[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: George Junus Vs Tjipta Lesmana dkk
Karena buku ini sudah di-publish (walaupun katanya resminya belum), saya kira wajar aja sih ada banyak kritik. Terserah deh, mau dikritik metodologinya, datanya, ilmiah-tidak ilmiah, dsb. Tapi janganlah juga kita kecemplung dalam kecupetan yang sama, dengan menyebut para pengritik sebagai pelacur intelektual atau sekumpulan anak kecil sekalipun. Yang beginian malah bikin perdebatan ga produktif, ga bikin rakyat jadi cerdas. Saya justru jadi tertarik mencari jawaban, benarkah tidak ada metodologi riset waras untuk melakukan penyelidikan korupsi ini? Metodologi apa yang dipakai oleh teman2 ICW, misalnya? Jangan2 ada, sehingga tak perlu buru2 juga mengatakan tak ada metodologi yang memadai untuk soal ini (Catt. ICW menerbitkan buku2 modul untuk penelitian korupsi, KPK kalo tak salah juga pernah menerbitkan modul sejenis. Belum lagi training2 untuk para investigator). Kembali ke bukunya George, sudah pula ada yang mengatakan, tulisan ini memang bukan karya ilmiah, tapi karya jurnalistik. Saya lebih sepakat dengan pendapat ini, jadi tidak perlu ditanggapi yang meragukan keilmiahan buku itu, wong bukan buku ilmiah kok. Nah, karya jurnalistik kan juga ada metodologinya, ada kaidahnya, ada kode etiknya. Apakah misalnya, George sudah mengutip dengan benar informasi yang didapat dari sumber-sumber yang ditulisnya itu? Jangan2 George tidak sekadar mengutip, tapi sudah menginterpretasi ulang data sekundernya. Apakah ini dibenarkan? Apakah tidak semestinya ia mengkonfirmasi lagi interpretasinya itu ke sumber primernya? Ini salah satu pertanyaan kritisnya, barangkali. Nah, soal ini juga tinggal diperiksa saja oleh para pengritiknya, toh George juga menuliskan lengkap sumber (sekunder) tulisannya itu. Terakhir, menurut saya buku berbeda dengan berita infotainment. Buku terlanjur dianggap sebagai sumber pengetahuan. Karenanya sekali menulis salah, tanggung jawab revisinya berlipat-lipat karena opini publik bisa jadi sudah terbangun seiring kesalahan itu. Pernyataan Bung Akhyar pada paragraf terakhir menurut saya terlalu menganggap enteng masalah, mirip dengan pandangan para pekerja infotainment yang berprinsip lempar aja dulu gosipnya.. karena yakin pasti akan ada klarifikasi dari artis yang diisukan, yang nantinya akan jadi bahan untuk tayangan berikutnya. Jurnalisme infotainment sudah lama dianggap tak memenuhi kaidah jurnalistik, bahkan sering disebut murahan. Tentunya, kualitas buku Gurita Cikeas ini tidak dimaksudkan penulisnya akan semurah infotainment. Semoga.. Salam, Dari: akhyar_diansyah no_re...@yahoogroups.com Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Terkirim: Sab, 2 Januari, 2010 01:24:52 Judul: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: George Junus Vs Tjipta Lesmana dkk Yups..Tjipta Lesmana,Denny Indrayana,Ramadhan Pohan dsb..hanyalah sekumpulan anak kecil yg masih dlm tahap perkembangan realita. Kalimat sekumpulan anak kecil menurut saya...jauh lebih santun drpda vonis sekumpulan pelacur intelektual yg dgn tarif tertentu.. siap melakukan apa saja utk melayani kepentingan elite tanpa mempedulikan sisi keilmuawan yg mrk miliki. Jika kita kembalikan pd sifat2 dr keilmuwan itu sndiri yg mncari kebenaran sbg tujuan akhirnya,dg brbagai metodologi penelitian sbg alat ukur. Namun kenyataannya. .? mrk jauh lebih trtarik mengupas sisi metodologi riset (sesuatu yg mustahil dlm riset korupsi),ketimbang menindaklanjuti temuan2 dlm buku George Junus tsb. Ghalibnya sebuah tulisan ilmiah populer yg brtujuan membangkitkan minat publik utk pemberantasan korupsi..,tujuan penulisan buku ini tentulah tidak dimaksudkan berakhir di ruang kepustakaan kampus. Oleh krn itu..sedikit pernak-prnik asam garam sbg penyedap rasa adlh hal biasa utk modal awal penarik minat masyarakat utk penyelidikan korupsi selanjutnya. Artinya..mengingat penelitian korupsi adlh sangat sulit mk..kalo pun ada pihak2 yg tidak bersalah trtulis dibuku ini maka dianggap wajar dan jadi masukan buat revisi edisi berikutnya. Terimakasih Akhyar Diansyah
Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Aditjondro Pukul Ramadhan Pohan di acara pralaunching buku Membongkar Gurita Cikeas
Jadi gitu ya... kalo kita melihat kekerasan dengan memahami prolog-nya, berarti kekerasan itu pantas dimaklumi dan kecerdasan tak tersesat? Sama juga dong dengan massa di pasar yang nangkap pencopet dan gebukin sampe mati karena (prolog-nya) gemes dengan copet2 yg merajalela? (copetnya udah diingatkan, dibawa ke polisi berkali-kali, tapi balik nyopet2 lagi). Hmm... Hehehe... George mungkin harus rajin melongok milist ini, biar belajar bersikap dingin menghadapi orang2 ngeyel, tanpa perlu main fisik.. asyik kok ^_^ Gitu aja kok repot.. Salam, Dari: pudimartini pudimart...@pirus.co.id Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Terkirim: Sab, 2 Januari, 2010 11:16:39 Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Aditjondro Pukul Ramadhan Pohan di acara pralaunching buku Membongkar Gurita Cikeas Jawabannya tentu saja tidak,memotong gambar hanya di pengibasan buku itu namun dari hari-hari sebelumnya ketika RP ketemu GJA dan kemduian disana RP mengulang dan GJA sudah mengingatkan dengan kata-katan anda sudah mengatakan itu tiga kali dan tidak pernah menajwab pertanyaan GJA mengenai uang Sampoerna uintuk mendirikan Jurnas, ini dilakukan sejak mereka berdua pertama kali muncul di TV. GJA sudah dua kali meminta jawaban itu namun tidak pernah menjawab, malah selalu mengulang pernyataa itu. Jadi, kalau kita hanya emmotong adegan atau memperhatikan judul berita GJA memukul RP maka bisa saja kita sesat kecerdasan. Apalagi sejak awal, RP datang katanya mewakili Andi Arif namun kemudian mengatakan alau mewakili diri sendiri. Saya hanya ingin kontekstual saja, tanpa bermaksud membela GJA karena kalau itu terjadi pada saya maka saya pasti juga tidak bisa menahan diri. Maka, janga heran kalau ada kekerasan di kampus dimana dosen dihajar oleh Mhs atau mobilnya dicoret mhs. Kita kadang hanya melihat perstiwanya tanbpa mau melihat prolognya.
Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Aditjondro Pukul Ramadhan Pohan di acara pralaunching buku Membongkar Gurita Cikeas
Provokasi dalam debat politik kan udah biasa, setidaknya dalam kekinian indonesia sekarang. Lihat aja acara2 dialog dan debat di TV (terutama TV One), provokatif kok argumen dan pertanyaannya... Kalo ga kuat diprovokasi, ya jangan masuk politik hehehe... Sabar dulu kali, nunggu politik indonesia lebih berisi argumen2nya. Lagian, bukunya George juga provokatif kok, masa sih ga kuat diprovokasi balik hehehe... Hayo deh para selebriti politik, beri tontonan yang lebih baik, jangan sekadar tontonan seru.. ^_^ Salam, Dari: pudimartini pudimart...@pirus.co.id Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Terkirim: Sab, 2 Januari, 2010 10:02:22 Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Aditjondro Pukul Ramadhan Pohan di acara pralaunching buku Membongkar Gurita Cikeas Ceppie Iskandar wrote: iya tu orang cengeng banget, lagian kaya yang mancing2 emosi orang, saya juga sebel ngeliatnya padahal di tv. dipukul ama dikeplak kan beda, apa jadinya kalo nyamuk dipukul. itu disampluk Pak, dengan buku itu biasa terjadi dengan umpatan, misal kandani ora nggugu atau ngeyel ... Saya tadinya dikit simpati pada RP yang mau menegakan (se-olah2) kebenaran. Tapi kenape pertanyaan Geoge JA tidak dijawab oleh orang yang konon tidak terima aliran dana century, padahal tegas aja jawab TIDAK TERIMA apa susahnya. memang bermula dari sana Pak, di berbagai TV pertanyaan GJA mengenai uang untuk mendirikan Jurnas dari Sampoerna itu tidak dijawab dan malah muter-muter. Anak saya pagi ini dengan kakaknya menggunakan kalimat ini: ora koyo Ramadan Pohan lho!, ditakoni njawab pitakonan malah muter-muter ora jelas Yang lain mendengar pada ngakak... Maka, mari kita namakan oreang yang tidak menjawab pertanyaan sebagai RP. he. he.. Baguslah kalau cuma divisum, kenapa ga otopsi? Di ANTV, malah lebih vulgar Pak .. Apakah demonstrasi turun ke jalan itu hal yang wajar? Temukan jawabannya di Yahoo! Answers! http://id.answers.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed]
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Aditjondro Pukul Ramadhan Pohan di acara pralaunching buku Membongkar Gurita Cikeas
Berarti bener dong, tamparan buku Aditjondro mengenai Ramadhan.. Zidane pun mengakui perbuatannya (tanpa mengurangi sedikit pun) dan sportif menerima hukuman kartu merah. Bagaimana George Aditjondro? ^_^ Salam, Dari: Budiman Sudjatmiko budiman.rep...@yahoo.com Kepada: hendr...@gmail.com; Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Terkirim: Sab, 2 Januari, 2010 10:34:46 Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Aditjondro Pukul Ramadhan Pohan di acara pralaunching buku Membongkar Gurita Cikeas Kejadian GJA dgn Pamadhan memang mirip Zidane VS Materazzi di Final World Cup 2006. GJA sama dgn Zidane... Powered by Telkomsel BlackBerry®
Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Bonny: Buku George Tak Kena Ramadhan
Betul, George Aditjondro sudah kalah mental. Kena atau tidak kena, terlihat jelas tangannya melayang ke arah Ramadhan Pohan. Sayang sekali, bukunya sangat provokatif, tetapi pengarangnya tidak sanggup menahan diri diprovokasi orang. Salam, Dari: hendr...@gmail.com hendr...@gmail.com Kepada: FPK Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Terkirim: Jum, 1 Januari, 2010 10:36:07 Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Bonny: Buku George Tak Kena Ramadhan Makanya, jangan suka maen kipas2 buku sembarangan... Apalagi kalau sedang duduk berimpitan. Andai si bonny pendukung fanatik SBY, pasti dia juga lapor polisi. Salam, Hendro. Powered by Telkomsel BlackBerry®
Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] klan Pohan Ayin di sarang Gurita Cikeas...
Anda komentar kayak baru sekarang baca koran aja... Periksa deh produk2 legislasi DPR, ga perlu dari jaman Orba, setelah Soeharto jatoh masih begini2 aja. Cep... cep... bangun atuh ^_^ Salam, Dari: Ceppie Iskandar ceppieiskan...@gmail.com Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Terkirim: Sab, 2 Januari, 2010 09:23:48 Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] klan Pohan Ayin di sarang Gurita Cikeas... [[Menurut sebuah situs berita online, Ramadhan Pohan sempat menjelaskan bahwa *dirinya bersama dengan sejumlah teman-temanya di DPR* sedang melakukan persiapan suatu upaya untuk memberikan pelajaran kepada George Aditjondro lantaran tulisannya di buku yang berjudul �Membongkar Gurita Cikeas : Di Balik Skandal Bank Century� .]] Jadi bangunan milik rakyat itu dipakai untuk suatu persekongkolan pribadi ???. Otaknya kaga dipake (jangan2 isi angin), kasihan deh partai yang diwakilinya. Salam prihatin cepie iskandar
Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Demo Bakar Photo
Foto Megawati jg pernah.. temen2 mahasiswa Makassar emang gitu dari dulu kok, jadi biasa aja ^_^ Dari: pudimartini pudimart...@pirus.co.id Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Terkirim: Rab, 25 November, 2009 17:28:36 Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Demo Bakar Photo Lho Bukannya foto GD ketika Pres juga pernah dibakar disana? Saskia U wrote: Kemarin sempat melihat tayangan TV, Demo mahasiswa di Makasar membakar photo RI 1 - 2, lepas dari persoalan akar masalah demo tersebut, apakah santun membakar photo RI 1 ? mengingat status RI 1 / 2 adalah Kepala Negara ? Salam Saskia Ubaidi
Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Polisi Oh Polisi
Eh, saya tarik lagi deh bayangan tentang reformasi II atau bahkan revolusi. Ga yakin bakal kesampean, melihat di TV para 'tokoh oposisi' dari kalangan sipil masing-masing berpidato di Imparsial teriak LAWAN SBY!! tapi sambil tersenyum simpul. Lalu ada juga berita TV mahasiswa setelah demo malah berantem sendiri, padahal keliatan massanya paling baru seratus. Ga tau deh, paling kasus-kasus ini bakal cuma jadi panggung-panggung kecil bagi sebagian orang, melengkapi panggung besarnya Sang Presiden ^_^ Salam, Dari: Haniwar Syarif haniwarsya...@yahoo.co.id Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Terkirim: Rab, 25 November, 2009 08:14:47 Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Polisi Oh Polisi saya juga yakin sekali bhw kalau di teruskan ke pengadilan , maka akan jadi pentas menarik .. lalu ada mimbar spt mimbar di Diponegoro jaman peristiwa 27 Juli saya pikir penghentian ini.. memang baik kok buat SBY :) dan saya cuma takut kalau diteruskan perkaranya, dan situasinya tepat spt itu, ekonomi ikut mandeg.. jadi pelan pelan aja dee bikin perubahannya lha biang revolusioner nya aja, Mas Suhaimi.., sudah gak pernah menyerukan revolusi kok ( ingat jaman duklu.. jaman yg aku suka dgn pendapat mas Suhaimi. ..itu duluuu ) HS
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Polisi Oh Polisi
Nyela sedikit ah.. ^_^ Kalo saya sih sejak awal juga lebih berpendapat kasus Bibit-Chandra vs Mafia Hukum ini dibawa ke pengadilan. Berbeda dengan Pak Suhaimi, pertimbangan saya adalah: 1. Karena tuduhannya pelanggaran UU korupsi, maka sesuai dengan keputusan MK dan UU Pengadilan Tipikor yang baru, kasus ini mesti masuk dalam Pengadilan Tipikor. Lepas soal pro-kontra komposisi hakim, rekam jejak Pengadilan Tipikor selama ini cukup baik dalam menegakkan keadilan. Jadi tetap terbuka peluang bagi Bibit-Chandra untuk mendapat keadilan secara hukum. 2. Pengadilan ini bisa dimanfaatkan sebagai arena untuk menelanjangi sepak-terjang dan 'kebodohan' para aparat yang terlibat mafia hukum. Mulai dari memberi bukti tandingan yang bisa melepeh 'bukti kuat' yang disodorkan jaksa penuntut, sampai membeberkan rekaman percakapan para mafia, baik yang sudah diputar di MK atau yang masih tersimpan di KPK. 3. Pengadilan juga bisa dimanfaatkan sebagai mimbar publik, kira-kira seperti ketika aktivis diadili jaman Orde Baru. Yakin deh, pasti ruangan akan selalu penuh tiap minggu (dari awal sampe akhir sesuai jadwal pengadilan). Lumayan, di luar juga bisa dibuat mimbar gratis yang bisa dipakai untuk kampanye soal kebusukan mafia hukum. Kesaksian atau bukti yang tidak diijinkan di ruang pengadilan, bisa diungkap di sini. Konsolidasi juga bisa lebih mudah dan lebih kuat. 4. Mengingat no 1 dan 2, saya berkeyakinan Bibit-Chandra akan bebas dari hukuman. Dengan begini, rehabilitasi atas diri mereka full berdasarkan hukum, bukan atas dasar keputusan atau desakan politis seperti saat ini. Sehingga, tidak ada keraguan sedikit pun untuk mengembalikan status mereka berdua ke posisi semula. 5. Jika Bibit-Chandra ternyata kalah di pengadilan, ya kembali ke no 3: mimbar publik lagi di PT Tipikor. Masih kalah juga, mimbar publik lagi ke MA. Itu pun jika belum keburu meletup reformasi II (revolusi?) karena konsolidasi sudah kadung membesar ^_^ Salam, Dari: Suhaimi suha...@mitsubishi-eai.co.id Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Terkirim: Sel, 24 November, 2009 07:21:16 Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Polisi Oh Polisi Bung Andryansyah Pak'e Manneke, 1. Hukum yang berlaku dinegeri ini memberikan peluang bagi setiap warga negaranya yang merasa dirugikan ato mendapat perlakuan tidak adil dari negara ini dapat mengajukan tuntutan ganti rugi kepada negara ini koq. 2. Coba tunjukkan pada saya contoh kasus tersangka/terdakwa tindak pidana (selain Bu Minah lah yau...) yang terutama sangkaan tindak pidananya adalah pidana korupsi yang berangkat ke ruang sidang pengadilan dari rumah ? Salam hangat, Suhaimi
Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Inilah Lokasi Pemadaman Listrik di DKI dan Tangerang
Asal jangan bocor ke Pemda aja, Pak. Nanti malah ketauan mengalihkan status rumah tinggal menjadi tempat usaha. Kena denda deh.. Tadinya mau minta ganti rugi, malah rugi beneran. Hehehe... Mungkin ga apa2 kalo dendanya masuk ke kas daerah, lha kalo diajak kongkalikong? Repot. Dari: halim hd halimh...@yahoo.com Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Terkirim: Rabu, 30 September, 2009 15:37:34 Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Inilah Lokasi Pemadaman Listrik di DKI dan Tangerang numpang nanya: apakah kalau ada pemadaman seperti ini, bisa nggak warga melakukan tuntutan ganti rugi? kan ada rumah yang buka salon, rumah yang jadi tempat usaha, lalu karena listrik mati, ekonominya mungkin selama beberapa hari mandeg.
Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Penganggur Bergelar = tulis:tanpa gelar dalam kurung
Memang selama ini ada yang nulis gelar dalam postingannya? Seingat saya ga ada.. Dari: Dapati Giawa fide...@yahoo.com Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Terkirim: Selasa, 29 September, 2009 16:48:26 Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Penganggur Bergelar = tulis:tanpa gelar dalam kurung Untuk soal gelar ini sebaiknya pres dan wapres ga usah dibawa-bawa. Lha...pres kita emang sengaja memburu gelar. Ingat kan waktu mau nyalon? buru-buru nyelesaiin dia punya disertasi untuk capai gelar doktor. Mungkin karna kurang percaya diri pada kepemimpinannya, ya di back-up dengan gelarlah .buat nambah-nambah wibawa. Jadi, kita mulai dari kita2 ajalah, toh ga ada ruginya ga nulis gelar di postingan kita... Salam, Fidel Dapati Giawa (tanpa gelar)
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Perpu KPK
Yang jadi kebiasaan, Tim Seleksi menghasilkan calon sebanyak 2 kali jumlah yang dibutuhkan. Lalu diserahkan ke Presiden. Presiden menyampaikan hasil itu ke DPR untuk dipilih DPR. Sekali lagi, Presiden cuma tinggal teken doang. --- In Forum-Pembaca- kom...@yahoogrou ps.com, Adyanto Aditomo adyantoaditomo@ ... wrote: Kebiasaan yang berlangsung selama ini, yang diajukan ke Presiden itu 2 kali jumlah yang akan ditetapkan, sehingga Presiden memiliki sedikit keleluasaan untuk memilih. Bila Presiden punya alasan kuat untuk menolak seluruh calon yang diajukan (misalkan ketahuan beberapa calon anggota KPK pernah ketangkep jadi maling, seperti yang terjadi pada beberapa calon Kepala Daerah beberapa waktu yang lalu), maka seluruh proses seleksi harus diulang. Artinya: Presiden memiliki kewenangan untuk memilih atau menolak rekomendasi yang disampaikan kepada beliau. Dalam kasus Tim 5 yang diberikan kewenangan penuh untuk menentukan anggota Plt KPK, dan Presiden mau - tidak mau harus menyetujui apapun rekomendasi dari Tim 5 ini, menurut saya merupakan suatu kesalahan yang sebetulnya untuk menutup kesalahan yang lain. Awal kesalahan dimulai dari: 1. SBY tidak bereaksi saat Kepolisian mengkriminalkan kewenangan KPK dalam melaksanakan tugasnya. Setelah bukti suap dan pemerasan tidak ada, seharusnya Polisi menerbitkan SP3. 2. SBY menyatakan akan mengeluarkan PERPPU Plt KPK untuk mengisi kekosongan Ketua dan wakil Ketua yang non aktif. 3. Saat melihat reaksi masyarakat begitu keras menolak PERPPU Plt KPK, karena SBY dalam kasus ini menerapkan motto Sabdo Pandito Ratu seperti Soeharto yang artinya: Apapun yang sudah diucapkan pantang untuk ditarik kembali, maka PERPPU Plt KPK tetap diterbitkan, tetapi dengan cara membentuk Tim 5 yang diberi kewenangan penuh untuk menunjuk anggota Plt KPK. Jadi salahnya menjadi bertumpuk - tumpuk. Sayangnya motto Sabdo Pandito Ratu hanya berlaku pada hal yang menyengsarakan masyarakat dan tidak berlaku pada hal yang bisa mensejahterakan masyarakat, misalnya : Pemberantasan Korupsi. Salam, Adyanto Aditomo
Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] mengungkap permainan elite tingkat tinggi ? was ]:Dua pertanyaan besar.
Ya, kalo begini kan lebih jelas. Saya hanya menggugat artikel Pak Chappy yang cuma berhenti di pertanyaan dasar yang disebut besar itu (postingnya yang pertama). Dari penjelasan tambahan ini, pertanyaan besarnya misalnya adalah kemana larinya atau digunakan untuk apa uang jasa/kompensasi dari pelayanan lalu lintas udara di FIR S'pore pada wilayah kedaulatan kita selama ini? Sambil Pak Chappy mengungkap data (perkiraan) berapa jumlahnya yang sudah terhimpun sampai sekarang. Kan enak, jadi ada pencerahan bagi kita semua. Sekali lagi, saya melihat Pak Chappy sebagai mantan petinggi militer bintang empat yang di masanya punya akses informasi jauh lebih dalam ketimbang kita yang awam ini. Salam, Dari: pudimartini pudimart...@pirus.co.id Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Terkirim: Rabu, 23 September, 2009 22:54:38 Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] mengungkap permainan elite tingkat tinggi ? was ]:Dua pertanyaan besar. Pak Asep dan rekan FPK, ini yang saya maksudkan biar Pers yang mengangkat, Pak CH sudah bersuara sejak 1980 dan tidak didengar, itu bisa dimaklumi. Namun sekarang ini, ketika nasionalisme di tapal batas dan NKRI menggugat kedaulatannya serta hasil reformasi perjuangan Mhs kita nikmati, suda saatnya hal ini diangkat lagi agar masyarakat semakin paham dan semakin sdadar mengenai PR negerinya. Terima kasiuh Pak Chappy. Freeport sudah jelas benar merahnya Pak.
Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Idul Fitri, Transportasi di Belanda Gratis
Hehehe... Menarik. Bagaimana 2 fakta yang sebenarnya tidak berhubungan bisa ditautkan. Untung berita ringan saja... coba kalo peristiwa politik dibeginikan? Hehehe... Dari: Jaka Santika jakasant...@yahoo.com Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Terkirim: Kamis, 24 September, 2009 12:50:35 Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Idul Fitri, Transportasi di Belanda Gratis Wah, ini berita ngawur. Memang pada hari Minggu 21 September yang lalu gratis naik kendaraan umum di Den Haag, tapi sama sekali tidak ada hubungannya dengan Idul Fitri. Hari itu diadakan Auto Vrijedag, Hari Bebas Mobil. Jadi tidak ada mobil yang boleh jalan. Tapi Bebas Mobil ini hanya diberlakukan di pusat kota Den Haag saja. Dan sebagai gantinya maka diberikan Gratis naik kendaraan umum (tram dan bus).
Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Jadi Penjabat Dilarang Terima Parsel Nih?
Begitulah policy pada masa itu (2005 kalo ga salah), menengahi kepentingan para pengusaha parcel yang katanya sudah terlanjur investasi gede belanja isi parcel. SBY, JK, dan para pejabat lain juga coba memberi teladan dengan membeli parcel tapi dikirim ke orang miskin dan pegawai rendahan. ^_^ Dari: Godlip Pasaribu marnagan2...@yahoo.com Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Terkirim: Rabu, 23 September, 2009 16:46:25 Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Jadi Penjabat Dilarang Terima Parsel Nih? Harusnya bebasin saja parcel tetapi batasi harganya daripada kayak sekarang tidak ketahuan bekasnya. Coba saja audit perusahaan2 swasta, saya pastikan masih ada biaya2 tak jelas yang dibagikan 1-2 minggu sebelum lebaran. Powered by Telkomsel BlackBerry®
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Perpu KPK
Tidak perlu semua hal digugat juga, Pak. Kesannya Anda jadi mengada-ada. pake analogi super semar jilid II pula. Dalam pembetukan banyak komisi negara, presiden juga selalu menerima saja hasil seleksi dari tim yang dibentuknya, lalu diteruskan ke DPR. Dalam seleksi reguler pimpinan KPK misalnya, presiden menerima 10 nama hasil tim seleksi untuk selanjutnya diserahkan ke DPR untuk dipilih 5 orang. Sejak jaman Megawati sudah begitu. Semua komisi negara begitu polanya. Malah waktu pembentukan Komnas HAM pertama, Soeharto juga teken Keppres pengangkatan anggota Komnas HAM hasil seleksi tim-nya Ali Said. Periksa deh... Tidak ada tuh yang mengatakan tim seleksi lebih berkuasa dari presiden. Cuma Anda seorang kayaknya... Dari: Adyanto Aditomo adyantoadit...@yahoo.co.id Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Terkirim: Kamis, 24 September, 2009 19:18:02 Judul: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Perpu KPK Kalau saya pada posisi Adnan Buyung Nasution maupun Todung Mulya Lubis, saya juga akan mengambil sikap: Menerima penugasan dari SBY dengan sepenuh hati. Mengapa??? 1. Soal PERPU. PERPU akan diuji oleh DPR. Bila DPR menolak PERPU, otomatis PERPU harus dibatalkan. Jika DPR bisa menerima PERPU, maka PERPU bisa dilanjutkan. Jadi ujian demokrasi kita ada disitu. 2. Soal Rekomendasi. Menurut penjelasan Adnan Buyung Nasution di Metro TV, Tim 5 ini bukan memberikan Rekomendasi tentang siapa yang dianggap patut menjadi pelaksana Tugas (Plt) KPK, tetapi MENENTUKAN siapa yang pantas menjadi Plt KPK. Kesepakatan dengan SBY, apapun rekomendasi dari Tim 5 harus diterima oleh Presiden SBY. Untuk itu Tim 5 hanya akan merekomendasikan Plt KPK sebanyak 3 orang dan ketiganya harus dilantik oleh SBY sebagai Plt KPK. Bisa dibayangkan, kewenangan Tim 5 ini luar biasa besar, karena diberi kewenangan untuk memaksakan keputusannya agar menjadi Keputusan Presiden. Dalam hal ini, kesepakatnnya, Presiden SBY pasrah bongkooan kepada Tim 5 ini. Apa ini bukan SUPERSEMAR Jilid 2 Soal tanggung jawab: 1. Bila akibat adanya Plt KPK justru membuat kinerja KPK makin lemah, maka seluruh tanggung jawab ada dipundak SBY. Situasi ini akan membuat SBY seperti pecundang yang pernyataannya tidak bisa dipercaya. Bisa dibayangkan: yang menunjuk Plt KPK adalah Tim 5 atas nama SBY, tetapi yang bertanggung jawab kalau terjadi kegagalan sepenuhnya ada dipundak SBY. 2. Bila ternyata Plt KPK justru membuat kinerja KPK tambah bergigi, yaitu dengan menyatakan bahwa Sri Mulyani dan Boediono dinyatakan sebagai tersangka dalam kasus bailout Bank Century, posisi pemerintahan SBY periode 2009 - 2014 bisa terguncang. Bila Sri Mulyani dan Boediono menyebutkan SBY dan Partai Demokrat terlibat, Pemerintahan SBY bisa jatuh. Disinilah kurang ajarnya PDIP melihat SBY masuk dalam perangkapnya sendiri, sehingga tidak mau ikut ribut mempersoalkan PERPU Plt KPK, karena apapun hasilnya, SBY berpotensi akan masuk jurang. PDIP kelihatannya secara pasif justru ikut mendorong SBY masuk perangkapnya sendiri. Yang paling kurang ajar menurut saya adalah Penasihat Presiden yang justru mendorong SBY masuk jurang. Salam, Adyanto Aditomo
Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] GASAKNAS : Petisi Kenegaraan Peradaban Indonesia
2009 belum habis, apa iya IPK udah keluar? IPK 2008 kali ya, Pak. Tapi menurut TII, Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Indonesia naik dari 2,3 di tahun 2007 menjadi 2,6 di tahun 2008. Artinya, tingkat korupsi di Indonesia menurun dan terjadi perbaikan dalam peringkat negara-negara yang dipersepsikan korup di dunia. Data tersebut dilansir Transparency International Indonesia (TII) di kantor TII, Jalan Senayan Bawah 17, Jakarta. Kenaikan IPK cukup signifikan, kinerja pemberantasan korupsi cukup membuahkan hasil, kata Ketua TII, Todung Mulya Lubis, Selasa (23/9). Lihat link: http://www.kpk.go.id/modules/news/article.php?storyid=2928 Baca juga berita ini: http://www.kompas.com/read/xml/2008/12/09/19030628/proyeksi.indeks.persepsi.korupsi.2009.capai.30 SELASA, 9 DESEMBER 2008 | 19:03 WIB DEPOK, SELASA- Proyeksi hasil survei Transparansi Internasional (TI) Indonesia yang menunjukkan tingkat korupsi di Indonesia tahun 2009 mendatang diperkirakan akan lebih baik dengan indeks persepsi korupsi mencapai skor 3,0. Sampaikan informasi atau tulis statemen dengan data yang benar ya, Pak. Salam, Dari:Pandji R Hadinoto, www.pkpi.co.cc Kepada: ANTARA 1 anta...@antara.co.id; AuliaBadar LKBN Antara Judul: [Forum-Pembaca-KOMPAS] GASAKNAS : Petisi Kenegaraan Peradaban Indonesia PETISI KENEGARAAN PERADABAN INDONESIA GASAKNAS : Solusi Kontroversi PerPPU Plt KPK Yg Perlemah IPK Tayangan MetroTV, Selasa 22 September 2009 seputar jam 19 wib, tentang Kontroversi PerPPU Plt KPK, menurut hemat kami, sungguh muatannya dirasakan memprihatinkan, karena dengan demikian malahan memperdalam kegalauan masyarakat tentang pemberantasan korupsi. Padahal Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Indonesia tahun 2009 ditandai menurun/melemah, dan dapat diduga keras akan lebih menurun/melemah pasca peristiwa hukum PerPPU Plt KPK tersebut. Dampak penurunan/pelemahan IPK ini dapat dipastikan akan berkait dengan tingkat laju pertumbuhan ekonomi yang bahkan bisa beranting kearah pelemahan politika kenegaraan dan peradaban Indonesia. Artinya unjuk kerja pertumbuhan ekonomi positif Indonesia ditengah kegalauan politik dan ekonomi dunia kini dapat lebih terancam oleh IPK Indonesia yang terindikasi menurun/melemah, disamping tekanan yang “given” dari bencana2 alam sebagai konsekuensi kedudukan geografis Indonesia pada Ring of Fire. Oleh karena itulah saatnya kini patut direvitalisasi GASAKNAS (Gerakan Anti Suap Anti Korupsi Nasional) yang pernah dideklarasikan tanggal 17 Agustus 2005 di muka Patung Proklamator, dengan bertitik berat kepada upaya2 preventif atau penangkalan oleh masyarakat madani, berdampingan dengan lembaga2 negara penegak hukum yang bertitik berat di upaya2 kuratif atau penindakan berdasarkan perundang-undangan yang ada. Istilahnya, extra ordinary crime atau tindak pidana luar biasa sepantasnya dikelola dengan extra ordinary agency and society, bersemangat perang rakyat semesta. Melalui GASAKNAS inilah diharapkan dapat diperbaiki IPK, karena kontribusi dari kinerja lembaga2 negara termaksud diatas, paling tidak akan mengalami penyesuaian kembali dalam kurun waktu 1 (satu) tahun kemuka bagi perkuatan IPK, bahkan bilamana cukup responsif, maka DPR RI 2009-2014 diharapkan membentuk UU GASAKNAS, sehingga pada gilirannya masyarakat madani dapat bergiat dengan payung hukum positif. Jakarta Selatan 25 September 2009, FRONT DAULAT RAKYAT MERDEKA, 1.Pandji R Hadinoto (MBP, Koran Integritas, GASAKNAS / HP : 0817 983 4545), 2.Hadori Yunus (KelBes Marhaenis), 3.Johanes Judiono, 4.Iqbal Daut (GASAKNAS), 5.Sri Rosalinda (API Ia), 6.Romo Doesjanto (API Ia), 7.Awaluddin Ardiwijaya (Koran Integritas), 8.Jhon Huda (API Ia), 9.Bilung (API Ia), 10.Sandjaja Darmawan (HPPEL), 11.Juliaman Saragih (KelBes Marhaenis), 12.Mahyudin Nawawi (GIM), 13.Oti Setiawan Setiabudi (MBP), 14.Irwan Lubis (MASBETA), 15.M Zulfi Azwan (KMS), 16.Ery Monarfa (API Ia), 17.Ignatius Tricahyo (MBP),18.Permadi, 19.Pribadio, 20.Sumardi Asmara (FRPI) Map Jakarta, Belanda Jakarta, Belanda Korupsi di Indonesia Mengkhawatirkan Diterbitkan : 23 September 2009 - 4:38pm | Oleh Yunta Wijayanti Diarsip dalam: Corruption Watch Danang Widyoko indonesia korupsi Transparancy International Rabu ini mengeluarkan laporan tahunan pemberantasan korupsi di dunia. Indonesia berada di peringkat ke-126 dari 180 negara yang dilaporkan. Indonesia termasuk kategori yang cukup mengkhawatirkan, kalau melirik negara tetangga Singapura yang berada di peringkat ke-4 negara terbersih di dunia. Danang Widyoko, direktur Indonesian Corruption Watch di Jakarta mengupas laporan tersebut. Karena dinamiknya itu sangat cepat sekali ya.Saya menduga bahwa laporan tentang Indonesia itu disusun sebelum pemilu atau saat kampanye, sehingga kemudian soal transparansi dan partai itu mendapat tempat yang cukup banyak. Jadi, laporan pemilu di Indonesia beserta dengan manipulasi. Masalah transparansi pemilu kemungkinan besar dibuat jauh hari sebelum pemilu
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: JALAN TOL
Berani ngga ya kita ambil resiko. Ok, kurangi lagi subsidi BBM (harga BBM naik lagi), tapi uangnya digunakan untuk: 1. Untuk kota: peremajaan sarana transportasi umum. Misalnya kredit ringan bagi para pengusaha transportasi umum, dengan syarat mau diaudit rutin karena kredit itu pakai duit negara. Lalu berlakukan skema simpanan bersama untuk peremajaan yang sinambung. 2. Untuk desa: perbaikan dan peningkatan prasarana jalan baik dalam desa maupun akses penghubung antar desa dan ke kota. Sebenarnya ini kewajiban Pemda, tapi ga apa2 karena efek pencabutan subsidi ini juga diterima oleh warga desa. Setelah itu, perawatan diserahkan sebagai kewajiban Pemda. Standar Pelayanan Minimum juga penting diterapkan pada jalan non-tol ini. Salam, Dari: M. Irwan Hrp mirwan...@gmail.com Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Terkirim: Jumat, 25 September, 2009 10:52:58 Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: JALAN TOL Dear Pak Harya, Menurut bapak, kita jangan terlalu tergantung pada kendaraan pribadi. Just wondering, apakah transportasi publik di Indonesia sudah dapat dihandalkan ? Apakah Metro Mini Kopaja adalah kendaraan layak pakai ? Apakah kita bisa on-time dengan kendaraan yang sering ngetem di sembarang tempat ? Apakah kita bisa nyaman di dalam bus yang isinya banyak orang yang merokok ? Tampaknya end-to-end system transportasi di Indonesia memang harus diperbaiki. Dan pemerintah atau siapapun itu yang bertanggung jawab, harus punya KPI (Key Performance Indicator) yang dapat terukur dan mereka harus memiliki SLA (Service Level Agreement) yang secara periodik di ukur dan dipertanggungjawabk an.
Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Kekuatan matra udara Singapura
Betul, mereka akan meningkatkan anggaran militernya 2-3 kali lipat. Menambah pesawat lagi 2-3 skuadron, membeli ratusan roket penangkis, mengundang negara-negara besar untuk membuka pangkalan bagi armada militer, dlsb. Dan para kapitalis pelaku industri militer pun bersorak gembira. Dari: pudimartini pudimart...@pirus.co.id Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Terkirim: Kamis, 24 September, 2009 11:44:01 Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Kekuatan matra udara Singapura Kalau Indoensia memasang ratusan roket yang tersebar dan terkendali maka strategy mereka akan berubah.
Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Upaya Jinakkan Gelombang Protes Bailout Century .
Koreksi dikit, yang menyebut kasus LPS mirip YPPI itu Bung Yanuar. Jadi yang pinter beliau, bukan saya. Saya cuma mengangguk membenarkan saja. ^_^ Dari: EKO id050_...@ag.co.id Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Terkirim: Selasa, 22 September, 2009 21:14:19 Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Upaya Jinakkan Gelombang Protes Bailout Century . pertanyaan itu susah dijawab pak krn aturan yg dipakai adalah dlm kondisi krisis global dan ukuran definisi sistemik yg tdk detail. seandainya suatu bank dlm suatu periode laporan yg telah diperiksa bank indonesia sudah insolven spt bank century, maka likuidasi adalah sah adanya. namun krn century ini terperangkap dlm ruang dan waktu diatas dan ditambah adanya kepentingan tertentu maka jadilah kasus ini meledak. uraian pak asep benar bahwa kasus lps mirip dng yppi, bahwa secara tdk langsung tdk ada uang negara yg hilang, tetapi itu tdk dpt dijadikan alibi bahwa suatu kejahatan tdk terjadi, tetap saja ada indikasi kesitu dan langkah investigasi yg dilakukan sudah benar.
Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Fauzi Bowo: Pendatang Baru Akan Ditindak
Kalo ga salah, dulu Bang Ali juga pernah menerapkan kebijakan Jakarta sebagai kota tertutup (tolong koreksi dari para senior jika salah), tapi ga efektif juga. Salam, Dari: Lasma siregar las032...@yahoo.com Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Terkirim: Rabu, 23 September, 2009 12:20:26 Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Fauzi Bowo: Pendatang Baru Akan Ditindak Jadinya Pak, para pendatang boleh datang kalau memenuhi syarat, antara lain banyak uangnya atau berguna buat kota Jakarta. Yang menentukan siapa yang memenuhi syarat dan siapa yang tidak, ini siapa? Bagaimana kalau orangnya bisa dibayar untuk bisa memperoleh visa buat masuk Jakarta? Bukankah di dalam kesempitan banyak kesempatan buat siapa saja untuk ini itu yang namanya cari duit? Ke Jakarta aku kan kembali, walaupun apa yang telah terjadi (Koes Plus :=)) Salam Las
Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] BIAYA TOL NAIK ,29 September 2009
Ada yang tau ga ya, apakah jalan2 bebas hambatan di LN itu sejak awal dibangunnya memang langsung gratis? Kalo ya, memang hebat sekali kemampuan mereka membangun infrastruktur. Kalo di sini kan pembebasan lahannya saja rumitnya sudah bukan main. Gimana pula dengan Singapore, Malaysia, Thailand, Korea, Brasil, dan lain negara berkembang? Rasanya ini lebih pas untuk perbandingan soal jalan bebas hambatan berbayar. Lain halnya jika soalnya adalah fasilitasnya. Mungkin kita kalah mutu, bahkan dengan sesama negara berkembang sekalipun. Salam, Dari: Mubarik mubarik...@gmail.com Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Terkirim: Rabu, 23 September, 2009 09:10:04 Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] BIAYA TOL NAIK ,29 September 2009 Jangan pernah deh mbanding2in sama LN, dijamin bakalan kecewa 100% :( Di Jerman dan Inggris, AutoBahn dan Motor Way, udah nggak pake bayar, nyaman lagi karena mutu dan kwalitas jalan tersebut. Rambu-rambu LLnyapun baik sekali, bahkan sampai dijalan-jalan kecil di pedesaan terutama di Jerman. Walaupun malam gelap gulita cukup hanya dengan bantuan lampu mobil, jalanan terlihat jelas sekali dengan rambu dikanan kiri dan tengah jalan, begitu rapat dipasang sehingga terang memantulkan cahaya lampu mobil, nampak rapat seperti pagar. Saya berani jamin seorang Indonesia yang baru pertama kali mengendarai disana tidak akan pernah 'kesasar', karena rambu yang begitu jelas, besar dan mudah terbaca dari kejauhab, cukup berbekal map. Karena peta jalan sangat lengkap, bahkan peta2 jalan di Amerika nomor2 rumahpun tertera dipeta tersebut, sehingga saya yang baru pertama kalai pada waktu itu berkunjung ke LA dapat dengan mudah menemukan alamat seorang teman yang tinggal disana, tanpa bertanya2 dengan membuka jendela atau turun dari mobil kepada orang2 yang ada dipinggir jalan. Salam, Mubarik
Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] mengungkap permainan elite tingkat tinggi ? was ]:Dua pertanyaan besar.
Pemibicaraan ini kan dimulai dari posting pak Chappy yang menyoal masalah dengan Dua pertanyaan besar, jadi ya ga apa2 namanya disebut. Pak Chappy sampai sekarang juga belum ikut nimbrung lagi menjawab pertanyaan dan tanggapan miliser yang lain dari postingnya itu. Dari: pudimartini pudimart...@pirus.co.id Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Terkirim: Rabu, 23 September, 2009 06:19:49 Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] mengungkap permainan elite tingkat tinggi ? was ]:Dua pertanyaan besar. semesta pembicaraan adalah penerbangan domestik yang harus meminta clearance dari Spore dan tidak perlu menggunakan nama P Chappy karena beliau ada disini sekali lagi pertanyaan benarkah dephub tidak mampu mengelola dan Indonesia dibayar oleh Spore? Bagaimana dengan pulau-pulau bagian NKRI yang hilang karena diambil pasirnya oleh Spore untuk memperluas pantainya dan kalau dari udara hanya tinggal berwarana abu-abu dibawah permukaan laut? tema pembicaraan kan masih seputar kedaulatan NKRI
Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] MK Minta Polri Bebaskan Pimpinan KPK
Masih belum jelas, Pak. Tetap masih terbaca sebagai isu murahan. Dari: goenardjo...@yahoo.com goenardjo...@yahoo.com Kepada: forum Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Terkirim: Rabu, 23 September, 2009 02:51:21 Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] MK Minta Polri Bebaskan Pimpinan KPK Mas Kekuasaan itu bukan ditentukan oleh Deal (pembagian) antara SBY dan JK Namun Kekuasaan de facto yang menggerakkan semuanya itu adalah siapa. Jadi KPK itu hanya tools sementara Ibarat punya menantu tidak direstui maka keuangan dikontrol. Sekarang khan sudah ikut penugasan Powered by Telkomsel BlackBerry�
Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Bimbo Tolak Perubahan di Tangkubanparahu
Kalo dari beritanya kan jelas, SMS itu ke Bu Ani. Baca aja lagi beritanya. Benar atau tidak, redaksi Kompas yang perlu konfirmasi. Dari: Dapati Giawa fide...@yahoo.com Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Terkirim: Rabu, 23 September, 2009 09:37:48 Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Bimbo Tolak Perubahan di Tangkubanparahu Bung Harya SEntaka. . Jelaslah diperiksa dan ditahan itu beda Itu ga perlu saya jelaskan di sini. Ada hal lain yang perlu saya beritahu kepada Anda sbb: Kalau mau bicara hukum, dalam KUHAP tidak ada istilah razia. Kalau tindakan pemeriksaan surat dalam razia kendaraan bermotor tsb diatur dalam uu lalulintas. TApi kalau razia sampai memeriksa fisik, isi mobil, dan meminta anda turun dari mobil atau speda motor, nah...ini lebih tepat disebut sebagai penggeledahan. Nah, kalau pemeriksaan dengan tanya jawab yang dulu sering disebut sebagai proses verbal, dalam rangka penyidikan.. .ini ada aturannya. Ga asal panggil dan periksa. Ingat, kewenangan Polisi untuk menahan dalam rangka memeriksa ini 24 jam lho...waktu yang melelahkan dan cukup mengganggu bagi orang yang punya banyak aktifitas. Dari segi praktis aja udah cukup mengganggu, apa lagi kalau bicara hak seseorang dan batasan wewenang kepolisian yang harus merujuk pada prosedur yang telah diatur dalam KUHAP. Coba bayangkan kalau Anda, Tuan Harya SEntaka, yang berurusan dengan hal begini... apa lagi kalau Anda tadinya mau lapor malah diperiksa... .dengan tuduhan merepotkan aparat, , rasain lu.. Jika kontak 9949 sebagai tempat pengaduan, tetapi pengadu diperiksa tanpa terlebih dahulu menelusuri laporan tetapi malahan membuat pelapor terintimidasi dg acara pemeriksaan polisi sampai tengah malam, bukankah ini penzoliman? Laporannya ditindaklanjut dulu dong, kalau ternyata laporan gelap atau palsu atau malah cenderung fitnah, jangankan diperiksa bila perlu si guru itu harus pula menanggung akibat hukumnya. Eh... omong2 diskusi kita ini kan di bahwa titel bimbo tolak perubahan tangkuban perahu kok bisa nyasar ke masalah pemeriksaan guru yang ngadu ke 9949 ya? Oh ya mohon konfirmasi ke Bung Adyanto, apakah betul ke 9949 atau ke no seluler bu Ani SBY? Hal ini perlu jelas karena kalau ke seluler pribadi Ani SBY, tentu ada dasar untuk memeriksa pengadu ybs. TApi kalau ke 9949 yang telah diumumkan sebagai no kontak pengaduan publik, nah ini harus kita bela habis Wass. FDG
Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Wah! Di LP Cipinang, Koruptor Dapat Fasilitas VIP
Kalo di pengadilan tipikor, biasanya salah satu putusannya adalah mengembalikan harta yang dikorup itu kepada negara. Bukan denda lho ya, yg bisa diganti dengan hukuman tambahan. Masalahnya, eksekusi keputusan itu ga pernah diberitakan. Salam, Dari: Godlip Pasaribu marnagan2...@yahoo.com Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Terkirim: Rabu, 23 September, 2009 11:10:15 Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Wah! Di LP Cipinang, Koruptor Dapat Fasilitas VIP Setuju Pak, tetapi selain menyita harta sesuai dengan kerugian yang ditimbulkannya menurut saya kurungan badan juga perlu biar ada effek jera. Tetapi berbagai fasilitas tsb sangat tidak perlu. Salam. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Harya Setyaka harya.sety...@gmail.com Date: Tue, 22 Sep 2009 14:31:39 To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Wah! Di LP Cipinang, Koruptor Dapat Fasilitas VIP Menurut saya ini bukan masalah standar kualitas yg tinggi bagi penghuni LP.. Tapi yg menohok adalah perlakuan istimewa bagi Napi berduit, yg notabene duitnya adalah hasil dari kejahatan yg diperbuat sehingga ybs jadi Napi. Harusnya eksekusi utama bagi koruptor bukan kurungan, tapi sita aset seluas-luasnya.. Salam, -K-
Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Jadi Penjabat Dilarang Terima Parsel Nih?
Belakangan kan (di masa itu) muncul gejala baru, Pak Godlip. Isi parcelnya kunci mobil dan surat2nya (mobil tinggal diambil ke dealer), atau perhiasan emas, atau perabot mewah, dll. Makanya KPK masa itu kan antisipatif aja, larang semua parcel! Salam, Dari: Godlip Pasaribu marnagan2...@yahoo.com Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Terkirim: Rabu, 23 September, 2009 10:07:04 Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Jadi Penjabat Dilarang Terima Parsel Nih? Ini memang serba salah. Dilarang terima parcel para pejabat bukannya jera malah sekarang terima cash yang jumlah jauh lebih besar dari nilai parcel. Kalau kasih parcel kan masih bisa dengan nilai antara Rp 150rb - Rp. 500rb, walaupun kalau mau kasih lebih juga bisa? Kalau kasih uang minimal Rp 5jutaan. Lebih baik bebasin parcel saja sekalian sehingga yang untung lebih banyak termasuk pengusaha parcel, jasa pengiriman, dll. Powered by Telkomsel BlackBerry®
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: mengungkap permainan elite tingkat tinggi
Mengatur lalu-lintas benda-benda yang melayang dengan kecepatan hingga 800km/jam, berat puluhan ton, berisi manusia hingga 300 orang dalam satu kolom udara, saya percaya pasti rumit. Untuk itu perlu satu otoritas pengatur. Ini menyangkut keselamatan manusia. Jadi isunya menurut saya bukan masalah kedaulatan. Kenapa Singapura? Dugaan awam ya benar dikatakan Bung Manneke, karena Changi adalah bandara paling sibuk di kolom itu. Kalo Hang Nadim di Batam nanti lebih rame, bisa jadi otoritas pindah ke Batam. Salam, Dari: herisetiono...@yahoo.com.sg herisetiono...@yahoo.com.sg Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Terkirim: Rabu, 23 September, 2009 07:34:40 Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: mengungkap permainan elite tingkat tinggi Sebegitu rumitkah hingga mengorbankan kedaulatan NKRI? Kalau punya pemikiran seperti ini jangan jangan nanti berkembang pemikiran provinsi provinsi bermasalah dan menimbulkan kerumitan akan kita serahkan saja ke negara tetangga toh DKI Jakarta masih milik Indonesia Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: manneke budiman hepaest...@yahoo.ca Date: Tue, 22 Sep 2009 15:25:53 To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: mengungkap permainan elite tingkat tinggi Semoga bukan itu sebabnya. � Bisa jadi karena wilayah udara di atas Singapura tergolong salah satu yang paling sibuk di Asia Tenggara. Ada baiknya pengaturan lalu-lintas udara di wilayah itu ditangani satu otoritas daripada ada banyak otoritas tapi koordinasinya rumit. Batam sangat dekat ke Singapura daripada ke daratan Sumatra.. � Kalau alasannya untuk keselamatan penerbangan, saya pribadi tak melihat ini sebagai masalah besar. Lain halnya kalau Singapura ikut mengatur lalu lintas penerbangan di sekitar Jakarta. Medan dan�Palembang tidak diatur otoritas Singapura toh? � manneke
Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] mengungkap permainan elite tingkat tinggi ? was ]:Dua pertanyaan besar.
Yah... Pak Chappy justru yang pertama kali melempar isu itu ke milis ini. Artinya, mari diskusikan di milis ini. Sekarang yang nanggapi udah banyak, yang minta penjelasan lebih dalam juga banyak (termasuk saya). Masa sih, nunggu disamperin wartawan untuk diwawancara baru buka informasi? Dari: pudimartini pudimart...@pirus.co.id Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Terkirim: Rabu, 23 September, 2009 15:49:04 Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] mengungkap permainan elite tingkat tinggi ? was ]:Dua pertanyaan besar. Let's the press taking care of it Pak. Kalau pak Chappy berbicara di media elektronik dan dep hub juga berbicara, apalagi kalau tidak salah ingat Amin R dulu juga pernah berbicara, maka akan tentu menambah PR NKRI ini dan memberi pesan kepada siapapaun mereka yang akan maju di 2014.
Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Upaya Jinakkan Gelombang Protes Bailout Century .
Kapan suatu bank sebaiknya di likuidasi atau di bailout? Emang itu yang saya tanyakan sejak awal diskusi soal ini. Kemane aje, Pak? Urusan bail-out atau tidak bank Century, saya sudah cukup puas dengan jawaban Bung Yanuar, Cek posting beliau yang menjawab pertanyaan saya. Jadi ngga usah ditanyain lagi, kecuali Anda punya pertanyaan lain, tapi jangan mengulang pertanyaan saya. Untuk posting saya yang terakhir ini, saya cuma ingin menegaskan bahwa dana LPS digunakan HANYA untuk menyelesaikan masalah bank gagal (bail-out atau likuidasi). Tak boleh digunakan untuk yang lain. Banyak orang yang saya temui, ngomel2 dengan mengatakan bahwa lebih baik dana untuk Century itu untuk bangun sekolah, kesehatan, dll. Saya katakan, ya ga bisa.. 1 rupiah pun dana LPS itu ga bisa dipake buat bangun sekolah atau yang lain. Sama deh dengan contoh soal YPPI yang uangnya dipake buat nyuap anggota DPR. Kalo kemudian urusan penyelamatan Century ini ternyata melanggar hukum (sumbernya bisa dari hasil audit investigatif BPK atau penyelidikan KPK, atau lainnya), ya yang terlibat harus bertanggung jawab. Kan sudah dibilang, itu bagian dari objek keuangan negara. Dari mana Anda bisa mengatakan tidak dapat dituntut di pengadilan? Suka aneh aja Anda bikin pernyataan. Salam, Dari: Adyanto Aditomo adyantoadit...@yahoo.co.id Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Terkirim: Selasa, 22 September, 2009 12:11:54 Judul: Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Upaya Jinakkan Gelombang Protes Bailout Century . Yang dipersoalkan masyarakat adalah : kapan suatu bank sebaiknya di likuidasi atau di bailout??? Kasus bailout Bank Century, banyak yang mencurigai sebagai penyalah gunaan kewenqangan oleh Ketua LPS dan BI untuk melindungi Konglomerat yang menyimpan uangnya di Bank Century lebih dari Rp. 2 Triliun. Seharusnya kan yang diganti cuma Rp. 2 Milyar saja sesuai peraturan LPS, tetapi pada kenyataann ya diganti semua. Dengan dalih uang LPS bukan milik Negara dan juga bukan milik masyarakat, maka untuk setiap pelanggaran penggunaan uang LPS, selama hal tersebut dilakukan untuk menyelamatkan Bank Gagal, tidak dapat dituntut ke Pengadilan karena tidak ada pihak yang dirugikan. Salam, Adyanto Aditomo
Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] mengungkap permainan elite tingkat tinggi ? was ]:Dua pertanyaan besar.
Saya sih tetap bingung kenapa Pak Chappy Hakim mengajukan dua pertanyaan besar itu. Saya tidak yakin kalo beliau yang bintang empat itu sama sekali ngga ngerti... Salam, Dari: Martin Widjaja fmf7...@yahoo.com Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Terkirim: Selasa, 22 September, 2009 12:09:41 Judul: [Forum-Pembaca-KOMPAS] mengungkap permainan elite tingkat tinggi ? was ]:Dua pertanyaan besar. Mas Wal, sehebat2nya peralatan AU Singapore, rasanya nggak berani cari gara2 nguasai kolom udara kita. Saya pernah membaca Malaysia sudah membatalkan kendali kolom udara yang sebelumnya dikuasai Singapura ketika ribut2 soal pulau karang dan juga soal air dari Johor, atau soal penguasaan wilayah jalur KA oleh Malaysia sampai Tanjong Pagar di Singapura... Singapura selama ini mau kelihatan negara taat hukum hingga susah ditembak [ aliansinya ngak mau ngebelain ] Jadi 2 pertanyaan besar dari P CH yang Laksamana bintang 4 jelas memerlukan jawaban dari elite politik tertinggi NKRI deal apa sebenarnya yang terjadi. Soal upeti kah, soal tukar dengan kepentingan RI yang lain ? Kalau P CH yang bintang empat enggak ngerti hingga harus bertanya, jelas yang harus transparan dan nggak bisa dikatagorikan rahasia negara... Demikian juga soal freeport, rasanya nggak ada yang setuju kalau dibilang kurang pintar, atau kompeten atau goblok . Pertanyaan siapa yang tahu produksi emas/tembaga yang di ekspor keluar freeport sungguh menyedihkan, memalukan. Kalau hal ini dijadikan sebab Indonesia harus mengelola tambang emas freeport juga sebenarnya kurang tepat. Yang harus dicari jawabnya, deal2 apa sejak Maestro MHS dengan freeport dulu yang disetujui. Mungkinkah hanya soal bagian buat negara saja, atau saham sekian % yang diantaranya juga buat beberapa konglomerat yang dekat dengan Maestro MHS itu. Apakah hingga kini deal tsb berkelanjutan hingga P SBY ? Kalau sudah begini barangkali P CH akan sia2 bertanya karena jawaban tidak akan pernah akan ada... Kalau sudah begini, saya sangat menyesal jaman P GD dan Mbak MS penjelasan2 soal 'KKN' ini nggak pernah dituntaskan. .. Padahal jelas point plusnya tinggi . Salam , martin - jkt
Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Jadi Penjabat Dilarang Terima Parsel Nih?
Kalo ga salah inget, yang menyatakan larangan pejabat menerima parsel itu KPK, jaman Taufiqurahman Ruki. Makanya waktu itu pengusaha parsel kelimpungan dan minta 'fatwa' ke pemerintah. Salam, Dari: Mohammad Andri Budiman mand...@gmail.com Terkirim: Selasa, 22 September, 2009 21:55:23 Judul: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Jadi Penjabat Dilarang Terima Parsel Nih? It's a parody, you have been warned... Best, MAB ---parody begins--- PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG PERPARSELAN Mengingat-ingat: Parsel boleh jadi adalah sebuah tindakan suap. Memikir-mikir: Betul juga ya. Menimbang-nimbang: Perlu dipikirkan cara lain yang lebih elegan. Memutuskan: Menetapkan: - Para penjabat dilarang keras menerima parsel - Para rekan pengusaha agar mentransfer uang tunai sajah seperti biasah - Mohon informasi A1 ini jangan sampai diketahui KPK, pers, dan blogger - Yang membocorkan rahasia ini akan dikenakan UU Rahasia Negara Republik Mimpi ---parody ends--- Sent from my AXIS BlackBerry�
Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Dua pertanyaan besar.
a. Masalah ini mestinya sudah berlangsung lama sekali. Sewaktu pak Chappy menduduki jabatan-jabatan strategis di TNI AU hingga menjadi KSAU, apa yang sudah dilakukan, baik dalam mengoptimalkan kewenangan yang dipegang ataupun dalam proses pembuatan keputusan di pemerintah? Bisa berbagi dengan kita di sini, Pak. Kedua, masalah Freeport di papua juga sudah berlangsung puluhan tahun. Bisa berbagi Pak, terutama kaitannya dengan isu kuat bahwa ada dukungan TNI (dulu ABRI) sehingga Freeport bisa melenggang menguras kekayaan emas di Timika Papua itu? Adakah upeti yang diberikan Freeport kepada petinggi TNI (ABRI)? Isunya kan kuat bahwa peliknya masalah pengurasan dan perusakan yang dilakukan Freeport terjadi karena mereka di-backing oleh petinggi negara, termasuk dari unsur militer. Bapak kan dulunya orang dalam dan pejabat tinggi di TNI, sedikit-banyak barangkali tahu soal ini. Mari kita diskusikan pemecahan masalah ini dengan membuka informasi-informasi yang menjadi akar masalah. Maaf, saya suka bingung jika ada mantan pejabat tinggi mempertanyakan suatu masalah, dengan pertanyaan yang sama dengan pertanyaan orang yang jauh dan tidak pernah berada di pusat kekuasaan. Gampangnya kata orang sekarang, Dulu kemane aje, Boss? ^_^ Salam, Dari: Chappy Hakim chappyha...@yahoo.com Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Terkirim: Minggu, 20 September, 2009 05:52:51 Judul: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Dua pertanyaan besar. Dua Pertanyaan Besar ! Ada dua hal yang sangat penting dan bernilai sangat strategis di negeri ini yang masih perlu dijelaskan kepada masyarakat luas. Pertama adalah tentang pengelolaan kolom wilayah udara kedaulatan Republik Indonesia yang sampai saat ini masih berada dalam pengawasan pihak otoritas penerbangan Singapur a. Sebagian dari kawasan udara kedaulatan kita yang berdekatan dengan wilayah udara Singapura, sampai dengan saat ini masih berada dalam pengawasan dan atau pengelolaan Air Traffic Control/Flight Information Region (FIR) Singapura. Antara lain ini artinya adalah walaupun kita terbang diwilayah kita sendiri , seperti misalnya di Tanjung Pinang dan sekitarnya, kita harus minta ijin ke Singapura. Alasan yang sering dikemukakan antara lain adalah, kita belum/tidak punya peralatan yang canggih dan juga tidak memiliki SDM yang berkualitas untuk tugas pengelolaan tersebut. Ada juga sementara orang yang mengatakan bahwa hal itu adalah hal yang biasa saja, bahwa kolom udara di dunia ini sudah dibagi habis oleh ICAO (International Civil Aviation Organization) , jadi ya terima sajalah ! Di banyak negara di Eropa, negara yang kecil-kecil itu juga sudah biasa membagi wilayah kedaulatannya untuk dikendalikan oleh negara lain, sekedar pengaturan lalu lintas udara saja, jadi sekali lagi ini adalah soal biasa saja. Pendapat yang seperti itu adalah pendapat orang-orang yang malas dan bermental dijajah. Indonesia adalah negara besar yang tidak seharusnya menerima begitu saja kondisi yang seperti ini. Banyak solusi yang dapat di tempuh untuk mengatasi masalah tersebut. Dana yang diterima dari jasa pengaturan lalu lintas penerbangan internasional di wilayah tersebut cukup besar. Seorang petinggi Singapura, menjelaskan kepada saya bahwa dana dari jasa penerbangan yang diperoleh dari penguasaan wilayah udara kedaulatan RI itu selalu di setor kan ke Pemerintah RI. Jadi memang tidak ada masalah.Problemnya adalah, kita tidak ada yang tahu, berapa besar dana itu dan kemana disalurkan penggunaannya selama ini, serta untuk berapa lama akan berlangsung seperti itu. Jadi sebenarnya, apabila dana hasil jasa pengeloalaan pengaturan lalu lintas penerbangan di investasikan kembali untuk keperluan Air Traffic Control, tentunya akan dapat secara bertahap, bagi kita untuk memiliki peralatan yang canggih dan juga pelatihan SDM yang dibutuhkan. Disini yang menjadi masalah utama adalah tinggal menghitung tenggang waktunya saja. Katakan setelah 25 tahun atau bahkan 100 tahun sekalipun , akan tetapi ada kurun waktunya yang jelas, untuk kemudian dikembalikan kepada pemilik sah nya yang berhak.Sampai sekarang tidak diketahui sampai kapan FIR Singapura itu berlangsung ?! Adakah time schedule tentang masalah ini? Yang kedua adalah tentang Timika atau “Freeport”, yang selalu saja bermasalah. 2 bulan terakhir ini, aparat keamanan dibuat sibuk oleh ulah beberapa pengacau liar yang beredar diwilayah itu. Problemnya disini hampir sama. Timika adalah milik yang sah Republik Indonesia, akan tetapi tambang emas yang konon terbesar dan termodern dan paling tinggi teknologinya yang pernah ada didunia itu hanya dinikmati oleh orang “luar negeri” dan tentunya sebagian dari orang-orang di Indonesia. Masyarakat tidak pernah tahu, berapa sebenarnya hasil tambang emas itu selama ini. Berapa bagi hasilnya dengan pemerintah Indonesia. Apa manfaat yang selama ini dinikmati oleh Republik Indonesia dari
Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Lelucon Apa Ini???
Dulu juga pernah ada 'sengketa' antara KPK (masa Taufiqurrahman Ruki) dengan Yusril Ihza Mahendra. Lalu SBY turun tangan dan 'menyelesaikan sengketa secara adat'. Sekarang, SBY membiarkan sengketa KPK vs Polisi dan menyatakan bahwa tidak mau intervensi ke ranah hukum? Dari: Godlip Pasaribu marnagan2...@yahoo.com Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Terkirim: Kamis, 17 September, 2009 12:26:05 Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Lelucon Apa Ini??? Setuju, kalau Polisi benar seharusnya didahulukan laporan KPK kepada Polisi mengenai Testimoni Antasari kan, kok malah laporan Anggoro sama Joko yang didahulukan? Apakah kita nggak pantas curiga? Powered by Telkomsel BlackBerry®
Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Pertamina Vs Petronas !
Adakah study yang mendalam atas perbandingan kedua perusahaan migas ini? Apakah Petronas dikelola secara good corporate governance? Sementara kita tahu Pertamina sejak awal (bahkan hingga saat ini?) telah menjadi sumur korupsi para petinggi negara. Apakah di Malaysia tak ada persaingan usaha migas dan hanya Petronas pemegang monopoli? Adakah Petronas dibebani kewajiban subsidi BBM sebagaimana Pertamina di masa Soeharto? Salam, Dari: A Nizami nizam...@yahoo.com Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Terkirim: Kamis, 17 September, 2009 10:45:46 Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Pertamina Vs Petronas ! Petronas bisa berjaya karena BUMN itu diserahi negara Malaysia untuk mengurus Migasnya. Menurut orang Pertamina, Petronas dan Malaysia meniru UU tentang Migas/Pertamina. Namun sayang UU tentang Migas/Pertamina dirubah dgn UU Migas yang dirancang USAID sehingga hasilnya migas di Indonesia dikuasai asing. Tidak ada negara yang bisa maju/kaya jika kekayaan alam mereka dikuasai asing. Negara2 seperti Arab Saudi, Qatar, Kuwait, Malaysia, Venezuela yang SDMnya lebih rendah dari Indonesia mengelola migas via BUMN mereka sehingga kekayaan alam masuk ke kas negara dan bisa mensejahterakan rakyat mereka. Bahkan Norwegia yang liberal pun tetap menyerahkan pengelolaan migas pada BUMNnya. Indonesia sebaliknya justru menyerahkannya pada swasta/asing sehingga uangnya sebagian besar dinikmati swasta/asing. http://infoindonesi a.wordpress. com/2009/ 06/30/selama- kekayaan- alam-dirampas- asing-indonesia- akan-terus- miskin/
Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Upaya Jinakkan Gelombang Protes Bailout Century .
Lalu status dana 4 trilyun dari negara ke LPS itu apa? Logika saya, itu dana negara yang dipisahkan sehingga menjadi wewenang dan tanggung jawab LPS sepenuhnya. Logika bahwa itu objek keuangan negara, saya sepakat. Tak ada penolakan saya atas hal itu. Tapi untuk lebih melengkapi, perlu disampaikan bahwa dana yang dikuasai LPS itu (modal awal dari negara + premi dari bank peserta) HANYA digunakan untuk kepentingan penyelesaian masalah atas bank gagal (yang diselamatkan atau yang dilikuidasi). Jika dana yang dikuasai LPS digunakan untuk urusan di luar itu, LPS pasti melanggar UU. ITU HUKUMNYA. Kasus dana YPPI contoh yang bagus. Dana YPPI menjadi kasus hukum karena digunakan tidak sesuai dengan tujuan peruntukannya. Salam, Dari: Yanuar Rizky rizky.elri...@gmail.com Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Terkirim: Selasa, 15 September, 2009 07:58:46 Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Upaya Jinakkan Gelombang Protes Bailout Century . Model Penjaminan dengan Dana Industri terjadi di Pasar Modal, yaitu KPEI (Kliring Penjaminan Efek Indonesia).. . Modalnya dari para pelaku, lalu jaminan yang dimasukkan untuk batasan transaksi juga dari harta perusahaan sekuritas bukan nasabah.. Jadi, logikanya, kalau yang ini memang dana Industri... Meski, kalau liat konvensi anti korupsi PBB (UNCAC) yang juga ditandatangani Indonesia korupsi tak terbatas dana negara, tapi juga swasta yang mengelola dana publik.. Kalau LPS, modal dasarnya dari negara (4 Triliun) dan dana jaminan bergeraknya dari premi deposito (BUKAN MODAL BANK YANG DIPISAHKAN), jadi LPS jelas berbeda dengan KPEI.. dia adalah lembaga negara... Yurisprudensi, dana yayasan (YPPI, kasus aliran dana BI-DPR) dan Sisbenakum (Dep. Hukum dan HAM) diputus pengadilan Tipikor sebagai objek keuangan negara, logika hukumnya apalagi LPS?. Mari kita lihat hukum, dari yurisprudensi- nya serta bisnis proses-nya.. Salam pembelajaran, -Yanuar Rizky- mail to: ri...@elrizky. net on the net: http://www.elrizky. net elrizkyNet:: dari RT-RW ke Internet menuju Pasar Modal::
Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Upaya Jinakkan Gelombang Protes Bailout Century .
Good answer, bung! Hehehe... memang ga boong deh dipandang sebagai analis (pasar) keuangan. So far ini jawaban yang paling pas dan rasional buat saya. Jadi keluar dari perdebatan sistemik atau tidak sistemik yang rumit itu, ya... Century diketahui memang sudah bobrok di dalam dan layak dilikuidasi. Perdebatan atas keputusan ini muncul karena pertimbangannya, apakah dampaknya sistemik atau tidak sistemik. Jika sistemik, bank-bank yang kena efek likuidasi itu yang dibail-out, tentu saja jika memang sejatinya bank sehat. Mungkin saja biayanya bakal lebih besar ketimbang hanya menyelamatkan 1 bank Century, tapi ya ga apa-apa jika dikeluarkan untuk menyelamatkan bank-bank sehat. Jika tidak sistemik, ya syukur... problemnya paling tinggal menyelesaikan dana nasabah di bawah 2 M dan pesangon karyawan. Ribut-ribut sedikit pasti ada, tapi rasanya masih di batas normal. Mantap! Salam, Dari: Yanuar Rizky rizky.elri...@gmail.com Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Terkirim: Rabu, 9 September, 2009 09:36:49 Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Upaya Jinakkan Gelombang Protes Bailout Century . Itu inter-bank transaction dengan Century... Karena posisi Century di Neraca-nya jelas banyak under-line di posisi valas di sisi pasiva dan surat berharga (obligasi di Bank Dresden) di sisi aktiva.. Nilai aktivanya terus turun, dan ada suntikan dari LPS setelah audit report, ini menunjukan Obligasi-nya bodong tidak ada mark to market-nya, karena berdasarkan standar akuntansi harus di-adjust tinggi.. Itulah, kenapa CAR turun.. Menurut pendapat saya, saat itu saya akan pilih bubarkan Century karena aset bodong tak bisa hasilkan recoery rate bahkan kayak sel kanker 'nyedot terus (fakta setelah audit akhir tahun oleh akuntan publik, LPS suntik lagi karena CAR kembali turun).. saya akan biarkan pasar bekerja, dengan membail-out Bank yang terkena inter bank yang masih memiliki aset produktif yang dibail-out.. . Cara ini dipilih Ben Bernanke, Lehman dibiarkan, inter bank effect nya ke BOA dan AIG di bail-out, karena BOA dan AIG memiliki aktiva produktif yang berpotensi memenuhi recovery rate dana talangan (bail out) yang harus dikembalikan karena milik publik.. Salam pembelajaran, -Yanuar Rizky- mail to: ri...@elrizky. net on the net: http://www.elrizky. net elrizkyNet:: dari RT-RW ke Internet menuju Pasar Modal::
Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] CENTURY (Om Asep Om Godlip)
1. Anda kurang jeli membaca posting saya. Keputusan soal Century diambil masa krisis, tentu saja ada hubungannya. Sehingga muncul perdebatan, sebaiknya Century ditutup atau diselamatkan? Jadi dampaknya yang menjadi pertimbangan. Carilah perumpamaan yang lebih pas... ^_^ 2. Nah, kira-kira seperti ini yang dimaksud. Mau dibilang langsung atau tidak langsung, migrasi dana itu berpotensi menurunkan CAR. BI mestinya punya data lengkap untuk mengatakan hal itu. 3. Nah, anda kurang jeli lagi. Untung sudah tidak jadi auditor.. kalo masih bisa kebanjiran kerjaan ente, banyak orang pasti senang dapat auditor yang tidak jeli seperti Anda, banyak yang luput dalam pemeriksaan hehehe... Saya kan berangkat dari hipotesis (BI) bahwa bank-bank kecil yang punya perkaitan dengan Century akan terbawa kolaps juga jika Century tidak diselamatkan. Bak-bank kecil ini yang saya maksud.. kasian kan, cuma kena getah dari Century, padahal barangkali mereka adalah good corporate bank. Tidak bijak andaikan kita menutup mata dari hal ini. Jaka sembung naik ojek, nyambung lah jek... 4. Tawaran yang dengan antusias saya terima. Kongkow sambil ngopi salah satu favorit saya, istilah sundanya mah ngawangkong hehehe... Kepastiannya saya tunggu lewat japri ya, boss... 5. Kita boleh tidak percaya pada aparatur negara, boleh bercuriga ada yang akan mereka tutupi sehingga hasilnya akan 86. Namun saya tetap percaya pada integritas kita, rakyat yang merdeka, bahwa kita akan tetap menunjung tinggi bahasa kebenaran (wuih.. kayak aktivis mahasiswa aje... hehehe). Caranya, ya dengan berusaha meminimalkan argumen yang dilandasi oleh rumor. Jadi sementara ini biarin aja para pejabat dan politisi begitu, asal rakyat ga ikut2an. Ini pandangan saya pribadi lho, ya... Btw, sejauh ini saya cukup nyaman dengan jawaban dari Bung Yanuar Rizky. Jadi melihat kasus Century, kita lepas perdebatan soal sistemik atau tidak sistemik. Intinya, jika tidak sistemik, syukur... jika sistemik, yang dibail-out adalah bank-bank (kecil) yang terkena dampak Century itu. Salam, Dari: Achmad Jauzi achmad_ja...@yahoo.com Kepada: Asep Kurniawan ask...@yahoo.com Cc: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Terkirim: Rabu, 9 September, 2009 14:06:48 Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] CENTURY (Om Asep Om Godlip) Asep yang baik dan tidak mau dipanggil Om... Sep, gue coba jawab semampunya karena gue udah cukup lama pensiun jadi auditor.Mengenai peraturan menyangkut besaran-besaran prosentase, mungkin udah beda dengan waktu gue masih kerja tapi prinsip dasarnya masih sama. 1. Menurut gue, menghubung-hubungka n kematian century dengan krisis sama saja dengan menghubungkan kematian seorang pasien di Ruang ICU RSU Tasik dengan kondisi berusia 80 tahun, komplikasi ginjal, hati, paru, kanker, gula, darah tinggi dengan terjadinya gempa. Kira-kira beliau meninggal karena gempa atau penyakit? 2. MIgrasi dana dari bank kecil ke bank besar menurunkan CAR? Secara langsung tidak ada hubungannya migrasi dana ini dengan CAR. Jika terjadi perpindahan dana, maka BI selaku otoritas kliring akan memindahkan dana rekening GWM bank, jika masih cukup maka tidak akan menjadi masalah. Nah, persoalannya jika saldo giro bank tersebut tidak memadai...Ada beberapa alternatif dalam hal ini : cara dana segar (waktu mendesak, sepertinya sulit), pinjam dari PUAB (pasar uang antar bank) dengan resiko digebuk bunga tinggi, atau jual aset. Khusus untuk jual aset, dalam kondisi terdesak, berpotensi dijual secara diskon, nah kerugian diskon ini akan menjadi biaya, mengurangi laba (jika minus) baru akan menurunkan CAR. Selain itu CAR disusun menurut ATMR (aktiva tertimbang menurut resiko), ada potensi jika terjadi penurunan kualitas aktiva produktif akan menurunkan CAR karena bank harus membentuk PPAP (pencadangan penghapusan aktiva produktif) yang lebih besar. Ini mirip penyisihan piutang tak tertagih di perusahaan biasa, ujung-ujungnya jadi biaya, mengurangi laba (bisa jadi laba negatif) ... Disini baru kita bisa mengatakan migrasi dana menurunkan CAR. 3. Membiarkan yang kecil mati tidak fair. Ini bukan soal perlindungan si kecil atau free fight liberalism.. .Jaka sembung naik ojek...Nggak nyambung jek 4. Kalau mau lebih jelas, kita bisa ketemu sambil ngopi-ngopi. ..tapi setelah lebaran tentunya. 5. Mengenai fakta dan dugaan saya anda bisa buka posting pertama saya tentang kasus ini. Dan berdasarkan pengalaman hidup saya, latar belakang keluarga, pendidikan, pengalaman kerja dan lain-lain... .Saya yakin kasus ini akan berakhir 86Aman 100%...Paling tinggi ada kesalahan prosedur dari satu dua direksi century --- On Tue, 9/8/09, Asep Kurniawan ask...@yahoo. com wrote: From: Asep Kurniawan ask...@yahoo. com Subject: Bls: Bls: [Forum-Pembaca- KOMPAS] CENTURY (Om Asep Om Godlip) To: Achmad Jauzi achmad_jauzi@ yahoo.com Date: Tuesday, September 8, 2009, 8:33 PM Soal Bank Global dilikuidasi Desember 2004, jauh dari krisis
Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Hubungan Indonesia-Malaysia; Tanggapan Kritis Untuk Franz Magnis Suseno
Lha, yang mulai memublikasikan semua masalah ini kan wartawan juga. Barangkali berarti di sini isunya komunikasi antar wartawan? Lalu kenapa tidak sekalian di-share di sini hasil investigasinya, pak? Salam, Dari: sonar sihombing sonarsihomb...@yahoo.com Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Terkirim: Selasa, 8 September, 2009 21:46:10 Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Hubungan Indonesia-Malaysia; Tanggapan Kritis Untuk Franz Magnis Suseno Teman2 kemarin saya kebetulan dapat kiriman lewat face book tulisan Sdr. Adi Lazuardi, perwakilan LKBN Antara di Kuala Lumpur. Beliau bersama teman2 wartawan Indonesia di Malaysia telah mengadakan investigasi mengenai berbagai berita yang menuding Malaysia rampok, curi dlsb istilah yang memojokkan Malaysia. Semua tudingan kita menurut beliau membuat malu mereka. Rakyat Indonesia menurut dia hanya tau marah tapi tidak melihat dan mendalami masalah dengan baik sehingga teman2 wartawan yang kebetulan kerja di Malaysia menjadi malu. Semua hal-hal yang kita tuduhkan hingga yang terakhir P. Jemur tak satu pun yang benar. Lengkap dengan argumentasi yang mereka hasilkan dari lapangan investigasi mereka. salam, ss
Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] CENTURY (Om Asep Om Godlip)
Ada kajian yang bisa di-share, Mas? Terutama soal pentingnya industri keuangan non-bank dilindungi sebagaimana dibentuknya LPS untuk perbankan? Salam, Dari: sekretariat pshb sekretariat.p...@ymail.com Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Terkirim: Selasa, 8 September, 2009 08:35:26 Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] CENTURY (Om Asep Om Godlip) LPS harus transparan dalam tangani bank bermasalah. sejak awal hanya industri bank yang selalu diselamatkan dg potensi kerugian negara. sebaliknya, industri asuransi, dana pensiun, leasing dicuekin negara/pemerintah, alhasil bangkrut n rakyat yg sengsara lagi. cobalah dipikirkan kembali, kalo pemerintah ingin bantu rakyat tidak terjadi kebangkrutan sistemik. salam sukses, Pusat Studi Hukum Bisnis (PSHB) riset, kajian, konsultasi, advokasi, mediator training www.hukumbisnis. blogspot. com www.pshbcenter. blogspot. com tak tahu hukum kena perkara, tak tahu bisnis kena tipu
Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] opini campur aduk yg semuanya benar [ was ] Resiko Sistemik di Kabinet SBY-Boediono.
Nah, berarti jangan dipisahkan lagi ya, Pak... antara kompetensi dengan moral, apalagi untuk melihat pejabat publik. Soal latar keputusan bail-out untuk kepentingan apa/siapa, seperti yang Anda bilang, toh... bila di kemudian hari terbukti. Mari kita lihat nanti hasil audit investigasi BPK. Selama menunggu itu kelar, ya gossip dan analisa juga akan beredar, sebagaimana posting Anda ini. Ada yang setuju, ada pula yang tidak. Namanya juga isu sudah terbuka. Sekali lagi, dalam hal ini saya lebih tertarik menimba ilmu, manakah keputusan terbaik yang mesti diambil dalam kasus ini, ditutup atau diselamatkan? Apa pertimbangannya? Bagaimana perhitungannya? Kalo Anda ada ilmu soal ini, saya tunggu kedermawanannya untuk berbagi. Soal fraud, sebagaimana sejak awal saya menanggapi Bung Jauzi, semua pejabat (terutama pengawasan) dalam BI perlu diperiksa. Salam, Dari: Adyanto Aditomo adyantoadit...@yahoo.co.id Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Terkirim: Senin, 7 September, 2009 21:23:08 Judul: Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] opini campur aduk yg semuanya benar [ was ] Resiko Sistemik di Kabinet SBY-Boediono. Bung Asep Kurniawan, Bila Moral adalah bagian dari Kompetensi, jadi kesimpulannya apa dong??? Bila dikemudian hari terbukti bahwa keputusan untuk bailout Bank Century itu dilakukan bukan untuk kepentingan rakyat tetapi kepentingan Para Deposan Besar (Group PT Sampoerna dengan deposito mencapai Rp. 1,85 Triliun dan Hartati Murdaya dengan Deposito Rp. 325 Milyar), maka masa depan perekonomian Indonesia 5 tahun mendatang akan suram, karena Pemegang Peran Utama Perekonomian Indonesia 5 tahun mendatang adalah pihak yang terlibat dalam bailout Bank Century. Banyak yang terheran - heran, mengapa ada deposito dalam jumlah yang fantastis di bank gurem sekelas Bank Century??? Masalahnya para pemilik Deposito tersebut merupakan donatur SBY dalam Pileg dan Pilpres 2009. Semoga saja keinginan SBY untuk berkoalisi dengan PDIP dan Golkar dalam kabinet mendatang tidak dilatar belakangi oleh kasus Bank Century, dimana menurut JK bila kasus ini diungkapkan ke masyarakat akan merubah peta politik di Indonesia. Sayang JK menolak menjelaskan apa maksud dari pernyataannya tersebut. Atas pernyataan JK tersebut, masyarakat jadi menduga - duga: Apakah Koalisi dalam Kabinet Mendatang untuk berbagi sama rata kue kekuasaan antar Partai - Partai peserta pendukung Pilpres tidak dilatar belakangi oleh terungkapnya kasus bailout Bank Century??? Semoga saja semua dugaan miring tersebut akibat pernyataan JK yang kurang jelas tidak benar adanya. Salam, Adyanto Aditomo
Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Upaya Jinakkan Gelombang Protes Bailout Century .
Yang masih jadi pertanyaan saya, benarkah terjadi perpindahan simpanan dari bank-bank kecil ke bank-bank besar yang menyebabkan CAR bank-bank kecil lain juga menunjukkan gejala menurun? Apakah ini bisa disebut sebagai salah satu gejala dampak sistemik yang disebutkan itu? Lalu bagaimana pula dengan pernyataan bahwa pinjaman antarbank Century itu ke bank-bank kecil, sehingga walaupun jumlahnya relatif tidak besar, tetap berpotensi membuat CAR bank-bank tersebut kolaps? Apakah karena cuma terhadap 5 bank (kecil pula) sehingga tidak bisa disebut sistemik? Apa problem BI sebenarnya sehingga fraud di Century tak segera diatasi (menurut Dradjad kan dari tahun 2005 sudah terdeteksi)? Dari: Yanuar Rizky rizky.elri...@gmail.com Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Upaya Jinakkan Gelombang Protes Bailout Century . Di blog Kompasiana sudah ada tanggapan saya, klik http://public. kompasiana. com/2009/ 09/08/upaya- jinakkan- gelombang- protes-kasus- century/# comment-8323 Jam 23 semalam di ANTV, artinya setelah acara 'heboh' ini, saya, mas Tony dan Mas Drajad.. Tidak ada yang berubah kan? Saya tetap bilang tegakkan hukum! -Yanuar Rizky- (mail to: ri...@elrizky. net) transmitted by tukang pos®[on the net: www.elrizky. net]
Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] CENTURY (Om Asep Om Godlip)
Saya masih punya banyak pertanyaan untuk likuidasi. Kan katanya hanya ada 5 bank (bank kecil pula) punya interbank call money dengan Century. Walau jumlahnya tidak besar, hanya 750 milyar, tetapi kalo untuk bank kecil apakah pinjaman sebesar itu tidak berpotensi mengganggu CAR mereka? Apakah karena hanya 5 bank (kecil pula) tidak bisa dianggap sistemik? Juga pernyataan BI (dengan mengungkap data) bahwa terjadi gejala perpindahan simpanan nasabah dari bank-bank kecil ke bank-bank besar, apakah ini bukan sistemik? Bagaimana definisi sistemik itu? Lalu, berapa lakunya nilai aset Century kalo dijual, mengingat bank itu ditutup dalam keadaan sakit? Apakah bisa menutup kewajiban yang sudah dibayarkan LPS kepada ex nasabah? Gimana pula penyelesaian nasib karyawan yang di-PHK? Siapa yang bayar pesangonnya? Dari mana uangnya? Saya sih tidak menutup kemungkinan soal hubungan penyelamatan Century dengan simpanan milik HM Sampoerna dan Hartati Murdaya, tapi kan spekulasi ini harus dibuktikan. Jika tidak, ya cuma akan jadi rumor. Mudah2an investigasi BPK bisa menjawab hal ini. Mungkin para pengamat ekonomi bisa mengusulkan atau mendesakkan hal apa saja yang harus diinvestigasi oleh BPK. Saya setuju misalnya, desakan Iman Sugema agar LPS membuka data siapa saja deposan Century, jumlah simpanannya, serta apakah betul mereka langsung menarik dananya tak lama setelah dana disuntikkan. Mungkin bisa ditambahkan lebih tajam dari ini. Jika dari investigasi itu ada indikasi jelas, bisa dilanjutkan ke polisi. Atau jika ga percaya polisi, KPK deh. KPK ga bisa juga, DPR sekalian, biar jadi bahan hak angket. Buka saja semua hasilnya ke publik, biar dukungan bisa diperoleh. Cuma kalo sebaliknya yang didapat, ya jangan mengada-ada juga... Salam, Dari: Achmad Jauzi achmad_ja...@yahoo.com Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Cc: ask...@yahoo.com Terkirim: Selasa, 8 September, 2009 10:05:14 Judul: [Forum-Pembaca-KOMPAS] CENTURY (Om Asep Om Godlip) Om Asep yang baik. Sekarang kan mulai terkuak Om, siapa itu yang punya 2T? Ternyata HM Sampoerna dan Hartati Murdaya Poo...Jadi terbukti kan kalau dilikuidasi biayanya lebih murah daripada bailout? Maknya kalau saya yang memutuskan.. .Saya likuidasi saja, sambil menelusuri fraudnya...Tapi kalau melihat nama-nama beken yang mulai muncul dan kira-kira air mengalir sampai jauh (bisa tahulah kira-kira kemana)...Saya yakin kasus ini tidak akan terungkap... Kalaupun terungkap paling-paling ada satu dua orang direksi century yang dipenjara dianggap melakukan kesalahan prosedur... Belajar decission making process? Wah, saya mah bukan akademisi om jadi udah lama gak buka-buka text book, saya juga bukan penguasa yang mesti membuat keputusan... Jadi Menteri?Walah, itu baju yang kebesaran bagi saya... Apalagi bagi-bagi ilmu om, saya cuma orang awam yang juga masih belajar. Hanya satu yang bisa saya sampaikan, saya sudah tidak punya harapan ada perbaikan di negeri ini, mungkin kondisi ini mirip jaman jahiliyah... Salam
Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] opini campur aduk yg semuanya benar [ was ] Resiko Sistemik di Kabinet SBY-Boediono.
Maaf, menurut saya ini salah satu cermin dari pikiran salah yang masih barangkali memang menggejala. Kompetensi itu termasuk moral di dalamnya. Salah besar jika memisahkan 'kompetensi' (hanya skill and knowledge?) dari moral, apalagi untuk pejabat. Salam, Dari: Adyanto Aditomo adyantoadit...@yahoo.co.id Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Terkirim: Jumat, 4 September, 2009 09:23:56 Judul: Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] opini campur aduk yg semuanya benar [ was ] Resiko Sistemik di Kabinet SBY-Boediono. Bung Asep Kurniawan, Bagi orang seperti saya tidaklah terlalu penting siapa yang akan duduk di kabinet. Yang penting adalah: Apakah benar pernyataan pejabat BI bahwa ada 13 Bank Lain diluar Bank Century yang kondisinya tidak lebih baik dari Bank Century??? Apakah Benar tidak ada yang bisa dilakukan oleh BI kecuali hanya menunggu mukzizat agar 13 Bank tersebut tidak collaps??? Bila informasi ini benar adanya, potensi terjadinya BLBI Jilid 2 hanya tinggal menunggu waktu. Karena uang LPS yang katanya sebesar Rp. 18 Triliun sudah terpakai Rp. 6,7 Triliun untuk menyelamatkan Bank Century, mau tidak mau kekurangannya akan harus ditalangi oleh APBN. Soal kompetensi Sri Mulyani dan Boediono memang tidak perlu diragukan lagi. Mungkin mereka itu untuk saat ini merupakan Putra Terbaik bangsa ini. Tetapi yang dipersoalkan oleh msyarakat bukan soal Kompetensi, tetapi soal Moral. Apakah Moral Boediono dalam mengawasi bank yang bermasalah sudah sesuai dengan yang harus dilakukannya? ?? Kalau pernyataan Pejabat BI memang benar bahwa upaya BI dalam mengawasi Bank Bermasalah sudah optimal karena keterbatasan kewenangan sesuai yang diatur dalam UU Perbankkan, sehingga bila ada Bank yang tiba - tiba Collapse tidak bisa disalahkan ke BI, mengapa Boediono tidak menyampaikan hal tersebut ke DPR??? Ini persoalan moral atau kompetensi?? ? Mengapa begitu mudahnya seorang Pejabat Publik mengelak dari tanggung jawab??? Salam, Adyanto Aditomo
Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Pelecehan Nasionalisme didepan Kedubes Australia !!!.
Bung Rifky sudah bertindak benar. Posting beliau ini layak untuk disebarluaskan dan tindakannya ditiru. Ingat dulu pasca bom 2004 itu, ketika dilakukan gerakan membunyikan klakson di depan Kedubes Australia karena satu jalur kendaraan diambil? Cukup efektif mengembalikan hak warga! Salam, Dari: Fajrian difa vedder neo_x_cycl...@yahoo.com Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com; Terkirim: Senin, 7 September, 2009 11:14:44 Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Pelecehan Nasionalisme didepan Kedubes Australia !!!. ya wajar anda digituin..wong pemimpin kita kasih ijin gitu...
Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] CENTURY (Om Asep Om Godlip)
Ya memang sih.. kalo mau gampang, saya juga bisa dan akan berpendapat begitu. Kalo saya sih ingin coba belajar lebih dalam lagi, makanya ingin kita berdiskusi kehebohan macam apa yang bisa terjadi bila bank itu ditutup? Tidak cuma soal uang, tapi soal2 lain yang sudah saya sampaikan. Coba Anda bisa jawab hal-hal itu, itung2 belajar decission making process, siapa tau kelak Anda ada peluang jadi menteri ^_^. Saya juga sedang megikuti rentetan posting dari Bung Arya, menarik untuk didiskusikan. Premi yang bank bayarkan ke LPS uang Anda juga? Berarti bisa ditarik lagi dong, ya? Tau caranya? Atau Anda menyetarakan kewajiban premi bank ke LPS itu dengan pajak? Hmm... bagi2 dong ilmunya, biar saya ngerti. Salam, Dari: Achmad Jauzi achmad_ja...@yahoo.com Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Terkirim: Senin, 7 September, 2009 13:03:29 Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] CENTURY (Om Asep Om Godlip) Kalau saya yang memutuskan ya saya tutup saja, tidak keluar itu uang 6.7 T...Kemudian telusuri fraudnya, sehingga jumlah yang harus dibayar rakyat lebih kecil...Saya yakin tidak akan terjadi masalah sistemik... Uang LPS bukan punya rakyat??? Terserah anda sih, tapi kalau saya sebagai orang yang membayar premi atas semua uang saya di bank, saya merasa itu uang saya juga.
Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] 85 Persen Wartawan Indonesia Tidak Memahami Kode Etik Jurnalistik
Betul, pak. Hanya saja masalah ini tidak semata selembar kertas sertifikat atau ijazah, tetapi terkait dengan perlu adanya lembaga yang bertanggung jawab atas kualitas profesi ini. Dengan demikian, tidak cuma kebebasannya saja yang dinikmati dan dibela, tetapi juga ada jaminan atas terjaganya kualitas para jurnalis. Dengan begini kan jadi sama2 enak juga, misalnya ada kasus perselisihan macam wartawan dengan satpam BI kemaren, tidak perlu ke pengadilan kriminal, gugatan cukup adukan saja ke komisi etik-nya wartawan. Serahkan sidang profesi itu yang memutuskan. Salam, Dari: halim hd halimh...@yahoo.com Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Terkirim: Kamis, 3 September, 2009 23:48:20 Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] 85 Persen Wartawan Indonesia Tidak Memahami Kode Etik Jurnalistik ujian profesi jurnalis, jika memang perusahaan media itu benar dan gableg kode etik, tentu saja di dalam perusahaannya. seorang lulusan dari jurusan komunikasi, belum tentu bisa jadi jurnalis. maka beberapa perusahaan media, menerima sarjana dan kembali mendidiknya. dan sebenarnya, ujian bagi seorang profesional sebenarnya setiap hari, setiap waktu, bukan sekedar dapat sertipikat atau ijasah. apa seeh jaminannya ijasah atau sertipikat? berapa banyak doktor di kampus kerjanya cuma dodok (duduk) dan molor, kayak legislator di senayan, hehehe.
Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] LOGIKA AWAM SAYA KASUS CENTURY
Setahu saya Bapepam-LK mengawasi pasar modal dan semua perusahaan jasa keuangan non-bank. Ini kan kompromi dari tarik-menarik antara BI dan rencana membuat OJT. Akhirnya OJT batal dibentuk dan pengawasan bank tetap ada di tangan BI. Saya hanya koreksi soal pernyataan Anda bahwa Bank Century diawasi oleh Bapepam-LK. Saya katakan tidak, karena pengawasan lembaga perbankan adalah tanggung jawab BI. Yang saya tahu sih gitu... Salam, Dari: Achmad Jauzi achmad_ja...@yahoo.com Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Terkirim: Jumat, 4 September, 2009 09:59:56 Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] LOGIKA AWAM SAYA KASUS CENTURY Om Asep yang baik... Bapepam-LK tidak hanya mengawasi bank tapi mengawasi seluruh perusahaan yang bergelar Tbk atau perusahaan publik...Berhubung Bank Century adalah perusahaan publik, maka dengan sendirinya turut diawasi oleh Bapepam-LK.. . Kasus Bank Century ini mulai muncul ketika ada reksadana Antaboga yang dikawinkan dengan deposito Century entah bagaimana produk ini dijual resmi di bank...karena imbal hasil yang ditawarkan sangat tinggi, banyak orang yang beli, mulanya aman tapi saat market crash, bermasalah.. .disinyalir dana tersebut digunakan oleh Robert Tantular untuk margin trading...Saat harga underlying naik gak masalah tapi saat turun hancur semuanya...Disinila h fungsi Bapepam-LK yang saya pertanyakan. ..TAPI... kalau anda buka-buka file di kompas, media lain khusus bisnis dan keuangan ataupun media on line, anda bisa melihat kembali komentar Ketua Bapepam yang cuma menyatakan keherananya dan bilang penipuannya canggih...Kalau DG BI cuma bilang produk tersebut ilegal (kok bisa ilegal karena dijual di bank resmi, bukan bank gelap) Itu lho om yang saya maksudkan...
Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] CENTURY (Om Asep Om Godlip)
Yang pasti interbank call money Bank Century itu ada (beritanya bertebaran dalam google), soal berapa banyaknya.. saya memang sempat searching, tetapi tidak dapat data angkanya. Angka 32 bank itu saya dapat dari posting Bung Eko Kertajaya. Paparan Anda masih berkisar soal fraud yang terjadi di Century.Bahwa terjadi fraud di sana, saya sama sekali tidak menolak. Pokok diskusi yang menarik perhatian saya kan bukan di situ, tetapi mana keputusan yang paling tepat? Selamatkan atau tutup? Kalo selamatkan, sudah ketahuan resikonya keluar dana LPS 6,7 trilyun. Kalo tutup, tidakkah akan muncul kehebohan yang sama? Bisakah pertanyaan-pertanyaan saya sebagaimana dalam posting sebelum ini terjawab? Soal dana talangan Century, saya masih heran kok masih saja banyak yang anggap itu uang rakyat? Berikut posting saya menanggapi tulisan bung rifky pradana: Saya masih bingung. Saya tahu dari setiap tabungan kita di bank, selain pajak, ada potongan untuk administrasi. Saya memahaminya sebagai biaya jasa yang harus dibayarkan oleh nasabah kepada bank. Imbalannya, tabungan kita tercatat dengan baik, aman, bisa diambil kapanpun (melalui ATM), dsb. Selain ADM dan PJK, tak ada lagi potongan lain yang tercatat dalam buku tabungan saya. Lebih tegas lagi, tak ada dalam buku ditulis premi untuk LPS. Bahkan ada bank lain yang akhir-akhir ini malah beriklan tabungan tanpa potongan. Mungkin saja dari potongan sekian ribu itu (kalo di BCA potongan ADM selalu fixed 10.000 per bulan) ada sekian persen yang disetorkan ke LPS (dlm UU LPS disebutkan Bank wajib menyetorkan premi sebesar 0,1% (satu perseribu) dari rata-rata saldo bulanan total Simpanan dalam setiap periode), tetapi saya menganggapnya itu bukan lagi uang saya sebagai nasabah, tetapi sudah merupakan hak milik bank atas jasa yang diberikan kepada saya. Penjelasan ini penting agar untuk verifikasi tulisan bung rifky yang menyatakan bahwa premi itu adalah dana masyarakat. == Setahu saya itu adalah dana simpanan LPS yang merupakan premi atas simpanan yang dihimpun dari setiap bank peserta penjaminan. Itu yang saya baca di UU LPS. Sama sekali bukan uang APBN atau uang BI. Bagaimana logikanya hingga dana talangan dari LPS itu bisa dipandang sebagai uang rakyat? Salam, Dari: Achmad Jauzi achmad_ja...@yahoo.com Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Terkirim: Jumat, 4 September, 2009 10:15:14 Judul: [Forum-Pembaca-KOMPAS] CENTURY (Om Asep Om Godlip) Om Asep Yang Baik... Saya pernah kerja di akuntan publik asing di jakarta dan singapore dengan spesialisasi auditor perbankan... Interbank call money itu tidak bisa diberikan secara ujuk-ujuk (instant), ada prosesnya... Dibuka dulu money market line...Untuk buka money morket line banyak faktor yang harus direview...Bank mana yang berani kasih line gede sama bank seperti century??? Kalaupun ada, akumulasi dari seluruh line yang diberikan bank tidak akan melebihi aset bank tersebut...Tagihan lebih gede daripada aset atau terjadi leveraging hanya bisa terjadi pada transaksi derivative.. .Lagi-lagi saya mempertanyakan fungsi pengawasan dari BI. Kenapa ini bisa terjadi sampe-sampe CAR minus...Padahal sedetikpun CAR kurang mestinya BI sudah bereaksi karena semua bank menghitung CAR setiap hari dan dilaporkan ke BI. Selain itu katanya ada satu orang yang punya deposito 2T...Ck ck ck...Orang kaya sekalipun, Aburizal Bakrie sekalipun, saya kira tidak punya uang tunai 2T (kalau total kekayaan pasti lebih, tapi bukan dalam bentuk uang tunai)...Pertanyaan saya, siapa dia? Terafiliasi atau tidak? Karena menurut logika awam saya hanya yang sangat kaya tetapi gila yang mau membuka deposito 2T di bank seperti century...Siapa dia? Kapan depositonya dibuka? Waktu buka depo pake setoran uang tunai tidak? Kalau pake tunai, dari mana uangnya? Setor bawa uang tunai (berapa banyak tuch), atau transfer dari bank lain...Jangan- jangan setoran bodong...Ini harus dibuka karena uang LPS adalah uang publik (sedikit banyak uang saya juga), itu kan akumulasi premi asuransi yang dibayar para penabung. Jadi jangan bikin masalah gede...Pengawasan lemah (gak tahu karena bloon atau turut menikmati).. .Terus todong uang rakyat dan bilang : KASIH GUE DUIT ATAU TERJADI RESIKO SISTEMIK Aya aya wae... Senang berdiskusi dengan anda...
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Resiko Sistemik di Kabinet SBY-Boediono.
Pasangan calon yang kemaren itu neolib semua, pak.. Sorry one liner juga Salam, Dari: budiarto_shamb...@yahoo.com budiarto_shamb...@yahoo.com Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Terkirim: Rabu, 2 September, 2009 14:29:10 Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Resiko Sistemik di Kabinet SBY-Boediono. Sa-pa su-ruh mi-lih neo-lib, sa-pa su-ruh mi-lih neo-lib, sen-di-ri su-ka sen-di-ri ra-sa. Sorry one liner. Wass, Budi Shambazy Sent from my BlackBerry� wireless device from XL GPRS/EDGE/3G network
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Resiko Sistemik di Kabinet SBY-Boediono.
6,7 trilyun yang ada di LPS itu duit siapa? Pernah ga sih melakukan riset kecil, baca UU LPS, tanya sana-sini sama yang lebih tahu supaya lebih jelas duduk perkaranya dalam berpendapat? Salam, Dari: Harya Setyaka harya.sety...@gmail.com Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Terkirim: Kamis, 3 September, 2009 10:52:15 Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Resiko Sistemik di Kabinet SBY-Boediono. Coba cara berpikirnya sperti ini pak: 6,7 Tril kalao dipakai untuk membiayai pendidikan, bisa menyekolahkan berapa ratus ribu anak miskin? Bisa dipakai untuk membangun berapa sekolah dan puskesmas, sehingga tidak bobrok seperti sekarang ini? Pertumbuhan yg bapak sampaikan itu dinikmati siapa pak? Robert Tantular et al.? Salam, -K-
Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Bank Nakal Jangan Dibantu
Pak Adyanto, Perihal Boediono menolak melaporkan pemilik Bank Century ke Kepolisian dengan alasan tidak ada dasar hukumnya, kan baru cerita versi JK. Biarlah kita lihat dulu bagaimana duduk perkara lebih jelasnya. JK itu bagaimanapun politisi, dan juga ga bersih2 amat.. Posting Bung Martin mengingatkan saya soal permintaan JK dalam masalah menolong konglomerat pribumi ARB yang dengan berani ditolak Sri Mulyani (dalam kasus Bumi Resources). Kasus ini memang sudah cukup kental nuansa politisnya, makanya saya ajukan pertanyaan andai-andai, yang intinya akan muncul kehebohan yang sama jika keputusan sebaliknya yang diambil. Saya memang melihat bahwa masalah ini dihembuskan untuk menggoyang kredibilitas Sri Mulyani dan Boediono. Analisis Anda mewakili hal ini. Sekarang lagi proses menuju pembentukan kabinet, tho? Secara umum, banyak kalangan menilai keduanya merupakan ekonom paling sukses dan kredibilitasnya diakui kawan dan lawan, nasional dan internasional. Sri Mulyani kokoh sebagai calon tunggal menteri perekonomian, kan? Kalo Boediono ya jelas posisinya wapres. Jadi kita lihat saja hasil politis dari kasus ini. Sementara ini saya lebih senang jika mendapat pencerahan soal perdebatan berpotensi sistemik atau tidak sistemik dan pilihan menyelamatkan atau menutup Bank Century sebagai bank gagal. Lumayan, ikut forum bisa nambah ilmu. Salam, Dari: Adyanto Aditomo adyantoadit...@yahoo.co.id Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Terkirim: Kamis, 3 September, 2009 14:13:52 Judul: Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Bank Nakal Jangan Dibantu Bung Asep Kurniawan, Pertanyaan anda menurut saya sangat masuk akal. Sebagai orang awam dalam hal Perbankkan, saya juga masih bingung, bagaimana seharusnya sikap BI, Pemerintah, Masyarakat dan Aparat Hukum terhadap kecurangan yang dilakukan oleh Pemilik Bank Century ini??? Pejabat BI bilang, sebetulnya tanda - tanda kecurangan yang terjadi di bank ini sudah mulai terendus sejak th. 2003 saat BI memergoki ada Surat Berharga senilai Rp. 2 Triliun yang ternyata bodong. Bukannya pemiliknya ditindak, eh malah diminta merger dengan Bank lainnya. Setelah Bank Century Collaps akibat dijarah oleh pemiliknya, Boediono sebagai Gubernur BI menolak untuk melaporkan Pemilik Bank Century ke Kepolisian dengan alasan Tidak Ada Dasar Hukumnya. Malah ada pejabat BI bilang, hasil pengawasan terhadap Bank Century sudah maksimal sesuai kewenangan yang dimiliki oleh BI. Jadi kalau kemudian Pemilik Bank Century menjarah uang nasabahnya, ya jangan menyalahkan BI, karena kewenangan BI itu amat sangat terbatas. Makanya, proses penangkapan terhadap pemilik Bank Century oleh Aparat Kepolisian akibat laporan dari Wakil Presiden, dilihat dari sisi Gubernur BI, bahwa Wapres JK dan Kepolisian telah melakukan Pelanggaran Hukum. Bisa dibayangkan, Wapres dan Kepolisan secara terbuka telah melakukan Pelanggaran Hukum atas kasus penangkapan Bos Bank Century. Apakah karena hal itu yang menyebabkan Kejaksaan menuntut hukuman bagi Pemilik Bank Century yang telah menjarah uang nasabahnya sampai Rp. 6,7 Triliun, cuma diancam hukuman penjara beberapa bulan dan denda Rp. 50 Milyar saja??? Lha yang harus nanggung kerugian Rp. 6,7 Triliun itu lantas siapa??? Mengapa pula banyak pihak yang menuduh Wapres JK telah bertindak ngawur dengan melaporkan pemilik Bank Century ke Kepolisian, mengusulkan untuk menyita seluruh harta pemilik Bank Century yang merupakan hasil jarahan serta menghukum Pemilik Bank tersebut seberat - beratnya??? Yang ngawur ini Wapres JK atau Gubernur BI dan Kejaksaan sih??? Pertanyaan saya: Kalau tindakan pemilik Bank Century ini diikuti oleh pemilik bank lainnya, apakah benar secara hukum sebetulnya mereka tidak bisa ditangkap oleh Aparat Kepolisian?? ? Karena yang tukang lapor itu Wapres JK, maka para pemilik bank jika akan menjarah uang nasabahnya harus sabar menunggu sampai jabatan Wapres dipegang oleh Boediono. Dipastikan para penjarah uang nasabah itu akan bebas merdeka, karena Boediono tetap berpegang teguh pada pendapat bahwa Tidak ada dasar hukumnya melaporkan para penjarah uang nasabah ke Aparat Kepolisian. Salam, Adyanto Aditomo
Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Resiko Sistemik di Kabinet SBY-Boediono (Om Godlip)
Katanya kan ada 32 bank yang punya interbank call money ke Century. Kurang banyak ya? Lalu kalo ditutup, pasti akan muncul kehebohan dari mulai penyelesaian dana nasabah sampai PHK bagi ribuan karyawannya. Barangkali Anda salah satu yang akan protes juga soal ini. Berapa nilai likuidasi dari bank dengan CAR sudah minus 3,25% bahkan pernah sampai lebih minus 35%? Siapa yang akan menanggung kerugiannya? Yang pasti negara, karena LPS hanya berkewajiban membayar klaim simpanan. Negara dari mana bayarnya? Kalo bukan B, ya APBN. Salam, Dari: Achmad Jauzi achmad_ja...@yahoo.com Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Terkirim: Kamis, 3 September, 2009 14:36:05 Judul: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Resiko Sistemik di Kabinet SBY-Boediono (Om Godlip) Om Godlip... Century bank kecil...Dilikuidasi saat itu juga tidak akan memberikan kerusakan sistemik...Nasabahn ya tidak banyak, dari dana pihak ketiga 2T saja hanya milik satu orang (gak tahu siapa yang berani simpan uang 2T di bank busuk), nasabah lain juga tidak banyak...Century dilikuidasi tidak akan menimbulkan rush di bank lain... Terus kerusakan sistemik akibat interbank money market? Berapa bank yang memberikan line kepada bank busuk seperti century??? Katakanlah ada, berapa banyak? Katakanlah ada beberapa bank, dengan asset Century 10T...dimana 2T bersumber dari deposito satu orang...modal 1.2 T sebelum menjadi minus (sesuai sarat minimum CAR)...DPK dan pinjaman dari bank lain katakanlah 50:50 maka interbank borrowing hanya 3.4 T...katakanlah dibagi empat bank maka exposure terbesar satu bank hanya 850 M...buat bank-bank besar seperti tempat Om Godlip pernah kerja...jumlah segitu tidak akan menjadi masalah...apalagi kalau dijamin BI...setelah diverivikasi mereka diganti BI... Sistemik???
Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] opini campur aduk yg semuanya benar [ was ] Resiko Sistemik di Kabinet SBY-Boediono.
Sebagai indikasi keberanian Ibu Menkeu melawan P Wapres dalam masalah menolong konglomerat pribumi P ARB.. Hehehe.. jadi ngat lagi memang, bagaimana kuat pemberitaan soal perseteruan JK dan Sri Mulyani soal Bumi Resources. Dari: Martin Widjaja fmf7...@yahoo.com Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com; mediacare mediacare mediac...@yahoogroups.com Terkirim: Rabu, 2 September, 2009 15:13:49 Judul: [Forum-Pembaca-KOMPAS] opini campur aduk yg semuanya benar [ was ] Resiko Sistemik di Kabinet SBY-Boediono. Sebenarnya karena nggak ngerti benar soal 'resiko sistemik' yang kompleks saya takut mengomentari soal ini. Mengikuti opini 'campur aduk' yang pakar sampai pada komentar P JK yang saya kira mengulang cara berkomentar ceplas ceplos yang akhirnya menghancurkan beliau dalam pilpres di Aceh... Adalah benar belaka kalau kebrengsekan otoritas BI [ yg kala itu pendahulu P Budiono] kalau B Century nggak ditindak padahal indikasinya sudah parah thn 2003 - 2005 [ ulasan P Drajat W di TV kemarin]. Saya jadi teringat kasus Bank Suma yang juga kalah clearing namun karena penguasa waktu itu [ Maestro MHS ] mau ngambil Astra ] dihancurkanlah Om William dengan Astranya . Bandingkan penguasa yang sama ketika me rule out BI dll untuk menyelamatkan Bank Duta yang dibobol cucu Pahlawan Nasional Otto Iskandar Dinata . Disebut2nya BLBI jilid pertama sebenarnya ngga persis sama dengan kasus B Century namun di sama2kan. Kehancuran Bank2 besar kepunyaan konglomerat bangsat karena memang kemudian menjarah uang negara yang dikucurkan buat menyelamatkan bank2 tsb kemudian dibayar dengan asset2 yang di gelembungkan , trus ketika asset2 tsb dijual semua pejabat nya sepertinya ikut memanfaatkan menikmati jual murah, dapat komisi dll yang berarti sistim benar namun pelaksanaan penuh dengan amok KKN hampir di semua lini pejabatnya. Politikus kita sampai saat ini sepertinya juga berilusi senaknya tergantung siapa yang mau dijadikan sasaran tembak. Kasus B Century disebut BLBI jilid dua dengan sasaran tembak P Budiono dan Ibu Ani sungguh kurang adil. Saya coba perhatikan ketika kepanikan di otoritas keuangan AS dan dunia, semua politikus yg 'ahli' kebanyaklan bungkam. Demikian sulitnya menghitung effek kerusakan sistim ekonomi ke Indonesia dihadapi oleh tim ekonomi pimpinan P Budiono dan Ibu Ani dengan 'cermat' Kekuatiran bank2 kita akan rontok macam thn 1998 memang dihadapi agak berlebihan, namun kalau otoritas keuangan AS menyelamatkan Fannie Mae dll sampai Citi Bank saya rasa kita harus berani mengakui keadaanya sulit dihitung begitu seenaknya . Sebagai indikasi keberanian Ibu Menkeu melawan P Wapres dalam masalah menolong konglomerat pribumi P ARB , menyebabkan saya ngga percaya ada permainan seperti halnya Maestro MHS di bank Suma atau penguasa2 lain pada tahun 1998 dalam mem bail out bank2 yang kolaps. Yang saya bayangkan adalah bagaimana mengerikan kalau bank2 yang tampaknya sehat [ macam Citi Bank AS ] tiba2 harus rontok macam B Century terutama kalau di rush out nasabahnya.. . Memang kalau sudah selesai masalahnya, kelihatan faktor kesulitan2 yang sebenarnya kita bisa bicara apa saja termasuk ber politik2 an menilai kebijaksanaan P Budiono dan Ibu Ani saat itu. Sama kalau kita sedih dan ter heran2 kenapa Maestro MHS bisa munduk2 teken MOU dengan juragan IMF Camdesus dulu. Saya girang lihat Ketua BPK sudah kembali garang diminta ngusut kasus B Century ini oleh KPK dan DPR , entah kalau ada kesimpulannya mau diapakan laporan BPK itu seperti laporan2 lain yang ibaratnya masuk lemari ngumpulin debu doang Saya berdoa semoga benar Ibu Ani dan P Budiono NGGAK PERNAH makan duit dalam menentukan kebijaksanaanya , dengan demikian kalau memang dinilai salah , yah memang Ibu Ani dan P Budiono itu lebih goblok dari P JK atau politisi2 handal yang dulu diam sekarang kenceng bersuara Salam , martin - jkt
Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] opini campur aduk yg semuanya benar [ was ] Resiko Sistemik di Kabinet SBY-Boediono.
Kesimpulannya ini sudah isu politis, dengan sasaran tembak Sri Mulyani dan Boediono. Maklumlah, sudah jelang pembentukan kabinet. Yang ribut memang masih kubu JK, kalo kubu Mega kan masih belum jelas akan oposisi lagi atau ikut kabinet. Salam, Dari: Adyanto Aditomo adyantoadit...@yahoo.co.id Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Terkirim: Kamis, 3 September, 2009 12:22:43 Judul: Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] opini campur aduk yg semuanya benar [ was ] Resiko Sistemik di Kabinet SBY-Boediono. Bung Martin Wijaya, � Jadi kesimpulan anda soal kasus Bank Century ini apa??? Apakah kasus ini akibat kelemahan BI yang kemudian untuk penyelamatannya diambil alih oleh Mentri Keuangan sebagai Ketua LPS??? Saya setuju bahwa kesalahan BI tersebut tidak sepenuhnya kesalahan Boediono, tetapi juga merupakan kesalahan pendahulunya, termasuk Besan SBY yang saat ini sudah dipenjara akibat KKN. � Agak berbeda dengan kasus di Amerika, dimana bangkrutnya Bank tersebut memang diakibatkan dari krisis keuangan yang parah, tetapi pada kasus Bank Century, kata pejabat BI dan JK,�diakibatkan oleh salah urus pemiliknya, mulai dari menjarah uang nasabah, melakukan transfer uang nasabah tanpa ijin nasabah yang bersangkutan, mengeluarkan Surat Berharga Bodong dan sebagainya. Jadi sesuai pernyataan JK, penyebabnya memang benar - benar kriminal. BI yang mengetahui tindakan kriminal pemilik Bank ternyata hanya duduk manis saja dan tidak melakukan tindakan apapun sampai kondisi keuangannya menjadi begitu parah. Sampai disini, apakah informasi ini, terutama yang berasal dari JK, Pimpinan BI�dan�Media Massa�ini benar adanya atau cuma fitnah??? � Selain data diatas, diinformasikan juga�oleh Pimpinan BI,�bahwa diluar kasus Bank Century, ada 13 Bank lagi yang kondisinya mirip dengan Bank Century. Katanya tidak banyak yang bisa mereka lakukan untuk mencegahnya karena apa yang sudah mereka lakukan selama ini sudah merupakan upaya maksimal yang bisa dilakukan oleh BI. Pertanyaan saya: Begitu lemahkan posisi BI terhadap Bank yang ada dibawah pengawasannya? ?? Bila benar demikian, memang masuk akal kekhawatiran masayarakat bahwa akan terjadi BLBI Jilid 2. � Salam, � Adyanto Aditomo
Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] LOGIKA AWAM SAYA KASUS CENTURY
Bapepam-LK mengawasi bank? Informasi baru dari mana, pak? Yang harus bertanggung jawab memang pejabat BI pada periode 2003-2008, sesuai informasi Dradjad Wibowo bahwa kasusnya sebenarnya sudah diketahui sejak 2003. Bagaimana pengawasan yang mereka lakukan sehingga hal ini bisa berlanjut terus? Dari: Achmad Jauzi achmad_ja...@yahoo.com Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Terkirim: Kamis, 3 September, 2009 10:08:52 Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] LOGIKA AWAM SAYA KASUS CENTURY Om Adyanto...Semoga saja analisa saya memang ngaco dan ngawur... Tapi...anda saya kasih informasi tambahan yang terkait dengan kasus Century ini...Semua saya baca di Kompas, saya yakin anda juga membacanya.. .Jadi tidak perlu saya kliping, lalu scan dan share di sini karena sama Lae Agus juga tidak boleh kirim attachment.. . 1. Sri Mulyani berkali-kali menekankan ini resiko sistemik...membahay akan industri perbankan bahkan perekonomian secara umum...ck ck ck...segitu dahsyatnya.. . 2. Waktu kasus Antaboga mencuat seorang Deputi Gubernur BI bilang bahwa produk yang dijual di customer service bank century (sebuah bank publik yang diawasi Bapepam LK dan BI) dinyatakan sebagai produk ilegal.ck ck ck...tukang ojek yang menang toto singapore yang dibeli di warung rokok dekat rumah saya saja biayar penuh 3. Setelah kasus mencuat� seorang Deputi Direktur BI bilang...sehebat apapun kita mengawasi kalau fraud mana kita tahu ??? ...ck ck ck...mending sopir saya saja yang jadi pengawas kalau hasilnya cuma bilang tidak tahu.kalau fraudnya cuma customer service atau teller nyolong jutaan masuk logika sayatapi kalau pemilik nyolong trilyunan hampir setengah aset, pengawas BI bisa gak tahu. ..ck ck ck Anda khawatir nasib bangsa ini 5 tahun ke depan ??? Baru sekarang Om? Saya sih sudah dari dulu tidak khawatir??? Kenapa gak khawatir??? Karena saya sudah tidak punya harapan
Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Koalisi Tak Jelas
Memang dilematis, saya memaklumi kegamangan PDIP. Namun barangkali memang konsep dan strategi oposisi PDIP perlu dievaluasi, sehingga bisa mendapat dukungan lebih kuat, terutama dengan menghitung bahwa tipe lawannya seperti SBY itu. Budiman Sudjatmiko adalah aset berharga bagi PDIP, tetapi apakah ia bisa melakukannya sendiri? Salam, Dari: hendr...@gmail.com hendr...@gmail.com Kepada: FPK Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Terkirim: Kamis, 3 September, 2009 14:34:51 Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Koalisi Tak Jelas Khusus soal oposisi: ini juga karena selama 5 tahun melaksanakan oposisi secara konsisten, PDIP tak pernah dapat dukungan yg cukup kuat... Jadi wajar bila elit2 partai secara mudah menyimpulkan bahwa pilihan oposisi justru membuat partai makin lemah. Salam, Hendro. Powered by Telkomsel BlackBerry�
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Korupsi karena Hukum bukan karena Gaji Kecil ?
Untuk Indonesia, saya setuju hukuman mati dipertahankan. Koruptor layak dihukum mati. Pemerkosa anak dan penjual anak/perempuan juga layak dihukum mati. Salam, Dari: liman PAP liman_...@yahoo.com Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Terkirim: Selasa, 1 September, 2009 16:57:49 Judul: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Korupsi karena Hukum bukan karena Gaji Kecil ? Sebelum Jepang masuk, kejahatan merajalela di mana-mana di wilayah pendudukan Hindia Belanda. Ada kisah di Sumatera, saat Jepang masuk ke kota-kota, ada 4 orang yg digantung di tengah kota yaitu 1 org penyelundup, 1 org perampok, 1 org pemerkosa dan 1 org preman. Selama 3 thn pendudukan Jepang, semua aman (kecuali tentara Jepang yg berbuat). Tdk ada pencurian krn tangan akan dipotong tanpa pandang bulu. Miskin? Saat itu siapa yg tdk miskin? Kakek nenek saya memakai baju dari karung goni. Tapi sepanjang malam sepeda ditaruh diluar rumah tidak pernah hilang. Saat Jepang menyerah, keadaan kembali normal seperti sebelum Jepang masuk Lee Kuan Yew, mantan pemimpin Singapore, di memoar bukunya menulis;' apapun alasannya dan penyebab berbuat kejahatan, termasuk korupsi, jika hukum tegas dan ditegakkan, maka tdk akan ada yg berani berbuat.' Dalam bukunya dicontohkan kisah saat Jepang menjajah Singapore, hukuman utk remaja AS yg berbuat vandalisme di Singapore walaupun ada tekanan dr pemerintah AS dan kelompok HAM. Sungguh ironis, bukankah saat-saat kita merasa paling aman justru saat ada 'Petrus' di Indonesia? Berani korupsi?
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Teori konspirasi yang tidak pernah dibuktikan
Lho, kan The Beatles dan Jimmy Hendrik sudah mendunia, bahkan punya fans banyak banget di Indonesia. Lha, jika mereka ini terinspirasi oleh Tilman Brothers, maka...? Hehehe, kita aja yang luput mengeksploitasi eksistensi saudara kita dari Maluku ini, walaupun benar sih kalo mereka berkewarganegaraan Belanda. Sesungguhnya Tilman Brothers adalah idol dari para idol. Sorry kalo jadi ngomongin Tilman :-) Dari: verdi adhanta verdiadha...@yahoo.com Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Terkirim: Rabu, 2 September, 2009 10:36:38 Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Teori konspirasi yang tidak pernah dibuktikan === Bukti bahwa dalam budaya popular pun kita bisa jadi pionir, hehehe... = Tapi, di Belanda kan, pak Asep .. ? Artinya itu jadi pop culture-nya Belanda ... Terus, di Indonesianya gimana dong? :-)
Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Bank Nakal Jangan Dibantu
Saya berandai-andai saja... Jika keputusan sebaliknya yang diambil, yaitu Bank Century ditutup, kehebohan akan tidak kalah hebatnya. Kritik tetap akan banyak muncul. Mengapa harus ditutup? Dalam kasus ini, pengelolanya yang salah sehingga cukup pengelola yang diganti, bukan malah lembaganya yang ditutup! Mengapa tidak lebih dulu memanfaatkan LPS yang berdasarkan UU tugas utamanya adalah menyelesaikan bank gagal? Karena ditutup dalam kondisi tidak sehat, by default nilai bank ini pasti jatuh, lagi-lagi negara yang akan menanggung resiko dalam proses likuidasi! Lalu bagaimana menyelesaikan kewajiban Bank Century terhadap sekitar 32 bank yg mempunyai interbank call money ke Bank Century? Bagaimana nasib para nasabah? Bagaimana pula nasib ribuan karyawan yang harus kehilangan pekerjaan? Dan sederet gugatan dan pertanyaan bernada kritik lainnya. Siapa yang melontarkan kritik? Ya pengamat ekonomi, anggota DPR, termasuk barangkali salah satunya Dradjad Wibowo juga. Ramai pula gugatan di milist-milist. Sekali lagi, ini berandai-andai saja... Salam, Dari: agushamonangan agushamonan...@yahoo.co.id Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Terkirim: Rabu, 2 September, 2009 07:53:03 Judul: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Bank Nakal Jangan Dibantu http://cetak. kompas.com/ read/xml/ 2009/09/02/ 03503370/ bank.nakal. jangan.dibantu Jakarta, Kompas - Bank yang kolaps karena dikelola secara sembrono tidak perlu diselamatkan dengan alasan apa pun. Apalagi, bank itu terbukti dimanfaatkan pemegang saham secara tidak wajar dan terindikasi ada penipuan. Penyelamatan hanya akan melukai rasa keadilan masyarakat. Penyelamatan bank yang gagal akibat tata kelola yang buruk juga berpotensi membuat biaya penyelamatan membengkak mengingat bank seperti itu biasanya menyimpan potensi-potensi penipuan (fraud), yang baru bisa diketahui setelah bank diambil alih. Penipuan inilah yang merugikan negara dan masyarakat. ”Bank yang bermasalah dan cenderung gagal akibat dikelola tidak benar dan terindikasi fraud juga seharusnya segera ditutup. Pemberian kesempatan untuk terus hidup sama saja memberi peluang untuk melakukan fraud lebih besar,” kata anggota Komisi XI DPR, Dradjad Wibowo, Selasa (1/9) di Jakarta. Ini kesalahan fatal yang telah dilakukan Bank Indonesia (BI) dalam menangani Bank Century. Menurut Dradjad, tindakan BI yang tidak tegas mencabut izin usaha Bank Century sejak beberapa tahun lalu dan diambilnya langkah penyelamatan saat bank itu kolaps terbukti telah membuat potensi kerugian negara dan masyarakat membengkak. Sebagian besar biaya talangan Rp 6,7 triliun digunakan untuk menutup kerugian akibat penipuan yang dilakukan pemegang saham dan manajemen. Penipuan itu antara lain surat kredit (L/C) bodong sekitar Rp 1 triliun, pelarian dana Rp 180 miliar, dan surat berharga valas sekitar Rp 1,4 triliun. Penyelamatan kian melukai rasa keadilan karena hingga kini dua pemegang saham utama, yakni Alwarraq Hesyam Talaat M dari Arab Saudi dan Rafat Ali Rizvi, warga negara Inggris keturunan Pakistan, melarikan diri. Tak ada keberanian Kesalahan BI bukanlah terletak pada lemahnya pengawasan, tetapi lebih pada tiadanya keberanian untuk menghukum atau mengambil tindakan tegas. Menurut Dradjad, BI pada tahun 2003 telah mengetahui ketidakberesan Bank CIC (yang lalu bersama Bank Danpac dan Bank Pikko merger menjadi Bank Century tahun 2004) dengan indikasi adanya surat-surat berharga (SSB) valas sekitar Rp 2 triliun yang tidak memiliki peringkat, berjangka panjang, berbunga rendah, dan sulit dijual. SSB valas yang berpotensi bodong sebenarnya tidak boleh dibeli bank. Keberadaan SSB valas tersebut hanya untuk menyelamatkan neraca bank, yang sejatinya sudah kolaps. Ada indikasi penipuan yang dilakukan pemegang saham. Namun, saat itu BI tidak tegas untuk tidak mengakui SSB valas tersebut. Sebagai solusi, BI malah menyarankan merger. Pascamerger, ternyata SSB valas itu masih bercokol di neraca Bank Century. Instruksi BI agar SSB valas itu dijual ternyata tak bisa dilakukan pemegang saham. ”Saat itu BI sebetulnya kembali punya kesempatan untuk menutup Century, tetapi itu tak juga dilakukan,” katanya. Solusi permasalahan saat itu adalah pembuatan asset management agreement di mana pemegang saham menjamin SSB valas tersebut dengan deposito di Bank Dresdner, Swiss, yang belakangan ternyata sulit ditagih. Saat Bank Century akhirnya benar-benar kolaps akibat kekurangan likuiditas dan pemburukan aset tahun 2008, ternyata BI kembali menyelamatkannya dengan alasan sistemik. ”Ada tiga kesempatan di mana seharusnya bank tersebut ditutup, tetapi BI tak melakukannya,” kata Dradjad. Ia menjelaskan, meskipun kecenderungannya sistemik, bank yang kolaps gara-gara penipuan dan kriminal seharusnya tidak diselamatkan. Masyarakat dan nasabah akan memahami, Bank Century kolaps bukan karena krisis global, tetapi karena perbuatan jahat pemilik dan manajemennya. Ketegasan BI
Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Kasus bank Century, embrio BLBI jilid II ?.
Jika demikian, miris juga membaca kengawuran itu sudah berkembang kemana-mana. Saya setuju bahwa semua pihak yang terlibat harus diselidiki. Dradjad Wibowo menyatakan bahwa masalah ini sebenarnya sudah ada sejak tahun 2003. Jika benar, berarti semua pejabat, terutama di Bank Indonesia sebagai pemegang otoritas pengawas perbankan pada periode 2003 sampai sekarang harus memberi penjelasan dan yang bersalah harus bertanggung jawab. Mungkin audit BPK akan menjawab tuntas masalah ini. Eh, Ketua BPK saat ini adalah pimpinan BI masa itu ya? Walah... repot kalo gini ^_^ Salam, Dari: EKO KERTAJAYA id050_...@ag.co.id Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Terkirim: Rabu, 2 September, 2009 09:48:01 Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Kasus bank Century, embrio BLBI jilid II ?. penjelasan anda absolutely right pak, gak ada urusannya nasabah bank dng lps. premi asuransi dpk murni urusan bank dng pihak lps. ada banyak komentar ttg suatu kasus, ttp jika yg berkomentar tdk kompeten tentu saja yg tampil hanyalah suatu kengawuran.
Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Kasus bank Century, embrio BLBI jilid II ?.
Saya masih bingung. Saya tahu dari setiap tabungan kita di bank, selain pajak, ada potongan untuk administrasi. Saya memahaminya sebagai biaya jasa yang harus dibayarkan oleh nasabah kepada bank. Imbalannya, tabungan kita tercatat dengan baik, aman, bisa diambil kapanpun (melalui ATM), dsb. Selain ADM dan PJK, tak ada lagi potongan lain yang tercatat dalam buku tabungan saya. Lebih tegas lagi, tak ada dalam buku ditulis premi untuk LPS. Bahkan ada bank lain yang akhir-akhir ini malah beriklan tabungan tanpa potongan. Mungkin saja dari potongan sekian ribu itu (kalo di BCA potongan ADM selalu fixed 10.000 per bulan) ada sekian persen yang disetorkan ke LPS (dlm UU LPS disebutkan Bank wajib menyetorkan premi sebesar 0,1% (satu perseribu) dari rata-rata saldo bulanan total Simpanan dalam setiap periode), tetapi saya menganggapnya itu bukan lagi uang saya sebagai nasabah, tetapi sudah merupakan hak milik bank atas jasa yang diberikan kepada saya. Penjelasan ini penting agar untuk verifikasi tulisan bung rifky yang menyatakan bahwa premi itu adalah dana masyarakat. Salam, Dari: gunawan setiadi gshitac...@yahoo.com Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Terkirim: Selasa, 1 September, 2009 10:11:45 Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Kasus bank Century, embrio BLBI jilid II ?. Setiap kita menabung di Bank ... ada sekian persen disetor ke LPS (Lembaga Pinjaman Simpanan) spt. FDIC di Amerika ( Federal Deposit Insurance Corp). Masalah Bank Century ini sesuai dengan klarifikasi Wapres hari ini di Metro TV , yakni BI yang lalai dlm. pengawasan ... sehingga BC berkesempatan untuk menjual produk bodong - discretionary funds dan juga dana tetap berproteksi kepada masyarakat tanpa ijin . Sekarang mana tanggung jawab Bank Century ? Dan juga BI yang lalai tersebut cukup dengan BI mengakui lalai / bersalah ?? Mana tanggung jawab BI ? contohnya kalau BC jual Dollar palsu , apakah nasabah harus minta klaim ke-pencetak dollar palsu ? Ya ke BC ? BC harus bertanggung jawab ( sebagai Lembaga resmi dan sudah tbk lagi ) untuk mengganti ke nasabahnya yang ditipu ... urusan duitnya dari mana , ini urusan internal mereka. Kita ( 1000 nasabah ) bahkan tidak minta dibayar sekaligus , mungkin bertahap 1 ~ 2 tahun dan sekaligus akan sebagai tenaga marketing kepada teman-teman kita sekaligus akan tidak menyebabkan rush pada BC karena aksi-2 kita yang menuntut BC segera perhatikan nasabahnya yang loyal . ( kebanyakan lebih dari 5 tahun sebagai nasabah BC ). Salam, Gunawan S.
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Batik Fractal, Hal yang tidak dimengerti kok di publikasi
Di youtube ada beberapa rekaman Tilman Brothers dari stasiun TV Jerman tahun 50-an yang gaya panggung dan musiknya sudah gila2an untuk ukuran masanya, bahkan sebelum Jimmy Hendrik dikenal publik. Kabarnya aksi Tilman Brothers sempat diintip oleh John McCarthney dan Ringgo Star dan lalu ditiru oleh Beatles. Tilman Brothers berasal dari Maluku yang hijrah ke Belanda (kalo ga salah). Band ini juga kerap memainkan lagu2 daerah Indonesia dengan versinya. Bukti bahwa dalam budaya popular pun kita bisa jadi pionir, hehehe... Salam, Dari: verdi adhanta verdiadha...@yahoo.com Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Terkirim: Selasa, 1 September, 2009 14:49:51 Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Batik Fractal, Hal yang tidak dimengerti kok di publikasi Pak Pud, Senang ketemu dengan sesama penggemar musik progressif. Kita setuju dengan banyak hal dan praktis mengatakan hal yang sama, tapi ada sedikit salah paham; saya bukan bilang bangsa Indonesia penjiplak dalam konteks seni-budaya; sebaliknya, kita adalah salah satu inovator. Yang saya sebut mengimpor itu adalah pop culture (budaya popular), yang bingkainya adalah industri seni, bukan karya seni. Mbak Emie, Produk yang disebut Batik Fraktal itu tidak perlu disamakan dengan konsep Batik (berikut seluruh fenomenanya baik teknis/teknologi maupun seni/budaya) . Keduanya adalah dua produk dalam dua ruang yang berbeda. Kemurnian pakem Batik akan tetap tersimpan dalam perpustakaan keilmuan orang-orang seperti mbak Emie, yang tugasnya adalah untuk melestarikannya, dan tetap memperkenalkannya pada khalayak, dan membutuhkan pula kaderisasi dan transfer knowledge. Dan batik fraktal akan jadi entitas yang lain lagi. Malah saran saya, adalah bila pengusaha Batik tradisional atau mereka yang punya pengetahuan lengkap mengenai Batik seperti mbak Emie justru terjun langsung dan mengadopsi Batik Fraktal sebagai sebuah line-produksi lain dari usahanya. Dengan begitu, mbak Emie dan pengusaha Batik tradisi justru punya influence dalam perkembangan Batik fraktal ini, dan bisa menularkan sentuhan artistik tradisional pada dunia Batik fraktal. Thx
Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Bersetubuh dengan Cendana, Yuddy Ternyata Bukan Aset Demokrasi
KALAU saya jadi Bung IJP, saya akan bilang bahwa pernyataan Yuddy itu lebih untuk menyentil para petinggi (terutama orang tua) yang menjagokan Ical lebih karena kesanggupannya menyediakan dana besar bagi Golkar. Jadi sekalian saja kalo memang duit yang jadi pertimbangan utama, diberikan juga lawan yang punya duit sepadan, bahkan lebih kuat. Maaf, tapi ini kan KALAU... Sebab saya bukan kader Golkar dan bukan IJP, jadi sama sekali bukan fakta empiris. Salam, Dari: Tunjung Utomo tjthelea...@gmail.com Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Terkirim: Senin, 31 Agustus, 2009 15:37:29 Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Bersetubuh dengan Cendana, Yuddy Ternyata Bukan Aset Demokrasi Ternyata memang anda ini asal berapi-api,dan akhirnya termakan sendiri oleh sikap berapi-api anda ketika segala macam omongan anda,yg ternyata tidak lebih dari sekedar pencitraan itu (bukan aslinya),runtuh oleh kenyataan yang menggelar dirinya sendiri didepan mata telanjang kita semua,bukan hanya anda dan orang-orang Golkar. Saya tertarik anda akan berkelit seperti apa lagi.Saya tunggu
Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Kasus bank Century, embrio BLBI jilid II ?.
Pertanyaan pertama harus dijawab, benarkah premi yang disetorkan oleh bank peserta LPS itu berasal dari simpanan masyarakat? Tolong jelaskan ini dulu sebelum lanjut ke premis-premis berikutnya. Salam, Dari: rifky pradana rifkyp...@yahoo.com Saat ini salah satu berita yang menarik perhatian saya adalah tentang empat kali suntikan dana dari LPS ke Bank Century. Siapakah yang dirugikan ?.. Negara ?. Bank Anggota LPS ?. atau Nasabah ?. Menurut Pradjoto, seperti yang dikutip Kompas pada artikelnya bertajuk “Pengamat : Penyelamatan Century, Tidak Ada Kerugian” senin 31 Agustus 2009, kekayaan LPS (Lembaga Penjamin Simpanan) per 31 Juli 2009 mencapai Rp. 18 triliun. Dari jumlah itu, Rp. 14 triliun berasal dari premi bankpeserta penjaminan dan hasil investasi. Jadi menurut Prajoto, tidak ada kerugian negara mengingat dana LPS tidak ada hubungannya dengan APBN. Jika kita melihat dari sudut pandang tersebut, memang tidak ada kerugian negara. Namun, jika kita fahami bahwa penyumbang terbesar kekayaan LPSitu berasal dari premi bank peserta penjaminanmaka ujung-ujungnya adalah berasal dari dana masyarakatyang disimpan pada bank-bank tersebut. Keputusan untuk mengalokasikan dana yang sangat besar tersebut harus dipertanggungjawabk an oleh LPS kepada bank-bank anggota dan bank anggota harus mempertanggungjawab kan kepada nasabahnya. Adakah mekanismenya ?. Seberapa efektif kah ?. Lalu, siapakah yang memperhatikan dan membela kepentingan para nasabah bank-bank anggota LPS tersebut ?. Jika LPS dikemudian hari tidak bisa mendapatkan kembali jumlah uang yang disuntikkan ke Century secara utuh alias merugi, kira-kira apa pertanggungjawaban dari LPS terhadap Bank-Bank yang menjadi anggotanya ? . Bisakah orang-orang yang bertanggungjawab di LPS, diberhentikan atau dituntut ke pengadilan ?. 4 tahapan penyuntikan dana mengindikasikan apa ?. Dalam artikel kompas sebelumnya bertajuk “Karena Century, Negara Bisa Jeblok Rp 5 Triliun” tanggal 28 Agustus 2009, dinyatakan bahwa ada empat kali suntikan dana dari LPS ke Bank Century, yakni : Pertamapada 23 November 2008 senilai Rp 2,776 triliun (modal yang digunakan untuk mengembalikan rasio kecukupan modal/CAR Bank Century dari negatif 3,53 persen menjadi 8 persen).. Kedua, pada 5 Desember 2008 senilai Rp 2,201 triliun. Ketiga, pada 3 Februari 2009 sebesar Rp 1,155 triliun untuk menutup kekurangan CAR berdasarkan hasil perhitungan BI. Keempat, pada 21 Juli 2009 senilai Rp 630 miliar. Bertahapnya suntikan dana bisa disebabkan berbagai kemungkinan, yaitu : Pertama, LPS tidak bisa sekaligus menyuntik dana. Kedua, tidak adanya hitung-hitungan yang pasti pada saat penetapan keputusuan penyelamatan Bank Century Ketiga, salah hitung-hitungan untuk menetapkan berapa dana yang sebenarnya harus disuntikkan. Keempat, LPS dicurigai meloloskan kucuran dana 18 juta dollar AS dari Bank Century kepada pihak tertentu, yang memiliki hubungan utang piutang dengan pemegang saham lama, tetapi masih dalam proses pengadilan. Mari kita diskusikan kemungkinan yang kedua. Disinilah perlunya audit oleh BPKuntuk memastikan proses pengambilan keputusan pengucuran dana tersebut. Dan BPK sebaiknya melihat apakah dalam pengambilan keputusan tersebut sudah dilakukan identifikasi berbagai alternatif pilihanpengambilan keputusan ?. Apakah sudah secara sistematis melaksanakan analisa cost, benefit dan risikoyang terintegrasi? . Apakah ada data-data nyata untuk digunakan dalam membandingkan semua alternatif pilihan ?. Jika proses pengambilan keputusannya tidak bermutu, sebaiknya orang-orang yang bertanggungjawab mengundurkan diri saja atau diberhentikan. Proses pengambilan keputusan yang tidak mencukupi menggambarkan orang-orang yang terkait tidak perform alias tidak profesional, minimal dalam pengambilan keputusan yang bermutu. Sekarang kita diskusikan kemungkinan yang ketiga. Secara teknis, salah melakukan perhitungan bisa dikarenakan penggunaan data dan asumsi yang tidak akuratserta penggunaan pendekatan kalkulasi yang tidak tepat. Hal seperti itu, seharusnya mudah untuk diidentifikasi oleh BPK. Jika terbukti terjadi salah perhitungan, itu artinya posisi awalhasil pembandingan cost, benefit dan risiko sudah tidak tepat. Artinya, jika memang dana yang perlu disuntikkan itu HARUS sebesar Rp. 6,77 triliun tersebut, mungkin keputusan yang paling tepat adalah Bank Century tersebut ditutupsaja. Ini juga bisa dianalisa oleh BPK. Kesalahan melakukan perhitungan yang menyebabkan kesalahan pengambilan keputusan adalah tindakan tidak perform dari orang-orang yang terkait, alias tidak profesional. Jika kemungkinan kedua ini yang terjadi, maka diharapkan agar orang-orang yang bertanggungjawab tersebut mengundurkan diri saja atau diberhentikan. . Sekarang kita diskusikan kemungkinan keempat. BPK harus membuktikan adanya indikasi tersebut. Jika ada, maka KPK dapat melaksanakan penyidikan lebih dalam. Karena, meloloskan kucuran dana 18 juta dollar AS dari Bank Century
Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] 85 Persen Wartawan Indonesia Tidak Memahami Kode Etik Jurnalistik
Baru ngeh juga. Status profesi wartawan itu apa ya? Apakah sama dengan advokat/pengacara, notaris, dokter, apoteker, dll.? Jika ya, berarti selama ini memang ada yang kurang dalam dunia pers karena untuk mendapat profesi yang lain seseorang harus mengikuti pendidikan dan harus lulus ujian profesi. Data ini menarik, apalagi jika dihubungkan dengan isi pemberitaan sampai perilaku wartawan terhadap narasumber. Apakah kode etik wartawan mengatur semua itu? Salam, Dari: Lasma siregar las032...@yahoo.com Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Terkirim: Sabtu, 29 Agustus, 2009 12:25:49 Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] 85 Persen Wartawan Indonesia Tidak Memahami Kode Etik Jurnalistik Apakah benar 85% yang namanya wartawan tak pernah baca dan tak paham kode etik jurnalistik ? Hanya ada 15% yang pernah baca dan paham kode etik jurnalistik ? Bagaimana bisa jadi begini? Bukankah standard ke-wartawanan ini mestinya seperti Mokhtar Lubis, Rosihan Anwar, Gunawan Mokhammad dkk? Bukankah di dunia ada 3 jenis manusianya? Yang terpelajar, yang selalu belajar dan yang kurang ajar (maksudnya perlu ajaran/pelajaran) ? Tak tahu masuk jenis yang mana yang 85% ini? Salam Las
Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Dilarang jadi pengemis?
Barangkali memang tidak tepat melarang mengemis atau mengharamkan orang untuk memberi pada pengemis, tetapi perlu diberantas sindikat yang menjadikan mengemis di jalanan sebagai bisnis. Salam, Dari: Lasma siregar las032...@yahoo.com Kepada: forum-pembaca-kompas@yahoogroups.com Terkirim: Kamis, 27 Agustus, 2009 08:32:19 Judul: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Dilarang jadi pengemis? Dilarang jadi pengemis? Dilarang mengemis di tempat tertentu (waktu yang telah tertentu?) bisalah dimengerti dan diterima. Bukankah mengemis bisa merusak pemandangan, mengganggu turis dan bisnis plus lalu lintas dan sebagainya? Tapi dilarang jadi pengemis ini sukar diterima apa lagi dimengerti! Jadi pengemis bukanlah pilihan, hobby atau cita-cita masa kecil! Sama misalnya dengan seorang penganggur dilarang menganggur! Bagaimana kalau tempat bekerjanya bangkrut lantas dirinya di-phk dan tak ada lowongan kerja yang terbuka? Membuat larangan (fatwa) ini itu gampang sekali tapi kenyataan di luar, di jalanan, bertanya apakah ada pilihan lain (jalan keluar)? Bagaimana kalau begitu? Jalanan, 2009 Salam Las _ _ _ _ _ _ Find local businesses and services in your area with Yahoo!7 Local. Get started: http://local. yahoo.com. au Lebih aman saat online. Upgrade ke Internet Explorer 8 baru dan lebih cepat yang dioptimalkan untuk Yahoo! agar Anda merasa lebih aman. Gratis. Dapatkan IE8 di sini! http://downloads.yahoo.com/id/internetexplorer/ [Non-text portions of this message have been removed]
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Ken Arok, Mataram kuno sampai majapahit
pram dalam bukunya arok-dedes memberi tafsir yang berbeda atas sosok ken arok, pemimpin gerakan kolektif untuk menjatuhkan kekuasaan korup tunggul ametung. menarik, walau tetap boleh pro atau kontra atas versinya ini. ^_^ Dari: halim hd halimh...@yahoo.com Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Terkirim: Selasa, 25 Agustus, 2009 14:56:35 Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Ken Arok, Mataram kuno sampai majapahit dan ken arok itu bukan orang miskin; dia sosok, kalou bahasa populernya, jenis machiavellian, apapun dihalalkan, dan jenis ini jelas-jelas bukan wong cilik, tapi elite yang punya pikiran kompleks yang mengincar kekuasaan dan juga wanito, betisnya ken dedes itu, rek!!
Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Benarkah Uang Recehan Langka ?
Lebih diperluas area transaksi Anda, Pak. Cobalah lebih sering belanja ke warung kecil tetangga Anda atau kios di pinggir jalan, mungkin Anda tidak akan seresah ini karena di warung-warung itu uang pecahan 1.000 masih banyak kok. Salam, Dari: rifky pradana rifkyp...@yahoo.com Judul: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Benarkah Uang Recehan Langka ? Inikah tanda akan segera datangnya era kemakmuran kehidupannya Rakyat Indonesia ?. * Benarkah uang recehan Rp. 500 dan Rp. 1.000 menghilang dari peredaran ?. Uang recehan menjadi langka ?. Bahkan mengakibatkan beberapa pintu tol terpaksa tutup tak beroperasi ?. Pada postingan terdahulu (8 Agustus 2009) yang berjudul ‘Inflasi Tinggi?, Sanering-kahIni?’ secara sekilas disinggung perihal kelangkaan uang pecahan Rp.1.000. Dimana fenomena ini dirasakan ketika pada dua bulan terakhir ini saat menerima uang kembalian pembayaran tol yang hampir tak pernah diberikan dalam bentuk uang pecahan Rp.1.000 semua. Selalu dicampur dengan uang pecahan Rp.500. Misalnya, kembalian uang Rp. 4.000 diberikan dalam bentuk satu lembar uang pecahan Rp. 1.000 ditambah enam keeping uang pecahan Rp. 500. Hal itu tidak hanya dijumpai jika membayar tol saja, namun juga dijumpai saat belanja di beberapa supermarket. Kalaupun ada, hampir tak pernah mendapatkan uang pecahan Rp. 1.000 dalam lembaran yang masih baru, yang tidak kucel maksudnya. Ternyata, fenomena itu dibenarkan oleh pihak pengelola jalan tol, yang mengungkapkan adanya kelangkaan persediaan uang receh di Jakarta. Bahkan puncak kelangkaan uang receh terjadi kemarin, Kamis, tanggal 20 Agustus 2009. Akibat kelangkaan itu, beberapa pintu tol terpaksa harus ditutup karena tak memiliki persediaan receh untuk kembalian. Perihal kelangkaan recehan Rp. 500 dan Rp. 1.000 tersebut, Direktur Operasi PT. CMNP ( Citra Marga Nusaphala Persada) pengelola sejumlah ruas jalan tol Jakarta, mengatakan bahwa hal ini baru pertama kalinya terjadi. Belum pernah PT CMNP harus menutup pintu tol seperti sekarang karena kekurangan uang receh. Sebanyak enam gerbang tol di ruas tol Cawang-Priok harus ditutup sejak Kamis pagi. Akibat dari penutupan sejumlah pintu tol tersebut, telah mengakibatkan kemacetan panjang di jalan-jalan arteri sekitar tol. Sebenarnya, para petugas di masing-masing pintu tol sudah berupaya menukarkan recehan ke berbagai tempat, di antaranya ke SPBU dan pasar swalayan. “ Namun, tetap saja kurang persediaan uang recehnya. Jumlah recehan yang biasanya diantarkan pihak bank ke pintu-pintu tol untuk ditukar juga tak sebanyak biasanya. Kami juga tidak tahu. Sejak dua-tiga hari belakangan, persediaan recehan pecahan Rp.. 500 dan Rp. 1.000 langka. Tanya saja ke pengelola tol lainnya kalau tidak percaya. Dan, hari ini puncaknya“. “ Insya Allah, tidak ada(penutupan lagi). Kami sudah meminta pihak perbankan untuk menyediakan lebih banyak uang receh”, tambahnya. Namun, pihaknya mengimbau agar masyarakat untuk menyiapkan uang pas jika akan bepergian melalui tol. Hal tersebut dimaksudkan untuk berjaga-jaga, sebab sampai hari ini, belum bisa dipastikan kapan uang receh akan normal lagi peredarannya. Ah, ternyata kelangkaan uang recehan bukanlah kabar yang lebaysaja. Juga bukan hanya gosipatau isuatau rumorsaja. Namun benar-benar telah terjadi. Semoga ini bukan pertanda bahwa di Indonesia tidak lagi dibutuhkan uang recahan, sebab harga-harga dan transaksinya tak lagi membutuhkan uang recehan. Namun merupakan pertanda bahwa sebentar lagi, seluruh rakyat Indonesia akan semakin makmur dan meningkat pendapatannya, sehingga tidak memerlukan uang recehan lagi. Benarkah begitu ?. Sudah makmur dan sejahterakah kehidupan anda ?. Wallahualambishshaw ab. * Referensi Sumber Berita Artikel Terkait : * 'Uang Receh Langka, Pintu Tol Ditutup', klik disini * 'Kekurangan Uang Receh, Gerbang Tol Ditutup', klik disini * 'Tak Ada Uang Receh, Beberapa Pintu Tol Ditutup', klik disini * 'Stok Uang Receh Menipis', klik disini * 'Uang Receh Bikin Pusing PT ASDP Ujung-Kamal' , klik disini * 'Tahukah Kamu Uang Receh Yang Sekarang Masih Beredar ?', klik disini * 'Ketika Uang Receh Tidak Lagi Diurus', klik disini * 'Inflasi Tinggi ?, Sanering-kah Ini ?', klik disini * 'Gaji Lokal Biaya Hidup Internasional' , klik disini * Tulisan ini dapat juga dibaca di Kompasiana dengan mengklik disini atau dapat juga dibaca di Politikana dengan mengklik disini * Pada dua bulan terakhir ini, saya beberapa kali menemui kesulitan mencari uang kertas pecahan Rp.1.000. Maksudnya, uang kembalian pembayaran tol hampir tak pernah diberikan dalam bentuk uang pecahan Rp.1.000 semua. Selalu dicampur dengan uang pecahan Rp.500. Misalnya, kembalian uang Rp. 4.000 diberikan dalam bentuk satu lembar uang pecahan Rp. 1.000 ditambah enam keeping uang pecahan Rp. 500. Hal itu tidak hanya saya jumpai jika membayar tol saja, namun juga saya jumpai di beberapa supermarket. Bahkan, sudah hampir tak pernah saya mendapatkan uang pecahan Rp. 1.000 dalam
Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Bahasa Jawa Akan Tetap Hidup
Apa yang Anda pertanyakan cukup menarik. Agak melebar sedikit, tapi tetap pada konteksnya bahwa sebenarnya setiap sidang di DPR pasti ada risalah atau notulensinya. Dulu jaman DPR Orde Baru bahkan direkam, tidak tahu sekarang. Saya pernah melihat tumpukan kaset ini di pusat dokumentasi DPR masa Orde baru dulu. Kita bisa berasumsi, lembaga negara besar macam DPR mestinya memiliki dokumentasi yang rapi. Tinggal sekarang, bagaimana menjadikan dokumen itu bisa diakses sebagai dokumen publik? Saya berharap pada Komisi Informasi Publik yang akan efektif 2010 nanti. Sepemahaman saya, audit dalam hukum formal ya melalui judisial review. Maka satu-satunya yang berwenang meng-audit UU adalah MK. Adakah yang sudah melakukannya? Salam, Dari: pudimartini pudimart...@pirus.co.id Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Terkirim: Jumat, 21 Agustus, 2009 09:04:02 Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Bahasa Jawa Akan Tetap Hidup Maka Pak Asep, bertanyalah kepada tim penyusun UU Sisdiknas, bagaimana prosesnya dan bagaimana hasilnya hingga menjadi UU. Agar masyarakat tahu. Kalau di Akutansi dikenal audit, mungknkah audit dilakukan terhadap UU dan peraturan kita apakah sesuai dengan arah dan cita-cita proklamasi serta UUD 1945. Misal Pendidikan yang ber-Keadilan Sosial itu yang bagaimana. Pendidikan yang ber- Kebangsaan Indoensia itu yang bagaimana? dst
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Membedah RUU Rahasia Negara
Sebenarnya ABPN/D menjadi rahasia negara itu akal2an birokrat saja. APBN/D itu kan produk legislasi, penetapannya melalui UU atau Perda. Nah, UU dan Perda itu harus masuk dalam lembaran negara/daerah dan publik berhak tahu. Bahkan implisit menjadi kewajiban aparat negara/daerah untuk mengumumkan kepada publik, sering disebut sosialisasi. Anyway, sekarang sudah ada UU Kebebasan Informasi Publik dan Komisi Informasi Publik (KIP) yang anggotanya sudah terpilih 7 orang. KIP ini salah satu kewenangannya adalah memutuskan informasi apa yang diklasifikasi sebagai informasi publik. Mudah2an kehadirannya bisa memberi angin segar bagi kebutuhan informasi masyarakat. Sayangnya kita msh hrs sedikit sabar lagi karena UU itu baru dinyatakan efektif berlaku Januari 2010. Salam, Dari: ade_suerani ade.suer...@gmail.com Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Terkirim: Kamis, 20 Agustus, 2009 13:12:07 Judul: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Membedah RUU Rahasia Negara Mengenai APBD di daerah saya, saya jamin kebenarannya. Cuma belum ada LSM di tempatku yang kritis atas persoalan ini. Saya kira kasus di salah satu Kabupaten di Bali yang melibatkan anak/saudara Bupati adalah potret Pemerintahan di daerah. UU Pemda dan Susduk (22/2003) menyamakan kedudukan Pemerintah Daerah dengan DPRD sebagai mitra sejajar. Dengan alasan itulah, bargaining power DPRD khususnya dalam pembahasan RAPBD begitu tinggi atas eksekutif. Anggota DPRD yang cermat, ia bisa mengumpulkan banyak angka atas angka2 di RAPBD yang dinilainya tidak rasional. Angka itu kemudiaan dikomulatifkan untuk disaving ke SKPD dan menjadi bagian dari programnya yang kemudian akan dikelola oleh orang yang diinginkannya. Itulah mengapa menjadi rahasia. Kalau di ruang anggota Dewan, dokumen APBD itu bebas untuk dibaca siapa saja. Tapi begitu di tangan Pemerintah termasuk di Sekretariat DPRDnya, dokumen itu menjadi rahasia negara. Saya tidak tahu mengapa demikian. Entah konspirasi yang ditutupi Pemda, atau Pemda tidak mau saja rincian pembelanjaan publik diketahui khalayak karena takut rakyat akan menagih pembelanjaan yang tidak sesuai atau tidak adil, atau entahlah. Kembali ke RUU Rahasia negara, poinnya adalah, RUU Rahasia Negara bisa disalahgunakan pejabat di instansi manapun termasuk di daerah. Dengan dalih rahasia negara, mereka bisa menutupi akses informasi yang sebenarnya hak publik. Waasalam, Ade Suerani (perempuan tinggal di kendari)
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Benarkah Ada Rencana Teroris Membunuh Presiden SBY?
Hehehe.. betul, pointnya adalah pembuktian. Makanya sepanjang pembuktian sulit dikemukakan, sulit pula bagi saya untuk percaya konspirasi itu benar ada, walau teoritis mungkin ada. Saya memang jarang baca yang gituan (kecuali novel Dan Brown atau Sidney Sheldon, hehe...), tapi pernah ketemu dan ngobrol sama orang yang ngaku bagian dari jaringan elit Yahudi. Perilakunya (seolah) penuh rahasia. Ceritanya macam-macam, salah satunya ngaku kalo jaringan dialah yang mendesain mulai dari kejatuhan Benazir Bhutto di Pakistan sampai Soeharto di Indonesia. Saya garuk-garuk kepala aja deh, mungkin terlalu bodoh untuk paham konspirasi tingkat tinggi macam begini. ^_^ Salam, Dari: EKO KERTAJAYA id050_...@ag.co.id Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Terkirim: Kamis, 20 Agustus, 2009 09:38:30 Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Benarkah Ada Rencana Teroris Membunuh Presiden SBY? yo..wislah.. .yg penting pak asep percaya kemungkinan konspirasi itu ada, mungkin pointnya adalah pembuktiannya. apa yg bung iwan lakukan juga mencoba membuktikan adanya konspirasi dibalik terbunuhnya david. bukan cuma kasus bunuh diri 'biasa'. oh..ya...klo lagi senggang coba klik keyword 'illuminati' , freemansonry' or 'one word order' , isinya menarik lho he...he...he. ..
Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Bahasa Jawa Akan Tetap Hidup
Sekadar info aja: SBI itu amanah UU Sisdiknas, satu propinsi minimal satu sekolah SBI. Salam, Dari: pudimartini pudimart...@pirus.co.id Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Terkirim: Kamis, 20 Agustus, 2009 17:21:42 Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Bahasa Jawa Akan Tetap Hidup Bagaimana dengan RSBI dan SBI Pak? yang kepingin kelihatan hebat siapa? siswanya, ortunya, atau menterinya? atau presidennya? Kalau Martabak Inyternational itu mah jualnya juga pakai bahasa Indoensia Dr yang memeriksamPrita di Omnni Internatiuonal juga pakai bhs Indonesia Zulkifli Harahap wrote: Sama dengan mental oma/opa dulu kalau tidak dekat-dekat dengan Belanda tidak afdol. Yang sekarang, kalau sudah nginggris mereka sudah merasa menjadi pemain global. Lihat saja sekolah-sekolah negeri, di setiap gapura ada istilah Inggrisnya. Pernah saya tanya seorang guru yang keluar dari salah satu sekolah seperti ini (SMP) mengapa istilah itu digunakan. Jawabnya untuk membiasakan penggunaan B. Inggris. Sungguh kasihan kau guru! Zul
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Benarkah Ada Rencana Teroris Membunuh Presiden SBY?
Kreatif jika dalam membuat statement diiringi dengan argumen, Bung. Kurang lebih seperti yang dilakukan Bung Iwan Piliang dalam kasus kematian David. Walau tetap menuai pro-kontra, beliau sudah coba menyodorkan berbagai jenis bukti (indikasi, modus, motif, dll.) sebagai dasar argumen statement-nya. Jika asal njeplak dan tunjuk hidung, hmm saya belum mau ah menyebut itu kreatif. Salam, Dari: EKO KERTAJAYA id050_...@ag.co.id Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Terkirim: Rabu, 19 Agustus, 2009 11:42:35 Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Benarkah Ada Rencana Teroris Membunuh Presiden SBY? yanggak bener juga klo setiap masalah selalu dijustifikasi sbg konspirasi. sama juga nggak benernya jika setiap masalah adalah linier. fifty2 lah ;-]. cuma jika suatu masalah dieskpose oleh pemangku kepentingan diterima dng keluarnya eksklamasi why, what, how etc, itu yg sy maksud dng add value kreativitas dibanding yg hooh...hooh saja. bukannya dng begitu niat busuk yg dibungkus dng rapi bisa2 nongol he...he...he.
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Benarkah Ada Rencana Teroris Membunuh Presiden SBY?
Tidak sekadar meniru atau mengutip, tetapi Anda membenarkan pernyataan Baasyir. Karenanya, itu menjadi pendapat Anda juga. Teori konspirasi memang sangat mudah melempar kesalahan/kebusukan ke pihak lain, terutama pihak yang selama ini dipandang super power. Di sisi lain pula, logika semacam ini disadari atau tidak, mengecilkan jati diri sendiri, seolah kita hanyalah pion yang jalan hidupnya disetir oleh segelintir orang (agen/bangsa/negara). Logika semacam ini pula yang tetap menyuburkan terorisme. Masyarakat melindungi? Masyarakat yang mana? Siapa mereka? Berapa jumlahnya? Jangan-jangan ini cuma generalisasi yang berlebihan, asal sebut masyarakat padahal jumlahnya hanya puluhan. Lalu apa pula motifnya? Negara melindungi? Lagi-lagi teori konspirasi. Silakan dibuka saja indikasi/modus, orang, kepentingan/motif, dan lain sebagainya. Jika tidak, hal semacam ini hanya akan menjadi rumor yang selalu melayang kemana angin bertiup. Salam, Dari: Wal Suparmo wal.supa...@yahoo.com Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Cc: Asep Kurniawan ask...@yahoo.com Terkirim: Selasa, 18 Agustus, 2009 00:00:49 Judul: Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Benarkah Ada Rencana Teroris Membunuh Presiden SBY? Salam, Saya hanya menirukan apa yang dikatakan oleh Abubakar Baasyir didepan TV dan didepan umum.Jadi seyogyanya Anda juga mendengar dan tidak mengatakan bahwa itu pendapat saya pribadi. Tetapi saya mengakui bahwa masyarakat melindunginya bahkan negara juga. Wasalam, Wal Suparmo
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Kopassus vs NMT???
Untuk menjinakkan sesuatu yang berbahaya, bukankah lebih baik over-estimated ketimbang menyepelekan, agar pasukan lebih waspada? Coba refleksikan hal itu ke diri sendiri. Makanya tidak salah juga jika polisi menduga di dalam terdapat lebih dari satu orang, mengenakan rompi bom dan merupakan gembong teroris. Salam, Dari: brsidharta brsidha...@mail.uajy.ac.id Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Terkirim: Senin, 17 Agustus, 2009 13:14:27 Judul: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Kopassus vs NMT??? Bung Indarto, Pertanyaan: apakah si teroris tertangkap? (maksudnya hidup2 lo)... Dus, pernyataan bung Dimas mungkin patut dipertimbangkan. .soalnya publik seolah tahunya di dalam rumah tsb: 1) ada banyak teroris, 2) ada bom (termasuk bom rompi), dan 3) polisi akan menangkap gembong nomor wahid Kenyataannya: cuman satu orang, lagian bukan sang gembongnya sendiri, hhh... salam, boy rahardjo sidharta
Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] TransTV: Pembawa Acara Peringatan Detik2 Pengibaran Bendera yang Sangat Menjengkelkan
Tanggung jawab terbesar ada pada para redaktur yang harus memompa skill dan motivasi belajar para reporter dan pembawa acara. Dari: key...@yahoo.com key...@yahoo.com Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Terkirim: Rabu, 19 Agustus, 2009 07:31:35 Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] TransTV: Pembawa Acara Peringatan Detik2 Pengibaran Bendera yang Sangat Menjengkelkan Kebiasaan dari peliputan sehari-hari, akhirnya kelihatan tho modal dasar pembawa acara atau reporter di media2 elektronik itu. Powered by Telkomsel BlackBerry®
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Benarkah Ada Rencana Teroris Membunuh Presiden SBY?
Hehehe.. Bung Eko, Bagaimana jika setiap menghadapi benang kusut masalah, kita dengan mudahnya berpikir dan membuat pernyataan bahwa CIA yang mendalangi masalah ini, atau Amerika, atau Barat, atau Yahudi, atau Neolib, atau apalah namanya itu? Lha, kalo begini saya malah berpikir sebaliknya. Ketika masalah belum dicerna dan dipilah, merujuk adanya konspirasi di balik sebuah peristiwa atau fenomena justru menunjukkan kemalasan berpikir, sama sekali tidak kreatif. Salam, Dari: EKO KERTAJAYA id050_...@ag.co.id Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Terkirim: Selasa, 18 Agustus, 2009 14:54:37 Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Benarkah Ada Rencana Teroris Membunuh Presiden SBY? suka atau tdk, diakui atau tdk, konspirasi tetap mempunyai kemungkinan ada. dlm skala yg sederhana s/d tingkatan yg lebih tinggi, konspirasi diperlukan utk mewujudkan suatu kepentingan. sedangkan baik buruknya hanyalah masalah persepsi. contoh sederhana misalkan kita punya anak yg dinilai kenakalannya telah melewati batas. tentu orang tua bisa menggunakan cara konspirasi dng keluarga, guru, tetangga etc utk melakukan tindakan yg tdk diketahui si anak agar kenakalannya mereda. tentu saja dlm level konspirasi tingkat tinggi bisa saja pihak yg bertautan tdk saling mengenal. dan memang tdk menyisakan apapun utk diekspos. wajar saja klo berdebat masalah konspirasi seperti tdk akan habisnya, krn seolah suatu hal yg tdk tampak dan hanya dirasakan dampaknya. namun menafikan konspirasi sesungguhnya hanya menjadikan kita terbiasa berpikir linier saja, memenjarakan kreativitas berpikir yg jauh dari realitas diluar yg kompleks dan multidimensional.
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Benarkah Ada Rencana Teroris Membunuh Presiden SBY?
Maaf, pendapat Pak Wal ini saya posisikan tidak lebih merupakan rumor saja, dan implisit terlalu berlebihan memuji CIA. Seolah CIA bisa berbuat apa saja di semua negara untuk kepentingan ini-itu. Persis seperti rumor lain soal superioritas Yahudi. Salam, Dari: Wal Suparmo wal.supa...@yahoo.com Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Cc: godlip pasaribu marnagan2...@yahoo.com; Asep Kurniawan ask...@yahoo.com Terkirim: Minggu, 16 Agustus, 2009 10:32:08 Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Benarkah Ada Rencana Teroris Membunuh Presiden SBY? Salam, Sekali lagi Abubakar Baasyir benar dalam analisanya bahwa semua bom termasuk yang terakhir dilakukan oleh CIA Amerika untuk memojokkan umat Islam Indonesia. Bom tersebut dimasukkan sendiri kedalam hotel oleh CIA bukan oleh Ibrohim yang orang saleh dan takwa. Wasalam, Wal Suparmo
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Benarkah Ada Rencana Teroris Membunuh Presiden SBY?
Justru itu yang saya tanyakan ke Mba Iyen, Pak. Biar dia melengkapi bolong dari pernyataannya, dengan begitu bisa dikritisi dan diuji keabsahan-nya. Salam, Dari: Adyanto Aditomo adyantoadit...@yahoo.co.id Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Terkirim: Minggu, 16 Agustus, 2009 11:09:01 Judul: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Benarkah Ada Rencana Teroris Membunuh Presiden SBY? Bung Asep Kurniawan, Supaya isu Terorisme ini tidak menjadi bola liar yang bisa disundul dan ditendang kemana - mana, maka sebaiknya setiap informasi yang masuk, entah dari Kepolisian, Intelijen, Presiden, masyarakat dan sebagainya harus kita kritisi untuk diuji keabsahannya. Karena kalau sampai Pihak Yang Berwenang (Pemerintah, Aparat Keamanan, Intelijen, dsb) salah dalam mengambil kesimpulan, persoalan penanggulangan Terorisme tidak akan pernah tuntas. Itulah sebabnya kita harus menerima semua informasi yang disampaikan oleh siapapun tentang Terorisme secara kritis dan tidak ditelan mentah - mentah. Menurut hemat saya, semua informasi yang disampaikan, baik oleh Kepolisian maupun masyarakat yang berusaha untuk mengkritisi pernyataan pihak Kepolisian tersebut, pada dasarnya masuk akal, tetapi tetap saja tidak lengkap karena masih banyak bolongnya. Dengan sikap masyarakat yang kritis terhadap setiap informasi yang disampaikan oleh Aparat Kepolisian, akan membuat pihak yang berwenang tidak sembarangan membuat pernyataan yang justru berpotensi dikoreksi oleh masyarakat karena tidak masuk akal. Salam, Adyanto Aditomo
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Benarkah Ada Rencana Teroris Membunuh Presiden SBY?
Bersandar pada teori konspirasi memang enak Pak Godlip, bisa berimajinasi ke mana2. Tapi masih mending sekarang, dulu kan waktu gembongnya masih duet, NMT dan Dr Azahari, banyak orang yang kritis (sengaja saya beri tanda kutip) yang menyatakan kedua orang itu sebenarnya tak ada dan hanya rekaan polisi. Baru deh diem setelah si Dr tewas dan keluarganya memverifikasi. Salam, Dari: Godlip Pasaribu marnagan2...@yahoo.com Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Terkirim: Sabtu, 15 Agustus, 2009 06:22:19 Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Benarkah Ada Rencana Teroris Membunuh Presiden SBY? Orang2 kayak ginilah yang mempersubur terorisme di Indonesia. Masih banyak yang tidak percaya atau pura2 tidak percaya ada teroris, banyak yang melindungi bahkan melecehkan dan tidak mempercayai aparat yang menangkap teroris bahkan percaya bahwa itu rekayasa Amerika. Polisi yang seharusnya mendapat penghargaan malah dicerca habis-habisan. Powered by Telkomsel BlackBerry®
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Bls: Nama-nama kesebelasan Indonesia yang sangat mencitra
Saat hampir lolos ke PD dan kalah sama Korsel, kiper kita Hermansyah yang pernah hampir blunder waktu Indonesia tandang ke India dan menang 2-1. Salah satu striker andalannya Dede Sulaeman. Dede ini yang mencetak satu2nya gol Indonesia waktu kalah 1-4 dari Korsel di Senayan. Dede Sulaeman termasuk pemain bertubuh pendek, bahkan untuk ukuran Indonesia masa itu, tapi mencetak gol dengan sundulan kepala. Bersih, sama sekali tak dibantu tangan tuhan. :-) Tambahan: Kalo Ajat Sudrajat, Adolf Kabo dan Robby Darwis itu udah generasi akhir 80-an. Masa itu saya cukup fanatik membela Persib, tapi ngakui kalo pemain2 persib kebanyakan jago kandang. Saat diperkuat Ajat Sudrajat, PSSI kalah sampe 5-0 dari Thailand, kalo ga salah ajang Sea games. Salah satu kekalahan memalukan yang pernah kita dapat. Salam, Dari: Godlip Pasaribu marnagan2...@yahoo.com Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Terkirim: Sabtu, 15 Agustus, 2009 06:14:31 Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Wapres Bilang Terima Kasih soal PepatahBugis SBY Ada lagi Pak: Anwar Ujang, Nobon. Risdianto, Jacob Sihasale, Anjas Asmara, Timisela, Jacob Sihasale, Ronny Pattinasarany, Sarman Panggabean, mungkin yang lain bisa nambahin? Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: pudimartini pudimart...@pirus.co.id Date: Sat, 15 Aug 2009 04:34:18 To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Wapres Bilang Terima Kasih soal Pepatah Bugis SBY Rindu dengan nama-nama kesebelasan Indonesia yang sangat mencitra Nusantara dan nyaris lolos pra piala dunia karena dikalahkan oleh Korsel, atau pernah menahan seri Rusia padahal tingkat ekonominya belum sepeti sekarang ini, misal Simson Rumah Pasal, Timo Kapisa, Johanes Auri, Iswadi Idris, Sutan Harhara, RonniyPasla, Ramang, Sueb Rizal, Abdul Kadir, Yudo Hadianto, Ajat Sudrajat, Adolf Kabo, Robby darwis, Jonas Sawor, Sutjipto, dll yang bangga dengan Garuda dan Merah Putih
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Benarkah Ada Rencana Teroris Membunuh Presiden SBY?
Barangkali benar jika si teroris tidak jelas tuntutannya apa, tapi di sisi lain, pertanyaan yang terus menghantui pikiran saya, peristiwa terorisme ini deception atau penyesatan dari kepentingan apa?? Ga pernah terang dan diterangkan juga... Ujungnya kan jadi seperti melambungkan isu ke udara dan menjadi bola liar yang bisa disundul atau ditendang kemana-mana. Salam, Dari: Wahyudin Trisnawan wahyudin.trisna...@gmail.com Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Terkirim: Sabtu, 15 Agustus, 2009 13:42:35 Judul: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Benarkah Ada Rencana Teroris Membunuh Presiden SBY? Saya sebagai pembaca koq lebih memilih pendapat Iyen Nugraha yang lebih masuk akal dan terang2an tanpa ada kepentingan untuk membela pihak2 tertentu yah..!!??? Bravo mas Iyen salam WT
Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Masalah Serius, Teroris Rekrut Pengantin Remaja
Pernyataan Anda benar, Mba. Tetapi informasi soal Ibrohim adalah menarik. Ia bukan orang yang teralienasi karena bergaul seperti biasa dengan kawan-kawannya. Dalam wawancara di sejumlah televisi, informasi yang disampiakan kawan-kawannya menunjukkan Ibrohim cukup supel dan ekspresif. Sosok Ibrohim tampaknya mematahkan teori umum soal alienasi itu. Itulah mengapa saya cukup bersyukur ia akhirnya tewas. Ia adalah manusia luar biasa, karena bukan produk dari alienasi. Salam, Dari: ED my_tiger_s...@yahoo.com Kepada: FPK Milist Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Terkirim: Sabtu, 15 Agustus, 2009 16:48:08 Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Masalah Serius, Teroris Rekrut Pengantin Remaja Hidup makin teralienasi krn fasilitas sosial u/bertemu dengan beragam manusia makin minim di banyak t4 di Indonesia. Selain itu, makin lama masyarakat kita makin segreagatif. Dulu kita masih punya gelanggang remaja di masing-masing wilayah dan tempat tsb merupakan t4 pertemuan dari manusia berlatar belakang yang beragam. Gelanggang remaja tsb merupakan fasilitas yang disediakan o/pemda! ED Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!
Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Benarkah Ada Rencana Teroris Membunuh Presiden SBY?
Mas Arya, Terima kasih atas penjelasannya. Saya memang hanya ingin menegaskan bahwa analisis dan pertanyaan-pertanyaan Anda ga mungkin bisa dijawab dan diverifikasi tanpa punya informan kelas satu sebagaimana Washington Post membongkar Water Gate. Bahkan, kalo saya tak salah baca, terbongkarnya Water Gate itu awalnya karena inisiatif dari agen internal FBI sendiri yang menyuplai informasi ke wartawan. Jadi sang wartawan seperti mendapat durian jatuh. Salam, Dari: Arya Gunawan arya.guna...@gmail.com Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Terkirim: Sabtu, 15 Agustus, 2009 11:29:36 Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Benarkah Ada Rencana Teroris Membunuh Presiden SBY? kang asep, saya tidak punya data intelijen apa pun. saya hanya menggunakan nalar saja, plus sisa-sisa naluri jurnalistik saya sebagai orang yang kebetulan pernah menjadi wartawan (di kompas mulai dari tahun 1987 selama 8 tahun, dan di bbc di london selama 5 tahun mulai dari tahun 1995), plus pergaulan rutin dengan kawan-kawan media selepas saya tidak lagi jadi wartawan sungguhan di lapangan sepanjang hampir 9 tahun terakhir (namun saya masih memberikan berbagai pelatihan jurnalisme, dan menjadi pengajar tak tetap di jurusan jurnalisme fisip universitas indonesia). latar belakang mas satrio juga mirip dengan saya, kami pernah sama-sama di kompas, tapi dia sampai sekarang masih menjadi wartawan sungguhan di trans tv (plus juga mengajar seperti saya di UI). mungkin saja dia punya sumber informasi dari kalangan intelijen, saya tak tahu pasti. biarlah nanti dia sendiri yang akan menjawab email anda ini. nah, berdasarkan nalar dan naluri jurnalistik itulah saya mencoba merenungkan peristiwa pengeboman di kawasan kuningan 17 juli, plus penyerbuan di temanggung dan jati asih itu. dari perenungan itu saya menemukan sejumlah bolong/lobang yang masih mengaga yang saya sampaikan di posting kemarin itu. deretan bolong itu belum terjawab dengan memuaskan. beberapa kawan sudah menawarkan alternatif pemikiran/pandangan lain, yang mungkin juga mengandung kebenaran. namun sampai hari ini, saya masih merasa ada banyak hal yang belum terungkap, dan semestinya ditelusuri lebih jauh oleh kawan-kawan media. trims dan salam, arya
Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Mengapa harga BBM akan Naik lagi ?
Ikut nimbrung juga sedikit. Analisis Bung Rifky ini sudahkah memperhitungkan perbandingan harga minyak dunia dan nilai tukar rupiah 2009 dan 2010? Jika saya baca APBN perubahan terakhir 2009 mengasumsikan harga minyak ICP rata2 45 dollar per barel, sementara RAPBN 2010 mengasumsikan rata2 ICP 60 dollar per barel. Berarti ada perbedaan harga 15 dollar lebih tinggi. Lalu nilai tukar rupiah APBN 2009 sebesar Rp 11.000/dollar, sedangkan asumsi RAPBN 2010 sebesar Rp 10.000/dollar. Berarti ada perbedaan harga Rp 1000 lebih rendah. Kita sama2 awam, tetapi saya kira cukup sederhana untuk bisa memperhitungkan variabel-variabel tersebut, tidak hanya melihat besaran total nilai subsidi dan konsumsi BBM semata. Seawaman saya, setidaknya 2 variabel itu sangat mempengaruhi berapa besaran subsidi yang mesti dikeluarkan negara dalam RAPBN-nya. Cuma memberi masukan, bukan koreksi karena saya juga awam untuk sampai pada tindakan koreksi. Salam, Dari: Zulkifli Harahap zulk_...@yahoo.com Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Terkirim: Kamis, 13 Agustus, 2009 18:32:26 Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Mengapa harga BBM akan Naik lagi ? Kalau tujuannya agar SPBU asing laris tentu bagus buat pemerintah karena BBM milik pemerintah tidak laku sehingga arus kas Pertamina semakin sedikit. Arus kas yang semakin sedikit berarti nilai numerik kebocoran menjadi lebih kecil. Itu mungkin strategi untuk mengurangi uang rakyat yang diselewengkan oleh para koruptor. Zul --- On Mon, 8/10/09, rifky pradana rifkyp...@yahoo. com wrote: From: rifky pradana rifkyp...@yahoo. com Subject: [Forum-Pembaca- KOMPAS] Mengapa harga BBM akan Naik lagi ? Date: Monday, August 10, 2009, 7:12 PM Saat ini, pemerintah telah menyiapkan tujuh opsiuntuk menghematsubsidi BBM 2010. Salah satunya adalah dengan mengerekharga eceran bensin premium dan solar semakin mendekati harga keekonomiannya, alias menaikkan harga jual ecerannya. Sejatinya, opsi ini agak aneh. Sebab, tahun depan pemerintah telah menganggarkan subsidi BBM sebesar Rp 58,97 triliun, jumlah yang jauh lebih gedeketimbang tahun ini yang sebesar Rp. 52,59 triliun. Ada kenaikan sekitar Rp. 6 trilyun. Namun ada yang agak aneh lagi. Anggaran lebih gedeitu justru diperuntukkan bagi volume yang lebih kecil.. Pemerintah mematok volume konsumsi BBM di 2010 sebanyak 36,5 juta kiloliter, lebih rendah dari 2009 yang mencapai 36,8 juta kiloliter. Volume yang dipatok lebih rendah itu, mungkin dikaitkan dengan adanya rencana opsi pendistribusian BBM bersubsidi dengan sistem tertutup. Sistem ini bertujuan melakukan pembatasan pengguna BBM bersubsidi hanya pada sektor rumah tangga, usaha kecil, perikanan, nelayan, transportasi, dan pelayanan umum. Salah satu caranya dengan membatasi jumlah dispenserBBM bersubsidi yang ada di pompa-pompa bensin tertentu saja. Volume yang lebih kecil dengan jumlah total anggaran yang lebih gede, sama artinya dengan jumlah nominal subsidi per liternya lebih gede. Artinya, jika tak ada kenaikan harga minyak dunia, maka tak perlu harga ecerannya dinaikkan. Namun mengapa ada opsi akan mengerekharga ecerannya ?, apakah itu tak berarti akan menaikkan harga ecerannya ?, apakah ada trendakan terjadi kenaikan harga minyak dunia ?. Kita yang awam tentu akan mudah dijawab iya, namun bagi kita yang awam ini hanya bisa mencermati perbedaan hargaantara BBM bersubsidi dengan yang BBM nonbersubsidi. Kata orang sih, opsi itu bertujuan untuk mendekatkan antara harga ecerannya BBM bersubsidi dengan harga ecerannya BBM nonbersubsidi. Kebenarannya ya Wallahulam.. Hanya jika mengacu pada saat tulisan yang berjudul ‘Naikkan Harga Eceran BBM Agar Gairahkan Investasi SPBU Asing’, sekitar tanggal 14 Juli 2009, harga BBM nonsubsidi sekitar Rp. 6.200 sampai Rp. 6.300 per liternya. Ini berarti perbedaan harga antara BBM bersubsidi dengan yang BBM nonbersubsidi berkisar antara Rp. 1.700 sampai dengan Rp. 1..800 per liternya. Jika ditelusuri dari berita-berita di media massa perihal harga eceran BBM nonsubsidi, rupanya PT. Shelldan PT. Total Oilbeberapa kali terlihat lebih berani menurunkan harga jual BBM nonsubsidi-nya ketimbang pesaing utamanya PT. Pertamina. Harga baru BBM Shellyang mulai berlaku pada tanggal 16 Juli 2009 tepat pukul 00.00 WIB,. Harga Super R92 dijual Rp. 5.900 per liter dari harga sebelumnya Rp. 6.200 per liter, atau turun Rp. 300 per liter. Sementara itu, Super Extra R95 yang tadinya dijual Rp. 7.000 per liter, menjadi Rp. 6.900 per liter, alias turun Rp. 100 per liter. Pada waktu yang sama, Total Oil, mengumumkan bahwa perusahaannya juga menurunkan harga BBM non-subsidi yang dijual di SPBU-nya.Harga Performance 92 menjadi Rp. 6.050 per liter. Performance 95 Rp. 6.800 per liter. Kata Brand and Communicationnya, penurunan harga MOPS merupakan faktor utama penurunan harga BBM-nya perusahaan minyak asal Perancistersebut. Lalu, terhitung sejak hari Minggu tanggal 2 Agustus
Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Megawati Kecewa Indonesia Mulai Kering Budaya
Tidak apa2 juga... nanti kalo bandingin sama diri sendiri, dihujat sebagai sombong. Jika memang Mega punya persepsi dan penilaian berdasarkan pengalaman hidupnya jaman Bung karno itu sebagai yang terbaik, tak ada salahnya mengingatkan. Lebih baik dilihat substansi omongannya, sepakatkah dengan pendapatnya itu? Salam, Dari: Fajrian difa vedder neo_x_cycl...@yahoo.com Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Terkirim: Jumat, 14 Agustus, 2009 15:12:05 Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Megawati Kecewa Indonesia Mulai Kering Budaya aduh ibu mega...bisanya bandingin dengan bapak anda terus...anda sendiri gimana? pas saat anda jadi presiden toh tidak ada program yang revolusioner yang dihasilkan dalam bidang apapun...kalau cuma bisa bandingin dengan jaman bapak anda ya artinya anda juga tidak sukses dan anda bagian dari generasi presiden yang tidak memberikan solusi, termasuk masalah budaya ini
Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Rahmat Gobel: Outsourcing Harus Dikurangi
Sejatinya, tuntutan penghapusan sistem outsourcing sudah diteriakkan banyak organisasi buruh lama sebelumnya, setidaknya sejak pembahasan dan pengesahan UU Ketenagakerjaan tahun 2003 yang melegalkan sistem ini. Setiap Peringatan May Day pun, isu ini selalu diangkat. Salam, Dari: Berthy B Rahawarin brahawa...@yahoo.com Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Terkirim: Jumat, 14 Agustus, 2009 17:44:09 Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Rahmat Gobel: Outsourcing Harus Dikurangi Rachmat Gobel menghaluskan apa yang secara tegas dikampanyekan Cawapres Prabowo untuk dibasmi. Outsourcing menampung berapa jumlah tenaga kerja ya? Sebanyak itu pula kita menghitung mereka di wilayah abu-abu: Punya pekerjaan, tapi bukan Pegawai, JADI dihitung sebagai Pengangguran yang dipekerjakan? Atau para pengusaha Warteg, PKL, dan bisnis2 kreatif lainnya yang memasukkan mereka dalam kategori Pegawai-Pengusaha , dan statistik kita menghitungnya sebagai Pengusaha dan Pegawai in public sense? Itu akan mempengaruhi data base kita untuk Angka Pengangguran dan Pekerja, tetapi lebih penting, SIKAP MANUSIAWI dalam menyikapi para pahlawan yang siap-siaga diusir Polisi Pamong Praja, karena minimnya perlindungan dalam Undang-undang benci tapi rindu pada perjuangan mereka. wassalam, ex toto corde, Berthy B Rahawarin brahawa...@yahoo. comQuo res cumque cadunt, semper stat linea recta. (Apa pun yang terjadi, senantiasa berdiri di garis lurus.)
Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Kopassus -- Keren Abis, good news from Indonesia
Saya juga cari tidak ketemu :D yang saya ingat Kopassus memang pernah mendapat pujian dan disetarakan dengan SAS dan Mossad, tapi itu saat sukses mengagalkan pembajakan Woyla, tahun 80-an awal. Salam, Dari: bolons bol...@gmail.com Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Terkirim: Jumat, 14 Agustus, 2009 09:22:15 Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Kopassus -- Keren Abis, good news from Indonesia Saya juga ingin bangga tapi agak ragu, saya cari di google tentang informasi ini tapi tidak ketemu link ke website yg lebih otentik. Selalu yg ketemu tulisan yg sama dengan yg di email. Kalau kita perhatikan di http://military. discovery. com. program mereka tidak ada TOP THREE, yang ada adalah TOP TEN. kalau discovery edisi special force benar ada mestinya di list down sampai sepuluh, yang ini koq cuma tiga?? Jadi kalau ada informasi link ke website yg lebih otentik bolehlah di posting atau ada yg punya dvd nya, clip nya bolehlah di upload ke youtube.
Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Benarkah Ada Rencana Teroris Membunuh Presiden SBY?
Kasus watergate adalah skandal politik berupa penyalahgunaan wewenang atas lembaga spionase. Wartawan Washington Post mendapat informasi kelas 1 dari intelejen lembaga tersebut yang memakai nama samaran deep throat (kalo ga salah). Apakah analisis Mas Arya dan Bung Satrio ini berdasarkan informasi intelijen juga? Dari: pudimartini pudimart...@pirus.co.id Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Terkirim: Jumat, 14 Agustus, 2009 09:19:10 Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Benarkah Ada Rencana Teroris Membunuh Presiden SBY? Mas Arya, setuju, ini, seperti kasus Waterrgate sebagai misal, memang kerja wartawan. Dalam pilar demokrasi, pers memang dibutuhkan Bagaimana kalau tesis itu benar ?
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Kopassus -- Keren Abis, good news from I
Pak Wal, Anda sepertinya yakin sekali dengan pendapat Anda. Bagaimana Anda bisa tahu kalau RAKYAT( masyarakat) yang dengan cepat memberi segala informasi kepada Nurdin M.Top? Masyarakat melindungi Nurdin M Top (seperti yang Anda tulis sebelumnya)? Maaf, saya menilai Anda over generalization. Salam, Dari: Wal Suparmo wal.supa...@yahoo.com Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Cc: pandu Ganesa g...@dnet.net.id Terkirim: Jumat, 14 Agustus, 2009 14:26:21 Judul: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Kopassus -- Keren Abis, good news from I Salam, Seperti apa yang penah saya tulis.Masuknya Densus 88 di Temanggung diikuti ketat oleh RAKYAT( masyarakat) yang dengan cepat memberi segala informasi kepda Nurdin M.Top. Semula rumah sasaran berisi 4 orang diantaranya mungkin Nurdin, yang segera dapat meloloskan diri atau diloloskan dan berbaur dengan masyarakat yang MENONTON Maaf menurut saya Polisi telah terkecoh tetapi memang telah kewalahan menghadapi masyarakat yang menonton sehingga harus membuat SHOW yang menarik Meskipun sebenarnya sudah tahu kalau yang ada di dalam rumah bukan Nurdin asli karena merintih dan minta tolong serta tidak bereaksi, apalagi meledakkan diri.Bagaimana juga bangsa Indonesia sudah mendapat hiburan yang menegangkan melalui berbagai TV sampai sekarang yang di-ULANG-ULANGI terus menerus untuk mendapat uang dan mungkin juga sudah dijual keluar negeri.Sama2 untunglah!. Wasalam, Wal Suparmo
Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Bukan Noordin M Top
Soal jumlah orang, itu berita simpang-siur yang tersiar lewat media. Padahal kita sama tahu, berita itu berubah dari waktu ke waktu sepanjang pengepungan tersebut. Sudah ada teguran dari KPI terhadap media yang menyebabkan masyarakat jadi bingung. Dugaan saya, informasi itu diperoleh media saat awal kejadian, tetapi lalu tidak diverifikasi lagi setelahnya. Soal darah, pertanyaan Anda kan sama dengan pertanyaan Mba Yuli, dan sudah dijawab oleh Mba/Mas (?) Pudimartini, bahwa ada tetapi ditutupi koran. (1) Sampai saat ini, tidak ada informasi pasti soal ini. Mestinya ini ada dalam laporan forensik saat pemeriksaan jenazah. Mungkin wartawan luput menanyakan soal ini karena fokus pada apakah itu NMT atau bukan. Buat saya pribadi, hal ini tidak menjadi soal benar. (2) Dalam hal begini seahli apapun tidak mungkin mendapat kepastian, mudah2an Anda bisa membayangkan jika berada pada posisi yang sama dengan Densus 88. Oleh karena itu, dalam konteks ini pula, menurut pendapat saya lebih baik over estimate ketimbang sebaliknya. Supaya lebih siap dan kerugian di pihak kita bisa dikurangi. (3) Mahal itu relatif. Sekali lagi, sampai mayat bisa diidentifikasi, yang di dalam rumah itu diduga NMT sehingga resiko yang diambil harus yang seminimal mungkin. Jika saja yang berhasil dijinakkan itu NMT, kayaknya besarnya biaya ini tak akan jadi persoalan. (5) Dinyatakan saat awal pengepungan, terjadi baku tembak. Seramai apa baku tembak itu, media tak ada yang melaporkan lebih jauh. Selebihnya, pendapat saya setara dengan nomor2 di atas, dugaan bahwa yang di dalam itu NMT (yang punya kebiasaan melilitkan bom di tubuhnya) membuat Densus 88 sangat berhati-hati dan berupaya mengambil resiko terkecil. Salam, Dari: purbadi hardjoprajitno hardjopraji...@purbadi.co.id Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Terkirim: Jumat, 14 Agustus, 2009 08:29:03 Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Bukan Noordin M Top Kang Asep, kok berita simpang siur tentang dor-doran di Beji, Temanggung , ya . Ternyata yang didalam rumah hanya satu orang , tapi breaking news meberitakan 4 orang. Lalu nenek-nenek serta 3 cucunya yang tersandera kok beritanya terus hilang ditelan hiruk pikuk yang lai. Aneh lagi, ketiak mayat dibawa keluar rumah katanya tidak ada darah tercecer setetespun. Jadi kesimpulan orang bingung : ( 1) Apa Boim sudah meninggal karena sakit jantung mendengar bunyi tembakan dan bom , atau orang Jawa bilang MATI NGADEG , meninggal karena terkejut , atau mungkin minum apa saja yang langsung mematikan lah jadi bunuh diri bukan dengan Bom , jadi judulnya bukan BOM BUNUH DIRI lagi, Lalu ( 2) Salut pada densus 88 , tapi kok masa iya ahli-ahli tempur tidak bisa memperkirakan jumlah orang didalam rumah , 4 atau satu . Lalu ( 3 ) betapa mahalnya biaya operasi Beji, berapa ratus butir peluru ditembakkan , berapa bom diledakkan , berapa liter bensin dicurahkan untuk kendaraan bermotor , berapa puluh box konsumsi selama 18 jam puls plus , Lalu ( 5) berapa pucuk senjata yang dimiliki Boim dalam tembak menembak dengan Polisi dan apakah ditemukan dia punya bedil ? Ternyata kalau dihitung - hitung , untuk mendapatkan satu orang tersangka yang akhirnya ketahuan namanya Ibrahim , biayanya sangat mahal , dan tembakan-tembakan peluru berlebihan. Tidak bisakah ahli-ahli di Densus 88 untuk masa kedepan kalau melakukan operasi semacam itu agak hemat dan efisien sedikit , dengan melakukan perenacanaan yang lebih baik. Tetapi bagaimanapun rakyat sangat hormat pada Polisi yang berhasil menangkap bebebrapa orang pengacau , hidup atau mati. Salam
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Mengapa Noordin ?
Menurut saya, Ibrohim ini bisa jadi pimpinan kuat dari kelompok teroris ini. Kemampuannya mengatur rencana dan pelaksanaan pengeboman itu menunjukkan kemampuannya sebagai arsitek terorisme. Lebih dari itu, kehidupannya yang biasa2 saja yang tidak menimbulkan kecurigaan teman2nya menujukkan mentalitas yang teramat kuat. Tak ada yang menduga, seorang florist yang sehari-hari bergaul biasa seperti anak muda kebanyakan ternyata menjadi perencana teror. Untungnya ia masih belum perpengalaman, sehingga bertindak ceroboh membuang bon pembayaran dan menyalakan hp sehingga dapat terlacak. Salam, Dari: Adyanto Aditomo adyantoadit...@yahoo.co.id Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Terkirim: Kamis, 13 Agustus, 2009 04:54:19 Judul: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Mengapa Noordin ? Yang perlu diacungi jempol adalah Unit Intelijennya, kok sampai bisa tahu dimana saja persembunyian para teroris tersebut. Walaupun yang terbunuh itu ternyata bukan Nordin M Top, tetapi kan bagian dari kelompok Nordin M Top juga. Hanya sayangnya unit Pelumpuh Pelaku Teror kok kelihatannya gak profesional banget kerjanya. Tapi ya sudahlah pak, mohon dimaklumi saja karena bisanya ya baru segitu itu. Ya�sebaiknya latihan lagi yang lebih serius bagaimana caranya melumpuhkan Teroris tanpa harus membunuhnya agar bisa diucapai hasil yang optimal. Kalau lihat di TV, latihannya kelihatannya sudah bagus: menunjukkan bagaimana cara melumpuhkan teroris tanpa harus membunuhnya, tetapi mungkin karena frekuensi latihannya kurang banyak, jadinya saat menghadapi kenyataan jadi bingung. Ibarat orang yang belajar�Ilmu Bela Diri, saat menghadapi lawan betulan eh malah bingung dalam menggunakan ilmu�Bela Dirinya. Penyebabnya sih katanya karena kurang latihan. � Salam, � Adyanto Aditomo
Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Kopassus -- Keren Abis, good news from Indonesia
Penilaian soal Kopassus ini lebih pada aspek profesionalitasnya. Soal klaim politik TNI, itu soal lain dan saya sepakat dengan Pak Wal. Salam, Dari: Wal Suparmo wal.supa...@yahoo.com Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Terkirim: Kamis, 13 Agustus, 2009 10:24:49 Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Kopassus -- Keren Abis, good news from Indonesia Saam, TNI atau Kopassus( atau Kopasanda ,setelah terbentuk), belum pernah menang melawan tentara asing termasuk tentara Belanda. Tentara Belanda belum pernah bertekuk lutut di depan TNI seperti tentara KNIL di depan tentara Jepang.Apalagi hanya karena peristiwa JANUR KUNINGNYA Suharto atau Komando Mandala, karena belanda keluar dari Irian Barat berdasarkan resolusi PBB.. TNI atau Kopassus hanya menang perang dalam membunuh banganya sendiri seperti RMS,DI,TII,Kahar Muzakar,PRRI, Permesta dan PKI, bahkan Tentara NAD dan Papua sampai sekarang tidak pernah terkalahkan. Maaf, sangat menyakitkan kedengarannya tetapi itulah kenyataannya. Jangan lupa bahwa jawaban ini khusus untuk menyangkal kenyataan prestasi tentara Vietnam melawan raksasa Amerika dan jasa berlebih yang selalu dituntut TNI dalam andil nya dalam perjuangan mencapai Indonesia merdeka padahal bidang DIPLOMATIK juga minimal berandil setengahnya tetapi tidak menuntut andil dan bagian serta KEKUASAAN yang selalu dituntut oleh TNI. Wasalam, Wal Suparmo
Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Tahun 2014, Indonesia Punya Roket Peluncur Satelit
Jika kita flashback ke belakang, barangkali memang akan ada banyak hal yang kita sesali. Lepas dari itu semua, saya juga termasuk orang yang bangga dan percaya akan pencapaian yang sudah dan akan dilakukan oleh para ahli Indonesia. Jika benar 2014 peluncur roket itu terwujud, saya membayangkan akan pesatnya kemajuan telekomunikasi kita. Saya kira tak ada yang menolak bahwa ini salah satu faktor penting untuk penunjang kemajuan bangsa. Bangsa yang mampu membuat ini baru terhitung jari sehingga tidak perlu dikatakan terlambat juga. Apalagi katanya, kita punya posisi yang terhitung sangat baik untuk kepentingan peluncuran satelit karena berada di garis ekuator. Di luar soal masih karut-marutnya sistem pendidikan kita, pencapaian inovatif para siswa SMK dan mahasiswa juga patut diapresiasi. Desakan memang harus diberikan kepada pemerintah agar memberi ruang lebih besar lagi. Himbauan, atau mungkin desakan juga, harus ditujukan kepada kalangan bisnis agar bisa memanfaatkan karya-karya inovatif ini. Tentunya dengan imbalan yang memadai, jangan tega-tegaan sama sodara sebangsa (semoga semangat bisnis rente yang subur di masa Orba sudah makin terkikis). Salam, Dari: pudimartini pudimart...@pirus.co.id Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Terkirim: Selasa, 11 Agustus, 2009 07:51:12 Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Tahun 2014, Indonesia Punya Roket Peluncur Satelit Pak Asep, Kalau kita melihat kerja Pak Salatun dan Lapan serta geliat peroketan sehak 1963, yang melibatkan Perti besar dan komunitas peroketan, bayangkan !, maka kalau kita berbicara peroketan sekarang sebenarnuya sebuah learning process yang terputus dan membutuhkan effort lebih besar dibanding kalau learning rate itu tetap. Bukan tidak mustahil kini kita sudah bisa membangun persenjataan sendiri. Saya senang, apel jatuh tidak jauh dari pohonnya, Salatun junior melanjutkan karya Bapaknya. Saya tetap percaya dan berharap bahwa kelak suatu saat anak-anak bangsa yang hebat ini bisa bersatu padu dalam simponi Indonesia Raya yang dipimpin oleh dirigen yang hebat. Dan pendidikan dari awal harus sudah menyadarkan hal ini. Malangnya BHP dan SBI akan semakin menjauhkan pendidkan sebagai salah satu instrumen untuk mewujudkan cita-cita proklamasi. Lihat pameran 15 sekolah bertaraf internasional di Jakarta yang kurikulumnya mengacu kepada negara lain. Pendidikan adalah investasi peradaban masa depan, dan setiap bangsa mempunyai keunikan untuk menyiapkan masa depannya based on theoir endowment. Mengambil model kelas 1-12 namun dari TK ke SD hingga SMA ada test.dan ujian, adalah salah satu contoh. Maju bukan berarti BARAT !.
Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Bukan Noordin M Top
Hehehe.. kalo yang terakhir saya sepakat 100%. Media (terutama TV) memang terjebak euphoria sehingga malah larut dalam isu dan informasi yang sejatinya semua masih praduga. Ujungnya, berita mencla-mencle yang keluar dan (bagi saya) lebih mirip tebaran rumor, bahkan hingga saat ini. Sekadar contoh lain, semua tayangan TV saat peristiwa penggerebekan itu fokus pada rumah sasaran, lalu mengesankan bahwa rumah itu letaknya terpencil. Sampai-sampai seorang pengamat intelejen yang diwawancara meragukan bahwa itu bukan NMT karena letak rumah yang terpencil itu bukan ciri safe-house NMT. Begitu penggerebekan selesai, dalam liputan pasca kejadian, baru ketahuan kalo di depan rumah itu berjejer rumah-rumah lain yang menandakan bahwa rumah persembunyian teroris itu sama sekali tidak terpencil! Salam, Dari: Yuliati Soebeno yuliati_s...@yahoo.com Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Terkirim: Selasa, 11 Agustus, 2009 11:34:45 Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Kemungkinan Noordin M Top Lho Mas Asep ini gimana? Ya tentunya saya tidak ke Temanggung untuk melihat darah-darah tercecer, gitu? Semua orang yang menulis dimilis ini kan mendapatkan berita dari koran-koran ataupun dari berita di TV-TV, atau anda memikirkan-nya sendiri lalu membuat perkiraan? Jika ada yang memberitakan bahwa si NMT ini tertembak didadanya, segala, lalau diberitakan lagi bahwa dia memakai rompi bom dibadan-nay, ya mestinya bom rompi itu sudah MENGGELEGAR, meletus, bukan? Kok gak meletus? Dan kok bisa ditembus peluru jika dia memakai bom rompi didada?. Gitu loch mas, berita lucu-lucu dikoran dan TV-TV tersebut. jadi makanya masyarakat RIBUT, menanyakan mana sebenarnya yang benar-benar akurat? Makanya jika menayangkan berita jangan mencla-mencle , hari ini bilang A, selanjutnya bilang B. mana yang benar jadinya? Masih lucu, kan? Salam, Yuli
Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Kemungkinan Pasti Noordin M Top Diringkus
Hahaha... posting ini lucu sekali. Memangnya Anda sudah berkunjung ke rumah itu Mba Yul, sehingga bisa menyatakan tidak ada berkas darah? Saya sama sekali tidak terpikir, dan di milist ini sampe ketemu posting Anda juga tak yang memunculkan isu ini, eh.. anda justru yang ungkapkan soal klenik angka itu. Siapa yang klenik kalo begitu? Ada-ada saja. Salam, Dari: Yuliati Soebeno yuliati_s...@yahoo.com Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Terkirim: Minggu, 9 Agustus, 2009 10:04:32 Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Kemungkinan Pasti Noordin M Top Diringkus Ya rumahnya kok tidak ada bekas darah yang tercecer, padahal jika kena tembakan peluru kan berdarah-darah? Ya begitu yang saya lihat di FILM-FILM James Bond. Tapi Indonesia harus memperlihatkan kecanggihan- nya untuk melawan teroris, karena Bulan November mendatang Presiden Barrack Obama akan datang ke Indonesia, bukan? Jadi harus membuktikan bahwa Indonesia BERSIH dari segala macam KERIBUTAN. Yang lucunya sesudah 18 jam beroperasi (total angka tersebut = 9, adalah angka FAVOURITE Presiden SBY) dan bulan-nya 8 (Agustus), etcetc.. ..langsung NMT terbunuh. Kok selalu pakai KLENIK-KLENIK begituan, ya? Dulu Presiden Bush datang, ki Joko Bodo harus menerapkan segala macam jampi-jampi , dan Bush diharuskan MELOMPAT dari helikopter, sewaktu menginjakan tanah di Bogor. He...he..he. .ada-ada saja. Salam damai, Yul
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Mengapa Noordin Tak Dibiarkan Hidup?
Kenapa tidak berpikir bahwa 17 jam itu dilalui untuk membujuk orang di dalam rumah supaya menyerah? Setelah tidak mau menyerah, baru disusun rencana untuk melakukan penyergapan. Salam, Dari: Dapati Giawa fide...@yahoo.com Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Terkirim: Senin, 10 Agustus, 2009 14:39:43 Judul: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Mengapa Noordin Tak Dibiarkan Hidup? Betul bung Dewa, kalau ngepung kaya yang di temanggung kemaren itu cukuplah pasukan ormas atau satgas partai dengan dibekali pentungan dan batu-batuan, hamburkan aja ke dalam rumah. Atau yang lebih praktis siram bensin aja tuh rumah trus dibakar, tamatlah sudah.. Sayang tuh peluru, bom canggih, robot segala, yang harganya mahal dan dibeli dari pajak rakyat dihambur-hambur untuk drama picisan. Kalo emang mau dihabisin seperti hasil akhir yang telah kita lihat bersama, kok pake nunggu ga kurang 17 jam pula. Ah. pantas dong kita kecewa. Bukannya kita ga menghargai upaya Polri, tapi ya... bekerja yang profesional dong. Jangan pake ngejar tayang segala Saya juga bertanya-tanya seperti halnya bung Jusfiq, kok sepertinya ga ada upaya negosiasi? Tidakkah Densus 88 tahu bahwa teroris lebih bernilai ditangkap hidup dari pada dimatiin, ini malah dibuat jasadnya hancur-hancuran gitu. Drama yang dipertunjukkan itu justru menempatkan sang target menjadi pahlwan. Bayangkan, harus belah dulu kepalanya baru bisa lumpuh. Harus dengan persenjataan lengkap dan pasukan yang demikian banyak pula. Operasi macam apa itu? Melihat rangkaian adegan yang sperti reality show itu, curiga saya juga melebar kemana-mana, termasuk pada informasi bahwa teroris menarget presiden. Ah jangan-jangan ini cuma sekedar pembenaran atas pernyataan yang over acting presiden tempohari bahwa pipinya menjadi target teroris. Supaya ga malu-malu amat gitu lho...telah mengeluarkan pernyataan konyol. Udah kerja ga profesional, ngarang ceritanya terlalu simpel. Apakah hanya karena eksekusi Amarozi cs dan fakta bahwa jarak antara kediaman presiden dengan rumah yang dikontrak hanya berwaktu tempuh 15 menit, sehingga kesimpulannya langsung ke arah sana??? Luar biasa... ... Salam, FDG
Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Tahun 2014, Indonesia Punya Roket Peluncur Satelit
1. Semua pertanyaan itu sebenarnya saya tujukan kepada Anda, agar Anda bisa mengkaji persoalan dengan informasi yang simetris. Harapannya, bisa memberi konklusi dan solusi yang lebih obyektif. 2. Posting2 saya soal ini sengaja mengabaikan masalah ICBM atau bukan, karena tadinya saya kira itu kelebihan mengetik saja. Namun ternyata beberapa kali Anda tegaskan lagi. Tentu saja saya mengerti sekali yang dimaksud bukan ICBM karena sesuai namanya, ICBM itu rudal antar benua (minimum kelas ini mampu mencapai range 5.500 km). Mencapai Malaysia atau Singapore tak perlu sekelas ICBM, apalagi jika rudal digelar di perbatasan sebagaimana gagasan Anda yang saya komentari ini. Hal ini yang sejak awal saya tak sepakat dengan gagasan Anda. 3. Mengembangkan roket kan juga butuh waktu. LAPAN sekarang baru sukses mengembangkan roket 420 dan baru akan eksperimen roket 2 tingkatnya. Bandingkan dengan PT PAL yang sudah mampu membuat kapal patroli, bahkan jika saya tak salah, sebenarnya mampu membuat kelas fregat jika diberi dana memadai. 4. Sekali lagi, yang penting adalah memberi amunisi yang memadai terhadap semua alutsista yang ada, tak perlu mimpi bikin rudal. Salam, Pax melior est quam iustissimum bellum -perdamaian lebih baik ketimbang perang yang beralasan Dari: pudimartini pudimart...@pirus.co.id Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Terkirim: Jumat, 7 Agustus, 2009 18:10:00 Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Tahun 2014, Indonesia Punya Roket Peluncur Satelit Pa Asep, No # 2 adalah kuncinya, maka jawaban dari pertanyaan Bapak menjadi penting untuk menjawab No # 1. No # 3 ada hubungannya dengan diskusi mengenai Roket buatan LAPAN. Sekali lagi yang kita diskusikan bukan kelas ICBM No # 4 terkait dengam No # 3 bila biaya besar dan butuh waktu padahal Malay sering provokartif di Ambalat. Bagaimana kalau squadron tempur AU dengan pesawat barunya juga provokatif di selat Malaka ?
Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Tahun 2014, Indonesia Punya Roket Peluncur Satelit
1. Lha, Anda tahu ada FPDA (Five Power Defence Agreement -- jadi 5 negara, plus Inggris, bukan 4), kenapa gagasannya membuat rudal, memasang di perbatasan dan mengarahkannya ke Malaysia/Singapura? Apa ga akan mengundang militer Inggris, Australia dan Selandia Baru mengarahkan senjatanya ke Indonesia? Kalau sudah begini, ketegangan kawasan akan meningkat. Apa ini yang Anda inginkan? Siapa yang untung dari ketegangan ini? 2. Pakta pertahanan FPDA itu memang sebuah fakta, namun apakah itu dibuat memang ditujukan buat Indonesia? Apakah pakta ini similar dengan NATO atau Pakta Warsawa di masa perang dingin? Lalu mengapa negara-negara anggotanya juga menjalin kerjasama militer dengan Indonesia (walau bukan berupa pakta pertahanan)? 3. Menurut saya deterrence theory itu sudah usang karena teori itu memang dikembangkan masa perang dingin. Jika mau berpikir konspiratif gaya intelejen, tidakkah Anda juga berpikir bahwa teori semacam itu memang sengaja dibuat sebagai alas pembenar bagi disediakannya anggaran pengadaan dan pergelaran peluru kendali dua raksasa dunia di berbagai negara masa perang dingin itu? Padahal seperti Anda katakan, dipake juga ngga tuh ^.^ AS-US sekarang dengan perjanjian START malah harus keluar biaya lagi untuk mengurangi rudal2nya yang ngga pernah kepake itu. Apakah kita akan begitu? 4. Jika untuk menjaga wilayah perairan dan pulau terdepan, tidakkah yang dibutuhkan adalah armada kapal yang kuat? Jadi bukan rudal toh? Salam, Dari: pudimartini pudimart...@pirus.co.id Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Terkirim: Kamis, 6 Agustus, 2009 19:46:58 Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Tahun 2014, Indonesia Punya Roket Peluncur Satelit Rudal perangndingin sudah dibahas oleh yang lain bahwa tidak pernah akan dilakukan karena mereka hanya untuk saling adu posisi. Mengapa ada traktat perthanan 4 negara itu dimana Indonesia yang ada ditengahnya tidak tercantum? Karena mereka teragbung dalam negara persemakmuran, benarkajh argumentasi itu? padahal Malay dan Spore tergabung dalam Asean. Pertanyaan: ada apa? Ada apa pula pengadilan Spore dengan segala cara membenarkan David bunuh diri kalau memang tidak punya tujuan tertentu, katanya ASEAN. Bagaimana pula dengan Malay yang aresif di Ambalat, katanya ASEAN? Disatu sisi ingin membentuk Asean Community atau Asean Regional Forum namun disisi lain mengepung dan bahkan memperkuat angkatan udaranya secara luiar biasa. Ada apa? Jadi, ini bukan ICBM, ttp soal roket buatan sendiri untuk menunjukkan integritas dan kehormatan bangsa. Anda luar biasa telah sampai di Natuna dan mengibarkan bendera disana. tentu memahami benar pada saat disana bagaimana pulau terpencil yang kaya sda tersebut rawan rebutan. China so far masih diam. Lihat Posisi Natuna dengan Semenanjung dan Kalimantan Utara. Kalau Malay berani dengan Ambalat karena cekungan minyak itu, bagaiman dengan Natuna? Soal perjanjian dengan Ausi yang alot sampai Pak Harto mengutus utusan khusus ke Pak Johanes yang selalau bersiul juga karena cekungan minyak disalah satu blok yang lebih besar. Semakin lemah perthanan bangsa ini, in term of persenjataannya maka semakin akan semakin lemah posisi tawarnya. Itu argumentasi saya dan sudah didukung oleh argumentasi soal Swedia. Memeprkuat pertahanan adalah untuk damai. Jadi, terlalu jauh kalau menganalogikan dengan perang ideologi antara USA dan Rusia yang menjadi perangndingin itu.. Btw, kapal selam asing yang lewat P Jawa dan by accident terpaksa muncul itu, serta kasus F16 yang head to head dg AU asing tentu bisa dimaknai sebagai sebuah pelecehan , termasuk kapal Malay di Ambalat itu. Bayangkan seandainya kita bisa menjaga seluruh perairan dalam kita dengan baik. Ausi atau NZ yang akan ke Malay atrau Spore atau kapal2 lain harus melewati Indonesia (3 pelayaran internasional) terpaksa harus melingkar atau mengeluarkan biaya lebih besar bila Indonesia memalaknya atau ada konfrontasi dengan Indonesia. Gitu Pak. Maka, pemimpin Indonesia yang disenangi adalah yang tidak agresif, karena berbahaya bagi kawasan lingkungannnya. Berita Kompas hari ini memuat tentang Pulau-Pulau terluar Indonesia yang rawan perbatasan. salam