[Forum-Pembaca-KOMPAS] SAYA PENGEN JUGA MENGERITIK
MOHON DIBERI JALAN Pak, saya ingin bisa mengeritik Pemerintah maupun institusi2 di tanah air ini tetapi masih trauma ditangkapi atau paling tidak dibikin susah hidup ini seperti di era Orba. Mohon bantuan pak Manneka bagaimana cara untuk dapat izin tinggal di Canada supaya saya bisa mengeritik tanpa takut2 seperti layaknya Bapak. Soalnya sy pernah tugas ke Vancouver dan enak sekali kotanya, banyak resto Cina, jadi tidak banyak beda dengan hidup di Indon tetapi bebas merdeka mengeritik. Dari jauh begitu kan nggak bisa dikejar Bakin,Polisi,Jaksa atau begundal2 partai Mohon bantuan Bapak dan terima kasih sebelumnya. Wassalam, Razif Halik Uno
RE: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Balada Pengendara Motor
Satu potret ketidakdisiplinan pengendara sepeda motor. Saya sadur dari harian Kompas hari Kamis, 13 Nop. 08. Klik alamat ini: http://i120.photobucket.com/albums/o170/dewono/Motornakal.jpg Atau bisa dibaca kompas hari ini di: http://epaper.kompas.com --- Sent from my Lifebook® -Original Message- From: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of [EMAIL PROTECTED] Sent: 12 Nopember 2008 6:14 To: Milist FPK Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Balada Pengendara Motor Sesungguhnya yang ingin dipaparkan yaitu kebijakan yang akan diberlakukan tidak menampakkan wajah yang dapat mengakomodiri kepentingan banyak pihak, bukan sekedar masalah benturan kelas ataupun pembenaran atas pengendara motor. Penyelenggara negara kita terbiasa main terabas kala membuat kebijakan, senang cari popularitas atau tidak sabaran membuat pondasi u/pembentukan suatu bangunan permanen yg jauh lebih ajeg. Habibie, di antara kekurangannya yg ada sebagai menristek maupun kepala negara dulu, mampu melakukan hal sebaliknya. Salah satu contohnya yaitu kala dia 'MENGAMBIL ALIH KEPEMILIKAN LEMBAGA PENELITIAN BIOLOGI MOLEKULER EIJKMAN yg sangat dibengkalaikan o/pemilik terdahulunya. Dengan reputasinya di bidang ilmiah dia mampu merayu salah satu putra terbaik bangsa yg terpaksa harus mengembangkan kepandaian dan keahliannya di luar negeri selama puluhan tahun, dr. Sangkot Marzuki, u/memimpin dan membangun nyaris dari bawah lagi lembaga yg suatu waktu di masa lalu mahsyur karena Eijkman, sang dokter Belanda yg mengabdi di Batavia, berhasil menemukan obat penyakit beri-beri! Sayangnya lembaga tersebut kini ingin direbut o/ibu kandung yang telah melalaikannya tanpa ampun di masa lalau dan yg hingga masa kini pun belum mampu mengasuhnya dengan baik, setelah sang anak terbuang tampil cantik dan bergengsi! Nah, kesediaan membuat tahapan memerlukan kesabaran dan rela tidak tenar pada eranya loh. Kita lihat saja sekarang banyak para kepala daerah yg doyannya membuat benchmark fisik saat menjabat, namun sangat enggan u/menahan kerakusannya u/tidak terkenal dengan cara membuat pondasi. Lalu datanglah penggembira dunia kehumasan yg doyannya membesar2kan berita dengan bermain kata2 yg kalau dikupas alangkah kosong isinya! Jadi, Erick, kala beberapa rekan pengendara motor menyampaikan kepiluannya maka ini harus dianggap sebagai bagian dari upaya pembuatan kebiajakan yg memanusiakan, bukan mengemis atau cari pembenaran atas perilaku salah yg dilakukan sejawat mereka! ED Sent from my BlackBerry® wireless device from XL GPRS network
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Prihatin dengan Iklan PKS
Kok masalahnya disederhanakan menjadi benci dan dendam??? Ini masalah keadilan Pak. Orang berbuat harus berani bertanggung jawab, kan? Soeharto telah banyak berbuat kesalahan sewaktu jadi presiden. Apakah salah menuntut tanggung jawabnya? Kalau dengan alasan 'benci dan dendam' lalu kesalahannya dilebur begitu saja, wah enak banget dong jadi pemimpin Bangun Indonesia dengan keadilan!! riyanto From: Anthoni Roy [EMAIL PROTECTED] To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Sent: Thursday, November 13, 2008 7:14:55 AM Subject: RE: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Prihatin dengan Iklan PKS Absolutely agreed Pa'; Benci dan dendam ini, sampai kapan bisa berakhir? Kapan kita bisa menjadi bangsa yang dewasa, menatap ke depan bersama. Keluarlah dari kerangkeng dan penjara benci dan dendam, kawan. Bangun Indonesia baru yang lebih baik di masa depan, dengan tetap menegakkan supremasi hukum. Terimakasih, Anthoni
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Beware The Obama Hype - What Change in America Really Means
Beware The Obama Hype What Change In America Really Means By John Pilger November 12, 2008 Information Clearinghouse - -My first visit to Texas was in 1968, on the fifth anniversary of the assassination of president John F Kennedy in Dallas. I drove south, following the line of telegraph poles to the small town of Midlothian, where I met Penn Jones Jr, editor of the Midlothian Mirror. Except for his drawl and fine boots, everything about Penn was the antithesis of the Texas stereotype. Having exposed the racists of the John Birch Society, his printing press had been repeatedly firebombed. Week after week, he painstakingly assembled evidence that all but demolished the official version of Kennedy's murder. This was journalism as it had been before corporate journalism was invented, before the first schools of journalism were set up and a mythology of liberal neutrality was spun around those whose professionalism and objectivity carried an unspoken obligation to ensure that news and opinion were in tune with an establishment consensus, regardless of the truth. Journalists such as Penn Jones, independent of vested power, indefatigable and principled, often reflect ordinary American attitudes, which have seldom conformed to the stereotypes promoted by the corporate media on both sides of the Atlantic. Read American Dreams: Lost and Found by the masterly Studs Terkel, who died the other day, or scan the surveys that unerringly attribute enlightened views to a majority who believe that government should care for those who cannot care for themselves and are prepared to pay higher taxes for universal health care, who support nuclear disarmament and want their troops out of other people's countries. Returning to Texas, I am struck again by those so unlike the redneck stereotype, in spite of the burden of a form of brainwashing placed on most Americans from a tender age: that theirs is the most superior society in the history of the world, and all means are justified, including the spilling of copious blood, in maintaining that superiority. That is the subtext of Barack Obama's oratory. He says he wants to build up US military power; and he threatens to ignite a new war in Pakistan, killing yet more brown-skinned people. That will bring tears, too. Unlike those on election night, these other tears will be unseen in Chicago and London. This is not to doubt the sincerity of much of the response to Obama's election, which happened not because of the unction that has passed for news reporting from America since 4 November (e.g. liberal Americans smiled and the world smiled with them) but for the same reasons that millions of angry emails were sent to the White House and Congress when the bailout of Wall Street was revealed, and because most Americans are fed up with war. Two years ago, this anti-war vote installed a Democratic majority in Congress, only to watch the Democrats hand over more money to George W Bush to continue his blood fest. For his part, the anti-war Obama never said the illegal invasion of Iraq was wrong, merely that it was a mistake. Thereafter, he voted in to give Bush what he wanted. Yes, Obama's election is historic, a symbol of great change to many. But it is equally true that the American elite has grown adept at using the black middle and management class. The courageous Martin Luther King recognised this when he linked the human rights of black Americans with the human rights of the Vietnamese, then being slaughtered by a liberal Democratic administration. And he was shot. In striking contrast, a young black major serving in Vietnam, Colin Powell, was used to investigate and whitewash the infamous My Lai massacre. As Bush's secretary of state, Powell was often described as a liberal and was considered ideal to lie to the United Nations about Iraq's non-existent weapons of mass destruction. Condaleezza Rice, lauded as a successful black woman, has worked assiduously to deny the Palestinians justice. Obama's first two crucial appointments represent a denial of the wishes of his supporters on the principal issues on which they voted. The vice-president-elect, Joe Biden, is a proud warmaker and Zionist. Rahm Emanuel, who is to be the all-important White House chief of staff, is a fervent neoliberal devoted to the doctrine that led to the present economic collapse and impoverishment of millions. He is also an Israel-first Zionist who served in the Israeli army and opposes meaningful justice for the Palestinians an injustice that is at the root of Muslim people's loathing of the United States and the spawning of jihadism. No serious scrutiny of this is permitted within the histrionics of Obamamania, just as no serious scrutiny of the betrayal of the majority of black South Africans was permitted within the Mandela moment. This is especially marked in Britain, where America's divine right to lead is important to elite British
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Marissa Harus Minta Maaf dan Bayar Rp 500 Juta
Salam, Sejarah UNIVERSITAS FIKTIF di Indonesia adalah UNIVERSITAS MAJAPAHIT yang menyelenggarakan kuliah melalui pos(surat) bahkan juga mewisuda para sarjananya sampai Kepala RESKRIM Polisi( seorang dari Madura) juga salah seorang sarjananya.Semua dikelola oleh SATU ORANG SAJA yang mengaku bergelar MA yang artinya MARTO ATMODJO ( sesuai keterangannya di depan Pengadilan) dan mempergunakan nama pakar2 fiktif seperti MR IDENBURG( Hukum), Prof.Loo Liang Kiem(Ekonomi).Padahal sebanrnya hanya satu orang saja yang menerjemahkan naskah2 kuliah dari bahasa Blanda ke bahasa Indonesia.Sungguh kreatif dan sukses sampai terbongkar. Wasalam, Wal Suparmo --- Pada Rab, 12/11/08, Iwan [EMAIL PROTECTED] menulis: Dari: Iwan [EMAIL PROTECTED] Topik: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Marissa Harus Minta Maaf dan Bayar Rp 500 Juta Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Tanggal: Rabu, 12 November, 2008, 11:58 AM Jaman masih kuliah dulu memang ada rumor tentang universitas jual ijasah tanpa harus mengikuti perkuliahan secara fisik yang bahkan Universitas Terbuka saja tetap ada perkuliahan tatap muka (menurut info petugas pendaftaran UT). Sempat baca juga iklan lowongan kerja yang jelas2 menyebutkan tidak menerima alumni dari universitas tadi. Dalam kasus ini bisa saja Ijasahnya asli tapi yang dipermasalahkan apakah melalui proses yang benar ? Barangkali rekan2 yang bergelut di dunia pendidikan bisa memberikan pencerahan apakah perkuliahan jarak jauh tanpa tatap muka memang diperbolehkan oleh undang2 ? Iwan
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Pernyataan Sikap PWI-Reformasi tentang Wartawan Upi
Normal 0 false false false MicrosoftInternetExplorer4 st1\:*{behavior:url(#ieooui) } /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:Table Normal; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin:0cm; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:Times New Roman; mso-ansi-language:#0400; mso-fareast-language:#0400; mso-bidi-language:#0400;}Pernyataan Sikap Kordinator Nasional PWI-Reformasi Ihwal Ditetapkannya Wartawan Upi Asmaradhana, Makassar, sebagai tersangka pencemaran nama baik Mengacu kepada UU No 40/1999 tentang Pers, yang secara jelas mengatur ihwal hak jawab, jika ada pihak-pihak yang merasa dirugikan dalam pemberitaan media massa, maka Kordinator Nasional PWI-Reformasi, mengutuk langkah-langkah kriminilasasi yang dilakukan oleh pihak mana pun terhadap pers, jurnalis, di Indonesia. PWI-Reformasi menilai pemidanaan terhadap Upi Asmaradhana, sarat dengan konflik kepentingan. Hal ini terkait selaku pelapor adalah Kapolda Sulselbar. Langkah Kapolda yang mengedapankan KUHP ketimbang menggunakan hak jawab sebuah tindakan yang mencederai Undang-Undang. Demikian pernyatan sikap ini kami buat dengan harapan UU No 40/1999, dapat dipakai dalam khasanah ranah pers di Indonesia. Jakarta, 13 November 2008 www.pwi-reformasi.org Manggala Wanabakti, Ruang 212, Wing B, Tlp. 5746724, Jakarta Pusat Atas Nama Pengurus Kornas, Hussen Gani Putra, Wakil Ketua Yaya Suryadarma, Sekretaris Umum [Non-text portions of this message have been removed]
[Forum-Pembaca-KOMPAS] UNDANGAN A Tribute To Victims
[UNDANGAN SATU DEKADE IKOHI] *AGENDA ACARA SATU DEKADE IKOHI (1998-2008)* *KAMI MASIH ADA DAN KATA-KATA BELUM BINASA* *Goethe Haus, 14 November 2008* *Deskripsi Acara* *Pembicara/Pengisi Acara* *Waktu/Tempat* * * *Diskusi Publik* Membongkar Kasus Penghilangan Paksa 97/98 · *Effendy Simbolon* (Ketua Pansus Orang Hilang DPR) · *Mugiyanto* (Ketua IKOHI) · *Ifdhal Kasim* (Ketua Komnas HAM) · *Kol. Caj. DR Achmad Yani** (Kadispenum TNI) *Jumat, 14 November 2008* Pukul 09.00-12.00 Goethe Haus Jakarta * * *Seminar * Ratifikasi Konvensi Anti Penghilangan Orang Secara Paksa · *Mary Aileen Bacalso* (Sekjend AFAD) · *Usman Hamid *(Koordinator KontraS) · *Harkristuti Harkrisnowo** (Depkumham) · *Wiwiek Setiawati* *(Departemen Luar Negeri) · *Agung Laksono** (Ketua DPR) *Jumat, 14 November 2008* Pukul 13.30.00-17.00 Goethe Haus Jakarta *A Tribute to Victims* Malam solidaritas untuk korban pelanggaran HAM · *Launching Film Satu Dekade IKOHI *(Lexi Rambadeta) · *Launching Jaringan Sahabat Korban + Art Perfomance* (Jaringan Sahabat Korban) · *Vocal Groups* (SMP ASISI) · *Tarian Papua Kontemporer* (Mc 55) · *Music Performance* (Oet Eno) · *Music Performance* (Band Komrad/KASBI) · *Theater Pelangi Senja *(Mahasiswa Sahid) · *Monolog* (Ayu Utami*) · *Puisi *(Nganti Wani dan Dian Sastro*) *Jumat, 14 November 2008* Pukul 18.30.00-22.00 WIB Goethe Haus Jakarta * MAsih dalam Konfirmasi -- Ari Yurino Dept Kampanye dan Pembelaan Korban IKOHI-Ikatan Keluarga Orang Hilang Indonesia (Indonesian Association Of Families Of The Disappeared) Jl Kalasan Dalam No 5 Menteng Jakpus 10320 Indonesia Phone/Fax : +62 21 3157915 Mobile : +62 856 7931713 Email : [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] Blog : http://ari-yurino.blogspot.com Phonelink : http://www.jaxtr.com/ari.yurino [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Soeharto Berhak Dapat Gelar Pahlawan Nasional
Radityo, Terima kasih telah mengingatkan petuah baik ini. Namun begitu sangatlah tidak baik membiarkan hal2 buruk terkembangkan di hadapan kita dan kemudian kita mewariskan kebohongan dan kedunguan bagi anak cucu kita kelak. Ini menyangkut sejarah bangsa loh. Saya pun menyadari bahwa kamu pun pahwa bangsa yang besar yaitu bangsa yang mampu menyadari kesalahannya dan bergerak ke depan dengan tidak mengulangi hal yang sama. Salah satu cara u/itu yaitu dengan tidak membiarkan itu menjadi nyata lewat cara berdiskusi. Berdiskusi itu sangatlah berbeda dengan bergunjing loh. Jangan pernah kita kecilkan nyali kita dengan berlindung di balik hal2 tsb. Kedunguan bangsa ini terjadi karena kita kerap menipu diri atas apa yang pernah terjadi, bukan malah menghadapinya dan menuntaskannya. ED Sent from my BlackBerry® wireless device from XL GPRS network -Original Message- From: Radityo [EMAIL PROTECTED] Date: Wed, 12 Nov 2008 08:52:50 To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Subject: RE: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Soeharto Berhak Dapat Gelar Pahlawan Nasional Dear Temans semua, maaf saya hanya mengingatkan terutama bagi yang muslim, karena menurut hadits janganlah membicarakan kejelekan seseorang apabila orang tersebut sudah meninggal. apabila meninggalkan kesusahan bagi orang lain ya alangkah lebih baik bila hal itu dijadikan pelajaran bagi kita agar tidak mengulangi kesalahan yang serupa. pada akhirnya yang dapat kita perbuat hanyalah memperbaiki yang telah rusak, oleh karena itu benarlah yang dikatakan bahwa bumi ini bukan milik kita namun milik anak cucu kita semua. Wassalam, Radityo
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Salah Satu Rumah Menangis
Oleh Andre Moller http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/11/14/00110069/salah.satu.rumah.menangis Di koran Kompas edisi daring (dalam jaringan), kalimat seperti ini dapat dibaca beberapa jam menjelang pemilihan umum Amerika Serikat: Rumah yang pernah ditempati oleh salah satu calon presiden AS, Barrack Obama di kawasan Taman Amir Hamzah, Jakarta Pusat sedang berduka. Ini kalimat pertama dalam suatu artikel. Tak jarang pembaca tak sempat membaca semua artikel di koran dan, karena itu, ia merasa cukup hanya membaca judul berita dan satu atau dua kalimat pertama. Kira-kira apa yang terjadi di benak pembaca jika dia berhenti membaca artikel tadi setelah kalimat pertama? Kendala bahasa pertama yang muncul setelah meletakkan koran ialah salah satu. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, salah satu berarti apos;satu di antara yang adaapos;. Jika ucapan salah satu digunakan, pasti ada lebih dari satu hal, barang, atau orang yang terlibat dalam pembahasan. Calon presiden AS memang ada dua, tapi setahu saya hanya satu di antaranya yang pernah bertempat tinggal di Jakarta, yaitu Pak Obama. Dengan demikian, salah satu dalam kalimat di atas tidak ada fungsinya sama sekali. Tentu bukan hanya Kompas yang melakukan kekeliruan seperti ini. Sebaliknya, kegalatan sejenis cukup biasa terjadi pada koran lain. Masalah ini juga mirip dengan soal kebahasaan lain, yaitu perbandingan. Cukup sering saya membaca mengenai hal-hal yang lebih besar, lebih banyak pilihannya, lebih keren, dan seterusnya, tapi tidak jarang tidak disebut apa yang jadi patokan perbandingan. Lebih banyak pilihannya daripada apa? Lebih keren daripada apa? Siapa yang sudi membeli sepeda motor baru hanya karena lebih keren jikalau belum tahu lebih keren daripada apa? Kembali ke laptop. Rintangan kebahasaan kedua dalam kalimat itu (selain pemakaian tanda koma, tapi masalah itu bisa kita abaikan sekarang) adalah pertanyaan siapa yang sedang berduka. Siapa, ya? Menurut logika kalimat di atas, yang sedang berduka ialah rumah yang pernah ditempati Pak Obama. Saya meragukan kemampuan sebuah rumah mengungkapkan perasaan begitu. Kalaupun bisa, kira-kira apa yang ditangisi si rumah? Atap bocor gara-gara hujan yang kelewatan? Salah satu kacanya pecah? Tumbuhan di halamannya tak berkembang dengan subur? Merindu pada si Barack semasa dia kecil? Tidak. Rumah di atas sedang berduka karena sang pemilik rumah meninggal dunia, seperti dinyatakan dalam kalimat kedua artikel yang sedang dibahas. Saya masih meragukannya, tapi sudahlah. Terpeleset kulit pisang dalam berbahasa gampang sekali dan itu sering terjadi dalam bahasa Indonesia, baik lisan maupun tulisan. Berhubungan dengan hari kasih sayang beberapa tahun silam, dikatakan bahwa sebuah toko sepeda motor memasang papan besar di jendelanya: Hadiah langsung bagi pembeli cewek hari ini! Wah, siapa yang mau membeli cewek? Kira-kira apa hadiahnya? Ngomong-ngomong, tentu sebuah toko tidak bisa memasang papan! Dua contoh terakhir ini bisa dibilang salah mengacu, kurang jelas, atau malah menyesatkan. Apakah arti Bebas rokok yang tertulis pada sebilah papan? Apakah lingkungan di sekitarnya daerah yang bebas dari asap rokok dan semua kegiatan yang berhubungan dengannya, ataukah ini daerah yang pemiliknya menyambut dengan gembira kegiatan rokok-merokok? Apakah daerahnya harusnya bebas dari rokok, atau bebas dari larangan merokok? Andre Moller Penyusun Kamus Swedia-Indonesia
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Balada Pengendara Motor
Joko, Jika anda tidak merasa salah satu dari mereka, ya gak usah naik darah, dong? mas Totot juga seorang pengendara motor, kadangkadang, tetapi dia bukan termasuk yang tertulis mereka tersebut. Seseorang juga sudah mengakui dimilis ini bahwa dia juga menaiki trotoar untuk menghindari macet, dan membuntuti orang yang berjalan di trotoar, karena dia ingin sedikit sopan dengan tidak membunyikan klakson agar pejalan kaki di trotoar tersebut minggir dan memberikan jalan bagi pengendara motor tsb. Aneh kan? Hak dan tempat berjalan bagi pejalanan kaki justru selalu disebrot oleh pengendara motor? Namanya saja aturan berkendaraan motor di Indonesia kali? Salah sati miliser juga sudah mengatakan bahwa cara-cara mereka (alias pengendara motor) overtake dari kanan dan dari kiri, dan jika menyenggol mobil atau pengendarakendaraan lain dijalan, mereka justru menyalahkan orang yang ditabrak pengendara motor tersebut. Jadi jika anda memang pengendara motor yang sopan dan santun dijalanan, ya gak usah uring-uringan, dong ya? Jika tidak dikarenakan ulah para pengendara motor yang kebanyakan main menang sendiri, maka tidak akan ada policy yang akan mengurangi para pengendara motor dijalanan, bukan? salam, Yuli --- On Wed, 11/12/08, Joko Nurjadi [EMAIL PROTECTED] wrote: From: Joko Nurjadi [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Balada Pengendara Motor To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Date: Wednesday, November 12, 2008, 7:22 PM maaf nimbrung.. maksudnya mereka siapa, Yuli? Kalau karena satu dan lain hal, anda sendiri harus menjadi pengendara motor, apakah anda termasuk mereka? Coba anda deskripsikan menurut anda kegagahan dan berani matinya di mana, apakah kebut-kebutan, nggak pakai helm, atau hal lain... lalu coba perhatikan apakah mayoritas pengendara motor seperti yang anda deskripsikan sendiri.
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Menanggapi Indra: orang Sumbar 'durhaka' kalau masuk PDI Perjuangan?
Wah bung IJP ini rupanya punya 'alasan spiritual dan historis' utk tidak masuk PDI Perjuangan, dengan mengatakan bahwa sebagai orang Sumbar dirinya akan dianggap Malin Kundang kalau masuk PDI Perjuangan. Kalau begitu logikanya, berarti bisa disimpulkan bahwa setiap orang Jawa, orang Bali, orang Sumatera Utara yang masuk Golkar juga akan dianggap pengkhianat pada teman sekampung atau durhaka pada orang tuanya, karena sekitar satu juta orang mati di daerah-daerah tersebut oleh kekuatan Orde Baru yang didukung Golkar puluhan tahun dong... Jangan-jangan, saya (yang kebetulan ber-suku Jawa juga akan dianggap berkhianat oleh banyak orang Jawa tetangga saya di kampung karena berteman dgn Indra yang caleg Golkar dong?) wassalam Budiman Sudjatmiko (yang punya istri orang Bukittinggi dan berteman dgn Indra yang orang Pariaman dan caleg Golkar) At 07:43 AM 14-11-08, you wrote: Tdk juga, mas Iwan. Dendam kayak gini msh hidup, lho. Terus terang saja, saya akan jadi Malin Kundang kalo mau masuk PDIP. Maaf buat tmn2 PDIP. Org2 tua di kampung masih ingat dg peristiwa perkosaan, pembunuhan, oleh tentara Soekarno. Inilah yg hrs dihindari generasi baru. Kalau elite msh menebar dendam, rakyat betul2 bunuh2an. Jadi, bicara yg kongkrit saja, jgn soal pahlawan2an lg, deh. Sent from my BlackBerry® wireless device from XL GPRS network [Non-text portions of this message have been removed]
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Bankir Cantik di KRLTanah Abang Serpong
Rabu sore 12 November saya naik KRL ekonomi AC Ciujung dari Tanah Abang menuju Serpong. Saya berdiri di gerbong paling belakang, dekat pintu. Ransel saya taruh di tempat bagasi, dan saya mencoba menyamankan diri dalam posisi berdiri. Kereta belum bergerak. Seorang perempuan muda yang duduk dekat saya berdiri asyik bertelepon. Rupanya dia memanggil temannya untuk datang ke gerbong tempat dia duduk. Dan tak lama kemudian datang seorang perempuan lain, dugaan saya usianya lebih tua. Yang datang ini mengenakan blazer warna kuning kunyit (saya nggak tahu, itu seragam atau bukan). Karena tak mendapat tempat duduk, pandatang baru ini berdiri di depan temannya, tepat di samping saya berdiri. Tepat pukul 17.10 kereta yang lumayan penuh, tidak terlalu berdesakan, meninggalkan Tanah Abang. Tak lama kemudian kedua perempuan itu terlibat diskusi heboh, seolah tak ada orang lain di sekitarnya. Dari apa yang mereka diskusikan, saya menduga mereka bekerja di satu bank. Yang satu bercerita dengan bangga bahwa dalam beberapa hari terakhir dia panen nasabah deposito baru, dengan total angka ratusan miliar. Saya sepenuhnya percaya. Tadi pagi harian Kontan bercerita jumlah rekening tabungan dan deposito di atas dua miliar membengkak. Total jenis rekening ini tercatat naik Rp70 triliun dalam sebulan menjadi Rp673 triliun dari total dana perbankan di Indonesia yang sebesar Rp1.600 triliun. Perempuan yang berblazer juga bercerita mengenai pekerjaannya. Saya mencoba tidak terganggu oleh obrolan mereka. Toh ini tempat umum. Kalau pun mereka ngomongin rahasia dapur mereka, ya silakan sajalah. Toh mereka memang mau begitu. Tetapi akhirnya saya tersengat mendengar sharing si mbak berblazer, lebih dalam kapasitas saya sebagai salah satu nasabah bank. Saya coba rekonstruksi obrolan mereka, walau tentu saja tidak tepat benar. Tahu nggak lu, kapan hari gue salah blokir kartu (saya nggak pasti kartu kredit, kartu debit, atau kartu ATM) nasabah, katanya sambil ketawa cekikikan. Loh, kok bisa sih, kata perempuan yang duduk. Si ibu itu kan punya dua kartu. Begitu dia minta satu kartunya diblokir, eh yang gue blokir kartu yang satunya, kata si mbak berblazer. Terus? Seminggu kemudian si ibu telepon. Dia tanya kok kartunya yang satu keblokir. Lu jawab apa? Dia kan nggak ngerti. Saya jawab gini, `Bu, maaf, waktu saya panggil nama ibu di komputer, saya langsung blokir begitu saja. Saya nggak tahu kalau ibu punya dua kartu. Si ibu marah? Nggak tuh, malah dia minta maaf. `Maaf ya mbak, ngerepotin', dia bilang gitu. Kedua perempuan itu pun tertawa berderai. Sedih rasanya mendengar sharing itu. Begini rupanya cara perempuan muda ini bekerja. Pertama jelas si blazer kuning kunyit melakukan kesalahan, dan kesalahannya menurut saya fatal, bukan hanya karena dia memblokir kartu yang tidak seharusnya diblokir, tetapi justru tidak memblokir kartu yang seharusnya diblokir. [Saya menulis ini justru karena hari ini, Jumat 14 November 2008, di harian Kompas ada surat pembaca yang berisi keluhan bahwa orang sudah memblokir kartu ATM-nya, tetapi pembobolan masih terjadi]. Kedua, dia tidak mengakui kesalahannya di depan nasabah, bahkan membohongi si nasabah. Rasa sedih belum hilang, dan kepala dipenuhi aneka macam tanda tanya ketika kereta berhenti di Stasiun Pondok Ranji. Kedua perempuan itu turun, dan saya mencari-cari tempat kosong, untuk menaruh pantat sekadar membuang penat. ([EMAIL PROTECTED])
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Belajar dari Pilkada Jawa Timur
Mas Satrio, Untuk kasus Quickcount Jatim 2 ini, lembaga survei gak sembunyi. Soal margin of error jelas, betul Mas Satrio, untuk sampel 400 TPS, diperkirakan toleransi kesalahan (margin of error)-nya sekitar 1% pada tingkat kepercayaan 99%. Namun, mas, harus diingat, karena adanya efek cluster, perbedaan jumlah pemilih dari masing-masing TPS dan variasi angka partisipasi, maka memungkinkan tingkat error menjadi lebih besar, hingga sekitar 2%. (Untuk jelasnya lihat: http://www.lsi.or.id/riset/353/quick-count-jawa-timur)http://www.lsi.or.id/riset/353/quick-count-jawa-timur Itu artinya, perolehan suara kandidat dari hasil Quick Count ini bisa bergeser ke atas atau bergeser ke bawah hingga 2%. Pada kasus Jatim 2, hasil quickcount Khofifah Indar Parawansa - Mudjiono 50.44% dan Soekarwo Saifulloh Yusuf 49.56%, itu hanya berbeda 0,88%! Cara membacanya: karena selisih khofifah dan karwo tidak signifikan (melampaui batas margin of error, ke atas + 2% dan atau ke bawah - 2%), maka tidak bisa disimpulkan khofifah unggul. Sementara itu, lihat saja di kasus quickcount lain sebutlah yang belakangan juga, Sumatera Selatan. Perbedaan perolehan hasilnya signifikan, di luar margin of error 2%, yakni antara Alex Nurdin 52.12% dengan Syahrial 47.88%. Dengan itu maka bisa diperkirakan pemenangnya adalah Alex Nurdin. Begitu Mas Satrio. Selain itu, saya sepenuhnya setuju, quick count memang bertujuan membantu mengontrol KPU/KPUD. Namun bos, ilmu dan penelitian kan ada batas-nya untuk memprediksi. Bila syarat-syarat prediksi tak dipenuhi, nah, maka penelitian itu harus jujur pula mengakui kelemahannya. Ya seperti pada hasil quickcount jatim 2 itu: lembaga survei tak bisa menyimpulkan siapa yang unggul, karena itu tetap harus menunggu penghitungan secara manual. Btw, harap mengerti Mas Satrio, memang ada lembaga survei yang baik, ada yang buruk. Tapi jangan menyamaratakan, semua lembaga survei kita buruk. Kasus quickcount jatim 2 ini sangatlah biasa, kita tak bisa menyimpulkan, memprediksi, siapa yang unggul. fauny hidayat Lembaga Survei Indonesia (LSI) == Saya pikir harusnya lembaga-lembaga penyelenggara Quick Count itu lebih bisa berbunyi saat ini, bukannya malah bersembunyi lempar angka sembunyi batu... Sebetulnya secara statistik, jumlah sample TPS yang diambil lembaga2 Quick Count tersebut sudah cukup, untuk mendapatkan sampling error plus minus 1% Pada Quick Count Pilkada Jawa Barat, dan Qucik Count Pilkada Jawa Timur putaran pertama, lembaga-lembaga Quick Count tersebut berani mengklaim error mereka 1%. Saya tidak habis pikir, mengapa saat putaran kedua Pilkada Jatim ini klaim salah satu lembaga tiba-tiba mengendur jadi 2%. Bagaimana bisa penghitungan error ini diubah-ubah sesuai situasi... hehehe... aneh... Ganjalan saya yang kedua, sebetulnya, semakin banyak lembaga yang menyelenggarakan Qucik Count itu semakin baik, artinya hasil dari lembaga2 Quick Count ini bisa digunakan sebagai KONTROL terhadap KINERJA KPU/KPUD. (bukankah memang hal ini adalah salah satu tujuan keberadaan Quick Count? Kontrol politik?) Kenyataannya, kasus Pilkada Jatim putaran kedua memperlihatkan Lembaga-lembaga penyelenggara Quick Count ini TIDAK MELAKUKAN FUNGSINYA sebagai pelaku kontrol terhadap kinerja panitia Pilkada (KPUD) atau Pemilu (KPU). Ke mana nih suaranya para tokoh-tokoh peneliti di Lembaga2 Quick Count itu? Apakah benar dugaan naif publik selama ini bahwa Lembaga-lembaga Quick Count itu lebih mengabdi pada kepentingan politik/parpol daripada kepentingan masyarakat luas/umum? Begitulah, saya kurang lebih senada dengan Bung Donnie Ludi Hasibuan. Menambahkan, menurut saya, kasus Pilkada Jatim putaran-2 ini adalah pembelajaran yang buruk menghadapi 2009, terutama bagi lembaga-lembaga Quick Count, yang tidak lulus ujian mental kali ini. Salam, Rio. -- [Non-text portions of this message have been removed] = Pojok Milis Forum Pembaca KOMPAS : 1.Milis FPK dibuat dan diurus oleh pembaca setia KOMPAS 2.Topik bahasan disarankan bersumber dari KOMPAS dan KOMPAS On-Line (KCM) 3.Moderator berhak mengedit/menolak E-mail sebelum diteruskan ke anggota 4.Moderator E-mail: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] 5.Untuk bergabung: [EMAIL PROTECTED] KOMPAS LINTAS GENERASI = Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[Forum-Pembaca-KOMPAS] (Kacau banget neh) Wapres: Kelangsungan Hidup Bakrie Perlu Dijaga
Makanya kasus Lapindo ga kelar2, orang dibela terus-terusan kok..hik..hik :(( ___ Wapres: Kelangsungan Hidup Bakrie Perlu Dijaga sumber: http://www.kompas.com/read/xml/2008/11/14/13352853/Wapres.Kelangsungan.Hidup.Bakrie.Perlu.Dijaga Jumat, 14 November 2008 | 13:35 WIB JAKARTA, JUMAT - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengemukakan, pemerintah wajib menjaga kelangsungan hidup pengusaha nasional, termasuk grup usaha Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Aburizal Bakrie yang saham perusahaannya hancur terimbas krisis keuangan global. Pemerintah berkewajiban menjaga kelangsungan hidup pengusaha nasional. Bukan hanya Bakrie, tetapi siapa saja supaya usahanya tetap berjalan, ujar Wapres dalam jumpa pers usai shalat Jumat di Istana Wapres, Jakarta, (14/11). Dengan pemikiran seperti itu, pembelaan pemerintah kepada Bakrie masih dalam kategori wajar. Pemerintah sebelumnya juga membela pengusaha lain seperti Astra, Danamon, BCA, sejumlah bank lain, dan sejumlah konglomerat. Masakan membantu Bakrie tidak boleh, ujarnya. [Non-text portions of this message have been removed]
RE: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Balada Pengendara Motor
Dear Bu Yuli, Maaf tapi bukankah policy pengurangan kendaraan bermotor akibat banyaknya jumlah motor dan pertumbuhan jumlah pemilik motor, bukan karena ulah pengendara motor. (lihat di postingan pertama) CMIIW saya jadi teringat, sudah dua topik tentang motor dan mobil namun diskusi tidak ada habisnya. owh iya, motor ugal2an dapat kita lihat dimana saja, namun bila ingin melihat betapa kacaunya mobil yang menyetir tidak karuan, silahkan datang ke kota Medan. bagi saya yang besar di Medan, menyetir di Jakarta dengan aksi pengendara motor yang hebat masih lebih menenangkan dibanding menyetir mobil di Medan. maaf bukan mengecilkan atau menyinggung orang Medan, tapi begitulah yang saya, keluarga dan saudara2 saya rasakan bila menyetir mobil disana. namun mohon maaf bila keadaan sudah berubah dan medan sudah teratur karena sudah 2 tahun saya tidak balik kesana. hanya sekedar berbagi pengalaman.. Wassalam, Radityo らぢちょあぐんぐぷらぼろ _ From: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Yuliati Soebeno Sent: 13 Nopember 2008 12:12 To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Balada Pengendara Motor Joko, Jika anda tidak merasa salah satu dari mereka, ya gak usah naik darah, dong? mas Totot juga seorang pengendara motor, kadangkadang, tetapi dia bukan termasuk yang tertulis mereka tersebut. Seseorang juga sudah mengakui dimilis ini bahwa dia juga menaiki trotoar untuk menghindari macet, dan membuntuti orang yang berjalan di trotoar, karena dia ingin sedikit sopan dengan tidak membunyikan klakson agar pejalan kaki di trotoar tersebut minggir dan memberikan jalan bagi pengendara motor tsb. Aneh kan? Hak dan tempat berjalan bagi pejalanan kaki justru selalu disebrot oleh pengendara motor? Namanya saja aturan berkendaraan motor di Indonesia kali? Salah sati miliser juga sudah mengatakan bahwa cara-cara mereka (alias pengendara motor) overtake dari kanan dan dari kiri, dan jika menyenggol mobil atau pengendarakendaraan lain dijalan, mereka justru menyalahkan orang yang ditabrak pengendara motor tersebut. Jadi jika anda memang pengendara motor yang sopan dan santun dijalanan, ya gak usah uring-uringan, dong ya? Jika tidak dikarenakan ulah para pengendara motor yang kebanyakan main menang sendiri, maka tidak akan ada policy yang akan mengurangi para pengendara motor dijalanan, bukan? salam, Yuli
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] (Kacau banget neh) Wapres: Kelangsungan Hidup Bakrie Perlu Dijaga
Membela Bank dengan menggelontorkan BLBI, justru keliru. Eh, yang keliru malah dipertahankan. Ya, wis, jangan dipilih lagi orang kayak begini pada pemilu nanti. Salam Hendra Wijana --- On Fri, 11/14/08, firdaus cahyadi [EMAIL PROTECTED] wrote: From: firdaus cahyadi [EMAIL PROTECTED] Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] (Kacau banget neh) Wapres: Kelangsungan Hidup Bakrie Perlu Dijaga Date: Friday, November 14, 2008, 2:29 PM Makanya kasus Lapindo ga kelar2, orang dibela terus-terusan kok..hik..hik :(( _ _ _ Wapres: Kelangsungan Hidup Bakrie Perlu Dijaga sumber: http://www.kompas. com/read/ xml/2008/ 11/14/13352853/ Wapres.Kelangsun gan.Hidup. Bakrie.Perlu. Dijaga Jumat, 14 November 2008 | 13:35 WIB JAKARTA, JUMAT - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengemukakan, pemerintah wajib menjaga kelangsungan hidup pengusaha nasional, termasuk grup usaha Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Aburizal Bakrie yang saham perusahaannya hancur terimbas krisis keuangan global. Pemerintah berkewajiban menjaga kelangsungan hidup pengusaha nasional. Bukan hanya Bakrie, tetapi siapa saja supaya usahanya tetap berjalan, ujar Wapres dalam jumpa pers usai shalat Jumat di Istana Wapres, Jakarta, (14/11). Dengan pemikiran seperti itu, pembelaan pemerintah kepada Bakrie masih dalam kategori wajar. Pemerintah sebelumnya juga membela pengusaha lain seperti Astra, Danamon, BCA, sejumlah bank lain, dan sejumlah konglomerat. Masakan membantu Bakrie tidak boleh, ujarnya. [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Belajar dari Pilkada Jawa Timur
Partai yang curang juga mesti ditandain dong Om. Sent from my BlackBerry� powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: iwan [EMAIL PROTECTED] Date: Fri, 14 Nov 2008 02:39:58 To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Belajar dari Pilkada Jawa Timur Yang hilang adalah, Jiwa besar, legowo dan sikap tidak siap kalah, walaupun di awal sudah berikrar, siap menang dan siap kalah. Tandain aja, siapa dan partai apa yang kalah dalam pilkada menimbulkan rusuh dan ribut2 yang panjang, nah, partai begitu ga perlu di pilih pada pemilu mendatang. Karena tidak menjadikan rakyat sebagai pihak yang harus di utamakan kebutuhannya, dan lebih ngurusi gimana partai nya bisa menang, sebodo amat rakyat sengsara karena ga ada pemimpin dan pengambil keputusan. Dan Partai mana, yang dalam kekalahannya, bisa menerima dan memberi selamat kepada pemenang PILKADA?. bisa dan mau legowo menerima kekalahan??. Nah, partai yang begini yang punya jiwa besar dan pantas jadi pemimpin bangsa. Karena tau, keributan pilkada hanya akan menyengsarakan rakyat, lebih baik menerima kekalahan dan mendukung program dari partai pemenang yang program nya berpihak pada rakyat. Selamat mengadakan riset kecil, dan anda akan temukan partai ideal. Regards, Iwan
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Menggerakkan Indonesia dari Negeri Penguasa
* Masih banyak tugas ke depan untuk generasi muda, seperti diingatkan oleh Bung Hatta, Revolusi kita menang dalam menegakkan negara baru, dalam menghidupkan kepribadian bangsa. Tetapi, revolusi kita kalah dalam melaksanakan cita-cita sosialnya.* Seperti dalam tulisan saya Nasionalisme Indonesia Yang Anti-Demokrasi, saya sudah megaskan dengan pasti bahwa sikap politik yang atau katakanlah visi politik Hatta ternyata terbukti benar hari ini. Saya tidak punya kepentingan untuk menyatakan apakah perlu ada Indonesia atau tidak dikemudian hari sebab ini adalah proses sejarah dan Indonesia lahir karena proses sejarah. Perpecahan antara Bung Karno dan Bung Hatta pada tahun 1956 dimana Hatta bersikap tegas untuk mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Wakiln Presiden, menunjukkan konsistensinya atas visi politik yang dia cita-citakan dan yang belum tercapai seperti penggalan kalimat diatas yang saya bold. Bagi saya selaku anak muda Papua, sejarah NKRI memang perlu dikoreksi total! Salam, Papuan Diary Anak Muda Papua On Fri, Nov 14, 2008 at 7:52 AM, Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED] wrote: Oleh AHMAD ARIF http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/11/14/02052477/menggerakkan.indonesia.dari.negeri.penguasa Ratusan pemuda dan pelajar Indonesia dari 11 negara Eropa pada 25-26 Oktober 2008 berkumpul di Museon, Den Haag, Belanda. Mereka seperti hendak meniru 100 tahun pergerakan bangsa, yang dimulai oleh sekelompok anak muda yang tengah belajar di negeri penjajah itu. Di negeri penjajah (baca: Belanda), pada tahun 1922, sekelompok mahasiswa yang datang dari tanah Hindia membentuk organisasi yang diberi nama Indonesische Vereeniging. Lewat organisasi inilah mereka kemudian merumuskan pergerakan kebangsaan Indonesia. Setahun kemudian mereka mengganti istilah berbau Belanda tersebut dengan Perhimpoenan Indonesia (PI). Maknanya sama, tetapi kekuatan politisnya jauh berbeda. Sejarawan Taufik Abdullah dalam pengantar buku Sartono Kartodirdjo (Sejak Indische sampai Indonesia, 2005) menyebutkan, sejak itu untuk yang pertama kali istilah Indonesia yang semula hanya konsep geografis dan antropologis jadi konsep politik. Sartono Kartodirdjo dalam buku itu menyebutkan, PI telah merumuskan konsep politik, masa depan Indonesia dalam bentuk pemerintahan semata-mata ada di tangan bangsa sendiri. Dalam majalah Hindia Poetra, Maret 1923, dimuat pernyataan asas PI dengan tekanan pada ide kesatuan serta demokrasi. Dalam pernyataan dasar-dasar perkumpulan PI, menurut Sartono, tercantum antara lain pembebasan Indonesia dari penjajahan melalui aksi massa dari rakyat yang penuh kesadarannya. Majalah organisasi pun diganti menjadi Indonesia Merdeka, dengan semboyan merdeka. Oleh Taufik Abdullah disebutkan, semboyan itu adalah Indonesia merdeka, sekarang! Menurut Taufik, peristiwa itu memberi makna penting adanya sebuah bangsa yang bernama Indonesia dan bangsa ini menuntut kemerdekaan bagi negerinya. Jika sejarah pergerakan kebangsaan dikaji lebih teliti, kelihatan bahwa mahasiswa yang bergabung dalam PI di negeri Belanda itulah yang sesungguhnya bisa dianggap pelopor pergerakan nasionalisme antikolonial yang radikal, kata Taufik. Taufik menambahkan, jika pada 28 Oktober 1928 di Tanah Air ratusan pemuda baru saja mengeluarkan Sumpah Pemuda yang berhenti pada penyatuan tekad akan bangsa yang satu dan tanah air satu serta menjunjung bahasa persatuan, Manifesto Politik dari PI tahun 1923 telah melampaui semua tingkat itu karena mereka telah mencita-citakan kemerdekaan saat itu juga. 100 tahun pergerakan Sejarah tentang siapa lebih dulu merumuskan pergerakan kemerdekaan Indonesia memang masih diperdebatkan. Namun, harus diakui bahwa inisiatif pemuda dan pelajar Indonesia di rantaukhususnya di Belanda memegang peranan penting. Menurut catatan Harry A Poeze (Di Negeri Penjajah: Orang Indonesia di Negeri Belanda 1600-1950, 2008), sebagian besar tokoh pergerakan Indonesia pernah tinggal dan mematangkan diri di Belanda. Peran itulah yang tampaknya hendak ditiru oleh perhimpunan Pemuda dan Pelajar Indonesia (PPI) di Belanda dengan menggelar Konferensi PPI se-Dunia di Den Haag. Dua hari bersidang, konferensi yang dihadiri sekitar 300 pemuda dan pelajar Indonesia dari 11 negara itu menghasilkan kertas kebijakan mengenai pembentukan pusat data dan informasi tesis nasional. Ketua Panitia Konferensi Cristian Santoso mengatakan bahwa rekomendasi ini didasari oleh banyaknya karya ilmiah pelajar Indonesia yang belum terdokumentasi sehingga tidak bisa dimanfaatkan oleh pemerintah, lembaga atau instansi di Indonesia, ataupun berbagai pihak yang membutuhkan. Konferensi juga merumuskan kebijakan kerja sama pendidikan dengan negara donor. Hal ini didasari banyaknya ketidaksesuaian antara kebutuhan bangsa kita dan beasiswa yang diberikan negara donor. Para mahasiswa ini juga menyusun lima rekomendasi terkait masalah pangan, infrastruktur, kemaritiman, riset dan teknologi, serta
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Prihatin dengan Iklan PKS
Pak Haniwar pendukung Budiman yg Budiman. Pernah baca cerpen AA Navis berjudul Inyiak Lanang di Kompas? Baca aja kisah perkosaan bundo kanduang di dlm cerpen itu oleh tentara pusat. Pak Haniwar ini jarang pulang, ya? Hampir semua kisah niniak mamak, datuk2, tuanku, buya, yg saya temui di kampung bicara soal ini. Ini masalah yg belum selesai di Aceh, Sumbar, Sulsel, etc. Ijp Sent from my BlackBerry� wireless device from XL GPRS network -Original Message- From: Haniwar Syarif [EMAIL PROTECTED] Date: Fri, 14 Nov 2008 09:51:17 To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Prihatin dengan Iklan PKS ah bisa aja IJP ini ..orang tua yg mana ?? kok orang tua .dari garis keturunanku gak ada yg cerita ? malahyg kelihatan .betapa akrabnya bungkarno dgn banyakornag Minangygbahkan di tahan di eranya Bung kaarno tidak pernah mengambilkeuntungan bagi pribadinya Moh Roem aja ngebelain Bung Karno wakti di fitnah Rosihan Anwar.. Bung hatta juga hubunganbaiknya dgnBung karno sampai akhir hayatnya bahkan terus ke anak anaknya tapi kalau ada orang Golkar belain Eyang itiu memang wajib hukumnya..juga belain JKgak aneeh deee HS
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Soeharto Berhak Dapat Gelar Pahlawan Nasional
Saya pikir, cepat atau ambat, kalau negeri ini dibiarkan berantakan terus dengan sengaja oleh para elit politiknya,maka revolusi akan terwujud sebagai suatu kejadian yang alamiah. Tapi revolusi nurani-nya Mase Suhaimi sudah bisa dimulai duluan dari sekarang, supaya kalo sampai nanti pecah revolusi sosial atau fisik, sudah ada pijakan nurani yang betul, dan nggak terjadi tumpah darah yang sia-sia. manneke --- On Wed, 11/12/08, Suhaimi [EMAIL PROTECTED] wrote: From: Suhaimi [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Soeharto Berhak Dapat Gelar Pahlawan Nasional To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Received: Wednesday, November 12, 2008, 8:06 PM Pak'e Manneke Budiman ysh, Kalo seperti itu halnya ? sepertinya Jalan Revolusi sulit dihindari oleh bangsa ini (sebagai mana statement Pak'e Ilmi yang saya copy paste dibawah ini) Mas Suhaimi Mengahadapi musuh dari luar itu gampang sekali tinggal hitung-hitungan besaran kerusakannya. Tapi mengahadapi musuh dalam selimut itu susah sekali. Tataplah perjalanan itu ke depan Jika terus berupaya memutarkembalikan sejarah pasti akan terjadi pertumpahan darah yang lebih besar. Ilmi Salam hangat, Suhaimi
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Soeharto Berhak Dapat Gelar Pahlawan Nasional
Bung Indra Jaya Piliang, 1. Saya tidak membawa institusi apapun Bung ! adapun alamat e-mail ? karena saya mencari nafkahnya disana dan saya tidak membawa kepentingan institusi yang anda maksudkan ke milis ini. Asal bung tahu aja...saya mencari nafkah disana/diperusahaan swasta asing itu disebabkan karena orang-orang seperti saya ini (korban stimanisasi keji PKI Tidak bersih Lingkungan) yang ditebarkan terus menerus oleh eyang Soeharto mu itu. Kalo saja eyang Soeharto mu itu tidak menebarkan terus-menerus stigmanisasi keji (PKI Tidak Bersih Lingkungan) pada kami ! mungkin saat ini saya bisa jadi dah jadi Big Boss anda, he he he 2. Oh...begitu toh ? ternyata anda selama ini mempersepsikan penuntutan pengadilan yang fair atas Soeharto itu karena didasari rasa dendam ya...Asatgfirullah...picik sekali pikiran mu nak, he he he Karena itu menurut anda untuk membuktikan Soeharto itu Penjahat ato Pahlawan kita tebarin survei aja...tar tinggal diliatin aja banyakan mana man ? he he he lage. 3. Bung Indra Jaya Piliang yang huuebat, yang menyuarakan kepentingan eyang Soeharto dah buuuyak buuanget Bung ! dah gitu mereka itu juga memiliki akses yang menasional pula seperti halnya anda toh ? lah sementara itu jutaan orang korban eyang Soeharto itu ga punya kases apa-apa bung ! paling banter menyuarakannya melalui milis ini ato demo dech...dengan peserta seadanya ke bundaran HI dll Jadi kenapa anda kudu kawatir, suara anda-anda yang diuntugkan oleh eyang Soeharto akan tenggelam ? Satu lagi Bung ! Mitsubishi itu buuanyak Bung so, kaya nya seh anda kuper dalam hal ini sebab hanya menganggap semua Mitsubishi itu adalah Kramayudha Tiga Berlian doangan ya khan bung IJP ? Salam hangat, Suhaimi - Original Message - From: Indra Jaya Piliang To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Sent: Friday, November 14, 2008 10:42 AM Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Soeharto Berhak Dapat Gelar Pahlawan Nasional Bung, tdk perlu membawa intitusi di sini, ya. anda pakai email Mitsubishi, kan? Mitsubishi hadir di Indonesia atas kerja siapa? Ini contoh kecil saja. Saya tidak bicara berdasarkan konteks yang anda maksud. Kalau bukan atas nama dendam, atas nama apa anda berbicara soal kebencian, pelaknatan terhadap orang lain, yang sudah menemui kematian. Kalau anda berbicara atas nama jutaan orang, jangan lupakan juga jutaan orang yang lain, bung. Indikator yang bisa dipertanggungjawabkan adalah survei. Bagaimana kalau disurvei secara nasional, apakah Soeharto layak dapat gelar Pahlawan Nasional atau tidak? ijp
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Prihatin dengan Iklan PKS
Sekedar urubn rembug utk mengkoreksi sdr Iwan Bung Karno tak pernah mengusulkan dirinya sebagai presiden seumur hidup. Yang mendesakkan perlunya Bung Karno sebagai presiden seumur hidup adalah Angkatan darat, khususnya Nasution. Kenapa? Karena Nasution TIDAK INGIN ADA PEMILU, yang berkemungkinan besar akan dimenangkan PKI. Itu ceritanya. Jadi Bung Karno tak pernah mengusulkan itu. wassalam Budiman 'Jangan sekali-kali melup[akan sejarah' (Bung Karno) --- On Fri, 11/14/08, iwan [EMAIL PROTECTED] wrote: From: iwan [EMAIL PROTECTED] Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Prihatin dengan Iklan PKS To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Date: Friday, November 14, 2008, 4:23 AM Soal komitmen dng cendana silahkan re-check dengan DPP PKS, tidak pernah ada komitmen PKS dng keluarga Suharto. Dan tidak benar juga, kalau di sebut PKS mengusulkan Suharto jadi pahlawan nasional. Silahkan baca berita di detik.com. Generasi pendiri PKS juga termasuk korban keganasan Suharto. Bung Karno banyak jasanya, tapi jangan lupa juga, terjadi banyak penyimpangan pada masa kekuasaannya. Memaksa MPR membuat Tap MPR, mengangkat Sukarno menjadi Presiden RI seumur hidup, juga termasuk keputusan Sukarno yang melukai konstitusi dan bangsa. Bagaimana kejamnya Sukarno menghadapi rakyat di PRRI dan Permesta. Tak Heran, Founding Fathers pendiri bangsa banyak yang meninggalkan Sukarno, termasuk wakilnya, Alm. M. Hatta, meminta mundur dari Jabatan wakil Presiden, karena wapres kita yang lurus ini, sudah merasa tidak sejalan dengan Sukarno yang makin menyimpang dari konstitusi yang pernah sama2 di sepakati. Regards, Iwan
Balasan: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Soekarwo-Saifullah Menang
kalau mau jujur, pangkal permasalahan utama dari setiap konflik adalah permasalahan finnance (eco-politic), maka untuk mencegah terjadinya konflik yang dibutuhkan adalah kesepakatan antar kandidat. Misal, pertama setiap kandidat menyerahkan jumlah anggaran yang dipersiapkan untuk pemenangan, dengan bukti rekening bank atas nama tim pemenangan kandidat. selanjutnya kandidat yang menang wajib mengganti biaya pemenangan dari kandidat yang kalah, mis 80% dari total anggaran yang telah dikeluarkan untuk biaya pemenangan dari bukti rekening tersebut diatas. Dari sini insya Allah konflik yang terjadi dapat sedikit diredam, keuntungan lain adalah transparansi dari cashflow yang disiapkan untuk pemenangan kandidat tersebut dan dapat diakses oleh publik. Ya saya kira cukup manusiawi kok ajegile lu [EMAIL PROTECTED] wrote: Keliatannya bukan semata kesalahan orang (ketidaksiapan utk kalah). Dalam mekanismenya sudah tersedia al. panwaslu, tapi toh sengketa pemilu semakin merajalela. Jadi, sangat mungkin sistemnya memang dibuat penuh lubang untuk kecurangan. Persoalannya tinggal siapa cepat (memanfaatkan lubang-lubang itu) dia dapat! Sistemnya itu yang harus dibongkar. Undang-undang, aturan main, harus dibangun ulang. ajeg=
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Eros Dilarang Syuting Film Lastri di Solo
satu lagi bukti nyata, betapa bangsa kita berjalan mundur, mundur, dan mundur. jadi primitif kembali. tidak bisa lagi memakai otaknya secara benar, logis. [Non-text portions of this message have been removed]
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Balada Pengguna Jalan Raya
Siang .. Saya mau ikutan menanggapi ... Kebetulan saya, kadang, mengendari motor ataupun mobil menuju kantor [Pulogadung] ataupun kampus [Sudirman]. Tapi tak jarang sayang juga mengendarai sepeda [roda 2 juga khan ??] harus berjalan kaki menuju tempat tujuan. Apa yang dikatakan Bang Ronald Mas Deddy Putra ada benarnya Tapi yang bikin saya sebal aja.. Banyak para pengendara motor, yang ga' mau tertib. Saat saya mengendarai motor, saya suka dimarahin atau dimaki-maki pengendara motor lainnya, hanya gara-gara saya berusaha patuh terhadap lalu lintas. Berhenti dibelakang garis putih disaat lampu merah. Apa benar saya yang salah ??? Nah, derita saya ketika naik sepeda bikin saya suka pusing adalah bunyi klakson + knalpot dari pengendara motor, mobil ataupun angkutan umum. Asli... ricuh banget.. Coba temans denger sendiri. Mulai dari bunyi sirine yang ternyata bunyi klakson angkutan umum, klakson yang bunyi nyaring + keras, bunyi knalpot motor yang bising, dst... Belum lagi saat berhenti dilampu merah. Semua orang seprtinya tau deh, klo lampu merah kendaraan yaa...wajib berhenti. Kenapa juga, masih banyak pengendara motor, mobil ataupun angkutan umum membunyikan klaksonnya yang warna warni itu ??? [Klakson diganti dengan kentongan / ring tone Hp aja.. gmn ???] Aku mau berdamai, tapi qta sesama pengguna jaran raya, jangan saling menyalahkan. Aku menang, dia yang salah.. Klopun menunggu aksi Pemerintah, terlalu lama.. Kenapa ga' dari diri kita sendiri yang berusaha menjadi lebih baik ?? Berusaha berdamai dengan pengendara motor, mobil, sepeda ataupun pejalan kaki. Kasihan hak pejalan kaki, sering terenggut oleh para pengendara motor, mobil ataupun angkot, karena trotoar utk para pejalan kaki sering digunakan sebagai jalur / tempat parkir para pengemudi. So.. ayooo.. qta berdamai Qta sama-sama punya hak... Mega [YangSenangBerdamai]
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Prihatin dengan Iklan PKS
Adanya polemik yang seperti sekarang ini menurut saya, sesuai dengan skenario yang dibangun oleh segelintir orang di PKS . Namun saya justru prihatin dan mengurangi respek pribadi saya terhadap perkembangan PKS yang terkesan cuma cari sensasi belaka. --- Pada Kam, 13/11/08, halim hd [EMAIL PROTECTED] menulis: Dari: halim hd [EMAIL PROTECTED] Topik: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Prihatin dengan Iklan PKS Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Tanggal: Kamis, 13 November, 2008, 12:35 AM mungkin PKS sudah berganti nama menjadi Partai Kroni Suharto. hhd.
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] 412 Tahun Belanda di Nusantara
Bisalah dikatakan Tuhan menciptakan dunia ini tapi orang Belanda-lah yang membuat Holland (Negeri Belanda) Soalnya, tadinya lautan dikeringkan hingga jadi negaranya. Dari sesuatu yang tidak pernah ada, jadi ada! Coklat dari Africa tapi yang namanya Chocolate yang paling dikenal made in Holland! Tulip dari Turkey asalnya tapi orang Belanda yang membuatnya terkenal dan selalu diasosiasikan dengan Holland (Amsterdam)! Opo ora hebat wong Londo ini? Setelah 63 tahun Belanda pergi, wong Indonesia merdeka, bagaimana kita sekarang dibandingkan dengan mereka? Ah ada orang udik yang pikirannya pendek dan bertanya pendek Sampai kapan yang namanya merdeka ini nak? Jawabnya mungkin tertiup ombak Segoro Kidul, who knows amigo? Australia punya pulau Tasmania (dari nama pelaut Belanda Abel Tasman) ada Tasman Sea lantas ada negara New Zealand yang Zealandnya ini nama tempat di Holland! Bahkan tempo doloe yang namanya New York pernah punya nama asli New Amsterdam, pulau Manhattan ditukar dengan pulau Banda sama orang Inggris... Inilah yang namanya wong Londo, nenek moyangnya orang pelaut! Salam :=)) Las --- On Fri, 14/11/08, Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED] wrote: From: Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED] Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] 412 Tahun Belanda di Nusantara To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Received: Friday, 14 November, 2008, 3:20 PM http://cetak. kompas.com/ read/xml/ 2008/11/14/ 00120978/ 412.tahun. belanda.di. nusantara Sejak armada kapal yang dipimpin pelaut Belanda, Cornelis de Houtman, berlabuh di Banten pada 23 Juni 1596, kehidupan di Nusantara tak pernah sama. Dari kepulauan yang terdiri atas ratusan kerajaan yang saling bersaing disatukan oleh nasib yang sama sebagai daerah jajahan Hindia Belanda, hingga kemudian menjadi Indonesia, Belanda jadi bagian dari sejarah perjalanan itu. Belanda, yang semula hanya berdagang pada awal kedatangannya, akhirnya menancapkan kukunya sebagai penjajah melalui kongsi dagang mereka: Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC). Mengalami pasang surut dari berdagang hingga menjajah, kini—412 tahun kemudian—interaksi antara Belanda dan Nusantara itu memasuki babak baru. Lembaran baru itu dimulai tahun lalu ketika untuk pertama kali dalam sejarah diplomasi kedua negara, Perdana Menteri Belanda Jan Peter Balkenende datang dalam peringatan Kemerdekaan Republik Indonesia (17 Agustus 1945) di KBRI Belanda di Den Haag. Peringatan itu diselenggarakan pada 4 September 2007. Ketimpangan ekonomi Namun, ketika hubungan diplomatik sudah setara dan dewasa, tak demikian dengan kesetaraan ekonomi. Belanda yang pernah 350 tahun menjajah Indonesia hingga kini tetap menjadi salah satu kekuatan utama ekonomi dunia. Sebagai perintis korporasi dagang internasional melalui VOC, orientasi bisnis Belanda juga masih mendunia. Belanda adalah investor terbesar nomor enam di dunia dengan nilai investasi 653 miliar dollar AS hingga tahun 2006 (UNCTAD, 2007). Di Indonesia, mereka adalah investor terbesar nomor tujuh selama kurun 1967-2007. Nilai investasi yang ditanamkan mencapai 8,04 miliar dollar AS dalam 606 proyek. Adapun Indonesia, hingga kini masih lekat dengan citra kemiskinan dan kemandekan sebagaimana ditulis oleh Peter Boomgaard (Children of the Colonial State, 1989) tentang Indonesia (khususnya Jawa) pada awal abad ke-19. Bagaimana Belanda membangun struktur ekonominya? Kenapa Indonesia seperti terkena kutukan bahwa negeri terjajah tidak pernah bisa bangkit melampaui bekas penjajahnya? Pertanyaan itu terus menghantui selama menyusuri kota demi kota di Belanda sambil mengingat kondisi perekonomian di Tanah Air yang megap-megap diterpa krisis ekonomi global dan kini tengah berancang-ancang mencari tambahan utang luar negeri. Dari rempah hingga sawit Cees van Dijk (Di Negeri Penjajah: Orang Indonesia di Negeri Belanda 1600-1950, 2008), menyebutkan, orang Nusantara yang pertama datang ke Belanda adalah utusan Sultan Aceh, yaitu Abdul Zamat, Sri Muhammad, dan Mir Hasan. Mereka tiba di Zeeland, Belanda, pada akhir Juli 1602 atas undangan Pangeran Maurits. Waktu itu, Belanda masih berjuang menegakkan negaranya menjadi Republik Belanda dan tengah dalam pertempuran 80 tahun melawan Spanyol. Di Asia, Belanda sama sekali belum memiliki kuku. Multatuli pada tahun 1872 (ketika Perang Aceh mulai berkobar) pernah mengingatkan bahwa Aceh adalah negeri pertama yang mengakui Belanda sebagai bangsa merdeka. Namun, selang tiga tahun setelah kedatangan utusan Aceh ke Zeeland, Belanda melalui VOC merebut Ambon dari Portugal, lalu pada tahun 1619 mereka menghancurkan Batavia. Sejak itu, VOC mulai menguasai perdagangan rempah dari Nusantara ke Eropa. Cerita haru biru pun mewarnai kolonialisasi Belanda di Indonesia selama lebih dari 350 tahun. Itu cerita lama. Sekarang saatnya melihat prospek perdagangan ekonomi ke depan yang lebih menjanjikan. Lihatlah, ketika dunia masih dilanda krisis ekonomi, Menteri Ekonomi Belanda dan sejumlah investor justru datang ke Indonesia pada 9-13 November
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] SUHARTO Berhak Dapat Gelar Pahlawan Nasional
Dengan kata lain SUHARTO adalah Pahlawan Nasional-nya Golkar dan PKS Tapi apakah para anggotanya Golkar dan PKS 100% setuju? Jangan-jangan hanya segelintir oknum tertentu yang membawa-bawa semuanya? Salam Las --- On Fri, 14/11/08, Adhie Massardi [EMAIL PROTECTED] wrote: From: Adhie Massardi [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] SUHARTO Berhak Dapat Gelar Pahlawan Nasional To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Received: Friday, 14 November, 2008, 1:15 PM Saya mengamati perdebatan Soeharto Pahlawan ini. Menurut hemat saya, tidak ada yang salah dalam pernyataan Mempahlawankan Soeharto, baik yang diungkapkan Partai Golkar maupun PKS. Yang salah adalah cara kita membacanya. Seharusnya ini dibaca: Soeharto adalah pahlawan bagi kami di Partai Golkar...! Dan: Soeharto adalah pahlawan bagi kami di PKS...! Nah, apakah itu salah? Bukankah urusan PKS dan Partai Golkar menempatkan Soeharto sebagai pahlawan? Persoalan menjadi lain bila mereka memaksa kita untuk mengakui hal itu. Bukankah demikian? Salam! Adhie Massardi
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Prihatin dengan Iklan PKS
Jadi yang bener mana ya? tifatul bilang kalau ada perbedaan antara draft awal dan yang naik (kesimpulan: kesalahan teknis). Anis bilangnya lain lagi, bahwa kerja Soeharto untuk bangsa lebih besar dari kelemahan yang pernah dilakukan. Wakil sekjen PKS, Fahri Hamzah, bilang yang protes adalah mereka yang tidak tahu esensi pesannya, dan bahwa anak bangsa harus berhenti menyimpan dendam. Jadi yang bener mana nih?? kalau udah gini kan ketauan dong sebenernya isinya PKS seperti apa... ternyata emang partai kroninya soeharto. Apakah kalau kontribusinya lebih besar daripada kelemahannya artinya kelemahannya bisa dieliminasi? kalau seperti ini, siapa yang berhak dan mampu melakukan hisab tersebut? Kita bukan malaikat. Sepertinya yang perlu rekonsiliasi adalah PKS deh. -rini- http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/11/14/00155352/pks.dorong.rekonsiliasi.nasional Kebangsaan PKS Dorong Rekonsiliasi Nasional Jumat, 14 November 2008 | 00:15 WIB Jakarta, Kompas - Problem kebangsaan saat ini sulit diselesaikan jika di antara anak bangsa masih saling menyimpan dendam. Itu sebabnya bangsa ini harus bisa membangun kebersamaan dan melakukan rekonsiliasi nasional pada semua tokoh dan pemimpin bangsa, serta menyelesaikan beban masa lalu. Hal ini disampaikan Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) M Anis Matta di Jakarta, Kamis (13/11), seusai bertemu sejumlah tokoh militer di Jakarta. Sebagai generasi baru, menurut Anis, sudah selayaknya bangsa ini berpikir dengan paradigma baru. Anis mengingatkan, bangsa ini harus menyikapi masa lalu secara adil, arif, dan proporsional, serta mau berhenti mengadili masa lalu. Bangsa ini harus maju dan menjadikan masa lalu sebagai inspirasi bagi pembangunan masa depan.. Terkait dengan iklan PKS yang mengangkat semua tokoh nasional, menurut Anis, juga menjadi bagian rekonsiliasi yang diusung oleh PKS. �Pahlawan kita merupakan manusia biasa, tetapi punya kerja yang luar biasa bagi bangsa dan memengaruhi perjalanan hidup kita semua hari ini. Mereka disebut pahlawan atau guru, bukan karena mereka malaikat, tetapi karena kontribusinya yang lebih besar dari kelemahan-kelemahannya,� ujarnya. Soekarno, menurut Anis, adalah tokoh yang disanjung bangsa ini. Akan tetapi, kata Anis, Soekarno pernah memenjarakan Buya Hamka dan Natsir tanpa pengadilan. Ketua Majelis Syuro PKS KH Hilmi Aminuddin juga pernah dipenjara Soeharto selama dua tahun. �Namun, kerja mereka untuk bangsa ini lebih besar dari kelemahan yang pernah dilakukan. Kesadaran ini bisa menjadi titik tolak kita untuk membangun bangsa ini,� ujarnya. Wakil Sekretaris Jenderal PKS Fahri Hamzah mengatakan, penokohan Soeharto yang banyak diprotes berbagai kalangan karena mereka tidak tahu esensi pesannya. PKS tidak akan menyalahkan mereka yang salah menangkap pesan ini, tetapi tetap akan menjelaskan bahwa di antara anak bangsa harus berhenti menyimpan dendam. (MAM) � [Non-text portions of this message have been removed] = Pojok Milis Forum Pembaca KOMPAS : 1.Milis FPK dibuat dan diurus oleh pembaca setia KOMPAS 2.Topik bahasan disarankan bersumber dari KOMPAS dan KOMPAS On-Line (KCM) 3.Moderator berhak mengedit/menolak E-mail sebelum diteruskan ke anggota 4.Moderator E-mail: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] 5.Untuk bergabung: [EMAIL PROTECTED] KOMPAS LINTAS GENERASI = Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Adonis, Meretas Sekat dan Batas
”… thus I no longer hesitate to say: / ’the I and the other / are me…” Satu frasa dalam karya Adonis, ”A Desire Moving Through the Maps of the Material” (1986-1987), sudah cukup mengungkapkan pendirian penyair dan esais terkemuka dunia asal Suriah itu tentang ”liyan” (the other) dan ”yang diliyankan”. Bagi Adonis (78), nama pena Ali Ahmad Saapos;id, sejak usia 19 tahun, sang liyan dan sang diri menyatu dalam kesatuan diri; terasing dan diasingkan. Pengasingan tidak berarti secara fisik. Bahasa itu sendiri lahir dalam keterasingan. Seperti banyak intelektual Arab yang tinggal di negara lain, Adonis hidup di antara dua keterasingan; di dalam dan di luar diri. ”I live between the plague and the fire, with my language, with this speechless worlds…,” begitu tulisnya dalam ”The Fall” (dari Songs of Mihyar). selengkapnya di: http://salihara.org/main.php?type=detailmodule=newsmenu=childparent_id=5id=34item_id=447 ___ Dapatkan nama yang Anda sukai! Sekarang Anda dapat memiliki email di @ymail.com dan @rocketmail.com. http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/ [Non-text portions of this message have been removed]
[Forum-Pembaca-KOMPAS] re negosiasi
Saya banyak dengar dr teman teman, bagaimana para pembeli produk Indonesia seperti pembeli sawit dan lainnya, langsung merenegosiasi atau bahkan membatalkan order wwalau kontrak pembeliasn sudah di tandatangani, menyusul turunnya harga dan krisis finacial hari ini juga saya baca disalah satu situs berita sbb Investor pembeli (buyer) sepatu asing meminta produsen sepatu dalam negeri untuk segera melakukan renegosiasi ulang kontrak pembelian sepatu menyusul depresiasi kurs rupiah. nah yg seru..kalau kita dirugikan , konon spt dalam penjualan LNG ke Cina, maka pemerintahnya , atau paling tidak JK dan si jubir AM, malahteriak menyalahkan negosiator yg dulu, bukanburu buru ..melakukan renegosiasi Biasa sih .. boss kita bisanya cuma teriak aja bukan do something ( dia pikir teriak itu sama dgn do some thing.. juga kan ? eh Oli anda .juga kan ? ) Lha orang luar negri aja biasa kok mutus kontrak dan minta re nego...ketika kondisi berubah gak ada orang yg bis alihat kedepansecara sempurna, yg terbaik suatu saat bisa aja ternyata salah.. tapi jalan keluarnya ya renego.. bukan nyalahin orang yg sudah berbuat terbaik pada kondisi masa itu Oh JK dan AM HS [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Soekarwo-Saifullah Menang
Ada filmnya, tuh, om. Judulnya :Recount. Diputar jg di HBO jelang pilpres Amriki. Florida. Bush vs Al Gore. Electoral college Bush menang. Popular vote Gore unggul. Saya punya dvdnya. Hadiah teman. Sent from my BlackBerry� wireless device from XL GPRS network -Original Message- From: Haniwar Syarif [EMAIL PROTECTED] Date: Thu, 13 Nov 2008 08:46:17 To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Soekarwo-Saifullah Menang di Amrik..pada pemilihan lalu juga ada yg harus melalui MA nya., waktu itu selsisih nya juga tipis.. kalaugak salah dipersoalkan pemenang di salah satunegara bagian kalau liwat MK sih sah sah aja .. nah kalau jalur hukum sudah mentok maish ribut...baru salah.. jadi jangan ambil contih McCain dong yg kalahnya telak... , ambil kisah yg saya sebut ( lupa siapa namanya tapi pengadilan akhirnya memenangkan ornag Republik , dan wakil demojkratnya menenrima putusan itu ) HS
Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Kenapa Semua Parpol/Capres Bungkap Soal Lapindo?
Salam, SEMUA partai dan apa yang menamakan pemimpin di Indonesia, TERBUKTI sekali lagi hanya mementingkan diri sendiri untuk menadapatkan kekuasan dan TIDAK MEMIHAK RAKYAT kendati ocehan mereka yang muluk2. Karena itu NO OTHER WAY, dalam Pemilu yad kita terpaksa harus menjadi GOLPUT. Wasalam, Wal Supamo --- Pada Kam, 13/11/08, elrobama [EMAIL PROTECTED] menulis: Dari: elrobama [EMAIL PROTECTED] Topik: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Kenapa Semua Parpol/Capres Bungkap Soal Lapindo? Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Tanggal: Kamis, 13 November, 2008, 11:45 AM Kenapa? tanya fiardus. EGP ! jawab parpol dan seluruh Capres secara bersamaan. Pertanyaan saudara firdaus sama dengan pertanyaan orang banyak di negeri ini, khususnya orang porong. Tapi itulah jawaban dari mereka yang memburu kekuasaan. Kita semua orang yang mempercayakan kehidupannya kepada kekuasaan, itulah yang salah. Udah tahu kalau perilaku siapapun yang berkuasa itu, seperti itu (EGP) kok ya tetap mau milih juga. salam, robama.
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Salihara: Catatan Tubagus P. Svarajati
Seni juga perlu buat merk sebuah kelas, bendera sebuah gengsi. — Goenawan Mohamad SAYA terkesiap, setengah tak percaya pada kenyataan di hadapan saya. Di depan saya adalah satu bangunan megah dengan karakteristik cita rasa urban perkotaan kelas menengah-atas. Itulah Komunitas Salihara. Jumat petang (17/10), setelah seharian perjalanan Semarang—Jakarta yang melelahkan, saya sampai di pekarangan Komunitas Salihara, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Situs kesenian baru itu, konon, dibangun dengan biaya tiga puluh enam milyar rupiah. .. selengkapnya baca di: http://salihara.org/main.php?type=detailmodule=newsmenu=childparent_id=4id=29item_id=449 ___ Yahoo! sekarang memiliki alamat Email baru. Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail. Cepat sebelum diambil orang lain! http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/ [Non-text portions of this message have been removed]
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Kenapa Semua Parpol/Capres Bungkap Soal Lapindo?
Terimakasih bung Arif sudah memberikan informasi ttg adanya Posko di Jakarta dan cara mendukung secara kongkrit. Mari temmman-temmman, dukung langkah ini ato ada ide lain ? Saya kira kalo kasus penyelesaian Lapindo ini bisa dijadikan salah satu tolok ukur bagi kita untuk memilih partai or presiden, bagus juga kan? Duh, kalo para pemimpin dah sanggup mendzalimi rakyat kecil, wes aku takut akan adzab Tuhan pada negeri ini. Mari teman-teman, berbuatlah sesuatu untuk saudara2 kita itu. Dari diri sendiri, dari yang kecil, dan mulai sekarang. Menghujat orang lainpun tak membantu mereka sama sekali, malah mengotori lisan kita saja. Lebih baik mendukung petisi ini. Buat petisi on line kali ya? Aku akan memulai menjadi 'tim sukses' bagi saudara2 Lapindo, di lingkungan kerja, di lingkungan rumah... untuk tidak memilih parpol/presiden yang tak peduli dengan Lapindo. Dan sewaktu-waktu aku mau berkunjung ke Posko. Ya Allah Penguasa Langit dan Bumi, janganlah kau timpakan adzab ke negeri kami. Gerakkanlah hati para pemujaMU untuk melakukan sesuatu buat mereka yang terdzalimi karena lumpur Lapindo. Berilah kami pemimpin yang beriman kepadaMU, yang hanya takut kepadaMU wassalam, --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Arief Adityawan S [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya setuju dengan Lina, kongkritnya apa yang bisa kita lakukan untuk kawan kawan di Korban lumpur Lapindo? Yang paling sederhana, silakan datang ke Posko warga Korban Lumpur di kantor YLBHI jalan Diponegoro no 74, dukung perjuangan mereka menuntut hak di JKT ini dengan memberikan bantuan logistik apapun, sehingga kawan -kawan korban lumpur ini tetap bisa berjuang terus di JKT. Dukungan Lebih luas lagi? 1. Meminta Presiden Mencopot Bakrie dari Menko Kesra krn conflict of interest, Kalau tidak - jgn harap SBY bisa terpilih lagi, 2) Meminta wakil rakyat melanjutkan pengusutan atas kelalaian Lapindo sehingga Lapindo diadili dan harus menanggung semua biaya dan ganti rugi (jangan gunakan uang rakyat dengan mengorbankan APBN). 3) jangan pilih partai politik yang tidak peduli pada korban Lumpur. (Kalau semua tidak peduli? ya saya terpaksa GOLPUT). Ayo...
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Balada Pengendara Motor (Mari berdamai Roda 2 Roda 4)
Ass Wr Wb, Sesama pengendara roda 2 dan 4 memang tidak saling mendahului dan menghormati untuk menghidari ada celah ketidak mampuan pemerintah menyediakan fasilitas jalan yang makin rusak apalagi nanti saat musim hujan. Sepakat bila pengguna jalan tidak saling menyalahkan dan kalo memang ada yang nakal tinggal Polisi punya tugas tuk membina . Wassalam [Non-text portions of this message have been removed]
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: KPK hebat
Ow gt, ok Pak HS!! Mudah-mudahan akan ada sekuel penyelesaian secara adat ala SBY lg. :-) Salam, Patrick Hutapea --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Haniwar Syarif [EMAIL PROTECTED] wrote: Pat , , gak penting banget siapa yg nahan yg penting siapa yg gak ditahan ..gitu HS
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Gara-gara Iklan, Menpora Diadukan Ke Bawaslu
http://www.kompas.com/read/xml/2008/11/13/15452085/gara-gara.iklan.menpora.diadukan.ke.bawaslu. JAKARTA, KAMIS Sejumlah pemuda Muhammadiyah mengadukan Menteri Pemuda dan Olahraga Adhyaksa Daud ke Badan Pengawasan Pemilu (Bawaslu), Kamis (13/11), terkait dugaan penyalahgunaan jabatan dengan menggunakan fasilitas dan anggaran negara dalam sejumlah iklan kepemudaan dan olahraga. Iklan-iklan ini memuat figur Adhyaksa dalam sejumlah momen penting seperti peringatan Kemerdekaan RI hingga Hari Pahlawan pada 10 November. Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Izzul Muslimin mengatakan, asumsi ini muncul mengingat status Adhyaksa sebagai caleg dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dari dapil Sulawesi Tengah dengan nomor urut 1. Kebetulan sekarang masa kampanye caleg, ujar Izzul di Jakarta, Kamis (13/11). Izzul mengatakan, sebenarnya figur Adhyaksa tak harus muncul jika mengingat etika politik pada masa-masa kampanye caleg. Figur yang muncul di media massa sudah pasti memiliki dampak besar ke masyarakat. Bagi saingannya di dapil yang sama juga dirasa kurang fair. Untuk itu pihaknya meminta Bawaslu meneliti lebih lanjut. LIN Sent from my BlackBerry © Wireless device from XL GPRS/EDGE/3G Network
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Soekarwo-Saifullah Menang
FPK-netters, Pemilu di Indonesia ini gampang ditebak kok. Kalau kalah bilang saja lawan curang [bukti di tangan kok], tidak di mana... tidak di mana, kelakuannya sama saja dan seragam. Yang beringas maka kubu yang kalah tawuran sama yang menang. Yang sopanan dikit kubu yang kalah melakukan demo ke mana-mana. Jangan harap bakal ada yang bikin pidato kalah dan ucapkan selamat kepada kubu lawan yang menang. Boro-boro. Di sini kamusnya kudu menang dan tidak kamusnya untuk kalah. Demokrasi boleh sama, tetapi pengahayatan semangatnya bisa beda-beda. Mang Iyus Re: Soekarwo-Saifullah Menang http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/message/106580;_ylc=X3oDMTJ0aGowNjM5BF9TAzk3MzU5NzE1BGdycElkAzEzMDA2NzAyBGdycHNwSWQDMTcwNTA0MzY5NQRtc2dJZAMxMDY1ODAEc2VjA2Rtc2cEc2xrA3Ztc2cEc3RpbWUDMTIyNjY1MDA0MA-- *Posted by: iwan [EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] iwan74k http://profiles.yahoo.com/iwan74k* Thu Nov 13, 2008 8:18 pm (PST) Mas, bukannya lembaga survey waktu mengumumkan hasil survey sudah angkat tangan, tidak berani menyatakan siapa pemenang pilkada jatim, karena karena selisih angka keduanya, tidak mencapai angka 2% ?. Artinya bisa jadi quick count juga hasil nya tidak seperti hasil yang sesuangguhnya. Soal curang, dimana2 yang kalah terus ribut, selalu menyampaikan adanya kecurangan. Silahkan saja teliti dan teruskan kasus kecurangan yang ada disertai bukti yang kuat. Dan pemimpin yang diangkat harus mau mundur bila di kemudian hari dari proses pengadilan, terbukti terdapat kecurangan pada pilkadanya. Yang perlu adalah, jangan sampai terjadi kekosongan pemerintahan hanya karena ada keributan hasil pilkada. Memimpin rakyat lebih utama, daripada kepentingan kelompok dan partai. Regards, Iwan
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Staf Ahli DPR Berkeliaran, Dibuatkan Ruangan Rp 33,4 M
Mungkin ada staf ahli DPR di FPK, saya mau tanya, apakah nanti akan dibentuk juga Asosiasi Staf Ahli DPR? Asosiasi DPRD Kota se-Indonesia (Adeksi) sudah ada. Asosiasi DPRD Kabupaten Seluruh Indonesia (Adkasi) juga ada. Apakah ada kelak Asosiasi Staf Ahli DPR? Mudah-mudahan bakal dibentuk juga ya, supaya nantinya saya juga bisa melamar kerja di sana. Saya juga ahli lhoo!! :-) Salam, Patrick Hutapea --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Joko Nurjadi [EMAIL PROTECTED] wrote: kemarin juga sempat di bahas di MetroTV, ditunjukkan tembok dan kamar mandi yang keliatan masih kinclong akan diganti, sang penelepon MHI dengan tepat sekali mengatakan coba pertimbangkan untuk merenovasi terlebih dahulu virus-virus di DPR sebelum merenovasi ruangannya. http://jokonurjadi.blogspot.com - Original Message - From: Eric Soesilo
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] SAYA PENGEN JUGA MENGERITIK
Anda sekarang hidup di mana? Jika masih di Indonesia masih bebas kok mengkritik, gak perlu takut. Mengkritik itu beda dengan menghasut, memfitnah, memprovokasi. jadi silahkan deh anda mengkritik, bebas kok salam teguh santoso 2008/11/13 Razif Halik [EMAIL PROTECTED] MOHON DIBERI JALAN Pak, saya ingin bisa mengeritik Pemerintah maupun institusi2 di tanah air ini tetapi masih trauma ditangkapi atau paling tidak dibikin susah hidup ini seperti di era Orba. Mohon bantuan pak Manneka bagaimana cara untuk dapat izin tinggal di Canada supaya saya bisa mengeritik tanpa takut2 seperti layaknya Bapak. Soalnya sy pernah tugas ke Vancouver dan enak sekali kotanya, banyak resto Cina, jadi tidak banyak beda dengan hidup di Indon tetapi bebas merdeka mengeritik. Dari jauh begitu kan nggak bisa dikejar Bakin,Polisi,Jaksa atau begundal2 partai Mohon bantuan Bapak dan terima kasih sebelumnya. Wassalam, Razif Halik Uno [Non-text portions of this message have been removed]
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Dialog Membangun Peradaban
Oleh Benny Susetyo Pr http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/11/14/0027509/dialog.membangun.peradaban Program Bilateral Interfaith Dialogue dilaksanakan 12-14 Oktober 2008 di Beirut, Lebanon. Temanya, Promoting Interfaith Dialogue among Plural Society. Dialog ini terselenggara atas kerja sama Deplu, KBRI Beirut, dan Dar El Fatwa Lebanon di bawah pengawasan Perdana Menteri HE Mr Fuad Siniora. Pertemuan antartokoh agama ini memberi inspirasi bagi bangsa ini untuk saling belajar bagaimana memahami berbagai sekte dan aliran keagamaan. Dan yang penting bagaimana perbedaan bisa melahirkan tata hidup yang berdampingan dalam suasana damai dan saling menghormati. Indonesia dan Lebanon Dari pengalaman dialog antaragama di Indonesia, bisa dipetik beberapa hal positif. Dalam 10 tahun terakhir, ada perkembangan positif terkait kerukunan umat beragama. Salah satu faktor penting adalah adanya komunikasi lebih intensif antarpemuka agama. Di Indonesia, hal ini didukung identitas nasional, Pancasila, sebagai komponen pemersatu bangsa yang majemuk. Meningkatnya peran pemuka agama dalam mencegah konflik dapat dilihat melalui berbagai Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) yang dibentuk di setiap provinsi dan kabupaten/kota. Forum ini selain membahas tentang agama juga hal-hal aktual terkait kesejahteraan umat beragama. Belajar dari fenomena agama di Lebanon, bisa dilihat umat beragama yang umumnya menghargai proses dialog dan berkomitmen untuk hidup damai berdampingan. Artinya, meski ada konflik, bukan disebabkan perbedaan agama yang terdiri dari 18 sekte. Konflik terjadi sebagai bagian pertentangan politik. Semasa perang saudara (1975- 1990), tak ada perusakan rumah ibadah. Sistem pembagian kekuasaan berdasarkan sekte agama diakui merupakan salah satu faktor yang melemahkan persatuan nasional Lebanon. Hal ini diperparah pengaruh konflik regional yang memengaruhi situasi domestik Lebanon. Ada hal-hal yang menjadi perhatian, antara lain perkawinan lintas agama dan penyebaran agama di Indonesia. Diakui, dua hal itu sering menimbulkan gesekan antarumat beragama. Meski demikian, Pemerintah Indonesia mencoba meminimalkan gesekan itu melalui berbagai peraturan. Sementara dari Lebanon menyampaikan berbagai cara untuk mempererat hubungan antarumat beragama melalui pendidikan dan kegiatan keagamaan, termasuk penetapan hari besar keagamaan yang diperingati bersama Muslim dan Kristen. Pengalaman Indonesia dan Lebanon dalam menciptakan kerukunan antarumat beragama ada kesamaan dan perbedaan. Dari sana kedua negara bisa belajar bagaimana membangun komunikasi antartokoh agama dalam menciptakan perdamaian. Peran tokoh agama penting bagi terciptanya kerukunan di antara pemeluknya. Peran mereka juga urgen dalam menciptakan kesadaran umat beragama mencintai bangsanya. Peran agama Peran agama amat penting sebagai penyeimbang dua poros utama, negara dan pasar. Itu dikatakan karena selama ini agama sering terjebak permainan negara dan terjerumus logika pasar kapitalisme yang kerap mencelakakan. Peran agama harus dikembalikan sebagai penyeimbang dua kekuatan itu. Itulah yang dimaksud upaya merenda habitus baru bangsa dan merumuskan kultur bangsa yang beradab. Orientasi hidup beragama tidak sekadar mencari kerukunan antaragama satu dan lain setelah itu everything is over. Justru setelah kerukunan agama berlanjut, hal itu menjadi modal bangsa untuk membangun dan mencari keseimbangan di antara posisi negara dan pasar, antara perancang kebijakan politik dan pelaku ekonomi. Jadi masalahnya adalah bagaimana kerukunan hidup beragama bisa menjadi modal dasar untuk membangun cara pandang, merasa, dan perilaku sesuai kemanusiaan dan keadilan. Agama akan menjadi roh pembebas masyarakat dari ketakutan akan represi negara maupun ketertindasan eksploitasi ekonomi. Agama tidak menjadi orientasi hidup, tetapi untuk menjadikan hidup lebih berorientasi pada kemanusiaan. Hingga kini, kita menghadapi masalah: agama masih sering dijadikan instrumen kekuasaan daripada sebagai pewarna dan pengarah. Inilah yang membuat agama sering mandul dalam diri para pengkhotbah dan pemeluknya. Sebab, ia tidak pernah dibatinkan dalam perilaku, tetapi lebih dijadikan komoditas politik dan ekonomi untuk kepentingan jangka pendek dan amat sempit. Orientasi beragama bukan untuk mengembangkan keadaban publik, tetapi lebih pada bentuk lahiriah saja. BENNY SUSETYO PR Sektaris Eksekutif Komisi HAK KWI
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Berguru kepada Belanda
Saya telah menerima banyak surat dari orang Hindia yang ingin pergi ke Negeri Belanda. Rupanya makin banyak pribumi memilih untuk menambah ilmu dan pengetahuan Eropa. Ini pilihan yang baik sekali. Makin banyak orang Hindia mengenal keadaan Eropa, makin besar harapan kita bahwa negeri kita akan menjadi negeri sebagaimana kita harapkan (Abdul Rivai, Bintang Hindia, 22 Agustus 1903) Abdul Rivai adalah salah satu orang Hindia Timur (nama lama Indonesia) yang pertama-tama tinggal dan sekolah di Belanda. Paling tidak ada dua hal dari nasihat Rivai, seperti dikutip oleh Harry A Poeze (Di Negeri Penjajah, 2008), yang ternyata masih mengena hingga sekarang. Fakta pertama, makin banyak orang Indonesia yang belajar dan bekerja di Eropa, terutama Belanda. Kedua, negeri kita (baca: Indonesia) yang diharapkan itu tak juga kunjung terwujud, setidaknya tak bisa mendekati apalagi menyetarai kemajuan ekonomi Belanda. Berdasarkan data World Economic Forum, Belanda menempati peringkat ke-8 negara di dunia (dari 134 negara yang disurvei) yang paling kompetitif untuk tahun 2008-2009. Untuk tahun 2007-2008, Belanda menempati peringkat ke-10. Bagaimana dengan Indonesia? Menurut data yang sama, pada periode 2008-2009, Indonesia hanya menempati peringkat ke-55 atau turun satu peringkat dibandingkan dengan periode 2007-2008. Dalih negara terjajah tak pernah bisa mengungguli negara penjajahnya dalam pembangunan sepertinya tak sepenuhnya benar. Contohnya Singapura yang menduduki peringkat ke-5, sementara Inggris yang pernah menjajah mereka berada di urutan ke-12. Salah satu kekuatan ekonomi Belanda ada pada keunggulan tenaga kerja dan penguasaan teknologi. Data Statistics Netherlands (2008) menunjukkan, persentase entrepreneur di negeri ini mencapai 11,5 persen dari total tenaga kerja, terbanyak kedua di dunia setelah Kanada. Sementara data United Nation Development Programme (UNDP) menunjukkan, pada tahun 2007 Belanda menempati urutan ke-9 di dunia negara yang memiliki Human Development Index (HDI) tertinggi. Dengan keterbatasan lahan dan minimnya sumber daya alam, pendapatan domestik kotor (GDP) Belanda mencapai 768 miliar dollar AS tahun 2007, menempati urutan ke-16 negara dengan GDP terbesar di dunia, serta urutan ke-6 di Eropa setelah Jerman, Inggris, Perancis, Italia, dan Spanyol (IMF, 2008). Terhadap resesi ekonomi global, mereka termasuk negara yang cukup siap. Daniel van Vulven, Manajer Proyek Media Internasional pada EVD, Agency for International Business and Corporation Ministry of Economic Affairs, mengatakan, Pemerintah Belanda menyediakan dana 20 miliar euro untuk mendukung institusi keuangan dalam negeri mereka. Dana itu merupakan dana tambahan terhadap 200 miliar euro yang dijaminkan di bank guna menghadapi krisis. Pemerintah Belanda juga memiliki kebijakan khusus untuk mendukung pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) mengingat sektor ini menjadi salah satu penopang ekonomi mereka. Sebelum krisis finansial terjadi, Pemerintah Belanda telah mengalokasikan dana jaminan untuk tiap UKM masing-masing 745 euro. Ketika krisis finansial terjadi, pemerintah melonggarkan persyaratan kepada perusahaan yang butuh bantuan. Dana ekstra yang disiapkan untuk ini mencapai 80 juta euro. Sementara Indonesia kini harus bersiap-siap untuk berutang lagi saat diterpa krisis keuangan. Membandingkan ekonomi Indonesia dan Belanda memang teramat jauh jaraknya. Akan tetapi, apa pelajaran yang bisa diambil dari kemajuan negara yang luas wilayahnya hanya 1/183 luas Indonesia ini atau hanya sepertiga Pulau Jawa? Sebagai perbandingan, total area Indonesia adalah 7,6 juta kilometer persegi, dengan luas tanah 1,8 juta kilometer persegi dan lautan 5,8 juta kilometer persegi. Indonesia menduduki peringkat ke-15 negara terluas di dunia, sedangkan Belanda menduduki peringkat ke-132, dengan luas 41.526 kilometer persegi, terdiri atas luas tanah 33.883 kilometer persegi dan lautan 7.643 kilometer persegi. Berbasis riset Belanda adalah negara yang minim sumber daya alam, tetapi memiliki kemampuan beradaptasi yang luar biasa terhadap lingkungan. Contoh nyata kehebatan mereka adalah kemampuan mengelola air mengingat sepertiga daratan mereka lebih rendah daripada muka air laut. Kini, ketika dunia dihadapkan pada ancaman pemanasan global dan negara-negara dituntut melakukan pembangunan bersih, Belanda termasuk negara yang paling siap. Negara ini termasuk pelopor dalam penggunaan energi angin untuk listrik. Amsterdam saat ini berhasil mendaur ulang 99 persen sampah kotanya dan sebagian hasil daur ulang itu menjadi sumber energi listrik. Energi bersih menjadi salah satu fokus pembangunan Belanda. Keseriusan itu terlihat dari proyek ambisius Energy Rresearch Centre of the Netherland (ECN), yang mencari terobosan pengembangan energi berkelanjutan. Proyek yang dirintis sejak tahun 1955 dan didanai gabungan antara swasta dan pemerintah ini menyiapkan diri untuk menguasai pasar energi dunia. Mereka mengembangkan penelitian mengenai energi berbasis
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Soeharto Berhak Dapat Gelar Pahlawan Nasional
Dear temans, Dulu sewaktu aku kecil aku suka sekali menonton film film heroik atau ketika santai duduk ditepi danau toba sana membaca cerita cerita heroik seperti Zorro, Robin Hood dsb... Mereka adalah contoh contoh pahlawan sekaligus penjahat, tergantung dari sisi mana kita memandang nya. Dalam kisah itu, Zorro misal nya, tokoh yang suka membantu rakyat kecil itu dianggap pahlawan yang gagah berani dan sangat disayang oleh banyak rakyat sementara disisi lain pemerintah menganggap Zorro adalah penjahat/buronan besar. Masih ingat dibenak kita masing masing atau bahkan sejarah Indonesia juga mencatat dengan jelas bahwa Soeharto yang pernah dijuluki bapak pembangunan dan jendral berbintang lima itu pernah berkuasa, berjaya, membangun dinastinya dengan darah dan air mata, diatas banyak penderitaan rakyat/manusia. Bahkan kita sama sama tahu dan melihat sendiri kan, disini aku bahkan tidak memungkiri nya bahwa pembangunan Indonesia yang di claim salah satu keberhasilan nya dihasilkan dari pinjaman luar negeri (uang rakyat) dan yang ngerjain adalah kroni dan keluarga nya (ladang uang). Semua perusahaan negara, mulai dari Pertamina, PLN, Pindad sampai Garuda adalah sapi perahan nya, kroni dan mesin politiknya (waktu itu) Golkar... Cerita tentang lumbung padinya Bulog juga begitu, sama saja. Aku harap banyak diantara kita tidak lupa dengan beberapa contoh diatas ini. Kalau lah banyak keluarga, segelintir orang, sekelompok orang atau golongan yang memang dulu sangat diuntungkan dengan kepemimpinan Soeharto maka wajar saja memang kalau mereka menganggap Soeharto adalah pahlawan bagi mereka, aku pun sadar dan tidak berusaha untuk menanggapi ini. Tapi ketika berkembang nya wacana untuk menjadikan Soeharto sebagai Pahlawan Nasional, aku menjadi heran, kecewa bercampur sedih jadinya. Entah bagaimana aku harus menjelaskan nya kepada keturunan2x ku nantinya, seandainya si koruptor ini (semua kita mengakui kalau kita tahu tapi kita tak bisa/mampu/mau membuktikan nya) adalah salah satu Pahlawan Nasional Indonesia, luar biasa memang... Salam hangat, -aku- --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, pamungkas [EMAIL PROTECTED] wrote: Aku setuju sekali dengan statement diatas. Ternyata reformasi yang dicapai dengan susah payah gagal, akibat masih banyaknya antek2 orba yang berkeliaran. Kalau tidak bisa dibilang bolot, Mr. Agung benar2 buta. Eyang bukan membangun indonesia, dia mengeruk indonesia untuk antek2nya. Yang paling sederhana coba lihat anak2nya, sudah jelas di depan mata. Waaah agung...agung...bolot diperlihara. Eyang tidak masuk kriteria pahlawan, dia masuk kriteria bandit atau srigala berbulu domba. Wasalam pamungkas ... Luar biasa, luar biasa, sekali lagi luar biasa... Semakin nyata dan terjawab lah memang kenapa agenda reformasi seakan gagal bahkan lebih jauh dari itu seakan bangsa yang tercinta itu dicoba dibawa kembali ke orde baru lagi.
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Staf Ahli DPR Berkeliaran, Dibuatkan Ruangan Rp 33,4 M
Itulah DPR maunya trend dan menunjukkan kemewahan tapi kerjanya nggak jelas cuman ngabisin uang rakyat untuk studi banding yang selama ini hasilnya nggak jelas malahan bersaing untuk studi banding ke negara maju untuk belanja2 bawa istri, anak, kakek, nenek eh maaf keterusan, maksud saya bawa keluarga, entah siapa pokoknya keluarga dan ngabisin anggaran. Hasil kerja dulu buktikan baru deh renovasi sesuka hati kalian mau kran dari emas atau wastafel dari kristal, monggo mawon asal hasil kerja nyata untuk rakyat. Lagi2 mewah2 nggak ada juntrungannya. Di eropa sejak 3 tahun lalu para staf sudah tidak punya tempat kerja tetap, dan duduk dimana saja kalau ada pegawai yang tidak hadir dan dengan laptop nya bekerja serta di akhir bulan laporan ke atasan. Yang penting hasil kerja dan bukan ruangan yang serba mewah. Saya sendiri mengalami dan memang sangat menunjang hasil kerja. Salam Salam --- On Fri, 11/14/08, Eric Soesilo [EMAIL PROTECTED] wrote: From: Eric Soesilo [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Staf Ahli DPR Berkeliaran, Dibuatkan Ruangan Rp 33,4 M To: Forum Pembaca Kompas Milist Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Date: Friday, November 14, 2008, 7:51 AM Hm kalau memang bermanfaat keluar uang segitu banyak ya tidak apa2. Tapi dalam situasi seperti sekarang ada baiknya ditinjau kembali rencana2 pengeluaran uang dalam jumlah banyak untuk sesuatu yang kurang urgent :) Eric Soesilo ericsoesilo@ yahoo.com Sent from my 8310® powered by Sinyal Kuat INDOSAT
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Demi mengungkap kebobrokan, Kwik diteror
Ini adalah demokrasi yang kebablasan. Memangnya nggak ada jalan lain untuk menyelesaikan atau minta klarifikasi selain protes dan pasang2 poster dirumah Kwik. Siapa berada dibelakang gerakan ini, pasti ada yang kebakaran jenggot. Salam BSoetedjo --- On Fri, 11/14/08, May Teo [EMAIL PROTECTED] wrote: From: May Teo [EMAIL PROTECTED] Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Demi mengungkap kebobrokan, Kwik diteror To: [EMAIL PROTECTED], FPK Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] Cc: CHALIK HAMID [EMAIL PROTECTED] Date: Friday, November 14, 2008, 7:15 AM Metrotvnews. com, Jakarta: Puluhan orang yang mengaku sipatisan dari salah satu partai politik, Rabu (14/5) sore tadi, mendatangi kediaman Kwik Kian Gie di Taman Radio Dalam VII Nomor 3, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Mereka berorasi dan memasang poster. Tampak beberapa petugas keamanan dari Polsek Kebayoran Baru dan dari Koramil yang berjaga-jaga. Menurut salah satu saksi, Hariri, diperkirakan massa yang datang berjumlah 70 orang. Mereka menuntut pertanggungjawaban Kwik atas pernyataannya pada acara Today's Dialoge yang diselenggarakan Metro TV kemarin malam. Bukan itu, mereka juga meminta Kwik untuk mengklarifikasinya. Pada acara itu, Kwik menuduh Laksamana Sukardi sebagai menteri penjual aset-aset milik Negara. Sementara itu, malam ini, beberapa poster yang telah ditempel di pagar rumah Kwik Kian Gie, telah dicopot oleh aparat keamanan.(FAH) [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Soeharto Berhak Dapat Gelar Pahlawan Nasional
Hutang budi memang berat. Lihat saja kenyataannya saat ini. Semua kalau bisa dihubungkan dengan hutang budi. Makanya mandiri lah dalam segala hal. Kemandirian akan membuat kita percaya diri dan selalu bisa membela diri apabila kita dikritik yang ada hubungannya dengan hutang budi. Kritik membangun adalah suatu hal yang sangat kita harapkan dari siapapun tapi kritik yang ada hubungannya dengan hutang budi (kalau kenyataannya memang ada) akan sukar dibantah. Salam BSoetedjo Salam BSoetedjo --- On Fri, 11/14/08, [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] wrote: From: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Soeharto Berhak Dapat Gelar Pahlawan Nasional To: Milist FPK Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Date: Friday, November 14, 2008, 6:35 AM Maka marilah memulai kebiasaan melakukan pemilu yang bersih sehingga sang terpilih tidak harus mendungu karena keharusan membalas jasa tapi, justru, mampu melaksanakan kewajibannya melayani masyarakat Indonesia. ED Sent from my BlackBerry® wireless device from XL GPRS network
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Prihatin dengan Iklan PKS
Pendapat saya saat ini untuk memberikan gelar pahlawan kepada Soeharto akan saya jawab dengan satu kata TIDAK Biarkanlah generasi penerus yang akan menilai sejauh mana jasa2 Soeharto saat menjadi pimpinan orba dan menilai kemungkinan untuk memberikan gelar pahlawan. Lha sejarah aja diputar balik gimana mau di pahlawan-kan. Salam --- On Fri, 11/14/08, Jusuf Suroso [EMAIL PROTECTED] wrote: From: Jusuf Suroso [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Prihatin dengan Iklan PKS To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Date: Friday, November 14, 2008, 2:34 AM Bung Anthoni ! Bung Karno itu menjadi negarawan melalui perjuangan keras, keluar masuk penjara dan pengasingan puluhan tahun dan menjadi Presiden (20 tahun) kurang lebih sama dengan lamanya ia ditindas pemerintah kolonial. Bung Karno sampai sekarang tidak pernah menerima anugerah Pahlawan Nasional, kecuali anugerah Pahlawan Proklamator bersama Bung Hatta pada tahun 1986, 16 tahun setelah ia wafat. H.M. Soeharto itu berkuasa setelah menindasi rakyatnya. Memenjarakan jutaaan orang membunuh nya dengan sistematis. (pasca G30S, Proyek Bersih Lingkungan, DOM Aceh, Peristiwa Lampung, Tanjung Priok, Pembunuhan Misterius/Petrus, Trisakti, Semanggi dll.). Darah dan air mata korban kebuasan H.M. Soeharto belum kering, mereka juga masih trauma. Dan H.M. Soeharto ini belum seribu hari (wafatnya) kok PKS dan Ketua DPR mengusung gelar Pahlawan dan berdekatanan dengan pemilu ini ada apa ? Maaf, jadi bukan soal dendam dan kebencian. Dampak psikologis dan perasaan korban kebuasan H.M. Soeharto ini yang harus diperhatikan para pengusul. Kalau para pengusul (Agung Laksono PKS) sudah terlanjur terima berkomitmen, ya itu urusan mereka. Ingat, jangan menari-nari, berfoya-foya diatas derita dan isak tangis jutaan orang ! Salam jusuf suroso.
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Prihatin dengan Iklan PKS
Soeharto memang diktartor, sy pun pernah merasakan bagaimana pahitnya penjara soeharto tapi sepanjang kekuasaanya banyak kaum menengah atas menikmati kue orde baru yang terasa masih enak hingga saat ini. hingga membentuk kelas-kelas menegah baru yang saat ini masih bertahan dan menjadi elite-elite politik maupun ekonomi, soeharto memang salah , tapi kesalahannnya telah melahirkan fajroel rahman, budiman sudjatmiko, rizal malaranggeng, yahya muhaimin, rama pratama, dita indah sari dan masih banyak politisi muda yang lahir dari keditatoran soeharto. Kalau saja Soeharto tidak diktator, tidak otoriter tidak mungkin lahir politisi muda yang kritis saat ini mulai berkecimpung di negeri ini, AMBIL SAJA HIKMAHNYA Soeharto adalah masa lalu, demikian pula soekarno. marii kita kenang saja kesalahan dan kebaikannnya untuk menjadi pelajaran negeri ini di masa depan, yang baik kita ambil yang jelek kita tinggalkan, yang perlu di perdebakan adalah bagaimana synthesis dari kedua tokoh ini melahirkan sebuah INDONESIA BARU --- On Fri, 14/11/08, manneke budiman [EMAIL PROTECTED] wrote: From: manneke budiman [EMAIL PROTECTED] Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Prihatin dengan Iklan PKS To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Date: Friday, 14 November, 2008, 11:24 AM Kalau begitu, untuk eyang harto pun tak ada kompromi: Tetap katakan tidak!!! Eyang sudah menoreh luka dala riwayat hidup Republik berkali-kali. Menerima pemahlawanan eyang Harto adalah sebuah kebodohan. Bahkan para pembantunya dan pengikutnya pun pada saat-saat terakhir meninggalkannya dan turut menyuruhnya mundur. Rupa-rupanya, urusan dendam dan tidak dendam boleh pilih-pilih sesuka selera kita ya? manneke
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Demi mengungkap kebobrokan, Kwik diteror
Ini yang dimaksud acara Today's Dialog atau The Candidate ya? Kalo di The Candidate, memang tidak ada komentar dari Kwik waktu ditanya tentang demo itu. Atau mungkin di acara 'live' nya ada ya? Tapi, ada ataupun tidak, bukannya memang seperti itu faktanya? riyanto From: anisuryansyah [EMAIL PROTECTED] To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Sent: Friday, November 14, 2008 10:40:04 AM Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Demi mengungkap kebobrokan, Kwik diteror Wah, kayaknya semalem tidak ada perkataan Pak Kwik yang seperti itu. yang ada tayangan dari Metro TV yang menggambarkan demo memprotes Pak Laksamana. Pak Kwik sendiri tidak berkomentar soal itu. Yang protes sama Pak Kwik mungkin nggak nonton acaranya ya? Lagipula tentang Pak Laksamana itu kan sudah jadi bahan pembicaraan umum, sudah lama, kenapa baru ribut sekarang... :( [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Prihatin dengan Iklan PKS
Memang masalahnya adalah keadilan. Bayangkan kalau kita menjadi korban keganasan eyang ditahun 1965 dan berlanjut sampai akhir hidupnya dengan memakai kepanjangan tangan kroni2nya. Yang sekarang duduk dikursi2 penting kan juga kebanyakan masih kroni2 orba, jadi lumpuhlah reformasi karena terhalang bermacam2 birokrasi. Sampai usulan pengadilan Soeharto pun di tolak mentah2 oleh kroni2nya dengan alasan sakit, padahal sejak beliau turun tachta 1998 beliau masih sehat dan bisa diadili tapi selalu diulur ulur sampai adanya keputusan untuk menghentikan tuntutannya dan tetap dengan alasan kesehatan. Yah itulah hukum dinegara kita semua bisa di rekayasa. Jadi bingung mau milih siapa karena saya punya hak milih di Den Haag. Ada saran Salam Salam --- On Thu, 11/13/08, Bambang Riyanto [EMAIL PROTECTED] wrote: From: Bambang Riyanto [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Prihatin dengan Iklan PKS To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Date: Thursday, November 13, 2008, 8:25 AM Kok masalahnya disederhanakan menjadi benci dan dendam??? Ini masalah keadilan Pak. Orang berbuat harus berani bertanggung jawab, kan? Soeharto telah banyak berbuat kesalahan sewaktu jadi presiden. Apakah salah menuntut tanggung jawabnya? Kalau dengan alasan 'benci dan dendam' lalu kesalahannya dilebur begitu saja, wah enak banget dong jadi pemimpin Bangun Indonesia dengan keadilan!! riyanto
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Bankir Cantik … di KRLTanah Abang – Serpong
Gitu aja gak usah dipikirin mas,,,anggap aja obrolan warung kopi ... Gak usah repot2 dipikar-pikir... --- On Thu, 11/13/08, hersu_bsd [EMAIL PROTECTED] wrote: From: hersu_bsd [EMAIL PROTECTED] Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Bankir Cantik … di KRLTanah Abang – Serpong To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Date: Thursday, November 13, 2008, 9:05 PM Rabu sore 12 November saya naik KRL ekonomi AC Ciujung dari Tanah Abang menuju Serpong. Saya berdiri di gerbong paling belakang, dekat pintu. Ransel saya taruh di tempat bagasi, dan saya mencoba menyamankan diri dalam posisi berdiri. Kereta belum bergerak. Seorang perempuan muda yang duduk dekat saya berdiri asyik bertelepon. Rupanya dia memanggil temannya untuk datang ke gerbong tempat dia duduk. Dan tak lama kemudian datang seorang perempuan lain, dugaan saya usianya lebih tua. Yang datang ini mengenakan blazer warna kuning kunyit (saya nggak tahu, itu seragam atau bukan). Karena tak mendapat tempat duduk, pandatang baru ini berdiri di depan temannya, tepat di samping saya berdiri. Tepat pukul 17.10 kereta yang lumayan penuh, tidak terlalu berdesakan, meninggalkan Tanah Abang. Tak lama kemudian kedua perempuan itu terlibat diskusi heboh, seolah tak ada orang lain di sekitarnya. Dari apa yang mereka diskusikan, saya menduga mereka bekerja di satu bank. Yang satu bercerita dengan bangga bahwa dalam beberapa hari terakhir dia panen nasabah deposito baru, dengan total angka ratusan miliar. Saya sepenuhnya percaya. Tadi pagi harian Kontan bercerita jumlah rekening tabungan dan deposito di atas dua miliar membengkak. Total jenis rekening ini tercatat naik Rp70 triliun dalam sebulan menjadi Rp673 triliun dari total dana perbankan di Indonesia yang sebesar Rp1.600 triliun. Perempuan yang berblazer juga bercerita mengenai pekerjaannya. Saya mencoba tidak terganggu oleh obrolan mereka. Toh ini tempat umum. Kalau pun mereka ngomongin rahasia dapur mereka, ya silakan sajalah. Toh mereka memang mau begitu. Tetapi akhirnya saya tersengat mendengar sharing si mbak berblazer, lebih dalam kapasitas saya sebagai salah satu nasabah bank. Saya coba rekonstruksi obrolan mereka, walau tentu saja tidak tepat benar. Tahu nggak lu, kapan hari gue salah blokir kartu (saya nggak pasti kartu kredit, kartu debit, atau kartu ATM) nasabah, katanya sambil ketawa cekikikan. Loh, kok bisa sih, kata perempuan yang duduk. Si ibu itu kan punya dua kartu. Begitu dia minta satu kartunya diblokir, eh yang gue blokir kartu yang satunya, kata si mbak berblazer. Terus? Seminggu kemudian si ibu telepon. Dia tanya kok kartunya yang satu keblokir. Lu jawab apa? Dia kan nggak ngerti. Saya jawab gini, `Bu, maaf, waktu saya panggil nama ibu di komputer, saya langsung blokir begitu saja. Saya nggak tahu kalau ibu punya dua kartu. Si ibu marah? Nggak tuh, malah dia minta maaf. `Maaf ya mbak, ngerepotin', dia bilang gitu. Kedua perempuan itu pun tertawa berderai. Sedih rasanya mendengar sharing itu. Begini rupanya cara perempuan muda ini bekerja. Pertama jelas si blazer kuning kunyit melakukan kesalahan, dan kesalahannya menurut saya fatal, bukan hanya karena dia memblokir kartu yang tidak seharusnya diblokir, tetapi justru tidak memblokir kartu yang seharusnya diblokir. [Saya menulis ini justru karena hari ini, Jumat 14 November 2008, di harian Kompas ada surat pembaca yang berisi keluhan bahwa orang sudah memblokir kartu ATM-nya, tetapi pembobolan masih terjadi]. Kedua, dia tidak mengakui kesalahannya di depan nasabah, bahkan membohongi si nasabah. Rasa sedih belum hilang, dan kepala dipenuhi aneka macam tanda tanya ketika kereta berhenti di Stasiun Pondok Ranji. Kedua perempuan itu turun, dan saya mencari-cari tempat kosong, untuk menaruh pantat sekadar membuang penat. ([EMAIL PROTECTED] com)
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Menanggapi Indra: orang Sumbar 'durhaka' kalau masuk PDI Perjuangan?
Salam, Senang sekali bila orang-orang muda tampil ke gelanggang politik, macam IJP dan BS ini - - saya menyambutnya dengan kegembiraan; siapa tahu bisa membawa perubahan baru bagi kehidupan yang selama ini tidak pro poor. Tetapi bila berbalas email macam di bawah ini: Amboi, matilah awak, keduanya bisa diurut jangan-jangan kami ini bersaudara, berhubungan darah: tetapi bila nada kemudian seakan berkelahi, wadaw, ... susah melanjutkan ketikan Mungkin untuk membuat suatu wahana baru, bagimana bila kedua kawan kita ini memuat pokok pikiran singkatnya sebagai caleg dalam memajukan keadaan ekonomi rakyat di daerahnya mencaleg masing-masing? Sehingga dari pemikiran itu, paling tidak kita tahu, ooo, dua kawan-kita ini bukan caleg jadi-jadian, terlepas apa pun partainya, Monggo, Mari, silakan! Terima kasih, iwan piliang Budiman Sudjatmiko [EMAIL PROTECTED] wrote: Wah bung IJP ini rupanya punya 'alasan spiritual dan historis' utk tidak masuk PDI Perjuangan, dengan mengatakan bahwa sebagai orang Sumbar dirinya akan dianggap Malin Kundang kalau masuk PDI Perjuangan. Kalau begitu logikanya, berarti bisa disimpulkan bahwa setiap orang Jawa, orang Bali, orang Sumatera Utara yang masuk Golkar juga akan dianggap pengkhianat pada teman sekampung atau durhaka pada orang tuanya, karena sekitar satu juta orang mati di daerah-daerah tersebut oleh kekuatan Orde Baru yang didukung Golkar puluhan tahun dong... Jangan-jangan, saya (yang kebetulan ber-suku Jawa juga akan dianggap berkhianat oleh banyak orang Jawa tetangga saya di kampung karena berteman dgn Indra yang caleg Golkar dong?) wassalam Budiman Sudjatmiko (yang punya istri orang Bukittinggi dan berteman dgn Indra yang orang Pariaman dan caleg Golkar) [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] (Kacau banget neh) Wapres: Kelangsungan Hidup Bakrie Perlu Dijaga
JK dari dulu memang mulutnya asal bunyi. . Selalu membela yang kaya.. Dasar badut.. --- On Thu, 11/13/08, firdaus cahyadi [EMAIL PROTECTED] wrote: From: firdaus cahyadi [EMAIL PROTECTED] Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] (Kacau banget neh) Wapres: Date: Thursday, November 13, 2008, 11:29 PM Makanya kasus Lapindo ga kelar2, orang dibela terus-terusan kok..hik..hik :(( _ _ _ Wapres: Kelangsungan Hidup Bakrie Perlu Dijaga sumber: http://www.kompas. com/read/ xml/2008/ 11/14/13352853/ Wapres.Kelangsun gan.Hidup. Bakrie.Perlu. Dijaga Jumat, 14 November 2008 | 13:35 WIB JAKARTA, JUMAT - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengemukakan, pemerintah wajib menjaga kelangsungan hidup pengusaha nasional, termasuk grup usaha Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Aburizal Bakrie yang saham perusahaannya hancur terimbas krisis keuangan global. Pemerintah berkewajiban menjaga kelangsungan hidup pengusaha nasional. Bukan hanya Bakrie, tetapi siapa saja supaya usahanya tetap berjalan, ujar Wapres dalam jumpa pers usai shalat Jumat di Istana Wapres, Jakarta, (14/11). Dengan pemikiran seperti itu, pembelaan pemerintah kepada Bakrie masih dalam kategori wajar. Pemerintah sebelumnya juga membela pengusaha lain seperti Astra, Danamon, BCA, sejumlah bank lain, dan sejumlah konglomerat. Masakan membantu Bakrie tidak boleh, ujarnya. [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Balada Pengendara Motor
Apakah semua pengendara motor ugal-ugalan? TIDAK! Apakah semua pengendara mobil santun? TIDAK! Ada banyak bahan dan pengalaman untuk membahas perilaku pengendara kendaraan bermotor, yang baik maupun buruk. Perdebatan seperti ini tipikal orang Indonesia, hanya menyajikan hal-hal negatif dari kubu lawan. Perdebatan yang hanya menguras energi yang semestinya bisa dialihkan untuk membangun kesadaran bersama untuk menghilangkan perilaku negatif dan mengubahnya menjadi perilaku positif. 2008/11/14 Radityo [EMAIL PROTECTED] Dear Bu Yuli, Maaf tapi bukankah policy pengurangan kendaraan bermotor akibat banyaknya jumlah motor dan pertumbuhan jumlah pemilik motor, bukan karena ulah pengendara motor. (lihat di postingan pertama) CMIIW saya jadi teringat, sudah dua topik tentang motor dan mobil namun diskusi tidak ada habisnya. owh iya, motor ugal2an dapat kita lihat dimana saja, namun bila ingin melihat betapa kacaunya mobil yang menyetir tidak karuan, silahkan datang ke kota Medan. bagi saya yang besar di Medan, menyetir di Jakarta dengan aksi pengendara motor yang hebat masih lebih menenangkan dibanding menyetir mobil di Medan. maaf bukan mengecilkan atau menyinggung orang Medan, tapi begitulah yang saya, keluarga dan saudara2 saya rasakan bila menyetir mobil disana. namun mohon maaf bila keadaan sudah berubah dan medan sudah teratur karena sudah 2 tahun saya tidak balik kesana. hanya sekedar berbagi pengalaman.. Wassalam, Radityo
[Forum-Pembaca-KOMPAS] SEMINAR TAN MALAKA DI MEDAN
Seminar Nasional TAN MALAKA PAHLAWAN YANG DIKUCILKAN DALAM SEJARAH INDONESIA Dr. Alfian menyebut Tan Malaka sebagai revolusioner kesepian. Tan Malaka memang pejuang kesepian dalam arti sesungguhnya. Sekitar 20 tahun (1922-1942) Tan Malaka hidup dalam pembuangan, tanpa didampingi teman seperjuangan. Beberapa kali dia harus meringkuk di penjara negara imperialis saat berada di Filipina dan Hong Kong, serta selama dua setengah tahun dipenjarakan tanpa pengadilan oleh pemerintah republik yang ia cita-citakan. Diangkat jadi Pahlawan Nasional oleh Soekarno. Tapi kemudian kepahlawanannya ditutupi oleh rezim Soeharto dan kemudian namanya kini mulai direhabilitasi pemerintah kembali. Siapa sebenarnya Tan Malaka? Bagaimana ide-ide Tan Malaka masuk Sumatra? Bagaimana konstelasi politik Indonesia ketika Tan Malaka berhadapan dengan Soekarno, Hatta, Sjahrir, dan Amir Sjafroeddin? Temukan fakta-fakta baru sejarah Indonesia pada diskusi buku `Tan Malaka, Gerakan Kiri, dan Revolusi Indonesia' pada Senin, 17 November 2008, di VIP Room Serbaguna Unimed, pukul 09.00 12.00 WIB. Diskusi akan menghadirkan Harry A. Poeze dari Leiden (Penulis Buku dan Direktur KITLV Leiden, Belanda) Dr. Phil. Ichwan Azhari (Kepala Pusat Studi Sejarah dan Ilmu-Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan) dan Drs. Ridwan Rangkuti (Dosen FISIP Universitas Sumatera Utara). Registrasi tidak dipungut biaya, tapi mengingat tempat yang sangat terbatas peminat harap memesan ungangan tiket masuk ke sekretariat di Pusat Studi Sejarah dan Ilmu-ilmu Sosial Unimed via SMS atau telepon 0813 960 297 69. Acara ini dipersembahkan oleh PUSSIS Unimed, KITLV Jakarta, Yayasan Obor Indonesia, Harian Kompas, dan didukung oleh KISS FM Medan. [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Balada Pengendara Motor (Mari berdamai Roda 2 Roda 4)
memang mungkin paling benar kita bahas kenapa mass transportation d jakarta gak pernah d buat yang bagus yah? subway atau monorail gitu lah.. gak jelas tuh program pemda buat masalah itu kayaknya bahasan kita juga bisa lebih bermanfaat nih secara pada banyak yang makin tersinggung jg nih bahas masalah pembatasan motor menurut saya nih.. buat yang bikin SIM masih nembak gak usah ngomong lah kita emang kitanya juga yg bikin peraturan gak jalan kan? hahahahahahaha... lagian.. yang bikin macet tuh jakartanya! kebijakan yang lahir dari jakarta inilah penyebabnya karena gara2 jakara trus semua orang pada ke jakarta nyari kerja From: deddy putra [EMAIL PROTECTED] To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Sent: Friday, November 14, 2008 10:35:45 Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Balada Pengendara Motor (Mari berdamai Roda 2 Roda 4) Sekitar mulai 3 minggu yang lalu saya terpaksa menggunakan roda 2 dr Bekasi - Sunter - Bekasi.. dr sisi waktu, biasanya klo lewat tol pake roda 4, 40 menit sampai, pake roda 21.5jam sampai. Kemaren saya berfikir...kenapa ya roda 2 ini susah banget buat diatur.ternyata setelah saya sendiri menggunakan roda 2sangat tersiksa pak. Kenapa roda 2 selalu mau maju ke depan jika di lampu merah.sekarang saya tau jawabnya, berhenti di belakang roda 4 itu sangat panas, apalagi jika di belakang bis. Berhenti di lampu merah itu 2 menit itu bagaikan di panggang pak. Bayangkan... ..dengan jaket tebal yang tertutup + rompi angin, plus masker hidung, plus kacamata, plus helm fullface kondisi berhenti di lampu merah di bawah terik matahari .wuuuih. ..bikin basah kuyup. Yah mau bagaimana lagi.roda 2, roda 4, roda 3, semuanya bayar pajak. Semuanya merasa berhak menggunakan ruas jalan yang ada. Buat roda 2hati2lah di jalan. Anda tidak fully protected, jangan jalan seenaknya, melawan arus, ugal2an, salib sana sini, klo nyenggol tinggal kabur. Jadilah pengendara yang bertanggungjawab. Bagi roda 4sedikit bertoleransilah, jangan mentang2 anda merasa nyaman di dalam ruangan ber AC dan di dalam mobil yg mewah kemudain anda merasa superior. Tetaplah berhati di perjalanan dan patuhi rambu2 dan peraturan lalulintas yang ada. Saya yakin semua pengguna roda 2 ataupun roda 4 anda berpendidikan. jadi tunjukkanlah keberpendidikan anda dalam berlalulintas. Jika semua mematuhi peraturan yang ada, saya yakin semuanya akan nyaman berada di jalanan. deddy
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] SBY: Lupa Hari, Artinya Presiden Sudah Betul
Pak Haniwar, Apa maksud kalimat terakhir ' terus bilang lagi capres 2009.. jangan beri angin sorga..nah th 2004 gimana ..kok boleh ?' ? Saya sama sekali tak paham. Terima kasih atas kesediaannya menjelaskan. ED Sent from my BlackBerry� wireless device from XL GPRS network -Original Message- From: Haniwar Syarif [EMAIL PROTECTED] Date: Fri, 14 Nov 2008 11:00:35 To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] SBY: Lupa Hari, Artinya Presiden Sudah Betul Bu ED kasihani aja dia sudah kurang tidur sudah sering lupa hari masih dikritik terus... terus bilang lagi capres 2009.. jangan beri angin sorga..nah th 2004 gimana ..kok boleh ? HS
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Mereka Bilang Ini Puisi!
Cikini Raya Writers Readers Festival Salah satu alasan kenapa saya suka sekali pergi ke acara-acara sastra, baik di luar kota seperti Ubud Writers Readers Festival dan Ode Kampung, maupun di dalam kota seperti Pasar Malam Sastra di Warung Apresiasi Bulungan, adalah karena di sana saya dapat banyak teman baru. Dulu, waktu masih jadi konsultan public relation, teman baru berarti kesempatan (bisnis) baru. Ada tuntutan untuk menghasilkan sesuatu dari pertemanan dan jaringan yang makin luas itu. Teman adalah investasi, jadi jangan sampai rugi. Mentalitas untung-rugi ini pelan-pelan hilang sejak saya berhenti jadi konsultan dan hanya kerja paruh waktu sebagai editor. Saya lebih santai berteman, tak ada lagi tuntutan kenalan dengan sebanyak mungkin orang. Hilang kewajiban menghafalkan wajah si ini dan si itu, lalu menebak-nebak, kira-kira mereka bisa menguntungkan dalam hal apa. Tentu, sekarang di belakang saya ada BungaMatahari dan irisPUSTAKA, yang keduanya bisa diuntungkan (atau dirugikan) oleh jaringan teman saya yang semakin banyak. Tapi karena BuMa adalah lembaga non-profit, sedangkan irisPUSTAKA adalah lembaga not-yet-profitable-and-still-a-long-way-to-actually-see-any-profit, saya bisa lebih santai membawa diri. Kalau tak suka, cukup bilang halo apa kabar dan basa-basi singkat, tanpa harus berlanjut ke mana-mana. Sedangkan kalau cocok dan suka, segala alasan bisa dicari untuk sekedar nongkrong dan ketawa-ketawa. Misalnya, sepulang dari UWRF tahun ini, ada sekantong nama teman baru yang saya peroleh. Di antaranya Danny Yatim, Mas Dodo dan Debra Yatim, serta putri mereka Zulaika. Kami sebenarnya sudah sering bertemu sebelumnya di acara-acara di Jakarta. Di UWRF tahun lalu, Olin bahkan sudah memperkenalkan saya dengan Debra waktu acara Poetry Slam di Bebek Bengil. Tapi mereka pasti lupa. Sampai akhirnya tahun ini kami ketemu dan kenalan lagi. Debra dan Zulaika bahkan ikut meramaikan acara peluncuran buku Anya dan Mikael. Sepulang dari Ubud, kami tetap berhubungan lewat Facebook, dan setelah gosip kiri-kanan atas-bawah, janjian ketemuan lagi di Cafe au Lait, Jalan Cikini Raya sekian-sekian, di suatu sore yang penuh kemacetan. Kumpul-kumpul yang iseng kami namai Cikini Raya Writers Readers Festival. Isi programnya bukan workshop atau performances, tapi gosip sedap tentang penulis dalam dan luar negeri yang di UWRF. Dari hasil brainstorm singkat, ada empat acara yang akan dilangsungkan. Pertama, 'Mereka Bilang Ini Puisi!', sebuah acara setengah poetry slam setengah workshop puisi serba santai yang diadakan hari Jumat, 14 November 2008 di SMA Al-Izhar Pondok Labu, Jakarta Selatan. Sekolah itu punya program yang Bulan Bahasa, dan poetry slam ini adalah salah satu acara yang termasuk di dalamnya. Kedua, KebunKata Kota, yang pengumumannya sudah saya pasang di halaman multiply saya. Ketiga, jalan-jalan ke Ode Kampung. Saya dan Anya ke sana tahun lalu, dan pengalaman seru yang kami peroleh rasanya sayang kalau tak dibagi dengan teman-teman baru kami. Keempat, Tupperware Party, baca-baca puisi spontan (seperti BunKat) di acara perayaan ulang tahun penyair Bibsy Soenharjo, yang mungkin akan diadakan di salah satu restoran di kawasan Ampera. Kebetulan Martin Jankoswki, penyair Jerman kenalan kami, akan datang ke Jakarta sepanjang pertengahan November-Desember. Kami sepakat untuk mengajak dia meramaikan acara-acara tersebut. Mereka Bilang Ini Puisi! Siang ini, Anya dan Mikael menjemput saya di kantor, dan kami langsung meluncur ke Al-Izhar. Acara 'Mereka Bilang Ini Puisi!' diadakan di mushola SMA lantai 3, dan dihadiri oleh murid-murid kelas 1. Yang datang (atau tepatnya diharuskan datang, ada faktor pemaksaan di sini, maklum sekolah!) berjumlah kurang lebih 135 orang. Ramai benar. Mas Dodo dan Zulaika (yang memang masih sekolah di sana, kelas 3) juga ada, ditambah beberapa guru. Debra membuka acara dengan memperkenalkan kami kepada hadirin yang usianya rata-rata separuh usia kami itu. Dia langsung memperkenalkan Mikael sebagai orang Australia yang nyasar di sini, dan mengajak tebak-tebakan asal daerah Anya dan saya berdasarkan nama kami. Ada yang menebak Anya dari Filipina, sedangkan saya disangka datang dari Ambon. Hmm. Gak apa-apa, menyerempet sedikit. Untuk memanaskan suasana, Mikael dan Anya bergantian baca puisi, disusul Martin. Belum panas-panas juga, jadi Mikael dan Martin duet membaca puisi karya penyair bule ini (dalam bahasa Indonesia dan Jerman), yang mengundang sambutan meriah dari audiens. Ini saatnya, pikir saya. Mereka pasti berebutan maju ke depan. Eh, enggak juga lho ternyata. Saya sudah terlalu lama meninggalkan bangku SMA, sehingga lupa bahwa di usia seperti itu, yang penting adalah crowd mentality, bukan individuality. Lha, gimana mau individual, identitas aja masih mencari? Debra terus mengajak mereka yang berminat untuk langsung maju dan baca puisi karya sendiri, atau karya Mikael, Anya dan Martin (yang fotokopinya sudah dibagikan), dengan pancingan hadiah buku puisi
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Balada Pengendara Motor
saya bertanya mengenai definisi anda dengan kegagahan dan berani mati mereka, dari reply anda dibawah, rupanya diambil dari 2 (dua) pengakuan miliser. I see... jadi mereka = dua orang itu. ok... itu saja yang saya ingin tahu, terima kasih. http://jokonurjadi.blogspot.com - Original Message - From: Yuliati Soebeno To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Sent: Thursday, November 13, 2008 12:12 PM Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Balada Pengendara Motor Joko, Jika anda tidak merasa salah satu dari mereka, ya gak usah naik darah, dong? mas Totot juga seorang pengendara motor, kadangkadang, tetapi dia bukan termasuk yang tertulis mereka tersebut. Seseorang juga sudah mengakui dimilis ini bahwa dia juga menaiki trotoar untuk menghindari macet, dan membuntuti orang yang berjalan di trotoar, karena dia ingin sedikit sopan dengan tidak membunyikan klakson agar pejalan kaki di trotoar tersebut minggir dan memberikan jalan bagi pengendara motor tsb. Aneh kan? Hak dan tempat berjalan bagi pejalanan kaki justru selalu disebrot oleh pengendara motor? Namanya saja aturan berkendaraan motor di Indonesia kali? Salah sati miliser juga sudah mengatakan bahwa cara-cara mereka (alias pengendara motor) overtake dari kanan dan dari kiri, dan jika menyenggol mobil atau pengendarakendaraan lain dijalan, mereka justru menyalahkan orang yang ditabrak pengendara motor tersebut. Jadi jika anda memang pengendara motor yang sopan dan santun dijalanan, ya gak usah uring-uringan, dong ya? Jika tidak dikarenakan ulah para pengendara motor yang kebanyakan main menang sendiri, maka tidak akan ada policy yang akan mengurangi para pengendara motor dijalanan, bukan? salam, Yuli
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Menanggapi Indra: orang Sumbar 'durhaka' kalau masuk PDI Perjuangan?
bukannya gubernur sumbar dr PDIP... wah versi IJP ...aku pernah jd anak durhako dong.. HS At 11:51 AM 14-11-08, you wrote: Wah bung IJP ini rupanya punya 'alasan spiritual dan historis' utk tidak masuk PDI Perjuangan, dengan mengatakan bahwa sebagai orang Sumbar dirinya akan dianggap Malin Kundang kalau masuk PDI Perjuangan. Kalau begitu logikanya, berarti bisa disimpulkan bahwa setiap orang Jawa, orang Bali, orang Sumatera Utara yang masuk Golkar juga akan dianggap pengkhianat pada teman sekampung atau durhaka pada orang tuanya, karena sekitar satu juta orang mati di daerah-daerah tersebut oleh kekuatan Orde Baru yang didukung Golkar puluhan tahun dong... Jangan-jangan, saya (yang kebetulan ber-suku Jawa juga akan dianggap berkhianat oleh banyak orang Jawa tetangga saya di kampung karena berteman dgn Indra yang caleg Golkar dong?) wassalam Budiman Sudjatmiko (yang punya istri orang Bukittinggi dan berteman dgn Indra yang orang Pariaman dan caleg Golkar)
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: (Kacau banget neh) Wapres: Kelangsungan Hidup Bakrie Perlu Dijaga
Pemerintah berkewajiban menjaga kelangsungan hidup pengusaha nasional. Bukan hanya Bakrie, tetapi siapa saja supaya usahanya tetap berjalan, ujar Wapres Jadi artinya para PKL yang dikejar, diobrak abrik, di rampas dagangannya juga wajib dilindungi. Susah punya wapres dungu. --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, HENDRA WIJANA [EMAIL PROTECTED] wrote: Membela Bank dengan menggelontorkan BLBI, justru keliru. Eh, yang keliru malah dipertahankan. Ya, wis, jangan dipilih lagi orang kayak begini pada pemilu nanti. Salam Hendra Wijana --- On Fri, 11/14/08, firdaus cahyadi [EMAIL PROTECTED] wrote: From: firdaus cahyadi [EMAIL PROTECTED] Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] (Kacau banget neh) Wapres: Kelangsungan Hidup Bakrie Perlu Dijaga Date: Friday, November 14, 2008, 2:29 PM Makanya kasus Lapindo ga kelar2, orang dibela terus-terusan kok..hik..hik :(( _ _ _ Wapres: Kelangsungan Hidup Bakrie Perlu Dijaga sumber: http://www.kompas. com/read/ xml/2008/ 11/14/13352853/ Wapres.Kelangsun gan.Hidup. Bakrie.Perlu. Dijaga Jumat, 14 November 2008 | 13:35 WIB JAKARTA, JUMAT - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengemukakan, pemerintah wajib menjaga kelangsungan hidup pengusaha nasional, termasuk grup usaha Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Aburizal Bakrie yang saham perusahaannya hancur terimbas krisis keuangan global. Pemerintah berkewajiban menjaga kelangsungan hidup pengusaha nasional. Bukan hanya Bakrie, tetapi siapa saja supaya usahanya tetap berjalan, ujar Wapres dalam jumpa pers usai shalat Jumat di Istana Wapres, Jakarta, (14/11). Dengan pemikiran seperti itu, pembelaan pemerintah kepada Bakrie masih dalam kategori wajar. Pemerintah sebelumnya juga membela pengusaha lain seperti Astra, Danamon, BCA, sejumlah bank lain, dan sejumlah konglomerat. Masakan membantu Bakrie tidak boleh, ujarnya. [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Menanggapi Indra: orang Sumbar 'durhaka' kalau masuk PDI Perjuangan?
Bud, ente egois amat. Gak sabaran ama kerja2 politik kita ke dpn. Duh. Salam ma keluarga bini, ya. Mrk pasti milih gw, kan? Sent from my BlackBerry� wireless device from XL GPRS network -Original Message- From: Budiman Sudjatmiko [EMAIL PROTECTED] Date: Thu, 13 Nov 2008 20:51:10 To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Menanggapi Indra: orang Sumbar 'durhaka' kalau masuk PDI Perjuangan? Wah bung IJP ini rupanya punya 'alasan spiritual dan historis' utk tidak masuk PDI Perjuangan, dengan mengatakan bahwa sebagai orang Sumbar dirinya akan dianggap Malin Kundang kalau masuk PDI Perjuangan. Kalau begitu logikanya, berarti bisa disimpulkan bahwa setiap orang Jawa, orang Bali, orang Sumatera Utara �yang masuk Golkar juga akan dianggap pengkhianat pada teman sekampung atau durhaka pada orang tuanya, karena sekitar satu juta orang mati di daerah-daerah tersebut oleh kekuatan Orde Baru�yang didukung Golkar puluhan tahun dong... Jangan-jangan, saya (yang kebetulan ber-suku Jawa juga akan dianggap berkhianat oleh banyak orang Jawa tetangga saya di kampung karena berteman dgn Indra yang caleg Golkar dong?) � wassalam � Budiman Sudjatmiko (yang punya istri�orang Bukittinggi dan berteman dgn Indra yang orang Pariaman dan caleg Golkar)
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] (Kacau banget neh) Wapres: Kelangsungan Hidup Bakrie Perlu Dijaga
Kok begitu ya cara berpikirnya. Lagi2 hutang budi dijadikan dasar pernyataan. Kasihan pemimpinku. Memang tidak usahlah kita milih mereka lagi di pemilu mendatang. � Salam --- On Fri, 11/14/08, HENDRA WIJANA [EMAIL PROTECTED] wrote: From: HENDRA WIJANA [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] (Kacau banget neh) Wapres: Kelangsungan Hidup Bakrie Perlu Dijaga To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Date: Friday, November 14, 2008, 5:28 PM Membela Bank dengan menggelontorkan BLBI, justru keliru. Eh, yang keliru malah dipertahankan. Ya, wis, jangan dipilih lagi orang kayak begini pada pemilu nanti. � Salam � Hendra Wijana
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Eros Dilarang Syuting Film Lastri di Solo
jika sudah demikian, lantas solusinya gimana? Apakah cukup mengumpat dan marah-marah, tanpa melakukan suatu gerakan yg mampu merubah Anak negeri bisa menggunakan otaknya -- sebagaimana Yg mbak dan kita semua inginkan...saatnya kita bergerak bersama degn damai bukan hanya mengumpat dan marah Salam Indonesia. --- On Fri, 14/11/08, jajang c noer [EMAIL PROTECTED] wrote: From: jajang c noer [EMAIL PROTECTED] Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Eros Dilarang Syuting Film Lastri di Solo To: [EMAIL PROTECTED], forum-pembaca-kompas@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] Date: Friday, 14 November, 2008, 1:01 PM satu lagi bukti nyata, betapa bangsa kita berjalan mundur, mundur, dan mundur. jadi primitif kembali. tidak bisa lagi memakai otaknya secara benar, logis. [Non-text portions of this message have been removed] Get your preferred Email name! Now you can @ymail.com and @rocketmail.com http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/sg/ [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Indonesia Pelopor Jalan Tol, Tapi Pembangunannya Terlambat
Belanda sebagai pemerintah (meski harus dilihat dalam kacamata sebagai penjajah) tahu persis apa hakikat menjadi penyelenggara negara dlm konteks penyediaan layanan publik. Ada sistim transportasi yg terencana, sistim kesehatan dan arah pembangunan kesehatan yg jelas dll deh. ED Sent from my BlackBerry� wireless device from XL GPRS network -Original Message- From: Sulaeman_H. [EMAIL PROTECTED] Date: Thu, 13 Nov 2008 22:34:10 To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Indonesia Pelopor Jalan Tol, Tapi Pembangunannya Terlambat Idealnya pembangunan dua-duanya (tol dan kereta) itu harus jalan pesat di tanah air. Tinggal dilihat dari sudut studi kelayakan wilayah mana yang tepat dibangun jalan tol dan wilayah mana tepat dibangun jalan kereta. Di Singapura ada jalan ring-road dan ada jalur kereta MRT yang bisa memudahkan penduduk bergerak di disekitar kota pulau itu. Di Bangkok Ada kereta layang (sky train), ada kereta bawah tanah (subway) dan ada kereta api konvensional seperti di Gambir. Disamping itu jalan tol di Bangkok juga mulai diperbanyak. Bangkok sedikit lebih nyaman transportasinya daripada Jakarta. Malah sekarang kabarnya ada bus kota gratis dijurusan tertentu. DI Malaysia, jalan tol dibangun membentang dari Singapura sampai hampir ke wilayah utara Malaysia dekat perbatasan dengan Thailand. DI Kuala Lumpur sendiri ada mono-rail, ada MRT dan ada kereta api biasa. Malaysia malah lebih unik dalam hal prestasi pembangunan tol. Perusahaan Malaysia pembangun jalan tol telah melakukan ekspansi bisnis hingga punya proyek besar di India membangun jalan tol. Indonesia yang banyak pakar jalan tol tidak bisa ekspansi seperti ini. Mentok dinegeri sendiri. Memberi kelancaran transportasi kepada rakyat di seluruh pelosok Indonesia berarti memberi kelancaran peredaran roda ekonomi karena bisnis antar wilayah akan lebih lancar kalau transportasi lancar. Seperti peredaran darah memerlukan urat, maka peredaran ekonomi memerlukan transportasi. Jalan raya dan rel kereta api itulah uratnya transportasi darat. Kalau jalan raya dibangun asal jadi atau sekedar akal menghabiskan dana APBN dan kemudian kualitasnya dibuat berubang-lubang maka membangun jalan berlubang bagaikan punya pembuluh nadi yang tersendat penyakit asam urat. Peredaran darah akan terhalang dan sakit atau mati. Ketika Belanda menjajah pulau Jawa, maka Belada sekuat tenaga membangun jalan Anyer - Panarukan yang panjangnya mungkin hampir 1000km. Setelah itu mereka membangun jalan kereta-api dibeberapa wilayah. Itu artinya Belanda tahu betul betapa pentingnya jalan untuk transportasi demi kelancaran pemerintahannya. SH
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Kritik Aja, Siapa Larang?
Kalau mau kritik, ya kritik aja. Siapa yang larang? Yang penting, kritik yang disampaikan rasional dan cerdas. Jangan asal bunyi aja. Alex [Non-text portions of this message have been removed]
Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] FESTIVAL KAMPOENG TOEGOE - 15 Nov 2008, 10.00 - Kompleks Gereja Kampoeng Toegoe
Salam, Keturunan Portugis hanya tinggal nama saja sebab menurut kawan saya ex TIMTIM, tidak ada orang Kampoeng Toegoe yang bisa bahasa Portugis. Kalau bahasa Belanda beberapa orang masih bisa. Wasalam, Wal Suparmo --- Pada Jum, 14/11/08, Bintang SOEPOETRO [EMAIL PROTECTED] menulis: Dari: Bintang SOEPOETRO [EMAIL PROTECTED] Topik: [Forum-Pembaca-KOMPAS] FESTIVAL KAMPOENG TOEGOE - 15 Nov 2008, 10.00 - Kompleks Gereja Kampoeng Toegoe Tanggal: Jumat, 14 November, 2008, 1:43 AM FESTIVAL KAMPOENG TOEGOE Kompleks Gereja Toegoe, Sabtu 15 November 2008, 10.00-14.00 WIB Menampilkan Pameran Foto Etnografi Masyarakat Kampung Tugu dan Penampilan Khusus Kerontjong Toegoe dan Kesenian Portugis dan Timor Leste Dihadiri oleh Para Duta Besar Empat Negara Sahabat yang berbahasa Portugis (Portugal, Brasil, Mozambik, Timor Leste) dan dibuka oleh Gubernur DKI Jakarta Informasi: yayasan.fkai@ gmail.com, 021-32726386 Lokasi: Kompleks Gereja Tugu merupakan Cagar Budaya yang berada di Jl. Raya Tugu, Kelurahan Semper Utara, Jakarta Utara. Menuju kesana (kalau dari Tol, turun di Plumpang, puter balik kanan, lalu belok kiri masuk ke jalan masuk Plumpang, lalu saat ada pertigaan ambil yang kiri. Jalan raya Tugu biasanya dipadati oleh Truk-truk kontainer yang sedang parkir. Press Release/Introductio n: KAMPUNG TUGU Jejak Portugis di Jakarta Orang Tugu adalah warga asli Kampung Tugu di daerah Kelurahan Tugu Utara, Kecamatan Koja, Jakarta Utara. Mereka telah hidup di sana selama lebih dari tiga setengah abad, sejak pertengahan abad ke-17, saat Jakarta masih disebut Batavia dan menjadi kota pusat kekuasaan perusahaan dagang Belanda di Hindia Timur (VOC). Nenek moyang orangTugu adalah orang Portugis yang berasal dari Malaka. Mereka dibawa ke Batavia sebagai tawanan perang setelah pasukan VOC merebut kota pelabuhan di Semenanjung Melayu itu dari tangan Portugis pada 1641. Menurut catatan sejarah, tawanan perang yang diangkut pulang ke Batavia dari Malaka ketika itu berjumlah 23 keluarga atau 150 jiwa. Sebagian besar merupakan orang-orang berdarah campuran, hasil perkawinan lelaki Portugis dengan perempuan lokal asal berbagai daerah koloni Portugis di Asia, seperti Malabar, Kalkuta, Surat, Pantai Koromandel, Goa, dan Ceylon (Sri Lanka), serta dari Malaka sendiri. Di Batavia, mereka dimukimkan oleh Kompeni Belanda di daerah Tugu, sekiar 20 kilometer sebelah tenggara kota pelabuhan itu. Tugu ketika itu masih berupa kawasan hutan dan rawa-rawa yang merupakan sarang nyamuk malaria dan berbagai sumber penyakit lain. Di sana mereka berusaha bertahan hidup dengan berburu binatang liar, menangkap ikan, dan mengumpulkan hasil hutan. Setelah memeluk agama Kristen Protestan, agama resmi Kerajaan Belanda, mereka yang awalnya beragama Katolik dibebaskan dari status sebagai tawanan perang. Itu sebabnya, mereka lalu juga disebut de mardijkers atau orang merdeka. Sebuah gereja dibangun bagi mereka yang juga telah bersedia menghapus nama-namakeluarga Portugis, dan menggantinya dengan nama-nama Belanda. Populasi orang Kampung Tugu kini diperkirakan sekitar 1.200 jiwa. Kurang-lebih separuhnya, yakni 600 orang, masih tinggal dan bekerja di Kampung Tugu, terutama di sekitar gereja tua mereka. Sekitar 500 orang Tugu lainnya kini tinggal di Belanda. Mereka adalah keturunan orang-orang Tugu yang pada tahun 1950 melakukan eksodus ke Hollandia (Jayapura, Papua), sebelum kemudian bemigrasi ke Belanda lewat Suriname . Sisanya yang sekitar 100 orang saat ini bermukim tersebar di berbagai daerah lain di Indonesia, termasuk di Jayapura. Di mana pun mereka berada, orang-orang Tugu merasa bersaudara satu dengan yang lain. Pertautan darah, kesamaan sejarah, serta ikatan kebudayaan merupakan hal-hal yang selalu dapat menyatukan pikiran dan perasaan mereka. Masyarakat Kampung Tugu kini ikut menjadi bagian dari masyarakat Jakarta yang majemuk. Warisan kebudayaannya yang khas, termasuk musik kroncongnya, bahkan dapat dianggap sebagai bagian dari kekayaan kebudayaan nasional yang tak ternilai harganya. [Non-text portions of this message have been removed]
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: SAYA PENGEN JUGA MENGERITIK
Maksudnya nyindir atau cari informasi? Kalo cari info anda salah alamat, lebih tepat ke kedubes Canada. --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Razif Halik [EMAIL PROTECTED] wrote: MOHON DIBERI JALAN Pak, saya ingin bisa mengeritik Pemerintah maupun institusi2 di tanah air ini tetapi masih trauma ditangkapi atau paling tidak dibikin susah hidup ini seperti di era Orba. Mohon bantuan pak Manneka bagaimana cara untuk dapat izin tinggal di Canada supaya saya bisa mengeritik tanpa takut2 seperti layaknya Bapak. Soalnya sy pernah tugas ke Vancouver dan enak sekali kotanya, banyak resto Cina, jadi tidak banyak beda dengan hidup di Indon tetapi bebas merdeka mengeritik. Dari jauh begitu kan nggak bisa dikejar Bakin,Polisi,Jaksa atau begundal2 partai Mohon bantuan Bapak dan terima kasih sebelumnya. Wassalam, Razif Halik Uno
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Rupiah Melemah, Daya Beli Turun
Waduh agak dilematis menjawabnya he3x .. gini deh bahwa posisi asing adalah ingin menjual portopolionya.. sebulan Oktober kemarin yang telah dijual 4,14% dari aset yang mereka miliki di bulan September.. dampaknya ke Indeks Bursa MINUS 45,82 dampaknya ke Kurs Rp-USD MINUS 15,10%.. Kalau saya jadi Bank Kustodian yang melayani jasa Global Custody, yaitu menyelesaikan transaksi saham dalam Rupiah ke Rekening investor di luar negeri ke dalam USD, maka target perolehan keuntungan dinilai dari jumlah USD yang diterima.. JADI, kalau saya jual saham, maka resiko penurunan harga di saham-nya akan di-cross forward dengan ditutupi oleh keuntungan dari mata uang USD yang dibuat menguat.. Indikatif-nya, liat order dari luar (NDF: Non Dellivery Forward) ini adalah pasar order di asing (di US jam 9 pagi di WIB jam 9 malam).. nah, dalam beberapa bulan ini harga NDF di jam 16 waktu luar nagreg (jam 4 subuh WIB) selalu menjadi ON Trade di pasar kurs yang dibuka di pagi hari WIB berikutnya.. Nah, pola seperti ini jelas tidak ada dasarnya, karena harga sudah dibentuk oleh order Forward.. Order Forward ini membentuk harga kurs ke arah target Kurs yang diinginkan agar jumlah USD yang diinginkan dari ambil untung penjualan surat berharga di mata uang lain sesuai dengan keinginan bandarnya.. Angka kurs yang dibuka dengan penempatan order Forward, begitu sore hasil penerimaan Rupiah jual portopolio didapat, maka akan ditukar ke USD sehingga permintaan USD meningkat.. Jadi, intervensi oleh BI atas transaksi di open akan dihajar kembali saat terjadi settlement portopolio... Ini memang teknis banget, tapi jawaban saya sengaja begini.. mungkin rekan-rekan akan Pusing he3x.. tapi itulah game-nya.. saya jawab teknis, agar rasionalitas dasar alasannya jelas demi menghindarkan diri dari tuduhan provokator ha3x.. Nah, sementara atau tidak.. yang jelas pola ini sudah berjalan dari September 2007 dan semakin hari semakin parah... sampai statement BI sudah ke titik melemahnya Rupiah karena kurang pasokan USD.. ini sinyal devisa BI untuk intervensi menipis.. lalu, saya dengar di G20 BI akan minta fasilitas SWAP dengan Fed untuk menambah likuiditas USD... jadi, jaga kurs dari intervensi itu akan beradu nafas dengan para bandar kustodian hik..hik...hik Apa yang harus dilakukan, menurut saya SWAP antara BI-Fed tidak cukup... Pak Boediono harus bicara hati ke hati dengan Pak Bernanke agar eksekusi (reverse) portopolio AS di pasar Indonesia harus dilakukan dengan tanpa NDF, serta berada di jalur trade on trade artinya kalau belum ada transaksi penyelesaian saham-nya, ya jangan masukan dulu order permintaan USD-nya.. Kalau bisa diatur saja, jangka waktu dan rate yang disepakati agar tidak menganggu kurs yang berpengaruh ke harga tempe... Kalau tidak bisa diajak baik-baik, ya dilakukan tindakan hukum saja atas pola spekulatif global kustodi (soalannya hanya nyali... dan saatnya kita modal bambu runcing Rupiah melawan meriam USD ha..ha..ha) Merdeka!, -Yanuar Rizky- mail to: [EMAIL PROTECTED] on the net: http://www.elrizky.net elrizkyNet::dari RT-RW ke Internet menuju Pasar Modal:: 2008/11/14 RANI BADRIE KALIANDA [EMAIL PROTECTED]: Bung Yanuar...Perkiraan Bung...apakah situasi ini sifatnya sementara atau akan membesar seperti bola salju...? Tepatnya bagaimana Pemerintah menyikapinya...? Terimakasih Bung --- On Fri, 14/11/08, Yanuar Rizky [EMAIL PROTECTED] wrote: From: Yanuar Rizky [EMAIL PROTECTED] Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Rupiah Melemah, Daya Beli Turun To: forum-pembaca-kompas Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, mediacare yahoogroups [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] Date: Friday, 14 November, 2008, 9:08 AM Intro: 1. Kondisi saat ini, kita dihadapkan warisan dilema Barang Konsumsi datangnya dari Import.. Kedelai datang dari Import, maka Kurs Rupiah melemah akan berakibat naiknya harga tempe (inflatoir) 2. Membiarkan dilema di hari kemarin, tanpa meningkatkan daya kerja, menyebabkan daya beli upah terus menurun (OPSI Q3-2008: MINUS 19,1%) .. ancamannya diperparah dengan menekan upah (berarti mengkikis daya beli, karena inflatoir bin kenaikan harga terus terjadi).. apalagi PHK yang berarti mengNOLkan daya beli... Padahal, daya beli adalah nafasnya dunia usaha DAN dunia usaha adalah jantungnya Perekonomian Nasional 3. Mengairahkan Daya Kerja memerlukan Daya Dukung Dana (modal). Itulah sejatinya peran Industri Keuangan, menjadi jembatan (intermediasi) dari pemilik dana ke sektor riil... Akhir-akhir ini kita dengar dampak global dan tingginya BI rate.. TAPI, fakta juga mencatat saat suku bunga rendah dan stabil, PHK tetap terjadi dan daya beli tidak menguat. Jadi, masalah intermediasi ke sektor riil bukanlah semata persoalan BI rate, tapi juga Kebijakan Fiskal-Moneter Terfokus yang mengendalikan perilaku psikologis pasar di intrumen treasury (yang saat ini telah memberi sinyal JELAS, meletus!) 4. Meletusnya karena Portpolio Pasar Finansial RI dikuasai penempatan
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] The Way I See It from Starbucks
Wah, alangkah ruginya jika ke Starbuck kala di Makassar. Disana ada PHOENAM nan nikmat, yang selalu mengajak kembali berkunjung! Btw, aku tak terlalu suka Starbuck karena PLASTIK banget. Tidak setara harga yg dikeluarkan karena kita tidak bisa menikmati kecantikan perangkat minumnya. DOME jauh lebih baik, meski harus menambah sedikit rupiah, karena masih berkesempatan menikmati perangkat minumnya. ED Sent from my BlackBerry� wireless device from XL GPRS network -Original Message- From: halim hd [EMAIL PROTECTED] Date: Thu, 13 Nov 2008 09:38:08 To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] The Way I See It from Starbucks di makassar juga nggak laku, dan nggak bakalan laku, karena kopi lokal, kopi toraja, lalu ada hai hong, phoenam, dottoro tinumbu beserta jaringannya, membuat starbuck gak bekutik. hidup selera lokal! hhd.
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Menanggapi Indra: orang Sumbar 'durhaka' kalau masuk PDI Perjuangan?
Setuju Bung Iwan, Daripada berpolemik dan saling jelek2in. Sok atuh, beberkan konsep Anda masing2. Dengan memaparkan konsep perjuangan Anda sebagi wakil rakyat, tentunya akan memudahkan rakyat menilai kualitas dan kompetensi Anda. Rakyat juga nantinya akan lebih mudah menagih janji konsep para caleg, jika nanti terpilih. Salam, Setia Lesmana - Original Message - From: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Sent: Fri Nov 14 17:41:54 2008 Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Menanggapi Indra: orang Sumbar 'durhaka' kalau masuk PDI Perjuangan? Salam, Senang sekali bila orang-orang muda tampil ke gelanggang politik, macam IJP dan BS ini - - saya menyambutnya dengan kegembiraan; siapa tahu bisa membawa perubahan baru bagi kehidupan yang selama ini tidak pro poor. Tetapi bila berbalas email macam di bawah ini: Amboi, matilah awak, keduanya bisa diurut jangan-jangan kami ini bersaudara, berhubungan darah: tetapi bila nada kemudian seakan berkelahi, wadaw, ... susah melanjutkan ketikan Mungkin untuk membuat suatu wahana baru, bagimana bila kedua kawan kita ini memuat pokok pikiran singkatnya sebagai caleg dalam memajukan keadaan ekonomi rakyat di daerahnya mencaleg masing-masing? Sehingga dari pemikiran itu, paling tidak kita tahu, ooo, dua kawan-kita ini bukan caleg jadi-jadian, terlepas apa pun partainya, Monggo, Mari, silakan! Terima kasih, iwan piliang