Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Surat Terbuka Buat MenDiknas, Buku Sekolah Elektronik

2008-07-21 Terurut Topik firdaus mubarik
saya mengambil satu contoh buku dan mecoba membaca melalui 2 metode:

1. Baca online, kualitasnya begitu buruk kalau diabandingkan epaper yang
dipake Kompas atau korantempo. Gak usah yang bayar deh. pake epapernya
scribd juga masih lebih bagus. Udah gitu lambat banget. Permasalahan, buku
yang berupa text tapi ditampilkan sebagai gambar.

2. Download, alamak liat saja besarnya :
00 Sampul 
Depan.ziphttp://bse.depdiknas.go.id/?top=xmn=1to=downid=20080619170847tk=1#(1,50
MB)
01 
Prelim.ziphttp://bse.depdiknas.go.id/?top=xmn=1to=downid=20080619170847tk=1#(0,07
MB)
02 Unit 
1.ziphttp://bse.depdiknas.go.id/?top=xmn=1to=downid=20080619170847tk=1#(7,02
MB)
03 Unit 
2.ziphttp://bse.depdiknas.go.id/?top=xmn=1to=downid=20080619170847tk=1#(9,85
MB)
04 Unit 
3.ziphttp://bse.depdiknas.go.id/?top=xmn=1to=downid=20080619170847tk=1#(3,61
MB)
05 Unit 
4.ziphttp://bse.depdiknas.go.id/?top=xmn=1to=downid=20080619170847tk=1#(0,00
MB)
06 Uji Kompetensi Semester
1.ziphttp://bse.depdiknas.go.id/?top=xmn=1to=downid=20080619170847tk=1#(0,00
MB)
07 Unit 
5.ziphttp://bse.depdiknas.go.id/?top=xmn=1to=downid=20080619170847tk=1#(10,51
MB)
08 Unit 
6.ziphttp://bse.depdiknas.go.id/?top=xmn=1to=downid=20080619170847tk=1#(3,17
MB)
09 Unit 
7.ziphttp://bse.depdiknas.go.id/?top=xmn=1to=downid=20080619170847tk=1#(6,97
MB)
10 Unit 
8.ziphttp://bse.depdiknas.go.id/?top=xmn=1to=downid=20080619170847tk=1#(2,99
MB)
11 Uji Kompetensi Semester
2.ziphttp://bse.depdiknas.go.id/?top=xmn=1to=downid=20080619170847tk=1#(1,94
MB)
12 
Pustaka.ziphttp://bse.depdiknas.go.id/?top=xmn=1to=downid=20080619170847tk=1#(0,25
MB)
13 Sampul 
Belakang.ziphttp://bse.depdiknas.go.id/?top=xmn=1to=downid=20080619170847tk=1#(0,53
MB)

Download ebook aja biasanya gak nyampe 2MB!!! yang komik bergambar pun gak
segede ini. Wah diknas tapi gak berpendidikan!

jadi saya maklum kalo ada yang protes. ide bagus tapi eksekusi gak jelas

-- 
Firdaus Mubarik
http://firdaus.web.id/



2008/7/20 Yuliati Soebeno [EMAIL PROTECTED]:

 Memang negara tetangga Republik Impian ini benar-benar ambur adul, masa
 membuat suatu kebijakan tidak di-sosialisasi-kan terlebih dahulu kepada
 orang-orang yang akan membantu para murid tersebut? Orang kecil selalu
 menjadi pelengkap penderita bagi penguasa.
 Kebijakan selalu dibuat tanpa dipikirkan terlebih dahulu, upaya bagaimana
 agar kebijakan tersebut dapat diterima semua orang dengan baik dan terpuji.







[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum Pembaca KOMPAS] Balasan: Silaturahmi Korban 1965 Nasional dan Internasional

2008-07-21 Terurut Topik Harry Rahman
Kok cuma korban PKI

  Terus pembataian di Jawa TImur tragedi sungai abang itu bagaimana mau 
dihapus??? mau dilupakan?

  yang balance dong???




[Forum Pembaca KOMPAS] Mari, Kupoles Senyum Sinismu... From: Agus Hamonangan

2008-07-21 Terurut Topik my_tiger_swan
Yg acap diabaikan o/para pengguna jasa perusahaan pembentuk citra dan 
sejenisnya tsb yaitu bhw hsl polesan dadakan hanyalah kulit luar yg akan segera 
terlepas.  Integritas individu yg sesungguhnya merupakan bemtukan suatu proses 
yg tdk didpt dlm satu dua bulan!  Nah, org2 yg bnr2 memiliki isi dan teruji 
inilah yg tak akan gentar dan mampu menjaga kesejajaran keseluruhan 
penampilannya krn apa yg dikeluarkannya mmg telah mengendap lama dlm diri org 
tsb!  Mau dicegat publik maupun wartawan pas bangun tidur kek paparan atau 
sekedar komentarnya akan tetap sama!
Para pengguna jasa perusahaan2 yg isinya mmg dangkal atau sdh kotor tetap saja 
akan berbeda dg org bnr2 mapan integritasnya!  Waktulah yg akan membedakan mana 
emas mana loyang!

Nah, yg menjadi tgs penting para penggiat civil society movement yaitu 
bagaimana memberdayakan para calon pemilih, yg menjadi sasaran calon pengisi 
panggung bernama Republik Indonesia ataupun panggung2 lainnya, shg konstituen 
tsb dapat melakukan pembedaan dg cerdas!  Mampukan para konstituen u/tdk 
menjadi buta krn kesilauan o/pencahayaan berlebihan dr para calon yg terpoles 
dg dangkalnya!

Sudahi pembodohan2 model spt ini jk negeri kita ingin mengalami perbaikan.  
Para tikus telah menguasai lumbung padi shg gabah pun hanya pantas menjadi 
konsumsi ternak dan rakyat pun mati kelaparan dan terinjak di tengah hamparan 
hijau kekayaan bumi dan laut negerinya!

ED
Sent from my BlackBerry® wireless device from XL GPRS network


=
Pojok Milis Forum Pembaca KOMPAS :

1.Milis FPK dibuat dan diurus oleh pembaca setia KOMPAS
2.Topik bahasan disarankan bersumber dari KOMPAS dan KOMPAS On-Line (KCM)
3.Moderator berhak mengedit/menolak E-mail sebelum diteruskan ke anggota
4.Moderator E-mail: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]
5.Untuk bergabung: [EMAIL PROTECTED]

KOMPAS LINTAS GENERASI
=
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



[Forum Pembaca KOMPAS] Re:10 Hal Gratis di Paris

2008-07-21 Terurut Topik mat sunjaya
Kapan ya Jakarta, bisa seperti itu?  Mungkinkah?

Achmad Sunjayadi




  

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Mari, Kupoles Senyum Sinismu...

2008-07-21 Terurut Topik ayin_sampit
Luar biasa, dari miliaran rupiah yg dikeluarin capres, cagub hingga cabup kira2 
rakyat miskin dapat apa ya ? Mohon pencerahannya.

Salam damai, Ayin

-Original Message-
From: Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED]
Sent: 2008-07-21 00:33:37 GMT+08:00
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Mari, Kupoles Senyum Sinismu...

Oleh Budi Suwarna
http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/07/20/01074016/mari.kupoles.senyum.sinismu...


Apa yang ada dalam pemikiran para politikus kita sehari-sehari? Nasib
bangsa dan cara mengatasi krisis? Kalau itu yang Anda bayangkan, Anda
keliru besar. Mereka sibuk memikirkan cara tersenyum dan cara tampil
elegan di depan rakyat. Dana triliunan rupiah dihabiskan untuk urusan
citra diri. Inilah politik kontemporer Indonesia, yang barangkali
tidak ada dalam silabus perkuliahan ilmu-ilmu politik.

Soal memoles senyum itu dilakukan seorang calon gubernur (cagub) yang
kini sudah terpilih sebagai gubernur. Berdasarkan hasil penelaahan
sebuah konsultan pencitraan, senyum sang cagub kelihatan sinis. Ini
dianggap kelemahan besar. Konsultan pun menata senyum sinis sang cagub
sedemikian rupa agar tampak manis dan bisa memikat hati calon pemilih.

Seorang calon wakil presiden tahun 2004 juga memanfaatkan jasa
konsultan penampilan. Hasil kajian konsultan menemukan, sang politikus
itu jika berbicara sering mengacungkan telunjuk setinggi dahi. Gerakan
seperti itu terkesan menggurui. Karena itu, konsultan meminta dia
menurunkan telunjuknya hingga sebatas dada saja ketika berbicara agar
tampak bersahabat.

Kebetulan politikus itu bertubuh kecil sehingga jika dia duduk
berdampingan dengan pasangannya yang bertubuh tinggi dan besar, dia
tampak tenggelam dan kalah wibawa. Untuk mengatasi hal itu, konsultan
mengganjal kursi sang politikus agar tubuhnya sejajar dengan pasangannya.

Begitulah. Dunia politik Indonesia kini telah memasuki era yang
benar-benar baru di mana pencitraan menjadi begitu penting. Bagaimana
itu terjadi?

Ini berkaitan dengan perubahan politik di Indonesia. Setelah sistem
pemilu langsung dijalankan, rakyat memiliki otonomi untuk menentukan
pilihannya. Karena itu, para politikus merasa harus populer di mata
rakyat. Cara yang paling efektif untuk meraih popularitas adalah
tampil di media massa.

Rizal Mallarangeng, pendiri perusahaan konsultan strategi dan politik
Foxindonesia, mengatakan, biaya untuk menjangkau kesadaran publik
melalui media massa berkisar Rp 1-Rp 5 per kapita. Jika menggunakan
pawai dan sejenisnya, biayanya membengkak menjadi Rp 1.000 sampai tak
terhingga per kapita.

Layanan penuh

Era politik kemasan ini menjadi ladang bisnis baru bagi sejumlah agen
pencitraan. Hotline Advertising, misalnya, melayani proyek pencitraan
dari hulu sampai hilir, mulai dari pemetaan kelemahan dan kekuatan
klien, perumusan konsep iklan, pembuatan tag line (slogan), pembuatan
materi iklan, penempatan iklan di media, manajemen isu, hingga
pengaturan acara klien.

Chief Executive Officer (CEO) Hotline Advertising Subiakto
Priosoedarsono mengatakan, pihaknya terjun ke bisnis ini setelah
menangani pasangan capres-cawapres Susilo Bambang Yudhoyono
(SBY)-Jusuf Kalla tahun 2004. Hotline membuatkan konsep iklan dan
mengeksekusinya hingga mengatur kegiatan pasangan itu.

”Kami mengatur SBY-Kalla harus sarapan di mana dan dengan siapa. Kami
juga mengatur kapan dia harus salaman, kapan bicara, kapan menjawab
pertanyaan, kapan diam,” kata Subiakto.

Untuk memastikan strategi pencitraan itu jalan, Subiakto menempatkan
orangnya di lingkaran dalam selama 24 jam penuh. ”Setiap hari kami
mengevaluasi dan mengingatkan klien. Kami kadang tidak tidur,” kata
Subiakto ketika ditemui di kantornya di Jalan Wolter Monginsidi,
Jakarta Selatan, Rabu (16/7).

Hal yang sama dilakukan Subiakto ketika menangani pencitraan dan
strategi komunikasi Fauzi Bowo. Bahkan, Hotline ikut memutar otak
ketika Fauzi akan mengikuti debat calon. ”Kami memanggil 20 ahli dari
berbagai bidang untuk terlibat dalam simulasi debat. Mereka melatih
Fauzi agar bisa menjawab berbagai pertanyaan. Kalau ditanya begini,
jawabnya begini,” katanya.

Foxindonesia yang baru berdiri enam bulan juga memberikan layanan yang
kurang lebih sama. Sejauh ini, perusahaan yang berkantor di Jalan
Irian, Menteng, Jakarta, itu telah menangani pencitraan Ketua Umum
Partai Amanat Nasional Sutrisno Bachir, calon gubernur Sumatera
Selatan Alex Noerdin, pasangan cagub/cawagub Jawa Timur
Soekarwo-Syaifullah Yusuf, dan iklan beberapa politikus lain.

Ada lagi pemain besar lain, yakni Lingkaran Survei Indonesia yang
dipimpin Denny JA. Perusahaan ini memberikan layanan mulai dari survei
opini publik, mobilisasi opini, pembentukan citra, hingga pembuatan
konsep iklan. Sejumlah politikus yang pernah menggunakan jasa LSI
untuk pencitraan antara lain Wiranto, Fauzi Bowo, dan I Made Mangku
Pastika (baru terpilih sebagai Gubernur Bali).

Di luar pemain besar, ada pemain-pemain kecil yang beroperasi secara
individu. Salah seorang 

Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Tan Malaka Yang Dihujat dan Dilupakan

2008-07-21 Terurut Topik Lisman Manurung
Hasrat melupakan Tan Malaka dimaksudkan agar dia tidak lagi berpengaruh pada 
orang-orang muda. Bagi penguasa yang masih sarat dengan format lama dia adalah 
ancaman. Penguasa yang menafikan perbedaan pendapat, terpenjara oleh 
ideologi dan dogmatisme adat-istiadat dan agama akan memusuhi tokoh Tan 
Malaka. Pengaruh Tan Malaka  terhadap orang muda sangat berbahaya 
karena membangkitkan 'pembangkangan' kepada karakter status-quo. 
 
Tetapi sekarang saatnya kita menoleh pada perubahan mondial. Kini Rusia dan 
Cina bukan lagi penganut mono-ideologis komunis. Juga bagaimana Singapura yang 
dahulu diduga orang akan menjadi negara komunis karena dipimpin tokoh muda 
sosialis LKY (Saya duga dia juga baca karya-karya  Tan Malaka), justru menjadi 
basis pusat modal yang turut mengatur  perekonomian  Asia Tenggara. Banyak 
orang yang menuding bahwa internal negara Singapura diatur ketat, sepertinya 
tidak demokratis bahkan sangat  berkarakter sosialis, karena setiap pekerja 
dilindungi, tetapi si kapitalis yang tamak bisa bangkrut tergerus hartanya oleh 
pajak yang progressif.
 
Kiprah Tan Malaka ialah pada tahun-tahun sebelum kemerdekaan, tatkala banyak 
orang muda hanya mampu merespons/prihatin dengan nasib orang-tuanya 
atau kecemasan saudara sekampungnya. Tan Malaka sudah melanglang-buana ke 
berbagai benua terdorong oleh obsesi mendirikan sebuah negara-bangsa. 
 
Dia berhasil keluar dari ukuran-ukuran sukses seorang muda, keluar 
dari 'batas-batas' dogmatis adat-istiadat dan agama. Pada usia di bawah 30 
tahun dia telah berdebat dan berselisih pandangan dengan tokoh-tokoh besar 
Eropah.
 
Jadi, jika anda mengecilkan arti Tan Malaka, padahal tokoh-tokoh yang 
mewujudkan peradaban di Asia Tenggara, Asia  dan Eropah Timur dan dunia Barat 
pernah memperhitungkan pemikiran-pemikiran dan obsesi dia, lantas siapakah anda?
 

--- On Sun, 7/20/08, Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED] wrote:

From: Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED]
Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Tan Malaka Yang Dihujat dan Dilupakan
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Date: Sunday, July 20, 2008, 1:17 PM






Yang Dihujat dan Dilupakan

http://cetak. kompas.com/ read/xml/ 2008/07/20/ 01042253/ yang.dihujat. 
dan.dilupakan

Dari buku Di Negeri Penjajah juga diketahui bahwa orang Indonesia
pertama yang datang ke Belanda adalah tiga utusan dari kerajaan di
Aceh, untuk membuka hubungan diplomatik dengan Kerajaan Belanda. Juga
ada cerita tentang ”praktik memamerkan orang pribumi” yang menuai protes.

Namun, karya monumental Harry A Poeze adalah mengenai Tan Malaka. Ia
memulai penelitian mengenai Tan Malaka sejak masih kuliah di
Universitas Amsterdam. Gelar doktorandus diraih pada tahun 1972 dengan
skripsi mengenai riwayat Tan Malaka. Penelitian itu dilanjutkan ketika
ia menulis disertasi untuk mendapatkan gelar doktor pada tahun 1976.

”Saya menulis dan terus menulis sampai lebih dari 600 halaman.
Promotor minta saya berhenti dulu. Katanya kalau mau dilanjutkan,
nanti menulis buku saja,” kenang Harry.

Ketertarikannya pada sosok misterius Tan Malaka bermula dari
ketertarikannya pada sejarah Indonesia yang penuh dinamika dalam
hubungannya dengan kolonialisme Belanda.

”Tan Malaka itu tokoh penting, orang besar, tak hanya di Indonesia,
tetapi juga di Asia,” ujarnya. Perjumpaannya dengan berbagai karya,
khususnya karya Ruth T McVey, The Rise of Indonesian Communism (terbit
pertama kali di Ithaca, 1965), membuat ketertarikan itu semakin tersemai.

Disertasi itu kemudian menjadi bagian pertama buku mengenai Tan
Malaka. Bagian kedua terdiri dari tiga buku dengan jumlah halaman
2.194, terbit tahun lalu, berjudul Verhuisd en Vergeten: Tan Malaka,
de linkse beweging en de Indonesische Revolutie, 1945-1949 (Tan
Malaka: Yang Dihujat dan Dilupakan).

Buku pertama diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia beberapa tahun
lalu, menjadi dua buku yang tebalnya masing-masing sekitar 300
halaman. Buku kedua sedang diterjemahkan dan rencananya akan menjadi
enam buku.

Untuk penulisan buku itu, ia menelusuri arsip dan melakukan perjalanan
napak tilas ke tempat- tempat dan negara-negara yang pernah dikunjungi
atau dimukimi sebentar oleh Tan Malaka, yang membentang dari Rusia,
Eropa, Asia, Amerika Serikat, dan Australia, sampai Buyah di Banten
Selatan dan tempat kelahirannya di Sumatera Barat. Harry berhasil
menemui teman-teman Tan Malaka di Belanda dan para saksi sejarah di
Indonesia, juga di tempat lain. Dalam buku itu, ia berhasil
mengungkapkan pelaku pembunuhan atas diri Tan Malaka, dan perkiraan di
mana jasadnya dimakamkan.

Harry mendapat keleluasaan melakukan penelitian dan kemudian
menerbitkannya ketika ia menjadi Direktur Penerbitan KITLV pada tahun
1980 setelah beberapa tahun sebelumnya menjadi asisten wali kota di
Castricum, tempatnya bermukim.

Hubungannya dengan Indonesia menjadi semakin kuat setelah anak
sulungnya menikah dengan gadis Surabaya. ”Ia melakukan penelitian di
Surabaya, dan ketemu calon istrinya di sana,” ujarnya. (MH/MT)

Biodata

Nama: Dr Harry A 

[Forum Pembaca KOMPAS] Warning BARNAS.

2008-07-21 Terurut Topik mangoenpoerojo roch basoeki
Mass-media ysh, 
Dari 34 parpol peserta pemilu, terdapat nama Partai Barisan Nasional yang 
mereka singkat dengan BARNAS juga. Sama persis dengan nama organisasi kami yang 
bergerak dalam moral kebangsaan. Organisasi kami ini didirikan oleh para 
sesepuh negri, yang tidak lagi berambisi apapun. Masyarakat hendaknya jangan 
dibingungkan oleh berdirinya partai BARNAS yang tidak berkaitan sama sekali 
dengan organisasi kami. 
salam, robama. 


  

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum Pembaca KOMPAS] Rizal Vs Fadjroel = Indonesian 2009

2008-07-21 Terurut Topik dj rivas

beberapa hari ini penulis mendapatkan kiriman email dari pembaca KOMPAS terkait 
dengan satu isu besar yang dihembuskan oleh dua tokoh muda saat ini yaitu Bung 
Rizal Mallarangeng dan Bung Fadjroel Rahman yaitu bahwa dua tokoh muda ini 
berperang dengan kaum tua untuk menduduki kursi empuk yang ada di Istana Negara.

yang menjadi pertanyaan adalah, mampukah mereka berjuang untuk memperbaiki 
negara ini? kalau pendapat saya pribadi adalah dua tokoh ini sudah layak 
berperang dalam pemilu 2009 karena pengalaman mereka sudah cukup tapi ada satu 
hal yang menganjal dan mungkin ini menjadi bagian  jualan  mereka adalah 
mampukah mereka membrantas KKN, membongkar jaringan korupsi yang telah 
berlangsung selama jaman orde baru dan kroni-kroninya dan mengembalikannya ke 
kas negara beserta bunga-bunganya, kemudian kasus Munir dan semua tragedi HAM, 
Lapindo yang hingga detik ini belum jelas arah penuntasannya, karena isu ini 
selalu mengemuka setiap ajang pilkada atau sejenisnya, tapi hasilnya mana ? 
jalan di tempat.

kalau kasus Soeharto dan Kroni-kroninya penulis yakin kalau Bung Fadjroel 
memimpin negeri ini harta yang lama menimbun di Cendana bisa dibongkar dan 
dikembalikan ke kas negara, karena kita tahu bagaimana kehidupan politik dari 
tokoh ini.

pesan saya kepada kedua tokoh muda ini adalah.. BERKARYALAH DENGAN NYATA KEPADA 
RAKYAT BUKAN BERKARYA DENGAN KATA-KATA karena masyarakat kita sudah bosan 
dengan kata-kata dan rayuan...

selamat berjuang para tokoh muda 


Rhesa  Ervanca Ivan Lorca
http://republikrakyatjelata.blogspot.com





  

[Non-text portions of this message have been removed]



Balasan: [Forum Pembaca KOMPAS] Mari, Kupoles Senyum Sinismu...

2008-07-21 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Upaya untuk meningkatkan Citra diri atau kelompoknya agar dilirik dan dipilih 
oleh rakyat, itu sangat manusiawi.
   
  Tugas masyarakat, terutama LSM adalah membedah track record para calon 
pemimpin tersebut, sehingga para pemilih bisa menilai mana sebetulnya yang 
paling pantas menjadi pemimpin mereka.
   
  Jika tidak ada calon pemimpin yang dianggap cocok, ya golput saja.
  Sayangnya dalam undang - undang PILKADA maupun Pemilu tidak ada klausul yang 
mengatur tentang sah tidaknya suatu Pilkada atau Pemilu jika jumlah golput 
mencapai nilai tertentu.
   
  Salam,
   
   
  Adyanto Aditomo

Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Oleh Budi Suwarna
http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/07/20/01074016/mari.kupoles.senyum.sinismu...

Apa yang ada dalam pemikiran para politikus kita sehari-sehari? Nasib
bangsa dan cara mengatasi krisis? Kalau itu yang Anda bayangkan, Anda
keliru besar. Mereka sibuk memikirkan cara tersenyum dan cara tampil
elegan di depan rakyat. Dana triliunan rupiah dihabiskan untuk urusan
citra diri. Inilah politik kontemporer Indonesia, yang barangkali
tidak ada dalam silabus perkuliahan ilmu-ilmu politik.

Soal memoles senyum itu dilakukan seorang calon gubernur (cagub) yang
kini sudah terpilih sebagai gubernur. Berdasarkan hasil penelaahan
sebuah konsultan pencitraan, senyum sang cagub kelihatan sinis. Ini
dianggap kelemahan besar. Konsultan pun menata senyum sinis sang cagub
sedemikian rupa agar tampak manis dan bisa memikat hati calon pemilih.

Seorang calon wakil presiden tahun 2004 juga memanfaatkan jasa
konsultan penampilan. Hasil kajian konsultan menemukan, sang politikus
itu jika berbicara sering mengacungkan telunjuk setinggi dahi. Gerakan
seperti itu terkesan menggurui. Karena itu, konsultan meminta dia
menurunkan telunjuknya hingga sebatas dada saja ketika berbicara agar
tampak bersahabat.

Kebetulan politikus itu bertubuh kecil sehingga jika dia duduk
berdampingan dengan pasangannya yang bertubuh tinggi dan besar, dia
tampak tenggelam dan kalah wibawa. Untuk mengatasi hal itu, konsultan
mengganjal kursi sang politikus agar tubuhnya sejajar dengan pasangannya.

Begitulah. Dunia politik Indonesia kini telah memasuki era yang
benar-benar baru di mana pencitraan menjadi begitu penting. Bagaimana
itu terjadi?

Ini berkaitan dengan perubahan politik di Indonesia. Setelah sistem
pemilu langsung dijalankan, rakyat memiliki otonomi untuk menentukan
pilihannya. Karena itu, para politikus merasa harus populer di mata
rakyat. Cara yang paling efektif untuk meraih popularitas adalah
tampil di media massa.

Rizal Mallarangeng, pendiri perusahaan konsultan strategi dan politik
Foxindonesia, mengatakan, biaya untuk menjangkau kesadaran publik
melalui media massa berkisar Rp 1-Rp 5 per kapita. Jika menggunakan
pawai dan sejenisnya, biayanya membengkak menjadi Rp 1.000 sampai tak
terhingga per kapita.

Layanan penuh

Era politik kemasan ini menjadi ladang bisnis baru bagi sejumlah agen
pencitraan. Hotline Advertising, misalnya, melayani proyek pencitraan
dari hulu sampai hilir, mulai dari pemetaan kelemahan dan kekuatan
klien, perumusan konsep iklan, pembuatan tag line (slogan), pembuatan
materi iklan, penempatan iklan di media, manajemen isu, hingga
pengaturan acara klien.

Chief Executive Officer (CEO) Hotline Advertising Subiakto
Priosoedarsono mengatakan, pihaknya terjun ke bisnis ini setelah
menangani pasangan capres-cawapres Susilo Bambang Yudhoyono
(SBY)-Jusuf Kalla tahun 2004. Hotline membuatkan konsep iklan dan
mengeksekusinya hingga mengatur kegiatan pasangan itu.

”Kami mengatur SBY-Kalla harus sarapan di mana dan dengan siapa. Kami
juga mengatur kapan dia harus salaman, kapan bicara, kapan menjawab
pertanyaan, kapan diam,” kata Subiakto.

Untuk memastikan strategi pencitraan itu jalan, Subiakto menempatkan
orangnya di lingkaran dalam selama 24 jam penuh. ”Setiap hari kami
mengevaluasi dan mengingatkan klien. Kami kadang tidak tidur,” kata
Subiakto ketika ditemui di kantornya di Jalan Wolter Monginsidi,
Jakarta Selatan, Rabu (16/7).

Hal yang sama dilakukan Subiakto ketika menangani pencitraan dan
strategi komunikasi Fauzi Bowo. Bahkan, Hotline ikut memutar otak
ketika Fauzi akan mengikuti debat calon. ”Kami memanggil 20 ahli dari
berbagai bidang untuk terlibat dalam simulasi debat. Mereka melatih
Fauzi agar bisa menjawab berbagai pertanyaan. Kalau ditanya begini,
jawabnya begini,” katanya.

Foxindonesia yang baru berdiri enam bulan juga memberikan layanan yang
kurang lebih sama. Sejauh ini, perusahaan yang berkantor di Jalan
Irian, Menteng, Jakarta, itu telah menangani pencitraan Ketua Umum
Partai Amanat Nasional Sutrisno Bachir, calon gubernur Sumatera
Selatan Alex Noerdin, pasangan cagub/cawagub Jawa Timur
Soekarwo-Syaifullah Yusuf, dan iklan beberapa politikus lain.

Ada lagi pemain besar lain, yakni Lingkaran Survei Indonesia yang
dipimpin Denny JA. Perusahaan ini memberikan layanan mulai dari survei
opini publik, mobilisasi opini, pembentukan citra, 

Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Rizal Mallarangeng for President

2008-07-21 Terurut Topik Agustinus Edy Kristianto
Selain soal 'ayam India', bisa kasih informasi gak soal kasus Yahukimo-nya,
RM? mungkin ada yang bisa beberin di sini

2008/7/20 Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED]:

   Pak Ando,

 Mas Rizal Mallarangeng dan Andi Mallarangeng member FPK, tadi siang
 saya di hubungi mas Rizal Mallarangeng, beliau mengatakan member FPK
 Kritis :-) Malam harinya saya juga bertemu mas Rizal Mallarangeng di
 TIM, acara Launch Novel terbaru Ayu Utami. Beliau akan memberi jawaban buat
 umum terkait postingan di FPK.

 Salam,
 AH


Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Fajroel Rachman for President

2008-07-21 Terurut Topik Hendra Kusumah
Kalau saya sih tetap Budiman Sujatmiko...:)

2008/7/18 Andrinof Chaniago [EMAIL PROTECTED]:

   Aktifis banyak. Aktifis sejati, orang yang konsisten menjaga integritas
 dan tak henti berteriak, hanya segelintir. Di dalamnya ada Fadjroel. Maju
 terus, Bung Fadjroel!

 Andrinof

  



[Non-text portions of this message have been removed]



Balasan: [Forum Pembaca KOMPAS] geliat calon presiden muda?

2008-07-21 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Kalau mau realistis, Pemilihan Presiden 2009 masih didominasi para politikus 
gaek seperti SBY, Megawati, Wiranto, dsb.

  Politikus muda rasanya sulit untuk memenangkan Pil Pres tersebut karena 
sangat minim pengalaman, sehingga ada keraguan dikalangan pemilih, apakah mampu 
memimpin Rakyat Indonesia ke gerbang keberhasilan.

  Memimpin Indonesia yang besar ini, apalagi sedang dilanda krisis, tidaklah 
mudah. Sang pemimpin harus mendapat cukup dukungan dari Partai Politik di DPR 
dan masyarakat luas.
  Kasus SBY yang berhasil memenangkan Pilpress dengan dukungan Partai Gurem, 
adalah suatu contoh yang menarik.
  Sebagai Presiden, ternyata SBY tidak bisa bebas melaksanakan kebijakannya 
akibat tekanan dari partai - partai yang menguasai mayoritas kursi di DPR.
  Bahwa SBY ternyata seorang peragu dalam mengambil setiap keputusan strategis, 
itu hanya memperburuk situasi saja.
  Akibatnya, pemerintahannya selama 4 tahun terakhir menjadi sangat tidak 
efektif.

  Jadi rasanya pemenang Pilpres 2009 hampir bisa dipastikan calon dari Partai 
Besar yang berkoalisi dengan partai lainnya agar bisa menguasai mayoritas kursi 
di DPR.
  Bahwa sesuai amanat UUD 45 kabinet kita adalah Presidensil, tetapi kenyataan 
dilapangan adalah Presiden harus bisa bekerja sama dengan mayoritas anggota DPR 
jika ingin programnya bisa berjalan dengan baik.

  Untuk para Calon Presiden yang muda, yang saat ini masih miskin pengalaman, 
kesempatannya pada Pilpres 2014.
  Jadi manfaatkan periode 2009 - 2014 untuk menimba pengalaman sebanyak 
mungkin, sehingga tidak ada keraguan dari para pemilih untuk menjatuhkan 
pilihannya kepada calon yang masih muda, dan tentu saja track recordnya harus 
baik dimata masyarakat.

  Salam,


  Adyanto Aditomo


Bisri syamsuri [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Akhir-akhir ini perebutan kekuasaan sudah mulai menggeliat. Menjelang
hajatan pemilu 2009 dan dan pemilihan presiden 2010 para politisi bergerak
ke KPU untuk mendaftarkan caleg.

Namun dari fenomena politik yang tidak menarik itu kini muncul satu wacana
yang cukup penting untuk dibicarakan, yakni munculnya tokoh-tokoh muda yang
memberanikan diri mencalonkan diri menjadi Presiden. Fadjrul Rachman, Alumni
ITB, seorang aktivis pergerakan yang anti partai dengan percaya diri
menyatakan dirinya siap jadi presiden 2009. Sedangkan Rizal Malarangeng,
seorang aktivis LSM berhaluan politik liberal tulen yang bernaung di bawah
Abu Rizal Bakri juga menyatakan diri berani memimpin Indonesia. Beberapa
bulan yang lalu, seorang kader Golkar bernama Yudi Chrisnadi juga pernah
menginginkan agar partai Golkar mengusung dirinya menjadi calon presiden
2009. Sedangkan di kalangan HMI, diam�diam nama anas urbaningrum sudah
digarap oleh anak-anak Muda HMI untuk ancang-ancang berebut kekuasaan pada
2014 nanti.

Yang lebih menarik dari isu di atas adalah adanya gerakan dari para aktivis
di Jakarta dan Bandung yang diam-diam mendorong Budiman Sudjatmiko jadi
Presiden. Beberapa aktivis PMII Bandung, Cepi Setyaji menulis di sebuah
millist PMII Bandung bahwa dirinya dengan beberapa teman-temannya pernah
menemui Budiman Sudjatmiko secara langsung dan meminta agar Budiman segera
menyatakan kesiapannya. Sayangnya, kata Cepi, Budiman masih dingin dalam hal
ini, apalagi pada tahun 2009 ini Megawati yang nota bene ketua Umum PDIP
melalui amanat kongres Bali 2007 lalu sudah menegaskan
pencalonannya.Budiman sendiri sebagai kader PDIP nampaknya sangat taat
terhadap keputusan
partai. Selain kalangan PMII bandung ada juga komunitas diskusi kampus IPB
Bogor yang pernah mengirim surat kepada Budiman untuk pencalonan tersebut.

Dari informasi rekan-rekan di relawan perjuangan demokrasi (REDPDEM-PDIP)
memang belum ada pembahasan masalah ini. Di lingkungan PDIP Budiman saat ini
tidak ada yang lebih selain kepribadiannya yang cerdas, militan dan memang
memiliki kualitas kepemimpinan yang baik. Untuk jadi presiden, barangkali
pembicaraannya pencalonannya tahun 2011 kelak�


Entahlah�..

Saya sih dukung-dukung saja teman-teman muda berebut kekuasaan�..

Yang jelas pakai partai dan tunjukan dulu partainya tidak ceker-cekeran�.

Presiden di manapun mestinya lewat partai��calon independent ngapain juga
maksudnya�.



Bisri Syamsuri

Depok


[Non-text portions of this message have been removed]



Balasan: Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Merombak dan Menjebol Watak

2008-07-21 Terurut Topik Adyanto Aditomo

  Ibu  Yuliati Soebeno,

  Setuju!!.
  Tapi maksudnya Kejaksaan Agung kan? dan bukan MA (Mahkamah Agung)???

  Bahwa MA juga harus di reformasi, saya juga setuju banget.

  Salam,


  Adyanto Aditomo

Yuliati Soebeno [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Ya enggak usah mengeluh begitu, bersihkan MA dengan mengganti 
jaksa-jaksa muda yang mudah terpengaruh dengan harta dan kedudukan, dan 
menghancurkan rupa hukum di Indonesia ini. Bekerja samalah dengan KPK untuk 
membersihkan kantor sendiri. Begitu baru kita akan acungkan jempol, Pak 
Hendarman.
Jika menginginkan kewibawaan kembali bagi MA, maka andalah yang harus melapokan 
hal-hal yang tidak beres didalam tubuh HUKUM di Indonesia, jangan malahan 
mengeluh dan mengatakan bahwa harga diri sudah hancur dan menutupi hal-hal yang 
tidak benar.
Lha wong dibantu untuk membersihkan badan yang sangat bobrok, kok malahan 
mengeluh saja.
Get up; stand up and do the right things. Stop whining.

Yuli


[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Surat Terbuka Buat MenDiknas, Buku Sekolah Elektronik

2008-07-21 Terurut Topik maibel_r
hehehehe benar kita sedang hidup di REPUBLIK MIMPI yeee, terasa nya
seperti itu dehabis semau aturan tuh turun se enaknya bener mba
Yuli gak ada sosialisasinya, selalu mngeneralisasi aja...tanpa pikir
panjang dan tanpa perhitungan ya matang adanya uji cobakira2
pendapat masyarakat gimana ya. Ato mereka pikir biar masyarakat muji
...huuaaah diknas kita canggih loh

Maaf bapak2/ibu2 dari DIKNAS

Salam damai, Ratih


--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Yuliati Soebeno
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Memang negara tetangga Republik Impian ini benar-benar ambur adul,
masa membuat suatu kebijakan tidak di-sosialisasi-kan terlebih dahulu
kepada orang-orang yang akan membantu para murid tersebut? Orang kecil
selalu menjadi pelengkap penderita bagi penguasa.
 Kebijakan selalu dibuat tanpa dipikirkan terlebih dahulu, upaya
bagaimana agar kebijakan tersebut dapat diterima semua orang dengan
baik dan terpuji.
 �
 Kebijakan dibuat secara nylonong saja, sesudah itu, jika terjadi
kesalahan,�baru ribut bagaimana menjalankan-nya dengan benar.
Amboi.bangun! Udah siang. Negara lain sudah hampir sampai ke mars!
Masak kita masih didalam tempurung terus?!
 Siapkan management yang benar terlebih dahulu, baru membuat
kebijakan, lalu ditindak lanjuti dengan penerangan
(penyuluhan)�keseluruh lapisan masyarakat.
 Dengan demikian maka, masyarakatpun sadar untuk melestarikan
kebijakan yang sangat BIJAK tersebut.
 �
 Pendidikanoh...pendidkan...gak ada sedikitpun cara-cara
mendidik yang benar.
 �
 Salam,
 Yuli


Re:Bls: [Forum Pembaca KOMPAS] Andai Aku Jadi Presiden Republik Indones

2008-07-21 Terurut Topik roni febrianto
Kalo yang muda tidak cuma bisa tebar pesona seperti bintang sinetron ,bikin 
janji surga seperti tukang obat dan tidak suka bohong dan korupsi uang rakyat  
itu agak ideal tuk jadi pemimpin muda .
Rasanya kalo percaya sama Partai Politik sama juga percaya sama tukang kecap 
yang selalu bilang produknya nomor satu .Kalo partai masih seperti ini 
banyaknya ( 34 ) uang rakyat hanya akan habis buat pesta partai dan elit 
tinggal nanti rakyat harus tanggung hutang dan cuci piring selesai pesta 2009 
dengan lagi lagi sulit cari makan bahkan rawan pangan .
Cape deh kalo cuma berharap pemimpin dari partai politik yang cuma bisa jual 
kecap .


 Rukun dan Bersatulah kaum Buruh agar Serikat Kuat dan Buruh Sejahera   Roni 
Febrianto 
PP SPEE FSPMI Bid Infokom 
Jl Raya Pondok Gede no 11 Kp Dukuh ,Jakarta Timur.  PUK SPEE FSPMI PT PSECI ( 
Ketua )  Kawasan Industri MM 2100 Blok O-1 Cikarang Barat Bekasi ,Jawa Barat.  
Telp 062218981238.


  


Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Budiman Sudjatmiko Presiden RI 2014

2008-07-21 Terurut Topik Roni Febrianto
 Wah kalo dari Pakemnya BS memang kontraversi mungkin dia banyak baca
buku Tan Malaka dari penjara ke penjara tapi sayangnya sebelum dia
tuntas berjuang BS sudah pergi dari Hotel ke Hotel jadi yah mungkin
harus ingat lagi pada Tan Malaka dan mungkin Nelson Mandela yang ngak
kapok dengan 25 Tahun di Penjara .Kalo baru di LP Salemba BS sudah
lumayan hebat gimana lagi kalo dia berani jadi penghuni LP Cipinang
dan Nusa Kambangan ?
Perjuangan BS memang harus masuk lagi ke relnya dulu sebelum jadi RI 1
di 2014 Paling tidak harus sering aksi di depan Istana dan DPR
menyuarakan aspirasi Rakyat dan jangan dulu duduk manis jadi Anggota
Dewan yang cuma jadi kumpulan para Drakula penghisap uang Rakyat .
Kita lihat apa memang BS berani lakukan perjuangan seperti Tan Malaka .


[Forum Pembaca KOMPAS] Gubernur dan wakil gubernur Jabar mendukung Anarkisme?

2008-07-21 Terurut Topik Asnawi Ihsan
Baru sebentar menjabat gubernur dan wakil gubernur, tapi sudah menunjukan
sikap tidak tegas terhadap anarkisme. Simak pernyataannya: 

 

Kepada wartawan Gubernur Ahmad Heryawan yang berasal dari PKS mengatakan,
Kejadian seperti ini tentu sangat disesalkan. Tetapi saya tetap bangga
dengan semangat bobotoh dalam mendukung Persib. Dalam kondisi seperti ini
banyak pihak dirugikan, mereka juga dirugikan.

 

Sementara itu Wagub Dede Yusuf (Partai Demokrat) memberi perhatian khusus
pada stadion. Ia menyatakan perlu pembangunan stadion baru dengan kapasitas
yang dapat menampung penonton lebih besar. Salah satu solusinya adalah
membangun stadion baru yang dapat menampung jumlah penonton. Stadion ini
(Siliwangi-red) terlalu padat, ujarnya seusai pertandingan.

Dede juga menilai pertandingan sudah cukup baik. Menanggapi ulah rusuh
bobotoh, ia mengatakan bahwa ulah tersebut tidak bisa dihindari. 

Pemain Persib sudah bagus dan bobotoh tidak bisa dihindari karena melihat
ketimpangan dalam pertandingan tadi, ujarnya.

 

Seharusnya HADE dapat membedakan semangat mendukung tim kesayangan dengan
pelanggaran hukum. Masa HADE seakan tutup mata bagaimana Pendukung persib
membabi buta merusak kendaraan-kendaraan warga. Belum konvoi yang bikin
macet dan meresahkan. Apa itu tidak melanggar hukum? Anarkisme kok dianggap
wajar dan  masih memberikan pembelaan bahwa pendukung persib juga dirugikan.
Dirugikan karena kalah? Lucu juga.. dan jika benar dirugikan,  Apa dengan
demikian lantas membiarkan bobotoh merugikan pihak-pihak yang tidak tau
apa-apa? Apa jika kita dirugikan lalu kita dibenarkan melakukan tindakan
melanggar hukum? Saya tidak mengerti dengan logika gubernur Jabar dari PKS
ini. Wakilnya juga sama, Dede Yusuf menganggap apa yang terjadi sesuatu yang
tidak bisa dihindari, dan dede menyalahkan ketimpangan sebagai
penyebabnya. Justru yang dilirik dede adalah membangun stadion baru. Aneh
aneh saja.

 

Salam,

Asnawi Ihsan

 

==

 

Simak beritanya: 

 
http://bandung.detik.com/read/2008/07/21/003846/974808/486/hade-tanggapi-rus
uh-bobotoh-di-siliwangi

 

Hade Tanggapi Rusuh Bobotoh di Siliwangi

Andri Haryanto - detikBandung

 

 

 

Bandung - Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan dan wakilnya, Dede Yusuf, turut
menjadi saksi ulah rusuh suporter Persib Bandung saat menjamu Persija
Jakarta di Stadion Siliwangi, Minggu (20/7/2008). Apa tanggapan mereka?

 

Orang nomor satu dan dua di provinsi tersebut, yang selama pilkada dikenal
dengan istilah 'Hade' itu hadir di tengah stadion dan duduk di tribun utama
untuk mengikuti pertandingan sejak menit pertama.

 

Namun mereka harus pula menyaksikan aksi tidak terpuji dari bobotoh Maung
Bandung saat melakukan pelemparan ke arah lapangan di menit-menit terakhir,
karena kecewa tim kesayangannya tertinggal 1-3 dari musuh besarnya itu,
sehingga pertandingan sempat dihentikan sekitar 20 menit.

 

Kepada wartawan Gubernur Ahmad Heryawan mengatakan, Kejadian seperti ini
tentu sangat disesalkan. Tetapi saya tetap bangga dengan semangat bobotoh
dalam mendukung Persib. Dalam kondisi seperti ini banyak pihak dirugikan,
mereka juga dirugikan.

 

Ketika ditanya apakah kerugian yang dimaksud karena kurang baiknya
penampilan wasit, Heryawan menjawabnya diplomatis.

 

Semua orang bisa menilai dari sudut pandang masing-masing. Bisa jadi wasit
merasa keputusannya sudah benar, tetapi orang lain bisa melihatnya tidak
demikian. Beginilah permainan ini, jawabnya. 

 

Sementara itu Wagub Dede Yusuf memberi perhatian khusus pada stadion. Ia
menyatakan perlu pembangunan stadion baru dengan kapasitas yang dapat
menampung penonton lebih besar.

 

Salah satu solusinya adalah membangun stadion baru yang dapat menampung
jumlah penonton. Stadion ini (Siliwangi-red) terlalu padat, ujarnya seusai
pertandingan.

 

Dede juga menilai pertandingan sudah cukup baik. Menanggapi ulah rusuh
bobotoh, ia mengatakan bahwa ulah tersebut tidak bisa dihindari. 

 

Pemain Persib sudah bagus dan bobotoh tidak bisa dihindari karena melihat
ketimpangan dalam pertandingan tadi, ujarnya.

 

Di tempat berbeda Ketua Panitia Pelaksana Pertandingan, Iwan Kartiwan,
mengatakan bahwa pihaknya telah mengeluarkan jumlah tiket yang sesuai dengan
kapasitas tribun stadion.

 

Jumlah tiket yang dikeluarkan sesuai dengan kapasitas penampungan. Jadi
tidak mungkin overload, tegas Iwan.



[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Umat Parmalim Kesulitan Identitas

2008-07-21 Terurut Topik David Edzar Purba
Horas!
Kita bisa melihat sejarah Batak, sebelum Belanda dan para Missionaris
datang. Parmalim sudah ada jauh sebelum kedatangan Belanda. Mereka
hidup dengan sangat menghargai alam dan lingkungan sekitarnya. Jadi
apakah kedatangan agama-agama ke daerah Batak membuat Batak lebih
baik?
Bangsa Indonesia memiliki budaya asal yang jauh lebih baik dari
budaya impor. Jadi saatnya kita kembali menggali kearifan lokal,
tidak berkutat pada identitas-identitas buatan yang justru mengotak-
ngotakkan kita.


--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, pius [EMAIL PROTECTED]
wrote:

 Memang sebaiknya di ktp dihapuskan masalah agama. Hanya di
indonesia saja dalam isian formulir disebutkan kolom agama. Hapuskan
kolom agama, setiap orang bebas beragama sesuai keyakinannya masing2.
 Powered by StrawBerry�


[Forum Pembaca KOMPAS] TAHUN AJARAN BARU, (AWAL) KESENGSARAAN BARU

2008-07-21 Terurut Topik mundo

*Buletin Elektronik**www.Prakarsa-Rakyat.org*

*SADAR *

*Simpul Untuk Keadilan dan Demokrasi*
* Edisi: 141 Tahun IV - 2008
Sumber: www.prakarsa-rakyat.org*



*TAHUN AJARAN BARU, (AWAL) KESENGSARAAN BARU*


*Oleh Sarwo Raras **


Dalam setahun, orang tua murid minimal harus menyediakan biaya 
pendidikan sejuta rupiah...

Penggalan kalimat di atas, saya baca secara sepintas di Harian Kompas 3 
hari yang lalu. Dan ketika saya mulai membuat tulisan ini, adalah tepat 
4 hari dua orang anak saya memasuki hari sekolah yang baru. Si sulung, 
masuk kelas 4 SD sedangkan si bungsu memasuki hari barunya di TK. 
Kemudian apa hubungan antara keduanya? Jawabnya saya yakin dirasakan 
hampir sebagian besar orang tua yang menyekolahkan anak-anaknya: kepusingan!

Sebulan yang lalu, mungkin menjadi hari yang membahagiakan bagi saya, 
ketika melihat nilai raport anak saya yang lumayan bagus dan naik kelas 
4, sementara si bungsu mendapatkan sekolah barunya. Ada semacam hiburan 
kecil atas kelelahan menyiapkan hari-hari panjang sekolahnya, 
sepertinya terbayar jerih payah. Namun, suasana itu rasanya tidak 
bertahan lama karena biasanya ketika anak-anak liburan sekolah, jantung 
saya terasa dipacu secara paksa lebih kencang saja. apalagi kalau bukan 
karena kepusingan memikirkan biaya sekolah anak-anak dalam tahun ajaran 
baru. Artinya, memasuki tahun ajaran baru pastilah dihadapkan pada 
kondisi yang sangat dilematis dan benar-benar sulit.

Pengalaman tahun-tahun sebelumnya mengajarkan pada ibu muda seperti saya 
untuk menghitung lagi berapa nilai rupiah yang harus saya siapkan untuk 
menutup kebutuhan sekolah anak-anak. Jumlahnya cukup besar untuk ukuran 
saya yang bersuamikan buruh dengan penghasilan sangat pas-pasan, bukan 
karena suami malas bekerja tetapi memang upahnya sangat rendah. Ini 
realita tanpa bermaksud mengabaikan nasihat orang tua saya dulu: 
pandai-pandailah bersyukur. Tetapi menceritakan kondisi yang sebenarnya 
sebenarnya juga bukan sesuatu yang salah karena sesungguhnya hampir 
sebagian besar orang tua yang lain juga mengalami hal yang kurang lebih 
sama.

Petikan kalimat dari koran yang saya baca, terbukti tidak tepat, karena 
ternyata saya harus menyediakan uang yang jauh lebih besar, bukan sejuta 
rupiah. Tetapi lebih besar lagi. Hitung saja misalnya pengeluaran nyata 
yang saya alami: uang pendaftaran anak bungsu masuk TK mencapai 475.000 
rupiah untuk keperluan seragam, uang gedung, uang pendaftaran. itu belum 
termasuk kebutuhan sekolah lainnya semisal buku tulis, sepatu, tas dan 
lain-lain. Kemudian untuk si sulung, uang yang harus saya keluarkan juga 
tak kalah besar. seragam barunya saja mencapai 150.000 rupiah, juga buku 
dan alat tulis tak kurang dari 100.000 rupiah. Tiba-tiba saya terhenyak 
ketika sepulang sekolah tadi siang si sulung menyerahkan daftar buku 
paket dan Lembar Kerja Siswa (LKS) dan kewajiban membeli alat praktek 
musik pianika sebesar 500.000-an rupiah. /Duh/, sepertinya tidak ada 
kesempatan untuk bernafas. Belum lagi uang jemputan sekolah sebesar 
130.000 rupiah. Berapa total semuanya? Kurang lebih 1.355.000 rupiah 
bukan dalam setahun, tetapi dalam waktu hanya sekitar seminggu saja.

Tapi perlu diingat, pengeluaran itu belum seberapa karena masih akan 
ditambah lagi proyekisasi yang dilakukan oleh guru dan kepala Sekolah 
untuk berbagai hal. Sebut saja misalnya pengadaan buku paket dan LKS. 
Pilihannya bukan kualitas tapi semata-mata pada tingginya bonus atas 
nama diskon dari penerbit yang menggiurkan sampai 35% seandainya kepala 
sekolah berhasil /menggolkan /buku dari penerbit tertentu. Ini adalah 
ironis. Lengkaplah kepusingan para orang tua.

*Quo Vadis Pendidikan Indonesia ?*

Saat ini semangat semua orang adalah otonomi. Tetapi pemaknaannya manjdi 
sangat keliru. Otonomi dipahami sebagai kekuasaan semata. Jadilah 
gairah otonomi yang didengungkan terhadap lembaga pendidikan, urusan 
sekolah di Indonesia semakin runyam dan mengkhawatirkan. Otonomi dalam 
praktik cenderung menjadi komersialisasi pendidikan. Padahal, mahalnya 
uang sekolah tidak diimbangi oleh perbaikan kualitas pendidikan.

Nampak jelas sekali bahwa slogan bangsa hanyalah utopis. Menjadi semakin 
ironis jika selama ini kerap menyatakan ambisinya untuk dunia pendidikan 
di negeri ini. Dalam konstitusi negara yang sudah diamandemen dengan 
penuh nafsu oleh para wakil rakyat terhormat misalnya, disebutkan 
seperlima bagian dari seluruh APBN diperuntukkan bagi pendidikan. Belum 
lagi produk perundangan selanjutnya yang mengesankan intervensi 
sedemikian jauh, seolah-olah negara begitu memperhatikan perlunya 
mencerdaskan bangsa.

Nyatanya, apa yang tertuang dalam konstitusi negara belum terlihat 
dampaknya. Banyak sekolah-sekolah yang butuh bantuan, namun tidak ada 
perhatian pemerintah sehingga tamatlah kelangsungannya. Hal ini tidak 
hanya terjadi di pelosok, tetapi di ibu kota pun beberapa bangunan 
sekolah roboh. Sebaliknya, 

[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Kebijakan Energi Nasional (PP 05/2006) Yang Terasa Jadul - 3

2008-07-21 Terurut Topik rudyanto_nebeng
Rekan-Rekan FPK,

Mungkin yang perlu dipertanyakan adalah apakah Kebijakan Energi 
Nasional kita ini terlalu memanjakan konsumen dengan selalu 
menitikberatkan pada pemenuhan demand energi mereka tanpa disertai 
usaha memadai dalam pengendalian konsumsi.

Link berikut semoga bisa memberikan pencerahan dalam usaha 
pengendalian konsumsi energi:
http://www.earth-policy.org/Books/Seg/PB3ch10_ss3.htm

Btw, Indonesia ternyata tidak disebut sebagai pengadopsi TransMilenio-
nya Bogota. Malah Hanoi yang disebut-sebut.

Salam pencerahan,
Rudyanto
Mari Hemat BBM, Ayo Nebeng!
How low can you go?

--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Rovicky [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 Kebijakan Energi Nasional (PP 05/2006) Yang Terasa Jadul - 3
 http://rovicky.wordpress.com/2008/07/20/kebijakan-energi-nasional-
pp-052006-yang-terasa-jadul-3/
 
 
 20 Juli 2008 at 9:22 am | In Dongeng Geologi, Energi, RuPa-RupI |
 Tags: Energi, KEN2006, listrik, nuklir
 
 Jadi mestinya gimana pakdhe … kira-kira revisi apa yg perlu 
dilakukan
 nih ?? apa musti dirombak total??
 
 :( Nah loe Pakdhe. Kalau bisa mengritik mestine juga harus bisa
 mengusulkan. Jangan waton suloyo ! :P
 
 :D Haddduh … kan udah ada yang bertugas, Thole !. OK deh kita
 buat rekaan sebagai mainan. eh Ini hanya rekaan sebagai gambaran 
saja ya
 
 Ya wis,
 Kita pakai saja gambaran apa saja yang sudah ada saat ini.
 
 Merombak atau merevisi kebijakan bukan perkara mudah. Yang pasti 
bukan
 lewat Blog :) . Namun saya coba saja bagaimana dengan menggunakan
 media internet ini kita manfaatkan untuk memberikan masukan. 
Perubahan
 kebijakan akan terjadi atau tidak itu bukan masalah. Proses
 pembelajarannya yang ada disini ini jauh lebih penting ketimbang
 perubahan kebijakan itu sendiri. Kebijakan bisa tidak berubah, 
tetapi
 pembelajaran harus tetap terjadi.
 Apa yang pernah terjadi selama ini ? Pembelajaran dari masa lalu.
 
 Produksi dan pemanfaatan sumber energi (batubara, migas dimasa lalu
 tentunya merupakan sebuah pembelajaran penting. Sudah dijelaskan
 sebelumnya untuk perkembangan pemanfatan energi primer minyakbumi
 seperti dibawah ini, kan ?
 
 http://rovicky.files.wordpress.com/2008/07/
konsumsi_minyak_next_id.jpg?w=317h=147
 
 Kapan minyak bumi habis ?
 
 Kalau melihat grafik diatas maka akan kita lihat bahwa minyak hanya
 bisa habis kalau tidak ada penemuan baru. Ini yang harus diingat !
 Lupa ? Lihat lagi tulisan sebelumnya disini.
 
 Dengan demikian kita harus tahu bahwa semua jenis sumber energi 
primer
 hanrus memiliki penggambaran grafis seperti diatas. Yang isinya :
 gambaran produksi, konsumsi, dan cadangan. Ini untuk segala jenis
 energi looh, termasuk gas, geothermal, batubara, angin, ombak, 
nuklir,
 dll.
 Bagaimana proporsi energi primer di tahun 2025 ?
 
 Lah yang dibawah ini masih hanya model sederhanaa yang saya buat
 berdasarkan penggunaan energi primer selama ini di Indonesia. 
Datanya,
 sayangnya bukan dari dalam negeri, kalau saja ada data dari dalam
 negeri tentunya akan menjadikan validitas lebih tinggi.
 proyeksi kebutuhan energi primer 2025
 
 Model: proyeksi kebutuhan energi primer 2025
 
 Disebelah ini hanyalah model perkiraan bagaimana proporsi kebutuhan
 energi primer di tahun 2025.
 
 Proyeksi yang saya targetkan ini bukan sekedar mengikuti trend yang
 sudah ada tetapi harus ditambah dengan usaha-usaha tertentu untuk
 mencapainya.
 
 :( Halllah, Pakdhe sukanya ngasi tugas usaha-usaha apa lagi 
nih ?
 
 Proyeksi tahun 2025 diatas menggunakan trend perkembangan sesuai 
dari
 perkembangan tahun 1970-2000 dari IEA. Total energi yang dibutuhkan
 tahun 2025 mencapai 30 MTOE (juta ton setara minyak). Ini tentusaja
 bisa lebih, terutama kalau kita menginginkan atau mentargetkan
 pertumbuhan ekonomi yang melonjak.
 
 Kita tengok satu-satu ya ..
 Efisiensi 10%
 
 Saya mengutamakan adanya efisiensi energi sebesar 10%. Ini tidak 
mudah
 dan mungkin akan merupakan hal tersulit bagi kita yang terlanjur
 manja energi. Dibawah ini ada grafik penggunaan listrik di 
Indonesia
 yang dibuat dua tahun lalu. Tidakbisa diupdate karena PLN pelit 
data.
 Saya tidak bisa lagi mendonload grafis semacam ini di websitenya 
PLN :( .
 
 Coba tengok kebutuhan listrik jam 7 malam hingga jam 10 maIam ini 
kan
 listrik ditempat hiburan seperti Mall dll. Jadi kita harus bisa
 memilih jenis lampu yang hemat energi, atau mengurangi kebutuhan
 hura-hura.
 
 Untuk lebih jelasnya siapa target penghematan (untuk listrik) 
silahkan
 tengok tulisan lama ini : Hemat listrik siapa targetnya ?.
 
 Yang perlu diketahui adalah menghemat 10% ini sudah setara dengan
 menemukan lapangan minyak yang berproduksi sebesar 250 ribu barrel
 sehari ! Bayangkan Lapangan Cepu (yang molor-molor terus itu) :) 
saja
 hanya akan ditargetkan hanya berproduksi 100 ribu barel sehari.
 Geothermal 20%
 
 Berapa sih potensi geothermal di Indonesia ?
 
 :( Jangan kuwatir sudah dihitung sama Pakdhe untuk memermudah.
 Iya kan, Pakdhe undah pernah ngitung potensinya ?
 
 Dibawah ini potensi 

Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Re:10 Hal Gratis di Paris

2008-07-21 Terurut Topik firdaus mubarik
On Sun, Jul 20, 2008 at 4:47 AM, Mahmud Syaltout [EMAIL PROTECTED] wrote:

 11. Telpon ke seluruh nomor telpon fixed line di Indonesia (termasuk
 Flexi dan Esia) GRATIS dan UNLIMITED dengan kualitas yang sangat-
 sangat baik, bagi pelanggan internet, telpon dan televisi kabel
 Aliceboox. Kami bisa telpon berlama-lama ke Jakarta, ke Surabaya, atau
 kemanapun dengan fasilitas ini sesuka kami kapanpun kami mau! Hehehe...


Wah nomer 11 ini mah geblek banget!! kok bisa sih ya, untuk beberapa lokasi
lain biasanya cuman local fixline yang gratis. ini kok international
fixline. Bisa dong bikin server VOIP di Prancis buat nelpon lokal ke
Indonesia.Disini aja bikin VOIP server masih dilarang.


-- 
Firdaus Mubarik
http://firdaus.web.id/


[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Syafruddin Prawiranegara juga pernah memimpin Indonesia

2008-07-21 Terurut Topik Wal Suparmo
Salam,
Pak R.H.Uno belum menyebut DUA SERANGKAI Gorontalo yaitu Nani Wartabone dan 
seorang suku Jawa ( sengaja  tidak saya sebut),yang menjadi motor dari 
proklamasi kemerdekaan  di Gorontalo.
Kalau mengenai yang disebut dokter Dharsono adalah dokter SUDARSONO yaitu ayah 
dari JUWONO SUDARSONO.
Wasalam,
Wal Suparmo

--- On Sat, 19/7/08, anton_djakarta [EMAIL PROTECTED] wrote:

From: anton_djakarta [EMAIL PROTECTED]
Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Syafruddin Prawiranegara juga pernah 
memimpin Indonesia
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Date: Saturday, 19 July, 2008, 8:50 PM






Nani Wartabone adalah hanya satu kisah dari beberapa 'insiden merah
putih' saat mengibarkan bendera merah putih di lapangan Gorontalo,
nani tidak mengklaim dirinya menjadi Presiden RI, namun ia berharap
menjadi pemicu dari gerakan besar untuk merdeka. Insiden Nani
Wartabone ini juga diketahui Sukarno, kalau tidak salah Sukarno
masih bersiap dalam perjalanan menuju Padang dari bengkulu namun
Sukarno menolak untuk bersikap buru2. Nani Wartabone juga anak didik
Sukarno, dan berhaluan PNI. Tindakan Nani Wartabone jelas tidak
sejalan dengan politik kaum pergerakan yang tidak memutuskan untuk
merdeka dengan pertimbangan situasi belum mengijinkan. Sutan Sjahrir
memilih berjuang bawah tanah dengan membuat jalur Cipanas(Boven,
Puncak)-Menteng (Djakarta) dengan anggotanya banyak direkrut kaum
muda yang kelak masuk ke dalam struktur PETA, sementara Amir
Sjarifuddin memutuskan bekerjasama dengan Belanda dalam membangun
jaringan anti fasis tapi tertangkap di Surabaya dan digantung kaki
diatas, kepala dibawah oleh Kempeitai yang kemudian Sukarno teken
kontrak copot leher buat Amir Sjarifuddin agar Amir dibebaskan
Kempetai, sementara Sukarno dan Hatta sepakat untuk bekerjasama
dengan Pemerintahan Militer Djepang.

Insiden Nani ini mirip dengan insiden dokter dharsono yang disuruh
sutan sjahrir mengumumkan proklamasi kemerdekaan beberapa jam
setelah Jepang di bom atom, pengumuman itu dilakukan di Cirebon.
Namun tidak mendapat tanggapan luas. kelak dokter dharsono menjadi
dubes RI untuk India.

Beberapa hari setelah Nani mengumumkan kemerdekaan, tentara Jepang
masuk dan Nani menyingkir ke pedalaman untuk menjadi Petani. Nani
ini terkenal loyal dengan Bung Karno, sewaktu Permesta meletus ia
langsung menyatakan berpihak pada Djakarta.

ANTON


RE: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Syafruddin Prawiranegara juga pernah memimpin Indonesia

2008-07-21 Terurut Topik R. H. Uno
SUDAH DISEBUT pak, tapi japri sama boss Anton yakni Kusno Danupoyo,
seorang pejuang-intelektual kemerdekaan yang belakangan menjadi Gubernur
Lampung. 
Kusno adalah the intelectual sidekick Nani pada saat gerakan kemerdekaan
mereka menumbangkan pemerintah Belanda di Gorontalo dan berkuasa selama
lebih dari 3 bulan serta Merah Putin,eh Putih selama itu terus berkibar.
Baru setelah Kaigun dan Rikugun Jepang diturunkan dari beberapa kapal
penjelajah dipelabuhan Gorontalo, Nani dan pejuang2 lain terpaksa
menyerahkan kekuasaan kepada Jepang dan sang M-P diganti oleh the rising
sun..
Dimata saya, ada anekdot dua sejoli pejuang itu, Kusno dan NaniKusno
yang namanya perkasa itu  berpenampilan feminin (beliau menikah dgn
wanita Gorontalo dan punya anak ) sedangkan Nani Wartabone yang bertubuh
perkasa bak Gatutkoco menyandang nama yang feminin.

-Original Message-
From: Wal Suparmo [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Monday, July 21, 2008 12:37 AM
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Cc: UNO R.H.; [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Syafruddin Prawiranegara juga
pernah memimpin Indonesia



Salam,

Pak R.H.Uno belum menyebut DUA SERANGKAI Gorontalo yaitu Nani Wartabone
dan seorang suku Jawa ( sengaja  tidak saya sebut),yang menjadi motor
dari proklamasi kemerdekaan  di Gorontalo.

Kalau mengenai yang disebut dokter Dharsono adalah dokter SUDARSONO
yaitu ayah dari JUWONO SUDARSONO.

Wasalam,

Wal Suparmo


Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Rizal Mallarangeng for President

2008-07-21 Terurut Topik Christiono Hendrawan
Pak Agus,

nanti jangan lupa review dari jawaban Mallarangeng bersaudara ditulis disini
yah?

Jika memang anggota milis, apa susahnya menjawab disini?


2008/7/20 Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED]:

   Pak Ando,

 Mas Rizal Mallarangeng dan Andi Mallarangeng member FPK, tadi siang
 saya di hubungi mas Rizal Mallarangeng, beliau mengatakan member FPK
 Kritis :-) Malam harinya saya juga bertemu mas Rizal Mallarangeng di
 TIM, acara Launch Novel terbaru Ayu Utami. Beliau akan memberi jawaban buat
 umum terkait postingan di FPK.

 Salam,
 AH


[Forum Pembaca KOMPAS] Naik, Penjualan Perempuan di Bawah Umur

2008-07-21 Terurut Topik Agus Hamonangan
Jakarta, kompas - Jumlah gadis desa di bawah umur yang dijual sebagai
pekerja seks komersial kian banyak. Semester pertama tahun ini
jumlahnya sudah lebih dari 400.000 orang.

Sepanjang tahun 2006 jumlahnya 42.771 orang. Tahun berikutnya menjadi
745.817 orang. ”Semester pertama ini jumlahnya sudah lebih dari
separuh tahun lalu. Memprihatinkan,” tutur Ketua Umum Komisi Nasional
Perlindungan Anak (Komnas Anak) Seto Mulyadi, Minggu (20/7) sore.
Sebagian besar korban berasal dari keluarga miskin di kawasan pesisir,
seperti Indramayu dan Subang.

”Menyambut Hari Anak nasional tanggal 23 Juli mendatang, saya telah
mendesak Presiden untuk mencanangkan kembali tema ’Hentikan Kekerasan
terhadap Anak’,” ucap Seto.

Kepada orangtua

Pada Sabtu malam, menurut Seto Mulyadi, Kepolisian Sektor Metro Taman
Sari Jakarta Barat telah mengembalikan sembilan pekerja seks komersial
di bawah umur yang terjaring operasi kepada orangtua mereka.

Kepala Polsek Metro Taman Sari Komisaris Imam Saputra membenarkan
bahwa hari Sabtu malam pihaknya mengamankan 115 perempuan yang dipaksa
menjual diri di dua lokasi tempat hiburan malam di Jakbar. Dari jumlah
itu, ada sembilan perempuan di bawah umur.

”Mereka diamankan dari Diskotek Stdm di Jalan Hayam Wuruk dan Panti
Pijat Mdn di Kompleks Lokasari, Jalan Mangga Besar Raya,” kata Imam.

Seto datang ke kantor polisi dalam rangka mendampingi dan memberikan
konseling kepada kesembilan perempuan di bawah umur tersebut.

”Hasilnya menunjukkan bahwa orangtua mereka teperdaya oleh para
mucikari. Begitu korban sudah di tangan, mereka memperlakukan korban
seperti budak. Mereka meneror dan merendahkan harga diri korban dengan
mengatakan, orangtuamu sendiri sudah menjual kamu kepada saya,” ucap Seto.

Mereka yang diamankan umumnya mempunyai kartu tanda penduduk asli
palsu. Tujuannya untuk menyamarkan alamat dan usia korban. (ONG/WIN)

http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/07/21/01133853/naik.penjualan.perempuan.di.bawah.umur



[Forum Pembaca KOMPAS] Kondisi Rakyat dan Bangsa Indonesia Kian Terpuruk

2008-07-21 Terurut Topik Agus Hamonangan
http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/07/21/00573880/kondisi.rakyat.dan.bangsa.indonesia.kian.terpuruk

Jakarta, Kompas - Hingga memasuki usia ke-63 tahun kemerdekaan
Indonesia, kondisi rakyat dan bangsa justru semakin terpuruk dalam
berbagai bidang. Demokratisasi yang dilakukan sejak sepuluh tahun lalu
justru membuat bangsa ini makin kehilangan kedaulatannya dalam
politik, ekonomi, dan budaya.

Hal itu diungkapkan politikus dan ekonom senior Kwik Kian Gie dalam
Silaturahmi Cendekiawan Indonesia di Jakarta, Minggu (20/7). Hadir
dalam acara itu sejumlah penggiat gerakan kebangsaan, antara lain Amin
Aryoso, Ridwan Saidi, Soekartono Prawidirdjo, Sulastomo, Tyasno
Sudarto, dan Haryanto Taslam.

Menurut Kwik, yang juga menjadi Ketua Panitia Silaturahmi Cendekiawan
Indonesia itu, dalam bidang politik, pemimpin yang dipilih langsung
oleh rakyat justru secara nyata mengkhianati kepercayaan yang
diberikan rakyat. Kebijakan yang dibuat pemerintah yang seharusnya
untuk menyejahterakan rakyat kenyataannya justru semakin
menyengsarakan rakyat.

Dalam bidang ekonomi, sebagian besar aset dan potensi ekonomi bangsa
telah diserahkan kepada pihak asing. Rakyat Indonesia sebagai pemilik
sah segala sumber daya tersebut justru tidak mendapatkan apa-apa.
Rakyat harus membeli sumber daya alam yang dimilikinya sama dengan
harga di negara yang tidak memiliki sumber daya alam itu.

Perubahan UUD

Ridwan Saidi menambahkan, perubahan UUD 1945 yang sudah dilakukan
empat kali justru membawa kepada pemisahan kekuasaan negara, bukan
pembagian kekuasaan negara. Akibatnya, setiap lembaga negara sama-sama
merasa memiliki kedaulatan sendiri.

Setiap lembaga negara merasa paling berhak dan sah melakukan tindakan
sesuai dengan kepentingannya sendiri tanpa memerhatikan dampaknya
terhadap sistem tata negara secara utuh.

Kondisi itu diperparah dengan tidak dijalankannya peran Presiden
sebagai kepala negara. Presiden seharusnya mampu menjadi penengah atas
sengketa lembaga negara, tetapi yang terjadi justru pembiaran atas
persoalan bangsa. ”Kekuasaan mengelola bangsa seharusnya dipandang
sebagai suatu kesatuan yang utuh, bukan malah dipecah-pecah,” kata Ridwan.

Berbagai persoalan itu terjadi karena kekacauan dalam Perubahan UUD
1945. Perubahan yang dilakukan dinilai lebih memihak kepentingan
negara dan pemodal asing daripada kepentingan bangsa sendiri.

Oleh karena itu, peserta acara itu mendesak Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono untuk mengeluarkan dekrit presiden untuk membatalkan
Perubahan UUD 1945 dan kembali ke UUD 1945 yang asli. Pengeluaran
dekrit dipandang memiliki dalil hukum yang sah sebagai upaya
penyelamatan bangsa.

”Kami meminta dengan hormat agar Presiden mau mengeluarkan dekrit
kembali ke UUD 1945 yang asli,” kata Kwik saat membacakan keputusan
hasil silaturahmi. (MZW)



[Forum Pembaca KOMPAS] Memahami Ketimpangan Relasi Kuasa

2008-07-21 Terurut Topik Agus Hamonangan
Oleh MARIA HARTININGSIH
http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/07/21/01351280/memahami.ketimpangan.relasi.kuasa


Jika ada critical mass dari perempuan di lembaga politik formal
(sekitar 30 persen), apakah perempuan memiliki kemampuan untuk
mewarnai, bahkan menentukan proses pengambilan keputusan untuk
melahirkan kebijakan-kebijakan yang sensitif jender?

Pertanyaan yang dalam tahap tertentu menunjukkan skeptisisme itu
sering dilontarkan, baik oleh mereka yang menolak maupun mendukung
pendekatan affirmative action (tindakan khusus sementara/TKS) untuk
perempuan di lembaga-lembaga politik formal.

Pertanyaan itu pula yang dilontarkan Willy Purna Samadhi, Deputi Riset
Perkumpulan Lembaga Kajian Demokrasi dan Hak Asasi Manusia (Demos),
dalam diskusi terbatas yang diselenggarakan lembaga itu, terkait
dengan UU Partai Politik dan UU Pemilu yang baru.

Pertanyaan lainnya, berapa banyak perempuan dalam lembaga politik
formal yang dapat dikatakan cukup atau memadai sebagai cerminan
keterwakilan politik perempuan, dilontarkan sebagai pancingan oleh Nur
Iman Subono, dari Demos.

Banyak pihak mengatakan, kedua UU itu merupakan ”hadiah” perjuangan
panjang dari gerakan perempuan Indonesia untuk meningkatkan
keterwakilan politik perempuan di lembaga politik formal, khususnya di
parlemen dan di partai politik. Ini terkait dengan peraturan kuota 30
persen perempuan yang harus diimplementasikan oleh partai politik,
baik untuk calon anggota parlemen maupun kepengurusan di dalam partai
politik.

Pertanyaan lain, juga dilontarkan Willy, adalah bagaimana
mendefinisikan persoalan perempuan? Benarkah ada persoalan perempuan
yang eksklusif, atau persoalan perempuan itu menyebar di berbagai isu?
Lalu apa perbedaan keadilan jender dan keadilan perempuan?

”Saya tidak menganggap persoalan kekerasan dalam rumah tangga,
misalnya, adalah persoalan perempuan semata, tetapi juga persoalan
laki-laki. Karena itu, persoalan itu harus diselesaikan secara
bersama-sama,” ujar Willy.

Semua pertanyaan dan pernyataan itu tampaknya mewakili banyak pendapat
dalam masyarakat. Pandangan seperti itu juga menghinggapi banyak
aktivis, juga para politisi serta para penentu kebijakan publik
sehingga kebijakan-kebijakan yang dilahirkan bukan hanya tidak peka
pada keadilan jender, tetapi juga buta jender, atau setidaknya, netral
jender.

Relasi kuasa

Keadilan jender pada dasarnya mengacu pada relasi kuasa yang timpang
antara perempuan dan laki-laki. Para aktivis seperti Nursyahbani
Katjasungkana dan Lies Marcoes-Natsir berulang kali menjelaskan,
meskipun kedudukan yang sama antara laki-laki dan perempuan di depan
hukum dijamin oleh konstitusi, realitas sosialnya sangat berbeda.

”Pembagian peran jender yang ketat karena konstruksi budaya yang
berbaur dengan agama dan kapitalisme menyebabkan ketimpangan relasi
kuasa antara perempuan sebagai individu, sebagai ibu, istri, dan anak
perempuan terus berlangsung,” ujar Lies yang dihubungi dalam
kesempatan terpisah.

Dalam masyarakat dengan relasi kuasa yang timpang antara laki-laki dan
perempuan, penghargaan sosial-politik, ekonomi, budaya, dan
peran-peran publik diasosiasikan sebagai milik laki-laki. Pandangan
bahwa kegiatan politik di ruang publik adalah milik eksklusif
laki-laki bermuara di situ. Karena itu, dibutuhkan cara pandang lain
untuk melihat realitas itu.

”Sering kali aktivis HAM sering mengatakan, mereka tak menolak isu
keadilan jender sebagai jaminan bahwa mereka sudah sensitif jender.
Padahal sebenarnya mereka abai dan buta jender atau netral jender,
tidak melihat ada ketimpangan relasi kuasa ini dalam analisis
HAM-nya,” ujar Lies.

Menurut Lies, banyak aktivis HAM yang juga sering lupa bahwa di antara
korban kekerasan yang berkelamin perempuan dan laki-laki, ada relasi
kuasa yang berpengaruh pada kebutuhan prioritas dan agenda- agenda
keduanya dalam penyelesaian kasus. Analisis jender akan membantu
menganalisis siapa korban dalam relasi kuasa yang timpang itu,
misalnya antara tentara dan korban yang terdiri dari lelaki dan
perempuan selama Aceh ditetapkan sebagai daerah operasi militer (DOM).

Perbedaan penderitaan antara perempuan dan laki-laki korban tidak
terlihat kalau hanya semata-mata menggunakan pendekatan HAM dan
mengabaikan analisis jender dalam pendekatan itu. Lies memberi contoh,
perempuan korban kekerasan seksual tak sepenuhnya bebas memaparkan
penderitaannya. Mereka bergantung pada kesiapan lelaki menanggung aib
sosial istri atau anak perempuan sebagai korban kekerasan seksual.

Sepanjang komunitasnya yang patriark tak siap, perempuan korban tak
akan buka mulut, padahal penderitaan mereka adalah riel. Sementara
pelaku tidak dihukum atas kejahatan seksual yang dilakukannya, tetapi
karena dianggap mencemarkan nama baik kesatuannya. Semua itu baru bisa
dipahami oleh analisis jender.

”Sebaliknya, para aktivis pejuang keadilan jender sering kali luput
meletakkan analisis jender sebagai satu tarikan napas dengan analisis
relasi kuasa lain sehingga analisis sering 

[Forum Pembaca KOMPAS] Serat Centhini Porno?

2008-07-21 Terurut Topik Agus Hamonangan
Oleh Gadis Arivia
http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/07/21/01344590/serat.centhini.porno



RUU APP sekonyong- konyong muncul lagi dengan nama baru, RUU
Pornografi atau RUU Porno. Disebut ”sekonyong-konyong” karena anggota
parlemen RI terhormat telah meloloskan draf terbaru tanpa pemberitaan
luas kepada masyarakat.

Perubahan nyata dari RUU Porno ini adalah penciutan menjadi 52 pasal,
dari sebelumnya 93 pasal. Napasnya masih sama, yakni pengaturan moral
seseorang. Pendefinisian pornografi pun masih asal-asalan dan
bisa-bisa serat Centhini, sastra kuno Jawa, kena getahnya.

Menurut RUU Porno, definisi pornografi terbagi dalam tiga jenis,
pornografi ringan dan/atau pornografi berat serta pornografi anak.
Jelasnya adalah sebagai berikut.

”Pornografi ringan meliputi segala bentuk pornografi yang
menggambarkan secara implisit kegiatan seksual termasuk bahan-bahan
yang menampilkan ketelanjangan, adegan-adegan yang secara sugestif
yang bersifat seksual atau meniru adegan seks. Pornografi berat
meliputi segala bentuk pornografi yang menggambarkan tindakan seksual
secara eksplisit seperti alat kelamin, penetrasi, dan hubungan seks
yang menyimpang dengan pasangan sejenis, anak, orang yang telah
meninggal dan/atau hewan. Pornografi anak meliputi segala bentuk
pornografi yang melibatkan anak atau citra anak atau ibu hamil sebagai
subyek ataupun obyek yang diproduksi, baik secara mekanik atau
elektronik atau bentuk sarana lainnya”.

Jadi, untuk pornografi dewasa didefinisikan baik secara implisit
(ringan) maupun eksplisit (berat). Keduanya memiliki sanksi yang cukup
berat, 1 tahun hingga 15 tahun penjara dengan denda hingga ratusan
juta rupiah.

Secara nalar sederhana, di negara mana pun, yang dimaksud pornografi
berat tentu dilarang sama sekali. Itu sebabnya, tidak ada orang yang
berjalan telanjang di jalan selain orang tersebut mengalami gangguan
jiwa. Sedangkan untuk pornografi anak, bukankah Undang-Undang
Perlindungan Anak telah mengatur semua ini? Bila sanksi untuk
pornografi anak kurang berat, cukup merevisi undang-undang ini dan
pelaku dihukum seberat-beratnya kalau perlu dihukum seumur hidup.

Untuk apa undang-undang baru?

Menurut hemat saya, Indonesia terlalu rajin membuat undang-undang baru
yang tidak ada manfaatnya, tidak cost effective. Pengawasan pornografi
dengan definisi ajaib yang diajukan anggota parlemen akan memakan
biaya cukup besar dan juga keresahan sosial. Bagaimana tidak, menurut
RUU Porno, setiap anggota masyarakat berhak melapor bila dianggap ada
yang ”berbau-bau” atau implisit memuat kesan pornografi, baik dalam
bentuk gambaran maupun tulisan, bahkan mempertontonkan kegiatan yang
menggunakan tubuh dengan gerakan yang bermuatan pornografi (Pasal 10,
Pasal 22, Pasal 23). Bukankah ini definisi pornoaksi?

Jadi, bila saya yang sudah berumur 40 tahunan ini memakai kebaya yang
menonjolkan sedikit buah dada saya, dapat dianggap melanggar RUU itu?
Apalagi saya kemudian berlenggak lenggok menari serampang dua belas,
dalam RUU ini, dapat dianggap melakukan kegiatan pornografis dan
dipenjara atas laporan tetangga pula.

Coba simak serat Centhini yang memuat tulisan-tulisan tentang
persenggamaan suami-istri, birahi, dan tubuh, apakah sastra kuno ini
akan dilarang? Bagaimana nasib para penulis kontemporer yang sudah
dengan susah payah mengumpulkan bahan karya abad ke-19 ini dan
memperkenalkan budaya Jawa kepada kalangan internasional, apakah
mereka akan dipenjara? Ingat, serat Centhini menggambarkan kehidupan
dengan latar belakang Islam.

Dapatkah Anda bayangkan penuh sesaknya penjara di Indonesia dan
kebanyakan akan dipenuhi perempuan karena bagaimanapun perempuan
memiliki daya tarik seksual yang kuat (sudah dari sononya bung!).
Dalam perkembangan sastra sekarang, penulisan soal tubuh perempuan
merupakan ekspresi sastra yang sangat berharga. Berapa banyak penulis
perempuan yang berekspresi tentang tubuh mereka akan masuk penjara?
Bukankah ini kerugian yang tidak ternilai besarnya bagi kemajuan
sastra di Indonesia? Apakah negara tidak mempunyai pekerjaan yang
lebih penting?

Mengintimidasi

Hukum dibuat untuk mengatur ”lalu lintas” masyarakat dengan
seadil-adilnya dengan cara yang bermartabat dan penuh tanggung jawab.
Negara demokratis menuntut pembuatan hukum yang dapat menunjukkan
kemanusiaan yang setara dan seutuhnya. Martha C Nussbaum, seorang
profesor Departemen Filsafat dan Hukum, Universitas Chicago,
menandaskan, bila menghargai warganya, negara akan menyusun atau
menjaga hukum yang benar-benar melindungi kemajemukan masyarakatnya
serta menunjukkan hormat sebesar-besarnya kepada masyarakatnya.

Hukum yang dibuat untuk kepentingan kelompok mayoritas dengan maksud
menindas kelompok minoritas merupakan hukum yang bukan dibuat atas
asas keadilan, tetapi atas asas mempermalukan, menghukum, dan menghina
kelompok lemah. Demokrasi bukan hanya soal mayoritas. Demokrasi adalah
soal keadilan, melindungi kelompok lemah. Sepanjang sejarah, hukum
yang menghina dan mengecilkan martabat 

[Forum Pembaca KOMPAS] Trauma Korupsi Tak Beralasan

2008-07-21 Terurut Topik Agus Hamonangan
Jakarta, Kompas - Ketakutan anggota dan staf Sekretariat Jenderal
Komisi Pemilihan Umum akan kembali terjebak korupsi dalam
penyelenggaraan pemilu, seperti KPU sebelumnya, tidak beralasan.
Selama mampu bekerja sesuai dengan aturan dan terbuka kepada publik
atas setiap langkah yang mereka lakukan, potensi untuk terjerat dalam
korupsi dapat dihindarkan.

Demikian diungkapkan Ketua Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi
Didik Supriyanto di Jakarta dan Wakil Koordinator Indonesia Corruption
Watch Ibrahim Zuhdhy Fahmy Badoh di Denpasar, Minggu (20/7). Ketakutan
terjebak dalam korupsi dinilai hanya sebagai alasan terselubung di
balik keengganan komisioner dan staf Setjen KPU untuk diawasi publik.

”Jika bersedia menjadi pejabat publik yang baik, laksanakan pengadaan
barang dan jasa sesuai dengan aturan yang ada. Jangan ada motif dan
kepentingan pribadi lainnya yang justru membuat terjerat dalam
korupsi. Jika tak sanggup, mundur saja sebagai pejabat,” kata Didik.

Sebelumnya, Ketua KPU A Hafiz Anshary seusai melantik Wakil Sekretaris
Jenderal KPU dan pejabat eselon II KPU, Sabtu malam di Jakarta,
mengatakan masih ada trauma di KPU terkait banyaknya pejabat KPU
periode sebelumnya yang menjadi tersangka korupsi. Akibatnya, KPU
sulit mencari orang yang mau menduduki jabatan kepala biro yang
terkait dengan pengadaan barang dan jasa. Meskipun demikian, akhirnya
jabatan itu terisi juga (Kompas, 20/7).

Didik menambahkan, yang membuat beberapa komisioner KPU dan staf
Setjen KPU sebelumnya terlibat korupsi adalah proses pengadaan barang
dan jasa yang dilakukan tidak melalui tender atau penunjukan langsung.
Alasannya, hal itu dilakukan karena sempitnya waktu tahapan pemilu
yang tidak sesuai dengan waktu tender.

Mengulur tahapan pemilu

Kondisi ini terjadi karena kesalahan KPU sendiri yang selalu mengulur
waktu tahapan pemilu sehingga waktu pengadaan logistik pemilu menjadi
sangat singkat. Jika KPU mampu mengantisipasinya sejak awal, proses
tender tetap dapat dilakukan secara normal.

Secara terpisah, Ibrahim mengatakan, komisioner dan staf Setjen KPU
harus belajar dari kasus masa lalu agar mereka tidak terjebak dalam
kasus yang sama. Penunjukan langsung dalam pengadaan logistik pemilu
bukan hanya melanggar aturan keuangan negara, tetapi juga mengancam
kualitas pemilu yang dihasilkan. Rekanan pengadaan logistik pemilu
umumnya tidak memiliki kompetensi sehingga kualitas logistik pemilu
yang dibuat rendah. ”KPU perlu terbuka kepada publik dalam setiap
kegiatannya sehingga publik dapat turut mengawasi tindakan mereka,”
katanya.

Proses penyelenggaraan Pemilu 2009 hingga saat ini masih sering
diwarnai ketertutupan KPU dalam melaksanakannya. KPU juga enggan
menindaklanjuti saran dan usul publik atau pendapat ahli terkait
proses pemilu.

Padahal, masukan dan kritik dari publik dilakukan untuk membuat KPU
bekerja sesuai dengan prosedur yang benar, termasuk dalam pengadaan
barang dan jasa. Kelompok masyarakat aktif mendorong dan mengawasi KPU
karena mereka juga ingin dan peduli untuk menciptakan pemilu yang
bersih dan berkualitas.

”KPU tidak perlu arogan dengan masukan publik. Perasaan paling benar
menunjukkan masih kuatnya mental korup dalam KPU,” kata Ibrahim.

Ia berharap KPU kini semakin terbuka terhadap masukan publik. (MZW)

http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/07/21/00585027/trauma.korupsi.tak.beralasan



[Forum Pembaca KOMPAS] Jejak Natsir Jangan Dilupakan

2008-07-21 Terurut Topik Agus Hamonangan
Jakarta, Kompas - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan, jejak
langkah dan kepahlawanan Mohammad Natsir (1908-1993) dalam perjuangan
bangsa Indonesia memperjuangkan, mempertahankan, dan mengisi
kemerdekaan tidak boleh dilupakan. Natsir besar jasanya memulihkan
Negara Kesatuan Republik Indonesia atau NKRI dari ancaman federasi
melalui mosi integral.

”Natsir sangat besar jasanya untuk memulihkan NKRI melalui mosi
integral tanpa seorang pun kehilangan muka. Natsir berhasil
mengembalikan NKRI secara terhormat dan bermartabat,” ujar Presiden
dalam sambutan tertulisnya pada Refleksi Seabad M Natsir, yang
dibacakan Menteri Sekretaris Negara Hatta Rajasa di Jakarta, Jumat
(18/7) malam.

Presiden tak bisa hadir dalam acara yang dihadiri sejumlah menteri,
mantan pejabat, dan pengagum Natsir itu karena melakukan kunjungan
kerja ke beberapa daerah di Sumatera Utara.

Menurut Presiden, selain karena jasanya kepada bangsa, cara perjuangan
dan hidup Natsir juga pantas dijadikan teladan. Presiden menyebutkan
Natsir sebagai pendakwah, politikus, pejuang, dan negarawan yang
membanggakan. Sebagai pendakwah, Natsir mendakwahkan Islam penuh
keteduhan dan kedamaian jauh dari kekerasan.

”Syiar disampaikan dengan santun, bijak, dan penuh toleransi sehingga
muncul ketenangan dan kedamaian di antara umat dan di antara umat yang
beragama lain,” ujar Presiden. Pada periode awal kemerdekaan, Natsir
tidak mungkin dihapus dalam catatan sejarah NKRI.

Presiden menyebut prestasi Natsir sebagai gemilang dan monumental
dalam parlemen Indonesia. Presiden juga menyebut Natsir sebagai
seorang demokrat dan negarawan. (INU)

http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/07/21/00563230/jejak.natsir.jangan.dilupakan



[Forum Pembaca KOMPAS] Masa Depan Manusia Indonesia-nya Mochtar Lubis

2008-07-21 Terurut Topik Agus Hamonangan
Oleh ST SULARTO
http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/07/21/00524966/masa.depan.manusia.indonesia-nya.mochtar.lubis


Seabad kebangkitan nasional ditandai gejala keterpurukan bangsa dan
negara Indonesia. Indonesia tidak sendirian. Negara-negara tetangga
juga demikian. Krisis pangan tidak hanya dialami Indonesia, tetapi
juga dunia.

Kondisi krisis global yang berpengaruh besar untuk Indonesia tidak
bisa dijadikan kambing hitam. Globalisasi dan neoliberalisme juga
tidak. Kondisi sakit akut parah disebabkan antara lain oleh
demokratisasi pascareformasi yang telanjur diartikan serba boleh dan
saling berebut menang.

Ada yang memanfaatkan situasi keterpurukan untuk membesar-besarkan
ketidakmampuan pemerintahan incumbent. Apa yang berkembang membenarkan
petuah Niccolo Machiavelli, penasihat Dinasti Medici dari Firenze pada
abad ke-16.

kern 351mh 9737m,0w 9737mDalam konteks Indonesia saat ini,
nasihat Machiavelli itu memecah perhatian pemerintah. Di satu sisi
mendahulukan kesejahteraan/kebaikan umum, di sisi lain mempertahankan
kekuasaan.kern 251mh 9738m,0w 9738m

Makna sosial kekuasaan dipertentangkan dengan makna rakus kekuasaan.
Dalam kondisi demikian dibutuhkan pemimpin yang bersosok kepemimpinan
kuat, dalam istilah Machiavellian yang berani menggunakan ”kekerasan”.
Tantangan yang dihadapi pemerintahan pascareformasiâ€SBY-JKâ€sangatlah
berat.

Faktor manusia menjadi ujung tombak mencegah keterpurukan
bangsa-negara. Sumber daya manusia adalah kunci sehingga perlu
dipersiapkan secara terstruktur dan terencana strategis. Repotnya
pengembangan kompetensi dan karakter manusia Indonesia kurang mendapat
perhatian serius, tidak hanya tecermin dalam penganggaran, tetapi juga
dalam pengembangan praksis pendidikan.

Pengenalan manusia Indonesia justru dengan menonjolkan sisi-sisi
negatifnya amat relevan, kontributif, dan produktif untuk membangun
manusia Indonesia yang postmo (JB Mangunwijaya), yang well informed
(Soedjatmoko), yang mandiri dan tahu batas kemampuan diri (Slamet Iman
Santoso), yang tidak gagap teknologi (BJ Habibie).

Mengenali sisi-sisi negatif mengacu uraian ”manusia Indonesia”-nya
Mochtar Lubis dan ”mental menerabas”-nya Koentjaraningrat. Disampaikan
lisan tahun 1977, dibukukan dengan judul Manusia Indonesia,
diterbitkan pertama tahun 2001 oleh Yayasan Obor Indonesia, uraian
Mochtar Lubis bergaung lama dan luas. Menempatkan masalah dalam sekat
hitam dan putih, budayawan-wartawan itu menyebut enam ciri manusia
Indonesia. Meliputi hipokrit alias munafik (1), enggan bertanggung
jawab atas perbuatan dan keputusannya (2), berjiwa feodal (3), percaya
takhayul (4), artistik (5), dan berwatak lemah (6). Untuk ciri-ciri
lainnya, Mochtar Lubis mendaftar ciri-ciri yang buruk.

Ketika tahun 1982 Mochtar Lubis diminta merefleksikan kembali ”manusia
Indonesia”, dengan tegas ia mengatakan tidak ada perubahan. Makin
parah. Andaikan permintaan itu disampaikan kembali, di saat Mochtar
Lubis sudah tiada (meninggal 2 Juli 2004), niscaya ia menangis di alam
baka.

Mansyur Semma lewat buku Negara dan Korupsi (Yayasan Obor Indonesia,
2008) mengutip pendapat Samuel P Huntington tentang kondisi masyarakat
yang mempersubur korupsi. Korupsi cenderung meningkat dalam periode
pertumbuhan dan demokratisasi yang cepat karena perubahan nilai dan
sumber-sumber baru kekayaan dan kekuasaan.

Bisa diubah

Manusia Indonesia masa depan perlu dipahami bukan sebagai ”sudah
begitu, mau apalagi”, tetapi bisa diubah, semacam strategi kebudayaan.
Caranya, membuat perbandingan pengalaman negara lain sebagai bahan
belajar. Perbandingan yang disampaikan Huntington dalam artikelnya
”Culture Count” di bunga rampai Culture Matters (New York, 2000) yang
disuntingnya bersama Lawrence Harrison merangsang kita punya
keyakinan. Sumber persoalan adalah nilai-nilai. Nilai-nilai itu
dihidupi dan dikembangkan oleh manusia, yang adalah subyek atas
perilaku dan tindakannya.

Huntington menggambarkan Ghana pada tahun 1960-an serba sama dengan
Korea Selatan. Namun, 30 tahun kemudian, Korsel melampaui Ghana dalam
segala hal. Mengapa? Pertanyaan ini dijawab Lawrence Harrison dalam
artikel ”Promoting Progressive Culture Change” di buku yang sama. Akar
masalahnya, Korsel menghidupi dan mengembangkan budaya progresif
dengan 10 tipologi manusia, di antaranya berorientasi waktu, kerja
keras, hemat, pendidikan, dan menghargai prestasi.

Kata kunci mengatasi keterpurukan Indonesia adalah culture matters,
kata Jakob Oetama dalam pidato peluncuran Koentjaraningrat Memorial
Lecture I, 15 Maret 2004. Tipologi manusia budaya statisâ€yang terjadi
sehari-hari dengan rumusan Mochtar Lubisâ€perlu diubah menjadi tipologi
manusia berbudaya progresif.

Pemahaman dan keprihatinan kondisi terpuruk menjadi pelecut gerakan
sosial. Mengubah kondisi terpuruk dan potensial melapuk perlu diatasi
bersama: pemerintah, masyarakat dengan perangkat lembaga swadaya
masyarakatnya, dan dunia bisnis.

Dengan gerakan sosial, masa depan ”manusia Indonesia”-nya Mochtar

[Forum Pembaca KOMPAS] Pemerintah dari Aceh sampai Papua Terjerat

2008-07-21 Terurut Topik Agus Hamonangan
JAKRTA, KKOMPAS - Korupsi menyebar merata di wilayah negara ini, dari
Aceh hingga Papua. Kasus korupsi yang muncul tak hanya menjerat
sejumlah penyelenggara negara, tetapi juga menghambat penyejahteraan
rakyat. Korupsi pun menimbulkan gejolak di daerah.

Maraknya korupsi di sejumlah daerah terungkap dari penelusuran data
dan pemberitaan yang dilakukan Kompas. Sepanjang tahun 2008 saja,
sejumlah kepala daerah dan pejabat di daerah berstatus tersangka,
terdakwa, atau terpidana, bahkan dipenjara, terbelit korupsi dengan
beragam kasus. Mereka pasti tidak bisa optimal melayani rakyat.

Gubernur Nanggroe Aceh Darussalam Irwandi Jusuf secara khusus
melaporkan terjadinya dugaan korupsi pada tujuh pemerintahan kabupaten
di wilayahnya ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) (Kompas, 19/3).
Hal itu dilakukan karena korupsi ”mengganggu” upayanya mewujudkan
kesejahteraan rakyat.

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin pun
memprihatinkan korupsi di negeri ini. Padahal, ibarat gunung es, kasus
yang muncul hanyalah puncaknya. Masih banyak kasus yang belum terungkap.

Ia terutama memprihatinkan korupsi yang melibatkan kalangan eksekutif
dan legislatif. Jelas ini akan memengaruhi kebijakan untuk
menyejahterakan rakyat dan memerhatikan hajat hidup orang banyak.

Kian merajalela

Guru besar hukum dari Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS), Adi
Sulistyono, Minggu (20/7), menilai korupsi memang kian merajalela,
merambah ke berbagai sektor, dari tingkat pusat hingga daerah. Itu
terjadi karena selama ini proses hukum pada pelaku korupsi sama sekali
tak menjerakan. ”Koruptor yang menimbulkan kerugian negara miliaran
sampai triliunan rupiah paling hanya divonis tiga sampai empat tahun.
Jadi, bagaimana ada efek jera,” ujarnya di Jakarta.

Menurut Adi, sanksi pidana yang rendah membuat koruptor tidak kapok.
Apalagi, penegakan hukum di negeri ini penuh toleransi, memberi
koruptor peluang menikmati berbagai fasilitas. ”Kalaupun masuk
penjara, beberapa tahun saja. Dengan uang, di penjara dia bisa
mendapat fasilitas,” ujarnya. Sanksi sosial pun tidak ada.

”Lihat saja di Solo. Ada anggota DPRD yang pernah dihukum karena
korupsi bisa kembali menjalani tugas sebagai wakil rakyat lagi,” kata Adi.

Menghadapi korupsi yang kian parah, menurut Adi, seharusnya pelaku
dihukum mati agar ada efek jera. ”Jika tidak dihukum mati, terpidana
korupsi harus dimasukkan ke penjara khusus terisolasi sehingga tidak
bisa melakukan kontak dengan siapa pun. Mungkin dengan cara seperti
ini mereka bisa jera dan tak berani korupsi lagi,” ujarnya.

Banyak peluang

Pakar politik dan pemerintahan dari Universitas Gadjah Mada, Purwo
Santoso, mengakui, praktik korupsi yang dilakukan kepala daerah dan
pejabat di daerah disebabkan terbuka lebarnya peluang korupsi, antara
lain karena kekacauan administrasi keuangan pemerintahan. ”Kesempatan
untuk korupsi terbuka lebar. Ada begitu banyak kesempatan bagi pejabat
di daerah dan pusat untuk korupsi,” katanya.

Purwo mencontohkan, keberadaan dana taktis atau dana nonbudgeter yang
hampir dimiliki setiap kantor pemerintahan di Indonesia sangat membuka
peluang untuk korupsi. Hampir tidak ada lembaga pemerintahan yang bisa
hidup tanpa dana nonbudgeter. ”Anggaran biasanya baru turun bulan
Juni, padahal kantor sudah melakukan kegiatan sejak Januari. Dari mana
dana kegiatan itu bisa diambil kalau bukan dari nonbudgeter,” ujarnya.

Selain itu, kata Purwo, tingginya biaya politik yang dikeluarkan
kepala daerah selama pencalonan juga memicu tindakan korupsi. Korupsi
bukan semata-mata dipicu keserakahan oknum. ”Saat kepala daerah diisi
orang-orang politik dan orang politik itu masuk dunia politik dengan
membayar, termasuk membayar pemilih, ia sedang memperlakukan
jabatannya sebagai komoditas. Dan, saat menjabat, ia harus mencari
dana untuk mengembalikan modal yang digunakannya,” katanya lagi.

Kondisi itu sulit dihentikan karena masyarakat pun sebenarnya juga
menikmati ”penyuapan” yang dilakukan calon kepala daerah saat
pemilihan kepala daerah. ”Kalau kondisi ini tak segera diatasi
terus-menerus, kita akan dihadapkan pada situasi politik yang mahal,”
ujarnya.

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Hasyim Muzadi pun
mengakui, banyaknya pejabat publik melakukan korupsi karena besarnya
biaya politik dan sosial yang harus mereka keluarkan, dan budaya
hedonistik yang mereka anut. Kondisi itu diperparah oleh sikap
sebagian rakyat yang selalu meminta kepada pejabat publik.

Ongkos politik untuk menjadi bupati/wali kota dalam pilkada langsung
mencapai puluhan miliar rupiah. Jumlah yang lebih besar dikeluarkan
jika mereka ingin menjadi gubernur. Selama menjabat, kepala daerah itu
bergaya hidup hedonis, glamour, serta memiliki gengsi yang harus lebih
tinggi daripada masyarakat. Kondisi itu berkebalikan dengan sikap
pejabat publik negara lain yang mampu hidup sederhana.

Di sisi lain, lanjut Hasyim, dalam masyarakat juga berkembang budaya
selalu meminta kepada pejabat, baik permintaan 

[Forum Pembaca KOMPAS] BLBI dan Kampung Maling

2008-07-21 Terurut Topik Agus Hamonangan
Oleh FEBRI DIANSYAH
http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/07/21/01004440/blbi.dan.kampung.maling



Istilah ”kampung maling” hidup kembali pascapeluncuran buku karya
mantan Jaksa Agung, Abdul Rahman Saleh.

Buku Bukan Kampung Maling, Bukan Desa Ustadz: Memoar 930 Hari di
Puncak Gunung Bundar merupakan pertanggungjawaban atas kinerjanya
kepada masyarakat. Buku itu relevan disandingkan dengan pemberantasan
korupsi di Kejaksaan Agung, khususnya penanganan BLBI.

Kasus Urip Tri Gunawan (UTG) dan Artalyta Suryani (AS) adalah bukti
adanya persoalan menahun di lembaga ini. Idiom ”kampung maling”
menjadi kian kuat saat fakta-fakta baru terungkap di persidangan.
Penghentian dan penanganan bantuan likuiditas Bank Indonesia (BLBI)
yang berlarut-larut patut dicurigai sebagai bagian konspirasi internal
Kejaksaan Agung.

Fakta persidangan masih menempatkan dugaan suap 6.600 dollar AS yang
melibatkan AS dan UTG. Namun, lebih dari itu realitas ini mempunyai
kemiripan dengan sejumlah penghentian kasus BLBI yang ditangani
kejaksaan. Modus utama di balik suap adalah untuk mengalihkan
pertanggungjawaban pidana menjadi perdata.

Dengan kata lain, ”yang dibeli” adalah kewenangan kejaksaan untuk
menentukan apakah ada unsur pidana dalam perbuatan yang merugikan
keuangan negara atau tidak.

Merujuk data Rekening Dana Pembangunan (RDP) Bank Indonesia dengan
DPR, sekitar 86,67 persen penyelesaian kewajiban pemegang saham (PKPS)
yang ditangani kejaksaan dialihkan pada pertanggungjawaban perdata
dengan penanganan berlarut-larut. Dari 15 PKPS yang ditangani
kejaksaan, tujuh di antaranya dihentikan pada proses penyidikan; lima
dalam proses penyelidikan berlarut-larut dan satu dikembalikan ke
Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN). Hanya dua obligor yang
divonis, itu pun tidak lebih dari satu tahun. Jauh lebih buruk
dibandingkan PKPS yang ditangani kepolisian.

Modus ini berkembang menjadi tren dalam penanganan BLBI dan korupsi
lainnya. Bahkan, hingga kini, sikap Kejaksaan Agung untuk
menyelesaikan perkara Sjamsul Nursalim di jalur perdata patut
dipertanyakan. Bukankah ini bagian skenario, modus, dan konspiratif
untuk ”membersihkan” obligor BLBI?

Hubungan perdata yang diatur dalam master settlement and acquisition
agreement (MSAA), master refinancing agreement and note issuance
agreement (MRNIA) dan Akta Pengakuan Utang (APU) masih digunakan
sebagai dasar melegitimasi argumen bahwa masalah BLBI ada pada hukum
perdata. Pandangan ini menyesatkan. Berdasarkan audit BPK No
34G/XII/11/2006, tingkat pengembalian lima obligor yang telah
mengantongi Surat Keterangan Lunas (SKL) hanya 30,19 persen. Khusus
Sjamsul Nursalim tingkat pengembalian bahkan 17,36 persen, dan baru
mengembalikan Rp. 4,93 triliun dari utang Rp. 28,41 triliun. Catatan
ini amat bertolak belakang dengan argumentasi kejaksaan yang
mendasarkan pendapatnya pada SKL.

Atas dasar itulah, dapat dikatakan sikap kejaksaan untuk tetap
menyelesaikan kasus Sjamsul Nursalim dan BLBI lainnya di jalur perdata
merupakan bukti tidak berubahnya kejaksaan. Tidakkah pilihan hukum
perdata ini akan melegalisasi indikasi koruptif dalam menangani BLBI?
Agak sulit untuk memercayai kejaksaan menangani BLBI.

Tunggu apalagi KPK?

Lebih dari masalah teknis hukum kewenangan Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK) mengusut BLBI, agaknya poin yang lebih dibutuhkan ada
pada komitmen KPK dan dukungan politik dari eksekutif dan legislatif.
Dalam kondisi rendahnya legitimasi kejaksaan, indikasi terlibatnya
beberapa pejabat struktural di Kejaksaan Agung dan fakta persidangan
yang menyeret nama-nama penegak hukum, hampir tidak ada harapan untuk
menyelesaikan kemelut skandal BLBI. Kecuali satu hal, KPK punya
komitmen kuat menuntaskan skandal itu.

Publik tentu tidak ingin BLBI diselesaikan di ”kampung maling”. Jika
hanya KPK yang dipercaya punya integritas, konsistensi dan kualitas
SDM untuk menyelesaikan kemelut ratusan triliun ini, tidak ada pilihan
lain.

Sejauh ini alasan penolakan masih berkisar pada perdebatan apakah
kewenangan KPK mengambil alih BLBI bersifat retroaktif atau tidak.
Namun, poin ini telah dijawab sejumlah ahli hukum pidana. KPK jelas
berwenang menangani BLBI. Masyarakat akan mendukung penuntasan skandal
ini pada kampung yang lebih bersih. Kalaupun masih ada perbedaan di
kalangan ahli hukum, pertanyaannya, apakah KPK akan memilih analisis
yang mendukung pemberantasan korupsi atau sebaliknya?

Selain itu, kekhawatiran KPK dengan alasan hanya tersedia alat bukti
surat ”fotokopi” yang akan melemahkan pembuktian juga dinilai tidak
beralasan. Pasal 26A huruf (b) UU No 31/1999 jo 20/ 2001 dan teori
pembuktian circumstance evidence telah dianut dalam sistem hukum
Indonesia. Artinya, setiap dokumen dan rekaman elektronis sepanjang
dapat dibaca dan mempunyai makna, dapat digunakan sebagai alat bukti.
KPK mau tunggu apalagi?

Febri Diansyah Peneliti Hukum, Indonesia Corruption Watch



[Forum Pembaca KOMPAS] Nyamplung Bisa Gantikan Minyak Tanah

2008-07-21 Terurut Topik Agus Hamonangan
Selain perakaran pohonnya yang mampu mencegah abrasi pantai, pohon
nyamplung (Canophylum inophylum) juga menghasilkan biji yang minyaknya
dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif. Antara tahun 1950
dan 1960, penggunaan minyak biji nyamplung sebagai pengganti minyak
tanah ini sudah dikenal masyarakat di pesisir Maluku. ”Tetapi, lambat
laun manfaat minyak nyamplung ini terlupakan seiring masuknya listrik
dan terbiasanya masyarakat menggunakan bahan bakar minyak fosil,” kata
Latuny Onisimus, guru Sekolah Pertanian Pembangunan (SPP) Provinsi
Maluku, dalam acara Temu Karya Siswa SPP dan Taruna Tani Tingkat
Nasional X yang dilangsungkan di Banjarbaru, Kalimantan Selatan,
Minggu (20/7). Cara pengolahan minyak biji nyamplung juga mudah. Biji
nyamplung yang seukuran kelereng dipisahkan dari cangkangnya yang
berukuran sebesar bulatan daging bakso. Biji kemudian diiris tipis dan
dijemur satu hari dan esoknya siap digunakan. (CAS)

http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/07/21/0099/langkan



[Forum Pembaca KOMPAS] Re: 10 Hal Gratis di Paris

2008-07-21 Terurut Topik Mahmud Syaltout
Untuk telpon gratis, dari Alicebox ada 60 negara tujuan nomor fixes  
yang GRATIS, dapat dilihat di sini:
http://www.alicebox.fr/telephonie.html

Salam,


Mahmud Syaltout
Ph.D Candidate and researcher
Center of International, European and Comparative Law
University of Paris 5 - Sorbonne René Descartes
62, Avenue Simon Bolivar 75019 - PARIS - FRANCE
Tel: +33663438681
Neither a claim without reasons, nor reasons without a claim, is an  
argument










[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum Pembaca KOMPAS] Press release Gerak Lawan aksi WTO (21/7)

2008-07-21 Terurut Topik Mohammed Ikhwan
Dear all,

Berikut ini kami sertakan di email dan juga lampiran, siaran pers Gerak
Lawan pada aksi di Departemen Perdagangan hari ini (21/7). Di lampiran juga
disertakan surat untuk Delegasi RI yang menuju ke Konferensi Tingkat Menteri
Terbatas WTO di Jenewa, Swiss (21-26 Juli). Surat ini telah kami sampaikan
ke Delegasi RI, dan juga akan kami sampaikan lagi di Jenewa via delegasi
internasional.

Karena itulah, Serikat Petani Indonesia (SPI) mengirimkan dua orang delegasi
ke Jenewa untuk bergabung dalam aksi internasional melawan WTO--dan juga
untuk menyuarakan posisi petani kepada Delegasi RI di sana. Delegasi kita
adalah (1) Indra Sago; dan  (2) Tejo Pramono. Saat ini keduanya sudah berada
di Jenewa, bersama ratusan petani dan aktivis lain untuk menggagalkan
negosiasi WTO.

In solidarity,

 Gerakan Rakyat Lawan Neokolonialisme-Imperialisme (Gerak Lawan)

Press release, 21 Juli 2008.

*WTO Out!*

*Putaran Doha adalah masalah, bukan solusi terhadap krisis pangan, iklim,
energi dan finansial*

Jakarta, 21 Juli 2008—DALAM rangka Konferensi Tingkat Menteri Terbatas (*
mini-ministerial*) Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), maka kami dari
berbagai elemen rakyat mengingatkan kembali akan bahayanya agenda
liberalisasi, privatisasi dan deregulasi yang akan dipertaruhkan dalam
negosiasi pertanian, akses pasar produk non-pertanian (NAMA), dan jasa di
dalam pertemuan yang akan diadakan di Jenewa (21-26 Juli) tersebut.

Putaran Doha akan dicoba untuk dihidupkan kembali setelah mandeg pada 26
Juli 2006 lalu. Kami menyatakan dengan tegas bahwa WTO telah gagal. Apalagi
keputusan dalam mini-ministerial sangat tidak demokratis dengan hanya
melibatkan 30 negara (Indonesia salah satunya—diketuai Menteri Perdagangan
Mari Elka Pangestu), serta mempertukarkan satu negosiasi dengan yang lain
dengan *trade-off* yang tidak masuk akal.

Faktanya, negosiasi WTO akan memperparah krisis global yang terjadi saat
ini. Resume negosiasi WTO juga tidak akan mengurangi masalah dasar, yakni
kemiskinan yang akut dan ketimpangan proses pembangunan di Indonesia.
Menyelesaikan Putaran Doha tidak akan pula serta merta menyelesaikan
permasalahan dalam pasar produk pertanian, bahkan akan berkontribusi bagi
penghancuran sektor lain, yaitu industri manufaktur. Selanjutnya, negosiasi
WTO hanya akan melemahkan akses rakyat terhadap sektor jasa—terutama
pelayanan publik.

Putaran Doha hanya akan menambah masalah, bukan menjadi solusi terhadap
krisis yang nyata-nyata sedang diderita rakyat Indonesia. Liberalisasi
pangan dan pertanian dalam negosiasi pertanian WTO hanya akan membuat harga
pangan menjadi semakin tak terduga, ketergantungan impor Indonesia akan
terus meningkat, pasar dan produksi domestik semakin tidak menguntungkan
karena banjir produk impor murah dari overproduksi negara lain, dan tentunya
keuntungan pasar yang diraup, dikendalikan hanya oleh segelintir perusahaan
besar. Hal ini ditandai dengan naiknya impor beras 1.5 juta ton beras di
tahun 2007. Angka ini naik dari tahun 2006 yang hanya sebesar 840 ribu ton
(atau naik 78.5 persen). Dalam komoditi kedelai, kita mengimpor 1.5 juta ton
kedelai di tahun 2007. Ini naik dari tahun 2006 yang sebesar 1.2 juta ton
(atau naik 25 persen). Hal ini belum termasuk komoditi lain, seperti gandum,
gula, buah-buahan, sayuran, daging dan susu yang dependensi impornya tinggi.


Dalam proyeksi terakhir, peningkatan keuntungan global *via* Putaran Doha
untuk tahun 2015 mencapai angka 96 milyar USD, 16 milyar di antaranya masuk
ke negara-negara berkembang. Angka ini ternyata hanya mewakili 0.2 persen
dari pendapatan nasional negara berkembang, atau kurang dari 1 sen USD per
hari per orang di negara berkembang. Sementara itu, biaya yang dikeluarkan
sangat jauh dari hasil yang diproyeksikan. Total kerugian dari pemotongan
tarif di negara-negara berkembang yang berada dibawah negosiasi NAMA bisa
mencapai 63 milyar USD, atau hampir mencapai 4 kali dari jumlah keuntungan
yang diproyeksikan. Kerugian ini belum memasukkan kerugian potensial atas
hilangnya jutaan pekerjaan di sektor pertanian dan industri akibat kebijakan
pengurangan tarif.

Kami memahami usulan Indonesia dan negara-negara berkembang lainnya  (G-33)
dalam negosiasi di WTO tentang  Special Product and Special Safetyguard
Mechanism (SP/SSM) sebagai sebuah upaya untuk mendukung ketahanan pangan
(food security), penghidupan yang layak (livelihood security) serta sebagai
salah satu upaya pembangunan pedesaan (rural development).  Kami mendorong
mereka untuk tetap berdiri pada posisinya dan meminta mereka untuk
menyatakan bahwa pangan bukanlah sebatas komoditas dan pangan tidak boleh
diperdagangkan. Kami menolak kompromi  G-33 untuk mencapai kesepakatan atau
bertukar (*trade off*) dengan negosiasi lain di dalam WTO. Kami menegaskan
bahwa adalah kewajiban negara untuk mendorong ketahanan pangan menuju
kedaulatan pangan, mendorong penghidupan yang layak bagi rakyatnya serta
memajukan pembangunan pedesaan. Negara-negara G-33, terutama Indonesia,
harus 

[Forum Pembaca KOMPAS] Manusia Jawa Purba Diduga Pernah Jelajahi Eropa

2008-07-21 Terurut Topik Agus Hamonangan
http://kompas.com/read/xml/2008/07/21/13170043/manusia.jawa.purba.diduga.pernah.jelajahi.eropa

HANOVER, SENIN  - Pecahan tulang tengkorak yang ditemukan di sebuah
tambang Jerman ternyata berasal dari Manusia Jawa, manusia purba yang
sebelumnya diyakini merupakan penduduk asli Asia. Dengan penemuan itu,
memicu spekulasi bahwa manusia purba Asia pernah menjelajah Eropa.

Alfred Czarnetzki, seorang profesor di Universitas Tuebingen,
mengumumkan pekan lalu bahwa kerangka tersebut, yang ditemukan pada
2002, usianya paling tidak 70.000 tahun dan begitu mirip Manusia
Jawa sehingga boleh jadi merupakan kembarannya.

Tulang tengkorak itu berasal dari spesies Homo erectus, sedangkan
manusia modern dikenal sebagai Homo sapiens, yakni manusia yang sudah
berbudaya.

Manusia Jawa adalah nama yang diberikan kepada fosil yang ditemukan
pada 1891 di Trinil, tepian Bengawan Solo. Fosil ini merupakan salah
satu spesimen Homo erectus atau manusia purba berjalan tegak yang
paling pertama dikenal.

Penemunya, Eugene Dubois, memberikan nama ilmiah Pithecanthropus
erectus, sebuah nama yang berasal dari akar Yunani dan Latin yang
berarti manusia kera berjalan tegak.

Karl-Werner Frangenberg, seorang pemburu fosil, menemukan bagian atas
tengkorak pada 2002 di sebuah lubang batu di Leinetal dekat Hanover.
Istrinya, yang memiliki hobi sama, menemukan bagian pelipis dua tahun
kemudian.

Sama dengan fosil Trinil

Tulang belulang itu, yang kini diyakini merupakan kerangka manusia
tertua yang pernah ditemukan di Jerman, saat ini dipamerkan di Museum
Hanover.

Kerangka tertua Jerman sebelumnya adalah spesies lain, yakni Homo
heidelbergensis, yang ditemukan pada 1907 dan berusia sekitar 600.000
tahun.

Czarnetzki mengakui kesulitan mengukur usia fosil secara tepat, namun
dirinya merasa yakin dengan kesamaan pada penemuan fosil manusia purba
di Jawa pada 1891.

Penemuan ini mengindikasikan bahwa manusia purba Asia pernah menyebar
ke Eropa, katanya, seraya menambahkan artikelnya mengenai penemuan
tersebut telah diakui Journal of Human Evolution dan akan segera
diterbitkan. Ia mengemukakan tak ditemukan DNA dalam pecahan tulang
itu, namun ada jejak protein.


Sumber : Antara



[Forum Pembaca KOMPAS] Presiden Bisa Keluarkan Dekrit

2008-07-21 Terurut Topik Agus Hamonangan
JAKARTA,MINGGU - Presiden dapat mengeluarkan dekrit dalam rangka
menyelamatkan negara, jika keberadaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945
Perubahan atau hasil amandemen dan pelaksanaannya menjurus ke hal-hal
yang dapat membahayakan negara, kata politisi Islam, Ridwan Saidi.

Hal itu sesuai dengan pasal 9 UUD 1945, yang antara lain menyatakan
bahwa presiden dan wapres bersumpah menurut agama untuk memegang teguh
UUD dan menjalankan segala undang-undang serta peraturan dengan
selurus-lurusnya, serta berbakti kepada nusa dan bangsa, kata tokoh
Betawi yang mantan anggota DPR/MPR itu di Jakarta, Minggu (20/7).

Dalam acara `Silaturahmi Cendekiawan Indonesia, Refleksi 63 tahun
NKRI yang dihadiri sejumlah tokoh senior seperti Kwik Kian Gie,
Tyasno Sudharto, Achadi, Hartojo Winjowijoto, I Gde Djaksa dan Amin
Aryoso, Ridwan berpendapat, perubahan UUD 1945 sebanyak empat kali
ternyata mengandung pengaturan kelembagaan tinggi negara yang rancu.

Ia mengambi contoh kewenangan Mahkamah Konstitusi (MK) yang melebihi
presiden dan DPR, sementara itu kewenangan DPR memasuki ranah
eksekutif. Karena itu, berpijak pada pasal 9 UUD 1945, presiden dapat
melakukan tindakan penyelematan negara, dalam rangka memegang teguh
UUD dan menjalankan segala undang-undang dan peraturannya dengan
selurus-lurusnya, ujarnya.

Namun demikian, Ridwan Saidi juga berpendapat, Dekrit 5 Juli 1959 yag
dikeluarkan Presiden Soekarno tentang kembali kepada UUD 1945
sebenarnya masih tetap berlaku.

Oleh karena itu pula, menurut dia, dekrit bisa saja tak perlu
dikeluarkan untuk memberlakukan dekrit sebelumnya, karena Keppres
150/1959 masih tetap berlaku dan tidak dikeluarkan dari Lembaran Negara.

Akan tetapi, ia menilai, jika dekrit dikeluarkan, maka alasan kuatnya
adalah berdasarkan UUD 1945 Perubahan tidak ada lagi lembaga tertinggi
negara, karena MPR kini berstatus lembaga negara yang punya kedudukan
setara dengan lembaga kepresidenan .

Oleh karena itu, dalam kedudukannya sebagai kepala negara, maka
presiden berhak mengeluarkan dekrit demi penyelamatan negara,
Sedangkan diktum dekrit pun mestinya bersahaja, yaitu menyatakan UUD
1945 Perubahan tidak berlaku, katanya menambahkan.

http://kompas.com/read/xml/2008/07/20/23404818/presiden.bisa.keluarkan.dekrit



[Forum Pembaca KOMPAS] Kapolri: Saya Polisi, Bukan Politisi

2008-07-21 Terurut Topik Agus Hamonangan
DEPOK, SENIN - Kapolri Jenderal Polisi Sutanto membantah kabar yang
menyebutkan bahwa dirinya akan mencalonkan diri menjadi calon presiden
menyusul dorongan beberapa pimpinan partai beberapa waktu lalu.
Sutanto menyatakan bahwa dirinya adalah seorang polisi, bukan politisi. 

Tidak ada seperti itu, saya bukan politisi. Profesi saya adalah
polisi, ujar Sutanto seusai peresmian Rumah Pintar Bhara Cendekia I
di Depok, Senin (21/7). 

Sutanto menegaskan, meskipun dirinya akan pensiun pada bulan September
ini, tidak ada sedikit pun niatnya mencalonkan diri menjadi presiden.
Bahkan, Sutanto menegaskan dengan mengatakan bahwa menjadi polisi
adalah hakikatnya. Jadi enggak sampai ke sana-sana. Yang jadi capres
wartawan sajalah, (saya) enggak ada urusan ke sana-sana, ujarnya
sambil tertawa.

LIN
Sent from my BlackBerry © Wireless device from XL GPRS/EDGE/3G Network

http://kompas.com/read/xml/2008/07/21/13393013/kapolri.saya.polisi.bukan.politisi.



[Forum Pembaca KOMPAS] Re:Balasan: Silaturahmi Korban 1965 Nasional dan Internasional

2008-07-21 Terurut Topik roni febrianto
Korban PKI ato Rezim Orde Baru ? 
Sekalian juga memang korban Mei 98 biar lebih meriah .

 Rukun dan Bersatulah kaum Buruh agar Serikat Kuat dan Buruh Sejahera   Roni 
Febrianto 
PP SPEE FSPMI Bid Infokom 
Jl Raya Pondok Gede no 11 Kp Dukuh ,Jakarta Timur.  PUK SPEE FSPMI PT PSECI ( 
Ketua )  Kawasan Industri MM 2100 Blok O-1 Cikarang Barat Bekasi ,Jawa Barat.  
Telp 062218981238.


  


[Forum Pembaca KOMPAS] RE: Say no to GELAR ! dan yes untuk Kompetensi !

2008-07-21 Terurut Topik R. H. Uno
MOHON IZIN IKUT NIMBRUNG PK.KK/ BU BETTI,
 
Soal menggelar GELAR akademis atau gelar menggelar titel, sy teringat
akan apa yang ditulis pemimpin redaksi alm. harian Pedoman yakni pk
Rosihan Anwar puluhan tahun silam.
Beliau tidak secara langsung menyinggung kegembiraan penggunaan titel
di Indonesia tercinta ini bahkan juga di negara2 yang underdeveloped
(istilah sebelum zaman penghalusan bahasa supaya tidak menyinggung ).
Dalam satu tulisan yang bersambung, beliau senantiasa menulis dibelakang
namanya sederetan singkatan2 yang terkesan gelar akademis antara lain
huruf 2 H,HBA. lalu singkatan2 lain berderet panjang.
Selang beberapa kali terbit seri tulisannya,  seseorang menulis di
rubrik 'Pikiran Pembaca,setelah namanya ada deretan gelar SD SMP SMA

Pada seri terakhir, baru Rosihan Anwar memberi keterangan gelar2nya
dimana a.l. HBA itu singkatan gelar Has Been Abroad he was
mocking.
 
Lepas dari cerita diatas, seorang penulis berargumen bahwa titel maupun
gelar adat seperti Dt. untuk Datuak di Minang dan di Inggris, bukan
sebarangan didapat, juga gelar akademis Drs.,dr.,Dr., dll. yang
menandakan bahwa itu adalah hasil kerja keras di universitas, lulus
ujian tanpa nyontek.
 
Dikalangan yang makin terdidik seperti misalnya di Jepang, Eropah,
Amriktidak banyak atau hampir tidak ada yang memasang gelar
bertaburan, katakanlah di calling cards nya. Mungkin yang masih tersisa
adalah gelar Dr (doctor dan tidak ditulis DR seperti disini sebab tidak
ada di undang2 atau PP). Kabarnya pula, gelar Prof. tidak boleh lagi di
'mejeng'kan kalau beliau itu sudah tidak mengajar.
Saya dengar pula di Filipina banyak supir taxi dikartu namanya ditulis
Dr. so and so. Belum lagi kita bicara tentang gelar Dr.,MSc.,MM.,MBA,
yang bertaburan dikartu nama lurah2, Ketua RT/RW,camat2
dikampung-kampung dari Sabang sampai Merauke.
Sy setuju dengan apa yang dikonstatir ibu Betti.
 
salamsori,Opung
 

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED]
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Sofyan Uli
Sent: Monday, July 21, 2008 1:24 PM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: [GM2020] Fwrd [IA-ITB] Say no to GELAR ! dan yes untuk
Kompetensi !




--- Betti Alisjahbana bsalisjahbana@ mailto:bsalisjahbana%40gmail.com
gmail.com
menulis:

Kepada: [EMAIL PROTECTED] mailto:IA-ITB%40yahoogroups.com com
Dari: Betti Alisjahbana bsalisjahbana@
mailto:bsalisjahbana%40gmail.com gmail.com
Tanggal: Mon, 21 Jul 2008 11:31:44 +0700
Topik: Re: [IA-ITB] Say no to GELAR ! dan yes untuk
Kompetensi !

Pak KK,
Saya sangat setuju dengan pendapat pak KK. Di dunia
bisnis, secara 
umum gelar tidak dilihat ( kecuali sebagai
prasyarat untuk merekrut 
fresh graduate) yang dilihat adalah pengalaman kerja
, prestasi yang 
pernah di capai, sikap dan etos kerja serta
referensi. Hal ini sejalan 
dengan pendapat Spencer bahwa sumbangan terhadap
keberhasilan manusia 
30 % ditentukan oleh hard competency : pengetahuan,
ketrampilan, 
kemampuan, keakhlian dan 70 % ditentukan oleh soft
competency : 
kepribadian, konsep diri dan sikap mental.

Di dunia akademis, ceritanya lain lagi, ternyata 
gelar ini dipandang 
sangat penting, begitu pentingnya sehingga
mengalahkan kompetensi. Di 
ITB S3 adalah pra syarat untuk menjadi Dosen
(sekarang sedang 
dirubah). Dengan syarat seperti ini banyak orang
dengan kompentensi 
dan track record yang luar biasa tidak bisa menjadi
dosen.

Di dunia politik lain lagi ceritanya, banyak yang
ingin kelihatan 
pandai dengan membeli gelar. Padahal, mendengar cara
berbicara yang 
muter-muter tanpa isi saja kita sudah tau
kapasitasnya.

Begitu sekilas pandangan saya.

Salam hangat penuh semangat
Betti Alisjahbana
http://QBheadlines. http://QBheadlines.com/ com/
http://QBarchitects http://QBarchitects.com/ .com/

On Jul 21, 2008, at 10:38 AM, Kusmayanto Kadiman
wrote:

Rekan2 IA-ITB,

Dalam sebuah milis sedang banyak dibahas isu
penggunaan gelar 
akademik yang dipandang kebablasan. Email
dibawah adalah salah 
satu tanggapan saya. Saya mohon pandangan, masukan
dan kritik dari 
rekan-rekan ..

I Love Monday,
KK


  Kawan-kawan,
 
  Memang ada kesalahan mendasar di tatatan
 masyarakat kita yang 
  feodalistik di mana gelar akademik sudah dipandang
 sebagai status 
  sosial.
 
  Semua orang tanpa kecuali menilai bahwa memiliki
 gelar akademik itu 
  sebagai satus sosial yang setara dengan pangkat
 dalam militer, 
  polisi, ningrat dll.
 
  Itu sebabnya anak-anak banyak bercita-cita dan
 tidak jarang dipaksa 
  ortu, guru, keluarga dan masyarakat untuk
 meneruskan jalur 
  pendidikan linier: SD, SMP, SMA, PT…
 
  Karena itu dalam banyak kesempatan saya
 melontarkan semangat “Say 
  no to GELAR ! dan yes untuk Kompetensi!“.
 Misalnya, jangan 
  cantumkan gelar akademik di kartu nama apalagi
 undangan sunatan, 
  kawinan dan lainnya.
 
  Tentu tidak salah bahwa kompetensi bisa dibangun
 juga melalui jalur 
  pendidikan linier sampai dapat gelar akademik S1,
 S2  S3.
 
  Akibat terburuk dari fenomena jalur pendidikan
 linier ini 

Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Kondisi pulau Kalimantan, Surat untuk tuan Presiden M

2008-07-21 Terurut Topik Mohamad Ilmi Hussein
Kita kan sepakat bahwa negara kesatuan adalah harga mati. cuman bagaimana
keadilan itu dapat terlaksana dengan baik.

Otonomi saat ini adalah contoh ketidakmampuan warga daerah untuk memacu dan
memicu keadilan itu. Jadi ngga usah bicara federal.

Hati-hati nangai inya kawa mancari ikam di region 8 tu

Waja sampai kaputing



2008/7/17 Lobo Westmoreland [EMAIL PROTECTED]:

   Ya.., sementara orang di pulau Jawa ini tak ada mikir daerah ya

 Federal bgaimana ?

 _
 Elang Borneo [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Wakakaka membicarakan Tentang Kalimantan saya memang tidak tertarik
  lagi,illegal logging,illegal fishing,atau pun illegal meaning, makin
  marak saja.Hah daerah penghasil malah miskin serba ketertinggalan
  bencana akan selalu menghantui anak2 kami dalam kedepan nya. Saya
  lebih cenderung mengharapkan Kalimantan menjadi negara Sendiri. Memang
  tak mudah,namun melihat kondisi yg tiap hari makin parah saja saya
  pesimis pemerintah Indonesia kini sangat kurang adil...
 
 
  Salam
  Aktivis Borneo Merdeka Region 8.


[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum Pembaca KOMPAS] Pemberitahuan: Jurnal Perempuan Pindah Alamat

2008-07-21 Terurut Topik MGR
Salam,

Dengan ini kami memberitahukan sejak tanggal 21 Juli 2008 kantor Yayasan Jurnal 
Perempuan pindah ke: Jl. Tebet Barat Dalam IXA No B1 (Kompleks Kejaksaan Agung 
RI), Tebet, Jakarta Selatan. Kantor kami terletak di belakang pusat 
perbelanjaan GELAEL Jl. MT Haryono. Untuk sementara nomer telepon dan fax: 
021-8300-211. Untuk nomer telepon lama 021-837-02005 (belum aktif).

Demikian pemberitahuan ini dan terima kasih

Lia Amalia
Sekretaris Yayasan Jurnal Perempuan
[EMAIL PROTECTED]
 



  

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Forum Pembaca KOMPAS] RE: Say no to GELAR ! dan yes untuk Kompetensi !

2008-07-21 Terurut Topik Mohamad Ilmi Hussein
Pak KK

Lupa ya ada lagi Paket A, Paket B, Paket C, Universitas Terbuka (S1 dan S2)

Guru-guru dipaksa harus S1 dengan alasan kualifikasi

Jadi demam mengejar ijazah tidak akan pupus pak karena kondisi yang memaksa
itu.

PNS (SD=!A; SMA=IIA; S!=III/A) siapa yang tidak tertarik dengan gelar.

Hajatan (sunat/kawin) kalau tidak ada gelar amplopnya kecil pak dan minim
yang datang.
Apa bapak datang kalau Satpam (tanpa gelar) yang ngundang sebanding dengan
bu Odjar kemaren ?

2008/7/21 R. H. Uno [EMAIL PROTECTED]:

 MOHON IZIN IKUT NIMBRUNG PK.KK/ BU BETTI,

 Soal menggelar GELAR akademis atau gelar menggelar titel, sy teringat
 akan apa yang ditulis pemimpin redaksi alm. harian Pedoman yakni pk
 Rosihan Anwar puluhan tahun silam.
 Beliau tidak secara langsung menyinggung kegembiraan penggunaan titel
 di Indonesia tercinta ini bahkan juga di negara2 yang underdeveloped
 (istilah sebelum zaman penghalusan bahasa supaya tidak menyinggung ).
 Dalam satu tulisan yang bersambung, beliau senantiasa menulis dibelakang
 namanya sederetan singkatan2 yang terkesan gelar akademis antara lain
 huruf 2 H,HBA. lalu singkatan2 lain berderet panjang.
 Selang beberapa kali terbit seri tulisannya,  seseorang menulis di
 rubrik 'Pikiran Pembaca,setelah namanya ada deretan gelar SD SMP SMA
 
 Pada seri terakhir, baru Rosihan Anwar memberi keterangan gelar2nya
 dimana a.l. HBA itu singkatan gelar Has Been Abroad he was
 mocking.

 Lepas dari cerita diatas, seorang penulis berargumen bahwa titel maupun
 gelar adat seperti Dt. untuk Datuak di Minang dan di Inggris, bukan
 sebarangan didapat, juga gelar akademis Drs.,dr.,Dr., dll. yang
 menandakan bahwa itu adalah hasil kerja keras di universitas, lulus
 ujian tanpa nyontek.

 Dikalangan yang makin terdidik seperti misalnya di Jepang, Eropah,
 Amriktidak banyak atau hampir tidak ada yang memasang gelar
 bertaburan, katakanlah di calling cards nya. Mungkin yang masih tersisa
 adalah gelar Dr (doctor dan tidak ditulis DR seperti disini sebab tidak
 ada di undang2 atau PP). Kabarnya pula, gelar Prof. tidak boleh lagi di
 'mejeng'kan kalau beliau itu sudah tidak mengajar.
 Saya dengar pula di Filipina banyak supir taxi dikartu namanya ditulis
 Dr. so and so. Belum lagi kita bicara tentang gelar Dr.,MSc.,MM.,MBA,
 yang bertaburan dikartu nama lurah2, Ketua RT/RW,camat2
 dikampung-kampung dari Sabang sampai Merauke.
 Sy setuju dengan apa yang dikonstatir ibu Betti.

 salamsori,Opung


Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Trauma Korupsi Tak Beralasan

2008-07-21 Terurut Topik Blasius Slamet Lasmunadi
Dear all,
Berbagai macam kasus korupsi itu yang terkuak, semestinya mengubah paradigma, 
bagaimana memperlakukan ancaman akan terkuaknya korupsi' menjadi sebuah 
peluang untuk belajar hidup berorganisasi yang kredibel (dapat dipercaya) dan 
akuntabel (keterbukaan untuk tanggung gugat). Sebuah organisasi yang akuntabel 
dan kredibel pasti dinamika kinerjanya berjalan atas dasar nilai nilai 
kemanusiaan: keadilan dan kejujuran, serta mengarah kepada kesejahteraan umum. 
Nilai nilai itu hanya mungkin terwujud bila orang berani menomorduakan 
kepentingan diri dan kelompoknya. 
Masihkah tumbuh semangat hidup jujur itu berarti banyak kerugian? Semoga 
semangat itu makin terkikis!

salam
bslametlasmunadipr



-- 


  

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Budiman Sudjatmiko Presiden RI 2014

2008-07-21 Terurut Topik Hendra Kusumah
Mungkin anda liat BS di Hotel karena anda sering nongkrong di hotel ya?
Hehehe... Bagi saya BS masih seperti dulu, gak punya uang, gak punya mobil,
rumah numpang mertua, dan masih doyan naik truk... perbedaannya sekarang dia
lebih dandy aja karena rambutnya pake jelly (seperti kata Opung), tapi jelly
murah merek gatsby yang warna bening... hehehe. Kalau sampai kena penjara
lagi, itu namanya bodoh, lha wong musuhnya bukan kolonial kok.

Salam.

2008/7/21 Roni Febrianto [EMAIL PROTECTED]:

Wah kalo dari Pakemnya BS memang kontraversi mungkin dia banyak baca
 buku Tan Malaka dari penjara ke penjara tapi sayangnya sebelum dia
 tuntas berjuang BS sudah pergi dari Hotel ke Hotel jadi yah mungkin
 harus ingat lagi pada Tan Malaka dan mungkin Nelson Mandela yang ngak
 kapok dengan 25 Tahun di Penjara .Kalo baru di LP Salemba BS sudah
 lumayan hebat gimana lagi kalo dia berani jadi penghuni LP Cipinang
 dan Nusa Kambangan ?
 Perjuangan BS memang harus masuk lagi ke relnya dulu sebelum jadi RI 1
 di 2014 Paling tidak harus sering aksi di depan Istana dan DPR
 menyuarakan aspirasi Rakyat dan jangan dulu duduk manis jadi Anggota
 Dewan yang cuma jadi kumpulan para Drakula penghisap uang Rakyat .
 Kita lihat apa memang BS berani lakukan perjuangan seperti Tan Malaka .



[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Gubernur dan wakil gubernur Jabar mendukung Anarkisme?

2008-07-21 Terurut Topik EKO KERTAJAYA
coba simak apa yg dilakukan pemkot surabaya.
siapa yg tahun2 kemaren kagak kenal namanya bonek.
biang rusuh dan onar jika ada pertandingan sepakbola.
sekarang ini di surabaya hilang tuh yg namanya bonek.
lihat pembangunan di surabaya jika ada waktu luang.
surabaya penuh taman2 yg indah dan terpelihara di setiap sudut.
ada program green  clean, dpt reward udara terbersih.
gratis biaya pendidikan dasar 9 tahun, tanpa ada pungutan.
kagak pernah denger pasien terlantar kayak di rscm.
intinya,
jika ingin anarkisme dari sepakbola  lenyap.
acuhkan saja tuh...yg namanya dukungan tenaga  biaya ke sepak bola
dana tenaga besar toh dari level daerah sampe nasional kagak ada yg bisa
dibanggakan dari sepak bola.
alihkan ke hal2 yg benar2 dibutuhkan masyarakat, pendidikan gratis,
kesehatan gratis, kualitas hidup meningkat etc.
bravo pemkot surabaya


---Original Message---

From: Asnawi Ihsan
Date: Monday, July 21, 2008 13:45:27
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com; [EMAIL PROTECTED]
Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Gubernur dan wakil gubernur Jabar mendukung 
Anarkisme?

Baru sebentar menjabat gubernur dan wakil gubernur, tapi sudah menunjukan
sikap tidak tegas terhadap anarkisme. Simak pernyataannya: 



Kepada wartawan Gubernur Ahmad Heryawan yang berasal dari PKS mengatakan,
Kejadian seperti ini tentu sangat disesalkan. Tetapi saya tetap bangga
dengan semangat bobotoh dalam mendukung Persib. Dalam kondisi seperti ini
banyak pihak dirugikan, mereka juga dirugikan.



Sementara itu Wagub Dede Yusuf (Partai Demokrat) memberi perhatian khusus
pada stadion. Ia menyatakan perlu pembangunan stadion baru dengan kapasitas
yang dapat menampung penonton lebih besar. Salah satu solusinya adalah
membangun stadion baru yang dapat menampung jumlah penonton. Stadion ini
(Siliwangi-red) terlalu padat, ujarnya seusai pertandingan.

Dede juga menilai pertandingan sudah cukup baik. Menanggapi ulah rusuh
bobotoh, ia mengatakan bahwa ulah tersebut tidak bisa dihindari. 

Pemain Persib sudah bagus dan bobotoh tidak bisa dihindari karena melihat
ketimpangan dalam pertandingan tadi, ujarnya.



Seharusnya HADE dapat membedakan semangat mendukung tim kesayangan dengan
pelanggaran hukum. Masa HADE seakan tutup mata bagaimana Pendukung persib
membabi buta merusak kendaraan-kendaraan warga. Belum konvoi yang bikin
macet dan meresahkan. Apa itu tidak melanggar hukum? Anarkisme kok dianggap
wajar dan masih memberikan pembelaan bahwa pendukung persib juga dirugikan.
Dirugikan karena kalah? Lucu juga.. dan jika benar dirugikan, Apa dengan
demikian lantas membiarkan bobotoh merugikan pihak-pihak yang tidak tau
apa-apa? Apa jika kita dirugikan lalu kita dibenarkan melakukan tindakan
melanggar hukum? Saya tidak mengerti dengan logika gubernur Jabar dari PKS
ini. Wakilnya juga sama, Dede Yusuf menganggap apa yang terjadi sesuatu yang
tidak bisa dihindari, dan dede menyalahkan ketimpangan sebagai
penyebabnya. Justru yang dilirik dede adalah membangun stadion baru. Aneh
aneh saja.



Salam,

Asnawi Ihsan



Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Balasan: Silaturahmi Korban 1965 Nasional dan Internasional

2008-07-21 Terurut Topik Suhaimi
Yatinggal adaiin aja  :
Silaturahmi Korban DOM Aceh
Silaturahmi Korban DOM Papua
Silahturrahmi Korban Talang Sari
Silaturahmi Korban Tanjung Priok
Silaturahmi Korban Kerusuhan Mei 98
Silaturahmi Korban Semanggi 1  2
Silaturahmi Korab Trisakti
Silaturahmi Korban Sungai Abang
Silaturahmi Kasus 27 Juli 1997
Silaturahmi Kasus Marsinah
Silaturahmi Kasus Wartawan Udin
Dan lain-lain.

Gampang toh ? ra perlu marah marah gono toh ?
Salam hangat,
Suhaimi

  - Original Message - 
  From: Harry Rahman 
  To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com 
  Sent: Monday, July 21, 2008 1:25 AM
  Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Balasan: Silaturahmi Korban 1965 Nasional dan 
Internasional


  Kok cuma korban PKI

  Terus pembataian di Jawa TImur tragedi sungai abang itu bagaimana mau 
dihapus??? mau dilupakan?

  yang balance dong???



[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Serat Centhini Porno?

2008-07-21 Terurut Topik /\/\ o + u |_ z
Yah begitulah Undang-Undang negara ini, terkesan cuma mengatur kulitnya tanpa 
tahu dan menggali esensi isi aturannya. Porno itu jelas, yaitu ketelanjangan 
yang tidak pada tempat dan waktunya. Tempat dan waktu ini pun tidak general.

Sementara hubungan SEX, seperti yang kita tahu dari sejarah masa lalu. Hubungan 
sex merupakan sebuah proses ritual. Dimana hubungan sex ini merupakan salah 
satu proses kejadian kehidupan manusia, makanya di beberapa kepercayaan 
hubungan sex ini merupakan pendekatan diri kepada penciptanya karena lewat 
hubungan sex ini lah maka akan lahir kehidupan (manusia) baru.

Persepsi hubungan sex menjadi sebuah kegiatan porno negatif muncul sejak 
hubungan sex mulai dijadikan komoditi hiburan (entertainment). Hubungan sex 
merupakan sebuah jajanan dan jualan. Sejak itulah nilai sakral dan ritual 
hubungan sex menjadi hilang. Kegiatan hubungan sex makin jauh dan tabu. Tabu 
untuk dibahas tabu untuk dipelajari bahkan tabu untuk dilakukan. Kegiatan sex 
cenderung menjadi kegiatan kotor dan nista. Seakan-akan merupakan sebuah 
kegiatan yang tidak bermoral.

Padahal, sex yang begitu itu adalah penyelewengan dari kegiatan hubungan sex 
aslinya. Sex dalam konteks hubungan sehat, bermartabat, bermoral, dan 
beribadah. Dalam Islam, hubungan sex ada aturan dan tata krama-nya. Hanya satu 
larangan (HARAM) dalam Islam yang bisa menjadi HALAL yaitu hubungan perkawinan 
(SEX). Sex merupakan ibadah, dan termasuk bagian dari menafkahi isteri.

Kembali kepada aturan RUU-Porno tadi. Kekhawatirannya adalah akan makin 
memojokkan arti sex sebenarnya. Pendidikan sex makin ditakuti, makin asing, dan 
makin jauh dari makna sesungguhnya. Sex seakan-akan menjadi narkoba yang musti 
jauh dari jangkauan siapa pun. Ini akan dilematis, akan menjadikan bangsa ini 
makin tabu dengan sex dan makin dingin dengan mengartikan hubungan sex. Makin 
mandul lah bangsa ini.

Sex merupakan kegiatan yang dikendalikan nafsu, yaitu nafsu syahwat. Dalam 
Islam, nafsu merupakan sebuah kewajiban manusia untuk mampu mengaturnya, bukan 
dihilangkan. Manusia pasti lekat dengan hawa nafsu, nafsu syahwat, nafsu makan, 
nafsu amarah, dan lainnya. Maka dari itu selama 12 bulan umat Islam menjalankan 
kehidupannya lalu diberi waktu 1 bulan untuk masa pelatihan pengendalian hawa 
nafsu ini. Inilah cara Islam dalam mengatur hawa nafsu manusia, bukan dengan 
penjara atau bayar denda. Nafsu manusia itu bisa lepas dan kembali lagi hanya 
dalam waktu menit. Penjara dan denda bukan cara yang tepat dalam mengendalikan 
(mengatur) nafsu. Tidak ada manusia yang bisa mengatur hawa nafsu manusia 
lainnya, termasuk UU, denda, ancaman, bahkan agama. Makanya agama lebih kepada 
mengajarkan manusia untuk megendalikan hawa nafsunya.

Salam
Motulz



--- On Mon, 7/21/08, Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED] wrote:

 From: Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED]
 Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Serat Centhini Porno?
 To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
 Date: Monday, July 21, 2008, 1:56 PM
 Oleh Gadis Arivia
 http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/07/21/01344590/serat.centhini.porno



 RUU APP sekonyong- konyong muncul lagi dengan nama baru,
 RUU
 Pornografi atau RUU Porno. Disebut ”sekonyong-konyong”
 karena anggota
 parlemen RI terhormat telah meloloskan draf terbaru tanpa
 pemberitaan
 luas kepada masyarakat.

 Perubahan nyata dari RUU Porno ini adalah penciutan menjadi
 52 pasal,
 dari sebelumnya 93 pasal. Napasnya masih sama, yakni
 pengaturan moral
 seseorang. Pendefinisian pornografi pun masih asal-asalan
 dan
 bisa-bisa serat Centhini, sastra kuno Jawa, kena getahnya.

 Menurut RUU Porno, definisi pornografi terbagi dalam tiga
 jenis,
 pornografi ringan dan/atau pornografi berat serta
 pornografi anak.
 Jelasnya adalah sebagai berikut.

 ”Pornografi ringan meliputi segala bentuk pornografi yang
 menggambarkan secara implisit kegiatan seksual termasuk
 bahan-bahan
 yang menampilkan ketelanjangan, adegan-adegan yang secara
 sugestif
 yang bersifat seksual atau meniru adegan seks. Pornografi
 berat
 meliputi segala bentuk pornografi yang menggambarkan
 tindakan seksual
 secara eksplisit seperti alat kelamin, penetrasi, dan
 hubungan seks
 yang menyimpang dengan pasangan sejenis, anak, orang yang
 telah
 meninggal dan/atau hewan. Pornografi anak meliputi segala
 bentuk
 pornografi yang melibatkan anak atau citra anak atau ibu
 hamil sebagai
 subyek ataupun obyek yang diproduksi, baik secara mekanik
 atau
 elektronik atau bentuk sarana lainnya”.

 Jadi, untuk pornografi dewasa didefinisikan baik secara
 implisit
 (ringan) maupun eksplisit (berat). Keduanya memiliki sanksi
 yang cukup
 berat, 1 tahun hingga 15 tahun penjara dengan denda hingga
 ratusan
 juta rupiah.

 Secara nalar sederhana, di negara mana pun, yang dimaksud
 pornografi
 berat tentu dilarang sama sekali. Itu sebabnya, tidak ada
 orang yang
 berjalan telanjang di jalan selain orang tersebut mengalami
 gangguan
 jiwa. Sedangkan untuk pornografi anak, bukankah
 Undang-Undang
 Perlindungan 

Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Fajroel Rachman for President

2008-07-21 Terurut Topik EKO KERTAJAYA

sabar dulu.. tunggu satu dua tahun. 
yg konsisten menjaga integritas atau yg idealis mencoba mendobrak
kebekuan,
yg akan memberi kita bukti.
namun setidaknya sampe kini keduanya masih yg terbaik.

---Original Message---

From: Hendra Kusumah
Date: Monday, July 21, 2008 13:40:15
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Subject: Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Fajroel Rachman for President

Kalau saya sih tetap Budiman Sujatmiko...:)

2008/7/18 Andrinof Chaniago lt;[EMAIL PROTECTED]:

 Aktifis banyak. Aktifis sejati, orang yang konsisten menjaga integritas
 dan tak henti berteriak, hanya segelintir. Di dalamnya ada Fadjroel. Maju
 terus, Bung Fadjroel!

 Andrinof


[Forum Pembaca KOMPAS] Memotret Jurnalisme Warga Miskin Kota Jakarta

2008-07-21 Terurut Topik firdaus cahyadi


Memotret Jurnalisme Warga Miskin Kota Jakarta

 

 

SatuDunia, Jakarta. Iksan Nikisae,
seorang Pedagang Kaki Lima (PKL) di Cawang, Jakarta mengirimkan karya 
jurnalistiknya yang
ditulis di bekas bungkus nasi ke sebuah buletin. Kejadian itu bukan kisah fiksi
heroik tentang jurnalisme warga (citizen jurnalism), melainkan kisah nyata di
belakang produksi “Media Suara Warga Jakarta” yang diterbitkan oleh sebuah LSM
Forum Warga Kota Jakarta (FAKTA).      

 

 

Klik di: http://satudunia.net/node/2583

 




  

[Non-text portions of this message have been removed]




=
Pojok Milis Forum Pembaca KOMPAS :

1.Milis FPK dibuat dan diurus oleh pembaca setia KOMPAS
2.Topik bahasan disarankan bersumber dari KOMPAS dan KOMPAS On-Line (KCM)
3.Moderator berhak mengedit/menolak E-mail sebelum diteruskan ke anggota
4.Moderator E-mail: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]
5.Untuk bergabung: [EMAIL PROTECTED]

KOMPAS LINTAS GENERASI
=
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



RE: [Forum Pembaca KOMPAS] Mari, Kupoles Senyum Sinismu...

2008-07-21 Terurut Topik Ridwan Nyak Baik
Upaya mendongkrak citra yang dilakukan para politisi untuk merebut simpati 
public akan sia-sia apa bila reputasi sang tokoh tidak mendukungnya.
Langkkah-langkah publisitas dan promosi diera transfaransi informasi seperti 
sekarang tidak akan berhasil karena secantik apapun muka dipupuri, toh takkan 
mampu menutupi borok-borok, panu, kadas, dan kurap bodi yang sudah akut. Kecap 
yang no 1 dan didadagangkan oleh para politisi, bukan saja membodohi rakyat, 
tapi lebih jauh dari itu dalam level tertentu itu adalah tindakan bagero 
criminal dari nawaitunya.
Nah, tugas pers investigative yang kudu membuka kedok topeng tokoh yang 
ditokohkan itu, agar tugas pers sebagai guru masyarakat mendapat tempat yang 
tepat selaku pilar ke empat demokrasi.
Apakah ini mimpi. Tentu saja tidak sejauh pers masih punya hati nurani.
Semoga.
RNB

-Original Message-
From: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf 
Of Adyanto Aditomo
Sent: Monday, July 21, 2008 8:52 AM
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Subject: Balasan: [Forum Pembaca KOMPAS] Mari, Kupoles Senyum Sinismu...

Upaya untuk meningkatkan Citra diri atau kelompoknya agar dilirik dan dipilih 
oleh rakyat, itu sangat manusiawi.

Tugas masyarakat, terutama LSM adalah membedah track record para calon 
pemimpin tersebut, sehingga para pemilih bisa menilai mana sebetulnya yang 
paling pantas menjadi pemimpin mereka.

Jika tidak ada calon pemimpin yang dianggap cocok, ya golput saja.
Sayangnya dalam undang - undang PILKADA maupun Pemilu tidak ada klausul yang 
mengatur tentang sah tidaknya suatu Pilkada atau Pemilu jika jumlah golput 
mencapai nilai tertentu.

Salam,


Adyanto Aditomo



[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Kondisi pulau Kalimantan, Surat untuk tuan Presiden M

2008-07-21 Terurut Topik Roni Febrianto
Coba diperiksa dulu kekayaan elit di daerah Kalimantan ,karena
Mafianya biasanya kerja dengan jaringan yang ada di sana .Sepatutnya
jangan emosional bikin negara Federal kan akan langgar Konstitusi .
Pastinya yang berteriak tidak adil bukan hanya yang ada di luar Jawa
yang di Jawa pun Keadilan jauh dari harapan .Model ekonomi neolib yang
penuh kerakusan memang akan terus merambah daerah yang penuh sumber
daya alam yang ada di nusantara ini bukan cuma di Kalimantan.
Jangan terprovokasi tuk bikin negara federallah .Salam Solidaritas

--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Mohamad Ilmi Hussein
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Kita kan sepakat bahwa negara kesatuan adalah harga mati. cuman
bagaimana
 keadilan itu dapat terlaksana dengan baik.

 Otonomi saat ini adalah contoh ketidakmampuan warga daerah untuk
memacu dan
 memicu keadilan itu. Jadi ngga usah bicara federal.

 Hati-hati nangai inya kawa mancari ikam di region 8 tu

 Waja sampai kaputing


[Forum Pembaca KOMPAS] Pawai sejuta obor tembus rekor muri

2008-07-21 Terurut Topik eval_chaeum
Hasil dari rapat kerja Mahasiswa elektro seIndonesia di lampung
beberapa bulan lalu mengahsilkan sebuah kegiatan salah satunya adalah
pawai sejuta obor yang dikomandoi oleh teman2 mahasiswa elektro
makasar, adapun pawai obor ini diadakan dengan tujuan betapa
pentingnya energi listrik dan apabila kita tidak mulai hemat dari
sekarang mungkin Indonesia akan selamanya memakai obor.



Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Memahami Ketimpangan Relasi Kuasa

2008-07-21 Terurut Topik Wielsma Baramuli
Dear all,
Artikel dengan issue lama tetapi tidak kunjung dipahami. Bukti yang kuat bahwa 
ketidakadilan gender (ketidakadilan dalam relasi perempuan dan laki-laki) sudah 
sangat lumrah dilihat sebagai keadilan itu sendiri.
  
Affirmative Action (TKS), semacam 30 persen kuota bagi perempuan di lembaga 
politik formal, sebenarnya bukan (terutama) kebijakan untuk bersikap adil bagi 
orang perempuan, sehingga ada tuntutan yang lebih berkonotasi mengadili 
perempuan melalui kebijakan seperti ini. Melainkan, TKS adalah untuk membuka 
tabir akar ketidakadilan terstruktur bagi perempuan yang sudah di terima 
sebagai kewajaran kultural.
 
Bagi saya, dalam hal TKS ini, semakin perempuan tidak mampu mewarnai, bahkan 
menentukan proses pengambilan keputusan untuk melahirkan kebijakan-kebijakan 
yang sensitif gender (mungkin juga sulit memenuhi kuota 30 persen) , semakin 
membuktikan bahwa akar ketimpangan itu riil dan tidak pernah diselesaikan 
secara mendasar. Tidak fair mengadili perempuan sebagai peyebab persoalan 
ketimpangan relasi kekuasaan dalam masyarakat.
 
Artikel bagus! Maju terus Maria Hartiningsih dan perempuan Indonesia.
 
Salam,
Wielsma
 

--- On Mon, 7/21/08, Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED] wrote:

From: Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED]
Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Memahami Ketimpangan Relasi Kuasa
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Date: Monday, July 21, 2008, 1:57 PM






Oleh MARIA HARTININGSIH
http://cetak. kompas.com/ read/xml/ 2008/07/21/ 01351280/ memahami. 
ketimpangan. relasi.kuasa

Jika ada critical mass dari perempuan di lembaga politik formal
(sekitar 30 persen), apakah perempuan memiliki kemampuan untuk
mewarnai, bahkan menentukan proses pengambilan keputusan untuk
melahirkan kebijakan-kebijakan yang sensitif jender?

Pertanyaan yang dalam tahap tertentu menunjukkan skeptisisme itu
sering dilontarkan, baik oleh mereka yang menolak maupun mendukung
pendekatan affirmative action (tindakan khusus sementara/TKS) untuk
perempuan di lembaga-lembaga politik formal.

Pertanyaan itu pula yang dilontarkan Willy Purna Samadhi, Deputi Riset
Perkumpulan Lembaga Kajian Demokrasi dan Hak Asasi Manusia (Demos),
dalam diskusi terbatas yang diselenggarakan lembaga itu, terkait
dengan UU Partai Politik dan UU Pemilu yang baru.

Pertanyaan lainnya, berapa banyak perempuan dalam lembaga politik
formal yang dapat dikatakan cukup atau memadai sebagai cerminan
keterwakilan politik perempuan, dilontarkan sebagai pancingan oleh Nur
Iman Subono, dari Demos.

Banyak pihak mengatakan, kedua UU itu merupakan �hadiah� perjuangan
panjang dari gerakan perempuan Indonesia untuk meningkatkan
keterwakilan politik perempuan di lembaga politik formal, khususnya di
parlemen dan di partai politik. Ini terkait dengan peraturan kuota 30
persen perempuan yang harus diimplementasikan oleh partai politik,
baik untuk calon anggota parlemen maupun kepengurusan di dalam partai
politik.

Pertanyaan lain, juga dilontarkan Willy, adalah bagaimana
mendefinisikan persoalan perempuan? Benarkah ada persoalan perempuan
yang eksklusif, atau persoalan perempuan itu menyebar di berbagai isu?
Lalu apa perbedaan keadilan jender dan keadilan perempuan?

�Saya tidak menganggap persoalan kekerasan dalam rumah tangga,
misalnya, adalah persoalan perempuan semata, tetapi juga persoalan
laki-laki. Karena itu, persoalan itu harus diselesaikan secara
bersama-sama,� ujar Willy.

Semua pertanyaan dan pernyataan itu tampaknya mewakili banyak pendapat
dalam masyarakat. Pandangan seperti itu juga menghinggapi banyak
aktivis, juga para politisi serta para penentu kebijakan publik
sehingga kebijakan-kebijakan yang dilahirkan bukan hanya tidak peka
pada keadilan jender, tetapi juga buta jender, atau setidaknya, netral
jender.

Relasi kuasa

Keadilan jender pada dasarnya mengacu pada relasi kuasa yang timpang
antara perempuan dan laki-laki. Para aktivis seperti Nursyahbani
Katjasungkana dan Lies Marcoes-Natsir berulang kali menjelaskan,
meskipun kedudukan yang sama antara laki-laki dan perempuan di depan
hukum dijamin oleh konstitusi, realitas sosialnya sangat berbeda.

�Pembagian peran jender yang ketat karena konstruksi budaya yang
berbaur dengan agama dan kapitalisme menyebabkan ketimpangan relasi
kuasa antara perempuan sebagai individu, sebagai ibu, istri, dan anak
perempuan terus berlangsung,� ujar Lies yang dihubungi dalam
kesempatan terpisah.

Dalam masyarakat dengan relasi kuasa yang timpang antara laki-laki dan
perempuan, penghargaan sosial-politik, ekonomi, budaya, dan
peran-peran publik diasosiasikan sebagai milik laki-laki. Pandangan
bahwa kegiatan politik di ruang publik adalah milik eksklusif
laki-laki bermuara di situ. Karena itu, dibutuhkan cara pandang lain
untuk melihat realitas itu.

�Sering kali aktivis HAM sering mengatakan, mereka tak menolak isu
keadilan jender sebagai jaminan bahwa mereka sudah sensitif jender.
Padahal sebenarnya mereka abai dan buta jender atau netral jender,
tidak melihat ada ketimpangan relasi 

[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Kebijakan Energi Nasional (PP 05/2006) Yang Terasa Jadul - 3

2008-07-21 Terurut Topik eval_chaeum
Sesuai yang dengan yang informasi yang tadi saya layangkan, dengan
terjadinya krisis listrik di Indonesia maka kami FKHMEI (Forum
Komunikasi Himpunan Mahasiswa Elektro Indonesia) sesuai keputusan
bersama di rapat kerja nasional maka kami akan mengadakan pawai sejuta
obor yang akan dikomandoi oleh rekan2 mahasiswa elektro di wilayah
Sulawesi Selatan (Makasar. Adapun acara ini akan diselenggarakan pada
bulan agustus 2008 tanggal 8 jam 8 malam waktu indonesia timur.



[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Serat Centhini Porno?

2008-07-21 Terurut Topik Hudan Hidayat


Kalaupun perempuan mempertontonkan kakinya yang mulus dan buah 
dadanya

yang montok, percayalah, negara tidak akan runtuh! Apalagi payudara

perempuan terbukti memberikan kehidupan dan bukan kematian. - GA



kalimat yang menyeruak dari jiwa yang galau ini, sebenarnya telah mendapat 
sandaran nyatanya dari dunia olahraga, sebuah dunia yang jelas-jelas bukan 
membuat negara runtuh, tapi malah mendatangkan keuntungan dari prestasi atlet 
perempuan di lapangan.



baik keuntungan sebagai tontonan olahraga yang menyehatkan jiwa. maupun sebagai 
pembuat pundi-pundi keuangan dari dunia industri olahraga.



lalu apakah yang salah dengan tubuh perempuan, juga dengan tubuh lelaki?



hudan



--- On Mon, 7/21/08, Agus Hamonangan agushamonangan@ yahoo.co. id wrote:

From: Agus Hamonangan agushamonangan@ yahoo.co. id

Subject: [Jurnal Perempuan] Serat Centhini Porno?

To: jurnalperempuan@ yahoogroups. com

Date: Monday, July 21, 2008, 7:33 AM



Oleh Gadis Arivia



http://cetak. kompas.com/ read/xml/ 2008/07/21/ 01344590/ serat.centhini. porno



RUU APP sekonyong- konyong muncul lagi dengan nama baru, RUU



Pornografi atau RUU Porno. Disebut ”sekonyong-konyong” karena anggota



parlemen RI terhormat telah meloloskan draf terbaru tanpa pemberitaan



luas kepada masyarakat.



Perubahan nyata dari RUU Porno ini adalah penciutan menjadi 52 pasal,



dari sebelumnya 93 pasal. Napasnya masih sama, yakni pengaturan moral



seseorang. Pendefinisian pornografi pun masih asal-asalan dan



bisa-bisa serat Centhini, sastra kuno Jawa, kena getahnya.



Menurut RUU Porno, definisi pornografi terbagi dalam tiga jenis,



pornografi ringan dan/atau pornografi berat serta pornografi anak.



Jelasnya adalah sebagai berikut.



”Pornografi ringan meliputi segala bentuk pornografi yang



menggambarkan secara implisit kegiatan seksual termasuk bahan-bahan



yang menampilkan ketelanjangan, adegan-adegan yang secara sugestif



yang bersifat seksual atau meniru adegan seks. Pornografi berat



meliputi segala bentuk pornografi yang menggambarkan tindakan seksual



secara eksplisit seperti alat kelamin, penetrasi, dan hubungan seks



yang menyimpang dengan pasangan sejenis, anak, orang yang telah



meninggal dan/atau hewan. Pornografi anak meliputi segala bentuk



pornografi yang melibatkan anak atau citra anak atau ibu hamil sebagai



subyek ataupun obyek yang diproduksi, baik secara mekanik atau



elektronik atau bentuk sarana lainnya”.



Jadi, untuk pornografi dewasa didefinisikan baik secara implisit



(ringan) maupun eksplisit (berat). Keduanya memiliki sanksi yang cukup



berat, 1 tahun hingga 15 tahun penjara dengan denda hingga ratusan



juta rupiah.



Secara nalar sederhana, di negara mana pun, yang dimaksud pornografi



berat tentu dilarang sama sekali. Itu sebabnya, tidak ada orang yang



berjalan telanjang di jalan selain orang tersebut mengalami gangguan



jiwa. Sedangkan untuk pornografi anak, bukankah Undang-Undang



Perlindungan Anak telah mengatur semua ini? Bila sanksi untuk



pornografi anak kurang berat, cukup merevisi undang-undang ini dan



pelaku dihukum seberat-beratnya kalau perlu dihukum seumur hidup.



Untuk apa undang-undang baru?



Menurut hemat saya, Indonesia terlalu rajin membuat undang-undang baru



yang tidak ada manfaatnya, tidak cost effective. Pengawasan pornografi



dengan definisi ajaib yang diajukan anggota parlemen akan memakan



biaya cukup besar dan juga keresahan sosial. Bagaimana tidak, menurut



RUU Porno, setiap anggota masyarakat berhak melapor bila dianggap ada



yang ”berbau-bau” atau implisit memuat kesan pornografi, baik dalam



bentuk gambaran maupun tulisan, bahkan mempertontonkan kegiatan yang



menggunakan tubuh dengan gerakan yang bermuatan pornografi (Pasal 10,



Pasal 22, Pasal 23). Bukankah ini definisi pornoaksi?



Jadi, bila saya yang sudah berumur 40 tahunan ini memakai kebaya yang



menonjolkan sedikit buah dada saya, dapat dianggap melanggar RUU itu?



Apalagi saya kemudian berlenggak lenggok menari serampang dua belas,



dalam RUU ini, dapat dianggap melakukan kegiatan pornografis dan



dipenjara atas laporan tetangga pula.



Coba simak serat Centhini yang memuat tulisan-tulisan tentang



persenggamaan suami-istri, birahi, dan tubuh, apakah sastra kuno ini



akan dilarang? Bagaimana nasib para penulis kontemporer yang sudah



dengan susah payah mengumpulkan bahan karya abad ke-19 ini dan



memperkenalkan budaya Jawa kepada kalangan internasional, apakah



mereka akan dipenjara? Ingat, serat Centhini menggambarkan kehidupan



dengan latar belakang Islam.



Dapatkah Anda bayangkan penuh sesaknya penjara di Indonesia dan



kebanyakan akan dipenuhi perempuan karena bagaimanapun perempuan



memiliki daya tarik seksual yang kuat (sudah dari sononya bung!).



Dalam perkembangan sastra sekarang, penulisan soal tubuh perempuan



merupakan ekspresi sastra yang sangat berharga. Berapa banyak penulis



perempuan 

[Forum Pembaca KOMPAS] Kwik: Pemerintah Jangan Bohong

2008-07-21 Terurut Topik Agus Hamonangan
DEPOK, SENIN - Mantan Menko Ekuin Kwik Kian Gie meminta pemerintah
untuk tidak bohong ketika mengatakan bahwa kenaikan harga BBM ditempuh
untuk menyelamatkan APBN yang tidak sanggup lagi menanggung beban
subsidi masyarakat terhadap BBM. Sebelumnya, dalam seminar Mafia
Minyak yang diselenggarakan hari ini, Senin (21/7), di FE UI Depok,
Kwik menjelaskan tentang selisih perhitungannya terhadap hasil
penjualan dan harga pokok penjualan BBM. 

Kwik mendapatkan bahwa sebenarnya pemerintah mengalami surplus sebesar
Rp 112.649 trilyun. Jadi sebenarnya bohong kalau dikatakan APBN itu
jebol, ujar Kwik. Oleh karena itu, Kwik sempat menantang Dirut
Pertamina Ari H Soemarno untuk mengizinkannya melakukan auditing
keuangan Pertamina. 

Hal ini ditanggapi keras oleh seorang peserta yang hadir. Peserta ini
mengatakan bahwa perhitungan Kwik yang mengatakan bahwa diperoleh
surplus dari penghasilan minyak itu benar jika penghasilan minyak
dipakai untuk minyak. Namun sebenarnya, penghasilan itu dipakai untuk
menutup biaya anggaran pembangunan lainnya. 

Kwik menyambut dengan kata sepakat jika ternyata surplus penghasilan
minyak itu memang dipakai untuk menutup anggaran pembangunan.
Ngomongnya yang betul dong, kalau emang itu dipakai untuk pengadaan
infrastruktur. Jadi, jangan bilang APBN-nya jebol. Pemerintah jangan
bohong, ujar Kwik.

LIN 

http://kompas.com/read/xml/2008/07/21/17001629/pemerintah.jangan.bohong.



[Forum Pembaca KOMPAS] Wacanakan Hukuman Mati untuk Koruptor

2008-07-21 Terurut Topik Agus Hamonangan
JAKARTA, SENIN -  Juru Bicara Kepresidenan Andi Mallarangeng
mengemukakan, korupsi yang banyak terungkap di hampir seluruh
Indonesia menunjukkan upaya gigih pemerintah dan lembaga pemberantas
korupsi untuk menumpasnya. Untuk memunculkan efek jera, pemerintah
mempersilakan wacana hukuman mati untuk koruptor.

Silahkan masyarakat mewacanakan hukuman mati untuk koruptor. Banyak
unsur pembuat jera, besarnya hukuman menjadi salah satu faktor, ujar
Andi di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (21/7). 

Menurut Andi, Indonesia sedang masuk dalam upaya besar memberantas
korupsi dan kurvanya akan terus memuncak. Korea Selatan butuh 15 tahun
untuk pemberantasan korupsi.

Wisnu Nugroho A
Sent from my BlackBerry © Wireless device from XL GPRS/EDGE/3G Network

http://kompas.com/read/xml/2008/07/21/16404056/wacanakan.hukuman.mati.untuk.koruptor



[Forum Pembaca KOMPAS] Dirut PT Pos Ditahan

2008-07-21 Terurut Topik Agus Hamonangan
JAKARTA, SENIN-Setelah memeriksa lebih dari sembilan jam, Direktur
Utama PT Pos Indonesia Hana Suryana akhirnya ditahan tim penyidik
Kejaksaan Agung.

Hana yang diperiksa, Senin (21/7) pagi pukul 08.15 hingga pukul 17.25
WIB dibawa penyidik ke Rumah Tahanan Salemba. Hana diperiksa dan
ditahan karena terkait Kasus dugaan korupsi dana operasional dan dana
nonbudgeter di PT Pos Indonesia. Selama diperiksa Hana menjawab 26
pertanyaan penyidik. Pertanyaannya tidak menjerat karena klien saya
hanya melaksanakan tugas, kata kuasa hukum PT Pos Indonesia Zularmain
Aziz kepada wartawan.

Sejak pagi tadi, Hana bersama tujuh pejabat PT Pos lainnya diperiksa
di Gedung Bundar atau. bagian Pidana Khusus Kejagung. Dugaan korupsi
itu dilakukan dengan cara sengaja mengeluarkan biaya pembinaan
eksternal atau komisi sebesar lima persen dari nilai barang yang
dikirim PT Telkomsel melalui PT Pos Indonesia Jakarta Taman Fatahillah.

Juga dengan mengenakan biaya pembinaan internal atau insentif sebesar
Rp 1.130 per kilogram dari berat barang yang dikirim PT Telkomsel
melalui Kantor Pos Indonesia Jakarta Taman Fatahillah. Kerugian negara
diperkirakan sebesar Rp 15 miliar.

Zularmainmenyatakan tidak ada penyalahgunaan wewenang dalam pemberian
komisi yang dilakukan kliennya. Pemberian komisi itu diatur
berdasarkan surat edaran Direktur Operasional PT Pos Indonesia.(C10-08)

http://kompas.com/read/xml/2008/07/21/18152346/dirut.pt.pos.ditahan



[Forum Pembaca KOMPAS] SMS Misterius Amin-Sujud

2008-07-21 Terurut Topik Agus Hamonangan
JAKARTA, SENIN - Al Amin Nur Nasution, anggota Komisi IV DPR yang
menjadi terdakwa dalam kasus suap terkait pengalihfungsian hutan
lindung di Bintang, berkomunikasi melalui pesan layanan singkat (SMS)
dengan rekan kerjanya sesama anggota Komisi IV DPR. Di balik kata-kata
dalam SMS itu majelis hakim mencurigai ada makna lain yang tersembunyi. 

Namun, Sujud Suradjuddin, yang menjadi saksi dalam persidangan mantan
sekretaris daerah Bintan, Azirwan, bersikeras membantah bahwa di balik
kata-kata itu tersembunyi makna lain. Itu hanya becanda Yang Mulia.
Itu bahasa komunikasi sehari-hari, bahasa SMS yang dicanda-candain,
ujar Sujud saat ditanya anggota majelis hakim, Andi Bachtiar, dalam
persidangan di Pengadilan Tipikor Jakarta, Senin (21/7).

Dalam persidangan itu, Jaksa Penuntut Umum, Edi Hartoyo, membacakan
komunikasi SMS antara Sujud dan Al Amin  yang terjadi pada 3 Desember
2007.

Amin (A): Fren, baju yang 25 buah itu sudah ada. Siapa nanti yang
ambil? Atau simpan dulu? Terserah, semoga selamat sampai tujuan.
Sujud (S): Simpan saja dulu, asal jangan menguap saja.
A: Paling untuk mijit.
S: Ente lagi mijit ya?
A: Kita lagi ngukur baju lagi nih.

Sementara, pada 24 November 2007, tercatat, Sujud mengatakan, Kalian
teruskan sajalah. Bagi tugas..., mainkan. 

Ketika ditanya, majelis hakim apa arti tugas dalam percakapan
tersebut, Sujud menjawab, Tugas itu bukan masalah melakukan sesuatu
atau tidak. Tapi pertemuan itu silakan saja kalian lakukan. 

Kalau dikaitkan dengan bagi-bagi tugas, mainkan, beliau kan ada janji
untuk kita. Beliau ini siapa? Al Amin atau terdakwa? tanya Andi.
Itu konteksnya lain Yang Mulia, jelas Sujud.
Tapi apa konteksnya? Sebab ini berkaitan dengan SMS berikut, 'Eh,
tailor itu jahitannya sempit,' lanjut Andi.
Itu bahasa canda. Tapi tidak ada maksud apa-apa, kata Sujud keukeuh.
Kemudian dia mengirim SMS lagi, Bapak pakai tailor kita. Apa
pemahaman saksi? Terus Al Amin SMS lagi, makanya tidak sesuai ukuran
bapak, ujar anggota majelis hakim.
Tidak ada maksud apa-apa yang mulia, jawabnya.
Kalau begitu, kenapa saksi membalas SMS itu begini: Kalau baju ukuran
100, bapak mau tidak? Apa maksudnya? Ini berarti Anda kan merespon,
kata Andi.
Itu tidak ada makna. Kami sering SMS seperti itu, jelas Sujud.
Kalau begitu, kenapa saksi melanjutkan dengan SMS begini, 'Enggak,
maunya sama dengan bapak dan Azwar (Chez Putra). Siapa Azwar? tanya Andi.
Teman di Komisi IV, jawabnya.
Terus ada SMS, 'Fren, bajunya 25 buah itu ada dua.' Apa maksud 25
itu? lanjut Andi.
Saya juga tidak mengerti, ujarnya.
Ini kan ada penerimaan uang Rp25 juta. Anda pernah menerima? Atau
pernah menyuruh sopir menyerahkan kepada seseorag bernama Anisa?
berondong Andi.
Tidak Yang Mulia, jelas Sujud.

BOB
Sent from my BlackBerry © Wireless device from XL GPRS/EDGE/3G Network

http://kompas.com/read/xml/2008/07/21/14462047/sms.misterius.amin-sujud



[Forum Pembaca KOMPAS] Korupsi = Pembunuhan Berencana = Hukuman Mati

2008-07-21 Terurut Topik Agus Hamonangan
JAJARTA - Jumat (18/7) dan Sabtu (19/7) dini hari, tiga orang warga
negara Indonesia dikirim ke kuburan setelah dieksekusi regu tembak
Brigade Mobil (Brimob) Polri. Ketiga orang ini adalah terpidana yang
divonis mati oleh majelis hakim karena terbukti melakukan pembunuhan
berencana. Usep divonis mati karena melakukan pembunuhan berencana
terhadap delapan orang di Lebak, sementara Sumiasih dan Sugeng akibat
membunuh Letkol (Mar) Purwanto dan keluarganya secara berencana.

Hukuman mati yang diterima ketiga orang ini menimbulkan pro dan
kontra, termasuk di kalangan pembaca Kompas.com. Ada yang setuju
dengan eksekusi mati, ada yang menentang, dengan berbagai alasan serta
penjelasan. Memang sedikit miris mendengar berita itu tapi begitu
juga orang-orang yang tidak bersalah yang sudah dibunuhnya! Semoga
keadilan terus ditegakan sebagaimana mestinya, demikian email dari
Kiki yang mendukung eksekusi. Hukuman mati, yang berhak cabut nyawa
manusia cuma Tuhan. Manusia gak berhak, tolong pikirkan lagi hukuman
mati itu.Tuhan Maha Tahu, tulis Feb yang menolak hukuman mati.

Dua komentar ini mewakili pendapat pro dan kontra di kalangan pembaca
Kompas.com. Fakta yang menarik adalah, sebagian besar pendapat yang
mendukung hukuman mati menginginkan agar para koruptor di Indonesia
juga mendapat hukuman mati. Menurut para pembaca Kompas.com, koruptor
telah berencana melakukan kejahatan yang akhirnya menyengsarakan
jutaan rakyat Indonesia.

Saya amat sangat menunggu hukuman mati terhadap para koruptor yang
telah menyengsarakan ratusan juta penduduk Indonesia dan
membangkrutkan negara tercinta. mohon secepatnya dilaksanakan,
demikian email dari John.Sebaiknya para koruptor juga perlu
diberlakukan dengan hukuman mati karena mereka lebih kejam dengan
menyengsarakan jutaan rakyat miskin di negeri ini dan para penegak
hukum pun harus adil dan bijak jangan cuma mentingin perutnya
sendiri, tulis Dimas.

Wajar bila ada pendapat yang menginginkan agar koruptor dihukum mati,
pasalnya hukuman yang diterima para koruptor mungkin belum setimpal
dengan perbuatannya.   Belakangan ini memang Pengadilan Tindak Pidana
Korupsi (Tipikor) sedang gencar menyidangkan kasus korupsi, sedang
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) lagi giat-giatnya menangkap para
para koruptor. Tapi, para terdakwa korupsi ini masih bisa tersenyum di
pengadilan, masih dapat menggunakan telepon seluler, bahkan ada yang
bisa melenggang ke Hong Kong.

Sebenarnya, pidana untuk koruptor di Indonesia masih bisa
diberlakukan, bila mengacu kepada UU RI No. 20 Tahun 2001 tentang
Perubahan Atas UU No. 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi. Pasal 2 Ayat 2 menyebutkan Dalam hal tindak pidana
korupsi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan dalam keadaan
tertentu, pidana mati dapat dijatuhkan. Sementara Pasal 1 berbunyi
Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya
diri endiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan
keuangan negara atau perekonomian negara, dipidana dengan pidana
penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4 (empat)
tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan denda paling sedikit Rp
200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp
1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah)

Sayangnya soal hukuman mati terhadap koruptor tidak dirinci lebih jauh
dalam UU No. 31 Tahun 1999 atau UU RI No. 20 Tahun 2001 tentang
Perubahan Atas UU No. 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi. Jika dibandingkan dengan soal pembunuhan berencana,
soal terorisme, dan narkotika yang tegas memerintahkan hukuman mati,
maka dalam UU Tindak Pidana Korupsi hukuman mati itu hanya dalam
keadaan tertentu yang tidak dijabarkan lebih jauh. Jadi wajarlah,
bila pemberantasan korupsi di Indonesia belum memberikan efek jera,
karena para koruptor masih dapat tersenyum, tanpa pernah didera
ketakutan menantikan detik-detik eksekusi. Wajarlah  UU Tindak Pidana
Korupsi belum memberikan efek jera karena pembuat UU-nya pun kini
sedang diincar KPK.

Korupsi sebagian besar dilakukan secara berencana untuk memperkaya
diri sendiri dan otomatis itu menyengsarakan puluhan, ratusan, ribuan,
bahkan jutaan orang yang membutuhkan. Kira-kira sama nggak ya dengan
pembunuhan berencana, terorisme, atau narkotika? Hukuman mati bagi
para koruptor memang perlu dipertimbangkan untuk dilaksanakan.(ROY)

ROY
Sent from my BlackBerry © Wireless device from XL GPRS/EDGE/3G Network

http://kompas.com/read/xml/2008/07/21/06400739/korupsi..pembunuhan.berencana..hukuman.mati



[Forum Pembaca KOMPAS] Skandal Ekosida Lumpur Lapindo

2008-07-21 Terurut Topik subagyo sh
SKANDAL EKOSIDA LUMPUR LAPINDO
http://masbagio.blogspot.com


Ekosida merupakan
istilah yang digunakan dalam bidang lingkungan hidup. Jika genosida diartikan
sebagai pembasmian seluruh atau sebagian bangsa, ras, kelompok etnik ataupun
kelompok agama, maka ekosida diartikan sebagai pembasmian atau perusakan sistem
ekologi normal, yang tentu berakibat pada nasib buruk manusia. 

Tama
Leaver (1997) menjelaskan tulisan William Gibson dan Ridley Scott, bahwa ekosida
merupakan efek buruk dari upaya-upaya ekonomi untuk mencapai kesejahteraan 
global
(akibat globalisasi), penerapan faham ultra-utilitarianisme serta eksploitasi
dari cara-cara produksi mutakhir yang dilakukan kaum kapitalis. 

Ekosida
sebenarnya tak jauh dari model genosida, misalnya terjadinya ‘pembasmian
penduduk’  akibat toksinasi atau
kehancuran fungsi lingkungan hidup seperti yang terjadi pada komunitas penduduk
sekitar tambang emas Newmont di Buyat dan lain-lain, serta kematian massal
dalam banjir besar atau longsor akibat perusakan fungsi lingkungan hidup. Dalam
kasus lumpur Lapindo, ekosida telah terjadi sebagai fakta notoir (tak perlu 
dibuktikan lagi, sebab telah menjadi pengetahuan
umum).

 

Zat beracun

 

    PBB melalui United Nations Disaster Assessment and Coordination 
sejak Juli 2006 telah
merekomendasikan untuk adanya penelitian dan monitoring secara reguler terhadap
soal lingkungan dalam kasus lumpur Lapindo. Tetapi tampaknya pemerintah 
Indonesia
tidak terlalu memperhatikan hal yang berkaitan kesehatan masyarakat dalam
jangka pendek dan panjang akibat semburan lumpur tersebut. Contohnya, gas
semburan lumpur Lapindo itu sudah menewaskan dua warga Siring Barat (Sutrisno,
meninggal 14/3/2008
dan Luluk, meninggal 26/3/2008)
serta puluhan orang serta anak-anak dirawat di rumah sakit. 

Guna
mendeteksi bahaya akibat pencemaran dan perusakan ekologi karena semburan
lumpur Lapindo itu, September 2007 sampai dengan Januari 2008, Wahana
Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jawa Timur bekerjasama dengan beberapa ahli
dan laboratorium melakukan penelitian lumpur Lapindo di Sidoarjo di berbagai 
titik
hingga ke wilayah terluar akibat semburan lumpur Lapindo. Penelitian yang
dilakukan Walhi tersebut juga dalam rangka untuk ‘meneguhkan keyakinan’, apa
benar hasil penelitian beberapa laboratorium kampus di dalam negeri yang
menyatakan tak ada masalah dengan kandungan lumpur Lapindo, dibandingkan dengan
hasil penelitian sementara (awal) pemerintah RI dan Perserikatan Bangsa-Bangsa
(PBB) yang menyebutkan adanya kemungkinan fatal akibat gas semburan lumpur
Lapindo.

Penelitian Walhi
tentang logam berat akibat lumpur Lapindo menunjukkan hasil sebagai berikut: 

 




 
  
  Parameter
  
  
  Satuan
  
  
  Kep.MenKes No. 907/2002
  
  
  Hasil Analisa Logam Pada Materi
  
 
 
  
  Lumpur Lapindo
  
  
  Air Lumpur Lapindo
  
  
  Sedimen Sungai Porong
  
  
  Air Sungai Porong
  
 
 
  
  Kromium (Cr)
  
  
  mg/L
  
  
  0,05
  
  
  Un-detetected (nd)
  
  
  nd
  
  
  nd
  
  
  nd
  
 
 
  
  Kadmium (Cd)
  
  
  mg/L
  
  
  0,003
  
  
  0,3063
  
  
  0,0314
  
  
  0,2571
  
  
  0,0271
  
 
 
  
  Tembaga (Cu)
  
  
  mg/L
  
  
  1
  
  
  0,4379
  
  
  0,008
  
  
  0,4919
  
  
  0,0144
  
 
 
  
  Timbal (Pb)
  
  
  mg/L
  
  
  0,05
  
  
  7,2876
  
  
  0,8776
  
  
  3,1018
  
  
  0,6949
  
 




 

Perbandingan parameter ambang batas logam
berat sebagai berikut: 

 




 
  
  Parameter
  
  
  Satuan
  
  
  Kadar maksimal yang diperbolehkan
  
 
 
  
  Per. MenKes No. 416/1990
  
  
  Kep.MenKes No. 907/2002
  
  
  WHO 1992
  
  
  Masy. Eropa
  
  
  Kanada
  
  
  USA
  
 
 
  
  Kromium (Cr)
  
  
  mg/L
  
  
  0,05
  
  
  0,05
  
  
  0,05
  
  
  0,005
  
  
  0,05
  
  
  0,05
  
 
 
  
  Kadmium (Cd)
  
  
  mg/L
  
  
  0,005
  
  
  0,003
  
  
  0,005
  
  
  0,005
  
  
  0,005
  
  
  0,005
  
 
 
  
  Tembaga (Cu)
  
  
  mg/L
  
  
  1
  
  
  1
  
  
  1
  
  
  0,1
  
  
  1
  
  
  1
  
 
 
  
  Timbal (Pb)
  
  
  mg/L
  
  
  0,05
  
  
  0,05
  
  
  0,05
  
  
  0,05
  
  
  0,05
  
  
  0,05
  
 




 

Selain logam berat, Walhi juga meneliti kandungan polycyclic
aromatic hydrocarbons (PAH). Karena mahalnya biaya, Walhi hanya
menguji kandungan Benz(a)anthracene
dan
Chrysene yang hasilnya
mencapai ribuan kali lipat dari ambang batas. Beberapa senyawa lain yang 
tergolong dalam PAH adalah acenaphthene,
acenaphtylene, anthtracene, benz(a)antracene, benz(a)pyrene,
benz(b)fluoranthene, chrysene, dibenz(a,h)anthracene, fluoranthene, fluorene,
indeno(1,2,3cd)pyrene, naphthalene, phenanthrene dan pyrene (Liguori et
al, 2006), dan masih terdapat ribuan senyawa lainnya.

Sebagai
perbandingan, Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 51 Tahun 2004 menetapkan
baku mutu PAH dalam air laut untuk wisata bahari sebesar 0,003 mg/liter. 
Sedangkan
baku mutu Hidrokarbon dalam udara yang diizinkan berdasarkan PP No 41 tahun 
1999 adalah  160 ug/Nm3.
Namun dalam temuan Walhi, kadar Benz(a)anthracene di titik 

[Forum Pembaca KOMPAS] Mendagri dan Mensesneg Saling Lempar

2008-07-21 Terurut Topik Agus Hamonangan
JAKARTA, SENIN - Menteri Dalam Negeri Mardiyanto dan Menteri
Sekretaris Negara Hatta Rajasa saling melempar tanggung jawab perihal
belum keluarnya keputusan pelantikan pasangan Thaib Armayn-Abdul Gani
Kasuba sebagai Gubernur Maluku Utara.

Menteri Dalam Negeri Mardiyanto sebelum rapat terbatas di Kantor
Presiden, Senin (21/7) siang, mengaku, keputusan pelantikan berada di
meja Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Untuk suratnya sedang dalam
proses, Bapak Presiden tentunya akan mempelajari terus. Tentunya
laporan situasi terus kita sampaikan. Jadi, dengan demikian, mari kita
tunggu bersama, kata Mendagri Mardiyanto.

Mardiyanto menampik wacana bahwa proses pelantikan calon gubernur dan
wakil gubernur Maluku Utara berlangsung lama. Saya kira ukuran lama
atau tidaknya tidak usah dipermasalahkan, tuturnya.

Hal berbeda justru dikemukakan Menteri Sekretaris Negara Hatta Rajasa.
Hatta dalam kesempatan yang sama menyatakan, surat perihal pelantikan
calon gubernur dan wakil gubernur maluku utara berada di tangan Mendagri.

Yang jelas belum sampai ke Bapak Presiden. Mungkin masih diolah.
Namanya sesuatu itu kan harus tepat, harus pas, masih di dalam
pembahasan. Itu pembahasannya di tempat Mendagri. Nanti kalau sudah
selesai kita dorong di Bapak Presiden, ungkapnya.

Mantan Menhub ini menjelaskan, bila surat sudah diselesaikan Mendagri,
dalam hitungan hari surat sudah diteken Presiden Yudhoyono. Kalau di
Presiden cepat prosesnya, paling tiga hari, tandasnya seraya mendesak
wartawan mempertanyakan perihal surat pelantikan calon gubernur dan
wakil gubernur Maluku Utara ke Mendagri. Itu tanyakan saja ke
Mendagri, saya tidak bisa berkomentar masalah itu, tuturnya.

Akibat terkatung-katungnya penetapan gubernur dan wakil gubernur
Maluku Utara, kemarin rumah Kepala Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah Provinsi Maluku Utara Muhajir Marsaoly dibakar massa pendukung
pasangan gubernur dan wakil gubernur Abdul Gafur-Abdulrahim Fabanyo.
Aksi tersebut merupakan aksi balasan setelah rumah milik Abdul Gafur
dibakar.

Menyikapi hal ini, Mardiyanto mengemukakan agar semua pihak menyikapi
masalah tersebut secara jernih. Saya tentunya menyesalkan kejadian
anarkis seperti itu. Kalau kejadiannya anarkis tentunya aparat
keamanan yang menanganinya, tolong dicegah agar jangan sampai terjadi
anarkis. Saya hanya bisa mengimbau kepada pihak-pihak yang terkait
untuk menahan diri dan masyarakat jangan terprovokasi,  pungkasnya.

Lebih lanjut, mantan gubernur Jawa Tengah ini membeberkan, pemerintah
hingga kini tak berada dalam mendukung salah satu pasangan.
Pemerintah tidak ada keberpihakan dengan pihak mana pun. Memang rumit
masalah ini, tapi keputusan harus ada dan itu harus kita lakukan,
ujarnya.

Ketika ditanya apakah dirinya akan berangkat menuju Maluku Utara untuk
menenangkan situasi, Mardiyanto justru mempercayakan penyelesaian
masalah kepada masyarakat setempat. Saya kira mereka bisa
menyelesaikannya. Kita menjaga semaksimal mungkin agar tidak terjadi
konflik. Muspida juga kita kokohkan untuk menjaga agar keadaan tetap
tenteram dulu selama proses ini berlangsung. (Persda Network/Ade)


Sumber : Persda Network

http://kompas.com/index.php/read/xml/2008/07/21/16014465/mendagri.dan.mensesneg.saling.



Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Wacanakan Hukuman Mati untuk Koruptor

2008-07-21 Terurut Topik Yuliati Soebeno
Rupanya menunggu sampai Eyang meninggal dunia dulu ya? Baru akan dibuat suatu 
kebijakan. Kenapa enggak dari dulu jika memang itu yang dikehendaki untuk 
menakut-nakuti para koruptor? 
Setelah babak belur dan kempas-kempis, uang dipakai se-enaknya oleh para 
koruptor yang melarikan diri keluar negri dan lingkungan sudah hancur lebur; 
hasil bumi sudah menjadi milik asing; rakyat kecil sudah tidak bisa hidup 
nyaman dengan segala kesulitan yang dihadapi (dari bagaimana menghidupi 
keluarga; menyekolahkan anak-anaknya; bagaimana bisa makan hari ini).baru 
terpikir kebijakan humuman mati
 
he.wellkita lihat bagaimana hasilnya saja.

--- On Mon, 7/21/08, Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED] wrote:

From: Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED]
Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Wacanakan Hukuman Mati untuk Koruptor
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Date: Monday, July 21, 2008, 8:53 AM






JAKARTA, SENIN - Juru Bicara Kepresidenan Andi Mallarangeng
mengemukakan, korupsi yang banyak terungkap di hampir seluruh
Indonesia menunjukkan upaya gigih pemerintah dan lembaga pemberantas
korupsi untuk menumpasnya. Untuk memunculkan efek jera, pemerintah
mempersilakan wacana hukuman mati untuk koruptor.

Silahkan masyarakat mewacanakan hukuman mati untuk koruptor. Banyak
unsur pembuat jera, besarnya hukuman menjadi salah satu faktor, ujar
Andi di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (21/7). 

Menurut Andi, Indonesia sedang masuk dalam upaya besar memberantas
korupsi dan kurvanya akan terus memuncak. Korea Selatan butuh 15 tahun
untuk pemberantasan korupsi.

Wisnu Nugroho A
Sent from my BlackBerry © Wireless device from XL GPRS/EDGE/3G Network

http://kompas. com/read/ xml/2008/ 07/21/16404056/ wacanakan. hukuman.mati. 
untuk.koruptor

 














  

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum Pembaca KOMPAS] Erwin Aksa Jadi Ketua Umum Hipmi

2008-07-21 Terurut Topik Agus Hamonangan
NUSA DUA,MINGGU - Erwin Aksa terpilih sebagai Ketua Umum Himpunan
Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) periode 2008-2011. Dalam pemilihan
ketua umum yang dilangsungkan melalui pemungutan suara di Musyawarah
Nasional Hipmi ke-13 di Nusa Dua, Bali, Minggu sore, Erwin meraih 104
dari 165 suara yang sah.

Sedangkan, saingannya Novita Dewi memperoleh 34 suara dan Ridwan
Mustofa 27 suara. Erwin menggantikan Sandiaga Uno yang sesuai aturan
organisasi hanya boleh satu kali menjabat ketua umum.

Sebelum pemungutan suara, Ketua Badan Pengurus Daerah (BPD) Maluku
Utara Benny Laos membacakan deklarasi yang ditandatangani 30 BPD yang
meminta Erwin dipilih secara aklamasi. Namun, pimpinan sidang tidak
memenuhi keinginan deklarasi BPD tersebut, mengingat tata tertib
sidang tidak mengatur hal tersebut, sehingga pemungutan suara tetap
dilakukan.

Erwin yang merupakan Chief Executive Officer (CEO) Bosowa Group
mengatakan, dirinya akan membawa Hipmi lebih matang dan handal dengan
memaksimalkan potensi daerah. Saya akan membentuk kabinet koalisi
yang berkekuatan putra-putri terbaik daerah, katanya.

Ia juga menyatakan siap dikoreksi jika ada kebijakan atau tindakan
yang dianggap salah dan siap pula memperbaikinya.

Sebelumnya, dalam pengarahannya kepada anggota Hipmi, Wapres Jusuf
Kalla mengingatkan, agar Hipmi memiliki jiwa inovasi dan kerja keras.
Bagi pengusaha, kesulitan mesti menjadi tantangan, katanya.

Kalla juga mengingatkan, agar Hipmi tidak meniru perilaku pengusaha
tua yang tidak baik seperti menjual kayu secara besar-besaran. Menurut
dia, Hipmi mesti memberikan nilai tambah dan memberi kesejahteraan
bagi masyarakatnya. Kalau ingin jadi pioner, jangan menjual Tanah
Air. Carilah kebun, lalu tanam sedikit. Jangan sampai semuanya
dimiliki orang lain, katanya.

Wapres juga meminta, Hipmi meningkatkan kepercayaan diri agar menjadi
pengusaha yang terhormat. Pengusaha mesti bangga sekecil apapun
usahanya, katanya.


Sumber : Ant

http://www.kompas.com/read/xml/2008/07/20/2312209/erwin.aksa.jadi.ketum.hipmi



[Forum Pembaca KOMPAS] Gratis Nonton Teater Sandekala di GBB TIM 22 -23 Juli 2008

2008-07-21 Terurut Topik Andi K. Yuwono
 

www.teater-sandekala.blogspot.com 

 

Bersama ini diumumkan bahwa akhirnya pementasan Teater Sandekala digratiskan
bagi seluruh penonton. Penyelenggara tidak menutup kemungkinan bagi
pihak-pihak yang ingin menyumbang pementasan dan akan disediakan kotak
sumbangan. Namun demikian, untuk kenyamanan penonton kami tetap
memberlakukan sistem undangan. Undangan tersebut dapat diambil di hari
pementasan di ticket box sesuai kapasitas yang ada.

Berikut status kapasitas yang tersedia per 19 Juli 2008:

Total kapasitas gedung per pertunjukan: 800 Undangan

Pementasan I Berbahasa Indonesia untuk SMU atau pelajar
Tanggal 22 Juli 2008 Pukul 14.00
Masih tersedia

Pementasan II Berbahasa Indonesia untuk Umum
Tanggal 22 Juli 2008 Pukul 20.00
Masih tersedia 70 Undangan

Pementasan III Berbahasa Sunda untuk Umum
Tanggal 23 Juli 2008 Pukul 20.00
Masih tersedia 500 Undangan


Untuk informasi silahkan hubungi Lanjar di 0818404138, 3156907, 3156908

Harap maklum.

 


===

 

Andi K. Yuwono
Coordinator of Interactive Media, Cluster Empowerment and Network
Development
Praxis Association
Jl. Salemba Tengah No. 39-BB
Jakarta 10440 - INDONESIA
Tel. ++62 21 3156907, 3156908, 3911927
Fax. ++62 21 3900810, 3156909
Mobile: 0811182301, 0817174087
Yahoo Messenger: andi_yuwono
Email: [EMAIL PROTECTED]
Http://www.prakarsa-rakyat.org
Http://www.praxis.or.id
Http://andi-yuwono.blogspot.com

 


It is better to die on your feet than live on your knees.

 

-- Emiliano Zapata --

 



[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Erwin Aksa Jadi Ketua Umum Hipmi

2008-07-21 Terurut Topik iwan piliang
Salam,

Kebetulan saya bisa hadir di forum Munas HIPMi XIII. Setelah ada 
konfirmasi-konfirmasi, saya akan upload tulisan sketsa yang yang seru. Saya 
cenderung mengatakan, judul organisasi ini sudah layak diganti menjadi Himpunan 
Penguasa Muda Indonesia. Karena kriteria pengusaha; memiliki produk dan atau 
jasa yang masuk ke pasaran, bukan lagi menjadi prioritasmenjaring anggota.

beberapa anggota HIPMI, memprodukkan  politik, Ormas mulai merambah organisasi. 
Di mana HIPMI, bila 70 ribu sarajan baru lahir tiap tahun untuk menganggur? 
Seperti paparan Ciputra dalam penganugerahn Ersnt  Young 2007 lalu. Jumlah 
enterprener hanya 0,8% dari jumlah penduduk, ujar PakCi.

Di mana HIPMI? Mengapa organisasi ini hanya untuk trademark meraih kekuasaan 
di usianya yang telah 36 tahun?

wassalam,
iwan piliang

Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED] wrote: NUSA 
DUA,MINGGU - Erwin Aksa terpilih sebagai Ketua Umum Himpunan
 Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) periode 2008-2011. Dalam pemilihan
 ketua umum yang dilangsungkan melalui pemungutan suara di Musyawarah
 Nasional Hipmi ke-13 di Nusa Dua, Bali, Minggu sore, Erwin meraih 104
 dari 165 suara yang sah.
 
 Sedangkan, saingannya Novita Dewi memperoleh 34 suara dan Ridwan
 Mustofa 27 suara. Erwin menggantikan Sandiaga Uno yang sesuai aturan
 organisasi hanya boleh satu kali menjabat ketua umum.
 
 Sebelum pemungutan suara, Ketua Badan Pengurus Daerah (BPD) Maluku
 Utara Benny Laos membacakan deklarasi yang ditandatangani 30 BPD yang
 meminta Erwin dipilih secara aklamasi. Namun, pimpinan sidang tidak
 memenuhi keinginan deklarasi BPD tersebut, mengingat tata tertib
 sidang tidak mengatur hal tersebut, sehingga pemungutan suara tetap
 dilakukan.
 
 Erwin yang merupakan Chief Executive Officer (CEO) Bosowa Group
 mengatakan, dirinya akan membawa Hipmi lebih matang dan handal dengan
 memaksimalkan potensi daerah. Saya akan membentuk kabinet koalisi
 yang berkekuatan putra-putri terbaik daerah, katanya.
 
 Ia juga menyatakan siap dikoreksi jika ada kebijakan atau tindakan
 yang dianggap salah dan siap pula memperbaikinya.
 
 Sebelumnya, dalam pengarahannya kepada anggota Hipmi, Wapres Jusuf
 Kalla mengingatkan, agar Hipmi memiliki jiwa inovasi dan kerja keras.
 Bagi pengusaha, kesulitan mesti menjadi tantangan, katanya.
 
 Kalla juga mengingatkan, agar Hipmi tidak meniru perilaku pengusaha
 tua yang tidak baik seperti menjual kayu secara besar-besaran. Menurut
 dia, Hipmi mesti memberikan nilai tambah dan memberi kesejahteraan
 bagi masyarakatnya. Kalau ingin jadi pioner, jangan menjual Tanah
 Air. Carilah kebun, lalu tanam sedikit. Jangan sampai semuanya
 dimiliki orang lain, katanya.
 
 Wapres juga meminta, Hipmi meningkatkan kepercayaan diri agar menjadi
 pengusaha yang terhormat. Pengusaha mesti bangga sekecil apapun
 usahanya, katanya.
 
 Sumber : Ant
 
 http://www.kompas.com/read/xml/2008/07/20/2312209/erwin.aksa.jadi.ketum.hipmi
 
 
 
   

   

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum Pembaca KOMPAS] Re: geliat calon presiden muda?

2008-07-21 Terurut Topik anton_djakarta
Hitam Kata Budiman, Hitam kata Kaum Pembaharu
Merah Kata Budiman, Merah Kata Kaum Pembaharu
Pokok'e Pejah Gesang Nderek Budiman

ANTON


--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Bisri syamsuri 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Akhir-akhir ini perebutan kekuasaan sudah mulai menggeliat. 
Menjelang
 hajatan pemilu 2009 dan dan pemilihan presiden 2010 para politisi 
bergerak
 ke KPU untuk mendaftarkan caleg.
 
 Namun dari fenomena politik yang tidak menarik itu kini muncul 
satu wacana
 yang cukup penting untuk dibicarakan, yakni munculnya tokoh-tokoh 
muda yang
 memberanikan diri mencalonkan diri menjadi Presiden. Fadjrul 
Rachman, Alumni
 ITB, seorang aktivis pergerakan yang anti partai dengan percaya 
diri
 menyatakan dirinya siap jadi presiden 2009. Sedangkan Rizal 
Malarangeng,
 seorang aktivis LSM berhaluan politik liberal tulen yang bernaung 
di bawah
 Abu Rizal Bakri juga menyatakan diri berani memimpin Indonesia. 
Beberapa
 bulan yang lalu, seorang kader Golkar bernama Yudi Chrisnadi juga 
pernah
 menginginkan agar partai Golkar mengusung dirinya menjadi calon 
presiden
 2009. Sedangkan di kalangan HMI, diam–diam nama anas urbaningrum 
sudah
 digarap oleh anak-anak Muda HMI untuk ancang-ancang berebut 
kekuasaan pada
 2014 nanti.
 
 Yang lebih menarik dari isu di atas adalah adanya gerakan dari 
para aktivis
 di Jakarta dan Bandung yang diam-diam mendorong Budiman Sudjatmiko 
jadi
 Presiden. Beberapa aktivis PMII Bandung, Cepi Setyaji menulis di 
sebuah
 millist PMII Bandung bahwa dirinya dengan beberapa teman-temannya 
pernah
 menemui Budiman Sudjatmiko secara langsung dan meminta agar 
Budiman segera
 menyatakan kesiapannya. Sayangnya, kata Cepi, Budiman masih dingin 
dalam hal
 ini, apalagi pada tahun 2009 ini Megawati yang nota bene ketua 
Umum PDIP
 melalui amanat kongres Bali 2007 lalu sudah menegaskan
 pencalonannya.Budiman sendiri sebagai kader PDIP nampaknya sangat 
taat
 terhadap keputusan
 partai.  Selain kalangan PMII bandung ada juga komunitas diskusi 
kampus IPB
 Bogor yang pernah mengirim surat kepada Budiman untuk pencalonan 
tersebut.
 
 Dari informasi rekan-rekan di relawan perjuangan demokrasi 
(REDPDEM-PDIP)
 memang belum ada pembahasan masalah ini. Di lingkungan PDIP 
Budiman saat ini
 tidak ada yang lebih selain kepribadiannya yang cerdas, militan 
dan memang
 memiliki kualitas kepemimpinan yang baik. Untuk jadi presiden, 
barangkali
 pembicaraannya pencalonannya tahun 2011 kelak…
 
 
 Entahlah…..
 
 Saya sih dukung-dukung saja teman-teman muda berebut kekuasaan…..
 
 Yang jelas pakai partai dan tunjukan dulu partainya tidak ceker-
cekeran….
 
 Presiden di manapun mestinya lewat partai……calon independent 
ngapain juga
 maksudnya….
 
 
 
 Bisri Syamsuri
 
 Depok
 
 
 [Non-text portions of this message have been removed]





Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Tan Malaka Yang Dihujat dan Dilupakan

2008-07-21 Terurut Topik anton_djakarta
Adalah suatu pandangan berkabut jika menilai Tan Malaka sekedar 
Komunis atau Bukan. Apa yang dilakukan Tan Malaka jauh lebih raksasa 
ketimbang aliran pemikiran Komunis yang berkembang saat itu, Tan 
Malaka tidak sekedar secara dogmatis melihat perjuangan kelas 
sebagai gerak sejarah yang wajib dimasuki sebuah bangsa yang baru 
merdeka ketika mereka mendapatkan kehendak sejarah. Tapi Tan Malaka 
lebih jauh melihat bahwa persoalan sebuah bangsa adalah persoalan 
kemerdekaan dalam arti penuh, makanya dia sodorkan gagasan Minimum 
Program 100% Merdeka. Nah, gagasan inilah yang kemudian menjadi 
titik sengketa antara tahun 1947-1949 sejak Amir lepas jabatan dan 
pisah kongsi dengan Sjahrir.

Merdeka 100% kemudian terbukti, bahwa sebuah negara besar yang mampu 
mewujudkan apa itu merdeka 100% maka ia akan menjadi sebuah negara 
yang kuat dan berdikari. Lalu Bung Karno menafsirkannya dalam 
Trisakti. Disinilah titik utama yang harus diperhatikan bangsa 
Indonesia melihat sosok Tan Malaka, jadi tidak dengan lekatan goblok 
Komunistophobi ala Orde Baru. Lha, kalau Tan Malaka dicap Komunis, 
Harto apa nggak Komunis, lha wong dia aktif di diskusi Pathook dan 
ikut tempurnya juga didorong kelompok kiri yang bisa bikin geger 
Kotabaru, Sudharmono apalagi dengan ketika tahun 1948 sebagai apa 
dia? banyak yang tahu.

Sejarah yang dipolarisasi dengan stigma maka kita akan terjebak pada 
stigma yang membuat kabut. Melihat Tan Malaka, adalah melihat 
kembali bahwa Bangsa ini pernah dibangun dengan niat yang benar.

ANTON

Pengikut Ajaran Mannekeisme.



--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Lisman Manurung 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Hasrat melupakan Tan Malaka dimaksudkan agar dia tidak lagi 
berpengaruh pada orang-orang muda. Bagi penguasa yang masih sarat 
dengan format lama dia adalah ancaman. Penguasa yang menafikan 
perbedaan pendapat, terpenjara oleh ideologi dan dogmatisme adat-
istiadat dan agama akan memusuhi tokoh Tan Malaka. Pengaruh Tan 
Malaka  terhadap orang muda sangat berbahaya 
karena membangkitkan 'pembangkangan' kepada karakter status-quo. 
  
 Tetapi sekarang saatnya kita menoleh pada perubahan mondial. 
Kini Rusia dan Cina bukan lagi penganut mono-ideologis komunis. Juga 
bagaimana Singapura yang dahulu diduga orang akan menjadi negara 
komunis karena dipimpin tokoh muda sosialis LKY (Saya duga dia juga 
baca karya-karya  Tan Malaka), justru menjadi basis pusat modal yang 
turut mengatur  perekonomian  Asia Tenggara. Banyak orang yang 
menuding bahwa internal negara Singapura diatur ketat, sepertinya 
tidak demokratis bahkan sangat  berkarakter sosialis, karena setiap 
pekerja dilindungi, tetapi si kapitalis yang tamak bisa 
bangkrut tergerus hartanya oleh pajak yang progressif.
  
 Kiprah Tan Malaka ialah pada tahun-tahun sebelum kemerdekaan, 
tatkala banyak orang muda hanya mampu 
merespons/prihatin dengan nasib orang-tuanya atau kecemasan saudara 
sekampungnya. Tan Malaka sudah melanglang-buana ke berbagai benua 
terdorong oleh obsesi mendirikan sebuah negara-bangsa. 
  
 Dia berhasil keluar dari ukuran-ukuran sukses seorang muda, keluar 
dari 'batas-batas' dogmatis adat-istiadat dan agama. Pada usia di 
bawah 30 tahun dia telah berdebat dan berselisih pandangan dengan 
tokoh-tokoh besar Eropah.
  
 Jadi, jika anda mengecilkan arti Tan Malaka, padahal tokoh-tokoh 
yang mewujudkan peradaban di Asia Tenggara, Asia  dan Eropah 
Timur dan dunia Barat pernah memperhitungkan pemikiran-pemikiran dan 
obsesi dia, lantas siapakah anda?
  
 
 --- On Sun, 7/20/08, Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
 From: Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED]
 Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Tan Malaka Yang Dihujat dan 
Dilupakan
 To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
 Date: Sunday, July 20, 2008, 1:17 PM
 
 
 
 
 
 
 Yang Dihujat dan Dilupakan
 
 http://cetak. kompas.com/ read/xml/ 2008/07/20/ 01042253/ 
yang.dihujat. dan.dilupakan
 
 Dari buku Di Negeri Penjajah juga diketahui bahwa orang Indonesia
 pertama yang datang ke Belanda adalah tiga utusan dari kerajaan di
 Aceh, untuk membuka hubungan diplomatik dengan Kerajaan Belanda. 
Juga
 ada cerita tentang praktik memamerkan orang pribumi yang menuai 
protes.
 
 Namun, karya monumental Harry A Poeze adalah mengenai Tan Malaka. 
Ia
 memulai penelitian mengenai Tan Malaka sejak masih kuliah di
 Universitas Amsterdam. Gelar doktorandus diraih pada tahun 1972 
dengan
 skripsi mengenai riwayat Tan Malaka. Penelitian itu dilanjutkan 
ketika
 ia menulis disertasi untuk mendapatkan gelar doktor pada tahun 
1976.
 
 Saya menulis dan terus menulis sampai lebih dari 600 halaman.
 Promotor minta saya berhenti dulu. Katanya kalau mau dilanjutkan,
 nanti menulis buku saja, kenang Harry.
 
 Ketertarikannya pada sosok misterius Tan Malaka bermula dari
 ketertarikannya pada sejarah Indonesia yang penuh dinamika dalam
 hubungannya dengan kolonialisme Belanda.
 
 Tan Malaka itu tokoh penting, orang besar, tak hanya di Indonesia,
 tetapi juga di Asia, ujarnya. Perjumpaannya 

[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Serat Centhini Porno?

2008-07-21 Terurut Topik anton_djakarta
Ungkapan-ungkapan seksual Jawa
gaya kadya galak sawer (gaya ciuman kayak patokan ular),  ngaras 
gandane sekar (membaui tubuh seperti membaui bunga), bremana ngisep 
sekar (Perlambang Kupu Mengisap Madu), lumaksana pinggire jurang 
mana ngisep sekar (seperti mengisap bunga di pinggirnya jurang),  
baita layar anjog rumambaka (seperti kapal layar yang turun di 
tengah laut)...after Play.

Nah ungkapan ini ada di dalam Serat Centhini. Di dalam banyak 
tradisi seks selalu digambarkan dengan kebijakan masing-masing 
masalahnya kerap ada satu budaya yang justru 'membanditkan' seks dan 
celakanya lagi menganggap wanita adalah sumber malapetaka 
dari 'pembanditan seks itu sendiri. Budaya inilah yang kemudian 
sering muncul dengan wacana-wacana agama. Dan korbannya selalu saja 
wanita, sampai bahkan pada titik wanita tidak bisa mengukur apa 
mereka berhak menikmati seks atau tidak.

Dalam serat centhini bukan hanya seks lawan jenis yang dijelaskan 
dalam tembang 722 bait itu, tapi juga hubungan sesama jenis yang 
digambarkan hubungan antara Jayengresmi dengan Gathak dan Gathuk 
ketika Ni Ken Tembangraras sedang mengalami menstruasi. Kitab Jawa 
ini sesungguhnya tidak melulu bertutur tentang seks, tapi juga alam 
pikiran orang Jawa dalam era Baru dimana sudah mulai masuk unsur 
kolonialisme dalam tahap yang paling awal, sehingga tururan serat 
centhini bisa juga dijadikan sebuah pencarian atas identitas yang 
hilang. Serat ini juga memicu serat lain yang lebih kontroversial 
yaitu Suluk Gatoloco dan Serat Darmogandul, yang diluar konteks 
Centhini merupakan sebuah usaha mencari posisi identitas Jawa dalam 
melawan unsur hegemoni di Luar Jawa.


Raden Mas Anton

Jual empek-empek 





--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Agus Hamonangan 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Oleh Gadis Arivia
 
http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/07/21/01344590/serat.centhini.p
orno
 
 
 
 RUU APP sekonyong- konyong muncul lagi dengan nama baru, RUU
 Pornografi atau RUU Porno. Disebut ”sekonyong-konyong” karena 
anggota
 parlemen RI terhormat telah meloloskan draf terbaru tanpa 
pemberitaan
 luas kepada masyarakat.
 
 Perubahan nyata dari RUU Porno ini adalah penciutan menjadi 52 
pasal,
 dari sebelumnya 93 pasal. Napasnya masih sama, yakni pengaturan 
moral
 seseorang. Pendefinisian pornografi pun masih asal-asalan dan
 bisa-bisa serat Centhini, sastra kuno Jawa, kena getahnya.
 
 Menurut RUU Porno, definisi pornografi terbagi dalam tiga jenis,
 pornografi ringan dan/atau pornografi berat serta pornografi anak.
 Jelasnya adalah sebagai berikut.
 
 ”Pornografi ringan meliputi segala bentuk pornografi yang
 menggambarkan secara implisit kegiatan seksual termasuk bahan-bahan
 yang menampilkan ketelanjangan, adegan-adegan yang secara sugestif
 yang bersifat seksual atau meniru adegan seks. Pornografi berat
 meliputi segala bentuk pornografi yang menggambarkan tindakan 
seksual
 secara eksplisit seperti alat kelamin, penetrasi, dan hubungan seks
 yang menyimpang dengan pasangan sejenis, anak, orang yang telah
 meninggal dan/atau hewan. Pornografi anak meliputi segala bentuk
 pornografi yang melibatkan anak atau citra anak atau ibu hamil 
sebagai
 subyek ataupun obyek yang diproduksi, baik secara mekanik atau
 elektronik atau bentuk sarana lainnya”.
 
 Jadi, untuk pornografi dewasa didefinisikan baik secara implisit
 (ringan) maupun eksplisit (berat). Keduanya memiliki sanksi yang 
cukup
 berat, 1 tahun hingga 15 tahun penjara dengan denda hingga ratusan
 juta rupiah.
 
 Secara nalar sederhana, di negara mana pun, yang dimaksud 
pornografi
 berat tentu dilarang sama sekali. Itu sebabnya, tidak ada orang 
yang
 berjalan telanjang di jalan selain orang tersebut mengalami 
gangguan
 jiwa. Sedangkan untuk pornografi anak, bukankah Undang-Undang
 Perlindungan Anak telah mengatur semua ini? Bila sanksi untuk
 pornografi anak kurang berat, cukup merevisi undang-undang ini dan
 pelaku dihukum seberat-beratnya kalau perlu dihukum seumur hidup.
 
 Untuk apa undang-undang baru?
 
 Menurut hemat saya, Indonesia terlalu rajin membuat undang-undang 
baru
 yang tidak ada manfaatnya, tidak cost effective. Pengawasan 
pornografi
 dengan definisi ajaib yang diajukan anggota parlemen akan memakan
 biaya cukup besar dan juga keresahan sosial. Bagaimana tidak, 
menurut
 RUU Porno, setiap anggota masyarakat berhak melapor bila dianggap 
ada
 yang ”berbau-bau” atau implisit memuat kesan pornografi, baik 
dalam
 bentuk gambaran maupun tulisan, bahkan mempertontonkan kegiatan 
yang
 menggunakan tubuh dengan gerakan yang bermuatan pornografi (Pasal 
10,
 Pasal 22, Pasal 23). Bukankah ini definisi pornoaksi?
 
 Jadi, bila saya yang sudah berumur 40 tahunan ini memakai kebaya 
yang
 menonjolkan sedikit buah dada saya, dapat dianggap melanggar RUU 
itu?
 Apalagi saya kemudian berlenggak lenggok menari serampang dua 
belas,
 dalam RUU ini, dapat dianggap melakukan kegiatan pornografis dan
 dipenjara atas laporan tetangga pula.
 
 Coba simak serat 

[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Say no to GELAR ! dan yes untuk Kompetensi !

2008-07-21 Terurut Topik anton_djakarta
Jaman SD gelar yang saya ingin dapatkan adalah Insinyur, beranjak ke
SMP adalah dokter, SMA malah pengen jadi Perwira Akabri, eh pas
kuliah di Ekonomi malah nggak lulus gara2 keasikan main saham.
Gimana mau lulus IP saya tiap semester nggak lebih dari 0.5
hehehehehe..

Tapi saya berharap mendapat gelar, satu2 nya harapan saya adalah
mengajukan gelar ke Kasunanan Surakarta untuk dapat titel Kanjeng
Gusti Pangeran Hario, minimal Bandoro Raden Mas dan dapat tanah
Perdikan di Siliritu kalau Sinuwun berkehendak pada saya.


Panembahan Anton Manunggaling Roso (Kayak merek Pabrik Mie)

--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, R. H. Uno
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 MOHON IZIN IKUT NIMBRUNG PK.KK/ BU BETTI,

 Soal menggelar GELAR akademis atau gelar menggelar titel, sy
teringat
 akan apa yang ditulis pemimpin redaksi alm. harian Pedoman yakni pk
 Rosihan Anwar puluhan tahun silam.
 Beliau tidak secara langsung menyinggung kegembiraan penggunaan
titel
 di Indonesia tercinta ini bahkan juga di negara2 yang
underdeveloped
 (istilah sebelum zaman penghalusan bahasa supaya tidak
menyinggung ).
 Dalam satu tulisan yang bersambung, beliau senantiasa menulis
dibelakang
 namanya sederetan singkatan2 yang terkesan gelar akademis antara
lain
 huruf 2 H,HBA. lalu singkatan2 lain berderet panjang.
 Selang beberapa kali terbit seri tulisannya,  seseorang menulis di
 rubrik 'Pikiran Pembaca,setelah namanya ada deretan gelar SD
SMP SMA
 
 Pada seri terakhir, baru Rosihan Anwar memberi keterangan gelar2nya
 dimana a.l. HBA itu singkatan gelar Has Been Abroad he was
 mocking.

 Lepas dari cerita diatas, seorang penulis berargumen bahwa titel
maupun
 gelar adat seperti Dt. untuk Datuak di Minang dan di Inggris, bukan
 sebarangan didapat, juga gelar akademis Drs.,dr.,Dr., dll. yang
 menandakan bahwa itu adalah hasil kerja keras di universitas, lulus
 ujian tanpa nyontek.

 Dikalangan yang makin terdidik seperti misalnya di Jepang, Eropah,
 Amriktidak banyak atau hampir tidak ada yang memasang gelar
 bertaburan, katakanlah di calling cards nya. Mungkin yang masih
tersisa
 adalah gelar Dr (doctor dan tidak ditulis DR seperti disini sebab
tidak
 ada di undang2 atau PP). Kabarnya pula, gelar Prof. tidak boleh
lagi di
 'mejeng'kan kalau beliau itu sudah tidak mengajar.
 Saya dengar pula di Filipina banyak supir taxi dikartu namanya
ditulis
 Dr. so and so. Belum lagi kita bicara tentang gelar
Dr.,MSc.,MM.,MBA,
 yang bertaburan dikartu nama lurah2, Ketua RT/RW,camat2
 dikampung-kampung dari Sabang sampai Merauke.
 Sy setuju dengan apa yang dikonstatir ibu Betti.

 salamsori,Opung


Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Serat Centhini Porno?

2008-07-21 Terurut Topik anton_djakarta
Seks itu urusan pribadi, dan ketika masuk ke ranah Publik maka
fungsi seks sesungguhnya bisa hilang, kembalikan masalah seks ke
dalam proses individuasi manusia bukan hegemoni dalam bentuk dan
atas nama apapun!

ANTON


--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, /\\/\\ o + u |_ z
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Yah begitulah Undang-Undang negara ini, terkesan cuma mengatur
kulitnya tanpa tahu dan menggali esensi isi aturannya. Porno itu
jelas, yaitu ketelanjangan yang tidak pada tempat dan waktunya.
Tempat dan waktu ini pun tidak general.

 Sementara hubungan SEX, seperti yang kita tahu dari sejarah masa
lalu. Hubungan sex merupakan sebuah proses ritual. Dimana hubungan
sex ini merupakan salah satu proses kejadian kehidupan manusia,
makanya di beberapa kepercayaan hubungan sex ini merupakan
pendekatan diri kepada penciptanya karena lewat hubungan sex ini lah
maka akan lahir kehidupan (manusia) baru.

 Persepsi hubungan sex menjadi sebuah kegiatan porno negatif muncul
sejak hubungan sex mulai dijadikan komoditi hiburan (entertainment).
Hubungan sex merupakan sebuah jajanan dan jualan. Sejak itulah
nilai sakral dan ritual hubungan sex menjadi hilang. Kegiatan
hubungan sex makin jauh dan tabu. Tabu untuk dibahas tabu untuk
dipelajari bahkan tabu untuk dilakukan. Kegiatan sex cenderung
menjadi kegiatan kotor dan nista. Seakan-akan merupakan sebuah
kegiatan yang tidak bermoral.

 Padahal, sex yang begitu itu adalah penyelewengan dari kegiatan
hubungan sex aslinya. Sex dalam konteks hubungan sehat, bermartabat,
bermoral, dan beribadah. Dalam Islam, hubungan sex ada aturan dan
tata krama-nya. Hanya satu larangan (HARAM) dalam Islam yang bisa
menjadi HALAL yaitu hubungan perkawinan (SEX). Sex merupakan ibadah,
dan termasuk bagian dari menafkahi isteri.

 Kembali kepada aturan RUU-Porno tadi. Kekhawatirannya adalah akan
makin memojokkan arti sex sebenarnya. Pendidikan sex makin ditakuti,
makin asing, dan makin jauh dari makna sesungguhnya. Sex seakan-akan
menjadi narkoba yang musti jauh dari jangkauan siapa pun. Ini akan
dilematis, akan menjadikan bangsa ini makin tabu dengan sex dan
makin dingin dengan mengartikan hubungan sex. Makin mandul lah
bangsa ini.

 Sex merupakan kegiatan yang dikendalikan nafsu, yaitu nafsu
syahwat. Dalam Islam, nafsu merupakan sebuah kewajiban manusia untuk
mampu mengaturnya, bukan dihilangkan. Manusia pasti lekat dengan
hawa nafsu, nafsu syahwat, nafsu makan, nafsu amarah, dan lainnya.
Maka dari itu selama 12 bulan umat Islam menjalankan kehidupannya
lalu diberi waktu 1 bulan untuk masa pelatihan pengendalian hawa
nafsu ini. Inilah cara Islam dalam mengatur hawa nafsu manusia,
bukan dengan penjara atau bayar denda. Nafsu manusia itu bisa lepas
dan kembali lagi hanya dalam waktu menit. Penjara dan denda bukan
cara yang tepat dalam mengendalikan (mengatur) nafsu. Tidak ada
manusia yang bisa mengatur hawa nafsu manusia lainnya, termasuk UU,
denda, ancaman, bahkan agama. Makanya agama lebih kepada mengajarkan
manusia untuk megendalikan hawa nafsunya.

 Salam
 Motulz


Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Kondisi Rakyat dan Bangsa Indonesia Kian Terpuruk

2008-07-21 Terurut Topik verdi adhanta
Demokrasinya self destruktif; nggak punya mekanisme defensif; demokrasi 
menerima gagasan anti-demokrasi. Orang yang punya agenda anti-demokrasi ikut 
masuk dalam sistem demokrasi. Pluralisme juga serupa nasibnya; harus hidup 
dengan keberagaman, tapi mereka yang anti keberagaman juga masuk dan dianggap 
sebagai bagian dari keberagaman; mirip anjing (bukan kasar) yang suka 
mengejar-ngejar ekor sendiri. Seperti feedback negatif dalam suatu sistem 
kendali: semakin besar potensi yang dipaparkan pada input, semakin besar 
feedback anti-potensi yang meng-cancel potensi tersebut. Sekalinya ada feedback 
positif, berbondong-bondong orang masuk menungganginya. Sistem jadi saturasi -- 
jenuh. Akhirnya sistemnya overload, dan kapasitasnya lebih banyak 
terpakai untuk mengamplifikasi konflik daripada menghasilkan output. Sementara 
sistem tersebut terus-terusan menyedot listrik. Dan masyarakat yang bayar 
tagihannya. 
Bah.
 


- Original Message 
From: Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED]
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Sent: Monday, July 21, 2008 13:58:55
Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Kondisi Rakyat dan Bangsa Indonesia Kian 
Terpuruk


http://cetak. kompas.com/ read/xml/ 2008/07/21/ 00573880/ kondisi.rakyat. 
dan.bangsa. indonesia. kian.terpuruk

Jakarta, Kompas - Hingga memasuki usia ke-63 tahun kemerdekaan
Indonesia, kondisi rakyat dan bangsa justru semakin terpuruk dalam
berbagai bidang. Demokratisasi yang dilakukan sejak sepuluh tahun lalu
justru membuat bangsa ini makin kehilangan kedaulatannya dalam
politik, ekonomi, dan budaya.

Hal itu diungkapkan politikus dan ekonom senior Kwik Kian Gie dalam
Silaturahmi Cendekiawan Indonesia di Jakarta, Minggu (20/7). Hadir
dalam acara itu sejumlah penggiat gerakan kebangsaan, antara lain Amin
Aryoso, Ridwan Saidi, Soekartono Prawidirdjo, Sulastomo, Tyasno
Sudarto, dan Haryanto Taslam.

Menurut Kwik, yang juga menjadi Ketua Panitia Silaturahmi Cendekiawan
Indonesia itu, dalam bidang politik, pemimpin yang dipilih langsung
oleh rakyat justru secara nyata mengkhianati kepercayaan yang
diberikan rakyat.. Kebijakan yang dibuat pemerintah yang seharusnya
untuk menyejahterakan rakyat kenyataannya justru semakin
menyengsarakan rakyat.

Dalam bidang ekonomi, sebagian besar aset dan potensi ekonomi bangsa
telah diserahkan kepada pihak asing. Rakyat Indonesia sebagai pemilik
sah segala sumber daya tersebut justru tidak mendapatkan apa-apa.
Rakyat harus membeli sumber daya alam yang dimilikinya sama dengan
harga di negara yang tidak memiliki sumber daya alam itu.

Perubahan UUD

Ridwan Saidi menambahkan, perubahan UUD 1945 yang sudah dilakukan
empat kali justru membawa kepada pemisahan kekuasaan negara, bukan
pembagian kekuasaan negara. Akibatnya, setiap lembaga negara sama-sama
merasa memiliki kedaulatan sendiri.

Setiap lembaga negara merasa paling berhak dan sah melakukan tindakan
sesuai dengan kepentingannya sendiri tanpa memerhatikan dampaknya
terhadap sistem tata negara secara utuh.

Kondisi itu diperparah dengan tidak dijalankannya peran Presiden
sebagai kepala negara. Presiden seharusnya mampu menjadi penengah atas
sengketa lembaga negara, tetapi yang terjadi justru pembiaran atas
persoalan bangsa. ”Kekuasaan mengelola bangsa seharusnya dipandang
sebagai suatu kesatuan yang utuh, bukan malah dipecah-pecah,” kata Ridwan.

Berbagai persoalan itu terjadi karena kekacauan dalam Perubahan UUD
1945. Perubahan yang dilakukan dinilai lebih memihak kepentingan
negara dan pemodal asing daripada kepentingan bangsa sendiri.

Oleh karena itu, peserta acara itu mendesak Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono untuk mengeluarkan dekrit presiden untuk membatalkan
Perubahan UUD 1945 dan kembali ke UUD 1945 yang asli. Pengeluaran
dekrit dipandang memiliki dalil hukum yang sah sebagai upaya
penyelamatan bangsa.

”Kami meminta dengan hormat agar Presiden mau mengeluarkan dekrit
kembali ke UUD 1945 yang asli,” kata Kwik saat membacakan keputusan
hasil silaturahmi. (MZW)

 

Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Telepon Aneh Berisi Suara Wanita Gegerkan Kaltim

2008-07-21 Terurut Topik ida mawardi
peristiwa serupa saya alami sekitar satu bulan lalu.
saat itu saya menelepon teman di Jambi. begitu tersambung langsung diangkat dan 
ternyata yang menerima seorang perempuan dengan ucapan: assalamualaikum, mba 
..., mba  saya kaget bukan main, waktu saya jawab 'Halo sambungan 
langsung putus.
dengan perasaan murka tak karuan, saya telepon lagi dan diterima langsung 
olehnya. Saya marah dan tanya siapa perempuan itu, dia pun marah dituduh yang 
bukan2 .
sekarang saya tidak marah lagi, karena� penasaran saya itu sudah terjawab.
cuma yang mengherankan,� apakah suara perempuan itu memang disengaja� untuk 
mengacaukan suasana� dalam hubungan� suami istri dan keluarga, hubungan 
perpacaran.
untuk dikatehui saat itu saya menggunakan kartu mentari dan teman di Jambi 
memakai kartu simpati.

ida
+62 815 2190 3222

--- On Wed, 7/16/08, antonemus [EMAIL PROTECTED] wrote:
From: antonemus [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Telepon Aneh Berisi Suara Wanita Gegerkan 
Kaltim
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Date: Wednesday, July 16, 2008, 1:23 PM











Beberapa teman di Bali pernah mengalami hal seperti itu. Ceritanya 
persis

sama. Kalau tidak salah itu hanya terjadi untuk kartu Pro XL, kartu yang

juga saya pakai sampai saat ini.



Seorang teman juga pernah mengaku ketika dia menelpon saya, suara cewek yang

menjawab. Dan itu jelas bukan suara istri saya.



Mungkin teman yang ahli soal ini bisa bagi pengalaman..



Thx,



Bls: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Kondisi pulau Kalimantan, Surat untuk tuan Presiden M

2008-07-21 Terurut Topik ARIEF RACHMAN
Sepakat, apapun bentuk pemerintahannya. keadilan harus ditegakan, rakyat mah 
terima beras aja. Percuma bangsa ini punya Parpol seabrek, kalo ngurusin rakyat 
ndableg. Rakyat ngga butuh negara kesatuan, negara federal, dll. rakyat cuma 
butuh keadilan.


Hikam kada usahlah mangancam sidin dgn kekerasan, yang nantinya malah terjadi 
parkalahian antar sesama rakyat dan yang rugi rakyat jua pang, ya kala? Cuma 
gara-gara pemerintah yg ndableg. Demi tegaknya keadilan, seharusnya kalian tuh 
bersatu! Jangan bodoh donk..!


Salam,
Perjaka
Peranakan jawa-kalimantan


- Pesan Asli 
Dari: Mohamad Ilmi Hussein [EMAIL PROTECTED]
Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Terkirim: Senin, 21 Juli, 2008 14:43:27
Topik: Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Kondisi pulau Kalimantan, Surat untuk 
tuan Presiden M


Kita kan sepakat bahwa negara kesatuan adalah harga mati. cuman bagaimana
keadilan itu dapat terlaksana dengan baik.

Otonomi saat ini adalah contoh ketidakmampuan warga daerah untuk memacu dan
memicu keadilan itu. Jadi ngga usah bicara federal.

Hati-hati nangai inya kawa mancari ikam di region 8 tu

Waja sampai kaputing


[Forum Pembaca KOMPAS] Bantu kami dan Gorontalo, Bang Sandi

2008-07-21 Terurut Topik Herwin Mopangga
Tokoh muda Gorontalo, Sandiaga Salahudin Uno atau akrab disapa bang Sandi baru 
saja menyelesaikan tugasnya memimpin HIPMI Pusat, institusi para pengusaha 
(entrepreneur) muda di tanah air. Tentu saja bukan pekerjaan yang mudah untuk 
membantu pemerintah dan segenap stakeholder dalam menggairahkan kembali dunia 
usaha, iklim investasi dan menumbuhkan kepercayaan internasional terhadap 
perekonomian Indonesia.
Saya dan teman2 generasi muda Gorontalo sangat berharap bang Sandi lebih sering 
meluangkan waktu datang ke dan memberi perhatian lebih pada dunia usaha dan 
iklim investasi di Gorontalo.
Setelah lepas dari induknya Sulawesi Utara, beberapa tahun ini Provinsi 
Gorontalo menunjukkan kemajuan yang luar biasa. Kehidupan sosial, budaya, 
ekonomi dan politik makin dinamis dan terbuka. Tetapi tentu saja masih ada 
banyak masalah. Diantaranya, tingginya angka kemiskinan dan pengangguran serta 
rendahnya akses masyarakat pada fasilitas kesehatan dan pendidikan.
Kami, dan kita semua punya potensi dan kekayaan alam yang indah dan melimpah. 
Jika tidak didukung oleh SDM yang memadai dan dikelola secara profesional, 
apalagi sampai jatuh ke tangan2 jahil dan tidak bertanggungjawab, bisa jadi 
masa depan perekonomian provinsi yang masih belia ini akan terpuruk. Kita tidak 
hanya butuh orang muda yang cerdas dan energik tapi juga punya pengalaman dan 
track reccord yang bagus untuk membangun Gorontalo ke depan.

Salam,
HM
Darmaga, Bogor



Erwin Aksa Pimpin Hipmi Pusat


Oleh: Ruslan Ramli

DENPASAR - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) meminta para pengusaha muda tidak 
meniru perilaku pengusaha senior yang mengejar keuntungan sesaat dengan menjual 
konsesi proyek kepada investor asing.Pengusaha muda diminta fokus ke bisnis 
yang memberikan nilai tambah kepada masyarakat.

Tahun 80-an, bisnis kayu booming. Semua ingin jadi pengusaha kayu. Tapi, 
setelah dapat konsesi hutan, dikasih Rp500 per meter kubik, kayunya dijual 
semua ke Korea Selatan dan Jepang, katanya. 

Hanya banjir dan longsor yang disisakan. Sudah habis sumber daya, habis pula 
uang untuk foya-foya, sambung JK ketika menutup Munas VIII Himpunan Pengusaha 
Muda Indonesia (Hipmi) di Hotel Grand Hyatt, Nusa Dua, Bali, kemarin. 

Karena kekuasaan bergulir ke daerah di era otonomi, sejumlah pengusaha muda 
kini mulai meniru cara-cara tersebut di sejumlah daerah. Awalnya mendukung 
seorang calon kepala daerah dengan konsesi, bila terpilih mendapat izin kuasa 
pertambangan (KP) batu bara. 

Setelah KP didapat, lantas konsesi dijual ke pengusaha asing dari Tiongkok dan 
India. Habis bangsa ini kalau cara bisnis seperti itu dilakukan. Pengusaha muda 
harus punya nasionalisme, jangan tiru pengusaha tua yang gemar menjual negara, 
tegasnya.

Wapres menandaskan, tidak ada pengusaha yang bisa sukses dan kaya raya dengan 
hanya menjadi broker kuasa pertambangan. Hanya pengusaha yang bisa meningkatkan 
nilai tambah, yang diyakininya bisa mendapatkan kesuksesan.

Paling uangnya habis untuk foya-foya di luar negeri. Kalau habis, balik lagi 
ke Jakarta, daftar jadi caleg di DPR, ujarnya disambut tawa tidak kurang dari 
500 anggota Hipmi yang hadir di arena munas.

JK juga meminta pengusaha muda tidak mudah tergiur syahwat politik dengan 
beramai-ramai terjun ke politik praktis seperti artis-artis dan pengacara. Dia 
menganjurkan agar pengusaha menggalang kedekatan dengan penguasa di daerah 
hingga pusat daripada terjun sebagai politisi.

Tidak ada salahnya pengusaha jadi politisi. Tapi, nanti siapa yang 
menggerakkan ekonomi negara? Kalau mau ikuti jejak saya, jadilah dulu pengusaha 
30 tahun, baru terjun ke politik. Perusahaan besar walau ditinggal, karier 
politik juga moncer karena ditempa pengalaman, saran mantan pengusaha ini.

Selain itu, di era penegakan hukum dan pemberantasan korupsi yang gencar 
seperti saat ini, kata dia, lebih aman menjadi pengusaha daripada pejabat 
politik. Kalau pengusaha mau gandeng baju merah, baju biru, baju putih, tidak 
ada yang mempermalukan. Tapi, kalau politisi, minta yang baju putih pun bisa 
masuk TV, kelakarnya.

Dengan masuk politik setelah kenyang pengalaman di bisnis, pengusaha diyakini 
bisa terhindar dari perilaku memperdagangkan politik. Kata Iwan Fals, politik 
dengan tujuan ibadah itu baik, berdagang juga baik, yang tidak baik itu 
memperdagangkan politik, jelasnya.

JK juga menilai, pengusaha muda cenderung kehilangan daya juang untuk mengubah 
kesulitan menjadi peluang. Pengusaha muda juga dinilai lebih manja daripada 
pengusaha pionir. 

Ada dua ciri utama pengusaha zaman sekarang: gampang mengeluh kurang kredit, 
tidak percaya diri sehingga mengandalkan konsultan asing untuk bisa bangun 
bandara, jalan tol, atau sistem air minum,” tegasnya. 

Kalau Anda tidak bisa bikin proyek tanpa konsultan asing, apa gunanya Anda 
sekolah tinggi-tinggi sampai ke luar negeri, tambah JK. Wapres juga meminta 
pengusaha tidak hanya pintar berteori dan menyalahkan pemerintah ketika menemui 
kesulitan. 

Kalau listrik padam, jangan 

[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Surat Terbuka Buat MenDiknas, Buku Sekolah Elektronik

2008-07-21 Terurut Topik IrwanK
Dear Rekans,

Saya pernah lihat iklan di Indo Pos, ada penerbit yang menetapkan harga
beberapa
buku yang lulus standar BNSP(?) di bawah 10 ribu rupiah. Bahwa kalau
ditotal jatuhnya
jadi besar juga, saya gak komentar deh.. Masalahnya, apakah murid tidak
diwajibkan
untuk membeli ke sekolah (diperkenankan mencari dari sumber lain - selama
judul 
penerbitnya sama)?

Bisa jadi, penyebaran buku yang hak ciptanya dibeli depdiknas itu dilandasi
semangat
untuk mengurangi penjualan beragam buku yang selama ini dijalankan pihak
sekolah
dan (banyak) penerbit.. bahkan diangkat media massa, besarnya mencapai
ratusan
ribu hingga jutaan rupiah..

Bandingkan dengan biaya (resmi) yang mungkin timbul dari pencetakan buku
yang
diluncurkan Depdiknas ini.. FYI, biaya buku (tahun lalu) untuk kelas 2 di
Madrasah
Ibtida'iyah (SD Islam - swasta), kira 600 ribuan.. tahun ini belum ada
pengumuman
resmi.. tapi ancernya gak bakal jauh beda-lah..

Keputusan Depdiknas saat ini membantu atau menyusahkan pihak sekolah?
Keputusan Depdiknas membantu atau menyusahkan pihak penerbit?
Keputusan Depdiknas membantu atau menyusahkan orang tua murid?

CMIIW..

-- 
Wassalam,

Irwan.K
Better team works could lead us to better results
http://irwank.blogspot.com/


Pada 18 Juli 2008 15:57, Mohammad Isnadi [EMAIL PROTECTED] menulis:

   Saya mengajukan Surat Terbuka Buat MenDiknas.
 Saya sangat prihatin apakah peluncuran buku sekolah elektronik (BSE) itu
 niat baik atau niat jahat tersembunyi
 Karena sebagai orangn tua murid masih parno terhadap kebijakan pemerintah
 yang ada di awang awang. Terkait BSE bagaimana orang tua bisa akses BSE
 kalau petunjuknya gak dikasih tahu.

 Jujur saya sudah melakukan selama 2 hari unutk akses dan downlod BSE tapi
 gak bisa bisa.
 Kemudian bagaimana dengan orang daerah
 ini kan jadi permainan karena sekolah boleh perbanyak asal jualnya dibawah
 20ribu
 ya itu sama saja pembohongan publik
 kalo jumlah bukunya ada 2o berarti harus keluar uang 400ribu juga
 bagaimana pemerintah mau mensejahterakan rakyat dari hak mendapat
 pendidikan

 nah saya berpendapat kalo toh dicetak itu akan jadi buku bacaan/bandingan
 bukan buku yang selalu dipelajari tiap hari
 Perlu diingat siswa SD,SMP dan SMA diberi buku perbandingan bacaan mana
 sempat
 yang wajib saja muatanya berat gak kepegang tapi hasilnya nol.
 Kerena guru malsa mohon maaf sekarang guru lebih mengandalkan
 Buku Latihan tidak ada upaya bagaimana agar siswa lebih mudah memahami
 pelajaran
 ini sebenarnya cara kuno yang dilakukan DIKNAS
 sudah gitu Teguh Juwarno yang dulu di AJI atau AJTI kasihan jadi alat
 Diknas yang dijadikan juru bicara . Kok mau ya wartawan berpengfalaman masih
 muda hanya dijadikan corong Diknas untuk pembdohan rakyat.
 Sekarang tunjukan jika dinas sungguh2 mau berbuat banyak buat rakyat
 yang ekonominya lagi mencret.



[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum Pembaca KOMPAS] Sutradara itu dari bahasa mana?

2008-07-21 Terurut Topik anton_djakarta
Ada yang tahu nggak Sutradara itu berasal dari bahasa apa?

ANTON



Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Gus Dur: Saya Bersih

2008-07-21 Terurut Topik Paulus Tanuri
Dan mengenai pemberitaan kasus di dalam PKB yang sedang ramai. Saya kok
seperti de javu yah.
Atau hanya saya saja yang merasa kalau ini mirip dengan peristiwa yang
menjadi latar belakang terjadinya KUDA TULI ?


Regards,
Paulus T.

2008/7/19 anton_djakarta [EMAIL PROTECTED]:

 Sebagai orang Djawa saya percaya sekali dengan Gus Dur, tanpa Gus
 Dur penjadaran dan pencerahan KeIndonesiaan akan macet ditengah
 djalan, djasanja luar biasa besar bagi Indonesia yang semrawut ini,
 dia orang yang berani dengan Suharto sejak awal mulanya dan terus
 berani menantang bentuk2 kebodohan lain. Kedji sekali orang yang
 menuduh dia maen uang,.

 ANTON

 Hidup Gus Dur!






[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Inu Kencana, Hampir Di-Munir-kan, buat Opung

2008-07-21 Terurut Topik lanogan ginting
Saya heran, ada saja yang menganggap miring orang yang menentang arus. Memang 
diantara 100 orang, 99 yang gila dan satu yang waras, maka yang dianggap gila 
yang satu orang itu dan yang waras adalah 99 orang. Ga usah tanya psikolog 
segala, psikolog bukan segala-galanya.
salam

--- On Sat, 7/19/08, R. H. Uno [EMAIL PROTECTED] wrote:

From: R. H. Uno [EMAIL PROTECTED]
Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Inu Kencana, Hampir Di-Munir-kan
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Date: Saturday, July 19, 2008, 5:36 PM






INU KENCANA

Bagi sy pak Inu itu terkesan sebagai psychological case, biasa deh,
cari perhatian. Terakhir apa ya? Pokoknya menentang arus.Tanya sama
akhli psyche, dia bilang biasa orang minder cari kompensasi. 

salamsori,Opung

[Non-text portions of this message have been removed]

 














  

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum Pembaca KOMPAS] Mohon advis untuk masalah asuransi

2008-07-21 Terurut Topik badaiwillie
Halo rekan semua, butuh bantuan adivis nih, kalo ada yg tau ttg 
seputar asuransi, tolongin aq dong...

Begini critanya, Aq beli produk asuransi Alianz 1,5 thn lalu yg ada 
link dgn investasi (NAB/unit).
Yang bikin aq kesel  jengkel bukan NAB nya yg lg turun tp kenapa ada 
biaya asuransi dobel  biaya administrasi mulai thn kedua ya?? 
Totalnya sampe 125rb/bln. Biaya asuransi 2x50rb + biaya administrasi 
25rb. Padahal premiku cuma 300rb/bln. Berarti byk kepotong kan??
Dan ini berlaku setiap bulan sampe usia 70. Gila ngga??

Aq konfirm ke agen nya (istri boss gw makanya percaya aj..) ternyata 
dijawab emang ada biaya setelah thn kedua  tercatat di buku polis. 
Aq jd bingung knp ga dikasih tahu dari awal waktu prospek  di kertas 
ilustrasi jg ya?? 
Lagian kenapa harus dipotong thn kedua ya? Ngga dipotong aja dari 
awal biar kita maklum?? Kalo gini kan aq jd curiga ada unsur penipuan 
ke nasabah karena udah telanjur invest min 300rb/bln x 12 = 3,6jt jd 
hanguss...kalo kita nutup di thn kedua itu.

Mohon teman2 bisa ksh info ato petunjuk apa yg harus kulakukan, apa 
harus kututup aj  rela duit segitu hangus  gimana menyampaikannya 
ke istri boss ku ini ya?? 
Ato aq teruskan aj nunggu sampe NAB nya naik  impas dgn total waktu 
premiku baru kututup yg ngga tahu sampe kpn??

Sekalian ini bt wawasan baru bt rekan2 yg blm punya asuransi utk 
lebih teliti lg memilih produknya ya...
Punya asuransi itu wajib, tp pilihlah yg terbaik!!

Thx bt perhatiannya.




[Forum Pembaca KOMPAS] Lagu Yang Mistis

2008-07-21 Terurut Topik anton_djakarta
Tadi Pagi saya hampir nangis denger lagu ini entah kenapa, waktu Ismail 
Marzuki nyiptain nih lagu pake didukunin ya?

Indonesia tanah air beta 
Pusaka abadi nan jaya 
Indonesia sejak dulu kala 
Tetap dipuja puja bangsa 

Di sana tempat lahir beta 
Dibuai dibesarkan bunda 
Tempat berlindung di hari tua 
Tempat akhir menutup mata 


ANTON





[Forum Pembaca KOMPAS] Pemberitaan Mutilasi Sangat Menyudutkan Kelompok Gay

2008-07-21 Terurut Topik Titiana Adinda
Pemberitaan Mutilasi Sangat Menyudutkan Kelompok Gay 


Posted by: jam gadang [EMAIL PROTECTED]   jam_gadang2003 



Teman – teman, berita atas kejadian Mutilasi yang diduga dilakukan
oleh Ryan terhadap teman nya sangat bias terhadap kelompok gay.

Baik berita yang dimedia maupun yang diungkapkan oleh para ahli
psikolog dan kriminolog hampir semuanya menyudutkan kelompok gay.

Para ahli lupa pelaku dan korban mutilasi bisa terjadi dan dilakukan
oleh siapapun baik itu hetero, biseksual maupun homoseksual dan latar
belakang yang lainnya.

Tapi karena kebetulan pelakunya diduga adalah seorang gay dan
korbannya adalah juga diduga seorang gay. Maka semua hal dikaitkan
dengan ke gay an nya.

Saya berpikir bahwa jika kasus dan pelaku mutilasi ini dilakukan oleh
kelompok heteroseksual sudah dapat dipastikan yang dianggkat oleh
media dan pemberitaannya seputar pada mutilasinya bukan pada
heteroseksualnya. Padahal tidak sedikit juga bahwa pembunuhan yang
diakibatkan oleh rasa cemburu juga dapat dilakukan oleh kelompok
heteroseksual. Misalnya kasus - kasus pembakaran seorang suami kepada
istri karena rasa cemburu. tetapi pemberitaan para media tidak mengacu
pada seksualitas. Tidak ada yang mengatakan karena dia hetero maka dia
membunuh istrinya.

Jika ingin coba melihat bahwa seorang gay itu sangat posesif, saya
mesti juga dilihat penyebabnya. Ada tekanan sosial yang membenci
homophobia dan tekanan sosial yang selama ini kelompok gay terima.
Walaupun tidak semua gay itu posesif masih banyak gay yang masih
sangat rasional.

Padahal sifat posesif itu sangat manusiawi dan dapat terjadi oleh
siapapun dari latar belakang apapun.

Ini beberapa contoh pernyataan para ahli :

Pendapat ahli kriminolog Universitas Indonesia (UI) Andrianus Meliala.
Menurut Andrianus, pembunuhan itu terjadi akibat ekses hubungan
platonis dari cinta hubungan sejenis. :
Dari sisi akademis, hubungan cinta sejenis bukan hubungan yang sehat,
seperti egosentrik. Kalau kita (kaum heteroseksual) bilang cinta, itu
bukan berarti memiliki. Tapi bagi pasangan sejenis, cinta harus
memiliki, katanya.

Adrianus memaparkan, dalam cinta platonis, tidak ada istilah selingkuh
atau pindah ke lain hati bagi pasangan sejenis. Mereka akan berpikir,
dari pada pindah ke orang lain atau kehilangan pasangan maka lebih
baik dimatikan saja. Jadi lose-lose, tidak ada yang dapat pasangannya.

Selain itu semakin dikuatkan oleh#65533; psikolog Liza Malrielly Djaprie,
penyakit menyukai sesama jenis ini sebenarnya masih bisa disembuhkan
asalkan tidak disebabkan gen atau pembawaan dari lahir. Pelaku
hubungan seks sesama jenis yang dilatarbelakangi trend atau gaya hidup
masih bisa disembuhkan dengan kemauan orang tersebut.

Tipe seorang gay yang bukan karena gen atau bawaan lahir seperti
pendulum. Pendulum bisa digerakkan ke kiri atau ke kanan tergantung
dari keinginan yang menggerakkan pendulum tersebut, jelas Liza.


Dari kedua pendapat ahli tersebut jelas sekali cara pandang kedua ahli
itu menggunakan kaca mata yang sangat homophobia. Kelompok krimonolog
masih belum jernih melihat persoalan lebih dalam. belum lagi psikolog
juga masih menggunakan kaca mata lama dengan kata dapat disembuhkan.
Analisa yang digunakan masih sangat sangat dangkal dan menunjukan
tidak paham persoalan gay secara lebih dalam.

Saya sebagai bagian dari kelompok gay dan biseksual, meminta semua
pihak untuk menyampaikan berita kepublik untuk persoalan Mutilasi
lebih seimbang.
Karena bagaimanapun kelompok gay selama ini sudah menjadi korban
sistem heteroseksis. Mestinya kita semua dapat melihat persoalan ini
lebih kritis lagi.

Wasalam


Toyo


Koordinator Our Voice
021 - 92138925 / 081376 192516





[Forum Pembaca KOMPAS] PIS Capreskan Sutiyoso

2008-07-21 Terurut Topik Agus Hamonangan
JAKARTA, SENIN-Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) pertama Partai
Indonesia Sejahtera (PIS) telah membulatkan tekad untuk mendukung
penuh mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso sebagai calon presiden
(Capres) pada pemilu 2009 mendatang.

Ketua Umum DPP PIS Budiyanto Darmastono menyatakan, Sutiyoso merupakan
figur yang tepat untuk menjadi Presiden Indonesia 2009 mendatang. Ia
orang yang berpengalaman, visioner, tegas dan berani melakukan
perubahan, kata Budiyanto Darmastono dalam pembukaan Rampimnas ke-I,
Senin (21/7), yang disambut yel-yel peserta Rapimnas, Bang Yos
Presiden 2009!

Rapimnas PIS digelar gelar di Gedung Petermuan Pepustakaan Nasional,
Salemba, Jakarta. Rapimnas akan digelar selama dua hari sampai Selasa
(22/7). Agenda yang diusung di antaranya adalah konsolidasi seluruh
pengurus PIS dari DPP, DPD sampai DPC untuk memenangkan pemilu pada
2009 mendatang. Disamping itu juga memantapkan tekad untuk mendukung
Sutiyoso sebagai capres pada pemilu 2009.

Untuk menarik dukungan dari masyarakat, selain memasang figur Sutiyoso
sebagai calon presiden, PIS juga mengajak sejumlah artis ibu kota
untuk bergabung. Dalam Rapimnas ke-I sejumlah artis tampak datang. Ada
Elvi Sukasih, Happy Salma, dan personil pelawak empat sekawan Eman.

Menyambut dukungan penuh yang diberikan oleh PIS ini, Bang Yos,
demikian sapaan akrab Sutiyoso, juga berjanji akan mendukung penuh
kampanye PIS di berbagai daerah, sehingga partai ini nanti akan
menjadi partai besar. Dia juga mempersilahkan PIS untuk menjual
figurnya untuk memperoleh dukungan rakyat.

PIS sudah sejak awal aktif mendekati Sutiyoso agar mau diusung sebagai
figur capres PIS 2009 mendatang. Bahkan begitu dinyatakan lolos
verifikasi faktual dan dinyatakan KPU sebagai salah satu kontesten
pemilu 2009 dengan nomor 33, langsung mendatangi Sutiyoso untuk
menyatakan dukungannnya.(Persda Network/Sugiyarto)


Sumber : Persda Network

http://www.kompas.com/read/xml/2008/07/22/00295997/pis.capreskan.sutiyoso



[Forum Pembaca KOMPAS] Sutiyoso: SBY Saingan Paling Berat

2008-07-21 Terurut Topik Agus Hamonangan
JAKARTA, SELASA-Bakal calon presiden (capres) Sutiyoso menyatakan
semua capres merupakan saingan berat. Hanya saja yang paling terberat
adalah incumbent Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Menurut Sutiyoso, incumbent adalah calon yang paling banyak mendapat
kesempatan dan perhatian yang lebih baik dibanding calon-calon lainya.
Kalau saingan terberat, yang pasti incumbent. Posisi incumbent sangat
menguntungkan. Ia mudah mendapatkan perhatian yang lebih baik dari
pada calon di luar, ujar Sutiyoso seusai mengikuti pembukaan
Rampimnas PIS ke-I di Jakarta, Senin (21/7).

Untuk itu, Bang Yos meminta kepada incumbent berlaku sportif dalam
perjalanan menuju proses pemilihan presiden nanti. Jangan saling
saling menjegal dan saling menjelekkan. Itu yang dihindari, tambahnya.

Dalam kesempatan kemarin Sutiyoso juga mengaku sudah mendapat dukungan
dari beberapa partai peserta pemilu. Ada beberapa partai baru dan
partai lama. Hanya saja ia tidak mau menyebutkan partai-partai yang
telah medukungnya.

Saya tidak mau menyebutkan nanti mereka membantah. Yang
terang-terangan menyebutkan dukungan, ya, PIS. Ia sudah resmi sudah
menjadi keputusan dalam rapimnas dan itu sudah dipegang. Sedang yang
lain, kadang-kadang baru wacana, ungkapnya.(Persda Network/Sugiyarto)


Sumber : Persda Network

http://www.kompas.com/read/xml/2008/07/22/02061216/sutiyoso.sby.saingan.paling.berat



[Forum Pembaca KOMPAS] Artikel: POLITIK KAUM MUDA DAN IDEOLOGI NASIONAL

2008-07-21 Terurut Topik Budiman Sudjatmiko
Artikel ini pernah dimuat di Jurnal KATALIS:
Tradisi Oposisi, Tanggung Jawab Kaum Muda dalam Menyongsong Perubahan Nasional 
dalam Visi Ideologi Nasional
Budiman Sudjatmiko *



Meski Indonesia merupakan negeri tropis yang akrab dengan matahari, Indonesia 
bukanlah matahari itu sendiri. Setidaknya, berbeda dengan matahari yang pada 
saatnya harus terbenam, Indonesia bisa memilih untuk tidak terbenam. Satu 
bagian kendali untuk tidak menjadikan Indonesia terbenam adalah ada pada diri 
saya dan pada para penulis lain di Jurnal KATALIS ini, sementara bagian-bagian 
kendali lain ada pada sidang pembaca semua. Yang bisa kita lakukan adalah terus 
bergilir berjaga untuk Indonesia.
�
Tradisi Oposisi dan Penyelamatan Ideologi Nasional
Kepada saya disodorkan tema mengenai �Tradisi Oposisi, Tanggung Jawab Kaum 
Muda dalam Menyongsong Perubahan Nasional dalam Visi Ideologi Nasional�. 
Karena yang dimaksud dengan istilah �Ideologi Nasional� ini adalah 
Pancasila, maka beberapa catatan mesti ditambahkan sebagai pendahuluan. Ini 
mengingat bahwa Pancasila telah jadi korban penyanderaaan berlarut-larut oleh 
Orde Baru sebagai pembenar otoritarianisme-nya. Karenanya, menambahkan kata 
�Kaum Muda� dan �Tradisi Oposisi� dalam kerangka �Ideologi 
Nasional� (yang oleh Orde Baru yang tua dan otoriter sering diseberangkan 
dengan �kaum muda� dan �tradisi oposisi�), menuntut pembersihan kaca 
buram sejarah.
Sekian lama Orde Baru mengawal eksistensi kuasanya, telah mencerabut kelima 
sila dari Pancasila kian jauh dari tujuan nasional yang terkandung dalam 
semesta Pembukaan UUD 1945. Alih-alih untuk �melindungi segenap bangsa 
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia�, Pancasila ditelikung menjadi 
alat penggada �penyisih sebagian elemen bangsa Indonesia dan menjadi penumpah 
darah banyak elemen bangsa Indonesia yang lain�. Inilah warisan 
otoritarianisme Orba yang tua dan anti oposisi, mengatasnamakan Pancasila. 
Karenanya, menjadi muda dan oposisi didakwa berseberangan dengan visi Ideologi 
Pancasila. Tentu ini satu dakwaan yang sebagian tugas untuk menyangkalnya saya 
akan bebankan pada tulisan ini.
Sebagaimana matahari mau tak mau harus terbenam namun kita bisa memilih 
menyelamatkan Indonesia untuk tidak terbenam, maka sesungguhnya sepuluh tahun 
yang lalu sebagian kaum muda dan yang beroposisi telah memilih membenamkan Orde 
Baru dan menyelamatkan Pancasila untuk kembali �melindungi segenap bangsa 
Indonesia�. Karena memang ada garis demarkasi yang jelas antara kediktatoran 
yang korup dengan Pancasila sebagai jiwa bangsa.
Kita diberitahu oleh pidato Bung Karno pada tanggal 1 Juni 1945, yang dikenal 
sebagai Hari Lahirnya Pancasila, bahwa Pancasila merupakan:
�
Philosofische Grondslag
Fundamen, filsafat, pikiran yang sedalam-dalamnya, jiwa, hasrat yang 
sedalam-dalamnya untuk di atasnya didirikan gedung Indonesia merdeka yang kekal 
dan abadi;
�
Weltanschauung
Dasar berjuang mendirikan nationale staat untuk mewujudkan apa yang kemudian 
oleh Pembukaan UUD 1945 disebut sebagai �untuk melindungi segenap bangsa 
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan 
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia 
yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial�; di mana 
kesemuanya itu dicapai dalam keadaaan Merdeka; 
�
Merdeka
Yakni merdeka sebagai political independence, politieke onafhankelijkheid yang 
merupakan Jembatan Emas menuju masyarakat adil dan makmur.
�
Berkaca dari cermin sejarah yang sudah dibersihkan ini, maka tak ada keraguan 
bahwa tiap-tiap pemerintahan yang didirikan di atas Negara Indonesia yang 
berdasarkan Pancasila ini, maka tujuannya adalah untuk mewujudkan tujuan 
sebagaimana diamanatkan oleh Pembukaan UUD 1945 tersebut. 
�
Ketika pemerintah Orde Baru menjalankan pemerintahan dengan cara yang diametral 
melawan tujuan nasional tersebut, maka kekuatan oposisi dengan cara 
extra-parlementarian telah menurunkannya. Dari sini satu berkas terang telah 
menjadikan duduk perkaranya lebih terlihat bahwa oposisi secara alamiah tak 
terhindar hadir untuk menyelamatkan esensi Pembukaan UUD 1945 dari 
manipulasinya. Tak ada liberalisme di sini, tapi oposisi yang patriotik lah 
yang kerap hadir di Indonesia. 
Bagian-bagian berikut dalam tulisan ini merupakan uraian dan argumentasi saya.
�
Otoriterisme Berkedok Pancasila
Agar sub-judul ini bisa dipertanggungjawabkan, saya akan mulai mengurai agak 
panjang lebar asal-usul otoriterisme (the genesis of authoritarianism) di 
Indonesia. 
Krisis perang dingin dalam politik internasional� berimplikasi pada� titik 
balik bangunan demokrasi nasional khususnya di Indonesia. Hal ini juga 
melibatkan pada umumnya negara-negara poskolonial anggota gerakan Non-Blok, 
yang tidak pro pada Barat maupun Rusia, namun memiliki identitas sosialisme 
tersendiri.� 
Pada selanjutnya, adalah Orde Baru (Soeharto) telah membelokkan arah strategis 

Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Pemberitahuan: Jurnal Perempuan Pindah Alamat

2008-07-21 Terurut Topik Merdy Ervina
wah--lebih mudah dijangkau, selamat ya dgn kantor barunya, spirit baru!


  - Original Message - 
  From: MGR 
  To: [EMAIL PROTECTED] 
  Cc: [EMAIL PROTECTED] 
  Sent: Monday, July 21, 2008 5:47 PM
  Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Pemberitahuan: Jurnal Perempuan Pindah Alamat


  Salam,

  Dengan ini kami memberitahukan sejak tanggal 21 Juli 2008 kantor Yayasan 
Jurnal Perempuan pindah ke: Jl. Tebet Barat Dalam IXA No B1 (Kompleks Kejaksaan 
Agung RI), Tebet, Jakarta Selatan. Kantor kami terletak di belakang pusat 
perbelanjaan GELAEL Jl. MT Haryono. Untuk sementara nomer telepon dan fax: 
021-8300-211. Untuk nomer telepon lama 021-837-02005 (belum aktif).

  Demikian pemberitahuan ini dan terima kasih

  Lia Amalia
  Sekretaris Yayasan Jurnal Perempuan
  [EMAIL PROTECTED]
   

  [Non-text portions of this message have been removed]




Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Essay - Saya, Istri, dan Honda CRV - Beati pauperes spiritu

2008-07-21 Terurut Topik Putut Prabantoro
Mas Satrio, 
lucu sekali dan indah percakapannya
Beati pauperes spiritu 
Berbahagialah mereka yang rendah hati. 
- Tabik -
Putut Prabantoro


- Original Message 
From: Satrio Arismunandar [EMAIL PROTECTED]

Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Essay - Saya, Istri, dan Honda CRV


Essay � SAYA, ISTRI, DAN HONDA CRV

Oleh Satrio Arismunandar

Saya baru saja mau berangkat ke kantor, pagi itu, ketika istri saya 
membuka-buka halaman otomotif di Harian Kompas (17 Juli 2008), sambil 
berkomentar. Maka terjadilah dialog seperti di bawah ini:

Istri: Mas, udah lihat Mercedez Benz SL-350 di pameran mobil IIMS 2008? Keren 
banget deh. Lebih keren dari BMW atau Audi. Gimana ya kalau kita beli satu?
Saya: Kamu kan tahu, saya itu nggak demen mobil sedan. Saya senangnya tipe SUV, 
sport utility vehicle. Kesannya jantan dan macho gitu lho

Istri: Jadi, kalau mau pilih SUV, Mas senengnya SUV yang mana?
Saya: Nah, ada yang bagus nih. Volkswagen Tiguan 2.0 TDI. Model baru, adiknya 
VW Touareg. Saingannya Nissan X-Trail, Honda CRV, Ford Escape, Suzuki Grand 
Vitara, dan BMW X-3.

Istri: Wah, kalau SUV kan boros bensin, Mas?
Saya: Belum tentu. Mobil SUV generasi baru udah hemat BBM kok. Kan 
pengoperasiannya serba komputer dan udah transmisi otomatik. All-New Honda CRV 
dan All-New Nissan X-Trail, misalnya, itu lumayan hemat BBM lho! 

Istri: Tapi bentuknya kan bongsor, Mas. Kalau saya yang pake buat belanja, cari 
parkirnya susah. Mendingan beli sedan aja, Mas. Nggak usah yang terlalu mewah 
deh. Terlalu mencolok. Nggak enak sama tetangga. Sekelas Honda Accord juga 
nggak apa-apa.

Saya: Ya..ya.. ya..suka-suka kamu aja deh! Diskusinya entar aja disambung. Saya 
harus cepat-cepat ke kantor nih. Entar terlambat lagi. 
Istri: Iya deh. Tapi jangan lupa ya, Mas!
Saya: Jangan lupa apa?

Istri: Nanti, tolong ke koperasi kantor. Tanyain, bisa nggak kita kas bon dulu. 
Soalnya kemarin orang PLN nelepon. Katanya, kalau kita terus nunggak, nggak 
bayar tagihan, minggu depan listrik kita bisa diputus!

Depok, 20 Juli 2008

NB: Kata orang pintar salah satu ciri orang yang dewasa, matang, dan bijaksana 
adalah kemampuan untuk menertawakan diri sendiri, dan selalu bisa tersenyum 
dalam kondisi apapun.

 
  

[Non-text portions of this message have been removed]




=
Pojok Milis Forum Pembaca KOMPAS :

1.Milis FPK dibuat dan diurus oleh pembaca setia KOMPAS
2.Topik bahasan disarankan bersumber dari KOMPAS dan KOMPAS On-Line (KCM)
3.Moderator berhak mengedit/menolak E-mail sebelum diteruskan ke anggota
4.Moderator E-mail: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]
5.Untuk bergabung: [EMAIL PROTECTED]

KOMPAS LINTAS GENERASI
=
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Essay - Saya, Istri, dan Honda CRV

2008-07-21 Terurut Topik manneke budiman
Jangan kuatir, Bung Satrio. Kami ketawa kok. Tapi, yang kami ketawai istri Anda 
dan Anda. Mestinya, kalian berdua layak dianugerahi The Best Consumer's Ward 
2008 (hehehe, jangan tersinggung, ya? Kan katanya harus mampu menertawakan diri 
sendiri?)
�
manneke

--- On Mon, 7/21/08, Satrio Arismunandar [EMAIL PROTECTED] wrote:

From: Satrio Arismunandar [EMAIL PROTECTED]
Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Essay - Saya, Istri, dan Honda CRV

Received: Monday, July 21, 2008, 11:30 AM


Essay � SAYA, ISTRI, DAN HONDA CRV

Oleh Satrio Arismunandar

Saya baru saja mau berangkat ke kantor, pagi itu, ketika istri saya 
membuka-buka halaman otomotif di Harian Kompas (17 Juli 2008), sambil 
berkomentar. Maka terjadilah dialog seperti di bawah ini:

Istri: Mas, udah lihat Mercedez Benz SL-350 di pameran mobil IIMS 2008? Keren 
banget deh. Lebih keren dari BMW atau Audi. Gimana ya kalau kita beli satu?
Saya: Kamu kan tahu, saya itu nggak demen mobil sedan. Saya senangnya tipe SUV, 
sport utility vehicle. Kesannya jantan dan macho gitu lho

Istri: Jadi, kalau mau pilih SUV, Mas senengnya SUV yang mana?
Saya: Nah, ada yang bagus nih. Volkswagen Tiguan 2.0 TDI. Model baru, adiknya 
VW Touareg. Saingannya Nissan X-Trail, Honda CRV, Ford Escape, Suzuki Grand 
Vitara, dan BMW X-3.

Istri: Wah, kalau SUV kan boros bensin, Mas?
Saya: Belum tentu. Mobil SUV generasi baru udah hemat BBM kok. Kan 
pengoperasiannya serba komputer dan udah transmisi otomatik. All-New Honda CRV 
dan All-New Nissan X-Trail, misalnya, itu lumayan hemat BBM lho! 

Istri: Tapi bentuknya kan bongsor, Mas. Kalau saya yang pake buat belanja, cari 
parkirnya susah. Mendingan beli sedan aja, Mas. Nggak usah yang terlalu mewah 
deh. Terlalu mencolok. Nggak enak sama tetangga. Sekelas Honda Accord juga 
nggak apa-apa.

Saya: Ya..ya.. ya..suka-suka kamu aja deh! Diskusinya entar aja disambung. Saya 
harus cepat-cepat ke kantor nih. Entar terlambat lagi. 
Istri: Iya deh. Tapi jangan lupa ya, Mas!
Saya: Jangan lupa apa?

Istri: Nanti, tolong ke koperasi kantor. Tanyain, bisa nggak kita kas bon dulu. 
Soalnya kemarin orang PLN nelepon. Katanya, kalau kita terus nunggak, nggak 
bayar tagihan, minggu depan listrik kita bisa diputus!

Depok, 20 Juli 2008

NB: Kata orang pintar salah satu ciri orang yang dewasa, matang, dan bijaksana 
adalah kemampuan untuk menertawakan diri sendiri, dan selalu bisa tersenyum 
dalam kondisi apapun.

 





=
Pojok Milis Forum Pembaca KOMPAS :

1.Milis FPK dibuat dan diurus oleh pembaca setia KOMPAS
2.Topik bahasan disarankan bersumber dari KOMPAS dan KOMPAS On-Line (KCM)
3.Moderator berhak mengedit/menolak E-mail sebelum diteruskan ke anggota
4.Moderator E-mail: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]
5.Untuk bergabung: [EMAIL PROTECTED]

KOMPAS LINTAS GENERASI
=
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Essay - Saya, Istri, dan Honda CRV

2008-07-21 Terurut Topik Bambang Riyanto
Bisa aja Mas Satrio ini.
semacam itu juga percakapan saya dengan istri kalo lihat mobil bagus. Tapi ya 
cuma sekedar obrolan, lha wong kondisinya juga mepet.hehehe

riyanto


- Original Message 
From: Satrio Arismunandar 

Essay – SAYA, ISTRI, DAN HONDA CRV

Oleh Satrio Arismunandar

Saya baru saja mau berangkat ke kantor, pagi itu, ketika istri saya 
membuka-buka halaman otomotif di Harian Kompas (17 Juli 2008), sambil 
berkomentar. Maka terjadilah dialog seperti di bawah ini:

Istri: Mas, udah lihat Mercedez Benz SL-350 di pameran mobil IIMS 2008? Keren 
banget deh. Lebih keren dari BMW atau Audi. Gimana ya kalau kita beli satu?
Saya: Kamu kan tahu, saya itu nggak demen mobil sedan. Saya senangnya tipe SUV, 
sport utility vehicle. Kesannya jantan dan macho gitu lho

Istri: Jadi, kalau mau pilih SUV, Mas senengnya SUV yang mana?
Saya: Nah, ada yang bagus nih. Volkswagen Tiguan 2.0 TDI. Model baru, adiknya 
VW Touareg. Saingannya Nissan X-Trail, Honda CRV, Ford Escape, Suzuki Grand 
Vitara, dan BMW X-3.

Istri: Wah, kalau SUV kan boros bensin, Mas?
Saya: Belum tentu. Mobil SUV generasi baru udah hemat BBM kok. Kan 
pengoperasiannya serba komputer dan udah transmisi otomatik. All-New Honda CRV 
dan All-New Nissan X-Trail, misalnya, itu lumayan hemat BBM lho! 

Istri: Tapi bentuknya kan bongsor, Mas. Kalau saya yang pake buat belanja, cari 
parkirnya susah. Mendingan beli sedan aja, Mas. Nggak usah yang terlalu mewah 
deh. Terlalu mencolok. Nggak enak sama tetangga. Sekelas Honda Accord juga 
nggak apa-apa.

Saya: Ya..ya.. ya..suka-suka kamu aja deh! Diskusinya entar aja disambung. Saya 
harus cepat-cepat ke kantor nih. Entar terlambat lagi. 
Istri: Iya deh. Tapi jangan lupa ya, Mas!
Saya: Jangan lupa apa?

Istri: Nanti, tolong ke koperasi kantor. Tanyain, bisa nggak kita kas bon dulu. 
Soalnya kemarin orang PLN nelepon. Katanya, kalau kita terus nunggak, nggak 
bayar tagihan, minggu depan listrik kita bisa diputus!

Depok, 20 Juli 2008

NB: Kata orang pintar salah satu ciri orang yang dewasa, matang, dan bijaksana 
adalah kemampuan untuk menertawakan diri sendiri, dan selalu bisa tersenyum 
dalam kondisi apapun.

 


  

[Non-text portions of this message have been removed]




=
Pojok Milis Forum Pembaca KOMPAS :

1.Milis FPK dibuat dan diurus oleh pembaca setia KOMPAS
2.Topik bahasan disarankan bersumber dari KOMPAS dan KOMPAS On-Line (KCM)
3.Moderator berhak mengedit/menolak E-mail sebelum diteruskan ke anggota
4.Moderator E-mail: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]
5.Untuk bergabung: [EMAIL PROTECTED]

KOMPAS LINTAS GENERASI
=
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Essay - Saya, Istri, dan Honda CRV

2008-07-21 Terurut Topik Patrick

Bila boleh melanjutkan, If you can't laugh at yourself, life's gonna
seem a whole lot longer than you like. Saya kutip dari film Garden
State (2004).

Salam hangat,

Patrick Hutapea


--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Satrio Arismunandar
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Essay †SAYA, ISTRI, DAN HONDA CRV
 
 Oleh Satrio Arismunandar
 
 Saya baru saja mau berangkat ke kantor, pagi itu, ketika istri saya
membuka-buka halaman otomotif di Harian Kompas (17 Juli 2008), sambil
berkomentar. Maka terjadilah dialog seperti di bawah ini:
 
 Istri: Mas, udah lihat Mercedez Benz SL-350 di pameran mobil IIMS
2008? Keren banget deh. Lebih keren dari BMW atau Audi. Gimana ya
kalau kita beli satu?
 Saya: Kamu kan tahu, saya itu nggak demen mobil sedan. Saya
senangnya tipe SUV, sport utility vehicle. Kesannya jantan dan macho
gitu lho
 
 Istri: Jadi, kalau mau pilih SUV, Mas senengnya SUV yang mana?
 Saya: Nah, ada yang bagus nih. Volkswagen Tiguan 2.0 TDI. Model
baru, adiknya VW Touareg. Saingannya Nissan X-Trail, Honda CRV, Ford
Escape, Suzuki Grand Vitara, dan BMW X-3.
 
 Istri: Wah, kalau SUV kan boros bensin, Mas?
 Saya: Belum tentu. Mobil SUV generasi baru udah hemat BBM kok. Kan
pengoperasiannya serba komputer dan udah transmisi otomatik. All-New
Honda CRV dan All-New Nissan X-Trail, misalnya, itu lumayan hemat BBM
lho! 
 
 Istri: Tapi bentuknya kan bongsor, Mas. Kalau saya yang pake buat
belanja, cari parkirnya susah. Mendingan beli sedan aja, Mas. Nggak
usah yang terlalu mewah deh. Terlalu mencolok. Nggak enak sama
tetangga. Sekelas Honda Accord juga nggak apa-apa.
 
 Saya: Ya..ya.. ya..suka-suka kamu aja deh! Diskusinya entar aja
disambung. Saya harus cepat-cepat ke kantor nih. Entar terlambat lagi. 
 Istri: Iya deh. Tapi jangan lupa ya, Mas!
 Saya: Jangan lupa apa?
 
 Istri: Nanti, tolong ke koperasi kantor. Tanyain, bisa nggak kita
kas bon dulu. Soalnya kemarin orang PLN nelepon. Katanya, kalau kita
terus nunggak, nggak bayar tagihan, minggu depan listrik kita bisa
diputus!
 
 
 Depok, 20 Juli 2008
  
 NB: Kata orang pintar salah satu ciri orang yang dewasa, matang, dan
bijaksana adalah kemampuan untuk menertawakan diri sendiri, dan selalu
bisa tersenyum dalam kondisi apapun.





[Forum Pembaca KOMPAS] LOMBA OPINI UNTUK PARA GURU

2008-07-21 Terurut Topik Willys
LOMBA OPINI UNTUK PARA GURU
Learn How to Learn to Be An Absolute GENIUS!
http://elexmedia.multiply.com/calendar/item/10102/LOMBA_OPINI_UNTUK_PARA_GURU

Total Nilai hadiah lebih dari Rp. 10.000.000,- dan hadiah utama 1 unit 
Printer XEROX!
Untuk 3 opini terbaik akan dipublikasikan dalam media (dengan konfirmasi)


Kirimkan opini anda tentang Metode Belajar yang dibahas dalam buku
Be An Absolute GENIUS! Panduan Praktis Learn How to Learn Sesuai Cara Kerja 
Alami Otak

Ketentuan :
Jumlah karakter min. 1.500 karakter, maks. 3.000 karakter ( tidak termasuk 
spasi )

Isi Opini :
- Manfaat materi buku, alasannya apa?
- Kemudahan Aplikasi
- Harapan dari adanya panduan cara belajar.


Kirimkan opini beserta data diri anda kepada :
Yuna
PROMOSI PT. ELEX MEDIA KOMPUTINDO
Ged. Kompas Gramedia Lt. 6
Jl. Palmerah Selatan 22-28
Jakarta 10270

BATAS PENERIMAAN : 30 AGUSTUS 2008


Info :
[EMAIL PROTECTED]






P Please consider the environment before printing.
-
Web : http://www.elexmedia.co.id/forum/
Blog :
http://elexmedia.multiply.com/
http://elexkids.multiply.com/
Milis : http://groups.yahoo.com/group/komik-elex/

PT. Elex Media Komputindo
KOMPAS GRAMEDIA Bld. 6th Fl.
Jl. Palmerah Selatan no. 22-28
Jakarta 10270

Courage is resistance to fear, mastery of fear  not absence of fear.
  - Mark Twain
=

--






  --



No virus found in this outgoing message.
Checked by AVG. 
Version: 7.5.524 / Virus Database: 270.5.3/1563 - Release Date: 7/20/2008 12:59 
PM


[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Dirut PT Pos Ditahan

2008-07-21 Terurut Topik EKO KERTAJAYA
paragrap terakhir salah kutip ato beneran seh ?
masak dirut ngejalanin aturan dari dirop.
ato memang di bumn dirop lebih tinggi dari dirut ya...?
kalau di swasta seh...pengalaman kagak ada aturan yg nyleneh geto..

---Original Message---

From: Agus Hamonangan
Date: Monday, July 21, 2008 19:59:46
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Dirut PT Pos Ditahan

JAKARTA, SENIN-Setelah memeriksa lebih dari sembilan jam, Direktur
Utama PT Pos Indonesia Hana Suryana akhirnya ditahan tim penyidik
Kejaksaan Agung.

Hana yang diperiksa, Senin (21/7) pagi pukul 08.15 hingga pukul 17.25
WIB dibawa penyidik ke Rumah Tahanan Salemba. Hana diperiksa dan
ditahan karena terkait Kasus dugaan korupsi dana operasional dan dana
nonbudgeter di PT Pos Indonesia. Selama diperiksa Hana menjawab 26
pertanyaan penyidik. Pertanyaannya tidak menjerat karena klien saya
hanya melaksanakan tugas, kata kuasa hukum PT Pos Indonesia Zularmain
Aziz kepada wartawan.

Sejak pagi tadi, Hana bersama tujuh pejabat PT Pos lainnya diperiksa
di Gedung Bundar atau. bagian Pidana Khusus Kejagung. Dugaan korupsi
itu dilakukan dengan cara sengaja mengeluarkan biaya pembinaan
eksternal atau komisi sebesar lima persen dari nilai barang yang
dikirim PT Telkomsel melalui PT Pos Indonesia Jakarta Taman Fatahillah.

Juga dengan mengenakan biaya pembinaan internal atau insentif sebesar
Rp 1.130 per kilogram dari berat barang yang dikirim PT Telkomsel
melalui Kantor Pos Indonesia Jakarta Taman Fatahillah. Kerugian negara
diperkirakan sebesar Rp 15 miliar.

Zularmainmenyatakan tidak ada penyalahgunaan wewenang dalam pemberian
komisi yang dilakukan kliennya. Pemberian komisi itu diatur
berdasarkan surat edaran Direktur Operasional PT Pos Indonesia.(C10-08)

http://kompas.com/read/xml/2008/07/21/18152346/dirut.pt.pos.ditahan





[Forum Pembaca KOMPAS] Buah Kecapi

2008-07-21 Terurut Topik anton_djakarta
Dulu waktu SD saya paling senang lewat rumah halaman milik orang2 
Betawi asli, ada yang khas di halaman itu selain kandang sapi yang agak 
bau, dihalamannya biasanya ada buah kecapi, nah paling seneng saya kalo 
dapat kecapi mateng, rasanya manis dan cuman bisa diemut doang. Masih 
ada nggak ya di tanah jakarta ini buah kecapi? kalo Manggis saya masih 
sering liat.

ANTON



[Forum Pembaca KOMPAS] Arie Hanggara

2008-07-21 Terurut Topik anton_djakarta
Masih ada yang inget kasus Arie Hanggara nggak?
Ikon 80-an banget ya,

ANTON



Re: [Forum Pembaca KOMPAS] PIS Capreskan Sutiyoso

2008-07-21 Terurut Topik Wal Suparmo
Salam,
Sutiyoso VISONER,TEGAS dan berani MENGADAKAN PEROBAHAN.
 Hasilnya seperti DKI sekarang ini.Puas...Puas...!
Wasalam,
Wal Suparmo

--- On Tue, 22/7/08, Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED] wrote:

From: Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED]
Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] PIS Capreskan Sutiyoso
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Date: Tuesday, 22 July, 2008, 5:47 AM






JAKARTA, SENIN-Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) pertama Partai
Indonesia Sejahtera (PIS) telah membulatkan tekad untuk mendukung
penuh mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso sebagai calon presiden
(Capres) pada pemilu 2009 mendatang.

Ketua Umum DPP PIS Budiyanto Darmastono menyatakan, Sutiyoso merupakan
figur yang tepat untuk menjadi Presiden Indonesia 2009 mendatang. Ia
orang yang berpengalaman, visioner, tegas dan berani melakukan
perubahan, kata Budiyanto Darmastono dalam pembukaan Rampimnas ke-I,
Senin (21/7), yang disambut yel-yel peserta Rapimnas, Bang Yos
Presiden 2009!

Rapimnas PIS digelar gelar di Gedung Petermuan Pepustakaan Nasional,
Salemba, Jakarta. Rapimnas akan digelar selama dua hari sampai Selasa
(22/7). Agenda yang diusung di antaranya adalah konsolidasi seluruh
pengurus PIS dari DPP, DPD sampai DPC untuk memenangkan pemilu pada
2009 mendatang. Disamping itu juga memantapkan tekad untuk mendukung
Sutiyoso sebagai capres pada pemilu 2009.

Untuk menarik dukungan dari masyarakat, selain memasang figur Sutiyoso
sebagai calon presiden, PIS juga mengajak sejumlah artis ibu kota
untuk bergabung. Dalam Rapimnas ke-I sejumlah artis tampak datang. Ada
Elvi Sukasih, Happy Salma, dan personil pelawak empat sekawan Eman.

Menyambut dukungan penuh yang diberikan oleh PIS ini, Bang Yos,
demikian sapaan akrab Sutiyoso, juga berjanji akan mendukung penuh
kampanye PIS di berbagai daerah, sehingga partai ini nanti akan
menjadi partai besar. Dia juga mempersilahkan PIS untuk menjual
figurnya untuk memperoleh dukungan rakyat.

PIS sudah sejak awal aktif mendekati Sutiyoso agar mau diusung sebagai
figur capres PIS 2009 mendatang. Bahkan begitu dinyatakan lolos
verifikasi faktual dan dinyatakan KPU sebagai salah satu kontesten
pemilu 2009 dengan nomor 33, langsung mendatangi Sutiyoso untuk
menyatakan dukungannnya. (Persda Network/Sugiyarto)

Sumber : Persda Network

http://www.kompas. com/read/ xml/2008/ 07/22/00295997/ pis.capreskan. sutiyoso

 













Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]



RE: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Kondisi pulau Kalimantan, Surat untuk tuan Presiden M

2008-07-21 Terurut Topik [EMAIL PROTECTED]
Daripada pemerintahan negara terus korup, penghisap negara, memang kita tak 
butuh negara. Kita urus aja kampung atau desa masing2 asal hidup damai, sambil 
peduli dg sesama kampung/desa lain. NKRI, negara koruptor rusak indonesia. Para 
pejabatnya sipil dan militer mengajarkan doktrin kesatuan dg mencabik-cabik 
indonesia. NKRI hanya bisa tegak jika mereka para pejabat sipil dan militer 
penghisap dan pembunuh rakyat itu dikerangkeng seumur hidup di peti mati.

ARIEF RACHMAN wrote:
 Sepakat, apapun bentuk pemerintahannya. keadilan harus ditegakan, 
 rakyat mah terima beras aja. Percuma bangsa ini punya Parpol seabrek, kalo 
 ngurusin rakyat ndableg. Rakyat ngga butuh negara kesatuan, negara federal, 
 dll. rakyat cuma butuh keadilan.
 Hikam kada usahlah mangancam sidin dgn kekerasan, yang nantinya malah terjadi 
 parkalahian antar sesama rakyat dan yang rugi rakyat jua pang, ya kala? Cuma 
 gara-gara pemerintah yg ndableg. Demi tegaknya keadilan, seharusnya kalian 
 tuh bersatu! Jangan bodoh donk..!

 Salam,
 Perjaka
 Peranakan jawa-kalimantan


Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Lagu Yang Mistis

2008-07-21 Terurut Topik Gatot Koco
Setuju kalo Lagu ini memang mistis, artinya lagu yg menginsirasi kita semua 
agar kita selalu mengenang bahwasanya Indonesia adalah RUMAH kita semua. 
Mari Kita bangun Rumah kita semua agar Lebih Indah, Damai. 
Mari Kita wariskan Indonesia yang lebih baik utk anak cucu kita. Bukan sumpah 
serapah anak cucu kita kalo kita cuman bisa membuat celaka ibu pertiwi. Terima 
kasih Bung Ismail Marzuki. Jasa MU, Karya MU, telah membuat kami anak bangsa 
ini untuk selalu berbuat yang terbaik utk Indonesia ini.
Jaya selalu Indonesia kita...



- Original Message 
From: anton_djakarta [EMAIL PROTECTED]
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Sent: Tuesday, July 22, 2008 12:06:32 AM
Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Lagu Yang Mistis


Tadi Pagi saya hampir nangis denger lagu ini entah kenapa, waktu Ismail 
Marzuki nyiptain nih lagu pake didukunin ya?

Indonesia tanah air beta 
Pusaka abadi nan jaya 
Indonesia sejak dulu kala 
Tetap dipuja puja bangsa 

Di sana tempat lahir beta 
Dibuai dibesarkan bunda 
Tempat berlindung di hari tua 
Tempat akhir menutup mata 

ANTON




  

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Essay - Saya, Istri, dan Honda CRV

2008-07-21 Terurut Topik Christiono Hendrawan
Cerita yang bagus om,

semoga menjadi bahan renungan kita semua :)

--
---
regards,

Christiono Hendrawan
HP : 08128307722
www.birumerah.com


2008/7/21 Satrio Arismunandar [EMAIL PROTECTED]:

   Essay � SAYA, ISTRI, DAN HONDA CRV

 Oleh Satrio Arismunandar

 Saya baru saja mau berangkat ke kantor, pagi itu, ketika istri saya
 membuka-buka halaman otomotif di Harian Kompas (17 Juli 2008), sambil
 berkomentar. Maka terjadilah dialog seperti di bawah ini:

 Istri: Mas, udah lihat Mercedez Benz SL-350 di pameran mobil IIMS 2008?
 Keren banget deh. Lebih keren dari BMW atau Audi. Gimana ya kalau kita beli
 satu?
 Saya: Kamu kan tahu, saya itu nggak demen mobil sedan. Saya senangnya tipe
 SUV, sport utility vehicle. Kesannya jantan dan macho gitu lho

 Istri: Jadi, kalau mau pilih SUV, Mas senengnya SUV yang mana?
 Saya: Nah, ada yang bagus nih. Volkswagen Tiguan 2.0 TDI. Model baru,
 adiknya VW Touareg. Saingannya Nissan X-Trail, Honda CRV, Ford Escape,
 Suzuki Grand Vitara, dan BMW X-3.

 Istri: Wah, kalau SUV kan boros bensin, Mas?
 Saya: Belum tentu. Mobil SUV generasi baru udah hemat BBM kok. Kan
 pengoperasiannya serba komputer dan udah transmisi otomatik. All-New Honda
 CRV dan All-New Nissan X-Trail, misalnya, itu lumayan hemat BBM lho!

 Istri: Tapi bentuknya kan bongsor, Mas. Kalau saya yang pake buat belanja,
 cari parkirnya susah. Mendingan beli sedan aja, Mas. Nggak usah yang terlalu
 mewah deh. Terlalu mencolok. Nggak enak sama tetangga. Sekelas Honda Accord
 juga nggak apa-apa.

 Saya: Ya..ya.. ya..suka-suka kamu aja deh! Diskusinya entar aja disambung.
 Saya harus cepat-cepat ke kantor nih. Entar terlambat lagi.
 Istri: Iya deh. Tapi jangan lupa ya, Mas!
 Saya: Jangan lupa apa?

 Istri: Nanti, tolong ke koperasi kantor. Tanyain, bisa nggak kita kas bon
 dulu. Soalnya kemarin orang PLN nelepon. Katanya, kalau kita terus nunggak,
 nggak bayar tagihan, minggu depan listrik kita bisa diputus!

 Depok, 20 Juli 2008

 NB: Kata orang pintar salah satu ciri orang yang dewasa, matang, dan
 bijaksana adalah kemampuan untuk menertawakan diri sendiri, dan selalu bisa
 tersenyum dalam kondisi apapun.



=
Pojok Milis Forum Pembaca KOMPAS :

1.Milis FPK dibuat dan diurus oleh pembaca setia KOMPAS
2.Topik bahasan disarankan bersumber dari KOMPAS dan KOMPAS On-Line (KCM)
3.Moderator berhak mengedit/menolak E-mail sebelum diteruskan ke anggota
4.Moderator E-mail: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]
5.Untuk bergabung: [EMAIL PROTECTED]

KOMPAS LINTAS GENERASI
=
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



  1   2   >