Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Perlakuan Daisy terhadap Shaliha, bia
Maaf Mbak Titiana kalo boleh tanya kalo umur Manohara itu berapa ya?keliahatanya dia sudah dewasa. Apa badannya saja yang terlihat dewasa... salam, hendra farhadiansyah - Original Message - From: Titiana Adinda To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Sent: Wednesday, July 29, 2009 8:11 AM Subject: Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Perlakuan Daisy terhadap Shaliha, bia Yang mesti Bapak ingat adalah Manohara masih dikategorikan usia anak-anak menurut UU Perlindungan Anak. Dia masih belum punya 'ke-syah-an' dalam hukum. Yang bejat itu adalah ibunya. Aku berani mengatakan bahwa Ibu Daisy adalah pelaku child abuse dan trafficking terhadap diri Manohara. Masalah Manohara menikmati peran sebagai boneka ibunya apa dasarnya? Jgn2 anda hanya menilai sepintas lalu saja. Masalah Manohara terkesan masa bodoh dengan kasus hukum ibunya itu biasa saja menurutku. Apa Manohara harus melaporkan kepada polisi agar ibunya ditangkap gitu? Sekali lagi kita harus melihat bahwa Manohara masih berstatus anak2 di mata hukum. Artinya secara psikologis dia juga belum bisa menentukan sikap.Sangat mungkin Manohara tidak sadar dia sudah jadi boneka bagi ibunya. Aku katakan sekali lagi hanya pengadilan lah yg dapat memutuskan apakah Manohara adalah korban KDRT atau bukan. Dgn kata lain kita baru bisa memutuskan mempercayai omongan Manohara atau tidak setelah pengadilan berlangsung. Terlihat sekali anda menganggap anak2 sebagai org dewasa yg bisa memutuskan sesuatu dengan akal sehat. Dan anda sangat mempercayai dan menyakini tentang dosa turunan. Jadi apa yg dilakukan oleh bapak atau ibu kita, dosanya juga akan ditanggung oleh kita.Kasihan sekali ya jadi anak, kalau harus ikut menanggung dosa org tuanya. Kalo aku sih tidak mau disuruh menanggung dosa kedua org tuaku. Apa Bpk Adyanto mau ya mewariskan dosa2 Bpk kepada anak2 Bpk... Salam, Dinda
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Perlakuan Daisy terhadap Shaliha, bia
Saya setuju dengan bung Adyanto, disini konteksnya Ibu Daisy sudah dijatuhi hukuman di Perancis dan manohara sepertinya mendukung dengan kaburnya ibunya ke Indonesia dengan dalih ingin memperjuangkan anaknya dari kekerasan pangeran kelantan. Kalo Manohara taat terhadap hukum dan mempunyai jiwa sportif seharusnya manohara menyadarkan Ibunya agar membereskan masalahnya di Perancis. Salam, Hendra Farhadiansyah - Original Message - From: Adyanto Aditomo To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Sent: Tuesday, July 28, 2009 4:48 PM Subject: Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Perlakuan Daisy terhadap Shaliha, bia mBak Titiana Adinda, Mengapa saya punya anggapan bahwa ada kaitan antara Ibu Daisy dengan Manohara dalam kasus tuduhan terhadap suami Manohara??? Karena perkenalan Manohara dengan Pangeran Kelantan serta pernikahannya diatur dan disetujui oleh Ibu Daisy. Yang meributkan bahwa Manohara di siksa oleh suaminya juga Ibu Daisy. Yang menerima semua harta yang diberikan oleh Sang pangeran Kelantan untuk Manohara, ternyata menurut Manohara, yang terima Ibu Daisy. Dalam hal ini Manohara sangat memahami peran dari ibunya atas semua peristiwa yang menimpa dirinya dan kelihatannya Manohara ok - ok saja menjadi boneka dari ibunya. Saat ini kelihatannya Manohara sangat menikmati peran sebagi boneka ibunya. Soal kasus Ibu Daisy yang tersandung kasus hukum di Perancis, saya sangat meragukan kalau Manohara tidak mengetahui kasus tersebut, karena akibat kasus tersebut Ayah Tirinya yang selama ini melindungi Manohara, masuk penjara selama 4 bulan, sedangkan ibunya yang di vonis 18 bulan penjara, kabur ke Indonesia. Keakraban hubungan Ibu Daisy dengan Manohara bisa diartikan bahwa Manohara tidak punya komentar soal kelakuan ibu Daisy yang telah melakukan pelanggaran tindak kemanusiaan tersebut. Kelihatannya Manohara sudah tidak bisa lagi membedakan mana yang baik dan mana yang buruk akibat didikan dari ibu Daisy selama ini. Dengan data seperti ini, sebaiknya kita jangan terlalu gegabah mempercayai seluruh cerita Manohara tersebut. Soal pertanyaan: Apakah bila ayah dan ibunya seorang perampok dan pembunuh anaknya tidak bisa menjadi Pendeta??? Kalau anaknya tidak terlibat dengan kejahatan yang dilakukan oleh kedua orang tuanya dan bahkan menentang kelakuan orang tuanya yang jahat tersebut, tentu saja secara moral si anak memenuhi spesifikasi menjadi Pendeta. Tetapi bila si anak pada dasarnya mendukung tindakan kedua orang tuanya yang melanggar hukum tersebut dan bahkan secara sadar ikut menikmati hasil kejahatan kedua orang tuanya, saya rasa anak tersebut secara moral tidak memenuhi spesifikasi sebagai Pendeta. Secara moral, sebetulnya anak tersebut sudah cacad, walaupun belum ada bukti bahwa dia terlibat atas tindakan kejahatan yang dilakukan oleh kedua orang tuanya. Para psikolog bilang bahwa anak tersebut telah menjadi korban situasi yang buruk, sehingga tidak bisa memilah mana yang baik dan mana yang buruk. Kasian memang, tapi mau bagaimana lagi??? Salam, Adyanto Aditomo
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Silakan Tuntut Hapuskan, Ujian Nasional Jalan Terus...
Semakin banyak generasi muda Indonesia yang stress dan depresi karena terbebani dengan ujian nasional. Melihat realita sekarang, anak yang berprestasi di kelasnya tidak lulus sekolah karena nilai ujian nasionalnya tidak memenuhi nilai standar yang ditentukan oleh pemerintah, dan dia harus mengikuti ujian lagi ditahun depan. Jika anak tersebut iman dan mentalnya kuat bisa menerima hasil dan kenyataan tersebut, tapi jika anak itu iman dan mentalnya tidak siap menerima hasil UN nya maka yang terjadi adalah Stress dan depresi. Adapun sebaliknya ada anak yang prestasinya di bawah rata-rata kelas tapi dia dapat lulus sekolah karena hasil ujian Nasionalnya memenuhi standar. Dilematis sekali melihat kondisi seperti ini, karena tidaklah adil apabila anak dinyatakan lulus sekolah hanya dengan sebuah Ujian nasional saja. Apakah Para pakar Pendidikan dan pakar psikologi tidak mengkaji kembali mengenai Ujian Nasional yang sudah berjalan sekarang ini - Original Message - From: didi_ambar To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Sent: Wednesday, June 24, 2009 2:27 PM Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Silakan Tuntut Hapuskan, Ujian Nasional Jalan Terus... Sya tidak setuju Soal2 UN yang distrandarisasikan u seluruh sekolah di Indonesia. Masalahnya: 1.Kualitas sekolah, baik itu SD sd SMA di Indonesia itu kan tidak sama.Misalnya, SMA swasta dan SMA negeri kualitasnya saja sudah berbeda. contoh lainnya, SMA yang berada di pelosok desa di Papua tentu akan jauh berbeda kualitasnya dengan SMA di jakarta.Maka jangan heran kalau banyak siswa yang tidak lulus. 2.Menurut saya, Jika ingin meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia tidak bisa secara instant langsung dipukul sama rata seperti ini.Sebelumnya perlu ada penyamarataan kualitas pendidikan di seluruh daerah di Indonesia. Misalnya dengan : Fasilitas sekolah yg lengkap,agar mempermudah siswa dlm proses belajarnya, Kualitas guru dan kesejahteraanya ditingkatkan, Biaya sekolah gratis ditingkatkan sampai tingkat SMA,infrastruktur yang kuat, dsb. Hal ini mungkin saja dpt terrealisasi krn anggaran pendidikan kan sudah naik 20%. asalkan bisa memanaj nya dengan baik.Insya Allah bisa diwujudkan. [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Cincin Rp 1,9 Miliar untuk Anggota DPR
Kasian banget kalo anggota DPR ga di kasih apa2...padahal mereka dah ngeharapin dari jauh2 hari...Kalo menurut saya kasih aja Piagam Penghargaan yang isinya terima kasih atas kerja keras dan DARMA BAKTINYA he...he.. - Original Message - From: Joena Permata To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Sent: Wednesday, June 24, 2009 4:44 PM Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Cincin Rp 1,9 Miliar untuk Anggota DPR Saya setuju dengan bung Joseph dan bung Tabrani, anggota DPR tidak perlu dikasih apa2 karena Gaji mereka sudah berlebihan demikian juga dengan fasilitas yang mereka dapatkan, masih banyak rakyat yang menderita. Lagipula ide darimana seh? tega2nya ngasih kenang2an sampe besar begitu, coba dengan dana yang sebesar itu dibuatkan sekolah untuk anak2 yang tidak mampu atau RSS ( rumah sangat sederhana ) untuk pemulung , pembersih jalan atau penjaga kereta atau siapalah yang betul2 membutuhakan, jadi tidak ada lagi yang tinggal dikolong jembatan atau digerobak2. tabik ajpw
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: hasil visum manohara
Saya juga sependapat dengan Bung Adyanto. Manohara hanyalah sebagai objek yang dimanfaatkan oleh orang - orang terdekatnya untuk mencari keuntungan2 tertentu. Jadi kalo berbicara mengenai moral sepetinya Orang - orang itulah yang mempunyai masalah dengan moral. - Original Message - From: didi_ambar To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Sent: Wednesday, June 24, 2009 10:32 AM Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: hasil visum manohara 1. Saya si setuju ama mas adyanto.Maslahnya ada pada moral juga. Pada awalnya saya menaruh perhatian yg besar kepada mano.Tetapi begitu melihat kelakuannya, seprti menunda2 visum dikarenakan ada casting sinetron, kemudian beberapa pihak yang mencoba memberikan perhatian dan pertolongan secara hukum, dll malah dikecewakan. Luntur semua kepercayaan saya ama dia. Sebagian Orang indonesia pun saya pikir jadi gak menaruh simpati lagi ama mano, apalagi ketika mano malah mengkomersilkan kisah hidupnya yang tragis itu dalam sebuah sinetron.. 2.Seperti yang saya sudah saya kemukakan sebelumnya. Sebaiknya Indonesia mengirim TKW berstatus Public Figure semua. Agar Perhatian dan Reaksi yang diberikan oleh pemerintah, Media massa dan rakyat indonesia lebih keras, lebih pay attention, lebih serius, dll.. Salam, [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: hasil visum manohara
Sungguh disayangkan sikap Mano memanfaatkan ketenarannya sebagai artis dadakan terjun sebagai pemain sinetron, padahal menurut saya dibereskan dulu permasalahan ini sampai ada keputusan siapa yang salah dan siapa yang benar. Sepertinya kasus ini terhambat lagi gara2 Mano nya jadi artis dulu. - Original Message - From: sonar sihombing To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Sent: Monday, June 22, 2009 9:01 PM Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: hasil visum manohara Bukan harus merasa malu Pak Sohib. Justeru dengan adanya visum itulah kita baru percaya. Kalau sekarang Pak Sohib merasa menang silahkan saja busungkan dadamu tapi jangan malah menggugat yang lain. Koq jadi orang yang paling kebakaran jenggot sih.
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Ratna Sarumpaet Ragukan Cerita Mano hara
Ikut berkomentar tentang Manohara.. Kemarin malam Mano Ibunya tampil sebagai bintang tamu Bukan Empat Mata. Dalam acara tersebut keduanya tampak bahagia dan tertawa karena melihat guyonan2 yang dilakukan presenternya. Tampak seperti tidak ada tekanan mental yang seperti diceritakan Mano Ibunya bahwa Mano mangalami tekanan2 dari suaminya. Sepertinya Keduanya tersebut ingin lebih mendongkrak popularitas dengan temapil diberbagai acara TV dibandingkan dengan melakukan visum atau mendatangi panggilan dari MABES POLRI..Atau keduanya takut kebohongan publiknya bisa terbongkar - Original Message - From: Imam To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Cc: jurnalperemp...@yahoogroups.com Sent: Wednesday, June 03, 2009 7:49 AM Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Ratna Sarumpaet Ragukan Cerita Mano hara Terlalu banyak lubang menganga dalam 'opera sabun' Mano yang membuat audiens kritis malas menontonnya..meratap anak disiksa tiap hari, tapi 3x diminta ke Mabes mengelak dengan berbagai alasan; mengaku disiksa tapi muncul sehat, padat, bugar, bisa melayani berbagai macam infotainment. Bandingkan dengan TKI yang disiksa pulang babak belur, pandangan kosong, komunikasi verbal kacau karena depresi; mengelak dari visum dengan berbagai alasan tapi bisa melayani wawancara infotainment. Whoalah..sampai mana kita mau dikadalin..? Regards, Imam
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Kalau besar jangan jadi polisi ya Nak...
Kalau melihat realita yang ada sekarang ini memang ada aparat penegak hukum yang berperilaku seperti itu tapi kita juga harus melihat dari kacamata aparat itu sendiri. Mereka melakukan perilaku tersebut pasti ada sebabnya. Dengan melihat wilayah kerjanya di area kemacetan pasti seorang aparat yang begitu sabar pun akan terbawa dengan kondisi hiruk pikuk macet tersebut. Jadi kita jangan menyamaratakan semua karena perbuatan seseorang yang dianggap negatif tersebut. Terima Kasih - Original Message - From: Jhony Bram To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Sent: Wednesday, April 08, 2009 12:31 PM Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Kalau besar jangan jadi polisi ya Nak... Kalau ibu kiki tdk terima polisi memberikan contoh buruk didepan anak ibu, maka sebaiknya ibu tdk perlu juga memberikan contoh buruk terhadap anak ibu dengan berhenti ditengah jalur yg salah. Salam Damai From: Kiki Soewarso kikisoewa...@yahoo.com To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Sent: Tuesday, April 7, 2009 9:08:52 PM Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Kalau besar jangan jadi polisi ya Nak... Oh kalau saya memang salah..silahkan saya ditilang dengan sopan...tapi tidak dengan gaya preman jalanan sambil menunjuk-nunjuk otaknya sendiri (yang mungkin kekurangan isi) sambil membentak-bentak, sementara di sebelah saya ada anak kecil yang masih polos mengidolakan polisi tapi dengan mata kepalanya sendiri, dia melihat kelakuan buruk gaya preman. Justru karena saya masih pake otak, dengan sopan dari jauh saya sudah minta ijin pindah lajur kiri dengan menyalakan sen kiri. Kalau saya mau seenaknya, saya tinggal belok kiri pas di perempatan depan. Saya tidak terima Polisi yang masih sangat muda itu, memberi contoh buruk kepada anak saya. Saya tersinggung dan merasa terhina, bukan cuma karena saya perempuan maka saya merasa dilecehkan. Saya sedih dan ngeri membayangkan, apa jadinya kelak kalau dia menjadi seorang pejabat polisi, atau pajabat pemerintahan? Tidak perlu ada pro dan kontra..semua hanya perlu dilihat dengan mata hati... ks [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: masalah merokok.(untuk Samsidar S)
Pa Fuad, Saya adalah seorang perokok berat karena setiap hari rata-rata saya menghisap rokok 20 batang/hari dan mulai merokok sejak di Sekolah Dasar.(termasuk jika sakit flu atau batuk pun tetap merokok). Saya sependapat dengan Pa Fuad Baradja bahwa setiap orang yang merokok sebagian besar ingin berhenti. Hal itu pun terjadi dengan saya, sampai hari ini saya punya niat dan keinginan untuk berhenti merokok. Namun itu terasa sulit karena lingkungan lah yang mendukung saya untuk tetap merokok. Kalo boleh saya mau bertanya bagaimana cara yang efektif untuk berhenti merokok? saya minta advise-nya. Terima Kasih. - Original Message - From: Fuad Baradja To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com ; anti tembakau ; tobacco control ; aliansi totalban ; Komnas Pengendalian tembakau Cc: Tulus Abadi ; Tuti soerojo ; Kartono Mohamad ; lembaga emtiga ; Hendrayani LP2AM ; imam prasojo Sent: Thursday, December 18, 2008 2:36 PM Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: masalah merokok.(untuk Samsidar S) Ibu Samsidar , Sering saya tulis disini bahwa diseluruh dunia TIDAK ADA LARANGAN ORANG MEROKOK karena seperti yang anda bilang itu adalah pilihan , atau HAM atau apa lah. Yang dilarang adalah merokok ditempat umum , karena sudah terbukti secara klinis asap rokok yang terhisap oleh orang yang tidak merokok berefek sama dengan perokoknya. Dengan fatwa , saya yakin para perokok tidak akan merasa terjajah atau dijajah . Jangankan fatwa yang dikeluarkan oleh ulama , yang jelas jelas dilarang agama dan termaktub dalam kitab suci saja masih dilanggar . Buktinya , orang ke tempat pelacuran dengan membawa perasaan senang , happy . orang minum minuman keras , yang juga jelas jelas haram , ya fine fine aja tuh . Kalau ada satu dua orang ya wajar aja lah , gak bisa digeneralisir kan ? Anda meminta bukti klinis ? Banyak sekali bu . Ada 70.000 hasil penelitian yang membuktikan secara meyakinkan keterkaitan rokok dengan begitu banyak penyakit . Ttttaaapppiii . Industri rokok terus membantah , bahkan mereka membayar para ilmuwan untuk menolak atau membantah semua hasil penelitian itu. Ada bukti otentik berupa dokumen asli yang sudah bisa diakses di internet. Semua kebusukan industri rokok itu sekarang sudah terbongkar dan bisa diakses oleh siapapun bu , karena pemerintah Amerika telah berhasil memaksa mereka mengeluarkan semua dokumen rahasia yang selama ini mereka sembunyikan. Anda juga mengatakan merokok itu pilihan , karena menurut anda para perokok tau pasti tentang bahaya merokok. Itu tidak benar bu , Ada hasil penelitian yang valid disini , dan juga saya pernah melihatnya di CNN , bahwa 82 % perokok itu ingin berhenti merokok ., tapi tidak bisa karena begitu kuatnya adiksi rokok. Barangkali anda belum puas dengan jawaban itu ? Fine ... Di kota Malang Jawa timur , ada seorang anak balita bernama Maulana yang sudah kecanduan rokok sejak berumur 2,5 tahun !!! Sekarang umurnya 4 tahun dan merokok hingga 4 - 5 batang perhari !!! Mungkinkah dia tahu bahaya merokok ??? Mungkinkah dia bisa membaca apalagi memahami health warning yang ada di bungkus rokok ?? Pasti anda tidak menontonnya di Trans TV yang menayangkannya beberapa kali. Jadi Ibu Samsidar , bila anda perokok , saran saya segeralah berhenti , Bila anda bekerja di sektor rokok , please , buka website website dunia seperti tobaccofreedom.org , whyquit.com , quitnow.com , buttout.com atau ribuan yang lain. bila kesulitan , cari saja di google dengan kata kunci : tobacco spasi apa saja yang anda ingin ketahui . Misalnya : tobacco cancer , tobacco addiction , tobacco kids , tobacco lies atau apa saja . Kalau anda tidak juga bisa menerima itu semua , saya tidak yakin bahwa anda adalah orang yang cocok untuk saya ajak berdiskusi . Thanks a lot Fuad Baradja Lembaga Menanggulangi Masalah Merokok (LM-3) Indonesian Smoking Control Foundation Jakarta.