, bila pemberantasan korupsi di Indonesia belum memberikan efek jera, karena para koruptor masih dapat tersenyum, tanpa pernah didera ketakutan menantikan detik-detik eksekusi. Wajarlah UU Tindak Pidana Korupsi belum memberikan efek jera karena pembuat UU-nya pun kini sedang diincar KPK. Korupsi sebagian besar dilakukan secara berencana untuk memperkaya diri sendiri dan otomatis itu menyengsarakan puluhan, ratusan, ribuan, bahkan jutaan orang yang membutuhkan. Kira-kira sama nggak ya dengan pembunuhan berencana, terorisme, atau narkotika? Hukuman mati bagi para koruptor memang perlu dipertimbangkan untuk dilaksanakan.(ROY) ROY Sent from my BlackBerry © Wireless device from XL GPRS/EDGE/3G Network http://kompas.com/read/xml/2008/07/21/06400739/korupsi..pembunuhan.berencana..hukuman.mati
[Forum Pembaca KOMPAS] Skandal Ekosida Lumpur Lapindo
SKANDAL EKOSIDA LUMPUR LAPINDO http://masbagio.blogspot.com Ekosida merupakan istilah yang digunakan dalam bidang lingkungan hidup. Jika genosida diartikan sebagai pembasmian seluruh atau sebagian bangsa, ras, kelompok etnik ataupun kelompok agama, maka ekosida diartikan sebagai pembasmian atau perusakan sistem ekologi normal, yang tentu berakibat pada nasib buruk manusia. Tama Leaver (1997) menjelaskan tulisan William Gibson dan Ridley Scott, bahwa ekosida merupakan efek buruk dari upaya-upaya ekonomi untuk mencapai kesejahteraan global (akibat globalisasi), penerapan faham ultra-utilitarianisme serta eksploitasi dari cara-cara produksi mutakhir yang dilakukan kaum kapitalis. Ekosida sebenarnya tak jauh dari model genosida, misalnya terjadinya ‘pembasmian penduduk’ akibat toksinasi atau kehancuran fungsi lingkungan hidup seperti yang terjadi pada komunitas penduduk sekitar tambang emas Newmont di Buyat dan lain-lain, serta kematian massal dalam banjir besar atau longsor akibat perusakan fungsi lingkungan hidup. Dalam kasus lumpur Lapindo, ekosida telah terjadi sebagai fakta notoir (tak perlu dibuktikan lagi, sebab telah menjadi pengetahuan umum). Zat beracun PBB melalui United Nations Disaster Assessment and Coordination sejak Juli 2006 telah merekomendasikan untuk adanya penelitian dan monitoring secara reguler terhadap soal lingkungan dalam kasus lumpur Lapindo. Tetapi tampaknya pemerintah Indonesia tidak terlalu memperhatikan hal yang berkaitan kesehatan masyarakat dalam jangka pendek dan panjang akibat semburan lumpur tersebut. Contohnya, gas semburan lumpur Lapindo itu sudah menewaskan dua warga Siring Barat (Sutrisno, meninggal 14/3/2008 dan Luluk, meninggal 26/3/2008) serta puluhan orang serta anak-anak dirawat di rumah sakit. Guna mendeteksi bahaya akibat pencemaran dan perusakan ekologi karena semburan lumpur Lapindo itu, September 2007 sampai dengan Januari 2008, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jawa Timur bekerjasama dengan beberapa ahli dan laboratorium melakukan penelitian lumpur Lapindo di Sidoarjo di berbagai titik hingga ke wilayah terluar akibat semburan lumpur Lapindo. Penelitian yang dilakukan Walhi tersebut juga dalam rangka untuk ‘meneguhkan keyakinan’, apa benar hasil penelitian beberapa laboratorium kampus di dalam negeri yang menyatakan tak ada masalah dengan kandungan lumpur Lapindo, dibandingkan dengan hasil penelitian sementara (awal) pemerintah RI dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menyebutkan adanya kemungkinan fatal akibat gas semburan lumpur Lapindo. Penelitian Walhi tentang logam berat akibat lumpur Lapindo menunjukkan hasil sebagai berikut: Parameter Satuan Kep.MenKes No. 907/2002 Hasil Analisa Logam Pada Materi Lumpur Lapindo Air Lumpur Lapindo Sedimen Sungai Porong Air Sungai Porong Kromium (Cr) mg/L 0,05 Un-detetected (nd) nd nd nd Kadmium (Cd) mg/L 0,003 0,3063 0,0314 0,2571 0,0271 Tembaga (Cu) mg/L 1 0,4379 0,008 0,4919 0,0144 Timbal (Pb) mg/L 0,05 7,2876 0,8776 3,1018 0,6949 Perbandingan parameter ambang batas logam berat sebagai berikut: Parameter Satuan Kadar maksimal yang diperbolehkan Per. MenKes No. 416/1990 Kep.MenKes No. 907/2002 WHO 1992 Masy. Eropa Kanada USA Kromium (Cr) mg/L 0,05 0,05 0,05 0,005 0,05 0,05 Kadmium (Cd) mg/L 0,005 0,003 0,005 0,005 0,005 0,005 Tembaga (Cu) mg/L 1 1 1 0,1 1 1 Timbal (Pb) mg/L 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 Selain logam berat, Walhi juga meneliti kandungan polycyclic aromatic hydrocarbons (PAH). Karena mahalnya biaya, Walhi hanya menguji kandungan Benz(a)anthracene dan Chrysene yang hasilnya mencapai ribuan kali lipat dari ambang batas. Beberapa senyawa lain yang tergolong dalam PAH adalah acenaphthene, acenaphtylene, anthtracene, benz(a)antracene, benz(a)pyrene, benz(b)fluoranthene, chrysene, dibenz(a,h)anthracene, fluoranthene, fluorene, indeno(1,2,3cd)pyrene, naphthalene, phenanthrene dan pyrene (Liguori et al, 2006), dan masih terdapat ribuan senyawa lainnya. Sebagai perbandingan, Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 51 Tahun 2004 menetapkan baku mutu PAH dalam air laut untuk wisata bahari sebesar 0,003 mg/liter. Sedangkan baku mutu Hidrokarbon dalam udara yang diizinkan berdasarkan PP No 41 tahun 1999 adalah 160 ug/Nm3. Namun dalam temuan Walhi, kadar Benz(a)anthracene di titik
[Forum Pembaca KOMPAS] Mendagri dan Mensesneg Saling Lempar
JAKARTA, SENIN - Menteri Dalam Negeri Mardiyanto dan Menteri Sekretaris Negara Hatta Rajasa saling melempar tanggung jawab perihal belum keluarnya keputusan pelantikan pasangan Thaib Armayn-Abdul Gani Kasuba sebagai Gubernur Maluku Utara. Menteri Dalam Negeri Mardiyanto sebelum rapat terbatas di Kantor Presiden, Senin (21/7) siang, mengaku, keputusan pelantikan berada di meja Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Untuk suratnya sedang dalam proses, Bapak Presiden tentunya akan mempelajari terus. Tentunya laporan situasi terus kita sampaikan. Jadi, dengan demikian, mari kita tunggu bersama, kata Mendagri Mardiyanto. Mardiyanto menampik wacana bahwa proses pelantikan calon gubernur dan wakil gubernur Maluku Utara berlangsung lama. Saya kira ukuran lama atau tidaknya tidak usah dipermasalahkan, tuturnya. Hal berbeda justru dikemukakan Menteri Sekretaris Negara Hatta Rajasa. Hatta dalam kesempatan yang sama menyatakan, surat perihal pelantikan calon gubernur dan wakil gubernur maluku utara berada di tangan Mendagri. Yang jelas belum sampai ke Bapak Presiden. Mungkin masih diolah. Namanya sesuatu itu kan harus tepat, harus pas, masih di dalam pembahasan. Itu pembahasannya di tempat Mendagri. Nanti kalau sudah selesai kita dorong di Bapak Presiden, ungkapnya. Mantan Menhub ini menjelaskan, bila surat sudah diselesaikan Mendagri, dalam hitungan hari surat sudah diteken Presiden Yudhoyono. Kalau di Presiden cepat prosesnya, paling tiga hari, tandasnya seraya mendesak wartawan mempertanyakan perihal surat pelantikan calon gubernur dan wakil gubernur Maluku Utara ke Mendagri. Itu tanyakan saja ke Mendagri, saya tidak bisa berkomentar masalah itu, tuturnya. Akibat terkatung-katungnya penetapan gubernur dan wakil gubernur Maluku Utara, kemarin rumah Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Maluku Utara Muhajir Marsaoly dibakar massa pendukung pasangan gubernur dan wakil gubernur Abdul Gafur-Abdulrahim Fabanyo. Aksi tersebut merupakan aksi balasan setelah rumah milik Abdul Gafur dibakar. Menyikapi hal ini, Mardiyanto mengemukakan agar semua pihak menyikapi masalah tersebut secara jernih. Saya tentunya menyesalkan kejadian anarkis seperti itu. Kalau kejadiannya anarkis tentunya aparat keamanan yang menanganinya, tolong dicegah agar jangan sampai terjadi anarkis. Saya hanya bisa mengimbau kepada pihak-pihak yang terkait untuk menahan diri dan masyarakat jangan terprovokasi, pungkasnya. Lebih lanjut, mantan gubernur Jawa Tengah ini membeberkan, pemerintah hingga kini tak berada dalam mendukung salah satu pasangan. Pemerintah tidak ada keberpihakan dengan pihak mana pun. Memang rumit masalah ini, tapi keputusan harus ada dan itu harus kita lakukan, ujarnya. Ketika ditanya apakah dirinya akan berangkat menuju Maluku Utara untuk menenangkan situasi, Mardiyanto justru mempercayakan penyelesaian masalah kepada masyarakat setempat. Saya kira mereka bisa menyelesaikannya. Kita menjaga semaksimal mungkin agar tidak terjadi konflik. Muspida juga kita kokohkan untuk menjaga agar keadaan tetap tenteram dulu selama proses ini berlangsung. (Persda Network/Ade) Sumber : Persda Network http://kompas.com/index.php/read/xml/2008/07/21/16014465/mendagri.dan.mensesneg.saling.
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Wacanakan Hukuman Mati untuk Koruptor
Rupanya menunggu sampai Eyang meninggal dunia dulu ya? Baru akan dibuat suatu kebijakan. Kenapa enggak dari dulu jika memang itu yang dikehendaki untuk menakut-nakuti para koruptor? Setelah babak belur dan kempas-kempis, uang dipakai se-enaknya oleh para koruptor yang melarikan diri keluar negri dan lingkungan sudah hancur lebur; hasil bumi sudah menjadi milik asing; rakyat kecil sudah tidak bisa hidup nyaman dengan segala kesulitan yang dihadapi (dari bagaimana menghidupi keluarga; menyekolahkan anak-anaknya; bagaimana bisa makan hari ini).baru terpikir kebijakan humuman mati he.wellkita lihat bagaimana hasilnya saja. --- On Mon, 7/21/08, Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED] wrote: From: Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED] Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Wacanakan Hukuman Mati untuk Koruptor To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Date: Monday, July 21, 2008, 8:53 AM JAKARTA, SENIN - Juru Bicara Kepresidenan Andi Mallarangeng mengemukakan, korupsi yang banyak terungkap di hampir seluruh Indonesia menunjukkan upaya gigih pemerintah dan lembaga pemberantas korupsi untuk menumpasnya. Untuk memunculkan efek jera, pemerintah mempersilakan wacana hukuman mati untuk koruptor. Silahkan masyarakat mewacanakan hukuman mati untuk koruptor. Banyak unsur pembuat jera, besarnya hukuman menjadi salah satu faktor, ujar Andi di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (21/7). Menurut Andi, Indonesia sedang masuk dalam upaya besar memberantas korupsi dan kurvanya akan terus memuncak. Korea Selatan butuh 15 tahun untuk pemberantasan korupsi. Wisnu Nugroho A Sent from my BlackBerry © Wireless device from XL GPRS/EDGE/3G Network http://kompas. com/read/ xml/2008/ 07/21/16404056/ wacanakan. hukuman.mati. untuk.koruptor [Non-text portions of this message have been removed]
[Forum Pembaca KOMPAS] Erwin Aksa Jadi Ketua Umum Hipmi
NUSA DUA,MINGGU - Erwin Aksa terpilih sebagai Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) periode 2008-2011. Dalam pemilihan ketua umum yang dilangsungkan melalui pemungutan suara di Musyawarah Nasional Hipmi ke-13 di Nusa Dua, Bali, Minggu sore, Erwin meraih 104 dari 165 suara yang sah. Sedangkan, saingannya Novita Dewi memperoleh 34 suara dan Ridwan Mustofa 27 suara. Erwin menggantikan Sandiaga Uno yang sesuai aturan organisasi hanya boleh satu kali menjabat ketua umum. Sebelum pemungutan suara, Ketua Badan Pengurus Daerah (BPD) Maluku Utara Benny Laos membacakan deklarasi yang ditandatangani 30 BPD yang meminta Erwin dipilih secara aklamasi. Namun, pimpinan sidang tidak memenuhi keinginan deklarasi BPD tersebut, mengingat tata tertib sidang tidak mengatur hal tersebut, sehingga pemungutan suara tetap dilakukan. Erwin yang merupakan Chief Executive Officer (CEO) Bosowa Group mengatakan, dirinya akan membawa Hipmi lebih matang dan handal dengan memaksimalkan potensi daerah. Saya akan membentuk kabinet koalisi yang berkekuatan putra-putri terbaik daerah, katanya. Ia juga menyatakan siap dikoreksi jika ada kebijakan atau tindakan yang dianggap salah dan siap pula memperbaikinya. Sebelumnya, dalam pengarahannya kepada anggota Hipmi, Wapres Jusuf Kalla mengingatkan, agar Hipmi memiliki jiwa inovasi dan kerja keras. Bagi pengusaha, kesulitan mesti menjadi tantangan, katanya. Kalla juga mengingatkan, agar Hipmi tidak meniru perilaku pengusaha tua yang tidak baik seperti menjual kayu secara besar-besaran. Menurut dia, Hipmi mesti memberikan nilai tambah dan memberi kesejahteraan bagi masyarakatnya. Kalau ingin jadi pioner, jangan menjual Tanah Air. Carilah kebun, lalu tanam sedikit. Jangan sampai semuanya dimiliki orang lain, katanya. Wapres juga meminta, Hipmi meningkatkan kepercayaan diri agar menjadi pengusaha yang terhormat. Pengusaha mesti bangga sekecil apapun usahanya, katanya. Sumber : Ant http://www.kompas.com/read/xml/2008/07/20/2312209/erwin.aksa.jadi.ketum.hipmi
[Forum Pembaca KOMPAS] Gratis Nonton Teater Sandekala di GBB TIM 22 -23 Juli 2008
www.teater-sandekala.blogspot.com Bersama ini diumumkan bahwa akhirnya pementasan Teater Sandekala digratiskan bagi seluruh penonton. Penyelenggara tidak menutup kemungkinan bagi pihak-pihak yang ingin menyumbang pementasan dan akan disediakan kotak sumbangan. Namun demikian, untuk kenyamanan penonton kami tetap memberlakukan sistem undangan. Undangan tersebut dapat diambil di hari pementasan di ticket box sesuai kapasitas yang ada. Berikut status kapasitas yang tersedia per 19 Juli 2008: Total kapasitas gedung per pertunjukan: 800 Undangan Pementasan I Berbahasa Indonesia untuk SMU atau pelajar Tanggal 22 Juli 2008 Pukul 14.00 Masih tersedia Pementasan II Berbahasa Indonesia untuk Umum Tanggal 22 Juli 2008 Pukul 20.00 Masih tersedia 70 Undangan Pementasan III Berbahasa Sunda untuk Umum Tanggal 23 Juli 2008 Pukul 20.00 Masih tersedia 500 Undangan Untuk informasi silahkan hubungi Lanjar di 0818404138, 3156907, 3156908 Harap maklum. === Andi K. Yuwono Coordinator of Interactive Media, Cluster Empowerment and Network Development Praxis Association Jl. Salemba Tengah No. 39-BB Jakarta 10440 - INDONESIA Tel. ++62 21 3156907, 3156908, 3911927 Fax. ++62 21 3900810, 3156909 Mobile: 0811182301, 0817174087 Yahoo Messenger: andi_yuwono Email: [EMAIL PROTECTED] Http://www.prakarsa-rakyat.org Http://www.praxis.or.id Http://andi-yuwono.blogspot.com It is better to die on your feet than live on your knees. -- Emiliano Zapata -- [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Erwin Aksa Jadi Ketua Umum Hipmi
Salam, Kebetulan saya bisa hadir di forum Munas HIPMi XIII. Setelah ada konfirmasi-konfirmasi, saya akan upload tulisan sketsa yang yang seru. Saya cenderung mengatakan, judul organisasi ini sudah layak diganti menjadi Himpunan Penguasa Muda Indonesia. Karena kriteria pengusaha; memiliki produk dan atau jasa yang masuk ke pasaran, bukan lagi menjadi prioritasmenjaring anggota. beberapa anggota HIPMI, memprodukkan politik, Ormas mulai merambah organisasi. Di mana HIPMI, bila 70 ribu sarajan baru lahir tiap tahun untuk menganggur? Seperti paparan Ciputra dalam penganugerahn Ersnt Young 2007 lalu. Jumlah enterprener hanya 0,8% dari jumlah penduduk, ujar PakCi. Di mana HIPMI? Mengapa organisasi ini hanya untuk trademark meraih kekuasaan di usianya yang telah 36 tahun? wassalam, iwan piliang Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED] wrote: NUSA DUA,MINGGU - Erwin Aksa terpilih sebagai Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) periode 2008-2011. Dalam pemilihan ketua umum yang dilangsungkan melalui pemungutan suara di Musyawarah Nasional Hipmi ke-13 di Nusa Dua, Bali, Minggu sore, Erwin meraih 104 dari 165 suara yang sah. Sedangkan, saingannya Novita Dewi memperoleh 34 suara dan Ridwan Mustofa 27 suara. Erwin menggantikan Sandiaga Uno yang sesuai aturan organisasi hanya boleh satu kali menjabat ketua umum. Sebelum pemungutan suara, Ketua Badan Pengurus Daerah (BPD) Maluku Utara Benny Laos membacakan deklarasi yang ditandatangani 30 BPD yang meminta Erwin dipilih secara aklamasi. Namun, pimpinan sidang tidak memenuhi keinginan deklarasi BPD tersebut, mengingat tata tertib sidang tidak mengatur hal tersebut, sehingga pemungutan suara tetap dilakukan. Erwin yang merupakan Chief Executive Officer (CEO) Bosowa Group mengatakan, dirinya akan membawa Hipmi lebih matang dan handal dengan memaksimalkan potensi daerah. Saya akan membentuk kabinet koalisi yang berkekuatan putra-putri terbaik daerah, katanya. Ia juga menyatakan siap dikoreksi jika ada kebijakan atau tindakan yang dianggap salah dan siap pula memperbaikinya. Sebelumnya, dalam pengarahannya kepada anggota Hipmi, Wapres Jusuf Kalla mengingatkan, agar Hipmi memiliki jiwa inovasi dan kerja keras. Bagi pengusaha, kesulitan mesti menjadi tantangan, katanya. Kalla juga mengingatkan, agar Hipmi tidak meniru perilaku pengusaha tua yang tidak baik seperti menjual kayu secara besar-besaran. Menurut dia, Hipmi mesti memberikan nilai tambah dan memberi kesejahteraan bagi masyarakatnya. Kalau ingin jadi pioner, jangan menjual Tanah Air. Carilah kebun, lalu tanam sedikit. Jangan sampai semuanya dimiliki orang lain, katanya. Wapres juga meminta, Hipmi meningkatkan kepercayaan diri agar menjadi pengusaha yang terhormat. Pengusaha mesti bangga sekecil apapun usahanya, katanya. Sumber : Ant http://www.kompas.com/read/xml/2008/07/20/2312209/erwin.aksa.jadi.ketum.hipmi [Non-text portions of this message have been removed]
[Forum Pembaca KOMPAS] Re: geliat calon presiden muda?
Hitam Kata Budiman, Hitam kata Kaum Pembaharu Merah Kata Budiman, Merah Kata Kaum Pembaharu Pokok'e Pejah Gesang Nderek Budiman ANTON --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Bisri syamsuri [EMAIL PROTECTED] wrote: Akhir-akhir ini perebutan kekuasaan sudah mulai menggeliat. Menjelang hajatan pemilu 2009 dan dan pemilihan presiden 2010 para politisi bergerak ke KPU untuk mendaftarkan caleg. Namun dari fenomena politik yang tidak menarik itu kini muncul satu wacana yang cukup penting untuk dibicarakan, yakni munculnya tokoh-tokoh muda yang memberanikan diri mencalonkan diri menjadi Presiden. Fadjrul Rachman, Alumni ITB, seorang aktivis pergerakan yang anti partai dengan percaya diri menyatakan dirinya siap jadi presiden 2009. Sedangkan Rizal Malarangeng, seorang aktivis LSM berhaluan politik liberal tulen yang bernaung di bawah Abu Rizal Bakri juga menyatakan diri berani memimpin Indonesia. Beberapa bulan yang lalu, seorang kader Golkar bernama Yudi Chrisnadi juga pernah menginginkan agar partai Golkar mengusung dirinya menjadi calon presiden 2009. Sedangkan di kalangan HMI, diamdiam nama anas urbaningrum sudah digarap oleh anak-anak Muda HMI untuk ancang-ancang berebut kekuasaan pada 2014 nanti. Yang lebih menarik dari isu di atas adalah adanya gerakan dari para aktivis di Jakarta dan Bandung yang diam-diam mendorong Budiman Sudjatmiko jadi Presiden. Beberapa aktivis PMII Bandung, Cepi Setyaji menulis di sebuah millist PMII Bandung bahwa dirinya dengan beberapa teman-temannya pernah menemui Budiman Sudjatmiko secara langsung dan meminta agar Budiman segera menyatakan kesiapannya. Sayangnya, kata Cepi, Budiman masih dingin dalam hal ini, apalagi pada tahun 2009 ini Megawati yang nota bene ketua Umum PDIP melalui amanat kongres Bali 2007 lalu sudah menegaskan pencalonannya.Budiman sendiri sebagai kader PDIP nampaknya sangat taat terhadap keputusan partai. Selain kalangan PMII bandung ada juga komunitas diskusi kampus IPB Bogor yang pernah mengirim surat kepada Budiman untuk pencalonan tersebut. Dari informasi rekan-rekan di relawan perjuangan demokrasi (REDPDEM-PDIP) memang belum ada pembahasan masalah ini. Di lingkungan PDIP Budiman saat ini tidak ada yang lebih selain kepribadiannya yang cerdas, militan dan memang memiliki kualitas kepemimpinan yang baik. Untuk jadi presiden, barangkali pembicaraannya pencalonannya tahun 2011 kelak Entahlah .. Saya sih dukung-dukung saja teman-teman muda berebut kekuasaan .. Yang jelas pakai partai dan tunjukan dulu partainya tidak ceker- cekeran . Presiden di manapun mestinya lewat partai calon independent ngapain juga maksudnya . Bisri Syamsuri Depok [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Tan Malaka Yang Dihujat dan Dilupakan
Adalah suatu pandangan berkabut jika menilai Tan Malaka sekedar Komunis atau Bukan. Apa yang dilakukan Tan Malaka jauh lebih raksasa ketimbang aliran pemikiran Komunis yang berkembang saat itu, Tan Malaka tidak sekedar secara dogmatis melihat perjuangan kelas sebagai gerak sejarah yang wajib dimasuki sebuah bangsa yang baru merdeka ketika mereka mendapatkan kehendak sejarah. Tapi Tan Malaka lebih jauh melihat bahwa persoalan sebuah bangsa adalah persoalan kemerdekaan dalam arti penuh, makanya dia sodorkan gagasan Minimum Program 100% Merdeka. Nah, gagasan inilah yang kemudian menjadi titik sengketa antara tahun 1947-1949 sejak Amir lepas jabatan dan pisah kongsi dengan Sjahrir. Merdeka 100% kemudian terbukti, bahwa sebuah negara besar yang mampu mewujudkan apa itu merdeka 100% maka ia akan menjadi sebuah negara yang kuat dan berdikari. Lalu Bung Karno menafsirkannya dalam Trisakti. Disinilah titik utama yang harus diperhatikan bangsa Indonesia melihat sosok Tan Malaka, jadi tidak dengan lekatan goblok Komunistophobi ala Orde Baru. Lha, kalau Tan Malaka dicap Komunis, Harto apa nggak Komunis, lha wong dia aktif di diskusi Pathook dan ikut tempurnya juga didorong kelompok kiri yang bisa bikin geger Kotabaru, Sudharmono apalagi dengan ketika tahun 1948 sebagai apa dia? banyak yang tahu. Sejarah yang dipolarisasi dengan stigma maka kita akan terjebak pada stigma yang membuat kabut. Melihat Tan Malaka, adalah melihat kembali bahwa Bangsa ini pernah dibangun dengan niat yang benar. ANTON Pengikut Ajaran Mannekeisme. --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Lisman Manurung [EMAIL PROTECTED] wrote: Hasrat melupakan Tan Malaka dimaksudkan agar dia tidak lagi berpengaruh pada orang-orang muda. Bagi penguasa yang masih sarat dengan format lama dia adalah ancaman. Penguasa yang menafikan perbedaan pendapat, terpenjara oleh ideologi dan dogmatisme adat- istiadat dan agama akan memusuhi tokoh Tan Malaka. Pengaruh Tan Malaka terhadap orang muda sangat berbahaya karena membangkitkan 'pembangkangan' kepada karakter status-quo. Tetapi sekarang saatnya kita menoleh pada perubahan mondial. Kini Rusia dan Cina bukan lagi penganut mono-ideologis komunis. Juga bagaimana Singapura yang dahulu diduga orang akan menjadi negara komunis karena dipimpin tokoh muda sosialis LKY (Saya duga dia juga baca karya-karya Tan Malaka), justru menjadi basis pusat modal yang turut mengatur perekonomian Asia Tenggara. Banyak orang yang menuding bahwa internal negara Singapura diatur ketat, sepertinya tidak demokratis bahkan sangat berkarakter sosialis, karena setiap pekerja dilindungi, tetapi si kapitalis yang tamak bisa bangkrut tergerus hartanya oleh pajak yang progressif. Kiprah Tan Malaka ialah pada tahun-tahun sebelum kemerdekaan, tatkala banyak orang muda hanya mampu merespons/prihatin dengan nasib orang-tuanya atau kecemasan saudara sekampungnya. Tan Malaka sudah melanglang-buana ke berbagai benua terdorong oleh obsesi mendirikan sebuah negara-bangsa. Dia berhasil keluar dari ukuran-ukuran sukses seorang muda, keluar dari 'batas-batas' dogmatis adat-istiadat dan agama. Pada usia di bawah 30 tahun dia telah berdebat dan berselisih pandangan dengan tokoh-tokoh besar Eropah. Jadi, jika anda mengecilkan arti Tan Malaka, padahal tokoh-tokoh yang mewujudkan peradaban di Asia Tenggara, Asia dan Eropah Timur dan dunia Barat pernah memperhitungkan pemikiran-pemikiran dan obsesi dia, lantas siapakah anda? --- On Sun, 7/20/08, Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED] wrote: From: Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED] Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Tan Malaka Yang Dihujat dan Dilupakan To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Date: Sunday, July 20, 2008, 1:17 PM Yang Dihujat dan Dilupakan http://cetak. kompas.com/ read/xml/ 2008/07/20/ 01042253/ yang.dihujat. dan.dilupakan Dari buku Di Negeri Penjajah juga diketahui bahwa orang Indonesia pertama yang datang ke Belanda adalah tiga utusan dari kerajaan di Aceh, untuk membuka hubungan diplomatik dengan Kerajaan Belanda. Juga ada cerita tentang praktik memamerkan orang pribumi yang menuai protes. Namun, karya monumental Harry A Poeze adalah mengenai Tan Malaka. Ia memulai penelitian mengenai Tan Malaka sejak masih kuliah di Universitas Amsterdam. Gelar doktorandus diraih pada tahun 1972 dengan skripsi mengenai riwayat Tan Malaka. Penelitian itu dilanjutkan ketika ia menulis disertasi untuk mendapatkan gelar doktor pada tahun 1976. Saya menulis dan terus menulis sampai lebih dari 600 halaman. Promotor minta saya berhenti dulu. Katanya kalau mau dilanjutkan, nanti menulis buku saja, kenang Harry. Ketertarikannya pada sosok misterius Tan Malaka bermula dari ketertarikannya pada sejarah Indonesia yang penuh dinamika dalam hubungannya dengan kolonialisme Belanda. Tan Malaka itu tokoh penting, orang besar, tak hanya di Indonesia, tetapi juga di Asia, ujarnya. Perjumpaannya
[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Serat Centhini Porno?
Ungkapan-ungkapan seksual Jawa gaya kadya galak sawer (gaya ciuman kayak patokan ular), ngaras gandane sekar (membaui tubuh seperti membaui bunga), bremana ngisep sekar (Perlambang Kupu Mengisap Madu), lumaksana pinggire jurang mana ngisep sekar (seperti mengisap bunga di pinggirnya jurang), baita layar anjog rumambaka (seperti kapal layar yang turun di tengah laut)...after Play. Nah ungkapan ini ada di dalam Serat Centhini. Di dalam banyak tradisi seks selalu digambarkan dengan kebijakan masing-masing masalahnya kerap ada satu budaya yang justru 'membanditkan' seks dan celakanya lagi menganggap wanita adalah sumber malapetaka dari 'pembanditan seks itu sendiri. Budaya inilah yang kemudian sering muncul dengan wacana-wacana agama. Dan korbannya selalu saja wanita, sampai bahkan pada titik wanita tidak bisa mengukur apa mereka berhak menikmati seks atau tidak. Dalam serat centhini bukan hanya seks lawan jenis yang dijelaskan dalam tembang 722 bait itu, tapi juga hubungan sesama jenis yang digambarkan hubungan antara Jayengresmi dengan Gathak dan Gathuk ketika Ni Ken Tembangraras sedang mengalami menstruasi. Kitab Jawa ini sesungguhnya tidak melulu bertutur tentang seks, tapi juga alam pikiran orang Jawa dalam era Baru dimana sudah mulai masuk unsur kolonialisme dalam tahap yang paling awal, sehingga tururan serat centhini bisa juga dijadikan sebuah pencarian atas identitas yang hilang. Serat ini juga memicu serat lain yang lebih kontroversial yaitu Suluk Gatoloco dan Serat Darmogandul, yang diluar konteks Centhini merupakan sebuah usaha mencari posisi identitas Jawa dalam melawan unsur hegemoni di Luar Jawa. Raden Mas Anton Jual empek-empek --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED] wrote: Oleh Gadis Arivia http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/07/21/01344590/serat.centhini.p orno RUU APP sekonyong- konyong muncul lagi dengan nama baru, RUU Pornografi atau RUU Porno. Disebut âsekonyong-konyongâ karena anggota parlemen RI terhormat telah meloloskan draf terbaru tanpa pemberitaan luas kepada masyarakat. Perubahan nyata dari RUU Porno ini adalah penciutan menjadi 52 pasal, dari sebelumnya 93 pasal. Napasnya masih sama, yakni pengaturan moral seseorang. Pendefinisian pornografi pun masih asal-asalan dan bisa-bisa serat Centhini, sastra kuno Jawa, kena getahnya. Menurut RUU Porno, definisi pornografi terbagi dalam tiga jenis, pornografi ringan dan/atau pornografi berat serta pornografi anak. Jelasnya adalah sebagai berikut. âPornografi ringan meliputi segala bentuk pornografi yang menggambarkan secara implisit kegiatan seksual termasuk bahan-bahan yang menampilkan ketelanjangan, adegan-adegan yang secara sugestif yang bersifat seksual atau meniru adegan seks. Pornografi berat meliputi segala bentuk pornografi yang menggambarkan tindakan seksual secara eksplisit seperti alat kelamin, penetrasi, dan hubungan seks yang menyimpang dengan pasangan sejenis, anak, orang yang telah meninggal dan/atau hewan. Pornografi anak meliputi segala bentuk pornografi yang melibatkan anak atau citra anak atau ibu hamil sebagai subyek ataupun obyek yang diproduksi, baik secara mekanik atau elektronik atau bentuk sarana lainnyaâ. Jadi, untuk pornografi dewasa didefinisikan baik secara implisit (ringan) maupun eksplisit (berat). Keduanya memiliki sanksi yang cukup berat, 1 tahun hingga 15 tahun penjara dengan denda hingga ratusan juta rupiah. Secara nalar sederhana, di negara mana pun, yang dimaksud pornografi berat tentu dilarang sama sekali. Itu sebabnya, tidak ada orang yang berjalan telanjang di jalan selain orang tersebut mengalami gangguan jiwa. Sedangkan untuk pornografi anak, bukankah Undang-Undang Perlindungan Anak telah mengatur semua ini? Bila sanksi untuk pornografi anak kurang berat, cukup merevisi undang-undang ini dan pelaku dihukum seberat-beratnya kalau perlu dihukum seumur hidup. Untuk apa undang-undang baru? Menurut hemat saya, Indonesia terlalu rajin membuat undang-undang baru yang tidak ada manfaatnya, tidak cost effective. Pengawasan pornografi dengan definisi ajaib yang diajukan anggota parlemen akan memakan biaya cukup besar dan juga keresahan sosial. Bagaimana tidak, menurut RUU Porno, setiap anggota masyarakat berhak melapor bila dianggap ada yang âberbau-bauâ atau implisit memuat kesan pornografi, baik dalam bentuk gambaran maupun tulisan, bahkan mempertontonkan kegiatan yang menggunakan tubuh dengan gerakan yang bermuatan pornografi (Pasal 10, Pasal 22, Pasal 23). Bukankah ini definisi pornoaksi? Jadi, bila saya yang sudah berumur 40 tahunan ini memakai kebaya yang menonjolkan sedikit buah dada saya, dapat dianggap melanggar RUU itu? Apalagi saya kemudian berlenggak lenggok menari serampang dua belas, dalam RUU ini, dapat dianggap melakukan kegiatan pornografis dan dipenjara atas laporan tetangga pula. Coba simak serat
[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Say no to GELAR ! dan yes untuk Kompetensi !
Jaman SD gelar yang saya ingin dapatkan adalah Insinyur, beranjak ke SMP adalah dokter, SMA malah pengen jadi Perwira Akabri, eh pas kuliah di Ekonomi malah nggak lulus gara2 keasikan main saham. Gimana mau lulus IP saya tiap semester nggak lebih dari 0.5 hehehehehe.. Tapi saya berharap mendapat gelar, satu2 nya harapan saya adalah mengajukan gelar ke Kasunanan Surakarta untuk dapat titel Kanjeng Gusti Pangeran Hario, minimal Bandoro Raden Mas dan dapat tanah Perdikan di Siliritu kalau Sinuwun berkehendak pada saya. Panembahan Anton Manunggaling Roso (Kayak merek Pabrik Mie) --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, R. H. Uno [EMAIL PROTECTED] wrote: MOHON IZIN IKUT NIMBRUNG PK.KK/ BU BETTI, Soal menggelar GELAR akademis atau gelar menggelar titel, sy teringat akan apa yang ditulis pemimpin redaksi alm. harian Pedoman yakni pk Rosihan Anwar puluhan tahun silam. Beliau tidak secara langsung menyinggung kegembiraan penggunaan titel di Indonesia tercinta ini bahkan juga di negara2 yang underdeveloped (istilah sebelum zaman penghalusan bahasa supaya tidak menyinggung ). Dalam satu tulisan yang bersambung, beliau senantiasa menulis dibelakang namanya sederetan singkatan2 yang terkesan gelar akademis antara lain huruf 2 H,HBA. lalu singkatan2 lain berderet panjang. Selang beberapa kali terbit seri tulisannya, seseorang menulis di rubrik 'Pikiran Pembaca,setelah namanya ada deretan gelar SD SMP SMA Pada seri terakhir, baru Rosihan Anwar memberi keterangan gelar2nya dimana a.l. HBA itu singkatan gelar Has Been Abroad he was mocking. Lepas dari cerita diatas, seorang penulis berargumen bahwa titel maupun gelar adat seperti Dt. untuk Datuak di Minang dan di Inggris, bukan sebarangan didapat, juga gelar akademis Drs.,dr.,Dr., dll. yang menandakan bahwa itu adalah hasil kerja keras di universitas, lulus ujian tanpa nyontek. Dikalangan yang makin terdidik seperti misalnya di Jepang, Eropah, Amriktidak banyak atau hampir tidak ada yang memasang gelar bertaburan, katakanlah di calling cards nya. Mungkin yang masih tersisa adalah gelar Dr (doctor dan tidak ditulis DR seperti disini sebab tidak ada di undang2 atau PP). Kabarnya pula, gelar Prof. tidak boleh lagi di 'mejeng'kan kalau beliau itu sudah tidak mengajar. Saya dengar pula di Filipina banyak supir taxi dikartu namanya ditulis Dr. so and so. Belum lagi kita bicara tentang gelar Dr.,MSc.,MM.,MBA, yang bertaburan dikartu nama lurah2, Ketua RT/RW,camat2 dikampung-kampung dari Sabang sampai Merauke. Sy setuju dengan apa yang dikonstatir ibu Betti. salamsori,Opung
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Serat Centhini Porno?
Seks itu urusan pribadi, dan ketika masuk ke ranah Publik maka fungsi seks sesungguhnya bisa hilang, kembalikan masalah seks ke dalam proses individuasi manusia bukan hegemoni dalam bentuk dan atas nama apapun! ANTON --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, /\\/\\ o + u |_ z [EMAIL PROTECTED] wrote: Yah begitulah Undang-Undang negara ini, terkesan cuma mengatur kulitnya tanpa tahu dan menggali esensi isi aturannya. Porno itu jelas, yaitu ketelanjangan yang tidak pada tempat dan waktunya. Tempat dan waktu ini pun tidak general. Sementara hubungan SEX, seperti yang kita tahu dari sejarah masa lalu. Hubungan sex merupakan sebuah proses ritual. Dimana hubungan sex ini merupakan salah satu proses kejadian kehidupan manusia, makanya di beberapa kepercayaan hubungan sex ini merupakan pendekatan diri kepada penciptanya karena lewat hubungan sex ini lah maka akan lahir kehidupan (manusia) baru. Persepsi hubungan sex menjadi sebuah kegiatan porno negatif muncul sejak hubungan sex mulai dijadikan komoditi hiburan (entertainment). Hubungan sex merupakan sebuah jajanan dan jualan. Sejak itulah nilai sakral dan ritual hubungan sex menjadi hilang. Kegiatan hubungan sex makin jauh dan tabu. Tabu untuk dibahas tabu untuk dipelajari bahkan tabu untuk dilakukan. Kegiatan sex cenderung menjadi kegiatan kotor dan nista. Seakan-akan merupakan sebuah kegiatan yang tidak bermoral. Padahal, sex yang begitu itu adalah penyelewengan dari kegiatan hubungan sex aslinya. Sex dalam konteks hubungan sehat, bermartabat, bermoral, dan beribadah. Dalam Islam, hubungan sex ada aturan dan tata krama-nya. Hanya satu larangan (HARAM) dalam Islam yang bisa menjadi HALAL yaitu hubungan perkawinan (SEX). Sex merupakan ibadah, dan termasuk bagian dari menafkahi isteri. Kembali kepada aturan RUU-Porno tadi. Kekhawatirannya adalah akan makin memojokkan arti sex sebenarnya. Pendidikan sex makin ditakuti, makin asing, dan makin jauh dari makna sesungguhnya. Sex seakan-akan menjadi narkoba yang musti jauh dari jangkauan siapa pun. Ini akan dilematis, akan menjadikan bangsa ini makin tabu dengan sex dan makin dingin dengan mengartikan hubungan sex. Makin mandul lah bangsa ini. Sex merupakan kegiatan yang dikendalikan nafsu, yaitu nafsu syahwat. Dalam Islam, nafsu merupakan sebuah kewajiban manusia untuk mampu mengaturnya, bukan dihilangkan. Manusia pasti lekat dengan hawa nafsu, nafsu syahwat, nafsu makan, nafsu amarah, dan lainnya. Maka dari itu selama 12 bulan umat Islam menjalankan kehidupannya lalu diberi waktu 1 bulan untuk masa pelatihan pengendalian hawa nafsu ini. Inilah cara Islam dalam mengatur hawa nafsu manusia, bukan dengan penjara atau bayar denda. Nafsu manusia itu bisa lepas dan kembali lagi hanya dalam waktu menit. Penjara dan denda bukan cara yang tepat dalam mengendalikan (mengatur) nafsu. Tidak ada manusia yang bisa mengatur hawa nafsu manusia lainnya, termasuk UU, denda, ancaman, bahkan agama. Makanya agama lebih kepada mengajarkan manusia untuk megendalikan hawa nafsunya. Salam Motulz
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Kondisi Rakyat dan Bangsa Indonesia Kian Terpuruk
Demokrasinya self destruktif; nggak punya mekanisme defensif; demokrasi menerima gagasan anti-demokrasi. Orang yang punya agenda anti-demokrasi ikut masuk dalam sistem demokrasi. Pluralisme juga serupa nasibnya; harus hidup dengan keberagaman, tapi mereka yang anti keberagaman juga masuk dan dianggap sebagai bagian dari keberagaman; mirip anjing (bukan kasar) yang suka mengejar-ngejar ekor sendiri. Seperti feedback negatif dalam suatu sistem kendali: semakin besar potensi yang dipaparkan pada input, semakin besar feedback anti-potensi yang meng-cancel potensi tersebut. Sekalinya ada feedback positif, berbondong-bondong orang masuk menungganginya. Sistem jadi saturasi -- jenuh. Akhirnya sistemnya overload, dan kapasitasnya lebih banyak terpakai untuk mengamplifikasi konflik daripada menghasilkan output. Sementara sistem tersebut terus-terusan menyedot listrik. Dan masyarakat yang bayar tagihannya. Bah. - Original Message From: Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED] To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Sent: Monday, July 21, 2008 13:58:55 Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Kondisi Rakyat dan Bangsa Indonesia Kian Terpuruk http://cetak. kompas.com/ read/xml/ 2008/07/21/ 00573880/ kondisi.rakyat. dan.bangsa. indonesia. kian.terpuruk Jakarta, Kompas - Hingga memasuki usia ke-63 tahun kemerdekaan Indonesia, kondisi rakyat dan bangsa justru semakin terpuruk dalam berbagai bidang. Demokratisasi yang dilakukan sejak sepuluh tahun lalu justru membuat bangsa ini makin kehilangan kedaulatannya dalam politik, ekonomi, dan budaya. Hal itu diungkapkan politikus dan ekonom senior Kwik Kian Gie dalam Silaturahmi Cendekiawan Indonesia di Jakarta, Minggu (20/7). Hadir dalam acara itu sejumlah penggiat gerakan kebangsaan, antara lain Amin Aryoso, Ridwan Saidi, Soekartono Prawidirdjo, Sulastomo, Tyasno Sudarto, dan Haryanto Taslam. Menurut Kwik, yang juga menjadi Ketua Panitia Silaturahmi Cendekiawan Indonesia itu, dalam bidang politik, pemimpin yang dipilih langsung oleh rakyat justru secara nyata mengkhianati kepercayaan yang diberikan rakyat.. Kebijakan yang dibuat pemerintah yang seharusnya untuk menyejahterakan rakyat kenyataannya justru semakin menyengsarakan rakyat. Dalam bidang ekonomi, sebagian besar aset dan potensi ekonomi bangsa telah diserahkan kepada pihak asing. Rakyat Indonesia sebagai pemilik sah segala sumber daya tersebut justru tidak mendapatkan apa-apa. Rakyat harus membeli sumber daya alam yang dimilikinya sama dengan harga di negara yang tidak memiliki sumber daya alam itu. Perubahan UUD Ridwan Saidi menambahkan, perubahan UUD 1945 yang sudah dilakukan empat kali justru membawa kepada pemisahan kekuasaan negara, bukan pembagian kekuasaan negara. Akibatnya, setiap lembaga negara sama-sama merasa memiliki kedaulatan sendiri. Setiap lembaga negara merasa paling berhak dan sah melakukan tindakan sesuai dengan kepentingannya sendiri tanpa memerhatikan dampaknya terhadap sistem tata negara secara utuh. Kondisi itu diperparah dengan tidak dijalankannya peran Presiden sebagai kepala negara. Presiden seharusnya mampu menjadi penengah atas sengketa lembaga negara, tetapi yang terjadi justru pembiaran atas persoalan bangsa. ”Kekuasaan mengelola bangsa seharusnya dipandang sebagai suatu kesatuan yang utuh, bukan malah dipecah-pecah,” kata Ridwan. Berbagai persoalan itu terjadi karena kekacauan dalam Perubahan UUD 1945. Perubahan yang dilakukan dinilai lebih memihak kepentingan negara dan pemodal asing daripada kepentingan bangsa sendiri. Oleh karena itu, peserta acara itu mendesak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk mengeluarkan dekrit presiden untuk membatalkan Perubahan UUD 1945 dan kembali ke UUD 1945 yang asli. Pengeluaran dekrit dipandang memiliki dalil hukum yang sah sebagai upaya penyelamatan bangsa. ”Kami meminta dengan hormat agar Presiden mau mengeluarkan dekrit kembali ke UUD 1945 yang asli,” kata Kwik saat membacakan keputusan hasil silaturahmi. (MZW) Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Telepon Aneh Berisi Suara Wanita Gegerkan Kaltim
peristiwa serupa saya alami sekitar satu bulan lalu. saat itu saya menelepon teman di Jambi. begitu tersambung langsung diangkat dan ternyata yang menerima seorang perempuan dengan ucapan: assalamualaikum, mba ..., mba saya kaget bukan main, waktu saya jawab 'Halo sambungan langsung putus. dengan perasaan murka tak karuan, saya telepon lagi dan diterima langsung olehnya. Saya marah dan tanya siapa perempuan itu, dia pun marah dituduh yang bukan2 . sekarang saya tidak marah lagi, karena� penasaran saya itu sudah terjawab. cuma yang mengherankan,� apakah suara perempuan itu memang disengaja� untuk mengacaukan suasana� dalam hubungan� suami istri dan keluarga, hubungan perpacaran. untuk dikatehui saat itu saya menggunakan kartu mentari dan teman di Jambi memakai kartu simpati. ida +62 815 2190 3222 --- On Wed, 7/16/08, antonemus [EMAIL PROTECTED] wrote: From: antonemus [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Telepon Aneh Berisi Suara Wanita Gegerkan Kaltim To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Date: Wednesday, July 16, 2008, 1:23 PM Beberapa teman di Bali pernah mengalami hal seperti itu. Ceritanya persis sama. Kalau tidak salah itu hanya terjadi untuk kartu Pro XL, kartu yang juga saya pakai sampai saat ini. Seorang teman juga pernah mengaku ketika dia menelpon saya, suara cewek yang menjawab. Dan itu jelas bukan suara istri saya. Mungkin teman yang ahli soal ini bisa bagi pengalaman.. Thx,
Bls: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Kondisi pulau Kalimantan, Surat untuk tuan Presiden M
Sepakat, apapun bentuk pemerintahannya. keadilan harus ditegakan, rakyat mah terima beras aja. Percuma bangsa ini punya Parpol seabrek, kalo ngurusin rakyat ndableg. Rakyat ngga butuh negara kesatuan, negara federal, dll. rakyat cuma butuh keadilan. Hikam kada usahlah mangancam sidin dgn kekerasan, yang nantinya malah terjadi parkalahian antar sesama rakyat dan yang rugi rakyat jua pang, ya kala? Cuma gara-gara pemerintah yg ndableg. Demi tegaknya keadilan, seharusnya kalian tuh bersatu! Jangan bodoh donk..! Salam, Perjaka Peranakan jawa-kalimantan - Pesan Asli Dari: Mohamad Ilmi Hussein [EMAIL PROTECTED] Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Terkirim: Senin, 21 Juli, 2008 14:43:27 Topik: Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Kondisi pulau Kalimantan, Surat untuk tuan Presiden M Kita kan sepakat bahwa negara kesatuan adalah harga mati. cuman bagaimana keadilan itu dapat terlaksana dengan baik. Otonomi saat ini adalah contoh ketidakmampuan warga daerah untuk memacu dan memicu keadilan itu. Jadi ngga usah bicara federal. Hati-hati nangai inya kawa mancari ikam di region 8 tu Waja sampai kaputing
[Forum Pembaca KOMPAS] Bantu kami dan Gorontalo, Bang Sandi
Tokoh muda Gorontalo, Sandiaga Salahudin Uno atau akrab disapa bang Sandi baru saja menyelesaikan tugasnya memimpin HIPMI Pusat, institusi para pengusaha (entrepreneur) muda di tanah air. Tentu saja bukan pekerjaan yang mudah untuk membantu pemerintah dan segenap stakeholder dalam menggairahkan kembali dunia usaha, iklim investasi dan menumbuhkan kepercayaan internasional terhadap perekonomian Indonesia. Saya dan teman2 generasi muda Gorontalo sangat berharap bang Sandi lebih sering meluangkan waktu datang ke dan memberi perhatian lebih pada dunia usaha dan iklim investasi di Gorontalo. Setelah lepas dari induknya Sulawesi Utara, beberapa tahun ini Provinsi Gorontalo menunjukkan kemajuan yang luar biasa. Kehidupan sosial, budaya, ekonomi dan politik makin dinamis dan terbuka. Tetapi tentu saja masih ada banyak masalah. Diantaranya, tingginya angka kemiskinan dan pengangguran serta rendahnya akses masyarakat pada fasilitas kesehatan dan pendidikan. Kami, dan kita semua punya potensi dan kekayaan alam yang indah dan melimpah. Jika tidak didukung oleh SDM yang memadai dan dikelola secara profesional, apalagi sampai jatuh ke tangan2 jahil dan tidak bertanggungjawab, bisa jadi masa depan perekonomian provinsi yang masih belia ini akan terpuruk. Kita tidak hanya butuh orang muda yang cerdas dan energik tapi juga punya pengalaman dan track reccord yang bagus untuk membangun Gorontalo ke depan. Salam, HM Darmaga, Bogor Erwin Aksa Pimpin Hipmi Pusat Oleh: Ruslan Ramli DENPASAR - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) meminta para pengusaha muda tidak meniru perilaku pengusaha senior yang mengejar keuntungan sesaat dengan menjual konsesi proyek kepada investor asing.Pengusaha muda diminta fokus ke bisnis yang memberikan nilai tambah kepada masyarakat. Tahun 80-an, bisnis kayu booming. Semua ingin jadi pengusaha kayu. Tapi, setelah dapat konsesi hutan, dikasih Rp500 per meter kubik, kayunya dijual semua ke Korea Selatan dan Jepang, katanya. Hanya banjir dan longsor yang disisakan. Sudah habis sumber daya, habis pula uang untuk foya-foya, sambung JK ketika menutup Munas VIII Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) di Hotel Grand Hyatt, Nusa Dua, Bali, kemarin. Karena kekuasaan bergulir ke daerah di era otonomi, sejumlah pengusaha muda kini mulai meniru cara-cara tersebut di sejumlah daerah. Awalnya mendukung seorang calon kepala daerah dengan konsesi, bila terpilih mendapat izin kuasa pertambangan (KP) batu bara. Setelah KP didapat, lantas konsesi dijual ke pengusaha asing dari Tiongkok dan India. Habis bangsa ini kalau cara bisnis seperti itu dilakukan. Pengusaha muda harus punya nasionalisme, jangan tiru pengusaha tua yang gemar menjual negara, tegasnya. Wapres menandaskan, tidak ada pengusaha yang bisa sukses dan kaya raya dengan hanya menjadi broker kuasa pertambangan. Hanya pengusaha yang bisa meningkatkan nilai tambah, yang diyakininya bisa mendapatkan kesuksesan. Paling uangnya habis untuk foya-foya di luar negeri. Kalau habis, balik lagi ke Jakarta, daftar jadi caleg di DPR, ujarnya disambut tawa tidak kurang dari 500 anggota Hipmi yang hadir di arena munas. JK juga meminta pengusaha muda tidak mudah tergiur syahwat politik dengan beramai-ramai terjun ke politik praktis seperti artis-artis dan pengacara. Dia menganjurkan agar pengusaha menggalang kedekatan dengan penguasa di daerah hingga pusat daripada terjun sebagai politisi. Tidak ada salahnya pengusaha jadi politisi. Tapi, nanti siapa yang menggerakkan ekonomi negara? Kalau mau ikuti jejak saya, jadilah dulu pengusaha 30 tahun, baru terjun ke politik. Perusahaan besar walau ditinggal, karier politik juga moncer karena ditempa pengalaman, saran mantan pengusaha ini. Selain itu, di era penegakan hukum dan pemberantasan korupsi yang gencar seperti saat ini, kata dia, lebih aman menjadi pengusaha daripada pejabat politik. Kalau pengusaha mau gandeng baju merah, baju biru, baju putih, tidak ada yang mempermalukan. Tapi, kalau politisi, minta yang baju putih pun bisa masuk TV, kelakarnya. Dengan masuk politik setelah kenyang pengalaman di bisnis, pengusaha diyakini bisa terhindar dari perilaku memperdagangkan politik. Kata Iwan Fals, politik dengan tujuan ibadah itu baik, berdagang juga baik, yang tidak baik itu memperdagangkan politik, jelasnya. JK juga menilai, pengusaha muda cenderung kehilangan daya juang untuk mengubah kesulitan menjadi peluang. Pengusaha muda juga dinilai lebih manja daripada pengusaha pionir. Ada dua ciri utama pengusaha zaman sekarang: gampang mengeluh kurang kredit, tidak percaya diri sehingga mengandalkan konsultan asing untuk bisa bangun bandara, jalan tol, atau sistem air minum,” tegasnya. Kalau Anda tidak bisa bikin proyek tanpa konsultan asing, apa gunanya Anda sekolah tinggi-tinggi sampai ke luar negeri, tambah JK. Wapres juga meminta pengusaha tidak hanya pintar berteori dan menyalahkan pemerintah ketika menemui kesulitan. Kalau listrik padam, jangan
[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Surat Terbuka Buat MenDiknas, Buku Sekolah Elektronik
Dear Rekans, Saya pernah lihat iklan di Indo Pos, ada penerbit yang menetapkan harga beberapa buku yang lulus standar BNSP(?) di bawah 10 ribu rupiah. Bahwa kalau ditotal jatuhnya jadi besar juga, saya gak komentar deh.. Masalahnya, apakah murid tidak diwajibkan untuk membeli ke sekolah (diperkenankan mencari dari sumber lain - selama judul penerbitnya sama)? Bisa jadi, penyebaran buku yang hak ciptanya dibeli depdiknas itu dilandasi semangat untuk mengurangi penjualan beragam buku yang selama ini dijalankan pihak sekolah dan (banyak) penerbit.. bahkan diangkat media massa, besarnya mencapai ratusan ribu hingga jutaan rupiah.. Bandingkan dengan biaya (resmi) yang mungkin timbul dari pencetakan buku yang diluncurkan Depdiknas ini.. FYI, biaya buku (tahun lalu) untuk kelas 2 di Madrasah Ibtida'iyah (SD Islam - swasta), kira 600 ribuan.. tahun ini belum ada pengumuman resmi.. tapi ancernya gak bakal jauh beda-lah.. Keputusan Depdiknas saat ini membantu atau menyusahkan pihak sekolah? Keputusan Depdiknas membantu atau menyusahkan pihak penerbit? Keputusan Depdiknas membantu atau menyusahkan orang tua murid? CMIIW.. -- Wassalam, Irwan.K Better team works could lead us to better results http://irwank.blogspot.com/ Pada 18 Juli 2008 15:57, Mohammad Isnadi [EMAIL PROTECTED] menulis: Saya mengajukan Surat Terbuka Buat MenDiknas. Saya sangat prihatin apakah peluncuran buku sekolah elektronik (BSE) itu niat baik atau niat jahat tersembunyi Karena sebagai orangn tua murid masih parno terhadap kebijakan pemerintah yang ada di awang awang. Terkait BSE bagaimana orang tua bisa akses BSE kalau petunjuknya gak dikasih tahu. Jujur saya sudah melakukan selama 2 hari unutk akses dan downlod BSE tapi gak bisa bisa. Kemudian bagaimana dengan orang daerah ini kan jadi permainan karena sekolah boleh perbanyak asal jualnya dibawah 20ribu ya itu sama saja pembohongan publik kalo jumlah bukunya ada 2o berarti harus keluar uang 400ribu juga bagaimana pemerintah mau mensejahterakan rakyat dari hak mendapat pendidikan nah saya berpendapat kalo toh dicetak itu akan jadi buku bacaan/bandingan bukan buku yang selalu dipelajari tiap hari Perlu diingat siswa SD,SMP dan SMA diberi buku perbandingan bacaan mana sempat yang wajib saja muatanya berat gak kepegang tapi hasilnya nol. Kerena guru malsa mohon maaf sekarang guru lebih mengandalkan Buku Latihan tidak ada upaya bagaimana agar siswa lebih mudah memahami pelajaran ini sebenarnya cara kuno yang dilakukan DIKNAS sudah gitu Teguh Juwarno yang dulu di AJI atau AJTI kasihan jadi alat Diknas yang dijadikan juru bicara . Kok mau ya wartawan berpengfalaman masih muda hanya dijadikan corong Diknas untuk pembdohan rakyat. Sekarang tunjukan jika dinas sungguh2 mau berbuat banyak buat rakyat yang ekonominya lagi mencret. [Non-text portions of this message have been removed]
[Forum Pembaca KOMPAS] Sutradara itu dari bahasa mana?
Ada yang tahu nggak Sutradara itu berasal dari bahasa apa? ANTON
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Gus Dur: Saya Bersih
Dan mengenai pemberitaan kasus di dalam PKB yang sedang ramai. Saya kok seperti de javu yah. Atau hanya saya saja yang merasa kalau ini mirip dengan peristiwa yang menjadi latar belakang terjadinya KUDA TULI ? Regards, Paulus T. 2008/7/19 anton_djakarta [EMAIL PROTECTED]: Sebagai orang Djawa saya percaya sekali dengan Gus Dur, tanpa Gus Dur penjadaran dan pencerahan KeIndonesiaan akan macet ditengah djalan, djasanja luar biasa besar bagi Indonesia yang semrawut ini, dia orang yang berani dengan Suharto sejak awal mulanya dan terus berani menantang bentuk2 kebodohan lain. Kedji sekali orang yang menuduh dia maen uang,. ANTON Hidup Gus Dur! [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Inu Kencana, Hampir Di-Munir-kan, buat Opung
Saya heran, ada saja yang menganggap miring orang yang menentang arus. Memang diantara 100 orang, 99 yang gila dan satu yang waras, maka yang dianggap gila yang satu orang itu dan yang waras adalah 99 orang. Ga usah tanya psikolog segala, psikolog bukan segala-galanya. salam --- On Sat, 7/19/08, R. H. Uno [EMAIL PROTECTED] wrote: From: R. H. Uno [EMAIL PROTECTED] Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Inu Kencana, Hampir Di-Munir-kan To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Date: Saturday, July 19, 2008, 5:36 PM INU KENCANA Bagi sy pak Inu itu terkesan sebagai psychological case, biasa deh, cari perhatian. Terakhir apa ya? Pokoknya menentang arus.Tanya sama akhli psyche, dia bilang biasa orang minder cari kompensasi. salamsori,Opung [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed]
[Forum Pembaca KOMPAS] Mohon advis untuk masalah asuransi
Halo rekan semua, butuh bantuan adivis nih, kalo ada yg tau ttg seputar asuransi, tolongin aq dong... Begini critanya, Aq beli produk asuransi Alianz 1,5 thn lalu yg ada link dgn investasi (NAB/unit). Yang bikin aq kesel jengkel bukan NAB nya yg lg turun tp kenapa ada biaya asuransi dobel biaya administrasi mulai thn kedua ya?? Totalnya sampe 125rb/bln. Biaya asuransi 2x50rb + biaya administrasi 25rb. Padahal premiku cuma 300rb/bln. Berarti byk kepotong kan?? Dan ini berlaku setiap bulan sampe usia 70. Gila ngga?? Aq konfirm ke agen nya (istri boss gw makanya percaya aj..) ternyata dijawab emang ada biaya setelah thn kedua tercatat di buku polis. Aq jd bingung knp ga dikasih tahu dari awal waktu prospek di kertas ilustrasi jg ya?? Lagian kenapa harus dipotong thn kedua ya? Ngga dipotong aja dari awal biar kita maklum?? Kalo gini kan aq jd curiga ada unsur penipuan ke nasabah karena udah telanjur invest min 300rb/bln x 12 = 3,6jt jd hanguss...kalo kita nutup di thn kedua itu. Mohon teman2 bisa ksh info ato petunjuk apa yg harus kulakukan, apa harus kututup aj rela duit segitu hangus gimana menyampaikannya ke istri boss ku ini ya?? Ato aq teruskan aj nunggu sampe NAB nya naik impas dgn total waktu premiku baru kututup yg ngga tahu sampe kpn?? Sekalian ini bt wawasan baru bt rekan2 yg blm punya asuransi utk lebih teliti lg memilih produknya ya... Punya asuransi itu wajib, tp pilihlah yg terbaik!! Thx bt perhatiannya.
[Forum Pembaca KOMPAS] Lagu Yang Mistis
Tadi Pagi saya hampir nangis denger lagu ini entah kenapa, waktu Ismail Marzuki nyiptain nih lagu pake didukunin ya? Indonesia tanah air beta Pusaka abadi nan jaya Indonesia sejak dulu kala Tetap dipuja puja bangsa Di sana tempat lahir beta Dibuai dibesarkan bunda Tempat berlindung di hari tua Tempat akhir menutup mata ANTON
[Forum Pembaca KOMPAS] Pemberitaan Mutilasi Sangat Menyudutkan Kelompok Gay
Pemberitaan Mutilasi Sangat Menyudutkan Kelompok Gay Posted by: jam gadang [EMAIL PROTECTED] jam_gadang2003 Teman teman, berita atas kejadian Mutilasi yang diduga dilakukan oleh Ryan terhadap teman nya sangat bias terhadap kelompok gay. Baik berita yang dimedia maupun yang diungkapkan oleh para ahli psikolog dan kriminolog hampir semuanya menyudutkan kelompok gay. Para ahli lupa pelaku dan korban mutilasi bisa terjadi dan dilakukan oleh siapapun baik itu hetero, biseksual maupun homoseksual dan latar belakang yang lainnya. Tapi karena kebetulan pelakunya diduga adalah seorang gay dan korbannya adalah juga diduga seorang gay. Maka semua hal dikaitkan dengan ke gay an nya. Saya berpikir bahwa jika kasus dan pelaku mutilasi ini dilakukan oleh kelompok heteroseksual sudah dapat dipastikan yang dianggkat oleh media dan pemberitaannya seputar pada mutilasinya bukan pada heteroseksualnya. Padahal tidak sedikit juga bahwa pembunuhan yang diakibatkan oleh rasa cemburu juga dapat dilakukan oleh kelompok heteroseksual. Misalnya kasus - kasus pembakaran seorang suami kepada istri karena rasa cemburu. tetapi pemberitaan para media tidak mengacu pada seksualitas. Tidak ada yang mengatakan karena dia hetero maka dia membunuh istrinya. Jika ingin coba melihat bahwa seorang gay itu sangat posesif, saya mesti juga dilihat penyebabnya. Ada tekanan sosial yang membenci homophobia dan tekanan sosial yang selama ini kelompok gay terima. Walaupun tidak semua gay itu posesif masih banyak gay yang masih sangat rasional. Padahal sifat posesif itu sangat manusiawi dan dapat terjadi oleh siapapun dari latar belakang apapun. Ini beberapa contoh pernyataan para ahli : Pendapat ahli kriminolog Universitas Indonesia (UI) Andrianus Meliala. Menurut Andrianus, pembunuhan itu terjadi akibat ekses hubungan platonis dari cinta hubungan sejenis. : Dari sisi akademis, hubungan cinta sejenis bukan hubungan yang sehat, seperti egosentrik. Kalau kita (kaum heteroseksual) bilang cinta, itu bukan berarti memiliki. Tapi bagi pasangan sejenis, cinta harus memiliki, katanya. Adrianus memaparkan, dalam cinta platonis, tidak ada istilah selingkuh atau pindah ke lain hati bagi pasangan sejenis. Mereka akan berpikir, dari pada pindah ke orang lain atau kehilangan pasangan maka lebih baik dimatikan saja. Jadi lose-lose, tidak ada yang dapat pasangannya. Selain itu semakin dikuatkan oleh#65533; psikolog Liza Malrielly Djaprie, penyakit menyukai sesama jenis ini sebenarnya masih bisa disembuhkan asalkan tidak disebabkan gen atau pembawaan dari lahir. Pelaku hubungan seks sesama jenis yang dilatarbelakangi trend atau gaya hidup masih bisa disembuhkan dengan kemauan orang tersebut. Tipe seorang gay yang bukan karena gen atau bawaan lahir seperti pendulum. Pendulum bisa digerakkan ke kiri atau ke kanan tergantung dari keinginan yang menggerakkan pendulum tersebut, jelas Liza. Dari kedua pendapat ahli tersebut jelas sekali cara pandang kedua ahli itu menggunakan kaca mata yang sangat homophobia. Kelompok krimonolog masih belum jernih melihat persoalan lebih dalam. belum lagi psikolog juga masih menggunakan kaca mata lama dengan kata dapat disembuhkan. Analisa yang digunakan masih sangat sangat dangkal dan menunjukan tidak paham persoalan gay secara lebih dalam. Saya sebagai bagian dari kelompok gay dan biseksual, meminta semua pihak untuk menyampaikan berita kepublik untuk persoalan Mutilasi lebih seimbang. Karena bagaimanapun kelompok gay selama ini sudah menjadi korban sistem heteroseksis. Mestinya kita semua dapat melihat persoalan ini lebih kritis lagi. Wasalam Toyo Koordinator Our Voice 021 - 92138925 / 081376 192516
[Forum Pembaca KOMPAS] PIS Capreskan Sutiyoso
JAKARTA, SENIN-Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) pertama Partai Indonesia Sejahtera (PIS) telah membulatkan tekad untuk mendukung penuh mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso sebagai calon presiden (Capres) pada pemilu 2009 mendatang. Ketua Umum DPP PIS Budiyanto Darmastono menyatakan, Sutiyoso merupakan figur yang tepat untuk menjadi Presiden Indonesia 2009 mendatang. Ia orang yang berpengalaman, visioner, tegas dan berani melakukan perubahan, kata Budiyanto Darmastono dalam pembukaan Rampimnas ke-I, Senin (21/7), yang disambut yel-yel peserta Rapimnas, Bang Yos Presiden 2009! Rapimnas PIS digelar gelar di Gedung Petermuan Pepustakaan Nasional, Salemba, Jakarta. Rapimnas akan digelar selama dua hari sampai Selasa (22/7). Agenda yang diusung di antaranya adalah konsolidasi seluruh pengurus PIS dari DPP, DPD sampai DPC untuk memenangkan pemilu pada 2009 mendatang. Disamping itu juga memantapkan tekad untuk mendukung Sutiyoso sebagai capres pada pemilu 2009. Untuk menarik dukungan dari masyarakat, selain memasang figur Sutiyoso sebagai calon presiden, PIS juga mengajak sejumlah artis ibu kota untuk bergabung. Dalam Rapimnas ke-I sejumlah artis tampak datang. Ada Elvi Sukasih, Happy Salma, dan personil pelawak empat sekawan Eman. Menyambut dukungan penuh yang diberikan oleh PIS ini, Bang Yos, demikian sapaan akrab Sutiyoso, juga berjanji akan mendukung penuh kampanye PIS di berbagai daerah, sehingga partai ini nanti akan menjadi partai besar. Dia juga mempersilahkan PIS untuk menjual figurnya untuk memperoleh dukungan rakyat. PIS sudah sejak awal aktif mendekati Sutiyoso agar mau diusung sebagai figur capres PIS 2009 mendatang. Bahkan begitu dinyatakan lolos verifikasi faktual dan dinyatakan KPU sebagai salah satu kontesten pemilu 2009 dengan nomor 33, langsung mendatangi Sutiyoso untuk menyatakan dukungannnya.(Persda Network/Sugiyarto) Sumber : Persda Network http://www.kompas.com/read/xml/2008/07/22/00295997/pis.capreskan.sutiyoso
[Forum Pembaca KOMPAS] Sutiyoso: SBY Saingan Paling Berat
JAKARTA, SELASA-Bakal calon presiden (capres) Sutiyoso menyatakan semua capres merupakan saingan berat. Hanya saja yang paling terberat adalah incumbent Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Menurut Sutiyoso, incumbent adalah calon yang paling banyak mendapat kesempatan dan perhatian yang lebih baik dibanding calon-calon lainya. Kalau saingan terberat, yang pasti incumbent. Posisi incumbent sangat menguntungkan. Ia mudah mendapatkan perhatian yang lebih baik dari pada calon di luar, ujar Sutiyoso seusai mengikuti pembukaan Rampimnas PIS ke-I di Jakarta, Senin (21/7). Untuk itu, Bang Yos meminta kepada incumbent berlaku sportif dalam perjalanan menuju proses pemilihan presiden nanti. Jangan saling saling menjegal dan saling menjelekkan. Itu yang dihindari, tambahnya. Dalam kesempatan kemarin Sutiyoso juga mengaku sudah mendapat dukungan dari beberapa partai peserta pemilu. Ada beberapa partai baru dan partai lama. Hanya saja ia tidak mau menyebutkan partai-partai yang telah medukungnya. Saya tidak mau menyebutkan nanti mereka membantah. Yang terang-terangan menyebutkan dukungan, ya, PIS. Ia sudah resmi sudah menjadi keputusan dalam rapimnas dan itu sudah dipegang. Sedang yang lain, kadang-kadang baru wacana, ungkapnya.(Persda Network/Sugiyarto) Sumber : Persda Network http://www.kompas.com/read/xml/2008/07/22/02061216/sutiyoso.sby.saingan.paling.berat
[Forum Pembaca KOMPAS] Artikel: POLITIK KAUM MUDA DAN IDEOLOGI NASIONAL
Artikel ini pernah dimuat di Jurnal KATALIS: Tradisi Oposisi, Tanggung Jawab Kaum Muda dalam Menyongsong Perubahan Nasional dalam Visi Ideologi Nasional Budiman Sudjatmiko * Meski Indonesia merupakan negeri tropis yang akrab dengan matahari, Indonesia bukanlah matahari itu sendiri. Setidaknya, berbeda dengan matahari yang pada saatnya harus terbenam, Indonesia bisa memilih untuk tidak terbenam. Satu bagian kendali untuk tidak menjadikan Indonesia terbenam adalah ada pada diri saya dan pada para penulis lain di Jurnal KATALIS ini, sementara bagian-bagian kendali lain ada pada sidang pembaca semua. Yang bisa kita lakukan adalah terus bergilir berjaga untuk Indonesia. � Tradisi Oposisi dan Penyelamatan Ideologi Nasional Kepada saya disodorkan tema mengenai �Tradisi Oposisi, Tanggung Jawab Kaum Muda dalam Menyongsong Perubahan Nasional dalam Visi Ideologi Nasional�. Karena yang dimaksud dengan istilah �Ideologi Nasional� ini adalah Pancasila, maka beberapa catatan mesti ditambahkan sebagai pendahuluan. Ini mengingat bahwa Pancasila telah jadi korban penyanderaaan berlarut-larut oleh Orde Baru sebagai pembenar otoritarianisme-nya. Karenanya, menambahkan kata �Kaum Muda� dan �Tradisi Oposisi� dalam kerangka �Ideologi Nasional� (yang oleh Orde Baru yang tua dan otoriter sering diseberangkan dengan �kaum muda� dan �tradisi oposisi�), menuntut pembersihan kaca buram sejarah. Sekian lama Orde Baru mengawal eksistensi kuasanya, telah mencerabut kelima sila dari Pancasila kian jauh dari tujuan nasional yang terkandung dalam semesta Pembukaan UUD 1945. Alih-alih untuk �melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia�, Pancasila ditelikung menjadi alat penggada �penyisih sebagian elemen bangsa Indonesia dan menjadi penumpah darah banyak elemen bangsa Indonesia yang lain�. Inilah warisan otoritarianisme Orba yang tua dan anti oposisi, mengatasnamakan Pancasila. Karenanya, menjadi muda dan oposisi didakwa berseberangan dengan visi Ideologi Pancasila. Tentu ini satu dakwaan yang sebagian tugas untuk menyangkalnya saya akan bebankan pada tulisan ini. Sebagaimana matahari mau tak mau harus terbenam namun kita bisa memilih menyelamatkan Indonesia untuk tidak terbenam, maka sesungguhnya sepuluh tahun yang lalu sebagian kaum muda dan yang beroposisi telah memilih membenamkan Orde Baru dan menyelamatkan Pancasila untuk kembali �melindungi segenap bangsa Indonesia�. Karena memang ada garis demarkasi yang jelas antara kediktatoran yang korup dengan Pancasila sebagai jiwa bangsa. Kita diberitahu oleh pidato Bung Karno pada tanggal 1 Juni 1945, yang dikenal sebagai Hari Lahirnya Pancasila, bahwa Pancasila merupakan: � Philosofische Grondslag Fundamen, filsafat, pikiran yang sedalam-dalamnya, jiwa, hasrat yang sedalam-dalamnya untuk di atasnya didirikan gedung Indonesia merdeka yang kekal dan abadi; � Weltanschauung Dasar berjuang mendirikan nationale staat untuk mewujudkan apa yang kemudian oleh Pembukaan UUD 1945 disebut sebagai �untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial�; di mana kesemuanya itu dicapai dalam keadaaan Merdeka; � Merdeka Yakni merdeka sebagai political independence, politieke onafhankelijkheid yang merupakan Jembatan Emas menuju masyarakat adil dan makmur. � Berkaca dari cermin sejarah yang sudah dibersihkan ini, maka tak ada keraguan bahwa tiap-tiap pemerintahan yang didirikan di atas Negara Indonesia yang berdasarkan Pancasila ini, maka tujuannya adalah untuk mewujudkan tujuan sebagaimana diamanatkan oleh Pembukaan UUD 1945 tersebut. � Ketika pemerintah Orde Baru menjalankan pemerintahan dengan cara yang diametral melawan tujuan nasional tersebut, maka kekuatan oposisi dengan cara extra-parlementarian telah menurunkannya. Dari sini satu berkas terang telah menjadikan duduk perkaranya lebih terlihat bahwa oposisi secara alamiah tak terhindar hadir untuk menyelamatkan esensi Pembukaan UUD 1945 dari manipulasinya. Tak ada liberalisme di sini, tapi oposisi yang patriotik lah yang kerap hadir di Indonesia. Bagian-bagian berikut dalam tulisan ini merupakan uraian dan argumentasi saya. � Otoriterisme Berkedok Pancasila Agar sub-judul ini bisa dipertanggungjawabkan, saya akan mulai mengurai agak panjang lebar asal-usul otoriterisme (the genesis of authoritarianism) di Indonesia. Krisis perang dingin dalam politik internasional� berimplikasi pada� titik balik bangunan demokrasi nasional khususnya di Indonesia. Hal ini juga melibatkan pada umumnya negara-negara poskolonial anggota gerakan Non-Blok, yang tidak pro pada Barat maupun Rusia, namun memiliki identitas sosialisme tersendiri.� Pada selanjutnya, adalah Orde Baru (Soeharto) telah membelokkan arah strategis
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Pemberitahuan: Jurnal Perempuan Pindah Alamat
wah--lebih mudah dijangkau, selamat ya dgn kantor barunya, spirit baru! - Original Message - From: MGR To: [EMAIL PROTECTED] Cc: [EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, July 21, 2008 5:47 PM Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Pemberitahuan: Jurnal Perempuan Pindah Alamat Salam, Dengan ini kami memberitahukan sejak tanggal 21 Juli 2008 kantor Yayasan Jurnal Perempuan pindah ke: Jl. Tebet Barat Dalam IXA No B1 (Kompleks Kejaksaan Agung RI), Tebet, Jakarta Selatan. Kantor kami terletak di belakang pusat perbelanjaan GELAEL Jl. MT Haryono. Untuk sementara nomer telepon dan fax: 021-8300-211. Untuk nomer telepon lama 021-837-02005 (belum aktif). Demikian pemberitahuan ini dan terima kasih Lia Amalia Sekretaris Yayasan Jurnal Perempuan [EMAIL PROTECTED] [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Essay - Saya, Istri, dan Honda CRV - Beati pauperes spiritu
Mas Satrio, lucu sekali dan indah percakapannya Beati pauperes spiritu Berbahagialah mereka yang rendah hati. - Tabik - Putut Prabantoro - Original Message From: Satrio Arismunandar [EMAIL PROTECTED] Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Essay - Saya, Istri, dan Honda CRV Essay � SAYA, ISTRI, DAN HONDA CRV Oleh Satrio Arismunandar Saya baru saja mau berangkat ke kantor, pagi itu, ketika istri saya membuka-buka halaman otomotif di Harian Kompas (17 Juli 2008), sambil berkomentar. Maka terjadilah dialog seperti di bawah ini: Istri: Mas, udah lihat Mercedez Benz SL-350 di pameran mobil IIMS 2008? Keren banget deh. Lebih keren dari BMW atau Audi. Gimana ya kalau kita beli satu? Saya: Kamu kan tahu, saya itu nggak demen mobil sedan. Saya senangnya tipe SUV, sport utility vehicle. Kesannya jantan dan macho gitu lho Istri: Jadi, kalau mau pilih SUV, Mas senengnya SUV yang mana? Saya: Nah, ada yang bagus nih. Volkswagen Tiguan 2.0 TDI. Model baru, adiknya VW Touareg. Saingannya Nissan X-Trail, Honda CRV, Ford Escape, Suzuki Grand Vitara, dan BMW X-3. Istri: Wah, kalau SUV kan boros bensin, Mas? Saya: Belum tentu. Mobil SUV generasi baru udah hemat BBM kok. Kan pengoperasiannya serba komputer dan udah transmisi otomatik. All-New Honda CRV dan All-New Nissan X-Trail, misalnya, itu lumayan hemat BBM lho! Istri: Tapi bentuknya kan bongsor, Mas. Kalau saya yang pake buat belanja, cari parkirnya susah. Mendingan beli sedan aja, Mas. Nggak usah yang terlalu mewah deh. Terlalu mencolok. Nggak enak sama tetangga. Sekelas Honda Accord juga nggak apa-apa. Saya: Ya..ya.. ya..suka-suka kamu aja deh! Diskusinya entar aja disambung. Saya harus cepat-cepat ke kantor nih. Entar terlambat lagi. Istri: Iya deh. Tapi jangan lupa ya, Mas! Saya: Jangan lupa apa? Istri: Nanti, tolong ke koperasi kantor. Tanyain, bisa nggak kita kas bon dulu. Soalnya kemarin orang PLN nelepon. Katanya, kalau kita terus nunggak, nggak bayar tagihan, minggu depan listrik kita bisa diputus! Depok, 20 Juli 2008 NB: Kata orang pintar salah satu ciri orang yang dewasa, matang, dan bijaksana adalah kemampuan untuk menertawakan diri sendiri, dan selalu bisa tersenyum dalam kondisi apapun. [Non-text portions of this message have been removed] = Pojok Milis Forum Pembaca KOMPAS : 1.Milis FPK dibuat dan diurus oleh pembaca setia KOMPAS 2.Topik bahasan disarankan bersumber dari KOMPAS dan KOMPAS On-Line (KCM) 3.Moderator berhak mengedit/menolak E-mail sebelum diteruskan ke anggota 4.Moderator E-mail: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] 5.Untuk bergabung: [EMAIL PROTECTED] KOMPAS LINTAS GENERASI = Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Essay - Saya, Istri, dan Honda CRV
Jangan kuatir, Bung Satrio. Kami ketawa kok. Tapi, yang kami ketawai istri Anda dan Anda. Mestinya, kalian berdua layak dianugerahi The Best Consumer's Ward 2008 (hehehe, jangan tersinggung, ya? Kan katanya harus mampu menertawakan diri sendiri?) � manneke --- On Mon, 7/21/08, Satrio Arismunandar [EMAIL PROTECTED] wrote: From: Satrio Arismunandar [EMAIL PROTECTED] Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Essay - Saya, Istri, dan Honda CRV Received: Monday, July 21, 2008, 11:30 AM Essay � SAYA, ISTRI, DAN HONDA CRV Oleh Satrio Arismunandar Saya baru saja mau berangkat ke kantor, pagi itu, ketika istri saya membuka-buka halaman otomotif di Harian Kompas (17 Juli 2008), sambil berkomentar. Maka terjadilah dialog seperti di bawah ini: Istri: Mas, udah lihat Mercedez Benz SL-350 di pameran mobil IIMS 2008? Keren banget deh. Lebih keren dari BMW atau Audi. Gimana ya kalau kita beli satu? Saya: Kamu kan tahu, saya itu nggak demen mobil sedan. Saya senangnya tipe SUV, sport utility vehicle. Kesannya jantan dan macho gitu lho Istri: Jadi, kalau mau pilih SUV, Mas senengnya SUV yang mana? Saya: Nah, ada yang bagus nih. Volkswagen Tiguan 2.0 TDI. Model baru, adiknya VW Touareg. Saingannya Nissan X-Trail, Honda CRV, Ford Escape, Suzuki Grand Vitara, dan BMW X-3. Istri: Wah, kalau SUV kan boros bensin, Mas? Saya: Belum tentu. Mobil SUV generasi baru udah hemat BBM kok. Kan pengoperasiannya serba komputer dan udah transmisi otomatik. All-New Honda CRV dan All-New Nissan X-Trail, misalnya, itu lumayan hemat BBM lho! Istri: Tapi bentuknya kan bongsor, Mas. Kalau saya yang pake buat belanja, cari parkirnya susah. Mendingan beli sedan aja, Mas. Nggak usah yang terlalu mewah deh. Terlalu mencolok. Nggak enak sama tetangga. Sekelas Honda Accord juga nggak apa-apa. Saya: Ya..ya.. ya..suka-suka kamu aja deh! Diskusinya entar aja disambung. Saya harus cepat-cepat ke kantor nih. Entar terlambat lagi. Istri: Iya deh. Tapi jangan lupa ya, Mas! Saya: Jangan lupa apa? Istri: Nanti, tolong ke koperasi kantor. Tanyain, bisa nggak kita kas bon dulu. Soalnya kemarin orang PLN nelepon. Katanya, kalau kita terus nunggak, nggak bayar tagihan, minggu depan listrik kita bisa diputus! Depok, 20 Juli 2008 NB: Kata orang pintar salah satu ciri orang yang dewasa, matang, dan bijaksana adalah kemampuan untuk menertawakan diri sendiri, dan selalu bisa tersenyum dalam kondisi apapun. = Pojok Milis Forum Pembaca KOMPAS : 1.Milis FPK dibuat dan diurus oleh pembaca setia KOMPAS 2.Topik bahasan disarankan bersumber dari KOMPAS dan KOMPAS On-Line (KCM) 3.Moderator berhak mengedit/menolak E-mail sebelum diteruskan ke anggota 4.Moderator E-mail: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] 5.Untuk bergabung: [EMAIL PROTECTED] KOMPAS LINTAS GENERASI = Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Essay - Saya, Istri, dan Honda CRV
Bisa aja Mas Satrio ini. semacam itu juga percakapan saya dengan istri kalo lihat mobil bagus. Tapi ya cuma sekedar obrolan, lha wong kondisinya juga mepet.hehehe riyanto - Original Message From: Satrio Arismunandar Essay SAYA, ISTRI, DAN HONDA CRV Oleh Satrio Arismunandar Saya baru saja mau berangkat ke kantor, pagi itu, ketika istri saya membuka-buka halaman otomotif di Harian Kompas (17 Juli 2008), sambil berkomentar. Maka terjadilah dialog seperti di bawah ini: Istri: Mas, udah lihat Mercedez Benz SL-350 di pameran mobil IIMS 2008? Keren banget deh. Lebih keren dari BMW atau Audi. Gimana ya kalau kita beli satu? Saya: Kamu kan tahu, saya itu nggak demen mobil sedan. Saya senangnya tipe SUV, sport utility vehicle. Kesannya jantan dan macho gitu lho Istri: Jadi, kalau mau pilih SUV, Mas senengnya SUV yang mana? Saya: Nah, ada yang bagus nih. Volkswagen Tiguan 2.0 TDI. Model baru, adiknya VW Touareg. Saingannya Nissan X-Trail, Honda CRV, Ford Escape, Suzuki Grand Vitara, dan BMW X-3. Istri: Wah, kalau SUV kan boros bensin, Mas? Saya: Belum tentu. Mobil SUV generasi baru udah hemat BBM kok. Kan pengoperasiannya serba komputer dan udah transmisi otomatik. All-New Honda CRV dan All-New Nissan X-Trail, misalnya, itu lumayan hemat BBM lho! Istri: Tapi bentuknya kan bongsor, Mas. Kalau saya yang pake buat belanja, cari parkirnya susah. Mendingan beli sedan aja, Mas. Nggak usah yang terlalu mewah deh. Terlalu mencolok. Nggak enak sama tetangga. Sekelas Honda Accord juga nggak apa-apa. Saya: Ya..ya.. ya..suka-suka kamu aja deh! Diskusinya entar aja disambung. Saya harus cepat-cepat ke kantor nih. Entar terlambat lagi. Istri: Iya deh. Tapi jangan lupa ya, Mas! Saya: Jangan lupa apa? Istri: Nanti, tolong ke koperasi kantor. Tanyain, bisa nggak kita kas bon dulu. Soalnya kemarin orang PLN nelepon. Katanya, kalau kita terus nunggak, nggak bayar tagihan, minggu depan listrik kita bisa diputus! Depok, 20 Juli 2008 NB: Kata orang pintar salah satu ciri orang yang dewasa, matang, dan bijaksana adalah kemampuan untuk menertawakan diri sendiri, dan selalu bisa tersenyum dalam kondisi apapun. [Non-text portions of this message have been removed] = Pojok Milis Forum Pembaca KOMPAS : 1.Milis FPK dibuat dan diurus oleh pembaca setia KOMPAS 2.Topik bahasan disarankan bersumber dari KOMPAS dan KOMPAS On-Line (KCM) 3.Moderator berhak mengedit/menolak E-mail sebelum diteruskan ke anggota 4.Moderator E-mail: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] 5.Untuk bergabung: [EMAIL PROTECTED] KOMPAS LINTAS GENERASI = Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Essay - Saya, Istri, dan Honda CRV
Bila boleh melanjutkan, If you can't laugh at yourself, life's gonna seem a whole lot longer than you like. Saya kutip dari film Garden State (2004). Salam hangat, Patrick Hutapea --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Satrio Arismunandar [EMAIL PROTECTED] wrote: Essay â SAYA, ISTRI, DAN HONDA CRV Oleh Satrio Arismunandar Saya baru saja mau berangkat ke kantor, pagi itu, ketika istri saya membuka-buka halaman otomotif di Harian Kompas (17 Juli 2008), sambil berkomentar. Maka terjadilah dialog seperti di bawah ini: Istri: Mas, udah lihat Mercedez Benz SL-350 di pameran mobil IIMS 2008? Keren banget deh. Lebih keren dari BMW atau Audi. Gimana ya kalau kita beli satu? Saya: Kamu kan tahu, saya itu nggak demen mobil sedan. Saya senangnya tipe SUV, sport utility vehicle. Kesannya jantan dan macho gitu lho Istri: Jadi, kalau mau pilih SUV, Mas senengnya SUV yang mana? Saya: Nah, ada yang bagus nih. Volkswagen Tiguan 2.0 TDI. Model baru, adiknya VW Touareg. Saingannya Nissan X-Trail, Honda CRV, Ford Escape, Suzuki Grand Vitara, dan BMW X-3. Istri: Wah, kalau SUV kan boros bensin, Mas? Saya: Belum tentu. Mobil SUV generasi baru udah hemat BBM kok. Kan pengoperasiannya serba komputer dan udah transmisi otomatik. All-New Honda CRV dan All-New Nissan X-Trail, misalnya, itu lumayan hemat BBM lho! Istri: Tapi bentuknya kan bongsor, Mas. Kalau saya yang pake buat belanja, cari parkirnya susah. Mendingan beli sedan aja, Mas. Nggak usah yang terlalu mewah deh. Terlalu mencolok. Nggak enak sama tetangga. Sekelas Honda Accord juga nggak apa-apa. Saya: Ya..ya.. ya..suka-suka kamu aja deh! Diskusinya entar aja disambung. Saya harus cepat-cepat ke kantor nih. Entar terlambat lagi. Istri: Iya deh. Tapi jangan lupa ya, Mas! Saya: Jangan lupa apa? Istri: Nanti, tolong ke koperasi kantor. Tanyain, bisa nggak kita kas bon dulu. Soalnya kemarin orang PLN nelepon. Katanya, kalau kita terus nunggak, nggak bayar tagihan, minggu depan listrik kita bisa diputus! Depok, 20 Juli 2008 NB: Kata orang pintar salah satu ciri orang yang dewasa, matang, dan bijaksana adalah kemampuan untuk menertawakan diri sendiri, dan selalu bisa tersenyum dalam kondisi apapun.
[Forum Pembaca KOMPAS] LOMBA OPINI UNTUK PARA GURU
LOMBA OPINI UNTUK PARA GURU Learn How to Learn to Be An Absolute GENIUS! http://elexmedia.multiply.com/calendar/item/10102/LOMBA_OPINI_UNTUK_PARA_GURU Total Nilai hadiah lebih dari Rp. 10.000.000,- dan hadiah utama 1 unit Printer XEROX! Untuk 3 opini terbaik akan dipublikasikan dalam media (dengan konfirmasi) Kirimkan opini anda tentang Metode Belajar yang dibahas dalam buku Be An Absolute GENIUS! Panduan Praktis Learn How to Learn Sesuai Cara Kerja Alami Otak Ketentuan : Jumlah karakter min. 1.500 karakter, maks. 3.000 karakter ( tidak termasuk spasi ) Isi Opini : - Manfaat materi buku, alasannya apa? - Kemudahan Aplikasi - Harapan dari adanya panduan cara belajar. Kirimkan opini beserta data diri anda kepada : Yuna PROMOSI PT. ELEX MEDIA KOMPUTINDO Ged. Kompas Gramedia Lt. 6 Jl. Palmerah Selatan 22-28 Jakarta 10270 BATAS PENERIMAAN : 30 AGUSTUS 2008 Info : [EMAIL PROTECTED] P Please consider the environment before printing. - Web : http://www.elexmedia.co.id/forum/ Blog : http://elexmedia.multiply.com/ http://elexkids.multiply.com/ Milis : http://groups.yahoo.com/group/komik-elex/ PT. Elex Media Komputindo KOMPAS GRAMEDIA Bld. 6th Fl. Jl. Palmerah Selatan no. 22-28 Jakarta 10270 Courage is resistance to fear, mastery of fear not absence of fear. - Mark Twain = -- -- No virus found in this outgoing message. Checked by AVG. Version: 7.5.524 / Virus Database: 270.5.3/1563 - Release Date: 7/20/2008 12:59 PM [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Dirut PT Pos Ditahan
paragrap terakhir salah kutip ato beneran seh ? masak dirut ngejalanin aturan dari dirop. ato memang di bumn dirop lebih tinggi dari dirut ya...? kalau di swasta seh...pengalaman kagak ada aturan yg nyleneh geto.. ---Original Message--- From: Agus Hamonangan Date: Monday, July 21, 2008 19:59:46 To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Dirut PT Pos Ditahan JAKARTA, SENIN-Setelah memeriksa lebih dari sembilan jam, Direktur Utama PT Pos Indonesia Hana Suryana akhirnya ditahan tim penyidik Kejaksaan Agung. Hana yang diperiksa, Senin (21/7) pagi pukul 08.15 hingga pukul 17.25 WIB dibawa penyidik ke Rumah Tahanan Salemba. Hana diperiksa dan ditahan karena terkait Kasus dugaan korupsi dana operasional dan dana nonbudgeter di PT Pos Indonesia. Selama diperiksa Hana menjawab 26 pertanyaan penyidik. Pertanyaannya tidak menjerat karena klien saya hanya melaksanakan tugas, kata kuasa hukum PT Pos Indonesia Zularmain Aziz kepada wartawan. Sejak pagi tadi, Hana bersama tujuh pejabat PT Pos lainnya diperiksa di Gedung Bundar atau. bagian Pidana Khusus Kejagung. Dugaan korupsi itu dilakukan dengan cara sengaja mengeluarkan biaya pembinaan eksternal atau komisi sebesar lima persen dari nilai barang yang dikirim PT Telkomsel melalui PT Pos Indonesia Jakarta Taman Fatahillah. Juga dengan mengenakan biaya pembinaan internal atau insentif sebesar Rp 1.130 per kilogram dari berat barang yang dikirim PT Telkomsel melalui Kantor Pos Indonesia Jakarta Taman Fatahillah. Kerugian negara diperkirakan sebesar Rp 15 miliar. Zularmainmenyatakan tidak ada penyalahgunaan wewenang dalam pemberian komisi yang dilakukan kliennya. Pemberian komisi itu diatur berdasarkan surat edaran Direktur Operasional PT Pos Indonesia.(C10-08) http://kompas.com/read/xml/2008/07/21/18152346/dirut.pt.pos.ditahan
[Forum Pembaca KOMPAS] Buah Kecapi
Dulu waktu SD saya paling senang lewat rumah halaman milik orang2 Betawi asli, ada yang khas di halaman itu selain kandang sapi yang agak bau, dihalamannya biasanya ada buah kecapi, nah paling seneng saya kalo dapat kecapi mateng, rasanya manis dan cuman bisa diemut doang. Masih ada nggak ya di tanah jakarta ini buah kecapi? kalo Manggis saya masih sering liat. ANTON
[Forum Pembaca KOMPAS] Arie Hanggara
Masih ada yang inget kasus Arie Hanggara nggak? Ikon 80-an banget ya, ANTON
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] PIS Capreskan Sutiyoso
Salam, Sutiyoso VISONER,TEGAS dan berani MENGADAKAN PEROBAHAN. Hasilnya seperti DKI sekarang ini.Puas...Puas...! Wasalam, Wal Suparmo --- On Tue, 22/7/08, Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED] wrote: From: Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED] Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] PIS Capreskan Sutiyoso To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Date: Tuesday, 22 July, 2008, 5:47 AM JAKARTA, SENIN-Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) pertama Partai Indonesia Sejahtera (PIS) telah membulatkan tekad untuk mendukung penuh mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso sebagai calon presiden (Capres) pada pemilu 2009 mendatang. Ketua Umum DPP PIS Budiyanto Darmastono menyatakan, Sutiyoso merupakan figur yang tepat untuk menjadi Presiden Indonesia 2009 mendatang. Ia orang yang berpengalaman, visioner, tegas dan berani melakukan perubahan, kata Budiyanto Darmastono dalam pembukaan Rampimnas ke-I, Senin (21/7), yang disambut yel-yel peserta Rapimnas, Bang Yos Presiden 2009! Rapimnas PIS digelar gelar di Gedung Petermuan Pepustakaan Nasional, Salemba, Jakarta. Rapimnas akan digelar selama dua hari sampai Selasa (22/7). Agenda yang diusung di antaranya adalah konsolidasi seluruh pengurus PIS dari DPP, DPD sampai DPC untuk memenangkan pemilu pada 2009 mendatang. Disamping itu juga memantapkan tekad untuk mendukung Sutiyoso sebagai capres pada pemilu 2009. Untuk menarik dukungan dari masyarakat, selain memasang figur Sutiyoso sebagai calon presiden, PIS juga mengajak sejumlah artis ibu kota untuk bergabung. Dalam Rapimnas ke-I sejumlah artis tampak datang. Ada Elvi Sukasih, Happy Salma, dan personil pelawak empat sekawan Eman. Menyambut dukungan penuh yang diberikan oleh PIS ini, Bang Yos, demikian sapaan akrab Sutiyoso, juga berjanji akan mendukung penuh kampanye PIS di berbagai daerah, sehingga partai ini nanti akan menjadi partai besar. Dia juga mempersilahkan PIS untuk menjual figurnya untuk memperoleh dukungan rakyat. PIS sudah sejak awal aktif mendekati Sutiyoso agar mau diusung sebagai figur capres PIS 2009 mendatang. Bahkan begitu dinyatakan lolos verifikasi faktual dan dinyatakan KPU sebagai salah satu kontesten pemilu 2009 dengan nomor 33, langsung mendatangi Sutiyoso untuk menyatakan dukungannnya. (Persda Network/Sugiyarto) Sumber : Persda Network http://www.kompas. com/read/ xml/2008/ 07/22/00295997/ pis.capreskan. sutiyoso Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed]
RE: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Kondisi pulau Kalimantan, Surat untuk tuan Presiden M
Daripada pemerintahan negara terus korup, penghisap negara, memang kita tak butuh negara. Kita urus aja kampung atau desa masing2 asal hidup damai, sambil peduli dg sesama kampung/desa lain. NKRI, negara koruptor rusak indonesia. Para pejabatnya sipil dan militer mengajarkan doktrin kesatuan dg mencabik-cabik indonesia. NKRI hanya bisa tegak jika mereka para pejabat sipil dan militer penghisap dan pembunuh rakyat itu dikerangkeng seumur hidup di peti mati. ARIEF RACHMAN wrote: Sepakat, apapun bentuk pemerintahannya. keadilan harus ditegakan, rakyat mah terima beras aja. Percuma bangsa ini punya Parpol seabrek, kalo ngurusin rakyat ndableg. Rakyat ngga butuh negara kesatuan, negara federal, dll. rakyat cuma butuh keadilan. Hikam kada usahlah mangancam sidin dgn kekerasan, yang nantinya malah terjadi parkalahian antar sesama rakyat dan yang rugi rakyat jua pang, ya kala? Cuma gara-gara pemerintah yg ndableg. Demi tegaknya keadilan, seharusnya kalian tuh bersatu! Jangan bodoh donk..! Salam, Perjaka Peranakan jawa-kalimantan
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Lagu Yang Mistis
Setuju kalo Lagu ini memang mistis, artinya lagu yg menginsirasi kita semua agar kita selalu mengenang bahwasanya Indonesia adalah RUMAH kita semua. Mari Kita bangun Rumah kita semua agar Lebih Indah, Damai. Mari Kita wariskan Indonesia yang lebih baik utk anak cucu kita. Bukan sumpah serapah anak cucu kita kalo kita cuman bisa membuat celaka ibu pertiwi. Terima kasih Bung Ismail Marzuki. Jasa MU, Karya MU, telah membuat kami anak bangsa ini untuk selalu berbuat yang terbaik utk Indonesia ini. Jaya selalu Indonesia kita... - Original Message From: anton_djakarta [EMAIL PROTECTED] To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Sent: Tuesday, July 22, 2008 12:06:32 AM Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Lagu Yang Mistis Tadi Pagi saya hampir nangis denger lagu ini entah kenapa, waktu Ismail Marzuki nyiptain nih lagu pake didukunin ya? Indonesia tanah air beta Pusaka abadi nan jaya Indonesia sejak dulu kala Tetap dipuja puja bangsa Di sana tempat lahir beta Dibuai dibesarkan bunda Tempat berlindung di hari tua Tempat akhir menutup mata ANTON [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Essay - Saya, Istri, dan Honda CRV
Cerita yang bagus om, semoga menjadi bahan renungan kita semua :) -- --- regards, Christiono Hendrawan HP : 08128307722 www.birumerah.com 2008/7/21 Satrio Arismunandar [EMAIL PROTECTED]: Essay � SAYA, ISTRI, DAN HONDA CRV Oleh Satrio Arismunandar Saya baru saja mau berangkat ke kantor, pagi itu, ketika istri saya membuka-buka halaman otomotif di Harian Kompas (17 Juli 2008), sambil berkomentar. Maka terjadilah dialog seperti di bawah ini: Istri: Mas, udah lihat Mercedez Benz SL-350 di pameran mobil IIMS 2008? Keren banget deh. Lebih keren dari BMW atau Audi. Gimana ya kalau kita beli satu? Saya: Kamu kan tahu, saya itu nggak demen mobil sedan. Saya senangnya tipe SUV, sport utility vehicle. Kesannya jantan dan macho gitu lho Istri: Jadi, kalau mau pilih SUV, Mas senengnya SUV yang mana? Saya: Nah, ada yang bagus nih. Volkswagen Tiguan 2.0 TDI. Model baru, adiknya VW Touareg. Saingannya Nissan X-Trail, Honda CRV, Ford Escape, Suzuki Grand Vitara, dan BMW X-3. Istri: Wah, kalau SUV kan boros bensin, Mas? Saya: Belum tentu. Mobil SUV generasi baru udah hemat BBM kok. Kan pengoperasiannya serba komputer dan udah transmisi otomatik. All-New Honda CRV dan All-New Nissan X-Trail, misalnya, itu lumayan hemat BBM lho! Istri: Tapi bentuknya kan bongsor, Mas. Kalau saya yang pake buat belanja, cari parkirnya susah. Mendingan beli sedan aja, Mas. Nggak usah yang terlalu mewah deh. Terlalu mencolok. Nggak enak sama tetangga. Sekelas Honda Accord juga nggak apa-apa. Saya: Ya..ya.. ya..suka-suka kamu aja deh! Diskusinya entar aja disambung. Saya harus cepat-cepat ke kantor nih. Entar terlambat lagi. Istri: Iya deh. Tapi jangan lupa ya, Mas! Saya: Jangan lupa apa? Istri: Nanti, tolong ke koperasi kantor. Tanyain, bisa nggak kita kas bon dulu. Soalnya kemarin orang PLN nelepon. Katanya, kalau kita terus nunggak, nggak bayar tagihan, minggu depan listrik kita bisa diputus! Depok, 20 Juli 2008 NB: Kata orang pintar salah satu ciri orang yang dewasa, matang, dan bijaksana adalah kemampuan untuk menertawakan diri sendiri, dan selalu bisa tersenyum dalam kondisi apapun. = Pojok Milis Forum Pembaca KOMPAS : 1.Milis FPK dibuat dan diurus oleh pembaca setia KOMPAS 2.Topik bahasan disarankan bersumber dari KOMPAS dan KOMPAS On-Line (KCM) 3.Moderator berhak mengedit/menolak E-mail sebelum diteruskan ke anggota 4.Moderator E-mail: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] 5.Untuk bergabung: [EMAIL PROTECTED] KOMPAS LINTAS GENERASI = Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/